PENGARUH HASIL INVESTASI, UNDERWRITING DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP LABA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2011-2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi OLEH JAMILAH NURINDAH SARI 1113085000034 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017M / 1438 H DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. INFORMASI PRIBADI Nama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Kebangsaan Alamat Telepon Email : Jamilah Nurindah Sari : Jakarta, 18 Oktober 1995 : Perempuan : Islam : Indonesia : Jl. Kapuk Raya Gg. Masjid Al-Munawaroh RT. 015/011 No. 47 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, 11720 : 089660578072 : [email protected] B. Pendidikan Formal SDN Wijaya Kusuma 02 Pagi Jakarta SMPN 108 Jakarta SMAN 56 Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2001-2007 : Tahun 2007-2010 : Tahun 2010-2013 : Tahun 2013-2017 C. Pengalaman Organisasi 1. Sekretaris Company Visit Bank Indonesia HMJ Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014-2015 2. Anggota Departemen Kemahasiswaan HMJ Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2015-2016 3. Anggota Departemen Datinpers KOPRI PMII Cabang Ciputat Periode 2015-2016 4. Sekretaris Bidang I Departemen Minat dan Bakat HMJ Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2016-2017 D. Keahlian 1. Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel, dan Power Point) 2. Mampu bekerja secara tim maupun individu 3. Mampu berkomunikasi dengan baik. v E. Latar Belakang Keluarga Ayah Tempat, Tanggal Lahir Ibu Tempat, Tanggal Lahir Alamat Telepon Anak Ke : Rusdin Lapoda, S.Pd.i : Kendari, 12 Desember 1957 : Sukaesih : Rajapolah, 04 Februari 1975 : Jl. Kapuk Raya Gg. Masjid Al-Munawaroh RT. 015/011 No. 47 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, 11720 : 081380626331 : 5 dari 6 Bersaudara vi ABSTRACT This study analyzes the influence of Return, Underwriting and Ratio Solvability of the Profit of Islamic Life Insurance Company in Indonesia. The data used in this study is the annual data over the period 2011-2015. The study is using method of analysis of the data panel regression by using a computer program EViews 9.0, SPSS 20.0, and Microsoft Excel 2007. The result showed that Return on Investment, Underwriting and Ratio Solvability or together have a significant influence on the Profit with the sig 0.0000 < 0.05. The result showed a partial Return on Investment significantly influences on Profit with the sig. 0,0006 < 0,05. Underwriting significantly influences on Profit with the sig. 0,0000. Ratio Solvability does not affect the partial on the Profit with the sig. 0.5479. The most dominant variable is Underwriting with constanta 0.441266. Variable that is not dominant is Ratio Solvability. Keyword: Return on Investment, Underwriting, Ratio Solvability, Profit vii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas terhadap Laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan dari tahun 2011-2015. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan menggunakan program komputer EViews 9.0, SPSS, dan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Laba perusahaan asuransi jiwa syariah dengan nilai sig. 0.0000 < 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial Hasil Investasi berpengaruh secara signifikan terhadap Laba dengan nilai sig. 0.0006 < 0.05. Underwriting berpengaruh secara parsial terhadap Laba dengan nilai sig. 0.0000. Rasio Solvabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Laba dengan nilai sig. 0.5479. Variabel yang paling dominan adalah variabel Underwriting dengan konstanta 0.441266. Variabel yang tidak dominan adalah Rasio Solvabilitas. Kata Kunci: Hasil Investasi, Underwriting, Rasio Solvabilitas, Laba viii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia (2011-2015)”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga selama perkuliahan. 2. Bapak Dr. Suhenda Wiranata, M.E selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, ilmu yang berharga, serta bimbingan yang berarti selama penyelesaian skripsi. Terima kasih atas semua saran dan arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak. ix 3. Ibu Santi Yustini, SE., M.AK, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam menyelesaikan penyelesaian skripsi. Terima Kasih atas semua saran dan arahan yang Ibu berikan selama proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Ibu. 4. Bapak Ade Suherlan, SE, M.BA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan saran-saran yang bermanfaat, yang membuat penulis mampu memulai skripsi atas arahan yang di berikan oleh beliau. 5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E.,MBA selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, S.E.,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan waktunya untuk mendengarkan kesulitan saya dan memberikan saran-saran yang bermanfaat. 6. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi saya. Semoga Allah selalu memberikan pahala yang sebesar-besarnya. Atas kebaikan para Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi ilmunya dan membantu saya selama perkuliahan. 7. Staf akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang membantu dalam pembuatan surat-surat yang diperlukan penulis, terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. x 8. Keluarga terbaik dan tersayang yang saya miliki, Ayahanda Rusdin Lapoda, S.Pd.i dan Ibunda Sukaesih, yang selalu memberikan yang terbaik dan mencurahkan segala perhatiannya selama ini, yang telah bekerja keras demi anak-anak dan keluarga serta membantu secara financial dan moral dalam penyelesaian skripsi ini. Tak lupa Kakak dan Adikku tersayang Umi Sultra, S.Pd dan Naura Zein yang selalu memberikan dukungan serta menghibur di kala suka maupun duka. Terimakasih atas didikan dan masukan yang telah diberikan, tanpa dukungan dari kalian saya tidak akan bisa menjadi seperti ini. 9. Sahabat-sahabat terbaik saya, Uphi Samsurin,SE , Hexa Nurhidayanti,SE ,Mannik Manila, Syifa Alawiyah, Dwi Rahma Putri,SE dan Yesi Fitriani yang selalu membantu dari pertama masuk kuliah, disaat perkuliahan, hingga saat ini mendukung pengerjaan skripsi. Terima Kasih atas empat tahun kebersamaan yang kalian berikan dengan kalian kuliah jadi lebih berwarna. Semoga kita bisa jadi orang sukses dimasa depan dan kembali bertemu dengan kesuksesannya masing-masing. 10. Sahabat-sahabat di Perbankan Syariah A angkatan 2013, Farida Yunita,SE Suci Lailatuniar,SE Sri Rahayu,SE , Maulidya Himma,SE , Virly Indayani,SE , Lalu Renaldi, SE dan Moamar Khadapi, SE yang selalu membantu penulis dan memberikan support nya. 11. Arghea Permata dan Putri Irianti yang menemani kurang lebih 1 tahun terakhir ini di ruang yang sama, dengan dukungan yang selalu membuat haru, serta menghibur dikala sedih, terimakasih untuk semuanya. xi 12. Sahabat-sahabat KKN Beriman terbaik Arifa Fauziah, Naufal Al-Gifari, Delsha Amanda Pohan,S.Sos Abie Sentani, Yusuf dll yang selalu mendukung dan membantu meringankan beban penulis serta menghibur dikala suka maupun duka. 13. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah angkatan 2013 yang saya cintai serta saya banggakan dan yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu. 14. Seluruh jajaran HMJ Perbankan Syariah periode 2012-2016 dan Mahasiswa Perbankan Syariah dari semua angkatan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah bersama saya selama kepengurusan. Terima Kasih atas loyalitas, pembelajaran dan kerjasama kalian selama kepengurusan. 15. Teman-teman Organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima Kasih atas loyalitas, pembelajaran, dan kerjasama kalian selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Jakarta, April 2017 Jamilah Nurindah Sari xii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. v ABSTRACT .......................................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xviii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 16 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 17 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 17 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 19 A. Hasil Investasi ...................................................................................... 19 1. Pengertian Hasil Investasi .............................................................. 19 2. Jenis-jenis Hasil Investasi............................................................... 20 3. Tujuan Hasil Investasi .................................................................... 20 B. Underwriting ........................................................................................ 21 1. Pengertian Underwriting ................................................................ 21 2. Tujuan Underwriting ...................................................................... 22 C. Rasio Solvabilitas ................................................................................. 23 1. Pengertian Rasio Solvabilitas ......................................................... 23 xiii 2. Jenis-jenis Rasio Solvabilitas ......................................................... 24 3. Fungsi Rasio Solvabilitas ............................................................... 25 D. Laba ...................................................................................................... 25 1. Pengertian Laba .............................................................................. 25 2. Jenis-jenis Laba .............................................................................. 27 E. Asuransi ................................................................................................ 28 1. Pengertian Asuransi ........................................................................ 28 2. Jenis-jenis Asuransi ........................................................................ 29 F. Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah ..................................... 30 G. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah .................... 33 H. Asuransi Jiwa........................................................................................ 34 I. Manajemen Risiko ................................................................................ 37 1. Pengertian Manajemen Risiko ........................................................ 37 2. Proses Manajemen Risiko .............................................................. 38 J. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 40 K. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 49 L. Keterkaitan Antar Variabel & Hipotesis .............................................. 51 1. Pengaruh Hasil Investasi (X1) terhadap Laba (Y) ......................... 52 2. Pengaruh Underwriting (X2) terhadap Laba (Y)........................... 52 3. Pengaruh Rasio Solvabilitas (X3) terhadap Laba (Y) .................. 53 4. Pengaruh (X1), (X2) dan (X3) terhadap Laba (Y) .......................... 54 BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 55 A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 55 B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 55 C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 57 D. Metode Analisis Data ........................................................................... 58 1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 58 2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 59 a. Uji Normalitas ......................................................................... 59 b. Uji Multikolinearitas ...............................................................60 c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 60 xiv d. Uji Autokoreasi ....................................................................... 61 3. Uji Stasioneritas ............................................................................ 62 4. Model Regresi Data Panel............................................................. 62 a. Common Effect Model (CEM) ................................................ 62 b. Fixed Effect Model (FEM) ...................................................... 63 c. Uji Chow ................................................................................. 63 d. Random Effect Model (REM) ................................................. 64 e. Uji Hausman ........................................................................... 64 5. Uji Signifikansi ............................................................................. 65 a. Uji t ......................................................................................... 65 b. Uji F ........................................................................................ 66 c. Uji Koefisien Determinasi ( ) .............................................. 66 6. Model Regresi Data Panel .............................................................. 67 E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 68 1. Variabel Dependen ......................................................................... 68 2. Variabel Independen ....................................................................... 68 a. Hasil Investasi (X1) ................................................................. 68 b. Underwriting (X2) ................................................................... 69 c. Rasio Solvabilitas (X3) ............................................................ 70 BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 71 A. Sejarah Singkat Objek Penelitian ......................................................... 71 1. PT AJB Bumiputera 1912 ............................................................. 71 2. PT AIA Financial .......................................................................... 72 3. PT Allianz Life Indonesia ............................................................. 73 4. PT Asuransi Jiwa Manulife ........................................................... 76 5. PT Avrist Assurance ..................................................................... 77 6. PT Panin Daichi Life..................................................................... 78 7. PT Prudential Life Assurance ....................................................... 80 8. PT Sun Life Financial ................................................................... 81 9. PT Asuransi Takaful Keluarga ...................................................... 82 10. PT AXA Finansial Indonesia ........................................................ 84 xv B. Analisis Deskriptif Statistik .................................................................. 85 C. Pergerakan Variabel Penelitian ............................................................ 86 1. Analisis Perkembangan Variabel Laba Perusahaan ...................... 86 2. Analisis Perkembangan Variabel Hasil Investasi ......................... 87 3. Analisis Perkembangan Variabel Underwriting ........................... 88 4. Analisis Perkembangan Variabel Rasio Solvabilitas .................... 89 D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 91 1. Uji Normalitas ............................................................................... 91 2. Uji Multikolenieritas ..................................................................... 91 3. Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 92 4. Uji Autokorelasi ............................................................................ 93 E. Uji Stasioneritas.................................................................................... 94 F. Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................................... 96 1. Common Effect Model (CEM) ...................................................... 96 2. Fixed Effect Model (FEM) ............................................................ 96 3. Uji Chow ....................................................................................... 97 4. Random Effect Model (REM) ....................................................... 98 5. Uji Hausman ................................................................................. 99 G. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 100 1. Uji t ............................................................................................... 100 2. Uji F .............................................................................................. 101 3. Koefisien Determinasi................................................................... 102 H. Model Regresi Data Panel .................................................................... 103 I. Interpretasi Hasil Penelitian ................................................................. 108 BAB V. PENUTUP............................................................................................... 112 A. Kesimpulan ........................................................................................... 112 B. Saran ..................................................................................................... 112 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 114 xvi DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pertumbuhan Asuransi dan Reasuransi di Indonesia ......................... 2 Tabel 1.2. Pertumbuhan Asuransi dan Reasuransi Syariah di Indonesia ........... 6 Tabel 1.3 Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ......................................... 8 Tabel 1.4 Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Unit Syariah ................................. 8 Tabel 2.1. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah ................. 33 Tabel 2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu ....................................................... 46 Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia .................... 56 Tabel 3.2. Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia .................. 57 Tabel 3.3. Jenis Data Variabel Independen & Dependen ................................... 58 Tabel 4.1 Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah........................................ 86 Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 92 Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser ................................................................................ 93 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 93 Tabel 4.5 Tingkat Stasioneritas ADF Tingkat Level ......................................... 94 Tabel 4.6 Tingkat Stasioneritas ADF Tingkat 1st Difference ............................. 95 Tabel 4.7 Hasil Uji Common Effect ................................................................... 96 Tabel 4.8 Hasil Uji fixed effect........................................................................... 96 Tabel 4.9 Hasil Uji Chow .................................................................................. 97 Tabel 4.10 Hasil Uji Random Effect .................................................................... 98 Tabel 4.11 Hasil Uji Haussman ............................................................................ 99 Tabel 4.12 Hasil Uji t ........................................................................................... 100 Tabel 4.13 Hasil Uji F .......................................................................................... 101 Tabel 4.14 Koefisien Determinasi ....................................................................... 102 Tabel 4.15 Model Regresi .................................................................................... 103 Tabel 4.16 Model Regresi Tiap Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah.................... 104 Tabel 4.17 Hubungan Variabel Independen Terhadap Laba Perusahaan ............ 108 xvii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Pertumbuhan Investasi Asuransi Jiwa Syariah 2011-2015 ............... 11 Gambar 1.2 Pertumbuhan Underwriting Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ....... 14 Gambar 1.3 Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah.15 ....................................................................................... 15 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 50 Gambar 4.1 Pergerakan Variabel Laba Tahun 2011 2015 .................................... 87 Gambar 4.2 Pergerakan Variabel Hasil Investasi Tahun 2011-2015 .................... 88 Gambar 4.3 Pergerakan Variabel Underwriting Tahun 2011-2015 ...................... 89 Gambar 4.4 Pergerakan Variabel Rasio Solvabilitas Tahun 2011 2015 ............... 90 Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 91 Gambar 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................................. 92 xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan non bank di Indonesia diperlukan untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan jangka panjang melalui penempatan obligasi di pasar domestik, pembiayaan infrastruktur, dan perluasan lapangan kerja dengan penyediaan sumber dana. Salah satu industri lembaga keuangan non bank yang berperan penting dalam sistem keuangan Indonesia adalah asuransi. Industri ini memiliki pangsa pasar kedua terbesar setelah perbankan dan merupakan pemegang pangsa pasar terbesar dalam industri lembaga keuangan non bank menurut Bank Indonesia (2010). (Kawistara, 2011). Undang-undang No. 2 Th. 1992 menjelaskan bahwa perasuransian, asuransi atau pertanggungan merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. (Alvien Septian, 2013) Asuransi dalam sudut pandang ekonomi merupakan metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan 1 ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan. Menurut sudut pandang bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko di antara sejumlah nasabahnya. Dari sudut pandang sosial asuransi sebagai sebuah organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota asuransi tersebut. (Andri Soemitra, 2009) Industri asuransi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Menurut OJK pertumbuhan lembaga asuransi meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data jumlah perusahaan jasa asuransi yang ada di Indonesia pada tahun 2015 tercatat 146 buah perusahaan jasa asuransi. Salah satu perusahaan jasa asuransi yang ikut bersaing dan mempunyai potensi adalah asuransi jiwa yang dimana terdapat kenaikan setiap tahunnya di bandingkan dengan perusahaan jasa asuransi lain. Tabel 1.1 Pertumbuhan Asuransi dan Reasuransi di Indonesia No 1. 2. 3. 4. 5. Keterangan Asuransi Jiwa Asuransi Umum Reasuransi Asuransi Sosial Asuransi Wajib Total (Sumber : www.ojk.go.id) 2011 45 85 4 2 3 139 2012 47 84 4 2 3 140 2013 49 82 4 2 3 140 2014 50 81 5 2 3 141 2015 55 80 6 2 3 146 Dari tabel 1.1 di atas terlihat perkembangan perusahaan perasuransian di Indonesia digambarkan dengan pertumbuhan jumlah perusahaan asuransi jiwa, asuransi umum, reasuransi, asuransi sosial dan asuransi wajib. Dapat 2 dilihat pertumbuhan asuransi jiwa meningkat setiap tahunnya walaupun jumlanya lebih besar asuransi umum. Dari tahun 2011 sampai dengan 2015 terdapat penambahan perusahaan pada perusahaan asuransi jiwa. Sedangkan asuransi sosial dan asuransi wajib tidak terdapat pengurangan ataupun penambahan pada perusahaannya. Menurut Nur Hidayati Rosidah (2014) dalam penelitiannya masyarakat saat ini banyak yang telah menyadari bahwa asuransi berguna untuk mengurangi risiko yang akan ditanggung apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tren pembelian asuransi memang tumbuh setiap tahunnya. Pertumbuhan industri asuransi di Indonesia baru sampai pada tahap masih menggantungkan pada pertumbuhan ekonomi untuk tumbuh dan berkembang menjadi industri yang kuat. Selanjutnya industri asuransi di Indonesia mencapai ke tahap dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan lahirnya asuransi yang memakai prinsip Islam akan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi Indonesia yang dimana mayoritas masyarakatnya beragama muslim. (Ratu Humaemah, 2015) Asuransi syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) merupakan usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru‘ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan ketentuan syariah. Berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan majelis Ulama Indonesia (MUI), asuransi syariah adalah sebuah lembaga usaha yang saling 3 melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru‘ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. (M. Nur Rianto, 2015) Untuk melindungi harta dan jiwa akibat bencana, semua membutuhkan keberadaan lembaga asuransi yang dijalankan sesuai dengan prinsip syariah. Dalam hukum syariah, terdapat berbagai macam akad yang dapat diaplikasikan ke dalam bentuk perusahaan asuransi seperti hal nya lembaga keuangan lainnya. Adapun landasan syariah yang menjadi dasar hukum berlakunya lembaga asuransi secara umum adalah sebagai berikut: َّ اْل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن ۚ َواتَّقُوا َّللاَ ۖ إِ َّن ِ ْ َوتَ َعا َونُوا َعلَي ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َو ََل تَ َعا َونُوا َعلَي َّ ...ب ِ َّللاَ َش ِدي ُد ْال ِعقَا Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al- Maidah (5) ayat 2 ) (Burhanuddin. S, 2010) Menurut Amrin (2006) asuransi syariah sudah dikenal sejak zaman Rasulullah yang dikenal dengan sistem Al-Aqilah. Sistem ini merupakan suatu kebiasaan suku Arab sebelum Islam datang dan kemudian disahkan oleh Rasulullah sebagai hukum islam yang dibuat oleh Rasulullah dalam bentuk konstitusi pertama di dunia, yang disebut Konstitusi Madina. Asuransi syariah di Indonesia diawali pada tahun 1994, pada saat itu PT Syarikat Takaful Indonesia berdiri pada 24 Februari 1994. Berdirinya lembaga ini dimotori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia. (Nur Hidayati Rosidah, 2014) 4 Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Pada asuransi syariah setiap peserta sejak awal bermaksud saling menolong dan melindungi satu dengan yang lain dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan yang disebut Tabarru’. Jadi sistem ini tidak menggunakan pengalihan risiko (risk transfer) di mana tertanggung harus membayar premi, tetapi lebih merupakan pembagian risiko (Risk sharing) di mana para peserta saling menanggung kemudian akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus selaras dengan hukum islam (syariah). (Andri Soemitra, 2009) Menurut Agus Edi, dkk (2009) perusahaan asuransi syariah harus menjadi perencana keuangan bagi masyarakat. Perusahaan harus menyakinkan bahwa mereka dapat merencanakan masa depan yang lebih dengan mengikuti asuransi. Keberadaan produk asuransi syariah selain karena tuntutan pasar juga dikarenakan keberadaan suatu produk diperlukan dalam rangka menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip syariah terutama kemaslahatan umat dan rahmat bagi alam (Heri Sudarsono, 2013). Perkembangan bisnis asuransi syariah menunjukan perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah pemegang polis asuransi syariah dan dana premi yang terkumpul cukup signifikan. Masyarakat mulai menyadari pentingnya perlindungan yang memberikan rasa nyaman secara lahir dan batin yang dilakukan dengan berlandaskan syariah. Khususnya karena di Indonesia didominasi oleh kaum muslim maka permintaan akan asuransi syariah pun semakin tinggi, apalagi asuransi ini di dasarkan pada prinsip syariah Islam. (Nur Hidayati Rosidah, 2014) 5 Jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah per 31 Desember 2015 juga mengalami kenaikan menjadi 55 perusahaan yang terdiri dari 8 perusahaan asuransi syariah murni dan 44 perusahaan yang memiliki unit syariah, yang di tahun sebelumnya itu sebanyak 49 perusahaan dari 5 perusahaan asuransi murni syariah dan 44 perusahaan asuransi unit syariah. Tabel 1.2 berikut memperlihatkan pertumbuhan perusahaan asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah. Tabel 1.2 Pertumbuhan Asuransi dan Reasuransi Syariah di Indonesia Keterangan Tahun 2011 2012 2013 2014 P. Asuransi Jiwa Prinsip Syariah 3 3 3 3 P. Asuransi Umum Syariah 2 2 2 2 P. Asuransi Jiwa Unit Syariah 17 17 17 18 P. Asuransi Umum Unit Syariah 18 20 24 23 P. Reasuransi Unit Syariah 3 3 3 3 Jumlah 43 45 49 49 (Sumber : www.ojk.go.id) 2015 5 3 19 25 3 55 Berdasarkan tabel 1.2 di atas serta penjelasan sebelumnya ini dapat memperkuat keyakinan bahwa industri asuransi syariah di Indonesia masih sangat potensial untuk dikembangkan melalui sinergi di antara para pelaku pasar dan pemerintah sebagai regulator. Dilihat dari tabel di atas pertumbuhan asuransi jiwa syariah lebih berpotensi dengan peningkatan setiap tahunnya. Menurut laman yang diakses dari Tribunnews Direktur Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Moch. Muchlasin mengatakan kinerja asuransi jiwa syariah akan semakin berkembang pada tahun 2017. Asuransi jiwa syariah akan menjadi pilihan proteksi dan investasi masyarakat. 6 Saat ini 6 keuangan syariah telah dijadikan salah satu prioritas pemerintah dengan memasukannya ke Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan menjadi bagian dari agenda pembangunan nasional. Menurut Muchlasin, di tengah kondisi ekonomi yang dinamis dan menantang ke depan, regulator dan pelaku industri optimistis bahwasanya asuransi jiwa syariah dapat terus tumbuh dengan positif. Menteri Sofyan membeberkan dukungan pemerintah terhadap industri keuangan syariah dengan memproses pendirian Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Asuransi jiwa merupakan bentuk asuransi yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful. Berbeda dengan kerugian yang bersifat umum, bentuk asuransi ini bersifat individu karena jaminan yang diberikan melekat pada diri seseorang. (Burhanuddin. S, 2010) Berikut adalah jumlah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang menggunakan prinsip syariah dan juga yang sudah membuka unit syariah per 31 Desember 2015, perusahaan asuransi jiwa yang terdiri dari 5 perusahaan asuransi yang prinsip penuh syariah dan 19 perusahaan asuransi jiwa yang membuka unit syariah. 7 Tabel 1.3 Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (www.ojk.go.id ) Tabel 1.4 Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Unit Syariah (www.ojk.go.id ) Table 1.3 dan Tabel 1.4 adalah daftar perusahaan asuransi jiwa yang memakai prinsip syariah yang telah mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah perusahaan asuransi jiwa murni syariah sebanyak 5 perusahaan dan jumlah perusahaan asuransi jiwa unit syariah sebanyak 19 perusahaan. 8 Sebagai lembaga yang menawarkan proteksi dari setiap kerugian dan juga menawarkan produk investasi, perusahaan asuransi syariah memerlukan kinerja keuangan yang sehat agar berhasil dalam menjalankan usahanya dengan strategi yang ditetapkan manajemen dalam mengelola sumber-sumber ekonomi yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien. Laporan keuangan merupakan media dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perusahaan menunjukan kondisi dan posisi keuangan secara keseluruhan pada suatu periode tertentu yang berisi informasi keuangan perusahaan. Dari informasi tersebut dapat dilihat apakah perusahaan tersebut telah mencapai tingkat efisiensi yang baik, dalam arti telah memanfaatkan, mengelola, mencapai kinerja secara optimal, serta mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. (Kasmir, 2014) Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Laba bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri. Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan. Adanya analisis keuangan selain dapat menilai kinerja keuangan perusahaan, aspek penting dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan tersebut, maka pihak 9 manajemen dan para investor dapat mengetahui baik atau tidaknya kondisi kesehatan suatu perusahaan. (Recly Bima, 2016) Laba perusahaan asuransi jiwa di akhir tahun 2015 masih baik tumbuh hingga 22%. Dalam ikhtisar data keuangan perusahaan asuransi jiwa yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) laba asuransi jiwa pada November 2015 sebesar Rp 7,76 triliun naik 22% sebesar Rp 6,3 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, Oktober. November menjadi perolehan laba asuransi jiwa tertinggi sejak bulan September, dibandingkan bulan September dan Oktober pertumbuhan labanya hanya 12%. Perolehan laba asuransi jiwa pada November tertopang pendapatan asuransi jiwa yang naik 12,5% yakni sebesar Rp 99,02 triliun dari Rp 88,72 triliun pada Oktober. Sedangkan dari sisi beban juga terjadi kenaikan 11,2% menjadi Rp 89,22 triliun pada November dari Rp 80,16 triliun pada November. Memprediksi perolehan laba akhir tahun, Togar Pasaribu, Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dalam website nya mengatakan optimis akhir tahun laba perusahaan asuransi jiwa masih tetap tumbuh. Dengan demikian perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia sehingga dapat segera mengambil langkah agar dapat meningkatkan laba. Salah satu faktor yang mempengaruhi laba ialah pemasukan dana dari investor yaitu investasi yang dapat membantu kemampuan keuangan perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan aktivitasnya secara efisien dan efektif sehingga dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin. 10 Perusahaan asuransi syariah sangat penting untuk melakukan investasi atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil investasinya untuk menutupi kekurangan akan tarif premi yang diberikan kepada tertanggung. Perusahaan asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui berbagai instrumen portofolio yang dianggap dapat memberikan return on investment yang paling baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor. 424 tahun 2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Perusahaan asuransi harus menyeimbangkan strateginya dengan regulasi yang telah ada. Industri asuransi jiwa syariah memiliki rata-rata pertumbuhan investasi lebih unggul selama tahun 2011-2015, yaitu 19,5% dibandingkan dengan asuransi umum dan reasuransi yang hanya 12,5% di tahun yang sama. Dari hasil tersebut dapat mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mempertahankan perusahaan dalam jangka panjang. Berikut grafik pertumbuhan investasi asuransi jiwa syariah dari tahun 2011-2015: 40 Gambar 1.1 Pertumbuhan Investasi Asuransi Jiwa Syariah 2011-2015 Investasi Asuransi Jiwa Syariah 20 0 2011 2012 2013 2014 2015 (Sumber: www.ojk.go.id (dalam bentuk triliun rupiah)) 11 Dari gambar 1.1 di atas terlihat peningkatan investasi asuransi jiwa syariah digambarkan dengan peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Investasi yang di dapatkan asuransi jiwa syariah pada tahun 2011 sebesar Rp. 6,43 triliun, kemudian meningkat di tahun 2012 mendapatkan Rp. 9,09 triliun, dan terdapat peningkatan lagi di tahun 2013 sebesar Rp. 11,54 triliun, dan di tahun 2014 kembali meningkat sebesar Rp. 16,40 triliun dan di tahun 2015 kenaikan nya mencapai 19,5% menjadi Rp. 19,60 triliun. Keuntungan investasi yang diperoleh akan dimasukan kedalam kumpulan dana peserta untuk kemudian dikurangi ―beban asuransi‖ (klaim, premi asuransi). Apabila terdapat kelebihan sisa akan dibagikan menurut prinsip mudharabah. Bagian keuntungan milik peserta akan dikembalikan kepada peserta yang tidak mengalami musibah sesuai dengan penyertaan. Sedangkan, bagian keuntungan yang diterima perusahaan akan digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Maka dari itu, pergerakan hasil investasi akan mempengaruhi pula pergerakan dari laba perusahaan asuransi. (Nurul Ichsan, 2014) Hasil investasi dapat menjadi ukuran baik buruknya suatu perusahaan, yang dimana dalam perusahaan asuransi dapat digunakan dalam bentuk portofolio. Menurut Lawrence dan Michael yang dikutip oleh M. Syakir Sula, portofolio adalah kumpulan bentuk investasi terpadu yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan investasi. Tujuan utama portofolio investasi adalah mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang kecil untuk memenuhi kewajiban baik kepada pemegang polis maupun pertumbuhan perusahaan. (Amrin Abdullah, 2006). 12 Pendapatan investasi adalah yield yaitu penerimaan atau pendapatan berupa bunga atau deviden dinyatakan dengan persentase yang diperoleh dari hasil investasi. Hasil investasi ditentukan dari penerimaan bagi hasil deposito, laba (rugi) penjualan saham, pendapatan sewa gedung, dan selisih kurs, pendapatan bunga dan deviden, dimana pada pendapatan bunga dan deviden, keduanya diakui pada saat terjadinya transaksi, bukan pada saat penerimaan kas. (Adha Rahmadi, 2015) Untuk mengetahui korelasi hasil investasi dengan laba perusahaan asuransi syariah, tidak bisa lepas dari penerapan fungsi manajemen ―underwriting‖ oleh perusahaan asuransi syariah. Underwriting di sebut juga seleksi risiko merupakan proses penaksiran dan penggolongan tingkat risiko yang ada pada calon tertanggung suatu permohonan asuransi dapat ditolak atau diterima. Terlaksana atau tidaknya suatu akad kontrak oleh perusahaan amat tergantung pada proses underwriting yang mengidentifikasikan kelayakan calon tertanggung. Underwriting menurut pengertian asuransi jiwa adalah proses penaksiran dan klasifikasi mortalitas atau morbiditas calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan menerima atau menolak calon peserta. (Miftahul Ulum, 2010) Menurut Riki Wardana (2016) Underwriting berguna pada setiap risiko yang dievaluasi secara akurat di klasifikasikan secara layak, disetujui untuk jumlah premi yang memadai atau ditolak secara tepat, underwriting yang baik memiliki manfaat yang penting bagi perusahaan asuransi dan pemiliknya, para tertanggung dan tenaga penjual asuransi. Underwriting yang baik membantu perusahaan asuransi untuk tetap bersaing dan memiliki 13 kondisi keuangan yang kuat di mana laba suatu perusahaan asuransi terutama ditentukan oleh pengendalian, pengeluaran, penetapan harga produk yang tepat dan pelaksaaan penilaian yang logis dalam melakukan underwriting. Gambar 1.2 Pertumbuhan Underwriting Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2011-2015 Underwriting 250,000,000,000.00 200,000,000,000.00 150,000,000,000.00 100,000,000,000.00 50,000,000,000.00 0.00 -50,000,000,000.00 2011 2012 2013 2014 2015 AJB Bumiputera 1912 PT AIA Financial PT Asuransi Allianz Life PT Asuransi Jiwa Manulife PT Avrist Assurance PT Panin Daichi Life PT Prudential Life Assurance PT Sun Life Financial PT Asuransi Takaful Keluarga PT AXA Finansial Indonesia (Sumber: website Masing-masing Perusahaan Asuransi) Hasil underwriting ini merupakan salah satu variabel pembentuk laba bersih dan juga digunakan untuk investasi. Dengan proses underwriting perusahaan akan mampu mendeteksi potensi-potensi risiko yang mungkin terjadi, termasuk seberapa besar risiko yang sanggup ditanggung oleh perusahaan. ( Ida Ayu Ita, dkk, 2017) Tingkat rasio solvabilitas juga dapat menjadi tolak ukur kesehatan keuangan perusahaan asuransi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan SK MenKeu (Surat Keputusan Menteri Keuangan) No. 11/PMK.010/2011 tentang perhitungan tingkat solvabilitas dengan metode 14 Risk Based Capital (RBC). (Pasal 31 ayat 2). Dimana rasio solvabilitas adalah rasio-rasio yang mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini bertujuan untuk mengukur efisiensi perusahaan dan bank dalam menjalankan aktivitasnya. (Muhammad Albahi, 2015) Gambar 1.3 Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2011-2015 Rasio Solvabilitas 50.0000 45.0000 40.0000 35.0000 30.0000 25.0000 20.0000 15.0000 10.0000 5.0000 0.0000 2011 2012 2013 2014 2015 AJB Bumiputera 1912 PT AIA Financial PT Asuransi Allianz Life PT Asuransi Jiwa Manulife PT Avrist Assurance PT Panin Daichi Life PT Prudential Life Assurance PT Sun Life Financial PT Asuransi Takaful Keluarga PT AXA Finansial Indonesia (Sumber: website Masing-masing Perusahaan Asuransi) Rasio solvabilitas adalah pengukuran tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi. Semakin besar rasio solvabilitas sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan tersebut. Dilihat dari gambar di atas tingkat rasio solvabilitas yang paling tinggi dimiliki oleh PT Panin Daichi Life pada tahun 2011 sebesar 44.5434%. Minimum RBC Tabarru yaitu sebesar 30%. Dalam laman Finansial yang dieditori oleh Fatkhul Maskur Otoritas Jasa Keuangan berencana mengubah 15 penghitungan tingkat solvabilitas asuransi syariah dan menaikkan persentase minimal dari 30% menjadi 120% sebagai upaya meningkatkan kapasitas industri asuransi syariah di Indonesia. Maka dari itu perusahaan asuransi jiwa syariah harus saling berlomba-lomba dalam mendapatkan tingkat rasio solvabilitas yang tinggi agar dapat mempertahankan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dari beberapa variabel independen yang berpengaruh terhadap laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH HASIL INVESTASI, UNDERWRITING DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP LABA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2011-2015)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan kajian latar belakang di atas, maka masalah yang ingin dikaji oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia? 2. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia? 3. Variabel manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia? 4. Variabel manakah yang tidak memiliki pengaruh paling dominan terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia? 16 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial antara Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan antara Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. 3. Untuk mengetahui variabel manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. 4. Untuk mengetahui Variabel manakah yang tidak memiliki pengaruh paling dominan terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Para Akademisi Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, ide atau gagasan untuk menambah literatur atau bahan, referensi pada perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bagi Penulis Penelitian ini agar dapat menjadi wadah untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama studi dan menambah 17 wawasan serta pengetahuan mengenai seberapa besar pengaruh hasil investasi, underwriting, rasio solvabilitas terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. 3. Bagi Para Praktisi Khususnya praktisi asuransi jiwa syariah di Indonesia, sarana untuk semakin giat berupaya menjadikan pengetahuan bagaimana agar dapat menghasikan laba yang diinginkan. 4. Bagi Semua Pihak Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan mengenai asuransi jiwa syariah di Indonesia. 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Investasi 1. Pengertian Hasil Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang yang sesuai dengan syariah Islam. (Ahmad Rodoni, 2009) Hasil investasi merupakan sebuah hasil dari dana yang telah terkumpul dari investasi yang didalamnya terdapat keuntungan dan keuntungan tersebut dibagi kepada pihak tertanggung dan pihak yang menanggung. Keuntungan (Profit) yang dihasilkan oleh perusahaan asuransi dari hasil investasi dana nasabah harus dibagi sesuai dengan akad yang disepakati antara kedua belah pihak 40:60, maka realita pembagian keuntungan juga harus mengacu pada ketentuan tersebut. (Alvien Septian, 2013) Investasi dalam perusahaan asuransi jiwa pada agen, baik dalam bentuk pelatihan yang intensif maupun komisi yang layak, merupakan faktor yang lebih dominan dalam menentukan kesuksesan sebuah perusahaan asuransi jiwa dalam rencana peningkatan premi brutonya. (Kawistara, 2011) Prinsip di dalam kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan dalam asuransi syariah adalah berbagai usaha bisnis yang dilakukan 19 pemilik modal kepada pihak pengusaha (emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha secara maksimal agar mendapat keuntungan tertentu. Adapun prinsip dan landasan secara syar‘I investasi yang perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis asuransi syariah adalah memiliki prinsip bahwa perusahaan selaku pemegang amanah (Mudharib) yang dipercayakan oleh pemilik dana (Shahibul maal) harus melakukan kegiatan investasi setelah mendapat persetujuan secara syar‘I dari dewan pengawas syariah terhadap dana yang telah berhasil dihimpun dari premi peserta. (Ade Nanda, 2011) 2. Jenis-jenis Hasil Investasi Secara umum investasi terbagi menjadi dua, antara lain sebagai berikut: a. Investasi rill paling umum terjadi pada perekonomian tradisional, dimana investasi ini mencakup aset nyata seperti tanah, bangunan, mesin, pembelian aset produktif, atau hal fisik lainnya. b. Investasi Finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal berupa saham, obligasi dan lainnya. (Ade Nanda, 2011) 3. Tujuan Hasil Investasi Pada umumnya tujuan dari Hasil Investasi adalah sebagai berikut: 20 a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden atau uang sewa dan lain-lain. b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial. c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut. d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan. e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis. f. Untuk menjaga hubungan antar perushaan. (Mudjiyono, 2012) B. Underwriting 1. Pengertian Underwriting Underwriting disebut juga seleksi risiko merupakan sebuah proses penaksiran dan penggolongan tingkat risiko, suatu permohonan dapat diterima atau ditolak para pegawai yang bertanggung jawab terhadap penerimaan atau penolakan permohonan asuransi berdasarkan penaksiran risiko ini dinamakan underwriter. (Ela Patriana & Rijal Assidiq Mulyana, 2012) Underwriting merupakan proses penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon tertanggung, atau pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut. Tahapan tersebut adalah bagian dari alat untuk 21 mengidentifikasi risiko, sebab perusahaan telah mencoba mengetahui hazard risk kesehatan dari calon peserta asuransi dan berusaha mengendalikannya melalui skema underwriting limit. (Hifi Saniatusilma, 2015) 2. Tujuan Underwriting Tujuan underwriting adalah menyetujui dan menerbitkan polis. Polis yang diterbitkan yang harus memenuhi 3 (tiga) kriteria yaitu: adil bagi nasabah (equitable to the client), dapat dijual oleh agen (deliverable by the agent), dan menguntungkan perusahaan (profitable to the company). a. Equitable to the client adalah bahwa tertanggung harus membayar sejumlah premi yang proposional dengan tingkat risiko tertanggung yang diasumsikan perusahaan. b. Deliverable by the agent adalah dimana konsumen membuat keputusan terakhir mengenai apakah polis asuransi tertentu dapat diterima. Jika konsumen memutuskan untuk tidak menerima polis sewaktu agen berusaha menyerahkannya, polis tersebut disebut tidak dapat diserahkan (undeliverable) atau tidak diambil (not taken). c. Profitable to the company adalah dimana seorang underwriter harus mengambil keputusan yang akan menguntungkan perusahaan selama perusahaan asuransi memerlukan underwriter yang sehat untuk menjamin hasil yang memuaskan dalam segi keuangan. (Miftahul Ulum, 2010) 22 Maka tujuan utama underwriting adalah untuk melindungi perusahaan seleksi risiko yang merugikan. Lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa tujuan underwriter adalah menjamin ganti rugi yang dikeluarkan atas dasar term and condition dan pada rate kontribusi asuransi syariah dengan maksud merefleksi secara akurat tingkat risiko yang diberikan kepada perusahaan. (Miftahul Ulum, 2010) C. Rasio Solvabilitas 1. Pengertian Rasio Solvabilitas Menurut Riyanto (2004) pengertian dari rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut akan dilikuidasi. Menurut Kasmir (2008) rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). 2. Jenis - jenis Rasio Solvabilitas a. Total debt to total assets rasio, rasio ini menggambarkan sejauh mana pemilik modal dapat menutupi hutang-hutang 23 kepada pihak luar. Yang dimaksud hutang adalah hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. b. Debt to equity ratio, rasio hutang bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverage untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. (Wahyono, 2002). c. Long Term Debt to Equity Ratio, Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. (Grace Monica, 2013) 24 3. Fungsi Rasio Solvabilitas Solvabilitas mampu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajibankewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio-rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. (Christine Dwi, 2012). D. Laba 1. Pengertian Laba Pengertian laba yang umumnya digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan adalah laba usaha atau laba operasi, karena laba ini merupakan keuntungan yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan. Menurut Harnanto (2002) ―laba usaha (laba operasi) meliputi, semua pendapatan dan beban, serta untung dan rugi yang berasal dari on going operations atau transaksi-transaksi terkait dengan usaha pokok dan diluar usaha pokok. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laba usaha adalah laba yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan, di mana laba usaha tersebut diperoleh dari selisih laba kotor dengan beban operasi (beban usaha). (Zulia Hanum, 2009) Profitabilitas diinvestasikan menunjukan dalam kemampuan keseluruhan aktiva dari untuk modal yang menghasilkan keuntungan bagi investor. Sedangkan menurut Sartono (2000), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba 25 dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. (Ela Patriana, 2014) Profitabilitas juga dapat menjadi petunjuk kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan asetnya secara produktif. Dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aset atau jumlah modal perusahaan tersebut. (Lia Dahlia & Herlina, 2015) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden. (Agus Sartono, 2008) Laba adalah yang dimana kumpulan hasil yang telah dikurangi beban-beban secara bersih dengan serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen. Memaksimalkan laba bisa disebut juga dengan memaksimalkan penghasilan perusahaan setelah pajak. Memaksimalkan laba dianggap sebagai tujuan perusahaan. (Moeljadi, 2006) Laba perusahaan asuransi diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem 26 bagi hasil). Keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah atau perjanjian yang telah disepakati. Perusahaan asuransi syariah mendapatkan laba dari pendapatan premi dan hasil investasi. Pendapatan premi didapatkan dari pembayaran wajib peserta kepada perusahaan asuransi syariah yang sesuai dengan akad. Laba atau keuntungan umum digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan, karena laba ini merupakan keuntungan yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan. (Zulia Hanum, 2009) Keuntungan perusahaan pada hakikatnya adalah cerminan dari keberhasilan tujuan perusahaan itu sendiri. Keuntungan yang direncanakan adalah sebuah proses yang dimana keuangan sangat penting bagi perusahaan. Dengan perencanaan manajemen perusahaan dapat menentukan aktivitas perusahaan untuk mencapai target yang ingin ditentukan. (M. Octapia, 2017) 2. Jenis-jenis Laba Laba dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Laba kotor adalah selisih positif antara penjualan dikurangi retur penjualan dan potongan penjualan. b. Laba usaha (operasi) adalah laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya atas usaha. c. Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah laba usaha dikurangi dengan biaya bunga. Laba bersih adalah jumlah laba yang diperoleh setelah adanya pemotongan pajak. (Muchlisin Riadi, 2013) 27 E. Asuransi 1. Pengertian Asuransi Kata ―asuransi‖ berasal dari bahasa Belanda ‗assurantie‘ yang dalam hukum Belanda disebut verzekering bermakna ‗pertanggungan‘. Dari peristilahan assurantie, kemudian muncul istilah assuradeur bagi ‗penanggung‘ dan greassureerde bagi ‗tertanggung‘. Dalam bahasa Inggris asuransi diistilahkan dengan insurance, ‗penanggung‘ diistilahkan dengan insurer dan ‗tertanggung‘ diistilahkan dengan insured. (Kuat Ismanto, 2009) Asuransi merupakan sistem perlindungan sosial dan jaminan kesejahteraan masyarakat yang diatur sangat rapih berdasarkan kesepakatan untuk saling tolong menolong diantara satu sama lain dalam satu kumpulan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko atau kerugian terhadap pemegang polis yang terbuka dengan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kematian, kecelakaan, kecederaan, kerugian besar perdagangan dan perusahaan, dan risiko lain yang mungkin dihadapi. (Nurul Ichsan, 2014) Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. Secara umum konsep asuransi merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masingmasing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang 28 menjadi anggota perkumpulan itu, maka kerugian itu akan ditanggung bersama oleh mereka (Heri Sudarsono, 2012). Menurut Al Arif (2012) asuransi dapat didefinisikan sebagai suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung apabila terjadi kerugian. Sementara pihak tertanggung harus membayar sejumlah premi kepada pihak penanggung. (M. Nur Rianto, 2015) 2. Jenis-jenis Asuransi a. Asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atau kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. b. Asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. c. Reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi, kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa. (M. Amin, 2016) 29 F. Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah Menurut Amrin dalam bukunya (2006) asuransi konvensional dimulai dari masyarakat Babilonia 4.000-3.000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi, kemudian tahun 1668 M di Coffe House London berdirilah Lloyd of London yang merupakan cikal bakal asuransi konvensional. Asuransi masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Keberadaan asuransi di Indonesia merupakan akibat dari berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan perdagangan di Indonesia pada masa tersebut. Tujuan utama dari perusahaan asuransi konvensional adalah murni bisnis. Seperti kebanyakan bisnis lain tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan profit yang besar. Hal ini terlihat dari dana yang diperoleh dari premi nasabah, semuanya menjadi milik perusahaan. (Nur Hidayati Rosidah, 2014) Asuransi bagi masyarakat modern dianggap sebagai kebutuhan untuk menjamin perlindungan diri dan harta dari musibah yang akan datang. Kontrak asuransi modern secara umum memiliki kesinambungan sejarah dengan praktek pinjam meminjam yang pernah dilakukan pada zaman Yunani kuno. Semua asuransi baik pada masa Yunani kuno maupun pada masa sekarang, pada intinya memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan perlindungan atas semua jenis risiko yang mungkin menimpa manusia di masa yang akan datang. (Rizki Redhika, 2015) Asal-usul asuransi syariah berbeda dengan kemunculan asuransi konvensional seperti yang dijelaskan sebelumnya. Praktik bernuansa asuransi tumbuh dari budaya suku Arab pada zaman Nabi Muhammad saw yang disebut aqilah. Al-Aqilah mengandung pengertian saling memikul dan 30 bertanggung jawab bagi keluarga. Dalam kasus terbunuhnya seorang anggota keluarga, ahli waris korban akan mendapatkan uang darah (diyat) yang dibayarkan oleh anggota keluarga terdekat dari si pembunuh yang disebut aqilah. Aqilah mengumpulkan dana secara bergotong royong untuk membantu keluarga yang terlibat dalam perkara pertumbuhan yang tidak sengaja. (Novi Puspitasari, 2011) Asuransi Islam (Takaful) adalah suatu segmen yang relatif masih baru tetapi pertumbuhannya bisa dikatakan baik didalam insentif yang bersangkutan sebagai pendukung untuk perkembangan industri keuangan islam. Fitur yang paling penting yang dapat membedakan takaful dari asuransi konvensional adalah dengan sifat kontrak yang mengatur hubungan antara pemegang polis dengan perusahaan asuransi. Asuransi konvensional adalah perjanjian dimana tertanggung transfer risiko (pemindah tanganan) seperti risiko kerugian dari pemegang polis kepada perusahaan asuransi dengan jumlah yang telah disepakati dari premium asuransi (Hayat Khan, 2014). Pertumbuhan perusahaan asuransi syariah dalam dekade terakhir cukup pesat, beberapa asuransi non syariah telah membuka unit bisnis khusus syariah, ini menunjukan bahwa pangsa pasar memiliki potensi yang tidak kecil untuk dikembangkan. Perusahaan memiliki bagian khusus yang membedakannya dengan perusahaan lain pada umumnya, yakni bagian aktuaria, yang memiliki peranan dalam menentukan besarnya tarif premi yang diberlakukan untuk masing-masing produk yang ditawarkan ke pasar. (Ela Patriana, 2014) 31 Asuransi syariah berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah sebuah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. (Herry Ramadhani, 2015) Menurut Abdul Manan (2012) dalam konsep asuransi syariah, asuransi disebut dengan takaful, ta’min, dan Islamic insurance. Takaful memiliki arti saling menanggung antar umat manusia sebagai mahluk social. Ta’min berasal dari kata ―amanah‖ atau ―saling menanggung‖. Istilah takaful pertama kali digunakan oleh Daar Al Mal Al Islam, sebagai perusahaan asuransi yang berpusat di Genewa 1983. Bedasarkan definisi di atas dapat diambil intisari bahwa Asuransi syariah merupakan sebuah sistem dimana para peserta menginfaqkan/menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Peranan perusahaan di sini hanya sebatas pengelolaan operasional asuransi dan investasi dari danadana/kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan. (Ratu Humaemah, 2015) Seorang peserta dalam asuransi syariah, dalam istilah syariah disebut sebagai muamman, sedangkan perusahaan asuransi itu sendiri disebut sebagai muammin. Selayaknya memulai sebuah asuransi, nasabah mengadakan kontrak dengan perusahaan asuransi. 32 Tujuan utama dari asuransi syariah bukanlah untuk mendapatkan laba yang besar. Tujuan utama asuransi syariah adalah mencari keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perjuangan umat. Hal ini terlihat dari visi dan misi yang diemban oleh asuransi syariah, yaitu ; misi aqidah, misi ibadah, misi istghtishodi, dan misi keumatan. (Nur Hidayati Rosidah, 2014) G. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah Pada dasarnya asuransi syariah dan asuransi konvensional mempunyai tujuan sama, yaitu pengelolaan atau penanggulangan risiko. Namun dari segi bentuk transaksi dan praktik ekonomi syariat islam, asuransi konvensional hasil produk non islam ini mengandung sekian banyak cacat syar‘i. (M. Nur Rianto, 2015). Perbedaan yang dimiliki kedua jenis asuransi tersebut di jelaskan pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah No Ket Asuransi Syariah Asuransi Konvensional 1. Pengawasan Adanya Dewan Pengawas Syariah, Tidak ada Dewan fungsinya mengawasi kegiatan pengawasan dari Syariah usaha agar sesuai dengan prinsip Dewan Pengawas syariah. Syariah. 2. Sifat Akad Tolong menolong (Takafuli). Pertukaran / jual beli (Tabaduli) 3. Investasi Investasi dana berdasarkan prinsip Investasi Dana syariah dengan sistem bagi hasil berdasarkan sistem (Mudharabah). bunga (Riba) 4. Kepemilikan Dana yang terkumpul dari nasabah Dana yang Dana (premi) merupakan milik peserta. terkumpul dari Dalam hal ini, perusahaan hanya nasabah (premi), sebagai pemegang amanah untuk secara otomatis mengelola. menjadi milik perusahaan. Bersambung ke Halaman Berikutnya 33 No Ket 5. Pembayaran Klaim 6. Keuntungan (profit) Lanjutan Tabel 2.1 Asuransi Syariah Dari rekening tabarru’ (dana kebajikan) seluruh peserta sejak awal sudah mengikhlaskan untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah. Dibagi dengan prinsip bagi hasil antara nasabah selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan perusahaan selaku pengelola (mudharib) Asuransi Konvensional Dari rekening dana milik perusahaan yang terkumpul dari premi nasabah. Sepenuhnya menjadi milik perusahaan, terutama jika tidak ada klaim. (Burhanuddin, 2010) Perbedaan tujuan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah juga akan mempengaruhi pelaksanaan didalam usaha asuransi tersebut. Transaksi yang sama antara kedua asuransi tersebut bisa berbeda cara pengakuannya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan tujuan yang harus dicapai oleh asuransi konvensional dan asuransi syariah. (Nur Hidayati Rosidah, 2014) H. Asuransi Jiwa Syariah Asuransi jiwa merupakan perjanjian asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. (Kuat Ismanto, 2009) Asuransi jiwa telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Di Indonesia, permintaan asuransi jiwa terus bertumbuh sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya antisipasi risiko. Untuk memenuhi permintaan ini, jumlah perusahaan asuransi jiwa senantiasa meningkat dan demikian pula dengan beragam produknya yang ditawarkan di pasar. (Kawistara, 2011) 34 Peluang pasar asuransi jiwa syariah masih sangat diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, pasar modal untuk asuransi syariah masih di bawah 3%. Banyak perusahaan asuransi jiwa syariah yang mencatat pertumbuhan yang tinggi dengan mendapatkan premi di atas 50% pada kuartal pertama. Pandangan para ahli terhadap perkembangan asuransi syariah 2012 akan memberikan prospek dari pertumbuhan industri syariah yang cukup tinggi untuk tahun ini. (Ratu Humaemah, 2015) Dalam rangka mendorong pengembangan bisnis asuransi jiwa syariah, diperlukan sejumlah indikator untuk meyakinkan para investor bahwa bisnis asuransi jiwa di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik. Di samping masih terbukannya peluang pasar asuransi jiwa syariah di Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim, juga beberapa indikator keuangan lainnya yang menjadi acuan kegiatan operasional perusahaan memberikan daya Tarik untuk dibukanya industri asuransi jiwa syariah. (Sugeng & Rachma, 2009) Menurut Eddy KA Bertutu Ketua Departemen Pendidikan, Pelatihan dan pengembangan AAJI mengatakan bahwa pada prinsipnya ada delapan faktor penting yang akan diteliti oleh perusahaan asuransi jiwa dalam rangka mengevaluasi polis penerbitan asuransi untuk suatu kelompok, yakni: 1) Latar belakang keberadaan kelompok, perusahaan asuransi jiwa kurang berkenan menerbitkan polis asuransi bagi kelompok, bila kelompok itu semata-mata dibentuk atau didirikan dengan tujuan untuk menutup kebutuhan asuransi bagi para anggota didalamnya. 35 2) Jenis dan tipe kelompok, yang menjadi perhatian perusahaan asuransi jiwa terkait dengan evaluasi suatu kelompok. Misalnya adalah apakah suatu kelompok terbentuk karena adanya hubungan antara pekerja dan pemberi kerja? Atau apakah kelompok tersebut merupakan koperasi, asosiasi, atau entitas lainnya. 3) Stabilitas, terkait dimana kondisi grup atau kelompok bisa mempertahankan arus asuknya anggota baru yang lebih muda dari waktu ke waktu sehingga kondisi ini lebih memungkinkan kelompok tersebut memiliki penyebaran anggota yang merata. 4) Besaran jumlah tertanggung, saat ini ada banyak perusahaan asuransi jiwa yang memberikan batasan tidak terlalu ketat terhadap ukuran jumlah tertanggung dalam kelompok. 5) Jenis usaha, dalam proses seleksi risiko, grup underwriting sangat memerhatikan faktor ini. Bagi perusahaan asuransi, tipe dan jenis usaha tertentu memiliki probabilitas risiko yang lebih tinggi dari pada jenis usaha lainnya. 6) Level partisipasi peserta dalam program, perusahaan asuransi umumnya mengelompokan program asuransi Group Plan menjadi dua bagian, yakni noncontributory plan dan contributory plan. 7) Usia, dalam seleksi terhadap usia meskipun grup underwriter tidak melakukan evaluasi risiko terhadap setiap tertanggung dalam kelompok satu demi satu, perusahaan asuransi tetap mengevaluasi penyebaran usia dari anggota atau peserta didalamnya, secara khusus 36 perusahaan asuransi jiwa akan menarik perhatian pada besarnya jumlah peserta yang sudah berusia tua. 8) Jenis kelamin, proporsi jenis kelamin peserta dalam kelompok juga menjadi faktor evaluasi bagi perusahaan asuransi. Kelompok wanita dalam grup cenderung memiliki risiko yang lebih kecil. (Miftahul Ulum, 2010) I. Manajemen Risiko 1. Pengertian Manajemen Risiko Kata risiko berasal dari bahasa Arab yang berarti hadiah yang tidak diharap-harap datangnya dari surga. Risiko adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan suatu kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun kerugian besar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari suatu perusahaan. (Arif Lokobal, 2014) Menurut Djojosoedarso (1999), manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, keluarga, dan masyarakat jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkordinir dan mengawasi program penanggulangan risiko. (Spektran, 2013) Manajemen risiko merupakan pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek. Kemudian mempertimbangkan apa yang akan 37 dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan dan kemungkinan pengalihan risiko kepada pihak lain atau mengurangi risiko yang terjadi. (Mastura Labombang, 2011) 2. Proses Manajemen Risiko Dalam kegiatan manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang akan dapat membantu. Proses yang akan dilalui dalam manajemen risiko adalah: a. Perencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko. b. Indentifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh setiap pelaku bisnis. c. Analisis Risiko Kualitatif, analisis kualitatif dalam manajemen risiko adalah proses menilai (Assessment) dampak dan kemungkinan dari risiko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya terhadap tujuan. (Alif Lokobal, 2014) Menurut Wideman (1992) tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengenali risiko dalam sebuah proyek dan mengembangkan strategi untuk mengurangi atau bahkan menghindarinya. Di lain sisi juga harus dicari cara untuk memaksimalkan peluang yang ada. (Mastura Labombang, 2011) 38 Menurut Hopkin dalam Iqbal (2006) berikut adalah manajemen risiko yang telah sejalan dengan ajaran islam: a. Identifikasi Risiko, identifikasi risiko sangat penting pada tahap awal, ini dapat dilakukan dengan cara melihat potensi-potensi risiko yang sudah terlihat dan yang akan terlihat atau dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. b. Ranking Risiko, ranking atau evaluasi risiko yang telah diidentifikasi perlu dilakukan sebab dengan cara ini perusahaan dapat mengetahui risiko yang dominan atau yang paling tinggi dan risiko mana yang paling rendah. c. Pengendalian Risiko, dilakukan untuk mengetahui apakah tiaptiap risiko yang telah diidentifikasi tersebut berada dalam kendali. Perusahaan harus mempunyai pengendalian yang memadai untuk memperkecil bahaya yang dihadapi hingga tingkat yang dapat diterima dalam batas kesanggupan. (Hifi Saniatusilma, 2015) Perusahaan asuransi adalah salah satu metode yang tepat dalam pengalihan risiko finansial. Pada saat suatu perusahaan asuransi menerima permintaan asuransi, maka perusahaan asuransi tersebut harus menilai tingkat risiko yang harus ditanggung jika perusahaan tersebut setuju untuk menerbitkan polis. Produk-produk asuransi dirancang sesuai dengan prinsip dasar yang menentukan risiko apa yang diasuransikan agar suatu risiko dapat (kemungkinan kerugian) 39 diasuransikan dan proses klaim dapat diterima, maka risiko tersebut harus memiliki karakteristik tertentu. J. Penelitian Terdahulu Penelitian ini mengacu kepada penelitian terdahulu yang dimana permasalahan pada penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut: 1. Sandi Sofiandi (2015) Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia (Periode 20112013) Penelitian ini menguji pengaruh pendapatan, biaya, pendapatan investasi dan rasio solvabilitas terhadap laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia dengan menggunakan teknik penelitian analisis regresi linier berganda karena tujuannya mengetahui pengaruh pendapatan, biaya, pendapatan investasi dan rasio solvabilitas terhadap laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 20112013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder yang berbentuk time series. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan, biaya, pendapatan investasi dan rasio solvabilitas secara simultan berpengaruh terhadap laba. Pada pengujian secara parsial menunjukan bahwa pendapatan investasi berpengaruh signifikan terhadap laba, sedangkan pendapatan, biaya dan rasio solvabilitas tidak berpengaruh terhadap laba. 40 2. M. Agung Ali Fikri (2009) Pengaruh premi, klaim, hasil investasi dan underwriting terhadap laba asuransi jiwa (studi kasus PT Asuransi Syariah Mubarakah) Penelitian ini menguji Pengaruh premi, klaim, hasil investasi dan underwriting terhadap laba asuransi jiwa dengan menggunakan regresi berganda dan korelasi dengan program MINITAB 14. Berdasarkan analisis regresi, variabel yang berpengaruh positif terhadap laba perusahaan adalah hasil investasi dan underwriting, sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan adalah klaim. Hasil analisis juga didapatkan pengaruh negatif dari tingkat premi terhadap laba perusahaan. Hal yang sama juga terjadi dengan membandingkan pengaruh premi terhadap laba industri asuransi jiwa. Hal ini cukup beralasan karena setiap premi yang dibayarkan oleh nasabah kepada asuransi mengandung unsur risiko yang memicu terjadinya klaim. Dampak premi yang menurunkan laba dapat ditutupi dengan hasil investasi. Hasil investasi digunakan oleh PT Asuransi syariah Mubarakah dan industri asuransi dalam menutupi ketidakcukupan tingkat premi yang dibebankan kepada nasabah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan atau masukan positif kepada pihak perusahaan, terutama dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. 3. Feby Riani (2014) Pengaruh solvabilitas, premi, klaim, investasi dan underwriting terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum syariah. 41 Penelitian ini menguji Pengaruh solvabilitas, premi, klaim, investasi dan underwriting terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum syariah dengan menggunakan teknik penelitian analisis regresi linier berganda. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder yang berbentuk time series. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa solvabilitas, premi, klaim, investasi, dan underwriting terbukti berpengaruh simultan secara signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum syariah. Sedangkan pengujian secara parsial solvabilitas, premi, investasi terbukti berpengaruh positif signifikan sedangkan klaim dan underwriting tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum syariah. 4. Lukman Nasution (2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 divisi asuransi jiwa syariah. Penelitian ini menguji seberapa besar jumlah pendapatan dan jumlah biaya yang mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912 Divisi asuransi jiwa syariah dengan menggunakan teknik (archival research) dan (library research) dengan jenis penelitian yaitu penelitian analisis regresi berganda data yang digunakan data sekunder dan jenis yang digunakan adalah kuantitatif dengan data (time series). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut ialah : (1) jumlah biaya juga sangat berperan negatif terhadap laba perusahaan pada AJB Bumiputera 1912 divisi asuransi syariah. Hal tersebut dibuktikan 42 karena setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil uji analisis regresi berganda sebesar -9,939 , serta uji t hitung dengan tingkat signifikansi (0,05) dan df (N-2), diperoleh t hitung = -9,939 sedangkan t table = 1,699, karena t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara variabel jumlah biaya terhadap laba perusahaan. Bahwa secara umum jumlah pendapatan sangat berperan positif terhadap laba perusahaan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah (2) hal tersebut dibuktikan karena setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil uji analisis regresi berganda sebesar 0,961, yang artinya pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan sangat kuat, serta uji t hitung dengan tingkat signifikan (0,05) dan df (N-2), diperoleh t hitung = 10,406 sedangkan t table = 1,699, karena t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan. 5. Husnul Khotimah (2014) Pengaruh premi, klaim, investasi, dan underwriting terhadap laba perusahaan asuransi syariah pada PT Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah periode 2008-2011. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh premi, klaim, hasil investasi dan underwriting sebagai variabel dipenden dan laba perusahaan sebagai faktor independen. Apakah dari keempat variabel dependen tersebut dapat berpengaruh terhadap laba perusahaan secara 43 parsial (individu) maupun secara simultan (keseluruhan). Jenis penelitian yang dipergunakan adalah analisis regresi berganda. Kesimpulan dari analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) berdasarkan uji parsial (individu) dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel premi (X1) dengan koefisien regresi sebesar t hitung 6,574 > t table 2,004, variabel hasil investasi (X3) sebesar t hitung 2,396 > t table 2,004, maka dapat dilihat bahwa yang berpengaruh signifikan yaitu variabel (premi, dan hasil investasi), sedangkan variabel klaim dan underwriting berpengaruh tetapi tidak signifikan. (2) berdasarkan uji simultan (keseluruhan) bahwa keempat variabel bebas (premi, klaim, hasil investasi dan underwriting) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar F hitung 579,473 > F tabel 2,539. Bedasarkan analisis regresi linier berganda didapat nilai R Square sebesar 0,975 (97,5%) yang berarti bahwa variabel premi, klaim, hasil investasi dan underwriting memiliki pengaruh secara nyata terhadap variabel laba perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 2,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. 6. Nimas Murnani (2016) Analisis pengaruh hasil underwriting terhadap tingkat solvabilitas perusahaan asuransi jiwa syariah dengan profitabilitas sebagai variabel intervening (studi kasus pada Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia Tahun 2012-2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh hasil underwriting terhadap tingkat solvabilitas asuransi jiwa syariah di Indonesia dengan profitabilitas sebagai variabel intervening. Perusahaan 44 yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di Asosiasi Asuransi Syariah di Indonesia (AASI). Populasi dalam penelitian ini adalah dua puluh tiga asuransi jiwa syariah yang terdaftar di AASI, selanjutnya teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sehingga didapat delapan belas perusahaan asuransi jiwa syariah yang memenuhi kriteria. Periode penelitian dilakukan pada tahun 2012-2014 sehingga didapat lima puluh empat poin observasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi meliputi uji regresi sederhana dan uji regresi berganda. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa hasil underwriting berpengaruh terhadap profitabilitas, secara parsial hasil underwriting dan profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat solvabilitas, dan hasil underwriting berpengaruh teradap tingkat solvabilitas melalui profitabilitas sebagai variabel intervening. Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut: 45 No 1. 2. Peneliti (Tahun) Sandi Sofiandi (2015) M. Agung Ali Fikri (2009) Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu Metodologi Penelitian Judul Persamaan Perbedaan Penelitian Analisis Persamaan: Perbedaan: Faktorterdapat Peneliti faktor Yang variabel menambahka Mempengar Investasi dan n variabel uhi Laba rasio Underwriting Pada solvabilitas didalam Perusahaan yang penelitiannya Asuransi digunakan . Jiwa peneliti yang Syariah Di mempengaru Indonesia hi laba. (Periode 2011-2013) Pengaruh premi, klaim, hasil investasi dan underwritin g terhadap laba asuransi jiwa (studi kasus PT Asuransi Syariah Mubarakah) Bersabung ke halaman berikutnya. Persamaan: terdapat variabel Hasil Investasi dan underwriting terhadap laba perusahaan. Hasil Penelitian Hasil penelitian pendapatan, biaya, pendapatan investasi dan rasio solvabilitas secara simultan berpengaruh terhadap laba. Pada pengujian secara parsial pendapatan investasi berpengaruh signifikan terhadap laba. Perbedaan: Hasil Peneliti penelitian menambahka variabel yang n variabel berpengaruh Rasio positif solvabilitas terhadap laba didalam perusahaan penelitiannya adalah hasil . investasi dan underwriting sedangkan variabel yang berpengaruh negatif 46 Tabel 2.2 (Lanjutan) Metodologi Penelitian Judul Persamaan Perbedaan Penelitian No Peneliti (Tahun) 3. Feby Riani (2014) Pengaruh solvabilitas, premi, klaim, investasi dan underwriting terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum syariah. Persamaan: terdapat variabel Solvabilitas, Hasil Investasi dan underwriting terhadap laba perusahaan. 4. Lukman Nasution (2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 divisi asuransi jiwa syariah. Persamaan: terdapat variabel dependen yang sama ialah laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil Penelitian terhadap laba perusahaan adalah klaim dan premi. Perbedaan: Hasil Peneliti penelitian menggunakan solvabilitas, perusahaan premi, klaim, asuransi jiwa investasi, dan syariah dan underwriting menggunakan berpengaruh aplikasi secara EViews 9 di simultan dalam terhadap penelitiannya. laba. secara parsial solvabilitas, premi, investasi terbukti berpengaruh positif signifikan. klaim dan underwriting tidak Perbedaan: Hasil dari Peneliti penelitian menambahkan jumlah biaya variabel Hasil sangat investasi, berperan underwriting negatif dan rasio terhadap laba solvabilitas perusahaan yang dapat pada AJB mempengaruhi Bumiputera laba 1912 divisi perusahaan asuransi asuransi jiwa syariah dan Bersambung ke halaman berikutnya. 47 No Peneliti (Tahun) 5. Husnul Khotimah (2014) 6. Nimas Murnani (2016) Tabel 2.2 (Lanjutan) Metodologi Penelitian Judul Persamaan Perbedaan Penelitian syariah di Indonesia dalam penelitiannya Pengaruh premi, klaim, investasi, dan underwriting terhadap laba perusahaan asuransi syariah pada PT Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah periode 2008-2011. Persamaan: memiliki variabel bebas investasi dan underwritin g dan variabel terikat nya terhadap laba perusahaan. Perbedaan: Peneliti menambahkan variabel rasio solvabilitas yang dapat mempengaruh i laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia dalam penelitiannya. Analisis Persamaan: pengaruh memiliki hasil variabel underwriting bebas terhadap investasi tingkat dan solvabilitas underwritin perusahaan g terhadap asuransi jiwa laba syariah perusahaan. Bersambung ke halaman berikutnya. Perbedaan: Peneliti menambahkan variabel rasio solvabilitas yang dapat mempengaruh i laba perusahaan asuransi jiwa Hasil Penelitian secara umum jumlah pendapatan sangat berperan positif terhadap laba perusahaan pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Asuransi Syariah. Hasil dari penelitian uji parsial terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel premi dan variabel hasil investasi sedangkan variabel klaim dan underwriting berpengaruh tetapi tidak signifikan Hasil penelitian underwriting berpengaruh terhadap profitabilitas, secara parsial hasil underwriting dan 48 No Peneliti (Tahun) K. Tabel 2.2 (Lanjutan) Metodologi Judul Persamaan Penelitian dengan profitabilita s sebagai variabel intervening (studi kasus pada Asosiasi Penelitian Perbedaan syariah di Indonesia dalam Penelitiannya . Hasil Penelitian profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat solvabilitas, dan hasil underwriting berpengaruh Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji pengaruh variabel Hasil Investasi ( Underwriting ( )¸ Rasio Solvabilitas ), ), dengan variabel dependen Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (Y). Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan dapat digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut: 49 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia Laporan Keuangan Asuransi Jiwa Syariah Periode 2011-2015 Hasil Investasi (X1) Rasio Solvabilitas (X3) Underwriting (X2) Laba Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Heteroskedasitas 4. Uji Autokorelasi Uji Stationer Data Tahap 1st Difference Tahap Level Tahap 2nd Difference Model Regresi Data Panel Model Common Effect Model Fixed Effect Model Fixed Effect Model Random Effect Uji Hausman Uji Chow Hasil Pengujian Model Uji t Uji F Koefisien determinasi Interpretasi dan Kesimpulan Berdasarkan gambar 2.1 di atas dapat disimpulkan penelitian ini menguji pengaruh Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas. Tahapan pertama dilakukan uji asumsi klasik, uji asumsi klasik terbagi menjadi empat yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. 50 Tahapan kedua dilakukan uji stasioneritas data, ada 3 tahapan yang pertama tahap level, jika tahap level sudah stasioner maka tidak perlu melanjutkan ke tahap selanjutnya, tetapi jika tahap level tidak stasioner dapat ke tahap selanjutnya ke tahap 1st Difference jika memang belum stasioner juga maka dapat dilanjutkan ke 2nd Difference sampai akhirnya harus stasioner semua. Kemudian tahap model regresi data panel untuk mengujinya pertama dilakukan uji model Common Effect dan uji model Fixed Effect. Untuk menentukan model manakah yang tepat antara uji model Common Effect atau Fixed Effect dilakukan Uji Chow. Kedua dilakukan uji model Fixed Effect dan uji model Random Effect. Untuk menentukan model manakah yang tepat antara uji model Fixed Effect atau Random Effect dilakukan Uji Hausman. Tahapan selanjutnya dilakukan uji signifikansi, uji signifikansi terbagi menjadi tiga yaitu uji-t, uji-F dan adjusted R². Kemudian setelah selesai dilakukan pengujian selanjutnya diinterpretasi dan diberi kesimpulan. L. Keterkaitan Antar Variabel & Hipotesis Menurut Fathnur Sani (2016) hipotesis merupakan anggapan sementara terhadap hasil penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan analisis yang sesuai. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh serta hubungan yang positif antar dua variabel atau lebih perlu dirumuskan suatu hipotesis. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 51 1. Pengaruh Hasil Investasi (X1) Terhadap Laba (Y) Amrin Abdullah (2006) Hasil Investasi menyatakan seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mempertahankan perusahaan dalam jangka panjang dan dapat menjadi ukuran baik buruknya suatu perusahaan serta dengan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang kecil untuk memenuhi kewajiban baik kepada pemegang polis maupun pertumbuhan perusahaan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang didapatkan dari investor dapat membiayai pembiayaan perusahaan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Menurut Feby Riani (2014) dalam penelitian menyatakan bahwa Hasil Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba Perusahaan Asuransi. Sedangkan menurut Febrinda Eka Damayanti (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Hasil Investasi berpengaruh positif namun tidak signifikan. Sehingga hipotesis yang diajukan: : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Hasil Investasi terhadap Laba Perusahaan : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Hasil Investasi terhadap Laba Perusahaan 2. Pengaruh Underwriting (X2) Terhadap Laba (Y) Underwriting merupakan salah satu indikator kesehatan kualitas perusahaan asuransi, terlaksana atau tidaknya suatu akad kontrak oleh perusahaan amat tergantung pada proses underwriting yang mengidentifikasi kelayakan calon tertanggung. Semakin tinggi kualitas dalam penilaian tersebut 52 perusahaan semakin terjaga dalam penetapan calon tertanggung. Jika underwriting tinggi maka dapat meningkatkan laba perusahaan asuransi yang diterima. (Miftahul Ulum, 2010) Menurut M. Agung Ali Fikri (2009) dalam penelitian menyatakan bahwa Underwriting berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba perusahaan asuransi. Sedangkan menurut Husnul Khotimah (2014) dalam penelitian menyatakan bahwa NPF berpengaruh positif namun tidak signifikan. Sehingga hipotesis yang diajukan: : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Underwriting terhadap Laba : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Underwriting terhadap Laba 3. Pengaruh Rasio Solvabilitas (X3) Terhadap Laba (Y) Tingkat rasio solvabilitas dapat menjadi tolak ukur kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Rasio solvabilitas ini untuk mengukur efisiensi perusahaan dan bank dalam menjalankan aktivitasnya. (Muhammad Albahi, 2015) Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar utang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka rasio maka perusahaan memiliki risiko yang semakin tinggi juga. Menurut Feby Riani (2014) dalam penelitian menyatakan bahwa Rasio Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Laba perusahaan. Sedangkan menurut Sandi Sofiandi (2015) dalam penelitian menyatakan bahwa Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan. Sehingga hipotesis yang diajukan: 53 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Solvabilitas terhadap Laba : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Solvabilitas terhadap Laba 4. Pengaruh Hasil Investasi (X1), Underwriting (X2) dan Rasio Solvabilitas (X3) Terhadap Laba (Y) 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisis pengaruh Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan tahunan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia periode 2011-2015 yang dipublikasi di website masingmasing Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data tahunan selama periode 2011-2015. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section dan time series selama periode 2011-2015. B. Metode Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling, dengan pendekatan purposive sampling. Purposive sampling disebut juga judgement sampling ialah teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. (Nursalam, 2008) Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Berikut ini merupakan daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia: 55 Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia No. Nama Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 1. PT AJB Bumiputera 1912 2. PT AIA Financial 3. PT Asuransi Allianz Life Indonesia 4. PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera 5. PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya 6. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia 7. PT Asuransi Jiwa Mega Life 8. PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG 9. PT Avrist Assurance 10. PT Axa Financial Indonesia 11. PT Axa Mandiri Financial Services 12. PT BNI Life Insurance 13. PT Great Eastern Life Indonesia 14. PT Panin Daichi Life 15. PT Prudential Life Assurance 16. PT Sun Life Financial Indonesia 17. PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia 18. PT ACE Life Assurance 19. PT Financial Wiramitra Danadyaksa 20. PT Asuransi Takaful Keluarga 21. PT Asuransi Jiwa Syariah Al- Amin 22. PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha 23. PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi 24. PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (Sumber : www.ojk.go.id) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang terdaftar di OJK dan telah memiliki izin usaha. 2. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan dari tahun 2011-2015. 56 3. Tersedianya data yang terkait dengan variabel penelitian seperti, Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas pada perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas diperoleh sampel sebanyak 10 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dari 24 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang dapat disederhanakan pada tabel 3.2 di bawah ini: Tabel 3.2 Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia No. 1. 2. 3. 4. 5. Nama Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912 6. PT Panin Daichi Life PT AIA Financial 7. PT Prudential Life Assurance PT Asuransi Allianz Life 8. PT Sun Life Financial PT Asuransi Jiwa Manulife 9. PT Asuransi Takaful Keluarga PT Avrist Assurance 10. PT AXA Finansial Indonesia C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, data tersebut diperoleh langsung dari website masing-masing Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia yaitu berupa laporan keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur, buku, referensi, dan dokumendokumen lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Studi kepustakaan ini juga dilakukan dengan mengumpulkan, memilih, dan memahami 57 penelitian-penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik penelitian, penelitian terdahulu dapat berupa jurnal, skripsi, tesis dan penelitian lainnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berbeda disetiap variabel baik dari variabel dependen maupun variabel independen. Berikut adalah jenis data yang digunakan dalam variabel ini: Tabel 3.3 Jenis Data Variabel Independen & Dependen Variabel Hasil Investasi Underwriting Rasio Solvabilitas Laba Perusahaan Jenis IDR IDR % IDR Sumber Website perusahaan Website perusahaan Website perusahaan Website perusahaan D. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan menggunakan program komputer Eviews (Software) versi 9 dan Microsoft Excel 2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Z-Score pada data variabel independen dan variabel dependen, karena penyertaan data dari variabel tersebut satuan datanya berbeda. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan atau penyajian suatu data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistik deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan sama sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang data yang lebih besar. Dengan statistik deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. 58 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu mempunyai distribusi normal. Jika variabel bebas berdistribusi normal maka variabel terikat (Y) juga berdistribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka hasil uji statistik menjadi tidak valid khususnya untuk ukuran sampel kecil. (Imam Ghozali dan Dwi Ratmono 2013). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Jarque-Bera (JB) dengan melihat pada nilai probability. Jika nilai probability lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal. Dengan hipotesis sebagai berikut: : Model terdistribusi normal : Model tidak terdistribusi normal Bila Probabilitas > 0.05 → diterima Bila Probabilitas < 0.05 → diterima 59 b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel indpenden. Pada penelitian ini, pendeteksian adanya multikolinearitas dengan menggunakan uji efisiensi korelasi (r). Jika koefisien korelasi lebih dari 0.9 maka diduga terjadi multikolinearitas dalam model. Sebaliknya, jika koefisien relatif rendah maka diduga model tidak terjadi multikolinearitas. (Ghazali dan Ratmono, 2013) Dengan hipotesis sebagai berikut: : Model tidak terdapat multikolinearitas : Model terdapat multikolinearitas Bila r < 0,9 → diterima Bila r > 0,9 → diterima c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedasitas adalah alat untuk mendeteksi apakah variabel gangguan tidak konstan atau berubah-ubah. Heteroskedasitas dapat terjadi karena adanya data outlier (data ekstrim). Heteroskedasitas tidak menyebabkan estimator (koefisien variabel independen) menjadi bias karena residual bukan komponen menghitungnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan Uji Glajser dengan cara melihat nilai probability Chi Square. Jika nilai probability Chi Square lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terkena heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai probability 60 Chi Square lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini terkena heteroskedastisitas. Dengan hipotesis sebagai berikut: : Model tidak terdapat heteroskedastsitas : Model tidak terdapat heteroskedastsitas Bila Probabilitas Obs*R² > 0,05 → diterima Bila Probabilitas Obs*R² < 0,05 → diterima d. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali dan Ratmono (2013) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antarkeseluruhan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test) atau disebut juga uji Breusch-Godfrey dengan melihat nilai probability Chi Square. Jika nilai probability Chi Square lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terkena. Sebaliknya jika nilai probability Chi Square lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini terkena heteroskedastisitas. Dengan hipotesis sebagai berikut: : Model tidak terdapat autokorelasi : Model tidak terdapat autokorelasi Bila Probabilitas Obs*R² > 0,05 → diterima 61 Bila Probabilitas Obs*R² < 0,05 → diterima 3. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas data bertujuan untuk mengetahui apakah data stasioner langsung dapat diestimasi ataukah tidak. Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika untuk data runtun waktu (time series). Uji stasioner data ini melalui uji root test, uji ini merupakan pengujian yang populer dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test. Jika time series tidak stasioner pada tingkat awal yaitu tingkat Level, maka stasioneritas data tersebut bisa dilanjutkan melalui test berikutnya ke tingkat First Difference, atau Second Difference, dan seterusnya sampai mencapai stasioneritas. Dengan hipotesis sebagai berikut: : Data tidak stasioner : Data Stasioner Bila Probabilitas > 0,05 → diterima Bila Probabilitas < 0,05 → diterima 4. Pengujian Model Regresi Data Panel Berikut ini merupakan langkah-langkah pengujian model regresi data panel, sebagai berikut: a. Common Effect Model (CEM) Langkah pertama untuk menguji model regresi data panel adalah dengan menguji model Common Effect. Model ini merupakan model paling sederhana dibandingkan dengan kedua model lainnya karena hanya 62 mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel. b. Fixed Effect Model (FEM) Langkah kedua untuk menguji model regresi data panel adalah dengan menguji model Fixed Effect. Model ini menggunakan teknik variable dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar perusahaan, perbedaan intersep bisa terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial, dan insentif. Namun demikian slopnya sama antar perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least Square Dummy Variable (LSDV). c. Uji Chow Langkah ketiga untuk menguji model regresi data panel adalah dengan Uji Chow. Uji ini dilakukan untuk menentukan model Pooled Least Square atau Fixed Effect Model yang digunakan dalam estimasi. Untuk mengujinya dapat menggunakan F-test dengan hipotesis: : Pooled Least Square : Fixed Effect Model Jika nilai probabilitas < α 0,05 maka ditolak, artinya model regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect Model sebaliknya jika diterima maka model regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Pooled Least Square. Namun jika ditolak, 63 maka model Fixed Effect harus diuji kembali untuk memilih apakah memakai model Fixed Effect atau Random Effcet baru dianalisis. d. Random Effect Model (REM) Langkah keempat untuk menguji model regresi data panel adalah dengan menguji model Random Effect. Model ini mengestimasi data panel yang variabel residual diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar subjek. model Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan model Fixed Effect yang menggunakan variabel dummy. Metode analisis data panel dengan model Random Effect harus memenuhi persyaratan yaitu jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian. e. Uji Hausman Langkah kelima untuk menguji model regresi data panel adalah dengan Uji Hausman. Keputusan penggunaan Fixed Effect Model atau Random Effect Model dapat ditentukan dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan dengan Uji Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-square statistik sehingga keputusan pemilihan model akan dapat ditentukan secara statistik. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis: : Random Effect Model : Fixed Effect Model Jika nilai probabilitas < α 0,05 maka ditolak, artinya model regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect Model 64 sebaliknya jika diterima maka model panel yang tepat untuk digunakan adalah Random Effect Model. 5. Uji Signifikansi a. Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2013). Uji statistik t dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai probabilitas t-statistic. Jika nilai probabilitas t-statistic lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas t-statistic lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan hipotesis sebagai berikut: : Secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. : Secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Bila probabilitas α > 0,05 → variabel independen tidak signifikan ( diterima, ditolak). Bila probabilitas α < 0,05 → variabel independen signifikan ( ditolak, diterima). 65 b. Uji F Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:61). Uji statistik F dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai probabilitas F-statistic. Jika nilai probabilitas F-statistic lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas F-statistic lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan hipotesis sebagai berikut: : Secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. : Secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Bila probabilitas α > 0,05 → variabel independen tidak signifikan ( diterima, ditolak). Bila probabilitas α < 0,05 → variabel independen signifikan ( ditolak, diterima). c. Uji Koefisien Determinasi ( ) Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data akrualnya. Koefisien determinasi ini 66 mengukur persentase total varian variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen dalam garis regresi. Nilai antara 0 dan 1 ( 0 < < 1 ). Semakin besar selalu terletak di , maka semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapar menjelaskan variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. (Ghazali, 2006) Untuk mengatasi permasalahan tersebut, suatu pengukur kelayakan yang sesuai lainnya telah dikembangkan. Ukuran yang merupakan modifikasi ini memberikan penalty bagi penambahan variabel penjelas yang tidak menurunkan residual secara signifikan. Ukuran ini disebut Adjusted . (Ariefianto, 2012) 6. Model Regresi Data Panel Model persamaan dasar dasar data panel adalah: Model persamaan yang akan di estimasi pada penelitian ini adalah: Dimana: L = Laba Perusahaan 67 = Konstanta = Koefisien Variabel Independen Inves = Hasil Investasi Under = Underwriting Solva = Rasio Solvabilitas = Koefisien Eror E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Laba adalah kemampuan suatu perusahaan agar dapat mempertahankan kedudukan perusahaan dimata investor. Indikator laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah laba komperhensif. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan laba rugi masing-masing website Perusahaan asuransi jiwa syariah berdasarkan laporan keuangan tahunan, yaitu dari tahun 2011-2015 yang dinyatakan dalam milyar rupiah. 2. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. Hasil Investasi ( ) Hasil Investasi dipergunakan untuk mengukur baik buruknya suatu perusahaan, serta seberapa mampu perusahaan tersebut dapat 68 mempertahankan keberadaan perusahaan tersebut dalam jangka panjang. Agar perusahaan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang kecil untuk memenuhi kewajiban baik kepada pemegang polis maupun pertumbuhan perusahaan. Tinggi rendahnya Hasil Investasi menunjukan tingkat laba perusahaan asuransi jiwa syariah tersebut, sehingga semakin tinggi angka hasil investasi yang dapat menghasilkan capital gain yang dapat mempengaruhi laba suatu perusahaan asuransi jiwa syariah. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari masing-masing website Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah berdasarkan laporan keuangan tahunan, yaitu dari tahun 2011-2015 yang dinyatakan dalam bentuk rupiah. Pengukuran hasil investasi merupakan kegiatan investasi yang dilakukan oleh setiap perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Dalam hal ini berikut adalah rumus untuk menghitung hasil investasi menurut Muhammad Anggit (2011). Pendapatan Bersih Investasi Rumus Hasil Investasi = -----------------------------------Rata-rata Investasi b. Underwriting ( ) Underwriting merupakan proses penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon tertanggung, atau pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut. Tujuan underwriting adalah menyetujui dan menerbitkan polis. Polis yang diterbitkan harus memenuhi 3 (tiga) 69 kriteria, yaitu: adil bagi nasabah (equitable to the client), dapat dijual oleh agen (deliverable by the agent) dan menguntungkan perusahaan (profitable to the company). (Hifi Saniatusilma, 2015) Hasil underwriting merupakan selisih dari pendapatan underwriting dengan beban klaim dan beban operasional, hasil ini pun dapat berguna untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha asuransi murni. Hasil underwriting merupakan laba/rugi dari aktivitas utama asuransi yang didapat dari selisih pendapatan premi dan beban underwriting (beban klaim dan beban komisi). c. Rasio Solvabilitas (X3) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajibankewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio-rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. (Christine Dwi, 2012). Hasil rasio solvabilitas dapat menunjukan seberapa besar keuntungan perusahaan untuk mendukung risiko yang mungkin timbul dari asuransi yang ditutupnya. Berikut adalah rumus untuk mendapatkan hasil dari rasio solvabilitas. (Muhammad Anggit, 2011) Tingkat Solvabilitas Rumus Rasio Solvabilitas = --------------------------------------------------Jumlah batas tingkat solvabilitas minimum 70 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat Objek Penelitian 1. PT AJB Bumiputera 1912 AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia. Didirikan 103 tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan spesifik masyarakat Indonesia, AJB Bumiputera 1912 telah berkembang untuk mengikuti perubahan kebutuhan masyarakat. Pendekatan modern, produk yang beragam, serta teknologi mutakhir yang ditawarkan didukung oleh nilai-nilai tradisional yang melandasi pendirian AJB Bumiputera 1912. AJB Bumiputera 1912 telah merintis industri asuransi jiwa di Indonesia dan hingga saat ini tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia. AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi mutual, dimiliki oleh pemegang polis Indonesia, dioperasikan untuk kepentingan pemegang polis Indonesia, dan dibangun berdasarkan tiga pilar 'mutualisme', 'idealisme' dan 'profesionalisme'. AJB Bumiputera 1912 menyadari pentingnya hubungan personal antara nasabah dan penasehat finansial mereka, serta menyediakan akses yang mudah untuk mendapatkan solusi khusus untuk memenuhi semua kebutuhan asuransi nasabah. AJB Bumiputera 1912 dimiliki oleh masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang dan kelompok umur, serta menyediakan berbagai produk dan layanan yang setara dengan 71 produk asuransi terbaik dunia, namun tetap menjaga keuntungannya di Indonesia bagi para pemegang polisnya. (www.bumiputera.com) 2. PT AIA Financial PT AIA Financial (AIA) merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia dan merupakan perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pada tahun 2009, PT AIG Life berubah nama menjadi PT AIA Financial Berdasarkan surat nomor 042/LGL-AIGL/Srt/V/2009 tanggal 27 Mei 2009, dan sesuai salinan akta pernyataan keputusan pemegang saham PT AIG Life nomor 35 tanggal 29 April 2009 yang dibuat oleh notaris Merryana Suryana, SH dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU21773.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 19 Mei 2009 menyatakan bahwa surat Menteri Keuangan nomor S-078/MK.5/2005 Tanggal 1 Februari 2005 berlaku untuk nama baru PT. AIA Financial yang sebelumnya PT. AIG Life. AIA di Indonesia merupakan anak perusahaan AIA Grup. AIA menawarkan berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan prinsip Syariah, yang meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, asuransi yang dikaitkan dengan investasi. Program kesejahteraan karyawan, program pesangon, dan program Dana Pensiun (DPLK). Produk-produk tersebut dipasarkan oleh lebih dari 10.000 tenaga penjual berpengalaman dan professional melalui beragam jalur distribusi seperti keagenan, Bancassurance dan Corporate Solutions (Pension & 72 Employee Benefits). Berdasarkan Laporan Kinerja Tahunan Asuransi Jiwa Indonesia 2014: a. AIA menempati peringkat kedua perusahaan asuransi jiwa di Indonesia dalam hal Total Weighted Premium Income (TWPI) dengan pangsa pasar 10,3 persen. TWPI AIA tahun 2014 bertumbuh sebesar 23 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 8,1 Triliun. b. AIA juga tercatat sebagai tiga besar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia untuk perolehan New Business Total Weighted Premium Income (NBTWPI) dengan pangsa pasar 8,5 persen. AIA mencatat pertumbuhan NBTWPI sebesar 10 persen menjadi Rp 2,3 Triliun di 2014. (www.aia-financial.co.id) 3. PT Allianz Life Indonesia Allianz merupakan salah satu perusahaan terbesar yang berada di banyak tempat di dunia, bergerak di bidang layanan asuransi dan manajemen aset. Allianz berdiri pada tahun 1890 di Jerman dan merupakan perusahaan yang sangat berpengalaman dan mempunyai posisi finansial yang kuat. Saat ini Allianz beroperasi di lebih dari 70 negara di seluruh dunia dan melayani lebih dari 76 juta nasabah di seluruh dunia. Hampir separuh dari perusahaan yang masuk kategori Fortune 500 merupakan nasabah Allianz, seperti Boeing, Coca Cola, Infineon, Mercedes Benz, BMW, Bayer, Siemens, dan WMF. Sejumlah proyek raksasa dunia juga berasuransi di Allianz, seperti Menara Petronas Kuala 73 Lumpur, Burj al-Arab Dubai, Jin Mao Building Shanghai, Bandara Cheklapkok Hong Kong, dan MRT Singapura. Di tahun 2010, Allianz Group berhasil membukukan total pendapatan lebih dari 106,5 miliar euro. Allianz merupakan perusahaan manajemen aset terbesar dengan aset pihak ketiga yang dikelola sebesar 1.164 miliar euro pada akhir 2010. Pada September 2006, kesepakatan merger telah ditandatangani antara Allianz AG dan RAS Holding S.p.A, dan kemudian Allianz AG mengubah namanya menjadi Allianz SE (Societas Europaea), sehingga Allianz bukan lagi berkelas perusahaan Jerman melainkan perusahaan Eropa. Menyusul prosedur pendaftaran di Italia dan Jerman, pada 16 Oktober 2006 Allianz SE resmi menjadi perusahaan pertama yang terdaftar di DJ EURO STOXX 50 Index. Pada tahun 2011, Allianz Group menempati urutan ke-20 perusahaan terbesar dunia versi Forbes2000, sekaligus menjadi peringkat pertama di kategori perusahaan asuransi. a. Allianz di Asia Pasifik Asia Pasifik adalah satu dari tiga regional yang tumbuh pesat di Allianz. Dengan kekayaan kebudayaan, bahasa, dan adat istiadat yang beraneka ragam adalah karakteristik dari regional ini. Allianz hadir di Asia Pasifik pada tahun 1917, di pesisir Cina dengan menyediakan asuransi kebakaran dan asuransi jasa pengangkutan. Di Asia Pasifik, Allianz hadir dalam 15 pasar dengan fokus utama bisnisnya pada asuransi umum, jiwa dan kesehatan, dan manajemen aset. Dengan lebih dari 14.500 staf, Allianz melayani 74 kebutuhan lebih dari 21.5 juta nasabah di kawasan ini. Kemampuan Allianz untuk beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan lokal menjadi kunci sukses. b. Allianz di Indonesia Allianz hadir sejak tahun 1981 melalui kantor perwakilannya di Jakarta. Tahun 1989, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia resmi beroperasi memberikan pelayanan di bidang asuransi umum. Di tahun 1996, Allianz melengkapi pelayanan asuransinya di Indonesia dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia yang bergerak di bidang asuransi jiwa, kesehatan, dan dana pensiun. Pada tahun 2006, kedua perusahaan memulai bisnis asuransi Syariah. Di tahun 2007, Allianz Indonesia memperkenalkan Allianz Center sebagai sebuah konsep One Stop Solutions, di mana nasabah dan agen Allianz bisa mendapatkan pelayanan asuransi kami di satu tempat. Allianz Center telah beroperasi di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Denpasar. Kini, bersama-sama, Allianz Indonesia hadir di 44 kota dengan 80 titik pelayanan, didukung oleh lebih dari 14.000 agen, dengan sekitar 1.000 karyawan dan mitra perbankan yang solid untuk melayani nasabah kami. Allianz Indonesia memberikan solusi asuransi dari A–Z. Pada tahun 2010, Allianz Indonesia yang terdiri dari Allianz Utama dan Allianz Life Indonesia mencetak total premi bruto (Gross Written Premium/GWP) sebesar Rp 5,6 triliun. Saat ini, Allianz Indonesia menjadi salah satu pemimpin pasar yang dipercaya melayani 75 lebih dari 1,8 juta nasabah baik dari individu maupun grup. (www.allianz.co.id) 4. PT Asuransi Jiwa Manulife Didirikan pada tahun 1985, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) merupakan bagian dari Manulife Financial Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang beroperasi di Asia, Kanada dan Amerika Serikat. Dengan surat izin perusahaan nomor: S. 254/MK.17/99 serta Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor Kep-020/KM.13/1989, Manulife Indonesia menawarkan beragam layanan keuangan termasuk asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan, layanan investasi dan dana pensiun kepada nasabah individu maupun pelaku usaha di Indonesia. Melalui jaringan lebih dari 10.000 karyawan dan agen profesional yang tersebar di 25 kantor pemasaran, Manulife Indonesia melayani lebih dari 2,2 juta nasabah di Indonesia. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Manulife Financial Corporation merupakan grup jasa keuangan internasional yang menyediakan solusi berpikir kedepan untuk keputusan-keputusan penting keuangan para nasabah. Kami dikenal sebagai John Hancock di Amerika Serikat dan Manulife di negara-negara lain. Kami menyediakan nasihat keuangan, solusi asuransi dan jasa manajemen keuangan. Pada akhir tahun 2015, kami memiliki 34.000 karyawan, 63.000 agen dan ribuan mitra distributor yang melayani 20 juta nasabah. Pada 76 akhir Maret 2016, kami mengelola dana sebesar C$904 miliar (US$697 miliar), dan pada 12 tahun terakhir kami membayar lebih dari $24.9 miliar klaim dan manfaat lainnya kepada nasabah kami. Kami beroperasi di Asia, Kanada dan Amerika Serikat dimana kami telah melayani nasabah selama lebih dari 100 tahun.set dan manajemen kekayaan untuk nasabah individu, nasabah kumpulan dan institusi-institusi. Dengan berkantor pusat di Toronto, Kanada, kami diperdagangkan dengan simbol ‗MFC‘ di bursa saham Toronto, New York dan Filipina, dan dengan simbol ‗945‘ di Hong Kong. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : KEP107/KM.10/2009, pada tanggal 13 Mei 2009. Peresmian unit baru ini juga ditandai dengan peluncuran produk baru, Berkah SaveLink. Produk yang dikembangkan dengan konsep Syariah ini semakin melengkapi portofolio produk yang ada di Manulife Indonesia, sehingga para nasabah dapat menentukan pilihan perencanaan keuangan sekaligus perlindungan jiwa. (www.manulife-indonesia.com) 5. PT Avrist Assurance PT Avrist Assurance (Avrist), salah satu perusahaan asuransi jiwa patungan terkemuka di Indonesia yang telah berdiri sejak 1975, memiliki pengalaman yang membanggakan selama lebih dari 39 tahun. Avrist menyediakan program asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan, asuransi jiwa kredit dan pension, baik untuk perorangan mapun kelompok, melalui strategi dari beragam saluran distribusi. 77 PT Avrist Assurance (Avrist), salah satu perusahaan asuransi jiwa patungan terkemuka di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1975, memiliki pengalaman yang membanggakan selama 38 tahun dan melalui strategi dari beragam kanal distribusi menyediakan program asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan, asuransi berbasis syariah, asuransi jiwa kredit dan pensiun, baik untuk perorangan maupun korporasi. Didukung lebih dari 7.100 agen dan lebih dari 550 karyawan yang tersebar di 56 kantor pemasaran, Avrist melayani lebih dari satu juta nasabah di Indonesia. Avrist merupakan perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang didukung institusi keuangan bertaraf internasional. Mitra asing Avrist adalah Meiji Yasuda Life (Meiji Yasuda Life Insurance Company), salah satu pemimpin pasar industri asuransi jiwa di Jepang dengan pengalaman lebih dari 130 tahun. Avrist berkembang dengan mendirikan anak perusahaan, yaitu PT Avrist General Insurance dan PT Avrist Asset Management. Dengan berlandaskan visi ―Satu polis Avrist di setiap rumah tangga di Indonesia‖, Avrist berkomitmen untuk memajukan kehidupan gemilang yang bermakna bagi karyawan, mitra bisnis dan nasabahnya. (www.avrist.com) 6. PT Panin Daichi Life Panin Life adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 40 tahun. Merupakan bagian dari Panin Group of Companies yang bergerak di industri jasa keuangan. Didukung jaringan pelayanan dan pemasaran 78 melalui agen, karyawan, serta berbagai mitra bisnis di berbagai kota besar di Indonesia, Panin Life bertumbuh dengan kepercayaan nasabahnya melalui reputasi pelayanan yang sangat baik, terutama dalam pembayaran klaim yang cepat dan terpercaya. Dai-ichi Life merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di Jepang yang mempunyai pengalaman lebih dari 110 tahun dalam industri asuransi jiwa dengan jaringan bisnis internasional di berbagai negara di dunia. Dai-ichi Life juga terdaftar sebagai perusahaan publik di Jepang dengan peringkat ―A‖ dari Fitch dan peringkat ―A+‖ dari Standard & Poor‘s (per Juni 2015). Pada tahun 2013, Panin Life dan Daiichi Life memasuki suatu era baru untuk membentuk kerjasama jointventure yang kuat dengan nama Panin Dai-ichi Life. Melalui rangkaian produk yang inovatif dan komprehensif, Panin Dai-ichi Life menyediakan berbagai pilihan program proteksi yang disesuaikan bagi kebutuhan nasabah individu maupun korporat, terutama produk asuransi jiwa, investasi, dan Syariah. Panin Dai-ichi Life berkomitmen untuk menjaga pelayanannya pada standar profesionalisme dan integritas yang tertinggi. Panin Dai-ichi Life terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sesuai dengan yang tercantum dalam Salinan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor KEP- 625/NB.1/2013 tentang Izin Usaha. Panin Life adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 40 tahun, dan Dai-ichi Life merupakan salah 79 satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di Jepang yang mempunyai pengalaman lebih dari 110 tahun. (www.panindai-ichilife.co.id) 7. PT Prudential Life Assurance Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah grup perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris. Sebagai bagian dari Grup yang berpengalaman lebih dari 168 tahun di industri asuransi jiwa, Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. PT Prudential Life Assurance memiliki izin usaha di bidang asuransi jiwa patungan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor: 241/KMK.017/1995 tanggal 1 Juni 1995 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor: S.191/MK.6/2001 tanggal 6 Maret 2001 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S.614/MK.6/2001 tanggal 23 Oktober 2001 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S-9077/BL/2008 tanggal 19 Desember 2008. Sejak peluncuran produk asuransi terkait investasi (unit link) pertamanya di tahun 1999, Prudential Indonesia telah menjadi pemimpin pasar untuk kategori produk tersebut di Indonesia. Prudential Indonesia menyediakan berbagai produk dan layanan yang dirancang untuk memenuhi dan melengkapi setiap kebutuhan keuangan para nasabahnya di Indonesia. 80 Sampai 30 Juni 2016, Prudential Indonesia memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor pemasaran di Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar, Batam dan Semarang. Prudential Indonesia melayani lebih dari 2,4 juta nasabah melalui sekitar 240.000 tenaga pemasar berlisensi di 398 Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) di seluruh Nusantara termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, Batam dan Bali. (www.prudetial.co.id) 8. PT Sun Life Financial Sejak 1995, PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) telah menyediakan masyarakat Indonesia dengan program yang lengkap mulai dari produk-produk proteksi dan pengelolaan kekayaan, termasuk asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan, dan perencanaan hari tua. Setiap tahun Sun Life Financial Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan di pasar di mana kami beroperasi. Kami terus berupaya untuk meningkatkan produk-produk dan layanan-layanan kami demi memenuhi kebutuhan keuangan para nasabah kami. Per 31 Maret 2016, tingkat Risk Based Capital (RBC) Sun Life Financial Indonesia adalah 835% (konvensional) – jauh di atas ketentuan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 120 persen dan 138% (syariah) - jauh di atas ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 30%, dengan aset Rp 6.44 triliun. Para karyawan serta agen kami telah bekerja keras untuk meraih kepercayaan nasabah, dan kami akan terus mengembangkan jalur distribusi keagenan dan non keagenan kami melalui bancassurance dan direct marketing/ telemarketing (DM/TM). Saat ini 81 kami menyediakan berbagai produk inovatif melalui lebih dari 105 kantor pemasaran konvensional dan 49 kantor pemasaran syariah di 66 kota di Indonesia. Sun Life merupakan bagian dari Sun Life Financial, salah satu organisasi keuangan terkemuka di dunia. Didirikan pada 1865 dan berkantor pusat di Toronto, Kanada, Sun Life Financial beroperasi di berbagai pasar kunci di seluruh dunia. (www.sunlife.co.id) 9. PT Asuransi Takaful Keluarga Takaful Keluarga adalah pelopor perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Mulai beroperasi sejak tahun 1994, Takaful Keluarga mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi sesuai syariah meliputi perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan, perencanaan pendidikan anak, perencanaan hari tua, serta menjadi rekan terbaik dalam perencanaan investasi. Guna meningkatkan kualitas operasional dan pelayanan, Takaful Keluarga telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 dari Det Norske Veritas (DNV), Norwegia, pada November 2009 sebagai standar internasional mutakhir untuk sistem manajemen mutu. Takaful Keluarga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta memiliki tenaga pemasaran yang terlisensi oleh asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI). Kinerja positif Takaful Keluarga dari tahun ke tahun dibuktikan dengan diraihnya penghargaan-penghargaan prestisius yang diberikan oleh berbagai institusi. Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memperkuat dan memperluas jaringan layanan di seluruh Indonesia. Peningkatan dan 82 pembaharuan sistem teknologi informasi terus diupayakan demi memberikan pelayanan prima kepada peserta. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Takaful Keluarga menjadi pilihan terpercaya dalam menyediakan solusi perlindungan jiwa dan perencanaan investasi sesuai syariah bagi masyarakat Indonesia. Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia. Atas prakarsa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, danbeberapa pengusaha Muslim Indonesia, serta bantuan teknis dari Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. (STMB), Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) mendirikan PT. Syarikat Takaful Indonesia (Takaful Indonesia) pada 24 Februari 1994, sebagai perusahaan perintis pengembangan asuransi syariah di Indonesia. Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT. Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) sebagai perusahaan asuransi jiwa syariah pertama di Indonesia. Takaful Keluarga diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar‘ie Muhammad dan mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Guna melengkapi layanan pada sektor asuransi kerugian, PT. Asuransi Takaful Umum (Takaful Umum) didirikan sebagai anak perusahaan Takaful Keluarga yang diresmikan oleh Prof. Dr. B.J. Habibie, selaku ketua sekaligus pendiri ICMI, dan mulai beroperasi pada 2 Juni 1995. 83 Kini, seiring pertumbuhan industri asuransi syariah di Indonesia, Takaful Keluarga terus bekerja keras menjalankan amanah segenap stakeholders dengan menghadirkan kinerja dan pelayanan prima sekaligus melanjutkan cita-cita founders untuk berperan serta dalam menguatkan simpul-simpul pembangunan ekonomi syariah di Indonesia. a. Visi Menjadi perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdepan dalam pelayanan, operasional dan pertumbuhan bisnis syariah di Indonesia dengan profesional, amanah dan bermanfaat bagi masyarakat. b. Misi • Menyelenggarakan bisnis asuransi syariah secara profesional dengan memiliki keunggulan dalam standar operasional dan layanan. • Menciptakan sumberdaya manusia yang handal melalui program pengembangan sumberdaya manusia yang berkelanjutan. • Mendayagunakan teknologi yang terintegrasi dengan berorientasi pada pelayanan dan kecepatan, kemudahan serta informatif. (www.takaful.co.id) 10. PT AXA Finansial Indonesia Sebagai pemimpin global dalam perlindungan keuangan, Grup AXA didedikasikan untuk melindungi masyarakat dan properti. Grup AXA berkomitmen untuk melayani para nasabah, baik perorangan maupun perusahaan, di setiap tahap kehidupan mereka dengan menyediakan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan mereka, termasuk 84 asuransi, perlindungan pribadi, dan rencana tabungan masa depan. AXA di Indonesia merupakan bagian dari AXA Group, salah satu perusahaan asuransi dan manajemen aset terbesar di dunia. AXA beroperasi dengan fokus pada asuransi jiwa, asuransi umum dan manajemen aset melalui beragam jalur distribusi di bawah PT AXA Mandiri Financial Services, PT AXA Financial Indonesia, PT AXA Life Indonesia, PT Mandiri AXA General Insurance, PT Asuransi AXA Indonesia, dan PT AXA Asset Management Indonesia. AXA di Indonesia merupakan bagian dari AXA Group, salah satu perusahaan asuransi dan manajemen aset terbesar di dunia, dengan 166.000 karyawan melayani lebih dari 103 juta nasabah di 64 negara. AXA telah diakui oleh Interbrand sebagai merek asuransi nomor satu dunia selama delapan tahun berturut-turut (2009-2016). AXA beroperasi dengan fokus pada asuransi jiwa, asuransi umum dan manajemen aset melalui jalur multi distribusi yaitu bancassurance, keagenan, broker, digital, telemarketing dan corporate solution. (www.axa.co.id) B. Analisis Deskriptif Statistik Data yang digunakan adalah variabel Laba, Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas. Objek penelitian ini adalah 10 perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan tahun 2011 hingga 2015 serta memenuhi kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Berikut ini merupakan perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel: 85 Tabel 4.1 Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah PT AJB Bumiputera 1912 PT AIA Financial PT Asuransi Allianz Life PT Asuransi Jiwa Manulife PT Avrist Assurance PT Panin Daichi Life PT Prudential Life Assurance PT Sun Life Financial PT Asuransi Takaful Keluarga PT AXA Finansial Indonesia (Sumber: www.ojk.go.id) C. Pergerakan Variabel Penelitian Penulis akan mendeskripsikan pergerakan dari rata-rata variabel penelitian yaitu variabel dependen laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia dan juga variabel independen yaitu Hasil Investasi, Underwriting, Rasio Solvabilitas dan Pendapatan. Data yang dianalisis peneliti untuk pergerakan variabel penelitian ini di ambil dari laporan tahunan yaitu dari periode tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut: 1. Analisis Perkembangan Variabel Laba Perusahaan Penulis mendeskripsikan perkembangan Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai berikut: 86 Gambar 4.1 Pergerakan Variabel Laba Tahun 2011-2015 Laba Perusahaan 2,000,000,000,000.00 1,500,000,000,000.00 1,000,000,000,000.00 500,000,000,000.00 0.00 2011 2012 2013 2014 PT AJB Bumiputera 1912 PT AIA Financial PT Asuransi Allianz Life PT Asuransi Jiwa Manulife PT Avrist Assurance PT Panin Daichi Life PT Prudential Life Assurance PT Sun Life Financial PT Asuransi Takaful Keluarga PT AXA Finansial Indonesia 2015 Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pergerakan laba dari setiap perusahaan selama periode tahun 2011- 2015. Laba pada setiap perusahaan asuransi jiwa syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian fluktuatif setiap tahunnya. Laba perusahaaan asuransi jiwa syariah tertinggi dicapai oleh PT Prudential Life Assurance pada tahun 2015 dengan jumlah sebesar Rp 1.033.318.000.000 dan yang terendah adalah PT Sun Life Financial pada tahun 2012 sebesar Rp - 17.557.000.000. 2. Analisis Perkembangan Variabel Hasil Investasi Penulis mendeskripsikan perkembangan Hasil Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai berikut: 87 Gambar 4.2 Pergerakan Variabel Hasil Investasi Tahun 2011-2015 Hasil Investasi 5,000,000,000,000.00 4,000,000,000,000.00 3,000,000,000,000.00 2,000,000,000,000.00 1,000,000,000,000.00 0.00 2011 2012 2013 2014 PT AJB Bumiputera 19121 PT AIA Financial PT Asuransi Allianz Life PT Asuransi Jiwa Manulife PT Avrist Assurance PT Panin Daichi Life PT Prudential Life Assurance PT Sun Life Financial PT Asuransi Takaful Keluarga PT AXA Finansial Indonesia 2015 Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pergerakan hasil investasi dari setiap perusahaan asuransi jiwa syariah selama periode tahun 2011- 2015. Hasil Investasi pada setiap perusahaan asuransi jiwa syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini fluktuatif setiap tahunnya. Hasil Investasi perusahaaan asuransi jiwa syariah tertinggi dicapai oleh PT Prudential Life Assurance pada tahun 2015 sebesar Rp 4.085.240.000.000 dan yang terendah adalah PT Sun Life Financial pada tahun 2011 sebesar Rp 11.570.000.000. 3. Analisis Perkembangan Variabel Underwriting Penulis mendeskripsikan perkembangan Underwriting Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai berikut: 88 Gambar 4.3 Pergerakan Variabel Underwriting Tahun 2011-2015 Underwriting 300,000,000,000.00 200,000,000,000.00 100,000,000,000.00 0.00 2011 -100,000,000,000.00 2012 2013 2014 PT AJB Bumiputera 1912 PT AIA Financial PT Asuransi Allianz Life PT Asuransi Jiwa Manulife PT Avrist Assurance PT Panin Daichi Life PT Prudential Life Assurance PT Sun Life Financial PT Asuransi Takaful Keluarga PT AXA Finansial Indonesia 2015 Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pergerakan ratarata Underwriting dari setiap perusahaan asuransi jiwa syariah selama periode tahun 2011- 2015. Rata-rata yang dihasilkan Underwriting pada setiap perusahaan asuransi jiwa syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini fluktuatif setiap tahunnya. Underwriting perusahaaan asuransi jiwa syariah tertinggi dicapai oleh PT Prudential Life Assurance pada tahun 2015 sebesar Rp 210.862.000.000 dan yang terendah adalah PT AJB Bumiputera 1912 pada tahun 2011 sebesar Rp -7.651.070.000. 4. Analisis Perkembangan Variabel Rasio Solvabilitas Penulis mendeskripsikan perkembangan Rasio Solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai berikut: 89 Gambar 4.4 Pergerakan Variabel Rasio Solvabilitas Tahun 2011-2015 Rasio Solvabilitas 50.0000 40.0000 30.0000 20.0000 10.0000 0.0000 2011 2012 2013 2014 PT AJB Bumiputera 1912 PT AIA Financial PT Asuransi Allianz Life PT Asuransi Jiwa Manulife PT Avrist Assurance PT Panin Daichi Life PT Prudential Life Assurance PT Sun Life Financial PT Asuransi Takaful Keluarga PT AXA Finansial Indonesia 2015 Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pergerakan ratarata Rasio Solvabilitas dari setiap perusahaan asuransi jiwa syariah selama periode tahun 2011- 2015. Rata-rata yang dihasilkan Rasio Solvabilitas pada setiap perusahaan asuransi jiwa syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini fluktuatif setiap tahunnya. Rasio Solvabilitas perusahaaan asuransi jiwa syariah tertinggi dicapai oleh PT Panin Daichi Life pada tahun 2011 sebesar 44.5434% dan yang terendah adalah PT Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 2011 sebesar 0.1351%. 90 D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas 5 Series: Residuals Sample 7 35 Observations 9 4 3 2 1 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 1.11e-16 0.261324 1.106954 -1.247857 0.783692 -0.368734 1.898896 Jarque-Bera Probability 0.658608 0.719424 0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 Sumber: Output EViews 9 (data diolah) Dari diagram batang di atas nilai JB sebesar 0.658608 sementara untuk nilai chi square dengan melihat jumlah variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) variabel independen dan nilai signifikan yang dipakai adalah 0.05 atau 5%. Nilai Chi Square sebesar 7.815 yang berarti nilai JB lebih kecil dari nilai Chi Square (0.658608 < 7.815 ), maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. 2. Uji Multikolonieritas Pada penelitian ini, uji multikolinearitas yang digunakan menggunakan metode perhitungan koefisien korelasi, dimana jika hubungan antara bebas yang satu dengan yang lainnya di atas 0.9, maka 91 antarvariabel tersebut terdapat gejala multikolinieritas. Setelah data diolah menggunakan EViews 9, maka didapatkan hasil pada tabel berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas INVES INVES 1.000000 UNDER 0.878299 SOLVA -0.157819 Sumber : Output EViews 9 (data diolah) UNDER 0.878299 1.000000 -0.108971 SOLVA -0.157819 -0.108971 1.000000 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi variabel independen antara Hasil Investasi , Underwriting dan Rasio Solvabilitas < 0.9 maka antarvariabel tersebut dapat disimpulkan terbebas dari gejala multikolinieritas. Sehigga dapat dilanjutkan kepengujian berikutnya. 3. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan metode grafik, untuk melihat data memiliki masalah heterokedastisits atau tidaknya yaitu jika data tidak membentuk pola tertentu, maka data tidak terdapat heteroskedastisitas. Setelah peneliti mengolah data menggunakan software EViews 9, maka akan terlihat grafik berikut: Gambar 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas 4 2 0 -2 -4 1.5 -6 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 7 8 9 10 Res idual 31 Actual 32 33 34 35 Fitted Sumber: Output EViews 9 (data diolah) 92 Berdasarkan hasil di atas, data tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas. Sedangkan dengan uji Glejser, masalah heteroskedastisitas dapat dilihat melalui nilai p-value obs*square. Karena p-value obs*square = 4.259351 > 0.00 dan probabilitas Chi Square sebesar 0.2348 lebih besar dari yaitu 0.05. Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 1.497457 4.259351 1.568282 Prob. F(3,5) Prob. Chi-Square(3) Prob. Chi-Square(3) 0.3227 0.2348 0.6666 Sumber: Output EViews 9 (data diolah) 4. Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini, uji autokorelasi menggunakan Uji BreuschGodfrey yang penilaiannya dapat dilihat dari nilai Obs*R2 yaitu dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah autokorelasi pada penelitian tersebut begitupun sebaliknya. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 0.389223 1.854205 Prob. F(2,3) Prob. Chi-Square(2) 0.7075 0.3957 Sumber: Output EViews 9 (data diolah) Setelah diolah menggunakan Eviews 9, maka telah didapatkan hasilnya terlihat berdasarkan tabel di atas bahwa data yang diperoleh nilai Obs*R2 sebesar 1.854205 > 0,05 , maka dapat disimpulkan Ho diterima dan tidak terdapat masalah autokoreasi pada data tersebut. 93 E. Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas bertujuan untuk mengetahui apakah data stasioner dapat langsung diestimasi ataukah tidak stasioner dan juga untuk mengetahui nilai rata- rata dan varian dari time series, apakah data tersebut dapat mengalami perubahan secara sistematik (konstan) atau bahkan sebaliknya. Uji stasioneritas data dapat diteliti menggunakan metode uji grafik dan uji akar unit. Peneliti menggunakan metode uji akar unit agar mendapatkan hasil yang lebih akurat. Hasil dari uji akar unit ini membandingkan nilai t hitung dengan nilai kritis Mc. Kinnon dan bisa dilihat dari nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut stasioner. Sedangkan jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut tidak stasioner. Jika data tidak stasioner di perhitungan level normal, maka data dapat dinaikan ke diferensiasi tingkat 1. Setelah peneliti mengolah data dengan menggunakan aplikasi EViews 9 maka dapat diketahui hasil uji akar unit ADF tingkat level adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Tingkat Stasioneritas ADF Tingkat Level Level Variabel T. Stasioner Probabilitas Keterangan Hasil Investasi -3.158200 0.1049 Tidak Stasioner Underwriting -3.316373 0.0756 Tidak Stasioner Rasio Solvabilitas -2.450954 0.3500 Tidak Stasioner Laba -2.767022 0.2160 Tidak Stasioner Sumber: Output EViews (data diolah) Hasil penelitian ini pada uji unit root ADF tingkat level menunjukan bahwa semua variabel tidak stasioner . karena uji tingkat level 94 keseluruhan variabel tidak stasioner maka perlu dilanjutkan ke differensiasi tingkat pertama. Setelah data diolah dengan menggunakan aplikasi EViews 9 maka terlihat hasil uji akar unit tingkat 1st Difference adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Tingkat Stasioneritas ADF Tingkat 1st Difference 1st Difference Variabel T. Stasioner Probabilitas Keterangan Hasil Investasi -6.723302 0.0000 Stasioner Underwriting -7.285928 0.0000 Stasioner Rasio Solvabilitas -12.45401 0.0000 Stasioner Laba -6.794385 0.0000 Stasioner Sumber: Output EViews (data diolah) Seluruh dari variabel penelitian hasil uji unit root ADF pada tingkat 1st Difference menunjukan semua variabel sudah stasioner. Karena seluruh variabel sudah stasioner pada tingkat 1st Difference maka tidak perlu lagi ketingkat berikutnya di tingkat differensiasi tingkat kedua yaitu 2nd Difference. Dari penelitian yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai statistik t seluruh variabel sudah lebih besar dari ada nilai t pada tabel Mc. Kinnon pada tingkat kepercayaan 1%,5% dan 10% serta nilai probabilitasnya dapat lebih kecil dari nilai kritis 0.05 (<0.05). dengan demikian data telah stasioner pada tahap 1st Difference. 95 F. Pemilihan Model Regresi Data Panel 1. Common Effect Model Tabel 4.7 Hasil Uji Common Effect Dependent Variable: LABA? Method: Pooled Least Squares Date: 03/01/17 Time: 14:57 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 50 S Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. u INVES? UNDER? SOLVA? 0.574725 0.364823 0.011326 0.127293 0.126450 0.061225 4.514997 2.885104 0.184997 0.0000 0.0059 0.8540 m bR-squared Adjusted R-squared eS.E. of regression Sum squared resid r Log likelihood Durbin-Watson stat : 0.828887 0.821606 0.422367 8.384531 -26.30606 0.193908 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. 2.00E-07 1.000000 1.172242 1.286964 1.215929 Output EViews 9 2. Fixed Effect Model Tabel 4.8 Hasil Uji fixed effect Dependent Variable: LABA? Method: Pooled Least Squares Date: 03/01/17 Time: 14:57 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 50 Variable Coefficient C INVES? UNDER? SOLVA? 3.10E-07 0.195501 0.436589 -0.020148 Std. Error t-Statistic 0.017740 1.75E-05 0.058030 3.368978 0.062625 6.971497 0.039075 -0.515632 Prob. 1.0000 0.0018 0.0000 0.6092 96 Fixed Effects (Cross) AJB--C AIA--C ALIANS--C MNLF--C AVRIST--C PNNLF--C PRDNTL--C SNLF--C ATK--C AXA--C -0.134304 -0.046405 -0.720417 0.009202 -0.036348 -0.006403 1.372730 -0.139962 -0.291084 -0.007010 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.988119 0.984265 0.125439 0.582190 40.37762 256.4256 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 2.00E-07 1.000000 -1.095105 -0.597979 -0.905796 1.231064 Sumber: Output EViews 9 3. Uji Chow Tabel 4.9 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square Statistic d.f. Prob. 55.095935 133.367361 (9,37) 9 0.0000 0.0000 Sumber: Output EViews 9 Hasil dari Uji Chow pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai probabilitas cross section adalah 0.0000 atau < 0.05, maka ditolak. Oleh karena itu maka model yang dipilih adalah fixed effect. Selanjutnya 97 kita akan melakukan regresi dengan model random effect untuk menentukan model mana yang tepat. Hasil uji regresi dengan model random effect, dapat dilihat pada tabel 4.10. 4. Random Effect Model Tabel 4.10 Hasil Uji Random Effect Dependent Variable: LABA? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/01/17 Time: 15:00 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 50 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient C INVES? UNDER? SOLVA? Random Effects (Cross) AJB—C AIA—C ALIANS--C MNLF—C AVRIST--C PNNLF—C PRDNTL--C SNLF—C ATK—C AXA—C 3.01E-07 0.210559 0.441266 -0.022912 Std. Error t-Statistic 0.135720 2.22E-06 0.057356 3.671123 0.061585 7.165172 0.037850 -0.605350 Prob. 1.0000 0.0006 0.0000 0.5479 -0.128759 -0.059891 -0.714899 0.019023 -0.028363 0.012149 1.306203 -0.127520 -0.280869 0.002924 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 0.425502 0.125439 Rho 0.9200 0.0800 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared 0.862627 0.853668 Mean dependent var S.D. dependent var 2.61E-08 0.343293 98 S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.131321 96.28521 0.000000 Sum squared resid Durbin-Watson stat 0.793278 0.925269 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.741520 12.66553 Mean dependent var Durbin-Watson stat 2.00E-07 0.057952 Sumber: Output EViews 9 Berdasarkan tabel 4.8 yang menggunakan model fixed effect dan tabel 4.10 yang menggunakan model random effect, menunjukan kesamaan hasil variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap keuntungan perusahaan asuransi jiwa syariah yaitu hasil investasi dan underwriting. Kita masih belum bisa menentukan model manakah yang akan kita gunakan. Oleh karena itu diperlukan Uji Haussman untuk mengetahuinya. 5. Uji Haussman Tabel 4.11 Hasil Uji Haussman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. 7.415329 3 Prob. 0.0598 Sumber: Output EViews 9 Hasil pengujian tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas cross section adalah 0.0598 atau > 0.05, maka diterima dan menolak , berarti model penelitian menggunakan random effect. 99 G. Hasil Uji Hipotesis 1. Uji t Tabel 4.12 Hasil Uji t Dependent Variable: LABA? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/01/17 Time: 15:00 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 50 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient C 3.01E-07 INVES? 0.210559 UNDER? 0.441266 SOLVA? -0.022912 Sumber: Output EViews 9 Std. Error t-Statistic Prob. 0.135720 2.22E-06 0.057356 3.671123 0.061585 7.165172 0.037850 -0.605350 1.0000 0.0006 0.0000 0.5479 Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya dapat menggunakan indikator probabilitas yaitu apabila probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Uji hipotesis secara parsial menggunakan Uji t, tertera pada tabel berikut : Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Hasil Investasi terhadap Tingkat Keuntungan Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukkan, bahwa nilai probabilitas Hasil Investasi yaitu sebesar 0.0006 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga ditolak. Hal 100 ini berarti bahwa Hasil Investasi memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan. b. Pengaruh Underwriting terhadap Tingkat Keuntungan Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukkan bahwa nilai probabilitas Underwriting yaitu sebesar 0.0000 yang lebih besar dari 0.05 sehingga ditolak. Hal ini berarti bahwa Underwriting memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan. c. Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Tingkat Keuntungan Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukkan bahwa nilai probabilitas Rasio Solvabilitas yaitu sebesar 0.5479 yang lebih besar dari 0.05 sehingga diterima. Hal ini berarti bahwa Rasio Solvabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan. 2. Uji F Tabel 4.13 Hasil Uji F Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.862627 0.853668 0.131321 96.28521 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 2.61E-08 0.343293 0.793278 0.925269 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.741520 12.66553 Mean dependent var Durbin-Watson stat 2.00E-07 0.057952 Sumber: Output EViews 9 101 Berdasarkan tabel di atas hasil dari uji-F menunjukkan bahwa nilai probabilitas (F-statistic) sebesar 0.000000 < dari nilai α = 5% (0.000000 < 0.05). Maka disimpulkan bahwa Hasil diterima dan ditolak. Sehingga dapat Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah. 3. Koefisien Determinasi Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.862627 0.853668 0.131321 96.28521 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 2.61E-08 0.343293 0.793278 0.925269 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.741520 12.66553 Mean dependent var Durbin-Watson stat 2.00E-07 0.057952 Sumber: Output EViews 9 Berdasarkan tabel di atas besarnya angka Adjusted R-Squared adalah 0.853668. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 85% atau dapat diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan 85% terhadap variabel dependennya. Sedangkan sisanya 15% dipengaruhi faktor lain di luar model regresi tersebut. 102 Dari berbagai penelitian, penelitian menurut Husnul Khotimah (2014) terdapat faktor seperti premi, klaim dll. Menurut Lukman Nasution (2011) laba dipengaruhi oleh faktor jumlah pendapatan dan jumlah beban. H. Model Regresi Data Panel Penelitian dengan regresi data panel digunakan untuk melihat pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut merupakan tabel model regresi: Tabel 4.15 Model Regresi Dependent Variable: LABA? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/01/17 Time: 15:00 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 50 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient C 3.01E-07 INVES? 0.210559 UNDER? 0.441266 SOLVA? -0.022912 Sumber: Output EViews 9 Std. Error t-Statistic 0.135720 2.22E-06 0.057356 3.671123 0.061585 7.165172 0.037850 -0.605350 Prob. 1.0000 0.0006 0.0000 0.5479 Berdasarkan hasil EViews 9 di atas, maka didapat persamaan model regresi antar variabel Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas adalah sebagai berikut : Likuiditas = 3.01E-07 – 0.210559 0.022912 + 0.441266 – + 103 Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa : a. Konstanta sebesar 3.01E-07 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat keuntungan adalah sebesar 3.01E-07. b. Jika nilai Hasil Investasi pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan menaikan tingkat keuntungan pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.210559 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan. c. Jika nilai Underwriting pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 1% akan menaikkan tingkat keuntungan pada observasi ke I dan periode ke t sebesar 0.441266 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan. d. Jika nilai Rasio Solvabilitas pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 1% akan menurunkan tingkat keuntungan pada observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.022912 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap konstan. Tabel 4.16 Model Regresi Tiap Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Random Effect AJB—C AIA—C ALIANS—C MNLF—C AVRIST—C PNNLF—C PRDNTL—C Konstanta -0.128759 -0.059891 -0.714899 0.019023 -0.028363 0.012149 1.306203 104 SNLF—C ATK—C AXA—C -0.127520 -0.280869 0.002924 Sumber : Output EViews 9 (data diolah) Berdasarkan hasil EViews 9 di atas, maka didapat persamaan model regresi tiap bank umum syariah sebagai berikut : 1. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera: Laba AJB Bumiputera = -0.128759 - 0.210559 - 0.022912 + 0.441266 + Konstanta laba sebesar -0.128759 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera adalah sebesar 0.128759. 2. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AIA: Laba AIA = -0.059891 - 0.210559 0.022912 + 0.441266 - + Konstanta laba sebesar -0.059891 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AIA adalah sebesar -0.059891. 105 3. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Allianz Life: Laba Allianz Life = -0.714899 - 0.210559 - 0.022912 + 0.441266 + Konstanta laba sebesar -0.714899 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Allianz Life adalah sebesar -0.714899. 4. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Manulife: Laba Manulife = 0.019023 - 0.210559 0.022912 + 0.441266 - + Konstanta laba sebesar 0.019023 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Manulife adalah sebesar 0.019023. 5. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Avrist: Laba Avrist = -0.028363 - 0.210559 0.022912 + 0.441266 - + Konstanta laba sebesar -0.028363 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Avrist adalah sebesar -0.028363. 106 6. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Panin Life: Laba Panin Life = 0.012149 - 0.210559 0.022912 + 0.441266 - + Konstanta laba sebesar 0.012149 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Panin Life adalah sebesar 0.012149. 7. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Prudential: Laba Prudential = 1.306203 - 0.210559 0.022912 + 0.441266 - + Konstanta laba sebesar 1.306203 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Prudential adalah sebesar 1.306203. 8. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Sun Life: Laba Sun Life = -0.127520 - 0.210559 0.022912 + 0.441266 - + Konstanta laba sebesar -0.127520 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Sun Life adalah sebesar -0.127520. 9. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga: 107 Laba ATK = -0.280869 - 0.210559 0.022912 + 0.441266 - + Konstanta laba sebesar -0.280869 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga adalah sebesar -0.280869. 10. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AXA: Laba AXA Syariah = 0.002924 - 0.210559 - 0.022912 + 0.441266 + Konstanta laba sebesar 0.002924 menunjukkan bahwa jika variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AXA adalah sebesar 0.002924. I. Interpretasi Hasil Penelitian Analisis regresi data panel yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari Hasil Investasi , Underwriting dan Rasio Solvabilitas terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat disederhanakan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.17 Hubungan Variabel Independen Terhadap Laba Perusahaan Variabel Hubungan yang Ditemukan Hasil Investasi Berpengaruh Underwriting Berpengaruh 108 Rasio Solvabilitas Tidak berpengaruh Sumber: Output Eviews 9.0 (data diolah) 1. Pengaruh Hasil Investasi terhadap Laba Berdasarkan tabel 4.12, variabel Hasil Investasi mempunyai nilai signifikan 0.0006 < 0.05l. Hal ini berarti menerima menolak atau . Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil Investasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Agung Ali (2009) yang menyatakan bahwa Hasil Investasi berpengaruh terhadap Laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel Hasil Investasi berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Semakin tinggi Hasil Investasi yang dihasilkan, akan meningkatkan laba perusahaan asuransi jiwa syariah yang diperlukan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. 2. Pengaruh Underwriting terhadap Laba Berdasarkan tabel 4.12 , variabel Underwriting mempunyai nilai signifikan 0.0000 > 0.05. Hal ini berarti menerima . Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Underwriting secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini didukung hasil 109 penelitian yang dilakukan oleh Feby Riani (2014) yang menyatakan bahwa Underwriting berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Bagi perusahaan asuransi syariah, proses Underwriting bertujuan untuk memastikan bahwa calon peserta asuransi syariah memiliki tingkat risiko sesuai dengan yang diasumsikan perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat menjaga kecukupan dana tabarru’ untuk membayar klaim-klaim yang terjadi, sehingga peserta dan pemegang polis mendapatkan keadilan yang sama dalam berkontribusi tabarru’ sesuai dengan risiko yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Ela Patriana dan Rijal Assidiq dalam jurnal nya yang berjudul Prosedur Underwriting Bancassurance dan Asuransi Jiwa Syariah pada PT. Asuransi Takaful Keluarga. 3. Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Laba Berdasarkan tabel 4.12, variabel Rasio Solvabilitas mempunyai nilai signifikan 0.5479 > 0.05l. Hal ini berarti menerima menolak dan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap Laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandi Sofiandi (2015) yang menyatakan bahwa Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. 110 Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel Rasio Solvabilitas tidak memiliki pengaruh secara parsial yang signifikan terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hal ini terjadi karena dalam memenuhi kewajibannya, perusahaan menggunakan dana yang di peroleh dari modal sendiri dan pinjaman dari bank maupun lembaga keuangan lainnya, sehingga tidak berpengaruh secara langsung terhadap laba. 4. Pengaruh Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah. Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hal ini ditunjukkan dengan probabilitas pada uji F adalah 0.0000 < 0.05 artinya menerima dan menolak . . Berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi laba perusahaan atau dapat disimpulkan bahwa Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap Laba perusahaan asuransi jiwa syariah. 111 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara parsial, Hasil Investasi dan Underwriting memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah dengan niai signifikan dari variabel Hasil Investasi ialah sebesar 0,0006 dan Underwriting sebesar 0,000 < 0,05. Sementara variabel Rasio Solvabilitas secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah periode tahun 2011- 2015 dengan nilai signifikannya sebesar 0,5479 > 0,05. 2. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara Hasil Investasi, Undewriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah periode 2011-2015 dengan nilai signifikannya sebesar 0,0000 < 0,05. 3. Variabel yang paling dominan mempengaruhi laba perusahaan asuransi jiwa syariah adalah variabel Undewriting dengan konstanta 0.441266. 4. Variabel yang paling tidak dominan mempengaruhi laba perusahaan asuransi jiwa syariah adalah Rasio Solvabilitas dengan konstanta 0,022912. 112 B. Saran Berkaitan dengan penelitian ini, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Penelitian ini menggunakan 10 sampel perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2011-2013. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar dapat lebih mengembangkan sampel dengan menambahkan atau merubah jumlah sampel dengan variabel yang juga lebih bervariasi. 2. Variabel independen dalam penelitian ini sebesar 85% sehingga disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menambahkan variabel independen yang secara teoritis berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. 3. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan perusahaan asuransi jiwa syariah tetapi bisa juga mengambil dari asuransi umum syariah ataupun perusahaan asuransi kerugian syariah. 4. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rentang waktu yang berbeda dan lebih lama agar diperoleh hasil yang lebih akurat, serta melakukan pengembangan teori sehingga penelitian selanjutnya lebih baik dan komprehensif. 113 DAFTAR PUSTAKA A. Buku dan Penelitian/Jurnal Abdullah, Amrin ―Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional‖. Kelompok Gramedia. Jakarta: 2006 Albahi, Muhammad. ―Analisa Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Rasio Solvabilitas Pada Kinerja Keuangan PT Bank Sumut Cabang Pirngadi Medan‖. Jurnal Ilmiah ―DUNIA ILMU‖ : 2015 Ali, M. Agung. ―Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT Asuransi Syariah Mubarakah)‖ Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor: 2009 Bima, Recly. ―Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT H.M Sampoerna Tbk‖ Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya: 2016 Dahlia, Lia & Herlina. ―Aanalisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas dalam Mendukung Pembiayaan Pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk‖ EISSN 2502-4159. Dipta, Ardio. ―Analisis Pengaruh Solvabilitas dan Underwriting Terhadap Profitabilitas Perusahaan Asuransi Kerugian (Studi Pada Perusahaan Asuransi Kerugian yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012)‖ Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya: 2014 Dwi, Christine. ―Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45‖ Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha. Bandung: 2012 Eka, Febrinda. ―Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Surplus Underwriting Asuransi Umum Syariah di Indonesia‖ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Surabaya: 2016 114 Hanum, Zulia. ―Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha pada Pusat Penelitian Karet Tanjung Morawa Sumatera Utara‖ Jurnal Ilmiahkultura. UMN Alwashliyah: 2009 Hartono, Agus. ―Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi‖ Universitas Gajah Mada. Yogyakarta:2008 Hidayati, Nur. ―Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah: Perbedaan dalam Lingkup Akuntansi‖ Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: 2014 Humaemah, Ratu. ―Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia‖ Jurnal Syar‘ Insurance: 2015 Ichsan, Nurul. ―Pengantar Asuransi Syariah‖ Gaung Persada Press Group. Jakarta:2014 Ismanto, Kuat. ―Asuransi Syariah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam‖ Pustaka Pelajar. Yogyakarta: 2009 Kasmir. ―Pengantar Manajemen Keuangan‖ Kencana. Jakarta: 2014 Kawistara. ―Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa di Indonesia: suatu kajian dari sisi penawaran‖. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada. Jogjakarta: 2011 Khan, Hayat. ―Optimal Incentives For Takaful (Islamic Insurance)‖ Journal of Economic Behavior & Organization: 2014 Khotimah, Husnul. ―Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Syariah Pada PT Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah Periode 2008-2012‖ Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Neger. Jakarta: 2014 Labombang, Mastura. ―Manajemen Risiko dalam Proyek Kontruksi‖ Jurusan Teknik Universitas Tadulako. Palu: 2011 115 Lokobal, Arif. ―Manajemen Risiko Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Kontruksi di Propinsi Papua (Studi kasus di Kabupaten Sarmi)‖ Universitas Sam Ratulangi. Manado: 2014 Moeljadi. ―Manajemen Keuangan‖ Bayumedia. Malang: 2006 Monica, Grace. ―Analisis Rasio keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Internasional Nickel Corporation Tbk‖ Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya: 2013 Mudjiyono. ―Investasi Dalam Saham & Obligasi dan Meminimalisasikan Risiko Sekuritas Pada Pasar Modal Indonesia‖ STIE AKA. Semarang: 2012 Murnani, Nimas. ―Analisis Pengaruh Hasil Underwriting Terhadap Tingkat Solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Interventing‖ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kalijaga. Yogyakarta: 2016 N, Lukman. ―Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah‖ Fakultas syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri. Jakarta: 2011 Nanda, Ade. ―Analisis Investasi dalam Asuransi Syariah di Indonesia Terhadap Portofolio Optimal‖ Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta: 2012 Nur, M. Rianto. ―Pemasaran Strategik pada Asuransi Syariah Kesehatan, Pendidikan, Jiwa‖ Gramata Publishing. Bekasi: 2015 Otoritas Jasa Keuangan ―Statistik Perasuransian di Indonesia 2015‖ di akses pada tanggal 25 Maret 2017 Patriana, Ela. ―Model Perhitungan Tarif Premi Asuransi Syariah dalam Hubungannya Dengan Segmentasi Pasar dan Laba Perusahaan‖ Jurnal Etikonomi. Universitas Islam Negeri. Jakarta: 2014 Patriana, Ela & Rizal. ―Prosedur Underwriting Bancassurance dan Asuransi Jiwa Syariah Pada PT Takaful Keluarga‖ Al-Iqhtisad: 2012 116 Puspitasari, Novi. ―Sejarah dan Perkebangan Asuransi Islam serta Perbedaannya Dengan Asuransi Konvensional‖ ISSN: 1412-5366 Rahmadi, Adha. ―Perhitungan Pendapatan dan Beban untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa‖ Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya: 2015 Ramadhani, Herry. ―Prospek dan Tantangan Perkembangan Asuransi di Indonesia‖ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman. Samarinda Redhika, Rizki. ―Analisis Potensi dan Kendala Pengembangan Asuransi Syariah di Indonesia di Kota Medan‖ Kasyful Mahalli. Jurnal Ekonomi dan Keuangan vol. 2 No. 5 Rodoni, Ahmad. ―Investasi Syariah‖ Universitas Islam Negeri. Jakarta: 2009 S, Burhanuddin. ―Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah‖ Graha Ilmu. Yogyakarta: 2010 Sani, Fathnur. ―Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental‖ Budi Utama. Yogyakarta: 2016 Septian, Alvien. ―Hukum Perbankan Syariah‖. Sinar Grafika Offset. Jakarta: 2008 B. Website http://www.tribunnews.com/bisnis/2016/11/08/prospek-industri-asuransi-jiwasyariah-kian-menjanjikan di akses pada tanggal 16 Desember 2016 http://aaji.or.id/Berita/aaji-daily-news---13-januari-2016 di akses pada tanggal 07 Januari 2017 http://www.ojk.go.id/Files/201511/RPOJKKesehatanKeuPAPR_1448253726.pdf di akses pada tanggal 16 Januari 2017 http://reliance-life.com/oneclick/?p=3400 di akses pada tanggal 17 Januari 2017 http://finansial.bisnis.com/read/20151201/215/497332/rbc-asuransi-syariahaturan-baru-terbit-desember di akses pada tanggal 17 Januari 2017 117 http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-unsur-dan-jenis-jenislaba.html di akses pada tanggal 15 Februari www.bumiputera.com di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.aia-financial.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.allianz.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.manulife-indonesia.com di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.avrist.com di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.panindai-ichilife.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.prudential.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.sunlife.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.takaful.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.axa.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016. www.ojk.go.id di akses pada tanggal 15 Desember 2016 118 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lapiran 1 : Data Variabel Peneitian 119 Lampiran 2 : Data Variabel ZScore Lampiran 3 : Uji Stasioneritas Tahap Level 120 1. Variabel Laba Null Hypothesis: LABA has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level t-Statistic Prob.* -2.807114 -3.571310 -2.922449 -2.599224 0.0646 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LABA) Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 21:05 Sample (adjusted): 2012 2060 Included observations: 49 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LABA(-1) C -0.287720 0.000766 0.102497 0.102337 -2.807114 0.007482 0.0073 0.9941 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.143584 0.125363 0.716336 24.11747 -52.16033 7.879891 0.007254 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -0.001528 0.765954 2.210626 2.287843 2.239922 1.777878 2. Variabel Hasil Investasi Null Hypothesis: INVES has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level t-Statistic Prob.* -3.132496 -3.571310 -2.922449 -2.599224 0.0306 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. 121 Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(INVES) Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 21:03 Sample (adjusted): 2012 2060 Included observations: 49 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INVES(-1) C -0.347836 -0.001756 0.111041 0.110694 -3.132496 -0.015867 0.0030 0.9874 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.172718 0.155116 0.774806 28.21527 -56.00504 9.812531 0.002981 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -0.005685 0.842936 2.367553 2.444770 2.396849 1.723980 3. Variabel Underwriting Null Hypothesis: UNDER has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level t-Statistic Prob.* -3.363431 -3.571310 -2.922449 -2.599224 0.0172 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(UNDER) Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 21:07 Sample (adjusted): 2012 2060 Included observations: 49 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. UNDER(-1) C -0.385455 0.008191 0.114602 0.114228 -3.363431 0.071703 0.0015 0.9431 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.194000 0.176851 0.799545 30.04580 -57.54510 11.31267 0.001539 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.003749 0.881260 2.430412 2.507630 2.459709 1.829981 122 4. Variabel Rasio Solvabilitas Null Hypothesis: SOLVA has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level t-Statistic Prob.* -2.486304 -3.574446 -2.923780 -2.599925 0.1250 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(SOLVA) Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 21:06 Sample (adjusted): 2013 2060 Included observations: 48 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. SOLVA(-1) D(SOLVA(-1)) C -0.372799 -0.363275 0.007763 0.149941 0.138737 0.127264 -2.486304 -2.618449 0.061000 0.0167 0.0120 0.9516 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.386240 0.358961 0.881618 34.97629 -60.51231 14.15926 0.000017 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.002182 1.101130 2.646346 2.763296 2.690542 1.930051 Lampiran 4 : Uji Stasioneritas Tahap 1st Difference 1. Variabel Laba Null Hypothesis: D(LABA) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level t-Statistic Prob.* -6.858659 -3.574446 -2.923780 -2.599925 0.0000 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. 123 Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(LABA,2) Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 21:06 Sample (adjusted): 2013 2060 Included observations: 48 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(LABA(-1)) C -1.011000 0.000657 0.147405 0.112904 -6.858659 0.005820 0.0000 0.9954 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.505595 0.494847 0.782224 28.14619 -55.29811 47.04120 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.001686 1.100575 2.387421 2.465388 2.416885 2.002557 2. Variabel Hasil Investasi Null Hypothesis: D(INVES) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level t-Statistic Prob.* -6.790953 -3.574446 -2.923780 -2.599925 0.0000 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(INVES,2) Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 21:04 Sample (adjusted): 2013 2060 Included observations: 48 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(INVES(-1)) C -1.001034 -0.008325 0.147407 0.124257 -6.790953 -0.067000 0.0000 0.9469 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.500635 0.489780 0.860859 34.08961 -59.89605 46.11705 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -0.002931 1.205183 2.579002 2.656969 2.608466 2.000679 124 3. Variabel Underwriting Null Hypothesis: D(UNDER) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level t-Statistic Prob.* -7.342780 -3.574446 -2.923780 -2.599925 0.0000 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(UNDER,2) Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 21:07 Sample (adjusted): 2013 2060 Included observations: 48 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(UNDER(-1)) C -1.079205 0.003138 0.146975 0.129524 -7.342780 0.024230 0.0000 0.9808 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.539615 0.529607 0.897362 37.04191 -61.88942 53.91642 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -0.000829 1.308390 2.662059 2.740026 2.691523 2.034799 4. Variabel Rasio Solvabilitas Null Hypothesis: D(SOLVA) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level t-Statistic Prob.* -12.57807 -3.574446 -2.923780 -2.599925 0.0000 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. 125 Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(SOLVA,2) Method: Least Squares Date: 08/16/17 Time: 21:07 Sample (adjusted): 2013 2060 Included observations: 48 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(SOLVA(-1)) C -1.549478 0.003222 0.123189 0.134227 -12.57807 0.024003 0.0000 0.9810 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.774739 0.769842 0.929949 39.78103 -63.60159 158.2079 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 0.000289 1.938414 2.733399 2.811366 2.762863 2.038235 126 Lampiran 5 : Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.896603 Prob. F(4,4) 0.1638 Obs*R-squared 6.690296 Prob. Chi-Square(4) 0.1532 Scaled explained SS 2.168499 Prob. Chi-Square(4) 0.7048 Test Equation: Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 02/27/17 Time: 17:47 Sample: 7 35 Included observations: 9 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.533334 1.085657 2.333458 0.0799 INVES -0.533849 0.180987 -2.949645 0.0420 UNDER -0.179481 0.363134 -0.494256 0.6470 SOLVA 6.297063 4.234890 1.486948 0.2112 PEND 0.597788 0.464733 1.286305 0.2677 R-squared 0.743366 Mean dependent var 0.595726 Adjusted R-squared 0.486732 S.D. dependent var 0.379411 S.E. of regression 0.271820 Akaike info criterion 0.532831 Sum squared resid 0.295545 Schwarz criterion 0.642400 Log likelihood 2.602262 Hannan-Quinn criter. 0.296381 F-statistic 2.896603 Durbin-Watson stat 2.390380 Prob(F-statistic) 0.163778 127 2. Uji Autokoreasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.477652 Prob. F(2,2) 0.4036 Obs*R-squared 5.367528 Prob. Chi-Square(2) 0.0683 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 02/27/17 Time: 17:51 Sample: 7 35 Included observations: 9 Presample and interior missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.552035 5.906978 -1.278494 0.3294 INVES 1.737829 1.231442 1.411215 0.2936 UNDER 0.314033 1.266952 0.247865 0.8274 SOLVA -27.00480 21.86297 -1.235184 0.3422 PEND -2.163405 2.052929 -1.053814 0.4025 RESID(-1) -1.378912 0.925187 -1.490415 0.2746 RESID(-2) -1.107722 0.693652 -1.596942 0.2514 R-squared 0.596392 Mean dependent var -8.20E-16 -0.614432 S.D. dependent var 0.737023 S.E. of regression 0.936464 Akaike info criterion 2.758067 Sum squared resid 1.753930 Schwarz criterion 2.911464 Hannan-Quinn criter. 2.427037 Durbin-Watson stat 2.734276 Adjusted R-squared Log likelihood -5.411302 F-statistic 0.492551 Prob(F-statistic) 0.787873 128 Lampiran 6 : Regresi Data Panel 1. Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic Cross-section F Cross-section Chi-square d.f. Prob. 55.095935 (9,37) 0.0000 133.367361 9 0.0000 Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: LABA? Method: Panel Least Squares Date: 03/01/17 Time: 14:59 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -4.32E-08 0.060378 -7.15E-07 1.0000 INVES? 0.574725 0.128669 4.466707 0.0001 UNDER? 0.364823 0.127817 2.854247 0.0064 SOLVA? 0.011326 0.061887 0.183018 0.8556 R-squared 0.828887 Mean dependent var 2.00E-07 Adjusted R-squared 0.817728 S.D. dependent var 1.000000 S.E. of regression 0.426934 Akaike info criterion 1.212242 Sum squared resid 8.384531 Schwarz criterion 1.365204 Hannan-Quinn criter. 1.270491 Durbin-Watson stat 0.193908 Log likelihood -26.30606 F-statistic 74.27620 Prob(F-statistic) 0.000000 129 2. Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 7.415329 3 0.0598 Random Var(Diff.) Prob. Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed INVES? 0.195501 0.210559 0.000078 0.0878 UNDER? 0.436589 0.441266 0.000129 0.6807 SOLVA? -0.020148 -0.022912 0.000094 0.7758 Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.10E-07 0.017740 1.75E-05 1.0000 INVES? 0.195501 0.058030 3.368978 0.0018 UNDER? 0.436589 0.062625 6.971497 0.0000 SOLVA? -0.020148 0.039075 -0.515632 0.6092 Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: LABA? Method: Panel Least Squares Date: 03/01/17 Time: 15:00 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 50 Variable Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) 130 R-squared 0.988119 Mean dependent var 2.00E-07 Adjusted R-squared 0.984265 S.D. dependent var 1.000000 S.E. of regression 0.125439 Akaike info criterion -1.095105 Sum squared resid 0.582190 Schwarz criterion -0.597979 Log likelihood 40.37762 Hannan-Quinn criter. -0.905796 F-statistic 256.4256 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000000 1.231064 131