pengaruh hasil investasi, underwriting dan rasio

advertisement
PENGARUH HASIL INVESTASI, UNDERWRITING DAN RASIO
SOLVABILITAS TERHADAP LABA PERUSAHAAN
ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA
(PERIODE 2011-2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH
JAMILAH NURINDAH SARI
1113085000034
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017M / 1438 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. INFORMASI PRIBADI
Nama
Tempat, Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Kebangsaan
Alamat
Telepon
Email
: Jamilah Nurindah Sari
: Jakarta, 18 Oktober 1995
: Perempuan
: Islam
: Indonesia
: Jl. Kapuk Raya Gg. Masjid Al-Munawaroh RT.
015/011 No. 47 Kelurahan Kapuk, Kecamatan
Cengkareng, Kota Jakarta Barat,
Provinsi DKI Jakarta,
11720
: 089660578072
: [email protected]
B. Pendidikan Formal
SDN Wijaya Kusuma 02 Pagi Jakarta
SMPN 108 Jakarta
SMAN 56 Jakarta
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
: Tahun 2001-2007
: Tahun 2007-2010
: Tahun 2010-2013
: Tahun 2013-2017
C. Pengalaman Organisasi
1. Sekretaris Company Visit Bank Indonesia HMJ Perbankan Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2014-2015
2. Anggota Departemen Kemahasiswaan HMJ Perbankan Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2015-2016
3. Anggota Departemen Datinpers KOPRI PMII Cabang Ciputat Periode
2015-2016
4. Sekretaris Bidang I Departemen Minat dan Bakat HMJ Perbankan Syariah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2016-2017
D. Keahlian
1. Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel, dan Power Point)
2. Mampu bekerja secara tim maupun individu
3. Mampu berkomunikasi dengan baik.
v
E. Latar Belakang Keluarga
Ayah
Tempat, Tanggal Lahir
Ibu
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat
Telepon
Anak Ke
: Rusdin Lapoda, S.Pd.i
: Kendari, 12 Desember 1957
: Sukaesih
: Rajapolah, 04 Februari 1975
: Jl. Kapuk Raya Gg. Masjid Al-Munawaroh RT.
015/011 No. 47 Kelurahan Kapuk, Kecamatan
Cengkareng, Kota Jakarta Barat,
Provinsi DKI Jakarta,
11720
: 081380626331
: 5 dari 6 Bersaudara
vi
ABSTRACT
This study analyzes the influence of Return, Underwriting and Ratio
Solvability of the Profit of Islamic Life Insurance Company in Indonesia. The data
used in this study is the annual data over the period 2011-2015. The study is using
method of analysis of the data panel regression by using a computer program
EViews 9.0, SPSS 20.0, and Microsoft Excel 2007. The result showed that Return
on Investment, Underwriting and Ratio Solvability or together have a significant
influence on the Profit with the sig 0.0000 < 0.05. The result showed a partial
Return on Investment significantly influences on Profit with the sig. 0,0006 <
0,05. Underwriting significantly influences on Profit with the sig. 0,0000. Ratio
Solvability does not affect the partial on the Profit with the sig. 0.5479. The most
dominant variable is Underwriting with constanta 0.441266. Variable that is not
dominant is Ratio Solvability.
Keyword: Return on Investment, Underwriting, Ratio Solvability, Profit
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hasil Investasi, Underwriting
dan Rasio Solvabilitas terhadap Laba perusahaan asuransi jiwa syariah di
Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan dari
tahun 2011-2015. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel
dengan menggunakan program komputer EViews 9.0, SPSS, dan Microsoft Excel
2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil Investasi, Underwriting dan
Rasio Solvabilitas secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Laba perusahaan asuransi jiwa syariah dengan nilai sig.
0.0000 < 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial Hasil Investasi
berpengaruh secara signifikan terhadap Laba dengan nilai sig. 0.0006 < 0.05.
Underwriting berpengaruh secara parsial terhadap Laba dengan nilai sig. 0.0000.
Rasio Solvabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Laba dengan nilai
sig. 0.5479. Variabel yang paling dominan adalah variabel Underwriting dengan
konstanta 0.441266. Variabel yang tidak dominan adalah Rasio Solvabilitas.
Kata Kunci: Hasil Investasi, Underwriting, Rasio Solvabilitas, Laba
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira
kepada hambanya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia (2011-2015)”. Semoga
skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan
serta pengetahuan bagi pembaca.
Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat
berharga selama perkuliahan.
2. Bapak Dr. Suhenda Wiranata, M.E selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan pengarahan, ilmu yang berharga, serta bimbingan yang
berarti selama penyelesaian skripsi. Terima kasih atas semua saran dan
arahan
yang
Bapak
berikan
selama
proses
penulisan
hingga
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
Bapak.
ix
3. Ibu Santi Yustini, SE., M.AK, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan
bimbingan dan pengaruh dalam menyelesaikan penyelesaian skripsi.
Terima Kasih atas semua saran dan arahan yang Ibu berikan selama proses
penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan Ibu.
4. Bapak Ade Suherlan, SE, M.BA, selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang senantiasa memberikan saran-saran yang bermanfaat, yang membuat
penulis mampu memulai skripsi atas arahan yang di berikan oleh beliau.
5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E.,MBA selaku Ketua Jurusan
Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, S.E.,M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
yang
telah
meluangkan
waktunya
untuk
mendengarkan kesulitan saya dan memberikan saran-saran yang
bermanfaat.
6. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi saya. Semoga
Allah selalu memberikan pahala yang sebesar-besarnya. Atas kebaikan
para Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi
ilmunya dan membantu saya selama perkuliahan.
7. Staf akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang membantu dalam pembuatan surat-surat yang diperlukan
penulis, terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.
x
8. Keluarga terbaik dan tersayang yang saya miliki, Ayahanda Rusdin
Lapoda, S.Pd.i dan Ibunda Sukaesih, yang selalu memberikan yang terbaik
dan mencurahkan segala perhatiannya selama ini, yang telah bekerja keras
demi anak-anak dan keluarga serta membantu secara financial dan moral
dalam penyelesaian skripsi ini. Tak lupa Kakak dan Adikku tersayang Umi
Sultra, S.Pd dan Naura Zein yang selalu memberikan dukungan serta
menghibur di kala suka maupun duka. Terimakasih atas didikan dan
masukan yang telah diberikan, tanpa dukungan dari kalian saya tidak akan
bisa menjadi seperti ini.
9. Sahabat-sahabat terbaik saya, Uphi Samsurin,SE , Hexa Nurhidayanti,SE
,Mannik Manila, Syifa Alawiyah, Dwi Rahma Putri,SE dan Yesi Fitriani
yang selalu membantu dari pertama masuk kuliah, disaat perkuliahan,
hingga saat ini mendukung pengerjaan skripsi. Terima Kasih atas empat
tahun kebersamaan yang kalian berikan dengan kalian kuliah jadi lebih
berwarna. Semoga kita bisa jadi orang sukses dimasa depan dan kembali
bertemu dengan kesuksesannya masing-masing.
10. Sahabat-sahabat di Perbankan Syariah A angkatan 2013, Farida Yunita,SE
Suci Lailatuniar,SE Sri Rahayu,SE , Maulidya Himma,SE , Virly
Indayani,SE , Lalu Renaldi, SE dan Moamar Khadapi, SE yang selalu
membantu penulis dan memberikan support nya.
11. Arghea Permata dan Putri Irianti yang menemani kurang lebih 1 tahun
terakhir ini di ruang yang sama, dengan dukungan yang selalu membuat
haru, serta menghibur dikala sedih, terimakasih untuk semuanya.
xi
12. Sahabat-sahabat KKN Beriman terbaik Arifa Fauziah, Naufal Al-Gifari,
Delsha Amanda Pohan,S.Sos Abie Sentani, Yusuf dll yang selalu
mendukung dan membantu meringankan beban penulis serta menghibur
dikala suka maupun duka.
13. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah angkatan 2013 yang saya
cintai serta saya banggakan dan yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu.
14. Seluruh jajaran HMJ Perbankan Syariah periode 2012-2016 dan
Mahasiswa Perbankan Syariah dari semua angkatan yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, yang telah bersama saya selama kepengurusan.
Terima Kasih atas loyalitas, pembelajaran dan kerjasama kalian selama
kepengurusan.
15. Teman-teman Organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Terima
Kasih
atas
loyalitas,
pembelajaran, dan kerjasama kalian selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan, baik
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta,
April 2017
Jamilah Nurindah Sari
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xviii
BAB I.
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 16
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 17
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 17
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 19
A. Hasil Investasi ...................................................................................... 19
1. Pengertian Hasil Investasi .............................................................. 19
2. Jenis-jenis Hasil Investasi............................................................... 20
3. Tujuan Hasil Investasi .................................................................... 20
B. Underwriting ........................................................................................ 21
1. Pengertian Underwriting ................................................................ 21
2. Tujuan Underwriting ...................................................................... 22
C. Rasio Solvabilitas ................................................................................. 23
1. Pengertian Rasio Solvabilitas ......................................................... 23
xiii
2. Jenis-jenis Rasio Solvabilitas ......................................................... 24
3. Fungsi Rasio Solvabilitas ............................................................... 25
D. Laba ...................................................................................................... 25
1. Pengertian Laba .............................................................................. 25
2. Jenis-jenis Laba .............................................................................. 27
E. Asuransi ................................................................................................ 28
1. Pengertian Asuransi ........................................................................ 28
2. Jenis-jenis Asuransi ........................................................................ 29
F. Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah ..................................... 30
G. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah .................... 33
H. Asuransi Jiwa........................................................................................ 34
I. Manajemen Risiko ................................................................................ 37
1. Pengertian Manajemen Risiko ........................................................ 37
2. Proses Manajemen Risiko .............................................................. 38
J. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 40
K. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 49
L. Keterkaitan Antar Variabel & Hipotesis .............................................. 51
1. Pengaruh Hasil Investasi (X1) terhadap Laba (Y) ......................... 52
2. Pengaruh Underwriting (X2) terhadap Laba (Y)........................... 52
3. Pengaruh Rasio Solvabilitas (X3) terhadap Laba (Y) .................. 53
4. Pengaruh (X1), (X2) dan (X3) terhadap Laba (Y) .......................... 54
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 55
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 55
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 55
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 57
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 58
1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 58
2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 59
a. Uji Normalitas ......................................................................... 59
b. Uji Multikolinearitas ...............................................................60
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 60
xiv
d. Uji Autokoreasi ....................................................................... 61
3. Uji Stasioneritas ............................................................................ 62
4. Model Regresi Data Panel............................................................. 62
a. Common Effect Model (CEM) ................................................ 62
b. Fixed Effect Model (FEM) ...................................................... 63
c. Uji Chow ................................................................................. 63
d. Random Effect Model (REM) ................................................. 64
e. Uji Hausman ........................................................................... 64
5. Uji Signifikansi ............................................................................. 65
a. Uji t ......................................................................................... 65
b. Uji F ........................................................................................ 66
c. Uji Koefisien Determinasi (
) .............................................. 66
6. Model Regresi Data Panel .............................................................. 67
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 68
1. Variabel Dependen ......................................................................... 68
2. Variabel Independen ....................................................................... 68
a. Hasil Investasi (X1) ................................................................. 68
b. Underwriting (X2) ................................................................... 69
c. Rasio Solvabilitas (X3) ............................................................ 70
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 71
A. Sejarah Singkat Objek Penelitian ......................................................... 71
1. PT AJB Bumiputera 1912 ............................................................. 71
2. PT AIA Financial .......................................................................... 72
3. PT Allianz Life Indonesia ............................................................. 73
4. PT Asuransi Jiwa Manulife ........................................................... 76
5. PT Avrist Assurance ..................................................................... 77
6. PT Panin Daichi Life..................................................................... 78
7. PT Prudential Life Assurance ....................................................... 80
8. PT Sun Life Financial ................................................................... 81
9. PT Asuransi Takaful Keluarga ...................................................... 82
10. PT AXA Finansial Indonesia ........................................................ 84
xv
B. Analisis Deskriptif Statistik .................................................................. 85
C. Pergerakan Variabel Penelitian ............................................................ 86
1. Analisis Perkembangan Variabel Laba Perusahaan ...................... 86
2. Analisis Perkembangan Variabel Hasil Investasi ......................... 87
3. Analisis Perkembangan Variabel Underwriting ........................... 88
4. Analisis Perkembangan Variabel Rasio Solvabilitas .................... 89
D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 91
1. Uji Normalitas ............................................................................... 91
2. Uji Multikolenieritas ..................................................................... 91
3. Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 92
4. Uji Autokorelasi ............................................................................ 93
E. Uji Stasioneritas.................................................................................... 94
F. Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................................... 96
1. Common Effect Model (CEM) ...................................................... 96
2. Fixed Effect Model (FEM) ............................................................ 96
3. Uji Chow ....................................................................................... 97
4. Random Effect Model (REM) ....................................................... 98
5. Uji Hausman ................................................................................. 99
G. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 100
1. Uji t ............................................................................................... 100
2. Uji F .............................................................................................. 101
3. Koefisien Determinasi................................................................... 102
H. Model Regresi Data Panel .................................................................... 103
I. Interpretasi Hasil Penelitian ................................................................. 108
BAB V. PENUTUP............................................................................................... 112
A. Kesimpulan ........................................................................................... 112
B. Saran ..................................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 114
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pertumbuhan Asuransi dan Reasuransi di Indonesia ......................... 2
Tabel 1.2. Pertumbuhan Asuransi dan Reasuransi Syariah di Indonesia ........... 6
Tabel 1.3
Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ......................................... 8
Tabel 1.4
Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Unit Syariah ................................. 8
Tabel 2.1. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah ................. 33
Tabel 2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu ....................................................... 46
Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia .................... 56
Tabel 3.2. Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia .................. 57
Tabel 3.3. Jenis Data Variabel Independen & Dependen ................................... 58
Tabel 4.1
Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah........................................ 86
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 92
Tabel 4.3
Hasil Uji Glejser ................................................................................ 93
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 93
Tabel 4.5
Tingkat Stasioneritas ADF Tingkat Level ......................................... 94
Tabel 4.6
Tingkat Stasioneritas ADF Tingkat 1st Difference ............................. 95
Tabel 4.7
Hasil Uji Common Effect ................................................................... 96
Tabel 4.8
Hasil Uji fixed effect........................................................................... 96
Tabel 4.9
Hasil Uji Chow .................................................................................. 97
Tabel 4.10 Hasil Uji Random Effect .................................................................... 98
Tabel 4.11 Hasil Uji Haussman ............................................................................ 99
Tabel 4.12 Hasil Uji t ........................................................................................... 100
Tabel 4.13 Hasil Uji F .......................................................................................... 101
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi ....................................................................... 102
Tabel 4.15 Model Regresi .................................................................................... 103
Tabel 4.16 Model Regresi Tiap Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah.................... 104
Tabel 4.17 Hubungan Variabel Independen Terhadap Laba Perusahaan ............ 108
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Investasi Asuransi Jiwa Syariah 2011-2015 ............... 11
Gambar 1.2 Pertumbuhan Underwriting Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ....... 14
Gambar 1.3 Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa
Syariah.15 ....................................................................................... 15
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 50
Gambar 4.1 Pergerakan Variabel Laba Tahun 2011 2015 .................................... 87
Gambar 4.2 Pergerakan Variabel Hasil Investasi Tahun 2011-2015 .................... 88
Gambar 4.3 Pergerakan Variabel Underwriting Tahun 2011-2015 ...................... 89
Gambar 4.4 Pergerakan Variabel Rasio Solvabilitas Tahun 2011 2015 ............... 90
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 91
Gambar 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................................. 92
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan non bank di Indonesia diperlukan untuk
mendukung tercapainya sasaran pembangunan jangka panjang melalui
penempatan obligasi di pasar domestik, pembiayaan infrastruktur, dan
perluasan lapangan kerja dengan penyediaan sumber dana. Salah satu industri
lembaga keuangan non bank yang berperan penting dalam sistem keuangan
Indonesia adalah asuransi. Industri ini memiliki pangsa pasar kedua terbesar
setelah perbankan dan merupakan pemegang pangsa pasar terbesar dalam
industri lembaga keuangan non bank menurut Bank Indonesia (2010).
(Kawistara, 2011).
Undang-undang No. 2 Th. 1992 menjelaskan bahwa perasuransian,
asuransi atau pertanggungan merupakan perjanjian antara dua pihak atau
lebih, yang dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan. (Alvien Septian, 2013)
Asuransi dalam sudut pandang ekonomi merupakan metode untuk
mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan
1
ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan. Menurut sudut pandang
bisnis,
asuransi
adalah
sebuah
perusahaan
yang
usaha
utamanya
menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh
keuntungan dengan berbagi risiko di antara sejumlah nasabahnya. Dari sudut
pandang sosial asuransi sebagai sebuah organisasi sosial yang menerima
pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna
membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota
asuransi tersebut. (Andri Soemitra, 2009)
Industri asuransi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Menurut OJK pertumbuhan lembaga asuransi meningkat tiap tahunnya.
Berdasarkan data jumlah perusahaan jasa asuransi yang ada di Indonesia pada
tahun 2015 tercatat 146 buah perusahaan jasa asuransi. Salah satu perusahaan
jasa asuransi yang ikut bersaing dan mempunyai potensi adalah asuransi jiwa
yang dimana terdapat kenaikan setiap tahunnya di bandingkan dengan
perusahaan jasa asuransi lain.
Tabel 1.1
Pertumbuhan Asuransi dan Reasuransi di Indonesia
No
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan
Asuransi Jiwa
Asuransi Umum
Reasuransi
Asuransi Sosial
Asuransi Wajib
Total
(Sumber : www.ojk.go.id)
2011
45
85
4
2
3
139
2012
47
84
4
2
3
140
2013
49
82
4
2
3
140
2014
50
81
5
2
3
141
2015
55
80
6
2
3
146
Dari tabel 1.1 di atas terlihat perkembangan perusahaan perasuransian
di Indonesia digambarkan dengan pertumbuhan jumlah perusahaan asuransi
jiwa, asuransi umum, reasuransi, asuransi sosial dan asuransi wajib. Dapat
2
dilihat pertumbuhan asuransi jiwa meningkat setiap tahunnya walaupun
jumlanya lebih besar asuransi umum. Dari tahun 2011 sampai dengan 2015
terdapat penambahan perusahaan pada perusahaan asuransi jiwa. Sedangkan
asuransi sosial dan asuransi wajib tidak terdapat pengurangan ataupun
penambahan pada perusahaannya.
Menurut Nur Hidayati Rosidah (2014) dalam penelitiannya masyarakat
saat ini banyak yang telah menyadari bahwa asuransi berguna untuk
mengurangi risiko yang akan ditanggung apabila terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan. Tren pembelian asuransi memang tumbuh setiap tahunnya.
Pertumbuhan industri asuransi di Indonesia baru sampai pada tahap masih
menggantungkan pada pertumbuhan ekonomi untuk tumbuh dan berkembang
menjadi industri yang kuat. Selanjutnya industri asuransi di Indonesia
mencapai ke tahap dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan lahirnya asuransi yang memakai
prinsip Islam akan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi Indonesia
yang dimana mayoritas masyarakatnya beragama muslim. (Ratu Humaemah,
2015)
Asuransi syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) merupakan usaha
untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak
melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru‘ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan ketentuan syariah.
Berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan majelis Ulama
Indonesia (MUI), asuransi syariah adalah sebuah lembaga usaha yang saling
3
melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi
dalam bentuk aset dan/atau tabarru‘ yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
(M. Nur Rianto, 2015)
Untuk melindungi harta dan jiwa akibat bencana, semua membutuhkan
keberadaan lembaga asuransi yang dijalankan sesuai dengan prinsip syariah.
Dalam hukum syariah, terdapat berbagai macam akad yang dapat
diaplikasikan ke dalam bentuk perusahaan asuransi seperti hal nya lembaga
keuangan lainnya. Adapun landasan syariah yang menjadi dasar hukum
berlakunya lembaga asuransi secara umum adalah sebagai berikut:
َّ ‫اْل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن ۚ َواتَّقُوا‬
‫َّللاَ ۖ إِ َّن‬
ِ ْ ‫َوتَ َعا َونُوا َعلَي ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َو ََل تَ َعا َونُوا َعلَي‬
َّ
...‫ب‬
ِ ‫َّللاَ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
(QS. Al- Maidah (5) ayat 2 ) (Burhanuddin. S, 2010)
Menurut Amrin (2006) asuransi syariah sudah dikenal sejak zaman
Rasulullah yang dikenal dengan sistem Al-Aqilah. Sistem ini merupakan suatu
kebiasaan suku Arab sebelum Islam datang dan kemudian disahkan oleh
Rasulullah sebagai hukum islam yang dibuat oleh Rasulullah dalam bentuk
konstitusi pertama di dunia, yang disebut Konstitusi Madina. Asuransi syariah
di Indonesia diawali pada tahun 1994, pada saat itu PT Syarikat Takaful
Indonesia berdiri pada 24 Februari 1994. Berdirinya lembaga ini dimotori oleh
Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia. (Nur Hidayati Rosidah, 2014)
4
Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Pada asuransi
syariah setiap peserta sejak awal bermaksud saling menolong dan melindungi
satu dengan yang lain dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan
yang disebut Tabarru’. Jadi sistem ini tidak menggunakan pengalihan risiko
(risk transfer) di mana tertanggung harus membayar premi, tetapi lebih
merupakan pembagian risiko (Risk sharing) di mana para peserta saling
menanggung kemudian akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus
selaras dengan hukum islam (syariah). (Andri Soemitra, 2009)
Menurut Agus Edi, dkk (2009) perusahaan asuransi syariah harus
menjadi perencana keuangan bagi masyarakat. Perusahaan harus menyakinkan
bahwa mereka dapat merencanakan masa depan yang lebih dengan mengikuti
asuransi. Keberadaan produk asuransi syariah selain karena tuntutan pasar
juga dikarenakan keberadaan suatu produk diperlukan dalam rangka menjaga
komitmen terhadap prinsip-prinsip syariah terutama kemaslahatan umat dan
rahmat bagi alam (Heri Sudarsono, 2013).
Perkembangan bisnis asuransi syariah menunjukan perkembangan
yang cukup pesat. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah
pemegang polis asuransi syariah dan dana premi yang terkumpul cukup
signifikan. Masyarakat mulai menyadari pentingnya perlindungan yang
memberikan rasa nyaman secara lahir dan batin yang dilakukan dengan
berlandaskan syariah. Khususnya karena di Indonesia didominasi oleh kaum
muslim maka permintaan akan asuransi syariah pun semakin tinggi, apalagi
asuransi ini di dasarkan pada prinsip syariah Islam. (Nur Hidayati Rosidah,
2014)
5
Jumlah perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip
syariah per 31 Desember 2015 juga mengalami kenaikan menjadi 55
perusahaan yang terdiri dari 8 perusahaan asuransi syariah murni dan 44
perusahaan yang memiliki unit syariah, yang di tahun sebelumnya itu
sebanyak 49 perusahaan dari 5 perusahaan asuransi murni syariah dan 44
perusahaan asuransi unit syariah. Tabel 1.2 berikut memperlihatkan
pertumbuhan perusahaan asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah.
Tabel 1.2
Pertumbuhan Asuransi dan Reasuransi Syariah di Indonesia
Keterangan
Tahun
2011
2012
2013
2014
P. Asuransi Jiwa Prinsip Syariah
3
3
3
3
P. Asuransi Umum Syariah
2
2
2
2
P. Asuransi Jiwa Unit Syariah
17
17
17
18
P. Asuransi Umum Unit Syariah
18
20
24
23
P. Reasuransi Unit Syariah
3
3
3
3
Jumlah
43
45
49
49
(Sumber : www.ojk.go.id)
2015
5
3
19
25
3
55
Berdasarkan tabel 1.2 di atas serta penjelasan sebelumnya ini dapat
memperkuat keyakinan bahwa industri asuransi syariah di Indonesia masih
sangat potensial untuk dikembangkan melalui sinergi di antara para pelaku
pasar dan pemerintah sebagai regulator. Dilihat dari tabel di atas pertumbuhan
asuransi jiwa syariah lebih berpotensi dengan peningkatan setiap tahunnya.
Menurut laman yang diakses dari Tribunnews Direktur Industri Keuangan
Non Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Moch. Muchlasin
mengatakan kinerja asuransi jiwa syariah akan semakin berkembang pada
tahun 2017. Asuransi jiwa syariah akan menjadi pilihan proteksi dan investasi
masyarakat.
6
Saat ini 6 keuangan syariah telah dijadikan salah satu prioritas
pemerintah dengan memasukannya ke Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan menjadi bagian dari agenda
pembangunan nasional. Menurut Muchlasin, di tengah kondisi ekonomi yang
dinamis dan menantang ke depan, regulator dan pelaku industri optimistis
bahwasanya asuransi jiwa syariah dapat terus tumbuh dengan positif. Menteri
Sofyan membeberkan dukungan pemerintah terhadap industri keuangan
syariah dengan memproses pendirian Komite Nasional Keuangan Syariah
(KNKS).
Asuransi jiwa merupakan bentuk asuransi
yang memberikan
perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri
peserta asuransi takaful. Berbeda dengan kerugian yang bersifat umum, bentuk
asuransi ini bersifat individu karena jaminan yang diberikan melekat pada diri
seseorang. (Burhanuddin. S, 2010)
Berikut adalah jumlah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang
menggunakan prinsip syariah dan juga yang sudah membuka unit syariah per
31 Desember 2015, perusahaan asuransi jiwa yang terdiri dari 5 perusahaan
asuransi yang prinsip penuh syariah dan 19 perusahaan asuransi jiwa yang
membuka unit syariah.
7
Tabel 1.3
Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
(www.ojk.go.id )
Tabel 1.4
Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Unit Syariah
(www.ojk.go.id )
Table 1.3 dan Tabel 1.4 adalah daftar perusahaan asuransi jiwa yang
memakai prinsip syariah yang telah mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) jumlah perusahaan asuransi jiwa murni syariah sebanyak 5
perusahaan dan jumlah perusahaan asuransi jiwa unit syariah sebanyak 19
perusahaan.
8
Sebagai lembaga yang menawarkan proteksi dari setiap kerugian dan
juga menawarkan produk investasi, perusahaan asuransi syariah memerlukan
kinerja keuangan yang sehat agar berhasil dalam menjalankan usahanya
dengan strategi yang ditetapkan manajemen dalam mengelola sumber-sumber
ekonomi yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien. Laporan
keuangan merupakan media dalam proses pengambilan keputusan ekonomis.
Laporan keuangan perusahaan menunjukan kondisi dan posisi
keuangan secara keseluruhan pada suatu periode tertentu yang berisi informasi
keuangan perusahaan. Dari informasi tersebut dapat dilihat apakah perusahaan
tersebut telah mencapai tingkat efisiensi yang baik, dalam arti telah
memanfaatkan, mengelola, mencapai kinerja secara optimal, serta mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. (Kasmir, 2014)
Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan
perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan
perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan
yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan.
Laba bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan
itu sendiri. Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan
bermanfaat, baik bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Adanya analisis keuangan selain dapat
menilai kinerja keuangan perusahaan, aspek penting dapat memberikan
gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan tersebut, maka pihak
9
manajemen dan para investor dapat mengetahui baik atau tidaknya kondisi
kesehatan suatu perusahaan. (Recly Bima, 2016)
Laba perusahaan asuransi jiwa di akhir tahun 2015 masih baik tumbuh
hingga 22%. Dalam ikhtisar data keuangan perusahaan asuransi jiwa yang
dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) laba asuransi jiwa pada November 2015
sebesar Rp 7,76 triliun naik 22% sebesar Rp 6,3 triliun dibandingkan bulan
sebelumnya, Oktober. November menjadi perolehan laba asuransi jiwa
tertinggi sejak bulan September, dibandingkan bulan September dan Oktober
pertumbuhan labanya hanya 12%. Perolehan laba asuransi jiwa pada
November tertopang pendapatan asuransi jiwa yang naik 12,5% yakni sebesar
Rp 99,02 triliun dari Rp 88,72 triliun pada Oktober. Sedangkan dari sisi beban
juga terjadi kenaikan 11,2% menjadi Rp 89,22 triliun pada November dari Rp
80,16 triliun pada November. Memprediksi perolehan laba akhir tahun, Togar
Pasaribu, Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
dalam website nya mengatakan optimis akhir tahun laba perusahaan asuransi
jiwa masih tetap tumbuh.
Dengan demikian perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia sehingga dapat segera
mengambil langkah agar dapat meningkatkan laba. Salah satu faktor yang
mempengaruhi laba ialah pemasukan dana dari investor yaitu investasi yang
dapat membantu kemampuan keuangan perusahaan agar perusahaan dapat
menjalankan aktivitasnya secara efisien dan efektif sehingga dapat
menghasilkan laba semaksimal mungkin.
10
Perusahaan asuransi syariah sangat penting untuk melakukan investasi
atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola.
Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil investasinya untuk
menutupi kekurangan akan tarif premi yang diberikan kepada tertanggung.
Perusahaan asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui
berbagai instrumen portofolio yang dianggap dapat memberikan return on
investment yang paling baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang
telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
nomor. 424 tahun 2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan
perusahaan
reasuransi.
Perusahaan
asuransi
harus
menyeimbangkan
strateginya dengan regulasi yang telah ada.
Industri asuransi jiwa syariah memiliki rata-rata pertumbuhan investasi
lebih unggul selama tahun 2011-2015, yaitu 19,5% dibandingkan dengan
asuransi umum dan reasuransi yang hanya 12,5% di tahun yang sama. Dari
hasil tersebut dapat mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan
perusahaan
dalam
jangka
panjang.
Berikut
grafik
pertumbuhan investasi asuransi jiwa syariah dari tahun 2011-2015:
40
Gambar 1.1
Pertumbuhan Investasi Asuransi Jiwa Syariah 2011-2015
Investasi Asuransi Jiwa Syariah
20
0
2011
2012
2013
2014
2015
(Sumber: www.ojk.go.id (dalam bentuk triliun rupiah))
11
Dari gambar 1.1 di atas terlihat peningkatan investasi asuransi jiwa
syariah digambarkan dengan peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015. Investasi yang di dapatkan asuransi jiwa syariah pada tahun 2011
sebesar Rp. 6,43 triliun, kemudian meningkat di tahun 2012 mendapatkan Rp.
9,09 triliun, dan terdapat peningkatan lagi di tahun 2013 sebesar Rp. 11,54
triliun, dan di tahun 2014 kembali meningkat sebesar Rp. 16,40 triliun dan di
tahun 2015 kenaikan nya mencapai 19,5% menjadi Rp. 19,60 triliun.
Keuntungan investasi yang diperoleh akan dimasukan kedalam
kumpulan dana peserta untuk kemudian dikurangi ―beban asuransi‖ (klaim,
premi asuransi). Apabila terdapat kelebihan sisa akan dibagikan menurut
prinsip mudharabah. Bagian keuntungan milik peserta akan dikembalikan
kepada peserta yang tidak mengalami musibah sesuai dengan penyertaan.
Sedangkan, bagian keuntungan yang diterima perusahaan akan digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan. Maka dari itu, pergerakan hasil
investasi akan mempengaruhi pula pergerakan dari laba perusahaan asuransi.
(Nurul Ichsan, 2014)
Hasil investasi dapat menjadi ukuran baik buruknya suatu perusahaan,
yang dimana dalam perusahaan asuransi dapat digunakan dalam bentuk
portofolio. Menurut Lawrence dan Michael yang dikutip oleh M. Syakir Sula,
portofolio adalah kumpulan bentuk investasi terpadu yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan investasi. Tujuan utama portofolio investasi adalah
mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang
kecil untuk memenuhi kewajiban baik kepada pemegang polis maupun
pertumbuhan perusahaan. (Amrin Abdullah, 2006).
12
Pendapatan investasi adalah yield yaitu penerimaan atau pendapatan
berupa bunga atau deviden dinyatakan dengan persentase yang diperoleh dari
hasil investasi. Hasil investasi ditentukan dari penerimaan bagi hasil deposito,
laba (rugi) penjualan saham, pendapatan sewa gedung, dan selisih kurs,
pendapatan bunga dan deviden, dimana pada pendapatan bunga dan deviden,
keduanya diakui pada saat terjadinya transaksi, bukan pada saat penerimaan
kas. (Adha Rahmadi, 2015)
Untuk mengetahui korelasi hasil investasi dengan laba perusahaan
asuransi syariah, tidak bisa lepas dari penerapan fungsi manajemen
―underwriting‖ oleh perusahaan asuransi syariah. Underwriting di sebut juga
seleksi risiko merupakan proses penaksiran dan penggolongan tingkat risiko
yang ada pada calon tertanggung suatu permohonan asuransi dapat ditolak
atau diterima. Terlaksana atau tidaknya suatu akad kontrak oleh perusahaan
amat tergantung pada proses underwriting yang mengidentifikasikan
kelayakan calon tertanggung. Underwriting menurut pengertian asuransi jiwa
adalah proses penaksiran dan klasifikasi mortalitas atau morbiditas calon
tertanggung untuk menetapkan apakah akan menerima atau menolak calon
peserta. (Miftahul Ulum, 2010)
Menurut Riki Wardana (2016) Underwriting berguna pada setiap
risiko yang dievaluasi secara akurat di klasifikasikan secara layak, disetujui
untuk jumlah premi yang memadai atau ditolak secara tepat, underwriting
yang baik memiliki manfaat yang penting bagi perusahaan asuransi dan
pemiliknya, para tertanggung dan tenaga penjual asuransi. Underwriting yang
baik membantu perusahaan asuransi untuk tetap bersaing dan memiliki
13
kondisi keuangan yang kuat di mana laba suatu perusahaan asuransi terutama
ditentukan oleh pengendalian, pengeluaran, penetapan harga produk yang
tepat dan pelaksaaan penilaian yang logis dalam melakukan underwriting.
Gambar 1.2
Pertumbuhan Underwriting Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2011-2015
Underwriting
250,000,000,000.00
200,000,000,000.00
150,000,000,000.00
100,000,000,000.00
50,000,000,000.00
0.00
-50,000,000,000.00
2011
2012
2013
2014
2015
AJB Bumiputera 1912
PT AIA Financial
PT Asuransi Allianz Life
PT Asuransi Jiwa Manulife
PT Avrist Assurance
PT Panin Daichi Life
PT Prudential Life Assurance
PT Sun Life Financial
PT Asuransi Takaful Keluarga
PT AXA Finansial Indonesia
(Sumber: website Masing-masing Perusahaan Asuransi)
Hasil underwriting ini merupakan salah satu variabel pembentuk laba
bersih dan juga digunakan untuk investasi. Dengan proses underwriting
perusahaan akan mampu mendeteksi potensi-potensi risiko yang mungkin
terjadi, termasuk seberapa besar risiko yang sanggup ditanggung oleh
perusahaan. ( Ida Ayu Ita, dkk, 2017)
Tingkat rasio solvabilitas juga dapat menjadi tolak ukur kesehatan
keuangan perusahaan asuransi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai
dengan
SK
MenKeu
(Surat
Keputusan
Menteri
Keuangan)
No.
11/PMK.010/2011 tentang perhitungan tingkat solvabilitas dengan metode
14
Risk Based Capital (RBC). (Pasal 31 ayat 2). Dimana rasio solvabilitas adalah
rasio-rasio yang mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai
dengan hutang. Rasio ini bertujuan untuk mengukur efisiensi perusahaan dan
bank dalam menjalankan aktivitasnya. (Muhammad Albahi, 2015)
Gambar 1.3
Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2011-2015
Rasio Solvabilitas
50.0000
45.0000
40.0000
35.0000
30.0000
25.0000
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
2011
2012
2013
2014
2015
AJB Bumiputera 1912
PT AIA Financial
PT Asuransi Allianz Life
PT Asuransi Jiwa Manulife
PT Avrist Assurance
PT Panin Daichi Life
PT Prudential Life Assurance
PT Sun Life Financial
PT Asuransi Takaful Keluarga
PT AXA Finansial Indonesia
(Sumber: website Masing-masing Perusahaan Asuransi)
Rasio solvabilitas adalah pengukuran tingkat keamanan finansial atau
kesehatan suatu perusahaan asuransi. Semakin besar rasio solvabilitas sebuah
perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan tersebut.
Dilihat dari gambar di atas tingkat rasio solvabilitas yang paling tinggi
dimiliki oleh PT Panin Daichi Life pada tahun 2011 sebesar 44.5434%.
Minimum RBC Tabarru yaitu sebesar 30%. Dalam laman Finansial yang
dieditori oleh Fatkhul Maskur Otoritas Jasa Keuangan berencana mengubah
15
penghitungan tingkat solvabilitas asuransi syariah dan menaikkan persentase
minimal dari 30% menjadi 120% sebagai upaya meningkatkan kapasitas
industri asuransi syariah di Indonesia. Maka dari itu perusahaan asuransi jiwa
syariah harus saling berlomba-lomba dalam mendapatkan tingkat rasio
solvabilitas yang tinggi agar dapat mempertahankan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dari beberapa variabel independen yang
berpengaruh terhadap laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH
HASIL INVESTASI, UNDERWRITING DAN RASIO SOLVABILITAS
TERHADAP LABA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA SYARIAH DI
INDONESIA (PERIODE 2011-2015)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan kajian latar belakang di atas, maka masalah yang ingin
dikaji oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.
Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara Hasil Investasi,
Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia?
2.
Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara Hasil Investasi,
Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia?
3.
Variabel manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap
laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia?
4.
Variabel manakah yang tidak memiliki pengaruh paling dominan
terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia?
16
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial antara
Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba
perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia.
2.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan antara
Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas terhadap laba
perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia.
3.
Untuk mengetahui variabel manakah yang memiliki pengaruh paling
dominan terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia.
4.
Untuk mengetahui Variabel manakah yang tidak memiliki pengaruh
paling dominan terhadap laba perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Para Akademisi
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, ide atau
gagasan untuk menambah literatur atau bahan, referensi pada
perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2.
Bagi Penulis
Penelitian ini agar dapat menjadi wadah untuk mengaplikasikan
teori-teori yang telah diperoleh selama studi dan menambah
17
wawasan serta pengetahuan mengenai seberapa besar pengaruh hasil
investasi, underwriting, rasio solvabilitas terhadap laba perusahaan
asuransi jiwa syariah.
3.
Bagi Para Praktisi
Khususnya praktisi asuransi jiwa syariah di Indonesia, sarana
untuk semakin giat berupaya menjadikan pengetahuan bagaimana
agar dapat menghasikan laba yang diinginkan.
4.
Bagi Semua Pihak
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memperkaya ilmu pengetahuan mengenai asuransi jiwa syariah di
Indonesia.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Hasil Investasi
1.
Pengertian Hasil Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh
sejumlah keuntungan di masa yang akan datang yang sesuai dengan
syariah Islam. (Ahmad Rodoni, 2009)
Hasil investasi merupakan sebuah hasil dari dana yang telah
terkumpul dari investasi yang didalamnya terdapat keuntungan dan
keuntungan tersebut dibagi kepada pihak tertanggung dan pihak yang
menanggung. Keuntungan (Profit) yang dihasilkan oleh perusahaan
asuransi dari hasil investasi dana nasabah harus dibagi sesuai dengan
akad yang disepakati antara kedua belah pihak 40:60, maka realita
pembagian keuntungan juga harus mengacu pada ketentuan tersebut.
(Alvien Septian, 2013)
Investasi dalam perusahaan asuransi jiwa pada agen, baik dalam
bentuk pelatihan yang intensif maupun komisi yang layak, merupakan
faktor yang lebih dominan dalam menentukan kesuksesan sebuah
perusahaan asuransi jiwa dalam rencana peningkatan premi brutonya.
(Kawistara, 2011)
Prinsip di dalam kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan
dalam asuransi syariah adalah berbagai usaha bisnis yang dilakukan
19
pemilik modal kepada pihak pengusaha (emiten) untuk memberdayakan
pemilik usaha secara maksimal agar mendapat keuntungan tertentu.
Adapun prinsip dan landasan secara syar‘I investasi yang perlu
diperhatikan oleh pelaku bisnis asuransi syariah adalah memiliki prinsip
bahwa perusahaan selaku pemegang amanah (Mudharib) yang
dipercayakan oleh pemilik dana (Shahibul maal) harus melakukan
kegiatan investasi setelah mendapat persetujuan secara syar‘I dari dewan
pengawas syariah terhadap dana yang telah berhasil dihimpun dari premi
peserta. (Ade Nanda, 2011)
2.
Jenis-jenis Hasil Investasi
Secara umum investasi terbagi menjadi dua, antara lain sebagai
berikut:
a. Investasi rill paling umum terjadi pada perekonomian
tradisional, dimana investasi ini mencakup aset nyata seperti
tanah, bangunan, mesin, pembelian aset produktif, atau hal fisik
lainnya.
b. Investasi Finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa
sertifikat deposito, commercial paper, Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU) dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di
pasar modal berupa saham, obligasi dan lainnya. (Ade Nanda,
2011)
3.
Tujuan Hasil Investasi
Pada umumnya tujuan dari Hasil Investasi adalah sebagai berikut:
20
a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap
periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden atau uang
sewa dan lain-lain.
b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk
kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.
c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain,
melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan
pasar untuk produk yang dihasilkan.
e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan
yang sejenis.
f. Untuk menjaga hubungan antar perushaan. (Mudjiyono, 2012)
B.
Underwriting
1.
Pengertian Underwriting
Underwriting disebut juga seleksi risiko merupakan sebuah proses
penaksiran dan penggolongan tingkat risiko, suatu permohonan dapat
diterima atau ditolak para pegawai yang bertanggung jawab terhadap
penerimaan
atau
penolakan
permohonan
asuransi
berdasarkan
penaksiran risiko ini dinamakan underwriter. (Ela Patriana & Rijal
Assidiq Mulyana, 2012)
Underwriting merupakan proses penggolongan tingkat risiko yang
dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon
tertanggung, atau pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak
risiko tersebut. Tahapan tersebut adalah bagian dari alat untuk
21
mengidentifikasi risiko, sebab perusahaan telah mencoba mengetahui
hazard risk kesehatan dari calon peserta asuransi dan berusaha
mengendalikannya melalui skema underwriting limit. (Hifi Saniatusilma,
2015)
2.
Tujuan Underwriting
Tujuan underwriting adalah menyetujui dan menerbitkan polis.
Polis yang diterbitkan yang harus memenuhi 3 (tiga) kriteria yaitu: adil
bagi nasabah (equitable to the client), dapat dijual oleh agen (deliverable
by the agent), dan menguntungkan perusahaan (profitable to the
company).
a.
Equitable to the client adalah bahwa tertanggung harus membayar
sejumlah
premi
yang
proposional
dengan
tingkat
risiko
tertanggung yang diasumsikan perusahaan.
b.
Deliverable by the agent adalah dimana konsumen membuat
keputusan terakhir mengenai apakah polis asuransi tertentu dapat
diterima. Jika konsumen memutuskan untuk tidak menerima polis
sewaktu agen berusaha menyerahkannya, polis tersebut disebut
tidak dapat diserahkan (undeliverable) atau tidak diambil (not
taken).
c.
Profitable to the company adalah dimana seorang underwriter
harus mengambil keputusan yang akan menguntungkan perusahaan
selama perusahaan asuransi memerlukan underwriter yang sehat
untuk menjamin hasil yang memuaskan dalam segi keuangan.
(Miftahul Ulum, 2010)
22
Maka tujuan utama underwriting adalah untuk melindungi
perusahaan seleksi risiko yang merugikan. Lebih luas lagi dapat
dikatakan bahwa tujuan underwriter adalah menjamin ganti rugi yang
dikeluarkan atas dasar term and condition dan pada rate kontribusi
asuransi syariah dengan maksud merefleksi secara akurat tingkat risiko
yang diberikan kepada perusahaan. (Miftahul Ulum, 2010)
C.
Rasio Solvabilitas
1.
Pengertian Rasio Solvabilitas
Menurut Riyanto (2004) pengertian dari rasio solvabilitas adalah
rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut akan
dilikuidasi.
Menurut Kasmir (2008) rasio solvabilitas atau leverage merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiaya dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).
2.
Jenis - jenis Rasio Solvabilitas
a. Total debt to total assets rasio, rasio ini menggambarkan
sejauh mana pemilik modal dapat menutupi hutang-hutang
23
kepada pihak luar. Yang dimaksud hutang adalah hutang
jangka pendek dan hutang jangka panjang. Semakin tinggi
rasio ini semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan
didalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
b. Debt to equity ratio, rasio hutang bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
hutang. Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh
mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada
pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh
mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga
rasio leverage untuk mengukur seberapa bagus struktur
permodalan perusahaan. (Wahyono, 2002).
c. Long Term Debt to Equity Ratio, Long term debt to equity ratio
merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang
jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh
perusahaan. (Grace Monica, 2013)
24
3.
Fungsi Rasio Solvabilitas
Solvabilitas mampu menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajibankewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio-rasio ini dapat
dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap
dan hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini berarti modal
sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. (Christine Dwi,
2012).
D.
Laba
1.
Pengertian Laba
Pengertian laba yang umumnya digunakan untuk mengukur
efisiensi perusahaan adalah laba usaha atau laba operasi, karena laba ini
merupakan keuntungan yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi
perusahaan. Menurut Harnanto (2002) ―laba usaha (laba operasi)
meliputi, semua pendapatan dan beban, serta untung dan rugi yang
berasal dari on going operations atau transaksi-transaksi terkait dengan
usaha pokok dan diluar usaha pokok. Dari definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa laba usaha adalah laba yang diperoleh dari kegiatan
utama perusahaan, di mana laba usaha tersebut diperoleh dari selisih laba
kotor dengan beban operasi (beban usaha). (Zulia Hanum, 2009)
Profitabilitas
diinvestasikan
menunjukan
dalam
kemampuan
keseluruhan
aktiva
dari
untuk
modal
yang
menghasilkan
keuntungan bagi investor. Sedangkan menurut Sartono (2000),
profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba
25
dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.
Dengan
demikian
bagi
investor
jangka
panjang
akan
sangat
berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. (Ela Patriana, 2014)
Profitabilitas juga dapat menjadi petunjuk kemampuan suatu
perusahaan
untuk
menghasilkan
laba
selama
periode
tertentu.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan dan
kemampuan perusahaan dalam menggunakan asetnya secara produktif.
Dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan
membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aset atau jumlah modal perusahaan tersebut. (Lia Dahlia &
Herlina, 2015)
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
dalam
memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang
akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini misalnya
bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan
diterima dalam bentuk deviden. (Agus Sartono, 2008)
Laba adalah yang dimana kumpulan hasil yang telah dikurangi
beban-beban secara bersih dengan serangkaian kebijakan dan keputusan
manajemen.
Memaksimalkan
laba
bisa
disebut
juga
dengan
memaksimalkan penghasilan perusahaan setelah pajak. Memaksimalkan
laba dianggap sebagai tujuan perusahaan. (Moeljadi, 2006)
Laba perusahaan asuransi diperoleh dari pembagian keuntungan
dana peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem
26
bagi hasil). Keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah atau
perjanjian
yang
telah
disepakati.
Perusahaan
asuransi
syariah
mendapatkan laba dari pendapatan premi dan hasil investasi. Pendapatan
premi didapatkan dari pembayaran wajib peserta kepada perusahaan
asuransi syariah yang sesuai dengan akad. Laba atau keuntungan umum
digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan, karena laba ini
merupakan keuntungan yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi
perusahaan. (Zulia Hanum, 2009)
Keuntungan perusahaan pada hakikatnya adalah cerminan dari
keberhasilan
tujuan
perusahaan
itu
sendiri.
Keuntungan
yang
direncanakan adalah sebuah proses yang dimana keuangan sangat
penting bagi perusahaan. Dengan perencanaan manajemen perusahaan
dapat menentukan aktivitas perusahaan untuk mencapai target yang ingin
ditentukan. (M. Octapia, 2017)
2.
Jenis-jenis Laba
Laba dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.
Laba kotor adalah selisih positif antara penjualan dikurangi
retur penjualan dan potongan penjualan.
b.
Laba usaha (operasi) adalah laba kotor dikurangi harga pokok
penjualan dan biaya-biaya atas usaha.
c.
Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah
laba usaha dikurangi dengan biaya bunga. Laba bersih adalah
jumlah laba yang diperoleh setelah adanya pemotongan
pajak. (Muchlisin Riadi, 2013)
27
E.
Asuransi
1.
Pengertian Asuransi
Kata ―asuransi‖ berasal dari bahasa Belanda ‗assurantie‘ yang
dalam hukum Belanda disebut verzekering bermakna ‗pertanggungan‘.
Dari peristilahan assurantie, kemudian muncul istilah assuradeur bagi
‗penanggung‘ dan greassureerde bagi ‗tertanggung‘. Dalam bahasa
Inggris
asuransi
diistilahkan
dengan
insurance,
‗penanggung‘
diistilahkan dengan insurer dan ‗tertanggung‘ diistilahkan dengan
insured. (Kuat Ismanto, 2009)
Asuransi merupakan sistem perlindungan sosial dan jaminan
kesejahteraan masyarakat yang diatur sangat rapih berdasarkan
kesepakatan untuk saling tolong menolong diantara satu sama lain dalam
satu kumpulan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko
atau kerugian terhadap pemegang polis yang terbuka dengan
kemungkinan-kemungkinan
terjadinya
kematian,
kecelakaan,
kecederaan, kerugian besar perdagangan dan perusahaan, dan risiko lain
yang mungkin dihadapi. (Nurul Ichsan, 2014)
Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan
membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan
menghindari kesulitan pembiayaan. Secara umum konsep asuransi
merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masingmasing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat
diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang
28
menjadi anggota perkumpulan itu, maka kerugian itu akan ditanggung
bersama oleh mereka (Heri Sudarsono, 2012).
Menurut Al Arif (2012) asuransi dapat didefinisikan sebagai suatu
mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila
terjadi risiko di masa mendatang. Pihak tertanggung akan mendapatkan
ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan
tertanggung apabila terjadi kerugian. Sementara pihak tertanggung harus
membayar sejumlah premi kepada pihak penanggung. (M. Nur Rianto,
2015)
2.
Jenis-jenis Asuransi
a.
Asuransi
kerugian
yang
memberikan
jasa
dalam
penanggulangan risiko atau kerugian, kehilangan manfaat,
dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul
dari peristiwa yang tidak pasti.
b.
Asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan
risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan.
c.
Reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan
ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi, kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa. (M.
Amin, 2016)
29
F.
Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
Menurut Amrin dalam bukunya (2006) asuransi konvensional dimulai
dari masyarakat Babilonia 4.000-3.000 SM yang dikenal dengan perjanjian
Hammurabi, kemudian tahun 1668 M di Coffe House London berdirilah Lloyd
of London yang merupakan cikal bakal asuransi konvensional. Asuransi
masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Keberadaan asuransi di
Indonesia merupakan akibat dari berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor
perkebunan dan perdagangan di Indonesia pada masa tersebut. Tujuan utama
dari perusahaan asuransi konvensional adalah murni bisnis. Seperti
kebanyakan bisnis lain tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan profit yang
besar. Hal ini terlihat dari dana yang diperoleh dari premi nasabah, semuanya
menjadi milik perusahaan. (Nur Hidayati Rosidah, 2014)
Asuransi bagi masyarakat modern dianggap sebagai kebutuhan untuk
menjamin perlindungan diri dan harta dari musibah yang akan datang. Kontrak
asuransi modern secara umum memiliki kesinambungan sejarah dengan
praktek pinjam meminjam yang pernah dilakukan pada zaman Yunani kuno.
Semua asuransi baik pada masa Yunani kuno maupun pada masa sekarang,
pada intinya memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan perlindungan atas
semua jenis risiko yang mungkin menimpa manusia di masa yang akan
datang. (Rizki Redhika, 2015)
Asal-usul asuransi syariah berbeda dengan kemunculan asuransi
konvensional seperti yang dijelaskan sebelumnya. Praktik bernuansa asuransi
tumbuh dari budaya suku Arab pada zaman Nabi Muhammad saw yang
disebut aqilah. Al-Aqilah mengandung pengertian saling memikul dan
30
bertanggung jawab bagi keluarga. Dalam kasus terbunuhnya seorang anggota
keluarga, ahli waris korban akan mendapatkan uang darah (diyat) yang
dibayarkan oleh anggota keluarga terdekat dari si pembunuh yang disebut
aqilah. Aqilah mengumpulkan dana secara bergotong royong untuk membantu
keluarga yang terlibat dalam perkara pertumbuhan yang tidak sengaja. (Novi
Puspitasari, 2011)
Asuransi Islam (Takaful) adalah suatu segmen yang relatif masih baru
tetapi
pertumbuhannya
bisa
dikatakan
baik
didalam
insentif
yang
bersangkutan sebagai pendukung untuk perkembangan industri keuangan
islam. Fitur yang paling penting yang dapat membedakan takaful dari asuransi
konvensional adalah dengan sifat kontrak yang mengatur hubungan antara
pemegang polis dengan perusahaan asuransi. Asuransi konvensional adalah
perjanjian dimana tertanggung transfer risiko (pemindah tanganan) seperti
risiko kerugian dari pemegang polis kepada perusahaan asuransi dengan
jumlah yang telah disepakati dari premium asuransi (Hayat Khan, 2014).
Pertumbuhan perusahaan asuransi syariah dalam dekade terakhir cukup
pesat, beberapa asuransi non syariah telah membuka unit bisnis khusus
syariah, ini menunjukan bahwa pangsa pasar memiliki potensi yang tidak kecil
untuk
dikembangkan.
Perusahaan
memiliki
bagian
khusus
yang
membedakannya dengan perusahaan lain pada umumnya, yakni bagian
aktuaria, yang memiliki peranan dalam menentukan besarnya tarif premi yang
diberlakukan untuk masing-masing produk yang ditawarkan ke pasar. (Ela
Patriana, 2014)
31
Asuransi syariah berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah sebuah usaha saling melindungi dan
tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset
dan/atau Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. (Herry Ramadhani,
2015)
Menurut Abdul Manan (2012) dalam konsep asuransi syariah, asuransi
disebut dengan takaful, ta’min, dan Islamic insurance. Takaful memiliki arti
saling menanggung antar umat manusia sebagai mahluk social. Ta’min berasal
dari kata ―amanah‖ atau ―saling menanggung‖. Istilah takaful pertama kali
digunakan oleh Daar Al Mal Al Islam, sebagai perusahaan asuransi yang
berpusat di Genewa 1983.
Bedasarkan definisi di atas dapat diambil intisari bahwa Asuransi syariah
merupakan sebuah sistem dimana para peserta menginfaqkan/menghibahkan
sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim,
jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Peranan perusahaan
di sini hanya sebatas pengelolaan operasional asuransi dan investasi dari danadana/kontribusi
yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan. (Ratu
Humaemah, 2015)
Seorang peserta dalam asuransi syariah, dalam istilah syariah disebut
sebagai muamman, sedangkan perusahaan asuransi itu sendiri disebut sebagai
muammin. Selayaknya memulai sebuah asuransi, nasabah mengadakan
kontrak dengan perusahaan asuransi.
32
Tujuan utama dari asuransi syariah bukanlah untuk mendapatkan laba
yang besar. Tujuan utama asuransi syariah adalah mencari keuntungan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan perjuangan umat. Hal ini terlihat dari visi dan
misi yang diemban oleh asuransi syariah, yaitu ; misi aqidah, misi ibadah,
misi istghtishodi, dan misi keumatan. (Nur Hidayati Rosidah, 2014)
G.
Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
Pada dasarnya asuransi syariah dan asuransi konvensional mempunyai
tujuan sama, yaitu pengelolaan atau penanggulangan risiko. Namun dari segi
bentuk transaksi dan praktik ekonomi syariat islam, asuransi konvensional
hasil produk non islam ini mengandung sekian banyak cacat syar‘i. (M. Nur
Rianto, 2015).
Perbedaan yang dimiliki kedua jenis asuransi tersebut di jelaskan pada
tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
No
Ket
Asuransi Syariah
Asuransi
Konvensional
1.
Pengawasan Adanya Dewan Pengawas Syariah, Tidak ada
Dewan
fungsinya mengawasi kegiatan
pengawasan dari
Syariah
usaha agar sesuai dengan prinsip
Dewan Pengawas
syariah.
Syariah.
2.
Sifat Akad
Tolong menolong (Takafuli).
Pertukaran / jual
beli (Tabaduli)
3.
Investasi
Investasi dana berdasarkan prinsip Investasi
Dana
syariah dengan sistem bagi hasil
berdasarkan sistem
(Mudharabah).
bunga (Riba)
4.
Kepemilikan Dana yang terkumpul dari nasabah Dana yang
Dana
(premi) merupakan milik peserta.
terkumpul dari
Dalam hal ini, perusahaan hanya
nasabah (premi),
sebagai pemegang amanah untuk
secara otomatis
mengelola.
menjadi milik
perusahaan.
Bersambung ke Halaman Berikutnya
33
No
Ket
5.
Pembayaran
Klaim
6.
Keuntungan
(profit)
Lanjutan Tabel 2.1
Asuransi Syariah
Dari rekening tabarru’ (dana
kebajikan) seluruh peserta sejak
awal sudah mengikhlaskan untuk
keperluan tolong menolong bila
terjadi musibah.
Dibagi dengan prinsip bagi hasil
antara nasabah selaku pemilik
dana (shahibul maal) dengan
perusahaan selaku pengelola
(mudharib)
Asuransi
Konvensional
Dari rekening dana
milik perusahaan
yang terkumpul
dari premi
nasabah.
Sepenuhnya
menjadi milik
perusahaan,
terutama jika tidak
ada klaim.
(Burhanuddin, 2010)
Perbedaan tujuan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah juga
akan mempengaruhi pelaksanaan didalam usaha asuransi tersebut. Transaksi
yang sama antara kedua asuransi tersebut bisa berbeda cara pengakuannya.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan tujuan yang harus dicapai oleh
asuransi konvensional dan asuransi syariah. (Nur Hidayati Rosidah, 2014)
H.
Asuransi Jiwa Syariah
Asuransi jiwa merupakan perjanjian asuransi yang memberikan jasa
dalam pertanggungan yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. (Kuat Ismanto, 2009)
Asuransi jiwa telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
modern saat ini. Di Indonesia, permintaan asuransi jiwa terus bertumbuh
sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kepedulian masyarakat terhadap
pentingnya antisipasi risiko. Untuk memenuhi permintaan ini, jumlah
perusahaan asuransi jiwa senantiasa meningkat dan demikian pula dengan
beragam produknya yang ditawarkan di pasar. (Kawistara, 2011)
34
Peluang pasar asuransi jiwa syariah masih sangat diminati oleh
mayoritas masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Biro Perasuransian
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, pasar modal untuk
asuransi syariah masih di bawah 3%. Banyak perusahaan asuransi jiwa syariah
yang mencatat pertumbuhan yang tinggi dengan mendapatkan premi di atas
50% pada kuartal pertama. Pandangan para ahli terhadap perkembangan
asuransi syariah 2012 akan memberikan prospek dari pertumbuhan industri
syariah yang cukup tinggi untuk tahun ini. (Ratu Humaemah, 2015)
Dalam rangka mendorong pengembangan bisnis asuransi jiwa syariah,
diperlukan sejumlah indikator untuk meyakinkan para investor bahwa bisnis
asuransi jiwa di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik. Di samping
masih terbukannya peluang pasar asuransi jiwa syariah di Indonesia yang
penduduknya mayoritas muslim, juga beberapa indikator keuangan lainnya
yang menjadi acuan kegiatan operasional perusahaan memberikan daya Tarik
untuk dibukanya industri asuransi jiwa syariah. (Sugeng & Rachma, 2009)
Menurut Eddy KA Bertutu Ketua Departemen Pendidikan, Pelatihan dan
pengembangan AAJI mengatakan bahwa pada prinsipnya ada delapan faktor
penting yang akan diteliti oleh perusahaan asuransi jiwa dalam rangka
mengevaluasi polis penerbitan asuransi untuk suatu kelompok, yakni:
1) Latar belakang keberadaan kelompok, perusahaan asuransi jiwa kurang
berkenan menerbitkan polis asuransi bagi kelompok, bila kelompok itu
semata-mata dibentuk atau didirikan dengan tujuan untuk menutup
kebutuhan asuransi bagi para anggota didalamnya.
35
2) Jenis dan tipe kelompok, yang menjadi perhatian perusahaan asuransi
jiwa terkait dengan evaluasi suatu kelompok. Misalnya adalah apakah
suatu kelompok terbentuk karena adanya hubungan antara pekerja dan
pemberi kerja? Atau apakah kelompok tersebut merupakan koperasi,
asosiasi, atau entitas lainnya.
3) Stabilitas,
terkait
dimana
kondisi
grup
atau
kelompok
bisa
mempertahankan arus asuknya anggota baru yang lebih muda dari
waktu ke waktu sehingga kondisi ini lebih memungkinkan kelompok
tersebut memiliki penyebaran anggota yang merata.
4) Besaran jumlah tertanggung, saat ini ada banyak perusahaan asuransi
jiwa yang memberikan batasan tidak terlalu ketat terhadap ukuran
jumlah tertanggung dalam kelompok.
5) Jenis usaha, dalam proses seleksi risiko, grup underwriting sangat
memerhatikan faktor ini. Bagi perusahaan asuransi, tipe dan jenis
usaha tertentu memiliki probabilitas risiko yang lebih tinggi dari pada
jenis usaha lainnya.
6) Level partisipasi peserta dalam program, perusahaan asuransi
umumnya mengelompokan program asuransi Group Plan menjadi dua
bagian, yakni noncontributory plan dan contributory plan.
7) Usia, dalam seleksi terhadap usia meskipun grup underwriter tidak
melakukan evaluasi risiko terhadap setiap tertanggung dalam
kelompok satu demi satu, perusahaan asuransi tetap mengevaluasi
penyebaran usia dari anggota atau peserta didalamnya, secara khusus
36
perusahaan asuransi jiwa akan menarik perhatian pada besarnya
jumlah peserta yang sudah berusia tua.
8) Jenis kelamin, proporsi jenis kelamin peserta dalam kelompok juga
menjadi faktor evaluasi bagi perusahaan asuransi. Kelompok wanita
dalam grup cenderung memiliki risiko yang lebih kecil. (Miftahul
Ulum, 2010)
I.
Manajemen Risiko
1.
Pengertian Manajemen Risiko
Kata risiko berasal dari bahasa Arab yang berarti hadiah yang tidak
diharap-harap datangnya dari surga. Risiko adalah sesuatu yang
mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa selama
selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan suatu
kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun
kerugian besar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari
suatu perusahaan. (Arif Lokobal, 2014)
Menurut
Djojosoedarso
(1999),
manajemen
risiko
adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko,
terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, keluarga, dan
masyarakat jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir,
menyusun,
memimpin/mengkordinir
dan
mengawasi
program
penanggulangan risiko. (Spektran, 2013)
Manajemen risiko merupakan pendekatan yang dilakukan terhadap
risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi
risiko suatu proyek. Kemudian mempertimbangkan apa yang akan
37
dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan dan kemungkinan
pengalihan risiko kepada pihak lain atau mengurangi risiko yang terjadi.
(Mastura Labombang, 2011)
2.
Proses Manajemen Risiko
Dalam kegiatan manajemen risiko akan melibatkan proses-proses,
metode dan teknik yang akan dapat membantu. Proses yang akan dilalui
dalam manajemen risiko adalah:
a. Perencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah
memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas
manajemen risiko.
b. Indentifikasi
Risiko,
tahapan
selanjutnya
dari
proses
identifikasi risiko adalah mengenali jenis-jenis risiko yang
mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh setiap pelaku bisnis.
c. Analisis Risiko Kualitatif, analisis kualitatif dalam manajemen
risiko adalah proses menilai (Assessment) dampak dan
kemungkinan dari risiko yang sudah diidentifikasi. Proses ini
dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya
terhadap tujuan. (Alif Lokobal, 2014)
Menurut Wideman (1992) tujuan dari manajemen risiko adalah
untuk mengenali risiko dalam sebuah proyek dan mengembangkan
strategi untuk mengurangi atau bahkan menghindarinya. Di lain sisi juga
harus dicari cara untuk memaksimalkan peluang yang ada. (Mastura
Labombang, 2011)
38
Menurut Hopkin dalam Iqbal (2006) berikut adalah manajemen
risiko yang telah sejalan dengan ajaran islam:
a. Identifikasi Risiko, identifikasi risiko sangat penting pada tahap
awal, ini dapat dilakukan dengan cara melihat potensi-potensi
risiko yang sudah terlihat dan yang akan terlihat atau dengan
menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang
tidak diinginkan.
b. Ranking Risiko, ranking atau evaluasi risiko yang telah
diidentifikasi perlu dilakukan sebab dengan cara ini perusahaan
dapat mengetahui risiko yang dominan atau yang paling tinggi
dan risiko mana yang paling rendah.
c. Pengendalian Risiko, dilakukan untuk mengetahui apakah tiaptiap risiko yang telah diidentifikasi tersebut berada dalam
kendali. Perusahaan harus mempunyai pengendalian yang
memadai untuk memperkecil bahaya yang dihadapi hingga
tingkat yang dapat diterima dalam batas kesanggupan. (Hifi
Saniatusilma, 2015)
Perusahaan asuransi adalah salah satu metode yang tepat dalam
pengalihan risiko finansial. Pada saat suatu perusahaan asuransi
menerima permintaan asuransi, maka perusahaan asuransi tersebut harus
menilai tingkat risiko yang harus ditanggung jika perusahaan tersebut
setuju untuk menerbitkan polis. Produk-produk asuransi dirancang
sesuai dengan prinsip dasar yang menentukan risiko apa yang
diasuransikan agar suatu risiko dapat (kemungkinan kerugian)
39
diasuransikan dan proses klaim dapat diterima, maka risiko tersebut
harus memiliki karakteristik tertentu.
J.
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu kepada penelitian terdahulu yang dimana
permasalahan pada penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan dengan
penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1.
Sandi Sofiandi (2015) Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba
Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia (Periode 20112013)
Penelitian ini menguji pengaruh pendapatan, biaya, pendapatan
investasi dan rasio solvabilitas terhadap laba pada perusahaan asuransi
jiwa syariah di Indonesia dengan menggunakan teknik penelitian analisis
regresi linier berganda karena tujuannya mengetahui pengaruh
pendapatan, biaya, pendapatan investasi dan rasio solvabilitas terhadap
laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 20112013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan
data sekunder yang berbentuk time series.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan, biaya, pendapatan
investasi dan rasio solvabilitas secara simultan berpengaruh terhadap
laba. Pada pengujian secara parsial menunjukan bahwa pendapatan
investasi berpengaruh signifikan terhadap laba, sedangkan pendapatan,
biaya dan rasio solvabilitas tidak berpengaruh terhadap laba.
40
2.
M. Agung Ali Fikri (2009) Pengaruh premi, klaim, hasil investasi dan
underwriting terhadap laba asuransi jiwa (studi kasus PT Asuransi
Syariah Mubarakah)
Penelitian ini menguji Pengaruh premi, klaim, hasil investasi dan
underwriting terhadap laba asuransi jiwa dengan menggunakan regresi
berganda dan korelasi dengan program MINITAB 14.
Berdasarkan analisis regresi, variabel yang berpengaruh positif
terhadap laba perusahaan adalah hasil investasi dan underwriting,
sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan
adalah klaim. Hasil analisis juga didapatkan pengaruh negatif dari
tingkat premi terhadap laba perusahaan. Hal yang sama juga terjadi
dengan membandingkan pengaruh premi terhadap laba industri asuransi
jiwa. Hal ini cukup beralasan karena setiap premi yang dibayarkan oleh
nasabah kepada asuransi mengandung unsur risiko yang memicu
terjadinya klaim. Dampak premi yang menurunkan laba dapat ditutupi
dengan hasil investasi. Hasil investasi digunakan oleh PT Asuransi
syariah
Mubarakah
dan
industri
asuransi
dalam
menutupi
ketidakcukupan tingkat premi yang dibebankan kepada nasabah.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan atau
masukan positif kepada pihak perusahaan, terutama dalam rangka
meningkatkan laba perusahaan.
3.
Feby Riani (2014) Pengaruh solvabilitas, premi, klaim, investasi dan
underwriting terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum
syariah.
41
Penelitian ini menguji Pengaruh solvabilitas, premi, klaim,
investasi dan underwriting terhadap pertumbuhan laba perusahaan
asuransi umum syariah dengan menggunakan teknik penelitian analisis
regresi linier berganda. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dan menggunakan data sekunder yang berbentuk time series.
Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
solvabilitas, premi, klaim, investasi, dan
underwriting terbukti
berpengaruh simultan secara signifikan terhadap pertumbuhan laba
perusahaan asuransi umum syariah. Sedangkan pengujian secara parsial
solvabilitas, premi, investasi terbukti berpengaruh positif signifikan
sedangkan klaim dan underwriting tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum syariah.
4.
Lukman Nasution (2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
laba pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 divisi
asuransi jiwa syariah.
Penelitian ini menguji seberapa besar jumlah pendapatan dan
jumlah biaya yang mempengaruhi laba pada AJB Bumiputera 1912
Divisi asuransi jiwa syariah dengan menggunakan teknik (archival
research) dan (library research) dengan jenis penelitian yaitu penelitian
analisis regresi berganda data yang digunakan data sekunder dan jenis
yang digunakan adalah kuantitatif dengan data (time series).
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut ialah : (1)
jumlah biaya juga sangat berperan negatif terhadap laba perusahaan pada
AJB Bumiputera 1912 divisi asuransi syariah. Hal tersebut dibuktikan
42
karena
setelah
dilakukan
analisis
data
dengan
menggunakan
komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil uji analisis regresi berganda
sebesar -9,939 , serta uji t hitung dengan tingkat signifikansi (0,05) dan
df (N-2), diperoleh t hitung = -9,939 sedangkan t table = 1,699, karena t
hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat
pengaruh negatif dan signifikan antara variabel jumlah biaya terhadap
laba perusahaan. Bahwa secara umum jumlah pendapatan sangat
berperan positif terhadap laba perusahaan pada AJB Bumiputera 1912
Divisi Asuransi Syariah (2) hal tersebut dibuktikan karena setelah
dilakukan analisis data dengan menggunakan komputerisasi (SPSS 16.0)
didapat hasil uji analisis regresi berganda sebesar 0,961, yang artinya
pengaruh jumlah pendapatan terhadap laba perusahaan sangat kuat, serta
uji t hitung dengan tingkat signifikan (0,05) dan df (N-2), diperoleh t
hitung = 10,406 sedangkan t table = 1,699, karena t hitung > t table
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara variabel jumlah pendapatan terhadap laba
perusahaan.
5.
Husnul Khotimah (2014) Pengaruh premi, klaim, investasi, dan
underwriting terhadap laba perusahaan asuransi syariah pada PT
Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah periode 2008-2011.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh premi, klaim,
hasil investasi dan underwriting sebagai variabel dipenden dan laba
perusahaan sebagai faktor independen. Apakah dari keempat variabel
dependen tersebut dapat berpengaruh terhadap laba perusahaan secara
43
parsial (individu) maupun secara simultan (keseluruhan). Jenis penelitian
yang dipergunakan adalah analisis regresi berganda.
Kesimpulan dari analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) berdasarkan uji parsial (individu) dapat diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan pada variabel premi (X1) dengan koefisien
regresi sebesar t hitung 6,574 > t table 2,004, variabel hasil investasi
(X3) sebesar t hitung 2,396 > t table 2,004, maka dapat dilihat bahwa
yang berpengaruh signifikan yaitu variabel (premi, dan hasil investasi),
sedangkan variabel klaim dan underwriting berpengaruh tetapi tidak
signifikan. (2) berdasarkan uji simultan (keseluruhan) bahwa keempat
variabel bebas (premi, klaim, hasil investasi dan underwriting)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar F
hitung 579,473 > F tabel 2,539. Bedasarkan analisis regresi linier
berganda didapat nilai R Square sebesar 0,975 (97,5%) yang berarti
bahwa variabel premi, klaim, hasil investasi dan underwriting memiliki
pengaruh secara nyata terhadap variabel laba perusahaan, sedangkan
sisanya sebesar 2,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
6.
Nimas Murnani (2016) Analisis pengaruh hasil underwriting terhadap
tingkat
solvabilitas
perusahaan
asuransi
jiwa
syariah
dengan
profitabilitas sebagai variabel intervening (studi kasus pada Asosiasi
Asuransi Syariah Indonesia Tahun 2012-2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh hasil
underwriting terhadap tingkat solvabilitas asuransi jiwa syariah di
Indonesia dengan profitabilitas sebagai variabel intervening. Perusahaan
44
yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan asuransi jiwa yang
terdaftar di Asosiasi Asuransi Syariah di Indonesia (AASI). Populasi
dalam penelitian ini adalah dua puluh tiga asuransi jiwa syariah yang
terdaftar di AASI, selanjutnya teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling, sehingga didapat delapan belas perusahaan
asuransi jiwa syariah yang memenuhi kriteria. Periode penelitian
dilakukan pada tahun 2012-2014 sehingga didapat lima puluh empat
poin observasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa laporan keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi
meliputi uji regresi sederhana dan uji regresi berganda.
Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa hasil underwriting
berpengaruh terhadap profitabilitas, secara parsial hasil underwriting dan
profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat solvabilitas, dan hasil
underwriting
berpengaruh
teradap
tingkat
solvabilitas
melalui
profitabilitas sebagai variabel intervening.
Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2
berikut:
45
No
1.
2.
Peneliti
(Tahun)
Sandi
Sofiandi
(2015)
M. Agung
Ali Fikri
(2009)
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Metodologi Penelitian
Judul
Persamaan
Perbedaan
Penelitian
Analisis
Persamaan:
Perbedaan:
Faktorterdapat
Peneliti
faktor Yang variabel
menambahka
Mempengar Investasi dan n variabel
uhi Laba
rasio
Underwriting
Pada
solvabilitas
didalam
Perusahaan yang
penelitiannya
Asuransi
digunakan
.
Jiwa
peneliti yang
Syariah Di
mempengaru
Indonesia
hi laba.
(Periode
2011-2013)
Pengaruh
premi,
klaim, hasil
investasi
dan
underwritin
g terhadap
laba
asuransi
jiwa (studi
kasus PT
Asuransi
Syariah
Mubarakah)
Bersabung ke halaman berikutnya.
Persamaan:
terdapat
variabel
Hasil
Investasi dan
underwriting
terhadap laba
perusahaan.
Hasil
Penelitian
Hasil
penelitian
pendapatan,
biaya,
pendapatan
investasi dan
rasio
solvabilitas
secara simultan
berpengaruh
terhadap laba.
Pada pengujian
secara parsial
pendapatan
investasi
berpengaruh
signifikan
terhadap laba.
Perbedaan:
Hasil
Peneliti
penelitian
menambahka variabel yang
n variabel
berpengaruh
Rasio
positif
solvabilitas
terhadap laba
didalam
perusahaan
penelitiannya adalah hasil
.
investasi dan
underwriting
sedangkan
variabel yang
berpengaruh
negatif
46
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi Penelitian
Judul
Persamaan
Perbedaan
Penelitian
No
Peneliti
(Tahun)
3.
Feby Riani
(2014)
Pengaruh
solvabilitas,
premi, klaim,
investasi dan
underwriting
terhadap
pertumbuhan
laba
perusahaan
asuransi
umum syariah.
Persamaan:
terdapat
variabel
Solvabilitas,
Hasil
Investasi dan
underwriting
terhadap laba
perusahaan.
4.
Lukman
Nasution
(2011)
Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
laba pada
Asuransi Jiwa
Bersama
(AJB)
Bumiputera
1912 divisi
asuransi jiwa
syariah.
Persamaan:
terdapat
variabel
dependen
yang sama
ialah laba
perusahaan
asuransi jiwa
syariah.
Hasil
Penelitian
terhadap laba
perusahaan
adalah klaim
dan
premi.
Perbedaan:
Hasil
Peneliti
penelitian
menggunakan solvabilitas,
perusahaan
premi, klaim,
asuransi jiwa
investasi, dan
syariah dan
underwriting
menggunakan berpengaruh
aplikasi
secara
EViews 9 di
simultan
dalam
terhadap
penelitiannya. laba. secara
parsial
solvabilitas,
premi,
investasi
terbukti
berpengaruh
positif
signifikan.
klaim dan
underwriting
tidak
Perbedaan:
Hasil dari
Peneliti
penelitian
menambahkan jumlah biaya
variabel Hasil sangat
investasi,
berperan
underwriting
negatif
dan rasio
terhadap laba
solvabilitas
perusahaan
yang dapat
pada AJB
mempengaruhi Bumiputera
laba
1912 divisi
perusahaan
asuransi
asuransi jiwa
syariah dan
Bersambung ke halaman berikutnya.
47
No
Peneliti
(Tahun)
5.
Husnul
Khotimah
(2014)
6.
Nimas
Murnani
(2016)
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi Penelitian
Judul
Persamaan
Perbedaan
Penelitian
syariah di
Indonesia
dalam
penelitiannya
Pengaruh
premi, klaim,
investasi,
dan
underwriting
terhadap laba
perusahaan
asuransi
syariah pada
PT Asuransi
Kerugian
Sinarmas
Cabang
Syariah
periode
2008-2011.
Persamaan:
memiliki
variabel
bebas
investasi
dan
underwritin
g dan
variabel
terikat nya
terhadap
laba
perusahaan.
Perbedaan:
Peneliti
menambahkan
variabel rasio
solvabilitas
yang dapat
mempengaruh
i laba
perusahaan
asuransi jiwa
syariah di
Indonesia
dalam
penelitiannya.
Analisis
Persamaan:
pengaruh
memiliki
hasil
variabel
underwriting bebas
terhadap
investasi
tingkat
dan
solvabilitas
underwritin
perusahaan
g terhadap
asuransi jiwa laba
syariah
perusahaan.
Bersambung ke halaman berikutnya.
Perbedaan:
Peneliti
menambahkan
variabel rasio
solvabilitas
yang dapat
mempengaruh
i laba
perusahaan
asuransi jiwa
Hasil
Penelitian
secara umum
jumlah
pendapatan
sangat
berperan
positif
terhadap laba
perusahaan
pada AJB
Bumiputera
1912 Divisi
Asuransi
Syariah.
Hasil dari
penelitian uji
parsial
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
pada variabel
premi dan
variabel hasil
investasi
sedangkan
variabel
klaim dan
underwriting
berpengaruh
tetapi tidak
signifikan
Hasil
penelitian
underwriting
berpengaruh
terhadap
profitabilitas,
secara parsial
hasil
underwriting
dan
48
No
Peneliti
(Tahun)
K.
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Metodologi
Judul
Persamaan
Penelitian
dengan
profitabilita
s sebagai
variabel
intervening
(studi kasus
pada
Asosiasi
Penelitian
Perbedaan
syariah di
Indonesia
dalam
Penelitiannya
.
Hasil
Penelitian
profitabilitas
berpengaruh
terhadap
tingkat
solvabilitas,
dan hasil
underwriting
berpengaruh
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengkaji pengaruh variabel Hasil Investasi (
Underwriting (
)¸ Rasio Solvabilitas
),
), dengan variabel dependen Laba
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (Y). Berdasarkan kerangka teori yang
dikemukakan dapat digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut:
49
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia
Laporan Keuangan Asuransi Jiwa Syariah Periode 2011-2015
Hasil Investasi (X1)
Rasio Solvabilitas (X3)
Underwriting (X2)
Laba
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedasitas
4. Uji Autokorelasi
Uji Stationer Data
Tahap 1st Difference
Tahap Level
Tahap 2nd Difference
Model Regresi Data Panel
Model Common Effect
Model Fixed Effect
Model Fixed Effect
Model Random Effect
Uji Hausman
Uji Chow
Hasil Pengujian Model
Uji t
Uji F
Koefisien determinasi
Interpretasi dan Kesimpulan
Berdasarkan gambar 2.1 di atas dapat disimpulkan penelitian ini
menguji pengaruh Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas.
Tahapan pertama dilakukan uji asumsi klasik, uji asumsi klasik terbagi
menjadi empat yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan
autokorelasi.
50
Tahapan kedua dilakukan uji stasioneritas data, ada 3 tahapan yang
pertama tahap level, jika tahap level sudah stasioner maka tidak perlu
melanjutkan ke tahap selanjutnya, tetapi jika tahap level tidak stasioner dapat
ke tahap selanjutnya ke tahap 1st Difference jika memang belum stasioner juga
maka dapat dilanjutkan ke 2nd Difference sampai akhirnya harus stasioner
semua.
Kemudian tahap model regresi data panel untuk mengujinya pertama
dilakukan uji model Common Effect dan uji model Fixed Effect. Untuk
menentukan model manakah yang tepat antara uji model Common Effect atau
Fixed Effect dilakukan Uji Chow. Kedua dilakukan uji model Fixed Effect dan
uji model Random Effect. Untuk menentukan model manakah yang tepat
antara uji model Fixed Effect atau Random Effect dilakukan Uji Hausman.
Tahapan selanjutnya dilakukan uji signifikansi, uji signifikansi terbagi
menjadi tiga yaitu uji-t, uji-F dan adjusted R². Kemudian setelah selesai
dilakukan pengujian selanjutnya diinterpretasi dan diberi kesimpulan.
L. Keterkaitan Antar Variabel & Hipotesis
Menurut Fathnur Sani (2016) hipotesis merupakan anggapan
sementara terhadap hasil penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya
dengan menggunakan analisis yang sesuai. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh serta hubungan yang positif antar dua variabel atau lebih
perlu dirumuskan suatu hipotesis. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah:
51
1. Pengaruh Hasil Investasi (X1) Terhadap Laba (Y)
Amrin Abdullah (2006) Hasil Investasi menyatakan seberapa jauh
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan perusahaan dalam jangka
panjang dan dapat menjadi ukuran baik buruknya suatu perusahaan serta
dengan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko
yang kecil untuk memenuhi kewajiban baik kepada pemegang polis maupun
pertumbuhan perusahaan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang
didapatkan dari investor dapat membiayai pembiayaan perusahaan. Hal
tersebut akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan.
Menurut Feby Riani (2014) dalam penelitian menyatakan bahwa Hasil
Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba Perusahaan
Asuransi. Sedangkan menurut Febrinda Eka Damayanti (2016) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa Hasil Investasi berpengaruh positif namun
tidak signifikan. Sehingga hipotesis yang diajukan:
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Hasil Investasi
terhadap Laba Perusahaan
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Hasil Investasi terhadap
Laba Perusahaan
2. Pengaruh Underwriting (X2) Terhadap Laba (Y)
Underwriting merupakan salah satu indikator kesehatan kualitas
perusahaan asuransi, terlaksana atau tidaknya suatu akad kontrak oleh
perusahaan amat tergantung pada proses underwriting yang mengidentifikasi
kelayakan calon tertanggung. Semakin tinggi kualitas dalam penilaian tersebut
52
perusahaan semakin terjaga dalam penetapan calon tertanggung. Jika
underwriting tinggi maka dapat meningkatkan laba perusahaan asuransi yang
diterima. (Miftahul Ulum, 2010)
Menurut M. Agung Ali Fikri (2009) dalam penelitian menyatakan bahwa
Underwriting berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba perusahaan
asuransi. Sedangkan menurut Husnul Khotimah (2014) dalam penelitian
menyatakan bahwa NPF berpengaruh positif namun tidak signifikan. Sehingga
hipotesis yang diajukan:
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Underwriting
terhadap Laba
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Underwriting terhadap Laba
3. Pengaruh Rasio Solvabilitas (X3) Terhadap Laba (Y)
Tingkat rasio solvabilitas dapat menjadi tolak ukur kesehatan keuangan
perusahaan asuransi. Rasio solvabilitas ini untuk mengukur efisiensi
perusahaan dan bank dalam menjalankan aktivitasnya. (Muhammad Albahi,
2015) Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat
seberapa besar utang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh
perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka rasio maka
perusahaan memiliki risiko yang semakin tinggi juga.
Menurut Feby Riani (2014) dalam penelitian menyatakan bahwa Rasio
Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Laba perusahaan. Sedangkan
menurut Sandi Sofiandi (2015) dalam penelitian menyatakan bahwa Rasio
Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan. Sehingga hipotesis yang diajukan:
53
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Solvabilitas
terhadap Laba
:
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Solvabilitas terhadap
Laba
4. Pengaruh Hasil Investasi (X1), Underwriting (X2) dan Rasio
Solvabilitas (X3) Terhadap Laba (Y)
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh Hasil Investasi, Underwriting dan
Rasio Solvabilitas terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data
sekunder, yaitu data laporan keuangan tahunan Perusahaan Asuransi Jiwa
Syariah di Indonesia periode 2011-2015 yang dipublikasi di website masingmasing Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Data yang diambil
dalam penelitian ini adalah data tahunan selama periode 2011-2015. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section dan time series
selama periode 2011-2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik sampling, dengan pendekatan purposive sampling. Purposive
sampling disebut juga judgement sampling ialah teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.
(Nursalam, 2008) Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Asuransi
Jiwa Syariah di Indonesia yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Berikut ini merupakan daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia:
55
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia
No.
Nama Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
1. PT AJB Bumiputera 1912
2. PT AIA Financial
3. PT Asuransi Allianz Life Indonesia
4. PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera
5. PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya
6. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
7. PT Asuransi Jiwa Mega Life
8. PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG
9. PT Avrist Assurance
10. PT Axa Financial Indonesia
11. PT Axa Mandiri Financial Services
12. PT BNI Life Insurance
13. PT Great Eastern Life Indonesia
14. PT Panin Daichi Life
15. PT Prudential Life Assurance
16. PT Sun Life Financial Indonesia
17. PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia
18. PT ACE Life Assurance
19. PT Financial Wiramitra Danadyaksa
20. PT Asuransi Takaful Keluarga
21. PT Asuransi Jiwa Syariah Al- Amin
22. PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha
23. PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi
24. PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia
(Sumber : www.ojk.go.id)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria-kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang terdaftar di OJK dan telah
memiliki izin usaha.
2. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang telah mempublikasikan
laporan keuangan tahunan dari tahun 2011-2015.
56
3. Tersedianya data yang terkait dengan variabel penelitian seperti,
Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas pada
perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas diperoleh sampel sebanyak 10
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dari 24 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang dapat disederhanakan
pada tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2
Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
AJB Bumiputera 1912
6. PT Panin Daichi Life
PT AIA Financial
7. PT Prudential Life Assurance
PT Asuransi Allianz Life
8. PT Sun Life Financial
PT Asuransi Jiwa Manulife
9. PT Asuransi Takaful Keluarga
PT Avrist Assurance
10. PT AXA Finansial Indonesia
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,
data tersebut diperoleh langsung dari website masing-masing Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia yaitu berupa laporan keuangan Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan
dengan mempelajari berbagai literatur, buku, referensi, dan dokumendokumen lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Studi kepustakaan
ini juga dilakukan dengan mengumpulkan, memilih, dan memahami
57
penelitian-penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik penelitian, penelitian
terdahulu dapat berupa jurnal, skripsi, tesis dan penelitian lainnya.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berbeda disetiap
variabel baik dari variabel dependen maupun variabel independen. Berikut
adalah jenis data yang digunakan dalam variabel ini:
Tabel 3.3
Jenis Data Variabel Independen & Dependen
Variabel
Hasil Investasi
Underwriting
Rasio Solvabilitas
Laba Perusahaan
Jenis
IDR
IDR
%
IDR
Sumber
Website perusahaan
Website perusahaan
Website perusahaan
Website perusahaan
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan
menggunakan program komputer Eviews (Software) versi 9 dan Microsoft
Excel 2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Z-Score
pada data variabel independen dan variabel dependen, karena penyertaan data
dari variabel tersebut satuan datanya berbeda.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan
dengan pengumpulan atau penyajian suatu data sehingga memberikan
informasi yang berguna. Statistik deskriptif hanya memberikan informasi
mengenai data yang dimiliki dan sama sekali tidak menarik kesimpulan
apapun tentang data yang lebih besar. Dengan statistik deskriptif,
kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta
dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada.
58
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu mempunyai distribusi normal. Jika
variabel bebas berdistribusi normal maka variabel terikat (Y) juga
berdistribusi
normal.
Seperti
diketahui
bahwa uji
t
dan F
mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi
ini tidak terpenuhi maka hasil uji statistik menjadi tidak valid
khususnya untuk ukuran sampel kecil. (Imam Ghozali dan Dwi
Ratmono 2013).
Uji
normalitas
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan uji Jarque-Bera (JB) dengan melihat pada nilai
probability. Jika nilai probability lebih besar dari tingkat signifikansi α
= 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini terdistribusi normal.
Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari tingkat signifikansi α
= 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terdistribusi
normal. Dengan hipotesis sebagai berikut:
: Model terdistribusi normal
: Model tidak terdistribusi normal
Bila Probabilitas > 0.05 →
diterima
Bila Probabilitas < 0.05 →
diterima
59
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier
antar variabel indpenden. Pada penelitian ini, pendeteksian adanya
multikolinearitas dengan menggunakan uji efisiensi korelasi (r). Jika
koefisien korelasi lebih dari 0.9 maka diduga terjadi multikolinearitas
dalam model. Sebaliknya, jika koefisien relatif rendah maka diduga
model tidak terjadi multikolinearitas. (Ghazali dan Ratmono, 2013)
Dengan hipotesis sebagai berikut:
: Model tidak terdapat multikolinearitas
: Model terdapat multikolinearitas
Bila r < 0,9 →
diterima
Bila r > 0,9 →
diterima
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedasitas adalah alat untuk mendeteksi apakah
variabel gangguan tidak konstan atau berubah-ubah. Heteroskedasitas
dapat
terjadi
karena
adanya
data
outlier
(data
ekstrim).
Heteroskedasitas tidak menyebabkan estimator (koefisien variabel
independen)
menjadi
bias
karena
residual
bukan
komponen
menghitungnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dalam penelitian ini digunakan Uji Glajser dengan cara melihat nilai
probability Chi Square. Jika nilai probability Chi Square lebih besar
dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian
ini tidak terkena heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai probability
60
Chi Square lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka
data dalam penelitian ini terkena heteroskedastisitas. Dengan hipotesis
sebagai berikut:
: Model tidak terdapat heteroskedastsitas
: Model tidak terdapat heteroskedastsitas
Bila Probabilitas Obs*R² > 0,05 →
diterima
Bila Probabilitas Obs*R² < 0,05 →
diterima
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali dan Ratmono (2013) uji autokorelasi
bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antarkeseluruhan pengganggu (residual) pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test) atau disebut juga uji
Breusch-Godfrey dengan melihat nilai probability Chi Square. Jika
nilai probability Chi Square lebih besar dari tingkat signifikansi α =
0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terkena. Sebaliknya
jika nilai probability Chi Square lebih kecil dari tingkat signifikansi α
=
0.05
atau
5%
maka
data
dalam
penelitian
ini
terkena
heteroskedastisitas. Dengan hipotesis sebagai berikut:
: Model tidak terdapat autokorelasi
: Model tidak terdapat autokorelasi
Bila Probabilitas Obs*R² > 0,05 →
diterima
61
Bila Probabilitas Obs*R² < 0,05 →
diterima
3. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas data bertujuan untuk mengetahui apakah data
stasioner langsung dapat diestimasi ataukah tidak. Stasioneritas merupakan
salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika untuk data runtun
waktu (time series). Uji stasioner data ini melalui uji root test, uji ini
merupakan pengujian yang populer dikembangkan oleh David Dickey dan
Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test. Jika
time series tidak stasioner pada tingkat awal yaitu tingkat Level, maka
stasioneritas data tersebut bisa dilanjutkan melalui test berikutnya ke
tingkat First Difference, atau Second Difference, dan seterusnya sampai
mencapai stasioneritas. Dengan hipotesis sebagai berikut:
: Data tidak stasioner
: Data Stasioner
Bila Probabilitas > 0,05 →
diterima
Bila Probabilitas < 0,05 →
diterima
4. Pengujian Model Regresi Data Panel
Berikut ini merupakan langkah-langkah pengujian model regresi
data panel, sebagai berikut:
a. Common Effect Model (CEM)
Langkah pertama untuk menguji model regresi data panel adalah
dengan menguji model Common Effect. Model ini merupakan model
paling sederhana dibandingkan dengan kedua model lainnya karena hanya
62
mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini
tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan
bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS)
atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel.
b.
Fixed Effect Model (FEM)
Langkah kedua untuk menguji model regresi data panel adalah
dengan menguji model Fixed Effect. Model ini menggunakan teknik
variable dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar perusahaan,
perbedaan intersep bisa terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial,
dan insentif. Namun demikian slopnya sama antar perusahaan. Model
estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least Square Dummy
Variable (LSDV).
c. Uji Chow
Langkah ketiga untuk menguji model regresi data panel adalah
dengan Uji Chow. Uji ini dilakukan untuk menentukan model Pooled
Least Square atau Fixed Effect Model yang digunakan dalam estimasi.
Untuk mengujinya dapat menggunakan F-test dengan hipotesis:
: Pooled Least Square
: Fixed Effect Model
Jika nilai probabilitas < α 0,05 maka
ditolak, artinya model
regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect Model
sebaliknya jika
diterima maka model regresi data panel yang tepat
untuk digunakan adalah Pooled Least Square. Namun jika
ditolak,
63
maka model Fixed Effect harus diuji kembali untuk memilih apakah
memakai model Fixed Effect atau Random Effcet baru dianalisis.
d. Random Effect Model (REM)
Langkah keempat untuk menguji model regresi data panel adalah
dengan menguji model Random Effect. Model ini mengestimasi data panel
yang variabel residual diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar
subjek. model Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan
model Fixed Effect yang menggunakan variabel dummy. Metode analisis
data panel dengan model Random Effect harus memenuhi persyaratan
yaitu jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel
penelitian.
e. Uji Hausman
Langkah kelima untuk menguji model regresi data panel adalah
dengan Uji Hausman. Keputusan penggunaan Fixed Effect Model atau
Random Effect Model dapat ditentukan dengan menggunakan spesifikasi
yang dikembangkan dengan Uji Hausman. Spesifikasi ini akan
memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-square statistik sehingga
keputusan pemilihan model akan dapat ditentukan secara statistik.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis:
: Random Effect Model
: Fixed Effect Model
Jika nilai probabilitas < α 0,05 maka
ditolak, artinya model
regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect Model
64
sebaliknya jika
diterima maka model panel yang tepat untuk
digunakan adalah Random Effect Model.
5. Uji Signifikansi
a. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2013). Uji statistik t dalam
penelitian ini dapat dilihat pada nilai probabilitas t-statistic.
Jika nilai probabilitas t-statistic lebih besar dari tingkat signifikansi
α = 0.05 atau 5% maka secara parsial variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai
probabilitas t-statistic lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5%
maka secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Dengan hipotesis sebagai berikut:
: Secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
: Secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Bila probabilitas α > 0,05 → variabel independen tidak signifikan (
diterima,
ditolak).
Bila probabilitas α < 0,05 → variabel independen signifikan (
ditolak,
diterima).
65
b. Uji F
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2013:61). Uji statistik F dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai
probabilitas F-statistic.
Jika nilai probabilitas F-statistic lebih besar dari tingkat
signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara simultan variabel independen
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika
nilai probabilitas F-statistic lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05
atau 5% maka secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Dengan hipotesis sebagai berikut:
: Secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
: Secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Bila probabilitas α > 0,05 → variabel independen tidak signifikan (
diterima,
ditolak).
Bila probabilitas α < 0,05 → variabel independen signifikan (
ditolak,
diterima).
c. Uji Koefisien Determinasi (
)
Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa
baik garis regresi sesuai dengan data akrualnya. Koefisien determinasi ini
66
mengukur persentase total varian variabel dependen Y yang dijelaskan
oleh variabel independen dalam garis regresi. Nilai
antara 0 dan 1 ( 0 <
< 1 ). Semakin besar
selalu terletak di
, maka semakin baik hasil
untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel
independen secara keseluruhan tidak dapar menjelaskan variabel
dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka
pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen atau tidak. (Ghazali, 2006)
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, suatu pengukur kelayakan
yang sesuai lainnya telah dikembangkan. Ukuran yang merupakan
modifikasi
ini memberikan penalty bagi penambahan variabel penjelas
yang tidak menurunkan residual secara signifikan. Ukuran ini disebut
Adjusted
. (Ariefianto, 2012)
6. Model Regresi Data Panel
Model persamaan dasar dasar data panel adalah:
Model persamaan yang akan di estimasi pada penelitian ini adalah:
Dimana:
L
= Laba Perusahaan
67
= Konstanta
= Koefisien Variabel Independen
Inves
= Hasil Investasi
Under
= Underwriting
Solva
= Rasio Solvabilitas
= Koefisien Eror
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Laba
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia. Laba adalah kemampuan
suatu perusahaan agar dapat mempertahankan kedudukan
perusahaan
dimata investor. Indikator laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jumlah laba komperhensif.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari laporan laba rugi masing-masing website Perusahaan asuransi jiwa
syariah berdasarkan laporan keuangan tahunan, yaitu dari tahun 2011-2015
yang dinyatakan dalam milyar rupiah.
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Hasil Investasi (
)
Hasil Investasi dipergunakan untuk mengukur baik buruknya
suatu perusahaan, serta seberapa mampu perusahaan tersebut dapat
68
mempertahankan keberadaan perusahaan tersebut dalam jangka
panjang. Agar perusahaan mendapatkan tingkat pengembalian yang
tinggi dengan tingkat risiko yang kecil untuk memenuhi kewajiban
baik kepada pemegang polis maupun pertumbuhan perusahaan. Tinggi
rendahnya Hasil Investasi menunjukan tingkat laba perusahaan
asuransi jiwa syariah tersebut, sehingga semakin tinggi angka hasil
investasi
yang dapat
menghasilkan capital
gain
yang dapat
mempengaruhi laba suatu perusahaan asuransi jiwa syariah. Data
operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
masing-masing website Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah berdasarkan
laporan keuangan tahunan, yaitu dari tahun 2011-2015 yang
dinyatakan dalam bentuk rupiah.
Pengukuran hasil investasi merupakan kegiatan investasi yang
dilakukan oleh setiap perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia.
Dalam hal ini berikut adalah rumus untuk menghitung hasil investasi
menurut Muhammad Anggit (2011).
Pendapatan Bersih Investasi
Rumus Hasil Investasi = -----------------------------------Rata-rata Investasi
b. Underwriting ( )
Underwriting merupakan proses penggolongan tingkat risiko
yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon
tertanggung, atau pengambilan keputusan untuk menerima atau
menolak risiko tersebut. Tujuan underwriting adalah menyetujui dan
menerbitkan polis. Polis yang diterbitkan harus memenuhi 3 (tiga)
69
kriteria, yaitu: adil bagi nasabah (equitable to the client), dapat dijual
oleh agen (deliverable by the agent) dan menguntungkan perusahaan
(profitable to the company). (Hifi Saniatusilma, 2015)
Hasil
underwriting
merupakan
selisih
dari
pendapatan
underwriting dengan beban klaim dan beban operasional, hasil ini pun
dapat berguna untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha asuransi
murni. Hasil underwriting merupakan laba/rugi dari aktivitas utama
asuransi yang didapat dari selisih pendapatan premi dan beban
underwriting (beban klaim dan beban komisi).
c. Rasio Solvabilitas (X3)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajibankewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio-rasio ini dapat
dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap
dan hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini berarti modal
sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. (Christine
Dwi, 2012).
Hasil rasio solvabilitas dapat menunjukan seberapa besar
keuntungan perusahaan untuk mendukung risiko yang mungkin timbul
dari asuransi
yang ditutupnya. Berikut adalah rumus untuk
mendapatkan hasil dari rasio solvabilitas. (Muhammad Anggit, 2011)
Tingkat Solvabilitas
Rumus Rasio Solvabilitas = --------------------------------------------------Jumlah batas tingkat solvabilitas minimum
70
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Objek Penelitian
1. PT AJB Bumiputera 1912
AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi terkemuka di
Indonesia. Didirikan 103 tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan
spesifik masyarakat Indonesia, AJB Bumiputera 1912 telah berkembang
untuk mengikuti perubahan kebutuhan masyarakat. Pendekatan modern,
produk yang beragam, serta teknologi mutakhir yang ditawarkan didukung
oleh nilai-nilai tradisional yang melandasi pendirian AJB Bumiputera
1912. AJB Bumiputera 1912 telah merintis industri asuransi jiwa di
Indonesia dan hingga saat ini tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa
nasional terbesar di Indonesia. AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan
asuransi mutual, dimiliki oleh pemegang polis Indonesia, dioperasikan
untuk kepentingan pemegang polis Indonesia, dan dibangun berdasarkan
tiga pilar 'mutualisme', 'idealisme' dan 'profesionalisme'.
AJB Bumiputera 1912 menyadari pentingnya hubungan personal
antara nasabah dan penasehat finansial mereka, serta menyediakan akses
yang mudah untuk mendapatkan solusi khusus untuk memenuhi semua
kebutuhan asuransi nasabah. AJB Bumiputera 1912 dimiliki oleh
masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang dan kelompok umur,
serta menyediakan berbagai produk dan layanan yang setara dengan
71
produk asuransi terbaik dunia, namun tetap menjaga keuntungannya di
Indonesia bagi para pemegang polisnya. (www.bumiputera.com)
2. PT AIA Financial
PT AIA Financial (AIA) merupakan salah satu perusahaan asuransi
jiwa terkemuka di Indonesia dan merupakan perusahaan asuransi jiwa
yang terdaftar di dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pada tahun
2009, PT AIG Life berubah nama menjadi PT AIA Financial Berdasarkan
surat nomor 042/LGL-AIGL/Srt/V/2009 tanggal 27 Mei 2009, dan sesuai
salinan akta pernyataan keputusan pemegang saham PT AIG Life nomor
35 tanggal 29 April 2009 yang dibuat oleh notaris Merryana Suryana, SH
dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU21773.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 19 Mei 2009 menyatakan bahwa
surat Menteri Keuangan nomor S-078/MK.5/2005 Tanggal 1 Februari
2005 berlaku untuk nama baru PT. AIA Financial yang sebelumnya PT.
AIG Life.
AIA di Indonesia merupakan anak perusahaan AIA Grup. AIA
menawarkan berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan prinsip
Syariah, yang meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi
kecelakaan diri, asuransi yang dikaitkan dengan investasi. Program
kesejahteraan karyawan, program pesangon, dan program Dana Pensiun
(DPLK). Produk-produk tersebut dipasarkan oleh lebih dari 10.000 tenaga
penjual berpengalaman dan professional melalui beragam jalur distribusi
seperti keagenan, Bancassurance dan Corporate Solutions (Pension &
72
Employee Benefits). Berdasarkan Laporan Kinerja Tahunan Asuransi Jiwa
Indonesia 2014:
a. AIA menempati peringkat kedua perusahaan asuransi jiwa di
Indonesia dalam hal Total Weighted Premium Income (TWPI)
dengan pangsa pasar 10,3 persen. TWPI AIA tahun 2014
bertumbuh sebesar 23 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp
8,1 Triliun.
b. AIA juga tercatat sebagai tiga besar perusahaan asuransi jiwa di
Indonesia untuk perolehan New Business Total Weighted Premium
Income (NBTWPI) dengan pangsa pasar 8,5 persen. AIA mencatat
pertumbuhan NBTWPI sebesar 10 persen menjadi Rp 2,3 Triliun
di 2014. (www.aia-financial.co.id)
3. PT Allianz Life Indonesia
Allianz merupakan salah satu perusahaan terbesar yang berada di
banyak tempat di dunia, bergerak di bidang layanan asuransi dan
manajemen aset. Allianz berdiri pada tahun 1890 di Jerman dan
merupakan perusahaan yang sangat berpengalaman dan mempunyai posisi
finansial yang kuat. Saat ini Allianz beroperasi di lebih dari 70 negara di
seluruh dunia dan melayani lebih dari 76 juta nasabah di seluruh dunia.
Hampir separuh dari perusahaan yang masuk kategori Fortune 500
merupakan nasabah Allianz, seperti Boeing, Coca Cola, Infineon,
Mercedes Benz, BMW, Bayer, Siemens, dan WMF. Sejumlah proyek
raksasa dunia juga berasuransi di Allianz, seperti Menara Petronas Kuala
73
Lumpur, Burj al-Arab Dubai, Jin Mao Building Shanghai, Bandara
Cheklapkok Hong Kong, dan MRT Singapura.
Di tahun 2010, Allianz Group berhasil membukukan total
pendapatan lebih dari 106,5 miliar euro. Allianz merupakan perusahaan
manajemen aset terbesar dengan aset pihak ketiga yang dikelola sebesar
1.164 miliar euro pada akhir 2010. Pada September 2006, kesepakatan
merger telah ditandatangani antara Allianz AG dan RAS Holding S.p.A,
dan kemudian Allianz AG mengubah namanya menjadi Allianz SE
(Societas Europaea), sehingga Allianz bukan lagi berkelas perusahaan
Jerman melainkan perusahaan Eropa. Menyusul prosedur pendaftaran di
Italia dan Jerman, pada 16 Oktober 2006 Allianz SE resmi menjadi
perusahaan pertama yang terdaftar di DJ EURO STOXX 50 Index. Pada
tahun 2011, Allianz Group menempati urutan ke-20 perusahaan terbesar
dunia versi Forbes2000, sekaligus menjadi peringkat pertama di kategori
perusahaan asuransi.
a. Allianz di Asia Pasifik
Asia Pasifik adalah satu dari tiga regional yang tumbuh pesat di
Allianz. Dengan kekayaan kebudayaan, bahasa, dan adat istiadat yang
beraneka ragam adalah karakteristik dari regional ini. Allianz hadir di
Asia Pasifik pada tahun 1917, di pesisir Cina dengan menyediakan
asuransi kebakaran dan asuransi jasa pengangkutan.
Di Asia Pasifik, Allianz hadir dalam 15 pasar dengan fokus
utama bisnisnya pada asuransi umum, jiwa dan kesehatan, dan
manajemen aset. Dengan lebih dari 14.500 staf, Allianz melayani
74
kebutuhan lebih dari 21.5 juta nasabah di kawasan ini. Kemampuan
Allianz untuk beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan lokal
menjadi kunci sukses.
b. Allianz di Indonesia
Allianz hadir sejak tahun 1981 melalui kantor perwakilannya di
Jakarta. Tahun 1989, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia resmi
beroperasi memberikan pelayanan di bidang asuransi umum. Di tahun
1996, Allianz melengkapi pelayanan asuransinya di Indonesia dengan
mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia yang bergerak di
bidang asuransi jiwa, kesehatan, dan dana pensiun. Pada tahun 2006,
kedua perusahaan memulai bisnis asuransi Syariah.
Di tahun 2007, Allianz Indonesia memperkenalkan Allianz
Center sebagai sebuah konsep One Stop Solutions, di mana nasabah
dan agen Allianz bisa mendapatkan pelayanan asuransi kami di satu
tempat. Allianz Center telah beroperasi di Jakarta, Surabaya, Bandung,
dan Denpasar. Kini, bersama-sama, Allianz Indonesia hadir di 44 kota
dengan 80 titik pelayanan, didukung oleh lebih dari 14.000 agen,
dengan sekitar 1.000 karyawan dan mitra perbankan yang solid untuk
melayani nasabah kami. Allianz Indonesia memberikan solusi asuransi
dari A–Z.
Pada tahun 2010, Allianz Indonesia yang terdiri dari Allianz
Utama dan Allianz Life Indonesia mencetak total premi bruto (Gross
Written Premium/GWP) sebesar Rp 5,6 triliun. Saat ini, Allianz
Indonesia menjadi salah satu pemimpin pasar yang dipercaya melayani
75
lebih dari 1,8 juta nasabah baik dari individu maupun grup.
(www.allianz.co.id)
4. PT Asuransi Jiwa Manulife
Didirikan pada tahun 1985, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
(Manulife Indonesia) merupakan bagian dari Manulife Financial
Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang
beroperasi di Asia, Kanada dan Amerika Serikat. Dengan surat izin
perusahaan nomor: S. 254/MK.17/99 serta Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia nomor Kep-020/KM.13/1989, Manulife Indonesia
menawarkan beragam layanan keuangan termasuk asuransi jiwa, asuransi
kecelakaan dan kesehatan, layanan investasi dan dana pensiun kepada
nasabah individu maupun pelaku usaha di Indonesia. Melalui jaringan
lebih dari 10.000 karyawan dan agen profesional yang tersebar di 25
kantor pemasaran, Manulife Indonesia melayani lebih dari 2,2 juta nasabah
di Indonesia.
PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia terdaftar dan diawasi oleh
Otoritas
Jasa
Keuangan
(OJK).
Manulife
Financial
Corporation
merupakan grup jasa keuangan internasional yang menyediakan solusi
berpikir kedepan untuk keputusan-keputusan penting keuangan para
nasabah. Kami dikenal sebagai John Hancock di Amerika Serikat dan
Manulife di negara-negara lain. Kami menyediakan nasihat keuangan,
solusi asuransi dan jasa manajemen keuangan.
Pada akhir tahun 2015, kami memiliki 34.000 karyawan, 63.000
agen dan ribuan mitra distributor yang melayani 20 juta nasabah. Pada
76
akhir Maret 2016, kami mengelola dana sebesar C$904 miliar (US$697
miliar), dan pada 12 tahun terakhir kami membayar lebih dari $24.9 miliar
klaim dan manfaat lainnya kepada nasabah kami. Kami beroperasi di Asia,
Kanada dan Amerika Serikat dimana kami telah melayani nasabah selama
lebih dari 100 tahun.set dan manajemen kekayaan untuk nasabah individu,
nasabah kumpulan dan institusi-institusi. Dengan berkantor pusat di
Toronto, Kanada, kami diperdagangkan dengan simbol ‗MFC‘ di bursa
saham Toronto, New York dan Filipina, dan dengan simbol ‗945‘ di Hong
Kong.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : KEP107/KM.10/2009, pada tanggal 13 Mei 2009.
Peresmian unit baru ini juga ditandai dengan peluncuran produk
baru, Berkah SaveLink. Produk yang dikembangkan dengan konsep
Syariah ini semakin melengkapi portofolio produk yang ada di Manulife
Indonesia, sehingga para nasabah dapat menentukan pilihan perencanaan
keuangan sekaligus perlindungan jiwa. (www.manulife-indonesia.com)
5. PT Avrist Assurance
PT Avrist Assurance (Avrist), salah satu perusahaan asuransi jiwa
patungan terkemuka di Indonesia yang telah berdiri sejak 1975, memiliki
pengalaman yang membanggakan selama lebih dari 39 tahun. Avrist
menyediakan program asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan kesehatan,
asuransi jiwa kredit dan pension, baik untuk perorangan mapun kelompok,
melalui strategi dari beragam saluran distribusi.
77
PT Avrist Assurance (Avrist), salah satu perusahaan asuransi jiwa
patungan terkemuka di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1975,
memiliki pengalaman yang membanggakan selama 38 tahun dan melalui
strategi dari beragam kanal distribusi menyediakan program asuransi jiwa,
asuransi kecelakaan dan kesehatan, asuransi berbasis syariah, asuransi jiwa
kredit dan pensiun, baik untuk perorangan maupun korporasi. Didukung
lebih dari 7.100 agen dan lebih dari 550 karyawan yang tersebar di 56
kantor pemasaran, Avrist melayani lebih dari satu juta nasabah di
Indonesia.
Avrist merupakan perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang
didukung institusi keuangan bertaraf internasional. Mitra asing Avrist
adalah Meiji Yasuda Life (Meiji Yasuda Life Insurance Company), salah
satu pemimpin pasar industri asuransi jiwa di Jepang dengan pengalaman
lebih dari 130 tahun. Avrist berkembang dengan mendirikan anak
perusahaan, yaitu PT Avrist General Insurance dan PT Avrist Asset
Management. Dengan berlandaskan visi ―Satu polis Avrist di setiap rumah
tangga di Indonesia‖, Avrist berkomitmen untuk memajukan kehidupan
gemilang yang bermakna bagi karyawan, mitra bisnis dan nasabahnya.
(www.avrist.com)
6. PT Panin Daichi Life
Panin Life adalah salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka
yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 40 tahun.
Merupakan bagian dari Panin Group of Companies yang bergerak di
industri jasa keuangan. Didukung jaringan pelayanan dan pemasaran
78
melalui agen, karyawan, serta berbagai mitra bisnis di berbagai kota besar
di Indonesia, Panin Life bertumbuh dengan kepercayaan nasabahnya
melalui reputasi pelayanan yang sangat baik, terutama dalam pembayaran
klaim yang cepat dan terpercaya.
Dai-ichi Life merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa
terbesar di Jepang yang mempunyai pengalaman lebih dari 110 tahun
dalam industri asuransi jiwa dengan jaringan bisnis internasional di
berbagai negara di dunia. Dai-ichi Life juga terdaftar sebagai perusahaan
publik di Jepang dengan peringkat ―A‖ dari Fitch dan peringkat ―A+‖ dari
Standard & Poor‘s (per Juni 2015). Pada tahun 2013, Panin Life dan Daiichi Life memasuki suatu era baru untuk membentuk kerjasama jointventure yang kuat dengan nama Panin Dai-ichi Life. Melalui rangkaian
produk yang inovatif dan komprehensif, Panin Dai-ichi Life menyediakan
berbagai pilihan program proteksi yang disesuaikan bagi kebutuhan
nasabah individu maupun korporat, terutama produk asuransi jiwa,
investasi, dan Syariah. Panin Dai-ichi Life berkomitmen untuk menjaga
pelayanannya pada standar profesionalisme dan integritas yang tertinggi.
Panin Dai-ichi Life terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), sesuai dengan yang tercantum dalam Salinan Keputusan
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Nomor KEP-
625/NB.1/2013 tentang Izin Usaha. Panin Life adalah salah satu
perusahaan asuransi jiwa terkemuka yang telah melayani masyarakat
Indonesia selama lebih dari 40 tahun, dan Dai-ichi Life merupakan salah
79
satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di Jepang yang mempunyai
pengalaman lebih dari 110 tahun. (www.panindai-ichilife.co.id)
7. PT Prudential Life Assurance
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance
(Prudential Indonesia) merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah grup
perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris. Sebagai bagian dari Grup
yang berpengalaman lebih dari 168 tahun di industri asuransi jiwa,
Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya
di Indonesia.
PT Prudential Life Assurance memiliki izin usaha di bidang
asuransi jiwa patungan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Indonesia Nomor: 241/KMK.017/1995 tanggal 1 Juni 1995 juncto Surat
Menteri Keuangan Nomor: S.191/MK.6/2001 tanggal 6 Maret 2001 juncto
Surat Menteri Keuangan Nomor S.614/MK.6/2001 tanggal 23 Oktober
2001 juncto Surat Menteri Keuangan Nomor S-9077/BL/2008 tanggal 19
Desember 2008.
Sejak peluncuran produk asuransi terkait investasi (unit link)
pertamanya di tahun 1999, Prudential Indonesia telah menjadi pemimpin
pasar untuk kategori produk tersebut di Indonesia. Prudential Indonesia
menyediakan berbagai produk dan layanan yang dirancang untuk
memenuhi dan melengkapi setiap kebutuhan keuangan para nasabahnya di
Indonesia.
80
Sampai 30 Juni 2016, Prudential Indonesia memiliki kantor pusat
di Jakarta dan kantor pemasaran di Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar,
Batam dan Semarang. Prudential Indonesia melayani lebih dari 2,4 juta
nasabah melalui sekitar 240.000 tenaga pemasar berlisensi di 398 Kantor
Pemasaran Mandiri (KPM) di seluruh Nusantara termasuk Jakarta,
Surabaya,
Medan,
Bandung,
Yogyakarta,
Batam
dan
Bali.
(www.prudetial.co.id)
8. PT Sun Life Financial
Sejak 1995, PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) telah
menyediakan masyarakat Indonesia dengan program yang lengkap mulai
dari produk-produk proteksi dan pengelolaan kekayaan, termasuk asuransi
jiwa, pendidikan, kesehatan, dan perencanaan hari tua. Setiap tahun Sun
Life Financial Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan di pasar
di mana kami beroperasi. Kami terus berupaya untuk meningkatkan
produk-produk dan layanan-layanan kami demi memenuhi kebutuhan
keuangan para nasabah kami.
Per 31 Maret 2016, tingkat Risk Based Capital (RBC) Sun Life
Financial Indonesia adalah 835% (konvensional) – jauh di atas ketentuan
minimal yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 120 persen dan 138%
(syariah) - jauh di atas ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yakni
30%, dengan aset Rp 6.44 triliun. Para karyawan serta agen kami telah
bekerja keras untuk meraih kepercayaan nasabah, dan kami akan terus
mengembangkan jalur distribusi keagenan dan non keagenan kami melalui
bancassurance dan direct marketing/ telemarketing (DM/TM). Saat ini
81
kami menyediakan berbagai produk inovatif melalui lebih dari 105 kantor
pemasaran konvensional dan 49 kantor pemasaran syariah di 66 kota di
Indonesia. Sun Life merupakan bagian dari Sun Life Financial, salah satu
organisasi keuangan terkemuka di dunia. Didirikan pada 1865 dan
berkantor pusat di Toronto, Kanada, Sun Life Financial beroperasi di
berbagai pasar kunci di seluruh dunia. (www.sunlife.co.id)
9. PT Asuransi Takaful Keluarga
Takaful Keluarga adalah pelopor perusahaan asuransi jiwa syariah
di Indonesia. Mulai beroperasi sejak tahun 1994, Takaful Keluarga
mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi
sesuai syariah meliputi perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan,
perencanaan pendidikan anak, perencanaan hari tua, serta menjadi rekan
terbaik dalam perencanaan investasi. Guna meningkatkan kualitas
operasional dan pelayanan, Takaful Keluarga telah memperoleh sertifikasi
ISO 9001:2008 dari Det Norske Veritas (DNV), Norwegia, pada
November 2009 sebagai standar internasional mutakhir untuk sistem
manajemen mutu. Takaful Keluarga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) serta memiliki tenaga pemasaran yang terlisensi
oleh asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi
Syariah Indonesia (AASI). Kinerja positif Takaful Keluarga dari tahun ke
tahun dibuktikan dengan diraihnya penghargaan-penghargaan prestisius
yang diberikan oleh berbagai institusi.
Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memperkuat dan
memperluas jaringan layanan di seluruh Indonesia. Peningkatan dan
82
pembaharuan sistem teknologi
informasi
terus
diupayakan demi
memberikan pelayanan prima kepada peserta. Dengan pengalaman lebih
dari 20 tahun, Takaful Keluarga menjadi pilihan terpercaya dalam
menyediakan solusi perlindungan jiwa dan perencanaan investasi sesuai
syariah bagi masyarakat Indonesia.
Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak
bersepakat untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia. Atas
prakarsa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan
Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT. Asuransi Jiwa
Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, danbeberapa pengusaha Muslim
Indonesia, serta bantuan teknis dari Syarikat Takaful Malaysia, Bhd.
(STMB), Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI)
mendirikan PT. Syarikat Takaful Indonesia (Takaful Indonesia) pada 24
Februari 1994, sebagai perusahaan perintis pengembangan asuransi
syariah di Indonesia.
Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT.
Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) sebagai perusahaan
asuransi jiwa syariah pertama di Indonesia. Takaful Keluarga diresmikan
oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar‘ie Muhammad dan mulai beroperasi
sejak 25 Agustus 1994. Guna melengkapi layanan pada sektor asuransi
kerugian, PT. Asuransi Takaful Umum (Takaful Umum) didirikan sebagai
anak perusahaan Takaful Keluarga yang diresmikan oleh Prof. Dr. B.J.
Habibie, selaku ketua sekaligus pendiri ICMI, dan mulai beroperasi pada 2
Juni 1995.
83
Kini, seiring pertumbuhan industri asuransi syariah di Indonesia,
Takaful Keluarga terus bekerja keras menjalankan amanah segenap
stakeholders dengan menghadirkan kinerja dan pelayanan prima sekaligus
melanjutkan cita-cita founders untuk berperan serta dalam menguatkan
simpul-simpul pembangunan ekonomi syariah di Indonesia.
a. Visi
Menjadi perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdepan dalam
pelayanan, operasional dan pertumbuhan bisnis syariah di Indonesia
dengan profesional, amanah dan bermanfaat bagi masyarakat.
b. Misi
• Menyelenggarakan bisnis asuransi syariah secara profesional
dengan memiliki keunggulan dalam standar operasional dan
layanan.
• Menciptakan sumberdaya manusia yang handal melalui program
pengembangan sumberdaya manusia yang berkelanjutan.
• Mendayagunakan
teknologi
yang
terintegrasi
dengan
berorientasi pada pelayanan dan kecepatan, kemudahan serta
informatif. (www.takaful.co.id)
10. PT AXA Finansial Indonesia
Sebagai pemimpin global dalam perlindungan keuangan, Grup
AXA didedikasikan untuk melindungi masyarakat dan properti. Grup
AXA berkomitmen untuk melayani para nasabah, baik perorangan maupun
perusahaan, di setiap tahap kehidupan mereka dengan menyediakan
produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan mereka, termasuk
84
asuransi, perlindungan pribadi, dan rencana tabungan masa depan. AXA di
Indonesia merupakan bagian dari AXA Group, salah satu perusahaan
asuransi dan manajemen aset terbesar di dunia. AXA beroperasi dengan
fokus pada asuransi jiwa, asuransi umum dan manajemen aset melalui
beragam jalur distribusi di bawah PT AXA Mandiri Financial Services, PT
AXA Financial Indonesia, PT AXA Life Indonesia, PT Mandiri AXA
General Insurance, PT Asuransi AXA Indonesia, dan PT AXA Asset
Management Indonesia.
AXA di Indonesia merupakan bagian dari AXA Group, salah satu
perusahaan asuransi dan manajemen aset terbesar di dunia, dengan
166.000 karyawan melayani lebih dari 103 juta nasabah di 64 negara.
AXA telah diakui oleh Interbrand sebagai merek asuransi nomor satu
dunia selama delapan tahun berturut-turut (2009-2016). AXA beroperasi
dengan fokus pada asuransi jiwa, asuransi umum dan manajemen aset
melalui jalur multi distribusi yaitu bancassurance, keagenan, broker,
digital, telemarketing dan corporate solution. (www.axa.co.id)
B. Analisis Deskriptif Statistik
Data yang digunakan adalah variabel Laba, Hasil Investasi,
Underwriting, dan Rasio Solvabilitas. Objek penelitian ini adalah 10
perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan tahun 2011 hingga 2015 serta memenuhi kriteria-kriteria
yang sudah ditentukan. Berikut ini merupakan perusahaan asuransi jiwa
syariah di Indonesia yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel:
85
Tabel 4.1
Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
PT AJB Bumiputera 1912
PT AIA Financial
PT Asuransi Allianz Life
PT Asuransi Jiwa Manulife
PT Avrist Assurance
PT Panin Daichi Life
PT Prudential Life Assurance
PT Sun Life Financial
PT Asuransi Takaful Keluarga
PT AXA Finansial Indonesia
(Sumber: www.ojk.go.id)
C. Pergerakan Variabel Penelitian
Penulis akan mendeskripsikan pergerakan dari rata-rata variabel
penelitian yaitu variabel dependen laba perusahaan asuransi jiwa syariah di
Indonesia
dan
juga
variabel
independen
yaitu
Hasil
Investasi,
Underwriting, Rasio Solvabilitas dan Pendapatan. Data yang dianalisis
peneliti untuk pergerakan variabel penelitian ini di ambil dari laporan
tahunan yaitu dari periode tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
1. Analisis Perkembangan Variabel Laba Perusahaan
Penulis mendeskripsikan perkembangan Laba Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai berikut:
86
Gambar 4.1
Pergerakan Variabel Laba Tahun 2011-2015
Laba Perusahaan
2,000,000,000,000.00
1,500,000,000,000.00
1,000,000,000,000.00
500,000,000,000.00
0.00
2011
2012
2013
2014
PT AJB Bumiputera 1912
PT AIA Financial
PT Asuransi Allianz Life
PT Asuransi Jiwa Manulife
PT Avrist Assurance
PT Panin Daichi Life
PT Prudential Life Assurance
PT Sun Life Financial
PT Asuransi Takaful Keluarga
PT AXA Finansial Indonesia
2015
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pergerakan laba
dari setiap perusahaan selama periode tahun 2011- 2015. Laba pada
setiap perusahaan asuransi jiwa syariah yang dijadikan sampel dalam
penelitian fluktuatif setiap tahunnya. Laba perusahaaan asuransi jiwa
syariah tertinggi dicapai oleh PT Prudential Life Assurance pada tahun
2015 dengan jumlah sebesar Rp 1.033.318.000.000 dan yang terendah
adalah
PT Sun Life Financial pada tahun 2012 sebesar Rp -
17.557.000.000.
2. Analisis Perkembangan Variabel Hasil Investasi
Penulis
mendeskripsikan
perkembangan
Hasil
Investasi
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia tahun 2011-2015,
sebagai berikut:
87
Gambar 4.2
Pergerakan Variabel Hasil Investasi Tahun 2011-2015
Hasil Investasi
5,000,000,000,000.00
4,000,000,000,000.00
3,000,000,000,000.00
2,000,000,000,000.00
1,000,000,000,000.00
0.00
2011
2012
2013
2014
PT AJB Bumiputera 19121
PT AIA Financial
PT Asuransi Allianz Life
PT Asuransi Jiwa Manulife
PT Avrist Assurance
PT Panin Daichi Life
PT Prudential Life Assurance
PT Sun Life Financial
PT Asuransi Takaful Keluarga
PT AXA Finansial Indonesia
2015
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pergerakan hasil
investasi dari setiap perusahaan asuransi jiwa syariah selama periode
tahun 2011- 2015. Hasil Investasi pada setiap perusahaan asuransi jiwa
syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini fluktuatif setiap
tahunnya. Hasil Investasi perusahaaan asuransi jiwa syariah tertinggi
dicapai oleh PT Prudential Life Assurance pada tahun 2015 sebesar Rp
4.085.240.000.000 dan yang terendah adalah PT Sun Life Financial
pada tahun 2011 sebesar Rp 11.570.000.000.
3. Analisis Perkembangan Variabel Underwriting
Penulis mendeskripsikan perkembangan Underwriting
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia tahun 2011-2015,
sebagai berikut:
88
Gambar 4.3
Pergerakan Variabel Underwriting Tahun 2011-2015
Underwriting
300,000,000,000.00
200,000,000,000.00
100,000,000,000.00
0.00
2011
-100,000,000,000.00
2012
2013
2014
PT AJB Bumiputera 1912
PT AIA Financial
PT Asuransi Allianz Life
PT Asuransi Jiwa Manulife
PT Avrist Assurance
PT Panin Daichi Life
PT Prudential Life Assurance
PT Sun Life Financial
PT Asuransi Takaful Keluarga
PT AXA Finansial Indonesia
2015
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pergerakan ratarata Underwriting dari setiap perusahaan asuransi jiwa syariah selama
periode tahun 2011- 2015. Rata-rata yang dihasilkan Underwriting
pada setiap perusahaan asuransi jiwa syariah yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini fluktuatif setiap tahunnya. Underwriting
perusahaaan asuransi jiwa syariah tertinggi dicapai oleh PT Prudential
Life Assurance pada tahun 2015 sebesar Rp 210.862.000.000 dan yang
terendah adalah PT AJB Bumiputera 1912 pada tahun 2011 sebesar Rp
-7.651.070.000.
4. Analisis Perkembangan Variabel Rasio Solvabilitas
Penulis mendeskripsikan perkembangan Rasio Solvabilitas
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia tahun 2011-2015,
sebagai berikut:
89
Gambar 4.4
Pergerakan Variabel Rasio Solvabilitas Tahun 2011-2015
Rasio Solvabilitas
50.0000
40.0000
30.0000
20.0000
10.0000
0.0000
2011
2012
2013
2014
PT AJB Bumiputera 1912
PT AIA Financial
PT Asuransi Allianz Life
PT Asuransi Jiwa Manulife
PT Avrist Assurance
PT Panin Daichi Life
PT Prudential Life Assurance
PT Sun Life Financial
PT Asuransi Takaful Keluarga
PT AXA Finansial Indonesia
2015
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pergerakan ratarata Rasio Solvabilitas dari setiap perusahaan asuransi jiwa syariah
selama periode tahun 2011- 2015. Rata-rata yang dihasilkan Rasio
Solvabilitas pada setiap perusahaan asuransi jiwa syariah yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini fluktuatif setiap tahunnya. Rasio
Solvabilitas perusahaaan asuransi jiwa syariah tertinggi dicapai oleh
PT Panin Daichi Life pada tahun 2011 sebesar 44.5434% dan yang
terendah adalah
PT Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 2011
sebesar 0.1351%.
90
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas
5
Series: Residuals
Sample 7 35
Observations 9
4
3
2
1
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
1.11e-16
0.261324
1.106954
-1.247857
0.783692
-0.368734
1.898896
Jarque-Bera
Probability
0.658608
0.719424
0
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Dari diagram batang di atas nilai JB sebesar 0.658608 sementara
untuk nilai chi square dengan melihat jumlah variabel independen yang
diteliti dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) variabel independen dan nilai
signifikan yang dipakai adalah 0.05 atau 5%. Nilai Chi Square sebesar
7.815 yang berarti nilai JB lebih kecil dari nilai Chi Square (0.658608 <
7.815 ), maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini berdistribusi normal.
2. Uji Multikolonieritas
Pada penelitian ini, uji multikolinearitas yang digunakan
menggunakan metode perhitungan koefisien korelasi, dimana jika
hubungan antara bebas yang satu dengan yang lainnya di atas 0.9, maka
91
antarvariabel tersebut terdapat gejala multikolinieritas. Setelah data diolah
menggunakan EViews 9, maka didapatkan hasil pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinearitas
INVES
INVES
1.000000
UNDER
0.878299
SOLVA
-0.157819
Sumber : Output EViews 9 (data diolah)
UNDER
0.878299
1.000000
-0.108971
SOLVA
-0.157819
-0.108971
1.000000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi variabel
independen antara Hasil Investasi , Underwriting dan Rasio Solvabilitas <
0.9 maka antarvariabel tersebut dapat disimpulkan terbebas dari gejala
multikolinieritas. Sehigga dapat dilanjutkan kepengujian berikutnya.
3. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan metode grafik, untuk melihat data memiliki masalah
heterokedastisits atau tidaknya yaitu jika data tidak membentuk pola
tertentu, maka data tidak terdapat heteroskedastisitas. Setelah peneliti
mengolah data menggunakan software EViews 9, maka akan terlihat grafik
berikut:
Gambar 4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas
4
2
0
-2
-4
1.5
-6
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
7
8
9
10
Res idual
31
Actual
32
33
34
35
Fitted
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
92
Berdasarkan hasil di atas, data tidak membentuk pola tertentu
sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak bersifat heteroskedastisitas.
Sedangkan dengan uji Glejser, masalah heteroskedastisitas dapat dilihat
melalui nilai p-value obs*square. Karena p-value obs*square = 4.259351
> 0.00 dan probabilitas Chi Square sebesar 0.2348 lebih besar dari
yaitu
0.05.
Tabel 4.3
Hasil Uji Glejser
Heteroskedasticity Test: Glejser
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS
1.497457
4.259351
1.568282
Prob. F(3,5)
Prob. Chi-Square(3)
Prob. Chi-Square(3)
0.3227
0.2348
0.6666
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
4. Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini, uji autokorelasi menggunakan Uji BreuschGodfrey yang penilaiannya dapat dilihat dari nilai Obs*R2 yaitu dimana
nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
masalah autokorelasi pada penelitian tersebut begitupun sebaliknya.
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.389223
1.854205
Prob. F(2,3)
Prob. Chi-Square(2)
0.7075
0.3957
Sumber: Output EViews 9 (data diolah)
Setelah diolah menggunakan Eviews 9, maka telah didapatkan
hasilnya terlihat berdasarkan tabel di atas bahwa data yang diperoleh nilai
Obs*R2 sebesar 1.854205 > 0,05 , maka dapat disimpulkan Ho diterima
dan tidak terdapat masalah autokoreasi pada data tersebut.
93
E. Uji Stasioneritas
Uji Stasioneritas bertujuan untuk mengetahui apakah data stasioner
dapat langsung diestimasi ataukah tidak stasioner dan juga untuk
mengetahui nilai rata- rata dan varian dari time series, apakah data tersebut
dapat mengalami perubahan secara sistematik (konstan) atau bahkan
sebaliknya. Uji stasioneritas data dapat diteliti menggunakan metode uji
grafik dan uji akar unit. Peneliti menggunakan metode uji akar unit agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Hasil dari uji akar unit ini membandingkan nilai t hitung dengan
nilai kritis Mc. Kinnon dan bisa dilihat dari nilai probabilitas lebih kecil
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut stasioner.
Sedangkan jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka data
tersebut tidak stasioner. Jika data tidak stasioner di perhitungan level
normal, maka data dapat dinaikan ke diferensiasi tingkat 1.
Setelah peneliti mengolah data dengan menggunakan aplikasi
EViews 9 maka dapat diketahui hasil uji akar unit ADF tingkat level
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Tingkat Stasioneritas ADF Tingkat Level
Level
Variabel
T. Stasioner
Probabilitas
Keterangan
Hasil Investasi
-3.158200
0.1049
Tidak Stasioner
Underwriting
-3.316373
0.0756
Tidak Stasioner
Rasio Solvabilitas -2.450954
0.3500
Tidak Stasioner
Laba
-2.767022
0.2160
Tidak Stasioner
Sumber: Output EViews (data diolah)
Hasil penelitian ini pada uji unit root ADF tingkat level
menunjukan bahwa semua variabel tidak stasioner . karena uji tingkat level
94
keseluruhan variabel tidak stasioner maka perlu dilanjutkan ke
differensiasi tingkat pertama. Setelah data diolah dengan menggunakan
aplikasi EViews 9 maka terlihat hasil uji akar unit tingkat 1st Difference
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tingkat Stasioneritas ADF Tingkat 1st Difference
1st Difference
Variabel
T. Stasioner
Probabilitas
Keterangan
Hasil Investasi
-6.723302
0.0000
Stasioner
Underwriting
-7.285928
0.0000
Stasioner
Rasio Solvabilitas -12.45401
0.0000
Stasioner
Laba
-6.794385
0.0000
Stasioner
Sumber: Output EViews (data diolah)
Seluruh dari variabel penelitian hasil uji unit root ADF pada
tingkat 1st Difference menunjukan semua variabel sudah stasioner. Karena
seluruh variabel sudah stasioner pada tingkat 1st Difference maka tidak
perlu lagi ketingkat berikutnya di tingkat differensiasi tingkat kedua yaitu
2nd Difference. Dari penelitian yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai
statistik t seluruh variabel sudah lebih besar dari ada nilai t pada tabel Mc.
Kinnon pada tingkat kepercayaan 1%,5% dan 10% serta nilai
probabilitasnya dapat lebih kecil dari nilai kritis 0.05 (<0.05). dengan
demikian data telah stasioner pada tahap 1st Difference.
95
F. Pemilihan Model Regresi Data Panel
1. Common Effect Model
Tabel 4.7
Hasil Uji Common Effect
Dependent Variable: LABA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/01/17 Time: 14:57
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 50
S
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
u
INVES?
UNDER?
SOLVA?
0.574725
0.364823
0.011326
0.127293
0.126450
0.061225
4.514997
2.885104
0.184997
0.0000
0.0059
0.8540
m
bR-squared
Adjusted R-squared
eS.E. of regression
Sum squared resid
r Log likelihood
Durbin-Watson stat
:
0.828887
0.821606
0.422367
8.384531
-26.30606
0.193908
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
2.00E-07
1.000000
1.172242
1.286964
1.215929
Output EViews 9
2. Fixed Effect Model
Tabel 4.8
Hasil Uji fixed effect
Dependent Variable: LABA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/01/17 Time: 14:57
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 50
Variable
Coefficient
C
INVES?
UNDER?
SOLVA?
3.10E-07
0.195501
0.436589
-0.020148
Std. Error
t-Statistic
0.017740 1.75E-05
0.058030 3.368978
0.062625 6.971497
0.039075 -0.515632
Prob.
1.0000
0.0018
0.0000
0.6092
96
Fixed Effects
(Cross)
AJB--C
AIA--C
ALIANS--C
MNLF--C
AVRIST--C
PNNLF--C
PRDNTL--C
SNLF--C
ATK--C
AXA--C
-0.134304
-0.046405
-0.720417
0.009202
-0.036348
-0.006403
1.372730
-0.139962
-0.291084
-0.007010
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.988119
0.984265
0.125439
0.582190
40.37762
256.4256
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
2.00E-07
1.000000
-1.095105
-0.597979
-0.905796
1.231064
Sumber: Output EViews 9
3. Uji Chow
Tabel 4.9
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square
Statistic
d.f.
Prob.
55.095935
133.367361
(9,37)
9
0.0000
0.0000
Sumber: Output EViews 9
Hasil dari Uji Chow pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai
probabilitas cross section adalah 0.0000 atau < 0.05, maka
ditolak.
Oleh karena itu maka model yang dipilih adalah fixed effect. Selanjutnya
97
kita akan melakukan regresi dengan model random effect untuk
menentukan model mana yang tepat. Hasil uji regresi dengan model
random effect, dapat dilihat pada tabel 4.10.
4. Random Effect Model
Tabel 4.10
Hasil Uji Random Effect
Dependent Variable: LABA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/01/17 Time: 15:00
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 50
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
C
INVES?
UNDER?
SOLVA?
Random Effects
(Cross)
AJB—C
AIA—C
ALIANS--C
MNLF—C
AVRIST--C
PNNLF—C
PRDNTL--C
SNLF—C
ATK—C
AXA—C
3.01E-07
0.210559
0.441266
-0.022912
Std. Error
t-Statistic
0.135720 2.22E-06
0.057356 3.671123
0.061585 7.165172
0.037850 -0.605350
Prob.
1.0000
0.0006
0.0000
0.5479
-0.128759
-0.059891
-0.714899
0.019023
-0.028363
0.012149
1.306203
-0.127520
-0.280869
0.002924
Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random
0.425502
0.125439
Rho
0.9200
0.0800
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
0.862627
0.853668
Mean dependent var
S.D. dependent var
2.61E-08
0.343293
98
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.131321
96.28521
0.000000
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.793278
0.925269
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.741520
12.66553
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
2.00E-07
0.057952
Sumber: Output EViews 9
Berdasarkan tabel 4.8 yang menggunakan model fixed effect dan
tabel 4.10 yang menggunakan model random effect, menunjukan
kesamaan hasil variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap
keuntungan perusahaan asuransi jiwa syariah yaitu hasil investasi dan
underwriting. Kita masih belum bisa menentukan model manakah yang
akan kita gunakan. Oleh karena itu diperlukan Uji Haussman untuk
mengetahuinya.
5. Uji Haussman
Tabel 4.11
Hasil Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f.
7.415329
3
Prob.
0.0598
Sumber: Output EViews 9
Hasil pengujian tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas
cross section adalah 0.0598 atau > 0.05, maka
diterima dan menolak
, berarti model penelitian menggunakan random effect.
99
G. Hasil Uji Hipotesis
1. Uji t
Tabel 4.12
Hasil Uji t
Dependent Variable: LABA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/01/17 Time: 15:00
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 50
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
C
3.01E-07
INVES?
0.210559
UNDER?
0.441266
SOLVA?
-0.022912
Sumber: Output EViews 9
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.135720 2.22E-06
0.057356 3.671123
0.061585 7.165172
0.037850 -0.605350
1.0000
0.0006
0.0000
0.5479
Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependennya dapat menggunakan indikator probabilitas yaitu apabila
probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka hasilnya signifikan berarti terdapat
pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Uji hipotesis secara parsial menggunakan Uji t, tertera pada
tabel berikut :
Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut:
a.
Pengaruh Hasil Investasi terhadap Tingkat Keuntungan
Hasil
pengujian
dengan
analisis
regresi
data
panel
menunjukkan, bahwa nilai probabilitas Hasil Investasi yaitu
sebesar 0.0006 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga
ditolak. Hal
100
ini berarti bahwa Hasil Investasi memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat keuntungan.
b.
Pengaruh Underwriting terhadap Tingkat Keuntungan
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel
menunjukkan bahwa nilai probabilitas Underwriting yaitu
sebesar 0.0000 yang lebih besar dari 0.05 sehingga
ditolak.
Hal ini berarti bahwa Underwriting memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat keuntungan.
c.
Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Tingkat Keuntungan
Hasil
pengujian
dengan
analisis
regresi
data
panel
menunjukkan bahwa nilai probabilitas Rasio Solvabilitas yaitu
sebesar 0.5479 yang lebih besar dari 0.05 sehingga
diterima.
Hal ini berarti bahwa Rasio Solvabilitas tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat keuntungan.
2. Uji F
Tabel 4.13
Hasil Uji F
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.862627
0.853668
0.131321
96.28521
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
2.61E-08
0.343293
0.793278
0.925269
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.741520
12.66553
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
2.00E-07
0.057952
Sumber: Output EViews 9
101
Berdasarkan tabel di atas hasil dari uji-F menunjukkan bahwa
nilai probabilitas (F-statistic) sebesar 0.000000 < dari nilai α = 5%
(0.000000 < 0.05). Maka
disimpulkan bahwa Hasil
diterima dan
ditolak. Sehingga dapat
Investasi, Underwriting dan Rasio
Solvabilitas secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap
Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah.
3. Koefisien Determinasi
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.862627
0.853668
0.131321
96.28521
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
2.61E-08
0.343293
0.793278
0.925269
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.741520
12.66553
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
2.00E-07
0.057952
Sumber: Output EViews 9
Berdasarkan tabel di atas besarnya angka Adjusted R-Squared
adalah 0.853668. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan
variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 85%
atau dapat diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan 85% terhadap variabel dependennya.
Sedangkan sisanya 15% dipengaruhi faktor lain di luar model regresi
tersebut.
102
Dari berbagai penelitian, penelitian menurut Husnul Khotimah
(2014) terdapat faktor seperti premi, klaim dll. Menurut Lukman
Nasution (2011) laba dipengaruhi oleh faktor jumlah pendapatan dan
jumlah beban.
H. Model Regresi Data Panel
Penelitian dengan regresi data panel digunakan untuk melihat
pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut
merupakan tabel model regresi:
Tabel 4.15
Model Regresi
Dependent Variable: LABA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/01/17 Time: 15:00
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 50
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
C
3.01E-07
INVES?
0.210559
UNDER?
0.441266
SOLVA?
-0.022912
Sumber: Output EViews 9
Std. Error
t-Statistic
0.135720 2.22E-06
0.057356 3.671123
0.061585 7.165172
0.037850 -0.605350
Prob.
1.0000
0.0006
0.0000
0.5479
Berdasarkan hasil EViews 9 di atas, maka didapat persamaan model
regresi antar variabel Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas
adalah sebagai berikut :
Likuiditas = 3.01E-07 – 0.210559
0.022912
+ 0.441266
–
+
103
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :
a. Konstanta sebesar 3.01E-07
menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas)
pada observasi i dan periode ke t adalah konstan, maka tingkat
keuntungan adalah sebesar 3.01E-07.
b. Jika nilai Hasil Investasi pada observasi ke i dan periode ke t naik
sebesar 1% akan menaikan tingkat keuntungan pada observasi ke i dan
periode ke t sebesar 0.210559 apabila nilai variabel independen
lainnya dianggap konstan.
c. Jika nilai Underwriting pada observasi ke i dan periode ke t sebesar
1% akan menaikkan tingkat keuntungan pada observasi ke I dan
periode ke t sebesar 0.441266 apabila nilai variabel independen
lainnya dianggap konstan.
d. Jika nilai Rasio Solvabilitas pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar 1% akan menurunkan tingkat keuntungan pada observasi ke i
dan periode ke t sebesar 0.022912 apabila nilai variabel independen
lainnya dianggap konstan.
Tabel 4.16
Model Regresi Tiap Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
Random Effect
AJB—C
AIA—C
ALIANS—C
MNLF—C
AVRIST—C
PNNLF—C
PRDNTL—C
Konstanta
-0.128759
-0.059891
-0.714899
0.019023
-0.028363
0.012149
1.306203
104
SNLF—C
ATK—C
AXA—C
-0.127520
-0.280869
0.002924
Sumber : Output EViews 9 (data diolah)
Berdasarkan hasil EViews 9 di atas, maka didapat persamaan
model regresi tiap bank umum syariah sebagai berikut :
1. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AJB
Bumiputera:
Laba AJB Bumiputera = -0.128759 - 0.210559
- 0.022912
+ 0.441266
+
Konstanta laba sebesar -0.128759 menunjukkan bahwa jika
variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera adalah sebesar 0.128759.
2. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AIA:
Laba AIA = -0.059891 - 0.210559
0.022912
+ 0.441266
-
+
Konstanta laba sebesar -0.059891 menunjukkan bahwa jika
variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AIA adalah sebesar -0.059891.
105
3. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Allianz Life:
Laba Allianz Life = -0.714899 - 0.210559
- 0.022912
+ 0.441266
+
Konstanta laba sebesar -0.714899 menunjukkan bahwa jika
variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Allianz Life adalah sebesar -0.714899.
4. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Manulife:
Laba Manulife = 0.019023 - 0.210559
0.022912
+ 0.441266
-
+
Konstanta laba sebesar 0.019023 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada
observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Manulife adalah sebesar 0.019023.
5. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Avrist:
Laba Avrist = -0.028363 - 0.210559
0.022912
+ 0.441266
-
+
Konstanta laba sebesar -0.028363 menunjukkan bahwa jika
variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Avrist adalah sebesar -0.028363.
106
6. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Panin Life:
Laba Panin Life = 0.012149 - 0.210559
0.022912
+ 0.441266
-
+
Konstanta laba sebesar 0.012149 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada
observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Panin Life adalah sebesar 0.012149.
7. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Prudential:
Laba Prudential = 1.306203 - 0.210559
0.022912
+ 0.441266
-
+
Konstanta laba sebesar 1.306203 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada
observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Prudential adalah sebesar 1.306203.
8. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Sun Life:
Laba Sun Life = -0.127520 - 0.210559
0.022912
+ 0.441266
-
+
Konstanta laba sebesar -0.127520 menunjukkan bahwa jika
variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Sun Life adalah sebesar -0.127520.
9. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga:
107
Laba ATK = -0.280869 - 0.210559
0.022912
+ 0.441266
-
+
Konstanta laba sebesar -0.280869 menunjukkan bahwa jika
variabel independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas)
pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga adalah sebesar -0.280869.
10. Persamaan model regresi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AXA:
Laba AXA Syariah =
0.002924 - 0.210559
- 0.022912
+ 0.441266
+
Konstanta laba sebesar 0.002924 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (Hasil Investasi, Underwriting dan Rasio Solvabilitas) pada
observasi ke i dan periode ke t adalah konstan, maka Laba pada
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah AXA adalah sebesar 0.002924.
I. Interpretasi Hasil Penelitian
Analisis regresi data panel yang dilakukan bertujuan untuk
menganalisis pengaruh dari Hasil Investasi , Underwriting dan Rasio
Solvabilitas terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia. Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
dapat disederhanakan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hubungan Variabel Independen Terhadap Laba Perusahaan
Variabel
Hubungan yang Ditemukan
Hasil Investasi
Berpengaruh
Underwriting
Berpengaruh
108
Rasio Solvabilitas
Tidak berpengaruh
Sumber: Output Eviews 9.0 (data diolah)
1. Pengaruh Hasil Investasi terhadap Laba
Berdasarkan tabel 4.12, variabel Hasil Investasi mempunyai
nilai signifikan 0.0006 < 0.05l. Hal ini berarti menerima
menolak
atau
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Hasil
Investasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Laba
perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini didukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh M. Agung Ali (2009) yang menyatakan
bahwa Hasil Investasi berpengaruh terhadap Laba perusahaan asuransi
jiwa syariah.
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel Hasil
Investasi berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah.
Semakin tinggi Hasil Investasi yang dihasilkan, akan meningkatkan
laba perusahaan asuransi jiwa syariah yang diperlukan untuk tambahan
pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah
sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
2. Pengaruh Underwriting terhadap Laba
Berdasarkan tabel 4.12 , variabel Underwriting mempunyai
nilai
signifikan
0.0000
>
0.05.
Hal
ini
berarti
menerima
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Underwriting secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba
perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini didukung hasil
109
penelitian yang dilakukan oleh Feby Riani (2014) yang menyatakan
bahwa Underwriting berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi
jiwa syariah.
Bagi perusahaan asuransi syariah, proses Underwriting
bertujuan untuk memastikan bahwa calon peserta asuransi syariah
memiliki tingkat risiko sesuai dengan yang diasumsikan perusahaan,
dengan demikian perusahaan dapat menjaga kecukupan dana tabarru’
untuk membayar klaim-klaim yang terjadi, sehingga peserta dan
pemegang polis mendapatkan keadilan yang sama dalam berkontribusi
tabarru’ sesuai dengan risiko yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dikemukakan oleh Ela Patriana dan Rijal Assidiq
dalam jurnal nya yang berjudul Prosedur Underwriting Bancassurance
dan Asuransi Jiwa Syariah pada PT. Asuransi Takaful Keluarga.
3. Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Laba
Berdasarkan tabel 4.12, variabel Rasio Solvabilitas mempunyai
nilai signifikan 0.5479 > 0.05l. Hal ini berarti menerima
menolak
dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Rasio
Solvabilitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap Laba perusahaan
asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sandi Sofiandi (2015) yang menyatakan bahwa
Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap laba
perusahaan asuransi jiwa syariah.
110
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel Rasio
Solvabilitas tidak memiliki pengaruh secara parsial yang signifikan
terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hal ini terjadi karena
dalam memenuhi kewajibannya, perusahaan menggunakan dana yang
di peroleh dari modal sendiri dan pinjaman dari bank maupun lembaga
keuangan lainnya, sehingga tidak berpengaruh secara langsung
terhadap laba.
4. Pengaruh Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas
terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah.
Hasil
Investasi,
Underwriting,
dan
Rasio
Solvabilitas
berpengaruh terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hal ini
ditunjukkan dengan probabilitas pada uji F adalah 0.0000 < 0.05
artinya menerima
dan menolak
.
. Berarti model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi laba perusahaan atau dapat disimpulkan
bahwa Hasil Investasi, Underwriting, dan Rasio Solvabilitas secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap Laba perusahaan
asuransi jiwa syariah.
111
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara parsial, Hasil Investasi dan Underwriting memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah dengan niai
signifikan dari variabel Hasil Investasi ialah sebesar 0,0006 dan
Underwriting sebesar 0,000 < 0,05. Sementara variabel Rasio Solvabilitas
secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba
perusahaan asuransi jiwa syariah periode tahun 2011- 2015 dengan nilai
signifikannya sebesar 0,5479 > 0,05.
2. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan antara Hasil Investasi, Undewriting, dan Rasio Solvabilitas
terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah periode 2011-2015 dengan
nilai signifikannya sebesar 0,0000 < 0,05.
3. Variabel yang paling dominan mempengaruhi laba perusahaan asuransi
jiwa syariah adalah variabel Undewriting dengan konstanta 0.441266.
4. Variabel yang paling tidak dominan mempengaruhi laba perusahaan
asuransi jiwa syariah adalah Rasio Solvabilitas dengan konstanta 0,022912.
112
B. Saran
Berkaitan dengan penelitian ini, penulis menyarankan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Penelitian ini menggunakan 10 sampel perusahaan asuransi jiwa syariah di
Indonesia periode 2011-2013. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya
agar dapat lebih mengembangkan sampel dengan menambahkan atau
merubah jumlah sampel dengan variabel yang juga lebih bervariasi.
2. Variabel independen dalam penelitian ini sebesar 85% sehingga
disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menambahkan variabel
independen yang secara teoritis berpengaruh terhadap laba perusahaan
asuransi jiwa syariah.
3. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan
perusahaan asuransi jiwa syariah tetapi bisa juga mengambil dari asuransi
umum syariah ataupun perusahaan asuransi kerugian syariah.
4. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rentang waktu
yang berbeda dan lebih lama agar diperoleh hasil yang lebih akurat, serta
melakukan pengembangan teori sehingga penelitian selanjutnya lebih baik
dan komprehensif.
113
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku dan Penelitian/Jurnal
Abdullah, Amrin ―Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah
Asuransi Konvensional‖. Kelompok Gramedia. Jakarta: 2006
Albahi, Muhammad. ―Analisa Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Rasio
Solvabilitas Pada Kinerja Keuangan PT Bank Sumut Cabang Pirngadi
Medan‖. Jurnal Ilmiah ―DUNIA ILMU‖ : 2015
Ali, M. Agung. ―Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting
Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT Asuransi Syariah
Mubarakah)‖ Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor. Bogor: 2009
Bima, Recly. ―Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada
PT H.M Sampoerna Tbk‖ Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA). Surabaya: 2016
Dahlia, Lia & Herlina. ―Aanalisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas
dalam Mendukung Pembiayaan Pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk‖ EISSN 2502-4159.
Dipta, Ardio. ―Analisis Pengaruh Solvabilitas dan Underwriting Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Asuransi Kerugian (Studi Pada Perusahaan
Asuransi Kerugian yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012)‖
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya: 2014
Dwi, Christine. ―Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan
Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45‖ Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha. Bandung: 2012
Eka, Febrinda. ―Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Surplus Underwriting
Asuransi Umum Syariah di Indonesia‖ Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga. Surabaya: 2016
114
Hanum, Zulia. ―Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha pada Pusat Penelitian
Karet Tanjung Morawa Sumatera Utara‖ Jurnal Ilmiahkultura. UMN
Alwashliyah: 2009
Hartono, Agus. ―Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi‖ Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta:2008
Hidayati, Nur. ―Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah: Perbedaan dalam
Lingkup Akuntansi‖ Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: 2014
Humaemah, Ratu. ―Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia‖ Jurnal Syar‘
Insurance: 2015
Ichsan, Nurul. ―Pengantar Asuransi Syariah‖ Gaung Persada Press Group.
Jakarta:2014
Ismanto, Kuat. ―Asuransi Syariah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam‖ Pustaka
Pelajar. Yogyakarta: 2009
Kasmir. ―Pengantar Manajemen Keuangan‖ Kencana. Jakarta: 2014
Kawistara. ―Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa di Indonesia: suatu kajian dari
sisi penawaran‖. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada.
Jogjakarta: 2011
Khan, Hayat. ―Optimal Incentives For Takaful (Islamic Insurance)‖ Journal of
Economic Behavior & Organization: 2014
Khotimah, Husnul. ―Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting
Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Syariah Pada PT Asuransi Kerugian
Sinarmas Cabang Syariah Periode 2008-2012‖ Fakultas Syariah Dan Hukum
Universitas Islam Neger. Jakarta: 2014
Labombang, Mastura. ―Manajemen Risiko dalam Proyek Kontruksi‖ Jurusan
Teknik Universitas Tadulako. Palu: 2011
115
Lokobal, Arif. ―Manajemen Risiko Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Kontruksi
di Propinsi Papua (Studi kasus di Kabupaten Sarmi)‖ Universitas Sam
Ratulangi. Manado: 2014
Moeljadi. ―Manajemen Keuangan‖ Bayumedia. Malang: 2006
Monica, Grace. ―Analisis Rasio keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja
Keuangan PT. Internasional Nickel Corporation Tbk‖ Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya: 2013
Mudjiyono. ―Investasi Dalam Saham & Obligasi dan Meminimalisasikan Risiko
Sekuritas Pada Pasar Modal Indonesia‖ STIE AKA. Semarang: 2012
Murnani, Nimas. ―Analisis Pengaruh Hasil Underwriting Terhadap Tingkat
Solvabilitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Dengan Profitabilitas
Sebagai Variabel Interventing‖ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Kalijaga. Yogyakarta: 2016
N, Lukman. ―Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba pada Asuransi
Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera1912 Divisi Asuransi Jiwa Syariah‖ Fakultas
syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri. Jakarta: 2011
Nanda, Ade. ―Analisis Investasi dalam Asuransi Syariah di Indonesia Terhadap
Portofolio Optimal‖ Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta: 2012
Nur, M. Rianto. ―Pemasaran Strategik pada Asuransi Syariah Kesehatan,
Pendidikan, Jiwa‖ Gramata Publishing. Bekasi: 2015
Otoritas Jasa Keuangan ―Statistik Perasuransian di Indonesia 2015‖ di akses pada
tanggal 25 Maret 2017
Patriana, Ela. ―Model Perhitungan Tarif Premi Asuransi Syariah dalam
Hubungannya Dengan Segmentasi Pasar dan Laba Perusahaan‖ Jurnal
Etikonomi. Universitas Islam Negeri. Jakarta: 2014
Patriana, Ela & Rizal. ―Prosedur Underwriting Bancassurance dan Asuransi Jiwa
Syariah Pada PT Takaful Keluarga‖ Al-Iqhtisad: 2012
116
Puspitasari, Novi. ―Sejarah dan Perkebangan Asuransi Islam serta Perbedaannya
Dengan Asuransi Konvensional‖ ISSN: 1412-5366
Rahmadi, Adha. ―Perhitungan Pendapatan dan Beban untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Perusahaan Jasa‖ Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA). Surabaya: 2015
Ramadhani, Herry. ―Prospek dan Tantangan Perkembangan Asuransi di
Indonesia‖ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman. Samarinda
Redhika, Rizki. ―Analisis Potensi dan Kendala Pengembangan Asuransi Syariah
di Indonesia di Kota Medan‖ Kasyful Mahalli. Jurnal Ekonomi dan Keuangan
vol. 2 No. 5
Rodoni, Ahmad. ―Investasi Syariah‖ Universitas Islam Negeri. Jakarta: 2009
S, Burhanuddin. ―Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah‖ Graha Ilmu.
Yogyakarta: 2010
Sani, Fathnur. ―Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental‖
Budi Utama. Yogyakarta: 2016
Septian, Alvien. ―Hukum Perbankan Syariah‖. Sinar Grafika Offset. Jakarta: 2008
B. Website
http://www.tribunnews.com/bisnis/2016/11/08/prospek-industri-asuransi-jiwasyariah-kian-menjanjikan di akses pada tanggal 16 Desember 2016
http://aaji.or.id/Berita/aaji-daily-news---13-januari-2016 di akses pada tanggal
07 Januari 2017
http://www.ojk.go.id/Files/201511/RPOJKKesehatanKeuPAPR_1448253726.pdf
di akses pada tanggal 16 Januari 2017
http://reliance-life.com/oneclick/?p=3400 di akses pada tanggal 17 Januari 2017
http://finansial.bisnis.com/read/20151201/215/497332/rbc-asuransi-syariahaturan-baru-terbit-desember di akses pada tanggal 17 Januari 2017
117
http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-unsur-dan-jenis-jenislaba.html di akses pada tanggal 15 Februari
www.bumiputera.com di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.aia-financial.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.allianz.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.manulife-indonesia.com di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.avrist.com di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.panindai-ichilife.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.prudential.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.sunlife.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.takaful.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.axa.co.id di akses pada tanggal 2 Desember 2016.
www.ojk.go.id di akses pada tanggal 15 Desember 2016
118
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lapiran 1 : Data Variabel Peneitian
119
Lampiran 2 : Data Variabel ZScore
Lampiran 3 : Uji Stasioneritas Tahap Level
120
1. Variabel Laba
Null Hypothesis: LABA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.807114
-3.571310
-2.922449
-2.599224
0.0646
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LABA)
Method: Least Squares
Date: 08/16/17 Time: 21:05
Sample (adjusted): 2012 2060
Included observations: 49 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LABA(-1)
C
-0.287720
0.000766
0.102497
0.102337
-2.807114
0.007482
0.0073
0.9941
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.143584
0.125363
0.716336
24.11747
-52.16033
7.879891
0.007254
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
-0.001528
0.765954
2.210626
2.287843
2.239922
1.777878
2. Variabel Hasil Investasi
Null Hypothesis: INVES has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
t-Statistic
Prob.*
-3.132496
-3.571310
-2.922449
-2.599224
0.0306
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
121
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(INVES)
Method: Least Squares
Date: 08/16/17 Time: 21:03
Sample (adjusted): 2012 2060
Included observations: 49 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
INVES(-1)
C
-0.347836
-0.001756
0.111041
0.110694
-3.132496
-0.015867
0.0030
0.9874
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.172718
0.155116
0.774806
28.21527
-56.00504
9.812531
0.002981
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
-0.005685
0.842936
2.367553
2.444770
2.396849
1.723980
3. Variabel Underwriting
Null Hypothesis: UNDER has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
t-Statistic
Prob.*
-3.363431
-3.571310
-2.922449
-2.599224
0.0172
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(UNDER)
Method: Least Squares
Date: 08/16/17 Time: 21:07
Sample (adjusted): 2012 2060
Included observations: 49 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
UNDER(-1)
C
-0.385455
0.008191
0.114602
0.114228
-3.363431
0.071703
0.0015
0.9431
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.194000
0.176851
0.799545
30.04580
-57.54510
11.31267
0.001539
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
0.003749
0.881260
2.430412
2.507630
2.459709
1.829981
122
4. Variabel Rasio Solvabilitas
Null Hypothesis: SOLVA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.486304
-3.574446
-2.923780
-2.599925
0.1250
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(SOLVA)
Method: Least Squares
Date: 08/16/17 Time: 21:06
Sample (adjusted): 2013 2060
Included observations: 48 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
SOLVA(-1)
D(SOLVA(-1))
C
-0.372799
-0.363275
0.007763
0.149941
0.138737
0.127264
-2.486304
-2.618449
0.061000
0.0167
0.0120
0.9516
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.386240
0.358961
0.881618
34.97629
-60.51231
14.15926
0.000017
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
0.002182
1.101130
2.646346
2.763296
2.690542
1.930051
Lampiran 4 : Uji Stasioneritas Tahap 1st Difference
1. Variabel Laba
Null Hypothesis: D(LABA) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
t-Statistic
Prob.*
-6.858659
-3.574446
-2.923780
-2.599925
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
123
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LABA,2)
Method: Least Squares
Date: 08/16/17 Time: 21:06
Sample (adjusted): 2013 2060
Included observations: 48 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(LABA(-1))
C
-1.011000
0.000657
0.147405
0.112904
-6.858659
0.005820
0.0000
0.9954
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.505595
0.494847
0.782224
28.14619
-55.29811
47.04120
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
0.001686
1.100575
2.387421
2.465388
2.416885
2.002557
2. Variabel Hasil Investasi
Null Hypothesis: D(INVES) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
t-Statistic
Prob.*
-6.790953
-3.574446
-2.923780
-2.599925
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(INVES,2)
Method: Least Squares
Date: 08/16/17 Time: 21:04
Sample (adjusted): 2013 2060
Included observations: 48 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(INVES(-1))
C
-1.001034
-0.008325
0.147407
0.124257
-6.790953
-0.067000
0.0000
0.9469
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.500635
0.489780
0.860859
34.08961
-59.89605
46.11705
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
-0.002931
1.205183
2.579002
2.656969
2.608466
2.000679
124
3. Variabel Underwriting
Null Hypothesis: D(UNDER) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
t-Statistic
Prob.*
-7.342780
-3.574446
-2.923780
-2.599925
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(UNDER,2)
Method: Least Squares
Date: 08/16/17 Time: 21:07
Sample (adjusted): 2013 2060
Included observations: 48 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(UNDER(-1))
C
-1.079205
0.003138
0.146975
0.129524
-7.342780
0.024230
0.0000
0.9808
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.539615
0.529607
0.897362
37.04191
-61.88942
53.91642
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
-0.000829
1.308390
2.662059
2.740026
2.691523
2.034799
4. Variabel Rasio Solvabilitas
Null Hypothesis: D(SOLVA) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level
t-Statistic
Prob.*
-12.57807
-3.574446
-2.923780
-2.599925
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
125
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(SOLVA,2)
Method: Least Squares
Date: 08/16/17 Time: 21:07
Sample (adjusted): 2013 2060
Included observations: 48 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(SOLVA(-1))
C
-1.549478
0.003222
0.123189
0.134227
-12.57807
0.024003
0.0000
0.9810
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.774739
0.769842
0.929949
39.78103
-63.60159
158.2079
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
0.000289
1.938414
2.733399
2.811366
2.762863
2.038235
126
Lampiran 5 : Uji Asumsi Klasik
1. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser
F-statistic
2.896603
Prob. F(4,4)
0.1638
Obs*R-squared
6.690296
Prob. Chi-Square(4)
0.1532
Scaled explained SS
2.168499
Prob. Chi-Square(4)
0.7048
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 02/27/17 Time: 17:47
Sample: 7 35
Included observations: 9
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
2.533334
1.085657
2.333458
0.0799
INVES
-0.533849
0.180987
-2.949645
0.0420
UNDER
-0.179481
0.363134
-0.494256
0.6470
SOLVA
6.297063
4.234890
1.486948
0.2112
PEND
0.597788
0.464733
1.286305
0.2677
R-squared
0.743366
Mean dependent var
0.595726
Adjusted R-squared
0.486732
S.D. dependent var
0.379411
S.E. of regression
0.271820
Akaike info criterion
0.532831
Sum squared resid
0.295545
Schwarz criterion
0.642400
Log likelihood
2.602262
Hannan-Quinn criter.
0.296381
F-statistic
2.896603
Durbin-Watson stat
2.390380
Prob(F-statistic)
0.163778
127
2. Uji Autokoreasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
1.477652
Prob. F(2,2)
0.4036
Obs*R-squared
5.367528
Prob. Chi-Square(2)
0.0683
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 02/27/17 Time: 17:51
Sample: 7 35
Included observations: 9
Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-7.552035
5.906978
-1.278494
0.3294
INVES
1.737829
1.231442
1.411215
0.2936
UNDER
0.314033
1.266952
0.247865
0.8274
SOLVA
-27.00480
21.86297
-1.235184
0.3422
PEND
-2.163405
2.052929
-1.053814
0.4025
RESID(-1)
-1.378912
0.925187
-1.490415
0.2746
RESID(-2)
-1.107722
0.693652
-1.596942
0.2514
R-squared
0.596392
Mean dependent var
-8.20E-16
-0.614432
S.D. dependent var
0.737023
S.E. of regression
0.936464
Akaike info criterion
2.758067
Sum squared resid
1.753930
Schwarz criterion
2.911464
Hannan-Quinn criter.
2.427037
Durbin-Watson stat
2.734276
Adjusted R-squared
Log likelihood
-5.411302
F-statistic
0.492551
Prob(F-statistic)
0.787873
128
Lampiran 6 : Regresi Data Panel
1. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
Cross-section F
Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
55.095935
(9,37)
0.0000
133.367361
9
0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: LABA?
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/17 Time: 14:59
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 50
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-4.32E-08
0.060378
-7.15E-07
1.0000
INVES?
0.574725
0.128669
4.466707
0.0001
UNDER?
0.364823
0.127817
2.854247
0.0064
SOLVA?
0.011326
0.061887
0.183018
0.8556
R-squared
0.828887
Mean dependent var
2.00E-07
Adjusted R-squared
0.817728
S.D. dependent var
1.000000
S.E. of regression
0.426934
Akaike info criterion
1.212242
Sum squared resid
8.384531
Schwarz criterion
1.365204
Hannan-Quinn criter.
1.270491
Durbin-Watson stat
0.193908
Log likelihood
-26.30606
F-statistic
74.27620
Prob(F-statistic)
0.000000
129
2. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
7.415329
3
0.0598
Random
Var(Diff.)
Prob.
Cross-section random effects test comparisons:
Variable
Fixed
INVES?
0.195501
0.210559
0.000078
0.0878
UNDER?
0.436589
0.441266
0.000129
0.6807
SOLVA?
-0.020148
-0.022912
0.000094
0.7758
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
3.10E-07
0.017740
1.75E-05
1.0000
INVES?
0.195501
0.058030
3.368978
0.0018
UNDER?
0.436589
0.062625
6.971497
0.0000
SOLVA?
-0.020148
0.039075
-0.515632
0.6092
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: LABA?
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/17 Time: 15:00
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 50
Variable
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
130
R-squared
0.988119
Mean dependent var
2.00E-07
Adjusted R-squared
0.984265
S.D. dependent var
1.000000
S.E. of regression
0.125439
Akaike info criterion
-1.095105
Sum squared resid
0.582190
Schwarz criterion
-0.597979
Log likelihood
40.37762
Hannan-Quinn criter.
-0.905796
F-statistic
256.4256
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.000000
1.231064
131
Download