Kombinasi Vitamin D dan Kalsium untuk Pasien

advertisement
BERITA TERKINI
Kombinasi Vitamin D dan Kalsium untuk Pasien
Riketsia dengan Defisiensi Kalsium
(kelompok kalsium+D, n=44), atau plasebo
(kalsium saja, n=28). Terapi diberikan secara
bulanan selama 24 minggu. Outcome utama
adalah pencapaian nilai 10-point radiographic
severity score ≤1,5 dan kadar alkaline
phosphatase ≤350 U/L serum. Usia rerata anak
dalam penelitian ini adalah 46 (15-102) bulan,
dan karakteristik mirip antar kelompok terapi.
Kadar 25-hydroxyvitamin D (25(OH)D) pada
baseline adalah 30,2±13,2 nmol/L, 29 pasien
memiliki kadar <30 nmol/L. Nilai alkaline
phosphatase baseline dan nilai radiografik
tidak berhubungan dengan status vitamin D.
D
alam sebuah penelitian acak tersamar ganda, para ahli menemukan
bahwa terapi vitamin D saja kurang
efektif untuk menyembuhkan riketsia dibandingkan dengan kalsium atau terapi
kombinasi kalsium plus vitamin D. Dalam
sebuah penelitian, outcome primer adalah
kombinasi perbaikan radiologik dan normalisasi kadar alkali fosfatase serum, dan outcome
ini tidak berbeda jika dibandingkan dengan
kelompok pasien yang diberi kalsium dengan
atau tanpa vitamin D. Jika dibandingkan
dengan terapi kalsium saja, kombinasi kalsium
dan vitamin D menghasilkan penurunan alkali
fosfatase dan perbaikan radiologik yang lebih
cepat. Walaupun dalam penelitian ini status
vitamin D (sebagai kadar 25(OH)D serum)
mengalami perbaikan dengan kalsium saja,
peningkatan kadar 25(OH)D dan penurunan
1,25(OH)2D lebih besar dengan kombinasi
kalsium dan vitamin D, dibandingkan dengan
kalsium saja.
Sebuah penelitian lain dilakukan untuk
mengetahui apakah anak-anak riketsia
dengan defisiensi kalsium memiliki respons
yang lebih baik dengan terapi kombinasi
vitamin D dan kalsium dibandingkan dengan
kalsium saja. Penelitian adalah penelitian acak
tersamar ganda, di Jos University Teaching
Hospital, Jos, Nigeria. Populasi yang diteliti
adalah anak-anak Nigeria dengan riketsia
aktif yang diterapi dengan kalsium karbonat
(kurang lebih 938 mg kalsium elemental
dua kali sehari), dan secara acak diterapi
tambahan dengan vitamin D2 oral 50000 UI
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
dari 68 anak-anak yang menyelesaikan
penelitian selama 24 minggu, 29 pasien
(67%) dalam kelompok terapi kombinasi
dan 11 pasien (44%) dalam kelompok terapi
kalsium saja mencapai outcome primer
walau tidak bermakna (p=0,06). Pada akhir 24
minggu penelitian kadar 25(OH)D lebih besar
di kelompok terapi kombinasi (55,4±17,0
nmol/L) dibandingkan kadar terapi kalsium
saja (37,9±20,0 nmol/L) (p<0,001). Konsentrasi
25(OH)D saat penelitian selesai lebih besar
di kelompok terapi yang mencapai outcome
primer (56,4±17,2 nmol/L) dibandingkan
dengan yang tidak mengcapai outcome
primer (37,7±18,5 nmol/L, p<0,001).
Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa pada anak-anak riketsia dengan
defisiensi kalsium, vitamin D tampaknya
memberi efek memperbaiki respons terapi
terhadap kalsium karbonat, yang tidak
bergantung pada konsentrasi 25(OH)D
baseline.
Simpulan:
• Pemberian vitamin D bersama kalsium
menyembuhkan riketsia lebih cepat pada
pasien anak-anak riketsia dengan defisiensi
kalsium.
• Respons terhadap terapi vitamin D dan
kalsium tidak berhubungan dengan kadar
25(OH)D baseline. (YYA)
REFERENSI:
1.
Thacher TD, Fischer PR, Pettifor JM. Vitamin D treatment in kalsium-deficiency rickets: a randomised controlled trial. Arch Dis Child 2014;99:807-11.
2.
Thatcher TD, Fischer PR, Pettifor JM, et al. A comparison of kalsium, vitamin D, or both for nutritional rickets in Nigerian children. N Engl J Med 1999;341:563-8.
CDK-225/ vol. 42 no. 2, th. 2015
143
Download