18 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di karantina Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta (Gambar 2, 3, dan 4). Waktu penelitian berlangsung selama 1 bulan dengan pengambilan data dilakukan selama 20 hari pada pukul 18.00 -- 06.00 WIB. B. BAHAN Bahan yang digunakan adalah 3 (tiga) pasang kukang Jawa berusia ± 2,5 tahun yang dipelihara dalam kandang karantina PPS (Gambar 5). C. PERALATAN 1. Kandang pemeliharaan Ketiga pasang kukang jawa masing-masing menempati kandang berukuran panjang 2 m, lebar 2,2 m, dan tinggi 2,5 m (Gambar 6). Sebuah kotak kecil terdapat di pojok atas kandang yang digunakan sebagai kotak istirahat kukang. Setiap kandang memiliki 4 (empat) batang pohon hidup dengan dedaunan yang cukup lebat dan berbagai batang-batang bambu yang digunakan untuk pergerakan kukang. 18 Pola Aktivitas..., Marsenia Trinanda Haris, FMIPA UI, 2008 19 Masing-masing pasangan ditempatkan dalam masing-masing kandang yang terpisah. Pemisahan kandang memungkinkan masing-masing individu dapat melakukan kontak audio maupun visual dengan individu dalam kandang tetangga. 2. Pengamatan Peralatan yang digunakan untuk pengamatan adalah lampu senter kepala (headlamp) yang dilapisi oleh filter merah, jam tangan, kamera digital [Fuji Film FinePix S3000], thermometer, higrometer, lembar pengamatan, dan alat-alat tulis. D. CARA KERJA 1. Pemeliharaan Setiap pasangan kukang Jawa ditempatkan dalam kandang di karantina Pusat Primata Schmutzer. Karantina PPS memiliki 3 (tiga) pasang kukang yang akan menjadi subyek penelitian. Pasangan kukang yang diamati adalah pasangan kukang 1 (PK1), pasangan kukang 2 (PK2), dan pasangan kukang 3 (PK3). Ketiga pasang kukang tersebut terdiri dari 1 jantan dan 1 betina dan telah dipasangkan sejak tahun 2006. Kukang diberi pakan sebanyak 1 kali, yaitu di malam hari (sekitar pukul 19.00). Makanan yang diberikan berupa variasi buah-buahan seperti pisang, papaya, mangga, manggis. Setiap dua hari sekali kukang diberi susu yang Pola Aktivitas..., Marsenia Trinanda Haris, FMIPA UI, 2008 20 dicampur dengan teh. Semua kukang Jawa yang ada di karantina PPS merupakan hewan hasil sitaan perdagangan hewan liar dan semua individu sudah tidak memiliki gigi taring. 2. Pengambilan data Pengamatan dilakukan selama 20 hari pada pukul 18.00--06.00 WIB dengan menggunakan metode scan sampling dan ad-libitum sampling. Data yang dicatat sebagai data aktivitas hariannya adalah data pada masa aktifnya, yaitu pada malam hari. Pencatatan data berdasarkan metode Wiens (2002) dengan modifikasi. Perilaku yang diamati adalah makan (feeding), aktif sendiri, non-aktif, dan interaksi sosial. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengamatan adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan lembar pengamatan pola aktivitas nokturnal kukang. Kukang diamati selama 12 jam dengan menggunakan metode scan sampling dengan interval waktu 5 menit tanpa jeda untuk setiap scan. b. Mempersiapkan lembar pengamatan data perilaku pasangan yang akan digunakan selama pengamatan interaksi sosial dengan metode ad-libitum. c. Mencatat suhu dan kelembaban kandang. (Paterson 1992: 61--62) Aktivitas yang dicatat berdasarkan modifikasi dari Wiens (2002:30) dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: 1. Makan (feeding), yaitu aktivitas memasukkan makanan ke dalam mulut. Pola Aktivitas..., Marsenia Trinanda Haris, FMIPA UI, 2008 21 2. Aktif sendiri, yaitu aktivitas yang dilakukan dalam keadaan tanpa individu lain di dekatnya. Aktivitas tersebut termasuk lokomosi, urinasi, defekasi dan menelisik sendiri (auto-grooming). 3. Non-aktif, yaitu kondisi kukang dalam keadaan tidur atau diam di tempat yang sama dalam jangka waktu minimal 30 detik. 4. Interaksi sosial, yaitu aktivitas yang melibatkan interaksi antara 2 individu atau lebih. Interaksi sosial yang dicatat dapat terjadi antar individu baik sesama maupun berlawanan jenis kelamin dan termasuk perilaku pasangan. (Bottcher-Law dkk. 2001: 18--27; Matsumoto-Oda dan Oda 1998: 160) Selain aktivitas tersebut dilakukan pula pencatatan perilaku sosial yang dibedakan berdasarkan meningkatnya intensitas berdasarkan BottcherLaw dkk. (2001: 9--14). Aktivitas-aktivitas tersebut secara garis besar dapat dibagi menjadi 11, yaitu: 1. Agresi: Peristiwa satu individu mencoba mengigit atau menyerang individu lainnya, dan seringkali diikuti oleh adanya vokalisasi. 2. Vokalisasi: Peristiwa terbentuknya suara oleh satu individu atau lebih. 3. Mendekat (Approach): Peristiwa satu individu bergerak mendekati individu lainnya. 4. Mengikuti (Follow): Peristiwa satu individu yang mengikuti arah gerakan individu lainnya. 5. Kontak (Contact): Peristiwa badan yang menyentuh namun tidak terjadi perilaku sosial lainnya. Pola Aktivitas..., Marsenia Trinanda Haris, FMIPA UI, 2008 22 6. Explorasi sosial (Social explore): Peristiwa saling mencium tubuh satu sama lain yang dimulai dari bagian kepala hingga ke bagian dorsal. 7. Bermain (Social play): Peristiwa saat 2 individu kukang bergantung terbalik dan melakukan tindakan seperti agresi namun tanpa adanya vokalisasi. 8. Menelisik bersama (Allo-grooming): Peristiwa saling membersihkan satu sama lain. 9. Inverted embrace: Peristiwa saat satu individu bergantung terbalik dan individu lain bergantung tegak sambil menyentuh dan menjilat daerah kelamin pasangan. 10. Mount: Peristiwa naiknya jantan ke atas tubuh betina tanpa adanya penetrasi. 11. Kopulasi: Peristiwa yang dimulai saat jantan mempenetrasikan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin betina. Kopulasi terdiri dari penetrasi, pergerakan pelvis (pelvic thrust), serta intromisi (Jolly 1985: 276). Singkatnya waktu pengambilan data (20 hari) juga dikarenakan menurut Hinshaw dkk. (lihat Kleiman dkk. 1996: 17), karantina merupakan suatu tempat rehabilitasi untuk hewan dan diusahakan untuk meminimalisir interaksi hewan dengan manusia (terutama pengunjung). E. PENGOLAHAN DATA Data yang diperoleh per malam berupa 12 lembar pengamatan data pola aktivitas untuk setiap individu kukang selama 12 jam, serta 1 lembar Pola Aktivitas..., Marsenia Trinanda Haris, FMIPA UI, 2008 23 pengamatan data perilaku sosial untuk setiap pasang kukang. Setelah 20 hari, data yang diperoleh berupa 240 lembar pengamatan data pola aktivitas untuk setiap individu kukang, serta 20 lembar pengamatan data perilaku sosial untuk setiap pasang kukang. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Uji Shapiro-Wilk digunakan untuk melihat kenormalan distribusi data. Bila data berdistribusi normal, untuk data pola aktivitas nokturnal diberlakukan uji student t-test sehingga dapat diketahui apakah ada perbedaan pola aktivitas antara jantan dan betina intra pasangan. Untuk data perilaku sosial pasangan kukang dilakukan uji Anova untuk melihat perbedaan tiap aktivitas perilaku sosial antara 3 pasang kukang Jawa. Apabila didapatkan data yang tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji statistik non-parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis. Data hasil pengamatan kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik, dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Pola Aktivitas..., Marsenia Trinanda Haris, FMIPA UI, 2008