remaja - True Jesus Church IA Site

advertisement
Tahun 1 Buku 1
REMAJA
Buku Pegangan Guru
Empat Kitab Injil
˜
Perbaruilah Kehidupan Rohanimu
(Juli/Agustus/September)
“Karena kita mempunyai banyak saksi,
bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan
dosa yang begitu merintangi kita dan
berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Marilah kita melakukannya dengan
mata yang tertuju kepada Yesus,
yang memimpin kita dalam iman.”
(Ibrani 12:1-2a)
ÿ
Diterbitkan oleh Majelis Pusat
Gereja Yesus Sejati Indonesia
Tahun 1 Buku 1
REMAJA
Buku Pegangan Guru
Empat Kitab Injil
Judul
Bagian # 1:
Raja, Kerajaan-Nya dan Umat-Nya
“Siapakah Tuhan Yesus?”, merupakan
suatu pertanyaan yang membingungkan
banyak manusia pada zaman Yesus di
dunia. Dalam tiga pelajaran selanjutnya,
pemahaman kita mengenai Tuhan Yesus
akan diperbarui. Yesus Kristus bukan
hanya manusia pada umumnya, Ia adalah
Raja dari segala raja dan Tuhan dari segala
tuhan, yang berada di dalam suatu masa
sejarah, yang menjadi sama seperti kita.
Ia datang ke dunia dengan suatu amanat,
yaitu mati di kayu salib dan membawa kita
kembali kepada Allah. Selagi di dunia,
Tuhan Yesus menjelajahi seluruh Palestina
dengan menyatakan suatu rahasia yang
tersembunyi mengenai kerajaan surga.
Kerajaan yang Ia maksudkan bukanlah
salah satu kerajaan di dunia ini, yang
dibentuk oleh kekuasaan militer atau
kekuasaan politik, tetapi suatu tempat yang
prinsip dan nilai Allah dijunjung tinggi.
Bagian # 2: Sukacita Melayani
Ketika Yesus Kristus datang ke dunia, Ia
tidak bertindak seperti raja atau macam
Mesias yang manusia nanti-nantikan,
tetapi sebagai seorang hamba yang
siap melayani dan mati bagi dosa-dosa
manusia. Tuhan Yesus mengajarkan suatu
pandangan yang berbeda dengan yang
dunia ajarkan. Dunia berpandangan bahwa
seseorang itu besar, ketika ia adalah yang
pertama dan yang terakhir di dalam segala
sesuatunya. Sementara, Tuhan Yesus
berpandangan bahwa seseorang itu besar,
ketika ia melayani dan memberikan nyawaNya bagi orang lain
Empat Kitab Injil
Bagian # 3:
Kita Menerima dan Memberi dengan
Cuma-Cuma
Sekalipun Ia adalah Allah, Tuhan Yesus
datang ke dunia dalam bentuk manusia.
Seperti manusia pada umumnya, Ia
menghadapi suatu proses kehidupan
secara jasmani, mental, sosial dan rohani.
Ia memahami dan mengetahui kebutuhan
kita. Kasih-Nya kepada kita tidaklah sebatas
menyembuhkan penyakit kita, melimpahi
berkat jasmani atau mengeluarkan kita
dari situasi yang sulit, tetapi Kasih-Nya
bagi bersedia memberikan nyawa-Nya
di kayu salib untuk menghadapi segala
akar persoalan hidup manusia, yaitu
dosa. Melalui kematian-Nya, Tuhan
Yesus memberikan damai sejahtera dan
keselamatan kepada semua manusia.
Bagian # 4:
Mengenal Allah dengan Sepenuhnya
Dalam kitabnya, Rasul Yohanes menunjukkan suatu bukti dan kenyataan untuk
meyakinkan manusia bahwa Yesus Kristus
bukan hanya manusia pada umumnya,
melainkan pula Allah sendiri. Selama
penginjilan-Nya, Yesus Kristus menggunakan tanda heran, pengajaran dan
kebangkitan-Nya untuk membuktikan
bahwa Ia sungguh adalah Anak Allah.
Dengan pergunakan ungkapan ‘Akulah...’
sebanyak tujuh kali, Tuhan Yesus
menyatakan secara pribadi bahwa Ia
adalah Allah yang Maha kuasa dan yang
Maha kekal; Ia sepenuhnya adalah Allah
dan manusia. Sekalipun semuanya telah
jelas terbukti, tidak banyak pula orang
yang percaya kepada-Nya. Tetapi Yohanes
meninggalkan kemajuan yang berarti,
yaitu mampu mengatasi rintangan dan
mengenal Yesus adalah sungguh Mesias
dan Anak Allah.
Daftar Isi
Selamat Datang di
Kurikulum Remaja
Memahami
Para Remaja Anda
Beberapa Keinginan
Para Remaja (1-2)
Bagaimana Saya
Berkomunikasi
Secara Tepat Guna
kepada Murid-Murid?
i-ii
iii
iv-v
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru
1.
Sang Raja
2.
Kerajaan Allah
3.
Warga Kerajaan Surga
xii
1
11
19
Bagian # 2: Injil Markus
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru vi
Membangun
Persahabatan Bersama
dengan Murid-Murid
vii
Bagaimana Membuat
Murid-Murid
Tetap Termotivasi
dan Tertarik?
viii
Lomba Ayat Hafalan
dan Bacaan Kitab
untuk Minggu ini
ix
Ayat Hafalan untuk
Kwartal ini
Bagian # 1: Injil Matius
4.
Yesus Kristus – Hamba yang Setia
5.
Kualitas Seorang Hamba
6.
Berbagai Cara untuk Melayani 30
31
39
51
Bagian # 3: Injil Lukas
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 7.
Yesus Kristus – Anak Manusia
8.
Yesus Kristus – Anak Domba Allah 9.
Yesus Kristus –
Juruselamat Umat Manusia 62
63
73
83
Bagian # 4: Injil Yohanes
x-xi
Sasaran dan Renungan Bagi Para Guru 92
10. Yesus Kristus – Anak Allah 93
11. Mengenal dan Percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus 103
12. Yesus Kristus,
Jawaban dari Segala Sesuatu 13. Ulasan 115
127
Selamat Datang di Kurikulum Remaja
˜
Buku ini telah dirancang untuk membantu para Guru Pendidikan Agama untuk
merencanakan dan menjadikan suasana belajar dan mengajar menjadi lebih terarah
kepada murid-murid.
Karena pengaruh firman Allah yang dahsyat, para Guru Pendidikan Agama
memohon agar dapat menyaksikan sendiri setiap langkah perubahan dari muridmurid dalam memahami dan menerapkan Alkitab di dalam kehidupan mereka.
Di sini, Anda akan menemukan berbagai bahan yang diperlukan untuk mengajar
kebenaran firman Allah yang tidak berubah selamanya.
Judul Pelajaran
Ringkasan dari
Lima Kitab Taurat
Kurikulum ini
meliputi:
Bacaan Kitab
Mat. 24-25; 22:31-32; Yoh. 5:39;
Kel. 20-23; Im. 17-26;
Ul. 5:12-26
CONTOH
Sasaran Pelajaran
1.
2.
Memahami pentingnya mempelajari Perjanjian Lama
dan mengenal pengajaran utama dari Lima Kitab
Taurat
Menjadi termotivasi untuk mempelajari Alkitab dan
beroleh pemahaman bagaimana menjalankan hidup
mereka
Ayat Alkitab
Karena Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya selama
belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.” (Mat. 5:18)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini
Kejadian 1-10
˜
i
Empat Kitab Injil
Semua pelajaran ini didasarkan pada:
˜
(Tidak tertera di dalam Buku Aktivitas Murid)
Latar Belakang Alkitab
Sumber tambahan yang berkaitan dengan pelajaran
untuk diketahui bagi para guru dan murid.
Pemanasan
Sesuatu yang menawan perhatian
murid-murid,
agar mereka dapat memulainya.
Pemahaman Alkitab
Bimbinglah murid-murid di dalam menemukan
kebenaran firman Allah yang tidak berubah
selamanyamelalui penerapan pemahaman Alkitab
di dalam kehidupan nyata.
(Lembar Kerja Murid hanya dalam bentuk yang sederhana)
Menguji Pemahaman
Ujilah pemahaman keseluruhan
dari murid murid. Anda dapat
melakukannya dengan berbagai
cara yang berbeda. Salah satunya
adalah menanyakan suatu pertanyaan
yang berkaitan dengan apa yang mereka
telah pelajari.
Penerapan Kehidupan
Bantulah setiap murid untuk menerapkan firman Allah
di dalam kehidupan mereka sama seperti
Roh Kudus memimpin mereka.
Motivasilah murid-murid melakukan tindakan untuk
melatih apa yang mereka telah pelajari.
Bagaimana mereka melakukan tindakan itu?
Kapankah mereka melakukannya?
Renungan dan Doa
Mintalah murid-murid untuk berbagi
apa yang mereka masih ingat
setelah pelajaran berlangsung dan
akhirilah di dalam doa.
Ingatlah!!!
Sasaran dan pengajaran guru ada tertulis pada setiap pendahuluan pelajaran.
Bacaan Kitab untuk Minggu ini dan Ayat Hafalan ada tertulis pada setiap pelajaran.
Pastikan membacanya sebelum mempersiapkan dan mengajar murid-murid.
Empat Kitab Injil
ii
Memahami Para Remaja
˜
Adalah penting mengajarkan dan
memperlengkapi para remaja dengan
dasar kekuatan yang kokoh, yaitu iman
yang teguh. Sekarang ini, kita bersama
dengan angkatan yang sedang mencari
jawaban yang benar. Sekalipun mungkin
telah mengalami suka maupun duka
di dalam kehidupan atau kemerosotan
rohani, mereka tetap ingin mengetahui
siapa yang membuat suatu perbedaan
di dalam dunia ini.
Para remaja yang menjadi
percaya kepada Allah akan dianggap
tidak masuk akal, karena mereka pun
hidup di dunia yang penuh dengan
kekerasan terhadap hukum-hukum
Allah. Sebagai akibat dari hal ini adalah
timbulnya wabah penyakit, kerusaksan
lingkungan dan kekerasan rumah tangga.
Oleh karena itu, mereka diperhadapkan
dengan keputusan-keputusan penting
setiap harinya. Apa yang mereka
putuskan dapat mempengaruhi nilai-nilai
Kehidupan, iman, pendidikan, pilihan
dalam berteman, pekerjaan, pernikahan
dan kehidupan bergereja. Selain itu, para
remaja mungkin berjuang menghadapi
tekanan dari teman sebaya, gaya hidup,
penyalahgunaan, persoalan keluarga,
sebagaimana pula dengan jati diri.
Dengan kata lain, mereka diombangambingkan oleh perubahan, entahkah
secara rohani, perasaan, sosial maupun
jasmani.
iii
Empat Kitab Injil
Para
remaja
membutuhkan
sesuatu dan seseorang bagi mereka untuk
disandari, apapun yang dianggap layak
untuk menjadi pegangan hidup mereka.
Lalu, tugas kita adalah membimbing
para remaja untuk menyaksikan kuasa
Allah di dalam dunia yang selalu
berubah ini. Sangat mengherankan,
para remaja ingin menjadi ‘rohani’.
sekalipun seluruh masyarakat berada di
sekitar mereka. Oleh karena itu, mereka
perlu mendengarkan banyak kesaksian
pribadi dan kebenaran Alkitab mengenai
bagaimana kasih Allah telah menyentuh
kehidupan orang lain serta pengharapan
apa saja yang dimiliki, sekalipun kita
hidup di dunia yang sering kali tidak
berperikemanusiaan. Bagaimana kita
dapat meneguhkan iman mereka di
dalam Tuhan, yang mengasihi dan
peduli kepada mereka lebih daripada
siapapun juga?
Beberapa Keinginan Para Remaja (1)
1. Mengasihi dan Diterima
Para remaja memiliki suatu keinginan
yang besar untuk diterima oleh temanteman sebayanya dan memperhatikan
apa yang orang lain pikirkan mengenai
diri mereka. Mereka kuatir mengenai
bagaimana orang lain memperhatikan
mereka secara jasmani (penampilan:
terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu
gemuk, terlalu kurus, pemahaman
mengenai seks) dan secara mental
(kepandaian: terlalu pandai atau terlalu
bodoh). Mereka pun memperhatikan
para teman, guru, olahragawan, personal
media sebagai contoh bagi diri mereka.
Oleh karena itu, cara guru menyatakan
iman dan keyakinan akan menjadi saksi
yang positif bagi diri mereka.
2. Menjalin hubungan dengan Allah atau Mencari Keyakinan
Iman
3.
˜
Merasakan Pengalaman Pribadi Bersama dengan Allah
Dalam kehidupan mereka sampai saat
ini, para remaja mungkin masih belum
memiliki banyak pengalaman pribadi
bersama dengan Allah. Kehidupan
ibadah mereka sepertinya telah teratur
berjalan dengan menghadiri kebaktian
di gereja ataupun di kelas dan berdoa
sebelum tidur. Sekalipun keteraturan
ini baik, tetapi masih belum cukup.
Sekarang, saatnya memotivasi mereka
untuk berdoa secara tekun, sehingga
dapat menyadari peran Allah dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Bagikan
beberapa kesaksian pribadi yang
akan menyentuh hati mereka. Dengan
demikian, mereka akan mulai melihat
Allah sebagai sahabat, penghibur dan
penasihat pribadi bagi diri mereka.
Pada usia seperti ini, para remaja
tidak lagi akan datang ke gereja
hanya disebabkan orangtua menyuruh
mereka melakukannya. Mereka mulai
mengembangkan hubungan pribadi
dengan Yesus Kristus. Sekalipun
kemampuan berpikir para remaja akan
menyebabkan mereka mempertanyakan
apa peranan Allah dan Alkitab di dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi penting
bagi Guru Pendidikan Agama senantiasa
menantang mereka untuk menyediakan
waktu dalam berdoa dan beribadah di
luar kelas dan gereja, sehingga dapat
membangun iman mereka sendiri.
Sasaran kerohanian mereka adalah
menemukan makna dan tujuan hidup
mereka melalui Yesus Kristus.
Empat Kitab Injil
iv
Beberapa Keinginan Para Remaja
˜
kemampuan untuk membiarkan mereka mengetahui kelayakan diri mereka.
Para remaja menghormati orangtua dan
orang dewasa lainnya secara konsisiten.
Ketika mereka membuat keputusan
sendiri dan belajar dari kesalahan, hal
itu akan membuat mereka menemukan
jati dirinya sendiri dan apa yang diyakininya. Ketika melakukannya, mereka pun
dapat menjadi setia terhadap keyakinan
dan nilai-nilai kehidupan mereka.
4.
4.
5.
Memahami Tujuan Hidup yang Sesungguhnya
Para remaja ingin mengetahui siapa
sesungguhnya diri mereka. Pada usia
kritis seperti ini, mereka mulai bertanya kepada diri sendiri, “Apakah tujuan
hidup saya?” dan “Apakah maksud dari
semuanya ini?” Seorang remaja perlu
memandang diri sendiri sebagai seseorang yang berbeda dan yang layak
untuk mencapai keberhasilan dari masa
transisi menuju masa dewasa. Keyakinan diri mereka begitu kuat, hingga
merasa perlu membuktikan diri sebagai
seseorang yang berkemampuan untuk itu. Beberapa orangtua tidak ingin
membiarkan anak-anak mereka pergi
seorang diri hingga menjadi berlebihan,
karena merasa kuatir akan adanya ancaman perkembangan diri dari anakanak mereka. Sebagai akibatnya, para
remaja akhirnya memberontak kepada
orangtua. Sebagai Guru Pendidikan
Agama, kita perlu menunjukkan dukungan dan motivasi serta memberikan
nasihat yang membantu mereka. Kita
pun perlu meneguhkan talenta dan
v
Empat Kitab Injil
Kemurnian dan Kekudusan
Mungkin karena usia yang masih muda
dan kurang begitu berpengalaman di
dalam dunia yang nyata ini, para remaja
sering kali merasa bahwa mereka dapat mengatasi segala sesuatunya, bila
berusaha dengan cukup keras. “Saya
dapat mengatasinya,” demikianlah pikir
mereka. “Itu boleh saja terjadi kepada
diri mereka, tetapi tidak akan terjadi kepada diri saya!” Di satu sisi adalah positif
memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Bagaimanapun, ketika menghadapi
banyak perncobaan yang sesungguhnya, mereka mungkin belum siap untuk
menghadapi semuanya dengan ‘kepala
dingin’. Sekalipun tidak perlu memberitahukan mereka dengan cerita-cerita
dari banyak orang yang telah gagal untuk tetap murni dan kudus, kita tetap
perlu membiarkan mereka memahami
kenyataan dan kesulitan-kesulitan itu.
Tantanglah mereka untuk berpikir mengenai apa yang penting bagi diri mereka
dan motivasilah agar tetap teguh kepada
apa yang mereka yakini.
Bagaimana Saya Berkomunikasi
Secara Tepat Guna kepada Murid-Murid?
˜
1. Sambutlah setiap murid pada tiap-tiap bagian pelajaran
Sambutan yang bersahabat dan yang ramah menyatakan perhatian yang sepenuhnya.
Ungkapan seperti “bagaimana keadaan kamu?” dapat menyatakan perhatian yang
tulus. Ungkapan seperti “luar biasa bertemu dengan kamu!” dapat mengubah harihari dari seseorang. Sambutan kita hanya memerlukan waktu sekitar 30-40 detik,
tetapi murid-murid akan begitu merasakan bahwa kita benar-benar peduli kepada
mereka.
2.
Kirimlah sebuah kartu/email atauhubungilah melalui telepon untuk mengetahui seseorang sedang melakukan hal apa
Dengan mengatakan, “Saya takjub bagaimana kamu dapat melakukannya”, akan
membuat suatu perbedaan yang menonjol di dalam kehidupan seseorang. Sekalipun
perbuatan ini hanya memerlukan waktu 4-5 menit dan harga yang tidak seberapa dari
selembar kartu, tetapi akan membuat hari-hari para remaja bersemangat kembali.
3.
Undanglah setiap murid ke ru-
mah dalam acara persekutuan
atau kejadian istimewa lainnya
Kenangan terindah kita dari melayani
Tuhan dihasilkan melalui persekutuan
atau kejadian istimewa lainnya.
Setiap persekutuan akan memberikan
suatu kesempatan yang baru untuk
menunjukkan rasa simpati dan empati
kepada seseorang.
4.
Berdoalah bersama dengan mereka
Para remaja perlu mengetahui bahwa para guru ternyata mendoakan mereka
dengan tekun. Sekalipun mereka mungkin begitu sibuk dengan aktivitas belajar,
kita hendaknya senantiasa mengingatkan bahwa berdoa bersama pada saat-saat
tertentu itu merupakan satu-satunya cara untuk memohon hikmat dan kekuatan dari
Allah.
Empat Kitab Injil
vi
Membangun Persahabatan Bersama
dengan Murid-Murid
˜
Pada abad 21 ini, hampir
semua remaja berkomunikasi melalui
email setiap harinya. Dengan bantuan
internet, banyak orang menemukan
cara yang luar biasa untuk tetap dapat
berkomunikasi dengan orang-orang
di sekitar mereka yang tidak dapat
berbicara langsung dan dengan orangorang yang tinggalnya berjauhan.
Sebagai
Guru
Pendidikan
Agama, penggunaan email untuk
menjangkau murid-murid merupakan
cara yang indah di dalam membangun
persahabatan.
Sejak mengetahui murid-murid dapat
mengirimkan email yang sedikit lebih
mendalam daripada sekedar katakata sambutan atau pujian, Anda
mungkin dapat ajukan pertanyaan
yang merangsang pikiran murid-murid
mengenai apa yang sedang terjadi di
dunia saat ini, apa yang mereka yakini,
bagaimana hubungan mereka dengan
keluarga atau mungkin mulailah dengan
suatu pertanyaan yang pribadi mengenai
hubungan mereka dengan Allah.
Fakta
menunjukkan
bahwa
murid-murid merasa senang bila
menemukan email di mailbox mereka,
sekalipun Anda dan mereka jarang
berkomunikasi. Setidaknya, pikirkan
vii
Empat Kitab Injil
email apa yang dapat memotivasi muridmurid agar mengetahui bahwa mereka
berada di dalam pikiran Anda atau
mengetahui bahwa Anda mengharapkan
mereka berhasil di dalam ujian atau
aktivitas olahraga. Bahkan Anda dapat
membuat hari-hari mereka penuh
semangat dengan memberikan pujian
atau motivasi tertulis di dalamnya.
Untuk menjangkau murid-murid
secara tepat guna melalui email, tulislah
pesan Anda secara singkat (cukup satu
paragraf atau satu kalimat). Hidup di
dalam masyarakat yang serba cepat
ini, tidak banyak dari antara kita yang
ingin memeriksa sebuah email yang
panjang isinya. Begitu pula penting
untuk menjawab pesan dalam waktu 1-2
hari. Murid-murid mencari Anda untuk
memperoleh dukungan dan bimbingan.
Anda
akan
segera
kehilangan
kepercayaan dari mereka, bila tidak ada
balasan dari Anda selama satu minggu
ke depan.
Tetap usahakan menggunakan
nada kalimat yang ramah di dalam
menulis email Anda. Biarkan mereka
mengetahui bahwa Anda selalu berada
di dekat mereka, terutama ketika salah
seorang murid sedang sakit jasmani
atau lemah rohani. Kutiplah sebagian
ayat Alkitab dan gunakan humor
secara bebas. Para remaja tidak akan
menanggapi secara positif kepada guruguru yang selalu menyalahkan. Tetaplah
berada di sana dan jadilah teladan.
Email adalah alat komunikasi
yang luar biasa dengan murid-murid.
Kiranya Allah meneguhkan iman muridmurid dan menanamkan pemahaman
akan firman-Nya kepada mereka.
Bagaimana Membuat Murid-Murid
Tetap Termotivasi dan Tertarik?
˜
Kamu dapat menggunakan...
1. Permainan
2. Video klip
3. Diskusi untuk menemukan solusi
atau gagasan lainnya
4. Poster
5. Pertanyaan yang menarik atau
topik-topik yang hangat
6. Kesaksian atau pujian yang
menyentuh hati
7. Saat-saat perenungan untuk
mengintrospeksi diri
8. Kesetiaan dan kerajinan
Ketika membawakan pelajaran,
kamu dapat menggunakan...
1. Suatu gaya dari seorang guru ketika mengajar murid-murid
2. Suatu penggalian Alkitab yang mendalam
3. Suatu tulisan singkat yang menarik perhatian murid-murid
4. suatu film yang bermakna dalam dan yang berkaitan dengan topik pelajaran
Guru dapat menguji pemahaman murid-murid dengan...
1. Meminta murid-murid untuk berbagi apa yang mereka telah pelajari
2. Menanyakan beberapa pertanyaan mengenai pemahaman Alkitab
3. Meminta murid-murid untuk menemukan moral yang baik selama pelajaran
4. Menanyakan siapa tokoh yang murid-murid ingin jadikan bagian dari kehidupan
mereka
5. Meminta murid-murid untuk menerapkan pemahaman Alkitab di dalam kehidupan sehari-hari
Empat Kitab Injil
viii
Lomba Ayat Hafalan
˜
Apakah Anda mengetahui bahwa
dengan
bersama-sama
menghafal
Ayat Hafalan di dalam kelas, dapat
memberikan saat yang paling baik dalam
mengajarkan firman Allah? Kebanyakan
orang beranggapan bahwa murid-murid
kelas Remaja telah mengetahui banyak
mengenai ayat-ayat dalam Alkitab.
Bagaimanapun, anggapan itu tidaklah
benar. Oleh karena itu, kita sebagai
Guru Pendidikan Agama haruslah
lebih menekankan bagian pelajaran
ini daripada yang lainnya. Mengapa?
Karena dengan mengingat ayat Alkitab
dapat membantu murid-murid bertahan
menghadapi
pencobaan
dan
membangun iman yang lebih teguh.
Pastikan bahwa ini merupakan
hal yang melibatkan para guru dan
murid. Tantanglah murid-murid untuk
dapat mengingat Ayat Hafalan bersama
dengan Anda setiap minggunya. Adalah
gagasan yang positif, bila Anda dan
murid-murid dapat mengucapkan ketiga
belas Ayat Hafalan pada akhir kwartal.
Ini merupakan cara yang luar biasa
untuk memotivasi Anda dan muridmurid. Mungkin Anda dapat menantang
murid-murid dengan sebuah lomba.
Buatlah lomba itu sebagai tantangan
yang nyata dan lihatlah siapa yang
dapat mengucapkan Ayat Hafalan paling
banyak pada perlombaan itu. Anda
dapat memberikan apapun macam
penghargaan kepada murid-murid yang
menang.
ix
Empat Kitab Injil
Karena perlu mengulang Ayat
Hafalan dari minggu ke minggu, Anda
dapat menghabiskan waktu lebih
banyak
untuk
membicarakannya
bersama murid-murid. Biarkan firman
Allah itu mempengaruhi kehidupan
pribadi murid-murid dan menjadi
bagian dari kehidupan mereka. Setelah
suatu periode waktu tertentu, Anda
pasti akan melihat kehidupan muridmurid bertumbuh seperti yang Allah
kehendaki. Intinya adalah bila muridmurid mendapati Anda sedang serius
dalam menghafal Ayat Alkitab, mereka
pun akan melihatnya sebagai suatu
cara yang penting untuk bertumbuh
lebih menyerupai Yesus Kristus.
Kiranya Allah senantiasa meneguhkan
semangat pelayanan kita kepada muridmurid.
Bacaan Kitab untuk Minggu ini
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11. 12.
Matius 1-9
Matius 10-19
Matius 20-28
Markus 1-5
Markus 6-10
Markus 11-16
Lukas 1-8
Lukas 9-16
Lukas 17-24
Yohanes 1-7
Yohanes 8-14
Yohanes 15-21
Ayat Hafalan untuk
Bulan Juni, Agustus dan September
1.
˜
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
(Mat. 1:21)
2.
Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus
menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga
orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab
sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” (Luk. 17:20-21)
3.
“Bukan setiap orang yang berseru kepadak-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku
yang di surga.” (Mat. 7:21)
4.
“Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah
ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mrk. 10:44-45)
5.
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu, Kata-Nya kepada
mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi
yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Mrk. 9:35)
6.
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah
dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor. 15:58)
7.
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia
telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” (Ibr. 4:15)
8.
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Luk. 19:10)
9.
“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus
Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan
Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada
hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu
semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” (Gal. 3:26-28)
Lima Kitab Taurat
x
Ayat Hafalan untuk
Bulan Juni, Agustus dan September
˜
10. “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia
selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Maha
besar, di tempat yang tinggi.” (Ibr. 1:3)
11. “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan
pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar dan kita ada di
dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristuts. Dia adalah Allah yang
benar dan hidup yang kekal.” (1 Yoh. 5:20)
12. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan.” (Mat. 11:28-29)
xi
Empat Kitab Injil
Sang Raja, Kerajaan-Nya dan Umat-Nya
Sasaran
Melalui bagian ini, muridmurid akan memeriksa
seberapa mereka sungguhsungguh mengenal Allah
dan percaya di dalam-Nya.
Apakah mereka melihat Allah
sebagai Penguasa yang Maha
tinggi atas surga dan bumi,
atas waktu dan kekekalan
atau hanya sebagai Satusatunya yang menyediakan
segala sesuatu yang kita
perlukan? Murid-murid
akan mempertimbang-kan,
sudahkah telah tempatkan
Tuhan Yesus sebagai Sang
Raja di dalam jiwa dan
kehidupan mereka dan
sudahkah Tuhan Yesus
berperan mutlak atas
pilihan yang dibuat di dalam
kehidupan mereka.
Murid-murid pun
seharusnya belajar sebagai
anak-anak Allah, kita perlu
menerima dan berbuat
menurut segala prinsip dan
nilai dari kerajaan-Nya. Segala
prinsip dan nilai ini sungguh
bertentangan langsung
dengan segala prinsip dan
nilai duniawi. Pertentangan
ini digambar-kan sebagai
situasi rumit yang murid-murid
sering kali alami antara apa
yang mereka senang lakukan
dan apa yang mereka harap
lakukan sebagai warga dari
Kerajaan Allah. Bagaimanapun, Yesus Kristus berjanji
bahwa barangsiapa mene-rima
dan berbuat menurut segala
hukum Allah akan beroleh
berkat hidup yang kekal.
Bagian # 1
Renungan Bagi Para Guru
Tuhan Yesus meng-ingatkan
bahwa kita adalah terang dunia
(Mat. 5:14). Bagaimanapun,
mengapa justru sering
menyembunyikan iman kita
sendiri? Bukankah seharusnya
berdiri teguh di dalam iman
dan tidak hindari masalah
dengan merusak keyakinan
sendiri atau mengabaikan
masalah-masalah yang dapat
mem-bantu meneguhkan iman
kita? Apakah yang terpenting
bagi kita? Kadang kita terlalu
memperhatikan tanggapan
orang lain mengenai kegagalan kita dalam bersinar bagiNya atau menunjukkan kasih
Allah kepada mereka.
Sempatkan waktu
untuk mengintrospeksi diri
mengenai bagaimana Anda
dapat tetap berdiri teguh di
dalam iman. Bagaimana Anda
dapat memberikan teladan
bagi murid-murid? Bagaimana
murid-murid dapat berdiri
teguh di dalam iman mereka?
Janganlah kamu mengasihi dunia
“Janganlah kamu mengasihi dunia
dan apa yang ada di dalamnya.
Jikalau orang mengasihi dunia,
maka kasih akan Bapa tidak ada
di dalam orang itu. Sebab semua
yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup,
bukanlah berasal dari Bapa,
melainkan dari dunia.”
(1 Yohanes 2:15-16)
Empat Kitab Injil
xii
xiii
Empat Kitab Injil
pelajaran
Injil Matius
Sang Raja
1
Bacaan Kitab
Mat. 1:18-2:1-23; 8:18-9:1-17; 12:1-50; 14:13-21; 15:1-20,29-31; 16:13-17
7 7 Sasaran Pelajaran
1. Memampukan murid-murid menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias, Raja
yang kekal
2. Memampukan murid-murid menguji dan meningkatkan pemahaman mereka
mengenai Tuhan Yesus.
Ayat Alkitab
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
(Mat. 1:21)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Matius 1-9
Latar Belakang Alkitab
Penulis:
Penulis kitab Matius umumnya diyakini adalah Matius sendiri. Ia pun dikenal
dengan panggilan Lewi, yang berarti ‘bergabung’. Ia adalah anak dari Alfeus,
seorang Yahudi dari provinsi Galilea. Sebelum mengikut Tuhan, Matius melakukan
pekerjaan yang tidak mendapat simpati dari masyarakat orang Yahudi, yaitu
sebagai pemungut cukai bagi pemerintahan Romawi. Bagaimanapun, saat Tuhan
memanggilnya, ia bertobat dan menjadi seorang murid serta rasul Kristus (Mat. 9:111). Matius mengikut Tuhan Yesus dan menuliskan secara rinci apa yang ia dengar
dan saksikan. Matius memberitakan Injil di Palestina untuk beberapa tahun lamanya.
Kemudian, menjelajahi ke beberapa negeri dan mengakhirinya di Etiopia, di mana ia
memberitakan Injil dan mendirikan gereja, hingga terbunuh akhirnya pada tahun 60
Masehi.
Empat Kitab Injil
1
Waktu Penulisan:
Tidak ada catatan waktu yang pasti kapan kitab Matius ini dituliskan. Tetapi
secara umum diyakini bahwa kitab ini dituliskan sebelum kota Yerusalem diruntuhkan
oleh pasukan tentara Roma pada tahun 70 Masehi. Ini sesuai dengan apa yang
dituliskan dalam Mat. 24, di mana kota Yerusalem tidak tampak telah diserang.
Sasaran Penulisan:
Selama beberapa abad, orang-orang Yahudi telah menantikan Mesias, yang
para nabi Perjanjian Lama telah nubuatkan. Mereka meyakini bahwa Mesias (‘yang
diurapi’) akan menolong mereka dari penindasan orang-orang Roma, sehingga
dapat mendirikan suatu kerajaan yang baru dan memerintah dunia dengan keadilan.
Tahun berganti tahun, bermacam-macam orang telah datang dan pergi, di antaranya
menyatakan diri sebagai Mesias, sementara yang lainnya dianggap oleh masyarakat
orang Yahudi sebagai calon Mesias saja. Tetapi tidak ada seorangpun yang
meyakinkan. Bagaimanapun, banyak orang Yahudi yang tidak memperhati-kan apa
yang para nabi juga katakan mengenai Sang Raja ini sebagai seorang hamba yang
menderita, yang akan ditolak dan dibunuh. Memang tidak ada yang mengejutkan
kemudian, bahwa beberapa orang Yahudi mengakui Tuhan Yesus sebagai Mesias.
Bagaimana mungkin seorang guru dari Nazaret yang rendah hati ini dapat menjadi
raja mereka? Belum pernahkah Ia ditolak oleh para pemimpin orang Israel? Apakah
Ia benar-benar Mesias yang masyarakat orang Israel nanti-nantikan? Kitab Matius
menanggapinya dengan suatu jawaban ‘ya’! Di dalam kitab Injil pertama ini, Matius
memenuhinya dengan nubuatan dari para nabi Perjanjian Lama yang mengatakan
bahwa Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Yang dipilih oleh Allah. Ia ingin segenap
orang Yahudi mempelajari kitab Taurat mereka dan menemukan Yesus sebagai
Kristus, Anak Daud, Anak Abraham, Anak Allah. Di dalam kitabnya, Matisus
senantiasa menggunakan ungkapan ‘kerajaan surga’ untuk memberitahukan orangorang Yahudi bahwa Tuhan Yesus mendirikan suatu kerajaan, tetapi berbeda dengan
yang mereka kira. Tuhan Yesus tidak diutus untuk menjadi raja duniawi, tetapi Raja
surgawi. Ia tidak datang untuk menolong orang-orang Yahudi dari penindasan orangorang Roma, tetapi dari penindasan dosa dan Iblis. Ia tidak datang untuk memerintah
atas orang-orang Yahudi, tetapi menjadi sesuatu yang utama yang mengendalikan
hidup dan hati kita. Kerajaan-Nya akan lebih besar daripada kerajaan Daud, karena
kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. Matius berusaha meyakinkan orangorang Yahudi dan kita pada hari ini untuk mengakui Yesus Kristus bagi Dia yang
sesungguhnya dan menyembah-Nya sebagai Sang Raja dalam hidup kita.
Pemanasan
Pernahkah kalian berusaha meyakinkan seseorang atas sesuatu yang mereka
belum percayai? Seberapa sulitnya usaha kalian ini? Bagaimana kalian mengatasi
rintangan yang ada? Apakah yang menghambat kalian dari memandang Kebenaran
itu?
2
Empat Kitab Injil
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Siapakah Tuhan Yesus?
‘Siapakah Tuhan Yesus?’ merupakan suatu pertanyaan yang membingungkan
bagi kebanyakan orang. Sebagaimana Tuhan Yesus memberitakan kerajaan surga,
menyembuhkan yang sakit dan mengusir setan-setan, banyak yang mempersoalkan
dan merasa bingung akan jati diri-Nya. Orang banyak, orang-orang Farisi dan para
ahli Taurat, bahkan murid-murid yang mengikut Yesuspun senantiasa menanyakan
siapakah Dia.
A. Siapakah Tuhan Yesus?
l Menurut orang banyak
Orang banyak dibingungkan dan merasa ingin tahu mengenai manusia Yesus
dan kehebatan pekerjaan-pekerjaan yang Ia lakukan. Sering kali pertanyaan
‘siapakah Dia?’ timbul di antara orang banyak, sebagaimana mereka ingin
mencari tahu jati diri-Nya. Tetapi Tuhan tidak ingin mengungkapkan jati diri-Nya
sebagai Mesias, karena kuatir orang banyak akan beranggapan bahwa Ia datang
untuk menjadi seorang raja yang akan memindahkan Kekaisaran Romawi secara
paksa. Lalu, apakah yang orang banyak katakan mengenai Tuhan Yesus?
1. Tuhan Yesus adalah seorang nabi
Dalam Matius 16:13-20, Tuhan bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata
orang, siapakah Anak Manusia itu?” Murid-murid memberikan beberapa
jawaban.Ada yang beranggapan bahwa Ia adalah Yohanes Pembaptis yang
bangkit kembali; yang lainnya menyangka Elia atau Yeremia atau salah
seorang dari para nabi pada zaman dahulu. Pandangan umum ini mungkin
telah menjadi akibat dari Ulangan 18:18, yang mengatakan bahwa Allah
akan membangkitkan seorang nabi dari antara orang-orang Yahudi. Orang
banyak beranggapan bahwa Tuhan Yesus adalah seorang nabi, karena
tanda-tanda heran dan mujizat yang Ia lakukan (Luk. 7:16; Yoh. 6:14; 7:4043; 9:17).
2. Tuhan Yesus adalah seorang guru
Sering kali Tuhan dianggap sebagai seorang guru yang hebat atau rabi. Para
pengajar hukum Taurat atau para rabi adalah mereka yang telah memahami
hukum Taurat dan yang memberikan perintah rohani kepada umat. Tetapi
orang banyak beranggapan bahwa Tuhan Yesus bukanlah seperti para
pengajar hukum Taurat pada umumnya. Ia tidak mengajar seperti para ahli
Taurat dan orang Farisi, yang sering kali mengulang pengajaran dari rabi
yang telah dikenal sebelumnya. Orang banyak beranggapan bahwa Tuhan
Yesus berbicara dengan wibawa, hikmat dan kuasa yang besar (Mat. 7:2829; 13:54-58; 22:15-22).
3. Tuhan Yesus adalah seorang penyedia
Yohanes 6:1-14 mencatatkan suatu kejadian, di mana memberi makan
kepada lima ribu orang lebih dengan lima roti dan dua ikan. Setelah kenyang,
mereka datang kembali keesokan harinya untuk mencari-Nya.
Empat Kitab Injil
3
Tuhan mengetahui maksud sesungguhnya dan berkata kepada mereka,
“Sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tandatanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang” (Yoh.
6:26). Selama pelayanan-Nya, orang banyak melihat Yesus Kristus sebagai
seorang penyedia, penyembuh atau seseorang yang dapat memuaskan
kebutuhan jasmani mereka. Mereka telah keliru dalam memahami siapakah
Dia yang sesungguhnya. Mereka datang kepada-Nya untuk kesembuhan
jasmani dan bukan untuk kesembuhan rohani. Mereka datang untuk makanan
dan bukan untuk mencari Roti yang hidup, yaitu Tuhan Yesus sendiri.
l Menurut orang-orang Farisi
Apakah yang orang-orang Farisi dan para ahli Taurat katakan mengenai Tuhan
Yesus?
1. Tuhan Yesus adalah seorang penghujat
Ketika Tuhan Yesus berdiri di hadapan Kayafas, Imam Besar bertanya Terpuji?” Tuhan menjawab, “Akulah dia.” Para pemimpin begitu terkejut dan
marah kepada Tuhan yang telah menganggap diri-Nya sama dengan Allah
dan mereka menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya (Mrk. 14:61-64).
Menurut hukum Taurat, siapa yang menghujat nama Tuhan, pastilah ia
dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu (Im. 24:16).
Bagaimanapun, para pemimpin agama tidak menyadari bahwa orang yang
mereka tuduh dan jatuhi hukuman mati itu adalah Allah sendiri.
2. Tuhan Yesus adalah seorang pelanggar hukum Taurat
Yohanes 9:1-14 mencatatkan bagaimana pada hari Sabat, Tuhan Yesus
menyembuhkan seseorang yang buta sejak lahirnya. Ketika orang-orang
Farisi menyadari hal ini, mereka begitu marah, karena menurut hukum
orang Yahudi, tidak boleh ada pekerjaan yang dilakukan pada hari Sabat.
Perbuatan Tuhan yang mengaduk tanah dan menyembuhkan orang buta
telah termasuk ke dalam suatu pekerjaan. Inilah yang membuat orang-orang
Farisi dan para ahli Taurat mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah seorang
pelanggar hukum Taurat. Dalam pandangan mereka, Tuhan bukanlah seorang
yang berasal dari Allah, karena Ia tidak mematuhi banyak adat istiadat dan
hukum yang orang-orang Yahudi pegang. Dalam beberapa kejadian, Tuhan
melanggar hukum Taurat mengenai hari Sabat dan tidak melakukan adat
istiadat orang Yahudi seperti pembasuhan tangan (Yoh. 9:16; 5: 1-16; Luk.
13:10-17; 14:1-6; Mat. 15:1-6).
3. Tuhan Yesus adalah suatu ancaman
Semangat dan tekad yang orang-orang Farisi tunjukkan dalam mengikut
hukum dan adat istiadat dari Perjanjian Lama membuat mereka dikagumi
oleh orang-orang Yahudi pada umumnya. Mereka begitu dihormati di dalam
masyarakat dan begitu berpengaruh di dalam rumah ibadat. Tetapi mereka
membenci Tuhan, karena Ia menantang sikap kesombongan dan motivasi
yang tidak terhormat dari pada mereka. Sekalipun para pemimpin orang
Yahudi menentang-Nya, mereka tetap merasa iri terhadap kepopularitasan
dan kewibawaan-Nya. Matius 21:15 mencatatkan bahwa mereka merasa
iri dan marah mengenai hal-hal luar biasa yang Tuhan perbuat. Mereka
menghargai nilai status di dalam masyarakat dan kesempatan untuk beroleh
banyak keuntungan pribadi,sehingga tidak dapat lagi memandang tujuan
mereka yang sebenarnya sebagai pemimpin agama.
4
Empat Kitab Injil
Semua orang Yahudi seharusnya menyadari Tuhan sebagai Mesias, tetapi
mereka justru menolak untuk mengakui-Nya, karena tidak rela menyerahkan
kedudukan dan kekuasan mereka itu. Ketika Tuhan memperlihatkan perilaku
mereka itu, mereka justru menjadikan-Nya musuh dan bukannya Mesias.
l Menurut murid-murid Tuhan Yesus
Apakah yang murid-murid katakan mengenai Tuhan Yesus?
Tuhan Yesus adalah Mesias
Sekalipun murid-murid mengikut Tuhan Yesus selama masa pelayanan-Nya,
mereka masih merasa takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah
gerangan orang ini?” (Mrk. 4:41). Sekalipun menyaksikan mujizat-mujizat yang
Tuhan perbuat dan mendengarkan perkataan-Nya, mereka sering kali lamban
di dalam memahami pelayanan dan pengajaran-Nya (Mat. 4:13,40; 6:52; 8:33;
16:8) serta tujuan sebenarnya dari kedatangan-Nya di dunia. Seperti orang-orang
Yahudi yang lain, murid-murid pun menantikan Mesias yang akan memindahkan
Kekaisaran Romawi dan mendirikan kerajaan-Nya. Tetapi Tuhan tidak hendak
mendirikan sebuah kerajaan di dunia ini yang berpusat di dalam istana dan
takhta, tetapi justru berpusat di dalam hati dan kehidupan para pengikut-Nya.
Mereka tidak dapat memahami bahwa nilai-nilai dari kerajaan Allah yang kekal
berbeda daripada nilai-nilai dunia. Tetapi
saat Tuhan telah menyelesaikan amanatNya secara jasmani dan saat Roh Kudus
Tips Mengajar
dicurahkan pada hari Pentakostalah, muridmurid baru benar-benar mengenal Tuhan.
Murid-murid dapat dibagi ke
B. Siapakah yang mengenal Tuhan Yesus?
Siapakah yang benar-benar mengenal
Tuhan Yesus?
1. Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:29)
2. Simeon (Luk. 2:25-35)
3. Hana, seorang nabi perempuan (Luk. 2:36)
4. Orang-orang majus (Mat. 2:2)
5. Iblis (Mat. 8:28-29; Luk.4:33-34)
Bagian # 2 – Siapakah Mesias?
dalam beberapa kelompok
untuk mewakili ‘orang banyak’,
‘orang-orang
Farisi’
dan
‘murid-murid Tuhan Yesus’. Di
mana ketiga kelompok ini akan
mendiskusikan
pandangan
mereka mengenai siapakah
Tuhan Yesus itu. MuridMurid dapat saling berbagi
pandangan di antara mereka.
Orang-orang Yahudi telah berpendapat
sebelumnya seperti apa seharusnya Mesias itu. Ia seharusnya datang dari latar
belakang yang luar biasa dan menjadi seorang pemimpin militer yang hebat, yang
dapat membebaskan Israel dari penindasan Roma. Ketika Tuhan Yesus menyatakan
diri-Nya adalah Kristus, mereka tidak mengakui-Nya sebagai Mesias. Mereka
tidak dapat mempercayai hikmat dan kuasa-Nya yang besar. Mereka hanya dapat
melihat-Nya sebagai manusia biasa sama seperti diri mereka. Hal-hal apakah yang
menghambat orang-orang Yahudi dari menerima Tuhan Yesus sebagai Mesias
mereka?
Empat Kitab Injil
5
A. Latar Belakang yang Rendah
1. Di Betlehem, Tuhan Yesus dilahirkan di sebuah tempat yang terpencil (Mik.
5:1-2). Ia turun ke dunia dan menjadi suatu bagian dari keluarga yang begitu
miskin bahwa Maria, ibu-Nya, harus mempersembahkan dua burung merpati
dan bukannya domba sebagai korban penyucian dirinya.
2. Sekalipun Tuhan Yesus dilahirkan di Betlehem, Ia menjadi dewasa di kota
Nazaret. Nazaret merupakan suatu kota kecil yang tidak begitu dipandang oleh
orang-orang Yahudi. Dalam Yohanes 1:46, Natanael berkata, “Mungkinkah
sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Catatan buruk yang kota ini miliki
mungkin disebabkan dari sedikitnya kebudayaan yang ada, dialek yang kasar
dari penduduk Galilea, kelemahan moral dan pasukan Romawi yang tinggal di
sana.
3. Tuhan Yesus merupakan anak dari seorang tukang kayu (Mat. 13:55; Mrk.
6:3). Tuhan sendiri melakukan pekerjaan yang sama. Penduduk setempat
menganggap diri-Nya bukanlah seperti Mesias mereka, tetapi seseorang yang
sama seperti diri mereka. Pandangan ini membuat mustahil bagi mereka untuk
menerima pesan-Nya dan menjadikan mereka buta terhadap Kebenaran.
4. Karena Tuhan Yesus memiliki latar belakang yang rendah, Ia tentu tidak banyak
menerima pendidikan. Dalam Yohanes 7:15, para pemimpin orang Yahudi
terkejut ketika mereka mendengar Tuhan mengajar dengan wibawa, sekalipun
Ia tidak pernah belajar.
B. Tidak Memiliki Penampilan
Tuhan Yesus tidak memiliki penampilan atau kharisma yang meyakinkan
orang banyak. Yesaya 53:2 memberitahukan: “Ia tidak tampan dan semaraknyapun
tidak ada, sehingga kita memandang dia dan rupanya tidak, sehingga kita
menginginkannya.”
C. Tidak Memiliki Status
Selama zaman Tuhan Yesus, para pemungut cukai, pelacur dan orang-orang
berdosa merupakan sekelompok orang yang dikucilkan, tetapi Ia justru bergaul
dengan mereka semua (Mat. 9:9-13). Tuhan pun “dihina dan dihindari orang...
sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk
hitungan” (Yes. 53:3).
D. Tidak Seperti Seorang Raja
Orang-orang Yahudi mengharapkan adanya seorang raja yang berbeda.
Di dalam pandangan mereka, Tuhan Yesus tidak tampak seperti seseorang yang
mampu menundukkan Kekaisaran Romawi. Ia tidak bertindak, berperilaku atau
berbicara seperti layaknya seorang raja. Para raja tinggal di dalam istana, tetapi
Tuhan bahkan tidak memiliki sebuah tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Mat.
8:20). Para raja dan penguasa dunia mengharapkan untuk dilayani, tetapi Tuhan
datang untuk melayani. Tuhan mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa
6
Empat Kitab Injil
sebagai seorang hamba (Flp. 2:5-8). Ia datang untuk melayani kaum fakir miskin,
orang-orang berdosa dan mereka yang terkucil dari masyarakat setempat. Ia begitu
rendah hati, ramah dan mengasihi. Tuhan menjelajahi Palestina sambil mengajarkan
Kebenaran mengenai keselamatan dan menyembuhkan yang sakit. Ia mengangkat
pengharapan dan hati manusia kepada kerajaan surga. Ia tidak mencari kedudukan
atau kemuliaan dunia. Ia merendahkan diri-Nya dengan mati di atas kayu salib.
Menguji Pemahaman
1. Apakah yang orang banyak, orang-orang Farisi dan murid-murid katakan
mengenai Tuhan Yesus?
2. Kapan dan bagaimana kalian mengakui Kristus?
3. Apakah motivasi orang banyak di dalam mencari Tuhan Yesus? Apakah motivasi
kalian di dalam mengikut Tuhan Yesus?
4. Hal apa sajakah yang menghambat orang-orang Farisi dan para ahli Taurat dari
mengakui jati diri Tuhan Yesus yang sebenarnya?
5. Apakah yang kita dapat pelajari dari cara orang-orang Farisi memandang Tuhan
Yesus dan cara kita memandang dan menilai orang lain?
6. Bagaimana mengetahui latar belakang Tuhan Yesus yang meyakini pemahaman
kita mengenai macam Mesias yang Ia kemukakan?
7. Tokoh lain siapakah di dalam Alkitab yang menunjukkan pandangan yang keliru
ketika menilai orang lain?
Penerapan Kehidupan
Kita Memahami Terlalu Sedikit
Ada dua bersaudara yang telah menghabiskan seluruh hidup mereka di
suatu kota dan yang tidak pernah melihat ladang atau padang. Suatu hari, mereka
berkeinginan untuk mengadakan perjalanan ke suatu desa. Selagi melakukan
perjalanan, mereka melihat seorang petani sedang membajak sawah, sehingga
berpikir keras untuk memahami apa yang petani itu sedang lakukan.
“Apakah yang petani itu sedang lakukan?” tanya mereka. “Orang laki-laki
itu melakukan gerakan dari satu tempat ke tempat lainnya berulang kali sepanjang
hari, menggoresi tanah dengan alur yang panjang. Mengapa orang harus membajak
sawahnya seperti itu?”
Pada petang harinya, mereka melewati kembali tempat yang sama dan kali
ini, mereka melihat petani itu sedang menabur benih gandum di alur itu.
Empat Kitab Injil
7
“Sekarang apa lagi yang petani itu perbuat?” tanya mereka. “Petani itu pastilah
seorang yang gila. Ia mengambil benih gandum yang terbaik dan melemparkannya
ke dalam alur itu!”
“Desa ini tidak cocok bagi saya,” kata salah seorang saudara itu. “Penduduk
di sini bertindak dengan tidak menggunakan akal sehat. Saya mau pulang saja.” Dan
ia benar-benar kembali ke kota.
Tetapi saudara yang kedua tetap tinggal di desa itu dan beberapa minggu
kemudian, ia melihat suatu perubahan yang luar biasa. Dedaunan yang segar
mulai menutupi ladang itu dengan kelebatan yang tidak pernah ia bayangkan.
Ia segera menuliskan sesuatu kepada saudaranya dan menyuruh kembali untuk
melihat pertumbuhan yang luar biasa itu. Saudaranya datang dan menjadi terkejut
akan perubahan yang terjadi itu. Sebagaimana hari-hari sebelumnya mereka lihat
hanya berupa dataran hijau, tetapi sekarang telah berubah menjadi ladang gandum
yang berwarna keemasan. Akhirnya, mereka memahami alasan mengapa petani
itu membajak sawahnya. Kemudian, gandum itu siap untuk dituai dan petani itu
membawa sabit dan mulai menuainya. Saudara yang tadinya kembali ke kota, tidak
dapat percaya melihat apa yang terjadi itu.
“Apakah yang sekarang orang bodoh ini sedang perbuat?” tanyanya. “Selama
musim panas, ia bekerja keras untuk menumbuhkan gandum yang indah ini dan
sekarang, ia menyabit dengan tangannya sendiri! Ia benar-benar seorang yang gila!
Cukuplah sudah. Saya mau kembali ke kota.”
Tetapi saudaranya memiliki kesabaran yang lebih. Ia tetap tinggal di desa dan
mengamati petani itu mengumpulkan gandum dan menaruhnya ke dalam lumbungnya.
Ia melihat bagaimana cerdiknya petani itu menyimpan hasil panennya. Dan ia dipenuhi
rasa kagum ketika menyadari bahwa dengan menabur benih yang ada, petani itu
telah menuai seluruh ladang gandum. Kemudian, ia benar-benar memahami bahwa
petani itu memiliki suatu alasan bagi segala sesuatu yang dilakukan olehnya.
(sebuah cerita dari orang-orang Yahudi)
Pertanyaan Diskusi:
1. Datang dari suatu kota, dua bersaudara ini belum memahami apa yang sang
petani sedang lakukan dan tidak jarang pula menghina tindakannya. Bagaimana
tanggapan dua bersaudara ini mencerminkan orang-orang pada hari ini?
(Sebagai manusia, kita sering melakukan kesalahan dengan menilai orang lain
dari penampilan luar saja. Kita pun sering kali bertindak dan memberikan penilaian
terlalu cepat kepada orang lain. Kadang kita senang melakukan sesuatu hal yang
kita ketahui atau nyaman. Kita segera menolak apa yang kita tidak pahami atau
tidak dapat diterima. Kita sering kali menjadi kurang sabar untuk mencari dan
bertindak. Oleh karena itu, kita kehilangan banyak kesempatan untuk belajar dan
melihat Kebenaran.)
2. Bandingkan tindakan dari dua bersaudara ini. Selama masa Tuhan Yesus, hanya
sedikit orang Yahudi yang menyadari siapa sesungguhnya Dia, sementara yang
lainnya telah kehilangan sasaran mereka. Bagaimana kalian melihat hal ini di
dalam orang-orang yang kita beritakan Injil? Bagaimana kalian bertindak ketika
tidak memahami kehendak Allah atau karya-Nya?
8
Empat Kitab Injil
3. Hari ini, kita mungkin menyombongkan diri di dalam kenyataan bahwa kita
telah dibaptis, menghadiri kebaktian dan berdoa secara tekun serta memahami
Kebenaran Alkitab. Tetapi apakah kita benar-benar mengenal Tuhan Yesus?
Seberapa dalamkah kita mengenal-Nya? Bagaimana kita mengenal-Nya?
Bagaimana kita dapat melihat dan lebih mengenal-Nya lagi?
(Kita sering kali datang ke gereja hanya melakukan penyembahan kepada Allah
sebagai suatu kewajiban, yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan. Yer. 29:13
mengatakan, “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila
kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.” Untuk lebih mengenal Allah, kita
perlu terus mengejar dan mencari-Nya dengan sepenuh hati.)
Renungan dan Doa
Orang-orang Farisi mengetahui banyak mengenai Allah, tetapi mereka
tidak mengenal Allah. Orang banyak hanya mengenal Tuhan sebagai seseorang
yang dapat menyembuhkan mereka secara jasmani dan menyediakan kebutuhan
jasmani mereka, tetapi tidak mengetahui bahwa Ia ternyata dapat menyediakan
pula kehidupan yang kekal kepada mereka. Banyak yang datang untuk memperoleh
berkat-berkat jasmani, tetapi sedikit yang datang untuk memperoleh berkat-berkat
rohani dari pada-Nya. Tuhan Yesus lebih daripada seorang pemimpin yang hebat,
seorang yang memberikan teladan dan pengaruh besar atau seorang nabi. Ia adalah
Anak Allah. Kiranya Allah mengaruniakan hikmat dan pemahaman rohani, sehingga
kita benar-benar dapat mengenal Tuhan.
Empat Kitab Injil
9
10
Empat Kitab Injil
pelajaran
Kerajaan Allah
2
Bacaan Kitab
Mat. 4:23-25; 13:1-58; Yoh. 18:33-37; Ibr. 12:28; Why. 21:1-4; 1 Kor. 4:20;
Luk. 11:20
7 7 Sasaran Pelajaran
1. Memampukan murid-murid mengetahui tentang Kerajaan Allah
2. Memampukan murid-murid menyadari penting memiliki Allah sebagai
raja dari hidup kita
Ayat Alkitab
Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang,
Yesus menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda
lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada
di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”
(Luk. 17:20-21)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Matius 10-19
Latar Belakang Alkitab
“Bertobatlah, sebab kerajaan surga sudah dekat” merupakan suatu pesan
yang Yohanes Pembaptis sampaikan kepada orang banyak. Tidak lama kemudian,
Tuhan Yesus pun memulai pelayanan-Nya dengan menyampaikan kata-kata yang
sama (Mat. 3:2; 4:17,23). Dari keseluruhan kitab Matius, pesan kerajaan surga ini
disebutkan kira-kira 50 kali. Mengapa pesan ini begitu penting? Apakah maksudnya
kepada orang banyak dan kita pada hari ini?
Pada mulanya, Allah memegang misteri kerajaan surga sebagai suatu rahasia
(1 Kor. 2:7-10; Kol. 1:26-27). Tetapi sekarang dengan kedatangan Tuhan Yesus, Allah
menggenapkan apa yang Ia telah rahasiakan dari permulaan dunia dan apa yang
telah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama. Para nabi terdahulu telah bernubuat
dengan penuh kuasa mengenai kedatangan suatu kerajaan yang dipimpin oleh
seorang penguasa yang berasal dari keturunan Daud. Raja ini adalah Allah sendiri
Empat Kitab Injil
11
yang menjadi manusia (Yes. 9:5-6). Penguasa ini akan membawa damai sejahtera,
penghiburan, keadilan, kebenaran, kemakmuran dan kekudusan. Segala berkat ini
akan digenapi saat Sang Raja datang untuk berkuasa.
Di dalam Injil ini, Matius berusaha memberitahukan kepada orang banyak
bahwa kerajaan surga telah datang. Dengan kedatangan Tuhan Yesus, kerajaan
surga sekarang berada di dalam hati mereka. Melalui pengajaran, tanda heran,
mujizat dan penyembuhan, Tuhan melepaskan penyakit, penderitaan dan persoalan
sehari-hari mereka dan memberikan kelepasan rohani, pengharapan, damai
sejahtera dan hidup yang kekal. Ini merupakan kabar sukacita dari kerajaan surga
yang diberitakan kepada orang banyak dan untuk umat manusia pada hari ini.
Coba kaitkan Latar Belakang Alkitab pada pelajaran 1 untuk informasi lebih
lanjut pada Injil Matius dengan pelajaran 2 dan 3 pada bagian Pemahaman Alkitab.
Pemanasan
Apakah pemahaman kalian mengenai ‘suatu kerajaan’? Bila kalian membentuk
suatu kerajaan, hal apa sajakah yang akan membentuk kerajaan itu? Mengapa halhal itu penting?
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Kerajaan Allah
A. Karakteristik mengenai Kerajaan Allah
1. Kristus adalah Raja
Setiap kerajaan memiliki seorang raja atau penguasa yang memerintah para
rakyatnya. Di dalam kerajaan surga, Yesus Kristus adalah Raja dan Ia memerintah
dengan wewenang yang mutlak. Kerajaan berlangsung berdasarkan prinsip dan
nilai Allah.
2. Berasal dari atas
Ketika Tuhan dibawa ke hadapan Pontius Pilatus, Pilatus bertanya kepadaNya, “Engkau inikah raja orang Yahudi?” Tuhan menjawab, “Akulah Dia.” Tetapi
Ia menjawab lebih lanjut, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini...” (Yoh. 18:36).
Tuhan Yesus adalah Raja, tetapi Ia bukanlah seorang raja seperti di dunia pada
umumnya. Lebih daripada itu, Ia adalah Raja dari dunia rohani. Kerajaan-Nya
bukan kerajaan politik dan militer yang orang-orang Yahudi harapkan, tetapi
kerajaan-Nya berasal dari atas. Kita umumnya mengira kerajaan itu seperti sebuah
tempat, tetapi Kerajaan Allah tidak memiliki batas. Banyak orang salah mengira
bahwa kerajaan surga akan datang dengan kekuasaan dan dapat terlihat, tetapi
sesungguhnya, tidak terlihat dan tidak dapat diraba (Luk. 17:20). Dan karena
kerajaan surga bukan dari dunia, maka dunia akan membencinya (Yoh. 15:1819; 17:14).
12
Empat Kitab Injil
3. Penuh kuasa
Kerajaan Allah ditandai oleh kuasa dari Roh Allah (Mat.12:28; 1 Kor. 4:20).
Selama pelayanan-Nya, Tuhan Yesus menyembuhkan penyakit, mengusir setansetan dan menunjukkan banyak mujizat yang menyatakan bahwa Kerajaan Allah
telah datang. Roh Allah, kuasa ilahi dan wibawa ditunjukkan melalui karya-karyaNya yang luar biasa.
4. Penuh kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
Roma. 14:17 memberitahukan bahwa kerajaan surga bukanlah soal makanan
dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh
Kudus. Ketika mematuhi kehendak Allah dan wibawa-Nya, kita akan memperoleh
berkat dan kekayaan hidup di dalam Yesus Kristus.
B. Di manakah Kerajaan yang Amat Menyenangkan?
1. Kerajaan Tuhan Yesus adalah suatu kerajaan yang amat menyenangkan yang
telah dipersiapkan bagi orang-orang kudus sejak dunia diciptakan (Mat. 25:34).
Selama pelayanan-Nya, Tuhan mengungkapkan keberadaan dari kerajaan yang
amat menyenangkan ini. Ia berkata, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal”
(Yoh. 14:1-3), yang menunjukkan kepada suatu langit dan bumi yang baru, yang
diciptakan oleh Allah. Suatu kerajaan yang tidak dapat terguncangkan (Ibr. 12:28)
dan ada selamanya (Ibr. 10:34). Suatu kerajaan yang tidak akan ada air mata,
maut, perkabungan atau dukacita dan hanya
orang benar yang akan hidup selamanya di
sana (Why. 21:1-4; Mat. 25:26b). Di dalam
Tips Mengajar
Why. 21:15-27 menggambarkan suatu
tempat yang Tuhan Yesus telah persiapkan
Murid-murid boleh membanbagi kita. Suatu kota yang penuh dengan
dingkan antara karakteristik
kemegahan, di mana tidak memerlukan
kerajaan
surga
dengan
cahaya matahari atau bulan. Suatu kota yang
kerajaan dunia. Kalian boleh
dipenuhi oleh kemuliaan Allah. Faktanya,
lakukan ini dengan menggamsurga itu jauh melampaui kemampuan kita
barkannya ke dalam sebuah
untuk memahami, membayangkan atau
daftar sebelah menyebelah.
mengilustrasikannya (1 Kor. 2:9).
2. Gereja merupakan Kerajaan Allah
Di dalam Doa Bapa Kami, Yesus Kristus mengajarkan kita untuk berdoa,
“Datanglah kerajaan-Mu, di bumi seperti di surga.” Kita memahami bahwa di
manapun Allah adalah Raja dan di manapun pula Roh Tuhanlah yang akan
memerintah – itulah kerajaan surga. Di bumi, gereja merupakan Kerajaan Allah
dan Rumah Allah (Ef. 2:19). Di gereja, Kristus adalah Kepala dan Roh-Nya
memenuhi tempat ini (Mat. 12:28). Di sinilah, Allah mengaruniakan anugerahNya, menyatakan kuasa-Nya, mengungkapkan kehendak-Nya kepada seluruh
jemaat dan nama-Nya dimuliakan.
3. Di dalam hati kita
Suatu kali, orang-orang Farisi bertanya kepada Tuhan mengenai kapankah
Kerajaan Allah datang. Ia menjawab mereka, “Kerajaan Allah datang tanpa
tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini
atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya, Kerajaan Allah ada di antara kamu”
(Luk. 17:20). Faktanya, Kerajaan Allah mulai ada di sini dan sekarang, ketika
Empat Kitab Injil
13
kita menghormati Allah sebagai Raja di dalam hati dan ketika mengakui kehendak
Allah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjalankan suatu kehidupan
yang berkenan kepada-Nya.
Bagian # 2 – Perkembangan Kerajaan Allah
Di dalam Mat. 13, Tuhan Yesus membicarakan tujuh perumpamaan mengenai
perkembangan Kerajaan Allah dari permulaan hingga akhirnya.
1. Perumpamaan mengenai seorang penabur
Kerajaan Allah seumpama seorang penabur yang keluar untuk menaburkan
benih. Beberapa benih jatuh di empat macam tanah yang berbeda, yang
menghasilkan empat hasil yang berbeda pula. Penabur itu adalah Tuhan Yesus
yang datang ke dunia untuk memberitakan kabar baik mengenai kerajaan surga.
Ketika pesan itu sampai ke hati tiap-tiap orang, mereka menerimanya dengan
masing-masing tanggapan. Beberapa ada yang tidakmenerima Kebenaran sama
sekali, sementara yang lainnya, menghasilkan buah. Di sini, Tuhan mengajarkan
kita suatu kondisi hati seseorang yang menentukan, entahkah firman Allah akan
berpengaruh kepadanya atau entahkah memang layak akan Kerajaan Allah.
2. Perumpamaan mengenai gandum dan lalang
Di dalam perumpamaan ini, Tuhan menjelaskan bagaimana Anak Manusia
mena-burkan benih yang baik di suatu ladang dengan turun ke dunia dan
memberitakan pesan mengenai kerajaan surga. Pada saat yang bersamaan,
sang musuh, Iblis bekerja dengan menaburkan benih lalang di antara benih
gandum. Lalangpun mulai berbulir seiring dengan gandum. Selagi benih, lalang
tampak sama seperti gandum, tetapi ketika mereka telah matang pada masa
tuai bahwa ternyata mereka dapat dibedakan antara yang satu dengan yang
lainnya. Di sini, Tuhan mengajarkan bahwa sekalipun banyak orang datang untuk
menerima pesan kerajaan surga dan meyakininya, tetapi Iblis akan menimbulkan
rasa bimbang dan tidak percaya itu meningkat. Orang yang percaya dan yang
tidak percaya akan ada di dalam dunia ini. Bagaimanapun, Allah tidak akan
segera melakukan penghakiman, tetapi akan membiarkan kejahatan terus ada
hingga pada masanya. Pada hari penghakiman, Ia akan memisahkan kebaikan
daripada kejahatan untuk selama-lamanya.
3. Perumpamaan mengenai biji sesawi
Kerajaan Allah seumpama sebuah benih biji sesawi yang ditaburkan. Benih biji
sesawi ini bukanlah benih yang paling kecil seperti yang kita ketahui pada hari
ini, tetapi merupakan benih yang paling kecil yang digunakan oleh para petani
dan tukang kebun Palestina dan tanaman ini dapat bertumbuh hingga sepuluh
kaki. Seperti benih biji sesawi, Kerajaan Allah pada mulanya muncul dengan
jumlah yang sedikit dan tidak menyakinkan; Tuhan Yesus dilahirkan di dalam
suatu kandang binatang, bertambah dewasa di suatu kota yang kecil, memilih
dua belas murid yang tidak terpelajar, orang biasa dan akhirnya mati di atas
kayu salib. Sekalipun Tuhan dan pesan-Nya diawali dengan permulaan yang
sederhana dan yang tidak meyakinkan, tetapi kabar baik ini terus berkembang
dan menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi banyak kehidupan manusia.
Sekalipun Kebenaran berkembang, tetapi masih ada pekerjaan Iblis hingga hari
ini.
14
Empat Kitab Injil
4. Perumpamaan mengenai ragi
Kerajaan surga seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan
ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya. Seorang perempuan
menunjukkan gereja dan ragi menunjukkan kemunafikan (Luk. 12:1; Mat.
16:6,11), keburukan dan kejahatan (1 Kor. 5:8), pengajaran yang sesat (Gal. 5:9)
dan perbuatan serta adat istiadat yang menyimpang dari Kebenaran. Di dalam
Perjanjian Lama, ragi tidak boleh dipergunakan di dalam mempersembahkan
korban apapun (Kel. 13:3; Im. 2:11). Tetapi di dalam perumpamaan ini, ragi
justru dicampurkan ke dalam adonan. Ini menunjukkan betapa pengajaran yang
sesat, kejahatan dan kemunafikan telah mencemari gereja mula-mula, yang
menyebabkan Kebenaran menjadi sesat dan menyimpang.
5. Perumpamaan mengenai harta terpendam
Kerajaan surga seumpama harta yang terpendam di suatu ladang, yang
ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Pada masa itu, bila seseorang
menemukan harta yang terpendam, mereka harus memendamkannya di bawah
tanah untuk mencegah, agar tidak tercuri oleh para perampok (Ayb. 3:21; Ams.
2:4; Mat. 25:18,25)Bagaimanapun bila yang menemukan harta itu meninggal,
maka harta itu segera digali atau dipendam selamanya. Harta yang terpendam itu
menunjukkan Injil Tuhan Yesus (Flp. 3:8; Ibr. 11:26). Tanah menunjukkan gereja
Allah. Hanya di dalam gereja yang benar, kasih karunia Tuhan akan ditemukan
(1 Tim. 3:15). Oleh sebab sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu
membeli ladang itu. Demikian pula, kita harus rela meninggalkan segala sesuatu
demi kerajaan surga.
6. Perumpamaan mengenai mutiara yang berharga
Kerajaan surga seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
Mutiara yang indah menunjukkan kepada kabar baik dari kerajaan surga. Nilai
dari menerima Kebenaran, sesungguhnya melebihi dari memiliki segala sesuatu
yang ada di dunia ini. Dalam Filipi 3:8, Paulus berkata, “Malahan segala sesuatu
kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia
daripada semuanya. Oleh karena Dialah, aku telah melepaskan semuanya itu
dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”
7. Perumpamaan mengenai pukat
Kerajaan surga seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan
berbagai jenis ikan. Ini menunjukkan Injil kerajaan surga yang diberitakan
ke seluruh dunia dan menarik banyak jiwa. Seperti banyak jenis ikan yang
ditangkap, demikian pula, banyak manusia dari berbagai bangsa dan ras akan
menerima Injil keselamatan. Ketika penuh, pukat itu diseret orang ke pantai
dan suatu proses pemisahanpun berlangsung. Para malaikat akan menghakimi
dengan memisahkan manusia berdasarkan perbuatan baik dan perbuatan jahat
yang mereka lakukan. Yang jahat adalah mereka yang berbuat jahat dan yang
tidak kudus (Im. 11:9-12). Roma 9:6 mencatatkan, “Akan tetapi firman Allah
tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah
orang Israel.” Oleh karena itu, kita tidak dapat menjadi puas diri hanya karena
telah berada di dalam jala keselamatan. Tuhan mengatakan bahwa banyak yang
dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Hanya orang yang benarlah akan menjadi
perabot rumah untuk maksud yang mulia (2 Tim. 2:21), yang menunjukkan
kepada kerajaan surga. Tetapi semua yang jahat dan yang tidak menjalankan
Empat Kitab Injil
15
perintah Allah akan ditolak dan dilemparkan ke dalam lautan yang menyalanyala. Oleh karena itu, pada hari-hari terakhir, amanat agung dari Gereja Yesus
Sejati adalah menyebarkan firman Allah kepada semua manusia.
Menguji Pemahaman
1. Apakah perbedaan antara kerajaan dunia dengan Kerajaan Allah?
2. Di manakah Kerajaan Allah?
3. Mengapa Injil Matius berulang kali menyebutkan bahwa Kerajaan Allah telah
datang?
4. Dapatkah kalian mengikuti jejak perkembangan Kerajaan Allah? Apakah yang
kalian perhatikan mengenai permulaan, kelanjutan dan akhirnya?
5. Bagaimana kita memajukan Kerajaan Allah?
Penerapan Kehidupan
Dalam pelajaran ini, kita telah mempelajari bahwa Kerajaan Allah merupakan
suatu keadaan di manapun Allah memerintah di dalam kehidupan kita. Ketika mencari
dan mengikuti kehendak Allah dan berjalan menurut Roh-Nya, kita membiarkan Allah
menjadi Raja di hati kita. Seperti Paulus, kita perlu bertanya, “Tuhan, apakah yang
harus kuperbuat?” (Kis. 22:10). Ketika membiarkan Allah menjadi Raja di hati dan
kehidupan, kita perlu melihat apa yang Allah ingin kita lakukan, sekalipun bukan
merupakan pilihan yang sesuai dengan arah perjalanan kehidupan kita. Pilihan yang
kita buat, dari pagi hari hingga malam hari, menggambarkan siapa sesungguhnya diri
kita. Bila menghargai Allah sebagai Raja di hati, kita tentu akan mempertimbangkan
pilihan-pilihan yang kita buat itu apakah mencerminkan prinsip-prinsip Alkitab atau
membawa kemuliaan bagi nama Allah. Bacalah perbandingan kasus berikut dan
diskusikan bagaimana setiap karakter dapat menjalankan kehendak Allah di dalam
kehidupan mereka.
Perbandingan Kasus
1. Simon telah menyelesaikan pendidikannya. Ia telah berusaha untuk mencari
suatu pekerjaan selama tujuh bulan, tetapi tampaknya sia-sia saja. Ia mulai
merasa kuatir mengenai masa depannya. Suatu hari, ia menerima panggilan dari
perusahaan yang ia sebelumnya diwawancarai. Mereka menawarkan sebuah
pekerjaan kepadanya dengan penghasilan yang besar. Hanya masalahnya
adalah ia harus bekerja pada hari Sabtu. Perasaaannya begitu bingung, ia mulai
berpikir apakah harus menerima pekerjaan itu. Simon bertanya kepada beberapa
saudara dan saudari di gereja untuk meminta nasihat. Mereka mengucapkan
kepadanya dan berkata, “Puji syukur kepada Tuhan, kamu telah mencari
16
Empat Kitab Injil
sepanjang waktu ini dan sekarang telah mendapatkan pekerjaan itu. Ini pasti
kehendak Allah.” Simon memutuskan untuk mengambil pekerjaan itu. Apakah
menurut kalian, Simon membuat keputusan yang tepat? Bagaimana kalian akan
tahu, bila keputusan Simon sesuai dengan kehendak Allah?
(Simon telah mencari selama tujuh bulan dan mulai sedikit merasa kuatir.
Sekarang, ketika kesempatan pertama itu tiba, ia meraihnya. Dalam Matius
6:31-33, Tuhan mengingatkan bahwa kita tidak perlu merasa kuatir mengenai
apa yang kita butuhkan, karena Ia akan sediakan. Ia adalah Bapa kita yang di
surga dan kewajiban kita adalah percaya kepada-Nya. Tetapi sayangnya, ketika
menghadapi persoalan, kita terlalu terpusat pada persoalan dan pemecahannya.
Sering kali, keputusan yang diambil mencerminkan kita memerlukan lebih daripada
iman di dalam perkataan Allah atau prinsip-prinsip Alkitab. Seorang Kristen yang
memprioritaskan Allah akan mempertimbangkan apapun yang bertentangan
dengan pengajaran Alkitab. Ia akan dapat melihat, entahkah pilihannya akan
berkenan kepada Allah atau tidak. Ia akan mematuhi dan mendengarkan
prinsip-prinsip Allah, bahkan bila keputusan itu berarti menyisihkan harapannya,
memiliki lebih banyak persoalan atau tidak memecahkan persoalan. Kadang
apa yang kita kira suatu keputusan dan pemecahan persoalan yang tepat hanya
menambah persoalan kita lebih lanjut. Bila kita memiliki sebuah ketulusan hati
untuk mencari ke kehendak-Nya apapun resikonya, Allah pasti akan menuntun
dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi kita, seperti yang dialami oleh
banyak saudara-saudari dan orang-orang kudus pada zaman dahulu. Allah itu
pengasih dan penyayang dan Ia tidak akan meninggalkan barangsiapa yang
memilih untuk percaya kepada-Nya.)
2. Jane telah menantikan peristiwa besar ini untuk waktu yang lama. Suatu malam,
Jane mengenakan pakaian bagusnya untuk menghadiri pesta dansa, dan ia
datang bersama dengan teman-temannya, bertindak dan diperlakukan seperti
seorang dewasa. Bahkan lebih menarik lagi ialah Ian, yang telah meminta
Jane untuk menjadi pasangan dansanya pada malam itu. Jane mulai berpikir
mengenai semua persiapan yang ia telah lakukan. Tetapi orangtua melarang
Jane dengan keras untuk menghadiri pesta dansa itu. Ia tidak dapat memahami
mengapa mereka melarangnya memberikan satu kali kesempatan saja di dalam
hidupnya itu. Apakah salahnya? Bukankah mereka senantiasa membicarakan
mengenai beroleh pengalaman di dalam kehidupan? Apakah menurut kalian,
orangtua Jane bertindak tepat dalam melarang anak mereka pergi menghadiri
pesta dansa itu? Diskusikan kehendak Allah yang terdapat di dalam cerita ini.
(Sebagai seorang Kristen, Allah telah memberikan suatu kebebasan untuk
membuat pilihan kita sendiri. Beberapa pilihan yang kita buat akan mempengaruhi
iman secara positif, sementara yang lainnya akan merusak iman. Rasul Paulus
mengingatkan bahwa ‘segala sesuatu diperbolehkan, tetapi bukan segala sesuatu
itu berguna.’ Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat pilihan secara
bijak, agar bermenfaat bagi kerohanian kita. Menghadiri pesta dansa merupakan
pokok acara yang penting bagi semua murid sekolah, khususnya mereka yang
memasuki usia remaja. Tetapi sebagai orang Kristen, kita harus menguji apakah
kita melakukan yang berkenan kepada Allah, bagaimanapun betapa kecilnya hal
itu.
Yang pertama, Jane memikirkan apa motivasinya menghadiri pesta dansa itu.
Apakah yang menyebabkan pesta dansa itu begitu menarik untuk dihadiri?
Apakah karena semua teman turut hadir? Apakah karena menerima suatu hal?
Apakah karena berkencan akan menjadi menyenangkan?
Empat Kitab Injil
17
Yang kedua, Jane memikirkan apa saja acaranya. Suatu acara pesta malam
meliputi acara dansa dan makan malam bagi para murid sekolah, khususnya
mereka yang memasuki usia remaja. Biasanya meliputi banyak musik dengan
suara keras, berdansa dan bersenda-gurau. Musik dimainkan sebagaimana
lagu rap atau hip-hop, syair-syairnya mengenai kekuasaan, kekerasan dan
seksualitas. Ketika lampu diredupkan, musik membuat orang berpikir mengenai
seksualitas dan ada banyak terjadi kontak fisik antara yang seorang dengan
yang lainnya. Ini mudah untuk membiarkan kewaspadaan jatuh dan bangkitnya
hawa nafsu.
Yang ketiga dan yang terpenting, Jane memikirkan apa pandangan Allah di
dalam hal ini. Apakah ini benar-benar akan memuliakan Allah? Apakah ini akan
membangkitkan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup?
Akankah menjadi sehat bagi mata dan pikiran kita? Paulus memerintahkan untuk
menguduskan diri kita dari segala sesuatu yang akan mencemarkan tubuh dan
roh. Kita harus berjaga-jaga terhadap tubuh dan roh kita, tetap menjaganya dari
semua kemungkinan pencobaan dan menjauhi dari pada hal-hal ini.
Renungan dan Doa
1. Apakah Allah itu Raja di hati kalian?
2. Hal apa sajakah yang dapat mengambil posisi Allah sebagai Raja di hati kalian?
3. Bagaimana kita menempatkan Allah sebagai Raja di hati kita setiap harinya?
18
Empat Kitab Injil
pelajaran
Warga Kerajaan Surga
3
Bacaan Kitab
Mat. 5:7; Kis. 13:4-7; Flp. 3:20; Ef. 2:11-22; Kol. 1:12-23; 1 Pet. 2:9-10;
1 Yoh. 2:1-18
Sasaran Pelajaran
1. Memampukan murid-murid belajar mengenai perilaku yang benar dari
seorang warga Kerajaan Allah
2. Memampukan murid-murid memahami bahwa sebagai warga kerajaan
Allah, kita perlu menjadi berbeda dari pada dunia
Ayat Alkitab
“Bukan setiap orang yang berseru kepadak-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di surga.” (Mat. 7:21)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Matius 20-28
Latar Belakang Alkitab
Kiranya menunjuk kepada bagian Latar Belakang Alkitab dalam pelajaran 1
dan 2 sebagai tambahan informasi pada Injil Matius (tiga pelajaran pertama dari
buku ini merupakan pemahaman Alkitab pada Injil Matius).
Pemanasan
Sebutkan hal-hal yang membuat seorang warga menjadi baik di lingkungan
tempat tinggalnya. Bagaimana membedakan kualitas pribadi dari seorang Kerajaan
Allah?
Empat Kitab Injil
19
Pemahaman Alkitab
Ucapan Bahagia
Karena indahnya Pemahaman Alkitab ini, periksalah Pertanyaan Diskusi
yang dtempatkan setelah tiap-tiap ucapan bahagia.
Setiap kerajaan tentu memiliki seorang raja atau penguasa yang memerintah
warganya. Di dalam Kerajaan Allah, Yesuslah Rajanya. Siapakah yang menjadi
warga-Nya? Ketika Pilatus menanyakan Tuhan Yesus, apakah Ia adalah Raja
orang Yahudi, Iapun mengakuinya. Apakah ini berarti bahwa warga Kerajaan Allah
hanya orang Yahudi di dunia ini? Rasul Paulus memberikan suatu penjelasan yang
begitu rinci mengenai hal ini. Ia berkata, “Sebab yang disebut Yahudi, bukanlah
orang yang lahiriah Yahudi...Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak
keyahudiannya” (Rm. 2:28-29). Ini berarti bahwa semua orang yang telah dibaptis di
dalam Kristus menjadi keturunan dari Abraham. Mereka adalah orang Yahudi secara
rohani, warga Kerajaan Allah (Gal. 3:27-29).
Karena Tuhan adalah Raja, maka kerajaan-Nya pun dijalankan menurut
hukum dan prinsip-prinsip-Nya. Apakah hukum-hukum dari kerajaan surgawi itu?
Tuhan berkata, “Barangsiapa menolak Aku dan tidak menerima perkataan-Ku, ia
sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan hakimnya
pada akhir zaman” (Yoh. 12:48). Karena pengajaran Tuhan Yesus adalah hukumhukum dari kerajaan surga, sebagai warga-Nya, kita harus menghormati Raja kita
dengan menjalankan apa yang Ia perintahkan.
Matius 5-7 mencatatkan ‘khotbah di atas bukit’ yang Tuhan sampaikan di
suatu bukit dekat kota Kapernaum. Inilah khotbah terpanjang yang tercatat, Tuhan
Yesus menjelaskan suatu hal dengan rinci mengenai pokok-pokok yang terkandung
di dalam hukum kerajaan surga. Ia mengawali dengan menggambarkan beberapa
karakteristik yang Ia cari sebagai para pengikut-Nya dan Ia memberikan petunjuk
bagaimana menjalani hidup sebagai warga-warga kerajaan-Nya yang penuh iman.
Khotbah diawali dengan ‘delapan ucapan bahagia’. Ucapan bahagia berasal dari
kata Latin ‘beatus’, yang berarti bahagia, sedangkan kata Yunani berarti senang,
beruntung. Tiap-tiap ucapan bahagia memberitahukan bagaimana warga kerajaan
seharusnya menjalani hidup agar diberkati. Tiap-tiap ucapan bahagia hampir
bertentangan dengan macam jalan kehidupan, yaitu antara nilai-nilai kerajaan
yang kekal dan nilai-nilai dunia yang sementara. Menurut standar duniawi, macam
manusia yang Tuhan gambarkan tampaknya tidak menjadi berkat, karena semua
ucapan bahagia ini tidak menjanjikan tertawa lebih senang, lebih puas atau lebih
makmur secara jasmani. Sebaliknya, berbahagialah bagi mereka yang dipuaskan
dan dihargai secara rohani.
a. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena mereka yang
empunya kerajaan surga (Matius 5:3)
Orang yang miskin di hadapan Allah adalah mereka yang miskin atau yang
kekurangan sesuatu di dalam hati mereka. Barangsiapa yang kaya di hadapan
Allah, tidak akan berkeinginan untuk menjadi lebih. Hanya barangsiapa yang
miskin akan berkeinginan untuk menjadi lebih dan lebih (Luk. 6:20). Matius 11:25
mencatatkan bagaimana Kebenaran justru disembunyikan dari orang bijak dan
20
Empat Kitab Injil
mengungkapkan bagi orang kecil. Orang bijak adalah barangsiapa yang merasa
dirinya cukup tahu dan kehilangan keinginan untuk mengejarnya lebih jauh.
Sebaliknya, orang kecil adalah barangsiapa yang miskin secara rohani. Mereka
yang rendah hati, ingin mengetahui lebih banyak dan membuka Kebenaran
Allah. Kepada mereka inilah, Tuhan akan mengungkapkan Kebenaran-Nya.
Sida-Sida Etiopia adalah salah satu contohnya. Sekalipun merupakan kepala
bendahara, seorang yang memilki kekuasaan, pengetahuan dan status, tetapi
ia dengan rendah hati mengakui dirinya tidak memahami apa-apa dan meminta
agar Filipus bersedia membimbing dirinya. Karena kerendahan hatinya, Allah
membuka hati sida-sida ini untuk memahami perkataan-perkataan-Nya dan
menerima keselamatan (Kis. 8:26-40). Dari contoh ini, kita dapat melihat bahwa
sida-sida ini miskin di hadapan Allah. Barangsiapa yang miskin di hadapan Allah
akan mengetahui dan memahami kelemahan mereka sendiri. Mereka menyadari
kekurangan dan keterbatasan mereka serta memiliki suatu keinginan untuk
memperbaiki diri mereka. Rasul Paulus adalah seorang pekerja Tuhan yang
luar biasa, yang menerima banyak wahyu ilahi, tetapi dalam 1 Korintus 13:9,
ia menuliskan, “Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak
sempurna.” Paulus mengakui bahwa apa yang ia ketahui masih belum cukup
lengkap. Bahwa ia seharusnya melupakan masa yang lalu dan terus berjuang
di dalam menyempurnakan dirinya.
Bagaimana orang yang miskin di hadapan Allah beroleh berkat dari pada-Nya?
Tuhan menjanjikan kerajaan surga kepada mereka. Perhatikan bagaimana ini
digunakan di dalam kalimat pertama dan terakhir dari ucapan-ucapan bahagia.
Barangsiapa yang miskin di hadapan Allah adalah barangsiapa yang mengakui
kekurangan diri dan mengejar kepenuhan rohani mereka. Ketika menjalankan
perkataan Allah dan menuruti bimbingan Roh-Nya, maka hati kita akan bersandar
kepada kehendak Allah, menjadikan Allah sebagai Raja di hati. Itulah saatnya,
Kerajaan Allah telah datang ke dalam hati kita.
Pertanyaan:
1. Sebutkan beberapa cara yang kita dapat menjadi miskin di
hadapan Allah.
2. Bagaimana kerajaan surga hadir di sini dan saat kita miskin
di hadapan Allah?
b. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur
(Matius 5:4)
2 Korintus 7:10 memberitahukan, “Sebab dukacita menurut kehendak Allah
menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan
disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.” Di sini
disebutkan dua macam dukacita, yaitu: Dukacita menurut kehendak Allah dan
dukacita dari dunia.
Seperti janda dari kota Nain, yang berdukacita atas kematian anak laki-laki
tunggalnya (Luk. 7:11-15), banyak orang yang berdukacita atas kematian atau
kehilangan orang-orang atau hal-hal yang mereka sayangi. Kadang dukacita
atas kehilangan sesuatu itu berdampak begitu besar kepada seseorang di dalam
beberapa peristiwa, perasaan inilah yang membawa kepada kematian. Dukacita
secara rohani bagaimanapun, tidak membawa kepada kematian tetapi kepada
keselamatan. Dukacita secara rohani adalah ketika seseorang menangis dan
berkabung atas segala dosa dan perbuatan salahnya. Alkitab mencatatkan
Empat Kitab Injil
21
perbedaan sikap yang orang-orang miliki terhadap dosa mereka. Samuel
menegur keras Saul mengenai ketidakpatuhannya kepada perintah Allah, Saul
berusaha untuk membenarkan perbuatan salah dirinya (1 Sam. 13:11-14).
Bandingkan ketika Nabi Natan mengatakan dosa Daud, Daud tidak berusaha
menutupi kesalahannya atau membela dirinya sendiri. Sebaliknya, ia bertobat
sambil berdukacita (Mzm. 51:3-6). Daud menangis dan berkabung setiap malam
atas dosa-dosanya (Mzm. 6:7). Di dalam pandangan Allah, dukacita macam
inilah yang paling berharga.
Mengapa mereka yang berdukacita diberkati? Karena mereka akan dihiburkan.
Bila menghadap Tuhan di saat-saat dukacita, kita akan menerima penghiburan
dari pada-Nya. Sebelum bertemu dengan Tuhan Yesus, janda dari kota Nain
ini mungkin telah berusaha mencari penghiburan dari orang-orang atau hal-hal
di sekitarnya. Tetapi hanya ketika ia bertemu dengan Tuhanlah, dukacitanya
berubah menjadi sukacita. Tuhan mengetahui penderitaan dan kepahitan
hatinya, sehingga Ia menghibur janda itu dengan membangkitkan anak lakilakinya yang tunggal dari kematian. Bila Allah menghibur kita dari dukacita
dunia, seberapa banyakkah Ia akan menghibur kita, bila menghadap-Nya
dengan berdukacita atas segala dosa kita? Tentu saja, ini jauh lebih berharga di
hadapan Allah. Mazmur 51:19 berkata, “Korban sembelihan kepada Allah ialah
jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya
Allah.” Dan dalam Yesaya 66:2, Tuhan berkata, “Tetapi kepada orang inilah Aku
memandang: Kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang
gentar kepada firman-Ku.” Ketika kita menghadap Tuhan dengan kedukaan, Ia
akan menghapus air mata dan mengampuni dosa-dosa kita (Yer. 15:19; Yes.
30:15).
Pertanyaan:
1. Hal apa sajakah yang menyebabkan kita terlalu
berdukacita?
2. Pernahkah kita berkabung atau berdukacita bagi segala
dosa kita dan orang lain?
3. Mengapa berdukacita bagi segala dosa kita itu berharga di
hadapan Allah?
c. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki
bumi (Matius 5:5)
Orang yang lemah lembut adalah mereka yang rendah hati; yang sabar
dan tidak lekas marah (Ams. 16:32); yang tidak mementingkan diri sendiri,
tetapi mengalah.
Kejadian di mana Ishak mengalah tiga kali kepada para gembala Gerar
merupakan suatu contoh dari seorang yang lemah lembut (Kej. 26:12-22). Di
sini, kita dapat melihat suatu perilaku rohani yang sungguh berbeda dari perilaku
kebanyakan orang di dalam masyarakat. Hari ini, kita dapat diprovokasi untuk
bertengkar, karena apa yang dimiliki merupakan hak kita. Kita dapat diajar untuk
membela diri sendiri dan tidak membiarkan orang lain memerintah dengan
sewenang-wenang. Masyarakat sering meminta kita untuk memiliki kepercayaan
diri lebih dan pendekatan yang berani. Bagaimanapun di dalam ucapan bahagia
ini, Tuhan mengingatkan bahwa orang yang lemah lembut adalah mereka yang
diberkati dan bukan yang mencari pembalasan diri sendiri. Faktanya, kita tidak
perlu balas dendam atau membalas dengan kehancuran yang serupa. Pikirkan
22
Empat Kitab Injil
sebuah berkat, yang karena kelemahlembutan kita, kita beroleh kerugian atau
kesalahan. Pada akhirnya, Allah akan membela dan memberikan berkat lebih
daripada apa yang telah diambil oleh orang lain.
Bagaimana orang yang lemah lembut itu diberkati? Tuhan Yesus menjanjikan
bahwa barangsiapa yang lemah lembut akan memiliki bumi. Di sini, ‘bumi’ dapat
menunjuk kepada tanah dataran yang sebenarnya atau milik pusaka yang rohani.
Dalam Kejadian 13:8-18, Abram menawarkan terlebih dahulu suatu dataran
kepada Lot. Ketika Lot memandang Lembah Yordan, ia memilih dataran terbaik
bagi dirinya sendiri. Selagi Abram kehilangan dataran karena kelemahlembutan
hatinya, Allah membayarnya kembali dengan dataran yang lebih luas daripada
apa yang ia telah serahkan.
Bagaimanapun, tanah milik pusaka kita pada hari ini mungkin bukanlah tanah
dataran di dunia ini, tetapi sesuatu yang rohani. Yakobus 1:21 memberitahukan,
“Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang
berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Benih yang ditanamkan menunjukkan firman
Allah. Bila kita menerima firman Allah dengan lemah lembut dan rendah hati,
maka firman Allah itu akan membawa kita kepada kehidupan yang kekal dan
akan menerima milik pusaka surgawi kita (2 Tim. 3:15).
Pertanyaan:
1. Apakah maksudnya menjadi lemah lembut?
2. Bagaimana perbedaan antara perilaku dunia dan perilaku rohani perihal kelemahlembutan?
3. Pernahkah kalian dalam suatu situasi diperlakukan tidak
adil? Apakah yang kalian perbuat? Bagaimana hasilnya?
d. Berbahagialah orang yang lapar dan yang haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan (Matius 5:6)
Tubuh jasmani kita memiliki kebutuhan dan keinginan yang bersifat alami. Ketika
lapar, kita tentu ingin makan. Ketika haus, kita tentu ingin minum. Inilah halhal yang akan memuaskan kebutuhan jasmani kita. Tetapi tubuh rohani kita
pun memiliki kebutuhan dan keinginan. Bagaimanapun, bila menggunakan halhal jasmani untuk memuaskan rasa lapar dan haus pada tubuh rohani, maka
kebutuhan-kebutuhan itu tidak akan dapat dipuaskan. Kita perlu temukan halhal yang tepat, agar dapat memuaskan segala kebutuhan dari jiwa kita. Setelah
Tuhan Yesus memberi makan kepada lima ribu orang lebih, orang banyak itu
mencari Dia kembali pada keesokan harinya. Ketika mengetahui bahwa Ia tidak
berada di tempat itu, mereka segera naik ke perahu dan berlayar dari Tiberias
ke Kapernaum, yang berada di sisi lainnya dari Danau Galilea. Ketika mereka
menemukan Tuhan, Ia memberitahukan agar mereka jangan mengejar makanan
jasmani, tetapi makanan rohani (Yoh. 6:27). Banyak orang yang lapar dan yang
haus untuk kepuasan makanan jasmani. Mereka menghadapi penderitaan yang
besar untuk menemukan Tuhan Yesus, yang memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Tetapi mereka mencari untuk hal yang keliru. Orang-orang pada hari ini
merasa lapar dan haus lebih dari sekedar untuk kemakmuran, pencapaian dan
kenikmatan. Tetapi ucapan bahagia ini mengatakan berbahagialah orang yang
lapar dan yang haus akan kebenaran. Kebenaran di sini menunjukkan kepada
melakukan kehendak Allah dan meneladani Kristus. Kita seharusnya memiliki
suatu keinginan yang kuat untuk menjadi serupa dan bergaul bersama dengan
Tuhan Yesus. Pemazmur menuliskan, “Seperti rusa yang merindukan sungai
Empat Kitab Injil
23
yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus
kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?”
(Mzm. 42:2-3; 119:20)
Berkat apakah yang akan diterima dari orang yang lapar dan yang haus akan
kebenaran? Mereka akan dipuaskan. Ketika orang banyak menghampiri Tuhan,
motivasi mereka mencari-Nya adalah untuk beroleh berkat-berkat jasmani.
Seperti berkat jasmani dan kesenangan yang bersifat sementara dan tidak dapat
memuaskan rasa lapar dan haus dari jiwa kita sepenuhnya. Hanya ketika kita
mengejar Kebenaran Allah, kita baru benar-benar dipuaskan. Melalui firman-Nya
dan Roh-Nya, jiwa kita akan disegarkan, diperbarui dan diteguhkan (Yes. 55:1-3;
Yer. 31:25; Mzm. 81:17).
Pertanyaan:
1. Menunjukkan apakah ‘Kebenaran’ di sini?
2. Macam perilaku apakah yang seharusnya kita miliki, ketika
berada dalam kondisi ‘lapar dan haus’?
3. Pernahkah kalian merasa begitu ingin bertemu dengan
Allah dan firman-Nya?
e. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh
kemurahan (Matius 5:7)
Orang yang murah hati adalah mereka yang telah menunjukkan rasa belas
kasihan dan simpati, karena ketidakberuntungan dan penderitaan orang lain.
Menjadi murah hati bukanlah hanya dibayangkan saja, tetapi diwujudkan pula
ke dalam tindakan. Selama pelayanan-Nya di dunia, Tuhan Yesus tidak hanya
menunjukkan kuasa yang besar, tetapi banyak mujizat-Nya yang dimotivasi oleh
kasih dan belas kasihan yang Ia berikan kepada orang banyak. Ia mengasihani
orang banyak, karena mereka seperti ‘domba yang tidak memiliki gembala’
(Mat. 9:36; 14:14; 15:32). Sering kali kita terlalu memilih kepada siapa saya
menunjukkan kasih dan kemurahan hati ini. Tuhan memberikan kita sebuah
contoh yang baik dengan mengulurkan tangan kepada siapapun yang sedang
memerlukan kita, tanpa memandang latar belakang, gender atau status (Mat.
14:14; 15:32).
Bagaimana orang yang murah hatinya diberkati? Mereka akan beroleh
kemurahan. Ini memberitahukan bahwa dengan menjadi murah hati kepada
orang lain atau menunjukkan kemurahan kepada orang lain, sebenarnya
kita menunjukkan kemurahan kepada diri sendiri, karena kita akan bergiliran
ditunjukkan kemurahan. Dalam cerita Rahab dan dua pengintai yang mengintai
tanah Kanaan, Rahab dan keluarganya dipisahkan dari kehidupan mereka,
ia menunjukkan kemurahan kepada dua pengintai Israel (Yos. 2:1-14; 6:22-25). Pengkhotbah 11:1 memberitahukan bahwa bila melemparkan roti ke
air, maka kita akan mendapatnya kembali lama setelah itu.”Sebab ukuran yang
kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Luk. 6:38).
Pertanyaan:
1. Siapakah yang memerlukan belas kasihan dan murah hati
kita?
2. Dalam cara-cara apakah Tuhan telah bermurah hati
kepada kalian?
24
Empat Kitab Injil
f.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah
(Matius 5:8)
Orang yang suci hati adalah mereka yang tidak hidup di dalam dosa dan
ketidakkudusan. Mereka memiliki suatu hubungan yang erat dengan Allah dan
telah dibersihkan dengan Kebenaran dan Roh Allah (Ibr. 12:14; 1 Yoh. 3:1-3).
Dari sini diketahui bahwa untuk menjadi erat dengan Allah, kita harus memiliki
suatu hati yang bersih dan kehidupan yang kudus. Tanpa suatu hati yang bersih,
kita tidak dapat menjalani kehidupan yang kudus. Mazmur 24:3-4 mengatakan,
“Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri
di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,
yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan dan yang tidak bersumpah
palsu.” Kita harus menjaga hati dengan segala kewaspadaan terhadap apapun,
karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams. 4:23).
Bagaimana orang yang suci hatinya diberkati? Mereka akan dapat melihat Allah.
Tidak hanya mereka akan melihat Allah setiap hari di masa yang akan datang (1
Yoh. 3:2-3), tetapi dapat melihat Allah pula di saat kehidupan sekarang ini.
Ada beberapa cara kita dapat melihat Allah. Alkitab mencatatkan bagaimana
Allah menampakkan diri atau berbicara dalam wujud yang berbeda. Alkitab tidak
menyebutkan secara rinci bagaimana, tetapi Allah mungkin telah menampakkan
diri kepada mereka di dalam mimpi dan penglihatan (Ayb. 33:14) atau melalui
suatu panggilan suara yang lembut (1 Raj. 19:9-13).
Cara lain dapat melihat Allah, yaitu ketika kita melihat penyertaan Allah di dalam
hidup kita. Ketika dijadikan orang yang diperbantukan di rumah Potifar, Yusuf
begitu berhasil di dalam segala sesuatu yang ia perbuat, bahkan tuannya yang
tidak menyembah Allah sekalipun, melihat bahwa Allah menyertai Yusuf (Kej.
39:1-4). Kita menyadari bahwa kita tidak harus melihat penglihatan atau mimpi
untuk melihat Allah. Faktanya, ketika kita merasa berkat dan penyertaan Allah
hadir di dalam hidup kita, keluarga kita atau pekerjaan kita dan ketika doadoa kita dikabulkan, kita telah melihat Allah. Inilah sesungguhnya yang paling
berharga di dalam hidup kita.
Pertanyaan:
1. Bagaimana kita dapat menjadi orang yang suci hatinya?
2. Pernahkah kalian ‘melihat’ Allah di dalam kehidupan seharihari?
g. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah (Mat. 5:9)
Orang yang membawa damai adalah mereka yang senantiasa mencari akhir dari
perseteruan dan membawa perdamaian. Pembawa damai adalah: 1) mereka
yang berdamai dengan Allah; 2) mereka yang berdamai dengan sesamanya; 3)
mereka yang menyebabkan orang lain berdamai; 4) mereka yang menyebabkan
orang lain berdamai dengan Allah. Setelah kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam
dosa, manusia diusir dari hadirat Allah. Manusia membuat dirinya dimurkai oleh
Allah. Dan hanya melalui darah Kristuslah, manusia dapat diperdamaikan kembali
dengan Allah dan memperbarui hubungan yang pernah dimilikinya (Kol. 1:20).
Oleh karena itu, kita adalah pembawa damai ketika kita berdamai dengan Allah.
Selain itu, kita dipercayakan dengan pelayanan perdamaian (2 Kor. 5:18-19) dan
inilah kewajiban kita untuk memberitakan Injil kepada mereka
Empat Kitab Injil
25
yang terpisah dari Allah. Tidak hanya itu saja, kita pun harus mencari hidup
damai dengan semua orang (Ibr. 12:14) dan membuang perselisihan di antara
sesama jemaat. Sadarilah bahwa Iblis bekerja untuk menghancurkan damai di
mana-mana, kita, laskar Yesus Kristus, harus bekerja memelihara damai antara
Allah dan umat manusia.
Bagaimana orang yang membawa damai akan diberkati? Sebagai pembawa
damai, kita akan beroleh suatu penghargaan yang luar biasa, yaitu sebagai anakanak Allah yang Maha tinggi. Ketika berdamai dengan Tuhan, kita kembali kepada
status terdahulu sebagai anak-anak Allah. Yesaya 9:5-6 mencatat bagaimana
Tuhan Yesus datang sebagai Raja Damai. Sebagai pengorbanan terakhir, Ia
membawa damai antara Allah dan umat manusia. Oleh karena itu, dengan
berdamai dengan Allah dan sesama serta dengan memberitakan Injil damai
sejahtera, kita akan disebut anak-anak Allah, karena kita meneladani Tuhan dan
mencerminkan karakter Bapa kita.
Pertanyaan:
1. Bagaimana kalian menyelesaikan konflik?
2. Jelaskan bagaimana kita adalah anak-anak Allah dengan
menjadi pembawa damai.
3. Dengan siapakah kita harus berdamai?
h. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya kerajaan surga (Mat. 5:10)
Penganiayaan dapat terjadi untuk banyak alasan. Manusia dapat digoda atau
diperlakukan berbeda menurut ras, agama atau keyakinan. Di dalam Alkitab,
ada banyak tokoh yang dianiaya oleh sebab Kristus dan Injil (1 Pet. 2:19-20).
Mengapa kita menghadapi penganiayaan? Tuhan pernah berkata kepada
Pilatus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini” (Yoh. 18:36). Sebagai para pengikut
Kristus, kita bukanlah milik dunia. Iman, nilai hidup dan gaya hidup kita berbeda
dari dunia. Dengan demikian, kita menjauhi dunia dan dibenci oleh dunia (Yoh.
15:18-19; 2 Kor. 6:14). Selain itu, Tuhan memberitahukan bahwa selama di
dunia, kita akan mengalami kesengsaraan dan ditentukan untuk menderita (Yoh.
16:33; 1 Tes. 3:3). Karena Tuhan menderita dan dianiaya, kita seharusnya tidak
menjadi terkejut ketika menjalani penganiayaan serupa. Sebagai hamba Kristus,
kita harus memperlengkapi dengan mental yang sama seperti Kristus, Tuhan
kita (1 Pet. 4:1,12; Yoh. 15:20). Sadarilah ini, kita tidak perlu menjadi takut akan
penganiayaan, tetapi hadapilah dengan sukacita rohani yang mendalam dan
kehormatan ketika menderita bagi Tuhan (Yak. 1:2; Kis. 5:40; 13:49-52).
Berkat apakah yang dimiliki bagi orang-orang yang dianiaya oleh sebab
kebenaran? Mereka yang bertahan dalam penganiayaan, Tuhan janjikan
kerajaan surga, di mana mereka akan menerima penghargaan yang luar biasa.
Oleh karena itu, penderitaan kita yang sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan kekal yang akan kita terima kelak.
Pertanyaan:
1. Pernahkah kalian harus bertahan kepada apa yang diyakini
sekalipun bertentangan?
2. Pernahkah kalian diolok-olok atau difitnah karena
iman kalian? Bagaimana rasanya? Mudahkah untuk
mengatasinya?
26
Empat Kitab Injil
3. Alkitab memberitahukan
bahwa kita harus bersukacita ketika dianiaya.
Bagaimana kita dapat
bersukacita ketika dihina
atau dianiaya?
Ucapan
Bahagia
Tuliskan
ucapan
bahagia
menurut
kalian
Sebutkan
contoh
Alkitab yang
gambarkan
sikap ini
Apakah
perbedaan
dengan
nilai-nilai
dunia?
Tips Mengajar
Anda dapat mengajak muridmurid untuk berdiskusi dalam
beberapa
kelompok
dan
isilah daftar pada halaman
berikut (juga didapati dalam
Buku Aktivitas Murid), yang
merupakan ringkasan dari
tiap-tiap ucapan bahagia.
Berkat
apakah
yang Allah
janjikan?
Bagaimana
dapat
terapkan
ini dalam
hidup kita?
Yang miskin
di hadapan
Allah
Yang
berdukacita
Yang lemah
lembut
Yang
lapar dan
haus akan
kebenaran
Yang murah
hatinya
Yang suci
hatinya
Yang
membawa
damai
Yang
dianiaya
oleh sebab
kebenaran
Empat Kitab Injil
27
Menguji Pemahaman
Beberapa pertanyaan ini dapat ditemukan di dalam bagian Pemahaman
Alkitab, setelah tiap-tiap ucapan bahagia.
Penerapan Kehidupan
Biarkan Orang Lain Melihat Yesus di dalam Diri Kalian
Bilangan 23:9 mencatatkan, “Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku
melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihatlah, suatu bangsa yang
diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir.” Sepanjang
sejarah, umat pilihan Israel merupakan suatu bangsa yang terpisah dan yang
berbeda dari antara bangsa-bangsa lainnya. Mereka merupakan umat kepunyaan
Allah sendiri dan hanya kepada merekalah hukum dan perintah Allah berikan. Allah
memanggil umat Israel, sehingga mereka dapat membawa nilai-nilai Allah kepada
dunia. Demikian pula, Allah telah memanggil kita, sehingga dapat menjadi garam
dan terang dunia (Mat. 5:13-16). Ia tidak meminta kita untuk menyesuaikan diri
dengan dunia, tetapi menghendaki kita menjadi terang kepada bangsa-bangsa lain,
sehingga dapat menyebarkan keselamatan Allah hingga ke ujung bumi (Kis. 13:47).
Pertanyaan Diskusi:
1. Pernahkah kalian dipandang berbeda oleh orang lain sebagai seorang warga
kerajaan surga?
2. Pernahkah kalian cenderung untuk menyesuaikan diri dengan mereka yang di
sekitar kalian?
3. Apakah kalian merasa bangga atau malu menjadi seorang warga kerajaan
surga?
4. Apakah yang membuat sukar menjadi warga Kerajaan Allah di dunia ini?
5. Bagaimana kita dapat menjadi garam dan terang dunia?
28
Empat Kitab Injil
Renungan dan Doa
Tuhan Yesus telah memberikan amanat yang begitu rinci mengenai bagaimana
menjalani hidup dan bertindak sebagai seorang warga dari kerajaan surga.
1. Apakah kita memenuhi syarat untuk menjadi warga Kerajaan Allah?
2. Ucapan bahagia manakah yang telah diterapkan di dalam kehidupan kita?
3. Apakah perilaku kita serupa dengan dunia atau mencerminkan Tuhan Yesus
yang telah memanggil kita?
Empat Kitab Injil
29
Sukacita
Bebas dari
Melayani
Dosa
Sasaran
30
Topik
utama dari
Keluaran
Saat sekarang
ini,kitab
muridadalah
bebas
dariterlibat
belenggu
murid akan
banyak
di dalam keselamatan
satu atau bentuk
beroleh
di dalam
lainnya dari
pekerjaan
kudusini,
Allah.
Dalam
pelajaran
yang ada. Pada
bagian
ini,
murid-murid
akan
mempelajari
murid-murid akan
belajar Israel
bagaimana
umat
melalui teladan
Tuhan
Yesus
dibebaskan
dari
perbudakan
perihal mengawali
pentingnya melakudan
perjalanan
kan pekerjaan
iman
yang luarkudus
biasa.dan
Di dalam
pengembangan
perjalanan yangrohani.
panjang ini,
Murid-murid
akan menemuumat
Allah menyadari
pentingnya
kan
bahwa kualitas
suatu
kenyataan
bahwayangmenjadi
perusahaan
cari dalam
pribadi
bebas
sepenuhnya
berarti
bebas
para
pekerjanya
bukanlah
mematuhi
Allah dan
melakukan
kualitas atau motivasi
yang hari
kehendak-Nya.
Dalam dunia
Allah
cari dalamdiyakini
pribadi menjadi
yang
ini, kebebasan
melayani-Nya.
Murid-murid
berkuasa
melakukan
sesuatu
pun
akanmenyenangkan.
mengenali talenta
hal yang
Muridmasing-masing
dan cara-cara
murid
tidak akan
ragu-ragu
untuk
dapat
melayaniapa
Allahyang
dan
berjuang
terhadap
sesama.
masyarakat beritakan dan apa
yang mereka ketahui adalah
benar. Sebagaimana sebagian
besar kasus, mereka mengetahui
apa yang saleh, tetapi ketika harus
mengamalkannya, itu adalah
cerita yang berbeda. Bagaimana
mereka dapat menyadari atau
memahami apa yang Allah
ingin perbuat dan apa yang
setiap orang tidak ingin lakukan
sehubungan dengan kebebasan?
Melalui pelajaran ini, murid-murid
akan belajar bahwa tubuh mereka
adalah roh yang menaruh ruang
bagi Allah dan perilaku mereka
berbicara mengenai untuk apa
mereka
bertahan. Akhirnya,
mereka akan menyadari bahwa
kebebasan di dalam Allah adalah
kebebasan dari belenggu dosa
dunia dan kuasa untuk mematuhi
kehendak-Nya.
Empat Kitab Injil
Bagian # 2
Renungan Bagi
Bagi Para
Para Guru
Guru
Renungan
Tuhan Yesus pernah
Mematuhi
perintah
Allah
memberitahukan
ini
bukanlah
hal mudah
untuk
kepada murid-murid-Nya,
dilakukan.
Berapa kalikah kita
“Akulah
pokok anggur
dan
telah
berusaha
membengkokkan
kamulah ranting-rantingnya.
kebenaran
Allah untuk memenuhi
Barangsiapa
ting-gal
dalam
sedikit kebutuhan
dandikeinginan
Aku dan
di dakam
dia, ia
kita
dan Aku
kemudian
membodohi
berbuah
banyak,
sebab dipikiran
luar
diri sendiri
ke dalam
Aku, kamu
tidak mematuhi.-Nya.
dapat berbuah
bahwa
kita telah
apa-apa”
(Yoh. memberitahukan
15:5). Oleh
Ketika Allah
karenakita
itu, perlu
begitu
pentingnya
bahwa
mengubah
caramengerjakan
hal-hal
cara hidup kita,
kitabagi
menolak
Allah dengan
kekuatan
keras
dan meyakini
diridan
sendiri
hikmat-Nya.
bahwa apa Rasul
yang Paulus
kita perbuat
berkata, “Segala
dapat
bukanlah
hal yangperkara
buruk. Dalam
kutanggung
di kita
dalam
Dia yang
kenyataannya,
mencari
jalan
memberi
kekuatan
pintas dan
jalan kepadaku”
keluar bagi
(Flp.
hidup4:13).
kita sebagai orang Kristen.
Kebenaran
Sempatkan
waktusebuah
Allah seperti
untuk
diri
mercu mengintrospeksi
suar, yang dapat menuntun
perihal
mau
menjadi
seperti
kita ketika sedang menghadapi
apakah kehidupan saya ini
badai. Tetapi mercu suar tidak
bila terlepas dari Tuhan Yesus
dapat mengubah keinginan dan
Kristus? Berdoalah agar Allah
kebutuhan kita. Seperti sebuah
tunjukkan bagai-mana kalian
bejana, kita harus mengubah
dapat menjadi lebih berakar
arah
untuk
menyesuaikan
dalam firman Allah dan dalam
hidup kita kepada apa yang
kehidupan bersama denganAllah
Nya. inginkan. Allah senantiasa
ada untuk kita, tetapi ketika Ia
beritahu
kita untuk
Tinggal bersama
Tuhan mengubah
Yesus
jalan hidup kita, kita benar-benar
tidak
memiliki
pilihan,
tetapi
“Tinggallah
di dalam
Aku
dan harus
mematuhinya.
Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat
Yesus
berbuahKristus
dari dirinya sendiri,
Tidak
Pernah
Berubah
kalau ia
tidak tinggal
pada
pokok anggur, demikian juga
“Yesus
Kristus
tetap sama,
kamu tidak
berbuah,
baik
kemarin
maupun
hari ini
jikalau
kamu tidak
tinggal
dan
sampai
selama-lamanya.”
di dalam
Aku.”
(Ibrani
13:8)
(Yohanes
15:4)
pelajaran
Injil Markus
Yesus Kristus –
Hamba yang Setia
4
Bacaan Kitab
Yes. 42:1-7; 49:1-6; 50:4-9; 52:13-53:13; Mrk. 8:1-10; Luk. 22:39-42
Sasaran Pelajaran
1. Memampukan murid-murid memahami perlunya meningkatkan nilai-nilai
rohani saat melakukan pekerjaan kudus
2. Memampukan murid-murid belajar bagaimana melayani dari teladan
Tuhan Yesus kita
Ayat Alkitab
“Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah
ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mrk. 10:44-45)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Markus 1-5
Latar Belakang Alkitab
Penulis:
Injil Markus, seperti Injil lainnya, tidak mencantumkan pula jati diri penulisnya.
Bagaimanapun, kesaksian dari bapa-bapa gereja awal dengan jelas menunjukkan
bahwa Injil ini ditulis oleh Yohanes Markus sendiri. Diyakini bahwa Markus membuat
Injil ini dengan menuliskan kenangan Petrus akan kehidupan Yesus. Markus adalah
nama dari seorang Romawi yang berarti ‘palu’, sementara Yohanes adalah nama
dari seorang Yahudi yang berarti ‘ anugerah Allah’. Markus dilahirkan di Yerusalem
dan jemaat sering kali bertemu di rumah ibunya untuk berdoa (Kis. 12:12). Markus
adalah seorang rekan sekerja dari Paulus dan Barnabas pada perjalanan penginjilan
yang pertama. Bagaimanapun, Markus sempat meninggalkan mereka pada saat itu.
Pada perjalanan penginjilan yang kedua, Paulus menolak untuk mengajak Markus
kembali. Tetapi bersyukur kepada Barnabas, yang telah bersedia melatih imanya,
sehingga akhirnya, Markus dapat diterima kembali oleh Paulus dan menjadi seorang
pekerja yang begitu berguna.
Empat Kitab Injil
31
Waktu Penulisan:
Sepertinya ditulis di Roma antara tahun 55 dan 77 Masehi. Waktu penulisan
Injil Markus sebenarnya mustahil akurat, karena petunjuk isi kitab yang sedikit. Injil
ini diduga ditulis oleh Markus sebelum tahun 70 Masehi, karena tidak ada dituliskan
perihal penghancuran Yerusalem yang telah dinubuatkan oleh Tuhan Yesus (Mrk.
13:1-23).
Sasaran Penulisan:
Injil Markus merupakan Injil yang tersingkat dari keempat kitab Injil yang ada.
Injil ini dituliskan kepada orang-orang Kristen Romawi yang tinggal di Roma untuk
membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Markus tidak perlu menceritakan silsilah
Tuhan Yesus atau menunjukkan penggenapan nubuatan dari Perjanjian Lama seperti
yang Injil Matius tuliskan. Bangsa-bangsa kafir tidak memerlukan pelajaran sejarah
orang Yahudi; mereka memerlukan gambaran Kristus yang jelas. Dan masyarakat
Romawi percaya akan kuasa dan tindakan. Jadi, Markus menghadirkan Tuhan
melalui serangkaian gambaran yang hidup di dalam perbuatan-Nya, sehingga jati
diri Tuhan sebenarnya terungkap dari apa yang Ia lakukan, bukan dari apa yang Ia
katakan saja. Bagaimanapun, Markus menunjukkan kuasa Tuhan untuk menolong
manusia di dalam wujud seorang hamba dan bukannya seorang raja. Markus
menyusun topik hamba di sepanjang Injil ini untuk menunjukkan bagaimana Yesus
Kristus rela menyerahkan nyawa-Nya dan melayani manusia. Demikian pula, kita
seharusnya berbuat serupa sebagai murid Tuhan.
Pemanasan
Bayangkan kalian adalah seorang agen pekerjaan yang mencarikan calon
pekerjaan sebagai seorang editor bagi sebuah perusahaan surat kabar lokal dan
pekerjaan lainnya sebagai seorang editor bagi gereja kita bagian literatur. Hal apakah
yang kalian akan carikan bagi kedua pekerjaan ini? Persamaan dan perbedaan
apakah yang akan terdapat di dalam persyaratan dari kedua pekerjaan ini?
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Gambaran Yesaya tentang Yesus Kristus
(Hamba yang Sempurna)
Dalam bagian pertama dari kitab Yesaya, nabi Yesaya memperingati umat Israel
untuk berbalik dari dosa-dosa mereka. Ia menubuatkan bahwa bila terus hidup di
dalam dosa, mereka akan ditawan ke dalam pembuangan oleh orang-orang Babel.
Sekalipun demikian, Yesaya menghibur umat Israel dengan membicarakan perihal
pembebasan Tuhan. Ia menggambarkan bagaimana Allah umat Israel akan datang
dalam kebesaran dan kekuasaan untuk menjalankan ketaatan, menghapuskan
32
Empat Kitab Injil
ketidakadilan dan membebaskan umat-Nya. Tetapi tiba-tiba, nada suara Yesaya
berubah. Raja yang datang ini akan menjadi seorang hamba! Dalam kitab Yesaya,
ada empat ‘Pujian Hamba’ (Yes. 42:1-7; 49:1-6; 50:4-9; 52:13-53:13), yang
membicarakan karakter dan amanat dari hamba Allah. Pada puncaknya, Yesaya
menubuatkan bagaimana Mesias akan mati bagi manusia.
Menurut catatan sejarah, hamba yang Yesaya katakan adalah Koresy, Raja
Persia (559-530 Sebelum Masehi), yang mengalahkan Babel dan membebaskan
umat Israel (Yes. 45:1-8; 48:14-15). Koresy mengizinkan umat Israel untuk kembali
membangun kota Yerusalem yang telah dihancurkan sebelumnya. Bagaimanapun,
dalam empat ‘Pujian Hamba’, Allah menarik jendela waktu untuk membiarkan umat
menyaksikan penderitaan Mesias dan hasil pengampunan yang berlaku bagi semua
umat manusia. Oleh karena itu empat ‘Pujian Hamba’ ini, sesungguhnya merupakan
nubuatan mengenai Tuhan Yesus, yang akan menjadi seorang hamba. Faktanya,
perbedaan ini antara gambaran Yesaya mengenai Tuhan yang Maha kuasa,
tindakan yang penuh kuasa, penderitaan dan yang terakhir, mati bagi manusia, yang
merupakan misteri bagi orang-orang Yahudi. Hanya dengan hadirnya Tuhan Yesus
ke dalam Perjanjian Baru, maka nubuatan ini barulah dapat dipahami.
Saat Yesus Kristus datang ke dunia, Ia membuat semua manusia kebingungan.
Ia menantang pandangan yang ada. Sekalipun sepenuhnya adalah Allah, Ia tidak
bertindak seperti seorang raja atau seorang perwira
yang berkuasa, tetapi sebagai seorang hamba
Tips Mengajar
yang siap melayani dan mati bagi segala dosa
manusia. Tuhan Yesus mengajarkan pandangan
yang berbeda dari dunia menjadi sesuatu yang
Bacalah empat ‘Pujian Hamba’
penting. Ia mengatakan bahwa barangsiapa ingin
yang tercatat di dalam kitab
menjadi yang pertama haruslah menjadi yang
Yesaya. Jelaskan ayat-ayat
terakhir. Dunia berpandangan bahwa seseorang
yang membicarakan perihal:
itu besar, bila ia menjadi yang pertama dan yang
a) hubungan hamba
terbaik di dalam segala sesuatunya. Sementara,
dengan Allah
Tuhan berpandangan bahwa seseorang itu besar,
b) amanat seorang hamba
bila Ia melayani dan menyerahkan nyawa-Nya bagi
c) ciri khas seorang hamba
orang lain.
Bagian # 2 – Ciri Khas Seorang Hamba Allah
yang Sempurna
A. Hamba yang mematuhi dan menjalani kehendak Allah
Seperti para hamba dunia diminta untuk menyelesaikan perintah dan
harapan dari sang tuan, Yesus Kristus pun datang sebagai seorang hamba Allah
untuk menyelesaikan amanat yang ditetapkan kepada-Nya. Dalam Yoh. 4:34, Tuhan
Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku
dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Dan Yohanes. 6:38 mengatakan, “Sebab Aku
telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan
kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Yoh. 5:19-20,30; 8:28; 12:47-50; Luk.
22:41-44). Seluruh kehidupan Tuhan adalah mempersiapkan dan menggenapkan
amanat-Nya. Segala sesuatu yang Ia katakan dan perbuat adalah untuk tujuan ini.
Bahkan saat seorang anak kecil, Tuhan Yesus menyadari mengapa Ia datang ke
dunia (Luk. 2:49). Saat tampaknya terlalu berat untuk menanggung beban, Tuhan
Yesus justru dengan tegar, menjawab bahwa untuk saat inilah Ia telah datang (Yoh.
12:27). Para hamba perlu mengetahui apa yang menjadi kehendak sang tuan.
Empat Kitab Injil
33
Demikian pula, Tuhan mengetahui apa yang menjadi kehendak sang Bapa (Luk.
4:48). Dalam kitab Yesaya, amanat dari hamba Allah adalah menyatakan hukum
kepada bangsa-bangsa. Ia akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Ia akan
membuka mata yang buta, mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan
membawa keselamatan hingga ke ujung bumi (Yes. 42:1,7; 49:6). Tuhan datang
sebagai terang bagi dunia. Ia datang untuk memberitakan keselamatan bagi mereka
yang diam dalam kegelapan rohani, sehingga terbebas dari tawanan dosa (Mat.
4:16). Sebagai seorang hamba, Tuhan telah mematuhi kehendak Bapa surgawi
dengan sepenuh hati-Nya. Dan dengan ucapan, “Sudah selesai,” Ia mengakhiri
pekerjaan penebusan dosa manusia itu.
B. Hamba yang rendah hati
Sekalipun Yesus Kristus adalah Allah sendiri, Ia bersedia meninggalkan
takhta dan kemuliaan surgawi untuk tinggal di antara manusia. Ia tidak hanya datang
dalam wujud manusia, tetapi mengambil status terendah sebagai seorang hamba.
Tuhan tidak datang ke dunia seperti seorang pangeran yang besar, tetapi dengan
diam-diam. Kerajaan-Nya adalah kerajaan rohani, yang bukan datang dengan
kekuatan dan penuh kuasa. Tidak datang dengan pengamatan pula. Dalam kitab
Yesaya ada dikatakan bahwa, “Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara
atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan
diputuskannya” (Yes. 42:2-3). Tuhan datang dengan belas kasihan dan kesabaran.
Teman gaul-Nya adalah orang-orang yang tidak terpelajar, orang-orang berdosa dan
para pemungut cukai – mereka yang ditolak atau yang tidak memiliki pengharapan
dalam masyarakat. Ketika yang lainnya berusaha untuk menjadikan-Nya seorang
raja dengan paksa, Tuhan Yesus justru melarikan diri dari antara mereka, karena
Ia bukan datang untuk menjadi raja, tetapi menjadi seorang hamba (Yoh. 6:15). Ia
datang untuk menunjukkan prinsip-prinsip pelayanan. “Jika seseorang ingin menjadi
yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari
semuanya” (Mrk. 9:35). Setelah menunjukkan mujizat, Tuhan pasti akan memerintah
orang banyak untuk tidak membicarakan hal itu. Ia
datang bukan untuk mencari kemuliaan-Nya sendiri
atau kemuliaan manusia (Yoh. 15:41; 8:50), tetapi
Tips Mengajar
mencari kemuliaan Bapa. Sekalipun membasuh
kaki murid-murid dan menerima perlakuan terderita
Anda boleh meminta muriddan terhina dalam bentuk kematian, Tuhan Yesu
murid untuk membuat suatu
mengajarkan murid-murid-Nya apa yang benardaftar contoh dari empat kitab
benar berarti di dalam kerajaan surga.
C. Hamba
penderitaan
yang
akan
menjalankan
Kewajiban dari seorang hamba adalah
mematuhi perintah sang tuan, entahkah ia bersedia
ataupun tidak. Ketika seorang hamba harus
menjawab setiap panggilan sang tuan, maka ia
harus mengosongkan dirinya. Setiap hari, sang
hamba menjalani suatu hidup yang melayani dan
berkorban, entahkah memiliki sedikit atau tidak ada
sama sekali waktu untuk beristirahat.
34
Empat Kitab Injil
Injil untuk tiap-tiap bagian
dalam pelajaran ini.
Anda boleh bertanya, “Dalam
cara apakah Tuhan Yesus
menunjukkan diri-Nya:
a) mematuhi kehendak Allah
b) rendah hati dan lembut
c) seorang hamba
yang menderita?
Kemudian, murid-murid dapat
saling berbagi dan berdiskusi
mengenai jawaban mereka.
Saat Yesus Kristus berada di dunia, Ia pergi dari satu desa ke desa lainnya
untuk memberitakan Kerajaan Allah, menyembuhkan penyakit dan mengusir setansetan setiap harinya. Begitu Ia mulai menyebarkan berita Kerajaan Allah, Tuhan
menjadi semakin sibuk. Kerumunan orang banyak akan berdatangan untuk mencariNya. Ia menaruh belas kasihan dan melayani mereka semua (Mrk. 1:32-34). Ia
mengesampingkan kebutuhan pribadi-Nya dan ingin menolong mereka. Markus. 8:110 mencatatkan suatu kejadian saat Tuhan Yesus telah memberitakan Injil selama
tiga hari dan tidak memiliki makanan. Bandingkan dengan Markus. 3:20, kerumunan
orang banyak telah berkumpul, sehingga Ia dan murid-murid-Nya tidak sempat untuk
makan. Yesus Kristus sering kali berkorban dan melayani orang banyak, hingga Ia
tidak sempat makan atau tidur. Ia biasanya menyempatkan diri pada malam hari
untuk berdoa di gunung atau bangun pagi-pagi benar untuk berdoa (Mrk. 1:35).
Akankah kita bersedia pergi tanpa makan atau tidur? Akankah kita dapat bertahan
dari kelelahan dan kelaparan? Tuhan Yesus tidak memikirkan diri-Nya sendiri. Setiap
kejadian, Ia menyempatkan diri untuk menolong orang-orang yang berada di sekitarNya dan menyelamatkan jiwa banyak orang.
Sekalipun Yesus Kristus menderita secara jasmani, penderitaan terberat
bahwa Tuhan harus menjalani penghukuman dalam menanggung segala dosa
manusia. Demi dosa-dosa kita, Tuhan bersedia menyerah-kan nyawa-Nya sebagai
korban domba yang disembelih. Yesaya mengatakan mengenai Tuhan Yesus, “Aku
tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada
orang-orang yang memukul aku dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut
janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi” (Yes.
50:5-6). Untuk menyelamatkan kita dari dosa, Yesus Kristus menanggung hukuman
atas diri-Nya, sehingga oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (Yes. 53:4-6).
Menguji Pemahaman
1. Mengapa Allah memilih untuk menyelamatkan umat manusia melalui seorang
hamba yang rendah hati daripada seorang raja yang mulia?
2. Apakah kita dapat beritahukan mengenai Allah yang kita sembah?
3. Allah sering kali bekerja dalam cara-cara yang kita tidak duga. Pernahkah Allah
bekerja secara tidak terduga di dalam kehidupan kita?
4. Nabi Yesaya menubuatkan mengenai kedatangan Tuhan Yesus beberapa abad
yang lalu. Apakah yang dapat kita pelajari mengenai janji dan kasih Allah?
5. Dalam cara apakah Tuhan Yesus menggenapi gambaran dari hamba Allah seperti yang dikatakan di dalam kitab Yesaya?
6. Apakah amanat dari Tuhan Yesus? Apakah amanat kita pada hari ini?
7. Seberapa setiakah kita telah memenuhi amanat yang dipercayakan gereja
kepada kita?
8. Apakah yang kita dapat pelajari mengenai kerendahan hati dari Tuhan Yesus?
Empat Kitab Injil
35
Penerapan Kehidupan
Menjadi Serupa dengan Tuhan Yesus
Dalam pelajaran hari ini, kita mempelajari tiga ciri khas yang dibutuhkan dari
seorang hamba Tuhan yang setia. Kebanyakan dari antara kita saat ini telah mulai
mengambil bagian dalam melakukan pekerjaan kudus di gereja. Kita telah menyadari
bahwa melayani itu tidaklah semudah yang dibayangkan. Kita mungkin menghadapi
pencobaan, tekanan atau resiko. Dalam diskusi, kita akan melihat pentingnya ketiga
ciri khas ini di dalam melayani Tuhan.
Kepatuhan:
“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan
kepadamu.” (Yoh. 15:14)
Suatu hati yang patuh dan melakukan kehendak Allah adalah persyaratan
utama untuk menjadi seorang hamba Allah. Bagaimanapun, kita sepertinya
memiliki suatu kebebasan untuk melakukan apa yang kita senangi. Kita sering tidak
menyenangi bila diberitahukan apa yang harus dilakukan. Ketika Allah meminta kita
untuk melakukan hal-hal yang pasti, kita tidak mendengarkannya. Ada saat-saat kita
harus memaksa diri sendiri untuk tunduk kepada apa yang Allah kehendaki daripada
apa yang kita inginkan.
Pertanyaan Diskusi:
1. Berikan contoh ketika kalian tidak bersedia mendengarkan atau melakukan
sesuatu yang diberitahukan untuk kalian lakukan.
2. Mengapa kepatuhan itu merupakan suatu persyaratan yang penting bagi seorang
hamba Allah?
3. Mengapa dapat menjadi sulit untuk tunduk kepada Allah atau perintah-Nya
berkali-kali?
4. Berikan cara-cara yang dapat membantu meningkatkan ketundukan atau
kepatuhan kita kepada kehendak Allah.
(Dengan mengesampingkan kehendak dan keinginan pribadi; dengan meyakini
firman Allah dan janji-janji-Nya; dengan memohon kekuatan untuk melakukan
kehendak-Nya, dengan tekad yang bulat)
Kerendahan Hati:
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Mat. 11:29)
Sering menjadi sulit untuk memelihara suatu hati yang lembut ketika
sekolah dan lingkungan mendukung kita untuk memiliki harga diri, kepercayaan diri
dan kebanggaan diri.
36
Empat Kitab Injil
Pertanyaan Diskusi:
1. Bayangkan suatu saat ketika kalian merasa bangga akan diri, pekerjaan atau
prestasi pribadi.
2. Ciri khas apakah dari seorang hamba yang rendah hati?
3. Bagaimana kita dapat menjadi lebih rendah hati lagi?
(Melalui pemahaman diri dan keterbatasan diri sendiri, melalui kesadaran bahwa
segala sesuatu yang kita miliki adalah pemberian Allah kepada kita (1 Kor. 4:7),
melalui tindakan yang menganggap orang lain lebih utama daripada diri sendiri
(Flp. 2:3), melalui renungan dan mengikuti teladan Tuhan Yesus dan tokoh
Alkitab lainnya (Flp. 2:6-8).)
Menderita:
“Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus
juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, – karena barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.” (1 Pet. 4:1)
Karena Tuhan menderita bagi kita, kita harus siap untuk menderita secara
jasmani, perasaan dan lingkungan bagi Kristus (1 Pet. 4:1).
Pertanyaan Diskusi:
1. Buatlah daftar cara yang kalian rasa pernah mengalami penderitaan selagi
melayani Tuhan.
2. Bagaimana perasaan kalian sekarang ini? Apakah kalian menyerah?
3. Bagaimana kalian mengatasi kesulitan dan persoalan ini?
Renungan dan Doa
Menjadi seorang hamba membutuhkan suatu persyaratan kerohanian yang
tinggi. Sebagaimana ingin melayani Tuhan, kita perlu terus mengintrospeksi diri
sendiri, sehingga iman dan pelayanan kita akan dikenan oleh Tuhan.
Empat Kitab Injil
37
38
Empat Kitab Injil
pelajaran
Kualitas Seorang Hamba
5
Bacaan Kitab
Hag. 2:11-14; Luk. 12:41-48; Kis. 6:1-6; 1 Kor. 3:5-15; 4:1-2; 12:1-11;
2 Kor. 11:23-28; 2 Tim. 2:20-22; 1 Pet. 4:1-11
Sasaran Pelajaran
Memampukan murid-murid memahami perlunya kualitas yang kita harus
miliki sebagai seorang hamba Allah yang setia
Ayat Alkitab
Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu, Kata-Nya kepada
mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Mrk. 9:35)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Markus 6-10
Latar Belakang Alkitab
Kiranya menunjuk kepada bagian Latar Belakang Alkitab dalam pelajaran 4
sebagai tambahan informasi pada Injil Markus (pelajaran 4, 5 dan 6 dari buku ini
merupakan pemahaman Alkitab pada Injil Markus).
Empat Kitab Injil
39
Pemanasan
“Tuhan Yesus telah memanggil kita untuk melayani”
Apakah pemahaman kalian mengenai hal ini?
Bagaimana perasaan kalian mengenai melayani sesama?
Sulit atau menyenangkankah bagi kalian?
Apakah motivasi atau rintangan kalian dari melayani sesama?
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Kualitas Seorang Hamba
Sebagaimana dapat mengenal Tuhan, kita akan belajar untuk semakin
menghargai kasih-Nya. Kita ingin memberikan Dia sesuatu sebagai balasannya.
Tetapi bagaimana kita dapat membalas kasih Allah bagi diri kita? Satu-satunya cara
untuk membalas kasih Allah adalah hidup bagi Dia. Hidup bagi Kristus pada mulanya
adalah belajar untuk memberi. Ketika kita memberi sesuatu kepada Tuhan dengan
sepenuh hati, Ia akan memakai diri kita untuk menyelesaikan tujuan-Nya yang luar
biasa. Kita akan menjadi alat bagi kemuliaan-Nya. Tetapi dalam beberapa pekerjaan,
ada persyaratan utama yang kita harus miliki agar dapat melayani Allah secara tepat
guna. Hari ini, kita akan terus belajar meningkatkan kualitas sebagai seorang hamba
Allah.
A. Kasih dan belas kasihan
Membutuhkan kasih yang besar untuk melayani Allah, kerajaan dan umatNya. Hanya dengan kasih yang demikian, kita dapat mengorbankan diri sendiri,
uang, waktu dan tenaga. Ini mungkin tampaknya mudah, sesungguhnya mengasihi
bukanlah dengan perkataan saja, tetapi dengan perbuatan dan di dalam Kebenaran
pula. Allah tidak hanya mengatakan bahwa Ia mengasihi kita. Ia pun melakukannya
melalui pengorbanan nyawa-Nya di atas kayu salib.
Kadang kita berpikir bahwa dengan mengasihi dan mengorbankan diri
kepada orang lain berarti telah menyerahkan nyawa kita dan mati sebagai seorang
martir. Mungkin kita berpikir bahwa mengasihi Allah dan sesama manusia seperti
mengambil sebuah tagihan $ 1,000 dan menaruhnya di atas meja – ‘Inilah hidup
saya, Tuhan. Saya menyerahkan semuanya.’ Tetapi sebenarnya sebagian besar
Allah justru mengutus kita bagaikan ke suatu bank dan menyuruh menukarkan uang
$ 1,000 ke dalam 25 sen. Kita menghadapi hidup ini bagaikan mengeluarkan uang
25 sen di sini dan 50 sen di sana. Biasanya berserah diri kepada Kristus bukanlah
suatu kemuliaan. Yesus Kristus menunjukkan hal ini di sepanjang pelayanan-Nya di
dunia (Mat. 15:29-31). Menjelang saat kematian-Nya yang semakin dekat, Tuhan
dan murid-murid-Nya menuju Yerusalem. Dalam perjalanan, Ia memberitahukan
murid-murid apa yang akan terjadi dengan diri-Nya.
40
Empat Kitab Injil
“Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat dan mereka akan menjatuhi Dia
hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh dan
sesudah tiga hari Ia akan bangkit” (Mrk. 10:32-34).
Begitu Tuhan dan murid-murid melalui Yerikho, dua orang buta berseru-seru
kepada Tuhan untuk memohon belas kasihan mereka. Apakah yang akan dilakukan
bila kita berada di pihak Tuhan? Kita mungkin beranggapan bahwa amanat kita terlalu
penting untuk diganggu dengan hal-hal yang kurang serius. Bagaimanapun, Tuhan
rela berhenti dan mempedulikan kebutuhan dari dua orang buta yang memalukan
banyak orang ini, sekalipun amanat yang penting dan yang berat menanti diri-Nya.
Ia mengesampingkan jadwal pribadi-Nya dan bertanya kepada mereka, “Apakah
yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Ini adalah kata-kata dari seorang
hamba yang siap melayani tuannya. Kemudian, Tuhan menyentuh mata mereka;
ini menunjukkan bahwa Ia cukup peduli melakukan sesuatu bagi mereka, bahkan
menyembuhkan mereka dengan satu perkataan saja.
Kita dapat melihat bahwa bukan masalah waktu atau tempat, Tuhan Yesus
akan mengesampingkan kepentingan-Nya sendiri untuk melayani orang banyak
dengan mengajar, menyembuhkan atau memberitakan Injil kepada mereka. Ia
menunjukkan kasih yang terbesar dengan memperlihatkan kebutuhan rohani kita dan
mengesampingkan takhta surgawi-Nya dengan rela mati bagi kita di dunia. Di dalam
kehidupan dan jadwal kita yang sibuk, apakah kita rela kesampingkan kepentingan
dan waktu sendiri bagi orang lain? Apakah kita rela berhenti dan melihat kebutuhan
keluarga dan teman-teman kita? Sering kali, kita terlalu fokus terhadap diri sendiri
daripada menyempatkan waktu bagi orang lain. Kita perlu belajar dari Tuhan Yesus,
yang berinisiatif untuk melihat kebutuhan manusia dan kita perlu menawarkan
pelayanan kita secara suka rela.
B. Kekudusan
Dalam Perjanjian Lama, orang Lewi dan para imam adalah orang-orang yang
dipisahkan dari umat Israel untuk melayani Allah. Sebelum mempersembahkan
korban, mereka harus membersihkan dan menguduskan diri mereka sendiri.
Di rumah Allah, ada banyak perkakas yang berharga dan yang kurang
berharga. Agar menjadi sebuah perkakas yang berharga, kita harus memguduskan
diri dari segala dosa. Kita harus belajar bagaimana mendisiplinkan diri, menjaga
diri dari dosa (2 Tim. 2:20-22), memiliki hati nurani yang murni (Kis. 20:33-34; 1
Sam. 12:3-5; Pkh. 12:14) dan terus bertumbuh di dalam pengetahuan rohani dan
mempertahankan semangat kerohanian kita.
Mengapa penting untuk memelihara kekudusan selagi melakukan pekerjaan
Tuhan? Dalam Hagai 2:11-14, nabi Hagai bertanya kepada para imam, “Andaikata
seseorang membawa daging kudus dalam punca bajunya, lalu dengan puncanya itu
ia menyentuh roti atau sesuatu masakan atau anggur atau minyak atau sesuatu yang
dapat dimakan, menjadi kuduskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab,
“Tidak!” Berkatalah pula Hagai: “Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh
semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab,
“Tentu!” Dalam Perjanjian Lama, seseorang yang cemar atau yang najis tidak
diperkenankan untuk mendekati atau menyembah Allah. Demikian pula, barangsiapa
yang melayani Allah perlu menguduskan dirinya, agar tidak merusakkan pekerjaan
kudus. Allah pun tidak akan bekerja sama dengan barangsiapa yang tidak kudus
Empat Kitab Injil
41
(Yos. 7:11-12,25; Ibr. 12:14; Gal. 5:19-21). Andaikata kita tidak kudus dan melayani
Allah, tidak peduli apapun jabatan kudus yang kita pegang atau seberapa besar jerih
payah kita dalam melakukan pekerjaan itu, maka tidak akan dikenan oleh-Nya.
C. Kerendahan hati
Dalam Alkitab, ada banyak tokoh yang dipakai oleh Allah secara luar biasa.
Para pekerja ini bukan sepenuhnya berhasil oleh sebab talenta atau kualitas
kepemimpinan, tetapi justru oleh sebab kerendahan hati mereka. Dalam Am. 7:14-15,
nabi Amos secara terbuka memberitahukan bahwa ia bukan berasal dari golongan
nabi, tetapi justru seorang peternak dan pemungut buah ara hutan, di mana buah
ara hutan merupakan sejenis makanan bagi orang miskin. Sekalipun merendahkan
latar belakangnya, Allah memakai Amos dengan menyuruhnya untuk pergi ke
beberapa pusat penyembahan berhala umat Israel dan menyatakan hukuman Allah
atas kesesatan mereka. Dari contoh ini, kita melihat bahwa persyaratan Allah dalam
memakai seseorang bukan ditentukan oleh latar belakang, pendidikan atau keahlian
orang itu. Pekerjaan-Nya tidak bergantung pada hikmat dan pengetahuan dunia,
tetapi pada kepatuhan seseorang atas kehendak Allah dan sikap melayani yang
rendah hati. Bagaimana kita dapat meningkatkan sikap kerendahan hati kita?
1. Kerendahan hati timbul saat menyadari betapa bukan apa-apanya diri kita,
tetapi hanyalah orang-orang berdosa, yang belum memiliki kesempatan untuk
melayani Allah yang Maha besar dan Pencipta alam semesta (1 Tim. 1:12-17).
2. Yakobus 1:17 memberitahukan bahwa “Setiap pemberian yang baik dan setiap
anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala
terang.” Karena kasih karunia, kemampuan dan kesempatan diberikan oleh Allah,
lalu apakah yang harus kita megahkan? Biarlah segala kemuliaan, kehormatan
dan pujian bagi Bapa surgawi kita (1 Kor. 4:7; Mzm. 115:1).
3. Filipi 2:3-8 mengingatkan bahwa kita harus menganggap yang lain lebih utama
daripada diri sendiri. Tiap-tiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan.
Bagaimanapun, kecenderungan umum adalah kita membandingkan kelebihan
kita dengan kekurangan orang lain. Ketika melakukan hal ini, kita sebenarnya
telah menjadi sombong, karena beranggapan lebih baik daripada orang
lain dalam beberapa bidang kehidupan. Sebaliknya, bila membandingkan
kekurangan kita dengan kelebihan orang lain, kita tidak akan bermegah. Selain
itu, bila membandingkan diri dengan Tuhan Yesus, kita pasti tidak akan memiliki
alasan apapun untuk menjadi sombong. Oleh karena itu, kita perlu belajar
mengakui dan menghargai kelebihan orang lain. Dengan demikian, kita dapat memelihara sikap rendah hati (1 Pet. 5:5-6).
D. Siap menghadapi kesulitan dan tantangan
Saat bekerja bagi Tuhan, Rasul Paulus menghadapi banyak kesulitan dan
pencobaan. Sekalipun ia sering kali hampir kehilangan nyawanya, Paulus tidak
berusaha melarikan diri dari kesulitan atau ancaman dengan berhenti melayani.
Sebaliknya, ia menghadapi semua tantangan itu. Dalam suratnya kepada Timotius,
Paulus memotivasinya dengan berkata, “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal,
sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas
pelayananmu!” (2 Tim. 4:5). Bila ingin bekerja bagi Allah, kita harus senantiasa siap
42
Empat Kitab Injil
menerima dan menghadapi tantangan. Macam tantangan apa sajakah yang kita
akan hadapi?
1. Tantangan dari dalam diri sendiri
Sebagai hamba Allah, sasaran utama kita adalah menyenangkan Tuan kita
dan menyelesaikan kehendak-Nya. Ini berarti mengesampingkan kehendak
pribadi dan melakukan apa yang Allah inginkan. Mematuhi kehendak Allah dan
mengorbankan diri bagi orang lain sering kali menyakitkan dan bertentangan
dengan keinginan daging. Faktanya, menurut Paulus, keinginan daging kita
merupakan perseteruan terhadap Allah (Rm. 8:7). Ketika ingin mengorbankan diri
untuk mengasihi orang lain, keinginan daging kita sebaliknya memberitahukan
untuk mempedulikan keinginan pribadi. Ketika ingin memberikan waktu lebih
untuk membantu saudara-saudari seiman, maka keinginan daging sebaliknya
memberitahukan bahwa kita memerlukan waktu untuk melakukan pekerjaan
rumah atau berbelanja. Ketika melayani Allah dan manusia, kita harus mengatasi
keinginan dan ambisi pribadi. Kita harus memegang perintah Allah dan kebutuhan
saudara-saudari seiman sebagai prioritas utama. Ini mungkin suatu pergumulan
pada mulanya, tetapi dengan tekad dan kuasa Allah, kita akan belajar melayani
dengan sukacita.
2. Tantangan dari luar diri sendiri dan penderitaan
Macam tantangan lainnya yang kita dapat hadapi selagi melakukan pekerjaan
gereja adalah tantangan dari luar diri sendiri. Ini dapat termasuk tekanan dari
lingkungan dan orang-orang di sekitar kita. Rasul Paulus menghadapi banyak
tantangan dari luar dirinya sendiri. Dalam 2 Korintus 11:23-28, ia memberikan
riwayat dari semua yang harus dihadapi, entah bahaya dalam perjalanan
maupun penganiayaan dari orang-orang bangsa kafir dan orang-orang Yahudi.
Bagaimanapun, Petrus memotivasi kita dengan mengatakan, “karena Kristus
telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu
dengan pikiran yang demikian, – karena barangsiapa telah
menderita
penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa” (1 Pet. 4:1).
Penderitaan
melatih kita untuk bersandar pada kekuatan Allah. Allah ingin kita melayani-Nya
secara tepat guna, sekaligus melatih kita melalui penderitaan, sehingga kita
dikuduskan dari kecemaran.
Bagian # 2 – Hal Lainnya yang Perlu Diperhatikan di dalam Pelayanan
A. Pergunakan talenta kita
Dalam surat kepada jemaat Korintus, Paulus membicarakan bermacammacam karunia yang dipergunakan untuk membantu fungsi jemaat secara tepat
guna. Karunia-karunia ini bukanlah untuk menimbulkan perpecahan, iri hati atau
persaingan di antara jemaat, tetapi untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Ef. 4:12-13).
Setiap orang dari antara kita diberikan karunia dan talenta yang berbeda untuk
membantu dan melayani sesama (1 Kor. 12:11). Beberapa karunia mungkin telah
dilimpahkan ke atas kita saat dilahirkan. Sebagai contoh, beberapa dari antara kita
dilahirkan dengan bakat dalam bidang musik atau bahasa. Karunia lainnya diberikan
ketika kita memohon di dalam doa (1 Kor. 14; Ef. 4:12), sementara yang lainnya
masih harus diberikan melalui penumpangan tangan (2 Tim. 1:6). Tidak masalah
bagaimana kita menerima karunia-karunia itu, Allahlah yang memberikan semuanya
kepada tiap-tiap orang untuk memperlengkapi pekerjaan yang diatur sebelumnya
Empat Kitab Injil
43
kepada mereka, seperti: Yosua diberikan kualitas kepemimpinan untuk melanjutkan
amanat Musa dalam memimpin umat Israel (Ul. 34:9; Bil. 27:18-20); Yohanes
Pembaptis diberikan semangat dan kuasa Elia untuk mengembalikan hati umat
Israel kepada Allah (Luk. 1:14-17); tujuh puluh murid yang diutus melayani dan Allah
memberikan mereka kewibaan untuk memberitakan Injil, menyembuhkan penyakit
dan mengusir setan-setan (Luk. 10:9,17).
1. Kenalilah karunia-karunia kita
Kita seharusnya mengintrospeksi diri dan berusaha mengenali rupa-rupa
kualitas, kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Tidak ada cara yang rahasia
untuk menemukan karunia-karunia rohani kita. Karunia-karunia rohani tidak
selalu menunjukkan kebenaran diri kita, beberapa dari antaranya akan menjadi
jelas di waktu yang akan datang. Kita seharusnya berusaha melakukan semua
macam pekerjaan dan melihat di mana kekuatan kita dan di mana Allah menyertai
kita.
2. Jangan meremehkan karunia-karunia kita
Salah satu bagian dari acara Ripley’s Believe It or Not adalah sebuah gambar
sederhana dari sebatang besi yang berharga $ 5. Sebatang besi yang sama
memiliki nilai yang berbeda, bila dipergunakan ke dalam bagian yang berbeda.
Sebagai contoh, seperti sepasang sepatu kuda, batang besi yang sama
mungkin berharga $ 50. Seperti jarum jahit, itu mungkin berharga $ 5000, tetapi
bila dipergunakan sebagai neraca pegas untuk jam tangan Swiss, itu mungkin
berharga $ 500,000.
Gambaran di atas mengingatkan bahwa bahan mentah bukanlah sesuatu
yang penting. Yang penting adalah bagaimana bahan mentah itu diolah dan
dipergunakan! Kadang kemampuan kita seolah-olah tampak begitu kecil
atau kurang berarti. Atau merasa bantuan kita tidak begitu diperhitungkan.
Bagaimanapun, kita seharusnya meneladani anak kecil yang tampil ke depan
dan menawarkan dua roti dan lima ikan kepada Tuhan. Anak kecil ini memberikan
semua yang ia miliki, yang tampaknya tidak berarti apa-apa, ke dalam tangan
Tuhan tanpa mengira sebelumnya bahwa Tuhan Yesus berkenan
untuk
berkarya bagi orang banyak dengan bantuan itu. Inilah sikap yang Tuhan ingin
kita miliki tanpa mempedulikan, entahkah kita memiliki lima, dua atau satu
talenta. Sepanjang kita memiliki hati yang tulus, Allah dapat membuat
apa yang kita tawarkan menjadi sesuatu yang berguna.
3. Jangan membandingkan karunia-karunia kita dengan orang lain
Peranan jemaat sesungguhnya banyak dengan macam tugas yang berbeda
seperti memberitakan Injil, mengajar, menyembuhkan, mengasuh, memberikan
bantuan, menyelenggarakan sesuatu kegiatan, membangun dan masih banyak
yang lainnya. Tiap-tiap tugas adalah penting bagi kemajuan gereja.
Selama zaman Rasul-Rasul, para rasul merasa tidak puas, karena telah
melalaikan firman Allah untuk melayani meja (Kis. 6:1-6). Sepertinya makanan
telah disalurkan, tetapi beberapa janda diabaikan kebutuhannya. Oleh karena
itu, para rasul mengangkat tujuh diaken yang bertanggung jawab untuk melayani
meja. Dengan demikian, para rasul dapat lebih fokus dalam memberitakan Injil
dan berdoa.
Dari sini, kita dapat belajar bahwa pemberitaan firman Allah dan pelayanan meja
merupakan dua peranan yang perlu ada bagi jemaat. Kita tidak dapat katakan
bahwa pemberitaan firman Allah lebih penting daripada pelayanan meja dan
seharusnya jangan melupakan kebutuhan sehari-hari jemaat dan hanya
44
Empat Kitab Injil
berfokus pada pemberitaan Injil. 1 Korintus 3:8 mengatakan, “Baik yang
menanam maupun yang menyiram adalah sama dan masing-masing akan
menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.” Kita tidak perlu menjadi
iri hati terhadap karunia-karunia orang lain atau merasa kadar dari satu macam
pekerjaan lebih tinggi daripada yang lainnya. Apa yang Allah kehendaki adalah
kita bertindak sesuai dengan kemampuan kita yang terbaik.
B. Pemeliharaan rohani
1. Mengapa pemeliharaan rohani penting?
Begitu kita terlibat dalam pekerjaan gereja, pemeliharaan rohani merupakan hal
yang sangat penting. Dari empat kitab Injil, kita dapat melihat pentingnya dua hal
ini di dalam kehidupan Tuhan Yesus: “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia
bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana...lalu
pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat
mereka dan mengusir setan-setan” (Mrk. 1:35-39). Di tengah jadwal kesibukan
Tuhan untuk menyembuhkan, memberitakan Injil dan mengajar, Ia sering kali
harus menarik diri-Nya dari kerumunan orang dan pergi ke suatu tempat yang
sunyi, di mana Ia dapat berkomunikasi secara mendalam dengan Allah (Luk.
4:42; 5:16; 11:1; Mrk. 1:35; 3:7; 6:46). Selama doa-Nya dengan Allah, Yesus
Kristus menerima hikmat dan kuasa ilahi yang perlu untuk menyelesaikan
kehendak Bapa. Dari sini, kita memahami bahwa ada hubungan langsung antara
pemeliharaan rohani dan pelayanan yang tepat guna. Semakin kita memelihara
diri, semakin baik kita dapat melayani Allah dan manusia.
Dalam 1 Korintus 9:27, Rasul Paulus berkata, “Tetapi aku melatih tubuhku dan
menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang
lain, jangan aku sendiri ditolak.” Paulus memahami pentingnya pemeliharaan
rohani, karena menyadari kelemahan dirinya dan pekerjaan setan. Sekalipun
seorang pekerja Allah yang luar biasa, yang memiliki banyak karunia dan talenta,
tetapi Paulus tidak gagal dalam menaklukkan dirinya. Kita perlu memahami
bahwa hanya karena memiliki banyak talenta hingga melakukan banyak
pekerjaan kudus, tetapi bukan berarti kita tidak perlu mendekatkan diri kepada
Allah atau pasti diselamatkan. Kita diselamatkan bukan karena pekerjaan kudus
yang kita lakukan, tetapi karena pemeliharaan rohani kita. Seseorang yang
hanya memperhatikan pekerjaan kudus, tetapi mengabaikan pemeliharaan
rohani mungkin akan ditolak oleh Allah, tidak peduli betapa banyaknya pekerjaan
kudus yang ia telah lakukan.
2. Pemeliharaan rohani dan pelayanan
Lukas 10:38-42 mencatatkan suatu saat Tuhan Yesus mengunjungi rumah Maria,
Marta dan Lazarus. Selama kunjungan itu, Marta begitu sibuk melayani Tuhan,
sehingga menjadi tertekan dan marah terhadap pekerjaan yang ia lakukan. Ia
bersungut-sungut kepada Tuhan bahwa Maria, saudarinya, tidak melakukan
apa-apa untuk membantunya. Sebaliknya, Maria hanya duduk, mendengarkan
Tuhan berbicara. Kadang, ketika mengabaikan pemeliharaan rohani pribadi, kita
dapat beranggapan, “Bagaimana saya harus melakukan semua pekerjaan kudus
ini?” atau “Saudara dan saudari seiman lainnya tidak memiliki kasih. Mereka
membiarkan saya melakukan semua pekerjaan kudus ini.”
Dalam kunjungan berikut yang dinyatakan dalam Yohanes 12:2, kita dapat
mengamati suatu perubahan di dalam diri Marta. Di sini, Marta kembali hanya
bertanggung jawab untuk melayani Tuhan Yesus, tetapi ia tidak bersungut-
Empat Kitab Injil
45
sungut. Marta telah bertumbuh di dalam imannya. Ia mengingat perlunya
semakin dekat kepada Allah dan pemeliharaan rohaninya setelah Tuhan
Yesus mengatakan bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik. Maria
pun bertumbuh secara rohani. Dalam hal ini, Maria mengambil sekati minyak
narwastu yang murni, menuangkannya ke kaki Tuhan Yesus dan menyekanya
dengan rambutnya. Maria duduk di dekat kaki Tuhan dan mendengarkan
semua yang Ia katakan. Sekarang, Maria termotivasi untuk menawarkan yang
terbaik kepada Tuhan. Apa yang Maria tawarkan adalah sebuah pelayanan
kasih. Ia menawarkan sekati minyak narwastu yang murni, yang diperoleh dari
upah setahunnya. Ini sungguh merupakan suatu pengorbanan yang besar. Ia
mampu mengosongkan dirinya, karena pemeliharaan rohaninya. Kasih Allah
menggerakkannya untuk memberikan yang terbaik kepada Allah.
Menguji Pemahaman
1. Hal apakah yang merusak kekudusan atau yang mempengaruhi pekerjaan
kudus?
2. Dalam hal apakah Yesus Kristus rendah hati dan tulus?
3. Siapakah tokoh di dalam Alkitab yang rendah hati?
4. Apakah pentingnya menjadi rendah hati?
5. Bagaimana dapat meningkatkan kerendahan hati kita?
6. Ketika ingin melayani Allah, adalah penting bagi kita untuk diperlengkapi dengan
semangat penderitaan. Sudahkah kita memperlengkapi diri untuk melakukan
pekerjaan kudus?
7. Tantangan dari dalam atau dari luar apakah yang kalian telah temukan atau yang
sedang kalian temukan sekarang ini?
8. Bagikan mengenai bagaimana kalian menemukan atau mengembangkan karunia
atau talenta kalian?
9. Karunia lain apakah yang kalian suka doakan, sehingga dapat lebih membantu
gereja?
10. Apakah yang kalian dapat lakukan sekarang untuk mempersiapkan diri menjadi
sebuah bejana yang berguna bagi Allah?
11. Seberapa seringkah kita menyempatkan waktu dalam pemeliharaan rohani?
Kesulitan atau rintangan apa sajakah yang kita hadapi dalam pemeliharaan
rohani kita?
12. Gejala apa sajakah yang mungkin berdampak bila kalian melayani Allah tanpa
memelihara rohani kalian?
46
Empat Kitab Injil
Penerapan Kehidupan
Kesaksian Pelayanan
Mengenai kasih dan belas kasihan
Salah seorang adik nenek, sebagian masa hidup pernikahannya, secara jasmani
tersiksa oleh suaminya. Bagaimanapun, sang suami kemudian menderita oleh suatu
penyakit akibat amputasi lengan dan kakinya. Selama sepuluh tahun itu, sang suami
harus terbaring di tempat tidurnya. Bagaimanapun, sepanjang masa itu, sang istri
terus-menerus mendampingi suaminya. Ia mencintai dan memelihara suaminya,
meskipun menderita. Betapa besar kasih dan pengorbanan dari sang istri bagi
suaminya!
Pertanyaan Diskusi:
1. Bayangkan saat-saat di mana kalian mampu atau tidak mampu menunjukkan
tindakan kasih kepada orang lain.
2. Apakah yang memotivasi kita untuk membantu orang lain?
3. Apakah yang merintangi kita dari membantu orang lain?
4. Bagaimana kita dapat meningkatkan kasih?
Mengenai kekudusan
Ada seorang saudara yang mengakses internet untuk menonton sejumlah gambar
porno pada suatu hari Jumat malam. Hari berikutnya, ia dijadwalkan untuk melakukan
pelayanan penerjemah selama kebaktian Sabat. Ketika berada di mimbar untuk
menerjemah, terdengarlah suara dengungan dalam telinga yang ia tidak dapat
singkirkan. Suara itu membuat ia begitu kebingungan. Tetapi begitu kebaktian usai
dan ia menuruni mimbar, suara dengungan itu menghilang.
Pertanyaan Diskusi:
1. Hal apa sajakah yang berpengaruh negatif pada kerohanian kita?
2. Bagaimana hal-hal itu merusak iman kita?
3. Bandingkan kejiwaan kalian saat melayani Allah setelah melakukan sesuatu yang
kalian ketahui tidak seharusnya diperbuat dengan saat melayani Allah dengan
hati nurani yang murni.
Siap Hadapi Berbagai Kesulitan
Suatu hari, tiga puluh simpatisan dari gereja lain datang untuk mencari Kebenaran di
Gereja Yesus Sejati Taiwan. Pendeta dari komunitas gereja lain itu merasa tidak begitu
sukacita mengenai hal ini. Ia tidak ingin kehilangan jemaatnya, karena tiap-tiap pribadi
dapat memberi persembahan $ 800 (dollar Taiwan) per bulan bagi penghasilannya.
Lalu, ia menyewa beberapa anggota geng untuk menghadapi Pendeta X dari Gereja
Yesus Sejati. Suatu, Pendeta S dijadwalkan untuk mengunjungi salah seorang
simpatisan. Simpatisan ini mengetahui bahwa anggota geng itu datang untuk
menyelesaikan perkara, sekaligus mengancam Pendeta X. Bagaimanapun, Pendeta
X telah menuju rumah simpatisan itu. Ketika Pendeta X tiba, ia melihat serangkaian
motor besar dan beberapa anggota geng dengan pukulan bola di tangan yang sedang
menanti dirinya. Beberapa jemaat yang menyertai Pendeta X inipun gemetar dengan
ketakutan. Bagaimanapun, Pendeta X beranggapan, “Bila saya harus berkelahi,
Empat Kitab Injil
47
biarlah demikian,” dan ia keluar dari dalam mobil. Setibanya di kumpulan anggota
geng itu, ia bertanya, “Apakah ada masalah?” Setelah mengatakan demikian, semua
anggota geng itu melarikan diri. Pendeta X tidak tahu mengapa demikian, tetapi
ia menduga bahwa Allahlah yang telah menakuti diri mereka. Kemudian, semua
simpatisan itu dibaptis di Gereja Yesus Sejati.
Pertanyaan Diskusi:
1. Hal apakah yang paling menantang yang kalian mohon untuk melakukannya?
2. Bagaimana kalian menghadapi tantangan itu?
3. Pelajaran apakah yang kalian dapatkan dari pengalaman ini?
Mengenai pengetahuan dan melayani Allah dengan karunia kalian
Selama pemilihan Majelis Internasional, seorang ketua akan dipilih untuk
menggantikan seorang ketua yang telah habis masa jabatannya, di mana penatua itu
berdiri untuk menyampaikan pidatonya ke hadapan hadirin. Penatua ini mengetahui
bahwa suara terbanyaklah dalam voting yang akan memilih dirinya sebagai pemimpin
berikutnya, sepertinya ia merasa berkemampuan untuk pelayanan ini. Bagaimanapun
penatua menyadari dengan jelas apa karunia yang ia miliki sebenarnya. Dalam
pidatonya, penatua menjelaskan bahwa Allah telah melimpahkan karunia menulis
ke atas dirinya, sehingga ia bertekad untuk membuat lebih banyak buku lagi dalam
kesempatan mendatang. Bila terpilih menjadi seorang pemimpin, ia akan kekurangan
waktu untuk melakukan apa yang baik dan apa yang akan bermanfaat bagi angkatan
berikutnya. Ia menjelaskan bahwa bila sepasang tangan diberikan fungsi sebagai
kaki, maka sepasang tangan itu masih dapat dipergunakan untuk berjalan, tetapi
tentu tidak akan terasa nyaman, tampak aneh dan tidak akan dapat berjalan dengan
jarak yang jauh.
Pertanyaan Diskusi:
1. Sebutkan talenta yang Allah telah berikan kepada kalian.
2. Apakah kalian telah mempergunakan talenta itu bagi Allah dan manusia?
Mengenai pemeliharan rohani
Seorang saudara lanjut usia telah melayani di suatu gereja untuk beberapa periode
waktu lamanya. Saudara ini mulai merasa puas diri. Ia menghakimi jemaat lainnya
dan berbuat sedikit bagi gereja. Pendeta setempat, yang mengamati hal ini, merasa
perbuatan dari saudara ini merupakan tanggung jawabnya agar berubah seperti
dahulu. Jadi, selama mengunjungi rumahnya, pendeta menasihati saudara ini
dengan santun mengenai dukungannya pada masa yang lalu bagi gereja. Ia pun
mengingatkan saudara ini mengenai hal-hal yang perlu ia tingkatkan atas dirinya.
Saudara ini bersyukur bahwa pendeta telah menasihatinya, tetapi sesungguhnya ia
marah di dalam hatinya. Ia beranggapan, “Saya lebih lanjut usianya daripada kamu
dan lebih berpengalaman daripada kamu, apakah kamu berhak mengajari saya?”
Ia memutuskan untuk tidak lagi melakukan pekerjaan kudus. Malam itu, saudara ini
mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan 70-80 mph, tiba-tiba di depannya
ia melihat seorang besar yang berpakaian putih, yang memegang sebatang tongkat
putih. Saudara ini tidak mengurangi kecepatannya dan saat ia menghampiri malaikat
itu, sang malaikat memukul punggungnya dengan tongkat. Saudara ini jatuh ke tanah
dan harus dibawa segera ke rumah sakit. Malam itu, pendeta mengunjungi saudara
ini di rumah sakit. Ia tidak dapat mengenali saudara ini, karena luka yang begitu
parahnya. Begitu melihat pendeta, saudara ini menangis dengan sedihnya
48
Empat Kitab Injil
dan bertobat akan segala dosanya. Setelah pelajaran ini, saudara ini kembali menjadi
seorang pekerja Allah yang baik.
Pertanyaan Diskusi:
1. Melalui kesaksian ini, apakah yang kalian dapati bahaya-bahaya yang mungkin
timbul dari melayani tanpa pemeliharaan rohani yang berkelanjutan?
2. Introspeksilah diri pada saat-saat pelayanan kalian terganggu karena kurangnya
pemeliharaan rohani.
Renungan dan Doa
Sebagian besar dari para rasul adalah orang-orang yang berstatus rendah
dan kurang terpelajar, tetapi Allah justru menggunakan mereka untuk memenuhi
tujuan-Nya. Serupa dengan kenyataan pada hari ini; pendidikan dan status dunia
justru memiliki nilai yang kecil di hadapan Allah. Allah mencari barangsiapa yang
memiliki kualitas rohani dan yang bersedia menyerahkan hidup mereka kepada-Nya
untuk menyelesaikan kehendak-Nya.
Empat Kitab Injil
49
50
Empat Kitab Injil
pelajaran
Injil Markus
6
Berbagai Cara untuk Melayani
Bacaan Kitab
Mat. 25:31-46; Luk. 8:1-3; 12:16-21; 2 Kor. 9:1-15; Rm. 10:14-15;
Yak. 2:14-17; 1 Yoh. 3:16-18
Sasaran Pelajaran
Memampukan murid-murid untuk mengenali berbagai alasan dan cara,
sehingga kita dapat melayani
Ayat Alkitab
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah
dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor. 15:58)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Matius 11-16
Latar Belakang Alkitab
Kiranya menunjuk kepada bagian Latar Belakang Alkitab dalam pelajaran 4
sebagai tambahan informasi pada Injil Markus (pelajaran 4, 5 dan 6 dari buku ini
merupakan pemahaman Alkitab pada Injil Markus).
Pemanasan
Ini Penting
Di sepanjang pantai Lautan Atlantik yang begitu luas, hiduplah seseorang
yang berusia lanjut. Tiap-tiap hari ketika arus pasang kembali surut, ia akan membuat
beberapa langkah jauhnya di sepanjang pantai itu. Seorang lain yang tinggalnya jauh
sekali dari pantai sesekali menyaksikan orang yang tua itu menghilang di kejauhan
dan kembali terlihat ketika berjalan pulang. Sang tetangga pun menyaksikan bahwa
sebagaimana orang yang tua itu berjalan, ia sering kali membungkukkan badan
Empat Kitab Injil
51
untuk mengangkat sesuatu dari pasir dan membuangnya ke dalam lautan.
Suatu hari, ketika orang yang tua itu pergi ke pantai, tetangga ini mengikutinya
untuk memuaskan rasa keingintahuannya. Cukup jelas ia melihat, sebagaimana
orang yang tua itu membungkukkan badannya dan mengangkat sesuatu dari
pasir dan membuangnya ke dalam lautan. Saat orang yang tua itu menghentikan
langkahnya, tetangga ini menghampiri cukup dekat untuk melihat dan ternyata orang
tua itu mengangkat seekor bintang laut yang telah terhempas oleh arus pasang dan
tentu saja, akan mati kekurangan cairan sebelum arus pasang itu kembali.
Begitu orang yang tua itu kembali dari mengangkat bintang laut, sang
tetangga memanggil dan mengolok-oloknya, “Hai, orang yang tua! Apakah yang
kamu sedang lakukan? Ini pantai yang luasnya ratusan mil dan ribuan bintang laut
terdampar setiap harinya! Kamu tentu tidak berpikir melemparkan sedikit bintang
laut akan menjadi suatu perkara, bukan? Orang yang tua itu mendengarkan dan
menghentikan langkahnya sesaat, kemudian menunjukkan bintang laut yang berada
di tangannya kepada sang tetangga, sambil berkata, “Ini penting bagi yang satu
ini.”
Mintalah murid-murid untuk membagikan gambaran mereka pada cerita
ini. Kadang, apa yang kita lakukan bagi Allah dan manusia di sekitar tampak tidak
meyakinkan seperti melemparkan seekor bintang laut kembali ke lautan. Tetapi di
hadapan Allah, setiap tindakan kasih yang kecil adalah suatu perkara yang akan
diingat-Nya. Biarlah kita belajar, dalam cara sekecil apapun, berilah sesuatu kepada
orang lain.
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Berbagai Alasan Melayani
A. Mengapa kita perlu melayani?
Suatu kali, ketika murid-murid pergi ke luar untuk membeli makanan, Tuhan
memberitakan Injil kepada seorang perempuan Samaria, yang datang untuk menimba
air dari sumur. Setelah murid-murid kembali, Tuhan berkata kepada mereka, “PadaKu ada makanan yang tidak kamu kenal...makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:32,34).
Dari jawaban Tuhan, kita mungkin menanyakan bagaimana melakukan
pekerjaan bagi Allah yang terkait dengan makanan. Di sini, Tuhan Yesus menunjukkan
bagaimana melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan rohani-Nya
memberikan kepuasan dan kenikmatan yang serupa dengan yang makanan jasmani
berikan bagi tubuh kita. Sebagai seorang Kristen, kita dipelihara kerohaniannya melalui
doa, menghadiri Pemahaman Alkitab dan kebaktian. Bagaimanapun, kerohanian kita
bertumbuh ketika berjuang mematuhi perintah Allah dan bekerja bagi-Nya. Kita pun
akan mengalami rasa sukacita dan kepuasan yang tidak terkira dari melayani Tuhan.
Matius 25:31-46 berbicara mengenai perumpamaan domba dan kambing, yang
menggambarkan pentingnya menaruh iman kita ke dalam tindakan dan melayani
sesama.
Pada hari terakhir, Tuhan akan memisahkan umat manusia ke dalam dua
kelompok, yaitu domba dan kambing. Kelompok domba adalah orang-orang yang
telah melayani Allah dengan setia sebagaimana melayani sesama. Surga adalah
52
Empat Kitab Injil
upah mereka. Sebaliknya, kelompok kambing adalah orang-orang yang tidak
bertindak apa-apa. Bahkan mereka telah memberontak beberapa perintah Allah,
tidak berusaha secara tekun untuk menyenangkan hati Allah atau manusia. Kerajaan
Allah itu mengenai pelayanan, bukan kesenangan dan kepuasan pribadi. Seorang
Kristen yang dewasa tidak hanya menerima, tetapi memberi bahkan mengorbankan
dirinya bagi orang lain untuk membalas kasih Tuhan.
B. Bagaimana kita mengetahui kapan saat melayani?
Selagi Yesus Kristus berada di bumi, Ia melayani manusia kapanpun mereka
membutuhkan pertolongan. Pelayanan terakhir Tuhan Yesus adalah selagi kita masih
berdosa dan rela mati demi kita (Rm. 5:6). Tuhan melihat kebutuhan mendasar
manusia dan menunjukkan kasih dan belas kasihan dengan menyelamatkan
manusia. Dalam Alkitab, ada beberapa contoh tokoh yang melayani sesama. Saat
Tuhan memasuki Yerusalem, Ia memerlukan seekor keledai. Selagi pemilik keledai
ini mengetahui keperluan Yesus ini, ia segera mempersilahkan murid-murid untuk
membawa keledai itu (Mat. 21:1-3). Selagi Tuhan memberitakan Injil di bumi,
sekelompok perempuan mengikut-Nya dan menyediakan keperluan Tuhan dan
murid-murid-Nya (Luk. 8:1-3).
Hari ini, kesempatan melayani sesama ada di sekitar kita. Melayani orang lain
dapat termasuk melakukan perkara sesederhana apapun dalam bentuk menyerahkan
tempat duduk atau memberikan kata-kata penghiburan kepada orang lain.
Kita perlu membuat catatan dan mengamati orang-orang di sekitar kita
untuk melihat apakah mereka memerlukan bantuan atau pelayanan kita. Melalui
komunikasi atau menanyakan langsung kepada orang lain, kita akan mengetahui di
mana bantuan itu dibutuhkan. Kesaksian berikut adalah contoh dari hal ini.
Ada seorang saudari yang baru menerima baptisan air, yang belum banyak
terlibat di dalam melakukan pekerjaan kudus pada saat itu. Suatu malam, saudari
ini bermimpi dan di dalam mimpinya, ia melihat dirinya sedang duduk diam tanpa
melakukan hal apapun. Tiba-tiba, terdengarlah sebuah suara yang berkata kepadanya,
“Mengapa kamu tidak bekerja?” Saudari ini menjawab, “Semua pekerjaan telah
dilakukan oleh yang lainnya. Tidak ada pekerjaan lagi yang dapat saya lakukan.”
Kemudian, Tuhan menunjukkan sebuah gambar mengenai seorang saudara
yang berbeban berat dan penuh penderitaan. Ia menyuruh saudari ini untuk pergi
menanyakan apakah saudara itu membutuhkan bantuan. Setelah itu, berakhirlah
mimpinya. Saudari ini menyimpan mimpinya di dalam hati dan selanjutnya, ia pergi
ke gereja untuk menanyakan perihal adakah yang ia dapat bantu. Lalu, saudara itu
memberitahukan bahwa ia kelebihan beban dalam melakukan pekerjaan kudus dan
ingin menghargai bantuan dari saudari ini.
Bagian # 2 – Berbagai Cara untuk Melayani
Ketika ingin melayani, kita mungkin mendengar sesuatu dari diri sendiri yang
mengatakan, “Apakah yang kita dapat perbuat?” atau “Kita adalah seorang muda
saja!” Yeremia dan Musa menanggapi dengan cara yang sama. Berikut adalah
beberapa cara yang dapat dipersembahkan dalam pelayanan kita.
Empat Kitab Injil
53
A. Mempersembahkan Semua yang Kita Miliki
1. Mempersembahkan apa yang kita miliki
Suatu kali, ada seorang kaya yang berencana bagi masa depannya dengan
mendirikan sebuah lumbung yang lebih besar, untuk menyimpan segala
hartanya dan menikmatinya dalam tahun-tahun mendatang. Tetapi ia tidak
mengetahui bila pada malam itu, jiwanya akan diambil dari padanya. Yesus
menyimpulkan, “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta
bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” Bapa surgawi kita telah
memberikan banyak hal yang luar biasa untuk kita nikmati. Ia telah memberikan
talenta, kemampuan, hikmat, kekayaan dan yang lainnya kepada kita. Tetapi
semuanya itu bukanlah satu-satunya ‘harta’ yang kita dapat nikmati. Allah pun
telah memberikan ‘harta lain’, sehingga kita dapat kaya di hadapan Allah. Apakah
maksudnya? Maksudnya adalah Allah tidak memberikan semua hal ini untuk
kepentingan karir kita, memadati isi dompet kita atau menguntungkan diri kita.
Ia ingin kita menggunakan semua ‘harta’ itu untuk membantu saudara-saudari
seiman di gereja, sebagaimana pula kepada orang-orang di sekitar kita. Allah
memberikan sesuatu kita, agar kita dapat memberikannya pula kepada orang
lain. Ia menyediakan kita suatu sumber, sehingga dapat membantu orang lain.
Bagaimanapun, ada orang-orang yang merasa bila mempersembahkan
kekayaan atau waktu mereka, maka tidak akan mencukupi bagi diri mereka
sendiri. Ada yang mempersembahkan dengan hematnya, karena beranggapan
bahwa mempersembahkan itu berarti kehilangan sesuatu. Ada yang ragu-ragu
untuk mempersembahkan dengan rela hati kepada Allah, karena kuatir akan
kecukupan uang bagi kebutuhan pribadi atau ingin membeli apa yang diinginkan.
Ada yang tidak ingin menyempatkan waktu untuk melakukan pekerjaan kudus,
karena merasa terlalu banyak tanggung jawab yang harus dipikul, sehingga tidak
dapat mengerjakan yang lainnya. Tetapi pertimbangkanlah beberapa contoh dari
saudara dan saudari, yang melepaskan diri dari pekerjaan penuh waktu atau
tugas sekolah yang banyak, sehingga masih dapat melakukan pekerjaan kudus
dengan tekun. Apakah tugas sekolah atau pekerjaan menjadi terbebani, karena
menyempatkan waktu untuk melakukan pekerjaan kudus? Tidak sepenuhnya
benar demikian. Barangsiapa yang mempersembahkan apa yang dimilikinya
bagi Tuhan, maka akan bertambah kaya (Ams. 11:24-25).
2 Korintus 9:11-15 mencatatkan dampak positif dari mempersembah sesuatu
kepada orang lain. Pada saat itu, jemaat di Yudea sedang mengalami penderitaan
akibat masa kelaparan yang berkepanjangan. Jemaat di kota-kota lainnya
dipanggil untuk membantu jemaat di Yudea ini. Di sini, Paulus memuji jemaat
di Makedonia atas bantuan mereka, karena sekalipun dalam keadaan begitu
susahnya, mereka masih dapat memberi bantuan dengan rela hati dan sukacita
kepada para jemaat di Yudea. Paulus menjelaskan lebih lanjut mengenai dampak
positif dari mempersembahkan sesuatu kepada orang lain. Ia memberitahukan
bahwa barangsiapa yang memberi akan: a) menerima karunia dan berkat
rohani lebih banyak lagi, sehingga dapat melakukan kebajikan lebih banyak lagi
(6-8), b) menghasilkan lebih banyak buah kebenaran (10), c) diperkaya dalam
segala macam kebajikan (11-12). Berkat demi berkat akan ditambahkan kepada
mereka. Selain itu, dengan memberi kepada orang lain, kebutuhan dari orangorang yang menerimanya akan dicukupkan, sehingga mereka akan dihiburkan
secara jasmani maupun rohani (12). Iman mereka pun termotivasi oleh kasih
yang melayani sesama dan mereka akan saling melayani. Pada akhirnya, nama
Allah dimuliakan (13).
54
Empat Kitab Injil
2. Mempersembahkan diri
Selain mempersembahkan talenta, waktu dan kekayaan kita kepada Tuhan,
persembahan paling indah adalah mempersembahkan diri sebagai persembahan
yang hidup. Roma 12:1 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, demi
kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.” Ayat ini memberitahukan bahwa
akhirnya, apa yang Allah inginkan dari kita bukanlah apa yang kita miliki, tetapi
diri kita sendiri, yaitu segenap hati, segenap pikiran, segenap jiwa dan segenap
kekuatan kita. Inilah persembahan yang menyenangkan hati Allah. Karena
Kristus menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, kita seharusnya tidak lagi hidup bagi
diri sendiri, tetapi bagi Dia, yang telah mati dan yang telah dibangkitkan bagi kita
(2 Kor. 5:15). Dengan hidup bagi Kristus, kita tidak lagi hidup menurut keinginan
daging, mematuhi perintah-Nya dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada
Tuhan. Tidak ada persembahan yang lebih menyenangkan hati Allah daripada
patuh dan tunduk kepada perintah-Nya (1 Sam. 15:22). Selagi melayani Allah
dan memberikan waktu atau tenaga, kita harus memikirkan apa yang Allah ingin
kita perbuat. Kita perlu belajar menghormati kehendak Allah di dalam setiap
pilihan yang kita buat. Mempersembahkan diri terdiri dari menjadi apa yang
Tuhan inginkan, mengatakan apa yang Ia ingin kita katakan, menuju ke mana Ia
ingin kita tuju dan melakukan apa yang Ia ingin kita lakukan.
B. Menyelamatkan banyak jiwa
Kitab Amos menubuatkan, “Sesungguhnya, waktu akan datang, demikianlah
firman Allah. Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan
makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman
Tuhan” (Am. 8:11). Hari ini, kelaparan itu adalah kehampaan yang ada di dalam
hati manusia. Untuk mengisi kehampaan itu, manusia menggunakan alkohol, obatobatan terlarang, pergaulan bebas dan kekerasan. Mereka berusaha begitu rupa,
tetapi sia-sia saja. Sebagai akibatnya, semua manusia makin terperosok ke dalam
dosa dan keputusasaan akan perlunya Tuhan dan anugerah keselamatan dari Injil.
Umat manusia memerlukan Allah dan kita adalah salah satu yang dapat
memberitahukan orang-orang itu mengenai diri-Nya. Tuhan Yesus pernah melihat
orang banyak di sekitar-Nya dan mengatakan, “Tuaian memang banyak, tetapi
pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya
Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat. 9:37-38). Inilah kebutuhan
mendesak untuk ke luar dan menuai banyak jiwa bagi Tuhan. Ini adalah pekerjaan
paling mulia yang setiap orang dapat turut serta di dalamnya.
C. Melayani saudara-saudari seiman
Dalam musim gugur, kita biasanya menyaksikan angsa-angsa menuju arah
selatan, terbang bersama-sama dalam kelompok dengan bentuk ‘V’. Ini menarik
untuk dipelajari, mengapa angsa-angsa itu terbang demikian. Pertama, dengan
terbang dalam bentuk ‘V’, burung-burung air ini dapat saling membantu dengan
mengepakkan sayap, sehingga membuat kembali bersemangat. Kedua, ketika ada
angsa yang kelelahan, maka ia berputar ke arah belakang kelompok dan angsa
lain menggantikannya terbang di posisi depan dari kelompok itu. Ketiga, untuk
menjaga kecepatan terbang yang di depan, angsa-angsa yang terbang di belakang
menyaringkan suaranya. Dan terakhir, ketika ada seekor angsa yang terluka oleh
Empat Kitab Injil
55
suatu tembakan dan terjatuh, maka dua angsa lainnya segera turun bersama angsa
yang terluka itu untuk membantu dan melindunginya. Mereka menemani angsa yang
terluka itu, hingga dapat terbang kembali atau mati. Kemudian, mereka akan terbang
kembali tanpa atau dengan kelompok lainnya untuk mengejar kelompok mereka.
Kebudayaan kita hari ini adalah mengelu-elukan paham perseorangan
dan mementingkan kepentingan pribadi. Manusia akan semakin terpisah seorang
dari yang lainnya. Tetapi dari binatang-binatang di sekitar kita, kita belajar sebuah
pelajaran penting mengenai saling memperhatikan dan saling memelihara di antara
kita. Alkitab memberitahukan, “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Flp. 2:4) dan “Kita, yang
kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari
kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan
sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya” (Rm. 15:1-2). Oleh karena
itu, sebagai saudara-saudari seiman di dalam Kristus, kita memiliki kewajiban
untuk saling memperhatikan dan saling memelihara atas kebutuhan jasmani dan
rohani dari jemaat lainnya. Waktu dan usaha kita ada batasnya, sehingga kita harus
menggunakannya secara bijak. Daripada menghabiskan waktu makan siang selama
hari Sabat dengan teman-teman, lebih baik berbincang-bincang dengan saudara atau
saudari yang merasa dirinya terasing atau kesepian. Daripada menghabiskan waktu
untuk berbelanja atau beristirahat pada saat hari libur, lebih baik menyempatkan
waktu untuk menghubungi saudara atau saudari yang telah beberapa minggu
lamanya tidak hadir di gereja. Daripada membeli sesuatu yang istimewa bagi diri
sendiri, lebih baik membeli atau berbuat sesuatu yang akan membantu orang lain
merasakan kasih Kristus. Daripada berbicara kosong, lebih baik membagikan apa
yang ada di dalam hati dan mengingat setiap orang di dalam doa. Dengan melakukan
ini, kita dapat saling menanggung beban dan saling membantu bertumbuh di dalam
iman dan pelayanan kepada Tuhan.
D. Mempersembahkan doa syafaat
Ada sebuah keluarga yang memiliki tiga orang anak. Suatu hari, saudara yang
sulung ketahuan berbuat sesuatu yang nakal, sehingga sang ibu menyuruh anaknya
berlutut untuk dihukum. Ketika sang ibu mendisiplinkan anaknya yang sulung dengan
sebatang bambu, ia melihat dua anaknya yang lain berlutut pula di samping anaknya
yang sulung. Mereka memohon, “Ibu, bila ibu memukul saudara kami, lebih baik ibu
mendisiplinkan kami juga, karena kami pun bersalah dengan berbuat kenakalan.”
Ketika mendengarkan permohonan mereka, sang ibu menurunkan batang bambu itu
dan pergi sambil menangis.
Pada kejadian lainnya, dua saudara yang lebih muda ketahuan sedang berada
dalam masalah. Dengan cara yang sama, sang ibu menyuruh mereka berlutut untuk
dihukum. Ketika kedua adiknya berlutut, saudara sulung pun berlutut di samping
mereka dan berkata kepada sang ibu, “Ibu, bila ibu memukul saudaraku, ibu harus
memukul saya pula, karena saya tidak dapat menjadi teladan bagi mereka.” Sekali
lagi, sang ibu pun tersentuh hatinya dan tidak jadi memukul mereka.
Ini kisah nyata yang menggambarkan kekuatan dari doa syafaat. Mendoakan
orang lain adalah sesuatu yang setiap orang dapat lakukan. Bila kita memiliki suatu
teladan – kasih – kita dapat menjadi seorang pendoa. Kita dapat mendukung dengan
sangat bagi pekerjaan kudus dan kemajuan gereja melalui doa-doa kita yang tulus
bagi para pekerjanya. Di dalam Kemah Suci, semua perkakas dipergunakan untuk
melayani Allah, mezbah pembakaran ukupan merupakan salah satu yang terpenting.
Mezbah ini diletakkan di depan tabir penutup tabut hukum (Kel. 30:6). Setiap pagi
56
Empat Kitab Injil
hari dan petang hari, imam harus membakar ukupan dari wangi-wangian bagi Allah
turun-temurun. Ukupan ini mewakili doa dari orang-orang kudus (Why. 8:3-4; 5:8).
Ini menunjukkan bahwa salah satu cara yang terpenting agar kita dapat melayani
adalah dengan mempersembahkan doa dengan tekun bagi orang lain yang
membutuhkannya.
Dalam Alkitab, ada sejumlah tokoh besar yang berdoa bagi orang lain. Musa
menempuh kesukaran di hadapan Allah dengan berdoa bagi umat Israel, sekalipun
Allah memberitahukannya untuk tidak lagi berdoa bagi mereka (Mzm. 106:23).
Bila Musa tidak berdoa bagi umat Israel, mereka tentu telah dibinasakan. Sebelum
akhirnya Raja Saul ditolak oleh Allah, Nabi Samuel pernah berkata, “Mengenai aku,
jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan
kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan yang lurus” (1 Sam.
12:23). Yeremia adalah seorang nabi yang berdoa sambil menangis bagi umat
Allah, sekalipun mereka angkuh, tidak patuh dan memberontak kepada Allah. Dari
pengalaman Yeremia, kita memahami bahwa berdoa dengan sepenuh hati bagi
orang lain ternyata tidak sia-sia. Ada kalanya, doa-doa kita langsung terjawab atau
terjawab setelah sekian lamanya, seperti doa-doa Yeremia baru terjawab setelah
tujuh tahun kemudian. Karena doanya, Allah berjanji untuk membawa umat Israel
kembali ke tanah perjanjian setelah masa pembuangan mereka.
Kita dapat melihat bahwa berdoa bagi orang lain itu begitu penting, seperti
membawa perihal kemenangan dan keselamatan. Kita seharusnya menyempatkan
waktu lebih banyak setiap harinya untuk berdoa dengan tekun di hadapan Tuhan
bagi saudara-saudari seiman yang sedang lemah iman, bagi keluarga kita dan bagi
Injil yang diberitakan di seluruh dunia.
Menguji Pemahaman
1. Mengapa kalian melayani Allah?
2. Dapatkah dijelaskan hal-hal yang kalian dapat persembahkan kepada Tuhan?
3. Apakah manfaat dari mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan?
4. Berapa persenkah isi dari doa-doa kalian yang bagi kepentingan diri sendiri dan
bagi kebutuhan saudara-saudari seiman?
5. Dapatkah kalian sempatkan waktu doa bagi seseorang? Dan apakah hasilnya?
6. Pernahkah kalian berbuat sesuatu untuk menyelamatkan jiwa?
Empat Kitab Injil
57
Penerapan Kehidupan
Menjangkau Orang Lain
Frank Daily menatap ke tanah yang membeku. Ia menginjak bongkahan
salju, yang dihitamkan dari knalpot mobil di sebelahnya. Ia hanya berpura-pura
mendengarkan perkataan kosong dari temannya, Norm dan Ed, sebagaimana
mereka semua menaiki bis nomor 10 dari sekolah. Ia mengatakan jawaban secara
spontan atas pertanyaan-pertanyaan mereka: “Ya, saya beroleh nilai bagus dari ujian
Milton...tidak, saya tidak bisa pada malam ini, karena harus belajar.”
Frank dan teman-temannya menduduki bagian belakang kursi pada bis kota
Milwaukee bersamaan dengan beberapa orang murid dari sekolah yang berbeda.
Bis itu mengeluarkan asap dari knalpot dan menuju arah barat pada Blue Mound
Road. Frank bersandar santai di kursinya. Kedua ibu jarinya dimasukkan kedua ke
dalam bagian tengah dari sabuknya. Suatu hari kelam pada bulan November yang
lalu, ketika suatu kehancuran menimpa kehidupannya. Frank mengetahui bahwa
kemampuannya dalam bermain bola basket sama bagusnya dengan kemampuan
teman lainnya. Sang ibu menyebut Frank sebagai atlet yang terkenal di musim itu.
Ketika masih kecil, sang ibu pernah menyebut Frank dengan julukan ‘mencari dan
menghancurkan’. Ia tersenyum kala mengenang hal itu’.
Tiba-tiba, bis itu terhuyung-huyung jalannya, sehingga Frank harus
menyeimbangkan diri dengan sepatu olahraganya. Ini pasti masalah tinggi badan
saya, demikianlah pikirnya. Karena tinggi badan Franky sekitar 5,4 khaki.”Karena
saya murid baru di Sekolah Marquette, maka pelatih bola basket itu pasti telah
memutuskan bahwa saya terlalu pendek untuk masuk ke dalam tim bola basket.”
Memang tidak mudah untuk menjadi murid di sekolah yang baru, terutama
dengan semua murid laki-laki dari sekolah Katolik itu. Murid yang senior cenderung
untuk tidak bersimpati terhadap murid yang baru masuk seperti Frank. Inilah yang
sulit bagi Frank, karena ia adalah seorang atlet dalam semua bidang olahraga di
sekolah lamanya. Sekarang, tampaknya ia bukanlah siapa-siapa.
Tidak hanya ia berprestasi dalam atletik sebelum tiba di sekolah Marquette, ia
pun berprestasi dalam pelajaran politik dan sejarah pada kelas lima dan kelas enam.
Ia mengingat nasihat gurunya, Don Anderson, yaitu: “Lihatlah Frank, bila kamu akan
berbagi waktu di dalam pelajaran dan bola basket, maka kamu harus berprestasi di
keduanya.”
Frank beranggapan bahwa nasihat Anderson mengenai pelajaran ada
benarnya. Prestasi pelajaranku pernah mencapai nilai A dan B. Sementara, bola
basket adalah perkara yang berbeda.
Suara klakson yang kencang dan suara rem yang mendecit terdengar
di belakang bis yang mengejutkan Frank. Ia melihat ke arah Norm dan Ed. Norm
menolehkan kepalanya ke arah jendela bis sambil memicingkan mata, sehingga
hembusan nafasnya membuat suatu lingkaran uap di kaca jendela bis itu. Frank
mengusap-usap matanya. Ia masih terkenang bagaimana perutnya terasa dingin
seperti saat ia menghampiri lemari sekolah pada bulan yang lalu. Ia telah membaca
daftar tim bola basket yang tergantung pada pintu dari ruang lemari sekolah, berharap,
mencari namanya dengan penuh gelisah. Ternyata tidak ada di sana. Tiba-tiba, ia
merasa telah terbuang. Ini mustahil.
58
Empat Kitab Injil
Guncangan bis itu berakhir di daerah County Institution. Pengendara bis
mengingatkan anak-anak sekolah yang duduk di barisan belakang agar tenang.
Frank memandang sekilas ke arah pengendara bis, yang dijuluki ‘Kojak’, karena
kepalanya botak. Seorang perempuan hamil berpegangan pada tiang penopang bis
itu dan secara perlahan, mendorong dirinya berjalan ke arah belakang. Sepertinya
perempuan itu telah terbiasa untuk duduk di kursi belakang dari pengendara bis,
dengan kaki yang diluruskan ke depan dan Frank hanya melihat kaos kaki yang
menutupi kaki perempuan itu.
Sepertinya Kojak pun memperhatikan perempuan hamil yang menaiki bis
yang dikendarainya, sehingga ia berseru sambil mengangkat bahunya, “Ke manakah
sepatumu, ibu? Temperatur di luar sana tidak lebih daripada 10 derajat.
Saya tidak mampu membeli sepatu,” jawab perempuan itu. Ia menarik kerah
mantel yang berjumbai di sekitar lehernya. Beberapa anak sekolah yang duduk di
belakang hanya memandang sekilas dan tersenyum menyeringai. “Saya naik ke bis
hanya untuk membuat kaki saya terasa hangat,” kata perempuan itu. “Bila kalian
tidak keberatan, saya akan berada di bis ini sebentar saja.
Kojak menggaruk kepalanya yang botak sambil berkata, “Sekarang,
beritahukan kepada saya, mengapa kamu tidak mampu membeli sepatu?”
“Saya memiliki delapan anak. Mereka semua memiliki sepatu. Sementara,
saya tidak cukup untuk membelinya. Tetapi tidak mengapalah, Tuhan yang akan
memelihara saya.”
Frank menatap ke arah sepatu olahraga barunya. Kakinya senantiasa hangat
dan terlindungi. Dan kemudian, ia memandang kembali perempuan itu. Kaos kaki
perempuan itu telah sobek. Salah satu kancing dari mantel perempuan itu pun telah
hilang, sehingga terlihat sebagian dari perutnya, seperti bola basket yang tertutupi
oleh sebuah baju yang kotor. Setelah itu, Frank tidak mendengarkan apapun di
sekitarnya. Ia tidak mempedulikan perkataan dari Norm atau Ed. Ia hanya merasakan
suatu kehangatan di dalam perutnya. Kata ‘ajaib’ kembali terlintas di dalam pikirannya.
Seseorang yang miskin dan yang dilupakan oleh masyarakat, tetapi karena suatu
alasan yang berbeda, rela menderita. Ia akan senantiasa dapat membeli sepatu.
Sementara, perempuan itu tidak akan pernah mampu membelinya. Di bawah tempat
duduknya, ia menarik belakang sepatu dengan tumit kaki lainnya hingga terbuka,
demikian dengan pasangan sepatu lainnya. Ia memandang ke sekeliling. Tidak
ada orang yang memperhatikan. Ia harus berjalan sejauh tiga komplek bangunan
di dalam tumpukan salju. Tetapi rasa dingin tidak akan terlalu banyak menganggu
dirinya. Ketika bis berhenti di tempat pemberhentian, Frank menanti hingga setiap
penumpang lainnya telah turun. Kemudian, ia mengangkat sepatu olahraganya itu.
Ia segera berjalan ke arah perempuan dan memberikan sepatu olahraga
kepadanya. Sambil menatap ke arah bawah, Frank berkata, “Ibu, kamu membutuhkan
sepatu ini lebih daripada yang saya perlukan.”
Kemudian, Frank segera menuju pintu bis dan turun. Ia berjalan di tumpukan
salju. Itu bukan masalah. Ia tidak merasa kedinginan sama sekali.
Ia mendengar perkataan dari perempuan itu, “Lihat, mereka memperlakukan
saya dengan begitu baiknya!”
Kemudian, ia mendengar pula Kojak memanggil, “Hai, kembali ke sini!
Siapakah nama kamu?”
Frank memandang rupa Kojak. Pada saat yang bersamaan, Norm dan Ed
menanyakan ke mana sepatumu. Frank merasa kebingungan terhadap Kojak,
teman-temannya dan perempuan itu.
“Frank Daily,” sahutnya dengan diam-diam. “Nama saya adalah Frank Daily.”
Empat Kitab Injil
59
“Frank,” kata Kojak. “Saya belum pernah melihat hal yang seperti ini selama
20 tahun saya mengendarai bis ini.
Perempuan itu menangis terharus. “Terima kasih, anak muda,” katanya. Ia
berpaling ke arah Kojak dan berkata, “Lihatlah, saya beritahu kamu bahwa Tuhan
akan memelihara saya.”
Frank berkata, “Sama-sama.” Dan tersenyum pula kepada perempuan itu
sambil berkata, “Ini bukan masalah.”
Setelah itu, Frank segera menghampiri Norm dan Ed. Dan awan mendungpun
telah nampak. Saat perjalanan pulang, ia begitu merasakan dingin di bawah
kakinya.
(Barbara A Lewis)
Pertanyaan Diskusi:
1. Kami memberikan yang terbaik. Faktanya, kami pun serupa dengan Allah ketika
sedang memberi dan melayani. Lihatlah pada minggu-minggu terakhir ini,
apakah kalian telah melayani Allah dan manusia?
2. Perubahan apakah yang terjadi di dalam diri Frank selama perjalanan bis?
3. Pada akhirnya, Frank mengalami sukacita yang datang bersamaan dengan
mengasihi dan melayani orang lain. Pernahkah kalian memiliki pengalaman
yang serupa? Bagaimana kalian merasakan ketika dipanggil untuk melayani
orang lain?
4. Frank memberikan apa yang ia miliki pada suatu kali. Kasih karunia atau
kemampuan apakah yang paling menonjol yang Allah telah berikan kepada
kalian? Apakah kalian merasakan sedang menggunakannya?
5. Setiap orang di bis mendengarkan perempuan itu memberitahukan kepada sang
pengendara bis perihal keadaan buruknya, tetapi hanya Frank yang tergerak
memberikan bantuan kepadanya. Pernahkah kalian melihat suatu kesempatan
untuk melayani atau membantu orang lain, tetapi tidak melakukan apapun
untuk hal itu? Pandanglah ke sekeliling, adakah jemaat atau gereja yang
memerlukan bantuan dari pada kalian sekarang? Apakah yang kalian dapat
pelajari dari tindakan Frank ini?
6. Bila kita serupa dengan Allah dalam pemberian dan pelayanan, pikirkan
mengenai bagaimana kita dapat menjadi ‘serupa dengan Allah’ pada minggu ini?
Kepada siapakah kalian dapat memberikan berkat tesebut melalui pelayanan
kalian? Bagaimana kalian akan melayani? Apakah kalian akan membuat suatu
kesempatan yang lebih istimewa bagi Allah atau orang tersebut? Rencanakan
pelayanan kalian dan kerjakanlah sebelum akhir minggu ini?
60
Empat Kitab Injil
Renungan dan Doa
Tuhan Yesus pernah berkata, “Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu
minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan
kehilangan upahnya” (Mrk. 9:41). Apa yang kita persembahkan kepada Tuhan
mungkin sekecil satu atau dua cangkir air. Atau mungkin seperti Samuel muda,
yang diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang tampaknya kurang berarti, yaitu
‘membuka pintu rumah Tuhan’ (1 Sam. 3:15). Kita harus menyadari bahwa Allah
senantiasa mengingat apa yang kita kerjakan, bahkan terhadap hal-hal terkecil
sekalipun. Oleh karena itu, biarlah kita mempersembahkan kepada Allah apapun
yang Ia telah serahkan ke dalam tangan kita bagi tujuan dan kehendak-Nya.
Empat Kitab Injil
61
Kita Menerima dan Memberi
dengan Cuma-Cuma
Sasaran
62
Dalam bagian ini, murid-murid
akan mempela-jari apa yang
telah dipahami mengenai
Juruselamat yang sanggup
bersimpati dengan setiap
orang yang lemah dan yang
membutuhkan. Mereka hanya
perlu percaya di dalam-Nya
dan menyerah-kan semua
kebutuhan kepada-Nya.
Karena Allah telah memberikan
kasih karunia dengan cumacuma, murid-murd pun akan
mere-nungkan bagaimana
mereka dapat membalas
semua anugerah yang Tuhan
Yesus berikan. Salah satu
cara yang terbaik adalah
memberikan kembali apa yang
kita telah terima kepada orang
lain, dengan cuma-cuma dan
tanpa persyaratan apapun.
Murid-murid akan
memeriksa bagaimana Tuhan
Yesus datang menyelamatkan
dan memilih umat tanpa
pandang bulu, tidak peduli
bagaimana buruknya orang
itu. Pada gilirannya, mereka
akan merenungkan, entahkah
perlakuan mereka kepada
orang lain itu bersifat pandang
bulu atau justru merangkul
semua dan menyatakan belas
kasih dari Tuhan Yesus.
Empat Kitab Injil
Bagian # 3
Renungan Bagi Para Guru
Kehidupan kristen itu
merupakan suatu perjuangan
rohani. Dosa dirasa sesuatu
yang nikmat dan tampaknya
benar. Jadi, perjuangan yang
bersifat sementara.
Paulus pun berjuang
untuk hal ini. Ia ingin
melakukan hal yang benar,
tetapi justru yang dilakukannya adalah sesuatu yang
keliru, sehingga ia merasa
bersalah.
Bersyukurlah! Kuasa
Allah sungguh berkhasiat
bagi Paulus dan bagi kita pula
melalui kuasa Roh Kudus.
Kuasa ini dapat menghancurkan belenggu dosa.
Yang benar adalah,
kita tidak mencari hidup benar
dengan mengharap-kan
upah, tetapi karena memiliki
keselamatan.
Mati bagi Dosa, Hidup bagi Allah
“Dan janganlah kamu
menyerahkan anggota-anggota
tubuhmu kepada dosa untuk
dipakai sebagai senjata kelaliman,
tetapi serahkanlah dirimu
kepada Allah sebagai
orang-orang, yang dahulu mati,
tetapi yang sekarang hidup.
Dan serahkanlah anggota-anggota
tubuhmu kepada Allah untuk
menjadi senjata-senjata
kebenaran.”
(Roma 6:13)
pelajaran
Injil Lukas
7
Yesus Kristus –
Anak Manusia
Bacaan Kitab
Luk. 1:26-38; 2:1-24,39-52; 4:1-13; Yoh. 4:7-26; 11:7-26; 11:17-44;
Ibr. 4:14-16
Sasaran Pelajaran
1. Memampukan murid-murid memahami bahwa Yesus Kristus tidak hanya
seorang manusia dengan perasaan dan tindakan manusia, tetapi Ia juga
adalah Allah yang menjadi seorang manusia
2. Memampukan murid-murid untuk mengetahui bahwa kita mempercayakan
segala sesuatunya kepada Allah, karena Ia peduli dan memahami kita
Ayat Alkitab
“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita,
Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” (Ibr. 4:15)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Lukas 1-8
Latar Belakang Alkitab
Penulis:
Sejauh yang kita ketahui, seluruh Alkitab disusun oleh para penulis Ibrani,
kecuali kitab yang satu ini, disusun oleh tabib Lukas. Seorang Yunani dari Antiokhia
Siria, Lukas adalah seorang yang terpelajar dan benar-benar mengenal dunia
bangsa Roma. Ia adalah seseorang yang menemani Paulus selama perjalanan
penginjilannya (Kis. 16:10-17; 20:5-15; 21:1-18; 27:1-28:16; Kol. 4:14; Flm. 24).
Hubungan yang erat dengan Rasul Paulus dan para pemimpin gereja memungkinkan
Lukas mendengarkan dari berbagai kejadian dan saksi mata mengenai riwayat Tuhan
Yesus yang perlu untuk disusun ke dalam Injil. Karena Lukas adalah seorang dari
bangsa kafir, maka bukanlah hal yang mengejutkan bahwa Injilnya tampak menyoroti
bangsa-bangsa kafir dan tanggapan mereka kepada Yesus Kristus. Sebagai contoh,
Matius menelusuri silsilah Tuhan kembali ke Abraham, bapa orang-orang Yahudi
Empat Kitab Injil
63
(Mat. 1:2), tetapi Lukas menelusuri silsilah Tuhan kembali ke Adam, bapa umat
manusia (Luk. 3:38). Selain itu, alur naskah dari kitab Lukas berlanjut ke dalam kitab
Kisah Para Rasul, di mana ia menunjukkan Injil ini bergerak melampaui asal-usul
dari orang-orang Yahudi, termasuk orang-orang dari berbagai ras.
Waktu Penulisan:
Mungkin ditulis sekitar tahun 60-61 Masehi di Kaesarea.
Sasaran Penulisan:
Sasaran penulisan Lukas tercatat di dalam bagian pendahuluan kitab ini. Ia
ingin memberikan kepada ‘Teofilus yang mulia’, seorang yang memiliki kedudukan
dan kekuasaan, suatu penyelidikan yang seksama dan membukukannya dengan
teratur mengenai kehidupan Yesus Kristus (Luk. 1:3). Tujuannya agar Teofilus
dapat mengetahui Kebenaran mengenai hal-hal yang diajarkan adalah sungguh
benar. Dalam kedua kitabnya yang diteliti dengan baik, Lukas menghadirkan Yesus
Kristus sebagai seorang manusia yang sepenuhnya. Tetapi saat yang bersamaan, ia
menghadirikan-Nya sebagai sesuatu yang ilahi, yaitu Allah sendiri yang menyatakan
diri-Nya ke dalam manusia; hal ini terbukti dari berbagai mujizat dan nubuatan yang
terkait dengan kehidupan Tuhan Yesus. Lukas memberikan riwayat nenek moyang,
kelahiran dan perkembangan Kristus yang paling lengkap. Tuhan Yesus adalah
Anak manusia yang begitu mengenali penderitaan dan keadaan buruk dari dosa
umat manusia, agar melepaskan penderitaan kita dan menyelesaikan pekerjaan
penyelamatan. Salah satu hal yang Lukas tekankan adalah bahwa Yesus Kristus
tidak datang untuk orang Yahudi saja, tetapi untuk menjadi Juruselamat bagi semua
umat manusia. Tuhan Yesus seperti yang Lukas gambarkan, menjangkau orangorang dari setiap golongan dan latar belakang – orang Yahudi, orang Samaria, orang
dari bangsa-bangsa lain, tentara Romawi, orang miskin, perempuan, anak-anak,
yang berkuasa, yang sakit, yang penuh kekuatiran, yang saleh, yang tidak percaya.
Ia memiliki sesuatu untuk dipersembahkan kepada setiap orang.
Pemanasan
Gambarkan hubungan kalian dengan Tuhan Yesus.
Apakah kalian melihat Tuhan Yesus sebagai seorang sahabat, Bapa, Allah yang
mengagumkan...? Mengapa?
64
Empat Kitab Injil
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Yesus Kristus adalah sepenuhnya manusia
Tuhan Yesus adalah Allah yang datang ke dunia dalam wujud manusia.
Dalam cara apakah Tuhan menunjukkan bahwa Ia adalah sepenuhnya manusia?
A. Yesus Kristus memiliki hubungan dengan manusia lainnya
Silsilah yang tercatat dalam Injil Matius dan Lukas menelusuri garis keluarga
dari Tuhan Yesus. Banyak alasan bagi pencatatan ini, salah satunya untuk
menunjukkan bahwa Tuhan adalah benar-benar seorang manusia, yang berada di
dalam sejarah. Tuhan Yesus datang sebagai Anak Manusia, yang berarti Ia datang
sebagai seorang manusia. Yesus Kristus adalah seseorang yang lahir terutama pada
zaman Romawi dan sejarah orang-orang Yahudi (Luk. 3:12). Ia katang ke dunia saat
Kaisar Agustus memerintah dalam Kekaisaran Romawi dari tahun 27 hingga 14
Sebelum Masehi. Tuhan Yesus pun memiliki silsilah keturunan secara jasmani. Dari
sini, kita melihat bahwa Ia merupakan keturunan dari Raja Daud dan Abraham, di
mana kedua tokoh ini merupakan tokoh kunci dalam sejarah orang-orang Yahudi.
Pada pasal-pasal awal dari Injil Matius dan Lukas pun ada menerangkan perihal
bayi Tuhan Yesus untuk menunjukkan bahwa Ia dilahirkan seperti manusia yang
lainnya (sekalipun pembuahan janin-Nya adalah dari Roh Kudus). Tuhan dilahirkan
di Betlehem Yudea, ke dalam sebuah keluarga yang miskin, dengan orangtua-Nya,
yaitu Yusuf dan Maria serta saudara kandung lainnya.
B. Yesus Kristus melalui proses perkembangan
Sekalipun Tuhan dalam beberapa hal berbeda, tetapi Ia memiliki pola
perkembangan yang sama dengan manusia pada umumnya. Pada masa
perkembangan-Nya, Ia berkembang dari masa bayi, ke masa anak-anak dan menuju
masa remaja. Ia belajar merangkak, duduk, berjalan dan berlari. Ia pun belajar
makan dan berbicara. Ia tidak muncul langsung sebagai orang yang dewasa atau
melalui jalan pintas. Sebaliknya, Tuhan Yesus melalui proses perkembangan yang
selayaknya bagi seorang manusia. Lukas 2:41-52 mencatatkan bahwa Tuhan Yesus
sedang belajar di dalam Bait Allah. Tuhan tidak datang ke dunia dengan mengetahui
segala sesuatu yang Ia perlu ketahui. Ia tidak memperoleh pengetahuan tanpa
belajar. Sekalipun Tuhan Yesus membuat para alim ulama terkagum-kagum atas
pertanyaan dan jawaban-Nya, tetapi Ia tetap melalui suatu proses perkembangan
hidup yang panjang secara jasmani, kejiwaan, sosial dan rohani (Luk. 2:52).
Yesus Kristus dilahirkan di bawah hukum Taurat dan mematuhi hukum Taurat.
Dalam proses berkembang, Tuhan menjalani upacara keagamaan yang sebagaimana
anak laki-laki orang Yahudi lainnya lakukan. Sebagai contoh, Ia disunat dan diberi
nama pada hari kedelapan setelah hari kelahiran-Nya (Im. 12:3; Luk. 1:59-60; 2:21).
Sebagai anak laki-laki tunggal, Ia dikuduskan bagi Allah pada satu bulan setelah
kelahiran-Nya. Selama upacara ini, orangtua-Nya akan membeli Dia kembali atau
menebus-Nya, dari Allah melalui persembahan. Karena tiga tahun pertama dari
kehidupan, anak-anak menerima pendidikan di rumah melalui ibu mereka. Dari usia
tiga tahun ke atas, para bapa mengajarkan hukum Taurat, sekaligus cara
Empat Kitab Injil
65
berdagang kepada mereka. Tuhan bukan hanya seorang anak tukang kayu (Mat.
13:55), tetapi Ia pun adalah seorang tukang kayu (Mrk. 6:3). Pada usia enam tahun,
anak laki-laki orang Yahudi mengikuti suatu sekolah di Yerusalem yang disebut ‘
rumah buku’. Di sini, mereka diajari Perjanjian Lama dan hukum Taurat. Di sinilah
Tuhan Yesus saat berusia dua belas tahun (Luk. 2:41-52). Pada usia tiga belas
tahun, seorang anak laki-laki orang Yahudi menjadi seorang ‘anak hukum Taurat’,
sepenuhnya bertanggung jawab untuk menjalankan perintah-perintah. Inilah yang
dikenal sebagai Bar-Mitzvah dan biasanya diterapkan di antara orang-orang Yahudi
pada hari ini.
C. Yesus Kristus memiliki kebutuhan dan perasaan manusia
Sekalipun Tuhan Yesus adalah Allah yang mewujudkan diri sebagai manusia,
Ia tidak menghindari perasaan atau keterlibatan dengan manusia. Ia menunjukkan
rasa belas kasihan dan peduli kepada orang-orang di sekitar-Nya (Luk. 7:12-13; Mat.
9:36; Mrk. 8:2; 10:21; Yoh. 11:5,35; 15:11). Ia pun menunjukkan rasa marah, sedih
bahkan keluhan terhadap mereka yang tidak percaya kepada-Nya (Luk. 19:41-44;
Yoh. 2:14-17; Mrk. 8:12).
Tuhan tidak hanya memberi reaksi kepada orang-orang di sekitar-Nya,
tetapi Ia pun memiliki perasaan dan kebutuhan pribadi. Seperti manusia lainnya,
Tuhan Yesuspun tidak terluput dari berbagai tekanan dan cobaan hidup. Setelah
memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit dan mengajar sepanjang hari, Iapun
mengalami rasa lelah, lapar dan haus, sebagaimana kita hari ini. Setelah empat
puluh hari lamanya berpuasa di padang gurun, Tuhanpun merasa lapar. Status
Tuhan Yesus sebagai Anak Allah tidak membuat aktivitas puasa itu menjadi lebih
mudah; tubuh jasmani-Nya menderita kelaparan karena tidak mengasup makanan
dan minuman, sebagaimana kita hari ini. Tuhanpun mengalami saat-saat letih
seperti ketika Ia harus menyerahkan nyawa-Nya. Pergumulan yang berkelanjutan
ini tampak melalui doa-doa-Nya, di mana peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah
yang bertetesan ke tanah (Luk. 22:44). Mengapa perlu bagi Tuhan untuk mengalami
semua perasaan, cobaan dan kebutuhan manusia? Dengan datang ke dunia sebagai
manusia, Tuhan mengalami kelemahan kita, rasa sakit kita, menanggung hukuman
bagi dosa-dosa kita dan membawa kita kembali kepada-Nya (Ibr. 4:15). Oleh karena
itu, kita seharusnya tidak menjadi takut untuk menyerahkan perasaan kita yang
sebenarnya, entahkah itu rasa sukacita atau ragu atau pedih hati ke hadapan-Nya.
Tuhan memahami semua perasaan itu, karena iapun telah mengalaminya.
Bagian # 2 – Yesus Kristus Memahami Kebutuhan Kita
A. Yesus Kristus mengetahui kebutuhan jasmani kita
Suatu hari, Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya menaiki sebuah perahu dan
berangkat ke sisi lain dari Laut Galilea. Tiba-tiba, mengamuklah badai yang dahsyat.
Gelombang menghantam begitu kerasnya, hingga membuat perahu itu kemasukan
air. Dalam kehidupan, kadang kita menghadapi banyak badai kehidupan yang
tiba-tiba menyerang kita. Kadang keadaan bahaya,sakit dan tidak menyenangkan
melanda kita. Selama masa-masa itu, memang sulit untuk merasakan Allah di dalam
kehidupan kita. Mungkin pada masa-masa demikian, sebagaimana dengan muridmurid Tuhan Yesus, kita pun dapat meragukan perkataan Allah, “Apakah Engkau
tidak peduli, entahkah kita binasa atau tidak?” atau “ Apakah Engkau tidak memahami
apa yang terjadi pada diri kita?”
66
Empat Kitab Injil
Sungguh Tuhan memahami dan peduli terhadap apa yang terjadi pada diri
kita. Kita mengetahui bahwa Ia peduli dan memahami ketika Ia melindungi dan
membebaskan kita dari dalam masa-masa kesesakan dan kehancuran. Ia memahami
kebutuhan kita pada masa-masa kesukaran, sekaligus memberikan sukacita dan
damai sejahtera-Nya, sehingga kita dapat mengatasi semua kesulitan hidup. Tuhan
memberitahukan bahwa Ia memahami kesulitan kita, sehingga kita dapat memelihara
hati yang penuh damai sejahtera melalui percaya di dalam kasih-Nya dan tinggal di
dalam firman-Nya.
Tuhan tidak hanya memberikan damai sejahtera secara jasmani atas
berbagai kesulitan hidup yang ada, Ia pun mencukupkan makanan jasmani dan
kebutuhan kita. Suatu hari, Tuhan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya,
yang baru kembali setelah berlayar sepanjang malam, kata-Nya, “Hai anak-anak,
adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Mereka menjawab, “Tidak ada.” Kemudian,
Tuhan menyuruh agar mereka menebarkan jala ke sebelah kanan perahu. Akhirnya,
merekapun menangkap begitu banyak ikan, sehingga tidak mampu menarik jala itu
ke atas. Ketika tiba di darat, mereka melihat bahwa Tuhan telah mempersiapkan
sarapan bagi mereka (Yoh. 21:1-13).
Tuhan Yesus tidak hanya peduli terhadap kerohanian kita, tetapi juga akan
kebutuhan jasmani kita. Dari sini, Tuhan Yesus memahami bahwa murid-murid
telah berusaha untuk menangkap ikan sepanjang malam dan mungkin mereka
belum makan. Oleh karena itu, Ia menyediakan sarapan bagi mereka. Tuhan Yesus
mengingatkan bahwa kita tidak perlu menjadi cemas akan kebutuhan jasmani kita,
karena hal-hal itu pun dibutuhkan oleh bangsa-bangsa lainnya. Ia memberitahukan
agar kita melihat burung-burung di udara dan bunga bakung di padang. Apakah Allah
tidak memelihara mereka? Seberapa banyakkah Ia akan lebih memelihara bagi
kita?
B. Yesus Kristus mengetahui kebutuhan perasaan kita
Selain dari kebutuhan jasmani, manusia pun memiliki kebutuhan perasaan.
Matius 8:1-3 menyebutkan bagaimana seorang kusta datang kepada Yesus Kristus
dan sujud menyembah di hadapan-Nya sambil menangis, “Tuan, jika Tuan mau,
Tuan dapat mentahirkan aku.” Lalu, Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah dan
mentahirkan orang itu dari penyakit kustanya. Orang-orang yang menderita penyakit
kusta, mereka tidak boleh tersentuh oleh orang lain dan harus berseru-seru di tengah
jalan untuk memperingati orang lain agar menjauhi diri mereka. Mereka harus hidup
terasing di luar kota, terpisah dari orang-orang yang mereka kasihi. Selain ingin
beroleh kesembuhan, mereka memiliki kebutuhan yang mendalam untuk dikasihi
dan diterima. Tuhan memahami semuanya itu, sehingga Ia menjamah orang kusta
itu. Bila kita pernah merasa kesepian, bahkan ditolak atau tidak dikasihi, kita tahu
apa yang kita butuhkan. Bila kita yakin bahwa tidak seorangpun peduli terhadap diri
kita, kita perlu ingatkan diri sendiri, seperti halnya dengan kejadian orang kusta ini,
kita hanya perlu membuang segala kekuatiran dan datang kepada-Nya, karena Ia
yang memahami dan yang peduli akan diri kita (1 Pet. 5:7).
C. Yesus Kristus mengetahui kebutuhan rohani kita
Akhirnya, terbukti kepedulian Allah kepada manusia dengan mengutus anakNya yang tunggal, Tuhan Yesus, ke dunia. Yesus Kristus datang untuk menghadapi
semua akar persoalan dari kehidupan, yaitu dosa. Ia menyerahkan nyawa-Nya
sebagai penebusan bagi dosa (Ibr. 2:17). Kasih-Nya yang terbesar bagi kita tidak
Empat Kitab Injil
67
hanya ditunjukkan melalui penyembuhan sakit-penyakit kita, memberkati kita secara
jasmani atau menolong kita ke luar dari keadaan sulit, tetapi melalui penebusanNya akan hukuman bagi dosa (Yes. 53:10; Ibr. 2:17; 2 Kor. 5:21). Tuhan melihat
kebutuhan ini selagi manusia belum jatuh ke dalam dosa, Ia datang pada suatu
waktu yang telah ditetapkan untuk mati bagi kita, sehingga kita memiliki harapan
untuk beroleh hidup yang kekal.
Menguji Pemahaman
1. Bagaimana Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya menjadi seorang manusia yang
seutuhnya?
2. Mengapa penting bahwa Yesus Kristus datang sebagai seorang manusia?
3. Dalam pengalaman kalian, bagaimana Tuhan telah memuaskan kebutuhan
jasmani, perasaan atau rohani kalian?
Penerapan Kehidupan
Saya Memahami Penderitaanmu
Apakah sebabnya Tuhan Yesus hidup di dunia sesingkat yang Ia perbuat?
Tidak dapatkah hidup-Nya lebih singkat lagi? Mengapa Ia tidak datang ke dunia
dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mati bagi segala dosa kita dan kemudian
meninggalkan dunia ini? Mengapa bukan satu tahun atau satu minggu tanpa dosa?
Mengapa Ia harus menjalani sebuah kehidupan? Untuk menanggung dosa adalah
suatu hal, tetapi untuk menanggung kelelahan, kelaparan dan penderitaan? Untuk
membangun suatu jalan dan hari yang panjang? Mengapa Ia lakukan hal itu?
Mengapa Ia bertahan terhadap semua perasaan ini?
Karena Ia mengetahui bahwa kalian akan merasakan semua perasaan itu;
akan merasakan letih, cemas dan marah; akan merasakan sepi, dilanda kesedihan
dan lapar. Ia mengetahui bahwa kalian akan menghadapi penderitaan, bukan
saja penderitaan jasmani, tetapi penderitaan jiwa. Dan Tuhan Yesus datang untuk
mengalami semuanya itu untuk membiarkan kita mengetahui bahwa Ia memahami
penderitaan kita.
Kadang sebagian orang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dapat
menyelesaikan segala sesuatunya. Sementara yang lainnya dengan angkuh
meyakini bahwa mereka mampu menyelesaikan segala sesuatunya. Tetapi yang
benar adalah, kehidupan manusia di dunia adalah singkat, kemampuan manusia
terbatas dan manusia menderita banyak kelemahan. Pesan Tuhan Yesus saat
datang ke dunia adalah percayalah kepada-Nya. Karena Yesus Kristus hidup sebagai
seorang manusia, Ia sepenuhnya memahami pengalaman dan perjuangan hidup
kita. Karena Yesus Kristus adalah Allah, Ia pun memiliki kuasa dan kewenangan
untuk membebaskan kita dari dosa. Tuhan Yesus adalah Allah yang kekal, Pencipta
68
Empat Kitab Injil
dan Penguasa atas segala sesuatunya. Ia adalah Allah yang Maha hadir, Maha
kuasa dan Maha tahu.
Kesaksian # 1:
Haleluya, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya menyaksikan mengenai
suatu pengalaman yang saya alami selama berdoa pada tanggal 26 Desember 1999
di gereja Toronto, Canada. Selama doa itu, saya memikirkan ayah saya yang berada
di Taiwan, yang bekerja keras untuk mendukung keluarga yang berada di Canada ini.
Terakhir kalinya, saya melihat ayah setahun yang lalu dan benar-benar merasakan
rindu yang mendalam kepadanya. Sekalipun ayah itu seorang yang tegas, saya masih
ingin dia datang kembali dan memeluk saya dan ingin memberitahukan bagaimana
saya mengasihi dia. Memikirkan ayah begitu rupa, sehingga membuat saya ingin
menangis.
Beberapa menit setelah berdoa, tiba-tiba suatu sinar yang terang memancar
dan menyelubungi mata, hingga mengelilingi seluruh diri saya. Saya melihat seorang
yang berpakaian putih datang menghampiri saya. Lalu, ada lima atau enam orang
yang berpakaian putih pula sedang mengikuti Dia. Kemudian, saya menyadari bahwa
orang yang pertama yang saya lihat itu adalah Tuhan Yesus dan orang-orang yang
mengikuti Dia adalah para malaikat.
Tuhan menghampiri dan mengulurkan tangan kasih-Nya kepada saya. Saat
itu, saya merasakan begitu sukacita, damai dan terhibur, pula merasakan aman dan
terlindungi. Tuhan memeluk agar saya dapat merasakan kerinduan itu. Kemudian
Tuhan berkata, “Saya adalah Ayahmu, Saya adalah Allahmu.” Tuhan Yesus
memberitahukan agar saya tidak merasa kuatir. Ayah saya yang berada di Taiwan
akan baik-baik saja dan Tuhan akan memelihara dia dan saya.
Saya menengadah, karena begitu ingin melihat seperti apa rupa Tuhan itu.
Tetapi saya tidak dapat melihat rupa-Nya, karena diterangi oleh sinar yang begitu
terangnya, bahkan lebih terang daripada sinar matahari. Rupa dari para malaikat
pun memancarkan terang seperti rupa Tuhan Yesus. Para malaikat membentuk
sebuah lingkaran mengelilingi Tuhan dan saya, saling berpegangan tangan. Mereka
menaikkan pujian dalam bahasa roh, memuji Tuhan. Sekalipun saya tidak memahami
apa yang mereka sedang nyanyikan, suara mereka begitu harmonis dan merdu.
Saya belum pernah mendengar pujian yang seindah itu di dalam hidup saya.
Kemudian, saya melihat ke arah bawah, ke tempat saya sedang berlutut
berdoa. Lantai itu telah berubah ke warna putih yang begitu bersihnya dan mulai
menyebar secara perlahan dari titik di mana Tuhan Yesus dan saya berada,
memancar ke segala arah hingga menutupi seluruh tempat itu. Gereja tampak lenyap
dan saya merasakan bahwa diri saya tidak lagi berada di dunia – saya menyadari
bahwa diri saya berada di surga! Inilah pertama kalinya, saya melihat gemerlapan
dari kerajaan surga dengan mata saya sendiri. Tidak dapat digambarkan dengan
kata-kata bagaimana indahnya pemandangan yang mengelilingi saya itu. Segala
sesuatu begitu putih bersih, tetapi tidak tampak aneh.
Lalu, saya mendengar bel doa berbunyi. Tuhan Yesus berdiri dan pergi,
dengan para malaikat yang mengikuti Dia. Mereka semua menghilang ke dalam
sebuah sinar terang di kejauhan.
Penglihatan itupun berakhir, saya mulai merasakan hadirat dari saudarasaudari seiman lainnya yang berdoa di samping saya. Saya membuka mata dan
menyadari bahwa saya merasakan sukacita yang luar biasa setelah dipeluk oleh
Bapa surgawi dan memandang Dia dengan mata saya sendiri!
Empat Kitab Injil
69
Inilah suatu pengalaman yang luar biasa yang saya tidak akan pernah
lupakan. Sekarang, saya mengetahui bahwa Tuhan adalah Allah saya, yang juga
adalah Bapa surgawi yang paling saya kasihi dan yang paling berharga bagi saya.
Ia akan memelihara, mengasihi saya dan senantiasa akan berada di samping saya.
Saya merasa begitu berbahagia menjadi anak-Nya.
(Bapaku yang di surga, Manna # 34, Januari-Maret 2001)
Kesaksian # 2
Kejadian beberapa bulan yang lalu akan tetap teringat pada pikiran
sebagaimana saya telah mengalami kasih dari saudara-saudari seiman dan
anugerah serta kasih karunia dari Allah yang luar biasa. Sebagai bagian dari jadwal
kuliah, saya harus menghabiskan waktu empat bulan lamanya di St. Petersburg,
Rusia. Empat bulan itu tampaknya merupakan saat-saat yang paling panjang dan
berat dari kehidupan saya. Saya bersukacita memiliki pengalaman itu, walaupun
membencinya pada saat itu. Sebelum meninggalkan Rusia, saya mengetahui bahwa
akan mengalami masa yang sulit, karena perbedaan bahasa dan budaya. Yang
terpenting, ketidakhadiran saya pada gereja setempat merupakan ujian bagi iman
saya. Pikiran ini membuat saya merasa takut – saya tidak mengetahui, entahkah
dapat bertahan selama empat bulan tanpa dukungan rohani atau tidak. Tetapi
syukurlah kepada Allah yang memastikan saya di dalam doa, sekaligus menegaskan
bahwa Ia tidak akan meninggalkan diri saya seorang diri.
Pandangan sekilas saya mengenai kepastian Allah adalah melalui seorang
perempuan Rusia. Perempuan ini berada di Edinburgh (Skotlandia) untuk beberapa
hari dan akan kembali ke London. Bagaimanapun, ia ketinggalan kereta yang terakhir
yang menuju London. Tidak tahu apa yang ia harus perbuat dan tidaka tahu pula
di mana ia harus tinggal, perempuan itu mengembara di jalan Edinburgh. Secara
luar biasa, ia tiba di sebuah restoran dari jemaat gereja dan meminta bantuan
dari padanya. Saudara ini adalah bibi saya, dan pada malam itu, keponakan saya
mengantarkan perempuan Rusia ini ke rumah mereka. Mereka menghidangkan
makanan dan meminjamkan sebuah kamar tidur, agar ia dapat beristirahat pada
malam itu. Keesokan harinya sebelum perempuan itu meninggalkan London,
ia bertukar alamat dengan keponakan saya. Perempuan itu memberitahukan
bahwa saya seharusnya menghubunginya begitu ia tiba di St. Petersburg. Ketika
merenungkan kembali kejadian ini, saya mengetahui bahwa ini semua merupakan
pengaturan dari Allah.
Mengapa perempuan ini dari St. Petersburg datang ke Edinburgh? Mengapa
ia dapat ketinggalan kereta yang terakhir yang menuju London? Dan mengapa pula,
perempuan itu justru memasuki sebuah restoran yang merupakan milik dari saudara
gereja kita, padahal ada banyak restoran lain di sana? Saya sungguh tersentuh,
karena menyadari bahwa Allah telah mengabulkan doa-doa saya. Ia memastikan
kembali bahwa Ia akan menyertai untuk membimbing dan memimpin jalan saya. Ia
tidak akan meninggalkan saya seorang diri. Saya banyak merasakan penghiburan
dari kejadian ini. Kemudian, saya mengatur waktu untuk bertemu dengan perempuan
itu di Rusia dan bersukacita atas keramahan hatinya. Kita telah menjadi sahabat dan
berharap suatu hari kelak, ia pun dapat mengalami kasih Allah. Sungguh, Allah telah
membukakan suatu jalan.
Kejadian kedua yang saya dapat bagikan adalah mengenai pentingnya
berdoa. Setelah beberapa lama di Rusia, saya merasakan kesepian dan tertekan.
Cuaca di sana kurang mendukung; saya tidak dapat pergi ke manapun dengan
70
Empat Kitab Injil
menggunakan bahasa setempat. Iman saya semakin merosot dan menganggap
berdoa itu seperti tugas yang sangat berat untuk dilakukan. Pada banyak kejadian,
saya tidak suka berdoa, sekalipun hati menginginkannya. Suatu kali, ketika keponakan
menghubungi melalui telepon, saya memberitahukan mengenai betapa sulitnya bagi
diri saya untuk berdoa dan betapa sepinya yang saya rasakan. Lalu, keponakan
mengingatkan bahwa saya seharusnya senantiasa berdoa, jangan pedulikan
betapapun lemahnya iman yang saya rasakan. Bila kita tidak mengambil langkah
pertama untuk berdoa, bagaimana Allah akan menolong kita? Agar Ia menghampiri
kita, kita harus mendekati-Nya terlebih dahulu. Setelah berhubungan melalui telepon,
saya langsung berdoa untuk memohon pengampunan dan pertolongan dari Allah –
saya tidak dapat melakukannya seorang diri. Dengan penuh keputusasaan, saya
akhirnya membutuhkan Allah, satu-satunya yang dapat menolong saya. Kemudian,
saya menyadari mengenai pentingnya berdoa. Bila tidak berdoa, saya akan kehilangan
semua hubungan dengan Allah dan akan berakibat pada kematian kehidupan rohani
saya. Saya tidak ingin hal ini terjadi. Saya tidak dapat membiarkannya. Tidak, setelah
semua yang Allah telah perbuat bagi saya. Saya berhutang banyak kepada-Nya.
Kejadian lain yang membantu dalam pergumulan iman adalah sebuah kartu
yang saya terima dari seorang saudari. Saudari ini sempat mengetahui perihal
ketidakbahagiaan dan kesepian diri saya, sehingga menuliskan, “Ia hanya ingin
memberikan penghiburan kepada kamu dan membiarkan kamu mengetahui bahwa
banyak orang yang peduli dan berdoa bagi kamu.” Setelah membaca tulisan ini, air
matapun berlinang di dalam mata saya. Saya begitu terharu, sekaligus begitu malu.
Saudara-saudari seiman di luar sana sedang mendoakan saya, tetapi saya bahkan
tidak beroleh kekuatan untuk berdoa. Tulisan itu begitu menghibur bahwa ternyata
para jemaat masih mengingat diri saya. Mereka telah meninggalkan suatu kesan
yang tidak terhapuskan di dalam hati, sehingga saya dapat memahami mengenai
pentingnya doa syafaat itu.
(Allah akan Membuka Jalan, Manna # 30)
Pertanyaan Diskusi:
1. Dari dua kesaksian ini, bagaimana manusia menghadapi persoalan hidup
mereka? Bagaimana kalian menghadapi persoalan hidup kalian? Apakah
kalian menyerahkan semua sukacita dan penderitaan kepada-Nya? Apakah
kalian memohon pertolongan dari pada-Nya pada saat-saat sulit? Ataukah
kalian melarikan diri dari persoalan dan menggunakan cara-cara sendiri untuk
menyelesaikannya?
2. Bagaimana Tuhan menjawab doa-doa mereka? Renungkan ketika Tuhan
membuka suatu jalan bagi kalian.
3. Apakah yang manusia pelajari dari pengalaman hidup mereka? Apakah yang
kalian pelajari dari pengalaman hidup kalian?
4. Bagaimana mengetahui bahwa Tuhan pernah datang sebagai seorang manusia
yang menolong kalian untuk memiliki suatu hubungan khusus dengan-Nya?
5. Tuhan Yesus merupakan perwujudan Allah yang sempurna, yang dapat melihat,
mengetahui dan mengendalikan segala sesuatu. Bagaimana sikap dan gaya
hidup kita akan berubah, bila sungguh-sungguh percaya dan memahami bahwa
Yesus dapat mengetahui apa yang kita rasakan?
Empat Kitab Injil
71
6. Pernahkah kalian merasa seolah-olah Tuhan Yesus tidak memahami diri atau
keadaan kalian? Jelaskan mengenai hal ini.
Renungan dan Doa
1. Bila kalian belum siap untuk memelihara jadwal doa, cobalah berdoa selama
satu bulan. Ambillah suatu buku catatan, tuliskan mengenai kapan dan untuk
hal apa kalian berdoa. Tuliskan pula kapan dan bagaimana Allah menjawab doa
kalian itu.
2. Lihatlah pada minggu ini, cara-cara apa sajakah yang kalian dapat sampaikan
perihal belas kasihan Allah kepada orang lain. Biarlah teman-teman melihat
bahwa kalian memahami dan menghargai berbagai persoalan hidup mereka.
Biarlah keluarga mengetahui bahwa kalian berusaha melakukan yang terbaik
untuk memahami berbagai tantangan kehidupan mereka. Lakukan sesuatu yang
luar biasa. Ambillah suatu tindakan di luar daerah kenyamanan kalian.
72
Empat Kitab Injil
pelajaran
Injil Lukas
8
Yesus Kristus –
Anak Domba Allah
Bacaan Kitab
Mat. 27; Mrk. 15; Luk. 23; Yoh. 19; Mat. 28:1-20; Mrk. 16:1-20;
Luk. 24:1-53; Yoh. 20-21
Sasaran Pelajaran
1. Memampukan murid-murid memahami bahwa Anak Manusia datang
untuk mati di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia
2. Memampukan murid-murid menyatakan bagaimana membalas kasih
Tuhan dengan menjalani hidup mereka bagi-Nya
Ayat Alkitab
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang.” (Luk. 19:10)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Lukas 9-16
Latar Belakang Alkitab
Salah satu alat penghukuman paling kejam yang dipergunakan oleh
bangsa Yunani dan Romawi adalah penyaliban. Hukuman ini diberlakukan untuk
menghukum para korban dan penjahat yang bukan penduduk Roma, sekaligus
merupakan suatu hukuman terburuk bagi para penjahat dan teroris. Sebelum
penyaliban, para terhukum dicambuk terlebih dahulu, sehingga akan mati kehabisan
darah. Para terhukum memikul balok salibnya sendiri atau bagian dari balok salib
itu ke tempat penghukuman, yang terletak di luar kota Yerusalem. Begitu tiba di
sana, para terhukum akan ditelanjangi, dibaringkan di atas balok salib, dipakukan
pada pergelangan tangan dan pergelangan kakinya dan kemudian balok salib itu
ditegakkan. Suatu kematian yang perlahan dan begitu menyakitkan. Orang yang
tersalib akan mengalami kelelahan jasmani dan sesak nafas yang disebabkan
kekurangan oksigen. Biasanya penghukuman ini akan berlangsung beberapa hari
lamanya. Selagi tergantung, orang yang tersalib dapat menggunakan kaki untuk
mengangkat tubuhnya, agar dapat memperoleh lebih banyak oksigen yang masuk ke
dalam jantungnya. Untuk mempercepat proses kematian, kadang kaki orang yang
Empat Kitab Injil
73
tersalib itu dipatahkan. Dalam kebanyakan perkara, tubuh dari orang yang salib
akan menjadi busuk, karena terkena pancaran sinar matahari dan air hujan atau
menjadi makanan bagi burung-burung dan binatang buas lainnya. Saat di kayu
salib, Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya bagi kita untuk melengkapi rencana
keselamatan. Oleh sebab itu, salib, yang biasanya merupakan lambang dari kutukan
dan kengerian, telah menjadi suatu lambang yang paling indah bagi umat Kristen.
Bagi orang-orang Yahudi, salib merupakan suatu batu sandungan. Bagi orang-orang
kafir, salib merupakan suatu kebodohan, tetapi bagi umat Kristen, salib merupakan
lambang dari kemenangan, kasih, keselamatan, damai sejahtera dan sukacita.
Hanas dan Kayafas, keduanya merupakan Imam Besar dari kalangan
orang Yahudi. Hanas menjadi Imam Besar dari tahun 6-15 Masehi; ia dipecat oleh
pemerintahan Romawi. Kayafas, mertua dari Anas, diangkat menjadi Imam Besar
dari tahun 18-36/37 Masehi. Berdasarkan hukum orang-orang Yahudi, jabatan
Imam Besar dipegang seumur hidup. Tetapi penduduk Roma tidak menyukai
pemusatan kekuasaan di bawah kendali satu orang, sehingga mereka sering kali
menggantikan posisi itu dengan orang lain. Bagaimanapun, banyak orang Yahudi
masih mengharapkan Hanas menjadi Imam Besar dan masih memanggilnya dengan
jabatan itu. Sekalipun Hanas berpengaruh besar di antara orang-orang Yahudi, tetapi
Kayafaslah yang membuat keputusan akhir.
Pontius Pilatus adalah gubernur Romawi atas Yudea (daerah di mana kota
Yerusalem terletak) dari tahun 26-36 Masehi. Pilatus kurang begitu terkenal di
kalangan orang Yahudi, karena telah mengambil uang dari perbendaharaan Bait
Allah untuk membangun saluran air. Pilatus tinggal di Kaesarea, tetapi datang ke
Yerusalem selama hari-hari perayaan utama orang-orang Yahudi untuk menjalankan
perintah dan mencegah terjadinya huru-hara atau pemberontakan yang mungkin
terjadi.
Pemanasan
Apakah itu kasih? Bagikan sebuah tindakan kasih yang telah menyentuh hati
sebagian besar dari kalian.
Saat Yesus Kristus disalibkan merupakan cerita kasih yang terbesar. Bukan
seperti cerita cinta klasik yang membicarakan perihal cinta di antara dua kekasih
atau orangtua dan anak, tetapi ini adalah cerita bagaimana Sang Pencipta rela mati
bagi para ciptaan-Nya, yaitu umat manusia. “Akan tetapi, Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”
(Rm. 5:8). Dari para raja hingga para budak, dari yang terpelajar hingga yang tidak
terpelajar, dari yang tua hingga yang muda, dari yang modern hingga yang primitif,
cerita kasih sejati ini telah diberitakan dan kembali diberitakan serta masih diberitakan
pada hari ini.
74
Empat Kitab Injil
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Anak Manusia
A. Pengadilan Tuhan Yesus
Tuhan Yesus pernah bertanya kepada Petrus, “Siapakah Anak Manusia itu?”
Sebutan ‘Anak Manusia’ ini ditemukan di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru. Dalam Perjanjian Baru, sebutan ini dipergunakan 94 kali dan dengan lima
pengecualian, selalu oleh Kristus sendiri. Pada satu sisi, sebutan ‘Anak Manusia’
mengacu pada kemuliaan dan keagungan Kristus yang akan datang dan menghakimi
seluruh dunia. Sebutan ini mengacu pula pada status kemuliaan Yesus Kristus.
Daniel 7:13 menubuatkan bagaimana Anak Manusia akan mendirikan sebuah
kerajaan yang tidak akan musnah. Bagaimanapun, sebutan ‘Anak Manusia’ memiliki
makna yang lainnya. Selain bermakna kekuasaan, juga mengacu pada kemanusiaan
Kristus yang sepenuhnya dan amanat penebusan-Nya. Sebutan ini secara tidak
langsung menyatakan perbudakan dan penderitaan. Markus. 10:45 mencatatkan,
“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Tuhan tidak
hanya datang sebagai Kristus yang diagungkan, tetapi melayani, menderita, mati
dan bangkit (Mat. 16:21-23; 17:22; 20:17).
1. Di hadapan kekuasaan orang-orang Yahudi
a. Di hadapan Hanas (Yoh. 18:13-23)
Pada malam itu, pasukan prajurit dan para perwira dari Imam Besar dan
orang-orang Farisi datang untuk menangkap Tuhan Yesus. Kali ini, para
pemimpin agama berhasil untuk menangkap-Nya. Sasaran mereka adalah
untuk membunuh Tuhan Yesus – menetapkan kesalahan dan kebenaranNya secara formalitas semata. Pada mulanya, Tuhan dibawa ke rumah
Hanas, seorang Imam Besar, yang menginterogasi-Nya pada malam itu.
Berdasarkan hukum Taurat, pengadilan tidak seharusnya diadakan pada
malam hari. Tuhan Yesus diadili secara rahasia dan tidak sah, karena
para pemimpin agama menghendaki menghukum-Nya sebelum hari Sabat
dimulai, sehingga mereka dapat melangsungkan hari raya Paskah.
b. Di hadapan Kayafas (Mat. 26:57-68; Mrk. 14:53-65; Luk. 22:54,63-65; Yoh. 18:24)
Lalu, Yesus Kristus dibawa ke hadapan Kayafas, seorang Imam Besar
(Mat. 26:57-58). Di sini, mereka ingin mengetahui satu hal: Siapakah Yesus
itu? Mereka ingin Tuhan sendiri memberitahukan mereka bahwa Ia adalah
Kristus. Para pemimpin agama membawa beberapa orang yang menyaksikan
Tuhan mengatakan akan merubuhkan Bait Suci dan membangunnya kembali
dalam tiga hari. Tuhan Yesus memberitahukan mereka, “Mulai sekarang
kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Maha
kuasa.” Dengan mengatakan demikian, Tuhan Yesus mengaku bahwa Ia
adalah Mesias, Anak Allah. Maka sidang tidak memerlukan kesaksian lagi.
Tuhan telah mengaku diri-Nya adalah Mesias.
Empat Kitab Injil
75
Tuduhan mereka terhadap Tuhan Yesus adalah menghujat – menyatakan
diri-Nya sama dengan Allah. Penghukuman yang berlaku atas kesalahan
ini adalah hukuman mati. Para pemimpin orang Yahudi telah memiliki bukti
yang mereka perlukan. Menurut hukum orang-orang Yahudi, seseorang
yang melakukan penghujatan akan dilempari dengan batu (Im. 24:16).
c. Di hadapan Mahkamah Agama (Mat. 27:1; Mrk. 15:1; Luk. 22:66-71)
Mahkamah Agama adalah suatu dewan yang terdiri dari para ahli Taurat
dan tua-tua orang Yahudi. Dewan ini hanya dapat menjatuhi hukuman mati
bagi Tuhan Yesus, tetapi tidak dapat melaksanakan hukuman mati-Nya
yang berada di bawah hukum Romawi. Kekaisaran Romawilah yang harus
menghukum mati Tuhan Yesus. Jadi, Tuhan Yesus dibawa ke sidang di
hadapan pemimpin Romawi setempat – Pontius Pilatus.
2. Di hadapan kekuasaan Kekaisaran Romawi
a. Di hadapan Pontius Pilatus (Mat. 27:2,11-14; Mrk. 15:1-5; Luk. 23:1-6; Yoh. 18:28-38)
Para pemimpin agama telah menjatuhkan hukuman mati bagi Tuhan Yesus,
tetapi hanya pemerintahan Romawi yang dapat menyetujui hukuman mati
itu. Oleh karena itu, mereka membawa Tuhan Yesus ke hadapan Pilatus,
gubernur Romawi atas daerah Yudea, pada saat itu. Pilatus tidak ingin
terlibat dalam perkara ini, tetapi orang-orang Yahudi beranggapan bahwa
Tuhan Yesus menentang Kaisar. Mereka berkata, “Kita telah dapati orang ini
menyesatkan bangsa kami dan melarang membayar pajak kepada Kaisar
dan tentang diri-Nya Ia mengatakan bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.”
Berdasarkan hukum Romawi, macam kejahatan seperti pengkhianatan dan
pemberontakan terhadap pemerintahan Roma dan Kaisar adalah layak
untuk beroleh hukuman mati. Pilatus berpendapat bahwa Tuhan tidak
bersalah, tetapi ia takut untuk melukai perasaan dari orang-orang Yahudi. Ia
takut kepada para pemimpin agama yang akan melaporkan keputusannya
kepada Kaisar untuk mendukung raja lain, selain daripada Kaisar dan tidak
segera mengatasi suatu pemberontakan.
b. Di hadapan Herodes Antipas (Luk. 23:7-12)
Karena Tuhan Yesus berasal dari wilayh Galilea, Pilatus mengirm-Nya
kepada Herodes Antipas, penguasa Galilea yang berada di Yerusalem
selama hari raya Paskah. Pilatus telah menyerahkan Tuhan kepada
Herodes seperti sebuah cara melepaskan dilema penghakiman Tuhan.
Bagaimanapun, Herodes akhirnya tidak berbuat apa-apa dengan-Nya dan
mengirim-Nya kembali kepada Pilatus.
c. Di hadapan Pilatus kembali (Mat. 27:15-26; Mrk. 16:6-15; Luk. 23:13-25; Yoh. 18:39-19:16)
Pilatus tidak menyukai para pemimpin agama. Ia tidak tertarik dalam
penghukuman Tuhan Yesus, karena mengetahui bahwa Dia tidak bersalah.
Bagaimanapun, Pilatus mengetahui pemberontakan yang lain di dalam
wilayah kekuasaannya yang dapat mengorbankan pekerjaannya. Pada
mulanya, Pilatus berusaha untuk mencambuk Yesus, lalu melepaskanNya, suatu tindakan ilegal. Bagaimanapun, orang-orang Yahudi bersikeras,
sehingga ketika kerumunan orang tampak telah tidak terkendali
76
Empat Kitab Injil
lagi, ia memerintahkan prajuritnya untuk menimbulkan penghukuman
sebelumnya untuk menghukum Tuhan Yesus. Sekali lagi, Pilatus berusaha
meyakinkan orang-orang Yahudi atas ketidakbersalahan Tuhan. Akhirnya,
saat orang-orang Yahudi berseru, “Jikalau engkau membebaskan Dia,
engkau bukanlah sahabat Kaisar” (Yoh. 19:12), Pilatuspun menyerahkan
Tuhan Yesus untuk disalibkan. Bagi Pilatus, daya tarik dan keberhasilan
di bidang politik lebih penting daripada rasa adilnya dalam memutuskan
suatu perkara. Dan akhirnya, Pilatus berbagai dalam kejahatan terbesar
yang pernah dilakukan.
B. Penderitaan dan Penyaliban Tuhan Yesus
Tuhan Yesus dicambuk dan kemudian diserahkan untuk disalibkan (Mat.
27:26-31). Ia harus memikul salib yang berat pada jalan yang menuju Golgota.
Kekuatan-Nya merosot, Ia tersandung di jalan dan para prajurit memaksa Simon,
seorang dari Kirene, untuk memikul salib Tuhan Yesus.
Setibanya di Golgota, sebelah barat daya dari Yerusalem, dikenal sebagai
tempat tengkorak, mereka menyalibkan Tuhan pada balok salib. Mereka meletakkanNya di antara dua penjahat, seorang di sebelah kiri-Nya dan seorang lagi di sebelah
kanan-Nya. Sekalipun merupakan penderitaan yang terberat di atas balok salib,
Tuhan Yesus tidak melupakan ibu-Nya dan mempercayakan sang ibu kepada
murid yang dikasihi-Nya. Melalui semua penderitaan ini, Tuhan masih mendoakan
bagi semua orang yang telah menyalibkan diri-Nya (Luk. 23:33-35). Tuhan Yesus
menahan rasa malu dan rasa sakit penyaliban, hinaan dari orang banyak dan olokolokkan dari para prajurit, karena Ia menyadari bahwa untuk tujuan inilah Ia datang
ke dunia. Orang-orang Yahudi dan Romawi tidak mengambil nyawa dari pada-Nya;
Ia memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri (Yoh. 10:17-18). Pada tengah
hari hingga pukul tiga, seluruh bumi menjadi kelam dan terguncang. Saat itulah
jiwa Tuhan Yesus pergi ke neraka (Ibr. 2:9; Kis. 2:27). Jiwa-Nya begitu menderita.
Kegelapan meliputi jasmani dan rohani Tuhan. Tabir yang memisahkan ruang maha
kudus dari ruang kudus terbelah dua, dari atas hingga bawah. Kemudian dengan
suara yang nyaring, Ia berseru, “Bapa, ke dalam tangan-Mulah Kuserahkan nyawaKu” dan setelah itu, Tuhan menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya
kepada Allah (Yoh. 19:30; Luk. 23:46). Anak Domba Allah yang menanggung dosadosa umat manusia telah memberikan diri-Nya sebagai pengganti orang-orang
berdosa.
Dengan matinya Tuhan, bumi menjadi gelap, gempa bumi, bukit-bukit batu
terbelah, bahkan orang-orang matipun bangkit dari kubur. Kepala pasukan dan
prajurit lain yang menjaga Yesus menjadi sangat takut, ketika mereka melihat
gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata, “Sungguh, Ia ini adalah Anak
Allah” (Mat. 27:45-54). Sepertinya kepala pasukan ini telah sering menyelesaikan
beberapa penghukuman, tetapi belum pernah seperti kali ini terjadi. Sungguh, Tuhan
Yesus tidak seperti orang-orang biasa lainnya.
Biasanya, yang tergantung dibiarkan mati pada balok salib, tetapi karena
menjelang hari Sabat dan hari raya Paskah pada keesokan harinya, maka kakikaki dari para penjahat dipatahkan untuk mempercepat proses kematiannya dan
mayat mereka diturunkan. Begitu melihat Tuhan telah meninggal, kepala pasukan
mengambil sebatang tombak dan menikam lambung Yesus, sehingga mengeluarkan
darah dan air. Kemudian, Yusuf dari Arimatea meminta agar mayat Tuhan dikuburkan
di dalam kuburannya sendiri.
Empat Kitab Injil
77
Dalam sejarah umat manusia, mujizat terbesar adalah Tuhan Yesus sanggup
bangkit dari kematian setelah tiga hari, sebagaimana Ia dan para nabi dari Perjanjian
Lama telah nubuatan (Mzm. 16:10; Kis. 2:31; Mat. 16:21; 17:23; 20:19; 26:32). Bila
Yesus Kristus seperti manusia pada umumnya yang mati dan tidak dapat bangkit
lagi, tubuh-Nya masih berada di dalam kubur dan keselamatan Allah akan sia-sia.
Tetapi Ia adalah Allah, Yang Empunya kehidupan dan Ia menaklukkan kematian dan
dosa sekali dan untuk selama-lamanya.
Bagian # 2 – Apakah Makna dari Kematian Tuhan Yesus?
A. Pengampunan Dosa
Pernahkah kalian berhutang? Bayangkan hutang kalian menjadi begitu
besar, tidak peduli betapa sulit kalian melunasinya, tentu bersama dengan bunga
hutangnya. Tidak peduli apapun yang kalian perbuat, hutang tetap ada. Sebelum
mengenal Tuhan, kita seperti orang-orang yang memiliki banyak hutang yang tidak
dapat terlunaskan. Hutang ini menunjukkan segala dosa kita. Karena segala dosa
itulah, kita terhalangi sama sekali dari Allah. Dosa menjadi sebuah penghalang yang
abadi di antara Allah dan kita. Dalam usaha menghadapi persoalan dosa, manusia
di dalam masa Perjanjian Lama membawa binatang seperti domba, kambing atau
lembu untuk mendamaikan bagi dosa (Im. 4). Binatang korban ini menjadi suatu
pengganti bagi seseorang. Darah binatang dicurahkan, sehingga satu kehidupan
mungkin dipersembahkan kepada yang lain. Tetapi manusia berdosa terus-menerus,
sebanyak apapun binatang dikorbankan. Dalam Perjanjian Baru, sebaliknya anak
domba yang tidak bercela, Yesus Kristus datang sebagai Anak Domba Allah untuk
mengorbankan nyawa-Nya dan mengampuni dosa untuk satu kali dan bagi semua
orang. Akhirnya, Ia berkorban bagi dosa. Tuhan Yesus tidak berdosa, tetapi untuk
menebus kita dari dosa dan kematian, Ia menjadi jemu terhadap segala dosa
umat manusia dan membayar penuh hukuman bagi dosa. Nyawa dan darah-Nya
dikorbankan bagi kita, sehingga melalui kematian-Nya kita menjadi hidup. Saat
seorang prajurit menikam lambung Yesus Kristus, mengalirlah darah dan air. Hari
ini, barangsiapa yang datang kepada-Nya dengan iman, maka segala dosa mereka
akan dihapuskan oleh darah-Nya melalui baptisan air (Ef. 1:7; Ibr. 9:13-14,28; 10:10;
Rm. 5:8; 8:3; 1 Kor. 15:3).
B. Perdamaian dengan Allah (Rm. 5:10; Ef. 2:13)
Sebelum Kristus memanggil, kita adalah orang-orang yang terpisah dari
Kristus. Kita diasingkan dari umat Israel, orang asing terhadap perjanjian kekal,
tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dunia (Ef. 2:12-22). Karena dosa, kita bukan
lagi milik Allah, tetapi milik setan dan dunia yang gelap ini. Akhir hidup kita akan
begitu menyedihkan. Tetapi, syukurlah kepada Allah, Tuhan membuka jalan yang
baru dan jalan kehidupan bagi kita melalui kematian-Nya. Melalui cara baptisan yang
benar, kita disucikan dan dibenarkan di dalam pandangan Allah. Selanjutnya, kita
dapat datang ke hadirat Tuhan tanpa rasa takut. Kita tidak lagi terhalang dari Allah
oleh sebab dosa. Kita menjadi berdamai dengan Allah dan status kita sebagai anak
Allah dipulihkan kembali (Ibr. 10:19-22; 2:14-15; 1 Kor. 15:21-22).
78
Empat Kitab Injil
C. Kemenangan atas Kuasa Dosa dan Kematian
Tidak ada yang lebih menakutkan daripada menghadapi suatu hukuman.
Karena kejahatannya, seorang penjahat merasa takut mengetahui sebagian dari
suatu hari, hari kematian yang tidak dapat terelakkan olehnya. Sebelum mengenal
Tuhan, takdir kita seperti seorang penjahat yang menantikan hukuman mati. Saat
bernafas untuk terakhir kalinya, kita mungkin akan menghadapi penderitaan kekal
di neraka atas dosa-dosa kita. Kitab Roma memberitahukan bahwa upah dosa ialah
maut (Rm. 6:23). Sebelum mengenal Allah, kita dibelenggu oleh dosa dan setan.
Lalu, Yesus datang menghadapi persoalan dosa yang memimpin kepada maut.
Tuhan Yesus datang untuk menderita dan mati bagi kita. Tetapi, Tuhan tidak tertahan
oleh kematian, karena Ia tidak berdosa sepenuhnya. Kuasa dosa tidak bekerja
terhadap diri-Nya. Dalam cara yang sama, karena kematian-Nya, kita pun dapat
dibebaskan dari belenggu dosa dan kuasa maut. Melalui baptisan air dan pembaruan
Roh Kudus, dosa tidak lagi menguasai kita. Sekalipun mati pada akhirnya, tetapi
kita akan bangkit kembali bersama dengan Tuhan. Untuk inilah, kita memuji dengan
suara yang nyaring, “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut, di manakah
kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Tetapi syukur kepada Allah,
yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (1
Kor. 15:54-56).
Menguji Pemahaman
1. Buatlah daftar alasan mengapa orang-orang Yahudi menginginkan Tuhan Yesus
dihukum mati?
2. Buatlah daftar argumen antara orang-orang Yahudi dan Pilatus.
3. Mengapa Tuhan harus datang sebagai seorang manusia yang mati di kayu
salib?
4. Tuhan meninggalkan takhta surgawinya untuk datang menderita bagi kita. Hal
apa sajakah yang kita telah serahkan orang lain?
5. Yesus Kristus bertekad untuk mati bagi kita, sekalipun penderitaanlah yang Ia
akan jumpai. Tekad apakah yang kita buat bagi Allah?
Empat Kitab Injil
79
Penerapan Kehidupan
Seberapa Besarkah Kamu Mengasihi Saya?
Suatu hari, saya bangun pada pagi hari untuk menyaksikan matahari terbit.
Oh, betapa indahnya ciptaan Allah itu, sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Selagi
menyaksikannya, saya memuji Allah karena karya-Nya yang begitu indah. Selagi
duduk di sana, Tuhan menyatakan hadirat-Nya kepada saya.
Ia bertanya kepada saya, “Apakah kamu mengasihi Aku?
Saya menjawab, “Tentu saja! Engkau adalah Tuhan dan Juruselamat saya!”
Lalu, Ia bertanya, “Andaikata kamu cacat secara jasmani, apakah kamu masih
akan mengasihi Aku?
Saya tercengang sambil menatap ke arah kedua lengan dan kaki serta bagian
tubuh saya lainnya, sekaligus terheran-heran akan seberapa banyakkah hal-hal yang
saya belum dapat sadari dan lakukan. Dan saya menjawab, “Ini menjadi sulit, Tuhan,
tetapi saya masih akan mengasihi-Mu.”
Tuhan berkata, “Andaikata kamu buta, apakah kamu masih mengasihi ciptaanKu?”
Bagaimana saya mengasihi sesuatu tanpa dapat melihatnya? Saya terkejut.
Kemudian, saya memikirkan mengenai semua orang buta yang berada di dunia dan
seberapa banyakkah dari antara mereka yang masih mengasihi Allah dan ciptaanNya? Jadi, saya menjawab, “Ini sulit untuk dipikirkan, tetapi saya masih akan
mengasihi-Mu.”
Selanjutnya, Tuhan bertanya kepada saya, “Andaikata kamu tuli, apakah
kamu masih akan mendengarkan firman-Ku?
Sekali lagi, saya menanyai diri sendiri, bagaimana saya dapat mendengarkan
apapun andaikata saya tuli. Lalu, saya memahami. Mendengarkan firman Allah
bukan menggunakan telinga semata-mata, tetapi dengan hati kita. Saya menjawab,
“Akan menjadi tegar, tetapi saya masih akan mendengarkan firman-Mu.”
Tuhan bertanya lagi, “Andaikata kamu bisu, apakah kamu masih akan memuji
nama-Ku?”
Bagaimana saya dapat memuji tanpa suara? Ini terjadi pada diri saya, Allah
menginginkan saya untuk bernyanyi dari hati dan jiwa. Jangan pernah permasalahkan
seperti apa suara kita itu. Memuji Allah tidak selalu dengan sebuah lagu, tetapi dapat
pula terjadi ketika kita difitnah. Kita memberikan Allah pujian dengan kata-kata syukur.
Jadi, saya menjawab, “Sekalipun saya secara jasmani tidak dapat bernyanyi, tetapi
saya masih akan memuji nama-Mu.”
Dan lebih jauh lagi, Tuhan bertanya, “Apakah kamu benar-benar mengasihi
Aku?”
Dengan berani dan keyakinan yang teguh, saya menjawab, “Ya Tuhan! Saya
mengasihi-Mu, karena Engkau adalah satu-satunya Allah yang benar.”
Saya mengira telah menjawab dengan sempurna, tetapi Allah kemudian
bertanya, “Mengapa kamu berbuat dosa?”
Saya menjawab, “Karena saya seorang manusia. Saya tidak sempurna.”
“Kemudian, mengapa pada masa-masa damai kamu justru menyimpang jauh
sekali? Mengapa kamu berdoa selagi banyak masalah?”
Tidak ada jawaban. Hanya air mata menitik.
80
Empat Kitab Injil
Tuhan melanjutkan, “Mengapa hanya memuji pada saat persekutuan dan
retreat? Mengapa mencari Aku hanya pada saat-saat persekutuan? Mengapa
memohon hal-hal yang begitu mementingkan diri sendiri?”
Air matapun menitik kembali di pipi.
“Mengapa kamu malu terhadap Aku? Mengapa kamu tidak memberitakan
Injil? Pada saat-saat penganiayaan, apakah kamu menangis bagi orang lain ketika
memberikan bahu untuk orang lain yang menangis? Mengapa membuat alasan
ketika Aku memberikan kesempatan kepada kamu untuk melayani di rumah tanggaKu?”
Saya berusaha untuk menjawab, tetapi tidak ada jawaban untuk diberikan.
“Kamu diberkati dengan kehidupan. Aku menjadikan kamu bukan untuk
membuang bakat ini. Aku telah memberkati kamu dengan talenta untuk melayani
Aku, tetapi kamu justru menyia-nyiakannya. Aku telah menjangkau kamu dengan
firman-Ku, tetapi kamu tidak beroleh pengetahuan. Aku telah berbicara kepada
kamu, tetapi telingamu tidak mendengarkan. Aku telah menunjukkan berkat-berkatKu kepada kamu, tetapi mata kamu berpaling. Aku telah mendengarkan semua doa
kamu dan telah menjawabnya. Apakah kamu benar-benar mengasihi Aku?
Saya tidak dapat menjawab. Bagaimana saya dapat menjawabnya? Saya
merasa terlalu malu. Saya tidak memiliki alasan apapun. Apakah yang saya dapat
katakan mengenai hal ini? Ketika air mata mengalir, saya berkata, “Kiranya ampuni
diri saya, Tuhan. Saya tidak layak menjadi anak-Mu.”
Tuhan menjawab, “Itulah anugerah-Ku, anak-Ku.”
Saya menjawab, “Mengapa Engkau mengampuni saya? Mengapa Engkau
mengasihi saya pula?”
Tuhan menjawab, “Karena kamu adalah ciptaan-ku. Kamu adalah anakKu. Aku tidak akan pernah mengabaikan kamu. Ketika kamu menangis, Aku akan
menunjukkan belas kasihan dan menangis pula bersama dengan kamu. Ketika kamu
tertawa sukacita, Aku akan tertawa pula bersama dengan kamu. Ketika kamu sedang
sedih, Aku akan memotivasi kamu. Ketika kamu sedang lemah, Aku akan menguatkan
kamu. Ketika kamu sedang lelah, Aku akan mengendong kamu. Aku akan menyertai
hingga akhir hidup kamu dan Aku akan mengasihi kamu selamanya.”
Belum pernah saya menangis sesedih ini sebelumnya. Bagaimana saya
dapat begitu berubah? Bagaimana dapat menyakiti hati Allah seperti yang saya
telah perbuat? Saya bertanya kepada Allah, “Seberapa besarkah Engkau mengasihi
saya?”
Dan Tuhan mengulurkan tangan-Nya, yang bekas dipaku di kayu salib. Saya
berlutut pada kaki Kristus, Juruselamat saya dan untuk pertama kalinya, saya benarbenar berdoa.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah pesan-pesan yang cerita ini sampaikan?
(Apakah yang kita telah perbuat untuk membalas kasih Allah? Kita mengatakan
bahwa diri kita mengasihi Allah, tetapi bagaimana hidup kita mencerminkannya?
Apakah masih akan mengasihi Allah, bila memiliki tubuh yang cacat dan bila
Ia mengambil semua cinta kasih dan harta kita? Sekalipun kita tidak layak dan
lemah, tetapi kasih Allah tetap tidak akan berubah.)
2. Apakah yang pengarang cerita kaitkan dengan diri kita?
3. Pernahkah kita benar-benar mengalami kasih Kristus yang mendalam? Gambarkan seperti apakah saat atau pengalaman itu.
Empat Kitab Injil
81
4. Apakah makna dari kematian Tuhan Yesus di dalam hidup kita?
(Melalui kematian Tuhan Yesus, segala dosa kita diampuni melalui baptisan
air. Kita diperdamaikan dengan Allah dan beroleh kemenangan atas dosa dan
maut.)
5. Tuhan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, apakah yang kita dapat tinggalkan di
kayu salib bagi Tuhan?
6. Bagaimana kita dapat membantu orang lain memahami dan merasakan betapa
dalamnya kasih Allah itu?
(Melalui dipenuhi oleh Roh Kudus – Rm. 5:4; melalui pengakuan dosa, kelemahan
dan ketidaklayakan diri kita – 1 Tim. 1:15; Rm. 5:20; melalui mengenal dan
memahami kasih Allah – Ef. 3:16-19.)
7. Saat Tuhan mati, tabir Bait Allah terbelah dua ‘dari atas hingga ke bawah’. Apakah makna dari ungkapan ini?
(Di dalam masa Perjanjian Lama, ketika manusia berbuat dosa, mereka harus
mempersembahkan binatang-binatang kepada para imam untuk dijadikan
korban pendamaian bagi dosa-dosa mereka. Setiap tahun, imam besar akan
masuk melalui tabir itu, ke dalam Ruang Maha Kudus, sehingga ia dapat
mempersembahkan korban-korban pendamaian bagi umat. Tidak ada yang
boleh masuk atau menghadap Allah untuk mempersembahkan korban, kecuali
imam besar. Tetapi melalui kematian Tuhan Yesus, tabir yang memisahkan kita dari Allah dan yang mencegah kita dari menghadap Allah terbelah menjadi dua bagian. Melalui nyawa-Nya, suatu jalan yang baru dan yang hidup kepada Allah
terbuka bagi kita (Ibr. 10:20). Tidak ada lagi yang menghalangi kita dari Allah
karena dosa. Kita dapat menghadap Tuhan, tanpa rasa takut. Dan melalui cara
baptisan air yang benar, kita diperdamaikan dengan Allah dan status kita sebagai
anak Allah dipulihkan.)
8. Terimalah seberapa besarnya Allah telah mengampuni kita melalui kematianNya di kayu salib, tuliskan setiap dosa yang kalian telah perbuat pada minggu
yang lalu. Cobalah untuk tidak tinggalkan sama sekali – perkataan yang kasar,
perilaku yang tidak peduli, tindakan yang mementingkan diri sendiri. Setelah
itu, mohonlah agar Allah mengampuni segala dosa kita dan bersyukurlah atas
segala kasih dan pengampunan-Nya.
9. Bahkan bila kita adalah seorang penyair puisi, cobalah tuliskan beberapa baris
puisi untuk menggambarkan perasaan kalian mengenai kematian Kristus.
Tekankan hal apakah yang terpenting bagi kalian?
Renungan dan Doa
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus
dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih
Kristus dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan”
(Ef. 3:16-19).
82
Empat Kitab Injil
pelajaran
Injil Lukas
Yesus Kristus –
Juruselamat Umat Manusia
9
Bacaan Kitab
Luk. 2:1-14; 8:1-3; 10:29-37; 16:19-31; 19:1-10; 24:44-48; Gal. 3:23-4:7
Sasaran Pelajaran
1. Memampukan murid-murid mengetahui bahwa Tuhan Yesus datang
untuk menyelamatkan semua umat manusia
2. Memampukan murid-murid memahami pentingnya pemberitaan Injil
kepada orang lain di dunia ini
Ayat Alkitab
“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus
Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan
Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada
hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena
kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” (Gal. 3:26-28)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Lukas 17-24
Latar Belakang Alkitab
Kiranya menunjuk kepada bagian Latar Belakang Alkitab dalam pelajaran 7
dan 8 sebagai tambahan informasi pada Injil Lukas (pelajaran 7, 8 dan 9 dari buku ini
merupakan pemahaman Alkitab pada Injil Lukas).
Pemanasan
Bersama dengan orang macam bagaimanakah kita senang bergaul?
Adakah macam orang tertentu yang kita kurang senangi di sekitar atau di
dalam kehidupan kita?
Empat Kitab Injil
83
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Tuhan Datang untuk Selamatkan Siapakah?
Dalam suatu masyarakat yang orang-orangnya dibedakan oleh uang,
pendidikan, status dan kesehatan, Lukas memberikan penghiburan dengan
memberitakan seorang Juruselamat yang tanpa dosa: “Sesungguhnya aku
memberitakan kepadamu kesukaaan besar untuk seluruh bangsa; hari ini telah lahir
bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk. 2:10-11). Yesus Kristus
datang untuk mengubah dunia dan nilai-nilai kehidupan di dalamnya. Ia datang untuk
mengubah tatanan kehidupan manusia secara menyeluruh. Ia tidak menghakimi
manusia berdasarkan penampilan luar atau faktor seperti jenis kelamin, status,
pendidikan, kemakmuran atau silsilah dari seseorang. Tuhan melihat manusia dari
sisi untuk siapakah mereka ada; manusia memiliki kebutuhan jasmani dan rohani.
Ia meraih setiap jiwa yang membutuhkan-Nya dan membawa jiwa-jiwa itu ke dalam
keselamatan. Dengan melakukan ini, Tuhan menghapuskan setiap keberadaan
manusia dan penghalang buatannya untuk menyelamatkan dan mengubah kehidupan
manusia. Macam manusia manakah yang Tuhan datang untuk selamatkan?
A. Juruselamat dari Orang-Orang Yahudi dan Bangsa-Bangsa Lain
Sejak zaman Perjanjian Lama, Allah menjanjikan Abraham bahwa Ia akan
memberkati dunia melalui keturunan-Nya, umat Israel (Kej. 12:3). Allah telah memilih
Israel untuk menjadi umat kepunyaan-Nya, suatu bangsa yang kudus dan yang
terpisah. Mereka akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan
yang dari pada Allah sampai ke ujung bumi (Yes. 49:6). Tetapi saat Tuhan Yesus
datang, orang-orang Yahudi tidak mengakui-Nya sebagai Mesias mereka (Luk. 2:1011).
Dalam kitabnya, Lukas memberitakan bahwa sekalipun keselamatan
diberitakan pertama kali kepada umat Israel, tetapi faktanya, keselamatan itu adalah
bagi semua manusia. Yesus Kristus memberikan pengampunan dan keselamatan
secara cuma-cuma kepada semua manusia, tanpa memperhatikan ras, jenis kelamin
atau tingkat sosial semata. Keselamatan tidak hanya bagi orang-orang Yahudi, tetapi
bagi orang-orang non-Yahudi pula, bangsa-bangsa lain. Untuk menggambarkan
ini, Lukas membuat suatu perbandingan yang tepat kepada orang-orang Samaria.
Dalam perumpamaan orang Samaria yang murah hati (Luk. 10:29-37), Tuhan
memberitahukan bahwa yang membantu seseorang yang terluka ternyata bukanlah
orang-orang Yahudi. Tetapi, justru seorang Samaria, yang memiliki suatu ras yang
orang-orang Yahudi tidak sukai, karena merupakan suatu ras yang telah tercampur
oleh darah dari bangsa-bangsa lain. Sekalipun demikian, Tuhan tetap bergaul dengan
orang-orang Samaria, seperti pergi ke kampung mereka, menyembuhkan sepuluh
orang kusta dan membandingkan iman dari bangsa-bangsa lain dengan umat Israel,
memampukan orang-orang Yahudi menyadari bahwa Ia menyelamatkan ‘musuh’
mereka (Luk. 17:11-19; Yoh. 4:1-26).
Selain orang-orang Samaria, Tuhan menyatakan bahwa keselamatan dapat
pula datang kepada bangsa-bangsa lain. Ia menyatakan hal ini tidak hanya satu
kali (Luk. 7:1-10; Mat. 8:5-13; 15:21-28). Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Tuhan
mengamanatkan murid-murid-Nya untuk memberitakan kabar baik ini kepada
84
Empat Kitab Injil
segala makhluk (Mrk. 16:15-16; Mat. 28:19) Inilah yang Allah ingin kita beritakan,
dari kampung yang satu ke kampung yang lainnya. Injil perlu disebarkan melampaui
budaya, ras dan penghalang bangsa lainnya.
B. Juruselamat dari Orang-Orang Berdosa
Biasanya, manusia senang bergaul dengan mereka yang makmur, yang
terkenal atau yang berbakat. Sedikit yang akan memilih untuk bergaul dengan orangorang berdosa. Kebanyakan dari manusia akan menjauhi mereka. Bagaimanapun,
Tuhan Yesus bergaul dengan orang-orang berdosa. Suatu kali, orang-orang Farisi
menuduh Tuhan Yesus menjadi ‘teman dari para pemungut cukai dan orang-orang
berdosa’ (Mat. 11:19). Menurut orang-orang Farisi dan para ahli hukum Taurat, bergaul
dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa membuat seorang Yahudi
menjadi najis. Istilah ‘orang-orang berdosa’ tidak hanya berlaku bagi para pelacur
dan penyembah berhala, tetapi bagi orang biasa, yang tidak mengetahui hukum
Taurat dan yang tidak hidup menurut standar kehidupan orang-orang Farisi. Mereka
dianggap berbuat kejahatan dan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah,
karena tidak melakukan pentahiran diri seperti yang diembankan kepada mereka.
Oleh karena itu, makan dan minum bersama dengan orang-orang macam demikian
merupakan hal yang mengerikan. Lebih daripada itu, para pemungut cukai dibenci
oleh orang-orang Yahudi, karena mereka mengkhianati para pengikut Yahudi lainnya
dengan memilih bekerja bagi Kekaisaran Romawi. Mereka pun terkenal karena
sering memperkaya diri sendiri dengan menambahkan jumlah pajak dan cukai serta
menyimpannya bagi diri mereka sendiri. Orang-orang Farisi tidak akan berbuat
apa-apa dengan orang-orang ini, tetapi tidak demikian dengan Tuhan. Tuhan rela
bergaul dengan orang-orang yang tidak diterima oleh masyarakat setempat, agar Ia
dapat menyelamatkan mereka. Amanat kedatangan-Nya ‘bukan untuk memanggil
orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat’ (Luk. 5:31-32). Lukas
menyebutkan bagaimana Tuhan mengampuni salah seorang penjahat di kayu salib
(Luk. 23:39-43), perempuan yang berzinah (Luk. 7:37-50). Ia mengubah Zakheus
(Luk. 19:1-10) dan memanggil Matius, sang pemungut cukai (Luk. 5:27). Yesus
sanggup mengampuni segala dosa mereka dan melihat kebutuhan dari orang-orang
ini. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan Injil. Tidak seperti keangkuhan
dari orang-orang Farisi, orang-orang berdosa mengakui segala dosa mereka dan
dengan rendah hati datang kepada-Nya untuk memohon pengampunan dosa dan
kehidupan baru mereka.
C. Juruselamat dari Orang-Orang Kaya dan Orang-Orang Miskin
Di sepanjang pelayanan-Nya, Tuhan Yesus menunjukkan kemurahan hati
kepada orang-orang dari segala latar belakang kehidupan dan lapisan masyarakat
yang berbeda. Ia mengasihi orang-orang miskin sebagaimana terhadap orang-orang
kaya dan mereka memiliki status sosial yang tinggi. Ini karena Tuhan melihat hati
manusia lebih dari sekedar kekayaan materi atau status. Di antara para pengikutNya, ada yang kaya dan yang berkuasa, sebagaimana pula dengan yang miskin.
Yusuf Arimatea, yang meminta mayat Kristus dari Pilatus, yang merupakan
seorang penasihat dan seorang yang kaya (Mat. 27:57). Zakheus pun adalah
seorang pemungut cukai yang kaya, yang memberikan hartanya demi mengikut
Tuhan (Luk. 19:1-10). Nikodemus, seorang Farisi dan seorang anggota Mahkamah
Agama, seseorang yang memiliki kuasa dan status.
Empat Kitab Injil
85
Lukas pun menyoroti kepedulian dan perlakuan Tuhan kepada orang-orang
miskin. Ia memberkati orang-orang miskin (Luk. 6:20); menyembuhkan penyakit dan
memenuhi kebutuhan mereka (Luk. 9:10-17); memerintahkan para pengikut-Nya
untuk membantu yang miskin (Luk. 14:13); menyelamatkan Lazarus (Luk. 16:1931); memilih murid-murid yang berasal dari kalangan orang miskin. Orang-orang
miskin adalah mereka yang tidak memiliki banyak uang dan yang sering dihina oleh
masyarakat setempat. Tuhan Yesus mengakui kesulitan dan kesengsaraan yang
orang-orang miskin hadapi dan mencukupkan kebutuhan jasmani mereka. Tetapi,
orang-orang miskin biasanya menyadari ketidakberdayaan mereka dan inilah yang
menyebabkan mereka lebih mudah untuk mengenal kebutuhan akan keselamatan.
Keselamatan tidaklah terbatas bagi orang miskin atau orang kaya. Tidak
semua orang miskin pergi ke surga dan tidak semua orang kaya pula pergi ke neraka.
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana setiap manusia menanggapi anugerah
yang dari pada Allah ini. Keselamatan terbuka bagi setiap manusia, tidak peduli,
entahkah orang miskin atau orang kaya, rendah hati atau yang terhormat.
D. Juruselamat dari Laki-Laki dan Perempuan
Dalam sebuah masyarakat yang pilih kasih, Tuhan menunjukkan bahwa
perempuan, sebagaimana dengan laki-laki, memiliki kebutuhan, terutama kebutuhan
akan keselamatan. Dalam Injil Lukas, ada sepuluh acuan kepada perempuan, lima
di antaranya tidak disebutkan di dalam Injil lainnya (Luk. 4:38-39; 7:11-17; 7:3650; 8:1-3; 8:43-48; 10:38-42; 13:10-17; 21:1-3; 23:27-31; 23:55-24:11). Dalam abad
pertama kebudayaan orang Yahudi, perempuan biasanya diperlakukan sebagai
masyarakat kelas dua, menikmati lebih sedikit hak asasi daripada yang laki-laki
miliki. Perempuan sering kali diabaikan. Orang-orang Yahudi akan mengernyitkan
dahi mereka, bila perempuan belajar bersama dengan para rabi. Bahkan ada
yang beranggapan bahwa adalah dosa bila mengajarkan hukum Taurat kepada
perempuan. Perempuan diizinkan untuk masuk ke dalam sinagoga, tetapi haruslah
duduk terpisah dari laki-laki. Bagaimanapun Lukas, membuat suatu catatan khusus
mengenai bagaimana Tuhan bersikap hormat dan menyelamatkan perempuan.
Sebagai contoh, dalam Lukas 8:1-3, disebutkan pengabdian dan pelayanan dari
beberapa perempuan kepada Tuhan Yesus. Biasanya, perempuan tidak akan
pernah diakui, tetapi di sini, Lukas mencatat bagaimana perempuan bersedia
melayani, mengikut Tuhan, menangis di dekat kayu salib, mempersiapkan rempahrempah untuk mengurapi mayat Tuhan dan menampakkan diri pertama kali kepada
perempuan setelah kebangkitan-Nya.
Lebih daripada itu, Tuhan tidak hanya berbicara kepada perempuanperempuan, tetapi Ia pun menyembuhkan penyakit mereka (Luk. 4:38-39; 8:43-48;
13:10-17), menunjukkan belas kasihan kepada mereka (Luk. 7:11-17), mengampuni
dosa-dosa mereka (Yoh. 8:1-11) dan menyelamatkan mereka. Ini mengingatkan
orang-orang Yahudi bahwa Tuhan Yesus menghormati laki-laki dan perempuan
dengan imbang. Ini menunjukkan pula bahwa jiwa laki-laki dan perempuan samasama berharga di hadapan Allah.
Bagian # 2 – Jadikan Tuhan Juruselamat Kami
A. Percaya dalam Tuhan Yesus
Adakah di dalam hidup, kalian begitu mempercayai sesuatu atau seseorang?
Bagaimana pengaruh kepercayaan itu terhadap pikiran atau tindakan kalian? Hari
86
Empat Kitab Injil
ini, banyak orang mengatakan bahwa mereka percaya kepada Allah, tetapi sikap
dan tindakan mereka tidak menunjukkan kepercayaan itu. Hidup, perkataan dan
sikap mereka lebih mencerminkan suatu kepercayaan kepada diri sendiri dan dunia
daripada kepada Allah. Oleh karena itu, kita melihat bahwa kokohnya kepercayaan
kita berdampak secara langsung kepada bagaimana kita menjalani kehidupan.
Makin kokoh pemahaman dan kepercayaan kita kepada Tuhan, maka semakin
erat pula kita akan mengikut Tuhan dan membiarkan firman-Nya membentuk sikap,
perkataan dan pikiran kita. Bila kita mengamati orang-orang yang Tuhan temukan
selama pelayanan-Nya, kita melihat bahwa mereka yang percaya kepada-Nya
menunjukkan perubahan yang nyata di dalam kehidupan mereka. Mereka berubah
karena telah meyakini sepenuhnya kepada siapa mereka percaya. Oleh karena itu,
marilah kita menguji kedalaman dan kemurnian iman kita dan mohonlah agar Tuhan
meningkatkan iman dan pengenalan kita kepada-Nya.
B. Bertobat
Bertobat dalam bahasa Yunani adalah ‘metanoia’, yang berarti ‘suatu
perubahan batin dan kehidupan, suatu perubahan kehidupan secara langsung’.
Seseorang yang bertobat berubah dari cara-cara hidupnya yang lama dengan
sepenuh hati dan bertekad untuk melakukan kehendak Allah. Kita perlu bertobat dari
segala dosa kita pada masa yang lalu, dari segala kesalahan pada kehidupan seharihari, dari menolak untuk percaya kepada Allah atau dari meyakini doktrin atau agama
palsu lainnya. Untuk menunjukkan pertobatan, kita perlu bertekad mengubah jalan
hidup kita dengan mengikuti petunjuk dan perintah Allah. Zakheus merupakan suatu
contoh seseorang yang bertobat dari kehidupan dosa pada masa lalunya. Setelah
mengenal Tuhan, ia menunjukkan perubahan pada batin dan tindakannya. Tidak
cukup mengikut Tuhan hanya di dalam pikiran dan batin kita. Kita perlu menunjukkan
pertobatan dengan sebuah perubahan hidup dan perilaku. Kehidupan baru kita
perlu menunjukkan suatu perubahan dari sikap hidup, cara menjalani hidup dan
pandangan duniawi kita. Hari ini, hal apakah dari kehidupan kita yang memerlukan
pertobatan? Sudahkah pertobatan kita menghasilkan suatu tindakan atau perubahan
yang nyata?
C. Dibaptis dengan Air dan Roh
Suatu malam, seorang Farisi yang bernama Nikodemus datang kepada
Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menyatakan kepadanya bahwa untuk dapat masuk ke
dalam Kerajaan Allah, maka ia harus dilahirkan dari air dan roh (Yoh. 3:5). Melalui
baptisan air, manusia lama kita turut dikubur bersama dengan Kristus dan dosadosa kita pada masa yang lalu turut dihapuskan. Kita menjadi manusia baru dengan
hidup yang baru di dalam Kristus. Melalui baptisan roh, kita diberikan suatu meterai
bagi milik pusaka surgawi kita (Ef. 1:13-14). Roh Kudus adalah Penasihat pribadi
yang menolong memperbarui diri kita dari seorang yang penuh dosa dan rusak moral
hingga menjadi seorang percaya yang sejati.
D. Menuju Sebuah Kehidupan yang Baru
Selagi Yesus Kristus berada di dunia, amanat-Nya bukanlah menyembuhkan
manusia dari penyakit mereka, melimpahi berkat jasmani dan mengatasi persoalan
mereka saja. Ia datang menjadi Juruselamat bagi jiwa-jiwa manusia. Ia datang untuk
menyelamatkan kita dari dosa dan kebinasaan. Hari ini, bila kita mencari hanya
Empat Kitab Injil
87
Tuhan Yesus sebagai Juruselamat bagi kehidupan ini dan bukan bagi kehidupan
yang kekal, maka yang seperti Rasul Paulus katakan bahwa kita adalah ‘orangorang yang paling malang dari segala manusia’ (1 Kor. 15:19), karena kita telah
kehilangan seluruh pesan Injil. Ketika kita memahami dengan jelas bahwa Tuhan
datang untuk menyelamatkan kita dari hukuman dosa dan kebinasaan, kehidupan
kita seharusnya menunjukkan pemahaman ini. Kehidupan dan batin kita menjadi
berubah, karena mematuhi perintah Allah dan melakukan kehendak-Nya.
Menguji Pemahaman
1. Apakah yang Tuhan ajarkan mengenai sikap kita terhadap ras dan budaya yang
berbeda, terutama yang dapat melukai hati kita?
2. Tunjukkan cara-cara untuk memberitakan Injil kepada orang lain dari ras yang
berbeda.
3. Sudahkah kita berusaha membuka diri sendiri atau jemaat hingga memampukan
orang-orang dari berbagai ras merasakan lebih dari sekedar di rumah?
4. Orang-orang Farisi memisahkan diri mereka dari kenajisan dan kejahatan
manusia. Bagaimana kita memandang orang-orang berdosa dan orang-orang
jahat?
5. Apakah yang kita dapat pelajari mengenai hati dari Tuhan Yesus yang menghargai
orang-orang berdosa?
6. Apakah status, kemakmuran atau kepopuleran mudah mengesankan kita?
7. Apakah kita memihak kepada mereka yang memiliki harta yang berlimpah dan
mengabaikan mereka yang kurang beruntung?
8. Apakah yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita mengenai keselamatan dan
kemakmuran materi?
9. Dalam cara-cara apakah kita pernah memperlakukan orang lain atau diperlakukan
sebagai masyarakat kelas dua? Bagaimana kalian menghadapi situasi ini?
10. Perubahan apakah yang perlu kita buat untuk memperlakukan seseorang seperti
yang Juruselamat perbuat?
11. Langkah-langkah apakah yang perlu kita ambil untuk membuat perubahan itu?
12. Apakah perkataan, pikiran dan tindakan kita mencerminkan Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat di dalam kehidupan kita?
13. Bagikan dengan yang lainnya mengenai bagaimana kehidupan kita telah berubah
sejak mengenal Tuhan.
88
Empat Kitab Injil
Penerapan Kehidupan
Tuan Air
Beberapa tahun yang lalu, ada sebuah kampung di suatu padang belantara.
Air begitu langkanya, sehingga pendudukpun hanya mendapatkan air sedikit. Di
sana, hujanpun jarang turun, tetapi bila itu terjadi, maka penduduk setempat bergegas
untuk menampung air di dalam beberapa timba dan bejana. Setiap tetes air begitu
berharga bagi mereka.
Suatu kali, seorang petani sedang menggali lubang untuk beberapa tiang
pagarnya. Beberapa kaki di bawah permukaan tanah, ia menemukan sebuah
lubang – tidak besar, tetapi penuh dengan air. Ia segera menurunkan sebuah timba
untuk merasakannya, ternyata air di dalam lubang itu segar dan manis. Ia begitu
bersukacita, lalu mengisi semua timbanya, mengangkatnya ke belakang gerobak
dan segera memasuki kampung itu.
“Saya mendapatkan air! Saya mendapatkan air!” serunya. Penduduk
kampung itu segera berlarian keluar dari dalam rumah mereka. Begitu semua
penduduk berkumpul, petani itu menjelaskan bagaimana ia telah mendapatkan air
itu. Ia mengumumkan dengan penuh sukacita bahwa air itu cukup bagi setiap orang
di kampung ini. “Minumlah air sepuas kalian. Air sungguh berlimpah! Nikmatilah!”
Penduduk kampung itu pun merasakan sukacita untuk pertama kalinya sepanjang
yang mereka ingat, ada cukup air bagi mereka. Kemudian, sang petani mengumumkan
rencananya. “Setiap pagi hari, saya akan menimba air, sehingga setiap orang dari
kalian dapat memiliki air seberapa yang kalian perlukan.”
Dan itulah yang benar-benar ia lakukan. Sang petani itu menjadi tuan air.
Setiap pagi hari, ia mengangkat banyak timba ke dalam gerobaknya, memasuki
kampung dan memberikan air itu kepada penduduk di sana. Air ini diberikan dengan
cuma-cuma. Sang petani rela melakukannya dan penduduk kampungpun berterima
kasih.
Kejadian ini berlanjut hingga sang petani beroleh mimpi pada suatu malam.
Dalam mimpi itu, ia melihat penduduk membawa timba air dan tidak berterima kasih.
Mereka menghampiri gerobak, mengambil timba air dan pergi tanpa mengucapkan
sepatah kata terima kasihpun. Ketika terbangun dari tidurnya, ia menjadi susah hati.
Begitu memasuki kampung itu, ia memutuskan untuk memberikan air hanya kepada
penduduk yang berterima kasih. Ia mengumumkan kepada penduduk, “Mulai dari
sekarang, saya tidak akan memberikan air lagi kepada penduduk yang tidak berterima
kasih.” Mereka terkejut, lalu berterima kasih kembali ketika hendak menerima air.
Kejadian ini berlanjut hingga sang petani beroleh suatu mimpi yang lain.
Dalam mimpi itu, beberapa penduduk yang meminum air itu bersikap tidak murah
hati kepada tetangga dan menganggap mereka sebagai binatang. Pada keesokan
paginya, ia memutuskan untuk memberikan air kepada penduduk yang layak saja.
“Bila kalian menganggap binatang atau bersikap tidak murah kepada tetangga,
kalian tidak akan beroleh air lagi,” demikianlah keputusannya. Penduduk di kampung
itu saling berpandangan dan berdiam diri. Mereka mengetahui ada penduduk yang
bersikap tidak baik di antara mereka. Ketika tuan air merasakan adanya kecurigaan,
ia mendapatkan suatu gagasan.
“Setiap orang dari kalian datang dan memberitahukan siapa yang tidak layak,
sehingga saya akan mengetahui siapa yang dimaksudkan dan yang tidak bersikap
Empat Kitab Injil
89
murah hati.” Lalu, seorang demi seorang menyebutkan nama mereka dan ia membuat
suatu daftar. Akhirnya, setelah semua penduduk itu menyebutkan nama mereka, ia
menjadi terkejut. Ternyata nama dari setiap penduduk di kampung itu tercantum di
dalam daftar itu, kecuali seorang, yaitu sang petani.
Jadi, ia berdiri pada gerobak dan mengumumkan bahwa karena beberapa
penduduk yang berterima kasih dan tidak ada yang layak, maka ia tidak akan
menimba air lagi ke dalam kampung ini. Dan dengan demikian, ia memutarkan
gerobaknya dan berjalan pulang.
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana cerita ini mengajarkan kita mengenai perbedaan antara memberikan
apa yang seseorang perlukan dan apa yang seseorang butuhkan?
2. Sudahkah kita mengubah cara-cara memperlakukan orang lain, berdasarkan
faktor luar atau berdasarkan entahkah orang ini baik atau jahat?
3. Ketika memberitakan Injil kepada seseorang yang kita pilih, kepada siapakah
kita berbicara? Apakah kita berbicara kepada mereka yang dianggap layak
menerima Injil dan mengabaikan mereka yang tidak layak menurut pandangan
kita? Bagaimana kita dapat memperoleh sikap dari Tuhan, yang memilih tanpa
pandang bulu, tidak peduli betapa tidak bergunanya orang itu?
Renungan dan Doa
Kabar baik mengenai Yesus Kristus adalah saat Ia datang kepada semua
golongan manusia, termasuk yang tidak dicintai, yang sederhana, yang diasingkan
dan yang dihina sekalipun. Ia datang kepada setiap orang dengan rendah hati,
asalkan mau menerima-Nya. Yesus Kristus menerima siapapun mereka itu. Marilah
kita memohon, agar Tuhan menolong kita memiliki hati untuk merangkul semua, hati
yang berbelas kasihan, hati yang peduli kepada orang-orang di sekeliling kita dan
hati yang berbagi Injil kepada segala makhluk di dunia ini.
90
Empat Kitab Injil
Empat Kitab Injil
91
Mengenal Allah dengan Sungguh
Sasaran
92
Dalam beberapa pelajaran
berikut, murid-murid akan
memeriksa iman kepercayaan
mereka di dalam Tuhan
Yesus. Mereka akan bertanya
kepada diri sendiri mengenai:
Seberapa-kah mereka percaya
dengan sungguh kepada Allah,
selain menghadiri kebaktian,
membaca Alkitab dan berdoa.
Percaya dan mengenal Tuhan
Yesus meliputi lebih banyak
tindakan daripada sekedar
menyetujui suatu kebenaran.
Maksudnya adalah berpaling
dari dosa, menjalani suatu
kehidupan yang patuh dan
kasih, memelihara firman Allah,
melangkah di dalam kehendakNya dan menga-sihi saudarasaudari seiman.
Murid-murid pun akan
belajar bahwa untuk mengenal
Tuhan Yesus, kita perlu
memiliki beberapa pengalaman
dari Tuhan di dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan mengenal
karakter Tuhan Yesus, mereka
akan menemukan bahwa tidak
peduli apa yang dihadapi di
dalam kehidupan, mereka
perlu percaya kepada-Nya,
karena Ia adalah jawaban bagi
semua persoalan kehidupan.
Empat Kitab Injil
Bagian # 4
Renungan Bagi Para Guru
Pada dasarnya, kehidupan
orang Kristen berasal dari
rangkaian pilihan yang
berkelanjutan. Kehidupan yang
saleh tampaknya mustahil
untuk menjadi kenyataan,
hingga kita mendekati salah
satu pilihan kehidupan pada
suatu saat. Lalu, kehidupan
yang saleh itu akan menjadi
kenyataan.
Seseorang pernah
mengatakan, “Kunci untuk
meraih kehidupan Kristiani
yang penuh kebanggaan
berasal dari hal ini – tetaplah
lakukan, apapun yang kalian
lakukan itu adalah hal yang
benar; segera hentikan,
apapun yang kalian lakukan itu
adalah hal yang keliru.
Hukum yang Terutama
Jawab orang itu:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu dan
dengan segenap akal budimu dan
kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.”
(Lukas 10:27)
Injil Yohanes
Yesus Kristus –
Anak Allah
pelajaran
10
Bacaan Kitab
Yoh. 1:1-14,29-51; 4:1-26; 10:22-39; 11; 17; 11:17-44; Luk. 7:11-23
Sasaran Pelajaran
Memampukan murid-murid belajar mengakui bahwa Yesus Kristus adalah
perwujudan diri Allah dalam bentuk manusia
Ayat Alkitab
“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia
selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Maha
besar, di tempat yang tinggi.” (Ibr. 1:3)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Yohanes 1-7
Latar Belakang Alkitab
Injil Yohanes adalah kitab Injil yang keempat. Tiga kitab Injil pertama
dikenal sebagai sinoptik Injil, karena bahan mengenai kehidupan dan pengajaran
Tuhan Yesus adalah sama dan pengaturan isi kitabnya adalah hampir sama pula.
Bagaimanapun, Injil Yohanes sungguh berbeda dari ketiga Injil lainnya dalam hal isi
dan pendekatannya. Yohanes memilih pokok dan waktu kejadian untuk menjelaskan
kejadian itu sendiri. Ia menggunakan perbendaharaan kata yang mudah dimengerti,
tetapi memilih kata-kata istimewa dengan pemahaman yang mendalam seperti kata:
Kebenaran, terang, kegelapan, hidup dan kasih. Fokus utama Injil Yohanes terletak
pada jati diri Yesus Kristus yang sejati sebagai Anak Allah.
Penulis:
Memang Injil Yohanes tidak mencatatkan secara jelas mengenai penulisnya,
banyak hal yang mendukung penulis kitab ini adalah Rasul Yohanes, saudara dari
Yakobus. Yohanes tinggal di Betsaida, tetapi ia memiliki pula rumah lainnya di
Yerusalem (Yoh. 19:27). Ayahnya adalah Zebedeus dan ibunya adalah Salome.
Empat Kitab Injil
93
Yohanes dan saudaranya, Yakobus adalah seorang penjala ikan (Mat.4:2122). Mereka dipanggil oleh Tuhan untuk mengikut Dia. Kemudian, mereka ditetapkan
sebagai rasul (Mat. 10:2) dan di antara kedua belas murid, mereka adalah dua
dari tiga murid yang paling dekat dengan Tuhan (Mat. 17:1). Yohanes sering kali
diyakini menjadi murid yang dikasihi oleh Tuhan Yesus (Yoh. 13:23-28). Ia adalah
yang termuda dari kedua belas rasul dan hanya rasul yang mengikuti Tuhan saat
disalibkan (Yoh. 19:26). Saat tergantung di kayu salib, Tuhan Yesus menyuruh
Yohanes untuk memelihara ibu-Nya. Setelah kenaikan Tuhan ke surga, Yohanes
menjadi sokoguru jemaat dan penatua (Gal. 2:9; 2 Yoh. 1). Ia meninggal pada usia
98 tahun, satu-satunya rasul yang hidup paling lanjut usianya.
Waktu Penulisan:
Injil Yohanes ditulis antara tahun 85-90 Masehi di Efesus, setelah kehancuran
Yerusalem (tahun 70 Masehi) dan sebelum pembuangan Yohanes ke Pulau Patmos.
Menurut catatan sejarah, Yohanes tinggal di Efesus setelah kematian Maria, ibu
Yesus Kristus. Adapun, Yohanes menyelesaikan Injil ini dan surat lainnya hingga
akhir tahun pemerintahan Kaisar Domitian, yang membuangnya ke Pulau Patmos.
Di sana, ia menulis Kitab Wahyu.
Sasaran Penulisan:
Yohanes menjelaskan sasaran penulisannya dengan begitu jelas di dalam
Yoh. 20:31, “Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh
hidup dalam nama-Nya.” Pokok sasaran dari Injil ini adalah membiarkan orangorang dari bangsa lain, yang belum memiliki pandangan yang benar mengenai
pengenalan akan Allah, dapat mempelajari kebenaran tentang Kristus. Yohanes pun
menuliskan kepada orang-orang Kristen untuk meneguhkan iman mereka. Injil ini
memperkenalkan Allah sebagai Firman (Yoh. 1:1). Dan Firman itu menjadi manusia
dan tinggal di antara kita. Tuhan Yesus, perwujudan Firman, datang penuh dengan
kasih karunia dan kebenaran. Barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan beroleh
hidup yang kekal (Yoh. 1:14,18; 20:31).
Pemanasan
Bila harus memperkenalkan diri, kenyataan apakah mengenai diri kalian yang
akan diperkenalkan, agar orang lain dapat mengenal kalian lebih mendalam lagi?
94
Empat Kitab Injil
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Anak Allah
Sejarah dipenuhi oleh banyak orang yang menyatakan diri sebagai allah, atau
diberikan pujian yang berlebihan setelah mereka meninggal. Orang-orang seperti
Raja Tutankhamen, Siddharta Gautama, Aleksander Agung, Napoleon Bonaparte
dan Vladimir Lenin adalah beberapa contoh di antaranya. Bagaimanapun, hanya
Tuhan Yesuslah yang menyokong pernyataan-Nya sendiri. Dalam Injil ini, Yohanes
menekankan pembuktian dan fakta untuk meyakinkan orang banyak bahwa Yesus
Kristus bukanlah manusia biasa. Ia adalah Allah sendiri. Injil lainnya dimulai dengan
kelahiran Tuhan Yesus atau dengan riwayat nenek moyang-Nya sebagai manusia.
Sebaliknya, Yohanes memberitahukan bahwa anak yang terlahir itu adalah Allah
yang kekal (Yoh. 1:14). Asal usul-Nya bukan terletak pada pembuahan janin secara
jasmani, tetapi Nabi Mikah pernah mengatakan mengenai Tuhan Yesus, “Yang
permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” (Mik. 5:1). Para nabi pada
Perjanjian Lama telah menubuatkan sejak dahulu mengenai kedatangan Anak
Allah. Nabi Yesaya pernah mengatakan, “Sebab seorang anak telah lahir untuk
kita, seorang putera telah diberikan...” (Yes. 9:5-6; 16:5). Yeremia memberitahukan
bagaimana Tuhan akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud (Yer. 23:5). Dan dalam
Ulangan 18:18, Allah menampakkan diri kepada Musa dan berkata, “Seorang nabi
akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku
akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya dan ia akan mengatakan kepada mereka
segala yang Kuperintahkan kepadanya.”
Sekarang, Yohanes menegaskan tanpa keraguan bahwa Yesus Kristus
adalah Anak Allah, satu-satunya yang telah dinubuatkan dari sejak dahulu kala.
Dalam Injil ini, Tuhan Yesus sering disebutkan sebagai Anak atau Anak Allah (Luk.
10:22; 1:35b; Yoh. 5:19; 20:31).
Tetapi apakah maksudnya Ia adalah Anak Allah? Setelah baptisan dan
perubahan rupa dari Tuhan Yesus, terdengarlah suatu suara dari surga yang
menyatakan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah aku berkenan” (Mat.
3:16-17; 17:5). Kata ‘tunggal’ memang tidak dinyatakan secara langsung, tetapi
bagaimanapun juga, makna dilahirkan terkandung di dalam kejadian ini. Maksudnya
unik, tetapi bukan menunjukkan permulaan dari sang Anak. Anak Allah sebenarnya
merupakan suatu sebutan yang menggambarkan bagaimana Allah datang dalam
wujud seorang manusia yang sepenuhnya. Sekalipun Allah datang dalam wujud
manusia Yesus, Tuhan adalah Allah pada saat yang sama. Sekalipun Ia tinggal di
dunia, Ia pun berada di surga pada saat yang sama. Dari nubuatan Yesaya, Anak
adalah Bapa yang kekal (Yes. 9:5) yang berarti bahwa Tuhan Yesus adalah Bapa
yang kekal sendiri. Di sepanjang pelayanan-Nya, Tuhan sering kali mengungkapkan
jati diri yang sesungguhnya. Dalam Yohanes 10:30, Tuhan menyatakan: “Aku dan
Bapa adalah satu.” Dan saat ditanya bilakah Ia adalah Kristus, Anak yang Terpuji,
Tuhan Yesus menjawab, “Akulah Dia” (Mrk. 14:61-62). Saat Filipus memohon Tuhan
untuk menunjukkan Bapa kepadanya, Tuhan memberitahukan bahwa Ia adalah Bapa.
“Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal
Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, Ia telah melihat Bapa...” (Yoh. 14:9). Dari sini,
kita melihat bahwa Yesus Kristus sebenarnya adalah Bapa surgawi, Pencipta alam
semesta. Allah tidak menyerahkan sifat keilahian-Nya untuk menjadi
Empat Kitab Injil
95
seorang manusia, tetapi Ia mengesampingkan kemuliaan dan kekuasaan-Nya.
Ia datang sebagai seorang Anak, yang mematuhi kehendak Bapa, menyelesaikan
rencana ilahi bagi keselamatan manusia. Dengan datang seperti manusia yang
berdosa, Allah menghapuskan dosa pada diri manusia. Dalam segala hal, Ia harus
dibuat serupa dengan saudara-Nya, bahwa Ia menjadi seorang Imam Besar yang
murah hati dan yang setia, untuk memperdamaikan segala dosa umat manusia.
Bagian # 2 – Tuhan Yesus adalah Allah
A. Yesus Kristus Tidak Berdosa
1. Tuhan Yesus dilahirkan melalui Roh Kudus
Kelahiran Tuhan Yesus merupakan salah satu keajiban terbesar yang pernah
terjadi. Sekalipun Ia datang sebagai seorang manusia, kelahiran Tuhan Yesus
memisahkan diri-Nya dari segala manusia pada umumnya. Biasanya, setiap
manusia dikandung melalui proses pembuahan janin laki-laki dan perempuan.
Bagaimanapun, Yesus Kristus dilahirkan melalui Roh Kudus dan disebut sebagai
Anak Allah. Melalui keajaiban kelahiran-Nya, Tuhan terbebas dari dosa asal yang
ada pada setiap manusia pada umumnya dari Adam. Oleh karena itu, Yesus
Kristus tidak berdosa atau bersalah. Ia adalah satu-satunya manusia yang tidak
berdosa; Ia dipilih untuk menjadi Anak Domba Allah dan mati bagi segala
dosa umat manusia (1 Yoh. 3:5).
2. Yesus Kristus tidak berdosa
Sebagaimana hidup di dunia ini, kita diserang dengan berbagai godaan dan tekanan dunia yang menyebabkan kita berbuat dosa setiap harinya. Tuhan Yesus
pun mengalami segala macam godaan itu, tetapi Ia sanggup mengatasi segalanya.
Ia tidak berbuat dosa dengan segala macam godaan itu. Bahkan saat secara
jasmani sedang lemah, setelah berpuasa empat puluh hari lamanya, Tuhan tidak
mengalah terhadap tipu muslihat setan. Suatu kali, saat orang banyak memaksaNya untuk menjadi raja, Ia sanggup menolak godaan yang membawa kemuliaan
bagi diri-Nya sendiri (Yoh. 6:15). Saat Tuhan berdiri di persidangan di hadapan
para penuduhnya, mereka tidak dapat menyatakan-Nya bersalah. Bahkan saat
Pilatus menyidangkan Tuhan beberapa kali, ia tidak dapat menemukan kesalahan
apapun yang memperberat hukuman mati dari Yesus Kristus (Luk. 23:4,14,22).
Tidak seperti semua orang lainnya, Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia
yang sanggup menolak dan mengatasi dosa di sepanjang kehidupan-Nya (1 Pet.
2:21-23).
B. Yesus Kristus Berkuasa atas Maut
Inilah suatu kesedihan dan kebenaran yang tidak dapat terelakkan bahwa
maut adalah akhir dari setiap kehidupan. Karena dosa, maut mendatangi setiap
manusia (Ibr. 9:27; Rm. 6:23). Seperti semua umat manusia, Yesus Kristus pun hidup
dan meninggal. Tetapi apa yang membuat Yesus Kristus berbeda adalah bahwa Ia
sanggup bangkit dari kematian. Inilah yang membuktikan bahwa Ia bukan sekedar
seorang manusia, tetapi merupakan Allah pula, Tuhan atas kehidupan. Kematian tidak
dapat mengurung Tuhan dan Ia bangkit dari kematian setelah tiga hari penguburanNya. Bukan sekedar Tuhan dapat mengatasi kematian-Nya, tetapi Ia pun sanggup
membangkitkan kepada barangsiapa yang telah meninggal (Yoh. 11:17-44; Luk. 7:1117; 8:41-42,49-56). Dalam Yohanes 11:25, Tuhan menyatakan bahwa Ia adalah
96
Empat Kitab Injil
‘kebangkitan dan hidup’. Ia memberikan suatu janji yang indah kepada para pengikutNya: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan” (Yoh. 10:10b). Dalam masa yang akan datang, Tuhan akan
menyelamatkan jiwa kita dari kematian yang kedua. Ia akan menyebabkan tubuh
jasmani kita bangkit dari kematian dan mengubahnya ke dalam tubuh rohani yang
akan memasuki kerajaan surga (Yoh. 6:54; 11:26; Rm. 8:11; 1 Tes. 4:13-18).
C. Yesus Kristus adalah Maha Tahu
Sepanjang pelayanan-Nya, Tuhan sering mengejutkan orang-orang di sekitar
dengan kesanggupan-Nya yang mengetahui segala sesuatunya.
1. Yesus Kristus mengetahui masa lalu manusia
Selagi berbincang dengan perempuan Samaria di tepi sebuah sumur, Tuhan
mengungkapkan masa lalu dari perempuan Samaria itu (Yoh. 4:16-19). Dalam
Yohanes 1:45-49, Yesus Kristus mengetahui Natanael, bahkan sebelum mereka
bertemu. Ia mengetahui bahwa Natanael adalah seorang Israel yang sejati,
seseorang yang tidak memiliki kepalsuan di dalam dirinya. Ia pun menunjukkan
kemahatahuan-Nya kepada Natanael dengan memberitahukan tempat yang
sebenarnya sebelum Filipus memanggilnya.
2. Yesus Kristus mengetahui hati manusia
Yesus Kristus adalah Allah yang Maha tahu, yang mengetahui pikiran dan
maksud hati manusia yang terdalam sekalipun. Pada beberapa kejadian,
ketika orang-orang Farisi atau para ahli Taurat hendak mencobai-Nya, Tuhan
mengetahui pikiran dan kemunafikan hati mereka (Mat. 9:4; 22:18; Mrk. 12:15;
Luk. 11:14-17). Setelah Tuhan mengampuni semua dosa dari orang yang
lumpuh di Kapernaum, Ia mengetahui bahwa dalalm batin dari para ahli Taurat
menanyakan kewenangan-Nya untuk mengampuni semua dosa (Mrk. 2:5-8).
3. Yesus Kristus mengetahui masa depan manusia
Manusia tidak mengetahui mengenai masa depannya, bahkan apa yang
akan terjadi pada keesokan harinya. Hanya Allah yang dapat melihat dan
mengendalikan semua kejadian pada masa depan: Tuhan Yesus menubuatkan
perihal kematian dan kebangkitan-Nya sebanyak tiga kali (Mat. 16:21; 17:22;
20:17); Ia menubuatkan bagaimana murid-murid akan meninggalkan-Nya
dan melarikan diri (Mat. 26:31,56); Ia menubuatkan bagaimana Petrus akan
menyangkal diri-Nya sebanyak tiga kali dan apa yang sebenarnya yang akan
terjadi kepada Petrus (Mat. 26;31-35,74-75; Yoh. 21:18-19); Ia menubuatkan
perihal kehancuran Yerusalem (Mat. 24:1-2); Ia menubuatkan bagaimana Petrus
dan Yohanes akan menemukan seseorang yang akan membawa mereka ke
suatu ruangan yang dipergunakan sebagai tempat menyelenggarakan hari
raya Paskah (Luk. 22:7-13); Ia menubuatkan bagaimana dua murid-Nya akan
menemukan seekor keledai di kampung berikutnya (Mat. 21:1-7). Dari sini, kita
melihat bahwa Yesus Kristus bukanlah sekedar manusia biasa. Ia adalah Allah
sendiri pula, yang Maha ada, Maha kuasa dan Maha tahu. Karena Tuhan Yesus
adalah Allah sendiri, maka segala jalan kita tidaklah dapat disembunyikan dari
pada-Nya (Mzm. 139:3-4; Ams. 15:3). Allah mengetahui perkataan kita, perbuatan
kita, pikiran kita dan hati kita yang paling dalam (1 Taw. 28:9; 1 Yoh. 3:20).
Empat Kitab Injil
97
D. Yesus Kristus Menunjukkan Banyak Tanda Heran dan Mujizat
Sebagai Allah sendiri, Yesus Kristus menyatakan segala sifat Allah yang
sempurna melalui perkataan dan tindakan-Nya. Dalam Kristuslah berdiam secara
jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan (Kol. 2:9). Sepanjang pelayanan-Nya,
Tuhan menunjukkan kuasa dan wewenang ilahi-Nya. Ia menyembuhkan banyak
orang dengan segala macam penyakit dan sengsara mereka (Mat. 4:23-24). Ia
menunjukkan banyak tanda heran dan mujizat yang menyebabkan orang banyak
menjadi terheran-heran: “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel” (Mat.
9:33). Tuhan tidak menggunakan cara-cara penyembuhan tradisional dari manusia,
tetapi menggunakan kuasa ilahi-Nya. Kadang, orang yang sakit disembuhkan melalui
jamahan tangan-Nya, pegangan tangan-Nya atau meletakkan tangan-Nya (Mrk.
1:41; 5:41; 8:22-25; 9:27). Dalam kesempatan yang lain, Ia menyembuhkan orang
sakit dengan sebuah perkataan atau perintah (Mrk. 2:11-12; 3:5; 10:52; Luk. 4:39;
5:13; Yoh. 4:50-51; 5:8-9). Tuhan menunjukkan semua mujizat ini, agar manusia
mengetahui siapa sesungguhnya diri-Nya, sehingga dapat membawa mereka
percaya kepada-Nya (Rm. 15:18; 10:13; Mrk. 16:16; Yoh. 3:1-2; 5:1-38).
E. Yesus Kristus Mengajar dengan Kuasa
Mengajar di sekolah perguruan tinggi atau universitas biasanya memerlukan
guru atau dosen yang berpengalaman di bidangnya dan yang beroleh surat izin
mengajar. Demikian pula, pada zaman Tuhan Yesus, para rabi dan ahli Taurat harus
menerima pendidikan mengenai hukum Taurat sebelum mereka boleh mengajar.
Bagaimanapun, Tuhan tidak menerima pelatihan apapun sebelumnya. Ia tidak
mencari pengesahan, gelar atau surat izin mengajar dari manusia. Tetapi saat Ia
mengajar, Tuhan berbicara dengan kuasa dan mengungkapkan kebenaran-kebenaran
yang orang banyak pertanyakan mengenai diri-Nya: “Dari mana Ia memperoleh
hikmat-Nya itu?” (Mat. 13:53-54; 21:23; 22:15-46). Kristus sanggup mengajar
secara tepat guna, untuk memperbaiki sikap, pikiran dan tindakan yang keliru dan
untuk memberikan apa sebenarnya yang manusia paling butuhkan. Manusia dapat
merasakan bahwa Tuhan mengajar sebagai seseorang yang berkuasa, tidak seperti
para ahli Taurat mereka (Mat. 7:28-29; Luk. 4:31-32). Bukankah Ia adalah anak
seorang tukang kayu? Dari manakah Tuhan memperoleh kuasa itu? Bagaimana Ia
dapat mengajar dengan berkuasa? Yang benar adalah Tuhan Yesus bukan sekedar
seorang manusia, tetapi Ia adalah Allah dan di dalam-Nya ada perwujudan yang
sempurna mengenai Kebenaran.
F.
Yesus Kristus Memiliki Kuasa dan Wewenang atas Setan
Lukas 4:18-19 mencatatkan amanat Tuhan datang ke dunia ini. Ia datang untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas. Orang-orang yang tertawan tidak hanya yang memiliki
penyakit, kegelisahan atau persoalan hidup, tetapi yang tertawan oleh setan dan
dosa pula. Hidup yang demikian adalah kehidupan yang malang dan penuh dengan
kegelapan. Tetapi Yesus Kristus datang untuk mematahkan belenggu setan, “Untuk
membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan
dari kuasa Iblis kepada Allah” (Kis. 26:18a). Dalam Injil Yohanes ini, ada banyak
kejadian mereka yang terbelenggu oleh setan dibebaskan oleh Allah. Ia sanggup
mengusir setan dari dua orang di daerah Gadara (Mat. 8:28-34); Ia menyembuhkan
anak dari seorang perempuan Kanaan yang kerasukan
98
Empat Kitab Injil
setan (Mat. 15:21-28); Ia menyembuhkan orang buta dan orang bisu yang kerasukan
setan (Mat. 12:22). Bagaimanapun, Kristus tidak hanya datang untuk mengusir setan,
tetapi untuk mematahkan belenggu dosa dan setan selamanya. Melalui penumpahan
darah-Nya, Tuhan telah membebaskan kita dari belenggu yang mengerikan itu.
Tidak ada seorangpun yang mampu, hanya Kristuslah yang sanggup membebaskan
kita, sebagaimana Ia memiliki kuasa yang mutlak atas kerajaan jasmani dan rohani.
Segala sesuatu tunduk kepada wewenang Allah. Seperti ada tertulis dalam Kolose
1:16, “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga
dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana
maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu dicptakan
oleh Dia dan untuk Dia.”
G. Yesus Kristus adalah Tuhan yang Ilahi
Seberapa banyakkah dari antara kita yang telah merencanakan suatu
perjalanan dan harus membatalkan atau menundanya karena cuaca buruk? Seberapa
banyakkah dari antara kita yang telah pergi memancing dan kembali ke rumah tanpa
seekor tangkapan ikanpun? Sungguh, cuaca dan kekuatan alam itu melampaui
kendali manusia. Bagaimanapun, di dalam Injil ini, terdapat sembilan mujizat yang
menunjukkan betapa Yesus Kristus memiliki kendali penuh atas kekuatan alam.
Air berubah menjadi anggur di Kana (Yoh. 2:1-11); tangkapan ikan dekat
Kapernaum (Luk. 5:1-11); tangkapan ikan lainnya (Yoh. 21:6); angin ribut diredakan
(Mat. 8:23-27; Mrk. 4:35-41; Luk. 8:22-25); lima ribu orang lebih diberi makan dari
lima roti dan dua ikan (Mat. 14:13-21; Mrk. 6:30-44; Luk. 9:10-17; Yoh. 6:1-14); Tuhan
Yesus berjalan di atas air (Mat. 14:22-36; Mrk. 6:45-52; Yoh. 6:15-21); empat ribu
orang lebih diberi makan (Mat. 15:32-39; Mrk. 8:1-10); uang untuk pajak Bait Suci
didapati dari mulut seekor ikan (Mat. 17:24-27); sebatang pohon ara yang dikutuk
(Mat. 21:18-22; Mrk. 11:12-24,20-25).
Menguji Pemahaman
1. Apakah pemahaman dari Anak Allah?
2. Apakah hubungan Yesus dengan Allah?
3. Apakah perbedaan antara kita sebagai anak-anak Allah dengan Yesus Kristus
sebagai Anak Allah?
Empat Kitab Injil
99
Penerapan Kehidupan
Allah dan Segala Ciri Khas-Nya
Mazmur 105:1-5 mengatakan, “Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah
nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah
bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang
ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orangorang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya
selalu! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya
dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya.”
Bacalah beberapa kesaksian berikut dan kemudian kaitkan dengan sebuah
kesaksian pribadi atau kejadian yang menyebabkan kalian mengalami kehadiran
Allah dan segala sifat-Nya. Mulailah untuk membuat sebuah catatan, bila kalian belum
pernah melakukannya dari semua pengalaman kalian dengan Allah dan perbuatanNya. Karena dengan setiap pengalaman yang ada, kalian akan mulai menyadari
betapa hebat dan luar biasanya Allah kita dan bagaimana Ia memelihara setiap hal
dari kehidupan kita.
Allah memiliki kendali atas alam
Seorang saudara memiliki sebuah peternakan ikan. Suatu kali, ia bangun
dan mendapati semua ikannya telah mati dan mengambang di atas air. Ketika para
tetangga melihat kejadian ini, mereka menertawakannya sambil mengatakan, “Apakah
gunanya percaya kepada Allah?” Sebenarnya, hanya ikannya yang mati, padahal ikan
mereka tidak ada yang mati. Saudara ini begitu sedih dan merasa heran mengapa
Allah membiarkan kejadian ini terjadi. Ia mengumpulkan semua ikan yang mati dan
menjualnya di pasar dengan harga murah. Tidak lama kemudian, sebuah gelombang
air pasang melanda peternakan ikan. Gelombang itu begitu dahsyatnya, sehingga
semua ikan dalam peternakan itu menjadi hanyut. Para tetangga mendapati bahwa
mereka telah kehilangan semua ikan yang disebabkan terseret oleh arus pasang.
Saudara ini segera menyadari kehendak Allah yang baik yang menyebabkan ikannya
mati terlebih dahulu. Sekalipun kita harus menjual ikan dengan harga murah, tetapi
ia tidak harus kehilangan ikan seperti para tetangganya itu.
Allah mengetahui pikiran dan niat hati kita
Seorang saudara yang berusia lanjut dan istrinya telah menjadi jemaat di
gereja lain, sehingga mereka beribadah pada hari Minggu. Suatu kali ketika sedang
berbelanja bahan makanan, seorang saudari dari Gereja Yesus Sejati memberitakan
Injil kepada saudara ini dan mengundangnya untuk hadir pada Kebaktian Kebangunan
Rohani. Sepanjang tujuh hari kebaktian ini, saudara ini mengalami banyak penglihatan
dan berkat yang mengherankan dari Tuhan. Ia bertekad untuk menerima baptisan dan
selama Sakramen Perjamuan Kudus, ia melihat sebuah penglihatan lagi. Ia melihat
Tuhan Yesus menampakkan diri dalam sebuah jubah putih, sambil memegang
selembar kertas kuning dengan Sepuluh Perintah yang tertulis di dalamnya. Ketika
menghampirinya, Tuhan menanyakan, bilakah saudara ini dapat menghafalkan
Sepuluh Perintah itu. Biasanya saudara ini dapat menghafalkannya
100
Empat Kitab Injil
dengan mudah, tetapi kali ini, ia tidak dapat mengingat Perintah keempat. Kemudian,
suatu mujizat segera terjadi dalam waktu singkat. Perintah keempat berkedip tiga
kali, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.” Allah adalah Tuhan yang mengetahui
dan yang menyelidiki hati seseorang. Di dalam hatinya, saudara ini berniat untuk
menghadiri kembali satu hari setelah hari Sabat di gerejanya yang terdahulu. Tuhan
mengetahuinya dan memperingatkan saudara ini di dalam penglihatan mengenai
pentingnya mematuhi pengajaran Alkitab yang sepenuhnya.
Allah memiliki kuasa untuk menyembuhkan penyakit
Karena melahirkan anak perempuannya yang terakhir, seorang saudari,
belum pernah mengenal Tuhan, menderita sakit pendarahan yang menahun.
Penyakit ini berlanjut selama dua belas tahun. Sekalipun sang suami adalah seorang
dokter yang terkenal, telah berupaya untuk menghubungi dokter dan rumah sakit
terbaik, tetapi ia belum dapat menemukan suatu pengobatan bagi penyakit istrinya.
Suatu hari, seorang saudari lain mengajak saudari ini untuk datang ke Gereja Yesus
Sejati. Ketika hadir di sana, saudari ini menerima Roh Kudus. Sepanjang berdoa, ia
merasakan suatu kekuatan seperti kilat menghampirinya dan mulai bergetar dengan
kuat. Ia mulai merasa kuatir bahwa getaran ini akan menyebabkannya mengalami
pendarahan lebih hebat lagi. Bagaimanapun, saudari ini akhirnya mengalami suatu
kesembuhan dari pendarahannya pada saat ia beroleh Roh Kudus.
Allah dapat mengusir setan
Dalam suatu kampung, hiduplah seorang penyihir yang terkenal, yang memiliki
suatu kekuatan yang dapat mengutuk mati seseorang, bila ia menginginkannya.
Sepertinya, seluruh penduduk kampung itu ketakutan dan datang untuk mencari
kuasa penyembuhan melalui ilmu sihirnya. Bagaimanapun pada suatu saat, ia
melewati Gereja Yesus Sejati dan berhenti untuk melihat-lihatnya. Selagi berdiri di
sana, ia melihat seseorang yang berjubah putih turun dari surga ke dalam gereja
itu. Pada keesokan harinya, ketika melewati Gereja Yesus Sejati lagi, ia melihat
penglihatan lainnya, yaitu seseorang yang berkilau sedang menumpangkan tangan
kepada para jemaat yang berdoa. Setiap tempat di gereja itu terang, kecuali tempat
ia berdiri. Tidak lama kemudian, ia jatuh sakit. Ia terkena suatu penyakit yang serupa
dengan arthritis (radang persendian). Seluruh otot pada tubuhnya menegang,
sehingga sulit baginya untuk menggerakkan atau membengkokkan anggota
tubuhnya. Hampir setiap malam, tiga setan senantiasa mengganggunya, yaitu
setan-setan yang ia sembah dan sandari untuk melatih ilmu sihirnya. Ketiga setan itu
memerintahkannya agar jangan mempercayai agama Kristen, bahkan memukuli dan
mencekiknya atau menarik selimut, sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Ia
berada di atas tempat tidur itu selama dua bulan lebih. Setelah itu, para jemaat dari
Gereja Yesus Sejati mengunjungi dan memberitahukannya mengenai Kebenaran
yang sepenuhnya. Suatu malam ketika tiga setan itu datang kembali, ia berseru,
“Haleluya!” seperti yang telah diajarkan kepadanya. Tiga setan itu lalu menghilang.
Dari kejadian ini, ia memahami kuasa Allah lebih baik lagi. Kemudian, ia dibaptis. Ia
harus diusung dengan usungan kayu dan itu menjadi sebuah pekerjaan baptisan
yang sulit bagi seorang laki-laki yang tidak dapat membengkokkan anggota tubuhnya
sendiri. Setelah dibaptis, ia secara ajaib sembuh dari penyakitnya itu.
Pertanyaan Diskusi:
Tuliskan kejadian di dalam hidup kalian yang membuktikan kuasa Tuhan yang ajaib.
Empat Kitab Injil
101
Renungan dan Doa
1. Hal apa sajakah dari sifat ilahi Allah yang pernah kita alami di dalam hidup?
2. Seberapa besarkah kita telah membiarkan Pencipta alam semesta dan bumi i ni
tinggal di dalam hati kita dan mengendalikan kehidupan kita?
3. Seberapa besarkah kita telah menghargai kesempatan untuk mengenal Allah
dan firman-Nya?
102
Empat Kitab Injil
Injil Yohanes
pelajaran
11
Mengenal dan Percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus
Bacaan Kitab
Rm. 1:24-28; 10:14-17; Ef. 1:15-23; 2 Tes. 2:9-12; Ibr. 4:2; 1 Yoh. 2:1-6
Sasaran Pelajaran
Memampukan murid-murid belajar mengenai pentingnya mengenal Tuhan
sebagai Juruselamat pribadi kita
Ayat Alkitab
“Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar dan kita ada
di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristuts. Dia adalah Allah
yang benar dan hidup yang kekal.” (1 Yoh. 5:20)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Yohanes 8-14
Latar Belakang Alkitab
Kiranya menunjuk kepada bagian Latar Belakang Alkitab dalam pelajaran 10
sebagai tambahan informasi pada Injil Yohanes (pelajaran 10, 11 dan 12 dari buku
ini merupakan pemahaman Alkitab pada Injil Yohanes).
Pemanasan
Apakah maksud sesungguhnya dari mengenali seseorang itu? Apakah
perbedaan antara mengetahui seseorang dan mengenali orang itu secara pribadi?
Empat Kitab Injil
103
Pemahaman Alkitab
Bagian # 1 – Mengenal Tuhan Yesus
A. Pentingnya Mengenal Tuhan
Injil Yohanes berbeda dengan Injil lainnya, yang dituliskan agar menunjukkan
keberadaan Tuhan Yesus untuk meyakinkan beberapa kelompok kebudayaan. Injil
Yohanes dituliskan sebagai suatu Injil yang menyeluruh, sehingga orang banyak
dari semua masa boleh mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus, Anak
Allah. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan, melalui mulut dari para nabi, memberitahukan
manusia bahwa mereka harus berjuang untuk mengenal-Nya (Mzm. 100:3; Hos.
6:3,6). Tetapi sekalipun Ia senantiasa memanggil, menasihati dan menegur umat
pilihan-Nya dengan keras, orang-orang Israel tetap tidak mengenal dan mengakui
Allah (Yes. 1:2-3). Oleh karena itu, dalam Injil ini dan beberapa suratnya, Yohanes
menegaskan perihal pentingnya mengenal dan percaya kepada Tuhan. Menurut
Yohanes, pemahaman yang sebenarnya merupakan suatu sasaran bagi para umat
percaya. Pemahaman ini mengacu kepada pengenalan Yesus Kristus sebagai Anak
Allah dan Juruselamat kita serta hal lainnya berkaitan dengan Allah (1 Yoh. 2:4,1314; 5:20; 4:7-8). Hari ini, kita menyadari bahwa pengenalan Yesus Kristus merupakan
suatu persekutuan di dalam kehidupan sehari-hari (1 Yoh. 1:3). Ia adalah ‘jalan,
kebenaran dan hidup’ (Yoh. 14:6). Hanya melalui mengenal Tuhanlah, kita dapat
beroleh segala berkat di dalam kehidupan ini, sebagaimana dengan kehidupan yang
kekal. Bagaimanapun, untuk mengenal Allah tidaklah semudah melatih kecerdasaan
atau diskusi. Tetapi haruslah secara aktif, senantiasa percaya dan bersekutu dengan
Allah yang membawa kehidupan yang kekal. Ini melibatkan suatu kehidupan yang
patuh dan kasih, menjalankan firman Allah, melakukan kehendak-Nya dan mengasihi
saudara-saudari seiman.
B. Beberapa Tokoh Alkitab yang Mengenal Tuhan
Injil Yohanes mencatatkan beberapa tokoh dari yang tidak percaya menjadi
percaya sepenuhnya dan patuh kepada Tuhan Yesus. Melalui iman dan pengalaman
yang ada, mereka mengenal Yesus Kristus dan mengakui bahwa Ia adalah sungguhsungguh Mesias, Anak Allah.
1. Natanael
Saat Filipus memberitahukan Natanael mengenai bagaimana ia menemukan
Mesias, yang adalah Yesus dari Nazaret, Natanael segera bersikap ragu-ragu.
Para nabi pernah mengatakan bahwa tidak ada seorang besarpun yang berasal
dari Nazaret. Bagaimanapun, Natanael tertegun saat Tuhan Yesus menyambutnya
dengan berkata, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di
dalamnya!” Tetapi ketika Tuhan menunjukkan kemahatahuan-Nya dengan
mengungkapkan kepada Natanael mengenai tempat yang sebenarnya sebelum
mereka bertemu, Natanael segera mengatakan, “Rabi, Engkau Anak Allah,
Engkau Raja orang Israel!” (Yoh. 1:43-49).
104
Empat Kitab Injil
2. Perempuan Samaria
Perempuan Samaria, yang memiliki masa lalu begitu sengsaranya hingga
dikucilkan dari masyarakat setempat, bertemu dengan Tuhan Yesus di
tepi sebuah sumur. Sepanjang perbincangan itu, perempuan Samaria ini beroleh
kemajuan dari menolak Tuhan Yesus menjadi percaya kepada-Nya, karena Ia
mengetahui masa lalu dan kerinduannya akan Mesias (Yoh. 4:1-30,39-42).
3. Marta
Tuhan Yesus menjadi seorang tamu di rumah Marta, Maria dan Lazarus di
Betania pada beberapa kejadian sebelumnya (Luk. 10:38). Sepertinya Marta
telah mengenal Tuhan, pengetahuan rohani dan imannya pun bertumbuh.
Bagaimanapun, hanya setelah Tuhan memberitahukan bahwa Ia adalah
‘kebangkitan dan hidup’ dan bangkitnya Lazarus dari kematianlah yang benarbenar membuat Marta percaya bahwa Tuhan adalah ‘Kristus, Anak Allah, Ia yang
datang ke dalam dunia’ (Yoh. 11:25-27).
4. Tomas
Sekalipus Tomas telah menjadi seorang pengikut Kristus, ia baru benar-benar
sadar bahwa Tuhan adalah Anak Allah, setelah Tuhan Yesus menampakkan diri
dan menunjukkan bekas paku pada tangan dan lambung kepadanya. Apakah
yang merintangi Tomas dari melihat dan mengenali Allah? Tomas kehilangan
iman. Ia memerlukan keyakinannya itu dapat dibuktikan dengan nyata. Ia perlu
untuk melihat dan menjamah Tuhan sendiri sebelum menjadi percaya. Setelah
Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya, Tomas percaya dengan sepenuh
hati dan berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh. 20:26-28).
5. Yohanes Pembaptis
Yohanes Pembaptis dan Tuhan Yesus adalah saudara sepupu, sehingga ia
mengetahui siapa Tuhan Yesus secara jasmani, tetapi belum mengenal bahwa
Yesus Kristus adalah Mesias. Dua kali, dalam Yohanes 1:31 dan 1:33, Yohanes
berkata, “Aku sendiri tidak mengenal-Nya.” Jadi, sekalipun Yohanes diutus
oleh Allah untuk memberitakan bahwa janji Juruselamat bagi umat Israel telah
dinyatakan dan dipanggil untuk ‘menyaksikan tentang Terang itu’, tetapi belum
mengenal Dia hingga saat pembaptisan Tuhan Yesuslah, ia baru benar-benar
memahami bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias. Saat Tuhan Yesus datang untuk
dibaptis oleh Yohanes, Yohanes melihat Roh Allah turun dari langit seperti burung
merpati dan tinggal di atas-Nya (Yoh. 1:29-34).
6. Simon Petrus
Suatu saat, Tuhan Yesus menanyakan Petrus perihal siapakah Dia itu. Petrus
menyatakan, “Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh. 6:69). Pemahaman Petrus akan Kristus adalah benar, tetapi masih terbatas adanya. Sekalipun Petrus
mengenal siapa Tuhan, ia belum memahami sepenuhnya mengenai sasaran dan
amanat-Nya di bumi. Ia melihat Tuhan dari sudut pandang dunia, beranggapan
bahwa Ia akan segera memulihkan Kerajaan Israel dan menjadi Raja secara
duniawi. Bagaimanapun, pemahaman Petrus akan Kristus berkembang terusmenerus. Setelah menyangkal mengenai penderitaan Tuhan, menyaksikan
kematian dan kebangkitan-Nya serta mengalami kuasa Roh Kudus pada
hari Pentakosta, kesadaran Petrus akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat bertumbuh dan semakin mendalam.
Empat Kitab Injil
105
7. Orang-Orang Yahudi
Suatu saat, Tuhan dipanggil untuk segera datang ke Betania, karena Lazarus
sedang jatuh sakit. Saat Ia tiba sana, Lazarus telah meninggal empat hari
lamanya. Sepanjang waktu itu, beberapa orang Yahudi pun pergi ke rumah
Marta dan Maria untuk menghibur mereka. Saat Tuhan berdiri di depan kubur
Lazarus, Ia berdoa dan menyerukan agar Lazarus keluar dari dalam kubur itu.
Saat Lazarus keluar dari dalam kubur itu, banyak orang Yahudi, yang bersamasama dengan Maria menyaksikan apa yang Ia telah lakukan, menjadi percaya
kepada-Nya. Orang-orang Yahudi itu dahulunya adalah pengikut dari para ahli
Taurat dan orang Farisi, yang menentang dan menolak Yesus Kristus. Tetapi
sekarang, setelah menyaksikan mujizat itu, mereka menjadi paham dan percaya
kepada Tuhan Yesus (Yoh. 11:1-48).
Bagian # 2 – Proses Percaya dan Menerima Allah
Percaya dan menerima Tuhan Yesus melibatkan suatu proses yang panjang
dan rumit. Hal apa sajakah yang biasanya menjadi batu sandungan, sehingga
merintangi manusia dari menerima Kristus? Apakah yang menjadi sumber iman dan
kepercayaan di dalam Tuhan Yesus?
A. Batu Sandungan
1. Pertimbangan dan pemahaman awal
Pertimbangan dan pemahaman awal mengenai Kristus dan agama Kristen
sering kali menjadi batu sandungan. Sikap Natanael terhadap penduduk Nazaret
membuat dirinya beranggapan bahwa tidak ada sesuatu yang baik yang berasal
dari sana. Beberapa orang dari negeri Timur-Jauh tidak akan pernah menerima
agama Kristen, karena mereka menyangka bahwa agama Kristen itu merupakan
agama dari dunia barat dan agama dari orang-orang kafir. Dalam masa
Kristus, pertimbangan dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat inilah yang
merintangi mereka untuk melihat Kebenaran yang sepenuhnya. Dalam Matius
9:17, Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang Farisi dan para ahli Taurat,
“Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua,
karena jika demikian kantong itu akan koyak, sehingga anggur itu terbuang dan
kantong itupun hancur.” Tuhan Yesus datang ke dunia untuk mendirikan suatu
perjanjian yang baru antara Allah dan umat-Nya. Ia datang untuk menawarkan
pengampunan dosa dan perdamaian dengan Allah melalui iman. Ini sungguh
berbeda dari cara kepercayaan orang-orang Yahudi, dengan peraturan dan adat
istiadat yang mereka anut. Orang-orang Yahudi menganut tradisi lama yang
mereka anggap baik. Dan sekalipun, mereka mendengar pengajaran Tuhan
Yesus yang berkuasa dan menyaksikan berbagai mujizat-Nya, mereka tetap
menentang Kebenaran yang sepenuhnya itu, sehingga merintangi mereka dari
percaya dan mengenal Yesus Kristus sebagai Mesias yang telah lama dinantikan,
Anak Allah (Yes. 53:1-3; Luk. 24:21). Apakah kita pernah mempertimbangkan
dan memahami sesuatu yang membutakan kita untuk melihat Kebenaran yang
sepenuhnya atau merintangi dari berjalan dengan iman kita?
2. Kehilangan iman
Saat Yesus Kristus mengajar, banyak orang yang mengikut-Nya untuk
memperoleh makanan dan berkat jasmani. Mereka mengejar kehidupan di dunia
ini dan gagal untuk melihat apa yang Tuhan tawarkan. Manusia yang tidak
106
Empat Kitab Injil
beriman menaruh pengharapan mereka pada hal-hal yang kelihatan dan yang
bersifat sementara. Mereka tidak dapat melihat hal-hal yang bersifat kekal. Iman
mereka ada hanya sepanjang berkenaan dengan pengharapan mereka. Orang
banyak yang mengikut Tuhan Yesus justru kehilangan iman mereka. Mereka
‘percaya’ kepada Kristus dengan dangkalnya dan pergi begitu saja ketika
Ia tidak menawarkan apa yang mereka harapkan. Iman mereka tidak cukup
dengan mengabaikan pemahaman dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah dan firman-Nya (Rm. 11:20; 2 Kor. 1:24). Alkitab berkata, “Tetapi tanpa
iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah” (Ibr. 11:6a). Oleh karena itu,
iman merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam memperoleh keselamatan.
“Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada
mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak
bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya” (Ibr.
4:2). Seseorang yang beriman tidak akan kehilangan pandangannya mengenai
kehidupan yang kekal karena hal-hal dari dunia ini. Mereka memiliki iman untuk
memandang jauh dari sekedar godaan hidup, bahkan menerima dan mematuhi
firman Allah dengan sepenuhnya.
3. Hati yang keras
Manusia pada masa Tuhan Yesus, seperti mereka yang hidup pada masa
Yesaya (Yes. 6:10), tidak akan percaya sekalipun ada bukti yang nyata. Sebagai
akibatnya, Allah keraskan hati mereka. Dalam Roma. 1:24-28 dan 2 Tesalonika
2:9-12, mencatatkan bagaimana orang-orang dunia telah menjadi sia-sia di dalam
pandangan dan pikiran mereka yang gelap. Bagi mereka yang memiliki hati yang
keras, bahkan untuk alasan yang paling menyentuh hati sekalipun menjadi siasia. Tuhan Yesus cukup banyak menunjukkan tanda mujizat yang membuat orang
banyak seharusnya menjadi percaya kepada-Nya. Tanda mujizat yang terbesar
adalah membangkitkan Lazarus dari kematian, seharusnya dapat menggugah
iman dari semua orang yang melihat atau yang mendengarkan kejadian itu.
Tetapi orang-orang Yahudi tetap mengeraskan hati mereka dan menolak untuk
meyakini bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias. Marilah mengintrospeksi dan
memastikan apakah hati kita ini telah menjadi tegar karena tipu daya dosa (Ibr.
3:13).
Tips Pengajaran:
Anda boleh membuat sebuah daftar seperti berikut untuk membantu mengatur
informasi yang ada.
Tokoh
Rintangan apakah
bagi mereka untuk
mengenal Tuhan?
Bagaimana
menghilangkan
rintangan itu?
Hasil
Empat Kitab Injil
107
B. Sumber Iman
1. Mendengarkan firman Allah dan diperbarui oleh Kebenaran
Paulus berkata, “Jadi, iman timbul dari pendengaran dan pendengaran
oleh firman Kristus” (Rm. 10:17). Iman termotivasi dari mendengarkan Injil
firman Allah. Pada hari Pentakosta, Petrus berdiri dan berkhotbah di hadapan
orang banyak. Dalam khotbahnya, Petrus memperkenalkan Injil dan jalan
keselamatan kepada mereka. Ketika mendengarkannya, mereka menjadi
tersentuh. Kepandaian berbicara atau kehebatan merayu apakah yang Petrus
miliki, sehingga menyebabkan orang banyak mengatakan hal ini? Sungguh,
tidak ada. “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan
roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita” (Ibr. 4:12). Melalui firman Allah, “Kami mematahkan setiap siasat
orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia
untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan
menaklukkannya kepada Kristus” (2 Kor. 10:3-5).
2. Melihat kuasa Allah
Dalam Yoh. 10:37-39, Tuhan Yesus mengatakan kepada orang banyak,
“Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku,
percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu.” Tuhan mengakui bahwa orang
banyak belum dapat menerima pengajaran-Nya dan mungkin percaya melalui
cara yang lainnya. Oleh karena itu, Ia mengundang para pendengar-Nya untuk
mempertimbangkan semua mujizat-Nya, bila mereka menemukan firman-Nya
terlalu sulit untuk dipercayai. Setelah semuanya itu, dinubuatkan bahwa Mesias
akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar (Yes. 35:4-6). Hari ini, Alah
dapat menggunakan berbagai mujizat untuk menolong kita. Dan berbagai
mujizat itu mungkin merupakan mujizat yang luar biasa atau sesuatu yang biasa
saja. Tetapi dalam cara apapun, Allah membiarkan kita mengetahui bahwa
Ia berbicara secara pribadi kepada kita. Banyak orang datang kepada Tuhan
setelah menyaksikan mujizat seperti beroleh kesembuhan dari suatu penyakit,
beroleh kelepasan dari kuasa kegelapan dan lain sebagainya (Mrk. 16:17-20; 1
Sam. 2:6-7). Berbagai mujizat itu tidak akan pernah berakhir dalam kehidupan
mereka. Tuhan menunjukkan berbagai mujizat itu, sehingga orang banyak dapat
mengetahui dan memahami bahwa Aku (Yesus) di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku (Yesus) (Yoh. 14:10-11). Demikian pula, Allah dapat menggunakan
berbagai mujizat untuk meyakinkan orang banyak, agar mereka percaya kepadaNya dan meneguhkan Kebenaran yang sesungguhnya.
3. Merendahkan hati sendiri
Pada suatu saat, Tuhan mengatakan, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan
langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak
dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (Mat. 11:25).
Mengapa Injil tersembunyi dari orang bijak dan orang pandai? Ada orang-orang
yang merasa sombong dalam pengetahuan mereka. Mereka merasa telah
mengetahui semuanya. Sementara, orang kecil adalah mereka yang rendah hati
dan mau menerima Kebenaran firman Allah.
Di dalam Alkitab, ada seorang sida-sida dari tanah Etiopia, pembesar dan kepala
perbendaharaan dari Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang bertanggung jawab
atas harta yang banyak. Ia baru saja beribadah di Yerusalem dan sedang
108
Empat Kitab Injil
membaca suatu catatan dari Yesaya dalam perjalanan pulangnya. Saat ditanya
apakah memahami apa yang sedang dibacanya, sida-sida itu tidak menggunakan
kesombongan atau statusnya dalam memahami firman Allah. Ia mengecewakan
para pengawalnya dan justru meminta Filipus untuk duduk di sampingnya
dan menjelaskan catatan yang sedang ia baca itu. Sekalipun seorang yang
berkedudukan tinggi, sida-sida itu memahami bahwa ada beberapa bagian
kehidupan yang perlu bantuan dari orang lain dan ia tidak merasa malu untuk
melakukannya. Karena kerendahan hatinya, sida-sida itu mampu memahami
firman Allah dan menerima karunia hidup kekal (Rm. 10:9; 4:20-21; 1 Tim. 1:15;
4:8-9). Mereka yang sombong, sebaliknya, akan terhalangi dari mendengarkan
atau melihat Kebenaran. Bukanlah dengan pengetahuan duniawi, kekuasaan
atau status yang membuat kita mengetahui Kebenaran, tetapi suatu sikap yang
rendah hati. Bila mempelajari Kitab Suci dengan iman dan rendah hati, kita akan
menerima banyak pandangan dan pemahaman firman Allah yang baru.
4. Allah memberikan pemahaman dan membuka hati kita untuk menerima-Nya
Tidak peduli seberapa banyak telah berusaha, kita tidak dapat memahami
Yesus pada diri kita sendiri, karena manusia memang tidak dapat menjelaskan
misteri dari Roh Allah (1 Kor. 2:11). Demikian pula dengan manusia, sekalipun
telah berusaha dengan berbagai alasan untuk mengenali Tuhan Yesus, tetapi
mereka tidak dapat mengenali-Nya (Mat. 16:13-14). Penduduk Nazaret, kota
Tuhan Yesus dibesarkan, beranggapan bahwa mereka mengenal Dia, tetapi
pemahaman mereka mengenai Tuhan Yesus hanya dibatasi sebagai anak tukang
kayu saja (Mat. 13:55-58). Dunia melalui hikmatnya tidak dapat mengenali Allah
(1 Kor. 1:20-21). Hanya Allahlah yang dapat mengungkapkan kepada manusia
siapa diri-Nya yang sesungguhnya (Mat. 11:27; Kis. 16:14). Dalam Lukas 10:22,
Tuhan memberitahukan murid-murid, “Semua telah diserahkan kepada-Ku
oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa
dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakan hal itu.” Setelah itu berpalinglah Yesus berkata kepada murid-muridNya tersendiri, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena
Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu
lihat, tetapi tidak melihatnya dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi
tidak mendengarnya.” Sungguh, ini bukan hasil pekerjaan manusia bahwa kita
dapat mengenal Dia, tetapi karena melalui pilihan dan kasih karunia-Nya kita
diselamatkan (Yoh. 15:15-16; Ef. 2:8-9). Kiranya Tuhan mengaruniakan kita Roh
hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar (Ef. 1:17).
Menguji Pemahaman
1. Menurut Yohanes, apakah maksudnya mengenali Allah itu?
2. Hal apa sajakah yang merintangi seseorang dari percaya kepada Allah?
3. Sumber iman dan kepercayaan apakah kepada Allah?
4. Dari pembelajaran kita mengenai beberapa tokoh yang percaya kepada Tuhan,
adakah seorang tokoh yang kalian dapat mengenalinya?
Empat Kitab Injil
109
Penerapan Kehidupan
Selangkah Lebih Dekat dalam Mengikut Yesus
Kita tinggal di suatu dunia yang sebagian besar masyarakatnya tidak percaya
bahwa sesuatu itu benar adanya, bila kita memberitahukan mereka. Ini benar-benar
terasa terutama ketika kita memberitahukan Injil, agar mereka percaya kepada Allah.
Manusia perlu untuk melihat dan mengalami Allah secara pribadi. Manusia menjadi
percaya dan memahami Tuhan Yesus melalui berbagai cara. Ada kalanya Allah
mengirim kilat untuk mengejutkan kita. Ada kalanya Allah mengirim anugerah dan
berkat untuk membiarkan kita melihat kehadiran-Nya. Kita telah mengalami Allah
melalui penyembuhan penyakit, menerima Roh Kudus, beriman kepada firman-Nya
atau kasih dari orang-orang di sekeliling kita. Allah akan menggunakan berbagai
cara untuk menyanggupkan kita mengenal-Nya, tetapi kita perlu membuka hati dan
menjadi sensitif kepada panggilan ilahi-Nya.
Bacalah kutipan berikut dari sebuah surat yang dituliskan oleh seorang saudari
kepada teman baiknya, yang ia telah kenal sejak SMP. Melalui surat itu, kita dapat
melakukan suatu perjalanan bersama dengannya, sebagaimana ia mulai mengenal
Allah dan mengalami suatu perubahan di dalam kehidupannya.
Teman Baikku,
Saya bersyukur kepada Allah atas kamu dan hubungan baik kita selama
beberapa tahun ini. Saya pun bersyukur kepada Allah bahwa kamu telah
menyempatkan waktu dari jadwal kesibukanmu untuk menghadiri kebaktian hari
Sabtu malam, yaitu Kebaktian Kebangunan Rohani yang diadakan dua kali setahun
di Garden Grove.
Saya memahami bagaimana kamu merasakan malam itu, karena saya pun
merasakan hal yang serupa saat pertama kali melihat orang-orang berdoa dalam
bahasa lidah pada kebaktian rumah tangga yang saya hadiri bersama dengan
orangtua dan saudara termudah saya (ia berusia 9 tahun dan saya berusia 10
tahun). Doa itu tidak sampai 30 menit, tetapi lebih dari 10 menit lamanya. Sekalipun
demikian, saya merasa takut dan tidak nyaman. Saya beranggapan bahwa berdoa
dengan bahasa lidah itu sungguh suatu cara yang aneh untuk berdoa. Bahkan saya
dan adik tertawa, sekaligus tidak menyukainya, tetapi merasa damai, sebagaimana
kita melihat-lihat selama mereka berdoa. Setelah itu, ketika menghadiri Kebaktian
Kebangunan Rohani di Garden Grove, saya merasakan bahwa berdoa selama
30 menit itu sungguh merupakan suatu beban, karena tidak tahu apa yang harus
didoakan dan lutut saya masih terasa sakit, bahkan setelah selesai berdoa.
Saya terkenang saat pertama kali pergi ke Gereja Yesus Sejati di El Monte.
Saya melihat-lihat ke berbagai ruangan di gereja itu dan mendapati ruang kosong
yang berseberangan dengan ruang aula utama. Ketika duduk pada salah satu bangku
kayu di gereja itu, saya merasakan seperti telah tiba di ‘rumah’ sendiri. Ruang aula ini
jelas terasa hangat dan penuh damai sejahtera (sebagaimana yang kamu ketahui,
bahwa saya merasakan seperti di rumah sendiri).
Saya pun terkenang saat menerima Sakramen Baptisan Air di sungai yang
airnya begitu dingin seperti es yang membeku. Saya melakukan apa yang pendeta
katakan dan tentunya, yang sesuai pula dengan ajaran Alkitab. Saya berlutut di
110
Empat Kitab Injil
dalam air, menundukkan kepala, melipatkan tangan dalam posisi berdoa,
memejamkan mata dan bertobat (mengakui semua hal buruk yang pernah saya
perbuat dan memohon pengampunan Allah), lalu pendeta membaptis saya dalam
nama Yesus Kristus. Setelah mengeringkan tubuh dan berganti pakaian, kita kembali
ke Gereja Yesus Sejati di El Monte untuk melakukan Sakramen Pembasuhan Kaki
dan Sakramen Perjamuan Kudus. Saat duduk kembali di sebelah kiri adik di dalam
suatu mobil yang berwarna merah anggur dan membuka jendelanya, tiba-tiba, saya
merasakan seperti ada suatu beban yang besar dan begitu berat, yang terpikul di
pundak saya, padahal saya baru berusia 10 tahun. Beban apakah yang mungkin
saya dapat pikul pada saat itu?
Saya memuji Allah bahwa diri saya sekarang ini sungguh berbeda dari seorang
gadis yang menyedihkan, seperti yang digambarkan dahulu kepadamu. Beban yang
terpikul di pundak adalah segala beban dosa yang pernah saya perbuat.
Saya memiliki sifat yang begitu buruk dan mudah sekali untuk menjadi marah.
Saya melampiaskan seluruh kemarahan dan rasa frustrasi saya ke dalam tindak
kekerasan, seperti yang ayah sering perbuat. Saya membenarkan tindakan dan hak
untuk menjadi marah. Saya tidak dapat mengendalikan sifat buruk itu. Saya sering
meninju orang yang kurus dengan kejam dan menendangnya, tidak membantu
adik kapanpun ia menjengkelkan perasaan saya. Seolah-olah belum cukup buruk,
suatu saat saya begitu marah kepada adik, sehingga mencakar lengan bawah dan
membuatnya berdarah. Saya sadar memiliki sifat buruk itu, tetapi tidak mampu untuk
memperbaikinya. Pada suatu saat, saya menjadi begitu marah dan jengkel, bahkan
meluapkan kemarahan di hadapan ibu atau sanak saudara yang memberitahukan
sifat buruk yang saya miliki. Saya tidak mampu menangani sifat buruk itu dan begitu
angkuhnya untuk mengakui kekurangan diri sendiri.
Saya sering berkata kasar (meniru kebiasaan dari anak-anak tetangga). Saya
terbiasa dan sering kali menggunakannya di dalam sekolah.
Saya terlalu pelit dan mementingkan diri sendiri. Saya tidak suka berbagi
kepunyaan sendiri, tetapi justru menimbunnya. Untuk makanan atau hal lainnya, saya
senantiasa mengambil bagian yang terbaik bagi diri sendiri dan tidak mempedulikan
kebutuhan dan keinginan orang lain.
Saya mencuri uang dari orangtua dan menjadikan adik sebagai kaki-tangan
saya, sehingga kita dapat bermain ding-dong di toko donat yang bersebelahan
dengan restoran hasil laut orangtua kami. Suatu saat, perbuatan adik ketahuan dan
dihukum oleh orangtua, tetapi saya justru tidak membela adik.
Di atas semua itu, saya memiliki harga diri yang begitu rendah, sehingga
membenci diri sendiri. Sebenarnya, ‘membenci’ di sini, bukanlah sepenuhnya
menunjukkan seberapa besar saya merasa kesal dan memandang rendah segala
sesuatu mengenai diri sendiri. Di sekolah, saya senantiasa diacuhkan, karena tidak
dapat menempatkan diri di manapun saya berada. Saya senantiasa menjadi orang
terakhir yang terpilih di suatu tim. Teman-teman sekolah mengejek, karena corak
budaya dan pakaian yang tidak modern yang saya kenakan. Beberapa anak lakilaki bahkan berlaku terlalu jauh terhadap diri saya, seperti mengeluarkan kata-kata
sumpah serapah, melemparkan batu, menghina dan mendorong saya. Mereka
memukuli saya tanpa belas kasihan, sehingga membuat hidung saya berdarah, luka
dan memar pada anggota tubuh lainnya. Di rumah, saya sering kali ditampar, dipukuli
dan dihukum oleh ayah, kapanpun ia melampiaskan rasa marah dan frustrasinya.
Saya merasa tertolak dan kesepian; kapanpun memandang muka di hadapan
cermin, semua yang saya dapati hanyalah keburukan, kebodohan, anak yang tidak
disayangi, yang tidak dapat berbuat apapun yang pantas atau yang baik. Oleh karena
itu, saya sering berjalan dengan tatapan mata ke bawah dan kepala
Empat Kitab Injil
111
yang tertunduk. Saya merasa tidak dapat berbuat sesuatu yang pantas. Bahkan saya
beranggapan bahwa ibu, semua orang membenci diri saya. Sekalipun menyedihkan
dan merasa bahwa hidup ini tidak pantas untuk dijalani, saya terlalu takut untuk
melarikan diri dari rumah atau menjalani kehidupan saya sendiri.
Saya jarang tersenyum. Suatu saat, teman sekolah saya bertanya dengan
terus terang, “Bagaimana kamu dapat untuk tidak pernah tersenyum?” Saya
dengan penuh kesedihan menjawabnya, “Karena tidak ada hal yang saya dapat
senyumkan.”
Apakah yang berbeda dari diri saya pada hari ini? Kamu dan orang-orang
lainnya yang mengetahui diri saya mungkin akan menggambarkannya sebagai
seseorang yang benar-benar menyenangkan. Bahkan, beberapa orang telah
menjuluki saya ‘gadis sinar matahari’.
Tentu saja, saya tidak berubah dari semalam ataupun karena suatu hal
kebetulan yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Pada hari ini, saya masih memiliki
banyak hal untuk membuktikannya. Saat bertumbuh di dalam Tuhan, saya menemukan
tekanan yang berat, yaitu mengasihani dan membenci diri sendiri yang berasal dari
cara pandang saya terhadap segala sesuatu. Kemampuan saya untuk bersukacita
sekarang ini (tidak peduli dalam situasi bagaimanakah diri saya ini) bukanlah
disebabkan oleh berpikir secara positif ataupun rasa optimis, tetapi karena firman
Allah yang ada di dalam Alkitab. Saya tidak mendengarkan dan membaca firman
Allah saja, tetapi memasukkan dan menjalaninya di dalam kehidupan saya. Saya
belum pernah mencari bantuan dari psikoterapis sebelumnya, tetapi hanya memiliki
beberapa orang teman. Dua orang dari antara teman-teman itu memberitahukan
bahwa mereka itu sebenarnya merupakan teman-teman yang buruk, sementara
dua orang lainnya pun bermasalah atau tertekan. Mengapa mereka tidak memiliki
ketulusan, sukacita dan damai sejahtera di dalam hati mereka, sementara saya
memilikinya?
Semua yang saya ketahui adalah Allah telah menyediakan suatu terapi yang
terbaik melalui firman-Nya “yang hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati
kita” (Ibr. 4:12). Firman Allah telah membentuk segala sifat saya bertahun-tahun
lamanya dan terus-menerus akan membentuknya hingga saat kematian diri saya.
Sekalipun bekas luka dari masa kecil saya akan senantiasa ada, tetapi bekas luka
itu tidak akan menghilangkan rasa sukacita di dalam Tuhan, karena saya memiliki
suatu sasaran hidup dan pengharapan keselamatan yang kekal. Selain itu, saya
telah mengalami kasih Allah dan kegenapan dari janji-janji-Nya seperti yang tercatat
di dalam Alkitab. Alkitab bukan sekedar tulisan yang memuat catatan sejarah, cerita
dan konsep. Firman Allah senantiasa berlaku dan berkaitan dengan kehidupan
manusia. Firman Allah mengandung kebenaran dan hidup; saya menyadarinya dari
pengalaman pribadi.
Saya begitu banyak berbagi dengan kamu, tetapi tidak ingin berlebihan atau
membuat kamu merasa bahwa saya berusaha untuk mengubah diri kamu. Saya
hanya ingin berbagi harta yang saya temukan ini. Saya berharap dapat membagikan
semuanya ini, karena merasa terlalu kuatir mengenai apa yang kamu akan pikirkan,
terutama dalam menghindari penggunaan perkataan atau perilaku yang dapat
melukai hati orang lain.
112
Empat Kitab Injil
Saya ingin mengatakan bahwa saya mengasihi dan mempedulikanmu. Akan
sungguh berarti bagi saya, bila kamu dapat mempercayai saya dengan datang
kembali ke gereja untuk “mengecap dan melihat betapa baiknya Tuhan itu” (Mzm.
34:9). Kamu boleh datang kepada saya kapanpun.
(Selangkah Lebih Dekat dalam Mengikut Yesus,
Higher Ground, Musim Semi 1998)
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana kalian dapat percaya kepada Tuhan?
2. Bagaimana kalian ‘melihat’ Allah untuk pertama kalinya?
3. Seberapa teguhkah iman kalian di dalam Allah?
4. Hal apa sajakah atau kejadian yang meyakinkan kalian bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat kalian?
5. Rintangan atau keraguan apa sajakah yang kalian pergumulkan dalam mencari
Allah? Bagaimana kalian mengatasinya?
Renungan dan Doa
Melalui pencobaan dan penderitaan, Ayub mampu melanjutkan dari
‘mendengar perihal Allah’ menjadi ‘melihat Allah’. Hari ini, sudahkah kita mendengar
perihal Allah atau kita benar-benar telah melihat Allah di dalam kehidupan kita?
“Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan” (Hos.
6:3).
Empat Kitab Injil
113
114
Empat Kitab Injil
Injil Yohanes
pelajaran
12
Yesus Kristus –
Jawaban dari Segala Sesuatu
Bacaan Kitab
Yoh. 6; 8:1-12; 10:1-18; 11:1-44; 14:1-7; 16:33; Ef. 1-2:8; Mzm. 103:1-5,13
Sasaran Pelajaran
1. Memampukan murid-murid untuk mengetahui bahwa Yesus Kristus
adalah Allah yang Maha kuasa, yang dapat mengatasi segala persoalan
kehidupan kita sehari-hari
2. Memampukan murid-murid belajar percaya dan berserah kepada Tuhan
terhadap apa yang kita hadapi di dalam kehidupan
Ayat Alkitab
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan.” (Mat. 11:28-29)
Bacaan Kitab untuk Minggu ini (bagi para guru dan murid)
Yohanes 15-21
Latar Belakang Alkitab
Kiranya menunjuk kepada bagian Latar Belakang Alkitab dalam pelajaran 10
sebagai tambahan informasi pada Injil Yohanes (pelajaran 10, 11 dan 12 dari buku
ini merupakan pemahaman Alkitab pada Injil Yohanes).
Pemanasan
Kapankah kalian mendapati persoalan? Kepada siapakah pertama kali kalian
biasa berserah? Mengapa?
Empat Kitab Injil
115
Pemahaman Alkitab
Karena sifat alami dari Pemahaman Alkitab ini, periksalah pemahaman
berbagai pertanyaan yang dapat ditemukan setiap ungkapan ‘Akulah...’.
Dalam kitab Yohanes, Tuhan sering menggunakan ungkapan ‘Akulah...’ (ego
eimi) untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri. Faktanya, Yesus Kristus menggunakan
ungkapan ini sebanyak tujuh kali untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang
Maha kuasa dan yang Maha kekal. Penggunaan ungkapan ‘Akulah...’ pertama kali
digunakan pada Perjanjian Lama, saat Allah menampakkan diri-Nya kepada Musa
(Kel. 3:13-14). Ungkapan ‘Akulah...’ menyatakan keberadaan Allah dan digunakan
secara mutlak oleh Allah dan bagi Allah. Ungkapan ini dimaksukan kepada Satusatunya yang kekal, Allah yang sejati, Pencipta alam semesta dan Penebus umat
Israel (Yes. 43:13; 44:6; 46:9; 48:12; 52:6; Ul. 32:39; Kis. 7:32; Mat. 22:32). Dalam
penggunaan ungkapan ini, Tuhan menegaskan bahwa Ia adalah Allah yang kekal
dan yang tidak nampak, yang menjadi manusia. Setiap ungkapan ‘Akulah...’ muncul,
Tuhan Yesus mengungkapkan suatu hal unik dari sifat keilahian-Nya. Tiap-tiap
ungkapan menunjukkan suatu hal yang Tuhan penuhi dalam kehidupan kita.
A. Akulah Roti Hidup yang Turun dari Surga (Yoh. 6:51)
Saat menyaksikan mujizat bagaimana Tuhan memberikan makanan kepada
lima ribu orang lebih, mereka tertarik kepada Tuhan karena manfaat dan berkat
jasmani. Kristus memperbaiki pandangan mereka yang keliru dengan mengatakan,
“Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi dan
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35).
Tuhan mengingatkan orang banyak untuk tidak memusatkan pikiran terhadap
makanan dan minuman atau berkat jasmani yang dapat binasa, tetapi pada hal-hal
yang tidak dapat binasa. Ia mengingatkan bahwa selain kehidupan jasmani, ada pula
kehidupan rohani yang memerlukan makanan rohani yang bergizi dan kepuasan.
Sering kali, kelaparan dan kehausan rohani ini timbul dalam berbagai cara yang
berbeda, seperti kesepian, kebosanan, kesia-siaan dan kehampaan.
Hari ini, kita membuat kesalahan umum dari berusaha untuk mengisi
kekosongan rohani dengan hal-hal jasmani seperti makanan, kesenangan, kenikmatan
dan kehidupan yang sibuk. Makin berusaha untuk mengisi kekosongan ini dengan
hal-hal duniawi, maka semakin hampa kita akan merasakannya. Sebagian manusia
seperti seseorang yang terapung-apung di lautan. Ia menjadi mengigau karena
kehausan dan bertekad untuk meminum air laut untuk menghilangkan dahaganya.
Makin banyak minum, ia semakin haus. Akhirnya, ia mati karena kehabisan cairan
dalam tubuh. Memang mustahil untuk memperoleh kepuasan hati yang sesungguhnya
dari hal-hal duniawi. Bagaimanapun, Tuhan menawarkan kita sebuah jalan keluar. Ia
berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah” (Mat. 4:4). Satu-satunya jalan keluar bagi kehampaan dan kesia-siaan
hidup adalah dengan datang ke hadapan Tuhan Yesus, percaya kepada-Nya dan
menjalankan firman-Nya. Setelah itu, kita akan menemukan kepuasan dalam hati
dan kelegaan bagi jiwa kita.
116
Empat Kitab Injil
Menguji Pemahaman:
1. Pernahkah kalian merasa hampa di dalam hidup?
2. Apakah kalian mendapati bahwa kehidupan itu mengerikan, tertekan atau siasia?
3. Apakah yang kalian telah lakukan untuk berusaha membawa makna ke dalam
kehidupan kalian? Apakah hal itu tepat guna?
B. Akulah Terang Dunia (Yoh. 8:12)
Dalam Yohanes 8:1-11, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa
seorang perempuan yang berzinah ke hadapan Tuhan untuk dihakimi. Bagaimanapun,
Kristus berpaling kepada mereka dan berkata, “Barangsiapa di antara kamu yang
tidak berdosa, hendakah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
Setiap orang meninggalkan tempat itu dari yang tertua hingga yang termuda. Tuhan
berpaling kepada perempuan itu dan memerintahkannya untuk jangan berbuat dosa
lagi. Lalu, Ia berkata, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan
berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Dari kejadian ini, kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus, terang yang
sesungguhnya, telah memancarkan terang itu ke dalam hati perempuan
yang berzinah. Saat memancar, terang itu akan menebus kegelapan, hingga
menyingkapkan mana yang benar dan yang salah, mana yang sejati dan yang palsu.
Dahulu perempuan yang berzinah ini hidup di dalam kegelapan, dosa dan tanpa
pengenalan akan Allah, tetapi sekarang ini, ia dapat ‘melihat’ dan mengenal Tuhan.
Tuhan Yesus menunjukkan jalan-jalan yang keliru kepadanya. Ia menunjukkan pula
kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi bahwa di hadapan Allah, mereka
pun adalah orang-orang berdosa dan bukan orang-orang yang benar. Barangsiapa
tinggal di dalam kegelapan akan dibingungkan, tidak dapat melihat kenyataan hidup.
Tersesat di dalam khalayan kehidupan, mereka membuat penghakiman berdasarkan
penampilan luar saja dan tidak dapat memahami apa yang penting dan yang benar.
Hanya dengan mengenal Yesus Kristus dan tinggal di dalam firman-Nyalah, kita akan
dapat benar-benar ‘melihat’ arah kehidupan ini. Dengan terang, kita dapat melihat
nilai dari segala hal dengan jelas dan dapat melihat untuk apa sebenarnya kita hidup
di dunia. Karena firman Allah bagaikan sebuah pelita bagi kaki kita dan terang bagi
jalan kita, sehingga kita tidak akan tersandung atau terjatuh. (Mzm. 119:105).
Menguji Pemahaman:
1. Bagaimana terang Allah telah bersinar di dalam kehidupan kalian?
2. Bila terang Allah memang telah bersinar di dalam kehidupan kalian, hal apakah
yang akan tersingkap?
3. Matius 5:14-16 memberitahukan agar terang kita dapat bersinar kepada orang
lain. Apakah maksudnya? Introspeksilah dalam perkataan, tindakan dan jalan
kehidupan kita, apakah telah menjadi terang bagi bangsa-bangsa lainnya.
Empat Kitab Injil
117
C. Akulah Pintu (Yoh. 10:7)
Pada suatu petang di Palestina, kawanan domba dikumpulkan ke dalam
sebuah kandang untuk melindungi mereka dari para pencuri, cuaca buruk atau
binatang buas. Para gembala biasanya tidur sebagai pintu di tempat masuk dan
keluarnya kawanan domba itu. Tuhan menggunakan pintu ini untuk menggambarkan
bahwa hanya melalui Dialah kita beroleh kehidupan yang kekal. Hari ini, ada banyak
macam agama. Dalam kekristenan sendiri, ada 10.000 gereja dengan berbagai
pengajaran mengenai keselamatan. Dalam masyarakat plural seperti hari ini, kita
diajarkan untuk menerima semua agama yang secara garis besar adalah sama;
semua agama itu mengajarkan kita untuk berbuat kebaikan dan memimpin kita
kepada kehidupan yang kekal. Tetapi tidak semua agama adalah sama ataupun dapat
memimpin manusia kepada kehidupan yang kekal. Hanya melalui Tuhan Yesuslah
kita dapat beroleh keselamatan (Kis. 4:12). Yesus Kristus adalah satu-satunya pintu
menuju keselamatan. Karena hanya ada satu Tuhan, maka hanya ada satu jalan dan
satu pintu pula untuk masuk ke dalam jalan yang menuju kehidupan yang kekal (Ef.
4:4-6). Oleh karena itu, dua gereja dengan dua pengajaran yang berbeda mengenai
keselamatan tidaklah dapat dibenarkan ataupun dapat memimpin kita menuju
kehidupan yang kekal. Keselamatan hanya diperoleh dengan percaya kepada
Tuhan Yesus dan menemukan gereja yang memberitakan Injil yang sepenuhnya.
Inilah gereja yang menegakkan dan menyatakan Kebenaran yang diajarkan di dalam
Alkitab. Pada akhir zaman, Tuhan sendiri telah mendirikan Gereja Yesus Sejati untuk
memberitakan satu-satunya jalan keselamatan.
Menguji Pemahaman:
1. Apakah yang dimaksudkan dengan pintu?
2. Bagaimana kita dapat masuk ke pintu ini?
D. Akulah Gembala yang Baik (Yoh. 10:11)
Penggembalaan merupakan suatu pekerjaan yang umum di Israel,
sehingga Tuhan pernah berkata, “Akulah gembala yang baik.” Ini merupakan suatu
perumpamaan agar manusia dapat memahami dengan jelas. Dalam kitab Yeremia
dan Yehezkiel, para nabi menghukum gembala-gembala (para pemimpin) yang palsu,
yang menyalahgunakan peranan kerohanian mereka, “Celakalah para gembala
yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!” (Yer. 23:1)
Yehezkiel menubuatkan bahwa gembala yang sejati (Mesias) akan datang dan
menuntun umat Allah dengan kepedulian dan kepemimpinan. Yesus Kristus adalah
gembala yang sejati bagi umat-Nya.
Bagaimana Tuhan Yesus menjadi seorang gembala yang baik?
l Gembala yang baik akan menuntun kawanan dombanya (1 Pet. 5:7; Mzm.
23:1-6). Tuhan akan memaringkan kita di padang yang berumput hijau dan
membimbing kita ke air yang tenang (Mzm. 23:2). Kita dapat bersukacita dan
beroleh kehidupan yang berlimpah melalui tinggal di dalam firman dan Roh
Allah.
l Gembala yang baik akan berjalan di depan kawanan dombanya. Tuhan telah
menjadi teladan bagi kita di dalam setiap bidang kehidupan, sehingga kita dapat
mengikuti jejak-Nya di dalam perkataan, kasih, tindakan, kebajikan, semangat
dan penderitaan (1 Pet. 2:21-24).
118
Empat Kitab Injil
l Gembala yang baik mengenal kawanan dombanya dan kawanan domba pun
mengenalnya (Yoh. 10:14). Tuhan mengetahui segala kondisi dan kebutuhan
kita. Ia mengetahui pengharapan dan kekuatiran kita, kekuatan dan kelemahan
kita. Ia mengenali kita lebih daripada kita mengenali diri sendiri. Ia mengetahui
seluruh kepribadian kita. Ia mengenali mereka yang kuat dan yang lemah, yang
sakit dan yang terluka, serta akan menolong kita.
l Gembala yang baik akan menyerahkan nyawa bagi kawanan dombanya.
Tuhan Yesus berjerih-lelah bagi kita saat berada di dunia dan pada akhirnya,
menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Seorang gembala yang sejati akan
melakukan semua yang ia dapat lakukan untuk menunjukkan kasih dan peduli
kepada kawanan dombanya, entahkah saat siang maupun malam. Ia akan
mengasihi, bahkan menyerahkan nyawa bagi kawanan dombanya. Bukanlah
seperti seorang gembala upahan, yang melayani karena ada keuntungan pribadi,
tetapi justru karena kasih Allah.
Menguji Pemahaman:
1. Bagaimana Tuhan telah menuntun kalian di dalam hidup?
2. Dalam cara apa sajakah kalian telah mengalami bahwa Tuhan, Gembala yang
baik, mengenal kawanan domba-Nya dan kawanan domba-Nya mengenal Dia?
3. Berikan contoh (tanpa menyebutkan nama) dari orang-orang yang kalian
temukan yang telah menunjukkan kualitas menjadi seorang gembala yang baik.
E. Akulah Kebangkitan dan Hidup (Yoh. 11:25)
Sebelum Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian, Ia meneguhkan
iman Marta dengan berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup,” untuk membuatnya
memahami bahwa Ia berkuasa atas kehidupan dan kematian. Tetapi apakah makna
dari kebangkitan Lazarus bagi kita pada hari ini? Kebangkitan Lazarus membuktikan
bahwa Tuhan adalah sumber dari kehidupan dan bahwa kehidupan dan kematian
berada di tangan-Nya (Yoh. 1:4). Yesus Kristus tidak hanya sumber dari kehidupan
jasmani, tetapi sumber dari kehidupan rohani pula. Ia tidak menjanjikan bahwa
seseorang akan terluput dari kematian jasmani, tetapi berjanji memberikan kita
kehidupan yang berlimpah, termasuk kebangkitan dan kehidupan yang kekal
bersama dengan-Nya. Kebangkitan Lazarus dari kematian membuktikan bahwa Ia
berkuasa atas kehidupan seseorang. Hanya Ia yang dapat mengatasi kematian.
Jadi, kita memiliki jaminan dan kepastian bahwa karena Kristus hidup, kita pun akan
hidup.
Lebih jauh dari kejadian ini menunjukkan bahwa kuasa kebangkitan-Nya
sanggup membangkitkan umat-Nya, baik sekarang maupun pada masa yang akan
datang. Marta tidak memahami sepenuhnya akan kenyataan bahwa Tuhan sanggup
membangkitkan saudaranya pada saat itu dan kelak. Kadang, kita pun dapat keliru
membatasi kuasa pemberian kehidupan dari Tuhan untuk masa yang akan datang.
Kita mungkin percaya bahwa kelak kita akan bangkit dari kematian dan diubahkan
ke dalam tubuh yang rohani. Tetapi kita pun dapat mengalami kuasa Kristus pada
masa hidup sekarang ini. Tidak ada situasi atau persoalan di dalam kehidupan kita
yang melampaui kuasa Allah untuk diubahkan. Tidak ada kelemahan kita yang terlalu
besar bagi-Nya untuk diubahkan.
Empat Kitab Injil
119
Menguji Pemahaman:
1. Seberapa besarkah kita percaya di dalam kuasa kebangkitan Tuhan?
2. Pernahkah kita mengalami perubahan hidup dari kuasa Allah di dalam kehidupan
kita?
F. Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh. 14:6)
Sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Ia menghibur murid-murid dengan
mengatakan, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu
Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat
bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu,
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di
mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke
situ” (Yoh. 14:1-4).
1. Yesus Kristus adalah jalan
Tomas menanyakan suatu pertanyaan yang bagus. Bagaimana Tuhan Yesus
menjadi jalan, sehingga orang-orang dapat berjalan menuju surga? Tampaknya
hal ini tidak nyata. Dalam kondisi yang nyata, sebuah jalan dapat menghubungkan
kita dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam kondisi yang tidak nyata, hal ini
menunjukkan cara yang akan menghubungkan kita ke suatu titik yang pasti.
Yesus Kristus adalah jalan menuju kerajaan surga, yang berarti bahwa Ia adalah
satu-satunya cara, agar kita dapat sampai ke surga. Mengapa Yesus Kristus
merupakan satu-satunya jalan? Mengapa kita tidak dapat diselamatkan melalui
Confucius atau Nabi Muhammad atau orang besar lainnya? Jawabannya
terletak pada persoalan dosa. Hanya Allahlah, yang tidak berdosa, yang dapat
membebaskan kita dari hukuman dosa. Ia rela mengorbankan darah dan
nyawa-Nya, sehingga terbukalah jalan yang baru dan yang hidup bagi kita (Ibr.
10:20). Jadi dengan percaya kepada Tuhan Yesus, bertobat, beroleh baptisan
air dan roh, mematuhi segala perintah-Nya dan menjadi kuduslah, kita dapat
diselamatkan (Kis. 2:38; Tit. 3:5).
2. Yesus Kristus adalah kebenaran
Berdasarkan Kamus Lengkap Webster dalam bahasa Inggris, kata ‘kebenaran’
dimaknai sebagai kesesuaian dengan fakta atau realita; keadaan yang sebenarnya
dari suatu hal; suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah. Bagaimanapun,
pemahaman kebenaran dalam Alkitab sungguh berbeda. Dalam Yohanes 1:1,14
dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di
antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Dalam Yohanes 14:6, Tuhan Yesus mengatakan dengan jelas bahwa Ia
adalah kebenaran. Firman Allah adalah kebenaran (Yoh. 17:17). Tuhan Yesus
merupakan perwujudan Firman dalam manusia, sehingga Ia adalah kebenaran.
Dengan berdiam di dalam firman Allah, kita akan dikuduskan dan dibebaskan
dari dosa serta akan menerima kehidupan yang kekal (2 Tim. 3:15).
120
Empat Kitab Injil
3. Yesus Kristus adalah hidup
Bagaimana Yesus Kristus adalah hidup? Bagaimana Yesus Kristus dapat
menyelamatkan dan memberikan kita kehidupan yang kekal? Tuhan Yesus
adalah Allah atas kehidupan yang kekal, yang tidak berawal dan yang tidak
berakhir (Ibr. 7:1-3,22-25). Ia adalah sumber hayat (Mzm. 36:10), roti hidup
(Yoh. 6:35) dan Pemimpin kepada hidup (Kis. 3:15). Karena inilah, Yesus Kristus
berkuasa sepenuhnya atas kehidupan dan dapat memberikan kita kehidupan
yang jasmani, sebagaimana kehidupan yang kekal (Yoh. 10:28). Melalui namaNya, baptisan air dan mengambil bagian dalam darah dan daging-Nya, kita dapat
beroleh hidup yang kekal.
Menguji Pemahaman:
1. Bagaimana Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup?
2. Dalam Yohanes 14:6, bagaimana kalian akan menanggapi seseorang yang
mengatakan, “Ada banyak jalan untuk menuju Allah”?
G. Akulah pokok anggur yang benar (Yoh. 15:1)
Dalam pernyataan ini, Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan pokok
anggur untuk menggambarkan betapa eratnya hubungan di antara umat percaya
dengan diri-Nya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia adalah pokok anggur dan kita
adalah ranting-rantingnya. Ketika tinggal di dalam Tuhan Yesus, di dalam gereja-Nya,
di dalam firman-Nya, di dalam kasih-Nya, kita bagaikan terhubung dengan pokok
anggur itu. Ketika sebatang ranting terhubung dengan batang pohon utamanya,
ia akan menerima asupan air dan mineral yang diperlukan bagi pertumbuhannya.
Demikian pula bila terhubung kepada Tuhan, kita akan menerima makanan dan
minuman rohani, yaitu firman dan Roh Allah. Melalui firman dan Roh Allah, kerohanian
kita akan hidup, bertumbuh dan menghasilkan buah.
Sebaliknya, bila tidak terhubung dengan pokok anggur, kita bagaikan
sebatang ranting yang telah terpotong dari pokok anggur itu. Sekalipun ranting ini
mungkin masih tetap hidup dan menghasilkan dedaunan, tetapi hanya sesaat saja.
Setelah itu, ia akan layu mengering dan mati. Ini memberitahukan bahwa sebatang
ranting tidak dapat menghasilkan buah, kecuali ia tetap terhubung dengan pokok
anggurnya. Banyak manusia berusaha untuk menjadi baik, jujur dan melakukan
apa yang benar, tetapi Tuhan Yesus mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk
dapat menjalani sebuah kehidupan yang benar adalah menjadi terhubung denganNya, bagaikan sebatang ranting yang terhubung pada pokok anggurnya. Sering kali,
kita menggunakan ukuran manusia untuk mengukur apa yang baik dan yang benar,
tetapi ukuran manusia itu tidaklah mutlak. Apa yang benar pada pandangan manusia
belum tentu baik menurut Kebenaran Allah. Hanya firman Allahlah merupakan
Kebenaran yang mutlak, yang terukur berdasarkan ukuran Alkitab. Sebagai ranting,
biarlah kita tetap terhubung dengan pokok anggur kita, Tuhan Yesus. Renungkan
bagaimana hampanya kehidupan ini, bila kita gagal untuk tetap tinggal dalam Tuhan
Yesus? Seperti hampanya sebatang ranting yang terpotong dari pokok anggurnya,
yang tidak dapat menghasilkan buah dan kehidupan.
Empat Kitab Injil
121
Menguji Pemahaman:
1. Bagaimana dapat mengukur diri sendiri untuk melihat apakah kita ini masih
terhubung dengan pokok anggur rohani kita, Tuhan Yesus?
2. Bagaimana kita dapat menghasilkan buah?
Menguji Pemahaman
Beberapa pertanyaan dapat ditemukan di dalam bagian Pemahaman Alkitab,
setelah pada tiap-tiap ungkapan ‘Akulah...’
Penerapan Kehidupan
Biarlah murid-murid membentuk beberapa kelompok dan periksalah beberapa
skenario berikut dengan hati-hati. Jelaskan tiap-tiap persoalan dan kemudian
cocokkan dengan setiap kasus dengan sifat ilahi dari Tuhan Yesus yang akan
menyelesaikan berbagai persoalan itu. Sebagai contoh, kasus # 1 adalah Tuhan
Yesus, Roti Hidup. Kenikmatan jasmani tidak dapat memuaskan kehampaan yang
kadang kita dapat rasakan. Hanya Tuhan Yesuslah yang dapat membawa makna
dan kepuasan kepada batin yang hampa. Setelah menjelaskan tiap-tiap skenario,
pilihlah satu skenario dan tebaklah cara-cara untuk menyelesaikan persoalan yang
ada.
Kasus # 1
Pada hari Sabtu malam, Emma mendapati dirinya merasa kesepian di depan
televisi. Sebenarnya tidak terlalu kesepian pula, tetapi tidak ada hal lain yang ia
kira dapat lakukan. Dengan remote televisi di tangan, Emma dapat mengubah
saluran televisi yang satu ke saluran televisi lainnya dan ia melakukannya
selama beberapa jam.
(Batin yang hampa dapat ditunjukkan ke dalam berbagai bentuk, seperti perasaan
sepi, bosan, sia-sia dan hampa. Emma merasa sepi dan bosan, sehingga ia
membuat kesalahan umum untuk mencoba mengisi kehampaan rohaninya dengan
hal-hal jasmani, seperti dalam kasus ini, yaitu menjelajahi saluran televisi. Tuhan
Yesus adalah roti hidup. Jalan keluar satu-satunya untuk mengatasi kehampaan dan
kesia-siaan adalah datang kepada Tuhan. Melalui firman dan Roh-Nya, kita akan
menemukan kepuasan yang sejati bagi jiwa kita.)
Kasus # 2
Mandy memiliki sebuah tetangga yang bernama Jan. Suatu hari topik rohani
sedang dibahas dan akhirnya, mereka beroleh suatu diskusi yang hangat
mengenai beribadah pada hari Sabat. Mandy telah berusaha meyakinkan
Jan bahwa Sabat itu adalah hari Sabtu dan bukannya hari Minggu. Jan
memberitahukannya pula bahwa beribadah kepada Allah pada hari Sabtu
ataupun hari Minggu adalah sama saja. Setiap hari adalah sama bagi Allah.
122
Empat Kitab Injil
Sebagaimana seribu tahun sama seperti satu hari di hadapan Allah, begitu
pula hari Sabtu adalah sama seperti hari Minggu di hadapan-Nya. Kapan kita
beribadah kepada Allah bukanlah sesuatu yang penting, tetapi apakah hati
kita benar di hadapan-Nya. Apakah Mandy dapat membuat Jan menjadi paham
akan hal ini?
(Seorang pengikut Kristus yang sejati akan mematuhi Injil dan pengajaran Tuhan Yesus
yang sepenuhnya pula. Tetapi sayangnya hari ini, banyak gereja dan agama yang
“tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan
kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah” (Rm.
10:3). Jan telah salah langkah dan berusaha untuk membenarkan alasannya. Tuhan
Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Hanya dengan mematuhi sepenuhnya
segala perintah Allah dan berjalan di jalan yang Yesus Kristus telah persiapkan, kita
dapat beroleh hidup yang kekal.)
Kasus # 3
Tracy adalah salah seorang pemimpin dari persekutuan pemuda. Ia sering
menunjukkan perhatiannya kepada saudara-saudari seiman dengan
membantu mereka dalam berbagai cara. Satu hal yang ia suka lakukan adalah
memperlakukan para pemuda dengan menyediakan makanan ringan dan
hidangan penutup setelah persekutuan mingguan mereka. Bagaimanapun,
semuanya ini telah mulai membuat marah sang suami, yang merasa bahwa sang
istrinya lebih banyak menghabiskan waktu dan uangnya kepada hal lainnya.
Sang suami merasa para pemuda mampu mengatasi persoalan mereka sendiri.
Bila tidak, saudara-saudari seiman lainnyapun dapat membantu mengatasinya.
Sang suami bahkan mulai melarangnya untuk terlibat dalam persekutuan itu.
Tracy bertanya-tanya apa yang ia dapat katakan, agar membuat sang suami
lebih memahami dirinya.
(Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik, yang menyerahkan nyawa-Nya bagi
kawanan domba. Selagi di dunia, Tuhan berjerih lelah dan bekerja sepanjang hari dan
akhirnya, menyerahkan hidup-Nya bagi kita di kayu salib. Sebagai gembala-gembala
Allah, kita perlu melakukan yang terbaik untuk memperhatikan dan mengasihi
kawanan domba yang ada. Ini berarti memberikan harta, waktu dan kenikmatan
pribadi kita. Tuhan telah menetapkan kita untuk menjadi teladan dalam segala bidang
kehidupan dan sebagai gembala-gembala, kita perlu meneladani-Nya.)
Kasus # 4
Jess telah menerima suatu pelajaran dari kelas Pendidikan Agama, karena
gurunya baru saja membicarakan mengenai pentingnya pemberitaan Injil
kepada orang-orang di sekitarnya. Lalu, ia mengumpulkan keberanian untuk
berbicara kepada seorang teman yang beragama Budha. Kemudian, teman
Jess ini memberitahukan bahwa semua agama adalah sama, seperti yang
diajarkan kepada kita untuk berbuat kebaikan dan memimpin kita kepada hidup
yang kekal. Tidak masalah agama apapun yang diyakini, kita masih dapat
mengalami hadirnya Allah. Jess mulai bertanya-tanya, apakah ada kebenaran
yang temannya itu katakan.
(Hari ini, ada banyak agama, tetapi hanya melalui Tuhan Yesuslah kita dapat
beroleh keselamatan dan hidup yang kekal (Kis. 4:12). Agama lainnya mungkin
dapat menunjukkan tanda heran dan mujizat, tetapi bukan berarti bahwa mereka itu
memiliki kebenaran dan jalan menuju keselamatan. Tuhan Yesuslah satu-satunya
pintu. Karena hanya ada satu Tuhan, maka hanya ada satu pintu pula untuk masuk
ke dalam jalan yang memimpin kepada hidup yang kekal.)
Empat Kitab Injil
123
Kasus # 5
Bob sedang berpikir mengenai masa depannya. Iapun mengetahui bahwa harus
mencari kehendak Allah di dalam pilihannya, berdoa dan bertanya kepada
Allah, “Tuhan, Engkau mengetahui macam perempuan mana yang saya sukai,
yang bermata besar, yang tinggi, yang langsing dan yang cantik. Kiranya
Engkau bersedia menolong saya untuk menemukan seorang perempuan yang
semacam itu.” Suatu kali, beberapa saudara-saudari seiman berusaha untuk
membantu Bob menemukan seorang pasangan hidup yang sesuai. Tetapi ia
menolak mereka semua, karena tidak seorangpun calon pasangan hidup yang
sesuai dengan persyaratannya.
(Persyaratan dan penilaian Bob didasarkan pada penampilan luar dan nilai-nilai
duniawi saja (1 Tes. 4:4). Ia tidak mampu melihat nilai-nilai rohani yang adalah penting
bagi seorang calon pasangan hidup dan gagal menyadari apa yang berharga dalam
pandangan Allah. Tuhan Yesus adalah terang dunia. Dengan terang yang sejati, kita
dapat mengenal nilai-nilai dari sesuatu hal dengan jelas, melihat manfaat dari hal-hal
yang sebenarnya, sehingga kita akan membuat keputusan dan penilaian yang tepat
dan benar.)
Kasus # 6
Rick baru saja masuk universitas. Ada banyak perihal baru dan yang
menyenangkan baginya – beberapa teman baru untuk ditemui dan organisasi
untuk digabungi. Ia pun melibatkan dirinya dalam sebuah persekutuan Kristen
di kampus. Ia mendapati beberapa orang yang begitu baik dan yang aktif dalam
melakukan perbuatan amal. Ia mulai bertanya-tanya akan seberapa banyakkah
dari jemaat gerejanya yang berperilaku tidak saleh atau yang tidak beramal
seperti orang-orang ini. Gerejanya berbicara banyak mengenai kasih, tetapi
tidak banyak yang dapat melakukannya. Ia pun bertanya-tanya, manakah yang
berharga pergi ke gereja dan dapat melakukan banyak perbuatan yang baik
atau tanpa pergi ke gereja dan dapat melakukan banyak perbuatan yang baik.
(Rick perlu memahami bahwa kita tidak dapat bergantung pada perbuatan dan
sifat yang baik untuk menerima hidup yang kekal. Banyak orang berusaha untuk
menjalani kehidupan yang baik, yang jujur, tetapi ukuran yang dipergunakan untuk
mengukur apa yang baik itu bersifat relatif. Kebajikan kita perlu diukur berdasarkan
ukuran dari Alkitab. Tuhan Yesus adalah pokok anggur yang benar. Hanya dengan
tetap terhubung kepada Tuhan dan gereja-Nyalah, kita akan menerima asupan
rohani yang benar melalui firman dan Roh Kudus.)
Kasus # 7
Dave dan keluarganya telah dibaptis. Sejak itu, mereka begitu bersemangat.
Suatu hari, bagaimanapun, Dave memeriksakan kesehatannya dan menemukan
bahwa ia terkena penyakit kanker. Perasaan Dave begitu hancur karena berita
yang mengejutkan itu. Dave merasa berita itu sama baiknya dengan sebuah
kalimat kematian, yang melalui tahapan-tahapan tekanan jiwa yang serius. Ia
mulai menyalahkan Allah atas keadaan yang tidak beruntung ini. Ia memutuskan
untuk tidak akan pernah pergi ke gereja atau beribadah kepada Allah lagi.
(Tuhan Yesus adalah kebangkitan dan hidup. Ia adalah sumber hidup, baik kehidupan
maupun kematian berada di tangan-Nya (Yoh. 1:4). Yesus Kristus tidak menjanjikan
manusia untuk tidak luput dari kematian jasmani, karena kita semua akan mati
suatu saat. Tetapi Ia menjanjikan kita untuk memberikan kehidupan yang berlimpah,
termasuk kebangkitan dan kekekalan bersama dengan-Nya. Bagaimanapun, kuasa
anugerah kehidupan Tuhan bukan terbatas untuk masa yang akan datang saja.
124
Empat Kitab Injil
Kita pun dapat mengalami kuasa Yesus Kristus dalam kehidupan sekarang ini. Tidak
ada situasi atau persoalan dalam hidup kita yang melampaui kuasa-Nya untuk dapat
berubah, sepanjang Ia menghendakinya.)
Renungan dan Doa
Di dalam kehidupan ini, ada beberapa persoalan yang seolah-olah tidak
ada akhirnya. Tetapi di manakah keberadaan Allah, yang senantiasa akan menjadi
jawaban bagi beberapa persoalan itu. Yesaya 30:15 menasihati kita, “Dengan
bertobat dan tinggal diam kita akan diselamatkan; dalam tinggal tenang dan percaya
terletak kekuatan kita.” Sudahkah kita datang kepada-Nya tanpa merasa ragu dan
takut?
Empat Kitab Injil
125
126
Empat Kitab Injil
pelajaran
Ulasan
13
Sasaran Pelajaran
1. Memahami pesan pokok dari empat kitab Injil adalah Tuhan Yesus dan
rencana keselamatan-Nya
2. Memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai siapa Tuhan
Yesus, sifat ilahi dan kemanusiaan-Nya serta amanat-Nya di dunia
3. Memampukan murid-murid mengetahui bahwa mereka beribadah kepada
Allah, yang dapat mereka percayai dan sandari, karena Ia mengetahui
dan memahami kelemahan kita dan berkuasa untuk mengubah diri kita
Ulasan
Dari permulaan zaman, rencana penyelamatan Allah telah berlangsung,
tetapi baru tergenapi hanya dengan kedatangan Yesus Kristus. Rencana ini berupa
Allah menjadi seorang manusia yang mati di kayu salib untuk menebus semua jiwa
umat manusia. Inilah pesan pokok dari empat kitab Injil. Sekalipun empat kitab Injil
ini membicarakan mengenai kehidupan, pelayanan dan amanat Tuhan Yesus, tetapi
tiap-tiap kitab Injil menggambarkan Juruselamat dari sudut pandang yang berbeda.
Dalam kitab Matius, sang penulis berusaha untuk meyakinkan orang-orang
Yahudi bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias yang masyarakat Israel nantinantikan. Bagaimanapun, berlawanan dengan harapan mereka, Yesus Kristus tidak
diutus menjadi seorang raja duniawi, tetapi justru menjadi seorang Raja surgawi. Ia
tidak mendirikan kerajaan duniawi, tetapi kerajaan surgawi. Ia tidak datang untuk
memerintah manusia secara jasmani, tetapi memerintah atas kehidupan dan hati
manusia.
Dalam kitab Markus, sang penulis berusaha menyatakan jati diri Tuhan yang
sebenarnya melalui apa yang Ia perbuat, bukan dari apa yang Ia katakan. Markus
menunjukkan Yesus Kristus bukan sebagai seorang raja yang hebat, tetapi justru
sebagai seorang hamba yang datang untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya
bagi semua orang.
Kitab Lukas menggambarkan Yesus Kristus sebagai seorang manusia
yang seutuhnya, yang memahami dan merasakan keadaan buruk manusia.
Lukas menunjukkan sifat kasih dan murah hati Tuhan Yesus, yang datang untuk
menyelamatkan tidak hanya kepada orang-orang Yahudi, tetapi kepada semua
manusia.
Empat Kitab Injil
127
Dalam kitab Yohanes, kita melihat tanpa ragu bahwa sekalipun Tuhan Yesus
adalah seorang manusia, Ia pun adalah Allah dari sejak dahulu kala. Ia adalah
Pencipta dan Tuhan atas alam semesta serta Pemimpin atas kehidupan.
‘Siapakah Tuhan Yesus?’ Pertanyaan ini ditanyakan dari beribu-ribu tahun
yang lalu dan masih dtanyakan pada hari ini. Kiranya melalui Pemahaman Alkitab
mengenai kitab Injil ini, kita dapat beroleh pemahaman yang lebih mendalam
mengenai siapa Tuhan dan apa yang Ia perbuat saat di dunia. Demikian pula, kita
seharusnya mengintrospeksi diri mengenai siapa diri kita dan apa yang Allah ingin
kita perbuat.
Pertanyaan
1. Apakah yang orang banyak katakan mengenai diri Yesus Kristus?
Mereka beranggapan bahwa Yesus Kristus adalah:
a) seorang nabi b) seorang guru c) seorang penyedia
2. Apakah anggapan dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat mengenai
diri Yesus Kristus?
Mereka beranggapan bahwa Yesus Kristus adalah:
a) seorang pengkhianat b) seorang yang melanggar hukum Taurat
c) seorang yang mengancam
3.
Sebutkan contoh tokoh-tokoh yang benar-benar mengenal Tuhan Yesus.
l Simeon
l Nabi Hana
l Orang bijak
l Iblis
4. Hal apa sajakah yang dapat merintangi orang-orang Yahudi dari menerima
Tuhan Yesus sebagai Mesias mereka?
l Memiliki latar belakang yang rendah
l Tidak berpenampilan luar yang bagus
l Tidak memiliki status
l Tidak seperti seorang raja
5.
Apakah ciri khas dari kerajaan surga?
l Kristus adalah Raja
l Berasal dari atas
l Penuh kuasa
l Penuh kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
6. Di manakah kerajaan surga?
Kerajaan surga adalah di manapun Allah adalah Raja dan Roh Tuhan memerintah.
Kerajaan surga mungkin di gereja atau hati kita.
128
Empat Kitab Injil
7. Siapa sajakah ‘orang yang miskin’ di hadapan Allah?
Mereka yang mengakui ketidakmampuan dan mengejar kepenuhan rohaninya.
8. Apakah perbedaan antara perilaku duniawi dan rohani pada sikap
kelembutan hati?
Masyarakat hari ini memotivasi kita untuk membela diri atas apa yang kita anggap
benar. Kita diajarkan untuk mempertahankan diri dan tidak boleh membiarkan
orang lain ‘menginjak-injak’ harga diri kita. Kita perlu membangun kepribadian
yang lebih tegas dan berani menyerang untuk mempertahankan harga diri kita
pada hari ini. Bagaimanapun, Tuhan mengingatkan bahwa mereka yang berhati
lembut akan diberkati dan bukannya mereka yang mencari pembalasan sendiri.
Faktanya, kita tidak ingin melakukan pembalasan. Renungkanlah sebuah berkat
berikut, apakah karena bersikap lemah lembut, kita tidak beroleh keuntungan
apa-apa dan berbuat sesuatu yang keliru atau justru pada akhirnya, Allah akan
memberikan kita lebih daripada yang telah hilang.
9. “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran.” Apakah
kebenaran yang dimaksudkan di sini?
Melakukan kehendak Allah dan menyerupai Kristus.
10. Bagaimana kita dapat menjadi ‘hati yang murni’?
Untuk menjadi hati yang murni, kita perlu memiliki sebuah hubungan yang erat
dengan Allah, dalam perkataan, tindakan dan pikiran yang dikuduskan dengan
kebenaran dan Roh Allah.
11. Mengapa kita menghadapi penganiayaan?
Sebagai pengikut Kristus, kita bukanlah milik dunia. Iman, nilai dan gaya hidup
kita berbeda dengan orang-orang dunia. Karena inilah, kita dijauhkan dan
dibenci oleh dunia. Lebih daripada itu, selama kita berada di dunia, kita akan
menghadapi penderitaan dan kita ditetapkan untuk itu.
12. Dengan cara apakah Yesus Kristus menggenapi perumpamaan m engenai
hamba Allah seperti yang digambarkan dalam kitab Yesaya?
l Mematuhi dan menjalankan kehendak Allah
l Bersikap rendah hati
l Siap menghadapi penderitaan
13. Bagaimana kita dapat memelihara kerendahan hati?
l Menyadari kita ini bukan siapa-siapa dan orang-orang berdosa saja
l Kita tidak memiliki kemegahan apapun, karena karunia, kemampuan dan kesempatan kita diberikan oleh Allah
l Beranggapan bahwa orang lain lebih baik daripada diri sendiri
14. Mengapa pemeliharaan rohani lebih penting daripada sekedar melakukan
pekerjaan kudus?
l Melalui pemeliharaan rohani, kita dapat menerima hikmat dan kuasa untuk
mencari kehendak Bapa di surga
l Melalui pembacaan Alkitab dan berdoa, kita dapat menyadari kelemahan
diri sendiri dan berusaha untuk menjadi umat Kristen yang lebih baik lagi
Empat Kitab Injil
129
15. Sebutkan beberapa alasan mengapa kita harus melayani Allah.
l Membalas kasih Tuhan
l Melakukan pekerjaan Allah memberikan kepuasan batin dan sukacita
l Melalui melayani Allah dan sesama, kerohanian kita bertumbuh
l Demi pertumbuhan rohani saudara-saudari seiman
16. Sebutkan beberapa cara kalian melayani Allah dan sesama di sekitar
kalian.
l Menawarkan apa yang kita miliki, seperti bakat, kemampuan, hikmat, harta
dan waktu kita
l Menawarkan diri (apa yang Allah inginkan adalah bukan yang kita miliki,
tetapi diri kita sendiri) – dengan segenap hati, segenap pikiran, segenap
jiwa dan segenap kekuatan. Inilah persembahan yang Allah perkenan
l Menyelamatkan banyak jiwa
l Melayani saudara-saudari seiman
l Melakukan doa-doa syafaat
17. Dengan cara apakah Tuhan menunjukkan bahwa Ia adalah manusia
seutuhnya?
l Memiliki hubungan sosial
l Menjalani proses perkembangan menjadi manusia dewasa
l Memiliki kebutuhan dan perasaan manusia
18. Tuhan Yesus adalah ‘Anak manusia’. Apakah maksudnya?
Pada satu sisi, ungkapan ‘Anak manusia’ dimaksudkan untuk memuliakan
dan mengagungkan Kristus, yang akan datang dan menghakimi semua umat
manusia. Pada sisi lainnya, dimaksudkan untuk menunjuk kepada keutuhan
Kristus sebagai manusia dan amanat penebusan-Nya. Ini menyatakan secara
tidak langsung mengenai pengabdian dan penderitaan.
19. Apakah yang dimaksud dengan ‘Anak Allah’?
Ungkapan ‘Anak Allah’ sebenarnya merupakan suatu kondisi yang
menggambarkan bagaimana Allah sendiri datang ke dunia dalam wujud dan sifat
seorang manusia.
20. Apakah yang dicapai melalui kematian Tuhan Yesus?
l Pengampunan dosa
l Pendamaian dengan Allah (Rm. 5:10; Ef. 2:13)
l Kemenangan atas kuasa dosa dan maut
21. Bagaimana kita membuat Tuhan menjadi Juruselamat kita?
l Percaya kepada Tuhan Yesus
l Bertobat
l Dibaptis melalui air dan roh
l Menuju ke arah hidup yang baru
22. Bagaimana Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya adalah Allah?
l Tidak berdosa
l Berkuasa atas maut
l Maha tahu
l Menunjukkan banyak tanda heran dan mujizat
130
Empat Kitab Injil
l Mengajar dengan kuasa
l Berkuasa atas setan
l Memiliki sifat-sifat ilahi
23. Sebutkan beberapa tokoh dalam kitab Yohanes yang berkembang
dari tidak percaya hingga percaya sepenuhnya dan patuh kepada Tuhan
Yesus.
l Natanael
l Perempuan Samaria
l Marta
l Tomas
l Yohanes Pembaptis
l Simon Petrus
l Orang-orang Yahudi
24. Hal apakah yang biasanya menjadi batu sandungan hingga merintangi
manusia dari menerima Kristus?
l Pertimbangan dan dugaan awal
l Kehilangan iman
l Kekerasan hati
25. Apakah yang merupakan sumber iman dan kepercayaan di dalam Tuhan
Yesus?
l Mendengarkan firman Allah dan menerangi sesama dengan kebenaran
l Menyaksikan kuasa Allah
l Merendahkan hati
l Pemahaman yang diberikan oleh Allah
26. Menurut Yohanes, apakah yang dimaksudkan dengan mengenal Allah?
Percaya dan mengenal Tuhan melibatkan lebih banyak hal daripada saat kita
menyetujui kebenaran-Nya. Ini berarti harus berpaling dari dosa, menjalani suatu
kehidupan yang patuh dan kasih, memelihara firman Allah, menyerupai-Nya dan
mengasihi saudara-saudari seiman.
27. Dalam kitab Yohanes, ada tujuh pernyataan ‘Akulah...’ Apakah maksud dari
pernyataan itu?
Tiap-tiap pernyataan menyatakan suatu hal yang unik mengenai sifat keilahian
Tuhan Yesus, sekaligus menunjukkan bahwa Kristus memenuhi di dalam
kehidupan kita.
28. Apakah maksud dari ‘Tuhan Yesus adalah roti hidup yang turun dari
surga’?
Satu-satunya jalan keluar dari kehampaan dan kesia-siaan dalam hidup
kita adalah dengan datang ke hadapan Tuhan Yesus, percaya kepada-Nya dan
menjalankan firman-Nya. Dengan demikian, kita akan menemukan kepuasan
bagi jiwa kita.
29. Apakah maksud dari ‘Tuhan Yesus adalah pintu’?
Hanya melalui Tuhan Yesuslah kita dapat menerima hidup yang kekal.
Empat Kitab Injil
131
30. Bagaimana persyaratan gembala yang baik yang adalah Tuhan Yesus
sendiri?
l Gembala yang baik akan menyediakan sesuatu bagi kawanan domba-Nya
l Gembala yang baik akan berjalan di depan kawanan domba-Nya
l Gembala yang baik mengenal kawanan domba-Nya dan kawanan dombaNya pun mengenal Dia
l Gembala yang baik akan menyerahkan nyawa bagi kawanan domba-Nya
132
Empat Kitab Injil
llllllllllllllllll
“Apapun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.”
(Kolose 3:23)
“Engkau akan menemukan
seperti memandang
ke belakang dari hidupmu,
bahwa saat-saat yang
telah engkau jalani
sebenarnya merupakan
saat-saat di mana
banyak hal yang telah
engkau lakukan
di dalam
semangat kasih.”
(Henry Drummond)
“Dan jadikanlah dirimu sendiri
suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur dan
bersungguh-sungguh
dalam pengajaranmu.”
(Titus 2:7)
Pendidikan Agama
REMAJA
Tahun 1 Buku 1
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
(2 Timotius 3:16)
True Jesus Church
General Assembly, USA
(Buku ini hanya dipergunakan
di dalam Gereja Yesus Sejati)
Edisi Revisi 1, 2012
Download