BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peran yang sangat penting terhadap keberlangsungan hidup manusia, yang diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan proses pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Ilmu pengetahuan alam yang merupakan salah satu pengetahuan dasar yang didapat dalam proses pendidikan terkait dengan cara mencari tahu tentang alam, sehingga bukan hanya penguasaan terhadap pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja namun juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mempelajari diri sendiri dan alam disekitarnya, sehingga hal tersebut dapat diterapkan dalam kehidupannnya. Serta diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa agar lebih memahami alam sekitar secara ilmiah. Konsep pesawat sederhana merupakan salah satu materi dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Pesawat sederhana merupakan suatu alat yang penggunaannya bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada materi tersebut, siswa mengalami kesulitan dalam memahami serta mengaplikasikan kegunaan dari pesawat sederhana. Dalam proses pembelajaran, guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dengan melibatkan siswa. Serta belum menggunakan berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi disesuaikan dengan karakter materi pelajaran. Kebanyakan hanya terpaku pada buku teks yang dijadikan satu-satunya sumber belajar mengajar dan terlalu monoton dalam menyampaikan materi pelajaran. 1 Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Sehingga pembelajaran lebih berpusat pada guru dan tidak melibatkan siswa secara langsung. Kondisi tersebut menunjukkan adanya kecenderungan pembelajaran yang terkesan terpisah dari kehidupan nyata siswa yang bertujuan hanya untuk menghabiskan materi pelajaran saja. Padahal, untuk jenjang sekolah dasar, menurut Marjono (dalam Susanto, 2013, hlm.167), “hal yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah”. Dengan Kondisi pembelajaran yang demikian maka menurunkan antusias belajar siswa, yang menyebabkan siswa menjadi pasif, malas, dan tidak memiliki keberaian dalam mengeluarkan pendapat. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Menurut piaget (dalam Susanto, 2013. Hlm.170), “anak usia sekolah dasar yang berusia antara 6 atau 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun masuk dalam kategori fase operasional konkret”. Sehingga merupakan fase yang menunjukkan adanya sikap keingintahuannya cukup tinggi untuk mengenali lingkungannya. Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan sains, maka pada anak sekolah dasar, siswa harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap terhadap alam. Pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna akan berdampak positif bagi siswa karena akan memberikan pengalaman yang berharga dan berkesan baginya. Pengalaman akan semakin berkesan jika siswa dapat mengalaminya sendiri, sehingga dalam proses pembelajaran hasil yang diperoleh merupakan pemahaman siswa sendiri berdasarkan proses yang mereka lalui. Pembelajaran bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, namun merupakan sebuah keterampilan proses di dalamnya. Berdasarkan faktor penyebab masalah yang timbul, maka diperlukan sebuah metode atau model pembelajaran yang dapat mengarahkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sebagai upaya memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh pengalamannya sendiri serta meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran. Diperlukan suatu penerapan pembelajaran yang bermakna serta hasil belajar yang akan dicapai nantinya benar-benar Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 berguna bagi siswa. Untuk mencapai hal tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran inquiry sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya tentang konsep pesawat sederhana. Pembelajaran inkuiri mengarahkan pada semua pendidik agar menerapkan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam pemahaman materi pelajaran. pendidik seharusnya memahami bahwa inkuiri menjadi dasar dalam pembelajaran sains. pembelajaran IPA di sekolah dasar harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Siswa berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu. Guru berperan membimbing dan bertindak membawa perubahan, fasilitator, serta motivator bagi siswanya. Keterampilan inkuiri berkembang atas dasar kemampuan siswa dalam menemukan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ilmiah dan dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya. Susanto (2013, hlm.173) menyatakan bahwa. secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Terlihat bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada keaktifan siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inkuiri sudah seharusnya diterapkan dalam proses pembelajaran IPA. Setelah melakukan observasi di SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang diperoleh gambaran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran IPA hanya berpusat pada guru sehingga mengakibatkan proses Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 pembelajaran kurang efektif dan siswa menjadi pasif. Disamping itu juga guru kesulitan dalam memilih metode serta media yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan hasil belajar siswa tentang konsep pesawat sederhana yang menyebabkan sulitnya siswa memahami materi yang disampaikan. Sehingga diperoleh nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA rendah, yaitu 59,44. Nilai ata-rata tersebut belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 68. Maka peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran inquiry sebagai upaya perbaikan dan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran inquiry ini diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tuti Amalia (2012) terhadap siswa kelas IV SDN Taman Baru 2 Kecamatan Taktakan Kota Serang dengan kesimpulan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda. Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, peneliti mencoba untuk mengkaji mengenai peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran inquiry. Maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas sehubungan dengan pembelajaran IPA dengan judul ”Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Rancatales Kecamatan Taktakan, Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)”. B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti menganggap perlu dapat terarah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penggunaan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana” dari rumusan tersebut, maka dapat dipaparkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 1. Bagaimana proses penggunaan model pembelajaran Inquiry dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana? 2. Apakah melalui penggunaan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah. 1. Mengetahui bagaimana langkah-langkah penggunaan model pembelajaran Inquiry dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran inquiry dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana. D. Manfaat Penelitian Manfaat teoretis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah berupa kontribusi bagi pengembangan keilmuan tentang meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya tentang konsep pesawat sederhana di kelas V Sekolah Dasar. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan mengenai penggunaan model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep pesawat sederhana. Sehingga proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar lebih aktif dan kreatif dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran serta dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berfikir kritis siswa terhadap suatu masalah. Dengan begitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Manfaat praktis yang dapat diperoleh adalah setiap kegiatan penelitian, diharapkan dapat bermanfaat bagi individu maupun lembaga. Maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut. Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 a. Bagi Guru Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran iquiry ini dapat memberikan manfaat bagi guru diantaranya dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran, memperbaiki pembelajaran siswa pada kompetensi dasar IPA tentang pesawat sederhana, serta meringankan guru dalam pelaksanaan pembelajaran karena guru berperan sebagai fasilitator, bukan sumber belajar utama dan siswa lebih aktif. b. Bagi Siswa Bagi siswa, penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran iquiry ini dapat memberikan manfaat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa mau terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan mengembangkan sikap ilmiah untuk dapat memenuhi rasa keingintahuannya. Dengan begitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. c. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru untuk peneliti dalam mengembangkan model pembelajaran serta menjadi acuan mengenai penggunaan model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana di kelas V Sekolah Dasar. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan masalah yang timbul di dunia pendidikan yang juga menimpa dalam pembelajaran IPA khususnya tentang konsep pesawat sederhana. Permasalahan tersebut yakni lemahnya dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, dimana pembelajaran hanya berpusat pada guru dan mengakibatkan siswa menjadi pasif. Guru belum menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 pelajaran. Sehingga pembelajaran kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan dalam pembelajaran diutamakan bagaimana agar rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis peserta didik dapat berkembang. Hal itu dapat tercapai jika pembelajaran yang diberikan melibatkan siswa secara aktif dan memberikannya pengalaman langsung berdasarkan proses yang mereka alami. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini mencoba menggunakan model pembelajaran inquiry untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana dengan judul penelitian “Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana”. Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran inquiry meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, serta merumuskan kesimpulan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas VB SD Negeri Rancatales Kecamatan Taktakan Kota Serang, Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Penelitian ini akan dilaksanankan dalam 2 kali pertemuan, kemudian pengolahan data hasil penelitian akan dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dimana setiap siklus memiliki beberapa tahapan yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Instrumen yang akan digunakan adalah observasi aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran, tes atau evaluasi, serta studi dokumentasi. Dalam menganalisis data yang didapat, peneliti menggunakan model analisis data menurut Miles dan Huberman, yang meliputi: Reduksi Data (Data Reduction), Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8 Penyajian Data (Data Display), dan Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification). F. Definisi Operasional 1. Model Pembelajaran Inquiry Gulo (dalam Al-Tabany, 2014, hlm.83) mengemukakan bahwa “Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan”. “Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa” (Majid, 2013, hlm.222). Menurut W. Gulo (dalam Anam, 2015, hlm.11), “pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”. Berdasarkan pemaparan tersebut, pembelajaran inkuiri dapat diartikan sebagai kegiatan belajar yang didalamnya melibatkan siswa untuk dapat menemukan sendiri inti dari materi pelajaran dengan memberikannya kesempatan mengembangkan seluruh kemampuan berpikirnya melalui proses penemuan yang dilakukannya sendiri. Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9 2. Meningkatkan Hasil Belajar Hasil belajar menurut Susanto (2013, hlm.5) yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Hasil belajar merupakan hal yang didapat berdasarkan proses pembelajaran dengan bentuk perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut mencakup aspek kegiatan mental, sikap, dan keterampilan secara optimal. Hasil belajar yang diberikan guru dapat berupa pemberian nilai dalam angka. 3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar IPA menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014, hlm.22) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan dan dijelaskan dengan penalaran sehingga menjadi kesimpulan. IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu pengetahuan dasar dalam pendidikan didalamnya terdapat proses penemuan, bukan hanya penguasaan terhadap teori-teori saja. Proses penemuan dilakukan untuk lebih memahami lingkungan sekitar melalui pengamatan terhadap kejadian atau peristiwa yang ada serta penyebab terjadinya hal tersebut. 4. Pesawat Sederhana Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 Haryanto (2007, hlm.120) berpendapat bahwa “setiap alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Pesawat ada yang rumit dan ada yang sederhana”. Pesawat sederhana diartikan sebagai segala alat yang biasanya ada dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna memudahkan pekerjaan manusia. Dengan menggunakan pesawat sederhana pekerjaan menjadi lebih ringan. Dyah Wulandari, 2016 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu