1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan memegang peran yang sangat penting terhadap keberlangsungan
hidup manusia, yang diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk dapat
mewujudkan proses pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik dapat
secara aktif mengembangkan potensi dirinya serta keterampilan yang
diperlukan bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Ilmu
pengetahuan alam yang merupakan salah satu pengetahuan dasar yang didapat
dalam proses pendidikan terkait dengan cara mencari tahu tentang alam,
sehingga bukan hanya penguasaan terhadap pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja namun juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa untuk
dapat mempelajari diri sendiri dan alam disekitarnya, sehingga hal tersebut
dapat diterapkan dalam kehidupannnya. Serta diharapkan dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa agar lebih memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Konsep
pesawat
sederhana
merupakan
salah
satu
materi
dalam
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Pesawat sederhana merupakan suatu alat
yang penggunaannya bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada
materi tersebut, siswa mengalami kesulitan dalam memahami serta
mengaplikasikan
kegunaan
dari
pesawat
sederhana.
Dalam
proses
pembelajaran, guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif
dan kreatif dengan melibatkan siswa. Serta belum menggunakan berbagai
pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi disesuaikan dengan
karakter materi pelajaran. Kebanyakan hanya terpaku pada buku teks yang
dijadikan satu-satunya sumber belajar mengajar dan terlalu monoton dalam
menyampaikan materi pelajaran.
1
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Sehingga pembelajaran lebih berpusat pada guru dan tidak melibatkan siswa
secara langsung. Kondisi tersebut menunjukkan adanya kecenderungan
pembelajaran yang terkesan terpisah dari kehidupan nyata siswa yang
bertujuan hanya untuk menghabiskan materi pelajaran saja. Padahal, untuk
jenjang sekolah dasar, menurut Marjono (dalam Susanto, 2013, hlm.167), “hal
yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan
daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah”. Dengan Kondisi
pembelajaran yang demikian maka menurunkan antusias belajar siswa, yang
menyebabkan siswa menjadi pasif, malas, dan tidak memiliki keberaian dalam
mengeluarkan pendapat. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Menurut piaget (dalam Susanto, 2013. Hlm.170), “anak usia sekolah dasar
yang berusia antara 6 atau 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun masuk dalam
kategori fase operasional konkret”. Sehingga merupakan fase yang
menunjukkan adanya sikap keingintahuannya cukup tinggi untuk mengenali
lingkungannya. Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan sains, maka pada
anak sekolah dasar, siswa harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk
mengembangkan
kemampuan
berpikir
dan
bersikap
terhadap
alam.
Pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna akan berdampak positif bagi
siswa karena akan memberikan pengalaman yang berharga dan berkesan
baginya. Pengalaman akan semakin berkesan jika siswa dapat mengalaminya
sendiri, sehingga dalam proses pembelajaran hasil yang diperoleh merupakan
pemahaman siswa sendiri berdasarkan proses yang mereka lalui. Pembelajaran
bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, namun merupakan sebuah
keterampilan proses di dalamnya.
Berdasarkan faktor penyebab masalah yang timbul, maka diperlukan sebuah
metode atau model pembelajaran yang dapat mengarahkan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran sebagai upaya memberikan kesempatan siswa untuk
memperoleh pengalamannya sendiri serta meningkatkan pemahaman konsep
siswa terhadap materi pelajaran. Diperlukan suatu penerapan pembelajaran
yang bermakna serta hasil belajar yang akan dicapai nantinya benar-benar
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
berguna bagi siswa. Untuk mencapai hal tersebut, peneliti mencoba
menerapkan model pembelajaran inquiry sebagai salah satu alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya tentang
konsep pesawat sederhana.
Pembelajaran inkuiri mengarahkan pada semua pendidik agar menerapkan
kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam pemahaman materi
pelajaran. pendidik seharusnya memahami bahwa inkuiri menjadi dasar dalam
pembelajaran sains. pembelajaran IPA di sekolah dasar harus menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Siswa berperan untuk menemukan
sendiri inti dari materi pelajaran itu. Guru berperan membimbing dan bertindak
membawa perubahan, fasilitator, serta motivator bagi siswanya. Keterampilan
inkuiri berkembang atas dasar kemampuan siswa dalam menemukan dan
merumuskan
pertanyaan-pertanyaan
yang
bersifat
ilmiah
dan
dapat
mengarahkan pada kegiatan penyelidikan untuk memperoleh jawaban atas
pertanyaannya.
Susanto (2013, hlm.173) menyatakan bahwa.
secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi
kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan,
mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,
merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah
diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan
menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan
menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan
hasilnya.
Terlihat bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada keaktifan siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inkuiri
sudah seharusnya diterapkan dalam proses pembelajaran IPA.
Setelah melakukan observasi di SD Negeri Ranca Tales Kecamatan
Taktakan Kota Serang diperoleh gambaran bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA hanya berpusat pada guru sehingga mengakibatkan proses
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
pembelajaran kurang efektif dan siswa menjadi pasif. Disamping itu juga guru
kesulitan dalam memilih metode serta media yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan berfikir dan hasil belajar siswa tentang konsep pesawat sederhana
yang menyebabkan sulitnya siswa memahami materi yang disampaikan.
Sehingga diperoleh nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA rendah, yaitu
59,44. Nilai ata-rata tersebut belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan
yaitu 68. Maka peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran inquiry
sebagai upaya perbaikan dan peningkatan terhadap hasil belajar siswa.
Penggunaan model pembelajaran inquiry ini diperkuat dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tuti Amalia (2012) terhadap siswa
kelas IV SDN Taman Baru 2 Kecamatan Taktakan Kota Serang dengan
kesimpulan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Inquiry
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud
benda.
Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, peneliti mencoba untuk mengkaji
mengenai peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model
pembelajaran inquiry. Maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
sehubungan dengan pembelajaran IPA dengan judul ”Penggunaan Model
Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana (Penelitian Tindakan
Kelas di Kelas V SD Negeri Rancatales Kecamatan Taktakan, Kota Serang
Tahun Ajaran 2015/2016)”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti menganggap perlu dapat terarah. Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penggunaan
model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana” dari rumusan tersebut,
maka dapat dipaparkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
1. Bagaimana proses penggunaan model pembelajaran Inquiry dalam
pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana?
2. Apakah
melalui
penggunaan
model
pembelajaran
inquiry
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang konsep
pesawat sederhana?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian
ini adalah.
1. Mengetahui bagaimana langkah-langkah penggunaan model pembelajaran
Inquiry dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran
inquiry dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoretis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah berupa
kontribusi bagi pengembangan keilmuan tentang meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya tentang konsep pesawat sederhana
di kelas V Sekolah Dasar. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan informasi dan menambah pengetahuan mengenai penggunaan
model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang
konsep pesawat sederhana. Sehingga proses pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar lebih aktif dan kreatif dengan melibatkan siswa secara langsung dalam
proses pembelajaran serta dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan daya
berfikir kritis siswa terhadap suatu masalah. Dengan begitu dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Manfaat praktis yang dapat diperoleh adalah setiap kegiatan penelitian,
diharapkan dapat bermanfaat bagi individu maupun lembaga. Maka diharapkan
penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
a. Bagi Guru
Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran iquiry ini dapat
memberikan manfaat bagi guru diantaranya dapat dijadikan sebagai salah
satu model pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses
pembelajaran, memperbaiki pembelajaran siswa pada kompetensi dasar IPA
tentang pesawat sederhana, serta meringankan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran karena guru berperan sebagai fasilitator, bukan sumber belajar
utama dan siswa lebih aktif.
b. Bagi Siswa
Bagi siswa, penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran iquiry
ini dapat memberikan manfaat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa,
sehingga siswa mau terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan
mengembangkan
sikap
ilmiah
untuk
dapat
memenuhi
rasa
keingintahuannya. Dengan begitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa
baik dari aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru untuk peneliti
dalam mengembangkan model pembelajaran serta menjadi acuan mengenai
penggunaan model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana di kelas
V Sekolah Dasar.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan masalah yang timbul di dunia
pendidikan yang juga menimpa dalam pembelajaran IPA khususnya tentang
konsep pesawat sederhana. Permasalahan tersebut yakni lemahnya dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakan, dimana pembelajaran hanya berpusat
pada guru dan mengakibatkan siswa menjadi pasif. Guru belum menggunakan
strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
pelajaran.
Sehingga
pembelajaran
kurang
mampu
mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Sedangkan dalam pembelajaran diutamakan bagaimana agar rasa
ingin tahu dan daya berpikir kritis peserta didik dapat berkembang. Hal itu
dapat tercapai jika pembelajaran yang diberikan melibatkan siswa secara aktif
dan memberikannya pengalaman langsung berdasarkan proses yang mereka
alami.
Berdasarkan
permasalahan
tersebut
maka
penelitian
ini
mencoba
menggunakan model pembelajaran inquiry untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang konsep
pesawat sederhana dengan judul penelitian “Penggunaan Model Pembelajaran
Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
Tentang Konsep Pesawat Sederhana”. Adapun langkah-langkah dalam model
pembelajaran inquiry meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, serta merumuskan
kesimpulan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas VB SD Negeri
Rancatales Kecamatan Taktakan Kota Serang, Tahun Ajaran 2015/2016
dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 14
siswa laki-laki. Penelitian ini akan dilaksanankan dalam 2 kali pertemuan,
kemudian pengolahan data hasil penelitian akan dilaksanakan dalam kurun
waktu 2 bulan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengacu pada
model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus
dimana setiap siklus memiliki beberapa tahapan yaitu: perencanaan (planning),
tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Instrumen
yang akan digunakan adalah observasi aktivitas belajar siswa selama
pelaksanaan pembelajaran, tes atau evaluasi, serta studi dokumentasi. Dalam
menganalisis data yang didapat, peneliti menggunakan model analisis data
menurut Miles dan Huberman, yang meliputi: Reduksi Data (Data Reduction),
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Penyajian Data (Data Display), dan Penarikan Kesimpulan (Conclusion
Drawing/Verification).
F. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Inquiry
Gulo (dalam Al-Tabany, 2014, hlm.83) mengemukakan bahwa “Inkuiri
tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi
yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri
merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan”.
“Strategi
pembelajaran
inkuiri
merupakan
rangkaian
kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa” (Majid, 2013, hlm.222).
Menurut W. Gulo (dalam Anam, 2015, hlm.11), “pembelajaran inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri”.
Berdasarkan pemaparan tersebut, pembelajaran inkuiri dapat diartikan
sebagai kegiatan belajar yang didalamnya melibatkan siswa untuk dapat
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran dengan memberikannya
kesempatan mengembangkan seluruh kemampuan berpikirnya melalui
proses penemuan yang dilakukannya sendiri.
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
2. Meningkatkan Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Susanto (2013, hlm.5) yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang
yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap.
Hasil belajar merupakan hal yang didapat berdasarkan proses
pembelajaran dengan bentuk perubahan perilaku. Perubahan perilaku
tersebut mencakup aspek kegiatan mental, sikap, dan keterampilan secara
optimal. Hasil belajar yang diberikan guru dapat berupa pemberian nilai
dalam angka.
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
IPA menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014, hlm.22)
merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Sains
atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan dan dijelaskan dengan penalaran sehingga menjadi
kesimpulan. IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus
yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa
kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab
akibatnya.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu pengetahuan dasar dalam
pendidikan didalamnya terdapat proses penemuan, bukan hanya penguasaan
terhadap teori-teori saja. Proses penemuan dilakukan untuk lebih memahami
lingkungan sekitar melalui pengamatan terhadap kejadian atau peristiwa
yang ada serta penyebab terjadinya hal tersebut.
4. Pesawat Sederhana
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
Haryanto (2007, hlm.120) berpendapat bahwa “setiap alat yang berguna
untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Pesawat ada yang
rumit dan ada yang sederhana”.
Pesawat sederhana diartikan sebagai segala alat yang biasanya ada dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna memudahkan pekerjaan
manusia. Dengan menggunakan pesawat sederhana pekerjaan menjadi lebih
ringan.
Dyah Wulandari, 2016
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SD Negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang Tahun Ajaran 2015/2016)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download