BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu laporan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam suatu laporan keuangan, dimana merupakan suatu pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan, fokus utamanya
adalah informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan salama periode
tertentu. Di Indonesia penysunan laporan keuangan harus disusun berdasarkan
Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2014 yang dikeluatkan oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI). Standar Akuntasi Kuangan (SAK) memberikan
kebebasan memilih metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan (Yustina 2013). Kebebasan manajemen dalam memilih metode akuntansi
ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berbeda-beda
di setiap perusahaan. Dengan kata lain perusahaan memiliki kebebasan dalam
memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ditawarkan SAK yang dianggap
sesuai dengan kondisi perusahaan.
Untuk mengantisipasi perekonomian yang kurang stabil , maka perusahaan
harus berhati-hati di dalam menyajikan laporan keuangannya . Yustina (2013)
menyatakan bahwa tindak kehati-hatian tersebut diimplikasikan dengan mengakui
biaya atau rugi yang memungkinkan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui
pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar.
Inilah yang dinamakan dengan konservatisme akuntansi. Konsep ini mengakui
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2
biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan laba lebih lambat, serta
menilai aktiva dengan nilai terendah dan kewajiban dengan nilai terendah dan
kewajiban dengan nilai yang tertinggi.
Namun saat ini dikalangan para peneliti, menurut Resti (2012) prinsip
konservatisme akuntasi masih dianggap prinsip yang kontroversi. Ada dua
pendapat yang saling bertentangan mengenai prinsip konservatisme, pendapat yang
mendukung mengatakan bahwa prinsip konservatisme, akan menghasilkan laporan
keuangan yang pesimis. Sikap ini perlu menetralkan sikap optimistis yang
berlebihan yang ada pada para manajer dam pemilik. Sikap optimis menyebabkan
overstatement yang dianggap akan lebih berbahaya daripada understatement.
Konsekuensi yang timbul dari kerugian atau kebangkrutan akan lebih berbahaya
dari pada keuntungan.
Fenomena yang terjadi di indonesia yaitu masih banyaknya perusahaan
yang belum menerapkan akuntansi konservatif dalam laporan keuanngan, sehingga
menyebabkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan khususnya laporan
keuangna auditan terhadap auditor menurun. Seperti pada kasus yang terjadi pada
PT. indosat, Tbk. Manajemen PT. Indosat, Tbk diduga secara sengaja membuat laba
perusahaan turun guna menghindari pembayaran secara benar. Manajernya
menjelaskan PT. Indosat, Tbk dan anak perusahaanya mengalami penurunan laba
bersih sebesar 13,12 % dari Rp. 1,623 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp. 1,41
triliun pada tahun 2006. Laba bersih akibat peningakatan beban operasi sekitar
11.38% dari Rp. 7,937 triliun menjadi Rp. 3,398 triliun dari Rp. 3,651 triliun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3
Direktorat jendral pajak dan instansi lain yang terkait harus memeriksa atas dugaan
atas perekayasaan laporan keuangan yang dilakukan manajemen indosat
(www.sinarharapan.com). Kasus ini menunjukan adanya rekayasa laporan
keuangan terhadap praktik akuntasi konservatif uang dilakukan pihak PT. Indosat,
Tbk. Hal ini dapat membuat kerugian bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pengambilan keputusan melalui laporan keuangan.
Tingkatan konservatisme dalam pelaporan keuangan dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal
dan
internal
perusahaan.
Faktor-faktor
eksternal
perusahaan berkaitan dengan lingkungan institusional pelaporan keuangan
perusahaan seperti sistem hukum dan penegakan hukumnya serta standar
akuntansi yang berlaku di suatu negara (Wardhani, 2009). Lingkungan institusional
tersebut akan mempengaruhi tuntutan terhadap manajer perusahaan untuk
menyajikan laporan keuangan yang berkualitas guna memberikan proteksi yang
baik bagi investor. Sedangkan mengenai standar akuntansi, konservatisme telah
atau mungkin masih menjadi salah satu prinsip akuntansi yang paling
berpengaruh dalam akuntansi konvensional (Hellman, 2007).
Standar
akuntansi
yang
ada
di
Indonesia,
yaitu
PSAK
telah
dikonvergensikan ke dalam IFRS karena Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah
mencanangkan program konvergensi PSAK ke IFRS pada Desember 2007. Hal ini
sejalan dengan kesepakatan antara negara-negara yang tergabung dalam G20
dimana salah satu tujuannya adalah untuk menciptakan satu set standar
akuntansi yang berkualitas yang berlaku secara internasional. Penelitian Daske
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4
dan Leuz (2008) menyatakan bahwa pengadopsian IFRS meningkatkan kualitas
laporan keuangan.
Meskipun demikian, faktor-faktor eksternal tidak dapat mengikat
perusahaan secara sepenuhnya karena perusahaan tetap memiliki provisi untuk
melakukan diskresi dalam proses pelaporan keuangan. Diskresi pada level
perusahaan
mencerminkan
faktor-faktor
internal perusahaan
yang
akan
mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Faktor-faktor internal mencerminkan
komitmen manajemen dan pihak internal perusahaan dalam memberikan
informasi yang transparan, akurat dan tidak menyesatkan bagi investornya. Hal
tersebut merupakan suatu bagian dari implementasi good corporate governance
(Wardhani, 2008). Isu corporate governance dilatar belakangi adanya konflik
keagenan.
Pandangan teori agensi dimana terdapat pemisahan antara pihak agen dan
prinsipal yang mengakibatkan munculnya potensi konflik dapat mempengaruhi
kualitas laba yang dilaporkan. Keterlibatan mekanisme good corporate governance
dalam penelitian teori agensi memberikan gambaran bahwa konservatisme
akuntansi yang berperan dalam laporan keuangan merupakan salah satu
mekanisme tata kelola perusahaan. Adapun dalam tata kelola perusahaan terbagi
menajdi dua bagian yaitu internal dan eksternal perusahaan yang dimana semua itu
saling berkesinambungan dalam pengimplementasian dari Good Corporate
Governance. Impelementasi dari corporate governance dilakukan oleh seluruh
pihak dalam perusahaaan, dengan aktor utamanya adalah manajemen puncak akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
5
mempengaruhi tingkatan konservatisme akuntansi yang akan digunakan
perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Beberapa tahun terakhir ini
Indonesia sedang gencar untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS. Tentu
saja bukan merupakan proses yang mudah bagi Indonesia untuk melakukan
perombakan standar yang selama ini telah digunakan menjadi mengacu kepada
IFRS. Namun, bagaimanapun juga hal tersebut harus dilakukan, terutama untuk
perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar
mempermudah mereka apabila ingin melakukan kerja sama dengan investor asing.
Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan
harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan
standarnya.
dalam
perkembangan selanjutnya,
terjadi
perubahan
dari
harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi
dengan
International
perkembangannya,
Financial
standar
Reporting
akuntansi
Standards
keuangan
terus
(IFRS). Dalam
direvisi
secara
berkesinambungan, baik berupa berupa penyempurnaan maupun penambahan
standar baru sejak tahun 1994. International Financial Reporting Standard atau
IFRS adalah pedoman penyususnan laporan keuangan yang dapat diterima secara
global.
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat
pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1. Full Adoption; Suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan
menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6
2. Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada
Desember 2008. Adopted maksudnya adalah mengadopsi IFRS namun disesuaikan
dengan kondisi di negara tersebut.
3. Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS
yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4. Referenced (convergence); Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya
mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri
oleh badan pembuat standar.
5. Not adopted at all; Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Baskerville (2010) dalam Utami, et al. (2012) mengungkapkan bahwa
konvergensi dapat berarti harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi
dalam konteks akuntansi dipandang sebagai suatu proses meningkatkan kesesuaian
praktik akuntansi dengan menetapkan batas tingkat keberagaman. Jika dikaitkan
dengan IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses menyesuaikan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS. Lembaga profesi akuntansi
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi
penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi
laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin
mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor,
maupun pembaca atau pengguna lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi,
yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh
IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh
negara -negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan
secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin menetapkan judul penelitian ini
sebagai
sebagai
MEKANISME
berikut
“PENGARUH
KONVERGENSI
IFRS
DAN
GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE
TERHADAP
TINGKAT KONSERVATISME AKUNTASI (STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN
PERBANKAN
YANG
ADA
DI
BURSA
EFEK
INDONESIA)”.
B. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi permasalahn di atas, maka
dalam penelitian ini permasalahan masalah yang diajukan adalah:
1. Apakah konvergensi IFRS berpengaruh terhadap konservatisme akuntasi?
2. Apakah makaisme Good Corporate Governance berpengaruh terhadap
konservatisme akuntasi?
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1. Tujuan penelian
Bersdasarkan permasalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian in iadalah:
a. Untuk mengetahui apakah konvergensi IFRS dapat berpengaruh
terhadap konservatisme akuntasi.
b. Untuk mengetahui apakah Good Corporate Governance dapat
mempengaruhi konservatisme akuntansi
2. Kontribusi penelitian
a. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
wawasan ilmu pengetahuan dalam bidan ekonomi khususnya
mengenai praktek konservasime akuntansi.
b. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetauan
peneliti khususnya mengenai prinsip konservatisme akuntansi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download