1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Fenomena globalisasi merupakan fenomena di mana terjadi proses integrasi
internasional yang terjadi karena kemajuan teknologi dan berkembangnya ilmu
pengetahuan sehingga batasan antar negara-negara di dunia seolah-olah tidak ada.
Memasuki era globalisasi menimbulkan berbagai dampak di segala bidang. Mulai
dari bidang sosial, budaya, teknologi, politik maupun dalam bidang ekonomi.
Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi di mana dari
perekonomian tertutup menjadi perekonomian terbuka. Hal ini ditandai dengan
terjadinya perdagangan internasional antar negara-negara di dunia. Hal ini
membuktikan bahwa tidak ada satu negara pun yang mampu memenuhi kebutuhan
negaranya sendiri hanya dengan kemampuannya sendiri dan dengan perdagangan
internasional akan meningkatkan efisiensi daya saing ekonomi yang pada akhirnya
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat negara tersebut.
Perdagangan internasional menyebabkan setiap negara untuk saling
berintegrasi dan bekerja sama baik dalam lingkup antara negara maupun regional.
Memasuki awal abad ke-21, kerja sama antara negara-negara di kawasan Asia
pasifik telah memasuki babak baru, khususnya dalam bidang ekonomi. Integrasi
ekonomi contohnya diawali dengan terbentuknya Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC) 1989, ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 1992,
ASEAN-China FTA tahun 2004, Comprehensive Economic Partnership in East
1
Asia (CEPEA) tahun 2007 di mana kesepakatan CEPEA ini melibatkan negaranegara di kawasan ASEAN, Australia, India, Jepang, Rep. Korea, New Zealand,
dan Cina(ASEAN+6), ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
Kegiatan perdagangan internasional yang meliputi ekspor dan impor sangat
erat hubungannya degan neraca perdagangan. Neraca perdagangan menunjukan
perbandingan besarnya nilai ekspor dan impor yang dilakukan suatu negara. Suatu
negara dikatakan surplus neraca perdagangan apabila ekspor negara tersebut lebih
nilainya banyak dari pada impor negara tersebut. Sedangkan suatu negara dikatakan
defisit neraca perdagangan apabila impor negara tersebut nilainya lebih banyak dari
pada ekspor negara tersebut. Perdagangan internasional yang menjurus kepada
surplus neraca perdagangan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu negara.
2
Gambar 1.1 Proporsi Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan Pengeluaran
Tahun 2008-2014
Net Ekspor
10%
Investasi
25%
Konsumsi
57%
Pemerintah
8%
Kondisi proporsi Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2008-2014
menunjukan bahwa penyumbang PDB terbesar Indonesia adalah di sektor
pengeluaran konsumsi sebesar 57%, sedangkan sektor perdagangan hanya
menyumbang rata-rata 10% Produk Domestik Bruto Indonesia. Besarnya tingkat
konsumsi di Indonesia sejalan dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia,
penduduk Indonesia menempati peringkat empat dunia setelah China, India dan
Amerika Serikat. Besarnya kontribusi sektor konsumsi menimbulkan kerentanan
bagi perekonomian, hal tersebut dikarenakan sektor konsumsi di Indonesia sangat
sensitif terhadap lonjakan harga. Sehingga pemerintah perlu lebih mengoptimalkan
peran sektor perdagangan dalam meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia, cara
yang dapat dilakukan dengan mendorong sektor yang dimiliki negara agar semakin
produktif dan efisien dalam menghasilkan produk ekspor. Kebijakan lainnya yang
3
dapat diambil adalah dengan memperlancar arus perdagangan ke negara tujuan
ekspor. Kebijakan tersebut guna meningkatkan neraca perdagangan Indonesia agar
surplus.
Tabel 1.1 Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia tahun 2007-2014
Tahun Ekspor (Juta US$) Impor (Juta US$) Balance (Juta US$)
2007
114.100,9
74.473,4
39.627,5
2008
137.020,4
129.197,3
7.823,1
2009
116.510
96.829,2
19.680,8
2010
157.779,1
135.663,3
22.115,8
2011
203.496,6
177.435,6
26061
2012
190.020,3
191.689,5
-1.669,2
2013
182.551,8
186.628,7
-4.076,9
2014
176.292,5
178.178,8
-1.886,3
2015
150.282,3
142.694,8
7.587,5
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Kementrian Perdagangan, diolah (2016)
Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2007-2015 menunjukan
bahwa Neraca Perdagangan Indonesia
mengalami fluktuasi. Ekspor tertinggi
tercatat pada tahun 2011 dengan nilai sebesar 203.496,6 juta US$ dan terendah
pada tahun 2007 dengan nilai sebesar 114.100,9 juta US$. Sedangkan Impor
tertinggi pada tahun 2012 dengan nilai impor 191.689,5 juta US$ dan impor
terendah tercatat pada tahun 2007 dengan nilai impor sebesar 74.473,4 juta US$.
Tabel Neraca Perdagangan di atas juga menunjukan bahwa keseimbangan Neraca
Perdagangan juga berfluktuasi, tercatat surplus terbesar terjadi pada tahun 2015
dengan nilai surplus 7.587,5 juta US$ dan defisit terbesar juga tercatat pada tahun
2013 sebesar 4.076,9 juta US$. Dalam Neraca Perdagangan Indonesia yang perlu
4
di perhatikan adalah terjadinya defisist berturut-turut Neraca Perdagangan pada
tahun 2012-2014 yaitu sebesar 1.669,2 juta US$ pada tahun 2012, pada tahun 2013
defisit sebesar 4.076,9 juta US$ dan pada tahun 2014 defisit sebesar 1.886,3 juta
US$. Defisit tersebut dikarenakan melemahnya perlamabatan ekonomi global yang
mengakibatkan turunnya permintaan ekspor bahan baku Indonesia terutama ke
China dan Jepang. Sementara itu tingginya impor Indonesia terutama produk
manufaktur ikut andil dalam defisit neraca perdagangan Indonesia.
Gambar 1.2 Ekspor Indonesia Berdasarkan Komoditas Tahun 2007-2015
dalam Juta US$
EKSPORT
Nilai Perdagangan
250000
MIGAS
NON MIGAS
200000
203497
150000
162020
153043
157779
137020
114101
100000
107894
92012
116510
129740
41477
22089
0
182552
176293
150282
149919
145961
131730
97492
50000
29126
190020
19018
36977
28040
32633
30332
18552
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
EKSPORT
114101
137020
116510
157779
203497
190020
182552
176293
150282
MIGAS
22089
29126
19018
28040
41477
36977
32633
30332
18552
NON MIGAS
92012
107894
97492
129740
162020
153043
149919
145961
131730
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Kementrian Perdagangan, diolah (2016)
Ekspor Indonesia berdasarkan komoditasnya dapat dilihat bahwa dari tahun
2007-2011 ekspor Indonesia trend nya mengalami kenaikan dari sebesar 114.101
5
juta US$ di tahun 2007 naik menjadi 203.497 juta US$ pada tahun 2011. Kontribusi
terbesar dari kenaikan ekspor Indonesia adalah sektor Migas yang naik dari 92.012
juta US$ di tahun 2007 menjadi 162.020 juta US$ di tahun 2011. Sektor non-Migas
meskipun pada tahun 2007-2011 belum berkontribusi besar dalam ekspor
Indonesia, tetapi trend nya ikut naik dari 22.089 juta US$ pada tahun 2007 menjadi
41.477 juta US$ pada tahun 2011.
Setelah tahun 2011, ekspor Indonesia trend nya adalah menurun. Penurunan
tersebut di tunjukan dari nilai ekspor Indonesia pada tahun 2012 sebesar 190.020
jutaUS$ menjadi 150.282 juta US$ pada tahun 2015. Penurunan ekspor Indonesia
diakibatkan karena turunnya nilai ekspor Indonesia dari sektor Migas dan Non
Migas. Sektor Non Migas di mana pada tahun 2012 tercatat 153.043 juta US$ dan
pada tahun 2015 turun menjadi 131.730 juta US$. Penuruann juga terjadi di sektor
Migas di mana pada tahun 2012 tercatat 36.977 juta US$ turun menjadi 18.552 juta
US$ pada tahun 2015. Penurunan sektor Migas dan Non Migas Indonesia terjadi
akibat turunnya permintaan global akibat perlambatan ekonomi global terutama
dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia seperti Jepang, China, Singapura dan
Amerika Serikat. Selain itu, turunnya harga minyak dunia dan liting minyak
Indonesia yang belum sesuai target yang ditetapkan pemerintah juga ikut
mempengaruhi turunnya ekspor Indonesia di sektor Migas.
6
Gambar 1.3 Ekspor Indonesia Berdasarkan Kawasan 2007-2014
Dalam Juta US$
90000
Nilai Ekspor
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
ASEAN
22292
27171
24624
33348
42099
41829
40630
39668
asia timur
45175
53461
43713
61388
82845
75719
69666
60527
australia & oceania
3830
4820
3857
4890
6303
5683
5208
5738
afrika
2542
3333
2803
3657
5675
5714
5616
6263
NAFTA
12526
14108
11747
15761
18078
16317
17161
18136
amerika tengah & selatan
1623
1972
1717
2740
3295
2975
3019
2899
uni eropa
13345
15455
13568
17127
20509
18027
16764
16894
Sumber: Badan Pusat Statistika, diolah (2016)
Ekspor Indonesia berdasarkan tujuan kawasan dari negara partner dagang
Indonesia menunjukan bahwa ekspor Indonesia di dominasi ke negara-negara Asia
Timur dan ASEAN. Tercatat untuk ekspor ke Asia Timur pada akhir tahun 2014
sebesar 60.527 juta US$ dan ke ASEAN mencatat total ekspor sebesar 39.668 juta
US$. Sama seperti ekspor Indonesia berdasarkan komoditas (Gambar 1.1), trend
penurunan ekspor Indonesia pada tahun 2012-2014 sangat terasa pada kawasan
Asia Timur dan Asean. Sedangkan untuk kawasan Australia & Oceania, Afrika,
Nafta, Amerika Tengah & Selatan dan Uni Eropa tercatat pertumbuhan ekspor
7
Indonesia ke kawasan tersebut stagnan dan proporsi nya tidak sebesar Asia Timur
dan ASEAN.
Gambar 1.4 Ekspor Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan
Tahun 2007-2014 dalam juta US$
40000
35000
Nilai Ekspor
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
JAPAN
CHINA
SINGAPURA
AMERIKA SERIKAT
INDIA
KOREA SELATAN
MALAYSIA
TAIWAN
THAILAND
AUSTRALIA
Sumber: International Monetary Fund, diolah (2016)
Berdasarkan Grafik ekspor Indonesia berdasarkan negara tujuan dapat kita
lihat bahwa mayoritas negara tujuan ekspor Indonesia adalah negara-negara di
kawasan Asia, selain itu terdapat Amerika Serikat dan Australia yang juga menjadi
negara tujuan ekspor utama Indonesia. Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat
bahwa Jepang, China, Singapura dan Amerika Serikat merupakan negara utama
tujuan ekspor Indonesia dengan nilai ekspor di atas 15.000 juta US$.
8
1.2 Perumusan Masalah
Perdagangan internasioanl memberikan dampak integritas ekonomi dan
saling bekerja samanya antar negara maupun regional untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing negara. Kerja sama tersebut diwujudkan dalam berbagai organisasi
dan kesepakatan seperti APEC, ASEAN, AFTA, ASEAN-China FTA, CEPEA dan
AEC. Dengan kerja sama tersebut diharapkan meningkatkan surplus neraca
perdagangan dari indonesia ke negara tujuan ekspor ekspor Indonesia di kawasan
Asia-Pasifik.
Perdagangan internasional yang menjurus kepada surplus neraca
perdagangan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Namun dalam beberapa tahun neraca perdagangan Indonesia mengalami fluktuasi,
bahkan pada tahun 2011-2014 posisi neraca perdagangan Indonesia adalah defisit
neraca perdagangan. Oleh karena itu penelitian tentang perdagangan Indonesia ke
negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia penting dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai ekspor Indonesia terhadap tiga
puluh negara dagang utama di kawasan Asia-Pasifik.
9
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pernyataan penelitian di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Apakah GDP per kapita riil negara tujuan ekspor berpengaruh
terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik?
b.
Apakah populasi negara tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor
Indonesia ke negara Asia Pasifik?
c.
Apakah jarak antar ibu kota berpengaruh terhadap ekspor Indonesia
ke negara Asia Pasifik?
d.
Apakah kualitas pelabuhan Indonesia dan negara tujuan ekspor
berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik?
e.
Apakah
kualitas peraturan pemerintah Indonesia berpengaruh
terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Menganalisis apakah GDP per kapita riil negara tujuan ekspor
berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik.
b.
Menganalisis apakah populasi negara tujuan ekspor berpengaruh
terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik.
10
c.
Menganalisis apakah jarak antar ibu kota berpengaruh terhadap
ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik.
d.
Menganalisis apakah
kualitas pelabuhan Indonesia dan negara
tujuan ekspor berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia
Pasifik.
e.
Menganalisis apakah
kualitas peraturan pemerintah Indonesia
berpengaruh terhadap ekspor Indonesia ke negara Asia Pasifik.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi pembuat kebijakan
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor Indonesia ke
negara-negara Asia Pasifik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan kepada pengambil kebijakan dalam meningkatkan kinerja
ekspor Indonesia, khususnya ke negara Asia Pasifik.
b. Bagi akademisi
Manfaat penelitian ini untuk akademisi adalah penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
11
1.6 Pembatasan Masalah
Penelitian ini menggunakan data nilai ekspor, PDB per kapita riil, populasi,
jarak antar ibu kota, kualitas pelabuhan dan kualitas peraturan dari Indonesia ke 30
negara-negara di kawasan Asia Pasifik yaitu Uni Emirat Arab, Australia,
Bangladesh, Canada, Chile, Hongkong, India, Jordan, Japan, Kamboja, Korea
Selatan, Kuwait, Mexico, Sri lanka, Malaysia, New Zealend, Oman, Pakistan,
Panama, Peru, Filipina, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Bahrain, Thailand,
Amerika Serikat dan Vietnam. Periode penelitian digunakan adalah kurun waktu
2007-2014 karena adanya keterbatasan data. Penelitian ini juga tidak menggunakan
fixed effect model karena ada variabel yang tidak berubah yaitu jarak antar negara.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis sajikan adalah sebagai berikut
a. Bab I: Pendahuluan
Bab pendahuluan berisi sub-bab yang terdiri atas latar belakang,
perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan
b. Bab II: Tinjauan Pustaka
Bab tinjauan pustaka terdiri atas landasan teori yang merupakan dasardasar teori dari penelitian yang akan di lakukan dan hasil penelitian
terdahulu yang di dapat oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya
dengan penelitian yang akan dilakukan.
12
c. Bab III: Metode Penelitian
Bab metodologi penelitian berisi tentang bahan atau materi penelitian,
alat, jalan penelitian, variabel dan data yang akan dikumpulkan. Tujuan
dari bab ini adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai
metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
d. Bab IV: Hasil dan pembahasan
Bab hasil dan pembahasan memuat hasil penelitian dan pembahasan
yang sifatnya terpadu. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk daftar
(tabel), grafik, foto atau bentuk lain dan ditempatkan dekat dengan
pembahasan. Pembahasan berisi tentang hasil yang diperoleh, berupa
penjelasan teoritik baik secara kuantitatif, kualitatif dan statistik.
e. Bab V : Kesimpulan dan saran
Bab kesimpulan dan saran menjelaskan kesimpulan akhir dan saran
yang diberikan sesuai dengan penelitian. Kesimpulan merupakan
pernyataan singkat dam tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan
pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Saran dibuat
berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada
para peneliti di bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau
menggabungkan penelitian yang sudah diselesaikan.
13
Download