METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif. Survai Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan semata-mata untuk memberikan gambaran tentang sesuatu (Suhartono 199953). Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan peubah-peubah seperti jaringan komunikasi yang ditekankan pada struktur komunikasinya. Struktur komunikasi di sini meliputi: tiga level yaitu level individu, level klik dan level sistem yang masing-masing akan dianalisis mengenai derajat koneksi, integrasi, keterbukaan, dan kerekatannya. Operasionalisasi Variabel Pengertian Istilah Jaringan komunikasi pertanian adalah suatu pola yang terbentuk dari kontak antara person (petani) yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi mengenai pertanian yang dialami setiap petani yang ada di Kampung Naga. . Informasi pertanian maksudnya adalah pesan komunikasi yang berisi mengenai 3 . berbagai hal yang berkaitan dengan sistem pertanian khususnya sistem usaha tani padi, seperti: aspek budidaya dm pola tanarn, pengolahan laban, benih clan pesemaian, ,. penanaman, pemupukan, penyiangan, proteksi tanaman, pengairan, panen dan produksi, penanganan pasca panen, dan sebagainya. Analisis jaringan komunikasi adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam penyebarluasan informasi pertanian di Kampung Naga, di mana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. , Masyarakat Adat Kampung Naga merupakan suatu kesatuan hidup yang menempati tempat yang bernama Kampung Naga di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikrnalaya, yang secara historis merupakan terah (keturunan) dari salah seorang putra Raja Galunggung yang bernama Eyang Singaparana yang tradisi dan ajaran- .ajarannya hingga kini masih kuat dipertahankan sebagai ungkapan rasa hormat dan bakti kepada para karuhun (leluhur). .. Karakteristik individu petani adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang petani yang meliputi: wnur, pendidikan, pengalaman bertani, luas tanah garapan, pendapatan, dan tingkat kosmopolitan. Perilaku komunikasi di sini dimaksudkan adalah aktivitas individu masyarakat dalam mencari inforrnasi dan memilih saluran komunikasi yang tersedia dalam kaitannya dengan diseminasi informasi pertanian. Kosmopolitan adalah sifat keterbukaan seseorang kepada dunia luar, dan kesediaannya didalam menerima bentuk ide-ide baru yang dikenal dalam rangka pembaharuan. Norma sosial adalah batasan-batasan yang tumbuh dalam masyarakat untuk mengatur tertib tingkah laku hubungan atau interaksi (Levis 1996:61). Adapun norma-norma sosial kampung Naga meliputi batasan-batasan yang berkaitan dengan pantangan-pantangan dan anjuran-anjuran. Pantangan adalah sesuatu yang dianggap tabu, baik diucapkan (perkataan) maupun dilakukan (perbuatan) oleh masyarakat adat kampung Naga. Sebaliknya, anjuran adalah yang justru harus dilakukan oleh masyarakat adat kampung Naga. , Status sosial adalah posisi seseorang dalarn suatu kelompok sosial atau secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya (harga diri) dan hak-hak sel-ta kewajiban-kewajibannya (Soekanto 1994:265). Sikap petani terhadap inovasi pertanian adalah suatu kecenderungan yang bersifat positif atau negatif dalam menanggapi informasi-informasi atau teknologi b w , khususnya mengenai pertanian Struktur komunikasi adalah susunan dari unsur-unsur komunikasi yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus komunikasi dalam suatu sistem. Adapun unsurunsur tersebut dibedakan ke dalam tiga level komunikasi yaitu, level individu, level klik (kelompok kecil) dan level sistem. Definisi Operasional Variabel atau peubah-peubah dalam penelitian ini diantaranya adalah: - Struktur Komunikasi, yang meliputi tiga level analisis yaitu pada level individu, level klik dan level sistem. Level individu terdiri dari derajat koneksi dan derajat integrasi individu. Level klik meliputi: derajat koneksi klik, koneksi klik rata-rata, derajat integrasi, keterbukaan klik dan tingkat kerekatan klik (kelompok). Sedangkan level sistem terdiri dari koneksi sistem rata-rata dan tingkat keterbukaan sistem. Definisi operasional dan pengukuran struktur komunikasi ini sepenuhnya diacu dari pendapat Rogers dan Kincaid (198 1). Definisi operasional selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Definisi Konseptual dm Pengukuran Struktur Komunikasi I Indikator . % Pengukuran I. Level Individu 1. Koneksi Individu (Individual Connectedness) Tingkat hubungan individu dengan individu lainnya di dalam suatu sistem Jumlah hubungan nyata antar individu dengan anggota jaringannya dibagi dengan jumlah hubungan yang mungkin 2. Integrasi Individu (Individual Integration) Tingkat hubungan dari masingmasing anggota jaringan komunikasi personal individu Jumlah hubungan tidak langsung (dua tahap) antara individu dengan anggota jaringan komunikasi personalnya dibagi dengan jumlah hub. yang mungkin II. Level Klik 1 . Koneksi Klik (Clique Connectedness) Tingkat hubungan antar satu klik dengan klik lainnya di dalam suatu sistem Jumlah hubungan antara satu klik dengan klik lain dalarn suatu sistem dibagi dengan jumlah hubungan yang mungkin Tingkat hubungan suatu klik dengan klik yang terhubungkan sama klik lainnya lagi Jumlah hubungan tidak langsung (dua tahap) antara klik dengan klik lainya dibagi dengan jumlah hubungan yang mungkin Tingkat hubungan antara anggota klik dengan anggota lain diluar klik Jumlah hubungan anggota klik yang melintasi batas klik dibagi dengan jumlah hubungan yang mungkin 2. Integrasi Klik (Clique Integration) . Definisi Konseptual 3. Keterbukaan Klik ' (Clique Openness) III. Level Slslem 1. Koneksi sistem rata-rata (Average System Connectedness) Tingkat rata-rata anggota sistem Jumlah rata-rata hubungan tiap dihubungkan dengabn individu individu anggota sistem dengan lain di dalarn sistem anggota lainnya dibagi dengan jumlah hubungan yang mungkin 2. Keterbukaan Sistem (System Openness) Tingkat hubungan anggota sistem dengan individu lain di luar sistem Jumlah hubungan dari anggota sistem yang melintasi batas sistem dibagi dengan jumlah hubungan yang mungkin - Karakteristik individu, meliputi: a. Umur responden, . b. Pendidikan formal responden, yang dikelompokkan berdasarkan berapa lama responden mengenyam pendidikan, diukur dengan tahun dengan skor mulai 0 tahun (tidak sekolah) sampai 12 tahun (tamat SLTA). c. Pengalaman bertani, yaitu larnanya responden menekuni usahatani padi yang diukur dengan tahun. d. Luas tanah garapan, yaitu ukuran luas sawah yang digarap oleh responden, diukur dengan satuan 'bata'. (1 bata h 14 m2) e. Pendapatan, merupakan hasil bersih dari usaha tani padi selama satu musim panen terakhir, diukur dengan kilogram dikalikan dengan harga yang berlaku pada saat panen tersebut. f. Perilaku komunikasi, diukur melalui frekuensi responden di dalam mencari informasi pertanian baik melalui kontak personal maupun melalui saluran lain (media massa) yang tersedia. Dikelompokan dalam kategori; tidak pernah, kadang-kadang, dan sering, dengan masing-masing skor 1,2, dan 3. g. Kosmopolitan, diukur dari frekuensi berhubungan dengan dunia luar (orang diluar kampung) yang berkaitan dengan pencarian informasi pertanian. Dikelompokan dalam tiga kaetgori; tidak pernah, kadang-kadang, dan sering, dengan masing-masing skor 1,2, dan 3. h. Status sosial, diukur berdasarkan hirarki jabatan dalam struktur kemasyarakatan kampung Naga, baik secara formal maupun non-formal. - Sikap, I I diukur melalui tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan- pernyataan yang berkaitan dengan inovasi pertii~lian seperti sikap terhadap penggunaan pupuk buatan, teknologi tanam benih langsung (tabela), jenis varietas -- - unggul, dan pengendalian hama. Dikelompokan ke dalam tiga kategori; tidak setuju, tidak tahu, dan setuju. Masing-masing dengan skor 1,2, darl3. - Norma sosial, diukur melalui sikap responden terhadap aturan-aturan adat yang berlaku, baik yang berupa pantangan-pantangan maupun yang berupa anjurananjuran. Dikelompokan kedalam kategori; negatif (rendah), moderat (sedang), dan positif (kuat). - Keterdedahan Media Massa, diukur berdasarkan frekuensi responden dalarn mendapatkan informasi pertanian melalui radio dan televisi. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikrnalaya. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive dengan pertimbangan karena Kampung Naga merupakan satu-satunya kampung adat yang ada di Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki beberapa keunikan, sehingga karenanya dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Maksud kampung adat di sini adalah kampung yang masyarakatnya sangat menjunjung tinggi dan secara kuat mempertahankan tradisi dan budaya leluhur di bawah seorang pemangku adat yang disebut kuncen. Adapun waktu pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan dimulai bulan Agustus sampai dengan Oktober 2001. Studi pendahuluan dilakukan pada bulan Juni 200 1. Populasi dan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga (KK) yang berrnukim di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu. Jumlah kepala keluarga yang usahataninya sudah mandiri yang ada di Kampung Naga sarnpai bulan Juni 2001 adalah sebanyak 103 Kepala Keluarga termasuk keluarga yang single parent. Sedangkan pengambilan contoh dilakukan dengan nlcnggunakan metode Sampling Intact Sistern (sensus). Pada casa ini semua anggota dari suatu sistem (populasi) -- dijadikan sebagai responden (Rogers dan Kincaid 198'1 :104). Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden seperti mengenai karakteristik individu, sikap, status sosial, norma-norma masyarakat setempat, dan keterlibatan responden di dalam jaringan komunikasi pertanian. Pengumpulan data mengenai keterlibatan responden di dalam jaringan komunikasi dilakukan dengan pendekatan sosiometri, yaitu dengan mengajukan pertanyaan dari mana responden mendapatkan informasi pertanian dan kepada siapa respoden memberikan informasi berikutnya. Menurut Kerlinger, pendekatan sosiomebi merupakan suatu metode pengumpulan serta analisis data mengenai pilihan, komunikasi dan pola interaksi antar individu dalam kelompok (Kerlinger 1990:882). Menurut Gonzalez (1993:94), merupakan metode penyelidikan yang didasarkan pada penemuan "siapa berinteraksi dengan siapa': I Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Kantor Kepala Desa Neglasari, Kantor Kecamatan Salawu, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Teknik pengumpulan kedua jenis data tersebut dilakukan melalui beberapa cara: 1. Melakukan wawancara terstruktur dengan berpedoman pada kuesioner yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya, 2. Melakukan wawancara mendalam kepada berbagai pihak terkait dan kepada responden yang telah ditentukan, guna memperoleh data yang belum tercakup dalam kuesioner, 3. Melakukan observasi langsung di lapangan untuk melakukan pengecekan terhadap kebenaran data, dan 4. Mencatat berbagai data sekunder yang dibutuhkan dari berbagai sumber seperti kantor kepala desa, kantor kecamatan dan instansi terkait lainnya. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih . , (Ancok 1989:122). Dalam penelitian ini jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Metode untuk memperoleh instrurnen yang valid upaya yang dilakukan adalah: 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur 2. Menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden 3. Mempertimbangkan pengalaman dan hasil penelitian terdahulu dalam kasus yang sama, dan ' 4. berkonsultasi dengan para ahli terutama komisi pembimbing. Untuk mengetahui reliabilitas instrurnen dilakukan upaya-upaya yang menurut Kerlinger (1990:726-727) dengan cara: 1. mengungkapkan pertanyaan secara tepat, tidak mendua arti (ambigu) dan tidak taksa. 2. Menambah pertanyaan pendukung dengan satu butir pertanyaan yang sama macam dan kualitasnya. 3. Memberikan petunjuk yang jelas. Teknik Analisis Data Analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini digunakan dua prosedur analisis data yaitu analisis jaringan komunikasi dengan menggunakan metode sosiometri untuk merekonstruksikan jaringan komunikasi petani di Kampung Naga, d m analisis lintas (path analysis) untuk menganalisis hubungan serta pengaruh antm peubah. Dengan menggunakan analisis lintas, dapat -- diketahui pengaruh beberapa peubah baik secara langsung maupun tidak. Analisis Jaringan Komunikasi Menurut Rogers dan Kincaid (1981:165), dengan menggunakan analisis jaringan, dapat: a. Menghitung rata-rata (mean) dari jumlah hubungan masing-masing individu dalam suatu sistem, b. Menyusun ranking individu berdasarkan nilai rata-rata, c. Menyusun kembali individu (dalam baris dan kolom) dalam bentuk matriks pilihan (who-to-whom) berdasarkan susunan ranking dari rata-rata, dan d. Menguji hasil struktur komunikasi untuk mengidentifikasi klik-klik, bridge, liaison, dan sebagainya. Melalui prosedur seperti dijelaskan tersebut di atas, maka akan dapat direkonstruksikan hasil akhir garnbar jaringan komunikasi dalam bentuk sosiograrn atau grafik arah (Directed Graphs). Metode untuk mengetahui keterhubungan sistem rata-rata dipakai perhitungan dengan menggunakan rumus "Average System Connectedness " yang oleh Rogers dan Kincaid (198 1:175) dirumuskan sebagai berikut: Average System Connectedness . = Jumlah hubungan nyata dalam suatu sistem Jumlah kemungkinan hubungan dalam sistem % Jumlah kemungkinan hubungan dalam sistem diriumuskan: N ( N - 1) Di mana N = Jumlah anggota sistem yang ada Formula untuk mengetahui derajat keterbukaan (openness) jaringan dalam sistem digunakan rumus: X Openness = - N X N = = Jumlah anggota sistem yang berhubungan dengan individu lain di luar sistem Jumlah anggota sistem (populasi) Rumus di atas dapat juga diadaptasikan untuk mengetahui derajat keterbukaan dari jaringan komunikasi dalam masing-masing klik dengan denominatornya menjadi ( N - n ) x n, di mana n adalah anggota klik yang bersangkutan. Di sarnping metode . , analisis jaringan, juga akan menggunakan metode analisis sosiometrik yang meliputi matriks sosiometrik dan indeks sosiometrik. Indeks sosiometrik yang akan dikemukakan di sini yaitu, indeks mengenai status pilihan individu dan indeks kerekatan (cohesiveness) kelompokfklik. Rumus indeks tersebut, menurut Kerlinger (1990:888) adalah: 1. Indeks Status Pilihan Individu: CS,. = CC, n = = status pilihan untuk orang j jumlah pilihan dalam kolom j banyaknya individu dalam kelompok 2. Indeks Kerekatan Kelompok Co = kerekatan kelompok C( i *j ) = jumlah pilihan (pasangan) timbal balik -- n = jumlah anggota kelompok Analisis Lintas (Path Analysis) Analisis lintas merupakan alat statistika yang digunakan untuk menelaah pola hubungan terpadu antar peubah. Analisis lintas dapat dipandang sebagai suatu analisis struktural yang membahas hubungan kausal diantara peubah-peubah dalam suatu sistem berdasarkan diagram yang telah disusun (Gaspersz 1992, diacu dalam Suryati 1998). Dengan metode analisis lintas dapat dijelaskan mekanisme hubungan kausal antar peubah dengan menguraikan koefisien korelasi menjadi pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung, jadi tidak hanya keeratannya saja seperti pada koefisien korelasi (Gravois dan Helms 1992, diacu dalam M-ustofa 1999). Dengan demikian analisis lintas dapat memberikan inforrnasi yang jauh Iebih lengkap daripada analisis korelasi saja. Diagram Lintas. Langkah awal penggunaan metode analisis lintas adalah penyusunan diagram lintas (path diagram) yang menggambarkan hubungan kausal antar peubah. Diagram ini disusun berdasarkan pengetahan yang mendasari tentang hubungan kausal atau berdasarkan hipotesis yang dibuat, dan dapat juga berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya (Li 1956; Dewey dan Lu 1959, diacu dalam Mustofa 1999). Koefisien Lintas. Koefesien lintas digunakan untuk melihat kontribusi suatu peubah terhadap keragarnan peubah lainnya. Hal ini dimungkinkan karena ragam suatu peubah merupakan penjurnlahan dari seluruh kontribusi pengaruh lintas dalam diagram lintas (Heise 1975, diacu dalam Usman 1999). Jadi analisis lintas bukan untuk menemukan penyebab, melainkan merupakan metode menelaah hubungan kausal antar peubah dalam model yang telah dirumuskan dalam diagram lintas atas dasar pertimbangan teoritis dan pengetahuan yang benar. Koefisien lintas pada dasarnya merupakan koefisien beta atau koefisien regresi baku (Li 1956, diacu dalam Ratnaningsih 1997). Koefisien lintas ditentukan berdasarkan model regresi berganda sebagai berikut: Yi = Po + PIXli + P2X2i+ ... PtXti+. .. PkXki+ &i (I) i = 1,2, ...,n t = 1,2, ..., k Yi = peubah respons Xi = peubah penjelas ke-I pt = koefisien regresi peubah Xt p, = intersep (konstanta) E = sisaan model (error) n = banyaknya pengamatan k = banyaknya peubah penjelas Jika peubah-peubah tersebut dibakukan dengan transformasi: V = (Y - ) I S menjadi: Vi = Zti = (Xti- pti)/Sxt , Ui = &i/Se, maka persamaan (1) di atas pilZl i +pi2Z2i + ... +pit& + ... + pikZki+ piuUi @I Dengan: Vi = peubah respon Y yang dibakukan Zti = peubah penjelas Xi yang dibakukan pit = koefisen lintas untuk Ui = peubah sisa baku, i = 1,2,...,p piu = koefisien peubah sisa Pengaruh galat (error) atau sisaan (residual) yang tidak dapat dijelaskan oleh model analisis lintas diukur oleh besaran : Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa analisis lintas tidak mampu menjelaskan keragaman total dari peubah Yi sebesar p2iu atau dengan kata lain, telah berhasil menjelaskan keragaman totalnya sebesar 1 - . diU. Keragaman total yang dapat dijelaskan oleh model seringkali disebut sebagai koefesien determinasi (R~). Berdasarkan kenyataan ini maka dapat dikemukakan sifat hubungan antara R2 dan p2,u . sebagai berikut: Koefsien determinasi R~ = 1 -p2iu Koefisien non-determinasi = 1 - R2 =p2iu. Besaran ini serupa dengan besaran (1- R~ ) dalam analisis regresi berganda. Nilai maksimurn koefisien lintas peubah sisa (pi")adalah 1. Semakin besar nilai koefisien lintas peubah penjelas, semakin kecil koefisien lintas peubah sisa. Mekanisme untuk menilai keberartian suatu lintasan dalam sistem sebab akibat tidak terdapat suatu prosedur yang baku. Namun, Land 1969, Kerlinger dan Pedhazur 1973 (diacu dalam Ratnaningsih 1997 dan Mustofa 1999) merekomendasikan bahwa koefisien lintas yang kurang dari 0,05 dapat dikatakan tidak berarti (not meaning+ul). Beberapa infomasi penting yang diperoleh dengan menggunakan analisis lintas antara lain : 1. Pengaruh langsung peubah bebas Zt (t=1,2,...,n) terhadap peubah tak bebas Vi diukur oleh koefisien lintas pit. 2. Pengaruh tak langsung peubah bebas Zt terhadap peubah tak bebas Vi melalui kehadiran peubah bebas Zo (tgo) dalam model, diukur oleh besaran (piorto). 3. Pengaruh sisaan yang tidak dapat dijelaskan oleh model analisis lintas diukur oleh ., . besaran: Apabila nilai koefisien korelasi antara faktor penyebab dan akibat hampir sama besarnya dengan koefisien pengaruh langsungnya (perbedaannya tidak lebih dari 0,05), maka koefisien tersebut menjelaskan hubungan yang sebenarnya dan pemilihan terhadap peubah tersebut akan sangat efektif (Hutagalung 1998).