15 IV. PEMODELAN SISTEM A. ASUMSI

advertisement
IV. PEMODELAN SISTEM
A.
ASUMSI PERHITUNGAN MODEL
Perencanaan penjadwalan produksi menggunakan beberapa
asumsi,
asumsi-asumsi ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan
produksi secara keseluruhan. Asumsi-asumsi yang digunakan antara lain :
1.
Ruang lingkup penjadwalan hanya pada lini produk jeli drink dalam
rentang bulan Januari - Maret 2008.
2.
Perhitungan hal-hal yang terdapat dalam model antara lain : waktu
pemesanan, jumlah pesanan, jenis produk, waktu proses, keterlambatan
dan jumlah kebutuhan batch.
3.
Mesin-mesin dan fasilitas dalam proses produksi diasumsikan tidak
terdapat gangguan.
4.
Penjadwalan dilakukan dalam periode mingguan.
5.
Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin.
6.
Tenaga kerja selalu tersedia. Bahan material tidak ada yang mengalami
keterlambatan pada lantai produksi.
7.
Model ini dapat berfungsi dengan baik apabila diintegrasikan secara on
line antara departemen produksi, purchasing, PPIC dan bagian gudang
material.
B.
KONFIGURASI MODEL
Model penjadwalan produksi untuk produk jeli yang diberi nama
TRIMS 1.0 (Triteguh Manunggal Sejati Production Schedule 1.0),
merupakan program aplikasi yang berguna untuk membantu proses
penjadwalan produksi.
TRIMS PS 1.0 dirancang untuk membantu pihak yang terkait dalam
mengambil keputusan
penjadwalan produksi, dimulai dari persediaan
produk jadi, jumlah produk yang akan diproduksi, jumlah kebutuhan
material, pengecekan material, jumlah kebutuhan batch produksi, serta
pengurutan penjadwalan produk.
15
TRIMS 1.0 terdiri dari sistem manajemen tabel data,sistem manajemen
basis model dan sistem manajemen dialog. Pengembangan model TRIMS
1.0 menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 untuk
pengembangan sistem, Microsoft Office Access 2003 untuk pengembangan
tabel datanya dan Adobe Photoshop untuk pengembangan user interface.
C.
RANCANGAN MODEL
Untuk membantu proses perencanaan produksi, dikembangkan model
penjadwalan
dan
model
perhitungan
kebutuhan
material.
Model
penjadwalan produksi digunakan untuk mempermudah pengembilan
keputusan mengenai urutan prioritas pengerjaan pesanan yang akan
dilaksanakan pada bagian produksi sehingga dapat meminimalkan waktu
aliar rata-rata dan keterlambatan.
Proses produksi jeli ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dan
bahan kemasan. Pada penelitian ini hanya bahan kemasan yang
diperhitungkan dalam penjadwalan. Proses produksi jeli akan dilaksanakan
apabila persediaan material terpenuhi. Jika jumlah persediaan material tidak
cukup maka penjadwalan akan dilaksanakan ketika bahan material tersebut
tersedia. Keluaran dari model ini akan digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu produk untuk diproduksi.
TRIMS 1.0 memiliki 12 tabel data utama dalam sistem yaitu tabel data
pesanan, tabel data persediaan produk jadi, tabel data persediaan material,
tabel data kebutuhan batch produksi, tabel data input penjadwalan, selain
tabel data terdapat juga basis model, yaitu model persediaan produk jadi,
model kebutuhan material, model produksi, model kebutuhan batch
produksi serta model penjadwalan.
16
a.
Kerangka Model
Basis model merupakan fasilitas yang digunakan sebagai
penunjang pengambilan keputusan yang berisi formulasi matematis
sebagai alat perhitungan. Basis model ini memiliki keterkaitan dalam
menganalisa data yang dimasukkan maupun yang terdapat pada tabel
data pada penentuan perencanaan perusahaan. Basis model yang
dikembangkan yaitu model persediaan, model kebutuhan, model
penjadwalan produksi, model kebutuhan, dan model penjadwalan.
1.
Model Persediaan
Model persediaan produk jadi digunakan untuk mengetahui
jumlah persediaan produk jadi pada saat ini. Model persediaan
dihitung berdasarkan jumlah persediaan masuk dan persediaan
keluar.
Input dari model yaitu data jumlah persediaan awal, jumlah
persediaan masuk, serta jumlah persediaan keluar. Adapun rumus
perhitungan yang digunakan pada model ini adalah sebagai
berikut :
Total Persediaan = persediaan awal + jumlah produk Masuk
- jumlah produk Keluar
Output dari model ini berupa jumlah total persediaan akhir
yang akan menjadi acuan dalam menentukan jumlah produk yang
akan diproduksi. Hasil dari perhitungan akan disimpan pada tabel
data persediaan produk.
Diagram alir deskriptif model persediaan dapat dilihat pada
Gambar dibawah ini.
17
Gambar 5. Diagram Alir Deskriptif Model Persediaan Produk Jadi
2.
Model Produksi
Model
produksi
ini
digunakan
untuk
mengetahui
kekurangan jumlah produk yang akan diproduksi. Perhitungan
model ini berdasarkan jumlah pesanan dikurangi jumlah
persediaan.
Input yang digunakan dalam model produksi adalah jumlah
pesanan (order) yang datang pada minggu ini, jumlah pesediaan
produk jadi satu minggu sebelumnya, jenis produk yang akan
diproduksi. Input model yaitu data jumlah order menggunakan
masukan dari tabel data order.
Output yang dihasilkan berupa jumlah produk yang akan
diproduksi. Hasil model akan disimpan pada tabel data produksi.
Informasi ini berguna
digunakan dalam perhitungan model-
18
model kebutuhan material dan kebutuhan batch. Diagram alir
deskriptif model produksi ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Diagram alir deskriptif model order produksi
3.
Model Kebutuhan
Model kebutuhan ini terdiri dari dua sub model, yaitu sub
model kebutuhan material dengan sub model kebutuhan batch
produksi. Sub model kebutuhan material ini bertujuan untuk
menghitung jumlah material yang dibutuhkan untuk tiap pesanan
pada proses produksi. Model kebutuhan dihitung berdasarkan
jumlah produk yang diproduksi dibagi dengan besarnya nilai
konversi masing-masing material. Informasi kebutuhan material
ini berguna bagi depatemen PPIC dan departemen pembelian
untuk menentukan jumlah material yang harus disediakan pada
periode minggu depan.
19
Input yang digunakan pada sub model kebutuhan material
adalah jumlah produksi. Input menggunakan data jumlah produksi
yang berasal dari model produksi dan nilai konversi yang berasal
dari tabel data konversi. Output yang dihasilkan berupa jumlah
kebutuhan material cup, seal, sedotan dan karton. Hasil model
disimpan pada tabel data kebutuhan material. Informasi ini
berguna dalam menentukan jumlah material penunjang yang akan
dipesan oleh departemen pembelian.
Model penghitungan yang digunakan yaitu :
Satu dus jeli drink berisi 24 unit, untuk memproduksi satu dus
jeli drink memerlukan 24 unit cup, 24 seal, satu pak sedotan dan
satu pcs karton. Penyebut pada perhitungan pembagian ini berasal
dari tabel data nilai konversi. Perhitungan kebutuhan material
adalah sebagai berikut :
Cup : Jumlah produk diproduksi (Dus) x 24 cup / 2250 cup (tiap
dus)
Seal: Jumlah produk diproduksi (Dus) / 1740 cup (tiap roll)
Sedotan: Jumlah produk diproduksi (Dus) / 400 unit (tiap Pak)
Karton: Jumlah produk diproduksi (Dus) / 1 pcs
Diagram alir deskriptif model kebutuhan material dapat dilihat
pada Gambar 7 dibawah ini.
20
Mulai
o
o
Input :
nama Produk
Jumlah Diproduksi
Sub Model :
Kebutuhan Material
Panggil
Database :
Nilai Konversi
Jml produksi
Output:
Jumlah Material yang dibutuhkan:
o
Cup (Dus)
o
Seal (Roll)
o
Karton (psc)
o
Sedotan(Ball)
Ya
Cukup
Tidak
Pesan Material
Selesai
Gambar 7.
Diagram alir deskriptif sub model kebutuhan
material
Sub model kebutuhan batch berguna untuk menentukan
waktu
proses
produksi
setiap
pesanan.
Model
ini
mempertimbangkan kapasitas setiap batch dan waktu alir proses.
Hasil dari kebutuhan batch produksi ini menjadi acuan untuk
pada model penjadwalan produksi.
Input model menggunakan data yang berasal dari tabel data
produksi yaitu data jumlah produksi. Input dari model ini adalah
jumlah produksi, kapasitas (volume) batch produksi dan waktu
laju alir proses. Output dari model ini adalah banyaknya jumlah
batch yang akan diproduksi dan total waktu yang untuk produksi.
21
Adapun perhitungan penentuan kebutuhan batch ini adalah
sebagai berikut :

Perhitungan kebutuhan batch produksi adalah sebagai berikut
Jumlah diproduksi (Dus) : Kapasitas per Batch (Dus)

Perhitungan waktu proses produksi adalah sebagai berikut
Total waktu proses = Jumlah kebutuhan batch x waktu alir
proses (Hari)
(menit), setelah itu dikonversi
ke dalam hari.
Diagram alir deskriptif model penjadwalan produksi dapat dilihat
pada Gambar 9.
Gambar 8. Diagram alir deskriptif model kebutuhan batch
4.
Model Penjadwalan Produksi
Model
penjadwalan
produksi
digunakan
untuk
menghasilkan suatu jadwal produksi berdasarkan batas waktu
(due date). Model ini menekankan prioritas pengurutan
pengerjaan pesanan yang akan masuk kedalam dua mesin yaitu
22
mesin JB 3 dan JB 4. Mesin-mesin ini disusun secara paralel
dengan aliran proses yang identik. Permasalahan yang terjadi
adalah bagaimana menentukan urutan produk yang harus
diproduksi terlebih dahulu
kedalam kedua mesin tersebut.
Kesulitan masalah pengurutan ditentukan oleh tipe atau kondisi
sistem produksi. Metode yang digunakan pada model ini yaitu
metode pengurutan (sequencing) karena sistem produksi yang
bersifat kontinyu. Teknik pengurutan ini dilakukan pada n produk
dan pada m mesin. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini.
Produk
Gambar 9.
Penjadwalan produksi dengan n produk dan m
mesin
Teknik yang digunakan dalam pengurutan penjadwalan ini
terdiri dari tiga macam, yaitu :
1.
Teknik Shortest Processing Time (SPT) dimana pekerjaan
yang
memiliki
waktu
pemrosesan
terpendek
akan
dikerjakan terlebih dahulu.
2.
Teknik Longest Processing Time (LPT) dimana pekerjaan
yang
memiliki
waktu
pemrosesan
terpanjang
akan
dikerjakan terlebih dahulu.
3.
Teknik Critical Ratio (CR) memberikan prioritas pada
pekerjaan yang harus dilakukan agar tepat jadwal. Adapun
rumus perhitungan CR dapat adalah sebagai berikut.
23
Menurut Machfud (1999), aturan SPT (Shortest Processing
Time), merupakan aturan yang baik untuk menyelesaikan masalah
penjadwalan produksi untuk n produk dengan m mesin paralel
untuk mendapatkan rata-rata waktu penyelesaian produk, yang
dihitung dengan rumus:
Fs =
1 n
 Pi(n  1  1)
n i 1
Keterangan :
Fs = waktu alir rata-rata
Pi = waktu Proses (i = 1, 2,…, n)
n = Banyaknnya pesanan
Aturan LPT dapat digunakan pula untuk meminimumkan waktu
penyelesaian produk (Makespan) dan rata-rata waktu alir (mean
flow time). Model penjadwalan digunakan untuk mengetahui
kapan urutan produk dapat diproses. Penjadwalan didapat setelah
melakukan penentuan terhadap tgl produksi dan penempatan
produk pada mesin. Model menggunakan masukkan dari tabel
data kebutuhan batch dan tabel data mesin dan teknik. Dimana
pada model penjadwalan dikelompokkan berdasarkan waktu
mulai periode produksi. Keluaran dari hasil berupa jadwal
produksi harian berdasarkan teknik dan mesin.
Diagram alir deskriptif penjadwalan produksi dapat dillihat
padaGambar 10.
24
Gambar 10. Diagram alir deskriptif model penjadwalan produksi
25
b. Struktur basis data
Basis data adalah kumpulan dari struktur record atau data yang
disimpan dalam sistem komputer (Conolly dan Begg, 2002). Basis data
pada model terdiri atas beberapa tabel. Tabel data berfungsi sebagai
pemasukan,
penghapusan,
penyimpanan,
pengolahan,
pengorganisasian, pemanggilan, penyedia data serta sebagai masukan
dalam model penjadwalan produksi. Tabel data dalam model program
TRIMS PS 1.0 menggunakan Microsoft Access 2003 untuk
pengolahan tabel data. Manajemen tabel data pada program aplikasi
TRIMS PS 1.0 mempunyai fasilitas dalam memanipulasi data seperti
input, edit, simpan, hapus serta mencetak hasil penjadwalan.
Model TRIM PS 1.0 disusun atas basis data dan basis model.
Basis
data
yang
digunakan
dalam
pengembangan
program
TRIM PS 1.0 terdiri atas tabel-tabel data yaitu tabel data produk,
order, produksi, persediaan produk, persediaan material, kebutuhan
batch, kebutuhan material, pesan material, konversi, mesin dan teknik.
Dibawah ini merupakan diagram keterkaitan antar tabel (entity
relationship diagram) dalam program TRIMS PS 1.0.
26
Produk
Kode
Nm produk
deskripsi
nm produk
order
IDorder
tgl order
nm produk
jumlah order
minggu
bulan
tahun
due date
J ml_Ordr
persediaan produk
IDPrsProd
jumlah awal
jumlah masuk
jumlah keluar
total persediaan
persediaan material
IDPrsMat
jumlah persediaan
Nm Mat
T otl_Prs
Nm_mat
konversi
produksi
kode produk
NmProd
jumlah produksi
J ml_Prod
IDKonversi
Nm Mat
Nil ai Knvrs
Nil ai _Konvrs
kap_mesi n
mesin
ID mesin
deskri psi
batch produksi
IDBatch
Tgl Prod
tgl cek
Nm Prod
Jml batch
waktu proses
jml _batc h
J ml_Prod
pesan material
IDPsnMat
Nm Mat
jumlah material
tgl pesan
tgl datang
kebutuhan material
IDBthMat
juml ah kebutuhan
Nm Prod
tgl_Dtg
nm_teknik
teknik
ID teknik
deskripsi
penj adwalan
IDJadwal
mulai
selesai
terlambat
FlowTime
Gambar 11. Entity Relationship TRIMS PS 1.0
Tabel data penyusun program dibagi menjadi dua yaitu tabel
data master dan tabel data transaksi. Tabel data master terdiri atas tabel
data produk, nilai konversi, mesin dan teknik. Untuk tabel data
transaksi terdiri atas tabel data order, tabel data produksi, tabel data
persediaan produk, tabel data persediaan material, tabel data kebutuhan
batch, tabel data kebutuhan material, pesan material. Uraian tabel data
adalah sebagai berikut :
1. Tabel data produk
Tabel data produk merupakan tabel data yang berisi informasi
jenis produk yang diproduksi oleh PT. TRMS. Tabel data ini
bersifat tetap tetapi dapat diubah apabila terdapat perubahan pada
perusahaan. Sistem tabel data ini dirancang untuk memungkinkan
pengguna melakukan penambahan data ataupun pengurangan data,
sehingga data terus disesuaikan dengan keperluan perusahaan.
27
2. Tabel data pesanan
Tabel data pesanan merupakan tabel data yang berhubungan
dengan pesanan dimana meliputi nama produk, jumlah pesanan
(order), waktu berlaku order (tahun,bulan,minggu), jumlah order,
jumlah produk produksi serta due date (batas waktu). Tabel data
ini dirancang secara dinamis sehingga pengguna dapat melakukan
kegiatan penambahan, pengurangan serta perubahan.
3. Tabel data persediaan produk jadi
Tabel data persediaan produk jadi berisi laporan keluar dan
masuk produk jadi digudang. Informasi pada tabel data persediaan
produk jadi meliputi nama bulan, tahun, minggu, jenis produk,
jumlah persediaan awal, jumlah masuk, jumlah barang yang keluar
serta
total
persediaan.
Total persediaan
merupakan
hasil
perhitungan dari model persediaan produk jadi. Total persediaan
ini dapat diakses pada model order produksi dan menjadi
masukkan pula pada tabel data pesanan.
4. Tabel data produksi
Tabel data produksi terdiri atas nama produk, jumlah
persediaan, jumlah order dan jumlah produksi. Jumlah produksi
dapat diakses pada model kebutuhan batch dan merupakan
masukan dalam model tersebut, sedangkan data persediaan produk
jadi berasal dari tabel data persediaan produk jadi. Tabel data ini
dirancang secara dinamis sehingga pengguna dapat melakukan
kegiatan penambahan, pengurangan serta perubahan.
5. Tabel data konversi
Tabel data konversi berisikan informasi mengenai
jumlah nilai konversi yang berguna sebagai masukan dalam model
kebutuhan material. Tabel data ini berupa nama produk, nilai
konversi material dan nama material. Tabel data ini bersifat tetap
dan digunakan sebagai masukan dalam model kebutuhan material.
28
Tabel data ini diubah apabila terdapat perubahan nilai konversi
yang digunakan oleh perusahaan.
6. Tabel data kebutuhan material
Tabel data kebutuhan material merupakan tabel data
yang digunakan untuk mengetahui jumlah banyak material yang
diperlukan untuk melakukan suatu penjadwalan produk. Tabel data
ini dapat diakses pada menu order produksi. Tabel data kebutuhan
material terdiri atas nama produk, nama material dan jumlah
persediaan. Tabel data ini berfungsi sebagai tabel data transaksi.
Walaupun tidak digunakan pada basis model, tabel data ini berguna
pada saat pengecekan material.
7. Tabel data persediaan material
Tabel data persediaan material merupakan tabel data yang
berhubungan dengan tingkat persediaan material. Tabel data
persediaan material berisikan informasi mengenai nama produk,
nama material, serta tgl pengecekan. Tabel data ini juga dapat
diakses pada menu pengecekan persediaan.
8. Tabel data pemesanan
Tabel data pemesanan merupakan tabel data yang digunakan
untuk memesan suatu material setelah dilakukan pengecekan
terlebih dahulu. Tabel data pesanan ini pun dilengkapi dengan
fasilitas penambahan dan pengurangan data. Tabel data ini terdiri
dari jenis produk, jenis material, jumlah material, tanggal pesan
dan tanggal kedatangan. Jenis produk dan tanggal kedatangan
merupakan masukkan untuk tabel.
9. Tabel data kebutuhan batch
Tabel data kebutuhan batch berisikan infomasi mengenai
lama proses yang akan dijalankan untuk melakukan penjadwlan
beserta jumlah batch yang akan diproduksi. Tabel data ini
dirancang secara dinamis sehingga memungkinkan pengguna untuk
melakukan penambahan, penghapusan ataupun perubahan apabila
29
terdapat perubahan. Tabel data kebutuhan batch terdiri atas tanggal
produksi, tanggal pengecekan, nama produk, jumlah batch dan
waktu proses.
10. Tabel data mesin
Tabel data teknik berisikan data mengenai nama teknik.
Tabel data ini
digunakan dalam model penjadwalan produksi.
Tabel data ini bersifat tetap.
11. Tabel data teknik
Tabel data teknik merupakan data yang berisi mengenai
nama-nama teknik penjadwalan. Tabel data ini digunakan pada
model penjadwalan produksi.
12. Tabel data penjadwalan
Tabel data penjadwalan berisikan informasi mengenai
rangkuman
data-data
yang
dibutuhkan
dalam
melakukan
penjadwalan. Tabel data penjadwalan terdiri atas waktu mulai,
waktu selesai, terlambat dan waktu penyelesaian rata-rata (mean
flow time). Tabel data ini berfungsi sebagai tabel data transaksi.
c. Sistem Manajemen Dialog
Sistem manajemen dialog merupakan fasilitas yang dapat mengatur
interaksi antara pengguna dengan program ketika menjalankan program.
Interaksi ini dapat berupa keadaan ketika pengguna memberikan input
kepada program, seperti menambah, mengurangi, atau memodifikasi
input di tempat yang sudah disediakan oleh program. Kondisi lainnya
adalah ketika pengguna memerintahkan program untuk menjalankan
fungsi tertentu, atau ketika pengguna memperoleh output yang
ditampilkan oleh program dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh
pengguna, misalnya dalam bentuk informasi tulisan, angka, satuan, tabel
dan lain-lain.
30
Download