Valproic Acid untuk Glioblastoma

advertisement
berita terkini
G
Valproic Acid untuk Glioblastoma
lioblastoma adalah tumor ganas primer pada otak yang paling umum dan paling agresif,
melibatkan sel glia dan merupakan 52% dari seluruh kasus tumor otak
yang mengenai jaringan fungsional dan
20% dari seluruh tumor intrakranial. Glioblastoma mengenai sekitar 2 – 3 kasus
per 100.000 orang di Eropa dan Amerika
Utara. Menurut klasifikasi tumor susunan
saraf pusat WHO, glioblastoma terdiri dari
dua varian, yaitu glioblastoma giant cell
dan gliosarkoma.
Sebuah penelitian dilakukan untuk menganalisis apakah obat anti-epilepsi dapat
memodulasi efektivitas radiokemoterapi
temozolomide pada pasien yang baru didiagnosis glioblastoma.
Data uji klinis European Organization
for Research and Treatment of Cancer
(EORTC) dan National Cancer Institute
of Canada (NCIC) mengenai radioterapi
(RT) dengan atau tanpa temozolomide
(TMZ) untuk kasus baru glioblastoma dianalisis guna mengevaluasi dampak dari
interaksi antara penggunaan obat antiepilepsi dan kemoterapi pada kesintasan
(survival). Data disesuaikan untuk faktor
prognostik yang telah diketahui.
Saat terapi dimulai, 175 pasien (30,5%)
tidak mendapatkan obat anti-epilepsi, 277
pasien (48,3%) mendapatkan obat anti-epi­
lepsi penginduksi enzim (enzyme-inducing
antiepileptic drug, EIAED), dan 135 pasien
(23,4%) mendapat obat anti-epilepsi selain
EIAED. Pasien yang menerima valproic acid
mengalami trombopenia dan leukopenia
yang relatif ringan, dibandingkan dengan
pasien yang tidak mendapatkan obat antiepilepsi atau pasien yang hanya mendapatkan EIAED. Overall survival pada pasienpasien yang menerima obat anti-epilepsi
pada awal penelitian dan pada mereka yang
tidak menerima obat anti-epilepsi tercatat
sama. Pasien yang menerima valproic acid
saja (97 pasien [16,9%]) tampaknya mendapat lebih banyak keuntungan dari TMZ/
RT (hazard ratio [HR] 0,39, 95% CI 0,24 –
0,63) dibandingkan pasien yang hanya menerima EIAED (252 pasien [44%]; HR 0,69,
52
95% CI 0,53 – 0,90) atau pasien yang tidak
menerima obat anti-epilepsi (HR 0, 67, 95%
CI 0,49 – 0,93).
Simpulannya, valproic acid lebih baik dibandingkan dengan obat anti-epilepsi penginduksi enzim pada pasien glioblastoma yang
membutuhkan obat anti-epilepsi selama
menjalani kemoradioterapi berbasis temozolomide (TMZ). Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan apakah
valproic acid meningkatkan bioavailabilitas
TMZ atau bekerja sebagai penghambat
histon deasetilase sehingga mensensitisasi
radiokemoterapi. (SFN)
REFERENSI
Weller M, Gorlia T, Cairncross JG. Prolonged survival
with valproic acid use in the EORTC/NCIC temozolomide trial for glioblastoma. Neurology. 2011 Aug.
Available from: http://www.neurology.org/content/
early/2011/08/31/WNL.0b013e31822f02e1.abstract
CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012
Download