peningkatan hasil belajar ips siswa dengan

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA DI SMP NUSANTARA
PLUS KELAS VIII-4 CIPUTAT TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Muhammad Nurul Fajri
NIM : 108015000018
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H./2013 M.
v
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MENGGUNAKAN
METODE SOSIODRAMA DI SMP NUSANTARA PLUS KELAS VIII-4
CIPUTAT TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diaj ukan Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh
Gelar sarjana Pendidikan(s.Pd.)Bidangrlmu Pengetahuansosiar
i
Di SusunOIeh
r
MuhammadNurul Fairi
MM: 108015000018
I
I
MP : 195907151984031003
JIIRUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISI,AM NEGERI SYARIF HMAYATULLAH
JAI(ARTA
1433H..t2013M.
tFJ
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan
Menggunakan Metode sosiodrama Di SMP Nusantara Plus Kelas vrrl-4
ciputat Tangerang selatan disusun oleh MUHAMMAD NURUL FAJRI
Nomor Induk Mahasiswa 108015000018,diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakanlulus dalam ujian Munaqasahpada tanggal16 Mei 2ol3 di hadapan
dewanpenguji.Karenaitu, penulisberhakmemperolehgelar Sarjanasl (s.pd)
dalam bidang pendidikan Ilmu PengetahuanSosial konsentrasi SosiologiAntropologi.
Jakarta,l6Mei 2013
PanitiaUjian Munaqasah
KetuaPanitia(KetuaJurusan/Prodi)
Tanggal
Tandarungunl
--/,lfU
%u'v
Drs.H. Nurochim"MM
N I P . 1 9 5 9 0 7 1159 8 4 0 3
I 003
Sekretaris(SekretarisJurusan/Prodi)
Dr. Iwan Purwanto.M.Pd
NrP. 19730424200801
1 012
4:{'Pl}
PengujiI
2.(-6- ur|
Dr. MuhammadArif, M.Pd.
NIP. 19700606t99702
| 002
PengujiII
Dr. Iwan Purwanto.M.Pd
NIP. 19730424
2008011
9+-t-Nt)
Rifla
rP.19520520
198103
1 001
&
1=-----)
<-----<-/
-
#
SURAT PERNYATAAN KAR.YA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
Muhammad Nurul Fairi
NIM
10 8 0s10 0 0 081
Jurusan
PendidikanIPS (Sosiologi)
Angkatan Tahun
2008
Alamat
JL.NanasI Blok E-7 RT A05103Keluruhan Utan Kayu
SelatanKecamatanMatramanJakartaTimur I3lZ0
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahra,askripsi yang berjudul "peningkatan Hasil Belajar Ips siswa
hlenggunakanMetode SosiodramaDi SMp Nusantaraplus Kelas VIII-4
Ciptrtat Tangerang Selatan" adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingandosen:
Nama :Drs. H. Nurochim,MM
N IP
:1 9 5 9 0 7 1 5 1 9 8 4I 03
003
Demikian surat pernyataanini saya buat dengansesungguhnyadan saya siap
menerima segalakonsekuensiapabila ternyataskripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta,l9April 2013
Yang Menyatakan
{$}
Nurul Fajri
ABSTRACT
Muhammad Nurul Fajri, 108015000018: "Efforts to Improve Learning Outcomes
Through Sociological Methods Sociodrama On Nusantara Plus Junior High
School Ciputat South Tangerang", Sociology-Anthropology Program. IPS
Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Sharif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2013.
Keywords : Classroom Action Research, Sociodrama Method, Student Results.
The method used by the researchers is classroom action research (CAR).
conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementation,
observation and reflection. Then using a test instrument in the form of pretest and
posttest, as well as non-test instruments such as questionnaires, observation
sheets and field notes. Subjects in the study were students of class VIII-4
Nusantara Plus Junior High School Ciputat South Tangerang academic year
2012/2013 the number of students a total of 40 students consisting of 19 male
students and 21 female students. This study aims to determine the improvement of
learning outcomes of sociology at the Nusantara Plus Junior High School using
Sociodrama is by observing the role playing.
The indicators of success achieved KKM is ≥ 66. These results demonstrate
that through learning method Sociodrama can improve student learning
outcomes. This is evidenced by an increase in average student learning outcomes
in the first cycle increased 49 at pretest to 67 at posttest. After improvement in the
learning process in the second cycle the average value of student learning
outcomes at pretest increased 59 to 81 at posttest.
i
ABSTRAK
Muhammad Nurul Fajri, 108015000018: “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa
Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di SMP Nusantara Plus Kelas VIII-4
Ciputat Tangerang Selatan”, Program Studi Sosiologi-Antropologi. Jurusan
Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Metode Sosiodrama, Hasil Belajar Siswa
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kemudian menggunakan instrumen tes
berupa pretest dan posttest, serta instrumen non tes berupa lembar wawancara,
lembar observasi dan catatan lapangan. Subjek dalam penelitian adalah siswa
kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan tahun pelajaran
2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa yang terdiri dari 19 siswa
laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPS di SMP Nusantara Plus dengan menggunakan
metode Sosiodrama yaitu dengan cara bermain peran.
Adapun indikator keberhasilan yang dicapai KKM adalah ≥66. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran metode Sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 49 pada saat pretest meningkat
menjadi 67 pada saat posttest. Setelah dilakukan perbaikan pada proses belajar
pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa 59 pada saat pretest meningkat
menjadi 81 pada saat posttest.
ii
KATA PENGANTAR
Hanya
ungkapan
rasa
syukur
yang
tiada
terkira
atas
segala
limpahannikmat yang luas tanpa batas serta anugerah yang agung tak terhitung
dari IllahiRabbi, karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsiini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjunganumat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang
penuh dengan rasacinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
dariberbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan
terima kasih yangtak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. H. Nurochim MM, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya selama penyusunan
skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
tidakterhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis.
4. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi penulis selama
menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
7. Bapak Drs. H. Faisal Bakar, SE selaku kepala sekolah SMP Nusantara Plus
Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
8. Bapak Drs. Syaefudin, selaku guru IPS Terpadu SMP Nusantara Plus Ciputat
yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian di
kelas VIII.
9. Sahabat dan adik-adik penulis yaitu Anggi Tyas Arifiany, Rino Anggara,
Mochammad Iqbal, Sopiyan Hadi, Al Masih,Rany, Liza Umami, Siti Aisyah
Fauziah, Mariah Ulfah, Nurhasanah dan teman-teman lain yang tidak bisa
disebutkan satu per satu yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan
menghibur penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai
tugas dan semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga
Allahs.w.t. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan
ketaatankepada-Nya, Amin.
Jakarta, 03 Februari 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL .....................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ....................... 6
1. Pembatasan Masalah .................................................. 6
2. Perumusan Masalah ................................................... 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II DISKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................ 8
A. Deskripsi Belajar .................................................................... 8
1. Pengertian Belajar ...................................................... 8
2. Prinsip-Prinsip Belajar ............................................... 10
3. Teori-Teori Belajar ..................................................... 12
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar .. 15
5. Hasil Belajar ............................................................... 16
B. Deskripsi Metode Sosiodrama ............................................... 20
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................... 23
D. Kerangka Berpikir .................................................................. 26
E. Hipotesis Penelian .................................................................. 27
v
vii
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 28
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................... 28
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ............................... 29
C. Subyek Penelitian ................................................................... 33
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .......................... 34
E. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ......................... 34
F. Data Dan Sumber Data .......................................................... 34
G. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................... 35
H. Instrumen Penelitian .............................................................. 36
I. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .........................38
J. Tekhnik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ..........41
K. Tindak Lanjut .........................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 41
A. Deskripsi Data ....................................................................... 42
B. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................... 45
1. Penelitian Pendahuluan ..................................................... 44
2. Analisis Refleksi Awal dan Rencana Tindakan ................ 47
a. Analisis Refleksi Awal ................................................ 47
b. Rencana Tindakan ....................................................... 48
3. Penelitian Siklus I ............................................................. 48
a. Rencana Tindakan Siklus I ......................................... 48
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................... 49
1). Kegiatan Pendahuluan ......................................... 49
2). Kegiatan Inti ......................................................... 50
3). Kegiatan Penutup ................................................. 51
c. Tahap Observasi ....................................................... 51
1). Catatan Lapangan .................................................. 51
2). Wawancara ........................................................... 52
3). Hasil Belajar ......................................................... 53
d. Tahap Refleksi ......................................................... 55
vii
e. Keputusan Siklus I ................................................... 57
4. Penelitian Siklus II ........................................................... 57
a.
Rencana Tindakan Siklus II ...................................... 57
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................. 58
1). Kegiatan Pendahuluan ....................................... 58
2). Kegiatan Inti ..................................................... 58
3). Kegiatan Penutup .............................................. 59
c.
Tahap Observasi ...................................................... 60
1). Catatan Lapangan ................................................ 60
2). Wawancara .......................................................... 60
3). Hasil Belajar ........................................................ 61
d.
Tahap Refleksi ......................................................... 64
e.
Keputusan Siklus .................................................... 64
C. Pembahasan Hasil Temuan ................................................. 65
D. Keterbatasan Peneliti ........................................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 67
A. Kesimpulan ............................................................................ 67
B. Saran ..................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LEMBAR UJI REFERENSI
SURAT-SURAT
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Waktu Penelitian ................................................................. 29
Tabel 4.1
Tabel N-Gain Siklus I ......................................................... 54
Tabel 4.2
Tabel N-Gain Siklus II ........................................................ 63
viii
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Model Pelaksanaan PTK Kemmis dan Taggrat ................. 30
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian Sosiodrama ........................................ 32
ix
vii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Wawancara dengan Guru
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Siswa
Lampiran 3
Hasil Observasi Awal
Lampiran 4
Hasil Proses Belajar Mengajar di Kelas
Lampiran 5
Kisi-kisi Instrumen
Lampiran 6
Soal Instrumen Validitas
Lampiran 7
Kunci Jawaban Instrumen Validitas
Lampiran 8
RPP Pertemuan Pertama
Lampiran 9
RPP Pertemuan Kedua
Lampiran 10
RPP Pertemuan Ketiga
Lampiran 11
RPP Pertemuan Keempat
Lampiran 12
Uraian Materi Siklus I & II
Lampiran 13
Naskah Sosiodrama Siklus I
Lampiran 14
Naskah Sosiodrama Siklus II
Lampiran 15
Soal Pretest & Posttest Siklus I
Lampiran 16
Soal Pretest & Posttest Siklus II
Lampiran 17
Aktifitas Guru Siklus I
Lampiran 18
Aktifitas Guru Siklus II
Lampiran 19
Catatan Lapangan Siklus I dan II
Lampiran 20
Wawancara Siswa Setelah Penelitian
Lampiran 21
Anatest
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan perkembangan
dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada
bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber
daya manusia dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang
diberikan kepada masyarakat terutama peserta didik. Pendidikan “merupakan
suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan kegiatan belajar yang
berlangsung secara terus menerus. Dalam arti sederhana pendidikan sering
diartikan sebagai usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan nilainilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.”1
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting penentu suatu keberhasilan
pembangunan nasional, baik untuk meningkatkan sumberdaya manusia dalam hal
ini pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam mewujudkan cita-cita
pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam UU Sisdiknas Bab II pasal
3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dala rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang berian dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1
Hasbullah , Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada : 2008 ), hal. 1
1
2
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokrasi serta bertanggungjawab.2
Pendidikan nasional juga berfungsi memberi arah pada sesuai kegiatan
pendidikan dalam satu-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional
tersebut, merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh semua satuan
pendidikannya meskipun satuan pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendirisendiri, namun semua itu tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional yang ada.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik bagi peranannya dalam masyarakat di masa datang.
Usaha tersebut dilaksanakan melalui aktivitas pembelajaran, bimbingan dan
pelatihan.
Berbicara mengenai pendidikan, khususnya pendidikan formal maka akan
selalu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikaitkan dengan belajar
yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yaitu terjadinya suatu perubahan
dari dalam individu, dari tidak tahu menjadi tahu dan seterusnya. Bertitik tolak
dari dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi jelas bahwa
manusia Indonesia yang hendak dibentuk melalui proses pendidikan bukan
sekedar manusia yang berilmu pengetahuan semata tetapi sekaligus membentuk
manusia Indonesia yang berkepribadian sebagai warganegara Indonesia yang
demokratis dan bertanggungjawab. Namun kondisi Pendidikan Indonesia masih
kurang, hal ini dapat dilihat masih banyak warganegara yang belum dapat
menyelesaikan pendidikan secara maksimal, yaitu dari fakta tingkat pendidikan
warga negara Indonesia masih rendah dan banyak anak yang putus sekolah.
Sehingga pendidikan nasional di Indonesia masih perlu disempurnakan.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Metode pembelajaran
merupakan strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru harus relevan dan sesuai dengan
rencana dan tidak boleh asal-asalan. Di dalam proses belajar mengajar menuntut
2
Diknas, Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004,
(Jakarta; Taita Utama, 2004), h. 7.
3
guru dan siswa bersikap toleran, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan serta
berfikir terbuka. Dengan demikian guru dan siswa bersama-sama menggali
kompetensinya masing-masing dengan optimal.
Pelajaran IPS merupakan bahan pelajaran di sekolah pada tingkat lanjutan.
Terkenal sebagai pelajaran yang membosankan bagi siswa. Jika keadaan ini
dibiarkan terus menerus dalam waktu yang panjang tentu akan berpengaruh hasil
belajar siswa baik pada pelajaran IPS maupun pada pelajaran lainya. Rendahnya
hasil belajar IPS siswa dikarenakan siswa enggan untuk belajar IPS, karena
dianggap membosankan atau pendekatan guru yang dilakukan guru kurang tepat
ketika mengajar.
Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif
diperlukan
Metode
pembelajaran
yang
menyenangkan,
yang
dapat
membangkitkan minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah metode
pembelajaran Sosiodrama. Metode Sosiodrama adalah “metode pembelajaran
bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan degan
fenomena sosial, permaslahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti
masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain
sebagainya”3.
Metode Sosiodrama “pada dasarnya mendramatisasikan tingkahlaku dalam
hubungannya dengan masalah sosial”.4
Metode pembelajaran ini sangat tepat digunakan dalam pelajaran IPS. Karena
Ilmu yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan
manusia dengan alam semesta merupakan bahasan dari Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal
yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya,
hubungannya antara manusia dengan manusia lain, hubungan antara manusia
sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau hubungan antara manusia
dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan.
3
Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakrata:
Kencana, 2006) ha.. 159
4
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010) hal. 88
4
Selama ini dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru terbiasa dengan
pembelajaran konvensional, dimana siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan sebagai pendengar ceramah
guru tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pembelajaran
konvensional dalam belajar mengajar terkesan kaku, kurang fleksibel, kurang
demokratis dan guru cenderung menggunakan satu metode (one way method).
Selama ini pembelajaran IPS dianggap sebagai mata pelajaran kurang
menyenangkan. Sehingga mata pelajaran IPS tidak dianggap sebagai mata
pelajaran yang dapat membina siswa agar memiliki kecakapan, kreatif, kritis
untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya tetapi
cenderung
pelajaran
yang
menjenuhkan
dan
membosankan.
Penilaian
pembelajaran konvensional hanya mencerminkan kemampuan siswa melalui isi
materi tes.
Berkaitan dengan mata pelajaran IPS banyak persepsi negatif yang
berkembang dikalangan sebagian siswa, berdasarkan pengamatan penulis,
persepsi tersebut antara lain: mata pelajaran IPS tidak menarik, tidak
menyenangkan, menjenuhkan, dan membosankan. Meski demikian, terdapat pula
sebagian siswa yang mempunyai persepsi positif bahwa mata pelajaran Sosiologi
sangat penting karena banyak yang beranggapan mata pelajaran IPS adalah mata
pelajaran yang wajib dipelajari dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi
sekalipun.
Diperoleh hasil hasil observasi pra-penelitian di SMP Nusantara Plus Ciputat
Tangerang Selatan, bahwa kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi
guru selama mengajar dan untuk itulah harus dicarikan pemecahan terhadap
permaslahan tersebut. Diantara permasalahan yang paling utama sekali adalah
ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran IPS, terlihat dari pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran, kebanyakan murid berbicara
sendiri-sendiri tanpa menghiraukan guru yang menerangkan materi pelajaran.
Berikutnya adalah mengenai metode, kebanyakan dari metode yang digunakan
adalah metode ceramah, selama pembelajaran berlangsung guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah, dalam hal ini juga guru lebih banya mendominasi
5
kegiatan pembelajaran, sehingga peluang untuk interaksi antara guru dan murid
kuran terjadi. Dari hal yang tersebut diatas membuat nilai hasil evaluasi akhir
belajar yaitu hasil belajar siswa rendah.
Inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam
mencapai suatu tujuan pengajaran. “Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat
tecapai jika anak didik berusaha secara aktif mencapainya. Keaktifan anak didik
disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila
hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka
kemungkianan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai”.5
Seorang pengajar tidak dapat menjadikan kerja mental peserta didik karena
mereka harus secara bersama-sama mengerti apa yang mereka dengar dan lihat
kekesatuan makna. Ketidakmampuan guru dalam menciptakan suasana belajar
yang menggairahkan dan penerapan metode pengajaran yang bervariatif sehingga
tidak mampu menciptakan keaktifan anak didik pembelajaran, dan juga
terciptanya kegiatan pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi setiap anak
didik. Guru masa depan yakni “guru yang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan para siswanya memlalui pemahaman, keaktifan,
pembelajaran
sesuai
dengan
kemajuan
zaman
dengan
mengembangkan
keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif,
kooperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehdupan seharihari”.6
Untuk menanggapi anggapan di atas diperlukan suatu pembelajaran yang
aktif, efektif dan kreatif sebagai alternatif yaitu pembelajaran dengan metode
Sosiodrama. Guru harus mampu sebagai pemegang kunci harus mempunyai idiide kreatif dan inovasi agar pembelajaran tidak membosankan. Sosiodrama
merupakan salah satu model pembelajaran melibatkan siswa langsung untuk
memahami materi-materi yang terkandung dalm mata pelajaran IPS. Dalam
pembelajaran dengan metode Sosiodrama mendekatkan pada objek yang dibahas
5
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zaid, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), hal. 38
6
Isjoni, Saatnya Penidikan Kita Bangkit, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) , hal. 81
6
sehingga siswa tidak merasa bosan dan lebih memahami materi yang diberikan
guru.
Pembelajaran dengan metode Sosiodrama diharapkan mampu melibatkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Sehingga siswa mampu berfikir,
aktif, dan kreatif. Sehingga hasil dari pembelajaran IPS yang diharapkan tercapai.
Dengan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian
yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan
Metode Sosiodrama Di SMP Nusantara Plus Kelas VIII-4 Ciputat Tangerang
Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diajukan identifikasi asah sebagai
berikut:
1. Materi pembelajaran IPS terlalu abstrak, teoritis dan terkesan membosankan.
2. Metode yang guru terapkan sangat monoton dan didominasi ceramah satu arah.
3. Siswa malas bertanya kepada guru ketika menemui kesulitan dalam belajar.
4. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS.
5. Hasil belajar yang rendah.
6. Belum diketahui apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar
IPS siswa
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Peningkatan hasil belajar.
2. Perumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan?.
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
“Untuk mengetahui pembelajaran IPS dengan metode Sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar di kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus Ciputat
Tangerang Selatan”
E. Manfaat Penelitian
Adapaun Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi permaslahan yang ada dalam
proses pembelajaran IPS, terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS melalui metode Sosiodrama.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
membuat pembelajaran agar dapat terciptanya suasana pembelajaran yang
efektif.
3. Bagi siswa, dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga
dapat memberikan hasil belajar yang baik dan siswa lebih aktif berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Belajar
1. Pengertian Belajar
Ada beberapa pendapat tentang pengertian belajar yang pertama menurut
James O. Whittaker, belajar adalah “proses perubahan tingkah laku melalui
latihan atau pengalaman.”7 John Dewey seorang ahli pendidikan Amerika Serikat
dari aliran Behavioral Approach, belajar merupakan proses perubahan yang
terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi
perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil
pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience).
Definisi belajar menurut Lee J. Croubach adalah “belajar itu tampak oleh
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman.”8
7
8
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) , h. 99
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 212
8
9
Pengertian belajar yang lain adalah menurut Slameto yang mengemukakan
belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”9
Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa belajar harus menunjukan adanya
perubahan perilaku yang disebabkan karena interaksi dengan lingkungan.
Menurut Slameto, belajar merupakan “suatu proses usaha yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.”10
Sedangkan menurut Winkel belajar adalah “suatu aktivitas mental dan psikis
yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan yang terjadi tersebut bersifat secara relatif
konstant.”11
Hamalik mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru yang disebabkan pengalaman dan latihan. Menurut Hamalik
pengertian belajar “merupakan proses suatu kegiatan dan bukan hasil atau
tujuan.”12 Sedangkan pengertian belajar menurut Ahmad Sabri adalah “
perilaku berkat pengalaman dan latihan.”13
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang perubahan tersebut
berupa perubahan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan nilai sikap,
9
Ridwan,
Kegiatan
Belajar
dan
prestasi,
artikel
diakses
dari
http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-dan-prestasi/, Pada 16 Juni 2010.
10
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Bina Aksara, 1998)
, h. 2
11
Pengertian Belajar
Menurut Ahli. Artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari
http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/
12
Pengertian
Belajar
Mengajar,
artikel
diakses
dari
http://www.scribd.com/doc/56617565/20/Pengertian-Belajar-Mengajar, pada 03 Juni 2011.
13
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar&Micro Teaching, (Jakarta, PT Ciputat Press,
2010), h. 19
10
perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil pengalaman dalam berinteraksi
dengan lingkungan (pengalaman dan latihan), perubahan-perubahan tersebut
bersifat tetap. Dari berbagai pendapat tersebut ada elemen-elemen penting yang
menjadi ciri seseorang disebut belajar. Elemen-elemen tersebut adalah perubahan
tingkah laku, adanya interaksi dengan lingkungan, dan adanya perubahan yang
relatif tetap.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan
akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi
mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan
(cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik
(psychomotoric domain).
Keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan
dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua, ketiga dan keempat. Empat pilar
tersebut di atas akan membentuk peserta didik yang mampu mencari informasi
dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu menyelesaikan masalah,
bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan yang ada di
masyarakat. Keempat pilar tersebut yakni learning to know, learning to do,
learning to live together, dan learning to be menumbuhkan rasa percaya diri pada
peserta didik sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya,
berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan
intelektual, serta sosial.
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam mengerjakan berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari,
seseorang harus mempunyai prinsip-prinsip tertentu, begitu juga halnya dengan
belajar. Berdasarkan kutipan berikut ini, dalam belajar peserta didik seharusnya
dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, minat yang harus
ditingkatkan dan dibimbing supaya tujuan instruksional dapat dicapai. Belajar
juga harus bisa memperkuat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Belajar
perlu ada interaksi antara peserta didik dan lingkungan.
11
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto adalah sebagai berikut:
Dalam belajar peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif,
meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan
instruksional. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak
dapat mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan
efektif. Belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan lingkungannya. 14
Untuk menertibkan diri dalam belajar seseorang harus mempunyai prinsip.
Seperti yang diketahui prinsip belajar memang kompleks, tetapi dapat juga
dianalisis dan dirinci dalam bentuk-bentuk prinsip atau azas belajar. Seperti yang
dinyatakan oleh Oemar Hamalik meliputi belajar adalah suatu proses aktif dalam
hal ini terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara peserta didik
dan lingkungan. Belajar harus memiliki tujuan yang jelas bagi peserta didik.
Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni
dan bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Selalu ada hambatan dan
rintangan dalam belajar, karena itu peserta didik harus sanggup menghadapi atau
mengatasi secara tepat. Belajar memerlukan bimbingan baik itu dari guru atau
panduan dari buku pelajaran itu sendiri. Jenis belajar yang paling utama ialah
belajar yang berpikiran kritis, daripada hanya pembentukan kebiasaan-kebiasaan
mekanis.
Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan penyelesaian
masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut disadari bersama.
Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh
pengertian-pengertian. Belajar memerlukan latihan dan pengulangan, agar materi
pelajaran yang dipelajari dapat dikuasai. Belajar harus disertai dengan keinginan
dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. Belajar dianggap berhasil apabila
si pelajar telah sanggup menerapkan dalam prakteknya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsipprinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat aktif sehingga
dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya peningkatan minat dan
14
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam
Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana. 2009), h. 63
12
bimbingan untuk mencapai tujuan belajar. Dalam belajar harus ada hubungan
yang dinamis antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga dapat
memahami materi pelajaran yang terkait dengan hal-hal yang kontekstual. Belajar
perlu latihan dan pengulangan, sehingga pemahaman yang diperoleh selalu diingat
oleh peserta didik. Belajar yang paling efektif adalah belajar yang berpikiran
kritis, daripada hanya menghafal materi.
3. Teori-Teori Belajar
Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan para ahli. Berikut ini adalah
beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran dalam sistem pendidikan.
a.
Teori Belajar yang dikemukakan oleh Ausubel.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Ausubel,
belajar
akan
menghasilkan manfaat bila peserta didik mencoba menghubungkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Ausubel, ”belajar bermakna
merupakan suatu proses menghubungkan informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling
penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta
didik.”15
Dalam hal ini belajar akan bermanfaat jika ada hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang dengan apa yang ditemukan dalam kehidupan
seseorang tersebut. Jika seseorang mendapatkan pengetahuan baru tanpa ada
pengetahuan sebelumnya, maka akan sulit untuk memahami pengetahuan baru
tersebut. Sebaliknya pengetahuan lama yang tidak dihubungkan dengan
pengetahuan baru maka tidak akan berkembang.
b.
Teori Belajar yang dikemukakan oleh Piaget.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui beberapa tahapan,
yaitu sensorimotor (sampai dengan usia 2 tahun), Concreteoperations (usia 2-11
tahun), dan formal–operations (setelah usia 11 tahun). Pada tahap sensorimotor
pengetahuan yang diperoleh masih sangat terbatas sejalan dengan perkembangan
fisik dari anak tersebut. Pada tahap Concrete-operations anak sudah mulai belajar
15
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 25.
13
simbol yang merupakan representasi dari obyek tertentu. Anak mulai belajar
menghubungkan suatu obyek dengan simbol tertentu. Sedangkan pada tahap
formal–operations pengetahuan yang diperoleh anak semakin kompleks, karena
anak telah banyak perbendaharaan kata dan memahami arti serta dapat
mengasosiasikan dengan kata-kata lainnya. Dalam tahap ini anak sudah dapat
merangkum atau mengkombinasikan dua konsep atau lebih untuk membentuk
suatu aturan. Menurut Piaget, ”pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
penting untuk perkembangan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik.”16
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif
berkembang sesuai dengan pertambahan usia sehingga dalam memberikan materi
pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia individu dan metode yang
digunakan juga harus disesuaikan.
c. Teori Conditioning.
Menurut Baharuddin ”Teori Conditioning dikembangkan oleh Pavlov, yang
mengemukakan teori bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi
karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan respon dan reaksi.”17
Yang paling penting dalam teori ini adalah latihan-latihan yang dilakukan secara
terus menerus, sehingga memperoleh pemahaman dan tidak mudah dilupakan
tentang materi pelajaran. Berdasarkan teori conditioning belajar itu adalah suatu
proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang
kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu
belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam
belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang continue
(terus-menerus). Yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yeng terjadi
secara otomatis.
d. Teori Connectinism (Thorndike).
Dalam belajar menurut Thorndike melalui dua proses yakni Trial and error
(mencoba dan gagal), dalam hal ini Thorndike mengembangkan hukum Law of
effect, yaitu ”segala tingkah laku manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di
16
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, h. 14.
Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta:ArRuzz Media, 2007), h. 58.
17
14
lingkungan sehingga menimbulkan respons secara refleks, dan stimulus yang
terjadi mempengaruhi perilaku selanjutnya.”18
Dalam teori ini dapat dipahami bahwa sebuah tindakan jika menghasilkan
perubahan yang memuaskan maka ada kemungkinan tindakan tersebut diulang
kembali, namun jika suatu tindakan menimbulkan ketidakpuasan maka tindakan
tersebut cenderung dihentikan. Dalam proses belajar juga, jika seseorang
mempelajari suatu materi pelajaran dan merasa bahwa materi pelajaran tersebut
penting untuk dipelajari maka seseorang tersebut akan mempelajari materi
pelajaran tersebut. Oleh sebab itu pendidik harus membuat kondisi bahwa materi
pelajaran yang disampaikan merupakan materi yang penting, sehingga peserta
didik tertarik untuk belajar.
e. Teori Psikology Gestalt.
Faktor penting dalam belajar adalah pemahaman. Dengan belajar dapat
memahami hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Menurut Anwar
Kholil ”belajar dilaksanakan dengan sadar dan memiliki tujuan.”19
f. Teori Vygotsky.
Berdasarkan pendapat Vygotsky, hasil belajar dapat berkembang ketika para
peserta didik mendapatkan ide baru, dan berinteraksi dengan individu lainnya
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selama
proses interaksi terjadi, baik interaksi antara guru dengan siswa maupun antar
siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan
pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi sehingga pendapat dapat
berkembang. Pendapat Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa
intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit
mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa
interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran
18
Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, h. 65
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b7/f5610c3c.dir/doc.pdf,
Akses Jum’at 5 November 2010
19
15
utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator
pembelajaran siswa.20
Berdasarkan beberapa teori belajar yang sudah dikemukakan di atas,
seharusnya pendidik dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai,
sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Dalam hal ini materi
pelajaran akan bermanfaat jika ada interaksi antara pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang dimilikinya, maka guru harus menerapkan metode yang dapat
menerapkan pengetahuan peserta didik, sehingga tidak hanya menjadi
pengetahuan yang abstrak. Dalam teori belajar pengalaman sangat penting untuk
perkembangan pengetahuan, maka dalam penerapan metode seharusnya lebih
menekankan aspek melihat dan mengalami langsung tentang materi pelajaran.
Teori belajar yang lain adalah adanya latihan, setelah mendapatkan pengetahuan
seharusnya langsung ada penerapan. Yang tidak kalah penting adalah dalam
belajar seharusnya ada interaksi dan kerjasama antara individu yang menjadi
komponen proses pembelajaran, sehingga saling bertukar informasi dan ide antar
individu.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar
Dalam belajar ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktorfaktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada yang
berasal dari luar diri orang yang belajar. Faktor yang berasal dari luar diri
pembelajar adalah waktu, udara, letak tempat belajar yang bising, alat-alat peraga
yang digunakan dalam belajar sebagai media belajar sehingga belajar tidak
bersifat memperkenalkan materi saja. Menurut Sumadi Suryabrata, ”faktor-faktor
tersebut disebut faktor nonsosial dalam belajar.”21
Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah pendekatan belajar.
Pendekatan belajar merupakan cara dalam menyampaikan materi belajar. Muhibin
20
Anwar Kholil, “Teori Vygotsky tentang Pentingnya Strategi Belajar,” artikel diakses pada
26
Februari
2011
dari
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-vygotsky-tentangpentingnya.html
21
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 233.
16
Syah berpendapat bahwa ”pendekatan belajar merupakan faktor yang berasal dari
luar diri manusia yang mempengaruhi belajar.”22
Pendekatan belajar dapat berupa penyampaian materi secara berulang-ulang,
melibatkan siswa dalam penelitian ilmiah, atau melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran.
Menurut Sumadi Suryabrata, ”faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
manusia adalah faktor fisiologis dan psikologis.”23
Faktor fisiologis berupa kondisi jasmani yang sehat dalam hal ini dipengaruhi
oleh kecukupan nutrisi dan kondisi kesehatan. Kondisi fisiologis juga termasuk
kondisi fungsi-fungsi pancaindera. Faktor lain yang berasal dari dalam diri
pembelajar adalah keadaaan psikologis pembelajar seperti motivasi yang
mendorong seseorang untuk melaksanakan aktivitas belajar, minat, cita-cita, sifat
manusia yang ingin mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor yang berasal dari dalam
diri manusia yang berupa kondisi fungsi pancaindera, motivasi, minat, cita-cita,
dan sifat manusia yang ingin mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah kondisi tempat belajar,
sarana dan prasarana, metode pembelajaran, lingkungan belajar, dan pendidik.
5.
Hasil Belajar
Ada beberapa definisi hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli
pendidikan, antara lain adalah pengertian hasil belajar menurut Kunandar yakni
”kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman
belajar dalam suatu kompetensi dasar, hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan,
ketrampilan, maupun sikap.”24
Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah, ”hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan dari
22
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2009), h.136
23
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, h. 235.
24
Kunandar Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.229.
17
sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.”25
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang
telah dilakukan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil
belajar merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Poerwanto hasil belajar yaitu
hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar seperti yang dinyatakan
dalam rapor.
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai peserta didik
melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari
serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia
yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan
negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku, pengetahuan, dan ketrampilan
yang diperoleh oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut berdasarkan pada hal-hal yang
dipelajari oleh para peserta didik. Jika peserta didik mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
penguasaan konsep, atau jika mempelajari tentang sebab akibat tentang suatu
peristiwa, maka perubahan tingkah lakunya adalah kemampuan menganalisis
tentang sebab akibat suatu peristiwa.
Pada proses pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh para
peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran.
25
Indra Munawar, “ Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi),” artikel diakses pada Senin 25
Oktober
2010dari
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html,
18
Istiqomah
mengutip
beberapa
pendapat
tentang
pengertian
tujuan
pembelajaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Robert F. Mager tujuan pembelajaran adalah perilaku yang
hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi
dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan
bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Henry Ellington menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Oemar
Hamalik menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran. Sementara itu, berdasarkan Standar Proses
dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.26
Tujuan pembelajaran adalah gambaran tentang perubahan tingkah laku yang
diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah
berlangsung. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dijelaskan
melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada
diri peserta didik setelah mengalami pengalaman belajar.
Perumusan tujuan pembelajaran di dalam kegiatan pembelajaran perlu
dilakukan karena adanya beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai
berikut yang pertama adalah memberikan arah kegiatan pembelajaran. Bagi guru,
tujuan pembelajaran akan mengarahkan pemilihan strategi, metode dan jenis
kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan bagi peserta
didik, tujuan itu mengarahkan para peserta untuk melakukan kegiatan belajar yang
diharapkan dan mampu mengunakan waktu dengan baik. Yang kedua adalah
untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu atau tidak perlu pemberian
pembelajaran pembinaan bagi para peserta didik. Dengan tujuan pembelajaran itu
guru akan mengetahui seberapa jauh peserta didik telah menguasai tujuan
pembelajaran tertentu dan tujuan pembelajaran mana yang belum dikuasai. Yang
ketiga sebagai bahan komunikasi. Dengan tujuan pembelajaran guru dapat
26
Istiqomah,”Taksonomi Dan Tujuan Pembelajaran,”artikel diakses pada 26 Februari
2011 dari http://materibidan.blogspot.com/2010/05/taksonomi-dan-tujuan-pembelajaran.html,
19
mengkomunikasikan tujuan pembelajarannya kepada para peserta didik sehingga
peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat
berbentuk:
1. Informasi verbal: yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara
tertulis maupun lisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda,
definisi, dan pengertian tentang suatu konsep.
2. Kecakapan intelektual: yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya:
penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual
adalah kecakapan dalam membedakan, memahami konsep konkrit, konsep
abstrak, aturan dan hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam
menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif: yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan
pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran,
strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara–cara
berfikir
agar
terjadi
aktivitas
yang
efektif.
Kecakapan
intelektual
menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih
menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap: yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih
macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan
dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam
menghadapi suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran,
perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik: ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan
yang dikontrol oleh otot dan fisik.27
Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar dikelompokkam dalam tiga ranah
yaitu: ”ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan
ranah psikomotor (psychomotor domain).”28
27
“Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar,” artikel diakses pada 26
Februari 2011 dari http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-danperubahan-perilaku-dalam-belajar/,
20
Hasil belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu:
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan
ranah afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Dan yang
terakhir ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.
Hasil belajar diharapkan terjadi perubahan pengetahuan, perilaku, dan
ketrampilan yang bersifat tetap dalam bentuk penguasaan informasi, penguasaan
ketrampilan pemecahan masalah dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan peran individu tersebut di masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
semua kemampuan yang dicapai peserta didik
berupa perubahan perilaku,
pemahaman dan pengetahuan, dan ketrampilan yang bermanfaat setelah
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, perubahan
perilaku dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
lebih terarah.
B. Deskripsi Metode Sosiodrama
1. Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama adalah “metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan degan fenomena sosial, permasalahan yang
menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja,
narkoba, gambaran keluraga yang otoriter, dan lain sebagainya”29.
Metode Sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam
pemakaiannya
sering
disilih
gantikan.
Sosiodrama
“pada
dasarnya
mendramatisasikan tingkahlaku dalam hubungannya dengan masalah sosial”.30
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama adalah suatu
metode pembelajaran yang berusaha memberikan peran siswa untuk memainkan
28
http://spesialis-torch.com/content/view/20/32/, Akses 16 Juni 2010
Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakrata:
Kencana, 2006) ha.. 159
30
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010) hal. 88
29
21
atau mendramatisir suatu masalah atau kondisi sosial tertentu. Bermain peran
“memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan
dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut memungkinkan cara untuk
mengubah perilaku dan sikap sebgaimana siswa menerima karakter orang lain.
Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara yang aman dan kontrol untuk
meneliti dan mempertunjukan maslah-masalah diantara kelompok/individuindividu”.31
2. Karakteristik Sosiodrama
Terdapat 5 karakteristik metode Sosiodrama, yaitu:
1. Merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif
bagi anak
2. Didasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi anak melakukan
kegiatan itu atas kemauannya sendiri
3. Sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban. Anak
merasa bebas memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif bagi
kegiatan bermainnya
4. Senantiasa melibatkan peran aktif dari anak, baik secara fisik maupun
mental
5. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan
bermain, seperti kemampuan kreatif, memecahkan masalah,
kemampuan berbahasa, kemampuan memperoleh teman sebanyak
mungkin dan sebagainya.32
3. Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama
a. Kelebihan Sosiodrama
Kelebihan metode pembelajaran Sosiodrama antara lain:
1). Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi
bahan yang akan didramakan.
2). Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
3). Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehinggadimungkinkan
akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
4). Kerjasama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya.
5). Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung
jawab dengan sesamanya.
31
32
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2004) hal. 214
http://reza-juanda.blogspot.com/2013/01/metode-bermain-peran.html
22
6). Bahan lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang mudah dipahami
orang lain.33
b. Kelemahan Sosiodrama
Adapun kelemahan metode Sosiodrama, yaitu:
1). Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi
tidak aktif.
2). Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka
pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3). Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit
menjadi kurang bebas.
4). Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.34
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain
adalah:
1 Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
2 Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
3 Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
4 Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
35
4. Penerapan Metode Sosiodrama
Dalam rangka menyiapkan suatu situasi bermain peran didalam kelas, guru
mengukti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan
1). Menetapakan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh
bermain drama ini.
2). Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan didramakan.
3). Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pertunjukan, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
4). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada
siswa yang terlibat dalam pertunjukan.
33
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010) hal. 89-90
34
Ibid hal. 90
35
ibid hal. 88-89
23
b. Pelaksanaan
1) Bermain peran mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
2) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian
3) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemerannya yang mendapat
kesulitan.
4) Bermain peran hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
didramakankan.
c. Penutup
1) Melakukan diskusi balik tentang jalannya drama maupun materi cerita yang
didramakan. Guru harus mendorong agar sisiwa dapat memberikan kritik dan
tanggapan terhadap proses pembelajaran.
2) Merumuskan kesimpulan.36
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian IPS
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal
yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya,
hubungannya antara manusia dengan manusia lain, hubungan antara manusia
sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau hubungan antara manusia
dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Menurut buku karangan
Sapriya, yang berjudul Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Ada
beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian IPS,
diantaranya :
Charles R Keller, yang mengatakan bahwa “IPS adalah suatu paduan daripada
sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan
disiplin ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan
36
Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakrata:
Kencana, 2006) ha.. 160-161
24
yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah
dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan, dan memajukan hubungan
kemanusiaan dan masyarakat”.37
Maksudnya adalah IPS adalah disiplin ilmu sosial yang erat kaitan nya
dengan hubungan bermasyarakat atau dengan kata lain IPS adalah ilmu yang
mempelajari tentang masyarakat dari masalah dasar hingga masalah kompleks
dalam masyarakat.
Selanjutnya, Muhammad Nu’man Somantri mengatakan bahwa “IPS
merupakan penyederhanaan displin ilmu-ilmu social, ideologi negara dan disiplin
ilmu lainnya”.38
Maksudnya
IPS
mengkaji
masalah-masalah
sosial
terkait
yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan di sekolah baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas.
Berbeda dengan A. Kosasih Djahiri, yang mengemukakan bahwa “IPS
merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari
cabang-cabang ilmu dan ilmu lainnya kemudian di olah berdasarkan prinsip
pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan”.39
Pengertian IPS “merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada
aktifitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehiduan sosialnya
merupakan fokus kajian dari IPS”.40
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah cabang ilmu pengetahuan yang
merupakan penyederhanaan dari sekelompok ilmu-ilmu sosial yang diajarkan
37
Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, ( Bandung : UPI Press, 2006),
hal.11
38
Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS ( Bandung : UPI Press, 2006),
hal.11
39
40
Sapriya, dkk, Pembelajaran dan ..., hal.11
Nana Supiatna, dkk, Pendidikan IPS SD, (Bandung : UPI Press, 2007), hal. 4
25
pada tingkat sekolah, baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas yang
mempelajari tentang serba-serbi manusia sebagai mahluk sosial.
Melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai
teori-teori kehidupan didalam masyarakat tapi mampu menjalani kehidupan nyata
di masyarakat sebagai insan sosial. IPS adalah perpaduan dari pilihan konsep
ilmu-ilmu soial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya, dan
sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran tingkat sekolah.
2. Karakteristik Pembelajaran IPS
Karakteristik pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang
bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan
realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki
keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan
wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah
memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai
periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan
dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas
ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan
benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan
ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitasaktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan
psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep
peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara
intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studistudi sosial.41
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Adapun ruang lingkup pembelajaran IPS meliputi:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
41
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmupengetahuan-sosial-ips/ diakses padu mei 2012
26
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan42
4. Tujuan Pembelajaran IPS
Menurut Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk
mempersiapkan mahasiswa/siswa menjadi warga Negara yang baik dalam
kehidupan di masyarakat, serta mengembangkan keputusan setiap persoalan yang
dihadapinya.
5. Fungsi Pembelajaran IPS
Pendidikan IPS pada hakekatnya berfungsi untuk membantu perkembangan
peserta didik global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut.
Pembelajaran IPS Terpadu merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata
pelajaran IPS dalam mengajarkan IPS Terpadu kepada para peserta didiknya, yang
di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik tentang
IPS Terpadu yang beragam agar tejadi interaksi optimal antara guru dengan
peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik dalam mempelajari
mata pelajaran IPS. Dengan demikian setiap guru harus bisa menciptakan suasana
yang menyenangkan namun peserta didik dapat memahami konsep atau materi
yang disampaikan oleh guru salah satunya adalah dengan memilih metode
pembelajaran yang lebih memperdayakan peserta didik, sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai dan hasil belajar yang diperoleh
peserta didik akan lebih baik.
Pembelajaran IPS adalah untuk membentuk peserta didik yang dapat berpikir
dan menyelesaikan masalah dan memiliki ketrampilan sosial. Ketrampilan sosial
dalam hal ini seperti memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di
42
http://eprints.uny.ac.id/7884/3/bab%202%20-%2007105244002.pdf diakses pada mei 2013
27
lingkungan sekitarnya pada khususnya dan lingkungan nasional sebagai
lingkungan yang lebih luas. Pembelajaran IPS juga untuk membentuk peserta
didik yang dapat bekerjasama dalam masyarakat yang memiliki karakter dan latar
belakang yang berbeda-beda. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS, maka
metode pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik sangat diperlukan
dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi
bahan ajar kepada para peserta didiknya merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga pemilihan metode
pembelajaran yang tepat untuk peserta didik sangat diperlukan. Metode
pembelajaran Sosiodrama, pembelajarannya menitikberatkan pada kemampuan
mengingat, bekerja sama dan interaksi antar peserta didik. Proses pembelajaran
menjadi menyenangkan sehingga bisa memotivasi peserta didik untuk belajar
sehingga hasil belajarpun meningkat.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan dapat dibuat
berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenaranya dalam sebuah
penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial apabila dilakukan dengan metode Sosiodrama akan efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2012/2013. Penentuan
waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses
belajar mengajar yang efektif di kelas. Adapun waktu penelitian akan dijelaskan
sebagai berikut:
No Tanggal
Kegiatan
1
Maret 2012
Pembuatan Proposal Penelitian
2
25 Oktober 2012
Persiapan penyusunan instrument wawancara
awal
3
28 Oktober 2012
Menyerahkan surat Penelitian kepada kepala
SMA SMP Nusantara Plus
4
1 November 2012
5
4 s/d 29 November Membuat RPP, Instrument tes, Panduan
2012
6
Observasi dan Wawancara
observasi.
5 dan 12 November Pelaksanaan siklus I
2012
7
19 November 2012 & Pelaksanaan siklus II
2
28
88
2
29
26 Desember2012.
8
16 April 2013
Penyususunan laporan penelitian
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
2.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di SMP Nusantara Plus yang beralamat jalan
Tarumanegara Dalam No.1 Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang
Selatan. Tempat penelitian ini diambil karena jarak yang dekat dengan tempat
lokasi kampus. Kepala sekolah memberikan dukungan dan apresiasi yang baik
terhadap penelitian ini.
B. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Reaseach). Penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang
dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2)
melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat”.43
Menurut Kemmis, “penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian
reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”.44
Adapun McNiif memandang “Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai
bentuk penelitian refleftik yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK
merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat atau kelompok sasaran
dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan koloboratif antara peneliti dengan
kelompok sasaran”.45
43
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2010), hal. 9
Ibid, hal. 24
45
Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT
Permata Puri Media, 2010), cet. 2, hal. 8
44
30
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelelitian tindakan dengan
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (refleksi).
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat46
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
e
Pelaksanaan
Pengamatan
fle
ks
Perencanaan
el
ng
i
Refleksi
P
e
Siklus II
a
ak
Pelaksanaan
m
a.
e Pengamatanat i
kl
fle
?
an e
us
ks
ng
Tahap I : Menyusun Rencana
TindakanII(Planing)
i
a
sa
na e
laan
ks
an
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,aakapan, dimana,
m
n penyusunan
oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap
at
rancangan ini peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu
an
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen
pengamatan untuk membantu peneliti untuk merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung.
b.
Tahap II : Pelaksanaan Tindakan (Akting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat
46
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 30
31
dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancngan, tetapi pula
harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, berkaitan antara pelaksana
dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sikron dengan
maksud semula.
c. Tahap III : Pengamatan (observation)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya meyatu dengan
kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya sedang terjadi. Oleh
karena itu, kepada guru pelaksana yang status sebagai pengamat agar melakukan
“pengamatan balaik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi
sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya.
d. Tahap IV : Refleksi
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
peneliti untuk mediskusikan implementasi rancangan tindakan. Apabia guru
pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan,
maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut
melihat dirinya kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang
sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan
secara cermat mengenali hal-hal yang msaih perlu diperbaiki.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka
dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan
kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya atau kepada
diri sendiri apabila akan melakukan pada kesemptan lain. Catatancatatan penting yang dibuat sebaik rinci sehingga siapa pun yang akan
melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan.47
47
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) ,
hlm.16-20
32
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Sosiodrama
1.
2.
Observasi
Wawancara guru
3. Wawancara
siswa
Penelitian pendahuluan
Sosialisasi
pembelajaran
dengan
menggunakan Metode Sosiodrama
Kegiatan Persiklus
Tahap Perencanaan
Planing
Siklus I
Merancang
Acting
pembelajaran
dengan
metode sosiodrama
Observing
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Reflecting
Melaksanakan
Siklus II
Planing
Reflecting
Harapan:
sesuai
dengan
pembelajaran
apa
yang
sudah
Acting
direncanakan
Observing
Tahap Observing dan Reflecting
Reflecting
Melakukan refleksi yang diperoleh
g
selama siklus I
Menungkatkatnya Hasil
belajar IPS
Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan
Metode Sosiodrama yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran IPS.
Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Fokus masalah
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya
Metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada Materi “Peristiwa
Sekitar Kemerdekaan Indonesia“.
IPS
33
2. Hasil yang diharapkan
Yang diharapkan oleh peneliti adalah dengan diterapkannya Metode Sosiodrama
dapat meningkatkan hasil belajar Siswa siswa pada Materi “Peristiwa Sekitar
Kemerdekaan Indonesia“
3. Solusi masalah
Dengan diterapkannya Metode Sosiodrama siswa dapat meningkatkan hasil
belajar Siswa.
4. Indikator penelitian
Indikator yang dijadikan acuan keberhasilan dari penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa terhadap materi
yang disampaikan dengan nilai minimum yang diperoleh siswa adalah 66, atau
sesuai dengan KKM dengan perolehan nilai siswa adalah 100%.
b. Terjadi peningkatan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa. Maksudnya
adalah pembelajaran berpusat pada siswa, siswa yang lebih aktif dalam belajar
dari pada guru, guru hanya bertindak sebgai fasilitator yang membimbing
siswa bila terdapat kesulitan.
C. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus
dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Pertimbangan pengambilan subjek
penelitian ini dilakukan pada kelas VIII-4 adalah pertimbangan dari nilai IPS yang
diperoleh siswa rendah, selain itu menurut wawancara dengan guru IPS dan
observasi langsung di kelas tersebut, sebagian besar siswa sedikit nakal, dan sulit
di atur walaupun sebenarnya mereka pintar, dan memiliki kemampuan. Dengan
memilih kelas ini diharapkan pengaruh penerapan metode Sosiodrama terhadap
hasil belajar IPS siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan dengan siswa-siswa
kelas lain yang memiliki kemampauan akademis yang tinggi. Dengan hipotesis
bahwa dengan menggunakan kelas yang standar diharapkan pengaruh penerapan
metode pembelajaran Sosiodrama ini akan signifikan terlihat hasilnya (gagal atau
berhasil) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas, peneliti berperan sebagai pelaku penelitian.
Peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran IPS sebagai kolaborator dan
observer. Sebagai kolabolator yaitu membantu peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan refleksi, serta menentukan tindakantindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu
memberi penilaian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama, mengamati aktivitas siswa selama
proses pembelajaran, dan menilai hasil belajar sejarah siswa setelah diberikan
Pretest dan Posttest di setiap siklus. Untuk mencapai hasil penelitian yang akurat
dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara
peneliti dengan guru mata pelajaran. Keduanya sama-sama mempunyai peranan
yang sangat penting.
E. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil
belajar dengan Metode Soiodrama. Penelitian akan dihentikan jika hasil belajar
seluruh siswa sudah tercapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar
66.
F. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu :
1. Data kualitatif : hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil
wawancara responden siswa, hasil wawancara guru mata pelajaran IPS, hasil
observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan.
2. Data Kuantitatif : nilai tes siswa (pre test dan post test).
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru mata pelajaran
dan peneliti.
35
G. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
Lembar observasi, pedoman wawancara, test. Berikut Penjelasan instrumentinstrumen tersebut :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan pelajaran
berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan
mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui proses
pelaksanaan belajar siswa dalam belajar IPS
2. Pedoman Wawancara
Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil
wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan
kesan guru kolaborator pada proses pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan Metode Sosiodrama.
3. Tes (pre test dan post test)
Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Soiodrama untuk mencapai
KKM yang ditentukan sekolah. Tes tertulis berupa pre test dan post test. Pre
test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dab bertujuan untuk
menegetahui sampai dimanan pengusaan siswa terhadap bahan pengajaran
yang akan diajarkan. Sedangkan post test yaitu tes yang diberikan pada setiap
akhir program satuan pengajaran, tujuan post test adalah untuk mengetahui
sampai dimana pencapaian sswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami
suatu kegiatan pembelajaran.48
Tes tersebut dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 10 soal.
Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII-4 SMP Nusantara Ciputat Tangerang
48
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran,
Remaja Rosdakarya, 2006), h.28
(Jakarta: PT.
36
Selatan sebelum dan sesudah aktifitas pembelajaran dengan menggunakan Metode
Sosiodrama.
H. Instrumen Penelitian
1.
Instrumen Tes
Tes tertulis ini berupa test awal (Pre Test) dan Tes Akhir (Post Test). Tes
awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada
siswa, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah. Sedangkan tes akhir
(Post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah
diajarkan kepada siswa, dan biasanya naskah post test ini dibuat sama dengan tes
awal. Soal terdiri dari beberapa kognitif yang terdiri dari :
“Pengetahuan (C1), jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan
kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang lebih dipelajarinya.
Pemahaman (C2), meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang
diterima. Aplikasi atau penerapan (C3), adalah kemampuan menggunakan prinsip,
aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau konkret. Analisis (C4),
meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi
komponen-komponenya sehingga struktur informasi serta hubungan antara
komponen informasi tersebut, sehingga menjadi jelas. Sintesis (C5), kemampuan
untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi satu padu.
Evaluasi (C6), adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu
persyaratan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan”.49
Siklus I dan siklus II terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda. Alasan peneliti
memilih soal pilihan ganda (PG) sebagai acuan dalam penilaian tertulis, karena
waktu jam pelajaran yang terbatas, sedangkan tes awal (pretest) dan tes akhir
(post test) harus dilaksanakan pada setiap siklus, selain itu dipilihnya alternatif tes
pilihan ganda (PG) untuk mempermudah siswa dalam menemukan jawaban,
karena terdiri dari beberapa alternatif jawaban.
Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (post test). Tes awal
(pretets) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada
49
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada
Press, 2009), hal.28
37
peserta didik, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah.
Sedangkan tes akhir (post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong
penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes
akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.
Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 10
soal setiap siklusnya. Jika benar mendapatkan poin 10, dan jika salah
mendapatkan poin 0.
2.
Instrumen Non test
Dalam instrument non test yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Lembar observasi
“Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,
logis, objektif, dan rasional mengenai bebagai fenomena baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”.50
Lembar observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan berupa
penilaian.Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas
siswa dalam pembelajaran di kelas.
b) Lembar Catatan lapangan
Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama
proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek
pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan
siswa, dan aspek lainnya yang pelu dicatat.
c) Lembar wawancara
“Wawancara adalah salah satu bentuk evaluasi jenis non tes yang dilakukan
melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung”.51
Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa
serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan
50
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja
rosdakarya, 2009), hal. 153
51
Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur …........, hal. 15
38
masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan sebelum pembelajaran Sosiodrama
terhadap hasil belajar IPS siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata
pelajaran dan siswa sebelum dan sesudah penelitian.
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek)
yang telah ditetapkan, dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan yakni
kelas IX IPS. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.
1.
Uji Validitas
a.
Uji Validitas Untuk Hasil Belajar
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan istilah sahih”. “Sebuah
item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor
total. skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah”. 52
Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas
yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui
validitas item digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen
tes hasil belajar siswa , peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral :
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 =
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡
𝑆𝑡
𝑝
𝑞
Keterangan :
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = koefisen kolerasi biserial antara sekor butir soal no I dengan sekor
total
52
hal.65
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ),
39
2.
𝑀𝑝
= rata-rata sekor total semua responden
𝑀𝑡
= rata-rata sekor total semua responden
𝑆𝑡
= standar deviasi sekor todal semua responden
𝑝
= proporsi jawaban benar untuk semua butir nomor i
𝑞
= proporsi jawaban salah untuk semua butir nomor i
Uji Reliabilitas53
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen
hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson ( K – R 20 ) sebagai
berikut :
r11 =
k S² – Σpq
k-1
S²
Keterangan :
r11
: Reliabilitas tes secara keseluruhan
p
: Proporsi subjek yang menjawab item yang benar
q
: Proporsi subjek yang menjawab item yang salah
( q= 1- p)
Σpq
: Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S²
: Varians tes
Adapun criteria pengujian :
rii : 0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi
rii : 0,71-0,90 = Tinggi
rii : 0,41-0,70 = Cukup
rii : 0,21-0,41 = Rendah
53
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009 ), hal. 262
40
rii : < 0,21 = Sangat Rendah
3.
Taraf Kesukaran54
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang,
atau sukar digunakan rumus sebagai berikut :
P=B
JS
Keterangan :
P
: Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal
B
: Jumlah siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah siswa darui masing-masing kelompok yang
menjawab
soal
Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal :
4.
0,00-0,30
: Sukar
0,30-0,70
: Sedang
0,70-1,00
: Mudah
Daya Pembeda55
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus :
B
D =JA −
A
BB
JB
= PA − PB
Keterangan :
54
D
: Daya Pembeda
BA
: Banyak peserta kelompok atas yang menjawabenar
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta : Bumi
Aksara, 2006 ), hal. 208
55
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009 ), hal. 263
41
BB
: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA
: Banyak peserta kelompok atas
JB
: Banyak peserta kelompok bawah
PA
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
benar
PB
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
Adapun criteria nya sebagai berikut :
0,00-0,20 = Buruk
0,21-0,40 = Cukup
0,41-0,70 = Baik
0,71-1,00 = Baik Sekali
5.
Skor N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer.
𝑁 𝐺𝑎𝑖𝑛 ∶
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝑇𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡
Dengan kategori :
g tinggi : nilai ( g ) > 0.70
g sedang : 0.70 > ( g ) > 0.3
g rendah : nilai ( g ) < 0.3
J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan
analisis deskriptif dari setiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk
melihat selisih anatara pre test dengan post test pada setiap siklus, untuk melihat
42
perbedaan hasil belajar pada setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika
setelah dilakukakan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar diukur dengan
ketentuan KKM mata pelajaran IPS di SMP Nusantara Ciputat.
Gain adalah selisih antara nialai pre test dan post test, gain menunjukan
peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh
guru. Uji Normal Gain digunakan untuk mengindari bias pada penelitian dan
menggunakan rumus Meltzer.
N – gain = Skor Protest – Skor Pretest
Skor Maksimal – Skor Pretest
Dengan kategorisasi perolehan:
g-tinggi
: nilai (<g>)>0,70
g-sedang
: nilai 0, 70-0,30
g-rendah
: nilai (<g>)>0,30
Data yang diperoleh dari pengukuran normal gain ini dapat dijadikan acuan
perhitungan non parametrik.
K. Tindak Lanjut
Setelah penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk seluruh siswa, maka penelitian
akan diakhiri atau dihentikan. Penelitian yang dilakukan memerlukan perencanaan
dan persiapan yang matang, sehingga sangat diharapkan penelitian ini tidak hanya
dilakukan pada kelas yang diteliti saja. Peneliti berharap agar pembaca dan juga
guru dapat melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan Metode pembelajaran
yang dapat membuat siswa semakin aktif sehingga meningkatkan keberhasilan
belajar dan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
1. Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah
Nama sekolah
: SMP Nusantara Plus
No. Statistik Sekolah : 202 280 310 031
Alamat SMP
: Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan
Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan
Akreditasi Sekolah
: A, sejak tahun 2010
Tahun Berdiri
: 2006
Status Sekolah
: Swasta
Luas Lahan/Tanah
: 5.000 m2
Status Kepemilikan
: Hak Milik
43
44
Rekening Rutin SMP

Nama Bank : Bank BRI Cabang 0924 BRI Unit Juanda

Nomer Rekening : 0924-01-007852-53-9

Nama Pemegang Rek. : SMP NUSANTARA PLUS
Kepala Sekolah

Nama Drs. H. Faisal Bakar, SE

NIP :

Pendidikan terakhir : S1 Bahasa Inggris/Manajemen Bisnis

Nomor Telpon/Hp: 081381016960
b.
Visi Sekolah
Menciptakan lulusan yang santun dalam berbahasa, ramah dalam bergaul,
maju dalam IPTEK dan berakhlak mulia.
c. Misi Sekolah
1) Mengintegrasikan ilmu exact dan ilmu agama yang bermoral religius
2) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis dan praktis
dalam kerangka profesionalitas.
3) Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan lulusan yang
berakhlak mulia.
4) Mendidik lulusan yang berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan
guna kepentingan universal.
5) Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki
dunia pendidikan yang unggul.
d.
Strategi sekolah
Dalam rangka menghadapi persaingan global yang multi dimensi, SMP
Nusantara Plus, selain mengintegrasikan ilmu exact dan ilmu agama, juga mampu
menawarkan program kelas khusus bagi siswa yang berminat dalam kedua bidang
tersebut. Bagi mereka yang mau mendalami ilmu agama kami sediakan waktu
khusus, begitu juga kelas excact.
45
B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini di mulai dengan melakukan observasi awal di
SMP Nusantara Plus Ciputat, Tangerang Selatan. Sebelum diadakan penelitian,
penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan
diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian
diadakan. Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru mata
pelajaran IPS, serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran IPS di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh selama proses
pembelajaran IPS di SMP Nusantara Plus Ciputat, Tangerang Selatan kelas VIII-4
Peneliti melakukan wawancara dengan guru IPS, Drs. Syaifudin pada tanggal
1 November 2012. Pukul 10.45, bertempat di ruang guru. Wawancara ini
bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di kelas VIII-4, dan
mengetahui hasil belajar IPS siswa. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa metode pembelajaran IPS yang selama ini digunakan adalah
dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, serta pembelajaran lebih
menitikberatkan pada pengerjaan tugas LKS yang banyak. Guru menganggap
gaya belajar masing-masing siswa berbeda-beda sehingga membuat guru sukar
menemukan metode pembelajaran yang tepat yang disukai oleh siswa. Selain itu
sikap siswa cenderung pasif dalam belajar IPS sehingga kurang adanya interaksi
antara guru dan siswa, yang berujung pada hasil belajar IPS siswa yang rendah.
Kemudian guru pun jarang menggunakan media serta alat-alat yang menunjang
dalam proses pembelajaran IPS, salah satu kendalanya adalah dana, karena dana
yang dikeluarkan tidak berasal dari sekolah langsung, namun berasal dari uang
guru sendiri.
Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIII-4 sebagai kelas yang cocok
untuk diadakan penelitian, terkait dengan permasalahan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS. Dalam pengamatan ini terlihat sikap siswa dari sebagian besar
siswa di kelas kurang memiliki prestasi yang lebih dibandingkan dengan kelas
46
lain. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian IPS siswa masih banyak yang
dibawah KKM.
Dari hasil observasi sendiri dalam proses pembelajaran pada kenyataannya
terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama mengajar. Diantara
permasalahan yang ditemukan :
Pertama, kondisi kelas yang kurang kondusif. Dari hasil pengamatan yang
paling utama adalah kondisi kelas yang kurang kondusif, yang mengurangi daya
konsentrasi siswa dalama belajar. Pada saat mengajar kebanyakan murid tidak
memperhatikan guru yang sedang menerangkan, dikarenakan metode yang
digunakan masih kovensional, yakni Metode dipakai ceramah serta pembelajaran
yang dilakukan oleh guru bersifat text book, mengacu pada buku atau LKS.
Kedua, ketidak aktifan murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ini terlihat
dalam observasi yang dilakukan, ketika guru mengajukan pertanyaan terkadang
murid enggan menjawabnya. Dan bahkan murid tidak pernah mengawali untuk
mengajukan pertanyaan atau merespon penjelasan materi pelajaran. Dan dapat
dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat
pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada
saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi
pokok serta kata kunci (key word) yang penting. Dan pada saat proses
pembelajaran berlansung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk
belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh
siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan
teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran IPS. Dari
masalah yang tersebut diatas membuat nilai hasil evaluasi akhir belajar siswa
rendah.
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS
masih tergolong rendah. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran IPS
adalah mata pelajaran yang membosankan dan sulit dalam hal penghitungannya.
Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Atau
dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66. Pada
saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa orang siswa yang terlihat
47
malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang
ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda
gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap
pembelajaran IPS.
2. Analisis Refleksi Awal dan Rencana Tindakan
a. Analisis Refleksi Awal
Berdasarkan permasalahan yang disebutkan diatas, maka peneliti melakukan
analisis untuk mencarikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa SMP
Nusantara Plus. Terutama bagaimana siswa disekolah tersebut bisa lebih aktif dan
memiliki sikap yang serius dalam proses pembelajaran IPS, maupun peningkatan
hasil belajar IPS. Untuk mencapai hasil belajar yang baik tentunya harus berusaha
membuat sikap siswa yang lebih serius dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari
itu penelitipun mencarikan metode pembelajaran yang berusaha membuat siswa
lebih aktif dan mempunyai sikap yang baik dalam kegiatan pembelajaran IPS
sehingga pencapaian pembelajaran IPS yang diharapkan tercapai.
Metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Metode Sosiodrama
atau yang dikenal dengan bermain peran. Dipilihnya metode tersebut karena
diharapkan dapat memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia
nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut memungkinkan cara
untuk mengubah perilaku dan sikap sebgaimana siswa menerima karakter orang
lain. Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara yang aman dan kontrol untu
meneliti dan mempertunjukan masalah-masalah diantara kelompok/individuindividu. Serta dengan metode ini diharapakan adanya peningktan terhadap hasil
belajar siswa.
Setelah dipilih metode pembelajaran Sosiodrama ini kemudian disusunlah
perncanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran
tersebut.
48
a.
Rencana Tindakan
Rencana tindakan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran
Sosiodrama untuk meningkatkan hasil belajar IPS meliputi:
1) Tindakan penelitian dilakasanakan dikelas VIII-4 dan dilaksanakan pada hari
senin. Dimulai pukul 13.00 – 14.20 WIB. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar disesuaikan dengan kegiatan sekolah.
2) Sebelum kegiatan belajar mengajar, guru (peneliti) melakukan pengkodisian
awal dan memberi gambaran permasalahan kepada siswa agar siswa
memahami materi yang disampaikan dan siswa dapat mengetahui tujuan
pembelajaran, serta memilih dan menetapkan pemain yang akan berperan
dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Sosiodrama tersebut.
3) Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengajukan
pertanyaan khususnya kepada siswa yang menjadi pemeran dalam bermain
peran tersebut.
4) Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran
Sosiodrama yang meliputi tahapan belajar sebagai berikut:
a. Metode Sosiodrama mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian
c. Guru memberikan bantuan dan arahan kepada pemerannya yang mendapat
kesulitan.
d. Kegiatan Sosiodrama dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan agar
mendorong siswa berpikir dalam memahami materi yang direfleksikan lewat
Sosiodrama.
3. Penelitian Siklus 1
a.
Rencana Tindakan Siklus 1
Adapun kegiatan perencanaan Siklus 1 yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok ,
Proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia,
Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia, Proses persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
49
2) Dengan menggunakan
metode
pembelajaran
Sosiodrama
metode
percontohan dengan tehnik ceramah.
3) Menyiapkan sumber dan alat belajar. Dalam mendukung kelancaran proses
pembelajaran, media pembelajaran yang dipersiapkan adalah Naskah
Sosiodrama dalam lembaran kertas.
4) Menyiapkan pedoman observasi untuk guru dan siswa berupa lembar
obervasi dan catatan lapangan yang telah disusun sebelumnya. catatan
lapangan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
berlangsung serta untuk mengetahui sejauh mana siswa aktif dalam
pembelajaran IPS.
5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes hasil belajar, instrumen tesnya dalam
bentuk pilihan ganda untuk pre test dan post test siklus I, instrumen test pre
test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa dan instrument post
test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan dilaksanakan dikkelas VIII-4 pada hari senin
tanggal 5 November pada pukul 13.00 – 14.20 dengan membahas materi Proses
Persipan Kemerdekaan. Secara sistematis proses pembelajaran siklus I dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan
Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu siswa melaksanakan Pre Test
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang belum di
ajarkan. Selanjutnya guru (peneliti) memasuki ruangan kelas dengan mengucap
salam terlebih dahulu, guru menempatkan diri duduk dikursi yang disediakan,
kemudian guru melakukan pembukaan dengan mulai mengbasen kehadiran siswa,
dan tidak ada siswa yang tidak hadir. Guru mejelaskan tujuan pembelajaran dan
model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, serta
mengondisikan siswa untuk memainkan peran sesuai dengan konsep pembelajaran
Sosiodrama.
50
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan awal dimulai Guru menerangkan
sedikit materi tentang , Proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya
Jepang ke Indonesia, Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia, Proses
persiapan kemerdekaan Indonesia. Dan tidak lupa pula menjelaskan mengenai
gambaran model pembelajaran yang akan digunakan. Pada pertemuan pertama ini
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugasnya
memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing. Siswa melaksanakan
kegiatan Sosiodrama yaitu memainkan peran yang telah dibagikan sebelumnya.
Dan guru mendampingi jalannya kegiatan pembelajaran. Awalnya banyak siswa
yang merasa malu untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam naskah
Sosiodrama tersebut. Namun setelah diyakinkan beberapa kali akhirnya siswa itu
pun mau meneruskan kegiatan Sosiodrama. Banyak pertanyaan siswa tentang
bagaimana menjiwai peran tokoh-tokoh tersebut. Salah satunya dari seorang siswa
yang bernama Raju yang oleh guru diperintahkan berperan sebagai Ir. Soekarno.
Dia awalnya bertanya: “Soekarno itu cara bicaranya seperti apa?”. Guru pun
menjawab: “Soekarno itu orang yang tegas dan lugas dalam berbicara. Karakter
suaranya kuat dan jelas.”. Adapun pertanyaan muncul dari seorang siswi yang
ditunjuk menjadi pembaca prolog: “Bagaimana cara membaca prolog ini, pak?”.
Guru menjawab: “Bacakan dengan suara lantang dan keras”. Setelah beberapa
pengarahan yang diberikan oleh guru terkait proses bermain peran tersebut,
akhirnya siswa pun mampu memerankan tokoh-tokoh dengan baik.
Pada pertengahan pelaksaan kegiatan pembelajaran guru terus mendorong
siswa untuk terus aktif dalam pembelajaran dengan memberikan pertanyaan yang
relevan yang dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan psoses
penilaian atau penglarifikasian nilai. Pada pertengahan tidak ada perubahan tehnik
atau metode pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan cara yang sama
dalam kegiatan pembelajaran. Diakhir pembelajaran guru melakukan penguatan
materi yang disampaikan. Diakhir pembelajaran ini juga guru hanya mempertegas
materi-materi mengenai Proses Persiapan Kemerdekaan dan nilai-nilai yang
51
berhubungan dengan materi tersebut, terutama bagaimana menghargai jasa para
pendiri bangsa, keberanian memerankan tokoh, tenggang rasa, maupun tentang
bagaimana mengetahui, memahami dan menghargai sejarah bangsa.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang
“Proses Persiapan Kemerdekaan” mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap
materi yang disampaikan melalui Post Test yang dilakukan oleh seluruh siswa
tentang materi Soal Pre Test dan Post Test sama, sehingga memungkinkan siswa
untuk memprediksi kebenaran jawabannya saat Post Test.
c. Tahap Observasi
1). Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus
berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama dapat
diperoleh hal-hal sebagai berikut :
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas masih kurang
kondusif. Dalam kegiatan pembelajaran terlihat ada beberapa orang murid yang
terlihat tidak memperhatikan pelajaran, mengobrol dan bahkan ada murid yang
tuduk menghadap kebelakang sambil mengobrol dengan temannya tanpa
memperhatikan guru yang berbicara didepan kelas.
Pada pertengahan kegiatan pembelajaran pun masih ada beberapa murid yang
mengobrol tanpa menghiraukan guru yang berbicara dalam proses pembelajaran.
Guru menyadari bahwasannya guru lebih banyak mendominasi kegiatan
pembelajaran,
sehingga
mengurangi
keterlibatan
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran. Ini adalah yang tentunya harus diubah oleh seorang guru dalam
proses pengajaran berikutnya.
Pada kegiatan ahir sendiri ketika guru memberikan tugas kepada murid untuk
mengerjakan soal Post-Test ada beberapa murid yang mencoba melakukan
52
pencotekan kepada teman disampingnnya, gurupun memberikan teguran kepada
beberapa murid tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan saat penelitian Siklus I
dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan menerapkan metode
pembelajaran Sosiodrama pada siklus I belum sesuai dengan perencanaan yang
dibuat. Hal ini disebabkan siswa bingung karena belum terbiasa dengan langkahlangkah metode pembelajaran Sosiodrama sehingga belum menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif. Tidak hanya itu gurupun menyadari dalam kegitan
pembelajaran untuk penympaian materi belum secara menyeluruh, ini diakibatkan
karena keterlambatan murid mengerjakan soal Pre-Test seuai dengan waktu yang
direncanakan maupun cara penjelasan materi yang sepenuhnya dilakukan oleh
guru.
2). Wawancara
Setelah pelaksanaan tindakan Siklus I selesai, dilakukan wawancara, di luar
kelas pada pukul 15.00. Wawancara dilakukan kepada 6 orang siswa, yang terdiri
dari 3 orang perepuan dan 3 orang laki-laki. Pencatatan dilakukan oleh peneliti
dengan mewawancarai masing-masing siswa yang dijadikan sebagai sampel
wawancara. Berikut di peroleh data secara garis besar :
a)
Siswa masih merasa biasa-biasa saja terhadap metode pembelajaran
Sosiodrama, tetapi diantara siswa yang lain juga merasa senang dengan
pembelajaran langsung dengan masalah yang terjadi pada saat pebelajaran
berlangsung. Siswa juga berkomentar lebih banyak merasa senang karena
belum
pernah
sebelumnya
siswa
bermain
peran
dalam
proses
pembelajarannya.
b) Sebagian besar siswa senang karena selain mereka bisa menjadi seorang
tokoh pahlawan, mereka juga belajar bagaimana memahami materi
pembelajaran secara langsung. Walaupun pada awalnya siswa sangat malas
untuk mendengarkan.
c)
Siswa masih malu-malu dalam Tanya jawab pada saat dialog, karena merasa
takut jika salah bertanya, dan menjawab pertanyaan.
53
Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
menyukai metode pembelajaran Sosiodrama. Dengan pembelajaran menggunakan
metode ini siswa mampu membuka pikirannya terhadap berbagai peristiwa secara
langsung yang tentunya menjadi patokan terhadap perilakunya yang sesuai
dengan aturan dan norma yang berlaku dalam kehidupan mereka jalani dalam
kesehariannya, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat umum
dalam upaya mengisi kemerdekaan. Dengan metode pembelajaran yang aktif
seperti Sosiodrama ini pula diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat secara
signifikan.
3). Hasil Belajar
Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus I,
mengenai konsep Proses Persiapan Kemerdekaan dengan jumlah siswa sebanyak
40 orang dalam satu kelas dengan menggunakan metode pembelajaran
Sosiodrama. Data nilai Pre Test, diperoleh dari hasil test sebelum siswa
mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya metode pembelajaran
Sosiodrama, serta nilai Post Test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah
diterapkannya metode pembelajaran Sosiodrama. Data nilai Pre Test dan Post
Test tersebut sebagai berikut :
Tabel 4.1 Nilai N-Gain Siklus I
No
Nama
Pre Test
Post Test
N-Gain
Kategori
1
S1
40
60
0,33
Sedang
2
S2
50
70
0,60
Sedang
3
S3
60
70
0,25
Rendah
4
S4
50
60
0,20
Rendah
5
S5
60
80
0,67
Sedang
6
S6
50
60
0,20
Rendah
7
S7
40
50
0,16
Rendah
54
8
S8
50
60
0,20
Rendah
9
S9
60
80
0,67
Sedang
10
S10
40
60
0,40
Sedang
11
S11
60
70
0,25
Rendah
12
S12
60
70
0,25
Rendah
13
S13
40
60
0,40
Sedang
14
S14
50
60
0,20
Rendah
15
S15
50
60
0,20
Rendah
16
S16
50
70
0,60
Sedang
17
S17
50
70
0,60
Sedang
18
S18
70
80
0,33
Sedang
19
S19
60
70
0,25
Rendah
20
S20
70
80
0,33
Sedang
21
S21
40
50
0,16
Rendah
22
S22
60
70
0,25
Rendah
23
S23
60
70
0,25
Rendah
24
S24
50
70
0,60
Sedang
25
S25
40
60
0,40
Sedang
26
S26
50
70
0,60
Sedang
27
S27
70
80
0,33
Sedang
28
S28
50
60
0,20
Rendah
29
S29
60
70
0,25
Rendah
30
S30
50
60
0,20
Rendah
31
S31
80
90
0,50
Sedang
32
S32
50
60
0,20
Rendah
33
S33
60
70
0,25
Rendah
34
S34
40
50
0,16
Sedang
35
S35
40
50
0,16
Rendah
36
S36
80
90
0,50
Sedang
37
S37
60
70
0,25
Rendah
55
38
S38
50
70
0,40
Sedang
39
S39
50
60
0,20
Rendah
40
S40
70
80
0,33
Sedang
Terkecil
40
50
Terbesar
80
90
1970
2690
49
67
Jumlah
Rata-rata
Sedang
0,35
Sedang
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai
terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 1970, dan rata-rata
49. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 90, dan nilai terkecil adalah 50
dengan jumlah 2690, dan rata-rata sebesar 67. Dengan begitu ketuntasan hasil
belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 66 yang diperoleh
pada siklus I adalah 67 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan model
metode pembelajaran Sosiodrama ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain,
kemempuan siswa sebesar 0,35 kategori sedang. Namun penelitian ini harus
dilanjutkan pada siklus II, karena belum mencapai ketuntasan hasil belajar (100%
siswa mencapai nilai lebih dari 66) yang diharapkan oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Tahapan refleksi pada siklus I ini, bahwa kegiatan dengam Dengan
pembelajaran menggunakan metode Sosiodrama ini siswa mampu membuka
pikirannya dan tidak lagi pasif lagi dengan mendengar ceramah guru, akan tetapi
mereka lebih aktif dalam melakukan cerita bersama teman-temannya. Malalui
metode Sosiodrama, diharapkan muncul inisiatif belajar secara mandiri oleh siswa
dan dapat menumbuhkembangkan pola pemikiran mereka sehingga berguna bagi
mereka untuk memahami pelajaran.
Pada metode pembelajaran Sosiodrama siklus I ini masih terdapat
kekurangan, diantaranya :
56
1) Masih banyak siswa yang tidak mendengarkan dan memperhatikan ketika
teman-teman yang lainnya sedang bermain Sosiodrama karena siswa masih
banyak bercanda serta mengobrol. Untuk selanjutnya guru harus lebih tegas
terhadap siswa.
2) Ketika simulasi berlangsung, suasana kelas kurang kondusif karena masih
banyak siswa yang belum memahami secara jelas tekhnik Sosiodrama. Untuk
selanjutnya guru harus mengubah strategi pembelajaran Sosiodrama ini
supaya murid lebih aktif.
3) Ketika pembelajaran berlangsung siswa masih kurang dalam mengutarakan
pendapatnya atau malu-malu, untuk selanjutnya guru harus memotivasi siswa
agar berani untuk mengutarakan pendapatnya.
4) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat di maksimalkan agar di
akhir
pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan.
Berdasarkan hasil belajar serta refleksi yang dilakukan untuk siklus II perlu
diadakan perbaikan dalam pembelajaran, diantaranya :
1) Perlu ditingkatkan motivasi siswa agar berani untuk bertanya baik ketika
proses pembelajaran berlangsung.
2) Perlu dirubah strategi dengan metode pembelajaran Sosiodrama ini melalui
percontohan menggunakan cara penyampaian dengan penggunaan media dan
pergantian pemeran.
3) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat dimaksimalkan agar di akhir
pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan.
e. Keputusan Siklus I
Peneliti bersama guru mata pelajaran IPS yang bertugas sebagai kolaborator
dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada
siklus I, tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep
penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan.
57
Berdasarkan refleksi, siklus I ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
belum mencapai KKM yang ditentukan sebesar 66. Masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata untuk Pre Test hanya sebesar
48, namun terjadi peningkatan saat Post Test, nilai rata-rata yang diperoleh
sebesar 67. Perlu dilakukan tindak lanjut untuk memperoleh hasil belajar siswa
yang diharapkan. Oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II, dengan
memperbaiki desain pembelajaran sebaik mungkin, serta guru (peneliti) harus
lebih berinteraksi dan membimbing siswa lebih baik lagi dalam proses belajar.
4. Penelitian Siklus II
a. Rencana Tindakan Siklus II
Hasil analisis dan refleksi dari siklus I diharapkan merupakan perbaikan pada
siklus Kegiatan pada siklus II, dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2012
membahas materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengenai Peristiwa sekitar
Proklamasi, Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dukungan
terhadap
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia.
Perencanaan
yang
akan
dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I. Adapun kegiatan
perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok
Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan menerapkan metode Sosiodrama
yang tekniknya sama dengan siklus I.
2) Menyiapkan sumber dan alat belajar. Dalam mendukung kelancaran proses
pembelajaran, diantaranya bendera Merah-Putih sebagai perlengkapan
simulasi dan alat peraga.
3) Menyiapkan pedoman observasi untuk guru dan siswa berupa lembar
obervasi dan catatan lapangan yang telah disusun sebelumnya. catatan
lapangan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
berlangsung serta untuk mengetahui sejauh mana siswa aktif dalam
pembelajaran IPS.
4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes hasil belajar, instrumen tesnya dalam
bentuk pilihan ganda untuk pre test dan post test siklus I, instrumen test pre
58
test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa dan instrument post
test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan dilaksanakan dikelas VIII-4 pada hari senin
tanggal 19 November 2012 pada pukul 13.00 – 14.20 dengan membahas materi
Peristiwa-peristiwa sekitar kemerdekaan Indonesia dan Proses terbentuknya
Negara Kestuan Republik Indonesia mengenai Peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan Indonesia, Proses terbentuknya negara kesatuan republik Indonesia,
dan Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. Secara sistematis
proses pembelajaran siklus II dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan
Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu siswa melaksanakan Pre Test
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang belum di
ajarkan. Selanjutnya guru (peneliti) memasuki ruangan kelas dengan mengucap
salam terlebih dahulu, guru menempatkan diri duduk dikursi yang disediakan,
kemudian guru melakukan pembukaan dengan mulai mengabasen kehadiran
siswa, dan tidak ada siswa yang tidak hadir. Guru mejelaskan tujuan pembelajaran
dan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pembelajaran pada pertemuan kedua dimulai dengan memberikan
pertanyaan sebagai pengulangan materi selumnya, dikarenakan materi pertemuan
kedua masih berhubungan dengan materi sebelumnya. Setelah itu guru langsung
menunjuk 13 orang yang berbeda dengan pemeran di siklus I. Ini dimaksudkan
agar semua siswa bisa merasakan atmosfer belajar yang sama dengan temanteman yang lainnya. Lalu guru memberikan bendera merah-putih kepada dua
orang yang bertugas mengibarkan bendera. Setelah itu guru pun memberikan
Naskah proklamasi kepada siswa yang diberi peran sebagai Soekarno. Guru pun
kemudian memberikan naskah Sosiodrama kepada siswa lainnya yang berperan
59
sebagai tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Tugas guru (peneliti) mengawasi dan
membantu siswa yang mengalami kesulitan.
Selama proses simulasi berlangsung siswa terlihat sangat antusias, beberapa
siswa yang awalnya malu-malu terlihat enjoy dengan tugasnya. Banyak siswa
(pemeran) dengan lugas memerankan tokohnya dan secara alamiah menjiwai
perannya tersebut. Sungguh suatu pemandangan yang indah dipandang mata serta
atmosfer belajar yang sangat kondusif. Beberapa siswa yang tidak kebagian
memerankan tokoh pun kerap berkomentar baik terhadap kegiatan Sosiodrama
tersebut. Banyak yang bilang kalau belajar dengan Sosiodrama ini membuat
mereka betah dikelas. Guru tak banyak melakukan pengarahan-pengarahan khusus
kepada siswa yang terlibat simulasi karena siswa terlihat lihay memeragakan
simulasi. Mungkin karena siswa banyak yang paham dengan proses belajar
menggunakan Sosiodrama ini. Meskipun ada saja siswa yang masih becanda dan
tidak sungguh-sungguh memerankan tokohnya, akan tetapi secara keseluruhan
simulasi ini berjalan dengan baik sesuai rencana yang sudah dibuat.
Diakhir simulasi ini guru pun hanya mempertegas materi yang disimulasikan
serta mempersilahkan siswa yang tidak berepran sebagai peraga untuk
mengajukan pertanyaan atau sekedar mengomentari jalannya simulasi. Ini
dimaksudkan agar interaksi antar siswa terjalin dengan baik dan agar siswa berani
dalam mengutarakan pendapatnya dikelas.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang di
simulasikan di siklus II tersebut. Serta menganalisa kekurangan dan kelebihan
ysng ada di kegiatan Sosiodrama tersebut. Selain itu guru pun mengadakan
refleksi dan evaluasi terhadap materi yang disampaikan melalui Post Test yang
dilakukan oleh seluruh siswa tentang materi Soal Pre Test dan Post Test sama,
sehingga memungkinkan siswa untuk memprediksi kebenaran jawabannya saat
Post Tes.
60
c. Tahap Observasi
1). Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus II
berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama, diperoleh
catatan lapangan sebagai berikut: Pada saat simulasi berlangsung suasana kelas
sudah kondusif, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dan merasa
nyaman dengan pembelajaran IPS di kelas yang menggunakan metode
Sosiodrama tersebut. Dalam prosesnya terlihat masing-masing siswa yang
bertindak sebagai peraga menjalankan tugas sesuai yang diharapkan. Selain itu,
siswa yang tidak mendapat jatah sebagai peraga terlihat bisa mengontrol diri
mereka untuk tidak ribut dan mengobrol. Mereka terkesan bisa menikmati
simulasi yang dijalankan. Disamping itu pula kondisi dalam kelas terlihat baik dan
kondusif. Hampir semua siswa tertuju kepada proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Beberapa siswa malah berani untuk mengajukan pertanyaan
atausekedar mengomentari temannya yang bertindak sebagai pemeran. Inilah yang
sebenarnya yang diharapkan dari diterapkannya metode Sosiodrama tersebut.
Penerapan metode ini dimaksudkan agar siswa mampu mengembangkan dirinya
baik secara individu maupun secara kelompok (bersama-sama).
2). Wawancara
Berdasarkan catatan lapangan pada Siklus II dapat diketahui bahwa tindakan
yang diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama pada
siklus II sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Suasana pembelajaran dengan
menerapkan metode tersebut cukup optimal. Hal ini dikarenakan siswa sudah
memahami
langkah-langkah
model
pembelajaran
menggunakan
metode
pembelajaran Sosiodrama secara utuh, sehingga dapat menciptakan suasanan
pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini, efektifitas sosiodrama yang utama
adalah penguasaan teknik Sosiodrama, isi materi yang di Sosiodramakan, dan
terakhir adalah mental yang kuat. Dan semuanya terlihat sudah cukup meningkat
secara signifikan dibandingkan dengan simulasi pada siklus I.
61
Setelah pelaksanaan tindakan Siklus II selesai, dilakukan wawancara, di luar
kelas pada pukul 02.30. sama pada halnya Siklus I wawancara dilakukan kepada 6
orang siswa, yang tergabung dalam satu kelompok dalam penelitian. Pencatatan
dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam satu
kelompok yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di peroleh data
secara garis besar :
a)
Siswa sudah dapat dengan mudah menggunakan metode pembelajaran
Sosiodrama, meskipun awalnya masih sedikit membingungkan untuk
beberapa orang siswa, tetapi siswa merasa senang karena ada metode belajar
baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
b) Sebagian besar siswa senang dengan alat peraga yang diberikan oleh guru
yang berkaitan dengan materi.
c)
Seluruh siswa sudah aktif dalam tanya jawab pada saat diskusi, semua siswa
banyak yang bertanya dan berkomentar tentang simulasi tersebut. Dan
beberapa siswa pemeran pun mampu menjawabnya dengan lugas.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 6 orang siswa sebagai sampel,
dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mulai terbiasa dan menyukai metode
pembelajaran Sosiodrama. Dengan metode tersebut siswa termotivasi untuk
memperhatikan penjelasan dari guru dan mampu mengasah keberaniannya dalam
berbicara dikelas. Ini sangat baik untuk mereka kedepannya kelak.
3). Hasil Belajar.
Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus II,
dengan
membahas materi pokok peristiwa sekitar Kemerdekaan Indonesia,
Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Dukungan
terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan jumlah siswa sebanyak 40
orang dalam satu kelas dengan menggunakan Sosiodrama. Data nilai Pre Test ,
diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum
diterapkannya metode pembelajaran Sosiodrama, serta nilai Post Test diperoleh
62
dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Sosiodrama.
Data nilai Pre Test dan Post Test tersebut sebagai berikut :
Tabel 4.2 Nilai N-Gain Siklus II
No
Nama
Pre Test
Post Test
N-Gain
Kategori
1
S1
60
70
0,25
Rendah
2
S2
70
100
1,00
Tinggi
3
S3
60
80
0,50
Sedang
4
S4
60
70
0,25
Rendah
5
S5
70
80
0,33
Sedang
6
S6
50
70
0,40
Sedang
7
S7
50
70
0,40
Sedang
8
S8
60
70
0,25
Rendah
9
S9
70
80
0,33
Sedang
10
S10
60
80
0,50
Sedang
11
S11
50
80
0,60
Sedang
12
S12
50
70
0,50
Sedang
13
S13
60
100
1,00
Tinggi
14
S14
70
100
1,00
Tinggi
15
S15
50
100
1,00
Tinggi
16
S16
50
90
0,80
Tinggi
17
S17
50
70
0,40
Sedang
18
S18
50
90
0,80
Tinggi
19
S19
50
80
0,33
Sedang
20
S20
70
100
1,00
Tinggi
21
S21
60
80
0,50
Sedang
22
S22
60
80
0,50
Sedang
23
S23
50
90
0,80
Tinggi
24
S24
50
100
1,00
Tinggi
25
S25
70
80
0,33
Sedang
63
26
S26
70
80
0,33
Sedang
27
S27
70
90
0,66
Sedang
28
S28
50
70
0,40
Sedang
29
S29
60
70
0,25
Rendah
30
S30
40
70
0,40
Sedang
31
S31
60
80
0,50
Sedang
32
S32
70
80
0,33
Sedang
33
S33
70
80
0,33
Sedang
34
S34
70
80
0,33
Sedang
35
S35
70
80
0,33
Sedang
36
S36
60
80
0,50
Sedang
37
S37
50
70
0,40
Sedang
38
S38
60
90
0,70
Tinggi
39
S39
60
70
0,25
Rendah
40
S40
50
70
0,40
Sedang
Terkecil
40
70
Terbesar
70
100
0,52
Sedang
2360
3240
59
81
0,52
Sedang
Jumlah
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai
terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 2360, dan rata-rata
59. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 100, dan nilai terkecil adalah 70
dengan jumlah 3240, dan rata-rata sebesar 81. Dengan begitu ketuntasan hasil
belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 66 yang diperoleh
pada siklus II adalah 81 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan metode
pembelajaran Sosiodrama ini meningkat. Jika dihitung menggunakan N-Gain
kemampuan siswa sebesar 0,52 dengan kategori sedang. Yang semula nilai ratarata post test sebesar 67 menjadi 81.
64
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan
bahwa pembelajaran IPS di kelas VIII-4 sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa
menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama. Dalam proses pembelajaran,
siswa nampak lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan
keadaan pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan siklus I.
Nilai rata-rata untuk Pre test pada siklus II adalah 59 lebih meningkat
dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 48. Setelah dilakukan Post test
pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-rata hasil Post Test siklus II
adalah 81 lebih meningkat dibandingkan Siklus I sebesar 67 dengan nilai tertinggi
100 dan nilai terendah 70 tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM sebesar 66. Seluruh siswa sudah melebihi KKM atau dapat dikatakan
keberhasilan mencapai 100%. Jika dihitung menggunakan rumusan N-Gain
kemampuan siswa mengalami peningkatan sebesar 0,52 atau masuk ke dalam
kategori sedang. Hasil dari siklus II sudah mencapai 100% berarti tindakan sudah
dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya.
e. Keputusan Siklus
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dapat diperoleh bahwa hasil belajar dan
aktivitas belajar siswa juga respon siswa yang positif terhadap metode
pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran Sosiodrama. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik siswa dalam
memahami materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengenai Peristiwa sekitar
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Proses terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai N-Gain pada
Pre Test Siklus I sebesar 48 meningkat pada Post Test menjadi 67 dan nilai NGain pada Pre Test Siklus II sebesar 59 meningkat pada Post Test menjadi 81.
Dengan nilai terendah pada Siklus I 50 (di bawah KKM) dan tertinggi 90,
sedangkan pada siklus II, nilai terendah 70 (di atas KKM) dan tertinggi 100. Atau
65
dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai siswa sudah melebihi KKM
sebesar 66. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran
siklus III.
C. PEMBAHASAN HASIL TEMUAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siatuasi kelas
VIII-4 SMP Nusantara Plus tergolong dalam kelas yang ramai, dengan kriteria
siswa yang berbeda-beda, ada yang pendiam dan ada yang aktif. Secara
keseluruhan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dengan menerapkan
metode pembelajaran Sosiodrama dalam kegiatan pembelajaran, telah berpusat
pada siswa atau dapat dikatakan siswa lebih aktif dibandingkan guru meskipun hal
tersebuat tidak dilakukan semua oleh siswa. Dengan diterapkannya metode
pembelajaran Sosiodrama ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat
telihat pada nilai Pre Test dan Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre Test
sebesar 1970, dan rata-rata 48 meningkat pada Sedangkan Post Test dengan
jumlah sebesa 2690, dan rata-rata sebesar 67. Dan memperoleh nilai N-Gain
sebesar 0,33 dengan kategori sedang. Sedangkan pada Pre Test dan Post Test pada
siklus II dengan jumlah Pre Test sebesar 2360 dengan rata-rata 59 meningkat pada
jumlah Post Test sebesar 3240 dengan rata-rata 81. Dan memperoleh nilai N-Gain
sebesar 0,52 dengan kategori sedang. Dari Siklus I dan Siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran metode
pembelajaran Sosiodrama, karena pada model pembelajaran ini, siswa dapat
bertanya kepada guru jika tidak memahami, kemudian masing-masing siswa dapat
belajar satu sama lain, atau dalam kata lain saling membutuhkan, memberikan
motivasi, serta menciptakan situasi belajar yang terbuka, disamping itu juga
metode pembelajaran Sosiodrama mampu memberikan suatu perubahan sikap
yang lebih baik dari sebelumnya. Disamping itu dengan metode ini siswa menjadi
lebih berani didalam kelas sehingga dapat membantu menumbuhkembangkan
potensi mereka yang nantinya akan mempengaruhi hasil belajar mereka. Adapun
aktivitas pembelajaran yang ditunjukkan oleh kegiatan siswa di kelas pada siklus
I, dan II dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari setiap pertemuan dari
66
siklus I ke siklus II, dan siswa setiap siswa sudah dapat memahami metode
pembelajaran Sosiodrama ini. Pada akhir pelajaran pada siklus I, dan siklus II
guru menarik kesimpulan secara bersama-sama dengan siswa untuk menghindari
terjadinya miskonsepsi.
D. KETERBATASAN PENELITI
Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam penelitian
seperti:
1.
Keterbatasan peneliti dan mitra peneliti (guru mata pelajaran IPS) dalam
melakukan observasi kegiatan pembelajaran secara terperinci, mengakibatkan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran kurang terkontrol dengan baik.
2.
Kurangnya waktu karena kegiatan pembelajaran membutuhkan tahapantahapan yang biasanya membutuhkan waktu yang lama.
3.
Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah dan juga peneliti yang mendukung
keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Sosiodrama.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait dengan upaya
meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran
Sosiodrama pada materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukannya
pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan tindakan yang
telah diberikan kepada siswa kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang
Selatan. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dan Siklus II
mengalami peningkatan. Pada siklus I Nilai rata-rata untuk Pre test adalah 49 dan
Post test 67. Sedangkan menggunakan perhitungan N-Gaainnya adalah 0,35
menunjukikan kategori sedang. Dan pada siklus II untuk nilai pre test nya adalah
59 sedangkan Post testnya adalah 81 untuk N-Gainya sendiri adalah 0,52 kategori
sedang. Dibandingkan hasil Pre Tes dan Postest Siklus I dengan pretest dan
protest siklus II maupun menggunakan perhitngan N-Gain menunjukan pda siklus
II adanya signifikasi peningkatan. Pada Siklus II Siswa telah mencapai nilai
KKM 66 dan tidak ada siswa yang mendapatkan dibawah KKM. atau dapat
dikatakan keberhasilan mencapai 100%.
67
68
B. SARAN
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi guru, untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan serta mampu untuk penanaman wawasan siswa terutama dalam
mempelajari pelajaran IPS, sebaiknya mencoba model pembelajaran yang
menarik, dan inovatif yang dapat menbangkitkan minat siswa dalam belajar,
serta metode pembelajaran lain selain metode ceramah.
2. Metode pembelajaran Sosiodrama ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran di kelas dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS.
3. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong para pembaca khususnya pendidik
untuk melakukan penelitian sejenis pada mata pelajaran atau konsep pelajaran
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara, 2006.
-------. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar Dan Pembelajaran, Yogyakarta : ArRuzz Media, 2007.
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Diknas. Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004,
Jakarta: Taita Utama, 2004.
Djamarah, Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Akasara, 2004.
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Isjoni, Saatnya Penidikan Kita Bangkit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007.
Kusuma, Wijaya & Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT
Permata Puri Media, 2010.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan
Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009.
Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar&Micro Teaching, Jakarta: PT Ciputat Press,
2010.
Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI Press, 2006.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2006.
--------. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2010.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara,
1998.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Supiatna, Nana dkk, Pendidikan IPS SD, Bandung: UPI Press, 2007.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2009.
Trianto. Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Trianto. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik, Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2011.
Internet:
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b7/f5610c3c.dir/doc.pdf, 5
November 2012.
http://spesialis-torch.com/content/view/20/32/, 5 November 2012.
Istiqomah. Taksonomi Dan Tujuan Pembelajaran,
http://materibidan.blogspot.com/2010/05/taksonomi-dan-tujuanpembelajaran.html, 5 November 2012
Kholil, Anwar. Teori Vygotsky tentang Pentingnya Strategi Belajar,
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-vygotsky-tentang-pentingnya.html,
5 November 2012.
Munawar, Indra. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi),
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html, 5 November 2012.
Pengertian Belajar Menurut Ahli, http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajarmenurut-ahli/ 5 Novgember 2012.
Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar,
http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahanperilaku-dalam-belajar/, 5 November 2012.
Pengertian Belajar Mengajar, http://www.scribd.com/doc/56617565/20/Pengertian-BelajarMengajar, pada 5 November 2012.
Ridwan. Kegiatan Belajar dan prestasi,
http://ridwan2j02.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-dan-prestasi/, 5
November 2012.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU
Tahap
: Pra-penelitian
Pewawancara : Muhammad Nurul Fajri
Narasumber
: Drs. Syaefudin
Hari, Tanggal : Kamis, 1 November 2012
Tujuan
: Untuk mengetahui proses pembelajaran siswa terhadap hasil
belajar IPS di kelas serta permasalahan yang terjadi pada
proses pembelajaran IPS dikelas.
No.
1.
Pertanyaan
Pernyataan Guru
Menurut bapak, bagaimana
Keadaan kelas pada saat pembelajaran
keadaan siswa selama
IPS kurang kondusif, dimana pada saat
proses pembelajaran
pembelajaran banyak siswa yang masih
IPS berlangsung?
ngantuk, yang suka datang terlambat,
bercanda, ngobrol, minat siswa dengan
pelajaran
IPS
terbukti dengan
tidak
pun
sangat kurang,
ketidaksiapan
membawa
buku
paket,
siswa
tidak
mengerjakan LKS dsb.
2.
Kesulitan apa saja yang
bapak alami selama
mengajar?
Saya sering merasa kesulitan ketika anakanak mulai bercanda, anak-anaknya susah
diatur, tidak mengerjakan apa yang saya
suruh, anak-anak yang kurang inisiatif
ketika mereka mendapat nilai ulangan
dibawah KKM (66).
3.
Menurut bapak, apakah
siswa aktif dan semangat
ketika
Seperti biasa ada yang aktif ada juga yang
diem ajah. Ada yang semangat dan ada
proses belajar berlangsung? pula yang lemes, ngantuk dsb.
4.
Ketika bapak menerangkan, Sebagian mendengarkan hanya saja tidak
apakah siswa
tau apa yang ia dengarkan dan perhatikan.
memperhatikan dan
Ada juga yang tidak mendengarkan malah
mendengarkan penjelasan
mengerjakan hal-hal yang lain.
materi yang
disampaiakan?
5.
Apabila ada siswa yang
Tidak semua memperhatikan, hanya yang
bertanya atau menanggapi
mau mendengarkan saja.
apakah siswa yang lain
memperhatikan?
6.
7.
8.
Ketika bapak memberikan
Seperti
biasa
pertanyaan, bagaimana
menerangkan jawabnya sudah mengerti,
respon siswa terhadap
tetapi
pertanyaan tersebut?
jawabnya gak tau, hanya diam saja.
Apakah setiap tugas latihan
Ya begitu ada yang mengerjakan dan ada
baik LKS/Buku paket
saja alesan bagi yang tidak mengerjakan.
yang diberikan selalu di
Kalau
kerjakan dengan baik oleh
jawabnya yang ketinggalan dirumah lah,
siswa?
belum dikerjakan, lupa, dsb.
Apakah bapak pernah
Pernah, tapi hanya untuk beberapa kali
memberikan tugas kepada
saja.
ketika
disuruh
kalau
ditanya
diberikan
saat
pertanyaan
mengumpulkan
tugas,
siswa untuk membuat
rangkuman dari apa yang
mereka baca?
9.
Menurut bapak,
Rata-rata hasil belajar siswa masih cukup
bagaimanakah hasil belajar
rendah, banyak siswa yang mendapatkan
IPS siswa selama ini?
nilai kurang dari 7 4 nilai KKM yang
ditentukan oleh sekolah. Sehingga perlu
dilakukan remedial.
10.
Menurut bapak, faktor apa
Pertama faktor malas, mereka kurang
saja yang mempengaruhi
begitu suka malah tidak suka dengan mata
hasil belajar siswa?
pelajaran
IPS,
sehingga
malas
membaca buku. Minat mereka terhadap
pelajaran pun sangat rendah.
Kedua faktor teman., sangat berpengaruh
karena ketika ada yang mengajak untuk
keluar kelas selalu semangat, akhirnya
tidak belajar.
Ketiga adalah faktor waktu. Pelajaran IPS
jadwalnya sangat siang yaitu pada pukul
13.10. siswa sudah malas duluan untuk
belajar karena waktu yang sedemikian
siangnya.
11.
Metode pembelajaran apa
Selama mengajar disini saya lebih banyak
saja yang pernah bapak
menggunakan metode ceramah untuk
lakukan selama mengajar?
kelas VIII semester 1 karena mereka
belum
begitu
paham,
menggunakan
power point agar mereka tidak merasa
bosan dan melihat gambar-gambar atau
tulisan- tulisan yang menaraik. Setelah
masuk semester 2 barulah saya
mengganti metode mengajar saya, anakanak saya buatkan kelompok untuk
melakukan metode diskusi kelompok
makalah dan melakukan presentasi.
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Tahap
: Pra-penelitian
Hari, Tanggal : Kamis, 1 November 2012
Responden
: Siswa kelas VIII-4
Terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan
Tempat
: SMP Nusantara Plus
Waktu
: Pada saat jam istirahat (10.00 – 10.30)
Tujuan
: Untuk mengetahui proses pembelajaran IPS didalam kelas
No.
1.
Pertanyaan
Apakah kalian
menyukai pelajaran
IPS? Alasannya?
1.
2.
3.
2.
Bagaimanakah
proses pembelajaran
IPS yang kalian
rasakan selama ini?
3.
Apakah kalian
paham dengan
materi pembelajaran
yang diberikan oleh
guru di dalam kelas?
4.
Apabila ada materi
yang tidak kalian
pahami/mengerti,
apa yang kalian
lakukan?
5.
Apabila guru
Memberikan
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
Jawaban Siswa
Amaras: ga suka, ga ngerti
Ade: suka, kadang-kadang, kalo lagi mood
ajah hehe
Ferdinand: ga suka, ga menarik,
kecuali geografi
Ghea: suka kok, enak ajah baut dipelajarin
Meidina: suka, enak ga ngitung-ngitung
Rifqah: ga suka, lebih suka pelajaran IPA
Amaras: ngantuk, ngebetein
Ade: menegangkan
Ferdinand: bosen
Ghea: menyenangkan
Meidina: bingung
Rifqah: bosen bikin ngantuk
Amaras: orang ga ngerti mana paham
Ade: paham dikit-dikit mah
Ferdinand: cukup paham
Ghea: paham banget
Meidina: paham kadang-kadang
Rifqah: paham sedikit
Amaras: diem ajah, males juga tanyanya
Ade: kadang suka tanya kadang ga berani
Ferdinand: bertanya dong
Ghea: bertanya setelah bapak nerangin
Meidina: Tanya sih
Rifqah: diam saja, tanyanya sama temen
ajah
Amaras: kalo bisa jawab, klo gay a jawab
ga tau
pertanyaan,
bagaimana respon
kalian terhadap
pertanyaan tersebut?
7.
8.
Apabila guru
memberikan tugas,
PR latihan
LKS/buku paket
kalian kerjakan atau
tidak?
Hambatan apa saja
yang kalian hadapi
pada saat belajar
IPS didalam kelas?
9.
Bagaimana hasil
belajar atau nilai IPS
kalian dapatkan
selama ini?
10.
Metode belajar apa
yang sering
digunakan oleh guru
dalam pembelajaran
IPS selama
ini? Kalian
suka/tidak?
Alasannya?
Pembelajaran seperti
apakah yang kalian
inginkan pada mata
pelajaran IPS ini?
11.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ade: menjawablah
Ferdinand: jawab kalo ga susah
Ghea: jawab biar bisa tambah nilai
Meidina: jawab sebiasa saya
Rifqah: jawab selagi bisa mah
Amaras: kadang dikerjain kalo inget
Ade: ngerjain dong
Ferdinand: ngerjain
Ghea: ngerjainlah
Meidina: kadang-kadang
Rifqah: dikerjainlah
Amaras: ngantuk kalo bapak lagi nerangin
Ade: biasa anak-anak suka ribut cengcengan
Ferdinand: berisik doang
Ghea: anak cowo berisik, bercanda mulu
Meidina: temen yang suka masuk kelas
terlambat
Rifqah: berisik
Amaras: jelek
Ade: ga bagus, tidak memuaskan
Ferdinand: biasa standar
Ghea: cukup memuaskan
Meidina: jelek banget
Rifqah: lumayanlah
Amaras: biasa ceramah didepan kelas
Ade: ceramah
Ferdinand: ceramah
Ghea: ceramah terus ngerjain LKS buat
PR kalo ga selesai
Meidina: ceramah, ngerjain LKS
Rifqah: ceramah, LKS, PR
1. Amaras:
menyenangkan
seperti
permaianan biar ga ngantuk mulu
2. Ade: yang mengasyikkan dong biar ga
bete
3. Ferdinand: yang menyenangkan biar ga
bosen
4. Ghea: yang bikin semua anak-anak aktif
belajar
5. Meidina: menyenangkan dan pake
permainan seru biar menarik
6. Rifqah: yang ada permaianan kalo bisa
jawab dapet hadiah
Lampiran 3
HASIL OBSERVASI AWAL
Nama Sekolah
: SMP Nusantara Plus
Kelas
: VIII-4
Observer
: M. Nurul F
No
1
Uraian
<50%
Siswa memperhatikan guru saat
50%
√
mengajar di dalam kelas
2
Sekitar
Siswa megajukan pertanyaan saat
diberikan kesempatan bertanya
mengenai materi pembelajaran yang
√
sedang dibahas
3
Mengerjakan latihan soal yang
√
diberikan oleh guru dengan baik
4
Siswa selalu menjaga ketertiban saat
√
pembelajaran di dalam kelas
5
Siswa membuat ringkasan materi
Pembelajaran
√
>50%
Lampiran 4
HASIL PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS
Tahap
: Pra-penelitian
Nama Sekolah
: SMP Nusantara Plus
Tahun Pelajaran
: 2012/2013
Kelas/Semester
: VIII-4/1
(Satu) Pokok Bahasan :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
KEGIATAN
Membuka pelajaran
Mengkondisikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa
Apersepsi
Memotivasi siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menjelaskan materi pelajaran
Kualitas bahasa
Penggunaan waktu
Penggunaan media
Penggunaan metode
Suara
Kemampuan melakukan evaluasi
Menentukan nilai siswa
Menyimpulkan materi pembelajaran
Menutup kegiatan pelajaran
Keterangan
SB : SANGAT BAIK
B : BAIK
C : CUKUP
K : KURANG
SKOR : 4
SKOR : 3
SKOR : 2
SKOR : 1
4
3
2
√
√
√
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMEN
Standar Kompetensi : Memahami usaha persiapan kemerdekaan.
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia.
Materi
: Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Jenjang
Indikator
SIKLUS I
C2
1. Menjelaskan perbedaan pendapat antar
kelompok sekitar proklamasi
kemerdekaan RI
2. Menguraikan secara kronologis
persiapan kemerdekaan Indonesia
C1
3. Menjelaskan cara-cara menyebarkan
berita tentang proklamasi
kemerdekaan RI
C1
4. Menyebutkan hasil sidang PPKI
tanggal 18-19 Agustus
1945
5. Mengidentifikasi
dukungan
spontan
dan tindakan heroik dari berbagai
daerah
C2
C2
No. Soal
Jumlah
Butir
1,3,4,
11,26
,28,
23,27
8
2,5,
35,
38,
39,
40
6,7,8,
22,36
,37
6
9,24,25,34
12,
21,30
31,33
6
4
5
SIKLUS II
9. Menjelaskan latar belakang
pemerintah Jepang memberikan janji
kemerdekaan kepada Indonesia
C2
13
1
10. Menjelaskan latar belakang
dibentuknya BPUPKI oleh
pemerintah Jepang
11. Menjelaskan tujuan pembentukan
BPUPKI sebagai realisasi janji
Jepang
12. Mengidentifikasi tokoh-tokoh
yang terlibat dalam BPUPKI
13. Menjelaskan hasil sidang-sidang
BPUPKI
14. Menjelaskan latar belakanng
perubahan BPUPKI menjadi PPKI
15. Mengidentifikasi perbedaan
antara BPUPKI dengan PPKI
Jumlah
C2
14,
10
2
C1
1
C1
2
9
,
15,16,31
,
C1
17, 18, 19
3
C2
20
1
C2
40
3
Lampiran 6
INSTRUMEN SOAL UJI COBA VALIDITAS
Nama :
Kelas : VIII-4
Hari/Tanggal : Kamis, 1 November 2012
Mata Pelajaran : IPS
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat !
1. Apa yang menjadi tujuan golongan muda untuk agar pembacaan teks proklamasi itu
cepat-cepat dibacakan...
a. ada kekosongan kekuasaan (vaccum of power)
b. keinginan kuat golongan muda
c. sekutu menginginkan Jepang mempertahankan status quo
d. semua jawaban benar
2. Pada tanggal berapa Soekarno diculik ke Rengasdengklok...
a. 12 agustus 1945
b. 13 agustus 1945
c. 14 agustus 1945
d. 16 agustus 1945
3. Dibawah ini adalah yang termasuk golongan tua, kecuali...
a. Moh.Yamin
c.
Dr.Buntara
b. Ki Hajar Dewantoro
d.
Sukarni
4. Dibawah ini adalah hal yang menjadi perbedaan pendapat antara golongan muda, dan
golongan tua, kecuali...
a. teks proklamasi
c. tempat pelaksanaan
b. waktu pelaksanaan
d. pembaca teks
5. Tindakan yang dilakukan oleh golongan pemuda setelah mengetahui berita
menyerahnya Jepang kepada sekutu adalah ….
a. segera melakukan pelucutan senjata terhadap pasukan Jepang
b. menghancurkan markas-markas pasukan Jepang di Indonesia
c. meminta kepada Soekarno – Hatta untuk melakukan sidang PPKI
d. mendesak
kepada
Soekarno
–
hatta
untuk
segera
memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia
6. Penyebab keterlambatan penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
di luar Pulau Jawa, antara lain …
a. kedatangan pasukan sekutu di Indonesia
b. sarana tansport dan komunikasi yang kurang memadai
c. masih banyaknya pasukan Jepang yang berada diluar Pulau jawa
d. sering terjadinya bentrokan antara para pemuda Indonesia dengan pasukan Jepang
7. Tokoh yang berjasa dalam menyiarkan berita ke daerah Kalimantan adalah…
a. Sam Ratulangi
b. A. A. Hamidan
c. Teuku Moh. Hassan
d. I Gusti Ketut Puja
8. Apa nama stasiun Radio yang pertama kali menyiarkan berita tentang Proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia...
a. Radio Pelita
c. Radio Suara Bangsa
b. Radio Rakyat Merdeka
d. Radio Domei
9. PPKI memutuskan pembagian wilayah Indonesia atas 8 provinsi yang dikepalai oleh
seorang gubernur. Gubernur pertama Jabar…
a. Sutardjo Kartohadikusomo
c. I Gusti Ketut Puja
b. R.Panji Suroso
d. R.A Surjo
10. Siapakah Perdana Menteri Jepang yang mengumumkan bahwa diperkenankannya
Indonesia untuk merdeka...
a. Uchida
c. Koiso
b. Harada
d. Nakata
11. Golongan pemuda tidak menghendaki proklamasi kemerderkaan melibatkan PPKI,
karena…
a. mereka mempresentasikan kepentingan Jepang
b. orang- orang yang duduk dalam PPKI tidak tahu menahu soal kemerdekan
c. hal itu bukanlah tugas PPKI
d. Indonesia akan kacau jika kemerdekaan itu dibuat oleh PPKI
12. Pada tanggal berapakah perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh rakyat Yogyakarta
dari tangan Jepang...
a. 2 Agustus 1945 b. 26 September 1945 c. 12 Agustus 1945 d. 19 Oktober 1945
13. Dibawah ini yang menjadi salah satu penyebab Jepang memberikan janji
kemerdekaan kepada Indonesia adalah...
a. tuntutan rakyat Jepang
b. Jepang tak sanggup lagi melawan perlawanan rakyat Indonesia
c. Dijatuhkannya bom di Hirosima dan Nagasaki oleh sekutu yang membuat Jepang
kritis
d. semuanya benar
14. Tujuan pembentukan BPUPKI ialah…
a. untuk mempelajari hal- hal penting pembentukan negara Indonesia merdeka
b. merumuskan tujuan dasar negara
c. persiapan proklamasi kemerdekaan
d. merumuskan dasar falsafah negara
15. Tokoh bangsa Indonesia yang ditunjuk menjadi ketua BPUPKI ialah…
a. Ir. Soekarno
b. dr. Rajiman Widiodiningrat
c. Mr.Moh.Yamin
d. Chairul Shaleh
16. Tokoh yang mengusulkan konsep dasar Negara Indonesia Merdeka dalam siding
BPUPKI I,
antara lain ….
a. Mr. Achmad Subarjo
c. Mr. Moh.Yamin
b. Mr. Sartono
d. Mr. Iwa Kusuma Sumantri
17. Tujuan penyelenggaraan sidang BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945 adalah untuk
membahas ….
a. Dasar Negara Indonesia Merdeka
c. Batang Tubuh UUD
b. Rancangan Undang-Undang Dasar
d. Piagam Jakarta atau Jakarta Charter
18. Tujuan penyelenggaraan sidang BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 adalah untuk
membahas tentang ….
a. bentuk negara Indonesia
c. dasar negara Indonesia
b. bentuk pemerintahan Indonesia
d. rancangan Undang-Undang Dasar
19. Rumusan dasar negara Indonesia yang dirumuskan oleh panitia sidang BPUPKI
tanggal 29 Mei antara lain, kecuali...
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluk
b. Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Mewujudkan masyarakat tanpa kelas sosial
d. Persatuan Indonesia
20. Apa latar belakang perubahan BPUPKI menjadi PPKI...
a. Hasil sidang BPUPKI yang belum sempurna
b. Kota Hirosima yang dibom oleh sekutu yang membuat Jepang melemah
c. BPUPKI adalah badan bentukan Jepang
d. Semua jawaban benar
21. Pada tanggal berapakah pecahnya perang rakyat Surabaya melawan sekutu yang juga
diperingati sebagai Hari Pahlawan...
a. 11 Oktober 1945 b. 10 November 1945 c. 12 November 1945 d. 29 Oktober 1945
22. Koran pertama yang memuat proklamasi adalah
a. Soera Merdeka
c. Merdeka
b. Soera Asia
d. Mahardika
23. Seorang tokoh golongan tua yang mampu meyakinkan para pemuda bahwa
proklamasi akan dilaksanakan 17 Agustus 1945…
a. Moh.Hatta
c. Yusuf Kunto
b. Ahmad Subardjo
d. Chairul Saleh
24. Pemelihan presiden dan wapres yang pertama kali dilakukan dengan cara…
a. dipilh oleh MPR
b. voting dalam PPKI
c. dipilih langsung oleh rakyat
d. aklamasi dari anggota PPKI
25. Lembaga yang melaksanakan fungsi MPR dan DPR pada awal terbentuknya RI
adalah…
a. PPKI
b. BKR
c. KNIP
d. PNI
26. Dimanakah tempat perundingan antara golongan muda dan golongan tua...
a. kediaman Laksamana Maeda
b. lapangan Ikada
c. kediaman Radjiman Widyodiningrat
d. jalan Pegangsaan Timur no. 56
27. Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan kebudayaan yang pertama dan sekaligus
anggota golongan tua adalah....
a. Mr.Ahmad Subardjo
b. Ki Hajar Dewantaro
c. Prof.Soepomo
d. Amir Syarifuddin
28. Soekarno-Hatta menolak tuntutan golongan pemuda untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia karena....
a. Jepang belum sepenuhnya menyerah kepada sekutu
b. Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia membutuhkan biaya yang besar
c. Bangsa Indonesia belum siap untuk mempunyai pemerintahan sendiri
d. Soekarno-Hatta akan membicarakan masalah Proklamasi dalam rapat PPKI lebih
dahulu
29. Dibawah ini yang menjadi tujuan pembentukan BPUPKI, kecuali...
a. sebagai alat adu propaganda Jepang
b. menggugah semangat bangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh kemerdekaan
c. menyusun dasar negara
d. mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
30. Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa daerah Yogyakarta menjadi
bahagian negara RI dengan status…
a. daerah perlindungan
c. daerah istimewa
b. daerah perwalian
d. daerah otonom
31. Dibawah ini yang merupakan tokoh yang terlibat dalam BPUPKI, kecuali...
a. Tan Malaka
b. M. Yamin
c. Moh. Hatta
d. Ir. Soekarno
32. Dimanakah letak Rapat Raksasa yang dibanjiri oleh para pemuda komite Van Aksi
Menteng 31...
a. Rengasdengklok
b. Komplek Senayan c. Lapangan Ikada d. Menteng
33. Makna Rapat Raksasa pada tanggal 19 September 1945 bagi Indonesia antara lain,
kecuali...
a. berhasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyatnya
b. merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah RI
c. mengembangkan semangat juang rakyat
d. menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah
nasibnya sendiri
34. Tujuan dibentuknya TKR pada tanggal 5 Oktober 1945 adalah…
a. menjaga keamanan presiden dan wapres
b. menjaga keamanan para menteri
c. menjaga kemerdekaan dan kelestarian negara RI
d. mengkoordinasi keamanan rakyat Indonesia
35. Kalimat kedua dalam konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan
pernyataan mengenai ….
a. pengalihan kekuasaan
b. terbentuknya pemerintahan baru di Indonesia
c. kehendak bangsa Indonesia untuk merdeka
d. kehendak bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri
36. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar Radio Domei disegel oleh Jepang dan para
pegawainya dilarang masuk. Namun ada 4 orang yg kemudia membuat pemancar
baru untuk agar penyebaran berita kemerdekaan tetap disiarkan. Siapakah mereka
tersebut...
a. Kadiman, Sujana, Sukanto dan Ismail
b. Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar
c. Yanto, Amir, Ridwan, dan Sasmito
d. Riyanto, Munif, Tejo, dan Muhaimin
37. Salah seorang tokoh pemuda yang berperan dalam peristiwa upacara Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah …..
a. Suwadi Suryaningrat
c. Sutarjo kartohadikusumo
b. Suhud
d. Supriyadi
38. Tokoh- tokoh nasionalis Indonesia yang dipanggil pada tanggal 9 Agustus 1945 ke
Dalat, Saigon (Vietnam) ialah…
a. dr.Rajiman Widiodiningrat & Hatta
b. Mr.Moh.Yamin & Drs.Moh.Hatta
c. Ir.Soekarno & Mr.Moh.Yamin
d. Hatta & Mr.Ahmad Subardjo
39. Penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok dimaksudkan karena
kedua tokoh tersebut didaulat untuk menjadi ...
a. penduduk Indonesia
b. pengibar bendera merah putih
c. pembaca teks proklamasi
d. pahlawan bangsa
40. Berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, terbentuklah organisasi
ketentaraan yang bernama...
a. Tentara Keamanan Rakyat
b. Tentara Keselamatan Rakyat
c. Badan keamanan Rakyat
d. Tentara Republik Indonesia
Lampiran 7
Kunci Jawaban Uji Coba Validitas
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jawaban
No.
Jawaban
A
D
D
D
D
B
B
D
A
C
A
B
C
D
B
C
D
C
C
B
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
B
B
B
D
B
D
B
D
A
C
A
C
C
D
A
B
B
A
C
A
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
MTs
: SMP Nusantara Plus
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siklus
:
Kelas/Semester
: VIII / 2
Standar Kompetensi
: Memahami usaha persiapan kemerdekaan
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan
I
Indonesia.
Alokasi Waktu
: 2x 40 menit
A. Indikator Pembelajaran.
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI
Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia
Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI
Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945
Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI
2. Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia
3. Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI
4. Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945
5. Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah
D. Materi Pembelajaran
1. Proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia.
2. Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia.
3. Proses persiapan kemerdekaan Indonesia.
E. Metode
Metode Sosiodrama
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertama
Pendahuluan: (15 menit)
Kegiatan yang dilakukan
Nilai Karakter
 Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan
Rasa hormat
mengabsen siswa.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan digunakanpada konsep
Perhatian
proses persiapan kemerdekaan Indonesia
 Guru mengondisikan siswa untuk memberikan
tugas untuk memainkan peran sesuai dengan
Disiplin
konsep pembelajaran sosiodrama.
 Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
Keberanian
materi yang akan dipelajari
 Guru menginformasikan
hal-hal yang akan
dipelajari dan hasil belajar siswa yangdi harapkan
 Siswa mengerjakan soal pre-test
Perhatian
Ketekuanan, ketelitian
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
Perhatian
uraian kegiatan sesuai silabus
Kegiatan Inti 50 menit
 Eksplorasi
Kegian yang dilakukan
Nilai Karakter
 Melibatkan peserta didik untuk mengetahui
tentang konsep proses persiapan kemerdekaan Perhatian
Indonesia.
 Guru menerangkan materi tentang proses
berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Perhatian, ketekunan
Jepang ke Indonesia, Proses berakhirnya
kekuasaan Jepang di Indonesia.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tanggung jawab
melaksanakan tugasnya memaiinkan peran sesuai
dengan perannnya masing-masing.
 Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu Tanggung jawab
memainkan
peran
yang
telah
digbagikan
sebelumnya. Dan guru mendapingi jalannya
kegiatan pembelajaran.
 Melatih
siswa
dalam
penerapan
metode Keaktifan, kedisiplinan
pembelajaran soisodrama.
 Guru sebagai narasumber atau fasilitator
Disiplin
 Elaborasi
 Guru
menghentikan
simulasi
hendaknya Perhatian
dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk mednorong siswa berpikir dalam
mengetahui masalah yang sedang disimulasikan.
 Guru memberi pengarahan kepada siswa setelah Perhataian, keatifan
melakukan pembelajaran dengan Sosiodrama
 Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa Perhatian, kebranian, keaktifan.
dalam setelah melakukakan setelah pembelajaran
sosiodrama
 .Siswa memberikan komentar terhadap terhadap Keberanian
kegiatan simulasi berlangsung.
 Kofirmasi
 Memberikan penghargaan kepada siswa yang
telah maju memberikan komentar terhadap
gambar yang telah dibagikan.
Perhatian
 Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum paham
Keberanian, keaktifan
 Melakukan tanya jawab mengenai materi
Perhatian, keberanian
pelajaran
 Membangkitkan motivasi kepada siswa yang
kurang atau belum berpartisipasi akatif
Kesungguhan
Kegiatan penutupan 15 menit
Perhatian
 Guru melakukan diskusi balik tentang jalannya
simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
 Guru harus mendorong agar sisiwa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
simulasi
 Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat kesimpulan pelajaran
 Guru memberikan review dan umpan balik
Perhatian
terhadap materi yang dibahas oleh siswa
 Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa,
agar siswa termotivasi.
Kesungguhan
 Seluruh siswa melaksanakan Post Test
Tanggung jawab
 Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam kepada murid
Perhatian
G. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
H. Penilaian
1. Tekhnik
Pada pembelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial ini menggunakan teknik tes
tertulis.
2. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG).
3. Soal ( Terlampir lengkap ).
4. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test)
dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
MTs
: SMP Nusantara Plus
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siklus
:
Kelas/Semester
: VIII / 2
Standar Kompetensi
: Memahami usaha persiapan kemerdekaan
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan
I
Indonesia.
Alokasi Waktu
: 2x 40 menit
A. Indikator Pembelajaran.
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI
Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia
Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI
Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945
Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI
2. Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia
3. Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI
4. Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945
5. Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah
D. Materi Pembelajaran
1. Proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia.
2. Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia.
3. Proses persiapan kemerdekaan Indonesia.
E. Metode
Metode Sosiodrama
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kedua
Pendahuluan: (15 menit)
Kegiatan yang dilakukan
Nilai Karakter
 Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan
Rasa hormat
mengabsen siswa.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan digunakanpada konsep
Perhatian
proses persiapan kemerdekaan Indonesia
 Guru mengondisikan siswa untuk memberikan
tugas untuk memainkan peran sesuai dengan
Disiplin
konsep pembelajaran sosiodrama.
 Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
Keberanian
materi yang akan dipelajari
 Guru menginformasikan
hal-hal yang akan
dipelajari dan hasil belajar siswa yangdi harapkan
 Siswa mengerjakan soal pre-test
Perhatian
Ketekuanan, ketelitian
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
Perhatian
uraian kegiatan sesuai silabus
Kegiatan Inti 50 menit
 Eksplorasi
Kegian yang dilakukan
Nilai Karakter
 Melibatkan peserta didik untuk mengetahui
tentang konsep proses persiapan kemerdekaan Perhatian
Indonesia.
 Guru menerangkan materi tentang
persiapan kemerdekaan Indonesia.
proses
Perhatian, ketekunan
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tanggung jawab
melaksanakan tugasnya memaiinkan peran sesuai
dengan perannnya masing-masing.
 Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu Tanggung jawab
memainkan
peran
yang
telah
digbagikan
sebelumnya. Dan guru mendapingi jalannya
kegiatan pembelajaran.
 Melatih
siswa
dalam
penerapan
metode Keaktifan, kedisiplinan
pembelajaran soisodrama.
 Guru sebagai narasumber atau fasilitator
Disiplin
 Elaborasi
 Guru
menghentikan
simulasi
hendaknya Perhatian
dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk mednorong siswa berpikir dalam
mengetahui masalah yang sedang disimulasikan.
 Guru memberi pengarahan kepada siswa setelah Perhataian, keatifan
melakukan pembelajaran dengan Sosiodrama
 Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa Perhatian, kebranian, keaktifan.
dalam setelah melakukakan setelah pembelajaran
sosiodrama
 .Siswa memberikan komentar terhadap terhadap Keberanian
kegiatan simulasi berlangsung.
 Kofirmasi
 Memberikan penghargaan kepada siswa yang
telah maju memberikan komentar terhadap
gambar yang telah dibagikan.
Perhatian
 Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum paham
Keberanian, keaktifan
 Melakukan tanya jawab mengenai materi
pelajaran
Perhatian, keberanian
 Membangkitkan motivasi kepada siswa yang
Kesungguhan
kurang atau belum berpartisipasi akatif
Kegiatan penutupan 15 menit
Perhatian
 Guru melakukan diskusi balik tentang jalannya
simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
 Guru harus mendorong agar sisiwa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
simulasi
 Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat kesimpulan pelajaran
 Guru memberikan review dan umpan balik
Perhatian
terhadap materi yang dibahas oleh siswa
 Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa,
agar siswa termotivasi.
Kesungguhan
 Seluruh siswa melaksanakan Post Test
Tanggung jawab
 Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam kepada murid
Perhatian
G. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
H. Penilaian
1. Tekhnik
Pada pembelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial ini menggunakan teknik tes
tertulis.
2. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG).
3. Soal ( Terlampir lengkap ).
4. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test)
dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
MTs
: SMP Nusantara Plus
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siklus
:
Kelas/Semester
: VIII / 2
Standar Kompetensi
: Memahami usaha persiapan kemerdekaan.
Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar
proklamasi dan proses terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
: 2 x 40 menit (2 x pertemuan)
Alokasi Waktu
II
A. Indikator Pembelajaran.
1. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada
Indonesia
2. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang
3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang
4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI
5. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI
6. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI
7. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI
8. Menjelaskan peranan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada
Indonesia
2. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang
3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang
4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI
5. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI
6. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI
7. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI
8. Menjelaskan peranan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
D. Materi Pembelajaran
1. Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2. Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia.
E. Metode
Metode Sosiodrama
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pertama
Pendahuluan: (15 menit)
Kegiatan yang dilakukan
Nilai Karakter
 Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan
Rasa hormat
mengabsen siswa.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan digunakanpada konsep
Perhatian
proses persiapan kemerdekaan Indonesia
 Guru mengondisikan siswa untuk memberikan
tugas untuk memainkan peran sesuai dengan
Disiplin
konsep pembelajaran sosiodrama.
 Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
Keberanian
materi yang akan dipelajari
 Guru menginformasikan
hal-hal yang akan
dipelajari dan hasil belajar siswa yangdi harapkan
 Siswa mengerjakan soal pre-test
Perhatian
Ketekuanan, ketelitian
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
Perhatian
uraian kegiatan sesuai silabus
Kegiatan Inti 50 menit
 Eksplorasi
Kegian yang dilakukan
Nilai Karakter
 Melibatkan peserta didik untuk mengetahui
tentang konsep proses persiapan kemerdekaan Perhatian
Indonesia.
 Guru menerangkan materi tentang Dukungan
terhadap Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Perhatian, ketekunan
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tanggung jawab
melaksanakan tugasnya memaiinkan peran sesuai
dengan pearnnya masing-masing.
 Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu Tanggung jawab
memainkan
peran
yang
telah
digbagikan
sebelumnya. Dan guru mendapingi jalannya
kegiatan pembelajaran.
 Melatih
siswa
dalam
penerapan
metode Keaktifan, kedisiplinan
pembelajaran soisodrama.
 Guru sebagai narasumber atau fasilitator
Disiplin
 Elaborasi
 Guru menghentik simulasi hendaknya dihentikan Perhatian
pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mednorong siswa berpikir dalam mengetahui
masalah yang sedang disimulasikan.
 Guru memberi pengarahan kepada siswa setelah Perhataian, keatifan
melakukan pembelajaran dengan Sosiodrama
 Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa Perhatian, kebranian, keaktifan.
dalam setelah melakukakan setelah pembelajaran
sosiodrama
 .Siswa memberikan komentar terhadap terhadap Keberanian
kegiatan simulasi berlangsung.
 Kofirmasi
 Memberikan penghargaan kepada siswa yang
telah maju memberikan komentar terhadap
gambar yang telah dibagikan.
Perhatian
 Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum paham
Keberanian, keaktifan
 Melakukan tanya jawab mengenai materi
pelajaran
Perhatian, keberanian
 Membangkitkan motivasi kepada siswa yang
kurang atau belum berpartisipasi akatif
Kesungguhan
Kegiatan penutupan 15 menit
Perhatian
 Guru melakukan diskusi balik tentang jalannya
simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
 Guru harus mendorong agar sisiwa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
simulasi
 Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat kesimpulan pelajaran
 Guru memberikan review dan umpan balik
Perhatian
terhadap materi yang dibahas oleh siswa
 Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa,
agar siswa termotivasi.
Kesungguhan
 Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam kepada murid
Perhatian
G. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
H. Penilaian
1. Tekhnik
Pada pembelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial ini menggunakan teknik tes
tertulis.
2. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG).
3. Soal ( Terlampir lengkap ).
4. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test)
dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
MTs
: SMP Nusantara Plus
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siklus
:
Kelas/Semester
: VIII / 2
Standar Kompetensi
: Memahami usaha persiapan kemerdekaan.
Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar
proklamasi dan proses terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
: 2 x 40 menit (2 x pertemuan)
Alokasi Waktu
II
A. Indikator Pembelajaran.
1. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada
Indonesia
2. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang
3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang
4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI
5. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI
6. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI
7. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI
8. Menjelaskan peranan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat:
1. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada
Indonesia
2. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang
3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang
4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI
5. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI
6. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI
7. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI
8. Menjelaskan peranan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
D. Materi Pembelajaran
1. Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2. Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia.
E. Metode
Metode Sosiodrama
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pertama
Pendahuluan: (15 menit)
Kegiatan yang dilakukan
Nilai Karakter
 Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan
Rasa hormat
mengabsen siswa.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan digunakanpada konsep
Perhatian
proses persiapan kemerdekaan Indonesia
 Guru mengondisikan siswa untuk memberikan
tugas untuk memainkan peran sesuai dengan
Disiplin
konsep pembelajaran sosiodrama.
 Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
Keberanian
materi yang akan dipelajari
 Guru menginformasikan
hal-hal yang akan
dipelajari dan hasil belajar siswa yangdi harapkan
 Siswa mengerjakan soal pre-test
Perhatian
Ketekuanan, ketelitian
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
Perhatian
uraian kegiatan sesuai silabus
Kegiatan Inti 50 menit
 Eksplorasi
Kegian yang dilakukan
Nilai Karakter
 Melibatkan peserta didik untuk mengetahui
tentang konsep proses persiapan kemerdekaan Perhatian
Indonesia.
 Guru menerangkan materi tentang Peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia, Proses
terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Perhatian, ketekunan
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tanggung jawab
melaksanakan tugasnya memaiinkan peran sesuai
dengan pearnnya masing-masing.
 Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu Tanggung jawab
memainkan
peran
yang
telah
digbagikan
sebelumnya. Dan guru mendapingi jalannya
kegiatan pembelajaran.
 Melatih
siswa
dalam
penerapan
metode Keaktifan, kedisiplinan
pembelajaran soisodrama.
 Guru sebagai narasumber atau fasilitator
Disiplin
 Elaborasi
 Guru menghentik simulasi hendaknya dihentikan Perhatian
pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mednorong siswa berpikir dalam mengetahui
masalah yang sedang disimulasikan.
 Guru memberi pengarahan kepada siswa setelah Perhataian, keatifan
melakukan pembelajaran dengan Sosiodrama
 Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa Perhatian, kebranian, keaktifan.
dalam setelah melakukakan setelah pembelajaran
sosiodrama
 .Siswa memberikan komentar terhadap terhadap Keberanian
kegiatan simulasi berlangsung.
 Kofirmasi
 Memberikan penghargaan kepada siswa yang
telah maju memberikan komentar terhadap
Perhatian
gambar yang telah dibagikan.
 Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum paham
Keberanian, keaktifan
 Melakukan tanya jawab mengenai materi
pelajaran
Perhatian, keberanian
 Membangkitkan motivasi kepada siswa yang
kurang atau belum berpartisipasi akatif
Kesungguhan
Kegiatan penutupan 15 menit
Perhatian
 Guru melakukan diskusi balik tentang jalannya
simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
 Guru harus mendorong agar sisiwa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
simulasi
 Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat kesimpulan pelajaran
 Guru memberikan review dan umpan balik
Perhatian
terhadap materi yang dibahas oleh siswa
 Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa,
agar siswa termotivasi.
Kesungguhan
 Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam kepada murid
Perhatian
G. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
H. Penilaian
1. Tekhnik
Pada pembelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial ini menggunakan teknik tes
tertulis.
2. Bentuk
Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG).
3. Soal ( Terlampir lengkap ).
4. Proses
Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test)
dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan.
Lampiran 12
Uraian Materi Pembelajaran Siklus I
1. Proses Berakhirnya Kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia
Pada tahun 1944 Saipan jatuh ke tangan Sekutu. Demikian halnya dengan pasukan Jepang di
Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall, dipukul mundur oleh pasukan
Sekutu. Dengan demikian seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik sudah hancur dan
bayang-bayang kekalahan Jepang mulai nampak. Selanjutnya Jepang mengalami serangan
udara di kota Ambon, Makasar, Menado dan Surabaya. Bahkan pasukan Sekutu telah
mendarat di daerah-daerah minyak seperti Tarakan dan Balikpapan.
Dalam situasi kritis tersebut, pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada,
pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai).
Pembentukan badan ini bertujuan untuk menyelidiki hal-hal penting menyangkut
pembentukan negara Indonesia merdeka. Pengangkatan pengurus ini diumumkan pada
tanggal 29 April 1945. dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai ketua
(Kaico). Sedangkan yang duduk sebagai Ketua Muda (Fuku Kaico) pertama dijabat oleh
seorang Jepang, Shucokan Cirebon yang bernama Icibangase. R.P. Suroso diangkat sebagai
Kepala Sekretariat dengan dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo.
2. Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia dan Proses Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan penghentian permusuhan
terhadap sekutu, setelah sebelumnya yaitu pada tanggal 14 Agustus 1945 sekutu menjatuhkan
bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita tentang genjatan senjata yang dilakukan
oleh Jepang ini disiarkan di radio jepang dari Tokyo. Ternyata siaran tersebut tertangkap di
Indonesia dan Sutan Syahrir mendengarnya.
Pada tanggal 28 Mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan bertempat di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon (sekarang
Gedung Departemen Luar Negeri), Jakarta. Upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua
pejabat Jepang, yaitu : Jenderal Itagaki (Panglima Tentara Ketujuh yang bermarkas di
Singapura dan Letnan Jenderal Nagano (Panglima Tentara Keenambelas yang baru). Pada
kesempatan itu dikibarkan bendera Jepang, Hinomaru oleh Mr. A.G. Pringgodigdo yang
disusul dengan pengibaran bendera Sang Merah Putih oleh Toyohiko Masuda. Peristiwa itu
membangkitkan semangat para anggota dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia.
Sidang BPUPKI
Persidangan BPUPKI untuk merumuskan Undang-undang Dasar diawali dengan pembahasan
mengenai persoalan “dasar” bagi Negara Indonesia Merdeka. Untuk itulah pada kata
pembukaannya, ketua BPUPKI, dr. Radjiman Wediodiningrat meminta pandangan para
anggota mengenai dasar Negara Indonesia merdeka tersebut. Tokoh yang pertama kali
mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan rumusan Dasar Negara Indonesia Merdeka
adalah Mr. Muh. Yamin. Pada hari pertama persidangan pertama tanggal 29 Mei 1945,
Muh. Yamin mengemukakan lima “Azas Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”
sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan;
2. Peri Kemanusiaan;
3. Peri Ke-Tuhanan;
4. Peri Kerakyatan;
5. Kesejahteraan Rakyat.
Dua hari kemudian pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Supomo mengajukan Dasar
Negara Indonesia Merdeka adalah sebagai berikut :
1. persatuan
2. kekeluargaan
3. keseimbangan
4. musyawarah
5. keadilan sosial
Keesokan harinya pada tanggal 1 Juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan
pertama itu. Pada kesempatan itulah Ir. Sukarno mengemukakan pidatonya yang kemudian
dikenal sebagai “Lahirnya Pancasila”. Keistimewaan pidato Ir. Sukarno adalah selain berisi
pandangan mengenai Dasar Negara Indonesia Merdeka, juga berisi usulan mengenai nama
bagi dasar negara, yaitu : Pancasila, Trisila, atau Ekasila. “Selanjutnya sidang memilih nama
Pancasila sebagai nama dasar negara. Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Sukarno
adalah sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial;
5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Persidangan pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945. Sidang tersebut belum
menghasilkan keputusan akhir mengenai Dasar Negara Indonesia Merdeka. Selanjutnya
diadakan masa “reses” selama satu bulan lebih.
Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang.
Oleh karena itu panitia ini juga disebut sebagai Panitia Sembilan. Anggota-anggota Panitia
Sembilan ini adalah sebagai berikut :
1. Ir. Sukarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Muh. Yamin
4. Mr. Ahmad Subardjo
5. Mr. A.A. Maramis
6. Abdulkadir Muzakkir
7. K.H. Wachid Hasyim
8. K.H. Agus Salim
9. Abikusno Tjokrosujoso.
Musyawarah dari Panitia Sembilan ini kemudian menghasilkan suatu rumusan yang
menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan Negara Indonesia Merdeka. Oleh
Muh.Yamin rumusan itu diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan draft
dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah :
1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari‟at Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4.
(dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan;
5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana Undang-undang Dasar, termasuk soal pembukaan
atau preambule-nya oleh sebuah Panitia Perancang Undang-undang Dasar yang diketuai
oleh Ir. Sukarno dan beranggotakan 21 orang. Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang
Undang-undang Dasar dengan suara bulat menyetujui isi preambule (pembukaan) yang
diambil dari Piagam Jakarta.
Selanjutnya panitia tersebut membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-undang Dasar yang
diketuai Prof. Dr. Mr. Supomo dengan anggotanya Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad
Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim dan Sukiman. Hasil perumusan
panitia kecil ini kemudian disempurnakan bahasanya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang
terdiri dari Husein Djajadiningrat, Agus Salim dan Supomo.
Persidangan kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rangka menerima
laporan Panitia Perancang Undang-undang Dasar. Ir. Sukarno selaku ketua panitia
melaporkan tiga hasil, yaitu :
1.
Pernyataan Indonesia Merdeka;
2.
Pembukaan Undang-undang Dasar;
3.
Undang-undang Dasar (batang tubuh);
C. AKTIVITAS GOLONGAN MUDA
Angkatan Moeda Indonesia dan Gerakan Angkatan Baroe Indonesia
Sebelum BPUPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 16 Mei 1945 telah diadakan Kongres
Pemuda Seluruh Jawa yang diprakarsai Angkatan Moeda Indonesia. Organisasi itu
sebenarnya dibentuk atas inisitaif Jepang pada pertengahan 1944, akan tetapi kemudian
berkembang menjadi suatu pergerakan pemuda yang anti-Jepang. Kongres pemuda itu
dihadiri oleh lebih 100 utusan pemuda, pelajar dan mahasiswa seluruh Jawa diantaranya
Djamal Ali, Chairul Saleh, Anwar Tjokroaminoto, Harsono Tjokroaminoto serta sejumlah
mahasiswa Ika Daigaku Jakarta. Kongres menghimbau para pemuda di Jawa hendaknya
bersatu dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan yang bukan
hadiah Jepang. Setelah tiga hari berlangsung kongres akhirnya memutuskan dua buah
resolusi, yaitu:
1.
semua golongan Indonesia, terutama golongan pemuda dipersatukan dan dibulatkan
dibawah satu pimpinan nasional.
2.
dipercepatnya pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia. Walaupun demikian
kongres pun akhirnya menyatakan dukungan sepenuhnya dan kerjasama erat dengan Jepang
dalam usaha mencapai kemerdekaan.
Pernyataan tersebut tidak memuaskan beberapa tokoh pemuda yang hadir, seperti utusan dari
Jakarta yang dipimpin oleh Sukarni, Harsono Tjokroaminoto dan Chairul Saleh. Mereka
bertekad untuk menyiapkan suatu gerakan pemuda yang lebih radikal. Untuk itulah pada
tanggal 3 Juni 1945 diadakan suatu pertemuan rahasia di Jakarta untuk membentuk suatu
panitia khusus yang diketuai oleh B.M. Diah, dengan anggotanya Sukarni, Sudiro, Sjarif
Thajeb, Harsono Tjokroaminoto, Wikana, Chairul Saleh, P. Gultom, Supeno dan Asmara
Hadi.
Pertemuan semacam itu diadakan lagi pada tanggal 15 Juni 1945, yang menghasilkan
pembentukan Gerakan Angkatan Baroe Indonesia. Dalam prakteknya kegiatan organisasi itu
banyak dikendalikan oleh para pemuda dari Asrama Menteng 31. Tujuan dari gerakan itu,
seperti yang tercantum di dalam surat kabar Asia Raja pada pertengahan bulan Juni 1945,
menunjukkan sifat gerakan yang lebih radikal sebagai berikut :
1.
mencapai persatuan kompak di antara seluruh golongan masyarakat Indonesia;
2.
menanamkan semangat revolusioner massa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat
yang berdaulat;
3.
membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4.
mempersatukan Indonesia bahu-membahu dengan Jepang, tetapi jika perlu gerakan itu
bermaksud untuk mencapai kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri.
Gerakan Rakyat Baroe
Gerakan Rakyat Baroe dibentuk berdasarkan hasil sidang ke-8 Cuo Sangi In yang
mengusulkan berdirinya suatu gerakan untuk mengobar-ngobarkan semangat cinta kepada
tanah air dan semangat perang. Pembentukan badan ini diperkenankan oleh Saiko Shikikan
yang baru, Letnan Jenderal Y. Nagano pada tanggal 2 juli 1945. Susunan pengurus pusat
organisasi ini terdiri dari 80 orang. Anggotanya terdiri atas penduduk asli Indonesia dan
bangsa Jepang, golongan Cina, golongan Arab dan golongan peranakan Eropa. Tokoh-tokoh
pemuda radikal seperti Chairul Saleh, Sukarni, B.M. Diah, Asmara Hadi, Harsono
Tjokroaminoto, Wikana, Sudiro, Supeno, Adam Malik, S.K. Trimurti, Sutomo dan Pandu
Kartawiguna diikutsertakan dalam organisasi tersebut.
Tujuan pemerintah Jepang mengangkat wakil-wakil golongan muda di dalam organisasi itu
adalah agar pemerintah Jepang dapat mengawasi kegiatan-kegiatan mereka. Sumobuco
Mayor Jenderal Nishimura menegaskan bahwa setiap pemuda yang tergabung di dalamnya
harus tunduk sepenuhnya kepada Gunseikanbu (pemerintah militer Jepang) dan mereka harus
bekerja dibawah pengawasan pejabat-pejabat pemerintah. Dengan demikian berarti
kebebasan bergerak para pemuda dibatasi, sehingga timbullah rasa tidak puas. Oleh karena
itulah, tatkala Gerakan Rakyat Baroe ini diresmikan pada tanggal 28 Juli 1945, tidak seorang
pun pemuda radikal yang bersedia memduduki kursi yang telah disediakan. Sehingga nampak
semakin tajam perselisihan paham antara golongan tua dan golongan muda tentang cara
melaksanakan pembentukan negara Indonesia Merdeka.
D. PEMBENTUKAN PPKI
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya pemerintah pendudukan
Jepang membentuk PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai). Sebanyak 21 anggota PPKI yang terpilih
tidak hanya terbatas pada wakil-wakil dari Jawa yang berada di bawah pemerintahan Tentara
Keenambelas, tetapi juga dari berbagai pulau, yaitu : 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari
Sumatera, 2 wakil dari Sulawesi, seorang dari Kalimantan, seorang dari Sunda Kecil
(Nusatenggara), seorang dari Maluku dan seorang lagi dari golongan penduduk Cina. Ir.
Sukarno ditunjuk sebagai ketua PPKI dan Drs. Moh. Hatta ditunjuk sebagai wakil
ketuanya. Sedangkan Mr. Ahmad Subardjo ditunjuk sebagai penasehatnya.
Kepada para anggota PPKI, Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan bahwa
para anggota PPKI tidak hanya dipilih oleh pejabat di lingkungan Tentara Keenambelas, akan
tetapi oleh Jenderal Besar Terauci sendiri yang menjadi penguasa perang tertinggi di
seluruh Asia Tenggara.
Dalam rangka pengangkatan itulah, Jenderal Besar Terauci memanggil tiga tokoh Pergerakan
Nasional, yaitu Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat. Pada
tanggal 9 Agustus 1945 mereka berangkat menuju markas besar Terauci di Dalat, Vietnam
Selatan. Dalam pertemuan di Dalat pada tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Besar Terauci
menyampaikan kepada ketiga tokoh itu bahwa Pemerintah Kemaharajaan telah memutuskan
untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pelaksanaannya dapat dilakukan segera
setelah persiapannya selesai oleh PPKI. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas
wilayah Hindia Belanda.
Ketika ketiga tokoh itu berangkat kembali menuju Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1945,
Jepang telah dibom atom oleh Sekutu di kota Hirosima dan Nagasaki. Bahkan Uni Soviet
mengingkari janjinya dan menyatakan perang terhadap Jepang seraya melakukan penyerbuan
ke Manchuria. Dengan demikian dapat diramalkan bahwa kekalahan Jepang akan segera
terjadi. Keesokan harinya, pada tanggal 15 Agustus 1945 Sukarno-Hatta tiba kembali di tanah
air. Dengan bangganya Ir. Sukarno berkata : “Sewaktu-waktu kita dapat merdeka; soalnya
hanya tergantung kepada saya dan kemauan rakyat memperbarui tekadnya meneruskan
perang suci Dai Tao ini. Kalau dahulu saya berkata „Sebelum jagung berbuah, Indonesia akan
merdeka : sekarang saya dapat memastikan Indonesia akan merdeka, sebelum jagung
berbuah.” Perkataan itu menunjukkan bahwa Ir. Sukarno pada saat itu belum mengetahui
bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.
E.
PERBEDAAN PENDAPAT ANTARA GOLONGAN TUA DAN GOLONGAN
MUDA
Berita tentang kekalahan Jepang, diketahui oleh sebagian golongan muda melalui radio siaran
luar negeri. Pada malam harinya Sutan syahrir menyampaikan berita itu kepada Moh. Hatta.
Syahrir juga menanyakan mengenai kemerdekaan Indonesia sehubungan dengan peristiwa
tersebut. Moh. Hatta berjanji akan menanyakan hal itu kepada
Gunseikanbu
. Setelah yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, Moh. Hatta mengambil
keputusan untuk segera mengundang anggota PPKI.
Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi
di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Rapat dilaksanakan pada tanggal 15 agustus 1945, pukul
20.30 waktu Jawa. Rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh itu menghasilkan keputusan “
kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantungkan
pada orang dan negara lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari
Jepang harus diputuskan dan sebaliknya diharapkan diadakan perundingan dengan golongan
muda agar mereka diikutsertakan dalam pernyataan proklamasi.”
Keputusan rapat itu disampaikan oleh Wikana dan Darwis pada pukul 22.30 waktu Jawa
kepada Ir. Sukarno di rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Kedua utusan tersebut
segera menyampaikan keputusan golongan muda agar Ir. Sukarno segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu hadiah dari Jepang. Tuntutan Wikana yang disertai
ancaman bahwa akan terjadi pertumpahan darah jika Ir. Sukarno tidak menyatakan
proklamasi keesokan harinya telah menimbulkan ketegangan. Ir. Sukarno marah dan berkata
“Ini leher saya, seretlah saya ke pojok itu dan sudahilah nyawa saya malam ini juga, jangan
menunggu sampai besok. Saya tidak bisa melepaskan tanggungjawab saya sebagai ketua
PPKI. Karena itu saya tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok”. Ketegangan itu juga
disaksikan oleh golongan tua lainnya seperti : Drs. Moh. Hatta, dr. Buntaran, dr. Samsi, Mr.
Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri.
Dalam diskusi antara Darwis dan Wikana, Moh. Hatta berkata, “Dan kami pun tak dapat
ditarik-tarik atau didesak supaya mesti juga mengumumkan proklamasi itu. Kecuali jiak
Saudara-saudara memang sudah siap dan sanggup memproklamasikan. Cobalah! Saya pun
ingin melihat kesanggupan Saudara-saudara !” Utusan itu pun menjawab “Kalau begitu
pendirian Saudara-saudara berdua, baiklah ! Dan kami pemuda-pemuda tidak dapat
menanggung sesuatu, jika besok siang proklamasi belum juga diumumkan. Kami pemudapemuda akan bertindak dan menunjukkan kesanggupan yang saudara kehendaki itu!”
F. PERISTIWA RENGANDENGKLOK
Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan dijatuhkannya bom atom oleh
Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus
1945. Akibat peristiwa tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan
Jepang terjawab ketika tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu mengumumkan bahwa
Jepang sudah menyerah tanpa syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut diterima
melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda yang termasuk orang-orang Menteng Raya
31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Wikana, dan lainnya. Penyerahan Jepang kepada
Sekutu menghadapkan para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat. Indonesia
mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Jepang masih tetap berkuasa atas
Indonesia meskipun telah menyerah, sementara pasukan Sekutu yang akan menggantikan
mereka belum datang. Gunseikan telah mendapat perintah-perintah khusus agar
mempertahankan status quo sampai kedatangan pasukan Sekutu. Adanya kekosongan
kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan muda dan golongan tua
mengenai masalah kemerdekaan Indonesia. Golongan muda menginginkan agar proklamasi
kemerdekaan segera dikumandangkan. Mereka itu antara lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf
Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chaerul Saleh. Sedangkan golongan tua
menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI. Mereka
adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr. Buntaran,
Dr. Syamsi dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di
salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15
Agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh yang
menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat
digantungkan kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus
diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan perundingan dengan Ir. Soekarno dan Mohammad
Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.
Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili
kelompok muda mendesak Soekarno agar bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan
Indonesia secepatnya lepas dari Jepang. Ternyata usaha tersebut gagal. Soekarno tetap tidak
mau memproklamasikan kemerdekaan. Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk tidak
memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan muda berpikir
bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari Jepang. Selanjutnya golongan muda
mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16
Agustus 1945.
Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda
dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung Karno,
sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi (1984:60). Bung Karno marah dan kecewa,
terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka
menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi
yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para
pemuda untuk dibawa ke tempat yang mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang
pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan.
Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta Ke Rengasdengklok antara lain:
- Agar kedua tokoh tua itu tidak terpengaruh Jepang
- Mendesak keduanya untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan terlepas dari
segala ikatan Jepang
Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan
Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA (Pembela Tanah Air)
Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka
mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil
sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah
dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang
datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.
Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk
menekan mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala
kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki
wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk
melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat
mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah
direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak mau didesak
begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan rencana mereka sendiri.
Di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang
itu terjadi perdebatan panas; ” Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami
memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu …”. ” Lalu apa ?”
teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala.
Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.
Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai
berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat.
Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ”
Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya
Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan
pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya
merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci.
Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa,
ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat
legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur‟an diturunkan tanggal 17, orang Islam
sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “.
Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok
sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61).
Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari
golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta . Laksamana
Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.
Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad
Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput
Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00.
Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan
pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu,
komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan
Hatta kembali ke Jakarta (Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:82-83).
2 . PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1, setelah lebih dahulu menurunkan
Fatmawati dan putranya di rumah Soekarno. Rumah Laksamada Maeda, dipilih sebagai
tempat penyusunan teks Proklamasi karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan
keselamatan pada Bung Karno dan tokoh-tokoh lainnya. De Graff yang dikutip Soebardjo
(1978:60-61) melukiskan sikap Maeda seperti ini. Sikap dari Maeda tentunya memberi kesan
aneh bagi orang-orang Indonesia itu, karena perwira Angkatan Laut ini selalu berhubungan
dengan rakyat Indonesia.
Sebagai seorang perwira Angkatan Laut yang telah melihat lebih banyak dunia ini dari ratarata seorang perwira Angkatan Darat , ia mempunyai pandangan yang lebih tepat tentang
keadaan dari orang-orang militer yang agak sempit pikirannya. Ia dapat berbicara dalam
beberapa bahasa. Ia adalah pejabat yang bertanggungjawab atas Bukanfu di Batavia; kantor
pembelian Angkatan Laut di Indonesia. Ia tidak khusus membatasi diri hanya pada tugastugas militernya saja, tetapi agar dirinya dapat terbiasa dengan suasana di Jawa , ia
membentuk suatu kantor penerangan bagi dirinya di tempat yang sama yang pimpinannya
dipercayakan kepada Soebardjo. Melalui kantor inilah, yang menuntut biaya yang tidak
sedikit baginya, ia mendapatkan pengertian tentang masalah-masalah di Jawa lebih baik dari
yang didapatnya dari buletin-buletin resmi Angkatan Darat. Terlebih-lebih ia memberanikan
diri untuk mendirikan asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia . Pemimpinpemimpin terkemuka, diperbantukan sebagai guru-guru untuk mengajar di asrama itu.
Doktrin-doktrin yang agak radikal dipropagandakan. Lebih lincah dari orang-orang militer, ia
berhasil mengambil hati dari banyak nasionalis yang tahu pasti bahwa keluhan-keluhan dan
keberatan-keberatan mereka selalu bisa dinyatakan kepada Maeda. Sikap Maeda seperti
inilah yang memberikan keleluasaan kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas
yang maha penting bagi masa depan bangsanya.
Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda
menemui Somobuco (kepala pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura, untuk
menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Nishimura mengatakan
bahwa karena Jepang sudah menyatakan menyerah kepada Sekutu, maka berlaku ketentuan
bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo . Tentara Jepang
diharuskan tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis kebi jakan itu,
Nishimura melarang Soekarno-Hatta mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan
Proklamasi Kemerde kaan. Melihat kenyataan ini, Soekarno-Hatta sampai pada kesimpulan
bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicara kan soal kemerdekaan Indonesia dengan
Jepang. Mereka hanya berharap agar pihak Jepang tidak menghalang-ha langi pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri (Hatta, 1970:54-55).
Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang
makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda,
sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa
bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro,
dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan
teks Proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari
golongan pemuda, menunggu di serambi muka.
Menurut Soebardjo (1978:109) di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah
malam, rumusan teks Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya disusun. Soekarno
menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan Ahmad Soebardjo
menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan
saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai , sedangkan
kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta. Hatta menganggap
kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan pernyataan mengenai
pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignty). Maka dihasilkanlah rumusan terakhir dari
teks proklamasi itu.
Setelah kelompok yang menyendiri di ruang makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi,
kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di ruangan
itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00, Soekarno mulai
membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih
merupakan konsep. Soebardjo (1978:109-110) melukiskan suasana ketika itu: “ Sementara
teks Proklamasi ditik, kami menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan
minuman dari ruang dapur, yang telah disiapkan sebelumnya oleh tuan rumah kami yang
telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami belum makan apa-apa, ketika
meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir
habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh. Setelah kami terima
kembali teks yang telah ditik, kami semuanya menuju ke ruang besar di bagian depan rumah.
Semua orang berdiri dan tidak ada kursi di dalam ruangan. Saya bercampur dengan beberapa
anggota Panitia di tengah-tengah ruangan. Sukarni berdiri di samping saya. Hatta berdiri
mendampingi Sukarno menghadap para hadirin . Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi
tanggal 17 Agustus 1945, pada saat Soekarno membuka pertemuan dini hari itu dengan
beberapa patah kata.
“Keadaan yang mendesak telah memaksa kita semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan. Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan saudara-saudara dan saya
harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita dapat
berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing”. Kepada mereka
yang hadir, Soekarno menyarankan agar bersama-sama menandatangani naskah proklamasi
selaku wakil-wakil bangsa Indonesia . Saran itu diperkuat oleh Mohammad Hatta dengan
mengambil contoh pada “Declaration of Independence ” Amerika Serikat. Usul itu ditentang
oleh pihak pemuda yang tidak setuju kalau tokoh-tokoh golongan tua yang disebutnya
“budak-budak Jepang” turut menandatangani naskah proklamasi. Sukarni mengusulkan agar
penandatangan naskah proklamasi itu cukup dua orang saja, yakni Soekarno dan Mohammad
Hatta atas nama bangsa Indonesia . Usul Sukarni itu diterima oleh hadirin.
Langkah selanjutnya, Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik konsep teks
proklamasi dengan beberapa perubahan, kemudian ditandatangani oleh Soekarno Hatta.
Perubahan-perubahan
a.
kata
tersebut
“
tempoh”
diubah
meliputi:
menjadi
tempo,
b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, dan
c. tulisan “Djakarta, 17-8-‟05“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun „05.
Persoalan timbul mengenai bagaimana Proklamasi itu harus diumumkan kepada rakyat di
seluruh Indonesia , dan juga ke seluruh pelosok dunia. Di mana dan dengan cara bagaimana
hal ini harus diselenggarakan? Menurut Soebardjo (1978:113), Sukarni kemudian
memberitahukan bahwa rakyat Jakarta dan sekitarnya, telah diserukan untuk datang
berbondong-bondong ke lapangan IKADA pada tanggal 17 Agustus untuk mendengarkan
Proklamasi Kemerdekaan. Akan tetapi Soekarno menolak saran Sukarni. ” Tidak ,” kata
Soekarno, ” lebih baik dilakukan di tempat kediaman saya di Pegangsaan Timur. Pekarangan
di depan rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita harus memancing-mancing
insiden ? Lapangan IKADA adalah lapangan umum. Suatu rapat umum, tanpa diatur
sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer, mungkin akan menimbulkan salah faham.
Suatu bentrokan kekerasan antara rakyat dan penguasa militer yang akan membubarkan rapat
umum tersebut, mungkin akan terjadi. Karena itu, saya minta saudara sekalian untuk hadir di
Pegangsaan Timur 56 sekitar pukul 10.00 pagi .” Demikianlah keputusan terakhir dari
pertemuan itu.
Malam itu juga diputuskan bahwa naskah proklamasi akan dibacakan pukul 10.00 pagi di
Lapangan Ikada, Gambir. Tetapi karena ada kemungkinan timbul bentrokan dengan pasukan
Jepang yang terus berpatroli, akhirnya diubah di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta.
Uraian Materi Pembelajaran Siklus II
1. Peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk
timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para
tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah
merumuskan
teks
Proklamasi
hingga
dinihari.
Mereka,
telah
sepakat
untuk
memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan
kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita, untuk memperbanyak
naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia (Hatta, 1970:53).
Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56
cukup sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk
mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan beberapa pengeras suara.
Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk mempersiapkan satu tiang bendera.
Karena situasi yang tegang, Suhud tidak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, masih ada
dua tiang bendera dari besi yang tidak digunakan. Malahan ia mencari sebatang bambu yang
berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan dan diberi tali. Lalu ditanam beberapa
langkah saja dari teras rumah. Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati
Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya
berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan untuk bendera.
3 . PELAKSANAAN PROKLAMASI
Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan yaitu:
a.
pembacaan
proklamasi
oleh
Ir.
Soekarno,
b. pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat, dan
c. sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Sementara itu, rakyat yang telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan
telah berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda dan rakyat
yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak gelisah, khawatir akan adanya pengacauan dari
pihak Jepang. Matahari semakin tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno
terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus dan baru tidur setelah selesai
merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah banyak berdatangan, rakyat yang telah
menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka yang diliputi suasana tegang
berkeinginan keras agar Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai
mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno
tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta. Lima menit
sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung
menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno
bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga mengenakan stelan putih-putih.
Kemudian keduanya menuju tempat upacara.
Marwati Djoened Poesponegoro (1984:92-94) melukiskan upacara pembacaan teks
Proklamasi itu. Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief
Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-aba kepada seluruh barisan
pemuda yang telah menunggu sejak pagi untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan
sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju
beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno
mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum membacakan teks proklamasi.
“Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu
peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah
berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya
aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita
tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai
kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita
menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita
sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar
mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa
yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka
kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia
dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah
datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah
Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta ,
17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang
mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara
Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan
memberkati kemerdekaan kita itu”. (Koesnodiprojo, 1951).
Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju
beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua meter
di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak:
” lebih baik seorang prajurit ,” katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat
yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud
mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatnya pada tali dibantu
oleh Latief Hendraningrat.
Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk
menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang. Seusai pengibaran
bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi.
Setelah upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Lasmidjah Hardi (1984:77)
mengemukakan bahwa ada sepasukan barisan pelopor yang berjumlah kurang lebih 100
orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang
terlambat. Dengan suara lantang penuh kecewa S. Brata meminta agar Bung Karno
membacakan Proklamasi sekali lagi. Mendengar teriakan itu Bung Karno tidak sampai hati,
ia keluar dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia menjelaskan bahwa Proklamasi hanya
diucapkan satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Mendengar keterangan itu Brata
belum merasa puas, ia meminta agar Bung Karno memberi amanat singkat. Kali ini
permintaannya dipenuhi. Selesai upacara itu rakyat masih belum mau beranjak, beberapa
anggota Barisan Pelopor masih duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno.
Tidak lama setelah Bung Hatta pulang, menurut Lasmidjah Hardi (1984:79) datang tiga orang
pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menunggu di ruang belakang, tanpa diberi kursi.
Sudiro sudah dapat menerka, untuk apa mereka datang. Para anggota Barisan Pelopor mulai
mengepungnya. Bung Karno sudah memakai piyama ketika Sudiro masuk, sehingga terpaksa
berpakaian lagi. Kemudian terjadi dialog antara utusan Jepang dengan Bung Karno: ” Kami
diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan
Proklamasi .” ” Proklamasi sudah saya ucapkan,” jawab Bung Karno dengan tenang. ”
Sudahkah ?” tanya utusan Jepang itu keheranan. ” Ya, sudah !” jawab Bung Karno. Di
sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot dan tangan mereka sudah diletakkan
di atas golok masing-masing. Melihat kondisi seperti itu, orang-orang Jepang itu pun segera
pamit. Sementara itu, Latief Hendraningrat tercenung memikirkan kelalaiannya. Karena
dicekam suasana tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan
peristiwa itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar
(saat itu belum ada rol film). Sehingga dari seluruh peristiwa bersejarah itu, dokumentasinya
hanya ada tiga; yakni sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat
pengibaran bendera, dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa itu.
Setelah dibacakan teks proklamasi, maka telah lahir Republik Indonesia. Suatu peristiwa
yang bersejarah bagi bangsa Indonesia telah terjadi. Peristiwa yang sangat lama dinantikan
oleh segenap lapisan masyarakat, tetapi membutuhkan pengorbanan yang tidak ternilai
harganya. Untuk mengenang jasajasa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta dalam peristiwa
proklamasi, maka keduanya diberi gelar Pahlawan Proklamasi (Proklamator). Selain itu Jalan
Pegangsaan Timur diubah namanya menjadi Jalan Proklamasi, dan dibangun Monumen
Proklamasi.
Makna dan Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah berabad-abad bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dan dilandasi oleh
semangat kebangsaan, dan telah mengorbankan nyawa maupun harta yang tidak terhitung
jumlahnya, maka peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan
titik puncak perjuangan tersebut. Proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa yang sangat
penting dan memiliki makna yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia.
Berikut
ini
makna
dan
arti
penting
proklamasi
kemerdekaan
Indonesia
1) Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi keputusan
bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan menghapuskan
tatanan
hukum
kolonial.
2) Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa
Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia yang bebas,
merdeka,
dan
berdaulat
penuh.
3) Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
4) Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh
dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk
menggenggam
seluruh
hak
kemerdekaan.
5) Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi,
dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan.
Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, maka bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa
dan negara yang merdeka, baik secara de facto maupun secara de jure.
2. Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih
sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi
oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita
proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun
dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui
oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan
segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan
Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei, Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks
proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia
memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali
berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke
ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar
melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi
Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi
kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat
dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita
dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel
oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei
disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei)
ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman,
Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31,
dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan
disiarkan.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan
melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya
tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang
memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara
lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan
kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding
tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan ”Respect our Constitution, August
17!” Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus! Melalui berbagai cara dan media
tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah
Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga
disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut
ini
1.
para
utusan
Teuku
2.
3.
PPKI
ikut
Mohammad
Sam
Ktut
yang
menyebarkan
Hassan
Ratulangi
Pudja
dari
berita
dari
dari
Sunda
proklamasi.
Aceh.
Sulawesi.
Kecil
(Bali).
4. A. A. Hamidan dari Kalimantan.
Negara RI yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya belum
sempurna sebagai suatu negara. Oleh karena itu langkah yang diambil oleh para pemimpin
negara melalui PPKI adalah menyusun konstitusi negara dan membentuk alat kelengkapan
negara. Untuk itu PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Agustus
1945, 19 Agustus 1945, dan 22 Agustus 1945. Sebelum rapat dimulai, muncul permasalahan
yang disampaikan oleh wakil dari luar Jawa, di antaranya Mr. Latuharhary (Maluku), Dr.
Sam Ratulangi (Sulawesi), Mr. Tadjudin Noor dan Ir. Pangeran Noor (Kalimantan), dan Mr. I
Ktut Pudja (Nusa Tenggara) yang menyampaikan keresahan penduduk non-Islam mengenai
kalimat dalam Piagam Jakarta yang nantinya akan dijadikan rancangan pembukaan dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Kalimat yang dimaksud adalah
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi para pemeluknya”, serta
“syarat seorang kepala negara haruslah seorang muslim”. Untuk mengatasi masalah tersebut
Drs. Mohammad Hatta beserta Ki Bagus Hadikusumo, Wachid Hasyim, Mr. Kasman
Singadimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hassan membicarakannya secara khusus.
Akhirnya dengan mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dan menegakkan Negara
Republik Indonesia yang baru saja didirikan, rumusan kalimat yang dirasakan memberatkan
oleh kelompok non-Islam dihapus sehingga menjadi berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa”
dan syarat seorang kepala negara adalah orang Indonesia asli. Untuk memahami hasil sidang
secara lengkap, maka perhatikan tabel 11.2 berikut.
Tabel 11.2 Hasil-Hasil Sidang PPKI Secara Lengkap
A . Pembentukan Komite Nasional
Sebagai tindak lanjut dari sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 maka dibentuklah Komite
Nasional Indonesia (KNI). Komite Nasional Indonesia adalah badan yang akan berfungsi
sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebelum diselenggarakan Pemilihan Umum
(Pemilu). KNIP diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo. Anggota KNIP dilantik pada tanggal
29 Agustus 1945. Tugas pertama KNIP adalah membantu tugas kepresidenan. Namun,
kemudian diperluas tidak hanya sebagai penasihat presiden, tetapi juga mempunyai
kewenangan legislatif. Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkan dalam rapat KNIP tanggal
16 Oktober 1945. Dalam rapat tersebut, wakil presiden Drs. Moh. Hatta mengeluarkan
Maklumat Pemerintah RI No. X yang isinya meliputi hal-hal berikut.
a. KNIP sebelum DPR/MPR terbentuk diserahi kekuasaan legislatif untuk membuat undangundang
dan
ikut
menetapkan
Garis-Garis
Besar
Haluan
Negara
(GBHN).
b. Berhubung gentingnya keadaan, maka pekerjaan sehari-hari KNIP dijalankan oleh sebuah
Badan Pekerja KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir. Komite Nasional Indonesia disusun
dari tingkat pusat sampai daerah. Pada tingkat pusat disebut Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) dan pada tingkat daerah yang disusun sampai tingkat kawedanan disebut Komite
Nasional Indonesia.
B . Pembentukan Partai Nasional Indonesia
Pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI bersidang untuk yang ketiga kalinya dan menghasilkan
keputusan antara lain pembentukan Partai Nasional Indonesia, yang pada waktu itu
dimaksudkan sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia (partai tunggal). Dalam
perkembangannya muncul Maklumat tanggal 31 Agustus 1945 yang memutuskan bahwa
gerakan dan persiapan Partai Nasional Indonesia ditunda dan segala kegiatan dicurahkan ke
dalam Komite Nasional. Sejak saat itu, gagasan satu partai tidak pernah dihidupkan lagi.
Demi kelangsungan kehidupan demokrasi, maka KNIP mengajukan usul kepada pemerintah
agar rakyat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan partai politik. Sebagai
tanggapan atas usul tersebut, maka pada tanggal 3 November 1945 pemerintah mengeluarkan
maklumat pemerintah yang pada intinya berisi memberikan kesempatan kepada rakyat untuk
mendirikan partai politik. Maklumat itu kemudian dikenal dengan Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945.
3. Dukungan Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Dukungan terhadap proklamasi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara
lain datang dari daerah berikut.
a. Keraton Kesultanan Yogyakarta
Pada tanggal 29 Agustus 1945 Sri sultan Hamengku Buwono IX dari Yogyakarta
mengirimkan telegram ke Jakarta yang isinya menyatakan bahwa Kesultanan Yogyakarta
sanggup berdiri dibelakang pimpinan Soekarno-Hatta.
b. Sumatera mendukung pemerintah Republik Indonesia
Gelora kemerdekaan Indonesia yang telah menyebar kemana-mana mendorong para
pemuda, khususnya Sumatera Timur untuk bergerak. Munculnya semangat kebangsaan
yang tinggi menyebabkan para pemuda bergerak dari Jalan Jakarta No. 6 Medan dibawah
pimpinan A. Tahir, Abdul Malik Munir, M.K. Yusni mendukung pemerintah RI yang
telah berdiri.
c. Dukungan dari Sulawesi Utara
Pada tanggal 14 Februari 1945 para pemuda Sulawesi Utara dibawah pimpinan Ch. Taulu
mengadakan pemberontakan untuk mendirikan RI di Sulawesi Utara. Awalnya,
pemberontakan itu muncul di Manado yang kemudian menyebar ke Tondano, Bitung, dan
Bolaang Mongondow. Perlawanan terhadap Belanda (NICA) mendapat dukungan dari
rakyat, karena rakyat sudah anti terhadap penjajah dan mendukung berdirinya NKRI.
Lampiran 13
Episode Pertama
SCENE I
: Berita Kekalahan Jepang
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan penghentian
permusuhan terhadap sekutu, setelah sebelumnya yaitu pada tanggal 14 Agustus 1945
sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita tentang
genjatan senjata yang dilakukan oleh Jepang ini disiarkan di radio jepang dari Tokyo.
Ternyata siaran tersebut tertangkap di Indonesia dan Sutan Syahrir mendengarnya.
Sutan Syahrir
: Apakah kalian sudah mendengar berita kekalahan Jepang ?
Sukarni
: Belum, Bung . Benarkah itu? Apa yang terjadi dengan Jepang
Sutan Syahrir
: Dari yang kudengar, Sekutu telah menjatuhkan bom di kota
Hiroshima dan Nagasaki. Oleh sebab itulah, Jepang melakukan genjatan senjata.
Chairul Shaleh
kemerdekaan.
: Kalau begitu, berarti kita harus segera memproklamirkan
Sukarni
: Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita.
Kita harus memanfaatkan momen ini !
SCENE II
: Peristiwa Rengasdengklok
Babak 1
: Perdebatan golongan tuan dengan golongan muda
Setelah mendengar berita kekalahan Jepang dan janji kemerdekaan dari Perdana
Menteri Koiso, Chairul Shaleh segera merencanakan pertemuan dengan anggota
golongan muda lainnya untuk membicarakan masalah proklamasi kemerdekaan.
Pertemuan ini dilangsungkan di Jalan Pegangsaan Tinur No. 17 Jakarta pukul 20.00
WIB.
Chairul Shaleh
tentang kekalahan Jepang ?
: Teman-teman sekalian, sudahkah kalian mendengar berita
Wikana
: Belum, kawan . Darimana engkau tahu tentang itu ?
Chairul Shaleh
: Barusan saya dan Sukarni berkumpul dengan Syahrir, ia
mendengar siaran radio Jepang yang mengumumkan berita tentang genjatan senjata itu.
Darwis
: Berarti negeri kita sekarang dalam kondisi vacuum of power ?
Chairul Shaleh
: Benar. Demikian, saya mengumpulkan kalian semua disini
untuk membicarakan masalah itu. Kita harus memanfaatkan situasi ini untuk
memproklamirkan kemerdekaan.
Sukarni
: Tepat sekali . Kalau begitu, kita harus membagi tugas. Wikana
dan Chairul , kalian harus pergi ke kediaman Soekarno untuk menyampaikan kabar ini.
Saya dan Bung Darwis akan memerintahkan anggota pemuda lainnya untuk merebut
kekuasaan dari Jepang.
Kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta pukul 22.00 WIB. Terjadi
Perdebatan serius antara golongan pemuda dengan Soekarno
Wikana
: Kita harus memproklamirkan kemerdekaan sekarang , Bung !
Soekarno
: Ini batang leherku, seretlah aku ke pojok itu sekarang dan potong
leherku malam ini juga ! Kamu tidak perlu menunggu hingga esok hari !
Chairul Shaleh
: Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah oleh Sekutu dan
tak ada kuasa lagi di negeri ini. Mengapa harus menunggu ? Rakyat sudah banyak menderita
akibat penjajahan ini..
Moh. Hatta
: Jepang adalah masa yang silam. Belum lagi kita harus menghadapi
Belanda yang hendak kembali berkuasa di negeri ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa
yang saya katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup menopang kekuatan sendiri,
Mengapa datang pada Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan?
Chairul Shaleh
: Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan
bangsa ini ? Kita bisa, Bung . Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri
. Mengapa harus menunggu janji manis itu ? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam
“Perang Suci” nya !
Soekarno
: Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang
milik Jepang ! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ?
Apa tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi
pertumpahan darah ? Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan ? Coba
bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.
Wikana
: Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan
semakin cepat pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggung selama ini..
Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.
Moh. Hatta
: Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar.
Kemudian para anggota golongan tua yang berada di kediaman Soekarno langsung
membicarakan permasalahan tersebut.
Moh. Hatta
: Bagaimana
memproklamasikan kemerdekaan.
ini
?
Para
pemuda
menuntut
untuk
segera
Soekarno
: Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk
mempersiapkan semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Mr. Soebardjo
: Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah
menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah
kemerdekaan sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.
Iwa Kusumasumantri: Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa kita abaikan
saja ?
Djojo Pranoto
: Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek.
Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana
nanti jika semuanya berantakan?
Iwa Kusumasumantri: Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.
Setelah selesai berunding, para golongan tua segera menemui para anggota golongan
muda yang menunggu di luar ruangan.
Moh. Hatta
: Setelah kami berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesagesa mengenai hal proklamasi kemerdekaan. Hal ini masih akan dibicarakan lagi dalam
sidang PPKI.
BABAK 2
: Penculikkan Soekarno dan Moh. Hatta oleh para pemuda.
Dengan berat hati mendengar keputusan tersebut, para pemuda pun
meninggalkan kediaman Soekarno. Tetapi mereka tidak putus asa. Mereka pun
menyusun strategi bagaimana membujuk Soekarno dan Moh. Hatta untuk
memproklamasikan kemerdekaan sesegera mungkin. Akhirnya mereka memutuskan
untuk mengasingkan kedua tokoh itu ke Rengasdengklok agar terhindar dari desakan
p e m u d a d a n p e n g a r u h J e p a n g d i J a k a r t a .
Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 WIB, kediaman Soekarno
Chairul Shaleh
: Assalamualaikum ..
Moh. Hatta
: Waalaikumsalam. Ada apa Saudara datang sepagi ini ?
Darwis
: Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami
menuju tempat pengasingan.
Soekarno
: Tempat pengasingan ? Apa yang Saudara maksudkan ?
Chairul Shaleh
: Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari
ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.
Moh. Hatta
: Baiklah, kami akan ikut.
Darwis
: Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk
menjamin keselamatan mereka.
Soekarno
: Baiklah, saya akan mengajak mereka.
Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu,menimbulkan kepanikan
di kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad
Soebardjo pukul 08.00 pagi.
Mr. Soebardjo
: Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?
Wikana
: Maaf, saya tidak tahu, Bung.
Mr. Soebardjo
: Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan
menjamin keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, dan aku akan menjamin
kemerdekaan untuk kalian esok harinya.
Sudiro
: Akankah Anda bersumpah untuk itu ?
Mr. Soebardjo
: Kau bisa percaya padaku, Nak
Wikana
: Baiklah, kami akan menunjukkan tempatnya, di Rengasdengklok.
Mr. Soebardjo
: (memanggil salah seorang pemuda) Hei, Nak ! Tolong antarkan kami
ke Rengasdengklok.
Yusuf Kunto
: Maaf, saya, Pak ? Baik, kalau begitu naiklah (Mr. Soebardjo naik ke
mobil beserta Wikana dan Sudiro kemudian berangkat menuju Rengasdengklok)
BABAK 3
: Perundingan dengan Soekarno di Rengasdengklok
Soekarno
kesini.
: Nah , jelaskan sekarang mengapa Saudara sekalian membawa kami
Chairul Shaleh
: Maafkan kelancangan kami, Bung . Ini demi keselamatan Anda.
Darwis
: Kami ingin membicarakan masalah proklamasi kembali.
Moh. Hatta
: Bukankah tempo hari sudah kami katakan kepada kalian, masalah
kemerdekaan masih akan dibicarakan dalam sidang PPKI ?
Chairul Shaleh
: Memang benar adanya. Tetapi kami semua berpendapat, Mengapa
menunggu untuk di merdekakan oleh Jepang ? Mengapa menunggu hasil sidang PPKI, kalau
kita bisa bergerak dengan kekuatan sendiri ? PPKI itu bentukan Jepang, Bung. Kami ingin
memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan dari Jepang.
Soekarno
: Pendapat itu benar. Namun, kita masih terlalu dini untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Selain itu kita belum siap dan masih membutuhkan
bantuan dari Jepang untuk merdeka.
Darwis
: Bagaimana bila perkataan Jepang tentang kemerdekaan bangsa kita
hanya janji manis belaka ? Apa yang akan Anda lakukan ?
Sukarni
: Apakah akan selamanya menunggu janji itu, Bung ? Kita harus
memproklamasikan kemerdekaan sekarang juga, demi rakyat yang sudah bertahun-tahun
terbelenggu oleh penjajahan di Tanah Air mereka sendiri ! Mereka berhak bebas, dan
sekaranglah saatnya !
Syodanco Singgih : Tenang Saudara sekalian. Mari bicarakan semuanya dengan kepala
dingin, tidak perlu ada ketegangan , ok ?
(Syodanco Singgih membawa Soekarno dan Moh. Hatta menjauh dari perdebatan itu,
kemudian mereka berunding)
Syodanco Singgih : Saya mengerti perhitungan Anda berdua mengenai masalah
proklamasi ini, kita memang belum mempertimbangkan semuanya dengan matang. Tapi saya
percaya kita dapat bangkit dan memanfaatkan situasi ini. Kesempatan tidak akan datang dua
kali, Bung . Apa yang mereka katakan benar adanya dan saya mendukung mereka.
Moh. Hatta
: Tetapi, apakah kita bisa?Akankah ini semua mungkin dilakukan ?
Syodanco Singgih : Tentu mungkin, Bung . Asal kita berusaha tentu akan kita temukan
jalan keluarnya. Lagipula, para pemuda di Jakarta sedang menyusun strategi pertahanan
untuk mencegah serangan dari Jepang ataupun sekutu yang tidak menerima proklamasi
bangsa kita.
Soekarno
: Baiklah, saya setuju. Kita akan memproklamasikan kemerdekaan
tanpa ada campur tangan Jepang.
Lampiran 14
Episode 2...
Selesailah perundingan di Rengasdengklok. Semua anggota golongan tua maupun
muda kembali ke Jakarta untuk membahas lanjut rencana proklamasi kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945.
SCENE III
: Rumah Laksamana Maeda (Perumusan Teks Proklamasi)
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta.
Mr. Soebardjo
: Bagaimana
mendeklarasikan kemerdekaan kita ?
kita
membicarakan
naskah
proklamasi
untuk
Chairul Shaleh
: Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari sudah malam
dan pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan sekarang, apalagi jika
mereka tahu bahwa kita hendak membicarakan rencana proklamasi.
Mr. Soebardjo
Laksamana Maeda.
: Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang,
(Rombongan kemudian berangkat ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1)
Mr. Soebardjo
: (mengetuk pintu)
Laksamana Maeda : Selamat malam, Ada apa, Bung ?
Mr. Soebardjo
: Maaf kami mengganggu Anda malam-malam begini. Kami perlu
tempat untuk membicarakan rencana kemerdekaan yang akan dilangsungkan esok hari.
Laksamana Maeda : Benarkah itu ? Kalau begitu,masuklah. Saya turut gembira
mendengar kabar ini . Silakan gunakan ruangan yang kalian butuhkan. Saya akan pergi
istirahat dulu.
Chairul Shaleh
: Terimakasih, Pak Perwira.
Perumusan Teks Proklamasi dilakukan di rumah makan Maeda. Tiga
eksponen pemuda yaitu Sukarni, Sudiro, dan B.M Diah menyaksikan Soekarno, Moh
Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi.
Acara Perumusan naskah proklamasi berjalan lancar.Tidak ditemukan
kesulitan untuk menemukan rumusan yang tepat. Sebagai hasil pembicaraan mereka
bertiga, di perolehlah rumusan yang di tulis tangan oleh Soekarno.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, dibacakanlah rumusan
naskah proklamasi untuk yang pertama kalinya di depan para hadirin yang berada di
rumah Maeda yang langsung disetujui. Namun kemudian timbullah persoalan tentang
siapa saja yang akan menandatangani naskah proklamasi.
Chairul Shaleh
anggota PPKI.
: Menurut saya, sebaiknya naskah ini jangan ditandatangani oleh
B.M Diah
: Memang kenapa ? Lantas siapa yang akan menandatanganinya?
Chairul Shaleh
: PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat tadi untuk
melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Mr. Soebardjo
: Kau benar, Nak. Bagaimana ini , Bung ?
Soekarno
masalah ini?
: Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk menyelesaikan
Sukarni
: Bagaimana jika naskah ini ditandatangani oleh hadirin yang datang
saat ini? Seperti Amerika ketika menandatangani teks deklarasinya.
Moh.Hatta
: Jangan, kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari bangsa lain.
Wikana
: Lalu bagaimana, Bung Karno ?
Soekarno
bangsa Indonesia”
: Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama
Sukarni
: Saya setuju, dan saya punya usul. Yang menandatangani teks cukup
dua orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia. Bagaimana ?
Soekarno
: Usul yang bagus . Bagaimana hadirin ?
Hadirin (semua)
: Kami setuju !!!
Setelah semuanya setuju, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks
proklamasi
Soekarno
: Tolong kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-baik.
Sayuti Melik
: Baik, Bung . (dengan segera mengetik teks tersebut)
Sayuti Melik pun mengetik teks tersebut. Semua persiapan proklamasi rampung pada
pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing dengan
perasaan gembira. Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir untuk
menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur pelaksanaan
penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa pamfleet ke
penjuru Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya. Semua dilakukan
agar rakyat dapat turut menyaksikan momen paling berharga untuk bangsa Indonesia
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan
berbincang sejenak.
Soekarno
: Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih
ibu telah menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.
Ibu Fatmawati
: Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada
bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah
merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?
Soekarno
: Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di
iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman.
Ibu Fatmawati
: Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ?
Soekarno
: Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu
saja yang menjahitkan bendera ?
Ibu Fatmawati
: Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan
putih. Apa tidak apa-apa?
Soekarno
: Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah
berusaha untuk menyediakannya.
Ibu Fatmawati
: Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera nya
“Sang Saka Merah Putih”. Bagaimana ?
Soekarno
: Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya
merah putih , menjadi “Sang Saka Merah Putih” , Brilian !
Ibu Fatmawati
: Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang
nanti akan bapak bacakan.
SCENE IV
: Proklamasi Kemerdekaan
Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 ,
dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sesaat sebelum upacara dimulai…
Soekarno
: Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai
tanda awal kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti
: Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya. (memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini.
Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya dalam
sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud
: Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.
Tiba saatnya Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia…
Tokoh-tokoh pejuang Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. AA.
Maramis, HOS Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani
dll.
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa
langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang
lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau
membacakan teks proklamasi.
Pidato Soekarno :
Saudara-saudara sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir disini, untuk
menyaksikan peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita
bangsa Indonesia telah berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-ratus tahun lamanya,
gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan negeri ini. Kita jatuh
bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita Indonesia bebas dari penjajahan
bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari berbagai penjuru
bergabung untuk memusyawarahkan dan permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah
saatnya bagi kita untuk mengobarkan api revolusi kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian !
Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45
“Atas nama bangsa Indonesia”
Soekarno-Hatta
Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia
Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.
Peristiwa Proklamasi ini memang hanya berlangsung sebentar. Namun. Peristiwa itu
telah megubah segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan telah menjadi momentum puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus berprestasi dalam rangka
mengisi kemerdekaan tersebut, bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas
budi para pejuang Tanah Air jaman dahulu dengan cara mempertahankan
kemerdekaan ini !
Lampiran 15
Soal Pretest & Posttest Siklus I
Nama :
Kelas : VIII-4
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Hari/Tanggal :
Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang paling
benar.
1. Apa yang menjadi tujuan golongan muda untuk agar pembacaan teks
proklamasi itu cepat-cepat dibacakan...
a. ada kekosongan kekuasaan (vaccum of power)
b. keinginan kuat golongan muda
c. sekutu menginginkan Jepang mempertahankan status quo
d. semua jawaban benar
2. Dibawah ini adalah yang termasuk golongan tua, kecuali...
a. Moh.Yamin
c.
Dr.Buntara
b. Ki Hajar Dewantoro
d.
Sukarni
3. Dibawah ini adalah hal yang menjadi perbedaan pendapat antara golongan
muda, dan golongan tua, kecuali...
a. teks proklamasi
c. tempat pelaksanaan
b. waktu pelaksanaan
d. pembaca teks
4. Penyebab keterlambatan penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia di luar Pulau Jawa, antara lain …
a. kedatangan pasukan sekutu di Indonesia
b. sarana tansport dan komunikasi yang kurang memadai
c. masih banyaknya pasukan Jepang yang berada diluar Pulau jawa
d. sering terjadinya bentrokan antara para pemuda Indonesia dengan pasukan
Jepang
5. Koran pertama yang memuat proklamasi adalah
a. Soera Merdeka
c. Merdeka
b. Soera Asia
d. Mahardika
6. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar Radio Domei disegel oleh Jepang
dan para pegawainya dilarang masuk. Namun ada 4 orang yg kemudia
membuat pemancar baru untuk agar penyebaran berita kemerdekaan tetap
disiarkan. Siapakah mereka tersebut...
a. Kadiman, Sujana, Sukanto dan Ismail
b. Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar
c. Yanto, Amir, Ridwan, dan Sasmito
d. Riyanto, Munif, Tejo, dan Muhaimin
7. Makna Rapat Raksasa pada tanggal 19 September 1945 bagi Indonesia antara
lain, kecuali...
a. berhasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyatnya
b. merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah RI
c. mengembangkan semangat juang rakyat
d. menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah
nasibnya sendiri
8. PPKI memutuskan pembagian wilayah Indonesia atas 8 provinsi yang
dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur pertama Jabar…
a. Sutardjo Kartohadikusomo
c. I Gusti Ketut Puja
b. R.Panji Suroso
d. R.A Surjo
9. Lembaga yang melaksanakan fungsi MPR dan DPR pada awal terbentuknya
RI adalah…
a. PPKI
b. BKR
c. KNIP
d.
PNI
10. Berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, terbentuklah
organisasi ketentaraan yang bernama...
a. Tentara Keamanan Rakyat
b. Tentara Keselamatan Rakyat
c. Badan keamanan Rakyat
d. Tentara Republik Indonesia
Jawaban Pretest & Posttest Siklus I
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jawaban
A
D
D
B
B
B
C
A
B
A
Lampiran 16
Soal Pretest & Posttest Siklus II
Nama :
Kelas : VIII-4
Mata Pelajaran : IPS
Hari/Tanggal :
Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang paling
benar.
1. Pada tanggal berapa Soekarno diculik ke Rengasdengklok...
a. 12 agustus 1945
b. 13 agustus 1945
c. 14 agustus 1945
d. 16 agustus 1945
2. PPKI memutuskan pembagian wilayah Indonesia atas 8 provinsi yang
dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur pertama Jabar…
a. Sutardjo Kartohadikusomo
c. I Gusti Ketut Puja
b. R.Panji Suroso
d. R.A Surjo
3. Siapakah
Perdana
Menteri
Jepang
yang
mengumumkan
bahwa
diperkenankannya Indonesia untuk merdeka...
a. Uchida
c. Koiso
b. Harada
d. Nakata
4. Dibawah ini yang menjadi salah satu penyebab Jepang memberikan janji
kemerdekaan kepada Indonesia adalah...
a. tuntutan rakyat Jepang
b. Jepang tak sanggup lagi melawan perlawanan rakyat Indonesia
c. Dijatuhkannya bom di Hirosima dan Nagasaki oleh sekutu yang membuat
Jepang kritis
d. semuanya benar
5.Tujuan pembentukan BPUPKI ialah…
a. untuk mempelajari hal- hal penting pembentukan negara Indonesia
merdeka
b. merumuskan tujuan dasar negara
c. persiapan proklamasi kemerdekaan
d. merumuskan dasar falsafah negara
6. Tokoh bangsa Indonesia yang ditunjuk menjadi ketua BPUPKI ialah…
a. Ir. Soekarno
b. dr. Rajiman Widiodiningrat
c. Mr.Moh.Yamin
d. Chairul Shaleh
7. Tokoh yang mengusulkan konsep dasar Negara Indonesia Merdeka dalam
siding BPUPKI I,
antara lain ….
a. Mr. Achmad Subarjo
c. Mr. Moh.Yamin
b. Mr. Sartono
d. Mr. Iwa Kusuma Sumantri
8. Dibawah ini yang merupakan tokoh yang terlibat dalam BPUPKI, kecuali...
a. Tan Malaka
b. M. Yamin
c. Moh. Hatta
d.
Ir.
Soekarno
9. Tujuan penyelenggaraan sidang BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945 adalah
untuk membahas ….
a. Dasar Negara Indonesia Merdeka
c. Batang Tubuh UUD
b. Rancangan Undang-Undang Dasar
d. Piagam
Jakarta atau Jakarta
Charter
10. Apa latar belakang perubahan BPUPKI menjadi PPKI...
a. Hasil sidang BPUPKI yang belum sempurna
b. Kota Hirosima yang dibom oleh sekutu yang membuat Jepang melemah
c. BPUPKI adalah badan bentukan Jepang
d. Semua jawaban benar
Jawaban Pretest & Posttest Siklus II
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jawaban
D
A
C
C
D
B
C
A
D
B
Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS
Kegiatan Pembelajaran IPS pada materi sejarah dengan Menggunakan
Metode Sosiodrama
Nama Sekolah
: SMP Nusantara Plus
Hari/Tanggal
: Senin/5 dan 12 November 2012
Mata Pelajaran
: IPS
Materi Pokok
: Proses Berakhirnya Kekuasaan Kolonial dan Persiapan
Kemerdekaan
Siklus
: I (Satu)
Observer
: Drs. Syaefudin
Berilah tanda ceklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda!!!
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
Aktivitas Guru Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Aspek yang diobservasi
Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
Apersepsi
Membangkitkan minat dan
rasa ingin tahu siswa
(motivasi)
Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai
Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai
dengan indikator belajar
Penjelasan metode
Sosiodrama
Pemusatan perhatian siswa
Ket.
Ada Tidak
√
SB
B
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Nilai
C
K
√
√
√
SK
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
terhadap proses pembelajaran
Pengelolaan kegiatan
pembelajaran metode
Sosiodrama
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
menyiapkan buku paket,buku
tulis,alat tulis dan alat
penanda (stabilo)
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
mengamati jalannya simulasi
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk membuat
pertanyaan
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk membaca
seluruh skenario
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan dan
menuliskan jawaban di buku
tulis
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk meninjau
ulang pertanyaan dan
jawaban dan membuat
kesimpulan
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan guru
tanpa melihat buku
Pemberian penilain kepada
siswa yang dapat menjawab
soal, sekaligus menilai hasil
pertanyaan dan jawaban yang
ditulis oleh siswa
Mengamati kesulitan siswa
terhadap pembelajaran secara
bertahap metode Sosiodrama
Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaiakan
Kemampuan memberikan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
evaluasi pembelajaran
Aktivitas Siswa Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Aspek yang
diobservasi
Melaksanakan tes
awal (pretest)
Mempelajari materi
yang telah diajarkan
sebelumnya
Mendengarkan
penjelasan guru
mengenai
pembelajaran metode
Sosiodrama
Menyiapkan buku
paket, buku tulis, alat
tulis dan lain-lain
Mengamati skenario
Sosiodrama
Membuat pertanyaan
Membaca
keseluruhan teks
Menjawab
pertanyaan dan
menuliskan jawaban
di buku tulis
Memeriksa
/Meninjau ulang
pertanyaan dan
jawaban dan
membuat kesimpulan
Bertanya yang belum
dimengerti dan
ketahui
Menjawab
pertanyaan guru
tanpa melihat buku
Membuat kesimpulan
Mendengarkan
penjelasan guru
Melakukan tes akhir
(posttest)
Ket.
Ada Tidak
√
SB
B
C
K
√
SK
39
√
√
√
0
30
√
√
Jumlah
siswa
Nilai
√
√
25
25
√
√
20
√
√
25
√
√
15
√
√
20
√
√
3
√
√
3
√
√
10
√
√
20
√
√
0
Aktivitas Pembelajaran Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Aspek yang diobservasi
Guru memberikan penjelasan selintas
materi Persiapan Kemerdekaan
melalui peta konsep
Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku paket, buku
tulis, alat tulis dan alat penanda
(stabilo)
Guru menunjuk siswa untuk menjadi
pemeran simulasi
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya perihal
kegiatan simulasi
Guru meminta siswa untuk
memperhatikan jalannya simulasi
Guru memberikan bantuan kepada
siswa yang belum memahami
kegiatan Sosiodrama
Guru menghentikan simulasi saat
sudah puncak dan memberikan
kesempatan siswa untuk memikirkan
apa yang disimulasikan
Setelah metode Sosiodrama
dilaksanakan, guru bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran
Menilai hasil pertanyaan dan
jawaban yang telah di buat oleh
siswa
Ket.
Ada Tidak
SB
Nilai
B C K
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
SK
Lampiran 18
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS
Kegiatan Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Sosiodrama
Nama Sekolah
: SMP Nusantara Plus
Hari/Tanggal
: Senin/19 & 26 November 2012
Mata Pelajaran
: IPS
Materi Pokok
: Peristiwa sekitar Kemerdekaan dan Proses terbentuknya
NKRI
Pertemuan Ke
: 3 (Tiga) dan 4 (Empat)
Siklus
: II (Dua)
Observer
: Drs. Syaefudin
Berilah tanda ceklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda!!!
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
Aktivitas Guru Siklus II
No
1.
Aspek yang diobservasi
Ket.
Ada
Tidak
Nilai
SB
B
Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses
√
√
pembelajaran
2.
Apersepsi
3.
Membangkitkan minat dan
rasa ingin tahu siswa
√
√
√
√
√
√
√
√
(motivasi)
4.
Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai
5.
Penggunaan media atau alat
C
K
SK
pembelajaran yang sesuai
dengan indikator belajar
6.
Penjelasan metode
Sosiodrama
7.
Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran
8.
√
√
√
√
Pengelolaan kegiatan
pembelajaran metode
√
√
√
√
√
√
Sosiodrama
9.
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
menyiapkan buku paket,buku
tulis,alat tulis dan alat
penanda (stabilo)
10.
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
mengamati jalannya simulasi
11.
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk membuat
√
√
pertanyaan
12.
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk membaca
√
√
√
√
√
√
seluruh skenario
13.
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan dan
menuliskan jawaban di buku
tulis
14.
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk meninjau
ulang pertanyaan dan
jawaban dan membuat
kesimpulan
15.
Pemberian kesempatan
√
kepada siswa untuk bertanya
16.
√
Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
√
menjawab pertanyaan guru
√
tanpa melihat buku
17.
Pemberian penilain kepada
siswa yang dapat menjawab
soal, sekaligus menilai hasil
√
√
√
√
pertanyaan dan jawaban yang
ditulis oleh siswa
18.
Mengamati kesulitan siswa
terhadap pembelajaran secara
bertahap metode Sosiodrama
19.
Keterampilan menerangkan
√
kembali atau menyimpulkan
√
materi yang disampaiakan
20.
Kemampuan memberikan
√
evaluasi pembelajaran
√
Aktivitas Siswa Siklus II
No
1.
diobservasi
Melaksanakan tes
awal (pretest)
2.
Ket.
Aspek yang
Mempelajari materi
Jumlah
Nilai
Ada Tidak
√
√
SB
B
C
siswa
K
SK
√
40
√
0
yang telah diajarkan
sebelumnya
3.
Mendengarkan
penjelasan guru
mengenai
√
30
pembelajaran metode
Sosiodrama
4.
Menyiapkan buku
paket, buku tulis, alat
√
√
25
tulis dan lain-lain
5.
Mengamati skenario
Sosiodrama
6.
Membuat pertanyaan
7.
Membaca
keseluruhan teks
8.
√
√
25
√
√
20
√
√
25
Menjawab
pertanyaan dan
menuliskan jawaban
√
√
15
√
√
20
√
√
3
√
√
3
di buku tulis
9.
Memeriksa
/Meninjau ulang
pertanyaan dan
jawaban dan
membuat kesimpulan
10.
Bertanya yang belum
dimengerti dan
ketahui
11.
Menjawab
pertanyaan guru
tanpa melihat buku
12.
Membuat kesimpulan
13.
Mendengarkan
penjelasan guru
14.
Melakukan tes akhir
(posttest)
√
√
√
10
√
√
20
√
0
Aktivitas Pembelajaran Siklus II
No
1.
Aspek yang diobservasi
Ket.
Ada
Tidak
Nilai
SB
B
C
Guru memberikan penjelasan selintas
materi Persiapan Kemerdekaan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
melalui peta konsep
2.
Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan buku paket, buku
tulis, alat tulis
3.
Guru menunjuk siswa untuk menjadi
pemeran simulasi
4.
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya perihal
kegiatan simulasi
5.
Guru meminta siswa untuk
memperhatikan jalannya simulasi
6.
Guru memberikan bantuan kepada
siswa yang belum memahami
kegiatan Sosiodrama
7.
Guru menghentikan simulasi saat
sudah puncak dan memberikan
kesempatan siswa untuk memikirkan
√
√
apa yang disimulasikan
8.
Setelah metode Sosiodrama
√
√
K
SK
dilaksanakan, guru bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran
9.
Menilai hasil pertanyaan dan
jawaban yang telah di buat oleh
siswa
√
√
Lampiran 19
CATATAN LAPANGAN
Penelitian Tindakan Kelas
Siklus
: I (Satu)
Waktu
: 4 X 40 Menit (160 Menit)
Hari/Tanggal : Senin/5 & 12 November 2012
Kelas
: VIII-4
Mata Pelajaran: IPS
Materi Pokok : Proses Berakhirnya Kekuasaan Kolonial dan Proses Persiapan
Kemerdekaan
AKTIVITAS GURU
1. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru dan siswa bersama-sama
membaca doa. Setelah itu barulah guru memperkenalkan diri sebelum
memulai proses pembelajaran, setelah itu barulah mengenal siswa satu
persatu dengan cara mengabsen, selesai mengabsen memberikan tes awal
kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan melakukan
pretes. Kemudian memulai proses pembelajaran dengan mengkondisikan
siswa agar memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi pelajaran
yang akan dipelajari, dalam situasi ini siswa masih dapat dikenalikan
suasana masih kondusif.
2. Guru sudah mulai melakukan apa-apa saja yang ada pada tahap apersepsi
dan motivasi.
3. Materi yang akan dipelajari belum sepenuhnya dapat dilaksanakan,
dikarenakan keterbatasan waktu jadi tidak cukup untuk dipelajari semua.
4. Guru selalu menanyakan apa-apa saja yang siswa belum mengerti dan
pahami mengenai pelajaran yang sudah dibahas.
5. Guru selalu mengulang dan memantau pembelajaran dan langkah-langkah
yang belum dipahami dan dimengerti oleh siswa.
6. Guru kembali menjelaskan metode Sosiodrama agar siswa tidak merasa
bingung dengan metode pembelajaran yang baru pertama kali mereka
lakukan.
AKTIVITAS SISWA
1. Sebelum pembelajaran berlangsung, masih banyak bangku-bangku yang
berada diatas meja, masih banyak yang masih berada diluar kelas, masih
ada beberapa siswa yang belum hadir, karena pelajaran pertama jadi ada
beberapa siswa yang datang terlambat.
2. Sebelum pembelajaran dimulai siswa berdoa bersama-sama dalam hati
3. Mengerjakan tes awal pretest dan mengerjakan masing-masing serta tidak
menyontek.
4. Mendengarkan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan,
masih banyak yang bercanda, ngobrol, mengantuk sehingga pikiran mereka
tidak fokus
5. Keadaan yang mengganggu dari luar kelas terdengar suara orang yang
mengobrol, siswa yang becanda diluar karena memang kelas tersebut
adalah kelas siang
6. Ada saja siswa yang izin untuk ke kamar mandi
PROSES PEMBELAJARAN
1. Keadaan sebelum pembelajaran dimulai masih kurang kondusif.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui tahapan metode Sosiodrama
banyak siswa yang mengerti dan paham bingung dan belum mengerti,
terutama mengenai tahapan pembelajarannya
3. Pada saat penunjukan siswa untuk menjadi pemeran banyak siswa pemeran
yang malu untuk maju.
4. Pada saat simulasi berjalan banyak pemeran yang kebingungan dengan
peran masing-masing dan banyak siswa yang kurang memperhatikan
5. Pada saat tahapan puncak simulasi banyak siswa yang masih belum
mengerti tentang materi yang disimulasikan
6. Pada tahap review banyak siswa yang bertanya apa-apa saja yang tidak
dimengerti
7. Pada setiap tahapan metode Sosiodrama selalu dilakukan pemeriksaan dan
bimbingan dari guru
CATATAN LAPANGAN
Penelitian Tindakan Kelas
Siklus
: II (Dua)
Waktu
: 4 X 40 Menit (160 Menit)
Hari/Tanggal : Senin/19 & 26 November 2012
Kelas
: VIII-4
Mata Pelajaran: IPS
Materi Pokok : Peristiwa sekitar kemerdekaan dan Proses terbentuknya NKRI
AKTIVITAS GURU
1. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru dan siswa bersamasama membaca doa. Setelah itu barulah guru memperkenalkan diri
sebelum memulai proses pembelajaran, setelah itu barulah mengenal
siswa satu persatu dengan cara mengabsen, selesai mengabsen
memberikan tes awal kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dengan melakukan pretes. Kemudian memulai proses
pembelajaran dengan mengkondisikan siswa agar memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan materi pelajaran yang akan dipelajari, dalam
situasi ini siswa masih dapat dikenalikan suasana masih kondusif.
2. Guru sudah mulai melakukan apa-apa saja yang ada pada tahap
apersepsi dan motivasi.
3. Materi yang akan dipelajari belum sepenuhnya dapat dilaksanakan,
dikarenakan keterbatasan waktu jadi tidak cukup untuk dipelajari
semua.
4. Guru selalu menanyakan apa-apa saja yang siswa belum mengerti dan
pahami mengenai pelajaran yang sudah dibahas.
5. Guru selalu mengulang dan memantau pembelajaran dan langkahlangkah yang belum dipahami dan dimengerti oleh siswa.
6. Guru menjelaskan metode Sosiodrama agar siswa tidak merasa bingung
dengan metode pembelajaran yang baru pertama kali mereka lakukan.
AKTIVITAS SISWA
1. Sebelum pembelajaran berlangsung, masih banyak bangku-bangku yang
berada diatas meja, masih banyak yang masih berada diluar kelas, masih
ada beberapa siswa yang belum hadir, karena pelajaran pertama jadi ada
beberapa siswa yang datang terlambat.
2. Sebelum pembelajaran dimulai siswa berdoa bersama-sama dalam hati
3. Mengerjakan tes awal pretest dan mengerjakan masing-masing serta
tidak menyontek.
4. Mendengarkan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan,
masih banyak yang bercanda, ngobrol, mengantuk sehingga pikiran
mereka tidak fokus
5. Keadaan yang mengganggu dari luar kelas terdengar suara orang yang
mengobrol, siswa yang becanda diluar karena memang kelas tersebut
adalah kelas siang
6. Ada saja siswa yang izin untuk ke kamar mandi
PROSES PEMBELAJARAN
1. Keadaan sebelum pembelajaran dimulai sudah mulai kondusif.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui tahapan metode Sosiodrama
banyak siswa yang mulai paham dengan metode Sosiodrama
3. Pada saat penunjukan siswa untuk menjadi pemeran guru memberikan
kesempatan kepada siswa yang berbeda untuk menjadi pemeran.
4. Pada saat simulasi berjalan banyak pemeran yang sudah paham dan
lihay
dengan
peran
masing-masing
dan
banyak
siswa
yang
memperhatikan
5. Pada saat tahapan puncak simulasi masih ada siswa yang masih belum
mengerti tentang materi yang disimulasikan meskipun tidak sebanyak
pada simulasi siklus I
6. Pada tahap review banyak siswa yang bertanya apa-apa saja yang tidak
dimengerti
7. Pada setiap tahapan metode Sosiodrama selalu dilakukan pemeriksaan
dan bimbingan dari guru
Lampiran 20
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
(Setelah Penelitian dengan Menggunakan Metode Sosiodrama)
Hari, Tanggal
Tempat
Kelas
Waktu
Tujuan
: Rabu, 5 Desember 2012
: SMP Nusantara Plus
: VIII-4
: Pada saat jam istirahat
: Untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran IPS
didalam kelas setelah menggunakan metode Sosiodrama
No.
1.
Pertanyaan
Apakah kalian
menyukai pelajaran
sosiologi setelah
menggunakan metode
Sosiodrama? senang
atau tidak?
2.
Apakah kalian pernah
sebelumnya belajar
menggunakan metode
Sosiodrama?
3.
Jika belum, apakah
kalian merasa bingung
pada saat pertama kali
menggunakan metode
Sosiodrama?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4.
5.
Menurut kalian, belajar
menggunakan metode
Sosiodrama rumit untuk
dilakukan di dalam
pembelajaran atau
tidak?
Apakah cara belajar
dengan menggunakan
metode Sosiodrama
dapat memudahkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
Jawaban Siswa
Fadel: suka, jadi asyik belajarnya, menyenangkan
Ersa: suka, enak belajarnya seneng
Gebit : suka banget, beda ajah belajarnya
Ferdinand : suka, seneng-seneng ajah
Gina : suka, seneng ajah
M. Khoirul: suka soalnya belajarnya jadi lebih
mudah dan menyenangkan
Fadel: ga pernah
Ersa: belum pernah
Gebit : ga pernah, baru sekarang
Ferdinand : ga pernah
Gina : ga
M. Khoirul: belum pernah
Fadel: awalnya mah ya bingung, apa an si nih, eh
lama ngerti juga cara belajarnya, apalagi sering gini
Ersa: bingung, ga tau gimana tahapnya, tapi pas
udah besok-besoknya ngerti kok
Gebit : rada bingung, tapi bisa kok selanjutnya mah
Ferdinand : bingung, ga ngerti ngapain ajah, tapi pas
dua kali tiga kali belajar ya ngerti
Gina : bingung banget Cuma sedikit-sedikit
ngertilah, tapi pas kamis besoknya ngerti
Khoirul: bingung pertama-tamanya eh minggu
besoknya bisa
Fadel: rumit awalnya doang
Ersa: ga rumit, malah bikin aktif
Gebit : ga kok, malah enak jadi ada yang dikerjakan
Ferdinand : ga, cukup menyenangkan
Gina : ga rumit, malah bikin ga ngantuk
Khoirul: ga kok, malah enak jadi pemeran hehe
Fadel : sangat memudahkan, karena yang tadinya ga
suka sejarah, sekarang jadi suka karena sejarah ga
cuma dihafal
Ersa: sangat membantu sekali dalam belajar
kalian dalam memahami
materi yang diajarkan?
6.
Kendala apa saja yang
kalian rasakan selama
pembelajaran
menggunakan metode
Sosiodrama?
7.
Apakah kalian suka, jika
guru selalu memantau,
memeriksa serta
membimbing, pekerjaan
kalian pada setiap
tahapan metode
Sosiodrama?
8.
Menurut kalian, apakah
cara belajar
menggunakan metode
Sosiodrama cocok untuk
pelajaran IPS?
9.
Bagaimana hasil belajar
IPS kalian setelah
menggunakan metode
Sosiodrama?
3. Gebit : jadi paham, jadi bisa enjoy pas pelajaran
4. Ferdinand : sangat memudahkan
5. Gina : memudahkan banget. Apalagi sekarang jadi
ga canggung lagi
6. Khoirul: dengan simulasi Sosiodrama saya jadi
mudah untuk memahami pelajaran sejarah
1. Fadel : kadang masih aja ada temen-temen yg
becanda
2. Ersa: ga ada
3. Gebit : ga ada, paling suka kurang konsentrasi aja
4. Ferdinand : suka ga kedengeran jelas suara
pemerannya
5. Gina : iya sama kyk Ferdinand
6. Khoirul: ga ada si, paling ga konsen ajah
1. Fadel : suka jadi ga salah-salah pas lagi ngerjain
tahapan-tahapan Sosiodrama
2. Ersa: suka jadi paham dan ngerti apa yang harus
dilakukan.
3. Gebit : suka jadi paham dan mengerti apa yang
harus dilakukan
4. Ferdinand : iya suka, jadi ga bingung
5. Gina : suka jadi paham dan ga bingung
7. Khoirul: suka banget jadi paham dan ga bingung apa
yang mesti dilakukakan dari pertama sampai akhir
1. Fadel : cocok banget
2. Ersa: cocok sekali
3. Gebit : cocok terutama buat pelajaran yang lebih
banyak baca
4. Zul : cocok-cocok ajah kok
5. M. Zikri : cocok banget
6. Najma: cocok banget
1. Joharuddin : lumayanlah walaupun batas KKM, 66
2. Fadhilatun: lumayan melewati KKM 66
3. Azizah : 80 melebihi KKM alhamdulillah
4. Zul : akhirnya dapet nilai bagus 85
5. M. Zikri : 95 mantap
6. Najma: ga nyangka dapet 100 bener semua
I
i_
,'7
3#
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: MuhammadNurul Fajri
NIM
:108015000018
Jurusan
: PendidikanIlmu Pengetahuan
Sosial
JudulSkripsi : Peningkatan
HasilBelajarIPS SiswaDenganMenggunakan
MetodeSosiodramaDi SMPNusantaraplus CiputatTangerang
Selatan
No.
Paraf
Referensi
Pembimbing
BAB I
I
2
a
4
5
6.
Hasbullah, Dasar-dasarllmu Pendidikan.( Jakarta
: RajaGrafindoPersada: 2008), hal. 1
Diknas, Undang-undangTentang Sisdilcnasdan
Peraturan Pelalrsanaannya2000-2004, (Jakarta;
Taita Utama,2004),h. 7.
Wina Senjaya,Strategi Pembelajaran Beroreantasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakrata: Kencana,
2006)ha..159
Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain. Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta:RinekaCipta, 2010),h.
88.
Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain. Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta:RinekaCipta, 2010),h.
38.
Isjoni,
Saatnya
Penidikan
Kita
Bangkit,
(Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 81
2
BAB II
Wasty Soemanto,Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
RinekaCipta,1990),h. 99
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
RinekaCipta, 1997),h. 212
3
Ridwan, Kegiatan Belajar
I
dan prestasl, artikE
1/
/r'
//
4./
=.".{
s#
I
l / l
I
i:
diakses
dari
htfir://ridwan2_i
02.wordpress.com/200
8/04/23lkegiat
an-belaiar-dan-prestasi/,
Pada16Juni2010
4
5
6
8
9
l0
ll
t2
13
I4
l5
t6
t7
l8
Slameto, Belajar
dan Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhinya, (Jakarta, Bina Aksara, 1998) ,
h.2
A-/
PengertianBelajar MenurutAhli. Artikel diakses
pada
15
Juni
2011
dari
,-/(-/
http://bela.i
arpsikologi.com/pen
gertian-belaj
armenurut-ahli/
PengertianBelajar Mengajar, artikel diakses dari
httr://www.scribd.com/dod566
17565/20,rPengedianpada03 Juni 2011.
BglqjqdaetgAjsr,
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar&Micro
Teaching,(Jakarta,PT Ciputat Press,20l0). h. 19
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran:
Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam
Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan
Berkualitas, (Jakarta:Kencana.2009), h. 63
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: prestasi
PustakaPublisher,2007),h. 25.
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif
BerorientasiKonstruktivistik,h. 14.
1/
/u
BaharuddinDan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar
Dan PembeIajaran, (Yogyakarta:Ar -Ruzz Media,
2007),h. 58.
BaharuddinDan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar
Dan Pembelajaran,h.65
s/HASHOI b7lf56 I 0c3c.dir/doc.pdf,
AksesJum,at5
November2010
Anwar Kholil, "Teori VygotslqttentangPentingnya
StrategiBelajar," artikel diaksespada26Februari
20ll dari
http://anwarhol
il.blogspot.com/2008/04/teori
vyqotskv-tentan
s-pentingnya.htm
I
SumadiSuryabrata,Psikologi Pendidikan,(iakarta:
PT RajaGrafindoPersada,
2008),h. 233.
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru,
(Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya,
2009),h.l3 6
SumadiSuryabrata,Psikologi Pendidikan, h. 2N .
Kunandar, Guru ProfesionalImplementasi
/L/
./1 r/
f;'.J
t.j'
Kurikulum Tingkat SatuanPendidikandan
PersiapanMenghadapiSertffikasi Guru
(Jakarta:PTRaiaGrafindo Persada,2007), h.229.
Indra Munawar,u Hasil Belajar (Pengertiandan
Definisi),"artikeldiaksespadaSenin25 Oktober
1 9 2010dari
http:l/indramunawar.blocspot.
com/2009I06 lhasilbelaiar-penseltian-dan-defi
nisi.htm
Istiqomah,"Taksonomi
Dan
Tujuan
Pembelajaran,"artikel diakses pada 26 Februari
20 20ll
dari
htto:II materibi dan.blosspot.corn/20 10/05/taksonomi
-dan-tuiuan-pembelai
aran.html
'oPengertian Belajar dan Perubahan Perilaku
dalamBelojar," artikel diakses pada 26 Februari
2011
dari
2l
http://cafestudi 06 1.wordpress.com/2008I 09I I I /pene
ertian-belaj
ar-dan-perubahan-perilaku-dalambelaiarl,
http://spesial
is-torch.com/content/v
iew/20l32/,
22 Akses16Juni2010
4'/
/4/
./r'
Wina Senjaya, Strategi P embelajaran B eroreantasi
23 Standar Proses Pendidikan" (Jakrata: Kencana.
2006)ha.. 159
1-/
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi
24 Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010)hal.88
OemarHamalik,ProsesBelajarMengajar,(Jakarta:
25 PT Bumi Akasara,2004)hal.2l4
.///
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi
26 Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010)hal.88-89
Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi'
Standar Proses Pendidikan, (Jal<rata:Kencana,
27
2000 ha..160-161
2 8 Sapriya, dkk,( Pembelajaran dan Evaluasi Hasil
Belaiar IPS, Bandung : UPI Press,2000. hal.11
Sapriya, dkk, Pembelajarandan Evaluasi Hasil
29 Belajar 1P,S( Bandung: UPI Press,2006),hal.l1
30
,/v
,z
Sapriya, dkk, Pembelajarandan ..., hal.11
31 Nana Supiatna,dkk, PendidikanIPS SD,(Bandune
///
t;"
: UPI Press,2007),hal 4
JZ
Nana Supiatna, dkk, Pendidikan IPS SD, (Bandung
: UPI Press,2007\,hal.9
aa
JJ
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta
: Kencana,2010), hal. 24
Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama,Mengenal
34 Penelitian TindakanKelas, (Jakarta: PT Permata
PuriMedia,2010),cet.2, hal.8
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan
3 5 Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara,2008)
,hlm,2-3
4-4
,/u
,/(-/
36
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta
: Kencana,2010),hal. 34-37
Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama,Mengenal
3 7 Penelitian TindakanKelas, (Jakarta: PT Permata
PuriMedia,2010),cet.2, hal.17.
38
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan
Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi
Pustaka,2011 ), hal. 30
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan
39
Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2008).hlm.16-20
BAB III
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Telcnik
I
Evaluasi Pembelajaron, (Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya,
2006\,h.28
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
2 Pendidikan,( Jakarta: Bumi Aksara,2006),ha1.65
a
J
4
5
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (prinsip,
Teknik, Prosedur),
(Bandung : Remaja
Rosdakarya,2009\, hal 262
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluai
Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta : Bumi
Aksara,2006), hal.208
ZaenalAri fi n, Evaluasi PembeIajaran (pr i nsip,
Telcnik,Prosedur), (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2009), hal. 263
1/
/r'
-z
/7l
t.4
-.!
tL
Jakarta,09April
DosenPefrrbim
Drs. H. Nurochim" MM
NrP. 195907151984031 003
q
;.,(l
:ij i
'j
anatestdayapembeda
Lampiran 2L
DAYA PEMBEDA
J u m l a hS u b y e k =4 0
r'lp atas/biwah(n)= l-1
Butir Soal=40
I . I A M Ab C T K A S : E : \ S K R I P S I
FAJRI\SKRIPSI
No Buti r rel . Atas r e l .
1
7
2
L0
3
l_t
4
5
5
L1_
6
7
7
9
8
6
9
6
l_0
L1_
L1
1_1_
L2
LL
13
8
L4
L1_
1_5
l_L
16
l_l_
L7
L1_
18
1_1
19
10
20
L1_
2t
11
22
1_0
23
9
24
1_L
25
1L
26
1,1
27
LL
28
11_
29
11_
30
l_1_
3L
L1_
32
1_1
33
l_1_
34
9
35
10
36
8
37
I
38
8
39
1_0
40
9
gawah
6
8
6
0
1_0
4
6
3
6
8
8
7
7
6
5
8
8
7
7
5
5
7
3
2
4
3
7
6
7
7
4
5
7
8
7
9
7
4
4
7
HUMMELS\ANATESTSEMENTARA.ANA
aeda
l_
2
5
5
L
3
3
3
0
3
3
4
1
5
6
3
3
4
3
6
6
3
6
9
7
8
4
5
4
4
7
6
4
1
3
-L
1
4
6
2
tndeks DP (%)
9.09
18.18
45.45
45.45
9.09
2 7. 2 7
2 7. 2 7
2 7. 2 7
0.00
2 7. 2 7
2 7. 2 7
3 6 .3 6
9.09
45.45
54.55
2 7. 2 7
27.27
3 6 .3 6
2 7. 2 7
54.55
54.55
2 7. 2 7
54.55
8 1 .8 2
63.64
72.73
3 6 .3 6
45.45
3 6 .3 6
3 6 .3 6
63.64
54.55
3 6 .3 6
9.09
2 7. 2 7
-9.09
9.09
3 6 .3 6
54.55
L 8 .1 8
eage L
V
lI '' "
ii
re1 unggul & nsor
a n a t e s t k e l. u n g g u l
r e l o m p o ku n g g u l
NAMAbCTKAS: E:\SKRTPSI FAJRI\SKRIPSI
N o .U r u t Kode/Nama
subyek s k o r
1_
denny
37
2
n u r c is k h
36
3
rizha
36
4
siti nurmaidah 36
5
m. al fi na
36
6
dev'i tri
35
7
mahira
35
8
aulia
35
9
sari
35
1_0
si sca
35
Lla y u a n d h in .
35
:ml Jwb Benar
UUIVIUEIS\RNATESTSEMENTARA.ANA
1_
1
1
L
1
1_
1_
1
7
2
3
4
5
6
7
11_-11_1L-1_1_
11-11_-l-1_1_1_L
11_-11_1_1_1_
11_-1-111-1_1_
1_1_11_1_1_1_1
11_11-1_-1_1_l_
1_1_11_-111-1_1_
1111_-1_-1_1_1
11_-11-1_1_11_
L1--11--111_1-1-1_111_1
1_0 11_ 51-L
7
9
8
91_0L1_
6
611
1t_
N o .U r u t rode/ruamasubyek L2 13 L4 l_5 16 L7 1_8 1_9 20 2L 22 23
tdennv 1-l_l_111-11_111
2
n u r c is k i
11_1_1L11_11_111_
3
ri zha 1-1_l_1111_1-11114
siti nurmaidah 1-LL1_1_1111_-1
5
m. alfina
1-l_1_LL1_1111__
6
devi tri
11111111_11L1
7
m a h ir a
L1L111L1111_1
8
aulia
r-1-LL11111111
9
sari
r-1111_L1-11L1
L0
si sca 1_111111_1_11LL1
a y u a n d h in i
11111_1_111_l_11
: m l : w b g e n a r 1_1 8 11 1_1 11 11 Ll 10 11 11 L0
9
N o .U r u t rode/wamaSubyek 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3 2 3 3 3 4 3 5
1
dennv 1_1111111_l_1L1
2
n u r c is k i
1_r-1111Ll_111__
3
rizha
r_11_111l-1111_1_
4
s'iti nurmaidah 1 _ 1 1 1 L L 1 1 _ 1 1 t L
5
m. alfina
1_1111L1_11111
6
devi tri
1111L1L1-11_L1_
7
mahira
1_11_1_111_1_11--1
8
aulia
11-1-1111111119
sari
11_1_1_1-1_l_1L1_1_1
1_0
si sca LLI-11_11_1_L]_-1_
l_L
a y u a n d h in i
111_1_1-1_1_11_1_11: m l J w b g e n a r i-l_ i.i_ 11 11 11 11 1i, 11 LL 11
9 10
N o .U r u t rode/ttamaSubyek
1
denly
2
n u r c ]s K a
3
rizha
4
siti nurmaidah
5
m. alfina
6
devi tri
7
mahira
8
aulia
9
sari
10
si sca
L1_
ayu andhini
:ml Jwb Benar
36 37 38 39 40
1_1L11_
1_--1_1
11_-11_
11L11
LLLl_1
1_ 1_
111
1-11_-1_11-1_
r_1_1_L1
1l--t-1
B
B
B1O
9
tcelompokRsor
eage 1
I'
b+/
t,15,fi'Jtiiff'tltESrsEMENrARA.
Nama
berkas: E:\sKRrpsr FArRr\s.fti3lf
ANA
N o .U r u t rode/ruamaSubyek s k o r
l_
24
. gayg agung
2
arl er v] rcdaus
24
3 m a r as u t i a n h " . .
23
p u r n o m oa.j i
4
22
5
satrt a
22
y a n f a r h a n u d in
6
22
7
roml
22
8
a n n is a
22
9
aulia rahman 2L
1_0
n ur h a r i a n s v a h
19
Ll_
titik peggy
t7
J mI J w b B e n a r
L
2
3
4
5
6
t_1_1_-1_-1-11_1
1l_1-1_-l_-111
1-l_-11_1_--l_
1--1-1--1
r-1_1-1_-1-1_1_-r_1_--1-1_-L
-1_1_1_-l-1_-l_
1_111-l_1_
-1r--t--1--]_L
-1_1--1_1-1_
r_-1--116
8
6
0r_0
4
7
8
910
6
3
6
1_1
8
8
N o .U r u t rode/trtama
subyek
1_
. 9ayY agunE
2
arr eT vt rcoaus
3 m a r as u t i a n h . . .
p u r n o m oa j i
4
5
sat ri a
yan farhanudi n
6
7
romi
8
a n n is a
9
aulia rahman
L0
n ur h a r i a n s v a h
1_1_
titik pebgy
J mI J w b B e n a r
L2 1_3 t4 l-5 76 L7
-1_1--ll_t_-1_-r_1_-l_1_1--1
r-1-111-1111_-1L1-11--1_
-1_-11-l_1
1_11-L1_11_-1_1_
1-1_-11-11
1-11-1111_-1
-1_1_-l_11--1]L-1--1-l-1
1--1
77658877557
N o .U r u t rode/ttamasubyek
1
. ?ayl] agung
2
arl eT v'l rcoaus
3 m a r as u t i a n h . . .
p u r n o m oa j ' i
4
5
satrl a
yan farhanudin
6
7
roml
8
a n n is a
9
aulia rahman
10
n ur h a r i a n s v a h
11
titik pebgy
J mI l w b B e n a r
24 25 26 27 28 29 30 31_ 32 33 34 35
-11_1-1-11_-1-1_-1_-l_1L11_11_1_-L
r_-LL1-11
-1-111--1_
1-111--1_11-1-11L1-11
-L-1_1_-1-11
-1_-1-1_11--1_11--1_--1_11-1
111-11
243767745787
N o .U r u t rode/ttamasubyek
1_
. gay|+agung
2
arr er v] rcoaus
3 m a r as u t i a n h . . .
p u r n o m oa j i
4
5
sat ri a
y a n f a r h a n u d in
6
7
roml
8
a n n is a
9
aulia rahman
1_0
n ur h a r i a n s v a h
1L
titik pebgy
J mI J w b B e n a r
36 37 38 39 40
l_1--l_1
11-1_11
1-1-L
Ll_1-1
r-l_-L1
-1_
1-11_-1
11_1_-1
l_-197447
eage 2
1_8 19
20
2L
22
23_
1
1
1L1
i
3
I'
ty
anatestko re'l asi
KORELASI SKOR BUTTR DG SKOR TOTAL
J u m l a hS u b y e k =4 0
Buti r Soal= 40
N A M A b E T K A S: C : \ S T R T T S I F A J R I \ S K R I P S I
No Buti r
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
l_1
L2
13
L4
l_5
l-6
L7
L8
19
20
2L
22
23
24
25
26
27
28
29
30
3l32
33
34
35
36
37
38
39
40
HUMMELS\ANATESTSEMENTARA.ANA
t<orelasi
0. 081_
0.052
0. 589
0.357
0.178
0.247
0.156
o.22!
-0.L57
0. 41_5
0.326
0.361
0.L73
0.600
0,509
0.447
0.346
0.446
0.234
0.558
0. 621_
0.292
0.328
0.679
0.433
0.658
0.458
0. 536
0.445
0.446
0.706
0.558
0. 540
0.L24
0.345
-0.064
0.234
0.390
0.474
0.239
Si gni fi kansi
Sangat Signifikan
Si gni fi kan
:
Sangat Si gn'ifi kan
si qni fi kan
s'i6n'ifi kan
Sangat Si gn'i fi kan
Sanqat Siqnifi kan
sanlat si lni fi kan
s'iqni fi kan
Sangat si gn'ifi kan
Sangatsignifi kan
S a n g a ts i g n i f i k a n
Si qni fi kan
Sanqatsidnifi kan
san6at si6nifi kan
sanlat si !n'ifi kan
S a n q a tS i q n i f i k a n
sanbat si6nifi kan
Sanqat Si qni fi kan
Sanlat si 6nifi kan
S a n g a ts i g n i f i k a n
S a n g a tS i g n i f i k a n
S a n g a tS i g n i f i k a n
Signifi kan
Si gni fi kan
Sangat signifi kan
c a t a t a n : B a t a s s i g n i f i k a n s i k o e f i s i e n k o r e l a s i s e b a g a a ib e r i k u t :
df (N-2)
1_0
15
20
25
30
40
50
p=0,05
0, 576
0,492
0,423
0,391
0,349
0,304
0,273
P = 0 ,0 1
0,708
0,606
0, 549
0,496
0,449
0, 393
0,354
df (N-2)
60
70
80
90
1-00
L25
>150
P=0,05
0,250
0,233
0,2L7
0,205
0, 1-95
0,L74
0,159
P=0,01
0,325
0,302
0,293
0,267
0 ,254
0,229
0,209
eila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
eage 1
q-
F
a n a t e s t k u a li t a s p e n g e c o h
KUALITAS PENGECOH
J u m l a hS u b v e k =4 0
Buti r Soal= 40
NAMAbETKAS: C:\SrcNTESI FAJRI\SKRIPSI
No Buti r
1_
2
3
4
5
6
7
I
9
10
1-L
L2
13
L4
15
1_6
L7
18
L9
20
2I
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
a
25*r.
9--0-6+
0-4+
0-4+
l_g**
0-3ltr t
0-0-0-1_0-5--L-
0-1_3++
2+
9+
7+
1_0-3++
0-1_34**
7- - 29r,*
10-5+
32'l r,
4++
0-lJ*tt
4++
29t{t
b
t_-0-0-L60-22**
c
1,4--*
3+
5--9++
2--1-L-27*tl
13--5+
1_l_
L29+
0-37**
0-4+
34f.{.
5--53U.rc
15--31*t' 8 - - 3--37**
1_1_6--33*r.
7- - 3 3 t{ .
32r'*
0-31{.t
2+
32**
6--2L**
3L-7+
25t t
0-7-133 * * 6 - - 16--0-5--0-3 3 t{ .
65+
0-3+
2+
L30r.t:
33 * t
5++
1-5+
l,|crt
34*r,
4++
6--4++
7--7++
27',*
1_-
HUMMELS\ANATESTSEMENTARA.ANA
d
0-2g**
35trt
9tt
38**
30-20rtrt
0-3--5-
L4+
34t t
0-0-3 3 t*
0-0-7--3++
0-7++
25*rl
5++
29**
132**
10-0-7--3+
29*rt
12+
0-5++
8-5+
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Keter a n o a n :
ruici Jawaban
++ sanoat gai k
eai k
:
rurano gaik
g ur u k S a n g a tg u r u k
eage 1
,s
f'!
RELIABTLITAS TES
anatestreliabilitas
R a t a 2 =2 9 . 5 5
s i m p a n gB a k u =5 . 9 5
t < o r e l a s ' i x y =0 . 6 4
nel i ab'iI i tas Tes= 0. 78
I . I A M Ab C T K A S: E : \ S K R I P S I
FAJRI\SKRIPSI
HUMMELS\ANATESTSEMENTAM.ANA
N o . u r u t r o d e / t t a m as u b y e k s k o r c a n j i l
Skor cenap
1
dhevi
L2
L4
2
nurciska
L7
1_8
3
devi tri
1-6
1_9
4
nahi ra
1-6
18
5
aulia
L7
l_8
6
shefly
1_6
16
7
nining
1_5
1-6
8
sari
L7
\7
9
si sca
L7
t7
1-0
anosabelI a
1_8
1_6
l-L
ananda
l_5
16
L2
karinia
L4
1_9
l - 3 a u l i a s e p tr i a n i
1_5
l_8
L4
a y u a n d h in i
1_5
1_9
L5
ri zha
L6
L9
1-6
melvsa
13
18
L7
d;:bi
L7
L7
1-8
si ti nurmaidah
L7
18
19
dennv
L8
18
20
m. alfina
18
t7
2L
m. rivaldv
L7
L7
22
di e,
L7
L7
23
d e ll a
l-6
13
24
cindv
L4
1_6
25
rachmayanti
t4
L4
26
bunga.
13
L4
p u r n o m oa i i
27
L2
9
2 8 m a r ab u t ' i a nh . l .
9
13
29
adiansyah
8
1_5
30
satria
7
L4
31
fauzi habibi
l-3
11
32
bayu aqunq
9
t4
33
ari ef vi rcdaui
8
1_5
34
aulia rahman
9
LL
35 sultan ardian...
13
13
yan farhanudin
36
1_1
l-1_
37
nurhariansyah
1_1
8
38
rom'i
L2
1_0
39
a n n is a
L2
9
40
riti k peggy
7
10
eage i-
skor -rotal
26
35
35
34
35
32
3134
34
34
31
33
33
34
35
31
34
35
36
35
34
34
29
30
28
27
2t
22
23
2L
24
23
23
20
26
22
1_9
.' 22 2L
L7
_*.qti
iff
*
TINGKAT KESUKARAN
anatestti ngkatkesukaran
t
l u m l a h S u b v e k =4 0
Butir Soal=40
I . I A M Ab C T K A S : E : \ S r c N T P S I F A ] R I \ S K R T P S I H U M M E L S \ A N A T E S T S E M E N T A R A . A N A
N o Bu t ir : m l s e t u l T k t . r e s u k a r a n ( % )
1_
25
62.50
2
28
70.00
3
35
87.50
4
I
22.50
5
38
95.00
6
22
55.00
7
27
67.50
8
20
50.00
9
19
47.50
10
37
92. 50
11_
3177.50
L2
34
85 .00
13
3L
77.50
L4
34
85 .00
15
31
7 7. 5 0
16
37
92.50
L7
33
82 . 50
18
33
8 2 .5 0
19
33
82.50
20
32
80.00
2L
317 7. 5 0
22
32
80.00
23
2t
52.50
24
25
62.50
25
25
62.50
26
29
72.50
27
33
82.50
28
32
80.00
29
34
85.00
30
33
82.50
31
29
72.50
32
32
80.00
33
34
85.00
34
29
72.50
35
32
80.00
36
30
7 5. 0 0
37
33
82.50
38
23
57.50
39
27
67.50
40
29
72.50
rafsiran
Sedanq
sedand
S a n- g a t r u u d a h
sukar
Sanqat
rvrudah
Sedano
sedan6
sedand
sedan6
Sanqat
tttudah
rrludah
rvrudah
uudah
rr,rudah
tvtudah
S a n- q a t l r , t u d a h
rvrudah
uudah
rr,rudah
rqudah
prudah
uudah
Sedanq
sedan6
sedand
wrudat
lvrudah
rvrudah
rvtudah
uudah
prudah
Mudah
rr4udah
rrludah
Mudah
prudah
rvtudah
Sedanq
sedand
rurudah
eage 1-
l
t'
i
-l ,.I
F"
I
l/:
l
DAFTAR NILAI UNAN
MID SEMESTERGANJIL
SMP NUSANTA.RAPLUS
TAHUN PELAJARAN2OI2.2O13
Kelas:VIII-4
No
NIS
M a t a P e l a ran :..
7
nn204l Daffa Thorieq Akbar
ntt2042 Datrl_iaDeviTamara
E
t0
I I I 12043 Dania ShqrenMaulina
n2047 DiasHrrniAnisah
il
I
t2
t3
t4
I I I 12053 ElmoAgusti
I I I 12055 ErsaTria Wardani
9
l7
l8
l9
L
P
-l
L
P 5 _f2
AmarasSeptianPegimala
tlt2029 Ariska_Oktaviani
I | 112039 Cindri Monika
Nilai
8bt
e60
ro 50
P
n2051 Eka Nanda Sari
il 98
P
L
P
L
P
L
L
P
rnt2057
Fadel Rafr A-S
nt1206l FazarAlfiaq PrasetiyoU
1t112065 Ferdinand
I t12067 Ferio Arsa Darmawan .
ttt1207 Gebit Ahla Sakila
ttrt2072 GheaPravitya
25;6
13 4t
t43,2
f5 ryb
5 .3d
7s7
L(l
te ,l
2l
P
P
I I l 1 2 0 8 i Irfan Nolri Zulfanrli
tn1209l Lisda Rahmawati
P zr _S
P
25
26
27
28
29
30
3l
32
JJ
I I t2096 N{.KhoirulAbidin
r I I 12097 M. Rizki tui Aldi
ntt2t01
llll2103
lllr2105
rl1t2t07
L
MeidinaDatrlia
VfuharladArdiansyah
\4uhamadFannyAska
v{uhammadAbi Aufa
Nanda lndira pratiwi
PetrusAdnan Adom
Popy Rahmawati
1 1 11 2 11 5
tIil2ll8
t11t2120
ltlt2t24
RajuDestaYuda
11tt2130 Renardi Yoga Sulistiyo
1 l I 1 2 1 3 1 RetnoYulia Diniati
ll1tzl32 RidrvanEwangga
34
35
36
37
38
ul
JY
n l 2 t 4 ' l Syaetulloh
ill
-1
ta
z t+J
Siti Annisah
4U
u t 2164
41
111121s0Tri Yanto
Tiara Galuh
F7
n?b
lz4.< b
L
26 rL
L
zt 16
L
P
zg3?
P
L
L
3I LIL
n b/
P
L
P
35
P
P
1 1+ B
L
L
3e .t5
t
L
12 v3
'.F
L
P 25 s5
L
2133 Rifqah Finisa
r 1 l 2140 SalwaNadia Putri
49b
e?il
trt12073 Gina Sari Lltam!
24
z4o
t3o
L
P
)n
22
23
KET
Lf'bz
r I I 1 2 0 0 5 A4e Ryalto
r I I 1 2 0 1 0 AgisArurisaPutri
un20t7
l6
JK
Ade Candra hawan
5
6
l5
6.6
NAMA
ln12002
2
3
J.ff
2 83 8
l0 .tz
,2 38
t4 sv
fo
16 SL
r8 33
4r ,cD
t03V
"niil{l^
cip"t^t..1
l./.4 /..........zot2
*d
.)r
lli'{
i
SEKOI.AH MENENGAHPERTAMA
gMP NUSANTARAPI.US
Selatan15419
DalamNo. 1 Ciputat- Tangerang
Afamat: Jl. Tarumanegara
Telp.021 - 747 07 222,Fax.021- 747 10 824
i\o.
. v y v I t z I J / 5 1 v t f- N r / r u / , \ I t
Larnp. : r
^ ^ ^
,
1 ^ 1 a
/ . - r -
r n
f , ' n
i
n r -
i
r . !
a
^ ^
! ^
zvt/.
Perihal . TELAH MELAKSANAKAN OBSERVASI
KepadaYth.
Drs, H, Nuroehim. MM,
Di_
Tempat
,4ssalamu'uluikum wn wh.
Denganhormat kami sampaikanbahwa .
Narna
: MuhammadNurulFajri
NIM
:108015000018
Jurusan
IPS
: Pendidika
Semester
: IX (Sembilan)
Mahasiswapada FakultasIlmu Tarbiyah dan l(eguruan UIN Syarif Ilidayatullah
Jakarta. Adalah benar telah melaksanakanobservasi di sekolah karni pada hari
Rabu,05 Desember2012
Demikian surat keteranganini kami buat dengan sebenar-benarnya,agar dapat
mestinya.
dipergunakan
sebagaimana
rr/--.,.-r.,___-_,t
Ytujsu,arnuu
-t -:t.__-__ - __,,.-L
ululhuril.
ryr. rvu.
,li
eF-
CIPUTAT
ex
< isrttoL
BIODATA PENULIS
Nama lengkap penulis adalah Muhammad
Nurul Fajri yang biasa di panggil “karbul”,
lahir di Jakarta pada tanggal 29 Oktober 1990,
putra dari pasangan Bapak Drs. Dudung
Durahman
dan
Ibu
Rosmiati.
Penulis
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara,
adiknya bernama Anggi Tyas Arifiany. Alamat
email penulis : [email protected]
Penulis mengenyam pendidikan diantaranya
di TK Kemuning (1995-1996), SD Negeri 1 Cigintung (1996-2002), SMP
Negeri 7 Kuningan (2002-2005), SMA Negeri 1 Cigugur 2005-2008, dan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (2008 – 16 April 2013) pada Fakultas Tarbiyah
Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi Sosiologi-Antropologi
melalui jalur UMB (Ujian Masuk Bersama).
Judul skripsi penulis “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan
Menggunakan Metode Sosiodrama di SMP Nusantara Kelas VIII-4 Ciputat
Tangerang Selatan)”. Skripsi ini dibuat melalui bimbingan dan arahan dari
bapak Drs. H. Nurochim, MM.
Download