PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA DI SMP NUSANTARA PLUS KELAS VIII-4 CIPUTAT TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Muhammad Nurul Fajri NIM : 108015000018 JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2013 M. v LEMBAR PENGESAHAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA DI SMP NUSANTARA PLUS KELAS VIII-4 CIPUTAT TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diaj ukan Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar sarjana Pendidikan(s.Pd.)Bidangrlmu Pengetahuansosiar i Di SusunOIeh r MuhammadNurul Fairi MM: 108015000018 I I MP : 195907151984031003 JIIRUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISI,AM NEGERI SYARIF HMAYATULLAH JAI(ARTA 1433H..t2013M. tFJ LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode sosiodrama Di SMP Nusantara Plus Kelas vrrl-4 ciputat Tangerang selatan disusun oleh MUHAMMAD NURUL FAJRI Nomor Induk Mahasiswa 108015000018,diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakanlulus dalam ujian Munaqasahpada tanggal16 Mei 2ol3 di hadapan dewanpenguji.Karenaitu, penulisberhakmemperolehgelar Sarjanasl (s.pd) dalam bidang pendidikan Ilmu PengetahuanSosial konsentrasi SosiologiAntropologi. Jakarta,l6Mei 2013 PanitiaUjian Munaqasah KetuaPanitia(KetuaJurusan/Prodi) Tanggal Tandarungunl --/,lfU %u'v Drs.H. Nurochim"MM N I P . 1 9 5 9 0 7 1159 8 4 0 3 I 003 Sekretaris(SekretarisJurusan/Prodi) Dr. Iwan Purwanto.M.Pd NrP. 19730424200801 1 012 4:{'Pl} PengujiI 2.(-6- ur| Dr. MuhammadArif, M.Pd. NIP. 19700606t99702 | 002 PengujiII Dr. Iwan Purwanto.M.Pd NIP. 19730424 2008011 9+-t-Nt) Rifla rP.19520520 198103 1 001 & 1=-----) <-----<-/ - # SURAT PERNYATAAN KAR.YA ILMIAH Yang bertandatangan di bawah ini: Nama Muhammad Nurul Fairi NIM 10 8 0s10 0 0 081 Jurusan PendidikanIPS (Sosiologi) Angkatan Tahun 2008 Alamat JL.NanasI Blok E-7 RT A05103Keluruhan Utan Kayu SelatanKecamatanMatramanJakartaTimur I3lZ0 MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahra,askripsi yang berjudul "peningkatan Hasil Belajar Ips siswa hlenggunakanMetode SosiodramaDi SMp Nusantaraplus Kelas VIII-4 Ciptrtat Tangerang Selatan" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingandosen: Nama :Drs. H. Nurochim,MM N IP :1 9 5 9 0 7 1 5 1 9 8 4I 03 003 Demikian surat pernyataanini saya buat dengansesungguhnyadan saya siap menerima segalakonsekuensiapabila ternyataskripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta,l9April 2013 Yang Menyatakan {$} Nurul Fajri ABSTRACT Muhammad Nurul Fajri, 108015000018: "Efforts to Improve Learning Outcomes Through Sociological Methods Sociodrama On Nusantara Plus Junior High School Ciputat South Tangerang", Sociology-Anthropology Program. IPS Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Sharif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2013. Keywords : Classroom Action Research, Sociodrama Method, Student Results. The method used by the researchers is classroom action research (CAR). conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementation, observation and reflection. Then using a test instrument in the form of pretest and posttest, as well as non-test instruments such as questionnaires, observation sheets and field notes. Subjects in the study were students of class VIII-4 Nusantara Plus Junior High School Ciputat South Tangerang academic year 2012/2013 the number of students a total of 40 students consisting of 19 male students and 21 female students. This study aims to determine the improvement of learning outcomes of sociology at the Nusantara Plus Junior High School using Sociodrama is by observing the role playing. The indicators of success achieved KKM is ≥ 66. These results demonstrate that through learning method Sociodrama can improve student learning outcomes. This is evidenced by an increase in average student learning outcomes in the first cycle increased 49 at pretest to 67 at posttest. After improvement in the learning process in the second cycle the average value of student learning outcomes at pretest increased 59 to 81 at posttest. i ABSTRAK Muhammad Nurul Fajri, 108015000018: “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di SMP Nusantara Plus Kelas VIII-4 Ciputat Tangerang Selatan”, Program Studi Sosiologi-Antropologi. Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Metode Sosiodrama, Hasil Belajar Siswa Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK). dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kemudian menggunakan instrumen tes berupa pretest dan posttest, serta instrumen non tes berupa lembar wawancara, lembar observasi dan catatan lapangan. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS di SMP Nusantara Plus dengan menggunakan metode Sosiodrama yaitu dengan cara bermain peran. Adapun indikator keberhasilan yang dicapai KKM adalah ≥66. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 49 pada saat pretest meningkat menjadi 67 pada saat posttest. Setelah dilakukan perbaikan pada proses belajar pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa 59 pada saat pretest meningkat menjadi 81 pada saat posttest. ii KATA PENGANTAR Hanya ungkapan rasa syukur yang tiada terkira atas segala limpahannikmat yang luas tanpa batas serta anugerah yang agung tak terhitung dari IllahiRabbi, karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsiini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjunganumat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh dengan rasacinta dan kasih sayang kepada sesama manusia. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dariberbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yangtak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. Nurochim MM, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya selama penyusunan skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidakterhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis. 4. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. iii 7. Bapak Drs. H. Faisal Bakar, SE selaku kepala sekolah SMP Nusantara Plus Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 8. Bapak Drs. Syaefudin, selaku guru IPS Terpadu SMP Nusantara Plus Ciputat yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian di kelas VIII. 9. Sahabat dan adik-adik penulis yaitu Anggi Tyas Arifiany, Rino Anggara, Mochammad Iqbal, Sopiyan Hadi, Al Masih,Rany, Liza Umami, Siti Aisyah Fauziah, Mariah Ulfah, Nurhasanah dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan menghibur penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu. Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allahs.w.t. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatankepada-Nya, Amin. Jakarta, 03 Februari 2013 Penulis iv DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ABSTRAK ................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................ v DAFTAR TABEL .....................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6 C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ....................... 6 1. Pembatasan Masalah .................................................. 6 2. Perumusan Masalah ................................................... 6 D. Tujuan Penelitian .................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian .................................................................. 7 BAB II DISKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................ 8 A. Deskripsi Belajar .................................................................... 8 1. Pengertian Belajar ...................................................... 8 2. Prinsip-Prinsip Belajar ............................................... 10 3. Teori-Teori Belajar ..................................................... 12 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar .. 15 5. Hasil Belajar ............................................................... 16 B. Deskripsi Metode Sosiodrama ............................................... 20 C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................... 23 D. Kerangka Berpikir .................................................................. 26 E. Hipotesis Penelian .................................................................. 27 v vii vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 28 A. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................... 28 B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ............................... 29 C. Subyek Penelitian ................................................................... 33 D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .......................... 34 E. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ......................... 34 F. Data Dan Sumber Data .......................................................... 34 G. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................... 35 H. Instrumen Penelitian .............................................................. 36 I. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .........................38 J. Tekhnik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ..........41 K. Tindak Lanjut .........................................................................42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 41 A. Deskripsi Data ....................................................................... 42 B. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................... 45 1. Penelitian Pendahuluan ..................................................... 44 2. Analisis Refleksi Awal dan Rencana Tindakan ................ 47 a. Analisis Refleksi Awal ................................................ 47 b. Rencana Tindakan ....................................................... 48 3. Penelitian Siklus I ............................................................. 48 a. Rencana Tindakan Siklus I ......................................... 48 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................... 49 1). Kegiatan Pendahuluan ......................................... 49 2). Kegiatan Inti ......................................................... 50 3). Kegiatan Penutup ................................................. 51 c. Tahap Observasi ....................................................... 51 1). Catatan Lapangan .................................................. 51 2). Wawancara ........................................................... 52 3). Hasil Belajar ......................................................... 53 d. Tahap Refleksi ......................................................... 55 vii e. Keputusan Siklus I ................................................... 57 4. Penelitian Siklus II ........................................................... 57 a. Rencana Tindakan Siklus II ...................................... 57 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................. 58 1). Kegiatan Pendahuluan ....................................... 58 2). Kegiatan Inti ..................................................... 58 3). Kegiatan Penutup .............................................. 59 c. Tahap Observasi ...................................................... 60 1). Catatan Lapangan ................................................ 60 2). Wawancara .......................................................... 60 3). Hasil Belajar ........................................................ 61 d. Tahap Refleksi ......................................................... 64 e. Keputusan Siklus .................................................... 64 C. Pembahasan Hasil Temuan ................................................. 65 D. Keterbatasan Peneliti ........................................................... 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 67 A. Kesimpulan ............................................................................ 67 B. Saran ..................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN LEMBAR UJI REFERENSI SURAT-SURAT BIODATA PENULIS vii DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................. 29 Tabel 4.1 Tabel N-Gain Siklus I ......................................................... 54 Tabel 4.2 Tabel N-Gain Siklus II ........................................................ 63 viii vii DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Model Pelaksanaan PTK Kemmis dan Taggrat ................. 30 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Sosiodrama ........................................ 32 ix vii LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Guru Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Siswa Lampiran 3 Hasil Observasi Awal Lampiran 4 Hasil Proses Belajar Mengajar di Kelas Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Lampiran 6 Soal Instrumen Validitas Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Validitas Lampiran 8 RPP Pertemuan Pertama Lampiran 9 RPP Pertemuan Kedua Lampiran 10 RPP Pertemuan Ketiga Lampiran 11 RPP Pertemuan Keempat Lampiran 12 Uraian Materi Siklus I & II Lampiran 13 Naskah Sosiodrama Siklus I Lampiran 14 Naskah Sosiodrama Siklus II Lampiran 15 Soal Pretest & Posttest Siklus I Lampiran 16 Soal Pretest & Posttest Siklus II Lampiran 17 Aktifitas Guru Siklus I Lampiran 18 Aktifitas Guru Siklus II Lampiran 19 Catatan Lapangan Siklus I dan II Lampiran 20 Wawancara Siswa Setelah Penelitian Lampiran 21 Anatest x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada masyarakat terutama peserta didik. Pendidikan “merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan nilainilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.”1 Pendidikan merupakan salah satu sektor penting penentu suatu keberhasilan pembangunan nasional, baik untuk meningkatkan sumberdaya manusia dalam hal ini pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam UU Sisdiknas Bab II pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dala rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berian dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 1 Hasbullah , Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada : 2008 ), hal. 1 1 2 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggungjawab.2 Pendidikan nasional juga berfungsi memberi arah pada sesuai kegiatan pendidikan dalam satu-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional tersebut, merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh semua satuan pendidikannya meskipun satuan pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendirisendiri, namun semua itu tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional yang ada. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik bagi peranannya dalam masyarakat di masa datang. Usaha tersebut dilaksanakan melalui aktivitas pembelajaran, bimbingan dan pelatihan. Berbicara mengenai pendidikan, khususnya pendidikan formal maka akan selalu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikaitkan dengan belajar yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yaitu terjadinya suatu perubahan dari dalam individu, dari tidak tahu menjadi tahu dan seterusnya. Bertitik tolak dari dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi jelas bahwa manusia Indonesia yang hendak dibentuk melalui proses pendidikan bukan sekedar manusia yang berilmu pengetahuan semata tetapi sekaligus membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian sebagai warganegara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab. Namun kondisi Pendidikan Indonesia masih kurang, hal ini dapat dilihat masih banyak warganegara yang belum dapat menyelesaikan pendidikan secara maksimal, yaitu dari fakta tingkat pendidikan warga negara Indonesia masih rendah dan banyak anak yang putus sekolah. Sehingga pendidikan nasional di Indonesia masih perlu disempurnakan. Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Metode pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru harus relevan dan sesuai dengan rencana dan tidak boleh asal-asalan. Di dalam proses belajar mengajar menuntut 2 Diknas, Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, (Jakarta; Taita Utama, 2004), h. 7. 3 guru dan siswa bersikap toleran, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan serta berfikir terbuka. Dengan demikian guru dan siswa bersama-sama menggali kompetensinya masing-masing dengan optimal. Pelajaran IPS merupakan bahan pelajaran di sekolah pada tingkat lanjutan. Terkenal sebagai pelajaran yang membosankan bagi siswa. Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus dalam waktu yang panjang tentu akan berpengaruh hasil belajar siswa baik pada pelajaran IPS maupun pada pelajaran lainya. Rendahnya hasil belajar IPS siswa dikarenakan siswa enggan untuk belajar IPS, karena dianggap membosankan atau pendekatan guru yang dilakukan guru kurang tepat ketika mengajar. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif diperlukan Metode pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah metode pembelajaran Sosiodrama. Metode Sosiodrama adalah “metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan degan fenomena sosial, permaslahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya”3. Metode Sosiodrama “pada dasarnya mendramatisasikan tingkahlaku dalam hubungannya dengan masalah sosial”.4 Metode pembelajaran ini sangat tepat digunakan dalam pelajaran IPS. Karena Ilmu yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam semesta merupakan bahasan dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, hubungannya antara manusia dengan manusia lain, hubungan antara manusia sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau hubungan antara manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. 3 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakrata: Kencana, 2006) ha.. 159 4 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010) hal. 88 4 Selama ini dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru terbiasa dengan pembelajaran konvensional, dimana siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan sebagai pendengar ceramah guru tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pembelajaran konvensional dalam belajar mengajar terkesan kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis dan guru cenderung menggunakan satu metode (one way method). Selama ini pembelajaran IPS dianggap sebagai mata pelajaran kurang menyenangkan. Sehingga mata pelajaran IPS tidak dianggap sebagai mata pelajaran yang dapat membina siswa agar memiliki kecakapan, kreatif, kritis untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di lingkungannya tetapi cenderung pelajaran yang menjenuhkan dan membosankan. Penilaian pembelajaran konvensional hanya mencerminkan kemampuan siswa melalui isi materi tes. Berkaitan dengan mata pelajaran IPS banyak persepsi negatif yang berkembang dikalangan sebagian siswa, berdasarkan pengamatan penulis, persepsi tersebut antara lain: mata pelajaran IPS tidak menarik, tidak menyenangkan, menjenuhkan, dan membosankan. Meski demikian, terdapat pula sebagian siswa yang mempunyai persepsi positif bahwa mata pelajaran Sosiologi sangat penting karena banyak yang beranggapan mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang wajib dipelajari dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi sekalipun. Diperoleh hasil hasil observasi pra-penelitian di SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan, bahwa kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama mengajar dan untuk itulah harus dicarikan pemecahan terhadap permaslahan tersebut. Diantara permasalahan yang paling utama sekali adalah ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran IPS, terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran, kebanyakan murid berbicara sendiri-sendiri tanpa menghiraukan guru yang menerangkan materi pelajaran. Berikutnya adalah mengenai metode, kebanyakan dari metode yang digunakan adalah metode ceramah, selama pembelajaran berlangsung guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, dalam hal ini juga guru lebih banya mendominasi 5 kegiatan pembelajaran, sehingga peluang untuk interaksi antara guru dan murid kuran terjadi. Dari hal yang tersebut diatas membuat nilai hasil evaluasi akhir belajar yaitu hasil belajar siswa rendah. Inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. “Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tecapai jika anak didik berusaha secara aktif mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkianan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai”.5 Seorang pengajar tidak dapat menjadikan kerja mental peserta didik karena mereka harus secara bersama-sama mengerti apa yang mereka dengar dan lihat kekesatuan makna. Ketidakmampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan penerapan metode pengajaran yang bervariatif sehingga tidak mampu menciptakan keaktifan anak didik pembelajaran, dan juga terciptanya kegiatan pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi setiap anak didik. Guru masa depan yakni “guru yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya memlalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai dengan kemajuan zaman dengan mengembangkan keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, kooperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehdupan seharihari”.6 Untuk menanggapi anggapan di atas diperlukan suatu pembelajaran yang aktif, efektif dan kreatif sebagai alternatif yaitu pembelajaran dengan metode Sosiodrama. Guru harus mampu sebagai pemegang kunci harus mempunyai idiide kreatif dan inovasi agar pembelajaran tidak membosankan. Sosiodrama merupakan salah satu model pembelajaran melibatkan siswa langsung untuk memahami materi-materi yang terkandung dalm mata pelajaran IPS. Dalam pembelajaran dengan metode Sosiodrama mendekatkan pada objek yang dibahas 5 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zaid, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hal. 38 6 Isjoni, Saatnya Penidikan Kita Bangkit, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) , hal. 81 6 sehingga siswa tidak merasa bosan dan lebih memahami materi yang diberikan guru. Pembelajaran dengan metode Sosiodrama diharapkan mampu melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Sehingga siswa mampu berfikir, aktif, dan kreatif. Sehingga hasil dari pembelajaran IPS yang diharapkan tercapai. Dengan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di SMP Nusantara Plus Kelas VIII-4 Ciputat Tangerang Selatan” B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diajukan identifikasi asah sebagai berikut: 1. Materi pembelajaran IPS terlalu abstrak, teoritis dan terkesan membosankan. 2. Metode yang guru terapkan sangat monoton dan didominasi ceramah satu arah. 3. Siswa malas bertanya kepada guru ketika menemui kesulitan dalam belajar. 4. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS. 5. Hasil belajar yang rendah. 6. Belum diketahui apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Peningkatan hasil belajar. 2. Perumusan Masalah Apakah dengan menggunakan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan?. 7 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan judul dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan “Untuk mengetahui pembelajaran IPS dengan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar di kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan” E. Manfaat Penelitian Adapaun Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi permaslahan yang ada dalam proses pembelajaran IPS, terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui metode Sosiodrama. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif membuat pembelajaran agar dapat terciptanya suasana pembelajaran yang efektif. 3. Bagi siswa, dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat memberikan hasil belajar yang baik dan siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. 8 BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Belajar 1. Pengertian Belajar Ada beberapa pendapat tentang pengertian belajar yang pertama menurut James O. Whittaker, belajar adalah “proses perubahan tingkah laku melalui latihan atau pengalaman.”7 John Dewey seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioral Approach, belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience). Definisi belajar menurut Lee J. Croubach adalah “belajar itu tampak oleh perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman.”8 7 8 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) , h. 99 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 212 8 9 Pengertian belajar yang lain adalah menurut Slameto yang mengemukakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”9 Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa belajar harus menunjukan adanya perubahan perilaku yang disebabkan karena interaksi dengan lingkungan. Menurut Slameto, belajar merupakan “suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.”10 Sedangkan menurut Winkel belajar adalah “suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan yang terjadi tersebut bersifat secara relatif konstant.”11 Hamalik mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru yang disebabkan pengalaman dan latihan. Menurut Hamalik pengertian belajar “merupakan proses suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan.”12 Sedangkan pengertian belajar menurut Ahmad Sabri adalah “ perilaku berkat pengalaman dan latihan.”13 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang perubahan tersebut berupa perubahan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan nilai sikap, 9 Ridwan, Kegiatan Belajar dan prestasi, artikel diakses dari http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-dan-prestasi/, Pada 16 Juni 2010. 10 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Bina Aksara, 1998) , h. 2 11 Pengertian Belajar Menurut Ahli. Artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ 12 Pengertian Belajar Mengajar, artikel diakses dari http://www.scribd.com/doc/56617565/20/Pengertian-Belajar-Mengajar, pada 03 Juni 2011. 13 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar&Micro Teaching, (Jakarta, PT Ciputat Press, 2010), h. 19 10 perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan (pengalaman dan latihan), perubahan-perubahan tersebut bersifat tetap. Dari berbagai pendapat tersebut ada elemen-elemen penting yang menjadi ciri seseorang disebut belajar. Elemen-elemen tersebut adalah perubahan tingkah laku, adanya interaksi dengan lingkungan, dan adanya perubahan yang relatif tetap. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua, ketiga dan keempat. Empat pilar tersebut di atas akan membentuk peserta didik yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu menyelesaikan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan yang ada di masyarakat. Keempat pilar tersebut yakni learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, serta sosial. 2. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam mengerjakan berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, seseorang harus mempunyai prinsip-prinsip tertentu, begitu juga halnya dengan belajar. Berdasarkan kutipan berikut ini, dalam belajar peserta didik seharusnya dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, minat yang harus ditingkatkan dan dibimbing supaya tujuan instruksional dapat dicapai. Belajar juga harus bisa memperkuat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik. Belajar perlu ada interaksi antara peserta didik dan lingkungan. 11 Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto adalah sebagai berikut: Dalam belajar peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan efektif. Belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan lingkungannya. 14 Untuk menertibkan diri dalam belajar seseorang harus mempunyai prinsip. Seperti yang diketahui prinsip belajar memang kompleks, tetapi dapat juga dianalisis dan dirinci dalam bentuk-bentuk prinsip atau azas belajar. Seperti yang dinyatakan oleh Oemar Hamalik meliputi belajar adalah suatu proses aktif dalam hal ini terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara peserta didik dan lingkungan. Belajar harus memiliki tujuan yang jelas bagi peserta didik. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Selalu ada hambatan dan rintangan dalam belajar, karena itu peserta didik harus sanggup menghadapi atau mengatasi secara tepat. Belajar memerlukan bimbingan baik itu dari guru atau panduan dari buku pelajaran itu sendiri. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar yang berpikiran kritis, daripada hanya pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan penyelesaian masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut disadari bersama. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh pengertian-pengertian. Belajar memerlukan latihan dan pengulangan, agar materi pelajaran yang dipelajari dapat dikuasai. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup menerapkan dalam prakteknya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsipprinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat aktif sehingga dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya peningkatan minat dan 14 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana. 2009), h. 63 12 bimbingan untuk mencapai tujuan belajar. Dalam belajar harus ada hubungan yang dinamis antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga dapat memahami materi pelajaran yang terkait dengan hal-hal yang kontekstual. Belajar perlu latihan dan pengulangan, sehingga pemahaman yang diperoleh selalu diingat oleh peserta didik. Belajar yang paling efektif adalah belajar yang berpikiran kritis, daripada hanya menghafal materi. 3. Teori-Teori Belajar Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan para ahli. Berikut ini adalah beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran dalam sistem pendidikan. a. Teori Belajar yang dikemukakan oleh Ausubel. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ausubel, belajar akan menghasilkan manfaat bila peserta didik mencoba menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses menghubungkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta didik.”15 Dalam hal ini belajar akan bermanfaat jika ada hubungan antara pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dengan apa yang ditemukan dalam kehidupan seseorang tersebut. Jika seseorang mendapatkan pengetahuan baru tanpa ada pengetahuan sebelumnya, maka akan sulit untuk memahami pengetahuan baru tersebut. Sebaliknya pengetahuan lama yang tidak dihubungkan dengan pengetahuan baru maka tidak akan berkembang. b. Teori Belajar yang dikemukakan oleh Piaget. Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui beberapa tahapan, yaitu sensorimotor (sampai dengan usia 2 tahun), Concreteoperations (usia 2-11 tahun), dan formal–operations (setelah usia 11 tahun). Pada tahap sensorimotor pengetahuan yang diperoleh masih sangat terbatas sejalan dengan perkembangan fisik dari anak tersebut. Pada tahap Concrete-operations anak sudah mulai belajar 15 Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 25. 13 simbol yang merupakan representasi dari obyek tertentu. Anak mulai belajar menghubungkan suatu obyek dengan simbol tertentu. Sedangkan pada tahap formal–operations pengetahuan yang diperoleh anak semakin kompleks, karena anak telah banyak perbendaharaan kata dan memahami arti serta dapat mengasosiasikan dengan kata-kata lainnya. Dalam tahap ini anak sudah dapat merangkum atau mengkombinasikan dua konsep atau lebih untuk membentuk suatu aturan. Menurut Piaget, ”pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting untuk perkembangan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik.”16 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif berkembang sesuai dengan pertambahan usia sehingga dalam memberikan materi pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia individu dan metode yang digunakan juga harus disesuaikan. c. Teori Conditioning. Menurut Baharuddin ”Teori Conditioning dikembangkan oleh Pavlov, yang mengemukakan teori bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan respon dan reaksi.”17 Yang paling penting dalam teori ini adalah latihan-latihan yang dilakukan secara terus menerus, sehingga memperoleh pemahaman dan tidak mudah dilupakan tentang materi pelajaran. Berdasarkan teori conditioning belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang continue (terus-menerus). Yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yeng terjadi secara otomatis. d. Teori Connectinism (Thorndike). Dalam belajar menurut Thorndike melalui dua proses yakni Trial and error (mencoba dan gagal), dalam hal ini Thorndike mengembangkan hukum Law of effect, yaitu ”segala tingkah laku manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di 16 Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, h. 14. Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta:ArRuzz Media, 2007), h. 58. 17 14 lingkungan sehingga menimbulkan respons secara refleks, dan stimulus yang terjadi mempengaruhi perilaku selanjutnya.”18 Dalam teori ini dapat dipahami bahwa sebuah tindakan jika menghasilkan perubahan yang memuaskan maka ada kemungkinan tindakan tersebut diulang kembali, namun jika suatu tindakan menimbulkan ketidakpuasan maka tindakan tersebut cenderung dihentikan. Dalam proses belajar juga, jika seseorang mempelajari suatu materi pelajaran dan merasa bahwa materi pelajaran tersebut penting untuk dipelajari maka seseorang tersebut akan mempelajari materi pelajaran tersebut. Oleh sebab itu pendidik harus membuat kondisi bahwa materi pelajaran yang disampaikan merupakan materi yang penting, sehingga peserta didik tertarik untuk belajar. e. Teori Psikology Gestalt. Faktor penting dalam belajar adalah pemahaman. Dengan belajar dapat memahami hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Menurut Anwar Kholil ”belajar dilaksanakan dengan sadar dan memiliki tujuan.”19 f. Teori Vygotsky. Berdasarkan pendapat Vygotsky, hasil belajar dapat berkembang ketika para peserta didik mendapatkan ide baru, dan berinteraksi dengan individu lainnya sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selama proses interaksi terjadi, baik interaksi antara guru dengan siswa maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi sehingga pendapat dapat berkembang. Pendapat Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran 18 Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, h. 65 http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b7/f5610c3c.dir/doc.pdf, Akses Jum’at 5 November 2010 19 15 utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.20 Berdasarkan beberapa teori belajar yang sudah dikemukakan di atas, seharusnya pendidik dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Dalam hal ini materi pelajaran akan bermanfaat jika ada interaksi antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya, maka guru harus menerapkan metode yang dapat menerapkan pengetahuan peserta didik, sehingga tidak hanya menjadi pengetahuan yang abstrak. Dalam teori belajar pengalaman sangat penting untuk perkembangan pengetahuan, maka dalam penerapan metode seharusnya lebih menekankan aspek melihat dan mengalami langsung tentang materi pelajaran. Teori belajar yang lain adalah adanya latihan, setelah mendapatkan pengetahuan seharusnya langsung ada penerapan. Yang tidak kalah penting adalah dalam belajar seharusnya ada interaksi dan kerjasama antara individu yang menjadi komponen proses pembelajaran, sehingga saling bertukar informasi dan ide antar individu. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Dalam belajar ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktorfaktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada yang berasal dari luar diri orang yang belajar. Faktor yang berasal dari luar diri pembelajar adalah waktu, udara, letak tempat belajar yang bising, alat-alat peraga yang digunakan dalam belajar sebagai media belajar sehingga belajar tidak bersifat memperkenalkan materi saja. Menurut Sumadi Suryabrata, ”faktor-faktor tersebut disebut faktor nonsosial dalam belajar.”21 Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah pendekatan belajar. Pendekatan belajar merupakan cara dalam menyampaikan materi belajar. Muhibin 20 Anwar Kholil, “Teori Vygotsky tentang Pentingnya Strategi Belajar,” artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-vygotsky-tentangpentingnya.html 21 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 233. 16 Syah berpendapat bahwa ”pendekatan belajar merupakan faktor yang berasal dari luar diri manusia yang mempengaruhi belajar.”22 Pendekatan belajar dapat berupa penyampaian materi secara berulang-ulang, melibatkan siswa dalam penelitian ilmiah, atau melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Sumadi Suryabrata, ”faktor-faktor yang berasal dari dalam diri manusia adalah faktor fisiologis dan psikologis.”23 Faktor fisiologis berupa kondisi jasmani yang sehat dalam hal ini dipengaruhi oleh kecukupan nutrisi dan kondisi kesehatan. Kondisi fisiologis juga termasuk kondisi fungsi-fungsi pancaindera. Faktor lain yang berasal dari dalam diri pembelajar adalah keadaaan psikologis pembelajar seperti motivasi yang mendorong seseorang untuk melaksanakan aktivitas belajar, minat, cita-cita, sifat manusia yang ingin mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia yang berupa kondisi fungsi pancaindera, motivasi, minat, cita-cita, dan sifat manusia yang ingin mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah kondisi tempat belajar, sarana dan prasarana, metode pembelajaran, lingkungan belajar, dan pendidik. 5. Hasil Belajar Ada beberapa definisi hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, antara lain adalah pengertian hasil belajar menurut Kunandar yakni ”kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar, hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap.”24 Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah, ”hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan dari 22 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009), h.136 23 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, h. 235. 24 Kunandar Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.229. 17 sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.”25 Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Poerwanto hasil belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar seperti yang dinyatakan dalam rapor. Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai peserta didik melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku, pengetahuan, dan ketrampilan yang diperoleh oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut berdasarkan pada hal-hal yang dipelajari oleh para peserta didik. Jika peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep, atau jika mempelajari tentang sebab akibat tentang suatu peristiwa, maka perubahan tingkah lakunya adalah kemampuan menganalisis tentang sebab akibat suatu peristiwa. Pada proses pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh para peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. 25 Indra Munawar, “ Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi),” artikel diakses pada Senin 25 Oktober 2010dari http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html, 18 Istiqomah mengutip beberapa pendapat tentang pengertian tujuan pembelajaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: Menurut Robert F. Mager tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Oemar Hamalik menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Sementara itu, berdasarkan Standar Proses dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.26 Tujuan pembelajaran adalah gambaran tentang perubahan tingkah laku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dijelaskan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri peserta didik setelah mengalami pengalaman belajar. Perumusan tujuan pembelajaran di dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan karena adanya beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut yang pertama adalah memberikan arah kegiatan pembelajaran. Bagi guru, tujuan pembelajaran akan mengarahkan pemilihan strategi, metode dan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan bagi peserta didik, tujuan itu mengarahkan para peserta untuk melakukan kegiatan belajar yang diharapkan dan mampu mengunakan waktu dengan baik. Yang kedua adalah untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu atau tidak perlu pemberian pembelajaran pembinaan bagi para peserta didik. Dengan tujuan pembelajaran itu guru akan mengetahui seberapa jauh peserta didik telah menguasai tujuan pembelajaran tertentu dan tujuan pembelajaran mana yang belum dikuasai. Yang ketiga sebagai bahan komunikasi. Dengan tujuan pembelajaran guru dapat 26 Istiqomah,”Taksonomi Dan Tujuan Pembelajaran,”artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari http://materibidan.blogspot.com/2010/05/taksonomi-dan-tujuan-pembelajaran.html, 19 mengkomunikasikan tujuan pembelajarannya kepada para peserta didik sehingga peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk: 1. Informasi verbal: yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun lisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan pengertian tentang suatu konsep. 2. Kecakapan intelektual: yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. 3. Strategi kognitif: yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara–cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran. 4. Sikap: yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. 5. Kecakapan motorik: ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.27 Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar dikelompokkam dalam tiga ranah yaitu: ”ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain).”28 27 “Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar,” artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-danperubahan-perilaku-dalam-belajar/, 20 Hasil belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan ranah afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Dan yang terakhir ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar diharapkan terjadi perubahan pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan yang bersifat tetap dalam bentuk penguasaan informasi, penguasaan ketrampilan pemecahan masalah dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan peran individu tersebut di masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua kemampuan yang dicapai peserta didik berupa perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan, dan ketrampilan yang bermanfaat setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, perubahan perilaku dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih terarah. B. Deskripsi Metode Sosiodrama 1. Pengertian Sosiodrama Sosiodrama adalah “metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan degan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluraga yang otoriter, dan lain sebagainya”29. Metode Sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosiodrama “pada dasarnya mendramatisasikan tingkahlaku dalam hubungannya dengan masalah sosial”.30 Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran yang berusaha memberikan peran siswa untuk memainkan 28 http://spesialis-torch.com/content/view/20/32/, Akses 16 Juni 2010 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakrata: Kencana, 2006) ha.. 159 30 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010) hal. 88 29 21 atau mendramatisir suatu masalah atau kondisi sosial tertentu. Bermain peran “memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut memungkinkan cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebgaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara yang aman dan kontrol untuk meneliti dan mempertunjukan maslah-masalah diantara kelompok/individuindividu”.31 2. Karakteristik Sosiodrama Terdapat 5 karakteristik metode Sosiodrama, yaitu: 1. Merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak 2. Didasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi anak melakukan kegiatan itu atas kemauannya sendiri 3. Sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban. Anak merasa bebas memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif bagi kegiatan bermainnya 4. Senantiasa melibatkan peran aktif dari anak, baik secara fisik maupun mental 5. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kemampuan kreatif, memecahkan masalah, kemampuan berbahasa, kemampuan memperoleh teman sebanyak mungkin dan sebagainya.32 3. Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama a. Kelebihan Sosiodrama Kelebihan metode pembelajaran Sosiodrama antara lain: 1). Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. 2). Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. 3). Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehinggadimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. 4). Kerjasama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya. 5). Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya. 31 32 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2004) hal. 214 http://reza-juanda.blogspot.com/2013/01/metode-bermain-peran.html 22 6). Bahan lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang mudah dipahami orang lain.33 b. Kelemahan Sosiodrama Adapun kelemahan metode Sosiodrama, yaitu: 1). Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi tidak aktif. 2). Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. 3). Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas. 4). Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.34 Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain adalah: 1 Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain. 2 Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab 3 Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. 4 Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. 35 4. Penerapan Metode Sosiodrama Dalam rangka menyiapkan suatu situasi bermain peran didalam kelas, guru mengukti langkah-langkah sebagai berikut: a. Persiapan 1). Menetapakan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh bermain drama ini. 2). Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan didramakan. 3). Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pertunjukan, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan. 4). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pertunjukan. 33 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010) hal. 89-90 34 Ibid hal. 90 35 ibid hal. 88-89 23 b. Pelaksanaan 1) Bermain peran mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. 2) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian 3) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemerannya yang mendapat kesulitan. 4) Bermain peran hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang didramakankan. c. Penutup 1) Melakukan diskusi balik tentang jalannya drama maupun materi cerita yang didramakan. Guru harus mendorong agar sisiwa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pembelajaran. 2) Merumuskan kesimpulan.36 C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, hubungannya antara manusia dengan manusia lain, hubungan antara manusia sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau hubungan antara manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Menurut buku karangan Sapriya, yang berjudul Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Ada beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian IPS, diantaranya : Charles R Keller, yang mengatakan bahwa “IPS adalah suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan 36 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakrata: Kencana, 2006) ha.. 160-161 24 yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan, dan memajukan hubungan kemanusiaan dan masyarakat”.37 Maksudnya adalah IPS adalah disiplin ilmu sosial yang erat kaitan nya dengan hubungan bermasyarakat atau dengan kata lain IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dari masalah dasar hingga masalah kompleks dalam masyarakat. Selanjutnya, Muhammad Nu’man Somantri mengatakan bahwa “IPS merupakan penyederhanaan displin ilmu-ilmu social, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya”.38 Maksudnya IPS mengkaji masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan di sekolah baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas. Berbeda dengan A. Kosasih Djahiri, yang mengemukakan bahwa “IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu dan ilmu lainnya kemudian di olah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan”.39 Pengertian IPS “merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehiduan sosialnya merupakan fokus kajian dari IPS”.40 Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan penyederhanaan dari sekelompok ilmu-ilmu sosial yang diajarkan 37 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, ( Bandung : UPI Press, 2006), hal.11 38 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS ( Bandung : UPI Press, 2006), hal.11 39 40 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan ..., hal.11 Nana Supiatna, dkk, Pendidikan IPS SD, (Bandung : UPI Press, 2007), hal. 4 25 pada tingkat sekolah, baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas yang mempelajari tentang serba-serbi manusia sebagai mahluk sosial. Melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan didalam masyarakat tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial. IPS adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu soial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya, dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran tingkat sekolah. 2. Karakteristik Pembelajaran IPS Karakteristik pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitasaktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studistudi sosial.41 3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS Adapun ruang lingkup pembelajaran IPS meliputi: a. Manusia, tempat, dan lingkungan b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan c. Sistem sosial dan budaya 41 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmupengetahuan-sosial-ips/ diakses padu mei 2012 26 d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan42 4. Tujuan Pembelajaran IPS Menurut Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa/siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat, serta mengembangkan keputusan setiap persoalan yang dihadapinya. 5. Fungsi Pembelajaran IPS Pendidikan IPS pada hakekatnya berfungsi untuk membantu perkembangan peserta didik global dan komposisi budaya, sosialisasi proses sosial. D. Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut. Pembelajaran IPS Terpadu merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran IPS dalam mengajarkan IPS Terpadu kepada para peserta didiknya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik tentang IPS Terpadu yang beragam agar tejadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran IPS. Dengan demikian setiap guru harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan namun peserta didik dapat memahami konsep atau materi yang disampaikan oleh guru salah satunya adalah dengan memilih metode pembelajaran yang lebih memperdayakan peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai dan hasil belajar yang diperoleh peserta didik akan lebih baik. Pembelajaran IPS adalah untuk membentuk peserta didik yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah dan memiliki ketrampilan sosial. Ketrampilan sosial dalam hal ini seperti memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di 42 http://eprints.uny.ac.id/7884/3/bab%202%20-%2007105244002.pdf diakses pada mei 2013 27 lingkungan sekitarnya pada khususnya dan lingkungan nasional sebagai lingkungan yang lebih luas. Pembelajaran IPS juga untuk membentuk peserta didik yang dapat bekerjasama dalam masyarakat yang memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS, maka metode pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para peserta didiknya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didik sangat diperlukan. Metode pembelajaran Sosiodrama, pembelajarannya menitikberatkan pada kemampuan mengingat, bekerja sama dan interaksi antar peserta didik. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga bisa memotivasi peserta didik untuk belajar sehingga hasil belajarpun meningkat. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan dapat dibuat berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenaranya dalam sebuah penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial apabila dilakukan dengan metode Sosiodrama akan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2012/2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Adapun waktu penelitian akan dijelaskan sebagai berikut: No Tanggal Kegiatan 1 Maret 2012 Pembuatan Proposal Penelitian 2 25 Oktober 2012 Persiapan penyusunan instrument wawancara awal 3 28 Oktober 2012 Menyerahkan surat Penelitian kepada kepala SMA SMP Nusantara Plus 4 1 November 2012 5 4 s/d 29 November Membuat RPP, Instrument tes, Panduan 2012 6 Observasi dan Wawancara observasi. 5 dan 12 November Pelaksanaan siklus I 2012 7 19 November 2012 & Pelaksanaan siklus II 2 28 88 2 29 26 Desember2012. 8 16 April 2013 Penyususunan laporan penelitian Tabel 3.1 Waktu Penelitian 2. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah di SMP Nusantara Plus yang beralamat jalan Tarumanegara Dalam No.1 Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Tempat penelitian ini diambil karena jarak yang dekat dengan tempat lokasi kampus. Kepala sekolah memberikan dukungan dan apresiasi yang baik terhadap penelitian ini. B. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reaseach). Penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.43 Menurut Kemmis, “penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”.44 Adapun McNiif memandang “Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk penelitian refleftik yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat atau kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan koloboratif antara peneliti dengan kelompok sasaran”.45 43 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2010), hal. 9 Ibid, hal. 24 45 Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Permata Puri Media, 2010), cet. 2, hal. 8 44 30 Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (refleksi). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat46 Perencanaan Refleksi Siklus I e Pelaksanaan Pengamatan fle ks Perencanaan el ng i Refleksi P e Siklus II a ak Pelaksanaan m a. e Pengamatanat i kl fle ? an e us ks ng Tahap I : Menyusun Rencana TindakanII(Planing) i a sa na e laan ks an Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,aakapan, dimana, m n penyusunan oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap at rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu an mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. b. Tahap II : Pelaksanaan Tindakan (Akting) Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat 46 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 ), hal. 30 31 dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancngan, tetapi pula harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, berkaitan antara pelaksana dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sikron dengan maksud semula. c. Tahap III : Pengamatan (observation) Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya meyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang status sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balaik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. d. Tahap IV : Refleksi Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mediskusikan implementasi rancangan tindakan. Apabia guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang msaih perlu diperbaiki. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri apabila akan melakukan pada kesemptan lain. Catatancatatan penting yang dibuat sebaik rinci sehingga siapa pun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan.47 47 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) , hlm.16-20 32 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Sosiodrama 1. 2. Observasi Wawancara guru 3. Wawancara siswa Penelitian pendahuluan Sosialisasi pembelajaran dengan menggunakan Metode Sosiodrama Kegiatan Persiklus Tahap Perencanaan Planing Siklus I Merancang Acting pembelajaran dengan metode sosiodrama Observing Tahap Pelaksanaan Tindakan Reflecting Melaksanakan Siklus II Planing Reflecting Harapan: sesuai dengan pembelajaran apa yang sudah Acting direncanakan Observing Tahap Observing dan Reflecting Reflecting Melakukan refleksi yang diperoleh g selama siklus I Menungkatkatnya Hasil belajar IPS Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan Metode Sosiodrama yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS. Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Fokus masalah Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya Metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada Materi “Peristiwa Sekitar Kemerdekaan Indonesia“. IPS 33 2. Hasil yang diharapkan Yang diharapkan oleh peneliti adalah dengan diterapkannya Metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar Siswa siswa pada Materi “Peristiwa Sekitar Kemerdekaan Indonesia“ 3. Solusi masalah Dengan diterapkannya Metode Sosiodrama siswa dapat meningkatkan hasil belajar Siswa. 4. Indikator penelitian Indikator yang dijadikan acuan keberhasilan dari penelitian ini adalah: a. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan dengan nilai minimum yang diperoleh siswa adalah 66, atau sesuai dengan KKM dengan perolehan nilai siswa adalah 100%. b. Terjadi peningkatan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa. Maksudnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa, siswa yang lebih aktif dalam belajar dari pada guru, guru hanya bertindak sebgai fasilitator yang membimbing siswa bila terdapat kesulitan. C. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Pertimbangan pengambilan subjek penelitian ini dilakukan pada kelas VIII-4 adalah pertimbangan dari nilai IPS yang diperoleh siswa rendah, selain itu menurut wawancara dengan guru IPS dan observasi langsung di kelas tersebut, sebagian besar siswa sedikit nakal, dan sulit di atur walaupun sebenarnya mereka pintar, dan memiliki kemampuan. Dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh penerapan metode Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan dengan siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampauan akademis yang tinggi. Dengan hipotesis bahwa dengan menggunakan kelas yang standar diharapkan pengaruh penerapan metode pembelajaran Sosiodrama ini akan signifikan terlihat hasilnya (gagal atau berhasil) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa. 34 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian tindakan kelas, peneliti berperan sebagai pelaku penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran IPS sebagai kolaborator dan observer. Sebagai kolabolator yaitu membantu peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan refleksi, serta menentukan tindakantindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama, mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran, dan menilai hasil belajar sejarah siswa setelah diberikan Pretest dan Posttest di setiap siklus. Untuk mencapai hasil penelitian yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara peneliti dengan guru mata pelajaran. Keduanya sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. E. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar dengan Metode Soiodrama. Penelitian akan dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah tercapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 66. F. Data dan Sumber Data Data dan sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu : 1. Data kualitatif : hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil wawancara responden siswa, hasil wawancara guru mata pelajaran IPS, hasil observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan. 2. Data Kuantitatif : nilai tes siswa (pre test dan post test). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru mata pelajaran dan peneliti. 35 G. Tekhnik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Lembar observasi, pedoman wawancara, test. Berikut Penjelasan instrumentinstrumen tersebut : 1. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan pelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui proses pelaksanaan belajar siswa dalam belajar IPS 2. Pedoman Wawancara Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator pada proses pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan Metode Sosiodrama. 3. Tes (pre test dan post test) Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Metode Soiodrama untuk mencapai KKM yang ditentukan sekolah. Tes tertulis berupa pre test dan post test. Pre test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dab bertujuan untuk menegetahui sampai dimanan pengusaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran, tujuan post test adalah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian sswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran.48 Tes tersebut dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 10 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII-4 SMP Nusantara Ciputat Tangerang 48 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, 2006), h.28 (Jakarta: PT. 36 Selatan sebelum dan sesudah aktifitas pembelajaran dengan menggunakan Metode Sosiodrama. H. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes Tes tertulis ini berupa test awal (Pre Test) dan Tes Akhir (Post Test). Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah. Sedangkan tes akhir (Post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada siswa, dan biasanya naskah post test ini dibuat sama dengan tes awal. Soal terdiri dari beberapa kognitif yang terdiri dari : “Pengetahuan (C1), jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang lebih dipelajarinya. Pemahaman (C2), meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima. Aplikasi atau penerapan (C3), adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau konkret. Analisis (C4), meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponenya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut, sehingga menjadi jelas. Sintesis (C5), kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi satu padu. Evaluasi (C6), adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu persyaratan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan”.49 Siklus I dan siklus II terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda. Alasan peneliti memilih soal pilihan ganda (PG) sebagai acuan dalam penilaian tertulis, karena waktu jam pelajaran yang terbatas, sedangkan tes awal (pretest) dan tes akhir (post test) harus dilaksanakan pada setiap siklus, selain itu dipilihnya alternatif tes pilihan ganda (PG) untuk mempermudah siswa dalam menemukan jawaban, karena terdiri dari beberapa alternatif jawaban. Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (post test). Tes awal (pretets) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada 49 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2009), hal.28 37 peserta didik, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan tes akhir (post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal setiap siklusnya. Jika benar mendapatkan poin 10, dan jika salah mendapatkan poin 0. 2. Instrumen Non test Dalam instrument non test yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Lembar observasi “Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai bebagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”.50 Lembar observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan berupa penilaian.Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas. b) Lembar Catatan lapangan Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang pelu dicatat. c) Lembar wawancara “Wawancara adalah salah satu bentuk evaluasi jenis non tes yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung”.51 Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan 50 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja rosdakarya, 2009), hal. 153 51 Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur …........, hal. 15 38 masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan sebelum pembelajaran Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa sebelum dan sesudah penelitian. I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek) yang telah ditetapkan, dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan yakni kelas IX IPS. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak. 1. Uji Validitas a. Uji Validitas Untuk Hasil Belajar Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan istilah sahih”. “Sebuah item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah”. 52 Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen tes hasil belajar siswa , peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral : 𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = 𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑆𝑡 𝑝 𝑞 Keterangan : 𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = koefisen kolerasi biserial antara sekor butir soal no I dengan sekor total 52 hal.65 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ), 39 2. 𝑀𝑝 = rata-rata sekor total semua responden 𝑀𝑡 = rata-rata sekor total semua responden 𝑆𝑡 = standar deviasi sekor todal semua responden 𝑝 = proporsi jawaban benar untuk semua butir nomor i 𝑞 = proporsi jawaban salah untuk semua butir nomor i Uji Reliabilitas53 Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson ( K – R 20 ) sebagai berikut : r11 = k S² – Σpq k-1 S² Keterangan : r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item yang benar q : Proporsi subjek yang menjawab item yang salah ( q= 1- p) Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S² : Varians tes Adapun criteria pengujian : rii : 0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi rii : 0,71-0,90 = Tinggi rii : 0,41-0,70 = Cukup rii : 0,21-0,41 = Rendah 53 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 262 40 rii : < 0,21 = Sangat Rendah 3. Taraf Kesukaran54 Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar digunakan rumus sebagai berikut : P=B JS Keterangan : P : Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal B : Jumlah siswa yang menjawab benar JS : Jumlah siswa darui masing-masing kelompok yang menjawab soal Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal : 4. 0,00-0,30 : Sukar 0,30-0,70 : Sedang 0,70-1,00 : Mudah Daya Pembeda55 Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus : B D =JA − A BB JB = PA − PB Keterangan : 54 D : Daya Pembeda BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawabenar Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ), hal. 208 55 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 263 41 BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : Banyak peserta kelompok atas JB : Banyak peserta kelompok bawah PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Adapun criteria nya sebagai berikut : 0,00-0,20 = Buruk 0,21-0,40 = Cukup 0,41-0,70 = Baik 0,71-1,00 = Baik Sekali 5. Skor N-Gain Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer. 𝑁 𝐺𝑎𝑖𝑛 ∶ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝑇𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒 𝑇𝑒𝑠𝑡 Dengan kategori : g tinggi : nilai ( g ) > 0.70 g sedang : 0.70 > ( g ) > 0.3 g rendah : nilai ( g ) < 0.3 J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih anatara pre test dengan post test pada setiap siklus, untuk melihat 42 perbedaan hasil belajar pada setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika setelah dilakukakan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran IPS di SMP Nusantara Ciputat. Gain adalah selisih antara nialai pre test dan post test, gain menunjukan peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji Normal Gain digunakan untuk mengindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus Meltzer. N – gain = Skor Protest – Skor Pretest Skor Maksimal – Skor Pretest Dengan kategorisasi perolehan: g-tinggi : nilai (<g>)>0,70 g-sedang : nilai 0, 70-0,30 g-rendah : nilai (<g>)>0,30 Data yang diperoleh dari pengukuran normal gain ini dapat dijadikan acuan perhitungan non parametrik. K. Tindak Lanjut Setelah penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk seluruh siswa, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan. Penelitian yang dilakukan memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, sehingga sangat diharapkan penelitian ini tidak hanya dilakukan pada kelas yang diteliti saja. Peneliti berharap agar pembaca dan juga guru dapat melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan Metode pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin aktif sehingga meningkatkan keberhasilan belajar dan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA 1. Profil Sekolah a. Identitas Sekolah Nama sekolah : SMP Nusantara Plus No. Statistik Sekolah : 202 280 310 031 Alamat SMP : Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Akreditasi Sekolah : A, sejak tahun 2010 Tahun Berdiri : 2006 Status Sekolah : Swasta Luas Lahan/Tanah : 5.000 m2 Status Kepemilikan : Hak Milik 43 44 Rekening Rutin SMP Nama Bank : Bank BRI Cabang 0924 BRI Unit Juanda Nomer Rekening : 0924-01-007852-53-9 Nama Pemegang Rek. : SMP NUSANTARA PLUS Kepala Sekolah Nama Drs. H. Faisal Bakar, SE NIP : Pendidikan terakhir : S1 Bahasa Inggris/Manajemen Bisnis Nomor Telpon/Hp: 081381016960 b. Visi Sekolah Menciptakan lulusan yang santun dalam berbahasa, ramah dalam bergaul, maju dalam IPTEK dan berakhlak mulia. c. Misi Sekolah 1) Mengintegrasikan ilmu exact dan ilmu agama yang bermoral religius 2) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis dan praktis dalam kerangka profesionalitas. 3) Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan lulusan yang berakhlak mulia. 4) Mendidik lulusan yang berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan guna kepentingan universal. 5) Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki dunia pendidikan yang unggul. d. Strategi sekolah Dalam rangka menghadapi persaingan global yang multi dimensi, SMP Nusantara Plus, selain mengintegrasikan ilmu exact dan ilmu agama, juga mampu menawarkan program kelas khusus bagi siswa yang berminat dalam kedua bidang tersebut. Bagi mereka yang mau mendalami ilmu agama kami sediakan waktu khusus, begitu juga kelas excact. 45 B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian tindakan kelas ini di mulai dengan melakukan observasi awal di SMP Nusantara Plus Ciputat, Tangerang Selatan. Sebelum diadakan penelitian, penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru mata pelajaran IPS, serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran IPS di SMP Nusantara Plus Ciputat, Tangerang Selatan kelas VIII-4 Peneliti melakukan wawancara dengan guru IPS, Drs. Syaifudin pada tanggal 1 November 2012. Pukul 10.45, bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di kelas VIII-4, dan mengetahui hasil belajar IPS siswa. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran IPS yang selama ini digunakan adalah dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, serta pembelajaran lebih menitikberatkan pada pengerjaan tugas LKS yang banyak. Guru menganggap gaya belajar masing-masing siswa berbeda-beda sehingga membuat guru sukar menemukan metode pembelajaran yang tepat yang disukai oleh siswa. Selain itu sikap siswa cenderung pasif dalam belajar IPS sehingga kurang adanya interaksi antara guru dan siswa, yang berujung pada hasil belajar IPS siswa yang rendah. Kemudian guru pun jarang menggunakan media serta alat-alat yang menunjang dalam proses pembelajaran IPS, salah satu kendalanya adalah dana, karena dana yang dikeluarkan tidak berasal dari sekolah langsung, namun berasal dari uang guru sendiri. Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIII-4 sebagai kelas yang cocok untuk diadakan penelitian, terkait dengan permasalahan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Dalam pengamatan ini terlihat sikap siswa dari sebagian besar siswa di kelas kurang memiliki prestasi yang lebih dibandingkan dengan kelas 46 lain. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian IPS siswa masih banyak yang dibawah KKM. Dari hasil observasi sendiri dalam proses pembelajaran pada kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama mengajar. Diantara permasalahan yang ditemukan : Pertama, kondisi kelas yang kurang kondusif. Dari hasil pengamatan yang paling utama adalah kondisi kelas yang kurang kondusif, yang mengurangi daya konsentrasi siswa dalama belajar. Pada saat mengajar kebanyakan murid tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan, dikarenakan metode yang digunakan masih kovensional, yakni Metode dipakai ceramah serta pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat text book, mengacu pada buku atau LKS. Kedua, ketidak aktifan murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ini terlihat dalam observasi yang dilakukan, ketika guru mengajukan pertanyaan terkadang murid enggan menjawabnya. Dan bahkan murid tidak pernah mengawali untuk mengajukan pertanyaan atau merespon penjelasan materi pelajaran. Dan dapat dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi pokok serta kata kunci (key word) yang penting. Dan pada saat proses pembelajaran berlansung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran IPS. Dari masalah yang tersebut diatas membuat nilai hasil evaluasi akhir belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS masih tergolong rendah. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membosankan dan sulit dalam hal penghitungannya. Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa orang siswa yang terlihat 47 malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran IPS. 2. Analisis Refleksi Awal dan Rencana Tindakan a. Analisis Refleksi Awal Berdasarkan permasalahan yang disebutkan diatas, maka peneliti melakukan analisis untuk mencarikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa SMP Nusantara Plus. Terutama bagaimana siswa disekolah tersebut bisa lebih aktif dan memiliki sikap yang serius dalam proses pembelajaran IPS, maupun peningkatan hasil belajar IPS. Untuk mencapai hasil belajar yang baik tentunya harus berusaha membuat sikap siswa yang lebih serius dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu penelitipun mencarikan metode pembelajaran yang berusaha membuat siswa lebih aktif dan mempunyai sikap yang baik dalam kegiatan pembelajaran IPS sehingga pencapaian pembelajaran IPS yang diharapkan tercapai. Metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah Metode Sosiodrama atau yang dikenal dengan bermain peran. Dipilihnya metode tersebut karena diharapkan dapat memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut memungkinkan cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebgaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara yang aman dan kontrol untu meneliti dan mempertunjukan masalah-masalah diantara kelompok/individuindividu. Serta dengan metode ini diharapakan adanya peningktan terhadap hasil belajar siswa. Setelah dipilih metode pembelajaran Sosiodrama ini kemudian disusunlah perncanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran tersebut. 48 a. Rencana Tindakan Rencana tindakan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama untuk meningkatkan hasil belajar IPS meliputi: 1) Tindakan penelitian dilakasanakan dikelas VIII-4 dan dilaksanakan pada hari senin. Dimulai pukul 13.00 – 14.20 WIB. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan kegiatan sekolah. 2) Sebelum kegiatan belajar mengajar, guru (peneliti) melakukan pengkodisian awal dan memberi gambaran permasalahan kepada siswa agar siswa memahami materi yang disampaikan dan siswa dapat mengetahui tujuan pembelajaran, serta memilih dan menetapkan pemain yang akan berperan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Sosiodrama tersebut. 3) Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengajukan pertanyaan khususnya kepada siswa yang menjadi pemeran dalam bermain peran tersebut. 4) Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama yang meliputi tahapan belajar sebagai berikut: a. Metode Sosiodrama mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian c. Guru memberikan bantuan dan arahan kepada pemerannya yang mendapat kesulitan. d. Kegiatan Sosiodrama dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan agar mendorong siswa berpikir dalam memahami materi yang direfleksikan lewat Sosiodrama. 3. Penelitian Siklus 1 a. Rencana Tindakan Siklus 1 Adapun kegiatan perencanaan Siklus 1 yaitu sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok , Proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia, Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia, Proses persiapan Kemerdekaan Indonesia. 49 2) Dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama metode percontohan dengan tehnik ceramah. 3) Menyiapkan sumber dan alat belajar. Dalam mendukung kelancaran proses pembelajaran, media pembelajaran yang dipersiapkan adalah Naskah Sosiodrama dalam lembaran kertas. 4) Menyiapkan pedoman observasi untuk guru dan siswa berupa lembar obervasi dan catatan lapangan yang telah disusun sebelumnya. catatan lapangan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung serta untuk mengetahui sejauh mana siswa aktif dalam pembelajaran IPS. 5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes hasil belajar, instrumen tesnya dalam bentuk pilihan ganda untuk pre test dan post test siklus I, instrumen test pre test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa dan instrument post test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus pertama dilaksanakan dilaksanakan dikkelas VIII-4 pada hari senin tanggal 5 November pada pukul 13.00 – 14.20 dengan membahas materi Proses Persipan Kemerdekaan. Secara sistematis proses pembelajaran siklus I dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Kegiatan pendahuluan Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu siswa melaksanakan Pre Test untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang belum di ajarkan. Selanjutnya guru (peneliti) memasuki ruangan kelas dengan mengucap salam terlebih dahulu, guru menempatkan diri duduk dikursi yang disediakan, kemudian guru melakukan pembukaan dengan mulai mengbasen kehadiran siswa, dan tidak ada siswa yang tidak hadir. Guru mejelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, serta mengondisikan siswa untuk memainkan peran sesuai dengan konsep pembelajaran Sosiodrama. 50 2) Kegiatan Inti Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan awal dimulai Guru menerangkan sedikit materi tentang , Proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia, Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia, Proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Dan tidak lupa pula menjelaskan mengenai gambaran model pembelajaran yang akan digunakan. Pada pertemuan pertama ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugasnya memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing. Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu memainkan peran yang telah dibagikan sebelumnya. Dan guru mendampingi jalannya kegiatan pembelajaran. Awalnya banyak siswa yang merasa malu untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam naskah Sosiodrama tersebut. Namun setelah diyakinkan beberapa kali akhirnya siswa itu pun mau meneruskan kegiatan Sosiodrama. Banyak pertanyaan siswa tentang bagaimana menjiwai peran tokoh-tokoh tersebut. Salah satunya dari seorang siswa yang bernama Raju yang oleh guru diperintahkan berperan sebagai Ir. Soekarno. Dia awalnya bertanya: “Soekarno itu cara bicaranya seperti apa?”. Guru pun menjawab: “Soekarno itu orang yang tegas dan lugas dalam berbicara. Karakter suaranya kuat dan jelas.”. Adapun pertanyaan muncul dari seorang siswi yang ditunjuk menjadi pembaca prolog: “Bagaimana cara membaca prolog ini, pak?”. Guru menjawab: “Bacakan dengan suara lantang dan keras”. Setelah beberapa pengarahan yang diberikan oleh guru terkait proses bermain peran tersebut, akhirnya siswa pun mampu memerankan tokoh-tokoh dengan baik. Pada pertengahan pelaksaan kegiatan pembelajaran guru terus mendorong siswa untuk terus aktif dalam pembelajaran dengan memberikan pertanyaan yang relevan yang dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan psoses penilaian atau penglarifikasian nilai. Pada pertengahan tidak ada perubahan tehnik atau metode pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan cara yang sama dalam kegiatan pembelajaran. Diakhir pembelajaran guru melakukan penguatan materi yang disampaikan. Diakhir pembelajaran ini juga guru hanya mempertegas materi-materi mengenai Proses Persiapan Kemerdekaan dan nilai-nilai yang 51 berhubungan dengan materi tersebut, terutama bagaimana menghargai jasa para pendiri bangsa, keberanian memerankan tokoh, tenggang rasa, maupun tentang bagaimana mengetahui, memahami dan menghargai sejarah bangsa. 3) Kegiatan Penutup Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang “Proses Persiapan Kemerdekaan” mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap materi yang disampaikan melalui Post Test yang dilakukan oleh seluruh siswa tentang materi Soal Pre Test dan Post Test sama, sehingga memungkinkan siswa untuk memprediksi kebenaran jawabannya saat Post Test. c. Tahap Observasi 1). Catatan Lapangan Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut : Pada saat proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas masih kurang kondusif. Dalam kegiatan pembelajaran terlihat ada beberapa orang murid yang terlihat tidak memperhatikan pelajaran, mengobrol dan bahkan ada murid yang tuduk menghadap kebelakang sambil mengobrol dengan temannya tanpa memperhatikan guru yang berbicara didepan kelas. Pada pertengahan kegiatan pembelajaran pun masih ada beberapa murid yang mengobrol tanpa menghiraukan guru yang berbicara dalam proses pembelajaran. Guru menyadari bahwasannya guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran, sehingga mengurangi keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ini adalah yang tentunya harus diubah oleh seorang guru dalam proses pengajaran berikutnya. Pada kegiatan ahir sendiri ketika guru memberikan tugas kepada murid untuk mengerjakan soal Post-Test ada beberapa murid yang mencoba melakukan 52 pencotekan kepada teman disampingnnya, gurupun memberikan teguran kepada beberapa murid tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan saat penelitian Siklus I dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama pada siklus I belum sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Hal ini disebabkan siswa bingung karena belum terbiasa dengan langkahlangkah metode pembelajaran Sosiodrama sehingga belum menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Tidak hanya itu gurupun menyadari dalam kegitan pembelajaran untuk penympaian materi belum secara menyeluruh, ini diakibatkan karena keterlambatan murid mengerjakan soal Pre-Test seuai dengan waktu yang direncanakan maupun cara penjelasan materi yang sepenuhnya dilakukan oleh guru. 2). Wawancara Setelah pelaksanaan tindakan Siklus I selesai, dilakukan wawancara, di luar kelas pada pukul 15.00. Wawancara dilakukan kepada 6 orang siswa, yang terdiri dari 3 orang perepuan dan 3 orang laki-laki. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di peroleh data secara garis besar : a) Siswa masih merasa biasa-biasa saja terhadap metode pembelajaran Sosiodrama, tetapi diantara siswa yang lain juga merasa senang dengan pembelajaran langsung dengan masalah yang terjadi pada saat pebelajaran berlangsung. Siswa juga berkomentar lebih banyak merasa senang karena belum pernah sebelumnya siswa bermain peran dalam proses pembelajarannya. b) Sebagian besar siswa senang karena selain mereka bisa menjadi seorang tokoh pahlawan, mereka juga belajar bagaimana memahami materi pembelajaran secara langsung. Walaupun pada awalnya siswa sangat malas untuk mendengarkan. c) Siswa masih malu-malu dalam Tanya jawab pada saat dialog, karena merasa takut jika salah bertanya, dan menjawab pertanyaan. 53 Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menyukai metode pembelajaran Sosiodrama. Dengan pembelajaran menggunakan metode ini siswa mampu membuka pikirannya terhadap berbagai peristiwa secara langsung yang tentunya menjadi patokan terhadap perilakunya yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dalam kehidupan mereka jalani dalam kesehariannya, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat umum dalam upaya mengisi kemerdekaan. Dengan metode pembelajaran yang aktif seperti Sosiodrama ini pula diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat secara signifikan. 3). Hasil Belajar Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus I, mengenai konsep Proses Persiapan Kemerdekaan dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang dalam satu kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama. Data nilai Pre Test, diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya metode pembelajaran Sosiodrama, serta nilai Post Test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran Sosiodrama. Data nilai Pre Test dan Post Test tersebut sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai N-Gain Siklus I No Nama Pre Test Post Test N-Gain Kategori 1 S1 40 60 0,33 Sedang 2 S2 50 70 0,60 Sedang 3 S3 60 70 0,25 Rendah 4 S4 50 60 0,20 Rendah 5 S5 60 80 0,67 Sedang 6 S6 50 60 0,20 Rendah 7 S7 40 50 0,16 Rendah 54 8 S8 50 60 0,20 Rendah 9 S9 60 80 0,67 Sedang 10 S10 40 60 0,40 Sedang 11 S11 60 70 0,25 Rendah 12 S12 60 70 0,25 Rendah 13 S13 40 60 0,40 Sedang 14 S14 50 60 0,20 Rendah 15 S15 50 60 0,20 Rendah 16 S16 50 70 0,60 Sedang 17 S17 50 70 0,60 Sedang 18 S18 70 80 0,33 Sedang 19 S19 60 70 0,25 Rendah 20 S20 70 80 0,33 Sedang 21 S21 40 50 0,16 Rendah 22 S22 60 70 0,25 Rendah 23 S23 60 70 0,25 Rendah 24 S24 50 70 0,60 Sedang 25 S25 40 60 0,40 Sedang 26 S26 50 70 0,60 Sedang 27 S27 70 80 0,33 Sedang 28 S28 50 60 0,20 Rendah 29 S29 60 70 0,25 Rendah 30 S30 50 60 0,20 Rendah 31 S31 80 90 0,50 Sedang 32 S32 50 60 0,20 Rendah 33 S33 60 70 0,25 Rendah 34 S34 40 50 0,16 Sedang 35 S35 40 50 0,16 Rendah 36 S36 80 90 0,50 Sedang 37 S37 60 70 0,25 Rendah 55 38 S38 50 70 0,40 Sedang 39 S39 50 60 0,20 Rendah 40 S40 70 80 0,33 Sedang Terkecil 40 50 Terbesar 80 90 1970 2690 49 67 Jumlah Rata-rata Sedang 0,35 Sedang Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 1970, dan rata-rata 49. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 90, dan nilai terkecil adalah 50 dengan jumlah 2690, dan rata-rata sebesar 67. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 66 yang diperoleh pada siklus I adalah 67 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan model metode pembelajaran Sosiodrama ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain, kemempuan siswa sebesar 0,35 kategori sedang. Namun penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II, karena belum mencapai ketuntasan hasil belajar (100% siswa mencapai nilai lebih dari 66) yang diharapkan oleh peneliti. d. Tahap Refleksi Tahapan refleksi pada siklus I ini, bahwa kegiatan dengam Dengan pembelajaran menggunakan metode Sosiodrama ini siswa mampu membuka pikirannya dan tidak lagi pasif lagi dengan mendengar ceramah guru, akan tetapi mereka lebih aktif dalam melakukan cerita bersama teman-temannya. Malalui metode Sosiodrama, diharapkan muncul inisiatif belajar secara mandiri oleh siswa dan dapat menumbuhkembangkan pola pemikiran mereka sehingga berguna bagi mereka untuk memahami pelajaran. Pada metode pembelajaran Sosiodrama siklus I ini masih terdapat kekurangan, diantaranya : 56 1) Masih banyak siswa yang tidak mendengarkan dan memperhatikan ketika teman-teman yang lainnya sedang bermain Sosiodrama karena siswa masih banyak bercanda serta mengobrol. Untuk selanjutnya guru harus lebih tegas terhadap siswa. 2) Ketika simulasi berlangsung, suasana kelas kurang kondusif karena masih banyak siswa yang belum memahami secara jelas tekhnik Sosiodrama. Untuk selanjutnya guru harus mengubah strategi pembelajaran Sosiodrama ini supaya murid lebih aktif. 3) Ketika pembelajaran berlangsung siswa masih kurang dalam mengutarakan pendapatnya atau malu-malu, untuk selanjutnya guru harus memotivasi siswa agar berani untuk mengutarakan pendapatnya. 4) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat di maksimalkan agar di akhir pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan. Berdasarkan hasil belajar serta refleksi yang dilakukan untuk siklus II perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran, diantaranya : 1) Perlu ditingkatkan motivasi siswa agar berani untuk bertanya baik ketika proses pembelajaran berlangsung. 2) Perlu dirubah strategi dengan metode pembelajaran Sosiodrama ini melalui percontohan menggunakan cara penyampaian dengan penggunaan media dan pergantian pemeran. 3) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat dimaksimalkan agar di akhir pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan. e. Keputusan Siklus I Peneliti bersama guru mata pelajaran IPS yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. 57 Berdasarkan refleksi, siklus I ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang ditentukan sebesar 66. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata untuk Pre Test hanya sebesar 48, namun terjadi peningkatan saat Post Test, nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 67. Perlu dilakukan tindak lanjut untuk memperoleh hasil belajar siswa yang diharapkan. Oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II, dengan memperbaiki desain pembelajaran sebaik mungkin, serta guru (peneliti) harus lebih berinteraksi dan membimbing siswa lebih baik lagi dalam proses belajar. 4. Penelitian Siklus II a. Rencana Tindakan Siklus II Hasil analisis dan refleksi dari siklus I diharapkan merupakan perbaikan pada siklus Kegiatan pada siklus II, dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2012 membahas materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengenai Peristiwa sekitar Proklamasi, Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I. Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan menerapkan metode Sosiodrama yang tekniknya sama dengan siklus I. 2) Menyiapkan sumber dan alat belajar. Dalam mendukung kelancaran proses pembelajaran, diantaranya bendera Merah-Putih sebagai perlengkapan simulasi dan alat peraga. 3) Menyiapkan pedoman observasi untuk guru dan siswa berupa lembar obervasi dan catatan lapangan yang telah disusun sebelumnya. catatan lapangan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung serta untuk mengetahui sejauh mana siswa aktif dalam pembelajaran IPS. 4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes hasil belajar, instrumen tesnya dalam bentuk pilihan ganda untuk pre test dan post test siklus I, instrumen test pre 58 test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa dan instrument post test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus pertama dilaksanakan dilaksanakan dikelas VIII-4 pada hari senin tanggal 19 November 2012 pada pukul 13.00 – 14.20 dengan membahas materi Peristiwa-peristiwa sekitar kemerdekaan Indonesia dan Proses terbentuknya Negara Kestuan Republik Indonesia mengenai Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia, Proses terbentuknya negara kesatuan republik Indonesia, dan Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. Secara sistematis proses pembelajaran siklus II dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Kegiatan pendahuluan Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu siswa melaksanakan Pre Test untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang belum di ajarkan. Selanjutnya guru (peneliti) memasuki ruangan kelas dengan mengucap salam terlebih dahulu, guru menempatkan diri duduk dikursi yang disediakan, kemudian guru melakukan pembukaan dengan mulai mengabasen kehadiran siswa, dan tidak ada siswa yang tidak hadir. Guru mejelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 2) Kegiatan Inti Pembelajaran pada pertemuan kedua dimulai dengan memberikan pertanyaan sebagai pengulangan materi selumnya, dikarenakan materi pertemuan kedua masih berhubungan dengan materi sebelumnya. Setelah itu guru langsung menunjuk 13 orang yang berbeda dengan pemeran di siklus I. Ini dimaksudkan agar semua siswa bisa merasakan atmosfer belajar yang sama dengan temanteman yang lainnya. Lalu guru memberikan bendera merah-putih kepada dua orang yang bertugas mengibarkan bendera. Setelah itu guru pun memberikan Naskah proklamasi kepada siswa yang diberi peran sebagai Soekarno. Guru pun kemudian memberikan naskah Sosiodrama kepada siswa lainnya yang berperan 59 sebagai tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Tugas guru (peneliti) mengawasi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Selama proses simulasi berlangsung siswa terlihat sangat antusias, beberapa siswa yang awalnya malu-malu terlihat enjoy dengan tugasnya. Banyak siswa (pemeran) dengan lugas memerankan tokohnya dan secara alamiah menjiwai perannya tersebut. Sungguh suatu pemandangan yang indah dipandang mata serta atmosfer belajar yang sangat kondusif. Beberapa siswa yang tidak kebagian memerankan tokoh pun kerap berkomentar baik terhadap kegiatan Sosiodrama tersebut. Banyak yang bilang kalau belajar dengan Sosiodrama ini membuat mereka betah dikelas. Guru tak banyak melakukan pengarahan-pengarahan khusus kepada siswa yang terlibat simulasi karena siswa terlihat lihay memeragakan simulasi. Mungkin karena siswa banyak yang paham dengan proses belajar menggunakan Sosiodrama ini. Meskipun ada saja siswa yang masih becanda dan tidak sungguh-sungguh memerankan tokohnya, akan tetapi secara keseluruhan simulasi ini berjalan dengan baik sesuai rencana yang sudah dibuat. Diakhir simulasi ini guru pun hanya mempertegas materi yang disimulasikan serta mempersilahkan siswa yang tidak berepran sebagai peraga untuk mengajukan pertanyaan atau sekedar mengomentari jalannya simulasi. Ini dimaksudkan agar interaksi antar siswa terjalin dengan baik dan agar siswa berani dalam mengutarakan pendapatnya dikelas. 3) Kegiatan Penutup Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang di simulasikan di siklus II tersebut. Serta menganalisa kekurangan dan kelebihan ysng ada di kegiatan Sosiodrama tersebut. Selain itu guru pun mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap materi yang disampaikan melalui Post Test yang dilakukan oleh seluruh siswa tentang materi Soal Pre Test dan Post Test sama, sehingga memungkinkan siswa untuk memprediksi kebenaran jawabannya saat Post Tes. 60 c. Tahap Observasi 1). Catatan Lapangan Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus II berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama, diperoleh catatan lapangan sebagai berikut: Pada saat simulasi berlangsung suasana kelas sudah kondusif, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan pembelajaran IPS di kelas yang menggunakan metode Sosiodrama tersebut. Dalam prosesnya terlihat masing-masing siswa yang bertindak sebagai peraga menjalankan tugas sesuai yang diharapkan. Selain itu, siswa yang tidak mendapat jatah sebagai peraga terlihat bisa mengontrol diri mereka untuk tidak ribut dan mengobrol. Mereka terkesan bisa menikmati simulasi yang dijalankan. Disamping itu pula kondisi dalam kelas terlihat baik dan kondusif. Hampir semua siswa tertuju kepada proses pembelajaran yang dilaksanakan. Beberapa siswa malah berani untuk mengajukan pertanyaan atausekedar mengomentari temannya yang bertindak sebagai pemeran. Inilah yang sebenarnya yang diharapkan dari diterapkannya metode Sosiodrama tersebut. Penerapan metode ini dimaksudkan agar siswa mampu mengembangkan dirinya baik secara individu maupun secara kelompok (bersama-sama). 2). Wawancara Berdasarkan catatan lapangan pada Siklus II dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Suasana pembelajaran dengan menerapkan metode tersebut cukup optimal. Hal ini dikarenakan siswa sudah memahami langkah-langkah model pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama secara utuh, sehingga dapat menciptakan suasanan pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini, efektifitas sosiodrama yang utama adalah penguasaan teknik Sosiodrama, isi materi yang di Sosiodramakan, dan terakhir adalah mental yang kuat. Dan semuanya terlihat sudah cukup meningkat secara signifikan dibandingkan dengan simulasi pada siklus I. 61 Setelah pelaksanaan tindakan Siklus II selesai, dilakukan wawancara, di luar kelas pada pukul 02.30. sama pada halnya Siklus I wawancara dilakukan kepada 6 orang siswa, yang tergabung dalam satu kelompok dalam penelitian. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam satu kelompok yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut di peroleh data secara garis besar : a) Siswa sudah dapat dengan mudah menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama, meskipun awalnya masih sedikit membingungkan untuk beberapa orang siswa, tetapi siswa merasa senang karena ada metode belajar baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. b) Sebagian besar siswa senang dengan alat peraga yang diberikan oleh guru yang berkaitan dengan materi. c) Seluruh siswa sudah aktif dalam tanya jawab pada saat diskusi, semua siswa banyak yang bertanya dan berkomentar tentang simulasi tersebut. Dan beberapa siswa pemeran pun mampu menjawabnya dengan lugas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 6 orang siswa sebagai sampel, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mulai terbiasa dan menyukai metode pembelajaran Sosiodrama. Dengan metode tersebut siswa termotivasi untuk memperhatikan penjelasan dari guru dan mampu mengasah keberaniannya dalam berbicara dikelas. Ini sangat baik untuk mereka kedepannya kelak. 3). Hasil Belajar. Berdasarkan hasil test (Pre Test dan Post Test) yang diperoleh pada siklus II, dengan membahas materi pokok peristiwa sekitar Kemerdekaan Indonesia, Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang dalam satu kelas dengan menggunakan Sosiodrama. Data nilai Pre Test , diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya metode pembelajaran Sosiodrama, serta nilai Post Test diperoleh 62 dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Sosiodrama. Data nilai Pre Test dan Post Test tersebut sebagai berikut : Tabel 4.2 Nilai N-Gain Siklus II No Nama Pre Test Post Test N-Gain Kategori 1 S1 60 70 0,25 Rendah 2 S2 70 100 1,00 Tinggi 3 S3 60 80 0,50 Sedang 4 S4 60 70 0,25 Rendah 5 S5 70 80 0,33 Sedang 6 S6 50 70 0,40 Sedang 7 S7 50 70 0,40 Sedang 8 S8 60 70 0,25 Rendah 9 S9 70 80 0,33 Sedang 10 S10 60 80 0,50 Sedang 11 S11 50 80 0,60 Sedang 12 S12 50 70 0,50 Sedang 13 S13 60 100 1,00 Tinggi 14 S14 70 100 1,00 Tinggi 15 S15 50 100 1,00 Tinggi 16 S16 50 90 0,80 Tinggi 17 S17 50 70 0,40 Sedang 18 S18 50 90 0,80 Tinggi 19 S19 50 80 0,33 Sedang 20 S20 70 100 1,00 Tinggi 21 S21 60 80 0,50 Sedang 22 S22 60 80 0,50 Sedang 23 S23 50 90 0,80 Tinggi 24 S24 50 100 1,00 Tinggi 25 S25 70 80 0,33 Sedang 63 26 S26 70 80 0,33 Sedang 27 S27 70 90 0,66 Sedang 28 S28 50 70 0,40 Sedang 29 S29 60 70 0,25 Rendah 30 S30 40 70 0,40 Sedang 31 S31 60 80 0,50 Sedang 32 S32 70 80 0,33 Sedang 33 S33 70 80 0,33 Sedang 34 S34 70 80 0,33 Sedang 35 S35 70 80 0,33 Sedang 36 S36 60 80 0,50 Sedang 37 S37 50 70 0,40 Sedang 38 S38 60 90 0,70 Tinggi 39 S39 60 70 0,25 Rendah 40 S40 50 70 0,40 Sedang Terkecil 40 70 Terbesar 70 100 0,52 Sedang 2360 3240 59 81 0,52 Sedang Jumlah Rata-rata Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai terbesar adalah 80, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 2360, dan rata-rata 59. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 100, dan nilai terkecil adalah 70 dengan jumlah 3240, dan rata-rata sebesar 81. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 66 yang diperoleh pada siklus II adalah 81 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran Sosiodrama ini meningkat. Jika dihitung menggunakan N-Gain kemampuan siswa sebesar 0,52 dengan kategori sedang. Yang semula nilai ratarata post test sebesar 67 menjadi 81. 64 d. Tahap Refleksi Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa pembelajaran IPS di kelas VIII-4 sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama. Dalam proses pembelajaran, siswa nampak lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan keadaan pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan siklus I. Nilai rata-rata untuk Pre test pada siklus II adalah 59 lebih meningkat dibandingkan Pre Test Siklus I yang hanya sebesar 48. Setelah dilakukan Post test pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-rata hasil Post Test siklus II adalah 81 lebih meningkat dibandingkan Siklus I sebesar 67 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70 tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebesar 66. Seluruh siswa sudah melebihi KKM atau dapat dikatakan keberhasilan mencapai 100%. Jika dihitung menggunakan rumusan N-Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan sebesar 0,52 atau masuk ke dalam kategori sedang. Hasil dari siklus II sudah mencapai 100% berarti tindakan sudah dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya. e. Keputusan Siklus Berdasarkan hasil refleksi siklus II dapat diperoleh bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar siswa juga respon siswa yang positif terhadap metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran Sosiodrama. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik siswa dalam memahami materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengenai Peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai N-Gain pada Pre Test Siklus I sebesar 48 meningkat pada Post Test menjadi 67 dan nilai NGain pada Pre Test Siklus II sebesar 59 meningkat pada Post Test menjadi 81. Dengan nilai terendah pada Siklus I 50 (di bawah KKM) dan tertinggi 90, sedangkan pada siklus II, nilai terendah 70 (di atas KKM) dan tertinggi 100. Atau 65 dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai siswa sudah melebihi KKM sebesar 66. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III. C. PEMBAHASAN HASIL TEMUAN Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siatuasi kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus tergolong dalam kelas yang ramai, dengan kriteria siswa yang berbeda-beda, ada yang pendiam dan ada yang aktif. Secara keseluruhan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dengan menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama dalam kegiatan pembelajaran, telah berpusat pada siswa atau dapat dikatakan siswa lebih aktif dibandingkan guru meskipun hal tersebuat tidak dilakukan semua oleh siswa. Dengan diterapkannya metode pembelajaran Sosiodrama ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat telihat pada nilai Pre Test dan Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre Test sebesar 1970, dan rata-rata 48 meningkat pada Sedangkan Post Test dengan jumlah sebesa 2690, dan rata-rata sebesar 67. Dan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,33 dengan kategori sedang. Sedangkan pada Pre Test dan Post Test pada siklus II dengan jumlah Pre Test sebesar 2360 dengan rata-rata 59 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 3240 dengan rata-rata 81. Dan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,52 dengan kategori sedang. Dari Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran metode pembelajaran Sosiodrama, karena pada model pembelajaran ini, siswa dapat bertanya kepada guru jika tidak memahami, kemudian masing-masing siswa dapat belajar satu sama lain, atau dalam kata lain saling membutuhkan, memberikan motivasi, serta menciptakan situasi belajar yang terbuka, disamping itu juga metode pembelajaran Sosiodrama mampu memberikan suatu perubahan sikap yang lebih baik dari sebelumnya. Disamping itu dengan metode ini siswa menjadi lebih berani didalam kelas sehingga dapat membantu menumbuhkembangkan potensi mereka yang nantinya akan mempengaruhi hasil belajar mereka. Adapun aktivitas pembelajaran yang ditunjukkan oleh kegiatan siswa di kelas pada siklus I, dan II dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari setiap pertemuan dari 66 siklus I ke siklus II, dan siswa setiap siswa sudah dapat memahami metode pembelajaran Sosiodrama ini. Pada akhir pelajaran pada siklus I, dan siklus II guru menarik kesimpulan secara bersama-sama dengan siswa untuk menghindari terjadinya miskonsepsi. D. KETERBATASAN PENELITI Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam penelitian seperti: 1. Keterbatasan peneliti dan mitra peneliti (guru mata pelajaran IPS) dalam melakukan observasi kegiatan pembelajaran secara terperinci, mengakibatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran kurang terkontrol dengan baik. 2. Kurangnya waktu karena kegiatan pembelajaran membutuhkan tahapantahapan yang biasanya membutuhkan waktu yang lama. 3. Keterbatasan sarana dan prasarana sekolah dan juga peneliti yang mendukung keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Sosiodrama. 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait dengan upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran Sosiodrama pada materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan tindakan yang telah diberikan kepada siswa kelas VIII-4 SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I Nilai rata-rata untuk Pre test adalah 49 dan Post test 67. Sedangkan menggunakan perhitungan N-Gaainnya adalah 0,35 menunjukikan kategori sedang. Dan pada siklus II untuk nilai pre test nya adalah 59 sedangkan Post testnya adalah 81 untuk N-Gainya sendiri adalah 0,52 kategori sedang. Dibandingkan hasil Pre Tes dan Postest Siklus I dengan pretest dan protest siklus II maupun menggunakan perhitngan N-Gain menunjukan pda siklus II adanya signifikasi peningkatan. Pada Siklus II Siswa telah mencapai nilai KKM 66 dan tidak ada siswa yang mendapatkan dibawah KKM. atau dapat dikatakan keberhasilan mencapai 100%. 67 68 B. SARAN Adapun saran-saran yang ingin disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru, untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan serta mampu untuk penanaman wawasan siswa terutama dalam mempelajari pelajaran IPS, sebaiknya mencoba model pembelajaran yang menarik, dan inovatif yang dapat menbangkitkan minat siswa dalam belajar, serta metode pembelajaran lain selain metode ceramah. 2. Metode pembelajaran Sosiodrama ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. 3. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong para pembaca khususnya pendidik untuk melakukan penelitian sejenis pada mata pelajaran atau konsep pelajaran yang lain. DAFTAR PUSTAKA Buku : Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009. Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. -------. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar Dan Pembelajaran, Yogyakarta : ArRuzz Media, 2007. Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Diknas. Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Jakarta: Taita Utama, 2004. Djamarah, Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Akasara, 2004. Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Isjoni, Saatnya Penidikan Kita Bangkit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. Kusuma, Wijaya & Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Permata Puri Media, 2010. Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009. Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar&Micro Teaching, Jakarta: PT Ciputat Press, 2010. Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI Press, 2006. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006. --------. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2010. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara, 1998. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990. Supiatna, Nana dkk, Pendidikan IPS SD, Bandung: UPI Press, 2007. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009. Trianto. Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007. Trianto. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011. Internet: http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b7/f5610c3c.dir/doc.pdf, 5 November 2012. http://spesialis-torch.com/content/view/20/32/, 5 November 2012. Istiqomah. Taksonomi Dan Tujuan Pembelajaran, http://materibidan.blogspot.com/2010/05/taksonomi-dan-tujuanpembelajaran.html, 5 November 2012 Kholil, Anwar. Teori Vygotsky tentang Pentingnya Strategi Belajar, http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-vygotsky-tentang-pentingnya.html, 5 November 2012. Munawar, Indra. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi), http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html, 5 November 2012. Pengertian Belajar Menurut Ahli, http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajarmenurut-ahli/ 5 Novgember 2012. Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar, http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahanperilaku-dalam-belajar/, 5 November 2012. Pengertian Belajar Mengajar, http://www.scribd.com/doc/56617565/20/Pengertian-BelajarMengajar, pada 5 November 2012. Ridwan. Kegiatan Belajar dan prestasi, http://ridwan2j02.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-dan-prestasi/, 5 November 2012. LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU Tahap : Pra-penelitian Pewawancara : Muhammad Nurul Fajri Narasumber : Drs. Syaefudin Hari, Tanggal : Kamis, 1 November 2012 Tujuan : Untuk mengetahui proses pembelajaran siswa terhadap hasil belajar IPS di kelas serta permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran IPS dikelas. No. 1. Pertanyaan Pernyataan Guru Menurut bapak, bagaimana Keadaan kelas pada saat pembelajaran keadaan siswa selama IPS kurang kondusif, dimana pada saat proses pembelajaran pembelajaran banyak siswa yang masih IPS berlangsung? ngantuk, yang suka datang terlambat, bercanda, ngobrol, minat siswa dengan pelajaran IPS terbukti dengan tidak pun sangat kurang, ketidaksiapan membawa buku paket, siswa tidak mengerjakan LKS dsb. 2. Kesulitan apa saja yang bapak alami selama mengajar? Saya sering merasa kesulitan ketika anakanak mulai bercanda, anak-anaknya susah diatur, tidak mengerjakan apa yang saya suruh, anak-anak yang kurang inisiatif ketika mereka mendapat nilai ulangan dibawah KKM (66). 3. Menurut bapak, apakah siswa aktif dan semangat ketika Seperti biasa ada yang aktif ada juga yang diem ajah. Ada yang semangat dan ada proses belajar berlangsung? pula yang lemes, ngantuk dsb. 4. Ketika bapak menerangkan, Sebagian mendengarkan hanya saja tidak apakah siswa tau apa yang ia dengarkan dan perhatikan. memperhatikan dan Ada juga yang tidak mendengarkan malah mendengarkan penjelasan mengerjakan hal-hal yang lain. materi yang disampaiakan? 5. Apabila ada siswa yang Tidak semua memperhatikan, hanya yang bertanya atau menanggapi mau mendengarkan saja. apakah siswa yang lain memperhatikan? 6. 7. 8. Ketika bapak memberikan Seperti biasa pertanyaan, bagaimana menerangkan jawabnya sudah mengerti, respon siswa terhadap tetapi pertanyaan tersebut? jawabnya gak tau, hanya diam saja. Apakah setiap tugas latihan Ya begitu ada yang mengerjakan dan ada baik LKS/Buku paket saja alesan bagi yang tidak mengerjakan. yang diberikan selalu di Kalau kerjakan dengan baik oleh jawabnya yang ketinggalan dirumah lah, siswa? belum dikerjakan, lupa, dsb. Apakah bapak pernah Pernah, tapi hanya untuk beberapa kali memberikan tugas kepada saja. ketika disuruh kalau ditanya diberikan saat pertanyaan mengumpulkan tugas, siswa untuk membuat rangkuman dari apa yang mereka baca? 9. Menurut bapak, Rata-rata hasil belajar siswa masih cukup bagaimanakah hasil belajar rendah, banyak siswa yang mendapatkan IPS siswa selama ini? nilai kurang dari 7 4 nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Sehingga perlu dilakukan remedial. 10. Menurut bapak, faktor apa Pertama faktor malas, mereka kurang saja yang mempengaruhi begitu suka malah tidak suka dengan mata hasil belajar siswa? pelajaran IPS, sehingga malas membaca buku. Minat mereka terhadap pelajaran pun sangat rendah. Kedua faktor teman., sangat berpengaruh karena ketika ada yang mengajak untuk keluar kelas selalu semangat, akhirnya tidak belajar. Ketiga adalah faktor waktu. Pelajaran IPS jadwalnya sangat siang yaitu pada pukul 13.10. siswa sudah malas duluan untuk belajar karena waktu yang sedemikian siangnya. 11. Metode pembelajaran apa Selama mengajar disini saya lebih banyak saja yang pernah bapak menggunakan metode ceramah untuk lakukan selama mengajar? kelas VIII semester 1 karena mereka belum begitu paham, menggunakan power point agar mereka tidak merasa bosan dan melihat gambar-gambar atau tulisan- tulisan yang menaraik. Setelah masuk semester 2 barulah saya mengganti metode mengajar saya, anakanak saya buatkan kelompok untuk melakukan metode diskusi kelompok makalah dan melakukan presentasi. Lampiran 2 HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA Tahap : Pra-penelitian Hari, Tanggal : Kamis, 1 November 2012 Responden : Siswa kelas VIII-4 Terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan Tempat : SMP Nusantara Plus Waktu : Pada saat jam istirahat (10.00 – 10.30) Tujuan : Untuk mengetahui proses pembelajaran IPS didalam kelas No. 1. Pertanyaan Apakah kalian menyukai pelajaran IPS? Alasannya? 1. 2. 3. 2. Bagaimanakah proses pembelajaran IPS yang kalian rasakan selama ini? 3. Apakah kalian paham dengan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas? 4. Apabila ada materi yang tidak kalian pahami/mengerti, apa yang kalian lakukan? 5. Apabila guru Memberikan 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. Jawaban Siswa Amaras: ga suka, ga ngerti Ade: suka, kadang-kadang, kalo lagi mood ajah hehe Ferdinand: ga suka, ga menarik, kecuali geografi Ghea: suka kok, enak ajah baut dipelajarin Meidina: suka, enak ga ngitung-ngitung Rifqah: ga suka, lebih suka pelajaran IPA Amaras: ngantuk, ngebetein Ade: menegangkan Ferdinand: bosen Ghea: menyenangkan Meidina: bingung Rifqah: bosen bikin ngantuk Amaras: orang ga ngerti mana paham Ade: paham dikit-dikit mah Ferdinand: cukup paham Ghea: paham banget Meidina: paham kadang-kadang Rifqah: paham sedikit Amaras: diem ajah, males juga tanyanya Ade: kadang suka tanya kadang ga berani Ferdinand: bertanya dong Ghea: bertanya setelah bapak nerangin Meidina: Tanya sih Rifqah: diam saja, tanyanya sama temen ajah Amaras: kalo bisa jawab, klo gay a jawab ga tau pertanyaan, bagaimana respon kalian terhadap pertanyaan tersebut? 7. 8. Apabila guru memberikan tugas, PR latihan LKS/buku paket kalian kerjakan atau tidak? Hambatan apa saja yang kalian hadapi pada saat belajar IPS didalam kelas? 9. Bagaimana hasil belajar atau nilai IPS kalian dapatkan selama ini? 10. Metode belajar apa yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPS selama ini? Kalian suka/tidak? Alasannya? Pembelajaran seperti apakah yang kalian inginkan pada mata pelajaran IPS ini? 11. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ade: menjawablah Ferdinand: jawab kalo ga susah Ghea: jawab biar bisa tambah nilai Meidina: jawab sebiasa saya Rifqah: jawab selagi bisa mah Amaras: kadang dikerjain kalo inget Ade: ngerjain dong Ferdinand: ngerjain Ghea: ngerjainlah Meidina: kadang-kadang Rifqah: dikerjainlah Amaras: ngantuk kalo bapak lagi nerangin Ade: biasa anak-anak suka ribut cengcengan Ferdinand: berisik doang Ghea: anak cowo berisik, bercanda mulu Meidina: temen yang suka masuk kelas terlambat Rifqah: berisik Amaras: jelek Ade: ga bagus, tidak memuaskan Ferdinand: biasa standar Ghea: cukup memuaskan Meidina: jelek banget Rifqah: lumayanlah Amaras: biasa ceramah didepan kelas Ade: ceramah Ferdinand: ceramah Ghea: ceramah terus ngerjain LKS buat PR kalo ga selesai Meidina: ceramah, ngerjain LKS Rifqah: ceramah, LKS, PR 1. Amaras: menyenangkan seperti permaianan biar ga ngantuk mulu 2. Ade: yang mengasyikkan dong biar ga bete 3. Ferdinand: yang menyenangkan biar ga bosen 4. Ghea: yang bikin semua anak-anak aktif belajar 5. Meidina: menyenangkan dan pake permainan seru biar menarik 6. Rifqah: yang ada permaianan kalo bisa jawab dapet hadiah Lampiran 3 HASIL OBSERVASI AWAL Nama Sekolah : SMP Nusantara Plus Kelas : VIII-4 Observer : M. Nurul F No 1 Uraian <50% Siswa memperhatikan guru saat 50% √ mengajar di dalam kelas 2 Sekitar Siswa megajukan pertanyaan saat diberikan kesempatan bertanya mengenai materi pembelajaran yang √ sedang dibahas 3 Mengerjakan latihan soal yang √ diberikan oleh guru dengan baik 4 Siswa selalu menjaga ketertiban saat √ pembelajaran di dalam kelas 5 Siswa membuat ringkasan materi Pembelajaran √ >50% Lampiran 4 HASIL PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS Tahap : Pra-penelitian Nama Sekolah : SMP Nusantara Plus Tahun Pelajaran : 2012/2013 Kelas/Semester : VIII-4/1 (Satu) Pokok Bahasan : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 KEGIATAN Membuka pelajaran Mengkondisikan kesiapan kelas dan kesiapan siswa Apersepsi Memotivasi siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pelajaran Kualitas bahasa Penggunaan waktu Penggunaan media Penggunaan metode Suara Kemampuan melakukan evaluasi Menentukan nilai siswa Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup kegiatan pelajaran Keterangan SB : SANGAT BAIK B : BAIK C : CUKUP K : KURANG SKOR : 4 SKOR : 3 SKOR : 2 SKOR : 1 4 3 2 √ √ √ 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lampiran 5 KISI-KISI INSTRUMEN Standar Kompetensi : Memahami usaha persiapan kemerdekaan. Kompetensi Dasar : Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Materi : Persiapan Kemerdekaan Indonesia Jenjang Indikator SIKLUS I C2 1. Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI 2. Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia C1 3. Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI C1 4. Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945 5. Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah C2 C2 No. Soal Jumlah Butir 1,3,4, 11,26 ,28, 23,27 8 2,5, 35, 38, 39, 40 6,7,8, 22,36 ,37 6 9,24,25,34 12, 21,30 31,33 6 4 5 SIKLUS II 9. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia C2 13 1 10. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang 11. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang 12. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI 13. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI 14. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI 15. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI Jumlah C2 14, 10 2 C1 1 C1 2 9 , 15,16,31 , C1 17, 18, 19 3 C2 20 1 C2 40 3 Lampiran 6 INSTRUMEN SOAL UJI COBA VALIDITAS Nama : Kelas : VIII-4 Hari/Tanggal : Kamis, 1 November 2012 Mata Pelajaran : IPS A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat ! 1. Apa yang menjadi tujuan golongan muda untuk agar pembacaan teks proklamasi itu cepat-cepat dibacakan... a. ada kekosongan kekuasaan (vaccum of power) b. keinginan kuat golongan muda c. sekutu menginginkan Jepang mempertahankan status quo d. semua jawaban benar 2. Pada tanggal berapa Soekarno diculik ke Rengasdengklok... a. 12 agustus 1945 b. 13 agustus 1945 c. 14 agustus 1945 d. 16 agustus 1945 3. Dibawah ini adalah yang termasuk golongan tua, kecuali... a. Moh.Yamin c. Dr.Buntara b. Ki Hajar Dewantoro d. Sukarni 4. Dibawah ini adalah hal yang menjadi perbedaan pendapat antara golongan muda, dan golongan tua, kecuali... a. teks proklamasi c. tempat pelaksanaan b. waktu pelaksanaan d. pembaca teks 5. Tindakan yang dilakukan oleh golongan pemuda setelah mengetahui berita menyerahnya Jepang kepada sekutu adalah …. a. segera melakukan pelucutan senjata terhadap pasukan Jepang b. menghancurkan markas-markas pasukan Jepang di Indonesia c. meminta kepada Soekarno – Hatta untuk melakukan sidang PPKI d. mendesak kepada Soekarno – hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 6. Penyebab keterlambatan penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di luar Pulau Jawa, antara lain … a. kedatangan pasukan sekutu di Indonesia b. sarana tansport dan komunikasi yang kurang memadai c. masih banyaknya pasukan Jepang yang berada diluar Pulau jawa d. sering terjadinya bentrokan antara para pemuda Indonesia dengan pasukan Jepang 7. Tokoh yang berjasa dalam menyiarkan berita ke daerah Kalimantan adalah… a. Sam Ratulangi b. A. A. Hamidan c. Teuku Moh. Hassan d. I Gusti Ketut Puja 8. Apa nama stasiun Radio yang pertama kali menyiarkan berita tentang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia... a. Radio Pelita c. Radio Suara Bangsa b. Radio Rakyat Merdeka d. Radio Domei 9. PPKI memutuskan pembagian wilayah Indonesia atas 8 provinsi yang dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur pertama Jabar… a. Sutardjo Kartohadikusomo c. I Gusti Ketut Puja b. R.Panji Suroso d. R.A Surjo 10. Siapakah Perdana Menteri Jepang yang mengumumkan bahwa diperkenankannya Indonesia untuk merdeka... a. Uchida c. Koiso b. Harada d. Nakata 11. Golongan pemuda tidak menghendaki proklamasi kemerderkaan melibatkan PPKI, karena… a. mereka mempresentasikan kepentingan Jepang b. orang- orang yang duduk dalam PPKI tidak tahu menahu soal kemerdekan c. hal itu bukanlah tugas PPKI d. Indonesia akan kacau jika kemerdekaan itu dibuat oleh PPKI 12. Pada tanggal berapakah perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh rakyat Yogyakarta dari tangan Jepang... a. 2 Agustus 1945 b. 26 September 1945 c. 12 Agustus 1945 d. 19 Oktober 1945 13. Dibawah ini yang menjadi salah satu penyebab Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia adalah... a. tuntutan rakyat Jepang b. Jepang tak sanggup lagi melawan perlawanan rakyat Indonesia c. Dijatuhkannya bom di Hirosima dan Nagasaki oleh sekutu yang membuat Jepang kritis d. semuanya benar 14. Tujuan pembentukan BPUPKI ialah… a. untuk mempelajari hal- hal penting pembentukan negara Indonesia merdeka b. merumuskan tujuan dasar negara c. persiapan proklamasi kemerdekaan d. merumuskan dasar falsafah negara 15. Tokoh bangsa Indonesia yang ditunjuk menjadi ketua BPUPKI ialah… a. Ir. Soekarno b. dr. Rajiman Widiodiningrat c. Mr.Moh.Yamin d. Chairul Shaleh 16. Tokoh yang mengusulkan konsep dasar Negara Indonesia Merdeka dalam siding BPUPKI I, antara lain …. a. Mr. Achmad Subarjo c. Mr. Moh.Yamin b. Mr. Sartono d. Mr. Iwa Kusuma Sumantri 17. Tujuan penyelenggaraan sidang BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945 adalah untuk membahas …. a. Dasar Negara Indonesia Merdeka c. Batang Tubuh UUD b. Rancangan Undang-Undang Dasar d. Piagam Jakarta atau Jakarta Charter 18. Tujuan penyelenggaraan sidang BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 adalah untuk membahas tentang …. a. bentuk negara Indonesia c. dasar negara Indonesia b. bentuk pemerintahan Indonesia d. rancangan Undang-Undang Dasar 19. Rumusan dasar negara Indonesia yang dirumuskan oleh panitia sidang BPUPKI tanggal 29 Mei antara lain, kecuali... a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluk b. Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab c. Mewujudkan masyarakat tanpa kelas sosial d. Persatuan Indonesia 20. Apa latar belakang perubahan BPUPKI menjadi PPKI... a. Hasil sidang BPUPKI yang belum sempurna b. Kota Hirosima yang dibom oleh sekutu yang membuat Jepang melemah c. BPUPKI adalah badan bentukan Jepang d. Semua jawaban benar 21. Pada tanggal berapakah pecahnya perang rakyat Surabaya melawan sekutu yang juga diperingati sebagai Hari Pahlawan... a. 11 Oktober 1945 b. 10 November 1945 c. 12 November 1945 d. 29 Oktober 1945 22. Koran pertama yang memuat proklamasi adalah a. Soera Merdeka c. Merdeka b. Soera Asia d. Mahardika 23. Seorang tokoh golongan tua yang mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi akan dilaksanakan 17 Agustus 1945… a. Moh.Hatta c. Yusuf Kunto b. Ahmad Subardjo d. Chairul Saleh 24. Pemelihan presiden dan wapres yang pertama kali dilakukan dengan cara… a. dipilh oleh MPR b. voting dalam PPKI c. dipilih langsung oleh rakyat d. aklamasi dari anggota PPKI 25. Lembaga yang melaksanakan fungsi MPR dan DPR pada awal terbentuknya RI adalah… a. PPKI b. BKR c. KNIP d. PNI 26. Dimanakah tempat perundingan antara golongan muda dan golongan tua... a. kediaman Laksamana Maeda b. lapangan Ikada c. kediaman Radjiman Widyodiningrat d. jalan Pegangsaan Timur no. 56 27. Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan kebudayaan yang pertama dan sekaligus anggota golongan tua adalah.... a. Mr.Ahmad Subardjo b. Ki Hajar Dewantaro c. Prof.Soepomo d. Amir Syarifuddin 28. Soekarno-Hatta menolak tuntutan golongan pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena.... a. Jepang belum sepenuhnya menyerah kepada sekutu b. Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia membutuhkan biaya yang besar c. Bangsa Indonesia belum siap untuk mempunyai pemerintahan sendiri d. Soekarno-Hatta akan membicarakan masalah Proklamasi dalam rapat PPKI lebih dahulu 29. Dibawah ini yang menjadi tujuan pembentukan BPUPKI, kecuali... a. sebagai alat adu propaganda Jepang b. menggugah semangat bangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh kemerdekaan c. menyusun dasar negara d. mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 30. Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa daerah Yogyakarta menjadi bahagian negara RI dengan status… a. daerah perlindungan c. daerah istimewa b. daerah perwalian d. daerah otonom 31. Dibawah ini yang merupakan tokoh yang terlibat dalam BPUPKI, kecuali... a. Tan Malaka b. M. Yamin c. Moh. Hatta d. Ir. Soekarno 32. Dimanakah letak Rapat Raksasa yang dibanjiri oleh para pemuda komite Van Aksi Menteng 31... a. Rengasdengklok b. Komplek Senayan c. Lapangan Ikada d. Menteng 33. Makna Rapat Raksasa pada tanggal 19 September 1945 bagi Indonesia antara lain, kecuali... a. berhasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyatnya b. merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah RI c. mengembangkan semangat juang rakyat d. menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasibnya sendiri 34. Tujuan dibentuknya TKR pada tanggal 5 Oktober 1945 adalah… a. menjaga keamanan presiden dan wapres b. menjaga keamanan para menteri c. menjaga kemerdekaan dan kelestarian negara RI d. mengkoordinasi keamanan rakyat Indonesia 35. Kalimat kedua dalam konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan pernyataan mengenai …. a. pengalihan kekuasaan b. terbentuknya pemerintahan baru di Indonesia c. kehendak bangsa Indonesia untuk merdeka d. kehendak bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri 36. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar Radio Domei disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Namun ada 4 orang yg kemudia membuat pemancar baru untuk agar penyebaran berita kemerdekaan tetap disiarkan. Siapakah mereka tersebut... a. Kadiman, Sujana, Sukanto dan Ismail b. Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar c. Yanto, Amir, Ridwan, dan Sasmito d. Riyanto, Munif, Tejo, dan Muhaimin 37. Salah seorang tokoh pemuda yang berperan dalam peristiwa upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah ….. a. Suwadi Suryaningrat c. Sutarjo kartohadikusumo b. Suhud d. Supriyadi 38. Tokoh- tokoh nasionalis Indonesia yang dipanggil pada tanggal 9 Agustus 1945 ke Dalat, Saigon (Vietnam) ialah… a. dr.Rajiman Widiodiningrat & Hatta b. Mr.Moh.Yamin & Drs.Moh.Hatta c. Ir.Soekarno & Mr.Moh.Yamin d. Hatta & Mr.Ahmad Subardjo 39. Penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok dimaksudkan karena kedua tokoh tersebut didaulat untuk menjadi ... a. penduduk Indonesia b. pengibar bendera merah putih c. pembaca teks proklamasi d. pahlawan bangsa 40. Berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, terbentuklah organisasi ketentaraan yang bernama... a. Tentara Keamanan Rakyat b. Tentara Keselamatan Rakyat c. Badan keamanan Rakyat d. Tentara Republik Indonesia Lampiran 7 Kunci Jawaban Uji Coba Validitas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jawaban No. Jawaban A D D D D B B D A C A B C D B C D C C B 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 B B B D B D B D A C A C C D A B B A C A Lampiran 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) MTs : SMP Nusantara Plus Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siklus : Kelas/Semester : VIII / 2 Standar Kompetensi : Memahami usaha persiapan kemerdekaan Kompetensi Dasar : Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan I Indonesia. Alokasi Waktu : 2x 40 menit A. Indikator Pembelajaran. 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945 Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah C. Tujuan Pembelajaran Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat: 1. Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI 2. Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia 3. Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI 4. Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945 5. Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah D. Materi Pembelajaran 1. Proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia. 2. Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia. 3. Proses persiapan kemerdekaan Indonesia. E. Metode Metode Sosiodrama F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertama Pendahuluan: (15 menit) Kegiatan yang dilakukan Nilai Karakter Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan Rasa hormat mengabsen siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan digunakanpada konsep Perhatian proses persiapan kemerdekaan Indonesia Guru mengondisikan siswa untuk memberikan tugas untuk memainkan peran sesuai dengan Disiplin konsep pembelajaran sosiodrama. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan Keberanian materi yang akan dipelajari Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil belajar siswa yangdi harapkan Siswa mengerjakan soal pre-test Perhatian Ketekuanan, ketelitian Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan Perhatian uraian kegiatan sesuai silabus Kegiatan Inti 50 menit Eksplorasi Kegian yang dilakukan Nilai Karakter Melibatkan peserta didik untuk mengetahui tentang konsep proses persiapan kemerdekaan Perhatian Indonesia. Guru menerangkan materi tentang proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Perhatian, ketekunan Jepang ke Indonesia, Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tanggung jawab melaksanakan tugasnya memaiinkan peran sesuai dengan perannnya masing-masing. Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu Tanggung jawab memainkan peran yang telah digbagikan sebelumnya. Dan guru mendapingi jalannya kegiatan pembelajaran. Melatih siswa dalam penerapan metode Keaktifan, kedisiplinan pembelajaran soisodrama. Guru sebagai narasumber atau fasilitator Disiplin Elaborasi Guru menghentikan simulasi hendaknya Perhatian dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mednorong siswa berpikir dalam mengetahui masalah yang sedang disimulasikan. Guru memberi pengarahan kepada siswa setelah Perhataian, keatifan melakukan pembelajaran dengan Sosiodrama Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa Perhatian, kebranian, keaktifan. dalam setelah melakukakan setelah pembelajaran sosiodrama .Siswa memberikan komentar terhadap terhadap Keberanian kegiatan simulasi berlangsung. Kofirmasi Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah maju memberikan komentar terhadap gambar yang telah dibagikan. Perhatian Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum paham Keberanian, keaktifan Melakukan tanya jawab mengenai materi Perhatian, keberanian pelajaran Membangkitkan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi akatif Kesungguhan Kegiatan penutupan 15 menit Perhatian Guru melakukan diskusi balik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar sisiwa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses simulasi Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat kesimpulan pelajaran Guru memberikan review dan umpan balik Perhatian terhadap materi yang dibahas oleh siswa Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, agar siswa termotivasi. Kesungguhan Seluruh siswa melaksanakan Post Test Tanggung jawab Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada murid Perhatian G. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional H. Penilaian 1. Tekhnik Pada pembelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial ini menggunakan teknik tes tertulis. 2. Bentuk Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG). 3. Soal ( Terlampir lengkap ). 4. Proses Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test) dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan. Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) MTs : SMP Nusantara Plus Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siklus : Kelas/Semester : VIII / 2 Standar Kompetensi : Memahami usaha persiapan kemerdekaan Kompetensi Dasar : Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan I Indonesia. Alokasi Waktu : 2x 40 menit A. Indikator Pembelajaran. 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945 Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah C. Tujuan Pembelajaran Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat: 1. Menjelaskan perbedaan pendapat antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan RI 2. Menguraikan secara kronologis persiapan kemerdekaan Indonesia 3. Menjelaskan cara-cara menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan RI 4. Menyebutkan hasil sidang PPKI tanggal 18-19 Agustus 1945 5. Mengidentifikasi dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah D. Materi Pembelajaran 1. Proses berakhirnya kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia. 2. Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia. 3. Proses persiapan kemerdekaan Indonesia. E. Metode Metode Sosiodrama F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kedua Pendahuluan: (15 menit) Kegiatan yang dilakukan Nilai Karakter Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan Rasa hormat mengabsen siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan digunakanpada konsep Perhatian proses persiapan kemerdekaan Indonesia Guru mengondisikan siswa untuk memberikan tugas untuk memainkan peran sesuai dengan Disiplin konsep pembelajaran sosiodrama. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan Keberanian materi yang akan dipelajari Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil belajar siswa yangdi harapkan Siswa mengerjakan soal pre-test Perhatian Ketekuanan, ketelitian Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan Perhatian uraian kegiatan sesuai silabus Kegiatan Inti 50 menit Eksplorasi Kegian yang dilakukan Nilai Karakter Melibatkan peserta didik untuk mengetahui tentang konsep proses persiapan kemerdekaan Perhatian Indonesia. Guru menerangkan materi tentang persiapan kemerdekaan Indonesia. proses Perhatian, ketekunan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tanggung jawab melaksanakan tugasnya memaiinkan peran sesuai dengan perannnya masing-masing. Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu Tanggung jawab memainkan peran yang telah digbagikan sebelumnya. Dan guru mendapingi jalannya kegiatan pembelajaran. Melatih siswa dalam penerapan metode Keaktifan, kedisiplinan pembelajaran soisodrama. Guru sebagai narasumber atau fasilitator Disiplin Elaborasi Guru menghentikan simulasi hendaknya Perhatian dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mednorong siswa berpikir dalam mengetahui masalah yang sedang disimulasikan. Guru memberi pengarahan kepada siswa setelah Perhataian, keatifan melakukan pembelajaran dengan Sosiodrama Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa Perhatian, kebranian, keaktifan. dalam setelah melakukakan setelah pembelajaran sosiodrama .Siswa memberikan komentar terhadap terhadap Keberanian kegiatan simulasi berlangsung. Kofirmasi Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah maju memberikan komentar terhadap gambar yang telah dibagikan. Perhatian Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum paham Keberanian, keaktifan Melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran Perhatian, keberanian Membangkitkan motivasi kepada siswa yang Kesungguhan kurang atau belum berpartisipasi akatif Kegiatan penutupan 15 menit Perhatian Guru melakukan diskusi balik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar sisiwa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses simulasi Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat kesimpulan pelajaran Guru memberikan review dan umpan balik Perhatian terhadap materi yang dibahas oleh siswa Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, agar siswa termotivasi. Kesungguhan Seluruh siswa melaksanakan Post Test Tanggung jawab Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada murid Perhatian G. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional H. Penilaian 1. Tekhnik Pada pembelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial ini menggunakan teknik tes tertulis. 2. Bentuk Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG). 3. Soal ( Terlampir lengkap ). 4. Proses Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test) dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan. Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) MTs : SMP Nusantara Plus Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siklus : Kelas/Semester : VIII / 2 Standar Kompetensi : Memahami usaha persiapan kemerdekaan. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. : 2 x 40 menit (2 x pertemuan) Alokasi Waktu II A. Indikator Pembelajaran. 1. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia 2. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang 3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang 4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI 5. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI 6. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI 7. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI 8. Menjelaskan peranan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia C. Tujuan Pembelajaran Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat: 1. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia 2. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang 3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang 4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI 5. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI 6. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI 7. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI 8. Menjelaskan peranan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia D. Materi Pembelajaran 1. Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. 2. Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. E. Metode Metode Sosiodrama F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pertama Pendahuluan: (15 menit) Kegiatan yang dilakukan Nilai Karakter Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan Rasa hormat mengabsen siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan digunakanpada konsep Perhatian proses persiapan kemerdekaan Indonesia Guru mengondisikan siswa untuk memberikan tugas untuk memainkan peran sesuai dengan Disiplin konsep pembelajaran sosiodrama. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan Keberanian materi yang akan dipelajari Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil belajar siswa yangdi harapkan Siswa mengerjakan soal pre-test Perhatian Ketekuanan, ketelitian Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan Perhatian uraian kegiatan sesuai silabus Kegiatan Inti 50 menit Eksplorasi Kegian yang dilakukan Nilai Karakter Melibatkan peserta didik untuk mengetahui tentang konsep proses persiapan kemerdekaan Perhatian Indonesia. Guru menerangkan materi tentang Dukungan terhadap Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Perhatian, ketekunan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tanggung jawab melaksanakan tugasnya memaiinkan peran sesuai dengan pearnnya masing-masing. Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu Tanggung jawab memainkan peran yang telah digbagikan sebelumnya. Dan guru mendapingi jalannya kegiatan pembelajaran. Melatih siswa dalam penerapan metode Keaktifan, kedisiplinan pembelajaran soisodrama. Guru sebagai narasumber atau fasilitator Disiplin Elaborasi Guru menghentik simulasi hendaknya dihentikan Perhatian pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mednorong siswa berpikir dalam mengetahui masalah yang sedang disimulasikan. Guru memberi pengarahan kepada siswa setelah Perhataian, keatifan melakukan pembelajaran dengan Sosiodrama Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa Perhatian, kebranian, keaktifan. dalam setelah melakukakan setelah pembelajaran sosiodrama .Siswa memberikan komentar terhadap terhadap Keberanian kegiatan simulasi berlangsung. Kofirmasi Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah maju memberikan komentar terhadap gambar yang telah dibagikan. Perhatian Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum paham Keberanian, keaktifan Melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran Perhatian, keberanian Membangkitkan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi akatif Kesungguhan Kegiatan penutupan 15 menit Perhatian Guru melakukan diskusi balik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar sisiwa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses simulasi Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat kesimpulan pelajaran Guru memberikan review dan umpan balik Perhatian terhadap materi yang dibahas oleh siswa Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, agar siswa termotivasi. Kesungguhan Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada murid Perhatian G. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional H. Penilaian 1. Tekhnik Pada pembelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial ini menggunakan teknik tes tertulis. 2. Bentuk Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG). 3. Soal ( Terlampir lengkap ). 4. Proses Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test) dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan. Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) MTs : SMP Nusantara Plus Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siklus : Kelas/Semester : VIII / 2 Standar Kompetensi : Memahami usaha persiapan kemerdekaan. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. : 2 x 40 menit (2 x pertemuan) Alokasi Waktu II A. Indikator Pembelajaran. 1. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia 2. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang 3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang 4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI 5. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI 6. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI 7. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI 8. Menjelaskan peranan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia C. Tujuan Pembelajaran Setelah selesaipembelajaran, siswa dapat: 1. Menjelaskan latar belakang pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia 2. Menjelaskan latar belakang dibentuknya BPUPKI oleh pemerintah Jepang 3. Menjelaskan tujuan pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji Jepang 4. Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI 5. Menjelaskan hasil sidang-sidang BPUPKI 6. Menjelaskan latar belakanng perubahan BPUPKI menjadi PPKI 7. Mengidentifikasi perbedaan antara BPUPKI dengan PPKI 8. Menjelaskan peranan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia D. Materi Pembelajaran 1. Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. 2. Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. E. Metode Metode Sosiodrama F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pertama Pendahuluan: (15 menit) Kegiatan yang dilakukan Nilai Karakter Memberi salam, memeriksa kebersihan siswa, dan Rasa hormat mengabsen siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan digunakanpada konsep Perhatian proses persiapan kemerdekaan Indonesia Guru mengondisikan siswa untuk memberikan tugas untuk memainkan peran sesuai dengan Disiplin konsep pembelajaran sosiodrama. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan Keberanian materi yang akan dipelajari Guru menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil belajar siswa yangdi harapkan Siswa mengerjakan soal pre-test Perhatian Ketekuanan, ketelitian Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan Perhatian uraian kegiatan sesuai silabus Kegiatan Inti 50 menit Eksplorasi Kegian yang dilakukan Nilai Karakter Melibatkan peserta didik untuk mengetahui tentang konsep proses persiapan kemerdekaan Perhatian Indonesia. Guru menerangkan materi tentang Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia, Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Perhatian, ketekunan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Tanggung jawab melaksanakan tugasnya memaiinkan peran sesuai dengan pearnnya masing-masing. Siswa melaksanakan kegiatan Sosiodrama yaitu Tanggung jawab memainkan peran yang telah digbagikan sebelumnya. Dan guru mendapingi jalannya kegiatan pembelajaran. Melatih siswa dalam penerapan metode Keaktifan, kedisiplinan pembelajaran soisodrama. Guru sebagai narasumber atau fasilitator Disiplin Elaborasi Guru menghentik simulasi hendaknya dihentikan Perhatian pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mednorong siswa berpikir dalam mengetahui masalah yang sedang disimulasikan. Guru memberi pengarahan kepada siswa setelah Perhataian, keatifan melakukan pembelajaran dengan Sosiodrama Guru melakukan dialog atau diskusi dengan siswa Perhatian, kebranian, keaktifan. dalam setelah melakukakan setelah pembelajaran sosiodrama .Siswa memberikan komentar terhadap terhadap Keberanian kegiatan simulasi berlangsung. Kofirmasi Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah maju memberikan komentar terhadap Perhatian gambar yang telah dibagikan. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum paham Keberanian, keaktifan Melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran Perhatian, keberanian Membangkitkan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi akatif Kesungguhan Kegiatan penutupan 15 menit Perhatian Guru melakukan diskusi balik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar sisiwa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses simulasi Bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat kesimpulan pelajaran Guru memberikan review dan umpan balik Perhatian terhadap materi yang dibahas oleh siswa Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa, agar siswa termotivasi. Kesungguhan Guru mengahiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada murid Perhatian G. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sutarto dkk, 2008. IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2. Sri Sudarmi & Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu; untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional H. Penilaian 1. Tekhnik Pada pembelajaran IPS pada konsep penyimpangan sosial ini menggunakan teknik tes tertulis. 2. Bentuk Bentuk instrumen dari penilaian ini berupa tes pilihan ganda (PG). 3. Soal ( Terlampir lengkap ). 4. Proses Penilaian menggunakan test tertulis, dilakukan melalui pemberian tes awal (Pre Test) dan tes akhir (Post Test) dengan soal yang sama terkait dengan materi yang diajarkan. Lampiran 12 Uraian Materi Pembelajaran Siklus I 1. Proses Berakhirnya Kekuasaan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia Pada tahun 1944 Saipan jatuh ke tangan Sekutu. Demikian halnya dengan pasukan Jepang di Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall, dipukul mundur oleh pasukan Sekutu. Dengan demikian seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik sudah hancur dan bayang-bayang kekalahan Jepang mulai nampak. Selanjutnya Jepang mengalami serangan udara di kota Ambon, Makasar, Menado dan Surabaya. Bahkan pasukan Sekutu telah mendarat di daerah-daerah minyak seperti Tarakan dan Balikpapan. Dalam situasi kritis tersebut, pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai). Pembentukan badan ini bertujuan untuk menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka. Pengangkatan pengurus ini diumumkan pada tanggal 29 April 1945. dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat diangkat sebagai ketua (Kaico). Sedangkan yang duduk sebagai Ketua Muda (Fuku Kaico) pertama dijabat oleh seorang Jepang, Shucokan Cirebon yang bernama Icibangase. R.P. Suroso diangkat sebagai Kepala Sekretariat dengan dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo. 2. Proses berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia dan Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan penghentian permusuhan terhadap sekutu, setelah sebelumnya yaitu pada tanggal 14 Agustus 1945 sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita tentang genjatan senjata yang dilakukan oleh Jepang ini disiarkan di radio jepang dari Tokyo. Ternyata siaran tersebut tertangkap di Indonesia dan Sutan Syahrir mendengarnya. Pada tanggal 28 Mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan bertempat di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri), Jakarta. Upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat Jepang, yaitu : Jenderal Itagaki (Panglima Tentara Ketujuh yang bermarkas di Singapura dan Letnan Jenderal Nagano (Panglima Tentara Keenambelas yang baru). Pada kesempatan itu dikibarkan bendera Jepang, Hinomaru oleh Mr. A.G. Pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera Sang Merah Putih oleh Toyohiko Masuda. Peristiwa itu membangkitkan semangat para anggota dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sidang BPUPKI Persidangan BPUPKI untuk merumuskan Undang-undang Dasar diawali dengan pembahasan mengenai persoalan “dasar” bagi Negara Indonesia Merdeka. Untuk itulah pada kata pembukaannya, ketua BPUPKI, dr. Radjiman Wediodiningrat meminta pandangan para anggota mengenai dasar Negara Indonesia merdeka tersebut. Tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan rumusan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh. Yamin. Pada hari pertama persidangan pertama tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengemukakan lima “Azas Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia” sebagai berikut : 1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ke-Tuhanan; 4. Peri Kerakyatan; 5. Kesejahteraan Rakyat. Dua hari kemudian pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Supomo mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah sebagai berikut : 1. persatuan 2. kekeluargaan 3. keseimbangan 4. musyawarah 5. keadilan sosial Keesokan harinya pada tanggal 1 Juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama itu. Pada kesempatan itulah Ir. Sukarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai “Lahirnya Pancasila”. Keistimewaan pidato Ir. Sukarno adalah selain berisi pandangan mengenai Dasar Negara Indonesia Merdeka, juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara, yaitu : Pancasila, Trisila, atau Ekasila. “Selanjutnya sidang memilih nama Pancasila sebagai nama dasar negara. Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Sukarno adalah sebagai berikut : 1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan; 3. Mufakat atau demokrasi 4. Kesejahteraan sosial; 5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Persidangan pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945. Sidang tersebut belum menghasilkan keputusan akhir mengenai Dasar Negara Indonesia Merdeka. Selanjutnya diadakan masa “reses” selama satu bulan lebih. Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang beranggotakan 9 orang. Oleh karena itu panitia ini juga disebut sebagai Panitia Sembilan. Anggota-anggota Panitia Sembilan ini adalah sebagai berikut : 1. Ir. Sukarno 2. Drs. Moh. Hatta 3. Muh. Yamin 4. Mr. Ahmad Subardjo 5. Mr. A.A. Maramis 6. Abdulkadir Muzakkir 7. K.H. Wachid Hasyim 8. K.H. Agus Salim 9. Abikusno Tjokrosujoso. Musyawarah dari Panitia Sembilan ini kemudian menghasilkan suatu rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan Negara Indonesia Merdeka. Oleh Muh.Yamin rumusan itu diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan draft dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah : 1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari‟at Islam bagi pemeluk-pemeluknya; 2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab; 3. Persatuan Indonesia; 4. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; 5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada tanggal 10 Juli 1945 dibahas Rencana Undang-undang Dasar, termasuk soal pembukaan atau preambule-nya oleh sebuah Panitia Perancang Undang-undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Sukarno dan beranggotakan 21 orang. Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang Undang-undang Dasar dengan suara bulat menyetujui isi preambule (pembukaan) yang diambil dari Piagam Jakarta. Selanjutnya panitia tersebut membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-undang Dasar yang diketuai Prof. Dr. Mr. Supomo dengan anggotanya Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim dan Sukiman. Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian disempurnakan bahasanya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri dari Husein Djajadiningrat, Agus Salim dan Supomo. Persidangan kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rangka menerima laporan Panitia Perancang Undang-undang Dasar. Ir. Sukarno selaku ketua panitia melaporkan tiga hasil, yaitu : 1. Pernyataan Indonesia Merdeka; 2. Pembukaan Undang-undang Dasar; 3. Undang-undang Dasar (batang tubuh); C. AKTIVITAS GOLONGAN MUDA Angkatan Moeda Indonesia dan Gerakan Angkatan Baroe Indonesia Sebelum BPUPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 16 Mei 1945 telah diadakan Kongres Pemuda Seluruh Jawa yang diprakarsai Angkatan Moeda Indonesia. Organisasi itu sebenarnya dibentuk atas inisitaif Jepang pada pertengahan 1944, akan tetapi kemudian berkembang menjadi suatu pergerakan pemuda yang anti-Jepang. Kongres pemuda itu dihadiri oleh lebih 100 utusan pemuda, pelajar dan mahasiswa seluruh Jawa diantaranya Djamal Ali, Chairul Saleh, Anwar Tjokroaminoto, Harsono Tjokroaminoto serta sejumlah mahasiswa Ika Daigaku Jakarta. Kongres menghimbau para pemuda di Jawa hendaknya bersatu dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan yang bukan hadiah Jepang. Setelah tiga hari berlangsung kongres akhirnya memutuskan dua buah resolusi, yaitu: 1. semua golongan Indonesia, terutama golongan pemuda dipersatukan dan dibulatkan dibawah satu pimpinan nasional. 2. dipercepatnya pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia. Walaupun demikian kongres pun akhirnya menyatakan dukungan sepenuhnya dan kerjasama erat dengan Jepang dalam usaha mencapai kemerdekaan. Pernyataan tersebut tidak memuaskan beberapa tokoh pemuda yang hadir, seperti utusan dari Jakarta yang dipimpin oleh Sukarni, Harsono Tjokroaminoto dan Chairul Saleh. Mereka bertekad untuk menyiapkan suatu gerakan pemuda yang lebih radikal. Untuk itulah pada tanggal 3 Juni 1945 diadakan suatu pertemuan rahasia di Jakarta untuk membentuk suatu panitia khusus yang diketuai oleh B.M. Diah, dengan anggotanya Sukarni, Sudiro, Sjarif Thajeb, Harsono Tjokroaminoto, Wikana, Chairul Saleh, P. Gultom, Supeno dan Asmara Hadi. Pertemuan semacam itu diadakan lagi pada tanggal 15 Juni 1945, yang menghasilkan pembentukan Gerakan Angkatan Baroe Indonesia. Dalam prakteknya kegiatan organisasi itu banyak dikendalikan oleh para pemuda dari Asrama Menteng 31. Tujuan dari gerakan itu, seperti yang tercantum di dalam surat kabar Asia Raja pada pertengahan bulan Juni 1945, menunjukkan sifat gerakan yang lebih radikal sebagai berikut : 1. mencapai persatuan kompak di antara seluruh golongan masyarakat Indonesia; 2. menanamkan semangat revolusioner massa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat yang berdaulat; 3. membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia; 4. mempersatukan Indonesia bahu-membahu dengan Jepang, tetapi jika perlu gerakan itu bermaksud untuk mencapai kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri. Gerakan Rakyat Baroe Gerakan Rakyat Baroe dibentuk berdasarkan hasil sidang ke-8 Cuo Sangi In yang mengusulkan berdirinya suatu gerakan untuk mengobar-ngobarkan semangat cinta kepada tanah air dan semangat perang. Pembentukan badan ini diperkenankan oleh Saiko Shikikan yang baru, Letnan Jenderal Y. Nagano pada tanggal 2 juli 1945. Susunan pengurus pusat organisasi ini terdiri dari 80 orang. Anggotanya terdiri atas penduduk asli Indonesia dan bangsa Jepang, golongan Cina, golongan Arab dan golongan peranakan Eropa. Tokoh-tokoh pemuda radikal seperti Chairul Saleh, Sukarni, B.M. Diah, Asmara Hadi, Harsono Tjokroaminoto, Wikana, Sudiro, Supeno, Adam Malik, S.K. Trimurti, Sutomo dan Pandu Kartawiguna diikutsertakan dalam organisasi tersebut. Tujuan pemerintah Jepang mengangkat wakil-wakil golongan muda di dalam organisasi itu adalah agar pemerintah Jepang dapat mengawasi kegiatan-kegiatan mereka. Sumobuco Mayor Jenderal Nishimura menegaskan bahwa setiap pemuda yang tergabung di dalamnya harus tunduk sepenuhnya kepada Gunseikanbu (pemerintah militer Jepang) dan mereka harus bekerja dibawah pengawasan pejabat-pejabat pemerintah. Dengan demikian berarti kebebasan bergerak para pemuda dibatasi, sehingga timbullah rasa tidak puas. Oleh karena itulah, tatkala Gerakan Rakyat Baroe ini diresmikan pada tanggal 28 Juli 1945, tidak seorang pun pemuda radikal yang bersedia memduduki kursi yang telah disediakan. Sehingga nampak semakin tajam perselisihan paham antara golongan tua dan golongan muda tentang cara melaksanakan pembentukan negara Indonesia Merdeka. D. PEMBENTUKAN PPKI Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya pemerintah pendudukan Jepang membentuk PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai). Sebanyak 21 anggota PPKI yang terpilih tidak hanya terbatas pada wakil-wakil dari Jawa yang berada di bawah pemerintahan Tentara Keenambelas, tetapi juga dari berbagai pulau, yaitu : 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatera, 2 wakil dari Sulawesi, seorang dari Kalimantan, seorang dari Sunda Kecil (Nusatenggara), seorang dari Maluku dan seorang lagi dari golongan penduduk Cina. Ir. Sukarno ditunjuk sebagai ketua PPKI dan Drs. Moh. Hatta ditunjuk sebagai wakil ketuanya. Sedangkan Mr. Ahmad Subardjo ditunjuk sebagai penasehatnya. Kepada para anggota PPKI, Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan bahwa para anggota PPKI tidak hanya dipilih oleh pejabat di lingkungan Tentara Keenambelas, akan tetapi oleh Jenderal Besar Terauci sendiri yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara. Dalam rangka pengangkatan itulah, Jenderal Besar Terauci memanggil tiga tokoh Pergerakan Nasional, yaitu Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat. Pada tanggal 9 Agustus 1945 mereka berangkat menuju markas besar Terauci di Dalat, Vietnam Selatan. Dalam pertemuan di Dalat pada tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Besar Terauci menyampaikan kepada ketiga tokoh itu bahwa Pemerintah Kemaharajaan telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pelaksanaannya dapat dilakukan segera setelah persiapannya selesai oleh PPKI. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda. Ketika ketiga tokoh itu berangkat kembali menuju Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang telah dibom atom oleh Sekutu di kota Hirosima dan Nagasaki. Bahkan Uni Soviet mengingkari janjinya dan menyatakan perang terhadap Jepang seraya melakukan penyerbuan ke Manchuria. Dengan demikian dapat diramalkan bahwa kekalahan Jepang akan segera terjadi. Keesokan harinya, pada tanggal 15 Agustus 1945 Sukarno-Hatta tiba kembali di tanah air. Dengan bangganya Ir. Sukarno berkata : “Sewaktu-waktu kita dapat merdeka; soalnya hanya tergantung kepada saya dan kemauan rakyat memperbarui tekadnya meneruskan perang suci Dai Tao ini. Kalau dahulu saya berkata „Sebelum jagung berbuah, Indonesia akan merdeka : sekarang saya dapat memastikan Indonesia akan merdeka, sebelum jagung berbuah.” Perkataan itu menunjukkan bahwa Ir. Sukarno pada saat itu belum mengetahui bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. E. PERBEDAAN PENDAPAT ANTARA GOLONGAN TUA DAN GOLONGAN MUDA Berita tentang kekalahan Jepang, diketahui oleh sebagian golongan muda melalui radio siaran luar negeri. Pada malam harinya Sutan syahrir menyampaikan berita itu kepada Moh. Hatta. Syahrir juga menanyakan mengenai kemerdekaan Indonesia sehubungan dengan peristiwa tersebut. Moh. Hatta berjanji akan menanyakan hal itu kepada Gunseikanbu . Setelah yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, Moh. Hatta mengambil keputusan untuk segera mengundang anggota PPKI. Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Rapat dilaksanakan pada tanggal 15 agustus 1945, pukul 20.30 waktu Jawa. Rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh itu menghasilkan keputusan “ kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantungkan pada orang dan negara lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan dan sebaliknya diharapkan diadakan perundingan dengan golongan muda agar mereka diikutsertakan dalam pernyataan proklamasi.” Keputusan rapat itu disampaikan oleh Wikana dan Darwis pada pukul 22.30 waktu Jawa kepada Ir. Sukarno di rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Kedua utusan tersebut segera menyampaikan keputusan golongan muda agar Ir. Sukarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu hadiah dari Jepang. Tuntutan Wikana yang disertai ancaman bahwa akan terjadi pertumpahan darah jika Ir. Sukarno tidak menyatakan proklamasi keesokan harinya telah menimbulkan ketegangan. Ir. Sukarno marah dan berkata “Ini leher saya, seretlah saya ke pojok itu dan sudahilah nyawa saya malam ini juga, jangan menunggu sampai besok. Saya tidak bisa melepaskan tanggungjawab saya sebagai ketua PPKI. Karena itu saya tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok”. Ketegangan itu juga disaksikan oleh golongan tua lainnya seperti : Drs. Moh. Hatta, dr. Buntaran, dr. Samsi, Mr. Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri. Dalam diskusi antara Darwis dan Wikana, Moh. Hatta berkata, “Dan kami pun tak dapat ditarik-tarik atau didesak supaya mesti juga mengumumkan proklamasi itu. Kecuali jiak Saudara-saudara memang sudah siap dan sanggup memproklamasikan. Cobalah! Saya pun ingin melihat kesanggupan Saudara-saudara !” Utusan itu pun menjawab “Kalau begitu pendirian Saudara-saudara berdua, baiklah ! Dan kami pemuda-pemuda tidak dapat menanggung sesuatu, jika besok siang proklamasi belum juga diumumkan. Kami pemudapemuda akan bertindak dan menunjukkan kesanggupan yang saudara kehendaki itu!” F. PERISTIWA RENGANDENGKLOK Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan Jepang terjawab ketika tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu mengumumkan bahwa Jepang sudah menyerah tanpa syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda yang termasuk orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Wikana, dan lainnya. Penyerahan Jepang kepada Sekutu menghadapkan para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat. Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Jepang masih tetap berkuasa atas Indonesia meskipun telah menyerah, sementara pasukan Sekutu yang akan menggantikan mereka belum datang. Gunseikan telah mendapat perintah-perintah khusus agar mempertahankan status quo sampai kedatangan pasukan Sekutu. Adanya kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan muda dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia. Golongan muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Mereka itu antara lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chaerul Saleh. Sedangkan golongan tua menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan perundingan dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi. Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili kelompok muda mendesak Soekarno agar bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang. Ternyata usaha tersebut gagal. Soekarno tetap tidak mau memproklamasikan kemerdekaan. Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk tidak memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan muda berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari Jepang. Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi (1984:60). Bung Karno marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta Ke Rengasdengklok antara lain: - Agar kedua tokoh tua itu tidak terpengaruh Jepang - Mendesak keduanya untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan terlepas dari segala ikatan Jepang Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA (Pembela Tanah Air) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah. Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan rencana mereka sendiri. Di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan panas; ” Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu …”. ” Lalu apa ?” teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara. Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur‟an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61). Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta . Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta (Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:82-83). 2 . PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1, setelah lebih dahulu menurunkan Fatmawati dan putranya di rumah Soekarno. Rumah Laksamada Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno dan tokoh-tokoh lainnya. De Graff yang dikutip Soebardjo (1978:60-61) melukiskan sikap Maeda seperti ini. Sikap dari Maeda tentunya memberi kesan aneh bagi orang-orang Indonesia itu, karena perwira Angkatan Laut ini selalu berhubungan dengan rakyat Indonesia. Sebagai seorang perwira Angkatan Laut yang telah melihat lebih banyak dunia ini dari ratarata seorang perwira Angkatan Darat , ia mempunyai pandangan yang lebih tepat tentang keadaan dari orang-orang militer yang agak sempit pikirannya. Ia dapat berbicara dalam beberapa bahasa. Ia adalah pejabat yang bertanggungjawab atas Bukanfu di Batavia; kantor pembelian Angkatan Laut di Indonesia. Ia tidak khusus membatasi diri hanya pada tugastugas militernya saja, tetapi agar dirinya dapat terbiasa dengan suasana di Jawa , ia membentuk suatu kantor penerangan bagi dirinya di tempat yang sama yang pimpinannya dipercayakan kepada Soebardjo. Melalui kantor inilah, yang menuntut biaya yang tidak sedikit baginya, ia mendapatkan pengertian tentang masalah-masalah di Jawa lebih baik dari yang didapatnya dari buletin-buletin resmi Angkatan Darat. Terlebih-lebih ia memberanikan diri untuk mendirikan asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia . Pemimpinpemimpin terkemuka, diperbantukan sebagai guru-guru untuk mengajar di asrama itu. Doktrin-doktrin yang agak radikal dipropagandakan. Lebih lincah dari orang-orang militer, ia berhasil mengambil hati dari banyak nasionalis yang tahu pasti bahwa keluhan-keluhan dan keberatan-keberatan mereka selalu bisa dinyatakan kepada Maeda. Sikap Maeda seperti inilah yang memberikan keleluasaan kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas yang maha penting bagi masa depan bangsanya. Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui Somobuco (kepala pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Nishimura mengatakan bahwa karena Jepang sudah menyatakan menyerah kepada Sekutu, maka berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo . Tentara Jepang diharuskan tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis kebi jakan itu, Nishimura melarang Soekarno-Hatta mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerde kaan. Melihat kenyataan ini, Soekarno-Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicara kan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Mereka hanya berharap agar pihak Jepang tidak menghalang-ha langi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri (Hatta, 1970:54-55). Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari golongan pemuda, menunggu di serambi muka. Menurut Soebardjo (1978:109) di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah malam, rumusan teks Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya disusun. Soekarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai , sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta. Hatta menganggap kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignty). Maka dihasilkanlah rumusan terakhir dari teks proklamasi itu. Setelah kelompok yang menyendiri di ruang makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi, kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00, Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep. Soebardjo (1978:109-110) melukiskan suasana ketika itu: “ Sementara teks Proklamasi ditik, kami menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang dapur, yang telah disiapkan sebelumnya oleh tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami belum makan apa-apa, ketika meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh. Setelah kami terima kembali teks yang telah ditik, kami semuanya menuju ke ruang besar di bagian depan rumah. Semua orang berdiri dan tidak ada kursi di dalam ruangan. Saya bercampur dengan beberapa anggota Panitia di tengah-tengah ruangan. Sukarni berdiri di samping saya. Hatta berdiri mendampingi Sukarno menghadap para hadirin . Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi tanggal 17 Agustus 1945, pada saat Soekarno membuka pertemuan dini hari itu dengan beberapa patah kata. “Keadaan yang mendesak telah memaksa kita semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan saudara-saudara dan saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita dapat berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing”. Kepada mereka yang hadir, Soekarno menyarankan agar bersama-sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia . Saran itu diperkuat oleh Mohammad Hatta dengan mengambil contoh pada “Declaration of Independence ” Amerika Serikat. Usul itu ditentang oleh pihak pemuda yang tidak setuju kalau tokoh-tokoh golongan tua yang disebutnya “budak-budak Jepang” turut menandatangani naskah proklamasi. Sukarni mengusulkan agar penandatangan naskah proklamasi itu cukup dua orang saja, yakni Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia . Usul Sukarni itu diterima oleh hadirin. Langkah selanjutnya, Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik konsep teks proklamasi dengan beberapa perubahan, kemudian ditandatangani oleh Soekarno Hatta. Perubahan-perubahan a. kata tersebut “ tempoh” diubah meliputi: menjadi tempo, b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, dan c. tulisan “Djakarta, 17-8-‟05“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun „05. Persoalan timbul mengenai bagaimana Proklamasi itu harus diumumkan kepada rakyat di seluruh Indonesia , dan juga ke seluruh pelosok dunia. Di mana dan dengan cara bagaimana hal ini harus diselenggarakan? Menurut Soebardjo (1978:113), Sukarni kemudian memberitahukan bahwa rakyat Jakarta dan sekitarnya, telah diserukan untuk datang berbondong-bondong ke lapangan IKADA pada tanggal 17 Agustus untuk mendengarkan Proklamasi Kemerdekaan. Akan tetapi Soekarno menolak saran Sukarni. ” Tidak ,” kata Soekarno, ” lebih baik dilakukan di tempat kediaman saya di Pegangsaan Timur. Pekarangan di depan rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita harus memancing-mancing insiden ? Lapangan IKADA adalah lapangan umum. Suatu rapat umum, tanpa diatur sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer, mungkin akan menimbulkan salah faham. Suatu bentrokan kekerasan antara rakyat dan penguasa militer yang akan membubarkan rapat umum tersebut, mungkin akan terjadi. Karena itu, saya minta saudara sekalian untuk hadir di Pegangsaan Timur 56 sekitar pukul 10.00 pagi .” Demikianlah keputusan terakhir dari pertemuan itu. Malam itu juga diputuskan bahwa naskah proklamasi akan dibacakan pukul 10.00 pagi di Lapangan Ikada, Gambir. Tetapi karena ada kemungkinan timbul bentrokan dengan pasukan Jepang yang terus berpatroli, akhirnya diubah di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Uraian Materi Pembelajaran Siklus II 1. Peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia (Hatta, 1970:53). Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56 cukup sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan beberapa pengeras suara. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk mempersiapkan satu tiang bendera. Karena situasi yang tegang, Suhud tidak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, masih ada dua tiang bendera dari besi yang tidak digunakan. Malahan ia mencari sebatang bambu yang berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan dan diberi tali. Lalu ditanam beberapa langkah saja dari teras rumah. Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan untuk bendera. 3 . PELAKSANAAN PROKLAMASI Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan yaitu: a. pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno, b. pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat, dan c. sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi. Sementara itu, rakyat yang telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda dan rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak gelisah, khawatir akan adanya pengacauan dari pihak Jepang. Matahari semakin tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus dan baru tidur setelah selesai merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah banyak berdatangan, rakyat yang telah menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka yang diliputi suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta. Lima menit sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat upacara. Marwati Djoened Poesponegoro (1984:92-94) melukiskan upacara pembacaan teks Proklamasi itu. Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-aba kepada seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum membacakan teks proklamasi. “Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta. Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu”. (Koesnodiprojo, 1951). Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak: ” lebih baik seorang prajurit ,” katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat. Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang. Seusai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi. Setelah upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Lasmidjah Hardi (1984:77) mengemukakan bahwa ada sepasukan barisan pelopor yang berjumlah kurang lebih 100 orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang terlambat. Dengan suara lantang penuh kecewa S. Brata meminta agar Bung Karno membacakan Proklamasi sekali lagi. Mendengar teriakan itu Bung Karno tidak sampai hati, ia keluar dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia menjelaskan bahwa Proklamasi hanya diucapkan satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Mendengar keterangan itu Brata belum merasa puas, ia meminta agar Bung Karno memberi amanat singkat. Kali ini permintaannya dipenuhi. Selesai upacara itu rakyat masih belum mau beranjak, beberapa anggota Barisan Pelopor masih duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno. Tidak lama setelah Bung Hatta pulang, menurut Lasmidjah Hardi (1984:79) datang tiga orang pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menunggu di ruang belakang, tanpa diberi kursi. Sudiro sudah dapat menerka, untuk apa mereka datang. Para anggota Barisan Pelopor mulai mengepungnya. Bung Karno sudah memakai piyama ketika Sudiro masuk, sehingga terpaksa berpakaian lagi. Kemudian terjadi dialog antara utusan Jepang dengan Bung Karno: ” Kami diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan Proklamasi .” ” Proklamasi sudah saya ucapkan,” jawab Bung Karno dengan tenang. ” Sudahkah ?” tanya utusan Jepang itu keheranan. ” Ya, sudah !” jawab Bung Karno. Di sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot dan tangan mereka sudah diletakkan di atas golok masing-masing. Melihat kondisi seperti itu, orang-orang Jepang itu pun segera pamit. Sementara itu, Latief Hendraningrat tercenung memikirkan kelalaiannya. Karena dicekam suasana tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan peristiwa itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar (saat itu belum ada rol film). Sehingga dari seluruh peristiwa bersejarah itu, dokumentasinya hanya ada tiga; yakni sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat pengibaran bendera, dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa itu. Setelah dibacakan teks proklamasi, maka telah lahir Republik Indonesia. Suatu peristiwa yang bersejarah bagi bangsa Indonesia telah terjadi. Peristiwa yang sangat lama dinantikan oleh segenap lapisan masyarakat, tetapi membutuhkan pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Untuk mengenang jasajasa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta dalam peristiwa proklamasi, maka keduanya diberi gelar Pahlawan Proklamasi (Proklamator). Selain itu Jalan Pegangsaan Timur diubah namanya menjadi Jalan Proklamasi, dan dibangun Monumen Proklamasi. Makna dan Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Setelah berabad-abad bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dan dilandasi oleh semangat kebangsaan, dan telah mengorbankan nyawa maupun harta yang tidak terhitung jumlahnya, maka peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik puncak perjuangan tersebut. Proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa yang sangat penting dan memiliki makna yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia. Berikut ini makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia 1) Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan menghapuskan tatanan hukum kolonial. 2) Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh. 3) Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. 4) Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan. 5) Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan. Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, maka bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de facto maupun secara de jure. 2. Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei, Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara. Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan. Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan ”Respect our Constitution, August 17!” Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus! Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini 1. para utusan Teuku 2. 3. PPKI ikut Mohammad Sam Ktut yang menyebarkan Hassan Ratulangi Pudja dari berita dari dari Sunda proklamasi. Aceh. Sulawesi. Kecil (Bali). 4. A. A. Hamidan dari Kalimantan. Negara RI yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya belum sempurna sebagai suatu negara. Oleh karena itu langkah yang diambil oleh para pemimpin negara melalui PPKI adalah menyusun konstitusi negara dan membentuk alat kelengkapan negara. Untuk itu PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, 19 Agustus 1945, dan 22 Agustus 1945. Sebelum rapat dimulai, muncul permasalahan yang disampaikan oleh wakil dari luar Jawa, di antaranya Mr. Latuharhary (Maluku), Dr. Sam Ratulangi (Sulawesi), Mr. Tadjudin Noor dan Ir. Pangeran Noor (Kalimantan), dan Mr. I Ktut Pudja (Nusa Tenggara) yang menyampaikan keresahan penduduk non-Islam mengenai kalimat dalam Piagam Jakarta yang nantinya akan dijadikan rancangan pembukaan dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Kalimat yang dimaksud adalah “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi para pemeluknya”, serta “syarat seorang kepala negara haruslah seorang muslim”. Untuk mengatasi masalah tersebut Drs. Mohammad Hatta beserta Ki Bagus Hadikusumo, Wachid Hasyim, Mr. Kasman Singadimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hassan membicarakannya secara khusus. Akhirnya dengan mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dan menegakkan Negara Republik Indonesia yang baru saja didirikan, rumusan kalimat yang dirasakan memberatkan oleh kelompok non-Islam dihapus sehingga menjadi berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa” dan syarat seorang kepala negara adalah orang Indonesia asli. Untuk memahami hasil sidang secara lengkap, maka perhatikan tabel 11.2 berikut. Tabel 11.2 Hasil-Hasil Sidang PPKI Secara Lengkap A . Pembentukan Komite Nasional Sebagai tindak lanjut dari sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 maka dibentuklah Komite Nasional Indonesia (KNI). Komite Nasional Indonesia adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebelum diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu). KNIP diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo. Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945. Tugas pertama KNIP adalah membantu tugas kepresidenan. Namun, kemudian diperluas tidak hanya sebagai penasihat presiden, tetapi juga mempunyai kewenangan legislatif. Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkan dalam rapat KNIP tanggal 16 Oktober 1945. Dalam rapat tersebut, wakil presiden Drs. Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah RI No. X yang isinya meliputi hal-hal berikut. a. KNIP sebelum DPR/MPR terbentuk diserahi kekuasaan legislatif untuk membuat undangundang dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). b. Berhubung gentingnya keadaan, maka pekerjaan sehari-hari KNIP dijalankan oleh sebuah Badan Pekerja KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir. Komite Nasional Indonesia disusun dari tingkat pusat sampai daerah. Pada tingkat pusat disebut Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan pada tingkat daerah yang disusun sampai tingkat kawedanan disebut Komite Nasional Indonesia. B . Pembentukan Partai Nasional Indonesia Pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI bersidang untuk yang ketiga kalinya dan menghasilkan keputusan antara lain pembentukan Partai Nasional Indonesia, yang pada waktu itu dimaksudkan sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia (partai tunggal). Dalam perkembangannya muncul Maklumat tanggal 31 Agustus 1945 yang memutuskan bahwa gerakan dan persiapan Partai Nasional Indonesia ditunda dan segala kegiatan dicurahkan ke dalam Komite Nasional. Sejak saat itu, gagasan satu partai tidak pernah dihidupkan lagi. Demi kelangsungan kehidupan demokrasi, maka KNIP mengajukan usul kepada pemerintah agar rakyat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan partai politik. Sebagai tanggapan atas usul tersebut, maka pada tanggal 3 November 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat pemerintah yang pada intinya berisi memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Maklumat itu kemudian dikenal dengan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. 3. Dukungan Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dukungan terhadap proklamasi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain datang dari daerah berikut. a. Keraton Kesultanan Yogyakarta Pada tanggal 29 Agustus 1945 Sri sultan Hamengku Buwono IX dari Yogyakarta mengirimkan telegram ke Jakarta yang isinya menyatakan bahwa Kesultanan Yogyakarta sanggup berdiri dibelakang pimpinan Soekarno-Hatta. b. Sumatera mendukung pemerintah Republik Indonesia Gelora kemerdekaan Indonesia yang telah menyebar kemana-mana mendorong para pemuda, khususnya Sumatera Timur untuk bergerak. Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi menyebabkan para pemuda bergerak dari Jalan Jakarta No. 6 Medan dibawah pimpinan A. Tahir, Abdul Malik Munir, M.K. Yusni mendukung pemerintah RI yang telah berdiri. c. Dukungan dari Sulawesi Utara Pada tanggal 14 Februari 1945 para pemuda Sulawesi Utara dibawah pimpinan Ch. Taulu mengadakan pemberontakan untuk mendirikan RI di Sulawesi Utara. Awalnya, pemberontakan itu muncul di Manado yang kemudian menyebar ke Tondano, Bitung, dan Bolaang Mongondow. Perlawanan terhadap Belanda (NICA) mendapat dukungan dari rakyat, karena rakyat sudah anti terhadap penjajah dan mendukung berdirinya NKRI. Lampiran 13 Episode Pertama SCENE I : Berita Kekalahan Jepang Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan penghentian permusuhan terhadap sekutu, setelah sebelumnya yaitu pada tanggal 14 Agustus 1945 sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Berita tentang genjatan senjata yang dilakukan oleh Jepang ini disiarkan di radio jepang dari Tokyo. Ternyata siaran tersebut tertangkap di Indonesia dan Sutan Syahrir mendengarnya. Sutan Syahrir : Apakah kalian sudah mendengar berita kekalahan Jepang ? Sukarni : Belum, Bung . Benarkah itu? Apa yang terjadi dengan Jepang Sutan Syahrir : Dari yang kudengar, Sekutu telah menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Oleh sebab itulah, Jepang melakukan genjatan senjata. Chairul Shaleh kemerdekaan. : Kalau begitu, berarti kita harus segera memproklamirkan Sukarni : Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita harus memanfaatkan momen ini ! SCENE II : Peristiwa Rengasdengklok Babak 1 : Perdebatan golongan tuan dengan golongan muda Setelah mendengar berita kekalahan Jepang dan janji kemerdekaan dari Perdana Menteri Koiso, Chairul Shaleh segera merencanakan pertemuan dengan anggota golongan muda lainnya untuk membicarakan masalah proklamasi kemerdekaan. Pertemuan ini dilangsungkan di Jalan Pegangsaan Tinur No. 17 Jakarta pukul 20.00 WIB. Chairul Shaleh tentang kekalahan Jepang ? : Teman-teman sekalian, sudahkah kalian mendengar berita Wikana : Belum, kawan . Darimana engkau tahu tentang itu ? Chairul Shaleh : Barusan saya dan Sukarni berkumpul dengan Syahrir, ia mendengar siaran radio Jepang yang mengumumkan berita tentang genjatan senjata itu. Darwis : Berarti negeri kita sekarang dalam kondisi vacuum of power ? Chairul Shaleh : Benar. Demikian, saya mengumpulkan kalian semua disini untuk membicarakan masalah itu. Kita harus memanfaatkan situasi ini untuk memproklamirkan kemerdekaan. Sukarni : Tepat sekali . Kalau begitu, kita harus membagi tugas. Wikana dan Chairul , kalian harus pergi ke kediaman Soekarno untuk menyampaikan kabar ini. Saya dan Bung Darwis akan memerintahkan anggota pemuda lainnya untuk merebut kekuasaan dari Jepang. Kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta pukul 22.00 WIB. Terjadi Perdebatan serius antara golongan pemuda dengan Soekarno Wikana : Kita harus memproklamirkan kemerdekaan sekarang , Bung ! Soekarno : Ini batang leherku, seretlah aku ke pojok itu sekarang dan potong leherku malam ini juga ! Kamu tidak perlu menunggu hingga esok hari ! Chairul Shaleh : Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah oleh Sekutu dan tak ada kuasa lagi di negeri ini. Mengapa harus menunggu ? Rakyat sudah banyak menderita akibat penjajahan ini.. Moh. Hatta : Jepang adalah masa yang silam. Belum lagi kita harus menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di negeri ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang saya katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup menopang kekuatan sendiri, Mengapa datang pada Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan? Chairul Shaleh : Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini ? Kita bisa, Bung . Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri . Mengapa harus menunggu janji manis itu ? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam “Perang Suci” nya ! Soekarno : Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik Jepang ! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah ? Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan ? Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri. Wikana : Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggung selama ini.. Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung. Moh. Hatta : Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar. Kemudian para anggota golongan tua yang berada di kediaman Soekarno langsung membicarakan permasalahan tersebut. Moh. Hatta : Bagaimana memproklamasikan kemerdekaan. ini ? Para pemuda menuntut untuk segera Soekarno : Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Mr. Soebardjo : Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang. Iwa Kusumasumantri: Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa kita abaikan saja ? Djojo Pranoto : Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika semuanya berantakan? Iwa Kusumasumantri: Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat. Setelah selesai berunding, para golongan tua segera menemui para anggota golongan muda yang menunggu di luar ruangan. Moh. Hatta : Setelah kami berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesagesa mengenai hal proklamasi kemerdekaan. Hal ini masih akan dibicarakan lagi dalam sidang PPKI. BABAK 2 : Penculikkan Soekarno dan Moh. Hatta oleh para pemuda. Dengan berat hati mendengar keputusan tersebut, para pemuda pun meninggalkan kediaman Soekarno. Tetapi mereka tidak putus asa. Mereka pun menyusun strategi bagaimana membujuk Soekarno dan Moh. Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan sesegera mungkin. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengasingkan kedua tokoh itu ke Rengasdengklok agar terhindar dari desakan p e m u d a d a n p e n g a r u h J e p a n g d i J a k a r t a . Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 WIB, kediaman Soekarno Chairul Shaleh : Assalamualaikum .. Moh. Hatta : Waalaikumsalam. Ada apa Saudara datang sepagi ini ? Darwis : Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju tempat pengasingan. Soekarno : Tempat pengasingan ? Apa yang Saudara maksudkan ? Chairul Shaleh : Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang. Moh. Hatta : Baiklah, kami akan ikut. Darwis : Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk menjamin keselamatan mereka. Soekarno : Baiklah, saya akan mengajak mereka. Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu,menimbulkan kepanikan di kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad Soebardjo pukul 08.00 pagi. Mr. Soebardjo : Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ? Wikana : Maaf, saya tidak tahu, Bung. Mr. Soebardjo : Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan menjamin keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, dan aku akan menjamin kemerdekaan untuk kalian esok harinya. Sudiro : Akankah Anda bersumpah untuk itu ? Mr. Soebardjo : Kau bisa percaya padaku, Nak Wikana : Baiklah, kami akan menunjukkan tempatnya, di Rengasdengklok. Mr. Soebardjo : (memanggil salah seorang pemuda) Hei, Nak ! Tolong antarkan kami ke Rengasdengklok. Yusuf Kunto : Maaf, saya, Pak ? Baik, kalau begitu naiklah (Mr. Soebardjo naik ke mobil beserta Wikana dan Sudiro kemudian berangkat menuju Rengasdengklok) BABAK 3 : Perundingan dengan Soekarno di Rengasdengklok Soekarno kesini. : Nah , jelaskan sekarang mengapa Saudara sekalian membawa kami Chairul Shaleh : Maafkan kelancangan kami, Bung . Ini demi keselamatan Anda. Darwis : Kami ingin membicarakan masalah proklamasi kembali. Moh. Hatta : Bukankah tempo hari sudah kami katakan kepada kalian, masalah kemerdekaan masih akan dibicarakan dalam sidang PPKI ? Chairul Shaleh : Memang benar adanya. Tetapi kami semua berpendapat, Mengapa menunggu untuk di merdekakan oleh Jepang ? Mengapa menunggu hasil sidang PPKI, kalau kita bisa bergerak dengan kekuatan sendiri ? PPKI itu bentukan Jepang, Bung. Kami ingin memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan dari Jepang. Soekarno : Pendapat itu benar. Namun, kita masih terlalu dini untuk memproklamasikan kemerdekaan. Selain itu kita belum siap dan masih membutuhkan bantuan dari Jepang untuk merdeka. Darwis : Bagaimana bila perkataan Jepang tentang kemerdekaan bangsa kita hanya janji manis belaka ? Apa yang akan Anda lakukan ? Sukarni : Apakah akan selamanya menunggu janji itu, Bung ? Kita harus memproklamasikan kemerdekaan sekarang juga, demi rakyat yang sudah bertahun-tahun terbelenggu oleh penjajahan di Tanah Air mereka sendiri ! Mereka berhak bebas, dan sekaranglah saatnya ! Syodanco Singgih : Tenang Saudara sekalian. Mari bicarakan semuanya dengan kepala dingin, tidak perlu ada ketegangan , ok ? (Syodanco Singgih membawa Soekarno dan Moh. Hatta menjauh dari perdebatan itu, kemudian mereka berunding) Syodanco Singgih : Saya mengerti perhitungan Anda berdua mengenai masalah proklamasi ini, kita memang belum mempertimbangkan semuanya dengan matang. Tapi saya percaya kita dapat bangkit dan memanfaatkan situasi ini. Kesempatan tidak akan datang dua kali, Bung . Apa yang mereka katakan benar adanya dan saya mendukung mereka. Moh. Hatta : Tetapi, apakah kita bisa?Akankah ini semua mungkin dilakukan ? Syodanco Singgih : Tentu mungkin, Bung . Asal kita berusaha tentu akan kita temukan jalan keluarnya. Lagipula, para pemuda di Jakarta sedang menyusun strategi pertahanan untuk mencegah serangan dari Jepang ataupun sekutu yang tidak menerima proklamasi bangsa kita. Soekarno : Baiklah, saya setuju. Kita akan memproklamasikan kemerdekaan tanpa ada campur tangan Jepang. Lampiran 14 Episode 2... Selesailah perundingan di Rengasdengklok. Semua anggota golongan tua maupun muda kembali ke Jakarta untuk membahas lanjut rencana proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. SCENE III : Rumah Laksamana Maeda (Perumusan Teks Proklamasi) Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta. Mr. Soebardjo : Bagaimana mendeklarasikan kemerdekaan kita ? kita membicarakan naskah proklamasi untuk Chairul Shaleh : Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari sudah malam dan pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan sekarang, apalagi jika mereka tahu bahwa kita hendak membicarakan rencana proklamasi. Mr. Soebardjo Laksamana Maeda. : Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang, (Rombongan kemudian berangkat ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1) Mr. Soebardjo : (mengetuk pintu) Laksamana Maeda : Selamat malam, Ada apa, Bung ? Mr. Soebardjo : Maaf kami mengganggu Anda malam-malam begini. Kami perlu tempat untuk membicarakan rencana kemerdekaan yang akan dilangsungkan esok hari. Laksamana Maeda : Benarkah itu ? Kalau begitu,masuklah. Saya turut gembira mendengar kabar ini . Silakan gunakan ruangan yang kalian butuhkan. Saya akan pergi istirahat dulu. Chairul Shaleh : Terimakasih, Pak Perwira. Perumusan Teks Proklamasi dilakukan di rumah makan Maeda. Tiga eksponen pemuda yaitu Sukarni, Sudiro, dan B.M Diah menyaksikan Soekarno, Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi. Acara Perumusan naskah proklamasi berjalan lancar.Tidak ditemukan kesulitan untuk menemukan rumusan yang tepat. Sebagai hasil pembicaraan mereka bertiga, di perolehlah rumusan yang di tulis tangan oleh Soekarno. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, dibacakanlah rumusan naskah proklamasi untuk yang pertama kalinya di depan para hadirin yang berada di rumah Maeda yang langsung disetujui. Namun kemudian timbullah persoalan tentang siapa saja yang akan menandatangani naskah proklamasi. Chairul Shaleh anggota PPKI. : Menurut saya, sebaiknya naskah ini jangan ditandatangani oleh B.M Diah : Memang kenapa ? Lantas siapa yang akan menandatanganinya? Chairul Shaleh : PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat tadi untuk melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang. Mr. Soebardjo : Kau benar, Nak. Bagaimana ini , Bung ? Soekarno masalah ini? : Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk menyelesaikan Sukarni : Bagaimana jika naskah ini ditandatangani oleh hadirin yang datang saat ini? Seperti Amerika ketika menandatangani teks deklarasinya. Moh.Hatta : Jangan, kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari bangsa lain. Wikana : Lalu bagaimana, Bung Karno ? Soekarno bangsa Indonesia” : Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama Sukarni : Saya setuju, dan saya punya usul. Yang menandatangani teks cukup dua orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia. Bagaimana ? Soekarno : Usul yang bagus . Bagaimana hadirin ? Hadirin (semua) : Kami setuju !!! Setelah semuanya setuju, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi Soekarno : Tolong kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-baik. Sayuti Melik : Baik, Bung . (dengan segera mengetik teks tersebut) Sayuti Melik pun mengetik teks tersebut. Semua persiapan proklamasi rampung pada pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira. Kemudian para pemuda mengirimkan kurir-kurir untuk menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba. Mereka juga mengatur pelaksanaan penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa pamfleet ke penjuru Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya. Semua dilakukan agar rakyat dapat turut menyaksikan momen paling berharga untuk bangsa Indonesia Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan berbincang sejenak. Soekarno : Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih ibu telah menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini. Ibu Fatmawati : Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ? Soekarno : Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman. Ibu Fatmawati : Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ? Soekarno : Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu saja yang menjahitkan bendera ? Ibu Fatmawati : Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih. Apa tidak apa-apa? Soekarno : Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha untuk menyediakannya. Ibu Fatmawati : Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera nya “Sang Saka Merah Putih”. Bagaimana ? Soekarno : Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya merah putih , menjadi “Sang Saka Merah Putih” , Brilian ! Ibu Fatmawati : Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nanti akan bapak bacakan. SCENE IV : Proklamasi Kemerdekaan Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sesaat sebelum upacara dimulai… Soekarno : Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera) Trimurti : Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengibarkannya. (memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia. Latief dan Suhud : Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda. Tiba saatnya Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia… Tokoh-tokoh pejuang Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. AA. Maramis, HOS Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani dll. Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks proklamasi. Pidato Soekarno : Saudara-saudara sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir disini, untuk menyaksikan peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-ratus tahun lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan negeri ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita Indonesia bebas dari penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk mengobarkan api revolusi kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami : PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45 “Atas nama bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut. Peristiwa Proklamasi ini memang hanya berlangsung sebentar. Namun. Peristiwa itu telah megubah segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan telah menjadi momentum puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus berprestasi dalam rangka mengisi kemerdekaan tersebut, bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas budi para pejuang Tanah Air jaman dahulu dengan cara mempertahankan kemerdekaan ini ! Lampiran 15 Soal Pretest & Posttest Siklus I Nama : Kelas : VIII-4 Mata Pelajaran : IPS Terpadu Hari/Tanggal : Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang paling benar. 1. Apa yang menjadi tujuan golongan muda untuk agar pembacaan teks proklamasi itu cepat-cepat dibacakan... a. ada kekosongan kekuasaan (vaccum of power) b. keinginan kuat golongan muda c. sekutu menginginkan Jepang mempertahankan status quo d. semua jawaban benar 2. Dibawah ini adalah yang termasuk golongan tua, kecuali... a. Moh.Yamin c. Dr.Buntara b. Ki Hajar Dewantoro d. Sukarni 3. Dibawah ini adalah hal yang menjadi perbedaan pendapat antara golongan muda, dan golongan tua, kecuali... a. teks proklamasi c. tempat pelaksanaan b. waktu pelaksanaan d. pembaca teks 4. Penyebab keterlambatan penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di luar Pulau Jawa, antara lain … a. kedatangan pasukan sekutu di Indonesia b. sarana tansport dan komunikasi yang kurang memadai c. masih banyaknya pasukan Jepang yang berada diluar Pulau jawa d. sering terjadinya bentrokan antara para pemuda Indonesia dengan pasukan Jepang 5. Koran pertama yang memuat proklamasi adalah a. Soera Merdeka c. Merdeka b. Soera Asia d. Mahardika 6. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar Radio Domei disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Namun ada 4 orang yg kemudia membuat pemancar baru untuk agar penyebaran berita kemerdekaan tetap disiarkan. Siapakah mereka tersebut... a. Kadiman, Sujana, Sukanto dan Ismail b. Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar c. Yanto, Amir, Ridwan, dan Sasmito d. Riyanto, Munif, Tejo, dan Muhaimin 7. Makna Rapat Raksasa pada tanggal 19 September 1945 bagi Indonesia antara lain, kecuali... a. berhasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyatnya b. merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah RI c. mengembangkan semangat juang rakyat d. menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasibnya sendiri 8. PPKI memutuskan pembagian wilayah Indonesia atas 8 provinsi yang dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur pertama Jabar… a. Sutardjo Kartohadikusomo c. I Gusti Ketut Puja b. R.Panji Suroso d. R.A Surjo 9. Lembaga yang melaksanakan fungsi MPR dan DPR pada awal terbentuknya RI adalah… a. PPKI b. BKR c. KNIP d. PNI 10. Berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, terbentuklah organisasi ketentaraan yang bernama... a. Tentara Keamanan Rakyat b. Tentara Keselamatan Rakyat c. Badan keamanan Rakyat d. Tentara Republik Indonesia Jawaban Pretest & Posttest Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jawaban A D D B B B C A B A Lampiran 16 Soal Pretest & Posttest Siklus II Nama : Kelas : VIII-4 Mata Pelajaran : IPS Hari/Tanggal : Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang paling benar. 1. Pada tanggal berapa Soekarno diculik ke Rengasdengklok... a. 12 agustus 1945 b. 13 agustus 1945 c. 14 agustus 1945 d. 16 agustus 1945 2. PPKI memutuskan pembagian wilayah Indonesia atas 8 provinsi yang dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur pertama Jabar… a. Sutardjo Kartohadikusomo c. I Gusti Ketut Puja b. R.Panji Suroso d. R.A Surjo 3. Siapakah Perdana Menteri Jepang yang mengumumkan bahwa diperkenankannya Indonesia untuk merdeka... a. Uchida c. Koiso b. Harada d. Nakata 4. Dibawah ini yang menjadi salah satu penyebab Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia adalah... a. tuntutan rakyat Jepang b. Jepang tak sanggup lagi melawan perlawanan rakyat Indonesia c. Dijatuhkannya bom di Hirosima dan Nagasaki oleh sekutu yang membuat Jepang kritis d. semuanya benar 5.Tujuan pembentukan BPUPKI ialah… a. untuk mempelajari hal- hal penting pembentukan negara Indonesia merdeka b. merumuskan tujuan dasar negara c. persiapan proklamasi kemerdekaan d. merumuskan dasar falsafah negara 6. Tokoh bangsa Indonesia yang ditunjuk menjadi ketua BPUPKI ialah… a. Ir. Soekarno b. dr. Rajiman Widiodiningrat c. Mr.Moh.Yamin d. Chairul Shaleh 7. Tokoh yang mengusulkan konsep dasar Negara Indonesia Merdeka dalam siding BPUPKI I, antara lain …. a. Mr. Achmad Subarjo c. Mr. Moh.Yamin b. Mr. Sartono d. Mr. Iwa Kusuma Sumantri 8. Dibawah ini yang merupakan tokoh yang terlibat dalam BPUPKI, kecuali... a. Tan Malaka b. M. Yamin c. Moh. Hatta d. Ir. Soekarno 9. Tujuan penyelenggaraan sidang BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945 adalah untuk membahas …. a. Dasar Negara Indonesia Merdeka c. Batang Tubuh UUD b. Rancangan Undang-Undang Dasar d. Piagam Jakarta atau Jakarta Charter 10. Apa latar belakang perubahan BPUPKI menjadi PPKI... a. Hasil sidang BPUPKI yang belum sempurna b. Kota Hirosima yang dibom oleh sekutu yang membuat Jepang melemah c. BPUPKI adalah badan bentukan Jepang d. Semua jawaban benar Jawaban Pretest & Posttest Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jawaban D A C C D B C A D B Lampiran 17 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS Kegiatan Pembelajaran IPS pada materi sejarah dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Nama Sekolah : SMP Nusantara Plus Hari/Tanggal : Senin/5 dan 12 November 2012 Mata Pelajaran : IPS Materi Pokok : Proses Berakhirnya Kekuasaan Kolonial dan Persiapan Kemerdekaan Siklus : I (Satu) Observer : Drs. Syaefudin Berilah tanda ceklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda!!! SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang Aktivitas Guru Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Aspek yang diobservasi Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Apersepsi Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa (motivasi) Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator belajar Penjelasan metode Sosiodrama Pemusatan perhatian siswa Ket. Ada Tidak √ SB B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Nilai C K √ √ √ SK 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. terhadap proses pembelajaran Pengelolaan kegiatan pembelajaran metode Sosiodrama Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan buku paket,buku tulis,alat tulis dan alat penanda (stabilo) Pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengamati jalannya simulasi Pemberian kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan Pemberian kesempatan kepada siswa untuk membaca seluruh skenario Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dan menuliskan jawaban di buku tulis Pemberian kesempatan kepada siswa untuk meninjau ulang pertanyaan dan jawaban dan membuat kesimpulan Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan guru tanpa melihat buku Pemberian penilain kepada siswa yang dapat menjawab soal, sekaligus menilai hasil pertanyaan dan jawaban yang ditulis oleh siswa Mengamati kesulitan siswa terhadap pembelajaran secara bertahap metode Sosiodrama Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang disampaiakan Kemampuan memberikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ evaluasi pembelajaran Aktivitas Siswa Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Aspek yang diobservasi Melaksanakan tes awal (pretest) Mempelajari materi yang telah diajarkan sebelumnya Mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran metode Sosiodrama Menyiapkan buku paket, buku tulis, alat tulis dan lain-lain Mengamati skenario Sosiodrama Membuat pertanyaan Membaca keseluruhan teks Menjawab pertanyaan dan menuliskan jawaban di buku tulis Memeriksa /Meninjau ulang pertanyaan dan jawaban dan membuat kesimpulan Bertanya yang belum dimengerti dan ketahui Menjawab pertanyaan guru tanpa melihat buku Membuat kesimpulan Mendengarkan penjelasan guru Melakukan tes akhir (posttest) Ket. Ada Tidak √ SB B C K √ SK 39 √ √ √ 0 30 √ √ Jumlah siswa Nilai √ √ 25 25 √ √ 20 √ √ 25 √ √ 15 √ √ 20 √ √ 3 √ √ 3 √ √ 10 √ √ 20 √ √ 0 Aktivitas Pembelajaran Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Aspek yang diobservasi Guru memberikan penjelasan selintas materi Persiapan Kemerdekaan melalui peta konsep Guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku paket, buku tulis, alat tulis dan alat penanda (stabilo) Guru menunjuk siswa untuk menjadi pemeran simulasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya perihal kegiatan simulasi Guru meminta siswa untuk memperhatikan jalannya simulasi Guru memberikan bantuan kepada siswa yang belum memahami kegiatan Sosiodrama Guru menghentikan simulasi saat sudah puncak dan memberikan kesempatan siswa untuk memikirkan apa yang disimulasikan Setelah metode Sosiodrama dilaksanakan, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran Menilai hasil pertanyaan dan jawaban yang telah di buat oleh siswa Ket. Ada Tidak SB Nilai B C K √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ SK Lampiran 18 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS Kegiatan Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Nama Sekolah : SMP Nusantara Plus Hari/Tanggal : Senin/19 & 26 November 2012 Mata Pelajaran : IPS Materi Pokok : Peristiwa sekitar Kemerdekaan dan Proses terbentuknya NKRI Pertemuan Ke : 3 (Tiga) dan 4 (Empat) Siklus : II (Dua) Observer : Drs. Syaefudin Berilah tanda ceklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda!!! SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang SK : Sangat Kurang Aktivitas Guru Siklus II No 1. Aspek yang diobservasi Ket. Ada Tidak Nilai SB B Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses √ √ pembelajaran 2. Apersepsi 3. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa √ √ √ √ √ √ √ √ (motivasi) 4. Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai 5. Penggunaan media atau alat C K SK pembelajaran yang sesuai dengan indikator belajar 6. Penjelasan metode Sosiodrama 7. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran 8. √ √ √ √ Pengelolaan kegiatan pembelajaran metode √ √ √ √ √ √ Sosiodrama 9. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan buku paket,buku tulis,alat tulis dan alat penanda (stabilo) 10. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengamati jalannya simulasi 11. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk membuat √ √ pertanyaan 12. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk membaca √ √ √ √ √ √ seluruh skenario 13. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dan menuliskan jawaban di buku tulis 14. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk meninjau ulang pertanyaan dan jawaban dan membuat kesimpulan 15. Pemberian kesempatan √ kepada siswa untuk bertanya 16. √ Pemberian kesempatan kepada siswa untuk √ menjawab pertanyaan guru √ tanpa melihat buku 17. Pemberian penilain kepada siswa yang dapat menjawab soal, sekaligus menilai hasil √ √ √ √ pertanyaan dan jawaban yang ditulis oleh siswa 18. Mengamati kesulitan siswa terhadap pembelajaran secara bertahap metode Sosiodrama 19. Keterampilan menerangkan √ kembali atau menyimpulkan √ materi yang disampaiakan 20. Kemampuan memberikan √ evaluasi pembelajaran √ Aktivitas Siswa Siklus II No 1. diobservasi Melaksanakan tes awal (pretest) 2. Ket. Aspek yang Mempelajari materi Jumlah Nilai Ada Tidak √ √ SB B C siswa K SK √ 40 √ 0 yang telah diajarkan sebelumnya 3. Mendengarkan penjelasan guru mengenai √ 30 pembelajaran metode Sosiodrama 4. Menyiapkan buku paket, buku tulis, alat √ √ 25 tulis dan lain-lain 5. Mengamati skenario Sosiodrama 6. Membuat pertanyaan 7. Membaca keseluruhan teks 8. √ √ 25 √ √ 20 √ √ 25 Menjawab pertanyaan dan menuliskan jawaban √ √ 15 √ √ 20 √ √ 3 √ √ 3 di buku tulis 9. Memeriksa /Meninjau ulang pertanyaan dan jawaban dan membuat kesimpulan 10. Bertanya yang belum dimengerti dan ketahui 11. Menjawab pertanyaan guru tanpa melihat buku 12. Membuat kesimpulan 13. Mendengarkan penjelasan guru 14. Melakukan tes akhir (posttest) √ √ √ 10 √ √ 20 √ 0 Aktivitas Pembelajaran Siklus II No 1. Aspek yang diobservasi Ket. Ada Tidak Nilai SB B C Guru memberikan penjelasan selintas materi Persiapan Kemerdekaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ melalui peta konsep 2. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku paket, buku tulis, alat tulis 3. Guru menunjuk siswa untuk menjadi pemeran simulasi 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya perihal kegiatan simulasi 5. Guru meminta siswa untuk memperhatikan jalannya simulasi 6. Guru memberikan bantuan kepada siswa yang belum memahami kegiatan Sosiodrama 7. Guru menghentikan simulasi saat sudah puncak dan memberikan kesempatan siswa untuk memikirkan √ √ apa yang disimulasikan 8. Setelah metode Sosiodrama √ √ K SK dilaksanakan, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran 9. Menilai hasil pertanyaan dan jawaban yang telah di buat oleh siswa √ √ Lampiran 19 CATATAN LAPANGAN Penelitian Tindakan Kelas Siklus : I (Satu) Waktu : 4 X 40 Menit (160 Menit) Hari/Tanggal : Senin/5 & 12 November 2012 Kelas : VIII-4 Mata Pelajaran: IPS Materi Pokok : Proses Berakhirnya Kekuasaan Kolonial dan Proses Persiapan Kemerdekaan AKTIVITAS GURU 1. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru dan siswa bersama-sama membaca doa. Setelah itu barulah guru memperkenalkan diri sebelum memulai proses pembelajaran, setelah itu barulah mengenal siswa satu persatu dengan cara mengabsen, selesai mengabsen memberikan tes awal kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan melakukan pretes. Kemudian memulai proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa agar memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi pelajaran yang akan dipelajari, dalam situasi ini siswa masih dapat dikenalikan suasana masih kondusif. 2. Guru sudah mulai melakukan apa-apa saja yang ada pada tahap apersepsi dan motivasi. 3. Materi yang akan dipelajari belum sepenuhnya dapat dilaksanakan, dikarenakan keterbatasan waktu jadi tidak cukup untuk dipelajari semua. 4. Guru selalu menanyakan apa-apa saja yang siswa belum mengerti dan pahami mengenai pelajaran yang sudah dibahas. 5. Guru selalu mengulang dan memantau pembelajaran dan langkah-langkah yang belum dipahami dan dimengerti oleh siswa. 6. Guru kembali menjelaskan metode Sosiodrama agar siswa tidak merasa bingung dengan metode pembelajaran yang baru pertama kali mereka lakukan. AKTIVITAS SISWA 1. Sebelum pembelajaran berlangsung, masih banyak bangku-bangku yang berada diatas meja, masih banyak yang masih berada diluar kelas, masih ada beberapa siswa yang belum hadir, karena pelajaran pertama jadi ada beberapa siswa yang datang terlambat. 2. Sebelum pembelajaran dimulai siswa berdoa bersama-sama dalam hati 3. Mengerjakan tes awal pretest dan mengerjakan masing-masing serta tidak menyontek. 4. Mendengarkan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan, masih banyak yang bercanda, ngobrol, mengantuk sehingga pikiran mereka tidak fokus 5. Keadaan yang mengganggu dari luar kelas terdengar suara orang yang mengobrol, siswa yang becanda diluar karena memang kelas tersebut adalah kelas siang 6. Ada saja siswa yang izin untuk ke kamar mandi PROSES PEMBELAJARAN 1. Keadaan sebelum pembelajaran dimulai masih kurang kondusif. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui tahapan metode Sosiodrama banyak siswa yang mengerti dan paham bingung dan belum mengerti, terutama mengenai tahapan pembelajarannya 3. Pada saat penunjukan siswa untuk menjadi pemeran banyak siswa pemeran yang malu untuk maju. 4. Pada saat simulasi berjalan banyak pemeran yang kebingungan dengan peran masing-masing dan banyak siswa yang kurang memperhatikan 5. Pada saat tahapan puncak simulasi banyak siswa yang masih belum mengerti tentang materi yang disimulasikan 6. Pada tahap review banyak siswa yang bertanya apa-apa saja yang tidak dimengerti 7. Pada setiap tahapan metode Sosiodrama selalu dilakukan pemeriksaan dan bimbingan dari guru CATATAN LAPANGAN Penelitian Tindakan Kelas Siklus : II (Dua) Waktu : 4 X 40 Menit (160 Menit) Hari/Tanggal : Senin/19 & 26 November 2012 Kelas : VIII-4 Mata Pelajaran: IPS Materi Pokok : Peristiwa sekitar kemerdekaan dan Proses terbentuknya NKRI AKTIVITAS GURU 1. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru dan siswa bersamasama membaca doa. Setelah itu barulah guru memperkenalkan diri sebelum memulai proses pembelajaran, setelah itu barulah mengenal siswa satu persatu dengan cara mengabsen, selesai mengabsen memberikan tes awal kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan melakukan pretes. Kemudian memulai proses pembelajaran dengan mengkondisikan siswa agar memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi pelajaran yang akan dipelajari, dalam situasi ini siswa masih dapat dikenalikan suasana masih kondusif. 2. Guru sudah mulai melakukan apa-apa saja yang ada pada tahap apersepsi dan motivasi. 3. Materi yang akan dipelajari belum sepenuhnya dapat dilaksanakan, dikarenakan keterbatasan waktu jadi tidak cukup untuk dipelajari semua. 4. Guru selalu menanyakan apa-apa saja yang siswa belum mengerti dan pahami mengenai pelajaran yang sudah dibahas. 5. Guru selalu mengulang dan memantau pembelajaran dan langkahlangkah yang belum dipahami dan dimengerti oleh siswa. 6. Guru menjelaskan metode Sosiodrama agar siswa tidak merasa bingung dengan metode pembelajaran yang baru pertama kali mereka lakukan. AKTIVITAS SISWA 1. Sebelum pembelajaran berlangsung, masih banyak bangku-bangku yang berada diatas meja, masih banyak yang masih berada diluar kelas, masih ada beberapa siswa yang belum hadir, karena pelajaran pertama jadi ada beberapa siswa yang datang terlambat. 2. Sebelum pembelajaran dimulai siswa berdoa bersama-sama dalam hati 3. Mengerjakan tes awal pretest dan mengerjakan masing-masing serta tidak menyontek. 4. Mendengarkan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan, masih banyak yang bercanda, ngobrol, mengantuk sehingga pikiran mereka tidak fokus 5. Keadaan yang mengganggu dari luar kelas terdengar suara orang yang mengobrol, siswa yang becanda diluar karena memang kelas tersebut adalah kelas siang 6. Ada saja siswa yang izin untuk ke kamar mandi PROSES PEMBELAJARAN 1. Keadaan sebelum pembelajaran dimulai sudah mulai kondusif. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui tahapan metode Sosiodrama banyak siswa yang mulai paham dengan metode Sosiodrama 3. Pada saat penunjukan siswa untuk menjadi pemeran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang berbeda untuk menjadi pemeran. 4. Pada saat simulasi berjalan banyak pemeran yang sudah paham dan lihay dengan peran masing-masing dan banyak siswa yang memperhatikan 5. Pada saat tahapan puncak simulasi masih ada siswa yang masih belum mengerti tentang materi yang disimulasikan meskipun tidak sebanyak pada simulasi siklus I 6. Pada tahap review banyak siswa yang bertanya apa-apa saja yang tidak dimengerti 7. Pada setiap tahapan metode Sosiodrama selalu dilakukan pemeriksaan dan bimbingan dari guru Lampiran 20 HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA (Setelah Penelitian dengan Menggunakan Metode Sosiodrama) Hari, Tanggal Tempat Kelas Waktu Tujuan : Rabu, 5 Desember 2012 : SMP Nusantara Plus : VIII-4 : Pada saat jam istirahat : Untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran IPS didalam kelas setelah menggunakan metode Sosiodrama No. 1. Pertanyaan Apakah kalian menyukai pelajaran sosiologi setelah menggunakan metode Sosiodrama? senang atau tidak? 2. Apakah kalian pernah sebelumnya belajar menggunakan metode Sosiodrama? 3. Jika belum, apakah kalian merasa bingung pada saat pertama kali menggunakan metode Sosiodrama? 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 4. 5. Menurut kalian, belajar menggunakan metode Sosiodrama rumit untuk dilakukan di dalam pembelajaran atau tidak? Apakah cara belajar dengan menggunakan metode Sosiodrama dapat memudahkan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. Jawaban Siswa Fadel: suka, jadi asyik belajarnya, menyenangkan Ersa: suka, enak belajarnya seneng Gebit : suka banget, beda ajah belajarnya Ferdinand : suka, seneng-seneng ajah Gina : suka, seneng ajah M. Khoirul: suka soalnya belajarnya jadi lebih mudah dan menyenangkan Fadel: ga pernah Ersa: belum pernah Gebit : ga pernah, baru sekarang Ferdinand : ga pernah Gina : ga M. Khoirul: belum pernah Fadel: awalnya mah ya bingung, apa an si nih, eh lama ngerti juga cara belajarnya, apalagi sering gini Ersa: bingung, ga tau gimana tahapnya, tapi pas udah besok-besoknya ngerti kok Gebit : rada bingung, tapi bisa kok selanjutnya mah Ferdinand : bingung, ga ngerti ngapain ajah, tapi pas dua kali tiga kali belajar ya ngerti Gina : bingung banget Cuma sedikit-sedikit ngertilah, tapi pas kamis besoknya ngerti Khoirul: bingung pertama-tamanya eh minggu besoknya bisa Fadel: rumit awalnya doang Ersa: ga rumit, malah bikin aktif Gebit : ga kok, malah enak jadi ada yang dikerjakan Ferdinand : ga, cukup menyenangkan Gina : ga rumit, malah bikin ga ngantuk Khoirul: ga kok, malah enak jadi pemeran hehe Fadel : sangat memudahkan, karena yang tadinya ga suka sejarah, sekarang jadi suka karena sejarah ga cuma dihafal Ersa: sangat membantu sekali dalam belajar kalian dalam memahami materi yang diajarkan? 6. Kendala apa saja yang kalian rasakan selama pembelajaran menggunakan metode Sosiodrama? 7. Apakah kalian suka, jika guru selalu memantau, memeriksa serta membimbing, pekerjaan kalian pada setiap tahapan metode Sosiodrama? 8. Menurut kalian, apakah cara belajar menggunakan metode Sosiodrama cocok untuk pelajaran IPS? 9. Bagaimana hasil belajar IPS kalian setelah menggunakan metode Sosiodrama? 3. Gebit : jadi paham, jadi bisa enjoy pas pelajaran 4. Ferdinand : sangat memudahkan 5. Gina : memudahkan banget. Apalagi sekarang jadi ga canggung lagi 6. Khoirul: dengan simulasi Sosiodrama saya jadi mudah untuk memahami pelajaran sejarah 1. Fadel : kadang masih aja ada temen-temen yg becanda 2. Ersa: ga ada 3. Gebit : ga ada, paling suka kurang konsentrasi aja 4. Ferdinand : suka ga kedengeran jelas suara pemerannya 5. Gina : iya sama kyk Ferdinand 6. Khoirul: ga ada si, paling ga konsen ajah 1. Fadel : suka jadi ga salah-salah pas lagi ngerjain tahapan-tahapan Sosiodrama 2. Ersa: suka jadi paham dan ngerti apa yang harus dilakukan. 3. Gebit : suka jadi paham dan mengerti apa yang harus dilakukan 4. Ferdinand : iya suka, jadi ga bingung 5. Gina : suka jadi paham dan ga bingung 7. Khoirul: suka banget jadi paham dan ga bingung apa yang mesti dilakukakan dari pertama sampai akhir 1. Fadel : cocok banget 2. Ersa: cocok sekali 3. Gebit : cocok terutama buat pelajaran yang lebih banyak baca 4. Zul : cocok-cocok ajah kok 5. M. Zikri : cocok banget 6. Najma: cocok banget 1. Joharuddin : lumayanlah walaupun batas KKM, 66 2. Fadhilatun: lumayan melewati KKM 66 3. Azizah : 80 melebihi KKM alhamdulillah 4. Zul : akhirnya dapet nilai bagus 85 5. M. Zikri : 95 mantap 6. Najma: ga nyangka dapet 100 bener semua I i_ ,'7 3# LEMBAR UJI REFERENSI Nama : MuhammadNurul Fajri NIM :108015000018 Jurusan : PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial JudulSkripsi : Peningkatan HasilBelajarIPS SiswaDenganMenggunakan MetodeSosiodramaDi SMPNusantaraplus CiputatTangerang Selatan No. Paraf Referensi Pembimbing BAB I I 2 a 4 5 6. Hasbullah, Dasar-dasarllmu Pendidikan.( Jakarta : RajaGrafindoPersada: 2008), hal. 1 Diknas, Undang-undangTentang Sisdilcnasdan Peraturan Pelalrsanaannya2000-2004, (Jakarta; Taita Utama,2004),h. 7. Wina Senjaya,Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakrata: Kencana, 2006)ha..159 Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:RinekaCipta, 2010),h. 88. Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:RinekaCipta, 2010),h. 38. Isjoni, Saatnya Penidikan Kita Bangkit, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 81 2 BAB II Wasty Soemanto,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RinekaCipta,1990),h. 99 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RinekaCipta, 1997),h. 212 3 Ridwan, Kegiatan Belajar I dan prestasl, artikE 1/ /r' // 4./ =.".{ s# I l / l I i: diakses dari htfir://ridwan2_i 02.wordpress.com/200 8/04/23lkegiat an-belaiar-dan-prestasi/, Pada16Juni2010 4 5 6 8 9 l0 ll t2 13 I4 l5 t6 t7 l8 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Bina Aksara, 1998) , h.2 A-/ PengertianBelajar MenurutAhli. Artikel diakses pada 15 Juni 2011 dari ,-/(-/ http://bela.i arpsikologi.com/pen gertian-belaj armenurut-ahli/ PengertianBelajar Mengajar, artikel diakses dari httr://www.scribd.com/dod566 17565/20,rPengedianpada03 Juni 2011. BglqjqdaetgAjsr, Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar&Micro Teaching,(Jakarta,PT Ciputat Press,20l0). h. 19 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta:Kencana.2009), h. 63 Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: prestasi PustakaPublisher,2007),h. 25. Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik,h. 14. 1/ /u BaharuddinDan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan PembeIajaran, (Yogyakarta:Ar -Ruzz Media, 2007),h. 58. BaharuddinDan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran,h.65 s/HASHOI b7lf56 I 0c3c.dir/doc.pdf, AksesJum,at5 November2010 Anwar Kholil, "Teori VygotslqttentangPentingnya StrategiBelajar," artikel diaksespada26Februari 20ll dari http://anwarhol il.blogspot.com/2008/04/teori vyqotskv-tentan s-pentingnya.htm I SumadiSuryabrata,Psikologi Pendidikan,(iakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2008),h. 233. Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009),h.l3 6 SumadiSuryabrata,Psikologi Pendidikan, h. 2N . Kunandar, Guru ProfesionalImplementasi /L/ ./1 r/ f;'.J t.j' Kurikulum Tingkat SatuanPendidikandan PersiapanMenghadapiSertffikasi Guru (Jakarta:PTRaiaGrafindo Persada,2007), h.229. Indra Munawar,u Hasil Belajar (Pengertiandan Definisi),"artikeldiaksespadaSenin25 Oktober 1 9 2010dari http:l/indramunawar.blocspot. com/2009I06 lhasilbelaiar-penseltian-dan-defi nisi.htm Istiqomah,"Taksonomi Dan Tujuan Pembelajaran,"artikel diakses pada 26 Februari 20 20ll dari htto:II materibi dan.blosspot.corn/20 10/05/taksonomi -dan-tuiuan-pembelai aran.html 'oPengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalamBelojar," artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari 2l http://cafestudi 06 1.wordpress.com/2008I 09I I I /pene ertian-belaj ar-dan-perubahan-perilaku-dalambelaiarl, http://spesial is-torch.com/content/v iew/20l32/, 22 Akses16Juni2010 4'/ /4/ ./r' Wina Senjaya, Strategi P embelajaran B eroreantasi 23 Standar Proses Pendidikan" (Jakrata: Kencana. 2006)ha.. 159 1-/ Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi 24 Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010)hal.88 OemarHamalik,ProsesBelajarMengajar,(Jakarta: 25 PT Bumi Akasara,2004)hal.2l4 ./// Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi 26 Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010)hal.88-89 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi' Standar Proses Pendidikan, (Jal<rata:Kencana, 27 2000 ha..160-161 2 8 Sapriya, dkk,( Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belaiar IPS, Bandung : UPI Press,2000. hal.11 Sapriya, dkk, Pembelajarandan Evaluasi Hasil 29 Belajar 1P,S( Bandung: UPI Press,2006),hal.l1 30 ,/v ,z Sapriya, dkk, Pembelajarandan ..., hal.11 31 Nana Supiatna,dkk, PendidikanIPS SD,(Bandune /// t;" : UPI Press,2007),hal 4 JZ Nana Supiatna, dkk, Pendidikan IPS SD, (Bandung : UPI Press,2007\,hal.9 aa JJ Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana,2010), hal. 24 Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama,Mengenal 34 Penelitian TindakanKelas, (Jakarta: PT Permata PuriMedia,2010),cet.2, hal.8 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan 3 5 Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara,2008) ,hlm,2-3 4-4 ,/u ,/(-/ 36 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana,2010),hal. 34-37 Wijaya Kusuma, & Dedi Dwitagama,Mengenal 3 7 Penelitian TindakanKelas, (Jakarta: PT Permata PuriMedia,2010),cet.2, hal.17. 38 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas( Teori dan Praktik ), ( Jakarta : Prestasi Pustaka,2011 ), hal. 30 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan 39 Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2008).hlm.16-20 BAB III Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Telcnik I Evaluasi Pembelajaron, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2006\,h.28 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi 2 Pendidikan,( Jakarta: Bumi Aksara,2006),ha1.65 a J 4 5 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja Rosdakarya,2009\, hal 262 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluai Pendidikan ( Edisi Revisi ), ( Jakarta : Bumi Aksara,2006), hal.208 ZaenalAri fi n, Evaluasi PembeIajaran (pr i nsip, Telcnik,Prosedur), (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), hal. 263 1/ /r' -z /7l t.4 -.! tL Jakarta,09April DosenPefrrbim Drs. H. Nurochim" MM NrP. 195907151984031 003 q ;.,(l :ij i 'j anatestdayapembeda Lampiran 2L DAYA PEMBEDA J u m l a hS u b y e k =4 0 r'lp atas/biwah(n)= l-1 Butir Soal=40 I . I A M Ab C T K A S : E : \ S K R I P S I FAJRI\SKRIPSI No Buti r rel . Atas r e l . 1 7 2 L0 3 l_t 4 5 5 L1_ 6 7 7 9 8 6 9 6 l_0 L1_ L1 1_1_ L2 LL 13 8 L4 L1_ 1_5 l_L 16 l_l_ L7 L1_ 18 1_1 19 10 20 L1_ 2t 11 22 1_0 23 9 24 1_L 25 1L 26 1,1 27 LL 28 11_ 29 11_ 30 l_1_ 3L L1_ 32 1_1 33 l_1_ 34 9 35 10 36 8 37 I 38 8 39 1_0 40 9 gawah 6 8 6 0 1_0 4 6 3 6 8 8 7 7 6 5 8 8 7 7 5 5 7 3 2 4 3 7 6 7 7 4 5 7 8 7 9 7 4 4 7 HUMMELS\ANATESTSEMENTARA.ANA aeda l_ 2 5 5 L 3 3 3 0 3 3 4 1 5 6 3 3 4 3 6 6 3 6 9 7 8 4 5 4 4 7 6 4 1 3 -L 1 4 6 2 tndeks DP (%) 9.09 18.18 45.45 45.45 9.09 2 7. 2 7 2 7. 2 7 2 7. 2 7 0.00 2 7. 2 7 2 7. 2 7 3 6 .3 6 9.09 45.45 54.55 2 7. 2 7 27.27 3 6 .3 6 2 7. 2 7 54.55 54.55 2 7. 2 7 54.55 8 1 .8 2 63.64 72.73 3 6 .3 6 45.45 3 6 .3 6 3 6 .3 6 63.64 54.55 3 6 .3 6 9.09 2 7. 2 7 -9.09 9.09 3 6 .3 6 54.55 L 8 .1 8 eage L V lI '' " ii re1 unggul & nsor a n a t e s t k e l. u n g g u l r e l o m p o ku n g g u l NAMAbCTKAS: E:\SKRTPSI FAJRI\SKRIPSI N o .U r u t Kode/Nama subyek s k o r 1_ denny 37 2 n u r c is k h 36 3 rizha 36 4 siti nurmaidah 36 5 m. al fi na 36 6 dev'i tri 35 7 mahira 35 8 aulia 35 9 sari 35 1_0 si sca 35 Lla y u a n d h in . 35 :ml Jwb Benar UUIVIUEIS\RNATESTSEMENTARA.ANA 1_ 1 1 L 1 1_ 1_ 1 7 2 3 4 5 6 7 11_-11_1L-1_1_ 11-11_-l-1_1_1_L 11_-11_1_1_1_ 11_-1-111-1_1_ 1_1_11_1_1_1_1 11_11-1_-1_1_l_ 1_1_11_-111-1_1_ 1111_-1_-1_1_1 11_-11-1_1_11_ L1--11--111_1-1-1_111_1 1_0 11_ 51-L 7 9 8 91_0L1_ 6 611 1t_ N o .U r u t rode/ruamasubyek L2 13 L4 l_5 16 L7 1_8 1_9 20 2L 22 23 tdennv 1-l_l_111-11_111 2 n u r c is k i 11_1_1L11_11_111_ 3 ri zha 1-1_l_1111_1-11114 siti nurmaidah 1-LL1_1_1111_-1 5 m. alfina 1-l_1_LL1_1111__ 6 devi tri 11111111_11L1 7 m a h ir a L1L111L1111_1 8 aulia r-1-LL11111111 9 sari r-1111_L1-11L1 L0 si sca 1_111111_1_11LL1 a y u a n d h in i 11111_1_111_l_11 : m l : w b g e n a r 1_1 8 11 1_1 11 11 Ll 10 11 11 L0 9 N o .U r u t rode/wamaSubyek 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3 2 3 3 3 4 3 5 1 dennv 1_1111111_l_1L1 2 n u r c is k i 1_r-1111Ll_111__ 3 rizha r_11_111l-1111_1_ 4 s'iti nurmaidah 1 _ 1 1 1 L L 1 1 _ 1 1 t L 5 m. alfina 1_1111L1_11111 6 devi tri 1111L1L1-11_L1_ 7 mahira 1_11_1_111_1_11--1 8 aulia 11-1-1111111119 sari 11_1_1_1-1_l_1L1_1_1 1_0 si sca LLI-11_11_1_L]_-1_ l_L a y u a n d h in i 111_1_1-1_1_11_1_11: m l J w b g e n a r i-l_ i.i_ 11 11 11 11 1i, 11 LL 11 9 10 N o .U r u t rode/ttamaSubyek 1 denly 2 n u r c ]s K a 3 rizha 4 siti nurmaidah 5 m. alfina 6 devi tri 7 mahira 8 aulia 9 sari 10 si sca L1_ ayu andhini :ml Jwb Benar 36 37 38 39 40 1_1L11_ 1_--1_1 11_-11_ 11L11 LLLl_1 1_ 1_ 111 1-11_-1_11-1_ r_1_1_L1 1l--t-1 B B B1O 9 tcelompokRsor eage 1 I' b+/ t,15,fi'Jtiiff'tltESrsEMENrARA. Nama berkas: E:\sKRrpsr FArRr\s.fti3lf ANA N o .U r u t rode/ruamaSubyek s k o r l_ 24 . gayg agung 2 arl er v] rcdaus 24 3 m a r as u t i a n h " . . 23 p u r n o m oa.j i 4 22 5 satrt a 22 y a n f a r h a n u d in 6 22 7 roml 22 8 a n n is a 22 9 aulia rahman 2L 1_0 n ur h a r i a n s v a h 19 Ll_ titik peggy t7 J mI J w b B e n a r L 2 3 4 5 6 t_1_1_-1_-1-11_1 1l_1-1_-l_-111 1-l_-11_1_--l_ 1--1-1--1 r-1_1-1_-1-1_1_-r_1_--1-1_-L -1_1_1_-l-1_-l_ 1_111-l_1_ -1r--t--1--]_L -1_1--1_1-1_ r_-1--116 8 6 0r_0 4 7 8 910 6 3 6 1_1 8 8 N o .U r u t rode/trtama subyek 1_ . 9ayY agunE 2 arr eT vt rcoaus 3 m a r as u t i a n h . . . p u r n o m oa j i 4 5 sat ri a yan farhanudi n 6 7 romi 8 a n n is a 9 aulia rahman L0 n ur h a r i a n s v a h 1_1_ titik pebgy J mI J w b B e n a r L2 1_3 t4 l-5 76 L7 -1_1--ll_t_-1_-r_1_-l_1_1--1 r-1-111-1111_-1L1-11--1_ -1_-11-l_1 1_11-L1_11_-1_1_ 1-1_-11-11 1-11-1111_-1 -1_1_-l_11--1]L-1--1-l-1 1--1 77658877557 N o .U r u t rode/ttamasubyek 1 . ?ayl] agung 2 arl eT v'l rcoaus 3 m a r as u t i a n h . . . p u r n o m oa j ' i 4 5 satrl a yan farhanudin 6 7 roml 8 a n n is a 9 aulia rahman 10 n ur h a r i a n s v a h 11 titik pebgy J mI l w b B e n a r 24 25 26 27 28 29 30 31_ 32 33 34 35 -11_1-1-11_-1-1_-1_-l_1L11_11_1_-L r_-LL1-11 -1-111--1_ 1-111--1_11-1-11L1-11 -L-1_1_-1-11 -1_-1-1_11--1_11--1_--1_11-1 111-11 243767745787 N o .U r u t rode/ttamasubyek 1_ . gay|+agung 2 arr er v] rcoaus 3 m a r as u t i a n h . . . p u r n o m oa j i 4 5 sat ri a y a n f a r h a n u d in 6 7 roml 8 a n n is a 9 aulia rahman 1_0 n ur h a r i a n s v a h 1L titik pebgy J mI J w b B e n a r 36 37 38 39 40 l_1--l_1 11-1_11 1-1-L Ll_1-1 r-l_-L1 -1_ 1-11_-1 11_1_-1 l_-197447 eage 2 1_8 19 20 2L 22 23_ 1 1 1L1 i 3 I' ty anatestko re'l asi KORELASI SKOR BUTTR DG SKOR TOTAL J u m l a hS u b y e k =4 0 Buti r Soal= 40 N A M A b E T K A S: C : \ S T R T T S I F A J R I \ S K R I P S I No Buti r 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 l_1 L2 13 L4 l_5 l-6 L7 L8 19 20 2L 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3l32 33 34 35 36 37 38 39 40 HUMMELS\ANATESTSEMENTARA.ANA t<orelasi 0. 081_ 0.052 0. 589 0.357 0.178 0.247 0.156 o.22! -0.L57 0. 41_5 0.326 0.361 0.L73 0.600 0,509 0.447 0.346 0.446 0.234 0.558 0. 621_ 0.292 0.328 0.679 0.433 0.658 0.458 0. 536 0.445 0.446 0.706 0.558 0. 540 0.L24 0.345 -0.064 0.234 0.390 0.474 0.239 Si gni fi kansi Sangat Signifikan Si gni fi kan : Sangat Si gn'ifi kan si qni fi kan s'i6n'ifi kan Sangat Si gn'i fi kan Sanqat Siqnifi kan sanlat si lni fi kan s'iqni fi kan Sangat si gn'ifi kan Sangatsignifi kan S a n g a ts i g n i f i k a n Si qni fi kan Sanqatsidnifi kan san6at si6nifi kan sanlat si !n'ifi kan S a n q a tS i q n i f i k a n sanbat si6nifi kan Sanqat Si qni fi kan Sanlat si 6nifi kan S a n g a ts i g n i f i k a n S a n g a tS i g n i f i k a n S a n g a tS i g n i f i k a n Signifi kan Si gni fi kan Sangat signifi kan c a t a t a n : B a t a s s i g n i f i k a n s i k o e f i s i e n k o r e l a s i s e b a g a a ib e r i k u t : df (N-2) 1_0 15 20 25 30 40 50 p=0,05 0, 576 0,492 0,423 0,391 0,349 0,304 0,273 P = 0 ,0 1 0,708 0,606 0, 549 0,496 0,449 0, 393 0,354 df (N-2) 60 70 80 90 1-00 L25 >150 P=0,05 0,250 0,233 0,2L7 0,205 0, 1-95 0,L74 0,159 P=0,01 0,325 0,302 0,293 0,267 0 ,254 0,229 0,209 eila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. eage 1 q- F a n a t e s t k u a li t a s p e n g e c o h KUALITAS PENGECOH J u m l a hS u b v e k =4 0 Buti r Soal= 40 NAMAbETKAS: C:\SrcNTESI FAJRI\SKRIPSI No Buti r 1_ 2 3 4 5 6 7 I 9 10 1-L L2 13 L4 15 1_6 L7 18 L9 20 2I 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 a 25*r. 9--0-6+ 0-4+ 0-4+ l_g** 0-3ltr t 0-0-0-1_0-5--L- 0-1_3++ 2+ 9+ 7+ 1_0-3++ 0-1_34** 7- - 29r,* 10-5+ 32'l r, 4++ 0-lJ*tt 4++ 29t{t b t_-0-0-L60-22** c 1,4--* 3+ 5--9++ 2--1-L-27*tl 13--5+ 1_l_ L29+ 0-37** 0-4+ 34f.{. 5--53U.rc 15--31*t' 8 - - 3--37** 1_1_6--33*r. 7- - 3 3 t{ . 32r'* 0-31{.t 2+ 32** 6--2L** 3L-7+ 25t t 0-7-133 * * 6 - - 16--0-5--0-3 3 t{ . 65+ 0-3+ 2+ L30r.t: 33 * t 5++ 1-5+ l,|crt 34*r, 4++ 6--4++ 7--7++ 27',* 1_- HUMMELS\ANATESTSEMENTARA.ANA d 0-2g** 35trt 9tt 38** 30-20rtrt 0-3--5- L4+ 34t t 0-0-3 3 t* 0-0-7--3++ 0-7++ 25*rl 5++ 29** 132** 10-0-7--3+ 29*rt 12+ 0-5++ 8-5+ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Keter a n o a n : ruici Jawaban ++ sanoat gai k eai k : rurano gaik g ur u k S a n g a tg u r u k eage 1 ,s f'! RELIABTLITAS TES anatestreliabilitas R a t a 2 =2 9 . 5 5 s i m p a n gB a k u =5 . 9 5 t < o r e l a s ' i x y =0 . 6 4 nel i ab'iI i tas Tes= 0. 78 I . I A M Ab C T K A S: E : \ S K R I P S I FAJRI\SKRIPSI HUMMELS\ANATESTSEMENTAM.ANA N o . u r u t r o d e / t t a m as u b y e k s k o r c a n j i l Skor cenap 1 dhevi L2 L4 2 nurciska L7 1_8 3 devi tri 1-6 1_9 4 nahi ra 1-6 18 5 aulia L7 l_8 6 shefly 1_6 16 7 nining 1_5 1-6 8 sari L7 \7 9 si sca L7 t7 1-0 anosabelI a 1_8 1_6 l-L ananda l_5 16 L2 karinia L4 1_9 l - 3 a u l i a s e p tr i a n i 1_5 l_8 L4 a y u a n d h in i 1_5 1_9 L5 ri zha L6 L9 1-6 melvsa 13 18 L7 d;:bi L7 L7 1-8 si ti nurmaidah L7 18 19 dennv L8 18 20 m. alfina 18 t7 2L m. rivaldv L7 L7 22 di e, L7 L7 23 d e ll a l-6 13 24 cindv L4 1_6 25 rachmayanti t4 L4 26 bunga. 13 L4 p u r n o m oa i i 27 L2 9 2 8 m a r ab u t ' i a nh . l . 9 13 29 adiansyah 8 1_5 30 satria 7 L4 31 fauzi habibi l-3 11 32 bayu aqunq 9 t4 33 ari ef vi rcdaui 8 1_5 34 aulia rahman 9 LL 35 sultan ardian... 13 13 yan farhanudin 36 1_1 l-1_ 37 nurhariansyah 1_1 8 38 rom'i L2 1_0 39 a n n is a L2 9 40 riti k peggy 7 10 eage i- skor -rotal 26 35 35 34 35 32 3134 34 34 31 33 33 34 35 31 34 35 36 35 34 34 29 30 28 27 2t 22 23 2L 24 23 23 20 26 22 1_9 .' 22 2L L7 _*.qti iff * TINGKAT KESUKARAN anatestti ngkatkesukaran t l u m l a h S u b v e k =4 0 Butir Soal=40 I . I A M Ab C T K A S : E : \ S r c N T P S I F A ] R I \ S K R T P S I H U M M E L S \ A N A T E S T S E M E N T A R A . A N A N o Bu t ir : m l s e t u l T k t . r e s u k a r a n ( % ) 1_ 25 62.50 2 28 70.00 3 35 87.50 4 I 22.50 5 38 95.00 6 22 55.00 7 27 67.50 8 20 50.00 9 19 47.50 10 37 92. 50 11_ 3177.50 L2 34 85 .00 13 3L 77.50 L4 34 85 .00 15 31 7 7. 5 0 16 37 92.50 L7 33 82 . 50 18 33 8 2 .5 0 19 33 82.50 20 32 80.00 2L 317 7. 5 0 22 32 80.00 23 2t 52.50 24 25 62.50 25 25 62.50 26 29 72.50 27 33 82.50 28 32 80.00 29 34 85.00 30 33 82.50 31 29 72.50 32 32 80.00 33 34 85.00 34 29 72.50 35 32 80.00 36 30 7 5. 0 0 37 33 82.50 38 23 57.50 39 27 67.50 40 29 72.50 rafsiran Sedanq sedand S a n- g a t r u u d a h sukar Sanqat rvrudah Sedano sedan6 sedand sedan6 Sanqat tttudah rrludah rvrudah uudah rr,rudah tvtudah S a n- q a t l r , t u d a h rvrudah uudah rr,rudah rqudah prudah uudah Sedanq sedan6 sedand wrudat lvrudah rvrudah rvtudah uudah prudah Mudah rr4udah rrludah Mudah prudah rvtudah Sedanq sedand rurudah eage 1- l t' i -l ,.I F" I l/: l DAFTAR NILAI UNAN MID SEMESTERGANJIL SMP NUSANTA.RAPLUS TAHUN PELAJARAN2OI2.2O13 Kelas:VIII-4 No NIS M a t a P e l a ran :.. 7 nn204l Daffa Thorieq Akbar ntt2042 Datrl_iaDeviTamara E t0 I I I 12043 Dania ShqrenMaulina n2047 DiasHrrniAnisah il I t2 t3 t4 I I I 12053 ElmoAgusti I I I 12055 ErsaTria Wardani 9 l7 l8 l9 L P -l L P 5 _f2 AmarasSeptianPegimala tlt2029 Ariska_Oktaviani I | 112039 Cindri Monika Nilai 8bt e60 ro 50 P n2051 Eka Nanda Sari il 98 P L P L P L L P rnt2057 Fadel Rafr A-S nt1206l FazarAlfiaq PrasetiyoU 1t112065 Ferdinand I t12067 Ferio Arsa Darmawan . ttt1207 Gebit Ahla Sakila ttrt2072 GheaPravitya 25;6 13 4t t43,2 f5 ryb 5 .3d 7s7 L(l te ,l 2l P P I I l 1 2 0 8 i Irfan Nolri Zulfanrli tn1209l Lisda Rahmawati P zr _S P 25 26 27 28 29 30 3l 32 JJ I I t2096 N{.KhoirulAbidin r I I 12097 M. Rizki tui Aldi ntt2t01 llll2103 lllr2105 rl1t2t07 L MeidinaDatrlia VfuharladArdiansyah \4uhamadFannyAska v{uhammadAbi Aufa Nanda lndira pratiwi PetrusAdnan Adom Popy Rahmawati 1 1 11 2 11 5 tIil2ll8 t11t2120 ltlt2t24 RajuDestaYuda 11tt2130 Renardi Yoga Sulistiyo 1 l I 1 2 1 3 1 RetnoYulia Diniati ll1tzl32 RidrvanEwangga 34 35 36 37 38 ul JY n l 2 t 4 ' l Syaetulloh ill -1 ta z t+J Siti Annisah 4U u t 2164 41 111121s0Tri Yanto Tiara Galuh F7 n?b lz4.< b L 26 rL L zt 16 L P zg3? P L L 3I LIL n b/ P L P 35 P P 1 1+ B L L 3e .t5 t L 12 v3 '.F L P 25 s5 L 2133 Rifqah Finisa r 1 l 2140 SalwaNadia Putri 49b e?il trt12073 Gina Sari Lltam! 24 z4o t3o L P )n 22 23 KET Lf'bz r I I 1 2 0 0 5 A4e Ryalto r I I 1 2 0 1 0 AgisArurisaPutri un20t7 l6 JK Ade Candra hawan 5 6 l5 6.6 NAMA ln12002 2 3 J.ff 2 83 8 l0 .tz ,2 38 t4 sv fo 16 SL r8 33 4r ,cD t03V "niil{l^ cip"t^t..1 l./.4 /..........zot2 *d .)r lli'{ i SEKOI.AH MENENGAHPERTAMA gMP NUSANTARAPI.US Selatan15419 DalamNo. 1 Ciputat- Tangerang Afamat: Jl. Tarumanegara Telp.021 - 747 07 222,Fax.021- 747 10 824 i\o. . v y v I t z I J / 5 1 v t f- N r / r u / , \ I t Larnp. : r ^ ^ ^ , 1 ^ 1 a / . - r - r n f , ' n i n r - i r . ! a ^ ^ ! ^ zvt/. Perihal . TELAH MELAKSANAKAN OBSERVASI KepadaYth. Drs, H, Nuroehim. MM, Di_ Tempat ,4ssalamu'uluikum wn wh. Denganhormat kami sampaikanbahwa . Narna : MuhammadNurulFajri NIM :108015000018 Jurusan IPS : Pendidika Semester : IX (Sembilan) Mahasiswapada FakultasIlmu Tarbiyah dan l(eguruan UIN Syarif Ilidayatullah Jakarta. Adalah benar telah melaksanakanobservasi di sekolah karni pada hari Rabu,05 Desember2012 Demikian surat keteranganini kami buat dengan sebenar-benarnya,agar dapat mestinya. dipergunakan sebagaimana rr/--.,.-r.,___-_,t Ytujsu,arnuu -t -:t.__-__ - __,,.-L ululhuril. ryr. rvu. ,li eF- CIPUTAT ex < isrttoL BIODATA PENULIS Nama lengkap penulis adalah Muhammad Nurul Fajri yang biasa di panggil “karbul”, lahir di Jakarta pada tanggal 29 Oktober 1990, putra dari pasangan Bapak Drs. Dudung Durahman dan Ibu Rosmiati. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, adiknya bernama Anggi Tyas Arifiany. Alamat email penulis : [email protected] Penulis mengenyam pendidikan diantaranya di TK Kemuning (1995-1996), SD Negeri 1 Cigintung (1996-2002), SMP Negeri 7 Kuningan (2002-2005), SMA Negeri 1 Cigugur 2005-2008, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008 – 16 April 2013) pada Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi Sosiologi-Antropologi melalui jalur UMB (Ujian Masuk Bersama). Judul skripsi penulis “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama di SMP Nusantara Kelas VIII-4 Ciputat Tangerang Selatan)”. Skripsi ini dibuat melalui bimbingan dan arahan dari bapak Drs. H. Nurochim, MM.