indeks tendensi konsumen - BPS Kota Jakarta Pusat

advertisement
No. 53/11/31 Th. XVII, 5 November 2015
INDEKS TENDENSI KONSUMEN
TRIWULAN III TAHUN 2015
A. Penjelasan Umum
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini
yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK
merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan
dan perkiraan triwulan mendatang.
Jumlah sampel STK di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan III-2015 sebanyak 880 rumah
tangga yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Responden STK mulai triwulan III-2015
dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan
merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Pemilihan sampel
dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat
mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan
penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.
B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan III-2015
 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan III-2015 sebesar 111,88
yang artinya kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan III-2015 secara umum dikatakan
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme tersebut lebih tinggi
dibandingkan Triwulan II-2015 (nilai indeks 109,71).
 Meningkatnya kondisi ekonomi yang dirasakan oleh konsumen pada triwulan tersebut
didorong oleh seluruh komponen pembentuk indeks yaitu adanya peningkatan
pendapatan rumahtangga saat ini, rendahnya pengaruh inflasi terhadap total
pengeluaran, serta meningkatnya konsumsi barang dan jasa.
C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2015
 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan IV-2015 sebesar 109,06
dimana artinya bahwa sebagian besar konsumen merasa bahwa kondisi ekonomi pada
periode triwulan mendatang akan lebih baik dibandingkan dengan periode pada saat
pencacahan. Namun tingkat optimisme pada periode triwulan terakhir tahun 2015
tersebut tidak setinggi tingkat optimisme konsumen pada triwulan berjalan.
 Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV-2015 utamanya dipicu oleh
peningkatan pendapatan rumahtangga yang diikuti dengan adanya rencana pembelian
barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan oleh konsumen.
1.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III Tahun 2015
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan III-2015 adalah sebesar 111,88 yang artinya
kondisi ekonomi konsumen pada triwulan tersebut secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya dimana ITK pada Triwulan II-2015 hanya sebesar 109,71.
Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya
Triwulan II
2015
(3)
Triwulan III
2015
(3)
 Pendapatan rumah tangga
 Pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumahtangga
107,19
114,90
115,37
105,10
 Tingkat konsumsi bahan makanan/minuman, makanan/minuman jadi,
rokok, tembakau, makan di restoran/rumah makan, dan bukan makanan
(pakaian, pulsa HP, rekreasi/hiburan, akomodasi, transportasi,
perawatan kesehatan dan kecantikan)
109,11
112,14
Indeks Tendensi Konsumen
109,71
111,88
Variabel Pembentuk
(1)
Berdasarkan variabel pembentuk ITK, membaiknya ekonomi konsumen (nilai indeks di atas 100) pada
periode Trwiwulan III-2015 ini didorong oleh seluruh komponen pembentuk indeks yaitu adanya peningkatan
pendapatan rumahtangga saat ini (nilai indeks 115,37), rendahnya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran
(nilai indeks 105,10), serta meningkatnya konsumsi barang dan jasa (nilai indeks 112,14).
Peningkatan pendapatan yang dirasakan oleh responden salah satunya disebabkan oleh mulai
berjalannya beberapa kegiatan pemerintah di Provinsi DKI Jakarta baik pemerintah daerah maupun pusat yang
sedikit banyak menjadi trigger bagi beberapa sektor khususnya pada kelompok sektor jasa.
Kondisi harga barang dan jasa selama Triwulan III-2015 yang secara umum mengalami inflasi yang
tergolong cukup tinggi yaitu mencapai 1,49 persen. Seperti diketahui, pada pertengahan bulan Juli 2015 – yang
juga merupakan awal triwulan tersebut – terdapat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Seperti halnya hari raya pada
tahun-tahun sebelumnya, harga beberapa barang dan jasa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana
selama bulan Juli 2015, harga-harga secara umum mengalami inflasi sebesar 0,97 persen.
Hal tersebut yang
membuat laju inflasi cukup berpengaruh terhadap total pengeluaran rumahtangga (nilai indeks 105,10). Inflasi
yang selama satu triwulan tersebut hampir mencapai 1,5 persen membuat optimisme konsumen pada triwulan III
lebih rendah dibandingkan optimisme pada triwulan sebelumnya.
Komponen ITK yang mengalami peningkatan yang paling tinggi adalah pada komponen Pendapatan Kini.
Nilai indeks komponen tersebut mencapai 115,37 yang artinya ada peningkatan optimisme masyarakat bahwa
pendapatan di tiwulan berjalan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Seperti diketahui bahwa
pada awal triwulan III 2015, para pekerja penerima upah akan mendapatkan tunjangan hari raya (THR), sementara
pengusaha yang bergerak dibidang ritel, pariwisata serta rumah makan juga ikut mendapatkan keuntungan
dengan meningkatnya konsumsi masyarakat pada musim libur lebaran tahun 2015.
Komponen ITK Volume/frekuensi konsumsi juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Masyarakat
merasakan tingkat optimism yang lebih tinggi dalam hal jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi selama triwulan
III tahun 2015. Angka indeks komponen tersebut pada triwulan III menunjukkan nilai yang lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 109,11 meningkat menjadi 112,14. Peningkatan optimisme
masyarakat DKI Jakarta dalam hal jumlah dan frekuensi barang dan jasa yang dikonsumsi juga merupakan bagian
2
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th. XVII, 5 November 2015
dari periode musiman yaitu adanya perayaan hari raya Idul Fitri. Keadaan tingkat konsumsi tersebut dapat dilihat
lebih rinci pada tabel 2.
Pada tabel 2 tersebut tampak bahwa pada Kelompok Makanan menunjukkan tingkat volume konsumsi
yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yaitu meningkat dari 134,46 menjadi 140,37. Tingginya
konsumsi makanan pada periode tersebut digerakkan oleh tingginya konsumsi bahan makanan khususnya pada
perayaan Idul Fitri di awal Triwulan III-2015. Konsumi makanan jadi di restoran juga menunjukkan peningkatan
yang berlangsung secara terus menerus. Berdasarkan informasi tentang geliat konsumen tersebut, maka industri
kuliner di DKI Jakarta dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk membuka usaha di ibukota.
Sementara itu, pada Kelompok Non-Makanan di Triwulan III-2015 nilai indeksnya juga menunjukkan
peningkatan yang berarti. Pada periode Triwulan III-2015 secara agregat, masyarakat lebih banyak yang
mengkonsumsi produk pada kelompok produk tersebut yang ditunjukkan dengan nilai indeks di atas sebesar
104,08. Angka indeks tersebut lebih tinggi 2,2 poin dibandingkan triwulan sebelumnya.
Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi
Kelompok Barang dan Jasa
Triwulan II - 2015
Triwulan III - 2015
(1)
(3)
(3)
A. Indeks Makanan
1. Bahan makanan
2. Makanan jadi di restoran/rumah makan
B. Indeks Non Makanan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pakaian
Komunikasi (Pembelian Pulsa HP)
Rekreasi/Hiburan
Akomodasi (Hotel/Penginapan)
Transportasi
Perawatan Kesehatan dan Kecantikan
Indeks Konsumsi Total
134,46
144,35
124,56
140,37
150,89
129,84
101,87
104,08
110,05
116,66
107,17
79,86
75,80
131,60
124,35
123,92
81,62
73,75
127,47
84,73
109,11
112,14
Peningkatan yang sangat signifikan terdapat pada indeks Transportasi yang nilai meningkat sangat tajam
dibandingkan periode sebelumnya yaitu dari sebesar 75,80 di triwulan II-2015 menjadi 127,47. Transportasi
menjelang hai raya Idul Fitri ikut memberi andil pada optimisme konsumen pada triwulan tersebut. Sementara itu,
indeks rekreasi justru turun tajam dari 107,17 menjadi 81,62. Penurunan akan kebutuhan masyarakat terhadap
Rekreasi dan Hiburan dipicu oleh berakhirnya masa liburan sekolah dan libur lebaran. Konsumsi Pakaian juga
menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi, namun konsumsi pada barang dan jasa perawatan kesehatan dan
kecantikan mengalami penurunan yang sangat tajam.
2.
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV Tahun 2015
Nilai ITK di DKI Jakarta pada Triwulan IV-2015 diperkirakan sebesar 109,06, artinya kondisi ekonomi
konsumen diprediksi akan semakin meningkat. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa tingkat optimisme
konsumen diperkirakan tidak setinggi pada triwulan tiga. Optimisme konsumen didorong dengan oleh rencana
pembelian barang-barang tahan lama serta pendapatan yang diperkirakan sedikit membaik. Perkiraan peningkatan
pendapatan di triwulan III-2015 lebih disebabkan oleh bonus akhir tahun bagi karyawan swasta. Akhir tahun juga
biasanya banyak rumahtangga yang melakukan pembeliaan barang tahan lama sebagai respon terhadap potongan
harga akhir tahun pada sejumlah produk rumahtangga dan juga otomotif.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th. XVII, 5 November 2015
3
Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2015 Menurut Variabel Pembentuknya
Variabel Pembentuk
Nilai Indeks
(1)
(2)
-
Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang
106,60
-
Rencana pembelian barang-barang tahan lama, (elektronik,
113,36
perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumahtangga,
kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan
Indeks Tendensi Konsumen Mendatang
3.
109,06
Perbandingan ITK Regional
Kondisi ekonomi konsumen yang membaik pada Triwulan III-2015 terjadi di seluruh Indonesia dan juga di
kawasan Jawa-Bali. Diantara 7 provinsi di Jawa dan Bali, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat
optimisme konsumen tertinggi kedua setelah Provinsi Jawa Timur (115,98) dikuti oleh Bali (111,66). Sementara yang
terendah di kawasan tersebut adalah Provinsi Jawa Barat dengan nilai indeks 109,69 (Grafik 1). Serta seluruh povinsi
di kawasan Jawa-Bali bearada di atas nilai ITK nasional.
Grafik 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2015
Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali
115,98
111,88
111,66
111,21
110,33
109,81
109,69
Nasional
=109,00
Jatim
DKI Jakarta
Bali
Banten
DI Yogya
Jateng
Jabar
Kondisi ekonomi konsumen diperkirakan lebih baik pada Triwulan IV-2015 dan ini terjadi di sebagaian besar
kawasan Jawa dan Bali kecuali Provinsi Jawa Tengah. Diantara 7 provinsi di kawasan tersebut, Provinsi Bali
merupakan provinsi dengan angka ITK tertinggi untuk perkiraan triwulan IV – 2015, diikuti oleh DKI Jakarta dan DI
Yogya dengan nilai indeks masing-masing 109,06 dan 114,29. Sementara yang terendah adalah Provinsi Bali dengan
nilai indeks 105,65 (Lihat Grafik 2).
Grafik 2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2015
Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali
114,82
109,06
105,65
Bali
4
DKI Jakarta
DI Yogya
103,96
Banten
102,81
Jatim
100,32
Nasional
96,61 =102,57
Jabar
Jateng
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th. XVII, 5 November 2015
PENJELASAN TEKNIS
Indeks Tedensi Konsumen (ITK)
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan
Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang
menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan
mendatang.
STK di Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan setiap triwulan dengan responden sub-sampel dari Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk
memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.
Konsep Definisi
Indeks yang dapat memberikan gambaran mengenai situasi bisnis dan perekonomian secara
umum menurut pendapatan konsumen yang didasarkan pada persepsi konsumen mengenai
keadaan bisnis dan perekonomian. Indeks ini terdiri dari dua jenis indeks, yaitu Indeks Indikator
Kini (Current Indicator Index) dan Indeks Indikator Mendatang (Future Indicator Index).
Rumusan
Penghitungan ITK Triwulan menggunakan Indeks Indikator Kini (Current Indicator Indeks)
sedangkan penghitungan ITK Triwulan kedepan menggunakan Indeks Indikator mendatang
(Future Indicator Index).
Manfaat
Memberikan informasi dini mengenai keadaan dan perkembangan perekonomian
Interpretasi
a. 100 < I < 200 : jumlah jawaban "meningkat" lebih besar dari jawaban "menurun". Artinya,
kondisi perekonomian pada triwulan berjalan meningkat dibanding periode triwulan
sebelumnya untuk Indeks Indikator Kini dan para konsumen optimis bahwa kondisi
perekonomian pada triwulan mendatang sangat meningkat jika dibandingkan dengan triwulan
berjalan untuk indikator mendatang.
b. I = 100 : jumlah jawaban "meningkat" dan "menurun" seimbang. Artinya, kondisi
perekonomian pada triwulan berjalan hampir sama dengan triwulan sebelumnya untuk Indeks
Indikator Kini dan para konsumen beranggapan bahwa kondisi perekonomian pada triwulan
mendatang hampir sama dengan periode triwulan berjalan untuk indikator mendatang.
c. I < 100 : jumlah jawaban "menurun" lebih besar dari jawaban "meningkat". Artinya, kondisi
perekonomian pada triwulan berjalan menurun dibanding keadaan triwulan sebelumnya untuk
Indeks Indikator Kini dan para konsumen beranggapan bahwa kondisi perekonomian pada
triwulan mendatang sangat menurun jika dibandingkan dengan triwulan berjalan untuk
indikator mendatang.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th. XVII, 5 November 2015
5
BPS PROVINSI DKI JAKARTA
Informasi lebih lanjut hubungi:
Ir. Dwi Paramita Dewi, ME
Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik
6
Telepon
:
021-31928493, ext. 600
Fax
:
021-3152004
e-mail
:
[email protected]
Homepage
:
http:// jakarta.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th. XVII, 5 November 2015
Download