efektifitas pendidikan kesehatan pijat bayi dengan metode

advertisement
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI DENGAN METODE
DEMONSTRASI LANGSUNG DAN AUDIO VISUAL TERHADAP
KEMAMPUAN IBU MEMIJAT BAYI SECARA MANDIRI
Abstract
Fitriana Noor Khayati*
Infant period is a golden age. At this time, babies need stimulant that can improve their
growth and development. This stimulant is baby massage. Mothers can practice baby
massage independently One way to improve their ability on baby massage is by health
education. Health education can be done by demonstration and audio visual method.
The objective are to know the health education on baby massage using direct
demonstration is compered to audio visual method towards the ability of mothers to
massage their babies independently.
This research used Pre Experiment design with a plan of One Group Pre Test Post Test.
The population of this research were mothers who have babies at the age of 2-6 months
ald at Poliklinik Desa Candirejo. Sampling technique was used purposive sampling and
the result was thirty (30) mothers. Statistic analytical test was used t-test independent.
This analysis used t-test independent and the value is Pvalue (0,000) < α (0,05), with the
average value pre direct demonstration is 2,73 (±1,387) and the average post direct
demonstration is 30,87 (±4,307). The result shown the improvement of the mother’s
ability on baby massage significantly.
Health education using direct demonstration is more effective than audio visual
demonstration towards the ability of mothers to massage their babies independently.
Keywords :Health Education, Baby Massage, Ability
Key Words: Head injury, intrahospital transportation
*Dosen Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap
lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009).
Pembinaan tumbuh kembang merupakan serangkaian kegiatan yang sifatnya
berkelanjutan antara lain berupa peningkatan kesejahteraan anak pada pemenuhan
kebutuhan dan hak-hak anak seperti memperoleh kasih sayang, interaksi, rasa aman,
dan stimulasi serta kesempatan belajar (BKKBN, 2007).
Masa dini tumbuh kembang seorang anak adalah masa yang sangat penting.
Oleh karena itu, seorang anak haruslah mendapatkan kebutuhan pokok yang
mencukupi sehingga tercapai tumbuh kembang yang optimal (Riksani, 2012).Dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, setiap individu akan mengalami siklus yang
berbeda. Proses tersebut dapat terjadi secara cepat maupun lambat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses tersebut antara lain faktor herediter, lingkungan (prenatal
dan postnatal) dan hormonal. Pada lingkungan postnatal salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah stimulasi dari luar.Stimulasi ini bisa berupa terapi sentuhan
atau pijat bayi (Hidayat, 2008).
Pijat pada bayi menurut Prasetyono (2009) mampu memberikan rasa aman,
menciptakan hubungan emosi dan sosial yang baik antara ibu dan bayi.Pijat bayi
merupakan terapi sentuh yang sudah dikenal sejak lama dan diwariskan secara turuntemurun. Pijat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola tidur
bayi. Bayi yang susah tidur menyebabkan bayi sering menangis (Roesli,2009).Di
Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya
oleh dukun bayi. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa dukun bayi lebih mengerti
dan mahir dalam melakukan pijat bayi serta adanya adat istiadat yang tumbuh di
masyarakat. Adat istiadat ini masih dipegang teguh dan berkembang secara turun
temurun (Dewi, 2009). Padahal pijat bayi dapat dilakukan sendiri oleh orang tua bayi
karena apabila dilakukan sendiri oleh orang tua akan membina ikatan kasih sayang
orang tua dan anak (bonding), dan dapat meningkatkan produksi ASI (Roesli,2009).
Pemijatan pada bayi juga mempunyai dampak klinis positif. Menurut Roesli
(2009), dampak klinis positif pijat bayi adalah peningkatan jumlah sel dan daya
racun dari sistem imunitas, perubahan gelombang otak secara positif, perbaikan
sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan,
peningkatan berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan, membuat tidur lebih
lelap, mengurangi kembung dan kolik.
Teori ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Field (1986)
menyatakan bahwa bayi-bayi yang dipijat selama 5 hari saja, akan mampu
meningkatkan daya tahan tubuh sebesar 40% dibandingkan dengan bayi-bayi yang
tidak dipijat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011) pijat bayi efektif
terhadap peningkatan durasi lamanya tidur bayi. Lama tidur bayi sebelum dilakukan
pijatan adalah 12jam sebanyak 5orang (33,3%).Lama tidur bayi setelah dilakukan
pemijatan adalah 14jam sebanyak 6orang (40%). Pemijatan pada bayi akan
meningkatkan lama tidur bayi sebesar 2,13kali bayi sebelum dipijat. Penelitian yang
lain yaitu penelitian
mengenai Efektifitas Massage Efflurage terhadap
Perkembangan Gross Motoric pada Bayi Usia 3-4 Bulan (Widodo dan Herawati,
2008). Penelitian menunjukkan ada pengaruh dari massage terhadap motorik kasar
pada bayi usia 3-4 bulan dalam kemampuan mengangkat kepala. Melihat bahwa
manfaat pijat bayi cukup banyak, maka dirasakan sangat penting melakukan pijat
bayi sebagai salah satu bentuk stimulasi perkembangan.
Pijat bayi di Indonesia merupakan salah satu jenis pijat yang juga sudah
lama berkembang dan dipraktikan oleh masyarakat. Namun, teknik dan gerakan
yang dilakukan pada pijat bayi tradisional ini tidak disertai dengan adanya
penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tradisional ini diyakini dengan sugesti yang
mengandung banyak manfaat bagi tubuh si kecil (Riksani, 2012).
Praktik atau ketrampilan pijat bayi masih belum diketahui oleh masyarakat,
hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pijat bayi.
Dibuktikan dalam penelitian Sofiatul (2013) dimana didapatkan sebanyak 9,3%
mempunyai pengetahuan baik, (20,93%) mempunyai pengetahuan cukup dan
69,77% mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi. Berdasarkan penelitian
ini, maka salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan masyarakat tentang pijat
bayi secara mandiri adalah dengan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu
para ibu dalam meningkatkan pengetahuan, perilaku maupun ketrampilan mengenai
pijat bayi.Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses, dimana prosestersebut
mempunyai masukan (input)dan keluaran (output). Dalam suatu proses pendidikan
kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikanyakni perubahan perilaku
(Notoatmodjo, 2007).
Metode
pendidikan
untukmenyampaikan
pesan
kesehatan
adalah
metode
kesehatan
karena
alat
yang
digunakan
tersebut
digunakan
untukmempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju
(Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai
metode, diantaranya ceramah, seminar serta demonstrasi. Namun, dalam penelitian
ini peneliti tertarik untk melakukan pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi langsung dan demonstrasi audio visual.
Kelebihan metode demonstrasi langsung antara lain dapat membuat proses
pendidikan kesehatan menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, lebih mudah dipahami,
serta lebih menarik (Mubarok dan Chayatin, 2009).Sedangkan menurut Simamora
(2009) kelebihan dari metode demonstrasi yaitu : perhatian dari peserta penyuluhan
dapat lebih dipusatkan, proses penyuluhan lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari serta pengalaman dan kesan sebagai sebagai hasil penyuluhan lebih
melekat dalam diri peserta penyuluhan.
Kelebihan demonstrasi audio visual antara lain : dapat menggambarkan
suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan, menyampaikan
suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya (Sadiman, 2006).Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Kadarwati (2012) metode demonstrasi langsung dan
demonstrasi audio visual efektif dalam meningkatkan motivasi ibu memijat bayi
secara mandiri, dengan hasil statistic significant p=0,001 (α<0,05), dan penyuluhan
menggunakan audio visual juga efektif dengan hasil ststistik signifikan p=0,000 ( α<
0,05 ). Hasil penelitian lainnya dari Nurhidayati (2010) yang menyebutkan bahwa
penyuluhan dengan metode demonstrasi efektif dalam penguasaan ketrampilan
pertolongan persalinan kala II pada mahasiswa semester III dengan hasil rata -rata
nilai evaluasi pertolongan persalinan kalaII dengan metode demonstrasi adalah
40.7758 denganstandart deviasi 5.89564. Sedangkan untuk audiovisualrata -rata nilai
evaluasinya 22.9762 dengan standartdeviasi 3.18302. Berdasarkan hasil uji
hipotesismenggunakan independent t -test dengan tingkatkemaknaan 5%, diketahui
bahwa
terdapat
perbedaanyang
signifikan
antara
kedua
kelompok
periakuan(P=0.000) Kelompok perlakuan metode demonstrasimempunyai rata - rata
nilai evaluasi pertolonganpersalinan kala II lebih tinggi daripada kelompok
perlakuan audiovisual.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Kesehatan Desa
Candirejo didapatkan informasi bahwa Bidan Desa Candirejo belum pernah
memberikan penyuluhan tentang pijat bayi. Selanjutnya peneliti melakukan
wawancara terhadap 6 ibu bayi didapatkan bahwa 1 ibu biasanya memijatkan
bayinya ke dukun bayi sedangkan 5 ibu bayi belum pernah sekalipun memijatkan
bayinya ke dukun maupun dipijat secara mandiri karena kelima ibu bayi mengatakan
belum mengetahui tentang pijat bayi dan belum ada penyuluhan tentang pijat
bayi.Hasil studi pendahuluan terhadap6 ibu tentang kemampuan pijat bayi, 85%
belum mengenal pijat bayi dan tidak mampu memijat bayinya15% sedikit mengenal
pijat bayi dan kurang mampu memijat bayi.
B. METODE PENELITIAN
Desainpenelitianinimenggunakanpraeksperimendenganrancanganonegrup
pretest posttest.Rancanganinitidakadakelompokpembanding (kontrol), tetapi paling
tidaksudahdilakukanobservasipertama
(pretest)
yang
memungkinkanmengujiperubahan-perubahan yang terjadisetelahadanyaeksperimen
(program).
Varabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan tentang
pijat bayi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan ibu memijat
bayinya secara mandiri. Variabel pengganggu pada penelitian ini dari faktor internal
: kepribadian, intelegensia, bakat. Cara mengendalikannya yaitu dengan cara di
biarkan saja, karena kepribadian, intelegensia serta bakat tidak dapat dikontrol.
Faktor eksternal : lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Cara
mengendalikannya yaitu dengan cara penyuluhan dilakukan di satu tempat dan di
dalam ruangan.
Berdasarkan penghitungan besar sampel, dibutuhkan 13 ibu per kelompok.
Perkiraan 10% peluang keluar dari penelitian, maka besar sampel penelitian yang
dibutuhkan adalah 15 ibu untuk masing-masing kelompok, baik kelompok
demonstrasi langsung maupun kelompok demonstrasi audio visual.
C. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 10Juni sampai dengan 18Juni 2014
pada ibu-ibu yang belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang pijat bayi.
Responden penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu 15 responden sebagai kelompok
demonstrasi langsung dan 15 responden sebagai kelompok demonstrasi audio
visual.Umur bayi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 sampai dengan 6
bulan, dengan frekuensi umur 2 bulan sebanyak 4 bayi, umur 3 bulan sebanyak 4
bayi, umur 4 bulan sebanyak 6 bayi, umur 5 bulan sebanyak 8 bayi dan umur 6 bulan
sebanyak 8 bayi. Jumlah keseluruhan responden bayi ada 30 bayi
a. Analisa Univariat
Tabel 1 Karakteristik umur ibu
N
Min
Max
Mean ± St. Deviasi
30
22
35
28,77 ± 3,245
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Ibu Bayi Berdasarkan Umur
di Poliklinik Desa Candirejo
Karakteristik Umur Ibu
Frekuensi
Prosentase (%)
22 – 30
21
70,0
31 – 35
9
30,0
30
100
(tahun)
Jumlah
Tabel 3 Nilai Rata-rata Kemampuan Ibu Sebelum dan Sesudah Diberi Pendidikan
Kesehatan Pijat Bayi dengan Metode Demonstrasi Langsung di Poliklinik
Desa Candirejo
No
Kelompok
Min
Max
Mean ± St. Deviasi
1
Pretest
0
5
2,73 ± 1,387
2
Posttest I
19
29
24,87 ± 3,137
3
Posttest II
22
36
30,87 ± 4,307
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Ibu Memijat Bayi Sebelum dan Sesudah
Diberi Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi dengan Metode Demonstrasi
Langsung di Poliklinik Desa Candirejo
No
Kemampuan Ibu
Pijat Bayi
Memijat bayi
Pretest
F
Posttest I
%
F
%
Posttest II
F
%
1.
Kurang Mampu
15
100
3
20,0
2
13,3
2.
Cukup Mampu
0
0
12
80,0
4
26,7
3.
Mampu
0
0
0
0
9
60,0
15
100
15
100
15
100
Jumlah
Tabel 5 Nilai Rata-rata Kemampuan Ibu Sebelum dan Sesudah Diberi Pendidikan
Kesehatan Pijat Bayi dengan Metode Demonstasi Audio Visual di Poliklinik
Desa Candirejo
No
Kelompok
Min
Max
Mean ± St. Deviasi
1
Pretest
0
3
0,93 ± 1,033
2
Posttest I
13
18
15,73 ± 1,907
3
Posttest II
21
25
23,67 ± 1,345
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Ibu Memijat Bayi Sebelum dan Sesudah
Diberi Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi dengan Metode Demonstrasi Audio
Visual di Poliklinik Desa Candirejo
No
Kemampuan Ibu
Pijat Bayi
Memijat bayi
Pretest
Posttest I
Posttest II
F
%
F
%
F
%
1.
Kurang Mampu
15
100
15
100
4
26,7
2.
Cukup Mampu
0
0
0
0
11
73,3
3.
Mampu
0
0
0
0
0
0
15
100
15
100
15
100
Jumlah
b. Analisa Bivariat
Tabel 7 Uji Normalitas Kemampuan Memijat Bayi Sebelum dan Sesudah Diberi
Penyuluhan Pada Kelompok Demonstrasi Langsung dan Audio Visual.
No
P value
Kelompok
Pretest
Posttest I
Posttest II
1.
Demonstrasi Langsung
0,339
0,117
0,461
2.
Demonstrasi Audio
0,179
0,486
0,245
Visual
c. Uji Hipotesis
Tabel 8 Nilai Kemampuan Memijat Bayi Pada Kelompok Demonstrasi Langsung
No
Kelompok
Mean ± SD
SE
1
Pretest
2,73 ± 1,387
0, 358
2
Posttest I
24,87 ± 3,137
0,810
3
Posttest II
30,87 ± 4,307
1,112
Pvalue
N
15
0,000
15
15
Tabel 9 Nilai Kemampuan Memijat Bayi Pada Kelompok Audio Visual
No
Kelompok
Mean ± SD
SE
1
Pretest
0,93 ± 1,033
0,267
2
Posttest I
15,73 ± 1,907
0,492
3
Posttest II
23,67 ± 1,345
0,347
Pvalue
N
15
0,000
15
15
Tabel 10. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi dengan Metode
Demonstrasi Langsung dan Audio Visual terhadap Kemampuan Ibu
Memijat Bayi Secara Mandiri
No
1
Kelompok
Demonstrasi
Mean ± SD
SE
28,13 ± 3,871
0, 999
22,73 ± 1,792
0,463
Langsung
2
Demonstrasi
Pvalue
N
15
0,000
15
Audio Visual
D. PEMBAHASAN
Pentingnya pijat bayi terhadap sistem saraf yaitu mempercepat proses
myelinisasi. Myelinisasi merupakan proses perbaikan sistem saraf ketika jaringan
saraf yang tertutup lemak yang disebut dengan myelin (Riksani, 2012). Selain pada
sistem saraf, pijat bayi juga bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi. Manfaat pijat
bayi pada aspek tumbuh kembang bayi antara lain : meningkatkan berat badan,
membuat bayi tidur lelap, dan meningkatkan konsentrasi bayi (Roesli, 2009)
Umur ibu dapat mempengaruhi cara memperoleh informasi perubahan umur
seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan mental, sedangkan umur itu
sendiri merupakan kedewasaan fisik dan kematangan ciri kepribadian seseorang yang
berkaitan erat dengan pengambilan keputusan (Mubarok, 2007). Pengambilan
keputusan yang dimaksud adalah pengambilan keputusan untuk mendapatkan
informasi tentang pijat bayi. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan
masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2008)
Analisis Bivariat
1. Efektifitas Pendidikan Kesehatan dengan Metode Demonstrasi Langsung
Metode demonstrasi langsung adalah metode penyajian pembelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode
demonstrasi langsung dapat diberikan pada kelompok kecil dengan jumlah anggota
kurang dari 15 orang (Notoatmodjo, 2010).
Pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi langsung dimaksudkan
sebagai upaya pemberian informasi tentang pijat bayi kepada responden sehingga
dapat terjadi perubahan kemampuan pijat bayi sesuai dengan yang diharapkan.Jika
sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan banyak responden yang mempunyai
kemampuan pijat bayi kurang maka setelah dilakukan pendidikan kesehatan
diharapkan jumlah responden yang mempunyai kemampuan pijat bayi dengan
kategori kurang menjadi lebih sedikit. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan
Notoatmodjo (2007) yang menyebutkan bahwa pemberian informasi dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang tentang suatu hal, dan jika pengetahuan
seseorang meningkat, maka motivasi dan kemampuan seseorang akan meningkat.
2. Efektifitas Pendidikan Kesehatan dengan Metode Demonstrasi Audio Visual
Metode demonstrasi audiovisual adalah jenis metode yang menggunakan
media yang mengandung unsur suara dan gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya (Sanjaya,
2007). Video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang
studi. Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak
mahasiswa untuk melihat peristiwa dimana saja walaupun dibatasi dengan ruang
kuliah.Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu besar, berbahaya atau bahkan tidak
dapat dikunjungi oleh mahasiswa, dapat dihadirkan melalui media video (Pribadi dan
Putri, 2005).Video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama
dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.Kemampuan video melukiskan gambar
hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri (Arsyad, 2007).
3. Perbedaan efektifitas pendidikan kesehatan pijat bayi dengan metode
demonstrasi langsung dan audio visual terhadap kemampuan ibu memijat bayi
secara mandiri
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok demonstrasi
langsung
sebelum dilakukan
pendidikan
kesehatan
didapatkan
mempunyai
kemampuan pijat bayi dalam kategori kurang mampu, dan setelah dilakukan
pendidikan kesehatan yang pertama dengan metode demonstrasi langsung, sebagian
besar responden mempunyai kemampuan pijat bayi dalam kategori cukup mampu dan
kemampuan ibu meningkat setelah pendidikan kesehatan yang kedua yaitu dalam
kategori mampu.Sebaliknya pada kelompok demonstrasi audio visual sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan didapatkan mempunyai kemampuan pijat bayi dalam
kategori kurang mampu, dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yang pertama
dengan audio visual belum ada perubahan yaitu masih dalam kategori kurang mampu
dan setelah pendidikan kesehatan yang kedua sebagian besar responden mempunyai
kemampuan pijat bayi dalam kategori cukup mampu. Hal ini berarti pendidikan
kesehatan pijat bayi dengan metode demonstrasi langsung lebih efektif dari pada
metode demonstrasi audio visual.
Pendidikan kesehatan dimaksudkan sebagai upaya pemberian informasi
tentang pijat bayi kepada responden sehingga dapat terjadi perubahan kemampuan
pijat bayi sesuai dengan yang diharapkan.Jika sebelum mendapatkan pendidikan
kesehatan banyak responden yang mempunyai kemampuan pijat bayi kurang maka
setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan jumlah responden yang
mempunyai kemampuan pijat bayi dengan kategori kurang menjadi lebih sedikit.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2007) yang menyebutkan
bahwa pemberian informasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tentang
suatu hal, dan jika pengetahuan seseorang meningkat, maka motivasi dan kemampuan
seseorang akan meningkat.
Responden pada kelompok demonstrasi langsung dapat melihat secara
langsung saat peneliti melakukan gerakan-gerakan pijat bayi pada phantom dan
responden langsung disuruh untuk re-demonstrasi, sehingga responden dapat dengan
cepat menangkap materi dan mengingat kembali gerakan-gerakan pijat bayi. Menurut
Notoatmodjo (2007), pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh setelah
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Tahu dapat diartikan sebagai
mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Berdasarkan hasil penelitian tentang efektifitas pendidikan kesehatan pijat
bayi dengan metode demonstrasi langsung dan audio visual terhadap kemampuan ibu
memijat bayi secara mandiri dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan penguasaan
keterampilan pijat bayi. Di dalam kegiatan belajar mengajar terdapat tiga komponen
pokok, yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output).Masukan berhubungan
dengan subjek atau sasaran belajar, proses berhubungan dengan mekanisme
terjadinya perubahan kemampuan pada diri subjek belajar dan keluaran merupakan
hasil belajar yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek
belajar (Notoatmodjo, 2007). Slameto (2004) menyebutkan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, faktor tersebut
antara lain faktor psikologi yang terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, dan kematangan seseorang.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan perbedaan tentang penguasaan
kemampuan pijat bayi diantara metode demonstrasi langsung dan audio visual.
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan independent t- test yang terlihat pada
tabel 4.10 tampak bahwa rata-rata nilai yang diperoleh kelompok demonstrasi
langsung yaitu 25,47 lebih besar hasilnya jika dibandingkan nilai rata-rata pada
kelompok audio visualyaitu 18,07 yang berarti penerapan metode demonstrasi
langsung lebih efektif untuk pendidikan kesehatan pijat bayi dibandingkan dengan
demonstrasi audio visual.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektifitas pendidikan
kesehatan pijat bayi dengan metode demonstrasi langsung dan audio visual terhadap
kemampuan ibu memijat bayi secara mandiri di Poliklinik Kesehatan Desa
Candirejo, maka disimpulkan bahwa :
1. Umur bayi dalam penelitian ini adalah 2 bulan sampai 6 bulan dan umur ibu
dalam penelitian ini adalah 22 tahun sampai 35 tahun
2. Kemampuan ibu memijat bayi pada kelompok demonstrasi langsung sebelum
diberi pendidikan kesehatan pijat bayi adalah kurang mampu dan setelah diberi
pendidikan kesehatan pijat bayi adalah mampu
3. Kemampuan ibu memijat bayi pada kelompok demonstrasi audio visual
sebelum diberi pendidikan kesehatan pijat bayi adalah kurang mampu dan
setelah diberi pendidikan kesehatan pijat bayi adalah cukup mampu
4. Pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi langsung lebih efektif dari
pada pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi audio visual terhadap
kemampuan ibu memijat bayi secara mandiri. Diperoleh nilai P Value = 0,000
(α = 0,05 ).
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2007. Tumbuh Kembang Anak . Jakarta: BKKBN.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan
dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dewi. 2011. “Pijat Bayi sebagai Upaya untuk Meningkatkan Durasi Tidur pada
Bayi Usia 0-6 bulan di Desa Kunden, Karanganom, Klaten”.
[Skripsi].Klaten : Jurusan Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten
Kadarwati. 2011. “Perbedaan Penyuluhan Pijat Bayi dengan Menggunakan
Demonstrasi dan Audio Visual terhadap Motivasi Ibu Memijat Bayi secara
Mandiri”. [Skripsi].Klaten : Jurusan Keperawatan Stikes Muhammadiyah
Klaten
Mubarok & Chayatin. 2009. Promosi Kesehatan Sebagai Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Notoatmodjo.2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta
Nurhidayati.2010. Perbedaan Penerapan Metode Demonstrasi Dan Audiovisual
(VCD) Terhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II
Pada Mahasiswa Semester III.Jurnal KesMaDaSfca, Vol 1 No. 1, Juli 2010
(48-55)
Prasetyono, DS. 2009. Teknik-Teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Yogyakarta :
Diva Press
Riksani, R.2012. Cara Mudah & Aman Pijat Bayi.Jakarta : Dunia Sehat
Roesli. 2009. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Niaga Swadaya
Download