PERBEDAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DENGAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MOTIVASI DAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 PUNDONG, KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016 THE DIFFERENCE BETWEEN CONVENTIONAL LEARNING METHOD AND NHT TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL TOWARDS THE MOTIVATION AND COMPREHENSION SECOND SEMESTER OF GRADE ELEVENTH STUDENTS, SMA NEGERI 1 PUNDONG, BANTUL REGENCY SCHOOL YEAR 2015/2016 Maria Palma Permatasari, *)Endang Dwi Siswani *)Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan metode konvensional dan pembelajaran kooperatif tipe NHT ditinjau dari motivasi dan pemahaman peserta didik. Pengetahuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Banyaknya populasi penelitian ini yaitu 77 peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pundong. Teknik sampling dilakukan dengan purpossive sampling dan diperoleh sampel penelitian ini sebanyak 50 peserta didik; 25 peserta didik di kelas eksperimen dan 25 peserta didik di kelas kontrol. Data yang diperoleh yaitu data pengetahuan awal kimia, data motivasi belajar (awal dan akhir), dan data soal tes pemahaman belajar peserta didik. Semua data diuji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Selanjutnya dianalisis menggunakan uji-t sama subjek, uji-t beda subjek, dan uji t test. Hasil uji-t sama subjek kelas NHT diperoleh t0= 2,91103. Hasil uji-t beda subjek t0= 3,385. Hasil uji t test diperoleh t0= 4,5. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar sebelum dan setelah pembelajaran yaitu terdapat peningkatan motivasi belajar kimia pada peserta didik yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe NHT, ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan ada perbedaan yang signifikan pada pemahaman belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik. Kata Kunci: Numbered Heads Together, Motivasi, Pemahaman Abstract The current research aims to investigate the difference between conventional method and cooperative learning method with NHT type, concerning students’ motivation and comprehension. The eleventh graders’ initial knowledge was controlled statistically. The research is an experimental study. The research’s population involved 77 students in grade XI Science SMA Negeri 1 Pundong. The sampling technique was purpossive sampling. The research’s samples consisted of 50 students; 25 students in experimental class and 25 students in controlled class. The data included initial knowledge on Chemistry, motivations (initial and final), and the students’ comprehension. All data was tested hypothesis prerequisites that normality and homogeneity test. Then the data was analyzed using one-sample t-test, independent samples t-test, and correlation t-test. The result of one-sample t-test shows that t0= 2.91103 in the NHT class. The result of independent samples t-test shows that t0= 3.385. Meanwhile, the result of correlation t-test demonstrate that t0= 4.5. Based on the result, several conclusions can be drawn. Firstly, the result shows a significant difference between learning motivation before the teaching-learning process and after the teaching-learning process. Thus, there is an enhancement on the chemistry learning motivation of the students who were engaged in NHT type cooperative learning. Secondly, there is a significant difference between chemistry learning motivation of the students who were engaged in conventional method learning and chemistry learning motivation of the students who were engaged NHT type cooperative model learning. Thirdly, there is a significant difference between learning comprehension of the students who followed conventional method learning and learning comprehension of the students who followed NHT type cooperative learning, if in the condition that initial competence was controlled statistically. Key words: Numbered Heads Together, Motivation, Comprehension dalam belajar. Nilai prestasi peserta PENDAHULUAN Pendidikan menjadi salah satu didik ditentukan oleh keberhasilan guru komponen penting bagi suatu bangsa dalam untuk menciptakan sumber daya yang Kemampuan berkualitas dalam rangka menghadapi menyerap materi belajar tentu berbeda tantangan global dan mampu bersaing antara peserta didik satu dengan peserta pada satu didik yang lain. Oleh karena itu, pendidikan dibutuhkan kreativitas dari guru untuk era indikator globalisasi. keberhasilan Salah adalah nilai prestasi peserta didik proses mengemas belajar peserta materi mengajar. didik belajar dalam agar memudahkan dalam penyampaian NHT dapat mempengaruhi motivasi materi belajar kepada seluruh peserta dan pemahaman peserta didik dalam didik, sehingga materi belajar dapat proses belajar mengajar di kelas. terserap dengan baik seluruhnya oleh seluruh peserta didik. Tujuan untuk penelitian mengetahui ini ada adalah tidaknya Ilmu kimia dipandang abstrak. perbedaan motivasi dan pemahaman Kimia sering dikaitkan dengan teori belajar yang signifikan antara peserta dan hafalan yang banyak, serta didik yang diberi metode konvensional inilah yang dengan peserta didik yang diberi model membuat peserta didik cenderung pasif pembelajaran kooperatif tipe Numbered dalam kegiatan pembelajaran. Heads Together. membosankan. Hal Selama ini masih banyak guru Metode konvensional/ceramah yang cenderung menggunakan metode digunakan sebagai metode mengajar, konvensional dalam maksudnya adalah penerangan dan materi belajar. penuturan materi secara lisan terhadap cenderung monoton. kelasnya [1]. Meski metode ini lebih atau menyampaikan Pembelajaran ceramah Oleh karena itu, dibutuhkan suatu banyak metode metode daripada anak didik, tetapi ia tetap konvensional agar dapat memperbaiki tidak bisa ditinggalkan begitu saja proses pembelajaran serta memperoleh dalam pengajaran [2]. prestasi belajar peserta didik yang lebih Menurut lain selain menuntut keaktifan Slavin, guru model baik. Salah satu model dalam proses pembelajaran kooperatif menggalakkan belajar mengajar adalah menggunakan peserta didik berinteraksi secara aktif model cooperative learning. Berbagai dan tipe pembelajaran kooperatif telah Pembelajaran kooperatif (cooperative banyak tokoh learning) merupakan sistem pengajaran pendidikan, di antaranya: jigsaw, group yang memberi kesempatan kepada investigation, make a match, dan peserta didik bekerja sama dengan Numbered Heads Together. Peneliti sesama siswa dalam tugas-tugas yang memilih Heads terstruktur. Pembelajaran ini dikenal Together. Dalam penelitian ini, peneliti dengan pembelajaran berkelompok [4]. ingin dikembangkan tipe oleh Numbered mengetahui apakah model cooperative learning dengan metode positif dalam kelompok [3]. Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Heads Together. Teknik ini dikembangkan Pemahaman berasal dari kata oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. “paham” Teknik pendapat, ini memberi kesempatan yang berarti pikiran, pengertian, aliran, haluan, kepada siswa untuk saling membagikan pandangan, mengerti benar (akan), tahu ide-ide mempertimbangkan benar (akan), pandai dan mengerti jawaban yang paling tepat. Selain itu, benar (tentang suatu hal). Sedangkan teknik ini mendorong siswa untuk “pemahaman” meningkatkan perbuatan, dan semangat kerjasama cara berarti proses, memahami atau mereka [5]. Menurut Muslimin Ibrahim memahamkan [9]. Berdasarkan arti dalam Nur F. dan Eva R., untuk kata tersebut, penulis mengartikan menerapkan pendekatan struktural tipe bahwa pemahaman belajar adalah suatu NHT hal ada empat langkah yang atau hasil memahami yang dilakukan guru, sebagi berikut: (a) diperoleh dalam suatu waktu dengan penomoran (Numbering), (b) pengajuan tindakan dan perilaku siswa yang pertanyaan (Questioning), (c) berpikir kompleks. bersama METODE PENELITIAN (Heads Together), (d) pemberian jawaban (Answering). [6] Motivasi ialah Desain Penelitian kekuatan Penelitian ini termasuk jenis tersembunyi di dalam diri kita yang penelitian eksperimen dengan desain mendorong kita untuk berkelakuan dan non random sampling. bertindak dengan cara yang khas [7]. Populasi, Berdasarkan teori Herzberg tentang Sampling motivasi bahwa individu bersemangat dan Teknik membuat Populasi penelitian ini adalah melakukan peserta didik kelas XI IPA semester II pekerjaan atau kegiatan lainnya adalah SMA Negeri 1 Pundong tahun ajaran faktor motivasi intrinsik yaitu dari 2015/2016 sebanyak 77 anak. Populasi dalam ini terdiri dari 3 kelas yaitu kelas XI diri yang Sampel, individu dan faktor ekstrinsik yaitu motivasi yang datang IPA 1, XI IPA 2, dan XI IPA 3. dari luar diri individu. Dalam dunia Sampel penelitian terdiri dari dua pendidikan, semangat belajar siswa kelas yaitu kelas eksperimen yang juga terdiri dari 25 peserta didik dan kelas dipengaruhi oleh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik [8]. kontrol yang terdiri dari 25 peserta didik. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan meliputi indikator asam basa, derajat pembelajaran model kooperatif tipe keasaman, dan titrasi asam basa. Untuk NHT, sedangkan kelas kontrol tidak soal menggunakan model melakukan uji validitas dan reliabilitas. (metode Berdasarkan uji validitas, 21 dari 35 kooperatif pembelajaran tipe NHT konvensional). Teknik tes pemahaman ini, peneliti butir soal dinyatakan valid dengan pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara reliabilitas sebesar 0,8665. Teknik Analisis Data purpossive sampling. Peneliti memilih Semua data yang diperoleh diuji 2 dari 3 kelas yang ada dengan prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas pertimbangan memiliki rerata nilai dan yang hampir sama dan karakteristik dianalisis menggunakan uji-t sama siswa subjek, uji-t beda subjek, dan uji t test. yang agak mirip. Untuk homogenitas. menentukan kelas kontrol dan kelas Uji Normalitas eksperimen, maka dilakukan dengan Uji normalitas Selanjutnya dilakukan cara mengundi. terhadap data pengetahuan awal dan Instrumen Penelitian dan Teknik pemahaman belajar, serta motivasi Pengumpulan Data belajar peserta didik sebelum dan Instrumen berupa yang Rencana digunakan Pelaksanaan sesudah pembelajaran. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov Pembelajaran (RPP), angket motivasi SPSS 16. Data dikatakan berdistribusi belajar kimia, dan soal tes pemahaman normal apabila p lebih besar dari taraf belajar signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas kimia. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, angket, dan ujian (tes). Indikator dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas angket motivasi meliputi rasa ingin Variabel tahu, kepercayaan akan kemampuan Pengetahuan Awal diri, kemauan, partisipasi aktif dalam belajar, dukungan orang lain, dan suasana dan lingkungan Pemahaman Belajar belajar. Angket ini diadopsi dari angket yang Motivasi Awal disusun oleh Agus Prasetyo [10]. Sub materi pokok soal tes pemahaman Motivasi Akhir Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol p 0,279 Sebaran 0,360 0,944 Normal 0,494 0,521 Normal 0,613 0,411 Normal 0,837 Normal Normal Normal Normal Normal Berdasarkan hasil uji normalitas, sebelum dan setelah pembelajaran, semua data terdistribusi normal. serta pada kelas kontrol sebelum dan Uji Homogenitas setelah pembelajaran. Pada penelitian Uji homogenitas dilakukan ini, uji-t sama subjek dianalisis terhadap data pengetahuan awal dan menggunakan perhitungan pemahaman belajar, serta motivasi Hasil sama belajar peserta didik sebelum dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 3 sesudah pembelajaran. Uji homogenitas dan hasil uji-t sama subjek kelas dilakukan dengan perhitungan manual kontrol dapat dilihat pada Tabel 4. menggunakan uji Bartlett. Data dikatakan berasal dari populasi yang homogen apabila bhitung > btabel. btabel = 0,9216. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Variabel Pengetahuan Awal bhitung Sebaran 0,9999 Homogen Pemahaman Belajar 0,9291 Homogen Motivasi Awal 0,94933 Homogen Motivasi Akhir 0,987019 Homogen uji-t manual. subjek kelas Tabel 3. Hasil Uji-t Sama Subjek Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen Data Awal Akhir N 25 25 Rata-rata 133,04 139,72 t0 2,91103 t tabel 2,064 Berdasarkan hasil perhitungan uji-t sama subjek kelas eksperimen, ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar sebelum dan setelah pembelajaran pada kelas eksperimen Berdasarkan hasil uji homogenitas, semua data berasal dari populasi yang homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji-t Sama Subjek Data motivasi belajar peserta yaitu terdapat peningkatan motivasi belajar kimia. Tabel 4. Hasil Uji-t Sama Subjek Kelas Kontrol Kelas Kontrol Data Awal Akhir N 25 25 Rata-rata 149,64 144,36 t0 1,96523 t tabel 2,064 Hasil uji-t sama subjek kelas didik pada kelas eksperimen maupun kontrol menunjukkan kelas kontrol dianalisis dengan uji-t perbedaan yang sama adalah motivasi belajar sebelum dan setelah mengetahui ada tidaknya perbedaan pembelajaran pada kelas kontrol, yaitu subjek. Tujuannya motivasi belajar pada kelas eksperimen signifikan adanya pada penurunan motivasi belajar peserta perbedaan pemahaman belajar peserta didik. didik antara kelas eksperimen dan kelas Uji-t Beda Subjek kontrol dengan dikendalikan secara Uji-t untuk beda subjek mengetahui ada digunakan tidaknya statistik oleh pengetahuan awal peserta didik. Uji ini dilakukan perbedaan keadaan satu faktor dengan menggunakan dua Hasil uji t test dapat dilihat pada Tabel sampel yang berbeda. Data motivasi belajar peserta didik pada perhitungan dengan manual. 6. kelas eksperimen dan kelas kontrol Tabel 6. Hasil Analisis t Test juga dianalisis dengan uji-t beda subjek Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Mean 67,11 57,91 SD 12,432221 13,39134 SD2Me 2,54 2,73 rxy 0,468 rxy2 0,219 t 4,5 t tabel 2,01174 Berdasarkan hasil perhitungan, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi. Dalam penelitian ini, uji-t beda menggunakan subjek dianalisis perhitungan manual. Hasil uji-t beda subjek dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji-t Beda Subjek Nilai Data Kelas Kelas Eksperimen Kontrol N 25 25 Rata-rata Gain 6,68 5,28 t0 3,385 t tabel 2,01063 Berdasarkan hasil uji-t beda subjek, ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia peserta didik kelas XI antara peserta didik yang diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pemahaman belajar peserta pembelajaran didik yang mengikuti pembelajaran model kooperatif tipe NHT. menggunakan metode yang mengikuti pembelajaran model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), jika pengetahuan awal peserta didik dikendalikan secara statistik. Secara keseluruhan penelitian ini telah berhasil meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik, semester II di SMA Negeri 1 Pundong. Analisis t test ini digunakan mengetahui mengikuti khususnya peserta didik kelas XI Analisis t Test untuk yang konvensional dengan peserta didik mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional dengan peserta didik ada tidaknya Keberhasilan kooperatif penerapan tipe Numbered metode Heads Together dalam meningkatkan motivasi menarik bagi mereka sehingga motivasi belajar belajarnya menurun, (2) Bila terlalu disebabkan faktor/alasan oleh antara beberapa (1) lama menggunakan metode ini, maka pembelajaran model kooperatif tipe pelajaran terasa membosankan bagi NHT merupakan sesuatu yang baru peserta bagi belajarnya peserta didik lain dan proses didik sehingga menurun. motivasi Peserta didik pembelajaran berjalan tidak seperti dengan motivasi yang besar akan biasanya. cenderung memicu peserta didik tersebut untuk antusias dan peneliti juga memvariasi giat berusaha, tidak mau menyerah, dan cara pemilihan peserta didik dalam giat menjawab untuk menningkatkan pemahamannya, yang mempertahankan antusiasme mereka belum paham menjadi paham dan yang sehingga motivasinya dapat terukur sudah paham menjadi lebih paham. meningkat setelah pembelajaran, (2) SIMPULAN Peserta didik pertanyaan selama proses pembelajaran, peserta didik duduk Dengan dalam berkelompok kelompoknya. seperti ini, membaca Hasil buku-buku penelitian untuk menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar kimia peserta didik memotivasi peserta didik untuk lebih kelas aktif menyampaikan pendapat, berani mengikuti pembelajaran menggunakan ambil pembelajaran model kooperatif tipe bagian kelompok, dalam bertukar kegiatan XI sebelum dan setelah pengetahuan, Numbered Heads belajar bertoleransi, dan cenderung perbedaan yang tidak malu bertanya pada guru serta motivasi belajar kimia peserta didik mendapat dukungan dari kelompoknya. kelas XI antara peserta didik yang Dengan kondisi berkelompok seperti mengikuti pembelajaran menggunakan ini, memicu motivasi peserta didik metode konvensional dengan peserta untuk Sedangkan, didik yang mengikuti pembelajaran penurunan motivasi peserta didik pada model kooperatif tipe Numbered Heads kelas kontrol dapat terjadi karena (1) Together, dan ada proses pembelajaran terus menerus signifikan pada pemahaman belajar menggunakan metode konvensional, kimia peserta didik kelas XI antara tanpa ada variasi. Metode konvensional peserta sudah biasa bagi mereka sehingga tidak pembelajaran menggunakan metode meningkat. didik Together, signifikan ada pada perbedaan yang yang mengikuti