strategi komunikasi divisi corporate communications dalam

advertisement
STRATEGI KOMUNIKASI DIVISI CORPORATE
COMMUNICATIONS DALAM MENYUKSESKAN PROGRAM
REGISTRASI KARTU PRABAYAR DI PT TELKOMSEL
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Nama
NIM
Jurusan
: Melissa
: 4420412-038
: Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2007
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Judul
:
:
:
:
:
Melissa
4420412-038
Ilmu Komunikasi
Hubungan Masyarakat
Strategi Komunikasi Divisi Corporate
Communications dalam Menyukseskan Program
Registrasi Kartu Prabayar di PT TELKOMSEL
Jakarta, 24 Maret 2007
Disetujui dan Diterima oleh:
Pembimbing
Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi Humas
Dra. Diah Wardhani, M.Si.
Irmulan Sati, S.H., M.Si.
i
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Judul
:
:
:
:
:
Melissa
4420412-038
Ilmu Komunikasi
Hubungan Masyarakat
Strategi Komunikasi Divisi Corporate
Communications dalam Menyukseskan Program
Registrasi Kartu Prabayar di PT TELKOMSEL
Jakarta, 24 Maret 2007
Mengetahui:
Pembimbing
Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si
ii
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana
Jakarta
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Judul
:
:
:
:
:
Melissa
4420412-038
Ilmu Komunikasi
Hubungan Masyarakat
Strategi Komunikasi Divisi Corporate
Communications dalam Menyukseskan Program
Registrasi Kartu Prabayar di PT TELKOMSEL
Jakarta, 24 Maret 2007
1. Ketua Sidang
Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm
(…...........................……….)
2. Penguji Ahli
Dra. Ispawati Asrie, M.Si
(…………………………….)
3. Pembimbing
Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si
(…………………………….)
iii
UNIVERSITAS MERCUBUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT
Melissa (4420412-038)
STRATEGI KOMUNIKASI DIVISI CORPORATE COMMUNICATIONS
DALAM MENYUKSESKAN PROGRAM REGISTRASI KARTU
PRABAYAR DI PT TELKOMSEL
Jumlah halaman: xiii + 95 Halaman + 36 Lampiran + 1 Gambar + 3 Tabel +
29 Bibliography (1980 – 2006)
ABSTRAKSI
Berdasarkan peraturan Menkominfo No.23/M.KOMINFO/10/2005 yang
dikeluarkan Menteri Komunikasi dan Informasi tentang Registrasi Terhadap
Pelanggan Jasa Telekomunikasi, dimana operator telekomunikasi wajib
mengkomunikasikan masyarakat mengenai pentingnya melakukan registrasi agar
terhindar dari kemungkinan ancaman penipuan, pemerasan, teror, judi, kasus
SARA dan berbagai tindak kejahatan lainnya melalui kartu telepon seluler. Oleh
sebab itu, penelitian ini mempunyai rumusan masalah yakni bagaimanakah
strategi komunikasi yang dilakukan Divisi Corporate Communications PT.
TELKOMSEL dalam menyukseskan program registrasi kartu prabayar.
Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi komunikasi yang
dilakukan Divisi Corporate Communications PT. TELKOMSEL dalam
menyukseskan program pemerintah mengenai registrasi pelanggan prabayar.
Kerangka pemikiran dari penelitian ini terdiri dari Komunikasi yakni
pengertian, karakteristik, fungsi, tujuan, efek/ dampak, teori dasar Lasswell.
Kemudian ada teori mengenai PR yaitu beberapa definisi PR, PR sebagai fungsi
manajemen, tugas PR, Proses Kerja PR (Fourstep Problem-Solving Process), dan
Corporate Communications. Selain itu juga terdapat konsep Strategi Komunikasi
yakni pengertian, komponen-komponen strategi komunikasi, tujuan strategi
komunikasi, media strategi komunikasi, Perencanaan Strategi (Planning) dan
Manajemen Strategi (Strategy Management), perencanaan & program kerja
manajemen strategi humas, dan hal-hal yang dilakukan agar program/ kegiatan
sosialisasi PR dapat berhasil.
Penelitian ini bersifat deskriptif – kualitatif dengan menggunakan metode
studi kasus (case study). Adapun pengumpulan data banyak bersumber dari proses
tanya jawab dengan nara sumber yakni key informan dan cross checker, dengan
menggunakan teknik in-depth interview (wawancara mendalam). Penelitian ini
iv
difokuskan kepada langkah-langkah Proses Hubungan Masyarakat menurut Scott
M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom atau disebut “Fourstep ProblemSolving Process” yang terdiri dari Mendefinisikan Masalah (Analisis Situasi),
Membuat Rencana dan Program, Bertindak dan Berkomunikasi, Mengevaluasi
Program.
Strategi yang dilakukan Divisi Corporate Communications tidak terlepas
dari kerjasama dengan berbagai pihak. Divisi Corporate Communications
menggandeng media massa sebagai perantara untuk mengkomunikasikan
mengenai program pemerintah ini kepada masyarakat. Berbagai forum seperti
seminar, sharing session, talkshow, dan juga iklan layanan masyarakat dilakukan
oleh Corporate Communications melalui kerjasama dengan regulator (BRTI),
pemerintah (Depkominfo), media, serta dari pihak internal sendiri. Selain itu,
guna memberi kenyamanan dan kemudahan bagi pelanggan prabayarnya dalam
melakukan registrasi, TELKOMSEL melengkapi pilihan akses registrasi gratis
dengan 6 akses poin yakni: SMS 4444, Call Center, Walk-in (GraPARI dan
GeraiHALO), website, email, dan partnership (dengan perbankan maupun pihak
lain).
Hasil penelitian yang diperoleh adalah Divisi Corporate Communications
telah menerapkan langkah-langkah proses hubungan masyarakat. Kesimpulan
penelitian, strategi komunikasi yang dilakukan Corporate Communications untuk
menyukseskan program registrasi telah berhasil, dengan tingkat pelanggan yang
meregistrasikan kartunya mencapai 92%. Saran akademis yakni penulis
menginginkan agar peneliti lainnya dapat menggunakan pendekatan penelitian
yang berbeda sehingga saling melengkapi dan saran praktis penelitian ini penulis
ingin agar TELKOMSEL lebih banyak melakukan sosialisasi dengan melibatkan
pejabat di lingkungan perusahaan.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI...................................................................................................
iv
DAFTAR ISI...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................
9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................
9
BAB II. KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Komunikasi ...........................................................
10
2.2 Public Relations (PR)..............................................................
14
2.3 Strategi Komunikasi PR..........................................................
22
2.3.1 Pengertian Strategi Komunikasi....................................
22
2.3.2 Komponen-komponen Strategi Komunikasi.................
23
2.3.3 Tujuan Strategi Komunikasi .........................................
26
2.3.4 Media Strategi Komunikasi ..........................................
26
2.3.5 Perencanaan Strategi (Planning) dan Manajemen
Strategi (Strategy Management) ...................................
28
BAB III. METODOLOGI
3.1 Sifat Penelitian ........................................................................
33
3.2 Metode Penelitian....................................................................
34
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................
36
3.3.1 Data Primer ...................................................................
36
vi
3.3.2 Data Sekunder ...............................................................
37
3.4 Key Informan...........................................................................
37
3.5 Definisi Konsep.......................................................................
38
3.6 Fokus Penelitian ......................................................................
39
3.7 Teknik Analisa Data................................................................
41
BAB IV. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................
44
4.1.1 Kegiatan Bisnis dan Layanan........................................
44
4.1.2 Sejarah Perusahaan........................................................
45
4.1.3 Manajemen Perusahaan.................................................
48
4.1.4 Organisasi Perusahaan ..................................................
50
4.1.5 Visi, Misi, Budaya dan Identitas Perusahaan................
52
4.1.5.1 Visi Perusahaan ...............................................
52
4.1.5.2 Misi Perusahaan...............................................
53
4.1.5.3 Budaya Perusahaan..........................................
53
4.1.5.4 Identitas Perusahaan ........................................
53
4.1.6 Struktur Organisasi Divisi Corporate Communications
TELKOMSEL................................................................
54
4.1.6.1 Department Internal Corporate
Communications ..............................................
55
4.1.6.2 Department External Corporate
Communications ..............................................
56
4.2 Hasil Penelitian .......................................................................
58
4.2.1 Strategi Komunikasi Divisi Corporate
Communications PT. TELKOMSEL ............................
58
4.3 Analisa Data .........................................................................
86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................
93
5.2 Saran........................................................................................
94
vii
5.2.1 Saran Akademis ............................................................
94
5.2.2 Saran Praktis .................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Transkip Wawancara Nara Sumber
Struktur Organisasi PT. TELKOMSEL
Struktur Organisasi Divisi Corporate Communications TELKOMSEL
Press Release dan Siaran Pers
Kliping Iklan dan Berita Media Cetak
Curriculum Vitae
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang terdalam penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas penyertaan dan segala berkat yang diterima sehingga skripsi ini dapat
selesai dengan baik, dengan judul penelitian ”Strategi Komunikasi Divisi
Corporate Communications dalam Menyukseskan Program Registrasi Kartu
Prabayar di PT. TELKOMSEL.”
Skripsi ini dibuat guna memenuhi prasyarat mencapai kelulusan dan
meraih gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Mercu Buana. Skripsi ini disusun untuk mengetahui strategi-strategi komunikasi
yang dilakukan Divisi Corporate Communications PT. TELKOMSEL dalam
menyukseskan program registrasi kartu prabayar.
Penulis terkadang menemukan kendala dan hambatan selama proses
pembuatan skripsi ini, salah satunya adalah kesibukan kerja, tidak adanya waktu
yang cukup, dan beragam dalih lainnya. Akan tetapi, penulis percaya bahwa jika
mempunyai niat yang kuat juga tentunya dibarengi dengan usaha, serta motivasi
dan bantuan dari berbagai pihak, penulis yakin bahwa skripsi ini dapat selesai
dengan baik. The dream finally comes true!
Pertama-tama, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yaitu Ibu Ratna yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu.
ix
Big thanks to Bapak Suryo Adiyanto, Manager Eksternal Corporate
Communications selaku nara sumber tulisan ini dan juga kepada Bapak Azis
Fuedi, GM Corporate Communications serta teman-teman di Divisi Corporate
Communications atas segala waktunya dan juga bantuannya selama ini sehingga
penulis dapat memperoleh data-data yang dibutuhkan. Really appreciated!
Ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada keluarga tercinta: Mama
dan Sarah. Terima kasih atas doa, perhatian dan bantuannya selama ini. Tidak ada
yang terindah selain dukungan dan cinta keluarga. I love you so much mom and
sist...
Terima kasih juga tentunya buat Surya, buat doa dan dukungan serta kasih
sayangnya kepada saya. Love you hun!
Penulis juga hendak mengucapkan terima kasih kepada atasan di kantor,
yaitu Bapak Nirwan Lesmana atas kebaikannya, dan sudah memberikan
kelonggaran waktu selama pembuatan skripsi ini, Thanks sir!
Terima kasih juga kepada nara sumber yang lain, yaitu mas Doni dari
Suara Pembaruan, Ojied, Drajat, Diesa atas bantuannya, serta untuk teman-teman
di kantor yang sudah membantu dan mendukung penulis. Thanks for you all!
Penulis juga berterima kasih kepada segenap civitas akademika
Universitas Mercu Buana, terutama untuk tim dosen dan BAA Fakultas Ilmu
Komunikasi PKSM Universitas Mercu Buana yang telah menjadikan pengalaman
kembali berkuliah menjadi sesuatu yang berharga. Terima kasih untuk temanteman Fakultas Ilmu Komunikasi jurusan Public Relations angkatan 6 (kelas
Meruya) atas kebersamaan yang menyenangkan selama ini! untuk Cimot, Mami
x
Angel, Ratna, Junni Kumala, Dian Febriarini, Fitriah, Novi, Irawan, Slamet
Waldi, Verdania Puri Syafitri, Wida Mustika, Emi Tri Baktiah. Love u all my
friends!
Penulis mengharapkan skripsi ini dapat berguna dan memberikan
pengetahuan bagi yang membacanya. Penulis juga menyadari bahwa tak ada
gading yang tak retak, oleh karena itu diharapkan kritik serta saran yang
membangun bagi perbaikan penulisan skripsi ini.
Jakarta, Maret 2007
Penulis
xi
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
Gambar 1
Model Komunikasi Harold D. Laswell ………………..
11
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Keterangan
Halaman
Tabel 1
Data Pelanggan Registrasi Posisi 28 April 2006................
6
Tabel 2
Data Pelanggan Registrasi Posisi 3 April 2006.................
7
Tabel 3
Langkah-langkah Empat Proses Hubungan Masyarakat....
78
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat
maka persaingan yang terjadi di dalam dunia operator telekomunikasi juga
semakin meningkat. Hal ini membawa perubahan di berbagai sektor,
termasuk teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha industri
seluler perlu memiliki strategi khusus bagi pertumbuhan organisasi, serta
guna memperoleh kualitas yang baik.
Di dalam suatu perusahaan, komunikasi merupakan bagian yang
sangat penting dan merupakan tanggung jawab seluruh bagian dari
organisasi tersebut. Kegiatan komunikasi secara khusus menjadi fokus
utama dari Public Relations (PR). Public Relations adalah usaha
menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu badan atau organisasi
dengan masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal balik atau dua
arah. PR juga sebagai manajemen komunikasi antara suatu organisasi
dengan publiknya 1. Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan
dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi
dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan
pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya
1
Anthony Davis, Everything You Should Know About Public Relations, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2005, hal 3
1
2
menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga
atau organisasi.
Komunikasi sebagai fokus utama kegiatan PR mempunyai
beberapa peran, salah satunya adalah menyampaikan informasi dan untuk
mendidik khalayaknya 2. Frank Jefkins mengemukakan bahwa PR terdiri
dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang
bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya3.
Dalam melakukan kegiatannya, PR perlu membuat programprogram yang terkoordinir dan terencana agar tujuan komunikasi yang
telah ditetapkan dapat terwujud. Program PR tersebut membutuhkan
pembuatan strategi PR. Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional
tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan 4. Untuk
mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi
komunikasi yang merupakan panduan perencanaan program komunikasi
(communications
planning)
dengan
manajemen
komunikasi
(communications management) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi ini pula dimaksudkan agar perusahaan atau organisasi
dapat dikendalikan dengan baik untuk mencapai tujuan.
2
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2005
3
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Keempat, PT. Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 8
4
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas, Amrico, Bandung, 1986, hal. 10
3
Anthony Davis mendeskripsikan komunikasi strategis sebagai
komunikasi yang bersifat cerdas, dapat dimengerti, relevan dan
mencerminkan prosedur dan kebijakan tertentu 5. Strategi juga berperan
dalam penetapan, pengklarifikasian atau pembuatan maksud tujuan sebuah
organisasi 6. Pentingnya melakukan strategi komunikasi dalam organisasi
adalah sebagai pegangan bagi para praktisi PR untuk menyusun berbagai
rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil sehari-hari 7.
Semakin ketatnya persaingan bisnis di dunia telekomunikasi seluler
menuntut TELKOMSEL untuk meningkatkan kegiatan komunikasi
melalui Divisi Corporate Communications. Perusahaan ini menyadari
pentingnya
fungsi
dan
peran
Corporate
Communications
dalam
pelaksanaan kegiatan komunikasi baik internal maupun eksternal
organisasi.
Pada perusahaan Telkomsel, Corporate Communications memiliki
fungsi untuk mengelola dan memelihara image, persepsi, reputasi dan
opini perusahaan yang baik dan sehat (pada publik internal dan eksternal)
serta ikut menciptakan lingkungan dan suasana bekerja yang kondusif bagi
upaya bersama mencapai tujuan strategis dan target perusahaan; sebagai
jabaran dari strategi dan kebijakan Corporate Secretary; dalam bentuk
kegiatan publikasi, event organizing, pembangunan atau pemeliharaan
hubungan baik (relationship) dengan berbagai stakeholders (Pers,
5
Anthony Davis, Op. cit., hal 97
Hugh Macmillan and Mahen Tampoe, Strategic Management, New York, Oxford University
Press, 2000, hal. 13
7
Rhenald Kasali, Management Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta,
Penerbit Grafiti, 1994, hal. 34
6
4
Employee, Customer, Opinion Makers, Goverment, NGO, Regulator,
Parliament, Shareholder, dan Investor) 8.
Sebagai salah satu bentuk menjaga hubungan baik dengan pihak
eksternal dimana dalam hal ini hubungan dengan pemerintah (Government
Relations), PT. Telkomsel harus mendukung setiap keputusan atau
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah9. Setiap kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah memang tidak semuanya menguntungkan bagi
perusahaan. Ada hal-hal dimana keputusan yang dikeluarkan dapat
merugikan perusahaan. Akan tetapi setiap keputusan tersebut pasti
mempunyai tujuan untuk kebaikan bersama. Oleh sebab itu dibutuhkan
strategi komunikasi dalam mendukung serta menyukseskan program
pemerintah, melalui peran Corporate Communications.
Industri seluler saat ini mempunyai pelanggan prabayar yang
hampir mencapai 90%. Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk dari
akibat banyaknya penggunaan
kartu prabayar,
maka pemerintah
mengeluarkan surat edaran mengenai hal ini. Sejak tanggal 15 Desember
2005, pemerintah telah mewajibkan kepada semua operator seluler untuk
mendaftarkan pelanggan kartu prabayarnya10. Ketentuan registrasi ini
berdasarkan peraturan Menkominfo No.23/M.KOMINFO/10/2005 yang
dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi tentang Registrasi
8
Dokumen Internal Telkomsel, Surat Keputusan Direksi PT. Telekomunikasi Selular No. 018/HR03/PD-00/III/2004
9
Hasil wawancara dengan Manager External Corporate Communication, Suryo Adiyanto pada
tanggal 21 April 2006
10
Investor Daily, Senin 27 Februari 2006
5
Terhadap
Pelanggan
Jasa
Telekomunikasi
mewajibkan
registrasi
pelanggan yang akan berakhir pada tanggal 28 April 200611.
Adanya kebijakan dan peraturan baru pemerintah yaitu peraturan
Menkominfo No.23/M.KOMINFO/10/2005, menuntut peran Corporate
Communications untuk mengkomunikasikan hal ini kepada konsumen.
Perusahaan yang paling terkena dampak dari kebijakan baru pemerintah
ini adalah perusahaan tekomunikasi seluler, salah satunya yaitu PT.
Telkomsel. Hal ini dikarenakan perusahaan telekomunikasi seluler ini
mempunyai pengguna kartu prabayar paling banyak, serta besar
kemungkinan untuk kehilangan konsumen.
Penulis memilih TELKOMSEL sebagai objek tempat penelitian
karena TELKOMSEL memiliki jumlah pelanggan prabayar yang paling
besar dibandingkan dengan operator telekomunikasi lain. Selain itu
TELKOMSEL mempunyai pelanggan yang paling banyak melakukan
registrasi kartu prabayar. Hal ini dapat dilihat dari data yang bersumber
dari Ditjen Postel. Dibawah ini adalah jumlah data pelanggan dari seluruh
operator jasa telekomunikasi di Indonesia yang melakukan registrasi
prabayar
Berikut tabel data pelanggan yang melakukan registrasi prabayar
pada posisi 28 April 2006: 12
11
12
Investor Daily, Selasa 14 Maret 2006
www. postel.go.id
6
Tabel 1
Data Pelanggan Registrasi posisi 28 April 2006
1
2
3
4
5
6
7
8
NAMA
JUMLAH
POSISI
TERREGISTRASI
PERUSAHAAN
PELANGGAN
PT.TELKOMSEL 27 April 2006
25,914,000 21,150,000 81.62%
PT. INDOSAT
26 April 2006
12,500,000 9,571,000 76.57%
PT.
7,707,000
6,251,714 81.12%
EXCELCOMINDO 27 April 2006
PT. MOBILE-8
27 April 2006
1,242,797
881,818 70.95%
PT. TELKOM
28 April 2006
2,246,964 1,776,747 79.07%
PT. BAKRIE
703,828
27 April 2006
598,818 85.08%
TELECOM
PT. SAMPOERNA 28 April 2006
13,552
12,722 93.88%
PT. NATRINDO 26 April 2006
11,507
6,800 59.09%
TOTAL SEMENTARA
50,339,648 40,249,619 79.96%
Oleh karena itu penulis merasa tertarik terhadap strategi yang dilakukan
oleh Divisi Corporate Communications TELKOMSEL.
Adapun tujuan dari registrasi pelanggan seluler prabayar didasari
pada pertimbangan untuk menghindari penyalahgunaan terhadap kartu
telepon seluler dan semata-mata untuk menjaga kepentingan konsumen
dari kemungkinan ancaman penipuan, pemerasan, teror, judi, kasus SARA
dan berbagai tindak kejahatan lainnya. Akan tetapi dengan adanya
program ini, operator selular membutuhkan anggaran yang cukup besar
terkait kewajibannya meregistrasi pengguna kartu prabayar. Selain itu,
operator telekomunikasi harus menyediakan jaringan dengan kapasitas
yang cukup, yakni dengan menambah kapasitas servernya agar tidak ada
gangguan bagi pelanggan dalam melaksanakan registrasi13.
13
Bisnis Indonesia, Kamis 2 Februari 2006
7
Sementara yang menjadi kendala adalah kepedulian masyarakat
untuk mendaftarkan identitasnya dinilai masih rendah. Hal ini berdasarkan
data pada posisi tanggal 3 April 2006 dimana presentasi pelanggan
prabayar yang melakukan registrasi masih rendah (sumber: Ditjen
Postel).14 Berikut adalah data registrasi prabayar posisi 3 April 2006:
Tabel 2
Data Pelanggan Registrasi posisi 3 April 2006
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT.TELKOMSEL
2
PT. INDOSAT
3
PT. EXCELCOMINDO
4
PT. MOBILE-8
5
PT. TELKOM
6
PT. BAKRIE TELECOM
7
PT. SAMPOERNA
8
PT. NATRINDO
TOTAL SEMENTARA
POSISI
18 Maret
2006
31 Maret
2006
27 Maret
2006
28 Maret
2006
29 Maret
2006
24 Maret 20
06
31 Maret
2006
31 Maret
2006
JUMLAH
PELANGGAN
25.199.000
13.800,000
TERREGISTRASI
8.940.000
35.48%
5.749.000
41.66%
3.627.922
51.16%
1,150,000
408.4
35.51%
2.292.306
577.744
990.48
43.21%
313.184
54.21%
11.848
9.826
82.93%
12.378
5.574
45.03%
50.135.188
20.043.763
39.98%
7.091.912
Penyebab rendahnya minat pelanggan yang melakukan registrasi
antara lain karena kurangnya sosialisasi, sehingga pengetahuan masyarakat
soal registrasi ulang masih minim. Padahal batas akhir yang ditetapkan
oleh pemerintah adalah tanggal 28 April 2006. Apabila sampai batas yang
telah ditentukan pelanggan belum mendaftarkan identitasnya maka kartu
yang dipakai akan dinonaktifkan. Jika seluruh pengguna kartu prabayar
14
www.postel.go.id
8
tidak terdaftar, operator akan dirugikan karena kehilangan pelanggan.
Selain itu, penghapusan nomor seluler prabayar pada batas akhir
pendaftaran diprediksi mengakibatkan kerugian finansial bagi operator
sekitar 4 trilliun rupiah, selain kerugian sosial dan politik15.
Oleh sebab itu, TELKOMSEL berusaha untuk terus meningkatkan
sosialisasi dan strategi-strategi komunikasi khusus melalui Divisi
Corporate Communications. Disinilah diperlukan keterampilan dan
keahlian komunikasi dari Corporate Communications dalam mengedukasi
dan menyosialisasikan kepada seluruh pelanggan agar berperan serta
dalam program registrasi prabayar.
Pengamatan mengenai topik ini sangat relevan dengan apa yang
terjadi saat ini, dimana sejak Desember 2005 sampai sekarang program
registrasi pelanggan prabayar sedang dilakukan. Topik ini menarik untuk
diteliti dan diharapkan hasilnya akan membawa dampak positif dan
menjadi masukan bagi PR di perusahaan Telkomsel khususnya dan
perusahaan – perusahaan lain pada umumnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
di
atas,
penulis
ingin
merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Bagaimanakah strategi komunikasi yang dilakukan Divisi Corporate
Communications PT. TELKOMSEL dalam menyukseskan program
15
Bisnis Indonesia, Senin 27 Maret 2006
9
registrasi kartu prabayar (melalui Peraturan Menkominfo Nomor
23/M.KOMINFO/10/2005).
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka
penelitian ini ditujukan sebagai berikut:
Untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan Divisi Corporate
Communications PT. TELKOMSEL dalam menyukseskan program
pemerintah mengenai registrasi pelanggan prabayar.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terbagi dalam dua jenis:
1.
Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
ilmu komunikasi dan dapat menyumbang suatu masukan baru bagi
pengembangan ilmiah mengenai strategi komunikasi sehingga
berguna untuk memperluas wawasan dalam bidang ilmu komunikasi.
2.
Secara Praktis
Manfaat penelitian secara praktis adalah memberikan masukan
bagi perusahaan terutama pada Divisi Corporate Communications
sebagai bagian yang sangat penting dalam perusahaan PT. Telkomsel,
yakni menggunakan strategi komunikasi yang tepat dalam programprogram komunikasi yang dijalankan.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication
berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Ada beberapa definisi komunikasi yang dibuat para
pakar menurut bidang ilmunya.
Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley yaitu suatu proses
melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya
(khalayak). Sedangkan menurut Gabner, komunikasi adalah “sebuah
tindakan terhadap orang lain, sebuah interaksi dengan orang lain dan
sebuah reaksi terhadap orang lain”
16
. Maksudnya adalah suatu kegiatan
pemindahan informasi, gagasan, sikap dari seorang kepada orang lain.
Sedangkan Everett Rogers memberikan definisi mengenai komunikasi
yaitu: “Communications is the process by which an idea is transferred
from a source to receiver with the intention of changing his or her
behaviour.”17
16
Dennis McQuail dan Sven Windahl, Model-Model Komunikasi, Trans: Putu Laxman S. Pandit,
Uni Primas, Jakarta, 1985, hal 4
17
Soenarko Setyodramodjo, Public Relations Pengertian Fungsi dan Peranannya, Papyrus,
Surabaya, 2003, hal. 80
10
11
Definisi komunikasi yang terkenal “who says what in which
channel to whom with what effect”, diberikan oleh Harold D. Lasswell,
definisi ini juga dikenal dengan model komunikasi S – M – C – R – E.18
Rangkaian elemen kegiatan komunikasi tersebut digambarkan oleh Harold
D. Laswell sebagai berikut:
Gambar 1: Model Komunikasi Harold D. Laswell
Mengatakan
apa
siapa
Dengan
saluran
apa
Dengan
akibat
apa
Kepada
siapa
Model Lasswell di atas menunjukkan bahwa pesan dianggap
sebagai
sebuah
kegiatan
komunikator
(penyampai
pesan)
untuk
mempersuasi komunikannya (penerima pesan). Meski model Lasswell
mempunyai kelemahan yaitu dianggap sebagai komunikasi satu arah
karena tidak ditemukan adanya umpan balik dari komunikan kepada
komunikator, model ini dapat digunakan sebagai titik berangkat kegiatan
atau peristiwa komunikasi. Model Lasswell juga memberi penekanan
kepada message atau pesan harus sampai kepada khalayak yang dituju,
sehingga menimbulkan efek/ akibat dari penerima pesan.
Dalam bukunya, S Djuarsa Sendjaja memberikan beberapa
karakteristik dari komunikasi yaitu: 19
18
a.
Komunikasi adalah suatu proses
b.
Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan punya tujuan
Rosadi Ruslan, Kiat dan Strategi: Kampanye Public Relations, Management PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1997, hal. 22
19
S. Djuarsa Sendjaja, dkk., Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2001
12
c.
Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para
pelaku yang terlibat
d.
Komunikasi bersifat simbolis
e.
Komunikasi bersifat transaksional
f.
Komunikasi menembus ruang dan waktu
Seperti yang telah diungkap sebelumnya, bahwa komunikasi
berperan penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi juga berfungsi
sebagai: 20
a.
Informasi,
yakni
pengumpulan,
penyimpanan,
pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini serta komentar
yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas.
b.
Sosialisasi, yakni menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota
masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya
sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat.
c.
Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan pilihan
dan keinginannya serta mendorong kegiatan individu.
d.
Diskusi, yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang
diperlukan untuk persetujuan.
Dalam buku Onong Uchjana Effendi disebutkan bahwa ada empat
tujuan komunikasi yaitu:
20
A.W. Widjaja., Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 1993
13
a.
Social change / social participation
b.
Attitude change
c.
Opinion change
d.
Behaviour change
Kegiatan komunikasi selain mempunyai tujuan dan fungsi, juga
diharapkan mempunyai dampak atau hasil pada pihak penerima atau
komunikan sesuai dengan keinginan sumber informasi atau komunikator.
Adapun efek yang dihasilkan dari kegiatan komunikasi yang dilakukan,
sebagai berikut: 21
a.
Kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan
transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.
b.
Afektif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi
atau dibenci khalayaknya.
c.
Konatif, terjadi apabila ada perubahan tingkah laku atau perilaku
seseorang, seperti membeli, memukul, mengikuti. Efek ini dapat
menggerakkan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atau
perilaku atas suatu reaksi yang sedang dihadapinya.
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas
bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang
yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu,
artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber,
21
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
1994, hal 4
14
pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut
komponen atau elemen komunikasi 22.
2.2
Public Relations (PR)
Public Relations (PR) berfungsi untuk menjaga hubungan baik
antara perusahaan dengan khalayak baik internal maupun eksternal,
dimana PR itu sendiri merupakan bentuk dari fungsi manajemen.
Menurut Scott M. Cutlip, Alan Center, dan Glen M. Broom,
definisi PR adalah:
“Public Relation is the management function which evaluates public
attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an
organization with the public interest and plans and executes a program of
action to earn public understanding and acceptance”23
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa PR adalah fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan
dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta
merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih
pengertian dan dukungan publik.
Beberapa pengertian tentang PR dijabarkan lebih lanjut, antara lain
pengertian menurut kamus IPR terbitan bulan November 1987:
“Praktek humas atau PR adalah keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
22
23
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 21
Scott M Cutlip, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relation, 6th Edition, New
Jersey, Prentice Hall, hal. 3
15
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya”24
Atau dapat dikatakan PR merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu,
dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur, sama
sekali bukanlah kegiatan yang sifatnya mendadak.
Selain itu, Jefkins juga memberikan penjabaran tentang definisi PR
yang dinyatakan sebagai berikut:
“Public Relation consist of all form of plan communication out
word and in word, between an organization and its public for the purposes
of achieving specific objective concerning mutual understanding.”
Dapat diartikan bahwa Humas adalah sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke
luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai
tujuan-tujuan
spesifik
yang
berlandaskan
pada
saling
pengertian.25
Cutlip, Center and Broom menegaskan bahwa:
“Public Relations is management function that establishes and
maintains mutually beneficial relationship between an organizations and
the publics on home its success or failure depends”26
24
Frank Jefkins, Loc. It., hal. 8
Ibid, Hal. 9
26
Scott M Cutlip, Allen H Center and Glen H Broom, Op. Cit., hal. 6
25
16
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa PR merupakan fungsi
dari manajemen yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan
dalam membangun dan membina hubungan yang bermanfaat antara
perusahaan dengan khalayaknya.
Sedangkan Rhenald Kasali berpendapat bahwa Public Relations
merupakan suatu fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan
komunikasi untuk menimbulkan pemahaman dan penerimaan dari publik.
Dalam
proses
penerimaan
publik
ini,
perusahaan
perlu
memperhatikan hubungan yang harmonis dengan masyarakatnya, seperti
terbuka, jujur, fair, konsisten dan tidak mengasingkan diri”27
Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, PR juga memiliki tugas
seperti: 28
1.
Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi atau pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar
(visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang
benar tentang hal ikhwal atau lembaga, dan segenap tujuan serta
kegiatan yang dilakukan.
2.
Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum atau masyarakat.
3.
Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap
kebijakan perusahaan maupun segala macam pendapat (public
acceptance and non-acceptance).
27
28
Rhenald Kasali, Op. Cit., hal 15
F Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
1994, hal 22
17
4.
Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan
media massa untuk memperoleh public fovour, public opinion dan
perubahan sikap.
Dalam melakukan tugasnya seorang PR dibantu beberapa langkah
yang harus dilakukan agar proses tersebut berjalan lancar. Cutlip, Center,
dan Broom menguraikan proses kerja PR dalam fourstep problem-solving
process, sebagai berikut:29
a.
Defining the problem for opportunity.
Langkah pertama ini termasuk penyelidikan, pemeriksaan dan
mengawasi pengetahuan, opini, tingkah laku, dan perbuatan yang
berhubungan dan mempengaruhi tindakan dan kebijakan dari
organisasi. Intinya, ini merupakan fungsi intelijen organisasi. Ini
merupakan landasan dari langkah-langkah lain dalam proses
penyelesaian masalah dengan menemukan “Apa yang terjadi saat
ini?”
b.
Planning and Programing
Informasi yang telah terkumpul pada langkah pertama digunakan
untuk membuat keputusan mengenai publik program, tujuan,
tindakan, dan strategi, taktik dan tujuan komunikasi. Ini termasuk
memfaktorkan penemuan dari langkah pertama ke dalam kebijakan
dan program organisasi. Langkah kedua dalam proses ini menjawab
29
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, PT. Pustaka
Utama Graffiti, 1994, hal. 340
18
“Berdasarkan apa yang telah kita pelajari dari situasi, apa yang
seharusnya kita rubah atau lakukan, dan katakan?"
c.
Taking action and communicating
Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program tindakan dan
komunikasi yang telah dibuat untuk mencapai tujuan tertentu untuk
setiap publik untuk menyelesaikan tujuan program. Pertanyaan pada
langkah ini adalah “Siapa yang seharusnya melakukan dan
mengatakannya, dan kapan, dimana, dan bagaimana?”
d.
Evaluating the program
Langkah terakhir dari proses ini adalah menilai persiapan,
implementasi, dan hasil dari program yang dijalankan. Penyesuaian
dilakukan selama program sedang dilakukan, berdasarkan dari
feedback evaluasi mengenai bagaimana ini bekerja. Program
dilanjutkan atau diberhentikan setelah mengetahui “Bagaimana yang
sedang kita lakukan, atau bagaimana yang sudah kita lakukan?”
Pada perkembangannya, public relations telah berkembang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan sebuah perusahaan
(korporasi). Profesional PR dilihat sebagai kalangan yang mampu
mengubah situasi buruk pada keadaan yang lebih baik. Profesional PR
dianggap mampu menciptakan hubungan baik dengan kalangan jurnalis
19
dan membantu pimpinan puncak perusahaan menjadi komunikator yang
handal.30
Perkembangan dunia bisnis yang dinamis telah menuntut fungsi PR
internal yang lebih sederhana dilengkapi oleh konsultan dari luar. Selain
itu kehadiran pressure groups seperti organisasi riset kepentingan publik
atau dikenal dengan Public Interest Research Group dan organisasi
pencinta lingkungan seperti Green Peace juga telah mendorong
perusahaan-perusahaan
untuk
meningkatkan
aktivitas-aktivitas
komunikasinya termasuk juga aktivitas komunikasi para CEO perusahaan.
Survey dari Tuck School of Business menyebutkan, CEO perusahaanperusahaan besar yang terdaftar dalam Fortune 500, menghabiskan antara
50 sampai dengan 80% waktu mereka bagi aktivitas komunikasi.31
Fokus bagi pengembangan komunikasi perusahaan telah bergeser
pada penempatan departemen PR secara efektif pada infrastruktur
perusahaan yang ada. Melalui hal ini, idealnya corporate communications
memiliki hubungan lini langsung di bawah CEO. Penempatan ini,
memungkinkan corporate communications melapor langsung kepada
pihak
manajemen
senior.
Berkaitan
dengan
fungsi
corporate
communications, PR Week Corporate Survey 2002 menyatakan, fungsifungsi
komunikasi
departemen
corporate
communications
antara
meliputi: media relations, crisis management, employee communications,
community relations dan product/brand communications
30
32
. Penjelasan
Paul A. Argenti, CorporateCommunications, 3rd Edition, Mc Graw Hill-Irwin, New York,
2003, hal. 38
31
Ibid, hal. 42
32
Ibid , hal. 44
20
lebih lanjut tentang sejumlah fungsi corporate communications adalah
sebagai berikut:
1. Internal Communications (hubungan internal)
Kegiatan komunikasi internal biasanya merupakan kerjasama
corporate communications dengan Departemen Sumber Daya Manusia
(Human Resources). Komunikasi internal yang kuat akan menghasilkan
karyawan perusahaan yang produktif dan loyal serta soliditas yang kuat
dalam perusahaan.
2. Community relations dan corporate philantrophy
Dalam perkembangannya terkini, banyak perusahaan yang
menempatkan sub-fungsi terpisah, yang secara khusus berurusan
dengan hubungan komunitas. Bersamaan dengan itu, perusahaanperusahaan kini juga memiliki foundation yang menjadi bagian struktur
perusahaan untuk menangani corporate philantrophy. Kehadiran
bagian-bagian tersebut menunjukkan keseriusan tanggung jawab
perusahaan kepada komunitas sekitar tempat mereka beroperasi.
3. Media Relations (Hubungan Media)
Meski bagian ini adalah sesuatu yang telah sangat lama dikerjakan
oleh kalangan public relations, media relations tetap menjadi fungsi
yang amat penting bagi corporate communications. Biasanya ada
bagian khusus dari corporate communications yang secara khusus
menangani hubungan dengan awak media.33
33
Ibid, hal. 47
21
4. Marketing Communications (Komunikasi Pemasaran)
Komunikasi
pemasaran
mengkoordinasikan
dan
mengelola
publisitas yang terkait dengan produk baru maupun yang sudah ada.
Selain itu, komunikasi pemasaran mengemban tugas untuk menangani
hubungan dengan pelanggan. Komunikasi pemasaran juga harus
memastikan promosi produk dan brand mengirimkan pesan yang
tepat.34
5. Crisis Management (Manajemen Krisis)
Meski pada umumya tidak berdiri sebagai sebuah bagian dari
departemen, crisis management seharusnya dikoordinasikan oleh
Corporate Communications.
Idealnya, suatu kelompok terdiri dari
manager berbagai departemen terlibat dalam penanganan krisis.
Sumber lain yang menyebutkan tentang arti dari Corporate
communications disampaikan oleh Corporate Communication Institute
(CCI).
Dalam
definisi
CCI,
diterangkan
bahwa
Corporate
Communication adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
ragam fungsi-fungsi manajamen yang terkait dengan komunikasi
internal dan eksternal suatu organisasi.
Berikut kutipan dari definisi CCI :
“Corporate communication is the term used to describe a variety
of management functions related to an organization internal and
external communication.”
34
Ibid, hal. 48
22
Bergantung pada organisasinya, Corporate Communication dapat
mencakup
bidang-bidang
seperti;
investor
relations,
employee
relations, community relations, media relations, labor relations,
government relations, marketing communication dan management
communications.
Kebanyakan
organisasi
juga
memasukkan
philantropic activity, crisis and emergency communications dan
advertising sebagai bagian dari fungsi-fungsi corporate communication.
2.3
Strategi Komunikasi PR
2.3.1
Pengertian Strategi Komunikasi
Cutlip, Center dan Broom mendefinisikan strategi sebagai berikut:
“Penentuan tujuan dan sasaran dasar jangka panjang suatu
perusahaan, pengambilan rangkaian tindakan, dan pengalokasian sumber
daya yang perlu untuk melaksanakan cita-cita ini” 35
Dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi diperlukan suatu strategi
yang tepat untuk mencapai tujuan komunikasi. Definisi dari strategi
komunikasi itu sendiri menurut Effendy adalah:
“Strategi komunikasi adalah keseluruhan keputusan kondisional
yang akan dijalankan guna mencapai tujuan komunikasi.”36
Dalam bukunya, Derrick E. Dsouza dan Phyllis G. Holland
memberikan definisi strategi yaitu:
35
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, Edisi
Kedelapan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005, hal. 292
36
Onong L Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, Bandung, Alumni, 1981, hal. 59
23
“Outlines the fundamental step that management plans to
undertake in order to reach an objectives and is a product of the strategic
management process” 37
Sedangkan Arifin memperkuat definisi strategi komunikasi sebagai
berikut:
“Strategi komunikasi merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan komunikasi manajemen (communication
management) untuk mencapai tujuan, dimana pendekatannya dilakukan
tergantung pada situasi dan kondisi.”38
2.3.2
Komponen-komponen Strategi Komunikasi
Adapun komponen-komponen strategi komunikasi adalah sebagai
berikut:
1. Khalayak (Audience)
Definisi tentang khalayak dalam PR menurut Kasali (1999:10):
“Khalayak adalah sasaran yang dituju dalam pelaksanaan
kegiatan PR.
Khalayak dalam kegiatan PR dapat disebut juga
stakeholders yakni kumpulan dari pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan.”39
Khalayak
berhubungan
37
merupakan
dan
komponen
mempengaruhi
aktif
dalam
yang
kegiatan
dapat
saling
komunikasi
Derrick E Dsauza & Phyllis G Holland, Strategic Management Concept and Experiences, 2nd ed,
McGraw Hill Book Company, New York, 1989
38
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Bandung, CV Armico, 1984, hal. 84
39
Renald Kasali, Manajemen Public Relations, Cetakan Kedua, Jakarta, PT Pustaka Utama
Grafiti, 1999, hal. 10
24
berdasarkan pada kesamaan kepentingan, dilihat dari kondisi dan
situasi
antara
komunikator
dengan
khalayak.
Untuk
dapat
mempengaruhi khalayak sasarannya tersebut, maka komunikator
harus melakukan identifikasi terhadap khalayaknya yang dilakukan
melalui orientasi, penjajakan atau penelitian.40
2. Pesan (Message)
Salah satu strategi komunikasi yang sangat menentukan dalam
keberhasilan kegiatan komunikasi ialah perancangan isi pesan
komunikasi yang dilakukan setelah mengenal masalah dan khalayak.
Perancangan isi pesan dilakukan dengan menentukan tema dan
materi (isi) yang tepat untuk mempengaruhi khalayak serta
membangkitkan perhatiannya. Pesan yang dirancang haruslah
memperhatikan:
1. Content
Pesan harus memuat informasi yang sesuai dengan
kebutuhan
khalayak
atau
sebagai
jawaban
atas
suatu
permasalahan, atau dapat dijelaskan bahwa isi pesan harus
memuat informasi yang bermanfaat bagi khalayak.41
Pernyataan diatas didukung oleh Cutlip, et.al yang
menyatakan bahwa pesan harus dirancang sesuai dengan
40
41
Onong L Effendy, Loc. It., hal. 59
Ibid, hal. 69
25
perusahaan dan sasaran khalayak sehingga isinya mempunyai arti
dan manfaat bagi penerima pesan (khalayak).42
Selain itu dalam merancang pesan ada dua prinsip yang
harus diperhatikan PR.
Pertama, PR harus mengetahui posisi
perusahaan pada suatu permasalahan.
Kedua, PR harus
mengetahui kebutuhan, keinginan serta kepedulian sasaran
khalayak.43
2. Clarity
Pesan yang dirancang haruslah mencolok (contrast) dengan
menggunakan tanda-tanda yang unik (berbeda) dan mudah
diingat sehingga dapat menarik dan mudah diperhatikan. Pesan
juga harus memiliki karakteristik tersendiri dan tidak sama
dengan isi pesan komunikasi lainnya sehingga tidak membuat
jenuh khalayaknya apabila pesan tersebut dikomunikasikan
berulang-ulang.44
Hal ini ditekankan lagi oleh Cutlip, et.al bahwa pesan harus
dirancang dengan menggunakan bahasa atau tanda-tanda
(simbol) yang sederhana sehingga mempunyai makna yang
sama antara yang dikomunikasikan PR dengan yang diterima
oleh khalayak sasaran.45
42
Cutlip, Scott M, Allen H Center and Glen H Broom, Loc. It., hal. 424
Ibid, hal. 410
44
Onong L Effendy, Op. Cit., hal. 70
45
Cutlip, Scott M, Allen H Center and Glen H Broom, Loc. It., hal. 424
43
26
3. Continuity
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka pesan
harus disampaikan berulang-ulang sehingga makna atau isi dari
pesan dapat diterima dengan jelas oleh khalayak. Hal ini
dilakukan agar maksud dari isi pesan tersebut dapat tertanam
dengan baik di benak sasaran khalayak sehingga khalayak
melaksanakan hal yang dituju dari kegiatan komunikasi PR.46
2.3.3 Tujuan Strategi Komunikasi
Cutlip, et.al menyatakan bahwa tujuan dari strategi komunikasi, yaitu:
1. Memberikan informasi kepada khalayak internal maupun eksternal
untuk melakukan tindakan yang diinginkan;
2. Mempengaruhi khalayak untuk mendukung dan menerima tindakan
tersebut;
3. Menginstruksikan khalayak untuk mengubah keinginan menjadi
tindakan berdasarkan kemampuannya.47
2.3.4 Media Strategi Komunikasi
Apabila kita sudah melakukan identifikasi kepada khalayak yang
akan dituju dan merancang pesan yang akan disampaikan maka dapat
dipilih media yang tepat.
46
47
Ibid
Ibid, hal. 406
27
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media
komunikasi yang dijabarkan antara lain:
1. Context
Dalam memilih media PR juga harus diperhatikan keadaan dan
kondisi khalayak.48 Oleh sebab itu maka PR harus dapat memilih
media yang dapat mendukung maksud atau isi makna dan tujuan dari
pesan yang ingin disampaikan sehingga kegiatan komunikasi yang
dilakukan dapat diterima dengan baik dan benar oleh khalayak.49
2. Capability of the Audience
Dalam memilih media harus dilakukan dengan selektif dan
disesuaikan kepada keadaan dan kondisi (situasi) khalayak.50
Penyesuaian ini juga dimaksudkan pada lingkungan khalayak sehingga
dalam pemilihan media harus dapat menjangkau semua khalayak yang
dituju yang disesuaikan dengan kehidupan, kemampuan, kebiasaan dan
pengetahuan khalayak tersebut.51
3. Metode (Method)
Dalam strategi komunikasi metode penyampaian pesan dapat
dilihat berdasarkan pada dua aspek yaitu:
1. Cara pelaksanaan komunikasi:
a. Redudancy (Repetition)
48
Onong L Effendy, Op. Cit., hal. 78
Cutlip, Scott M, Allen H Center and Glen H Broom, Loc. It., hal. 424
50
Onong L Effendy, loc.cit.
51
Cutlip, Scott M, Allen H Center and Glen H Broom, Loc. It., hal. 424
49
28
Adalah cara mempengaruhi khalayak dengan mengulangulang pesan untuk mengubah cara pandang.
b. Canalizing
Adalah pencapaian tujuan dengan cara mengenal khalayak
terlebih dahulu lalu mengubah sikapnya sedikit demi
sedikit.
2. Berdasarkan Bentuk/Isi Pesan:
a. Informatif; digunakan untuk memberikan penerangan
(informasi) dalam bentuk isi pesan tertentu.
b. Persuasif;
biasanya
digunakan
untuk
mempengaruhi
khalayak dengan jalan membujuk atau sugesti.
c. Edukatif; digunakan untuk mempengaruhi khalayak dengan
suatu pernyataan umum berdasarkan pendapat, fakta dan
pengalaman.
d. Koersif
(Coersive);
biasanya
digunakan
untuk
mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.52
2.3.5 Perencanaan Strategi (Planning) dan Manajemen Strategi (Strategy
Management)
Perencanaan strategi merupakan bagian penting di dalam usaha
memperoleh public opinion yang menguntungkan. Perencanaan ini
merupakan bidang yang cukup penting, karena menghubungkan kegiatan
52
Onong L Effendy, Op. Cit., hal. 73
29
komunikasi dengan kepentingan organisasi atau perusahaannya. Serta
harus mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai masalah
sosial, politik, ekonomi dengan masalah manajemen atau marketing
apabila perusahaannya bergerak di bidang penjualan barang atau jasa.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan Humas, yaitu:
1.
Merumuskan apa tujuan yang harus dicapai oleh Humas ketika
mengirim pesan-pesan.
2.
Mengelola data yang diperolehnya tentang berbagai faktor sosial,
politik, ekonomi sekitarnya yang diperlukan.
3.
Merumuskan bagaimana pesan disebarkan.
4.
Menentukan teknik komunikasinya.
5.
Memeriksa kesempurnaan informasi yang diperolehnya.
6.
Membandingkan pengalaman-pengalaman pihak-pihak lain dengan
organisasi atau perusahaannya sendiri guna memperoleh langkah
terakhir.
7.
Mengadakan
analisa
atas
informasi
yang
diperoleh
serta
merumuskannya dengan program kerja, yaitu sesuai dengan situasi
ataupun tempat 53.
Menurut Cutlip, Center dan Broom, perencanaan strategis dalam
PR melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:
53
1.
Pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program
2.
Pengenalan publik utama
F Rachmadi, Op. Cit., hal 112
30
3.
Penetapan kebijakan atau aturan untuk menjadi pedoman pemilihan
strategi
4.
Penentuan strategi.54
Manajemen
strategi
humas,
merupakan
suatu
proses
pengorganisasian jangka panjang dari berbagai fakta, sumber informasi
menyangkut sesuatu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh lembaga
bersangkutan, hingga pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen kehumasan
yang aktivitasnya untuk menangkap “peluang yang ada” secara langsung
atau tidak langsung bertujuan menciptakan persepsi atau kesan-kesan yang
positif, baik diberikan secara individual maupun penilaian opini publik
yang menguntungkan terhadap lembaga, organisasi, nama perusahaan dan
produk-produknya di masa-masa mendatang yang penuh dengan resiko
ancaman persaingan (competitor).
Sebagai landasan perencanaan dan program kerja manajemen
strategi humas, yaitu secara garis besar memenuhi faktor-faktor berikut:
1. Melakukan atau merancang suatu SWOT, yaitu dengan mempredikasi
sejauh mana sumber-sumber daya kekuatan atau kemampuan dan
posisi kelemahan (strengthen and weakness) yang dilihat segi
internalnya. Kemudian sejauh mana pengevaluasian
mengenai
kesempatan atau peluang yang ada (opportunities) bahkan berupa
ancaman (threatment) yang datang dari segi eksternalnya.
54
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, Edisi
Kedelapan, Op. Cit., Hal. 295
31
2. Mengevaluasi mengenai perencanaan, pengorganisasian, koordinasi,
pelaksanaan,
pengkomunikasian
dan
pencapaian
tujuan
yang
diharapkan di masa-masa mendatang khususnya, dan mencapai tujuan
bersama yang terintegrasi dengan tujuan organisasi / perusahaan pada
umumnya.
3. Melaksanakan
manajemen
dan
aktivitas
humas
berdasarkan
pengumpulan data (fact finding), perencanaan (planning), komunikasi
(communication), dan pengevaluasian (evaluating).
4. Penyampaian analisis fakta secara aktual yang beredar di masyarakat,
baik mengenai persepsi, sikap maupun opini dan lain sebagainya.
Berdasarkan pengamatan atau penyelidikan tentang kliping berita yang
disiarkan di berbagai mass media cetak, bahan publikasi perusahaan
dan mengadakan wawancara tertentu dengan pihak audience atau
tokoh yang dianggap terkait dengan kepentingan tertentu.55
Strategi yang digunakan seperti diatas oleh suatu perusahaan tidak
jadi masalah yang penting tujuan perusahaan dapat tercapai serta
terciptanya kondisi yang aman dan sejahtera. Karena itu peran PR sangat
potensial
dalam
menjalankan
strategi
yang
dibuatnya
serta
mempertanggung jawabkan dengan sebenar-benarnya.
Agar program-program atau kegiatan sosialisasi PR dapat berhasil,
perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: 56
55
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi),
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1999, hal. 121
56
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta 2002, Hal. 120
32
1.
tentukan tujuan yang hendak dicapai
2.
tentukan target
3.
tentukan ruang lingkup
4.
tentukan jangka waktu
5.
tentukan publik sasaran
6.
tentukan tema, topik, atau isu dari kampanye tersebut
7.
tentukan efek yang diinginkan dalam suatu kampanye
8.
tentukan fasilitas, perlengkapan atau sarana yang menunjang suatu
kampanye
9.
pembentukan team work yang solid dan profesional
BAB III
METODOLOGI
3.1
Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif berusaha
menggambarkan situasi atau kejadian, data yang dikumpulkan sematamata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan,
menguji hipotesis atau membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.
Penelitian deskriptif pada dasarnya ditujukan untuk:
a.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada
b.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang belaku
c.
Membuat perbandingan atau evaluasi
d.
Menentukan apa yang akan dilakukan orang jika menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan 57
Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Strauss dan
Corbin mendeskripsikan riset kualitatif sebagai berikut:
57
Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1984,
hal. 222
33
34
“Jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara
kuantifikasi lainnya58.
Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif
partisipan.
3.2
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah metode studi kasus (case study), yaitu uraian dan penjelasan
komprehensif mengenai berbagai aspek. Menelaah sebanyak mungkin data
mengenai subyek yang diteliti. Berbagai metode wawancara, riwayat
hidup, pengamatan, penelaah dokumen, hasil survei dan data apapun untuk
memberikan suatu kasus secara terperinci.59
Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau
gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka studi kasus hanya meliputi
daerah atau subyek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat
penelitiannya, studi kasus lebih mendalam.60
58
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta 2003, Hal. 212
59
Dedy Mulyana, Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2002, Hal. 2
60
Suhartini A, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Reka Cipta, Jakarta,
2002
35
Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila
pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan How atau Why, bila
penulis hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa yang
diselidiki.61
Selain itu, penelitian studi kasus lebih dikehendaki untuk melacak
peristiwa-peristiwa kontemporer, bila peristiwa-peristiwa bersangkutan tak
dapat dimanipulasi. Karena itu studi kasus mendasarkan diri pada teknikteknik yang sama dengan kelaziman yang ada pada strategi historis, tetapi
dengan menambahkan dua sumber bukti yang biasanya tak termasuk
dalam pilihan sejarahwan, yaitu observasi dan wawancara sistematik.62
Secara rinci studi kasus mengisyaratkan keunggulan-keunggulan
sebagai berikut:63
a. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan
antar-variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan
pemahaman yang lebih luas.
b. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan
mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia.
c. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan yang sangat
berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi
perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka
pengembangan ilmu-ilmu sosial.
61
Robert K. Yin, Study Kasus (Desain dan Metode), Ahli Bahasa M. Djanzi M, PT Raja Graisindo
Perkasa, Jakarta, 1995, hal. 1
62
Ibid, hal. 12
63
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hal. 23
36
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada dasarnya merupakan proses penelitian untuk
mendapatkan data atau informasi yang menjelaskan suatu permasalahan
yang hendak diteliti. Data pada karya ilmiah terbagi menjadi dua bagian,
yaitu data primer dan data sekunder. Penjelasannya sebagai berikut:
3.3.1
Data Primer
Data primer adalah data utama yang digunakan sebagai bahan acuan
pada suatu penelitian. Data primer lebih banyak bersumber dari proses
tanya jawab antara pengamat dengan nara sumber atau wawancara.
Wawancara merupakan percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu. Ini merupakan proses tanya jawab dimana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik.64 Teknik pengumpulan data primer yang
digunakan oleh penulis yaitu teknik in-depth interview (wawancara
mendalam). Definisi wawancara mendalam adalah:
“A depth interview is an open-ended interview in which an individual
is encourage to discuss an issue, problem or question in his or her own
teams.”65
Berdasarkan definisi diatas, wawancara mendalam berusaha menggali
informasi yang terperinci dari informan mengenai suatu hal. Setiap
pertanyaan ditujukan untuk mendapatkan data yang utuh dan valid.
64
65
Katini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung, Alumni, 1980, hal. 139
Glenn M Broom & David M Dozier, Using Research in Public Relations, New Jersey, Prentice
Hall, Englewood Cliffs, 1990, hal. 145
37
Wawancara dilakukan peneliti terhadap key person dari Divisi
Corporate Communications yang membantu penulis untuk memahami
kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam program registrasi kartu
prabayar. Waktu wawancara biasanya dilaksanakan sesuai perjanjian
terlebih dahulu pada pagi atau sore hari selama jam kerja berlangsung atau
tergantung kepada ketersediaan waktu para nara sumber sehingga proses
wawancara dapat menghasilkan data yang tepat dan akurat. Waktu yang
dibutuhkan untuk setiap pelaksanaan wawancara adalah antara 15-45
menit.
3.3.2 Data Sekunder
Untuk melengkapi data primer maka pencarian data juga dilakukan
dengan studi kepustakaan, yaitu studi yang dilakukan untuk mencari dan
menghimpun data-data penting yang ada hubungannya dengan penelitian
ini. Data diperoleh dari buku-buku, literatur dan sumber lainnya yang
memperkuat kerangka konsep. Penulis melakukan studi pustaka untuk
mencari literatur konsep yang sesuai dengan objek penelitian, seperti
melalui buku teks, jurnal, koran, situs internet, dan lain-lain.
3.4
Key Informan
Data yang diperoleh melalui hasil dari wawancara mendalam
(indepth interview) dengan responden yang terpilih yaitu:
38
1.
GM Corporate Communications, Bapak Azis Fuedi. Beliau yang
merencanakan dan menyusun strategi komunikasi untuk program
registrasi prabayar.
2.
Manager Eksternal Corporate Communications, Bapak Suryo
Adianto. Beliau yang melaksanakan program-program komunikasi
registrasi prabayar kepada publik eksternal perusahaan.
Pemilihan Manager Eksternal Corporate Communications dan GM
Corporate Communications sebagai nara sumber dikarenakan secara
struktural, yang bersangkutan berkompeten atas kegiatan eksternal
communications. Mereka merupakan person in charge (PIC) atau orang
yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan program komunikasi untuk
registrasi prabayar ini. Selain itu mereka juga sebagai wakil perusahaan
dalam membina hubungan baik dengan pihak pemerintah, serta berperan
dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan program registrasi
prabayar ini kepada publik.
Kedua key informan dapat memberikan gambaran secara nyata mengenai
proses kerja public relations serta strategi komunikasi yang seperti apa
yang dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal.
3.5
Definisi Konsep
Konsep strategi komunikasi dalam konteks penelitian ini
didefinisikan
yaitu
perpaduan
dari
perencanaan
komunikasi
(communication planning) dan komunikasi manajemen (communication
39
management) untuk mencapai tujuan, dimana pendekatannya dilakukan
tergantung pada situasi dan kondisi.
3.6
Fokus Penelitian
Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi, dalam hal
ini bidang inkuiri, sehingga peneliti tidak perlu kesana kemari untuk
mencari subjek penelitian karena sudah dibatasi oleh fokusnya. Selain itu
penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-ekslusi atau
kriteria masuk-keluar suatu informasi yang baru diperoleh dilapangan. Jadi
dengan penetapan fokus yang jelas dan mantap, seorang peneliti dapat
membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan
mana yang tidak perlu dijamah ataupun mana yang akan dibuang. 66
Dalam hubungannya dengan definisi konsep, penelitian juga
memfokuskan pada strategi komunikasi. Fokus strategi komunikasi yang
dititikberatkan pada kegiatan komunikasi yang tepat sebagai bagian dari
tugas PR dalam pengelolaan suatu program dalam organisasi.
Pada strategi komunikasi, sebagai bagian dari tugas Corporate
Communications adalah melakukan fungsi edukasi dan sosialisasi. Dalam
hal ini memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
program registrasi kartu prabayar yang dicanangkan oleh pemerintah
melalui strategi pesan yang baik.
66
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2005, hal. 94
40
Adapun upaya pemecahan persoalan program kerja dan kegiatan
riset dalam PR, yang dikenal melalui “Proses Empat Tahapan Utama”,
sebagai landasan pedoman melaksanakan penelitian untuk merancang
program kerja PR adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah (atau peluang)
Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan pemantauan
pengetahuan, opini, sikap dan perilaku mereka yang peduli dan
terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Langkah ini
memberikan landasan bagi semua langkah proses pemecahan masalah
lainnya dengan menentukan “apa yang sedang terjadi saat ini?”
2. Membuat rencana dan program
Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan tentang public program, tujuan, tindakan, serta
strategi, taktik dan tujuan komunikasi. Untuk itu penemuan dari
langkah pertama ini harus dijadikan faktor kebijakan dan program
organisasi. Langkah kedua dari proses ini menjawab “berdasarkan
situasi yang kita pelajari, apa yang sebaiknya kita ubah, lakukan,
katakan?”
3. Bertindak dan berkomunikasi
Langkah ketiga mencakup pelaksanaan program tindakan dan
komunikasi yang dirancang untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap
publik demi mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini
41
adalah “siapa yang harus melakukan dan mengatakannya, serta kapan,
dimana dan bagaimana?”
4. Mengevaluasi program
Langkah terakhir dari proses ini mencakup penilaian persiapan,
pelaksanaan dan hasil program. Saat program sedang dilaksanakan
dibuat penyesuaian berdasarkan evaluasi umpan balik mengenai
apakah program berjalan atau tidak. Program diteruskan atau
dihentikan setelah mempelajari “bagaimana kita sekarang, atau dulu?”
Oleh karena itu, peneliti ingin memfokuskan penelitian ini kepada
strategi komunikasi melalui strategi pesan (message) yang disampaikan
Corporate Communications dalam proses empat tahapan utama dari
program kerja PR. Dengan kata lain, peneliti mencoba untuk
memfokuskan pesan-pesan yang disampaikan dalam melakukan strategi
komunikasi sehingga program registrasi kartu prabayar yang dikeluarkan
oleh pemerintah dapat berjalan sukses atau berhasil.
3.7
Teknik Analisa Data
Semua data yang diperoleh akan dianalisa secara kualitatif dan
bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh penulis, tetapi berdasarkan
sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan
dipikirkan oleh partisipan atau sumber data. Untuk mendapatkan hasil
seperti diatas maka penulis melakukan pendekatan triangulasi yaitu
mencocokan antara tiga jenis data yang menjadi data primer maupun
42
sekunder. Teknik mengadakan pemeriksaan keabsahan data dengan jalan
mengeceknya kepada subjek lainnya atau dengan laporan atau dokumen
yang relevan atau mengadakan triangulasi. Hal demikian harus
diperhatikan sekali oleh peneliti pada saat menganalisis menunjang
tidaknya data itu pada hipotesis kerja 67.
Dalam penelitian kualitatif, triangulasi merujuk pada pengumpulan
informasi atau data sebanyak mungkin dari berbagai sumber seperti
manusia, latar belakang dan kejadian melalui berbagai hal. Triangulasi ini
menguntungkan penulis dalam dua hal yaitu:
1. mengurangi resiko terbatasnya kesimpulan pada metode dan sumber
data tertentu.
2. meningkatkan validitas kesimpulan sehingga lebih merambah pada
data yang lebih luas.68
Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas hasil dan proses
yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan
menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan
dengan baik. Proses triangulasi dilakukan terus menerus sepanjang proses
pengumpulan data dan analisis data, sampai penulis yakin bahwa sudah
tidak ada lagi perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan
kepada informan.
Dalam melakukan pendekatan triangulasi, penulis memperoleh data
melalui empat sumber (cross checker), yaitu:
67
68
Ibid, hal. 287
A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif, PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 2002, Hal 176
43
1. Masyarakat (bukan pelanggan TELKOMSEL), yaitu Diesa, salah satu
pengguna kartu prabayar dari operator telekomunikasi lain. Hal ini
dikarenakan diperlukan pendapat dan opini dari masyarakat mengenai
program registrasi prabayar dan sejauh apa program komunikasi dan
sosialisasi registrasi yang telah dilakukan oleh operator lain
dibandingkan dengan TELKOMSEL.
2. Media Massa, yakni salah satu wartawan dari media cetak Suara
Pembaruan, Doni Ismanto. Hal ini untuk mengetahui apakah programprogram
komunikasi
yang
dilakukan
TELKOMSEL
untuk
menyukseskan registrasi prabayar telah sesuai dengan kenyataan atau
tidak, serta untuk mengetahui hal-hal yang telah dilakukan oleh
Corporate Communications TELKOMSEL melalui media massa.
3. Pelanggan atau Konsumen yaitu Moch. Drajat, sebagai salah satu
pengguna kartu prabayar TELKOMSEL. Hal ini untuk mengetahui
pendapat dan opini mengenai strategi-strategi komunikasi yang telah
dilakukan TELKOMSEL dan apakah strategi tersebut telah berjalan
dengan baik atau tidak.
4. Staf di bagian Corporate Communications, yakni Ojied sebagai salah
satu pelaksana dari program-program dan strategi yang dibuat oleh GM
Corporate Communications serta untuk mengetahui strategi apa saja
yang telah dilakukan oleh Corporate Communications untuk
menyukseskan program registrasi prabayar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Kegiatan Bisnis dan Layanan
Telkomsel adalah perusahaan operator seluler penyedia jasa
telekomunikasi sekaligus pemegang pangsa pasar terbesar di bidang jasa
telekomunikasi di Indonesia. Sampai dengan akhir Maret 2006, pelanggan
Telkomsel telah mencapai 26,9 juta sehingga berdasarkan statistik industri
mewakili pangsa pasar sekitar 55%.
Telkomsel memberikan layanan seluler GSM di Indonesia, melalui
jaringan Dual Band 900/1800 MHz, dan telah bekerjasama dengan 244
operator selular asing di 148 negara sebagai international roaming partner
(akhir 2005). Perusahaan tersebut menyediakan 3 pilihan produk kepada
para pelanggannya yaitu Kartu simPATI prabayar, Kartu As prabayar, dan
KartuHALO paska bayar disamping berbagai program dan jasa yang
memiliki nilai tambah.
Kegiatan usaha Telkomsel telah
berkembang pesat sejak
diluncurkannya jasa telekomunikasi pasca bayar pada tanggal 26 Mei
1995. Pada bulan November 1997, Telkomsel menjadi operator
telekomunikasi seluler yang pertama kali memperkenalkan layanan pra
bayar GSM. Jumlah pendapatan Telkomsel telah mengalami peningkatan
44
45
dari Rp. 2,801 trilliun pada tahun 2000 menjadi Rp 21,13 triliun pada
tahun 2005. Pada periode yang sama, jumlah pelanggan Telkomsel
mengalami peningkatan dari sekitar 1,7 juta pada tanggal 31 Desember
2000 menjadi 24,3 juta pada tanggal 31 Desember 2005.
Telkomsel memiliki cakupan jaringan terluas jika dibandingkan
dengan penyelenggara seluler lainnya di Indonesia. Jaringannya mencakup
lebih dari 90% dari penduduk Indonesia dan sudah menjangkau setiap
provinsi, kota, dan kecamatan. Perusahaan menawarkan teknologi Dual
Band GSM (900 & 1800), GPRS, Wi-FI serta teknologi EDGE.
Sumber: Website www.telkomsel.com
4.1.2 Sejarah Perusahaan
Sejarah Telkomsel dimulai dari Instruksi Menteri Pariwisata, Pos
dan Telekomunikasi dengan menugaskan PT Telkom untuk membangun
GSM pilot project pada bulan Oktober 1993. Dengan bekal instruksi
46
tersebut di bulan November 1993, PT Telkom mengoperasikan GSM pilot
project di Pulau Batam dan Pulau Bintan. Pada saat itu, GSM pilot project
merupakan era pertama dari sistem telekomunikasi di Indonesia dan pada
bulan yang sama jangkauan diperluas sampai ke Pekanbaru dan Medan.
Pada tanggal 28 Maret 1994, PT Telkom telah terdaftar sebagai
anggota GSM-MoU sehingga acara resmi telah dapat melakukan
kerjasama roaming secara internasional dengan Negara anggota. Pada
tanggal 24 Agustus 1994, PT Telkom dan PT Indosat mendapatkan izin
untuk mengoperasikan GSM di Indonesia dan pada tanggal 1 November
1994, PT Telkom dan PT Indosat menandatangani perjanjian kerjasama
untuk mengoperasikan GSM dengan status Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN)69.
Tanggal 26 Mei 1995, Telkomsel didirikan dengan Akte Notaris
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito SH. Tanggal tersebut dijadikan sebagai
tonggak kelahiran Telkomsel sebagai operator nasional GSM kedua
sampai sekarang dan pada tanggal 4 Agustus 1995, Telkomsel diberi izin
mengoperasikan GSM untuk memindahkan jaringan dari Telkom ke
Telkomsel dan memulai komersialisasi di kota Medan.
Tahun 1996, status Telkomsel berubah dari PMDN menjadi PMA
(Penanaman Modal Asing) setelah bergabungnya PTT. Netherlands dan
Setdco Megacell Asia sebagai pemegang saham dengan komposisi saham
di Telkomsel menjadi TELKOM 42,72%, INDOSAT 35%, PTT
69
Ibid
47
NETHERLANDS 17,28%, SETDCO 5%. Pada tahun yang sama,
kartuHALO Telkomsel sukses di Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar
dan Jakarta. Selanjutnya pada bulan Desember 1996 Telkomsel hadir di 27
Propinsi Indonesia dan pada tahun 1997 Telkomsel merupakan operator
seluler pertama yang meluncurkan kartu prabayar simPATI dan layanan
SMS70.
Pada tahun 2001, pemegang saham dari Telkomsel adalah PT
TELKOM dengan menguasai saham sebesar 65% dan Singapore Telecom
(SingTel) sebesar 35%.
Sebagai operator selular pemimpin pasar di Indonesia, Telkomsel
telah dipercaya oleh lebih dari 52% pengguna jasa selular di Indonesia,
pada 30 September 2004 telah berhasil memperoleh 13.692 juta pelanggan
dengan produk unggulan untuk pelanggan prabayar simPATI sebanyak
10.874 juta, pelanggan prabayar KartuAS 1.547 dan pelanggan paska
bayar kartuHALO 1.271 juta71.
Telkomsel merupakan operator yang menyediakan akses layanan
data terlengkap melalui implementasi teknologi CSD, GPRS, WiFi dan
EDGE serta menyediakan beraneka ragam fitur yang memberikan
kenyamanan berkomunikasi, dari yang sifatnya basic hingga tercanggih
seperti: Multy Party Call, SMS2e-mail, MMS, Video Streaming, Farida
70
71
Data Internal Telkomsel
http://www.telkomsel.com/web/pdf/corporate/Q3-2004.pdf , Financial Statement Q3, 14
November 2004, 20.54 WIB
48
Multy Number, Mobile Banking, Info on Demand, Nada Sambung Pribadi
dan lain sebagainya72.
PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) yang berkantor pusat di
Wisma Mulia Jakarta, berusaha memberikan pelayanan yang handal bagi
pelanggan kartuHALO, simPATI dan Kartu AS, dilayani dengan titik
akses pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia di 61 kantor pelayanan
GraPARI dan 85 GeraiHALO serta ribuan outlet resmi Telkomsel yang
tersebar di 10 regional yaitu Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Sumatera
Bagian Selatan (Sumbagsel), Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sumalirja (Sulawesi, Maluku
dan Irian Jaya).
4.1.3
Manajemen Perusahaan
Sesuai dengan hukum perseroan Indonesia, Telkomsel memiliki
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Kedua Dewan tersebut berdiri
sendiri-sendiri dan yang menjadi anggota kedua dewan tersebut tidak
terdiri dari individu.
Anggota Komisaris dipilih oleh para Pemegang Saham Telkomsel
dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Telkom saat ini berhak untuk
menunjuk 4 (empat) orang Komisaris dan Singtel Mobile berhak
menunjuk 2 (dua) orang Komisaris. Seorang Pemegang Saham akan
kehilangan hak untuk menunjuk Komisaris apabila jumlah saham yang
72
Data Internal Telkomsel
49
dimilikinya dibawah 10% dari jumlah saham secara keseluruhan. Saat ini
Telkomsel memiliki Dewan Komisaris dan Dewan Direksi sebagai
berikut:
Board of Commissioners
Name
Mr. Mochammad Hasjim Thojib
Position
President Commissioner
Mr. Lim Chuan Poh
Commissioner
Mr. Woeryanto Soeradji
Commissioner
Ms. Triwahyusari
Commissioner
Mr. Hui Weng Choong
Commissioner
Board of Directors
Name
Position
Mr. Kiskenda Suriahardja
President Director
Mr. Jusuf Kurnia
Director of Finance
Mr. Bambang Riadhy Oemar
Director of Planning &
Development
Mr. Yuen Kuan Moon
Director of Commerce
Mr. Ng Kwon Kee
Sumber: www.telkomsel.com
Director of Operations
Para pemegang saham Telkomsel adalah Perusahaan Perseroan
(Persero), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan Singapore
Telecom Mobile Pte Ltd (SingTel Mobile). Telkom yang memiliki 65%
saham di Telkomsel merupakan penyelenggara telekomunikasi terbesar di
Indonesia, sebagian besar dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Telkom
50
tercatat pada Bursa Efek Jakarta (JSX TLKM), Bursa Efek New York
(NYSE : TLK) serta Bursa Efek London (LSE:TKID).
SingTel Mobile memiliki 35% saham di Telkomsel yang secara
keseluruhan dimiliki anak perusahaan Singapore Telecommunication
Limited (“SingTel”). SingTel merupakan salah satu penyelenggara jasa
telekomunikasi terbesar di Asia. SingTel tercatat di Bursa Efek Singapura
(“SGX” TELE.SI) dan Bursa Efek Australia (“ASX: SGT). SingTel
merupakan perusahaan yang sebagian besar dimiliki oleh Pemerintah
Singapura.
Grafik berikut ini akan menggambarkan besarnya saham SingTel
dan Telkom di Telkomsel.
Sumber: Website www.telkomsel.com
4.1.4
Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi Telkomsel dipimpin oleh seorang Direktur
Utama, yang membawahi:
51
a.
4 (empat) orang direktur yang masing-masing mengepalai satu
direktorat, yaitu:
1.
Direktorat
Perencanaan
&
Pembangunan
(Planning
&
Development)
b.
2.
Direktorat Operasi (Operations)
3.
Direktorat Niaga (Commerce)
4.
Direktorat Keuangan (Finance).
1 (satu) Non Direktorat yang terdiri dari 3 (tiga) sub direktorat, yaitu:
1.
Sub. Direktorat Sumber Daya Manusia (Human Resources
Management)
c.
2.
Sub. Direktorat Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)
3.
Sub. Direktorat Internal Audit.
4 (empat) Area, yaitu:
1. Area Sumatera
2. Area Jabotabek & Jawa Barat
3. Area Jawa Bali
4. Area Pamasuka.
Direktorat Perencanaan & Pembangunan (Plan & Development)
dipimpin oleh seorang Direktur Perencanaan & Pembangunan, yang
membawahi 4 (empat) Sub. Direktorat, yaitu:
1.
Sub. Direktorat Corporate Planning
2.
Sub. Direktorat Information Technology
3.
Sub. Direktorat Procurement & Logistics
52
4.
Sub. Direktorat Partnership & Synergy.
Direktorat Operasi dipimpin oleh seorang Direktur Operasi, yang
membawahi 3 (tiga) Sub. Direktorat, yaitu:
1.
Sub. Direktorat Radio Network Design & Implementation
2.
Sub.Direktorat Core,Trans&Telehousing Network Design Imp.
3.
Sub. Direktorat Network Operation.
Direktorat Niaga (Commerce) dipimpin oleh seorang Direktur
Niaga, yang membawahi 5 (lima) Sub. Direktorat, yaitu:
1.
Sub. Direktorat Marketing & CRM
2.
Sub. Direktorat Product & Mobile Data Services
3.
Sub. Direktorat Sales
4.
Sub. Direktorat Corporate Account Management
5.
Sub. Direktorat Customer Service.
Direktorat Keuangan (Finance) dipimpin oleh seorang Direktur
Keuangan, yang membawahi 3 (tiga) Sub. Direktorat, yaitu:
4.1.5
1.
Sub. Direktorat Business Control
2.
Sub. Direktorat Accounting
3.
Sub. Direktorat Corporate Finance.
Visi, Misi, Budaya dan IdentitasPerusahaan
4.1.5.1 Visi Perusahaan
Telkomsel penyedia solusi telekomunikasi nirkabel terkemuka di
Indonesia73.
73
Data Internal Telkomsel
53
4.1.5.2 Misi Perusahaan
Menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi telekomunikasi
nirkabel di Indonesia dan bekerja-sama dengan pemegang saham dan mitra
usaha lainnya untuk menghasilkan nilai tambah bagi investor, karyawan
dan negara74.
4.1.5.3 Budaya Perusahaan
1. Customer Intimacy, adalah mengutamakan keakraban dan kepedulian
pemenuhan kebutuhan pelanggan
2. Professionalism, adalah mengutamakan keahlian, komitmen, dedikasi,
objektivitas, dan Orientasi Jangka Panjang
3. Team Work, adalah kemampuan bekerjasama secara sinergis untuk
mencapai tujuan75.
4.1.5.4 Identitas Perusahaan
Identitas Telkomsel tercermin dari logo korporasi yang dapat
dilihat, sebagai berikut :
1. Abu-abu Hitam, Bayangan di belakang Heksagon.
a) Menandakan kesejukan.
b) Siap mengayomi pelanggan.
2. Warna logam yang melambangkan teknologi.
74
75
Ibid
Ibid
54
3. Warna merah, segi enam (heksagon).
a) Simbol seluler.
b) Telkomsel berani dan siap menyongsong masa depan.
4. Lingkaran horizontal, membelah heksagon.
PT Telkom yang melayani jasa telekomunikasi domestik
5. Lingkaran vertikal.
Perusahaan melayani jasa telekomunikasi internasional
6. Warna putih, pertemuan dua lingkaran diatas heksagon membentuk T.
Keterbukaan, kebersihan, transparan dan kecerahan Telkomsel &
Telkom.
4.1.6
Struktur Organisasi Divisi Corporate Communications TELKOMSEL
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Telekomunikasi Selular
No. 018/HR-03/PD-00/III/2004, tentang susunan organisasi Divisi
Corporate Communications sebagai berikut:
Divisi Corporate Communications merupakan divisi yang berada
di bawah Sub Direktorat Corporate Secretary, sedangkan Sub Direktorat
Corporate Secretary berada langsung di bawah Direktur Utama. Divisi
Corporate Communications yang dikepalai oleh seorang General
Manager ini membawahi 2 (dua) Departemen yaitu Department Internal
Corporate
Communications
dan
Department
External
Corporate
Communications yang masing-masing dikepalai oleh seorang Manager.
55
Corporate Communications memiliki fungsi untuk mengelola dan
memelihara image, persepsi, reputasi dan opini perusahaan yang baik dan
sehat (pada publik internal dan eksternal) serta ikut menciptakan
lingkungan dan suasana bekerja yang kondusif bagi upaya bersama
mencapai tujuan strategis dan target perusahaan; sebagai jabaran dari
strategi dan kebijakan Corporate Secretary; dalam bentuk kegiatan
publikasi, event organizing, pembangunan atau pemeliharaan hubungan
baik (relationship) dengan berbagai stakeholders (Pers,
Employee,
Customer, Opinion Makers, Goverment, NGO, Regulator, Parliament,
Shareholder, dan Investor).
4.1.6.1 Department Internal Corporate Communications
Melakukan
komunikasi
perusahaan
kepada
publik
internal
(Employees dan Share holder) untuk membangun opini terbaik dan
suasana/ semangat bekerja (esprit de corps) dari karyawan serta secara
pro-aktif dan kreatif ikut memelihara lingkungan kerja yang kondusif bagi
upaya bersama menajemen mencapai tujuan strategis dan target
perusahaan, dalam bentuk kegiatan: publikasi, event organizing,
pembangunan/ pemeliharaan hubungan baik (relationship).
Adapun aktivitas (scope of work) dari Departemen ini adalah:
1. Publications:
Mengelola media komunikasi internal (cetak, on board, lainnya) bagi
tersebarnya informasi/ kebijakan umum perusahaan untuk dan dalam
56
rangka membangun opini karyawan terbaik serta semangat kerja yang
kondusif bagi upaya bersama mencapai tujuan perusahaan.
2. Event Organizing:
Mengorganisasi kegiatan perusahaan (moment, metari, protocol)
yang terkait dengan program perusahaan di bidang organisasi & HRM,
inisiatif/ kebijakan perusahaan terkait dengan karyawan (dan pemegang
saham) dan konsistensi materi/ inti pesan dari top figure perusahaan.
3. Relationship:
Membangun hubungan baik dengan pihak yang dipandang sebagai
internal stake holder guna meningkatkan efektivitas dan atau efisiensi
komunikasi internal pada umumnya.
Output:
a. Internal Articles Published
b. Internal Event
4.1.6.2 Department External Corporate Communication
Melakukan komunikasi perusahaan kepada publik eksternal
(Public, Press Opinion Makers, Gov/ NGO dan Investor) untuk
membangun opini, reputasi dan citra terbaik perusahaan (sebagaimana
yang menjadi visi dan tujuan strategis perusahaan) dari khalayak umum
serta secara pro-aktif dan kreatif ikut memelihara dan membangun
hubungan baik dengan pihak ketiga (Press, dan lain-lain).
57
Adapun aktivitas (scope of work) dari Departemen ini adalah:
1. Publications:
Mengelola saluran media komunikasi eksternal (cetak, elektronik,
dan lainnya) bagi tersebarnya informasi/ kebijakan umum perusahaan
untuk dan dalam rangka membangun opini/ reputasi persepsi terbaik
perusahaan untuk dan dalam upaya bersama mencapai tujuan
perusahaan.
2. Event Organizing:
Mengorganisasi kegiatan perusahaan (moment, materi, protocol)
yang terkait dengan program perusahaan di bidang company
positioning/ reputation/ image, inisiatif/ kebijakan perusahaan terkait
dengan eksternal publik dan konsistensi materi/ inti pesan dari top
figure perusahaan.
3.
Relationship:
Membangun hubungan baik dengan pihak yang dipandang
sebagai eksternal stake holder guna meningkatkan efektivitas dan
atau efisiensi komunikasi eksternal pada umumnya.
Output:
a. Eksternal Articles Published
b. Eksternal Event
58
4.2
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam dan setelah
melakukan penelitian melalui deskriptif kualitatif yang dilakukan oleh
penulis kepada key informan yakni GM Corporate Communications,
Bapak Azis Fuedi bertempat di di Kantor Pusat Telkomsel, Wisma Mulia
Lantai 16, Jl. Jendral Gatot Subroto No. 42 Jakarta dan kepada Manager
External Corporate Communications, Bapak Suryo Adiyanto, tempat
wawancara di Kantor Pusat Telkomsel, Wisma Mulia Lantai 16, Jl. Jendral
Gatot Subroto No. 42 Jakarta, dan kepada cross checker yaitu wartawan
dari media Suara Pembaruan, Doni Ismanto bertempat di Kantor Pusat
Telkomsel, Wisma Mulia Lantai 6, Jl. Jendral Gatot Subroto No. 42
Jakarta, kemudian wawancara juga dilakukan dengan salah seorang
pengguna Telkomsel, Moch. Drajat bertempat di GraPARI Jakarta Selatan,
Wisma Mulia, Jl. Jendral Gatot Subroto No. 42 Jakarta, kepada salah satu
masyarakat pengguna produk selular lain selain Telkomsel, Diesa Edina
bertempat di Universitas Mercu Buana, Meruya, dan terakhir wawancara
dilakukan kepada Staf di Divisi Corporate Communications, Ojied,
bertempat di Kantor Pusat Telkomsel, Wisma Mulia Lantai 16, Jl. Jendral
Gatot Subroto No. 42 Jakarta.
4.2.1
Strategi
Komunikasi
Divisi
Corporate
Communicatons
PT.
TELKOMSEL
Industri seluler saat ini mempunyai pelanggan prabayar yang
hampir mencapai 90%. Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk dari
59
akibat banyaknya penggunaan
kartu prabayar,
maka pemerintah
mengeluarkan surat edaran mengenai kewajiban registrasi bagi pelanggan
kartu prabayar. Tujuan dari registrasi pelanggan seluler prabayar didasari
pada pertimbangan untuk menghindari penyalahgunaan terhadap kartu
telepon seluler dan semata-mata untuk kepentingan konsumen dari
kemungkinan ancaman penipuan, pemerasan, teror, judi, kasus SARA dan
berbagai tindak kejahatan lainnya. Sejak tanggal 15 Desember 2005,
pemerintah telah mewajibkan kepada semua operator seluler untuk
mendaftarkan pelanggan kartu prabayarnya. Ketentuan registrasi ini
berdasarkan peraturan Menkominfo No.23/M.KOMINFO/10/2005 yang
dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi tentang Registrasi
Terhadap Pelanggan Jasa Telekomunikasi. Adanya kebijakan dan
peraturan
baru
pemerintah
No.23/M.KOMINFO/10/2005,
menuntut
melalui
peran
Menkominfo
Corporate
Communications untuk mengkomunikasikan hal ini kepada konsumen.
Oleh karena itulah maka dibutuhkan strategi-strategi komunikasi agar
masyarakat mengetahui serta dapat melaksanakan apa yang menjadi
kewajibannya.
Mengenai program ini, salah satu pelanggan prabayar, Diesa Edina
memberi komentar sebagai berikut:
“Ya, saya mengetahui program registrasi ini, tapi tidak terlalu
jelas apa saja isinya.”
60
Kemudian ia juga menambahkan pendapatnya mengenai program
pemerintah ini, yakni sebagai berikut:
“Menurut saya langkah tersebut sangat baik dilakukan untuk
menghindari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.”
Salah satu pengguna kartu prabayar TELKOMSEL, Moch. Drajat
juga mengemukakan bahwa ia pun mengetahui akan adanya program ini
dengan jawaban sebagai berikut:
“Ya, Saya mengetahui tentang peraturan pemerintah mengenai
kewajiban registrasi kartu prabayar.”
Moch. Drajat juga memberi pendapat mengenai peraturan
Menkominfo, yakni sebagai berikut:
“Menurut saya maksud dari peraturan tersebut adalah baik, agar
semua pelanggan prabayar mempunyai data identitas untuk menghindari
penyalahgunaan yang dapat dilakukan oleh pelanggan seperti penipuan,
intimidasi, ataupun praktik perjudian. Tetapi saat ini sepertinya sistem di
Indonesia masih terbilang belum siap untuk mengaplikasikan hal tersebut,
dilihat dari sisi validitas data tersebut data pelanggan yang melakukan
registrasi tidak pernah dilakukan validasi data.”
Sedangkan dari pihak media, yaitu Doni Ismanto, salah satu
wartawan media Suara Pembaruan membenarkan akan adanya program
registrasi kartu prabayar dan memberikan pendapat mengenai program ini
yakni sebagai berikut:
“Secara prinsip saya setuju dengan peraturan ini, banyak
keuntungannya, seperti operator akan mengetahui jumlah riil dari
pelanggannya dan memudahkan mereka membuat program loyalty untuk
retention. Untuk pemerintah ini akan memudahkan mereka untuk mendata
penduduk bahkan lebih maju lagi dapat menerapkan sistem single identity
number untuk pendataan penduduk melalui nomor ponsel.”
61
1. Mendefinisikan Masalah (Analisis Situasi)
Langkah awal dalam proses program kerja dan kegiatan riset PR
adalah mendefinisikan masalah (analisis situasi). Hal ini dilakukan
karena setelah masalah terjadi, PR harus segera mencari tahu apa yang
terjadi untuk menentukan langkah selanjutnya dalam merencanakan
program. Langkah ini memberikan landasan bagi semua langkah
proses pemecahan masalah lainnya dengan menentukan “apa yang
sedang terjadi saat ini?”
GM
Corporate
Communications,
Bapak
Azis
Fuedi
mendefinisikan permasalahan yang terjadi dengan adanya program
pemerintah mengenai registrasi karu prabayar:
“Pada dasarnya semua operator harus mendukung program
registrasi prabayar ini. Nah yang terjadi adalah bagaimana setiap
operator itu berupaya untuk memberikan suatu edukasi dan informasi
bahwa ada suatu ketetapan kebijakan pemerintah yang mengharuskan
pelanggan prabayar itu melakukan registrasi ke nomor 4444. Ya
dalam hal ini berbagai upaya dilakukan oleh operator itu sendiri,
artinya baik mereka melakukan sendiri, melakukan kerjasama antar
operator dan juga melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk
membikin suatu program edukasi kepada masyarakat.”
Menurut Bapak Azis Fuedi dalam mendefinisikan masalah atau
menganalisis situasi apa yang terjadi saat ini yaitu adanya suatu
ketetapan kebijakan pemerintah yang mengharuskan pelanggan
prabayar melakukan registrasi ke nomor 4444. Oleh karena itu semua
operator selular harus mendukung dan berupaya untuk memberikan
edukasi dan informasi mengenai program pemerintah ini. Berbagai
upaya harus dilakukan operator guna menyukseskan program registrasi
62
kartu prabayar, baik usaha operator yang bersangkutan atau melalui
kerjasama antar operator dan pemerintah. Hal ini dilakukan dengan
maksud untuk menghindari penyalahgunaan terhadap kartu telepon
seluler dan menjaga kepentingan konsumen dari berbagai tindak
kejahatan.
2. Membuat Rencana dan Program (Strategi)
Langkah selanjutnya setelah mengetahui masalah (menganalisis
situasi) dapat dibuat perencanaan program (strategi) untuk menentukan
tindakan selanjutnya.
Dalam
membuat
rencana
dan
program
(strategi)
untuk
menyukseskan program registrasi prabayar dilakukan oleh GM
Corporate Communications TELKOMSEL, Bapak Azis Fuedi.
Bapak Azis Fuedi menjelaskan pentingnya membuat strategi
komunikasi untuk program registrasi prabayar yaitu:
“Jadi dalam hal ini kenapa kita harus melakukan strategi karena
ini adalah suatu perubahan paradigma baru dan harus memberikan
suatu awareness atau kesadaran bahwa sekarang mereka juga harus
melakukan registrasi. Itu yang harus dilakukan dan harus dengan
smooth karena merubah paradigma itu tidak hal yang mudah. Smooth
itu artinya mengedukasi, mempersuasi, sehingga mereka merasa tidak
terpaksa, dengan menyampaikan hal-hal yang sifatnya positif atau
bermanfaat bagi pelanggan sendiri dan masyarakat.”
Jadi pentingnya membuat strategi komunikasi dalam program
registrasi ini adalah untuk memberikan kesadaran (awareness) kepada
masyarakat bahwa mereka juga harus melakukan registrasi atau
mendaftarkan dirinya ke operator, sama halnya dengan pengguna kartu
pascabayar. Dengan demikian tujuannya adalah agar masyarakat sadar
63
untuk melakukan registrasi. Ini suatu perubahan paradigma baru, dan
harus dilakukan secara smooth dengan mengedukasi, mempersuasi
sehingga masyarakat tidak merasa terpaksa melakukannya. Dalam
mengedukasi dan mempersuasi masyarakat disampaikan hal-hal yang
sifatnya positif atau bermanfaat bagi pelanggan sendiri dan
masyarakat.
Dalam membuat rencana dan program (strategi) terlebih dahulu
ditetapkan khalayak yang akan dituju. Berdasarkan hasil wawancara
dengan GM Corporate Communications, khalayak yang dituju dalam
melakukan strategi komunikasi untuk program registrasi ini yakni:
“Khalayak yang dituju adalah khalayak yang menggunakan kartu
prabayar, tetapi pengguna kartu prabayar itu sendiri sekarang
segmennya sendiri ada pada tingkat middle sampai lower gitu ya,
artinya hampir segmentasinya merata. Pada tingkat antar segmentasi
seperti itu sebenarnya kita bisa melakukan suatu komunikasi kepada
seluruh khalayak, artinya segmentasi yang atas bahkan anak-anak.
Karena dengan menyadarkan semua komponen segmentasi itu paling
tidak bahwa tujuan dari registrasi itu sampai kepada seluruh segmen
anak-anak, dan mereka yang tahu pun bisa menganjurkan kepada
segmen pengguna prabayar itu untuk meregistrasikan, artinya saling
mengingatkan.”
Jadi khalayak yang dituju atau public program adalah khalayak
yang menggunakan kartu prabayar, dan merata hampir kepada semua
segmen.
Sedangkan media yang dipilih oleh Corporate Communications
dalam menyampaikan program-program komunikasi hampir di semua
media nasional, baik cetak maupun media elektronik.
64
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suryo mengenai
media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak
adalah sebagai berikut:
“Media massa. Media massa keseluruhan, karena media massa itu
kan menjangkau puluhan bahkan ratusan juta pemirsa dan pembaca.
Saat berbicara teknis memang TV sangat efektif, karena TV
merupakan teknologi audio, visual, semua muncul disitu. Tetapi tidak
semua lapisan segmen kita terjangkau oleh TV. Ada daerah-daerah
yang terjangkau oleh radio, ya macem-macem… Jadi ya…sebenarnya
media secara keseluruhan. Media elektronik sering akan lepas kalau
kita tidak tune-in disitu, kalau media cetak setiap saat kebaca kebawa,
radio juga punya segmen sendiri…pada saat orang membuang waktu
di jalan dengerin radio dan di rumah juga.”
Begitu
pula
halnya
disampaikan
oleh
staf
Corporate
Communications, Ojied, yakni dengan hasil wawancara berikut:
“Oh iya, yang pasti media elektronik dan cetak, kalau kita
mengkategorikan media itu lebih segmented, kalau yang general
seperti: Kompas, Pikiran Rakyat, Media Indonesia, Suara Pembaruan,
ada lagi yang spesifik untuk telekomunikasi seperti: T&T, Pulsa, Tren
Digital, Digicom, itu namanya media Telko. Ada lagi yang kaitannya
dengan lifestyle, seperti FHM, Cosmopolitan, ada lagi media
berdasarkan umur contoh untuk teenagers, seperti Gadis, Aneka, dll.”
Menurut
Bapak
Azis
Fuedi,
strategi
komunikasi
dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran adalah sebagai berikut:
“Pada saat kita berbicara strategi itu bisa bermacam-macam
artinya bisa melakukan suatu komunikasi melalui media massa, juga
bisa melakukan komunikasi melalui forum-forum tertentu, melalui
seminar, juga melalui komunikasi dalam hal ini melakukan suatu
placement, iklan layanan masyarakat di berbagai media massa
maupun talkshow di radio maupun televisi.”
Strategi
yang
dilakukan
bermacam-macam
yakni
dengan
melakukan suatu komunikasi melalui media massa, komunikasi
melalui forum-forum tertentu seperti seminar, dan juga melakukan
65
komunikasi dengan membuat iklan layanan masyarakat diberbagai
media massa juga dengan melakukan talkshow di radio ataupun
televisi.
Hal ini dibenarkan oleh Manager Corporate Communications,
Bapak Suryo Adiyanto dalam hasil wawancara sebagai berikut:
“Sama, artinya kalau kita berbicara program press release ya kita
bikin suatu press release, kita distribusi kepada mereka, baik itu
bertemu dengan wartawan atau by email. Kerjasama dengan mereka
bagaimana mengemas suatu pesan dimana kita mensosialisasikan,
mempersuasi mereka untuk registrasi dalam bentuk sharing session.
Placement jelas akan kita lakukan di beberapa media yang kita
harapkan sudah mewakili berbagai lapisan atau segmentasi
pelanggan kita.”
Strategi dituangkan dalam tindakan-tindakan seperti membuat
program press release kepada wartawan. Kemudian bekerjasama
dengan
wartawan
dalam
melakukan
sharing
session
guna
menyosialisasikan dan mempersuasi masyarakat untuk melakukan
registrasi. Tindakan lain yakni dengan melakukan placement di
beberapa media yang diharapkan sudah mewakili berbagai lapisan atau
segmentasi pelanggan.
Pernyataan diatas juga dibenarkan oleh cross checker yang dalam
hal ini adalah pelanggan TELKOMSEL, media, masyarakat, dan salah
satu staf bagian Corporate Communications.
Berikut adalah pernyataan dari Moch. Drajat, salah seorang
pelanggan prabayar TELKOMSEL mengenai program komunikasi
yang dilakukan Telkomsel dalam rangka menyosialisasikan program
registrasi kartu prabayar:
66
“Menurut saya semua operator seperti Indosat, Excelcom, Flexy,
ataupun Esia memiliki cara dan porsi yang sama dalam hal
mengkomunikasikan pelanggan untuk meregistrasikan kartu
prabayarnya. Seperti melalui Print Ad di media cetak, pemasangan
spanduk dan banner. Ataupun melalui SMS Broadcast kepada
pelanggannya. Telkomsel telah melakukan promo ke masyarakat atau
sosialisasi melalui SMS Broadcast, banner – banner atau spanduk.
Print Ad di media cetak, dan juga melalui One Hour Session di Radio.
Selain itu pada saat membeli starter pack, dealer akan
mengedukasikan kepada pelanggan untuk melakukan registrasi.”
Selain itu pernyataan dari salah satu media atau wartawan bernama
Doni Ismanto dari media Suara Pembaruan, juga menguatkan
kebenaran strategi/ program komunikasi yang disusun oleh Corporate
Communications, yakni:
“Ya, seperti edukasi di mal-mal atau melalui promosi iklannya”
Kemudian dari masyarakat yang bukan pengguna kartu prabayar
TELKOMSEL, Diesa Edina mengemukakan hal sebagai berikut:
“Mereka memberikan pemberitahuan kepada para pengguna
Telkomsel melalui media massa untuk segera meregistrasi kartunya
dengan mengisi biodata lengkap yang dikirim melalui SMS.”
Pernyataan ini juga didukung kebenarannya oleh salah satu staf
Corporate Communications, Ojied dengan kutipan:
“Pastinya iya, intinya…strategi komunikasi program registrasi
prabayar ini adalah edukasi, itu kata kuncinya. (Edukasinya apa
saja?) Edukasinya…Pertama untuk media, kita kasih mereka dokumen
terkait mengenai update: cara-cara untuk melakukan registrasi,
gimana aja, bisa dilakukan dimana aja, terus kemudahankemudahannya apa aja, itu berupa/ dalam bentuk press release.
Terus… kalau untuk langsung ke masyarakatnya ada roadshow dalam
bentuk talkshow yang difasilitasi oleh Depkominfo untuk sosialisasi
registrasi prabayar tersebut. (Di kota mana aja roadshownya?) di kota
Jakarta, Makassar, Surabaya, Medan, Banjarmasin, dan Bandung.
67
(Itu aja? Ada lagi program yg kamu tau?) … Iklan kuping yang pasti
iya, advertorial di beberapa media…ada juga sharing session.”
Dalam menyusun perencanaan serta program komunikasi yang
efektif agar pesan dapat sampai kepada khalayak sasaran, berikut
kutipan yang disampaikan oleh Bapak Azis Fuedi:
“Bagaimanapun suatu pesan harus sampai kepada masyarakat
dan dimengerti, dan mengena. Artinya membuat segmen yang kita
sasar itu melakukan suatu action haruslah membuat suatu informasi
yang memang berlatar belakang kebijakan ini, dalam artian
memberikan suatu kemanfaatan kepada masyarakat banyak yaitu
termasuk pelanggan itu sendiri, dan kemudahan cara meregistrasikan
itu sendiri, dalam hal ini disampaikan kepada masyarakat sehingga
mereka benar-benar merasa bahwa tidak dipersulit karena mengingat
jangka waktu waktu itu hanya enam bulan kemudian diperpanjang lagi
bagi yang sudah masuk tapi belum lengkap harus melengkapi, dan
setelah kita mengetahui tentang message nya sendiri hampir sama
semua program komunikasi efektif tadi melalui press conference,
melalui release. Sebenarnya jika pesannya ingin efektif maka
pesannya itu harus mengacu pada kepentingan masyarakat banyak
termasuk pelanggan itu sendiri.”
Dengan demikian tujuan komunikasi adalah agar pesan dapat
sampai kepada masyarakat dan dimengerti, dan yang terpenting
masyarakat dapat melakukan suatu tindakan sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Hal ini dapat terjadi jika pesan tersebut dapat
memberikan manfaat kepada masyarakat, mudah untuk dilakukan serta
mengacu kepada kepentingan masyarakat banyak termasuk pelanggan
itu sendiri.
Agar pesan dapat mudah dimengerti oleh khalayak, berikut
penuturan
yang
Communications:
disampaikan
oleh
Manager
Corporate
68
“Prinsipnya seperti juga fungsi kita bagaimana kita harus bisa
membuat suatu pesan yang mudah bagi seluruh masyarakat, bahasa
yang bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Artinya
bagaimana pun ini adalah program pemerintah, kita sampaikan
bahwa dalam rangka mendukung program pemerintah terkait dengan
kewajiban registrasi prabayar, itu kita sampaikan, aturannya terdapat
pada Keputusan Menteri No.23/M.KOMINFO/10/2005. Kedua, kita
sampaikan bagaimana caranya mereka melakukan registrasi. Mereka
cukup mengetik DAFTAR, kirim ke 4444 dan mereka tinggal mengisi
data diri mereka terkait dengan nama, alamat, agama, tanggal lahir,
dsb. Selain melalui SMS kita juga sampaikan misalnya: melalui
website, melalui e-mail, melalui Call Center, melalui GraPARI.
Bahasanya yang common saja dan mudah dimengerti masyarakat.”
Menurut pernyataan Bapak Azis Fuedi strategi yang dilakukan oleh
Corporate Communications TELKOMSEL dibandingkan dengan apa
yang dilakukan oleh operator lain untuk menyukseskan program
registrasi kartu prabayar, adalah sebagai berikut:
“Sebenarnya hampir dibilang sama, karena sebenarnya kalo kita
berbicara program registrasi prabayar itu suatu program bukan dari
suatu operator tapi program pemerintah dimana posisi operator di
sini adalah mendukung, nah mendukung disini artinya semua akan
melakukan action yang hampir sama tetapi yang membedakan adalah
bagaimana suatu operator itu melakukan suatu komunikasi, edukasi,
persuasi, dalam tataran frekuensi yang lebih banyak dan konsisten, itu
yang membedakan, kita melihat lebih konsisten dan pemilihan mediamedia kita itu relatif kita anggap tepat mewakili segmentasi
prabayarlah paling enggak. Pesannya juga harus sama seperti yang
dinginkan oleh Pemerintah.”
Hal yang sama diungkapkan pula oleh Doni Ismanto, wartawan
dari Suara Pembaruan, berikut pernyataannya:
“Hampir mirip dengan Telkomsel memanfaatkan below the line
seperti yang telah disebutkan, uniknya operator lain berani
mengimingi dengan hadiah jika pelanggan melakukan registrasi
semacam program berhadiah. Telkomsel tidak. Operator yang
melakukan hal ini adalah Bakrie Telecom, Flexi, dan XL. Telkomsel
konsisten dengan himbauan pemerintah untuk tidak menjadikan
sosialisasi ini sebagai program Marketing. Berbeda dengan operator
lain yang justru menjadikan ini sebagai alat Marketing. Contoh XL
69
dengan memberikan bonus jika pelanggan melakukan registrasi. kan
sepertinya pelanggan mendaftar bukan karena kesadarannya.”
Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Moch. Drajat, dengan
kutipan sebagai berikut:
“Banyak operator yang menawarkan bonus bagi pelanggan yang
telah melakukan registrasi prabayar, seperti bonus pulsa yang
diberikan oleh Kejutan 28 XL, atau undian Motor, TV, Voucher, yang
diberikan oleh Bakrie apabila mendaftarkan kartu esianya. Yang
menurut saya akan menarik pelanggan untuk melakukan registrasi
kartu prabayarnya, dimana masyarakat Indonesia umumnya tertarik
apabila ditawarkan rewards – rewards seperti itu, apalagi tidak ada
cost yang dikeluarkan oleh pelanggan karena proses pendaftarannya
sendiri tidak berbayar.”
3. Bertindak dan Berkomunikasi (Penerapan)
Tahap selanjutnya setelah membuat rencana dan program (strategi)
adalah bertindak dan berkomunikasi. Setelah membuat perencanaan
program (strategi) tersebut maka Divisi Corporate Communications
menindaklanjuti program yang telah dibuat.
General Manager Corporate Communications, Bapak Azis Fuedi
mengemukakan kegiatan komunikasi yang dilakukan Divisi Corporate
Communications dalam menyampaikan pesan kepada khalayak
sasaran, adalah sebagai berikut:
“Satu, koordinasi dengan pemerintah bahwa apa sih yang
mendasari program registrasi ini sehingga kita bisa sampaikan
kepada masyarakat tentang tujuan dari registrasi itu. Yang kedua,
menyepakati bersama cara apa yang termudah untuk pelanggan
melakukan registrasi itu, dalam hal ini disepakati dengan cara SMS ke
4444, dan juga kita membuka akses yang lain diluar itu artinya bisa
melalui website terus juga bisa datang ke GraPARI kita dan juga bisa
melalui email atau mengisi brosur yang dikirim ke kita. Nah setelah
kita tahu seperti apa tujuannya, seperti apa cara dan mediasinya, kita
lakukan suatu program campaign dengan melakukan press conference.
70
Terus juga membuat suatu release yang kita harapkan bisa
disampaikan oleh teman-teman wartawan melalui media mereka.
Terus kita juga melakukan berbagai hal koordinasi dengan pemerintah
dengan operator lain melakukan roadshow program registrasi. Terus
iklan-iklan kuping dihalaman muka di berbagai media.”
Menurut Manager Corporate Communications, Bapak Suryo
Adiyanto, tindakan dan komunikasi yang dilakukan TELKOMSEL
adalah sebagai berikut:
“Yang pertama, kita melakukan hal yang sifatnya publikasi atau
pemberitaan dalam bentuk press release yang disampaikan kepada
teman-teman wartawan kita untuk ditulis sebagai berita. Kedua, kita
juga bekerjasama dengan kementrian Menkominfo untuk melakukan
sesuatu yang namanya roadshow prepaid register yang ada di 6 kota,
yaitu Jakarta (1 Februari 2006), Makassar (13 Februari 2006),
Surabaya (23 Februari 2006), Banjarmasin (3 Maret 2006), Medan
(13 Maret 2006) dan Bandung (24 Maret 2006). Di roadshow itu kita
mensosialisasikan dalam hal ini pemerintah dengan seluruh operator
ke daerah-daerah. Yang ketiga, kita juga melakukan hal yang sifatnya
edukasi dalam bentuk placement, misalnya: iklan kuping di berbagai
media massa, baik itu harian, mingguan seperti tabloid dan juga
majalah. Kita juga melakukan edukasi dalam bentuk kerjasama
dengan salah satu media, dalam hal ini tempo, membuat seperti rompi
yang berjudul “peduli pengecer”, karena sbenernya akan dipakai
seluruh pengecer dari seluruh distribusi tempo di jalan-jalan. Disitu
juga kita tuliskan edukasi tentang registrasi prabayar kita di rompi itu.
Kita juga ada radio talkshow seperti di MS Tri FM yang bertema
“Registrasi Prabayar”, lalu ada TV talkshow dengan nama acara
“Registrasi Prabayar di Bandung”, “Registrasi Prabayar di Banten”,
dll yang disiarkan oleh stasiun TVRI, Banten TV, TPI, dll.”
Pernyataan diatas juga dibenarkan oleh cross checker yang dalam
hal ini adalah pelanggan TELKOMSEL, media, masyarakat, dan salah
satu staf divisi Corporate Communications.
Berikut adalah pernyataan dari Moch. Drajat, salah seorang
pelanggan prabayar TELKOMSEL mengenai program komunikasi
71
yang telah dilakukan Telkomsel dalam rangka menyukseskan program
registrasi kartu prabayar:
“Melalui Print Ad di media cetak, pemasangan spanduk dan
banner. Ataupun melalui SMS Broadcast kepada pelanggannya.
Telkomsel telah melakukan promo ke masyarakat atau sosialisasi
melalui SMS Broadcast, banner – banner atau spanduk. Print Ad /
iklan di media cetak, dan juga melalui One Hour Session di Radio.
Selain itu pada saat membeli starter pack, dealer akan
mengedukasikan kepada pelanggan untuk melakukan registrasi.”
Selain itu pernyataan dari salah satu media atau wartawan bernama
Doni Ismanto dari media Suara Pembaruan, juga menguatkan
kebenaran strategi/ program komunikasi yang dilakukan oleh
Corporate Communications, yakni:
“Ya, seperti edukasi di mal-mal atau melalui promosi iklannya.
Telkomsel melakukan promo Public Service Ad, kegiatan below the
line lebih dominan, seperti pameran di mall, press conference atau
seminar.”
Kemudian dari masyarakat yang bukan pengguna kartu prabayar
TELKOMSEL, Diesa Edina mengemukakan hal sebagai berikut:
“Mereka memberikan pemberitahuan kepada para pengguna
Telkomsel melalui media massa untuk segera meregistrasi kartunya
dengan mengisi biodata lengkap yang dikirim melalui SMS.”
Dalam mengimplementasikan strategi komunikasi kepada khalayak
sasaran, GM Corporate Communications terlibat langsung yakni
dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah dan operator lain
72
serta melakukan update registrasi prabayar dari hari ke hari. Berikut
hasil wawancara dengan GM Corporate Communications, Bapak Azis
Fuedi mengenai siapa saja yang mengimplementasikan strategi
komunikasi yang telah disusun:
“Semua jajaran Corporate Comunication Telkomsel, baik yang
ada di kantor pusat maupun yang ada di area dan regional, pesannya
juga sama pada saat yang bersamaaan juga akan menyampaikan hal
yang sama karena apa yang disampaikan di kantor pusat itu juga
harus sama persis dengan ada di regional.”
Bapak Suryo Hadiyanto, Manager Corporate Communications
menguatkan pernyataan Bapak Azis Fuedi tentang pihak-pihak yang
terlibat dan pihak-pihak yang bekerjasama dengan Divisi Corporate
Communications dalam menyukseskan program registrasi prabayar,
yakni sebagai berikut:
“Di Internal, semua hal yang terkait dengan prepaid registration
pasti harus berhubungan dengan Corporate Communications. Dari
sisi IT, dari sisi Marketing yakni iklan, maupun Divisi CRM yang
kebetulan pilot project-nya sangat terkait dengan kita, bagaimana kita
bersinergi untuk mengkomunikasikannya. Kalau dari sisi luar ya pasti
dengan pemerintah bagaimana bersama-sama mensosialisasikan
dengan seluruh operator tekomunikasi karena mereka mempunyai
kepentingan yang sama. Dengan wartawan sebagai mitra kita untuk
menyampaikan edukasi tentang prepaid register ini. Bahkan mitra
dealer juga sangat berpengaruh, kadang-kadang sambil jalan di
outlet-outlet, kita menanyakan mereka sudah tahu atau belum tentang
itu, kadang-kadang kita berkomunikasi dengan mereka.”
Hal ini juga dibenarkan oleh cross checker, dengan informasi dari
wartawan
harian
Suara
Pembaruan,
Doni
Ismanto
yang
mengemukakan bahwa media nya dilibatkan dalam pemuatan berita
mengenai prepaid registration oleh TELKOMSEL.
73
Selain itu, staf Divisi Corporate Communications, Ojied juga
membenarkan pernyataan dari Bapak Suryo Adiyanto mengenai pihakpihak yang terlibat dalam program komunikasi yang dilakukan
Corporate Communications, dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“Banyak sih pihak-pihak yang terlibat, internal dan eksternal,
internal kita kerjasama dengan CRM (Customer Relation
Management), Marketing, bagian IT untuk menyediakan provisioning
datanya. Kalau gw sih berfikirnya semua pihak terlibat ya, sampai ke
Customer Service itu terlibat lho, cuman ini masalah terlibat secara
langsung atau tidak langsung. Kalau kerjasama dengan internal udah
pasti dengan semua pihak baik secara langsung atau tidak langsung.
Kalau untuk eksternal tinggal dibagi aja kategorinya, kita kerjasama
dengan Regulator dalam hal ini BRTI, Pemerintah dalam hal ini
Depkominfo…terus kita kerjasama dengan media yang pasti.”
4. Mengevaluasi Program (Penilaian)
Setelah melakukan analisis situasi, membuat rencana dan program
(strategi), kemudian melakukan tindakan dan komunikasi, maka
langkah terakhir adalah mengevaluasi program.
Dalam mengevaluasi program tidak dilakukan penilaian persiapan,
atau dengan kata lain tidak ada evaluasi dalam perencanaan program.
GM Corporate Communications menuturkan mengenai hasil dari
strategi komunikasi yang telah dibuat, yaitu:
“Kalau kita lihat, sampai batas waktu 28 April itu, paling tidak
tadinya kita mengharapkan pencapaian ideal yaitu maksimal 80%,
tapi yang kita capai lebih dari itu, artinya bahwa program komunikasi
dalam bentuk edukasi, persuasi telah sampai ke masyarakat dan
masyarakat dengan suka hati melakukan registrasi prabayarnya, nah
kalo kita melihat angka itu mencapai hampir 85% itu sudah angka
yang sangat besar buat kita karena target ideal kita 80% .”
74
Kemudian beliau menambahkan bahwa dengan strategi komunikasi
yang dibuat, pesan sudah sampai ke khalayak dengan baik. Berikut
pernyataannya:
“Kalau kita melihat dari persentasi yang dicapai, 85% atau
melebihi target dari 80% itu sudah sangat tinggi gitu ya… karena
kalau kita liat di Indonesia sendiri dikasih waktu cuman beberapa
bulan, nggak ada sbenernya 6 bulan itu, dari April itu…sekitar 4-5
bulan itu sangatlah pendek dengan luasnya geografis di Indonesia dan
jumlah pengguna selular di Indonesia. Karena seperti di Singapura
sendiri membutuhkan setahun yang kotanya sangat kecil, cuman satu
Bekasi gitu… nah dengan pencapaian segitu saya pikir sudah cukup
besar, artinya informasi atau pesan yang ingin kita sampaikan dapat
dengan baik sampai kepada khalayak yang mau kita sasar.”
Hal ini dibenarkan oleh Manager Corporate Communications,
Bapak Suryo Adiyanto dalam wawancara sebagai berikut:
“Angka di kita itu angka yang melebihi ideal. Jadi ideal itu antara
80-85 %. Kita sudah sampai 92%. Artinya bahwa biasanya range 15%
itu adalah range mereka yang menggunakan sebagai collect card.
Artinya memang tidak didaftar, dipakai dibuang dipakai dibuang. Ya,
dengan angka 92% ini sbenernya kita sudah melebihi dari angka
ideal, gitu…artinya sudah jauh lebih bagus daripada yang kita
perkirakan. Sisanya memang sudah kita predikasi mereka tidak
meregistrasi karena mereka menggunakan kartu-kartu sebagai collect
card saja, bukan karena mereka tidak mau mendaftar…”
Bapak Suryo Adiyanto menuturkan mengenai strategi komunikasi
yang telah dilaksanakan dengan kesuksesan program registrasi
prabayar, yaitu:
“Insyaallah, data terakhir sudah mencapai 25,2 juta dari jumlah
pelanggan 27 juta, jadi sekitar 92% sudah registrasi. Saya pikir suatu
angka yang cukup bagus ya, artinya sangat ideal untuk pelanggan
kita, diliat dari jumlah pelanggan kita yang termasuk paling besar
dari antara operator lain, pelanggan kita kan 27 juta, sedangkan yang
registrasi 25,2 juta… jadi sudah baguslah.”
75
Pernyataan tadi juga dibenarkan oleh staf Divisi Corporate
Communications, Ojied, dengan penuturan sebagai berikut:
“Udah pasti iya... kalau kita bicara mengenai traffic registrasi,
tanggal 28 April kita bisa meregistrasikan sebesar 92% dari
pelanggan prabayar kita. Dua minggu terakhir sebelum batas akhir,
traffiknya sangat padat, kita bisa lihat di grafik kurvanya, disitu ada
laporan pelanggan yang registrasi per minggunya… dan trafficnya
paling hebat ada pada dua minggu terakhir sebelum 28 April 2006.”
Kemudian Bapak Azis Fuedi menjelaskan mengenai metode yang
dipakai untuk mengevaluasi strategi komunikasi yang telah dijalankan
Divisi Corporate Communications:
“Ya sebenarnya kita cuman berupaya untuk melakukan komunikasi
melalui berbagai media, melalui berbagai forum.. hmm… disitu kita
melihat langsung kita compile dengan sejauh mana perkembangan
dari pertumbuhan pelanggan yang melakukan registrasi, ternyata
seiring dengan kita melakukan suatu komunikasi kepada masyarakat
pertumbuhan tingkat registrasi juga seiring dengan itu, artinya bahwa
kita melihat kalau itu dijadikan sebagai metode evaluasi ya masih
dalam metode evaluasi yang sederhana saja tetapi bisa
menggambarkan bahwa apa yang kita lakukan itu memberikan hasil
yang cukup menggembirakan. Bisa juga dari grafik, artinya kita
melakukan komunikasi sejauh mana, karena kita juga bekerjasama
dengan media-media disana, misalnya dalam 2 minggu ini kita
melakukan komunikasi setiap hari untuk edukasi itu. Nah ternyata
emang perkembangannya dalam 2 minggu itu juga signifikan terhadap
pertumbuhan tingkat registrasi kita.”
Sedangkan menurut pendapat Bapak Suryo Adiyanto, metode
evaluasi
yang
dipakai
dalam
program
komunikasi
untuk
menyukseskan registrasi prabayar adalah sebagai berikut:
“Tidak ada, cuman kita lihat aja, edukasi kita lakukan, bagaimana
pertumbuhan dari sisi pada saat kita melakukan suatu edukasi, ada
trend kenaikan gak dari sisi registrasi, trus sampe akhirnya kita
mendapatkan angka itu, artinya sederhana aja tidak melalui suatu
proses. Jadi dilihat dari pertumbuhan dari orang yang melakukan
registrasi. Artinya mereka sudah aware, mereka sudah teredukasi dan
mereka mau melakukan action untuk meregistrasikan kartu prabayar.”
76
Jadi evaluasi hanya dilihat dari pelaksanaan sampai program
komunikasi tersebut dilakukan, yakni dengan melihat data, angka
kenaikan atau pertumbuhan dari pelanggan yang melakukan registrasi.
Menurut Bapak Azis Fuedi, jangka waktu untuk mengevaluasi
strategi komunikasi dilakukan setiap minggu (weekly), sejauh mana
informasi yang dilakukan per minggu menghasilkan suatu tambahan
tingkat registrasi di minggu berikutnya.
Menurut cross checker yang diwawancara, program strategi
komunikasi yang telah dilakukan Divisi Corporate Communications
TELKOMSEL sudah baik dan hasilnya memuaskan. Berikut
pernyataan dari pelanggan TELKOMSEL, Moch. Drajat ketika ditanya
pendapatnya tentang hal ini:
“Strategi tersebut menurut saya sudah cukup, hanya saja kurang
mengakomodir perilaku masyarakat dimana masyarakat Indonesia
lebih tertarik pada effort on rewards. Sedangkan Telkomsel sampai
saat ini belum pernah memberikan rewards apapun apabila pelanggan
melakukan registrasi data kartu prabayarnya”
Kemudian ia menambahkan mengenai evaluasi pesan yang
dikomunikasikan oleh TELKOMSEL:
“Saya cukup mengerti apa yang harus dilakukan, bagaimana cara
untuk meregistrasikan, dan kenapa kita harus meregistrasikan data
untuk kartu prabayar kita dari pesan – pesan yang telah disampaikan
oleh Telkomsel.”
Hal ini dibenarkan oleh cross checker yang lain yaitu Ojied, salah
satu staf di Divisi Corporate Communications:
77
“Menurut gw sih udah baik gitu, karena intinya yang dilakukan
disini adalah edukasi, tapi edukasinya tidak hanya sebatas
edukasi…kita melakukan edukasi yang komprehensif, tidak hanya
mengajarkan orang lain untuk ikut registrasi tapi kita menyediakan
pilihan yang nyaman bagi mereka, yang mana paling baik, dan mereka
sukanya apa…kalau untuk di kantor bisa lewat internet, bisa melalui
e-mail, bisa lewat SMS ke 4444, kalau tidak mau keluar biaya bisa
melalui web browsing yaitu langsung bisa klik di situs kita…Ketika
mereka sukanya phone call, tinggal menghubungi 111 dari
kartuHALO atau 116 dari simPATI dan Kartu As, dan itu gratis. Bisa
juga mendatangi GraPARI langsung isi formulir. Ini sebenarnya
komprehensif kan, itu kan dari segi kenyamanan, terus dari segi
edukasinya itu yang tadi… kita adakan roadshow, kita sisipkan pesanpesan untuk menyukseskan registrasi dari setiap acara perusahaan.
Jadi menurut gw sudah komprehensif.”
Meskipun demikian dari hasil yang sudah dicapai, rencana strategi
Corporate Communications selanjutnya untuk menyukseskan program
registrasi
prabayar,
berikut
penuturan
dari
GM
Corporate
Communications:
“Setelah registrasi kita mencoba melakukan validasi. Nah disitu
sebenarnya seiring dengan validasi kita juga punya suatu komunitas
yang memang data-datanya relatif valid sehingga kita coba
kembangkan juga bahwa mereka yang jangan cuman sampai berhenti
di registrasi, cuman setelah registrasi jadilah sekaligus member
seperti simPATIzone dan Gen’Asik sehingga mereka mendapatkan
benefit lebih. Dan dengan masuk ke simPATIzone dan Gen’Asik itu
paling nggak mereka mendapatkan sesuatu nilai tambah dan ikhlas
memberikan suatu data yang memang valid. Kita kearah validasi lagi,
jadi strateginya tidak mengajak untuk meregistrasi tapi mengajak
untuk lebih melengkapi dan memberikan data yang valid. Itu
sebenarnya strateginya.”
78
Tabel 3
Langkah-langkah Empat Proses Hubungan Masyarakat Divisi Corporate
Communications dalam Menyukeskan Program Registrasi Prabayar
Hasil triangulasi untuk
memperlihatkan
konsistensi
No
Langkahlangkah
1.
Mendefinisikan
Langkah pertama ini PR Masyarakat
Masalah
harus mencari tahu apa pelanggan kartu prabayar
(Analisis
yang
Situasi)
menentukan
Kegiatan
untuk TELKOMSEL
terjadi
langkah bukan
baik
maupun
pelanggan
dalam TELKOMSEL, dan juga
selanjutnya
program. media menyadari serta
merencanakan
Corporate mengetahui akan adanya
GM
Communications
program dari pemerintah
mendefinisikan
mengenai registrasi kartu
permasalahan yang terjadi prabayar ini.
yaitu
adanya
ketetapan
suatu
kebijakan
pemerintah
yang
mengharuskan
pelanggan
prabayar
melakukan
registrasi ke nomor 4444.
Oleh karena itu semua
operator
selular
harus
79
mendukung dan berupaya
untuk memberikan edukasi
dan
informasi
mengenai
program pemerintah ini.
2.
Membuat
Rencana
selanjutnya Menurut cross checker
Langkah
mengetahui baik dari media, maupun
dan setelah
Program
masalah
(Strategi)
situasi)
(menganalisis dari
staf
Corporate
dibuat Communications sendiri
dapat
program membenarkan
perencanaan
bahwa
untuk media yang digunakan
(strategi)
menentukan
tindakan adalah media massa, baik
selanjutnya.
Dalam media elektronik maupun
membuat rencana, media media cetak.
yang dipilih oleh Corporate Salah
pelanggan
dalam TELKOMSEL,
Communications
menyampaikan
satu
program- masyarakat,
serta
komunikasi staf
program
media,
dari
Corporate
hampir di semua media Communications
nasional, baik media cetak menjelaskan
maupun
elektronik,
dan strategi yang dilakukan
khalayak sasarannya adalah TELKOMSEL
pelanggan
TELKOMSEL.
bahwa
prabayar melalui
Print
yakni
Ad
di
media cetak, One Hour
80
Strategi
yang
dilakukan Session di radio, dan juga
Corporate edukasi di mal-mal atau
oleh
adalah melalui
Communications
promosi
iklan
sebagai berikut:
terutama di media massa.
1. Melalui media massa
Selain itu ada lagi media
2. Press release
lain yaitu media ruang
3. Melalui
forum-forum yang digunakan untuk
tertentu,
seperti menyosialisasikan
seminar,
sharing program
antara
session.
registrasi
lain
Iklan banner,
4. Placement/
ini
spanduk,
melalui
SMS
layanan masyarakat di Broadcast, dan melalui
beberapa media
5. Talkshow
di
maupun televisi
para dealer-dealer resmi
radio TELKOMSEL.
Strategi
komunikasi
registrasi
prabayar
merupakan edukasi yang
dilakukan kepada media
dalam
bentuk
release
juga
press
kepada
masyarakat dalam bentuk
roadshow,
sharing
session, talkshow untuk
81
sosialisasi
registrasi
prabayar,
serta
iklan/
advertorial di beberapa
media.
3.
Bertindak
dan Langkah
adalah Program
ketiga
pelaksanaan yang
Komunikasi
telah
Berkomunikasi
mencakup
(Penerapan)
program yaitu tindakan dan TELKOMSEL
komunikasi
telah sama
yang
hampir
seperti
yang
Corporate diungkapkan oleh cross
dirancang
Communications
sebagai checker, yakni:
1. Iklan
berikut:
1. Melakukan
koordinasi
2. Menyepakati
yang
dan
pemberitahuan
bersama 2. Press Conference
termudah 3. Seminar
untuk
pelanggan 4. Talkshow
melakukan
registrasi, 5. Melalui dealer
cukup Selain
pelanggan
mengetik DAFTAR, dan strategi
mengirim
di
berbagai media massa
dengan pemerintah.
cara
dilakukan
SMS
itu
ada
lain
pula
yang
ke dilakukan yaitu:
nomor 4444 dan mereka 1. Pemasangan spanduk
tinggal mengisi data diri
dan
banner
mereka terkait dengan
promosi iklannya.
dan
82
nama, alamat, agama, 2. Melalui
tanggal lahir, dsb. Selain
TELKOMSEL membuka
lain
misalnya:
melalui website, melalui
e-mail,
melalui
Center,
Call
melalui
GraPARI, dll.
3. Melakukan
hal
yang
sifatnya publikasi atau
pemberitaan
dalam
bentuk press release, dan
program
campaign
dengan press conference.
4. Melakukan
program
roadshow
registrasi
di
beberapa daerah, atau
disebut
roadshow
prepaid register yang ada
di 6 kota, yaitu Jakarta
(1
Broadcast
SMS, 3. Edukasi, pameran di
melalui
akses
SMS
Februari
2006),
Makassar (13 Februari
mal-mal
83
2006),
Surabaya
Februari
(23
2006),
Banjarmasin (3 Maret
2006), Medan (13 Maret
2006) dan Bandung (24
Maret 2006)
dengan
mengikutsertakan
wartawan.
5. Melakukan
edukasi
dalam bentuk placement
misalnya
iklan-iklan
kuping di halaman muka
di berbagai media massa
baik
itu
harian,
mingguan seperti tabloid
dan juga majalah.
6. Radio talkshow dan TV
talkshow seperti radio
talkshow di MS Tri FM
yang bertema “Registrasi
Prabayar”, lalu ada TV
talkshow dengan nama
acara
“Registrasi
84
Prabayar di Bandung”,
“Registrasi Prabayar di
Banten”,
dll
disiarkan
yang
oleh stasiun
TVRI, Banten TV, TPI,
dll.
7. Kerjasama dengan media
dalam hal ini Tempo,
membuat seperti rompi
yang berjudul “peduli
pengecer”, dan dipakai
seluruh
pengecer
dari
seluruh distribusi Tempo
di jalan-jalan.
8. Melalui para dealer, dll.
4.
program Menurut cross checker,
Mengevaluasi
Mengevaluasi
Program
adalah langkah terakhir dari program
(Penilaian)
proses
PR.
mengevaluasi
strategi
Dalam komunikasi yang telah
program dilakukan
Divisi
Corporate Communications Corporate
melihat hasil dari program Communications
strategi komunikasi yang TELKOMSEL
telah dilakukan. Hasil yang baik
dan
sudah
hasilnya
85
didapat memuaskan karena memuaskan.
pelanggan yang melakukan
registrasi mencapai hampir
85%
dari
jumlah
pelanggan, hal ini melebihi
target yang telah ditetapkan
yakni 80%. Metode yang
digunakan
untuk
mengevaluasi strategi yang
telah
dengan
dijalankan
adalah
melihat
grafik
perkembangan
pertumbuhan
dari
pelanggan
yang melakukan registrasi.
Jangka
waktu
untuk
mengevaluasi
dilakukan
setiap
minggu
(weekly),
sejauh
mana
informasi
yang dilakukan per minggu
menghasilkan
suatu
tambahan tingkat registrasi
di minggu berikutnya.
86
4.3
Analisa Data
Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk
mencari hubungan antara teori/ konsep yang ada dengan hasil penelitian
yang diperoleh. Dengan adanya analisa data ini, penulis akan menguraikan
analisis hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara tak berstruktur dan
data-data yang lain sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai Strategi Komunikasi Divisi Corporate Communications PT.
TELKOMSEL dalam menyukseskan program pemerintah mengenai
registrasi pelanggan prabayar.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Divisi
Corporate
Communications
dalam
menjalankan
tugasnya
untuk
menyukseskan program pemerintah mengenai registrasi pelanggan
prabayar berperan mengedukasi dan menyosialisasikan kepada seluruh
pelanggan agar berperan serta dalam program registrasi prabayar.
Kedudukan Divisi Corporate Communications dalam struktur
organisasi perusahaan berada di bawah Sub Direktorat Corporate
Secretary, sedangkan Sub Direktorat Corporate Secretary berada langsung
di bawah Direktur Utama. Dengan kedudukan sperti ini, maka Divisi
Corporate Communications dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tidak
perlu melalui berbagai macam prosedur yang menyulitkan untuk dapat
sampai ke Direktur, dan Divisi Corporate Communications dapat
menyampaikan sesuatu melalui Corporate Secretary atau yang biasa
87
disebut dengan Sekretaris Perusahaan. Dengan demikian Divisi Corporate
Communications dapat bekerja lebih efektif dan efisien.
Dalam menyukseskan program registrasi kartu prabayar di PT
TELKOMSEL diperlukan strategi komunikasi yang efektif. Suatu teori
yang disusun melalui empat (4) langkah proses kerja PR bertujuan untuk
membantu tugas PR dalam upaya pemecahan masalah yang dalam hal ini
adalah memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
program registrasi kartu prabayar yang dicanangkan oleh pemerintah
melalui strategi pesan yang baik.
Divisi Corporate Communications menerapkan empat (4) langkah
proses kerja PR berdasarkan teori Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan
Glen M. Broom atau disebut “Fourstep Problem-Solving Process”.
Langkah pertama yaitu Mendefinisikan Masalah (Analisis
Situasi) merupakan langkah awal yang dilakukan Divisi Corporate
Communications dalam proses kerja tersebut. Langkah pertama ini
termasuk penyelidikan, pemeriksaan dan mengawasi pengetahuan, opini,
tingkah laku, dan perbuatan yang berhubungan dan mempengaruhi
tindakan serta kebijakan organisasi. Mendefinisikan masalah (analisis
situasi) adalah mencari informasi apa yang terjadi saat ini. Menurut hasil
penelitian dalam menganalisis situasi yang terjadi adalah adanya suatu
ketetapan kebijakan pemerintah (melalui Peraturan Menkominfo Nomor
23/M.KOMINFO/10/2005) yang mengharuskan pelanggan prabayar
melakukan registrasi ke nomor 4444. Oleh karena itu operator selular
88
harus mendukung dan berupaya untuk memberikan edukasi dan informasi
mengenai program pemerintah ini. Berbagai upaya harus dilakukan
operator guna menyukseskan program registrasi kartu prabayar, baik usaha
operator yang bersangkutan atau melalui kerjasama antar operator dan
pemerintah.
Langkah
Divisi
Corporate
Communications
dalam
menganalisis situasi sesuai dengan teori kehumasan yang ada. Dan hasil
dari analisis tersebut yaitu adanya kebijakan baru pemerintah mengenai
keharusan pelanggan prabayar untuk meregistrasikan kartunya, sehingga
ini merupakan tugas setiap operator untuk menyukseskan program
tersebut, serta mengedukasi dan menyosialisasikan program ini kepada
masyarakat. Hal ini tentu mempengaruhi tindakan dan kebijakan
perusahaan. Dari hasil penelitian, masyarakat menyadari serta mengetahui
akan adanya program dari pemerintah mengenai registrasi kartu prabayar.
Langkah Kedua yaitu membuat rencana dan program (strategi)
yaitu membuat keputusan mengenai publik program, tujuan, tindakan, dan
strategi, taktik dan tujuan komunikasi. Rencana dan program (strategi)
untuk menyukseskan program registrasi prabayar disusun oleh GM
Corporate Communications TELKOMSEL, yaitu Bapak Azis Fuedi.
Corporate
Communications
dalam
membuat
perencanaan
menekankan bahwa pesan (message) harus sampai kepada khalayak yang
dituju, maka message setidaknya memuat 7’C komunikasi.
Dalam menyusun rencana dan program (strategi), khalayak yang
dituju adalah khalayak yang menggunakan kartu prabayar, dan merata
89
hampir kepada semua segmen. Komunikasi juga disesuaikan dengan
kesanggupan khalayak (Capability of the Audience). Sedangkan media
yang dipilih oleh Corporate Communications dalam menyampaikan
program-program komunikasi hampir di semua media nasional, baik cetak
maupun media elektronik. Hal ini sesuai dengan salah satu 7 (tujuh) C
komunikasi hubungan masyarakat yang harus diperhatikan yaitu Channels
(Saluran). Saluran komunikasi yang dipilih adalah saluran yang selektif
yang diperlukan untuk mencapai publik sasaran.
Berdasarkan hasil penelitian baik dengan GM Corporate
Communications, Manager External Corporate Communications, serta
dari cross checker yakni masyarakat, pelanggan kartu prabayar
TELKOMSEL,
media,
serta
salah
satu
staf
divisi
Corporate
Communications, rencana dan program (strategi) komunikasi yang
dilakukan oleh divisi Corporate Communications adalah dengan membuat
press release dan dimuat di berbagai media massa, melalui forum-forum
tertentu yaitu seminar, sharing session, juga melalui komunikasi dalam hal
ini melakukan suatu placement/ iklan layanan masyarakat di beberapa
media yang diharapkan sudah mewakili berbagai lapisan atau segmentasi
pelanggan. Adapula talkshow di beberapa radio maupun televisi.
Selain itu ada juga media lain yaitu media ruang yang digunakan
dalam membuat program (strategi) komunikasi antara lain dengan
memasang spanduk, banner, serta melalui SMS Broadcast, dan melalui
para dealer resmi TELKOMSEL.
90
Langkah Ketiga yaitu Bertindak dan Berkomunikasi (Penerapan).
Berdasarkan hasil penelitian, divisi Corporate Communicatons melakukan
berbagai cara untuk menyukseskan program pemerintah mengenai
registrasi kartu prabayar, antara lain melakukan koordinasi dengan
pemerintah apa yang mendasari program registrasi ini sehingga bisa
disampaikan tentang tujuan dari registrasi ini kepada masyarakat.
Kemudian menyepakati bersama cara yang termudah untuk pelanggan
melakukan registrasi, yaitu pelanggan cukup mengetik DAFTAR, dan
mengirim SMS ke nomor 4444 dan mereka tinggal mengisi data diri
mereka terkait dengan nama, alamat, agama, tanggal lahir, dan sebagainya.
Dengan demikian pesan yang disampaikan memiliki kejelasan (Clarity)
sehingga maksud dari pesan akan menjadi lebih mudah dimengerti oleh
khalayak sasaran. Pesan juga memerlukan pengulangan (Continuity and
Consistency), karena pengulangan dengan variasi memberi kontribusi bagi
pembelajaran maupun persuasi.
Selain melalui SMS, TELKOMSEL membuka akses lain misalnya:
melalui website, melalui e-mail, melalui Call Center, melalui GraPARI,
dan lain-lain. Divisi Corporate Communications juga melakukan hal yang
sifatnya publikasi atau pemberitaan dalam bentuk press release, dan
program campaign dengan press conference. Selain itu Divisi Corporate
Communications bekerjasama dengan pemerintah melakukan roadshow
program registrasi di beberapa daerah, atau disebut roadshow prepaid
register yang ada di enam kota, yaitu Jakarta (1 Februari 2006), Makassar
91
(13 Februari 2006), Surabaya (23 Februari 2006), Banjarmasin (3 Maret
2006), Medan (13 Maret 2006) dan Bandung (24 Maret 2006) dengan
mengikutsertakan wartawan. Cara lain yaitu dengan melakukan edukasi
dalam bentuk placement misalnya iklan-iklan kuping di halaman muka di
berbagai media massa baik itu harian, mingguan seperti tabloid dan juga
majalah. Kemudian juga melakukan radio talkshow dan TV talkshow
seperti radio talkshow di MS Tri FM yang bertema “Registrasi Prabayar”,
lalu ada TV talkshow dengan nama acara “Registrasi Prabayar di
Bandung”, “Registrasi Prabayar di Banten”, dan lain-lain yang disiarkan
oleh stasiun TVRI, Banten TV, TPI, dan lain-lain. Kerjasama dengan
media juga dilakukan oleh Divisi Corporate Communications dalam hal
ini dengan tabloid Tempo, membuat seperti rompi yang berjudul “peduli
pengecer”, dan dipakai seluruh pengecer dari seluruh distribusi Tempo di
jalan-jalan. Selain itu kerjasama dengan para dealer juga dilakukan agar
sosialisasi mengenai kewajiban registrasi prabayar dapat sampai kepada
masyarakat.
Program komunikasi yang dilakukan Corporate Communications
sesuai dengan salah satu dari 7’C komunikasi, yakni isi pesan yang
disampaikan memiliki arti bagi penerimanya (Content), dan sesuai dengan
kenyataan lingkungan (Context).
Langkah keempat yaitu Mengevaluasi Program, adalah langkah
terakhir yang dilakukan dalam proses kerja/ kegiatan humas. Dari hasil
penelitian, tidak ada metode khusus yang dipakai untuk mengevaluasi
92
strategi komunikasi yang telah dijalankan oleh Divisi Corporate
Communications.
Evaluasi
hanya
dilihat
dan
diamati
melalui
perkembangan dari pertumbuhan pelanggan yang melakukan registrasi,
dan hal ini seiring/ sejalan dengan program komunikasi yang dijalankan
oleh Divisi Corporate Communications. Jadi metode evaluasi yang
dipakai dapat dilihat melalui grafik atau kurva ataupun melalui data-data
pertumbuhan pelanggan yang melakukan registrasi. Jangka waktu untuk
mengevaluasi strategi komunikasi dilakukan setiap minggu (weekly),
sejauh mana informasi yang dilakukan per minggu menghasilkan suatu
tambahan tingkat registrasi di minggu berikutnya.
Berdasarkan hasil wawancara, baik dengan key informan maupun
para cross checker, hasil dari strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Divisi Corporate Communications telah berjalan dengan baik dan sukses.
Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan pelanggan yang melakukan
registrasi telah melampaui target yang ditetapkan, dan tingkat pelanggan
yang meregistrasikan kartunya telah mencapai 92%. Hal ini sesuai dengan
teori Laswell dimana penyampaian pesan akan menimbulkan akibat/ efek/
tindakan dari si penerima pesan. Dengan demikian dapat dikatakan pesan
sampai kepada publik sasaran dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian di PT. Telekomunikasi
Selular (TELKOMSEL) mengenai strategi komunikasi Divisi Corporate
Communications dalam menyukseskan program registrasi kartu prabayar
di PT. TELKOMSEL, maka dapat ditarik kesimpulan:
Divisi Corporate Communications telah menerapkan empat (4) langkah
proses hubungan masyarakat dalam menyukseskan program pemerintah
mengenai registrasi kartu prabayar, yaitu:
1. Mendefinisikan Masalah (Analisis Situasi)
2. Membuat Rencana dan Program (Strategi)
3. Bertindak dan Berkomunikasi (Penerapan)
4. Mengevaluasi Program (Penilaian)
Dalam membuat strategi komunikasi, berbagai upaya dilakukan
oleh Divisi Corporate Communications agar pesan mengenai registrasi
prabayar
dapat
sampai
kepada
khalayak
sasaran.
Upaya
untuk
menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya
melakukan registrasi prabayar tidak terlepas dari kerjasama dengan
berbagai pihak. Divisi Corporate Communications menggandeng media
massa sebagai perantara untuk mengkomunikasikan mengenai program
93
94
pemerintah ini kepada masyarakat. Berbagai forum seperti seminar,
sharing session, talkshow, dan juga iklan layanan masyarakat dilakukan
oleh Corporate Communications melalui kerjasama dengan regulator
(BRTI), pemerintah (Depkominfo), media, serta dari pihak internal sendiri.
Selain itu, guna memberi kenyamanan dan kemudahan bagi
pelanggan prabayarnya dalam melakukan registrasi, TELKOMSEL
melengkapi pilihan akses registrasi gratis dengan 6 akses poin yakni: SMS
4444, Call Center, Walk-in (GraPARI dan GeraiHALO), website, email,
dan partnership (dengan perbankan maupun pihak lain).
Dengan strategi komunikasi seperti ini, melalui hasil evaluasi
terlihat bahwa pesan sampai kepada publik sasaran dengan baik. Tujuan
dari strategi komunikasi yang dilakukan oleh Divisi Corporate
Communications berhasil.
5.2
Saran
Setelah penulis melakukan penelitian dan melihat strategi
komunikasi Divisi Corporate Communications, penulis memberikan saran
sebagai berikut:
5.2.1 Saran Akademis
Penulis mengharapkan untuk penelitian lanjutan, peneliti lainnya
dapat menggunakan pendekatan penelitian yang berbeda untuk
melihat perbandingan pembuatan dan pelaksanaan
strategi
95
komunikasi sehingga hasilnya dapat saling melengkapi dan
diharapkan adanya temuan baru.
5.2.2 Saran Praktis
Dengan adanya program pemerintah mengenai kewajiban registrasi
prabayar, divisi Corporate Communications membuat suatu
strategi komunikasi yang menarik sehingga pesan dapat sampai
kepada khalayak sasaran, dan mengadakan evaluasi agar dapat
diketahui kekurangan apa saja dalam perencanaan program yang
telah dilakukan.
TELKOMSEL
telah
cukup
baik
dalam
menyosialisasikan
kebijakan ini dengan tidak membuatnya menjadi sebuah program
pemasaran, serta konsekuen untuk tidak memberikan bonus atau
undian kepada pelanggan. TELKOMSEL sebaiknya juga lebih
banyak melakukan sosialisasi dengan melibatkan pejabat di
lingkungan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Argenti, Paul A., Corporate Communications, 3rd Edition, Mc Graw Hill - Irwin, New
York, 2003
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, CV Armico, Bandung, 1984
A, Suhartini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Reka Cipta,
Jakarta, 2002
Alwasilah, A. Chaedar, Pokoknya Kualitatif, PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 2002
Baskin, Otis, Craig Aronoff and Lattimore, Public Relations: The Profession and The
Practice, Brown and Benchmark, USA, 1997
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2005
Broom, Glenn M & David M Dozier, Using Research in Public Relations, New Jersey,
Prentice Hall, Englewood Cliffs, 1990
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006
Cutlip, Scott M., Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations 8th Edition,
New Jersey : Prentice Hall Inc., New York, 2000
Davis, Anthony, Everything You Should Know About Public Relations, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2005
Djuarsa S, Sendjaja, dkk, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2001
Effendy, Onong L, Dimensi-dimensi Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1981
Hardjana, Andre, Audit Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2000
Jefkins, Frank, Public Relations edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995
Jefkins, Frank, Public Relations cetakan Kedua, PT Erlangga, Jakarta, 1996
Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations, Grafiti, Jakarta, 1994
Kartono, Katini, Pengantar Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1980
McQuail, Dennis dan Sven Windahl, Model-model Komunikasi, Trans: Putu Laxman S.
Pandit, Uni Primas, Jakarta, 1985
Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2005
Mulyana, Dedy, Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2002
Moekijat, Teori Komunikas 1st Edition, CV. Mandar Baru, Jakarta, 1993
Nasution, Zulkarnain, Pengantar Komunikasi Pembangunan, Universitas Terbuka, 1994
Rachmadi, F, Public Relations dalam Teori dan Praktek, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1994
Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi: Kampanye Public Relations, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1997
Ruslan, Rosady, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan
Aplikasi), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999
Rachmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
1984
Setyodramodjo, Soenarko, Public Relations Pengertian Fungsi dan Peranannya,
Papyrus, Surabaya, 2003
Widjaja, A. W, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 1993
Yin, Robert K, Study Kasus (Desain dan Metode), Ahli Bahasa M. Djanzi M, PT Raja
Graisindo Perkasa, Jakarta, 1995
Download