Architect Process Owner Consultant

advertisement
The OSM : Sebuah Inovasi Proses Bisnis PT Wiratman
Ir. Sapri Pamulu, Ph.D.
Manager OSM PT Wiratman
Pengantar
Salah satu trend baru dalam struktur organisasi bisnis akhir‐akhir ini adalah adanya satuan kerja yang
mengelola strategi korporat yang populer dikenal sebagai the Office of Strategy Management (OSM).
OSM ini yang memantau, memfasilitasi, dan memastikan pelaksanaan strategi perusahaan yang
berbasis Balanced Scorecard(BSC) dalam upaya mencapai kinerja organisasi yang tinggi nan lestari..
PT. Wiratman, sebagai salah satu perusahaan konsultan multidisiplin terkemuka dalam bidang
Architecture, Engineering & Construction (AEC) di Indonesia telah mencanangkan misi sebagai penyedia
karya yang inovatif dan unggul bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan umat manusia.Oleh
karena itu, PT. Wiratman dituntut untuk membangun kapabilitas dalam melahirkan desain karya anak
bangsa yang kreatif dan inovatif dalam bidang konstruksi. Untuk mewujudkan misi tersebut, perusahaan
telah menerjemahkan sasaran strategis yang diukur dengan indikator kinerja utama (IKU) yaitu workable
innovation sebagai tumpuan asset inovasi. Dengan OSM tersebut tentu saja merupakan salah satu
inovasi bisnis yang ditempuh Wiratman yang menerapkan sistem manajemen strategi berbasis BSC
The Office of Strategy Management
Untuk memastikan BSC bekerja sebagai system management strategy, Kaplan & Norton (2008)
mensyaratkan kebutuhan akan suatu fungsi organisasi yang baru yang disebut the Office of Strategy
Management (OSM) yang merupakan pemilik dari sistem. Secara ideal, OSM akan berfungsi sebagai
arsitek, owner proses dan integrator seperti dalam gambar berikut
Architect
OSM
Process
Owner
Consultant
Sebagai arsitek dari sistem manajemen strategi yang terintegrasi, OSM bertanggung jawab untuk
kerangka manajemen strategi termasuk mendesain strategi baru dan proses‐proses manajemen
operasional untuk memastikan bahwa semua komponen‐komponen perencanaan, pelaksanaan dan
umpan‐baliknya sudah ada dan terkait satu sama lain dalam suatu sistem siklus tertutup.
Sebagai pemilik proses, OSM memasilitasi pelaksanaan proses‐proses lintas bidang dan fungsi,
termasuk proses‐proses untuk membangun strategi dan peta strategi, kartu skor, cascading,
menyelaraskan bagian‐bagian (divisi) dengan strategi, mereview strategi serta menguji dan
menyesuaikan strategi.
Terakhir, OSM harus memastikan bahwa strategi memandu sejumlah proses yang ada dan berbeda
termasuk pengelolaan keuangan, komunikasi strategi, perencanaan SDM, pengelolaan kinerja,
perencanaan IT, pengelolaan inisiatif, pengelolaan kinerja, dan best‐practice sharing. Pada kebanyakan
organisasi, proses‐proses ini sudah ada dan ada pemangku/pemiliknya, tetapi mereka berjalan secara
sendiri‐sendiri dan mungkin tidak selaras dengan strategi, sehingga OSM akan berperan sebagai
konsultan dan koordinator untuk menyelaraskan semua proses‐proses yang berbeda ini dengan strategi
yang merupakan terjemahan dari visi dan misi perusahaan.
Secara praktis, OSM di Wiratman bertugas dan bertanggung jawab akan 4 (empat) hal yaitu:
1. Mengembangkan strategi perusahaan dengan cara (i) memonitor dinamika kondisi ekternal dan
menganalisa dampaknya bagi strategi perusahaan; (ii) mengevaluasi kembali dan
mengembangkan visi‐misi‐strategi perusahaan bersama pemangku kepentingan; (iii)
mengomunikasikan strategi perusahaan ke internal perusahaan
2. Memasilitasi proses jalannya kegiatan strategis dengan cara (i) memastikan terselenggaranya
pertemuan direksi – pimpinan untuk membahas BSC; (ii) Menganalisa laporan bulanan, triwulan,
semesteran dan tahunan Manajamen yang dicerminkan dengan nilai BSC dan memeriksa
kembali kinerja perusahaan dan masing‐masing unit kerja; (iii) Memonitor implementasi
rencana strategis dan melaporkan kepada BSC Champion
3. Memfasilitasi proses terciptanya persiapan rencana strategis yang saling terpaut dengan cara (i)
Memfasilitasi jajaran direksi – Pimpinan dan Unit Kerja dalam mengembangkan kegiatan
strategis, KPI, target, rencana kerja dan anggaran; (ii) Memasilitasi agar terjadi keterpautan
antara kinerja dan strategi perusahaan, Manajemen, Unit Kerja, baik secara vertical maupun
horizontal; (iii) Memastikan terlaksananya pertemuan di masing‐masing unit kerja untuk
membahas BSC
4. Berperan sebagai konsultan internal dalam perbaikan kinerja perusahaan.
Penutup
Dengan peran yang ada, OSM menjadi garda terdepan dalam inovasi organisasi Wiratman dalam
mengeksekusi strategi bisnis yang berbasis Balanced Scorecard. Dalam 3 (tiga) terakhir, Wiratman telah
mampu mecapai tujuan‐tujuan strategisnya sebagai organisasi bisnis. Salah satu indikator keberhasilan
inovasi bisnis dengan diterapkannya sistem manajemen strategi berbasis BSC adalah tingkat
pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan. Dari hasil evaluasi Semester 1 tahun 2013, pertumbuhan
revenue perusahaan meningkat sebesar 36% dan tingkat profitabilitas perusahaan mengingkat sebesar
205% jika dibandingkan dengan priode yang sama pada tahun 2011. Dengan capaian ini, dapat dikatakan
bahwa strategi yang telah dilakukan oleh PT. Wiratman dalam meningkatkan daya saing mulai berhasil.
Sedangkan untuk indikator inovasi teknis, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir PT. Wiratman secara
konsisten berbagi pengetahuan karya inovasi di berbagai forum akademis dan profesi, bahkan beberapa
prestasi telah diraih, antara lain yaitu Tahun 2003 menerima penghargaan Karya Konstruksi untuk
Bangunan Pantai Underwater Sill, Tuban dari Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah; dan (2)
Menerima penghargaan Karya Konstruksi untuk Kategori Teknologi Konstruksi (Peringkat 1) atas “Solusi
Inovatif Pembangunan Waduk Keuliling-NAD” pada tahun 2008 dan (3) menerima penghargaan Karya
Konstruksi Indonesia 2013 untuk kategori Metodologi Konstruksi di Proyek Jembatan Pertokoan Senen,
Jakarta dari Kementerian Pekerjaan Umum.
Download