PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS NASKAH DRAMA TERINTEGRASI SISWA SMP/MTs KELAS VIII Ratna Mega Sari 1 Nurhadi 2 Kusubakti Andajani 2 Email: [email protected] Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang Abstrak Penelitian ini bertujuan menghasilkan sebuah bahan ajar membaca dan menulis naskah drama yang terintegrasi yang dapat mengefisienkan waktu kegiatan belajar mengajar. Prosedur penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah mengaji KTSP, menganalisis kebutuhan siswa, merumuskan indikator, pengumpulan bahan ajar, merancang bahan ajar, validasi, uji coba, revisi, dan pengemasan. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa produk bahan ajar tergolong layak dan dapat diimplementasikan. Kata kunci: pengembangan bahan ajar, membaca dan menulis, naskah drama, terintegrasi Abstract This research aims to produce a teaching material to read and write a drama text that is integrated that can be streamline the teaching and learning activities. Research procedures and development are carried out to examine the curriculum, analyze student needs, formulate indicators, collection of teaching materials, teaching materials design, validation, testing, revision, and packaging. The results of research and development shows that the product materials classified as viable and can be implemented. Keywords: development of teaching materials, reading and writing, drama text, integrated Dalam dunia pendidikan, buku merupakan bagian penting untuk menunjang kelangsungan pendidikan. Dengan adanya buku, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih lancar. Guru dapat menjalankan tugasnya secara maksimal dengan bantuan buku. Demikian juga siswa, pengetahuan yang didapat akan lebih bermakna dengan adanya perpaduan ilmu dari guru dan buku. Oleh karena itu, keberadaan buku yang bermutu penting dalam membantu guru dan siswa dalam kegiatan pendidikan. Menurut Muslich (2010:21), buku dikatakan mempunyai syarat positif apabila dapat (1) memperluas wawasan anak, (2) menambah pengetahuan baru, (3) membimbing berpikir konstruktif, (4) mengarahkan kreativitas, (5) menumbuhkan sikap moral, sosial, dan agama yang baik, dan (6) menuntut ke arah kehidupan yang lebih mandiri. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pelajaran Bahasa Indonesia terbagi menjadi empat keterampilan. Keempat keterampilan tersebut 1 Ratna Mega Sari adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Malang. 2 Nurhadi dan Kusubakti Andajani adalah Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (UM). 1 2 adalah membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Masing-masing keterampilan itu terbagi lagi menjadi kelompok kebahasaan dan kesastraan. Akan tetapi, dalam kegiatan belajar-mengajar, keterampilan membaca dan menulis belum maksimal. Selain itu, di dalam kurikulum terdapat banyak kompetensi dasar yang serumpun yang diajarkan secara terpisah. Oleh karena itu, dibutuhkan buku yang mampu mengintegrasikan kompetensi dasar agar dapat mengefisienkan waktu kegiatan belajar-mengajar. Menurut Sukayati (2004) pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan tersebut siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. Bermakna memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu, siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dermawan (2001:6) menyebutkan bahwa menurut jenisnya, karya sastra dibagi menjadi puisi, prosa, dan drama. Ketiga karya sastra tersebut terkandung di dalam kurikulum Bahasa Indonesia dan termasuk ke dalam tiga komponen pengajaran Bahasa Indonesia. Hal ini berarti, ketiga karya sastra tersebut mempunyai arti yang sangat penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Maryaeni (1993:5) mengatakan bahwa pengajaran sastra harus dapat (1) mempertahankan dan memelihara sikap dan bangga terhadap khasanah sastra Indonesia sebagai salah satu karya kreatif, (2) mengembangkan dan meningkatkan kemampuan apresiasi sastra, (3) membentuk masyarakat yang reseptif, aktif, dan kreatif, serta (4) menanamkan nilai-nilai moral, agama, sosial, dan susila. Maryaeni (1993) berpendapat agar pengajaran sastra dapat berfungsi dengan baik, maka pengajaran sastra dituntut untuk (1) mempunyai program yang sistematis, (2) mempunyai sarana yang memadai, (3) menyajikan bahan pengajaran yang menarik minat dan perhatian pembelajar, dan (4) memilih strategi belajar mengajar yang tepat dan sesuai. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, pengajaran sastra dituntut untuk tetap dalam lingkup budaya Indonesia. Selain itu, agar pembelajaran sastra dapat berjalan dengan baik, maka perlu disusun bahan pengajaran yang dapat menarik minat siswa sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari khasanah budaya bangsa. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu disusun sebuah bahan ajar yang mampu mengintegrasikan keterampilan membaca dan menulis, khusunya pada bidang sastra. Bahan ajar yang dikembangkan dan cocok untuk kebutuhan pebelajar adalah bahan ajar berbentuk cetak. Bahan ajar cetak akan memudahkan pebelajar dalam memahami materi dan mudah untuk dipelajari. Penyusunan bahan ajar ini membutuhkan langkah-langkah yang sesuai. Oleh karena itu, peneliti memilih model pengembangan 4-P yang terdiri atas empat tahap, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran (Trianto, 2007:65). Model pengembangan perangkat ini dipilih karena setiap tahapan dalam model pengembangan ini jelas dan sesuai dengan prosedur, serta semua kegiatan dalam penelitian diamati, dianalisis, dan direfleksi sehingga dapat menghasilkan produk bahan ajar membaca dan menulis naskah drama yang layak dan sesuai dengan kebutuhan. 3 Sehubungan dengan permasalahan di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan (1) bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi siswa SMP/MTs kelas VIII yang isinya disesuaikan dengan kebutuhan siswa, (2) bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi siswa SMP/MTs kelas VIII yang penyajiannya baik, (3) bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi siswa SMP/MTs kelas VIII yang bahasanya disesuaikan dengan siswa SMP/MTs kelas VIII, dan (4) bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi siswa SMP/MTs kelas VIII yang memiliki tampilan menarik bagi siswa SMP/MTs kelas VIII. METODE Metode pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran (Trianto, 2007). Langkah-langkah model pengembangan ini meliputi (1) mengaji KTSP, (2) menganalisis kebutuhan siswa, (3) merumuskan indikator, (4) mengumpulkan bahan ajar, (5) merancang bahan ajar, (6) validasi, (7) uji coba produk, (8) revisi, dan (9) pengemasan. Data pada penelitian diperoleh dari hasil uji coba bahan ajar. Uji coba bahan ajar melibatkan tiga kelompok, yaitu tim ahli, pengguna (guru), dan siswa. Data tersebut berupa penilaian, saran, kritik, dan komentar. Produk pengembangan direvisi berdasarkan hal-hal tersebut. Lokasi uji produk dengan ahli adalah di ruang drama Gedung E6 lantai dua Universitas Negeri Malang, pada tanggal 8 Mei 2012. Penelitian uji pengguna dilakukan di ruang kelas VIIE dan perpustakaan MTs Al Ittihad Poncokusumo. Uji siswa dilakukan di ruang kelas VIIIE MTs Al Ittihad Poncokusumo Kabupaten Malang. Waktu uji coba pengguna dan siswa dilaksanakan pada tanggal 15—16 Mei 2012. Jenis data yang diperoleh dari hasil validasi dan uji coba terhadap bahan ajar ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa perhitungan rata-rata dan persentase yang diperoleh dari penskoran angket, sedangkan data kualitatif berupa komentar, saran, dan kritik dari tim ahli dan guru bidang studi Bahasa Indonesia sebagai validator dan siswa sebagai sasaran produk. Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai humant instrument, angket, dan pedoman wawancara. Teknik analisis data uji coba produk dilakukan dengan empat cara, yaitu (1) mengumpulkan data verbal yang diperoleh dari angket, (2) mentranskrip data verbal lisan dan tulis, (3) menghimpun, menyeleksi, dan mengklarifikasi data verbal tulis dan hasil transkrip berdasarkan kelompok uji, dan (4) menganalisis data dan merumuskan simpulan hasil analisis sebagai dasar untuk melakukan tindakan terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Pengolahan data angket dianalisis dengan pedoman pemaknaan data. Pedoman yang digunakan adalah 75. Berdasarkan nilai 75 tersebut, maka ditetapkan pula standar kelayakan sebesar 75 yang dinyatakan dalam persen. HASIL Hasil penelitian ini sejalan dengan tujuan penelitian, yaitu menghasilkan bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi siswa SMP/MTs kelas VIII yang dilihat dari segi isi, penyajian, bahasa, dan tampilan bahan ajar. Hasil uji coba bahan ajar diperoleh dari tiga kelompok, yaitu ahli, pengguna, dan siswa. 4 Hasil Uji Coba Bahan Ajar dari segi Isi Hasil uji coba bahan ajar dari segi isi dilaksanakan dengan melibatkan tiga kelompok, yaitu tim ahli bidang sastra dan pembelajaran Bahasa Indonesia, pengguna, dan siswa. Berdasarkan hasil penilaian uji ahli terhadap isi bahan ajar, diperoleh skor rata-rata sebesar 68,8%. Selain skor penilaian, data lain yang diperoleh adalah data verbal berupa komentar dan saran perbaikan. Komentar yang diberikan oleh ahli adalah standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) harus ditulis di dalam buku agar pembaca mengetahui pokok bahasan yang ada dalam buku. Selain itu, contoh naskah drama harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan kemajuan zaman. Berdasarkan penilaian serta komentar dan saran yang diberikan oleh ahli, dapat disimpulkan bahwa isi bahan ajar secara keseluruhan tergolong layak dan dapat digunakan dengan revisi. Hasil penilaian uji pengguna terhadap isi bahan ajar diperoleh skor ratarata sebesar 87,5%. Selain skor penilaian, data lain yang diperoleh adalah data verbal berupa komentar dan saran perbaikan. Komentar yang diberikan oleh pengguna adalah materi yang disajikan sudah lengkap, mulai dari mengenali unsur-unsur intrinsik naskah drama sampai cara menulis naskah drama. Berdasarkan penilaian serta komentar dan saran yang diberikan oleh pengguna, dapat disimpulkan bahwa isi bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan. Hasil penilaian uji coba bahan ajar dengan siswa terhadap isi bahan ajar, diperoleh skor rata-rata sebesar 90,0%. Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh siswa, dapat disimpulkan bahwa isi bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan. Hasil Uji Coba Bahan Ajar dari segi Penyajian Hasil uji coba bahan ajar dari segi penyajian dilaksanakan dengan melibatkan tiga kelompok, yaitu tim ahli bidang sastra dan pembelajaran Bahasa Indonesia, pengguna, dan siswa. Hasil uji coba dari segi penyajian bahan ajar diperoleh skor rata-rata sebesar 75%. Selain skor penilaian, data lain yang diperoleh adalah data verbal berupa komentar dan saran perbaikan. Komentar yang diberikan oleh ahli adalah untuk meletakkan bagian karakteristik naskah drama yang semula ada di bagian akhir buku, agar diletakkan di bagian awal bahasan, agar siswa terlebih dahulu mengenal karakteristik yang ada dalam naskah drama. Selain itu, untuk mempermudah siswa dalam mengikuti materi yang ada dalam buku, ahli menyarankan untuk menggunakan satu contoh naskah drama yang dibahas dari awal hingga akhir bab. Berdasarkan penilaian serta komentar dan saran yang diberikan oleh ahli, dapat disimpulkan bahwa isi bahan ajar secara keseluruhan tergolong layak dan dapat digunakan dengan revisi. Hasil uji pengguna dari segi penyajian bahan ajar diperoleh skor rata-rata sebesar 100%. Selain skor penilaian, data lain yang diperoleh adalah data verbal berupa komentar dan saran perbaikan. Pengguna memberikan komentar bahwa bahan ajar yang disusun sudah lengkap mulai dari bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Begitu juga dengan keruntutan bahan ajar, penyajian dalam bahan ajar telah sesuai dengan alur berpikir siswa, yaitu alur berpikir dari yang mudah ke sukar, dan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Berdasarkan penilaian 5 serta komentar dan saran yang diberikan oleh pengguna, dapat disimpulkan bahwa penyajian bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan. Hasil uji siswa terhadap penyajian bahan ajar diperoleh skor rata-rata sebesar 92,1%. Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh siswa, dapat disimpulkan bahwa penyajian bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan. Hasil Uji Coba Bahan Ajar dari segi Bahasa Hasil uji coba bahan ajar dari segi bahasa dilakukan dengan melibatkan tiga kelompok, yaitu tim ahli bidang sastra dan pembelajaran Bahasa Indonesia, pengguna, dan siswa. Hasil uji coba dari segi bahasa bahan ajar diperoleh skor rata-rata sebesar 85%. Selain skor penilaian, data lain yang diperoleh adalah data verbal berupa komentar dan saran perbaikan. Ahli memberikan komentar bahwa bahasa yang digunakan dalam bahan ajar sudah bagus dan dapat dipahami oleh siswa SMP/MTs Kelas VIII. Berdasarkan penilaian serta komentar dan saran yang diberikan oleh ahli, dapat disimpulkan bahwa bahasa bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan. Hasil uji coba dari segi bahasa bahan ajar diperoleh skor rata-rata sebesar 90%. Selain skor penilaian, data lain yang diperoleh adalah data verbal berupa komentar dan saran perbaikan. Pengguna memberikan saran untuk memperhalus kata sapaan yang digunakan, yaitu mengganti kata kamu dengan kata kalian atau siswa. Selain itu, penggunaan kata premis cerita pada bagian menulis alur naskah drama sebaiknya diganti dengan inti cerita agar mudah dipahami oleh anak SMP/MTs kelas VIII. Jenis huruf yang digunakan untuk menjelaskan teori dengan konsep atau contoh hendaknya dibedakan. Berdasarkan penilaian serta komentar dan saran yang diberikan oleh pengguna, dapat disimpulkan bahwa bahasa bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan. Hasil uji coba dengan siswa terhadap bahasa bahan ajar diperoleh skor rata-rata sebesar 90,9%. Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh siswa, dapat disimpulkan bahwa bahasa bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan. Hasil Uji Coba Bahan Ajar dari segi Tampilan Hasil uji coba bahan ajar dari segi tampilan dilakukan dengan melibatkan tiga kelompok, yaitu tim ahli bidang sastra dan pembelajaran Bahasa Indonesia, pengguna, dan siswa. Hasil uji ahli terhadap tampilan bahan ajar diperoleh skor rata-rata sebesar 96,9%. Selain skor penilaian, data lain yang diperoleh adalah data verbal berupa komentar dan saran perbaikan. Komentar yang diberikan oleh ahli adalah untuk menambahkan gambar adegan dramatik/tetrikal pada cover dan isi buku. Berdasarkan penilaian serta komentar dan saran yang diberikan oleh ahli, dapat disimpulkan bahwa tampilan bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat diimplementasikan. Hasil uji coba dari segi tampilan bahan ajar diperoleh skor rata-rata sebesar 84,4%. Selain skor penilaian, data lain yang diperoleh adalah data verbal berupa komentar dan saran perbaikan. Komentar yang diberikan oleh pengguna adalah letak judul cerita atau naskah drama lebih didekatkan lagi, supaya letak judul tidak terpisah dengan isinya. Selain itu, untuk warna latar cover sebaiknya diganti dengan warna yang lebih menarik. Berdasarkan penilaian serta komentar 6 dan saran yang diberikan oleh pengguna, dapat disimpulkan bahwa tampilan bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat digunakan dengan revisi kecil. Hasil uji coba dengan siswa terhadap tampilan bahan ajar, diperoleh skor rata-rata sebesar 84.2%. Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh siswa, dapat disimpulkan bahwa tampilan bahan ajar secara keseluruhan tergolong sangat layak dan dapat digunakan dengan revisi kecil. PEMBAHASAN Hasil pembahasan sejalan dengan tujuan penelitian. Kajian pembahasan bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi siswa SMP/MTs kelas VIII dilihat dari segi isi, penyajian, bahasa, dan tampilan bahan ajar. Kajian Salah satu perangkat pembelajaran yang memegang peran penting dalam kegiatan belajar-mengajar adalah bahan ajar. Pannen dan Purwanto (2006:6) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan yang disusun secara sistematis yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar yang baik, paling tidak disusun dengan struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan bagi peserta didik, dan memberikan rangkuman. Telaah revisi bahan ajar dilihat dari isi, penyajian, bahasa, dan tampilan bahan ajar. Kajian Produk dari Segi Isi Bahan ajar yang dihasilkan adalah bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi untuk kelas VIII. Bahan ajar ini berisi materi membaca dan menulis naskah drama yang berada dalam lingkup kompetensi dasar menganalisis unsur intrinsik teks drama (SK membaca) dan menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama (SK menulis). Bahan ajar ini merupakan bahan ajar terintegrasi, artinya materi bahan ajar merupakan pemaduan dua standar kompetensi, yaitu membaca dan menulis. Pengintegrasian ini diharapkan dapat mengefisienkan waktu kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, akan membuat konsep berpikir siswa menjadi lebih terpadu. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Puskur (2009) bahwa salah satu tujuan pembelajaran terpadu adalah dapat menghemat waktu, tenaga, dan sarana, serta biaya karena pembelajaran beberapa kompetensi dasar dapat diajarkan sekaligus. Hal ini berarti, dengan adanya bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi ini akan dapat mengefisienkan waktu, karena kompetensi dasar yang dalam kurikulum diajarkan secara terpisah, kini dapat diajarkan secara bersama dan terpadu. Bahan ajar ini telah sesuai dengan SK dan KD dalam KTSP, sehingga dengan adanya bahan ajar ini akan memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya dalam kompetensi dasar tentang naskah drama jenjang SMP/MTs kelas VIII. Bahan ajar juga memudahkan siswa dalam memperoleh alternatif sumber belajar tentang naskah drama. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan Bandono (2009) bahwa bahan ajar disusun dengan tujuan (1) menyediakan bahan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan 7 mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik, (2) membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan pembelajaran di samping buku-buku teks, dan (3) memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan tujuan di atas, maka bahan ajar yang dihasilkan telah sesuai dengan tujuan disusunnya bahan ajar. Kajian Produk dari Segi Penyajian Penyajian materi bahan ajar yang dihasilkan bersifat interaktif dan partisipatif sehingga memotivasi siswa untuk belajar mandiri. Konsep belajar mandiri pada bahan ajar ini ditunjukkan dengan penggunaan satu contoh naskah drama yang dituntaskan analisisnya dari awal hingga akhir. Hal ini akan membuat siswa termotivasi untuk belajar mandiri karena konsep berpikir mereka menjadi terpadu. Seperti yang diungkapkan Depdiknas (2009) bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang, akan memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kelengkapan penyajian bahan ajar yang dihasilkan meliputi bagian pendahulu, isi, dan penyudah. Bagian pendahulu bahan ajar yang dihasilkan terdiri atas prakata, petunjuk penggunaan buku, dan daftar isi. Keseluruhan bagian penyudah ini sesuai dengan pendapat Muslich (2010:302) bahwa bagian awal buku teks terdapat prakata, petunjuk penggunaan, dan daftar isi dan/atau daftar simbol atau notasi. Kecuali daftar simbol/notasi, bahan ajar yang dihasilkan telah memuat bagian-bagian pendahulu buku sesuai dengan teori. Penyajian materi dalam bahan ajar yang dihasilkan dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, dan soal latihan yang bervariasi. Gambar dan ilustrasi yang terdapat dalam bahan ajar disesuaikan dengan pokok bahasan yang sedang diajarkan dan sesuai dengan objek aslinya. Hal ini didukung oleh pendapat Muslich (2010:302) bahwa gambar, ilustrasi, atau tabel disajikan dengan jelas, menarik, dan sesuai dengan topik yang disajikan sehingga materi lebih mudah dipahami oleh siswa. Penutup dalam bahan ajar yang dihasilkan terdiri atas rangkuman, refleksi, dan info tambahan. Menurut Depdiknas (2009:29) penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Bahan ajar yang dihasilkan telah memuat bagian-bagian penutup bahan ajar tersebut. Bagian penyudah terdiri dari daftar pustaka dan daftar riwayat hidup. Daftar pustaka digunakan untuk menggambarkan bahan rujukan yang digunakan dalam penulisan bahan ajar dan ditulis secara konsisten. Hal ini selaras dengan pendapat bahwa daftar pustaka digunakan untuk menyebutkan daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks (Universitas Negeri Malang, 2010:26). Adanya daftar riwayat hidup dalam buku selaras dengan pendapat Wibowo (2010:68) yang mengatakan bahwa satu manfaat yang dapat diambil pembaca dengan adanya biografi penulis adalah pembaca dapat mengetahui dengan jelas riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, dan daftar karya tulis (buku) yang telah dihasilkan penulis. Selain itu, bagian penyudah ini juga mengacu pada pendapat yang dikemukakan Muslich (2010:303) bahwa pada akhir buku teks terdapat daftar 8 pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium), atau petunjuk pengerjaan (hint)/jawaban soal latihan terpilih. Jadi, bagian penyudah atau bagian akhir bahan ajar ini telah sesuai dengan pendapat ahli, yaitu terdapat daftar pustaka dan daftar riwayat hidup penulis. Kajian Produk dari Segi Bahasa Bahasa dalam bahan ajar yang digunakan untuk menjelaskan konsep, teori, atau contoh disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Bahasa yang digunakan dapat dicerna oleh siswa, tidak mengandung kata-kata kotor, dan dapat dibayangkan secara imajinatif oleh siswa. Bahan ajar menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga memudahkan siswa untuk mempelajari dan menyerap materinya. Menulis bahan ajar berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan pun bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat resmi atau sangat formal, melainkan bahasa setengah formal dan setengah lisan (Hamidah dan Siswanto, 1994:71). Tingkat keterbacaan bahan ajar adalah sedang. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yusuf (2006:41) aspek keterbacaan berkaitan dengan kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) baik dalam teks maupun dalam melakukan perintah kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajarnya. Bahasa yang digunakan menarik, jelas, tepat sasaran, tidak menimbulkan makna ganda, dan lazim digunakan dalam komunikasi tulis bahasa Indonesia. Kata dan kalimat yang digunakan dalam bahan ajar mengacu pada kaidah bahasa Indonesia dan pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Pencerminan kekomunikativan bahasa bahan ajar dapat dicontohkan dengan penggunaan kata kalian sebagai sapaan untuk siswa agar tampak keakraban antara penulis dengan pembaca. Penggunaan orang kedua sebagai sapaan didasarkan pada pendapat yang dikemukan oleh Muslich (2010:168) bahwa buku teks dikatakan dialogis dan interaktif apabila gaya penulisannya menempatkan penulis sebagai orang pertama dan siswa (pembaca) sebagai orang kedua. Bahan ajar yang dihasilkan memperhatikan aspek keruntutan dan keterpaduan antarbab dan antarparagraf. Penggunaan prinsip ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa tiap paragraf dan tiap bab berdiri sendiri, melainkan ada keterkaitan satu sama lain hingga membentuk suatu pembelajaran yang terpadu dan bertahap. Keruntutan dan keterpaduan alur pikir juga didukung oleh pendapat Mbulu dan Suhartono (2009) bahwa isi bahan ajar harus disusun secara logis. Kajian Produk dari Segi Tampilan Ukuran buku yang digunakan pada bahan ajar adalah kertas A4 (210 x 297 mm) 80 gram. Ukuran bahan ajar ini telah sesuai dengan standar ISO. Ukuran buku menurut standar ISO yaitu A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm), atau B5 (176 x 250 mm). Bidang pengetikan berjarak 3 cm dari tepi kiri, kanan, dan bawah kertas. Spasi yang digunakan pada bahan ajar adalah 1.15 spasi. Desain kulit buku menggunakan warna harmonis. Gambar yang digunakan mencerminkan judul bahan ajar, yaitu terdapat gambar membaca, menulis, dan pementasan naskah drama. Huruf yang digunakan dalam bahan ajar adalah beraneka ragam. Ukuran huruf yang digunakan untuk teori adalah 12 poin. Penggunaan huruf yang beraneka jenis dan ukuran ini selaras dengan pendapat Wibowo (2010) bahwa pemilihan jenis huruf harus (1) dapat menarik perhatian pembaca, (2) dapat 9 menyampaikan informasi dan pesan secara jelas kepada pembaca, (3) dapat mengungkapkan dan mencerminkan materi teks, (4) dapat mendukung unsurunsur lain yang terdapat dalam teks, dan (5) dapat memberikan penekanan pada bagian-bagian tertentu di dalam teks. Penggunaan ukuran 12pt pada bahan ajar senada dengan pendapat yang dikemukakan Arsyad (2010) yang memandang bahwa ukuran yang baik untuk teks (buku teks atau buku penuntun) adalah 12 poin. Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan dominasi warna orange, tetapi tidak semua halaman didominasi warna orange. Pemilihan warna orange dimaksudkan agar bahan ajar mempunyai tampilan cerah. Pemilihan warna bahan ajar ini selaras dengan pendapat Arsyad (2010:91) bahwa beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian pembaca. Ilustrasi yang digunakan yang digunakan dalam dalam bahan ajar beragam. Ilustrasi ini disesuaikan dengan wacana, naskah drama, atau uraian materi yang sedang dibahas. Ilustrasi gambar digunakan untuk mendukung uraian materi, selain untuk menarik minat siswa agar lebih senang untuk membaca bahan ajar. Hasil kajian ini didukung oleh Muslich (2010:312) bahwa ilustrasi berfungsi untuk memperjelas materi atau teks sehingga mampu menambah pemahaman dan pengertian peserta didik pada informasi yang disampaikan. Kajian ini juga didukung oleh Wibowo (2010) bahwa salah satu fungsi adanya ilustrasi adalah menambah daya tarik dan memperindah halaman-halaman buku. Hal ini berarti ilustrasi dan gambar memegang peran penting dalam bahan ajar. Bahan ajar yang tampilannya menarik akan membuat siswa lebih termotivasi untuk mempelajarinya dan tidak cepat merasa bosan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian pengembangan ini menghasilkan sebuah produk berupa bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi yang berjudul Membaca dan Menulis Naskah Drama, Bahan Penunjang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs Kelas VIII. Bahan ajar ini berisi materi membaca dan menulis naskah drama yang berada dalam lingkup kompetensi dasar menganalisis unsur intrinsik teks drama (SK membaca) dan menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama (SK menulis). Penyajian materi bahan ajar yang dihasilkan bersifat interaktif dan partisipatif sehingga memotivasi siswa untuk belajar mandiri. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, komunikatif, mempunyai keterbacaan sedang, menarik, jelas, tepat sasaran, tidak menimbulkan makna ganda, dan lazim digunakan dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia. Ukuran bahan ajar adalah A4. Sampul dan isi bahan ajar didesain dengan menggunakan warna yang harmonis. Saran Hasil pengembangan produk bahan ajar ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak dalam kegiatan belajar-mengajar dalam pokok bahasan membaca dan menulis naskah drama pada kelas VIII SMP/MTs. Bahan ajar membaca dan 10 menulis naskah drama ini dilengkapi dengan teori, contoh, dan latihan yang terpandu. Walaupun bahan ajar dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, akan tetapi peran guru tetap dibutuhkan agar pembelajaran membaca dan menulis nakah drama dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya bahan ajar ini, disarankan agar siswa mempelajari secara mandiri dan tidak selalu bergantung kepada guru. Siswa disarankan untuk menelaah bagian-bagian yang ada dalam bahan ajar, mulai dari judul, daftar isi, judul-judul setiap bab, hingga bagian akhir dari buku. Kemudian dari hasil telaah itu, siswa berdiskusi ringan tentang isi bahan ajar. Siswa juga dianjurkan untuk membaca bagian buku yang paling diminati. Dengan demikian siswa akan merasa senang mempelajari bahan ajar. Bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi ini masih belum sempurna. Dengan demikian, peneliti dan penulis bahan ajar lain disarankan untuk mengembangkan bahan ajar mengenai naskah drama atau kompetensi lain yang dapat diintegrasikan sehingga akan banyak beredar bahan ajar yang bemutu yang dapat mengefisienkan waktu kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar membaca dan menulis naskah drama terintegrasi ini dapat disebarluaskan melalui beberapa cara, antara lain (1) jurnal penelitian, (2) perpustakaan Fakultas Sastra, (3) Forum MGMP Bahasa Indonesia, dan (4) diterbitkan oleh penerbit. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Bandono. 2009. Pengembangan Bahan Ajar, (online), (http://bandono.web.id/2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar-php), diakses tanggal 26 Pebruari 2012. Depdiknas. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa. Dermawan, Taufik. 2001. Apresiasi Prosa Fiksi. Malang: Jurusan Sastra Indonesia FPBS UM. Hamidah, Siti Cholifatul, dan Siswanto, Wahyudi. 1994. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: Proyek OPF IKIP Malang. Maryaeni. 1993. Teori Drama. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. Mbulu, Joseph dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Universitas Negeri Malang. Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Panen, Paulina dan Purwanto. 2006. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAIUT. Pusat Kurikulum. 2009. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Sukayati. 2004. Pembelajaran Tematik di SD merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu. Makalah disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut, Pusat Pengembangan dan Penataan Guru (PPPG) Matematika Yogyakarta, 6—9 Agustus. 11 Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang. Wibowo, Iyan. 2010. Anatomi Buku. Bandung: Kolbu. Yusuf, Suhendra. 2006. Standar Mutu Buku Teks Pelajaran Bahasa Inggris Buletin Pusat Perbukuan, 12 (ISSN 1411-5476) :41