SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA

advertisement
SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA ANALOG KURKUMIN
TURUNAN 1-METIL-4-PIPERIDINON
N. Hidayah1, Y. Eryanti2, A. Zamri2
1
Mahasiswa Program S1 Kimia
Bidang Kimia OrganikJurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
2
[email protected]
ABSTRACT
Curcumin is one of secondary metabolites included into the class of group fenolic which
was known to have biological activity such as anticancer, antioxidant, antidiabetic, and
anti-inflammatory. Therefore, curcumin becomes model of target compounds that have
various structure. In this research, curcumin analog coumponds of 1-methyl-4piperidone derivative were synthesized using microwave irradiation with a base catalyst
(NaOH). The rendement obtained from each of curcumin analogs are (3E,5E)-3,5-bis
(2-chlorobenzilidyn)-1-methylpiperidyn-4-one (1) with value 38,86 %, (3E,5E)-3,5-bis
(4-chlorobenzilidyn)-1-methylpiperidyn-4-one (2) with value 65,60 % dan (3E,5E)-3,5bis (3-bromobenzilidyn)-1-methylpiperidyn-4-one (3) with value 19,73%. The purity of
all compounds has been tested using TLC, melting point test, and analytical HPLC.
The identification of curcumin analog coumponds was analysed using UV, IR, 1H NMR
and MS. The toxicity test done by Brine Shrimpt Lethality Test (BSLT) method
to Artemia salina Leach larva showed that LC50 < 200 μg/mL. The result toxicity test to
all of compounds showed that the coumpond(1) is the most toxic compared to (2) and
(3).
Keywords: Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), curcumin, toxicity test
ABSTRAK
Kurkumin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder golongan fenolik yang
dikenal memiliki aktivitas biologis seperti antikanker, antioksidan, antidiabetes dan
antiinflamasi. Oleh karena itu, kurkumin menjadi model senyawa target dengan variasi
struktur yang beragam. Dalam penelitian ini, senyawa analog kurkumin turunan
1-metil-4-piperidinon telah disintesis menggunakan metode iradiasi mocrowave dengan
katalis basa (NaOH). Rendemen senyawa yang diperoleh untuk masing-masing analog
kurkumin yaitu senyawa (3E,5E)-3,5-bis(2-klorobenzilidin)-1-metilpiperidin-4-on (1)
sebesar 38,86 %, senyawa (3E,5E)-3,5-bis(4-klorobenzilidin)-1-metilpiperidin-4-on (2)
sebesar 65,60 %.dan senyawa (3E,5E)-3,5-bis(3-bromobenzilidin)-1-metilpiperidin-4on (3) sebesar 19,73 %. Kemurnian senyawa telah diuji menggunakan KLT, uji titik
leleh, dan analisis HPLC. Identifikasi senyawa analog kurkumin dianalisis
1
menggunakan spektroskopi UV, IR, 1H NMR dan MS. Uji toksisitas senyawa kurkumin
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva Artemia
salina Leach menunjukkan nilai LC50< 200 µg/mL. Hasil uji toksisitas untuk semua
senyawa menunjukkan bahwa senyawa (1) lebih toksik dibandingkan senyawa (2) dan
(3).
Kata kunci: Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), kurkumin, uji toksisitas
PENDAHULUAN
Kurkumin
(1,7-bis-(4’-hidroksi-3’-metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dion)
merupakan salah satu metabolit sekunder yang termasuk golongan fenolik yang dikenal
memiliki aktivitas biologis seperti antiinflamasi, antioksidan, antiviral, antiinveksi,
antialergi (Hendler et al., 2007), antikanker (Aggarwal et al., 2007), antitumor
(Thangapazham et al., 2006)dan lain-lain. Senyawa kurkumin berwarna kuning
kemerahan yang diekstraksi dari akar tanaman Curcuma longa L (Zingibraceae) (Fadda
et al., 2009). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa modifikasi struktur kurkumin
menjadi suatu senyawa analog kurkumin menghasilkan efek farmakologi yang lebih
baik dibandingkan senyawa kurkumin. Pada tahun 2005, Handler melaporkan bahwa
produk sintesis berupa analog kurkumin (1E,6E)-1,7-bis(3,4-diflorofenil)hepta-1,6dien-3,5-dion, (1E,6E)-1,7-bis(4-(metiltio)fenil)hepta-1,6-dien-3,5-dion, (1E,6E)-1,7bis(4-(metilsulfonil)fenil)hepta-1,6-dien-3,5-dion
dan
(1E,6E)-1,7-bis(2,3,4(trimetoksifenil)hepta-1,6-dien-3,5-dion yang dihasilkannya sebayak 8-50% memiliki
aktivitas sebagai antikarsinogenik. Penelitian selanjutnya Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yadav (2012) menunjukkan analog kurkumin heterosiklik 3,5-bis(3,4,5trimetoksibenzilidin)-1-metilpiperidin-4-on
dan
1-metil-3,5-bis[(E)-(4-piridil)
metilidin]-4-piperidon berpotensi sebagai antikanker dan anti-angiogenik. Berdasarkan
aktivitas biologis tersebut maka kurkumin dapat dijadikan sebagai model struktur
senyawa target yang akan disintesis.
Sintesis kurkumin dapat dilakukan dengan reaksi kondensasi aldol yang sering
dikenal dengan kondensasi Claisen-Schmidt. Kondensasi aldol merupakan reaksi
pembentukan ikatan karbon-karbon antara keton dan aldehid aromatik.. Reaksi ini
dikenal ramah lingkungan karena tidak banyak menggunakan bahan-bahan kimia
berbahaya dan prosesnya juga sangat sederhana.Reaksi kondensasi aldol dapat
dilakukan dengan menggunakan katalisasam atau basa. Katalis asam yang biasa
digunakan dalam reaksi kondensasi aldol antara lain HCl dan SOCl 2 sedangkan katalis
basa yang biasa digunakan adalah NaOH dan KOH (Jayapal and Sreedhar, 2011). Pada
penelitian ini dilakukan sintesis tiga analog kurkumin dengan metode satu tahap reaksi
menggunakan iradiasi microwave. Metode iradiasi microwave mempunyai keuntungan
seperti prosesnya lebih ramah lingkungan, ekonomis dan cara baru dalam meningkatkan
green chemistry (Jayapal and Sreedhar, 2010).
2
METODE PENELITIAN
a. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat penentu titik leleh
Fisher John, HPLC (Shimadzu Lcsolution), spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10S
UV-VIS v4.002 2L9N175013), spektroskopi IR (FTIR Shimadzu, IR Prestige-21),
spektroskopi 1H NMR (JEOL tipe ECA 500 mHz) di Institut Teknologi Bandung (ITB),
Bandung, spektroskopi Massa (MS water LCT premier XE mode positif) di Institut
Teknologi Bandung (ITB), Bandung, alat-alat untuk sintesis dan uji toksisitas yang
umum digunakan di laboratorium.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah senyawa 1-metil-4piperidinon (Merck), 2-klorobenzaldehid (Merck), 4-klorobenzaldehid (Merck), 3bromobenzaldehid (Merck), natrium hidroksida (NaOH), etanol absolut,
dimetilsulfoksida (DMSO), telur udang (Artemia salina Leach), air laut dan pelarutpelarut organik yang umum digunakan.
b. Sintesis kurkumin(1) dan (2)
Sebanyak 0,5658 g (5 mmol) 1-metil-4-piperidinon dan sebanyak 1,4057 g
(10 mmol) halobenzaldehid (2-klorobenzaldehid dan 4-klorobenzaldehid) dimasukkan
ke dalam labu leher dua yang dilengkapi dengan magnetic stirrer kemudian
ditambahkan 5 ml etanol absolut dan 1 ml NaOH 40%. Campuran diiradiasi selama
4 menit dengan suhu 800C dan 400 Watt menggunakan iradiasi microwave. Reaksi
dibantu dengan pengadukan menggunakan magnetik stirrer dan reaksi dikontrol dengan
KLT. Setelah reaksi selesai, Crude product didinginkan dan dicuci dengan aquades
dingin hingga terbentuk endapan kuning kehijauan. Endapan yang terbentuk disaring
menggunakan corong Buchner dan dicuci dengan n-heksan dingin lalu dikeringkan.
Crude product yang diperoleh dilakukan rekristalisasi dengan pelarut etanol absolut. Uji
kemurnian dengan KLT, pengukuran titik leleh dan HPLC. Senyawa murni
dikarakterisasi dengan IR, NMR dan MS.
c. Sintesis kurkumin (3)
Sebanyak 0,5658 g (5 mmol) 1-metil-4-piperidinon dan sebanyak 1,8497 g
(10 mmol) 3-bromobenzaldehid dimasukkan ke dalam labu leher dua yang dilengkapi
dengan magnetic stirrer kemudian ditambahkan 1 mL etanol absolut dan 1 ml NaOH
40%. Campuran diiradiasi selama 3 menit dengan suhu 80 0C dan 400 Watt
menggunakan iradiasi microwave. Reaksi dibantu dengan pengadukan menggunakan
magnetik stirrer dan reaksi dikontrol dengan KLT. Setelah reaksi selesai, Crude product
didinginkan dan dicuci dengan aquades dingin hingga terbentuk endapan kuning.
Endapan yang terbentuk disaring menggunakan corong Buchner dan dicuci dengan
n-heksan dingin lalu dikeringkan. Crude product yang diperoleh dilarutkan dengan
etilasetat dan silika gel kemudian disaring dan dipisahkan pelarutnya dengan evaporator
hingga diperoleh padatan. Padatan yang diperoleh belum murni sehingga dilakukan
rekristalisasi dengan pelarut etanol absolut. Uji kemurnian dengan KLT, pengukuran
titik leleh dan HPLC. Senyawa murni dikarakterisasi dengan IR, NMR dan MS.
3
d. Uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
Sampel sebanyak 20 mg dilarutkan dalam 2 mL metanol (larutan induk,
konsentrasi 10000 µg/mL), kemudian dari larutan induk dibuat konsentrasi yang
berbeda 1000 µg/mL, 100 µg/mL, 10 µg/mL dengan cara pengenceran bertingkat.
Sampel dipipet kedalam masing-masing vial sebanyak 0,5 mL, lalu pelarut diuapkan
hingga mengering. Selanjutnya, ditambahkan 50 µL DMSO, 10 ekor larva Artemia
salina Leach dan air laut sampai batas kalibrasi 5 mL. Larva yang mati dihitung setelah
24 jam. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dengan perlakuan yang
sama untuk masing-masing konsentrasi. Data yang diperoleh dihitung nilai LC50 dengan
metode kurva menggunakan tabel analisis probit (Harefa, 1987).
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Sintesis analog kurkumin
Sintesis senyawa analog kurkumin menggunakan metode iradiasi microwave
dengan katalis NaOH dan pelarut etanol. Skema reaksi sintesis senyawa analog
kurkumin dapat dilihat pada Gambar 1.
O
R4
O
H
2
R3
+
R1
N
CH3
R2
O
NaOH
R4
-2H2O
R3
6
1
1'
6'
R4
5
5'
2'
2
4
3
R1
R2
R1
N
CH3
(1) R1= Cl R2= H R3= H
(2) R1= H R2= H R3= Cl
(3) R1= H R2= Br R3= H
3'
4'
R3
R2
R4= H
R4= H
R4= H
Gambar 1. Skema reaksi sintesis analog kurkumin
Tabel 1: Sifat fisik senyawa analog kurkumin
Senyawa
1
2
3
Rumus
Molekul
C20H18Cl2NO
C20H18Cl2NO
C20H18Br2NO
Berat
Molekul
357,07
357,07
444,97
Rendemen
(%)
38,86
65,60
19,73
Warna Kristal
Kuning
Kuning
Kuning
Titik Leleh
(0C)
38-86
65-60
129-130
Senyawa analog kurkumin yang dihasilkan yaitu (3E,5E)-3,5-bis(2klorobenzaldehid)-1-metilpiperidin-4-on (1), (3E,5E)-3,5-bis(4-klorobenzaldehid)-1metilpiperidin-4-on (2) dan (3E,5E)-3,5-bis(3-bromobenzaldehid)-1-metilpiperidin-4-on
(3). Ketiga senyawa analog kurkumin menghasilkan rendemen yang cukup baik
(19-66%). Uji kemurnian senyawa analog kurkumin dilakukan dengan uji KLT
menggunakan eluen yang berbeda yang menunjukkan satu noda, uji titik leleh dengan
range ≤ 20C dan analisis HPLC yang menunjukkan satu puncak dengan tR= 16,9 menit
untuk senyawa (1) pada, tR= 17,8 menit untuk senyawa (2) dan tR= 18,8 menit untuk
senyawa (3).
4
Spektrum UVsenyawa (1)memperlihatkan adanya serapan maksimum pada
λ 205, 239 dan 315 nm, senyawa (2) pada λ 202, 236 dan 333 nm dan senyawa (3) pada
λ 210, 324 dan 374 nm. Hal ini menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi.
Spektrum IR senyawa analog kurkumin masing-masing memperlihatkan adanya
serapan pada bilangan gelombang 3065-3066 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus
C-H aromatik, pada bilangan gelombang 1668-1674 cm-1 menunjukkan adanya gugus
C=O, pada bilangan gelombang 1613-1620cm-1 menunjukkan adanya gugus C=C
aromatik, pada bilangan gelombang 1266-1282 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-N
dan pada bilangan gelombang 633-780 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-X.
Tabel 2:Interpretasi data 1H-NMR senyawa (1)
No Atom C
δH (ppm)
C-3/C-3’
7,24 (m)
C-4/C-4’ dan C-5/C-5’
7,31 (m)
C-6/C-6’
7,46 (m)
Cβ
8,00 (s)
-CH2-N-CH23,61 (s)
CH3-N2,37 (s)
Tabel 2 diatas memperlihatkan interpretasi data spektrum 1H-NMR senyawa (1)
pada pergeseran kimia δ 8,00 ppm (2Hβ) menunjukkan proton betadengan puncak
singlet. Pergeseran kimia pada 7,46 ppm (2H) menunjukkan proton pada atom
C-6/C-6’dengan puncak multiplet. Pergeseran kimia pada 7,31 ppm (4H) menunjukkan
adanya proton pada C-4/C-4’ dan C-5/C-5’ dengan puncak multiplet. Pergeseran kimia
pada 7,24 ppm (2H) menunjukkan proton pada atom C-3/C-3’ dengan puncak multiplet.
Pergeseran kimia pada 3,61 ppm (4H) menunjukkan sinyal proton pada cincin
heterosiklik (–CH2-N-CH2-) dengan puncak singlet dan pergeseran kimia pada
2,37 ppm (3H) menunjukkan adanya proton dari metil yang terikat pada N heterosiklik
(CH3-N-) dengan puncak singlet. Data ini telah mengkonfirmasi struktur yang diperoleh
sesuai dengan struktur senyawa target.
Tabel 3:Interpretasi data 1H-NMR senyawa (2)
No Atom C
δH (ppm)
C-2/C-2’ dan C-6/C-6’
7,38 (d, J= 5 Hz)
C-3/C-3’ dan C-5/C-5’
7,31 (d, J= 10 Hz)
Cβ
7,73 (s)
-CH2-N-CH23,71 (s)
CH3-N2,46 (s)
Tabel 3 diatas memperlihatkan interpretasi data spektrum 1H-NMR senyawa (2)
pada pergeseran kimia δ 7,73 ppm (2Hβ) menunjukkan proton beta dengan puncak
singlet. Pergeseran kimia pada 7,38 ppm (4H) menunjukkan proton pada atom C-2/C-2’
dan C-6/C-6’ dengan puncak doublet. Pergeseran kimia pada 7,31 ppm (4H)
menunjukkan proton pada atom C-3/C-3’ dan C-5/C-5’ dengan puncak doublet.
5
Pergeseran kimia pada 3,71 ppm (4H) menunjukkan sinyal proton pada cincin
heterosiklik (–CH2-N-CH2-) dengan puncak singlet dan pergeseran kimia pada
2,45 ppm (3H) menunjukkan adanya proton dari metil yang terikat pada N heterosiklik
(CH3-N-) dengan puncak singlet. Data ini telah mengkonfirmasi struktur yang diperoleh
sesuai dengan struktur senyawa target.
Tabel 4:Interpretasi data 1H-NMR senyawa (3)
No Atom C
δH (ppm)
C-4/C-4’, C-5/C-5’
7,50 (m)
C-2/C-2’, C-6/C-6’
7,28 (m)
Cβ
7,73 (s)
-CH2-N-CH23,73 (s)
CH3-N2,47 (s)
Tabel 4 diatas memperlihatkan interpretasi data spektrum 1H-NMR senyawa (3)
pada pergeseran kimia δ 7,73 ppm (2Hβ) menunjukkan proton betadengan puncak
singlet. Pergeseran kimia pada 7,38 ppm (4H) menunjukkan proton pada atom C-2/C-2’
dan C-6/C-6’ dengan puncak doublet. Pergeseran kimia pada 7,31 ppm (4H)
menunjukkan proton pada atom C-3/C-3’ dan C-5/C-5’ dengan puncak doublet.
Pergeseran kimia pada 3,71 ppm (4H) menunjukkan sinyal proton pada cincin
heterosiklik (–CH2-N-CH2-) dengan puncak singlet dan pergeseran kimia pada
2,45 ppm (3H) menunjukkan adanya proton dari metil yang terikat pada N heterosiklik
(CH3-N-) dengan puncak singlet. Data ini telah mengkonfirmasi struktur yang diperoleh
sesuai dengan struktur senyawa target.
Spektrum massa menunjukkan berat molekul senyawa (1) dihitung sebagai
C20H18Cl2NO dengan puncak molekul m/z 358,0776 [M+H]+ dan yang dihitung secara
teoritis adalah 358,0765. Selisih massa molekul (1) yang diperoleh 0,0011. Nilai DBE
(Double Bound Eqivalen) dari rumus molekul senyawa yang ditunjukkan oleh spektrum
massa dan yang dihitung secara teoritis yang diperoleh yaitu 12 yang menunjukkan
adanya 12 jumlah ikatan rangkap pada senyawa (1). Berat molekul senyawa (2) yang
dihitung sebagai C20H18Cl2NO menunjukkan puncak molekul m/z 358,0778 [M+H]+
dan secara teoritis dihitung berat molekul (2) adalah 358,0765. Selisih molekul (2) yang
diperoleh adalah 0,0013. Nilai DBE (Double Bound Eqivalen) dari rumus molekul
senyawa yang ditunjukkan oleh spektrum massa dan yang dihitung secara teoritis yang
diperoleh yaitu 12 yang menunjukkan adanya 12 jumlah ikatan rangkap pada senyawa
(2). Berat molekul senyawa (3) yang dihitung sebagai C20H18Br2NO menunjukkan
puncak molekul m/z 445,9746 [M+H]+ dan secara teoritis dihitung berat molekul (3)
adalah 445,9755. Selisih massa molekul (3) yang diperoleh adalah 0,0009. Nilai DBE
(Double Bound Eqivalen) dari rumus molekul senyawa yang ditunjukkan oleh spektrum
massa dan yang dihitung secara teoritis yang diperoleh yaitu 12 yang menunjukkan
adanya 12 jumlah ikatan rangkap pada senyawa (3). Berdasarkan data diatas
menunjukkan bahwa senyawa (1), (2) dan (3)berturut-turut diidentifikasi sebagai
senyawa (3E,5E)-3,5-bis(2-klorobenzilidin)-1-metilpiperidin-4-on, senyawa (3E,5E)3,5-bis(4-klorobenzilidin)-1-metilpiperidin-4-on dan senyawa (3E,5E)-3,5-bis(3bromobenzilidin)-1-metilpiperidin-4-on.
6
b. Uji toksisitas
Tabel 5: Hasil uji toksisitas senyawa analog kurkumin
Senyawa
Nama
Senyawa
1
(3E,5E)-3,5-bis(2klorobenzilidin)-1metilpiperidin-4-on
Nilai
LC50
(µg/mL)
Struktur
senyawa
O
11,76
Cl
N
Cl
O
2
(3E,5E)-3,5-bis(4klorobenzilidin)-1metilpiperidin-4-on
3
(3E,5E)-3,5-bis(3bromobenzilidin)-1metilpiperidin-4-on
Cl
Cl
N
14,13
O
36,39
N
Br
Br
Hasil uji toksisitas senyawa (1), (2) dan (3) diperoleh nilai LC50< 200 μg/mL.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya efek toksik terhadap kematian larva dan
menunjukkan tingkat toksisitas yang berbeda. Senyawa (1) menunjukkan tingkat toksik
lebih besar dibandingkan senyawa (2) dan (3). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Adams et al (2004) melaporkan bahwa senyawa 3,5-Bis-(2florobenzilidin)piperidine-4-on yang memiliki subtituen halogen pada posisi orto aktif
terhadap antikanker. Aktivitas biologis senyawa analog kurkumin pada penelitian ini,
kemungkinan dipengaruhi adanya gugus α, β-tak jenuh oleh substituen pada cincin
aromatik dan alkil yang terikat pada atom N heterosiklik yang terdapat pada senyawa
tersebut. Pada senyawa (1) substituen halogen pada cincin aromatik terletak pada posisi
orto. Sedangkan pada senyawa (2) substituen halogen pada cincin aromatik terletak
pada posisi para dan pada senyawa (3) terletak pada posisi meta. Efek mesomeri positif
dari substituen halogen pada posisi orto dan para dapat mempengaruhi ikatan rangkap
α, β pada gugus karbonil α, β tak jenuh sehingga menyebabkan aktivitas toksisitas pada
senyawa (1) dan (2) lebih besar dari senyawa (3) yang substituen halogennya terletak
pada posisi meta. Selain itu, aktivitas senyawa analog kurkumin juga dipengaruhi oleh
gugus metil yang terikat pada N heterosiklik menjadi lebih aktif sebagai nukleofil
sehingga menyebabkan tingkat toksisitasnya jauh lebih besar. Hal ini kemungkinan
akan memudahkan senyawa analog kurkumin untuk berinteraksi dengan larva Artemia
salina Leach.
7
KESIMPULAN DAN SARAN
Ketiga senyawa analog kurkumin dapat disintesis menggunakan katalis basa NaOH
dengan metode iradiasi microwave dengan rendemen masing-masing senyawa 1, 2 dan
3 adalah 38,86 %, 65,60 % dan 19,73 %. Ketiga senyawa analog kurkumin memiliki
nilai LC50<200 µg/ml sehingga berpotensi sebagai senyawa antikanker. Hasil uji
toksisitas menunjukkan tingkat toksisitas senyawa (1) lebih besar dibandingkan dengan
senyawa (2) dan (3) sehingga perlu dilakukan uji aktivitas lainnya terutama uji
antikanker dan dapat dimanfaatkan secara luas.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Riau melalui Lembaga
Penelitian yang telah membantu biaya penelitian ini melalui Dana Hibah Bersaing atas
nama Dra. Yum Eryanti, MS tahun 2013.Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Prof. Dr. Adel Zamri, MS, DEA dan Dra. Yum Eryanti, MS yang telah
membimbing, memotivasi serta membantu penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, B.K., Ferstl, E.M., Davis, M. C., Herold, M., Kurtkaya, S., Camalier, R.F.,
Hollingshead, M.G., Kaur, G., Sausville, E.A., Rickles, F.R., Snyder, J.P.,
Liotta, D.C. and Shoji, M. 2004. Synthesis and Biological Evaluation of Novel
Curcumin Analogs As Anti-cancer and Anti-angiogenesis Agents. Bioorganic &
Medicinal Chemistry.12:3871-3883.
Aggarwal, B., Sundaram, C., Malani, N. and Ichikawa, H. 2007. Curcumin: The Indian
Solid Gold. Biomedical and life Sciences.(595): 1-75.
Fadda, A., Badria, F.A. and El-Attar, K.M. 2009. Synthesis and Evaluation of Curcumin
analogues as sytotoxic agents. Mansoura University.
Handler, N.,Jaener, W.,Pushacher, H., Leiser, K. and Erker, T. 2007. “Synthesis of
Novel Curcumin Anologues and Their Evaluation As Selective Cyloxigenase1(cox-1) Inhibitors”. J. chem. Pharm. Bull.55:64-71.
Harefa, F. 1997. Pembudidayaan Artemia salina untuk Pakan Udang dan Ikan.Penebit
Swadaya, Jakarta.
Jayapal, M.R and Sreedhar, N.Y. 2010. Anhydrous K2CO3 as Catalyst for the synthesis
of Chalcones under Microwave Irradiation.Journal of Pharmaceutical Science
and Research. 2(10): 644-647.
Thangapazham, R.L., Sharma, A. and Maheshwari, R.K., 2006, Multiple Molecular
Targets in Cancer Chemoprevention by curcumin,The AAPS Journal. 8 (3) : 52.
Yadav, B.D. 2012. Study of New Curcumin Analogs for the Treatment of ERα Negative
Breast Cancer. University of Otago, Dunedin, New Zealand.
8
Download