seni musik dalam tasawuf jurusan aqidah filsafat

advertisement
SENI MUSIK DALAM TASAWUF
Studi kasus terhadap lagu-lagu Dewa 19 pada album Laskar Cinta
Oleh:
Cecep Burhanuddin
101033121738
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/ 1430 H
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmânirrahîm
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, karena atas
rida dan perkenan-Nya lah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ini. Shalawat teriring salam semoga selalu terlimpah dan tercurah kepada
junjungan besar umat Islam Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat dan
seluruh penerus risalah beliau.
Pada penulisan skripsi ini, penulis ingin mengangkat ajaran-ajaran
tasawwuf yang tersirat pada album Laskar Cinta Dewa 19. Seperti kita ketahui
bahwa group musik Dewa 19 adalah group musik yang beraliran rock, sedangkan
musik rock adalah salah satu genre musik yang selama ini diidentikkan dengan
gaya kehidupan yang hedonistik dan jauh dari nilai-nilai agama. Penulis kurang
sepakat dengan asumsi tersebut. Oleh karena itulah, dengan segala keterbatasan
yang penulis miliki, penulis ingin mengangkat sisi lain dari musik rock, yaitu
dengan melihat kandungan ajaran tasawwuf yang tersirat dalam syair-syair lagu
Dewa 19 pada album Laskar Cinta.
Dalam penulisan skripsi ini, tentunya penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang ikut terlibat dalam penulisan ini.
i
Yang pertama, penulis ingin berterima kasih kepada Dekan fakultas
Ushuluddin dan Filsafat, bapak DR. M. Amin Nurdin, M.A., dan pembantu Dekan
bapak DR. Hamid Nasuhi, M.A.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Agus
Darmaji M.Fils, selaku kajur Aqidah Filsafat dan kepada bapak Drs. Ramlan A.
Gani, M.Ag., selaku sekjur Aqidah Filsafat, yang telah meluangkan waktunya
untuk membantu penulis dalam mengurus masalah-masalah akademik penulis.
Terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada jajaran pendidik dan pengajar
fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang dengan segenap keikhlasan dan kekuatan
berusaha mendidik, membimbing penulis secara khusus dan tunas-tunas bangsa
secara umum dalam menimba ilmu pengetahuan pada almamater tercinta ini, serta
kepada para staf perpustakan fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang turut
membantu penulis dalam studi kepustakaan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. DR. Raden Mulyadhi
Kartanegara, M.A., yang telah membimbing dan mengayomi penulis dalam
penulisan skripsi ini.
Kemudian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua tercinta penulis, ayahanda M. Ashari dan Ibunda Siti Khadijah, penulis bisa
sampai pada sekarang ini tidak lain adalah berkat ketulusan dan kesabaran yang
sangat dalam dari kedua orang tua penulis dalam merawat, mendidik dan
membimbing penulis dari sejak penulis lahir sampai pada saat ini. Terima kasih
juga ingin penulis sampaikan kepada kakanda penulis Ade Hermawan dan
Neneng Alit serta adikku Aditya untuk semua bentuk bantuan morîl dan materîl.
Kemudian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
penulis yang selalu mendukung dan memberi pencerahan kepada penulis: Sahal,
Ivan, Faruq, Anwar Sodik, Maimuddin, Daus, Surahman, Dahlan, Salim, Jamal,
Jo, Anwar Anie dan juga yang lainnya yang tidak mungkin disebutkan semua di
sini.
Tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Tina Agustina,
seorang wanita yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan selalu mendukung
dan memberi semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Serta kepada semua pihak yang berjasa yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, semoga amal baik kalian diterima di sisi-Nya.
Penulis sadar, karya tulis ini masih jauh dari kata memadai, untuk itu saran
dan kritik sangat penulis harapkan demi kebaikan tulisan ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis menyerahkan semua ini.
Semoga karya tulis yang sangat sederhana dapat menjadi sesuatu yang
bermanfaat.
Bogor, 27 Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
PEDOMAN TRANSLITERASI...................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. ...................................................................................................... Lat
ar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. ...................................................................................................... Stu
di Kepustakaan ................................................................................... 7
C. ...................................................................................................... Pe
mbatasan dan Perumusan Masalah....................................................... 7
D. ...................................................................................................... Tuj
uan dan Manfaat Penelitian.................................................................. 8
E. ...................................................................................................... Met
ode Penelitian...................................................................................... 8
F........................................................................................................ Sist
ematika Penulisan................................................................................ 9
BAB II TASAWWUF DAN SENI
A. Sekilas Tentang Tasawwuf................................................................... 11
1. Pengertian Tasawwuf ...................................................................... 11
2. Sumber Ajaran Tasawwuf ............................................................... 14
3. Tarekat sebagai Jalan Tasawwuf...................................................... 18
B. Sekilas Tentang Seni Musik ................................................................ 20
1. Pengertian Seni ............................................................................ 20
2. Pengertian Seni Musik ................................................................... 21
3. Lirik dalam Seni Musik ................................................................ 22
4. Genre Rock dalam Seni Musik ...................................................... 22
C. Hubungan Tasawwuf dan Seni Musik .................................................. 25
BAB III SKETSA BIOGRAFIS GROUP MUSIK DEWA 19
A. Sejarah dan Profil Group Musik Dewa 19 ........................................... 28
B. Prestasi dan Album-Album Dewa 19 ................................................... 31
C. Para Sufi yang Mengilhami Syair Lagu Dewa 19 ................................ 32
D. Deskripsi Umum Album Laskar Cinta ................................................ 33
BAB IV KANDUNGAN AJARAN-AJARAN TASAWWUF DALAM ALBUM
LASKAR CINTA
A. Lagu Pangeran Cinta
1. Lirik Lagu ...................................................................................... 35
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Pangeran Cinta ........... 35
B. Lagu Satu
1. Lirik Lagu ...................................................................................... 38
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Satu ............................. 39
C. Lagu Hadapi Dengan Senyuman
1. Lirik Lagu ...................................................................................... 42
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Hadapi Dengan Senyuman .... 42
E. Lagu Nonsense
1. Lirik Lagu ...................................................................................... 44
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Nonsense ..................... 45
F. Lagu Hidup Ini Indah
1. Lirik Lagu ...................................................................................... 46
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Hidup Ini Indah ........... 47
G. Lagu Atas Nama Cinta
1. Lirik Lagu ...................................................................................... 50
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Atas Nama Cinta.......... 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 52
B. Saran-Saran ...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
‫ا‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ث‬
‫ج‬
‫ح‬
‫خ‬
‫د‬
‫ذ‬
:a
:b
:t
: ts
:j
:h
: kh
:d
: dz
‫ر‬
‫ز‬
‫س‬
‫ش‬
‫ص‬
‫ض‬
‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
Untuk madd dan diftong
:r
:z
:s
: sy
:s
:d
:t
:z
:‘
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ن‬
‫و‬
â
a panjang
î
i panjang
û
u panjang
ْ‫أَو‬
Aw
ْ‫أُو‬
Û
ْ‫أَي‬
Ay
ْ‫إِي‬
î
: gh
:f
:q
:k
:l
:m
:n
:w
:h
‫ء‬
‫ي‬
:’
:y
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
‫ا‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ث‬
‫ج‬
‫ح‬
‫خ‬
‫د‬
‫ذ‬
:a
:b
:t
: ts
:j
:h
: kh
:d
: dz
‫ر‬
‫ز‬
‫س‬
‫ش‬
‫ص‬
‫ض‬
‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
Untuk madd dan diftong
:r
:z
:s
: sy
:s
:d
:t
:z
:‘
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ن‬
‫و‬
â
a panjang
î
i panjang
û
u panjang
ْ‫أَو‬
Aw
ْ‫أُو‬
Û
ْ‫أَي‬
Ay
ْ‫إِي‬
î
: gh
:f
:q
:k
:l
:m
:n
:w
:h
‫ء‬
‫ي‬
:’
:y
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
‫ا‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ث‬
‫ج‬
‫ح‬
‫خ‬
‫د‬
‫ذ‬
:a
:b
:t
: ts
:j
:h
: kh
:d
: dz
‫ر‬
‫ز‬
‫س‬
‫ش‬
‫ص‬
‫ض‬
‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
Untuk madd dan diftong
:r
:z
:s
: sy
:s
:d
:t
:z
:‘
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ن‬
‫و‬
â
a panjang
î
i panjang
û
u panjang
ْ‫أَو‬
Aw
ْ‫أُو‬
Û
ْ‫أَي‬
Ay
ْ‫إِي‬
î
: gh
:f
:q
:k
:l
:m
:n
:w
:h
‫ء‬
‫ي‬
:’
:y
BAB II
TASAWWUF DAN SENI MUSIK
A. Sekilas Tentang Tasawwuf
1. Pengertian Tasawwuf
Tasawwuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi
atau aspek spiritual dari Islam. Spiritualitas ini dapat mengambil bentuk yang
beragam di dalamnya. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawwuf lebih
menekankan aspek rohani ketimbang aspek jasmani; dalam kaitannya dengan
kehidupan, ia lebih menekankan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia
yang fana. Sedangkan dalam kaitannya dengan pemahaman keagamaan, ia lebih
menekankan aspek esoterik ketimbang eksoterik, lebih menekankan penafsiran
batiniah ketimbang penafsiran lahiriah.1
Para sufi, yaitu orang yang menjalankan tasawwuf, berbeda-beda dalam
mendefinisikan tasawwuf, ini karena para sufi dalam mendefinisikan tasawwuf
atas dasar pengalaman batin mereka masing-masing yang bersifat subyektif.
Beberapa pengertian yang berkembang dan sering dipakai sebagai acuan berasal
dari al-Junayd al-Baghdâdî (w. 297/910 M). Al-Junayd al-Baghdâdî yang bergelar
“bapak tasawwuf moderat”, mendefinisikan tasawwuf sebagai kebersamaan
1
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawwuf, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006),
h. 2.
bersama Allah SWT tanpa adanya penghubung. Baginya, tasawwuf berarti
“membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat
basyariyyah (kemanusiaan), menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat
kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih
utama atas dasar keabadiannya, memberi nasihat kepada umat, benar-benar
menepati janji kepada Allah SWT, dan mengikuti syariat Rasulullah SAW.” Abû
Yazîd al-Bustâmî (w. 261H/875 M) – pencetus teori fanâ’, baqâ’, dan ittihâd
dalam tasawwuf-mengemukakan, bahwa tasawwuf mencakup tiga aspek, yaitu
khâ’, hâ’, dan jîm. Khâ’, maksudnya takhallî, berarti mengosongkan diri dari
perangai tercela; ha’, maksudnya tahallî, berarti menghiasi diri dengan akhlak
terpuji; dan jim, maksudnya tajallî, berarti mengalami kenyataan ketuhanan.2
Javad Nurbakhsh, salah seorang guru spiritual tarekat Ni’matullah
mengatakan bahwa definisi umum tasawwuf adalah jalan menuju hakikat di mana
karunia adalah cinta. Metodenya adalah menatap lurus ke satu arah dan tujuannya
adalah Tuhan.3
Sementara itu Ibrahim Basyuni, sarjana muslim berkebangsaan Mesir,
mengkategorikan pengertian tasawwuf kepada tiga hal:
Pertama, kategori al-bidâyah, yaitu pengertian yang mencerminkan
tasawwuf pada tingkat permulaan. Kategori ini, seperti diungkapkan Ma’ruf alKarkhi di atas-menekankan kecenderungan jiwa dan kerinduannya secara fitrah
kepada Yang Maha Mutlak – sehingga orang senantiasa berusaha mendekatkan
2
Yunasril Ali, “Tasawwuf,” dalam Taufik Abdullah, dkk. Ed., Ensiklopedi Tematis Dunia
Islam, (Jakarta: PT.Ichtiar Baru VanHoeve, 2002), h. 139.
3
Javad Nurbakhsh, Tenteram Bersama Sufi, penerjemah Zaimul Am (Jakarta, PT.Serambi
Ilmu Semesta, 2004). H. 12.
diri kepada Allah SWT. Kecenderungan jiwa seperti ini menurutnya dimiliki
setiap manusia. Dalam fitrah inilah manusia berbeda dengan binatang.
Kedua, kategori al-mujâhadât, yaitu pengertian yang membatasi tasawwuf
pada pengamalan yang didasarkan atas kesungguhan. Pengertian ini misalnya
diberikan oleh al-Jurayri dan al-Qusyayri, yang lebih menonjolkan akhlak dan
amal dalam pendekatan diri kepada Allah SWT.
Ketiga, kategori al-mazâqât, yakni pengertian yang cenderung membatasi
tasawwuf pada pengalaman batin dan perasaan keberagamaan, terutama dalam
mendekati Dzat yang Mutlak. Pengertian seperti ini muncul dalam definisi alJunayd, Ruwaym, dan al-Hallaj, yang menempatkan tasawwuf sebagai
pengetahuan batin atau pengetahuan esoterik.
Dari ketiga pengertian umum tasawwuf tersebut, Basyuni menyimpulkan
bahwa tasawwuf adalah “kesadaran murni yang mengarahkan jiwa secara benar
kepada amal dan aktifitas yang sungguh-sungguh dan menjauhkan diri dari
keduniaan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan
perasaan dalam berhubungan dengan-Nya.
Akan tetapi, batasan yang diberikan Ibrahim Basyuni ini masih dianggap
oleh sebagian peneliti belum mencerminkan tasawwuf secara utuh. Masih banyak
ciri tasawwuf yang belum tercakup dalam definisi tersebut. Apalagi dalam setiap
kondisi dan tahap perkembangan tasawwuf, selalu terdapat ciri-ciri tertentu, sesuai
dengan tahap perkembangan dan kondisinya itu. Karena itulah, Annemarie
Schimmel, sejarawan dan peneliti tasawwuf terkemuka dari Harvard University –
mengatakan kesulitannya dalam mendefinisikan tasawwuf secara komprehensif
dan refresentatif. Kita hanya bisa menyentuh salah satu sudutnya saja. Ia mengutip
kisah orang buta yang dikemukakan oleh Jalâl al-Dîn Rûmî (604 H/1208 M – 672
H/1274 M), ketika mereka menyentuh Gajah. Masing-masing menggambarkannya
sesuai dengan bagian tubuh gajah yang disentuhnya, ada yang mengatakan
bentuknya seperti mahkota, seperti kipas, seperti pipa air, atau seperti tiang.
Sehingga menurut Schimmel, pengertian yang ada mengenai tasawwuf memang
hanya dapat menjadi petunjuk awal dalam menyelami tasawwuf lebih jauh. 4
Perlu diketahui, pandangan para sufi dalam mengartikan tasawwuf, di
samping karena arti itu diungkapkan atas dasar pengalaman batin yang bersifat
subyektif, juga karena ketidaksamaan dalam melihat asal-usul kata tasawwuf dan
sufi itu sendiri.
2. Sumber Ajaran Tasawwuf
Sumber awal dan asas tasawwuf adalah Islam, dasar-dasar tasawwuf sudah
ada sejak datangnya agama Islam.
Adapun ayat-ayat yang menyangkut aspek moralitas dan asketisme
dijadikan sebagai salah satu landasan prinsipil dalam tasawwuf, para sufi merujuk
kepada al-Qur’an sebagai landasan utama. Karena manusia mempunyai sifat baik
dan sifat jahat, sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an surat al-Syams ayat 8
yang berbunyi,
ÝóÃóáúåóãóåóÇ ÝõÌõæÑóåóÇ æóÊóÞúæóÇåóÇ
Artinya: “Allah mengilhami (jiwa manusia) kejahatan dan kebaikan”.
4
Yunasril, “Tasawwuf,” h. 140.
Maka harus dilakukan pengikisan terhadap sifat yang jelek dan
pengembangan sifat-sifat yang baik, kemudian kelanjutan dari ayat tersebut
adalah,
ÞóÏú ÃóÝúáóÍó ãóäú ÒóßóøÇåóÇ
Artinya: “Sungguh berbahagialah orang yang menyucikan (jiwa) nya”.5
Berdasarkan ayat-ayat tersebut dan ayat-ayat yang senada, maka dalam
tasawwuf dikonsepkanlah teori tazkiyyah al-nafs atau penyucian jiwa. Proses
penyucian itu melalui dua tahap, yakni pembersihan jiwa dari sifat-sifat jelek yang
disebut takhallî. Tahap awal dimulai dari pengendalian dan penguasaan hawa
nafsu, sesuai dengan firman Allah pada surat Yusuf ayat 53 yang berbunyi,
æóãóÇ ÃõÈóÑöøÆõ äóÝúÓöí Åöäóø ÇáäóøÝúÓó áÃãóøÇÑóÉñ
ÈöÇáÓõøæÁö ÅöáÇ ãóÇ ÑóÍöãó ÑóÈöøí Åöäóø ÑóÈöøí ÛóÝõæÑñ
ÑóÍöíãñ
Arinya: “sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi oleh Tuhanmu”.
Ayat lain memerintahkan,
... ÝóáÇ ÊóÛõÑóøäóøßõãõ ÇáúÍóíóÇÉõ ÇáÏõøäúíóÇ
íóÛõÑóøäóøßõãú ÈöÇááóøåö ÇáúÛóÑõæÑõ ...
æóáÇ
Artinya: “maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan
kamu” , dan
6
... Þõáú ãóÊóÇÚõ ÇáÏõøäúíóÇ Þóáöíáñ æóÇáÂÎöÑóÉõ ÎóíúÑñ
áöãóäö ÇÊóøÞóì æóáÇ ÊõÙúáóãõæäó ÝóÊöíáÇ ...
Artinya: “katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sementara dan
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang taqwa.”7
5
Al-Qur’an, Surat al-Syams; 9.
6
Al-Qur’an, Surat al-Fathir; 5.
7
Al-Qur’an, Surat an-Nisa; 77.
Hanya mereka yang terbebas dari cengkeraman hawa nafsu dan
menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Allah sajalah yang akan menemukan
kemantapan batin dan kestabilan jiwa, mereka itulah yang akan menemukan
kebahagiaan hakiki. Pandangan hidup yang demikian, jelas bersumber dari alQur’an, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Fajr ayat 27-29 yang berbunyi,
íóÇ ÃóíóøÊõåóÇ ÇáäóøÝúÓõ ÇáúãõØúãóÆöäóøÉõ ÇÑúÌöÚöí
Åöáóì ÑóÈöøßö ÑóÇÖöíóÉð ãóÑúÖöíóøÉð ÝóÇÏúÎõáöí Ýöí
ÚöÈóÇÏöí
Artinya: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah ke sisi Tuhanmu dengan hati
yang damai dan diridai-Nya, dan masuklah dalam surgaku”.
Agar berada sedekat mungkin dengan Allah, adalah tujuan terpenting dari
sufi, keinginan ini merupakan perintah Allah melalui firman-Nya, antara lain
dinyatakan dalam surat al-Qaff ayat 16 bahwa,
æóáóÞóÏú ÎóáóÞúäóÇ ÇáÅäúÓóÇäó æóäóÚúáóãõ ãóÇ ÊõæóÓúæöÓõ
Èöåö äóÝúÓõåõ æóäóÍúäõ ÃóÞúÑóÈõ Åöáóíúåö ãöäú ÍóÈúáö
ÇáúæóÑöíÏö
Artinya: “kami lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya
sendiri”.
Oleh karena itu dalam surat al-Baqarah ayat 115 dikatakan:
æóáöáóøåö
ÇáúãóÔúÑöÞõ
æóÇáúãóÛúÑöÈõ
ÝóÃóíúäóãóÇ
ÊõæóáõøæÇ ÝóËóãóø æóÌúåõ Çááóøåö Åöäóø Çááóøåó æóÇÓöÚñ
Úóáöíãñ
Artinya: “ke mana saja kamu berpaling di situ ada wajah Tuhan”.
Ayat-ayat yang senada dengan ayat ini masih banyak lagi dijumpai dalam
al-Qur’an, misalnya, al-Baqarah: 186, al-Anfal: 17, al-Jîn: 16, Âlu ‘Imrân: 191,
al-Kahfi: 28 dan sebagainya.8
8
Rivay Siregar, Tasawwuf dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 50.
Sedangkan bagi kalangan penganut tasawwuf falsafî, surat al-Nûr ayat 35
yang berbunyi,
Çááóøåõ äõæÑõ ÇáÓóøãóÇæóÇÊö æóÇáÃÑúÖö ãóËóáõ äõæÑöåö
ßóãöÔúßóÇÉò ÝöíåóÇ ãöÕúÈóÇÍñ ÇáúãöÕúÈóÇÍõ Ýöí ÒõÌóÇÌóÉò
ÇáÒõøÌóÇÌóÉõ ßóÃóäóøåóÇ ßóæúßóÈñ ÏõÑöøíñø íõæÞóÏõ ãöäú
ÔóÌóÑóÉò ãõÈóÇÑóßóÉò ÒóíúÊõæäóÉò áÇ ÔóÑúÞöíóøÉò æóáÇ
ÛóÑúÈöíóøÉò íóßóÇÏõ ÒóíúÊõåóÇ íõÖöíÁõ æóáóæú áóãú
ÊóãúÓóÓúåõ äóÇÑñ äõæÑñ Úóáóì äõæÑò íóåúÏöí Çááóøåõ
áöäõæÑöåö ãóäú íóÔóÇÁõ æóíóÖúÑöÈõ Çááóøåõ ÇáÃãúËóÇáó
áöáäóøÇÓö æóÇááóøåõ Èößõáöø ÔóíúÁò Úóáöíãñ
Artinya: “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang
di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari
pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur
(sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampirhampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapislapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan
Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu”.
Kemudian surat al-Baqarah ayat 115 yang berbunyi,
æóáöáóøåö
ÇáúãóÔúÑöÞõ
æóÇáúãóÛúÑöÈõ
ÝóÃóíúäóãóÇ
ÊõæóáõøæÇ ÝóËóãóø æóÌúåõ Çááóøåö Åöäóø Çááóøåó æóÇÓöÚñ
Úóáöíãñ
Artinya: “dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemana pun
kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas
(rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Kedua ayat di atas merupakan landasan naqli yang mereka kembangkan
melalui berfikir spekulatif-filsafati tentang transendensi dan immanensi Tuhan
alam semesta. Melalui penggabungan konsep-konsep tasawwuf dengan teori-teori
filsafat dan mereka analisis melalui metode penggabungan, terkonseplah doktrin
kesatuan wujud dalam berbagai variasi.
Dari contoh di atas sudah cukup alasan untuk mengatakan bahwa tidak ada
lagi keraguan lagi tentang sumber ajaran tasawwuf, ia digali dari al-Qur’an yang
dikembangkan berdasarkan kehidupan Nabi dan para sahabatnya.
Memang, karena sifatnya yang universal baik dalam arti ruang maupun
waktu, sebuah sistem spiritual, seperti tasawwuf mungkin saja menerima
pengaruh dari sistem lain yang ada sebelumnya, seperti juga mungkin saja ia
memengaruhi sistem dan disiplin spiritual lain. Karena itu, kalau tasawwuf,
sebagai aspek spiritual Islam, dikatakan telah dipengaruhi oleh unsur-unsur mistik
atau filosofis yang ada sebelum Islam, seperti mistisisme Kristen, Hindu, atau
sistem filsafat Neo-platonisme atau stoikisme, hal itu boleh-boleh saja. Tetapi itu
sekali-kali tidaklah berarti bahwa Islam sendiri sebagai agama tidak cukup untuk
memberikan basis bagi kehidupan spiritualnya sendiri. Andaikan sistem-sistem
mistik dan filosofis pra-Islam tidak pernah ada, mistisisme Islam atau tasawwuf
ini akan tetap tumbuh, karena spiritualitas pada hakikatnya merupakan kebutuhan
esensial manusia, kapan saja dan di mana saja. Itulah sebabnya mistisisme dengan
segala variasi dan kesamaannya bisa dan telah tumbuh dalam tradisi dan bangsa
manapun di dunia ini. Demikianlah, maka Islam telah memberikan beberapa basis
bagi sistem spiritualnya sendiri yang kita sebut tasawwuf.9
3. Tarekat Sebagai Jalan Tasawwuf
9
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawwuf, h. 23.
Kajian tasawwuf tidak dapat dipisahkan dengan kajian terhadap
pelaksanaannya di lapangan, dalam hal ini praktik ‘ubûdiyah dan mu’âmalah
dalam tarekat.
Tarekat berasal dari kata “tarîqah”, yaitu jalan yang harus ditempuh
seorang calon sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan Tuhan.10 Selain
tarekat, sering juga digunakan kata “sulûk”, yang artinya juga perjalanan spiritual,
dan orangnya disebut “sâlik”. Tapi kata tarekat juga dipakai untuk merujuk
sebuah kelompok persaudaraan atau ordo spiritual yang biasanya didirikan oleh
sufi besar seperti Abdul Qodir Jilani, Sadzili, Jalal al-Din Rumi, dan lainnya.
Nama tarekat tersebut dinisbahkan kepada nama-nama pendirinya, atau julukan
yang diberikan oleh para pengikutnya. Karna itu kita mengenal tarekat Qadiriyah,
Sadziliyah atau Mawlawiyah yang dinisbahkan kepada julukan “Mawlana” (guru
kami) yang diberikan murid-murid Rumi kepadanya.11 Tiap tarekat mempunyai
Syeikh, upacara ritual dan bentuk zikir sendiri. 12
Tarekat mulai berkembang pada abad ke-6 H. Di antara tarekat-tarekat
besar yang pertama muncul adalah tarekat Qadiriyah. Tarekat ini diajarkan oleh
Abd al-Qadîr Ibn Abdillah Al-Jili (juga disebut Al-Jîlani). Ajaran utama tarekat
ini – seperti pada umumnya tarekat – ialah menekan hawa nafsu yang menjadikan
manusia jauh dari Tuhan dengan berzikir, shalat sunah, dan do’a di waktu pagi,
10
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, h. 88.
11
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawwuf, h. 04.
12
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, h. 88.
siang, sore, dan malam hari.13 Di antara murid-murid tarekat ini kemudian ada
yang mendirikan tarekat-tarekat lain. Salah satu di antaranya adalah tarekat
Rifa’iah di Irak. Salah satu pengikut tarekat ini di Mesir, Ahmad al-Badawi (w.
1276 M) selanjutnya membentuk tarekat lain yang dikenal dengan nama
Ahmadiah atau Badawiah. Sebagai pecahan dari tarekat ini timbul tarekat
Bayyumiah dan tarekat Dasuqiah, juga di Mesir.
Satu tarekat lain di antara yang pertama-tama timbul adalah tarekat alSadziliah yang mana pendirinya adalah Nur al-Dîn Ahmad Ibn Abdillah alSyadzili. Kemudian tarekat Mawlawiyah juga termasuk dalam golongan tarekattarekat yang pertama muncul. Syeikhnya adalah Jalal al-Dîn Rumî. Tarekat ini
terkenal dengan upacara tarian berputarnya, dan mempunyai pengaruh besar di
Turki.
Kemudian
ada
tarekat
Al-Naqsyabandiyah
yang
didirikan
oleh
Muhammad Ibn Muhammad Baha’ Al-Din Al-Naqsyabandi (w. 1389 M).
Di Turki, selain dari Mawlawiyah terdapat tarekat Al-Bektasyiah,
syeikhnya adalah Haji Bektasy Wali.
Selain dari yang disebutkan di atas, masih banyak lagi tarekat-tarekat
seperti Al-Sanusiah di Libia dan Gurun Sahara, Al-Sattariah di India dan
Indonesia. Al-Suhrawardiah di Afghanistan dan India, dan Al-Tijaniah di
Maroko.14
13
Yunasril, “Tasawwuf,” h. 153.
14
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, h. 90.
Nama tarekat yang berbeda tidak menjadi halangan, begitu juga dengan
penyebarannya yang meluas ke seluruh dunia Islam, jaringan sufi dan gerakannya
baik melalui perdagangan maupun variasi aspirasi politik mereka tidak
menjadikan mereka lupa terhadap misi utama tasawwuf dan tarekat, yakni
mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Yang Maha Kuasa.15
B. Sekilas Tentang Seni Musik
1. Pengertian Seni
Seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa orang,
dilahirkan dengan perantaraan alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat
ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihat (seni lukis), atau
dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama).16
Quraish Shihab mengatakan bahwa seni merupakan ekspresi rûh dan
budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari
sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah,
apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia, atau
fitrah yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada hamba-hambanya. 17
Dalam penelitian ini, karena objek yang diteliti sangat berhubungan
dengan seni musik dan lagu, maka perlu rasanya untuk membahas sedikit tentang
seni musik dan juga pengertian lirik lagu.
15
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,
Jakarta: Kencana, 2005. h. vi.
16
Lihat Ensiklopedi Indonesia, Ichtiar Baru – Van Hoeve, h. 3080.
17
Quraish Shihab, Wawasan al Quran, h. 385.
2. Pengertian Seni Musik
Seni musik terbagi dalam dua bagian, yakni seni suara instrumentalia dan
seni suara vokal. Seni suara instrumentalia (instrumental art) adalah seni suara
yang diperdengarkan dengan media alat-alat, seperti alat tiup, alat gesek, dan alat
yang dipukul. Tiap alat atau instrumentalia mempunyai nada tertentu, sedangkan
seni suara vokal adalah seni suara yang diperdengarkan dengan perantaraan suara
manusia, tanpa iringan instrument. Keindahan suaranya tercermin dalam irama
tinggi – rendah, keras – lemah, serta cepat lambat syair dan lagu yang
dibawakan.18
Seni musik (instrumental art) adalah seni yang berhubungan dengan alatalat musik dan irama yang keluar dari alat-alat musik tersebut. Seni musik
membahas antara lain cara memainkan instrumen musik, cara membuat not, dan
studi bermacam-macam aliran musik. Seni musik ini bentuknya dapat berdiri
sendiri sebagai seni instrumentalia (tanpa vokal) dan dapat juga disatukan dengan
seni vokal. Seni instrumentalia, seperti telah dijelaskan di muka, adalah seni yang
diperdengarkan melalui media alat-alat musik. Sedang seni vokal, adalah seni
yang diungkapkan dengan cara melagukan syair melalui perantaraan oral (suara
saja) tanpa iringan instrumen musik. Seni vokal tersebut dapat digabungkan
dengan alat-alat musik tunggal (gitar, biola, piano, dan lain-lain) atau dengan alat-
18
Lihat Ensiklopedi Indonesia, Ichtiar Baru – Van Hoeve, h. 3080.
alat musik majemuk seperti band, orkes simfoni, gamelan, karawitan, dan
sebagainya. 19
3. Lirik dalam Seni Musik
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, lirik berarti karya sastra (puisi)
yang berisi curahan perasaan pribadi atau juga sebuah susunan kata sebuah
nyanyian.
Lirik lagu merupakan sebuah kata-kata yang disusun oleh pencipta lagu.
Penciptaan sebuah lirik lagu merupakan curahan pengarang lagu yang berasal dari
pemikiran, perenungan atau pembelajarannya, baik yang dilihat mau pun yang
dirasakan sehingga dituangkan dalam sebuah kata yang diiringi oleh alat musik
atau tanpa alat musik. Lirik merupakan ikon dari sebuah lagu, tanpa sebuah lirik ,
tak berarti sebuah lagu.
4. Genre Rock dalam Seni musik
Menurut Collins Cobuild English Dictionary, musik rock adalah jenis
musik yang memiliki nada sederhana dan beat yang cepat, dimainkan dan
dinyanyikan oleh sekelompok orang dengan gitar listrik dan drum. Rock is a
music genre with simple tones and rapid beat, played and sung by electric guitar
and heavy tones of drum. Ada banyak lagi pengertian lain tentang istilah ini. Ada
yang menandakannya berdasar karakteristik sound, ada pula yang sekedar
mengkontraskannya dengan musik pop, bahkan ada yang lebih menekankan
19
13.
Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Pustaka, 1998), h.
pendefinisian musik rock berdasar proses pembuatan musiknya, semangat si
pembuat musik, atau lirik yang terkandung.
Melalui tulisan ini, saya hendak mengajak kita bersama-sama mencoba
melakukan pendekatan definitif tentang musik rock dengan melihat contoh
historis beberapa musisi legendaris berikut ini, kemudian mencari kesamaan yang
mereka punyai.
Elvis Presley dari Tenessee, ikon musik yang kuat di pertengahan 1950.
Melalui Elvis, rock berbentuk musik yang didasarkan pada instrumen gitar dengan
mencampur tradisi musik kulit putih dan kulit hitam, blues, musik gereja dan
country.
The Beatles dari Liverpool, kelompok musik di tahun 60an dengan format
dasar; drum, dobel gitar, bas, dan duo vokal yang harmonis. The Beatles berhasil
mempopulerkan musik Inggris di Amerika hingga akhirnya melegenda ke seluruh
dunia hingga kini.
Bob Dylan dari Minnesota, juga muncul di tahun 60-an. Selain mengusung
rock and roll yang dekat dengan rakyat, ia juga melibatkan unsur politik serta
arogansi kaum urban dalam lirik-liriknya.
Ini menyebabkan musiknya
berpengaruh secara ideologis terhadap pendengarnya, terlebih anak muda saat itu.
Jimi Hendrix dari Seattle, yang hadir di akhir tahun 60-an, lebih
memunculkan musik rock sebagai satu kategori yang jauh lebih spesifik. Dengan
melakukan improvisasi gitar yang inovatif, ia memperkenalkan bahwa amplifier
pun merupakan satu instrumen penting yang tidak boleh disia-siakan. Tidak bisa
dipungkiri, improvisasi Hendrix akan instrumen gitarnya merupakan inspirasi
besar bagi eksplorasi-eksplorasi dalam musik rock selanjutnya.
Bob Marley dari Jamaika, menghadirkan jenis lain di tahun 70-an.
Bersama kelompoknya, The Wailers, ia menggabungkan sound gitar rock, beat
reggae, dan semangat Rastafaria. Marley-lah yang memperkenalkan musik
Reggae ke dunia.
Public Enemy dari New York, mewakili musik rap, yakni musik yang
mengutamakan penghantaran lirik secara gamblang (bukan dinyanyikan), dengan
penambahan teknologi digital berbentuk sampling. Musik rap tentu saja memiliki
sejarah panjang nya sendiri, namun Public Enemy bisa jadi mengawali pergerakan
hip-hop sehingga berkembang hingga seperti saat ini.
Nirvana dari Seattle, menunjukkan kejeniusan musik rock secara esensial.
Mewakili bentuk ketidakpuasan melalui semangat punk, musik yang kasar dan
polos namun berbalut lirik-lirik puitis, serta pendobrakan atas pattern umum yang
mereka anggap memuakkan saat itu. Tentu saja masih banyak contoh lain dari
luasnya pengkategorian musik rock secara umum. Namun berdasar segelintir yang
sudah disebutkan diatas, bisakah kita garis bawahi persamaan yang tampak?
Pertama, musik rock adalah sebuah kategori musik yang sangat luas
sehingga masing-masing pun dapat memfokuskan definisi mereka sendiri berdasar
ciri. Seperti musik Elvis yang kemudian disebut Rockabilly, Dylan sebagai folk,
Nirvana sebagai grunge, atau Hendrix sebagai perpaduan antara blues dan jazz.
Kesemua mereka memiliki prinsip musikal, lirik dan performa yang berbeda-beda.
Dari sudut pandang teori, musik rock merupakan satu genre besar yang
terdiri dari penggabungan bermacam unsur. Jika kita runut lagi secara seksama,
ternyata musik kulit hitam merupakan pusat dari perpaduan ini, yang kemudian
bertemu dan mengalami penyesuaian dengan beragam musik lain.
Musik rock juga bisa dipandang dari penggunaan teknologi-nya.
Contohnya, musik rock sangat bergantung pada kepiawaian dalam meracik sound
di studio. Musik rock sangat berkaitan dengan transimisi sound, termasuk
pemunculan noise dan proses eksperimental lain yang bisa memperluas batasan
kategorisnya. Jika ditilik lagi, alangkah pesatnya perkembangan musik rock berkat
disahkannya pendayagunaan teknologi. Dengan begitu, pemanfaatan teknologi
pun memegang peran yang sangat sangat penting.
Musik rock juga sering dihubungkan dengan karakteristik sosial, terutama
anak muda. Di tahun 50 sampai 60-an, inilah penyebab utama yang menjadikan
musik rock menjadi ikonik dan ideologis. Musik jenis ini melambangkan
semangat pemberontakan dan penolakan terhadap hegemoni yang konvensional,
mulai dari penulisan lirik yang frontal hingga penampilan rebelius yang tercitra
dari sang idola.
Sebagaimana halnya karya seni manusia lainnya, maka musik rock sebagai
sebuah karya seni-pun tidak akan dapat melepaskan diri dari pengaruh zamannya,
apakah terpengaruh oleh keadaan sosial-politik, sosial-budaya dan bahkan tidak
menutup kemungkinan sosial-agama.20
20
“Pendefinisian Musik Rock”, artikel diakses pada tanggal 8 Maret 2009 dari
http://www.bengkelmusik.com/forum/bm-f56/pendefinisian-musik-rock-t1360.php
C. Hubungan Tasawwuf dan Seni Musik
Dalam tasawwuf, dapat dikatakan bahwa seni sudah menjadi bagian di
dalamnya. Ini bisa dilihat pada tarekat tasawwuf yang menggunakan seni sebagai
sarana praktik atau ritual mereka. Seperti yang ada pada tarekat Mawlawiyah,
tarekat ini menggunakan seni tari-tarian dan musik dalam mempraktikkan ritual
mereka.
Tarekat Mawlawiyah adalah tarekat yang muncul di Anatolia (Asia Kecil),
Turki, pada abad ke-13 dan berpusat di Konya (Turki). Tarekat ini oleh penulispenulis barat disebut ordo para Darwis (penganut sufi) yang menari atau berputar.
Nama Mawlawiyah dinisbahkan kepada Mawlânâ Jalâl al-Dîn Rûmî (w. 672 H/
1273 M) yang mengilhami sekaligus pendiri tarekat ini. Nama asli Rumi adalah
Jalâl al-Dîn Muhammad, tetapi kemudian dia lebih dikenal sebagai Mawlânâ Jalâl
al-Dîn Rûmî, Rûmî atau saja.
Mawla (Turki : mevlana) merupakan gelar kehormatan sufi penyair. Nama
Mawlawiyah mula-mula diperkenalkan oleh murid-murid Rûmî yang menyalin
karyanya, al-Masnawî, sajak tasawwuf yang disebut jami` (bahasa Pahlavi atau
bahasa Persia : al-Qur’an) dengan menyebut diri mereka sebagai mawlawi, yakni
sebutan atau gelar kehormatan bagi murid-murid tarekat Mawlawiyah.21
Tarekat ini mempraktekan ritual sama` (tarian berputar para darwis) yang
biasanya diadakan seusai shalat Jum’at. Para darwis dalam melakukan ritual ini
memakai pakaian khusus yang terdiri dari sebuah topi, baju panjang putih tanpa
21
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve, 1994), h. 209.
lengan, jaket berlengan panjang, ikat pinggang, dan sebuah mantel hitam, mantel
ini dilepas sebelum upacara sama’. Tarian mistik ini diiringi musik dan nyanyian.
Dalam ritual tersebut syaikh berdiri di sudut yang paling terhormat dan para
darwis melewatinya sebanyak tiga kali. Setiap kali lewat mereka saling memberi
salam, sampai akhirnya gerakan berputar-putar dimulai. Gerakan ini dilakukan
dengan kaki dan tangan yang kecepatannya semakin meningkat. Tarian ini
dimulai dengan nyanyian pujian untuk menghormat Nabi Muhammad SAW, dan
berakhir dengan nyanyian pendek penuh semangat yang kadang-kadang
dinyanyikan dalam bahasa Turki. Rûmî mengibaratkan gerak putar tarian para
darwis ini seperti pembuat anggur yang menginjak buah anggur sehingga tercipta
anggur rohani. Sama`, menurutnya adalah makanan rohani seperti zikir yang di
dalamnya manusia berputar mengitari pusat gaya berat rohani, yaitu Tuhan.
Upacara ini diadakan di tekye (ada yang menyebutnya tekke), tempat ibadah sufi
Mawlawiyah.22
Pada intinya, melalui ritual menari berputar yang diiringi musik dan
nyanyian ini,
pada waktu tari atau gerakan berputar itu dilakukan, ia ditujukan
untuk meraih atau mencapai suatu ekstase, mereka akan menjadi semakin kencang
dalam menari jika sudah terlena dalam ritual tersebut. Tetapi bentuk-bentuk
ekstase biasanya berbeda-beda, karena tertuju dalam tafakur (kontemplasi).23
Bukan hanya tarekat mawlawiyah saja yang mengintregasikan tasawwuf
ke dalam seni. Di Nusantara ada Sunan Kali Jaga yang sukses besar menggunakan
22
Ensiklopedi Islam, h. 211.
23
Abdul Hadi, “Seni Tidak Bisa Dihalal-Haramkan.”
seni gamelan sebagai sarana menyebarkan ajaran tasawwuf Islam. Di tangan
Sunan Kali Jaga, gamelan yang dimainkannya berbeda estetikanya dengan
gamelan Bali yang meneruskan estetika Hindu. Gamelan yang dimainkan oleh
Sunan Kali Jaga cenderung kontemplatif, karena dalam estetika Islam yang
diutamakan ialah penciptaan suasana khusyuk dan tafakur dalam merenungi Yang
Satu.24
Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa ada keterkaitan antara tasawwuf
dan seni musik. Tarekat Mawlawiyah, melalui ritual sama`-nya yang diiringi
dengan musik dan Sunan Kali Jaga yang menyebarkan ajaran tasawwuf Islam
melalui seni gamelan, merupakan contoh nyata dari hal itu. Pada intinya, seni bisa
juga menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
24
Abdul Hadi, “Islam Dan Seni Di Indonesia.”
BAB III
SKETSA BIOGRAFIS GROUP MUSIK DEWA 19
A. Sejarah Berdiri Group Musik Dewa 19
Pada tahun 1986, empat orang siswa SMP 6 Surabaya mempunyai mimpimimpi indah untuk menjadi musisi terkenal. Dengan kemampuan pas-pasan
mereka mengibarkan bendera DEWA sebagai nama group musik mereka. Nama
ini merupakan akronim dari nama mereka berempat, yaitu: Dhani Manaf
[Keyboard, Vokal], Erwin Prasetya [Bass], Wawan Juniarso [Drum], dan Andra
Junaidi [Gitar]. Waktu itu kegilaan mereka pada musik sudah terlihat. Tidak
jarang masing-masing terpaksa bolos sekolah, sekedar untuk bisa ngumpul dan
bermain musik. Atas dorongan orang tua Wawan, mereka akhirnya sering bertemu
dan berkumpul serta latihan di rumah keluarga Abipraja yang terletak di Jl.
Dharmawangsa Dalam Selatan No. 7, tepatnya di komplek perumahan Universitas
Airlangga. Salah satu ruangan rumah tersebut telah diubah menjadi studio.25
Sejak digunakan sebagai tempat berkumpul anak-anak Dewa, rumah
tersebut langsung populer bagi kalangan komunitas pemusik di kota Surabaya.
Mereka tidak sekedar berlatih dan berkumpul, tapi juga mengadakan semacam
workshop dengan beberapa musisi yang ada di Surabaya.26
25
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006, h. 27.
26
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 28.
Hobi bermain musik mereka terbawa hingga mereka memasuki bangku
SMA, dan saat acara PENSI SMA 2 Surabaya, mereka kembali membentuk group
band dengan nama Smada Big Band. Kekompakan dan penampilan mereka
akhirnya membuat Harunurrasyid, salah satu teman dekat Dhani melontarkan ide
agar Dewa dihidupkan kembali. Bahkan Harun berjanji akan menyediakan dana
untuk
membiayai
bersambut,
formasi
rekaman. Gayung pun
28
Dewa jilid II akhirnya
diwujudkan kembali dengan personel yang terdiri dari Dhani, Erwin, Wawan,
Andra, dan Ari Lasso. Ari yang saat itu tercatat sebagai vokalis Los Angeles
(sekarang Boomerang) diminta untuk bergabung.27
Dewa yang pernah mereka proklamasikan saat masih duduk di bangku
SMP 6 Surabaya, dipakai sebagai faktor pengikat emosional mereka. Agar
terkesan lebih keren, nama band tidak cuma Dewa, ada tambahan angka 19 di
ujungnya. Angka ini diberikan karena mereka ingin menunjukkan bahwa angka
tersebut sebagai pertanda atas usia mereka yang 19 tahun ketika Dewa lahir untuk
kali kedua. Nama Dewa 19 resmi menjadi merek dagang mereka.28
Dari studio Lasika Surabaya, mereka menyiapkan sebagian demo master
rekaman yang selanjutnya akan disempurnakan di Jakarta. Harun memberi modal
untuk rekaman sebesar sepuluh juta rupiah untuk biaya pembuatan master. Walau
sesungguhnya jumlah tersebut sangat mepet untuk biaya memproduksi 10 buah
lagu. Modal sepuluh juta rupiah plus “Bondo Nekat” (modal nekat) akhirnya
27
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 29.
28
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 30.
membawa mereka ke Jakarta dengan menumpang K.A. Jayabaya (Kereta Api
Jakarta-Surabaya) kelas ekonomi.
Setelah sampai di Jakarta, perjalanan dilanjutkan menuju rumah nenek
Ahmad Dhani di Bogor yang pada akhirnya dijadikan basecamp selama proses
rekaman di Jakarta berlangsung. Selain di Bogor, mereka terkadang tinggal di
rumah Harun yang berada di kawasan Kwitang – Jakarta Barat. Setelah
mendapatkan informasi yang cukup, maka dipilihlah studio 15 yang terletak di
kawasan Petojo-Jakarta Pusat. Studio milik produser JK Record, Judy Kristianto
disewa untuk membuat master album perdana Dewa 19.29
Modal yang mereka miliki ternyata hanya mampu untuk menyewa
sebanyak 25 shift, itu pun shift ke-3, shift paling malam. Konsekuensi dari kondisi
tersebut memaksa mereka harus rela menginap di ruang studio tersebut. Setelah
keseluruhan proses rekaman selesai dan akhirnya menjadi master album rekaman,
semua personel Dewa kembali ke Surabaya, kecuali Dhani yang tetap tinggal di
Jakarta. Dhani menetap di rumah neneknya di Bogor, sebab dia ingin meneruskan
perjalanan menuju bintang.
Dengan master di tangan, Dhani gentayangan dari satu perusahaan
rekaman ke perusahaan rekaman lain pakai bus kota, sementara Erwin, Wawan,
Andra dan Ari menunggu hasilnya di Surabaya. Sempat ditolak sana-sini, master
itu akhirnya dilirik oleh Jan N. Juhana dari Team Records, yang pernah sukses
melejitkan Kla Project. Jan N. Juhana A&R Team Record cukup tertarik dengan
lagu-lagu Dewa 19, sistem titip edar adalah pilihan terakhir bentuk kerja sama
29
Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 34.
mereka. Kesanggupan Team Record dengan sistem tersebut tak lain disebabkan
oleh kondisi keuangan mereka.
Salah satu kesepakatan dalam kerja sama tersebut, Harun siap
menanggung seluruh biaya promosi, sedangkan Team Record akan membiayai
distribusi dan peredaran album Dewa 19. Album yang bertajuk Dewa 19 akhirnya
berhasil masuk ke pasar musik Indonesia. Keberhasilan ini merupakan akhir dari
kepahitan dan kesulitan anak-anak Dewa 19 menembus dunia rekaman.30 Dari
sinilah perjalanan Dewa 19 di kancah permusikan Indonesia dimulai.
Adapun personel Dewa 19 yang sekarang adalah Ahmad Dhani, Yuke
Sampurna, Andra Junaidi, Tyo Nugros dan Once.
Ada pun latar pendidikan para personil Dewa 19 yang penulis ketahui dari
berbagai sumber adalah sebagai berikut;
-
Ahmad Dhani: SMPN 6 Surabaya dan SMA 2 Surabaya.
-
Yuke Sampurna: SMP Negeri 7 Bandung, SMA, D3 Sastra Jepang
UNPAD, D3 Tours dan Travel STIEPAR.
-
Andra Junaidi: SMPN 6 Surabaya dan SMA 2 Surabaya.
-
Tyo Nugros: pendidikan terakhir di Percussions Institute of
Technology (PIT) Hollywood, Musicians Institute (MI) Amerika.
-
Once: pendidikan terakhir di fakultas Hukum Universitas Indonesia
(UI).
B. Prestasi dan Album-Album Dewa 19
30
Huda, Manunggaling DEWA Ahmad Dhani, h. 36.
Prestasi-prestasi group band Dewa 19 antara lain adalah:
1. Tahun 1992: Anugerah PWI musik 1, kategori penyanyi /pemusik
panggung produktif.
2. Tahun 1993: The best selling album BASF Award (Contemporary Pop),
The best newcomer BASF award.
3. Tahun 1995: Video Klip Terbaik: Cukup Siti Nurbaya
4. Tahun 1996: Basf Award IX, kategori musik rock terbaik
5. Tahun 1997: Anugerah Musik Indonesia pada kategori lagu terbaik
alternative
6. Tahun 1998: Indonesia video musik awards, kategori video favorit:
Kamulah Satu-Satunya dan Kirana.
7. Tahun 2000: Indonesia video musik awards, kategori video klip terbaik:
Kuldesak
8. Tahun 2001: Indonesia Video musik award, kategori video klip terbaik:
Roman Picisan.
9. Tahun 2002: AMI Sharp Awards, kategori lagu terbaik: Arjuna.
10. Tahun 2003: SCTV musik awards, kategori band paling ngetop,
Penghargaan dari panglima komando darurat militer di Aceh.
Sedangkan album-album Dewa 19, sampai saat ini sudah melahirkan
sembilan album, kesembilan album tersebut yaitu: Dewa 19, Format Masa
Depan, Terbaik-Terbaik, Pandawa Lima, Bintang Lima, Cintailah Cinta, Laskar
Cinta, Republik Cinta, Kerajaan Cinta.
C. Para Sufi yang Mengilhami Syair Lagu Dewa 19
Para tokoh sufi muncul silih berganti pada zamannya masing-masing.
Mereka memiliki khas atau spesialisasi dalam menjalani kehidupan ruhani. Di
antara mereka ada yang mengusung konsep mahabbah (cinta), khawf (takut), raja`
(pengharapan), wihdah (kesatuan), dan sebagainya. Berikut adalah nama-nama
sufi yang menjadi inspirator Ahmad Dhani dalam menulis lirik lagu; Rabi`ah alAdawiyyah, Husayn Mansur al-Hallaj, Abu Hamid al-Ghazali, Abdul Qadîr alJîlanî, Ibnu Arâbi dan Jalâl al-Dîn Rûmî.31
D. Deskripsi Umum Album Laskar Cinta
Album Laskar Cinta merupakan album ketujuh Dewa 19 dan ada dua belas
lagu pada album ini. Dua belas lagu tersebut adalah, Pangeran Cinta, Atas Nama
Cinta, Satu, Indonesia Saja, Sweetest Palce, Hidup Ini Indah, Cinta Gila,
Nonsens, Hadapi Dengan Senyuman, Matahari Bulan Bintang, Aku Tetaplah Aku,
Shine On.
Dari dua belas lagu tersebut, sebagian besar mengandung pesan-pesan
religi. Seperti sudah disebutkan di atas bahwa pada album Laskar Cinta Dewa 19
lirik-lirik lagunya sangat religius. Akan tetapi pada album ini, ada juga tema
selain tema religi, yaitu tema nasionalisme, seperti yang terdapat pada lagu
Indonesia Saja.
31
h. 55.
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, (Yogyakarta: Penerbit Lingkaran, 2007),
Kemudian ada juga pesan untuk saling menghormati dan tidak mudah
untuk mengklaim kebenaran kepada pihak lain.32
Akan tetapi tema yang paling kental dalam album Laskar Cinta ini adalah
tema tasawuf, seperti yang telah ditegaskan oleh Ahmad Dhani yang mana adalah
pencipta lagu-lagu pada album Laskar Cinta.
Dewa 19 sudah menjadi simbol baru bagi sebuah musik pop modern untuk
anak-anak muda, dengan dua kepak sayapnya yang membumbung ke langit-langit
jiwa kaum muda. Sayap satunya mengepakkan pesan-pesan cinta kaum sufi yang
agung, sayap satunya mengepakkan bahasa-bahasa cinta dalam arti paling
manusiawi.33 Dua mosaik cinta itulah yang terdapat pada lagu-lagu di album
Laskar Cinta Dewa 19.
Adapun mengenai peluncuran album Laskar Cinta, judul album Laskar
Cinta sama sekali bukan suatu sindiran untuk Laskar Jihad yang sangat terkenal,
namun murni idiom Ahmad Dhani dan beberapa sahabatnya yang peduli dan
tergugah tatkala sering mendengar, melihat dan membaca betapa “laskar” sering
diartikan secara sepihak dengan konotasi negatif oleh sebagian kalangan. Jihad
sendiri terlalu sering diberi makna sempit sebagai perang dan dikaitkan dengan
tindakan-tindakan anarkis oleh mereka yang tidak memahami maknanya yang
hakiki.
Maka dari itu, Dewa 19 mencoba menawarkan sebuah oase kesejukan
dengan menggabungkan kata “cinta” dan “laskar”, tentunya juga bukan cinta
32
Huda, Manunggaling DEWA Ahmad Dhani, h. 87.
33
Hakim, “DEWA: Cinta dan Dunia Sufi”, h. 70.
dalam arti yang sempit seperti yang selama ini popular. Ahmad Dhani berharap
dengan demikian ada contra-effect yang ditimbulkan (tentu dalam waktu jangka
panjang) hingga tidak selamanya kata “laskar” harus bersanding dengan kata
“jihad” dalam artian sempit.34
34
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 15.
BAB IV
KANDUNGAN AJARAN TASAWWUF DALAM ALBUM LASKAR CINTA
A. Lagu Pangeran Cinta
1. Lirik Lagu
detik detik berganti dengan detik
menghitung silih berganti
hari-haripun terus berganti
bulan-bulan juga terus berganti
zaman-zamanpun terus berubah
zidup ini juga pasti mati
semua ini pasti mkan musnah
tetapi tidak cintaku pada-Mu
karena aku sang pangeran cinta
malam-malam diganti dengan pagi
pagi menjadi siang
tahun tahunpun berganti abad
yang mudapun pasti menjadi tua
musim-musim pun terus berganti
hidup ini juga pasti mati
takkan ada yang abadi
takkan ada yang kekal
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Pangeran Cinta
detik detik berganti dengan detik
menghitung silih berganti
hari-haripun terus berganti
bulan-bulan juga terus berganti
zaman-zamanpun terus berubah
hidup ini juga pasti mati
Pada syair-syair lagu di atas, terkandung ajaran tasawwuf akhlakî, yaitu
dzikrul mawt. Dzikrul mawt adalah ingat kepada kematian kapan dan di manapun.
Perhatikan ayat berikut ini:
35
æóáÇ ÊóÏúÚõ ãóÚó Çááóøåö ÅöáóåðÇ ÂÎóÑó áÇ Åöáóåó ÅöáÇ
åõæó ßõáõø ÔóíúÁò åóÇáößñ ÅöáÇ æóÌúåóåõ áóåõ ÇáúÍõßúãõ
æóÅöáóíúåö ÊõÑúÌóÚõæäó
Artinya: “tiap-tiap sesuatu pasti akan binasa kecuali wajahnya”. (QS alQashash [28]: 88).
Dari keterangan ayat-ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa suatu saat
segala sesuatu akan hancur atau binasa, tak ada yang kekal di alam ini, hanya
Tuhan saja yang kekal dan tidak binasa. Syair lagu Pangeran Cinta di atas juga
layak dimaknai demikian, sebagai peringatan sesama umat agar menyadari
kefanaan diri kita selama hidup di dunia ini.35
semua ini pasti akan musnah
tetapi tidak cintaku pada mu
karena aku sang pangeran cinta
Syair-syair di atas mengingatkan kita pada ayat berikut,
ßõáõø ãóäú ÚóáóíúåóÇ ÝóÇäò æóíóÈúÞóì æóÌúåõ ÑóÈöøßó Ðõæ
ÇáúÌóáÇáö æóÇáÅßúÑóÇãö
Artinya: “Semua yang ada dibumi ini akan binasa. Dan tetap kekal Wajah
Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” {QS ar-Rahman [55]: 2627}.
Dalam tasawwuf, ayat di atas juga bermakna bahwa segala sesuatu ini
pada hakikanya musnah atau tidak ada. Alam materi ini adalah manifestasi Tuhan
paling luar hingga pada hakikatnya hanya fatamorgana saja. Kalaupun terlihat
ada, dapat dilihat dan diraba, hal tersebut hanyalah kenyataan yang semu semata.
Sebenarnya hanya Tuhanlah yang benar-benar nyata dan ada. Para sufi juga
35
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, (Yogyakarta: Penerbit Lingkaran, 2007),
h. 69.
berkeyakinan bahwa apa saja yang dilihatnya hakikatnya adalah wajah Tuhan.
Inilah yang dinamakan kesatuan dalam penyaksian (wahdat as-syuhûd).36 Dengan
demikian, dapatlah dikatakan bahwa pada syair-syair di atas mengandung ajaran
wahdat al-syuhûd.
Ahmad Dhani menyebut diri sebagai pangeran cinta, yang cintanya akan
selalu abadi sementara segala sesuatu yang lain akan musnah. Memang benar, rasa
rindu dan cinta seorang hamba kepada Tuhan akan membawanya pada perasaan
dekat hingga seakan menyatu dengan Tuhan.37 Dalam tasawwuf, keadaan seperti
itu disebut sebagai wihdat al- wujûd atau kesatuan dalam wujud.
Menurut Prof. DR. Kautsar Azhari Noor, dalam memahami pengertian
wihdat al-wujûd, terlebih dahulu orang harus mengerti istilah wujûd. Kata wujûd
tidak hanya mempunyai pengertian obyektif, tapi juga subyektif. Dalam
pengertian obyektifnya, kata wujud berarti “ditemukan”, sedangkan dalam
pengertian subyektif kata wujûd berarti “menemukan”. Dalam pengertian
subyektif, kata wujûd terletak aspek epistemologis dan dalam pengertian obyektif,
kata wujûd terletak aspek ontologis. Kedua aspek ini menyatu secara harmonis. Di
satu pihak, satu-satunya wujûd adalah wujud Tuhan sebagai realitas absolut. Di
lain pihak, wujud adalah menemukan Tuhan yang dialami oleh Tuhan sendiri dan
oleh pencari rohani. Orang-orang yang menemukan Tuhan dalam alam dan diri
mereka sendiri disebut oleh Ibn al-Arabî adalah “orang-orang yang menyingkap
dan menemukan”, yang berarti orang-orang yang mengalami penyingsingan tabir
36
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 69.
37
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 70.
yang memisahkan mereka dari Tuhan, hingga mereka menemukan Tuhan dalam
alam dan diri mereka sendiri.38
malam malam diganti dengan pagi
pagi menjadi siang
tahun tahunpun berganti abad
yang muda pun pasti menjadi tua
musim musim pun terus berganti
hidup ini juga pasti mati
Pada syair-syair diatas, ajaran tasawwuf yang terkandung sama dengan
pada bait pertama, yaitu dzikrul mawt atau mengingat akan kematian.
B. Lagu Satu
1. Lirik Lagu
aku ini adalah diri-mu
cinta ini adalah cinta-mu
aku ini adalah diri-mu
jiwa ini adalah jiwa-mu
rindu ini adalah rindu-mu
darah ini adalah darah-mu
tak ada yang lain selain dirimu
yang selalu kupuja.. Ouo..
kusebut namamu
disetiap hembuskan nafasku
kusebut namamu
kusebut namamu
dengan tangan-mu aku menyentuh
dengan kakimu aku berjalan
dengan matamu aku memandang
dengan telingamu aku mendengar
dengan lidahmu aku bicara
dengan hatimu aku merasa
38
Kautsar Azhari Noor, Ibnu Arabi ; Wahdat al-Wujûd Dalam Perdebatan, (Jakarta:
Paramadina, 1995), h. 34.
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Satu
Ahmad Dhani mengatakan bahwa syair lagu Satu terinspirasi oleh hadits
Qudsi nabi Muhammad SAW berikut ini:
“orang-orang yang merasa dekat kepada-Ku, mereka tidak hanya
melaksanakan apa yang Aku fardhukan kepada mereka, malah hamba tersebut
merasa dekat kepada-Ku dengan melaksanakan amal-amal nawafil (tambahan)
hingga Aku pun mencintainya. Apabila Aku sudah mencintainya, Aku menjadi
penglihata yang dengan itu ia melihat, Aku menjadi lidahnya yang dengan itu ia
berkata-kata, Aku menjadi tangannya yang dengan itu ia memegang, Aku menjadi
kakinya yang dengan itu ia berjalan, dan Aku menjadi hatinya yang dengan itu
bercinta-cita.” (HR. Bukhari)
Maksudnya, hamba yang sudah merasa dekat dengan Tuhan, hingga ia pun
merasakan dirinya dan Tuhan adalah Satu (sebagaimana judul lagu tersebut) maka
ia pun akan merasakan bahwa apa saja yang ia lakukan hakikatnya adalah
perbuatan Tuhan. Dirinya telah musnah, hingga ketika melihat maka sebenarnya
Tuhanlah yang melihat. Demikian juga ketika dia mendengar, berkata-kata,
berjalan, memegang, bahkan berniat sekali pun.39
aku ini adalah diri-mu
cinta ini adalah cinta-mu
aku ini adalah diri-mu
jiwa ini adalah jiwa-mu
rindu ini adalah rindu-mu
darah ini adalah darah-mu
Pada syair-syair lagu diatas, terkandung ajaran hulûl. Ajaran hulûl pertama
kali ditampilkan oleh Husein Ibn Mansur al-Hallaj (w. 308 H). Pengertian hulûl
secara singkat adalah Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu,
yaitu manusia
39
yang telah dapat membersihkan dirinya dari sifat-sifat
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 72.
kemanusiaannya melalui fanâ atau ekstase. Sebab menurut al-Hallaj, manusia
mempunyai sifat dasar yang ganda, yaitu sifat ketuhanan atau lahût dan sifat
kemanusiaan atau nasût. Demikian juga halnya Tuhan, Tuhan memiliki sifat
ganda, yaitu sifat-sifat Ilahiyat atau Lahût dan sifat insaniyah atau nasût. Apabila
seseorang
telah
dapat
menghilangkan
sifat-sifat
kemanusiaannya
dan
mengembangkan sifat-sifat Ilahiyat-Nya melalui fanâ, maka Tuhan akan
mengambil tempat dalam dirinya dan terjadilah kesatuan manusia dengan Tuhan
dan inilah yang dimaksud dengan hulûl.40
Bagaimana gambaran hulûl itu, dapat dipahami dari ungkapan al-Hallaj
berikut ini41;
berbaur sudah sukma-mu dalam rohku jadi satu
bagai anggur dan air benin berpadu
bila engkau tersentuh, terusik pula aku
karena ketika itu, kau dalam segala hal adalah aku
aku yang kurindu, dan yang kurindu aku jua
kami dua jiwa padu jadi satu raga
bila kau lihat aku, tampak jua Dia dalam pandanganmu
jika kau lihat Dia, kami dalam penglihatanmu tampak nyata
Syair al-Hallaj diatas mirip dengan syair lagu Satu Dewa pada bait
pertama. Coba saja perhatikan,
Syair Lagu Satu dewa 19
aku ini adalah diri-mu
cinta ini adalah cinta-mu
aku ini adalah diri-mu
jiwa ini adalah jiwa-mu
rindu ini adalah rindu-mu
darah ini adalah darah-mu
Syair al-Hallaj
berbaur sudah sukma-mu dalam
rohku jadi satu
bila engkau tersentuh, terusik pula
aku
aku yang kurindu, dan yang kurindu
aku jua
kami dua jiwa padu jadi satu raga
40
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 156.
41
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 157.
bila kau lihat aku, tampak jua Dia
dalam pandanganmu
jika kau lihat Dia, kami dalam
penglihatanmu tampak nyata
Dari ungkapan syair al-Hallaj diatas, terlihat bahwa wujud manusia tetap
ada dan sama sekali tidak hancur atau sirna. Dengan demikian, nampaknya paham
hulûl ini bersifat figuratif, bukan riel karena berlangsung dalam kesadaran psikis
dalam kondisi fana dalam iradat Allah. Manusia diciptakan Tuhan sesuai dengan
citra-Nya, maka makna perpaduan itu adalah munculnya citra Tuhan ke dalam
citra-Nya yang ada dalam diri manusia, bukan hubungan manusia dengan Tuhan
secara riel.42
dengan tangan-mu aku menyentuh
dengan kakimu aku berjalan
dengan matamu aku memandang
dengan telingamu aku mendengar
dengan lidahmu aku bicara
dengan hatimu aku merasa
Pada syair-syair terakhir lagu Satu diatas terkandung ajaran tajallî.
Seseorang yang sudah merasakan tajallî Tuhan dalam dirinya, maka ia akan
menyadari bahwa apa saja yang dia miliki, dia kerjakan, dan dia rasakan adalah
bentuk dari kreatifitas dan aktifitas Tuhan. Dirinya hanyalah sarana saja, bukan
pelaku dan bukan pula pemilik kelakuan.43
42
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 158.
43
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 72.
C. Lagu Hadapi Dengan Senyuman
1. Lirik Lagu
hadapi dengan senyuman
semua yang terjadi biar terjadi
hadapi dengan tenang jiwa
semua kan baik-baik saja
bila ketetapan Tuhan
sudah ditetapkan
tetaplah sudah
tak ada yang bisa merubah
dan takkan bisa berubah
relakanlah saja ini
bahwa semua yang terbaik
terbaik untuk kita semua
menyerahlah untuk menang
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Hadapi Dengan Senyuman
hadapi dengan senyuman
semua yang terjadi biar terjadi
hadapi dengan tenang jiwa
semua kan baik-baik saja
Dalam lagu Hadapi Dengan Senyuman ini, khususnya pada syair di atas,
Ahmad Dhani terinspirasi oleh pribadi nabi Muhammad SAW yang senantiasa
menebar senyum ketika menghadapi situasi apa pun. Saat ada orang yang berbuat
aniaya terhadap beliau pun, masih sempat dibalasnya dengan senyum ikhlas tanpa
pura-pura. Hal ini karena nabi sudah benar-benar tawakkal dan qanaah,
mewakilkan semua hasil kerjanya hanya kepada Allah dan siap menerima apa saja
menurut kehendak-Nya.44
44
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 82.
Senyum menandakan kesabaran dalam menempuh ujian yang dilakukan
oleh seorang sufi, dan kunci keberhasilan dalam menghadapi cobaan dan
rintangan adalah dengan kesabaran. Sabar pada intinya konsekuen dan konsisten
dalam melaksanakan semua perintah Allah. Berani menghadapi kesulitan dan
tabah dalam menghadapi cobaan selama perjuangan, demi tercapai tujuan.45
bila ketetapan Tuhan
sudah ditetapkan
tetaplah sudah
tak ada yang bisa merubah
dan takkan bisa berubah
Pada syair di atas, terdapat ajaran tawakkal. Secara umum pengertian
tawakkal adalah pasrah dan mempercayakan secara bulat kepada Allah setelah
melaksanakan suatu rencana dan usaha. Apabila rencana sudah matang, usaha
dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan rencana, hasilnya diserahkan
kepada Allah.
Akan tetapi bagi kaum sufi, pengertian tawakkal itu tidak cukup kalau
hanya sekedar menyerahkan diri seperti itu. Sebagaimana biasanya, dalam
mengertikan ajaran agama, mereka bersikap lebih jauh dan mendalam. Mereka
mempunyai citra tersendiri. Ini berarti bahwa dalam segala hal baik sikap maupun
perbuatan harus diterima dengan tulus. Adapun yang terjadi adalah diluar pinta
dan usaha, tetapi semuanya itu datang dari Allah. Menyerah bulat kepada kuasa
Allah. Jangan meminta, jangan menolak dan jangan menduga-duga. Nasib apapun
yang diterima itu adalah karunia Allah. Sikap seperti inilah yang dicari dan
45
Zakiah Drajat, Ilmu Pengantar Tasawwuf, (Sumatera Utara: IAIN, 1982), h. 144.
diusahakan sufi agar jiwa mereka tenang, berani dan ikhlas dalam hidupnya walau
apapun yang dihadapi atau dialaminya.46
relakanlah saja ini
bahwa semua yang terbaik
terbaik untuk kita semua
menyerahlah untuk menang
Pada syair lagu tersebut, terkandung ajaran al-rida. Menurut Dzu al-Nun
al-Mishri, rida ialah menerima tawakkal dengan kerelaan hati.47
Dengan demikian, dalam lagu Hadapi Dengan Senyuman ini, terdapat
ajaran maqâmat dengan karakteristik tasaswuf amalî, yaitu al-sabr, tawakkal dan
al-rida.
D. Lagu Nonsense
1. Lirik Lagu
bila ada adalah tidak ada
bila apa yang kau tahu salah
bila apa yang kau dengar bohong
apakah langit
memang ada di atas kita
apakah langit
memang biru-biru warnanya
apakah langit
memang benar-benar adanya
tak ada kebenaran hakiki
yang ada cuma hanya
kau di sana
dan akulah milik-Mu
46
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 122.
47
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 123.
keyakinan akan sebuah kebenaran
bukanlah kebenaran
kebenaran yang sejati
bila tak benar diuji kebenarannya
2. Ajaran Tasawwuf Dalam Lagu Nonsense
bila ada adalah tidak ada
bila apa yang kau tahu salah
bila apa yang kau dengar bohong
apakah langit
memang ada di atas kita
apakah langit
memang biru-biru warnanya
apakah langit
memang benar-benar adanya
tak ada kebenaran hakiki
yang ada cuma hanya
kau di sana
dan akulah milik-Mu
keyakinan akan sebuah kebenaran
bukanlah kebenaran
kebenaran yang sejati
bila tak benar diuji kebenarannya
Pada syair-syair lagu di atas, terkandung ajaran al-yaqîn. yaitu
kepercayaan yang kokoh tak tergoyahkan tentang kebenaran pengetahuan yang ia
miliki, karena ia sendiri menyaksikannya dengan segenap jiwanya dan ia rasakan
dengan seluruh ekspresinya serta dipersaksikan oleh segenap eksistensialnya.48
Selama manusia memandang kebenaran dari kacamata kemanusiaannya,
selama itulah ia tidak akan menjumpai kebenaran hakiki. Kebenaran sejati hanya
dapat diraih manakala seseorang telah memandang dualitas sebagai satu
48
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 138.
kebenaran. Maksudnya, segala sesuatu yang bersifat berpasangan ini hakikatnya
memiliki satu kebenaran, karena dibalik keduanya bersemayam kebenaran sejati.49
Segala sesuatu yang ada di dunia ini pastilah saling berpasangan. Hidup
berpasangan dengan mati, baik dengan buruk, laki-laki dan perempuan, benar dan
salah, jauh dan dekat, kaya dan miskin, dan sebagainya. Dengan adanya dua
pasangan tersebut, diharapkan manusia dapat mengingat Allah. Bagaimana
caranya?
Kita tahu, segala sesuatu diciptakan oleh Allah. Baik atau buruk, benar
atau salah, besar atau kecil, pandai atau bodoh, semuanya adalah ciptaan-Nya.
Allah adalah pelaku tunggal di balik semua itu. Apa saja yang Dia lakukan
mengandung hikmah yang dalam bagi manusia. Maka bagi seorang sufi, ia dapat
memandang kebenaran di balik setiap fenomena.
Melalui syair lagu Nonsense ini, Ahmad Dhani mengisyaratkan bahwa
kebenaran hakiki hanya milik Tuhan. Tak ada kebenaran hakiki di dunia ini.
Kalau ada seseorang mengatakan bahwa keyakinannya adalah yang paling benar,
maka sebenarnya hal itu bukanlah kebenaran yang sejati.50 Inilah yang dimaksud
dengan al-yaqin (keyakinan) yang terkandung dalam lagu ini.
E. Lagu Hidup Ini Indah
1. Lirik Lagu
matahari menyinari seisi Bumi
49
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 76.
50
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 78.
seperti engkau
menyinari.. roh di dalam jasadku ini
selamanya seperti hujan
Kau basahi jiwa yang kering
hidup ini indah.. bila ku selalu
ada di sisimu setiap waktu ..
hingga aku hembuskan nafas
yang terakhir.. dan kita pun bertemu
kau bagai udara yang kuhirup
di setiap masa.. engkaulah
darah yang mengalir dalam nadiku..
maafkanlah selalu.. salahku
karena kau memang pemaaf
dan aku hanya manusia
hanya kau dan aku.. dalam
awal dan akhir
2. Kandungan Ajaran asawuf Dalam Lagu Hidup Ini Indah
matahari menyinari seisi Bumi
seperti engkau
menyinari.. roh di dalam jasadku ini
selamanya seperti hujan
Kau basahi jiwa yang kering
Syair-syair di atas mengingatkan kita semua pada do’a “Allahumma
nawwir qulûbanna binnûri hidayatika kamma nawwartal ardlobi-Nûri syamsika
abadan, abadan, Birohmaitka yâ arhamar-rohimîn” (Ya Allah, siramilah cahaya
pada hati kami, sebagaimana engkau sinari bumi dengan cahaya matahari-Mu,
selamanya, selamanya, selamanya, berkat cinta kasih-Mu wahai Dzat yang Maha
Mencintai).
Syair Dewa 19 tersebut melambangkan syukur dan do’a, dua hal yang
sudah mulai langka.51
Berarti, dapatlah dikatakan bahwa pada syair lagu di atas terkandung
ajaran Munâjat. Munâjat adalah berdoa dengan sepenuh hati disertai derai air
mata dan dengan bahasa yang puitis.52
hidup ini indah.. bila ku selalu
ada di sisimu setiap waktu ..
hingga aku hembuskan nafas
yang terakhir.. dan kita pun bertemu
Pada syair di atas, Ahmad Dhani menyatakan hasrat kerinduannya pada
Tuhan, Sang Peniup ruh hingga jasadnya menjadi hidup. Meski hidup di dunia ini
hanya kefanaan semata, namun akan bermakna manakala sudah dapat merasakan
kedekatan yang sangat dengan-Nya.53
Dalam ajaran tasawwuf, bila mana seseorang sudah merasa sangat dekat
dengan Allah, maka akan mengalami musyahadah atau menyaksikan secara jelas
dan sadar apa yang dicarinya itu, yaitu Allah.54
Dalam situasi tersebut (musyahadah), seseorang seakan-akan menyaksikan
Allah dengan seluruh ekspresinya atau melalui mata hatinya. Secara mendetail
dapat disaksikannya keadaan Allah, sehingga lahir pula rasa cinta kasih melalui
ruh dan khirnya dapat dipandang oleh sirr, dengan demikian bertemulah atau
musyahadahlah si sufi dengan yang dicarinya. Pertemuan tersebut itu ada kalanya
51
Masyamsul Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 305.
52
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 106.
53
Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 74.
54
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 136.
digambarkan seakan-akan masih ada senjangan atau jarak antara si sufi dengan
Allah, tetapi ada pula yang merasa dan mengatakan bahwa ia sudah jumbuh
dengan Allah atau terjadi ittihâd.
maafkanlah selalu.. salahku
karena kau memang pemaaf
dan aku hanya manusia
hanya kau dan aku.. dalam
awal dan akhir
Pada syair di atas terkandung ajaran khawf. Khawf adalah sikap mental
merasa takut kepada Allah karena kurang sempurna pengabdiannya. Takut dan
khawatir kalau-kalau Allah tidak senang padanya.55
Syair pada bait tersebut menerangkan bahwa Allah maha sempurna
sedangkan manusia tetaplah manusia yang penuh dengan kekurangan sehingga
dalam syair tersebut mencermin sikap mental merasa takut kepada Allah karena
kurang sempurna pengabdiannya. Takut dan khawatir kalau-kalau Allah tidak
senang padanya.
Oleh karena adanya perasaan seperti itu, maka ia selalu berusaha agar
sikap dan laku perbuatannya tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah.
Perasaan khauf timbul karena pengenalan dan kecintaan kepada Allah sudah
mendalam sehingga ia merasa khawatir kalau-kalau Allah melupakannya atau
takut kepada siksa Allah. 56
55
56
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 133.
Rivay Siregar, Tasawwuf Dari Sufisme Klasik ke Neo Sufisme, h. 134.
F. Lagu Atas Nama Cinta
1. Lirik Lagu
katamu kau cinta aku
demi Tuhan kau bersumpah
katamu kau akan setia
demi Tuhan kau berjanji
begitu mudah mulutmu berkata
atas namakan tuhan
demi kepentinganmu
atas nama cinta saja
jangan bawa nama Tuhan
Apa pun Cara Kau Tempuh
untuk dapatkan yang kau mau
meski kau harus jual murah
ayat-ayat suci Tuhan
2. Kandungan Ajaran Tasawwuf dalam Lagu Atas Nama Cinta
Lagu ini mengandung ajaran tasawwuf akhlakî, yaitu takhallî atau
membersihkan diri dari segala sifat dan perilaku buruk.
Lirik lagu ini seakan ingin menyindir kemunafikan dan kefasikan gerakangerakan yang sungguh mengatasnamakan Tuhan, atas nama Allah, atas nama
Islam, tetapi diam-diam menyimpan kebusukan yang sekedar jadi sampah dan
limbah.
Lagu ini juga ingin mengingatkan kepada kita, bagaimana orang-orang
yang memadu kasih terhadap sesama manusia, seringkali berselingkuh, bahkan
atas nama sumpah demi Tuhan, untuk menutup-nutupi cacat cintanya, dan
kesetiaannya. Sungguh, mempermainkan cinta atas nama apa saja, sangat ternoda.
Ahmad Dhani melalui lagu ini ingin menghantam mereka yang dikuasai
nafsu abrahah modern,57 yang berani berdusta dengan mengatasnamakan Tuhan.
Dari uraian-uraian penulis di atas, tampaklah secara nyata bahwa Dewa 19
– yang digawangi oleh Ahmad Dhani – merupakan group musik Indonesia yang
untuk pertama kali, menciptakan lirik, nada dan irama untuk kemudian
menyuguhkan ramuan tersebut kepada dunia sekelilingnya yang sarat akan unsurunsur mistisisme.
Pada akhirnya, dalam karya sederhana ini penulis hanya mampu berujar.
Marilah sama-sama kita akui kebenaran karya seseorang, tanpa harus melihat
cacat yang mereka miliki. Walaupun seorang Ahmad Dhani secara kasat mata
lebih cenderung ke arah hedonis, tinimbang ke arah mistis. Bukan berarti
karyakaryanya yang merupakan hasil kontemplatif mistisnya menjadi tanpa
makna. Bukankah peribahasa Timur Tengah mengungkapkan
ÃäÙÑ ãÇ ÞÇá æáÇ ÊäÙÑ ãä ÞÇá.
57
Huda, Masyamsul, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 303.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hampir tidak ada group musik rock yang membawakan atau membuat
lagu-lagu bertema tasawwuf. Selama ini musik rock dianggap identik dengan gaya
kehidupan yang hedonistik dan jauh dari nilai-nilai religi. Akan tetapi pandangan
tersebut tidak sepenuhnya benar. Contohnya adalah apa yang telah dilakukan
group musik rock Dewa 19 yang dikomandoi oleh Ahmad Dhani. Dewa 19 telah
membuat langkah baru dengan membawa sisi lain dalam musik rock. Melalui
albumnya yang bertajuk Laskar Cinta, Dewa 19 memasukkan nilai-nilai ajaran
tasawwuf. Hal tersebut adalah karena Ahmad Dhani selaku komandan Dewa 19
adalah seorang yang mengagumi pesan-pesan sufi besar Islam.
Adapun lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai tasawwuf dalam album
Laskar Cinta adalah lagu Pangeran Cinta, Satu, Hidup Ini Indah, Nonsense,
Hadapi Dengan Senyum dan Atas nama Cinta.
Dalam lagu Pangeran Cinta, Dewa 19 mengingatkan kita agar ingat selalu
akan kematian yang bisa datang kapan dan di mana saja untuk menumbuhkan
perilaku yang bermanfaat dan tidak merugikan kita kelak di akhirat nanti. Dalam
tasawwuf, ajaran ini dinamakan dengan dzikrul mawt. Kemudian dalam lagu ini
juga terdapat ajaran wahdat al-syuhûd, yaitu bahwa apapun yang dilihatnya adalah
merupakan penampakan Tuhan.
Dalam lagu Satu terkandung ajaran al-hulûl, yakni Tuhan mengambil
tempat dalam tubuh manusia tertentu dan terjadilah kesatuan manusia dengan
Tuhan. Ajaran ini termasuk dalam ajaran tasawwuf falsafî.
Dalam lagu Hidup Ini Indah, terkandung ajaran untuk bermunajat dan
khawf, yaitu senantiasa untuk selalu bedoa dan merasa takut kepada Allah karena
kita manusia yang banyak kekurangan sedangkan Dia Maha Sempurna. Kemudian
dalam lagu ini juga terselip ajaran tasawwuf yang dinamakan musyahadah, yaitu
keadaan dimana seorang hamba dapat menyaksikan Allah secara jelas dan sadar
setelah tersingkapnya tabir yang menjadi senjangan antara hamba dan Tuhannya.
Dalam lagu Nonsense terkandung ajaran tasawwuf amalî, yaitu al-yaqîn
(keyakinan). Al-yaqîn dalam ajaran tasawwuf adalah kepercayaan yang kokoh tak
tergoyahkan tentang kebenaran pengetahuan yang ia miliki. Pesan yang
sesungguhnya ingin diampaikan Dewa 19 dalam lagu ini adalah meyakini bahwa
kebenaran sejati hanyalah milik Tuhan.
Dalam lagu Hadapi Dengan Senyuman, terdapat rangkaian ajaran
tasawwuf amalî, yaitu al-sabr, tawakkal dan rida. Sabar adalah tabah dalam
menghadapi semua cobaan dan berani menghadapi kesulitan, kemudian tawakkal
adalah menyerahkan secara bulat kepada Allah atas segala usaha yang telah
dilakukan dan rida adalah menerima tawakkal dengan kerelaan hati. Dengan
demikian, pesan yang ingin disampaikan oleh Dewa 19 dalam lagu ini adalah
untuk selalu sabar, tawakkal dan rida dalam menghadapi kehidupan ini.
Dalam lagu Atas Nama Cinta, terkandung ajaran tasawwuf akhlakî, yaitu
takhallî. Takhallî berarti membersihkan diri dari segala sifat dan perilaku buruk.
Dalam lagu ini Dewa 19 membawa pesan kepada kita untuk tidak melakukan
dusta, apa lagi dengan mengatasnamakan Tuhan.
Itulah nilai-nilai tasawwuf yang terkandung dalam syair lagu dewa 19 pada
album Laskar Cinta.
Ternyata apresiasi nilai-nilai tasawwuf atau religi tidak harus dengan seni
musik ala Timur Tengah ataupun ornamen padang sahara dengan jubah ala
Arabia. Dewa 19 telah berhasil membawakan nilai-nilai tasawwuf dalam musik
rock. Nilai-nilai tasawwuf tersebut dikemas dalam lagu dan gelora musik rock
mereka yang mengalun indah.
Itulah seni musik yang dihadirkan oleh group musik rock Dewa 19, yaitu
seni musik rock yang di dalamnya terkandung nilai-nilai tasawwuf.
B. Saran-Saran
Dari uraian penulis di atas, tampaklah secara nyata bahwa Dewa 19 – yang
digawangi oleh Ahmad Dhani – merupakan group musik Indonesia yang untuk
pertama kali, menciptakan lirik, nada dan irama untuk kemudian menyuguhkan
ramuan tersebut kepada dunia sekelilingnya yang sarat akan unsur-unsur
mistisisme.
Pada akhirnya, dalam karya sederhana ini penulis hanya mampu berujar.
Marilah sama-sama kita akui kebenaran karya seseorang, tanpa harus melihat
cacat yang mereka miliki. Walaupun seorang Ahmad Dhani secara kasat mata
lebih cenderung ke arah hedonis, tinimbang ke arah mistis. Bukan berarti karya-
karyanya yang merupakan hasil kontemplatif mistisnya menjadi tanpa makna.
Bukankah peribahasa Timur Tengah mengungkapkan
ÃäÙÑ ãÇ ÞÇá æáÇ ÊäÙÑ ãä ÞÇá.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik, dkk. (ed.). Ensiklomedi Tematis Dunia Islam. Jakarta: PT.
Ichtiar Baru VanHoeve, 2002.
As-Sarraj, Abu Nashr. Al-Luma’ Rujukan Lengkap Ilmu Tasawuf. Surabaya:
Risalah Gusti, 2002.
Al-Jazairi, Abu Bakr Jabir. Haramkah Musik Dan Lagu. Penerjemah Awfal Ahdi.
Jakarta: PT.Cakrawala Persada, 1996.
Armstrong, Amatullah. Kunci Memasuki Dunia Tasawuf, terj. Sufi Terminology:
The Mystical Language of Islam. Cetakan ke III. Bandung: Mizan, 2000.
As, Asmaran. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.
Azhari Noor, Kautsar. Ibnu Arabi ; Wahdat al-Wujûd Dalam Perdebatan. Jakarta:
Paramadina, 1995.
Bagir, Haidar. Buku Saku Tasawuf. Jakarta: Raja grafindo Persada, 1994.
Gazalba, Sidi. Islam dan Kesenian. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998.
Hadi, Abdul. “Seni Tidak Bisa Dihalal-Haramkan.” Artikel diakses pada tanggal
30
April
2008
dari
http://islamlib.com/id/index.php?page=article&mode=print&id=185
Haeri, Fadhlalla. Jenjang-Jenjang Sufisme. Penerjemah Ibnu Burdah Dan
Shohifullah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
Hamka, Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya. Cetakan ke XIX. Jakarta:
Pustaka Panjimas, 1994.
Hakim, Lukman, M. “Sketsa Dewa: Cinta dan Dunia Sufi”. Cahaya Sufi, Mei
2005: pp. 67-77.
Hasbullah, Muflich. “Mereguk Kelezatan Spiritual Lewat Seni”. Artikel diakses
Pada
Tanggal
30
April
2008
dari
http://moeflich.wordpress.com/2007/11/20/13/.
Huda, Masyamsul, ed. Manunggaling DEWA Ahmad Dhani. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2006.
Kartanegara, Mulyadhi. Menyelami Lubuk Tasawuf. Penerbit Erlangga, 2006.
Mulyati, Sri. Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Mukhtabarah di
Indonesia. Jakarta: Kencana, 2005.
Nasution, Harun. Filsafat Dan Mistisisme Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang,
1999.
Nurbakhsh, Javad. Tenteram Bersama Sufi. penerjemah Zaimul Am. Jakarta:
PT.Serambi Ilmu Semesta, 2004.
Simuh. Tasawuf dan Perkembangannya Dalam Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996.
Siregar, Rivay A. Tasawuf: Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2000.
Sirojuddin AR. Seni Kaligrafi Islam. Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya, 2000.
Sukardi, ed. Kuliah-Kuliah Tasawuf. Bandung: Pustaka Hidayah, 2000.
Surohadikusumo, Sabdono. Jalan Menuju Makrifat. Cetakan ke IV. Jakarta:
Protona Publications, 2001.
Qardhawi, Yusuf. Islam Bicara Seni. Penerjemah Wahid Ahmadi, M. Ghazali,
Lc., Fadhlan A.Hasyim, Lc. Solo: Era Intermedia, 2004.
Salad, Hamdi. Agama Seni : Refleksi Teologis Dalam Ruang Estetik. Yogyakarta:
Yayasan Semesta, 2000.
Shihab, Quraish. Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996.
Taftazami, Abu al-Wafa. Sufi Dari Zaman ke Zaman. Bandung: Penerbit Pustaka,
1985.
Wahyudi, Agus. Makrifat Cinta Ahmad Dhani. Yogyakarta: Penerbit Lingkaran,
2007.
Zaini, Fudoli. Sepintas Sastra Sufi: Tokoh dan Pemikirannya. Cetakan ke I.
Surabaya: Risalah Gusti, 2000.
Zahri, Mustafa. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995.
Download