bab iii rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan

advertisement
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
3.1.
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi
oleh kondisi perekenomian nasional, dan pergerakan perekonomian dunia secara
global. Kinerja ekonomi Kota Ambon yang diukur dengan besaran PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) tahun 2012 adalah sebesar Rp.4.248.280.280.207 atau meningkat
sebesar Rp. 69.065.050.207 dari tahun 2011 sebesar Rp.4.179.215.230.000. Sementara
PDRB Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) tahun 2012 adalah sebesar
Rp.2.043.564.075.540 atau meningkat sebesar lebih dari Rp.122.052.590.000 dibanding
tahun 2011 sebesar Rp.1.924.720.320.000.
Pertumbuhan ekonomi Kota Ambon dalam kurun waktu lima tahun terakhir
menunjukan trend pertumbuhan yang negatif, dimana tahun 2012 pertumbuhan
ekonomi mencapai 6,39%, menurun 0,39 point dibanding tahun 2011 sebesar 6,77%.
Dengan memperhatikan dinamika pertumbuhan ekonomi Kota Ambon lima tahun
terakhir yang ditunjang dengan kondisi keamanan di Kota Ambon yang sudah sangat
kondusif serta membaiknya kondisi iklim investasi di Kota Ambon maka pada tahun
2014 pertumbuhan ekonomi Kota Ambon diproyeksikan akan mencapai 6,42%. Proyeksi
ini diharapkan akan tercapai di akhir tahun 2014 dan akan berimplikasi terhadap
penyerapan tenaga kerja serta penurunan angka kemiskinan di Kota Ambon.
Pendapatan domestik per kapita di Kota Ambon tahun 2012 terus mengalami
peningkatan, hal ini mencerminkan keberhasilan pembangunan di berbagai bidang
termasuk upaya-upaya Pemerintah Kota Ambon untuk mengembangkan programprogram unggulan dan pendekatan penguatan ekonomi masyarakat yang juga
berimplikasi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Pendapatan domestik
regional per kapita tahun 2012 berdasarkan Harga Konstan adalah sebesar
Rp.5.220.312,- dan berdasarkan Harga Berlaku sebesar Rp.10.881.725,-. Jika
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5.053.118,- maka pendapatan domestik
regional per kapita tahun 2012 Atas Dasar Harga Konstan mengalami peningkatan
sebesar Rp.167.194 (3,31%), dan Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 11.157.659,mengalami penurunan sebesar Rp.375.934,- (-3,37%).
Laju Inflasi Kota Ambon berfluktuasi selama tahun 2012 karena sangat
dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti dinamika perekonomian global maupun
perekonomian Maluku dan secara internal juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya
seperti kondisi iklim yang mempengaruhi harga berbagai komoditas. Kenaikan hargaharga komoditas internasional seperti minyak dan pangan yang berpotensi
mempengaruhi harga-harga baik di tingkat nasional maupun lokal, terutama pada
sektor transportasi.
Ancaman lainnya adalah kondisi cuaca yang juga turut
mempengaruhi kenaikan harga. Gangguan cuaca menyebabkan rusaknya berbagai
infra struktur, berkurangnya produksi ikan tangkap serta gagal panen tanaman bahan
makanan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan lokal, sehingga pasokan ke pasar
menjadi berkurang. Inflasi Kota Ambon tahun 2012 sebesar 6,73% lebih tinggi dari
tahun 2011 sebesar 2,85%. Dengan pengaturan mekanisme pasar yang lebih efektif
disertai dengan pengawasan yang optimal, diharapkan laju inflasi Kota Ambon tahun
2013 akan terjaga dibawah 5%.
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
35
3.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah Kota Ambon dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip objektif, efektif dan efisien serta transparan dan akuntabel
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan untuk mencapai hasil yang
optimal. Kebijakan pengelolaan keuangan Tahun 2014 sepenuhnya diarahkan untuk
mewujudkan perekonomian Kota Ambon Yang Mandiri Berbasis Masyarakat untuk
menciptakan perekonomian yang tangguh, sehat dan berkeadilan dalam rangka
meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap aktifitas ekonomi
akan berpengaruh pada peningkatan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
yang pada akhirnya akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan pengelolaan keuangan terutama akan diarahkan untuk :
1. Mendorong pertumbuhan ekonomi secara adil dan merata dengan
prioritas pada bidang perdagangan dan jasa sebagai tulang punggung
perekonomian daerah dengan memacu wilayah pengembangan.
2. Mengembangkan ekonomi masyarakat melalui peningkatan kesempatan
berusaha, optimalisasi potensi ekonomi lokal, pemberdayaan sektor
informal, koperasi dan UKM .
3. Meningkatkan iklim investasi guna mendorong aktifitas perekonomian kota
yang akan memberi dampak pada ketenagakerjaan, permodalan,
infrastruktur, kelembagaan serta kepastian dan keamanan berinvestasi.
4. Mengoptimalkan pendapatan melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan
diversifikasi sumber-sumber pendapatan tanpa membebani masyarakat.
5. Mengoptimalkan pengelolaan aset dan kekayaan daerah agar dapat
memberikan nilai tambah bagi pendapatan daerah.
6.
Mengembangkan iklim yang kondusif bagi peningkatan keswadayaan
melalui kemitraan baik antara pemerintah daerah dengan swasta,
pemerintah daerah dengan masyarakat maupun antara swasta dengan
masyarakat
7. Setiap pengeluaran daerah harus didasarkan pada standar analisa
belanja, standar harga barang, tolok ukur kinerja serta standar pelayanan
minimal dengan memperhatikan prinsip efisien dan efektif.
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
A. Pendapatan Daerah
Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1). Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan
milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan serta
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah; 2) Dana Perimbangan yang
terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus; 3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
dan 4) Penerimaan Pembiayaan.
Secara umum kinerja Pendapatan Daerah dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan
positif dari kinerja ekonomi daerah disamping kondisi sosial, politik dan
keamanan yang kondusif.
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
36
Dalam menentukan besarnya rencana pendapatan daerah, langkah yang
perlu diambil adalah melakukan evaluasi dan simulasi terhadap komponen
pendapatan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pendapatan
Daerah
Kota
Ambon
pada
Tahun
2014
ditargetkan
sebesar
Rp.822.278.597.629,67 atau menurun sebesar 0,50% dari tahun 2013 sebesar
Rp.826.393.969.260,Pendapatan Daerah tersebut bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Perimbangan serta Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang Sah (Tabel 3.1.)
1. Pendapatan Asli Daerah
Berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah adalah melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi pendapatan
daerah, yang pada tahun 2014 ditargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Ambon sebesar Rp.82.032.921.998,55,- atau meningkat 12,88% dari PAD
tahun 2013 sebesar Rp72.674.518.644,Penerimaan Pos PAD tersebut
bersumber dari Pajak Daerah sebesar Rp.50.362.451.250,-, Retribusi Daerah
sebesar Rp.28.914.884.565,- dan Hasil Pengelolaan Pajak Yang Dipisahkan
sebesar Rp.755.586.183,55,- serta Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
sebesar Rp. 2.000.000.000,-.
2. Dana Perimbangan
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, dana
perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi, Dana Perimbangan yang terdiri dari
Dana Bagi Hasil (DBH). Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
(DAK) merupakan pendanaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena masing-masing jenis
dana perimbangan tersebut saling mengisi dan melengkapi. Dengan
melakukan koordinasi secara optimal baik dengan Pemerintah Provinsi
Maluku maupun Pemerintah Pusat, ditargetkan penerimaan Dana
Perimbangan tahun 2014 akan menjadi Rp.624.216.436.794,89,- atau
menurun 2,02% dari tahun 2013 yaitu sebesar Rp.637.113.199.416,Komponen penyumbang Dana Perimbangan adalah Dana Bagi Hasil Pajak
sebesar Rp.44.544.690.772,82,-, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA sebesar
Rp.1.196.226.273,84,-, Dana Alokasi Umum sebesar Rp.551.507.941.000,- serta
Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.26.967.578.748.23,-.
3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah bersumber dari penerimaan
Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi maupun
Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus serta bantuan keuangan dari
provinsi. Koordinasi Pemerintah Kota dalam meningkatkan penerimaan LainLain Pendapatan Yang Sah akan lebih difokuskan pada upaya-upaya
penanggulangan bencana sebagai akibat perubahan cuaca yang sangat
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
37
ekstrim yang terjadi beberapa waktu terakhir ini sejak tahun 2012. Upayaupaya yang dilakukan tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan kejadiankejadian yang sama terjadi di tahun 2013 maupun di tahun 2014 nanti,
maupun merehabilitasi berbagai kerusakan lingkungan dan fasilitas umum
yang rusak akibat bencana alam yang terjadi. Penerimaan Lain-Lain
Pendapatan
Yang
Sah
di
tahun
2014
ditargetkan
sebesar
Rp.116.029.238.836,23,- atau menurun sebesar 0,49% dari tahun 2013 yaitu
sebesar Rp.116.606.251.200,-.
Komponen penyumbang lain- lain
pendapatan yang sah tersebut tahun 2014 bersumber dari Dana Bagi Hasil
Pajak
dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya sebesar
Rp.25.355.138.836,23 dan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar
Rp.90.674.100.000,-.
Tabel 3.1.
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah
Kota Ambon
Tahun 2012 s.d tahun 2014
NO
(1)
1
1.1
1.1.1
1.1.3
1.1.4
1.1.5
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1
1.3.2
Jenis
Pendapatan
Daerah
(2)
Pendapatan
Daerah
Pendapatan
Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi
Daerah
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan
Lain - lain
Pendapatan
Asli Daerah
yang Sah
Dana
Perimbangan
Dana Bagi
Hasil Pajak /
Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi
Umum
Dana Alokasi
Khusus
Lain - lain
Pendapatan
Daerah yang
Sah
Hibah
Dana Darurat
Realisasi
Rencana
Proyeksi
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
(4)
(5)
(6)
757.511.271.527,74
826.393.969.260,00
822.278.597.629,67
57.942.444.406,74
72.674.518.644,00
82.032.921.998,55
39.300.312.509,80
16.459.759.234,00
43.062.451.250,00
27.003.067.394,00
50.362.451.250,00
28.914.884.565,00
437.705.403,00
609.000.000,00
755.586.183,55
1.744.667.259,00
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
687.172.207.661,00
43.506.179.990,00
637.113.199.416,00
35.091.858.416,00
624.216.436.794,89
44.544.690.772,82
1.196.226.273,84
551.507.941.000,00
497.388.862.000,00
29.219.550.000,00
551.507.941.000,00
49.531.570.000,00
26.967.578.748,23
12.396.619.460,00
116.606.251200,00
-
-
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
116.029.238.836,23
38
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
A
Dana Bagi
Hasil Pajak dari
Provinsi dan
Pemerintah
Daerah lainnya
Dana
Penyesuaian
dan Otonomi
Khusus
Bantuan
Keuangan dari
Provinsi atau
Pemerintah
daerah lainnya
Lain - lain
Pendapatan
Daerah yang
Sah
JUMLAH
PENDAPATAN
(1.1 s.d 1.3)
12.396.619.460,00
25.932.251.200,00
25.355.138.836,23
-
90.674.100.000,00
90.674.100.000,00
-
-
-
-
-
-
757.511.271.527,74
826.393969.260,00
822.278.597.629,67
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka membiayai berbagai
pelaksanaan urusan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kota Ambon yang terdiri dari urusan wajib, urusan
pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang
dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah.
Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan
berlandaskan kepada prinsip disiplin anggaran yaitu prinsip kemandirian
yang selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan
sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa
pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas pembangunan
daerah, prinsip efisiensi dan efektivitas anggaran (anggaran berbasis kinerja)
yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan
sesuai dengan skala prioritas.
Belanja penyelenggaraan pembangunan diprioritaskan untuk pelayanan
publik, kesejahteraan rakyat dan daya saing ekonomi sebagai upaya
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial serta fasilitas umum
yang layak. Sehubungan dengan itu, proyeksi belanja tahun 2014 adalah
sebesar Rp.845.658.011.515,46,-. (Tabel 3.2) atau meningkat sebesar 1,81%
dari tahun 2013. Komponen Belanja Daerah tahun 2014 terdiri dari Belanja
Tidak Langsung sebesar Rp.619.419.991.360,46,- dan Belanja Langsung
Rp.226.238.020.155,-
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
39
Tabel 3.2.
Realisasi dan Proyeksi
Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Daerah Kota Ambon
Tahun 2012 s.d tahun 2014
NO
(1)
2
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
Uraian Belanja
Realisasi
Rencana
Proyeksi
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
(2)
BELANJA DAERAH
(4)
757.731.346.703,11
(5)
830.563.947.426,00
(6)
845.658.011.515,46
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Provinsi / Kabupaten /
Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Tidak Terduga
641.770.770.271,96
531.472.994.328,15
781.645.090,81
100.000.000,00
6.974.658.535,00
3.289.480.480,00
-
609.847.234.946,00
593.472.994.328,15
00
323.400.000,00
7.505.000.000,00
3.350.000.000,00
-
619.419.991.360,46
3.482.200.000,00
2.200.000.000,00
B
JUMLAH BELANJA TIDAK
LANGSUNG (2.1.1 s.d
2.1.8)
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
C
Jumlah Belanja Langsung
Program dan Kegiatan
D
Total Jumlah Belanja (B +
C)
2.500.000.000,00
115.960.576.431,15
17.367.869.937,03 **
95.669.791.838,00
111.466.006.989,15
220.716.712.480,00
15.201.459.300,00
101.261.651.738,00
104.253.601.442,00
226.238.020.155
Sumber : (Data Diolah)
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
A. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan pendapatan daerah diarahkan untuk mengoptimalkan sumbersumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan daerah melalui :
1. Peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan khususnya yang
bersumber dari pajak dan retribusi daerah terutama melalui usaha
daerah dan pendayagunaan aset daerah dengan tetap menjaga agar
peningkatan penerimaan pajak dan retribusi daerah tidak menambah
beban masyarakat dan tidak menimbulkan distorsi ekonomi baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
2. Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang
pendapatan atau organisasi penghasil, antara lain dengan memberikan
kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan
pendapatan daerah.
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
40
3. Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak
dan retribusi daerah guna meningkatkan ketaatan wajib pajak dan
pembayar retribusi daerah.
4. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk
peningkatan pendapatan khususnya yang bersumber dari dana
perimbangan.
5. Peningkatan kualitas pelayanan untuk mendekatkan dan memudahkan
masyarakat serta menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan.
B. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Ambon yang
terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya
dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan pemerintah daerah. Dalam menentukan besaran belanja
yang dianggarkan senantiasa akan berlandaskan pada prinsip disiplin
anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan
peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah,
prinsip prioritas, prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran.
Kebijakan belanja daerah Tahun 2014 diupayakan dengan pengaturan pola
pembelanjaan yang proporsional, efisien, dan efektif, melalui upaya antara
lain :
1. Mengupayakan anggaran untuk pendidikan sekurang-kurangnya 20
persen dari total belanja daerah dalam rangka peningkatan indeks
pendidikan meliputi Angka melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah
(AMH dan RLS), sesuai dengan amanat UUD 1945 amandemen IV dan
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Mengupayakan alokasi anggaran untuk kesehatan sebesar 10 persen dari
total belanja daerah untuk peningkatan kualitas dan aksesibilitas
pelayanan dasar kesehatan dalam rangka peningkatan indeks
kesehatan masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
36 tahun 2009 tentang kesehatan, dengan upaya peningkatan
kesehatan masyarakat melalui pendekatan preventif dan kuratif.
3. Meningkatkan kegiatan perekonomian rakyat melalui kegiatan
pemberdayaan koperasi dan UMKM, dengan prioritas menekan angka
kemiskinan;
4. Meningkatkan kemampuan dan standar kinerja organisasi pemerintah
yang transparan dan akuntabel dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat;
5. Mengoptimalkan tata guna, tata kelola, dan tata produksi pengelolaan
sumber daya alam yang berwawasan lingkungan;
6. Memantapkan infrastruktur transportasi dan pengelolaan persampahan
serta sarana prasarana dasar;
7. Mendorong terselenggaranya pembangunan desa yang terpadu melalui
Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM);
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
41
8. Mendorong pengembangan pariwisata yang mengakomodir konsepkonsep pariwisata berkelanjutan berdasarkan potensi budaya lokal dan
teknologi informasi.
9. Mengalokasikan kebutuhan belanja secara terukur dan terarah, yaitu:
a) Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan
operasional kantor (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan
service mobil);
b) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin
sebagai pelaksanaan TUPOKSI SKPD, yang meliputi kegiatan
koordinasi, fasilitasi, konsultasi, sosialisasi, pengendalian & evaluasi,
dan perencanaan;
c) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung
program-program pembangunan yang menjadi prioritas dan
unggulan SKPD;
10.Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan
PNS, khusus belanja belanja subsidi, belanja hibah, belanja sosial, belanja
bagi hasil kab/kota, belanja bantuan dengan prinsip proporsional,
pemerataan, dan penyeimbang akan dilakukan secara selektif,
akuntabel, transparan dan berkeadilan dengan mempertimbangkan
keuangan daerah.
11.Untuk belanja tidak terduga akan dilakukan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi tahun anggaran 2013 dan estimasi
kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi dan belum
tertampung dalam bentuk program kegiatan pada tahun 2014.
C. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : sisa lebih perhitungan
anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA); pencairan dana
cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;
penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian
pinjaman; dan penerimaan piutang daerah.
Struktur pembiayaan daerah untuk sumber penerimaan pembiayaan
tahun 2014, antara lain dari SiLPA tahun sebelumnya, serta diupayakan
untuk mendapatkan sumber-sumber lain seperti telah disebutkan di atas.
Komponen penyediaan dana di sektor Penerimaan Pembiayaan
difokuskan pada dua aspek. Pertama adalah memprediksi kemampuan
penerimaan yang akan dicapai sampai dengan akhir tahun anggaran
2013, dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya kelebihan
penerimaan. Kemudian yang kedua adalah estimasi efisiensi yang akan
terjadi pada pelaksanaan APBD 2013 yaitu perkiraan selisih positif antara
pengeluaran riil dengan anggaran yang disediakan. Dari kedua aspek ini
akan menghasilkan angka-angka yang dikelompokkan menjadi
komponen Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun 2014, sebagai
penunjang sektor Penerimaan Pembiayaan
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
42
2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana
cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;
pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah.
Dalam Penyusunan APBD pemanfaatan segala potensi dengan
penggunaan sumber daya harus secara efisien, efektif dan optimal.
Sehingga
perlu
didasari
oleh
prinsip-prinsip
anggaran
yang
memungkinkan terjadinya surplus, namun bilamana dipandang perlu
dengan mengingat kepentingan pembangunan daerah maka
Pemerintah Kota bisa melakukan penganggaran yang melebihi kapasitas
keuangannya atau defisit.
TABEL III.3.
Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah
Kota Ambon
Tahun 2011 s.d 2014
NO
(1)
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
F
Jenis Penerimaan
Pembiayaan
(2)
Realisasi
Realisasi
Rencana
Proyeksi
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
(3)
(4)
(5)
(6)
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan
Pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun
Anggaran sebelumnya
(SILPA)
Pencairan Dana
Cadangan
Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
Daerah
Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
Penerimaan Piutang
daerah
Jumlah Penerimaan
Pembiayaan (3.1.1 s.d
3.1.6)
-
-
7.760.252.557,80
22.931.982.077,14
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
750.000,00
24.200.000,00
7.784.452.557,80
22.932.732.077,14
Sumber : BPKK Ambon Tahun 2011 (Data Diolah)
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
43
3.2.3
Pembayaran Pokok
Utang
10.000.000.000,00
11.232.000.000,00
0
3.2.4
Pembayaran Hutang
kepada Pihak Ketiga
14.561.122.126,00
630.430.631,00
0
G
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan (3.2.1 S.D
3.2.4)
24.561.122.126,00
H
Pembiayaan Neto (F G)
(24.561.122.126,00)
I
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun
Berkenaan (SILPA) (H +
E)
(2.146.880.292,00)
Sumber : BPKK Ambon Tahun 2011 (Data Diolah)
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014
44
Download