Yang menjadi subjek dalam penelitian ini

advertisement
Judul
: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Structure Pada Mata Pejaran Matematika Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada SD Inpres 23 Ambon.
Nama
: Santi Rahman
NPM
: 2009 12 146
Program Studi
: Pendidikan Matematika
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Akhir-akhir ini masyarakat telah menyadari bahwa pendidikan lebih penting karena
pendidikan dapat merubah tingkah laku dan pola pikir manusia dari yang tidak tau menjadi tau
dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Sasaran pendidikan terletak pada proses belajar
mengajar yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik, karena proses
belajar mengajar merupakan ujung tombak dari suatu sistem pendidikan. Keberhasilan dalam
belajar dipengaruhi oleh program pengajaran yang dilakukan guru sehari-hari di dalam kelas oleh
karena itu sistem pengajaran yang dilakukan guru harus sesuai dengan kebutuhan siswa yang
diajarkan, guru juga harus dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki
dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu prestasi belajar siswa
Belajar juga merupakan peristiwa sehari-hari disekolah dan dapat di tinjau dari dua
aspek yaitu siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dipandang sebagai suatu proses yaitu proses
mental dalam menghadapi bahan ajar (belajar) dan dari segi guru, proses belajar tersebut di lihat
sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. Menurut Abdillah (Anurrahman, 2009:35) belajar
adalah suatu proses yang dilakukan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.
Ensiklopedia Indonesia menyebutkan istilah matematika berasal dari bahasa Yunani
“Mathematikos” secara ilmu pasti atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengatahuan abstrak dan
deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keinderaan, tetapi atas
kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi
Matematika juga merupakan salah satu ilmu eksak yang luas peranannya dan
mengandung makna yang berkaitan antara pengertian, fungsi dan tujuan dari pembelajaran
matematika. Kadangkala siswa mengalami kesulitan dalam memahami masalah-masalah atau
soal yang diberikan guru mata pelajaran matematika dan hal ini sangat berpengaruh pada hasil
belajar yang dicapai. Kiranya kendala yang dihadapi siswa dapat diminimalisir dengan
merancang proses belajar dalam bentuk kelompok
SD Inpres 23 Ambon merupakan salah satu sekolah yang sudah menerapkan model
pembelajaran kooperatif, tetapi belum diterapkan tipe Numbered Head Structure. Dengan
demikian SD Inpres 23 Ambon perlu untuk membuat suatu kontribusi baru dalam menarik minat
dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran serta hasil belajar yang dicapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian
dengan judul :
“PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED
HEAD STRUCTURE PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SD INPRES 23 AMBON”.
B.
Rumusan Masalah
‘’Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Stucture
pada mata pelajaran matematika dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada SD Inpres 23 Ambon’’?
C.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Structure pada mata pelajaran matematika dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada SD inpres 23 Ambon.
D.
Manfaat Penelitian
a. Bagi guru dapat memberikan gambaran dan informasi tentang model pembelajaran
yang tepat dalam upaya menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih aktif dan tertarik
pada mata pelajaran matematika.
b. Bagi siswa :
1. Membantu siswa dalam mengatasi masalah belajar baik dengan dirinya sendiri
maupun orang lain
2. Membelajarkan siswa untuk bertanggung jawab terhadap dirinya maupun
terhadap teman.
c. Bagi sekolah Sebagai masukan tentang pentingnya penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Structure sebagai upaya untuk
memotivasi dan
meningkatkan kualitas siswa dalam proses pembelajaran matematika.
d. Peneliti dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti tentang metode
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Stucture dan dapat
menambah pengalaman peneliti.
E.
Penjelasan Istilah
a. Numbered Head Structure adalah suatu model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat, serta memudahkan siswa dalam pembagian tugas, Lie (2008
: 60).
b. Belajar kooperatif adalah salah satu variasi dari model pengajaran yang mana siswa
bekerja dikelompok-kelompok kecil sehingga saling mambantu antara satu dengan
yang lain, Slavin (1995 : 24).
c. Hasil belajar Matematika adalah mengembangkan pribadi anak untuk mampu berdiri
sendiri dan mampu bekerjasama dengan pihak lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Pelajaran Matematika
Pelajaran matematika adalah pelajaran yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak,
sehingga pemahamannya membutuhkan daya naral yang tinggi, dibutuhkan ketekunan, keuletan,
perhatian dan motivasi yang tinggi untuk dapat memahami materi pelajaran matematika, Huyoto
(1988:3).
Menurut Lickona, (dalam Surjono 2001:161) tujuan pedidikan disekolah bukan hanya
mendorong peserta didik untuk menjadi cerdas, tetapi juga mendorong mereka menjadi pribadipribadi yang baik, oleh karena itu matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol - simbol serta ketajaman penalaran
yang dapat membantu memperjelaskan dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan seharihari.
B.
Model pembelajaran kooperatif
1. Pengertian belajar kooperatif
Slavin (1995) mengemukakan bahwa belajar kooperatif adalah salah satu variasi dari
model pembelajaran dimana siswa bekerja dikelompok-kelompok kecil sehingga mereka
saling membantu antara satu dengan yang lainnya dalam mempelajari suatu pokok
bahasan.
2. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif jika tidak ada kontruksi dengan baik dan tepat, model
pembelajaran kooperatif dapat menimbulkan efek “ free raider “ yaitu dimana ada
beberapa anggota kelompok yang mengerjakan semua atau sebagian pekerjaan dalam
pembelajaran, sedangkan yang lainnya jalan terus tidak melakukan aktivitas, maksudnya
aktivitas belajar kadang kala hanya di lakukan oleh sekelompok siswa saja, sedangkan
yang lain hanya ikut-ikutan.
C.
Model Pembelajaran Numbered Head Structure
Pembelajaran kooperatif model Numbered Head Structure adalah salah satu tipe atau
model pembelajaran kooperatif yang mudah di terapkan oleh siswa, mengembangkan
keterampilan sosial siswa yaitu berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang
lain, berpendapat dan bekerja dalam kelompok, semua anggota di beri tugas dan tanggung
jawab baik individu maupun kelompok semua anggota dalam kelompok harus bekerja
sesuai yang di berikan sebab tugas tersebut merupakan tanggung jawab individu dan
tanggung jawab kelompok.
D.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar
didefinisi sebagai kemampuan yang di miliki siswa, ia menerima
pengalaman belajar . Kemampuan siswa setelah ia menerima materi yang diberikan guru
dan siswa tersebut dapat memahaminya, maka kemampuan–kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima materi pelajaran, kemampuan siswa setelah menerima pelajaran
yang berbeda- beda, ada siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang atau rata–rata,
dan rendah. (Ali. 1987:37)
Seperti yang diungkapkan oleh
Usman (2004:34) dalam bukunya, menjadi guru
profesional, hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan
tujuan yang di rencanakan guru sebelumnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan tipe penelitian tindakan kelas (class action research) yaitu
Penelitian tindakan dilakukan dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar, interaksi
antara guru dengan siswa, yang kadangkala banyak terdapat masalah yang mereka hadapi dalam
proses belajar mengajar, Iskandar (2010 :210).
Tujuan dari PenelitianTindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk memperbaiki mutu
pendidikan, proses pembelajaran di kelas/sekolah dalam upaya mengembangakan profesi
kependidikan hal tersebut dikemukan oleh Iskandar ( 2010 : 211).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian bertempat pada kelas IV SD Inpres 23 Ambon.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilakukan setelah proposal ini diseminarkan dan direncanakan selama
kurang lebih satu bulan dengan intensif waktu 2-3 kali pertemuan
C.
Sumber Data dan Subjek Penelitian
a. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres 23 Ambon, Tahun
Ajaran 2013 – 2014 dan guru mata pelajaran matematika yang mengajar di kelas IV.
b. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres
23 Ambon, yang berjumlah 20 orang yang dibagi menjadi 4 kelompok.
D.
Jenis Data
Data yang digunakan dalam PTK ini adalah :
a. Data Kuantitatif
b. Data Kualitatif
E.
Perangkat Pembelajaran
Yang menjadi perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah :
1. RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran )
2. Bahan Ajar
3. LKS
F.
Prosedur penilaian
Prosedur penelitian ini akan berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-
masing siklus terdiri dari 4 tahap yakni perencanaan (Planning), tindakan (Action), observasi,
dan evaluasi (Observation and Evaluation) serta refleksi (Reflection) apabila pada siklus ke I
belum tuntas akan dilanjutkan sampai ke siklus ke II sesuai dengan KKM pada sekolah.
G.
Instrumen Penelitian
Alat atau instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran
soal tes formatif (post test) yang telah divalidasi oleh guru mata
pelajaran pada SD Inpres 23 Ambon.
H.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara :
a. Tes
b. Observasi
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa :
a. Butir Soal
b. Lembaran observasi
I.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah :
1. Analisis data kuantitatif
Nilai hasil belajar diperoleh dengan rumus :
Nilai =
skor yang diperoleh
skor total
x 100
Selanjutnya hasil belajar yang diperoleh di sesuaikan dengan KKM yang berlaku di
sekolah SD Inpres 23 Ambon.
Tabel KKM Pada SD Inpres 23 Ambon
Kriteria Kemampuan
Keterangan
Minimum Siswa
≥ 57
< 57
Tuntas
Tidak tuntas
Sedangkan untuk menghitung ketuntasan klasikal digunakan rumus :
Ketuntasan Klasikal =
2. Analisis data kualitatif
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
c. Penarikan Kesimpulan
Jumlah Siswa yang Tuntas
Jumlah Seluruh Siswa
x100%
Download