BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir mengalami
fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh
krisis yang terjadi di Indonesia adalah krisis pada Tahun 1998 dan Tahun 2007.
Indonesia yang merupakan negara sedang berkembang, pada umumnya suatu
negara
yang
tergolong
sebagai
negara
berkembang
memiliki kondisi
perekonomian yang belum stabil.
Suatu perekonomian yang ditentukan oleh mekanisme pasar akan rentan
terhadap goncangan. Goncangan terhadap perekonomian yang bergantung pada
mekanisme pasar terjadi karena adanya market failure (kegagalan pasar). Hal ini
dapat berdampak negatif pada negara tersebut. Dampak yang dapat terjadi pada
negara yang mengalami kegagalan pasar contohnya adalah meningkatnya jumlah
pengangguran atau meningkatnya inflasi. Oleh karena itu dibutuhkan adanya
intervensi dari suatu otoritas untuk menyeimbangkan dan me nstabilkan
perekonomian, dalam hal ini otoritas yang dimaksud adalah pemerintah.
Intervensi yang dilakukan pemerintah dapat berupa pembuatan suatu kebijakan
atau pengadaan anggaran pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah
dilakukan untuk menstimulasi perekonomian, salah satu contoh pengeluaran yang
dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai respon dari adanya kegagalan pasar
adalah pengeluaran dalam bidang pendidikan.
1
Sebagai
perbandingan
berikut
adalah
data
mengenai
perbandingan
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan antar beberapa negara di Asia, berupa
persentase pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dari total pengeluaran
pemerintah. Dari data di bawah terlihat bahwa pendanaan pendidikan di Indonesia
tidak sebesar negara-negara lain di Asia. Pada Tahun 2010, Malaysia dan
Singapura adalah negara dengan persentase pengeluaran bidang pendidikan paling
tinggi dengan pengeluaran sebesar 18,3%. Sedangkan Indonesia hanya lebih
unggul jika dibandingkan dengan Thailand, yaitu sebesar 16,4%. Akan tetapi pada
tahun berikutnya, yaitu Tahun 2011, diantara negara yang disebutkan pada tabel
di bawah Indonesia adalah negara dengen persentase pengeluaran pendidikan dari
total pengeluaran yang paling rendah. Thailand yang pada tahun sebelumnya pada
posisi paling rendah, meningkatkan pengeluaran pendidikannya sehingga menjadi
24%. Singapura dan Malaysia juga mengalami peningkatan meskipun tidak
sebesar peningkatan yang terjadi di Thailand,
masing negara tersebut
meningkatkan pengeluaran pendidikannya menjadi sebesar 20,5% dan 20,9% dari
total pengeluaran pemerintahnya. Sedangkan Indonesia justru mengalami
penurunan pengeluaran bidang pendidikan menjadi 15%.
2
Tabel 1.1 Persentase Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan
dari Total Pengeluaran Pemerintah di Beberapa Negara
(dalam persen)
NO
NEGARA
TAHUN
2010
2011
1
SINGAPURA
18,3
20,5
2
INDONESIA
16,4
15
3
MALAYSIA
18,3
20,9
4
THAILAND
16,1
24
Sumber : World Bank, 2014 (data diolah)
Dengan anggaran sektor pendidikan yang sedemikian rupa seperti tidak
sejalan dengan salah satu sasaran dari Millennium Development Goals mengenai
bidang pendidikan.
Pada grafik
di bawah terlihat bagaimana perkembangan persentase
pengeluaran bidang pendidikan dari GNI Indonesia dibandingkan dengan
beberapa negara di Asia Tenggara. Persentase pengeluaran pendidikan dari GNI
Indonesia memang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tetapi
jika dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia posisi Indonesia masih terbilang
rendah.
3
Grafik 1.1
Perbandingan Persentase Pengeluaran Bidang Pendidikan Dari GNI di
Beberapa Negara Asia Tenggara
6
5
4
singapore
malaysia
3
thailand
philippina
2
indonesia
1
0
198919911993199519971999200120032005200720092011
Sumber : World Bank, 2014 (data diolah)
Menurut Mankiw (2006), GDP sering dianggap sebagai ukuran mengenai
seberapa baik kinerja sebuah negara. GDP adalah jumlah dari seluruh pengeluaran
atas output barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Semakin tinggi GDP suatu
negara maka negara tersebut dianggap baik kinerja perekonomiannya. Berikut
merupakan grafik pertumbuhan GDP Indonesia. Dari grafik di bawah, terlihat
bahwa GDP Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun terdapat
penurunan yaitu pada Tahun 1998, hal ini merupakan dampak dari terjadinya
krisis moneter yang terjadi Indonesia.
4
Grafik 1.2
Pertumbuhan GDP Indonesia 1960-2012
USD mn
450,000.000
400,000.000
350,000.000
300,000.000
250,000.000
200,000.000
150,000.000
ID: GDP: 2005 Price: USD
100,000.000
50,000.000
0.000
Sumber : World Bank (2013)
Jika dibandingkan dengan negara tetangga di Asia Tenggara, Indonesia
memiliki laju pertumbuhan GDP yang tergolong stabil. Pada grafik di bawah ini
terlihat bahwa negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia
mengalami fluktuasi pada pertumbuhan GDP selama 5 tahun terakhir. Fluktuasi
terutama terjadi pada Tahun 2010 yang disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi
yang terjadi di negara-negara Eropa.
5
Grafik 1.3
Perbandingan Pertumbuhan GDP Negara-Negara di Asia Tenggara
16
14
12
10
singapore
8
malaysia
6
thailand
4
indonesia
2
0
-2
2008
2009
2010
2011
2012
-4
Sumber: World Bank, 2014 (data diolah)
Dalam teori pertumbuhan Solow, suatu negara dapat meningkatkan outputnya
dengan adanya akumulasi kapital yang dihasilkan dari adanya investasi. Menurut
teori pertumbuhan endogen yang merupakan kritik terhadap teori pertumbuhan
Solow, faktor endogen merupakan faktor yang penting dalam peningkatan output
dari suatu negara atau dengan kata lain meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negara tersebut.
Faktor endogen yang dimaksud dalam teori pertumbuhan endogen adalah
faktor yang berasal dari dalam perekonomian itu sendiri, misalnya kemajuan
teknologi dan pendidikan. Pendidikan dalam hal ini akan mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia dalam suatu perekonomian. Sumber daya manusia dianggap
penting dalam meningkatana laju pertumbuhan ekonomi sehingga pendidikan
yang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia juga menjadi
6
penting. Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar
yang perlu dipenuhi guna mendapatkan kualitas sumber daya manusia yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari perbandingan pengeluaran pemerintah bidang pendidikan yang sudah
dijabarkan
sebelumnya,
Indonesia
termasuk
negara
dengan
persentase
pengeluaran bidang pendidikan terhadap GDP yang rendah, di sisi lain
pertumbuhan ekonomi di Indonesia justru cukup baik. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada periode 1971-2004 berkisar antara 5.5% meskipun terdapat
penurunan pertumbuhan ekonomi pada Tahun 1998 karena adanya krisis
ekonomi.
Dari fenomena tersebut maka penelitian ini disusun dengan tujuan
menganalisis hubungan antara pengeluaran pemerintah di berbagai bidang,
khususnya bidang kesehatan, ekonomi, dan pendidikan dengan pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah bidang pendidikan,
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah bidang kesehatan
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah bidang ekonomi
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
7
1.4 Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan permasalahan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
2. Menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
3. Menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor ekonomi
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai
berikut:
BAB I
:
Pendahuluan
Bab
ini
merupakan bagian dari pendahuluan yang berisi
mengenai latar belakang yang mendasari pemilihan masalah dalam
penelitian
ini,
rumusan
masalah,
tujuan
dan
kegunaan
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
:
Landasan Teori dan Metodologi
Bab ini berisi tentang teori- teori dan penelitian terdahulu yang
melandasi penelitian ini, kerangka pemikiran teoritis dan
hipotesis. Bab ini juga berisi tentang penjelasan alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini.
BAB III
:
Pembahasan
8
Bab ini menjelaskan variabel- variabel yang digunakan dalam
penelitian , dan
hasil analisis, serta
interpretasi dari hasil
analisis
BAB IV
:
Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi mengenai kesimpulan
yang diperoleh dari hasil pembahasan di bab III, selain itu bab ini
juga berisi saran-saran yang nantinya berguna bagi pihak yang
berkepentingan.
9
Download