BAB 2 DATA dan ANALISA

advertisement
3
BAB 2
DATA dan ANALISA
2.1 Sumber Data
Sumber Data penulisan untuk mendukung Tugas Akhir ini diperoleh dari
berbagai sumber antara lain :
1. Literatur
Sumber data diperoleh dari buku artikel, media elektronik maupun
media non elektronik.
2. Website Online
Data informasi mengenai Kanker Serviks diperoleh dari :
- website kanker serviks (www.kankerserviks.com)
- Forum group Facebook, antara lain PPKS (Perempuan Perduli
Kanker Serviks) dan Pusat Informasi Kanker Serviks.
3. Wawancara dengan berbagai narasumber seperti Yayasan Kanker
Serviks Jakarta, Tokoh-tokoh seperti Dr. Sri Nurhayatie dan dibantu
juga oleh Sarjana kedokteran yaitu Margareta Grace Hartati dari
Universitas Sebelas Maret 2008.
5. Observasi
Observasi dilakukan ke Rumah Sakit Jakarta, yakni RS. Siloam
Hospital, Rs. Royal Taruma dan RS. Husada. Observasi ini meliputi
pengambilan brosur dan melihat poster- poster mengenai kanker
Serviks.
2.2 Data
2.2.1 Data mengenai Kanker Serviks
Kanker Serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak
normal pada serviks (leher rahim).
Perubahan dari Kanker Serviks biasanya memakan waktu beberapa tahun
sebelum berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu sebenarnya terdapat
kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi apabila terjadi perubahan pada
sel serviks melalui skrining (papsmear atau IVA) dan menanganinya sebelum
menjadi kanker serviks.
Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung
tanpa menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani
kegiatan sehari-hari. Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat
ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai
lesi prakanker. Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut
maka gejala-gejala yang dapat timbul antara lain:
1. Pendarahan setelah senggama.
2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
5. Nyeri ketika berhubungan seksual.
4
Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV)
yang dapat menyebabkan kanker. HPV 16 dan 18 secara bersama mewakili 70%
penyebab kanker serviks. Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan
sendirinya namun kadang bisa menjadi infeksi persisten yang dapat berkembang
menjadi kanker serviks.
Informasi mengenai virus HPV:
1. HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
2. Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.
3. HPV dapat bertahan dalam suhu panas.
Setiap perempuan berisiko terkena HPV penyebab kanker serviks dalam
masa hidupnya tanpa memandang usia, latar belakang dan gaya hidup. Setiap
perempuan berisiko karena :
1. Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Mereka
yang mengalami infeksi persisten jarang menunjukan gejala pada stadium
awal, dan biasanya berkembang menjadi kanker serviks beberapa tahun
kemudian.
2. Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak dapat selalu membentuk kekebalan,
maka kita tidak terlindungi dari infeksi berikutnya.
Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium kanker
serviks saat didiagnosis. Dikenal beberapa tindakan (modalitas) dalam tata laksana
kanker serviks antara lain:
1. Tindakan bedah.
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4. Terapi paliatif (supportive care) yang lebih difokuskan pada peningkatan
kualitas hidup pasien.
Contohnya: makan makanan yang mengandung nutrisi,
pengontrol sakit.
Penanganan dan pengobatan kanker serviks tergantung pada pemeriksaan
klinis oleh dokter. Penentuan stadium dan besarnya kanker, juga gejala-gejala
yang menyertai akan menentukan jenis penanganan terbaik terhadap kasus
tersebut.
Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium kanker
serviks saat didiagnosis. Dikenal beberapa tindakan (modalitas) dalam tata laksana
kanker serviks antara lain:
1. Tindakan bedah (surgical treatment).
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4. Terapi paliatif (supportive care) yang lebih difokuskan pada
peningkatan kualitas hidup pasien. Contohnya: Makan makanan yang
mengandung nutrisi, pengontrol sakit (pain control).
5
2.2.2 Data Survey
2.2.2.1 Siloam Hospital
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Siloam
Hospital, Kanker Serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV. Infeksi
yang terjadi sering kali tidak menimbulkan gejala dan dapat menular
kepada orang lain.
Faktor resiko penularan HPV terjadi pada usia muda (puncak
infeksi usia 20-29 tahun), berganti pasangan, berhubungan seks pada usia
muda, merokok,dll.
Gejala Kanker Serviks meliputi pendarahan yang tidak normal,
pendarahan sesudah melakukan hubungan intim, pendarahan abnormal
diluar waktu haid, pendarahan sesudah menopause, kelainan pada vagina
(keluar cairan kekuningan dan berbau), sakit atau nyeri pada pinggul dan
kaki.
Kanker Serviks dapat disembuhkan apabila melakukan deteksi
sejak dini. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan Pap Smear. Pap Smear
dilakukan kepada semua wanita yang telah berhubungan seks dengan
persiapan tidak melakukan hubungan seks selama 48 jam sebelum tes
dilakukan, jangan melakukan tes disaat sedang menstruasi dan jangan
menggunakan pembasuh antiseptik di sekitar vagina selama 48 jam
sebelum pengambilan lendir.
2.2.2.2 Rs. Royal Taruma
Kanker mulut rahim (Ca. Cerviks) adalah kanker tersering kedua
di dunia pada wanita. Studi RSCM pada tahun 1989-1992 menunjukkan
bahwa 76% kasus keganasan kandungan adalah kanker serviks. Gejala
yang ditimbulkan seperti keputihan, bercak darah saat berhubungan intim
karena tersenggolnya tumor yang berada di mulut rahim, pendarahan
spontan dan pendarahan saat buang air kecil atau buang air besar karena
tumor mulut rahim stadium lanjut sudah menyebar ke kandung kencing
dan usus.
Saat ini para ahli membuktikan bahwa kanker serviks timbul
karena penularan human papiloma virus (HPV) lewat hubungan intim.
Gejala penyakit ini baru terlihat pada waktu 3 hingga 25 tahun sejak
terjadinya penularan. Semakin awal penyakit ini dideteksi, semakin besar
angka kesembuhannya.
6
Untuk mendeteksi penyakit ini tidak cukup hanya dengan pap
smear karena terdapat 5-50% kejadian negatif palsu. Teknologi
Kolposkop mempertinggi tingkat akurasi deteksi kanker serviks.
Pemeriksaan ini sangat sederhana dan tidak menimbulkan rasa sakit.
2.2.2.3 RS. Husada
Kanker Serviks adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada
serviks (leher rahim). Perubahan menjadi sel kanker memakan waktu
10-15 tahun. Penyebab kanker serviks adalah Human Papilloma Virus
(HPV) yang bersifat onkogenik (menyebabkan kanker). Di dunia,
diketahui HPV tipe 16, 18 dan 45, 31 dan 52 secara bersamaan telah
menjadi penyebab lebih dari 80% kasus kanker serviks. HPV 16 dan
18 secara bersama mewakili 70% penyebab utama kanker serviks.
Perlu diketahui bahwa HPV dapat ditularkan melalui hubungan
seksual. Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan
seksual. Contohnya, penggunaan bersama alat-alat pribadi (seperti
handuk) terutama yang telah terkontaminasi. Human Papilloma Virus
sangat resisten (bertahan) terhadap panas dan proses pengeringan
(desiccation).
Faktor yang mendukung terjadinya kanker serviks adalah
menikah saat usia muda, kehamilan yang sering, merokok,
penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang, dan penyakit menular
seksual. Kebanyakan infeksi HPV berlangsung tanpa menimbulkan
gejala. Namun, jika dilakukan pemeriksaan skrining dapat ditemukan
adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi
prakanker. Bila kanker sudah mengalami progresifitas makan gejalagejala yang dapat timbul antara lain :
- Pendarahan dari liang sanggama
- Timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau
- Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa
buang air kecil
80% perempuan berisiko akan terinfeksi oleh HPV pada
masa hidupnya. 50% diantaranya akan terinfeksi HPV yang dapat
menyebabkan kanker pada masa hidupnya. Risiko ini terjadi di setiap
perempuan tanpa memandang usia dan latar belakang. Pencegahan
kanker serviks dapat dilakukan melalui pemberian vaksinasi dan pap
smear atau Inspeksi Visual Asetat (IVA) bagi mereka yang telah
berhubungan seksual. Dari studi penelitian menunjukkan vaksinasi
7
bersama dengan skrining dapat mengurangi kejadian kanker serviks
secara efektif. Vaksinasi saat ini merupakan era baru dalam
pencegahan kanker serviks bagi remaja putri dan perempuan dewasa.
melalui vaksinasi, diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap
infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab utama kanker serviks
dan memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV tipe lainnya yakni
tipe 45, 31 dan 52. Vaksinasi sebaiknya diberikan sedini mungkin dan ini
merupakan rekomendasi dari IDAI ( Ikatan
Dokter Anak Indonesia) dan HOGI (Himpunan Onkologi Genekologi
Indonesia) vaksinasi dapat diberikan pada remaja putri mulai usia 10
tahun. Vaksinasi dilakukan pada tiga tahap dosis pemberian, yaitu bulan
ke-0, 1 atau 2 dan 6. Sejauh ini, hampir semua efek samping yang
ditimbulkan lebih bersifat lokal, yakni nyeri di daerah sekitar tempat
penyuntikan (injeksi). Vaksinasi sedini mungkin akan mencegah
terkenanya infeksi.
2.2.2.1 Margareta Grace Hartati, S.Ked
Menurut beliau Kanker Serviks adalah pertumbuhan
sel yang tidak normal. Kanker Serviks disebabkan oleh banyak faktor
antara lain pemilihan pembalut yang tidak tepat, tidak menjaga higienitas
di sekitar vagina, selain itu gaya hidup pun dapat menjadi penyebab
timbulnya kanker serviks contohnya adalah wanita yang aktif merokok
dan suka berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan sex (free
sex).
Diperlukan informasi mengenai kanker serviks kepada remaja
bukan hanya perempuan akan tetapi laki-laki juga karena di Indonesia ini
berbicara tentang hal-hal reproduksi masi dianggap sebagai hal yang tabu
apalagi masa remaja adalah masa-masa ingin tahu dari berbagai macam
hal. Jika dilihat dari fakta, kini banyak anak muda yang telah melakukan
hubungan intim bahkan berganti-gantian pasangan. Kanker Serviks
sangat mudah tertular akibat free sex .
Perlu diketahui sel-sel dalam vagina itu masih belum sempurna
khususnya di sel kolumner junction, maka dari itu ketika alat reproduksi
pria masuk ke dalam alat reproduksi wanita menimbulkan trauma pada
serviksnya apalagi jika orang yang melakukan free sex maka trauma itu
terjadi terus menerus dan dapat menimbulkan kanker serviks karena
tempat trauma tersebut adalah tempat yang disukai kuman untuk tumbuh
dan mudah masuk bakteri. Pada umumnya penyakit yang ditularkan
lewat hubungan seks tidak terlalu khas pada pria.
2.2.3 Remaja
Remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah
seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Akan tetapi karena faktor keingintahuannya
mereka akan berusaha untuk mendapatkan informasi ini. Seringkali remaja merasa
bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah seks sehingga mereka kemudian
mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa.
8
Kebanyak orang tua memang tidak termotivasi untuk memberikan informasi
mengenai seks dan kesehatan reproduksi kepada remaja sebab mereka takut hal itu justru
akan meningkatkan terjadinya hubungan seks pra-nikah. Padahal, anak yang
mendapatkan pendidikan seks dari orang tua atau sekolah cenderung berperilaku seks
yang lebih baik daripada anak yang mendapatkannya dari orang lain (Hurlock, 1972
dikutip dari Iskandar, 1997).
Keengganan para orang tua untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi
dan seksualitas juga disebabkan oleh rasa rendah diri karena rendahnya pengetahuan
mereka mengenai kesehatan reproduksi (pendidikan seks).
Hasil pre-test materi dasar Reproduksi Sehat Anak dan Remaja (RSAR) di
Jakarta Timur (perkotaan) dan Lembang (pedesaan) menunjukkan bahwa apabila orang
tua merasa meiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan reproduksi,
mereka lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan topik yang
berhubungan dengan masalah seks (Iskandar, 1997:3).
Hambatan utama adalah justru bagaimana mengatasi pandangan bahwa segala
sesuatu yang berbau seks adalah tabu untuk dibicarakan oleh orang yang belum menikah
(Iskandar, 1997:1).
2.3 Karakteristik
Data yang diperoleh mengenai kanker serviks, penulis menganalisa bahwa
benarlah kurangnya informasi mengenai kanker serviks di Indonesia khususnya kepada
anak-anak remaja. Informasi hanya dilakukan di dalam Rumah Sakit saja bukan kepada
masyarakat luas. Selain kurangnya informasi, himbauan mengenai pencegahan kanker
serviks pun kurang digalakkan dan dilihat dari gaya hidup anak muda khususnya wanita
serta kurangnya bimbingan dari orang tua maka dibutuhkanlah kampanye untuk
menghibau para wanita remaja untuk lebih memperhatikan organ dalamnya daripada
memperhatikan penampilan luarnya saja sehingga dapat mencegah kanker serviks sejak
dini dan diharapkan dapat meminimalkan kematian akibat kanker serviks.
2.4 Target Audience
2.4.1 Target Primer
Demografi :
Jenis kelamin
Usia (primer)
Profesi
SES
Agama
: wanita
: 14-19 tahun
: Siswa
:A-B
: Semua agama
Geografi :
Bertempat tinggal dan beraktivitas di Jakarta
Psikografi :
Rutinitas : Suka jalan-jalan, belanja dan berkumpul bersama teman
Karakter : Bersahabat, ramah, terbuka, periang dan modis
Interest : Jalan-jalan ke mall besar di kota seperti Taman Anggrek,
Central Park, Senayan City, EX, Grand Indonesia, dll.
Belanja baju dan aksesoris di butik ternama.
9
2.4.2
Target Sekunder
Demografi :
Jenis kelamin
Usia
Profesi
SES
Agama
: wanita
: 25 tahun ke atas
: Ibu Rumah Tangga dan Wanita Karir
:A-B
: Semua agama
Geografi :
Bertempat tinggal dan beraktivitas di Jakarta
Psikografi :
Rutinitas : Arisan, belanja, mengurus anak dan memasak.
Karakter : Suka bercerita, ramah, terbuka dan cekatan
Interest : Jalan-jalan ke mall besar di kota seperti Taman Anggrek,
Central Park, Senayan City, EX, Grand Indonesia, dll.
Belanja baju dan aksesoris di butik ternama.
Berkumpul bersama teman arisan di cafe dan restauran
ternama
2.5 Pembanding
Beberapa poster pembanding untuk tema ini adalah
Poster pembanding untuk kanker Serviks sangat sedikit mengingat kurangnya kegiatan
komunikasi mengenai kanker Serviks. Poster diatas dibuat oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
10
2.6 Analisa SWOT
Strenght (kekuatan)
- Banyak wanita yang mengetahui adanya Kanker Serviks.
- Banyak Rumah Sakit dan komunitas sosial yang mendukung gerakan
pencegahan kanker serviks.
- Adanya dukungan dari lembaga sosial masyarakat untuk memperhatikan
remaja dalam kasus kanker .
Weakness (kelemahan)
- Minimnya informasi mengenai kanker serviks.
- Tidak meratanya informasi mengenai seminar atau kegiatan lain guna
menginformasikan seputar kanker serviks terutama di kalangan remaja.
- Tidak adanya bimbingan seksualitas yang benar dari orang tua karena
masyarakat biasanya menganggap tabu untuk dibicarakan.
Opportunity (Peluang)
- Melalui kampanye ini dapat berkesempatan memberitahukan mengenai
informasi kanker serviks.
- Menyebarkan informasi mengenai kanker serviks kepada kalangan remaja.
- Dapat mengantisipasi remaja untuk tidak melakukan hubungan intim
sebelum usia matang.
Threat (Ancaman)
-Sudah beberapa kali menginformasikan mengenai kanker serviks tetapi
dampak tidak terlalu besar sehingga adanya pendekatan yang lebih spesifik.
- Beberapa remaja yang mungkin tidak tertarik mengenai kanker serviks.
- Perkembangan remaja yang dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk.
- Dunia informasi yang menggeser moralitas dalam perilaku remaja yang
mengakibatkan pergaulan bebas, ini dapat menyebabkan terjadinya kanker
serviks.
2.7 Preposisi
Kampanye mengenai pencegahan kanker serviks bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran wanita akan pentingnya mencegah kanker serviks sejak dini dan memberikan
informasi sedini mungkin kepada anak-anak berumur 15-19 tahun di Jakarta, harapan
kampanye ini adalah menurunkan angka kematian wanita di Indonesia akibat kanker
serviks.
2.8 Data Penyelenggara
11
2.8.1
Sejarah
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial
dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker.
Tujuan YKI adalah mengupayakan penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan
kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif.
Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh
semua pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua
pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan
dunia usaha baik di dalam maupun luar negeri. YKI memiliki cabang di seluruh
Indonesia.
YKI menjalankan berbagai program penanggulangan kanker dengan memprioritaskan
pelaksanaan program pada 10 kanker utama berikut:
•
Kanker Leher Rahim
•
Kanker Payudara
•
Kanker Hati
•
Kanker Paru
•
Kanker Kulit
•
Kanker Nasofaring
•
Kanker Kolorektal
•
Leukemia
•
Trofoblas Ganas
•
Limfoma Malignum.
Proses pendirian Yayaan Lembaga Kanker Indonesia: R. Satoto Hoepoedio dan Istri
meminta kesediaan Dr. Moh. Hatta sebagai pendiri. Masalah utama dalam
penanggulangan kanker adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker dan
kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat untuk mengurangi risiko
kanker serta melakukan deteksi dini kanker. Akibatnya sebagian besar kanker ditemukan
pada stadium lanjut dan sulit ditanggulangi, sehingga memberikan beban yang besar
bagi pasien kanker dan keluarganya.
Berdasarkan kepedulian dan keprihatinan terhadap semakin banyaknya penderita kanker,
rendahnya pengetahuan masyarakat akan penyakit ini serta tingginya angka kematian
penderita akibat datang berobat pada stadium lanjut, 17 tokoh masyarakat dan pemerhati
kesehatan terpanggil untuk mendirikan Yayasan Lembaga Kanker Indonesia (YLKI)
pada tanggal 17 April 1977. Pendiri YLKI tersebut antara lain:
•
DR. Mohammad Hatta
•
Let. Jend. Ali Sadikin
•
Prof. DR. G.A. Siwabessy
•
Prof. Dr. Soedarto Pringgoutomo
•
R. Satoto Hoepoedio
•
Prof. Dr. Asmino
•
DR. Arifin M. Siregar.
Pada tahun 1987 YLKI diubah menjadi Yayasan Kanker Indonesia (YKI). YKI telah
tercatat dalam daftar yayasan di Depertemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan
Akte Notaris Ati Mulyati SH., MKn. tanggal 3 Juni 2008. Logo dan nama Yayasan
Kanker Indonesia pun telah dipatenkan.
12
Ketua Umum pertama adalah Prof. Dr. Soedarto Pringgoutomo Sp.PA (1977-1978),
kemudian dilanjutkan oleh Ibu Karlinah Umar Wirahadikusumah (1978-2006).
2.8.2
2.8.3
Visi
• Memberikan (PE)rhatian bahwa kanker bukan hanya masalah individu atau
keluarga mereka yang terkena kanker.
• Memberikan (DU)kungan baik moral maupun material sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas kita.
• Memberikan (LI)ndungan agar mereka yang terkena kanker merasa terayomi
sehingga timbul semangat diri untuk mencari solusi terbaik dalam upaya
pengobatan maupun peningkatan kualitas hidup pasien kanker.
Misi
Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penanggulangan kanker melalui
penyediaan layanan promotif, preventif, dan suportif.
YKI mengupayakan penanggulangan kanker dengan mengadakan berbagai
kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif serta menekankan akan
pentingnya deteksi kanker secara dini.
Moto YKI adalah:
“Kanker dapat disembuhkan jika ditemukan dalam stadium dini”
2.8.4
Bidang Kegiatan
Guna mendukung program-programnya, YKI memiliki bidang-bidang
yang secara terpadu menjalankan program yang telah ditentukan. YKI
melaksanakan kegiatannya melalui 5 bidang:
Tugas dan fungsi bidang organisasi adalah mengembangkan organisasi
internal baik di Pusat maupun di Cabang, dan meningkatkan hubungan eksternal
dengan mitra yang bergerak di bidang sejenis baik di dalam dan di luar negeri.
Kerjasama di dalam negeri:
• dengan beberapa Fakultas Kedokteran, seperti FKUI
• dengan perkumpulan profesi, seperti Perhimpunan Spesialis Patologi
Indonesia (IAPI) dan Perkumpulan Onkologi Indonesia (POI)
• dengan Rumah Sakit Pemerintah, seperti: Rumah Sakit Umum Pusat
Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo
• dengan Kementerian dan Lembaga Nasional Pemerintah, seperti:
Kementerian Kesehatan, BKKBN
• dengan perusahaan-perusahaan farmasi
dan beberapa mitra lainnya.
YKI juga merupakan anggota Komisi Nasional Pengendalian Tembakau.
Kerjasama dengan mitra organisasi di luar negeri antara lain:
• menjadi anggota UICC (Union Internationale Contre le Cancer /
Union for International Cancer Control) yang berkedudukan di
Geneve, Suisse
13
•
•
anggota APFOCC (Asia Pacific Federation of Organizations for
Cancer Research and Control)
anggota IOA (International Ostomy Association).
Download