BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahaasan

advertisement
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pembahaasan Masalah
1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih
Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.
Bagi negara semakin besar jumlah pajak yang diterima akan
semakin baik keuangan negara. Namun bagi wajib pajak, pembayaran
pajak merupakan beban. Karenanya semakin kecil jumlah pajak yang
dibayar akan semakin menguntungkan. Maka ada kecenderungan setiap
wajib pajak untuk beusaha meminimalkan jumlah pajak yang dibayar.
Dalam rangka meminimalkan jumlah beban pajak yang harus
dibayar Perusahaan X lebih memilih menggunakan natura. Hal tersebut
dikarenakan
kebijakan-kebijakan
terkait
ketentuan
perpajakan
pemerintah tentang natura dan atau kenikmatan memiliki celah-celah
untuk dilakukannya tax planning.
Dengan pertimbangan dan kondisi tertentu, pihak pemberi kerja
lebih cenderung memilih pemberian penghasilan kepada karyawannya
natura dan kenikmatan dalam bentuk tunjangan. Pertimbangan utamanya
adalah berkaitan dengan pengakuan biaya secara aturan pajak. Pemberian
natura dan kenikmatan dalam bentuk tunjangan kepada para karyawan
dapat diakui sebagai pengurang penghasilan bruto untuk menghitung
pajak penghasilan.
46
47
Sedangkan jika diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan
yang bersifat umum maka pengeluaran tersebut tidak diperbolehkan
menjadi pengurang penghasilan bruto. Beberapa contoh pemberian
penghasilan kepada karyawan dalam bentuk tunjangan atau natura dari
sisi biaya dan penghasilan dapat dilihat pada tabel 3.2.
Natura dan Kenikmatan dalam Bentuk Tunjangan
Tabel 3.1
Jenis
Bagi Pemberi Bagi
Keterangan
penghasilan
Kerja
Pegawai
Non Deductible Non
Tidak Dipotong PPh
Sumbangan
Ekpense
Taxable
Pasal 21
Deductible
Taxable
Dipotong PPh pasal
Tunjangan
Ekpense
21
Beras
Deductible
Taxable
Dipotong PPh pasal
Tunjangan
21
kesejahteraan Ekpense
Deductible
Taxable
Dipotong PPh pasal
Tunjangan
Ekpense
21
PPh 21
Non Deductible Non
Tidak Dipotong PPh
Pengobatan
Taxable
Pasal 21
Cuma-Cuma Ekpense
Deductible
Taxable
Dipotong PPh pasal
Tunjangan
Ekpense
21
Kesehatan
Berdasarkan tabel 3.1 Natura yang diberikan dalam bentuk
tunjangan jika berpatokan pada pasal 1 nomor 15 dan 16 Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
252/PMK.03/2008
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan Dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi adalah bahwa segala macam
tunjangan merupakan penghasilan yang diberikan oleh pemberi kerja
kepada pegawai tetap yang bersifat teratur maupun tidak teratur. Jika
pemberi kerja memberikan penghasilan berupa tunjangan kepada
penerima penghasilan yang merupakan bukan pegawai maka itu tidak
48
dapat dibenarkan. Misalnya, pemberian hadiah berupa uang kepada
pegawai tetap yang menikah dapat diberi nama tunjangan misalnya
tunjangan kesejahteraan maka sifatnya deductible expense. Jika pemberi
kerja memberikan hadiah perkawinan kepada selain pegawai tetap
kemudian diberi nama tunjangan maka pemberian tunjangan tersebut
merupakan biaya yang tidak diperbolehkan menjadi pengurang
penghasilan bruto atau biaya yang non deductible expense karena
sifatnya merupakan sumbangan.
Pemilihan pemberian natura dan kenikmatan kepada karyawan
tidak sekedar mengoptimalkan beban pajak saja melainkan memberikan
keuntungan kepada perusahaan. Dengan memberikan natura kepada
perusahaan baik berupa uang maupun barang atau dalam bentuk
tunjangan dapat memberikan rasa semangat dan motivasi bekerja yang
tinggi bagi para karyawan perusahaan X.
2. PPh 21 atas Pemberian Natura dan Kenikmatan yang Dilakukan
Perusahaan X Sebelum Melakukan Tax Planning.
Peraturan pelaksanaan atas ketentuan ini diatur lebih lanjut dalam
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
83/PMK.03/2009
tentang
penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta
penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah
tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja.
49
Berikut ini adalah informasi pemberian natura dan kenikmatan
yang dimiliki perusahaan yang terkait dengan laporan keuangan sebelum
melakukan tax planning:
1) Perusahaan
memberikan
tunjangan
makan
dengan
cara
menyediakan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan
secara bersama-sama di tempat kerja.
2) Perusahaan memberikana tunjangan kesehatan yang dibayar
bersama gaji bulanan, perusahaan juga memberikan biaya
pengobatan dan rumah sakit kepada karyawan dan atau keluarga
karyawan yang menderita sakit ringan biasa atau melakukan
rawat inap dirumah sakit yang besarnya disesuaikan perusahaan
Karyawan hanya dapat mengajukan klaim atas biaya pengobatan,
apabila minimal telah mempunyai masa kerja 3 bulan dihitung
dari tanggal masuk kerja.
3) Biaya
Perjalanan
Dinas
dan
Pendidikan
dalam
bentuk
pengikutsertaan karyawan pada pelatihan-pelatihan dan seminarseminar.
4) Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan kepada karyawan dalam
setahun sekali. Jumlah yang diberikan biasanya 50% dari gaji
pokoknya.
5) Biaya Tamu dan Hiburan, Biaya tamu dan hiburan merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk menjamu tamu yang datang dan
hiburan.
50
3. Pajak penghasilan Badan yang Dibayarkan Sebelum Penerapan
Perencanaan Pajak atau Tax planning
Rekonsiliasi Fiskal
Untuk Periode 31 Desember 2015
Tabel 3.3 (dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan
Laporan
Koreksi
komersial
Positif
18.074.000
Penjualan Bruto
875.000
Potongan penjualan
17.199.000
Penjualan Neto
Harga Pokok Penjualan:
12.050.000
Persediaan Awal
5.875.000
Pembelian
4.210.600
Biaya Angkut
Pembelian
10.085.600
Pembelian Neto
22.135.600
Barang sedia dijual
12.075.000
Persediaan Akhir
10.060.600
7.138.400
Laba Kotor
Biaya-Biaya yang dikeluarkan Perusahaan:
1.630.000
Biaya Gaji
87.500
Biaya Iklan
78.500
Biaya lain-lain
1.630.000
Biaya Gaji
87.500
Biaya Iklan
78.500
Biaya listrik, air,
telp
54.300
Biaya
Perlengkapan
55.000
Biaya ATK
142.500
Biaya Sewa
56.000
Biaya Makan dan
Minum
825.670
825.670
Biaya Pengobatan
942.500
942.500
Biaya Perjalanan
Dinas &
Pendidikan
815.000
815.000
THR
738.000
738.000
Biaya Tamu dan
Hiburan
5.424.970
Total Biaya
1.713.430
Laba (Rugi ) Bersih
Sebelum Pajak
Pajak
Laba (Rugi) Bersih
Setelah Pajak
Koreksi
Negatif
Laporan L/R
Fiskal
18.074.000
875.000
17.199.000
12.050.000
5.875.000
4.210.600
10.085.600
22.135.600
12.075.000
10.060.600
7.138.400
1.630.000
87.500
78.500
1.630.000
87.500
78.500
54.300
55.000
142.500
56.000
-
2.103.800
5.034.600
1.091.517
3.943.082
51
Sesuaikan dengan tarif pasal 17 Undang-Undang PPh, maka tarif
perhitungan PPh Badan adalah tarif tunggal sebesar 25% dari Penghasilan
Kena Pajak pada tahun 2015. Dan dikarenakan jumah peredaran bruto
melebihi Rp4.800.000.000 maka Perusahaan X mendapatkan fasiitas
pengurangan.

PKP mendapatkan fasilitas;
Rp 4.800.000.000 : Rp 18.074.000.000 X Rp5.034.600.000 =
Rp1.337.063.185

PKP tidak mendapatkan fasilitas;
Rp5.090.600.000- Rp1.337.063.185=Rp 3.697.536.815

PPh terhutang mendapatkan fasilitas;
50% X 25% X Rp1.337.063.185= Rp 187.132.898

PPh terhutang tidak mendapatkan fasilitas;
25% X Rp 3.697.536.815= Rp 924.384.204

Total PPh terhutang
Rp 187.132.898+ Rp 924.384.204= Rp 1.091.517.102
Jadi Pajak Penghasilan yang harus dibayarkan oleh Perusahaan
X sebelum menerapkan tax planning / Perencanaan pajak sebesar
Rp1.091.517.102
52
4. Strategi PPh 21 atas Pemberian Natura dan Kenikmatan yang
Dilakukan Perusahaan X dalam Mengoptimalkan Beban Pajak.
Berikut ini adalah strategi tax planning terhadap informasi
pemberian natura dan kenikmatan yang dimiliki perusahaan yang terkait
dengan laporan keuangan setelah dilakukan tax planning:
1) Perusahaan
memberikan
tunjangan
makan
dengan
cara
menyediakan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan
secara
bersama-sama
diperkenankan
sebagai
di
tempat
pengurang
kerja,
karena
penghasilan
hal
bruto
ini
dan
merupakan pengecualian pemberian dalam bentuk natura atau
kenikmatan. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
No.466/KMK.04/2000 dan Keputusan Direktur Jendral Pajak no.
Kep-213/PJ/2001 Pasal 1 huruf a yang menyatakan bahwa
penyediaan makanan dan minuman yang diberikan pemberi kerja
bagi seluruh karyawan secara bersama-sama termasuk kepala
bagian yang diberikan di tempat kerja dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan objek PPh Pasal 21
sesuai dengan Pasal 4 ayat (3) huruf d UU PPH No.17 Tahun
2000.
Perlakuan pajak atas pemberian kepada pegawai dalam bentuk
natura dan kenikmatan yang merupakan keharusan dalam rangka
pelaksanaan, keamanan dan keselamatan kerja atau yang
berkenaan dengan situasi lingkungan kerja, dapat dikurangkan
53
dari penghasilan bruto pemberi kerja (deductible expense)dan
bukan merupakan penghasilan bagi karyawan walaupun bukan di
daerah terpencil, dengan menyediakan makan dan minum bagi
seluruh karyawan secara bersama-sama di tempat kerja, dari segi
moral akan mendorong semangat kebersamaan dan kesetaraan
antara pengusaha dan karyawannya, sedangkan dari segi efisiensi
karyawan tidak perlu pergi keluar kantor hanya untuk membeli
makan siang, sehingga waktu jam kerja pun tidak akan terbuang
untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
2) Perusahaan memberikan biaya pengobatan dan biaya rumah sakit
kepada karyawannya dengan sistem reimbursement, hal ini dapat
dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto
Jika perusahaan menggunakan sistem reimbursement atas biaya
pengobatan dan rumah sakit, maka dapat memperlakukan biaya
tersebut sebagai biaya fiskal. Akan tetapi reimbursement ini
merupakan objek PPh pasal 21 karyawan.
Sementara biaya pengobatan yang tidak dapat dijadikan sebagai
pengurang penghasilan bruto perusahaan
pengobatan
ditanggung
perusahaan.
Pegawai
yaitu fasilitas
tidak
perlu
membayar biaya dokter dan biaya obatnya, tetapi perusahaan
membayar langsung
dituju.
kepada dokter/ klinik/rumah sakit yang
54
3) Biaya Perjalanan Dinas dan Pendidikan dalam bentuk pennyertaan
karyawan pada pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar. Biaya
yang dikeluarkan untuk pemberian pelatihan-pelatihan atau
pengikutsertaan
pada
seminar-seminar
dimasukkan
sebagai
komponen yang menjadi pengurang terhadap penghasilan bruto
perusahaan. Biaya perjalanan Dinas dan pendidikan ini harus
disertai surat keterangan agar tidak disalahgunakan sebagai
perjalanan pribadi. Biaya
pembayaran
pajak
ini
penghasilan
tidak membawa
pada
pihak
implikasi
karyawan.
(deductible-non taxable)
4) Tunjangan hari raya (THR ) merupakan penghasilan pegawai
tetap yang bersifat tidak teratur yaitu penghasilan pegawai tetap
selain penghasilan bersifat teratur yang diterima sekali dalam satu
tahun. Berdasarkan Peraturan Direktorat Jendral Pajak nomor
PER-31/2012 THR dapat dijadikan pengurang penghasilan dalam
perhitungan PPh 21 apabila THR diberikan dalam bentuk uang.
Jika THR di berikan kepada karyawan dalam bentuk barang,
maka tidak dapat dijadikan sebagai pengurang.
5) Biaya Tamu dan Hiburan, merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk menjamu tamu yang datang dari pelanggan maupun dari
perusahaan lain yang ada ikatan kerja dengan Perusahaan X.
Karena tidak adanya bukti pendukung yang berupa surat perintah
perjalanan dinas dari perusahaan, maka dianggap sebagai biaya
55
yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi dan
tidak boleh dikurangkan dari penghasilan perusahaan.
Dalam kaitannya dengan penerapan perencanaan pajak, agar
diakui sebagai biaya oleh fiskus, maka setiap tamu yang datang
wajib disertai dengan surat perintah perjalanan dinas (SPPD) dari
perusahaan terkait. Dengan adanya surat perintah perjalanan
dinas, maka dapat diketahui bahwa kedatangan tamu tersebut
bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk melaksanakan
tugas dari perusahaan.
56
5. Pajak Penghasilan yang Dibayarkan Setelah Penerapan Perencanaan
Pajak/ Tax Planning
Rekonsiliasi Fiskal
Untuk Periode 31 Desember 2015
Tabel 3.3 (dalam Ribuan Rupiah)
Keterangan
Laporan
Koreksi
komersial
Positif
18.074.000
Penjualan Bruto
875.000
Potongan penjualan
17.199.000
Penjualan Neto
Harga Pokok Penjualan:
12.050.000
Persediaan Awal
5.875.000
Pembelian
4.210.600
Biaya Angkut
Pembelian
10.085.600
Pembelian Neto
22.135.600
Barang sedia dijual
12.075.000
Persediaan Akhir
10.060.600
7.138.400
Laba Kotor
Biaya-Biaya yang dikeluarkan Perusahaan:
1.630.000
Biaya Gaji
87.500
Biaya Iklan
78.500
Biaya lain-lain
1.630.000
Biaya Gaji
87.500
Biaya Iklan
78.500
Biaya listrik, air,
telp
54.300
Biaya
Perlengkapan
55.000
Biaya ATK
142.500
Biaya Sewa
56.000
Biaya Makan dan
Minum
825.670
Biaya Pengobatan
942.500
Biaya Perjalanan
Dinas &
Pendidikan
815.000
THR
738.000
Biaya Tamu dan
Hiburan
5.424.970
Total Biaya
1.713.430
Laba (Rugi ) Bersih
Sebelum Pajak
Pajak
Laba (Rugi) Bersih
Setelah Pajak
Koreksi
Negatif
Laporan L/R
Fiskal
18.074.000
875.000
17.199.000
12.050.000
5.875.000
4.210.600
10.085.600
22.135.600
12.075.000
10.060.600
7.138.400
1.630.000
87.500
78.500
1.630.000
87.500
78.500
54.300
55.000
142.500
56.000
825.670
942.500
815.000
738.000
5.424.970
1.713.430
428.357,5
1.285.072,5
57
Sesuaikan dengan tarif pasal 17 Undang-Undang PPh, maka tarif
perhitungan PPh Badan adalah tarif tunggal sebesar 25% dari Penghasilan
Kena Pajak pada tahun 2015. Dan dikarenakan jumah peredaran bruto
melebihi Rp4.800.000.000 maka Perusahaan X mendapatkan fasiitas
pengurangan.

PKP mendapatkan fasilitas;
Rp 4.800.000.000 : Rp 18.074.000.000 X Rp1.713.430.000 =
Rp455.043.931

PKP tidak mendapatkan fasilitas;
Rp1.713.430.000- Rp455.043.931 = Rp 1.258.386.069

PPh terhutang mendapatkan fasilitas;
50% X 25% X Rp455.043.931= Rp 56.880.491

PPh terhutang tidak mendapatkan fasilitas;
25% X Rp 1.258.386.069= Rp 314.596.517

Total PPh terhutang
Rp 56.880.491+ Rp 314.596.517= Rp 371.477.009
Jadi Pajak Penghasilan yang harus dibayarkan oleh Perusahaan X
setelah
menerapkan
tax
planning
/
Perencanaan
pajak
sebesar
Rp371.477.009
Berdasarkan tabel 3.3 sebelum perusahaan menerapkan tax
planning total beban perusahaan sebesar Rp 2.103.800.000 dengan PPh
terhutangnya sebesar Rp 1.091.517.102. Sedangkan berdasarkan tabel 3.4
58
setelah perusahaan menerapkan tax planning total beban yang dikeluarkan
perusahaan sebesar Rp 5.424.970.000 dan PPh Terhutang sebesar
Rp428.357.500.
Dari hasil perhitungan tersebut selisih total beban yang dikeluarkan
perusahaan sebesar Rp3.377.170.000 hal tersebut membuktikan penerapan
tax planning atas natura dan kenikmatan yang dilakukan perusahaan dapat
mengoptimalkan beban pajak sehingga dapat meminimalkan PPh yang
terhutang sebesar Rp663.159.602
B. Temuan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah penulis
lakukan di Perusahaan X, penulis menemukan beberapa kelebihan dan
kelemahan dari pelaksanaan pemberian natura dan kenikmatan yang telah
dilakukan oleh Perusahaan X dalam menoptimalkan beban pajak.
1. Kelebihan
Di bawah ini kelebihan yang penulis temukan dari pelaksanaan
pemberian natura dan kenikmatan yang telah dilakukan perusahaan X
dalam mengoptimalkan beban pajak yaitu sebagai berikut :
a. Pemberian natura dan kenikmatan yang dilakukan perusahaan
dapat memberikan motivasi dan dorongan semangat bekerja bagi
karyawan sehingga dapat menjadikan perusahaan lebih maju
59
b. Strategi Pemberian natura dan kenikmatan yang dilakukan
perusahaan dapat mengoptimalkan beban pajak perusahaan.
2. Kelemahan
Dalam penelitianini kelemahan
yang penulis temukan dari
pelaksanaan pemberian natura dan kenikmatan yang telah dilakukan
perusahaan X dalam mengoptimalkan beban pajak adalah pemberian
natura dan kenikmatan pada karyawan yang dilakukan perusahaan kurang
memperhatikan dampak perhitungan pajak pada karyawan. Karena ada
aspek-aspek tertentu pemberian natura dan kenikmatan justru menambah
penghasilan karyawan dan mengakibatkan pajak penghasilan karyawan
meningkat
Download