BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Sejarah Reksadana Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (Bab I No.8/1995 tentang Pasar Modal). Reksadana adalah kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau sekuritas lainnya yang dimiliki oleh sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan investasi profesional (Dana dan Investasi, 1997, p128). Sejarah reksadana dimulai dari Amerika Serikat yaitu The Massachusets Trust yang dilahirkan di Boston pada tahun 1924 yang bergerak sebagai perusahaan investasi privat bagi pendirinya. Perusahaan ini masih berjalan hingga kini dengan nama State Research Street dan mengoperasikan 7 reksadana terbuka. 2.1.1 Jenis-Jenis Reksadana Ada beberapa jenis reksadana yang dapat dipilih oleh investor. Masing-masing dengan tingkat imbal hasil dan risiko yang berbeda-beda. Setiap jenis reksadana tidak pernah berinvestasi secara acak. Reksadana yang berbeda membeli di pasar yang berbeda-beda pula mencari produk-produk khusus. Sebagian reksadana mendiversifikasikan penempatan sekuritasnya dengan cara membeli sejumlah besar investasi yang sesuai dengan jenis reksadana mereka. Tujuan dari diversifikasi sekuritas ini adalah untuk mengurangi risiko kerugian dari beberapa sekuritas yang ditutupi dengan keuntungan dari sekuritas lainnya. Adapun jenis-jenis reksadana yang ada di Indonesia dibagi menjadi empat : 1. Reksadana Saham : Reksadana saham menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk saham. Reksadana ini terutama berinvestasi dalam 4 5 saham-saham dengan portofolio bervariasi tergantung pada tujuan-tujuan investasi reksadana tersebut. Ada beberapa tipe reksadana saham. Perbedaan yang paling jelas diantara reksadana saham adalah beberapa diantaranya menekankan pertumbuhan, pendapatan dan kombinasi dari keduanya. 2. Reksadana Obligasi/ Pendapatan Tetap : Reksadana obligasi menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk obligasi. Reksadana ini menghasilkan pendapatan reguler tapi tidak memiliki tanggal jatuh tempo seperti halnya obligasi dan tidak ada jaminan pembayaran kembali atas investasi yang ditanamkan. Keuntungan dari reksadana ini adalah dividen dapat diinvestasikan kembali dalam reksadana untuk meningkatkan nilai pokoknya dan para pembeli dapat berinvestasi dalam jumlah uang yang lebih kecil daripada yang diperlukan untuk membeli obligasi 3. Reksadana Spesialis : Reksadana ini mengkhususkan diri pada investasi-investasi tertentu misalnya reksadana hanya membeli saham, obligasi atau surat berharga lain yang diterbitkan emiten yang berdomisili di Jakarta. Sedangkan di dunia internasional dapat menetapkan tujuan investasi yang lebih spesifik seperti : - Reksadana logam mulia : sebagian besar penanaman investasi kembali ditempatkan dalam saham-saham pertambangan. - Reksadana sektor khusus : membeli saham dalam industri khusus seperti perawatan kesehatan atau elektronik. - Reksadana obligasi yield tinggi : hanya membeli obligasi berisiko untuk menghasilkan pendapatan tinggi. 4. Reksadana Pasar Uang : Reksadana ini menyerupai rekening tabungan. Untuk setiap Rupiah yang diinvestaikan, investor mendapat satu Rupiah kembali ditambah bunga hasil investasi yang dilakukan reksadana. Pada umumnya reksadana ini bebas risiko sehingga diminati oleh investor. 6 2.1.2 Manfaat Reksadana Ada beberapa manfaat yang dapat diraih investor dengan menginvestasikan dana yang dimiliki pada reksadana antara lain : a. Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko : Besarnya dana yang dikelola reksadana memungkinkan pengelola untuk mendiversifikasikan investasinya ke berbagai jenis efek (saham, obligasi, pasar uang). Tidak tergantung pada satu atau beberapa instrumen saja sehingga ada penyebaran risiko. b. Biaya rendah : Biaya relatif akan lebih kecil karena dikelola secara profesional sehingga aakn menciptakan efisiensi dalam pengelolaan. c. Dapat dimonitor secara rutin : Investor dapat memonitor perkembangan aktivanya secara rutin. Setiap minggu reksadana akan mengumumkan nilai aktiva bersih atau net asset value (NAV) melalui surat kabar. d. Likuiditas terjamin : Berbeda dengan saham perusahaan biasa, saham reksadana terbuka sangat likuid. Apabila seorang investor ingin menjual reksadana, perusahaan penerbit reksadana wajib membeli kembali pada harga NAV. e. Pengelolaan portofolio yang profesional : Keterbatasan investor kecil dalam mengakses informasi pasar dan kemampuan menganalisis sangat terbatas. Melalui manajer investasi yang mengelola portofolio, investor akan memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi dan dapat mengambil keputusan yang lebih akurat. f. Pemerataan kesempatan investasi : Adanya anggapan bahwa pasar modal masih dianggap sebagai lahan investasi bagi para pemilik modal besar seringkali menyurutkan minat para investor kecil untuk menanamkan modal. Melalui reksadana, investor 7 pemilik modal kecil dapat memiliki kesempatan menanam uangnya di pasar modal. 2.1.3 Lembaga yang Terlibat dalam Reksadana Beberapa lembaga yang terlibat dalam reksadana antara lain adalah : • Manajemen Reksadana Pada dasarnya Reksadana merupakan entitas ekonomi yang independent dan bisa berbentuk Perseroan Terbatas. Dewan direksi bertanggung jawab atas jalannya perusahaan. Mereka juga berwenang membuat kontrakkontrak dengan institusi penunjang mekanisme reksadana. • Manajer Investasi Direksi reksadana pada umumnya tidak mengelola langsung aset perusahaan, tetapi melimpahkannya pada Manajer Investasi. Melalui kontrak tertulis, diformulasikan aturan main secara komprehensif. Dewan direksi tetap bertanggung jawab kepada pemegang saham atas kelangsungan dan prestasi reksadana tersebut. • Bank Kustodian Kekayaan reksadana wajib disimpan pada Bank Kustodian yang tidak terafiliasi dengan Manajer Investasi, dimana Bank Kustodian bertindak sebagai penitipan kolektif dan administrator. 2.2 Bonds / Obligasi Obligasi adalah fixed income securities yang paling mendasar. Fixed Income Securities disebut demikian karena pihak penerbit menjanjikan aliran pendapatan yang tetap berdasarkan formula atau rumus tertentu. Fixed Income memiliki jadwal pembayaran tertentu. Obligasi adalah salah satu jenis surat hutang atau janji pembayaran untuk jangka waktu tertentu dan dikeluarkan oleh peminjam yang berjanji untuk membayarkan bunga tertentu setiap tahun pada pemegangnya (Keown, dkk, p224) 8 Obligasi biasanya dikeluarkan oleh pihak tertentu untuk mendapatkan pinjaman tunai (Bodie, Kein, Marcus, p448). Peminjam mengeluarkan atau menjual obligasi pada pihak lain untuk mendapatkan pinjaman hutang berupa sejumlah uang tunai. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu / periode, dimana pihak yang menerbitkan obligasi wajib membayarkan kembali uang tersebut beserta dengan bunganya kepada pemegang obligasi. Pembayaran bunga kepada pemegang obligasi disebut Coupon Payments. Pembayaran bunga tersebut dilakukan berdasarkan interval waktu tertentu. Jika obligasi tersebut habis jangka waktunya, atau disebut mature, maka penerbit obligasi akan membayarkan hutangnya sebesar par valuenya (Face Value) pada umumnya beserta dengan coupon yang terakhir. Obligasi biasanya dikeluarkan oleh : 1. Negara : berupa surat hutang negara 2. Korporat 3. Pihak-pihak lain seperti Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah local, agen-agen pemerintah yang lain. Misalnya Obligasi dari BUMN, obligasi dari pemerintah daerah Ada banyak tipe Obligasi. Berdasarkan pembayaran coupon, obligasi dapat dilihat menjadi : • Zero coupon bonds Untuk tipe obligasi ini, penerbit tidak membayarkan coupon, oleh sebab itu disebut dengan zero coupon • Fixed rate coupon bonds • Floating coupon bonds • Reverse floater, dan lain-lain Selain itu ada juga jenis obligasi lain seperti : 1. Debentures Debentures mengacu pada hutang jangka panjang yang tidak aman dan lebih berisiko daripada obligasi yang aman. 9 2. Subordinated Debentures Merupakan hutang jangka panjang yang berada dibawah obligasi debentures lainnya. 3. Mortgage Bonds Mortgage Bonds adalah obligasi yang dijaminkan melalui kegiatan pada properti. 4. Eurobonds Eurobonds merupakan obligasi dimana pembayaran coupon atau pinjaman dilakukan dalam US Dollar. 5. Zero and Very Low Coupon Bonds Merupakan obligasi dimana harga yang ditawarkan berada dalam posisi diskon, yaitu berada dibawah harga par valuenya, dimana penerbit membayarkan coupon sedikit dan hampir nol. Obligasi ini memiliki kerugian yaitu pada saat obligasi ini mature, perusahaan akan harus membayarkan sejumlah uang yang lebih besar daripada cash masuk kepada pemegangnya. 6. Junk Bonds Junk bonds adalah obligasi yang tercatat dengan rating dibawah BB. Dimana rating tersebut menyatakan bahwa kemungkinan terjadi default cukup besar. Karena itu untuk menarik pembelinya, biasanya junk bond menawarkan bunga yang tinggi. Oleh karena itu Junk bonds juga disebut sebagai High Yield Bonds Dalam obligasi, ada beberapa istilah yang harus dimengerti. Dibawah ini adalah beberapa istilah tersebut, antara lain : 1. Claim on assets and income Pemegang obligasi berhak mengklaim pendapatan yang akan diperolehnya, misal pendapatan bunga. Pemegang obligasi juga memiliki kuasa untuk menyatakan bangkrut pada penerbit obligasi jika penerbit tidak mampu untuk membayar kewajibannya. 10 2. Par value Par value adalah nilai yang akan dikembalikan pada pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut sudah mature. 3. Coupon interest rate Coupon adalah bunga yang dibayarkan oleh penerbit secara tahunan, dan besarnya adalah beberapa persen dari par valuenya. 4. Maturity Maturity pada obligasi menunjukkan lamanya waktu dari penerbit obligasi hingga batas waktu jatuh tempo obligasi, atau sampai pada saat pemegang obligasi menerima kembali par value yang sudah dipinjamkannya. 5. Indenture Indenture adalah perjanjian hukum antara pihak yang menerbitkan obligasi dan pemegang obligasi. Indenture akan menyediakan poin-poin perjanjian peminjaman, seperti desktipsi obligasi, hak pemegang obligasi, hak penerbit dan kewajiban dari wakil 6. Current yield Current yield menyatakan perbandingan dari pembayaran bunga tahunan pada pemegang obligasi terhadap harga pasar. 7. Bond ratings. Dalam obligasi, dikenal rating yang menunjukkan nilai dari obligasi dan kemampuan dari penerbit obligasi tersebut dalam melunasi atau membayarkan hutangnya. Adapun menurut Pefindo (Dana dan Investasi, 1997, p106) rating tersebut adalah : - AAA Merupakan rating tertinggi, dimana ini dapat menunjukkan bahwa obligasi ini berisiko paling rendah dan kemampuan terbaik untuk membayar bunga dan pokok hutang sesuai yang diperjanjikan. 11 - AA Efek hutang berisiko paling rendah dan kemampuan terbaik untuk membayar bunga dan pokok hutang sesuai yang diperjanjikan serta tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang merugikan. - A Efek hutang yang berisiko investasi rendah dan kemampuan sangat baik untuk membayar bunga dan pokok hutang sesuai yang diperjanjikan dan hnaya sedikit dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang merugikan. - BBB Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendahdan kemampuan cukup baik dalam membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai yang diperjanjikan meskipun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan. - BB Efek hutang yang masih berkemampuan untuk membayar bunga dan pokok hutang namun berisiko investasi cukup tinggi dan sangat peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan. - B Efek hutang yang berisiko investasi sangat tinggi dan kemampuan sangat terbatas untuk membayar bunga dan pokok hutang sesuai yang diperjanjikan. - CCC Efek hutang yang tidak berkemampuan lagi untuk memenuhi kewajiban finansialnya. - CC Efek hutang yang macet dan sudah berhenti berusaha. Merupakan rating yang paling bawah, dimana obligasi ini berisiko paling tinggi, karena ada kemungkinan untuk tidak dibayarkan. Rating tersebut diatas biasanya dilihat dari rasio-rasio yang muncul dalam laporan keuangan mereka. 12 Obligasi dinilai oleh beberapa pihak, sebelum akhirnya pihak tersebut membeli atau menjual obligasinya. Pihak luar menilai obligasi dari beberapa faktor seperti : 1. Kondisi ekonomi secara makro 2. Jenis industri yang mengeluarkan obligasi tersebut 3. Kinerja penerbit obligasi. 4. Struktur instrument seperti rating, harga, dan jaminan dari obligasi tersebut 5. Likuiditas pasar 2.3 Kurs Mata Uang Kurs mata uang menunjukkan bagimana nilai uang tersebut terhadap mata uang asing. Nilai tukar uang antara satu negara dengan negara lain cenderung untuk berbeda. Perbedaan ini ditimbulkan oleh perbedaan antara permintaan dan ketersediaan dari mata uang yang diminta oleh suatu negara dalam melakukan hubungan dengan negara lain. Hubungan tersebut dapat berupa kegiatan meminjam, atau kegiatan investasi atau penyediaan pinjaman. Dari perbedaan inilah nilai mata uang bisa mengalami apresiasi (naik) ataupun depresiasi (turun) terhadap nilai mata uang asing, Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah : - Tingkat inflasi Misal : Jika inflasi di Indonesia naik, maka orang Indonesia akan melakukan impor barang dari luar negeri. Akibatnya kebutuhan akan mata uang asing akan meningkat, karena pembayaran dilakukan dengan mata uang asing. Akibatnya permintaan mata uang asing tersebut lebih banyak, dan harganya meningkat. - Tingkat bunga Misal : jika bunga meningkat, maka kemungkinan tingkat konsumsi akan menurun, karena akan ditabung, sehingga Rupiah akan masuk ke bank dan pemerintah, dan menjadi langka. Akibatnya.Rupiah menjadi langka, dan mata uang Indonesia akan menguat. 13 - Tingkat pendapatan masyarakat Misal : Jika pendapatan meningkat, maka kebutuhan akan konsumsi meningkat. Misalnya konsumsi menggunakan barang dari luar negeri. Akibatnya kita banyak membutuhkan mata uang asing, sehingga nilai mata uang asing itu meningkat dan nilai mata uang kita akan melemah. - Pengendalian oleh pemerintah Pemerintah bisa mengendalikan nilai tukar mata uang. Misalnya dengan menggunakan kebijakan-kebijakan yang mencegah atau menyebabkan inflasi, mencegah impor yang berlebihan ke suatu negara lain. meningkatkan tingkat bunga, dan lain-lain. - Harapan/ekspektasi dari spekulan. Terkadang harga kurs juga dipengaruhi oleh rumor-rumor yang beredar Ada beberapa sistem penukaran mata uang, seperti : ¤ Fixed exchange rate Nilai mata uang, akan berfluktuasi sedikit sekali, atau di-set konstan. ¤ Freely floating exchange rate Nilai mata uang berfluktuasi sesuai dengan pergerakan pasar ¤ Managed float exchange rate Nilai mata uang bebas berfluktuasi, tetapi pemerintah bisa melakukan intervensi untuk mencegah fluktuasi yang tidak menguntungkan. Misal mencegah nilai tukar agar tidak naik secara tidak terkendali. ¤ Pegged exchange rate Sistem dimana nilai mata uang, bergantung pada nilai suatu mata uang asing. Misalnya jika Dollar naik, maka mata uang tersebut ikut naik, demikian juga sebaliknya. Nilai aset kita adalah nilai present value dari nilai dimasa depan. Hal-hal yang mempengaruhi nilai dari asset kita adalah : 1. Jumlah dan waktu dari aliran dana yang diharapkan 14 2. Tingkat risiko dari dana ini 3. Harapan return yang ingin dicapai oleh investor. 2.4 Harga Minyak Mentah Dunia Menurut Irwan Adi Ekaputra, dosen Pascasarjana FE-UI dan ketua kompartemen EKUIN Masyarakat Profesional Madani, dalam artikelnya yang berjudul penelitian reksadana menyatakan bahwa kenaikan harga minyak mentah dunia akan mendorong pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak yang akan menyebabkan kenaikan inflasi. Oleh karena harga obligasi sangat tergantung pada suku bunga, maka wajar jika perhatian pelaku pasar tertuju pada kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Jika suku bunga naik, harga obligasi akan turun. Fakta menunjukkan bahwa penurunan harga obligasi akan memicu terjadinya pencairan (redemption) oleh investor, dan pencairan tersebut akan meningkatkan jumlah uang beredar dalam perekonomian. Padahal kita tahu bahwa peningkatan jumlah uang beredar dapat memicu kenaikan inflasi, yang pada akhirnya akan memperparah lingkaran peningkatan suku bunga dan pencairan reksadana. 2.5 Harga Emas Dunia Menurut Andam Dewi, pemerhati pasar komoditas, bekerja di Bursa Berjangka Jakarta dalam artikelnya yang berjudul Analisis Investasi Emas, tahun 2003, saat ini ada dua hal penting yang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas, yaitu : • Perubahan kurs Melemahnya kurs dollar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas dunia. Hal ini karena jatuhnya nilai mata uang dollar membuat harga emas menjadi lebih murah dalam mata uang lain sehingga umumnya mendorong adanya kenaikan permintaan emas, terutama dari sektor industri perhiasan. Di Indonesia, pada pertengahan tahun 2001, ketika mata uang Rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan, harga emas logam mulia (LM) pun menurun. Demikian pula ketika Rupiah melemah, harga emas 15 LM pun meningkat. Di awal tahun 2003, perbedaan kurs USD/IDR (Dollar AS terhadap Rupiah) dengan harga emas LM semakin melebar karena di samping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar AS pun melemah. • Suku bunga Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha yang besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito daripada emas yang tidak menghasilkan bunga (non interest-bearing). Ini akan menimbulkan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga emas akan cenderung naik. Secara teori, jika suku bunga jangka pendek naik, harga emas turun. Hal ini mirip dengan karakteristik harga obligasi yang cenderung turun bila tingkat suku bunga naik. 2.6 Suku Bunga Suku bunga adalah persentase yield pada sekuritas keuangan seperti obligasi dan saham. Suku bunga juga dapat diartikan sebagai jumlah yang diterima oleh pihak yang meminjamkan dan dibayarkan oleh peminjam dalam bentuk presentase dari jumlah pinjaman (McTaggart 2003, p569). Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Suku bunga dibedakan menjadi dua: (McTaggart 2003, p571) 1. Suku bunga nominal Suku bunga yang dipakai dalam transaksi sehari-hari dan dimuat di surat kabar 2. Suku bunga riil Suku bunga nominal yang telah dikurangi dengan inflasi 16 2.7 Pengertian Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum dan nilai dari uang mengalami penurunan. Inflasi menurut sebabnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu : (McTaggart 2003, p664) 1. Demand-pull inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan agregate demand. Inflasi jenis ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan jumlah uang beredar, peningkatan belanja negara, peningkatan harga barang domestik terhadap barang impor. 2. Cost-push inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya. Inflasi jenis ini biasanya disebabkan oleh dua hal, yaitu kenaikan tingkat upah dan kenaikan harga bahan baku produksi. Inflasi di Indonesia selepas krisis ekonomi cukup terkendali. Bahkan pada tahun 2003 inflasi di Indonesia hanya 5,06%. 2.8 Pengertian Produk Domestik Bruto PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan output semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah Indonesia dalam jangka waktu tertentu. Yang dihitung adalah semua barang dan jasa yang digunakan oleh pengguna akhir dan bukan yang digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Rumus umum untuk PDB adalah: PDB = konsumsi + investasi + ekspor - impor