Aniza-Pengaruh Pembelajaran Berbasis Kontekstual Berbantuan

advertisement
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
BERBANTUAN LKS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
DAN LITERASI SAINS SISWA KELAS X
DI MA AD-DIINUL QAYYIM
GUNUNGSARI
Aniza1, Ismail Efendi2, Saidil Mursali3
1
Mahasiswa Program Studi PendidikanBiologi IKIP Mataram
2
DosenProgram Studi PendidikanBiologi IKIP Mataram
3
Dosen Program Studi PendidikanBiologi IKIP Mataram
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Kurang kreatifnya guru di dalam memilih model pembelajaran mebuat siswa
menjadi tidak aktif dan tidak bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki selama proses
pembelajaran sehingga menyebabkan pemahaman konsep dan literasi sains siswa kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis kontekstual
berbantuan LKS terhadap pemahaman konsep dan literasi sains siswa kelas X di MA Ad-Diinul
Qayyim Gunungsari. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan
penelitian pretest-posttest control group design dengan 3 kali pertemuan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari dengan sampel
kelas XC dan XD, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purpossive Sampling atau sampel
yang bertujuan. Data pemahaman konsep siswa didapatkan dari hasil posttest yang diberikan
diakhir pertemuan dan data literasi sains siswa diperoleh dari lembar observasi literasi sains,
sedangkan data keterlaksanaan RPP diperoleh dari lembar keterlaksanaan RPP.Data pemahaman
konsep kemudian dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data pemahaman
konsep diperoleh nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal diperoleh nilai berturut-turut
62,28 dan 44% pada kelas kontrol sedangkan pada kelas eksperimen nilai rata-rata dan
ketuntasan klasikal adalah 77,63 dan 95,45%. Pengujian hipotesis pemahaman konsep dilakukan
dengan rumus Polled Varians sehingga diperoleh nilai t hitung sebesar 6,73 dan t tabel 2,021 dengan
dk=45 pada taraf signifikan 5%. Karena t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh pembelajaran berbasis kontekstual berbantuan LKS terhadap pemahaman konsep siswa
kelas X di MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari. Sedangkan untuk literasi sains siswa data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif.Berdasarkan hasil analisis, kelas kontrol memiliki nilai ratarata cukup baik dalam literasi sains sedangkan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata literasi
sains yang baik.
Kata Kunci: pembelajaran kontekstual, LKS, pemahaman konsep, litersi sains.
ABSTRACT: The Effect of Contextual based Learning with the Aid of Working Item Sheets
(LKS) toward Student’s Conceptual Understanding and Science Literacy of the Tenth Grade in
MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari (Supervised by Ismail Effendi and Saidil Mursali)
Teacher’s low creativity in choosing models of learning had made students become not active
and could not develop their ability during the teaching and learning process. This affected on
strudent’s low conceptual understanding and science literacy. This study aimed at finding out the
effect of contextual based learning with the aid of Working Item Sheets (LKS) toward student’s
conceptual understanding and science literacy of the tenth grade in MA Ad-Diinul Qayyim
Gunungsari. This was a quasi experimental research with Pretest-Posttest Control Group Design.
This study was conducted in three times meetings. Population of the research was all tenth grade
students of MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari, and the samples of the research were X C and X
D. Sampling technique used was purposive sampling. Student’s conceptual understanding data
were gained from posttest given in the end of the learning. While science literacy data were
gained from observation sheet of science literacy, and lesson plan completeness data were
obtained from lesson plan sheets. Student’s conceptual understanding data were subsequently
tested using t-test. Based on the analysis, it was found that student’s average conceptual
understanding and classical completeness percentage were 62,28 and 44% in the control class,
while classical completeness percentage of the experimental class were 77,63 and 95,45%.
Hypothesis testing of student’s conceptual understanding used Polled Variance in which it was
found that t value was 6,73 and t table was 2,021 in the level of significance 5%. Because t value
is higer than t table, it can be concluded that there is an effect of contextual based learning with
the aid of Working Item Sheets (LKS) toward student’s conceptual understanding and science
literasy of the tenth grade in MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari. Meanwhile, student’s science
literacy was analyzed using descriptive analysis. Based on the analysis, it was found that the
average scores of control class were fair category, while the average scores of experimental class
were good category.
Key Words: Contextual Learning, Item Sheets, Understanding, Science Literacy
PENDAHULUAN
Memasuki abad ke-21, sistem
pendidikan nasional menghadapi tantangan
yang sangat kompleks dalam menyiapkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
mampu bersaing di era global.Hal tersebut
sesuai dengan Pasal 1 UU Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 yang
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara (Aqib, 2009).
Upaya yang tepat untuk menyiapkan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan
satu-satunya wadah yang dapat dipandang
dan seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk
membangunSDM yang bermutu tinggi
adalah pendidikan.Salah satu masalah pokok
dalam pembelajaran formal atau sekolah
dewasa ini adalah rendahnya daya serap
peserta.Pada arti yang lebih substansial,
bahwa proses pembelajaran dewasa ini
masih memberikan dominasi guru dan tidak
memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembang secara mandiri melalui proses
dan berpikirnya (Trianto, 2008).Pada proses
pembelajaran, guru dituntut untuk mampu
membimbing dan memfasilitasi siswa agar
dapat memahami kekuatan serta kemampuan
yang
dimiliki,
untuk
selanjutnya
memberikan motivasi agar siswa terdorong
untuk bekerja atau belajar sebaik mungkin
untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan
kemampuan yang dimiliki (Aunurrahman,
2010). Di Indonesia, pemahaman tentang
pembelajaran sains yang mengarah pada
pembentukan
literasi
sains
peserta
didik,tampaknya masih belum sepenuhnya
dipahami dengan baik oleh para guru
pengajar sains (biologi).Akibatnya, proses
pembelajaran
pun
masih
bersifat
konvensional
dan
bertumpu
pada
penguasaan konseptual peserta didik.Hal ini
dapat dilihat dari beberapa hasil pengukuran
mutu hasil pembelajaran sains peserta didik
yang
dilakukan
secara
internasional.Hasilnya menunjukan bahwa
pencapaian peserta didik Indonesia masih
jauh di bawah kemampuan peserta didik
negara-negara lain di dunia (Toharudin, dkk,
2011).
Ada banyak model dan stategi
pembelajaran yang dikembangkan oleh para
ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil
belajar siswa, salah satunya adalah
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
kontekstual merupakan suatu model
pembelajaran yang menekankan pada proses
keterlibatan peserta didik secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya
dengan
situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong
peserta didik untuk dapat menerapkan dalam
kehidupannya (Toharudin, dkk, 2011).
Proses pembelajaran kontekstual ini, peneliti
memadukannya dengan berbantuan lembar
kegiatan siswa (LKS). LKS merupakan
panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan penyelidikan atau pemecahan
masalah.Lembar kegiatan siswa dapat
berupa
panduan
untuk
latihan
pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi.LKS memuat
sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan
dasar
sesuai
indikator
pencapaian hasil belajar yang harus
ditempuh.Berdasarkan uraian latar belakang
yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian
dalam bentuk Penelitian Quasi Experimen
dengan judul “Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Kontekstual Berbantuan LKS
Terhadap Pemahaman Konsep dan Literasi
Sains Siswa Kelas X di MA Ad-Diinul
Qayyim Gunungsari”.
KAJIAN PUSTAKA
Belajar pada hakikatnya adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil dari proses belajar dapat
diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti
perubahan pengetahuan, pemahaman sikap
dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan
dan kemampuan, serta perubahan aspekaspek yang lain yang ada pada individu yang
belajar. Menurut Kimble dan Garmezi
(dalam Trianto, 2008) menyatakan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif permanen terjadi sebagai hasil dari
pengalaman.
Pembelajaran kontekstual atau biasa
disebut dengan CTL menurut Nurhadi (2003
dalam Sugiyanto, 2010) adalah konsep
pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi
yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa dan
juga mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan peserta didik
sendiri.Pengetahuan dan keterampilan siswa
diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru
ketika siswa belajar. Sedangkan menurut
Sanjaya (2006 dalam Toharudin, dkk, 2011),
menyatakan
bahwa
pembelajaran
kontekstual merupakan pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan peserta
didiksecara penuh untuk menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong peserta didik untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan peserta
didik.
Menurut Djaramah (2002 dalam
Handayani, 2011) mengatakan bahwa
konsep adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri
yang sama. Konsep sangat penting bagi
manusia,
karena
digunakan
dalam
berkomunikasi, berpikir ilmiah, belajar atau
mengaplikasikan pada masalah yang sedang
dihadapi.Sebagian besar apa yang dipelajari
di sekolah terdiri dari konsep-konsep.
Selama menuntut ilmu, siswa dituntut untuk
menguasi konsep kata-kata tertentu. Melalui
pemahaman konsep siswa diharapkan tidak
sekedar untuk memilikinya, tetapi siswa
diharapkan dapat menggunakan konsep yang
dimilikinya untuk mengorganisasikan dan
mengklasifikasikan
pengalamannyauntuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sebab
dengan
pemahaman
konsep
didapatkan pengertian atas kata-kata yang
dipelajari. Seseorang yang tidak menguasai
konsep kata-kata tertentu akan mengalami
kesulitan memahami suatu kalimat yang
dibaca. Ini berarti
belajar konsep
mempunyai arti penting bagi keberhasilan
belajar.
Literasi sains didefinisikan sebagai
kemampuan membaca danmenulis tentang
sains dan teknologi, namun literasi sains
lebih sekedar mengingat istilah-istilah
sains.Pada dasarnya, literasi sains meliputi
dua kompetensi utama.Pertama, kompetensi
belajar
sepanjang
hayat,
termasuk
membekali peserta didik untuk belajar di
sekolah yang lebih lanjut.Kedua, kompetensi
dalam menggunakan pengetahuan yang
dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
yang
dipengaruhi
oleh
perkembangan sains dan teknologi. Proses
sains merujuk pada proses mental yang
terlibat ketika peserta didik menjawab suatu
pertanyaan atau memecahkan masalah,
seperti
mengidentifikasi
dan
menginterpretasi bukti, serta menerangkan
kesimpulan. Tujuan pendidikan sains adalah
meningkatkan kompetensi siswa untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam
berbagai situasi sehingga siswa akan mampu
belajar lebih lanjut dan hidup di masyarakat
yang saat ini banyak dipengaruhi oleh
perkembangan sains dan teknologi. Upaya
yang dapat dilakukan untuk membenahi
proses pembelajaran sains adalah mengkaji
faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi
sains peserta didik Indonesia (Toharudin,
dkk, 2011).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
quasi experiment atau disebut juga
eksperimen semu, penelitian eksperimen
semu adalah penelitian mencari hubungan
sebab akibat kehidupan nyata, di mana
pengendalian perubahan sulit dilakukan
(Masyhuri dan Zainudin, 2011).Penelitian
ini menggunakan 2 kelas sebagai sampel
yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol.Desain
pada
penelitian
ini
menggunakan pretest-posttest control group
design. Rancangan penelitian yang akan
digunakan oleh peneliti disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Kelas
Pretest Perlakuan Posttest
X C (Kelas
Ya
Tidak
Ya
Kontrol)
X D (Kelas
Ya
Ya
Ya
Eksperimen)
(Multazam, 2011 dalam Fatmalia, 2013).
Pendekatan yang digunakan pada
penelitian ini ada dua yaitu pendekatan
kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah data yang
dinyatakan dalam bentuk angka,sedangkan
pendekatan kualitatif adalah data yang
dinyatakan dalam bentuk bukan angka
(Darmadi, 2013). Data kuantitatif didapatkan
dari
pemahaman
konsep
dengan
memberikan tes dalam butir soal pilihan
ganda dan essay, data kualitatif didapatkan
dari literasi sains dan keterlaksanaan RPP
dengan bahasa atau secara deskripsi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas X di MA Ad-Diinul
Qayyim Gunungsari yang terbagi dalam
empat kelas, dengan sampel diambil dua
kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu
untuk kelas kontrol. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah kelas X D sebagai
kelas eksperimen dan kelas X C sebagai
kelas
kontrol.
Pengambilan
sampel
dilakukan dengan menerapkan prinsip
purpossive sampling atau sampel yang
bertujuan. Sampel bertujuan ini dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan pada strata, random, atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu.Instrumen pada penelitian ini
menggunakan lembar observasi dan tes
hasil. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan tes hasil belajar (pemahaman
konsep) dan lembar observasi (literasi sains
siswa dan keterlaksanaan RPP), sedangkan
untuk teknik analisis data untuk pemahaman
konsep menggunakan uji-F dengan rumus:
Varians
terbesar
var ians terbesar
F
var iansterkecil
terkecil
Varians
Varians masing-masing
dengan rumus:
kelas
diperoleh
2



X  X


S2  
n 1
Keterangan:
F = Indeks homogenitas yang
dicari
S2 = Varians
X = Nilai peserta didik

X = Nilai rata-rata kelas
n= Jumlah sampel
analisis data selanjutnya dilakukan dengan
uji-t, dengan rumus:
Rumus Separated Varians:
t
X1  X 2
 S12 S 22 



n
n
2 
 1
Rumus Polled Varians:
t
X1  X 2
n1  1S12  n2  1S 22  1
n1  n2  2
1 
 n  n 
2 
 1
Keterangan:
X1 =
Rata-rata sampel 1
X2 =
Rata-rata sampel 2
S12 =
Varians sampel 1
S 22 =
Varians sampel 2
n1 = Jumlah sampel 1
n2= Jumlah sampel 2(Sugiyono,
2012).
Teknik analisis data kemampuan
literasi sains siswa dianalisis berpedoman
pada rubrik literasi sains, literasi sains yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk
skala bertingkat.Data yang diperoleh pada
penelitian ini merupakan data kuantitatif
yaitu data tentang skor tes kemampuan
literasi sains. Untuk mengetahui katagori
kemampuan literasi sains siswa, dianalisis
secara deskriptif, berdasarkan tabel di bawah
ini:
Tabel 3.3 Kriteria Literasi Sains
Interval skor
Katagori
Kriteria
16 – 20
A
Sangat Baik
14 -15
B
Baik
10 – 13
C
Cukup Baik
≤ 10
D
Kurang Baik
(Diadopsi dari Permendiknas, 2008).
Data keterlaksanaan RPP diperoleh
melalui kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dan guru yang diamati
oleh observer, kemudian data akan dianalisis
berpedoman pada lembar keterlaksanaan
RPP. Data yang diperoleh merupakan data
kuantitatif yang kemudian dianalisi secara
deskriptif, berdasarkan table di bawah ini:
Tabel 3.4 Kriteria Keterlaksanaan
RPP
Interval skor
Kriteria
≥ 85%
Sangat Baik
71 - 84%
Baik
56 – 70%
Cukup Baik
≤55%
Tidak Baik
(Arikunto, 2006 dalam Ernawaty, 2012).
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Sebelum
instrumen
penelitian
digunakan sebagai alat ukur, terlebih dahulu
dilakukanuji validitas kelayakan untuk
mengetahui kelayakan instrumen yang hanya
dilakukan pada instrumen soal essay.Setelah
melakukan uji kelayakan instrumen,
selanjutnya peneliti mengadakan pretest atau
tes awal untuk mengetahui kemampuan awal
siswa sebelum diberikan perlakuan.
Nilai pretest pada kelas kontrol
diperoleh nilai tertinggi sebesar 69 dan nilai
terendah sebesar 18 dengan nilai rata-rata
53,24, sedangkan pada kelas eksperimen
diperoleh nilai tertinggi 77 dan nilai
terendah 31 dengan rata-rata 53,24. Kriteria
Kentutasan Minimal (KKM) untuk mata
pelajaran Biologi di MA Ad-Dinul Qayyim
Gunungsari adalah 66, sehingga dari hasil
perhitungan dapat ditentukan ketuntasan
klasikal (ketuntasan peserta didik yang
memenuhi KKM) setiap kelas yaitu kelas
kontrol sebesar 12% dan kelas eksperimen
sebesar 9%.
Hasil Pemahaman Konsep Siswa
Hasil pemahaman konsep siswa
diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan
pada akhir pertemuan di kelas kontrol (25
siswa) dan di kelas eksperimen (22 siswa)
dengan alokasi waktu 2x45 menit untuk 15
butir soal, tabel berikut akan menguraikan
hasil pemahaman konsep siswa.
Hasil posttest pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen, pada kelas kontrol
diperoleh nilai tertinggi 73 dan nilai
terendah 40 dengan nilai rata-rata sebesar
62,28, sedangkan pada kelas eksperimen
diperoleh nilai tertinggi sebesar 91 dan nilai
terendah sebesar 60 dengan rata-rata 77,63.
Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKM) untuk
mata pelajaran Biologi di MA Ad-Diinul
Qayyim Gunungsari adalah 66, sehingga
dari hasil perhitungan dapat ditentukan
kentuntasan klasikal (ketuntasan peserta
didik yang memenuhi KKM) setiap kelas
yaitu kelas kontrol 44% dan kelas
eksperimen 95,45% .
Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan menggunakan uji-t atau uji beda. Uji
hipotesis
(uji-t)
dihitung
dengan
menggunakan rumus Polled Varians, karena
jumlah sampel pada kedua kelas berbeda
akan tetapi varians kedua kelompok
homogen. Berikut tabel hasil analisis uji-t.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di
atas diperoleh nilai t hitung sebesar 6,73 yang
kemudian nilai ini akan dikonsultasikan
dengan t tabel sebesar 2, 021. Untuk melihat
harga t hitung digunakan dk = n1+n2-2. Nilai t
hitung > t tabel ,maka hal ini menunjukan bahwa
hopotesis alternatif (Ha) yang diajukan
diterimasehingga
ada
pengaruh
pembelajaran kontekstual berbantuan LKS
terhadap pemahaman konsep siswa kelas X
di MA Ad-Diinul Qayyim Gunungsari.
Uji Homogenitas (Uji-F)
Sebelum dilakukan uji hopotesis
maka terlebih dahulu dilakukan uji
homogenitas varians (uji-F) kedua kelas
untuk menegaskan data yang akan dianalisis
homogen atau tidak. Berikut tabel hasil uji
homogenitas kedua kelas.
Berdasarkan
hasil
perhitungan,
diperoleh bahwa varians kelas kontrol yaitu
49,36 yang merupakan varians terkecil dan
varians kelas eksperimen yaitu 74,80 yang
merupakan varian terbesar. Berdasarkan
kedua data tersebut diperoleh nilai F hitung
sebesar 1,51. Nilai F hitung dikonsultasikan
dengan F tabel yaitu sebesar 2,05 dengan dk
pembilang = 21 dan dk penyebut =24 dan
taraf signifikan sebesar 5% sehingga
diperoleh F hitung < F tabel, yang berarti bahwa
varians kedua kelas data himogen.
Literasi Sains Siswa
Data literasi sains siswa diperoleh
dari hasil lembar observasi literasi sains
siswa yang diisi oleh tiga observer yaitu
guru mata pelajaran Biologi MA Ad-Diinul
Qayyim Gunungsari dan 2 mahasiswa IKIP
Mataram, kemudian data yang diperoleh
akan dianalisis secara deskriptif. Berikut
akan dipaparkan hasil literasi sains siswa
kedua kelas.
Berdasarkan data di atas dari
kedua kelas, pada kelas kontrol siswa yang
mendapatkan nilai A sebanyak 2 siswa
sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak
5 siswa, nilai B pada kelas kontrol
didapatkan oleh 9 orang sama halnya dengan
kelas eksperimen sedangkan pada kriteria
literasi sains C, untuk siswa kelas kontrol
diperoleh oleh 14 siswa sedangkan pada
kelas eksperimen sebanyak 8 siswa.
Uji Beda (Uji-t)
Data Hasil Keterlaksanaan RPP
Data keterlaksaan RPP dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi
keterlaksanaan RPP. Lembar observasi
keterlaksanaan RPP berisikan 3 kegiatan
yang harus dilakukan oleh guru selama
proses
pembelajaran
yaitu
kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi,
elaborasi, dan komfirmasi) dan yang terakhir
kegiatan penutup. Masing-masing kegiatan
memiliki kriteria nilai yang harus diberikan
oleh observer yaitu nilai 4 diberikan oleh
observer jika kegiatan terlaksanaan dengan
sangat baik, nilai 3 diberikan jika kegiatan
terlaksana dengan baik, nilai 3 diberikan jika
kegiatan terlaksana cukup baik, dan nilai 1
diberikan jika kegiatan terlaksana kurang
baik, kemudian hasil observasi ini dianalisis
secara deskriptif yaitu mendeskripsikan data
yang telah terkumpul.Berdasarkan tabel di
atas, nilai rata-rata keterlaksanaan RPP pada
kelas kontrol sebesar 92,06% sedangkan
pada kelas eksperimen 87%, kedua hasil
tersebut memiliki kategori keterlaksanaan
RPP yang sangat baik.
KESIMPULAN
Ada pengaruh pembelajaran berbasis
kontekstual berbantuan LKS terhadap
pemahaman konsep siswa kelas X di MA
Ad-Diinul
Qayyim
Gunungsari
dan
penggunaan
pembelajaran
berbasis
kontekstual berbantuan LKS memiliki
pengaruh yang baik terhadap literasi sains
siswa, ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
literasi sains pada kelas kontrol yang
menggunakan pembelajaran biasa memiliki
nilai 13,83 dengan kriteria cukup baik
sedangkan pada kelas eksperimen yang
diajarkan dengan kontekstual memiliki nilai
rata-rata literasi sains 14,36 dengan kriteria
nilai yang baik.
SARAN
Untuk mencapai keberhasilan di
dalam
proses
pembelajraan
harus
memperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
proses
pembelajaran
sehingga hasil pembelajaran yangakan
didapatkan lebih maksimal dan untuk
peneliti
selnjutnya
dapat
mencoba
pembelajaran kontekstual berbantuan LKS
ini pada materi yang berbeda untuk menguji
keunggulan
pembelajaran
kontekstual
terhadap pemahaman konsep dan literasi
sains siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman.,
2010.
BelajardanPembelajaran.
Pontianak: Alfabeta.
Aqib. 2009., Menjadi Guru Profesional
Berstandar Nasional. Bandung:
Yrama Widya.
Darmadi,
H.,
2013.
MetodePenelitianPendidikandanSo
sial.Pontianak: Alfabeta.
Depdiknas., 2008. Peneilaian Hasil Belajar.
Jakarta: Dirjen Dikdesmen.
Ernawaty.,
2012.
Penerapan
Model
Pembelajaran
Screamble
Menggunakan Metode Pendukung
Talking Stick untuk Meningkatkan
Kktivitas dan Ketuntasan Belajar
Bidang Studi IPA Terpadu Siswa
Kelas VII MTs Raudatusshibiyan
NW
Belencong
Tahun
2012/2013.Skripsi IKIP Mataram.
Fatmalia, E., 2013. Pengaruh Penggunaan
Media Pembelajaran Flashcard
yang dipadukan dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) Terhadap
Motivasi dan Prestasi Belajar
Biologi Kelas VII MTs Negeri
Kelebuh
Tahun
Ajaran
2013/2014.Skripsi IKIP Mataram.
Handayani, D. F., 2011. MeningkatkanPema
haman Konsep Siswa Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses
Pada Konsep Laju Reaksi.Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Masyhuri
dan
Zainudin,
M.,
2011.Metodelogi
Penelitian.
Bandung: PT Refika Adiatma.
Sugiyanto.,
2010.
Model-Model
PembelajaranInovatif.Surakarta:
Yuma Pustaka.
Sugiyono., 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Toharudin, U.,
Hendrawati,
S.,
dan
Rustaman,
A., 2011. MembangunLiterasiSains
PesertaDidik.
Bandung:
Humaniora.
Trianto., 2008. MendesainPembelajaran
Kontekstual (Contekstual Teaching and
Learning) di Kelas. Jakarta: CerdasPustaka
Publisher.
Download