plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)
TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
Reni Astri
111434022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)
TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh :
Reni Astri
111434022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan
mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya
tanpa kehilangan semangat
-Winston Churchill-
Karya ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tuaku
Semua pihak yang menyayangiku
dan Almamaterku
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)
TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG
Reni Astri
Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Tidak semua wilayah Indonesia memiliki jenis tanah yang subur. Salah
satu contoh jenis tanah yang kurang subur untuk ditanami oleh tanaman adalah
pasir (regosol). Ketidaksuburan tanah pada suatu wilayah menjadikan penghambat
bagi masyarakat, khusunya yang berprofesi sebagai petani sayur – sayuran dalam
memenuhi kebutuhan pangan. Cabai rawit merupakan jenis sayur – sayuran yang
diminati oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa media pasir dapat memberikan pengaruh yang baik sebagai
campuran media tanam terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit, yang
dipadukan dengan pemberian pupuk cair organik.
Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan 10 kali
pengulangan yaitu P1 merupakan perbandingan antara tanah : pasir adalah 25 : 75
, P2 merupakan perbandingan antara tanah : pasir adalah 50 : 50, P3 merupakan
perbandingan antara tanah : pasir adalah 75 : 25, serta kontrol dengan media tanah
100 %. Parameter yang diamati adalah tinggi (cm), jumlah daun, jumlah buah,
serta berat buah (gr) pada tanaman cabai rawit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian campuran pasir pada
media tanam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman;
jumlah daun; serta jumlah buah, namun tidak berpengaruh terhadap berat buah
cabai rawit. Komposisi perbandingan tanah dan pasir yang baik pada
perbandingan 75 : 25 .
Kata kunci : Pasir (Regosol), Pertumbuhan, Produksi Cabai Rawit, Pupuk Cair
Organik
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
THE EFFECT OF MIXTURE THE PLANTING MEDIUM SAND
(REGOSOL) ABOUT THE GROWTH AND PRODUCTION OF CAYENNE
PEPPER (Capsicum Frutescens Linn.) IN POLYBAG
Reni Astri
Sanata Dharma University
ABSTRACT
Not all regions of Indonesia have fertile soil type. One example of the less
fertile soil type for planting by plant is sand (regosol). Soil infertility on a region
making inhibitors of society, especially those living as vegetables farmers in
meeting the food needs. Cayenne pepper is a vegetable demanded by almost all
Indonesian people. This research provided a proof that sand media can give a
good effect as planting mix media towards growth of cayenne pepper plant,
combined with organik liquid fertilizer application.
The research was implemented in experiment station Biology Education
Sanata Dharma University. A Complete Random Design was conducted by
undertaking three treathments and ten repetitions namely P1 a comparison between
soil : sand is 25 : 75, P2 a comparison between soil : sand is 50 : 50, P3
comparison between soil : sand is 75 : 25, and control with 100 % soil media. The
observed parameters were plant high, number of leaves, fruit number and fruit
weight of cayenne pepper plant.
In conclusion, planting mixed media consisting of sand and soil indicated
significant influence on plant high; number of leaves; and fruit number, but there
was no effect on fruit weight. The best mixture soil and sand is 75 : 25.
Keywords : Sand (Regosol),Growth, Production, Cayenne pepper, Organic Liquid
Fertilizer
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas Sanata
Dharma
2. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Kepala Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
4. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For. Sc., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi
5. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J ., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan masukan dan dukungan sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
6. Seluruh dosen beserta staff karyawan Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
7. Kedua orangtua yang selalu mendoakan dan meberikan dukungan penuh
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8. Saudara – saudaraku (Yasmine, Reki, Winda, dan Nobi) yang selalu
memberikan semangat yang begitu luar biasa
9. Drs. Darmono, Ninda, Luky, Echi, Pasca, Natia, Metta, Vina, Erica,
Niken, Ririn, Anis, Rena, dan Putri yang selalu memberikan motivasi
sehingga skripsi ini terselesaikan
10. Teman – temanku seperjuangan Galuh, Ricca, Chika, Ela, beserta teman
VIRION 2011 yang selalu memberikan bantuan dan menyumbangkan
semangat sehingga skripsi ini terselesaikan, terima kasih atas kebersamaan
yang telah diberikan dan sukses selalu untuk kita semua.
11. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Penulis
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT............................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Batasan Masalah..........................................................................................5
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
F. Hipotesis.......................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9
A. Media Tanam...............................................................................................9
1. Tanah Sebagai Media Tanam.................................................................9
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Jenis Tanah dan Karakteristiknya........................................................10
B. Pupuk Organik...........................................................................................13
C. Tanaman Cabai Rawit................................................................................17
1. Taksonomi Tanaman Cabai Rawit.......................................................17
2. Morfologi Tanaman Cabai Rawit.........................................................18
3. Jenis dan Varietas Tanaman Cabai Rawit............................................22
4. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit................................................26
5. Perawatan Tanaman Cabai Rawit........................................................28
6. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Rawit..........................................31
7. Masa Panen..........................................................................................38
D. Polybag.......................................................................................................39
BAB III METODOLOGI.......................................................................................41
A. Jenis Penelitian...........................................................................................41
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................41
C. Desain Penelitian........................................................................................42
D. Pelaksanaan Penelitian...............................................................................42
1. Penyiapan Lahan..................................................................................42
2. Penyiapan Media Tanam dalam Polybag.............................................42
3. Penyampuran Medium Tanam.............................................................43
4. Penyiapan bibit Cabai Rawit................................................................44
5. Penanaman Tanaman Cabai Rawit.......................................................44
6. Perawatan dan Pemeliharaan................................................................45
7. Pengambilan Data................................................................................45
E. Cara Analisis Data......................................................................................49
F. Instrumen Penelitian...................................................................................51
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................52
A. Hasil...........................................................................................................52
1. Pertumbuhan Tinggi.............................................................................52
2. Jumlah Daun.........................................................................................54
3. Jumlah Buah.........................................................................................57
4. Berat Buah............................................................................................59
B. Pembahasan................................................................................................60
1. Pertumbuhan Fase Vegetatif................................................................60
2. Produksi Buah Cabai............................................................................65
3. Serangan Hama dan Penyakit...............................................................67
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN................................................71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................72
1. Kesimpulan..........................................................................................72
2. Saran.....................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................73
LAMPIRAN...........................................................................................................76
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persentase Unsur pada Pupuk..................................................................15
Tabel 2. Pengambilan Data Pertumbuhan Vegetatif..............................................46
Tabel 3. Pengambilan Data Pertumbuhan Generatif..............................................48
Tabel 4. Alat yang Digunakan...............................................................................51
Tabel 5. Bahan yang Digunakan............................................................................51
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cabai Varietas Nirmalai.......................................................................23
Gambar 2. Cabai Varietas Santika.........................................................................24
Gambar 3. Cabai Varietas Sonar............................................................................25
Gambar 4. Tanaman Kekurangan Unsur N............................................................64
Gambar 5. Busuk pada Buah Cabai.......................................................................67
Gambar 6.Akar.......................................................................................................70
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman...............................................................52
Grafik 2. Tinggi Tanaman Setiap Minggu.............................................................54
Grafik 3. Jumlah Daun...........................................................................................55
Grafik 4. Jumlah Daun setiap Minggu...................................................................57
Grafik 5. Jumlah Buah Cabai Rawit......................................................................57
Grafik 6. Berat Buah Cabai Rawit.........................................................................59
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Statistik Pertumbuhan Tinggi......................................................77
Lampiran 2. Uji Statistik Jumlah Daun..................................................................79
Lampiran 3. Uji Statistik Jumlah Buah..................................................................81
Lampiran 4. Uji Statistik Berat Buah.....................................................................83
Lampiran 5. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi....................................................84
Lampiran 6.Data Mentah Jumlah Daun.................................................................86
Lampiran 7. Data Mentah Jumlah & Berat Buah...................................................88
Lampiran 8. Silabus...............................................................................................89
Lampiran 9. RPP....................................................................................................95
Lampiran 10. Lembar Penilaian Sikap.................................................................106
Lampiran 11. Lembar Penilaian Diskusi..............................................................109
Lampiran 12. Lembar Penilaian Praktikum.........................................................111
Lampiran 13. Lembar Penilaian Presentasi.........................................................113
Lampiran 14. Kisi- Kisi Soal...............................................................................116
Lampiran 15. Soal Posttest...................................................................................117
Lampiran 16. LKS................................................................................................120
Lampiran 17. Gambar Tanaman Cabai Rawit......................................................126
Lampiran 18. Gambar Proses Penimbangan Buah...............................................128
Lampiran 19. Gambar Hama dan Penyakit..........................................................129
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Kepadatan penduduk di Indonesia saat ini menjadi salah satu
permasalahan yang cukup menjadi perhatian. Hal tersebut dikarenakan
meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,
dampak yang terjadi adalah meningkatnya area pemukiman penduduk
sehingga tak jarang lahan-lahan kosong bahkan daerah persawahan maupun
lahan pertanian kini dijadikan sebagai tempat pemukiman penduduk.
Semakin banyak area pemukiman penduduk maka akan
semakin
berkurang lahan bagi pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat
perlu melakukan sesuatu atau tindakan agar ketersediaan bahan pangan
yang dibutuhkan tetap terpenuhi.
Dengan adanya permasalahan diatas, akhir - akhir ini masyarakat sudah
memulai memutar otak untuk mencari jalan keluar agar ketersediaan bahan
pangan di daerahnya tetap tersedia sehingga kebutuhan pangan dapat
terpenuhi. Ketersediaan lahan persawahan maupun lahan pertanian yang
semakin berkurang, menjadikan masyarakat memunculkan ide – ide atau
gagasan baru yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saat
ini, pengembangan wilayah pesisir pantai mulai dilirik oleh masyarakat
sebagai lahan pertanian. Kita tahu bahwa tanaman yang sering dijumpai di
wilayah pesisir pantai antara lain ialah kelapa, bakau (mangrove), dan jenis
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
tanaman ketelarambat. Jenis tanaman tersebut dapat tumbuh, karena
mampu beradaptasi dengan lingkungan pantai.
Saat ini di Yogyakarta, tepatnya daerah Bantul dan Kulon Progo
masyarakat sudah mencoba menjadikan lahan pesisir pantainya menjadi
tempat lahan pertanian. Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh
masyarakat di sana adalah jenis tanaman sayur-sayuran. Masyarakat
setempat membudidayakan tanaman sayur-sayuran dengan membuka
lahan layaknya seperti para petani lainnya yang berada di daerah dataran
rendah maupun dataran tinggi. Jenis sayuran yang telah dibudidayakan
oleh masyarakat di daerah Bantul adalah cabai merah atau biasa yang kita
sebut dengan cabai keriting.
Cabai adalah jenis tanaman sayur-mayur yang sanga digemari oleh
masyarakat, sehingga banyak tersedia di pasaran baik di pasar tradisional
maupun di swalayan atau supermarket. Cabai dapat hidup dengan baik di
Indonesia dikarenakan cabai mampu tumbuh dan berkembang baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian kira - kira 300 –
400 dpl ( Prajnanta, 2012 ).
Cabai merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat dibutuhkan
masyarakat yang biasanya di konsumsi sebagai bahan pelengkap agar
memberikan sensasi pedas
pada sebuah masakan, biasanya disajikan
dalam bentuk sambal. Dibalik rasa pedasnya, cabai memiliki kandungan
yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Perlu diketahui bahwa cabai
mengandung capsaicin yang berfungsi untuk menstimulir detektor panas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
dalam kelenjar hypothalmus sehingga mengakibatkan persaan tetap sejuk
walaupun berada di udara yang panas. Penelitian lain menunjukkan bahwa
capsaicin dapat menghalangi bahaya pada sel trachea, bronchial, dan
bronchoconstriction yang disebabkan oleh asap rokok dan polutan lainnya.
Hal ini berarti, cabai sangat baik bagi penderita asma atau hipersensistif
udara. Capsician juga digunakan dalam pembuatan krim obat gosok
antirematik (Prajnanta,2012).
Cabai yang memiliki nilai gizi yang tinggi, tak lain didasari dengan
buah yang dihasilkan oleh para petani budidaya tanaman cabai. Para petani
melakukan budidaya tanaman cabai dengan berbagai cara
agar dapat
menghasilkan panen cabai yang memilik kualitas yang baik sehingga layak
dipasarkan. Dunia pertanian tentu tidak lepas dari metode – metode
penanaman agar dapat menghasilkan kualitas tanaman yang baik. Metode
– metode penanaman yang dilakukan secara umum diantaranya meliputi :
pemilihan lahan yang tepat untuk diadakan penanaman, penyiraman,
pemupukan yang tepat, serta penggunaan pestisida untuk membasmi hama
atau penyakit pada suatu tanaman tersebut.
Mengingat bahwa di Indonesia tidak semua daerahnya memiliki keadaan
tanah yang subur, maka hal tersebut menjadi masalah bagi masyarakat
khususnya para petani yang tinggal di daerah yang memilik kontur tanah
yang tidak subur. Salah satu contoh jenis tanah yang kurang memadai
untuk dijadikan sebagai lahan pertanian adalah jenis tanah pasir. Jenis
tanah tersebut memiliki struktur kasar dan berfraksi pasir 60 %.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Bertajuk pada kegiatan petani di daerah Bantul, Yogyakarta yang
menanam sayur – sayuran dengan memanfaatkan lahan pesisir pantai serta
berdasarkan permasalahan diatas, peneliti ingin melakukan eksperimen
dengan menerapkan sistem budidaya tanaman cabai tanpa harus
menyulitkan masyarakat yang tinggal di daerah yang memiliki kontur tanah
dengan jenis tanah pasir (regosol). Penelitian penggunaan campuran media
tanam pasir tentu perlu, karena kita dapat memanfaatkan jenis tanah pasir
sebagai tanah yang kurang subur. Tanah pasir ini memiliki kandungan P
(fosfor) dan K (Kalsium) yang tinggi dalam bentuk batuan belum
mengalami pelapukan sehingga belum siap diserap oleh akar tanaman.
Jenis tanah ini memang masih rendahnya unsur N (Nitrogen), yang
merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman.
Ketersediaan unsur P dan K dalam jenis tanah tersebut, memungkinkan
diubah menjadi tanah subur yang dapat ditanami oleh tumbuh-tumbuhan.
Oleh karena itu, penambahan media tanam pasir ke dalam media tanam
baik dilakukan agar tanaman mendapatkan ketersediaan unsur hara yang
cukup dibutuhkan untuk kelangsungan metabolismenya, dan tak kalah
penting perlunya penambahan pupuk sebagai pembantu dalam penyedia
baik unsur makro maupun mikro yang belum terkandung atau masih
terbatas, agar menjadi tanah yang subur kaya dengan unsur haranya.
Pada penelitian ini menggunakan polybag sebagai tempat penanaman.
Penggunaan polybag berguna untuk memudahkan masyarakat yang tidak
memiliki lahan yang luas, sehingga menjadikan kegiatan bertani lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
praktis bagi masyarakat. Polybag sangat mudah didapat, bernilai
ekonomis, serta tahan lama apabila dibandingkan dengan menggunakan
pot.
Oleh karena itu, peneliti mengangkat permasalahan menguji coba
menanam tanaman cabai di dalam polybag dengan menambahkan media
tanah pasir sebagai campuran media tanam. Jenis cabai yang digunakana
adalah jenis cabai rawit (Capsicum frutenscens).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh campuran media tanam pasir (regosol) terhadap
pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi tanaman cabai rawit (
Capsicum frutencens ) ?
2. Perbandingan manakah yang paling baik antara campuran media tanam
pasir dan tanah dalam pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (
Capsicum frutencens ) ?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis memberikan batasan masalah, agar
penjelasannya terarah serta sesuai dengan yang diharapkan. Penulis hanya
membatasi pada masalah :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
1. Pertumbuhan vegetatif yang meliputi : tinggi batang serta jumlah daun.
Hasil produksi meliputi jumlah buah dan berat buah cabai rawit
(Capsicum frutencens). Berat buah diukur berdasarkan perhitungan
berat basah.
2. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini berupa campuran
antara tanah dan pasir. Tanah yang digunakan adalah tanah yang
berasal dari dari Desa Paingan, Maguwoharjo. Pasir yang digunakan
dibeli di TB. Laris Wijaya, Desa Paingan, Maguwoharjo.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh
media tanam pasir (regosol) terhadap
pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi tanaman cabai rawit
(Capsicum frutencens).
2. Mengetahui perbandingan komposisi tanah pasir (regosol) terhadap
pertumbuhan vegetatif
serta hasil produksi tanaman cabai rawit
(Capsicum frutencens).
E. Manfaat Penelitian
- Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah ilmu
serta
wawasan
dalam
bidang
pertanian
khususnya
dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
mengembangkan pengetahuan mengenai pengolahan media tanam
terhadap jenis tanah pasir (regosol)
-
Bagi Dunia Pendidikan
Dapat membantu guru dalam memberikan pembelajaran terhadap
siswa khususnya pada materi pertumbuhan dan perkembangan melalui
pemanfaatan media tanah pasir (regosol). Diharapkan siswa nantinya
mampu mengetahui pertumbuhan dan hasil buah tanaman cabai
(Capsicum frutenscens) serta dapat membandingkan hasilnya dengan
pertumbuhan serta hasil buah yang ditanaman dengan media tanah
(aluvial) yang pada umumnya.
- Bagi Petani dan Masyarakat Umum
Baik petani dan masyarakat umum yang khususnya yang tinggal di
daerah yang sebagian besar memiliki kontur tanah pasir (regosol)
nantinya dapat mengembangkan tanah pasir menjadi tanah subur yang
dapat ditanami tumbuh-tumbuhan, selain itu juga dapat memberikan
pengetahuan mengenai penggunaan polybag sebagai solusi dari
kurangnya ketersediaan lahan dan kepraktisannya.
F. Hipotesis
1. Penambahan tanah pasir (regosol) dalam media tanam dapat
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif serta hasil
produksi terhadap tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
2. Komposisi media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan vegetatif
serta hasil produksi tanaman cabai rawit adalah perbandingan tanah :
pasir = 50 : 50.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman yang terdiri dari
bahan padat, cair, dan udara serta jasad – jasad yang berbeda
kandungannya untuk setiap jenis tanah (Foth, 1994). Banyak bahan yang
dapat digunakan sebagai media tumbuh tanaman, dengan atau tanpa tanah.
Media tanam terdiri dari dua tipe yaitu campuran tanah (soil-mixes) yang
mengandung tanah alami dan campuran tanpa tanah (soilles-mixes) yang
tidak mengandung tanah alami. Pada prinsipnya suatu media tumbuh harus
memiliki empat fungsi pokok untuk memberikan pertumbuhan yang baik
bagi tanaman, yaitu harus menunjang tanaman, mempunyai aerasi yang
baik, menahan air yang tersedia, dan menyimpan hara bagi tanaman. Jenis
tanah dengan sifat ideal tersebut sangatlah terbatas , oleh karena itu
percampuran tanah dengan bahan-bahan lain seperti kompos, pasir, dan
pupuk ditujukan agar keempat fungsi pokok di atas dapat dicapai
(Soepardi dalam Cahyati, 2006).
1. Tanah Sebagai Media Tanam
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan
batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau tempat tumbuhnya
tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk
wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Yulipriyanto, 2010).
Tanah yang subur yaitu tanah yang mempunyai profit yang dalam
(kedalaman yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur
remah, pH sekitar 6 - 6,5 , mempunyai aktifitas jasad renik yang tinggi
(maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman
adalah cukup dan tidak terdapat pembatas – pembatas tanah untuk
pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2010).
Kesuburan tanah ditandai juga dengan adanya ketersediaan unsur
hara yang cukup untuk memenuhi siklus hidupnya. Unsur hara yang
diperlukan tanaman adalah : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu),
Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan
Silikon (Si). Apabila unsur hara tersebut tidak terdapat dalam tanaman,
maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali
(Rosmarkan dan Yuwono, 2002). Unsur hara di dalam tanah terdapat
dalam bentuk senyawa mineral, senyawa organik, unsur yang terjerap,
dan unsur dalam larutan tanah (Sutanto, 2005)
2. Jenis Tanah dan Karakteristiknya
a. Tanah pasir (Regosol)
Tanah regosol adalah nama lain dari tanah muda karena profil
tanahnya belum mengalami diferensiasi horizon (Sumardi, dkk,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
2009) dalam (Harini, 2014). Tanah regosol merupakan salah satu
jenis tanah yang termasuk kedalam ordo entisol („ent‟= recent,
baru). Ordo ini kemungkinan mempunyai epipedon okrik atau
horizon albik tanpa menunjukkan perkembangan horizon; terjadi
pada alluvium yang muda (Sutanto, 2005).
Karakteristik tanaman regosol adalah berbutir kasar, berwarna
kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah. Karakteristik
yang demikian menjadikan tanah tersebut tidak dapat menanpung
air dan mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik. Menurut
Brady (1982) dalam Martono (2004) ciri umum perkembangan
profil kurang nyata dan perkembangannya ditentukan oleh iklim
setempat. Jenis tahan ini mempunyai kandungan bahan organik
1,4% dan nitrogen 0,06% (sangat rendah).
Menurut Darmawidjaja (1990) dalam Nugrohotomo (2009)
menyatakan bahwa tanah regosol memiliki sifat kimia yang
bervariasi sesuai dengan iklim terutama curah hujan dan sifat dasar
dari abu vulkanik. Tanah ini memiliki pH sekitar 6 – 7, tanah ini
umumnya banyak mengandung unsur hara P (fosfor) dan K
(kalium) yang masih dalam bentuk batuan belum mengalami
pelapukan sehingga belum siap diserap oleh akar tanaman, tanah
ini juga kekurangan unsur N (nitrogen). Jenis tanah regosol banyak
tersebar di Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara yang kesemuanya
memiliki gunung berapi. (Nurhalimah, dkk, 2014) walaupun jenis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
tanah regosol merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki
tekstur kasar dan berfraksi pasir 60 % serta mempunyai
produktifitas dan kesuburan rendah.
Perbaikan regosol perlu dilakukan untuk memperkecil faktor
pembatas yang ada pada tanah tersebut sehingga mempunyai
tingkat kesesuain yang lebih baik untuk lahan pertanian. Untuk
menghindari kerusakan tanah lebih lanjut dan meluas diperlukan
usaha konservasi tanah yang lebih baik. Salah satu upaya
pengelolaan untuk peningkatan produktifitas sumber daya lahan,
perlu diberikan energi kepada lahan – lahan pertanian, antara lain
dengan penambahan bahan organik dan pemupukan (Widjaya-Adhi
dan Sudjadi, 1987 dalam Helmi (2010).
Penambahan bahan organik ke tanah akan berpengaruh terhadap
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah secara simultan pengaruhnya
adalah memperbaiki aerase tanah, menambah kemampuan tanah
menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas menahan air,
meningkatkan daya sanggah tanah, sebagai sumber unsur hara dan
sumber energi bagi mikroorganisme tanah (Hardjowigeno, 2003).
b. Tanah Alluvial
Tanah alluvial seperti halnya dengan tanah regosol yang
merupakan salah satu jenis tanah yang termasuk kedalam ordo
entisol („ent‟= recent, baru). Salah satu jenis tanah yang termasuk
kedalam tanah alluvial adalah tanah lempung vulkanik yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
terdapat di Desa Paingan. Pada jenis tanah ini dapat diusahakan
dengan baik pertanaman padi sawah, palawija, nanas dan tanaman –
tanaman lainnya. Pada jenis tanah ini memiliki pH yang rendah
dapat dikendalikan dengan mengusahakan tanah agar selalu penuh
air (Harini, 2014).
3.
Komposisi Media Tanam
Komposisi dalam media tanam perlu diperhatikan. Menurut
Haryoto (2009) komposisi campuran media tanam antara pasir dan
tanah yaitu dengan perbandingan 1 : 1. Perbandingan tersebut dapat
dikatakan memiliki komposisi yang sama besar antara ketersediaan
tanah dengan pasir. Pada suatu penelitian Mulyati (2009) yang juga
meneliti pengaruh kandungan campuran pasir terhadap persemaian
tanaman cabai rawit terhadap penyakit rebah kecambah ( Sclerotium
rolfsii Sacc), bahwa pada komposisi antara pasir dan tanah yang
memiliki perbandingan 1 : 1 menunjukkan pengaruh yang baik
terhadap infeksi patogen rebah kecambah. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa komposisi yang baik terhadap pertumbuhan dan
produksi cabai rawit yaitu pada perbandingan 50 : 50 yang memiliki
komposisi seimbang antara pasir dan tanah.
B. Pupuk Organik
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik
maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi
tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik
(Sutedjo, 2010).
Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti
kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergaji kayu, lumpur aktif,
yang kualitasnya tergantung dari proses (tindakan) yang diberikan
(Yulipriyanto, 2010). Sedangkan dalam Permentan No. 2 / Pert / Hk .
060 / 2 / 2006, tentang pupuk organik dan pembenahan tanah,
dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar
atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan
atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau
cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan, biologi
tanah. Oleh karena itu, dapat dikatakan pupuk organik merupakan pupuk
yang ramah lingkungan karena dengan memanfaatkan limbah yang berasal
hewani maupun nabati guna untuk meperbaiki sifat fisik, kimia, maupun
biologi terhadap tanah, khususnya pada tanah yang kurang subur. Pupuk
organik memiliki banyak jenis, namun secara umum dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran beserta
dengan urinnya baik dari hewan mamalia (contohnya : sapi, kerbau,
dan kambing), maupun unggas (contohnya : ayam dan burung puyuh).
Pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, menambah N-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
organik tanah dan merangsang bakteri atau fungi tanah. Adapun
kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang yang terdiri
dari unsur – unsur makro ( Nitrogen, Fosfor, Kalium, dsb.) dan unsur
– unsur mikro (kalsium, magnesium, tembaga, serta sejumlah kecil
mangan, tembaga, borium, dll) yang kesemuanya membentuk pupuk,
menyediakan unsur – unsur atau zat – zat makanan bagi kepentingan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Yulipriyanto, 2011).
Sutedjo (2010) menyatakan bahwa pupuk kandang dapat berupa bahan
padat maupun cair. Pada hewan sapi perah bahan cair mengandung zat
N dan K yang lebih besar presentasenya apabila dibandingkan dengan
bahan padat. Sebaliknya bahan padat presentase zat P lebih banyak
apabila dbandingkan pada bahan cair.
Hal tersebut dapat
dikemukakan suatu kenyataan yang terdapat pada sapi perah :
Tabel 1. Persentase Kandungan Unsur pada Hewan Sapi
Persentase Kandungan
Unsur – Unsur
Macam Bahan
N (%)
P (%)
K (%)
Pada susunya
25
28
10
Pada pupuk cair
58
3
75
Pada pupuk padat
14
72
15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
2. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian – bagian tanaman yang
masih muda terutama yang termasuk famili Leguminosa, yang
dibenamkan ke dalam tanah dengan maksud agar dapat meningkatkan
tersedianya bahan – bahan organik dan unsur -
unsur hara bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan. Pupuk
hijau dapat digunakan sebagai mulsa. Tanaman – tanaman legum yang
telah dicabut atau bagian – bagian hasil pangkasnya sangat baik
dijadikan sebagai bahan pemulsa tanah permukaan. Hal tersebut telah
terbukti pupuk hijau dapat menguntungkan khususnya dalam usaha
mempertahankan tingkat produktifitas tanah (Sutedjo, 2010).
3. Pupuk Kompos
Kompos adalah suatu produk yang stabil dan sehat yang diperoleh
dari pengomposan limbahorganik padat yang mudah didegradasi
secara biologis, bebas dari logam berat, kaca, plastik, kadang-kadang
bahan – bahan seluloitik dengan pH sekitar 8 dan merupakan proses
mikrobiologis (Yulipriyanto, 2010).
Pembuatan kompos pada hakikatnya ialah memupukkan bahan –
bahan organik dan membiarkannya terurai menjadi bahan – bahan
yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah sebelum digunakan
(Sutedjo, 2010).
Selain ketiga macam pupuk organik yang telah dikembangkan di dunia
pertanian, kini telah dikembangkan pula pupuk organik cair yang berasal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
dari misalnya : limbah dapur. Salah satu jenis limbah dapur organik yang
sering dihasilkan oleh para ibu rumah tangga adalah sisa – sisa sayur –
sayuran ataupun sisa – sisa buah-buahan.
Limbah organik tersebut
tentunya akan menjadi bermanfaat apabila dijadikan sebagai pupuk
organik cair yang diberikan pada tanaman.
Menurut Alida (2013) limbah dapur yang dijadikan sebagai pupuk
organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan suatu tanaman. Hal tersebut
dikarenakan
pemberian
pupuk
organik
cair
dapat
meningkatkan
kandungan unsur N sehingga akan menyebabkan terjadinya perombakan
bahan organik tanah menjadi protein yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman. Sutedjo (2010), menyatakan bahwa nitrogen (N) berasal dari
organik (sisa-sia tanaman / sampah tanaman) yang melapuk. Oleh karena
itu dapat dikatakan selain urin sapi yang memiliki kandungan unsur N
yang tinggi, sampah / limbah tanaman yang melapuk juga memiliki
kandungan unsur N yang dapat menyuburkan tanaman sehingga tanah
tersebut mampu untuk pertumbuhan tanaman dan dapat memberikan hasil
dalam bentuk berupa pupuk organik cair.
C. Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutenscens)
1. Taksonomi Tanaman Cabai rawit
Tanaman cabai rawit adalah salah satu tanaman yang merupakan
tumbuhan yang berasal dari genus Capsicum. Tanaman cabai ini
tumbuh subur di Indonesia khususnya pada daerah tropis maupun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
subtropis. Menurut Rukmana (2002) adapun klasifikasi dari tanaman
cabai rawit (Capsicum frutenscens) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi
: Angiosperma (berbiji tertutup)
Kelas
: Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Sub Kelas
: Metachlamidae
Ordo
: Tubiflorae
Famili
: Solanaceae
Genus
: Capsicum
Spesies
: Capsicum frutenscens Linn.
2. Morfologi Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai merupakan tanaman yang berbentu perdu atau
setengah perdu. Jenis tanaman cabai yang banyak dikenal dan
dibudidayakan di Indonesia selain cabai rawit diantaranya adalah cabai
merah, cabai keriting, paprika, dan cabai hias. Menurut Haryoto (2009)
menyatakan bahwa diantara jenis cabai lainnya, tanaman cabai rawit
termasuk yang berumur paling panjang, bisa mencapai tahunan,
sehingga dapat dikategorikan sebagai tanaman tahunan. Ciri-ciri atau
morfologi pada tanaman cabai pada umumnya dapat dilihat sebagai
berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
a. Akar (Radix)
Sistem perakarannya agak menyebar, diawali dengan akar
tunggang yang sangat kuat, kemudian cabang-cabang akar, dan
secara terus menerus tumbuh akar-akar rambut. Karakteristik tipe
perakaran cabai rawit dapat dapat diamati pada stadium bibit dan
stadium tanaman muda di lapangan (kebun). Perakaran stadium
bibit yang akan dipindahkan ke kebun, dapat mengalami
kerusakan,tetapi akar-akar samping akan berkembang dari akar
utama. Akar-akar baru akan terus dibentuk dari akar utama pada
stadium tanaman muda sampai dewasa. Kedua arah pertumbuhan
akar tersebut dinamai “diarchous root system”, artinya dua arah
sistem perakaran yang berlawanan (Rukmana, 2002).
b. Batang (Caulis)
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur tegak dan
berkayu. Kulit batangnya tipis sampai agak tebal. Pada stadium
tanaman muda kulit berwarna hijau, kemudian berubah menjadi
hijau
kecokelat-cokelatan
setelah
memasuki
stadium
tua
(dewasa).Batang tanaman ini berbentuk bulat, halus dan bercabang
banyak. Batang ini berfungsi sebagai tempat keluarnya cabang,
tunas, daun, bunga, dan buah (Rukmana, 2002) .
c. Cabang (Ramus)
Tipe percabangan tanaman cabai rawit umumnya tegak atau
menyebar dengan krakter yang berbeda – beda, tergantung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
spesiesnya. Cabang terdiri atas cabang biasa, ranting (ramulus),
dan cabang wiwilan atau tunas liar. Percabangan terbentuk setelah
batang tanaman mencapai ketinggian
bekisar antara 30-45 cm
(Rukmana, 2002).
d. Daun (Folium)
Daun cabai memiliki bentuk yang amat bervariasi, mulai dari
lancip sampai bulat bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun
rata (tidak bergerigi / berlekuk). Daun berwarna hijau atau hijau
tua, mengilap, tumbuh pada tunas – tunas samping berurutan atau
tersusun secara spiral pada batang utama. Ukuran daun lebih kecil
dibandingkan dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan
daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, memiliki tulang
daun menyirip dan tangkai tunggal yang melekat pada batang atau
cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak
rimbun (Rukmana, 2002).
e. Bunga (Flos)
Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang
berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun
dengan mahkota bunga berwarna putih. Struktur bunga mempunyai
5 – 6 helai mahkota, 5 helai daun bunga, 1 putik (stigma) dengan
kepala putik berbentuk bulat, 5 – 8 helai benang sari dengan kepala
sari berbentuk lonjong dan berwarna biru keungu – unguan.
Tepung sari berbentuk lonjong, terdiri atas tiga segman, berwarna
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
kuning mengilap. Dalam satu kotak sari berkembang 11.000 –
18.000 butir tepung sari. Penyerbukan bunganya termasuk
penyerbukan sendiri (selfpollinated crop), namun dapat juga terjadi
secara silang. Penyerbukan silang di lapangan dilakukan oleh
serangga dan angin (Rukmana, 2002).
Bakal buah (ovarium) berbentuk hampir bulat, tetapi kadangkadang berubah mengikuti proses pembentukan buah. Dari proses
penyerbukan akan dihasilkan buah (Rukmana, 2002).
f. Buah (Fructus)
Buah cabai rawit akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan.
Buah memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna
dan rasa buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek
dengan ujung runcing / berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi,
menurut jenisnya cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran
panjang antara 2-2,5 cm dan lebar 5 mm. Sedangkan cabai rawit
yang agak besar memiliki ukuran 3,5 cm dan lebar mencapai 12
mm. Warna buah cabai rawit bervariasi, buah muda berwarna hijau
atau putih sedangkan buah yang telah masak berwarna merah
menyala atau warna merah jingga (merah agak kuning). Pada saat
masih muda,rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah
masak menjadi pedas (Rukmana, 2002).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
g. Biji (Semen)
Biji cabai rawit berwarna kuning padi, melekat didalam buah
pada
papan
biji
(placenta).
Biji
terdiri
atas
kulit
biji
(spermodermis), tali pusat (funiculus) dan inti biji (nucleus
seminis) (Rukmana, 2002).
3. Jenis dan Varietas Tanaman Cabai Rawit
Menurut Rukmana (2002) berdasarkan tampilan buahnya, cabai
rawit dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut :
a. Cabai Rawit Jemprit
Ciri – ciri buah cabai rawit jemprit adalah kecil dan pendek,
berdiri tegak pada ketiak – ketiak daun. Buah memiliki panjang 1 –
2 cm dan lebar atau diameter 0,5 cm – 1 cm. Buah yang masih
muda berwarna hijau dan setelah tua (masak) berubah enjadi merah
tua. Rasa sangat pedas, hingga dapat merangsang selaput gendang
telinga.
b. Cabai Rawit Cengek
Ciri – ciri buah cabai rawit cengek adalah panjang dan
langsing, lebih besar daripada cabai rawit jemprit, berdiri tegak
pada ketiak- ketiak daun. Buah memilki panjang 4 cm – 6 cm dan
lebar (diamater) 1 cm – 1,5 cm. Buah muda berwarna putih, tetapi
setelah tua (matang) berubah menjadi merah kekuning – kuningan.
Rasanya pedas, tetapi tidak sepedas cabai jemprit.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
c. Cabai Rawit Ceplik
Ciri – ciri buah cabai rawit ceplik adalah agak besar dan
gemuk. Berukuran panjang 3 cm – 4 cm, lebar 1,0 cm – 1,5 cm,
lebih besar daripada cabai jemprit. Buah muda berwarna hijau,
tetapi setelah tua berubah menjadi merah tua. Rasanya cukup
pedas, tetapi tidak sepedas cabai jemprit.
Menurut Prajnanta (2012), di Indonesia ada beberapa varietas cabai
rawit yang lebih banyak beredar dipasaran. Berikut beberapa varietas
cabai rawit yang sangat cocok ditanami di kawasan Indonesia :
a. Nirmala
Varietas ini merupakan cabai rawit hibrida dengan warna dasar
kuning dan menjadi merah pada saat tua. Cabai ini mempunyai
pertumbuhan tanaman yang sangat seragam, berbuah banyak, dan
sangat bagus untuk disambal.
Gb.1. Gambar Cabai Varietas Nirmala
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
b. Santika
Varietas ini merupakan cabai rawit hibrida dengan warna dasar
hijau dan menjadi merah pada saat tua. Cabai ini mempunyai
ukuran kecil dan cocok sebagai teman makan gorengan
Gb.2. Gambar Cabai Varietas Santika
c. Sonar
Cabai rawit hibrida ini beradaptasi luas di dataran rendah
sampai tinggi dan mudah dalam perawatannya. Tanaman tegak
dengan ruas pendek dan berbuah sangat lebat. Buah berwarna hijau
gelap saat muda dan berubah menjadi merah mengilap setelah
masak. Buah berukuran panjang ± 5,5 cm, diameter ± 0,6 cm, dan
rasanya sangat pedas. Umur panen ± 73 HST dengan potensi hasil
± 20 ton / ha.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
Gb.3. Gambar Cabai Varietas Sonar
d. Cakra putih
Cabai ini termasuk cabai rawit bukan hibrida. Buah berwarna
putih kekuningan yang berubah merah cerah saat masak.
Pertumbuhan tanaman sangat kuat dengan membentuk banyak
percabangan. Posisi buah tegak ke atas dengan bentuk agak pipih
dan rasanya sangat pedas. Varietas ini dapat dipanen pada umur ±
105 HST dengan potensi hasil ± 12 ton per ha. Cakra putih tahan
serangan penyakit antraknosa. Buah ini memiliki panjang ±
3cm,diameter ± 0,75 cm, dan rasanya pedas.
e. Cakra hijau
Varietas cabai rawit bukan hibrida ini mampu beradaptasi baik
di dataran rendah maupun tinggi. Saat masih muda buahnya
berwarna hijau dan setelah masak berubah menjadi merah. Potensi
hasilnya 600 g/tanaman atau 12 ton/ha. Rasa buahnya pedas dan
tahan terhadap serangan hama serta penyakit ang biasa menyerang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
cabai. Buah memiliki ukuran panjang ± 3 cm, diameter ± 0,75 cm,
dan rasanya sangat pedas. Umur panen ± 85-90 HST.
4. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu
tanaman yang tumbuh dan dikembangkan di daerah tropis terutama
sekitar khatulistiwa. Cabai rawit sangat cocok ditanam di dataran
rendah dengan ketinggian 200 - 500 meter di atas permukaan laut
(dpl)
(Haryanto,
2009).
Namun,
menurut
Rukmana
(2002)
berdasarkan ketinggian tempatnya, tanaman cabai rawit dapat
dibudidayakan di Indonesia atas tiga daerah sentrum sayuran, yaitu
daerah rendah (0 m – 200 m dpl.), dataran menengah (201 m – 700 m
dpl.) dan dataran tinggi (lebih dari 700 m dpl.). Di Pulau Jawa, lahan
penanaman cabai meliputi 56 % dataran rendah, 18 % dataran
menengah (medium), dan 26 % di dataran tinggi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
di dataran tinggi,
tanaman cabai rawit masih dapat tumbuh, hanya saja periode
panennya lebih sedikit dibandingkan dataran rendah. Oleh karena itu
tidak menutup kemungkinang tanaman cabai yang dibudidayakan di
daerah dataran tinggi memiliki produksi biji pada buah cabai rawit
lebih sedikit dibandingkan tanaman cabai yang ditanam di daerah
dataran rendah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
Selain memperhatikan lokasi atau tempat yang cocok untuk
dilakukan budidaya tanaman cabai rawit, adapun hal – hal lain yang
perlu diperhatikan yaitu :
a. Keadaan Iklim
Menurut Rukmana (2002) faktor iklim yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi cabai rawit adalah suhu udara, sinar
matahari, kelembapan, curah hujan dn tipe iklim. Tanaman cabai
rawit dapat tumbuh optimal pada daerah yang mempunyai kisaran
suhu udara antara 18°C - 27°C. Pertumbuhan dan pembungaan
cabai rawit membutuhkan suhu udara antara 21°C - 27°C dan suhu
untuk pembuahan antara 15,5°C – 21°C. Daerah yang mempunyai
suhu udara 16°C pada malam hari dan minimal 23°C pada siang
hari sangat cocok bagi pertumbuhan cabai rawit. Bila suhu udara
malam hari di bawah 16°C dan siang hari di atas 32°C, proses
pembungaan dan pembuahan tanaman cabai rawit akan mengalami
kegagalan.
Curah hujan dan kelembapan yang terlalu tinggi, serta iklim
yang basah sangat tidakdi kehendaki oleh tanaman cabai rawit.
Hal ini dikarenakan apabila pada keadaan tersebut tanaman akan
mudah terserang penyakit, terutama oleh cendawan (fungi). Oleh
karena itu, menurut Rukmana (2002) mengatakan bahwa
kelembaban udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai
rawit adalah berkisar antara 50% - 80% dengan curah hujan 600
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
mm – 1.250 mm mm per tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi,
dapat menyebabkan gagalnya pembentukan bunga dan buah
sedangkan kelembapan yang terlalu rendah dengan suhu udara
yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan tunas, bunga, dan
buah.
b. Keadaan Tanah
Tanah yang perlu diperhatikan dalam penanaman tanaman
cabai rawit diantaranya adalah jenis tanah serta reaksi tanah (pH).
Tanaman cabai rawit biasanya cepat berbuah (menghasilkan) pada
tanah lempung berpasir. Sedangkan kisaran pH yang baik agar
tanaman dapat tumbuh dengan subur ialah 5,5 – 6,5.
5. Perawatan Tanaman Cabai Rawit
Setiap tanaman membutuhkan perawatan agar dapat tumbuh
dengan baik. Untuk itu ada beberapa yang perlu dilakukan dalam
perawatan tanaman cabai, ialah :
a. Penyiraman
Setiap
tanaman
tentu
membutuhkan
air
dalam
masa
pertumbuhan dan produksi. Sehingga diusahakan tanaman dijaga
jangan sampai terjadi kekeringan. Menurut Haryoto (2009)
penyiraman yang baik dilakukan 1-2 kali
penyiraman yaitu apabila dilakukan
sehari dan waktu
pagi hari sebelum pukul
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
09.00 dan sore sesudah pukul 15.00. Penyiraman tanaman dengan
air sebaiknya dilakukan hingga media tanaman basah merata.
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi setiap
tanaman, untuk itu dapat dipaparkan mengenai peranan air
khususnya dalam membantu perkembangan lapisan tanah yaitu :
1) Air sangat penting untuk kehidupan tumbuhan dan untuk bagia
terbesar reaksi kimia dimana terjadi pemecahan mineral.
2) Air dapat mempengaruhi watak horizon tanah. Jika air mudah
berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain
meninggalkan
daerah
penghancuran
yang
mengandung
mineral dan unsur hara yang dioksidasikan, maka air tidak
akan menjadi penghalang bagi akar – akar yang sedang
menembus tanah ( Yulipriyanto, 2010)
3) Untuk pembentukan glukosa dalam rangka fotosintesis,
penegak setiap bagian tanaman, pengatur tekanan turgor dan
penyusunan rotoplasma (Daniel, 1979 dan Rismunandar, 1990)
dalam Siahaya (2007).
b. Pemupukan
Kegiatan pemupukan dilakukan bertujuan untuk menyediakan
unsur hara yang cukup sesuai kebutuhan tanaman. Apabila,
peninjauan pada fase pertumbuhan, seperti tanaman pada
umumnya tanaman cabai pun memerlukan suplai unsur nitrogen
(N). Apabila telah berkembang dewasa dan menjelang masa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
produktif – berbungan dan berbuah diperlukan tambahan unsur
fosfor (P) dan kalium (K) (Haryoto, 2009).
c. Pemasangan Turus (Ajir)
Pemasangan turus (ajir) dilakukan agar memperkokoh batang
tanaman cabai untuk menyangga percabangan, daun, serta buah
yang lebat. Ajir dapat menggunakan bilah bambu setinggi 100 cm
dengan lebar 3-4 cm. Pemasangan ajir dpiasang ketika tanaman
sudah besar dan dirasa tidak cukup kuat berdiri tegak. Hal perlu
diperhatkan dalam pemasangan ajir adalah dalam melakukan
penancapan ajir harus hati – hati karena dapat merusak akar
tanaman (Haryoto, 2009).
d. Penyiangan
Munculnya rumput atau tumbuhan liar pada media tanam baik
dalam pot maupun polybag perlu disiangi secara rutin. Apabila
dibiarkan, maka gulma tersebut akan menyerap sari – sari
makanan yang seharusnya hanya untuk kebutuhan tanaman cabai
rawit. Akibatnya, pertumbuhan tanaman cabai rawit dapat
terganggu dikarenakan terus bertumbuhnya gulma sehingga terjadi
perebutan makanan (Haryoto, 2009).
e. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul
pada batang tanaman sebelum fase pembungaan. Pemangkasan
tunas bertujuan agar tanaman cabai baik dalam pot maupun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
polybag dapat berproduksi secara optimal. Menurut Haryoto
(2009) pemangkasan tunas samping dilakukan 2-3 kali hingga
terbentuk percabangan utama, ditandai dengan munculnya bunga
pertama. Pemangkasan dapat dilakukan langsung dengan tangan
atau gunting tajam. Selain tunas samping, pemangkasan dilakukan
pula terhadap daun – daun dibawah cabang utama, daun kuning,
atau daun yang terserang hama / penyakit yang parah (Haryoto,
2009).
6. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Rawit
a. Hama Tanaman Cabai Rawit
Menurut Haryoto (2009) hama adalah semua binatang yang
mengganggu dan merugikan tanaman yang diusahakan manusia.
Sebagian besar hama yang dijumpai oleh tanaman cabai rawit ialah
berupa kutu, serangga, ulat, dan kumbang.
Diantaranya hama yang memungkinkan menyerang tanaman cabai
rawit :
1) Kutu daun Persik (Myzus persicae Sulz.)
Ciri – ciri pada hama ini adalah sebagai berikut :
a) Ukuran kutu daun yang sangat kecil, yang dewasa besarnya
sekitar 2 mm (Haryoto, 2009), selain itu mempunyai
sepasang antena yang panjang, dan pada ujung abdomennya
terdapat tonjolan yang disebut kornikel (Rukmana, 2002)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
b) Serangga dewasa memiliki dua bentuk, yaitu kutu daun
bersayap (alatae) yang berwarna hitam,serta tidak bersayap
(apterae) yang berwarna bervariasi merah, kuning, dan hijau.
c) Hama ini berkembangbiak secara tak kawin (partenogenesis)
d) Lama periode nimfa lebih kurang 6 hari, sedangkan
imagonya 6-17 hari. Selama hidupnya, imago mampu
melahirkan 32 nimfa.
e) Siklus hidup hama ini berkisar antara 6 – 7 hari (Rukmana,
2002)
Menurut Rukmana (2002) adapun gejala serangan yang
ditimbulkan olehkutu daun persik, adalah sebagai berikut :
a) Kutu daun persik menyerang tanaman inang dengan cara
mengisap cairan daun. Gejala serangan ditandai dengan daun
yang menjadi keriput, berwarna kekuning – kuningan,
terpuntir, dan pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil).
b) Serangan berat dapat menyebabkan tanaman kayu, daun
mengering seperti terbakar sinar matahari,dan akhirnya
tanaman mati.
c) Kutu daun persik menyebabkan kerugian secara tidak
langsung, karena peranannya lebih sebagai vektor penyakit
virus.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
2) Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Hama thrips merupakan hama yang berukuran kecil. Thrips
yang telah dewasa sekitar 1 mm panjangnya. Warna hama ini
kuning – cokelat kehitaman. Binatang kecil ini berkembang biak
secara partnogenesis, tanpa pembuahan telur. Serangga tersebut
meletakkan telurnya di permukaan daun secara terpencar. Hama
thrip
menyerang
daun
tanaman,
terutama
daun
–
daun
muda.Serangga ini kadang – kadang juga berperan sebagai vektor
(penular penyakit yang disebabkan oleh virus).
Ledakan populasi hama ini terjadi pada musim kemarau. Jika
terjadi pada musim kemarau. Jika terjadi hujan lebat, jumahnya
agak berkurang dengan sendirinya. Penyebaran hama ini
berlangsung cepat atas bantuan angin ataupun manusia. Ciri – ciri
tanaman yang terserang hama thrips mula – mula timbul bintik –
bintik putih keperakan, mirip bekas tusukan jarum. Noda yang tak
beraturan ini akibat dimakan serangga tersebut. Beberapa waktu
kemudian, noda tersebut berubah warna menjadi cokelat tembaga.
Akibat selanjutnya, daun yang terisap cairannya akan keriput dan
menggulung keatas. Helaian daun dan pucuk yang terserang akan
mengeriting, berwarna cokelat, dan akhirnya mati (Haryoto, 2009)
3) Tungau Teh Kuning (Polyphagotarsonemus latus Banks.)
Tungau teh kuning memiliki ukuran panjang lebih kurang 0, 25
mm, dengan tubuh halus, agak transparan, berwarna hijau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
kekuning – kuningan, dan kaki langsing yang mampu bergerak
dengan lincah (cepat). Telurnya berukuran kecil, berdiameter lebih
kurang 0,1 mm, berwarna kemerah – merahan, yang diletakkan
secara tunggal atau berkelompok pada permukaan bawah daun atau
celah – celah ranting. Nimfanya terlihat berwarna putih dan
transparan (tembus cahaya). Siklus hidupnya berlangsung selama
lebih kurang 6 minggu.
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh tungau teh kuning
biasanya menyerang daun – daun muda (pucuk) yang biasanya
menunjukkan perubahan warna dari hijau menjadi cokelat
mengilap pada permukaan bagian bawah. Kemudian daun akan
menjadi kaku dan melengkung ke bawah, menyerupai sendok
terbalik. Akibatnya, pertumbuhan pucuk terhambat, kemudian
berubah warna menjadi cokelat seperti terbakar, dan akhurnya
daun menjadi rontok (Rukmana, 2002).
4) Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabricius)
Hama ini disebut ulat grayak sebab selalu beramai – ramai jika
menyerbu tanaman, menjarah bareng layaknya perampok (Jawa:
grayak ). Serangannya terjadi pada malam hari sehingga pagi
harinya tanaman sudah rusak.
Ciri – ciri ulat grayak yaitu memiliki panjang sekitar 5 cm
pada saat berumur 2 minggu. Warna ulat bervariasi, yakni hijau
kehitaman, putih kehitaman, dan cokelat kehitaman. Ulat grayak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
muda memakan epidermis daun bagian bawah, sedangkan bagian
atasnya ditinggalkannya. Namun,setelah tua serangannya bisa
membabi buta, melahap seluruh bagian daun, ranting, batang muda,
bunga, maupun buah. Stadium ulat berlangsung sekitar 13 – 19
hari, kemudian berkepompong di dalam tanah selama 6 – 10 hari,
dan akhirnya berubah wujud menjadi ngengat.
Serangan awal ulat grayak ditandai dengan adanya bercak
putih yang menerawang pada daun bagian bawah yang dilahapnya.
Tahap berikutnya, serangan dapat mengganas dantanaman menjadi
gundul tanpa daun. Pada tahap ini buah cabai pun ikut diserbu,
ditandai dengan adanya lubang tak beraturan pada permukaan buah
(Haryoto,2009).
5) Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel)
Lalat buah dapat menyerang banyak tanaman hortikultura
terutama sayur – sayuran dan buah – buahan, sehingga sulit sekali
dikendalikan. Buah cabai yang terserang oleh lalat buah nantinya
akan menjadi busuk dan berjatuhan ke tanah.
Serangan dilakukan oleh lalat buah betina dewasa yang
meletakkan telurnya dengan menyucukkan ovipositor ke dalam
buah cabai dan stadia yang merusak buah adalah larva. Larva lalat
buah berkembang di dalam buah cabai, sehingga menyebabkan
buah menjadi rusak. Kerusakan yang diakibatkan hama ini akan
menyebabkan gugrnya buah sebelum mencapai kematangan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
diinginkan, sehingga produksi baik kualitas maupun kuantitasnya
menurun (Balitsa, 2014).
b. Penyakit Tanaman Cabai Rawit
1) Patek atau Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh serangga cendawan atau jamur
Colletrotricum
capsici
atau
Gloesporium
piperatum.
Serangannya sangat mengganas di kala musim hujan.
Cendawan C. capsici menginfeksi cabai dengan membentuk
bercak hitam kecokelatan yang kemudian meluas menjadi
busuk lunak. Gejalanya terjadi apabila pada fase pembibitan
penyakit ini menyebabkan layu kecambah saat disemaikan
sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk,
serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering.
Sementara itu apabila serangan berlanjut, maka buah cabai pun
akan juga terserang dengan ciri – ciri buah cabai kering dan
mengerut seperti mummi. Biasanya cendawan G. piperatum
mulai menyerang cabai sejak buah masih hijau dan
menyebabkan mati ujung (die back). Buah cabai yang
terserang cendawan ini tampak berbintik – bintik kuning yang
akan membesar membentuk seperti lingkaran konsetrasi
(Prajnanta, 2011).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
2) Penyakit Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang disebabkan oleh
beragam jasad pengganggu , antara lain nematoda, cendawan
(jamur), bakteri dan serangga. Nematoda merupakan jasad
pengganggu tanaman yang berbentuk seperti cacing, tetapi
berukuran sangat kecil, bahkan tidak dapat terlihat oleh mata
telanjang. Nematoda betina meletakkan telur di dalam
perakaran,
nematoda
ini
akan
berkembang
sehingga
menyebabkan luka. Di dalam perakaran, nematoda ini akan
berkembang sehingga akan menghambat aliran makanan dari
dalam tanah. Akibatnya, tanaman akan tampak segar pada pagi
hari, sedangkan siang harinya akan menjadi layu. Sedangkan
beberapa cendawan seperti Fusarium oxysporum, Verticillium
sp., dan Pellicularia sp. Menyebabkan kelayuan pada cabai
(Prajnanta, 2011).
3) Bercak Daun Serkospora
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici
Heald & Wolf. Siklus hidup cendawan ini ialah hidup pada
sisa – sisa tanaman dan biji. Penyebaran penyakit ini dibantu
oleh angin, alat – alat pertanian, dan aktivitas pekerja.
Perkembangan penyakit akan dipacu pada kondisi kelembapan
tinggi (RH 90 %) dan suhu antara 28°C - 32°C.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
Gejala serangan penyakit bercak daun serkospora yaitu daun
berbercak – bercak bulat, bagian tengahnya berwarna abu –
abu tua, sedangkan bagian luar berwarna coklat tua, seperti
bintik – bintik yang disebut penyakit “bintik mata kodok”.
Serangan berat menyebabkan daun berbercak mengerng dan
retak, dan akhirnya daun gugur atau jatuh ke tanah (Rukmana,
2002).
4) Penyakit Virus atau Mosaik
Virus yang menyerang tanaman cabai berasal dari virus
yang bisa menyerang tanaman lain, seperti virus mentimun
(Cucumber Mosaic Virus / CMV), virus kentang (Potatto Virus
/ CMV), atau virus tembakau (Tobacco Mosaic Virus/TMV).
Penularan terjadi melalui biji yang tercemar virus, alat – alat
kerja, akar tanaman yang tercemar, manusia, maupun serangga
penular (vektor).
Gejala umum yang tampak antara lain pertumbuhan tanaman
terhambat, ukuran daun mengecil, daun berbelang – belang
hijau tua dan hijau muda, serta tepinya bergelombang
(Haryoto, 2009).
7. Masa Panen
Panen cabai rawit dapat dilakukan pada buah stadium tua masih
hijau dan buah matang berwarna merah. Panen pertama biasanya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
dilakukan pada umur 3 – 4 bulan setelah pindah tanam. Pada buah
cabai rawit stadium tua hijau dilakukan pada buah yang telah
menunjukkan karakteristik ukuran maksimal, struktur buah keras, dan
berwarna tua mengilap. Panen buah cabai rawit yang terlalu muda
akan mengakibatkan buah mudah layu, bobot maksimal belum
tercapai, tidak tahan disimpan, dan rasanya kurang pedas. Sementara,
panen buah cabai rawit stadium matang di pohon dilakukan pada buah
yang berukuran maksimal, struktur buah keras, dan berwarna sampai
merah mengilap. Panen sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah
atau setelah air habis terhempas dari permukaan kulit buah untuk
mengurangi kontaminasi mikroba pembusuk (Rukmana, 2002).
Pemetikan buah cabai dapat dilakukan dengan tangan langsung atau
memakai gunting tajam. Buah cabai harus dipetik bersama tangkai
buahnya agar cabai tidak mudah layu (Haryoto, 2009).
D. Polybag
Polybag adalah kantong plastik berbentuk segi empat, biasanya
berwarna hitam (ada juga berwarna lain ,misalnya putih) dan diberi lubang
kecil pada setiap sisinya guna untuk sirkulasi air. Polybag digunakan
sebagai pengganti pot. Pemilihan polybag sebagai wadah tanam untuk
budidaya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dimilikinya seperti, harga
murah; tahan karat; tahan lama; tidah cepat kotor; dan mudah diperoleh
pada toko perlengkapan pertanian atau toko plastik. Selain itu, polybag
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
sangat baik untuk drainase dan aerase sehingga tanaman dapat tumbuh
subur seperti dilahan. Beberapa keuntungan menggunakan polybag, antara
lain :
1. Biaya lebih murah dibandingkan menggunakan pot
2. Lebih mudah dalam perawatan
3. Memudahkan dalam pengontrolan / pengawasan per individu tanaman
bila ada gangguan, misal serangan hama / penyakit, kekurangan unsur
hara
4. Dapat menghemat ruang dan tempat penanaman
5. Komposisi media tanam dapat diatur
6. Tanaman mudah dipindahkan di berbagai tempat (Mulyono, 2013)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan
melakukan percobaan terhadap pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi
pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens) varietas Cempaka, jenis
rawit putih F1 . Adapun dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel,
yaitu :
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan komposisi
media tanam pasir (regosol)
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tinggi batang, jumlah daun,
jumlah buah serta berat basah buah
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur bibit, jumlah air,
suhu, intensitas cahaya, pemeliharaan, serta penyiraman.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Pendidikan Biologi yang
tepatnya di Desa Paingan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Penelitian
dilaksanakan kurang lebih selama empat bulan yaitu pada bulan April
sampai dengan bulan Juli 2015.
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian RAL (Rancangan Acak
Lengkap). Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan yang dilambangkan
dengan P1 sebagai perlakuan pertama ; P2 sebagai perlakuan kedua ; P3
sebagai perlakuan ketiga serta K sebagai lambang terhadap kontrol. Pada
penelitian ini dilakukan 10 kali pengulangan sehingga seluruhnya
diperoleh 40 satuan percobaan.
D. Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1. Penyiapan lahan
Lahan dipersiapkan untuk dijadikan sebagai tempat peletakkan
polybag – polybag yang berisi tanaman cabai rawit (Capsicum
frutenscens). Persiapan lahan tersebut meliputi pembersihan lahan
serta pemasangan paranet sebagai pelindung tanaman cabai rawit
(Capsicum frutenscens) dari hama penyakit. Lahan tersebut terletak di
Desa Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
2. Penyiapan media tanam dan polybag
Persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan media tanam serta
polybag yang akan digunakan. Polybag yang digunakan adalah
polybag yang berukuran 35 x 35. Media tanam yang dipersiapkan
terdiri dari dua jenis tanah yaitu tanah alluvial serta tanah regosol.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
3. Penyampuran Medium Tanam
a. Penyampuran Tanah Alluvial dan Pupuk Kandang
Perbandingan yang digunakan antara tanah dengan pupuk kandang
adalah 2 : 1 dengan menggunakan takaran ember. Setelah ditakar
sesuai dengan perbandingan, kemudian tanah dicampurkan dengan
pupuk dengan cara dibolak-balik menggunakan cangkul supaya
rata. Apabila masih terdapat pupuk kandang yang menggumpal,
maka dihancurkan terlebih dahulu.
b. Penyampuran Tanah alluvial dan Tanah Regosol
Takaran yang digunakan adalah diukur berdasarkan volume
polybag 100 %. Penakaran dilakukan dengan memadatkan tanah
sehingga diperoleh volume yang sama pada masing – masing
polybag. Perbandingan antara tanah alluvial yang telah dicampur
dengan pupuk kandang dengan pasir regosol adalah sebagai berikut
:
1) Pada P1 diberikan perbandingan antara tanah alluvial dengan
tanah regosol adalah 25 : 75
2) Pada P2 diberikan perbandingan antara tanah alluvial dengan
tanah regosol adalah 50 : 50
3) Pada P3 diberikan perbandingan antara tanah alluvial dengan
tanah regosol adalah 75 : 25
Pada kontrol diberikan media tanah alluvial dengan volume 100 %
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
4. Penyiapan bibit tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens)
Bibit tanaman cabai rawit yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bibit yang berumur 2 bulan yang dibeli di Desa Babadan, Sleman
Yogyakarta. Pemilihan bibit berdasarkan pertumbuhannya yang
normal dan sehat ( batang lurus dan daun hijau segar, minimal
memiliki dua helai daun) serta tentunya memiliki varietas yang unggul.
5. Penanaman tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens)
Penanaman dilakukan setelah medium tanam telah siap. Berikut
langkah – langkah yang dilakukan adalah :
a. Bibit yang sudah disediakan kemudian dikeluarkan dari plastik dan
segera ditanam ke dalam polybag. Pada saat mengeluarkan bibit
dari plastik diusahakan akarnya utuh tidak terputus, supaya
pertumbuhannya baik. Oleh karena itu, untuk mencegah agar
akarnya tetap utuh maka dilakukan dengan cara mencelupkan
bagian akar yang tertanam dalam tanah yang masih didalam plastik
tersebut dengan air.
b. Setelah semua bibit tertanam dalam polybag, kemudian medium
tanam disiram dengan air.
c. Meletakkan bibit tanaman cabai di tempat yang tidak terkena
cahaya matahari secara langsung hingga 15-30 hari sampai akar
tanaman benar-benar kuat dan tumbuh tunas. Setelah itu tanaman
cabai dapat dipindahkan di tempat yang memiliki cahaya matahari
yang cukup.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
6. Perawatan dan pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan sebanyak satu kali dalam satu hari saat sore
hari dengan pemberian volume air yang sama pada setiap tanaman.
b. Pemupukan
Tanaman cabai rawit disiram dengan menggunakan pupuk cair
yang berasal dari limbah rumah tangga organik (terong, tomat,
sawi) yang telah membusuk. Volume pupuk yang diberikan adalah
sebanyak 200 ml. Pemberian pupuk dilakukan dua hari sekali.
7. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan baik pada pertumbuhan vegetatif
maupun pertumbuhan generatif. Pertumbuhan vegetatif meliputi
pengukuran tinggi batang dan jumlah daun. Pengambilan data
dilakukan dengan cara :
-
Pengukuran tinggi batang dilakukan dengan cara mengukur batang
tanaman dari batas kotiledon hingga pangkal bawah percabangan
pucuk pada tanaman cabai rawit.
-
Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung
jumlah daun yang tumbuh di setiap batang utama pada tanaman
cabai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
Tabel 2. Instrumen Pengambilan Data Pertumbuhan Vegetatif
Hari, Tanggal : ............................
Kelompok
Pengulangan
A
B
C
D
E
P1
F
G
H
I
J
Rata – Rata
A
B
C
D
E
P2
F
G
H
I
J
Rata – Rata
A
B
P3
C
D
E
Tinggi
batang
(cm)
Jumlah
daun
Keterangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kelompok
Pengulangan
Tinggi
batang
(cm)
Jumlah
daun
47
Keterangan
F
G
P3
H
I
J
A
B
C
D
E
K
F
G
H
I
J
Rata – Rata
Pertumbuhan generatif meliputi perhitungan jumlah buah yang
dihasilkan serta berat basah dari hasil panen buah cabai rawit.
-
Perhitungan jumlah cabai rawit dilakukan tiap kali buah cabai
rawit telah menjadi buah yang panjangnya mencapai ± 2 cm .
-
Pemanenan cabai rawit dilakukan sebagai berikut :

Pemanenan diawali dengan pengamatan pada warna buah
cabai rawit. Apabila warna cabai rawit yang semula berwarna
kuning kemudian berubah menjadi warna merah, maka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
pertanda bahwa buah cabai sudah matang dan sudah siap
dipetik.

Setelah dipetik, buah cabai dikumpulkan dan dimasukkan
kedalam kantong plastik dan pada hari yang sama buah cabai
ditimbang beratnya. Penimbangan berat buah cabai dilakukan
dengan menggunakan timbangan digital yang memakai satuan
berat gram.
Tabel 3. Instrumen Pengambilan Data Pertumbuhan Generatif
Hari, Tanggal :
Kelompok
Pengulangan
a
b
c
d
e
P1
f
g
h
i
j
Rata – Rata
a
b
P2
c
d
e
f
Jumlah
buah
Berat buah (g)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kelompok
Pengulangan
Jumlah
buah
49
Berat buah (g)
a
b
c
d
e
P3
f
g
h
i
j
Rata – Rata
a
b
c
d
e
K
f
g
h
i
j
Rata – Rata
E. Cara Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara menggunakan program SPSS.
Data yang telah diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
merupakan data mentah yang meliputi tinggi batang, jumlah daun, jumlah
buah, serta berat basah buah. Analisis data menggunakan uji ANOVA.
ANOVA merupakan salah satu uji komparatif yang digunakan untuk
menguji perbedaan mean (rata – rata) pada data yang lebih dari dua
kelompok. Dalam melakukan analisis data dengan menggunakan uji
tersebut tentunya harus didukung dengan pengujian normalitas serta
homogenitas, dalam arti bahwa kedua pengujian tersebut merupakan
persyaratan analisis data sebelum melakukan uji ANOVA.
Uji
normalitas
merupakan
pengujian
yang
bertujuan
untuk
memperlihatkan bahwa data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi
yang normal atau tidak. Normalitas dipenuhi jika hasil uji signifikan
dengan taraf signifikan (α = 0,05). Dasar pengambilan keputusan pada uji
normalitas adalah apabila nilai signifikansi lebih besar dari α, maka data
tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi lebih
kecil dari α, maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Setelah
dilakukan uji normalitas maka dilanjutkan dengan uji homogeitas.
Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui varian dari beberapa
populasi sama atau tidak. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji
homogenitas adalah apabila nilai signifikansi lebih kecil dari α, maka
dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data
adalah tidak sama. Sedangkan apabila nilai signifikansi lebih besar dari α,
maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
data adalah sama. Baik uji normalitas maupun uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan program SPSS.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel, meliputi :
1. Alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel
Tabel 4. Alat yang digunakan
No.
Nama Alat
Jumlah
1
Cangkul
1 buah
2
Polybag
40 buah
3
Ember
1 buah
4
Gelas penakar
1 buah
5
Penyemprot
1 buah
6
Meteran
1 buah
2. Bahan yang dignakan dalam penlitian ini dapat dilihat pada tabel
Tabel 5. Bahan yang digunakan
No.
Nama Bahan
Jumlah
1
Bibit tanaman cabai rawit 40 bibit
2
Tanah paingan
500 liter
3
Tanah pasir
300 liter
4
Pupuk kandang
150 liter
3
Pupuk cair
300 liter
4
Pestisida
1 buah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah dilakukan proses pengambilan data, kemudian dilakukan olah data
dengan analisis uji ANOVA. Parameter pada penelitian ini meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah buah, berat buah pasca panen. Berikut sajian
data berdasarkan parameter dari masing – masing perlakuan.
1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cabai Rawit
Pertumbuhan tinggi tanaman cabai rawit merupakan salah satu
parameter untuk mengetahui adanya proses pertumbuhan vegetatif pada
suatu tanaman cabai rawit. Dapat dilihat pada grafik pertambahan tinggi
tanaman cabai rawit di bawah ini berdasarkan empat variasi komposisi
antara campuran tanah dengan pasir yang berbeda.
KETERANGAN : P1 = Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3 = Perlakuan 3
52
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Grafik 1. Pertumbuhan tinggi tanaman cabai rawit pada komposisi
campuran media pasir yang berbeda
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan tinggi
tanaman pada tanaman cabai rawit yang tertinggi yaitu pada P3 (Perlakuan
3) yang merupakan komposisi antara campuran media tanah : pasir dengan
perbandingan 75 : 25 yang mencapai 44,4 cm, kemudian diikuti pada
tanaman kontrol yang mencapai 37,62 cm dan pada P2 (Perlakuan 1)
dengan komposisi campuran antara media tanam tanah : pasir dengan
perbandingan 50 : 50 yang mencapai 33,2 cm. Sedangkan tinggi tanaman
yang terendah ditunjukkan pada P1 (Perlakuan 1) yang merupakan
komposisi antara campuran media tanam tanah : pasir dengan
perbandingan 25 : 75 yang mencapai 31 cm.
Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa adanya perbedaan signifikan
pada pertumbuhan tinggi tanaman terhadap pengaruh campuran pasir pada
media tanam cabai rawit. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan hasil uji
ANOVA yang diperoleh menunjukkan bahwa p value (sig) = 0.000 < 0,05
maka HO ditolak dan HI diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
adanya perbedaan signifikan pada pertumbuhan tinggi tanaman terhadap
campuran pasir pada media tanam tanaman cabai rawit. Hasil uji ANOVA
dapat dilihat pada lampiran 1.
Berdasarkan uji ANOVA, menunjukkan bahwa adanya pengaruh
pemberian campuran tanah pasir yang diberikan, sehingga dilanjutkan
dengan uji Duncan. Hasil yang diperoleh dari uji Duncan adalah pada
perlakuan P1 dan P2 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, namun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
apabila dibandingkan dengan kontrol kedua perlakuan tersebut berbeda
nyata. Sedangkan pada P3 menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Oleh
karena itu komposisi yang baik untuk perlakuan tinggi batang adalah pada
komposisi antara tanah dan pasir yaitu 75% : 25% (lampiran 1). Dapat
dilihat berdasarkan grafik, bahwa pertumbuhan tanaman cabai rawit
melalui parameter tinggi batang tanaman pada P3 (Perlakuan 3) yang
memiliki pertumbuhan yang baik pada setiap minggunya.
KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3
Grafik 2. Tinggi tanaman cabai rawit setiap minggu pada masing – masing
perlakuan
2. Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit
Selain pertumbuhan tinggi tanaman, pertumbuhan jumlah daun juga
merupakan salah satu parameter untuk mengetahui bahwa tanaman
mengalami proses pertumbuhan vegetatif. Pengumpulan data jumlah daun
dilakukan selam 10 minggu. Perhitungan jumlah daun dilakukan pada daun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
yang terletak pada batang utama tanaman cabai rawit. Daun yang sudah
menguning dalam arti tidak layu dan masih menempel pada batang
tanaman, tetap masuk pada perhitungan dalam proses pengambilan data.
Dapat dilihat grafik jumlah daun tanaman cabai rawit di bawah ini
berdasarkan empat variasi komposisi antara campuran tanah dengan pasir
yang berbeda.
KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3
Grafik 3. Jumlah daun tanaman cabai rawit pada komposisi campuran
media pasir yang berbeda
Dapat dilihat pada grafik bahwa pada P3 (Perlakuan 3) memiliki
pertumbuhan jumlah daun yang paling banyak dibandingkan dengan
perlakuan yang lainnya maupun kontrol. Pada P2 (Perlakuan 2) memiliki
jumlah daun yang yang paling sedikit diantara perlakuan yang lainnya
maupun kontrol.
Dari hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan pada jumlah daun tanaman cabai rawit terhadap pengaruh pasir
sebagai campuran media tanam pada tanaman cabai rawit. Hal tersebut
ditunjukkan berdasarkan hasil uji ANOVA yang diperoleh menunjukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
bahwa p value (sig) = .000 < 0,05 maka HO ditolak dan HI diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan signifikan pada
jumlah daun tanaman cabai rawit terhadap campuran pasir pada media
tanam tanaman cabai rawit. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada lampiran
2.
Adanya perbedaan yang signifikan pada komposisi media tanam tanah
dengan pasir, maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil yang diperoleh
dari uji Duncan bahwa pada perlakuan P1, P2 dan kontrol tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata. Sedangkan pada P3 menunjukkan
hasil yang berbeda nyata. Oleh karena itu komposisi yang baik untuk
perlakuan jumlah daun adalah pada komposisi antara tanah dan pasir yaitu
75% : 25% (lampiran 2). Dapat pada grafik.4 mengenai pertambahan
jumlah daun setiap minggunya. Dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah
daun yang selalu meningkat tiap minggunya yaitu pada P3 (Perlakuan 3)
yang merupakan jumlah daun yang paling banyak. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pad P3 memiliki pertumbuhan yang baik. Selain P3
pada P1 (Perlakuan 1) pun selalu mengalami pertambahan jumlah daun
setiap minggunya. Sedangkan pada P2 (Perlakuan 2) dan kontrol telah
mengalami penurunan jumlah daun. Penurunan jumlah daun pada
perlakuan P2 (Perlakuan 2), namun pada minggu ke -9 dan ke -10 kembali
mengalami peningkatan jumlah daun, sedangkan pada tanaman kontrol
juga terjadi penurunan jumlah daun hingga minggu ke -10. Berikut dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
dilihat melalui grafik di bawah ini mengenai jumlah daun pada masing –
masing percobaan.
KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3
Grafik 4. Jumlah daun tanaman cabai rawit setiap minggu pada masing –
masing perlakuan
3.
Jumlah Buah Cabai Rawit
Pengamatan jumlah buah cabai rawit merupkan salah satu parameter
untuk mengetahui adanya pertumbuhan generatif pada suatu tanaman cabai
rawit. Perhitungan jumlah buah dilakukan setelah buah cabai tumbuh dan
memiliki panjang buah ± 2 cm. Dapat dilihat di bawah ini grafik jumlah
buah pada masing – masing percobaan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3
Grafik 5. Jumlah buah tanaman cabai rawit pada komposisi campuran
media pasir yang berbeda
Pada grafik, terlihat bahwa jumlah buah yang dihasilkan paling
banyak oleh tanaman cabai yaitu pada P3 (Perlakuan 3) dengan rata – rata
31,5 , kemudian diikuti dengan perlakuan kontrol yang memilik rata – rata
jumlah buah cabai yang mencapai 25,5 dan P2 (Perlakuan 2) yang
memiliki rata – rata jumlah buah cabai yaitu mencapai 11,5. Sedangkan
rata – rata jumlah buah terendah adalah pada perlakuan P1 (Perlakuan 1)
yang memiliki rata – rata 7,5.
Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan pada jumlah buah cabai terhadap pengaruh campuran pasir pada
media tanam tanaman cabai rawit. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil uji
ANOVA yang diperoleh menunjukkan bahwa p value (sig) = .032 < 0,05
maka HO ditolak dan HI diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
adanya perbedaan secara signifikan pada jumlah buah tanaman cabai rawit
terhadap pengaruh campuran pasir pada media tanam tanaman cabai
rawit.Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada lampiran 3.
Adanya perbedaan yang signifikan pada komposisi media tanam
tanah dengan pasir, maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil yang
diperoleh dari uji Duncan bahwa pada perlakuan P1, P2 dan kontrol tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata. Sedangkan pada P3 menunjukkan
hasil yang berbeda nyata. Oleh karena itu komposisi yang baik untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
perlakuan jumlah buah adalah pada komposisi antara tanah dan pasir yaitu
75% : 25%. Tabel uji Duncan dapat dilihat pada lampiran 3.
4.
Berat Buah Cabai Rawit
Berat buah merupakan salah satu paramater untuk mengetahui kualitas
produksi buah cabai rawit yang dihasilkan oleh masing – masing perlakuan
terhadap pengaruhnya campuran pasir pada media tanam tanaman cabai
rawit. Proses pemanenan dilakukan dengan cara melakukan pemetikan
buah cabai rawit yang warnanya berubah menjadi kemerahan. Pemetikan
buah cabai dilakukan pada saat pagi hari yang bertujuan supaya buah agar
masih segar saat akan dilakukan proses penimbangan. Dapat dilihat pada
grafik di bawah ini mengenai rata – rata berat buah pada masing – masing
perlakuan.
KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3
Grafik 6. Berat buah tanaman cabai rawit pada komposisi campuran media
pasir yang berbeda
Berdasarkan grafik, pada P3 memiliki rata – rata berat buah tertinggi
diantara perlakuan yang lain yaitu mencapai 48,5 gram. Kemudian disusul
dengan perlakuan kontrol memiliki rata – rata berat buah yang mencapai
34,5 gram dan pada P2 memiliki rata – rata berat buah 18,5 gram.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Sedangkan berat rata – rata terendan adalah pada P2 yaitu mencapai 12
gram.
Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
secara signifikan pada berat buah cabai rawit terhadap media pasir sebagai
campuraan media tanam tanaman cabai rawit. Hal tersebut ditunjukkan
berdasarkan perhitungan uji ANOVA yang hasilnya p value (sig) = .19 >
0,05 maka HO diterima dan HI ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan signifikan pada berat buah tanaman cabai rawit
terhadap campuran pasir pada media tanam tanaman cabai rawit.
B. Pembahasan
1.
Pertumbuhan Fase Vegetatif
Setelah dilakukan uji statistika dengan uji ANOVA dan diperoleh
analisisnya bahwa jenis tanah pasir merupakan jenis tanah yang dapat
memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan saat fase vegetatif. Fase
vegetatif yang diamati pada pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum
frutenscens Linn.) adalah meliputi tinggi batang serta jumlah daun.
Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh terlihat bahwa pada pertumbuhan
tinggi batang tanaman cabai rawit telah mengalami pertambahan tinggi pada
setiap minggunya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian campuran pasir
memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai rawit. Hal
ini ditunjukkan pada kelompok tanaman
pada P3 dengan komposisi
perbandingan tanah dengan pasir adalah 75 : 25 % jika dibandingkan dengan
kelompok tanaman dengan perlakuan kontrol yang memiliki komposisi media
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
tanam tanahnya 100 %. (Waskito, 2014) tanah pasir merupakan jenis media
tanam tambahan yang bersifat anorganik. Pasir memiliki kemampuan airase
dan drainase yang baik, meskipun demikian media pasir tidak dapat dijadikan
sebagai media tunggal, tetapi lebih cocok dijadikan sebagai media tambahan
dikarenakan tanah jenis pasir mampu menyerap banyak air namun mudah juga
untuk kering. Apabila tanah pasir dijadikan sebagai media tunggal, maka akan
terjadi kesulitan dalam mengatur nutrisi dan air yang dibutuhkan oleh tanaman.
Dapat dilihat bahwa pada kelompok tanaman P1 yang memiliki komposisi
media pasir 75 % lebih banyak dibandingkan komposisi media tanah 25 %.
Pertumbuhan tinggi tanaman pada P1 memiliki rata – rata terendah, setelah itu
diikuti oleh kelompok tanaman P2 yang memiliki komposisi seimbang antara
media pasir 50 % dengan media tanah 50 % yang memiliki rata – rata rendah
setelah kelompok tanaman P1. Dapat dilihat bahwa kelompok tanaman P1 dan
P2 memiliki rata – rata pertumbuhan tinggi batang dibawah rata – rata dari
pertumbuhan tinggi tanaman pada kelompok kontrol.
Hal tersebut dapat
disebabkan oleh pemberian air yang berlebihan bagi kelompok P1 dan P2. Hal
tersebut dikarenakan struktur pasir yang mudah menyerap air, sehingga
kandungan air pada kelompok P1 dan P2 lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok P3 yang hanya memiliki komposisi pasir yang lebih sedikit.
Menurut Munandar (1995) dalam Jasminarni (2008) mengatakan bahwa
kelebihan air menyebabkan kurangnya aerase yang akan berdampak hampir
sama dengan kekurangan air terhadap tanaman yang menyebabkan pori tanah
terisi oleh air. Tanaman yang mengalami kondisi seperti ini akan berdampak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
negatif terhadap pertumbuhannya karena mengganggu proses fotosintesa dan
metabolisme dari tanaman. Dampak tersebut berpengaruh terhadap efek
morfologis pada tanaman. Efek morfologisnya adalah daun tanaman akan
mengalami klorosis dan senesens lebih awal, pemanjangan batang berkurang
dan pertumbuhan akar menjadi terbatas. Berdasarkan gejala – gejala yang
ditimbulkan pada kelompok tanaman P1 dan P2, terlihat bahwa pertumbuhan
tinggi batang pada setiap tanaman mengalami pertumbuhan panjang batang
yang sangat lambat jika dibandingkan dengan kelompok tanaman lainnya.
Adanya kelebihan air dikarenakan pemberian pupuk yang berjenis cair di setiap
minggunya disamping itu juga harus dilakukan penyiraman dengan pemberian
air. Oleh karena itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa jenis
tanah pasir mampu menyerap banyak air, maka dapat dikatakan pada tanaman
P1 dan P2 mengalami cekaman air yang berlebihan.
Fase vegetatif yang dialamai oleh tumbuhan selain ditunjukkan dengan
pertumbuhan tinggi batang yaitu jumlah daun yang tumbuh. Berdasrkan hasil
data yang diperoleh ditunjukkan bahwa pada kelompok tanaman P3 memiliki
jumlah daun terbanyak dibandingkan dengan kelompok tanaman lainnya. Hal
tersebut disebabkan terpenuhinya nutrisi yang diperlukan oleh tanaman
tersebut. Sedangkan pada kelompok tanaman P2 dan kontrol telah mengalami
penurunan jumlah daun dimulai pada minggu ke- 7.Kelompok tanaman P2
mengalami kerontokan daun yang terus menerus. Hal tersebut dikarenakan
tanaman terkena serangan penyakit yang menyebabkan daun menjadi berwarna
kuning kering dan akhirnya gugur. Penyakit yang diderita tersebut dinamakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
layu fusarium. Akibat terserangnya penyakit tersebut, maka dilakukan
pencegahan dengan pemberian fuingisida. Selain dilakukan pencegahan,
pemberian pupuk cair pun rutin diberikan guna memacu kembali pertumbuhan
vegetatifnya.
Pada kelompok tanaman kontrol telah mengalami penurunan jumlah
daun yang sangat signifikan., tanaman kontrol mengalami kerontokan daun
akibat menguningnya warna daun dan akhrinya mengalami kerontokan.
Kejadian tersebut dapat dikatakan gejala defisiensi hara tanaman. Berubahnya
warna daun yang semula berwarna hijau segar kemudian berubah seketika
menjadi warna kekuningan dan keadaan daun seperti terbakar. Gejala seperti
ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya unsur N (Nitrogen) yang merupakan
unsur makro yang sangat dibutuhkan banyak bagi tanaman. Menurut Sutedjo
(2010) gejala yang timbul akibat kekurangan unsur hara N dapat terlihat
dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuning – kuningan
selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati dan hal
tersebut yang menyebabkan daunselanjutnya menjadi kering dan berwarna
merah kecoklatan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(a)
64
(b)
Gambar 4 : (a) Tanaman kekurangan unsur hara N daun mulai menguning
(b) Daun menguning menyeluruh dan kering
Pemberian pupuk cair yang berasal dari limbah dapur organik memberikan
pengaruh yang baik bagi pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun (fase
vegetatif), hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan hasil data yang telah
diperoleh pada minggu pertama hingga minggu kelima. Setelah minggu kelima
kemudian tanaman mulai menimbulkan gejala – gejala yang sudah dijelaskan
sebelumnya yaitu pada kelompok tanaman P2 yang mulai terserang penyakit
yang disebabkan oleh virus. dan pada kelompok tanaman kontrol telah
mengalami gejala defisiensi unsur hara. Oleh sebab itu, dilakukan tindakan
lanjutan dengan melakukan pemberian pupuk cair yang berasal dari urine sapi.
Pemberian pupuk cair dilakukan karena pada gejala yang muncul pada
kelompok tanaman kontrol mengalami kekurangan unsur hara N (Nitrogen).
Tindakan pemberian pupuk cair dari urine sapi diberikan pada minggu ke tujuh
dan diharapkan pada kelompok tanaman kontrol dapat memberikan dampak
yang positif yaitu warna daun kembali menjadi normal yaitu berwarna hijau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
segar sedangkan pada kelompok tanaman P2 pemberian pupuk urin sapi yang
memiliki kandunga N tinggi memberikan dampak yang positif yaitu dapat
memacu kembali pertumbuhan vegetatif yang berupa tunas pucuk sehingga
tanaman mampu bertahan hingga masa panen.
Setelah diberi perlakuan pupuk cair urine sapi, memberikan dampak yang
positif bagi pertumbuhan jumlah daun khususnya pada kelompok tanaman P2
telah kembali muncul tunas dan berkembang menjadi daun baru. Begitu juga
pada kelompok tanaman kontrol memberikan dampak yang positif. Hanya saja
efek yang ditimbulkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memulihkan kembali kedalam kondisi normal tanaman cabai tersebut. Tetapi,
dapat dijelaskan secara kualitatif yaitu daun yang masih bertahan mulai
berkurang warna kuningnya dan selain itu mulai munculnya tunas baru dan
berkembang menjadi daun baru yang berwarna hijau segar.
2. Produksi Buah Cabai Rawit
Pada produksi buah cabai rawit tidak menunjukkan hasil yang
signifikan. Dapat diindikasi bahwa adanya pengaruh serangan penyakit
ataupun hama . Adanya serangan penyakit ataupun hama pada tanaman
cabai rawit dapat memberikan pengaruh besar terhadap penurunan
produksi buah cabai rawit. Penyakit yang telah dijumpai pada setiap
tanaman buah cabai, hampir setiap kelompok tanaman cabai rawit
terserang penyakit busuk buah. Gejala yang ditimbulkan pada penelitian
ini berawal dari timbulnya bercak cokelat kehitaman pada satu titik di
permukaan kulit buah, kemudian akan menyebar ke seluruh permukaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
kulit buah cabai dan akhirnya buah cabai yang semula berwanra hijau
muda segar kemudian berubah menjadi warna cokelat busuk dan sedikit
berair dan kemudian akan rontok dari batangnya. Serangan penyakit
tersebut dialamai paling banyak pada kelompok tanaman kontrol
dibandingkan dengan kelompok tanaman yang lainnya. Hal tersebut
disebabkan posisi kelompok tanaman kontrol berdekatan dengan tanaman
cabai lain yang terserang busuk buah pula, sehingga dapat menularkan
pada tanaman kontrol. Selain akibat serangan busuk buah, dapat juga
disebabkan oleh virus yang telah menyerang semenjak masa - masa
pertumbuhan vegetatif. Apabila pertumbuhan vegetatif sudah terganggu
dengan adanya virus maka akan terganggu pula masa – masa mulai dari
perkembangan buang yang muncul hingga sampai proses terbentuknya
buah cabai rawit. Contohnya saja pada beberapa kelompok tanaman P2
yang telah terserang penyakit layu pucuk, mengalami hambatan pada saat
proses pembentukan bunga dan akhirnya tidak dapat menghasilkan buah
cabai yang diharapkan. Selain penyakit, hama yang menyerang saat
pertumbuhan vegetatif juga memberikan pengaruh yang besar bagi proses
pembentukan buah dan akhirnya terjadi penurunan produksi buah cabai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Gambar 5 : Busuk pada buah cabai
3. Serangan Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai Rawit
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa serangan hama dan
penyakit pada tanaman cabai rawit akan menimbulkan dampak negatif
baik pada saat pertumbuhan vegetatif hingga proses pembentukan buah.
Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap hasil panen atau produksi
buah cabai rawit yang nantinya akan berdampak pada menurunnya
ketersediaan buah cabai di pasaran. Berikut ini beberapa serangan hama
dan penyakit yang melanda pada penelitian tanaman cabai rawit :
a.
Hama
1) Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Selama penelitian, ada beberapa tanaman yang telah terserang
hama thrips. Thrips menyerang daun tanaman,terutama daun – daun
muda. Ledakan populasi hama ini terjadi pada musim kemarau.
Pada daun yang terserang hama thrips mula – mula akan timbul
bintik – bintik putih keperakan, mirip bekas tusukan jarum Noda yang
tak beraturan ini akibat dimakan serangga tersebut. Beberapa waktu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
kemudian, noda tersebut berubah warna menjadi cokelat tembaga.
Akibat selanjutnya, daun yang terisap cairannya akan keriput dan
menggulung ke atas. Helaian daun dan pucuk yang terserang akan
mengeriting, berwarna cokelat, dan akhirnya mati. Gambar dapat
dilihat pada lampiran 19.
Pengendalian hama ini yaitu dengan melakukan penyemprotan
pestisida alami secara rutin 2 kali sehair. Penyemprotan dilakukan saat
sore hari aktifitas hama dilakukan saat menjelang malam hari.
2) Kepik
Kepik merupakan jenis serangga yang lebih banyak menyerang
daun pada tanaman cabai rawit. Serangan yang dilakukan oleh
binatang kepik yaitu dengan cara menghinggap di permukaan daun
tanaman cabai rawit. Akibat dari serangan tersebut, menimbulkan
keadaan daun menjadi bolong – bolong. Gambar dapat dilihat pada
lampiran 19.
Pengendalian hama ini yaitu dengan melakukan penyemprotan
pestisida alami secara rutin 2 kali sehair. Penyemprotan dilakukan saat
sore hari aktifitas hama dilakukan saat menjelang malam hari.
b. Penyakit
1) Fitoptora
Penyebab penyakit fitoptora adalah cendawan Phytophthora
capsici Leoman. Daun yang terserang diawali dengan gejala
terbentuknya bercak – bercak putih berbentuk sirkuler atau tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
beraturan dan bagian tersebut tampak seperti tersiram air panas.
Bercak akan melebar, mengering seperti kertas dan akhirnya memutih.
Gambar dapat dilihat pada lampiran 19.
Pengendalian penyakit ini yaitu dengan melakukan penyemprotan
fungisida secara rutin 2 kali sehair. Penyemprotan dilakukan saat sore
hari aktifitas hama dilakukan saat menjelang malam hari.
2) Layu Fusarium
Penyebab penyakit layu fusarium adalah cendawan Fusarium
oxysporum var. Vasinfectum Snyder & Hausen. Gejala serangan
diawali pada leher batang, yaitu gejala busuk berwarna cokelat.
Pengendalian hama ini yaitu dengan melakukan penyemprotan
fungisida secara rutin 2 kali sehair. Penyemprotan dilakukan saat sore
hari aktifitas hama dilakukan saat menjelang malam hari. Gambar
dapat dilihat pada lampiran 19.
3) Penyakit Fisiologis
Penyakit fisiologis disebabkan oleh situasi dan keadaan lingkungan
hidup tanaman yang kurang memenuhi syarat. Pada penelitian ini gejala
penyakit ditunjukkan dengan keadaan daun tanaman yang menguning,
sehingga diindikasi kekurangan unsur N (Nitrogen). Gambar keadaan
tanaman dapat dilihat pada lampiran 19.
Faktor yang mempengaruhi suatu tanaman apabila mengalami
penyakit fisiologis selama penelitian ini ditunjukkan dengan tinggi
tanah yang ada di dalam polybag kurang dari standar yaitu 20 cm.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pada tanaman yang
ditanam dalam polybag akan tersebut mengalami kekurangan unsur
hara tertentu (Haryoto, 2009). Selain tinggi tanah, ukuran polybag yang
terlalu kecil juga mempengaruhi. Ukuran polybag yang digunakan
adalah ukuran 40 x 40 tidak cocok digunakan apabila tanaman sampai
masa panen. Maka dari itu pertumbuhan akar didalam polybag menjadi
tidak leluasa dan akhirnya akar menembus melalui lubang pada polybag
untuk mencari nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Gambar 6: Keluarnya akar pada salah satu lubang polybag
Pengendalian penyakit fisiologis dilakukan dengan cara pemberian
pupuk cair organik secara rutin dengan konsentrasi yang rendah.
Pemberian pupuk dilakukan setiap sore hari.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER
PEMBELAJARAN BIOLOGI
Penelitian ini memiliki manfaat yang menjadikan masyarakat luas menjadi
lebih memahami apa pengaruhnya media tanam terhadap suatu pertumbuhan dan
produksi tanaman cabai. Selain itu, bermanfaat pula bagi siswa kelas XII semester
1 yang dapat menambah ilmu pengetahuannya melalui penelitian ini yang
kaitannya dengan materi Pertumbuhan dan Perkembangan.
Penyampaian penelitian ini terhadap siswa dapat dilakukan saat memasuki
materi pertumbuhan dan perkembangan dengan model pembelajaran kooperatif
yang menerapkan metode diskusi, eksperimen,dan presentasi yang merujuk pada
pendekatan scientific yang dimana pada kurikulum 2013 telah menekankan
adanya proses pembelajaran yang mengadopsi langkah – langkah saintis dalam
membangun pengetahuan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir pada
lampiran 9).
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Penambahan tanah pasir (regosol) dalam media tanam dapat memberikan
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan vegetatif namun tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi buah cabai rawit
2.
Komposisi media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan tinggi
batang, jumlah daun, dan jumlah buah adalah komposisi tanah : pasir
dengan perbandingan 75 % : 25 % .
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis pemberian pupuk
cair yang optimal terhadap pengaruhnya campuran media pasir sebagai
media tanam pada pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit. Hal
tersebut dikarenakan untuk mengetahui seberapa banyak nutrisi yang
terkandung dalam dalam pupuk yang dibutuhkan untuk mendukung
kualitas tanaman baik agar tidak mengalami defisiense unsur hara pada
tanaman cabai rawit.
2. Bagi para petani di wilayah pesisir khususnya yang ingin membudidayakan
cabai rawit agar lebih memperhatikan hama dan penyakit yang akan
dijumpai pada tanaman cabai rawit. Sebaiknya dilakukan dengan
pencegahan dini agar hama dan penyakit yang menyerang tanaman tidak
menyebar. Jika tidak dicegah secara dini, maka produksi buah cabai tidak
maksimal.
72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alida, S.N., 2013, Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari Sampah Dapur
Rumah Tangga dan Top G2 Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau
(Brassica juncea L.), e-journal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol 2
(4),1-8.
Balitsa, 2014, Teknologi Pengendalian Hama Lalat Buah Pada Tanaman Cabai,
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian: Yogyakarta.
Cayati, R.E.O., 2006, Dalam Skripsi Pengaruh Media Terhadap Kualitas Cabai
Hias (Capsicum sp.) Dalam Pot, Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor: Bogor.
Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Fahmi, Z.I., 2013, Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan: Surabaya.
Foth, H.D., 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah, Diterjemahkan oleh Soenartono, A.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
Goro, L.G., 2008, Kajian Pengaruh Intensitas Hujan Pada Jenis Tanah Regosol
Kelabu Untuk Kemiringan Lereng yang Berbeda, Wahana Teknik Sipil,
13(2), 86-98.
Hardjowigeno, 2003, Ilmu Tanah, Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta
Harini, R., 2014, Kompetensi Dasar Olimpiade Sains Nasional Geografi, Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta.
Haryoto, 2009, Bertanam Cabai Rawit dalam Pot, Kanisius: Yogyakarta.
Helmi, 2010, Perubahan Beberapa Sifat Fisika Regosol dan Hasil Kacang Tanah
Akibat Pemberian Bahan Organik dan Pupuk Fosfat. Jurnal SAINS Riset,
1(18), 30-39.
Jasminarni, 2008, Pengaruh Jumlah Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Selada (Lactuca sativa L.) di Polybag, Jurnal Agronomi, 12 (1),
30-32.
Martono, 2004, Dalam Tesis Pengaruh Intensitas Hujan dan Kemiringan Lereng
Terhadap Laju Kehilangan Tanah Pada Tanah Regosol Kelabu.
Universitas Diponegoro: Semarang.
73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Mulyati, S., 2009, Pengaruh Kandungan Pasir Pada Media Semai Terhadap
Penyakit Rebah Kecambah (Sclerotium rolfsii Sacc) Pada Persemaian
Tanaman Cabai, Jurnal Agronomi, 13 (1), 45 – 50.
Mulyono, 2013, Pengertian, Fungsi, dan Ukuran Polybag, Diunduh dalam
http://www.polybagmurah.com/2013/07/pengertian-fungsi-dan-ukuranpolybag.html pada tanggal 23 Agustus 2015.
Nugroho, P., Tanpa Tahun, Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair, Pustaka Baru
Press: Yogyakarta.
Nugrohotomo, Yudono, P., dan Syukur, A., 2009, Upaya Peningkatan Hasil
Benih Padi (Oryza sativa. L) Pada berbagai Taraf Genangan Air dan
Takaran Vermikompos di Lahan Sawah Irigasi Entisol, Jurnal Ilmu –
Ilmu Pertanian, 5 (2), 135 – 149.
Nurhalimah, S., Nurhatika, S., Muhibuddin, A., 2014. Eksplorasi Mikoriza
Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di
Pamekasan, Madura. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 3 (1), 30 – 34.
Prajnanta, F., 2012, Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai, Penebar
Swadaya: Jakarta.
Rajiman, 2012, Pemanfaatan Ampas Kelapa dalam Budidaya Bawang Merah
Pada Tanah Regosol, Jurnal Teknologi, No. 2 , 50-65.
Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.W., 2002, Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius:
Yogyakarta.
Rukmana, H.R., 2002, Usaha Tani Cabai Rawit, Kanisius: Yogyakarta.
Sara, L., 2013, Pengelolaan Wilayah Pesisir, Alfabeta: Bandung.
Siahaya, L., 2007, Pengaruh Media Tumbuh dan Frekuensi Penyiraman Terhadap
Pertumbuhan Awal Semai Salimuli (Cordia subcordata, Lamk), Jurnal
Argoforestri, II (1), 19-25.
Supriyanto, A., Umah, F.K., dan Surtiningsih, T., 2014, Pengaruh Pemberian
Pupuk Hayati (Biofertilizer) dan Media Tanam yang Berbeda Pada
Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) di Polybag, Jurnal Ilmiah Biologi, 2 (3), 1-11.
Sutanto, R., 2005, Dasar – Dasar Ilmu Tanah, Kanisius: Yogyakarta.
Sutedjo, M.M., 2010, Pupuk dan Cara Pemupukan, Penerbit Rineka Cipta:
Jakarta.
Waskito, K.G., 2014, Bertani di Rumah Sendiri (Bagian 2. Media Tanam),
Diunduh dalam http://www.kompasiana.com/napi.plur/bertani-di-rumah-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sendiri-bagian-2-media-tanam_552b00b2f17e616860d623ab
tanggal 3 Agustus 2015.
75
pada
Yulipriyanto, H., 2010, Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya, Graha Ilmu:
Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Lampiran 1
UJI STATISTIK DATA PERTUMBUHAN TINGGI TANAMAN CABAI
RAWIT
1.
Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Komposisi
tinggi_tanaman
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
tanah25pasir75
.123
10
.200
*
.961
10
.797
tanah50pasir50
.189
10
.200
*
.956
10
.745
tanah75pasir25
.148
10
.200
*
.959
10
.777
Kontrol
.173
10
.200
*
.899
10
.215
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
2.
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
tinggi_tanaman
Levene Statistic
df1
df2
.065
3.
Sig.
3
36
.978
Uji Anova
ANOVA
tinggi_tanaman
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
942.825
3
314.275
Within Groups
443.263
36
12.313
1386.088
39
Total
F
25.524
Sig.
.000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. Uji Duncan
tinggi_tanaman
a
Duncan
Subset for alpha = 0.05
Komposisi
N
1
2
tanah25pasir75
10
31.97
tanah50pasir50
10
33.20
Kontrol
10
tanah75pasir25
10
Sig.
37.63
44.37
.438
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.
3
1.000 1.000
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Lampiran 2
UJI STATISTIK DATA JUMLAH DAUN CABAI RAWIT
1.
Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
komposisi
Jumlah_daun
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
tanah25pasir75
.249
10
.078
.876
10
.116
tanah50pasir50
.125
10
.200
*
.977
10
.948
tanah75pasir25
.111
10
.200
*
.986
10
.989
kontrol
.211
10
.200
*
.922
10
.375
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
2.
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Jumlah_daun
Levene Statistic
df1
.616
3.
df2
3
Sig.
36
.609
Uji ANOVA
ANOVA
Jumlah_daun
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
728.478
3
242.826
Within Groups
110.146
36
3.060
Total
838.624
39
F
79.365
Sig.
.000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
Uji Duncan
Jumlah_daun
a
Duncan
Subset for alpha = 0.05
komposisi
N
1
2
tanah50pasir50
10
12.88
tanah25pasir75
10
14.20
kontrol
10
tanah75pasir25
10
Sig.
3
14.20
15.61
23.83
.100
.080
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.
1.000
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Lampiran 3
UJI STATISTIK DATA JUMLAH BUAH CABAI RAWIT
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
a
perlaku
an
SMEAN(jumlah_buah)
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
P1
.375
10
.000
.687
10
.001
P2
.294
10
.015
.751
10
.004
P3
.234
10
.128
.898
10
.206
K
.215
10
.200
*
.892
10
.178
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
SMEAN(jumlah_buah)
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
4.227
3
36
.012
3. Uji ANOVA
ANOVA
SMEAN(jumlah_buah)
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
54.473
3
18.158
Within Groups
198.881
36
5.524
Total
253.355
39
F
3.287
Sig.
.032
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. Uji Duncan
SMEAN(jumlah_buah)
a,,b
Duncan
Subset for alpha = 0.05
Komposisi
N
1
2
tanah25pasir75
11
2.516
tanah50:pasir50
9
2.538
Kontrol
10
4.100
tanah75pasir25
10
Sig.
4.100
5.300
.164
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,950.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used.
Type I error levels are not guaranteed.
.262
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
Lampiran 4
UJI STATISTIK DATA BERAT BUAH CABAI RAWIT
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
perlaku
an
SMEAN(berat_buah)
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
P1
.424
10
.000
.645
10
.000
P2
.229
10
.148
.822
10
.027
P3
.168
10
.200
*
.935
10
.499
P4
.172
10
.200
*
.917
10
.329
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
SMEAN(berat_buah)
Levene Statistic
df1
df2
6.246
3
Sig.
36
.002
3. Uji ANOVA
ANOVA
SMEAN(berat_buah)
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
104.786
3
34.929
Within Groups
336.182
36
9.338
Total
440.968
39
F
3.740
Sig.
.19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
Lampiran 5
DATA MENTAH PERTUMBUHAN TINGGI TANAMAN CABAI RAWIT
Tanggal
05/05/2015
12/05/2015
19/05/2015
26/05/2015
02/06/2015
09/06/2015
16/06/2015
23/06/2015
30/06/2015
07/07/2015
Tanggal
05/05/2015
12/05/2015
19/05/2015
26/05/2015
02/06/2015
09/06/2015
16/06/2015
23/06/2015
30/06/2015
07/07/2015
Tanggal
05/05/2015
12/05/2015
19/05/2015
26/05/2015
02/06/2015
09/06/2015
16/06/2015
23/06/2015
30/06/2015
07/07/2015
P1
1
2
3
4
5
6
7
8
16
17 14,5 19,5
16
18 22,5 19,5
17,5
19
17
23 18,3 20,5 25,4 21,5
19 23,1 20,5 26,7 20,8 23,3 27,8
23
22
24
24
28 23,5 26,5
32
27
26 24,3
26 31,3 27,5 29,4
36 30,6
31
25
29
35
31 32,5 39,5 31,5
34
27
35 44,5
38 39,5
42
36
37,5
37
42 50,5
45
45
46
43
41 46,5
45 54,4 47,3
48 48,7
46
41,5
48
45 56,3 49,2
50
50 46,8
9
15,5
17
18,5
20
21,8
23,5
28,7
35
38,5
40
10
20,7
22,7
25,5
27,5
31
34
39
48
50
51
9
17,5
22,1
25
29,2
31,2
33,5
34
35
41,5
44
10
18
22,5
24,5
28
30,5
34
40
48
53,2
55
P2
1
10,7
11,6
15,5
18,5
25,3
31
33,4
37,5
40
44,2
2
19,8
24
27,5
33
34,5
35
36,2
37
44
49
3
18
21,4
24,5
27
28,5
29
30
32
36,5
40
4
14
17
23
26
29,4
35
44,5
50,5
55
58,7
5
17,6
25,5
31,5
37
39
41
43,3
45
50
53
6
13,5
16,5
19,5
22,5
27,5
32,5
38,7
45
49,5
53
7
19,5
23,8
25
30,5
35
39,5
44,3
46
48
50
8
20,5
24
27
31
31
31,5
37,8
43
47
49,5
P3
1
17,5
24
34
42
46,8
53,5
59
64
64,5
65
2
16,5
25
24,5
29
36,5
44
54
63
64
64,3
3
18
26,5
37,5
45
52,4
56
60,5
65
65
65,5
4
16,5
20,3
25,5
32
36,5
38
44,7
54
56
57
5
17,5
27,4
34
42
49,2
52
54
54
56,7
58
6
18,2
26,5
35,5
43,5
47,2
52
55
59
61
62
7
8
9
10
19,5
19
19
19
25,4 23,8 24,4 28,1
31
30
32 39,5
40 38,5 38,5 46,5
44,5
43
44
51
50,5 47,5 48,5 56,5
53,2
51
52
59
55
57
54
61
55,7
60
55 61,3
57,1
61 55,5
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tanggal
05/05/2015
12/05/2015
19/05/2015
26/05/2015
02/06/2015
09/06/2015
16/06/2015
23/06/2015
30/06/2015
07/07/2015
K
1
12,5
16,5
25
29,5
33
36,5
39
42
46,5
48
2
17,5
20
25,5
29,2
34,5
38,5
42
44
48
49,9
3
16
27,5
34
39,5
44
47,5
49
54
52,5
54
4
5
6
7
8
9
10
12,4 19,5
15 12,3 17,5 15,2
20
23,4
26
26 21,5 26,7
24
27
30
32 30,5 29,5 29,5 33,5
31
33
42 37,5
36 35,5 40,5 36,5
35 41,6
38 38,5
37
45
40
37
40
40
39 37,5
48
45
38,5
43
42 41,5
39 50,5 47,8
40
48
47
44 44,5 52,5
55
41
52
49
49
47
54
56
42,5
55
50
51 48,5 55,5
58
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6
DATA MENTAH JUMLAH DAUN TANAMAN CABAI RAWIT
Tanggal
05/05/2015
12/05/2015
19/05/2015
26/05/2015
02/06/2015
09/06/2015
16/06/2015
23/06/2015
30/06/2015
07/07/2015
Tanggal
05/05/2015
12/05/2015
19/05/2015
26/05/2015
02/06/2015
09/06/2015
16/06/2015
23/06/2015
30/06/2015
07/07/2015
Tanggal
05/05/2015
12/05/2015
19/05/2015
26/05/2015
02/06/2015
09/06/2015
16/06/2015
23/06/2015
30/06/2015
1
6
9
10
12
14
15
14
17
19
22
1
7
9
11
14
16
15
15
12
13
15
1
11
15
18
21
24
27
24
27
29
2
9
8
9
12
13
15
13
15
16
18
2
10
13
14
16
18
19
16
13
15
17
2
8
11
14
17
23
26
28
31
33
3
9
11
13
15
16
16
17
19
20
21
3
8
11
14
17
14
13
12
10
11
13
3
14
19
22
28
30
34
32
32
30
4
10
11
12
15
17
18
17
17
18
20
P1
5
8
10
11
13
14
16
18
19
21
24
6
9
12
13
17
18
16
14
16
18
20
7
8
10
12
13
13
15
12
12
14
16
8
9
12
14
13
15
16
17
18
18
20
9
6
8
8
11
14
11
10
14
16
17
10
7
11
13
13
15
17
16
15
17
19
4
8
11
12
14
13
14
11
9
12
13
P2
5
10
13
15
18
16
16
14
12
11
14
6
7
9
11
14
11
10
10
7
9
11
7
9
14
14
15
13
12
11
8
9
10
8
8
12
14
16
16
16
13
11
12
14
9
11
14
17
18
19
19
17
14
11
15
10
9
12
13
14
15
14
13
10
14
16
4
9
13
15
18
20
24
27
25
28
P3
5
10
15
17
20
23
26
28
31
34
6
12
16
17
19
24
26
29
33
37
7
11
16
19
20
24
27
30
34
32
8
9
13
16
18
22
26
29
32
36
9
11
15
18
22
26
29
32
32
32
10
11
12
16
19
23
28
32
29
28
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tanggal
07/07/2015
Tanggal
05/05/2015
12/05/2015
19/05/2015
26/05/2015
02/06/2015
09/06/2015
16/06/2015
23/06/2015
30/06/2015
07/07/2015
1
32
2
31
3
33
4
29
P3
5
6
31 36
7
32
8
38
9
36
10
32
7
10
12
15
17
21
25
22
19
16
12
8
9
12
15
16
19
24
24
23
20
15
9
10
12
13
16
20
19
17
13
9
5
10
8
9
13
14
17
21
24
17
15
11
K
1
9
12
15
17
19
16
13
11
10
7
2
8
11
13
16
19
20
18
16
14
10
3
10
13
15
17
20
24
24
17
15
12
4
10
11
16
18
21
23
25
22
21
17
5
12
17
20
22
26
24
19
14
10
6
6
9
14
15
16
19
18
16
13
10
7
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7
DATA MENTAH JUMLAH BUAH TANAMAN CABAI RAWIT
Kelompok
P1
P2
P3
K
1
0
1
3
1
2
0
1
11
2
3
0
0
4
3
Jumlah Buah
4
5
6
0
1
1
0
3
3
2
9
1
8
9
4
7
0
0
3
2
8
2
1
10
3
9
1
3
5
5
10
0
1
5
4
DATA MENTAH BERAT BUAH TANAMAN CABAI RAWIT
Kelompok
P1
P2
P3
K
1
0
3
8
3
2
0
3
8
7
3 4
0 0
0 0
5 2
6 10
Berat Buah (gr)
5
6
7
2
3
0
5
6
0
16
4
5
3
8
3
8
6
2
12
5
9
3
5
10
9
10
0
3
17
5
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Lampiran 8
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XII / Gasal
Kompetensi Inti :
KI.1
KI.2
KI.3
KI.4
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, meghitung, menggambar, dan mengarang) terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi
keteraturan
dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan
kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses
pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi
pola pikir ilmiah dalam
kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai
manifes pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
Materi Pokok
1. Pertumbuhan
dan
perkembangan
 Faktor luar &
faktor dalam
pada pertumbuhan
Pembelajaran
Penilaian
1. Konsep Pertumbuhan dan Tugas
 Perkembangan
Observasi
-
Mengamati
Portofolio
 Mengamati pertumbuhan pada
 tanaman
 Membaca teks pertumbuhan Tes
 Konsep
pada tumbuhan.
pertumbuhan &
Menanya
perkem Siswa
distimulir
untuk
bangan
membuat pertanyaan yang
menuntut
berfikir
kritis
tentang konsep pertumbuhan
dan perkembangan mahluk
hidup dan faktor – faktor yang
memengaruhi
pertumbuhan
dan perkembangan.
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
 Menggali informasi tentang
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
6 JP
 Video
pertumbu
han &
perkemba
ngan
 Buku
Biologi
Campbel
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Kompetensi Dasar
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap data
dan
fakta,
disiplin,
tanggung jawab, dan peduli
dalam
observasi
dan
eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan
pertanyaan
dan
berargumentasi,
peduli
lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah
dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap
tindakan
dan
dalam
melakukan pengamatan dan
percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium maupun
di luar kelas/laboratorium.
2.2
Peduli
keselamatan
lingkungan
menerapkan
keselamatan
terhadap
diri
dan
dengan
prinsip
kerja saat
Materi Pokok
Pembelajaran
konsep pertumbuhan dan
perkem-bangan mahluk hidup
melalui tayangan Video.
 Diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan
menggunakan KMS.
 Diskusi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi
petumbuhan.
Mengasosiasikan
 Membaca dan menganalisis
grafik pertumbuhan dari KMS
untuk mendapatkan konsep
pertumbuhan dan perkembangan.
 Menarik kesimpulan tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan serta faktorfaktor yang mempengaruhinya
dan
mempresentasikan
Penilaian
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
melakukan
kegiatan
pengamatan
dan
percobaan di laboratorium
dan di lingkungan sekitar.
Penilaian
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
menggunakan berbagai media.
Mengkomunikasikan
 Presntasi hasil kajian dan
diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan.
3.1 Menganalisis hubungan
antara faktor internal dan
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk
hidup berdasarkan hasil
percobaan.
4.1 Merencanakan dan melaksanakan
percobaan
tentang faktor luar yang
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman,dan melaporkan secara tertulis
dengan menggunakan ta-ta
Pembelajaran
2. Merencanakan
dan melaksanakan percobaan
2. Merencanakan dan
Melakukan Percobaan
tentang Pertumbuh-an dan
Perkembangan pada
Tumbuhan
Tugas
 -
Observasi
 Mengkaji hasil
 Kerja
Ilmiah,
kerja
ilmiah
Mengamati
sikap
(contoh kerja il
Mengkaji
hasil
kerja
ilmiah
ilmiah dan
miah)
(contoh kerja ilmiah).
keselamatan kerja
 Bagaimana
langkah-langkah
 Makalah,
artikel
atau
laporan hasil
penelitian
 Buku
Biologi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Kompetensi Dasar
cara penulisan ilmiah yang
benar.
Materi Pokok
 Bagaimana
Pembelajaran
Penilaian
melakukan percobaan menurut
kerja ilmiah dari hasil diskusi Portofolio
dan mengkaji contoh karya  Laporan
ilmiah dari berbagai sumber.
Percobaan
langkah-langkah
melakukan percobaan menurut
kerja ilmiah dari
Test
hasil diskusi dan
 Membuat
mengkaji contoh
outline
karya ilmiah dari Menanya
perenca
Memberikan
pertanyaan
tennaan
berbagai sumber
tang langkah-langkah ekspepercobaan
rimen dan penyusunan laporan  Pemahahasil eksperimen.
man
tentang
Mengumpulkan Data
hasil
(Eksperimen/Ekplorasi)
percobaan
 Mendiskusikan rancangan dan
dan
usulan penelitian tentang faktor
kesimpulan
luar
yang
mempengaruhi  Pemahapertumbuhan pada tumbuhan
man
 Melaksanakan
eksperimen
tentang
sesuai dengan ususlan yang
hal-hal
disusun dan sudah disepakati
yang harus
setiap kelompok
dilakukan
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
SMA
 Biologi
Campbel.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
 Melakukan pengamatan eksperimen, mencatat data.
Penilaian
dalam
melakukan
percobaan
Mengasosiasikan
 Mengolah data hasil eksperi-  Pemaham
an tentang
men
faktor lura
 Menjawab permasalahan
& faktor
 Menyimpulkan hasil pengamadalam
tan
terhadap
 Menarik kesimpulan dari hasil
pertumbu
diskusi
mengenai
usulan
han
penellitian.
Mengkomunikasikan
 Menyusun usulan penelitian
ten-tang faktor luar yang
mempenga-ruhi pertumbuhan.
tanaman dalam bentuk laporan
tertulis
 Melaporkan hasil eksperimen
se-cara lisan (presentasi) dan
tertulis.
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata pelajaran
: IPA-BIOLOGI
Kelas / semester
: X II/ I
Alokasi waktu
: 6 X 45 menit ( 3 pertemuan )
A. Kompetensi Inti :
KI.1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI.3
: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI.4
: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, meghitung, menggambar, dan mengarang) terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar :
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan
hasil percobaan.
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman,dan
melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan
ilmiah yang benar.
C. Indikator :
1.3.1 Menjaga kebersihan dengan cara melestarikan lingkungan sekitar
2.1.1 Jujur dalam mengerjakan soal kegiatan diskusi
2.1.2 Teliti dalam membaca petunjuk dan menjawab soal pada lembar kerja
siswa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
2.1.3 Santun dalam bertutur kata ketika sedang menyampaikan pendapat dan
berargumentasi saat diskusi kelompok
2.1.4
Kerja sama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok
2.1.5
Tanggung jawab dalam pekerjaan hasil diskusi kelompok
2.2.1 Memperhatikan keselamatan kerja saat menjalankan kegiatan
percobaan
3.1.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan ekseternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
berdasarkan hasil percobaan.
4.1.1 Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
4.1.2 Membuat laporan tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan
ilmiah yang benar.
D. Tujuan :
Setelah melakukan proses menggali / meneliti, kaji pustaka, berdiskusi, kerja
kelompok, eksperimen siswa mampu :
1.3.1
Menjaga kebersihan saat sedang melakukan kegiatan percobaan
2.1.1 Berperilaku jujur ketika sedang melakukan diskusi bersama teman
kelompok
2.1.2 Bersikap teliti dalam membaca petunjuk dan menjawab soal pada
lembar kerja siswa
2.1.3
Bersikap santun dalam bertutur kata ketika sedang menyampaikan
pendapat dan berargumentasi saat diskusi kelompok
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
2.1.4 Bekerja sama dalam melakukan diskusi kelompok
2.2.2 Memperhatikan keselamatan kerja saat menjalankan kegiatan
percobaan
3.1.1 Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan pada
makhluk hidup
3.1.2 Memahami perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan pada
makhluk hidup
3.1.3 Menyebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
3.1.4 Menganalisis pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
4.1.1 Melakukan percobaan terkait dengan pengaruh faktor internal dan
eksternal pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
4.1.2 Membuat
laporan
tertulis
mengenai
faktor
–
faktor
yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
E. Materi Pembelajaran :
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan (faktor internal dan eksternal)
F. Model dan Metode Pembelajaran :
Model Pembelajaran :
1. Pembelajaran kooperatif
Metode Pembelajaran :
1. Picture and Picture
2. Diskusi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
3. Eksperimen
G. Sumber Belajar / Bahan dan Alat
Sumber :
1. Sembiring, Langkah & Sudjino. 2009. Biologi Kelas XII untuk SMA dan
MA. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
2. Web / Internet
3. Lembar LKS 1 dan 2
Alat dan Bahan :
1. Kertas
2. Bolpoin
3. Laptop
4. LCD
5. Benih tanaman cabai rawit
6. Polybag
7. Media tanam (tanah dan pasir)
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I ( 2 JP )
Kegiatan
Fase
(waktu)
Menyiapkan kondisi
Pendahuluan
(15 menit)
belajar
Kegiatan Guru dan Siswa
1.
Guru mengucap salam kepada
siswa dan menyuruh salah satu
siswa untuk memimpin doa
serta mengecek kehadiran
siswa sebelum memulai
pelajaran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kegiatan
(waktu)
Fase
Melakukan apersepsi ,
100
Kegiatan Guru dan Siswa
2.
Siswa
diminta
mencermati
menyampaikan tujuan
gambar yang ditampilkan pada
dan motivasi siswa
power
point
dan
guru
menanyakan “Apa yang kalian
lihat
pada
pohon
kedua
pepaya
gambar
tersebut,
adakah perbedaannya ? “
3.
Mengajukan pertanyaan “ Mengapa pada gambar pohon
pepaya
yang
pertama
berbatang pendek, kecil, dan
belum
berbuah
sedangkan
pada gambar pohon pepaya
yang kedua berbatang tinggi,
besar, dan berbuah ? “
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5.
Mengorganisasikan siswa untuk duduk dalam berkelompok
dan
menyuruh
perwakilan
kelompok untuk mengambil
lembar LKS
Inti
Mengamati
6.
(60 menit)
Mengamati gambar mengenai
proses pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Menanya
7.
Memotivasi
siswa
untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kegiatan
(waktu)
Fase
101
Kegiatan Guru dan Siswa
membuat pertanyaan mengenai
faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Mengumpulkan
informasi / Mencoba
8.
Mengamati ciri – ciri tanaman
berdasarkan gambar pada LKS
9.
Menalar
Berdiskusi dan mengkaji buku
sumber
10. Mengaitkan mengenai proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan faktor –
faktor yang mempengaruhinya
11. Menjawab / mengisi LKS
terkait
Mengkomunikasikan
dengan
pengamatan
pada gambar
12. Mempresentasikan hasil diskusi
Penutup
(15 menit )
Penghargaan
13. Memberikan
apresiasi
bagi
kelompok yang bagus
14. Membimbing siswa untuk merangkum butir-butir pembelajaran
15. Mengajak
siswa
untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16. Memberi
tugas
membentuk
kelompok dan mempersiapkan
alat dan bahan yang akan
digunakan untuk
percobaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kegiatan
Fase
(waktu)
102
Kegiatan Guru dan Siswa
pada minggu depan
Pertemuan II ( 2 JP )
Kegiatan
Fase
(waktu)
Menyiapkan kondisi
Pendahuluan
Kegiatan Guru dan Siswa
1.
belajar
Guru mengucap salam kepada
siswa dan menyuruh salah satu
(15 menit)
siswa untuk memimpin doa
serta mengecek kehadiran
siswa sebelum memulai
pelajaran
Melakukan apersepsi ,
2.
Guru bertanya kepada siswa
menyampaikan tujuan
mengenai materi pelajaran
dan motivasi siswa
yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Inti
(60 menit)
 Mengamati
4.
kepada siswa mengenai kerja
 Menanya
ilmiah percobaan pertumbuhan
dan perkemba-ngan tanaman
 Mengumpulkan
informasi / Men-
Guru memberikan penjelasan
5.
Memberikan pertanyaan mengenai prosedur dalam mela-
coba
kukan percobaan
 Menalar
6.
Melakukan percobaan penelitian mengenai faktor luar yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kegiatan
Fase
(waktu)
103
Kegiatan Guru dan Siswa
 Mengkomunikasi-
mempengaruhi perkembangan
pada tanaman
kan
7.
Melakukan pengamatan pada
percobaan
mencatat
penelitian
hasil
data
dan
yang
diperoleh setiap harinya
8.
Membuat laporan percobaan
secara tertulis mengenai faktor
luar
yang
mempengaruhi
pertumbuhan tanaman
9.
Mempresentasikan hasil percobaan kelompok secara lisan
di depan kelas
Penutup
Rangkuman
10. Membimbing siswa untuk me-
(15 menit )
rangkum
butir-butir
hasil
analisis percobaan yang telah
dilakukan
11. Mengajak siswa untuk merefleksikan hasil belajarnya
Pertemuan III (2 JP)
Kegiatan
Fase
(waktu)
Menyiapkan kondisi
Pendahuluan
(15 menit)
belajar
Kegiatan Guru dan Siswa
1.
Guru mengucap salam kepada
siswa dan menyuruh salah satu
siswa untuk memimpin doa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kegiatan
Fase
(waktu)
104
Kegiatan Guru dan Siswa
serta mengecek kehadiran
siswa sebelum memulai
pelajaran
Melakukan apersepsi ,
2.
Mengajukan pertanyaan “ Apa
menyampaikan tujuan
saja yang telah kalian lakukan
dan motivasi siswa
pada
kegiatan
praktikum
minggu kemarin? “
3.
Mengorganisasikan siswa untuk
duduk
dalam
sesuai
kelompok
praktikum
untuk
membuat
laporan
hasil
kegiatan
Inti
Mengamati
4.
(60 menit)
Mengamati hasil data yang
telah diperoleh
Menanya
5.
Guru menanyakan bagaimana
hasil yang telah diperoleh dari
percobaan
dilakukan
pada
telah
masing
–
masing kelompok
Mengumpulkan
informasi / Mencoba
yang
6.
Menggali informasi mengenai
hasil data yang telah diperoleh
untuk dianalisis
Menalar
7.
Siswa menganalisis dari hasil
data yang telah diperoleh
Mengkomunikasikan 8.
Mempresentasikan
hasil
depan kelas
Evaluasi
9.
Memberikan post-test
di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kegiatan
Fase
(waktu)
Penutup
Penghargaan
(15 menit )
105
Kegiatan Guru dan Siswa
10. Memberikan
apresiasi
bagi
kelompok yang bagus
11. Membimbing siswa untuk merangkum butir-butir pembelajaran
12. Mengajak
siswa
untuk
merefleksikan hasil belajarnya
I. Penilaian
1. Jenis / Teknik Penilaian
-
Pengamatan
-
Tes Tertulis
2. Instrumen
Soal , Kunci Jawab , Rubrik Penilaian dan Pedoman Skoring (Terlampir)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 10
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Topik
: _______________________
Hari / Tanggal : _______________________
Kelas
: _______________________
1
2
3
dst
Penilaian :
Jumlah Skor
24
X 100
Tanggung
Jawab
Kepedulian
Kejujuran
Nama Siswa
Kerjasama
No.
Disiplin
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Nilai
106
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
RUBRIK PENILAIAN SIKAP
1. Jujur
Indikator :
a. Mengungkapkan perasaan apa adanya
b. Membuat pekerjaan berdasarkan informasi yang diperoleh (apa adanya)
2. Teliti
Indikator :
a. Siswi membaca soal pada LKS dengan saksama
b. Siswi betul-betul memperhatikan dengan saksama mengenai pekerjaan
yang dikerjakannya (memastikan soal LKS sudah terjawab semua )
3. Sopan santun
Indikator :
a. Saat proses pembelajaran siswa dapat berbicara dengan santun dalam
bertanya dan menanggapi suatu permasalahan yang timbul dalam proses
pembelajaran
b. Tidak membuat gaduh / keributan ketika di dalam kelas
c. Bertutur kata yang baik dengan guru maupun siswi yang lain
d. Siswi dapat menghargai pendapat dari siswi lain
4. Kerja sama
Indikator :
a. Dalam kegiatan kelompok, siswi bersama-sama saling membantu ketika
melakukan pengamatan (observasi) di luar kelas
b. Dalam kegiatan diskusi, siswi saling berkomunikasi bersama untuk
memecahkan suatu masalah yang didapat berdasarkan hasil pengamatan
(observasi) agar tercipta kesepakatan bersama
c. Siswi ikut saling bertukar pikiran dengan siswi yang lainnya
5. Tanggung jawab
Indikator :
a. Siswi dapat menyelesaikan pekerjaan hasil diskusi dengan tepat waktu
b. Siswi tidak meninggalkan pelajaran saat jam pelajaran berlangsung
c. Siswi dapat menjaga ketenangan kelas baik saat pelajaran berlangsung
maupun saat diskusi kelompok
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
RAMBU-RAMBU SKORING PENILAIAN SIKAP :
Skor
1
2
3
4
5
Penjelasan
Siswi sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator
Siswi sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
Siswi mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indicator
Siswi konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indicator
Siswi selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indicator
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 11
LEMBAR PENILAIAN DISKUSI
Topik
: _______________________
Hari / Tanggal : _______________________
Kelas
: _______________________
No.
Nama Siswa
Aspek yang di
Nilai
1
2
Total
Skor
3
1
2
3
4
dst
KETERANGAN :
1. Menyampaikan pendapat
2. Menanggapi
3. Mempertahankan argumentasi
Rentan Nilai : 1 - 4
Total skor : Jumlah skor tiap aspek yang dinilai
Skor maksimal : 12
Penilaian
Batas ketuntasan yang ditetapkan 75%
= 75 % x 12 = 9
9 – 12
Tuntas
<9
Belum
Tuntas
Penilaian
109
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI
RUBRIK PENILAIAN DISKUSI
No.
1
2
3
Kriteria
Menyampaikan
pendapat
Skor
Indikator
1
Tidak sesuai masalah
2
Sesuai dengan masalah, tapi belum
benar
3
Sesuai dengan masalah, mendekati
benar
4
Sesuia dengan masalah dan benar
(tepat)
1
Langsung setuju, atau menyanggah
tanpa alasan
2
Setuju atau menyanggah dengan alasan
yang benar tidak sempurna
3
Setuju atau menyanggah dengan alasan
yang benar
4
Setuju atau menyanggah dengan alasan
yang benar dengan dukungan referensi
1
Tidak dapat mempertahankan pendapat
2
Mampu mempertahankan pendapat,
alasan kurang benar
3
Mampu mempertahankan pendapat,
alasan benar tidak didukung referensi
4
Mampu mempertahankan pendapat,
alasan benar didukung referensi
Menanggapi
Mempertahankan
argumentasi
110
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 12
LEMBAR PENILAIAN MELAKUKAN PRAKTIKUM
Kelompok
: ______________________
Hari / Tanggal
: ______________________
Topik
: ______________________
Penilaian
No.
Aspek yang dinilai
1
1
Merangkai Alat dan
Bahan
2
Pengamatan
3
Data yang diperoleh
4
Kesimpulan
JUMLAH SKOR
NILAI
2
3
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
RUBRIK PENILAIAN MELAKUKAN PRAKTIKUM
Penilaian
No.
Aspek yang dinilai
1
2
3
1
Merangkai Alat dan
Bahan
Rangkaian
alat dan
bahan tidak
benar
Rangkaian alat
dan bahan
benar, tapi
tidak rapih atau
tidak
memperhatikan
keselamatan
kerja
Rangkaian
alat benar
dan
memperhati
kan
keselamatan
kerja
2
Pengamatan
Pengamatan
tidak cermat
Pengamatan
cermat tetapi
tidak
mendukung
interpretasi
Pengamatan
cermat
mendukung
interpretasi
3
Data yang diperoleh
Data tidak
lengkap
Data lengkap,
tetapi tidak
terorganisir
atau ada yang
salah tulis
Data
lengkap,
terorganisir,
dan ditulis
dengan
benar
4
Kesimpulan
Tidak sesuai
tujuan atau
tidak benar
Sebagian
kesimpulan
ada yang tidak
sesuai tujuan
atau ada yang
salah
Sesuai
tujuan dan
semua benar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 13
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI
Nama Kelompok
: _______________________
Kelas / Semester
: _______________________
Hari, Tanggal
: _______________________
Materi
: _______________________
Skor
Penjelasan
1
1. Siswa menyampaikan hasil presentasi
dengan percaya diri
2. Kelantangan suara dalam
menyampaikan hasil presentasi
3. Siswa menyampaikan hasil presentasi
dengan menggunakan bahasa yang
jelas dan baku
4. Penguasaan materi saat melakukan
presentasi
5. Kesesuaina materi yang disampaikan
pada saat presentasi
6. Ketepatan dalam menyampaikan
tanggapan atau jawaban dari siswa
lain
7. Ketepatan waktu dalam
menyampaikan hasil diskusi
8. Kekompakan kelompok dalam
mempresentasikan hasil diskusi
9. Kemampuan kelompok dalam
mengendalikan situasi (ketenangan)
di kelas
10. Sikap siswa dalam menerima
masukan dari kelompok lain
2
3
4
113
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI
1. Siswa menyampaikan hasil presentasi dengan percaya diri
a. Siswa tidak malu – malu ketika maju ke depan kelas
b. Pandangan siswa lurus ke depan menatap siswa – siswa yang lain
ketika sedang mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
2. Kelantangan suara dalam menyampaikan hasil presentasi
a. Suara siswa dapat terdenga oleh siswa yang lain
b. Ketika siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, berbicaranya
tidak terbata – bata atau gagap
c. Siswa menyampaikan hasil diskusi dengan mengeluarkan suara dengan
huruf vokal yang jelas
3. Siswa menyampaikan hasil presentasi dengan menggunakan bahasa
yang jelas dan baku
a. Siswa menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa yang
lain
b. Siswa menggunakan kata – kata yang sopan ketika mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas
4. Penguasaan materi saat melakukan presentasi
a. Siswa dapat menjelaskan secara detail / lengkap mengenai pembahasan
hasil diskusi yang sedang dipresentasikan
b. Siswa tidak selalu terpaku pada buku catatan saat mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas
5. Kesesuaian materi yang disampaikan pada saat presentasi
a. Materi yang disampaikan berkaitan dengan topik pembahasan diskusi
6. Ketepatan dalam menyampaikan tanggapan atau jawaban dari siswa
lain
a. Siswa dapat menjawab pertanyaan dari siswa lain dengan tepat tanpa
melenceng dari pertanyaan yang diajukan
b. Siswa menanggapi pertanyaan dari teman yang sesuai dengan hasil
diskusi yang telah di presentasikan bukan hasil dari materi yang tidak
disampaikan pada materi hasil diskusi
7. Ketepatan waktu dalam menyampaikan hasil diskusi
a. Siswa tidak mengulur – ulur waktu ketika akan memulai presentasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
b. Pada saat menyampaikan hasil diskusi, waktu yang digunakan tidak
melampaui dari batas yang telah ditentukan
c. Siswa dapat mengolah waktu dalam membuka pertanyaan bagi siswa
lain sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan
8. Kekompakan kelompok dalam mempresentasikan hasil diskusi
a. Tiap anggota kelompok mendapatkan giliran berbicara untuk
menyampaikan hasil diskusi dengan porsi sama rata
b. Ketika mendapatkan pertanyaan dari siswa lain, masing – masing
anggota ikut andil dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
9. Kemampuan kelompok dalam mengendalikan situasi (ketenangan) di
kelas
a. Kelompok dapat menjaga ketenangan ketika berjalannya presentasi
seperti halnya menegur teman lain yang sedang berbicara sendiri (tidak
memperhatikan)
b. Kelompok dapat mengatur jalannya sesi tanya jawab secara kondusif
tanpa adanya perselisihan dan keributan yang dapat menimbulkan
kegaduhan kelas
10. Sikap siswa dalam menerima masukan dari kelompok lain
a. Siswa tidak terpancing emosi ketika mendapat kritikan dari siswa lain
b. Bersikap lapang dada ketika mendapatkan masukan dari siswa lain
c. Tidak melontarkan kata – kata yang dapat menyakiti hati siswa lain
ketika menanggapi pertanyaan yang diberikan dari kelompok lain
RAMBU-RAMBU SKORING PENILAIAN PRESENTASI :
Skor
1
2
3
4
5
Penjelasan
Siswi sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator
Siswi sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
Siswi mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
Siswi konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
Siswi selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
Lampiran 14
KISI – KISI SOAL POSTTEST
Soal
Indikator
3.1.1
C1
(Pengetahuan)
Menganalisis
1,2
hubungan antara faktor internal dan ekseternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk
hidup
berdasarkan
percobaan.
C2
(Pemahaman)
hasil
C3
(Penerepan)
C4
(AnalisisSintesis)
3,4
C5
(Evaluasi)
C6
( Kreasi )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
Lampiran 15
SOAL POSTTEST
No.
Butir Soal
Jawaban
Poin
1.
Jelaskan perbedaan antara
pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah peristiwa
perubahan
biologis
pada
makhluk hidup yang berupa
pertambahan ukuran (volume;
massa; tinggi; dan sebagainya),
sedangkan perkembangan adalah
proses
menuju
tingkat
kedewasaan pada masing –
masing individu.
10
2.
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan
mana yang menunjukkan
adanya pertumbuhan dan
mana yang menunjukkan
adanya perkembangan ?
Yang menunjukkan adanya
pertumbuhan
adalah
tinggi
batang dan jumlah daun
sedangkan yang menunjukkan
adanya perkembangan adalah
warna daun dan keadaan daun
5
3.
Faktor – faktor apa
sajakah yang
mempengaruhi pada
percobaan yang telah
kalian lakukan ?
1. Faktor Internal
Meliputi : hormon dan gen
2. Faktor Eksternal
Meliputi : suhu, cahaya, air,
kelembaban, ph, dan oksigen
10
4.
Bagaimanakah kondisi
tanaman yang diletakkan
pada tempat gelap dalam
percobaan kalian ?
Tanaman
akan
mengalami
etiolasi dengan ciri batang
tumbuh
lebih
cepat
dibandingkan dengan tanaman
yang diletakkan di tempat yang
cukup cahaya. Warna daun
pucat.
15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
118
PEDOMAN PENILAIAN
Skor
No.
Soal dan Jawaban
10
1.
Jelaskan perbedaan antara pertumbuhan dan
perkembangan !
Jawab :
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan
biologis pada makhluk hidup yang berupa
pertambahan ukuran (volume; massa; tinggi; dan
sebagainya), sedangkan perkembangan adalah
proses menuju tingkat kedewasaan pada masing
– masing individu.
Siswa dapat menjawab perbedaan perttumbuhan dan perkembangan dengan
tepat dan benar
berdasarkan penjabaran dari pengertian
pertumbuhan
dan perkembangan
5
2.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
mana yang menunjukkan adanya pertumbuhan
dan mana yang menunjukkan adanya
perkembangan ?
Jawab :
Yang menunjukkan adanya pertumbuhan adalah
tinggi batang dan jumlah daun sedangkan yang
menunjukkan adanya perkembangan adalah
warna daun dan keadaan daun
5
Siswa dapat
menjawab, namun
terjadi kekeliruan
dalam menjabarkan
antar pertumbuhan
dan perkembangan
(terbolak-balik).
3
Siswa
mampu Siswa mampu
menjawab dengan menjawab, tetapi
tepat dan lengkap
masih kurang tepat
dan tidak sempurna.
Misalnya jawaban
yang ditulis siswa
terbolak – balik atau
kurang lengkap
1
Siswa tidak dapat
menjawab atau
menjawab tetapi
tidak ada
hubungannya.
1
Siswa tidak dapat
menjawab atau
menjawab tetapi
tidak ada
hubungannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
119
10
3.
4.
Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi
pada percobaan yang telah kalian lakukan ?
Jawab :
1. Faktor Internal
Meliputi : hormon dan gen
2. Faktor Eksternal
Meliputi : suhu, cahaya, air, kelembaban, ph,
dan oksigen
Bagaimanakah kondisi tanaman yang diletakkan
pada tempat gelap dalam percobaan kalian ?
Jawab :
Tanaman akan mengalami etiolasi dengan ciri
batang tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
tanaman yang diletakkan di tempat yang cukup
cahaya. Warna daun pucat.
Siswa mampu
menyebutkan dua
faktor tersebut
dengan sempurna
meliputi contohcontohnya
8
Siswa mampu
menyebutkan dua
faktor tersebut
dengan sempurna
namun, tidak
menyebutkan
lengkap pada masing
contoh-contohnya
atau tidak tepat
dalam menempatkan
contoh – contoh dari
masing – masing
faktor
15
8
Siswa mampu
menjawab dengan
tepat dan benar
dengan menjabarkan
keadaan tanamannya
dengan sempurna
Siswa mampu
menjawab dengan
benar tetapi belum
tepat, misalnya siswa
tidak menjelaskan
secara detail tentang
keadaan tanamannya
1
Siswa tidak dapat
menjawab atau
menjawab tetapi
tidak ada
hubungannya
1
Siswa tidak dapat
menjawab atau
menjawab tetapi
tidak ada
hubungannya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
120
Lampiran 16
LEMBAR KERJA SISWA 1
Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan
A. Tujuan
Mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman
B. Alat dan Bahan
Alat tulis, gambar
C. Cara Kerja
1. Ambilah LKS dan bacalah dengan teliti dan cermat !
2. Amatilah pada kedua gambar berikut ini !
(a)
(b)
3. Diskusikan bersama teman kelompok dengan menjawab pertanyaan –
pertanyaan yang telah tertera dalam LKS dengan tepat dan jelas !
4. Presentasikan hasil diskusi ke depan kelas !
D. Pertanyaan
1. Apa yang membedakan dari kedua tanaman Capsicum frutescens bila
dilihat berdasarkan morfologi daunnya ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi pada keadaan masing –
masing tanaman tersebut ? Jelaskan !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
E. Kesimpulan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Kelompok : _________________
Nama Kelompok / No. Absen :
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122
LEMBAR KERJA SISWA 2
Judul : Faktor – Faktor bagi Pertumbuhan dan Perkembangan
A. Tujuan
Menganalisis pengaruh faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Kertas
b. Penggaris
c. Bolpoin
2. Bahan
a. Benih Capsicum frutescens
b. Tanah
c. Pasir
d. Pupuk kandang
e. Polybag
C. Cara Kerja
1. Siapkan 12 benih cabai rawit yang memiliki kondisi baik, 12 buah
polybag, serta media tanam (tanah, pasir, dan pupuk kandang)
2. Isilah media tanam dengan ketentuan yaitu 6 polybag diisi dengan tanah,
pasir, dan pupuk kandang, serta 6 polybag diisi dengan tanah dan pupuk
kandang
3. Tanam benih Capsicum frutescens pada media tanam yang tersedia,
kemudian letakkan 3 polybag yang berisi media tanam tanah, pasir, dan
pupuk kandang (I) serta 3 polybag yang berisi media tanam tanah dan
pupuk kandang (II) di tempat yang kurang terkena cahaya matahari.
Sedangkan 3 polybag yang berisi media tanam tanah, pasir, dan pupuk
kandang (III) serta 3 polybag yang berisi media tanam tanah dan pupuk
kandang (IV) di tempat yang cukup terkena cahaya matahari.
4. Amati perubahan yang terjadi pada masing – masing perlakuan dan
lakukanlah penyiraman apabila keadaan tanah kering
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
123
5. Catatlah faktor - faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
6. Diskusikan bersama teman kelompokmu selain faktor eksternal adakah
faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, kemudian presentasikan hasilnya didepan kelas !
D. Pertanyaan
1. Manakah yang menunjukka proses pertumbuhan dan perkembangan ?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Faktor eksternal apa sajakah yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman Capsicum frutescens ?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
E. Kesimpulan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Kelompok : _________________
Nama Kelompok / No. Absen :
1.
2.
3.
4.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
124
Lembar Observasi
Hari keNo
Media Tanah
Keterangan
1
1.
Tanah, pasir,
pupuk kandang (Kurang
terkena cahaya )
TB
JD
WD
KD
2.
Tanah, pasir,
pupuk kandang (Cukup
terkena cahaya )
TB
JD
WD
KD
3.
Tanah dan
pupuk kandang (Kurang
terkena caha-
TB
JD
WD
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125
Hari keNo
Media Tanah
Keterangan
1
ya )
4.
Tanah dan
pupuk kandang (Cukup
terkena cahaya )
TB
JD
WD
KD
KETERANGAN :
TB
= Tinggi Batang
JD
= Jumlah Daun
WD
= Warna Daun
KD
= Keadaan Daun
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 17
GAMBAR TANAMAN CABAI RAWIT
1. Penanaman
2. Pertumbuhan
126
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Bunga Cabai Rawit
4. Buah Cabai Rawit
127
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
128
Lampiran 18
GAMBAR PROSES PENIMBANGAN BERAT BASAH BUAH CABAI
RAWIT
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 19
GAMBAR HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama Pada Tanaman Cabai Rawit
Kepik
Daun terserang Thrips
129
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Penyakit Pada Tanaman Cabai
Penyakit Fitoptora
Penyakit Fisiologis
130
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Layu Fusarium
131
Download