BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian tentang pengusaha perak dan tantangan hak kekayaan intelektual,
(HKI) bidang hak cipta, di Desa Celuk Sukawati, Gianyar, Bali, merupakan sebuah
kajian budaya (cultural studies) yang menggunakan pendekatan interdisipliner dalam
melihat faktor-faktor yang berpengaruh. Rancangan penelitian ini menggunakan
metode kualitatif. Ciri dari metode kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk
deskripsi yang berupa teks naratif, kata-kata, ungkapan, pendapat, gagasan yang
dikumpulkan oleh peneliti dari beberapa sumber sesuai dengan teknik atau cara
pengumpulan data. Kemudian, data dikelompokkan berdasarkan kebutuhan dengan
pendekatan interpretatif terhadap subjek selanjutnya dianalisis (Denzin dan
Lincoln,2009: 2). Tujuan pengelompokan data untuk membuat sistematika serta
menyederhanakan data yang beragam menjadi satu kesatuan sesuai dengan harapan
dalam tahapan analisis. Untuk keakuratan data, penelitian ini ditunjang dengan
metode kuantitatif dengan teknik penyajian formal dalam bentuk tabel, dan gambar
desain.
Metode kualitatif merupakan fokus
perhatian dengan pendekatan
interpretatif, semiotik dan hermeneutika (Fashri, 2007: 9). Cakupan metode kualitatif
yakni sebagai kumpulan data emperis, hasil wawancara, teks-teks hasil pengamatan,
dan visual yang menggambarkan makna keseharian. Hal tersebut merupakan tradisi
43
44
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial dan sangat tergantung pada pengamatan
manusia yang berkaitan dengan orang-orang tertentu yang ada di lingkungannya
(Kirk dan Miller, 1986: 9). Dalam konteks metode kualitatif Endraswara (2003:
2001) menyatakan metode kualitatif meliputi (1) wilayah tempat untuk mendapatkan
data (2) dalam teknik pengumpulan data dan (3) analisis data, sehingga mendapatkan
data yang valid. Dalam pengolahan data yang terkumpul
dipakai pendekatan
hermeneutika, dapat diartikan sebagai teori analisis dan praktik penafsiran bahasa,
teks, gambar, pikiran, konsep dan ide-ide
untuk mengungkap makna yang
dipresentasikan dan menitik beratkan kebenaran rasionalitas ilmiah.
Zygmut Bauman (dalam Fauzi Fashri, 2007: 19), mengatakan bahwa
pendekatan hermeneutika dapat diartikan sebagai analisis dan praktik penafsiran teks.
Pendekatan hermeneutika mengandung kemahiran untuk memahami teks-teks dalam
ruang relativitas kultural historis setiap wacana manusia karena selalu terkait dengan
persolan waktu, tempat pencipta teks dan subjek penafsiran dan interprestasi.
Hermeneitika berasal dari kata Yunani “hermeneutikos” yang berkaitan erat dengan
upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan
yang menimbulkan kebingungan pendengar atau pembaca. Pendekatan hermeneutika
yang berfungsi sebagai alat untuk menelusuri atau mengungkap makna dalam teks,
wacana, dan menginterprestasikan permasalahan seperti dalam sikap pengusaha perak
dan
tantangan hak kekayaan intelektual (HKI) bidang hak cipta, serta sebagai
penunjang metode kualitatif dalam penelitian ini.
45
Dalam penelitian inidiuraikan hal-hal untuk memahami sikap pengusaha
perak dan tantangan hak kekayaan intelektual (HKI) bidang hak cipta. Dengan
demikian, mekanisme analisisnya seperti deskripsi fenomena realitas yang terjadi
dalam masyarakat pengusaha perak di Desa Celuk,
kemudian dikontekstualkan
dengan komunitas sosial lingkungannnya. Analisis tersebut akan mengarah pada
pemaparan yang lebih konkret tentang pengusaha perak dan tantangan hak kekayaan
intelektual (HKI) bidang hak cipta di Desa Celuk Sukawati terkait dengan pasar
global.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Celuk Sukawati, Kabupaten
Gianyar, Propinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan beberapa
pertimbangan terkait dengan permasalahan yang berkenaan fokus penelitian.
Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latarbelakang, bahwa telah terjadi indikasi
pelanggaran hak kekayaan intelektual (HKI), khususnya bidang hak cipta. Penelitian
tentang pengusaha perak dan tantangan hak kekayaan intelektual (HKI) bidang hak
cipta di lokasi di Desa Celuk, sebagai wilayah perbekelan, terdiri atas tiga desa adat,
tiga banjar dinas, dan tiga banjar suka-duka.
Pengambilan
lokasi
penelitian
di
Desa
Celuk
dengan
beberapa
pertimbangan. (1) Desa Celuk sebagai sentral kerajinan perak terbesar di Bali. (2)
Desa Celuk merupakan cikal bakal perkembangan kerajinan perak di Bali. (3)
Kerajinan perak Desa Celuk masuk dalam pasar global (4) Dampak langsung
46
dirasakan oleh masyarakat pengusaha perak dan tantangan hak kekayaan intelektual
(HKI) dalam bidang hak cipta.
3.3 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digali dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan berupa ungkapan, kata-kata.
Data tersebut diproleh dari hasil wawancara, observasi dan beberapa sumber data
yang terkait langsung dengan pengusaha perak dan tantangan hak kekayaan intlektual
(HKI) bidang hak cipta di Desa Celuk. Selain itu, ada data kuantitatif yang berbentuk
angka-angka digunakan sebagai data pendukung (data sekunder).
Data kuantitatif berasal dari dokumen yang dimiliki oleh lembaga
pemerintah mengenai jumlah pengusaha perak dan monografi Desa Celuk. Sumber
data adalah informan.
Data primer adalah data yang bersumber langsung dari informan, yang
berprofesi sebagai pengusaha perak, birokrasi pemerintah dan pengusaha yang
digugat. Data sekunder adalah data yang diolah oleh peneliti yang bersumber dari
sejumlah kajian dokumen tertulis dan gambar desain kerajinan perak. Kemudian
melalui jasa internet (website:http//www.dgip.go.id.) diperoleh gambar-gambar desain
dengan motif-motif ragam hias Bali yang sudah ada legalitas hak cipta, makalah, dan
sejenisnya.
47
3.4 Penentuan Informan
Penentuan infoman dilakukan secara purposive dengan memilah informan
yang dianggap memiliki pengetahuan yang memadai terhadap objek penelitian untuk
tujuan tertentu. Informan yang dipilih dengan kriteria mempunyai pengalaman dan
pengetahuan tentang hak kekayaan intelektual (HKI), bidang hak cipta berasal dari
tokoh masyarakat, aparat pemerintah, budayawan dan pemerhati hak cipta. Dalam
penelitian ini, yang bertindak sebagai informan adalah pengusaha perak, (pemilik
art’s shop), budayawan, birokrasi, dan praktisi yang dianggap relevan dan terkait
dengan pengusaha perak dan tantangan hak kekayaan intelektual (HKI), bidang hak
cipta.
3.5 Instrumen Panelitian
Dalam penelitian kualitatif ini penulis sendiri menjadi instrumen atau alat
penelitian, seperti yang ditulis Nasution”(dalam Sugiyono, 2005: 59). yang
menyatakan sebagai berikut.
“Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan
manusia sebagai instrumen penelitian utama.Alasannya adalah segala
sesuatunya belum mempunyai bentuknya yang pasti.Oleh karena itu,
penulis sebagai instrumen harus divalidasi, seberapa jauh penulis siap
melakukan penelitian dengan menggunakan teknik wawancara mendalam”.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti menggunakan pedoman wawancara, yaitu berupa
daftar pertanyaan terbuka (interview guide).
Seperti dikatakan Nasution (1990),
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penulis sendiri
48
sebagai instrumen utama, didukung pedoman wawancara dan catatan kecil observasi
(field notes). Pedoman wawancara sebagai pertanyaan terbuka dikembangkan dan
diperdalam di lapangan untuk cross check. Pengambilan gambar dan suara dalam
kegiatan wawancara dibutuhkan kamera untuk pemotretan dan tape recorder sebagai
alat perekam
Begitu juga, agar kualitas lebih valid maka dilakukan observasi, yakni
dengan menemui sejumlah pengusaha yang sedang melakukan kegiatan baik di
bengkel maupun di studio kerjanya. Di samping itu, untuk mendapatkan data yang
terkait dengan pengusaha perak dan tantangan hak kekayaan intelektual (HKI)
bidang hak cipta, peneliti melakukan pengkajian-pengkajian terhadap konsep desain
kerajinan perak, baik yang diproleh dari pengusaha perak maupun dari internet
(website).
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan penelitian, dilakukan
dengan cara berdialog dengan informan terkait (interaktif). Dalam hal ini ada
beberapa teknik yang digunakan, yaitu wawancara mendalam dan observasi untuk
memahami dan mengerti beberapa desain, barang produksi sebagai data primer.
3.6.1 Observasi
Observasi sebagai suatu cara untuk memproleh data, dalam hal ini penulis
terjun langsung ke lokasi objek penelitian, yakni melihat bagaimana
proses
49
pembuatan kerajinan perak di Desa Celuk. Kemudian, penulis menemui, pengusaha
perak, budayawan, praktisi, dan birokrasi yang
terkait untuk mencari informasi
bagaimana tanggapan dan keterkaitan dengan pengusaha perak dan tantangan HKI,
khususnya hak cipta, dan bagaimana pula sikap serta solusinya.
Dalam kegiatan observasi, peneliti langsung ke pengusaha perak, diselipkan
juga sedikit diaolog dua arah, terutama yang berkaitan dengan permasalahan
kerajinan perak pasca HKI, khususnya hak cipta. Dalam hal ini untuk memproleh
produk-produk desain kerajinan perak yang belum dan berindikasi melanggar hak
cipta. Di sini penulis langsung mendatangi beberapa art shop, untuk melihat secara
konkret kejelasan bentuk desain-desain yang bermasalah.
3.6.2 Wawancara
Dalam peneltian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara
mendalam. Wawancara mendalam dilakukan terhadap beberapa orang pengusaha
perak yang mengerjakan order, desainer yang karyanya diklaim, yang digugat,
akademisi, dan pakar budaya. Namun, sebelum melakukan wawancara di lapangan,
penulis mempersiapkan daftar pertanyaan yang terkait dengan permasalahan.
3.6.3 Studi Dokumen
Ian Hodder menulis bagaimana kiat-kiat menginterprestasikan teks-teks
tertulis dan artefak-artefak budaya sebagai barang bukti bisu. Bukti-bukti ini bersifat
fisik yang terpisah dari pembuat dalam ruang dan waktu (Handbook, 2009: 544).
50
Terinspirasi dengan pemikiran Ian Hodder, maka dalam penelitian ini selain data
diperoleh dari hasil wawancara, dan observasi, juga digunakan teknik studi dekumen.
Teknik ini diterapkan dengan analisis pengkajian dokumentasi berupa teks.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan
interpretatif. Analisis data dilakukan dengan cara mengatur secara sistematis pedoman
wawancara, data kepustakaan, kemudian memformulasikan secara deskriptif, selanjutnya
memproses data dengan tahapan reduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan. Miles
dan Herberman (dalam Putra, 2009: 53) menetapkan langkah-langkah yang dapat
dilakukan, yaitu (1) mereduksi data, dengan cara pemilahan dan konversi data yang
muncul di lapangan (2) penyajian data, yaitu dengan merangkai dan menyusun
informasi dalam bentuk satu kesatuan, selektif dan dipahami, dan (3) perumusan
dalam simpulan, yakni dengan melakukan tinjauan ulang di lapangan untuk menguji
kebenaran dan validitas makna yang muncul di sana. Hasil yang diproleh
diinterprestasikan, kemudian disajikan dalam bentuk naratif.
Temuan dari hasil kajian kepustakaan dan analisis data lapangan dicarikan
hubungan serta keterkaitannya. Dengan cara begitu akan ditemukan pola
penyimpangan dalam kehidupan sosial budaya masyarakat pengusaha perak di Desa
Celuk Sukawati. Hal tersebut, dalam penelitian ini, dilakukan sejak data terkumpul,
yaitu dengan mereduksi (memilah-milah) data,
penyajian data, dan penarikan
51
simpulan, kemudian analisis data berhenti pada saat bersamaan dengan penelitian
selesai.
Menurut Sugiyono (2007: 244), yang dimaksudkan dengan analisis data
adalah proses untuk mencari dan menyusun secara sistematis data yang di proleh dari
wawancara, observasi, dan catatan kecil di lapangan. Dalam penelitian ini, analisis
data di sederhanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. Tahapan pertama
mengindentifikasi data yang diperoleh dari lapangan, baik dengan cara wawancara,
interview, observasi, maupun dokumentasi, yang bersumber dari buku, literature, dan
foto. Tahapan kedua, yakni
mengklasifikasikan data yang masuk, kemudian
disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Tahapan ketiga,yakni
melakukan interpretatif terhadap faktor yang mempengaruhi.
3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data disajikan secara gabungan antara informal dan formal.
Informal, yaitu penguraian dalam deskripsi kata-kata (naratif). Dan juga disajikan
data formal berupa bagan, tabel, gambar desain kerajinan perak. Secara sistematika
sajian penulisan penelitian ini dituangkan dalam 8 (delapan)
dikembangkan menjadi subbab, dan seterusnya.
bab, tiap-tiap bab
Download