BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan suatu perusahaan jasa khususnya yang bergerak dalam bidang sosial yang memberikan jasa yang berupa jasa pengobatan, perawatan, dan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Rumah sakit harus dikelola sebagai organisasi yang bertujuan mencari laba / profit. Salah satu sumber pendapatan rumah sakit adalah jasa rawat inap. Banyak penyakit yang bisa menyebabkan seorang pasien dirawat inap di sebuah rumah sakit, salah satunya yang memiliki angka tinggi kedatangan pasien ke rumah sakit adalah sindroma koroner akut (Bassand, 2007). Sindroma koroner akut (SKA) merupakan spectrum kegawat daruratan koroner yang terdiri dari: Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI), Infark moikard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI), Angina pektoris tak stabil (UAP) (Bassand, 2007). Sindroma koroner akut juga merupakan suatu kejadian koroner dengan mortalitas tinggi, perlu penangananan cepat, cermat, dan tepat, baik diagnostik maupun terapi non-invasif serta invasif (Terkelsen, 2005). Konsep terapi baru untuk memperbaiki aliran darah koroner telah di gunakan beberapa tahun terakhir. Konsep terapi itu antar lain trombolitik, antitrombotik, dan penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa yaitu “GP IIb/IIIa inhibitor”, meskipun pendekatan lama tidak di tinggalkan, misalnya oksigenasi pasien, pasien, pemberian Nitrogliserin, atau penghambat beta adrenergik (Terkelsen, 2005). Jenis obat yang di gunakan dalam penanganan sindroma koroner akut memakan biaya yang besar. Misalnya pada pasien STEMI yang datang ke rumah sakit kemudian harus di berikan terapi reperfusi dengan pemberian fibrinolitik. Harga obat fibrinolitik yang termurah berkisar pada 3,7-4 juta satu vialnya. Tentunya biaya lain-lain seperti obat-obatan lanjutan per minum dan perawatan ICCU minimal 5 hari harus dipertimbangkan (Terkelsen, 2005). Universitas Sumatera Utara Pada RSUD DR.Sutomo Surabaya misal nya Perhitungan biaya untuk kondisi ini adalah sebagai berikut: Lama rawat inap rata-rata = 5 hari Tipe ruangan kelas II Rp. 11.700 per hari = Rp. 58.500,00 • Biaya obat sebesar 80% dari biaya rawat inap= Rp. 46.800,00 • Biaya obat rawat jalan seumur hidup= Rp. 3.850,00 x 365 hari per tahun = Rp. 1.405.250,00 • Biaya rawat inap selama sekali operasi= Rp. 11.700,00 x 10 hari = Rp. 117.000,00 • Biaya obat setelah operasi (80 % dari biaya rawat inap) = Rp. 93.600,00 • Biaya 1 kali operasi =Rp.23.250.000,00 Mengingat sangat mahalnya biaya terapi pada sindroma koroner akut, pencegahan adalah yang paling utama dan baik. Upaya pencegahan paling utama adalah stop merokok, kontrol diabetes dan kolesterol darah. Setelah itu di dukung dengan kontrol berat badan, hipertensi, olah raga rutin, pola makan makanan yang sehat, budaya hidup psikis yang sehat, tidur yang optimal dan masih banyak lagi. Dengan dilatarbelakangi hal tersebut penelitian ini di lakukan untuk memberi informasi tentang jenis obat yang digunakan pada pasien sindroma koroner akut yang di rawat inap dan biaya yang di habiskan untuk obat tersebut. 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan diatas, dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas adalah: 1. Apakah jenis obat yang di pakai dalam mengatasi sindroma koroner akut selama rawat inap ? 2. Berapa biaya obat untuk sindroma koroner akut selama rawat inap ? 1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum Penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis dan biaya obat pada pasien rawat inap dengan sindroma koroner akut pada tahun 2009. Universitas Sumatera Utara 1.3.2. Tujuan khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik penderita Sindroma Koroner Akut 2. Mengetahui jenis Sindroma koroner akut yang paling banyak diderita oleh pasien. 3. Mengetahui jenis obat yang di gunakan dalam penatalaksanaan pasien rawat inap dengan Sindroma Koroner Akut. 4. Mengetahui besar biaya obat pada pasien rawat inap dengan sindroma koroner akut. 5. Mengetahui komplikasi pasien setelah menderita Sindroma Koroner Akut. 6. Mengetahui jenis obat yang paling banyak digunakan untuk penatalaksaan Sindroma Koroner Akut. 1.4. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Peneliti • Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis tentang penyakit sindroma koroner akut dan obat-obat dalam mengatasinya. 2. Dokter • Penelitian ini bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak dokter atau manajemen pengobatan dalam memilih jenis dan harga obat untuk mengobati pasien dengan sindroma koroner akut. 3. Pihak lain dan masyarakat • Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, khususnya dalam memilih jenis dan harga obat dalam mengobati sindroma koroner akut. • Serta untuk memberikan informasi sebagai referensi atau perbandingan bagi penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara