surat edaran direktur jenderal pajak nomor se

advertisement
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE - 111/PJ/2010
TENTANG
PENEGASAN ATAS PELAKSANAAN PEMBERIAN PERSETUJUAN
ATAS PEMBERITAHUAN PEMASUKAN/PENGELUARAN BARANG
TRANSAKSI TERTENTU (PPBTT)
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
240/PMK.03/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
45/PMK.03/2009
tentang
Tata
Cara
Pengawasan,
Pengadministrasian,
Pembayaran, serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas
Barang Mewah atas Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan
dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Tempat Lain
Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas, yang antara lain mengatur tentang
pemasukan/pengeluaran Barang Kena Pajak (BKP) untuk transaksi tertentu, maka dalam
rangka memperlancar pelaksanaan pemberian persetujuan atas Pemberitahuan
Pemasukan/Pengeluaran Barang Transaksi Tertentu (PPBTT) ke/dari Kawasan Bebas
kepada pengusaha/Wajib Pajak dan pengawasan atas pelaksanannya, perlu diberikan
penegasan lebih lanjut yaitu sebagai berikut:
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pemasukan/pengeluaran BKP
untuk transaksi tertentu dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) ke
Kawasan Bebas dan sebaliknya adalah sebagai berikut:
a. Pemberian persetujuan atas pemasukan/pengeluaran BKP untuk transaksi tertentu
diberikan untuk mesin dan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2A ayat
(1) huruf a dan huruf b Peraturan Menteri Keuangan Nomor 240/PMK.03/2010.
b. Pada saat pengajuan permohonan persetujuan atas PPBTT yang disampaikan
melalui pos atau secara langsung oleh pengusaha/Wajib Pajak, Kantor Pelayanan
Pajak di TLDDP agar memperhatikan benar-benar kelengkapan dokumen, yaitu:
1) Dokumen PPBTT dibuat dan diajukan oleh pengusaha/Wajib Pajak dalam 5
(lima) rangkap yaitu:
•
•
•
Lembar ke-1/2 untuk Pengusaha di TLDDP/Pengusaha di Kawasan
Bebas;
Lembar ke-3/4 untuk KPP di Kawasan Bebas/Kantor Pabean; dan
Lembar ke-5 untuk KPP di TLDDP.
2) Dokumen-dokumen yang wajib dilampirkan:
•
•
•
Fotokopi lembar depan, lembar yang menerangkan tujuan transaksi
serta lembar tandatangan, atau fotokopi dokumen lain yang menyatakan
bahwa pengeluaran/pemasukan barang tersebut adalah dalam rangka
kegiatan produksi atau pengerjaan infrastruktur atau keperluan
perbaikan, atau pengujian atau peragaan atau demonstrasi;
Invoice dalam hal pengeluaran/pengeluaran barang tersebut harus
diterbitkan invoice; dan
Foto terbaru barang dalam ukuran 4R.
c. Dalam hal lampiran yang dipersyaratkan belum dilengkapi atau dokumen PPBTT
belum diisi lengkap, Kepala Kantor Pelayanan Pajak dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan diterima harus mengirim
pemberitahuan kepada pengusaha/Wajib Pajak dengan bentuk sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
d. Batas waktu pemasukan/pengeluaran kembali ke/dari Kawasan Bebas atas BKP
untuk transaksi tertentu adalah sebagai berikut:
•
•
Batas waktu pemasukan kembali BKP untuk transaksi tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2A ayat (1) huruf a Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 240/PMK.03/2009 adalah paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
dokumen Pemberitahuan Pabean.
Batas waktu pengeluaran kembali Barang Kena Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2A ayat (1) huruf b Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 240/PMK.03/2009 adalah paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
dokumen Pemberitahuan Pabean.
2. Dalam rangka pengawasan pemenuhan batas waktu 6 (enam) bulan atas
pemasukan/pengeluaran BKP untuk transaksi tertentu sebagaimana dimaksud pada
butir 1 huruf d oleh pengusaha/Wajib Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak di
TLDDP yang memberikan persetujuan atas dokumen PPBTT agar memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Pada saat pemberian persetujuan, seluruh dokumen PPBTT (5 rangkap)
diserahkan kepada pengusaha/Wajib Pajak dan kepadanya agar disampaikan
bahwa pengusaha/Wajib Pajak berkewajiban menyerahkan asli lembar ke-5
PPBTT ke Kantor Pelayanan Pajak di TLDDP yang dilampiri dengan fotokopi
dokumen Pemberitahuan Pabean dari dan ke Kawasan Bebas apabila BKP
tersebut telah dikeluarkan/dimasukkan kembali dari/ke Kawasan Bebas.
b. Sebelum dokumen PPBTT diserahkan kepada pengusaha/Wajib Pajak, asli
lembar ke-1 PPBTT di-copy terlebih dahulu oleh petugas. Fotokopi lembar ke1 PPBTT tersebut disimpan sebagai arsip sementara sambil menunggu asli
lembar ke-5 dari pengusaha/Wajib Pajak.
c. Menerbitkan surat himbauan kepada pengusaha/Wajib Pajak apabila asli
lembar ke-5 PPBTT belum diterima Kantor Pelayanan Pajak setelah batas
waktu 6 (enam) bulan terlampaui, dengan bentuk/format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
d. Batas waktu 6 (bulan) dihitung sejak tanggal dokumen Pemberitahuan Pabean.
Dalam hal tidak diketahui tanggal dokumen Pemberitahuan Pabean, untuk
mempermudah pengawasan, Kantor Pelayanan Pajak dapat menggunakan
tanggal persetujuan dokumen PPBTT untuk menerbitkan surat himbauan.
Demikian disampaikan untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, 03 November 2010
Direktur Jenderal,
ttd
Mochamad Tjiptardjo
NIP 195104281975121002
Tembusan :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak;
2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan DJP;
3. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.
Download