Seri Renungan Harian Edisi Januari

advertisement
Seri Renungan Harian
Edisi
Januari - Maret 2016
Penanggung Jawab:
Departemen Persekutuan dan Pembinaan
Gereja Kristen Protestan di Bali
Tim Penyusun
Pelaksana Umum:
Departemen Persekutuan dan Pembinaan
Gereja Kristen Protestan di Bali
Penulis:
Pdt. I Nyoman Agustinus
Pdt. Ketut Sukanada
Pdt. Tata Padmawiraga
Pdt. Izak Rio Hermenus Bainuan
Pdt. Fincencius A. Oematan
Pdt. Anak Agung Perani
Vik. Wayan Widilaksmi
Maretain/Editor:
Wigiyanto
Percetakan:
Gereja Kristen Protestan di Bali
Jalan Raya Kapal No. 20 Kapal - Mengwi - Badung - Bali
Telp: (0361) 7454167
Alamat:
Jalan Raya Kapal No. 20 Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali
Telp. 0361 - 2747624, Fax. 0361 - 4424862
Email: [email protected]
Jumat
1
Januari
2016
Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selamalamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang seorang diri melakukan
keajaiban-keajaiban besar!
Mazmur 136:3, 4
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita
doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di
dalam kita, Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus
Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Efesus 3 : 20-21
Kasih Setia Tuhan Di Tahun Baru
A
pa yang anda pikirkan ketika memasuki tahun yang baru? Mungkin anda sudah
mempersiapkan rencana, resolusi atau mempersiapkan hal yang baru? Anda
ingin menyelesaikan dan mengerjakan apa yang tertunda atau yang belum anda
selesaikan. Anda ingin memiliki sesuatu atau memperbaharui sesuatu. Anda ingin
memasuki tahun yang baru dengan gairah, semangat dan kepercayaan yang baru.
Tahun yang lalu biarlah berlalu, dengan sejuta kenangan, suka duka yang harus
ditinggalkan. Tahun baru adalah tahun sejuta harapan, sejarah baru dan babak baru
yang harus dilewati dan diperjuangkan, dalam segala kasih dan anugerahNya.
Setiap orang percaya, wajib selalu bersyukur kepada Tuhan untuk segala kasih
karuniaNya yang boleh kita terima dalam segala keadaan (Mazmur 136:3,4). Hal ini
merupakan anjuran dan nasehat yang jitu dari Pemazmur untuk kita memasuki dan
menapaki tahun yang baru. Di tahun yang orang sebut bersio “Kambing” ini, kita
diingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita, baik dahulu,
sekarang bahkan di masa-masa yang akan datang tidak lepas dari rencana agung
Sang Pencipta. Kita juga diingatkan untuk mau menyerahkan kehidupan kita hanya
dalam penyertaan dan perlindunganNya yang abadi. Alkitab mencatat bahwa kasih
Allah adalah dasar dari semua tindakan-Nya demi kepentingan kita dan sumber dari
segala ucapan syukur kita. Kasih-Nya meliputi kemurahan-Nya, kesetiaan-Nya, dan
kebaikan-Nya yang begitu indah dan sempurna.
Jika saat ini anda merasa bingung atau galau menghadapi berbagai persoalan.
Merasa tidak berdaya dan penuh dengan segala beban. Ingatlah Dia, yang telah
menghantar anda sekarang di tahun yang baru, tanpa ada sesuatu yang kurang. Anda
harus memulai perjuangan yang baru kembali, di tahun yang baru, tahun rahmat,
kasih dan kemurahan, yang akan selalu menghampiri saudara dengan memohon
penyertaanNya. Anda harus siap, bersama saudara-saudara yang jumlahnya milyaran
orang dimuka bumi ini. Berjuang demi iman saudara dan hari esok yang penuh
pesona dalam naungan berkat Tuhan. Selamat menyongsong tahun baru 2016!!!
Bacaan Alkitab : Lukas 4:16-21; Yakobus 4:13-15; Mazmur 148
Doa:Terima kasih Tuhan, kami Engkau perkenankan boleh memasuki tahun yang
baru dengan segala kasih dan kemurahanMu. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
2
Januari
2016
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh
karena nama-Nya.
Mazmur 23:3
(Yesus Kristus berkata) Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku
dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
Yohanes 10:27
Ia Menyegarkan Jiwaku
M
azmur 23 bukan hanya puisi yang sangat indah dari orang Ibrani, melainkan
mengandung kekayaan teologis yang tidak ternilai tentang janji pemeliharaan
Tuhan atas umatNya.
Mazmur ini ditulis oleh Daud dan digolongkan ke dalam mazmur nyanyian.
Disebut demikian karena Daud menyusun puisi ini sebagai ekspresi murni berupa
ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan di dalam dan sepanjang hidupnya. Daud
merasa bahwa tanpa Tuhan, dia bukan apa-apa! Daud mengalami hanya Tuhanlah
yang sanggup menyegarkan jiwanya, ditengah berbagai pergumulan hidup yang
harus ia jalani.
Keyakinan yang samalah, yang seharusnya menjadi alasan dan mendorong kita
untuk terhubung pada Tuhan, sebagaimana Daud telah melakukannya. Ia menjadikan
Tuhan sebagai gembala yang mencukupi segala kebutuhannya. Gembala yang tidak
pernah jauh dari domba-dombanya. Gembala mengenal dombanya dan demikian
sebaliknya. Dirinya merasa aman selama dia berada disamping Tuhan Sang Gembala
Agung segala domba. Daud menyadari bahwa hubungannya dengan Tuhan bukanlah
sebuah hubungan simbiosis mutualisme, sebuah hubungan saling menguntungkan
antara dua belah pihak. Hubungan Daud dengan Tuhan jauh melebihi kebutuhankebutuhan di dalam diri Daud sendiri dan itulah yang disebut dengan keintiman.
Daud mau menjelaskan bahwa Tuhan yang digambarkannya sebagai gembala itu
adalah Tuhan yang selalu menuntun hidupnya dan selalu berjalan bersamanya dan
memenuhi apapun yang menjadi kebutuhannya.
Pesan yang disampaikan di dalam kidung pembuka ini sangat jelas bagi kita,
bahwa selama kita menjadikan Tuhan sebagai gembala dan selama kita juga mau
menjadi domba yang baik bagi gembala itu, maka apapun yang menjadi kebutuhan
kita, tersedia, sebagaimana seorang gembala menjamin kebutuhan dombadombanya, mulai dari kebutuhan fisik, rasa aman, ketentraman dan hal-hal lainnya
yang non material. Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menjadikan Tuhan
sebagai gembala, sebagaimana Daud lakukan? Sudahkah anda menjadi domba yang
baik yang mencari dan mendapat kesegaran hanya padaNya? TPW
Bacaan Alkitab : Yosua 24:1-2a, 13-18, 25-26; Markus 1:1-8
Doa:Biarlah kami selalu datang kepadaMu dan beroleh kesegaran jiwa! Amin
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
3
Januari
2016
Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan
TUHAN yang menjadikan kita.
Mazmur 95:6
DIA, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib.
1 Petrus 2:9
Gagal Memenuhi Harapan
P
emazmur menyatakan bahwa penyembahan dan pujian haruslah disertai hati
yang taat kepada Tuhan. Ketaatan itu sangat penting dan itu yang Tuhan inginkan
ada dalam kehidupan umatNya. Ketaatan itu diwujudkan dengan memperhatikan
perintah Tuhan, ketaatan untuk menyatakan kasih Tuhan kepada sesama manusia.
Sebab, penyembahan dan pujian tanpa ketaatan sebagaimana yang Tuhan kehendaki
bukanlah penyembahan dan pujian yang sejati.
Ketidaktaatan bangsa Israel kepada Allah merupakan kegagalan dalam
memenuhi harapan Tuhan. Tuhan memiliki harapan agar umatNya setia dan hidup
kudus di hadapanNya. Pemberontakan Israel di padang gurun sebagai contoh orang
yang bersalah dalam apa yang mereka inginkan, tidak mengenal jalan-jalan Allah
yang benar, dan oleh karena itu gagal menerima apa yang telah dijanjikan-Nya (lih.
Bil 14:22-23,28,30; Ul 1:34-35).
Kegagalan kita dalam memenuhi harapan seperti yang Tuhan kehendaki, akan
membuat hubungan kita dengan Dia semakin jauh bahkan terputus. Janji-janji Allah
tidak lagi memenuhi dan menjadi bagian dalam hidup kita. Padahal sesungguhnya
harapan yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita umatNya semata-mata adalah
untuk kebaikan kita, dan bukanlah sebagai beban atau tuntutan yang tidak masuk
akal, yang tidak bisa kita penuhi. Oleh karena itu mendekatlah kepada Tuhan, maka
Dia akan mendekat kepada kita dan memulihkan hubungan kita kembali denganNya.
Sebab orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan tidak akan ditinggalkan.
Terlebih lagi Tuhanlah yang akan memberikan kepada kita kekuatan, hikmat, dan
kemampuan untuk menjalani kehidupan ini. TPW
Bacaan Alkitab : Lukas 2:41-52 ; 1 Yohanes 5:11-13; Mazmur 138
Doa: Ampuni kami ya Tuhan, karena kami gagal memenuhi harapanMu untuk selalu
taat, setia hidup kudus dan mengandalkan Engkau selalu dalam kehidupan
kami. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
4
Januari
2016
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan
kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan
tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Mazmur 139:23-24
Oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta
berdasar di dalam kasih.
Efesus 3:17
Allah Menyelidiki Hati
P
emazmur adalah seorang yang mengenal Allah secara akrab serta memiliki
pengalaman bersama Allah sehingga ia pun menaikkan doa pribadinya. Hubungan
pribadi dengan Allah bagi Pemazmur sangatlah penting. Melalui pengenalan dan
pengalamannya Pemazmur memandang dan merenungkan keberadaan Allah yang
mahatahu, seraya memohon tuntunan dan penyertaanNya. Kata: selidikilah, ujilah,
kenallah, lihatlah, dan tuntunlah. Sasarannya ialah jalan yang kekal, jalan kehidupan
dan jalan damai sejahtera, yang berbeda dengan jalan kehancuran dan kebinasaan bagi
orang fasik. Pemazmur memohon semoga Tuhan yang menyelami hati sang pendoa
tetap melindunginya terhadap yang jahat (Mazmur 139:23-24).
Allah menghendaki kita sebagai umat Tuhan juga menyadari akan sifat-sifat Allah
ini, khususnya kemahahadiran dan kemahatahuan-Nya, terkait dengan pemeliharaan
umat-Nya. Dengan selalu menyadari bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi,
juga menciptakan kita, ia mempunyai pengetahuan sempurna tentang kita; Dia
senantiasa bersama kita, dan pikiran-Nya senantiasa diarahkan kepada kita di dalam
setiap situasi.
Doa yang seperti ini adalah doa yang cocok bagi setiap orang percaya. Dimana
bukan saja kita harus membenci ketidakbenaran di dalam dunia, tetapi kita juga
harus mengetahui kalau ada sesuatu di dalam diri kita yang mendukakan Allah. Kita
harus bersedia meminta Allah menguji kita supaya dapat melanjutkan pekerjaan
pengudusan-Nya dalam kita. Jikalau dijumpai sesuatu yang tidak benar, kita harus
berbalik daripadanya dalam pertobatan. Menyadari bahwa Tuhan itu mahatahu,
mahahadir, dan mahakuasa, dapat memberikan ketenangan pada kita saat menghadapi
berbagai masalah dalam kehidupan kita.
Sebagai orang percaya, kita ingin beriman seperti Pemazmur yang selalu berharap
akan Allah. Beriman berarti kita mau ditegor, dikoreksi dan diperbaharui, secara hati,
pikiran dan tingkah laku kita agar hidup kita selaras dengan kehendak Tuhan. Hal
senada juga merupakan anjuran rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, dimana Paulus
menyatakan bahwa, “Oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar
serta berdasar di dalam kasih” (Efesus 3:17). Bila Yesus diam di dalam hati kita, maka
hidup kita akan berakar dan berdasar dalam kasih kepada Allah dan sesama. TPW
Bacaan Alkitab : Kejadian 21:1-7 ; Matius 1:9-13
Doa:Dalam KemahatahuanMu dan KuasaMu kami berserah dan berharap hanya
kepadaMu ya Allah. Amin!
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
5
Januari
2016
Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya
kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.
Mazmur 90:14
Pagi-pagi semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait
Allah untuk mendengarkan Dia.
Lukas 21:38
Dikenyangkan Diwaktu Pagi
S
uatu hari saya pernah mengikuti upacara bersama untuk seluruh karyawan dan
karyawati, baik pusat maupun pemerintah daerah. Sebelum mengikuti upacara
itu saya sudah beristirahat yang cukup, sarapan pagi, minum air putih yang banyak
dan menyimpan sejumlah permen di saku celana bersama sapu tangan menjelang
upacara itu dimulai. Alhasil, dampaknya saya tetap bertahan sampai akhir upacara,
kendati banyak peserta yang permisi kebelakang karena sudah tidak kuat berdiri,
bahkan tidak sedikit yang pingsan karena lamanya berjemur di bawah panas teriknya
matahari dengan stamina yang kurang prima.Mengapa saya bisa tetap bertahan dalam
situasi itu, karena saya memiliki bekal yang cukup, yaitu: sudah sarapan pagi!!!
Firman Tuhan hari ini berbicara tentang suatu kesiapan baik secara jasmani
maupun secara rohani dengan istilah “kenyang di waktu pagi”. Kenyang diwaktu
pagi menggambarkan keadaan terpenuhinya suatu kebutuhan, potensi, kondisi, bagi
kesiapan untuk melakukan segala sesuatu di hari itu dan berlanjut bagi hari-hari
selanjutnya. Sebagaimana semua orang banyak pagi-pagi datang kepada Yesus di
dalam bait Allah untuk mendengarkan Dia dan dikenyangkan oleh firman kebenaran
(Lukas 21:38) Sungguh berbeda dengan kelaparan, ketidakberdayaan, lesu dan segala
kelemahan. Pemazmur berdoa agar Tuhan mengenyangkan mereka di waktu pagi
dengan kasih setiaNya. Kasih setia yang mencukupkan dan memenuhi kehidupan
mereka baik secara tubuh, jiwa maupun roh. Suatu pemenuhan yang membuat mereka
bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari yang mereka lalui.
Doa ini, yang dianggap digubah Musa, mungkin ditulis sementara 40 tahun
ketika Allah membuat Israel mengembara di padang gurun sebagai hukuman atas
ketidaksetiaan mereka (Ul 8:15). Suatu angkatan orang Israel yang tidak taat mati
selama ini (bd. Ayat Mazm 90:7-11; lih. Bil 14:22-33). Setelah mengakui semua
pelanggaran mereka dan hukuman Allah, Musa mendoakan pemulihan perkenan dan
berkat Allah. Allah yang sanggup mengenyangkan mereka di pagi hari, adalah Allah
yang sanggup mengenyangkan mereka selama-lamanya. Allah yang sanggup memulai
sesuatu yang baik, pastilah Allah yang sanggup mengakhirinya dalam damai sejahtera.
TPW
Bacaan Alkitab : Kejadian 9:12-17; Markus 1:14-20
Doa:Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan segala kebaikanMu ya Tuhan.
Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
6
Januari
2016
Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi, dunia serta isinya
Engkaulah yang mendasarkannya. Utara dan selatan, Engkaulah yang
menciptakannya,
Mazmur 89:12-13
Di dalam Dia (Kristus)lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di
sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Kolose 1:16
Sang Pencipta
D
alam Mazmur 89 yang merupakan “Nyanyian pengajaran Etan, orang Ezrahi.”
Dinyatakan keagungan Allah sebagai “Yang Empunya langit dan bumi, dunia
serta isinya…yang mendasarkan utara dan selatan dan yang menciptakannya”. Etan
menyadari bahwa alam semesta ini tidak jadi dengan sendirinya, namun ada Dia Sang
Maha Agung yang telah menjadikannya dan terus menjaga serta memeliharanya.
Sekalipun kesadaran itu membuat Etan menyanyikan nyanyian pengajaran dan
mengajak semua orang menyadari akan keberadaan Allah yang dahsyat dan
sempurna itu, namun ia dan semua orang itu belum sungguh-sungguh mengenal
siapa Allah yang agung itu dan menjadi misteri abadi.
Namun karena kasih karunia Allah, apa yang tak tergapai oleh pengetahuan
Etan dan orang-orang yang rindu mengenal akan Allah, dijelaskan oleh rasul Paulus
kepada jemaat Kolose sebagai rahasia yang telah dinyatakan (terungkap). Dimana
Di dalam Dia (Kristus) lah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun
kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia
dan untuk Dia (Kolose 1:16). Ayat ini merujuk kepada Mesias, yaitu Juru selamat,
yang telah lahir dari keturunan Daud. Yesus Kristuslah yang merupakan anak sulung
Allah dalam hal kebangkitan dari antara orang mati dan menjadi Raja segala raja
(“King of Kings”).
Penyataan khusus Allah melalui putraNya yang tunggal, Yesus Kristus, sungguh
merupakan satu pengenalan yang indah akan kebaikan Tuhan dalam kehidupan
jemaat Kolose dan kita yang hidup dalam zaman anugerah ini. Oleh karenanya
wajiblah kita mengucap syukur akan segala kebaikan Tuhan yang indah itu dan
senantiasa memuji nama Yesus “Nama di atas segala nama” itu. TPW
Bacaan Alkitab : Matius 2:1-12; Efesus 3:2-3a, 5-6; Matius 1:21-28
Doa:Terima kasih ya Allah, atas penyataanMu melalui “Yesus Kristus” Tuhan dan
Juruselamat kami yang hidup. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
7
Januari
2016
Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di
hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu.
Mazmur 86:9
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia
sudah nyata.
Titus 2:11
Kasih Karunia Allah Nyata
“S
egala bangsa yang Kau jadikan akan datang sujud menyembah di hadapanMu,
ya Tuhan, dan akan memuliakan namaMu”, merupakan doa permohonan
dan harapan Pemazmur yang ditujukan kepada Tuhan (Mazmur 86:9) Pemazmur
menggunakan kata Tuhan (Ibr. Adonai, yang berarti tuan, pemilik; yang menunjukkan
relasi hamba-tuan yang disadari oleh pemazmur sebagai pemilik atas segala
bangsa.
Bangsa demi bangsa memang tumbuh, berkembang, datang dan pergi, silih
berganti. Namun semuanya tidak akan tetap ada dan bertahan, tanpa restu dan
kehendak Allah yang menjadikannya. Dalam doanya Pemazmur seakan mengajar
kita tentang iman dan penyerahan diri kepada Tuhan yang begitu dalam yang
menjangkau segala suku, ras dan kebangsaan kita. Kita dapat belajar menempatkan
diri kita sebagai hamba, sekaligus warga negara dimana kita berada pada posisi yang
tepat di hadapan Tuhan kita. Kita belajar bersama dengan umat Tuhan masa lampau
menaikkan doa-doa kita dalam kesatuan iman, mengagungkan kebesaranNya.
Dengan memahami karya Tuhan bagi segala bangsa, kitapun akan rindu untuk
terlibat, mewartakan karya Tuhan itu melintasi segala bangsa, berupaya untuk “go
internasional”, dan tidak picik serta diskriminasi pada paham yang sempit. Kita boleh
saja memiliki visi menjadi terang bagi bangsa-bangsa atau menjadi saluran berkat
bagi dunia, tetapi jika kita hanya puas dengan keadaan diri kita sendiri dan tidak
mau bergaul ataupun membuka diri bagi sesama ataupun orang-orang yang kita
anggap “orang Samaria”, maka kita akan ketinggalan dalam peran serta menyembah
dan memuliakan Tuhan bersama orang-orang kudus dari segala bangsa. Biarlah doa
dan harapan Pemazmur, menjadi doa dan harapan kita juga. TPW
Bacaan Alkitab : 1 Yohanes 3:1-6; Markus 1:29-39
Doa:Kami mau dan rindu ya Tuhan, menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, dan
tolonglah kami melakukannya. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
8
Januari
2016
Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari
TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.
Hosea 10:12
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna.
Roma 12:2
Membuka Tanah Baru
N
abi Hosea mengajak bangsanya untuk membuka tanah baru, apa artinya? Apakah
itu berarti membuka hutan, menebangi semua pohon yang ada atau membuat
kebun atau ladang baru? Ternyata bukan demikian! Kebiasaan orang Israel dalam
bercocok tanam, mereka hanya diperbolehkan menggarap tanah pertaniannya
selama enam tahun, dan pada tahun ketujuh tanah itu harus diistirahatkan. (Lih.
Imamat 25:3-4). Jadi selama satu tahun tanah itu dibiarkan begitu saja tanpa
dicangkul, dibajak atau pun diairi. Akibatnya? Tanah itu menjadi sangat keras dan
hanya ditumbuhi oleh tanaman liar seperti ilalang dan semak duri. Karena tanahnya
sudah mengeras dan dipenuhi oleh ilalang dan semak duri, benih sebaik apa pun
yang ditabur tidak akan bisa tumbuh dengan baik, pada akhirnya akan mati.
Begitulah keadaan hati seseorang yang lama tidak tersentuh oleh ‘mata bajak dan
tidak mengalami aliran-aliran air hidup’. ‘Tanah’ hatinya sangat keras dan dipenuhi
oleh berbagai ‘belukar’, ilalang dan semak duri’. Sebaik apa pun benih yang ditabur
tidak akan menghasilkan tuaian sebab benih itu pasti akan mati. Keadaannya tetap
kering dan gersang. Kerohaniannya tetap saja kerdil, tetap kanak-kanak dan tidak
pernah bertumbuh. Hanya menghasilkan manusia duniawi!
Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma menasehati agar orang percaya
jangan menjadi serupa dengan dunia ini dan tidak menjadi manusia duniawi!
Mereka harus menjadi tanah yang baru yang siap ditaburi benih yang baik sehingga
menghasilkan buah. Mereka harus berubah oleh pembaharuan budi yang berkenan
kepada Allah. TPW
Bacaan Alkitab : Bilangan 24:15-17a (17b-19); Markus 1:40-45
Doa:Biarlah hati kami terbuka bagai tanah baru yang siap ditanam dengan benih
yang baik ya Tuhan. Amin.
10
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
9
Januari
2016
Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang
terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan.
Mazmur 9:10
Paulus menulis: Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan,
di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
2 Korintus 12:10
Tuhan Tempat Perlindungan
Daud adalah salah satu orang yang memiliki iman yang luar biasa kepada
Tuhan. Ia benar-benar mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya, sejak kecil
hingga akhirnya ia menjadi raja bangsa Israel. Oleh karena itu dalam perikop ini,
Daud menggubah mazmur yang menunjukkan perlindungan Tuhan terhadap orangorang saleh. Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang
yang terinjak dan mengalami kesesakan (ay. 10). Daud juga mengatakan bahwa
Tuhan tidak akan meninggalkan orang yang mencari Tuhan (ay. 11b). Hal ini tentu
saja timbul karena Daud memiliki pengenalan yang dalam dan intim dengan Tuhan,
sehingga walaupun Daud mengalami banyak persoalan dalam hidupnya, antara lain
dikejar-kejar oleh raja Saul, hingga harus melarikan diri dari istana, namun Daud
tetap tahu dan percaya bahwa Tuhan akan selalu menjadi tempat perlindungan
baginya, dan selalu teruji.
Bagaimana dengan kita, seberapa dalam kita mengenal dan mengandalkan
Tuhan? Salah satu tanda apakah kita memang telah mengenal Tuhan adalah melihat
apakah kita sudah menuruti perintah-perintah Tuhan dalam kehidupan kita (1 Yoh
2:3). Jika kita sudah mengenal Tuhan, maka kita akan percaya kepadaNya, dan ketika
kita sudah percaya kepadaNya dengan sungguh-sungguh, maka kondisi apapun
yang kita alami tidak akan menggoyahkan iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan,
sehingga kita akan berkata kepada Tuhan “Engkau adalah tempat perlindunganku
dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai” (Mzm 91:2).
Biarlah pengalaman hidup Daud menginspirasikan kita, bahwa pengandalan
kepada Tuhan tidak akan pernah sia-sia dan bahwa Tuhan adalah tempat
perlindungan yang seharusnya menjadi bagian orang percaya. Alkitab mengatakan
bahwa orang yang mengenal Tuhan, yaitu orang yang mengenal nama Tuhan akan
percaya kepadaNya (ay. 11a). Hanya orang-orang yang telah memiliki pengenalan
yang benar kepada Tuhan akan percaya kepadaNya. Orang-orang yang masih “kanakkanak” dalam mengenal Tuhan, tentunya tidak akan dapat percaya sungguh kepada
Tuhan. Mereka hanya akan percaya ketika mereka melewati jalan-jalan yang mudah,
tetapi ketika mereka mulai melewati masalah demi masalah, orang-orang seperti ini
akan berguguran dan kehilangan kepercayaan mereka kepada Tuhan. TPW
Bacaan Alkitab : Efesus 4:17-24; Markus 2:1-12
Doa:Engkaulah tempat perlindungan kami turun-temurun, hati kamipun tenang
dalam perlindunganMu. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
11
Minggu
10
Januari
2016
Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam
batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras
dan memberikan mereka hati yang taat,
supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturanperaturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku
akan menjadi Allah mereka.
Yehezkiel 11:19,20
Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
2 Korintus 5:17
Mengalami Pembaharuan
B
arang yang telah lama dipakai, rusak dan usang pasti akan digantikan dengan
yang baru. Jika sudah ada yang baru, maka barang yang lama akan dibuang/
tidak dipakai lagi. Setiap waktu selalu ada pembaharuan yang kita alami, mulai dari
barang-barang di rumah, sistem dalam pekerjaan dan masyarakat, bahkan juga kita
mengalami pembaharuan dalam hidup. Tahun baru biasanya juga dipakai sebagai
moment yang tepat untuk memperbaharui hidup. Pembaharuan hidup adalah
mengganti sikap dan gaya hidup lama yang rusak dan tidak baik, dengan gaya hidup
baru yang lebih baik lagi.
Firman Allah kepada bangsa Israel melalui nabi Yehezkiel juga berbicara
tentang janji pembaruan bagi bangsa Israel. Keadaan bangsa Israel yang terpuruk,
hidup dalam pembuangan, ditindas oleh bangsa-bangsa asing, dan tidak menikmati
kebebasan hidup sebagai bangsa yang merdeka, akan segera diperbaharui oleh
Allah. Memang penyebab awal mereka dibuang adalah karena ulah mereka sendiri,
karena sikap hidup yang tidak taat, keras hati, tegar tengkuk, dan tidak setia.
Meskipun demikian, Allah adalah kasih dan akan memulihkan mereka. Setelah
dari pembuangan mereka akan dikumpulkan kembali dan Allah akan menjauhkan
mereka dari hati yang keras, memberikan mereka hati dan roh yang baru, yaitu hati
yang taat dan setia kepada Allah saja. Pembaharuan itulah membuat bangsa Israel
menjadi umat baru yang taat dan telah meninggalkan kehidupan lamanya.
Demikian juga kita sebagai orang percaya yang telah dibaharui oleh Allah
sendiri melalui pengorbananNya di kayu salib. Kita yang dulunya hidup dalam dosa
dan sering melakukan kejahatan hidup sebagai manusia lama. Namun, sejak hidup
dalam Kristus, kita telah menanggalkan hidup lama dan menerima hidup yang baru.
Seperti firman Tuhan hari ini mengatakan, “Siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Sebagai ciptaan baru, tentu gaya hidup kita tidak lagi sama dengan cara hidup lama
dalam dosa. Kita telah ditebus dan dipanggil menjadi umatNya, maka hidup kita juga
harus berpadanan dengan panggilan itu. Hidup kita tidak lagi dipimpin oleh nafsu
dunia, tetapi dipimpin oleh Roh Allah, karena kita adalah anak-anakNya. A3P
Bacaan Alkitab : Markus 3:13-17; Roma 12:1-3 (4-8); Mazmur 2
Doa:Tuhan Yesus terimakasih telah membaharui kehidupan kami, ajarlah kami
selalu untuk hidup baru dan selalu mau dipimpin oleh RohMu. Amin
12
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
11
Januari
2016
Bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu
apa yang diinginkan hatimu.
Mazmur 37:4
Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan
diberikan kepadamu.
Markus 11:24
Meminta dan Menerima
K
etika memasuki tahun yang baru, tentu telah terpikirkan oleh kita rencana
dan keinginan yang hendak dicapai dalam satu tahun ke depan. Memang tidak
salah bila kita menginginkan banyak hal untuk dicapai, demi menambah semangat
hidup dan untuk memenuhi kebutuhan. Namun, perlu kita sadari bahwa tidak selalu
keinginan itu kita dapatkan sesuai yang diharapkan, bahkan tidak jarang juga sangat
bertolakbelakang dengan keinginan kita sehingga menimbulkan kekecewaan.
Sebagai orang beriman tentu kita perlu bersikap bijak dan menyadari bahwa setiap
keinginan kita juga telah ada yang mengaturnya, bahkan Dia lebih mengerti apa yang
kita butuhkan, bukan saja yang kita inginkan.
Dua ayat firman Tuhan hari ini memberikan tips bagaimana harusnya kita
menyatakan keinginan kepada Tuhan supaya keinginan kita itu dapat terwujud.
Tips pertama dari Pemazmur, yaitu hati yang bergembira karena Tuhan. Banyak
orang berpura-pura berbahagia karena Tuhan, tetapi sebanarmya ia sedang
tertekan dan tidak bahagia. Banyak orang juga mengejar keinginannya karena nafsu
duniawi semata. Yang dimaksudkan Pemazmur dengan berbahagia karena Tuhan
adalah berbahagia karena percaya kepada Tuhan, melakukan yang baik, dan setia
kepada ketetapanNya. Bahagia itulah yang membuat Tuhan memberikan apa yang
diinginkan hati kita.
Tips kedua, yaitu minta dan doakan. Sering kali kita rajin meminta kepada Tuhan
tetapi lupa untuk berdoa, atau berdoa ketika nanti sudah menerimanya. Sikap yang
benar adalah ketika meminta itupun harus dibarengi dengan doa, sebagai tanda
kesungguhan kita untuk meminta. Di dalam doa akan terungkap apakah keinginan
kita sesuai atau tidak dengan kehendak Tuhan. Tips ketiga, percaya bahwa kita telah
menerima apa yang diminta kepada Tuhan. Ini merupakan sikap hidup orang yang
berpengharapan. Meskipun belum menerima tetapi seolah-olah telah menerima,
menunjukkan keyakinan kita akan Tuhan yang penuh kasih. Memang tidak mudah
untuk menerapkan ketiga tips ini, tetapi Firman Tuhan tidak pernah berbohong. Bila
kita sungguh-sungguh percaya dan berbahagia karenaNya, meminta dan berdoa,
serta berpengharapan, maka Ia akan memberikan apa yang kita inginkan. A3P
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 10:37-48; Markus 2:13-17
Doa:Terimakasih Ya Tuhan, karena melalui firmanMu hari ini Engkau telah
mengingatkan kami bagaimana menyatakan keinginan kepadaMu dengan
benar. Amin
13
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
12
Januari
2016
Apabila seorang memerintah manusia dengan adil, memerintah dengan
takut akan Allah, ia bersinar seperti fajar di waktu pagi, pagi yang tidak
berawan, yang sesudah hujan membuat berkilauan rumput muda di
tanah.
2 Samuel 23:3-4
Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang
ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat
Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Kisah Para Rasul 20:28
Pemimpin Yang Mengayomi
P
ada hakekatnya setiap manusia pasti memiliki jiwa kepemimpinan, minimal
memimpin diri sendiri untuk menuju hidup yang lebih baik. Karena setiap kita
sebagai orang Kristen yang beriman dipanggil untuk menjadi seorang pemimpin.
Mungkin saat ini kita menjadi pemimpin di lingkungan keluarga, lingkungan tempat
bekerja, lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara, serta lingkungan gereja.
Dalam sebuah kepemimpinan penting untuk diperhatikan bahwa bukan hanya
soal kita memimpin apa, siapa, dan dimana, melainkan soal bagaimana cara kita
memimpin. Melalui Firman Tuhan hari ini, digambarkan bagaimana kita seharusnya
menjadi pemimpin yang adil, takut akan Tuhan, bertanggungjawab kepada setiap
pribadi yang kita pimpin seperti antara gembala dengan kawanan domba, dan
dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga kita menjadi pribadi yang bijak.
Banyak pemimpin di lingkungan sekitar kita yang memerintah dengan tidak
adil, bahkan dalam membuat sebuah kebijakan tertentu menguntungkan salah
satu kelompok saja. Dalam menegakkan peraturan atau hukum cenderung bersifat
pilih kasih. Banyak pemimpin yang tidak takut akan Tuhan sehingga karakter
dan sifatnya buruk, seperti halnya melakukan korupsi, memaksakan kehendak
dengan kekerasan, melanggar norma-norma kesopanan, dan sebagainya. Ketika
kita dipercaya untuk memimpin atau memerintah maka hendaklah hidup takut
akan Tuhan menjadi dasarnya untuk melahirkan nilai-nilai yang positif. Kemudian
menginjinkan Roh Kudus untuk membimbing hati dan pikiran kita sehingga ketika
melangkah dan melakukan sesuatu akan dipenuhi dengan hikmat. Dengan demikian
kita akan mampu menjadi pemimpin yang adil dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab yang dipercayakan, menjadi pemimpin yang bertanggungjawab dan
mampu mengayomi setiap orang yang dipimpin.
Pemimpin yang mengayomi dapat dipahami sama dengan pemimpin yang
mampu melindungi, menjaga, membimbing, seperti halnya hubungan antara seorang
gembala dengan kawanan dombanya. Seorang gembala hendaklah melindungi dan
menjaga dombanya dari kawanan serigala, membimbing kepada rumput yang
hijau, membimbing kepada jalan yang benar agar kawanan domba tidak tersesat,
memperhatikan pertumbuhan setiap kawanan domba, dan selalu bersikap adil
terhadap satu domba dengan yang lainnya. A3P
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 2:11-16; Markus 2:18-22
Doa: Tuhan, jadikan dan mampukanlah kami menjadi pemimpin yang mengayomi
sehingga kami dapat menjadi berkat dan kesaksian yang baik. Amin.
14
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
13
Januari
2016
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai
dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Mazmur 91:15
Dengan jalan demikian Ia (Yesus membebaskan mereka yang seumur
hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada
maut.
Ibrani 2:15
Hidup Dalam Perlindungan Allah
S
etiap kita tentu memiliki masalah dan pergumulan masing masing. Baik
pergumulan dalam keluarga, pekerjaan, pemenuhan kebutuhan ekonomi, relasi
dengan masyarakat dan lain sebagainya. Permasalahan atau pergumulan biasanya
memberi dampak yang berlawanan, yaitu pertama akan dapat semakin mendekatkan
diri kita kepada Tuhan Yesus, yang kedua menjauhkan diri dari Tuhan Yesus.
Permasalahan atau pergumulan yang dapat mendekatkan diri kepada Tuhan
adalah ketika seseorang menyadari bahwa hidup itu tidak akan pernah terlepas dari
masalah dan memiliki kesabaran untuk menghadapinya. Selalu berusaha mengatasi
permasalahannya dengan senantiasa mengandalklan Tuhan dengan penuh keyakinan
bahwa Tuhan akan menolong, senantiasa tenang dan tidak takut pada masalah karena
Tuhan adalah tempat perlindungan, dan senantiasa berpengharapan padaNya.
Permasalahan atau pergumulan yang dapat menjauhkan diri dari Tuhan yaitu jika
seseorang berpikir bahwa yang dialami saat ini adalah karena Tuhan tidak sayang
lagi, perasaan putus asa dan menyalahkan Tuhan, tidak memiliki pengharapan dan
tidak percaya bahwa Tuhan sanggup menolong. Bagaimana dengan kita, diposisi
pertama atau kedua?
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita ketika sedang menghadapi
permasalahan dan pergumulan seberat apapun ingatlah bahwa sekali-kali Tuhan
tidak akan meninggalkan kita. Ketika kita berseru dan berharap penuh dengan
keyakinan dalam iman maka Tuhan akan menjawab. Ia akan menyertai kita sampai
masalah atau pergumulan kita teratasi dan terjawab. Tuhan akan senantiasa
memberikan kita kelegaan dalam kesesakan, meluputkan kita dari pencobaan, dan
membebaskan kita dari perbudakan dosa, serta memuliakan kita. Tuhanlah tempat
perlindungan dan penolong kita, karena itu tidak ada alasan untuk tidak percaya
dan jauh dariNya, apalagi ketika kita menghadapi masalah dan pergumulan hidup.
A3P
Bacaan Alkitab : Roma 8:26-3; Markus 2:23-28
Doa: Tuhan Yesus kami yakin dan percaya bahwa Engkaulah perlindungan kami, yang
akan senantiasa menolong kami dalam kesesakan, masalah dan pergumulan
hidup. Amin.
15
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
14
Januari
2016
Tidak seorang pun yang tinggal di situ akan berkata: “Aku sakit,” dan
semua penduduknya akan diampuni kesalahannya.
Yesaya 33:24
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”
Markus 2:5
Sudah Diampuni
T
idak sedikit orang sering menghubung-hubungkan sakit penyakit atau
penderitaan dengan dosa. Orang yang sakit atau menderita sering dianggap
memiliki dosa sebagai penyebabnya. Bahkan di kalangan orang percaya juga
masih banyak yang beranggapan demikian. Renungan hari ini berbicara tentang
pengampunan dosa yang Tuhan berikan kepada mereka yang percaya. Orang sakit
dan menderita ternyata membutuhkan pengampunan dosa sebelum sepenuhnya ia
sembuh dan bebas dari penderitaan.
Yesaya menyampaikan berita sukacita kepada Sion bahwa Tuhan adalah
Penolong dan Raja di Sion. Meskipun Sion pernah mengalami berbagai penganiayaan
dari bangsa-bangsa asing di sekitarnya, tetapi pada akhirnya Allah akan menolong
mereka. Allah akan mengampuni dosa semua penduduk Israel meskipun selama
ini mereka telah hidup tidak taat. Allah ingin menunjukkan bahwa yang mereka
butuhkan bukan hanya sembuh dari sakit dan bebas dari penderitaan, tetapi yang
terpenting adalah pengampunan dosa. Sehingga untuk menyelesaikan masalah
mereka maka terlebih dahulu Allah mengampuni dosa mereka. Allah tidak akan
memberikan penderitaan dan ‘sakit’ kepada mereka, karena pengampunan Allah
bersifat sempurna.
Demikian juga ketika orang lumpuh dibawa ke hadapan Yesus, dengan harapan
bahwa Yesus akan menyembuhkannya. Yesus melihat iman orang lumpuh itu dan ia
berkata “dosamu sudah diampuni”. Pada waktu itu orang lumpuh membutuhkan
kesembuhan dan berharap Yesus menyembuhkannya, tetapi Yesus justru mengatakan
sesuatu yang berbeda. Itulah yang Allah ingin tunjukkan bahwa pengampunana dosa
dapat memberi pemulihan yang total. Dengan diampuni dosanya maka orang lumpuh
itu sembuh dan dapat berjalan. Kuasa pengampunan dosa begitu besar kuasanya.
Ternyata masalah utama di dunia ini bukan hanya soal penyakit dan penderitaan,
tetapi masalah dosa. Bersyukurlah jika kita telah menerima pengampunan dosa
melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, karena sesungguhnya pengampunan
itu membuat kita sembuh bahkan mendapat keselamatan. A3P
Bacaan Alkitab : Efesus 1:3-1; Markus 3:1-6
Doa:Ya Tuhan, terimakasih karena engkau telah memulihkan keadaan kami melalui
pengampunan dosa. Amin
16
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
15
Januari
2016
Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau
menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau.
Yeremia 12:3
Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum
Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam
kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di
dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
1 Korintus 4:5
Penghakiman Hanya Milik Tuhan
Dalam lingkungan sekitar tempat tinggal kita, pernahkah kita mengalami
ketidakadilan? Melihat banyak ketidakbenaran terjadi, kecurangan dan manipulasi,
kejahatan terjadi disana sini, bagaimanakah perasaan kita? Tampaknya Tuhan tidak
bertindak dan rasanya kita sendiri yang ingin menghukum dan menghakimi mereka
agar jera. Lebih mengherankan lagi pelaku kejahatan, kecurangan, ketidakbenaran
justru terlihat makin makmur dan kaya dibanding mereka yang hidup dalam
kebenaran dan taat beribadah. Kumpulan orang fasik hidup mujur, orang yang
tidak setia justru aman sentosa, itulah fenomena yang sering membuat kita geram
sekaligus seolah-olah dunia tidak adil.
Hal-hal diatas merupakan sedikit gambaran keluhan Yeremia masa itu, mungkin
juga keluhan kita saat ini. Namun, Yeremia tidak henti-hentinya berdoa agar ia
sendiri tidak jatuh pada pencobaan dan dosa seperti yang dilakukan oleh orangorang fasik. Yeremia terus berdoa menuntut keadilan Allah, menuntut hukuman atas
orang-orang jahat, karena dia menyadari bahwa hanya Allah yang mampu memberi
keadilan dan yang berhak memberi penghakiman atas seluruh kejahatan manusia
termasuk orang-orang fasik.
Hal menghakimi juga disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus
bahwa hanya Tuhan saja satu-satunya hakim yang berhak menghakimi orang-orang
berdosa. Paulus menyadarkan jemaat saat itu agar tidak mengambil otoritas Tuhan
untuk menghakimi sampai waktunya Tuhan tiba. Karena tidak ada kejahatan yang
dapat bersembunyi dari Tuhan dan tidak akan mungkin luput dari penghakiman
Tuhan. Paulus justru menguatkan iman mereka untuk tetap bertahan hidup dalam
kesetiaan, kebenaran, dan menunjukan kwalitas hidup sebagai hamba Tuhan. Melalui
kedua nats hari ini kita diingatkan bahwa Tuhanlah yang memiliki hak penuh untuk
menghakimi seseorang. Jangan kuatir karena Tuhan adalah Hakim yang adil, tidak
ada satu kejahatanpun yang luput dari padaNya. Yang perlu kita lakukan sebagai
orang percaya adalah terus hidup dalam kasih, kebenaran, pengharapan, dan takut
akan Tuhan. A3P
Bacaan Alkitab : Kolose 2:1-7; 1Timotius 1:1-11
Doa:Tuhan Yesus Engkaulah Hakim yang adil, yang pasti melihat ketidakadilan
dan kejahatan di dunia. ajarlah untuk kami selalu hidup dalam kebenaranMu.
Amin.
17
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
Keluaran 20:3
16
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Matius 6:24
Januari
2016
Tuhan Jangan Dipoligami
A
da sebuah kisah tentang seseorang sedang bekerja pada dua orang yang berbeda.
Awalnya memang ia dapat mengerjakan seluruh pekerjaan dengan baik, tetapi
setelah berjuang beberapa waktu ia mulai kelelahan dan pekerjaan dari kedua
bos mulai terbengkalai. Masing-masing dari atasan itu selalu menuntut pekerjaan
yang baik, tidak ada yang mau dikesampingkan, semua ingin diutamakan. Begitu
susahnya bekerja pada dua bos yang sama-sama menginginkan pekerja yang baik.
Cerita lain datang dari seorang suami yang berpoligami. Awalnya ia yakin akan bisa
bertindak adil kepada istri-istrinya, tetapi pada kenyataannya ia sama sekali tidak
bersikap adil, bahkan ia mulai merasa direpotkan. Ingin menyenangkan yang satu,
tetapi ternyata dalam waktu yang bersamaan ia telah menyakiti yang lain.
Memang tidak mudah mengabdi kepada dua tuan, apalagi berpoligami. Perihal
ini jugalah yang Allah sampaikan secara langsung kepada umat Israel. Melihat bangsa
Israel yang sudah mulai mendua hati dan menyembah berhala (allah lain) maka
Allah memberikan mereka 10 hukum, yang salah satu hukumnya berbunyi “Jangan
ada padamu allah lain di hadapanKu”. Allah begitu serius dan melarang dengan keras
umatNya mendua hati dan berpaling dariNya. Ia tidak suka dipoligami. Hanya Dia
satu-satunya yang harus disembah oleh umat yang percaya, tidak ada sesembahan
yang lain. Tuhan Yesus juga dalam khotbahnya di bukit menyampaikan bahwa
tidak ada seorangpun yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Tak seorangpun di
dunia ini dapat bersikap adil yang sempurna. Jika mereka mengasihi yang seorang,
maka yang lain akan dibenci. Jika setia kepada yang seorang, maka yang lain tidak
akan diindahkan. Demikianlah Yesus menyampaikan bahwa orang percaya tidak
dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon karena dengan demikian ia telah
mendua hati.
Banyak diantara kita sebagai orang percaya, tanpa sadar telah mem-poligami
Tuhan. Kita menduakan Tuhan dengan harta, keluarga, atasan, bahkan ilah-ilah lain.
Namun, firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk hanya menyembah Tuhan
yang satu. Tidak ada sesembahan lain, tidak ada yang boleh menggantikan posisi
Allah dalam hidup kita. Tuhan jangan dipoligami, karena hanya Dia satu-satunya
yang harus kita cintai dan muliakan. A3P
Bacaan Alkitab : Matius 6:6-13; 1 Timotius 1:12-20
Doa:Ya Allah, ingatkanlah kami senantiasa untuk tidak berpaling ke lain hati
dan menduakan Engkau dalam hidup kami, tetapi tetap setia mencintai dan
menyembah Engkau. Amin
18
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
17
Januari
2016
Umat-Ku akan menjadi kenyang dengan kebajikan-Ku, demikianlah
firman TUHAN.
Yeremia 31:14
Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu,
supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan
malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
2 Korintus 9:8
Blessed To Be Bless
D
alam keadaan putus asa, kekurangan, kelaparan dan penderitaan, begitu susah
kita dapat memahami Allah sebagai sumber berkat. Sering kali berkat kita
kaitkan dengan harta benda yang melimpah, padahal ketika berbicara tentang
berkat Allah sesungguhnya tidaklah terbatas hanya pada harta benda saja. Bangsa
Israel telah menerima berkat melimpah dari Allah. Bukan soal harta benda, tetapi
berkat pembebasan dan penyelamatan dari pembuangan. Nabi Yeremia mencatat
janji Allah yang baru kepada bangsa Israel, yaitu Allah akan menyelamatkan mereka
dari pembuangan dan memulihkan kembali keadaan mereka. Firman Tuhan
mengatakan bahwa umat Tuhan akan menjadi kenyang dengan kebajikanNya.
Allah akan menunjukkan kebaikanNya kepada Israel, melalui pemulihan keadaan,
sehingga mereka dapat melihat dan merasakan kembali bahwa Allah itu baik.
Bukan hanya baik, tetapi Allah juga adalah sumber berkat. Ketika kita
berada dalam siatuasi yang sulit/kesusahan, bukan berarti persediaan berkat
Allah sedang habis. Ia hanya sedang memberi waktu kepada kita untuk berserah
penuh kepadaNya. Allah tidak hanya mempersiapkan berkat jasmani bagi kita,
tetapi Ia juga melimpahkan berkat rohani, yaitu Kasih Karunia. Dengan karunia
keselamatan itu kita dikenyangkan dengan kebaikan, berkecukupan, bahkan sampai
berkelimpahan.
Seperti gelas yang diisi air terus-menerus sampai melimpah akan mengalir
keluar dan memenuhi tempat lain, demikian juga diharapkan kita yang telah
menerima berkatNya juga dapat menjadi berkat bagi orang lain. Jangan kuatir berkat
itu habis, karena kita memiliki Allah sumber berkat. FirmanNya mengatakan bahwa
Ia akan mencukupkan bahkan memberi kelimpahan dalam berbagai kebajikan. Oleh
karena itu, jangan biarkan berkat Tuhan berhenti. Biarlah ia tetap mengalir dalam
kehidupan kita, bahkan melimpah, dan terus menjadi berkat bagi orang lain. A3P
Bacaan Alkitab : Matius 17:1-9; 2 Korintus 4:6-10; Mazmur 89:1-19
Doa:Ya Tuhan, terimakasih atas kebaikan dan berkatMu dalam kehidupan kami.
Jadikanlah kami saluran berkatMu selalu. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
19
Senin
18
Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan
melalui air yang hebat,
Yesaya 43:16
“Jangan takut, percaya saja!”
Matius 5:36
Januari
2016
Jangan Takut, Percaya Saja
B
anyak hal yang sering membuat kita terjerumus dalam perasaan takut dan kuatir
yang berlebihan akan berbagai hal. Apalagi ketika berada dalam kondisi sedih
karena akan kehilangan orang yang kita kasihi, tanpa ada sesautu yang dapat kita
lakukan untuk membatalkannya. Dalam kondisi demikian kita pasti juga dipenuhi
rasa takut dan kuatir. Perasaan itulah yang dialami oleh Yairus, seorang kepala rumah
ibadat. Ketika ia menghadapi realita bahwa anak perempuannya sedang sakit keras
dan hampir mati, betapa sedih dan takutnya hati seorang ayah melihat keadaan
anak yang dikasihinya berada di ambang kematian. Perasaan takut kehilangan itu
diungkapkannya di depan kaki Yesus. Ia tersungkur dan sangat berharap bahwa
Yesus mau menyembuhkan anaknya. Perasaan takut itu semakin menyiksanya
ketika ada salah satu keluarga yang datang dan mengatakan bahwa anaknya telah
mati. Dalam keadaan hati yang hancur, Tuhan Yesus berkata kepadanya, “Jangan
takut, percaya saja”. Kata-kata itu sangat sederhana, tetapi cukup memberi kelegaan.
Bahkan kuasa perkataan itu terbukti ketika pada akhirnya anak Yairus dibangkitkan
dari kematian. Hanya dengan percaya saja, kuasa Allah bekerja dengan ajaib dan
melepaskan kita dari ketakutan.
Melalui nabi Yesaya, Allah juga mengingatkan bangsa Israel untuk tidak takut,
karena Allah telah menebus dan memanggil mereka, serta menjadikan mereka
sebagai umat kepunyaanNya. Allah telah menunjukkan kuasaNya dalam banyak
cara, termasuk ketika membelah laut Teberau dan membawa bangsa Israel berjalan
menyeberang di tengahnya dengan selamat tiba di seberang. Dengan kenyataan yang
demikian seharusnya kita tidak perlu merasa takut dan kuatir lagi akan persoalan
dan masalah hidup ini, karena Allah yang telah menebus kita pasti juga akan
menolong kita. Jangan ragu-ragu lagi akan kuasa dan pertolonganNya. Syaratnya
hanya percaya dan jangan takut, maka kuasa dan pertolongan Tuhan akan nyata
dalam hidup kita. A3P.
Bacaan Alkitab : 2 Korintus 3: (9-11) 12-18; 1 Timotius 2:1-7
Doa:Ajarlah kami ya Tuhan supaya selalu percaya kepadaMu dan tidak takut kepada
apapun yang ada di dunia ini. Amin
20
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu,
Ulangan 6:16
19
Yesus Kristus berkata : Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintah-Ku.
Yohanes 14:15
Januari
2016
Kasihilah Tuhan Allahmu
S
alah satu dari hukum kasih yang Tuhan Yesus ajarkan adalah tentang mengasihi
Tuhan Allah. Bukan berarti Tuhan kurang kasih sayang sehingga umat
diperintahkan untuk mengasihiNya, tetapi itulah wujud keintiman hubungan
dan ketaatan kita kepadaNya. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk
mengungkapkan perasaan kasih. Bukan hanya diungkapkan dengan kata-kata indah
tetapi juga ditunjukkan melalui perbuatan atau sikap hidup.
Dalam kitab Ulangan, Musa mengingatkan terus menerus apa yang telah Allah
lakukan untuk menyelamatkan bangsa Israel dan menjadikan mereka sebagai umat
yang dikasihiNya. Oleh karena itu, pemahaman akan Allah Israel yang penuh kasih
itu juga harus diteruskan kepada anak cucu dan setiap keturunan Isreal, agar mereka
tidak lupa kepada Allah yang telah menyelamatkan mereka. Bahkan umat Israel juga
menerima perintah yang utama, yaitu mengasihi Allah. Salah satu wujud mengasihi
Allah adalah dengan taat kepada perintahNya dan tidak mencobaiNya. Ketika
perjalan keluar dari tanah Mesir, bangsa Israel pernah mencobai Tuhan di Masa dan
Meriba, yaitu ketika mereka tidak menemukan air disana. Mereka bersungut-sungut,
bertengkar dengan Musa dan mencobai Tuhan dengan mengatakan, “Adakah Tuhan
di tengah-tengah kita?” Berdasarkan pengalaman itu, Musa mengingatkan kembali
umat Israel agar jangan pernah mencobai Tuhan lagi. Salah satu wujud kasih umat
kepada Tuhan adalah tidak mencobai Tuhan dalam keadaan apapun.
Selain itu, wujud kasih kepada Tuhan juga dapat dinyatakan melalui ketaatan
kepada segala perintahNya. Memang tidak mudah untuk hidup taat kepada perintah
Tuhan, karena sering kali itu terasa sangat berat. Namun, Tuhan Yesus menjanjikan
seorang Penolong, yaitu Roh Kebenaran (Roh Kudus) yang akan menyertai orang
percaya selama-lamanya. Roh itu juga yang akan menolong orang percaya untuk
taat melakukan perintah Tuhan. Tentu ada banyak cara lain yang dapat kita lakukan
untuk menunjukkan kasih kepada Tuhan. Hari ini kita diingatkan akan dua hal, yaitu
mengasihi Allah dengan cara tidak mencobaiNya dan taat kepada perintahNya. A3P.
Bacaan Alkitab : Yohanes 1:43-51; 1 Timotius 2:8-15
Doa:Kami mau mengasihiMu ya Tuhan, kiranya Roh Kudus menolong kami untuk
taat dan tidak mencobaiMu. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
21
Rabu
Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita.
Yosua 24:18
20
Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hambahamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
1 Korintus 4:1
Januari
2016
Beribadah Hanya Kepada Satu Tuhan
N
egara Indonesia menjamin kebebasan umat beragama, dan memberikan keleluasan
untuk beribadah kepada Tuhan yang kita percayai. Namun, bukan berarti kita
bisa seenaknya menumbuhkan banyak hal dan kemudian menyembahknya. Pancasila
sila pertama membuktikan bahwa bangsa Indonesia percaya kepada Tuhan yang esa
(satu), bukan yang banyak.
Mari kita melihat bagaimana dengan bangsa Israel. Pada dasarnya, Yosua yang
melanjutkan memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan, memberi kebebasan
kepada seluruh penduduk Israel untuk percaya dan beribadah kepada Tuhan manapun
yang mereka percayai. Namun, Yosua mengatakan bahwa ia dan seisi rumahnya
beribadah kepada Tuhan yang satu, yaitu Allah yang telah menyelamatkan mereka
dari Mesir dan memberikan tanah Perjanjian (Kanaan) kepada mereka. Yosua juga
menyadarkan bangsa Israel bahwa, hanya ada satu Tuhan yang telah menyelamatakan
mereka dan Tuhan itu yang harus disembah. Pada akhirnya, bangsa Israel pun mengakui
bahwa Allah telah menyelamatkan mereka dan siap untuk beribadah kepada Tuhan
Allah saja, tidak lagi kepada allah-allah bangsa lain.
Seperti bangsa Israel yang percaya dan menyembah Tuhan Allah, maka kita juga
sebagai umat yang percaya harus beribadah kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang
telah menyelamatkan kita. Ada tanggung jawab iman yang harus dilakukan sebagai
wujud ibadah kita kepada Tuhan. Seperti Paulus yang dipercayakan rahasia Kristus
untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, maka kita juga harus siap dipercayakan
berbagai hal. Sehingga setiap orang juga dapat percaya kepada Tuhan dan beribadah
kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang telah menyelamatkan dunia dari dosa. Kiranya
ibadah kita, benar-benar adalah ibadah yang dapat memuliakan Tuhan Allah dan
menjadi berkat bagi banyak orang. A3P
Bacaan Alkitab : Yohanes 3:31-46; 1 Timotius 3:1-13
Doa:Tuhan, kami juga akan selalu percaya dan beribadah kepadaMu saja, karena
Engkaulah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat kami. Amin
22
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
21
Januari
2016
Kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan
bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan
puji-pujian untuk-Mu turun-temurun.
Mazmur 79:13
Mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan
kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk
orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
Kolose 1:12
Kewajiban Mengucap Syukur
S
udah tidak asing lagi di telinga ketika kita berbicara tentang bersyukur, apalagi kita
adalah orang percaya yang taat beribadah, tentunya kehidupan kita sehari-hari
telah diwarnai dengan rasa syukur. Dengan bersyukur membuat kita dapat melihat
banyak hal baik yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita. Bersyukur dalam masamasa sulit dapat membangun kembali pengharapan akan kehidupan yang lebih baik.
Jadi, dengan kata lain dapat kita pahami, bahwa bersyukur merupakan kewajiban
setiap orang percaya.
Tindakan mengucap syukur tidak hanya dilakukan jika berada dalam keadaan
baik atau ketika menerima berkat saja. Namun, bersyukur juga perlu dilakukan dalam
setiap keadaan. Pemazmur mengungkapkan keinginan umat untuk bersyukur ketika
mereka sedang berada dalam keadaan terancam. Bahkan mereka akan bersyukur
selama-lamanya dan memberitakan puji-pujian bagi Allah turun-temurun jika
mereka menerima pertolongan dan pembebasan dari ancaman musuh. Bersyukur
juga dapat dijadikan sebagai nazar, sehingga dalam keadaan yang berat kita tetap
memiliki pengharapan dan terfokus kepada Tuhan yang segera akan menolong.
Paulus juga menyampaikan ucapan syukurnya karena ternyata orang-orang
percaya di Kolose hidup dalam ketaatan dan kesetiaan di dalam Kristus. Paulus
berdoa supaya mereka tetap memelihara kekudusan hidup, bertumbuh dalam iman,
dan menghasilkan buah yang dapat menjadi berkat bagi orang lain. Tidak lupa juga
Paulus ingin menularkan kepada orang percaya di Kolose agar mereka juga selalu
ingat untuk bersyukur dalam segala hal. Yang terutama adalah bersyukur karena
telah diselamatkan melalui penebusan dosa di dalam Yesus Kristus dan dilayakkan
untuk mendapat bagian dalam kerajaan terang.
Sebagai orang percaya kita juga harusnya belajar untuk selalu bersyukur.
Bukan hanya karena berkat dan kebaikan Tuhan yang kita terima, tetapi lebih dari
itu kita patut bersyukur karena telah diselamatkan dari dosa dan diperkenankan
untuk menjadi bagian keluarga kerajaan Allah. Keselamatan itu telah kita terima,
dahulu, kini, dan selamanya, itu berarti bahwa sepanjang waktu kitapun harus selalu
bersyukur. Jadikanlah bersyukur sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap
orang percaya yang telah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus. A3P
Bacaan Alkitab : Wahyu 1: (-2) 3-8; 1 Timotius 3:14-16
Doa:Kami mengucap syukur kepadaMu ya Tuhan, karena kebaikan dan berkatMu
dalam hidup kami, terutama penebusan dosa dan keselamatan yang Tuhan
telah nyatakan untuk kami. Amin
23
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
22
Januari
2016
Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah
perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!
Mazmur 105:1
Paulus menulis: Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di
daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu.
2 Korintus 10:16
Memberitakan Injil
S
elalu mengingat kebaikan Tuhan Allah melalui kasih dan kesetiaaNya,
kemurahanNya, kebaikanNya akan membuat kita selalu bersyukur kepadaNya.
Inilah yang diajarkan Firman Tuhan pada hari ini melalui kitab Mazmur, betapa
kita selalu harus mengingat akan kebaikan dan karya Tuhan Allah di masa lampau
hingga sampai saat ini. Dengan demikian kita bukan hanya harus selalu bersyukur
tetapi juga harus menyerukan namaNya dan memperkenalkan kepada bangsabangsa. Menyerukan kebesaran dan keagungan nama Tuhan, karya keselamatanNya,
memperkenalkan Injil kepada seluruh umat manusia, sebagai bentuk rasa syukur
kita kepadaNya.
Hal di atas juga dipertegas kembali oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus,
dimana Paulus mengingatkan dan mengajak seluruh jemaat di Korintus diajak untuk
memberitakan Injil. Pemberitaan Injil bukan hanya sampai ke daerah-daerah yang
jauh dari Korintus, namun juga sampai kepada bangsa-bangsa di dunia. Kesadaran
pemberitaan Injil ini juga didasari sebagai bentuk panggilan dan ucapan syukur
yang meluap atas karya keselamatan yang dikerjakan Allah melalui Yesus Kristus.
Sebagai umat Kristen yang beriman kepada Tuhan Yesus, maka setiap kita
dipanggil untuk senantiasa bersyukur akan karya Allah dalam kehidupan dan
dunia ini. Kita dipanggil untuk memberitakan Injil, yaitu karya keselamatan kepada
seluruh umat manusia dan bangsa-bangsa. Pemberitaan Injil dapat kita mulai dari
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat tempat tinggal kita, lingkungan tempat
kita bekerja, daerah-daerah sekitar kita, bahkan sampai kepada bangsa-bangsa lain.
Hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan menjadi kesaksian yang baik
dan positif di tempat kita hidup dan bekerja. Hidup dalam kebenaran dan kejujuran,
membuat persekutuan-persekutuan yang bertujuan memberitakan Firman Tuhan
dan pendalaman iman, serta ikut berpartisipasi membentuk badan misi pekabaran
Injil untuk menjangkau jiwa-jiwa. A3P
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 2:6-10; 1 Timotius 4 :1-11
Doa: Tuhan Yesus terima kasih karena firmanMu hari ini boleh menguatkan kami
dan mengingatkan panggilan kami untuk senantiasa bersyukur atas kasihMu,
dan memberitakan injilMu. Amin.
24
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
23
Januari
2016
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan
yang baik menggembirakan dia.
Amsal 12:25
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah
dekat!
Filipi 4:5
Miliki Hati Yang Baik dan Jangan Kuatir
H
idup memang tidak selamanya berjalan dengan mulus, harapan tidak selamanya
terwujud dengan mudah, persoalan hidup tidak selamanya terselesaikan dengan
mudah, harus ada upaya dan doa agar semuanya dimudahkan oleh Tuhan. Halhal yang tidak mudah dalam hidup kita berdampak pada keadaan “kuatir”. Kuatir
seringkali membuat kita cenderung putus asa, tidak percaya pada kemampuan diri,
dan tidak percaya akan pertolongan Tuhan.
Kuatir dalam kitab Amsal dia katakan akan dapat membungkukkan seseorang.
Dapat dipahami bahwa kekuatiran dapat membuat seseorang mengalami penurunan
spirit sehingga kita lemah baik secara mentalitas, psikologis dan juga iman. Tidak
lagi berjalan tegap penuh dengan spirit pengharapan dan sikap optimis dengan
pertolongan Tuhan, serta tetap tegar terhadap persoalan atau pergumulan hidup.
Firman Tuhan melalui kitab Amsal juga ingin mengajarkan kepada kita menjadi orang
yang baik, agar perkataan kita juga baik. Perkataan baik bukan hanya baik secara
moral, tetapi juga perkataan yang membangun dan perkataan yang membangkitkan
semangat.
Rasul Paulus juga menegaskan bahwa agar kita menjadi orang baik, dan agar
kebaikan hati kita diketahui semua orang. Maksudnya adalah bukan berarti kebaikan
hati dan perbuatan baik kita digembar-gemborkan agar mendapat pengakuan
dan pujian dari orang-orang. Namun, kebaikan hati kita diketahui semua orang
maksudnya, kita memiliki hati yang baik terwujud juga pada sikap yang baik untuk
menjadi kesaksian yang baik pula, tanpa menjadi orang yang sombong dan menjadi
orang yang ingin dipuji dan dibilang baik. Orang akan tahu kita baik karena hati kita
baik, perkataan kita baik, sikap kita baik, memberi dampak yang baik karena kita
punya Tuhan yang juga teramat baik. A3P
Bacaan Alkitab ; Bilangan 6:22-27; 1 Timotius 4:12 – 5:2
Doa:Tuhan Yesus yang baik, berikanlah kami hati dan pribadi yang baik, sehingga
kami menjadi kesaksian yang baik dan tidak kuatir akan hidup dan masa depan
kami. Amin.
25
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
24
Januari
2016
Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!”
TUHAN, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas
gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut.
Mazmur 30:7, 8
“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang
rendah hati.” Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang
kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala
kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
1 Petrus 5:5-7
Kerendahan Hati
D
alam sebuah film animasi dikisahkan seekor ayam serama merasa bahwa
dia adalah ayam yang paling pandai, paling kuat, paling hebat dibandingkan
dengan ayam lain termasuk ayam hutan yang tinggal bersama dalam kelompok
tersebut di tepi hutan. Setiap hari ayam serama selalu menantang ayam hutan
untuk “bertarung”, entah itu adu berkokok bahkan sampai adu berkelahi, tetapi
tak pernah ditanggapi oleh ayam hutan. Ayam-ayam yang sudah mengingatkan
ayam Serama bahwa dia bukan tandingan ayam hutan tapi tak pernah di gubrisnya.
Bahkan pernah sekali ayam Utan menyelamatkan nyawa ayam serama dari sergapan
ular, itupun tidak membuat ayam serama merasa malu atau mengakui bahwa ayam
Utan lebih hebat dari dirinya. Dia selalu sombong dan sesumbar. Sampai pada suatu
hari karena kesombongannya ayam serama naik ke tempat yang agak tinggi untuk
mengumumkan kehebatannya kepada ayam-ayam lain seperti biasa. Tanpa disadari
seekor elang segera menyergapnya. Walau dia berteriak minta tolong kepada ayam
Utan dan yang lainnya tetapi tidak satupun yang dapat menolong.
Seringkali dalam kehidupan nyata, kita bersikap seperti ayam serama. Kita
merasa bangga dengan segala pencapaian kita, kita bangga dengan kesuksesan
kita, kita bangga dengan kekayaan kita, kebanggaan itu pada akhirnya membuat
kita sombong, angkuh, merasa tidak ada saingan, dan orang lain kita anggap remeh,
sesamapun kita tidak pedulikan. Sampai suatu saat kita “jatuh” baru kita sadar
bahwa kita bukan superior.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita, Tuhan senang kalau kita berhasil,
Tuhan senang kalau kita sukses, tapi Tuhan tidak senang kalau keberhasilan/
kesuksesan itu membuat kita tinggi hati, angkuh dan congkak. Sebaliknya Tuhan
menginginkan kita tetap rendah hati, sebab kerendahan hati membuat kita dikasihi
Tuhan, ditinggikan Tuhan, dipelihara Tuhan. Pemazmur mengingatkan semua yang
kita miliki karena perkenan Tuhan, jika Tuhan “menyembunyikan wajahNya”, kita
pasti terkejut! FAO
Bacaan Alkitab : Matius 20:1-16a; 1 Korintus 9:24-27; Mazmur 89:20-53
Doa:Ya Tuhan, ingatkan kami supaya kami terus menjadi orang yang rendah hati
bagi sesama. Amin.
26
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
25
TUHAN memberkati orang-orang yang takut akan TUHAN, baik yang
kecil maupun yang besar.
Mazmur 115:13
Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
Lukas 14:17
Januari
2016
Berkat Untuk Semua
S
atu kebiasaan yang masih terjaga di daerah asal saya adalah kebiasaan
mengundang penatua dan tetangga terdekat untuk menikmati makan bersama
sebagai ungkapan syukur sekalipun berkat “kecil” yang dinikmati. Jika masakan
sudah selesai dipersiapkan maka tuan rumah akan mengutus anaknya atau salah
seorang anggota keluarga untuk memanggil Penatua dan tetangga terdekat dengan
berkata: “Mari sudah, semua su siap, bapa Penatua su ditunggu” (Marilah, semua
sudah disiapkan, bapak Penatua sudah ditunggu oleh keluarga).
Hal diatas mirip dengan apa yang Tuhan Yesus ungkapkan tentang orang yang
berdalih. Tuan pesta (Allah) sudah mempersiapkan segala sesuatu (keselamatan)
untuk tamu-tamuNya (semua orang). Namun yang terjadi adalah penolakan demi
penolakan dari orang yang diundang dengan berbagai alasan. Akibatnya Sang Tuan
Pesta menyuruh hamba-hambaNya untuk mencari mereka yang bersedia datang dan
menikmati makanan pesta yang sudah dipersiapkan.Sekalipun demikian laporan
dari para hamba adalah masih banyak tempat yang kosong dan karena itu para
hamba harus pergi dan “memaksa” orang-orang datang ke pesta tuan mereka.
Pertanyaan untuk kita renungkan adalah bagaimana reaksi mereka yang
“dipaksa” datang ke pesta sang tuan, apakah mereka senang? Atau mereka menolak?
Jika analogi ini dikenakan kepada kehidupan kita maka pertanyaan yang hampir
sama ini harus kita jawab: Allah menyediakan berkat keselamatan bagi semua orang,
semua diundang, tapi banyak yang menolak undangan menikmati keselamatan
Tuhan karena tawaran dunia lebih menggiurkan. Lalu jika Tuhan “harus memaksa”
kita datang menerima keselamatan, maukah kita?
Pemazmur mengatakan mereka yang takut TUHAN akan diberkati, baik yang
besar maupun yang kecil. Dengan memiliki sikap takut akan TUHAN, kita sebenarnya
adalah umat yang diberkati. Tuhan selalu menyiapkan berkat bagi kita, TUHAN
selalu menunggu kita datang untuk menikmati berkatNya yang melimpah yang
tidak akan diambil dari kita. Semoga kita tidak seperti mereka yang harus “dipaksa”
untuk datang pesta perjamuan makan sang tuan, tapi dengan sadar kita datang
sebab semua sudah siap. FAO
Bacaan Alkitab : Lukas 19:1-19; 1 Timotius 5:3-16
Doa: Ya Tuhan, ingatkan kami untuk mengerti bahwa berkat keselamatan itu penting
bagi kami. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
27
Selasa
26
Januari
2016
orang-orang yang diam di ujung-ujung bumi takut kepada tandatanda mujizat-Mu; tempat terbitnya pagi dan petang Kaubuat
bersorak-sorai.
Mazmur 65:9
Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan
makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan
seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Kisah Para Rasul 16:34
Ketakutan Yang Membahagiakan
D
alam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Takut diartikan sebagai : merasa gentar
(ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana; segan
dan hormat, tidak berani (berbuat, menempuh, menderita, dan sebagainya), gelisah;
khawatir. Dengan kata lain kata ini memiliki konotasi negative. Jika seseorang
memiliki perasaan takut maka dapat dipastikan bahwa akibat dari ketakutan itu
akan menimbulkan reaksi dan kebanyakan dari perasaaan takut menimbulkan reaksi
yang merugikan diri sendiri. Seseorang yang takut dihukum karena berbohong akan
mengambil tindakan berbohong untuk menutupi kebohongan yang pertama, dsb.
Dalam pembacaan firman hari ini kita mendapati bahwa jika dalam kenyataan
hidup ketakutan itu bisa merugikan diri sendiri, bisa membawa kesedihan bagi diri
sendiri, bisa menyakitkan diri sendiri, ternyata ada ketakutan yang membahagiakan.
Apa ketakutan yang membahagiakan itu? Mari kita lihat dari apa yang diungkapkan
oleh Pemazmur.Perasaan takut yang diungakapkan disini adalah perasaan takut
dari orang-orang yang melihat tanda-tanda mujizat Allah. Apa saja tanda mujizat
Allah itu? Disebutkan bahwa Allah menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan
pulau-pulau yang jauh, Allah menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan dan
keperkasaanNya, Allah meredakan deru lautan dan gelombang-gelombang lautan
serta kegemparan bangsa-bangsa; inilah tanda mujizat Allah yang membuat orangorang diseluruh bumi takut, tetapi dari perasaan takut inilah yang kemudian
memunculkan kebahagiaan, sebab rasa takut akan Allah membuat manusia memilki
sikap takut akan Allah dalam arti hormat kepada Allah.
Demikian juga dalam Kisah Para Rasul 16. Kepala penjara di Filipi pada awalnya
sangat takut, sebab peristiwa gempa bumi yang terjadi membuat penjara goyah dan
semua pintu tahanan terbuka sehingga kemungkinan melarikan diri para orang
hukuman yang besar membuat kepala penjara hendak bunuh diri, tapi teguran
Paulus pada akhirnya membuat ia bertobat, bahkan seisi rumahnya percaya kepada
Yesus memberi diri dibaptis dan beroleh kepastian keselamatan. Berawal dari
ketakutan tetapi berakhir membahagiakan, itulah takut akan Allah. FAO
Bacaan Alkitab : Ulangan 7:6-12; 1 Timotius 5:17-25
Doa:Ya Tuhan, biarlah sikap takut akan Engkau membuat kami memuliakan Dikau
dalam hidup kami, Amin.
28
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
27
Januari
2016
TUHAN Engkau memberikan kepada mereka Roh-Mu yang baik
untuk mengajar mereka.
Nehemia 9:20
Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah,
supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
1 Korintus 2:12
Peranan Roh Allah
D
alam sebuah seminar, salah satu materi seminar tersebut adalah soal pengakuan
dosa, bahwa kita harus mengakui dosa-dosa yang pernah kita lakukan terhadap
istri/suami dan anak-anak, tetapi juga kita harus siap dengan resiko yang akan kita
dapatkan ketika pengakuan itu kita ungkapkan, terutama dosa masa lalu dan halhal yang sangat sensisitif.Umumnya kita cenderung melupakan atau mengubur
kekurangan dan kesalahan kita di masa lampau. Kita mungkin beranggapan bahwa
masalah-masalah dan kegagalan-kegagalan di masa lampau bukan untuk diungkitdiungkit, tetapi untuk dilupakan. Akan tetapi, apakah dengan menguburnya lalu
masalah dan kegagalan jadi selesai? Atau bukankah justru hanya dengan mengingat,
meyakini, dan membereskannya di hadapan Tuhan maka kegagalan itu baru dapat
diubahkan Tuhan.
Situasi inilah yang dialami orang-orang Israel yang pulang dari pembuangan.
Mereka mengakui dosa-dosa mereka dihadapan Allah, dan bukan dosa mereka saja
tetapi dosa nenek moyang mereka yang membuat mereka harus mengalami berbagai
pengalaman hidup yang menyedihkan, yang dengan penderitaan dan terbuang dari
tanah air mereka. Mereka akui semua itu dihadapan Allah mereka.
Hal yang perlu kita renungkan adalah kesanggupan untuk mengakui dosadosa mereka tentu tidak muncul begitu saja, tidak juga karena mereka sudah
mendengarkan kembali sebelumnya apa isi kitab Taurat Musa, tetapi karena seperti
pengakuan mereka karena peranan Roh Allah dalam diri mereka masing-masing.
Roh Allah yang mengajar mereka, memampukan mereka untuk mendengarkan apa
isi hati Allah. Roh yang sama memampukan mereka memahami serta melakukan
kehendak Allah termasuk doa pengakuan dosa yang mereka naikkan.
Paulus berkata Roh yang diberikan kepada kita bukan roh dari dunia, tetapi
Roh Allah. Itu berarti Roh Allah akan memberikan pemahaman yang benar tentang
kebenaran Allah kepada setiap mereka yang bersedia mendengarkan, Roh Allah akan
membuat kita mengerti apa yang kita dengarkan, dan Roh Allah akan memampukan
kita melakukan kebenaran Allah yang telah kita mengerti. FAO
Bacaan Alkitab : Roma 4:1-8; 1 Timotius 6:1-10
Doa: Ya Roh Kudus, tuntun kami untuk mendengarkan, mengerti dan melakukan apa
kehendak Allah dalam hidup kami , Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
29
Kamis
28
Januari
2016
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:….”Engkau harus mengatakan
segala yang Kuperintahkan kepadamu.”
Keluaran 7:1, 2
Sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam
kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk
memberitakan firman-Mu.
Kisah Para Rasul 4:29
Ya Terhadap Panggilan Tuhan
A
llah kembali menyatakan nama-Nya kepada Musa dan menugasi Musa untuk
menyampaikan firman-Nya kepada Firaun. Akan tetapi, Musa tetap mengajukan
alasan bahwa dirinya tidak akan mampu melaksanakan tugas tersebut. Musa
menganggap ketidakfasihannya dalam berbicara akan menyebabkan Firaun menolak
mendengarkannya.Untuk menolong Musa mengatasi keraguannya, Allah menegaskan
tiga hal. Pertama, Allah tidak saja memberi tugas, tetapi akan membuat Musa menjadi
Allah bagi Firaun. Penyertaan dan kuasa Allah akan membuat Musa ada pada posisi
yang harus didengar dan ditaati Firaun. Kedua, Allah memberikan Harun kepada Musa
untuk mendampinginya sebagai juru bicara Musa. Penetapan Allah ini menegaskan
bahwa kerja sama dalam pekerjaan Tuhan merupakan hal yang terbaik karena akan
terjadi saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menguatkan. Ketiga, Allah sudah
melihat bahwa tugas tersebut akan disambut dengan kekerasan hati Firaun. Akan
tetapi, kekerasan hati tersebut bukanlah tembok penghalang bagi tergenapinya rencana
Allah, melainkan batu loncatan bagi Musa untuk menyaksikan tanda dan kedahsyatan
mukjizat Allah menaklukkan Firaun. Pada kenyataannya, Firaun memang mengeraskan
hati walau sudah melihat tanda dan mukjizat Allah yang luar biasa itu.
Panggilan Allah kepada seseorang untuk menjadi hamba-Nya bersifat mulia, oleh
karena itu, sebenarnya tidak boleh ada alasan apa pun untuk menolaknya. Memang
panggilan Allah itu berat sebab hamba-Nya harus berhadapan dengan kekerasan hati
orang-orang yang diikat ilah zaman ini. Akan tetapi, janganlah undur sebab bersama
Allah, hamba-Nya ada di posisi Allah yang menang terhadap para lawan-Nya.
Melalui sikap dan keputusan para tokoh iman dan para murid untuk terus
memberitakan Injil meskipun berisiko kehilangan nyawa, kita belajarbahwa yang mereka
lakukan adalah hal yang sudah ditentukan Allah. Sehingga yang mereka perjuangkan
adalah bagaimana agar hidup dan pekerjaan mereka menjadi pujian bagi Allah.FAO
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 3: (1-3) 4-8; 1 Timotius 6:11-21
Doa: Ya Tuhan, dengan kuasaMu kami percaya dapat menghancurkan kekerasan hati
orang yang menolak firmanMu. Amin.
30
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
29
Januari
2016
Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau
hidup.
Ulangan 16:20
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah
keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
1 Timotius 6:11
Mengejar Keadilan
D
imana-mana kita mendengar banyak orang “berteriak” menuntut keadilan
ditegakkan: para buruh berdemo menuntut upah kerja dinaikkan, para
mahasiswa berdemo menuntut koruptor dihukum seberat-beratnya, rakyat miskin
menuntut pemerintah lebih memperhatikan keadilan dengan berpihak pada
rakyat kecil bukan kepada pemilik modal, jemaat menuntut pendeta jangan hanya
dekat dengan sekelompok anggota jemaat saja, anak memprotes orang tua yang
membedakan kasih sayang, dan masih banyak lagi. Pertanyaannya seberapa penting
keadilan itu bagi umat manusia?
Alkitab mencatat bahwa begitu penting keadilan bagi kelangsungan hidup
manusia sehingga perlu ditegakkan. Musa berkata bangsa Israel terutama kepada
pemimpin mereka, hakim-hakim yang diangkat dari antara mereka, petugas-petugas
yang dipilih dari suku-suku mereka untuk mengatur kehidupan bangsa Israel supaya
tidak memutarbalikkan keadilan, supaya tidak memandang bulu, tidak menerima
suap, sebab dengan demikian mereka akan hidup dan memiliki negeri yang TUAN
berikan kepada mereka.
Demikian juga pesan Paulus kepada Timotius untuk diteruskan kepada jemaat
yang dilayaninya agar mereka menjaga kekudusan hidup sebagai umat Allah dengan
cara: mengejar keadilan, memelihara kasih, kesetiaan, kesabaran dan kelembutan.
Mengejar keadilan berarti memberi kesempatan orang lain merasakan apa
yang patut dirasakan. Mengejar keadilan berarti tidak ada yang tersakiti. Mengejar
keadilan berarti tidak yang terpinggirkan/termarginalkan. Mengejar keadilan berarti
memberi kesempatan kita dan sesama hidup lebih lama dalam suasana penuh kasih,
kesabaran, kesetiaan dan kelembutan. Mengejar keadilan dimulai dari diri sendiri,
berlanjut dalam keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa. FAO
Bacaan Alkitab : Maleakhi 3:13-18; 2 Timotius 1:1-12
Doa:Ya Tuhan, ingatkan kami supaya kami tidak sekedar mengerjar keadilan teapi
seklaigus mempraktekkan keadilan dalam hidup kami. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
31
Sabtu
30
Januari
2016
Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa
Allah menyertai kamu!”
Zakharia 8:23
Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya
itu, terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada
Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya:
“Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.”
Yohanes 12:20-21
Sambutan Bagi Juruselamat
S
eorang pemadam kebakaran, akan melakukan segala kemungkinan menghadapi
kobaran api demi menyelamatkan jiwa orang lain. Tidak jarang dalam tugasnya,
mereka harus berjibaku untuk memadamkan api yang berkobar-kobar bahkan tidak
sedikit pula petugas pemadam kebakaran yang mengorbankan nyawanya sendiri
demi orang lain. Ketika api telah padam, pernahkan kita bayangkan bagaimana
sambutan orang-orang disekitar terhadap kinerja mereka? Ada yang memang tulus
berterimakasih, ada yang biasa saja dan tidak peduli, tetapi ada juga menyalahkan
mereka ketika mereka terlambat datang atau tidak bisa memberi pertolongan
maksimal. Beragam tanggapan/sambutan terhadapa mereka.
Sambutan orang banyak yang luar biasa terhadap Tuhan Yesus, membuat beberapa
orang Yunani yang menuju Yerusalem ingin bertemu Dia. Mengapa mereka ingin
bertemu Tuhan Yesus? Kemungkinan karena mereka telah mendengar bahwa Tuhan
Yesus membangkitkan Lazarus. Namun, jawaban Tuhan Yesus bagi mereka terdengar
janggal sebab Ia justru bicara soal waktu dan kemuliaan. Tuhan Yesus membicarakan
tentang diri-Nya sebagai Anak Manusia yang telah ditentukan jalan hidup-Nya untuk
mati bagi orang banyak. Ia berbicara tentang kemuliaan yang akan diterima-Nya dari
Allah saat Ia mengurbankan diri-Nya sendiri bagi orang banyak itu.
Tuhan Yesus memakai ilustrasi satu biji yang harus mati supaya menghasilkan
banyak buah. Ia mengumpamakan kematian-Nya itu dengan kematian satu biji itu,
supaya menghasilkan banyak kehidupan bagi orang banyak. Dampak kematian-Nya
yang menghidupkan banyak orang akan digenapi saat Ia mengurbankan diri-Nya di
kayu salib. Pengurbanan-Nya itu bukan dilakukan demi kehendak Bapa saja melainkan
oleh kehendak Yesus sendiri. Kematian-Nya adalah cara Yesus menyatakan kasih Allah
dan mewujudkan keselamatan dari Allah bagi umat-Nya. Pernyataan-Nya ini serasi
dengan pernyataan dan tindakan Yesus lainnya bahwa kuasa dan kemuliaan diwujudkan
di dalam diri-Nya melalui kelemahan dan perendahan diri. Hal ini bukan saja menjadi
prinsip Yesus, tetapi juga prinsip hidup semua orang yang ingin mengikut-Nya. Hanya
bila kita bersedia mati terhadap diri dan keinginan hidup kita yang berdosa, kita dapat
memiliki hidup yang berhasil di pemandangan Allah. Sebab hanya dengan mati terhadap
diri sendirilah kita dapat terbuka bagi hidup dari Allah. FAO
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 1:20-31; 2 Timotius 1:13-18
Doa:Ajarlah kami Tuhan, untuk menyambut Engkau selalu di hati kami. Amin.
32
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
31
Januari
2016
Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara
mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam
semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan
memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!,
tetapi tidak ada damai sejahtera.
Yeremia 6:13-14
Paulus menulis … bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk
kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.
1 Korintus 10:33
Gereja Dan Penyakit Sosial Masyarakat.
H
ans Kung - seorang teolog Roma Katolik pernah mengatakan: ‘Jika Gereja tidak taat
kepada Kepala Gereja dan firman-Nya, Gereja tidak dapat bertumbuh. Pertumbuhan
sejati di dalam Gereja terjadi ketika Kristus memasuki dunia melalui pelayanan GerejaNya di dalam sejarah’. Walaupun kita tidak setuju terhadap keseluruhan teologinya, apa
yang Hans Kung katakan tentang pertumbuhan Gereja itu adalah benar.
Bangsa Yehuda mengalami kehancuran bukan semata-mata disebabkan oleh
kekuatan, kedahsyatan serangan, dan siasat dari bangsa-bangsa lain, namun karena
ketidaktaatan mereka kepada Allah dan firman-Nya. Mereka tidak memperhatikan,
tidak taat, bahkan melecehkan dan menjadikan firman Tuhan sebagai bahan tertawaan.
Secara sengaja dan sadar mereka menutup telinga, menentang, dan menolak firman
yang Allah sampaikan melalui hamba-hamba-Nya. Padahal ketaatan kepada firmanNya merupakan bukti mutlak dari ketaatan kepada Allah dan persembahan yang
paling harum di mata Tuhan. Bangsa Yehuda menderita penyakit dan luka-luka sosial
masyarakat yang sudah kronis. Sementara itu para pemimpin rohani mereka tidak
berusaha mengobati justru membiarkan dan meninabobokan mereka dengan khotbahkhotbah yang enak di telinga dan hati yaitu Damai sejahtera! Damai sejahtera!
Penyakit dan luka sosial masyarakat zaman kini berbeda dengan zaman bangsa
Yehuda. Peristiwa-peristiwa berdarah yang mengatasnamakan isu SARA merupakan
bukti bahwa manusia sudah tidak lagi menghargai sesamanya. Demi ideologi, golongan,
dan agama, manusia akan memangsa sesamanya. Amukan massa yang membakar hiduphidup pencuri sepeda motor merupakan bukti jauh di dalam masyarakat tersembunyi
gejolak emosi dan amarah yang siap meledak setiap saat untuk menghancurkan dan
membinasakan sesama dan segala harta benda. Belum lagi tayangan sinetron lokal
maupun barat yang selalu mengagungkan harta dan kemewahannya dalam kehidupan
manusia, membuat masyarakat Indonesia berlomba mendapatkan kekayaan secara
cepat dan mudah.
Ditengah situasi tersebut, apakah gereja hanya akan mengkhotbahkan: ‘Damai
sejahtera bagi bumi! Damai sejahtera bagi bangsa Indonesia’ sementara penyakit sosial
masyarakat tetap menjalar? Ingat pesan Paulus bahwa apa yang dilakukannya bukan
untuk kepentingan diri sendiri tetapi supaya banyak orang selamat. FAO
Bacaan Alkitab : Lukas 8:4-8 (9-15); Ibrani 4:12-13; Mazmur 128
Doa:Ya Tuhan, mampukan kami melihat kenyataan disekitar kami dan melakukan
tindakan menyembuhkan penyakit sosial masyarakat. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
33
Ayat Bulan Pebruari:
Aku bersyukur kepada-Mu, apa,
Tuhan langit dan bumi, karena
semuanya itu Engkau sembunyikan
bagi orang bijak dan orang pandai,
tetapi Engkau nyatakan kepada orang
kecil.
Markus 11:25
Senin
1
Pebruari
2016
Ya, Tuhan ALLAH, janganlah musnahkan umat milik-Mu sendiri, yang
Kautebus dengan kebesaran-Mu.
Ulangan 9:26
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan
yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada
akhirnya pada hari Kristus Yesus.
Filipi 1:6
Menerobos Lingkaran Setan
A
da sebagian orang yang percaya bahwa manusia pada dasarnya tidak dapat berubah.
Benarkah demikian?Perjalanan sejarah bangsa Israel menunjukkan bahwa memang
perubahan itu sulit. Mereka berdosa, dihukum Tuhan, menyesal, berseru kepada Allah,
dilepaskan dari hukuman. Namun, siklus itu berulang-ulang seperti lingkaran setan yang tiada
habis- habisnya. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak henti-hentinya berdosa
sejak keluar dari Tanah Mesir. Kalau ada satu tempat di mana Israel seharusnya taat kepada
Tuhan, tempat itu adalah di Gunung Horeb karena di sana mereka telah bertemu secara pribadi
dengan Tuhan, telah melihat bahwa Ialah satu- satunya Allah, dan telah diperintahkan untuk
tidak menyembah allah lain. Namun, mereka justru menyeleweng. Sebagai pemimpin besar,
Musa dan Harun menunjukkan kualitas mereka dengan menunjukkan berkorban demi orangorang yang dipimpinnya, dan berdoa syafaat bagi bangsa Israel agar mereka tetap memiliki
keyakinan hanya kepada Allah yang telah membebaskan mereka dari Mesir dan yang memimpin
mereka menuju tanah perjanjian.
Hal yang sama dilakukan oleh Paulus kepada Jemaat di Filipi.Hubungan mesra Paulus dan
gereja di Filipi terjadi karena Yesus Kristus. Yesus Kristus bukan saja menjadikan mereka bagian
dari keluarga Allah atas dasar karya penyelamatan-Nya, tetapi juga membuat mereka menjadi
rekan sepelayanan. Persekutuan mesra itu terjadi bukan karena dasar-dasar persamaan yang
manusiawi sifatnya tetapi semata adalah akibat dari keberadaan mereka yang telah menjadi
satu dengan dan di dalam Kristus. Persatuan rohani ini tidak diterima begitu saja baik oleh
Paulus maupun oleh warga gereja di Filipi. Mereka secara aktif memupuk sikap dan melakukan
tindakan-tindakan yang membuat kenyataan rohani indah itu bukan sekadar impian kosong
tetapi terwujud nyata.
Keyakinan akan ketekunan Kristus itu jugalah yang membuat para pelayan Kristus
dapat sepenuh tenaga memberikan pelayanan terbaiknya bagi jemaat Tuhan sehingga jemaat
mengalami pertumbuhan iman yang. Dengan pertumbuhan iman jemaat yang baik maka sudah
tentu sikap dan perilaku jemaat juga pasti akan mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
Hal tersebut telah dibuktikan oleh Paulus ketika ia berkata: Akan hal ini aku yakin sepenuhnya,
yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada
akhirnya pada hari Kristus Yesus.
Kerja keras para pelayanan Kristus akan menghasilkan pertumbuhan iman jemaat yang
baik, pada akhirnya akan memutuskan lingkaran penyesatan setan yang selalu membelenggu
hidup umat manusia. FAO
Bacaan Alkitab : Ulangan 32:44-47; 2 Timotius 2:1-13
Doa: Dengan kuasa Tuhan, kami pasti mampu menerobos lingkaran setan di sekitar
hidup kami.Amin
Renungan Harian Janji Hidup
35
Selasa
2
Pebruari
2016
Dari langit Engkau memperdengarkan keputusan-Mu; bumi takut dan
tertegun, pada waktu Allah bangkit untuk memberi penghukuman,
untuk menyelamatkan semua yang tertindas di bumi.
Mazmur 76:9-10
Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya
kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan
menentang orang-orang yang berbuat jahat.
1 Petrus 3:12
Allah Sebagai Hakim
H
akim yang adil tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Dia tidak akan membela
orang yang kaya supaya dapat imbalan, kalau memang orang kaya itu salah. Dia
pun tidak boleh memihak kepada orang yang miskin, kalau memang tindakannya
salah, misalnya mencuri dan merampok. Hakim yang adil berpihak pada kebenaran,
yang sudah dirumuskan dalam hukum yang berlaku.
Allah adalah hakim yang adil, tak pernah berpihak kepada yang tidak benar,
karena Dialah sumber kebenaran itu sendiri. Dalam Alkitab, kebenaran Allah
dinyatakan lewat Hukum Taurat bagi umat-Nya, Israel. Bagi umat Tuhan Perjanjian
Baru, hukum kasih yang merupakan intisari Hukum Taurat merupakan perwujudan
kebenaran Allah yang bersifat universal. Paulus menyebut hati nurani sebagai juga
tem-pat kebenaran Allah dinyatakan bagi mereka yang tidak memiliki Hukum Taurat
tertulis.
Allah melihat ke kedalaman hati manusia. Dia tidak bisa ditipu dengan
penampilan baik, padahal dalamnya busuk. Dia tidak bisa dibayar untuk
membelokkan kebenaran karena, semua yang ada di dunia ini milik-Nya. Bagaimana
mungkin membayar Dia dengan apa yang memang milik-Nya? Dia adalah Kebenaran
Sejati. Kalau Dia membengkokkan kebenaran, berarti menyangkali Diri-Nya sendiri.
Hakim manusia kadang tidak berdaya dengan otoritas dari tempat lain yang
memaksanya untuk bertindak bertentangan dengan kebenaran. Selain dibeli dengan
uang, bisa juga dipaksa dengan ancaman keamanan keluarganya, juga lewat teror
semacam “surat sakti” dari pihak yang jabatannya lebih tinggi.
Allah adalah hakim yang adil yang tidak dikendalikan oleh apapun dari luar.
Dia mandiri dan tidak terbeli. Dia tidak bisa ditekan ataupun diancam. Dia adalah
Pemilik alam semesta. Langit dan bumi menjadi saksi keadilan-Nya. PengadilanNya atas bangsa-bangsa, pasti benar dan vonisnya pasti adil! Siapa yang menjaga
hidupnya benar, takut akan Tuhan, serta menegakkan keadilan dan kebenaran di
lingkup yang ia pimpin, tidak usah takut terhadap keadilan Allah. Ia akan teruji
keluar bagai emas murni. FAO
Bacaan Alkitab : Yehezkiel 33:30-35; 2 Timotius 2:14-26
Doa:Ya Tuhan, tolong kami umatMu, agar kami juga memberlakukan keadilanMu
dalam hidup kami. Amin
36
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
3
TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat
menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat
membuatnya ditarik kembali?
Yesaya 14:27
Pebruari
2016
Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Roma 8:31
Allah Pembela Kita
D
alam sebuah ibadah ucapan syukur beberapa waktu yang lalu, seorang hamba berkata
kepada jemaat yang mendengarkan khotbahnya demikian: “saudara-saudara, betapa
beruntungnya kita sebagai orang Kristen, yang percaya kepada Yesus Kristus sebab walau
dalam Alkitab dikatakan bahwa kita semua akan menghadap takhta pengadilan Kristus, namun
kita sudah tahu siapa yang akan menjadi hakimnya yaitu Yesus, tetapi kita juga sudah tahu siapa
yang akan menjadi pembela kita, yaitu Yesus, bahkan sebelumnya kita juga sudah tahu jalan
menuju Sorga, yaitu melalui Yesus saja. Bukankah kita sungguh beruntung?”
Nubuat Nabi Yesaya dalam perikop ini menceritakan bagaimana Allah melawan bangsa
Asyur dan Filistea demi membela umat-Nya. Bangsa Asyur menindas umat Tuhan dengan cara
meletakkan kuk dan menimpakan beban atas bahu. “Kuk” melambangkan cara kerja paksa tanpa
mengenal lelah untuk kepentingan bangsa penjajah, yakni bangsa Asyur. Sedangkan “Beban atas
bahu” menyatakan adanya kewajiban fisik yang harus diselesaikan umat Tuhan selama masa
penjajahan. Meski demikian Allah telah merancangkan untuk membinasakan bangsa Asyur dan
membebaskan umat-Nya dari penindasan.
Dengan kalimat-kalimat yang hidup dan menarik, Rasul Paulus menyatakan keyakinan
imannya, bahwa tidak ada yang dapat melawan, menggugat, dan memisahkan orang percaya dari
kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus. Justru karena Kristus sudah menghadapi kematian,
lalu bangkit dan dipermuliakan maka Dia menjadi Pembela kita di saat kita menghadapi
berbagai penderitaan dan penganiayaan, yang memang harus dihadapi oleh setiap anak Tuhan.
Dia ada bersama dan mendampingi kita.
Jadi, apa pun yang terjadi pada kita, di mana pun kita berada, kita tidak dapat dipisahkan
dari kasih Allah. Penderitaan tidak akan dapat memisahkan kita dari Allah. Justru penderitaan
menolong kita untuk menghisabkan diri kita dengan Dia. Melalui penderitaan, kita justru akan
semakin merasakan kasih-Nya.
Maka seorang Kristen hendaknya tidak berputus asa, atau berusaha lari dari tantangan.
Penderitaan memang harus dihadapinya. Mungkin kadangkala penderitaan membuat kita
beranggapan bahwa kita telah ditolak oleh Yesus. Akan tetapi, Paulus menyatakan bahwa tidak
mungkin Kristus berbalik menolak kita atau Allah berbalik memusuhi kita. Kematian-Nya untuk
kita merupakan bukti kasih yang tidak dapat dikalahkan oleh apa pun. Kasih-Nya melindungi
kita dari berbagai bentuk kekuatan apa pun yang berupaya menguasai dan mengalahkan kita.
Kasih-Nya yang begitu besar seharusnya membuat kita merasa aman di dalam Dia. FAO
Bacaan Alkitab : Lukas 6:43-49; 2 Timotius 3:1-9
Doa:Trimakasih ya Yesus, untuk menjadi Pembela bagi kami. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
37
Kamis
4
Pebruari
2016
TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam
segala perbuatan-Nya.
Mazmur 145:17
Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan
nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan
datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran
segala penghakiman-Mu.
Wahyu 15:4
Mengagungkan Allah
P
ada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita mengagungkan kebesaran
Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa kita mengagungkan dan memuji kebesaran
Allah tergantung pada beberapa hal: pada waktu senang, ketika baru mengalami “berkat”
Tuhan, atau karena kita menginginkan “berkat”-Nya. Pemazmur melihat bahwa keagungan
dan kebesaran Allah tidak tergantung kepada suara pujian manusia dan tidak tertandingi
oleh kuasa mana pun sepanjang masa. Apa yang dikatakan pemazmur merupakan suatu
pengakuan yang berdasarkan pengalamannya menyaksikan pekerjaan Allah yang ajaib
dan besar. Pekerjaan Allah yang ajaib dan besar itu akan berlangsung terus-menerus dari
abad ke abad. Setiap generasi akan mengalami keajaiban pekerjaan Allah dan mereka akan
terus memberitakannya.
Pengakuan pemazmur tentang Allah bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan
pengetahuan) melainkan bukti karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata,
kebesaran dan keagungan Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia
yang rapuh dan segala ciptaan lainnya.
Pada bacaan kedua, kita diingatkan kembali tentang sifat Allah yang adil dan benar;
Allah yang menghukum dan memulihkan; Allah yang dalam segala perbuatan-Nya, selalu
mengingatkan umat akan perbuatan-perbuatan-Nya terdahulu. Penglihatan Yohanes sangat
serupa dengan keadaan yang terdapat di kitab Keluaran pasal 14 dan 15. Penglihatan ini
memaparkan kepada kita tentang ungkapan syukur orang-orang Israel kepada Allah ketika
menyeberangi Laut Merah, dan diselamatkan dari kejaran orang-orang Mesir, yang tewas
dalam laut. Ungkapan syukur bagi Allah tersebut mereka kumandangkan lewat nyanyian
pujian di tepi laut itu. Dalam nyanyian tersebut terungkap pengakuan kekal sepanjang masa
bahwa Allahlah yang membebaskan mereka. Bahkan dalam setiap upacara pengorbanan
domba Paskah, nyanyian ini yang terus-menerus dinyanyikan. Hal menarik untuk kita
perhatikan, yaitu mengenai dua nyanyian: nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba –
dalam Perjanjian Baru, Anak Domba adalah sebutan untuk Yesus Kristus. Mengapa kedua
nyanyian tersebut saling terkait? Pembebasan yang Allah demonstrasikan melalui Musa
di Perjanjian Lama, yang adalah fakta sejarah, mengarahkan kita pada fakta pembebasan
yang sempurna dan sejati dalam Perjanjian Baru, yaitu pengorbanan Yesus Kristus di kayu
salib. Karena itu kita yang telah mengalami perbuatan agung Allah, layak memberitakannya
dalam kata dan tindakan. FAO
Bacaan Alkitab : 1 Tesalonika 1:2-10; 2 Timotius 3:10-17
Doa: Kami rindu untuk selalu mengagungkan Dikau dalam sepanjang hidup kami ya
Allah, mampukan kami.Amin
38
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
5
Pebruari
2016
Kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah
dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima
suap tidak ada pada TUHAN, Allah kita.
2 Tawarikh 19:7
Ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut
cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan
murid-murid-Nya.
Matius 9:10
Menerima pengajaran Tuhan
Yosafat sungguh seorang raja yang saleh. Kesalahannya menerima ajakan Ahab
telah membuatnya menerima banyak pelajaran dari Tuhan. Pertama, tindakan
Tuhan menyelamatkan dia dari maut tentulah membekas dalam. Kedua, adalah
teguran tegas Yehu, pelihat yang menyampaikan Firman Allah yang membuat Yosafat
bertobat dan beroleh kesempatan untuk memperbaiki diri. Firman Allah tidak hanya
membongkar yang salah, tetapi juga mengokohkan yang benar. Pertobatan dan
transformasi sejati hanya terjadi bila firman Allah leluasa memandu kehidupan.
Salah satu nilai tambah dari raja Yosafat adalah ia sangat memperhatikan
kebutuhan rakyatnya. Dia merasakan denyut kehidupan rakyatnya dengan “blusukan”
ke daerah-daerah sambil mengajak seluruh rakyat untuk hanya menyembah Tuhan
saja. Dari blusukan inilah ia melihat ada banyak masalah yang bisa muncul dalam
kehidupan mereka, dari yang kecil sampai yang berskala besar. Karena itu, perlu ada
orang-orang yang bisa menjadi penengah, orang-orang yang bijak dan adil, untuk
menyelesaikan perkara-perkara yang muncul di tengah masyarakat. Melalui mereka
syalom -- damai sejahtera -- yang dari Tuhan bisa dirasakan oleh semua pihak. Tidak
semua orang boleh diangkat menjadi hakim karena mereka harus memenuhi standar
atau kualifikasi kehidupan rohani yang tinggi yakni takut akan Tuhan, bertindak
saksama, tidak curang, tidak suka menerima suap, setia, tulus, dan bersikap tegas.
Penegakan keadilan di masyarakat bukan sekadar masalah kemasyarakatan, tetapi
masalah pengaplikasian keadilan Tuhan sendiri yang menjamin kesejahteraan umat.
Kepedulian Yosafat akan keadilan membuatnya mengangkat hakim-hakim yang
sesuai persyaratan Tuhan itu.
Para hakim yang dipilih oleh Yosafat bukan saja para pemvonis orang-orang yang
berperkara. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil untuk mewujudnyatakan
keadilan Tuhan, tetapi sekaligus menjadi orang-orang yang harus membawa damai
sejahtera Allah.
Itulah juga teladan Tuhan Yesus yang sangat jelas terlihat ketika Yesus makan
bersama dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa di rumah Matius.
Bukankah Kristen pun sepatutnya melakukannya? FAO
Bacaan Alkitab : 2 Timotius 3:10-17; 2 Timotius 4:1-8
Doa:Tolonglah kami ya Tuhan, untuk meneladani apa yang Engkau ajarkan. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
39
6
Daud kepada Salomo, anaknya: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,
dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab
TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan
dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di
rumah Allah selesai.
1 Tawarihk 28:20
Pebruari
2016
Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
2 Timotius 2:7
Sabtu
Penyertaan Tuhan
B
agaimanapun suksesnya kepemimpinan seseorang, ia tidak bisa memegang tampuk
kepemimpinan selamanya. Akan ada waktu bagi dia untuk menyerahkan tongkat
estafet kepemimpinan kepada generasi berikut.Sebagai pemimpin, Daud tahu ini. Maka
sebelum mengakhiri masa tugas, ia menyampaikan pesan terakhir. Masih ada tugas suci
yang harus diserahterimakan kepada anaknya sebagai pewaris takhta, dan juga kepada
seluruh pembesar bangsa. Daud mengimbau para pembesar bangsa untuk mendukung
Salomo dalam melaksanakan pekerjaan mulia itu. Untuk mempersiapkan Salomo, Daud
memberikan rancangan arsitektur Bait Allah. Daud juga memberitahu siapa saja yang
bisa dilibatkan untuk membantu.
Kita melihat betapa penting pembangunan Bait Allah bagi Daud. Bila Salomo
sebagai penerus tidak melanjutkan apa yang telah dia mulai, sia-sialah semua persiapan
yang telah dilakukan. Karena itu Daud menekankan satu hal penting bagi keberhasilan
mereka, yaitu bahwa mereka harus setia dan taat pada Allah. Bila taat dan setia maka
Israel akan dipelihara Allah. Artinya, percuma saja Salomo dan para pembesar Israel
bersusah payah melakukan hal besar bagi Tuhan bila tidak menjalin kedekatan dengan
Dia. Pesan penting yang Daud sampaikan kepada salomo adalahagar setia kepada Allah
dan menjalankan tugas pendirian rumah-Nya dengan benar. Ia juga meneguhkan Salomo
agar bersandar penuh kepada Allah.
hal serupa terjadi antara Paulus dan Timotius. Timotius mengemban tugas dan
tanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil: dari Kristus kepada
Paulus, Paulus kepada Timotius, dan Timotius kepada jemaat, begitu seterusnya. Tidak
sembarang orang yang dapat diserahi tongkat estafet berita Injil tersebut.Dukungan
Paulus kepada Timotius ini juga bukan sekadar nasihat agar tabah melayani, tetapi
agar Timotius tetap mengandalkan kekuatan kasih karunia Kristus Yesus, sebagai pusat
pemberitaannya. Mengapa? Karena Timotius mengemban tugas berat yaitu meneruskan
tongkat estafet berita Injil kepada jemaat Efesus yang notabene pernah menentang
kewibawaan Paulus.
Sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, berarti kita
pun bertanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil tersebut dalam
kehidupan kita. Kekuatan terbesar kita adalah janji Tuhan bahwa Ia akan menyertai kita
senantiasa. FAO
Bacaan Alkitab : Matius 13:31-35; 2 Timotius 4:9-22
Doa: Ya Tuhan, kiranya PenyertaaanMu memampukan kami melanjutkan tongkat
estafet berita injil bagi semua orang. Amin.
40
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
7
Pebruari
2016
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala
lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Amsal 3:5-6
Kristus berkata: Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau
ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak
berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Yohanes 15:4
Cara Hidup Orang Berhikmat
A
da sebuah ungkapan yang berbunyi demikian, “Hal yang utama dalam hidup
manusia adalah bukan bagaiamana cara seseorang itu meninggal, tetapi
bagaimana cara dia menjalani hidup”. Dengan kata lain, cari hidup seseorang lebih
penting daripada bagaimana cara dia meninggal. Cara hidup seseorang yang akan
berpengaruh terhadap kehidupannya kini dan nanti. Siapa kita hari ini merupakan
‘buah’ cara hidup di waktu yang lalu. Oleh sebab itu, semua manusia ingin menjalani
kehidupan dengan baik dan benar agar dapat menikmati hal-hal yang baik pula pada
masa kini maupun di masa yang akan datang.
Kedua ayat bacaan kita hari ini dapat menjadi petunjuk bagaimana cara menjalani
kehidupan yang benar. Inilah cara hidup orang yang berhikmat. Bagaimana caranya?
Pertama, percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati dan tidak bersandar
kepada pengertian sendiri. Hikmat Ilahi berbeda dengan hikmat manusia. Jalan dan
kehendak Tuhan, tidak sama dengan jalan dan kehendak manusia. Dalam bahasa
Ibrani, hati secara simbolis tidak terlalu banyak menggambarkan emosi, tetapi lebih
sebagai akal budi dan kehendak. Artinya, orang berhikmat adalah mereka yang
menyerahkan diri sepenuhnya, pikiran dan kehendaknya kepada Tuhan. Penyerahan
diri ini akan menimbulkan kepercayaan kepada Tuhan meskipun tidak selalu sesuai
dengan kehendak dan pikiran kita sebagai manusia. Kedua, mengakui Tuhan dalam
semua aspek kehidupan. Mengakui Tuhan merupakan bentuk ketundukkan manusia
untuk mengikuti petunjuk Tuhan yang diperoleh dalam hubungannya dengan Tuhan
melalui doa dan perenungan firman. Inilah makna hidup di dalam Tuhan dan Tuhan
hidup di dalam kita yang Yesus ajarkan dalam Yohanes 15:4, jika kita tunduk dan
setia melakukan ’arahan’ Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.
Jika kita menjalani hidup yang berhikmat itu, maka Tuhan akan meluruskan
jalan kita dan hidup kita akan menghasilkan buah. Hidup kita akan berjalan menuju
tujuan yang sudah Dia tetapkan untuk kehidupan kita. Bukankah tujuan hidup kita
sudah Tuhan tetapkan sebelumnya (Bdk. Efesus 2:10)? Hidup ini akan berarti jika
kita menjalaninya sesuai dengan tujuan yang Tuhan sudah siapkan bagi kita. Untuk
mencapainya, maka pilihlah cara hidup orang berhikmat. IRHB
Bacaan Alkitab : Markus 8:31-38; 1 Korintus 13:1-13; Mazmur 31
Doa: Terima kasih Bapa untuk kehidupan yang Engkau percayakan untuk kami jalani.
Kami mau belajar menjalani anugerah kehidupan ini dengan hikmatMu. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
41
Senin
8
Pebruari
2016
Mereka memohon berkat untuk raja, lalu pulang ke kemah mereka sambil
bersukacita dan bergembira atas segala kebaikan yang telah dilakukan
TUHAN kepada Daud, hamba-Nya, dan kepada orang Israel, umat-Nya.
1 Raja-Raja 8:66
Semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang
semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang
menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur
bagi kemuliaan Allah.
2 Korintus 4:15
Soli Deo Gloria!
K
ita mungkin sering mendengar orang berkata, “Demi Kemuliaan Tuhan.” Baik
dalam doa-doa maupun dalam khotbah-khotbah. Ungkapan ini sudah tidak
asing bagi kita, bahkan terlalu biasa dipakai dalam doa, nyanyian, ibadah dan
dalam percakapan sehari-hari. Namun, pertanyaannya adalah apakah kita sungguhsungguh mengerti makna ‘demi kemuliaan Tuhan’ tersebut?
Peristiwa pentahbisan Bait Suci oleh raja Salomo dalam 1 Raja-raja 8:1-66
merupakan sebuah peristiwa besar yang terjadi atas bangsa Israel karena untuk
pertama kalinya mereka memiliki ‘Rumah Tuhan’ yang tetap dan bahkan megah. Bagi
mereka hal ini merupakan wujud nyata campur tangan Tuhan atas hidup mereka. Ini
adalah bukti kasih setia Tuhan bagi umatNya. Oleh karena itu, tidak berlebihanlah
jika mereka merayakan peristiwa pentahbisan Bait Suci ini selama 7 hari lamanya
(Bdk. 1 Raja-raja 8:65). Apakah efek dari peristiwa ini bagi bangsa Israel? Mereka
kembali ke tempat mereka dengan sukacita dan bergembira sambil berdoa bagi raja
mereka. Ini merupakan bentuk pengakuan dan syukur atas karya Tuhan. Demikian
juga halnya dengan Paulus, ketika bersurat kepada jemaat Korintus. Ia bersyukur
karena kasih karunia Allah bukan hanya menyelamatkan dirinya saja, tetapi juga
orang lain yang membuat ungkapan syukur semakin banyak sehingga Tuhan semakin
dimuliakan, meskipun demi memberitakan Injil Paulus rela menderita.
Lalu apa makna ‘demi kemuliaan Tuhan’? Bukankah Tuhan tidak kurang
kemuliaan? Tanpa kita muliakan pun Dia tetap mulia adanya. Namun, oleh karena
kebaikan dan kasih karunianya bagi kita, dia memberi kita kesempatan memuliakan
Tuhan melalui sikap hidup kita. Sikap seperti apa? Sikap hidup yang selalu bersyukur.
Kalau kita cermati kedua bacaan kita hari ini, sikap bersyukur yang memuliakan
Tuhan nampak jelas melalui perbuatan kepada sesama. Segenap bangsa Israel
berdoa bagi raja Salomo dan Paulus memberitakan Injil kepada orang lain. Inilah
hidup yang memuliakan Tuhan itu, jika kita berlaku baik dan benar kepada sesama
kita sebagai ungkapan syukur atas kasih karunia Tuhan. ‘Soli Deo Gloria’, kemuliaan
hanya bagi Tuhan. IRHB
Bacaan Alkitab : Lukas 13:31-35; Titus 1:1-9
Doa:Tuhan Yesus, biarlah hidup saya memancarkan kemuliaanMu dimanapun saya
berada. Amin
42
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
9
Pebruari
2016
Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi
mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tanganMu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
Mazmur 145:15-16
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak
menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun
diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh
melebihi burung-burung itu?
Matius 6:26
Sang Pemelihara Kehidupan
S
ebuah lagu yang berjudul, “Ku Tahu Bapa P’liharaku” pada awal syair lagunya
berbunyi demikian:
Ku tahu Bapa p’liharaku
Dia baik, Dia baik
Ku yakin Dia s’lalu sertaku
Dia baik bagiku...
Syair lagu ini menunjukkan sebuah wawasan iman yang tidak hanya mewakili
sebuah pemahaman teologis tentang pemeliharaan Tuhan. Syair ini merupakan
sebuah ungkapan hati atas pengalaman hidup manusia yang merasa dipelihara oleh
Tuhan. Daud pun mengalami hal tersebut sehingga ia dapat berkata: “...Engkaupun
memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu
dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup”. Pengakuan Daud tidaklah
berlebihan jika kita melihat kehidupan kita. Yesus sendiri menegaskan hal tersebut
kepada orang banyak yang kuatir akan kebutuhan kehidupan mereka, “Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di
sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”. Inilah penegasan akan
kebaikan dan kemurahan Tuhan dalam memelihara ciptaanNya.
Kebaikan dan kemurahan hati Tuhan nampak dalam hidup manusia ketika
Dia peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya (Bdk.
Mzm. 145:8-10, 14-17, 19-20). Tuhan tahu seluruh ciptaannya, itulah sebabnya Dia
memelihara seluruh ciptaan dengan sempurna dan penuh cinta kasih. Jika demikian,
jelaslah bagi kita bahwa Tuhanlah Sang Pemelihara Kehidupan itu. Dialah yang
memelihara kita (2 Petrus 5:7) dan tidak perlu banyak terori untuk membuktikan
hal tersebut. Hidup kita adalah bukti nyatanya. Lalu, mengapa kita mesti kuatir
menghadapi kehidupan? Percayalah kepada Sang Pemelihara Kehidupan. IRHB
Bacaan Alkitab : Lukas 6:33-39; Titus 1: 10-16
Doa:Biarlah kami percaya bahwa Engkaulah yang memelihara kehidupan kami
sehingga kami tidak kuatir menjalani kehidupan ini. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
43
Rabu
10
Pebruari
2016
TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu
pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggununggu.
Mazmur 5:4
Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar.
Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Markus 1:35
Memulai Hari Bersama Tuhan
S
eorang pegawai swasta di sebuah perusahaan yang cukup besar bersaksi bahwa
kehidupan yang dia jalani selama ini ternyata terasa hampa, tidak ada kedamaian
dan ketenangan di hati. Padahal hidupnya tidak pernah berkekurangan, bahkan
sering berlebihan materi. Fasilitas kesehatan, transportasi, perumahan, dan fasilitas
lainnya adalah bagian dari hasil pekerjaannya. Namun, semuanya terasa hambar.
Lalu apa yang salah? Ternyata sudah cukup lama ia larut dalam berbagai kesibukan
pekerjaan, baik di kantor maupun di rumah. Berangkat pagi dan pulang larut malam
adalah rutinitas sehari-hari. Hingga pada satu titik, pegawai ini sadar bawah ia
melupakan salah satu hal penting dalam hidupnya yaitu memulai hari bersama
Tuhan.
Kisah di atas dapat mewakili keadaan kita hari-hari ini. Oleh karena kesibukan,
pekerjaan dan rutinitas sehari-hari tidak sedikit orang Kristen memulai hari dengan
melewatkan waktu bersama Tuhan. Tidak demikian dengan Pemazmur. Dia belajar
untuk memulai hari bersama Tuhan melalui doa dan ungkapan syukur. Bukan hanya
pemazmur, Yesus sendiri memberi teladan kepada kita. Tanpa berdoa tiap pagi,
Yesus tetap berkuasa dan kuat. Namun, Yesus ingin mengajarkan umatNya dengan
sebuah teladan memulai hari dengan doa, merendahkan diri dihadapan Allah. Hanya
bersama Dialah kita akan mampu menjalani kehidupan sesuai kehendak Tuhan.
Memulai hari bersama Tuhan berarti membiarkan diri kita dipimpin olehNya.
Damai dan ketenangan hidup, hanya ada di dalam Tuhan ketika kita mau dipimpinNya.
Apa yang selama ini kita lakukan ketika akan memulai hari kita? Mulailah bersama
Dia. Karena Dia mau berjalan bersama kita. IRHB
Bacaan Alkitab : Matius 6:16-21; Titus 2:1-10
Doa:Hanya bersamaMu Tuhan kami akan mampu menjalani hari demi-demi. Amin
44
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
Mazmur 13:6
11
Kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena
Allah, Juruselamatku,
Lukas 1:46-47
Pebruari
2016
Diciptakan Untuk Memuliakan Tuhan
S
emua orang yang disebutkan dengan nama-Ku, yang Kuciptakan untuk kemuliaanKu...” (Yesaya 43:7). Ini perkataan Tuhan tentang alasan kita diciptakan. Tuhan
menciptakan manusia bukan supaya manusia hidup dan berbuat sekehendak hatinya.
Tuhan menciptakan manusia supaya manusia tahu bahwa ia ada untuk memuliakan
Sang Penciptanya. Inilah tujuan kita diciptakan, tujuan kita diselamatkan. Seringkali
manusia berkata, “Saya mau hidup untuk memuliakan Allah.” Tetapi terkadang
manusia tidak sepenuhnya mengerti bagaimana sebenarnya cara memuliakan Allah
itu.
Cara memuliakan Tuhan adalah dengan hidup berkenan pada-Nya. Allah telah
melakukan banyak perbuatan baik dalam kehidupan kita, bahkan yang terbaik telah
Ia lakukan yaitu menebus dosa kita di atas kayu salib melalui Yesus Kristus. Segala
perbuatan baik Tuhan itulah yang menjadi alasan bagi kita selaku seorang Kristen
untuk memuji, memuliakan dan bergembira bagi-Nya sebagaimana bacaan kita hari
ini. Hendaknya segala ungkapan syukur kita itu menjadi landasan untuk taat pada
kehendak-Nya dalam hidup ini.
Lalu bagaimana memuliakan Allah itu? Kunci untuk memuliakan Allah
adalah ketaatan dalam melakukan perintah-Nya. Tolak ukurnya bukan sekedar
seberapa hebat atau seberapa besar tindakan kita. Perbuatan yang tampak
sepele sekalipun, asalkan meluap dari kasih Allah yang memenuhi hati kita, tetap
bermakna. Ya, memuliakan Allah bukan dimaksudkan untuk mengundang pujian
dari manusia, melainkan untuk menyenangkan hati-Nya. Kasih dan ketaatan kepada
Allah membuahkan tindakan yang memuliakan nama-Nya. Kiranya kita dapat
mengungkapkan “jiwaku memuliakan Tuhan …” sebagaimana Maria yang dengan
sungguh menyatakannya sebagai pengakuan imannya karena kita diciptakan untuk
memuliakanNya. IRHB
Bacaan Alkitab : Kolose 3: (6-7) 8-11; Titus 2:11-15
Doa:Ingatkan dan ajar kami Bapa tujuan Engkau menciptakan kami. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
45
Jumat
12
Pebruari
2016
Di tempat di mana dikatakan kepada mereka: “Kamu ini bukanlah
umat-Ku,” akan dikatakan kepada mereka: “Anak-anak Allah yang
hidup.”
Hosea 1:10
Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Yohanes 1:12
Diadopsi Oleh Allah
K
etika Umat Israel khususnya Yehuda ditolak oleh Allah karena penyimpangan
hidup dalam segala segi kehidupan mereka (Bdk. Hosea 1:2-9), bukan berarti
Allah melupakan janjiNya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Meskipun dosa Israel
besar, Allah tetap akan menepati janjiNya. Allah akan menyatukan mereka di masa
akan datang dalam satu pemimpin, yaitu Mesias. Israel akan dipulihkan untuk
kembali menjadi anak-anak Allah bersama dengan bangsa-bangsa lain (Yoh. 11:52).
Status anak-anak Allah tidak hanya bagi Bangsa Israel. Di dalam karya Yesus
Kristus, setiap orang yang percaya dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat
akan menerima kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Allah mengadopsi orang yang
percaya kepada Yesus Kristus sebagai anakNya. Jadi, semua orang yang sungguhsungguh percaya kepada Yesus Kristus akan diangkat menjadi anak-anak Allah.
Pengangkatan sebagai anak tidak bisa dipisahkan dengan hak dan kewajiban yang
mengikutinya. Anak-anak Allah berhak mewarisi apa yang dimiliki dan dijanjikan
oleh Bapanya (Lih. Roma 8:17, Bdk. Galatia 4:7). Namun, anak-anak Allah juga wajib
untuk hidup sebagaimana seharusnya sebagai anak Allah (Lih. Efesus 5:1 dan Filipi
2:14-15).
Diadopsi oleh Allah akan mengubah kehidupan seseorang. Bukan hanya
statusnya berubah, tetapi seluruh kehidupannya akan berubah. Ini terjadi sematamata oleh karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Jika kita adalah anak Allah,
terimalah dengan rasa syukur hak yang menjadi bagian kita. Namun, disaat yang
sama lakukan kewajiban kita sebagai anak Allah dengan setia mengikuti Dia dan
hidup benar sesuai kehendakNya. IRHB
Bacaan Alkitab : Roma 7:14-25a; Titus 3:1-15
Doa:Bapa, terima kasih karena Engkau sudah mengangkat kami sebagai anakanakMu. Biarlah hidup kami mencerminkan bahwa kami adalah anak-anak
Bapa. Amin
46
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
13
Pebruari
2016
Sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh
semua orang yang tulus hati.
Mazmur 94:15
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan.
Matius 5:6
Penegak Keadilan
B
erbicara tentang keadilan, nampaknya sudah semakin sulit untuk menemukannya
sekarang ini. Berita di berbagai media dan kenyataan disekitar kita seakan
menambah pesimisme untuk mencari keadilan. Keadilan menjadi identik hanya
dengan mereka yang berkuasa dan berduit. Itulah kenyataan kita saat ini atau
mungkin sekarang diantara kita ada yang dalam pencarian akan keadilan. Bahkan
mungkin kita adalah korban dari ketidakadilan.
Sejak lama isu keadilan menjadi perhatian manusia. Semua orang ingin
diperlakukan adil dimanapun dan kapanpun, meskipun tidak semua orang
bersedia berlaku adil. Allah sendiri menegaskan diriNya sebagai Allah yang adil.
Allah bukan saja berlaku adil, Dia juga adalah Pembela Keadilan. Dialah Penegak
Keadilan sejati dalam hidup manusia. Demikianlah kesaksian pemazmur dalam
perikop mazmur hari ini (Mazmur 94:1-23). Setiap orang yang percaya kepada Allah
seharusnya bersedih melihat segala bentuk ketidakadilan yang terjadi disekitarnya.
Ketidakadilan merupakan bentuk pemberontakkan kepada Allah. Dosalah yang
sudah membuat ketidakadilan muncul. Ketidakadilan merusak relasi manusia. Lalu
bagaimana respon kita?
Ketika kita sudah diselamatkan dan menerima kasih karunia Allah, maka kita
akan belajar menjadi seperti yang Dia mau. Rasa haus dan lapar akan kebenaran
menuntun kepada keadilan. Keadilan berasal dari pribadi yang tulus hati. Komitmen
kepada keadilan dan kepedulian kepada mereka yang diperlakukan dengan tidak
adil merupakan bentuk kesaksian kita kepada dunia. Namun, jika kita diperlakukan
tidak adil dan sangat sulit menjadi keadilan, ingatlah bahwa Allah adalah Pembela
Keadilan. Allah membela kita dan mengaruniakan keadilan. Dia juga akan terus
menegakkan keadilan dalam kehidupan manusia. Biarlah semakin nyata keadilan
Allah memerintah atas kehidupan manusia. Terpujilah Allah Penegak Keadilan.
IRHB
Bacaan Alkitab : Daniel 5:1-7, 17-30; Filemon 1-25
Doa: Tuhan, hanya Engkau tempat mencari keadilan yang sejati. Tolong kami untuk
belajar berlaku adil dalam setiap kehidupan kami. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
47
Minggu
14
Pebruari
2016
TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku
harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku
harus gemetar?
Mazmur 27:1
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.
Filipi 4:13
Melampaui Ketakutan
R
asa takut adalah perasaan yang wajar dirasakan oleh setiap manusia. Ketakutan
biasa muncul ketika seseorang merasa tidak aman. Manusia merasa tidak
aman ketika berada dalam kegelapan, ada ketidakpastian terhadap apa yang ada
disekitarnya karena ia tidak dapat melihat dalam kegelapan. Manusia juga merasa
tidak aman terhadap ‘serangan’ dalam bentuk apapun yang mungkin datang kapan
saja di kehidupannya. Akan tetapi pemazmur mengingatkan bahwa kita aman dalam
perlindungan Allah. Kita tidak perlu takut dalam kegelapan karena Tuhanlah terang
keselamatan kita. Kita juga tidak perlu gemetar terhadap ‘serangan’ tak terduga dalam
hidup ini karena Tuhanlah benteng hidup kita.
Pemazmur menganalogikan perlindungan Tuhan yang mendatangkan rasa
aman bagi manusia dengan ‘terang’ dan ‘benteng’. Ketika lilin dinyalakan di tengah
kegelapan, meski pancaran sinarnya redup tetap memberi rasa aman. Apalagi jika
Yesus sendirilah Sang Terang tersebut, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut
Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
hidup” (Yoh 8: 12b). Meskipun manusia membangun ‘benteng-benteng’ fana dalam
kehidupannya demi rasa aman, “tetapi TUHAN adalah tempat perlindungan bagi
umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel” (Yoel 3: 16b).
Apabila sesuatu yang fana saja mampu membuat kita merasa aman, masakan
kita masih meragukan rasa aman kekal yang Tuhan sediakan dalam diri-Nya? Biarlah
setiap kita dimampukan untuk dengan sungguh memiliki keyakinan bahwa segala
perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Tuhan
sudah menyedikan segala yang kita perlukan untuk mengalahkan ketakutan. Kita
dijamin melampaui ketakutan bersamaNya. IRHB
Bacaan Alkitab : Matius 4:1-11; Ibrani 4:14-16; Mazmur 91
Doa:Terima kasih Tuhan karena sudah menjadi benteng dan kekuatan hidup kami
sehingga segala perkara dapat kami tanggung. Amin
48
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
15
Pebruari
2016
Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau
menerima yang buruk?”
Ayub 2:10
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu
dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia
akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.
1 Korintus 10:13
Melihat Jalan Keluar
“… C
obaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu … Saatnya kan tiba
nanti kau lihat pelangi kasih-Nya”
adalah kutipan syair lagu ‘Pelangi Kasih’ yang sangat terkenal. Lagu tersebut
hendak mengingatkan kepada kita sebagaimana bacaan kita hari ini (I Kor. 10:13)
bahwa akan selalu ada jalan keluar yang Allah berikan dalam setiap pencobaan yang
kita alami asalkan kita mau melihatnya dari kaca mata iman.
Melihat sesuatu bukanlah hal yang sukar untuk dilakukan, tetapi dalam
menghadapi pencobaan kita seringkali sukar melihat jalan keluar. Apa yang seringkali
menghalangi kita melihat jalan keluar yang Allah sediakan di setiap pencobaan? Karena
fokus kita bukan pada solusi atau jalan keluar melainkan hanya pada cobaan yang
dialami sehingga jalan keluar tersebut terhalangi atau menjadi tak terlihat. Sebagai
contoh, seseorang yang kehilangan pekerjaan biasanya memikirkan alasan kenapa saya
harus dipecat atau di-PHK, dengan kata lain yang berusaha dicari tahu atau dilihatnya
adalah alasan bahwa ia seharusnya tidak dipecat atau di-PHK bukannya memikirkan
solusi untuk mendapatkan pekerjaan yang lain agar kelangsungan hidupnya tidak
terganggu karena tidak adanya pemasukan.
Seseorang yang memikirkan solusi atau melihat jalan keluar dalam setiap cobaan
yang dialami adalah pribadi yang memiliki pola pikir yang positif. Ia mampu melihat
rancangan Allah di balik cobaan tersebut dan menarik pembelajaran sebagaimana
Ayub yang dalam kesusahan hidupnya berkata, “apakah kita mau menerima yang
baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayub 2:10). Janganlah
kuatir ketika cobaan datang dalam kehidupanmu, firman kita hari ini menegaskan
bahwa Allah setia dan tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
Lihatlah ‘pelangi kasih-Nya’ di balik awan yang gelap. IRHB
Bacaan Alkitab : 2 Tesalonika 3:1-5; Markus 11:1-11
Doa:Buatlah ya Tuhan mata kami berfokus kepada Engkau dan jalan keluar yang
Engkau sediakan bagi kami. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
49
Selasa
Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu.
Yesaya 55:3
16
(Yesus) mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini
adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku.
1 Korintus 11:25
Pebruari
2016
Perjanjian Kekal
K
etika bangsa Israel berada dalam pembuangan di Babel mereka berpikir bahwa
Allah sudah melupakan mereka dan perjanjianNya dengan nenek moyang
mereka. Pemikiran seperti itu muncul karena mereka melihat hidup mereka sudah
hancur. Mereka harus kehilangan kehidupan di tanah perjanjian, menjadi budak di
negeri asing, dan hidup nyaris tanpa harapan. Situasi ini memunculkan pertanyaan
di benak mereka, “apakah Tuhan sudah melupakan janjiNya?” Apakah semua ini
adalah hukuman Tuhan?
Pemikiran seperti bangsa Israel bisa ada di dalam pikiran kita hari ini. Ketika kita
dalam situasi yang buruk dan banyak masalah menghampiri kehidupan. Ditambah
lagi kenyataan bahwa kita merasa sudah berdosa kepada Tuhan. Meragukan
janji Tuhan dalam siatusi seperti ini sangatlah mungkin terjadi. Namun, melalui
bacaan hari ini baik melalui Nabi Yesaya maupun Rasul Paulus, Tuhan menegaskan
bahwa Dia adalah Tuhan yang setia dengan perjanjianNya. Sekali Tuhan mengikat
perjanjian dengan umatNya, maka tidak akan pernah Dia melalaikanNya. Perjanjian
keselamatan Tuhan bersifat kekal. Mengapa demikian? Karena perjanjian adalah
inisiatif Allah. Allah setia akan perjanjianNya. Itulah sebabnya ketika manusia tidak
mampu menepati perjanjiannya dengan Allah, maka Allah memperbaharui dan
meneguhkan perjanjian itu.
Sekarang kita hanya perlu percaya sunguh-sungguh kepada Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dialah yang menjamin perjanjian itu dengna
darahNya sendiri. Bukalah kehidupan kita untuk Tuhan koreksi dan ubah. Kita
bisa tidak setia, tetapi Dia tetap setia. Kita bisa melupakan Tuhan, namun Dia terus
mengingat kita. Inilah kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Terimalah karunia itu
dan bersyukurlah melalui kehidupan kita. IRHB
Bacaan Alkitab : Ayub 1:1-22; Markus 11:12-25
Doa: PerjanjianMu kekal ya Allah dan kami mau mempercayai itu. Amin.
50
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
17
Pebruari
2016
TUHAN, yang baik itu, kiranya mengadakan pendamaian bagi semua
orang, yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah, yakni
TUHAN.
2 Tawarikh 30:18-19
Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan
ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus
itu,
Lukas 19:2-3
Dicari Untuk Dikasihi
M
anakah yang benar? Kita mencari Tuhan atau Tuhan yang mencari kita? Dua
bacaan Alkitab hari ini memberi kesan bahwa manusia yang mencari Tuhan.
Umat Israel yang tidak tahir dalam perayaan paskah di Yerusalem pada masa Hizkia
dan seorang penagih pajak yang dianggap sebagai pengkhianat serta pendosa besar
pada masa itu, digambarkan mencari Tuhan yang kudus itu. Melihat kenyaatan
tersebut, nampaknya tidaklah layak mereka untuk mencari Tuhan yang kudus
dan suci. Demikian juga kita, rasanya tidak pantas kita mencari Tuhan ditengah
keberdosaan kita. Bukankah Tuhan yang kudus tidak dapat didekati oleh manusia
yang berdosa?
Inilah kebenaran yang sesungguhnya. Tuhan yang terlebih dahulu mencari kita,
bukan sebaliknya. Dia memperkenalkan DiriNya terlebih dahulu kepada bangsa
Israel sehingga mereka bisa mengenal dan mencari Tuhan yang kudus itu. Zakheus
dapat berjumpa dengan Yesus karena memang Dia sengaja mencari Zakheus untuk
menumpang di rumahnya (Lukas 19:5). Hanya Tuhan yang kudus dapat menghampiri
manusia yang berdosa dan hal itu sudah dilakukanNya. Puncaknya adalah ketika
Tuhan menyapa manusia melalui Yesus Kristus ketika Dia hidup di dunia. Yesus
dengan jelas menungkapkan bahwa kedatanganNya ke dunia adalah untuk mencari
dan menyelamatkan orang berdosa (Lukas 19:10).
Jadi, bukan kita yang mencari Tuhan terlebih dahulu, tetapi Dialah yang mencari
kita. Lalau untuk apa Dia mencari kita? Tuhan mencari kita agar kita mengalami
kasihNya. Karena kasihNya itulah kita hidup dan memiliki pengharapan. Kita adalah
orang yang dicari oleh Tuhan, dicari untuk dikasihi. IRHB
Bacaan Alkitab : Ulangan 8:11-18; Markus 11:27-33
Doa: Terima kasih Tuhan karena Engkau sudah mencari dan mengasihi kami. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
51
Kamis
18
Pebruari
2016
Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatanperbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.
Mazmur 96:3
Paulus dan Barnabas memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka
menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan
perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi
bangsa-bangsa lain kepada iman.
Kisah Para Rasul 14:27
Kesaksian dan Saksi
D
iselamatkan untuk menyelamatkan’ adalah sebuah moto yang memiliki
penakanan pada amanat agung Tuhan Yesus Kristus. Orang yang beroleh kasih
karunia Allah akan bersedia untuk memberitakan kasih karunia Allah kepada orang
lain. Ajakan pemazmur dalam Mazmur 96:3 untuk menyatakan kemuliaan Tuhan di
antara bangsa-bangsa menunjuk kepada Amanat Agung yang Yesus berikan, yaitu
untuk pergi dan dan memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa.
Karena sudah menerima keselamatan secara cuma-cuma, seseorang akan
bersedia memberitakannya secara cuma-cuma juga bahkan berani membayar
harganya. Dimanapun berada, mereka akan mengabarkan dan mengajarkan ajaran
Yesus Kristus. Itulah yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas kemanapun mereka
pergi. Kisah Para Rasul 14:27 menceritakan tentang Paulus dan Barnabas bersaksi
dihadapan jemaat di Antiokhia. Dalam perikop ini saja (Kis. 14:21-27), kita dapat
melihat paling tidak ada tujuh tempat yang dikunjungi oleh Paulus dan Barnabas
untuk memberitakan Injil. Bukankah kita sudah menerima kasih karunia yang sama?
Bagaimana respon kita terhadap kasih karunia yang sudah diberikan kepada kita?
Kita dipanggil untuk bersaksi tentang kasih Allah di dalam Yesus Kristus terhadap
manusia berdosa.
Dalam bersaksi ada tiga hal yang menjadi unsur utamanya yaitu saksi (pribadi
yang bersaksi: sikap hidup), bersaksi (tindakan dalam mennyampaikan kesaksian),
dan kesaksian (isi kesaksian harus berdasarkan kebenaran Alkitab). Ketiga unsur
diatas harus mendapat porsi yang seimbang agar kesaksian kita menjadi berkat bagi
yang mendengar dan juga bagi diri kita sendiri. Karena ada sebuah hubungan erat
hubungan antara kesaksian dan saksi, maka kita perlu memperhatikannya. Metode
dan cara penginjilan tidaklah cukup, harus juga disertai sikap hidup yang benar.
Sebaliknya sikap hidup saja tidak cukup, kita juga perlu tahu bagaimana bersaksi
yang santun dan mudah dimengerti. Mari kita tidak hanya bersaksi, tetapi menjadi
saksi itu sendiri. IRHB
Bacaan Alkitab : Yakobus 4:1-10; Markus 12:1-12
Doa:Kami mau ya Tuhan bukan hanya pandai bersaksi tentangMu tetapi juga
menjadi saksiMu. Amin
52
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
19
Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah
di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada
orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan,
sehingga mereka bahagia.
Mazmur 68:6-7
Yesus Kristus berkata: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
Pebruari sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku
yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
2016
Matius 25:40
Allah Bagi Yang Lemah dan Tertindas
D
alam kepercayaan bangsa Israel, Allah bukan saja dikenal sebagai Allah Pencipta
saja. Bangsa Israel ingat betul akan keperkasaan Allah dalam menolong mereka
keluar dari Mesir dan melepaskan mereka dari belenggu penjajahan. Mazmur 68:67 merupakan bagian dari pujian Israel bagi Allah atas keperkasaanNya mengalahkan
tentara Mesir, musuh Israel yang mengejar-ngejar mereka (bdk. Mzm. 68:1-4). Bagi
mereka, Allah bukan saja Pencipta tetapi sekaligus juga Pelindung bagi yang lemah dan
tertindas. Bahkan, Allah menolong bangsa Israel melalui padang belantara sampai tiba
di negeri yang dituju.
Pengakuan Pemzmur ini menunjukkan keberpihakkan Allah kepada mereka yang
lemah dan tertindas. Pada saat itu Israel dalam kondisi lemah dan tertindas oleh Mesir.
Tetapi Allah membebaskan mereka sebagai orang tahanan. Matius 25:40 menunjukkan
konsistensi kepedulian Allah di dalam Yesus kepada mereka yang lemah dan tertindas.
Gambaran orang lapar, orang haus, orang asing, orang yang memerlukan pakaian dan
orang di dalam penjara adalah bahasa simbolik untuk mewakili mereka yang lemah
dan tertindas. Bahkan, Yesus menempatkan DiriNya sebagai yang lemah dan tertindas
itu. Sehingga, apappun yang dilakukan kepada orang lemah dan tertindas itu, maka itu
dilakukan untuk Dia. Sungguh penggambaran yang jelas akan keberpihakan Tuhan
kepada orang lemah dan tertindas.
Jika kita saat ini merasa lemah dan tertindas, ingatlah Allah ada bagi anda. Dia ada
dipihak anda dan Dia tidak tinggal diam melihat apa yang anda alami! Percayalah Allah
sanggup membebaskan anda dari belenggu-belenggu yang anda alami hari ini. Dan
Jika kita adalah orang yang percaya kepada Allah, maka pedulilah kepada mereka yang
lemah dan tertindas karena itulah yang Dia kehendaki untuk kita lakukan. Semua hal
yang kita lakukan kepada mereka yang lemah dan tertindas, ingatlah kita melakukan itu
untuk Dia. Allah kita bukan hanya untuk mereka yang berduit dan memiliki kekuasaan,
tetapi Dia juga adalah Allah bagi yang lemah dan tertindas. Dialah Allah bagi yang lemah
dan tertindas. IRHB
Bacaan Alkitab : Ibrani 2:11-18; Markus 12:13-17.
Doa: Buat kami sadar dan mau melakukan sesuatu bagi mereka lemah dan tertindas.
Amin
Renungan Harian Janji Hidup
53
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah
hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,
menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.
Yosua 1:9
Sabtu
20
Pebruari
2016
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh
yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
2 Timotius 1:7
PenyertaanNya Adalah Kekuatanku
S
alah satu perasaan yang dapat merusak kehidupan manusia adalah adalah rasa takut.
Ya, rasa takut akan dapat menimbulkan kekuatiran. Ketakutan dapat melenyapkan
optimisme. Namun, rasa takut seringkali terasa begitu sulit untuk ditaklukkan. Hal ini
tidaklah mengherankan karena ketakutan seringkali disebabkan oleh hal-hal diluar kendali
manusia, seperti masa depan, kekuatan alam, orang yang lebih berkuasa dan hebat, dsb.
Yosua dan Timotius pernah mengalami ketakutan ketika mereka akan melakukan
tugas yang Allah berikan. Yosua merasa gentar ketika harus menggantikan Musa untuk
memimpin bangsa Israel merebut tanah Kanaan. Kita dapat membayangkan perasaan
Yosua ketika menerima tugas itu. Yosua tahu betul sifat dan karakter bangsanya. Dia juga
tahu kekuatan bangsanya dan kekuatan musuhnya. Yosua juga pasti tahu sepak terjang
sang mentor, yaitu Musa yang tidak dapat membawa bangsa itu ke tanah perjanjian. Betapa
Yosua sedang menghadapi hal-hal yang sulit untuk dia kendalikan, semua seperti berada
di luar kendalinya. Situasi seperti ini tentunya dapat menimbulkan ketakutan tersendiri.
Itulah sebabnya Allah sampai tiga kali mengingatkan Yosua untuk menguatkan dan
meneguhkan hatinya dalam mengemban tugas yang telah dipercayakan kepadanya karena
Allah akan menyertainya (Yosua 1:6-7,9). Begitu juga Timotius ketika dia harus tetap
setia untuk memberitakan Injil ditengah penderitaan dan tantangan yang harus dihadapi.
Pada waktu itu terjadi penganiayaan terhadap orang Kristen yang menimbulkan rasa
takut bagi Timotius untuk terus mengabarkan Berita Sukacita. Oleh karena itulah Paulus
mengingatkan anak rohaninya itu untuk terus memberitakan Injil karena Roh Kudus
bukanlah roh yang memberitakan ketakutan, sebaliknya Dia memberikan kekuatan, kasih,
dan ketertiban. Roh Kudus merupakan jaminan pernyertaan Allah bagi umatNya.
Mungkin ada banyak tantangan dan rintangan yang terlihat dihadapan kita saat ini,
ketika kita sedang mengemban tugas yang dipercayakan Allah kepada kita. Kita merasa
tantangan dan rintangan itu diluar jangkauan kita dan terasa sulit untuk dihadapi yang pada
akhinya menimbulkan kegentaran dalam hati kita. Melalui pengalaman Yosua dan Timotius,
kita hari ini diingatkan dan diteguhkan bahwa Allah menyertai untuk melaksanakan setiap
tugas yang Dia berikan kepada kita. Jaminan penyertaan dari Allah lebih dari cukup untuk
membuat kita tetap maju mengerjakan tugas panggilan kita. Apakah yang engkau takuti
hari ini? Biarlah ini pengakuan kita: PenyertaanNya adalah kekuatanku! IRHB
Bacaan Alkitab : Roma 6:12-18; Markus 12:18-27
Doa:Bapa terima kasih karena penyertaanMu membuat kami kuat menjalani
kehidupan ini. Amin.
54
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
21
Pebruari
2016
Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran
sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah
akan menolongnya menjelang pagi.
Mazmur 46:5-6
Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman
Allah, di dalam Roh.
Efesus 2:22
Rahmat dan Kasih Tuhan
F
irman Tuhan yang menuntun perjalanan kehidupan kita minggu ini dalam nats
introitus disampaikan oleh Daud dalam mazmur 25:6 “Ingatlah segala rahmat-Mu
dan kasih setia-Mu, ya TUHAN”. Jika kita membaca secara keseluruhan pasal 25, kita
akan memahami bahwa ungkapan Daud ini merupakan suatu seruan kepada Tuhan
yang telah mengampuni dosanya dan yang telah menyelamatkannya dari segala
kesesakan Dalam pengampunan dan penyelamatan Tuhan, Daud tetap memohon
agar Tuhan mengingat segala rahmat dan kasih-Nya kepada Daud. Rasa takut kepada
Allah membuat Daud meminta kepada Allah agar Allah tidak lagi mengingat dosadosanya melainkan agar Allah tetap mengingatnya sesuai dengan kasih setia Tuhan.
Daud mempercayakan hidupnya sepenuhnya kepada Allah.Daud merasakan benar
bagaimana Allah menjadi tempat perlindungan dan kekuatan sebagai penolong
dalam kesesakan baginya.Kekaguman dan pengakuan Daud terhadap kasih dan
kemaha-kuasaan Allah mendorongnya untuk terus memuji-muji Allah. Mazmur
46:5-6 “Kota Allah, kediaman Yang maha tinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah
sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya
menjelang pagi, Daud kembali memuji Allah.
Itulah beberapa ungkapan cinta Daud kepada Allah yang telah menyelamatkannya.
Tidak hanya menolong Daud tetapi juga yang dengan setia menyertai kehidupan
Daud. Daud sadar benar akan peran penting Allah dalam kehidupannya sehingga ia
mampu untuk bersyukur memuji Tuhan dengan segenap hati. Bagaimana dengan
kita? Allah sama adilnya memperlakukan setiap manusia. Apa yang Daud telah
terima dari Allah, kita juga mendapatkannya. Allah telah memberikan kita semua
keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus, dan kita telah dipersatukan di dalam
Kristus.“Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah,
di dalam Roh.”Efesus 2:22. Tidak hanya sampai pada karya penyelamatanNya saja,
tetapi Allah terus menerus menyertai kita.Ia akan memberikan kita kekuatan dalam
kelemahan, memberikan kita penghiburan dalam kedukaan, ia akan menolong kita
dalam kesesakan, sebab Ia adalah Allah yang Kasih dan Setia pada kita. tetaplah
mengandalkan Allah dalam segala hal. Tuhan memberkati kita. Amin NW2L
Bacaan Alkitab : Markus 12:1-12; Roma 5:1-5 (6-11); Mazmur 123
Doa: Ya Allah yang telah menyelamatkan kami, kami memuji kemurahan-Mu. Kiranya
Roh-Mu yang kudus tetap meneguhkan iman kami kepada-Mu. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
55
Senin
22
Pebruari
2016
Kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama
seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari
kami di atas bumi dan tidak ada harapan.
1 Tawarikh 29:15
Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita
mencari kota yang akan datang.
Ibrani 13:14
Selalu Ada Pengharapan
P
erjalanan kehidupan orang Israel tidak lepas dari bimbingan Tuhan.Walaupun
bangsa ini sering menyimpang dari jalan yang Tuhan kehendaki, bangsa
Israel tetap berkenan dihadapan Tuhan. Seruan Daud kepada Allah dalam kitab
1 Tawarikh 29:15 merupakan ungkapan kerendahan hati Daud mewakili bangsa
Israel, “kami adalah orang asing dihadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti
nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari diatas bumi dan tidak ada
harapan”. Ungkapan ini didorong oleh pengakuan akan penyertaan Allah dimana
semua yang telah dicapai oleh bangsa Israel adalah semata-mata karena pemberian
Allah. Dalam kalimat yang diungkapkan oleh Daud, tersirat bagaimana kasih setia
Allah teruji dalam kehidupan bangsa Israel, sekalipun bangsa Israel seperti orang
asing dihadapan Allah, tidak mengenal Allah, tetapi melalui perkenanan-Nya, bangsa
Israel bukan lagi bangsa yang tidak memiliki pengharapan tetapi justru mereka
hidup dalam pengharapan.
Dalam kehidupan kita, kita hendaknya menyadari benar bahwa segala sesuatu
yang kita miliki adalah semata-mata pemberian Tuhan atas kemurahan-Nya.
Sehingga dari sinilah kita akan mampu merendahkan hati kita dihadapan Tuhan,
sama seperti Daud dan bangsa Israel yang merendahkan hati mereka dihadapan
Allah. Siapakah kita ini yang seperti orang asing dihadapan Allah, tetapi Allah dengan
kasih setia-Nya selalu menyertai kita dan memberikan kelimpahan.Dan didalam
Dialah selalu ada pengharapan baru, pengharapan yang tidak akan pernah ada
habis-habisnya. Bahkan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib membawa kita pada
sebuah pengharapan besar akan kehidupan kekal yang telah kita terima sebagai
anugerah terbesar dari Allah yang sangat mengasihi umat-Nya. Karena itu hendaklah
kita bersyukur atas segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Jika bukan Tuhan yang
menolong kita, tidak ada yang lain, bahkan Ia yang telah rela mengorbankan AnakNya untuk menyelamatkan kita. sebab itu, marilah kita mempersembahkan korban
syukur kepada Allah yaitu ucapan bibir yang senantiasa memuliakan nama-Nya.
NW2L
Bacaan Alkitab : Kejadian 37:3-4, 12-14, 13-35(36); Markus 12:28-34
56
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
23
Seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun
menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH
akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua
bangsa-bangsa.
Yesaya 61:11
Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk
Pebruari dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan
melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
2016
2 Korintus 9:10
Benih Keselamatan
S
eperti benih yang ditaburkan akan tumbuh menjadi tanaman, begitulah TUHAN
Allah menumbuhkan keselamatan dan semua bangsa akan memuji Dia.”Yesaya
61:11 (BIS). Firman Tuhan yang menjadi nats pembimbing kita dalam minggu ini
berbunyi demikian “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Roman 5:8. Melalui pengorbanan
Kristus dikayu salib, Allah memberikan manusia pengharapan akan keselamatan.
Kematian Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia digambarkan sebagai benih
yang Allah tabur di dunia ini. Benih yang mati namun akan tumbuh setelahnya,
memberikan kehidupan kepada setiap orang yang menerima-Nya.
Kita adalah orang-orang yang telah menerima kasih karunia dari Allah itu.
Kita seperti benih yang baru dimunculkan oleh benih yang pertama ditabur Tuhan
yakni penyelamatan dari Tuhan Yesus Kristus.Sebagai benih yang baru yang
telah menerima keselamatan dari Tuhan, kita hendaknya bertumbuh dalam iman
percaya kita.bukan hanya untuk menikmati keselamatan itu seorang diri saja,
tetapi Tuhan menghendaki kita juga dapat berbuah dan menghasilkan benih-benih
yang lain dimana semua orang dapat menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Bagaimana caranya?Allah berfirman dalam 2 Korintus 9:10 demikian
“Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan
menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakan dan menumbuhkan buah-buah
kebenaranmu”.Firman Tuhan yang disampaikan oleh Rasul Paulus ini bermaksud
untuk mengingatkan kita sebagai orang yang telah menerima keselamatan dari
Tuhan agar mengabarkan injil keselamatan itu juga kepada orang lain yang belum
mengenal Allah. Allah dengan jelas berfirman bahwa Ia telah menyediakan bagi
kita benih untuk ditabur dan ia akan memperlengkapi kita dengan segala apa
yang kita perlukan. Allah mau agar kita dapat bertumbuh dalam iman.Bertumbuh
bukan hanya berarti berakar kuat, bertumbuh subur tetapi juga menghasilkan
buah. Menjadi saksi Kristus ditengah-tengah dunia ini adalah tugas kita, Allah telah
menyiapkan bagi kita benih untuk ditabur, dan Ia sendiri yang akan memperlengkapi
kita. lipatgandakanlah dan tumbuhkanlah buah-buah kebenaran kita hingga semua
bangsa akan menaikkan puji-pujiannya kepada Allah. Tuhan memberkati. NW2L
Bacaan Alkitab : Ayub 2:1-10; Markus 12:35-40
Doa: Ya Tuhan, terimakasih untuk anugerah keselamatan yang kami telah terima.
Tolonglah kami agar kami dapat bertumbuh dan menghasilkan buah dari benih
yang Tuhan telah tabor bagi kami hingga semua bangsa memuji kebesaran-Mu.
57
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
24
Pebruari
2016
“J
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah
mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Mazmur 51:13
Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk
beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
1 Tesalonika 5:9
Kemurahan Allah
anganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu
yang kudus dari padaku” Mazmur 51:13.Kalimat ini merupakan permohonan
pemazmur kepada Tuhan agar Tuhan tidak membuangnya dari hadapan
Tuhan. Pemazmur menyadari bahwa dia adalah orang yang berdosa dihadapan
Tuhan sehingga ia tidak layak dihadapan-Nya. Dalam kesadarannya akan keberadaan
dirinya yang berdosa, pemazmur merendahkan diri dihadapan Tuhan agar Tuhan
mengampuninya dania berkenan dihadapan-Nya. Demikianlah pengakuan pemazmur
pada Tuhan.
Pengakuan sangat penting dihadapan Tuhan. Sekalipun Ia tahu segala sesuatu
yang kita lakukan, pengakuan tetap mejadi penting termasuk dalam mengakui dosadosa kita dihadapan-Nya. Itu sebabnya dalam liturgi ibadah minggu termasuk liturgi
GKPB, diselipkan “pengakuan dosa.” Demikian juga ketika kita berdoa baik secara
pribadi maupun persekutuan, kita juga tidak jarang mengakui dosa dan meminta
pengampunan dari Allah dengan harapan kita dapat menghadap hadirat Tuhan
yang kudus dan dilayakkan-Nya. Hendaknya setiap saat kita menyadari benar akan
keberadaan kita dihadapan Allah. Jika kita merenungkan hidup kita, kita ini tidak
layak dihadapan Allah karena semua manusia berdosa.Sampai pada akhirnya, Allah
sendiri meyatakan kemurahan-Nya melalui kash yang sempurna dalam pengorbanan
diri Tuhan Yesus Kristus.“Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi
untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus” 1 Tesalonika 5:9. Allah berbelas kasih
bagi manusia sekalipun manusia telah berdosa, Ia tidak murka kepada manusia.
Semua dosa kita telah dihapuskan.Dan sebagai orang yang telah menerima anugerah
penyelamatan melalui Tuhan Yesus Kristus, kita telah memperoleh keselamatan/
hidup yang kekal.Namun dalam keselamatan kita, tidak jarang kita masih hidup seperti
orang yang belum memperoleh keselamatan itu. Karena itu, marilah kita merendahkan
diri dihadapan Tuhan, mengakui segala kelemahan kita dan tetap memohon roh-Nya
yang kudus untuk selalu membimbing kita dalam menjalani hidup agar hidup kita
senantiasa berkenan dihadapan Allah. Tuhan memberkati NW2L
Bacaan Alkitab : Yohanes 16:20-33; Markus 12:41-44
Doa:Ya Tuhan, sama seperti pemazmur memohon kepada-Mu, janganlah mebuang kami
dari hadapan Tuhan, berkenan Tuhan melayakkan kami dalam Tuhan kami Yesus
Kristus hari lepas hari. Amin
58
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
25
Pebruari
2016
Sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya
telah Kauketahui, ya TUHAN.
Mazmur 139:4
Yesus berkata: Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka
bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi
janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang
kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Matius 6:7-8
Doa yang Berkenan
D
oa adalah penghubung kita dengan Tuhan. Melalui doa kita bisa meminta apa saja kepada
Tuhan. Kita bisa bercakap-cakap dengan Tuhan, menceritakan segala persoalan kita,
mengutarakan apa yang ingin kita bicarakan. Doa adalah hal penting bagi manusia karena
doa adalah sarana hubungan kita dengan Allah, bahkan dikatakan bahwa doa adalah nafas
kehidupan setiap orang percaya, dan sebagai anak Allah kita harus memiliki hubungan baik
dengan Allah, salah satunya dengan doa. Melihat begitu pentingnyadoa , setiap orang perlu
berdoa. Namun tidak semua orang menganggap dirinya cakap dalam berdoa sehingga tidak
jarang orang kurang percaya diri jika disuruh berdoa bahkan mungkin menghindari untuk
memimpin doa dalam persekutuan-persekutuan. Anggapan bahwa doa harus menggunakan
kata-kata yang indah membuat orang enggan untuk berdoa, malu kepada yang lain jika ucapan
doa kita tidak bagus, tidak indah, dan sebagainya. Kita patut berhati-hati jika kita memiliki
anggapan ini karena kita bisa kehilangan tujuan kita berdoa, bukan lagi sebagai sarana untuk
menyampaikan permohonan kita kepada Allah melainkan sebagai sarana untuk mendapatkan
pujian, penilaian yang baik dari orang yang mendengarkan kita berdoa.
Firman Tuhan berkata demikian dalam Matius 6:7-8 “Yesus berkata, lagipula dalam
doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka
menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu
seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta
kepada-Nya.Doa tidak perlu diucapkan panjang lebar bahkan sampai mengulang kata-kata,
mungkin dengan tujuan agar doa kita tidak singkat dan indah di dengar. Tuhan Yesus sendiri
mengatakan jangan kamu berdoa bertele-tele, seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal
Allah. Orang ynag mengenal Allah pasti tahu bahwa sebelum kita menguapkan kata-kata
dari bibir kita melalui doa, Allah sudah mengetahui maksud kita. Pemazmur berkata,
“sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kau ketehui ya
Tuhan”.Pemazmur memiliki kepercayaan bahwa Allah mengetahui segala maksud manusia
sekalipun manusia belum mengatakannya kepada Allah. Itulah sebabnya, setiap orang harus
memiliki keyakinan yang sama karena kita mengenal Allah kita yang Maha tahu, Allah sangat
mengenal kita. Itulah sebabnya, janganlah kita takut atau enggan untuk berdoa termasuk
dalam persekutuan-persekutuan sebab Allah melihat ketulusan hati kita, bukan indahnya
kata-kata kita. Dan satu yang hendak kita ingat bahwa, sekalipun Allah mengetahui apa yang
kita perlukan, bukan berarti kita tidak meminta. Firman Tuhan berbunyi demikian, “mintalah
maka akan diberikan kepadamu”.Tetaplah berdoa.Tuhan memberkati. NW2L
Bacaan Alkitab : 1 Yohanes 1:8 – 2:2(3-6); Markus 13:1-13
Doa: Ya Tuhan, bimbing kami melalui roh kudus-Mu sehingga kami mampu untuk
mengucapkan doa kami kepadamu, bukan dengan kata-kata yang baik tetapi
berdoa menurut apa yang Engkau kehendaki. Amin
59
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
26
Pebruari
2016
Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap
dirinya pintar!
Yesaya 5 :21
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui
segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku
memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
1 Korintus 13:2
Sia-sia Tanpa Kasih
F
irman Tuhan dalam 1 Korintus 13:2 berbunyi demikian “Sekalipun aku mempunyai
karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan
gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” Dalam
hal ini, Paulus ingin menunjukkan keunggulan kasih yang sesungguhnya. Daftar
karunia yang hebat, besar dan mungkin sepektakuler itu bagi Paulus akan menjadi
tidak bernilai, tidak berarti atau tidak berguna ababila tidak didasari dengan kasih. Itu
dapat berarti bahwa apa yang kelihatan sederhana tetapi didasari dengan kasih yang
tulus maka itu akan menjadi berarti. Segala sesuatu baik itu milik, keahlian, talenta
atau kepandaian diberikan oleh Tuhan kepada manusia agar menjadi berarti. Untuk
menjadi berarti maka harus bisa dinikmati, membangun dan menolong pihak lain.
Kasih merupakan hukum pertama dan yang terutama untuk mengatur kehidupan
umat manusia. Allah mau supaya kita tidak hanya mengembangkan potensi diri sendiri,
atau mencari keuntungan untuk diri kita sendiri, melainkan menggunakan apa yang
kita miliki untuk tindakan kasih, baik itu kasih kepada Tuhan maupun kasih kepada
sesama. Kasih kepada Tuhan dapat berarti melakukan apa yang Tuhan kehendaki
sebagai bentuk kepatuhan atau ketaatan kita kepada-Nya yang terlebih dahulu
mengasihi kita, sama hal nya dengan kasih kepada sesama, bagaimana sepatutnya
kita hidup dalam kesatuan, kebersamaan sehingga menciptakan suasana yang damai
sejahtera, saling memperhatikan dan menolong satu dengan yang lainnya sebagai
satu persekutuan dalam keluarga kerajaan Allah. Rasul Paulus berkata, “jika aku tidak
mempuyai kasih, aku sama sekali tidak berguna”.Kita patut mengingat bahwa segala
sesuatu yang kita miliki dan kerjakan akan menjadi sia-sia tanpa adanya kasih dalam
diri kita, kasih yang berbuah melalui tindakan.Nabi Yesaya berkata dalam kitabnya
Yesaya 5:21 “Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap
dirinya pintar”. Memandang diri pintar dan bijaksana dapat membuat seseorang
menjadi tidak rendah hati dan mungkin akan kehilangan kasih itu. Karena itu marilah
kita menjaga hati kita agar tetap dipenuhi dengan kasih, sehingga kepandaian dan
segala sesuatu yang diberikan oleh Tuhan tidak mendi sia-sia tetapi menjadi berkat
untuk orang lain. Tuhan memberkati. NW2L
Bacaan Alkitab : 2 Korintus 13:3-9; Markus 13:14-23
Doa:Tuhan, berilah kami hikmat yang berasal dari pada-Mu agar kami dapat
menggunakan karunia Tuhan dengan kasih sehingga segala sesuatu yang kami
lakukan tidak sia-sia. Amin
60
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
27
Pebruari
2016
Apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selamalamanya.
1 Tawarikh 17:27
Hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil,
yaitu untuk memperoleh berkat.
1 Petrus 3:9
Diberkati Untuk Menjadi Berkat
M
ungkin semua orang akan tertarik jika membahas soal berkat. Banyak definisi
berkat yang bisa diuraikan, ada yang mendefinisikan berkat dengan hal-hal
yang bersifat jasmani bisa berupa harta benda, kesehatan, pekerjaan, ada juga
yang mendefinisikan berkat berupa hal rohani, bisa berupa sukacita, kebahagiaan,
keharmonisan, dan lain sebagainya.Banyak berkat-berkat Tuhan yang boleh kita
rasakan dalam kehidupan kita. Saking banyaknya, kita tidak dapat menghitung
berapa banyak yang sudah kita terima atau peroleh dari Tuhan kepada kita, dari
hal-hal yang dapat kita rasakan sampai dengan hal-ha yang tidak kita sadari bahwa
kasih Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia.
Firman Tuhan dalam dalam 1 Petrus 3:9 berbunyi “Hendaklah kamu memberkati,
karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat”. Kita telah
menjadi orang yang diberkati karena itu hendaklah kita juga mampu menjadi berkat
dimanapun kita berada.Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat
adalah berkat sejati yang memberikan perlindungan, kasih karunia dan damai
sejahtera yang tiada habis-habisnya.“Apa yang Engkau berkati, ya Tuhan, diberkati
untuk selama-lamanya” 1 Tawarikh 17:27.Dunia membutuhkan berkat keselamatan
dan Allah menginginkan seluruh manusia dapat menerima berkat dan sejati yaitu
Yesus Kristus. Dengan demikian Tuhan memberikan berkatNya kepada kita agar
kita menjadi saksi-saksi kebaikan, kasih dan kemuliaan Tuhan di dunia ini, sehingga
akhirnya semua umat manusia melihat, bersyukur dan percaya bahwa Allah adalah
satu-satunya sumber keselamatan. Firman Tuhan berbunyi demikian “carilah
dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.” Matius 6:33. Jika kita sadar bahwa apa yang kita miliki adalah berasal
dari Tuhan dan jika kita sadar bahwa kita hidup hanya karena kasih setia Allah,
maka kita juga tahu untuk menjadi berkat bagi orang lain, sebab untuk itulah kita
dipanggil dan menyatakan kasih kita kepada orang lain.Tuhan memberkati. NW2L
Bacaan Alkitab : Galatia 2:16-21; Markus 13:24-37
Doa:Tuhan, kami bersyukur dan berteriakasih untuk berkat-berkat yang telah kami
terima dari pada-Mu, Mampukan kami untuk menjadi berkat bagi orang lain
sebagaimana Egkau telah memberkati kami lebih dulu. Amin
61
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
28
Pebruari
2016
Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata
kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.”
Yesaya 41:13
Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera
memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat
perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia,
lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
Markus 1:30-31
Jangan takut, Tuhan menolong
K
alau kita mau jujur, setiap dosa dari manusia selalu diawali dari ketakutan.Orang
menyuap kelapa sekolah karena takut anaknya tidak dapat masuk sekolah
favorit. Orang korupsi karena takut tidak bisa hidup mewah. Seorang ibu mencuri
karena takut anaknya kelaparan. Ada yang sampai membunuh karena rahasianya
takut ketahuan, dan sebagainya, bahkan dahulu adam dan hawa bersembunyi
dkarena malu dan takut kepada Allah setelah melanggar perintah Allah. Adalah
wajar kalau manusia kadang kala dihinggapi rasa takut dalam kehidupan ini. Semua
itu adalah manusiawi. Tetapi kalau sampai setiap saat kita hidup dalam ketakutan,
itu akan menyusahkan diri kita sendiri maupu orang lain. Ketakutan dapat saja
menunjukkan bagaimana tingkat keyakinan dari seseorang. Orang yang yakin benar
akan janji Tuhan tentu tidak akan mengalami ketakutan yang berlebihan.
Yesaya mencatat Firman Tuhan dalam kitabnya Yesaya 41:13 “Aku ini, TUHAN,
Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “janganlah takut,
Akulah yang menolong engkau.” Firman ini merupakan janji penyertaan Tuhan
kepada kita, dan kita akan menerimanya ketika kita memegang teguh janji Tuhan
ini. Jadi mengapa kita harus takut? Semua kembali pada seberapa besar iman dan
keyakinan kita terhadap janji Tuhan. Jangan takut terhadap keeradaan diri kita,
jangan takut terhadap apa yang menimpa hidup kita sebab Tuhan pasti menolong
kita. pertolongan Tuhan pasti akan dating tepat pada waktunya. Sama seperti iman
Ibu mertua Simon dan beberapa orang yang memanggil Yesus untuk menengok
mertua Simon. Karena iman akan penyertaan dan pertolongan dari Tuhan itulah, Ibu
mertua Simon mengalami kesembuhan bahkan diceritakan sakit demamnya hilang
dan ia kemudian melayani orang-orang pada waktu itu. Tetaplah teguh dalam iman
akan janji penyertaan Tuhan, dan lihatlah Tuhan akan melakukan pekerjaanNya
yang ajaib bagi kita. Tuhan memberkati. NW2L
Bacaan Alkitab : Lukas 9:57-62; Efesus 5:1-8a; Mazmur 141
Doa:Ya Tuhan, teguhkanlah iman kami kepada-Mu sehingga tiap-tiap hari kami
mampu untuk senantiasa berserah dan berpegang pada janji-janji Tuhan bagi
kami. Amin
62
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
29
Pebruari
2016
Hajarlah aku, ya TUHAN, tetapi dengan selayaknya, jangan dengan
murka-Mu, supaya aku jangan Kaubinasakan!
Yeremia 10:24
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak
mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada
mereka yang dilatih olehnya.
Ibrani 12:11
Tangguh Dalam Iman
Adakah seorang anak yang tidak pernah dihajar dan didik oleh orang tuanya?
Setiap anak pasti mengalami didikan dari orang tua dengan harapan ia memiliki
karakter yang baik sepseti mereka harapkan dan suatu saat kelak menjadi
seorang yang berhasil. Adakalanya orang tua harus bertindak tegas dan kalu perlu
menghajar anaknya bila mereka keluar jalur. Begitupula dalam kehidupan rohani,
sebagai anak-anak-Nya kitapun harus meu didik olehTuhan. Kita tahu bahwa selain
Pribadi yang Pengasih dan Penyayang, Tuhan adalah Pribadi yang Maha adil. Dia
akan menegur dan mendidik kita bahkan tak segan-segan menghajar apabila kita
melalukan kesalahan atau dosa. Tujuannya adalah untuk mendidik dan menghajar
kita supa kita adalah agar kita semakin bertumbuh kearah yang benar sesuai dengan
Firman-Nya. “janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan
menghajar orang yang dikasihi-Nya dan ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai
anak.” Ibrani 12:5b-6.
Tujuan Allah jelas bahwa Ia mau akar kita terus menerus menghasilkan buah
kebenaran dalam hidup kita hari lepas hari “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu
itu diberikan tidak mendatangkan dukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya. Tuhan mendidik kita agar sedemikian agar kita dapat tetap berada di
dalam rencana-Nya. Jadi jika saat ini kita menerima didikan Tuhan berupa hajaranhajaran keras bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita, justru menunjukkan bahwa
Dia menganggap kita sebagai anak yang sangat Ia kasihi. Jika saat ini kita sedang
mengalami didikan Tuhan, tetap teguhkan hati dan iman kita kepadanya. Sabarlah
dalam segala hal sebab Tuhan sedang mengajak kita berprosses menjadi orang-orang
yang memiliki kualitas iman, disinilah kita akan didik dan iman kita diuji. Ingatlah
senantiasa bahwa pencobaan yang kita alami melalui didikan Tuhan tidak akan
melampaui kekuatan kita sendiri. Selamat berproses.Tuhan memberkati. NW2L
Bacaan Alkitab : Lukas 14: (25-26)27-33(34-35); Markus 14:1-11
Doa:Ya Tuhan, berilah kami kekuatan dan keteguhan hati dalam melalui setiap
proses kehidupan kami termasuk dalam hal dimana kami sedang Engkau didik
menjadi pribadi yang semakin tangguh dalam iman. Amin
63
Renungan Harian Janji Hidup
Ayat Bulan Maret :
Yesus Kristus berkata:
“Seperti Bapa telah mengasihi Aku,
demikianlah juga Aku telah mengasihi
kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
Yohanes 15:9
Selasa
1
Maret
2016
Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap
kepada TUHAN!
Mazmur 31:25
Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang
yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.
Markus 13:13
Tetap Bertahan dalam Iman
S
ebagai manusia, tentu kita tidak lepas dari masalah-masalah. Baik itu masalah
dalam keluarga, masalah kesehatan, masalah ekonomi, masalah pekerjaan,
masalah hubungan kita dengan orang lain. Masalah-masalah ini tentu membuat
kita merasa frustsi, gelisah, takut dan kecewa.Tak dapat kita pungkiri juga bahwa
ada saja orang-orang di sekitar kita yang tidak menyukai kita dalam berbagai hal
kehidupan yang telah kita capai, kita miliki, kita nikmati. Dengan rasa tidak suka,
mereka berusaha untuk mencelakai kita , menganggu kita. Sebagai orang yang
beriman kepada Yesus Kristus pun, kita juga sering kali dibenci, disakiti oleh orangorang disekitar kita baik lewat perkataan maupun lewat perbuatan mereka terhadap
kita.
Pemazmur menyerukan untuk kuat dan teguhhkan hati didalam Tuhan Kepada
orang-orang yang berharap kepada Tuhan. Tuhan tentu tidak akan diam melihat
orang yang berharap kepada Tuhan berada dalam tekanan terus-menerus. Tentu
Tuhan akan memberikan pertolongan.
Dalam Injil Markus 13:13, Yesus menyampaikan bahwa orang percaya yang
bertahan sampai kesudahannya, dimana bertahan ketika mereka dibenci ataupun
dianaiya, mereka akan selamat. Apa yang disampaikan oleh Yesus ini memberitahu
kita bahwa ada beberapa orang yang tidak menyukai kita sebagai orang yang beriman
kepada Yesus.Kita akan dibenci, namun ketika kita tetap bertahan didalamnya, kita
akan selamat. Oleh karena itu, ketika kita dibenci, disakiti orang lain oleh karena
iman kita pada Tuhan Yesus Kristus, tetaplah bertahan dalam iman kita kepada
Yesus Kristus dan yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan kita kemampuan untuk
mengatasinya dan tetap bertahan dalam iman kita kepadaNya dan percayalah, Yesus
menyampaikan bahwa kita akan selamat. Sebagai orang yang beriman, kiranya
kita yakin bahwa Tuhan akan melindungi kita dari orang-orang yang berlaku jahat
terhadap kita. Tuhan memberkati NW2L
Bacaan Alkitab: Ayub 7:11-21; Markus 14:12-16
Doa:Ya Tuhan, kami percaya bahwa Engkau akan memberikan perlindungan bagi
kami dari orang yang berlaku jahat terhadap kami. Kami mau tetap bertahan
dalam iman kami kepadaMu. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
65
Rabu
2
Maret
2016
Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan
pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan
kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada
Sion: “Allahmu itu Raja!
Yesaya 52:7
Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai
sejahtera.
Efesus 6:15
Pembawa Kabar Baik
K
etika seseorang mendengar pertanyaan “Apakah saudara mau mendengar
kabar baik atau kabar buruk?. Tentu ia akan menjawab “saya mau mendengar
kabar baik”. Hampir sebagian besar orang tidak mau mendengar kabar buruk sebab
kabar buruk membuat orang merasa khawatir dan takut. Akan tetapi kabar baik
membuat orang merasa tenang dan senang. Dalam Yesaya 52:7 menyampaikan
betapa indahnya orang-orang yang mengabarkan berita kepada bangsa Israel di
pembuangan. Pembawa berita ini mengabarkan damai, memberitakan kabar
baik, berita selamat yang datangnya dari Allah. Allahlah yang membawa damai,
keselamatan bagi bangsa Israel yang pada waktu itu merasa tertekan oleh penjajahan
bangsa lain. Tentu berita tentang Allah yang membawa damai, selamat ini membuat
bangsa Israel merasa senang dan tenang.
Biarlah kita menjadi pembawa kabar baik. Kabar baik yang kita sampaikan
kepada orang lain adalah tentang Pribadi Allah yang membawa damai, keselamatan
bagi manusia termasuk kita didalamnya. Pengalaman iman kita bersama Allah
dalam kehidupan sehari-hari juga bisa kita sampaikan kepada orang lain sehingga
orang-orang disekitar kita itu juga boleh merasa senang dan tenang terlebih lagi
percaya bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang membawa kedamaian,
keselamatan. Kabarkanlah berita damai, kabar baik, berita selamat kepada orangorang di sekitar kita dengan rela hati seperti dalam Efesus 6:15 menyampaikan
kepada kita agar kita memiliki kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
NW2L
Bacaan Alkitab : Matius 13:44-46; Markus 14:17-25
Doa:Ya Tuhan, kami mau menjadi pembawa kabar baik tentang Tuhan yang
membawa damai, keselamatan bagi manusia. Mampukan kami ya Tuhan.Amin
66
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
3
Maret
2016
“Akulah yang menjanjikan keadilan dan yang berkuasa untuk
menyelamatkan!”
Yesaya 63:1
Sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman,
demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh
pembenaran untuk hidup.
Roma 5:18
Hanya Di Dalam Kristus Ada Penyelamatan
S
emua manusia telah berdosa dan mereka perlu pembenaran. Firman Tuhan
berbunyi dalam Roma 5:18 “Sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang
beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang
beroleh pembenaran untuk hidup”. Pelanggaran yang dilakukan oleh adam dan hawa
menjadikan manusia jatuh kedalam dosa. Dosa itu juga kemudian yang diwariskan
turun temurun bagi kita, dan kematian kekal sebagai sebuah konsekuensi dari
pelanggaran awal yang dilakukan oleh adam dan hawa. Kematian kekal adalah
penghukuman yang Allah berikan, karena ketidaktaatan manusia kepada Allah
membawa manusia jauh dari kemuliaan-Nya. Kalimat “….demikian pula oleh satu
perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup” menjadi
peringatan bagi kita bahwa ada sebuah pengharapan baru untuk memperoleh
pembenaran hidup, dan itu dapat kita peroleh dari pemberian Allah sendiri yang
disebut sebagai satu perbuatan kebenaran. Kristus telah menyediakan pembenaran
hidup bagi semua orang. Ini dapat berati juga bahwa orang yang tidak percaya kepada
Tuhan Yesus sebagai Juruselamat tidak dibenarkan, dan tidak diampunikarena salib
Kristus ada pembenaran yang membawa kepada hidup yang sejati, kemenangan
atas kuasa dosa.
Setiap orang pasti memerlukan keselamatan itu, karena semua manusia telah
menyadari akan keberadaanya yang berdosa dan berusaha mencari pembenaran
yang akan menyelamatkan dirinya. Kita bisa melihat banyak sekali hal yang dilakukan
orang-orang untuk membenarkan diri dihadapan Allah sehingga ia berkenan
dihadapan-Nya, karena sesungguhnya manusia tahu benar bahwa Allah itu hakim
dan Ia yang akan mengadili setiap umat-Nya. Dan hanya Allah sendiri yang berkuasa
untuk menyelamatkan umat-Nya. Karena itu, marilah kita menyadari bahwa dalam
pembenaran hanya ada pada Allah dan diberikan oleh Allah sendiri melalui Tuhan
Yesus Kristus, dan bagi setiap manusia yang menerima-Nya, akan dibenarkan oleh
Allah dan dilepaskan dari penghukuman. Tuhan memberkati. NW2L
Bacaan Alkitab : Matius 19:16-26; Yohanes 14:1-14
Doa: Ya Tuhan, kami percaya bahwa melalui Tuhan Yesus Kristus, kami memperoleh
pembenaran dari pada-Mu sehingga kami pun dapat memperoleh keselamatan
sebab hanya dari pada-Mu lah ada kuasa untuk menyelamatkan kami. Amin
67
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
4
Maret
2016
Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia.
1 Raja-Raja 8:39
Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih
karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan
penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,
kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan
perkataan yang baik.
2 Tesalonika 2:16-17
Kemurahan Tuhan
“T
uhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya
telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan
pengharapan baik kepada kita kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam
pekerjaan dan perkataan yag baik” 2 Tesalonika 2:16-17. Firman Tuhan ini adalah sebuah
penghiburan, kekuatan dan pengharapan bagi kita ketika kita benar-benar menyerahkan
hidup kita kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Membaca dan merenungkan
kedua ayat diatas membuat kita berjumpa dengan beberapa kata penting yang coba
disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika.
Pertama, kita telah dikasihi di dalam kasih karunia-Nya. Tak ada kabar yang lebih
mengembirakan bagi seorang tahanan penjara selain kabar mengenai kebebasannya.
Yang lebih membuat tahanan itu bergembira waktu mendengar kabar kebebasannya
adalah “dia seharusnya dihukum mati, karena kejahatannya” Tetapi ada seseorang
yang datang dan menebus dia dari hukumannya dengan cara menggantikan tempatnya
sebagai seorang yang divonis mati.
Sebetulnya, hal yang sama berlaku bagi semua manusia tetapi Allah memberikan
kemurahan-Nya kepada manusia melalui penebusan yang diberikan oleh Tuhan
Yesus Kristus. Kedua, tidak hanya terlepas dari hukuman mati, kita juga memperoleh
penghiburan abadi/kekal. Penghiburan kekal diberikan kepada kita melalui Roh Kudus
yang dicurahkan untuk menuntun kita dalam kehidupan ini. Sekarang kita tahu bahwa
kita tidak sendirian, karena Allah memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya untuk
memampukan kita menjalani lika-liku dalam kehidupan kita, karena itu kita tidak perlu
khawatir jika kita sedang mengalami kesusahan sekarang ini. Jangan fokuskan pandangan
kita kepada setiap masalah, tetapi arahkan mata kita kepada Roh Kudus yang tak pernah
meninggalkan kita.Ketiga, Allah menganugrahkan kita pengharapan baik. Melalui iman,
kita senantiasa memperoleh pengharapan. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita HARAPKAN dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Antara keyakinan dan
pengharapan sangat erat hubugannya. Apa yang kita yakini, hal itu pula yang akan kita
harapkan. Bila kita meyakini hal - hal buruk terjadi atas hidup kita, maka dengan kata
lain kita sementara berharap hal itu terjadi dalam hidup kita. Itulah sebabnya Alkitab
mengajarkan kepada kita agar memiliki pengharapan yang baik, bukan sebaliknya.
Berharaplah yang terbaik, untuk setiap aspek kehidupan kita.Teguhlah dalam Iman dan
pengharapan pada Kristus sebab Allah mengenal hati semua Anak-Nya. NW2L
Bacaan Alkitab : Matius 10:34-39; Yohanes 14:15-26
Doa: Ya Allah kuatkan dan teguhkanlah hati kami didalam Engkau sehingga kami
menghayati benar akan kasih-Mu, anugerah-Mu, penghiburan-Mu dan
pengharapan dari pada-Mu. Amin
68
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
5
Maret
2016
“Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan
kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN
dan upahku pada Allahku.”
Yesaya 49:4
Yesus berkata: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan
benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan
benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya
tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula
tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
Markus 4:26-28
Tetap Kerjakan
P
elayanan yang dilakukan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tidak
menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, misalnya saja sedikit orang yang
percaya akan Yesus Kristus setelah di beritakan Kabar Baik, sedikit orang yang
akhirnya mau datang ke gereja setelah bertahun-tahun tidak datang ke gereja.
Hanya sedikit orang yang mau ikut dalam pelayanan bersama di gereja. Dengan
hasil yang tidak memuaskan itu, muncul pikiran, perasaan bahwa pelayanan yang
dilakukan selama ini terasa sia-sia saja. Bahksan sudah dilakukan dengan bersusahsusah dengan usahanya sendiri, masih saja tidak menunjukkan hasil sama sekali.
Ada juga beberapa orang yang merasa kecewa karena pelayanan yang dilakukan
terlalu sederhana sehingga tidak menarik minat orang, pelayanan yang dilakukan
tidaklah spektakuler.
Dalam Injil markus 4:26-28 mengingatkan kita tumbuh dan kembanganya
pelayanan Tuhan di bumi itu terjadi hanya oleh karya atau pekerjaan Tuhan (ayat
26-28), tidak tergantung upaya/usaha manusia. Seperti seorang penabur yang
tugasnya hanya menaburkan benih saja dan ia tidak tahu bagaimana terjadinya benih
itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi sebab itu terjadi hanya oleh
pekerjaan Tuhan semata. Seperti itulah pelayanan yang dilakukan. Seorang pelayan
hanya menabur saja, untuk tumbuh, kembangnya itu terjadi hanya oleh pekerjaan
Tuhan semata. Maka dari itu, kita tidak perlu merasa kecewa, merasa segala sesuatu
yang kita kerjakan terasa sisa-sia, percuma saja. Akan tetapi kita semakin giat sebab
Tuhan yang akan berkarya lebih lagi didalamnya. Tetap kerjakan apa yang menjadi
tugas pelayanan kita sebagai Orang percaya sebab hak dan upah terjamin di dalam
Tuhan. Hak dan upah pelayanan yang kita lakukan bukan dari manusia melainkan
dari Tuhan sendiri, seperti hamba Tuhan dalam Yesaya 49:4 yang semula ia telah
bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatannya dengan
sia-sia dan tak berguna tetapi ia yakin bahwa haknya terjamin pada Tuhan dan
upahnya pada Allah. NW2L
Bacaan Alkitab : Galatia 6: (11-13)14-18; Yohanes 14:27-31
Doa: Ya Tuhan, Kami akan tetap melakukan pelayanan yang Engkau kehendaki kami
percaya bahwa Engkau akan berkarya lebih dalam lagi dari yang kami lakukan.
Kami siap menjadi pelayan Tuhan yang tidak mengenal putus asa. Amin
69
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
Allah mempunyai kuasa untuk menolong dan menggelincirkan!
2 Tawarikh 25:8
6
Kristus Yesus, dasar pengharapan kita
1 Timotius 1:1
Maret
2016
Besar Pengharapan Orang Percaya
D
i suatu hari yang cerah, saya menatap kelangit biru, terlihat oleh saya sebuah
pesawat terbang, dalam benak saya terlintas; jika pesawat tersebut lepas kendali
apa jadinya? Kehilangan kontak saja sudah membuat kuatir, apalagi terlepas dari
kendali? Tetapi ketika ada dalam pesawat saya tidak pernah merasa takut seperti
melihat pesat terbang dari bawah.
Hidup mati kita ada di Tangan Tuhan. Segala yang hidup di muka bumi ini adalah
atas perkenan Tuhan saja. Artinya Tuhanlah yang mengatur hidup ini, oleh karena
itu hidup yang singkat ini harus dimaknai dengan penyerahan yang total kepada
Tuhan. Dengan mengakui kebesaran Tuhan dalam hidup, kita akan sangat berhatihati dalam menjalani hidup ini. Mengisi hidup ini sesuai dengan kehendakNya.
Dari bagian firman Tuhan yang kita baca pada hari ini mengingatkan kepada
kita bahwa:
- Menjalani hidup berdasarkan Firman Tuhan adalah kemenangan dalam hidup.
- Keangkuhan Amazia dan sikapnya yang menyembah berhala membawa dia
pada kekalahan dan kematian. (2 Tawarikh 25:14)
- Penolakannya terhadap Firman Tuhan melalui para nabi, membuat ia jauh dari
pemeliharaan Tuhan (2 Tawarikh 25:15-16).
- Rasul Paulus menasehatkan jemaat untuk menaruh pengharapan hanya kepada
Tuhan Yesus Kristus. Dalam kalimat pembuka suratnya Paulus menyampaikan
dasar hidupnya yakni pengharapan di dalam Kristus. Tetap teguh dalam Kristus
melalui cara hidup bersyukur, tekun berdoa,menjauhkan diri dari ajaran, ajaran
sesat, bertingkah laku dengan pantas, dan hidup tak bercacat cela, menjadi ciri
orang yang hidup berpengharapan pada Kristus. INAS
Bacaan Alkitab : Yohanes 12:20-26; 2 Korintus 1:3-7; Mazmur 132
Doa:Tuhan Yesus hanya Engkau saja pengharapanku.
70
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
7
Maret
2016
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
Keluaran 20:12
Membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang
berkenan kepada Allah.
1 Timotius 5:4
Menghormati Orang Tua
M
asih ingat dengan kisah si Malin Kundang? Seorang anak dari keluarga miskin,
sepeninggal ayahnya pergi merantau, singkat cerita menjadi pemuda yang
berhasil kemudian menikah dengan seroang putri, ketika istrinya hendak bertemu
dengan ibu mertua si Malin kundang dengan semangat untuk mempertemukannya.
Tetapi alangkah terkejutnya ketika ada seorang ibu tua, dekil dan kotor datang
memeluk si Malin Kundang, karna malu si Malin Kundang tidak mengakui ibunya,
dan akhirnya dalam kemarahan sang ibu mengutuknya menjadi batu yang menyatu
dengan karang.
Ada banyak kisah rakyat yang juga mengingatkan kita supaya kita hormat dan
patuh pada orang tua. Pada bagian Firman Tuhan yang kita baca hari ini mengingatkan
dan menguatkan kita:
- Pintu berkat terbuka lebar ketika kita hormat kepada orang tua.
- Orang tua adalah sebagai sumber kehadiran Tuhan dalam hidup kita, melalui
mereka kita merasakan kasih Allah.
- Lakukanlah yang pantas, baik dan maksimal untuk orang tua selagi mereka
masih hidup.
Banyak hasil yang telah kita terima dari Tuhan melalui orang tua kita. mungkin
mereka tidak menuntut balas, tetapi adalah kewajiban kita sebagai anak untuk
merespon kasihnya. Orang tua tidak pernah meminta lebih dari apa yang bisa
diberikan oleh sang anak. INAS
Bacaan Alkitab : Yohanes 6:26-35; Yohanes 15:1-8
Doa:Ya Tuhan, ajarkan kami untuk selalu menghormati orang tua, karena itu yang
berkenan kepada-Mu.
Renungan Harian Janji Hidup
71
Selasa
8
Maret
2016
Firman Tuhan: “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan
menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada
siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani.”
Keluaran 33: 19
Paulus menulis: Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus
Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan
ini kepadaku -- aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya
dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah
kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
1 Timotius 1:12-13
Melayani Karena Kasih Allah
D
alam keluaran 33:1-22 kita membaca betapa bergaul karibnya Musa dengan
Tuhan, bisa berbicara sebagaimana layaknya dengan sahabat. Kita membaca
keterbukaan Musa untuk mendengar dan menerima keputusan Tuhan. Apapun yang
Tuhan putuskan untuknya adalah yang terbaik untuk umat Israel. Kebebasan Tuhan
untuk mengasihi siapa yang hendak Dia kasihi adalah mutlak. Kalaupun Tuhan
mengasihi kita itu bukan karna jasa atau perbuatan baik kita, melainkan hanya
anugerahNya belaka.
Lebih jelas lagi Paulus mengingatkan kita bahwa siapakah kita ini sehingga
Tuhan mempercayakan pelayanan demi pelayanan kepada kita yang tidak setia ini?
Dari seorang penghujat dan pembabat murid Kristus berbalik menjadi pemberita
Kristus. Jikalau bukan karna anugerah daripadaNya?
Secara fisik kita mungkin tidak pernah menganiaya pengikut Kristus tetapi
bukankah sering kita mengabaikan pelayanan demi mengejar kemasyuran,
kekuasaan, perbaikan taraf hidup dan lain sebagainya. Pendek kata ketidaksetiaan
dalam pelayanan masih mewarnai kehidupan pelayanan kita.
Mari kita melihat pelayanan yang dipercayakan sebagai kasih karunia Allah
yang besar, oleh karenanya kita kerjakan pelayanan tersebut dengan seoptimal
mungkin, Tuhan pasti akan menyertai.
Ada banyak tantangan yang kita hadapi dalam pelayanan, tantangan terbesar
adalah dari diri sendiri. Kalahkan setiap tantangan dengan senantiasa mengingat
kasih karuniaNya yang sangat besar dalam hidup kita ini. INAS
Bacaan Alkitab : Ayub 9:14-23, 32-35; Yohanes 15:9-17
Doa: Tuhan Yesus ajarkan kami untuk melakasanakan pelayanan kami dengan
sungguh-sungguh.
72
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
9
Maret
2016
Sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan
Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman
TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.
Yesaya 66: 22
Yesus berkata: di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.
Matius 16:18
Firman Tuhan Kekal Selama-lamanya
S
egala yang ada di kolong langit ini akan mengalami proses perobahan, kehancuran
bahkan mengalami kepunahan. Tetapi ada yang kekal sesuai dengan yang kita baca
hari ini, yakni Firman Tuhan adalah kekal untuk selama-lamanya. Kedua ayat bacaan
kita hari ni mengingatkan kita untuk belajar setia mendengar FirmanNya, belajar
setia untuk menanti akan janjiNya.
Kekuatiran akan punahnya bangsa Israel sangat beralasan, terutama ketika
mereka mengalami masa pembuangan di Babel. Akankah bangsa pilhan Tuhan ini
akan tetap ada? Masihkah janji Tuhan berlaku buat mereka? Ditengah perasaan
seperti itulah melalui nabi Yesaya Tuhan mengingatkan umatNya bahwa janji Tuhan
tetap untuk selama-lamanya. “…keturunan dan namamu akan tinggal tetap”. Seperti
apa yang telah dijanjikan kepada Abraham; yakni berkat Tuhan berupa keturunan,
kemasyuran , kekayaan, ketiga hal ini merupakan bagian-bagian berkat yang oleh
bangsa Israel merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Ditengah
kenyataan yang sepertinya terbalik, kemungkinan besar mereka mempertanyakan
akankah janji Tuhan masih tetap berlaku? Sama seperti umat Israel dalam kenyataan
perjalanan kehidupan beriman kita sering kali jatuh dan bangun. Ketika berada dalam
posisi terjatuh, mungkin terlontar pertanyaan akankah janji Tuhan masih berlaku
dalam kehidupan ini?
Dalam Matius 16:18, bagian dari ayat ini merupakan rangkaian kisah dari
pengakuan Petrus tentang siapa Yesus. dalam perjalanan imannya, bukankah petrus
jatuh menyangkal Yesus? Akankah gereja terbangun diatas pernyataan seorang yang
gagal mempertahankan pernyataannya? Nyata bagi kita bahwa kita sangat lemah untuk
memegang janji kita.Tetapi Tuhan tidak mendasarkan janjinya pada kesetiaan kita,
melainkan pada kesetiaanNya akan janjiNya untuk menyelamatkan umat manusia.
Rencana dan rancangan Allah tetap untuk selama-lamanya. JanjiNya kekal yakni
untuk menyelamatkan umat manusia. Kalaupun manusia ingkar janji kepada Tuhan,
namun Tuhan tetap setia untuk mewujudkanNya. INAS
Bacaan Alkitab : Yohanes 15:9-17; Yohanes 15:18 – 16:4
Doa:Kami bersyukur dapat mengenal Engkau yang kekal lewat firmanMu, bimbinglah
kami untuk setia pada kebesaran firmanMu.
Renungan Harian Janji Hidup
73
Kamis
10
Maret
2016
Yusuf berkata kepada istri Potifar: Bagaimanakah mungkin aku
melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap
Allah?
Kejadian 39:9
Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya.
Ibrani 3:6
Belajar Setia
B
elajar setia adalah pelajaran seumur hidup. Betapa mudahnya kita berjanji untuk
setia, namun seringkali kita jatuh dalam ketidaksetiaan. Sekalipun demikian
kita harus berjuang untuk tetap setia, berapapun harga yang harus dibayar kita
harus berani membayarnya karna itulah yang diminta Tuhan dari kita. Mari kita
belajar dari Yusuf, walaupun dibujuk untuk tidak setia, ia tetap setia, bahkan karana
mempertahankan sebuah kesetiaan ia harus mendekam dibalik jeruji besi. Itulah
harga sebuah kesetiaan. Namun Tuhan menghargai orang yang setia, apapun yang
dikerjakan oleh Yusuf berhasil, dipenjara sekalipun ia menjadi berkat dan dipercaya
oleh kepala penjara. Tuhan membawa seseorang pada kesuksesan melalui proses
kesetiaan.
Tuhan Yesus telah memberi keteladanan dalam kesetiaan kepada kita. Ia setia
menjalankan kasih Bapa sampai harus mati di kayu salib. Inilah harga dari sebuah
kesetiaan. Ia telah mati untuk membayar ketidaksetiaan kita kepada Tuhan. Kita yang
seharusnya dihukum mati akibat dosa, dengan kesetiaanNya kita dimungkinkan
memperoleh hidup yang kekal.
Belajar kesetiaan bukanlah dibangku sekolah atau diuniversitas, namun dari
hidup yang kita lakoni sehari-hari. Belajarlah untuk setia mencintai pasangan
hidup anda, setia mengasihi anak-anak, setia mengasihi tetangga, rekan sekerja
dan dimanapunTuhan tempatkan kita. Memang tidak gampang untuk tetap setia,
apalagi jika kita harus berhadapan dengan fitnah, caci maki, dan lain sebagainya.
Tetapi sebagai orang yang telah ditebus oleh Tuhan, pilihan bagi kita adalah untuk
“tetap setia”. Lihatlah berkat yang akan mengikuti hidup anda sebagai buah-buah
dari kesetiaan anda. INAS
Bacaan Alkitab : 2 Korintus 4:11-18; Yohanes 16:5-15
Doa:Tuhan ampuni atas ketidak setiaan kami, bimbinglah kami untuk lebih setia.
74
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
11
Maret
2016
Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan
menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan
nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.
Yesaya 45:6-7
Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia
juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya
kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang
nampak pada wajah Kristus.
2 Korintus 4:6
Jadilah Terang
A
kulah Tuhan dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan
gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah
Tuhan yang membuat semuanya ini. Yesaya 45:6-7.
Allah yang telah berfirman:”Dari dalam gelap akan terbit terang!” Ia juga yang
membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari
pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. 2 Korintus
4:6.
Kata kunci dari dua bacaan kita hari ini adalah terang. Terang sangat dibutuhkan
dunia. Kita dengan mudah membayangkan seandainya tidak ada terang atau cahaya,
kita tidak akan mampu melihat benda apapun juga, dunia akan menjadi dingin dan
membeku, segala makluk tidak mungkin dapat hidup jika tidak ada terang. Lawan
dari terang adalah gelap. Dimanakah gelap ketika ada terang? Gelap itu masih ada
disekitar, tidak jauh, dan siap sedia menggelapi ketika cahaya terang itu pudar atau
mati. Tetapi selama terang itu bersinar maka kegelapan akan sirna.
Tuhan telah memisahkan terang dengan gelap sehingga berlangsung kehidupan
di bumi ini. Terang Illahi telah ada pada kita, dan kita diutus untuk memancarkan
terang itu dalam kehidupan kita. Tak dapat disangkal bahwa tidak semua sudut dunia
ini merindukan terang, mereka yang nyaman hidup dalam kegelapan pasti menjadi
musuh utama mereka yang membawa terang. Terang memang tidak dapat disatukan
dengan gelap. Identitas kita sebagai anak-anak terang jangan sampai pudar dalam
dunia ini. Tetaplah nampakkan terang Kristus dalam kehidupan kita ini.
Untuk tetap bersinar, pastikan terang anda tetap menyala, semangat untuk
melayani, pastikan ketersediaan minyak, (firman Tuhan yang mengaliri hidup anda).
INAS
Bacaan Alkitab : Yohanes 16:16-23a; Yohanes 16:16-24
Doa:Alirkanlah firman ya Tuhan, sehingga hidupku bersinar bagi sesama.
Renungan Harian Janji Hidup
75
Sabtu
12
Maret
2016
Ya Allah …Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari
samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali. Engkau
akan menambah kebesaranku dan akan berpaling menghibur aku.
Mazmur 71:20-21
Ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu
berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!”
Matius 14:30
Tuhan Tolonglah Aku
M
asa tua bisa jadi masa yang meyenangkan, atau sebaliknya akan menjadi masa
dimana kita merasa kehilangan segalanya. Berangsur-angsur kita kehilangan
sahabat yang sudah mendahului kita, mungkin pasangan hidup, mungkin anak dan
lain sebagainya. Kekuatanpun semakin menurun, dan tibalah kita pada kondisi yang
tidak berdaya.
Atau sebaliknya masa tua akan menjadi masa yang penuh sukacita, karna kita
telah terlepas dari segala hal yang membebani kita dalam hidup ini. Semuanya itu
tergantung bagaimana kita melihat masa tua kita dan kepada siapa kita berharap.
Kalau kita bergantung pada kekuatan, kuasa, sahabat dan kerabat, suatu kali kelak
semuanya itu akan meninggalkan kita atau kita akan meninggalkannya. Dalam
doanya pemazmur mengajak kita untu ktetap berharap hanya kepada Tuhan saja.
Dalam bacaan firman yang kedua, dari Matius 14:30 kita belajar untuk memiliki
iman yang konsisten. Deru gelombang masalah dalam hidup bisa saja membuat
iman kita menjadi pudar, namun berserulah kepada Tuhan “Tuhan tolonglah Aku..”
Teriakan ini tidak hanya sekedar seruan minta tolong, tetapi sebuah pengakuan
bahwa pertolongan kita hanya dari Tuhan saja. Jangan mengandalkan diri tetapi
andalkanlah Tuhan dalam hidup ini. Tidak ada manusia dibawah kolong langit ini
yang kebal dari masalah. Tetapi mereka yang tegar adalah mereka yang tahu dan
percaya bahwa Tuhan adalah penolongnya. INAS
Bacaan Alkitab : Yohanes 14:15-21; Yohanes 16:25-33
Doa:Tuntunlah kami Tuhan untuk melihat pertolonganMu nyata dalam hidup
kami.
76
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
13
Maret
2016
TUHAN semesta alam, … kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Yeremia 11:20
Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ketika Ia dicaci
maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita,
Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil.
1 Petrus 2:21, 23
Kepada-Mu Kuserahkan Perharaku
H
idup berserah tentu berbeda dengan hidup menyerah. Ketika kita berserah
penuh kepada Tuhan, kita mengakui kemahakuasaanNya yang sanggup
memulihkan keadaan kita.Kenyataan yang terjadi kerap kali kita melihat perkara
kita semakin membesar, dan memperkecil kuasa Tuhan dalam hidup ini. Nabi
Yeremia mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah yang menjadikan langit dan bumi
beserta dengan isinya. Terlalu mudah bagiNya untuk menolong anak-anakNya keluar
dari persoalan hidup. Kuncinya adalah mau atau tidak kita berserah kepadaNya?
Keangkuhan adalah tembok tebal yang menghalangi kita untuk menerima
pertolongan Tuhan.
Lebih dalam lagi kita mengenal tindakan Allah di dalam karya Tuhan Yesus
Kristus. Dia meninggalkan kemuliaanNya untuk mencari dan menyelamatkan
manusia dosa. Ia menanggung siksa, caci maki, bahkan mati sebagai ganti manusia,
untuk menebus kita dari perbudakan dosa.
Teladan hidup yang Tuhan Yesus telah berikan patutlah kita lakoni
dalam kehidupan kita ini. Semuanya ini dapat kita lakukan ketika kita mampu
meniadakan hak kita. Mengutakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri. Dan membiarkan pembalasan sebagai haknya Tuhan saja. Tetap setia untuk
memberlakukan kasih walaupun terkadang kasih kita bertepuk sebelah tangan, tidak
membalas ketika disaci maki, difitnah, dan lain sebagainya. Seperti Kristus Yesus
yang senantiasa mengasihi mereka yang membenciNya. Memang sulit, tetapi kita
tidak punya pilihan lain kecuali meneladani apa yang Tuhan Yesus telah tinggalkan
untuk kita. INAS
Bacaan Alkitab : Markus 10:35-45; Ibrani 5:7-9; Mazmur 102
Doa:Ya Tuhan kepadaMu kuberserah penuh, apapun yang terjadi dalam hidupku
adalah rencanaMu yang indah.
Renungan Harian Janji Hidup
77
Senin
14
Maret
2016
Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada
manusia.
Mazmur 118:8
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta
kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih
karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Ibrani 4:16
Tuhan Perlindunganku
K
etika perang atau bencana menimpa sebuah negara, maka terjadilah pengungsian
besar-besaran. Orang berpindah dari negara yang rawan ke tempat yang nyaman.
Betapa pentingnya rasa nyaman tersebut, jauh lebih penting dari bertumpuk-tumpuk
harta benda yang kita miliki. Pertanyaannya, adakah tempat di muka bumi ini yang
selama-lamanya aman? Siapa yang bisa menjaminkannya?
Orang kemudian merasa nyaman dengan berbagai jaminan atau asuransi yang
dimiliki. Benarkah semuanya itu dapat menjamin kenyamanan hidup? Mungkin
selama kita hidup apa yang ada pada kita membuat diri kita nyaman, tetapi belum
tentu dapat membuat nyawa kita amankan nyaman. Belajar dari bagian firman Tuhan
yang kita baca hari ini, kita diingatkan bawa perlindungan kita yang sejati, yang
kokoh dan teguh hanyalah Tuhan. Dan Tuhan ada di mana-mana. Kita bersyukur
bahwa Tuhanlah yang memegang tangan kita, bukan sebaliknya. Karna genggaman
tangan kita penuh dengan kelemahan, tapi tangan Tuhan akan tetap dan terus
menggengam tangan kita.
Dosa menjadi penghalang kita untuk tetap berada dalam rangkulan kasih
Tuhan. Dosa telah memisahkan manusia dari pelukan kasih Tuhan. Tetapi melalui
karya Tuhan Yesus telah memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang
kita diajak untuk menghampiri kasih karunia Tuhan. Tidak ada cara lain lagi untuk
jiwa kita mendapat kenyamanan kecuali oleh kasih karuniaNya yang besar. Tangan
kasihNya terbuka menyambut setiap mereka yang mau mencari perlindungan.
Berlindunglah kepada Allah maka jiwa kita mendapat ketenangan. INAS
Bacaan Alkitab : Efesus 2:11-16; Yohanes 17:1-8
Doa:Ya Tuhan, berlindung kepada manusia hanyalah sia-sia sebab tidak ada jaminan,
tetapi didalam perlindunganMu ada kepastian atau jaminan yang kekal.
78
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
15
Maret
2016
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayanglayang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung
seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya.
Ulangan 32:11
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Filipi 4:7
Damai Sejahtera Allah Melampaui Pikiran Manusia
K
etika menyaksikan induk rajawali mengoncangkan sarangnya untuk memaksa
anak-anaknya terbang, mungkin kita akan berpikir bahwa betapa jahatnya sang
induk, mengeluarkan anak-anaknya dari tempat nyaman terjun kealam bebas. Tetapi
itulah keunikan alam, anak-anak rajawali diajar untuk terbang oleh induknya. Tidak
ada cara lain kecuali meninggalkan sarang yang selama ini dianggap sebagai tempat
yang nyaman. Tetapi kita melihat sang induk tidak membiarkan anak-anaknya tetapi
mendampingi, mengawasi bahkan ketika ada binatang lain yang mau memangsa
anaknya, dengan sigap induk rajawali membentengi anak-anaknya. Sampai akhirnya
anak rajawali bisa terbang tinggi dan mandiri.
Kasih Tuhan tidak mampu untuk kita selami. Lebih dalam dari samudra raya,
lebih luas dari cakrawala yang terbentang. Kasih Tuhan melampau daya pikir
manusia yang terbatas. Kasih yang tanpa batas, kasih yang tanpa syarat, kasih
itulah yang memelihara hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus. Bagaimana
kita memberi hati dan pikiran kita dipelihara dalam kasihNya? Memang tidak selalu
mudah untuk dapat melihat kasihNya ketika kita berhadapan dengan masalah yang
pelik dalam hidup. Seperti sang rajawali yang menempa anaknya untuk bisa terbang,
demikianlah karna kasihNya Allah mendidik kita untuk tetap setia. Percayakan
hidup ini hanya dalam kasih Tuhan, Ia menjadikan segala perkara hidup ini untuk
kebaikan kita. Setelah mencapai kemengan barulah kita menyadari maksud Tuhan.
Yang Agung dan setia masalah hidup yang tercadi apapun yang terjadi, percayalah
bahwa damai sejahtera Allah menyertai kits. INAS
Bacaan Alkitab : Ayub 19:21-27; Yohanes 17:9-19
Doa:Kiranya damai sejahtera Allah menyertai dan memelihara hati kita semua.
Renungan Harian Janji Hidup
79
Rabu
16
Maret
2016
Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan
tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau.
Amsal 3:29
Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik
kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita
seiman.
Galatia 6:10
Buatlah Yang Baik, Membangun, Menguatkan dan Menghibur
B
erat ringannya hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa kerapkali didasarkan
pada terencana tidaknya kejahatan yang dilakukan. Kejahatan yang terencana
jauh lebih berat hukumannya ketimbang kejahatan yang sifatnya situasional, hal itu
sangat beralasan. Dalam Amsal 3:29 pada tahap merencanakan saja jangan sampai
ada dibenak kita, apalagi menjadi pelaku kejahatan terhadap sesame kita.Belajarlah
senantiasa merencakan yang baik dalam hidup ini.
Hidup ini sangat singkat, sedapat mungkin pikirkan dan lakukan yang baik,
yang membangun, menguatkan dan menghibur sesama. Apalagi untuk saudara
seiman. Kita diingatkan untuk memperhatkan semua orang, terlebih kawan yang
seiman. Jika dengan kawan seiman saja kita saling menjatuhkan, saling mengigit
dan membinasakan, mustahil kita akan dapat mengasihi kawan yang tidak seiman,
apalagi musuh. Karena itu mulailah dari kawan seiman dalam persekutuan di jemaatjemaat dan gereja secara am dan kudus.
Apapun yang kita rencanakan dan lakukan ingatlah apakah itu baik dan benar,
apakah itu menguatkan iman kita dan sesama, dan apakah tindakan kita menghibur?
Firman Tuhanlah yang menjadi penuntun kita dalam berpikir dan bertindak,
sehingga apapun yang kita buat adalah merupakan respon kita terhadap firmanNya.
INAS
Bacaan Alkitab : Ibrani 9:11-15; Yohanes 17:20-26
Doa:Ya Yesus, ajarkan kami untuk tidak merancang yang jahat, tapi ajarkan kami
untuk saling mengasihi satu dengan yang lain.
80
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
17
Maret
2016
Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak
ada yang menolong.
Mazmur 22:12
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku.
Yohanes 14:1
Percayalah Kepada Allah
K
egelisahan sering mencekam pikiran dan hati kita, ketika kita berhadapan
dengan kesusahan dalam hidup. Hal tersebut tidak mampu kita sembunyikan,
pasti akan terpancar dari raut muka kita. Apapun yang kita lakukandalam suasana
hati dan pikiran yang gelisah, pasti tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal.
Berusahalah untuk tenang, sehingga kita mampu melihat inti masalah yang sedang
melanda, dan mampu untuk melihat cara Tuhan menolong kita. Dalam doanya
pemazmur berseru kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan telah menjauh darinya.
Tergambar oleh kita betapa merananya hidup ini jika Tuhan tidak berpihak atau
bersama dengan kita.
Tuhan Yesus mengingatkan para murid untuk tidak gelisah, namun percaya
kepada Allah. Apakah yang seringkali membuat hati kita gelisah? Atau dengan
pertanyaan lain adakah kegelisahan menolong kita untuk keluar dari kemelut
hidup? Orang bisa saja mengalami gelisah tidur, gelisah bekerja, gelisah memikirkan
masa depan anak dan lain sebagainya. Ada banyak hal yang dapat membuat hati kita
gelisah atau cemas. Kecemasan atau kegelisahan hanya menghalangi mata iman kita
untuk melihat pertolongan Tuhan. Belajarlah untuk tenang, sekalipun kawan lain
menghilang, tetapi kawan yang sejati yakni Tuhan Yesus senantiasa bersama kita.
Gantilah hati yang gelisah dengan hati yang berseru kepada Tuhan, dan hati yang
percaya hanya kepada-Nya.
Apapun yang membuat anda gelisah pada saat ini, tundukanlah semuanya itu
dengan senantiasa berseru dan percaya hanya kepada Tuhan. Padanya ada dekapan
kasih, penghiburan, kekuatan dan damai sejahtera. INAS
Bacaan Alkitab : Yeremia 15:15-21; Markus 14:26-31
Doa:Tuhan Yesus kami hanya percaya kepadaMu saja, karena hanya kepadaMu
sajalah ada pengharapan.
Renungan Harian Janji Hidup
81
Jumat
18
Maret
2016
Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan
mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,
memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali
kepada-Ku dengan sia-sia.
Yesaya 55:10-11.
Yesus berkata: yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang
mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali
lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.
Markus 4:20
Menjadi Pelaku Firman
Apakah sia-sia jika kita senantiasa berbuat baik, sekalipun respon dari pihak lain
tidak seperti yang kita harapkan? Belajar dari bacaan firman hari ini kita diingatkan
untuk senantiasa: mengalirkan kasih yang kita telah terima, hidup yang berdampak
bagi masyarakat, dan menjadi pelaku firman.
- Mengalirkan kasih; Sumber atau Sang Kasih adalah Kristus. Kita adalah alat yang
kecil ditanganNya untuk mengalirkan kasih dari kehidupan ini. Tidak sulit, jika
kita menyadari bahwa hidup kita yang kita hidupi sekarang ini adalah hanya oleh
kasih anugerahNya saja.
- Hidup yang berdampak bagi sesama; Hidup ini bukan untuk diri sendiri, tetapi
untuk berbagi dengan sesama, seperti Kristus yang memberi hidupNya supaya
manusia memiliki hidup yang kekal.
- Menjadi pelaku firman; belajar untuk merespon firman Tuhan dengan tindakan
yang nyata. Firman Tuhan mengubah pola hidup kita, dan dari kesaksian hidup
yang kita tunjukkan, banyak orang mengenal dan percaya bahwa Tuhan Yesus
adalah juru selamat.
- Sebagai penabur, peran kita adalah menaburkan benih firman Tuhan, selebihnya
Tuhan yang akan memberi pertumbuhan. Jangan pernah berhenti untuk
memberitakan Injil, sekalipun berat dan mahal harga yang harus dibayar.
- sebagai lahan dimana benih itu ditabur, jadilah lahan yang subur, Firman Tuhan
merubah pola hidup kita dari hidup untuk diri sendiri, menjadi hidup yang
membawa dampak bagi sesama. INAS
Bacaan Alkitab : Ibrani 10:1, 11-18; Markus 14:32-42
Doa:Tuhan Yesus, kami siap untuk menaburkan benih firman Tuhan dan siap menjadi
lahan yang subur, sehingga hidup kami dapat berdampak bagi sesama.
82
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
19
Maret
2016
Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan
janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu.
Yesaya 54:4
Jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu,
melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
1 Petrus 4:16
Mengapa Takut ?
A
da banyak penyebab orang menjadi takut dan malu. Ada yang takut karna kesalahan
dan dosa yang dibuatnya. Ada juga yang malu karna perbuatan aibnya diketahui oleh
orang lain. Rasa takut dan malu penting ada dalam kehidupan ini, karna sepertinya pada
jaman sekarang ini banyak orang telah kehilangan rasa takut dan malu. Orang sudah
tidak takut lagi untuk melakukan kejahatan dan kecurangan, orang sudah tidak malu
lagi melanggar norma yang berlaku.
Firman Tuhan pada hari ini mengingatkan kita bahwa kita tidak akan dipermalukan
oleh Allah jika kita memberlakukan FirmanNya. Dengan kata lain jikalau karna
memberlakukan firman Tuhan, kita dipermalukan oleh dunia, sekali-kali janganlah
takut.
Bagaimana caranya untuk menghilangkan rasa malu dan takut?
- Pikirkan apa yang akan anda katakan, jangan katakan semua yang ada dalam
pikiran anda.
- Lakukan apa yang anda katakan, katakan yang bisa anda lakukan (jangan seperti
no action talk only).
- Dasar pikiran dan tindakan dengan Firman Tuhan
- Lakukan FirmanNya dengan konsisten dalam hidup anda.
Tuhan tidak akan mempermalukan anak-anakNya yang dengan setia
memberlakukan firmanNya dalam hidup ini. malulah jika sebagai anak-anak Tuhan
ketika kita tidak melakukan firmanNya dalam hidup ini. INAS
Bacaan Alkitab Lukas 18:31-43; Markus 14:43-52
Doa:Tuhan Yesus, kuatkan kami agar kami tidak malu untuk melayani-Mu.
Renungan Harian Janji Hidup
83
Minggu
20
Maret
2016
Kami menyadari pemberontakan kami dan kami mengenal kejahatan
kami: kami telah memberontak dan mungkir terhadap TUHAN.
Yesaya 59:12-13
Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasihNya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita,
bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena
rahmat-Nya.
Titus 3:4-5
Menyadari Pemberontakan & Mengenal Kejahatan
D
ua belas tahun kami tinggal di Panti Asuhan hampir tiada hari tanpa memberontak
terhadap semua bentuk pelayanan yang kami terima. Tempat tidur tidak ada kasur
memberontak. Makan nasi hanya dengan krupuk dan sambal memberontak. Dapat
tugas mencari enceng gondok di sawah untuk pakan ternak ayam memberontak. Jadi
kami memang menjadi anak-anak pemberontak, nakal, dan selalu merasa tidak puas
dengan segala bentuk layanan di Panti. Anehnya hal ini sama sekali kami tidak sadari
dan tidak kenal sebagai sesuatu yang salah, jelek atau jahat, dan berlagak sok jago,
sok pinter, sok punya segalanya. Bukan saja tidak sadar, tetapi sering diikuti dengan
sikap dan prilaku jahat, misalnya: mencuri nasi dan lauk di dapur, melempar ayam
milik panti dengan batu supaya mati. Meski sudah pasti bisa diduga hukuman berkalikali telah diberikan oleh pimpinan atau pengasuh panti, tapi tetap tidak mau kapok
dan tidak mau berubah. Ini pengalaman lama kami dan sekarang tentu sudah berubah
karena kan kami sudah banyak yang jadi pendeta, malu dong!
Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita mau dan mampu menyadari
pemberontakan dan mengenal kejahatan yang sudah, sedang, atau yang akan kita
lakukan (Yesaya 59: 12-13). Menyadari pemberontakan berarti siap mengakui
kesalahan dan dosa dihadapan sesama dan Tuhan. Mengenal kejahatan berarti
mengetahui dengan pasti bahwa yang jahat itu adalah pikiran dan perbuatan tidak
terpuji, dan pasti tidak mendapat tempat di mata dan hati Tuhan. Pemberontakan dan
kejahatan kita akan menjadi tembok pemisah antara kita dengan Allah dan sesama.
Karena itu kita perlu secepatnya bertobat dan berubah karakter dan karya hidup yang
berkenan kepada Tuhan. Ada janji Tuhan bagi setiap orang yang punya komitmen
dan tekad untuk berubah karakter akan menerima kasih, kemurahan, dan rakhmat
Tuhan yang berupa pengampunan atas segala pemberontakan dan kejahatan serta
keselamatan dalam hidup yang kekal (Titus 3:4-5).
Pemberontakan dan kejahatan bukan ciri hidup dan karakter kekristenan kita.
Pemberontakan dan kejahatan itu adalah buah dari perbuatan si jahat dan pasti akan
memisahkan kita dengan kasih karunia Tuhan. Sadarilah, kenalilah, dan lawanlah
segala tipu muslihat si jahat itu dengan pertolongan Tuhan, pasti bisa! Bertobatlah!
Tuhan pasti mengampuni dan memulihkan kita! IKSN
Bacaan Alkitab : Yohanes 12:12-19; Filipi 2:5-11; Mazmur 88
Doa:Ya Tuhan Yesus, mampukan kami setia bertobat dan meyakini janji setia-Nya.
84
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
21
Maret
2016
Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk
selamanya! Dialah yang memimpin kita!
Mazmur 48:15
Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan
terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Ibrani 12:12-13
Sesungguhnya inilah Allah!
A
da beberapa pertanyaan disekitar tentang Allah. Apakah Allah benar-benar ada dan
memperhatikan kita? Apakah Ia mempunyai nama? Siapakah sesungguhnya Allah
kita? Banyak orang berpikir bahwa Allah tidak peduli terhadap penderitaan manusia. Di
mana-mana kita melihat perang, kebencian, dan kesengsaraan. Selain itu, kita sendiri bisa
jatuh sakit, menderita, berduka karena orang yang kita cintai meninggal. Karena itu, banyak
orang mengatakan, ’Andaikata Allah memperhatikan diri kita dan problem kita, tidakkah Ia
akan mencegah hal-hal itu?’
Pembacaan firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk meyakini dan percaya
bersama pemazmur “sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk
selamanya! Dialah yang memimpin kita” (Maz 48:15). Mazmur ini memuji kehadiran Allah
di Sion dan itulah sebabnya ia digolongkan kepada “mazmur Sion”. Sion dipuji sebagai kota
Allah, Tuhan menegakkan kotaNya terhadap serangan musuh, kemasyuran Allah tampak
di kotaNya, dan nyanyian arak-arakan mengelilingi kota Sion. Meskipun kota Sion adalah
tempat kehadiran Allah, pemazmur mengingatkan supaya jangan sampai umatNya memuji
Sion sebagai Raja dan Gembala yang memimpin umatNya. Karena itulah ia menegaskan
sesungguhnya inilah Allah yang memimpin kita, dan bukan Sion atau pemimpinnya yang
patut dipuji dan dimuliakan. Allah yang pernah memperkenalkan diri kepada Musa “Aku
adalah Aku” ( Kel 3:14). Umat Israel mengenal Allah ini dalam bahasa Ibrani Yahweh.
Dialah Allah yang hadir dan bertindak aktif. Ia Mahakuasa, Raja kekekalan, Maha pencipta.
Allah yang seperti inilah yang dapat diharapkan dapat mendorong dan menguatkan kita
dalam pendampingan pengembalaan terhadap warga jemaat yang lemah, yang sudah
hampir putus asa, dan menguatkan kembali orang yang kehilangan kekuatan dan harapan
dalam menghadapi tantangan hidup. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut
yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok,
tetapi menjadi sembuh (Ibr 12:12-13).
Dia sebenarnya tidak jauh dari kita masing-masing. Dia selalu ada diantara kita. Dia
adalah Tuhan Yesus Kristus Jurus’lamat kita semua. Mendekatlah kepada Allah melalui
Yesus dan Ia akan mendekat kepadamu (Yak 4:8). Allah memperhatikan kita semua. Ia
pengasih, baik hati, dan berbelaskasihan. Ia sangat peduli dan mengatasi segala bentuk
penderitaan manusia. IKSN
Bacaan Alkitab : Matius 26:6-13; Markus 14:53-65
Doa: Ya Tuhan, buatlah kami tetap percaya kepada Allah yang sangat dekat dengan
kita dan peduli terhadap segala persoalan dalam hidup kita.
Renungan Harian Janji Hidup
85
Selasa
22
Maret
2016
Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu
melebihi segala-galanya sebagai kepala.
1 Tawarikh 29:11
Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai
dengan kemuliaan dan hormat,
Ibrani 2:9
Raja Di Atas Segala Raja
S
eorang raja dalam satu kerajaan pasti mempunyai rakyat, wilayah kekuasaan, dan harta
benda sebagai wujud kekayaan…………Orang tua selalu berusaha memberi nasihat
untuk selalu hidup kudus kepada anak-anaknya. Anak-anak harus rajin ke Sekolah Minggu,
Baca Alkitab, Jangan menghina teman, Beri bantuan kepada teman yang memerlukannya,
Carilah nanti teman hidup yang seiman, Berhati-hatilah membawa satu barang yang
berharga itu”, dan Nikmatilah nanti masa mudamu dengan penuh sukacita dan kekudusan.
Nasihat seorang orang tua terhadap anak-anaknya tersebut tentu sangat baik dan ingin
supaya anak mereka hidup mendengar nasihatnya, sehingga hidup mereka tidak sia-sia
tetapi berguna bagi dirinya, bagi orang tua dan keluarganya, bagi gereja dan masyarakat
serta bagi Tuhan dan sesama. Berbahagialah orang tua yang tetap mau menasihati anakanaknya dalam segala hal. Berbahagialah juga bagi setiap anak-anak yang tetap mau
mendengar dan melakukan nasihat dari orang tua yang dicintainya dalam segala keadaan.
Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus melakukan
nasihat untuk hidup kudus. Nabi Musa memberi nasihat: Kuduslah kamu, sebab Aku,
Tuhan, Allahmu, kudus....jangan kau kutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah
kau taruh batu sandungan, tetapi kau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan (Imamat
19:2,14). Hidup kudus di sini berarti berbuat baiklah kepada orang-orang menderita seperti
orang tuli dan orang buta. Jangan pernah berlaku kasar, mencaci maki, dan mencelakakan
mereka. Rasul Paulus menasihatkan kita juga supaya hidup kudus: menjauhi percabulan
dan menghormati pernikahan (tidak melakukan apa yang cemar) karena hal ini adalah
wujud penolakkan terhadap kehendak Tuhan (1 Tesalonika 4:7,8). Hidup kudus juga
berarti jangan pernah menyangkal Yesus dan mesti hidup rendah hati dihadapan-Nya
(Matius 26:30-36). Ternyata hidup kudus itu juga mesti nampak dalam permohonan dan
penyerahan diri dalam doa kepada Tuhan supaya bebas dari hukuman kematian dan
mendapatkan hikmat dari Tuhan untuk menterjemahkan mimpi raja Babil, Nebukadnezar
(Daniel 21-26).
Hiduplah kudus, karena Aku Tuhan Allahmu adalah kudus. Ajarkanlah dan lakukanlah
hal-hal kudus bagi Tuhan dan sesama di tengah-tengah keluarga, gereja, dan masyarakat
melalui: pikiran, tutur kata, sikap dan perilaku hidup yang berkenan kepada Tuhan. Jangan
menghina dan mencelakakan orang lain. Jangan berbuat cabul dan berzinah. Bantulah
orang lain dengan apa yang bisa kita bantu. Jangan tinggi hati dan menyangkal Tuhan.
Berserahlah kepada-Nya agar hikmat ilahi memenuhi segala hidup dan karya kita! IKSN
Bacaan Alkitab : Ayub 38:1-11; 42:1-6; Markus 14:66-72
Doa:Tuhan, ajarkanlah kami mengenal, menerima,dan melakukan
kekudusanMu dalam seantero hidupku
86
karya
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
23
Maret
2016
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah
keraskan hatimu .
Mazmur 95:7-8
Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar
saja.
Yakobus 1:22
Pendengar dan Pelaku Firman
D
idalam hidup ini ada banyak hal yang dapat kita dengar dan lakukan. Kita
mendengar siaran radio, mendengar pidato, dan mendengar kotbah, mendengar
nasihat dari orang tua atau orang yang kita tuakan. Seberapa banyak yang sudah kita
dengar, mengerti dengan baik serta lakukan sebagai pelajaran, peringatan, janji, dan
teladan? Kadang-kadang kita mendengar sepotong-sepotong sehingga tidak utuh kita
dapat mengerti apa yang dikatakan pembicara. Kita sering hanya mendengar dan masuk
dari telinga kanan tetapi ke luar dari telinga kiri. Karena itu dapat dipastikan kalau yang
kita lakukan itu sering kali tidak bijaksana dalam menyaring apa yang dikatakan dan
dimaksud oleh pembicara. Apalagi dalam hal ini kita harus mendengar, mengerti, dan
menerapkan Firman Tuhan dengan setia, baik, dan benar dalam seantero perjalanan
hidup kita.
Firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati bagaimana semestinya
kita mendengar suara atau Firman Allah dan jangan mengeraskan hati (Maz 95:7,8).
Mendengarkan firman Allah dan teguranNya adalah bagian dari ibadah kita. Ibadah
tidak berakhir dengan waktu ibadah yang telah ditentukan. Sikap mau mendengar
firman Tuhan harus berlangsung dalam hidup yang nyata, sebab di sana juga Allah akan
hadir dan mau menyatakan diri dan karyaNya. Ibadah harus menjadi suatu sikap hidup.
Karena itulah kita dingatkan lagi “hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan
hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri (Yak 1:22).
Yudas Iskariot murid Tuhan Yesus, lebih mendengar suara hati dan suara Iblis dibanding
mendengar nasihat dan peringatan Tuhan Yesus sebelum ia akan mengkhianati
guruNya. Akhirnya ia jatuh ke dalam pencobaan dan perbuatannya sendirilah yang telah
menghakimi bahkan memisahkan dari kasih karunia keselamatan Allah.
Untuk apa dan buat siapa firman Allah itu harus didengar dan dilakukan? Allah
mau supaya kita rajin dan setia mendengar dan melakukan firmanNya. Allah ingin
supaya kita semua dapat bertumbuh dalam iman pengenalan yang sempurna terhadap
kehendak dan janjiNya. Ia menghendaki supaya kita semua tidak jauh dari kasih
pemeliharaan, berkat-berkatNya bahkan keselamatan hidup kita. Marilah dengar dan
lakukan firmanNya dengan setia dalam segala keadaan kita dan jadikan sebagai ibadah
sikap hidup sehari-hari! IKSN
Bacaan Alkitab : Lukas 22:1-6; Markus 15:1-15.
Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami untuk setia mendengar dan melakukan firman Tuhan,
dan perkenankanlah kami dapat menikmati pertumbuhan iman dan sukacita
melalui firmanMu.
87
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku
Kejadian 41:52
24
Yesus berkata kepada para murid: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau
mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.”
Markus 14:34
Maret
2016
Tuhan Itu Pengasih Dan Penyayang
K
ata “syaloom” sudah sangat sering kita dengar dan ucapkan sebagai salam pembuka
ketika kita bertemu dengan teman-teman seiman atau ketika kita memimpin
pertemuan atau ibadah tertentu baik formal maupun tidak formal. Kata Ibrani “syaloom”
ini dapat diterjemahkan dengan “Damai Sejahtera Allah”. Melalui ucapan dan salam kata ini
kita berharap supaya ada suasana sukacita dalam perjumpaan itu sehingga bukan sekedar
hanya basa basi. Setelah Tuhan Yesus bangkit dan menampakkan diri serta bertemu dengan
para murid didahului dengan salam “Damai Sejahtera Allah, ada bersamamu”. Salam ini
tentu sangat menghibur dan menguatkan bahkan membuat suasana sukacita bagi para
murid-Nya setelah beberapa hari mereka sempat dirundung oleh dukacita mendalam
karena tragedi kematian-Nya.
Firman Tuhan saat ini berbicara tentang “Damai Sejahtera Allah”. Rumah Allah atau
Bait Suci yang baru didirikan kembali dengan megah di Yerusalem setelah umat Allah
kembali dari tanah pembuangan Babil itu adalah tanda bahwa Allah hadir di tengah-tengah
umat-Nya dengan membawa damai sejahtera bukan kutukan atau hukuman (Hagai 2:10).
Allah yang adalah sumber damai sejahtera meyakinkan umat Israel dan menguatkan hati
mereka untuk terus merampungkan pembangunan Bait Suci (rohani) dan melanjutkan
pengelolaan ladang-ladang mereka yang terbengkalai selama 70 tahun (fisik). Rasul
Paulus menegaskan bahwa kehadiran Allah dalam karya-Nya yang memperdamaikan
Tuhan dengan umatNya itu sangat nyata dalam tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus yang
telah diserahkan di atas kayu salib tersebut (Kolose 1:20). Lukas mengajak kita untuk
mewujudkan damai sehatera itu dalam tindakan konkreat dalam memilih dan menugaskan
seseorang untuk pekerjaan memberitakan Injil keselamatan dalam Kristus kepada orang
lain yang belum percaya (Kisah Para Rasul 1:12-26; 2:29-36).
Dengan iman kita bersyukur dan mengatakan bahwa kita semua adalah utusan
pembawa damai sejahtera Tuhan apapun profesi kita sekarang. Kehadiran Tuhan yang
adalah damai sejahtera itu tidak dapat kita batasi dalam sebuah gedung gereja, tapi harus
meluas di tengah-tengah masyarakat. Tidak cukup diucapkan saja tetapi supaya dirasakan
oleh masyarakat luas. Setiap orang yang diutus pasti diperlengkapi, dipelihara, dilindungi,
dan diberkati Tuhan. Karena itu menjadi pembawa damai sejahtera harus berpikir dan
mengerjakan damai sejahtera Allah yang konkreat di dalam masyarakat. IKSN
Bacaan Alkitab : Yohanes 13:1-15(34-35); 1 Korintus 11:23-26; Markus 15:16-23
Doa:Ya Tuhan,utuslah kami untuk membawa damai sejahtera Tuhan dalam
masyarakat
88
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
25
Maret
2016
Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak
memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.
Mazmur 89:2
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus
dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
2 Korintus 5:19
Menyanyikan dan memperkenalkan kasih setia Tuhan
B
iasanya orang Indonesia langsung marah-marah dan memaki-maki pengemudi
kendaraan jika ada pengemudi lain menyerempet atau menabrak kendaraan
kita sampai rusak, bahkan tanpa sadar mungkin kita minta ganti rugi atas kerusakan
yang ditimbulkannya. Konon orang Jepang jika suatu ketika mengendarai kendaraan
lalu ditabrak oleh orang lain, maka yang ditabrak malah minta maaf lebih dahulu.
Aneh, bukan? Rasanya memang aneh, namun itulah budaya mereka yang lebih
mementingkan penyelesaian secara damai daripada kekerasan. Menyanyikan dan
memperkenalkan kasih setia Tuhan melalui memaafkan sesame siapapun mereka.
Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita memuji dan mewartakan kasih
setia Tuhan sepanjang hidupnya. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selamalamanya, hendak memperkenalkan kesetianMu dengan mulutku turun temurun
(Maz 89:2). Pemazmur sungguh percaya dan tidak pernah ragu bahwa Tuhan itu
setia atau telah menyatakan diriNya sebagai yang setia: kekuatan dan kesetiaan ada
di sekelilingnya, kasih dan kesetiaan berjalan di depannya. Kasih setia Tuhan itu
sampai ke langit dan kesetiaanNya sampai kea wan-awan. Ketidaksetiaan manusia
tidak dapat membatalkan kesetiaan Tuhan. Atas dasar inilah juga Rasul Paulus
berkata bahwa “Allah telah mendamaikan dunia dengan diriNya melalui Kristus
dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami” (2 Kor 5:19). Ia telah mengampuni, mendamaikan,
dan menyelamatkan hidup kita semua melalui kasihNya. Dia maha pengasih, maha
penyayang akan memberi pengampunan atas dosa umatNya, hanya karena kasihNya
bukan karena perbuatan baik umatNya.
Kita semua adalah seperti orang yang terdakwa dan tervonis hukuman mati
karena dosa kita. Tuhan Yesus adalah satu-satunya pembela dan pembebas kita
semua dari hukuman mati, melalui tubuh dan darahNya. Karena itu, berkomitmenlah,
belajarlah, berlatihlah dan jangan pernah terlambat untuk memberi maaf terhadap
sesama dan tidak perlu meminta syarat apapun juga kecuali mengatakan: “Tuhan
mengampuni dan mengasihi kita, saya siap memaafkan saudara, dan sudilah juga
memaafkan kesalahanku”. Dengan mengampuni orang lain, kita pun akan diampuni
Tuhan! IKSN
Bacaan Alkitab: Yohanes 19:16-30; 2 Korintus 5: (14b-18)19-21; Markus 15:24-41
Doa: Ya Tuhan, ampunilah kami seperti kami telah mengampuni sesama kami
Renungan Harian Janji Hidup
89
Sabtu
26
Maret
2016
Ya Tuhan, berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah
doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan
malam.
Nehemia 1:6
Yesus berdoa: Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya
mereka menjadi satu sama seperti Kita.
Yohanes 17:11
Dengarkanlah Doa Hamba-mu
Bagi kita doa itu adalah nafas hidup. Pagi, siang, dan malam bahkan setiap saat kita
pasti berdoa. Apakah Tuhan sudah mendengar dan menjawab doa kita itu? Apakah kita
akan berhenti berdoa jika dirasa doanya belum terjawab? Keadaan zaman dan tekanan
dari berbagai persoalan seringkali membuat kita tanpa sadar lemah dan tidak bergairah
lagi untuk berdoa. Kita merasa Tuhan sudah sangat jauh dan tidak lagi memperdulikan
kehidupan kita. Berdoa itu sesungguhnya sudah menjadi kebutuhan prinsip dan utama.
Dengan demikian rohani kita menjadi terlatih untuk tetap hidup tergantung dan
mengutamakan Tuhan dalam segala hal.
Firman Tuhan saat ini mengajak kita semua supaya dalam hidup ini kita lebih
mengutamakan Tuhan dalam segala hal. Ya Tuhan, berilah telingaMu dan bukalah
mataMu dan dengarkanlah doa hambaMu yang sekarang kupanjatkan kehadiratMu
siang dan malam (Neh 1:6). Nehemia diberi tugas oleh raja Persia untuk membangun
kembali tembok Yerusalem dan memperkuat kota. Dia seorang yang berbakat, berani,
tekun, dan mengandalkan doa. Ia bekerja sama dengan Esra pada zamannya untuk
membawa pembaharuan rohani umat Israel. Dengan rendah hati ia berdoa kepada
Tuhan supaya doa hambaNya didengar dan dikabulkan. Tuhan Yesus juga berdoa untuk
para muridNya. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu
yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita
(Yoh 17:11). Para murid diutus untuk menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini. Mereka
pasti akan menghadapi banyak tantangan berat dalam melaksanakan tugas ini. Tetapi
dengan tetap bersatu padu melaksanakan tugas maka semuanya akan terselesaikan
dengan baik supaya dunia ini menjadi percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Jurus’lamat mereka. Ketika kita berdoa, di dalam namaNya kita mendapatkan wibawa,
kuasa, dan kepastian bahwa hidup di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil yang dapat
dikerjakanNya bagi semua umatNya, pemberitaan Injil Tuhan.
Siapa yang utama dalam kehidupan kita sekarang ini? Diri kita, Tuhan kita, bos
kita, perusahan kita atau pekerjaan kita? Hidup kita karena kasih karunia Tuhan, bukan
karena kekuatan, kemampuan, prestasi diri kita. Renungan kita hari ini membuka mata
rohani kita semua bahwa setiap orang yang mengutamakan Tuhan dalam segala hal tidak
akan pernah Tuhan biarkan hidup sia-sia dan tidak berguna bagi sesama. Karena itu
sedapat-dapatnya marilah kita semua selalu aktif dalam pelayanan gereja dan memiliki
kerohanian yang baik, melalui kedekatan kita kepada Tuhan dalam doa kita setiap saat
tanpa pernah berhenti. IKSN
Bacaan Alkitab : 1 Petrus 3:16-22; Markus 15:42-47
Doa:Ya Tuhan, ajarlah dan mampukanlah kami untuk tetap setia berdoa dan
mengutamakan Tuhan dalam hidup ini
90
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
27
Maret
2016
Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun
dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
Mazmur 43:3
Yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
1 Korintus 15:20
Kristus Telah Bangkit
esaksian iman tentang kebangkitan orang mati sangat sulit untuk dimengerti secara
K
nalar ilmiah. Mana mungkin ada orang mati bisa hidup lagi atau dibangkitkan?
Bukankah ini sebenarnya ajaran palsu yang menyesatkan banyak orang? Berangkat
dari pemahaman ini maka berita Alkitab tentang Kristus telah bangkit dianggap banyak
orang adalah tidak benar. Barangkali mayat Yesus dicuri oleh para muridNya tetapi
kemudian mereka sendiri memberitakan kabar bohong bahwa Yesus telah bangkit
pada hari ketiga setelah kematiaanNya. Dengan demikian banyak orang beranggapan
bahwa agama Kristen dan ajarannya itu bagaikan obat bius saja karena memberi janji
kemenangan, kedamaian, dan keselamatan di dunia akhirat tetapi sesungguhnya
palsu. Benarkah demikianan?
Suruhlah terangMu dan kesetiaanMu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke
gunungMu yang kudus, dan ke tempat kediamanMu (Maz 43:3). Ungkapan pemazmur
ini memberi kesan implisit bahwa di luar negeri ia pernah menderita: sakit keras,
bangsanya terancam, ditindas musuh, dikalahkan oleh bangsa tetangga, Allahnya
dicemooh “di mana Allahmu”? mengapa tidak dapat menolongmu? Pemazmur
merasakan hidup ini tidak berarti lagi karena sudah seperti orang mati. Saat seperti
itulah ia memohon supaya terang dan kesetian Allah datang dan mengakhiri
penderitaan umatNya serta menolong mereka dapat kembali ke Bait Allah dan tanah
perjanjianNya. Allah dalam terang dan kesetiaan datang mengalahkan penderitaan atau
kematian phisik dan rohani, sehingga memberi pengharapan untuk hidup yang lebih
baik. Rasul Paulus mengatakan “Yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati” (1 Kor 15:20). Kebangkitan Kristus adalah fakta sejarah sesuai
kesaksiaan Alkitab. Setelah kebangkitanNya Ia kemudian menampakkan diri kepada
para murid sambil membina dan memulihkan kembali iman mereka dalam empat
puluh hari.
Jadi, yang benar adalah Kristus telah bangkit! Kebangkitan Kristus membuktikan
bahwa kebenaran lebih kuat daripada dusta, kebaikan lebih kuat daripada kejahatan,
dan kehidupan lebih kuat daripada kematiaan. Kebangkitan Kristus menjadi sumber
dasar dan iman Kristen. Kita semua diajak supaya tetap meyakini dengan iman bahwa
Tuhan Yesus benar-benar telah bangkit dari antara orang mati. KebangkitanNya
itu memberi harapan baru dan berdampak besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan iman kekristenan kita. IKSN
Bacaan Alkitab : Markus 16:1-8; 1 Korintus 15:1-11; Markus 16:1-8
Doa: Ya Tuhan Yesus, mampukan kami untuk percaya dengan iman bahwa Tuhan
Yesus telah bangkit dan membawa harapan baru yang lebih baik ke depan!
Amin.
91
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
28
Maret
2016
Kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarkanlah kami hidup,
maka kami akan menyerukan nama-Mu.
Wahyu 80:19
Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan
mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
2 Timotius 1:10
Hidup Menyerukan Namamu
P
engamatan kami terhadap kehadiran gereja akhir-akhir ini hampir-hampir secara
keseluruhan tidak nampak lagi memberitakan atau menyerukan nama Tuhan dalam
pelayanannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pertambahan banyak organisasi
gereja di suatu tempat tetapi anggota jemaatnya sama sekali tidak bertambah. Gereja
secara lembaga dalam pelayannya sebahagian besar berlomba-lomba membawa nama
gereja atau bendera: tradisi, dan teologi mereka masing-masing. Karena itulah di sana sini
kita masih banyak melihat dan merasakan kurangnya kesatuan dan persekutuan diantara
gereja-gereja yang ada.
Firman Tuhan hari ini, tentu amat relevan, “Kami tidak akan menyimpang dari
padaMu. Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan namaMu” (Maz 80:19).
Pemazmur memohon kepada Tuhan supaya Dia datang dan menyelamatkan umatNya
dari segala hukuman, penderitaan, dan perpecahan. Mereka menderita karena tidak setia
menyembah Tuhan, tidak bisa menjaga kesatuan kerajaan Israel, karena Israel telah pecah
menjadi dua, kerajaan: Israel utara dan Israel Selatan. Ada komitmen dan janji pemazmur,
jika Tuhan mengabulkan permohonannya dan memberi hidup kepada umatNya atau
membebaskan dan memulihkan mereka dari hukuman penderitaan dan perpecahan,
maka mereka akan menyerukan namaMu, memberitakan nama Tuhan yang mahakuasa
dalam hidup mereka. Pemazmur percaya Tuhan pasti mengabulkan permohonanya dan
iapun tidak akan berani ingkar janji. Yesus Kristus yang oleh Injil telah mematahkan kuasa
maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (2 Tim 1:10). Rasul Paulus percaya
bahwa Allah dalam Kristus telah bangkit dan menang atas kuasa maut dan memberi
hidup kekal kepada setiap orang yang percaya kepadaNya. Kristus yang telah bangkit dan
menyatukan kembali para murid dan gerejaNya inilah yang diserukan atau diberitakan
dalam pelayanan penginjilannya.
Hidup kita ini adalah anugerah dari Tuhan. Dia telah membebaskan kita dari hukuman
dosa dan memberi hidup kekal kepada kita semua. Karena itu pergunakanlah hidup
kita untuk pelayanan kesaksiaan kepada Tuhan dan sesama. Dia pasti memperlengkapi
segala kebutuhan hidup pelayanan kita. Hiduplah saling membangun tubuh Kristus satu
dengan yang lain. Sembahlah dan beritakanlah namaNya dan lakukan apa yang menjadi
kehendakNya. Janganlah hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan
orang lain juga. IKSN
Bacaan Alkitab : Lukas 24:13-35; 1 Korintus 15:12-20; Markus 16:9-20
Doa: Ya Tuhan, buatlah kami senantiasa dapat memberitakan nama Tuhan dan tetap
menjaga kesatuan hidup diantara kami, amin.
92
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
29
Maret
2016
Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku
berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu
penghancuran itu.
Mazmur 57:2
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah muridmurid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka
takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri
di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Yohanes 20:19
Dalam Naungan SayapMu
P
ernahkah kita memperhatikan bagaimana seekor induk ayam dengan sayapnya
yang kuat itu ia berani bahkan siap mati melawan serangan musuh hanya untuk
melindungi anak-anaknya dari segala hal yang mengancam keselamatan hidupnya?
Ia setia menjaga anak-anaknya dari bahaya angin besar, udara dingin, bahkan
teriknya matahari sekalipun. Hal ini ia lakukan karena suatu tanggung jawab sebagai
seekor induk ayam dan bukti sebuah kasih sayang terhadap semua anak-anak yang
diasuhnya.
Firman Tuhan saat ini berbicara tentang dalam naungan sayapMu. Pemazmur
berkata: “dalam naungan sayapMu aku akan berlindung” (Maz 57:2). Naungan
sayap Allah menggambarkan kasih, perlindungan, kekuatan, dan kehadiran penuh
kemurahan dari Allah. Di dalam naungan sayapNya kita terlindung dari segala
sesuatu yang bertentangan dengan maksudNya bagi kehidupan kita. Di tengah-tengah
ketakutan dan kegalauan hati para murid setelah tragedi kematian Tuhan Yesus di
sebuah tempat dengan pintu-pintu terkunci, Dia yang telah bangkit menampakkan
diri kepada mereka dan berkata: “Damai Sejahtera bagi kamu!”. Penampakkan dan
perkataan Yesus ini sangat menghibur, memberi kekuatan, sekaligus meyakinkan
serta memulihkan kembali kepercayaan para murid terhadap Tuhan Yesus sebagai
Jurus’lamat. Dengan kebangkitan dan kemenanganNya Ia mengembalakan dan
memperbaharui iman para murid. Inilah figur seorang Bapa yang sangat menyayangi
anak-anakNya.
Kehadiran Tuhan yang melindungi umatNya itu tidak dapat kita batasi hanya
dikalangan kita sendiri tetapi berlaku bagi semua orang dalam masyarakat. Tidak juga
dibatasi dalam sebuah gedung gereja, tapi harus meluas di tengah-tengah masyarakat.
Tidak cukup diucapkan saja tetapi supaya dirasakan oleh masyarakat luas. Setiap
orang yang percaya secara pribadi ataupun lembaga semestinya juga dapat melakukan
bentuk-bentuk perlindungan dan kepedulian khususnya terhadap masyarakat kecil
dan terpinggirkan. IKSN
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 15:20-28; 1 Petrus 1:1-12
Doa:Ya Tuhan, tolonglah kami mengamini dan mengerjakan perlindungan dan
kepedulian terhadap sesama dengan setia, amin!
Renungan Harian Janji Hidup
93
Rabu
30
Maret
2016
Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada
hari ini.
Daniel 9:7
Yesus berkata: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak
yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun
anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi
kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab:
Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
Matius 21:28-29
Pergi dan Bekerjalah!
D
idalam hidup ini ada banyak hal yang dapat kita lakukan dan kerjakan, mulai dari
perkara kecil dan juga perkara besar. Kadang-kadang tanpa terasa dan tidak ragu-ragu
sesungguhnya kita dapat melakukan perkara besar melampaui kemampuan dan kekuatan
yang ada pada kita. Dulu miskin sekarang ekonomiku lebih dari cukup. Dulu sulit untuk
memperhatikan dan membantu orang yang berkesusahan sekarang dengan sukacita aku
sedapat-dapatnya membantu meringankan beban hidup teman-temanku. Kok bisa ya
melakukan hal-hal yang seperti itu? Karena itu kita semakin yakin dan percaya bahwa
kalau ada kemauan pasti ada jalan dan bersama Dia segalanya menjadi mungkin dapat kita
lakukan.
Firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati dan melakukan perintah Tuhan
supaya berkarya yang baik dalam menunaikan tugas pekerjaan-pekerjaan yang dipercayakan
kepada kita. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari
ini (Dan 9:7). Dalam doa Daniel mewakili umat Israel mengungkapkan “patutlah kami malu”
terhadap Tuhan karena ketika berada di tanah pembuangan Babel itu, umat Allah murtad dan
banyak berbuat dosa. Padahal Allah membuang mereka ke Babel itu bukan untuk menghukum
tetapi untuk membina, mendidik, supaya mereka lebih siap, lebih matang, dan lebih mandiri
dalam iman menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia. Dengan berpuasa dan berdoa
bersama umat Allah berarti Daniel sadar dan aktif mengakui diri berdosa sekaligus mohon
pengampunan dan mencari kehendak Tuhan supaya terjadi di Babel. Seorang Bapa berkata
kepada anak yang kedua: anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur, lalu anak
itu menjawab: aku tidak mau, tetapi kemudian ia menyesal dan pergi juga (Mat 21:28,28). Ia
kemudian menyesal karena semula mengatakan aku tidak mau pergi dan bekerja. Mungkin ia
sebelumnya merasa tidak layak untuk mengambil pekerjaan Tuhan karena berdosa dan tidak
menjadi bagian bangsa yang dipilih Tuhan. Akhirnya ia pergi dan bekerja juga setelah sadar
bahwa Tuhan sendiri yang memanggil, memilih, dan menugaskannya.
Untuk apa dan buat siapa Allah melakukan pembinaan iman dan memberi pekerjaan
pelayanan bagi kita umatNya? Pergi dan bekerja melayani Tuhan perlu kestabilan komitmen,
integritas diri, dan hasil maksimal dan kualitas. Kepercayaan pelayanan dari Tuhan sudah
pasti disertai dengan didikan iman, mental, dan rohani. Allah lakukan ini karena Ia sangat
sayang dan mengasihi umatNya dan dunia ini. Karena itu marilah kita menyembah dan
memuliakan Tuhan dan melakukan hal-hal yang baik kepada Tuhan dan sesama. IKSN
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 15:35-49; 1 Petrus 1:13-16
Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami mengamini dan mengerjakan pekerjaan Tuhan yang
berkenan dengan maksimal dan berkualitas, Amin!
94
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
Ya Tuhan, Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat.
Mazmur 141:4
31
Jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak
melakukannya, ia berdosa.
Yakobus 4:17
Maret
2016
Harus Berbuat Baik!
O
rang tua selalu berusaha memberi nasihat kepada anak-anaknya supaya hidup
harus berbuat baik kepada sesama dan lingkungan. Misalnya: jangan menghina
teman, beri bantuan kepada teman yang memerlukannya, buanglah sampah pada
tempatnya. Berhati-hatilah mengendarai kendaraan dan bersikap sopan terhadap
pengendara lainnya. Nasihat seorang orang tua terhadap anak-anaknya tersebut tentu
sangat baik dan ingin supaya anak mereka hidup mendengar nasihatnya, sehingga
hidup mereka tidak sia-sia tetapi berguna bagi dirinya, bagi orang tua dan keluarganya,
bagi gereja dan masyarakat serta bagi Tuhan dan sesama. Berbahagialah orang tua
yang tetap mau menasihati anak-anaknya dalam segala hal. Berbahagialah juga bagi
setiap anak-anak yang tetap mau mendengar dan melakukan nasihat dari orang tua.
Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus melakukan
nasihat untuk hidup berbuat baik. Pemazmur berkata: “Ya Tuhan, jangan condongkan
hatiku kepada yang jahat” (Maz 141:4). Orang yang mengasihi Tuhan seharusnya
berdoa agar Allah akan memelihara mereka dari menginginkan, membicarakan,
atau melakukan kejahatan. Kita harus menjauhi semua kompromi dengan orang
jahat dan menolak untuk dihibur dengan berbagai kesenangan yang menggairahkan.
Yakobus menegaskan, jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia
tidak melakukannya, ia berdosa (Yak 4:17). Kecongkakan, kesombongan, tinggi hati,
dan memegahkan diri dihadapan Tuhan dan sesama merupakan ciri perbuatan tidak
baik atau jahat dan akan merusak komunikasi dan relasi kita dengan orang lain,
bahkan ditentang oleh Tuhan. Berbuat baik bukan hanya dipikirkan, dipercakapkan,
direnungkan tetapi dilaksanakan dalam sikap prilaku hidup sehari-hari, supaya kita
tidak berdosa.
Berbuat baik merupakan keharusan, kewajiban bagi kita semua dan bukan pilihan.
Ajarkanlah dan lakukanlah perbuatan-perbuatan baik yang berkenan bagi Tuhan dan
berguna bagi sesama di tengah-tengah masyarakat. Jangan berbuat kasar, menghina
dan mencelakakan orang lain. Jangan berbuat sesuatu yang melanggar tatanan dan
etika budaya yang berlaku di masyarakat. Bantulah orang lain dengan apa yang bisa
kita bantu. Jangan tinggi hati dan berilah maaf kepada sesamamu. Tuhan Yesus pernah
berkata “ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang diperbuatnya”. IKSN
Bacaan Alkitab :1 Korintus 15:50-57; 1 Petrus 1:17-21
Doa: Tuhan, ajarkanlah kami mengenal, menerima,dan melakukan karya kebaikanMu
dalam seantero hidupku, amin!
Renungan Harian Janji Hidup
95
Download