Seri Renungan Harian Edisi Januari - Maret 2016 Penanggung Jawab: Departemen Persekutuan dan Pembinaan Gereja Kristen Protestan di Bali Tim Penyusun Pelaksana Umum: Departemen Persekutuan dan Pembinaan Gereja Kristen Protestan di Bali Penulis: Pdt. I Nyoman Agustinus Pdt. Ketut Sukanada Pdt. Tata Padmawiraga Pdt. Izak Rio Hermenus Bainuan Pdt. Fincencius A. Oematan Pdt. Anak Agung Perani Vik. Wayan Widilaksmi Maretain/Editor: Wigiyanto Percetakan: Gereja Kristen Protestan di Bali Jalan Raya Kapal No. 20 Kapal - Mengwi - Badung - Bali Telp: (0361) 7454167 Alamat: Jalan Raya Kapal No. 20 Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali Telp. 0361 - 2747624, Fax. 0361 - 4424862 Email: [email protected] Jumat 1 Januari 2016 Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selamalamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Mazmur 136:3, 4 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin. Efesus 3 : 20-21 Kasih Setia Tuhan Di Tahun Baru A pa yang anda pikirkan ketika memasuki tahun yang baru? Mungkin anda sudah mempersiapkan rencana, resolusi atau mempersiapkan hal yang baru? Anda ingin menyelesaikan dan mengerjakan apa yang tertunda atau yang belum anda selesaikan. Anda ingin memiliki sesuatu atau memperbaharui sesuatu. Anda ingin memasuki tahun yang baru dengan gairah, semangat dan kepercayaan yang baru. Tahun yang lalu biarlah berlalu, dengan sejuta kenangan, suka duka yang harus ditinggalkan. Tahun baru adalah tahun sejuta harapan, sejarah baru dan babak baru yang harus dilewati dan diperjuangkan, dalam segala kasih dan anugerahNya. Setiap orang percaya, wajib selalu bersyukur kepada Tuhan untuk segala kasih karuniaNya yang boleh kita terima dalam segala keadaan (Mazmur 136:3,4). Hal ini merupakan anjuran dan nasehat yang jitu dari Pemazmur untuk kita memasuki dan menapaki tahun yang baru. Di tahun yang orang sebut bersio “Kambing” ini, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita, baik dahulu, sekarang bahkan di masa-masa yang akan datang tidak lepas dari rencana agung Sang Pencipta. Kita juga diingatkan untuk mau menyerahkan kehidupan kita hanya dalam penyertaan dan perlindunganNya yang abadi. Alkitab mencatat bahwa kasih Allah adalah dasar dari semua tindakan-Nya demi kepentingan kita dan sumber dari segala ucapan syukur kita. Kasih-Nya meliputi kemurahan-Nya, kesetiaan-Nya, dan kebaikan-Nya yang begitu indah dan sempurna. Jika saat ini anda merasa bingung atau galau menghadapi berbagai persoalan. Merasa tidak berdaya dan penuh dengan segala beban. Ingatlah Dia, yang telah menghantar anda sekarang di tahun yang baru, tanpa ada sesuatu yang kurang. Anda harus memulai perjuangan yang baru kembali, di tahun yang baru, tahun rahmat, kasih dan kemurahan, yang akan selalu menghampiri saudara dengan memohon penyertaanNya. Anda harus siap, bersama saudara-saudara yang jumlahnya milyaran orang dimuka bumi ini. Berjuang demi iman saudara dan hari esok yang penuh pesona dalam naungan berkat Tuhan. Selamat menyongsong tahun baru 2016!!! Bacaan Alkitab : Lukas 4:16-21; Yakobus 4:13-15; Mazmur 148 Doa:Terima kasih Tuhan, kami Engkau perkenankan boleh memasuki tahun yang baru dengan segala kasih dan kemurahanMu. Amin Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 2 Januari 2016 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Mazmur 23:3 (Yesus Kristus berkata) Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, Yohanes 10:27 Ia Menyegarkan Jiwaku M azmur 23 bukan hanya puisi yang sangat indah dari orang Ibrani, melainkan mengandung kekayaan teologis yang tidak ternilai tentang janji pemeliharaan Tuhan atas umatNya. Mazmur ini ditulis oleh Daud dan digolongkan ke dalam mazmur nyanyian. Disebut demikian karena Daud menyusun puisi ini sebagai ekspresi murni berupa ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan di dalam dan sepanjang hidupnya. Daud merasa bahwa tanpa Tuhan, dia bukan apa-apa! Daud mengalami hanya Tuhanlah yang sanggup menyegarkan jiwanya, ditengah berbagai pergumulan hidup yang harus ia jalani. Keyakinan yang samalah, yang seharusnya menjadi alasan dan mendorong kita untuk terhubung pada Tuhan, sebagaimana Daud telah melakukannya. Ia menjadikan Tuhan sebagai gembala yang mencukupi segala kebutuhannya. Gembala yang tidak pernah jauh dari domba-dombanya. Gembala mengenal dombanya dan demikian sebaliknya. Dirinya merasa aman selama dia berada disamping Tuhan Sang Gembala Agung segala domba. Daud menyadari bahwa hubungannya dengan Tuhan bukanlah sebuah hubungan simbiosis mutualisme, sebuah hubungan saling menguntungkan antara dua belah pihak. Hubungan Daud dengan Tuhan jauh melebihi kebutuhankebutuhan di dalam diri Daud sendiri dan itulah yang disebut dengan keintiman. Daud mau menjelaskan bahwa Tuhan yang digambarkannya sebagai gembala itu adalah Tuhan yang selalu menuntun hidupnya dan selalu berjalan bersamanya dan memenuhi apapun yang menjadi kebutuhannya. Pesan yang disampaikan di dalam kidung pembuka ini sangat jelas bagi kita, bahwa selama kita menjadikan Tuhan sebagai gembala dan selama kita juga mau menjadi domba yang baik bagi gembala itu, maka apapun yang menjadi kebutuhan kita, tersedia, sebagaimana seorang gembala menjamin kebutuhan dombadombanya, mulai dari kebutuhan fisik, rasa aman, ketentraman dan hal-hal lainnya yang non material. Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menjadikan Tuhan sebagai gembala, sebagaimana Daud lakukan? Sudahkah anda menjadi domba yang baik yang mencari dan mendapat kesegaran hanya padaNya? TPW Bacaan Alkitab : Yosua 24:1-2a, 13-18, 25-26; Markus 1:1-8 Doa:Biarlah kami selalu datang kepadaMu dan beroleh kesegaran jiwa! Amin Renungan Harian Janji Hidup Minggu 3 Januari 2016 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Mazmur 95:6 DIA, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. 1 Petrus 2:9 Gagal Memenuhi Harapan P emazmur menyatakan bahwa penyembahan dan pujian haruslah disertai hati yang taat kepada Tuhan. Ketaatan itu sangat penting dan itu yang Tuhan inginkan ada dalam kehidupan umatNya. Ketaatan itu diwujudkan dengan memperhatikan perintah Tuhan, ketaatan untuk menyatakan kasih Tuhan kepada sesama manusia. Sebab, penyembahan dan pujian tanpa ketaatan sebagaimana yang Tuhan kehendaki bukanlah penyembahan dan pujian yang sejati. Ketidaktaatan bangsa Israel kepada Allah merupakan kegagalan dalam memenuhi harapan Tuhan. Tuhan memiliki harapan agar umatNya setia dan hidup kudus di hadapanNya. Pemberontakan Israel di padang gurun sebagai contoh orang yang bersalah dalam apa yang mereka inginkan, tidak mengenal jalan-jalan Allah yang benar, dan oleh karena itu gagal menerima apa yang telah dijanjikan-Nya (lih. Bil 14:22-23,28,30; Ul 1:34-35). Kegagalan kita dalam memenuhi harapan seperti yang Tuhan kehendaki, akan membuat hubungan kita dengan Dia semakin jauh bahkan terputus. Janji-janji Allah tidak lagi memenuhi dan menjadi bagian dalam hidup kita. Padahal sesungguhnya harapan yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita umatNya semata-mata adalah untuk kebaikan kita, dan bukanlah sebagai beban atau tuntutan yang tidak masuk akal, yang tidak bisa kita penuhi. Oleh karena itu mendekatlah kepada Tuhan, maka Dia akan mendekat kepada kita dan memulihkan hubungan kita kembali denganNya. Sebab orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan tidak akan ditinggalkan. Terlebih lagi Tuhanlah yang akan memberikan kepada kita kekuatan, hikmat, dan kemampuan untuk menjalani kehidupan ini. TPW Bacaan Alkitab : Lukas 2:41-52 ; 1 Yohanes 5:11-13; Mazmur 138 Doa: Ampuni kami ya Tuhan, karena kami gagal memenuhi harapanMu untuk selalu taat, setia hidup kudus dan mengandalkan Engkau selalu dalam kehidupan kami. Amin. Renungan Harian Janji Hidup Senin 4 Januari 2016 Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! Mazmur 139:23-24 Oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Efesus 3:17 Allah Menyelidiki Hati P emazmur adalah seorang yang mengenal Allah secara akrab serta memiliki pengalaman bersama Allah sehingga ia pun menaikkan doa pribadinya. Hubungan pribadi dengan Allah bagi Pemazmur sangatlah penting. Melalui pengenalan dan pengalamannya Pemazmur memandang dan merenungkan keberadaan Allah yang mahatahu, seraya memohon tuntunan dan penyertaanNya. Kata: selidikilah, ujilah, kenallah, lihatlah, dan tuntunlah. Sasarannya ialah jalan yang kekal, jalan kehidupan dan jalan damai sejahtera, yang berbeda dengan jalan kehancuran dan kebinasaan bagi orang fasik. Pemazmur memohon semoga Tuhan yang menyelami hati sang pendoa tetap melindunginya terhadap yang jahat (Mazmur 139:23-24). Allah menghendaki kita sebagai umat Tuhan juga menyadari akan sifat-sifat Allah ini, khususnya kemahahadiran dan kemahatahuan-Nya, terkait dengan pemeliharaan umat-Nya. Dengan selalu menyadari bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, juga menciptakan kita, ia mempunyai pengetahuan sempurna tentang kita; Dia senantiasa bersama kita, dan pikiran-Nya senantiasa diarahkan kepada kita di dalam setiap situasi. Doa yang seperti ini adalah doa yang cocok bagi setiap orang percaya. Dimana bukan saja kita harus membenci ketidakbenaran di dalam dunia, tetapi kita juga harus mengetahui kalau ada sesuatu di dalam diri kita yang mendukakan Allah. Kita harus bersedia meminta Allah menguji kita supaya dapat melanjutkan pekerjaan pengudusan-Nya dalam kita. Jikalau dijumpai sesuatu yang tidak benar, kita harus berbalik daripadanya dalam pertobatan. Menyadari bahwa Tuhan itu mahatahu, mahahadir, dan mahakuasa, dapat memberikan ketenangan pada kita saat menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan kita. Sebagai orang percaya, kita ingin beriman seperti Pemazmur yang selalu berharap akan Allah. Beriman berarti kita mau ditegor, dikoreksi dan diperbaharui, secara hati, pikiran dan tingkah laku kita agar hidup kita selaras dengan kehendak Tuhan. Hal senada juga merupakan anjuran rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, dimana Paulus menyatakan bahwa, “Oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih” (Efesus 3:17). Bila Yesus diam di dalam hati kita, maka hidup kita akan berakar dan berdasar dalam kasih kepada Allah dan sesama. TPW Bacaan Alkitab : Kejadian 21:1-7 ; Matius 1:9-13 Doa:Dalam KemahatahuanMu dan KuasaMu kami berserah dan berharap hanya kepadaMu ya Allah. Amin! Renungan Harian Janji Hidup Selasa 5 Januari 2016 Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami. Mazmur 90:14 Pagi-pagi semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia. Lukas 21:38 Dikenyangkan Diwaktu Pagi S uatu hari saya pernah mengikuti upacara bersama untuk seluruh karyawan dan karyawati, baik pusat maupun pemerintah daerah. Sebelum mengikuti upacara itu saya sudah beristirahat yang cukup, sarapan pagi, minum air putih yang banyak dan menyimpan sejumlah permen di saku celana bersama sapu tangan menjelang upacara itu dimulai. Alhasil, dampaknya saya tetap bertahan sampai akhir upacara, kendati banyak peserta yang permisi kebelakang karena sudah tidak kuat berdiri, bahkan tidak sedikit yang pingsan karena lamanya berjemur di bawah panas teriknya matahari dengan stamina yang kurang prima.Mengapa saya bisa tetap bertahan dalam situasi itu, karena saya memiliki bekal yang cukup, yaitu: sudah sarapan pagi!!! Firman Tuhan hari ini berbicara tentang suatu kesiapan baik secara jasmani maupun secara rohani dengan istilah “kenyang di waktu pagi”. Kenyang diwaktu pagi menggambarkan keadaan terpenuhinya suatu kebutuhan, potensi, kondisi, bagi kesiapan untuk melakukan segala sesuatu di hari itu dan berlanjut bagi hari-hari selanjutnya. Sebagaimana semua orang banyak pagi-pagi datang kepada Yesus di dalam bait Allah untuk mendengarkan Dia dan dikenyangkan oleh firman kebenaran (Lukas 21:38) Sungguh berbeda dengan kelaparan, ketidakberdayaan, lesu dan segala kelemahan. Pemazmur berdoa agar Tuhan mengenyangkan mereka di waktu pagi dengan kasih setiaNya. Kasih setia yang mencukupkan dan memenuhi kehidupan mereka baik secara tubuh, jiwa maupun roh. Suatu pemenuhan yang membuat mereka bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari yang mereka lalui. Doa ini, yang dianggap digubah Musa, mungkin ditulis sementara 40 tahun ketika Allah membuat Israel mengembara di padang gurun sebagai hukuman atas ketidaksetiaan mereka (Ul 8:15). Suatu angkatan orang Israel yang tidak taat mati selama ini (bd. Ayat Mazm 90:7-11; lih. Bil 14:22-33). Setelah mengakui semua pelanggaran mereka dan hukuman Allah, Musa mendoakan pemulihan perkenan dan berkat Allah. Allah yang sanggup mengenyangkan mereka di pagi hari, adalah Allah yang sanggup mengenyangkan mereka selama-lamanya. Allah yang sanggup memulai sesuatu yang baik, pastilah Allah yang sanggup mengakhirinya dalam damai sejahtera. TPW Bacaan Alkitab : Kejadian 9:12-17; Markus 1:14-20 Doa:Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan segala kebaikanMu ya Tuhan. Amin. Renungan Harian Janji Hidup Rabu 6 Januari 2016 Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi, dunia serta isinya Engkaulah yang mendasarkannya. Utara dan selatan, Engkaulah yang menciptakannya, Mazmur 89:12-13 Di dalam Dia (Kristus)lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Kolose 1:16 Sang Pencipta D alam Mazmur 89 yang merupakan “Nyanyian pengajaran Etan, orang Ezrahi.” Dinyatakan keagungan Allah sebagai “Yang Empunya langit dan bumi, dunia serta isinya…yang mendasarkan utara dan selatan dan yang menciptakannya”. Etan menyadari bahwa alam semesta ini tidak jadi dengan sendirinya, namun ada Dia Sang Maha Agung yang telah menjadikannya dan terus menjaga serta memeliharanya. Sekalipun kesadaran itu membuat Etan menyanyikan nyanyian pengajaran dan mengajak semua orang menyadari akan keberadaan Allah yang dahsyat dan sempurna itu, namun ia dan semua orang itu belum sungguh-sungguh mengenal siapa Allah yang agung itu dan menjadi misteri abadi. Namun karena kasih karunia Allah, apa yang tak tergapai oleh pengetahuan Etan dan orang-orang yang rindu mengenal akan Allah, dijelaskan oleh rasul Paulus kepada jemaat Kolose sebagai rahasia yang telah dinyatakan (terungkap). Dimana Di dalam Dia (Kristus) lah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (Kolose 1:16). Ayat ini merujuk kepada Mesias, yaitu Juru selamat, yang telah lahir dari keturunan Daud. Yesus Kristuslah yang merupakan anak sulung Allah dalam hal kebangkitan dari antara orang mati dan menjadi Raja segala raja (“King of Kings”). Penyataan khusus Allah melalui putraNya yang tunggal, Yesus Kristus, sungguh merupakan satu pengenalan yang indah akan kebaikan Tuhan dalam kehidupan jemaat Kolose dan kita yang hidup dalam zaman anugerah ini. Oleh karenanya wajiblah kita mengucap syukur akan segala kebaikan Tuhan yang indah itu dan senantiasa memuji nama Yesus “Nama di atas segala nama” itu. TPW Bacaan Alkitab : Matius 2:1-12; Efesus 3:2-3a, 5-6; Matius 1:21-28 Doa:Terima kasih ya Allah, atas penyataanMu melalui “Yesus Kristus” Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Amin. Renungan Harian Janji Hidup Kamis 7 Januari 2016 Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu. Mazmur 86:9 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Titus 2:11 Kasih Karunia Allah Nyata “S egala bangsa yang Kau jadikan akan datang sujud menyembah di hadapanMu, ya Tuhan, dan akan memuliakan namaMu”, merupakan doa permohonan dan harapan Pemazmur yang ditujukan kepada Tuhan (Mazmur 86:9) Pemazmur menggunakan kata Tuhan (Ibr. Adonai, yang berarti tuan, pemilik; yang menunjukkan relasi hamba-tuan yang disadari oleh pemazmur sebagai pemilik atas segala bangsa. Bangsa demi bangsa memang tumbuh, berkembang, datang dan pergi, silih berganti. Namun semuanya tidak akan tetap ada dan bertahan, tanpa restu dan kehendak Allah yang menjadikannya. Dalam doanya Pemazmur seakan mengajar kita tentang iman dan penyerahan diri kepada Tuhan yang begitu dalam yang menjangkau segala suku, ras dan kebangsaan kita. Kita dapat belajar menempatkan diri kita sebagai hamba, sekaligus warga negara dimana kita berada pada posisi yang tepat di hadapan Tuhan kita. Kita belajar bersama dengan umat Tuhan masa lampau menaikkan doa-doa kita dalam kesatuan iman, mengagungkan kebesaranNya. Dengan memahami karya Tuhan bagi segala bangsa, kitapun akan rindu untuk terlibat, mewartakan karya Tuhan itu melintasi segala bangsa, berupaya untuk “go internasional”, dan tidak picik serta diskriminasi pada paham yang sempit. Kita boleh saja memiliki visi menjadi terang bagi bangsa-bangsa atau menjadi saluran berkat bagi dunia, tetapi jika kita hanya puas dengan keadaan diri kita sendiri dan tidak mau bergaul ataupun membuka diri bagi sesama ataupun orang-orang yang kita anggap “orang Samaria”, maka kita akan ketinggalan dalam peran serta menyembah dan memuliakan Tuhan bersama orang-orang kudus dari segala bangsa. Biarlah doa dan harapan Pemazmur, menjadi doa dan harapan kita juga. TPW Bacaan Alkitab : 1 Yohanes 3:1-6; Markus 1:29-39 Doa:Kami mau dan rindu ya Tuhan, menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, dan tolonglah kami melakukannya. Amin. Renungan Harian Janji Hidup Jumat 8 Januari 2016 Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan. Hosea 10:12 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12:2 Membuka Tanah Baru N abi Hosea mengajak bangsanya untuk membuka tanah baru, apa artinya? Apakah itu berarti membuka hutan, menebangi semua pohon yang ada atau membuat kebun atau ladang baru? Ternyata bukan demikian! Kebiasaan orang Israel dalam bercocok tanam, mereka hanya diperbolehkan menggarap tanah pertaniannya selama enam tahun, dan pada tahun ketujuh tanah itu harus diistirahatkan. (Lih. Imamat 25:3-4). Jadi selama satu tahun tanah itu dibiarkan begitu saja tanpa dicangkul, dibajak atau pun diairi. Akibatnya? Tanah itu menjadi sangat keras dan hanya ditumbuhi oleh tanaman liar seperti ilalang dan semak duri. Karena tanahnya sudah mengeras dan dipenuhi oleh ilalang dan semak duri, benih sebaik apa pun yang ditabur tidak akan bisa tumbuh dengan baik, pada akhirnya akan mati. Begitulah keadaan hati seseorang yang lama tidak tersentuh oleh ‘mata bajak dan tidak mengalami aliran-aliran air hidup’. ‘Tanah’ hatinya sangat keras dan dipenuhi oleh berbagai ‘belukar’, ilalang dan semak duri’. Sebaik apa pun benih yang ditabur tidak akan menghasilkan tuaian sebab benih itu pasti akan mati. Keadaannya tetap kering dan gersang. Kerohaniannya tetap saja kerdil, tetap kanak-kanak dan tidak pernah bertumbuh. Hanya menghasilkan manusia duniawi! Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma menasehati agar orang percaya jangan menjadi serupa dengan dunia ini dan tidak menjadi manusia duniawi! Mereka harus menjadi tanah yang baru yang siap ditaburi benih yang baik sehingga menghasilkan buah. Mereka harus berubah oleh pembaharuan budi yang berkenan kepada Allah. TPW Bacaan Alkitab : Bilangan 24:15-17a (17b-19); Markus 1:40-45 Doa:Biarlah hati kami terbuka bagai tanah baru yang siap ditanam dengan benih yang baik ya Tuhan. Amin. 10 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 9 Januari 2016 Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Mazmur 9:10 Paulus menulis: Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. 2 Korintus 12:10 Tuhan Tempat Perlindungan Daud adalah salah satu orang yang memiliki iman yang luar biasa kepada Tuhan. Ia benar-benar mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya, sejak kecil hingga akhirnya ia menjadi raja bangsa Israel. Oleh karena itu dalam perikop ini, Daud menggubah mazmur yang menunjukkan perlindungan Tuhan terhadap orangorang saleh. Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak dan mengalami kesesakan (ay. 10). Daud juga mengatakan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan orang yang mencari Tuhan (ay. 11b). Hal ini tentu saja timbul karena Daud memiliki pengenalan yang dalam dan intim dengan Tuhan, sehingga walaupun Daud mengalami banyak persoalan dalam hidupnya, antara lain dikejar-kejar oleh raja Saul, hingga harus melarikan diri dari istana, namun Daud tetap tahu dan percaya bahwa Tuhan akan selalu menjadi tempat perlindungan baginya, dan selalu teruji. Bagaimana dengan kita, seberapa dalam kita mengenal dan mengandalkan Tuhan? Salah satu tanda apakah kita memang telah mengenal Tuhan adalah melihat apakah kita sudah menuruti perintah-perintah Tuhan dalam kehidupan kita (1 Yoh 2:3). Jika kita sudah mengenal Tuhan, maka kita akan percaya kepadaNya, dan ketika kita sudah percaya kepadaNya dengan sungguh-sungguh, maka kondisi apapun yang kita alami tidak akan menggoyahkan iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan, sehingga kita akan berkata kepada Tuhan “Engkau adalah tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai” (Mzm 91:2). Biarlah pengalaman hidup Daud menginspirasikan kita, bahwa pengandalan kepada Tuhan tidak akan pernah sia-sia dan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan yang seharusnya menjadi bagian orang percaya. Alkitab mengatakan bahwa orang yang mengenal Tuhan, yaitu orang yang mengenal nama Tuhan akan percaya kepadaNya (ay. 11a). Hanya orang-orang yang telah memiliki pengenalan yang benar kepada Tuhan akan percaya kepadaNya. Orang-orang yang masih “kanakkanak” dalam mengenal Tuhan, tentunya tidak akan dapat percaya sungguh kepada Tuhan. Mereka hanya akan percaya ketika mereka melewati jalan-jalan yang mudah, tetapi ketika mereka mulai melewati masalah demi masalah, orang-orang seperti ini akan berguguran dan kehilangan kepercayaan mereka kepada Tuhan. TPW Bacaan Alkitab : Efesus 4:17-24; Markus 2:1-12 Doa:Engkaulah tempat perlindungan kami turun-temurun, hati kamipun tenang dalam perlindunganMu. Amin. Renungan Harian Janji Hidup 11 Minggu 10 Januari 2016 Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturanperaturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. Yehezkiel 11:19,20 Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 2 Korintus 5:17 Mengalami Pembaharuan B arang yang telah lama dipakai, rusak dan usang pasti akan digantikan dengan yang baru. Jika sudah ada yang baru, maka barang yang lama akan dibuang/ tidak dipakai lagi. Setiap waktu selalu ada pembaharuan yang kita alami, mulai dari barang-barang di rumah, sistem dalam pekerjaan dan masyarakat, bahkan juga kita mengalami pembaharuan dalam hidup. Tahun baru biasanya juga dipakai sebagai moment yang tepat untuk memperbaharui hidup. Pembaharuan hidup adalah mengganti sikap dan gaya hidup lama yang rusak dan tidak baik, dengan gaya hidup baru yang lebih baik lagi. Firman Allah kepada bangsa Israel melalui nabi Yehezkiel juga berbicara tentang janji pembaruan bagi bangsa Israel. Keadaan bangsa Israel yang terpuruk, hidup dalam pembuangan, ditindas oleh bangsa-bangsa asing, dan tidak menikmati kebebasan hidup sebagai bangsa yang merdeka, akan segera diperbaharui oleh Allah. Memang penyebab awal mereka dibuang adalah karena ulah mereka sendiri, karena sikap hidup yang tidak taat, keras hati, tegar tengkuk, dan tidak setia. Meskipun demikian, Allah adalah kasih dan akan memulihkan mereka. Setelah dari pembuangan mereka akan dikumpulkan kembali dan Allah akan menjauhkan mereka dari hati yang keras, memberikan mereka hati dan roh yang baru, yaitu hati yang taat dan setia kepada Allah saja. Pembaharuan itulah membuat bangsa Israel menjadi umat baru yang taat dan telah meninggalkan kehidupan lamanya. Demikian juga kita sebagai orang percaya yang telah dibaharui oleh Allah sendiri melalui pengorbananNya di kayu salib. Kita yang dulunya hidup dalam dosa dan sering melakukan kejahatan hidup sebagai manusia lama. Namun, sejak hidup dalam Kristus, kita telah menanggalkan hidup lama dan menerima hidup yang baru. Seperti firman Tuhan hari ini mengatakan, “Siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Sebagai ciptaan baru, tentu gaya hidup kita tidak lagi sama dengan cara hidup lama dalam dosa. Kita telah ditebus dan dipanggil menjadi umatNya, maka hidup kita juga harus berpadanan dengan panggilan itu. Hidup kita tidak lagi dipimpin oleh nafsu dunia, tetapi dipimpin oleh Roh Allah, karena kita adalah anak-anakNya. A3P Bacaan Alkitab : Markus 3:13-17; Roma 12:1-3 (4-8); Mazmur 2 Doa:Tuhan Yesus terimakasih telah membaharui kehidupan kami, ajarlah kami selalu untuk hidup baru dan selalu mau dipimpin oleh RohMu. Amin 12 Renungan Harian Janji Hidup Senin 11 Januari 2016 Bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Mazmur 37:4 Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Markus 11:24 Meminta dan Menerima K etika memasuki tahun yang baru, tentu telah terpikirkan oleh kita rencana dan keinginan yang hendak dicapai dalam satu tahun ke depan. Memang tidak salah bila kita menginginkan banyak hal untuk dicapai, demi menambah semangat hidup dan untuk memenuhi kebutuhan. Namun, perlu kita sadari bahwa tidak selalu keinginan itu kita dapatkan sesuai yang diharapkan, bahkan tidak jarang juga sangat bertolakbelakang dengan keinginan kita sehingga menimbulkan kekecewaan. Sebagai orang beriman tentu kita perlu bersikap bijak dan menyadari bahwa setiap keinginan kita juga telah ada yang mengaturnya, bahkan Dia lebih mengerti apa yang kita butuhkan, bukan saja yang kita inginkan. Dua ayat firman Tuhan hari ini memberikan tips bagaimana harusnya kita menyatakan keinginan kepada Tuhan supaya keinginan kita itu dapat terwujud. Tips pertama dari Pemazmur, yaitu hati yang bergembira karena Tuhan. Banyak orang berpura-pura berbahagia karena Tuhan, tetapi sebanarmya ia sedang tertekan dan tidak bahagia. Banyak orang juga mengejar keinginannya karena nafsu duniawi semata. Yang dimaksudkan Pemazmur dengan berbahagia karena Tuhan adalah berbahagia karena percaya kepada Tuhan, melakukan yang baik, dan setia kepada ketetapanNya. Bahagia itulah yang membuat Tuhan memberikan apa yang diinginkan hati kita. Tips kedua, yaitu minta dan doakan. Sering kali kita rajin meminta kepada Tuhan tetapi lupa untuk berdoa, atau berdoa ketika nanti sudah menerimanya. Sikap yang benar adalah ketika meminta itupun harus dibarengi dengan doa, sebagai tanda kesungguhan kita untuk meminta. Di dalam doa akan terungkap apakah keinginan kita sesuai atau tidak dengan kehendak Tuhan. Tips ketiga, percaya bahwa kita telah menerima apa yang diminta kepada Tuhan. Ini merupakan sikap hidup orang yang berpengharapan. Meskipun belum menerima tetapi seolah-olah telah menerima, menunjukkan keyakinan kita akan Tuhan yang penuh kasih. Memang tidak mudah untuk menerapkan ketiga tips ini, tetapi Firman Tuhan tidak pernah berbohong. Bila kita sungguh-sungguh percaya dan berbahagia karenaNya, meminta dan berdoa, serta berpengharapan, maka Ia akan memberikan apa yang kita inginkan. A3P Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 10:37-48; Markus 2:13-17 Doa:Terimakasih Ya Tuhan, karena melalui firmanMu hari ini Engkau telah mengingatkan kami bagaimana menyatakan keinginan kepadaMu dengan benar. Amin 13 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 12 Januari 2016 Apabila seorang memerintah manusia dengan adil, memerintah dengan takut akan Allah, ia bersinar seperti fajar di waktu pagi, pagi yang tidak berawan, yang sesudah hujan membuat berkilauan rumput muda di tanah. 2 Samuel 23:3-4 Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Kisah Para Rasul 20:28 Pemimpin Yang Mengayomi P ada hakekatnya setiap manusia pasti memiliki jiwa kepemimpinan, minimal memimpin diri sendiri untuk menuju hidup yang lebih baik. Karena setiap kita sebagai orang Kristen yang beriman dipanggil untuk menjadi seorang pemimpin. Mungkin saat ini kita menjadi pemimpin di lingkungan keluarga, lingkungan tempat bekerja, lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara, serta lingkungan gereja. Dalam sebuah kepemimpinan penting untuk diperhatikan bahwa bukan hanya soal kita memimpin apa, siapa, dan dimana, melainkan soal bagaimana cara kita memimpin. Melalui Firman Tuhan hari ini, digambarkan bagaimana kita seharusnya menjadi pemimpin yang adil, takut akan Tuhan, bertanggungjawab kepada setiap pribadi yang kita pimpin seperti antara gembala dengan kawanan domba, dan dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga kita menjadi pribadi yang bijak. Banyak pemimpin di lingkungan sekitar kita yang memerintah dengan tidak adil, bahkan dalam membuat sebuah kebijakan tertentu menguntungkan salah satu kelompok saja. Dalam menegakkan peraturan atau hukum cenderung bersifat pilih kasih. Banyak pemimpin yang tidak takut akan Tuhan sehingga karakter dan sifatnya buruk, seperti halnya melakukan korupsi, memaksakan kehendak dengan kekerasan, melanggar norma-norma kesopanan, dan sebagainya. Ketika kita dipercaya untuk memimpin atau memerintah maka hendaklah hidup takut akan Tuhan menjadi dasarnya untuk melahirkan nilai-nilai yang positif. Kemudian menginjinkan Roh Kudus untuk membimbing hati dan pikiran kita sehingga ketika melangkah dan melakukan sesuatu akan dipenuhi dengan hikmat. Dengan demikian kita akan mampu menjadi pemimpin yang adil dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan, menjadi pemimpin yang bertanggungjawab dan mampu mengayomi setiap orang yang dipimpin. Pemimpin yang mengayomi dapat dipahami sama dengan pemimpin yang mampu melindungi, menjaga, membimbing, seperti halnya hubungan antara seorang gembala dengan kawanan dombanya. Seorang gembala hendaklah melindungi dan menjaga dombanya dari kawanan serigala, membimbing kepada rumput yang hijau, membimbing kepada jalan yang benar agar kawanan domba tidak tersesat, memperhatikan pertumbuhan setiap kawanan domba, dan selalu bersikap adil terhadap satu domba dengan yang lainnya. A3P Bacaan Alkitab : 1 Korintus 2:11-16; Markus 2:18-22 Doa: Tuhan, jadikan dan mampukanlah kami menjadi pemimpin yang mengayomi sehingga kami dapat menjadi berkat dan kesaksian yang baik. Amin. 14 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 13 Januari 2016 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Mazmur 91:15 Dengan jalan demikian Ia (Yesus membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Ibrani 2:15 Hidup Dalam Perlindungan Allah S etiap kita tentu memiliki masalah dan pergumulan masing masing. Baik pergumulan dalam keluarga, pekerjaan, pemenuhan kebutuhan ekonomi, relasi dengan masyarakat dan lain sebagainya. Permasalahan atau pergumulan biasanya memberi dampak yang berlawanan, yaitu pertama akan dapat semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan Yesus, yang kedua menjauhkan diri dari Tuhan Yesus. Permasalahan atau pergumulan yang dapat mendekatkan diri kepada Tuhan adalah ketika seseorang menyadari bahwa hidup itu tidak akan pernah terlepas dari masalah dan memiliki kesabaran untuk menghadapinya. Selalu berusaha mengatasi permasalahannya dengan senantiasa mengandalklan Tuhan dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan akan menolong, senantiasa tenang dan tidak takut pada masalah karena Tuhan adalah tempat perlindungan, dan senantiasa berpengharapan padaNya. Permasalahan atau pergumulan yang dapat menjauhkan diri dari Tuhan yaitu jika seseorang berpikir bahwa yang dialami saat ini adalah karena Tuhan tidak sayang lagi, perasaan putus asa dan menyalahkan Tuhan, tidak memiliki pengharapan dan tidak percaya bahwa Tuhan sanggup menolong. Bagaimana dengan kita, diposisi pertama atau kedua? Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita ketika sedang menghadapi permasalahan dan pergumulan seberat apapun ingatlah bahwa sekali-kali Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Ketika kita berseru dan berharap penuh dengan keyakinan dalam iman maka Tuhan akan menjawab. Ia akan menyertai kita sampai masalah atau pergumulan kita teratasi dan terjawab. Tuhan akan senantiasa memberikan kita kelegaan dalam kesesakan, meluputkan kita dari pencobaan, dan membebaskan kita dari perbudakan dosa, serta memuliakan kita. Tuhanlah tempat perlindungan dan penolong kita, karena itu tidak ada alasan untuk tidak percaya dan jauh dariNya, apalagi ketika kita menghadapi masalah dan pergumulan hidup. A3P Bacaan Alkitab : Roma 8:26-3; Markus 2:23-28 Doa: Tuhan Yesus kami yakin dan percaya bahwa Engkaulah perlindungan kami, yang akan senantiasa menolong kami dalam kesesakan, masalah dan pergumulan hidup. Amin. 15 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 14 Januari 2016 Tidak seorang pun yang tinggal di situ akan berkata: “Aku sakit,” dan semua penduduknya akan diampuni kesalahannya. Yesaya 33:24 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Markus 2:5 Sudah Diampuni T idak sedikit orang sering menghubung-hubungkan sakit penyakit atau penderitaan dengan dosa. Orang yang sakit atau menderita sering dianggap memiliki dosa sebagai penyebabnya. Bahkan di kalangan orang percaya juga masih banyak yang beranggapan demikian. Renungan hari ini berbicara tentang pengampunan dosa yang Tuhan berikan kepada mereka yang percaya. Orang sakit dan menderita ternyata membutuhkan pengampunan dosa sebelum sepenuhnya ia sembuh dan bebas dari penderitaan. Yesaya menyampaikan berita sukacita kepada Sion bahwa Tuhan adalah Penolong dan Raja di Sion. Meskipun Sion pernah mengalami berbagai penganiayaan dari bangsa-bangsa asing di sekitarnya, tetapi pada akhirnya Allah akan menolong mereka. Allah akan mengampuni dosa semua penduduk Israel meskipun selama ini mereka telah hidup tidak taat. Allah ingin menunjukkan bahwa yang mereka butuhkan bukan hanya sembuh dari sakit dan bebas dari penderitaan, tetapi yang terpenting adalah pengampunan dosa. Sehingga untuk menyelesaikan masalah mereka maka terlebih dahulu Allah mengampuni dosa mereka. Allah tidak akan memberikan penderitaan dan ‘sakit’ kepada mereka, karena pengampunan Allah bersifat sempurna. Demikian juga ketika orang lumpuh dibawa ke hadapan Yesus, dengan harapan bahwa Yesus akan menyembuhkannya. Yesus melihat iman orang lumpuh itu dan ia berkata “dosamu sudah diampuni”. Pada waktu itu orang lumpuh membutuhkan kesembuhan dan berharap Yesus menyembuhkannya, tetapi Yesus justru mengatakan sesuatu yang berbeda. Itulah yang Allah ingin tunjukkan bahwa pengampunana dosa dapat memberi pemulihan yang total. Dengan diampuni dosanya maka orang lumpuh itu sembuh dan dapat berjalan. Kuasa pengampunan dosa begitu besar kuasanya. Ternyata masalah utama di dunia ini bukan hanya soal penyakit dan penderitaan, tetapi masalah dosa. Bersyukurlah jika kita telah menerima pengampunan dosa melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, karena sesungguhnya pengampunan itu membuat kita sembuh bahkan mendapat keselamatan. A3P Bacaan Alkitab : Efesus 1:3-1; Markus 3:1-6 Doa:Ya Tuhan, terimakasih karena engkau telah memulihkan keadaan kami melalui pengampunan dosa. Amin 16 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 15 Januari 2016 Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Yeremia 12:3 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah. 1 Korintus 4:5 Penghakiman Hanya Milik Tuhan Dalam lingkungan sekitar tempat tinggal kita, pernahkah kita mengalami ketidakadilan? Melihat banyak ketidakbenaran terjadi, kecurangan dan manipulasi, kejahatan terjadi disana sini, bagaimanakah perasaan kita? Tampaknya Tuhan tidak bertindak dan rasanya kita sendiri yang ingin menghukum dan menghakimi mereka agar jera. Lebih mengherankan lagi pelaku kejahatan, kecurangan, ketidakbenaran justru terlihat makin makmur dan kaya dibanding mereka yang hidup dalam kebenaran dan taat beribadah. Kumpulan orang fasik hidup mujur, orang yang tidak setia justru aman sentosa, itulah fenomena yang sering membuat kita geram sekaligus seolah-olah dunia tidak adil. Hal-hal diatas merupakan sedikit gambaran keluhan Yeremia masa itu, mungkin juga keluhan kita saat ini. Namun, Yeremia tidak henti-hentinya berdoa agar ia sendiri tidak jatuh pada pencobaan dan dosa seperti yang dilakukan oleh orangorang fasik. Yeremia terus berdoa menuntut keadilan Allah, menuntut hukuman atas orang-orang jahat, karena dia menyadari bahwa hanya Allah yang mampu memberi keadilan dan yang berhak memberi penghakiman atas seluruh kejahatan manusia termasuk orang-orang fasik. Hal menghakimi juga disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus bahwa hanya Tuhan saja satu-satunya hakim yang berhak menghakimi orang-orang berdosa. Paulus menyadarkan jemaat saat itu agar tidak mengambil otoritas Tuhan untuk menghakimi sampai waktunya Tuhan tiba. Karena tidak ada kejahatan yang dapat bersembunyi dari Tuhan dan tidak akan mungkin luput dari penghakiman Tuhan. Paulus justru menguatkan iman mereka untuk tetap bertahan hidup dalam kesetiaan, kebenaran, dan menunjukan kwalitas hidup sebagai hamba Tuhan. Melalui kedua nats hari ini kita diingatkan bahwa Tuhanlah yang memiliki hak penuh untuk menghakimi seseorang. Jangan kuatir karena Tuhan adalah Hakim yang adil, tidak ada satu kejahatanpun yang luput dari padaNya. Yang perlu kita lakukan sebagai orang percaya adalah terus hidup dalam kasih, kebenaran, pengharapan, dan takut akan Tuhan. A3P Bacaan Alkitab : Kolose 2:1-7; 1Timotius 1:1-11 Doa:Tuhan Yesus Engkaulah Hakim yang adil, yang pasti melihat ketidakadilan dan kejahatan di dunia. ajarlah untuk kami selalu hidup dalam kebenaranMu. Amin. 17 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Keluaran 20:3 16 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Matius 6:24 Januari 2016 Tuhan Jangan Dipoligami A da sebuah kisah tentang seseorang sedang bekerja pada dua orang yang berbeda. Awalnya memang ia dapat mengerjakan seluruh pekerjaan dengan baik, tetapi setelah berjuang beberapa waktu ia mulai kelelahan dan pekerjaan dari kedua bos mulai terbengkalai. Masing-masing dari atasan itu selalu menuntut pekerjaan yang baik, tidak ada yang mau dikesampingkan, semua ingin diutamakan. Begitu susahnya bekerja pada dua bos yang sama-sama menginginkan pekerja yang baik. Cerita lain datang dari seorang suami yang berpoligami. Awalnya ia yakin akan bisa bertindak adil kepada istri-istrinya, tetapi pada kenyataannya ia sama sekali tidak bersikap adil, bahkan ia mulai merasa direpotkan. Ingin menyenangkan yang satu, tetapi ternyata dalam waktu yang bersamaan ia telah menyakiti yang lain. Memang tidak mudah mengabdi kepada dua tuan, apalagi berpoligami. Perihal ini jugalah yang Allah sampaikan secara langsung kepada umat Israel. Melihat bangsa Israel yang sudah mulai mendua hati dan menyembah berhala (allah lain) maka Allah memberikan mereka 10 hukum, yang salah satu hukumnya berbunyi “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”. Allah begitu serius dan melarang dengan keras umatNya mendua hati dan berpaling dariNya. Ia tidak suka dipoligami. Hanya Dia satu-satunya yang harus disembah oleh umat yang percaya, tidak ada sesembahan yang lain. Tuhan Yesus juga dalam khotbahnya di bukit menyampaikan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Tak seorangpun di dunia ini dapat bersikap adil yang sempurna. Jika mereka mengasihi yang seorang, maka yang lain akan dibenci. Jika setia kepada yang seorang, maka yang lain tidak akan diindahkan. Demikianlah Yesus menyampaikan bahwa orang percaya tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon karena dengan demikian ia telah mendua hati. Banyak diantara kita sebagai orang percaya, tanpa sadar telah mem-poligami Tuhan. Kita menduakan Tuhan dengan harta, keluarga, atasan, bahkan ilah-ilah lain. Namun, firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk hanya menyembah Tuhan yang satu. Tidak ada sesembahan lain, tidak ada yang boleh menggantikan posisi Allah dalam hidup kita. Tuhan jangan dipoligami, karena hanya Dia satu-satunya yang harus kita cintai dan muliakan. A3P Bacaan Alkitab : Matius 6:6-13; 1 Timotius 1:12-20 Doa:Ya Allah, ingatkanlah kami senantiasa untuk tidak berpaling ke lain hati dan menduakan Engkau dalam hidup kami, tetapi tetap setia mencintai dan menyembah Engkau. Amin 18 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 17 Januari 2016 Umat-Ku akan menjadi kenyang dengan kebajikan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Yeremia 31:14 Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. 2 Korintus 9:8 Blessed To Be Bless D alam keadaan putus asa, kekurangan, kelaparan dan penderitaan, begitu susah kita dapat memahami Allah sebagai sumber berkat. Sering kali berkat kita kaitkan dengan harta benda yang melimpah, padahal ketika berbicara tentang berkat Allah sesungguhnya tidaklah terbatas hanya pada harta benda saja. Bangsa Israel telah menerima berkat melimpah dari Allah. Bukan soal harta benda, tetapi berkat pembebasan dan penyelamatan dari pembuangan. Nabi Yeremia mencatat janji Allah yang baru kepada bangsa Israel, yaitu Allah akan menyelamatkan mereka dari pembuangan dan memulihkan kembali keadaan mereka. Firman Tuhan mengatakan bahwa umat Tuhan akan menjadi kenyang dengan kebajikanNya. Allah akan menunjukkan kebaikanNya kepada Israel, melalui pemulihan keadaan, sehingga mereka dapat melihat dan merasakan kembali bahwa Allah itu baik. Bukan hanya baik, tetapi Allah juga adalah sumber berkat. Ketika kita berada dalam siatuasi yang sulit/kesusahan, bukan berarti persediaan berkat Allah sedang habis. Ia hanya sedang memberi waktu kepada kita untuk berserah penuh kepadaNya. Allah tidak hanya mempersiapkan berkat jasmani bagi kita, tetapi Ia juga melimpahkan berkat rohani, yaitu Kasih Karunia. Dengan karunia keselamatan itu kita dikenyangkan dengan kebaikan, berkecukupan, bahkan sampai berkelimpahan. Seperti gelas yang diisi air terus-menerus sampai melimpah akan mengalir keluar dan memenuhi tempat lain, demikian juga diharapkan kita yang telah menerima berkatNya juga dapat menjadi berkat bagi orang lain. Jangan kuatir berkat itu habis, karena kita memiliki Allah sumber berkat. FirmanNya mengatakan bahwa Ia akan mencukupkan bahkan memberi kelimpahan dalam berbagai kebajikan. Oleh karena itu, jangan biarkan berkat Tuhan berhenti. Biarlah ia tetap mengalir dalam kehidupan kita, bahkan melimpah, dan terus menjadi berkat bagi orang lain. A3P Bacaan Alkitab : Matius 17:1-9; 2 Korintus 4:6-10; Mazmur 89:1-19 Doa:Ya Tuhan, terimakasih atas kebaikan dan berkatMu dalam kehidupan kami. Jadikanlah kami saluran berkatMu selalu. Amin Renungan Harian Janji Hidup 19 Senin 18 Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, Yesaya 43:16 “Jangan takut, percaya saja!” Matius 5:36 Januari 2016 Jangan Takut, Percaya Saja B anyak hal yang sering membuat kita terjerumus dalam perasaan takut dan kuatir yang berlebihan akan berbagai hal. Apalagi ketika berada dalam kondisi sedih karena akan kehilangan orang yang kita kasihi, tanpa ada sesautu yang dapat kita lakukan untuk membatalkannya. Dalam kondisi demikian kita pasti juga dipenuhi rasa takut dan kuatir. Perasaan itulah yang dialami oleh Yairus, seorang kepala rumah ibadat. Ketika ia menghadapi realita bahwa anak perempuannya sedang sakit keras dan hampir mati, betapa sedih dan takutnya hati seorang ayah melihat keadaan anak yang dikasihinya berada di ambang kematian. Perasaan takut kehilangan itu diungkapkannya di depan kaki Yesus. Ia tersungkur dan sangat berharap bahwa Yesus mau menyembuhkan anaknya. Perasaan takut itu semakin menyiksanya ketika ada salah satu keluarga yang datang dan mengatakan bahwa anaknya telah mati. Dalam keadaan hati yang hancur, Tuhan Yesus berkata kepadanya, “Jangan takut, percaya saja”. Kata-kata itu sangat sederhana, tetapi cukup memberi kelegaan. Bahkan kuasa perkataan itu terbukti ketika pada akhirnya anak Yairus dibangkitkan dari kematian. Hanya dengan percaya saja, kuasa Allah bekerja dengan ajaib dan melepaskan kita dari ketakutan. Melalui nabi Yesaya, Allah juga mengingatkan bangsa Israel untuk tidak takut, karena Allah telah menebus dan memanggil mereka, serta menjadikan mereka sebagai umat kepunyaanNya. Allah telah menunjukkan kuasaNya dalam banyak cara, termasuk ketika membelah laut Teberau dan membawa bangsa Israel berjalan menyeberang di tengahnya dengan selamat tiba di seberang. Dengan kenyataan yang demikian seharusnya kita tidak perlu merasa takut dan kuatir lagi akan persoalan dan masalah hidup ini, karena Allah yang telah menebus kita pasti juga akan menolong kita. Jangan ragu-ragu lagi akan kuasa dan pertolonganNya. Syaratnya hanya percaya dan jangan takut, maka kuasa dan pertolongan Tuhan akan nyata dalam hidup kita. A3P. Bacaan Alkitab : 2 Korintus 3: (9-11) 12-18; 1 Timotius 2:1-7 Doa:Ajarlah kami ya Tuhan supaya selalu percaya kepadaMu dan tidak takut kepada apapun yang ada di dunia ini. Amin 20 Renungan Harian Janji Hidup Selasa Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, Ulangan 6:16 19 Yesus Kristus berkata : Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Yohanes 14:15 Januari 2016 Kasihilah Tuhan Allahmu S alah satu dari hukum kasih yang Tuhan Yesus ajarkan adalah tentang mengasihi Tuhan Allah. Bukan berarti Tuhan kurang kasih sayang sehingga umat diperintahkan untuk mengasihiNya, tetapi itulah wujud keintiman hubungan dan ketaatan kita kepadaNya. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengungkapkan perasaan kasih. Bukan hanya diungkapkan dengan kata-kata indah tetapi juga ditunjukkan melalui perbuatan atau sikap hidup. Dalam kitab Ulangan, Musa mengingatkan terus menerus apa yang telah Allah lakukan untuk menyelamatkan bangsa Israel dan menjadikan mereka sebagai umat yang dikasihiNya. Oleh karena itu, pemahaman akan Allah Israel yang penuh kasih itu juga harus diteruskan kepada anak cucu dan setiap keturunan Isreal, agar mereka tidak lupa kepada Allah yang telah menyelamatkan mereka. Bahkan umat Israel juga menerima perintah yang utama, yaitu mengasihi Allah. Salah satu wujud mengasihi Allah adalah dengan taat kepada perintahNya dan tidak mencobaiNya. Ketika perjalan keluar dari tanah Mesir, bangsa Israel pernah mencobai Tuhan di Masa dan Meriba, yaitu ketika mereka tidak menemukan air disana. Mereka bersungut-sungut, bertengkar dengan Musa dan mencobai Tuhan dengan mengatakan, “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita?” Berdasarkan pengalaman itu, Musa mengingatkan kembali umat Israel agar jangan pernah mencobai Tuhan lagi. Salah satu wujud kasih umat kepada Tuhan adalah tidak mencobai Tuhan dalam keadaan apapun. Selain itu, wujud kasih kepada Tuhan juga dapat dinyatakan melalui ketaatan kepada segala perintahNya. Memang tidak mudah untuk hidup taat kepada perintah Tuhan, karena sering kali itu terasa sangat berat. Namun, Tuhan Yesus menjanjikan seorang Penolong, yaitu Roh Kebenaran (Roh Kudus) yang akan menyertai orang percaya selama-lamanya. Roh itu juga yang akan menolong orang percaya untuk taat melakukan perintah Tuhan. Tentu ada banyak cara lain yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan kasih kepada Tuhan. Hari ini kita diingatkan akan dua hal, yaitu mengasihi Allah dengan cara tidak mencobaiNya dan taat kepada perintahNya. A3P. Bacaan Alkitab : Yohanes 1:43-51; 1 Timotius 2:8-15 Doa:Kami mau mengasihiMu ya Tuhan, kiranya Roh Kudus menolong kami untuk taat dan tidak mencobaiMu. Amin Renungan Harian Janji Hidup 21 Rabu Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita. Yosua 24:18 20 Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hambahamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. 1 Korintus 4:1 Januari 2016 Beribadah Hanya Kepada Satu Tuhan N egara Indonesia menjamin kebebasan umat beragama, dan memberikan keleluasan untuk beribadah kepada Tuhan yang kita percayai. Namun, bukan berarti kita bisa seenaknya menumbuhkan banyak hal dan kemudian menyembahknya. Pancasila sila pertama membuktikan bahwa bangsa Indonesia percaya kepada Tuhan yang esa (satu), bukan yang banyak. Mari kita melihat bagaimana dengan bangsa Israel. Pada dasarnya, Yosua yang melanjutkan memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan, memberi kebebasan kepada seluruh penduduk Israel untuk percaya dan beribadah kepada Tuhan manapun yang mereka percayai. Namun, Yosua mengatakan bahwa ia dan seisi rumahnya beribadah kepada Tuhan yang satu, yaitu Allah yang telah menyelamatkan mereka dari Mesir dan memberikan tanah Perjanjian (Kanaan) kepada mereka. Yosua juga menyadarkan bangsa Israel bahwa, hanya ada satu Tuhan yang telah menyelamatakan mereka dan Tuhan itu yang harus disembah. Pada akhirnya, bangsa Israel pun mengakui bahwa Allah telah menyelamatkan mereka dan siap untuk beribadah kepada Tuhan Allah saja, tidak lagi kepada allah-allah bangsa lain. Seperti bangsa Israel yang percaya dan menyembah Tuhan Allah, maka kita juga sebagai umat yang percaya harus beribadah kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang telah menyelamatkan kita. Ada tanggung jawab iman yang harus dilakukan sebagai wujud ibadah kita kepada Tuhan. Seperti Paulus yang dipercayakan rahasia Kristus untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, maka kita juga harus siap dipercayakan berbagai hal. Sehingga setiap orang juga dapat percaya kepada Tuhan dan beribadah kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan yang telah menyelamatkan dunia dari dosa. Kiranya ibadah kita, benar-benar adalah ibadah yang dapat memuliakan Tuhan Allah dan menjadi berkat bagi banyak orang. A3P Bacaan Alkitab : Yohanes 3:31-46; 1 Timotius 3:1-13 Doa:Tuhan, kami juga akan selalu percaya dan beribadah kepadaMu saja, karena Engkaulah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat kami. Amin 22 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 21 Januari 2016 Kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun. Mazmur 79:13 Mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Kolose 1:12 Kewajiban Mengucap Syukur S udah tidak asing lagi di telinga ketika kita berbicara tentang bersyukur, apalagi kita adalah orang percaya yang taat beribadah, tentunya kehidupan kita sehari-hari telah diwarnai dengan rasa syukur. Dengan bersyukur membuat kita dapat melihat banyak hal baik yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita. Bersyukur dalam masamasa sulit dapat membangun kembali pengharapan akan kehidupan yang lebih baik. Jadi, dengan kata lain dapat kita pahami, bahwa bersyukur merupakan kewajiban setiap orang percaya. Tindakan mengucap syukur tidak hanya dilakukan jika berada dalam keadaan baik atau ketika menerima berkat saja. Namun, bersyukur juga perlu dilakukan dalam setiap keadaan. Pemazmur mengungkapkan keinginan umat untuk bersyukur ketika mereka sedang berada dalam keadaan terancam. Bahkan mereka akan bersyukur selama-lamanya dan memberitakan puji-pujian bagi Allah turun-temurun jika mereka menerima pertolongan dan pembebasan dari ancaman musuh. Bersyukur juga dapat dijadikan sebagai nazar, sehingga dalam keadaan yang berat kita tetap memiliki pengharapan dan terfokus kepada Tuhan yang segera akan menolong. Paulus juga menyampaikan ucapan syukurnya karena ternyata orang-orang percaya di Kolose hidup dalam ketaatan dan kesetiaan di dalam Kristus. Paulus berdoa supaya mereka tetap memelihara kekudusan hidup, bertumbuh dalam iman, dan menghasilkan buah yang dapat menjadi berkat bagi orang lain. Tidak lupa juga Paulus ingin menularkan kepada orang percaya di Kolose agar mereka juga selalu ingat untuk bersyukur dalam segala hal. Yang terutama adalah bersyukur karena telah diselamatkan melalui penebusan dosa di dalam Yesus Kristus dan dilayakkan untuk mendapat bagian dalam kerajaan terang. Sebagai orang percaya kita juga harusnya belajar untuk selalu bersyukur. Bukan hanya karena berkat dan kebaikan Tuhan yang kita terima, tetapi lebih dari itu kita patut bersyukur karena telah diselamatkan dari dosa dan diperkenankan untuk menjadi bagian keluarga kerajaan Allah. Keselamatan itu telah kita terima, dahulu, kini, dan selamanya, itu berarti bahwa sepanjang waktu kitapun harus selalu bersyukur. Jadikanlah bersyukur sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang percaya yang telah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus. A3P Bacaan Alkitab : Wahyu 1: (-2) 3-8; 1 Timotius 3:14-16 Doa:Kami mengucap syukur kepadaMu ya Tuhan, karena kebaikan dan berkatMu dalam hidup kami, terutama penebusan dosa dan keselamatan yang Tuhan telah nyatakan untuk kami. Amin 23 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 22 Januari 2016 Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Mazmur 105:1 Paulus menulis: Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu. 2 Korintus 10:16 Memberitakan Injil S elalu mengingat kebaikan Tuhan Allah melalui kasih dan kesetiaaNya, kemurahanNya, kebaikanNya akan membuat kita selalu bersyukur kepadaNya. Inilah yang diajarkan Firman Tuhan pada hari ini melalui kitab Mazmur, betapa kita selalu harus mengingat akan kebaikan dan karya Tuhan Allah di masa lampau hingga sampai saat ini. Dengan demikian kita bukan hanya harus selalu bersyukur tetapi juga harus menyerukan namaNya dan memperkenalkan kepada bangsabangsa. Menyerukan kebesaran dan keagungan nama Tuhan, karya keselamatanNya, memperkenalkan Injil kepada seluruh umat manusia, sebagai bentuk rasa syukur kita kepadaNya. Hal di atas juga dipertegas kembali oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, dimana Paulus mengingatkan dan mengajak seluruh jemaat di Korintus diajak untuk memberitakan Injil. Pemberitaan Injil bukan hanya sampai ke daerah-daerah yang jauh dari Korintus, namun juga sampai kepada bangsa-bangsa di dunia. Kesadaran pemberitaan Injil ini juga didasari sebagai bentuk panggilan dan ucapan syukur yang meluap atas karya keselamatan yang dikerjakan Allah melalui Yesus Kristus. Sebagai umat Kristen yang beriman kepada Tuhan Yesus, maka setiap kita dipanggil untuk senantiasa bersyukur akan karya Allah dalam kehidupan dan dunia ini. Kita dipanggil untuk memberitakan Injil, yaitu karya keselamatan kepada seluruh umat manusia dan bangsa-bangsa. Pemberitaan Injil dapat kita mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat tempat tinggal kita, lingkungan tempat kita bekerja, daerah-daerah sekitar kita, bahkan sampai kepada bangsa-bangsa lain. Hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan menjadi kesaksian yang baik dan positif di tempat kita hidup dan bekerja. Hidup dalam kebenaran dan kejujuran, membuat persekutuan-persekutuan yang bertujuan memberitakan Firman Tuhan dan pendalaman iman, serta ikut berpartisipasi membentuk badan misi pekabaran Injil untuk menjangkau jiwa-jiwa. A3P Bacaan Alkitab : 1 Korintus 2:6-10; 1 Timotius 4 :1-11 Doa: Tuhan Yesus terima kasih karena firmanMu hari ini boleh menguatkan kami dan mengingatkan panggilan kami untuk senantiasa bersyukur atas kasihMu, dan memberitakan injilMu. Amin. 24 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 23 Januari 2016 Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia. Amsal 12:25 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Filipi 4:5 Miliki Hati Yang Baik dan Jangan Kuatir H idup memang tidak selamanya berjalan dengan mulus, harapan tidak selamanya terwujud dengan mudah, persoalan hidup tidak selamanya terselesaikan dengan mudah, harus ada upaya dan doa agar semuanya dimudahkan oleh Tuhan. Halhal yang tidak mudah dalam hidup kita berdampak pada keadaan “kuatir”. Kuatir seringkali membuat kita cenderung putus asa, tidak percaya pada kemampuan diri, dan tidak percaya akan pertolongan Tuhan. Kuatir dalam kitab Amsal dia katakan akan dapat membungkukkan seseorang. Dapat dipahami bahwa kekuatiran dapat membuat seseorang mengalami penurunan spirit sehingga kita lemah baik secara mentalitas, psikologis dan juga iman. Tidak lagi berjalan tegap penuh dengan spirit pengharapan dan sikap optimis dengan pertolongan Tuhan, serta tetap tegar terhadap persoalan atau pergumulan hidup. Firman Tuhan melalui kitab Amsal juga ingin mengajarkan kepada kita menjadi orang yang baik, agar perkataan kita juga baik. Perkataan baik bukan hanya baik secara moral, tetapi juga perkataan yang membangun dan perkataan yang membangkitkan semangat. Rasul Paulus juga menegaskan bahwa agar kita menjadi orang baik, dan agar kebaikan hati kita diketahui semua orang. Maksudnya adalah bukan berarti kebaikan hati dan perbuatan baik kita digembar-gemborkan agar mendapat pengakuan dan pujian dari orang-orang. Namun, kebaikan hati kita diketahui semua orang maksudnya, kita memiliki hati yang baik terwujud juga pada sikap yang baik untuk menjadi kesaksian yang baik pula, tanpa menjadi orang yang sombong dan menjadi orang yang ingin dipuji dan dibilang baik. Orang akan tahu kita baik karena hati kita baik, perkataan kita baik, sikap kita baik, memberi dampak yang baik karena kita punya Tuhan yang juga teramat baik. A3P Bacaan Alkitab ; Bilangan 6:22-27; 1 Timotius 4:12 – 5:2 Doa:Tuhan Yesus yang baik, berikanlah kami hati dan pribadi yang baik, sehingga kami menjadi kesaksian yang baik dan tidak kuatir akan hidup dan masa depan kami. Amin. 25 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 24 Januari 2016 Dalam kesenanganku aku berkata: “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!” TUHAN, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut. Mazmur 30:7, 8 “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 1 Petrus 5:5-7 Kerendahan Hati D alam sebuah film animasi dikisahkan seekor ayam serama merasa bahwa dia adalah ayam yang paling pandai, paling kuat, paling hebat dibandingkan dengan ayam lain termasuk ayam hutan yang tinggal bersama dalam kelompok tersebut di tepi hutan. Setiap hari ayam serama selalu menantang ayam hutan untuk “bertarung”, entah itu adu berkokok bahkan sampai adu berkelahi, tetapi tak pernah ditanggapi oleh ayam hutan. Ayam-ayam yang sudah mengingatkan ayam Serama bahwa dia bukan tandingan ayam hutan tapi tak pernah di gubrisnya. Bahkan pernah sekali ayam Utan menyelamatkan nyawa ayam serama dari sergapan ular, itupun tidak membuat ayam serama merasa malu atau mengakui bahwa ayam Utan lebih hebat dari dirinya. Dia selalu sombong dan sesumbar. Sampai pada suatu hari karena kesombongannya ayam serama naik ke tempat yang agak tinggi untuk mengumumkan kehebatannya kepada ayam-ayam lain seperti biasa. Tanpa disadari seekor elang segera menyergapnya. Walau dia berteriak minta tolong kepada ayam Utan dan yang lainnya tetapi tidak satupun yang dapat menolong. Seringkali dalam kehidupan nyata, kita bersikap seperti ayam serama. Kita merasa bangga dengan segala pencapaian kita, kita bangga dengan kesuksesan kita, kita bangga dengan kekayaan kita, kebanggaan itu pada akhirnya membuat kita sombong, angkuh, merasa tidak ada saingan, dan orang lain kita anggap remeh, sesamapun kita tidak pedulikan. Sampai suatu saat kita “jatuh” baru kita sadar bahwa kita bukan superior. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita, Tuhan senang kalau kita berhasil, Tuhan senang kalau kita sukses, tapi Tuhan tidak senang kalau keberhasilan/ kesuksesan itu membuat kita tinggi hati, angkuh dan congkak. Sebaliknya Tuhan menginginkan kita tetap rendah hati, sebab kerendahan hati membuat kita dikasihi Tuhan, ditinggikan Tuhan, dipelihara Tuhan. Pemazmur mengingatkan semua yang kita miliki karena perkenan Tuhan, jika Tuhan “menyembunyikan wajahNya”, kita pasti terkejut! FAO Bacaan Alkitab : Matius 20:1-16a; 1 Korintus 9:24-27; Mazmur 89:20-53 Doa:Ya Tuhan, ingatkan kami supaya kami terus menjadi orang yang rendah hati bagi sesama. Amin. 26 Renungan Harian Janji Hidup Senin 25 TUHAN memberkati orang-orang yang takut akan TUHAN, baik yang kecil maupun yang besar. Mazmur 115:13 Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Lukas 14:17 Januari 2016 Berkat Untuk Semua S atu kebiasaan yang masih terjaga di daerah asal saya adalah kebiasaan mengundang penatua dan tetangga terdekat untuk menikmati makan bersama sebagai ungkapan syukur sekalipun berkat “kecil” yang dinikmati. Jika masakan sudah selesai dipersiapkan maka tuan rumah akan mengutus anaknya atau salah seorang anggota keluarga untuk memanggil Penatua dan tetangga terdekat dengan berkata: “Mari sudah, semua su siap, bapa Penatua su ditunggu” (Marilah, semua sudah disiapkan, bapak Penatua sudah ditunggu oleh keluarga). Hal diatas mirip dengan apa yang Tuhan Yesus ungkapkan tentang orang yang berdalih. Tuan pesta (Allah) sudah mempersiapkan segala sesuatu (keselamatan) untuk tamu-tamuNya (semua orang). Namun yang terjadi adalah penolakan demi penolakan dari orang yang diundang dengan berbagai alasan. Akibatnya Sang Tuan Pesta menyuruh hamba-hambaNya untuk mencari mereka yang bersedia datang dan menikmati makanan pesta yang sudah dipersiapkan.Sekalipun demikian laporan dari para hamba adalah masih banyak tempat yang kosong dan karena itu para hamba harus pergi dan “memaksa” orang-orang datang ke pesta tuan mereka. Pertanyaan untuk kita renungkan adalah bagaimana reaksi mereka yang “dipaksa” datang ke pesta sang tuan, apakah mereka senang? Atau mereka menolak? Jika analogi ini dikenakan kepada kehidupan kita maka pertanyaan yang hampir sama ini harus kita jawab: Allah menyediakan berkat keselamatan bagi semua orang, semua diundang, tapi banyak yang menolak undangan menikmati keselamatan Tuhan karena tawaran dunia lebih menggiurkan. Lalu jika Tuhan “harus memaksa” kita datang menerima keselamatan, maukah kita? Pemazmur mengatakan mereka yang takut TUHAN akan diberkati, baik yang besar maupun yang kecil. Dengan memiliki sikap takut akan TUHAN, kita sebenarnya adalah umat yang diberkati. Tuhan selalu menyiapkan berkat bagi kita, TUHAN selalu menunggu kita datang untuk menikmati berkatNya yang melimpah yang tidak akan diambil dari kita. Semoga kita tidak seperti mereka yang harus “dipaksa” untuk datang pesta perjamuan makan sang tuan, tapi dengan sadar kita datang sebab semua sudah siap. FAO Bacaan Alkitab : Lukas 19:1-19; 1 Timotius 5:3-16 Doa: Ya Tuhan, ingatkan kami untuk mengerti bahwa berkat keselamatan itu penting bagi kami. Amin. Renungan Harian Janji Hidup 27 Selasa 26 Januari 2016 orang-orang yang diam di ujung-ujung bumi takut kepada tandatanda mujizat-Mu; tempat terbitnya pagi dan petang Kaubuat bersorak-sorai. Mazmur 65:9 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah. Kisah Para Rasul 16:34 Ketakutan Yang Membahagiakan D alam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Takut diartikan sebagai : merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana; segan dan hormat, tidak berani (berbuat, menempuh, menderita, dan sebagainya), gelisah; khawatir. Dengan kata lain kata ini memiliki konotasi negative. Jika seseorang memiliki perasaan takut maka dapat dipastikan bahwa akibat dari ketakutan itu akan menimbulkan reaksi dan kebanyakan dari perasaaan takut menimbulkan reaksi yang merugikan diri sendiri. Seseorang yang takut dihukum karena berbohong akan mengambil tindakan berbohong untuk menutupi kebohongan yang pertama, dsb. Dalam pembacaan firman hari ini kita mendapati bahwa jika dalam kenyataan hidup ketakutan itu bisa merugikan diri sendiri, bisa membawa kesedihan bagi diri sendiri, bisa menyakitkan diri sendiri, ternyata ada ketakutan yang membahagiakan. Apa ketakutan yang membahagiakan itu? Mari kita lihat dari apa yang diungkapkan oleh Pemazmur.Perasaan takut yang diungakapkan disini adalah perasaan takut dari orang-orang yang melihat tanda-tanda mujizat Allah. Apa saja tanda mujizat Allah itu? Disebutkan bahwa Allah menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh, Allah menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan dan keperkasaanNya, Allah meredakan deru lautan dan gelombang-gelombang lautan serta kegemparan bangsa-bangsa; inilah tanda mujizat Allah yang membuat orangorang diseluruh bumi takut, tetapi dari perasaan takut inilah yang kemudian memunculkan kebahagiaan, sebab rasa takut akan Allah membuat manusia memilki sikap takut akan Allah dalam arti hormat kepada Allah. Demikian juga dalam Kisah Para Rasul 16. Kepala penjara di Filipi pada awalnya sangat takut, sebab peristiwa gempa bumi yang terjadi membuat penjara goyah dan semua pintu tahanan terbuka sehingga kemungkinan melarikan diri para orang hukuman yang besar membuat kepala penjara hendak bunuh diri, tapi teguran Paulus pada akhirnya membuat ia bertobat, bahkan seisi rumahnya percaya kepada Yesus memberi diri dibaptis dan beroleh kepastian keselamatan. Berawal dari ketakutan tetapi berakhir membahagiakan, itulah takut akan Allah. FAO Bacaan Alkitab : Ulangan 7:6-12; 1 Timotius 5:17-25 Doa:Ya Tuhan, biarlah sikap takut akan Engkau membuat kami memuliakan Dikau dalam hidup kami, Amin. 28 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 27 Januari 2016 TUHAN Engkau memberikan kepada mereka Roh-Mu yang baik untuk mengajar mereka. Nehemia 9:20 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. 1 Korintus 2:12 Peranan Roh Allah D alam sebuah seminar, salah satu materi seminar tersebut adalah soal pengakuan dosa, bahwa kita harus mengakui dosa-dosa yang pernah kita lakukan terhadap istri/suami dan anak-anak, tetapi juga kita harus siap dengan resiko yang akan kita dapatkan ketika pengakuan itu kita ungkapkan, terutama dosa masa lalu dan halhal yang sangat sensisitif.Umumnya kita cenderung melupakan atau mengubur kekurangan dan kesalahan kita di masa lampau. Kita mungkin beranggapan bahwa masalah-masalah dan kegagalan-kegagalan di masa lampau bukan untuk diungkitdiungkit, tetapi untuk dilupakan. Akan tetapi, apakah dengan menguburnya lalu masalah dan kegagalan jadi selesai? Atau bukankah justru hanya dengan mengingat, meyakini, dan membereskannya di hadapan Tuhan maka kegagalan itu baru dapat diubahkan Tuhan. Situasi inilah yang dialami orang-orang Israel yang pulang dari pembuangan. Mereka mengakui dosa-dosa mereka dihadapan Allah, dan bukan dosa mereka saja tetapi dosa nenek moyang mereka yang membuat mereka harus mengalami berbagai pengalaman hidup yang menyedihkan, yang dengan penderitaan dan terbuang dari tanah air mereka. Mereka akui semua itu dihadapan Allah mereka. Hal yang perlu kita renungkan adalah kesanggupan untuk mengakui dosadosa mereka tentu tidak muncul begitu saja, tidak juga karena mereka sudah mendengarkan kembali sebelumnya apa isi kitab Taurat Musa, tetapi karena seperti pengakuan mereka karena peranan Roh Allah dalam diri mereka masing-masing. Roh Allah yang mengajar mereka, memampukan mereka untuk mendengarkan apa isi hati Allah. Roh yang sama memampukan mereka memahami serta melakukan kehendak Allah termasuk doa pengakuan dosa yang mereka naikkan. Paulus berkata Roh yang diberikan kepada kita bukan roh dari dunia, tetapi Roh Allah. Itu berarti Roh Allah akan memberikan pemahaman yang benar tentang kebenaran Allah kepada setiap mereka yang bersedia mendengarkan, Roh Allah akan membuat kita mengerti apa yang kita dengarkan, dan Roh Allah akan memampukan kita melakukan kebenaran Allah yang telah kita mengerti. FAO Bacaan Alkitab : Roma 4:1-8; 1 Timotius 6:1-10 Doa: Ya Roh Kudus, tuntun kami untuk mendengarkan, mengerti dan melakukan apa kehendak Allah dalam hidup kami , Amin. Renungan Harian Janji Hidup 29 Kamis 28 Januari 2016 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:….”Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu.” Keluaran 7:1, 2 Sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Kisah Para Rasul 4:29 Ya Terhadap Panggilan Tuhan A llah kembali menyatakan nama-Nya kepada Musa dan menugasi Musa untuk menyampaikan firman-Nya kepada Firaun. Akan tetapi, Musa tetap mengajukan alasan bahwa dirinya tidak akan mampu melaksanakan tugas tersebut. Musa menganggap ketidakfasihannya dalam berbicara akan menyebabkan Firaun menolak mendengarkannya.Untuk menolong Musa mengatasi keraguannya, Allah menegaskan tiga hal. Pertama, Allah tidak saja memberi tugas, tetapi akan membuat Musa menjadi Allah bagi Firaun. Penyertaan dan kuasa Allah akan membuat Musa ada pada posisi yang harus didengar dan ditaati Firaun. Kedua, Allah memberikan Harun kepada Musa untuk mendampinginya sebagai juru bicara Musa. Penetapan Allah ini menegaskan bahwa kerja sama dalam pekerjaan Tuhan merupakan hal yang terbaik karena akan terjadi saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menguatkan. Ketiga, Allah sudah melihat bahwa tugas tersebut akan disambut dengan kekerasan hati Firaun. Akan tetapi, kekerasan hati tersebut bukanlah tembok penghalang bagi tergenapinya rencana Allah, melainkan batu loncatan bagi Musa untuk menyaksikan tanda dan kedahsyatan mukjizat Allah menaklukkan Firaun. Pada kenyataannya, Firaun memang mengeraskan hati walau sudah melihat tanda dan mukjizat Allah yang luar biasa itu. Panggilan Allah kepada seseorang untuk menjadi hamba-Nya bersifat mulia, oleh karena itu, sebenarnya tidak boleh ada alasan apa pun untuk menolaknya. Memang panggilan Allah itu berat sebab hamba-Nya harus berhadapan dengan kekerasan hati orang-orang yang diikat ilah zaman ini. Akan tetapi, janganlah undur sebab bersama Allah, hamba-Nya ada di posisi Allah yang menang terhadap para lawan-Nya. Melalui sikap dan keputusan para tokoh iman dan para murid untuk terus memberitakan Injil meskipun berisiko kehilangan nyawa, kita belajarbahwa yang mereka lakukan adalah hal yang sudah ditentukan Allah. Sehingga yang mereka perjuangkan adalah bagaimana agar hidup dan pekerjaan mereka menjadi pujian bagi Allah.FAO Bacaan Alkitab : 1 Korintus 3: (1-3) 4-8; 1 Timotius 6:11-21 Doa: Ya Tuhan, dengan kuasaMu kami percaya dapat menghancurkan kekerasan hati orang yang menolak firmanMu. Amin. 30 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 29 Januari 2016 Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau hidup. Ulangan 16:20 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. 1 Timotius 6:11 Mengejar Keadilan D imana-mana kita mendengar banyak orang “berteriak” menuntut keadilan ditegakkan: para buruh berdemo menuntut upah kerja dinaikkan, para mahasiswa berdemo menuntut koruptor dihukum seberat-beratnya, rakyat miskin menuntut pemerintah lebih memperhatikan keadilan dengan berpihak pada rakyat kecil bukan kepada pemilik modal, jemaat menuntut pendeta jangan hanya dekat dengan sekelompok anggota jemaat saja, anak memprotes orang tua yang membedakan kasih sayang, dan masih banyak lagi. Pertanyaannya seberapa penting keadilan itu bagi umat manusia? Alkitab mencatat bahwa begitu penting keadilan bagi kelangsungan hidup manusia sehingga perlu ditegakkan. Musa berkata bangsa Israel terutama kepada pemimpin mereka, hakim-hakim yang diangkat dari antara mereka, petugas-petugas yang dipilih dari suku-suku mereka untuk mengatur kehidupan bangsa Israel supaya tidak memutarbalikkan keadilan, supaya tidak memandang bulu, tidak menerima suap, sebab dengan demikian mereka akan hidup dan memiliki negeri yang TUAN berikan kepada mereka. Demikian juga pesan Paulus kepada Timotius untuk diteruskan kepada jemaat yang dilayaninya agar mereka menjaga kekudusan hidup sebagai umat Allah dengan cara: mengejar keadilan, memelihara kasih, kesetiaan, kesabaran dan kelembutan. Mengejar keadilan berarti memberi kesempatan orang lain merasakan apa yang patut dirasakan. Mengejar keadilan berarti tidak ada yang tersakiti. Mengejar keadilan berarti tidak yang terpinggirkan/termarginalkan. Mengejar keadilan berarti memberi kesempatan kita dan sesama hidup lebih lama dalam suasana penuh kasih, kesabaran, kesetiaan dan kelembutan. Mengejar keadilan dimulai dari diri sendiri, berlanjut dalam keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa. FAO Bacaan Alkitab : Maleakhi 3:13-18; 2 Timotius 1:1-12 Doa:Ya Tuhan, ingatkan kami supaya kami tidak sekedar mengerjar keadilan teapi seklaigus mempraktekkan keadilan dalam hidup kami. Amin Renungan Harian Janji Hidup 31 Sabtu 30 Januari 2016 Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!” Zakharia 8:23 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Yohanes 12:20-21 Sambutan Bagi Juruselamat S eorang pemadam kebakaran, akan melakukan segala kemungkinan menghadapi kobaran api demi menyelamatkan jiwa orang lain. Tidak jarang dalam tugasnya, mereka harus berjibaku untuk memadamkan api yang berkobar-kobar bahkan tidak sedikit pula petugas pemadam kebakaran yang mengorbankan nyawanya sendiri demi orang lain. Ketika api telah padam, pernahkan kita bayangkan bagaimana sambutan orang-orang disekitar terhadap kinerja mereka? Ada yang memang tulus berterimakasih, ada yang biasa saja dan tidak peduli, tetapi ada juga menyalahkan mereka ketika mereka terlambat datang atau tidak bisa memberi pertolongan maksimal. Beragam tanggapan/sambutan terhadapa mereka. Sambutan orang banyak yang luar biasa terhadap Tuhan Yesus, membuat beberapa orang Yunani yang menuju Yerusalem ingin bertemu Dia. Mengapa mereka ingin bertemu Tuhan Yesus? Kemungkinan karena mereka telah mendengar bahwa Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus. Namun, jawaban Tuhan Yesus bagi mereka terdengar janggal sebab Ia justru bicara soal waktu dan kemuliaan. Tuhan Yesus membicarakan tentang diri-Nya sebagai Anak Manusia yang telah ditentukan jalan hidup-Nya untuk mati bagi orang banyak. Ia berbicara tentang kemuliaan yang akan diterima-Nya dari Allah saat Ia mengurbankan diri-Nya sendiri bagi orang banyak itu. Tuhan Yesus memakai ilustrasi satu biji yang harus mati supaya menghasilkan banyak buah. Ia mengumpamakan kematian-Nya itu dengan kematian satu biji itu, supaya menghasilkan banyak kehidupan bagi orang banyak. Dampak kematian-Nya yang menghidupkan banyak orang akan digenapi saat Ia mengurbankan diri-Nya di kayu salib. Pengurbanan-Nya itu bukan dilakukan demi kehendak Bapa saja melainkan oleh kehendak Yesus sendiri. Kematian-Nya adalah cara Yesus menyatakan kasih Allah dan mewujudkan keselamatan dari Allah bagi umat-Nya. Pernyataan-Nya ini serasi dengan pernyataan dan tindakan Yesus lainnya bahwa kuasa dan kemuliaan diwujudkan di dalam diri-Nya melalui kelemahan dan perendahan diri. Hal ini bukan saja menjadi prinsip Yesus, tetapi juga prinsip hidup semua orang yang ingin mengikut-Nya. Hanya bila kita bersedia mati terhadap diri dan keinginan hidup kita yang berdosa, kita dapat memiliki hidup yang berhasil di pemandangan Allah. Sebab hanya dengan mati terhadap diri sendirilah kita dapat terbuka bagi hidup dari Allah. FAO Bacaan Alkitab : 1 Korintus 1:20-31; 2 Timotius 1:13-18 Doa:Ajarlah kami Tuhan, untuk menyambut Engkau selalu di hati kami. Amin. 32 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 31 Januari 2016 Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera. Yeremia 6:13-14 Paulus menulis … bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. 1 Korintus 10:33 Gereja Dan Penyakit Sosial Masyarakat. H ans Kung - seorang teolog Roma Katolik pernah mengatakan: ‘Jika Gereja tidak taat kepada Kepala Gereja dan firman-Nya, Gereja tidak dapat bertumbuh. Pertumbuhan sejati di dalam Gereja terjadi ketika Kristus memasuki dunia melalui pelayanan GerejaNya di dalam sejarah’. Walaupun kita tidak setuju terhadap keseluruhan teologinya, apa yang Hans Kung katakan tentang pertumbuhan Gereja itu adalah benar. Bangsa Yehuda mengalami kehancuran bukan semata-mata disebabkan oleh kekuatan, kedahsyatan serangan, dan siasat dari bangsa-bangsa lain, namun karena ketidaktaatan mereka kepada Allah dan firman-Nya. Mereka tidak memperhatikan, tidak taat, bahkan melecehkan dan menjadikan firman Tuhan sebagai bahan tertawaan. Secara sengaja dan sadar mereka menutup telinga, menentang, dan menolak firman yang Allah sampaikan melalui hamba-hamba-Nya. Padahal ketaatan kepada firmanNya merupakan bukti mutlak dari ketaatan kepada Allah dan persembahan yang paling harum di mata Tuhan. Bangsa Yehuda menderita penyakit dan luka-luka sosial masyarakat yang sudah kronis. Sementara itu para pemimpin rohani mereka tidak berusaha mengobati justru membiarkan dan meninabobokan mereka dengan khotbahkhotbah yang enak di telinga dan hati yaitu Damai sejahtera! Damai sejahtera! Penyakit dan luka sosial masyarakat zaman kini berbeda dengan zaman bangsa Yehuda. Peristiwa-peristiwa berdarah yang mengatasnamakan isu SARA merupakan bukti bahwa manusia sudah tidak lagi menghargai sesamanya. Demi ideologi, golongan, dan agama, manusia akan memangsa sesamanya. Amukan massa yang membakar hiduphidup pencuri sepeda motor merupakan bukti jauh di dalam masyarakat tersembunyi gejolak emosi dan amarah yang siap meledak setiap saat untuk menghancurkan dan membinasakan sesama dan segala harta benda. Belum lagi tayangan sinetron lokal maupun barat yang selalu mengagungkan harta dan kemewahannya dalam kehidupan manusia, membuat masyarakat Indonesia berlomba mendapatkan kekayaan secara cepat dan mudah. Ditengah situasi tersebut, apakah gereja hanya akan mengkhotbahkan: ‘Damai sejahtera bagi bumi! Damai sejahtera bagi bangsa Indonesia’ sementara penyakit sosial masyarakat tetap menjalar? Ingat pesan Paulus bahwa apa yang dilakukannya bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi supaya banyak orang selamat. FAO Bacaan Alkitab : Lukas 8:4-8 (9-15); Ibrani 4:12-13; Mazmur 128 Doa:Ya Tuhan, mampukan kami melihat kenyataan disekitar kami dan melakukan tindakan menyembuhkan penyakit sosial masyarakat. Amin. Renungan Harian Janji Hidup 33 Ayat Bulan Pebruari: Aku bersyukur kepada-Mu, apa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Markus 11:25 Senin 1 Pebruari 2016 Ya, Tuhan ALLAH, janganlah musnahkan umat milik-Mu sendiri, yang Kautebus dengan kebesaran-Mu. Ulangan 9:26 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. Filipi 1:6 Menerobos Lingkaran Setan A da sebagian orang yang percaya bahwa manusia pada dasarnya tidak dapat berubah. Benarkah demikian?Perjalanan sejarah bangsa Israel menunjukkan bahwa memang perubahan itu sulit. Mereka berdosa, dihukum Tuhan, menyesal, berseru kepada Allah, dilepaskan dari hukuman. Namun, siklus itu berulang-ulang seperti lingkaran setan yang tiada habis- habisnya. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak henti-hentinya berdosa sejak keluar dari Tanah Mesir. Kalau ada satu tempat di mana Israel seharusnya taat kepada Tuhan, tempat itu adalah di Gunung Horeb karena di sana mereka telah bertemu secara pribadi dengan Tuhan, telah melihat bahwa Ialah satu- satunya Allah, dan telah diperintahkan untuk tidak menyembah allah lain. Namun, mereka justru menyeleweng. Sebagai pemimpin besar, Musa dan Harun menunjukkan kualitas mereka dengan menunjukkan berkorban demi orangorang yang dipimpinnya, dan berdoa syafaat bagi bangsa Israel agar mereka tetap memiliki keyakinan hanya kepada Allah yang telah membebaskan mereka dari Mesir dan yang memimpin mereka menuju tanah perjanjian. Hal yang sama dilakukan oleh Paulus kepada Jemaat di Filipi.Hubungan mesra Paulus dan gereja di Filipi terjadi karena Yesus Kristus. Yesus Kristus bukan saja menjadikan mereka bagian dari keluarga Allah atas dasar karya penyelamatan-Nya, tetapi juga membuat mereka menjadi rekan sepelayanan. Persekutuan mesra itu terjadi bukan karena dasar-dasar persamaan yang manusiawi sifatnya tetapi semata adalah akibat dari keberadaan mereka yang telah menjadi satu dengan dan di dalam Kristus. Persatuan rohani ini tidak diterima begitu saja baik oleh Paulus maupun oleh warga gereja di Filipi. Mereka secara aktif memupuk sikap dan melakukan tindakan-tindakan yang membuat kenyataan rohani indah itu bukan sekadar impian kosong tetapi terwujud nyata. Keyakinan akan ketekunan Kristus itu jugalah yang membuat para pelayan Kristus dapat sepenuh tenaga memberikan pelayanan terbaiknya bagi jemaat Tuhan sehingga jemaat mengalami pertumbuhan iman yang. Dengan pertumbuhan iman jemaat yang baik maka sudah tentu sikap dan perilaku jemaat juga pasti akan mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Hal tersebut telah dibuktikan oleh Paulus ketika ia berkata: Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. Kerja keras para pelayanan Kristus akan menghasilkan pertumbuhan iman jemaat yang baik, pada akhirnya akan memutuskan lingkaran penyesatan setan yang selalu membelenggu hidup umat manusia. FAO Bacaan Alkitab : Ulangan 32:44-47; 2 Timotius 2:1-13 Doa: Dengan kuasa Tuhan, kami pasti mampu menerobos lingkaran setan di sekitar hidup kami.Amin Renungan Harian Janji Hidup 35 Selasa 2 Pebruari 2016 Dari langit Engkau memperdengarkan keputusan-Mu; bumi takut dan tertegun, pada waktu Allah bangkit untuk memberi penghukuman, untuk menyelamatkan semua yang tertindas di bumi. Mazmur 76:9-10 Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat. 1 Petrus 3:12 Allah Sebagai Hakim H akim yang adil tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Dia tidak akan membela orang yang kaya supaya dapat imbalan, kalau memang orang kaya itu salah. Dia pun tidak boleh memihak kepada orang yang miskin, kalau memang tindakannya salah, misalnya mencuri dan merampok. Hakim yang adil berpihak pada kebenaran, yang sudah dirumuskan dalam hukum yang berlaku. Allah adalah hakim yang adil, tak pernah berpihak kepada yang tidak benar, karena Dialah sumber kebenaran itu sendiri. Dalam Alkitab, kebenaran Allah dinyatakan lewat Hukum Taurat bagi umat-Nya, Israel. Bagi umat Tuhan Perjanjian Baru, hukum kasih yang merupakan intisari Hukum Taurat merupakan perwujudan kebenaran Allah yang bersifat universal. Paulus menyebut hati nurani sebagai juga tem-pat kebenaran Allah dinyatakan bagi mereka yang tidak memiliki Hukum Taurat tertulis. Allah melihat ke kedalaman hati manusia. Dia tidak bisa ditipu dengan penampilan baik, padahal dalamnya busuk. Dia tidak bisa dibayar untuk membelokkan kebenaran karena, semua yang ada di dunia ini milik-Nya. Bagaimana mungkin membayar Dia dengan apa yang memang milik-Nya? Dia adalah Kebenaran Sejati. Kalau Dia membengkokkan kebenaran, berarti menyangkali Diri-Nya sendiri. Hakim manusia kadang tidak berdaya dengan otoritas dari tempat lain yang memaksanya untuk bertindak bertentangan dengan kebenaran. Selain dibeli dengan uang, bisa juga dipaksa dengan ancaman keamanan keluarganya, juga lewat teror semacam “surat sakti” dari pihak yang jabatannya lebih tinggi. Allah adalah hakim yang adil yang tidak dikendalikan oleh apapun dari luar. Dia mandiri dan tidak terbeli. Dia tidak bisa ditekan ataupun diancam. Dia adalah Pemilik alam semesta. Langit dan bumi menjadi saksi keadilan-Nya. PengadilanNya atas bangsa-bangsa, pasti benar dan vonisnya pasti adil! Siapa yang menjaga hidupnya benar, takut akan Tuhan, serta menegakkan keadilan dan kebenaran di lingkup yang ia pimpin, tidak usah takut terhadap keadilan Allah. Ia akan teruji keluar bagai emas murni. FAO Bacaan Alkitab : Yehezkiel 33:30-35; 2 Timotius 2:14-26 Doa:Ya Tuhan, tolong kami umatMu, agar kami juga memberlakukan keadilanMu dalam hidup kami. Amin 36 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 3 TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali? Yesaya 14:27 Pebruari 2016 Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Roma 8:31 Allah Pembela Kita D alam sebuah ibadah ucapan syukur beberapa waktu yang lalu, seorang hamba berkata kepada jemaat yang mendengarkan khotbahnya demikian: “saudara-saudara, betapa beruntungnya kita sebagai orang Kristen, yang percaya kepada Yesus Kristus sebab walau dalam Alkitab dikatakan bahwa kita semua akan menghadap takhta pengadilan Kristus, namun kita sudah tahu siapa yang akan menjadi hakimnya yaitu Yesus, tetapi kita juga sudah tahu siapa yang akan menjadi pembela kita, yaitu Yesus, bahkan sebelumnya kita juga sudah tahu jalan menuju Sorga, yaitu melalui Yesus saja. Bukankah kita sungguh beruntung?” Nubuat Nabi Yesaya dalam perikop ini menceritakan bagaimana Allah melawan bangsa Asyur dan Filistea demi membela umat-Nya. Bangsa Asyur menindas umat Tuhan dengan cara meletakkan kuk dan menimpakan beban atas bahu. “Kuk” melambangkan cara kerja paksa tanpa mengenal lelah untuk kepentingan bangsa penjajah, yakni bangsa Asyur. Sedangkan “Beban atas bahu” menyatakan adanya kewajiban fisik yang harus diselesaikan umat Tuhan selama masa penjajahan. Meski demikian Allah telah merancangkan untuk membinasakan bangsa Asyur dan membebaskan umat-Nya dari penindasan. Dengan kalimat-kalimat yang hidup dan menarik, Rasul Paulus menyatakan keyakinan imannya, bahwa tidak ada yang dapat melawan, menggugat, dan memisahkan orang percaya dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus. Justru karena Kristus sudah menghadapi kematian, lalu bangkit dan dipermuliakan maka Dia menjadi Pembela kita di saat kita menghadapi berbagai penderitaan dan penganiayaan, yang memang harus dihadapi oleh setiap anak Tuhan. Dia ada bersama dan mendampingi kita. Jadi, apa pun yang terjadi pada kita, di mana pun kita berada, kita tidak dapat dipisahkan dari kasih Allah. Penderitaan tidak akan dapat memisahkan kita dari Allah. Justru penderitaan menolong kita untuk menghisabkan diri kita dengan Dia. Melalui penderitaan, kita justru akan semakin merasakan kasih-Nya. Maka seorang Kristen hendaknya tidak berputus asa, atau berusaha lari dari tantangan. Penderitaan memang harus dihadapinya. Mungkin kadangkala penderitaan membuat kita beranggapan bahwa kita telah ditolak oleh Yesus. Akan tetapi, Paulus menyatakan bahwa tidak mungkin Kristus berbalik menolak kita atau Allah berbalik memusuhi kita. Kematian-Nya untuk kita merupakan bukti kasih yang tidak dapat dikalahkan oleh apa pun. Kasih-Nya melindungi kita dari berbagai bentuk kekuatan apa pun yang berupaya menguasai dan mengalahkan kita. Kasih-Nya yang begitu besar seharusnya membuat kita merasa aman di dalam Dia. FAO Bacaan Alkitab : Lukas 6:43-49; 2 Timotius 3:1-9 Doa:Trimakasih ya Yesus, untuk menjadi Pembela bagi kami. Amin. Renungan Harian Janji Hidup 37 Kamis 4 Pebruari 2016 TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Mazmur 145:17 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu. Wahyu 15:4 Mengagungkan Allah P ada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita mengagungkan kebesaran Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa kita mengagungkan dan memuji kebesaran Allah tergantung pada beberapa hal: pada waktu senang, ketika baru mengalami “berkat” Tuhan, atau karena kita menginginkan “berkat”-Nya. Pemazmur melihat bahwa keagungan dan kebesaran Allah tidak tergantung kepada suara pujian manusia dan tidak tertandingi oleh kuasa mana pun sepanjang masa. Apa yang dikatakan pemazmur merupakan suatu pengakuan yang berdasarkan pengalamannya menyaksikan pekerjaan Allah yang ajaib dan besar. Pekerjaan Allah yang ajaib dan besar itu akan berlangsung terus-menerus dari abad ke abad. Setiap generasi akan mengalami keajaiban pekerjaan Allah dan mereka akan terus memberitakannya. Pengakuan pemazmur tentang Allah bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan pengetahuan) melainkan bukti karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata, kebesaran dan keagungan Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya. Pada bacaan kedua, kita diingatkan kembali tentang sifat Allah yang adil dan benar; Allah yang menghukum dan memulihkan; Allah yang dalam segala perbuatan-Nya, selalu mengingatkan umat akan perbuatan-perbuatan-Nya terdahulu. Penglihatan Yohanes sangat serupa dengan keadaan yang terdapat di kitab Keluaran pasal 14 dan 15. Penglihatan ini memaparkan kepada kita tentang ungkapan syukur orang-orang Israel kepada Allah ketika menyeberangi Laut Merah, dan diselamatkan dari kejaran orang-orang Mesir, yang tewas dalam laut. Ungkapan syukur bagi Allah tersebut mereka kumandangkan lewat nyanyian pujian di tepi laut itu. Dalam nyanyian tersebut terungkap pengakuan kekal sepanjang masa bahwa Allahlah yang membebaskan mereka. Bahkan dalam setiap upacara pengorbanan domba Paskah, nyanyian ini yang terus-menerus dinyanyikan. Hal menarik untuk kita perhatikan, yaitu mengenai dua nyanyian: nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba – dalam Perjanjian Baru, Anak Domba adalah sebutan untuk Yesus Kristus. Mengapa kedua nyanyian tersebut saling terkait? Pembebasan yang Allah demonstrasikan melalui Musa di Perjanjian Lama, yang adalah fakta sejarah, mengarahkan kita pada fakta pembebasan yang sempurna dan sejati dalam Perjanjian Baru, yaitu pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Karena itu kita yang telah mengalami perbuatan agung Allah, layak memberitakannya dalam kata dan tindakan. FAO Bacaan Alkitab : 1 Tesalonika 1:2-10; 2 Timotius 3:10-17 Doa: Kami rindu untuk selalu mengagungkan Dikau dalam sepanjang hidup kami ya Allah, mampukan kami.Amin 38 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 5 Pebruari 2016 Kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Allah kita. 2 Tawarikh 19:7 Ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Matius 9:10 Menerima pengajaran Tuhan Yosafat sungguh seorang raja yang saleh. Kesalahannya menerima ajakan Ahab telah membuatnya menerima banyak pelajaran dari Tuhan. Pertama, tindakan Tuhan menyelamatkan dia dari maut tentulah membekas dalam. Kedua, adalah teguran tegas Yehu, pelihat yang menyampaikan Firman Allah yang membuat Yosafat bertobat dan beroleh kesempatan untuk memperbaiki diri. Firman Allah tidak hanya membongkar yang salah, tetapi juga mengokohkan yang benar. Pertobatan dan transformasi sejati hanya terjadi bila firman Allah leluasa memandu kehidupan. Salah satu nilai tambah dari raja Yosafat adalah ia sangat memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Dia merasakan denyut kehidupan rakyatnya dengan “blusukan” ke daerah-daerah sambil mengajak seluruh rakyat untuk hanya menyembah Tuhan saja. Dari blusukan inilah ia melihat ada banyak masalah yang bisa muncul dalam kehidupan mereka, dari yang kecil sampai yang berskala besar. Karena itu, perlu ada orang-orang yang bisa menjadi penengah, orang-orang yang bijak dan adil, untuk menyelesaikan perkara-perkara yang muncul di tengah masyarakat. Melalui mereka syalom -- damai sejahtera -- yang dari Tuhan bisa dirasakan oleh semua pihak. Tidak semua orang boleh diangkat menjadi hakim karena mereka harus memenuhi standar atau kualifikasi kehidupan rohani yang tinggi yakni takut akan Tuhan, bertindak saksama, tidak curang, tidak suka menerima suap, setia, tulus, dan bersikap tegas. Penegakan keadilan di masyarakat bukan sekadar masalah kemasyarakatan, tetapi masalah pengaplikasian keadilan Tuhan sendiri yang menjamin kesejahteraan umat. Kepedulian Yosafat akan keadilan membuatnya mengangkat hakim-hakim yang sesuai persyaratan Tuhan itu. Para hakim yang dipilih oleh Yosafat bukan saja para pemvonis orang-orang yang berperkara. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil untuk mewujudnyatakan keadilan Tuhan, tetapi sekaligus menjadi orang-orang yang harus membawa damai sejahtera Allah. Itulah juga teladan Tuhan Yesus yang sangat jelas terlihat ketika Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa di rumah Matius. Bukankah Kristen pun sepatutnya melakukannya? FAO Bacaan Alkitab : 2 Timotius 3:10-17; 2 Timotius 4:1-8 Doa:Tolonglah kami ya Tuhan, untuk meneladani apa yang Engkau ajarkan. Amin Renungan Harian Janji Hidup 39 6 Daud kepada Salomo, anaknya: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai. 1 Tawarihk 28:20 Pebruari 2016 Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu. 2 Timotius 2:7 Sabtu Penyertaan Tuhan B agaimanapun suksesnya kepemimpinan seseorang, ia tidak bisa memegang tampuk kepemimpinan selamanya. Akan ada waktu bagi dia untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada generasi berikut.Sebagai pemimpin, Daud tahu ini. Maka sebelum mengakhiri masa tugas, ia menyampaikan pesan terakhir. Masih ada tugas suci yang harus diserahterimakan kepada anaknya sebagai pewaris takhta, dan juga kepada seluruh pembesar bangsa. Daud mengimbau para pembesar bangsa untuk mendukung Salomo dalam melaksanakan pekerjaan mulia itu. Untuk mempersiapkan Salomo, Daud memberikan rancangan arsitektur Bait Allah. Daud juga memberitahu siapa saja yang bisa dilibatkan untuk membantu. Kita melihat betapa penting pembangunan Bait Allah bagi Daud. Bila Salomo sebagai penerus tidak melanjutkan apa yang telah dia mulai, sia-sialah semua persiapan yang telah dilakukan. Karena itu Daud menekankan satu hal penting bagi keberhasilan mereka, yaitu bahwa mereka harus setia dan taat pada Allah. Bila taat dan setia maka Israel akan dipelihara Allah. Artinya, percuma saja Salomo dan para pembesar Israel bersusah payah melakukan hal besar bagi Tuhan bila tidak menjalin kedekatan dengan Dia. Pesan penting yang Daud sampaikan kepada salomo adalahagar setia kepada Allah dan menjalankan tugas pendirian rumah-Nya dengan benar. Ia juga meneguhkan Salomo agar bersandar penuh kepada Allah. hal serupa terjadi antara Paulus dan Timotius. Timotius mengemban tugas dan tanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil: dari Kristus kepada Paulus, Paulus kepada Timotius, dan Timotius kepada jemaat, begitu seterusnya. Tidak sembarang orang yang dapat diserahi tongkat estafet berita Injil tersebut.Dukungan Paulus kepada Timotius ini juga bukan sekadar nasihat agar tabah melayani, tetapi agar Timotius tetap mengandalkan kekuatan kasih karunia Kristus Yesus, sebagai pusat pemberitaannya. Mengapa? Karena Timotius mengemban tugas berat yaitu meneruskan tongkat estafet berita Injil kepada jemaat Efesus yang notabene pernah menentang kewibawaan Paulus. Sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, berarti kita pun bertanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil tersebut dalam kehidupan kita. Kekuatan terbesar kita adalah janji Tuhan bahwa Ia akan menyertai kita senantiasa. FAO Bacaan Alkitab : Matius 13:31-35; 2 Timotius 4:9-22 Doa: Ya Tuhan, kiranya PenyertaaanMu memampukan kami melanjutkan tongkat estafet berita injil bagi semua orang. Amin. 40 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 7 Pebruari 2016 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Amsal 3:5-6 Kristus berkata: Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Yohanes 15:4 Cara Hidup Orang Berhikmat A da sebuah ungkapan yang berbunyi demikian, “Hal yang utama dalam hidup manusia adalah bukan bagaiamana cara seseorang itu meninggal, tetapi bagaimana cara dia menjalani hidup”. Dengan kata lain, cari hidup seseorang lebih penting daripada bagaimana cara dia meninggal. Cara hidup seseorang yang akan berpengaruh terhadap kehidupannya kini dan nanti. Siapa kita hari ini merupakan ‘buah’ cara hidup di waktu yang lalu. Oleh sebab itu, semua manusia ingin menjalani kehidupan dengan baik dan benar agar dapat menikmati hal-hal yang baik pula pada masa kini maupun di masa yang akan datang. Kedua ayat bacaan kita hari ini dapat menjadi petunjuk bagaimana cara menjalani kehidupan yang benar. Inilah cara hidup orang yang berhikmat. Bagaimana caranya? Pertama, percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati dan tidak bersandar kepada pengertian sendiri. Hikmat Ilahi berbeda dengan hikmat manusia. Jalan dan kehendak Tuhan, tidak sama dengan jalan dan kehendak manusia. Dalam bahasa Ibrani, hati secara simbolis tidak terlalu banyak menggambarkan emosi, tetapi lebih sebagai akal budi dan kehendak. Artinya, orang berhikmat adalah mereka yang menyerahkan diri sepenuhnya, pikiran dan kehendaknya kepada Tuhan. Penyerahan diri ini akan menimbulkan kepercayaan kepada Tuhan meskipun tidak selalu sesuai dengan kehendak dan pikiran kita sebagai manusia. Kedua, mengakui Tuhan dalam semua aspek kehidupan. Mengakui Tuhan merupakan bentuk ketundukkan manusia untuk mengikuti petunjuk Tuhan yang diperoleh dalam hubungannya dengan Tuhan melalui doa dan perenungan firman. Inilah makna hidup di dalam Tuhan dan Tuhan hidup di dalam kita yang Yesus ajarkan dalam Yohanes 15:4, jika kita tunduk dan setia melakukan ’arahan’ Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Jika kita menjalani hidup yang berhikmat itu, maka Tuhan akan meluruskan jalan kita dan hidup kita akan menghasilkan buah. Hidup kita akan berjalan menuju tujuan yang sudah Dia tetapkan untuk kehidupan kita. Bukankah tujuan hidup kita sudah Tuhan tetapkan sebelumnya (Bdk. Efesus 2:10)? Hidup ini akan berarti jika kita menjalaninya sesuai dengan tujuan yang Tuhan sudah siapkan bagi kita. Untuk mencapainya, maka pilihlah cara hidup orang berhikmat. IRHB Bacaan Alkitab : Markus 8:31-38; 1 Korintus 13:1-13; Mazmur 31 Doa: Terima kasih Bapa untuk kehidupan yang Engkau percayakan untuk kami jalani. Kami mau belajar menjalani anugerah kehidupan ini dengan hikmatMu. Amin Renungan Harian Janji Hidup 41 Senin 8 Pebruari 2016 Mereka memohon berkat untuk raja, lalu pulang ke kemah mereka sambil bersukacita dan bergembira atas segala kebaikan yang telah dilakukan TUHAN kepada Daud, hamba-Nya, dan kepada orang Israel, umat-Nya. 1 Raja-Raja 8:66 Semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. 2 Korintus 4:15 Soli Deo Gloria! K ita mungkin sering mendengar orang berkata, “Demi Kemuliaan Tuhan.” Baik dalam doa-doa maupun dalam khotbah-khotbah. Ungkapan ini sudah tidak asing bagi kita, bahkan terlalu biasa dipakai dalam doa, nyanyian, ibadah dan dalam percakapan sehari-hari. Namun, pertanyaannya adalah apakah kita sungguhsungguh mengerti makna ‘demi kemuliaan Tuhan’ tersebut? Peristiwa pentahbisan Bait Suci oleh raja Salomo dalam 1 Raja-raja 8:1-66 merupakan sebuah peristiwa besar yang terjadi atas bangsa Israel karena untuk pertama kalinya mereka memiliki ‘Rumah Tuhan’ yang tetap dan bahkan megah. Bagi mereka hal ini merupakan wujud nyata campur tangan Tuhan atas hidup mereka. Ini adalah bukti kasih setia Tuhan bagi umatNya. Oleh karena itu, tidak berlebihanlah jika mereka merayakan peristiwa pentahbisan Bait Suci ini selama 7 hari lamanya (Bdk. 1 Raja-raja 8:65). Apakah efek dari peristiwa ini bagi bangsa Israel? Mereka kembali ke tempat mereka dengan sukacita dan bergembira sambil berdoa bagi raja mereka. Ini merupakan bentuk pengakuan dan syukur atas karya Tuhan. Demikian juga halnya dengan Paulus, ketika bersurat kepada jemaat Korintus. Ia bersyukur karena kasih karunia Allah bukan hanya menyelamatkan dirinya saja, tetapi juga orang lain yang membuat ungkapan syukur semakin banyak sehingga Tuhan semakin dimuliakan, meskipun demi memberitakan Injil Paulus rela menderita. Lalu apa makna ‘demi kemuliaan Tuhan’? Bukankah Tuhan tidak kurang kemuliaan? Tanpa kita muliakan pun Dia tetap mulia adanya. Namun, oleh karena kebaikan dan kasih karunianya bagi kita, dia memberi kita kesempatan memuliakan Tuhan melalui sikap hidup kita. Sikap seperti apa? Sikap hidup yang selalu bersyukur. Kalau kita cermati kedua bacaan kita hari ini, sikap bersyukur yang memuliakan Tuhan nampak jelas melalui perbuatan kepada sesama. Segenap bangsa Israel berdoa bagi raja Salomo dan Paulus memberitakan Injil kepada orang lain. Inilah hidup yang memuliakan Tuhan itu, jika kita berlaku baik dan benar kepada sesama kita sebagai ungkapan syukur atas kasih karunia Tuhan. ‘Soli Deo Gloria’, kemuliaan hanya bagi Tuhan. IRHB Bacaan Alkitab : Lukas 13:31-35; Titus 1:1-9 Doa:Tuhan Yesus, biarlah hidup saya memancarkan kemuliaanMu dimanapun saya berada. Amin 42 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 9 Pebruari 2016 Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tanganMu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup. Mazmur 145:15-16 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Matius 6:26 Sang Pemelihara Kehidupan S ebuah lagu yang berjudul, “Ku Tahu Bapa P’liharaku” pada awal syair lagunya berbunyi demikian: Ku tahu Bapa p’liharaku Dia baik, Dia baik Ku yakin Dia s’lalu sertaku Dia baik bagiku... Syair lagu ini menunjukkan sebuah wawasan iman yang tidak hanya mewakili sebuah pemahaman teologis tentang pemeliharaan Tuhan. Syair ini merupakan sebuah ungkapan hati atas pengalaman hidup manusia yang merasa dipelihara oleh Tuhan. Daud pun mengalami hal tersebut sehingga ia dapat berkata: “...Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup”. Pengakuan Daud tidaklah berlebihan jika kita melihat kehidupan kita. Yesus sendiri menegaskan hal tersebut kepada orang banyak yang kuatir akan kebutuhan kehidupan mereka, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”. Inilah penegasan akan kebaikan dan kemurahan Tuhan dalam memelihara ciptaanNya. Kebaikan dan kemurahan hati Tuhan nampak dalam hidup manusia ketika Dia peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya (Bdk. Mzm. 145:8-10, 14-17, 19-20). Tuhan tahu seluruh ciptaannya, itulah sebabnya Dia memelihara seluruh ciptaan dengan sempurna dan penuh cinta kasih. Jika demikian, jelaslah bagi kita bahwa Tuhanlah Sang Pemelihara Kehidupan itu. Dialah yang memelihara kita (2 Petrus 5:7) dan tidak perlu banyak terori untuk membuktikan hal tersebut. Hidup kita adalah bukti nyatanya. Lalu, mengapa kita mesti kuatir menghadapi kehidupan? Percayalah kepada Sang Pemelihara Kehidupan. IRHB Bacaan Alkitab : Lukas 6:33-39; Titus 1: 10-16 Doa:Biarlah kami percaya bahwa Engkaulah yang memelihara kehidupan kami sehingga kami tidak kuatir menjalani kehidupan ini. Amin Renungan Harian Janji Hidup 43 Rabu 10 Pebruari 2016 TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggununggu. Mazmur 5:4 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Markus 1:35 Memulai Hari Bersama Tuhan S eorang pegawai swasta di sebuah perusahaan yang cukup besar bersaksi bahwa kehidupan yang dia jalani selama ini ternyata terasa hampa, tidak ada kedamaian dan ketenangan di hati. Padahal hidupnya tidak pernah berkekurangan, bahkan sering berlebihan materi. Fasilitas kesehatan, transportasi, perumahan, dan fasilitas lainnya adalah bagian dari hasil pekerjaannya. Namun, semuanya terasa hambar. Lalu apa yang salah? Ternyata sudah cukup lama ia larut dalam berbagai kesibukan pekerjaan, baik di kantor maupun di rumah. Berangkat pagi dan pulang larut malam adalah rutinitas sehari-hari. Hingga pada satu titik, pegawai ini sadar bawah ia melupakan salah satu hal penting dalam hidupnya yaitu memulai hari bersama Tuhan. Kisah di atas dapat mewakili keadaan kita hari-hari ini. Oleh karena kesibukan, pekerjaan dan rutinitas sehari-hari tidak sedikit orang Kristen memulai hari dengan melewatkan waktu bersama Tuhan. Tidak demikian dengan Pemazmur. Dia belajar untuk memulai hari bersama Tuhan melalui doa dan ungkapan syukur. Bukan hanya pemazmur, Yesus sendiri memberi teladan kepada kita. Tanpa berdoa tiap pagi, Yesus tetap berkuasa dan kuat. Namun, Yesus ingin mengajarkan umatNya dengan sebuah teladan memulai hari dengan doa, merendahkan diri dihadapan Allah. Hanya bersama Dialah kita akan mampu menjalani kehidupan sesuai kehendak Tuhan. Memulai hari bersama Tuhan berarti membiarkan diri kita dipimpin olehNya. Damai dan ketenangan hidup, hanya ada di dalam Tuhan ketika kita mau dipimpinNya. Apa yang selama ini kita lakukan ketika akan memulai hari kita? Mulailah bersama Dia. Karena Dia mau berjalan bersama kita. IRHB Bacaan Alkitab : Matius 6:16-21; Titus 2:1-10 Doa:Hanya bersamaMu Tuhan kami akan mampu menjalani hari demi-demi. Amin 44 Renungan Harian Janji Hidup Kamis Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku. Mazmur 13:6 11 Kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, Lukas 1:46-47 Pebruari 2016 Diciptakan Untuk Memuliakan Tuhan S emua orang yang disebutkan dengan nama-Ku, yang Kuciptakan untuk kemuliaanKu...” (Yesaya 43:7). Ini perkataan Tuhan tentang alasan kita diciptakan. Tuhan menciptakan manusia bukan supaya manusia hidup dan berbuat sekehendak hatinya. Tuhan menciptakan manusia supaya manusia tahu bahwa ia ada untuk memuliakan Sang Penciptanya. Inilah tujuan kita diciptakan, tujuan kita diselamatkan. Seringkali manusia berkata, “Saya mau hidup untuk memuliakan Allah.” Tetapi terkadang manusia tidak sepenuhnya mengerti bagaimana sebenarnya cara memuliakan Allah itu. Cara memuliakan Tuhan adalah dengan hidup berkenan pada-Nya. Allah telah melakukan banyak perbuatan baik dalam kehidupan kita, bahkan yang terbaik telah Ia lakukan yaitu menebus dosa kita di atas kayu salib melalui Yesus Kristus. Segala perbuatan baik Tuhan itulah yang menjadi alasan bagi kita selaku seorang Kristen untuk memuji, memuliakan dan bergembira bagi-Nya sebagaimana bacaan kita hari ini. Hendaknya segala ungkapan syukur kita itu menjadi landasan untuk taat pada kehendak-Nya dalam hidup ini. Lalu bagaimana memuliakan Allah itu? Kunci untuk memuliakan Allah adalah ketaatan dalam melakukan perintah-Nya. Tolak ukurnya bukan sekedar seberapa hebat atau seberapa besar tindakan kita. Perbuatan yang tampak sepele sekalipun, asalkan meluap dari kasih Allah yang memenuhi hati kita, tetap bermakna. Ya, memuliakan Allah bukan dimaksudkan untuk mengundang pujian dari manusia, melainkan untuk menyenangkan hati-Nya. Kasih dan ketaatan kepada Allah membuahkan tindakan yang memuliakan nama-Nya. Kiranya kita dapat mengungkapkan “jiwaku memuliakan Tuhan …” sebagaimana Maria yang dengan sungguh menyatakannya sebagai pengakuan imannya karena kita diciptakan untuk memuliakanNya. IRHB Bacaan Alkitab : Kolose 3: (6-7) 8-11; Titus 2:11-15 Doa:Ingatkan dan ajar kami Bapa tujuan Engkau menciptakan kami. Amin Renungan Harian Janji Hidup 45 Jumat 12 Pebruari 2016 Di tempat di mana dikatakan kepada mereka: “Kamu ini bukanlah umat-Ku,” akan dikatakan kepada mereka: “Anak-anak Allah yang hidup.” Hosea 1:10 Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. Yohanes 1:12 Diadopsi Oleh Allah K etika Umat Israel khususnya Yehuda ditolak oleh Allah karena penyimpangan hidup dalam segala segi kehidupan mereka (Bdk. Hosea 1:2-9), bukan berarti Allah melupakan janjiNya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Meskipun dosa Israel besar, Allah tetap akan menepati janjiNya. Allah akan menyatukan mereka di masa akan datang dalam satu pemimpin, yaitu Mesias. Israel akan dipulihkan untuk kembali menjadi anak-anak Allah bersama dengan bangsa-bangsa lain (Yoh. 11:52). Status anak-anak Allah tidak hanya bagi Bangsa Israel. Di dalam karya Yesus Kristus, setiap orang yang percaya dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat akan menerima kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Allah mengadopsi orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai anakNya. Jadi, semua orang yang sungguhsungguh percaya kepada Yesus Kristus akan diangkat menjadi anak-anak Allah. Pengangkatan sebagai anak tidak bisa dipisahkan dengan hak dan kewajiban yang mengikutinya. Anak-anak Allah berhak mewarisi apa yang dimiliki dan dijanjikan oleh Bapanya (Lih. Roma 8:17, Bdk. Galatia 4:7). Namun, anak-anak Allah juga wajib untuk hidup sebagaimana seharusnya sebagai anak Allah (Lih. Efesus 5:1 dan Filipi 2:14-15). Diadopsi oleh Allah akan mengubah kehidupan seseorang. Bukan hanya statusnya berubah, tetapi seluruh kehidupannya akan berubah. Ini terjadi sematamata oleh karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Jika kita adalah anak Allah, terimalah dengan rasa syukur hak yang menjadi bagian kita. Namun, disaat yang sama lakukan kewajiban kita sebagai anak Allah dengan setia mengikuti Dia dan hidup benar sesuai kehendakNya. IRHB Bacaan Alkitab : Roma 7:14-25a; Titus 3:1-15 Doa:Bapa, terima kasih karena Engkau sudah mengangkat kami sebagai anakanakMu. Biarlah hidup kami mencerminkan bahwa kami adalah anak-anak Bapa. Amin 46 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 13 Pebruari 2016 Sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tulus hati. Mazmur 94:15 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Matius 5:6 Penegak Keadilan B erbicara tentang keadilan, nampaknya sudah semakin sulit untuk menemukannya sekarang ini. Berita di berbagai media dan kenyataan disekitar kita seakan menambah pesimisme untuk mencari keadilan. Keadilan menjadi identik hanya dengan mereka yang berkuasa dan berduit. Itulah kenyataan kita saat ini atau mungkin sekarang diantara kita ada yang dalam pencarian akan keadilan. Bahkan mungkin kita adalah korban dari ketidakadilan. Sejak lama isu keadilan menjadi perhatian manusia. Semua orang ingin diperlakukan adil dimanapun dan kapanpun, meskipun tidak semua orang bersedia berlaku adil. Allah sendiri menegaskan diriNya sebagai Allah yang adil. Allah bukan saja berlaku adil, Dia juga adalah Pembela Keadilan. Dialah Penegak Keadilan sejati dalam hidup manusia. Demikianlah kesaksian pemazmur dalam perikop mazmur hari ini (Mazmur 94:1-23). Setiap orang yang percaya kepada Allah seharusnya bersedih melihat segala bentuk ketidakadilan yang terjadi disekitarnya. Ketidakadilan merupakan bentuk pemberontakkan kepada Allah. Dosalah yang sudah membuat ketidakadilan muncul. Ketidakadilan merusak relasi manusia. Lalu bagaimana respon kita? Ketika kita sudah diselamatkan dan menerima kasih karunia Allah, maka kita akan belajar menjadi seperti yang Dia mau. Rasa haus dan lapar akan kebenaran menuntun kepada keadilan. Keadilan berasal dari pribadi yang tulus hati. Komitmen kepada keadilan dan kepedulian kepada mereka yang diperlakukan dengan tidak adil merupakan bentuk kesaksian kita kepada dunia. Namun, jika kita diperlakukan tidak adil dan sangat sulit menjadi keadilan, ingatlah bahwa Allah adalah Pembela Keadilan. Allah membela kita dan mengaruniakan keadilan. Dia juga akan terus menegakkan keadilan dalam kehidupan manusia. Biarlah semakin nyata keadilan Allah memerintah atas kehidupan manusia. Terpujilah Allah Penegak Keadilan. IRHB Bacaan Alkitab : Daniel 5:1-7, 17-30; Filemon 1-25 Doa: Tuhan, hanya Engkau tempat mencari keadilan yang sejati. Tolong kami untuk belajar berlaku adil dalam setiap kehidupan kami. Amin Renungan Harian Janji Hidup 47 Minggu 14 Pebruari 2016 TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Mazmur 27:1 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Filipi 4:13 Melampaui Ketakutan R asa takut adalah perasaan yang wajar dirasakan oleh setiap manusia. Ketakutan biasa muncul ketika seseorang merasa tidak aman. Manusia merasa tidak aman ketika berada dalam kegelapan, ada ketidakpastian terhadap apa yang ada disekitarnya karena ia tidak dapat melihat dalam kegelapan. Manusia juga merasa tidak aman terhadap ‘serangan’ dalam bentuk apapun yang mungkin datang kapan saja di kehidupannya. Akan tetapi pemazmur mengingatkan bahwa kita aman dalam perlindungan Allah. Kita tidak perlu takut dalam kegelapan karena Tuhanlah terang keselamatan kita. Kita juga tidak perlu gemetar terhadap ‘serangan’ tak terduga dalam hidup ini karena Tuhanlah benteng hidup kita. Pemazmur menganalogikan perlindungan Tuhan yang mendatangkan rasa aman bagi manusia dengan ‘terang’ dan ‘benteng’. Ketika lilin dinyalakan di tengah kegelapan, meski pancaran sinarnya redup tetap memberi rasa aman. Apalagi jika Yesus sendirilah Sang Terang tersebut, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8: 12b). Meskipun manusia membangun ‘benteng-benteng’ fana dalam kehidupannya demi rasa aman, “tetapi TUHAN adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel” (Yoel 3: 16b). Apabila sesuatu yang fana saja mampu membuat kita merasa aman, masakan kita masih meragukan rasa aman kekal yang Tuhan sediakan dalam diri-Nya? Biarlah setiap kita dimampukan untuk dengan sungguh memiliki keyakinan bahwa segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Tuhan sudah menyedikan segala yang kita perlukan untuk mengalahkan ketakutan. Kita dijamin melampaui ketakutan bersamaNya. IRHB Bacaan Alkitab : Matius 4:1-11; Ibrani 4:14-16; Mazmur 91 Doa:Terima kasih Tuhan karena sudah menjadi benteng dan kekuatan hidup kami sehingga segala perkara dapat kami tanggung. Amin 48 Renungan Harian Janji Hidup Senin 15 Pebruari 2016 Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ayub 2:10 Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. 1 Korintus 10:13 Melihat Jalan Keluar “… C obaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu … Saatnya kan tiba nanti kau lihat pelangi kasih-Nya” adalah kutipan syair lagu ‘Pelangi Kasih’ yang sangat terkenal. Lagu tersebut hendak mengingatkan kepada kita sebagaimana bacaan kita hari ini (I Kor. 10:13) bahwa akan selalu ada jalan keluar yang Allah berikan dalam setiap pencobaan yang kita alami asalkan kita mau melihatnya dari kaca mata iman. Melihat sesuatu bukanlah hal yang sukar untuk dilakukan, tetapi dalam menghadapi pencobaan kita seringkali sukar melihat jalan keluar. Apa yang seringkali menghalangi kita melihat jalan keluar yang Allah sediakan di setiap pencobaan? Karena fokus kita bukan pada solusi atau jalan keluar melainkan hanya pada cobaan yang dialami sehingga jalan keluar tersebut terhalangi atau menjadi tak terlihat. Sebagai contoh, seseorang yang kehilangan pekerjaan biasanya memikirkan alasan kenapa saya harus dipecat atau di-PHK, dengan kata lain yang berusaha dicari tahu atau dilihatnya adalah alasan bahwa ia seharusnya tidak dipecat atau di-PHK bukannya memikirkan solusi untuk mendapatkan pekerjaan yang lain agar kelangsungan hidupnya tidak terganggu karena tidak adanya pemasukan. Seseorang yang memikirkan solusi atau melihat jalan keluar dalam setiap cobaan yang dialami adalah pribadi yang memiliki pola pikir yang positif. Ia mampu melihat rancangan Allah di balik cobaan tersebut dan menarik pembelajaran sebagaimana Ayub yang dalam kesusahan hidupnya berkata, “apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayub 2:10). Janganlah kuatir ketika cobaan datang dalam kehidupanmu, firman kita hari ini menegaskan bahwa Allah setia dan tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Lihatlah ‘pelangi kasih-Nya’ di balik awan yang gelap. IRHB Bacaan Alkitab : 2 Tesalonika 3:1-5; Markus 11:1-11 Doa:Buatlah ya Tuhan mata kami berfokus kepada Engkau dan jalan keluar yang Engkau sediakan bagi kami. Amin Renungan Harian Janji Hidup 49 Selasa Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu. Yesaya 55:3 16 (Yesus) mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku. 1 Korintus 11:25 Pebruari 2016 Perjanjian Kekal K etika bangsa Israel berada dalam pembuangan di Babel mereka berpikir bahwa Allah sudah melupakan mereka dan perjanjianNya dengan nenek moyang mereka. Pemikiran seperti itu muncul karena mereka melihat hidup mereka sudah hancur. Mereka harus kehilangan kehidupan di tanah perjanjian, menjadi budak di negeri asing, dan hidup nyaris tanpa harapan. Situasi ini memunculkan pertanyaan di benak mereka, “apakah Tuhan sudah melupakan janjiNya?” Apakah semua ini adalah hukuman Tuhan? Pemikiran seperti bangsa Israel bisa ada di dalam pikiran kita hari ini. Ketika kita dalam situasi yang buruk dan banyak masalah menghampiri kehidupan. Ditambah lagi kenyataan bahwa kita merasa sudah berdosa kepada Tuhan. Meragukan janji Tuhan dalam siatusi seperti ini sangatlah mungkin terjadi. Namun, melalui bacaan hari ini baik melalui Nabi Yesaya maupun Rasul Paulus, Tuhan menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan yang setia dengan perjanjianNya. Sekali Tuhan mengikat perjanjian dengan umatNya, maka tidak akan pernah Dia melalaikanNya. Perjanjian keselamatan Tuhan bersifat kekal. Mengapa demikian? Karena perjanjian adalah inisiatif Allah. Allah setia akan perjanjianNya. Itulah sebabnya ketika manusia tidak mampu menepati perjanjiannya dengan Allah, maka Allah memperbaharui dan meneguhkan perjanjian itu. Sekarang kita hanya perlu percaya sunguh-sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dialah yang menjamin perjanjian itu dengna darahNya sendiri. Bukalah kehidupan kita untuk Tuhan koreksi dan ubah. Kita bisa tidak setia, tetapi Dia tetap setia. Kita bisa melupakan Tuhan, namun Dia terus mengingat kita. Inilah kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Terimalah karunia itu dan bersyukurlah melalui kehidupan kita. IRHB Bacaan Alkitab : Ayub 1:1-22; Markus 11:12-25 Doa: PerjanjianMu kekal ya Allah dan kami mau mempercayai itu. Amin. 50 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 17 Pebruari 2016 TUHAN, yang baik itu, kiranya mengadakan pendamaian bagi semua orang, yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah, yakni TUHAN. 2 Tawarikh 30:18-19 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, Lukas 19:2-3 Dicari Untuk Dikasihi M anakah yang benar? Kita mencari Tuhan atau Tuhan yang mencari kita? Dua bacaan Alkitab hari ini memberi kesan bahwa manusia yang mencari Tuhan. Umat Israel yang tidak tahir dalam perayaan paskah di Yerusalem pada masa Hizkia dan seorang penagih pajak yang dianggap sebagai pengkhianat serta pendosa besar pada masa itu, digambarkan mencari Tuhan yang kudus itu. Melihat kenyaatan tersebut, nampaknya tidaklah layak mereka untuk mencari Tuhan yang kudus dan suci. Demikian juga kita, rasanya tidak pantas kita mencari Tuhan ditengah keberdosaan kita. Bukankah Tuhan yang kudus tidak dapat didekati oleh manusia yang berdosa? Inilah kebenaran yang sesungguhnya. Tuhan yang terlebih dahulu mencari kita, bukan sebaliknya. Dia memperkenalkan DiriNya terlebih dahulu kepada bangsa Israel sehingga mereka bisa mengenal dan mencari Tuhan yang kudus itu. Zakheus dapat berjumpa dengan Yesus karena memang Dia sengaja mencari Zakheus untuk menumpang di rumahnya (Lukas 19:5). Hanya Tuhan yang kudus dapat menghampiri manusia yang berdosa dan hal itu sudah dilakukanNya. Puncaknya adalah ketika Tuhan menyapa manusia melalui Yesus Kristus ketika Dia hidup di dunia. Yesus dengan jelas menungkapkan bahwa kedatanganNya ke dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa (Lukas 19:10). Jadi, bukan kita yang mencari Tuhan terlebih dahulu, tetapi Dialah yang mencari kita. Lalau untuk apa Dia mencari kita? Tuhan mencari kita agar kita mengalami kasihNya. Karena kasihNya itulah kita hidup dan memiliki pengharapan. Kita adalah orang yang dicari oleh Tuhan, dicari untuk dikasihi. IRHB Bacaan Alkitab : Ulangan 8:11-18; Markus 11:27-33 Doa: Terima kasih Tuhan karena Engkau sudah mencari dan mengasihi kami. Amin Renungan Harian Janji Hidup 51 Kamis 18 Pebruari 2016 Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatanperbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. Mazmur 96:3 Paulus dan Barnabas memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Kisah Para Rasul 14:27 Kesaksian dan Saksi D iselamatkan untuk menyelamatkan’ adalah sebuah moto yang memiliki penakanan pada amanat agung Tuhan Yesus Kristus. Orang yang beroleh kasih karunia Allah akan bersedia untuk memberitakan kasih karunia Allah kepada orang lain. Ajakan pemazmur dalam Mazmur 96:3 untuk menyatakan kemuliaan Tuhan di antara bangsa-bangsa menunjuk kepada Amanat Agung yang Yesus berikan, yaitu untuk pergi dan dan memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa. Karena sudah menerima keselamatan secara cuma-cuma, seseorang akan bersedia memberitakannya secara cuma-cuma juga bahkan berani membayar harganya. Dimanapun berada, mereka akan mengabarkan dan mengajarkan ajaran Yesus Kristus. Itulah yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas kemanapun mereka pergi. Kisah Para Rasul 14:27 menceritakan tentang Paulus dan Barnabas bersaksi dihadapan jemaat di Antiokhia. Dalam perikop ini saja (Kis. 14:21-27), kita dapat melihat paling tidak ada tujuh tempat yang dikunjungi oleh Paulus dan Barnabas untuk memberitakan Injil. Bukankah kita sudah menerima kasih karunia yang sama? Bagaimana respon kita terhadap kasih karunia yang sudah diberikan kepada kita? Kita dipanggil untuk bersaksi tentang kasih Allah di dalam Yesus Kristus terhadap manusia berdosa. Dalam bersaksi ada tiga hal yang menjadi unsur utamanya yaitu saksi (pribadi yang bersaksi: sikap hidup), bersaksi (tindakan dalam mennyampaikan kesaksian), dan kesaksian (isi kesaksian harus berdasarkan kebenaran Alkitab). Ketiga unsur diatas harus mendapat porsi yang seimbang agar kesaksian kita menjadi berkat bagi yang mendengar dan juga bagi diri kita sendiri. Karena ada sebuah hubungan erat hubungan antara kesaksian dan saksi, maka kita perlu memperhatikannya. Metode dan cara penginjilan tidaklah cukup, harus juga disertai sikap hidup yang benar. Sebaliknya sikap hidup saja tidak cukup, kita juga perlu tahu bagaimana bersaksi yang santun dan mudah dimengerti. Mari kita tidak hanya bersaksi, tetapi menjadi saksi itu sendiri. IRHB Bacaan Alkitab : Yakobus 4:1-10; Markus 12:1-12 Doa:Kami mau ya Tuhan bukan hanya pandai bersaksi tentangMu tetapi juga menjadi saksiMu. Amin 52 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 19 Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia. Mazmur 68:6-7 Yesus Kristus berkata: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala Pebruari sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 2016 Matius 25:40 Allah Bagi Yang Lemah dan Tertindas D alam kepercayaan bangsa Israel, Allah bukan saja dikenal sebagai Allah Pencipta saja. Bangsa Israel ingat betul akan keperkasaan Allah dalam menolong mereka keluar dari Mesir dan melepaskan mereka dari belenggu penjajahan. Mazmur 68:67 merupakan bagian dari pujian Israel bagi Allah atas keperkasaanNya mengalahkan tentara Mesir, musuh Israel yang mengejar-ngejar mereka (bdk. Mzm. 68:1-4). Bagi mereka, Allah bukan saja Pencipta tetapi sekaligus juga Pelindung bagi yang lemah dan tertindas. Bahkan, Allah menolong bangsa Israel melalui padang belantara sampai tiba di negeri yang dituju. Pengakuan Pemzmur ini menunjukkan keberpihakkan Allah kepada mereka yang lemah dan tertindas. Pada saat itu Israel dalam kondisi lemah dan tertindas oleh Mesir. Tetapi Allah membebaskan mereka sebagai orang tahanan. Matius 25:40 menunjukkan konsistensi kepedulian Allah di dalam Yesus kepada mereka yang lemah dan tertindas. Gambaran orang lapar, orang haus, orang asing, orang yang memerlukan pakaian dan orang di dalam penjara adalah bahasa simbolik untuk mewakili mereka yang lemah dan tertindas. Bahkan, Yesus menempatkan DiriNya sebagai yang lemah dan tertindas itu. Sehingga, apappun yang dilakukan kepada orang lemah dan tertindas itu, maka itu dilakukan untuk Dia. Sungguh penggambaran yang jelas akan keberpihakan Tuhan kepada orang lemah dan tertindas. Jika kita saat ini merasa lemah dan tertindas, ingatlah Allah ada bagi anda. Dia ada dipihak anda dan Dia tidak tinggal diam melihat apa yang anda alami! Percayalah Allah sanggup membebaskan anda dari belenggu-belenggu yang anda alami hari ini. Dan Jika kita adalah orang yang percaya kepada Allah, maka pedulilah kepada mereka yang lemah dan tertindas karena itulah yang Dia kehendaki untuk kita lakukan. Semua hal yang kita lakukan kepada mereka yang lemah dan tertindas, ingatlah kita melakukan itu untuk Dia. Allah kita bukan hanya untuk mereka yang berduit dan memiliki kekuasaan, tetapi Dia juga adalah Allah bagi yang lemah dan tertindas. Dialah Allah bagi yang lemah dan tertindas. IRHB Bacaan Alkitab : Ibrani 2:11-18; Markus 12:13-17. Doa: Buat kami sadar dan mau melakukan sesuatu bagi mereka lemah dan tertindas. Amin Renungan Harian Janji Hidup 53 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi. Yosua 1:9 Sabtu 20 Pebruari 2016 Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 2 Timotius 1:7 PenyertaanNya Adalah Kekuatanku S alah satu perasaan yang dapat merusak kehidupan manusia adalah adalah rasa takut. Ya, rasa takut akan dapat menimbulkan kekuatiran. Ketakutan dapat melenyapkan optimisme. Namun, rasa takut seringkali terasa begitu sulit untuk ditaklukkan. Hal ini tidaklah mengherankan karena ketakutan seringkali disebabkan oleh hal-hal diluar kendali manusia, seperti masa depan, kekuatan alam, orang yang lebih berkuasa dan hebat, dsb. Yosua dan Timotius pernah mengalami ketakutan ketika mereka akan melakukan tugas yang Allah berikan. Yosua merasa gentar ketika harus menggantikan Musa untuk memimpin bangsa Israel merebut tanah Kanaan. Kita dapat membayangkan perasaan Yosua ketika menerima tugas itu. Yosua tahu betul sifat dan karakter bangsanya. Dia juga tahu kekuatan bangsanya dan kekuatan musuhnya. Yosua juga pasti tahu sepak terjang sang mentor, yaitu Musa yang tidak dapat membawa bangsa itu ke tanah perjanjian. Betapa Yosua sedang menghadapi hal-hal yang sulit untuk dia kendalikan, semua seperti berada di luar kendalinya. Situasi seperti ini tentunya dapat menimbulkan ketakutan tersendiri. Itulah sebabnya Allah sampai tiga kali mengingatkan Yosua untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya dalam mengemban tugas yang telah dipercayakan kepadanya karena Allah akan menyertainya (Yosua 1:6-7,9). Begitu juga Timotius ketika dia harus tetap setia untuk memberitakan Injil ditengah penderitaan dan tantangan yang harus dihadapi. Pada waktu itu terjadi penganiayaan terhadap orang Kristen yang menimbulkan rasa takut bagi Timotius untuk terus mengabarkan Berita Sukacita. Oleh karena itulah Paulus mengingatkan anak rohaninya itu untuk terus memberitakan Injil karena Roh Kudus bukanlah roh yang memberitakan ketakutan, sebaliknya Dia memberikan kekuatan, kasih, dan ketertiban. Roh Kudus merupakan jaminan pernyertaan Allah bagi umatNya. Mungkin ada banyak tantangan dan rintangan yang terlihat dihadapan kita saat ini, ketika kita sedang mengemban tugas yang dipercayakan Allah kepada kita. Kita merasa tantangan dan rintangan itu diluar jangkauan kita dan terasa sulit untuk dihadapi yang pada akhinya menimbulkan kegentaran dalam hati kita. Melalui pengalaman Yosua dan Timotius, kita hari ini diingatkan dan diteguhkan bahwa Allah menyertai untuk melaksanakan setiap tugas yang Dia berikan kepada kita. Jaminan penyertaan dari Allah lebih dari cukup untuk membuat kita tetap maju mengerjakan tugas panggilan kita. Apakah yang engkau takuti hari ini? Biarlah ini pengakuan kita: PenyertaanNya adalah kekuatanku! IRHB Bacaan Alkitab : Roma 6:12-18; Markus 12:18-27 Doa:Bapa terima kasih karena penyertaanMu membuat kami kuat menjalani kehidupan ini. Amin. 54 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 21 Pebruari 2016 Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. Mazmur 46:5-6 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Efesus 2:22 Rahmat dan Kasih Tuhan F irman Tuhan yang menuntun perjalanan kehidupan kita minggu ini dalam nats introitus disampaikan oleh Daud dalam mazmur 25:6 “Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN”. Jika kita membaca secara keseluruhan pasal 25, kita akan memahami bahwa ungkapan Daud ini merupakan suatu seruan kepada Tuhan yang telah mengampuni dosanya dan yang telah menyelamatkannya dari segala kesesakan Dalam pengampunan dan penyelamatan Tuhan, Daud tetap memohon agar Tuhan mengingat segala rahmat dan kasih-Nya kepada Daud. Rasa takut kepada Allah membuat Daud meminta kepada Allah agar Allah tidak lagi mengingat dosadosanya melainkan agar Allah tetap mengingatnya sesuai dengan kasih setia Tuhan. Daud mempercayakan hidupnya sepenuhnya kepada Allah.Daud merasakan benar bagaimana Allah menjadi tempat perlindungan dan kekuatan sebagai penolong dalam kesesakan baginya.Kekaguman dan pengakuan Daud terhadap kasih dan kemaha-kuasaan Allah mendorongnya untuk terus memuji-muji Allah. Mazmur 46:5-6 “Kota Allah, kediaman Yang maha tinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi, Daud kembali memuji Allah. Itulah beberapa ungkapan cinta Daud kepada Allah yang telah menyelamatkannya. Tidak hanya menolong Daud tetapi juga yang dengan setia menyertai kehidupan Daud. Daud sadar benar akan peran penting Allah dalam kehidupannya sehingga ia mampu untuk bersyukur memuji Tuhan dengan segenap hati. Bagaimana dengan kita? Allah sama adilnya memperlakukan setiap manusia. Apa yang Daud telah terima dari Allah, kita juga mendapatkannya. Allah telah memberikan kita semua keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus, dan kita telah dipersatukan di dalam Kristus.“Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”Efesus 2:22. Tidak hanya sampai pada karya penyelamatanNya saja, tetapi Allah terus menerus menyertai kita.Ia akan memberikan kita kekuatan dalam kelemahan, memberikan kita penghiburan dalam kedukaan, ia akan menolong kita dalam kesesakan, sebab Ia adalah Allah yang Kasih dan Setia pada kita. tetaplah mengandalkan Allah dalam segala hal. Tuhan memberkati kita. Amin NW2L Bacaan Alkitab : Markus 12:1-12; Roma 5:1-5 (6-11); Mazmur 123 Doa: Ya Allah yang telah menyelamatkan kami, kami memuji kemurahan-Mu. Kiranya Roh-Mu yang kudus tetap meneguhkan iman kami kepada-Mu. Amin Renungan Harian Janji Hidup 55 Senin 22 Pebruari 2016 Kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan. 1 Tawarikh 29:15 Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang. Ibrani 13:14 Selalu Ada Pengharapan P erjalanan kehidupan orang Israel tidak lepas dari bimbingan Tuhan.Walaupun bangsa ini sering menyimpang dari jalan yang Tuhan kehendaki, bangsa Israel tetap berkenan dihadapan Tuhan. Seruan Daud kepada Allah dalam kitab 1 Tawarikh 29:15 merupakan ungkapan kerendahan hati Daud mewakili bangsa Israel, “kami adalah orang asing dihadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari diatas bumi dan tidak ada harapan”. Ungkapan ini didorong oleh pengakuan akan penyertaan Allah dimana semua yang telah dicapai oleh bangsa Israel adalah semata-mata karena pemberian Allah. Dalam kalimat yang diungkapkan oleh Daud, tersirat bagaimana kasih setia Allah teruji dalam kehidupan bangsa Israel, sekalipun bangsa Israel seperti orang asing dihadapan Allah, tidak mengenal Allah, tetapi melalui perkenanan-Nya, bangsa Israel bukan lagi bangsa yang tidak memiliki pengharapan tetapi justru mereka hidup dalam pengharapan. Dalam kehidupan kita, kita hendaknya menyadari benar bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah semata-mata pemberian Tuhan atas kemurahan-Nya. Sehingga dari sinilah kita akan mampu merendahkan hati kita dihadapan Tuhan, sama seperti Daud dan bangsa Israel yang merendahkan hati mereka dihadapan Allah. Siapakah kita ini yang seperti orang asing dihadapan Allah, tetapi Allah dengan kasih setia-Nya selalu menyertai kita dan memberikan kelimpahan.Dan didalam Dialah selalu ada pengharapan baru, pengharapan yang tidak akan pernah ada habis-habisnya. Bahkan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib membawa kita pada sebuah pengharapan besar akan kehidupan kekal yang telah kita terima sebagai anugerah terbesar dari Allah yang sangat mengasihi umat-Nya. Karena itu hendaklah kita bersyukur atas segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Jika bukan Tuhan yang menolong kita, tidak ada yang lain, bahkan Ia yang telah rela mengorbankan AnakNya untuk menyelamatkan kita. sebab itu, marilah kita mempersembahkan korban syukur kepada Allah yaitu ucapan bibir yang senantiasa memuliakan nama-Nya. NW2L Bacaan Alkitab : Kejadian 37:3-4, 12-14, 13-35(36); Markus 12:28-34 56 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 23 Seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa. Yesaya 61:11 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk Pebruari dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu. 2016 2 Korintus 9:10 Benih Keselamatan S eperti benih yang ditaburkan akan tumbuh menjadi tanaman, begitulah TUHAN Allah menumbuhkan keselamatan dan semua bangsa akan memuji Dia.”Yesaya 61:11 (BIS). Firman Tuhan yang menjadi nats pembimbing kita dalam minggu ini berbunyi demikian “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Roman 5:8. Melalui pengorbanan Kristus dikayu salib, Allah memberikan manusia pengharapan akan keselamatan. Kematian Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia digambarkan sebagai benih yang Allah tabur di dunia ini. Benih yang mati namun akan tumbuh setelahnya, memberikan kehidupan kepada setiap orang yang menerima-Nya. Kita adalah orang-orang yang telah menerima kasih karunia dari Allah itu. Kita seperti benih yang baru dimunculkan oleh benih yang pertama ditabur Tuhan yakni penyelamatan dari Tuhan Yesus Kristus.Sebagai benih yang baru yang telah menerima keselamatan dari Tuhan, kita hendaknya bertumbuh dalam iman percaya kita.bukan hanya untuk menikmati keselamatan itu seorang diri saja, tetapi Tuhan menghendaki kita juga dapat berbuah dan menghasilkan benih-benih yang lain dimana semua orang dapat menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Bagaimana caranya?Allah berfirman dalam 2 Korintus 9:10 demikian “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakan dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu”.Firman Tuhan yang disampaikan oleh Rasul Paulus ini bermaksud untuk mengingatkan kita sebagai orang yang telah menerima keselamatan dari Tuhan agar mengabarkan injil keselamatan itu juga kepada orang lain yang belum mengenal Allah. Allah dengan jelas berfirman bahwa Ia telah menyediakan bagi kita benih untuk ditabur dan ia akan memperlengkapi kita dengan segala apa yang kita perlukan. Allah mau agar kita dapat bertumbuh dalam iman.Bertumbuh bukan hanya berarti berakar kuat, bertumbuh subur tetapi juga menghasilkan buah. Menjadi saksi Kristus ditengah-tengah dunia ini adalah tugas kita, Allah telah menyiapkan bagi kita benih untuk ditabur, dan Ia sendiri yang akan memperlengkapi kita. lipatgandakanlah dan tumbuhkanlah buah-buah kebenaran kita hingga semua bangsa akan menaikkan puji-pujiannya kepada Allah. Tuhan memberkati. NW2L Bacaan Alkitab : Ayub 2:1-10; Markus 12:35-40 Doa: Ya Tuhan, terimakasih untuk anugerah keselamatan yang kami telah terima. Tolonglah kami agar kami dapat bertumbuh dan menghasilkan buah dari benih yang Tuhan telah tabor bagi kami hingga semua bangsa memuji kebesaran-Mu. 57 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 24 Pebruari 2016 “J Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Mazmur 51:13 Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. 1 Tesalonika 5:9 Kemurahan Allah anganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku” Mazmur 51:13.Kalimat ini merupakan permohonan pemazmur kepada Tuhan agar Tuhan tidak membuangnya dari hadapan Tuhan. Pemazmur menyadari bahwa dia adalah orang yang berdosa dihadapan Tuhan sehingga ia tidak layak dihadapan-Nya. Dalam kesadarannya akan keberadaan dirinya yang berdosa, pemazmur merendahkan diri dihadapan Tuhan agar Tuhan mengampuninya dania berkenan dihadapan-Nya. Demikianlah pengakuan pemazmur pada Tuhan. Pengakuan sangat penting dihadapan Tuhan. Sekalipun Ia tahu segala sesuatu yang kita lakukan, pengakuan tetap mejadi penting termasuk dalam mengakui dosadosa kita dihadapan-Nya. Itu sebabnya dalam liturgi ibadah minggu termasuk liturgi GKPB, diselipkan “pengakuan dosa.” Demikian juga ketika kita berdoa baik secara pribadi maupun persekutuan, kita juga tidak jarang mengakui dosa dan meminta pengampunan dari Allah dengan harapan kita dapat menghadap hadirat Tuhan yang kudus dan dilayakkan-Nya. Hendaknya setiap saat kita menyadari benar akan keberadaan kita dihadapan Allah. Jika kita merenungkan hidup kita, kita ini tidak layak dihadapan Allah karena semua manusia berdosa.Sampai pada akhirnya, Allah sendiri meyatakan kemurahan-Nya melalui kash yang sempurna dalam pengorbanan diri Tuhan Yesus Kristus.“Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus” 1 Tesalonika 5:9. Allah berbelas kasih bagi manusia sekalipun manusia telah berdosa, Ia tidak murka kepada manusia. Semua dosa kita telah dihapuskan.Dan sebagai orang yang telah menerima anugerah penyelamatan melalui Tuhan Yesus Kristus, kita telah memperoleh keselamatan/ hidup yang kekal.Namun dalam keselamatan kita, tidak jarang kita masih hidup seperti orang yang belum memperoleh keselamatan itu. Karena itu, marilah kita merendahkan diri dihadapan Tuhan, mengakui segala kelemahan kita dan tetap memohon roh-Nya yang kudus untuk selalu membimbing kita dalam menjalani hidup agar hidup kita senantiasa berkenan dihadapan Allah. Tuhan memberkati NW2L Bacaan Alkitab : Yohanes 16:20-33; Markus 12:41-44 Doa:Ya Tuhan, sama seperti pemazmur memohon kepada-Mu, janganlah mebuang kami dari hadapan Tuhan, berkenan Tuhan melayakkan kami dalam Tuhan kami Yesus Kristus hari lepas hari. Amin 58 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 25 Pebruari 2016 Sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Mazmur 139:4 Yesus berkata: Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Matius 6:7-8 Doa yang Berkenan D oa adalah penghubung kita dengan Tuhan. Melalui doa kita bisa meminta apa saja kepada Tuhan. Kita bisa bercakap-cakap dengan Tuhan, menceritakan segala persoalan kita, mengutarakan apa yang ingin kita bicarakan. Doa adalah hal penting bagi manusia karena doa adalah sarana hubungan kita dengan Allah, bahkan dikatakan bahwa doa adalah nafas kehidupan setiap orang percaya, dan sebagai anak Allah kita harus memiliki hubungan baik dengan Allah, salah satunya dengan doa. Melihat begitu pentingnyadoa , setiap orang perlu berdoa. Namun tidak semua orang menganggap dirinya cakap dalam berdoa sehingga tidak jarang orang kurang percaya diri jika disuruh berdoa bahkan mungkin menghindari untuk memimpin doa dalam persekutuan-persekutuan. Anggapan bahwa doa harus menggunakan kata-kata yang indah membuat orang enggan untuk berdoa, malu kepada yang lain jika ucapan doa kita tidak bagus, tidak indah, dan sebagainya. Kita patut berhati-hati jika kita memiliki anggapan ini karena kita bisa kehilangan tujuan kita berdoa, bukan lagi sebagai sarana untuk menyampaikan permohonan kita kepada Allah melainkan sebagai sarana untuk mendapatkan pujian, penilaian yang baik dari orang yang mendengarkan kita berdoa. Firman Tuhan berkata demikian dalam Matius 6:7-8 “Yesus berkata, lagipula dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.Doa tidak perlu diucapkan panjang lebar bahkan sampai mengulang kata-kata, mungkin dengan tujuan agar doa kita tidak singkat dan indah di dengar. Tuhan Yesus sendiri mengatakan jangan kamu berdoa bertele-tele, seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Orang ynag mengenal Allah pasti tahu bahwa sebelum kita menguapkan kata-kata dari bibir kita melalui doa, Allah sudah mengetahui maksud kita. Pemazmur berkata, “sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kau ketehui ya Tuhan”.Pemazmur memiliki kepercayaan bahwa Allah mengetahui segala maksud manusia sekalipun manusia belum mengatakannya kepada Allah. Itulah sebabnya, setiap orang harus memiliki keyakinan yang sama karena kita mengenal Allah kita yang Maha tahu, Allah sangat mengenal kita. Itulah sebabnya, janganlah kita takut atau enggan untuk berdoa termasuk dalam persekutuan-persekutuan sebab Allah melihat ketulusan hati kita, bukan indahnya kata-kata kita. Dan satu yang hendak kita ingat bahwa, sekalipun Allah mengetahui apa yang kita perlukan, bukan berarti kita tidak meminta. Firman Tuhan berbunyi demikian, “mintalah maka akan diberikan kepadamu”.Tetaplah berdoa.Tuhan memberkati. NW2L Bacaan Alkitab : 1 Yohanes 1:8 – 2:2(3-6); Markus 13:1-13 Doa: Ya Tuhan, bimbing kami melalui roh kudus-Mu sehingga kami mampu untuk mengucapkan doa kami kepadamu, bukan dengan kata-kata yang baik tetapi berdoa menurut apa yang Engkau kehendaki. Amin 59 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 26 Pebruari 2016 Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar! Yesaya 5 :21 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 1 Korintus 13:2 Sia-sia Tanpa Kasih F irman Tuhan dalam 1 Korintus 13:2 berbunyi demikian “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” Dalam hal ini, Paulus ingin menunjukkan keunggulan kasih yang sesungguhnya. Daftar karunia yang hebat, besar dan mungkin sepektakuler itu bagi Paulus akan menjadi tidak bernilai, tidak berarti atau tidak berguna ababila tidak didasari dengan kasih. Itu dapat berarti bahwa apa yang kelihatan sederhana tetapi didasari dengan kasih yang tulus maka itu akan menjadi berarti. Segala sesuatu baik itu milik, keahlian, talenta atau kepandaian diberikan oleh Tuhan kepada manusia agar menjadi berarti. Untuk menjadi berarti maka harus bisa dinikmati, membangun dan menolong pihak lain. Kasih merupakan hukum pertama dan yang terutama untuk mengatur kehidupan umat manusia. Allah mau supaya kita tidak hanya mengembangkan potensi diri sendiri, atau mencari keuntungan untuk diri kita sendiri, melainkan menggunakan apa yang kita miliki untuk tindakan kasih, baik itu kasih kepada Tuhan maupun kasih kepada sesama. Kasih kepada Tuhan dapat berarti melakukan apa yang Tuhan kehendaki sebagai bentuk kepatuhan atau ketaatan kita kepada-Nya yang terlebih dahulu mengasihi kita, sama hal nya dengan kasih kepada sesama, bagaimana sepatutnya kita hidup dalam kesatuan, kebersamaan sehingga menciptakan suasana yang damai sejahtera, saling memperhatikan dan menolong satu dengan yang lainnya sebagai satu persekutuan dalam keluarga kerajaan Allah. Rasul Paulus berkata, “jika aku tidak mempuyai kasih, aku sama sekali tidak berguna”.Kita patut mengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan kerjakan akan menjadi sia-sia tanpa adanya kasih dalam diri kita, kasih yang berbuah melalui tindakan.Nabi Yesaya berkata dalam kitabnya Yesaya 5:21 “Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar”. Memandang diri pintar dan bijaksana dapat membuat seseorang menjadi tidak rendah hati dan mungkin akan kehilangan kasih itu. Karena itu marilah kita menjaga hati kita agar tetap dipenuhi dengan kasih, sehingga kepandaian dan segala sesuatu yang diberikan oleh Tuhan tidak mendi sia-sia tetapi menjadi berkat untuk orang lain. Tuhan memberkati. NW2L Bacaan Alkitab : 2 Korintus 13:3-9; Markus 13:14-23 Doa:Tuhan, berilah kami hikmat yang berasal dari pada-Mu agar kami dapat menggunakan karunia Tuhan dengan kasih sehingga segala sesuatu yang kami lakukan tidak sia-sia. Amin 60 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 27 Pebruari 2016 Apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selamalamanya. 1 Tawarikh 17:27 Hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. 1 Petrus 3:9 Diberkati Untuk Menjadi Berkat M ungkin semua orang akan tertarik jika membahas soal berkat. Banyak definisi berkat yang bisa diuraikan, ada yang mendefinisikan berkat dengan hal-hal yang bersifat jasmani bisa berupa harta benda, kesehatan, pekerjaan, ada juga yang mendefinisikan berkat berupa hal rohani, bisa berupa sukacita, kebahagiaan, keharmonisan, dan lain sebagainya.Banyak berkat-berkat Tuhan yang boleh kita rasakan dalam kehidupan kita. Saking banyaknya, kita tidak dapat menghitung berapa banyak yang sudah kita terima atau peroleh dari Tuhan kepada kita, dari hal-hal yang dapat kita rasakan sampai dengan hal-ha yang tidak kita sadari bahwa kasih Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Firman Tuhan dalam dalam 1 Petrus 3:9 berbunyi “Hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat”. Kita telah menjadi orang yang diberkati karena itu hendaklah kita juga mampu menjadi berkat dimanapun kita berada.Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat adalah berkat sejati yang memberikan perlindungan, kasih karunia dan damai sejahtera yang tiada habis-habisnya.“Apa yang Engkau berkati, ya Tuhan, diberkati untuk selama-lamanya” 1 Tawarikh 17:27.Dunia membutuhkan berkat keselamatan dan Allah menginginkan seluruh manusia dapat menerima berkat dan sejati yaitu Yesus Kristus. Dengan demikian Tuhan memberikan berkatNya kepada kita agar kita menjadi saksi-saksi kebaikan, kasih dan kemuliaan Tuhan di dunia ini, sehingga akhirnya semua umat manusia melihat, bersyukur dan percaya bahwa Allah adalah satu-satunya sumber keselamatan. Firman Tuhan berbunyi demikian “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33. Jika kita sadar bahwa apa yang kita miliki adalah berasal dari Tuhan dan jika kita sadar bahwa kita hidup hanya karena kasih setia Allah, maka kita juga tahu untuk menjadi berkat bagi orang lain, sebab untuk itulah kita dipanggil dan menyatakan kasih kita kepada orang lain.Tuhan memberkati. NW2L Bacaan Alkitab : Galatia 2:16-21; Markus 13:24-37 Doa:Tuhan, kami bersyukur dan berteriakasih untuk berkat-berkat yang telah kami terima dari pada-Mu, Mampukan kami untuk menjadi berkat bagi orang lain sebagaimana Egkau telah memberkati kami lebih dulu. Amin 61 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 28 Pebruari 2016 Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.” Yesaya 41:13 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Markus 1:30-31 Jangan takut, Tuhan menolong K alau kita mau jujur, setiap dosa dari manusia selalu diawali dari ketakutan.Orang menyuap kelapa sekolah karena takut anaknya tidak dapat masuk sekolah favorit. Orang korupsi karena takut tidak bisa hidup mewah. Seorang ibu mencuri karena takut anaknya kelaparan. Ada yang sampai membunuh karena rahasianya takut ketahuan, dan sebagainya, bahkan dahulu adam dan hawa bersembunyi dkarena malu dan takut kepada Allah setelah melanggar perintah Allah. Adalah wajar kalau manusia kadang kala dihinggapi rasa takut dalam kehidupan ini. Semua itu adalah manusiawi. Tetapi kalau sampai setiap saat kita hidup dalam ketakutan, itu akan menyusahkan diri kita sendiri maupu orang lain. Ketakutan dapat saja menunjukkan bagaimana tingkat keyakinan dari seseorang. Orang yang yakin benar akan janji Tuhan tentu tidak akan mengalami ketakutan yang berlebihan. Yesaya mencatat Firman Tuhan dalam kitabnya Yesaya 41:13 “Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.” Firman ini merupakan janji penyertaan Tuhan kepada kita, dan kita akan menerimanya ketika kita memegang teguh janji Tuhan ini. Jadi mengapa kita harus takut? Semua kembali pada seberapa besar iman dan keyakinan kita terhadap janji Tuhan. Jangan takut terhadap keeradaan diri kita, jangan takut terhadap apa yang menimpa hidup kita sebab Tuhan pasti menolong kita. pertolongan Tuhan pasti akan dating tepat pada waktunya. Sama seperti iman Ibu mertua Simon dan beberapa orang yang memanggil Yesus untuk menengok mertua Simon. Karena iman akan penyertaan dan pertolongan dari Tuhan itulah, Ibu mertua Simon mengalami kesembuhan bahkan diceritakan sakit demamnya hilang dan ia kemudian melayani orang-orang pada waktu itu. Tetaplah teguh dalam iman akan janji penyertaan Tuhan, dan lihatlah Tuhan akan melakukan pekerjaanNya yang ajaib bagi kita. Tuhan memberkati. NW2L Bacaan Alkitab : Lukas 9:57-62; Efesus 5:1-8a; Mazmur 141 Doa:Ya Tuhan, teguhkanlah iman kami kepada-Mu sehingga tiap-tiap hari kami mampu untuk senantiasa berserah dan berpegang pada janji-janji Tuhan bagi kami. Amin 62 Renungan Harian Janji Hidup Senin 29 Pebruari 2016 Hajarlah aku, ya TUHAN, tetapi dengan selayaknya, jangan dengan murka-Mu, supaya aku jangan Kaubinasakan! Yeremia 10:24 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Ibrani 12:11 Tangguh Dalam Iman Adakah seorang anak yang tidak pernah dihajar dan didik oleh orang tuanya? Setiap anak pasti mengalami didikan dari orang tua dengan harapan ia memiliki karakter yang baik sepseti mereka harapkan dan suatu saat kelak menjadi seorang yang berhasil. Adakalanya orang tua harus bertindak tegas dan kalu perlu menghajar anaknya bila mereka keluar jalur. Begitupula dalam kehidupan rohani, sebagai anak-anak-Nya kitapun harus meu didik olehTuhan. Kita tahu bahwa selain Pribadi yang Pengasih dan Penyayang, Tuhan adalah Pribadi yang Maha adil. Dia akan menegur dan mendidik kita bahkan tak segan-segan menghajar apabila kita melalukan kesalahan atau dosa. Tujuannya adalah untuk mendidik dan menghajar kita supa kita adalah agar kita semakin bertumbuh kearah yang benar sesuai dengan Firman-Nya. “janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya dan ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Ibrani 12:5b-6. Tujuan Allah jelas bahwa Ia mau akar kita terus menerus menghasilkan buah kebenaran dalam hidup kita hari lepas hari “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu itu diberikan tidak mendatangkan dukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Tuhan mendidik kita agar sedemikian agar kita dapat tetap berada di dalam rencana-Nya. Jadi jika saat ini kita menerima didikan Tuhan berupa hajaranhajaran keras bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita, justru menunjukkan bahwa Dia menganggap kita sebagai anak yang sangat Ia kasihi. Jika saat ini kita sedang mengalami didikan Tuhan, tetap teguhkan hati dan iman kita kepadanya. Sabarlah dalam segala hal sebab Tuhan sedang mengajak kita berprosses menjadi orang-orang yang memiliki kualitas iman, disinilah kita akan didik dan iman kita diuji. Ingatlah senantiasa bahwa pencobaan yang kita alami melalui didikan Tuhan tidak akan melampaui kekuatan kita sendiri. Selamat berproses.Tuhan memberkati. NW2L Bacaan Alkitab : Lukas 14: (25-26)27-33(34-35); Markus 14:1-11 Doa:Ya Tuhan, berilah kami kekuatan dan keteguhan hati dalam melalui setiap proses kehidupan kami termasuk dalam hal dimana kami sedang Engkau didik menjadi pribadi yang semakin tangguh dalam iman. Amin 63 Renungan Harian Janji Hidup Ayat Bulan Maret : Yesus Kristus berkata: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Yohanes 15:9 Selasa 1 Maret 2016 Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN! Mazmur 31:25 Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat. Markus 13:13 Tetap Bertahan dalam Iman S ebagai manusia, tentu kita tidak lepas dari masalah-masalah. Baik itu masalah dalam keluarga, masalah kesehatan, masalah ekonomi, masalah pekerjaan, masalah hubungan kita dengan orang lain. Masalah-masalah ini tentu membuat kita merasa frustsi, gelisah, takut dan kecewa.Tak dapat kita pungkiri juga bahwa ada saja orang-orang di sekitar kita yang tidak menyukai kita dalam berbagai hal kehidupan yang telah kita capai, kita miliki, kita nikmati. Dengan rasa tidak suka, mereka berusaha untuk mencelakai kita , menganggu kita. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus pun, kita juga sering kali dibenci, disakiti oleh orangorang disekitar kita baik lewat perkataan maupun lewat perbuatan mereka terhadap kita. Pemazmur menyerukan untuk kuat dan teguhhkan hati didalam Tuhan Kepada orang-orang yang berharap kepada Tuhan. Tuhan tentu tidak akan diam melihat orang yang berharap kepada Tuhan berada dalam tekanan terus-menerus. Tentu Tuhan akan memberikan pertolongan. Dalam Injil Markus 13:13, Yesus menyampaikan bahwa orang percaya yang bertahan sampai kesudahannya, dimana bertahan ketika mereka dibenci ataupun dianaiya, mereka akan selamat. Apa yang disampaikan oleh Yesus ini memberitahu kita bahwa ada beberapa orang yang tidak menyukai kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus.Kita akan dibenci, namun ketika kita tetap bertahan didalamnya, kita akan selamat. Oleh karena itu, ketika kita dibenci, disakiti orang lain oleh karena iman kita pada Tuhan Yesus Kristus, tetaplah bertahan dalam iman kita kepada Yesus Kristus dan yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan kita kemampuan untuk mengatasinya dan tetap bertahan dalam iman kita kepadaNya dan percayalah, Yesus menyampaikan bahwa kita akan selamat. Sebagai orang yang beriman, kiranya kita yakin bahwa Tuhan akan melindungi kita dari orang-orang yang berlaku jahat terhadap kita. Tuhan memberkati NW2L Bacaan Alkitab: Ayub 7:11-21; Markus 14:12-16 Doa:Ya Tuhan, kami percaya bahwa Engkau akan memberikan perlindungan bagi kami dari orang yang berlaku jahat terhadap kami. Kami mau tetap bertahan dalam iman kami kepadaMu. Amin Renungan Harian Janji Hidup 65 Rabu 2 Maret 2016 Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja! Yesaya 52:7 Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. Efesus 6:15 Pembawa Kabar Baik K etika seseorang mendengar pertanyaan “Apakah saudara mau mendengar kabar baik atau kabar buruk?. Tentu ia akan menjawab “saya mau mendengar kabar baik”. Hampir sebagian besar orang tidak mau mendengar kabar buruk sebab kabar buruk membuat orang merasa khawatir dan takut. Akan tetapi kabar baik membuat orang merasa tenang dan senang. Dalam Yesaya 52:7 menyampaikan betapa indahnya orang-orang yang mengabarkan berita kepada bangsa Israel di pembuangan. Pembawa berita ini mengabarkan damai, memberitakan kabar baik, berita selamat yang datangnya dari Allah. Allahlah yang membawa damai, keselamatan bagi bangsa Israel yang pada waktu itu merasa tertekan oleh penjajahan bangsa lain. Tentu berita tentang Allah yang membawa damai, selamat ini membuat bangsa Israel merasa senang dan tenang. Biarlah kita menjadi pembawa kabar baik. Kabar baik yang kita sampaikan kepada orang lain adalah tentang Pribadi Allah yang membawa damai, keselamatan bagi manusia termasuk kita didalamnya. Pengalaman iman kita bersama Allah dalam kehidupan sehari-hari juga bisa kita sampaikan kepada orang lain sehingga orang-orang disekitar kita itu juga boleh merasa senang dan tenang terlebih lagi percaya bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang membawa kedamaian, keselamatan. Kabarkanlah berita damai, kabar baik, berita selamat kepada orangorang di sekitar kita dengan rela hati seperti dalam Efesus 6:15 menyampaikan kepada kita agar kita memiliki kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. NW2L Bacaan Alkitab : Matius 13:44-46; Markus 14:17-25 Doa:Ya Tuhan, kami mau menjadi pembawa kabar baik tentang Tuhan yang membawa damai, keselamatan bagi manusia. Mampukan kami ya Tuhan.Amin 66 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 3 Maret 2016 “Akulah yang menjanjikan keadilan dan yang berkuasa untuk menyelamatkan!” Yesaya 63:1 Sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Roma 5:18 Hanya Di Dalam Kristus Ada Penyelamatan S emua manusia telah berdosa dan mereka perlu pembenaran. Firman Tuhan berbunyi dalam Roma 5:18 “Sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”. Pelanggaran yang dilakukan oleh adam dan hawa menjadikan manusia jatuh kedalam dosa. Dosa itu juga kemudian yang diwariskan turun temurun bagi kita, dan kematian kekal sebagai sebuah konsekuensi dari pelanggaran awal yang dilakukan oleh adam dan hawa. Kematian kekal adalah penghukuman yang Allah berikan, karena ketidaktaatan manusia kepada Allah membawa manusia jauh dari kemuliaan-Nya. Kalimat “….demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup” menjadi peringatan bagi kita bahwa ada sebuah pengharapan baru untuk memperoleh pembenaran hidup, dan itu dapat kita peroleh dari pemberian Allah sendiri yang disebut sebagai satu perbuatan kebenaran. Kristus telah menyediakan pembenaran hidup bagi semua orang. Ini dapat berati juga bahwa orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat tidak dibenarkan, dan tidak diampunikarena salib Kristus ada pembenaran yang membawa kepada hidup yang sejati, kemenangan atas kuasa dosa. Setiap orang pasti memerlukan keselamatan itu, karena semua manusia telah menyadari akan keberadaanya yang berdosa dan berusaha mencari pembenaran yang akan menyelamatkan dirinya. Kita bisa melihat banyak sekali hal yang dilakukan orang-orang untuk membenarkan diri dihadapan Allah sehingga ia berkenan dihadapan-Nya, karena sesungguhnya manusia tahu benar bahwa Allah itu hakim dan Ia yang akan mengadili setiap umat-Nya. Dan hanya Allah sendiri yang berkuasa untuk menyelamatkan umat-Nya. Karena itu, marilah kita menyadari bahwa dalam pembenaran hanya ada pada Allah dan diberikan oleh Allah sendiri melalui Tuhan Yesus Kristus, dan bagi setiap manusia yang menerima-Nya, akan dibenarkan oleh Allah dan dilepaskan dari penghukuman. Tuhan memberkati. NW2L Bacaan Alkitab : Matius 19:16-26; Yohanes 14:1-14 Doa: Ya Tuhan, kami percaya bahwa melalui Tuhan Yesus Kristus, kami memperoleh pembenaran dari pada-Mu sehingga kami pun dapat memperoleh keselamatan sebab hanya dari pada-Mu lah ada kuasa untuk menyelamatkan kami. Amin 67 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 4 Maret 2016 Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia. 1 Raja-Raja 8:39 Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. 2 Tesalonika 2:16-17 Kemurahan Tuhan “T uhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yag baik” 2 Tesalonika 2:16-17. Firman Tuhan ini adalah sebuah penghiburan, kekuatan dan pengharapan bagi kita ketika kita benar-benar menyerahkan hidup kita kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Membaca dan merenungkan kedua ayat diatas membuat kita berjumpa dengan beberapa kata penting yang coba disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Pertama, kita telah dikasihi di dalam kasih karunia-Nya. Tak ada kabar yang lebih mengembirakan bagi seorang tahanan penjara selain kabar mengenai kebebasannya. Yang lebih membuat tahanan itu bergembira waktu mendengar kabar kebebasannya adalah “dia seharusnya dihukum mati, karena kejahatannya” Tetapi ada seseorang yang datang dan menebus dia dari hukumannya dengan cara menggantikan tempatnya sebagai seorang yang divonis mati. Sebetulnya, hal yang sama berlaku bagi semua manusia tetapi Allah memberikan kemurahan-Nya kepada manusia melalui penebusan yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus. Kedua, tidak hanya terlepas dari hukuman mati, kita juga memperoleh penghiburan abadi/kekal. Penghiburan kekal diberikan kepada kita melalui Roh Kudus yang dicurahkan untuk menuntun kita dalam kehidupan ini. Sekarang kita tahu bahwa kita tidak sendirian, karena Allah memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya untuk memampukan kita menjalani lika-liku dalam kehidupan kita, karena itu kita tidak perlu khawatir jika kita sedang mengalami kesusahan sekarang ini. Jangan fokuskan pandangan kita kepada setiap masalah, tetapi arahkan mata kita kepada Roh Kudus yang tak pernah meninggalkan kita.Ketiga, Allah menganugrahkan kita pengharapan baik. Melalui iman, kita senantiasa memperoleh pengharapan. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita HARAPKAN dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Antara keyakinan dan pengharapan sangat erat hubugannya. Apa yang kita yakini, hal itu pula yang akan kita harapkan. Bila kita meyakini hal - hal buruk terjadi atas hidup kita, maka dengan kata lain kita sementara berharap hal itu terjadi dalam hidup kita. Itulah sebabnya Alkitab mengajarkan kepada kita agar memiliki pengharapan yang baik, bukan sebaliknya. Berharaplah yang terbaik, untuk setiap aspek kehidupan kita.Teguhlah dalam Iman dan pengharapan pada Kristus sebab Allah mengenal hati semua Anak-Nya. NW2L Bacaan Alkitab : Matius 10:34-39; Yohanes 14:15-26 Doa: Ya Allah kuatkan dan teguhkanlah hati kami didalam Engkau sehingga kami menghayati benar akan kasih-Mu, anugerah-Mu, penghiburan-Mu dan pengharapan dari pada-Mu. Amin 68 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 5 Maret 2016 “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.” Yesaya 49:4 Yesus berkata: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Markus 4:26-28 Tetap Kerjakan P elayanan yang dilakukan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tidak menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, misalnya saja sedikit orang yang percaya akan Yesus Kristus setelah di beritakan Kabar Baik, sedikit orang yang akhirnya mau datang ke gereja setelah bertahun-tahun tidak datang ke gereja. Hanya sedikit orang yang mau ikut dalam pelayanan bersama di gereja. Dengan hasil yang tidak memuaskan itu, muncul pikiran, perasaan bahwa pelayanan yang dilakukan selama ini terasa sia-sia saja. Bahksan sudah dilakukan dengan bersusahsusah dengan usahanya sendiri, masih saja tidak menunjukkan hasil sama sekali. Ada juga beberapa orang yang merasa kecewa karena pelayanan yang dilakukan terlalu sederhana sehingga tidak menarik minat orang, pelayanan yang dilakukan tidaklah spektakuler. Dalam Injil markus 4:26-28 mengingatkan kita tumbuh dan kembanganya pelayanan Tuhan di bumi itu terjadi hanya oleh karya atau pekerjaan Tuhan (ayat 26-28), tidak tergantung upaya/usaha manusia. Seperti seorang penabur yang tugasnya hanya menaburkan benih saja dan ia tidak tahu bagaimana terjadinya benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi sebab itu terjadi hanya oleh pekerjaan Tuhan semata. Seperti itulah pelayanan yang dilakukan. Seorang pelayan hanya menabur saja, untuk tumbuh, kembangnya itu terjadi hanya oleh pekerjaan Tuhan semata. Maka dari itu, kita tidak perlu merasa kecewa, merasa segala sesuatu yang kita kerjakan terasa sisa-sia, percuma saja. Akan tetapi kita semakin giat sebab Tuhan yang akan berkarya lebih lagi didalamnya. Tetap kerjakan apa yang menjadi tugas pelayanan kita sebagai Orang percaya sebab hak dan upah terjamin di dalam Tuhan. Hak dan upah pelayanan yang kita lakukan bukan dari manusia melainkan dari Tuhan sendiri, seperti hamba Tuhan dalam Yesaya 49:4 yang semula ia telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatannya dengan sia-sia dan tak berguna tetapi ia yakin bahwa haknya terjamin pada Tuhan dan upahnya pada Allah. NW2L Bacaan Alkitab : Galatia 6: (11-13)14-18; Yohanes 14:27-31 Doa: Ya Tuhan, Kami akan tetap melakukan pelayanan yang Engkau kehendaki kami percaya bahwa Engkau akan berkarya lebih dalam lagi dari yang kami lakukan. Kami siap menjadi pelayan Tuhan yang tidak mengenal putus asa. Amin 69 Renungan Harian Janji Hidup Minggu Allah mempunyai kuasa untuk menolong dan menggelincirkan! 2 Tawarikh 25:8 6 Kristus Yesus, dasar pengharapan kita 1 Timotius 1:1 Maret 2016 Besar Pengharapan Orang Percaya D i suatu hari yang cerah, saya menatap kelangit biru, terlihat oleh saya sebuah pesawat terbang, dalam benak saya terlintas; jika pesawat tersebut lepas kendali apa jadinya? Kehilangan kontak saja sudah membuat kuatir, apalagi terlepas dari kendali? Tetapi ketika ada dalam pesawat saya tidak pernah merasa takut seperti melihat pesat terbang dari bawah. Hidup mati kita ada di Tangan Tuhan. Segala yang hidup di muka bumi ini adalah atas perkenan Tuhan saja. Artinya Tuhanlah yang mengatur hidup ini, oleh karena itu hidup yang singkat ini harus dimaknai dengan penyerahan yang total kepada Tuhan. Dengan mengakui kebesaran Tuhan dalam hidup, kita akan sangat berhatihati dalam menjalani hidup ini. Mengisi hidup ini sesuai dengan kehendakNya. Dari bagian firman Tuhan yang kita baca pada hari ini mengingatkan kepada kita bahwa: - Menjalani hidup berdasarkan Firman Tuhan adalah kemenangan dalam hidup. - Keangkuhan Amazia dan sikapnya yang menyembah berhala membawa dia pada kekalahan dan kematian. (2 Tawarikh 25:14) - Penolakannya terhadap Firman Tuhan melalui para nabi, membuat ia jauh dari pemeliharaan Tuhan (2 Tawarikh 25:15-16). - Rasul Paulus menasehatkan jemaat untuk menaruh pengharapan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus. Dalam kalimat pembuka suratnya Paulus menyampaikan dasar hidupnya yakni pengharapan di dalam Kristus. Tetap teguh dalam Kristus melalui cara hidup bersyukur, tekun berdoa,menjauhkan diri dari ajaran, ajaran sesat, bertingkah laku dengan pantas, dan hidup tak bercacat cela, menjadi ciri orang yang hidup berpengharapan pada Kristus. INAS Bacaan Alkitab : Yohanes 12:20-26; 2 Korintus 1:3-7; Mazmur 132 Doa:Tuhan Yesus hanya Engkau saja pengharapanku. 70 Renungan Harian Janji Hidup Senin 7 Maret 2016 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Keluaran 20:12 Membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah. 1 Timotius 5:4 Menghormati Orang Tua M asih ingat dengan kisah si Malin Kundang? Seorang anak dari keluarga miskin, sepeninggal ayahnya pergi merantau, singkat cerita menjadi pemuda yang berhasil kemudian menikah dengan seroang putri, ketika istrinya hendak bertemu dengan ibu mertua si Malin kundang dengan semangat untuk mempertemukannya. Tetapi alangkah terkejutnya ketika ada seorang ibu tua, dekil dan kotor datang memeluk si Malin Kundang, karna malu si Malin Kundang tidak mengakui ibunya, dan akhirnya dalam kemarahan sang ibu mengutuknya menjadi batu yang menyatu dengan karang. Ada banyak kisah rakyat yang juga mengingatkan kita supaya kita hormat dan patuh pada orang tua. Pada bagian Firman Tuhan yang kita baca hari ini mengingatkan dan menguatkan kita: - Pintu berkat terbuka lebar ketika kita hormat kepada orang tua. - Orang tua adalah sebagai sumber kehadiran Tuhan dalam hidup kita, melalui mereka kita merasakan kasih Allah. - Lakukanlah yang pantas, baik dan maksimal untuk orang tua selagi mereka masih hidup. Banyak hasil yang telah kita terima dari Tuhan melalui orang tua kita. mungkin mereka tidak menuntut balas, tetapi adalah kewajiban kita sebagai anak untuk merespon kasihnya. Orang tua tidak pernah meminta lebih dari apa yang bisa diberikan oleh sang anak. INAS Bacaan Alkitab : Yohanes 6:26-35; Yohanes 15:1-8 Doa:Ya Tuhan, ajarkan kami untuk selalu menghormati orang tua, karena itu yang berkenan kepada-Mu. Renungan Harian Janji Hidup 71 Selasa 8 Maret 2016 Firman Tuhan: “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani.” Keluaran 33: 19 Paulus menulis: Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku -- aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. 1 Timotius 1:12-13 Melayani Karena Kasih Allah D alam keluaran 33:1-22 kita membaca betapa bergaul karibnya Musa dengan Tuhan, bisa berbicara sebagaimana layaknya dengan sahabat. Kita membaca keterbukaan Musa untuk mendengar dan menerima keputusan Tuhan. Apapun yang Tuhan putuskan untuknya adalah yang terbaik untuk umat Israel. Kebebasan Tuhan untuk mengasihi siapa yang hendak Dia kasihi adalah mutlak. Kalaupun Tuhan mengasihi kita itu bukan karna jasa atau perbuatan baik kita, melainkan hanya anugerahNya belaka. Lebih jelas lagi Paulus mengingatkan kita bahwa siapakah kita ini sehingga Tuhan mempercayakan pelayanan demi pelayanan kepada kita yang tidak setia ini? Dari seorang penghujat dan pembabat murid Kristus berbalik menjadi pemberita Kristus. Jikalau bukan karna anugerah daripadaNya? Secara fisik kita mungkin tidak pernah menganiaya pengikut Kristus tetapi bukankah sering kita mengabaikan pelayanan demi mengejar kemasyuran, kekuasaan, perbaikan taraf hidup dan lain sebagainya. Pendek kata ketidaksetiaan dalam pelayanan masih mewarnai kehidupan pelayanan kita. Mari kita melihat pelayanan yang dipercayakan sebagai kasih karunia Allah yang besar, oleh karenanya kita kerjakan pelayanan tersebut dengan seoptimal mungkin, Tuhan pasti akan menyertai. Ada banyak tantangan yang kita hadapi dalam pelayanan, tantangan terbesar adalah dari diri sendiri. Kalahkan setiap tantangan dengan senantiasa mengingat kasih karuniaNya yang sangat besar dalam hidup kita ini. INAS Bacaan Alkitab : Ayub 9:14-23, 32-35; Yohanes 15:9-17 Doa: Tuhan Yesus ajarkan kami untuk melakasanakan pelayanan kami dengan sungguh-sungguh. 72 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 9 Maret 2016 Sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. Yesaya 66: 22 Yesus berkata: di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Matius 16:18 Firman Tuhan Kekal Selama-lamanya S egala yang ada di kolong langit ini akan mengalami proses perobahan, kehancuran bahkan mengalami kepunahan. Tetapi ada yang kekal sesuai dengan yang kita baca hari ini, yakni Firman Tuhan adalah kekal untuk selama-lamanya. Kedua ayat bacaan kita hari ni mengingatkan kita untuk belajar setia mendengar FirmanNya, belajar setia untuk menanti akan janjiNya. Kekuatiran akan punahnya bangsa Israel sangat beralasan, terutama ketika mereka mengalami masa pembuangan di Babel. Akankah bangsa pilhan Tuhan ini akan tetap ada? Masihkah janji Tuhan berlaku buat mereka? Ditengah perasaan seperti itulah melalui nabi Yesaya Tuhan mengingatkan umatNya bahwa janji Tuhan tetap untuk selama-lamanya. “…keturunan dan namamu akan tinggal tetap”. Seperti apa yang telah dijanjikan kepada Abraham; yakni berkat Tuhan berupa keturunan, kemasyuran , kekayaan, ketiga hal ini merupakan bagian-bagian berkat yang oleh bangsa Israel merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Ditengah kenyataan yang sepertinya terbalik, kemungkinan besar mereka mempertanyakan akankah janji Tuhan masih tetap berlaku? Sama seperti umat Israel dalam kenyataan perjalanan kehidupan beriman kita sering kali jatuh dan bangun. Ketika berada dalam posisi terjatuh, mungkin terlontar pertanyaan akankah janji Tuhan masih berlaku dalam kehidupan ini? Dalam Matius 16:18, bagian dari ayat ini merupakan rangkaian kisah dari pengakuan Petrus tentang siapa Yesus. dalam perjalanan imannya, bukankah petrus jatuh menyangkal Yesus? Akankah gereja terbangun diatas pernyataan seorang yang gagal mempertahankan pernyataannya? Nyata bagi kita bahwa kita sangat lemah untuk memegang janji kita.Tetapi Tuhan tidak mendasarkan janjinya pada kesetiaan kita, melainkan pada kesetiaanNya akan janjiNya untuk menyelamatkan umat manusia. Rencana dan rancangan Allah tetap untuk selama-lamanya. JanjiNya kekal yakni untuk menyelamatkan umat manusia. Kalaupun manusia ingkar janji kepada Tuhan, namun Tuhan tetap setia untuk mewujudkanNya. INAS Bacaan Alkitab : Yohanes 15:9-17; Yohanes 15:18 – 16:4 Doa:Kami bersyukur dapat mengenal Engkau yang kekal lewat firmanMu, bimbinglah kami untuk setia pada kebesaran firmanMu. Renungan Harian Janji Hidup 73 Kamis 10 Maret 2016 Yusuf berkata kepada istri Potifar: Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah? Kejadian 39:9 Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya. Ibrani 3:6 Belajar Setia B elajar setia adalah pelajaran seumur hidup. Betapa mudahnya kita berjanji untuk setia, namun seringkali kita jatuh dalam ketidaksetiaan. Sekalipun demikian kita harus berjuang untuk tetap setia, berapapun harga yang harus dibayar kita harus berani membayarnya karna itulah yang diminta Tuhan dari kita. Mari kita belajar dari Yusuf, walaupun dibujuk untuk tidak setia, ia tetap setia, bahkan karana mempertahankan sebuah kesetiaan ia harus mendekam dibalik jeruji besi. Itulah harga sebuah kesetiaan. Namun Tuhan menghargai orang yang setia, apapun yang dikerjakan oleh Yusuf berhasil, dipenjara sekalipun ia menjadi berkat dan dipercaya oleh kepala penjara. Tuhan membawa seseorang pada kesuksesan melalui proses kesetiaan. Tuhan Yesus telah memberi keteladanan dalam kesetiaan kepada kita. Ia setia menjalankan kasih Bapa sampai harus mati di kayu salib. Inilah harga dari sebuah kesetiaan. Ia telah mati untuk membayar ketidaksetiaan kita kepada Tuhan. Kita yang seharusnya dihukum mati akibat dosa, dengan kesetiaanNya kita dimungkinkan memperoleh hidup yang kekal. Belajar kesetiaan bukanlah dibangku sekolah atau diuniversitas, namun dari hidup yang kita lakoni sehari-hari. Belajarlah untuk setia mencintai pasangan hidup anda, setia mengasihi anak-anak, setia mengasihi tetangga, rekan sekerja dan dimanapunTuhan tempatkan kita. Memang tidak gampang untuk tetap setia, apalagi jika kita harus berhadapan dengan fitnah, caci maki, dan lain sebagainya. Tetapi sebagai orang yang telah ditebus oleh Tuhan, pilihan bagi kita adalah untuk “tetap setia”. Lihatlah berkat yang akan mengikuti hidup anda sebagai buah-buah dari kesetiaan anda. INAS Bacaan Alkitab : 2 Korintus 4:11-18; Yohanes 16:5-15 Doa:Tuhan ampuni atas ketidak setiaan kami, bimbinglah kami untuk lebih setia. 74 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 11 Maret 2016 Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini. Yesaya 45:6-7 Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. 2 Korintus 4:6 Jadilah Terang A kulah Tuhan dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah Tuhan yang membuat semuanya ini. Yesaya 45:6-7. Allah yang telah berfirman:”Dari dalam gelap akan terbit terang!” Ia juga yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. 2 Korintus 4:6. Kata kunci dari dua bacaan kita hari ini adalah terang. Terang sangat dibutuhkan dunia. Kita dengan mudah membayangkan seandainya tidak ada terang atau cahaya, kita tidak akan mampu melihat benda apapun juga, dunia akan menjadi dingin dan membeku, segala makluk tidak mungkin dapat hidup jika tidak ada terang. Lawan dari terang adalah gelap. Dimanakah gelap ketika ada terang? Gelap itu masih ada disekitar, tidak jauh, dan siap sedia menggelapi ketika cahaya terang itu pudar atau mati. Tetapi selama terang itu bersinar maka kegelapan akan sirna. Tuhan telah memisahkan terang dengan gelap sehingga berlangsung kehidupan di bumi ini. Terang Illahi telah ada pada kita, dan kita diutus untuk memancarkan terang itu dalam kehidupan kita. Tak dapat disangkal bahwa tidak semua sudut dunia ini merindukan terang, mereka yang nyaman hidup dalam kegelapan pasti menjadi musuh utama mereka yang membawa terang. Terang memang tidak dapat disatukan dengan gelap. Identitas kita sebagai anak-anak terang jangan sampai pudar dalam dunia ini. Tetaplah nampakkan terang Kristus dalam kehidupan kita ini. Untuk tetap bersinar, pastikan terang anda tetap menyala, semangat untuk melayani, pastikan ketersediaan minyak, (firman Tuhan yang mengaliri hidup anda). INAS Bacaan Alkitab : Yohanes 16:16-23a; Yohanes 16:16-24 Doa:Alirkanlah firman ya Tuhan, sehingga hidupku bersinar bagi sesama. Renungan Harian Janji Hidup 75 Sabtu 12 Maret 2016 Ya Allah …Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali. Engkau akan menambah kebesaranku dan akan berpaling menghibur aku. Mazmur 71:20-21 Ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” Matius 14:30 Tuhan Tolonglah Aku M asa tua bisa jadi masa yang meyenangkan, atau sebaliknya akan menjadi masa dimana kita merasa kehilangan segalanya. Berangsur-angsur kita kehilangan sahabat yang sudah mendahului kita, mungkin pasangan hidup, mungkin anak dan lain sebagainya. Kekuatanpun semakin menurun, dan tibalah kita pada kondisi yang tidak berdaya. Atau sebaliknya masa tua akan menjadi masa yang penuh sukacita, karna kita telah terlepas dari segala hal yang membebani kita dalam hidup ini. Semuanya itu tergantung bagaimana kita melihat masa tua kita dan kepada siapa kita berharap. Kalau kita bergantung pada kekuatan, kuasa, sahabat dan kerabat, suatu kali kelak semuanya itu akan meninggalkan kita atau kita akan meninggalkannya. Dalam doanya pemazmur mengajak kita untu ktetap berharap hanya kepada Tuhan saja. Dalam bacaan firman yang kedua, dari Matius 14:30 kita belajar untuk memiliki iman yang konsisten. Deru gelombang masalah dalam hidup bisa saja membuat iman kita menjadi pudar, namun berserulah kepada Tuhan “Tuhan tolonglah Aku..” Teriakan ini tidak hanya sekedar seruan minta tolong, tetapi sebuah pengakuan bahwa pertolongan kita hanya dari Tuhan saja. Jangan mengandalkan diri tetapi andalkanlah Tuhan dalam hidup ini. Tidak ada manusia dibawah kolong langit ini yang kebal dari masalah. Tetapi mereka yang tegar adalah mereka yang tahu dan percaya bahwa Tuhan adalah penolongnya. INAS Bacaan Alkitab : Yohanes 14:15-21; Yohanes 16:25-33 Doa:Tuntunlah kami Tuhan untuk melihat pertolonganMu nyata dalam hidup kami. 76 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 13 Maret 2016 TUHAN semesta alam, … kepada-Mulah kuserahkan perkaraku. Yeremia 11:20 Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. 1 Petrus 2:21, 23 Kepada-Mu Kuserahkan Perharaku H idup berserah tentu berbeda dengan hidup menyerah. Ketika kita berserah penuh kepada Tuhan, kita mengakui kemahakuasaanNya yang sanggup memulihkan keadaan kita.Kenyataan yang terjadi kerap kali kita melihat perkara kita semakin membesar, dan memperkecil kuasa Tuhan dalam hidup ini. Nabi Yeremia mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah yang menjadikan langit dan bumi beserta dengan isinya. Terlalu mudah bagiNya untuk menolong anak-anakNya keluar dari persoalan hidup. Kuncinya adalah mau atau tidak kita berserah kepadaNya? Keangkuhan adalah tembok tebal yang menghalangi kita untuk menerima pertolongan Tuhan. Lebih dalam lagi kita mengenal tindakan Allah di dalam karya Tuhan Yesus Kristus. Dia meninggalkan kemuliaanNya untuk mencari dan menyelamatkan manusia dosa. Ia menanggung siksa, caci maki, bahkan mati sebagai ganti manusia, untuk menebus kita dari perbudakan dosa. Teladan hidup yang Tuhan Yesus telah berikan patutlah kita lakoni dalam kehidupan kita ini. Semuanya ini dapat kita lakukan ketika kita mampu meniadakan hak kita. Mengutakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri. Dan membiarkan pembalasan sebagai haknya Tuhan saja. Tetap setia untuk memberlakukan kasih walaupun terkadang kasih kita bertepuk sebelah tangan, tidak membalas ketika disaci maki, difitnah, dan lain sebagainya. Seperti Kristus Yesus yang senantiasa mengasihi mereka yang membenciNya. Memang sulit, tetapi kita tidak punya pilihan lain kecuali meneladani apa yang Tuhan Yesus telah tinggalkan untuk kita. INAS Bacaan Alkitab : Markus 10:35-45; Ibrani 5:7-9; Mazmur 102 Doa:Ya Tuhan kepadaMu kuberserah penuh, apapun yang terjadi dalam hidupku adalah rencanaMu yang indah. Renungan Harian Janji Hidup 77 Senin 14 Maret 2016 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia. Mazmur 118:8 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Ibrani 4:16 Tuhan Perlindunganku K etika perang atau bencana menimpa sebuah negara, maka terjadilah pengungsian besar-besaran. Orang berpindah dari negara yang rawan ke tempat yang nyaman. Betapa pentingnya rasa nyaman tersebut, jauh lebih penting dari bertumpuk-tumpuk harta benda yang kita miliki. Pertanyaannya, adakah tempat di muka bumi ini yang selama-lamanya aman? Siapa yang bisa menjaminkannya? Orang kemudian merasa nyaman dengan berbagai jaminan atau asuransi yang dimiliki. Benarkah semuanya itu dapat menjamin kenyamanan hidup? Mungkin selama kita hidup apa yang ada pada kita membuat diri kita nyaman, tetapi belum tentu dapat membuat nyawa kita amankan nyaman. Belajar dari bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini, kita diingatkan bawa perlindungan kita yang sejati, yang kokoh dan teguh hanyalah Tuhan. Dan Tuhan ada di mana-mana. Kita bersyukur bahwa Tuhanlah yang memegang tangan kita, bukan sebaliknya. Karna genggaman tangan kita penuh dengan kelemahan, tapi tangan Tuhan akan tetap dan terus menggengam tangan kita. Dosa menjadi penghalang kita untuk tetap berada dalam rangkulan kasih Tuhan. Dosa telah memisahkan manusia dari pelukan kasih Tuhan. Tetapi melalui karya Tuhan Yesus telah memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang kita diajak untuk menghampiri kasih karunia Tuhan. Tidak ada cara lain lagi untuk jiwa kita mendapat kenyamanan kecuali oleh kasih karuniaNya yang besar. Tangan kasihNya terbuka menyambut setiap mereka yang mau mencari perlindungan. Berlindunglah kepada Allah maka jiwa kita mendapat ketenangan. INAS Bacaan Alkitab : Efesus 2:11-16; Yohanes 17:1-8 Doa:Ya Tuhan, berlindung kepada manusia hanyalah sia-sia sebab tidak ada jaminan, tetapi didalam perlindunganMu ada kepastian atau jaminan yang kekal. 78 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 15 Maret 2016 Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayanglayang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya. Ulangan 32:11 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Filipi 4:7 Damai Sejahtera Allah Melampaui Pikiran Manusia K etika menyaksikan induk rajawali mengoncangkan sarangnya untuk memaksa anak-anaknya terbang, mungkin kita akan berpikir bahwa betapa jahatnya sang induk, mengeluarkan anak-anaknya dari tempat nyaman terjun kealam bebas. Tetapi itulah keunikan alam, anak-anak rajawali diajar untuk terbang oleh induknya. Tidak ada cara lain kecuali meninggalkan sarang yang selama ini dianggap sebagai tempat yang nyaman. Tetapi kita melihat sang induk tidak membiarkan anak-anaknya tetapi mendampingi, mengawasi bahkan ketika ada binatang lain yang mau memangsa anaknya, dengan sigap induk rajawali membentengi anak-anaknya. Sampai akhirnya anak rajawali bisa terbang tinggi dan mandiri. Kasih Tuhan tidak mampu untuk kita selami. Lebih dalam dari samudra raya, lebih luas dari cakrawala yang terbentang. Kasih Tuhan melampau daya pikir manusia yang terbatas. Kasih yang tanpa batas, kasih yang tanpa syarat, kasih itulah yang memelihara hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus. Bagaimana kita memberi hati dan pikiran kita dipelihara dalam kasihNya? Memang tidak selalu mudah untuk dapat melihat kasihNya ketika kita berhadapan dengan masalah yang pelik dalam hidup. Seperti sang rajawali yang menempa anaknya untuk bisa terbang, demikianlah karna kasihNya Allah mendidik kita untuk tetap setia. Percayakan hidup ini hanya dalam kasih Tuhan, Ia menjadikan segala perkara hidup ini untuk kebaikan kita. Setelah mencapai kemengan barulah kita menyadari maksud Tuhan. Yang Agung dan setia masalah hidup yang tercadi apapun yang terjadi, percayalah bahwa damai sejahtera Allah menyertai kits. INAS Bacaan Alkitab : Ayub 19:21-27; Yohanes 17:9-19 Doa:Kiranya damai sejahtera Allah menyertai dan memelihara hati kita semua. Renungan Harian Janji Hidup 79 Rabu 16 Maret 2016 Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Amsal 3:29 Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. Galatia 6:10 Buatlah Yang Baik, Membangun, Menguatkan dan Menghibur B erat ringannya hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa kerapkali didasarkan pada terencana tidaknya kejahatan yang dilakukan. Kejahatan yang terencana jauh lebih berat hukumannya ketimbang kejahatan yang sifatnya situasional, hal itu sangat beralasan. Dalam Amsal 3:29 pada tahap merencanakan saja jangan sampai ada dibenak kita, apalagi menjadi pelaku kejahatan terhadap sesame kita.Belajarlah senantiasa merencakan yang baik dalam hidup ini. Hidup ini sangat singkat, sedapat mungkin pikirkan dan lakukan yang baik, yang membangun, menguatkan dan menghibur sesama. Apalagi untuk saudara seiman. Kita diingatkan untuk memperhatkan semua orang, terlebih kawan yang seiman. Jika dengan kawan seiman saja kita saling menjatuhkan, saling mengigit dan membinasakan, mustahil kita akan dapat mengasihi kawan yang tidak seiman, apalagi musuh. Karena itu mulailah dari kawan seiman dalam persekutuan di jemaatjemaat dan gereja secara am dan kudus. Apapun yang kita rencanakan dan lakukan ingatlah apakah itu baik dan benar, apakah itu menguatkan iman kita dan sesama, dan apakah tindakan kita menghibur? Firman Tuhanlah yang menjadi penuntun kita dalam berpikir dan bertindak, sehingga apapun yang kita buat adalah merupakan respon kita terhadap firmanNya. INAS Bacaan Alkitab : Ibrani 9:11-15; Yohanes 17:20-26 Doa:Ya Yesus, ajarkan kami untuk tidak merancang yang jahat, tapi ajarkan kami untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. 80 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 17 Maret 2016 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong. Mazmur 22:12 Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Yohanes 14:1 Percayalah Kepada Allah K egelisahan sering mencekam pikiran dan hati kita, ketika kita berhadapan dengan kesusahan dalam hidup. Hal tersebut tidak mampu kita sembunyikan, pasti akan terpancar dari raut muka kita. Apapun yang kita lakukandalam suasana hati dan pikiran yang gelisah, pasti tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal. Berusahalah untuk tenang, sehingga kita mampu melihat inti masalah yang sedang melanda, dan mampu untuk melihat cara Tuhan menolong kita. Dalam doanya pemazmur berseru kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan telah menjauh darinya. Tergambar oleh kita betapa merananya hidup ini jika Tuhan tidak berpihak atau bersama dengan kita. Tuhan Yesus mengingatkan para murid untuk tidak gelisah, namun percaya kepada Allah. Apakah yang seringkali membuat hati kita gelisah? Atau dengan pertanyaan lain adakah kegelisahan menolong kita untuk keluar dari kemelut hidup? Orang bisa saja mengalami gelisah tidur, gelisah bekerja, gelisah memikirkan masa depan anak dan lain sebagainya. Ada banyak hal yang dapat membuat hati kita gelisah atau cemas. Kecemasan atau kegelisahan hanya menghalangi mata iman kita untuk melihat pertolongan Tuhan. Belajarlah untuk tenang, sekalipun kawan lain menghilang, tetapi kawan yang sejati yakni Tuhan Yesus senantiasa bersama kita. Gantilah hati yang gelisah dengan hati yang berseru kepada Tuhan, dan hati yang percaya hanya kepada-Nya. Apapun yang membuat anda gelisah pada saat ini, tundukanlah semuanya itu dengan senantiasa berseru dan percaya hanya kepada Tuhan. Padanya ada dekapan kasih, penghiburan, kekuatan dan damai sejahtera. INAS Bacaan Alkitab : Yeremia 15:15-21; Markus 14:26-31 Doa:Tuhan Yesus kami hanya percaya kepadaMu saja, karena hanya kepadaMu sajalah ada pengharapan. Renungan Harian Janji Hidup 81 Jumat 18 Maret 2016 Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia. Yesaya 55:10-11. Yesus berkata: yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat. Markus 4:20 Menjadi Pelaku Firman Apakah sia-sia jika kita senantiasa berbuat baik, sekalipun respon dari pihak lain tidak seperti yang kita harapkan? Belajar dari bacaan firman hari ini kita diingatkan untuk senantiasa: mengalirkan kasih yang kita telah terima, hidup yang berdampak bagi masyarakat, dan menjadi pelaku firman. - Mengalirkan kasih; Sumber atau Sang Kasih adalah Kristus. Kita adalah alat yang kecil ditanganNya untuk mengalirkan kasih dari kehidupan ini. Tidak sulit, jika kita menyadari bahwa hidup kita yang kita hidupi sekarang ini adalah hanya oleh kasih anugerahNya saja. - Hidup yang berdampak bagi sesama; Hidup ini bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk berbagi dengan sesama, seperti Kristus yang memberi hidupNya supaya manusia memiliki hidup yang kekal. - Menjadi pelaku firman; belajar untuk merespon firman Tuhan dengan tindakan yang nyata. Firman Tuhan mengubah pola hidup kita, dan dari kesaksian hidup yang kita tunjukkan, banyak orang mengenal dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah juru selamat. - Sebagai penabur, peran kita adalah menaburkan benih firman Tuhan, selebihnya Tuhan yang akan memberi pertumbuhan. Jangan pernah berhenti untuk memberitakan Injil, sekalipun berat dan mahal harga yang harus dibayar. - sebagai lahan dimana benih itu ditabur, jadilah lahan yang subur, Firman Tuhan merubah pola hidup kita dari hidup untuk diri sendiri, menjadi hidup yang membawa dampak bagi sesama. INAS Bacaan Alkitab : Ibrani 10:1, 11-18; Markus 14:32-42 Doa:Tuhan Yesus, kami siap untuk menaburkan benih firman Tuhan dan siap menjadi lahan yang subur, sehingga hidup kami dapat berdampak bagi sesama. 82 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 19 Maret 2016 Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Yesaya 54:4 Jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu. 1 Petrus 4:16 Mengapa Takut ? A da banyak penyebab orang menjadi takut dan malu. Ada yang takut karna kesalahan dan dosa yang dibuatnya. Ada juga yang malu karna perbuatan aibnya diketahui oleh orang lain. Rasa takut dan malu penting ada dalam kehidupan ini, karna sepertinya pada jaman sekarang ini banyak orang telah kehilangan rasa takut dan malu. Orang sudah tidak takut lagi untuk melakukan kejahatan dan kecurangan, orang sudah tidak malu lagi melanggar norma yang berlaku. Firman Tuhan pada hari ini mengingatkan kita bahwa kita tidak akan dipermalukan oleh Allah jika kita memberlakukan FirmanNya. Dengan kata lain jikalau karna memberlakukan firman Tuhan, kita dipermalukan oleh dunia, sekali-kali janganlah takut. Bagaimana caranya untuk menghilangkan rasa malu dan takut? - Pikirkan apa yang akan anda katakan, jangan katakan semua yang ada dalam pikiran anda. - Lakukan apa yang anda katakan, katakan yang bisa anda lakukan (jangan seperti no action talk only). - Dasar pikiran dan tindakan dengan Firman Tuhan - Lakukan FirmanNya dengan konsisten dalam hidup anda. Tuhan tidak akan mempermalukan anak-anakNya yang dengan setia memberlakukan firmanNya dalam hidup ini. malulah jika sebagai anak-anak Tuhan ketika kita tidak melakukan firmanNya dalam hidup ini. INAS Bacaan Alkitab Lukas 18:31-43; Markus 14:43-52 Doa:Tuhan Yesus, kuatkan kami agar kami tidak malu untuk melayani-Mu. Renungan Harian Janji Hidup 83 Minggu 20 Maret 2016 Kami menyadari pemberontakan kami dan kami mengenal kejahatan kami: kami telah memberontak dan mungkir terhadap TUHAN. Yesaya 59:12-13 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasihNya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya. Titus 3:4-5 Menyadari Pemberontakan & Mengenal Kejahatan D ua belas tahun kami tinggal di Panti Asuhan hampir tiada hari tanpa memberontak terhadap semua bentuk pelayanan yang kami terima. Tempat tidur tidak ada kasur memberontak. Makan nasi hanya dengan krupuk dan sambal memberontak. Dapat tugas mencari enceng gondok di sawah untuk pakan ternak ayam memberontak. Jadi kami memang menjadi anak-anak pemberontak, nakal, dan selalu merasa tidak puas dengan segala bentuk layanan di Panti. Anehnya hal ini sama sekali kami tidak sadari dan tidak kenal sebagai sesuatu yang salah, jelek atau jahat, dan berlagak sok jago, sok pinter, sok punya segalanya. Bukan saja tidak sadar, tetapi sering diikuti dengan sikap dan prilaku jahat, misalnya: mencuri nasi dan lauk di dapur, melempar ayam milik panti dengan batu supaya mati. Meski sudah pasti bisa diduga hukuman berkalikali telah diberikan oleh pimpinan atau pengasuh panti, tapi tetap tidak mau kapok dan tidak mau berubah. Ini pengalaman lama kami dan sekarang tentu sudah berubah karena kan kami sudah banyak yang jadi pendeta, malu dong! Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita mau dan mampu menyadari pemberontakan dan mengenal kejahatan yang sudah, sedang, atau yang akan kita lakukan (Yesaya 59: 12-13). Menyadari pemberontakan berarti siap mengakui kesalahan dan dosa dihadapan sesama dan Tuhan. Mengenal kejahatan berarti mengetahui dengan pasti bahwa yang jahat itu adalah pikiran dan perbuatan tidak terpuji, dan pasti tidak mendapat tempat di mata dan hati Tuhan. Pemberontakan dan kejahatan kita akan menjadi tembok pemisah antara kita dengan Allah dan sesama. Karena itu kita perlu secepatnya bertobat dan berubah karakter dan karya hidup yang berkenan kepada Tuhan. Ada janji Tuhan bagi setiap orang yang punya komitmen dan tekad untuk berubah karakter akan menerima kasih, kemurahan, dan rakhmat Tuhan yang berupa pengampunan atas segala pemberontakan dan kejahatan serta keselamatan dalam hidup yang kekal (Titus 3:4-5). Pemberontakan dan kejahatan bukan ciri hidup dan karakter kekristenan kita. Pemberontakan dan kejahatan itu adalah buah dari perbuatan si jahat dan pasti akan memisahkan kita dengan kasih karunia Tuhan. Sadarilah, kenalilah, dan lawanlah segala tipu muslihat si jahat itu dengan pertolongan Tuhan, pasti bisa! Bertobatlah! Tuhan pasti mengampuni dan memulihkan kita! IKSN Bacaan Alkitab : Yohanes 12:12-19; Filipi 2:5-11; Mazmur 88 Doa:Ya Tuhan Yesus, mampukan kami setia bertobat dan meyakini janji setia-Nya. 84 Renungan Harian Janji Hidup Senin 21 Maret 2016 Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita! Mazmur 48:15 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. Ibrani 12:12-13 Sesungguhnya inilah Allah! A da beberapa pertanyaan disekitar tentang Allah. Apakah Allah benar-benar ada dan memperhatikan kita? Apakah Ia mempunyai nama? Siapakah sesungguhnya Allah kita? Banyak orang berpikir bahwa Allah tidak peduli terhadap penderitaan manusia. Di mana-mana kita melihat perang, kebencian, dan kesengsaraan. Selain itu, kita sendiri bisa jatuh sakit, menderita, berduka karena orang yang kita cintai meninggal. Karena itu, banyak orang mengatakan, ’Andaikata Allah memperhatikan diri kita dan problem kita, tidakkah Ia akan mencegah hal-hal itu?’ Pembacaan firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk meyakini dan percaya bersama pemazmur “sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita” (Maz 48:15). Mazmur ini memuji kehadiran Allah di Sion dan itulah sebabnya ia digolongkan kepada “mazmur Sion”. Sion dipuji sebagai kota Allah, Tuhan menegakkan kotaNya terhadap serangan musuh, kemasyuran Allah tampak di kotaNya, dan nyanyian arak-arakan mengelilingi kota Sion. Meskipun kota Sion adalah tempat kehadiran Allah, pemazmur mengingatkan supaya jangan sampai umatNya memuji Sion sebagai Raja dan Gembala yang memimpin umatNya. Karena itulah ia menegaskan sesungguhnya inilah Allah yang memimpin kita, dan bukan Sion atau pemimpinnya yang patut dipuji dan dimuliakan. Allah yang pernah memperkenalkan diri kepada Musa “Aku adalah Aku” ( Kel 3:14). Umat Israel mengenal Allah ini dalam bahasa Ibrani Yahweh. Dialah Allah yang hadir dan bertindak aktif. Ia Mahakuasa, Raja kekekalan, Maha pencipta. Allah yang seperti inilah yang dapat diharapkan dapat mendorong dan menguatkan kita dalam pendampingan pengembalaan terhadap warga jemaat yang lemah, yang sudah hampir putus asa, dan menguatkan kembali orang yang kehilangan kekuatan dan harapan dalam menghadapi tantangan hidup. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh (Ibr 12:12-13). Dia sebenarnya tidak jauh dari kita masing-masing. Dia selalu ada diantara kita. Dia adalah Tuhan Yesus Kristus Jurus’lamat kita semua. Mendekatlah kepada Allah melalui Yesus dan Ia akan mendekat kepadamu (Yak 4:8). Allah memperhatikan kita semua. Ia pengasih, baik hati, dan berbelaskasihan. Ia sangat peduli dan mengatasi segala bentuk penderitaan manusia. IKSN Bacaan Alkitab : Matius 26:6-13; Markus 14:53-65 Doa: Ya Tuhan, buatlah kami tetap percaya kepada Allah yang sangat dekat dengan kita dan peduli terhadap segala persoalan dalam hidup kita. Renungan Harian Janji Hidup 85 Selasa 22 Maret 2016 Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. 1 Tawarikh 29:11 Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, Ibrani 2:9 Raja Di Atas Segala Raja S eorang raja dalam satu kerajaan pasti mempunyai rakyat, wilayah kekuasaan, dan harta benda sebagai wujud kekayaan…………Orang tua selalu berusaha memberi nasihat untuk selalu hidup kudus kepada anak-anaknya. Anak-anak harus rajin ke Sekolah Minggu, Baca Alkitab, Jangan menghina teman, Beri bantuan kepada teman yang memerlukannya, Carilah nanti teman hidup yang seiman, Berhati-hatilah membawa satu barang yang berharga itu”, dan Nikmatilah nanti masa mudamu dengan penuh sukacita dan kekudusan. Nasihat seorang orang tua terhadap anak-anaknya tersebut tentu sangat baik dan ingin supaya anak mereka hidup mendengar nasihatnya, sehingga hidup mereka tidak sia-sia tetapi berguna bagi dirinya, bagi orang tua dan keluarganya, bagi gereja dan masyarakat serta bagi Tuhan dan sesama. Berbahagialah orang tua yang tetap mau menasihati anakanaknya dalam segala hal. Berbahagialah juga bagi setiap anak-anak yang tetap mau mendengar dan melakukan nasihat dari orang tua yang dicintainya dalam segala keadaan. Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus melakukan nasihat untuk hidup kudus. Nabi Musa memberi nasihat: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus....jangan kau kutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kau taruh batu sandungan, tetapi kau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan (Imamat 19:2,14). Hidup kudus di sini berarti berbuat baiklah kepada orang-orang menderita seperti orang tuli dan orang buta. Jangan pernah berlaku kasar, mencaci maki, dan mencelakakan mereka. Rasul Paulus menasihatkan kita juga supaya hidup kudus: menjauhi percabulan dan menghormati pernikahan (tidak melakukan apa yang cemar) karena hal ini adalah wujud penolakkan terhadap kehendak Tuhan (1 Tesalonika 4:7,8). Hidup kudus juga berarti jangan pernah menyangkal Yesus dan mesti hidup rendah hati dihadapan-Nya (Matius 26:30-36). Ternyata hidup kudus itu juga mesti nampak dalam permohonan dan penyerahan diri dalam doa kepada Tuhan supaya bebas dari hukuman kematian dan mendapatkan hikmat dari Tuhan untuk menterjemahkan mimpi raja Babil, Nebukadnezar (Daniel 21-26). Hiduplah kudus, karena Aku Tuhan Allahmu adalah kudus. Ajarkanlah dan lakukanlah hal-hal kudus bagi Tuhan dan sesama di tengah-tengah keluarga, gereja, dan masyarakat melalui: pikiran, tutur kata, sikap dan perilaku hidup yang berkenan kepada Tuhan. Jangan menghina dan mencelakakan orang lain. Jangan berbuat cabul dan berzinah. Bantulah orang lain dengan apa yang bisa kita bantu. Jangan tinggi hati dan menyangkal Tuhan. Berserahlah kepada-Nya agar hikmat ilahi memenuhi segala hidup dan karya kita! IKSN Bacaan Alkitab : Ayub 38:1-11; 42:1-6; Markus 14:66-72 Doa:Tuhan, ajarkanlah kami mengenal, menerima,dan melakukan kekudusanMu dalam seantero hidupku 86 karya Renungan Harian Janji Hidup Rabu 23 Maret 2016 Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu . Mazmur 95:7-8 Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Yakobus 1:22 Pendengar dan Pelaku Firman D idalam hidup ini ada banyak hal yang dapat kita dengar dan lakukan. Kita mendengar siaran radio, mendengar pidato, dan mendengar kotbah, mendengar nasihat dari orang tua atau orang yang kita tuakan. Seberapa banyak yang sudah kita dengar, mengerti dengan baik serta lakukan sebagai pelajaran, peringatan, janji, dan teladan? Kadang-kadang kita mendengar sepotong-sepotong sehingga tidak utuh kita dapat mengerti apa yang dikatakan pembicara. Kita sering hanya mendengar dan masuk dari telinga kanan tetapi ke luar dari telinga kiri. Karena itu dapat dipastikan kalau yang kita lakukan itu sering kali tidak bijaksana dalam menyaring apa yang dikatakan dan dimaksud oleh pembicara. Apalagi dalam hal ini kita harus mendengar, mengerti, dan menerapkan Firman Tuhan dengan setia, baik, dan benar dalam seantero perjalanan hidup kita. Firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati bagaimana semestinya kita mendengar suara atau Firman Allah dan jangan mengeraskan hati (Maz 95:7,8). Mendengarkan firman Allah dan teguranNya adalah bagian dari ibadah kita. Ibadah tidak berakhir dengan waktu ibadah yang telah ditentukan. Sikap mau mendengar firman Tuhan harus berlangsung dalam hidup yang nyata, sebab di sana juga Allah akan hadir dan mau menyatakan diri dan karyaNya. Ibadah harus menjadi suatu sikap hidup. Karena itulah kita dingatkan lagi “hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri (Yak 1:22). Yudas Iskariot murid Tuhan Yesus, lebih mendengar suara hati dan suara Iblis dibanding mendengar nasihat dan peringatan Tuhan Yesus sebelum ia akan mengkhianati guruNya. Akhirnya ia jatuh ke dalam pencobaan dan perbuatannya sendirilah yang telah menghakimi bahkan memisahkan dari kasih karunia keselamatan Allah. Untuk apa dan buat siapa firman Allah itu harus didengar dan dilakukan? Allah mau supaya kita rajin dan setia mendengar dan melakukan firmanNya. Allah ingin supaya kita semua dapat bertumbuh dalam iman pengenalan yang sempurna terhadap kehendak dan janjiNya. Ia menghendaki supaya kita semua tidak jauh dari kasih pemeliharaan, berkat-berkatNya bahkan keselamatan hidup kita. Marilah dengar dan lakukan firmanNya dengan setia dalam segala keadaan kita dan jadikan sebagai ibadah sikap hidup sehari-hari! IKSN Bacaan Alkitab : Lukas 22:1-6; Markus 15:1-15. Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami untuk setia mendengar dan melakukan firman Tuhan, dan perkenankanlah kami dapat menikmati pertumbuhan iman dan sukacita melalui firmanMu. 87 Renungan Harian Janji Hidup Kamis Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku Kejadian 41:52 24 Yesus berkata kepada para murid: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.” Markus 14:34 Maret 2016 Tuhan Itu Pengasih Dan Penyayang K ata “syaloom” sudah sangat sering kita dengar dan ucapkan sebagai salam pembuka ketika kita bertemu dengan teman-teman seiman atau ketika kita memimpin pertemuan atau ibadah tertentu baik formal maupun tidak formal. Kata Ibrani “syaloom” ini dapat diterjemahkan dengan “Damai Sejahtera Allah”. Melalui ucapan dan salam kata ini kita berharap supaya ada suasana sukacita dalam perjumpaan itu sehingga bukan sekedar hanya basa basi. Setelah Tuhan Yesus bangkit dan menampakkan diri serta bertemu dengan para murid didahului dengan salam “Damai Sejahtera Allah, ada bersamamu”. Salam ini tentu sangat menghibur dan menguatkan bahkan membuat suasana sukacita bagi para murid-Nya setelah beberapa hari mereka sempat dirundung oleh dukacita mendalam karena tragedi kematian-Nya. Firman Tuhan saat ini berbicara tentang “Damai Sejahtera Allah”. Rumah Allah atau Bait Suci yang baru didirikan kembali dengan megah di Yerusalem setelah umat Allah kembali dari tanah pembuangan Babil itu adalah tanda bahwa Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya dengan membawa damai sejahtera bukan kutukan atau hukuman (Hagai 2:10). Allah yang adalah sumber damai sejahtera meyakinkan umat Israel dan menguatkan hati mereka untuk terus merampungkan pembangunan Bait Suci (rohani) dan melanjutkan pengelolaan ladang-ladang mereka yang terbengkalai selama 70 tahun (fisik). Rasul Paulus menegaskan bahwa kehadiran Allah dalam karya-Nya yang memperdamaikan Tuhan dengan umatNya itu sangat nyata dalam tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus yang telah diserahkan di atas kayu salib tersebut (Kolose 1:20). Lukas mengajak kita untuk mewujudkan damai sehatera itu dalam tindakan konkreat dalam memilih dan menugaskan seseorang untuk pekerjaan memberitakan Injil keselamatan dalam Kristus kepada orang lain yang belum percaya (Kisah Para Rasul 1:12-26; 2:29-36). Dengan iman kita bersyukur dan mengatakan bahwa kita semua adalah utusan pembawa damai sejahtera Tuhan apapun profesi kita sekarang. Kehadiran Tuhan yang adalah damai sejahtera itu tidak dapat kita batasi dalam sebuah gedung gereja, tapi harus meluas di tengah-tengah masyarakat. Tidak cukup diucapkan saja tetapi supaya dirasakan oleh masyarakat luas. Setiap orang yang diutus pasti diperlengkapi, dipelihara, dilindungi, dan diberkati Tuhan. Karena itu menjadi pembawa damai sejahtera harus berpikir dan mengerjakan damai sejahtera Allah yang konkreat di dalam masyarakat. IKSN Bacaan Alkitab : Yohanes 13:1-15(34-35); 1 Korintus 11:23-26; Markus 15:16-23 Doa:Ya Tuhan,utuslah kami untuk membawa damai sejahtera Tuhan dalam masyarakat 88 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 25 Maret 2016 Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Mazmur 89:2 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. 2 Korintus 5:19 Menyanyikan dan memperkenalkan kasih setia Tuhan B iasanya orang Indonesia langsung marah-marah dan memaki-maki pengemudi kendaraan jika ada pengemudi lain menyerempet atau menabrak kendaraan kita sampai rusak, bahkan tanpa sadar mungkin kita minta ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkannya. Konon orang Jepang jika suatu ketika mengendarai kendaraan lalu ditabrak oleh orang lain, maka yang ditabrak malah minta maaf lebih dahulu. Aneh, bukan? Rasanya memang aneh, namun itulah budaya mereka yang lebih mementingkan penyelesaian secara damai daripada kekerasan. Menyanyikan dan memperkenalkan kasih setia Tuhan melalui memaafkan sesame siapapun mereka. Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita memuji dan mewartakan kasih setia Tuhan sepanjang hidupnya. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selamalamanya, hendak memperkenalkan kesetianMu dengan mulutku turun temurun (Maz 89:2). Pemazmur sungguh percaya dan tidak pernah ragu bahwa Tuhan itu setia atau telah menyatakan diriNya sebagai yang setia: kekuatan dan kesetiaan ada di sekelilingnya, kasih dan kesetiaan berjalan di depannya. Kasih setia Tuhan itu sampai ke langit dan kesetiaanNya sampai kea wan-awan. Ketidaksetiaan manusia tidak dapat membatalkan kesetiaan Tuhan. Atas dasar inilah juga Rasul Paulus berkata bahwa “Allah telah mendamaikan dunia dengan diriNya melalui Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami” (2 Kor 5:19). Ia telah mengampuni, mendamaikan, dan menyelamatkan hidup kita semua melalui kasihNya. Dia maha pengasih, maha penyayang akan memberi pengampunan atas dosa umatNya, hanya karena kasihNya bukan karena perbuatan baik umatNya. Kita semua adalah seperti orang yang terdakwa dan tervonis hukuman mati karena dosa kita. Tuhan Yesus adalah satu-satunya pembela dan pembebas kita semua dari hukuman mati, melalui tubuh dan darahNya. Karena itu, berkomitmenlah, belajarlah, berlatihlah dan jangan pernah terlambat untuk memberi maaf terhadap sesama dan tidak perlu meminta syarat apapun juga kecuali mengatakan: “Tuhan mengampuni dan mengasihi kita, saya siap memaafkan saudara, dan sudilah juga memaafkan kesalahanku”. Dengan mengampuni orang lain, kita pun akan diampuni Tuhan! IKSN Bacaan Alkitab: Yohanes 19:16-30; 2 Korintus 5: (14b-18)19-21; Markus 15:24-41 Doa: Ya Tuhan, ampunilah kami seperti kami telah mengampuni sesama kami Renungan Harian Janji Hidup 89 Sabtu 26 Maret 2016 Ya Tuhan, berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam. Nehemia 1:6 Yesus berdoa: Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Yohanes 17:11 Dengarkanlah Doa Hamba-mu Bagi kita doa itu adalah nafas hidup. Pagi, siang, dan malam bahkan setiap saat kita pasti berdoa. Apakah Tuhan sudah mendengar dan menjawab doa kita itu? Apakah kita akan berhenti berdoa jika dirasa doanya belum terjawab? Keadaan zaman dan tekanan dari berbagai persoalan seringkali membuat kita tanpa sadar lemah dan tidak bergairah lagi untuk berdoa. Kita merasa Tuhan sudah sangat jauh dan tidak lagi memperdulikan kehidupan kita. Berdoa itu sesungguhnya sudah menjadi kebutuhan prinsip dan utama. Dengan demikian rohani kita menjadi terlatih untuk tetap hidup tergantung dan mengutamakan Tuhan dalam segala hal. Firman Tuhan saat ini mengajak kita semua supaya dalam hidup ini kita lebih mengutamakan Tuhan dalam segala hal. Ya Tuhan, berilah telingaMu dan bukalah mataMu dan dengarkanlah doa hambaMu yang sekarang kupanjatkan kehadiratMu siang dan malam (Neh 1:6). Nehemia diberi tugas oleh raja Persia untuk membangun kembali tembok Yerusalem dan memperkuat kota. Dia seorang yang berbakat, berani, tekun, dan mengandalkan doa. Ia bekerja sama dengan Esra pada zamannya untuk membawa pembaharuan rohani umat Israel. Dengan rendah hati ia berdoa kepada Tuhan supaya doa hambaNya didengar dan dikabulkan. Tuhan Yesus juga berdoa untuk para muridNya. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita (Yoh 17:11). Para murid diutus untuk menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini. Mereka pasti akan menghadapi banyak tantangan berat dalam melaksanakan tugas ini. Tetapi dengan tetap bersatu padu melaksanakan tugas maka semuanya akan terselesaikan dengan baik supaya dunia ini menjadi percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Jurus’lamat mereka. Ketika kita berdoa, di dalam namaNya kita mendapatkan wibawa, kuasa, dan kepastian bahwa hidup di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil yang dapat dikerjakanNya bagi semua umatNya, pemberitaan Injil Tuhan. Siapa yang utama dalam kehidupan kita sekarang ini? Diri kita, Tuhan kita, bos kita, perusahan kita atau pekerjaan kita? Hidup kita karena kasih karunia Tuhan, bukan karena kekuatan, kemampuan, prestasi diri kita. Renungan kita hari ini membuka mata rohani kita semua bahwa setiap orang yang mengutamakan Tuhan dalam segala hal tidak akan pernah Tuhan biarkan hidup sia-sia dan tidak berguna bagi sesama. Karena itu sedapat-dapatnya marilah kita semua selalu aktif dalam pelayanan gereja dan memiliki kerohanian yang baik, melalui kedekatan kita kepada Tuhan dalam doa kita setiap saat tanpa pernah berhenti. IKSN Bacaan Alkitab : 1 Petrus 3:16-22; Markus 15:42-47 Doa:Ya Tuhan, ajarlah dan mampukanlah kami untuk tetap setia berdoa dan mengutamakan Tuhan dalam hidup ini 90 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 27 Maret 2016 Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! Mazmur 43:3 Yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 1 Korintus 15:20 Kristus Telah Bangkit esaksian iman tentang kebangkitan orang mati sangat sulit untuk dimengerti secara K nalar ilmiah. Mana mungkin ada orang mati bisa hidup lagi atau dibangkitkan? Bukankah ini sebenarnya ajaran palsu yang menyesatkan banyak orang? Berangkat dari pemahaman ini maka berita Alkitab tentang Kristus telah bangkit dianggap banyak orang adalah tidak benar. Barangkali mayat Yesus dicuri oleh para muridNya tetapi kemudian mereka sendiri memberitakan kabar bohong bahwa Yesus telah bangkit pada hari ketiga setelah kematiaanNya. Dengan demikian banyak orang beranggapan bahwa agama Kristen dan ajarannya itu bagaikan obat bius saja karena memberi janji kemenangan, kedamaian, dan keselamatan di dunia akhirat tetapi sesungguhnya palsu. Benarkah demikianan? Suruhlah terangMu dan kesetiaanMu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunungMu yang kudus, dan ke tempat kediamanMu (Maz 43:3). Ungkapan pemazmur ini memberi kesan implisit bahwa di luar negeri ia pernah menderita: sakit keras, bangsanya terancam, ditindas musuh, dikalahkan oleh bangsa tetangga, Allahnya dicemooh “di mana Allahmu”? mengapa tidak dapat menolongmu? Pemazmur merasakan hidup ini tidak berarti lagi karena sudah seperti orang mati. Saat seperti itulah ia memohon supaya terang dan kesetian Allah datang dan mengakhiri penderitaan umatNya serta menolong mereka dapat kembali ke Bait Allah dan tanah perjanjianNya. Allah dalam terang dan kesetiaan datang mengalahkan penderitaan atau kematian phisik dan rohani, sehingga memberi pengharapan untuk hidup yang lebih baik. Rasul Paulus mengatakan “Yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati” (1 Kor 15:20). Kebangkitan Kristus adalah fakta sejarah sesuai kesaksiaan Alkitab. Setelah kebangkitanNya Ia kemudian menampakkan diri kepada para murid sambil membina dan memulihkan kembali iman mereka dalam empat puluh hari. Jadi, yang benar adalah Kristus telah bangkit! Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa kebenaran lebih kuat daripada dusta, kebaikan lebih kuat daripada kejahatan, dan kehidupan lebih kuat daripada kematiaan. Kebangkitan Kristus menjadi sumber dasar dan iman Kristen. Kita semua diajak supaya tetap meyakini dengan iman bahwa Tuhan Yesus benar-benar telah bangkit dari antara orang mati. KebangkitanNya itu memberi harapan baru dan berdampak besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan iman kekristenan kita. IKSN Bacaan Alkitab : Markus 16:1-8; 1 Korintus 15:1-11; Markus 16:1-8 Doa: Ya Tuhan Yesus, mampukan kami untuk percaya dengan iman bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dan membawa harapan baru yang lebih baik ke depan! Amin. 91 Renungan Harian Janji Hidup Senin 28 Maret 2016 Kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu. Wahyu 80:19 Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. 2 Timotius 1:10 Hidup Menyerukan Namamu P engamatan kami terhadap kehadiran gereja akhir-akhir ini hampir-hampir secara keseluruhan tidak nampak lagi memberitakan atau menyerukan nama Tuhan dalam pelayanannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pertambahan banyak organisasi gereja di suatu tempat tetapi anggota jemaatnya sama sekali tidak bertambah. Gereja secara lembaga dalam pelayannya sebahagian besar berlomba-lomba membawa nama gereja atau bendera: tradisi, dan teologi mereka masing-masing. Karena itulah di sana sini kita masih banyak melihat dan merasakan kurangnya kesatuan dan persekutuan diantara gereja-gereja yang ada. Firman Tuhan hari ini, tentu amat relevan, “Kami tidak akan menyimpang dari padaMu. Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan namaMu” (Maz 80:19). Pemazmur memohon kepada Tuhan supaya Dia datang dan menyelamatkan umatNya dari segala hukuman, penderitaan, dan perpecahan. Mereka menderita karena tidak setia menyembah Tuhan, tidak bisa menjaga kesatuan kerajaan Israel, karena Israel telah pecah menjadi dua, kerajaan: Israel utara dan Israel Selatan. Ada komitmen dan janji pemazmur, jika Tuhan mengabulkan permohonannya dan memberi hidup kepada umatNya atau membebaskan dan memulihkan mereka dari hukuman penderitaan dan perpecahan, maka mereka akan menyerukan namaMu, memberitakan nama Tuhan yang mahakuasa dalam hidup mereka. Pemazmur percaya Tuhan pasti mengabulkan permohonanya dan iapun tidak akan berani ingkar janji. Yesus Kristus yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (2 Tim 1:10). Rasul Paulus percaya bahwa Allah dalam Kristus telah bangkit dan menang atas kuasa maut dan memberi hidup kekal kepada setiap orang yang percaya kepadaNya. Kristus yang telah bangkit dan menyatukan kembali para murid dan gerejaNya inilah yang diserukan atau diberitakan dalam pelayanan penginjilannya. Hidup kita ini adalah anugerah dari Tuhan. Dia telah membebaskan kita dari hukuman dosa dan memberi hidup kekal kepada kita semua. Karena itu pergunakanlah hidup kita untuk pelayanan kesaksiaan kepada Tuhan dan sesama. Dia pasti memperlengkapi segala kebutuhan hidup pelayanan kita. Hiduplah saling membangun tubuh Kristus satu dengan yang lain. Sembahlah dan beritakanlah namaNya dan lakukan apa yang menjadi kehendakNya. Janganlah hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan orang lain juga. IKSN Bacaan Alkitab : Lukas 24:13-35; 1 Korintus 15:12-20; Markus 16:9-20 Doa: Ya Tuhan, buatlah kami senantiasa dapat memberitakan nama Tuhan dan tetap menjaga kesatuan hidup diantara kami, amin. 92 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 29 Maret 2016 Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu. Mazmur 57:2 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah muridmurid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Yohanes 20:19 Dalam Naungan SayapMu P ernahkah kita memperhatikan bagaimana seekor induk ayam dengan sayapnya yang kuat itu ia berani bahkan siap mati melawan serangan musuh hanya untuk melindungi anak-anaknya dari segala hal yang mengancam keselamatan hidupnya? Ia setia menjaga anak-anaknya dari bahaya angin besar, udara dingin, bahkan teriknya matahari sekalipun. Hal ini ia lakukan karena suatu tanggung jawab sebagai seekor induk ayam dan bukti sebuah kasih sayang terhadap semua anak-anak yang diasuhnya. Firman Tuhan saat ini berbicara tentang dalam naungan sayapMu. Pemazmur berkata: “dalam naungan sayapMu aku akan berlindung” (Maz 57:2). Naungan sayap Allah menggambarkan kasih, perlindungan, kekuatan, dan kehadiran penuh kemurahan dari Allah. Di dalam naungan sayapNya kita terlindung dari segala sesuatu yang bertentangan dengan maksudNya bagi kehidupan kita. Di tengah-tengah ketakutan dan kegalauan hati para murid setelah tragedi kematian Tuhan Yesus di sebuah tempat dengan pintu-pintu terkunci, Dia yang telah bangkit menampakkan diri kepada mereka dan berkata: “Damai Sejahtera bagi kamu!”. Penampakkan dan perkataan Yesus ini sangat menghibur, memberi kekuatan, sekaligus meyakinkan serta memulihkan kembali kepercayaan para murid terhadap Tuhan Yesus sebagai Jurus’lamat. Dengan kebangkitan dan kemenanganNya Ia mengembalakan dan memperbaharui iman para murid. Inilah figur seorang Bapa yang sangat menyayangi anak-anakNya. Kehadiran Tuhan yang melindungi umatNya itu tidak dapat kita batasi hanya dikalangan kita sendiri tetapi berlaku bagi semua orang dalam masyarakat. Tidak juga dibatasi dalam sebuah gedung gereja, tapi harus meluas di tengah-tengah masyarakat. Tidak cukup diucapkan saja tetapi supaya dirasakan oleh masyarakat luas. Setiap orang yang percaya secara pribadi ataupun lembaga semestinya juga dapat melakukan bentuk-bentuk perlindungan dan kepedulian khususnya terhadap masyarakat kecil dan terpinggirkan. IKSN Bacaan Alkitab : 1 Korintus 15:20-28; 1 Petrus 1:1-12 Doa:Ya Tuhan, tolonglah kami mengamini dan mengerjakan perlindungan dan kepedulian terhadap sesama dengan setia, amin! Renungan Harian Janji Hidup 93 Rabu 30 Maret 2016 Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini. Daniel 9:7 Yesus berkata: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Matius 21:28-29 Pergi dan Bekerjalah! D idalam hidup ini ada banyak hal yang dapat kita lakukan dan kerjakan, mulai dari perkara kecil dan juga perkara besar. Kadang-kadang tanpa terasa dan tidak ragu-ragu sesungguhnya kita dapat melakukan perkara besar melampaui kemampuan dan kekuatan yang ada pada kita. Dulu miskin sekarang ekonomiku lebih dari cukup. Dulu sulit untuk memperhatikan dan membantu orang yang berkesusahan sekarang dengan sukacita aku sedapat-dapatnya membantu meringankan beban hidup teman-temanku. Kok bisa ya melakukan hal-hal yang seperti itu? Karena itu kita semakin yakin dan percaya bahwa kalau ada kemauan pasti ada jalan dan bersama Dia segalanya menjadi mungkin dapat kita lakukan. Firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati dan melakukan perintah Tuhan supaya berkarya yang baik dalam menunaikan tugas pekerjaan-pekerjaan yang dipercayakan kepada kita. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini (Dan 9:7). Dalam doa Daniel mewakili umat Israel mengungkapkan “patutlah kami malu” terhadap Tuhan karena ketika berada di tanah pembuangan Babel itu, umat Allah murtad dan banyak berbuat dosa. Padahal Allah membuang mereka ke Babel itu bukan untuk menghukum tetapi untuk membina, mendidik, supaya mereka lebih siap, lebih matang, dan lebih mandiri dalam iman menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia. Dengan berpuasa dan berdoa bersama umat Allah berarti Daniel sadar dan aktif mengakui diri berdosa sekaligus mohon pengampunan dan mencari kehendak Tuhan supaya terjadi di Babel. Seorang Bapa berkata kepada anak yang kedua: anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur, lalu anak itu menjawab: aku tidak mau, tetapi kemudian ia menyesal dan pergi juga (Mat 21:28,28). Ia kemudian menyesal karena semula mengatakan aku tidak mau pergi dan bekerja. Mungkin ia sebelumnya merasa tidak layak untuk mengambil pekerjaan Tuhan karena berdosa dan tidak menjadi bagian bangsa yang dipilih Tuhan. Akhirnya ia pergi dan bekerja juga setelah sadar bahwa Tuhan sendiri yang memanggil, memilih, dan menugaskannya. Untuk apa dan buat siapa Allah melakukan pembinaan iman dan memberi pekerjaan pelayanan bagi kita umatNya? Pergi dan bekerja melayani Tuhan perlu kestabilan komitmen, integritas diri, dan hasil maksimal dan kualitas. Kepercayaan pelayanan dari Tuhan sudah pasti disertai dengan didikan iman, mental, dan rohani. Allah lakukan ini karena Ia sangat sayang dan mengasihi umatNya dan dunia ini. Karena itu marilah kita menyembah dan memuliakan Tuhan dan melakukan hal-hal yang baik kepada Tuhan dan sesama. IKSN Bacaan Alkitab : 1 Korintus 15:35-49; 1 Petrus 1:13-16 Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami mengamini dan mengerjakan pekerjaan Tuhan yang berkenan dengan maksimal dan berkualitas, Amin! 94 Renungan Harian Janji Hidup Kamis Ya Tuhan, Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat. Mazmur 141:4 31 Jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Yakobus 4:17 Maret 2016 Harus Berbuat Baik! O rang tua selalu berusaha memberi nasihat kepada anak-anaknya supaya hidup harus berbuat baik kepada sesama dan lingkungan. Misalnya: jangan menghina teman, beri bantuan kepada teman yang memerlukannya, buanglah sampah pada tempatnya. Berhati-hatilah mengendarai kendaraan dan bersikap sopan terhadap pengendara lainnya. Nasihat seorang orang tua terhadap anak-anaknya tersebut tentu sangat baik dan ingin supaya anak mereka hidup mendengar nasihatnya, sehingga hidup mereka tidak sia-sia tetapi berguna bagi dirinya, bagi orang tua dan keluarganya, bagi gereja dan masyarakat serta bagi Tuhan dan sesama. Berbahagialah orang tua yang tetap mau menasihati anak-anaknya dalam segala hal. Berbahagialah juga bagi setiap anak-anak yang tetap mau mendengar dan melakukan nasihat dari orang tua. Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus melakukan nasihat untuk hidup berbuat baik. Pemazmur berkata: “Ya Tuhan, jangan condongkan hatiku kepada yang jahat” (Maz 141:4). Orang yang mengasihi Tuhan seharusnya berdoa agar Allah akan memelihara mereka dari menginginkan, membicarakan, atau melakukan kejahatan. Kita harus menjauhi semua kompromi dengan orang jahat dan menolak untuk dihibur dengan berbagai kesenangan yang menggairahkan. Yakobus menegaskan, jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa (Yak 4:17). Kecongkakan, kesombongan, tinggi hati, dan memegahkan diri dihadapan Tuhan dan sesama merupakan ciri perbuatan tidak baik atau jahat dan akan merusak komunikasi dan relasi kita dengan orang lain, bahkan ditentang oleh Tuhan. Berbuat baik bukan hanya dipikirkan, dipercakapkan, direnungkan tetapi dilaksanakan dalam sikap prilaku hidup sehari-hari, supaya kita tidak berdosa. Berbuat baik merupakan keharusan, kewajiban bagi kita semua dan bukan pilihan. Ajarkanlah dan lakukanlah perbuatan-perbuatan baik yang berkenan bagi Tuhan dan berguna bagi sesama di tengah-tengah masyarakat. Jangan berbuat kasar, menghina dan mencelakakan orang lain. Jangan berbuat sesuatu yang melanggar tatanan dan etika budaya yang berlaku di masyarakat. Bantulah orang lain dengan apa yang bisa kita bantu. Jangan tinggi hati dan berilah maaf kepada sesamamu. Tuhan Yesus pernah berkata “ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang diperbuatnya”. IKSN Bacaan Alkitab :1 Korintus 15:50-57; 1 Petrus 1:17-21 Doa: Tuhan, ajarkanlah kami mengenal, menerima,dan melakukan karya kebaikanMu dalam seantero hidupku, amin! Renungan Harian Janji Hidup 95