PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 3 TANGGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh Astri Puspita Sari NIM 1111011000019 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1437 H LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi Berjudul Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan disusun Oleh Astri Puspita Sari, Nim. 1111011000019, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Jakafia, 30 Novemb er 201 Yang mengesahkan, 19700727 1997032004 JIIRUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAI{ I.INIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 5 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul "Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sMp Negeri 3 Tangerang Selatan" disusrm oleh Astri Puspita Sari, NIM.1111011000019. Diajukan tepaoa Fakultas Iknu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN syarif Hidayahrllah Jakarta. Dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 0T Januari 2016 di depan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islarn (S.Pd.I). Jakarta, I 1 Jantari 201 6 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program studi)Tanggal randa Tangan Dr. Abdul Majid Khon" MA NIP. 1958707 198703 I 005 It-- ot -wA Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Marhama Saleh. Lc.. MA. NIP. 1 9720313 200801 2 010 Penguji I Mahmudah. Fitriyah. ZA. M.Pd NIP. 19640212199703 2 001 Pnguji II Drs. Achmad Gholib. M.Ae NIP. 19541015197902 | 001 Dekan Fakultas NIP. 1955042 t t -t-lo tl €, //- /-20U E -ryet zb W 7 Gwr| SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Astri Puspita Sari Nim llll0ll0000l9 Jurusan Pendidikan Agama Islam Alamat Citayam, Kp. Susukanrt.4 rw.2 MENYATAKAN DENGAN SESLINGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 20 13 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama Pembimbing Siti Khadijah,MA Nip 19700727 199703 2004 Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam . Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 30 November 2015 Astii Puspita Sari lll ABSTRAK Astri Puspita Sari (Nim: 1111011000019). Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Kata Kunci: Implementasi, Kurikulum 2013. Skripsi ini mengkaji tentang Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui Implementasi Kurikulum 2013 pada Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan persepsi guru serta faktor penghambat dan pendukung dalam Implementasi Kurikulum di sekolah. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus-November 2015 di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Metodologi penelitian pendidikan yang digunakan pada skripsi ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual, dan akurat, sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan pada skripsi ini dilakukan dengan cara: 1) wawancara, 2) observasi, 3) dokumentasi. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa narasumber yakni kepala sekolah, dan guru-guru PAI. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini, penulis mengamati Impementasi Kurikulum 2013 dengan cara observasi langsung ke sekolah. Selain itu penulis terlibat langsung dalam Implementasi Kurikulum 2013 untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumetasi hasil penelitian yang telah dianalisis, menunjukan bahwa Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan berjalan dengan baik, dan juga mendapat dukungan yang baik dari masyarakat sekolah (kepala sekolah, guru, dan siswa). Sedangkan kendala yang dihadapi ialah kurangnya pemahaman tentang penerapan Kurikulum 2013. iv ABSTRACT Astri Puspita Sari (Nim: 1111011000019). Teachers Perception On Curriculum Implementation 2013 in Islamic Education and Mannerly Subject at SMP Negeri 3 South Tanggerang Key Words: Implementation, Curriculum 2013. This thesis examines how the Teachers Perception On Curriculum implementation 2013 in the subject of Islamic Education. Thesis is intended to determine the implementation of Curriculum 2013 at the Islamic Education related to the perception of teachers as well as inhibiting factors and supporting the implementation of curriculum in schools. This research was conducted in August-November 2015 at SMP Negeri 3 South Tangerang. Educational research methodology used in this thesis is a qualitative research approach by using descriptive method that aims to describe or represent a systematic, factual, and accurate, in accordance with the field facts. Data collection techniques used in this thesis is: 1) interview, 2) observation, 3) documentation. In this case, the author conducted interviews with several sources, likes principals and PAI teacher’s. To get the required information on this research, the authors observed how Impementation of Curriculum 2013 with observations directly to the school. Moreover, the author was directly involved in the implementation of Curriculum 2013, to obtain more accurate information. Based on interviews, observation, and documentation of research results that were analyzed, showing that the implementation of Curriculum 2013 at SMP Negeri 3 South Tangerang goes well, and also received good support from the school community (principals, teachers, and students). Meanwhile the constraints faced is the lack of understanding of Curiculum 2013 implementation. v KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Al-Hamdalah kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena atas Rahmat, Reski dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta Salam semoga Allah SWT selalau limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta para pengikutnya. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesulitan dan hambatan yang didapati baik dari segi moril maupun materil. Namun berkat pertolongan Allah SWT berupa kesungguhan dan bantuan dari berbagai pihak yang akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Abdul Majid Khon, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Marhama Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Siti Khadijah, MA., pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu dan pikiran, perhatian serta arahan untuk membimbing penyusunan skripsi ini. 5. Yudi Munadi M,Ag, penasehat akademik yang telah membantu penulis baik berupa motivasi dan arahan dalam konsultasi kelancaran perkuliahan. 6. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan. 7. Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Bapak Maryono. SE M.Pd, Waka kurikulum, Waka kesiswaan, Staf T.U, para dewan guru Pendidikan Agama vi vii Islam yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini (Bpk Soleh, Bpk Anwar, Bpk Rendra, Bpk Nazir Rinun dan Ibu Khairunnisa). 8. Pimpinan dan seluruh staf administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK yang telah memberikan layanan kepada penulis untuk peminjaman buku-buku yang penulis butuhkan sebagai referensi yang berkaitan dengan skripsi ini. 9. Ayah Ali Umar dan Ibu Sarimah tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan, memberi limpahan kasih sayang sejak penulis lahir hingga sekarang dan motivasi baik secara moril mapun materil, semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat atas seluruh perjuangan yang Ayah dan Ibu lakukan. 10. Kakak ku tercinta (Almarhumah. Astri Fitriani) dan Adik ku tersayang (Astri Sulistia Waty), serta Abang ku (Dede Munandar) yang selalu memberikan semangat dan inspirasi untuk berhasil sukses dan hari-hari yang bahagia. 11. Sahabat-Sahabat aku ( Jenny Amelia, Yumna Hidayatin, Rachma Alfiah, Nila Siska Sari), terimakasih karena kalian telah menjadi salah satu inspirasi bagi penulis khususnya selama proses penyusunan skripsi ini. 12. Teman-teman seperjuangan PAI A angkatan 2011 yang menjadi partner selama perkuliahan. 13. Ulfah Qori Khairunnisa, Mentari Nun Rezki, Isnawati, Robiatul Adawiyah, yang menjadi partner diskusi selama proses penulisan skripsi. 14. Widia Wisdiarti Apardini, Enong Eha H.S, Zahra Hayatinnufus, Amini Rahman, Robiatul Adawiyah, Haeriyah Rahman, dan anak kosan pelangi lainnya yang telah memberi semangat dalam penulisan skripsi ini. 15. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Semoga segala perhatian, partisipasi dibalas oleh Allah SWT dan mudahmudahan skripsi ini bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kita semua. viii Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambut dengan tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Jakarta, 30 Desember 2015 Astri Puspita Sari DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ....................................................... i LEMBAR PEGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI................................................................. iii ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................................... iv ABSTRAK BAHASA INGGRIS ..................................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. xi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................. 5 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 6 BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori .................................................................................................. 8 1. Implementasi Kurikulum 2013 ............................................................... 8 a. Pengertian Kurikulum ....................................................................... 8 b. Model Pembelajaran Saintifik dalam Konteks Kurikulum 2013....13 2. Hakikat RPP menurut kurikulum 2013 ................................................. 19 a. Penyusunan RPP dalam Konteks Kurikulum 2013 ........................ 20 b. Langkah-Langkah Pengembangan RPP .......................................... 26 3. Penilaian dalam Kurikulum 2013 ...... .................................................. 27 4. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...... ................................... 33 a. Pengertian Pendidikan Agama Islam............................................ 35 b. Pengertian Budi Pekerti........................................................ 36 5. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 37 ix x BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 40 B. Metode Penelitian ......................................................................................... 40 C. Unit Analisis ................................................................................................ 42 D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................. 42 E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 43 F. Analisis Data ................................................................................................. 44 BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah ............................................................................................... 46 1. Sejarah SMPN 3 Tangerang Selatan ...................................................... 47 2. Visi, Misi Dan Tujuan SMPN 3 Tangerang Selatan .............................. 48 3. Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 3 Tangerang Selatan ................ 49 4. Sarana dan Prasarana SMPN 3 Tangerang Selatan ................................ 50 5. Kurikulum Sistem Belajar Mengajar SMPN 3 Tangerang Selatan ........ 51 B. Deskripsi Data ............................................................................................. 51 C. Pembahasan................................................................................................. 47 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................. 70 B. Saran ............................................................................................................ 71 C. Implikasi ...................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran Uji Referensi 2. Lampiran Hasil Observasi 3. Lampiran Hasil Wawancara 4. Lampiran Foto-foto Penelitian 5. Lampiran Surat Bimbingan Skripsi 6. Lampiran Surat Bukti Penelitian 7. Lampiran Surat Izin Penelitian xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.Perubahan kurikulum dilakukan pemerintah lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), selanjutnya merencanakan perubahan kurikulum mulai tahun ajaran 2013/2014. Tepatnya pada bulan Juli 2013 yang diberlakukan secara bertahap di sekolah. Kurikulum 2013 ini juga tidak lepas dari pro dan kontra dari seluruh masyarakat Indonesia karena menimbulkan beberapa masalah. Muhammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan sejak tahun 2009-2014 menegaskan bahwa Kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan generasi Indonesia 2045 yaitu tepatnya 100 tahun Indonesia merdeka, sekaligus memanfaatkan populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi.1 Namun dengan banyaknya lembaga, organisasi maupun perseorangan yang terlibat dalam perubahan Kurikulum 2013 ini, belum ada jaminan bahwa Kurikulum tersebut mampu membawa bangsa dan negara ini ke arah kemajuan.2 Terbitnya Kurikulum 2013 untuk semua satuan pendidikan dasar dan menengah, merupakan salah satu langkah sentral dan strategis dalam kerangka penguatan karakter menuju bangsa Indonesia yang madani. Kurikulum 2013 1 Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2013), h. 111-112. 2 Enco Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 37. 1 2 dikembangkan secara komprehensif, integratif, dinamis, akomodatif, dan antisipatif terhadap berbagai tantangan pada masa yang akan datang. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Dengan demikian, Kurikulum 2013 diyakini mampu mendorong terwujudnya manusia Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul di masa depan.3 Pemerintah menganggap kurikulum ini lebih berat dari pada kurikulumkurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak implementasi Kurikulum 2013 sedangkan guru yang tidak profesional hanya dilatih beberapa bulan saja untuk mengubah pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.4 Selain penguatan dan pendampingan terhadap guru, siswa juga membutuhkan penguatan dan pendampingan dalam mengembangkan sikap dan karakter siswa yang ditekankan dalam Kurikulum 2013. Perubahan yang terdapat pada Kurikulum 2013 salah satunya adalah penggabungan mata pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah jam pelajaran agar pembelajaran lebih mengedepankan karakter siswa. Adanya pendekatan dan penilaian baru yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik menuntut persiapan guru untuk menerapkannya secara konsisten dalam pembelajaran. Pendekatan model pembelajaran saintifik proses dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan.5Jadi, pada konteks desain pembelajaran Kurikulum 2013 guru harus mampu mendesain pembelajaran yang 3 Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 3. 5 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 125. 3 efektif dengan tujuan utama agar siswa memperoleh kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan di dalam masyarakat abad ke-21. Oleh sebab itu, pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 dilakukan dengan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan perubahan pada sistem pembelajaran ini, sistem penilaian pun diubah menjadi penilaian yang bersifat autentik. Penilaian autentik diharapkan mampu digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sesuai dengan performa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh, optimalisasi penggunaan penilaian otentik akan berdampak pula pada peningkatan kualitas pembelajaran karena ragam penilaian ini dapat digunakan sebagai landasan pengembangan pembelajaran selain sebagai alat penilaian hasil belajar. Secara filosofis Kurikulum 2013 mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia. Sehingga pendidikan agama di sini berperan penting dalam implementasi kurikulum. Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 kini berubah menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran wajib. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, mata pelajaran tersebut kini memiliki alokasi waktu 3 jam per minggu.6 SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan merupakan salah satu sekolah yang sudah melakukan beberapa persiapan untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Hal ini bisa dilihat dari sarana prasarana, fasilitas pembelajaran, dan beberapa usaha yang dilakukan guru-guru.7 Sejauh ini, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, mampu melakukan usaha mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan implmentasi Kurikulum 2013. Seperti diklat-diklat kurikulum, karena banyak 6 Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs,...,h. 7. Hasil Observasi Penelitian Pada Tanggal 10 OKtober 2014. 7 4 sekali persiapan-persiapan yang harus dilakukan terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya Kurikulum 2013 untuk persiapan administrasi pembelajaran seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penilaian . Dalam mendukung rangka implementasi Kurikulum 2013 sekolah mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013 yang diikuti guru PAI, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Namun kesemuanya itu tidak lepas dari hambatan-hambatan. Salah satu hambatan tersebut adalah tidak adanya buku pegangan bagi siswa dan guru, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti guru masih mencari-cari dengan internet. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti mengenai bagaimana implementasi Kurikulum 2013 di sekolah, dan di kemas dalam judul penelitian “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan”. Sebagai tugas akhir dibangku perkuliahan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti menemukan beberapa masalah yang terkait dengan focus penelitian sebagai berikut: 1. Kurang mampunya guru dalam berinovasi, berkreatif dan menerapkan ideide dalam pendekatan sistem pembelajaran saintifik, yang menjadi penekanan pada Kurikulum 2013. 2. Guru belum mampu melaksanakan penilaian autentik, karena dalam konteks Kurikulum 2013 adanya penilaian baru pada sistem pembelajaran yaitu penilaian autentik, yang menuntut guru untuk menilai siswa secara komprehensif dalam pembelajaran. 5 C. Pembatas Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, ada beberapa kendala atau masalah yang terjadi dalam implementasi Kurikulum 2013. Namun mengingat keterbatasan penelitian ini, hanya dibatasi pada implementasi Kurikulum 2013 hanya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti. Adapun implementasi Kurikulum 2013 mempersiapkan administrasi yang di maksud disini adalah guru mampu pembelajaran seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Instrumen Penilaian serta pelaksanaan kelas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 sampai bulan November 2014, di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah dalam penelitian ini akan mengacu pada rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang selatan? 2. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan? 3. Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang ada dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. b. Mengetahui proses implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. 6 c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ada dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. 2. ManfaatPenelitian Adapun manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen sekolah, pelaksanaan, keunggulan dan probelematika dalam pelaksanaanya. b. Bagi lembaga pendidikan terkait, sebagai bahan pertimbangan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang lebih kondusif. c. Bagi mahasiswa program study ilmu pendidikan yaitu sebagai sumber reverensi awal bagi mahasiswa ilmu tarbiyah dan keguruan yang akan meneliti lebih lanjut mengenai Kurikulum 2013. d. Penelitian in diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan kepada peneliti pribadi tentang implementasi Kurikulum 2013 pada tingkat satuan pendidikan. F. Kegunaan Penelitian a. Aspek Teoretis Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan memberikan manfaatmanfaat sebagai berikut: 1) Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan pelaksanaan, keunggulan, dan kemungkinan problema pelaksanaannya. 2) Memberikan informasi berkaitan dengan upaya-upaya, kemungkinan faktorfaktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam. b. Aspek Praktis 7 Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi 1) Kepala sekolah/bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana baru yang lebih kondusif. 2) Pendidik dan insan pendidik khususnya Pendidikan Agama Islam, mengetahui usaha-usaha yang perlu/dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013. 3) Penulis dan pembaca, dapat mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti. BAB II KAJIAN TEORI A. Implementasi Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik istilah “kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah”.1Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.2 Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu. Menurut Sholeh Hidayat baru pada tahun 1855, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi. Dalam pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran 1 di suatu sekolah Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta : Bumi Aksara , 2007), h. 16. Ibid, h. 16. 2 8 atau 9 madrasah.3Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 TentangSistem Pendidikan Nasional, mendefinikan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.4 Dari pengertian tersebut, kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakandari tahun ke tahun. Menurut para ahli kurikulum berarti: a. Ronald C Doll mengatakan kurikulum sekolah adalah isi dan proses formal maupun nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Selain itu, peserta didik mengalami perkembangan keterampilan, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah lembaga pendidikan. b. J Galen, William M Alexander, dan Arthur J Lewis menyimpulkan, kurikulum merupakan perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran agar seseorang menjadi lebih terdidik. c. Danniel Tanner mengatakan, kurikulum merupakan rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah atau perguruan tinggi. Tujuannya, peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.5 Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah kumpulan pelajaran yang diberikan kepada peserta didik secara teoritis maupun praktik selama mengikuti suatu proses pendidikan. Di sini, kurikulum lebih bersifat pragmatis karena hanya menyediakan bekal pengetahuan dan keterampilan agar peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Dari beberapa pengertian kurikulum diatas,penulis dapat menarik garis besar pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan 3 Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2013), h.19. 4 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. 5 Sholeh Hidayat, op.cit., h.13. 10 pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah carayang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. 2. Implementasi Kurikulum Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Secara sederhana implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.6 Implementasi kurikulum adalah upaya pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang telah dirancang/didesain. Dalam implementasi kurikulum, dituntut upaya sepenuh hati dan keinginan kuat dalam pelaksanaanya, permasalahan besar akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah dirancang.7 Ruang lingkup implementasi kurikulum lebih lengkap adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. 3. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi 6 Kusnandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 211. 7 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 5. 11 (competency-based curriculum).8 Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Menurut Ahmad Yani berpendapat kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sarat dengan pendidikan karakter. Mindset ini yang harus disadari sejak awal sebelum memahami teknis pelaksanaan kurikulum 2013.9 Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.10 Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. a. Landasan Filosofis Kurikulum 2013 Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum,sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik 8 Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 5. 9 Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 54. 10 Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 6. 12 menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.11 b. Landasan Yuridis Kurikulum 2013 Landasan yuridis Kurikulum2013 adalah: 1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3) Undang undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan 4) Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.12 Jadi secara sederhana dari landasan yuridis di atas, dapat penulis simpulkan secara sederhana yaitu kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. c. Karakteristik kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum KTSP Tahun 2006. Pada kurikulum 2013 pengembangan karakter siswa berlangsung disemua sisi kehidupan yang dijalaninya di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat terdekatnya. Sehingga Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut. 1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat 11 Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 4-5. 12 Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 5. 13 sebagai sumber belajar; 3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizingelements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarn mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).13 4. Model Pembelajaran Saintifik Dalam Konteks Kurikulum 2013 Model pembelajaran proses santifik dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Guna mampu melaksanakan kegiatan ini, siswa harus dibina kepekaannya terhadap fenomena, ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, dilatih ketelitiannya dalam mengumpulkan data, dikembangkan kecermatannya dalam mengolah data untuk menjawab pertanyaan, serta dipandu dalam membuat simpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukannya. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih berpendapat bahwa. “Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikan rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau 13 Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 3. 14 prinsip yang “ditemukan”.”14 Pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber. Dalam pandangan Barringer bahwasanya pembelajaran proses santifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat.15 Sederhananya dengan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah kompleks melalui kegiatan curah pendapat, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun konseptualitas pengetahuan. Berdasarkan pengertian di atas, model pembelajaran santifik proses dikembangkan degan berdasar pada konsep penelitian ilmiah. Hal ini berarti proses pembelajaran harus berisi serangkaian aktivitas penelitian yang dilakukan siswa dalam upaya membangun pengetahuan. Model pembelajaran saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam penerapannya. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut: a. Objektif artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan siswa dibiasakan memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut. b. Faktual artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalahmasalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. c. Sistematis artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran. d. Bermetode artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu yang sudah teruji keefektifannya. e. Cermat dan tepat artinya pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan dan ketepatan siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atau 14 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 29. 15 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 125. 15 objek belajar tertentu. f. Logis artinya pembelajaran senantiasa mengangkat hal masuk akal. g. Aktual yakni bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna. h. Disinterested artinya pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan benar-benar didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya. i. Unsupported opinion artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata. j. Verikatif artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.16 Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik a. Inquiry Learning b. Discovery learning c. Problem based learning d. Project based learning.17 e. Langkah Implementasi Saintifik Dalam Pembelajaran Model pembelajaran saintifik proes diartikan sebagai model pembelajaran yang dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Bertemali dengan definisi ini, sebelum menguraikan komponen model pembelajaran saintifik proses perlu dipahami dulu konsep pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan Kemendikbud sebagai asumsi atau aksioma ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian pendekatan ini, Kemendikbud (2013b) menyajikan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran secara visual sebagai berikut. 1) Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan 16 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 129-130. 17 E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Rosda Karya 2014), h.143. 16 yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.18 Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. a) Menempuh objek apa yang akan diobservasi. b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi. c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.19 2) Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.Aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut. a) Membangkitkan rasa ingin yahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya. didik sekaligus 20 3) Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk 18 Yunus Abidin, Op.,cit., h. 133. Ibid., h. 134. 20 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 136-137. 19 17 menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran non-ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan associating; bukan merupakan terjemahan dari reasioning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.21 Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini. a) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum. b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang ata hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratn tinggi).22 4) Mencoba Untuk memperoleh hasil yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagi ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, 21 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 139. 22 Ibid., h. 139. 18 dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoretis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan simpulan dan mengomunikasikan hasil percobaan.23 5) Menganalisis Data dan Menyimpulkan Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnya dimaknai. Proses pemaknaan data ini melibatkan penggunaan sumber-sumber penelitian lain atau pengetahuan yang sudah ada.24 Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan. Simpulan biasanya harus menjawab rumusan masalah yang dijadikan sebelumnya. 6) Mengomunikasikan Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.25Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam hal ini, siswa haru mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan dan menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi. 23 Ibid., h. 140. Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 141. 25 Ibid., h. 141. 24 19 Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut. Berdasarkan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.26 Berdasarkan penjelasan berkaitan tentang penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di atas, menurut hemat penulis tentu saja masih dapat dikembangkan sesuai dengan cakupan materi, mata pelajaran, dan situasi tertentu. Dengan demikian, tahapan model ini dapat dimodifikasi dengan model pembelajaran yang telah ada misalnya inkuiri, pembelajaran berbasis masalah. Yang terpenting adalah bahwa pada kondisi seperti ini proses pembelajaran harus menerapkan nilainilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai non ilmiah. Selain itu menurut penulis hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa implementasi model ini menuntut proses penilaian komprehensif baik proses maupun hasil sehingga kinerja pendekatan model pembelajaran saintifik ini akan lebih berperan dalam mengembangkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. f. Hakikat RPP Menurut Kurikulum 2013 Dalam dunia pendidikan, istilah RPP sudah tidak asing lagi, bahkan RPP adalah sebuah kewajiban yang harus dibuat oleh setiap guru yang mengampu atau mengajari mata pelajaran. RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum pembelajaran Kurikulum 2013 disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebgai pedoman atau pegangan pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. RPP dikembangkan melalui silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi yang diinginkan. Adapun manfaat menyusun RPP adalah: 26 Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013. 20 1) Sebagai panduan dan arahan proses pembelajaran 2) Untuk memprediksi keberhasilan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran 3) Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi 4) Untuk memanfaatkan sumber belajar secara optimal 5) Untuk mengorganisir kegiatan pembelajaran secara sistematis.27 Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya adalah tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumbr belajar, dan penilaian hasil belajar. Tanpa adanya komponen tersebut proses pembelajaran tidak bisa tercapai dengan baik. Dengan adanya tujuan pembelajaran guru dapat membuat siswa mampu mencapai pelajaran yang akan disampaikan.28 g. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam Konteks Kurikulum 2013 Proses pembelajaran merupakan aktivitas terencana yang disusun guru agar siswa mampu belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran ini nantinya akan digunakan sebagai alat pemandu bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh sebab itu, perencanaan pembelajaran haruslah lengkap, sistematis, mudah diaplikasikan, namun tetap fleksibel dan akuntabel. Penyusunan perencanaan pembelajaran harus tepat dilakukan guru karena perencanaan pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis bagi pembelajaran. Beberapa fungsi perencanaan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan pembelajaran merupakan dokumen adminintratif yang berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan pembelajaran. 2) Perencanaan pembelajaran merupakan wahana bagi guru untuk merancang pembelajaran sistematis, prosedural, dan apik. 3) Perencanaan pembelajaran merupakan alat awal yang dapat digunakan 27 Imas Kurniasih, Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), h. 1. 28 Ibid.,h.2 21 untuk mengembangkan pembelajaran yang harmonis, bermutu, dan bermartabat. Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.29 Dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 dinyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 di bawah ini. 1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan. 2) Identitas mata pelajaran atau sub tema/subtema. 3) Kelas/semester. 4) Materi pokok 5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silbus dan KD yang harus dicapai. 6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi. 8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip. Dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan 29 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 287-299. 22 indikator ketercapaian kompetensi. 9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai. 10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. 11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. 12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup. 13) Penialain hasil pembelajaran.30 Dalam menyusun RPP hendaknya memeperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut. a) Perbedaan individual pesera didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, otesi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik. b) Partisipasi aktif peserta didik. c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian. d) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. g) Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. h) Penerapan tekhnologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013). Berdasarkan 30 Ibid., h. 294. prinsip-prinsip penyusun RPP di atas, dapat 23 dikemukakan bahwa RPP yang dikehendaki kurikulum 2013 adalah RPP yang benar-benar mampu bersifat diferensial. Pembelajaran yang dikemas juga haruslah kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitasaktivitas siswa dibawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Proses penyusunan RPP yang dapat digunakan untuk beberapa proses pembelajaran ini sangat bersesuaian dengan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dan relevan dengan model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam konteks kurikulum 2013. Dalam mengembangkan RPP bagi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Minimalnya ada dua hal utama yang harus diperhatikan. Kedua hal tersebut adalah persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan yang kedua adalah pelaksanaan proses pembelajaran. Kedua hal yang harus diperhatikan ini secara tegas dinyatakan dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. 1) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran a) Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran SD/MI 35 menit, SMP/MTs 40 menit, SMA/MA 45 menit, dan SMK/MAK 45 menit. b) Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. c) Pengelolaan kelas (1)Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran. (2)Volume dan inotasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik. (3)Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas, dan mudah dimengerti oleh peserta didik. (4)Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.31 2) Pelaksanaan Pembelajaran 31 Ibid., h. 297. 24 Pelaksanann pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. a) Kegiatan pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: (1)Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2)Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh perbandingan lokal, nasional, dan internasional; (3)Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (4)Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan (5)Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. b) Kegiatan Inti Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan discovery atau pembelajaran yang menghasilakn karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. (1)Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, mengahargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut. (2)Pengetahuan yang 25 Pengetahuan dimiliki melaui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong pesera didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarnkan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). (3)Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). c) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: (1)Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajran yang telah berlangsung; (2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; (3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, 26 baik tugas individual maupun kelompok; dan (4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan beriktunya.32 h. Langkah-langkah pengembangan RPP 1). Mengkaji Silabus Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar umtuk satu mata pelajaran tertentu yang diajarkan selama satu semester. Dalam Kurikulum 2013, secara umum tidak setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (Sikap kepada tuhan, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan). 2). Mengidentifikasi Materi Pembelajaran Materi pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi, yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Utamanya materi pelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Ada beberapa jenis materi pelajaran yang dapat diklasifikasi sebagai berikut: a) Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama objek, peristiwa sejarah, nama tempat, nama orang, dan sebagainya. b) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang timbul sebagai hasil pemikiran meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti, dan sebagainya. c) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi tertentu serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab 32 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 287-299. 27 akibat.33 5. Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Standar penilaian pendidikan kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud no.66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, yaitu kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, yang mencakup penilaian autentik, penialain diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Adapun Karakteristik penilaian kurikulum 2013, adalah sebagai berikut: a. Belajar tuntas (mastery learning) Dalam pedoman pembelajaran tuntas yang diterbitkan oleh Direktorat pembinaan dinyatakan bahwa pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Dalam model yang aling sederhana, Carroll mengemukakan bahwa jika setiap siswa diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi.34 b. Penilaian Autentik Dalam rangka melaksanakan penialaian autentik yang baik, guru 33 Imas Kurniasih, Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang Sseuai dengan Kurikulum 2013, (Kata Pena: 2014), h. 9. 34 Abdul Majid, Penilaian Autentik proses dan hasil belajar, (Bandung, PT. Rosdakarya, 2014), h. 218. 28 harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Menurut Hargreaves dkk., (2001), penilaian autentik sebagai bentuk peniaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat mengunakan berbagai cara dan bentuk, antara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis, dan petunujuk observasi.35 Penilaian autentik dapat dikelompokkan menjadi: 1) Memandang penilaian dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling berkaitan. 2) Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. 3) Menggunakan berbagai cara dan kriteria penilaian. 4) Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). 5) Penilaian autentik tidak hanya mengukur hal yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik.36 c. Penilaian Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan secara lama pembelajaran berlangsung, untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan. Contohnya adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. d. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri. e. Penilaian berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang diterapkan. Kemapuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan 35 Ibid., h. 62. Sunarti, Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), h. 3 36 29 terhadap kriteria yan ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM).37 Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Jadi, penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Berdasarkan lampiran Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian, penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai, mulai dari proses hingga keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik (Authentic Assesment) mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Nurhadi (2004: 173)38 mengemukakan bahwa karakteristik authentic assesment sebagai berikut. a. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience). b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. c. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi. d. Lebih menekankan pada keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta/teori.39 Penilaian Autentik (authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tetang hasil belajar sswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autntk,akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum,2009). Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson (2002), yang mengatakan bahwa penilaian autentik memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menunjukan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah dikuasai selama proses pembeajaran. Lebih lanjut Johnson mengatakan bahwa penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang 37 Ibid., h.5 Nurhadi, 2004 39 Sunarti, Selly Rahmawati, Op.cit., h.7. 38 30 lebih tinggi.40 Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian, prinsip penlaian autentik, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada butir-butir sebagai berikut: a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subyektivitas penilai. b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. c. Ekonomis, berarti penelitian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak internal sekolah amupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.41 Beberapa hal tentang KKM adalah: 1) KKM tidak dicantumkan dalam rapor, melainkan pada buku penilaian guru. 2) KKM maksimal 100%, KKM ideal 75%, Satuan Pendidikan dapat menentukan KKM di bawah KKM ideal dengan secara bertahap ditingkatkan. 3) Peserta didik yang belum mencapai KKM, diberi kesempatan mengikuti program Remedial sepanjang semester yang bersangkutan.42 Penilaian kelas dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 1) Sikap 40 Abdu Majid, Penilaian Autentik proses dan hasil belajar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 2014), h.56. 41 Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 145. 42 Imas Kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet.3, h. 50. 31 Aspek sikap dapat dinilai dengan cara berikut: a) Observasi Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan mengunakan indera, baik secara langsung maupun tdak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran. b) Penilaian Diri Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian komptensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c) Penilaian Antar Teman Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen penilaian yang digunkan berupa lembar penilaian antar peserta didik. d) Jurnal Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi tentang informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. 2) Pengetahuan Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut: a) Tes Tulis Adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. b) Tes Lisan Berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, 32 kalimat maupun paragraf yang diucapkan. 3) Keterampilan Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut: a) Performance atau kinerja Adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, dan menari. b) Produk Adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat pusat teknologi dan seni (3 dimensi). Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: (1)Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penialaian terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. (2)Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam menentukan teknik yang tepat. (3)Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya. c) Proyek Adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanan, pelaksanaan, pelaporan. Penilaian proyek sangat sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik. Misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam 33 kehidupan, membuat laporan hasil pemgamatan pertumbuhan tanaman.43 d) Portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagi berikut: (1)Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat mata pelajaran. (2)Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan. (3)Sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap.44 6. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar, sistematis, berkelanjutan untuk mengembangkan potensi rasa agama, menanamkan sifat, dan memberikan kecakapan sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam. Pendidikan agama itu sendiri akan selalu dinilai dalam setiap pembelajaran, baik pembelajaran langsung atau tidak langsung dalam semua mata pelajaran. Pendidikan agama tersebut terdapat pada Kompetensi Inti 1(KI 1) sikap spritual yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. a. Standar Kompetensi Lulusan dalam PAI dan Budi Pekerti 43 Ibid, h. 63 Ibid., h. 61-65. 44 34 Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dalam Kurikulum 2013 untuk SMP meliputi dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.45 Sekolah dan guru PAI dalam Kurikulum 2013 dituntut melakukan pengawasan moral dan akhlak yang terintegrasi baik di sekolah maupun di luar sekolah untuk menghasilkan lulusan yang diharapkan sesuai dengan Kurikulum 2013 dan tujuan PAI. b. Standar Isi dalam PAI dan Budi Pekerti Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib. Sedangkan tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik.46 Dalam PAI dan Budi Pekerti pada tingkat kompetensi SMP, ruang lingkup materi yang dikembangkan adalah al-Qur’an dan Hadist, Aqidah, Akhlak dan Budi Pekerti, serta Fiqih.47 c. Standar Proses dalam PAI dan Budi Pekerti Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.48 Proses pembelajaran yang menjadi ciri Kurikulum 2013 mempunyai pola pikir sebagai berikut: 1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru- peserta didik) menjadi 45 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2003, Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 3. 46 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003, Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 2. 47 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003, Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 16. 48 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 1. 35 peserta didik masyarakatpembelajaran interaktif (interaktif guru lingkungan alam, sumber/media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim).49 Kurikulum 2013 menuntut guru PAI dan Budi Pekerti memiliki respon, inovasi, dan kreasi khususnya dalam menciptakan pembelajaran. Guru PAI dan Budi Pekerti dalam konteks ini bukan pengguna tetapi sebagai pencipta pembelajaran. Mereka harus mengeksplor berbagai sumber belajar di sekitar untuk dijadikan media pembelajaran peserta didik. Dengan demikian guru PAI dan Budi Pekerti dituntut aktif dalam merencanakan pembelajaran yang menyenangkan. d. Standar Penilaian Pendidikan dalam PAI dan Budi Pekerti Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.50 Penilaian yang dilaksanakan tidak hanya pada kemampuan kognitif di nilai mata pelajaran PAI saja, tapi juga sisi efektif dan psikomotorik peserta didik. Teknik dan istrumen yang digunakan dalam penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan: 1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal. 2) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan. 3) Penilaian kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.51 49 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2003, Kurikulum SMP/MTs. Dan Struktur Kurikulum, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 2. 50 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2003, Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 2. 51 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2003, Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 5. 36 7. Pengertian Budi Pekerti Budi pekerti terdiri dari dua kata yakni budi dan pekerti. Budi yang yang Secara terminologi pengertian budi adalah yang ada pada manusia berhubungan dengan kesadaran, yang di dorong oleh pemikiran. Pekerti ialah apa yang terlihat oleh manusia karena didorong oleh perasaan hati, yang disebut behavior. Kata budi pekerti dalam kamus Bahasa Indonesia adalah tingkah laku, perangai, akhlak. Budi pekerti mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana dan manusiawi. Di dalam perkataan itu tercermin sifat, watak seseorang dalam perbuatan sehari-hari. Budi pekerti sendiri mengandung pengertian yang positif. Namun penggunaan atau pelaksanaannya yang mungkin negatif. Penerapannya tergantung pada manusia. Budi pekerti didorong oleh kekuatan rohani manusia yakni pemikiran, rasa dan karsa yang akhirnya muncul menjadi perilaku yang dapat terukur dan menjadi kenyataan dalam kehidupan. Pemikiran mempunyai tabiat kecenderungan kepada ingin tahu dan mau menerima yang logis, dan sebaliknya tidak mau menerima yang tidak masuk akal. Manusia diberi kesempatan berpikir dan mengembangkan, serta membimbing akal ke arah yang benar. Sedangkan rasa mempunyai tabiat kecenderungan pada keindahan. Letak keindahan adalah pada keharmonisan susunan sesuatu, harmonis antara unsur jasmani dengan rohani, harmonis antara mental dan tingkah laku, harmonis susunan keluarga. Keharmonisan akan menimbulkan rasa nyaman dalam kalbu dan tentram dalam hati.52 Pendidikan budi pekerti yang pada hakekatnya, mempunyai substansi – substansi dan makna yang sama dengan pendidikan akhlak & pendidikan moral. Menurut Haidar (2004) pengertian pendidikan budi pekerti ialah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka menginternalisasikan dan menanamkan nilai-nilai moral ke dalam sikap & prilaku para peserta didik agar nantinya mempunyai sikap & berakhlakul karimah (perilaku yang luhur) di dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam berinteraksi dengan sesama manusia dengan alam/lingkungan maupun dengan tuhan.53 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Budi pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan akhlak, dalam kosa kata latin dikenal dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris disebtu ethics Senada dengan itu Balitbang Dikbud (1995) menjelaskan bahwa budi pekerti secara konsepsional adalah budi yang dipekertikan (dioperasionalkan, diaktualisasikan atau dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari dalam 52 Blog My Kampus Pengertian Budi Pekerti. Online: http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/pengertian-budi-pekerti.html,. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. 53 Pemerhati Guru (2010) Pendidikan Budi Pekerti. Online:http://panduanguru.com/pendidikanbudi-pekerti/. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. 37 kehidupan pribadi, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.54 B. Hasil Penelitian yang Relevan Tinjauan pustaka merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang terkait. Penelitian ini mengenai Kurikulum 2013 yang difokuskan pada bagaimana implementasi Kurikulum 2013. Berdasarkan penelusuran hasil penelitian yang ada ditemukan skripsi yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah: Pertama, skripsi dari Puput Rahmat Saputra, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2013. Dengan judul penelitian “Respon dan Kesiapan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pemberlakuan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 5 Yogyakarta.” Skripsi ini lebih fokus menjelaskan tentang langkah yang dilakukan sekolah untuk menjalankan Kurikulum 2013 di sekolah. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan terkait Kurikulum 2013. Peneliti akan fokus terhadap empat standar perubahan dalam Kurikulum 2013 yang meliputi Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian. Selain itu juga dijelaskan upaya-upaya guru dalam implementasi serta faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasiannnya. Kedua, skripsi dari Yuliana Parmila Sari, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Dengan judul penelitian “ Implementasi KTSP (Studi Perbandingan Di SDN Kayu Manis 1, SDIT Al Azhar dan MI Tarbiyatussabiyan Di Wilayah Tanah Sareal Kota Bogor).”. Skripsi ini lebih fokus pada mendeskripsikan perbedaan atau perbandingan implementasi KTSP pada setiap sekolah dalam proses pembelajaran dan hasil belajar. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah tentang implementasi Kurikulum 2013. Penelitian ini tidak hanya meneliti proses 54 Deny (2010), pengertian Budi Pekerti. Onine: https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091103061839AAK1PAb. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. 38 pembelajaran melainkan akan menambahkan kesiapan sekolah dan guru, faktor pendukung dan penghambat dan upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah dan guru untuk mensukseskan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Dari Skripsi yang telah dipaparkan di atas tidak ada yang persis dengan peneliti. Peneliti di sini sebagai pembaharu, karena sudah berbeda pembahasannya. Kesimpulannya bahwa peneliti fokus pada implementasi yang meliputi Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Selain itu peneliti juga menjelaskan apa saja upaya yang dilakukan sekolah maupun guru dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, serta faktor pendukung dan penghambatnya. C. Kerangka Berpikir Implementasi kurikulum merupakan suatu yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan Kurikulum 2013, tidak hanya menuntut keterampilan teknis terhadap pengembangan komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai komponen yang mendukung dan mempengaruhinya. Kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Ruang lingkup implementasi kurikulum lebih lengkap adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiat an pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. 39 Dalam implementasi Kurikulum 2013 terdapat perubahan dalam struktur kurikulumnya, salah satunya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 kini berubah menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran wajib. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, mata pelajaran tersebut kini memiliki alokasi waktu 3 jam per minggu. Pendidikan agama itu sendiri akan selalu dinilai dalam setiap pembelajaran, baik pembelajaran langsung atau tidak langsung dalam semua mata pelajaran. Pendidikan agama tersebut terdapat pada Kompetensi Inti 1 (KI 1) sikap spritual yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Persiapan guru PAI dan Budi Pekerti dalam mengimplmentasikan Kurikulum 2013 khususnya untuk persiapan administrasi pembelajaran seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Instrumen Penilaian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Penentuan Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Setelah mempertimbangkan beberapa hal, maka peneliti berencana memilih SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, sebagai objek penelitian untuk penulisan penelitian ini. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian akan direncanakan dan dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai November 2015. B. Metode Penelitian Pendekatan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode yang dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dalam pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.1 Dari pendapat lain oleh Bogdan dan Tylor yang dikutip oleh Margono menyatakan “penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati”2 1 2 M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), cet. 4, h. 48. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet., 6 h. 36. 40 41 Penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Deskripsi pada penelitian ini untuk menggambarkan Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Sedangkan penelitian deskripsi sendiri adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian secara sistematis dan akurat. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.3 Tujuan penelitian deskriptif ini menggambarkan apa-apa yang sudah terjadi yaitu selama penelitian berlangsung. Didalamnya terdapat upaya deskripsi, pencatatan, analisis, dan menginterpresepsikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Metode deskriptif dalam penelitian ini menggunakan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Peneliti melihat dan meneliti serta mengamati segala bentuk implementasi Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Guru PAI dan Budi Pekerti. Lebih jauh peneliti mengadakan analisis dari data-data yang ada yang berhubungan dengan maksud penelitian ini. Peneliti menganalisis hasil jawaban kuisioner yang dibagikan kepada siswa-siswi di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan yang mendapat pembelajaran PAI dan Budi Pekerti oleh guru pengampu PAI dan Budi Pekerti. Ada pun maksud analisis ini, peneliti ingin melihat bagaimana pengimplementasian Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Penelitian ini juga merupakan library research karena peneliti mengadakan kajian dengan mencari dan membaca buku-buku untuk mendalami teori yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Selain itu penelitian ini juga merupakan field research karena peneliti mengadakan penelitian langsung ke SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. 3 Nurul Zuhariah, Metodologi Penelitian; Sosial dan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet. 4, h. 47. 42 C. Unit Analisis Dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif analisis dengan teknik wawancara. Peneliti mengamati segala hal yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan baik data primer (utama) maupun data sekunder dari sumber data yang ingin diperoleh.4 Unit analisis dalam penelitian implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Dalam unit analisis ini, karena tidak adanya sampel yang dapat dijadikan sebagai sumber data peneliti mengelola data-data yang diperoleh dari guru, wali kelas, staf tata usaha, dan siswa-siswi yang mendapatkan pembelajaran langsung dari guru PAI dan Budi Pekerti. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menjadikan semua hal yang berhubungan dengan Kurikulum 2013 dalam implementasinya pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Oleh karenanya, peneliti hanya menjadikan guru, wali kelas, staf tata usaha, dan siswa-siswi di SMP Negeri sebagai unit analisis dalam penelitian ini. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa teknik, antara lain: 1. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan bertatap muka dengan guru, wali kelas, dan staf tata usaha.5 4 5 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Prenada Media Group, 2010), h. 51. Ibid., h.108. 43 2. Observasi Dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kondisi siswa-siswi ketika berada di lingkungan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Oberservasi dilakukan dengan mengamati keadaan pengimplementasian Kurikulum 2013 di dalam kelas siswa yang sudah diterapkan di sekolah, sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) serta keadaan guru, staf dan siswa-siswi SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat, notulen wawancara, rekap penilaian, agenda, dan lain-lain.6 Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dalam bentuk catatancatatan, dokumen-dokumen yang terkait dengan penilaian sikap siswa, daftar hasil penilaian sikap siswa, serta instrumen yang digunakan dalam proses menilai sikap siswa. Setelah semua data terkumpul atau kegiatan pengumpulan data di lapangan dinyatakan selesai, barulah dilakukan pengolahan data. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah berupa pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara yang digunakan untuk menggali informasi pengimplementasian Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Sedangkan untuk angket berupa pernyataan-pernyataan yang menyangkut upaya dan implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. 6 Jhoni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), (Jakarta: Kencana, 2013), cet. 1, h. 99. 44 F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami. Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, maka data yang peneliti peroleh dari angket diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Dalam mengelola data yang pertama kali dilakukan adalah editing, yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya. Dalam tahap ini dilakukan pengecekkan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian. Adapun data-data yang diperoleh dari wawancara diolah tanpa menggunakan daftar tabulasi dan angka prosentase. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan data-data tersebut secara sistematis, logis, dan bermakna kemudian dipadukan dengan data-data yang diperoleh dari angket. 2. Paparan data (data display) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiono menyatakan “the most frequent of display data for kualitative research data in the pas has been narrative tex” yang paling sering digunakan dalam penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 45 3. Analysis Dalam menganalisis data penelitian, peneliti menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berdasarkan jenis data yang dikumpulkan. Adapun data kualitattif akan diolah dan dianlisis melaui proses klasifikasi, kategorisasi dan intrepretasi. a. Klasifikasi adalah proses pengumpulan data atau informasi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang dasar. b. Kategorisasi adalah proses pengumpulan data atau informasi berdasarkan aspek-aspek masalah dari jawaban yang diperoleh dari sumber data. c. Intrepretasi adalah proses pengumpulan data atau informasi dengan cara menumukan persamaan dan perbedaan, supaya dapat diambil kesimpulan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Untuk dapat mendeskripsikan hasil penelitian dalam proses penelitian penulis melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung ke tempat penelitian. Dalam observasi di sini langkah-langkah yang dilakukan peneliti ialah mengumpulkan data-data tentang sekolah mulai dari profil sekolah sampai dengan keadaan sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran. 1. Profil Singkat SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Secara geografis terletak dekat dengan daerah perbatasan Provinsi DKI Jakarta dengan kondisi demografis yang sama dengan demografis DKI Jakarta, yaitu sangat heterogen. Tanah SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ini milik Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan luas seluruhnya 4.811 m 2. Dengan status pembinaan dari Dinas Pendidikan yaitu menuju Sekolah Standar Nasional (SSN). Selain itu nilai akreditasi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang telah diraih adalah sebesar 97,05 dengan status akreditasi sekolah bernilai A.1 2. Sejarah Singkat SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berdiri sejak tahun 1977. Pada tahun 1977, PT. Kalimaya memberikan tanah seluas 4039 m2, kemudian 1 Analisis Dokumen Profil Sekolah di SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 7 Agustus 2015. 46 47 oleh Bapak Ali Sadikin selaku gubernur DKI pada masa itu dibangunlah sebuah sekolah di atas tanah tersebut. Awal berdiri sekolah itu diberi nama SMP Negeri cabang (kelas jauh) dari SMP Negeri 2 Tangerang, kemudian pada bulan April tahun 1979 oleh Kanwil Jawa Barat dikukuhkan menjadi SMP Negeri 2 Filial, yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Pada bulan Febuari 1983, SMP Negeri 2 Filial berganti nama menjadi SMP Negeri 1 Ciputat, dan kini menjadi sekolah yang berdiri sendiri, tidak lagi menjadi cabang dari sekolah lain. Pada bulan Januari 1999, terjadi perubahan nomenkelatur untuk Kecamatan Ciputat menjadikan SMP Negeri 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Ciputat. Seiring dengan proses perkembangan pembelajaran yang ada di sekolah maka, pada bulan Juli 2004, SMP Negeri 2 Ciputat kemudian membuka program pendidikan baru, yaitu program akselerasi (percepatan waktu yaitu 2 tahun selesai). Program ini masih berlangsung hingga sekarang. Pada tahun 2009, terjadi perubahan nama dari SMP Negeri 2 Ciputat menjadi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, yang berarti semakin meluas pula pengakuan akan keberadaan sekolah tersebut. Yang awalnya hanya mencakup wilayah ciputat kini berkembang dalam cakupan wilayah Tangerang Selatan. Sebuah kesuksesan besar pada sekolah tersebut.2 3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan a. Visi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama Indikator Visi : 2 Analisis Dokumen Profil Sekolah di SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 7 Agustus 2015. 48 1) Terunggul dalam perolehan nilai akademis 2) Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3) Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4) Terunggul dalam prestasi non akademis 5) Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6) Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada b. Misi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 1) Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan 2) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan. 5) Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan c. Tujuan SMP Negeri 3 KotaTangerang Selatan Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah : 1) Meningkatkan perilaku ahlak mulia bagi peserta didik 2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik 3) Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta didik. 4) Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri dan berguna. 5) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut. 49 6) Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat bagi seluruh komponen sekolah.3 4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tabel 4.1 Mata Pelajaran Guru Pengajar Pendidikan Agama H.M.Nasir Rinun, Islam S.Pd Pendidikan Agama Chairunnisa, S.Pd Mulai Pendidikan Akhir Mengajar Pengajar 1978 S1, Pendidikan Agama Islam 2004 Islam D3, PAI di UII Jogja S1, Lulusan PLS Pengibar. Pendidikan Agama Drs. Anwarudin 1992 Islam S1, PAI S2 PAI Pendidikan Agama Rendra Mubarok, Islam S.Ei 2009 S1, Ekonomi Islam, Uin Jakarta Dari data yang saya dapatkan bahwasannya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan hampir semua adalah lulusan Pendidikan Agama Islam, hanya terdapat satu guru yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, yakni Bpk. Rendra Mubarok S.Ei, beliau adalah lulusan dari fakultas Ekonomi Islam. 3 Hasil Observasi di Sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 14 Agusrus 2015. 50 Akan tetapi beliau sudah menguasai betul materi-materi Pendidikan Agama Islam. 4 5. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Adapun sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ialah adanya musholah di sekitar lingkungan sekolah yang berfungsi sebagai tempat ibadah peserta didik dan para guru, serta berfungsi sebagai tempat praktek ibadah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi Pekerti. SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, selain memiliki ruangan dan tempat di atas, sekolah ini memiliki ruangan Green House, dan lokasi Rumah Toga. Green House adalah suatu ruangan dimana didalamnya terdapat tanaman dan kolam ikan yang memiliki manfaat untuk sekolah seperti praktikum lapangan pelajaran MIPA, dan sebagai pelindung sekolah atau sebagai penyerapan air hujan. Di depan ruang kantin dan koperasi, ada sebuah rumah herbal yang disebut dengan rumah toga (tanaman obat keluarga) yang merupakan lokasi untuk tanaman-tanaman obat berkhasiat tinggi, meliputi tanaman Jarak dan tenaman herbal lainnya. 5 Di gerbang utama sekolah (didepan meja piket) ada sebuah lemari yang berisi kumpulan prestasi dan keterampilan belajar siswa yang dibuktikan dengan banyaknya piala, sertifikat dan piagam penghargaan dari panitia pelaksana kegiatan atau acara yang mereka ikuti. 4 Hasil Observasi oleh Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 14 Agustus 2015. 5 Hasil Observasi di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015. 51 6. Kurikulum SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Sejak Tahun pembelajaran 2006-2007 di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menerapkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) , kemudian pada tahun 2014 diberlakukanlah kurikulum 2013 sampai sekarang yang disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik dan masyarakat khususnya untuk lingkungan Jakarta. Struktur kurikulum SMP Negeri 3 meliputi proses pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas VIII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Pengorganisasian kelas-kelas pada SMP Negeri 3 dibagi pada tiga kelompok, yaitu kelas VII terdapat kelas reguler, bilingual dan akselerasi. Kelas VIII terdapat kelas reguler, akselerasi dan bilingual. Kelas IX terdapat kelas reguler dan bilingual. Untuk jam pembelajaran sendiri, setiap mata pelajaran dialokasikan waktu 1 jam pembelajaran 40 menit, dengan jumlah pertemuan sebanyak 38 jam/minggu.6 B. Deskripsi Data 1. Hasil Wawancara Objek dalam wawancara ini adalah Kepala Sekolah, dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, dapat diketahui bahwa sekolah SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah menggunakan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013-2014 yang dimulai dari kelas VII. Dalam penerapan Kurikulum 2013 ada beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh sekolah yaitu salah satunya adalah melaksanakan penilaian autentik oleh pendidik yang mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Diharapkan dalam penilaian autentik bisa mengasah kompetensi siswa dengan baik penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian proses, yang 6 Hasil Observasi di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 14 Agustus 2015. 52 ingin dimunculkan adalah kemajuan siswa dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Sejak menggunakan Kurikulum 2013, semua guru pada kelas VII-VII SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah menerapkan penilaian autentik, meskipun dalam pelaksanaannya belum begitu ideal sesuai dengan harapan. Pada wawancara yang saya lakukan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti disini, guru sudah memahami apa itu penilaian autentik, akan tetapi guru belum faham bagaimana cara memberi penilaian yang akurat, mereka hanya bisa mengaplikasikan Kurikulum 2013 akan tetapi mereka belum faham betul mengenai Kurikulum 2013 tersebut.7 Penilaian autentik perlu dilakukan karena penilaian autentik memberikan gambaran secara nyata sejauh mana penguasaan yang dapat dicapai oleh peserta didik terhadap kompetensi dasar tertentu yang dikuasainya. Penilaian ini memberikan gambaran secara lebih detail dan actual pada aspek tertentu yang akan dinilai sesuai indicator/ kriteria penilaian yang ditegakkan, baik afektif, kognitif maupun psikomotorik. Tetapi untuk menerapkan penilaian autentik juga masih banyak kendala yang dihadapi dikarenakan penilaian ini masih baru. Kendala yang dijumpai, karena indikator dan kriteria penilaian harus dibuat sedetail mungkin untuk memberi gambaran terhadap penguasaan kompetensi dasar peserta didik, maka pendidik perlu terampil dalam membuat instrument penilaian dan perlu skill dalam kemampuan menilai peserta didik. Untuk soal yang bersifat dengan jawaban mutlak, maka akan lebih mudah menilainya, namun untuk soal proyek yang bukan dengan jawaban mutlak, seperti penilaian observasi, produk, performance, dan lain-lain. Maka tantangan yang muncul adalah terutama bagaimana menuangkan penilaian yang bersifat subjektif dari pendidik dapat diterima serta lain juga 7 Hasil Wawancara yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 1 September 2015. 53 memperoleh hasil yang sama, sehingga penilaian yang bersifat subyektif tersebut menjadi sesuatu objektif.8 Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu melaukan pemetaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membuat RPP sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai. Pelajaran agama di sekolah sangatlah penting untuk diajarkan, karena pelajaran ini mengandung nilai-nilai agama islam, sebagai pedoman dan pengendalian dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini guru juga mengalami kesulitan dalam pengajaran, dikarenakan pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah pelajaran yang mencakup keseluruhan dari materi-materi agama dan akhlak/budi pekerti, sehingga guru masih sangat susah untuk mengajak siswa mengamalkan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, karena guru hanya bisa memantau dan mengawasi selama di kelas atau pada jam pelajaran, selebihnya adalah tanggung jawab individu siswa masing-masing.9 Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, bahwasannya guru tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah ditugaskan dari sekolah, melainkan mereka menunggu mendapatkan dari Departemen Agama dan lebih memilih untuk menggunakan RPP yang lama untuk digunakan sementara waktu sambil menunggu RPP dari Departemen Agama. Pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti ini, guru sudah melaksanakan penilaian autentik meskipun guru mengakui masih banyak kekurangan dalam pelaksanaanya. Idealnya, menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 penilaian autentik itu mencakup sikap, pengetahuan dan 8 Hasil Wawancara oleh Bpk. Rendra Mubarok S.Ei, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015. 9 Hasil Wawancara dengan Ibu Chairunnisa S.Pd, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015. 54 keterampilan. Guru melakukan penilaian sikap memulai observasi, penilaian antar peserta didik dan jurnal. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, projek, dan portofolio, serta kinerja. Tetapi dalam pelaksanaanya, tentu tidak semudah teori. Pada mata pelajaran yang diajarkan, penilaian sikap yang dilaksanakan yaitu dengan menggunakan observasi, penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis berupa butir soal yaitu nilai harian, UTS dan UAS, sedangkan penilaian keterampilan menggunakan proyek. Dalam melaksanakan penilaian autentik di dalam kelas terasa gampang-gampang susah. Itu karena membutuhkan waktu yang relative lama. Pelaksanaannya dimulai dengan menentukan KD yang akan dinilai, membuat kriteria lingkup yang akan dinilai, melakukan proses penilaian, dan yang terakhir adalah tindak lanjut. Selama ini, ketiaka guru menerapkan penilaian autentik, respon siswa dialam kelas terlihat lebih aktif dalam menerima materi pelajaran. Dengan melakukan penilaian autentik ini, maka hasil belajarnya dan kreatifitas siswa lebih baik. Meskipun ada beberapa siswa yang hasil belajarnya siswa masih kurang dari Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM), maka langkah yang dilakukan guru adalah melakukan remedial. 2. Temuan Penelitian Berdasarkan data penelitian tentang implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Peneliti menemukan beberapa temuan-temuan yang bekenaan dengan hasil observasi, hasil wawancara dan hasil dokumentasi peneliti. Dalam hasil observasi yang berkenaan dengan kegiatan rutin pembelajaran sehari-hari. Masih ditemukan pada hasil belajar siswa, masih ada nilai yang kurang dari KKM dalam proses pembelajarannya. Dikarenakan kurangnya penekanan kepada siswa di sekolah. Sehingga, ada beberapa siswa yang kadang sengaja tidak membawa buku pegangan 55 wajib sekolah, dan bahkan tidak membawa buku dan alat tulis sama sekali.10 10 Hasil Observasi di dalam ruang kelas yang dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 28 Agustus 2015. 56 Dalam wawancara yang dilakukan oleh dua narasumber utama, yaitu guru pengampu mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Peneliti menemukan beberapa temuan. Hasil wawancara kepala sekolah menunjukkan bahwa sekolah memang sudah menerapkan Kurikulum 2013, tetapi belum bisa dilaksanakan dengan maksimal. Karena ini termasuk kurikulum baru yang masih butuh adaptasi dengan kondisi dan lingkungan sekolah. Penilaian autentik belum berjalan dengan baik dan maksimal. Para guru yang mengajar sudah mendapatkan pelatihan, meskipun baru satu kali saja.11 Sedangkan, hasil wawancara dengan guru PAI dan Budi Pekerti menunjukkan bahwa guru masih ada rasa kebingungan dalam melaksanakan proses pembelajaran saintifik dan melakukan penilaian autentik, terutama dalam membuat instrument dan lembar penilaiannya. Karena guru belum menguasai metode-metode yang ada pada Kurikulum 2013 yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak merasa bosan ketika berada didalam kelas. Masih ditemukan salah pemahaman dalam pembuatan form penilaian autentik, yang mencakup afektif, kognitif dan psikomotorik.12 C. Pembahasan Setelah melihat hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti dapat menentukan kompetensi Guru PAI dan Budi Pekerti dalam melakukan penilaian sikap di sekolah. 1. Perencanaan penilaian Dalam perencanaan ada beberapa yang perlu dilakukan yaitu: a. Menentukan tujuan penilaian Berdasarkan hasil akhir yang diperoleh dari penilaian, dimana ke empat guru SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tidak 11 Hasil Wawancara oleh Bpk. Maryono S.E, M.M.Pd, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 16 September 2015. 12 Hasil Wawancara dengan Bpk.Anwarudin S.Pd dan Ibu Chairunnisa S.Pd, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 14 agustus 2015. 57 melakukan penentuan tujuan penilaian sebelum melakukan penilaian sikap pada Kurikulum 2013. Seharusnya setiap guru harus menentukan tujuan penilaian sebelum melakukan penilaian, karena dengan adanya tujuan penilaian akan memberikan kemudahan untuk melakukan penyusunan atau menentukan jenis penilaian yang akan digunakan. Dalam permendikbud tahun 2014 nomer 104 dijelaskan bahwa dalam lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik tentang penilaian sikap yakni menilai, menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, mengingat, sedangkan memahami, mengevaluasi.sedangkan mengamati, menanya, mengkomunikasikan. dalam penilaian menerapkan, dalam penilaian pengetahuan ialah menganalisis, dan keterampilam mengumpulkan, menalar, adalah dan 13 b. Mengidentifikasi proses dan hasil belajar Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tidak melakukan identifikasi proses dan hasil belajar sebelum melakukan penilaian sikap, yang mana pada dasarnya proses identifikasi proses dan hasil belajar ini telah ditentukan dalam bentuk domain afektif yang khusus membahas mengenai sikap peserta didik, yang meliputi penerimaan, respon, organisation dan penilaian, jadi guru hanya memlih mana teknik penilaian sikap yang akan di gunakan. c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil akhir pengumpulan data Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tidak melakukan penyusunan perencanaan palaksanaan pembelajaran. Dikarenakan sudah mendapatkan Rencana Pelaksanaan Pmebelajaran dari pusat, 13 Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104, tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (Jakarta: Mendikbud 2013), H.6. 58 dan hanya menggunakan RPP tersebut tanpa membuat RPP baru yang serupa dengan membedakan metodenya. Seharusnya para guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 sendiri, tanpa mengikuti contoh yang diberikan dari pusat. Karena Penyusunan RPP dimaksudkan agar metode pembelajaran betul-betul sesuai dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan guru kepada peserta didik. Karena pada dasarnya yang paling mengetahui karakter peserta didik itu sendiri adalah guru yang mengajar.14 Dari aspek perencanaan penilaian yang di analisis darai RPP Guru, didapati guru telah mendesain penilaian secara baik, misalnya Instrumen diturunkan dari Indikator yang sudah ada, sudah mencantumkan rubrik penilaian dan skor. Namun bukti-bukti dari desain penelitian dalam RPP tidak terbukti, dokumen yang menjadi bukti penilaian autentik yang ada dalam RPP tidak ditemukan. Yang ditemui adalah format hasil akhir yang dimasukan dalam bentuk format yang di unduh dari internet. d. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013 Dalam Kurikulum 2013 tedapat berbagai kelebihan dan kelemahan dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan, para guru menyebutkan berbagai kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya yakni: Kelebihan Kurikulum 2013 bagi Guru adalah: Sistematis, cermat dan berkualitas dalam proses pembelajaran. Adapun kelebihan Kurikulum 2013 bagi siswa yakni peserta didik lebih mudah untuk mengambil kesimpulan dan dalam proses pembeljaran peserta didik lebih aktif dari pada guru oleh karena itu peserta didik dapat 14 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tnggerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015. 59 menambah atau memperluas wawasan mereka melalui fasilitas yang ada. Kelemahan Kurikulum 2013 bagi guru adalah terdapat kesulitan dalam penyesuaian pembelajran dengan metode dan media pembelajaran, mendapatan kesulitan dalam hal waktu pembelajaran yang amat terbatas. Adapun kelemahan Kurikulum 2013 bagi peserta didik adalah peserta didik banyak mendapatkan tugas pada setiap harinya karena peserta didik disini berperan sebagai sumber belajar.15 2. Pelaksanaan penilaian Dalam Kurikulum 2013 terdapat berbagai macam penilaian diantaranya penilaian autentik yang mana penilaian ini dapat dijelaskan sebagai berikut, yakni penialaian proyek, penilaian kinerja, penilaian portofolio, jurnal, dan penilaian tertulis. a. Penilaian Proyek Dalam penilaian proyek, Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis/lisan.16 Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan hanya terdapat satu guru yang faham dan yang melakukan penilaian proyek disini, yakni dengan menyuruh peserta didik secara berkelompok membuat tugas sesuai materi yang ada. Contohnya sebagai berikut: 15 Hasil Wawancara yang dilakukan oleh semua Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 21 Agutus 2015. 16 Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (Jakarta: Mendikbud 2013), h. 18. 60 17 Sedangkan guru PAI dan Budi Pekerti yang lain tidak melakukan penilaian proyek ini, bahkan ada yang berbeda pendapat memahami penilaian proyek tersebut. secara umum sudah melaksanakan, tapi guru-guru hanya memberi penilaian langsung tanpa adanya instrumen penilaian proyek yang dibuat. Jadi aspek yang dinilai dalam penilaiannya tidaklah jelas, seharusnya Untuk penilaian proyek, Berdasarkan hasil observasi guru terlihat sudah melakukan penilaian proyek sebagai mana mestinya dimana guru sudah memberikan tugas pada masing-masing kelompok. namun hasil dokumentasi tidak sejalan, dimana guru-guru tidak membuat instrumen penilaian sikap tersendiri. Sedangkan pada buku penilaian sikap tidak disediakan namun langsung menilai secara umum tanpa adanya panduan instrumen. Tapi harusnya instrumen dibuat untuk menilai tercapai tidaknya ke tujuh aspek penilaian sikap yang sudah ditentukan, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil wawancara penskoran dilakukan dimulai dari 70-100. Dan guru PAI tidak menggunakan rubrik akan tetapi pada waktu dulu pernah membuat rubrik penilaian. b. Penilaian kinerja Untuk penilaian kinerja telah dilakukan oleh masing-masing guru, Penilaian kinerja ditujukan pada masing-masing siswa menilai atau 17 Hasil Wawancara oleh Bpk.Rendra Mubarok S.Ei, pada tanggal 10 November 2015, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. 61 mengukur penguasaan materi yang berpengaruh pada pembelajaran yang dilaksanakan. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah.18 Mereka melakukan penilaian kinerja dengan menyuruh peserta didik untuk melaksanakan shalat dhuha ketika bel istirahat tiba, meskipun tidak semua murid melaksanakan shalat dhuha tersebut. Semua guru mengatakan melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan buku penilaian yang sudah ada. Dan dari hasil observasi semua guru dalam penilaian ini sama, dengan memberikan pengarahan terkait penilaian kinerja pada masing-masing peserta didik terhadap aspek yang sudah ditentukan pada buku penilaian. Dalam hal ini guru menggunakan ingatan atau memorynya untuk mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu tanpa meggunakan catatan, dan untuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Dan dari hasil yang penulis dapatkan dari buku penilaian kinerja yang terisi oleh guru mata pelajaran tersebut.19 c. Penilaian portofolio Pada penilaian portofolio ini setiap Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah melakukannya, dengan cara Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Semua guru melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen yang sudah tersedia di buku penilaian. Akan tetapi disini guru PAI belum sepenuhnya memahami apa itu penilaian fortopolio. Salah satu guru mengatakan bahwasannya penilaian portofolio adalah sekumpulan nilai tugas siswa yang 18 Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (Jakarta: Mendikbud 2013), h. 17. 19 Hasil Wawancara oleh Bpk.Nasir Rinun S.Pd, , di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 18 September 2015. 62 dikumpulkan dalam kurun waktu yang tida ditentukan, dan penilaian ini tidak berpengaruh pada nilai akhir siswa. penilaian portofolio dilakukan dengan cara guru memberikan tugas yakni membuat contoh soal sesuai dengan materi yang telah di bahas. Dengan batas minimal membuat soal pilihan ganda sebanyak 10 butir dan soal essay sebanyak 5 butir. Kemudian setelah itu semua peserta didik mengumpulkan tugas portofolio tersebut kepada guru dan jika masih ada waktu yang memungkinkan guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang telah dihasilkan. Sedangkan hasil pengumpulan dokumen yang penulis kumpulkan dari buku penilaian yang dimiliki guru yang sudah diisi oleh guru masing-masing.20 d. PenilaianTes Tertulis Dalam penilaian Tes Tertulis, Guru PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah melakukan penilaian Tes Tertulis, yakni dengan melakukan tes ulangan harian yang dilaksanakan ketika materi Sub Bab sudah selesai. Dalam melakukan Tes Tertulis guru memberikan soal Pilihan ganda sebanyak 40 soal, dan Essay sebanyak 5 soal, dengan bobot nilai yakni pilihan ganda adalah 2 sedangkan essay tergantung bobot soal. Seharusnya setiap guru dalam melakukan penilaian sikap pada Kurikulum 2013, untuk Penilaian Tes Tertu;is haruslah membuat catatan peserta didik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik. Dimana hasil tersebut kemudian dipaparkan secara deskriptif.21 3. Pengolahan data Dari hasil keseluruhan penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa para Guru PAI dan Budi Pekerti sudah melakukan pengolahan data. 20 Hasil Wawancara oleh Ibu Chairunnisa S.Pd, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 18 September 2015. 21 Hasil Observasi di Dalam Kelas ketika pelajaran sedang berlangsung oleh Ibu. Chairunnisa S.Pd, pada tanggal 21 Agustus 2015. 63 Pengolahan data tersebut meliputi: penskoran, analisis penilaian, dan penafsiran penilaian pencapaian sikap siswa. Setelah mendapatkan hasil penilaian pada data-data yang dikumpulkan dari penilaian tersebut. Penskoran dijadikan sebagai bahan atau bukti untuk melakukan penafsiran dan penguji keberhasilan pencapaian siswa dalam hal sikap. Memang seharusnya setiap guru harus melakukan pengolahan data yang meliputi penskoran hasil penilaian keseluruhan siswa, analisis hasil penilaian, penafsiran, dan menilai pencapaian sikap siswa sehingga sempurnanya pengolahan data. Dalam hal ini guru PAI dan Budi Pekerti di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan dalam melakukan pengolahan data yang meliputu penskoran yakni dari nilai 70-100, kemudian masalah analisis soal disini saya mendapatkan format kisi-kisi tersebut dari guru PAI dan Budi Pekerti.22 4. Pelaporan hasil penilaian Dalam pelaporan penilaian ini akan terkait pada orang tua siswa, pemerintah, dan segenap jajaran yang ada dalam kependidikan dan siswa itu sendiri. Adapun laporan penilaian tersebut terdiri dari: a. Laporan prestasi mata pelajaran Pada laporan prestasi mata pelajaran siswa dalam penilaian sikap tidaklah dilakukan oleh guru SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Tidak adanya bukti data atau kumpulan laporan yang dibuat tersendiri berdasarkan prestasi mata pelajaran pendidikan agama islam dalam penilaian sikap. Semestinya Laporan prestasi pada mata pelajaran yang ada kaitannya dengan sikap, dapat dilihat pada hasil penilaian siswa berupa pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar sikap yang sudah ditentukan pada pelajaran pendidikan agama islam. b. Laporan pencapaian 22 Hasil Wwancara oleh Bpk.Rendra Mubarok, S.Ei, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 25 September 2015. 64 Dalam laporan pencapaian siswa ini Guru PAI dan Budi Pekerti tidaklah melakukannya. Seharusnya setiap guru haruslah membuat sebuah data, dimana didalamnya berisi penilaian sikap. Guru menilai prestasi dengan melihat pada sejauh mana perubahan sikap yang telah dilakukan siswa dan aplikasi mengenai dampak positif apa yang sudah mengalami kemajuan dari setiap siswa. Selain itu lihat bagaimana sikap siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Hal inilah yang harus jelas sehingga dibutuhkannya pembuatan laporan pencapaian siswa dalam bentuk file. Masingmasing guru memerlukan pedoman instrumen dalam mengamati terjadi tidaknya perubahan sikap yang ada pada siswa. 5. Penggunaan hasil penilaian Setelah melakukan penilaian dan mendapatkan hasilnya tentu saja bukan hanya sampai di situ, karena hasil dari penilaian itu sangat penting untuk keperluan siswa ke tingkat selanjutnya. Adapun keperluan tersebut antara lain: a. Keperluan laporan pertanggung jawaban Berdasarkan hasil akhir yang peneliti dapatkan, Guru PAI dan Budi Pekerti sudah membuat laporan hasil pertanggungjawaban. pembuatan data hasil penilaian sikap siswa yang disimpan di dalam daftar nilai dan ditunjukkan pada raport masing-masing siswa. Seharusnya setiap guru haruslah membuat laporan pertanggungjawaban hasil penilaian sikap siswa. Karena Setiap peserta didik akan sangat membutuhkankan pertanggungjawaban. Baik itu berupa arsip nilai yang harus dibuat oleh setiap guru baik itu untuk siswa, orang tua, maupun untuk kepentingan sekolah. b. Keperluan seleksi Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa guru tidaklah membuat laporan untuk keperluan seleksi siswa dalam hal penialian sikap. Semestinya setiap guru haruslah membuat laporan 65 untuk keperluan seleksi siswa yang pasti akan dibutuhkan siswa untuk berbagai keperluan. Seleksi siswa pasti akan terus ada baik itu pada saat mendaftar awal sekolah, maupun yang akan menamatkan sekolah. Disinilah penilaian untuk keperluan seleksi sangat penting dibuat. c. Keperluan promosi Keperluan promosi juga sama halnya dengan keperluan seleksi, tidak dilakukan oleh Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Guru tidaklah membuat laporan data sikap siswa untuk laporan promosi setiap siswa ketika dibutuhkan. Untuk keperluan promosi digunakan pada saat siswa akan naik kelas atau lulus dari sekolah dengan melihat pada standart penilaian kelulusan yang sudah ditentukan. d. Keperluan diagnosis Untuk keperluan diagnosis siswa juga tak kala pentingnya yang harus dibuat oleh setiap guru. Namun Guru PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tidaklah membuatnya, dimana penilaian untuk keperluan diagnosis ini sangatlah dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan pada masing-masing karakter siswa yang berbeda. Penggunaan hasil penilaian untuk keperluan diagnosis pada dasarnya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kekurangan pada hasil belajar sehingga dapat diberikan alternatif untuk memperbaikinya. Begitupun dengan siswa yang mampu menguasai kompetensi lebih cepat akan diberikan fasilitas untuk pengembangannya tersebut. e. Prediksi masa depan peserta didik Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama silam di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tidaklah membuat laporan prediksi masa depan siswa. Melihat dari hasil penilaian sikap yang dilakukannya. Secara umum tujuan dari penilaian ini untuk mengetahui sikap, bakat, minat, dan aspek-aspek kepribadian peserta didik. Sehingga sangat dibutuhkan kerja sama 66 oleh guru yang harus memberitahu bagaimanapun hasil belajar dari peserta didik kepada guru bimbingan dan penyuluhan (BP), agar dapat diarahkan dengan baik. Jadi seharusnya selain guru BP, setiap guru yang mengajar dikelaspun harus memiliki laporan atau data berdasarkan prediksi masa depan siswa yang dilihat dari penilaian yang dikumpulkan.23 Adapun format instrumen penilaian yang saya dapatkan seperti gambar dibawah ini: 23 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2014), Hal. 262. 67 68 24 24 Analisis Dokumen, Format Instrumen Penilaian, di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 6 November 2015. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah diuraikan dengan datadata yang dihimpun, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari guru-guru di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan mengatakan bahwasannya sejak menggunakan Kurikulum 2013, semua guru sudah menerapkan penilaian autentik, meskipun dalam pelaksanaannya belum begitu ideal sesuai dengan harapan. Dan dari keempat guru PAI di sekolah ini hanya satu guru yang benar-benar faham akan Kurikulum 2013. Menurut mereka Kurikulum 2013 sangat bagus dalam perkembangan pendidikan, karena disini siswa lebih aktif dan dapat mengeluarkan ide-ide mereka secara luas. 2. Implementasi Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan ini sudah cukup baik, bahkan sekolah ini ditunjuk langsung untuk menerapkan Kurikulum 2013. Akan tetapi guru-guru di sekolah ini belum begitu faham akan Kurikulum 2013, mereka hanya mengikuti aturan dan melaksanakannya saja. Penerapan ide-ide serta desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas membuktikan bahwa guru-guru sangat kurang dalam menerapkan ideide, karena masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah yang dilakukan di dalam kelas. Karena menurut mereka metode itu sangatlah mudah di bandingkan metode-metode yang ada pada Kurikulum 2013 pada saat ini. 3. Berdasarkan hasil analisis penelitian bahwasannya di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, peneliti menemukan beberapa 69 faktor pendukung dalam 70 mengimplementasikan 2013 yakni Kurikulum 2013 bagi peserta didik lebih mudah untuk mengambil kesimpulan dan dalam proses pembelajaran peserta didik lebih aktif dari pada guru oleh karena itu peserta didik dapat menambah wawasan mereka melalui fasilits yang telah di sediakan oleh sekolah. Sedangkan faktor penghambat terdiri dari penyesuaian pembelajaran dengan metode dan media pembelajaran yang tidak sesuai, waktu pembelajaran yang amat terbatas. Dan banyaknya tugas yang diberikan kepada peserta didik pada setiap harinya, karena peserta didik disini berperan sebagai sumber belajar. 4. Pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan berjalan dengan lancar, akan tetapi terdapat sedikit hambatan yakni kurang mampunya guru dalam memahami penilaian Kurikulum 2013. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan maka, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan agar lebih menekankan guru-guru untuk lebih memahami Kurikulum 2013, tidak hanya menjalankannya saja, agar Kurikulum 2013 lebih efektif. 2. Dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 guru harus lebih kreatif dalam mengeluarkan ide-ide serta kreatifitas yang mereka punya, agar siswa tidak jenuh dan bosan dalam pembelajaran. 3. Bagi kepala sekolah dapat terus mendukung, mendorong dan memberikan penghargaan pada upaya meningkatkan profesionalitas guru dalam mengembangkan Kurikulum 2013. C. Implikasi Sebagai sebuah penelitian yang dilakukan di Sekolah maka kesimpulan yang ditarik tentu mempunyai implikasi dalam bidang pendidikan dan juga penelitian-penelitian selanjutnya, sehubungan dengan hal tersebut maka dapat diambil implikasi, yakni: 71 Hasil penelitian mengenai implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama islam dalam penilaian kurikulum 2013, mempunyai hubungan dengan sosialisasi penilaian sikap pada kurikulum 2013, sehingga harus adanya pengetahuan yang memadai bagi setiap guru untuk bisa melakukan penilaian dan pengaplikasian kurikulum 2013 dengan benar. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama, 2014. Analisis Dokumen Profil Sekolah di SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 7 Agustus 2015. Analisis Dokumen Profil Sekolah di SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 7 Agustus 2015. Analisis Dokumen, Format Instrumen Penilaian, di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 6 November 2015. Berlin Sani, Imas Kurniasih. dan Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kata Pena, 2014. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2010. Dimyati, Jhoni. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), Jakarta: Kencana, 2013. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada. cet.2, 2011. Hasil Observasi Penelitian Pada Tanggal 10 OKtober 2014. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tnggerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015. Hamalik, Oemar . Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara , 2007. Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2013. Kemendikbud. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs. Jakarta: Mendikbud, 2013. 72 73 Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104, tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jakarta Mendikbud 2013. Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (Jakarta: Mendikbud 2013. Kurniasih, Imas Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena, 2014. Kusnandar. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Latifatul Muzamiroh, Mida. Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. Kata Pena, 2013. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Mulyasa, Enco. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013. Majid, Abdul. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014. Mulyasa, E. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Rosda Karya, 2014. Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2003. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud, 2013. 74 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2003, Kurikulum SMP/MTs. Dan Struktur Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2003, Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud, 2013. Pemerhati Guru (2010) Pendidikan Budi Pekerti. Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013. Rahmawati Selly, Sunarti. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi Offset, 2014. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Yani, Ahmad. Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta, 2014. Zuhariah, Nurul. Metodologi Penelitian; Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Blog My Kampus Pengertian Budi Pekerti. Online: http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/pengertian-budi-pekerti.html,. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. Deny (2010), pengertian Budi Pekerti. Onine: https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091103061839AAK1PA b Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. Online:http://panduanguru.com/pendidikan-budi-pekerti/. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. UJI REFERENSI Bab I No 2 NO. footnot Buku I Mida Latifatul Muzamir oh, Kup as Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangon Kurikulum 201 3, (Kata Pena, 2013), hal. I ll-112. 2 Hal. Skrinsi Enco Mulyasa, P engemb angan don Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2013), hal. 37 1 2 . Kemendikbud, P e rme ndi kbud Nomor 68 Tahun 2013 t ent an g Kuri kulum S M P - MT s., (Jakarta: Mendikbud, 2013), hal. 3 PARAF 2 a J. 4 4 Yunus Abidin, Desain Sistem P embelaj aran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), hal. 125. 3 5 5 Kemendikb ud, P ermendikb ud Nomor 68 Tahun 2013 J I l/ a a tentangKurikulum SMPMTs,...,hal.7. BAB No II Buku N0. footnot 6 Oemar Hamalik, Kurikulum dan e mb e I aj ar an, (J akarta : B um i Hal. Skrinsi 8 P Aksara ,2007),h.16. 2 7 Ibid,h.16. PARAF 8 7,u 4 3 8 Shol eh Hiday at,P e n ge m b an gan 9 Kurikulum Baru, @andung : PT, Remaja Rosda Karya, 2013), h.1 9. 1 4 9 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. 9 5 l0 Kusnandar, Guru P rofes ional Implementasi KTSP dan Sukses Dqlam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), l0 h.211. 6 l1 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Suks e s Me ngimpl e me nt a s ikan Kurikulum 20 I 3 ; Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2 0 I 3, (Y ogy akarta: Kata Pena, 2014),h.5. l0 7 l2 Kemendikbud, P e rmendikbud I'{omor 68 Tahun 2013 t e nt ang Kuri kulum S MP - MTs.,' (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. ll 8 t3 5. Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2 0 I 3, (Bandung: Alfab eta, 201 4), ll h.54. 9 t4 Kemendikbud, P ermendikbud Nomor 68 Tohun 2013 tentangKurikulum SMP - MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h.6. ll 10 l5 Ibid., hal.4 l3 u t6 Ibid., h.s l3 t2 17 rbid., h.3 t4 l3 18 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Suks e s Mengimpleme nt a s ikan l5 Kurikulum 20 I 3 ; Memahami Berbagoi Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014),h.29. W t4 t9 t5 20 16 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelaj aran Dala,n Konteks Kurikulum 2013, / ,andung: PT" Refika Aditama, 2014), h. 125. E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2 0 I 3, (Bandung: PT. Rosda Karya 2014), h. I 43. 16 2t Yunus Abidin, Op.cit., h.133. t7 t7 22 Ibid., h.134. l8 l8 23 Ibid., h.137. 18 I9 24 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaron Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014),h. 139. 19 20 25 Ibid., h.139. 20 21 26 rbid., h.140. 20 22 27 rbid., 23 28 Permendikbud Nomor 81a Tahun h.t4t t6 21 21 \"{, /k 2013. 24 29 Imas Kurniasih, Berlin Sani, P e r anc angan P e mb e laj aran Prosedur Pembuatan RPP yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013, (Kata Pena,2014), h. 22 1. 25 30 rbid., h.2. 23 26 31 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 287 299 24 27 32 Ibid., h.294. 25 28 33 Ibid.. h.297 . 27 29 34 rbid., h.299. 29 30 35 Imas Kurniasih, op. cit., hal.9. 30 I 3l 36 32 37 JJ 38 Abdul Majid, Penilaian Autentik proses dan hasil belajar, (Bandung, PT. Rosdakarya, 201 4), h.218. Ibid., h.62. Sunarti, Selly Rahmawati, Penilaian Dalom Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), 31 32 1 32 h.3 rbid., h.5. 34 39 35 40 Nurhadi, 2004 JJ 36 4t 33 37 42 Sunarti, Selly Rahmawati, Op.cit., h.7. Abdu Majid, Penilaian Autentik proses dan hasil belajar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 201 4), h.56. 38 43 Ahmad Yani, Mindset Kurikrllum 20 I 3, (Bandung: Alfabeta, 201 4), h.145. 34 39 44 Imas Kurniasih, Berlin Sani, 35 33 34 >1 Implementasi Kurikulum 2 0 I 3. Konsep dan Penerapan, (Surabaya: Kata Pena, 2014), cet.3, h. 50. 40 45 rbid., h.63. 37 41 46 Ibid., h.65, 38 42 47 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2003, Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dqsar dan Menengah, (Jakarta: 39 Kemendikbud, 2013), h. 3. 43 48 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003, Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, (lakarta: 39 I Kemendikbud, 20 I 3), h. 2. 44 49 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003, Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: 1 39 Kemendikbud, 2013), h. 16. 45 50 Ibid.,h.l 40 46 5l Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2003, Kurikulum SMP/MTs. Dan S truktur Kur i kulum, (Jakarta : Kemendikbud, 201 3), h. 2. 40 47 52 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2003, Standar P enilaian Pendidikan Dasor dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 4t 2. [, 48 53 49 54 rbid.,h. s. 41 Blog My Kampus Pengertian Budi Pekerti. Online: http ://stiebanten. blosspot. comi20 42 I O/pengertian-budipekerti.html,. Diakses pada tanggal 20 Januari 201 5. I/ 50 55 1 Pemerhati Guru (2010) P endidikan Budi P ekerti 42 " Onl ine : http ://panduan guru.com/pe nd id ikan-budi-pekerti/. D iakses padatanggal 20 Januari 2015. 51 56 Deny (2010), pengertian Budi Pekerti. Onine: https ://id.answers.yahoo.com/ques tion/index?qid:2009 I 1 0306 I 83 9 AAKIPAb. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. 42 t1 BAB III N0. footnot Buku Hal. Skrinsi 57 M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, I 998), cet. 4, h. 48. 45 2 58 Margono, Metodologi Penelitian P endidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet,, 6 hal. 36. 46 2 59 Nurul Zuhariah, Metodo lo gi P enelitian; Sosial dan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,2007), cet. 4,h. 47. 46 a J 60 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Prenada Med ia Group,2010), h.51. 47 4 6t Ibid.,h.l08. 47 No PARAF' I r ,/ BAB IV No NO. footnot 1 73 Buku Kemendikb ud, P e rme ndi kbud tahun 2014 nomer 104, tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar Hal. Skripsi 62 dan pe ndi dikan me ne ngah, (Jakarta: Mendikbud 2013), H.6. rbid., h.l8. 64 J 75 Ibid., h.17. 66 4 76 Abdul Majid, Penilaian Autenlik Proses dan Hasil Belaiar, 71 a l (? 74 2 PARAF ,( I \/ ,/ (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2 0 I 4), Hal. 262. Analisis Dokumen, Format Instrumen Penilaian, di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 6 November 2015. Pedoman Observasi Penilaian Sikap Pada Kurikulum 2013 Untuk Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 3 Tangerang Selatan Responden : Chairunnisa S.Pd Kriteria No 1 Aspek Yang Diamati Peserta didik yang mengikuti peraturan sekolah ketika berada di lingkungan sekolah pendidikan agama islam 2 5 Identifikasi kompetensi dan hasil belajar sudah sesuai dengan penilaian Penyusunan kisi-kisi sudah sesuai dengan Kompetensi Dasar Pengembangan draf instrumen sudah sesuai dengan kisikisi Uji coba dan analisis instrument sudah dilakukan 6 Observasi penilaian sikap sudah dilaksanakan 3 4 Ya √ √ √ √ √ √ sebagaimana ketentuan observasi 7 Format RPP yang sudah ada sesuai dengan kaidah 8 Analisis penilaian autentik sudah benar 9 Pemberian skor sudah sesuai prosedur 10 Analisis hasil penilaian sikap sudah benar Tidak √ √ √ √ 11 Penilaian Prestasi mata pelajaran sudah dilakukan 12 Penilaian Laporan pertanggung jawaban siswa sudah diarsipkan dan diperlihatkan pada bagian terkait 13 Penilaian untuk Keperluan seleksi sudah digunakan dengan benar 14 Penilaian untuk Keperluan promosi siswa sudah digunakan dengan benar 15 Penilaian untuk Keprluan diagnosis siswa dari hasil penilaian sudah digunakan dengan tepat 20 Penilaian dalam urusan Prediksi masa depan peserta didik sudah dilakukan √ √ √ √ √ √ Hasil Wawancara Hari / Tanggal: Jumat, 14 Agustus 2015 Responden : Bpk.Rendra Mubarok SE 1. Bagaimana persepsi guru terhadap kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan? Jawab: sangat mengapresiasi terhadap kurikulum 2013, karena K.13 mengajak peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran. 2. Bagaimana Implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agaa islam di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan? Jawab: dengan cara menerapkannya dalam pembelajaran dengan baik, dengan melakukan pendekatan saintifik kepada peserta didik. 3. Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang ada dalam implementasi K.13 pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan? Jawab: sangat mendukung, dari media yang ada di sekolah, hambatannya adalah untuk menentukan dimana letak pendekatan saintifiknya. 4. Bagaimana pelaksanaan penilaian di akhir proses pembelajaran? Jawab: melalui pelaksanaan tes untuk mengetahui berapa besar pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. 5. Bagaimana bpk/ibu mendokumentasikan hasil penilaian? Jawab: dengan cara di rekap yakni nilai sikap ditulis atau dimasukan lewat buku, setelah itu dimasukan lewat sistem yang ada. 6. Bagaimana cara membuat instrumen penilaian yang sesuai dengan kaidah? Jawab: sudah disediakan oleh pihak sekolah yang ada dibuku guru dan sudah sesuai dengan kaidah yang diberikan oleh departemen agama. 7. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan penilaian? Jawab: di awal pembelajaran proses pembelajaran dan di saat akhir pembelajaran. 8. Apakah bpk/ibu melakukan penilaian projek? Seperti apa contohnya? a. Bagaimana membuat instrumen penilaiannya? b. Bagaimana penskoran yang bpk/ibu lakukan? c. Bagaimana rubriknya? Jawab: Pernah, contohnya; saya membagi tugas secara kelompok untuk membuat asmaul husna yang berkaitan dengan mata pelajaran Iman kepada Allah Swt. a. Instrumennya sudah ada di format penilaian b. Penskoran dimulai dari 70-100 c. Saya pernah membuat rubrik akan tetapi pada saat ini saya sudah tidak menggunakan rubrik lagi. 9. Apakah bpk/ibu melakukan penilaian Kinerja? Seperti apa contohnya? a. Bagaimana membuat instrumen penilaiannya? b. Bagaimana penskoran yang bpk/ibu lakukan? c. Bagaimana rubriknya? Jawab: Pernah, contohnya: dengan menyuruh peserta didik untuk praktek ibdah yakni shalat dhuha. a. Instrumennya sudah ada di format penilaian b. Penskoran dimulai dari 70-100 c. Tidak ada 10. Apakah bpk/ibu melakukan penilaian portofolio? Seperti apa contohnya? a. Bagaimana membuat instrumen penilaiannya? b. Bagaimana penskoran yang bpk/ibu lakukan? c. Bagaimana rubriknya? Jawab: tidak pernah, karena penilaian portofolio tidak berpengaruh pada nilai akhir. 11. Apakah bpk/ibu melakukan penilaian tes tertulis? Seperti apa contohnya? a. Bagaimana membuat instrumen penilaiannya? b. Bagaimana penskoran yang bpk/ibu lakukan? c. Bagaimana rubriknya? Jawab: Pernah, yakni dengan membuat soal pilihan ganda dan soal essay. a. Sudah ada di format penialan b. Penskoran pada soal pilihan ganda adalah 2, sedangkan penskoran untuk essay adalah sesuai bobot soal yang ada. c. Tidak ada. 12. Bagaimana bpk/ibu melakukan penilaian hasil pembelajaran? Jawab: di dalam Kurikulum 2013 terdapat 3 kategori penilaian: yang pertama adalah penilaian sikap, kedua penilaian pengetahuan, dan yang ketiga adalah penilaian keterampilan. 13. Apakah bpk/ibu mengenal tentang penilaian Autentik? Apa yang anda fahami? Jawab: saya faham akan penilaian autentik, penialain autentik adalah penilaian yang subyektif dan real. 14. Apakah bpk/ibu membuat kisi-kisi soal? Jawab: Ya saya membuat kisi-kisi soal dengan cara disesuaikan dengan KI dan KD dan disesuaikan dengan target pencapaian siswa. 15. Apakah bpk/ibu melakukan analisis soal? Jawab: Ya, saya melihat dari jawaban anak-anak. Jika ada banyak yang salah berarti soal harus diganti, dan jika banyak yang benar soal pun harus diganti dan disaring lagi sesuai denagn standar. Soal yang dibuat yakni perbutir soal dilihat dari pencapaian hasil. 16. Apakah tedapat hambatan dalam membuat RPP? Jawab: Tidak, karena pada saat ini RPP sudah dibuat langsung dari departemen agama. 17. Apa kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013 bagi guru dan murid? Jawab: kelebihan bagi guru yakni sistematis, dan kelebihan bagi murid adalah dapat lebih aktif dalam menuangkan ide-ide. Kekurangan bagi guru adalah sulit penyesuaian, terlalu banyak administrartif. Kekurangan bagi siswa adalah terlalu banyak mendapatkan tugas pada setiap harinya. 18. Bagaimana bpk/ibu menganalisis KI dan KD? Jawab: disesuaikan dengan materi ajar menurut KI dan KD 19. Bagaimna menyesuaikannya dengan pendekatan pembelajaran saintifik? Jawab: beberapa sub atau tema tidak bisa disesuaikan dengan saintifik tapi beberapa yang lain bisa menggunakan atau dikaitkan dengan pendekatan saintifik. LAMPIRAN FOTO PENELITIAN A. OBSERVASI DAN DOKUMENTASI Observasi kelas bapak Nazir Observasi kelas ibu khairunnisa observasi kelas pak rendra observasi kelas bapak anwar Observasi dan dokumentasi ibu kharunnisa B. WAWANCARA wawancara dengan bapak anwar Wawancara dengan bapak rendra wawancara dengan ibu chairunnisa RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil Materi Pokok : Iman Kepada Allah swt. dan al-asma al-husna Alokasi Waktu : (3 x 40 menit) A. KOMPETENSI INTI KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong, royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR: NO. KOMPETENSI 1.2 Beriman kepada Allah Swt 3.1 Memahami makna Asmau 1. Menyebutkan pengertian 1 al-husna: 2 INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR al-’Alim, al- husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan Khabir, as-Sami’, dan alBashir Asmau al- al-Bashir 2. Menjelaskan makna Asmau al-husna: al- 1 ’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir 4.1 Menyajikan perilaku contoh 1. Mencontohkan yang mencerminkan keteladanan dari sifat yang Asmau al-husna: al-’Alim mencerminkan keteladanan dari sifat al- 3 perilaku 2. Mencontohkan perilaku yang Asmau al-husna: al-’Alim, mencerminkan keteladanan dari sifat al-Khabir, as-Sami’, dan Asmau al-husna: al-Khabir al-Bashir 3. Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat Asmau al-husna: as-Sami’, 4. Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat Asmau al-husna: dan al-Bashir C. TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Siswa diberikan kesempatan untuk mengkaji tentang iman kepada Allah swt, peserta didik dapat Menunjukkan dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah dengan benar. 2. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang iman kepada Allah swt, peserta didik dapat Mengidentifikasi perilaku beriman kepada Allah dengan benar 3. Siswa diberikan kesempatan melaksanakan perintah Allah, peserta didik dapat Melaksanakan perintah Allah atas dasar iman kepada Allah dengan baik 4. Siswa diberikan kesempatan menelaah materi al-asmau al-husna, peserta didik Menyebutkan pengertian Asmau al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan alBashir dengan benar 5. Siswa diberikan kesempatan menelaah materi al-asmau al-husna, peserta didik dapat Menjelaskan makna Asmau al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan alBashir dengan benar 6. Siswa diberikan kesempatan mencontohkan perilaku al-asmau al-husna 2 peserta didik mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat Asmau al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir dengan benar D. MATERI PEMBELAJARAN: 1. Iman kepada Allah a. Pengertian iman kepada Allah Apakah iman itu? Kata iman berasal dari bahasa Arab yang bermakna percaya. Makna iman dalam pengertian ini adalah percaya dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari. b. Dalil naqli iman kepada Allah Menjadi orang yang beriman bukan persoalan yang ringan atau mudah. Sebagai manusia yang memiliki pertanggungjawaban kepada Allah Swt., iman menjadi sangat penting. Allah Swt. sendiri yang memerintah-kan kita untuk beriman, sebagaimana firman-Nya: ”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kapada Rasulnya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikatmalai-kat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya.(Surah an-Nisa’/4:136) Keimanan seseorang itu bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah atau berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. adalah 3 dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering mendengar nama-nama indah itu dengan sebutan al-asmau al-husna. c. Hikmah beriman kepada Allah Orang yang beriman tentu merasa dekat dengan Allah Swt. Oleh karena merasa dekat, dia beru-saha taat, menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sungguh bahagia dan beruntung ma-nusia yang bisa seperti ini. Jadi, orang yang beriman akan medapatkan berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut. a. Selalu mendapat pertolongan dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman-Nya: ”Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).”(Surah al-Mu’min/40: 51). b. Hati menjadi tenang dan tidak gelisah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.: ”(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan meng-ingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.”(Surah ar-Ra’d/13: 28). c. Sepanjang masa hidupnya tidak akan pernah merasa rugi. Sebaliknya, tanpa dibekali iman sepanjang usianya diliputi kerugian. Sebagaimana firman Allah 4 Swt. berikut ini. ”Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal ¡aleh dan nasihatmenasihati dengan kebenaran dan nasihat-menasihati dengan kesabaran.” (Surah al-‘A¡r/103:1-3). a. Makna al-asmau al-husna Al-Asmau al-husna adalah nama-nama Allah Swt. yang baik. Di antara al-Asmau al-husna tersebut adalah: - al-‘Alim (Maha Mengetahui), - al- Khabir (Mahateliti), - as-Sami’(Maha Mendengar), dan - al-Bashir (Maha Melihat). b. Contoh perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat al-asmau al-husna Kisah Si Penggembala Kambing Abdullah bin Dinar berjalan bersama Khalifah Umar bin Kha¯¯ab dari Madinah menuju Mekah. Di tengah perjalanan, bertemulah mereka berdua dengan anak gembala. Khalifah hendak mencoba menguji si gembala itu. 5 "Wahai anak gembala, juallah kepadaku seekor anak kambing dari ternakmu itu!" ujar Amirul Mukminin. "Aku hanya seorang budak," jawab si gembala. Khalifah pun membujuk: "Kambing itu amat banyak. Apakah majikanmu tahu?" "Tidak, majikanku tidak tahu berapa ekor jumlah kambingnya. Dia tidak tahu berapa kambing yang mati dan berapa yang lahir. Dia tidak pernah memeriksa dan menghitungnya." Khalifah terus mencoba membujuk: "Kalau begitu hilang satu ekor kambing, majikanmu tidak akan tahu. Atau Katakan saja nanti pada tuanmu, anak kambing itu dimakan serigala. Ini uangnya, terimalah! Ambil saja buat kamu untuk membeli baju atau roti." Anak gembala tetap tidak terbujuk dan mengabaikan uang yang disodorkan oleh Umar. Si pengembala diam sejenak. Ditatapnya wajah Amirul Mukminin. Dari bibirnya terucaplah kata-kata yang menggetarkan hati Khalifah Umar, ‘’Jika Tuan menyuruh saya berbohong, lalu di mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak yakin bahwa Allah pasti mengetahui siapa yang berdusta?” Umar bin Kha¯¯ab gemetar mendengar ucapan si gembala itu. Rasa takut menjalari seluruh tu-buhnya, persendian tulangnya terasa lemah. Dia menangis. Mendengar kalimat tauhid itu yang meng-ingatkannya kepada keagungan Allah Swt. dan tanggung jawabnya di hadapan-Nya kelak. Lalu dibawanya anak gembala yang berstatus budak itu kepada tuannya, Khalifah menebusnya, dan berkatanya, ‘’Telah kumerdekakan kamu, Nak.” (Sumber: 65 Cerita teladan sebelum tidur, Sakha Aqila Mustofa). d. METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan Scientific 2. Model pembelajaran Snowball throuwing 3. Metode diskusi 6 e. f. SUMBER BELAJAR 1. Kitab al-Qur’anul Karim dan terjemahnya, Depag RI 2. Buku teks siswa PAI SMP Kelas VII 3. Buku lain yang memadai. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Media a. Papan tulis 2. Alat a. Kartu berpasangan (matching card) lafadz al-asmau al-husna dan artinya. b. Kertas putih berisikan soal g. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan ( 10 menit ) a. Peserta didik membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat; b. Peserta didik memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah/aya tpilihan (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya); c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran. e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai. f. 2. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok. Kegiatan inti ( 90 menit) Mengamati 7 Peserta didik Mengamati dan memberi komentar penjelasan yang terkait dengan iman kepada Allah Swt. Peserta didik Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada Allah Swt. Peserta didik Membaca dalil naqli tentang iman kepada Allah Swt. beserta artinya. Menanya Peserta didik Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan pertanyaan tentang iman kepada Allah Swt. Peserta didik Mengajukan pertanyaan mengenai Iman kepada Allah Swt. atau pertanyaan lain yang relevan dan kontekstual. Eksperimen/explore Peserta didik Mencari dalil naqli yang menjelaskan iman kepada Allah Swt. Peserta didik Secara berkelompok mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. Peserta didik Mendiskusikan makna al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, asSami’, dan al-Bashir. Asosiasi Peserta didik Menganalisis iman kepada Allah Swt. Peserta didik Menganalisis nama-nama Allah didalam al-Asmaul husna: Al’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. Guru melemparkan kertas ynag dibentuk bola berisikan soal kepada peserta didik untuk kemudian di jawab, dengan berulang kali. Komunikasi Peserta didik Mendemonstrasikan bacaan dalil naqli beserta artinya yang menunjukkan tentang iman kepada Allah Swt. 8 Peserta didik Menyajikan paparan tentang makna al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. Peserta didik Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan tentang alAsmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. Peserta didik Menyusun kesimpulan. 3. Penutup ( 20 menit ) a. Peserta didik dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran secara demokratis. b. Peserta didik Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberikan reward tepuk tangan semua siswa d. Post Tes : Tes ringan (kuis) tentang materi yang diberikan - Kelompok yang benar dalam menjelaskan makna iman kepada Allah dan makna al-asmau al-husna. e. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri terstruktur. f. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa. 9 h. PENILAIAN 1. Sikap spiritual a. Teknik Penilaian : Penilaian diri b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri c. Kisi-kisi : No. Sikap/nilai Meyakini 1. Swt. Butir Instrumen bahwa Allah mengetahui semua Terlampir yang ada di langit dan di bumi. Meyakini bahwa ilmu yang 2. saya dapatkan adalah hasil Terlampir jerih payah semata. Berbaik sangka kepada Allah Swt. dan orang lain 3. karena tidak mengetahui Terlampir apa yang terjadi pada orang tersebut. Meyakini bahwa semua 4. perbuatan dan pekerjaan Terlampir manusia diketa-hui Allah Swt. Meyakini bahwa saya 5. boleh berkata semaunya Terlampir karena tidak ada yang 10 mendengarnya. Meyakini bahwa kita 6. boleh berbuat sesuka hati Terlampir selama tidak ada orang yang melihat. 7. Meyakini bahwa penglihatan Terlampir Allah Swt. juga ada batasnya. Meyakini bahwa paranormal pasti dapat 8. mengetahui sesuatu baik Terlampir yang tersembunyi maupun tidak, karena ia memiliki indera keenam. Meyakini bahwa Allah 9. Swt. kadang-kadang Terlampir melihat perilaku dan perbuatan saya. Meyakini bahwa saya harus selalu memuji 10. Allah Swt. atas ilmu Terlampir pengetahuan yang dimiliki-Nya. Instrumen: Terlampir 2. Pengetahuan 11 a. Teknik Penilaian :Tes Tulis b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes tulis c. Kisi-kisi No. 1. 2. 3. 4. 5. : Indikator Butir Instrumen Menunjukkan dalil naqli dan Tulislah Q.S An-Nisa yang aqli terkait dengan iman menyatakan perintah beriman kepada Allah kepada Allah swt! Menjelaskan makna al-asmau Jelaskan makna al-asmau al-husna al-husna al-Alim al-Alim! Menjelaskan makna al-asmau Jelaskan makna al-asmau al-husna al-husna al-Khabir al-Khabir! Menjelaskan makna al-asmau Jelaskan makna al-asmau al-husna al-husna al-Sami’, al-Sami’! Menjelaskan makna al-asmau Jelaskan makna al-asmau al-husna al-husna al-Bashir al-Bashir! Instrumen: Terlampir 3. Keterampilan a. Teknik Penilaian : Performance b. Bentuk Instrumen : Praktik c. Kisi-kisi: No. Keterampilan Butir Instrumen Dapat mencontohkan perilaku yang 1. mencerminkan keteladanan dari sifat al- Terlampir asmau al-husna al-‘alim Dapat mencontohkan perilaku yang 2. mencerminkan keteladanan dari sifat al- Terlampir asmau al-husna al-‘khabir 3. Dapat mencontohkan perilaku yang Terlampir 12 mencerminkan keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-‘sami’ Dapat mencontohkan perilaku yang 4. mencerminkan keteladanan dari sifat al- Terlampir asmau al-husna al-bashir Instrumen: Terlampir 13 LAMPIRAN-LAMPIRAN: Lampiran 1 : Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual) Nama Siswa : .......................................... Kelas / Semester : VII / Ganjil TeknikPenilaian : Penilaian diri. Penilai : Lembar penilaian diri PILIHAN JAWABAN NO PERNYATAAN . Sangat Setuju Saya meyakini bahwa Allah 1 Swt. mengetahui semua yang ada di langit dan di bumi. Saya meyakini bahwa ilmu 2 yang saya dapatkan adalah hasil jerih payah semata. Saya harus berbaik sangka kepada Allah Swt. dan 3 orang lain karena tidak mengetahui apa yang terjadi pada orang tersebut. Saya meyakini bahwa 4 semua perbuatan dan pekerjaan manusia diketa- 14 Setuju Ragu- Tidak Ragu Setuju SKOR hui Allah Swt. Saya meyakini bahwa saya 5 boleh berkata semaunya karena tidak ada yang mendengarnya. Saya meyakini bahwa kita 6 boleh berbuat sesuka hati selama tidak ada orang yang melihat. Saya meyakini bahwa 7 penglihatan Allah Swt. juga ada batasnya. Saya meyakini bahwa paranormal pasti dapat 8 mengetahui sesuatu baik yang tersembunyi maupun tidak, karena ia memiliki indera keenam. Saya meyakini bahwa Allah 9 Swt. kadang-kadang melihat perilaku dan perbuatan saya. 10 Saya meyakini bahwa saya harus selalu memuji Allah 15 Swt. atas ilmu pengetahuan yang dimiliki-Nya. JUMLAH SKOR KETERANGAN NILAI Sangat Setuju = Skor 4 Skor yang diperoleh Setuju = Skor 3 ------------------------- X 100 Ragu-Ragu = Skor 2 = --------- Tidak Setuju = Skor 1 Skormaksimal NILAI AKHIR CATATAN: …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………… ………………, Tanggal :......... Siswa yang bersangkutan (……………………………………) : 16 Lampiran 2 : Instrumen Penilaian (Aspek Pengetahuan) Kelas / Semester : VII / Ganjil Kompetensi Dasar : Beriman kepada Allah Swt Indikator : - Menunjukkan dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah - Menjelaskan makna Asmau al-husna: al-’Alim, alKhabir, as-Sami’, dan al-Bashir TeknikPenilaian : Lisan. Penilai : Guru No. 1. Indikator Instrumen Menunjukkan dalil naqli dan aqli terkait Tulislah Q.S An-Nisa ayat 4/136yang menyatakan dengan iman kepada perintah beriman kepada Allah swt! Allah 2. Menjelaskan makna alasmau al-husna al-Alim 3. Jelaskan makna al-asmau al-husna al-Alim! Menjelaskan makna alasmau al-husna al- Jelaskan makna al-asmau al-husna al-Khabir! Khabir 4 Menjelaskan makna alasmau al-husna al- Jelaskan makna al-asmau al-husna al-Sami’! Sami’, 5 Menjelaskan makna alasmau al-husna al- Jelaskan makna al-asmau al-husna al-Bashir! Bashir No Jawaban 17 1. Al-‘Alim artinya maha mengetahui. Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak atau yang gaib. Pe ngetahuan Allah Swt. tidak terbatas oleh ruang dan waktu. 2. Segala aktivitas yang dilakukan oleh makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, peristiwa yang akan terjadi pun sudah diketahui oleh Allah Swt. Al-Khabir artinya mahateliti. Allah Mahateliti terhadap semua ciptaan-Nya. Allah Swt. menciptakan berjuta-juta makhluk, semuanya berfungsi sesuai dengan apa 3. yang Dia kehendaki. Tidak ada satupun ciptaan Allah Swt. yang salah sasaran. Ini menandakan bahwa Allah Mahateliti dalam menciptakan makhluk-Nya. Demikian pula Allah dapat mengetahui secara detail apa yang dikerjakan makhluknya As-Sami’’ artinya maha mendengar. Allah Swt. Maha Mendengar semua suara apa pun yang ada di alam semesta ini. Pendengaran Allah Swt. tidak terbatas, 4 tidak ada satu pun suara yang lepas dari pendengaran-Nya, meskipun suara itu sangat pelan Al-Bashir artinya maha melihat. Allah Maha Melihat segala sesuatu walaupun 5 lembut dan kecil. Allah Swt. melihat apa saja yang ada di langit dan di bumi, bahkan seluruh alam semesta ini dapat dipantau 18 Lampiran 3 : Instrumen Penilaian (Aspek Ketrampilan) Nama Peserta didik : ………………………………………………… Kelas / Semester : VII / Ganjil Kompetensi Dasar : Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat alAsmau al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir TeknikPenilaian : Performance Penilai : Guru No. 1. 2. 3. 4. Indikator Instrumen Dapat mencontohkan perilaku yang Tampilkan perilaku yang mencerminkan mencerminkan keteladanan dari sifat keteladanan dari sifat al-asmau al-husna al-asmau al-husna al-‘alim al-‘alim Dapat mencontohkan perilaku yang Tampilkan perilaku yang mencerminkan mencerminkan keteladanan dari sifat keteladanan dari sifat al-asmau al-husna al-asmau al-husna al-‘khabir al-‘khabir Dapat mencontohkan perilaku yang Tampilkan perilaku yang mencerminkan mencerminkan keteladanan dari sifat keteladanan dari sifat al-asmau al-husna al-asmau al-husna al-‘sami’ al-‘sami’ Dapat mencontohkan perilaku yang Tampilkan perilaku yang mencerminkan mencerminkan keteladanan dari sifat keteladanan dari sifat al-asmau al-husna al-asmau al-husna al-bashir al-bashir RUBRIK PENILAIAN KRITERIA NO. NAMA SURAT SANG AT BAIK BAIK 1 Perilaku yang 19 KURAN TIDAK G BAIK BAIK SKOR mencerminkan keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-‘alim Perilaku yang 2 mencerminkan keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-‘khabir Perilaku yang 3 mencerminkan keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-‘sami’ Perilaku yang 4 mencerminkan keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-bashir JUMLAH SKOR KETERANGAN NILAI Sangat Baik = Skor 4 Skor yang diperoleh Baik = Skor 3 ------------------------- X 100 Kurang Baik = Skor 2 = --------- Tidak Baik = Skor 1 Skor maksimal NILAI AKHIR CATATAN GURU …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………… 20 Jakarta, 21 Agustus 2015 Mengetahui Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah Pendidikan Agama Islam ______________________ ______________________ NIP. ... NIP. ... 21 FORI}IAT KISI-KISI PENTILISAN SOAL {|H'f"fiT:" : SMPr Alokasi : 90 Kurikulum lyaktu No (1) I Mrs : KTSp & K Stardar Jumrah soar Tes Pentuk Penyusun 2013 Kompetensi Dasar 8) (3) ' soaU Menit Kompetensi .-.' KIs/ Smstr $l YItrYI Materi Pokok (5) Iman kepada kitab-kirab Amh \rilyI 3 l- 4 Iman kepada hari kiarlat (Aqidah): 6 kitabAllah, 7 mencintai A,lQuran Menjelaskan peugertian VIIyI VIIY I _(o SoaI Siswa dapat menyeUutkan Iman kegada kitabkitat Allah Iman kepada kitab-ldtab All ah_- datiliman@G a nama Nabi_nabi yang 2 1 Menyebutkan nama kitab. VIIVI Iman kepada kitab-kitab Allah kitabAllah, yang srsnyeouucln ktatrkrtab Allah Drsr.ya eapar menyebutkan 3 kandungan (isi) kitab, 4 orswa uapa[ menyeDuuQn nama Nabi_nabi yang ) menerima kitab-kitab Al lah. dihrunkan kepadapara VIIVI Iman kepada kiratkirab Allah Rasul uryr Iman kepada kitabkitab.-iilah Menampilkan sikap mencintai Al-Quran upar kita! Allah uapa. menyeDulstn pengertian shuhuf o!,>wa qapar menyeDuuen Nabi yang menerima 6 7 shuhuf VIIVI Iman kepada kitabkitab Allah sebagaikitaAllah SWT l0 Nomor menerima kitabkitab Allahiman kepada kitab-kitab Meyakini kitab- 9 gugus 03 Ciputat Indikator Soat Drs-lva oapat menyebutkan Allah 8 pAI kitab-kitab Allah 2 5 : 40 pG, 5 Essay : Turis : Tim penyusun soal iVIGMp tlsura oapa menyebutkan ayat al_euran yang berkaitan dengan YIITI Iman kepada kitab-kitab Allah 8 kitabkitab Allah Drs:wa oapat menyebutkan ayat al.eurariyang 9 berkaitan dengan kitab-kitab AJlah VM/ I lman kepada kitab-kitab Allah Drswa oapar menyebutkan ayat al_euran berkaitan dengan kitab_.kitab Allah yang l0 ll yIIyI Macam-macam shalat Sunnah Siswa dapat menyebutkan hukurn shiiatGt ll rawatib Macam-macam shalat Sunnah - Siswa dapat menycbutkan nama-nama shalat t2 sunnah rawatib l3 Macam-macam shalat Sunnah Siswa dapat manyebutkan hukum shalat sunnah l3 tahipahrl masjid t4 VIIYI (Fiqih): t5 Lebih dekat 1. Macam-macam shalat Sunnah Menjelaskan ketentuan shalat sunnah rawatib dengan nengamrli<an l't shalat sunnah l4 witir YIIYI Macam:rnacam shalat Sunnah kepada Allah l6 Sisrra dapat menyebutkan jumlahrakaat sialat Stswa drapat menyebutkan keta-nr*;tl+ p*laksanaan l5 shalat sunnah berjamaah dan munfarid Memperaktikan shalat YIIU I Macam-macam shalat Sunnah sunnah rawatib Siswa dapat menyebutkan nama shatat s,lnnah 16 istisqa VIIVI Macam-macam shalat Surmah Siswa dapat menyebutkan nama shalatsunnah 17 idul adha 18 VIIyI Macam-macam shalat Sunnah Siswa dapat menyebutkan ratacara melaksanakan shalat sunnah t9 yIIyI Macam-macarn shalat Sunnah 20 uilr Macam-macam shalat Sunnah Siswa dapat menyebutkan taEcara shalat sunnalr 18 tasbft melffiffi t9 qabliryah Siswa dapat menyebutkan niat shalat sunnah 2A dhuha 2t VIryI Macam-rnacam sujud Sisura dapat menyebutkan tatacara sujud tilawah 2t 22 VIIYI Macam-macam sujud Siswadapatmenyebu@ )7 pulau Jawa 23 vili/I Macam-macam zujud Siswa dapat menyebutkan tatacarasujud sahwi 23 24 VIIY I Macam-rnacam sujud Siswa dapat menyebutkan tatacara sulua syutotr 24 -I 75 (r'iqih): 1. Jiwa lebih tenang 26 27 Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud -sahwi, dan sujud lilalvah dengan banyak melakukan sujud 29 30 .YIIyI Macam-macam sujud Siswadapatmen@ ?5 '26 lvlaeam-macam sujud yIIUI Srswa dapat menyebutkan tatacara suiud sinrkrr Macam-macam sujud )rsl\ra o:lpat menyebutkan ketentuan sujud syukur sujud syukur, sujud VIIYI Macam-niacanr sujrid Siswa dipai menyebutkan7atitffia sahwi, dan sujud tilawah VIIUI Macam-macam sujud Jl$va Oapat Memperaktekan sujud yIIyI Macam-macam sujud rswa oapat men)'ebutkan dalilsujud IDadah puasn membentuk pribadi vanp hertalcrm Siswa dapat menyebuG?ail Ibadah puasa membentuk pribad yang bertakwa Ibadah puasa membentuk pibadi yang bertalc,ra Ibadah puasa memUentnk pribadi yang bertakwa Jrswa dapat menyebutkan nama puasa iyarval 32 Siswadapatmenycu@ 33 Siswadapatmenyeuu@ 34 Menjetaskan tatacara 28 vlIU I **,t 27 ,- 28 menyebutkan tatacan srird eahrri tilawah 29 30 syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah 3l uli/I 32 YIIyI 33 l- Mdelaskan ketentuan puasawajib 35 fiqih: Ibadah puasa 36 membentuk pribadi yang 37 bertakwe 2- VIIyI uiv r Memperaktekan puasa wajib Menjelaskan ketentuan VIIVI ulyr uruI Memperattekan puisa 38 sunnah senin-kamig VIIVI syawal, dan arafah 39 vIIyI Ibadah puasa memUentuk priUaai yang bertakwa Ibadah puasa memUenhlk yalg bertakwa prim Ibadah puam membenUrk pribadi yang bertakwa roa(Jao puasa memDentulc lxlbadi yarg bertakwa Ibadah puasa. memUcntu[priGA yang bertakwa VIIYI )tswa oapatmenyebutkan hikmah puasa arafah 35 Si$radapatmeny@ 36 (pasa) Siswa,&patm@ 17 pasa arafah Siswa dayat moryebutkan-syarat puasa 38 rrsrva oapalmenyebutkan amalan pengganti 39 puasa :4A 3l ramadhan puasasrmnah seoinkamis, syaural, dan arafah piG roaqan puasa membenfuk pribadi vans bertakwn )lswa oapat menyebutkan ketenfuan puasa nadzar 40 IOSI.-IflSI SOAL URAIAN (Aqidah) : Meyakini kitab-kitab Menampilkan sikap mencintai AI-Quran sebagai kita Allah Allah, mencintai AI- s\ryT Quran (Aqidah): Meyakini kitatr-.kitab Altah, mencintai AI- sis*aoapa@ mencerminkan :man kepada kitabkitabAllah Quran (Fiqih): Irbih dekat Allxh dengan mengamalkan shalat Memperaktikan shalat sunnah Lebih aekat kepada rawatfu dengan mengamalkan sbalat sunnah (Fiqih): Jirue lebih tenang dengan benyak melakukan sujud IMemffi;FArrG*, I sujud sahwi, &n sunnah yang dilakukan secara berjamaah sujud tilawah siswaaap@ Jiwa lebih tenang dengan banyakmelakukan sujud 32 Menyebutkan Menjel.st-q Siswa aapat talacara Jiwa lebih tenang dengar su;ud syukur t dalitfr! Ibadah puasa berkaitan deagan ibdah mcmbentuk pribadiyang puasa bcrtakwa Allah sunnah @qih): Jira lebih tenang dengan Siswadaparme@ (Fiqih): kepada rnelaas66i[E rd$6 banyak melakukan sujud Fiqib: Siswa@pat@ Ibadah puasa membentuk yang berkal-tao denEan ibadah prasa pribadi yang bertakwa KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK No. FORM (FR) Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia Dokumen : FITK-FR-AKD-082 Tgl. Terbit : 1 Maret No. Revisi: : 01 2010 1t1 Hal SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Jakarta, 7 Agustus 2015 Nomor : Un.01/F. 1/KM.01 .31........12015 Lamp. :Hal : Permohonan lzin Penelitian Kepada Yth. Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan di Tempat Assal am u' al aiku m wr. wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama NIM Jurusan :Astri Puspita Sari Semester : lX (Sembilan) : 1111011000019 : Pendidikan Agama lslam Judul Skripsi . Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian yang dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al aiku m wr.wb. a.n. Dekan Kajur Pendidikan Agama Islam Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag NIP. 19580707 198703 1 00s Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan 1. 2. 3. KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Tgl. : Terbit : No. Revisi: : No. FORM (FR) Jl. lr, H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia Dokumen FITK-FR-AKD-088 12 Oktober 20'15 01 Hal 1t1 SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .31....2015 Lamp. :- Hal : Bimbingan Skripsi Jakarta,14 Jarlua/,2016 KepadaYth. ) Siti Khadijah,MA Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Assalamualaikumwr.wb. ) I Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing I (materi/teknis) penulisan skripsi inahasiswa : Nama : Astri Puspita Sari NIM : 1111011000019 Semester : IX (sembilan) Judulskripsi Kurikulum 2013 padamata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan : hnplementasi disetujui oleh jr"rrusan yang bersangkutan pada tanggal februari 2015 abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebnt. Apebila perubahan substansial dianggap periu, mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu. Jr-rdul tersebut telah Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerjasama saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu alaikum wr. wb. a. n. Dekan Kajur Pendidikan Agama Islam Dr. H. Abdul Majid Khon" M. Ag NrP. 19s80707 198703 r 005 Tembusan : 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs TENTANG PENULIS Nama lengkap Astri Puspita Sari. Lahir di Jakarta 04 Juni 1993. Adalah seorang mahasiswi Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Anak kedua dari pasangan ayah bernama Ali Umar dan ibu Bernama Sarimah, dan berasal dari Sumatra Barat dan Jawa Tengah. Menamatkan sekolah dasar pada tahun 2004 di SDN Pabuaran 03 kemudian melanjutkan ke Mts. Al-Karmiyah, lalu lanjut di MA Al-Karmiyah, dan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .Pengalaman kerja sebagai guru privat.