persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata

advertisement
PERSEPSI GURU TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN DAN BUDI
PEKERTI DI SMP NEGERI 3 TANGGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh
Astri Puspita Sari
NIM 1111011000019
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1437 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi Berjudul Persepsi
Guru Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan disusun Oleh Astri Puspita Sari,
Nim. 1111011000019, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah
yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakafia, 30 Novemb er 201
Yang mengesahkan,
19700727 1997032004
JIIRUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAI{
I.INIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
5
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul "Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sMp Negeri 3 Tangerang
Selatan" disusrm oleh Astri Puspita Sari, NIM.1111011000019. Diajukan tepaoa
Fakultas Iknu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN syarif Hidayahrllah Jakarta.
Dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 0T Januari 2016 di depan
Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Islarn (S.Pd.I).
Jakarta, I 1 Jantari 201 6
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program studi)Tanggal randa Tangan
Dr. Abdul Majid Khon" MA
NIP. 1958707 198703 I 005
It-- ot -wA
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Marhama Saleh. Lc.. MA.
NIP. 1 9720313 200801 2 010
Penguji I
Mahmudah. Fitriyah. ZA. M.Pd
NIP. 19640212199703 2 001
Pnguji II
Drs. Achmad Gholib. M.Ae
NIP. 19541015197902 | 001
Dekan Fakultas
NIP. 1955042
t
t
-t-lo
tl €,
//- /-20U
E -ryet
zb
W
7
Gwr|
SURAT PERNYATAAN KARYA
ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Astri Puspita Sari
Nim
llll0ll0000l9
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Alamat
Citayam, Kp. Susukanrt.4 rw.2
MENYATAKAN DENGAN SESLINGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Persepsi Guru Terhadap Implementasi
Kurikulum 20 13 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing
Siti Khadijah,MA
Nip
19700727 199703 2004
Jurusan/Program Studi
Pendidikan Agama Islam .
Demikian surat pernyataan
ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 30 November 2015
Astii Puspita Sari
lll
ABSTRAK
Astri Puspita Sari (Nim: 1111011000019). Persepsi Guru terhadap
Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Pada SMP Negeri 3 Tanggerang
Selatan.
Kata Kunci: Implementasi, Kurikulum 2013.
Skripsi ini mengkaji tentang Persepsi Guru terhadap Implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui Implementasi Kurikulum
2013 pada Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan persepsi guru serta
faktor penghambat dan pendukung dalam Implementasi Kurikulum di sekolah.
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus-November 2015 di sekolah
SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.
Metodologi penelitian pendidikan yang digunakan pada skripsi ini adalah
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan secara
sistematis, faktual, dan akurat, sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan pada skripsi ini dilakukan dengan
cara: 1) wawancara, 2) observasi, 3) dokumentasi. Dalam hal ini, penulis
melakukan wawancara dengan beberapa narasumber yakni kepala sekolah, dan
guru-guru PAI. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada penelitian
ini, penulis mengamati Impementasi Kurikulum 2013 dengan cara observasi
langsung ke sekolah. Selain itu penulis terlibat langsung dalam Implementasi
Kurikulum 2013 untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumetasi hasil penelitian
yang telah dianalisis, menunjukan bahwa Persepsi Guru terhadap Implementasi
Kurikulum 2013 di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan berjalan dengan
baik, dan juga mendapat dukungan yang baik dari masyarakat sekolah (kepala
sekolah, guru, dan siswa). Sedangkan kendala yang dihadapi ialah kurangnya
pemahaman tentang penerapan Kurikulum 2013.
iv
ABSTRACT
Astri Puspita Sari (Nim: 1111011000019). Teachers Perception On
Curriculum Implementation 2013 in Islamic Education and
Mannerly Subject at SMP Negeri 3 South Tanggerang
Key Words: Implementation, Curriculum 2013.
This thesis examines how the Teachers Perception On Curriculum
implementation 2013 in the subject of Islamic Education. Thesis is intended to
determine the implementation of Curriculum 2013 at the Islamic Education
related to the perception of teachers as well as inhibiting factors and supporting
the implementation of curriculum in schools. This research was conducted in
August-November 2015 at SMP Negeri 3 South Tangerang.
Educational research methodology used in this thesis is a qualitative
research approach by using descriptive method that aims to describe or represent a
systematic, factual, and accurate, in accordance with the field facts. Data
collection techniques used in this thesis is: 1) interview, 2) observation, 3)
documentation. In this case, the author conducted interviews with several sources,
likes principals and PAI teacher’s. To get the required information on this
research, the authors observed how Impementation of Curriculum 2013 with
observations directly to the school. Moreover, the author was directly involved in
the implementation of Curriculum 2013, to obtain more accurate information.
Based on interviews, observation, and documentation of research results
that were analyzed, showing that the implementation of Curriculum 2013 at SMP
Negeri 3 South Tangerang goes well, and also received good support from the
school community (principals, teachers, and students). Meanwhile the constraints
faced is the lack of understanding of Curiculum 2013 implementation.
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Al-Hamdalah kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, karena atas Rahmat, Reski dan HidayahNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta Salam semoga Allah SWT selalau
limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta para pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali
kesulitan dan hambatan yang didapati baik dari segi moril maupun materil. Namun
berkat pertolongan Allah SWT berupa kesungguhan dan bantuan dari berbagai pihak
yang akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Majid Khon, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhama Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Siti Khadijah, MA., pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan
keikhlasan meluangkan waktu dan pikiran, perhatian serta arahan untuk
membimbing penyusunan skripsi ini.
5. Yudi Munadi M,Ag, penasehat akademik yang telah membantu penulis baik
berupa motivasi dan arahan dalam konsultasi kelancaran perkuliahan.
6. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama perkuliahan.
7. Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Bapak Maryono. SE M.Pd, Waka
kurikulum, Waka kesiswaan, Staf T.U, para dewan guru Pendidikan Agama
vi
vii
Islam yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini (Bpk Soleh, Bpk
Anwar, Bpk Rendra, Bpk Nazir Rinun dan Ibu Khairunnisa).
8. Pimpinan dan seluruh staf administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan
FITK yang telah memberikan layanan kepada penulis untuk peminjaman
buku-buku yang penulis butuhkan sebagai referensi yang berkaitan dengan
skripsi ini.
9. Ayah Ali Umar dan Ibu Sarimah tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan,
memberi limpahan kasih sayang sejak penulis lahir hingga sekarang dan
motivasi baik secara moril mapun materil, semoga Allah SWT memberikan
kebahagiaan dunia dan akhirat atas seluruh perjuangan yang Ayah dan Ibu
lakukan.
10. Kakak ku tercinta (Almarhumah. Astri Fitriani) dan Adik ku tersayang (Astri
Sulistia Waty), serta Abang ku (Dede Munandar) yang selalu memberikan
semangat dan inspirasi untuk berhasil sukses dan hari-hari yang bahagia.
11. Sahabat-Sahabat aku ( Jenny Amelia, Yumna Hidayatin, Rachma Alfiah, Nila
Siska Sari), terimakasih karena kalian telah menjadi salah satu inspirasi bagi
penulis khususnya selama proses penyusunan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan PAI A angkatan 2011 yang menjadi partner
selama perkuliahan.
13. Ulfah Qori Khairunnisa, Mentari Nun Rezki, Isnawati, Robiatul Adawiyah,
yang menjadi partner diskusi selama proses penulisan skripsi.
14. Widia Wisdiarti Apardini, Enong Eha H.S, Zahra Hayatinnufus, Amini
Rahman, Robiatul Adawiyah, Haeriyah Rahman, dan anak kosan pelangi
lainnya yang telah memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.
15. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.
Semoga segala perhatian, partisipasi dibalas oleh Allah SWT dan mudahmudahan skripsi ini bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kita
semua.
viii
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambut dengan
tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.
Jakarta, 30 Desember 2015
Astri Puspita Sari
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ....................................................... i
LEMBAR PEGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI................................................................. iii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................................... iv
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori .................................................................................................. 8
1. Implementasi Kurikulum 2013 ............................................................... 8
a. Pengertian Kurikulum ....................................................................... 8
b. Model Pembelajaran Saintifik dalam Konteks Kurikulum 2013....13
2. Hakikat RPP menurut kurikulum 2013 ................................................. 19
a. Penyusunan RPP dalam Konteks Kurikulum 2013 ........................ 20
b. Langkah-Langkah Pengembangan RPP .......................................... 26
3. Penilaian dalam Kurikulum 2013 ...... .................................................. 27
4. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...... ................................... 33
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam............................................ 35
b. Pengertian Budi Pekerti........................................................ 36
5. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 37
ix
x
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 40
B. Metode Penelitian ......................................................................................... 40
C. Unit Analisis ................................................................................................ 42
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................. 42
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 43
F. Analisis Data ................................................................................................. 44
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah ............................................................................................... 46
1. Sejarah SMPN 3 Tangerang Selatan ...................................................... 47
2. Visi, Misi Dan Tujuan SMPN 3 Tangerang Selatan .............................. 48
3. Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 3 Tangerang Selatan ................ 49
4. Sarana dan Prasarana SMPN 3 Tangerang Selatan ................................ 50
5. Kurikulum Sistem Belajar Mengajar SMPN 3 Tangerang Selatan ........ 51
B. Deskripsi Data ............................................................................................. 51
C. Pembahasan................................................................................................. 47
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................................ 71
C. Implikasi ...................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Uji Referensi
2. Lampiran Hasil Observasi
3. Lampiran Hasil Wawancara
4. Lampiran Foto-foto Penelitian
5. Lampiran Surat Bimbingan Skripsi
6. Lampiran Surat Bukti Penelitian
7. Lampiran Surat Izin Penelitian
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional,
serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.Perubahan
kurikulum dilakukan pemerintah lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Depdikbud), selanjutnya merencanakan perubahan kurikulum mulai tahun ajaran
2013/2014. Tepatnya pada bulan Juli 2013 yang diberlakukan secara bertahap di
sekolah. Kurikulum 2013 ini juga tidak lepas dari pro dan kontra dari seluruh
masyarakat Indonesia karena menimbulkan beberapa masalah.
Muhammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan sejak tahun 2009-2014
menegaskan bahwa Kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan
generasi Indonesia 2045 yaitu tepatnya 100 tahun Indonesia merdeka, sekaligus
memanfaatkan populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar
menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi.1 Namun dengan
banyaknya lembaga, organisasi maupun perseorangan yang terlibat dalam
perubahan Kurikulum 2013 ini, belum ada jaminan bahwa Kurikulum tersebut
mampu membawa bangsa dan negara ini ke arah kemajuan.2
Terbitnya Kurikulum 2013 untuk semua satuan pendidikan dasar dan
menengah, merupakan salah satu langkah sentral dan strategis dalam kerangka
penguatan karakter menuju bangsa Indonesia yang madani. Kurikulum 2013
1
Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2013), h. 111-112.
2
Enco Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 37.
1
2
dikembangkan secara komprehensif, integratif, dinamis, akomodatif, dan
antisipatif terhadap berbagai tantangan pada masa yang akan datang. Kurikulum
2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban,
dan berbasis pada kompetensi. Dengan demikian, Kurikulum 2013 diyakini
mampu mendorong terwujudnya manusia Indonesia yang bermartabat, beradab,
berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi berbagai
tantangan yang muncul di masa depan.3
Pemerintah menganggap kurikulum ini lebih berat dari pada kurikulumkurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak implementasi Kurikulum
2013 sedangkan guru yang tidak profesional hanya dilatih beberapa bulan saja
untuk mengubah pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.4 Selain penguatan
dan pendampingan terhadap guru, siswa juga membutuhkan penguatan dan
pendampingan dalam mengembangkan sikap dan karakter siswa yang ditekankan
dalam Kurikulum 2013.
Perubahan yang terdapat pada Kurikulum 2013 salah satunya adalah
penggabungan mata pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah
jam pelajaran agar pembelajaran lebih mengedepankan karakter siswa. Adanya
pendekatan dan penilaian baru yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik
menuntut persiapan guru untuk menerapkannya secara konsisten dalam
pembelajaran.
Pendekatan model pembelajaran saintifik proses dapat dikatakan sebagai
proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui
kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis
data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan.5Jadi, pada konteks desain
pembelajaran Kurikulum 2013 guru harus mampu mendesain pembelajaran yang
3
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 3.
5
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 125.
3
efektif dengan tujuan utama agar siswa memperoleh kompetensi-kompetensi yang
dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan di dalam masyarakat abad ke-21. Oleh
sebab itu, pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 dilakukan dengan dengan
berdasar pada pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan
perubahan pada sistem pembelajaran ini, sistem penilaian pun diubah menjadi
penilaian yang bersifat autentik. Penilaian autentik diharapkan mampu digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa sesuai dengan performa yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh, optimalisasi penggunaan penilaian
otentik akan berdampak pula pada peningkatan kualitas pembelajaran karena
ragam
penilaian ini
dapat
digunakan sebagai
landasan pengembangan
pembelajaran selain sebagai alat penilaian hasil belajar.
Secara filosofis Kurikulum 2013 mengembangkan kehidupan individu
peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan umat manusia. Sehingga pendidikan agama di sini
berperan penting dalam implementasi kurikulum. Pendidikan Agama Islam dalam
Kurikulum 2013 kini berubah menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran wajib. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, mata pelajaran tersebut kini memiliki alokasi waktu 3 jam per
minggu.6
SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan merupakan salah satu sekolah yang
sudah melakukan beberapa persiapan untuk mengimplementasikan Kurikulum
2013. Hal ini bisa dilihat dari sarana prasarana, fasilitas pembelajaran, dan
beberapa usaha yang dilakukan guru-guru.7
Sejauh ini, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan,
mampu melakukan usaha mempersiapkan hal-hal
yang terkait dengan
implmentasi Kurikulum 2013. Seperti diklat-diklat kurikulum, karena banyak
6
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs,...,h. 7.
Hasil Observasi Penelitian Pada Tanggal 10 OKtober 2014.
7
4
sekali persiapan-persiapan yang harus dilakukan terkait dengan implementasi
Kurikulum 2013 khususnya Kurikulum 2013 untuk persiapan administrasi
pembelajaran seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen
penilaian . Dalam mendukung rangka implementasi Kurikulum 2013 sekolah
mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013 yang diikuti guru PAI, yang dilaksanakan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Namun kesemuanya itu tidak lepas dari hambatan-hambatan. Salah satu
hambatan tersebut adalah tidak adanya buku pegangan bagi siswa dan guru,
sehingga dalam melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti guru masih
mencari-cari dengan internet.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti mengenai
bagaimana implementasi Kurikulum 2013 di sekolah, dan di kemas dalam judul
penelitian “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan”. Sebagai
tugas akhir dibangku perkuliahan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti menemukan
beberapa masalah yang terkait dengan focus penelitian sebagai berikut:
1. Kurang mampunya guru dalam berinovasi, berkreatif dan menerapkan ideide dalam pendekatan sistem pembelajaran saintifik, yang menjadi
penekanan pada Kurikulum 2013.
2. Guru belum mampu melaksanakan penilaian autentik, karena dalam konteks
Kurikulum 2013 adanya penilaian baru pada sistem pembelajaran yaitu
penilaian autentik, yang menuntut guru untuk menilai siswa secara
komprehensif dalam pembelajaran.
5
C. Pembatas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, ada beberapa kendala atau masalah yang
terjadi dalam implementasi Kurikulum 2013. Namun mengingat keterbatasan
penelitian ini, hanya dibatasi pada implementasi Kurikulum 2013 hanya pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti. Adapun
implementasi Kurikulum 2013
mempersiapkan
administrasi
yang di maksud disini adalah guru mampu
pembelajaran
seperti,
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Instrumen Penilaian serta pelaksanaan kelas. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 sampai bulan November 2014, di SMP
Negeri 3 Tanggerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah dalam
penelitian ini akan mengacu pada rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang selatan?
2. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan?
3. Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang ada dalam implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru terhadap Kurikulum 2013
pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang
Selatan.
b. Mengetahui proses implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.
6
c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ada
dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.
2. ManfaatPenelitian
Adapun manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013,
baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen sekolah,
pelaksanaan, keunggulan dan probelematika dalam pelaksanaanya.
b. Bagi lembaga pendidikan terkait, sebagai bahan pertimbangan masukan
dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang
lebih kondusif.
c. Bagi mahasiswa program study ilmu pendidikan yaitu sebagai sumber
reverensi awal bagi mahasiswa ilmu tarbiyah dan keguruan yang akan
meneliti lebih lanjut mengenai Kurikulum 2013.
d. Penelitian in diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan kepada
peneliti pribadi tentang implementasi Kurikulum 2013 pada tingkat satuan
pendidikan.
F. Kegunaan Penelitian
a. Aspek Teoretis
Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan memberikan manfaatmanfaat sebagai berikut:
1) Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang kurikulum 2013, baik yang
berkaitan
dengan
aspek
kesiapan
pelaksanaan,
keunggulan,
dan
kemungkinan problema pelaksanaannya.
2) Memberikan informasi berkaitan dengan upaya-upaya, kemungkinan faktorfaktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013
khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam.
b. Aspek Praktis
7
Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
yang besar bagi
1) Kepala sekolah/bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana baru
yang lebih kondusif.
2) Pendidik dan insan pendidik khususnya Pendidikan Agama Islam,
mengetahui usaha-usaha yang perlu/dapat dilakukan dalam penerapan
konsep Kurikulum 2013.
3) Penulis
dan pembaca,
dapat
mengetahui
bagaimana implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam dan Budi
Pekerti.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Implementasi Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh
pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai
dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang
lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang
bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik
istilah “kurikulum berasal dari
bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh ijazah”.1Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat
memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu
bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana
pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak
antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.2
Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang
sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai
oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Menurut Sholeh Hidayat baru pada tahun 1855, istilah kurikulum
dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata
pelajaran pada perguruan tinggi. Dalam pandangan klasik, kurikulum
dipandang
sebagai
rencana
pelajaran
1
di
suatu
sekolah
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta : Bumi Aksara , 2007), h. 16.
Ibid, h. 16.
2
8
atau
9
madrasah.3Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013
TentangSistem Pendidikan Nasional, mendefinikan Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.4 Dari pengertian
tersebut, kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi
uraian
tentang
program
pendidikan
suatu
sekolah
yang
harus
dilaksanakandari tahun ke tahun.
Menurut para ahli kurikulum berarti:
a. Ronald C Doll mengatakan kurikulum sekolah adalah isi dan proses
formal maupun nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh
pengetahuan dan pemahaman. Selain itu, peserta didik mengalami
perkembangan keterampilan, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan
nilai-nilai di bawah lembaga pendidikan.
b. J Galen, William M Alexander, dan Arthur J Lewis menyimpulkan,
kurikulum merupakan perencanaan untuk memperbaiki seperangkat
pembelajaran agar seseorang menjadi lebih terdidik.
c. Danniel Tanner mengatakan, kurikulum merupakan rekonstruksi dari
pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan
sekolah atau perguruan tinggi. Tujuannya, peserta didik dapat
meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.5
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah kumpulan pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik secara teoritis maupun praktik selama
mengikuti suatu proses pendidikan. Di sini, kurikulum lebih bersifat
pragmatis karena hanya menyediakan bekal pengetahuan dan keterampilan
agar peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Dari beberapa pengertian kurikulum diatas,penulis dapat menarik
garis besar pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan
3
Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2013),
h.19.
4
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.
5
Sholeh Hidayat, op.cit., h.13.
10
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada
dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah
carayang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
2. Implementasi Kurikulum
Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap.
Secara sederhana implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai
aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.6
Implementasi kurikulum adalah upaya pelaksanaan atau penerapan
kurikulum yang telah dirancang/didesain. Dalam implementasi kurikulum,
dituntut upaya sepenuh hati dan keinginan kuat dalam pelaksanaanya,
permasalahan besar akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak
belakang atau menyimpang dari yang telah dirancang.7
Ruang lingkup implementasi kurikulum lebih lengkap adalah
penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan
dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan
pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi
lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual,
emosional, serta fisiknya.
3. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
6
Kusnandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 211.
7
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami
Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 5.
11
(competency-based curriculum).8 Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,standar
pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
standar
sarana
dan
prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Menurut Ahmad Yani berpendapat kurikulum 2013 adalah kurikulum
yang sarat dengan pendidikan karakter. Mindset ini yang harus disadari sejak
awal sebelum memahami teknis pelaksanaan kurikulum 2013.9 Kurikulum
2013
menganut:
(1)
pembelajaran
yang
dilakukan
guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.10 Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
a. Landasan Filosofis Kurikulum 2013
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum,sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
8
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 5.
9
Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 54.
10
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 6.
12
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.11
b. Landasan Yuridis Kurikulum 2013
Landasan yuridis Kurikulum2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3) Undang undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.12
Jadi secara sederhana dari landasan yuridis di atas, dapat penulis
simpulkan secara sederhana yaitu kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
c. Karakteristik kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum KTSP
Tahun 2006. Pada kurikulum 2013 pengembangan karakter siswa
berlangsung disemua sisi kehidupan yang dijalaninya di rumah, sekolah,
dan lingkungan masyarakat terdekatnya. Sehingga Kurikulum 2013
dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
11
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 4-5.
12
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 5.
13
sebagai sumber belajar;
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6) Kompetensi
inti
kelas
menjadi
unsur
pengorganisasi
(organizingelements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar
dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarn
mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).13
4. Model Pembelajaran Saintifik Dalam Konteks Kurikulum 2013
Model pembelajaran proses santifik dapat dikatakan sebagai proses
pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui
kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan
analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Guna mampu
melaksanakan kegiatan ini, siswa harus dibina kepekaannya terhadap
fenomena, ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, dilatih
ketelitiannya dalam mengumpulkan data, dikembangkan kecermatannya
dalam mengolah data untuk menjawab pertanyaan, serta dipandu dalam
membuat simpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukannya.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih
berpendapat bahwa.
“Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikan rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau
13
Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:
Mendikbud, 2013), h. 3.
14
prinsip yang “ditemukan”.”14
Pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai
sumber.
Dalam pandangan Barringer bahwasanya pembelajaran proses santifik
merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir sistematis dan kritis
dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah
dilihat.15 Sederhananya dengan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan
siswa dalam kegiatan pemecahan masalah kompleks melalui kegiatan curah
pendapat, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun
konseptualitas pengetahuan.
Berdasarkan pengertian di atas, model pembelajaran santifik proses
dikembangkan degan berdasar pada konsep penelitian ilmiah. Hal ini berarti
proses pembelajaran harus berisi serangkaian aktivitas penelitian yang
dilakukan siswa dalam upaya membangun pengetahuan.
Model pembelajaran saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus
dalam penerapannya. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Objektif artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan
siswa dibiasakan memberikan penilaian secara objektif terhadap objek
tersebut.
b. Faktual artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalahmasalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakan
untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
c. Sistematis artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang
sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaan
pembelajaran.
d. Bermetode artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah
tertentu yang sudah teruji keefektifannya.
e. Cermat dan tepat artinya pembelajaran dilakukan untuk membina
kecermatan dan ketepatan siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atau
14
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami
Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 29.
15
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 125.
15
objek belajar tertentu.
f. Logis artinya pembelajaran senantiasa mengangkat hal masuk akal.
g. Aktual yakni bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks kehidupan
anak sebagai sumber belajar yang bermakna.
h. Disinterested artinya pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak
melainkan benar-benar didasarkan atas capaian belajar siswa yang
sebenarnya.
i. Unsupported opinion artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk
menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata.
j. Verikatif artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasi
kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara
yang sama atau berbeda.16
Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan
dengan pendekatan saintifik
a. Inquiry Learning
b. Discovery learning
c. Problem based learning
d. Project based learning.17
e. Langkah Implementasi Saintifik Dalam Pembelajaran
Model pembelajaran saintifik proes diartikan sebagai model
pembelajaran yang dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran. Bertemali dengan definisi ini, sebelum menguraikan
komponen model pembelajaran saintifik proses perlu dipahami dulu konsep
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran dikemukakan Kemendikbud sebagai asumsi atau aksioma
ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian
pendekatan ini, Kemendikbud (2013b) menyajikan pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran secara visual sebagai berikut.
1) Mengamati
Metode
mengamati
mengutamakan
kebermaknaan
proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan objek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati
dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan
16
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 129-130.
17
E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Rosda Karya 2014),
h.143.
16
yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak
terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.18
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan
yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
a) Menempuh objek apa yang akan diobservasi.
b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder.19
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.
Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia
mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang
baik.Aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
a) Membangkitkan rasa ingin yahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c) Mendiagnosis
kesulitan
belajar
peserta
menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.
didik
sekaligus
20
3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
18
Yunus Abidin, Op.,cit., h. 133.
Ibid., h. 134.
20
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 136-137.
19
17
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus
lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis
dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran
dimaksud
merupakan
penalaran
ilmiah,
meski
penakaran non-ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di
sini merupakan padanan associating; bukan merupakan terjemahan dari
reasioning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.21
Bagaimana
aplikasinya
dalam
proses
pembelajaran?
Aplikasi
pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya
menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
a) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah.
Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan
disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara
simulasi.
c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang ata hierarkis, dimulai
dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks
(persyaratn tinggi).22
4) Mencoba
Untuk memperoleh hasil yang nyata atau otentik, peserta didik
harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau
substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan
proses untuk mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagi ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,
21
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 139.
22
Ibid., h. 139.
18
dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
(1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar
menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat
dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar
teoretis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4)
melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang
terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas
hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan simpulan dan
mengomunikasikan hasil percobaan.23
5) Menganalisis Data dan Menyimpulkan
Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data
yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut
selanjutnya
dimaknai.
Proses
pemaknaan
data
ini
melibatkan
penggunaan sumber-sumber penelitian lain atau pengetahuan yang
sudah ada.24 Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan
membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang telah
dilaksanakan. Simpulan biasanya harus menjawab rumusan masalah
yang dijadikan sebelumnya.
6) Mengomunikasikan
Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan
yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.25Pada
pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam hal
ini, siswa haru mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan
efektif.
Kegiatan
ini
dapat
dilakukan
melalui
menuliskan
dan
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi.
23
Ibid., h. 140.
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 141.
25
Ibid., h. 141.
24
19
Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil
belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.
Berdasarkan Permendikbud
Nomor 81a Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya.26
Berdasarkan penjelasan berkaitan tentang penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran di atas, menurut hemat penulis tentu saja
masih dapat dikembangkan sesuai dengan cakupan materi, mata
pelajaran, dan situasi tertentu. Dengan demikian, tahapan model ini
dapat dimodifikasi dengan model pembelajaran yang telah ada misalnya
inkuiri, pembelajaran berbasis masalah. Yang terpenting adalah bahwa
pada kondisi seperti ini proses pembelajaran harus menerapkan nilainilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai non ilmiah. Selain
itu menurut penulis hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa
implementasi model ini menuntut proses penilaian komprehensif baik
proses maupun hasil sehingga kinerja pendekatan model pembelajaran
saintifik ini akan lebih berperan dalam mengembangkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran.
f. Hakikat RPP Menurut Kurikulum 2013
Dalam dunia pendidikan, istilah RPP sudah tidak asing lagi, bahkan
RPP adalah sebuah kewajiban yang harus dibuat oleh setiap guru yang
mengampu atau mengajari mata pelajaran. RPP adalah singkatan dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum pembelajaran
Kurikulum 2013 disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebgai pedoman atau
pegangan pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. RPP
dikembangkan melalui silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
dalam upaya mencapai kompetensi yang diinginkan.
Adapun manfaat menyusun RPP adalah:
26
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013.
20
1) Sebagai panduan dan arahan proses pembelajaran
2) Untuk memprediksi keberhasilan yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran
3) Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi
4) Untuk memanfaatkan sumber belajar secara optimal
5) Untuk mengorganisir kegiatan pembelajaran secara sistematis.27
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya adalah tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumbr belajar, dan penilaian
hasil belajar. Tanpa adanya komponen tersebut proses pembelajaran tidak
bisa tercapai dengan baik. Dengan adanya tujuan pembelajaran guru dapat
membuat siswa mampu mencapai pelajaran yang akan disampaikan.28
g. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam
Konteks Kurikulum 2013
Proses pembelajaran merupakan aktivitas terencana yang disusun
guru agar siswa mampu belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan.
Perencanaan pembelajaran ini nantinya akan digunakan sebagai alat
pemandu bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh sebab
itu, perencanaan pembelajaran haruslah lengkap, sistematis, mudah
diaplikasikan,
namun
tetap
fleksibel
dan
akuntabel.
Penyusunan
perencanaan pembelajaran harus tepat dilakukan guru karena perencanaan
pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis bagi pembelajaran.
Beberapa fungsi perencanaan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan pembelajaran merupakan dokumen adminintratif yang
berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan pembelajaran.
2) Perencanaan pembelajaran merupakan wahana bagi guru untuk
merancang pembelajaran sistematis, prosedural, dan apik.
3) Perencanaan pembelajaran merupakan alat awal yang dapat digunakan
27
Imas Kurniasih, Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang
Sesuai Dengan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), h. 1.
28
Ibid.,h.2
21
untuk mengembangkan pembelajaran yang harmonis, bermutu, dan
bermartabat.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar
Proses, perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran.29
Dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 dinyatakan bahwa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas Permendikbud Nomor 65
Tahun 2013 di bawah ini.
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
2) Identitas mata pelajaran atau sub tema/subtema.
3) Kelas/semester.
4) Materi pokok
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silbus dan KD yang harus dicapai.
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip. Dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
29
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 287-299.
22
indikator ketercapaian kompetensi.
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai.
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk
menyampaikan materi pelajaran.
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
12) Langkah-langkah
pembelajaran
dilakukan
melalui
tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup.
13) Penialain hasil pembelajaran.30
Dalam menyusun RPP hendaknya memeperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a) Perbedaan individual pesera didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, otesi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.
b) Partisipasi aktif peserta didik.
c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian.
d) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g) Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h) Penerapan tekhnologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Permendikbud
Nomor 65 Tahun 2013).
Berdasarkan
30
Ibid., h. 294.
prinsip-prinsip
penyusun
RPP
di
atas,
dapat
23
dikemukakan bahwa RPP yang dikehendaki kurikulum 2013 adalah RPP
yang benar-benar mampu bersifat diferensial. Pembelajaran yang dikemas
juga haruslah kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitasaktivitas siswa dibawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Proses
penyusunan
RPP
yang
dapat
digunakan
untuk
beberapa
proses
pembelajaran ini sangat bersesuaian dengan pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran dan relevan dengan model-model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam konteks kurikulum 2013.
Dalam mengembangkan RPP bagi pembelajaran dalam konteks
kurikulum 2013. Minimalnya ada dua hal utama yang harus diperhatikan.
Kedua hal tersebut adalah persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran
dan yang kedua adalah pelaksanaan proses pembelajaran. Kedua hal yang
harus diperhatikan ini secara tegas dinyatakan dalam Permendikbud Nomor
65 Tahun 2013.
1) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a) Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran SD/MI 35 menit,
SMP/MTs 40 menit, SMA/MA 45 menit, dan SMK/MAK 45 menit.
b) Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik.
c) Pengelolaan kelas
(1)Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai
dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
(2)Volume dan inotasi suara guru dalam proses pembelajaran harus
dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
(3)Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas, dan mudah
dimengerti oleh peserta didik.
(4)Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.31
2) Pelaksanaan Pembelajaran
31
Ibid., h. 297.
24
Pelaksanann pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
a) Kegiatan pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
(1)Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
(2)Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan
contoh
perbandingan
lokal,
nasional,
dan
internasional;
(3)Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
(4)Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan
(5)Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau
saintifik dan/atau inkuiri dan discovery atau pembelajaran yang
menghasilakn karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
(1)Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
mengahargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran
berorientasi
pada
tahapan
kompetensi
mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.
(2)Pengetahuan
yang
25
Pengetahuan dimiliki melaui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Karakteristik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini
memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam
domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar
berbasis
penyikapan/penelitian
(discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong pesera didik menghasilkan karya
kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarnkan
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
(3)Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui diperoleh melalui kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang
diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk
melakukan
proses
pengamatan
hingga
penciptaan.
Untuk
mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran
yang menerapkan modus belajar berbasis penyikapan/penelitian
(discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
(1)Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajran yang telah
berlangsung;
(2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
(3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
26
baik tugas individual maupun kelompok; dan
(4) Menginformasikan
rencana
kegiatan
pembelajaran
untuk
pertemuan beriktunya.32
h. Langkah-langkah pengembangan RPP
1). Mengkaji Silabus
Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar umtuk satu
mata pelajaran tertentu yang diajarkan selama satu semester. Dalam
Kurikulum 2013, secara umum tidak setiap materi pokok pada setiap
silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (Sikap kepada tuhan, sikap
sosial, pengetahuan dan keterampilan).
2). Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Materi pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi, yang akan dilakukan
pada saat kegiatan pembelajaran. Utamanya materi pelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan.
Ada beberapa jenis materi pelajaran yang dapat diklasifikasi sebagai
berikut:
a) Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran,
meliputi nama objek, peristiwa sejarah, nama tempat, nama orang, dan
sebagainya.
b) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang
timbul sebagai hasil pemikiran meliputi definisi, pengertian, ciri
khusus, hakikat, inti, dan sebagainya.
c) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi tertentu
serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab
32
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 287-299.
27
akibat.33
5. Penilaian Dalam Kurikulum 2013
Standar
penilaian
pendidikan
kurikulum
2013
mengacu
pada
Permendikbud no.66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, yaitu
kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik,
yang mencakup penilaian autentik, penialain diri, penilaian berbasis
portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
Adapun Karakteristik penilaian kurikulum 2013, adalah sebagai berikut:
a. Belajar tuntas (mastery learning)
Dalam pedoman pembelajaran tuntas yang diterbitkan oleh Direktorat
pembinaan
dinyatakan
bahwa
pembelajaran
tuntas
adalah
pola
pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual.
Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki
proses pembelajaran.
Dalam model yang aling sederhana, Carroll mengemukakan bahwa
jika setiap siswa diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk
mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang
diperlukan, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat
penguasaan kompetensi.34
b. Penilaian Autentik
Dalam rangka melaksanakan penialaian autentik yang baik, guru
33
Imas Kurniasih, Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang Sseuai dengan Kurikulum 2013, (Kata Pena: 2014), h. 9.
34
Abdul Majid, Penilaian Autentik proses dan hasil belajar, (Bandung, PT. Rosdakarya, 2014),
h. 218.
28
harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Menurut
Hargreaves dkk., (2001), penilaian autentik sebagai bentuk peniaian yang
mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat mengunakan berbagai
cara dan bentuk, antara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa,
penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis, dan
petunujuk observasi.35
Penilaian autentik dapat dikelompokkan menjadi:
1) Memandang penilaian dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling
berkaitan.
2) Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
3) Menggunakan berbagai cara dan kriteria penilaian.
4) Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap).
5) Penilaian autentik tidak hanya mengukur hal yang diketahui oleh peserta
didik, tetapi lebih menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan oleh
peserta didik.36
c. Penilaian Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan secara
lama pembelajaran berlangsung, untuk mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam bentuk penilaian
proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan. Contohnya adalah
ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.
d. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.
e. Penilaian berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus didasarkan
pada ukuran pencapaian kompetensi yang diterapkan. Kemapuan peserta
didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan
35
Ibid., h. 62.
Sunarti, Selly Rahmawati, Penilaian Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Andi Offset,
2014), h. 3
36
29
terhadap kriteria yan ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal
(KKM).37
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
Jadi, penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta
didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan,
atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar
dikuasai dan dicapai. Berdasarkan lampiran Permendikbud no. 66 tahun 2013
tentang standar penilaian, penilaian autentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai, mulai dari proses hingga
keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik (Authentic Assesment)
mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Nurhadi (2004: 173)38 mengemukakan bahwa karakteristik authentic
assesment sebagai berikut.
a. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience).
b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
c. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi.
d. Lebih menekankan pada keterampilan dan performansi, bukan mengingat
fakta/teori.39
Penilaian Autentik (authentic assessment) adalah suatu proses
pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tetang hasil belajar sswa
dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan,
bukti-bukti autntk,akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat
Kurikulum,2009). Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson (2002), yang
mengatakan bahwa penilaian autentik memberikan kesempatan luas kepada
siswa untuk menunjukan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah dikuasai
selama proses pembeajaran. Lebih lanjut Johnson mengatakan bahwa
penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara
langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang
37
Ibid., h.5
Nurhadi, 2004
39
Sunarti, Selly Rahmawati, Op.cit., h.7.
38
30
lebih tinggi.40
Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian,
prinsip penlaian autentik, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada
butir-butir sebagai berikut:
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi
faktor subyektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penelitian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak
internal sekolah amupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.41
Beberapa hal tentang KKM adalah:
1) KKM tidak dicantumkan dalam rapor, melainkan pada buku penilaian guru.
2) KKM maksimal 100%, KKM ideal 75%, Satuan Pendidikan dapat
menentukan KKM di bawah KKM ideal dengan secara bertahap
ditingkatkan.
3) Peserta didik yang belum mencapai KKM, diberi kesempatan mengikuti
program Remedial sepanjang semester yang bersangkutan.42
Penilaian kelas dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua
kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
1) Sikap
40
Abdu Majid, Penilaian Autentik proses dan hasil belajar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
2014), h.56.
41
Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 145.
42
Imas Kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), cet.3, h. 50.
31
Aspek sikap dapat dinilai dengan cara berikut:
a) Observasi
Merupakan
teknik
penilaian
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan dengan mengunakan indera, baik secara langsung
maupun tdak langsung dengan menggunakan format observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat
pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
b) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian komptensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian diri.
c) Penilaian Antar Teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian
peserta didik. Instrumen penilaian yang digunkan berupa lembar
penilaian antar peserta didik.
d) Jurnal
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
tentang informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilku. Jurnal bisa
dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
2) Pengetahuan
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a) Tes Tulis
Adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda,
isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b) Tes Lisan
Berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral)
sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga,
sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase,
32
kalimat maupun paragraf yang diucapkan.
3) Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
a) Performance atau kinerja
Adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan
suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas
memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain
peran, dan menari.
b) Produk
Adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
membuat pusat teknologi dan seni (3 dimensi). Penilaian produk tidak
hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya.
Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
(1)Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penialaian terhadap
kemampuan
siswa
dalam
merencanakan,
menggali,
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
(2)Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam
menentukan teknik yang tepat.
(3)Tahap
penilaian
(appraisal)
meliputi
penilaian
terhadap
kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya.
c) Proyek
Adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi
perencanan, pelaksanaan, pelaporan. Penilaian proyek sangat sangat
dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir
tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta
didik. Misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam
33
kehidupan, membuat laporan hasil pemgamatan pertumbuhan tanaman.43
d) Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru
dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Agar
penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu
menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan
portofolio sebagi berikut:
(1)Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat mata pelajaran.
(2)Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
(3)Sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru
yang berisi komentar, masukan dan tindakan lebih lanjut yang
harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil
kerja dan sikap.44
6. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar, sistematis,
berkelanjutan untuk mengembangkan potensi rasa agama, menanamkan sifat,
dan memberikan kecakapan sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam.
Pendidikan agama itu sendiri akan selalu dinilai dalam setiap
pembelajaran, baik pembelajaran langsung atau tidak langsung dalam semua
mata pelajaran. Pendidikan agama tersebut terdapat pada Kompetensi Inti
1(KI 1) sikap spritual yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
a. Standar Kompetensi Lulusan dalam PAI dan Budi Pekerti
43
Ibid, h. 63
Ibid., h. 61-65.
44
34
Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Standar Kompetensi
Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
dalam Kurikulum 2013 untuk SMP meliputi dimensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.45
Sekolah dan guru PAI dalam Kurikulum 2013 dituntut melakukan
pengawasan moral dan akhlak yang terintegrasi baik di sekolah maupun di
luar sekolah untuk menghasilkan lulusan yang diharapkan sesuai dengan
Kurikulum 2013 dan tujuan PAI.
b. Standar Isi dalam PAI dan Budi Pekerti
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria
muatan wajib. Sedangkan tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria
tingkat perkembangan peserta didik.46
Dalam PAI dan Budi Pekerti pada tingkat kompetensi SMP, ruang
lingkup materi yang dikembangkan adalah al-Qur’an dan Hadist, Aqidah,
Akhlak dan Budi Pekerti, serta Fiqih.47
c. Standar Proses dalam PAI dan Budi Pekerti
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.48
Proses pembelajaran yang menjadi ciri Kurikulum 2013 mempunyai
pola pikir sebagai berikut:
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru- peserta didik) menjadi
45
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2003, Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 3.
46
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003, Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 2.
47
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003, Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 16.
48
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003, Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 1.
35
peserta
didik
masyarakatpembelajaran interaktif (interaktif guru
lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran
pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim).49
Kurikulum 2013 menuntut guru PAI dan Budi Pekerti memiliki respon,
inovasi, dan kreasi khususnya dalam menciptakan pembelajaran. Guru PAI
dan Budi Pekerti dalam konteks ini bukan pengguna tetapi sebagai pencipta
pembelajaran. Mereka harus mengeksplor berbagai sumber belajar di sekitar
untuk dijadikan media pembelajaran peserta didik. Dengan demikian guru PAI
dan Budi Pekerti dituntut aktif dalam merencanakan pembelajaran yang
menyenangkan.
d. Standar Penilaian Pendidikan dalam PAI dan Budi Pekerti
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.50 Penilaian yang
dilaksanakan tidak hanya pada kemampuan kognitif di nilai mata pelajaran
PAI saja, tapi juga sisi efektif dan psikomotorik peserta didik.
Teknik dan istrumen yang digunakan dalam penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan:
1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian
kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman
sejawat oleh peserta didik dan jurnal.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan.
3) Penilaian kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.51
49
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2003, Kurikulum SMP/MTs.
Dan Struktur Kurikulum, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 2.
50
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2003, Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 2.
51
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2003, Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 5.
36
7. Pengertian Budi Pekerti
Budi pekerti terdiri dari dua kata yakni budi dan pekerti. Budi yang yang
Secara terminologi pengertian budi adalah yang ada pada manusia
berhubungan dengan kesadaran, yang di dorong oleh pemikiran. Pekerti ialah
apa yang terlihat oleh manusia karena didorong oleh perasaan hati, yang
disebut behavior.
Kata budi pekerti dalam kamus Bahasa Indonesia adalah tingkah laku,
perangai, akhlak. Budi pekerti mengandung makna perilaku yang baik,
bijaksana dan manusiawi. Di dalam perkataan itu tercermin sifat, watak
seseorang dalam perbuatan sehari-hari. Budi pekerti sendiri mengandung
pengertian yang positif. Namun penggunaan atau pelaksanaannya yang
mungkin negatif. Penerapannya tergantung pada manusia.
Budi pekerti didorong oleh kekuatan rohani manusia yakni pemikiran,
rasa dan karsa yang akhirnya muncul menjadi perilaku yang dapat terukur dan
menjadi kenyataan dalam kehidupan. Pemikiran mempunyai tabiat
kecenderungan kepada ingin tahu dan mau menerima yang logis, dan
sebaliknya tidak mau menerima yang tidak masuk akal. Manusia diberi
kesempatan berpikir dan mengembangkan, serta membimbing akal ke arah
yang benar.
Sedangkan rasa mempunyai tabiat kecenderungan pada keindahan.
Letak keindahan adalah pada keharmonisan susunan sesuatu, harmonis antara
unsur jasmani dengan rohani, harmonis antara mental dan tingkah laku,
harmonis susunan keluarga. Keharmonisan akan menimbulkan rasa nyaman
dalam kalbu dan tentram dalam hati.52
Pendidikan budi pekerti yang pada hakekatnya, mempunyai substansi –
substansi dan makna yang sama dengan pendidikan akhlak & pendidikan
moral. Menurut Haidar (2004) pengertian pendidikan budi pekerti ialah usaha
sadar yang dilakukan dalam rangka menginternalisasikan dan menanamkan
nilai-nilai moral ke dalam sikap & prilaku para peserta didik agar nantinya
mempunyai sikap & berakhlakul karimah (perilaku yang luhur) di dalam
kehidupan sehari-hari, baik di dalam berinteraksi dengan sesama manusia
dengan alam/lingkungan maupun dengan tuhan.53
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti
diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Budi pekerti
dalam bahasa Arab disebut dengan akhlak, dalam kosa kata latin dikenal
dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris disebtu ethics
Senada dengan itu Balitbang Dikbud (1995) menjelaskan bahwa budi
pekerti secara konsepsional adalah budi yang dipekertikan (dioperasionalkan,
diaktualisasikan atau dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari dalam
52
Blog My Kampus Pengertian Budi Pekerti. Online:
http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/pengertian-budi-pekerti.html,. Diakses pada tanggal 20
Januari 2015.
53
Pemerhati Guru (2010) Pendidikan Budi Pekerti. Online:http://panduanguru.com/pendidikanbudi-pekerti/. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015.
37
kehidupan
pribadi,
sekolah,
masyarakat,
bangsa
dan
negara.54
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Tinjauan pustaka merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian
terdahulu yang terkait. Penelitian ini mengenai Kurikulum 2013 yang
difokuskan pada bagaimana implementasi Kurikulum 2013. Berdasarkan
penelusuran hasil penelitian yang ada ditemukan skripsi yang relevan dengan
penelitian ini, diantaranya adalah:
Pertama, skripsi dari Puput Rahmat Saputra, Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta Tahun 2013. Dengan judul penelitian “Respon dan
Kesiapan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pemberlakuan
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri
5 Yogyakarta.” Skripsi ini lebih fokus menjelaskan tentang langkah yang
dilakukan sekolah untuk menjalankan Kurikulum 2013 di sekolah. Berbeda
dengan penelitian yang akan dilakukan terkait Kurikulum 2013. Peneliti akan
fokus terhadap empat standar perubahan dalam Kurikulum 2013 yang meliputi
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian.
Selain itu juga dijelaskan upaya-upaya guru dalam implementasi serta faktor
pendukung dan penghambat dalam mengimplementasiannnya.
Kedua, skripsi dari Yuliana Parmila Sari, Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Dengan judul penelitian “ Implementasi
KTSP (Studi Perbandingan Di SDN Kayu Manis 1, SDIT Al Azhar dan
MI Tarbiyatussabiyan Di Wilayah Tanah Sareal Kota Bogor).”. Skripsi ini
lebih fokus pada mendeskripsikan perbedaan atau perbandingan implementasi
KTSP pada setiap sekolah dalam proses pembelajaran dan hasil belajar.
Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah tentang
implementasi Kurikulum 2013. Penelitian ini tidak hanya meneliti proses
54
Deny (2010), pengertian Budi Pekerti. Onine:
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091103061839AAK1PAb. Diakses pada
tanggal 20 Januari 2015.
38
pembelajaran melainkan akan menambahkan kesiapan sekolah dan guru, faktor
pendukung dan penghambat dan upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah dan
guru untuk mensukseskan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti.
Dari Skripsi yang telah dipaparkan di atas tidak ada yang persis dengan
peneliti. Peneliti di sini sebagai pembaharu, karena sudah berbeda
pembahasannya. Kesimpulannya bahwa peneliti fokus pada implementasi yang
meliputi
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Penilaian. Selain itu peneliti juga menjelaskan apa saja upaya yang
dilakukan sekolah maupun guru dalam implementasi Kurikulum 2013 pada
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, serta faktor pendukung dan
penghambatnya.
C. Kerangka Berpikir
Implementasi kurikulum merupakan suatu yang kompleks, dan
melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam
proses pengembangan Kurikulum 2013, tidak hanya menuntut keterampilan
teknis terhadap pengembangan komponen kurikulum, tetapi harus pula
dipahami berbagai komponen yang mendukung dan mempengaruhinya.
Kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan
pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.
Ruang lingkup implementasi kurikulum lebih lengkap adalah penerapan
atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan,
sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta
fisiknya. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan
guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiat an pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman
belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar
belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
39
Dalam implementasi Kurikulum 2013 terdapat perubahan dalam struktur
kurikulumnya, salah satunya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 kini berubah
menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Mata pelajaran ini
merupakan mata pelajaran wajib. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya,
mata pelajaran tersebut kini memiliki alokasi waktu 3 jam per minggu.
Pendidikan agama itu sendiri akan selalu dinilai dalam setiap
pembelajaran, baik pembelajaran langsung atau tidak langsung dalam semua
mata pelajaran. Pendidikan agama tersebut terdapat pada Kompetensi Inti 1
(KI 1) sikap spritual yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.Persiapan guru PAI dan Budi Pekerti dalam mengimplmentasikan
Kurikulum 2013 khususnya untuk persiapan administrasi pembelajaran
seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Instrumen Penilaian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Penentuan Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Setelah mempertimbangkan beberapa hal, maka peneliti berencana
memilih SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, sebagai objek penelitian untuk
penulisan penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan direncanakan dan dilaksanakan pada bulan
Agustus 2015 sampai November 2015.
B. Metode Penelitian
Pendekatan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan
metode yang dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dalam pendekatan
kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.1
Dari pendapat lain oleh Bogdan dan Tylor yang dikutip oleh Margono
menyatakan
“penelitian
kualitatif
adalah
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati”2
1
2
M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), cet. 4, h. 48.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet., 6 h. 36.
40
41
Penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian
pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan.
Deskripsi
pada
penelitian
ini
untuk
menggambarkan
Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di
SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Sedangkan penelitian deskripsi sendiri
adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta,
atau kejadian secara sistematis dan akurat. Dalam penelitian deskriptif
cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji
hipotesis.3 Tujuan penelitian deskriptif ini menggambarkan apa-apa yang sudah
terjadi yaitu selama penelitian berlangsung. Didalamnya terdapat upaya
deskripsi, pencatatan, analisis, dan menginterpresepsikan kondisi-kondisi yang
sekarang ini terjadi atau ada.
Metode deskriptif dalam penelitian ini menggunakan dengan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya. Peneliti melihat dan meneliti serta mengamati segala
bentuk implementasi Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Guru PAI dan Budi
Pekerti. Lebih jauh peneliti mengadakan analisis dari data-data yang ada yang
berhubungan dengan maksud penelitian ini. Peneliti menganalisis hasil
jawaban kuisioner yang dibagikan kepada siswa-siswi di SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan yang mendapat pembelajaran PAI dan Budi Pekerti oleh
guru pengampu PAI dan Budi Pekerti. Ada pun maksud analisis ini, peneliti
ingin melihat bagaimana pengimplementasian Kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.
Penelitian ini juga merupakan library research karena peneliti
mengadakan kajian dengan mencari dan membaca buku-buku untuk
mendalami teori yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Selain itu
penelitian ini juga merupakan field research karena peneliti mengadakan
penelitian langsung ke SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.
3
Nurul Zuhariah, Metodologi Penelitian; Sosial dan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
cet. 4, h. 47.
42
C. Unit Analisis
Dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif analisis dengan
teknik wawancara. Peneliti mengamati segala hal yang berhubungan dengan
tujuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data-data yang
diperlukan baik data primer (utama) maupun data sekunder dari sumber data
yang ingin diperoleh.4
Unit analisis dalam penelitian implementasi Kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Dalam
unit analisis ini, karena tidak adanya sampel yang dapat dijadikan sebagai
sumber data peneliti mengelola data-data yang diperoleh dari guru, wali kelas,
staf tata usaha, dan siswa-siswi yang mendapatkan pembelajaran langsung dari
guru PAI dan Budi Pekerti.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak menjadikan semua hal yang
berhubungan dengan Kurikulum 2013 dalam implementasinya pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Oleh karenanya, peneliti hanya menjadikan
guru, wali kelas, staf tata usaha, dan siswa-siswi di SMP Negeri sebagai unit
analisis dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan beberapa teknik, antara lain:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap
dan bertatap muka dengan guru, wali kelas, dan staf tata usaha.5
4
5
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Prenada Media Group, 2010), h. 51.
Ibid., h.108.
43
2. Observasi
Dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kondisi siswa-siswi
ketika berada di lingkungan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki
sekolah.
Oberservasi
dilakukan
dengan
mengamati
keadaan
pengimplementasian Kurikulum 2013 di dalam kelas siswa yang sudah
diterapkan di sekolah, sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar
mengajar (KBM) serta keadaan guru, staf dan siswa-siswi SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai
hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat, notulen wawancara, rekap
penilaian, agenda, dan lain-lain.6
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dalam bentuk catatancatatan, dokumen-dokumen yang terkait dengan penilaian sikap siswa,
daftar hasil penilaian sikap siswa, serta instrumen yang digunakan dalam
proses menilai sikap siswa.
Setelah semua data terkumpul atau kegiatan pengumpulan data di
lapangan dinyatakan selesai, barulah dilakukan pengolahan data.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah berupa
pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara yang digunakan untuk menggali
informasi pengimplementasian Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan. Sedangkan untuk angket
berupa pernyataan-pernyataan yang menyangkut upaya dan implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan.
6
Jhoni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak
Usia Dini (Paud), (Jakarta: Kencana, 2013), cet. 1, h. 99.
44
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data
tersebut dapat dipahami.
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui implementasi
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan, maka data yang peneliti peroleh dari angket diolah
dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Dalam mengelola data yang pertama kali dilakukan adalah
editing, yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan
penulisannya. Dalam tahap ini dilakukan pengecekkan terhadap
kelengkapan dan kebenaran pengisian.
Adapun data-data yang diperoleh dari wawancara diolah tanpa
menggunakan daftar tabulasi dan angka prosentase. Dalam hal ini penulis
mendeskripsikan data-data tersebut secara sistematis, logis, dan
bermakna kemudian dipadukan dengan data-data yang diperoleh dari
angket.
2. Paparan data (data display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiono
menyatakan “the most frequent of display data for kualitative research
data in the pas has been narrative tex” yang paling sering digunakan
dalam penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
45
3. Analysis
Dalam menganalisis data penelitian, peneliti menyesuaikan dengan
tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berdasarkan jenis data
yang dikumpulkan. Adapun data kualitattif akan diolah dan dianlisis
melaui proses klasifikasi, kategorisasi dan intrepretasi.
a. Klasifikasi
adalah
proses
pengumpulan
data
atau
informasi
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang dasar.
b. Kategorisasi adalah proses pengumpulan data atau informasi
berdasarkan aspek-aspek masalah dari jawaban yang diperoleh dari
sumber data.
c. Intrepretasi adalah proses pengumpulan data atau informasi dengan
cara menumukan persamaan dan perbedaan, supaya dapat diambil
kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Untuk dapat mendeskripsikan hasil penelitian dalam proses penelitian
penulis melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi
langsung ke tempat penelitian. Dalam observasi di sini langkah-langkah
yang dilakukan peneliti ialah mengumpulkan data-data tentang sekolah
mulai dari profil sekolah sampai dengan keadaan sarana dan prasarana
penunjang proses pembelajaran.
1. Profil Singkat SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda
Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Secara geografis
terletak dekat dengan daerah perbatasan Provinsi DKI Jakarta dengan
kondisi demografis yang sama dengan demografis DKI Jakarta, yaitu sangat
heterogen. Tanah SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ini milik Dinas
Pendidikan Kota Tangerang Selatan dengan luas seluruhnya 4.811 m 2.
Dengan status pembinaan dari Dinas Pendidikan yaitu menuju Sekolah
Standar Nasional (SSN). Selain itu nilai akreditasi SMP Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan yang telah diraih adalah sebesar 97,05 dengan status
akreditasi sekolah bernilai A.1
2. Sejarah Singkat SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berdiri sejak tahun 1977. Pada
tahun 1977, PT. Kalimaya memberikan tanah seluas 4039 m2, kemudian
1
Analisis Dokumen Profil Sekolah di SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 7
Agustus 2015.
46
47
oleh Bapak Ali Sadikin selaku gubernur DKI pada masa itu dibangunlah
sebuah sekolah di atas tanah tersebut. Awal berdiri sekolah itu diberi nama
SMP Negeri cabang (kelas jauh) dari SMP Negeri 2 Tangerang, kemudian
pada bulan April tahun 1979 oleh Kanwil Jawa Barat dikukuhkan menjadi
SMP Negeri 2 Filial, yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat Timur,
Tangerang Selatan. Pada bulan Febuari 1983, SMP Negeri 2 Filial berganti
nama menjadi SMP Negeri 1 Ciputat, dan kini menjadi sekolah yang berdiri
sendiri, tidak lagi menjadi cabang dari sekolah lain.
Pada bulan Januari 1999, terjadi perubahan nomenkelatur untuk
Kecamatan Ciputat menjadikan SMP Negeri 1 Ciputat berubah nama
menjadi SMP Negeri 2 Ciputat. Seiring dengan proses perkembangan
pembelajaran yang ada di sekolah maka, pada bulan Juli 2004, SMP Negeri
2 Ciputat kemudian membuka program pendidikan baru, yaitu program
akselerasi (percepatan waktu yaitu 2 tahun selesai). Program ini masih
berlangsung hingga sekarang.
Pada tahun 2009, terjadi perubahan nama dari SMP Negeri 2 Ciputat
menjadi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, yang berarti semakin meluas
pula pengakuan akan keberadaan sekolah tersebut. Yang awalnya hanya
mencakup wilayah ciputat kini berkembang dalam cakupan wilayah
Tangerang Selatan. Sebuah kesuksesan besar pada sekolah tersebut.2
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
a. Visi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak,
serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama
Indikator Visi :
2
Analisis Dokumen Profil Sekolah di SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 7
Agustus 2015.
48
1)
Terunggul dalam perolehan nilai akademis
2)
Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri
3)
Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA
4)
Terunggul dalam prestasi non akademis
5)
Bersikap baik dan sopan kepada siapapun
6)
Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun
berada
b. Misi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
1)
Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan
2) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK
Negeri
3) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta
tanah air
4) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan
yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan
keikhlasan.
5)
Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan
c. Tujuan SMP Negeri 3 KotaTangerang Selatan
Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah :
1)
Meningkatkan perilaku ahlak mulia bagi peserta didik
2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
minat dan bakat peserta didik
3)
Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta
didik.
4) Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota
masyarakat yang mandiri dan berguna.
5) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih
lanjut.
49
6) Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat
bagi seluruh komponen sekolah.3
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan
Tabel 4.1
Mata Pelajaran
Guru Pengajar
Pendidikan Agama
H.M.Nasir Rinun,
Islam
S.Pd
Pendidikan Agama
Chairunnisa, S.Pd
Mulai
Pendidikan Akhir
Mengajar
Pengajar
1978
S1, Pendidikan
Agama Islam
2004
Islam
D3, PAI di UII
Jogja
S1, Lulusan PLS
Pengibar.
Pendidikan Agama
Drs. Anwarudin
1992
Islam
S1, PAI
S2 PAI
Pendidikan Agama
Rendra Mubarok,
Islam
S.Ei
2009
S1, Ekonomi
Islam, Uin Jakarta
Dari data yang saya dapatkan bahwasannya guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan
hampir semua adalah lulusan Pendidikan Agama Islam, hanya terdapat satu
guru yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, yakni Bpk.
Rendra Mubarok S.Ei, beliau adalah lulusan dari fakultas Ekonomi Islam.
3
Hasil Observasi di Sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 14 Agusrus 2015.
50
Akan tetapi beliau sudah menguasai betul materi-materi Pendidikan Agama
Islam. 4
5. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Adapun sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ialah adanya musholah di sekitar
lingkungan sekolah yang berfungsi sebagai tempat ibadah peserta didik dan
para guru, serta berfungsi sebagai tempat praktek ibadah pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi Pekerti.
SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, selain memiliki ruangan dan
tempat di atas, sekolah ini memiliki ruangan Green House, dan lokasi
Rumah Toga. Green House adalah suatu ruangan dimana didalamnya
terdapat tanaman dan kolam ikan yang memiliki manfaat untuk sekolah
seperti praktikum lapangan pelajaran MIPA, dan sebagai pelindung sekolah
atau sebagai penyerapan air hujan.
Di depan ruang kantin dan koperasi, ada sebuah rumah herbal yang
disebut dengan rumah toga (tanaman obat keluarga) yang merupakan lokasi
untuk tanaman-tanaman obat berkhasiat tinggi, meliputi tanaman Jarak dan
tenaman herbal lainnya. 5
Di gerbang utama sekolah (didepan meja piket) ada sebuah lemari
yang berisi kumpulan prestasi dan keterampilan belajar siswa yang
dibuktikan dengan banyaknya piala, sertifikat dan piagam penghargaan dari
panitia pelaksana kegiatan atau acara yang mereka ikuti.
4
Hasil Observasi oleh Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di
Sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 14 Agustus 2015.
5
Hasil Observasi di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015.
51
6. Kurikulum SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Sejak Tahun pembelajaran 2006-2007 di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan menerapkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ,
kemudian pada tahun 2014 diberlakukanlah kurikulum
2013 sampai
sekarang yang disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik dan masyarakat
khususnya untuk lingkungan Jakarta. Struktur kurikulum SMP Negeri 3
meliputi proses pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas VIII.
Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan
dan standar kompetensi mata pelajaran. Pengorganisasian kelas-kelas pada
SMP Negeri 3 dibagi pada tiga kelompok, yaitu kelas VII terdapat kelas
reguler, bilingual dan akselerasi. Kelas VIII terdapat kelas reguler,
akselerasi dan bilingual. Kelas IX terdapat kelas reguler dan bilingual.
Untuk jam pembelajaran sendiri, setiap mata pelajaran dialokasikan waktu 1
jam pembelajaran 40 menit, dengan jumlah pertemuan sebanyak 38
jam/minggu.6
B. Deskripsi Data
1. Hasil Wawancara
Objek dalam wawancara ini adalah Kepala Sekolah, dan guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan, dapat diketahui bahwa sekolah SMP Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan sudah menggunakan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran
2013-2014 yang dimulai dari kelas VII. Dalam penerapan Kurikulum 2013
ada beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh sekolah yaitu salah
satunya adalah melaksanakan penilaian autentik oleh pendidik yang
mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Diharapkan dalam
penilaian autentik bisa mengasah kompetensi siswa dengan baik penilaian
autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian proses, yang
6
Hasil Observasi di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, pada tanggal 14 Agustus 2015.
52
ingin dimunculkan adalah kemajuan siswa dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar.
Sejak menggunakan Kurikulum 2013, semua guru pada kelas VII-VII
SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah menerapkan penilaian
autentik, meskipun dalam pelaksanaannya belum begitu ideal sesuai dengan
harapan.
Pada wawancara yang saya lakukan oleh guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti disini, guru sudah memahami
apa itu penilaian autentik, akan tetapi guru belum faham bagaimana cara
memberi penilaian yang akurat, mereka hanya bisa mengaplikasikan
Kurikulum 2013 akan tetapi mereka belum faham betul mengenai
Kurikulum 2013 tersebut.7
Penilaian autentik perlu dilakukan karena penilaian autentik
memberikan gambaran secara nyata sejauh mana penguasaan yang dapat
dicapai oleh peserta didik terhadap kompetensi dasar tertentu yang
dikuasainya. Penilaian ini memberikan gambaran secara lebih detail dan
actual pada aspek tertentu yang akan dinilai sesuai indicator/ kriteria
penilaian yang ditegakkan, baik afektif, kognitif maupun psikomotorik.
Tetapi untuk menerapkan penilaian autentik juga masih banyak
kendala yang dihadapi dikarenakan penilaian ini masih baru. Kendala yang
dijumpai, karena indikator dan kriteria penilaian harus dibuat sedetail
mungkin untuk memberi gambaran terhadap penguasaan kompetensi dasar
peserta didik, maka pendidik perlu terampil dalam membuat instrument
penilaian dan perlu skill dalam kemampuan menilai peserta didik. Untuk
soal yang bersifat dengan jawaban mutlak, maka akan lebih mudah
menilainya, namun untuk soal proyek yang bukan dengan jawaban mutlak,
seperti penilaian observasi, produk, performance, dan lain-lain. Maka
tantangan yang muncul adalah terutama bagaimana menuangkan penilaian
yang bersifat subjektif dari pendidik dapat diterima serta lain juga
7
Hasil Wawancara yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 1 September 2015.
53
memperoleh hasil yang sama, sehingga penilaian yang bersifat subyektif
tersebut menjadi sesuatu objektif.8
Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, guru terlebih
dahulu melaukan pemetaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
membuat RPP sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) yang akan dicapai. Pelajaran agama di sekolah sangatlah penting
untuk diajarkan, karena pelajaran ini mengandung nilai-nilai agama islam,
sebagai pedoman dan pengendalian dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini
guru juga mengalami kesulitan dalam pengajaran, dikarenakan pelajaran
PAI dan Budi Pekerti adalah pelajaran yang mencakup keseluruhan dari
materi-materi agama dan akhlak/budi pekerti, sehingga guru masih sangat
susah untuk mengajak siswa mengamalkan pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari, karena guru hanya bisa memantau dan mengawasi selama di
kelas atau pada jam pelajaran, selebihnya adalah tanggung jawab individu
siswa masing-masing.9
Dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan,
bahwasannya guru tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
telah ditugaskan dari sekolah, melainkan mereka menunggu mendapatkan
dari Departemen Agama dan lebih memilih untuk menggunakan RPP yang
lama untuk digunakan sementara waktu sambil menunggu RPP dari
Departemen Agama.
Pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
ini, guru sudah
melaksanakan penilaian autentik meskipun guru mengakui masih banyak
kekurangan dalam pelaksanaanya. Idealnya, menurut Permendikbud No. 66
Tahun 2013 penilaian autentik itu mencakup sikap, pengetahuan dan
8
Hasil Wawancara oleh Bpk. Rendra Mubarok S.Ei, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015.
9
Hasil Wawancara dengan Ibu Chairunnisa S.Pd, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015.
54
keterampilan. Guru melakukan penilaian sikap memulai observasi, penilaian
antar peserta didik dan jurnal. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis,
projek, dan portofolio, serta kinerja. Tetapi dalam pelaksanaanya, tentu
tidak semudah teori.
Pada
mata
pelajaran
yang
diajarkan,
penilaian
sikap
yang
dilaksanakan yaitu dengan menggunakan observasi, penilaian pengetahuan
menggunakan tes tertulis berupa butir soal yaitu nilai harian, UTS dan UAS,
sedangkan
penilaian
keterampilan
menggunakan
proyek.
Dalam
melaksanakan penilaian autentik di dalam kelas terasa gampang-gampang
susah. Itu karena membutuhkan waktu yang relative lama. Pelaksanaannya
dimulai dengan menentukan KD yang akan dinilai, membuat kriteria
lingkup yang akan dinilai, melakukan proses penilaian, dan yang terakhir
adalah tindak lanjut. Selama ini, ketiaka guru menerapkan penilaian
autentik, respon siswa dialam kelas terlihat lebih aktif dalam menerima
materi pelajaran. Dengan melakukan penilaian autentik ini, maka hasil
belajarnya dan kreatifitas siswa lebih baik. Meskipun ada beberapa siswa
yang hasil belajarnya siswa masih kurang dari Kriterian Ketuntasan
Minimum (KKM), maka langkah yang dilakukan guru adalah melakukan
remedial.
2. Temuan Penelitian
Berdasarkan data penelitian tentang implementasi Kurikulum 2013
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Peneliti
menemukan beberapa temuan-temuan yang bekenaan dengan hasil
observasi, hasil wawancara dan hasil dokumentasi peneliti.
Dalam hasil observasi yang berkenaan dengan kegiatan rutin
pembelajaran sehari-hari. Masih ditemukan pada hasil belajar siswa,
masih ada nilai yang kurang dari KKM dalam proses pembelajarannya.
Dikarenakan kurangnya penekanan kepada siswa di sekolah. Sehingga,
ada beberapa siswa yang kadang sengaja tidak membawa buku pegangan
55
wajib sekolah, dan bahkan tidak membawa buku dan alat tulis sama
sekali.10
10
Hasil Observasi di dalam ruang kelas yang dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 3 Kota
Tanggerang Selatan, pada tanggal 28 Agustus 2015.
56
Dalam wawancara yang dilakukan oleh dua narasumber utama, yaitu
guru pengampu mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Peneliti
menemukan beberapa temuan. Hasil wawancara kepala sekolah
menunjukkan bahwa sekolah memang sudah menerapkan Kurikulum
2013, tetapi belum bisa dilaksanakan dengan maksimal. Karena ini
termasuk kurikulum baru yang masih butuh adaptasi dengan kondisi dan
lingkungan sekolah. Penilaian autentik belum berjalan dengan baik dan
maksimal. Para guru yang mengajar sudah mendapatkan pelatihan,
meskipun baru satu kali saja.11
Sedangkan, hasil wawancara dengan guru PAI dan Budi Pekerti
menunjukkan bahwa guru masih ada rasa kebingungan dalam
melaksanakan proses pembelajaran saintifik dan melakukan penilaian
autentik, terutama dalam membuat instrument dan lembar penilaiannya.
Karena guru belum menguasai metode-metode yang ada pada Kurikulum
2013 yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan
tidak merasa bosan ketika berada didalam kelas. Masih ditemukan salah
pemahaman dalam pembuatan form penilaian autentik, yang mencakup
afektif, kognitif dan psikomotorik.12
C. Pembahasan
Setelah melihat hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti
dapat menentukan kompetensi Guru PAI dan Budi Pekerti dalam melakukan
penilaian sikap di sekolah.
1. Perencanaan penilaian
Dalam perencanaan ada beberapa yang perlu dilakukan yaitu:
a. Menentukan tujuan penilaian
Berdasarkan hasil akhir yang diperoleh dari penilaian, dimana
ke empat guru SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tidak
11
Hasil Wawancara oleh Bpk. Maryono S.E, M.M.Pd, di sekolah SMP Negeri 3 Kota
Tanggerang Selatan, pada tanggal 16 September 2015.
12
Hasil Wawancara dengan Bpk.Anwarudin S.Pd dan Ibu Chairunnisa S.Pd, di sekolah SMP
Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 14 agustus 2015.
57
melakukan penentuan tujuan penilaian sebelum melakukan penilaian
sikap pada Kurikulum 2013. Seharusnya setiap guru harus
menentukan tujuan penilaian sebelum melakukan penilaian, karena
dengan adanya tujuan penilaian akan memberikan kemudahan untuk
melakukan penyusunan atau menentukan jenis penilaian yang akan
digunakan.
Dalam permendikbud tahun 2014 nomer 104 dijelaskan bahwa
dalam lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik tentang penilaian
sikap yakni menilai, menanggapi, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan,
mengingat,
sedangkan
memahami,
mengevaluasi.sedangkan
mengamati,
menanya,
mengkomunikasikan.
dalam
penilaian
menerapkan,
dalam
penilaian
pengetahuan
ialah
menganalisis,
dan
keterampilam
mengumpulkan,
menalar,
adalah
dan
13
b. Mengidentifikasi proses dan hasil belajar
Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan tidak melakukan identifikasi proses dan hasil belajar sebelum
melakukan penilaian sikap, yang mana pada dasarnya proses
identifikasi proses dan hasil belajar ini telah ditentukan dalam bentuk
domain afektif yang khusus membahas mengenai sikap peserta didik,
yang meliputi penerimaan, respon, organisation dan penilaian, jadi
guru hanya memlih mana teknik penilaian sikap yang akan di
gunakan.
c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil akhir pengumpulan data Guru PAI dan Budi
Pekerti SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tidak melakukan
penyusunan perencanaan palaksanaan pembelajaran. Dikarenakan
sudah mendapatkan Rencana Pelaksanaan Pmebelajaran dari pusat,
13
Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104, tentang penilaian hasil belajar oleh
pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (Jakarta: Mendikbud 2013), H.6.
58
dan hanya menggunakan RPP tersebut tanpa membuat RPP baru yang
serupa dengan membedakan metodenya. Seharusnya para guru tetap
harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum
2013 sendiri, tanpa mengikuti contoh yang diberikan dari pusat.
Karena Penyusunan RPP dimaksudkan agar metode pembelajaran
betul-betul sesuai dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah
diberikan guru kepada peserta didik. Karena pada dasarnya yang
paling mengetahui karakter peserta didik itu sendiri adalah guru yang
mengajar.14
Dari aspek perencanaan penilaian yang di analisis darai RPP
Guru, didapati guru telah mendesain penilaian secara baik, misalnya
Instrumen diturunkan dari Indikator yang sudah ada, sudah
mencantumkan rubrik penilaian dan skor. Namun bukti-bukti dari
desain penelitian dalam RPP tidak terbukti, dokumen yang menjadi
bukti penilaian autentik yang ada dalam RPP tidak ditemukan. Yang
ditemui adalah format hasil akhir yang dimasukan dalam bentuk
format yang di unduh dari internet.
d. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013
Dalam Kurikulum 2013 tedapat berbagai kelebihan dan
kelemahan dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil
wawancara yang saya lakukan, para guru menyebutkan berbagai
kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya yakni:
Kelebihan Kurikulum 2013 bagi Guru adalah: Sistematis,
cermat dan berkualitas dalam proses pembelajaran. Adapun kelebihan
Kurikulum 2013 bagi siswa yakni peserta didik lebih mudah untuk
mengambil kesimpulan dan dalam proses pembeljaran peserta didik
lebih aktif dari pada guru oleh karena itu peserta didik dapat
14
Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di
sekolah SMP Negeri 3 Kota Tnggerang Selatan, pada tanggal 21 Agustus 2015.
59
menambah atau memperluas wawasan mereka melalui fasilitas yang
ada.
Kelemahan Kurikulum 2013 bagi guru adalah terdapat kesulitan
dalam
penyesuaian
pembelajran
dengan
metode
dan
media
pembelajaran, mendapatan kesulitan dalam hal waktu pembelajaran
yang amat terbatas. Adapun kelemahan Kurikulum 2013 bagi peserta
didik adalah peserta didik banyak mendapatkan tugas pada setiap
harinya karena peserta didik disini berperan sebagai sumber belajar.15
2. Pelaksanaan penilaian
Dalam Kurikulum 2013 terdapat berbagai macam penilaian
diantaranya penilaian autentik yang mana penilaian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut, yakni penialaian proyek, penilaian kinerja, penilaian
portofolio, jurnal, dan penilaian tertulis.
a. Penilaian Proyek
Dalam penilaian proyek, Penilaian projek dapat digunakan untuk
mengetahui
pemahaman,
kemampuan
mengaplikasi,
kemampuan
menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas.
Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
pelaporan. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapan laporan tertulis/lisan.16 Guru PAI dan Budi Pekerti SMP
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan hanya terdapat satu guru yang faham
dan yang melakukan penilaian proyek disini, yakni dengan menyuruh
peserta didik secara berkelompok membuat tugas sesuai materi yang ada.
Contohnya sebagai berikut:
15
Hasil Wawancara yang dilakukan oleh semua Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada tanggal 21 Agutus
2015.
16
Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104 tentang penilaian hasil belajar oleh
pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (Jakarta: Mendikbud 2013), h. 18.
60
17
Sedangkan guru PAI dan Budi Pekerti yang lain tidak melakukan
penilaian proyek ini, bahkan ada yang berbeda pendapat memahami
penilaian proyek tersebut. secara umum sudah melaksanakan, tapi guru-guru
hanya memberi penilaian langsung tanpa adanya instrumen penilaian proyek
yang dibuat. Jadi aspek yang dinilai dalam penilaiannya tidaklah jelas,
seharusnya Untuk penilaian proyek, Berdasarkan hasil
observasi guru
terlihat sudah melakukan penilaian proyek sebagai mana mestinya dimana
guru sudah memberikan tugas pada masing-masing kelompok. namun hasil
dokumentasi tidak sejalan, dimana guru-guru tidak membuat instrumen
penilaian sikap tersendiri. Sedangkan pada buku penilaian sikap tidak
disediakan namun langsung menilai secara umum tanpa adanya panduan
instrumen. Tapi harusnya instrumen dibuat untuk menilai tercapai tidaknya
ke tujuh aspek penilaian sikap yang sudah ditentukan, baik itu di dalam
kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil wawancara penskoran
dilakukan dimulai dari 70-100. Dan guru PAI tidak menggunakan rubrik
akan tetapi pada waktu dulu pernah membuat rubrik penilaian.
b. Penilaian kinerja
Untuk penilaian kinerja telah dilakukan oleh masing-masing guru,
Penilaian kinerja ditujukan pada masing-masing siswa menilai atau
17
Hasil Wawancara oleh Bpk.Rendra Mubarok S.Ei, pada tanggal 10 November 2015, di
sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.
61
mengukur penguasaan materi yang berpengaruh pada pembelajaran
yang dilaksanakan. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan
dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum
di laboratorium, praktik ibadah.18 Mereka melakukan penilaian kinerja
dengan menyuruh peserta didik untuk melaksanakan shalat dhuha
ketika bel istirahat tiba, meskipun tidak semua murid melaksanakan
shalat dhuha tersebut. Semua guru mengatakan melakukan penilaian
kinerja dengan menggunakan buku penilaian yang sudah ada. Dan dari
hasil observasi semua guru dalam penilaian ini sama, dengan
memberikan pengarahan terkait penilaian kinerja pada masing-masing
peserta didik terhadap aspek yang sudah ditentukan pada buku
penilaian. Dalam hal ini guru menggunakan ingatan atau memorynya
untuk mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu tanpa
meggunakan catatan, dan untuk menentukan apakah peserta didik
sudah berhasil atau belum. Dan dari hasil yang penulis dapatkan dari
buku penilaian kinerja yang terisi oleh guru mata pelajaran tersebut.19
c. Penilaian portofolio
Pada penilaian portofolio ini setiap Guru PAI dan Budi Pekerti SMP
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah melakukannya, dengan cara
Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau
secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dalam bidang tertentu. Semua guru melakukan penilaian
dengan menggunakan instrumen yang sudah tersedia di buku
penilaian. Akan tetapi disini guru PAI belum sepenuhnya memahami
apa itu penilaian fortopolio. Salah satu guru mengatakan bahwasannya
penilaian portofolio adalah sekumpulan nilai tugas siswa yang
18
Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104 tentang penilaian hasil belajar oleh
pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (Jakarta: Mendikbud 2013), h. 17.
19
Hasil Wawancara oleh Bpk.Nasir Rinun S.Pd, , di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan, pada tanggal 18 September 2015.
62
dikumpulkan dalam kurun waktu yang tida ditentukan, dan penilaian
ini tidak berpengaruh pada nilai akhir siswa. penilaian portofolio
dilakukan dengan cara guru memberikan tugas yakni membuat contoh
soal sesuai dengan materi yang telah di bahas. Dengan batas minimal
membuat soal pilihan ganda sebanyak 10 butir dan soal essay
sebanyak 5 butir. Kemudian setelah itu semua peserta didik
mengumpulkan tugas portofolio tersebut kepada guru dan jika masih
ada waktu yang memungkinkan guru bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang telah dihasilkan. Sedangkan hasil
pengumpulan dokumen yang penulis kumpulkan dari buku penilaian
yang dimiliki guru yang sudah diisi oleh guru masing-masing.20
d. PenilaianTes Tertulis
Dalam penilaian Tes Tertulis, Guru PAI dan Budi Pekerti di SMP
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah melakukan penilaian Tes
Tertulis, yakni dengan melakukan tes ulangan harian yang
dilaksanakan ketika materi Sub Bab sudah selesai. Dalam melakukan
Tes Tertulis guru memberikan soal Pilihan ganda sebanyak 40 soal,
dan Essay sebanyak 5 soal, dengan bobot nilai yakni pilihan ganda
adalah 2 sedangkan essay tergantung bobot soal. Seharusnya setiap
guru dalam melakukan penilaian sikap pada Kurikulum 2013, untuk
Penilaian Tes Tertu;is haruslah membuat catatan peserta didik selama
proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap
kekuatan dan kelemahan peserta didik. Dimana hasil tersebut
kemudian dipaparkan secara deskriptif.21
3. Pengolahan data
Dari hasil keseluruhan penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa
para Guru PAI dan Budi Pekerti sudah melakukan pengolahan data.
20
Hasil Wawancara oleh Ibu Chairunnisa S.Pd, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan, pada tanggal 18 September 2015.
21
Hasil Observasi di Dalam Kelas ketika pelajaran sedang berlangsung oleh Ibu. Chairunnisa
S.Pd, pada tanggal 21 Agustus 2015.
63
Pengolahan data tersebut meliputi: penskoran, analisis penilaian, dan
penafsiran penilaian pencapaian sikap siswa. Setelah mendapatkan hasil
penilaian pada data-data yang dikumpulkan dari penilaian tersebut.
Penskoran dijadikan sebagai bahan atau bukti untuk melakukan
penafsiran dan penguji keberhasilan pencapaian siswa dalam hal sikap.
Memang seharusnya setiap guru harus melakukan pengolahan data yang
meliputi penskoran hasil penilaian keseluruhan siswa, analisis hasil
penilaian, penafsiran, dan menilai pencapaian sikap siswa sehingga
sempurnanya pengolahan data.
Dalam hal ini guru PAI dan Budi Pekerti di sekolah SMP Negeri 3
Kota Tanggerang Selatan dalam melakukan pengolahan data yang
meliputu penskoran yakni dari nilai 70-100, kemudian masalah analisis
soal disini saya mendapatkan format kisi-kisi tersebut dari guru PAI dan
Budi Pekerti.22
4. Pelaporan hasil penilaian
Dalam pelaporan penilaian ini akan terkait pada orang tua siswa,
pemerintah, dan segenap jajaran yang ada dalam kependidikan dan siswa
itu sendiri. Adapun laporan penilaian tersebut terdiri dari:
a. Laporan prestasi mata pelajaran
Pada laporan prestasi mata pelajaran siswa dalam penilaian sikap
tidaklah dilakukan oleh guru SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
Tidak adanya bukti data atau kumpulan laporan yang dibuat tersendiri
berdasarkan prestasi mata pelajaran pendidikan agama islam dalam
penilaian sikap. Semestinya Laporan prestasi pada mata pelajaran
yang ada kaitannya dengan sikap, dapat dilihat pada hasil penilaian
siswa berupa pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar
sikap yang sudah ditentukan pada pelajaran pendidikan agama islam.
b. Laporan pencapaian
22
Hasil Wwancara oleh Bpk.Rendra Mubarok, S.Ei, di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan, pada tanggal 25 September 2015.
64
Dalam laporan pencapaian siswa ini Guru PAI dan Budi Pekerti
tidaklah melakukannya. Seharusnya setiap guru haruslah membuat
sebuah data, dimana didalamnya berisi penilaian sikap. Guru menilai
prestasi dengan melihat pada sejauh mana perubahan sikap yang telah
dilakukan siswa dan aplikasi mengenai dampak positif apa yang sudah
mengalami kemajuan dari setiap siswa. Selain itu lihat bagaimana
sikap siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dalam kurun waktu
tertentu. Hal inilah yang harus jelas sehingga dibutuhkannya
pembuatan laporan pencapaian siswa dalam bentuk file. Masingmasing guru memerlukan pedoman instrumen dalam mengamati
terjadi tidaknya perubahan sikap yang ada pada siswa.
5. Penggunaan hasil penilaian
Setelah melakukan penilaian dan mendapatkan hasilnya tentu saja
bukan hanya sampai di situ, karena hasil dari penilaian itu sangat penting
untuk keperluan siswa ke tingkat selanjutnya. Adapun keperluan tersebut
antara lain:
a. Keperluan laporan pertanggung jawaban
Berdasarkan hasil akhir yang peneliti dapatkan, Guru PAI dan Budi
Pekerti sudah membuat laporan hasil pertanggungjawaban. pembuatan
data hasil penilaian sikap siswa yang disimpan di dalam daftar nilai
dan ditunjukkan pada raport masing-masing siswa. Seharusnya setiap
guru haruslah membuat laporan pertanggungjawaban hasil penilaian
sikap
siswa.
Karena
Setiap
peserta
didik
akan
sangat
membutuhkankan pertanggungjawaban. Baik itu berupa arsip nilai
yang harus dibuat oleh setiap guru baik itu untuk siswa, orang tua,
maupun untuk kepentingan sekolah.
b. Keperluan seleksi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa guru
tidaklah membuat laporan untuk keperluan seleksi siswa dalam hal
penialian sikap. Semestinya setiap guru haruslah membuat laporan
65
untuk keperluan seleksi siswa yang pasti akan dibutuhkan siswa untuk
berbagai keperluan. Seleksi siswa pasti akan terus ada baik itu pada
saat mendaftar awal sekolah, maupun yang akan menamatkan sekolah.
Disinilah penilaian untuk keperluan seleksi sangat penting dibuat.
c. Keperluan promosi
Keperluan promosi juga sama halnya dengan keperluan seleksi, tidak
dilakukan oleh Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan. Guru tidaklah membuat laporan data sikap siswa
untuk laporan promosi setiap siswa ketika dibutuhkan. Untuk
keperluan promosi digunakan pada saat siswa akan naik kelas atau
lulus dari sekolah dengan melihat pada standart penilaian kelulusan
yang sudah ditentukan.
d. Keperluan diagnosis
Untuk keperluan diagnosis siswa juga tak kala pentingnya yang harus
dibuat oleh setiap guru. Namun Guru PAI dan Budi Pekerti di SMP
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tidaklah membuatnya, dimana
penilaian untuk keperluan diagnosis ini sangatlah dibutuhkan untuk
mengetahui perkembangan pada masing-masing karakter siswa yang
berbeda. Penggunaan hasil penilaian untuk keperluan diagnosis pada
dasarnya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan peserta
didik mengalami kekurangan pada hasil belajar sehingga dapat
diberikan alternatif untuk memperbaikinya. Begitupun dengan siswa
yang mampu menguasai kompetensi lebih cepat akan diberikan
fasilitas untuk pengembangannya tersebut.
e. Prediksi masa depan peserta didik
Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa
guru pendidikan agama silam di SMP Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan tidaklah membuat laporan prediksi masa depan siswa. Melihat
dari hasil penilaian sikap yang dilakukannya. Secara umum tujuan dari
penilaian ini untuk mengetahui sikap, bakat, minat, dan aspek-aspek
kepribadian peserta didik. Sehingga sangat dibutuhkan kerja sama
66
oleh guru yang harus memberitahu bagaimanapun hasil belajar dari
peserta didik kepada guru bimbingan dan penyuluhan (BP), agar dapat
diarahkan dengan baik. Jadi seharusnya selain guru BP, setiap guru
yang mengajar dikelaspun harus memiliki laporan atau data
berdasarkan prediksi masa depan siswa yang dilihat dari penilaian
yang dikumpulkan.23
Adapun format instrumen penilaian yang saya dapatkan seperti gambar
dibawah ini:
23
Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2014), Hal. 262.
67
68
24
24
Analisis Dokumen, Format Instrumen Penilaian, di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang
Selatan, pada tanggal 6 November 2015.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah diuraikan dengan datadata yang dihimpun, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari guru-guru di SMP
Negeri
3
Tanggerang
Selatan
mengatakan
bahwasannya
sejak
menggunakan Kurikulum 2013, semua guru sudah menerapkan penilaian
autentik, meskipun dalam pelaksanaannya belum begitu ideal sesuai
dengan harapan. Dan dari keempat guru PAI di sekolah ini hanya satu
guru yang benar-benar faham akan Kurikulum 2013. Menurut mereka
Kurikulum 2013 sangat bagus dalam perkembangan pendidikan, karena
disini siswa lebih aktif dan dapat mengeluarkan ide-ide mereka secara
luas.
2. Implementasi Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan ini sudah cukup baik, bahkan sekolah ini ditunjuk
langsung untuk menerapkan Kurikulum 2013. Akan tetapi guru-guru di
sekolah ini belum begitu faham akan Kurikulum 2013, mereka hanya
mengikuti aturan dan melaksanakannya saja. Penerapan ide-ide serta
desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas
membuktikan bahwa guru-guru sangat kurang dalam menerapkan ideide, karena masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah yang
dilakukan di dalam kelas. Karena menurut mereka metode itu sangatlah
mudah di bandingkan metode-metode yang ada pada Kurikulum 2013
pada saat ini.
3. Berdasarkan hasil analisis penelitian bahwasannya di sekolah SMP
Negeri 3 Tanggerang Selatan dalam mengimplementasikan Kurikulum
2013,
peneliti
menemukan
beberapa
69
faktor
pendukung
dalam
70
mengimplementasikan 2013 yakni Kurikulum 2013 bagi peserta didik
lebih mudah untuk mengambil
kesimpulan dan dalam proses
pembelajaran peserta didik lebih aktif dari pada guru oleh karena itu
peserta didik dapat menambah wawasan mereka melalui fasilits yang
telah di sediakan oleh sekolah. Sedangkan faktor penghambat terdiri dari
penyesuaian pembelajaran dengan metode dan media pembelajaran yang
tidak sesuai, waktu pembelajaran yang amat terbatas. Dan banyaknya
tugas yang diberikan kepada peserta didik pada setiap harinya, karena
peserta didik disini berperan sebagai sumber belajar.
4. Pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan berjalan dengan lancar, akan tetapi terdapat sedikit
hambatan yakni kurang mampunya guru dalam memahami penilaian
Kurikulum 2013.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan
yang
sudah
dijelaskan
maka,
peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan agar lebih menekankan guru-guru
untuk lebih memahami Kurikulum 2013, tidak hanya menjalankannya
saja, agar Kurikulum 2013 lebih efektif.
2. Dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 guru harus lebih kreatif
dalam mengeluarkan ide-ide serta kreatifitas yang mereka punya, agar
siswa tidak jenuh dan bosan dalam pembelajaran.
3. Bagi kepala sekolah dapat terus mendukung, mendorong dan
memberikan penghargaan pada upaya meningkatkan profesionalitas guru
dalam mengembangkan Kurikulum 2013.
C. Implikasi
Sebagai sebuah penelitian yang dilakukan di Sekolah maka kesimpulan
yang ditarik tentu mempunyai implikasi dalam bidang pendidikan dan juga
penelitian-penelitian selanjutnya, sehubungan dengan hal tersebut maka
dapat diambil implikasi, yakni:
71
Hasil penelitian mengenai implementasi kurikulum 2013 pada
mata pelajaran pendidikan agama islam dalam penilaian kurikulum 2013,
mempunyai hubungan dengan sosialisasi penilaian sikap pada kurikulum
2013, sehingga harus adanya pengetahuan yang memadai bagi setiap guru
untuk bisa melakukan penilaian dan pengaplikasian kurikulum 2013
dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Refika Aditama, 2014.
Analisis Dokumen Profil Sekolah di SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada
tanggal 7 Agustus 2015.
Analisis Dokumen Profil Sekolah di SMP Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, pada
tanggal 7 Agustus 2015.
Analisis Dokumen, Format Instrumen Penilaian, di sekolah SMP Negeri 3
Tanggerang Selatan, pada tanggal 6 November 2015.
Berlin Sani, Imas Kurniasih. dan Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013;
Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kata Pena,
2014.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Dimyati, Jhoni. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan
Anak Usia Dini (Paud), Jakarta: Kencana, 2013.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. cet.2, 2011.
Hasil Observasi Penelitian Pada Tanggal 10 OKtober 2014.
Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di sekolah SMP Negeri 3 Kota Tnggerang Selatan, pada tanggal 21
Agustus 2015.
Hamalik, Oemar . Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara , 2007.
Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya, 2013.
Kemendikbud. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs.
Jakarta: Mendikbud, 2013.
72
73
Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104, tentang penilaian hasil belajar
oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jakarta
Mendikbud 2013.
Kemendikbud, Permendikbud tahun 2014 nomer 104 tentang penilaian hasil belajar
oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, (Jakarta:
Mendikbud 2013.
Kurniasih, Imas Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan.
Surabaya: Kata Pena, 2014.
Kusnandar. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Latifatul Muzamiroh, Mida. Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan
Kekurangan Kurikulum 2013. Kata Pena, 2013.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Mulyasa, Enco. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013.
Majid, Abdul. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014.
Mulyasa, E. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Rosda Karya,
2014.
Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2003. Standar
Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta:
Kemendikbud, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2003. Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud, 2013.
74
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2003, Kurikulum
SMP/MTs. Dan Struktur Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2003, Standar
Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud, 2013.
Pemerhati Guru (2010) Pendidikan Budi Pekerti.
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013.
Rahmawati Selly, Sunarti. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi
Offset, 2014.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.
Yani, Ahmad. Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta, 2014.
Zuhariah, Nurul. Metodologi Penelitian; Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2007.
Blog
My
Kampus
Pengertian
Budi
Pekerti.
Online:
http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/pengertian-budi-pekerti.html,. Diakses
pada tanggal 20 Januari 2015.
Deny
(2010),
pengertian
Budi
Pekerti.
Onine:
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091103061839AAK1PA
b Diakses pada tanggal 20 Januari 2015.
Online:http://panduanguru.com/pendidikan-budi-pekerti/. Diakses pada tanggal 20
Januari 2015.
UJI REFERENSI
Bab
I
No
2
NO. footnot
Buku
I
Mida Latifatul Muzamir oh, Kup as
Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan
dan Kekurangon Kurikulum 201 3,
(Kata Pena, 2013), hal. I ll-112.
2
Hal.
Skrinsi
Enco Mulyasa, P engemb angan
don Implementasi Kurikulum
2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2013), hal.
37
1
2
.
Kemendikbud, P e rme ndi kbud
Nomor 68 Tahun 2013
t ent an g Kuri kulum S M P - MT s.,
(Jakarta: Mendikbud, 2013), hal.
3
PARAF
2
a
J.
4
4
Yunus Abidin, Desain Sistem
P embelaj aran Dalam Konteks
Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), hal. 125.
3
5
5
Kemendikb ud, P ermendikb ud
Nomor 68 Tahun 2013
J
I
l/
a
a
tentangKurikulum SMPMTs,...,hal.7.
BAB
No
II
Buku
N0. footnot
6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan
e mb e I aj ar an, (J akarta : B um i
Hal.
Skrinsi
8
P
Aksara ,2007),h.16.
2
7
Ibid,h.16.
PARAF
8
7,u
4
3
8
Shol eh Hiday at,P
e n ge
m b an
gan
9
Kurikulum Baru, @andung : PT,
Remaja Rosda Karya, 2013),
h.1 9.
1
4
9
Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 Tentang SISDIKNAS.
9
5
l0
Kusnandar, Guru P rofes ional
Implementasi KTSP dan Sukses
Dqlam Sertifikasi Guru, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
l0
h.211.
6
l1
Imas Kurniasih dan Berlin Sani,
Suks e s Me ngimpl e me nt a s ikan
Kurikulum 20 I 3 ; Memahami
Berbagai Aspek Dalam
Kurikulum 2 0 I 3, (Y ogy akarta:
Kata Pena, 2014),h.5.
l0
7
l2
Kemendikbud, P e rmendikbud
I'{omor 68 Tahun 2013
t e nt ang Kuri kulum S MP - MTs.,'
(Jakarta: Mendikbud, 2013), h.
ll
8
t3
5.
Ahmad Yani, Mindset Kurikulum
2 0 I 3, (Bandung: Alfab eta, 201 4),
ll
h.54.
9
t4
Kemendikbud, P ermendikbud
Nomor 68 Tohun 2013
tentangKurikulum SMP - MTs.,
(Jakarta: Mendikbud, 2013), h.6.
ll
10
l5
Ibid., hal.4
l3
u
t6
Ibid., h.s
l3
t2
17
rbid., h.3
t4
l3
18
Imas Kurniasih dan Berlin Sani,
Suks e s Mengimpleme nt a s ikan
l5
Kurikulum 20 I 3 ; Memahami
Berbagoi Aspek Dalam Kurikulum
2013, (Yogyakarta: Kata Pena,
2014),h.29.
W
t4
t9
t5
20
16
Yunus Abidin, Desain Sistem
Pembelaj aran Dala,n Konteks
Kurikulum 2013, / ,andung: PT"
Refika Aditama, 2014), h. 125.
E. Mulyasa, Guru dalam
Implementasi Kurikulum 2 0 I 3,
(Bandung: PT. Rosda Karya
2014), h. I 43.
16
2t
Yunus Abidin, Op.cit., h.133.
t7
t7
22
Ibid., h.134.
l8
l8
23
Ibid., h.137.
18
I9
24
Yunus Abidin, Desain Sistem
Pembelajaron Dalam Konteks
Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014),h. 139.
19
20
25
Ibid., h.139.
20
21
26
rbid., h.140.
20
22
27
rbid.,
23
28
Permendikbud Nomor 81a Tahun
h.t4t
t6
21
21
\"{,
/k
2013.
24
29
Imas Kurniasih, Berlin Sani,
P e r anc angan P e mb e laj aran
Prosedur Pembuatan RPP yang
Sesuai Dengan Kurikulum 2013,
(Kata Pena,2014), h.
22
1.
25
30
rbid., h.2.
23
26
31
Yunus Abidin, Desain Sistem
Pembelajaran Dalam Konteks
Kurikulum 2013, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), h. 287 299
24
27
32
Ibid., h.294.
25
28
33
Ibid.. h.297 .
27
29
34
rbid., h.299.
29
30
35
Imas Kurniasih, op.
cit.,
hal.9.
30
I
3l
36
32
37
JJ
38
Abdul Majid, Penilaian Autentik
proses dan hasil belajar,
(Bandung, PT. Rosdakarya, 201 4),
h.218.
Ibid., h.62.
Sunarti, Selly Rahmawati,
Penilaian Dalom Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2014),
31
32
1
32
h.3
rbid., h.5.
34
39
35
40
Nurhadi, 2004
JJ
36
4t
33
37
42
Sunarti, Selly Rahmawati,
Op.cit., h.7.
Abdu Majid, Penilaian Autentik
proses dan hasil belajar,
(Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya 201 4), h.56.
38
43
Ahmad Yani, Mindset Kurikrllum
20 I 3, (Bandung: Alfabeta, 201 4),
h.145.
34
39
44
Imas Kurniasih, Berlin Sani,
35
33
34
>1
Implementasi Kurikulum 2 0 I 3.
Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014),
cet.3, h. 50.
40
45
rbid., h.63.
37
41
46
Ibid., h.65,
38
42
47
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2003, Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dqsar dan
Menengah, (Jakarta:
39
Kemendikbud, 2013), h. 3.
43
48
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2003, Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah, (lakarta:
39
I
Kemendikbud, 20 I 3), h. 2.
44
49
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2003, Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah, (Jakarta:
1
39
Kemendikbud, 2013), h. 16.
45
50
Ibid.,h.l
40
46
5l
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 68 Tahun
2003, Kurikulum SMP/MTs. Dan
S truktur Kur i kulum, (Jakarta :
Kemendikbud, 201 3), h. 2.
40
47
52
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 66 Tahun
2003, Standar P enilaian
Pendidikan Dasor dan Menengah,
(Jakarta: Kemendikbud, 2013), h.
4t
2.
[,
48
53
49
54
rbid.,h. s.
41
Blog My Kampus Pengertian Budi
Pekerti. Online:
http ://stiebanten. blosspot. comi20
42
I
O/pengertian-budipekerti.html,. Diakses pada
tanggal 20 Januari 201 5.
I/
50
55
1
Pemerhati Guru (2010)
P
endidikan Budi
P ekerti
42
"
Onl ine : http ://panduan guru.com/pe
nd id ikan-budi-pekerti/. D iakses
padatanggal 20 Januari 2015.
51
56
Deny (2010), pengertian Budi
Pekerti. Onine:
https ://id.answers.yahoo.com/ques
tion/index?qid:2009 I 1 0306 I 83 9
AAKIPAb. Diakses pada tanggal
20 Januari 2015.
42
t1
BAB
III
N0. footnot
Buku
Hal.
Skrinsi
57
M. Nazir, Metode Penelitian,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, I 998),
cet. 4, h. 48.
45
2
58
Margono, Metodologi Penelitian
P endidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2007), cet,, 6 hal. 36.
46
2
59
Nurul Zuhariah, Metodo lo gi
P enelitian; Sosial dan Pendidikan.
(Jakarta: Bumi Aksara,2007), cet.
4,h. 47.
46
a
J
60
Burhan Bungin, Penelitian
Kualitatif, (Jakarta, Prenada Med ia
Group,2010), h.51.
47
4
6t
Ibid.,h.l08.
47
No
PARAF'
I
r
,/
BAB IV
No
NO. footnot
1
73
Buku
Kemendikb ud, P e rme ndi kbud
tahun 2014 nomer 104, tentang
penilaian hasil belajar oleh
pendidik pada pendidikan dasar
Hal.
Skripsi
62
dan pe ndi dikan me ne ngah,
(Jakarta: Mendikbud 2013), H.6.
rbid., h.l8.
64
J
75
Ibid., h.17.
66
4
76
Abdul Majid, Penilaian Autenlik
Proses dan Hasil Belaiar,
71
a
l
(?
74
2
PARAF
,(
I
\/
,/
(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2 0 I 4), Hal. 262.
Analisis Dokumen, Format
Instrumen Penilaian, di sekolah
SMP Negeri 3 Tanggerang
Selatan, pada tanggal 6 November
2015.
Pedoman Observasi Penilaian Sikap Pada Kurikulum 2013
Untuk Guru Pendidikan Agama Islam
SMPN 3 Tangerang Selatan
Responden
: Chairunnisa S.Pd
Kriteria
No
1
Aspek Yang Diamati
Peserta didik yang mengikuti peraturan sekolah ketika
berada di lingkungan sekolah pendidikan agama islam
2
5
Identifikasi kompetensi dan hasil belajar sudah sesuai
dengan penilaian
Penyusunan kisi-kisi sudah sesuai dengan Kompetensi
Dasar
Pengembangan draf instrumen sudah sesuai dengan kisikisi
Uji coba dan analisis instrument sudah dilakukan
6
Observasi penilaian sikap sudah dilaksanakan
3
4
Ya
√
√
√
√
√
√
sebagaimana ketentuan observasi
7
Format RPP yang sudah ada sesuai dengan kaidah
8
Analisis penilaian autentik sudah benar
9
Pemberian skor sudah sesuai prosedur
10
Analisis hasil penilaian sikap sudah benar
Tidak
√
√
√
√
11
Penilaian Prestasi mata pelajaran sudah dilakukan
12
Penilaian Laporan pertanggung jawaban siswa sudah
diarsipkan dan diperlihatkan pada bagian terkait
13
Penilaian untuk Keperluan seleksi sudah digunakan
dengan benar
14
Penilaian untuk Keperluan promosi siswa sudah digunakan
dengan benar
15
Penilaian untuk Keprluan diagnosis siswa dari hasil
penilaian sudah digunakan dengan tepat
20
Penilaian dalam urusan Prediksi masa depan peserta didik
sudah dilakukan
√
√
√
√
√
√
Hasil Wawancara
Hari / Tanggal: Jumat, 14 Agustus 2015
Responden : Bpk.Rendra Mubarok SE
1. Bagaimana persepsi guru terhadap kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI
dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan?
Jawab: sangat mengapresiasi terhadap kurikulum 2013, karena K.13
mengajak peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Bagaimana Implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan
agaa islam di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan?
Jawab: dengan cara menerapkannya dalam pembelajaran dengan baik,
dengan melakukan pendekatan saintifik kepada peserta didik.
3. Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang ada dalam implementasi
K.13 pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan?
Jawab: sangat mendukung, dari media yang ada di sekolah, hambatannya
adalah untuk menentukan dimana letak pendekatan saintifiknya.
4. Bagaimana pelaksanaan penilaian di akhir proses pembelajaran?
Jawab: melalui pelaksanaan tes untuk mengetahui berapa besar pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik.
5. Bagaimana bpk/ibu mendokumentasikan hasil penilaian?
Jawab: dengan cara di rekap yakni nilai sikap ditulis atau dimasukan lewat
buku, setelah itu dimasukan lewat sistem yang ada.
6. Bagaimana cara membuat instrumen penilaian yang sesuai dengan kaidah?
Jawab: sudah disediakan oleh pihak sekolah yang ada dibuku guru dan
sudah sesuai dengan kaidah yang diberikan oleh departemen agama.
7. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan penilaian?
Jawab: di awal pembelajaran proses pembelajaran dan di saat akhir
pembelajaran.
8. Apakah bpk/ibu melakukan penilaian projek? Seperti apa contohnya?
a. Bagaimana membuat instrumen penilaiannya?
b. Bagaimana penskoran yang bpk/ibu lakukan?
c. Bagaimana rubriknya?
Jawab: Pernah, contohnya; saya membagi tugas secara kelompok untuk
membuat asmaul husna yang berkaitan dengan mata pelajaran Iman kepada
Allah Swt.
a. Instrumennya sudah ada di format penilaian
b. Penskoran dimulai dari 70-100
c. Saya pernah membuat rubrik akan tetapi pada saat ini saya sudah tidak
menggunakan rubrik lagi.
9. Apakah bpk/ibu melakukan penilaian Kinerja? Seperti apa contohnya?
a. Bagaimana membuat instrumen penilaiannya?
b. Bagaimana penskoran yang bpk/ibu lakukan?
c. Bagaimana rubriknya?
Jawab: Pernah, contohnya: dengan menyuruh peserta didik untuk praktek
ibdah yakni shalat dhuha.
a. Instrumennya sudah ada di format penilaian
b. Penskoran dimulai dari 70-100
c. Tidak ada
10. Apakah bpk/ibu melakukan penilaian portofolio? Seperti apa contohnya?
a. Bagaimana membuat instrumen penilaiannya?
b. Bagaimana penskoran yang bpk/ibu lakukan?
c. Bagaimana rubriknya?
Jawab: tidak pernah, karena penilaian portofolio tidak berpengaruh pada
nilai akhir.
11. Apakah bpk/ibu melakukan penilaian tes tertulis? Seperti apa contohnya?
a. Bagaimana membuat instrumen penilaiannya?
b. Bagaimana penskoran yang bpk/ibu lakukan?
c. Bagaimana rubriknya?
Jawab: Pernah, yakni dengan membuat soal pilihan ganda dan soal essay.
a. Sudah ada di format penialan
b. Penskoran pada soal pilihan ganda adalah 2, sedangkan penskoran untuk
essay adalah sesuai bobot soal yang ada.
c. Tidak ada.
12. Bagaimana bpk/ibu melakukan penilaian hasil pembelajaran?
Jawab: di dalam Kurikulum 2013 terdapat 3 kategori penilaian: yang
pertama adalah penilaian sikap, kedua penilaian pengetahuan, dan yang
ketiga adalah penilaian keterampilan.
13. Apakah bpk/ibu mengenal tentang penilaian Autentik? Apa yang anda
fahami?
Jawab: saya faham akan penilaian autentik, penialain autentik adalah
penilaian yang subyektif dan real.
14. Apakah bpk/ibu membuat kisi-kisi soal?
Jawab: Ya saya membuat kisi-kisi soal dengan cara disesuaikan dengan KI
dan KD dan disesuaikan dengan target pencapaian siswa.
15. Apakah bpk/ibu melakukan analisis soal?
Jawab: Ya, saya melihat dari jawaban anak-anak. Jika ada banyak yang
salah berarti soal harus diganti, dan jika banyak yang benar soal pun harus
diganti dan disaring lagi sesuai denagn standar. Soal yang dibuat yakni
perbutir soal dilihat dari pencapaian hasil.
16. Apakah tedapat hambatan dalam membuat RPP?
Jawab: Tidak, karena pada saat ini RPP sudah dibuat langsung dari
departemen agama.
17. Apa kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013 bagi guru dan murid?
Jawab: kelebihan bagi guru yakni sistematis, dan kelebihan bagi murid
adalah dapat lebih aktif dalam menuangkan ide-ide. Kekurangan bagi guru
adalah sulit penyesuaian, terlalu banyak administrartif. Kekurangan bagi
siswa adalah terlalu banyak mendapatkan tugas pada setiap harinya.
18. Bagaimana bpk/ibu menganalisis KI dan KD?
Jawab: disesuaikan dengan materi ajar menurut KI dan KD
19. Bagaimna menyesuaikannya dengan pendekatan pembelajaran saintifik?
Jawab: beberapa sub atau tema tidak bisa disesuaikan dengan saintifik tapi
beberapa yang lain bisa menggunakan atau dikaitkan dengan pendekatan
saintifik.
LAMPIRAN FOTO PENELITIAN
A. OBSERVASI DAN DOKUMENTASI
Observasi kelas bapak Nazir
Observasi kelas ibu khairunnisa
observasi kelas pak rendra
observasi kelas bapak anwar
Observasi dan dokumentasi ibu kharunnisa
B. WAWANCARA
wawancara dengan bapak anwar
Wawancara dengan bapak rendra
wawancara dengan ibu chairunnisa
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: VII (Tujuh) / Ganjil
Materi Pokok
: Iman Kepada Allah swt. dan al-asma al-husna
Alokasi Waktu
: (3 x 40 menit)
A. KOMPETENSI INTI
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong, royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata
KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR:
NO.
KOMPETENSI
1.2
Beriman kepada Allah Swt
3.1
Memahami makna Asmau 1. Menyebutkan pengertian
1
al-husna:
2
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
al-’Alim,
al-
husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan
Khabir, as-Sami’, dan alBashir
Asmau al-
al-Bashir
2. Menjelaskan makna Asmau al-husna: al-
1
’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir
4.1
Menyajikan
perilaku
contoh 1. Mencontohkan
yang
mencerminkan keteladanan dari sifat
yang
Asmau al-husna: al-’Alim
mencerminkan
keteladanan dari sifat al-
3
perilaku
2. Mencontohkan
perilaku
yang
Asmau al-husna: al-’Alim,
mencerminkan keteladanan dari sifat
al-Khabir, as-Sami’, dan
Asmau al-husna: al-Khabir
al-Bashir
3. Mencontohkan
perilaku
yang
mencerminkan keteladanan dari sifat
Asmau al-husna: as-Sami’,
4. Mencontohkan
perilaku
yang
mencerminkan keteladanan dari sifat
Asmau al-husna: dan al-Bashir
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.
Siswa diberikan kesempatan untuk mengkaji tentang iman kepada Allah swt,
peserta didik dapat Menunjukkan dalil naqli dan aqli terkait dengan iman
kepada Allah dengan benar.
2.
Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang iman kepada Allah swt,
peserta didik dapat Mengidentifikasi perilaku beriman kepada Allah dengan
benar
3.
Siswa diberikan kesempatan melaksanakan perintah Allah, peserta didik dapat
Melaksanakan perintah Allah atas dasar iman kepada Allah dengan baik
4.
Siswa diberikan kesempatan menelaah materi al-asmau al-husna, peserta didik
Menyebutkan pengertian Asmau al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan alBashir dengan benar
5.
Siswa diberikan kesempatan menelaah materi al-asmau al-husna, peserta didik
dapat Menjelaskan makna Asmau al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan alBashir dengan benar
6.
Siswa diberikan
kesempatan
mencontohkan perilaku al-asmau al-husna
2
peserta didik mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari
sifat Asmau al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir dengan benar
D. MATERI PEMBELAJARAN:
1.
Iman kepada Allah
a. Pengertian iman kepada Allah
Apakah iman itu? Kata iman berasal dari bahasa Arab yang bermakna percaya.
Makna iman dalam pengertian ini adalah percaya dengan sepenuh hati,
diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.
b. Dalil naqli iman kepada Allah
Menjadi orang yang beriman bukan persoalan yang ringan atau mudah. Sebagai
manusia yang memiliki pertanggungjawaban kepada Allah Swt., iman menjadi
sangat penting. Allah Swt. sendiri yang memerintah-kan kita untuk beriman,
sebagaimana firman-Nya:
”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kapada Rasulnya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikatmalai-kat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya.(Surah an-Nisa’/4:136)
Keimanan seseorang itu bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah atau berkurang.
Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. adalah
3
dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering mendengar
nama-nama indah itu dengan sebutan al-asmau al-husna.
c. Hikmah beriman kepada Allah
Orang yang beriman tentu merasa dekat dengan Allah Swt. Oleh karena
merasa dekat, dia beru-saha taat, menjalankan perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Sungguh bahagia dan beruntung ma-nusia yang bisa seperti
ini. Jadi, orang yang beriman akan medapatkan berbagai keuntungan, antara
lain sebagai berikut.
a. Selalu mendapat pertolongan dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
”Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman
dalam
kehidupan
dunia
dan
pada
hari
berdirinya
saksi-saksi
(hari
kiamat).”(Surah al-Mu’min/40: 51).
b. Hati menjadi tenang dan tidak gelisah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.:
”(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
meng-ingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi
tenteram.”(Surah ar-Ra’d/13: 28).
c. Sepanjang masa hidupnya tidak akan pernah merasa rugi. Sebaliknya, tanpa
dibekali iman sepanjang usianya diliputi kerugian. Sebagaimana firman Allah
4
Swt. berikut ini.
”Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal ¡aleh dan nasihatmenasihati dengan kebenaran dan nasihat-menasihati dengan kesabaran.”
(Surah al-‘A¡r/103:1-3).
a. Makna al-asmau al-husna
Al-Asmau al-husna adalah nama-nama Allah Swt. yang baik. Di antara al-Asmau
al-husna tersebut adalah:
-
al-‘Alim (Maha Mengetahui),
-
al- Khabir (Mahateliti),
-
as-Sami’(Maha Mendengar), dan
-
al-Bashir (Maha Melihat).
b. Contoh perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat al-asmau al-husna
Kisah Si Penggembala Kambing
Abdullah bin Dinar berjalan bersama Khalifah Umar bin Kha¯¯ab dari Madinah
menuju Mekah. Di tengah perjalanan, bertemulah mereka berdua dengan anak
gembala. Khalifah hendak mencoba menguji si gembala itu.
5
"Wahai anak gembala, juallah kepadaku seekor anak kambing dari ternakmu itu!"
ujar Amirul Mukminin.
"Aku hanya seorang budak," jawab si gembala. Khalifah pun membujuk:
"Kambing itu amat banyak. Apakah majikanmu tahu?"
"Tidak, majikanku tidak tahu berapa ekor jumlah kambingnya. Dia tidak tahu
berapa kambing yang mati dan berapa yang lahir. Dia tidak pernah memeriksa dan
menghitungnya."
Khalifah terus mencoba membujuk: "Kalau begitu hilang satu ekor kambing,
majikanmu tidak akan tahu. Atau Katakan saja nanti pada tuanmu, anak kambing
itu dimakan serigala. Ini uangnya, terimalah! Ambil saja buat kamu untuk
membeli baju atau roti."
Anak gembala tetap tidak terbujuk dan mengabaikan uang yang disodorkan oleh
Umar. Si pengembala diam sejenak. Ditatapnya wajah Amirul Mukminin. Dari bibirnya
terucaplah kata-kata yang menggetarkan hati Khalifah Umar, ‘’Jika Tuan menyuruh saya
berbohong, lalu di mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak
yakin bahwa Allah pasti mengetahui siapa yang berdusta?”
Umar bin Kha¯¯ab gemetar mendengar ucapan si gembala itu. Rasa takut menjalari
seluruh tu-buhnya, persendian tulangnya terasa lemah. Dia menangis. Mendengar
kalimat tauhid itu yang meng-ingatkannya kepada keagungan Allah Swt. dan
tanggung jawabnya di hadapan-Nya kelak.
Lalu dibawanya anak gembala yang berstatus budak itu kepada tuannya, Khalifah
menebusnya, dan berkatanya, ‘’Telah kumerdekakan kamu, Nak.”
(Sumber: 65 Cerita teladan sebelum tidur, Sakha Aqila Mustofa).
d. METODE PEMBELAJARAN:
1.
Pendekatan Scientific
2.
Model pembelajaran Snowball throuwing
3.
Metode diskusi
6
e.
f.
SUMBER BELAJAR
1.
Kitab al-Qur’anul Karim dan terjemahnya, Depag RI
2.
Buku teks siswa PAI SMP Kelas VII
3.
Buku lain yang memadai.
MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Media
a. Papan tulis
2.
Alat
a. Kartu berpasangan (matching card) lafadz al-asmau al-husna dan artinya.
b. Kertas putih berisikan soal
g.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.
Pendahuluan ( 10 menit )
a.
Peserta didik membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
b.
Peserta didik memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah/aya
tpilihan (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan
sebelumnya);
c.
Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
d.
Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif
yang berkaitan dengan materi pelajaran.
e.
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang
akan dicapai.
f.
2.
Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
Kegiatan inti ( 90
menit)
Mengamati
7
 Peserta didik Mengamati dan memberi komentar penjelasan yang terkait dengan
iman kepada Allah Swt.
 Peserta didik Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada Allah
Swt.
 Peserta didik Membaca dalil naqli tentang iman kepada Allah Swt. beserta
artinya.
Menanya
 Peserta didik Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang iman kepada Allah Swt.
 Peserta didik Mengajukan pertanyaan mengenai Iman kepada Allah Swt. atau
pertanyaan lain yang relevan dan kontekstual.
Eksperimen/explore
 Peserta didik Mencari dalil naqli yang menjelaskan iman kepada Allah Swt.
 Peserta didik Secara berkelompok mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku
yang al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
 Peserta didik Mendiskusikan makna al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, asSami’, dan al-Bashir.
Asosiasi
 Peserta didik Menganalisis iman kepada Allah Swt.
 Peserta didik Menganalisis nama-nama Allah didalam al-Asmaul husna: Al’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
 Guru melemparkan kertas ynag dibentuk bola berisikan soal kepada peserta
didik untuk kemudian di jawab, dengan berulang kali.
Komunikasi
 Peserta didik Mendemonstrasikan bacaan dalil naqli beserta artinya yang
menunjukkan tentang iman kepada Allah Swt.
8
 Peserta didik Menyajikan paparan tentang makna al-Asmaul husna: Al-’Alim,
al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
 Peserta didik Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan tentang alAsmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
 Peserta didik Menyusun kesimpulan.
3.
Penutup ( 20 menit )
a.
Peserta didik dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran secara demokratis.
b.
Peserta didik Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
c.
Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberikan reward tepuk
tangan semua siswa
d.
Post Tes : Tes ringan (kuis) tentang materi yang diberikan
-
Kelompok yang benar dalam menjelaskan makna iman kepada Allah
dan makna al-asmau al-husna.
e.
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
dan menyampaikan tugas mandiri terstruktur.
f.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
9
h. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian
: Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen
: Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
:
No.
Sikap/nilai
Meyakini
1.
Swt.
Butir Instrumen
bahwa
Allah
mengetahui
semua
Terlampir
yang ada di langit dan di
bumi.
Meyakini bahwa ilmu yang
2.
saya dapatkan adalah hasil
Terlampir
jerih payah semata.
Berbaik sangka kepada
Allah Swt. dan orang lain
3.
karena tidak mengetahui
Terlampir
apa yang terjadi pada
orang tersebut.
Meyakini bahwa semua
4.
perbuatan dan pekerjaan
Terlampir
manusia diketa-hui Allah
Swt.
Meyakini bahwa saya
5.
boleh berkata semaunya
Terlampir
karena tidak ada yang
10
mendengarnya.
Meyakini bahwa kita
6.
boleh berbuat sesuka hati
Terlampir
selama tidak ada orang
yang melihat.
7.
Meyakini bahwa penglihatan
Terlampir
Allah Swt. juga ada batasnya.
Meyakini bahwa
paranormal pasti dapat
8.
mengetahui sesuatu baik
Terlampir
yang tersembunyi maupun
tidak, karena ia memiliki
indera keenam.
Meyakini bahwa Allah
9.
Swt. kadang-kadang
Terlampir
melihat perilaku dan
perbuatan saya.
Meyakini bahwa saya
harus selalu memuji
10.
Allah Swt. atas ilmu
Terlampir
pengetahuan yang
dimiliki-Nya.
Instrumen: Terlampir
2. Pengetahuan
11
a. Teknik Penilaian :Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes tulis
c. Kisi-kisi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
:
Indikator
Butir Instrumen
Menunjukkan dalil naqli dan
Tulislah Q.S An-Nisa yang
aqli terkait dengan iman
menyatakan perintah beriman
kepada Allah
kepada Allah swt!
Menjelaskan makna al-asmau
Jelaskan makna al-asmau al-husna
al-husna al-Alim
al-Alim!
Menjelaskan makna al-asmau
Jelaskan makna al-asmau al-husna
al-husna al-Khabir
al-Khabir!
Menjelaskan makna al-asmau
Jelaskan makna al-asmau al-husna
al-husna al-Sami’,
al-Sami’!
Menjelaskan makna al-asmau
Jelaskan makna al-asmau al-husna
al-husna al-Bashir
al-Bashir!
Instrumen: Terlampir
3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian
: Performance
b. Bentuk Instrumen
: Praktik
c. Kisi-kisi:
No.
Keterampilan
Butir Instrumen
Dapat mencontohkan perilaku yang
1.
mencerminkan keteladanan dari sifat al-
Terlampir
asmau al-husna al-‘alim
Dapat mencontohkan perilaku yang
2.
mencerminkan keteladanan dari sifat al-
Terlampir
asmau al-husna al-‘khabir
3.
Dapat mencontohkan perilaku yang
Terlampir
12
mencerminkan keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-‘sami’
Dapat mencontohkan perilaku yang
4.
mencerminkan keteladanan dari sifat al-
Terlampir
asmau al-husna al-bashir
Instrumen: Terlampir
13
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Lampiran 1
: Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual)
Nama Siswa
: ..........................................
Kelas / Semester
: VII / Ganjil
TeknikPenilaian
: Penilaian diri.
Penilai
: Lembar penilaian diri
PILIHAN JAWABAN
NO
PERNYATAAN
.
Sangat
Setuju
Saya meyakini bahwa Allah
1
Swt.
mengetahui
semua
yang ada di langit dan di
bumi.
Saya meyakini bahwa ilmu
2
yang saya dapatkan adalah
hasil jerih payah semata.
Saya harus berbaik sangka
kepada Allah Swt. dan
3
orang lain karena tidak
mengetahui apa yang
terjadi pada orang
tersebut.
Saya meyakini bahwa
4
semua perbuatan dan
pekerjaan manusia diketa-
14
Setuju
Ragu-
Tidak
Ragu
Setuju
SKOR
hui Allah Swt.
Saya meyakini bahwa saya
5
boleh berkata semaunya
karena tidak ada yang
mendengarnya.
Saya meyakini bahwa kita
6
boleh berbuat sesuka hati
selama tidak ada orang
yang melihat.
Saya meyakini bahwa
7
penglihatan Allah Swt. juga
ada batasnya.
Saya meyakini bahwa
paranormal pasti dapat
8
mengetahui sesuatu baik
yang tersembunyi maupun
tidak, karena ia memiliki
indera keenam.
Saya meyakini bahwa Allah
9
Swt. kadang-kadang
melihat perilaku dan
perbuatan saya.
10
Saya meyakini bahwa saya
harus selalu memuji Allah
15
Swt. atas ilmu
pengetahuan yang
dimiliki-Nya.
JUMLAH SKOR
KETERANGAN
NILAI
Sangat Setuju
= Skor 4
Skor yang diperoleh
Setuju
= Skor 3
------------------------- X 100
Ragu-Ragu
= Skor 2
= ---------
Tidak Setuju
= Skor 1
Skormaksimal
NILAI AKHIR
CATATAN:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………
………………, Tanggal :.........
Siswa yang bersangkutan
(……………………………………)
:
16
Lampiran 2
: Instrumen Penilaian (Aspek Pengetahuan)
Kelas / Semester
: VII / Ganjil
Kompetensi Dasar
: Beriman kepada Allah Swt
Indikator
: -
Menunjukkan dalil naqli dan aqli terkait dengan
iman kepada Allah
-
Menjelaskan makna Asmau al-husna: al-’Alim, alKhabir, as-Sami’, dan al-Bashir
TeknikPenilaian
: Lisan.
Penilai
: Guru
No.
1.
Indikator
Instrumen
Menunjukkan dalil
naqli dan aqli terkait
Tulislah Q.S An-Nisa ayat 4/136yang menyatakan
dengan iman kepada
perintah beriman kepada Allah swt!
Allah
2.
Menjelaskan makna alasmau al-husna al-Alim
3.
Jelaskan makna al-asmau al-husna al-Alim!
Menjelaskan makna alasmau al-husna al-
Jelaskan makna al-asmau al-husna al-Khabir!
Khabir
4
Menjelaskan makna alasmau al-husna al-
Jelaskan makna al-asmau al-husna al-Sami’!
Sami’,
5
Menjelaskan makna alasmau al-husna al-
Jelaskan makna al-asmau al-husna al-Bashir!
Bashir
No
Jawaban
17
            
              
1.
 
Al-‘Alim artinya maha mengetahui. Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak
atau yang gaib. Pe ngetahuan Allah Swt. tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
2.
Segala aktivitas yang dilakukan oleh makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan,
peristiwa yang akan terjadi pun sudah diketahui oleh Allah Swt.
Al-Khabir artinya mahateliti. Allah Mahateliti terhadap semua ciptaan-Nya. Allah
Swt. menciptakan berjuta-juta makhluk, semuanya berfungsi sesuai dengan apa
3.
yang Dia kehendaki. Tidak ada satupun ciptaan Allah Swt. yang salah sasaran. Ini
menandakan bahwa Allah Mahateliti dalam menciptakan makhluk-Nya. Demikian
pula Allah dapat mengetahui secara detail apa yang dikerjakan makhluknya
As-Sami’’ artinya maha mendengar. Allah Swt. Maha Mendengar semua suara
apa pun yang ada di alam semesta ini. Pendengaran Allah Swt. tidak terbatas,
4
tidak ada satu pun suara yang lepas dari pendengaran-Nya, meskipun suara itu
sangat pelan
Al-Bashir artinya maha melihat. Allah Maha Melihat segala sesuatu walaupun
5
lembut dan kecil. Allah Swt. melihat apa saja yang ada di langit dan di bumi,
bahkan seluruh alam semesta ini dapat dipantau
18
Lampiran 3
: Instrumen Penilaian (Aspek Ketrampilan)
Nama Peserta didik
: …………………………………………………
Kelas / Semester
: VII / Ganjil
Kompetensi Dasar
: Menyajikan
contoh
perilaku
yang
mencerminkan
keteladanan dari sifat alAsmau al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir
TeknikPenilaian
: Performance
Penilai
: Guru
No.
1.
2.
3.
4.
Indikator
Instrumen
Dapat mencontohkan perilaku yang
Tampilkan perilaku yang mencerminkan
mencerminkan keteladanan dari sifat
keteladanan dari sifat al-asmau al-husna
al-asmau al-husna al-‘alim
al-‘alim
Dapat mencontohkan perilaku yang
Tampilkan perilaku yang mencerminkan
mencerminkan keteladanan dari sifat
keteladanan dari sifat al-asmau al-husna
al-asmau al-husna al-‘khabir
al-‘khabir
Dapat mencontohkan perilaku yang
Tampilkan perilaku yang mencerminkan
mencerminkan keteladanan dari sifat
keteladanan dari sifat al-asmau al-husna
al-asmau al-husna al-‘sami’
al-‘sami’
Dapat mencontohkan perilaku yang
Tampilkan perilaku yang mencerminkan
mencerminkan keteladanan dari sifat
keteladanan dari sifat al-asmau al-husna
al-asmau al-husna al-bashir
al-bashir
RUBRIK PENILAIAN
KRITERIA
NO.
NAMA SURAT
SANG
AT
BAIK
BAIK
1
Perilaku yang
19
KURAN TIDAK
G BAIK
BAIK
SKOR
mencerminkan
keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-‘alim
Perilaku yang
2
mencerminkan
keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-‘khabir
Perilaku yang
3
mencerminkan
keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-‘sami’
Perilaku yang
4
mencerminkan
keteladanan dari sifat alasmau al-husna al-bashir
JUMLAH SKOR
KETERANGAN
NILAI
Sangat Baik
= Skor 4
Skor yang diperoleh
Baik
= Skor 3
------------------------- X 100
Kurang Baik
= Skor 2
= ---------
Tidak Baik
= Skor 1
Skor maksimal
NILAI AKHIR
CATATAN GURU
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………
20
Jakarta, 21 Agustus 2015
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
Pendidikan Agama Islam
______________________
______________________
NIP. ...
NIP. ...
21
FORI}IAT KISI-KISI PENTILISAN SOAL
{|H'f"fiT:"
: SMPr
Alokasi
: 90
Kurikulum
lyaktu
No
(1)
I
Mrs
: KTSp & K
Stardar
Jumrah soar
Tes
Pentuk
Penyusun
2013
Kompetensi Dasar
8)
(3)
'
soaU
Menit
Kompetensi
.-.'
KIs/
Smstr
$l
YItrYI
Materi Pokok
(5)
Iman kepada kitab-kirab
Amh
\rilyI
3
l-
4
Iman kepada hari kiarlat
(Aqidah):
6
kitabAllah,
7
mencintai A,lQuran
Menjelaskan peugertian
VIIyI
VIIY I
_(o
SoaI
Siswa dapat menyeUutkan
Iman kegada kitabkitat Allah
Iman kepada kitab-ldtab All
ah_-
datiliman@G
a
nama Nabi_nabi yang
2
1
Menyebutkan nama kitab.
VIIVI
Iman kepada kitab-kitab Allah
kitabAllah, yang
srsnyeouucln ktatrkrtab Allah
Drsr.ya eapar menyebutkan
3
kandungan (isi) kitab,
4
orswa uapa[ menyeDuuQn nama Nabi_nabi
yang
)
menerima kitab-kitab Al lah.
dihrunkan kepadapara
VIIVI
Iman kepada kiratkirab Allah
Rasul
uryr
Iman kepada kitabkitab.-iilah
Menampilkan sikap
mencintai Al-Quran
upar
kita! Allah
uapa. menyeDulstn pengertian shuhuf
o!,>wa qapar menyeDuuen Nabi yang
menerima
6
7
shuhuf
VIIVI
Iman kepada kitabkitab Allah
sebagaikitaAllah SWT
l0
Nomor
menerima kitabkitab Allahiman kepada kitab-kitab
Meyakini kitab-
9
gugus 03 Ciputat
Indikator Soat
Drs-lva oapat menyebutkan
Allah
8
pAI
kitab-kitab Allah
2
5
: 40 pG, 5 Essay
: Turis
: Tim penyusun soal iVIGMp
tlsura oapa menyebutkan ayat al_euran yang
berkaitan dengan
YIITI
Iman kepada kitab-kitab Allah
8
kitabkitab Allah
Drs:wa oapat menyebutkan
ayat al.eurariyang
9
berkaitan dengan kitab-kitab AJlah
VM/ I
lman kepada kitab-kitab Allah
Drswa oapar menyebutkan ayat al_euran
berkaitan dengan kitab_.kitab
Allah
yang
l0
ll
yIIyI
Macam-macam shalat Sunnah
Siswa dapat menyebutkan hukurn
shiiatGt
ll
rawatib
Macam-macam shalat Sunnah
-
Siswa dapat menycbutkan nama-nama shalat
t2
sunnah rawatib
l3
Macam-macam shalat Sunnah
Siswa dapat manyebutkan hukum shalat sunnah
l3
tahipahrl masjid
t4
VIIYI
(Fiqih):
t5
Lebih dekat
1.
Macam-macam shalat Sunnah
Menjelaskan ketentuan
shalat sunnah rawatib
dengan
nengamrli<an
l't
shalat sunnah
l4
witir
YIIYI
Macam:rnacam shalat Sunnah
kepada Allah
l6
Sisrra dapat menyebutkan jumlahrakaat sialat
Stswa drapat menyebutkan keta-nr*;tl+ p*laksanaan
l5
shalat sunnah berjamaah dan munfarid
Memperaktikan shalat
YIIU
I
Macam-macam shalat Sunnah
sunnah rawatib
Siswa dapat menyebutkan nama shatat s,lnnah
16
istisqa
VIIVI
Macam-macam shalat Surmah
Siswa dapat menyebutkan nama shalatsunnah
17
idul adha
18
VIIyI
Macam-macam shalat Sunnah
Siswa dapat menyebutkan ratacara melaksanakan
shalat sunnah
t9
yIIyI
Macam-macarn shalat Sunnah
20
uilr
Macam-macam shalat Sunnah
Siswa dapat menyebutkan taEcara
shalat sunnalr
18
tasbft
melffiffi
t9
qabliryah
Siswa dapat menyebutkan niat shalat sunnah
2A
dhuha
2t
VIryI
Macam-rnacam sujud
Sisura dapat menyebutkan tatacara sujud tilawah
2t
22
VIIYI
Macam-macam sujud
Siswadapatmenyebu@
)7
pulau Jawa
23
vili/I
Macam-macam zujud
Siswa dapat menyebutkan tatacarasujud sahwi
23
24
VIIY I
Macam-rnacam sujud
Siswa dapat menyebutkan tatacara sulua syutotr
24
-I
75
(r'iqih):
1.
Jiwa lebih tenang
26
27
Menjelaskan pengertian
sujud syukur, sujud
-sahwi,
dan sujud lilalvah
dengan banyak
melakukan sujud
29
30
.YIIyI
Macam-macam sujud
Siswadapatmen@
?5
'26
lvlaeam-macam sujud
yIIUI
Srswa dapat menyebutkan tatacara suiud sinrkrr
Macam-macam sujud
)rsl\ra o:lpat menyebutkan ketentuan sujud syukur
sujud syukur, sujud
VIIYI
Macam-niacanr sujrid
Siswa dipai menyebutkan7atitffia
sahwi, dan sujud tilawah
VIIUI
Macam-macam sujud
Jl$va
Oapat
Memperaktekan sujud
yIIyI
Macam-macam sujud
rswa
oapat men)'ebutkan dalilsujud
IDadah puasn membentuk pribadi
vanp hertalcrm
Siswa dapat menyebuG?ail
Ibadah puasa membentuk pribad
yang bertakwa
Ibadah puasa membentuk pibadi
yang bertalc,ra
Ibadah puasa memUentnk pribadi
yang bertakwa
Jrswa dapat menyebutkan nama puasa iyarval
32
Siswadapatmenycu@
33
Siswadapatmenyeuu@
34
Menjetaskan tatacara
28
vlIU I
**,t
27
,-
28
menyebutkan tatacan srird eahrri
tilawah
29
30
syukur, sujud sahwi, dan
sujud tilawah
3l
uli/I
32
YIIyI
33
l- Mdelaskan
ketentuan
puasawajib
35
fiqih:
Ibadah puasa
36
membentuk
pribadi yang
37
bertakwe
2-
VIIyI
uiv
r
Memperaktekan puasa
wajib
Menjelaskan ketentuan
VIIVI
ulyr
uruI
Memperattekan puisa
38
sunnah senin-kamig
VIIVI
syawal, dan arafah
39
vIIyI
Ibadah puasa memUentuk priUaai
yang bertakwa
Ibadah puasa memUenhlk
yalg bertakwa
prim
Ibadah puam membenUrk pribadi
yang bertakwa
roa(Jao puasa memDentulc
lxlbadi
yarg bertakwa
Ibadah puasa. memUcntu[priGA
yang bertakwa
VIIYI
)tswa oapatmenyebutkan hikmah puasa arafah
35
Si$radapatmeny@
36
(pasa)
Siswa,&patm@
17
pasa arafah
Siswa dayat moryebutkan-syarat puasa
38
rrsrva oapalmenyebutkan amalan pengganti
39
puasa
:4A
3l
ramadhan
puasasrmnah seoinkamis, syaural, dan arafah
piG
roaqan puasa membenfuk pribadi
vans bertakwn
)lswa oapat menyebutkan ketenfuan puasa nadzar
40
IOSI.-IflSI SOAL URAIAN
(Aqidah)
:
Meyakini kitab-kitab
Menampilkan sikap mencintai
AI-Quran sebagai kita Allah
Allah, mencintai AI-
s\ryT
Quran
(Aqidah):
Meyakini
kitatr-.kitab Altah, mencintai AI-
sis*aoapa@
mencerminkan :man kepada
kitabkitabAllah
Quran
(Fiqih):
Irbih dekat
Allxh
dengan
mengamalkan
shalat
Memperaktikan shalat sunnah
Lebih aekat kepada
rawatfu
dengan mengamalkan sbalat
sunnah
(Fiqih):
Jirue lebih tenang dengan
benyak melakukan sujud
IMemffi;FArrG*,
I sujud sahwi, &n
sunnah yang dilakukan secara
berjamaah
sujud tilawah
siswaaap@
Jiwa lebih tenang dengan
banyakmelakukan sujud
32 Menyebutkan
Menjel.st-q
Siswa aapat
talacara
Jiwa lebih tenang dengar
su;ud syukur
t
dalitfr!
Ibadah puasa
berkaitan deagan ibdah
mcmbentuk pribadiyang
puasa
bcrtakwa
Allah
sunnah
@qih):
Jira lebih tenang dengan
Siswadaparme@
(Fiqih):
kepada
rnelaas66i[E rd$6
banyak melakukan sujud
Fiqib:
Siswa@pat@
Ibadah puasa membentuk
yang berkal-tao denEan
ibadah prasa
pribadi yang bertakwa
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK
No.
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Dokumen
:
FITK-FR-AKD-082
Tgl.
Terbit :
1 Maret
No.
Revisi: :
01
2010
1t1
Hal
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Jakarta, 7 Agustus 2015
Nomor : Un.01/F. 1/KM.01 .31........12015
Lamp. :Hal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
di
Tempat
Assal am u' al aiku m wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
Jurusan
:Astri Puspita Sari
Semester
: lX (Sembilan)
: 1111011000019
: Pendidikan Agama lslam
Judul Skripsi . Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan.
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset)
di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan
mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian yang dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassal am
u' al aiku
m wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur Pendidikan Agama Islam
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag
NIP. 19580707 198703 1 00s
Tembusan:
Dekan FITK
Pembantu Dekan Bidang Akademik
Mahasiswa yang bersangkutan
1.
2.
3.
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK
Tgl.
:
Terbit :
No.
Revisi: :
No.
FORM (FR)
Jl. lr, H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Dokumen
FITK-FR-AKD-088
12 Oktober 20'15
01
Hal
1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.01/F.1/KM.01
.31....2015
Lamp.
:-
Hal
: Bimbingan Skripsi
Jakarta,14 Jarlua/,2016
KepadaYth.
)
Siti Khadijah,MA
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamualaikumwr.wb.
)
I
Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing I
(materi/teknis) penulisan skripsi inahasiswa :
Nama
: Astri Puspita Sari
NIM
: 1111011000019
Semester : IX (sembilan)
Judulskripsi
Kurikulum 2013 padamata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
: hnplementasi
disetujui oleh jr"rrusan yang bersangkutan pada tanggal februari
2015 abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional
pada judul tersebnt. Apebila perubahan substansial dianggap periu, mohon
pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu.
Jr-rdul tersebut telah
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerjasama saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu alaikum wr. wb.
a. n. Dekan
Kajur Pendidikan Agama Islam
Dr. H. Abdul Majid Khon" M. Ag
NrP. 19s80707 198703 r 005
Tembusan
:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs
TENTANG PENULIS
Nama lengkap Astri Puspita Sari. Lahir di Jakarta 04 Juni 1993. Adalah
seorang mahasiswi Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Anak kedua dari pasangan ayah bernama Ali Umar dan ibu Bernama
Sarimah, dan berasal dari Sumatra Barat dan Jawa Tengah.
Menamatkan sekolah dasar pada tahun 2004 di SDN Pabuaran 03
kemudian melanjutkan ke Mts. Al-Karmiyah, lalu lanjut di MA Al-Karmiyah, dan
S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .Pengalaman kerja sebagai guru privat.
Download