Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 Peningkatan Prestasi Belajar Melaksanakan Pelayanan Prima Melalui Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas XII Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Jogonolan Semester 5 Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh : Siti Rochani Email : [email protected] SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar melaksanakan pelayanan prima melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) siswa Kelas XII Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten semester 5 tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas, yaitu suatu penelitian yang dilakukan kolaborasi antara peneliti, siswa, dan guru pengampu mata pelajaran produktif program keahlian pemasaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten yang berjumlah 36 orang. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti yang direncanakan bersama dengan guru teman sejawat. Sumber data penelitian ini adalah informan, tempat, peristiwa dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan tes. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus mengingat peneliti adalah guru pengampu mata pelajaran tersebut. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis dan refleksi. Setiap siklus dilakukan dengan tiga kali pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 x 45 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar melaksanakan pelayanan prima siswa kelas XII Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah ada peningkatan prestasi belajar melaksanakan pelayanan prima siswa dari 19 siswa (53%) yang tuntas pada pra siklus menjadi 26 siswa (72%) yang tuntas pada siklus I dan meningkat menjadi 33 siswa (92%) yang mencapai batas ketuntasan belajar. Nilai rata-rata prestasi belajar melaksanakan pelayanan prima meningkat dari 72,78 pada pra siklus menjadi 79,72 (meningkat 10%) pada siklus I dan menjadi 84,72 (meningkat 16%) pada siklus II. Kata kunci : Model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Prestasi belajar. Siklus bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum memperoleh hasil yang maksimal. Dari hasil observasi terlihat bahwa model pembelajaran guru memberi pengaruh yang besar untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakter materi dan karakteristik siswa akan membuat kegiatan pembelajaran berjalan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran melaksanakan prima masih menggunakan model konvensional, guru masih menganggap siswa hanya sebatas obyek. Kondisi ini mengakibatkan siswa merasa yang membutuhkan kegiatan pembelajaran adalah guru, sehingga ia bersikap acuh tak acuh dan tidak fokus dalam I. PENDAHULUAN Salah satu mata pelajaran kompetensi keahlian program keahlian pemasaran yang diajarkan di kelas XII program keahlian pemasaran SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten adalah mata pelajaran melaksanakan pelayanan prima. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan kualitas pembelajaran melaksanakan pelayanan prima di SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten dapat dikatakan masih rendah. Dari hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas XII Pemasaran 2 ternyata masih terdapat 17anak atau 43% yang nilai rata-ratanya di bawah batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 78. Kondisi tersebut mengindikasikan 18 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 pembelajaran. Akibatnya materi yang disampaikan guru tidak akan terserap maksimal dan hasil belajarnya pun akan rendah. Untuk itu, pada penelitian ini alternatif model pembelajaran yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran CTL merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Dengan pembelajaran CTL akan membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Dalam proses belajar mengajar model pembelajaran CTL dapat dilaksanakan dengan model yang lain yaitu dengan kegiatan praktik. Melalui kegiatan praktik akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktik dan pengamatan sendiri secara langsung, menuliskan hasil praktik dan menganalisis hasil praktik untuk menemukan suatu konsep yang sedang dipelajari.. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS XII PEMASARAN 2 SMK NEGERI 1 JOGONOLAN SEMESTER 5 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Tujuan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih bermutu dan prestasi belajar prinsipprinsip bisnis melalui penerapan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL). individu yang belajar menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga terbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri, dan sebagainya. Menurut Tabrani Rusyan (1989 : 8) “Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi”. Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa belajar adalah usaha mengubah tingkah laku yang mengarah kepada penguasaan, penggunaan, dan penilaian, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi belajar. Sedangkan definisi dari prestasi menurut Winkel. W.S. (1988 : 35) bahwa “Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai”. Menurut Chasiyah (1988 : 25) “Prestasi adalah hasil yang diperoleh setelah mengikuti pendidikan atau latihan tertentu, yang hasilnya bisa ditentukan dengan memberi tes pada akhir pendidikan”. Dengan demikian kecakapan yang dimiliki seseorang harus nyata dan betul-betul ada, dan dengan tes sebagai alat ukur akan diketahui prestasi seseorang. Jadi prestasi mengandung unsurunsur yang ada di dalamnya, meliputi hasil penilaian, hasil usaha yang telah dicapai, dan menunjukkan ukuran kecakapan nyata. Dari batasan-batasan mengenai prestasi dan belajar, maka dapat diambil pengertian bahwa prestasi belajar adalah kecakapan nyata yang merupakan suatu bukti keberhasilan usaha belajar yang telah dicapai peserta didik setelah mengikuti pendidikan, yang sedikitnya mencakup tiga segi yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, yang hasilnya dapat ditentukan dengan memberi tes pada akhir pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar merupakan bukti dari usaha yang dicapai. Usaha-usaha tersebut mempunyai tujuan tertentu, untuk mengetahui sejauh mana tujuan tersebut benar-benar tercapai, maka diadakan penilaian atau evaluasi. Hasil penilaian belajar mungkin akan ada perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain, hal tersebut dikarenakan II. KAJIAN TEORI Pengertian Prestasi Belajar Definisi belajar menurut Sardiman A.M. (2001 : 23) adalah suatu proses yang berhubungan erat dengan perubahan tingkah laku seseorang. Sehingga belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu- 19 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 dalam kegiatan belajar mengajar terdapat factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Slameto (1995:54) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar: 1. Faktor Intern a. Faktor Jasmaniah b. Faktor Psikologis c. Faktor Kelelahan 2. Faktor Ekstern a. Faktor Keluarga b. Faktor Sekolah c. Faktor Masyarakat Evaluasi Belajar Oemar Hamalik (2001:159) mengemukakan bahwa “ Evaluasi Belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedang prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi belajar adalah suatu proses kegiatan penilaian untuk membuat keputusan tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem Penilaian di SMK Menurut Nana Sudjana (2001:7) “Sistem penilaian hasil belajar pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau dua system, yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).” Penelitian Acuan Norma adalah penilaian yang mengacu pada rata-rata kelompoknya. Norma yang digunakan dalam system ini untuk menentukan derajad prestasi siswa dengan cara membandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya. Sedangkan Penilaian Acuan Patokan merupakan penilaian yang mengacu pada tujuan instruksional yang harus dikuasai siswa. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti melakukan evaluasi setiap mengadakan siklus penelitian. Nilai Kriteria Ketentuan Minimal (KKM) pada mata pelajaran melaksanakan pelayanan prima adalah 78. Mata Pelajaran Melaksanakan Pelayanan Prima Mata pelajaran melaksanakan pelayanan prima merupakan salah pelajaran produktif yang diajarkan pada siswa kelas XII program keahlian pemasaran. Pada penelitian ini materi yang diajarkan pada kegiatan pembelajaran adalah menerapkan prinsipprinsip pelayanan prima. Pada materi ini siswa perlu menggali pemahamannya melalui pengamatan dan praktik. Materi menerapkan prinsip-prinsip pelayanan prima adalah : a. Pengertian pelayanan prima b. Konsep-konsep pelayanan prima c. Pengertian pelanggan d. Tujuan pelayanan prima e. Unsur-unsur kualitas pelayanan prima f. Karakteritik pelayanan prima g. Harapan pelanggan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran, apabila mereka menangkap makna dalam materi yang diterima. Menurut Mulyasa (2006:102) “CTL merupakan konsep pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari”. Selanjutnya Erman Suherman (2003, h. 3) dalam mengemukakan bahwa “Pembelajaran dengan pendekatan konstektual (Contextual Teaching and Learning) adalah pembelajaran yang dimulai dengan mengambil (menstimulasi, menceritakan, berdialog, atau tanya jawab) kejadian pada dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami siswa kemudian diangkat ke dalam konsep yang dibahas”. Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL merupakan pendekatan yang memberikan penekanan pada penggunaan berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan, pemodelan, informasi, dan data dari berbagi sumber. Proses pembelajaran konstektual mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan membantu siswa agar mengerti makna dari 20 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 materi pelajaran yang mereka pelajari dengan menghubungkan atau mengkaitkan antara pokok bahasan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan materi dengan menggambarkan contoh nyata di lingkungan sekitar siswa melalui media LCD. 2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen baik jenis kelamin maupun kemampuannya. 3. Siswa memperhatikan ceramah yang disampaikan guru dan mengamati contoh yang diberikan. 4. Siswa berdiskusi dengan teman dalam satu kelompok untuk membangun pemahaman tentang materi yang diajarkan guru. 5. Siswa berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan memperhatikan contoh dan memperagakan sendiri. 6. Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas untuk ditanggapi siswa lainnya. 7. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang diajarkan pada hari tersebut. 8. Guru mengadakan evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka terhadap materi. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran melaksanakan pelayanan prima pada materi prinsip-prinsip pelayanan prima kelas XII Pemasaran 2 adalah guru merasa kesulitan membangun pemahaman bila menggunakan metode pembelajaran konvensional. Guru merasa kesulitan menemukan model pembelajaran yang tepat untuk membangkitkan dan meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Hal tersebut merupakan indikator bahwa kualitas pembelajaran yang dilakukan selama ini masih kurang berkualitas. Prestasi belajar siswa pun tidak mencapai hasil yang maksimal terbukti masih ada beberapa anak yang nilainya kurang dari nilai KKM. Faktor lain yang turut mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kemampuan siswa yang berbedabeda antara satu orang dengan yang lainnya turut mempengaruhi keberhasilan mereka dalam pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan meningkatkan prestasi belajar melaksanakan pelayanan prima, peneliti akan menerapkan model pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Dengan penerapan model Contextual Teaching and Learning CTL ini diharapkan akan terjadi suatu kegiatanpembelajaran yang lebih menarik, berkualitas, berkesan mendalam dan membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan belajar rata-rata siswa diharapkan juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya pemahaman mereka pada materi pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL) mampu meningkatkan prestasi belajar melaksanakan pelayanan prima pada siswa kelas XII Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten semester 5 tahun pelajaran 2015/2016. III. METODOLOGI PENELITIAN Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Jogonalan yang terletak di Tegalmas Prawatan, Jogonalan Kabupaten Klaten. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama enam bulan mulai bulan Juli sampai Desember 2015. 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Pemasaran 2 tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 36 anak. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rangkaian kegiatan berurutan mulai dari perencanaan tindakan sampai dengan refleksi disebut satu siklus penelitian. Jika dalam setiap refleksi ditemukan masalah yang 21 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 dihadapi guru, baik masalah baru maupun masalah lama yang dianggap mengganggu tercapainya PTK, maka guru dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan masalah tersebut. Selanjutnya, guru dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada siklus berikutnya, yang dimulai dari penyusunan rencana tindakan sampai dengan refleksi. Namun, jika refleksi pada siklus tertentu tidak terjadi kendala dan tujuan PTK telah terselesaikan/tercapainya, maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus kedua. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan dalam penelitian ii melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Observasi, digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Alat untuk mengumpulkan data digunakan lembar pengamatan terhadap kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Tes, digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Adapun bentuk tes yang diberikan kepada siswa, yakni tes yang berupa tes tertulis. Validasi Data Pada penelitian ini uji validitas yang akan digunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah triangulasi, yaitu dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi data berarti peneliti memperoleh data dari berbagai sumber dalam hal ini ketua program keahlian pemasaran dan guru teman sejawat . Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisa deskriptif. Data yang diperoleh digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian dan membuat refleksi dari hasil tersebut. Indikator Kinerja Indikator ketercapaian siklus I dan II dinilai dari beberapa komponen dan target yang diharapkan dapat dicapai. Indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah hasil evaluasi target 80% atau 29 siswa mendapatkan nilai 78 ke atas. IV. HASIL TINDAKAN Deskripsi Siklus Awal Observasi awal dilakukan pada tanggal Kamis tanggal 27 Agustus 2015 di kelas XII Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten. Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada pelajaran melaksanakan pelayanan prima masih banyak yang berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 78. Berdasarkan hasil nilai pra siklus tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 24 siswa telah memenuhi KKM sedangkan sisanya sebanyak 15 siswa belum memenuhi KKM. Berdasarkan hasil pengamatan pra siklus di atas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Prestasi belajar Mata Pelajaran Melaksanakan Pelayanan Prima Pra Siklus No Kriteria Jumlah Prosentase 1 Tuntas 19 53 2 Tidak Tuntas 17 47 Jumlah 36 100 (Sumber : Data Hasil Penelitian) Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa penyebab kurang efektifnya kegiatan pembelajaran tersebut antara lain adalah : 1. Ditinjau dari Siswa a. Siswa kurang aktif karena hanya dianggap obyek pembelajaran dan tidak dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. b. Siswa malu dan enggan bertanya tentang kesulitan belajar yang mereka hadapi kepada guru pada saat pembelajaran. c. Motivasi siswa mengikuti pembelajaran melaksanakan pelayanan prima rendah, karena masih terlihat bebrapa siswa yang masih suka bercanda dengan temannya. 2. Ditinjau dari Guru a. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) yang sesuai dengan karakteristik materi maupun siswanya. 22 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 b. Guru masih menganggap siswa hanya sebagai obyek belajar, terbukti siswa kurang dilibatkan dan cenderung bersikap pasif selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Deskripsi Hasil Siklus I Perencanaan Tindakan 1. Peneliti bersama guru teman sejawat mendiskusikan skenario pembelajaran melaksanakan pelayanan prima menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL) untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi menerapkan prinsip pelayanan prima. 2. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menerapkan prinsip pelayanan prima. 3. Peneliti mempersiapkan presentasi materi pembelajaran menggunakan aplikasi power point. 4. Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes tertulis dan non tes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Masingmasing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit (dua jam pelajaran). Materi pembelajaran melaksanakan pelayanan prima pada pelaksanaan tindakan 1 ini adalah menerapkan prinsip pelayanan prima. Observasi dan Interpretasi Hasil nilai evaluasi siswa pada siklus I menunjukkan hanya 26 siswa (72%) yang mampu mendapatkan nilai di atas batas KKM, sedangkan 10 siswa lainnya (28%) belum mampu mencapai batas KKM. Nilai rata-rata prestasi belajar melaksanakan pelayanan prima pada siklus I ini adalah 79,72meningkat 10% dari nilai rata-rata pra siklus. Hasil nilai evaluasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Hasil Nilai Evaluasi Siklus I No Siklus 1 Jumlah Prosentase 1 2 Tuntas Tidak Tuntas 26 10 36 72 28 100 Jumlah Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan untuk mencapai target keberhasilan penelitian adalah: 1. Sebaiknya guru memberitahukan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya, sehingga siswa akan lebih siap dalam mengikuti pelajaran. 2. Guru perlu memperhatikan tingkat kemampuan siswa dalam membagi kelompok supaya pada setiap kelompok tidak beranggotakan siswa yang pintar saja atau kurang pintar saja. 3. Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok dengan anggota 4 orang per kelompok. 4. Guru perlu memberikan kesempatan yang lebih lama kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengertinya. 5. Guru lebih sering berkeliling ke kelompok pada saat elaborasi agar dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Deskripsi Hasil Siklus II Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 September 2016 di ruang guru SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten. Peneliti merencanakan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian direncanakan pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yakni pada hari Kamis tanggal 1, 8 dan 15 Oktober 2015. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Masingmasing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit (dua jam pelajaran). Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I dengan membagi siswa pada kelompok yang lebih kecil, lebih heterogen dan memberikan waktu yang lebih bagi siswa 23 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 untuk berkonsultasi dengan guru. Materi pembelajaran melaksanakan pelayanan prima pada pelaksanaan tindakan II ini adalah karakteristik pelayanan prima. Observasi dan Interprestasi Hasil nilai evaluasi siswa pada siklus II terdapat 33siswa (92 %) yang mampu mendapatkan nilai di atas batas KKM, sedangkan 3 siswa lainnya (8 %) belum mampu mencapai batas KKM. Siswa yang mendapatkan nilai di atas batas KKM sudah lebih banyak karena adanya perbaikan pelaksanaan model pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus II ini. Sedangkan siswa yang masih belum mencapai KKM karena konsentrasinya dan motivasinya mengikuti kegiatan pembelajaran masih rendah. Pada saat melaksanakan diskusi dengan kelompok, mereka tetap saja bercanda dan mengabaikan tugas dari guru. Nilai rata-rata hasil evaluasi siklus II adalah 84,72 naik 16% dari nilai rata-rata hasil evaluasi pra siklus. Hasil nilai evaluasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Hasil Nilai Evaluasi Siklus II Keterangan No Jumlah Prosentase Tuntas 1 33 92 Tidak Tuntas 2 3 8 Jumlah 36 100 (Sumber : Data Hasil Penelitian) Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah: 1. Guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif untuk menjaga konsentrasi dan motivasi siswa mengikuti pelajaran. 2. Guru hendaknya selalu berinovasi untuk menggunakan berbagai model pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. 3. Guru harus lebih kreatif menemukan dan menggunakan berbagai media pembelajaran yang mudah dicerna dan melibatkan siswa agar mereka lebih mudah memahami materi dan tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar sampai akhir jam pelajaran. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar 24 melaksanakan pelayanan prima dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL) dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4. Ketuntasan Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Kriteria Jumla Prosenta Jumla Prosenta h se h se Tuntas 26 72 33 90 Tidak 10 28 3 10 Tuntas Jumlah 36 100 36 100 (Sumber : Data Hasil Penelitian) Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMK Negeri 1 Jogonalan Klatena. Dari hasil survei ini, peneliti kemudian menemukan bahwa pembelajaran melaksanakan pelayanan prima pada siswa kelas XII Pemasaran 1 masih belum maksimal, karena siswa masih kurang tertarik mengikuti pembelajaran dan prestasi belajar mereka rendah. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL). Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah konsep pelayanan prima. Kemudian siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan anggota 6 orang secara heterogen. Pada pertemuan ketiga diadakan tes evaluasi untuk mengukur capaian konsep siswa pada siklus I. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran melaksanakan pelayanan prima pada siklus I masih terdapat kekurangan di antaranya adalah siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran dan pembagian kelompoknya kurang heterogen. Pada siklus II siswa dibagi menjadi 9 kelompok dengan anggota 4 orang dengan harapan mengurangi mereka bercanda pada saat berelaborasi dan lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas dari guru. Berdasarkan hasil pengamatan Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 terhadap proses belajar mengajar kemudian pada setelah dilaksanakan tindakan melaksanakan pelayanan prima pada siklus II, siklus I meningkat menjadi 77,82 naik 8% prestasi belajar siswa sudah menunjukkan dari rata-rata semula. Pada siklus II diperoleh peningkatan. Terbukti siswa yang nilainya nilai rata-rata 82,31. Kenaikan nilai rata-rata masih belum mencapai KKM tinggal 3 orang siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. siswa. Selain itu dari kegiatan pembelajaran Tabel 6. Nilai Rata-Rata Per Siklus terlihat siswa sudah aktif dalam berelaborasi No Keterangan Nilai dengan kelompoknya dan tidak segan berbagi 1 Pra Siklus 72,78 pengalaman maupun pengetahuan. 2 Siklus 1 79,72 Dari hasil pengamatan pelaksanaan siklus II terlihat bahwa masalah yang dihadapi 3 Siklus 2 84,72 pada pembelajaran melaksanakan pelayanan Hasil penelitian membuktikan bahwa prima di kelas XII Pemasaran 1 sudah dapat terjadi peningkatan prestasi belajar teratasi dengan penerapan model melaksanakan pelayanan prima pada siswa pembelajaran contextual teaching learning kelas XII Pemasaran 1 SMK Negeri 1 (CTL). Jogonalan Klaten melalui penerapan model HASIL TINDAKAN pembelajaran contextual teaching learning Berdasarkan data penelitian diperoleh (CTL). nilai tes awal pra siklus, hanya 19 siswa yang tuntas yaitu nilai memenuhi KKM dengan V. PENUTUP persetase 53 % dan sisanya 17 siswa atau Simpulan 47% belum tuntas. Kemudian ketuntasan Berdasarkan hipotesis tindakan yang belajar yang tercapai pada siklus I adalah telah dikemukakan dan tindakan penelitian sebanyak 26 siswa dengan persentase sebesar yang telah dilakukan, diperoleh simpulan 72% telah memenuhi KKM dan 10 siswa atau bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar 28% belum memenuhi KKM, namun disini melaksanakan pelayanan prima dengan sudah terlihat peningkatan namun persentase menerapkan model pembelajaran contextual belum mencapai target tujuan yang ditetapkan teaching learning (CTL) pada kelas XII sehingga perlu melakukan tindakan siklus II . Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Jogonalan Kemudian untuk siklus II, ketuntasan prestasi Klaten tahun pelajaran 2015/2016. belajar yang tercapai sebanyak 33 siswa Implikasi dengan persentase sebesar 92 % dan hanya 3 Implikasi dari penelitian tindakan kelas anak yang dinyatakan belum tuntas yaitu ini adalah: sekitar 8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Penelitian ini juga memberikan pada tabel berikut ini. gambaran secara jelas bahwa dengan Tabel 5. Ketuntasan Prestasi belajar Siswa Pra menggunakan model pembelajaran contextual Siklus, Siklus I dan II teaching learning (CTL) dalam pembelajaran Indikator Keberhasilan 80% dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pelayanan prima. Hasil Pra Siklus Siklus I Siklus melaksanakan II penelitian ini dapat digunakan sebagai Juml Juml Juml Kriteria Per alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas ah Perse ah Perse ah sen Sisw ntase Sisw ntase Sisw proses dan hasil pembelajaran. Disamping itu tase dapat menjadikan siswa lebih aktif dan a a a menghapus pandangan siswa terhadap Tuntas 19 53 26 72 33 92 pembelajaran yang membosankan menjadi Tidak 17 47 10 28 3 8 pembelajaran yang menarik dan Tuntas menyenangkan. Jumlah 36 100 36 100 36 100 Pemberian tindakan dan siklus I sampai Sumber : (Sumber : Data Hasil Penelitian) siklus II memberikan deskripsi bahwa Berdasarkan data penelitian diperoleh terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang hasil bahwa nilai rata-rata evaluasi prestasi terjadi selama proses pembelajaran belajar juga mengalami peningkatan. Nilai matematika berlangsung. Namun, rata-rata pada pra siklus adalah 72,18 kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi 25 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dan pembelajaran matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL) dapat mengatasi rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Hal ini dapat pula diterapkan pada mata pelajaran yang lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan materi pelajaran pemasarana barang dan jasa. Saran Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran-saran yang dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Bagi Kepala Sekolah a. Hendaknya selalu mendorong guru untuk menerapkan pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga siswa selalu bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Hendaknya berusaha menyediakan fasilitas sarana dan pra sarana yang mendukung penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada siswa. 2. Bagi Guru a. Guru hendaknya selalu berinovasi dan kreatif dalam menerapkan model pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik materi dan siswa yang diampunya. b. Guru perlu melakukan pendekatan yang intensif dengan siswa agar dapat membantu kesulitan yang dialami oleh siswa secara indvidual. c. Guru hendaknya selalu berusaha mengembangkan kompetensi utamanya paedagogik dan profesi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermutu. 3. Bagi Siswa a. Dengan adanya penerapan model pembelajaran yang PAIKEM, diharapkan siswa lebih bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran agar pemahamannya terhadap materi pembelajaran lebih mendalam. b. Siswa berlatih untuk bekerja sama dalam satu kelompok dan belajar bertanggung jawab kepada kelompok dan dirinya sendiri. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rivai, Nana Sudjana. 2005. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru. Anita. Lie. 2002. Mempraktikkan Coopertive Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Gramedia. Arnie Fajar, dkk. 2005. Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Isjoni. 2007. Coopertive Learning : Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung : Alfabeta. Kasihani Kasbolah. 2001 .Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Malang Unversitas Negeri Malang. Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:: PT Remaja Rosdakarya. — 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. — Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 26 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 Rini Budiharti. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Wonogiri: UNS Press Slavin, Robert, E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media. Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Dumi Aksara. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Suwarsih Madya. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Tahun 2003. 27