PENDAHULUAN Bahan pakan atau dulu disebut bahan makanan ternak (feed) adalah segala sesuatu yang dapat:a. Dapat dimakan, b. dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, c. tanpa mengganggu kesehatan pemakannya Pembagian Bahan Pakan Bahan pakan dapat dibagi berdasarkan asalnya: A. Berasal dari tanaman 1. Hijauan pakan (forages) Dikenal dengan istilah hijauan makanan ternak (HMT). Bahan pakan dalam bentuk daun dan batang, kadang- kadang bercampur ranting dan bunga. HMT ini diberikan dalam keadaan se9ar di kandang atau di lapangan. a. Rumput: Rumput lapangan (native grass), misalnya: teki, ilalang, dll. Rumput budidaya (kultur), misalnya: rumput gajah, rumput raja, rumput benggala. b. Leguminosa: Pohon misalnya: Lamtoro, turi, gliriside, dan kaliandra. Merambat/menjalar, misalnya: calopo, centro, pueraria c. Hijauan lain selain butir a dan b misalnya: daun nangka, ketela pohon. 2. Jerami atau hasil sisa tanaman pertanian (roughages) Contoh: a. Sebangsa rumput: Jerami padi, jerami jagung (Corn stover), pucuk tebu. b. Sebangsa legume: Kacang (k) tanah, k. panjang, k. kedele? c. Tanaman lain: daun ketela pohon, daun ketela rambat, daun kentang 3. Bebijian Contoh: a. Berasal dari sebangsa rumput (cerealia): jagung, sorghum, padi, gandum b. Berasal dari leguminosa: kacang kedele, kacang tanah, kacang hijau Universitas Gadjah Mada 4. Umbi Contoh: Ketela pohon, ketela rambat, kentang, dan 5. Hasil sisa atau hasil samping industri pertanian Contoh: 1. 2. Bungkil (b. kelapa, b. kedele, b. kacang, b. kapok) Bekatul atau dedak halus hasil sisa penggilingan: padi, jagung. sorghum, gandum. 3. Onggok 4. Tetes B. Berasal dari hewan Contoh: tepung daging, tepung daging tulang, tepung darah, susu, telur. C. Berasal dari ikan Contoh: tepung ikan, tepung udang, tepung kepala udang Berdasarkan kebiasaan bahan pakan (BP) dibagi: 1. BP konvensinal Dapat berasal dari tanaman, hewan, ikan, dan hasil ampingan industri pertanian. a. Asal tanaman Contoh: rumput dll. b. Asal hasil industri pertanian Contoh: bungkil, bekatul dll c. Asal hewan Contoh: tepung daging dll d. Asal ikan: Contoh: tepung ikan dll Universitas Gadjah Mada 2. BP inkonvesional Bahan pakan inkonvesional dapat berasal dari: a. Industri kimia Contoh: urea, biuret, diamonium phosphat, diamonium b. Industri pertanian S Contoh: bagasse c. Hewan Contoh: kotoran ternak, isi rumen d. Hasil fermentasi Contoh: single cell protein Komposisi Kimia Bahan Pakan Untuk menngetahui komposisi susunan kimia dan kegunaannya suatu bahan pakan dilakukan analisis kimia yang disebut analisis proksimat. Cara ini dikembangkan dari Weende Experiment Station di Jerman oleh Henneberg dan Stokman pada tahun 1865, dengan menggolongkan komponen yang ada pada makanan. 1. Bahan kering Bahan kering diperoleh dengan jalan memanaskan bahan pakan 105: selama beberapa jam sehingga semua air yang ada menguap. Kondisi ini disebut juga kering mutlak, kering oven, kering mutlak atau dry matter Hijauan pakan segar berkadar air sangat tinggi, setelah dikeringkan 55o C sampai beratnya tetap diperoleh bahan pakan dalam kondisi kering udara, disebut juga berat kering, kering angin atau dry weight. Bahan pakan konsentrat pada umumnya berada pada kondisi ini dan sering disebut kondisi as fed (keadaan apa adanya). 2. Abu Abu atau mineral diperoleh dengan jalan membakar sempurna bahan pakan pada temperatur 550 ° C sampai semua bahan oganik terbakar. Universitas Gadjah Mada 3. Ekstrak ether (EE) Semua bahan organik yang larut dalam pelarut lemak termasuk lipida dan zat yang tidak berlemak. Dengan demikian bukan gambaran lemak yang sebenarnya (gliserol dan 3 asam lemak). Energi lemak adalah 9 kcal/g, bagaimana dengan EE ?, apakah juga menghasilkan kalori sebesar 9 kcal/g. 4. Serat kasar (SK) Serat kasar (SK): adalah bahan organik yang tahan terhadap hidrolisis asam dan basa lemah. 5. Protein kasar (PK) Protein kasar diperoleh dari hasil penetapan N X 6,25 (protein rata-rata mengandung N 16 %). Protein merupakan kumpulan asam amino yang dsaling diikatkan dengan ikatan peptida. Energi protein 5,50 kcal/g, bila digunakan sebagai energi 1,25 kcal/g keluar sebagai urea dari setiap unit protein, tinggal 4,25 kcal/g. Oleh karena digesti protein tidak sempurna, nilai energi berkurang 0,25 kcal/g jadi tinggal 4 kcal/g. 6. Ekstrak tanpa nitrogen (ETN) Ektrak tanpa nitrogen diperoleh dengan jalan sbb: 100 - (SK + EE + PK + Abu). Ekstrak tanpa nitrogen terdiri dari karbohidrat yang mudah larut terutama pati yang kecernaannya tinggi. Energi yang dihasilkan sekitar 3,75-4,75 kcal/g. Rata-rata karbohidrat mengandung energi 4 kcal/g. Berdasarkan hasil analisis proksimat (analisis Weende) diperoleh nutrien yang terbagi dalam 7 komponen. Zat organik : 1. karbohidrat 2. lemak 3. protein 4. vitamin Zat anorganik: 5. air 6. tidara 7. mineral Universitas Gadjah Mada Selain analisis proksimat yang dikembangkan Weende, dapat pula dilakukan pemisahan komponen bahan pakan menggunakan pelarut detergent yang dikembangkan oleh Van Soest dan More. Mereka menemukan ternyata ada korelasi antara kecernaan in vivo dengan isi sel (Cell contents = neutral detergent solubles = NDS Binding sel (Cell walls = neutral detergent insoluble fiber = NDF). Secara ringkas nutrien yang terdapat dalam hasil analisis proksimat adalah sbb: Fraksi Komponen Air Air dan asam-asam yang munguap serta basa-basa kalau ada Abu Mineral esensial: makro: mikro: Mineral non esensial: Protein kasar Protein, asam amino, amine, nitrat, vitamin B, asam nukleat Ekstrak ether Lemak, minyak, lilin, .asam organik, pigmen, sterol, vitamin A, D, E, dan K. Serat kasar Selulosa, hemiselulosa, lignin Ekstrak tanpa N selulosa, hemiselulosa, lignin, pati, gula fruktan, pektin, asam organik, resin, tanin, pigmen, vitamin yang larut dalam air. Universitas Gadjah Mada Hasil analisis Weende bahan pakan dapat dibuat secara sekematis sbb: Universitas Gadjah Mada Klasifikasi Bahan Pakan I. Secara Internasional . Berdasarkan sifat karakteristik fisik dan kimia serta penggunaannya, bahan pakan dibagi menjadi 8 klas. a. Klas 1: Hijauan kering (dry forages) dan jerami(roughages) Semua hijauan, jerami serta produk lain yang serat kasar > 18%; dinding sel > 35% contoh : hay (hijauan kering), jerami padi, stover, sekam, daging buah (pod) b. Klas 2 : Pasture, tanaman pandangan Semua hijauan (forages) yang diberikan segar dipotong atau tidak. Contoh: - rumput gajah, rumput raja, rumput benggala, rumput setaria dll. - daun lamtoro, daun turi, daun gliriside dll. - daun nangka, daun ketela pohon c. Klas 3 : Silage (silase) Semua silage yang berasal dari hijauan (rumput, tanaman jagung dsb.) Tidak termasuk : silage umbi, silage bebijian, silage ikan d. Klas 4 : Sumber energi Bahan pakan yang mengandung: serat kasar < 18%, dinding sel < 35%, protein kasar < 20% Contoh : bebijian, umbi, kekacangan, hasil ikutan industri pertanian 4 dedak halus, onggok,dan tetes e. Klas 5 : Sumber protein Bahan pakan yang mengandung: serat kasar < 18%, dinding sel < 35%, protein kasar > 20% Contoh : Biji legume, bungkil, bahan pakan asal hewan dan ikan Universitas Gadjah Mada f. Klas 6 : Sumber mineral Bahan yang digunakan sebagai sumber mineral Contoh : batu kapur, tepung tulang g. Klas 7 : Sumber vitamin, termasuk hasil peragian h. Klas 8 : Additive Bahan tambahan Contoh : hormon, pewarna, pengharum -> obatobatan, antibiotic i. II. Klasifikasi Bahan Pakan Secara Konvensional Secara konvensional bahan pakan diklasifikasi menjadi lima: 1. Carbonaceous concentrates (protein rendah, energi tinggi). bebijian, ubi-ubian, dan hasil ikutan industri pertanian 2. Proteinaceous concentrates (protein tinggi) asal tumbuhan, hasil ikutan industri pertanian, hewan, dan ikon 3. Proteinaceous roughages (protein tinggi) berupa daun leguminosa 4. Carbonaceous roughages (protein rendah, energi rendah) straw, stalk 5. Additive materials 1. Nutrien : Vitamin, mineral 2. Non nutrien : Antibiotik, hormon Universitas Gadjah Mada Bahan pakan Konsentrat (concentrates feedstuffs) Karastreristik umum 1. Carbonaceous concentrate (pakan berenergi tinggi bebijian dan hasil ikutannya) Secara umum berenergi tinggi yaitu kandungan TDN atau Net energinya berserat rendah (< 18%) Kualitas protein bervariasi biasanya rendah (< 20%) mineralnya ?, P cukup, tetapi Ca rendah vitamin 2 vitamin D rendah vitamin B1, niacin tinggi riboflavin, B12 & Pantotanic acid rendah vit E cukup 2. Proteinaceous concentrates Kualitas proteinnya bervariasi : ditentukan oleh jumlah dan ratio asam amino (AA) 4 sangat berpengaruh pada non ruminansia karena sangat membutuhkan AA esensial asal pakan. Protein suplemen Dapat berasal dari: tanaman (berupa: biji legume dan bungkil), hewan dan ikan Catatan Urea (NPN yang lain), pada ruminansia bukan merupakan sumber protein, tetapi sumber nitrogen (N). NPN dapat disintesis menjadi protein oleh mikro organisme rumen. Universitas Gadjah Mada Bahan pakan berserat ( Roughages feedstuffs ) Karakteristik umum mengandung SK > 18% energi rendah kandungan protei bervariasi diperlukan untuk pengisi rumen dan kerja normal rumen kandungan Ca > kebanyakan konsentrat kandungan protein dan vitamin B < kebanyakan konsentrat. kandungan vitamin yang larut dalam lemak < kebanyakan kensentrat palatable untuk ruminansia - penggunaan sangat terbatas pada babi dan beef finnishing rations dibutuhkan untuk menjaga lemak susu kualitas atau kandunagn nitrien sangat bervariasi tergantung umur panes dan penyimpanan 3. Proteinaceous roughages Pada umumnya berupa legume Leguminousforages Karakteristik dapat memproduksi pakan yang palatable dalam jumlah banyak /ha kandungan protein > forages lain protein berkualitas tinggi kandungan Ca tinggi kandungan P relatif tinggi kandungan vitamin A (provit A) tinggi vit D dapat diperkaya dengan penjemuran menaikkan kesuburan tanah dapat dikombinasikan dengan rumput 4. Carbonaceous roughages . Yang termasuk bahan pakan ini adalah: Corn and sorghum silages Sorghum pasture dll Corn cobs Corn stover, corn stalk (kandungan nutrien sudah rendah) Universitas Gadjah Mada Fodder Kandungan TDN fodder > stover > stalk > stubble Straw (jerami) Rendah : kandungan pati, Ca, P, vitamin, TDN, dan protein Tinggi kandungan SK. sehingga rendah kualiatasnya. 5. Additive materials 1. Nutrien : Vitamin, mineral 2. Non nutrien : Antibiotik, hormone. Berdasarkan tingkat kecepatan degradasi dalam rumen bahan pakan konsentrat dibedakan menjadi empat yaitu: 1. Konsentrat sumber energi terdegradasi lambat, 2. Konsentrat sumber energi terdegradasi cepat, 3. Konsentrat sumber protein terdegradasi lambat, dan 4. Konsentrat sumber protein terdegradasi cepat Universitas Gadjah Mada Anti Kualitas Di dalam bahan pakan terdapat suatu zat yang dapat menggangu kesehatanternak bahkan dapat mematikan. Zat tersebut disebut anti kualitas atau disebut juga anti nutrien. Anti kualitas atau anti nutrient pakan dapat dibagi menjadi: 1. Zat glukosida, 2. Zat alkaloid, 3. Asam-asam, 4. Asam amino, 5. Protein, oleh karena itu cara pengurangan atau bahkan bila mungkin peniadaannya berbeda. 1. Zat glukosida Peracun berupa glikosida yang mengandung HCN (asam prusi). Glukosida yang mengandung glukosida disebut glucosida cyanogenetik. Contoh: a. Phaseolunatin, terdapat pada Phaseolus lunatus (koro). b. Monocrotalin, terdapat pada crotalaria (orok-orok). c. Dhurrin, terdapat pada sorghum, cynodon. d. Linamarin, terdapat pada ketela pohon. Bila glukosida yang mengandung HCN dimakan dalam usus dihirolisis ion CN lepas masuk peredaran darah masuk jaringan : di paru-paru dieliminir. - pada syaraf sel-sel terganggu menghambat pernafasan sel syaraf kekurangan 02 (anoksia). Hal ini terjadi karena kerja cytochromosidase untuk pernafasan terganggu. Apabila konsentrasi HCN dalam darah rendah ion CN dapat didetoksikasi menjadi cyanat. Ion CN + thiosulfatthiocy anat (tidak beracun) keluar lewat urine. Universitas Gadjah Mada Apabila konsentrasi HCN dalam darah tinggi ion CN tak mampu dinetralisir tubuh --> keracunan. shingga perlu tindakan medis. 2. Zat alkaloida Peracun alkaloida ini bnerupa: a. Hypericin, terdapat pada Brachiaria brizantha, Medicago sativa (alfalfa). b. Hepatoxin, terdapat pada Panicum. c. Solanine, terdapat pada kentang. Alkaloid masuk ke tubuh ternak dideposisikan di kulit >> kulit meradang (nekrosa). Apabila kena mata (kelopak) dapat menyebakan buta Solanine terutama terdapat pada tunas, dapat menurunkan nafsu makan, mengakibatkan haus, konstipasi atau diarrhea. Solanine akan rusak bila direbus. 3. Asam-asam Anti kualitas berupa asam antara lain: 3.1. Asam phytat Asam phytat ini terdapat pada kedele mentah. Cara menghilangkan asam phytat dengan jalan dipanaskan 1250 C selama 1 jam. Asam phytat dengan mineral akan membentuk garam phytat yang sukar dicerna oleh enzim pencernaan. Pada ternak non ruminansia sering mengaiami kekurangan mineral: P, Zn, Mn, dan Cu, karena mkneral tersebut terikat sebagai garam phytat. Pada ternak ruminansia tidak masalah, karena ada mikroorganisme rumen yang menghasilkan enzim phytase, yang mampu menghidrolisis asam phytat. Kandungan asam phytat dapat dikurangi dengan jalan difermentasi. Universitas Gadjah Mada 3.2. Asam Oxalat Asam oxalat merupakan iritan penyebab distress, terdapat pada: a. Setaria muda b. Rumput raja muda c. Jerami padi Asam oxalat dengan mineral akan membentuk garam yang sukar larut yaitu Calsiumoxalat, sehingga dapat menyebabkan ternak kekurangan Ca, sedangkan bentuk garam yang lain (Naoxalat dan Koxalat) mudah larut. Kandungan asam oxsalat dapat dikurangi dengan jalan dibuat silage. 4. Asam amino Asam amino non esesial berupa mimosin = Leucaenine = Leucaenol terdapat pada lamtoro. Rumus bangun leucaenine mirip dengan AA-tyrosin Mimosin Tyrosin Tyrosin membentuk hormon thyroxin yang mempengaruhi metabolisme sel, mitosis sel, terutama sel rambut. Apabila konsentrasi mimosin dalam tubuh tinggi akan mendesak/menggeser kedudukan molekul tyrosin pembelahan sel terhambat (kematian sel) terjaai kerontokan bulu/rambut (alopaecia). Universitas Gadjah Mada Penyembuhan Untuk penyembuhan alopaecia tambahkan: a. Tyrosin atau b. Phenylalanine atau c. Ferro sulfat. Pada ruminansia dewasa, berkat bantuan mikroorganisme rumen dapat menetraikan efek mimosine menjadi tak beracun. Cara mengurangi kandungan mimosine dengan jalan dilayukan atau dijemur pada sinar matahari. 5. Protein Biasanya terdapt dalam bahan pakan dalam bentuk enzim Contoh: urease dal kedele mentah thiaminase pada ikan mentah Adanya enzim urease akan mempercepat penguraian urea, oleh karenanya pemberian urea sebagai sumber N sebaiknya jangan bersamaan dengan kedele mentah. Adanya thiaminase akan merusak atau menghirolisis thiamine, sehingga pengkonsumsi ikan mentah yang berkepanjangan dapat defisiensi thiamine. Cara mengurangi atau meniadakan anti kualitas berupa protein ini dengan jalan dipanaskan (direbus), karena dengan jalan dipanaskan protein akan mengalamu koagolasi. Penetapan Nutrien Tercerna Untuk mecukupi kebutuhan tubuhnya ternak perlu makan, sehingga makan pada hakekatnya adalah menyiapkan nutrien untuk: 1. Pemeliharaan tubuh (maintenance) 2. Produksi Universitas Gadjah Mada Jumlah kebutuhan nutrien tergantung: 1. Berat badan 2. Produksi yang dihasilkan 3. Kadar lemak SUSU 4. Kondisi sapi Kebutuhan Nutrien Kebutuhan nutrien dapat dikategorikan sbb: 1. Energi a. Total Digestible Nutrients (TDN) b. Digestible Energy (DE) c. Metabolizable Energy (ME) d. Net Energy (NE) 2. Protein a. Protein kasar (PK) b. Digestible protein (DP) atau protein tercerna c. Asam amino (AA) 3. Vitamin 4. Mineral. Energi Energi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan kegiatan. Satuan energi : kalori (calori) Kalori merupakan satuan untuk mengekspresikan energi 1 kalori adalah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan panas 1 gram air dari 14,5°-15,5 ° C satuan : calori(kalori), kcalori(kilo kalori), mega calori satuan lain : joule, kjoule, mjoule 1 kcal = 4.184 kjoule Universitas Gadjah Mada Penetapan energi Penetapan besarnya energi dapat dilakukan menggunakan dua sistem: 1 . Sistem TDN Satuan : Kg atau % TDN : jumlah nutrien tercerna atau total digestible nutrients 2 . Sistem energi satuan: calori (kalori), Kcalori (kilo kalori), Mcal (Mega calori) Penetapan total digestible nutrients TDN % = protein tercerna (PT) + serat kasar tercerna (SKT) + ekstrak tanpa nitrogen tercerna (ETNT) + (ekstrak ether tercerna (EET) x 2,25)) merupakan penjumlahan fraksi dalam analisis Weende yang tercerna , tetapi Abu/mineral tercena ?. Vitamin tercerna ? Digestible protein (protein tercerna) = protein yang masuk - protein yang keluar Digestible crude fiber = serat kasar yang tercerna (SKT) Digestible Nitrogen free extracted = ETN tercerna (ETNT) Dig. Ether Extract = EE tercerna (EET) mengapa nilai EET x 2,25 ? Untuk menghitung TDN, dibutuhkan data 1. Fraksi dalam pakan atau komposisi kimia pakan (%). 2. Komposisi kimia feses (%) 3. Komsumsi pakan (kg) 4. Feses yang keluar (kg) Contoh: Data yang diperoleh dari seekor sapi: 1. Konsumsi (Feed intake) = Fl = 6000 g kering udara 2. Feses yang dikeluarkan = feces excreta (FE) = 6250 g 3. Hasil analisis proksimat pakan dan Universitas Gadjah Mada 4. Hasil analisis proksimat feses Fraksi Pakan BK 90 40 BO 92 84 PK 10 1 SK 25 0 4 ETN 54,8 5 2 EE 2,2 5 4 Energi (kcal/kg) 4.300 Feses 4.200 Hitunglah TDN dan Energi tercerna : ? Perhitungan: TDN % = PT + SKT + ETNT + (EET x 2,25) Feed intake (DM) = 0,9 x 6.000 g = 5.400 g Feses excreted (DM) = 0,4 x 6.250 g = 2.500 g Protein intake = 0,1 x 5.400 g = 540 g Koef. cerna protein = 540-250 x 100% = 53,7 % 540 Prot. tercerna = 0,537 x 10 % = 5,37 % Dengan cara yang sama: SK tercerna = 4,17 % ETN tercerna = 43,22 EE tercerna = 0,34 % TDN % = PT + SKT + ETNT + (EET x 2,25) TDN = 5,37 + 4,17 + 43,22 + (0,34 x 2,25) = 53,52 % Bahan Organik Tercerna Bahan organik terdiri dari: PK, SK, ETN, dan EE, sehingga bahan organik tercerna (BOT) terdiri dari: PKT, SKT, ETNT, dan EET. TDN (%) = PT + SKT + ETNT + (EET x 2,25) = PT + SKT + ETNT + EET + EET X 1,25% BOT Universitas Gadjah Mada Kapan TDN dapat disetarakan dengan BOT ? BOT = KBO x BO pakan BO intake = 92/100 x 5400 g = 4968 g BO excreta = 84/100 x 2500 g = 2100 g KBO = Kecernaan bahan organik = Koefisien cerna BO = 4.968 — 2.100 x 100 % = 57,73 % 4.968 4.968 BOT = 57,73x 92 % (BO pakan) = 53,11 100 TDN = 53,52 % BOT = 53,11 % (TDN setara dengan BOT) Keadaan ini hanya terjadi pada bahan pakan yang kandungan ekstrak ethernya rendah, karena nilai perkalian 2,25 tidak digunakan, misalnya pada hijauan pakan dan bahan pakan berserat pada umumnya (roughages) Universitas Gadjah Mada Skema Energi Sebelum menghitung energi tercerna berikut penjabaran energi secara skematis mulai dari energi yang dikandung bahan pakan sampai diperoleh energi termetabolisme atau metabolizable energy (ME), sampai energi neto untuk produksi. Gross energy (GE) fecal energy (FE) Digestible energy (DE) > Urine energy (UE) Gaseous energy (Gas E) Metabolizable energy (ME) >Heat increment (HI) Net energy (NE) Maintenance energy Productive energy (Energi untuk berproduksi) Universitas Gadjah Mada