PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DI INDONESIA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Yose Emeraldo Theofilus NIM : 089114067 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DI INDONESIA Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yose Emeraldo Theofilus NIM: 089114067 Telah disetujui oleh: Dosen Pembimbing C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. Tanggal: 24 Juni 2013 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DI INDONESIA Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yose Emeraldo Theofilus NIM: 089114067 Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji Pada tanggal: 18 Juli 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji: Nama Lengkap Tanda Tangan Penguji 1 C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. ……………….. Penguji 2 Dra. L. Pratidamanastiti, MS. ……………….. Penguji 3 Y. Heri Widodo, M.Psi. ……………….. Yogyakarta, ……… 2013 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan, (C. Siswa Widyatmoko, M.Psi.) iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “The chief end of man is to glorify God and enjoy Him forever.” (Westminster Shorter Catechism) “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23 - ITB) iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Untuk saya dimasa depan, seorang ayah dengan anak yang membutuhkan pendidikan seksualitas yang memadai dalam hidupnya Untuk semua orang tua yang mencintai anak-anaknya dengan sepenuh hati dan menginginkan yang terbaik bagi mereka v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah Yogyakarta, 24 Juni 2013 Penulis, Yose Emeraldo Theofilus vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DI INDONESIA Yose Emeraldo Theofilus ABSTRAK Pendidikan seks penting dalam perkembangan individu. Melalui pendidikan seks seseorang dapat memberdayakan dirinya terkait seksualitas. Orang tua merupakan salah satu pihak utama yang memiliki peran besar dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Sayangnya orang tua belum maksimal dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Penelitian ini hendak mengetahu kondisi pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia dengan menggali dan mengeksplorasi beberapa aspek dari pendidikan seks oleh orang tua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu Grounded Theory. Pengambilan data dilakukan melalui Focus Group sebanyak 4 kali dengan jumlah partisipan 13 ayah dan 14 ibu. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa orang tua menyadari perlunya memberi pendidikan seks. Walaupun begitu materi yang diberikan terbatas pada aspek moralitas dan kepantasan perilaku seksual (rambu-rambu). Orang tua menjadikan media TV sebagai sumber informasi seksual yang utama. Hambatan utama orang tua dalam memberikan pendidikan seks adalah keterbatasan skill dan tabu. Pendidikan seks dari orang tua umumnya berbentuk komunikasi satu arah dan isinya berupa nasihat, arahan dan peringatan. Orang tua tidak menyediakan waktu khusus membicarakan seks dan pembicaraan mengenai seks terjadi secara spontan dan bergantung pada trigger. Pendidikan seks oleh orang tua biasanya diberikan oleh ibu. Kata Kunci : pendidikan seks, orang tua, pendidikan seks oleh orang tua, vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SEX EDUCATION BY PARENTS IN INDONESIA Yose Emeraldo Theofilus ABSTRACT Sex education is important for individual development. Through sex education, one can empower himself about sexuality. Parents are one of some major agent, that have important role in giving sex education to their children. Unfortunately parent have not yet been maximal in giving sex education to their child. This research aim to understand the situation of sex education by parents in Indonesia, by digging and exploring several aspect of sex education by parents. This research use qualitative method, that is Grounded Theory. Data collection conducted through Focus Group as much as 4 times with total participant is 13 fathers and 14 mothers. Research findings reveals that parents are aware of the needs to give sex education. Even so the content usually restricted to morality and appropriate sexual behavior. Parents make TV as their primary source of sexual information. Their major difficulty to give sex education are their limited skill and feeling of taboo. Sex education from parents usually happen in form of one way communication and the content are in form of advice, guidelines, and warning. Parents doesn’t allocate specific moment to speak about sex, rather communication happen spontaneously and rely on trigger. Sex education from parents usually given by mother. Keywords: sex education, parent, sex education by parent viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yose Emeraldo Theofilus Nomor Mahasiswa : 089114067 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul: PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DI INDONESIA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya atau memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 30 Juli 2013 Yang menyatakan (Yose Emeraldo Theofilus) ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaanNya sehingga penulisan skripsi “Pendidikan Seks oleh Orang Tua di Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi dari Fakulas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Bagi penulis, pengerjaan skripsi ini melalui proses yang panjang, berat, melelahkan, namun sekaligus menantang, membangun, dan menginspirasi penulis. Skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa pertolongan, kerjasama, dukungan, dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah Bapa, Yesus Kristus Sahabat dan Juruselamat, dan Roh Kudus Penolong dan Penghibur yang memberkati, menuntun, dan menjaga penulis dalam setiap langkah. 2. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, panduan, masukan, nasihat, dan teladan bagi penulis. 3. Mbak Haksi selaku asisten pembimbing skripsi yang telah memberi semangat dan arahan dalam penulis mengerjakan skripsi 4. Bu Agnes Indar Etikawati M.Si., Psikolog, selaku dosen pembimbing akademik yang telah mau mengasuh dan membimbing penulis semasa kuliah. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah berbagi ilmu baik didalam maupun diluar kelas yang mendidik penulis menjadi seorang psikologis. 6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi (Mas Muji, Mas Gie, Mas Gandung, Mas Doni, Bu Nanik) atas segala bantuannya baik yang bersifat administratif, teknis, ataupun sekedar senyum dan sapa ramah. 7. Kedua orang tua penulis, Pdt John Then dan Milka Winatayudha yang memberikan dukungan, motivasi, saran, dan doa-doanya. Tak lupa juga terimakasih untuk segala makanan nikmat yang boleh penulis rasakan, yang memberi kekuatan untuk mengerjakan skripsi ini. 8. Liza, Unk, pacar saya tercinta yang menjadi sahabat yang mendukung dan menguatkan penulis selama proses skripsi. Terima kasih untuk senyum yang menghidupkan hari-hari penulis. 9. Teman-teman bimbingan pak Siswa, Vincent, Difka, Arisa, Winas, Pritha, Hembah, dan Franz yang mana penulis mendapat kesempatan untuk berproses bersama-sama, banting tulang bersama, mandi keringat bersama. Penulis berterimakasih untuk segala pertolongan, dukungan, dan kebersamaan. 10. Anggit, Ade, Lita, Rio, Sari, Shita, Hesty, Nina, Noni, dan temanteman Genk Remponk lainnya yang sangat banyak jumlahnya. Terimakasih untuk segala kebersamaan, canda tawa, susah sedih dari hari pertama kuliah sampai saat ini. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Para responden yang terhormat, yang bersedia dengan sukarela dan sukahati meluangkan waktu, perasaan, dan pemikirannya untuk berbagi dan membuka diri sehingga skripsi ini dapat ditulis. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas segala doa, dukungan, dan bantuannya selama ini. Yogyakarta, 24 Juni 2013 Penulis xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN MOTO .............................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT .......................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 12 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 13 1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 13 2. Manfaat Praktis .......................................................................... 13 BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 14 A. Pendidikan Seks ............................................................................... 14 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Definisi ...................................................................................... 14 2. Agen Pendidikan Seks .............................................................. 15 3. Model Pendidikan Seks ............................................................. 17 4. Materi Pendidikan Seks ............................................................. 19 B. Pendidikan Seks oleh Orang Tua .................................................... 20 1. Definisi Orang Tua ................................................................... 20 2. Topik dan Isi Pendidikan Seks .................................................. 22 3. Waktu untuk Memulai Pendidikan Seks ................................... 23 4. Hal yang Memudahkan Terjadinya Pendidikan Seks ............... 24 5. Hambatan Memberikan Pendidikan Seks ................................. 26 6. Konteks Pendidikan Seks ......................................................... 30 7. Gaya Komunikasi ...................................................................... 31 8. Gender dan Jenis Kelamin ........................................................ 32 C. Focus Group .................................................................................... 33 BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 36 A. Metode Penelitian ............................................................................ 36 B. Partisipan Penelitian ........................................................................ 37 1. Karakteristik Partisipan ............................................................ 37 2. Metode Pemilihan Partisipan .................................................... 37 C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 37 1. Definisi Focus Group ............................................................... 37 2. Kelompok dan Jumlah Partisipan ............................................. 38 3. Komposisi dan Struktur ............................................................ 38 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Panduan Pertanyaan .................................................................. 39 D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 40 E. Prosedur Analisis Data .................................................................... 41 1. Memparafrasekan Data ............................................................. 42 2. Interpretasi ................................................................................ 42 3. Membuat Kategori Informasi (Open Coding) .......................... 42 4. Membuat Pengkategorian yang Lebih Tinggi (Axial Coding) .. 42 F. Kredibilitas Penelitian ..................................................................... 43 1. Triangulasi ................................................................................. 43 2. Paper Trail ................................................................................. 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 44 A. Pelaksanaan ..................................................................................... 44 B. Deskripsi Hasil ................................................................................ 49 1. Materi Pendidikan Seks ............................................................ 49 2. Sumber Informasi Pendidikan Seks ........................................... 52 3. Hambatan dalam Memberi Pendidikan Seks ............................. 54 4. Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks .......................... 58 5. Konteks Pemberian Pendidikan Seks ........................................ 61 6. Metode ....................................................................................... 68 7. Pihak Pemberi Pendidikan Seks ................................................ 75 8. Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua ...................................... 79 C. Pembahasan ..................................................................................... 80 1. Materi Pendidikan Seks ............................................................ 81 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Sumber Informasi Pendidikan Seks .......................................... 86 3. Hambatan dan Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks ... 88 4. Konteks Pemberian Pendidikan Seks ........................................ 92 5. Metode ....................................................................................... 96 6. Pihak Pemberi Pendidikan Seks .............................................. 101 7. Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua ..................................... 104 8. Pembahasan Umum ................................................................. 105 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 109 A. Kesimpulan .................................................................................... 109 B. Kekuatan ........................................................................................ 110 C. Kelemahan ..................................................................................... 111 D. Saran .............................................................................................. 112 1. Orang Tua ................................................................................ 112 2. Sekolah dan Guru ..................................................................... 112 3. LSM, Psikolog, dan Pemerintah .............................................. 113 4. Media Massa ........................................................................... 114 5. Peneliti Selanjutnya ................................................................. 114 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 116 LAMPIRAN ....................................................................................................... 125 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Persentase Anak yang Menerima Informasi Perubahan Fisik dari Orang Tua pada Tahun 2002 dan 2007 .................................................... 7 Tabel 2. Daftar Pertanyaan Focus Group ............................................................ 39 Tabel 3. Persiapan Pengambilan Data ................................................................... 44 Tabel 4. Pelaksanaan Focus Group ...................................................................... 46 Tabel 5. Pelaksanaan Analisis Data ...................................................................... 47 Tabel 6. Kategori dalam Materi Pendidikan Seks ................................................ 49 Tabel 7. Kategori dalam Sumber Informasi Seks ................................................. 52 Tabel 8. Kategori dalam Hambatan dalam Memberikan Pendidikan Seks ......... 54 Tabel 9. Kategori dalam Kemudahan dalam Memberikan Pendidikan Seks ...... 58 Tabel 10. Kategori dalam Konteks Pemberian Pendidikan Seks ......................... 61 Tabel 11. Kategori dalam Metode ......................................................................... 68 Tabel 12. Kategori dalam Pihak Pemberi Pendidikan Seks ................................. 75 Tabel 13. Kategori dalam Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua ........................ 79 Tabel 14. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Materi Pendidikan Seks ... 81 Tabel 15. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Sumber Informasi Pendidikan Seks ................................................................................... 86 Tabel 16. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Hambatan dan Kemudahan dalam Memberikan Pendidikan Seks ............................. 88 Tabel 17. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Konteks Pemberian Pendidikan Seks ................................................................................... 92 Tabel 18. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Metode ............................. 96 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 19. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Pihak Pemberi Pendidikan Seks ................................................................................ 101 Tabel 20. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua .................................................................. 104 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Panduan Rekrutmen Partisipan ..................................................... 126 Lampiran 2. Surat Konfirmasi Partisipan .......................................................... 127 Lampiran 3. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG1 .................................... 131 Lampiran 4. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG2 .................................... 189 Lampiran 5. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG3 .................................... 226 Lampiran 6. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG4 .................................... 281 Lampiran 7. Open dan Axial Coding ................................................................ 344 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksualitas adalah salah satu bagian paling penting dari kehidupan manusia yang memiliki dimensi fisik, psikologis, spiritual, sosial, ekonomi, politik, dan kultural (Kakavoulis, 2001; Rathus, Nevid, & Fichner-Rathus, 2008; United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization [UNESCO] 2009). Kesadaran sebagai seorang laki-laki dan perempuan, kapasitas untuk memiliki pengalaman dan respon erotis, dan pengetahuan akan peran gender dalam budaya adalah aspek dari seksualitas manusia (Rathus et al., 2008). Dalam seksualitas, seks merupakan aspek kecil namun sangat penting (Carrera, 2008). Seks adalah bentuk individu sebagai laki-laki atau perempuan dilihat organ dan struktur reproduksinya (Merriam-Webster‟s Collegiate Dictionary, 2003). Pendidikan seks penting untuk diberikan kepada anak secara khusus di usia remaja, karena remaja sedang mengalami pematangan seksual (Mappiare, 1982; Sarwono, 1989). Pematangan seksual pada aspek fisik disebut sebagai pubertas (Sarwono, 1989; Steinberg, 2002). Dalam pubertas ini terjadi perkembangan dan perubahan fisik pada alat-alat kelamin, kemampuan untuk bereproduksi, dan kemunculan karakteristik seks sekunder (Rathus et al., 2008, Santrock, 2007; Steinberg, 2002). Selain perubahan fisik, Steinberg (2002) mengatakan bahwa pada masa remaja terjadi peningkatan dorongan dan aktivitas seksual. Hal ini mendorong remaja untuk mengeksplorasi seksualitasnya (Santrock, 2007). Remaja melakukan 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 berbagai macam perilaku seksual, mulai dari aktivitas yang dilakukan sendiri, seperti fantasi erotis dan masturbasi, sampai dengan aktivitas yang dilakukan dengan pasangan seperti berpelukan, berciuman, menyentuh bagian-bagian tubuh seperti payudara dan alat kelamin, seks oral, seks anal, dan sanggama (Rathus et al., 2008; Santrock, 2007; Steinberg, 2002). Perilaku-perilaku seksual remaja seperti disebutkan diatas ditemukan pada banyak remaja. Di Amerika Serikat, antara 46 – 70% remaja dibawah usia 19 tahun sudah pernah berhubungan seksual. Sedangkan di Indonesia sekitar 30% remaja sudah pernah berhubungan seksual (Guttmacher Institiute, 2012; The Youth Risk Behavior Surveillance System, 2009; Muchtar, 2010; Syn, 2011, 2012). Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey [IYARHS] (2007) menemukan bahwa 29,3% remaja perempuan dan 41,2% remaja laki-laki sudah pernah berciuman, serta 9,1% dan 26,5% sudah pernah melakukan petting. Bagi Steinberg (2002), kekhawatiran orang mengenai remaja yang aktif secara seksual adalah rendahnya jumlah pemakaian kontrasepsi. Di Amerika sekitar 40% - 60% remaja tidak menggunakan kontrasepsi atau menggunakannya secara tidak konsisten (Steinberg, 2002; The Youth Risk Behavior Surveillance System, 2009). Di Indonesia sendiri, hanya 10% remaja perempuan dan 18% remaja laki-laki yang menggunakan kondom pada hubungan seks terakhirnya (IYARHS, 2007). Khan dan Mishra (2008) menyebutkan bahwa tingkat penggunaan kontrasepsi pada wanita muda tidak menikah di negara-negara berkembang tergolong rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Penggunaan kontrasepsi yang rendah dan tidak konsisten, terutama kondom, menempatkan remaja pada resiko kehamilan tidak diinginkan dan terkena penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS. Guttmacher Institute (2010) menemukan bahwa pada tahun 2006, 750.000 perempuan berusia dibawah 20 tahun pernah hamil. Steinberg (2002) mengatakan bahwa 25% remaja mengalami kehamilan sebelum usia 18 tahun, dan meningkat menjadi 45% pada usia dibawah 21 tahun. Kehamilan tidak diinginkan membawa remaja pada kemungkinan konsekuensi negatif seperti kemiskinan, putus sekolah, pengangguran, dan kehilangan harapan untuk masa depan (Rathus et al., 2008). Terkait resiko PMS, 1 dari 4 remaja perempuan mengalami PMS sebelum lulus SMA (Steinberg, 2002). Sementara data dari UNESCO (2009) menyebutkan bahwa anak muda usia 15 -24 tahun menyumbangkan 45% dari total infeksi HIV terbaru. Hal-hal di atas inilah yang menjadi salah satu alasan diperlukannya pendidikan seks. Melalui pendidikan seks, remaja akan dimampukan untuk menjadi sadar atas seluruh kemungkinan perilaku dan nilai seksual yang ada sehingga remaja dengan kesadaran dan pengertian mampu memilih sendiri perilaku yang sesuai bagi dirinya (Roger, 1974). Sejauh ini penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menerima pendidikan seks memiliki perilaku seksual yang lebih sehat, menunda hubungan seks pertama, dan secara umum menunda mulainya aktivitas seksual (Furstenberg, Moore, & Peterson, 1985; Kohler, Manhart, & Lafferty, 2008; Lindberg, in press). Secara lebih rinci UNESCO (2009) menyatakan bahwa pengaruh pendidikan seks PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 yang diterima remaja terhadap perilaku seksual cukup positif yaitu kurang lebih 40% remaja menunda hubungan seks pertama, mengurangi frekuensi hubungan seks, mengurangi jumlah partner seksual, meningkatkan penggunaan kondom dan kontrasepsi, dan mengurangi perilaku seksual yang beresiko. Memang ada yang menjadi lebih negatif yaitu sekitar 4,3% remaja meningkatkan frekuensi seks, mengurangi penggunaan kontrasepsi dan melakukan perilaku seks yang lebih beresiko, namun dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks memberi kontribusi positif bagi seksualitas remaja. Meskipun begitu kontribusi positif pendidikan seks hanya ditemukan pada pendidikan seks yang komprehensif, sedangkan pendidikan seksualitas yang berfokus pada abstinience (berpantang) saja tidak memiliki manfaat tersebut (Kohler et al., 2008; SIECUS, tanpa tahun). Di Indonesia, muncul respon yang beragam terkait masuknya pendidikan seks di sekolah. Ada beberapa pihak yang mendukung, seperti guru, dokter, psikolog, konsultan seks, akademisi, tokoh masyarakat, LSM, wakil DPRD, dan menteri kesehatan (Tempo, 2007; Kompas, 2008; Nurhayati, 2012; Rachmawati, 2008; Rosdiansyah, 2012; Suryanto, 2012). Di sisi lain, juga terdapat pihak-pihak yang kurang mendukung adanya pendidikan seks di sekolah. Menurut Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, FACCS (dalam Sari, 2008b) reaksi penolakan yang kuat terhadap pendidikan seks muncul dengan alasan bahwa pendidikan seks bukanlah budaya Indonesia melainkan budaya Barat. Terdapat pandangan bahwa pendidikan seks tidak sesuai dengan kultur Indonesia, membicarakan hal terkait seks adalah tabu dan porno, serta akan mendorong anak aktif secara seksual lebih dini (Inilah Jabar, 2012; Faturochman, 2012; Sari, 2008b; Rachmawati, 2008). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Mempertimbangkan hak setiap orang untuk dapat mengambil keputusan sendiri dengan kesadaran penuh maka pendidikan seks perlu diberikan kepada anak. Melalui pendidikan seks individu dapat memperoleh pengetahuan dan pengertian yang memadai sehingga dapat mengambil keputusan mengenai seksualitasnya dengan kesadaran dan tanggung jawab. Selain itu ketakutan bahwa memberi pendidikan seks kepada anak akan mendorong anak aktif secara seksual lebih dini merupakan miskonsepsi masyarakat. Hasil-hasil penelitian justru menunjukkan bahwa pendidikan seks menunda keaktifan seksual (Furstenberg et al., 1985; Kohler et al., 2008; Lindberg, in press; UNESCO, 2009) Terlepas dari perdebatan yang terjadi, pendidikan seks terutama terkait kesehatan reproduksi sudah mulai dicanangkan pada tahun 1980-an. Namun sampai saat ini pendidikan seks tetap tidak berhasil dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional (Nababab, 2011). Walaupun demikian, ada usaha pemerintah untuk mengenalkan pendidikan seks di luar kurikulum pendidikan nasional. Saat ini pemerintah Indonesia sedang mendorong didirikannya Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) di berbagai sekolah, pesantren, dan lembaga kemasyarakatan, yang sampai dengan tahun 2008 sudah tersebar di 4.200 kecamatan di seluruh Indonesia (Susanto, 2008). Selain itu, BKKBN Provinsi Bali juga telah membuat Pusat Informasi Konseling dan Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) dalam usaha mengedukasi remaja di Bali (Candra, 2008). Terkait perdebatan diatas, konsultan seks, Dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS (dalam Kompas, 2008) menyarankan dan mendorong orang tua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 agar menjadi pendidik seks bagi anak-anaknya. Para pemerhati pendidikan seksualitas mengatakan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab memberikan pendidikan seks di rumah. Pendidikan seks dari keluarga perlu untuk mencegah anak mencari referensi lain dan memperoleh informasi yang keliru mengenai pengetahuan seksual, misalnya dari pornografi (Kompas, 2013; Nababab, 2011; Rachmawati, 2008; Sari, 2008). Orang tua memang salah satu pendidik seks utama bagi anak (Walker, 2004; Walker & Milton, 2006). Menurut Sarwono (1989) seks adalah masalah yang sangat pribadi sehingga keluarga adalah tempat paling nyaman untuk membahasnya. Sementara menurut Eisenberg, Sieving, Bearinger, Swain, dan Resnick (2006) orang tua memiliki peran kunci karena orang tua bisa mengekspresikan nilai, keyakinan, dan ekspektasi mereka kepada anak, disamping juga memberikan informasi yang disesuaikan dengan tahap pertumbuhan anak dengan melihat konteks sosial dan kondisi hidup sekarang. Orang tua juga memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan seksualitas kepada anak (Rosenthal & Feldman, 1999). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seks dari orang tua membuat remaja menjauhi hubungan seksual pranikah dan pergaulan bebas (Indra, 2009; Risnawati, 2002). Bahkan menurut Santrock (2007) remaja yang mampu membicarakan topik seksual dengan orang tua secara terbuka cenderung lebih tidak aktif secara seksual. Meskipun banyak pihak merekomendasikan dilakukannya pendidikan seks oleh orang tua, sangat sedikit orang tua yang benar-benar nyaman mendiskusikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 seks dengan anaknya (Rosenthal, Senserrick, & Feldman, 2001). Frekuensi komunikasi dan pendidikan seks dari orang tua ke anak tergolong sangat rendah, bahkan sebagian besar topik seks tidak pernah dibahas (Santrock, 2007, Rosenthal & Feldman, 1999). Topik yang dibahas umumnya terbatas soal keamanan melakukan hubungan seksual (kondom, AIDS) namun tidak membahas perilaku seksual atau relasi (Steinberg, 2002). Suasana percakapan dengan orang tua pun lebih defensif dibanding saat remaja bicara dengan teman sebayanya, sehingga remaja lebih memilih teman sebaya sebagai sumber informasi seks (Rozema, 1986). Bahkan dalam penelitian Kakavoulis (2001), ditemukan bahwa hanya 18% responden (orang tua, guru SD, guru SMP-SMA, dan mahasiswa keperawatan) yang percaya bahwa keluarga mampu memberikan pendidikan seks secara memadai. Sementara itu di India, Nair et al. (2011) menemukan bahwa hanya 1,1% orang tua yang benar-benar mendiskusikan seks dengan anaknya, walaupun lebih dari setengah orang tua merasa pendidikan seks itu penting. Di Indonesia agaknya terjadi penurunan dalam pendidikan seks oleh orang tua. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan penurunan pemberian informasi perubahan fisik dari orang tua kepada anak (IYARHS 2002, 2007). Tabel 1 Persentase anak yang menerima informasi perubahan fisik dari orang tua pada tahun 2002 dan 2007 Anak perempuan Pendidik Anak laki-laki 2002 2007 2002 2007 Ibu 32,1% 20% 10,9% 3,4% Ayah 3,8% 3,7% 3,9% 2,6% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Dari tabel tersebut ibu tampaknya menjadi pendidik seks yang utama bagi anak. Meskipun begitu persentase anak yang menerima informasi seks dari ibu masih sedikit, terlebih lagi dari ayah. Pada kedua survei tersebut juga ditemukan bahwa teman sebaya dan guru adalah sumber informasi seksual terbanyak bagi remaja. Selanjutnya Baby Jim Aditya (dalam Kompas, 2013) menyatakan bahwa orang tua masih menganggap tabu mendiskusikan kesehatan reproduksi dengan anak. Ini mengakibatkan orang tua menjadi pihak yang paling tidak tahu mengenai perkembangan seksual anak. Melihat kondisi di atas peneliti ingin lebih memahami dan mengetahui kondisi pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. Peneliti ingin melihat lebih dalam mengenai aspek-aspek pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. Menurut Walker dan Milton (2006) meskipun pendidikan seks memiliki dimensi yang universal namun juga terdapat perbedaaan dan keberagaman tergantung pada budaya dan konteks. Penelitian Epstein dan Ward (2007) mengindikasikan bahwa kelompok etnis yang berbeda memiliki pola komunikasi yang berbeda. Norma dan budaya setempat yang berbeda-beda juga berperan dalam menciptakan keberagaman pendidikan seksualitas oleh orang tua (Bastien, Kajula, & Muhwezi, 2011; Kirkman, Rosenthal, & Feldman, 2005). Oleh karena itu tetap dibutuhkan penelitian mengenai pendidikan seks yang terjadi di daerah setempat untuk melihat keunikan atau variasi pendidikan seks yang muncul. Menurut Kaljee et al., (2011), penelitian mengenai komunikasi orang tuaanak mengenai seks masih sangat sedikit dilakukan di luar negara-negara Barat, termasuk juga di negara-negara berkembang. Penelitian mengenai komunikasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 seksual orang tua-anak pernah dilakukan oleh Trinh, Steckler, Ngo, dan Ratliff, (2009) di Vietnam. Penelitian Trinh et al. mengeksplorasi beberapa aspek pendidikan seks oleh orang tua yaitu materi, konteks, dan penghambat. Sementara penelitian Ha dan Fisher (2011), juga di Vietnam, mengeksplorasi pandangan orang tua mengenai topik yang perlu diajarkan, pihak yang tepat untuk memberikan pendidikan seks, usia yang tepat untuk memulai pendidikan seks, kesulitan dalam berkomunikasi mengenai seks dengan anak, dan bantuan yang orang tua perlukan untuk menjalankan perannya sebagai pendidik seks. Aspek-aspek yang diteliti dalam dua penelitian di atas dapat dieksplorasi secara lebih mendalam dan sesuai kondisi di Indonesia. Kedua penelitian tersebut juga menggali beberapa aspek yang berbeda yang dapat digali seluruhnya bersama-sama. Aspek yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah konten, sumber informasi orang tua, hambatan, kemudahan, konteks, metode, pihak yang layak memberikan pendidikan seksualitas, dan kebutuhan pemberdayaan orang tua. Alasan peneliti memilih aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut 1. Konten. Aspek ini dipilih karena aspek konten adalah salah satu aspek utama dan muncul juga dalam berbagai penelitian (Bastien et al., 2011; Doskoch, 2011; Ha & Fisher, 2011; Trinh et al., 2009; Wamoyi, Fenwick, Urassa, Zaba, & Stones, 2010), sehingga aspek ini layak diteliti ulang untuk melihat variasi yang muncul di Indonesia. 2. Sumber informasi orang tua. Menurut peneliti aspek ini kurang diteliti pada penelitian-penelitian sebelumnya (Bastien et al., 2011; Ha & Fisher, 2011; Trinh et al., 2009; Wamoyi et al., 2010), padahal aspek ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 penting untuk memahami sumber-sumber informasi seksual yang digunakan oleh orang tua. 3. Hambatan. Penelitian Trinh et al., (2009) membahas hambatan memberikan pendidikan seks secara jelas, sementara Ha dan Fisher (2011) membahas alasan orang tua tidak memberi pendidikan seks. Hambatan juga dibahas dalam penelitian-penelitian lain seperti penelitan Bastien et al. (2011), Jerman dan Constantine (2010), Walker (2001), dan Wamoyi et al. (2011). Oleh karena itu peneliti merasa bahwa aspek ini merupakan aspek yang penting untuk diteliti. 4. Kemudahan. Baik dalam penelitian Ha dan Fisher (2011), maupun penelitian Trinh et al. (2009), aspek kemudahan tidak dibahas. Meskipun begitu dalam penelitiannya, Trinh et al. sempat menyinggung mengenai relasi baik orang tua – anak membantu pendidikan seks berjalan lebih baik. Dari sini peneliti tertarik melihat lebih jauh hal-hal apa saja yang dipandang orang tua dapat membantu terjadinya pendidikan seks oleh orang tua. 5. Konteks. Dengan melihat konteks, peneliti merasa dapat melihat situasi dan kondisi yang menyelimuti terjadinya pendidikan seks oleh orang tua. Topik ini dibahas oleh Trinh et al. (2009) dalam penelitiannya sehingga peneliti terdorong untuk meneliti aspek ini juga di Indonesia. 6. Metode. Aspek ini mengungkapkan cara-cara yang digunakan oleh orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Ha dan Fisher (2011) serta Trinh et al. (2009) tampaknya kurang membahas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 mengenai metode-metode yang digunakan orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada anak, sehingga peneliti terdorong untuk menggali aspek metode lebih dalam. 7. Pihak yang layak memberikan pendidikan seks. Dalam penelitianpenelitian sebelumnya sering muncul pembahasan mengenai pihak lain yang juga memberi pendidikan seks kepada anak, misal lembaga sosial, kakek-nenek, dan sekolah (Ha & Fisher, 2011; Walker 2004; Wamoyi et al., 2010). Selain itu juga ada penelitian yang melihat mengenai informasi seksual yang didapat anak dari beberapa sumber seperti teman dan media (Diiorio, Kelley, & Hockenberry-Eaton, 1999; Epstein & Ward, 2007). Pemilihan aspek ini adalah karena peneliti ingin mengetahui pandangan orang tua mengenai pihak-pihak yang dianggap layak memberi pendidikan seks kepada anak. 8. Kebutuhan pemberdayaan orang tua. Aspek ini penting untuk diteliti karena dengan mengetahui kebutuhan pemberdayaan orang tua, maka dapat dilaksanakan intervensi yang sesuai dan tepat sasaran. Dengan menggali dan mengeksplorasi aspek-aspek pendidikan seks oleh orang tua ini, diharapkan muncul pengertian dan pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh mengenai pendidikan seks oleh orang tua yang terjadi di Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 B. Rumusan Masalah 1. Apa saja konten pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia? 2. Apa saja yang menjadi sumber informasi seksual bagi orang tua? 3. Apa hambatan yang dialami orang tua di Indonesia? 4. Apa kemudahan yang dialami oleh orang tua di Indonesia? 5. Apa konteks pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia? 6. Metode apa yang digunakan orang tua dalam memberi pendidikan seks? 7. Siapa saja yang dipandang orang tua layak memberi pendidikan seks? 8. Pemberdayaan apa yang dibutuhkan oleh orang tua? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui konten pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. 2. Mengetahui sumber informasi seksualitas bagi orang tua. 3. Mengetahui hambatan yang dialami orang tua di Indonesia. 4. Mengetahui kemudahan yang dialami oleh orang tua di Indonesia. 5. Mengetahui konteks pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. 6. Mengetahui metode yang digunakan orang tua dalam memberi pendidikan seks. 7. Mengetahui pihak yang dipandang orang tua layak memberi pendidikan seks. 8. Mengetahui pemberdayaan yang dibutuhkan orang tua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam ilmu psikologi perkembangan, pendidikan dan keluarga, terutama terkait pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mengerti dan memahami secara lebih mendalam pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. Hal ini penting karena pendidikan seks memiliki variasi yang beragam tergantung budaya. 2. Manfaat Praktis Bagi orang tua, penelitian ini dapat menjadi sarana untuk merefleksikan, mengevaluasi dan meningkatkan pendidikan seks yang mereka lakukan. Bagi pasangan suami-istri yang belum mempunyai anak, hasil penelitian ini dapat membuka wawasan dan membantu mempersiapkan pasangan suami-istri tersebut untuk memberikan pendidikan seks di masa yang akan datang. Bagi konselor keluarga, penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman konselor mengenai pendidikan seks oleh orang tua, sehingga dapat memberikan bantuan yang lebih baik bagi konseli yang terkait. Penelitian ini juga berguna bagi pemerintah, LSM, dan instansi pendidikan agar dapat lebih baik lagi dalam memperlengkapi orang tua maupun dalam menjadi mitra orang tua untuk memberikan pendidikan seks kepada anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Seks 1. Definisi Merriam-Webster‟s Collegiate Dictionary (2003) mendefinisikan seks sebagai bentuk individu sebagai laki-laki atau perempuan dilihat organ dan struktur reproduksinya. Carrera (2008) mengatakan bahwa seks umumnya dipahami sebagai aktifitas genital dan merupakan salah satu aspek kecil namun yang sangat penting dalam seksualitas. Dalam International Technical Guidance on Sexuality Education (UNESCO, 2009), pendidikan seks merupakan sebagian aspek dari pendidikan seksualitas. Pendidikan seks meliputi topik-topik seperti pertumbuhan manusia, perilaku seksual, serta kesehatan reproduksi dan seksual. Sementara dalam It’s All One Curriculum (International Sexuality and HIV Curriculum Working Group, 2009), pubertas, organ reproduksi, proses reproduksi, kesehatan seksual termasuk juga penyakit menular seksual dan HIV/AIDS merupakan bahasan terkait dengan seks. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks adalah proses pembelajaran mengenai laki-laki dan perempuan dilihat dari organ dan struktur reproduksinya serta aktifitas genitalnya. Pendidikan seks mencakup hal-hal seperti pertumbuhan manusia termasuk pubertas, perilaku seksual, serta kesehatan reproduksi dan seksual. 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 2. Agen Pendidikan Seks a. Keluarga Orang tua adalah sumber pendidik seks bagi anak dalam keluarga (Diiorio et al., 1999; Eisenberg et al., 2006; Epstein & Ward, 2007; Miller, Kotchick, Dorsey, Forehand, & Ham, 1998; Pluhar & Kuriloff, 2004; Walker, 2004; Walker & Milton, 2006; Wamoyi et al., 2010). Orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan sikap, keyakinan, dan perilaku seksual, terutama sebelum mulainya masa remaja (Dilworth, 2009; Jerman & Constantine, 2010; Kakavoulis, 2001). Peran kunci dan utama ini karena orang tua mampu mengekspresikan nilai, kepercayaan dan ekspektasi mereka, sembari memberikan informasi yang disesuaikan dengan tahap pertumbuhan anak, termasuk dalam konteks sosial dan kondisi hidup (Eisenberg et al., 2006). Kincaid, Jones, Sterrett, dan McKee (2012) menyatakan bahwa dalam model seminal Bronfenbrenner, orang tua terletak pada lingkaran pengaruh paling dalam. Hal ini karena orang memberi pengaruh langsung melalui genetik, gaya pengasuhan dan perilaku pengasuhan, serta memberikan ikatan emosional, batasan perilaku, serta model dalam membangun relasi. Lebih jauh lagi Kakavoulis (2001), menyebutkan reinforcement, imitation, identification, dan sosialisasi sebagai media pembelajaran untuk anak dari orang tua. Selain orang tua, anggota keluarga lain yang memiliki potensi dan kesempatan memberikan pendidikan seks adalah saudara sebagai pendidik seks sebaya dan kakek nenek (Walker, 2004, Walker & Milton, 2006; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Wamoyi et al., 2010). Pendidik seks sebaya memiliki interaksi yang lebih informal seperti mampu terbuka dan menggunakan humor dan gurauan saat menyampaikan informasi tentang seks. Sementara kakek dan nenek umumnya merasa lebih nyaman membicarakan seks dengan cucunya, dibandingkan orang tua ke anak (Walker & Milton, 2006; Wamoyi et al., 2010). b. Guru dan sekolah Sekolah dan guru memiliki kesempatan untuk memberikan informasi seksual kepada siswanya dengan memasukkan pendidikan seks dalam kurikulum pelajaran (Eisenberg, Bernat, Bearinger, & Resnick, 2008; Kakavoulis, 2001; Ha & Fisher, 2011; Walker & Milton, 2006). Meskipun begitu ada hambatan dalam memberikan pendidikan seks yang memadai di sekolah seperti jadwal pelajaran yang sudah padat, tidak ada panduan atau silabus yang jelas, guru merasa tidak nyaman dan tidak menguasai topik pendidikan seks (Nair et al., 2011; Ha & Fisher, 2011). Walker (2004) menyebut orang tua dan sekolah sebagai dua pihak yang dianggap sebagai pendidik seks utama. Meskipun masih ada perdebatan mengenai pihak yang lebih utama, Walker dan Milton (2006) menunjukkan bahwa ada usaha membangun kerjasama di antara kedua pihak untuk memberikan pendidikan seks yang lebih baik. c. Agen – agen lainnya Sumber informasi dan pendidikan seks lain yaitu media massa seperti koran, majalah, televisi, radio, dan internet (Davis, Blitstein, Evans, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 & Kamyab, 2010; Epstein & Ward, 2007; Ha & Fisher, 2011; Holzner & Oetomo, 2004; Trinh et al., 2009). Teman sebagaimana saudara juga memiliki potensi sebagai pendidik seks sebaya (Diiorio et al., 1999; Epstein & Ward, 2007; Ha & Fisher; Walker, 2004). Pendidikan seks juga bisa diberikan oleh instansi kesehatan melalui petugas kesehatan, atau organisasi-organisasi masyarakat misalnya Youth Union (YU) di Vietnam (Davis et al., 2010; Ha & Fisher; Walker & Milton). 3. Model Pendidikan Seks SIECUS (tanpa tahun) mengatakan bahwa model pendidikan seks yang diberikan kepada anak berbeda-beda tergantung keputusan dan kebijakan dari agen pendidik. Model pendidikan seks ini merupakan sebuah kontinum dimana berbagai pendidikan seks yang ada umumnya terletak di antara dua ujung kontinum yaitu pendidikan seks berbasis abstinence dan pendidikan seks berbasis comprehensive. a. Pendidikan seks berbasis abstinence (berpantang) Menurut SIECUS (tanpa tahun), model pendidikan seks ini dirancang untuk mengedepankan nilai sosial konservatif bahwa perilaku seksual hanya pantas secara moral dalam konteks pernikahan heteroseksual. Pendidikan model ini ini jarang menyediakan informasi yang memadai, bahkan pada topik yang paling dasar dalam seks manusia, seperti pubertas, anatomi reproduksi dan kesehatan seksual. Model ini umumnya berfokus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 pada pentingnya pernikahan dan memberi pesan bahwa perilaku seksual di luar pernikahan adalah berbahaya. Program ini memberi pesan negatif tentang seks, mendistorsi informasi mengenai kondon dan PMS, memberikan informasi yang tidak akurat dan bias mengenai gender, orientasi seksual, pernikahan, struktur keluarga, dan pilihan kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seksualitas berbasis abstinence di sekolah hanya sedikit atau sama sekali tidak memberikan dampak positif pada seksualitas anak muda (SIECUS, tanpa tahun). b. Pendidikan seks berbasis komprehensif Model ini memberikan pendidikan seksualitas yang disesuaikan usia dan informasi yang akurat secara medis mengenai kumpulan topik yang luas terkait dengan seks (SIECUS, tanpa tahun). Sama seperti pendidikan seks berbasis abstinence, pendidikan seks berbasis komprehensif juga mendorong anak untuk menunda atau tidak berhubungan seks. Perbedaannya adalah pendidikan seks berbasis komprehensif mengajarkan berbagai topik lain terkait seks seperti kesehatan reproduksi, kontrasepsi, dan tidak berfokus hanya pada berpantang saja. Menurut SIECUS (tanpa tahun) mengajarkan anak muda hanya mengenai berpantang adalah tidak memadai dan membuat anak muda tidak siap untuk membuat keputusan terkait kesehatan seksualnya baik sekarang maupun di masa depan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 4. Materi Pendidikan Seks Rosenthal dan Feldman (1999) membagi materi pendidikan seks kedalam 4 domain / bidang yaitu : a. Developmental and Societal Concern Domain ini meliputi hal-hal terkait perkembangan fisik yang dialami dan topik-topik yang mendapat banyak sorotan oleh masyarakat, misalnya aborsi dan kehamilan di luar nikah. Topik dalam domain ini meliputi menstruasi, perkembangan fisik, aborsi, kehamilan, homoseksualitas, dan seks pranikah. b. Sexual Safety Meliputi topik-topik yang menjadi sorotan saat ini terkait seks aman (safe sex) dan pencegahan penyakit. Topik yang termasuk domain ini seperti seks aman (safe sex), penyakit menular seksual (PMS), HIV/ AIDS, dan jenis kontrasepsi serta cara mendapatkannya. c. Experiencing Sex Meliputi aspek psikologis dan interpersonal dari seks. Topik yang termasuk dalam domain ini meliputi kencan atau berpacaran, bagaimana mengatasi tekanan seksual tidak diinginkan, hasrat seksual (misal: terangsang), kepuasan seksual (misal: orgasme), macam-macam aktifvitas seksual (misal: seks oral), membicarakan kebutuhan seksual dengan pasangan, memilih pasangan, dan peran kelompok sebaya dalam membuat keputusan seksual. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 d. Solitary Sexual Activity Domain ini meliputi dua hal saja yaitu masturbasi dan mimpi basah. Dua hal yang dianggap sebagai aktivitas seksual pribadi, umumnya dilakukan laki-laki, dan tergolong tabu untuk dibicarakan. Dari bidang-bidang yang disebutkan ini, bidang Developmental and Societal Concern dapat dibagi menjadi dua antara Developmental dengan Societal Concern karena keduanya mengandung topik-topik yang berbeda. Selanjutnya bidang Experiencing Sex juga dapat dipisah menjadi dua bidang yaitu Sexual Relationship dan Sexual Norm. Bidang Sexual Relationship berisi topik-topik terkait aktivitas seksual dan relasi romantis, sementara bidang Sexual Norm berisi norma-norma perilaku dan berelasi dengan orang lain. B. Pendidikan Seks oleh Orang Tua 1. Definisi Orang Tua Merriam-Webster‟s Collegiate Dictionary (2003) memiliki 2 definisi orang tua yaitu seseorang yang memperanakan atau melahirkan keturunan dan seseorang yang membesarkan dan merawat seorang lain. Sementara Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) mendefinisikan orang tua sebagai ayah dan ibu kandung. Lebih lanjut lagi Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan ayah sebagai orang tua kandung laki-laki dan ibu sebagai perempuan yang pernah melahirkan. Menurut Hoyer dan Roodin (2003) menjadi orang tua membutuhkan komitmen sepanjang hidup, karena pasangan yang sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 menjadi orang tua tidak bisa berhenti dari menjadi orang tua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah laki-laki dan perempuan yang memperanakan dan melahirkan keturuan dan atau membesarkan serta merawat anak yang membutuhkan komitmen seumur hidup. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengasuh anaknya. Pengasuhan (parenting) adalah segala tindakan terkait dengan usaha membesarkan keturunan (APA Dictionary of Psychology, 2007). Hoyer dan Roodin (2003) menjelaskan bahwa masa pengasuhan anak dimulai dari anak lahir sampai anak menjadi mandiri dan meninggalkan rumah. Setelah anak meninggalkan rumah relasi orang tua anak berubah karena sekarang orang tua dan anak sama-sama orang dewasa (Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Ada beragam macam orang tua yang masing-masing memiliki kondisi yang berbeda-beda terutama dalam hal dinamika pengasuhan yang terjadi. Macam orang tua yang ada antara lain orang tua heteroseksual, orang tua tiri, orang tua tunggal tidak pernah menikah, janda atau duda, orang tua gay dan lesbian, orang tua adopsi (Berk, 2007; Kail & Cavanaugh, 2010). 2. Topik dan Isi Pendidikan Seks Informasi seks dari orang tua kepada anak cenderung bermuatan negatif. Orang tua paling sering mendiskusikan konsekuensi negatif dari aktivitas seksual seperti kehamilan tidak terencana, PMS dan HIV/AIDS (Eisenberg et al., 2006; Jerman & Constantine, 2010; Miller et al., 1998; Trinh et al., 2009; Wamoyi et al., 2010). Diskusi ini pun sering berupa peringatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 saja (Trinh et al., 2009) bahkan Eisenberg et al. (2006) menemukan bahwa orang tua jarang berbicara soal cara mencegah konsekuensi negatif tersebut. Jerman dan Constantine (2010) menambahkan bahwa orang tua tidak mengkomunikasikan konsekuensi positif penggunaan kontrasepsi jika seseorang aktif secara seksual. Topik lain yang dibahas orang tua adalah mengenai moralitas seksual, berpantang (abstinience), dan relasi heteroseksual (Epstein & Ward, 2007; Miller et al., 1998; Trinh et al., 2009; Wamoyi et al., 2010). Rosenthal dan Feldman (1999) menyatakan bahwa topik komunikasi seks orang tua berkisar pada area keamanan seksual (kontrasepsi, HIV/AIDS, PMS, seks aman) dan area perkembangan dan isu sosial (menstruasi, perubahan fisik, kehamilan, aborsi) dan cenderung tidak menyentuh area pengalaman seksual (berpacaran, dorongan seksual, kepuasan seksual, aktivitas seksual) dan area aktivitas seksual sendiri (masturbasi, mimpi basah). Meskipun begitu penelitian Miller et al. (1998) dan Trinh et al. (2009) menemukan hasil yang bertentangan yaitu orang tua cenderung tidak membicarakan soal perkembangan fisik dan seksual. Trinh et al. juga menemukan bahwa topik homoseksual dan orientasi seksual lainnya tidak dibahas orang tua. Diiorio et al. (1999) menyatakan bahwa konten pembicaraan orang tua-anak kurang berfokus pada hal-hal yang remaja perlu ketahui untuk memahami dengan sepenuhnya bagaimana mereka berkembang dan bertumbuh. Kemungkinan hal ini karena orang tua memandang seksualitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 anak sebagai resiko, hal yang perlu ditunda dan dihindari (Epstein & Ward, 2007). 3. Waktu untuk Memulai Pendidikan Seks Walker (2004) menemukan bahwa menstruasi pertama dijadikan penanda oleh orang tua untuk bisa memulai pendidikan seks kepada anak perempuannya. Sedangkan tiadanya perubahan yang bisa dijadikan penanda dengan jelas pada anak laki-laki, menyebabkan orang tua kesulitan menentukan waktu yang tepat untuk memulai pendidikan seks. Sementara dalam penelitian Eisenberg et al. (2006), ditemukan bahwa orang tua menunggu anak terlibat dalam relasi romantis sebelum memulai diskusi soal seks. Selanjutnya Wamoyi et al. (2010) menyatakan bahwa orang tua menunggu terjadinya perubahan perilaku yang diasosiasikan dengan remaja sudah berhubungan seks, lalu kemudian memberikan pendidikan seks. Hal senada diungkapkan Bastien et al. (2011) bahwa keputusan mendiskusikan seks didasarkan hasil observasi orang tua terhadap perilaku anak, yang mengindikasikan keaktifan seksual anak. Ada juga orang tua yang menunggu sampai anak „cukup umur‟. Ini ditandai dengan anak yang mulai bertanya mengenai seksualitas (Walker & Milton 2006). Menurut Walker (2004) adalah lebih baik untuk memulai pendidikan seks saat usia sekolah dasar karena orang tua akan lebih mudah saat membicarakan seks dan dapat membangun fondasi yang luas mengenai seksualitas. Sebaliknya menunda sampai “usia pantas” meningkatkan resiko prokrastinasi (penundaan) sampai pendidikan seks itu terlambat bahkan tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 pernah diberikan. Selain itu orang tua juga dapat “ketinggalan perahu” atau melewatkan kesempatan untuk menjadi sumber informasi pertama, menunda hubungan seks pertama pada anak, dan mendorong perilaku seksual yang lebih aman (Walker & Milton, 2006; Eisenberg et al., 2006). Eisenberg et al. (2006) menyoroti kesulitan mengubah perilaku beresiko tinggi (misalnya seks tanpa pengaman) menjadi perilaku dengan resiko lebih rendah, saat remaja sudah terlibat dalam relasi romantis. Sementara Wamoyi et al. (2010) mengatakan bahwa relasi seksual memiliki sifat dasar disembunyikan sehingga menemukan tanda-tanda keaktifan seksual anak sebelum memberi pendidikan seks akan sulit, terlebih untuk anak-anak yang tertutup. Akibatnya ada resiko yang lebih besar pada anak-anak yang tertutup untuk melakukan perilaku seksual beresiko. 4. Hal yang Memudahkan Terjadinya Pendidikan Seks a. Relasi orang tua - anak Menurut Wamoyi et al. (2010), kedekatan orang tua-anak penting untuk membangun komunikasi seks. Hal senada juga diungkapkan Trinh et al. (2009) yang menemukan bahwa relasi orang tua-anak yang baik memampukan dan mendorong orang tua menjadi guru yang memberi informasi dan mendorong anaknya bertanya, namun juga teman yang berbagi pengalaman hidup. Menurut Pluhar dan Kuriloff (2004) adanya rasa nyaman dan empati menjadi kualitas afektif yang mendukung relasi orang tua dan anak yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 b. Gaya komunikasi Menurut Rosenthal et al. (2001) komunikasi seks adalah bagian dari kemampuan komunikasi secara umum sehingga saat orang tua memiliki gaya komunikasi yang positif, keterampilan berkomunikasi ini dapat diterapkan pada area spesifik, dalam hal ini komunikasi mengenai seksualitas. Selanjutnya Pluhar & Kuriloff (2004) mengatakan bahwa mendengarkan adalah kompenen penting untuk membangun komunikasi yang baik dan kedekatan. c. Keterbukaan Faktor lain yang mendukung berjalannya pendidikan seks adalah keterbukaan dan penerimaan terhadap diskusi mengenai seks (Walker, 2004; Walker & Milton, 2006). Keterbukaan berarti kemauan menjawab pertanyaan seputar seks. Meskipun begitu orang tua juga diharapkan agar tidak terlalu membesar-besarkan dan berfokus terus menerus (keep a spotlight) pada topik seksual (Kirkman et al., 2005). Walker dan Milton juga menambahkan bahwa penerimaan terhadap diskusi seks tidak hanya diperlukan di dalam keluarga namun juga diperlukan secara kultural dan sosial. d. Model pengasuhan Landor, Simons, Brody dan Gibbons (2011) mengatakan bahwa model pengasuhan authoritative terkait dengan perilaku seksual beresiko yang lebih rendah. Keterkaitan ini lebih kuat pada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki. Ini karena orang tua melakukan lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 banyak pengawasan dan diskusi mengenai seks kepada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. e. Stimuli Orang tua memandang penting adanya stimuli, atau pemicu untuk memulai diskusi mengenai seks (Trinh et al., 2009; Walker, 2004). Stimuli atau pemicu ini bisa berupa kasus tetangga yang meninggal karena HIV/AIDS, adanya gadis desa yang hamil, acara TV atau radio, atau anak pulang membawa selebaran dari sekolah (Trinh et al., 2005; Wamoyi, 2010). 5. Hambatan Memberikan Pendidikan Seks Ada berbagai hal yang menghalangi dan menghambat orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya. Jerman dan Constantine (2010), menemukan ada 9 kesulitan yang dihadapi orang tua untuk melakukan komunikasi seksual. a. Rasa malu dan tidak nyaman Walker (2001) menemukan bahwa orang tua merasa malu dan tidak nyaman membicarakan seks sehingga dengan sengaja dan sadar, mereka membuat dirinya tidak terjangkau dan menghindari interaksi. Rasa malu untuk membicarakan seks tidak hanya dialami oleh orang tua tetapi juga oleh anak (Trinh et al., 2009). Ha dan Fisher (2009), mengindikasikan bahwa di Vietnam, percakapan mengenai seks dianggap tidak sopan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Di Tanzania, Wamoyi et al. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 (2010) menemukan adanya perasaan tidak nyaman saat menggunakan termonologi seksual. Dalam menghadapi rasa malu terkait memberi pendidikan seks, ada beberapa strategi yang dapat diambil orang tua dan guru, yaitu (a) menerima bahwa mau tidak mau berbicara dengan anak soal seksualitas memang menimbulkan rasa malu, (b) menyadari bahwa kenyataannya tidak akan sememalukan yang dibayangkan, dan (c) melakukan kegiatan lain saat memberi pendidikan seksualitas (Walker & Milton, 2006). b. Pengetahuan dan efikasi diri Orang tua merasa bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai soal seks (Ha & Fisher, 2011; Trinh et al., 2009; Walker, 2004; Walker & Milton, 2006). Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan orang tua merasa tidak mumpuni dalam mengajar mengenai seks dan memiliki efikasi diri yang rendah (Bastien et al., 2011; Walker, 2004). Sebagaimana diungkapkan oleh Walker dan Milton, orang tua mengalami kesulitan dan kebingungan terkait materi yang harus diajarkan, cara mengatakan, dan cara memulainya. Walker (2001) melihat pentingnya aksesibilitas bahan pendidikan seks bagi orang tua agar orang tua dapat memiliki pengetahuan yang memadai. c. Pengaruh kultur dan sosial Bastien et al. (2011) menemukan bahwa di beberapa bagian Afrika, kekristenan Eropa menghasilkan pembatasan dalam membicarakan seksualitas. Sementara ketidaknyamanan menggunakan terminologi seksual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 di Tanzania disebabkan norma seksual masyarakat menekan keterbukaan tentang seks lintas gender dan generasi (Wamoyi et al., 2010). Sementara di Vietnam, percakapan mengenai seks dianggap tidak sopan oleh moralitas budaya (Ha & Fisher, 2009). d. Pengaruh dan isu keluarga dan antar generasi Orang tua yang tidak mendapat pendidikan seks dari orang tuanya cenderung bingung dalam membicarakan seks dengan anaknya (Jerman & Constantine, 2010). Menurut Walker (2001), pendidikan seks yang diberikan orang tua sedikit banyak dipengaruhi oleh pendidikan seksyang diterima orang tua dari orang tua (kakek – nenek). e. Masalah komunikasi secara umum Ha dan Fisher (2011) menemukan bahwa orang tua di pedesaan Vietnam mengalami kesulitan memulai percakapan mengenai seks karena mereka sibuk bekerja sehingga tidak punya waktu bercakap-cakap dengan anaknya. Walker (2004) juga menemukan bahwa kemampuan komunikasi yang rendah menyebabkan pendidikan seks lebih sulit. Gaya komunikasi orang tua juga berpengaruh terhadap kelancaran pendidikan seks. Gaya komunikasi yang searah, berbentuk instruksi, alur dikendalikan oleh orang tua, dan penuh peringatan dan ancaman menjadi penghalang terjadinya komunikasi yang baik (Bastien et al., 2011; Pluhar & Kuriloff, 2004). f. Pengaruh dan kontrol orang tua Trinh et al. (2009) menemukan bahwa orang tua merasa membicarakan seks dengan anak akan mendorong anak melakukan seks PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 sebelum mereka siap. Orang tua juga merasa mendiskusikan seks dapat merusak anak muda. Anak menangkap gelagat ini sehingga mereka enggan mendiskusikan seks dengan orang tua karena takut dianggap ingin atau sudah aktif secara seksual (Bastien et al., 2011; Walker, 2004). Sementara Wamoyi et al. (2010) menemukan adanya orang tua yang merasa tidak dekat dengan anak sehingga merasa akan sia-sia membicarakan seks dengan anaknya karena tidak akan didengarkan. Menurut Trinh et al. dalam keluarga yang tidak memiliki relasi erat, anak cenderung enggan membicarakan seks dengan orang tuanya. g. Penerimaan orang tua atas seksualitas remaja Trinh et al. (2009) menemukan bahwa orang tua merasa anak-anak mereka belum cukup dewasa untuk belajar isu seksual, atau terlalu muda untuk terlibat aktivitas seksual. Orang tua juga memiliki persepsi bahwa anaknya tidak aktif secara seksual (Trinh et al., 2009; Wamoyi et al., 2010) sehingga tidak perlu mendiskusikan seks. h. Usia dan perkembangan anak Orang tua dapat mengalami kesulitan dalam menentukan informasi yang tepat terkait usia anak. Menurut Kirkman et al. (2005), jika informasi diberikan saat anak terlalu muda, maka mereka mungkin tidak akan paham atau ingat. Jika orang tua merasa anak terlalu muda untuk belajar suatu hal maka orang tua tidak akan menjawab pertanyaan anaknya dengan penuh dan jelas (Walker, 2001). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 i. Kesulitan orang tua dalam membicarakan topik-topik spesifik Orang tua dapat mengalami dilema membicarakan topik tertentu saat mereka memiliki nilai yang bertentangan. Misalnya membicarakan penggunaan kondom saat berhubungan seks padahal mereka ingin anaknya berpantang. (Jerman & Constantine, 2010). Selain itu hal lain yang berpotensi menghambat terjadinya pendidikan seks adalah merasa bahwa anak sudah memiliki sumber pengetahuan yang memadai dan pendidikan seks merupakan tanggung jawab pihak lain, seperti pasangan atau sekolah (Ha & Fisher, 2011; Walker, 2001, 2004). 6. Konteks Pendidikan Seks Walker (2004) menemukan bahwa orang tua menggunakan pendekatan oportunistik atau mengandalkan pada kehidupan sehari-hari untuk membentuk proses pendidikan seks agar sesuai dengan perkembangan kesadaran seksual pada anak. Komunikasi muncul secara spontan dan dipicu oleh program radio, kematian warga karena HIV/AIDS, anak pulang sambil membawa selebaran seks dari sekolah, adanya persepsi orang tua bahwa perilaku anak beresiko, dan saat mereka melihat seseorang yang sangat kurus yang dipersepsikan positif HIV (Wamoyi et al., 2010). Hal senada diungkapkan oleh Trinh et al. (2009) bahwa kisah nyata yang terjadi di masyarakat adalah pemicu penting untuk memulai diskusi mengenai seks. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Diskusi mengenai seks umumnya terjadi sambil melakukan aktivitas lain (on-the-fly), seperti saat makan bersama, menonton TV, saat anak membantu orang tua melakukan aktivitas rumah tangga (Pluhar & Kuriloff, 2004; Trinh et al., 2009). Kadangkala diskusi juga dilakukan pada saat waktu luang di akhir pekan atau sebelum tidur. Meskipun begitu Pluhar dan Kuriloff (2004) menemukan bahwa orang tua menginginkan pendidikan seks dalam komunikasi tatap muka secara fokus tanpa melakukan aktivitas lain. 7. Gaya Komunikasi Pluhar dan Kurilofff (2004) mengatakan bahwa ada dua gaya komunikasi yaitu didaktis dan interaktif. Dalam gaya komunikasi didaktis, ibu mengontrol pembicaraan dan alur percakapan mengalir terutama dari ibu ke anak. Sedangkan dalam gaya komunikasi interaktif, percakapan mengalir dari ibu ke anak, dan anak ke ibu, berbentuk diskusi dan bukan pola pengajarpendengar. Menurut Pluhar dan Kuriloff, gaya interaktif lebih efektif dalam membangun kedekatan yang berujung pada pendidikan seks yang lebih baik. Meskipun begitu ada indikasi bahwa orang tua lebih cenderung menggunakan gaya didaktis (Trinh et al., 2009). Komunikasi mengenai seks umumnya dimulai oleh orang tua dan jarang dari anak, serta memiliki karakteristik satu arah, berbentuk instruksi, peringatan, dan ancaman bukan dialog dan diskusi, serta menggunakan terminologi yang tidak akurat atau samar-samar (Bastian et al., 2011; Wamoyi et al., 2010). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 8. Gender dan Jenis Kelamin Wamoyi et al. (2010) mengemukakan keterkaitan antara pendidikan seks dengan gender. Pada anak laki-laki maskulinitas dikaitkan dengan kehebatan seksual, sehingga secara tidak langsung ayah mendorong anaknya untuk aktif secara seksual. Wamoyi et al. menggarisbawahi bahwa ayah seperti ini bukanlah ayah yang baik sebagai teladan. Sedangkan feminimitas dikaitkan dengan berpantang, sehingga ibu mendorong anaknya untuk berpantang seks sampai menikah. Trinh et al. (2009) mengatakan bahwa ada pesan berbeda yang diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan. Pada anak perempuan, orang tua memperingatkan anaknya dengan cerita gadis lain yang hamil dan konsekuensinya. Sedang pada laki-laki, pendidikan seks lebih berfokus pada aspek moral dari relasi seksual. Walker (2004) menyatakan bahwa perempuan masih dipandang sebagai caregiver utama dan dengan demikian pendidik kesehatan utama di rumah termasuk soal seks. Ayah cenderung lebih jarang terlibat dalam memberikan pendidikan seks. Frekuensi percakapan seks antara anak laki-laki dan perempuan dengan ayah jauh lebih sedikit dibandingkan percakapan dengan ibu (Diiorio et al., 1999; Miller et al., 1998; Rosenthal & Feldman, 1999). Bastien et al. (2011) mengatakan bahwa anak lebih memilih ibu sebagai komunikator seksualitas bagi mereka. Meskipun begitu Walker (2004) mencatat bahwa ada indikasi anak lakilaki kehilangan atau kekurangan pendidikan seks. Walker (2001) menemukan bahwa ibu merasa lebih nyaman berbicara seks dengan anak perempuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 dibanding anak laki-lakinya karena ibu dapat menyambungkan percakapan dengan pengalamannya sendiri dahulu. Kirkman et al. (2005) menyatakan bahwa orang tua maupun anak cenderung memilih komunikasi sesama gender tentang seks. Hal ini kemungkinan karena adanya pengetahuan terkait gender (gender-linked knowledge). C. Focus Group Focus Group (FG) adalah sebuah metode penelitian dimana data yang dihasilkan merupakan diskusi yang terjadi antar partisipan dalam suatu kelompok yang percakapannya difokuskan pada topik tertentu. Morgan & Krueger (1998) dengan sederhana menyebut FG sebagai wawancara kelompok. Dalam FG terjadi diskusi kolektif yaitu setiap anggota kelompok berinteraksi satu sama lain (Frith, 2000). Dalam FG, setiap orang didorong untuk berbicara satu sama lain, bertanya, serta menanggapi pengalaman dan sudut pandang partisipan lain (Kitzinger, 1995). FG bermanfaat untuk menggali pengalaman pribadi, nilai-nilai, sikap, dan perasaan yang mendasari perilaku (Frith, 2000; Kitzinger, 1995). Menurut Frith (2000), Kitzinger (1995), serta Morgan dan Krueger (1994), FG memiliki beberapa kelebihan terutama bila digunakan dalam penelitian mengenai topik seksualitas. 1. Dapat mengumpulkan beragam opini, pengalaman, dan sikap pada saat yang bersamaan, dan diskusi yang terjadi juga dapat memunculkan topik-topik baru. Peneliti juga dapat menemukan isu-isu yang dianggap penting oleh partisipan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 2. Dapat mengetahui bentuk-bentuk komunikasi dan bahasa yang umum digunakan orang dalam topik tersebut, termasuk gurauan dan anekdot. 3. Interaksi antarpartisipan dapat memberikan gambaran dan penjelasan yang lebih lengkap dan mendetail mengenai topik melalui argumen, perdebatan, penjelasan tambahan, dan ilustrasi / cerita. 4. Dapat mengidentifikasi pengetahuan yang dimiliki bersama dan norma atau nilai yang berlaku secara umum. 5. Menciptakan atmosfir yang aman dan nyaman karena adanya partisipan lain yang memiliki pengalaman sama sehingga memungkinkan adanya mutual support. Selain itu partisipan yang lebih terbuka dapat mendorong partisipan yang lebih pemalu untuk dapat terbuka dan bercerita. Kelebihan-kelebihan FG di atas terutama terkait dengan proses dan dinamika kelompok yang terjadi dalam FG. Meskipun begitu dinamika kelompok yang juga dapat menjadi kelemahan yaitu adanya norma kelompok dapat mematikan ketidaksetujuan atau pandangan yang bertentangan dari individu (Kitzinger, 1995). Sampai saat ini FG sudah digunakan untuk meneliti berbagai macam topik yang terkait dengan seksualitas seperti komunikasi seksual, pengambilan keputusan seksual, agresi seksual, pengambilan resiko seksual, evaluasi pendidikan seks, sikap para profesional terhadap kontak seksual dengan pasangan, perasaan mengenai pengujian HIV dan pemakaian kondom, dst (Frith, 2000). Dalam mengeksplorasi pendidikan seks oleh orangtua, metode FG juga digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 oleh Ha dan Fisher (2011) serta Trinh et al. (2009) dalam penelitiannya di Vietnam. Metode FG cocok untuk digunakan dalam penelitian mengenai pendidikan seks oleh orang tua karena topik penelitian ini termasuk topik yang sensitif, cenderung tabu dan sulit untuk dibicarakan. Sementara FG memberi kesempatan orang menjadi lebih terbuka dan mau bercerita dengan adanya diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan pengalaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Grounded Theory. Tujuan metode Grounded Theory adalah bergerak melampaui deskripsi semata menjadi menghasilkan dan menemukan teori, yaitu sebuah skema analisis yang abstrak dari suatu proses, aksi atau interaksi (Strauss & Corbin, 1998). Grounded Theory mendorong peneliti untuk mengumpulkan, mensintesis, menganalisa, dan menkonseptualisai data kualitatif untuk membentuk sebuah teori induktif (Smith, 2008). Argumennya adalah teori bukanlah rangkaian konsep yang muncul sebagai hasil pemikiran atau spekulasi ilmuwan tentang suatu hal, namun seharusnya didasarkan dari data partisipan yang mengalami sendiri hal tersebut. Oleh karena itu, dalam Grounded Theory, peneliti akan menciptakan kategori-kategori teoritis dan penjelasan umum mengenai aksi, interaksi, dan proses, melalui kategori informasi yang saling terkait, yang secara langsung berpijak (grounded) kepada data yang dikumpulkan dari partisipan (Cresswell, 2007). Dalam penelitian ini, peneliti membatasi diri sampai pada menciptakan kategori-kategori data. Pembatasan ini dilakukan terkait dengan keterbatasan sumber daya peneliti dalam melaksanakan penelitian Grounded Theory. Meskipun begitu data kualitatif ini dapat menjadi langkah awal untuk mengembangkan teori terkait pendidikan seksualitas oleh orang tua. 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 B. Partisipan Penelitian 1. Karakteristik Partisipan Partisipan penelitian adalah orang tua yang memiliki anak berusia remaja (SMP – SMA / 12 tahun – 17 tahun). Jenis kelamin partisipan laki-laki dan perempuan. Alasan pemilihan subjek adalah orang tua yang memiliki anak usia remaja adalah orang tua yang secara langsung sedang terlibat dalam pemberian pendidikan seks. Hal ini karena usia remaja adalah masa kematangan seksual mulai terjadi. Pemilihan orang tua berjenis kelamin lakilaki dan perempuan agar mendapatkan input yang seimbang dari orang tua laki-laki dan orang tua perempuan. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua beragama Kristen, tinggal di area perkotaan di Yogyakarta, lulusan SMA atau sarjana, serta umumnya termasuk kelompok ekonomi menengah ke atas. 2. Metode Pemilihan Partisipan Peneliti menggunakan criterion sampling, dimana peneliti menggunakan kriteria partisipan seperti yang tertulis diatas untuk membatasi pencarian partisipan. Peneliti juga berusaha agar orang tua laki-laki dan perempuan dari satu keluarga dapat mengikuti penelitian ini. Hal ini terkait kemudahan mencari partisipan saja. C. Instrumen Penelitian 1. Definisi Focus Group Focus Group (FG), adalah sebuah metode penelitian dimana data yang dihasilkan merupakan diskusi yang terjadi antar partisipan dalam suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 kelompok yang percakapannya difokuskan pada topik tertentu. Morgan & Krueger (1998) dengan sederhana menyebut FG sebagai wawancara kelompok. Umumnya partisipan memiliki suatu latar belakang yang sama, berdiskusi dengan dipandu seorang moderator yang membawakan rangkaian topik diskusi yang sudah ditentukan sebelumnya. 2. Kelompok dan Jumlah Partisipan Dalam penelitian ini peneliti membuat 4 kelompok terfokus (FG). Masing-masing FG diharapkan berisi antara 6 – 7 orang partisipan sehingga total partisipan antara 24 – 28 orang. Pemilihan jumlah tersebut, karena peneliti merasa partisipan memiliki keterlibatan tinggi dalam topik sehingga diharapkan banyak hal yang dapat dibagikan dan dibicarakan oleh masingmasing orang. Dengan jumlah 6 – 7 orang per kelompok, diharapkan ada cukup waktu untuk masing-masing partisipan berbagi. 3. Komposisi dan Struktur Komposisi partisipan dalam FG yang dilakukan peneliti adalah 2 kelompok terdiri atas orang tua laki-laki dan 2 kelompok lainnya terdiri atas orang tua perempuan. Pemisahan antara kelompok orang tua laki-laki dan perempuan ini dilakukan agar diskusi berjalan lebih nyaman. Struktur kelompok yang dibentuk adalah moderately structured group, dimana diskusi kelompok diarahkan untuk menjawab set pertanyaan yang ada, namun juga memberi tempat bagi partisipan untuk membagikan perasaan, pemikiran, dan pengalamannya. Setiap FG akan dipandu oleh seorang moderator yang berjenis kelamin sama dengan jenis kelamin partisipan dalam FG tersebut. Pemilihan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 moderator berjenis kelamin sama, dikarenakan perbedaan jenis kelamin moderator dan partisipan dapat mempengaruhi keterbukaan dalam membicarakan topik (Ha & Fisher, 2011). 4. Panduan pertanyaan Dalam setiap FG, moderator akan membawakan pertanyaan yang sama, dan sebisa mungkin dibawakan dalam urutan yang sama. Berikut disajikan daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam FG. Tabel 2 Daftar pertanyaan Focus Group Sifat Opening Bentuk Sebutkan nama anda dan usia anak-anak anda. Intro- Sekarang tuliskan dalam selembar kertas dihadapan anda, buatlah duction daftar hal-hal apa sajakah yang anda alami terkait pendidikan seks? Boleh hal-hal yang anda ajarkan, hal-hal yang menjadi hambatan buat anda, tantangan, hal yang memudahkan anda, kapan anda melakukannya. Key Sekarang tuliskan dalam selembar kertas dihadapan anda, buatlah daftar hal-hal apa sajakah yang anda alami terkait pendidikan seks? Boleh hal-hal yang anda ajarkan, hal-hal yang menjadi hambatan buat anda, tantangan, hal yang memudahkan anda, kapan anda melakukannya. Key Hal-hal apa saja yang menghambat atau menghalangi anda melakukannya (memberi pendidikan seks) ? Key Apa yang anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? Key Menurut anda hal-hal apa saja yang perlu diajarkan kepada anak anda? Dan apa yang tidak? Key Bagaimana cara anda memberikan pendidikan seks kepada anak anda? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Key Pada waktu apakah, anda memberikan pendidikan seks? Kapan anda memberikan pendidikan seks kepada anak anda? Key Hal-hal apa saja yang memudahkan terjadinya pendidikan seks? Key Menurut anda siapa sajakah yang sebaiknya memberikan pendidikan seks kepada anak-anak anda? Key Andaikan ada organisasi membuat program untuk membantu orang tua menjadi lebih baik dalam mendidik anak soal seks, hal apa yang menurut anda penting diajarkan dalam program tersebut? Ending Merangkum. Apakah rangkuman ini telah menangkap dengan benar pembicaraan kita hari ini? Adakah hal-hal penting terkait pendidikan seks dan orang tua, yang terlewatkan dari pembicaraan kita hari? Perubahan urutan dapat terjadi menyesuaikan dengan dinamika kelompok. Selain itu diskusi yang berlangsung dalam FG adalah antar partisipan. Tugas moderator hanya mengatur dan memimpin arah diskusi. Percakapan dalam diskusi akan direkam menggunakan recorder dan dicatat oleh moderator dan notulis. D. Prosedur Penelitian 1. Peneliti akan mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria yang telah dibuat. 2. Saat peneliti menemukan calon partisipan maka peneliti akan mencoba merekrut partisipan. Dalam proses rekrutmen itu penelitia akan menjelaskan kepada partisipan mengenai (a) inti dan tujuan penelitian, (b) bentuk penelitian yang dilakukan, dan (c) sifat penelitian dan hak partisipan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 3. Apabila partisipan setuju untuk berpartisipasi, peneliti akan menawarkan kepada partisipan jadwal FG yang sesuai dengan partisipan. 4. Bila jadwal sudah disepakati maka peneliti akan memberikan confirmation letter (lihat lampiran) yang berisi informasi tentang FG yang akan diikuti, informasi umum mengenai topik pembicaraan, aturan dan kesepakatan, serta harapan peneliti agar partisipan bisa benar-benar datang pada waktu yang sudah ditentukan. Bersama dengan confirmation letter ini dilampirkan lembar persetujuan (consent). 5. Pada hari yang ditentukan partisipan yang berjumlah 6 – 7 orang akan berdiskusi dengan ditemani seorang moderator yang memimpin jalannya FG. Tugas moderator hanya mengarahkan diskusi dan alur pembicaraan, bukan berpendapat atau ikut berdiskusi. Diskusi yang berlangsung hanya antar partisipan. Setiap FG dilakukan pada hari dan jam yang berbeda. 6. Diskusi akan berlangsung sekitar 90 – 120 menit. Dalam FG, diskusi akan direkam menggunakan recorder untuk keperluan pencatatan. 7. Setelah FG selesai, peneliti akan mendengarkan ulang rekaman FG dan catatan moderator kemudian menyusun transkrip atau verbatim. 8. Prosedur ini dilakukan terus sampai seluruh FG sudah dilakukan. E. Prosedur Analisis Data Dalam menganalisis data, peneliti akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 1. Memparafrasekan Data Peneliti akan membaca data verbatim dengan seksama kemudian memparafrasekan verbatim tersebut kedalam bentuk kalimat yang lebih baik dan jelas. Parafrase dibuat sedekat dan semirip mungkin dengan verbatim tanpa merubah makna kalimat. 2. Interpretasi Dalam tahap ini peneliti membaca kembali parafrase yang sudah dibuat kemudian membuat interpretasi atau menarik kesimpulan atau inti kalimat dalam parafrase tersebut. 3. Membuat Kategori Informasi (Open Coding) Pada tahap ini peneliti dan rekan peneliti mengelompokkan interpretasi yang ada sesuai kategorinya. Peneliti berusaha menyaring sampai jenuh (saturated) kategori yang ada dengan memasukan data-data yang ada, terus mencari data baru sampai data baru tidak lagi memunculkan insight terhadap pengkategorian. Hasilnya adalah berupa data kualitatif yang sudah dipilahpilah dalam kategori-kategori (Creswell, 2007; Strauss & Corbin, 1998). 4. Membuat Pengkategorian yang Lebih Tinggi (Axial Coding) Pada tahap keempat ini, kategori yang sudah ada berusaha untuk dikelompokkan kedalam kategori yang yang lebih luas. Selain itu peneliti berusaha mencari hubungan antar kategori yang ada. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 F. Kredibilitas Penelitian Untuk meningkatkan kredibilitas penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode yang digunakan untuk menguji validitas penelitian ini (Creswell, 2007; Smith, 2008) : 1. Triangulasi Triangulasi adalah teknik validasi dimana peneliti mencoba melihat analisis dari perspektif lain dengan cara mengajak orang lain atau rekan untuk melakukan pemeriksaan terhadap analisis untuk menentukan apakah analisis yang dihasilkan peneliti dari data juga ditemukan oleh peneliti lain. Dengan demikian didapatkan berbagai perspektif yang memperkaya analisis. Dalam Smith (2008) teknik ini disebut sebagai Comparing Research Coding. Dalam penelitian ini rekan peneliti adalah dosen pembimbing, asisten dosen, dan rekan mahasiswa yang tertarik meneliti seksualitas. 2. Paper Trail Melalui teknik ini peneliti menyertakan seluruh data dari penelitian yang berlangsung. Cara ini dilakukan agar peneliti lain dapat memeriksa atau menguji ulang penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Agar pengambilan data dapat berlangsung dengan baik, peneliti melakukan beberapa persiapan. Persiapan ini meliputi pembuatan draft pertanyaan FG, pembuatan surat konfirmasi untuk partisipan dan panduan rekrutmen untuk peneliti. Selain itu peneliti juga melakukan trial FG dengan rekan peneliti dan asisten dosen pembimbing untuk menguji draft pertanyaan dan melatih dan membiasakan peneliti dengan suasana diskusi kelompok. Berikut detail persiapan pengambilan data yang dilakukan peneliti. Tabel 3 Persiapan Pengambilan Data Tanggal 4 Mei 2012 Kegiatan Membuat draft pertanyaan FG Waktu 12.00 – 13.00 11 Mei 2012 Revisi draft pertanyaan FG 13.00 – 13.45 14 Mei 2012 Menulis pertanyaan FG 09.00 – 13.00 Tempat Kampus Paingan, Sanata Dharma Catatan Peneliti membuat daftar halhal apa saja yang ingin ditanyakan, kemudian menuliskan pertanyaan tentang hal tersebut. Kampus Draft pertanyaan diperiksa Paingan, oleh dosen pembimbing dan Sanata rekan-rekan bimbingan. Dharma Disarankan membuat pertanyaan dalam bahasa yang lebih informal atau komunikatif. Rumah peneliti 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 30 Agustus 2012 Merancang surat konfirmasi 08.00 12.00 Rumah peneliti 7 Oktober 2012 Merancang panduan rekrutmen 09.00 – 11.00 Rumah peneliti 10 Oktober 2012 Membuat surat konfirmasi dan panduan rekrutmen Trial FG 14.00 – 16.00 Kampus Paingan, Sanata Dharma Hall Lt. III, Kampus Paingan, Sanata Dharma 31 Oktober 2012 Revisi surat konfirmasi dan panduan rekrutmen 13.30 – 15.00 Kampus Paingan, Sanata Dharma 7 November 2012 Revisi pertanyaan FG 15.00 – 16.00 Kampus Paingan, Sanata Dharma 29 Oktober 2012 14.00 – 16.00 Surat konfirmasi untuk partisipan berisi penjelasan mengenai tujuan, sifat penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan, panduan diskusi dan lembar persetujuan mengikuti penelitian. Panduan rekrutmen berisi prosedur atau langkahlangkah yang perlu dilakukan peneliti dalam mengkontak partisipan. Trial dilakukan dengan Mbak Haksi, Ade, Arisa, Difka, Hembah, Lita, dan Vincent. Peneliti masih gugup dan kesulitan memimpin alur diskusi. Pertanyaan pembuka dirasa kurang menarik dan overlap dengan pertanyaan lain, susunan pertanyaan dirasa kurang memancing keterbukaan partisipan. Mengganti pertanyaan pembuka dan mengubah susunan pertanyaan agar partisipan lebih tertarik dan terbuka dalam diskusi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Setelah persiapan dirasa cukup, peneliti mulai merekrut partisipan untuk mengikuti FG. Peneliti terlebih dahulu menentukan waktu dan tempat pelaksanaan baru kemudian merekrut partisipan. Rekrutmen dilakukan via telepon atau tatapmuka yang kemudian ditindaklanjuti dengan memberikan surat konfirmasi. FG dilaksanakan dalam sebuah ruangan yang lapang. Di tengah ruangan empat buah meja disusun membentuk kotak dan partisipan duduk disekelilingnya. Pendokumentasian FG dilakukan secara auditif menggunakan recorder peneliti dan tertulis oleh peneliti dan notulis. Tabel 4 Pelaksanaan Focus Group Tanggal Kegiatan Waktu Tempat 14 FGD I 114 Ruang SD Novemmenit kelas 5, ber 2012 belakang GKI Ngupasan 22 Januari 2013 FGD 2 74 menit Ruang SD kelas 5, belakang GKI Ngupasan 31 Januari 2013 FGD3 94 menit 5 Februari 2013 FGD4 131 menit Ruang SD kelas 5, belakang GKI Ngupasan Ruang SD kelas 5, belakang GKI Ngupasan Catatan Partisipan adalah 6 orang ayah. Mulai diskusi terlambat setengah jam dari jadwal semula (18.30 menjadi 19.00) Partisipan R batal ikut karena ada acara lain. Partisipan adalah 7 orang ibu. Mulai diskusi terlambat 10 menit dari jadwal semula (18.00 menjadi 18.10). Partisipan W terlambat 30 menit. Partisipan adalah 7 orang ibu. Diskusi dimulai tepat waktu (18.30). Ibu H terlambat kurang lebih 20 menit. Partisipan adalah 7 orang ayah. Mulai diskusi terlambat 20 menit dari jadwal semula (18.00 menjadi 18.20), partisipan R terlambat 1 jam dari jadwal semula. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Setelah suatu FG selesai dilakukan, peneliti akan langsung membuat verbatim dari FG tersebut. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih mudah memverbatim karena sifat pembicaraan FG yang cair dan ramai. Setelah melakukan verbatim, peneliti memparafrasekan data dan membuat interpretasi. Setelah itu peneliti bersama rekan peneliti membuat pengkategorian (open coding dan axial coding). Proses pengkategorian ini dilakukan bersama-sama beberapa kali. Tabel 5 Pelaksanaan Analisis Data Tanggal 20 November 2012 5 Desember 2012 Kegiatan Menulis verbatim FGD I Waktu 12 jam Tempat Rumah peneliti Catatan Konsultasi verbatim FGD I 1 jam Ada usul dari dosen untuk merubah format penulisan agar lebih mudah dibaca 2 Januari 2013 membuat parafrase dan interpretasi FGD I Menulis verbatim FGD II Menulis verbatim FGD IV Menulis verbatim FGD III membuat parafrase dan interpretasi verbatim FGD IV membuat parafrase dan interpretasi verbatim FGD II membuat parafrase dan interpretasi 10 jam Kampus Paingan Sanata Dharma Rumah peneliti 6 Februari 2013 11 Februari 2013 16 Februari 2013 22 Februari 2013 28 Februari 2013 5 Maret 2013 9 jam 14 jam 12 jam 10 jam Rumah peneliti Rumah peneliti Rumah peneliti Rumah peneliti 8 jam Rumah peneliti 9 jam Rumah peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 16 April 2013 verbatim FGD III Pengelompokan Open Coding 19 April 2013 6 jam Ruang Observasi, Pengelompokan Open Coding 4 jam Aula Kampus Mrican 20 April 2013 Pengelompokan Open Coding 4 jam Rumah peneliti 23 April 2013 Pengelompokan Open Coding 5 jam Kampus Paingan 25 April 2013 Membuat Axial Coding 6 jam Rumah peneliti 3 Mei 2013 Membuat Axial Coding 3 jam Rumah Difka 13 Mei 2013 Membuat visualisai Axial coding 3 jam Rumah peneliti 20 Mei 2013 Pemeriksaan Axial Coding 1,5 jam Kampus Paingan 28 Mei 2013 Membuat axial coding 4 jam Rumah peneliti Bersama rekan peneliti, Arisa, menghasilkan pengelompokan awal dari data Bersama rekan peneliti, Arisa dan Pritha. Memasukkan lebih banyak data kedalam kelompok, menemukan kelompok-kelompok baru. Mencatat kelompokkelompok yang ada, menambah beberapa kelompok baru Pemeriksaan kelompok data oleh dosen dan asisten dosen. Mengkategorikan kelompok-kelompok yang ada (axial coding) Bersama rekan peneliti, Difka dan Pritha. Memeriksa ulang pengelompokkan, mencari nama yang representatif untuk kategori dan kelompok Merapikan axial coding, pembuatan visualisasi axial coding Pemeriksaan axial coding dan visualisasi oleh dosen dan asisten Menyelesaikan pengkategorian dan visualisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 B. Deskripsi Hasil Penelitian ini menghasilkan gambaran atas berbagai aspek terkait dengan pendidikan seks oleh orang tua. Adapun hasil tersebut meliputi materi pendidikan seks, sumber informasi pendidikan seks, hambatan orang tua dalam memberi pendidikan seks, kemudahan orang tua dalam memberi pendidikan seks, konteks terjadinya pendidikan seks, metode pendidikan seks, pihak pemberi pendidikan seks, dan kebutuhan pemberdayaan orang tua. 1. Materi Pendidikan Seks Materi pendidikan seks oleh orang tua dapat dibagi menjadi 6 kategori yaitu Developmental, Societal Concern, Sexual Safety, Sexual Relationship, Sexual Norm, dan Solitary Sex Act. Tabel 6 Kategori dalam Materi Pendidikan Seks Development Organ dan proses reproduksi Menstruasi Perubahan fisik Memakai pakaian dalam Ereksi Sexual Relationship Aktivitas seksual Hubungan seksual Relasi romantis Ketertarikan dengan lawan jenis Usia pacaran Societal Concern pemerkosaan pornografi pembelaan diri konsekuensi dari perilaku seksual pranikah keperawanan Sexual Safety kontrasepsi PMS Kesehatan reproduksi Sexual Norm Rambu berperilaku untuk anak perempuan Cara berpakaian Adengan TV yang tidak boleh ditiru Relasi dengan lawan jenis Mencari teman yang baik Solitary Sex Act Masturbasi Mimpi basah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Kategori Developmental berisi topik-topik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan seksual anak. Topik yang masuk di dalam kategori ini adalah fungsi organ dan proses reproduksi, menstruasi, memakai pakaian dalam, ereksi dipagi hari, dan perubahan fisik (pubertas). “… waktu itu dia sudah kelas 6 SD. „menstruasi itu apa sih ma?‟, gitu kan, disitu ada, terus tak jelasin, menstruasi tu ini terus tak jelaskan …” (Ibu, FG2, 243-245) “terus masa puberitas itu saya katakan, mungkin waktu kecil itu terjadi perubahan - perubahan fisik itu memang kejadian. Jadi terlihat tonjolantonjolan atau berbulu itu mesti ....” (Ayah, FG1, 505-508) Kategori kedua adalah Societal Concern. Kategori ini meliputi hal-hal yang secara umum mendapat perhatian dan menjadi kekhawatiran masyarakat luas. Topik-topik dalam kategori ini meliputi pemerkosaan, pornografi, pembelaan diri, konsekuensi dari perilaku seksual pranikah, dan keperawanan. “Nah saya bilang, „kamu gak boleh liat yang seperti itu [pornografi], sepertiitu.‟ Jadi saya malah jelaskan sekalian karna itu akan jadi celah untuk iblis, untuk merusak kamu. Tak kasi tau begitu.” (Ibu, FG2, 595-597) “Kalau melakukan hubungan seksual ehh seperti suami istri sebelum menikah nanti akibatnya apa, kita jelaskan.” (Ayah, FG1, 110-111) Selanjutnya terdapat kategori Sexual Safety. Kategori ini berisi hal-hal yang terkait dengan pencegahan penyakit menular seksual dan seks aman (safe sex). Topik yang muncul yaitu kontrasepsi, PMS, dan kesehatan reproduksi. “…. kalau saya belum belum memberi gambar, cuma memberi pengertian penyakit siphilis, kencing nanah, trus herpes.” (Ayah, FG1, 439-440) “Pada waktu dia bertanya soal kondom bahkan sampai terus bertanya ke spiral pun saya harus jelaskan. Mau gak mau harus jelaskan.” (Ayah, FG1, 674-676) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Kategori keempat adalah Sexual Relationship yang meliputi topik-topik terkait dengan relasi romantis dan aktivitas seksual dengan pasangan. Kategori ini terdiri atas topik aktivitas seksual, hubungan seksual, relasi romantis, ketertarikan dengan lawan jenis, dan usia pacaran. “Akhirnya orang tua harus berani ngomong.Ngomong kalau misal pacaran ya ditempat yang rame atau gak usah yang sepi-sepi.” (Ayah, FG1, 227-229) “… ya saya, pokoknya gini, saya memberi rambu-rambu gini gini gini, orang pacaran itu baru namanya penjajakan, …” (Ibu, FG3, 789-791) Kemudian kategori kelima adalah Sexual Norm yaitu norma berperilaku dan berelasi yang dianggap pantas dan layak oleh orang tua. Kategori ini berisi rambu berperilaku untuk anak perempuan, cara berpakaian, adegan TV yang tidak boleh ditiru, relasi dengan lawan jenis, dan arahan mencari teman yang baik. “… dalam arti menjelaskan, yang perempuan mungkin „tuh kenapa duduk harus rapi.‟ atau misalkan „jangan mau diajak pergi orang yang tidak dikenal.‟” (Ibu, FG2, 492-494) “Jadi rambu-rambu yang harus diikuti oleh anak-anak saya, jangan nembak, jangan dateng ke rumah cowok.” (Ayah, 779-781) Kategori terakhir adalah Solitary Sex Act, terdiri atas dua hal yaitu masturbasi dan mimpi basah. Dua aktivitas seksual yang terjadi tanpa pasangan. Dua topik ini umumnya dipandang sebagai aktivitas laki-laki dan cenderung tabu untuk didiskusikan. “Nah setelah selesai keluar saya bilang „V, burungmu itu jangan selalu dipegang-pegang, jadi kalo kamu pegang-pegang, kamu raba-raba terus itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 airnya bisa keluar, itu karna geli, papa pasti tau kamu pasti raba-raba burung kamu.‟” (Ayah, FG1, 317-320) “ketika mereka terus mimpi basah datengnya juga ke saya, „kog bisa ya ma? Aku ngompol e ma.Maaf ya ma.‟, gitu lho, terus aku bilang, „oh itu bukan ngompol.‟, terus tak jelaske gitu lho” (Ibu, FG3, 402- 405) 2. Sumber Informasi Pendidikan Seks Dalam memberikan pendidikan seks, orang tua memiliki beragam sumber yang digunakan untuk mendapatkan informasi seksual yang akan diberikan kepada anaknya. Sumber informasi pendidikan seks bagi orang tua dapat dibagi menjadi 3 sumber, yaitu pengalaman pribadi, pengalaman dan interaksi dengan orang lain, dan media. Tabel 7 Kategori dalam Sumber Informasi Pendidikan Seks Pengalaman Pribadi Pengalaman waktu kecil Sekolah Seminar Pengalaman Atau Interaksi Dengan Orang Lain Cerita dari anak Tetangga Teman sebaya orang tua Media TV Internet Buku, majalah, koran Pengalaman pribadi orang tua meliputi pengalaman orang tua waktu kecil, pendidikan yang didapatkan di sekolah, ataupun kegiatan yang orang tua lakukan untuk secara khusus mencari informasi seksual, seperti mengikuti seminar. “… dan juga kita sekolah dulu, sedik … setidak-tidaknya kita juga dapet.” (Ayah, FG4, 1503-1505) “waktu saya SD, waktu saya kecil, jaman cowok cowok cowoksaya juga merasa ilmu saya itu bukan dari orang tua tapi dari lingkungan artinya pengetahuan seks.” (Ayah, FG4, 712-713) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Kategori kedua adalah informasi yang berasal dari pengalaman orang lain atau interaksi orang tua dengan orang lain, seperti pengalaman tetangga, cerita dari anak, dan obrolan dengan teman sebaya orang tua. “Kalo saya dulu di apa ya, kadang liat ditetangga, terus nanti kasi tau gitu ….. Iyaa itu kan banyak informasi.” (Ibu, FG2, 542-544) “Termasuk peer group sejak kita remaja sampai kemudian teman ting-tong ting-tong pas kuliah sampe nyambut gawe, ya to? Teman nyambut gawe kan biasane yo” (Ayah, FG4, 1529-1531) Sementara kategori terakhir adalah media baik media cetak seperti buku, koran, majalah, ataupun media elektronik seperti televisi dan internet. “… cuma saya yang aktif dengar berita, dengar informasi, lha nanti informasi ini saya pendekatan kepada anak-anak, saya tuangkan kesitu.” (Ibu, FG3, 310312) “Juga rubrik-rubrik entah di Kompas, Femina, Kartini, itu memberi pengetahuan yang luar biasa.Intisari dan sebagainya itu memberi rubrik-rubrik khususnya luar biasa itu untuk memberi pengetahuan pada kita.” (Ayah, FG4, 1506-1509) Meskipun internet menjadi sumber informasi bagi orang tua, namun ada juga orang tua yang tidak menjadikan internet sebagai sumber informasinya. Hal ini berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua menggunakan internet. “ [moderator bertanya apakah internet menjadi sumber informasi bagi orang tua] Kalo jaman saya dulu kan belum ada, paling orang kaya yang punya. Hahaa. [ibu lain menimpali] Ya itu takutnya kalo seperti saya kan jadul ya, „wis mama iki jadul. Gak ngerti apa-apa.‟” (Ibu, FG2, 553-557) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Ada juga orang tua yang berhenti menjadikan buku sebagai sumber informasi karena merasa informasi didalamnya tidak selalu pas dengan kondisi nyata di lapangan.Orang tua ini kemudian mengikuti kata hatinya saja. “Jadi dari kecil mungkin anak pertama, mulai baca-baca buku, cara pendidikan seks yang begini gini gini ya, anak pertama ya, tapi terus ketika saya pikir, wah belum tentu bisa diterapkan gitu lho, kan beda-beda, suasana beda, tipikal anak beda, terus tipikal orang tua beda gitu lho. Jadi saya pake hati gitu lho” (Ibu, FG3, 373-377) 3. Hambatan dalam Memberi Pendidikan Seks Terkait dengan hambatan, ada dua macam hambatan yang dihadapi orang tua, yaitu hambatan yang berasal dari internal dan dari ekstrenal. Tabel 8 Kategori dalam Hambatan dalam Memberi Pendidikan Seks Pola Pikir Perbedaan pemikiran orang tua dan anak Tabu atau tidak nyaman Hambatan Internal Relasi Sifat Orang tua Tidak dekat Sifat keras dengan anak orang tua Hambatan Eksternal Jarak geografis yang jauh Waktu bertemu terbatas Anak sudah tahu Perbedaan jenis kelamin Skill Tidak tahu cara memulai atau memberikan Proses penyampaian yang buruk Sulit menilai kesiapan anak Tidak ada hambatan Tidak ada hambatan Hambatan internal yang dialami orang tua mencakup area pola pikir, relasi, sifat orang tua, dan skill. Hambatan terkait pola pikir adalah adanya perbedaan pemikiran orang tua dan anak sehingga orang tua harus berusaha PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 menyamakan pemikiran dengan pemikiran anak agar pendidikan seks yang diberikan dapat diterima anak. “Nah disitu saya mulai menggiring. Saya bisa mulai tahu, oh dia siapnya segini. Ya saya akan jawab seperti itu. Tapi kalau saya jawab dengan teori yang saya tahu. Kacau nanti. Prinsipnya semacam itu. Dia belum pernah praktek, saya sudah praktek berkali-kali kan gitu to? Ini yang jadi persoalannya.” (Ayah, FG1, 994-999) Hambatan lain terkait pola pikir adalah pandangan orang tua bahwa seksualitas itu tabu. Akibatnya orang tua juga menjadi tidak nyaman untuk membicarakan seksualitas dengan anak. “jadi agak-agak beban bagi orang tua untuk membicarakan soal itu. tetapi kita merasa itu penting ya bagaimana caranya mencari, tapi itu menjadi hambatan, mikir-mikir, sok sok tertunda-tunda. Budaya, budaya jawa.” (Ayah, FG1, 1013-1018) “… tapi saya sendiri kalo memang dari seks itu bagi saya masih tabu begitu. Karena mungkin juga pendidikan orang tua saya seperti itu, dan saya juga menganggap itu masih,… ” (Ibu, FG3, 488-491) Selanjutnya pada hambatan relasi orang tua dengan anak, ketidakdekatan orang tua dengan anak membuat orang tua kesulitan untuk berbicara dengan anak. Akibatnya orang tua berjarak dengan anak dan hanya mengawasi anak saja. “. Jadi saya pantau dari jauh, karena kebetulan saya sendiri gak begitu sering dengan anak itu, tapi sekarang saya usahakan untuk deket dengan anak.” (Ibu, FG3, 499-501) Hambatan selanjutnya adalah sifat orang tua. Sifat ayah yang keras membuat anak enggan untuk dekat dengan ayah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 “… untuk hal-hal yang tertentu, mungkin „wah nek tak omongke bapak mengko bapak nesu, gak boleh terus marah.‟ …. Jadi kadang-kadang saya memang agak keras ya sama anak sendiri. Tapi ya belajar dari istri saya mungkin, seperti ini [jadi lembut] akhirnya saya, anak-anak juga akan deket saya, … ” (Ayah, FG4, 1270-1275) Hambatan terakhir adalah berkaitan dengan skill atau keterampilan yang dimiliki oleh orang tua. Masalah yang dihadapi orang tua adalah mereka tidak paham cara memberikan pendidikan seks kepada anak. Salah satunya adalah kebingungan untuk memulai percakapan mengenai seks. “tapi saya memang kadang-kadang mau masuk kesitu juga masih bingung caranya ngomong ya, cuman kadang cuman gimana.” (Ayah, FG4, 661-663) “sebetulnya saya pengen, ingin menjelaskan banyak tapi saya juga jujur aja bingung mau memulai.” (Ibu, FG2, 168-169) Hambatan lain terkait skill adalah proses penyampaian informasi seks yang buruk. Misalnya orang tua berbicara berputar-putar ataupun tidak menjelaskan secara lengkap. Selain itu orang tua juga mengalami hambatan terkait menilai kesiapan anak menerima informasi seksual. Hal ini membuat orang tua kadang ragu-ragu untuk memberikan pendidikan seks kepada anak. “Kesuwen gitu. Saya menyadari kesuwen, mubeng-mubeng trus terlalu mikir sehingga kadang-kadang ditunda, itu saya sadari, itu hambatan, dan itu jelek, tetapi itu yang terjadi.” (Ayah, FG1, 1049-1051) “Itu yang mungkin bisa jadi hambatan saya, bagaimana saya berusaha untuk tahu kesiapan dia untuk menerima jawaban.” (Ayah, FG1, 1001-1003) Hambatan eksternal mencakup empat hal yaitu jarak geografis yang jauh, waktu bertemu yang terbatas, anak sudah tahu, dan perbedaan jenis kelamin. Hambatan pertama adalah jarak secara geografis yang jauh. Ini terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 pada salah satu ibu yang anaknya bersekolah di luar kota. Hal ini menyebabkan orang tua tidak bisa memberi pendidikan seks kepada anaknya. “… dan anak-anak saya yang dua ini sesudah lulus SMP, mereka sekolah dijogjasaya pada waktu itu masih diluar jawa ya, ….jadi saya tidak pernah mendidikkan, mengadakan, eh memberikan pendidikan seks secara transparan.” (Ibu, FG3, 205-227) Hambatan lain adalah waktu bertemu yang terbatas dengan anak. Sehingga orang tua harus mencuri-curi waktu yang seadanya untuk berusaha membicarakan seks. “kami hanya bisa waktu ketemu dirumah itu sangat terbatas, pagi kami sudah berangkat, nanti ketemu sudah sore. … Jadi sangat terbatas, jadi kadangkadang ceritanya ya pelan-pelan sambil makan, sambil dimobil itu tanya, tadi gimana, gimana.” (Ibu, FG3, 592-597) Hambatan lain adalah saat anak merasa sudah mendapat pendidikan seks mengenai suatu topik, maka anak akan menolak saat orang tua hendak memberikan pendidikan seks mengenai hal itu. “Ketika mungkin suatu ketika saya memegang buku misalnya, “kamu mau gak mbaca buku ini. Bagus lho.”, ini soal pendidikan misalnya, “ahh sudah pernah. Saya sudah pernah mendapatkan disekolah.” bilang gitu ….” (Ibu, FG2, 320-322) Perbedaan jenis kelamin antara orang tua dan anak juga dapat menjadi hambatan dalam memberikan pendidikan seks. Orang tua merasa tidak percaya diri dalam memberikan pendidikan seks. Salah satu kesulitan akibat perbedaan jenis kelamin adalah orang tua tidak mengalami apa yang dialami oleh anak. “kalau wanita saya sebenarnya gak begitu PD, kalau anak cewek sih.” (Ayah, FG1, 1316-1317) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 “saya menjelaskan kalo dengan yang cewek, saya menjelaskannya dengan kondisi yang saya tidak mengalami, saya pribadi. … Kesulitannya cuma masalah itu aja.” (Ayah, FG1, 1330-1334) Ditengah segala hambatan internal dan eksternal tersebut, terdapat orang tua yang merasa tidak memiliki hambatan dalam memberikan pendidikan seks kepada anaknya. “[moderator menanyakan apakah tidak ada hambatan memberi pendidikan seks]. Ya sampai detik ini belum. Untuk hal yang khusus seksualitas itu gak ada.” (Ibu, FG3, 1374-1378) 4. Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks Dalam memberikan pendidikan seks, selain ada hal-hal yang menghambat, terdapat juga hal-hal yang memudahkan terjadinya pendidikan seks oleh orang tua. Kemudahan internal mencakup dua hal yaitu relasi dan sifat orang tua, sementara kemudahan eksternal meliputi jaman yang terbuka, anak sudah tahu, jarak geografis yang dekat, perbedaan jenis kelamin, anak bertanya lebih dahulu, dan adanya pendidikan seks dari pihak lain. Tabel 9 Kategori dalam Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks Kemudahan Internal Relasi - komunikasi dan kedekatan - perilaku kasih sayang dari orang tua Sifat orang tua - Sifat lembut Kemudahan Eksternal Jaman yang terbuka Anak sudah tahu Anak mendapat pendidikan seks dari pihak lain - Dari sekolah - Dari internet Jarak geografis dekat Anak bertanya dahulu Perbedaan jenis kelamin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Kemudahan internal yang pertama adalah relasi yang baik dengan anak. Saat orang tua memiliki komunikasi yang intens dan kedekatan dengan anak maka pendidikan seks oleh orang tua lebih mudah untuk diberikan. Hal lain yang mendukung termasuk ketika orang tua mau mendengarkan anak sehingga anak akan mendengarkan orang tua juga. “Ini bicara mengenai komunikasi kog. Pada waktu komunikasi kita dengan anak itu intens dan baik jadi mudah semuanya.” (Ayah, FG1, 1448-1450) “saya anggep kuncinya mereka mau dengerin kita, karena kita mau dengerin mereka. Akhirnya mereka jadinya juga denger gitu ketika kita ngomong.” (Ibu, FG3, 499-501) Perilaku orang tua yang penuh kasih sayang kepada anak akan mendukung terbentuknya kedekatan sehingga anak akan terbuka kepada orang tua. Perilaku afektif ini misalnya adalah pelukan dari orang tua. “Waktu anak saya pulang dia marah, udah saya biarin, „mami tu lho gini.‟, saya peluk, akhirnya tu mandek sendiri. Akhirnya dia malah, „ma sini ma, deket aku ma.‟ dah gitu baru, baru mau bercerita.” (Ibu, FG3, 1001-1009) Kemudahan internal berikutnya yaitu sifat orang tua. Sifat orang tua yang lembut membuat anak mau terbuka dan dapat dekat dengan orang tua. Selanjutnya kemudahan eksternal yang dirasakan oleh orang tua adalah jaman yang terbuka sehingga lebih nyaman berbicara mengenai seks. Kemudian anak juga sudah paham mengenai seks. Ini terkait dengan adanya pendidikan seks dari pihak lain seperti sekolah maupun internet. Hal ini dirasa membantu karena orang tua tidak perlu menjelaskan dari dasar. Bahkan kadang-kadang anak sudah tidak lagi bertanya mengenai seksualitas kepada orang tua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 “jaman dah lebih terbuka lah sudah lebih vulgar.” (Ayah, FG1, 1249-1253) “Tapi saya kira itu [anak mencari informasi seksual dari internet] kog, meringankan sedikit, sedikit meringankan, kalo positifnya ya, karena tidak mulai dari nol. [anak] sudah punya gambaran.” (Ayah, FG4, 1430-1435) Orang tua juga merasa pendidikan seks lebih mudah diberikan apabila anak yang memulai percakapan dengan bertanya. “lebih mudah, pada saat anak itu bertanya.” (Ayah, FG1, 1457) Kemudahan lain yang dirasakan adalah jarak geografis yang dekat. Saat anak tinggal bersama orang tua, orang tua bisa mendampingi anak dengan lebih baik. “bedanya kalau anak saya yang nomer tiga itu selalu ada disisi orang tuanya, nah jadi lebih aman ya.” (Ibu, FG3, 230-232) Meskipun perbedaan jenis kelamin menjadi hambatan bagi beberapa orang tua, salah satu ayah memandang perbedaan jenis kelamin sebagai hal yang menguntungkan dalam hal pemberian pendidikan seks. Keuntungan ini terutama dirasakan orang tua karena orang tua memiliki alasan untuk membatasi diri berdiskusi terkait pengetahuan saja dan tidak menyangkut kehidupan seksual pribadi. Akibatnya orang tua tidak merasa risih membicarakan seks dengan anak. “… karna kondisinya dengan seorang cewek, misal saya ngobrol dengan seorang anak yang putri kan kondisinya saya akan bicara soal keputrian secara teoritis yang saya tahu … Jauh lebih mudah dalam artian ndak bicara mengenai ewuh pekewuh e tadi bisa disingkirkan. Karena yang berkaitan dengan kenikmatan udah ilang dulu kan.” (Ayah, FG1, 1340-1344) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 5. Konteks Pemberian Pendidikan Seksualitas Tabel 10 Kategori dalam Konteks Pemberian Pendidikan Seks Konteks Waktu Situasi atau kondisi yang mendukung Tidak ada waktu khusus Saat waktunya pas atau ada kesempatan Personal Santai Spontan Sambil melakukan aktivitas lain Waktu kejadian Belajar biologi Dalam perjalanan Menonton TV Makan Menonton film Sebelum tidur Memandikan anak Online Ngerokin anak Pulang sekolah Trigger Ada berita kasus seksual Anak mengalami menstruasi Anak asyik dengan HP Pertumbuhan payudara anak Melihat iklan porno di internet Muncul adegan seksual di TV Anak bertanya Konteks Usia Usia belum perlu pendidikan seksualitas Kelas 5-6 SD Usia 14 tahun Usia SMP Usia perlu pendidikan seksualitas Usia SMA Kanak-kanak Kelas 4 SD Setelah mengalami menstruasi Konteks Keimanan Orang tua Berserah kepada Tuhan Mengarahkan anak aktif di gereja Nasihat dan peringatan terkait praktek dan nilai agama Ada tiga konteks yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu konteks waktu, konteks usia, dan konteks keimanan. Yang pertama dalam konteks waktu, dalam memberikan pendidikan seks, ada berbagai situasi dan kondisi yang mendukung. Yang pertama adalah orang tua tidak mengadakan waktu khusus untuk berbicara mengenai seks. Dari empat FG tidak ada orang tua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 yang mengusahakan adanya waktu khusus untuk berbicara mengenai seks dengan anak. Menurut orang tua merencanakan waktu khusus justru membuat orang tua menjadi tegang. “… karna kalo kita usahain cari waktu tertentu kitanya sudah tegang dulu, anaknya mungkin gak dong, tegang iki nek tak omongi ...” (Ayah, FG1, 692696) “Spontan langsung gitu. Kalo ditata malah wagu gitu lho. Hahaha.” (Ibu, FG2, 695-698) Selanjutnya adalah situasi yang personal. Pendidikan seks tidak diberikan saat ada banyak orang tetapi secara pribadi. “Tapi ngasi tau ya saya pribadi …” (Ayah, FG1, 213-214) Kondisi yang santai juga dipandang ideal untuk terjadinya pendidikan seks. Sebab ketika memberikan pendidikan seks saat terbeban, maka orang tua merasa dapat salah berbicara. Oleh karena itu orang tua mencari suasana yang santai saat memberi pendidikan seks. Selain itu pendidikan seks umumnya diberikan saat melakukan aktivitas lain. Dengan demikian pendidikan seks tidak menjadi satu-satunya fokus pada saat itu. “iya kita bisa terbeban, pada waktu kita terbeban itu ngomong mbek anak menjadi luput lho. Beda. Jadi kita cari tempat yang refresh, yang santai, yang sama-sama santai, menikmati sesuatu, kita ngomong e lancar, dia menerimanya juga lancar.…” (Ayah, FG1, 789-792) Ada beragam waktu dimana pendidikan seks terjadi. Saat anak belajar biologi, makan bersama, mengantar jemput anak dari sekolah, menonton TV PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 atau film, sedang online, saat ngerokin atau memandikan anak, sebelum tidur, dan di rumah sepulang anak dari sekolah. “Aku terbiasa diskusi sama anak-anak jadi makan malem itu …” (Ibu, FG3, 464) “saya juga pernah memberitahukan …. baik itu nonton film bersama atau di TV ya kita terangkan …” (Ayah, FG4, 169-170) Ada berbagai hal yang menjadi memicu orang tua untuk memberi pendidikan seks kepada anaknya. Pemicu ini menciptakan sebuah kesempatan atau momen untuk orang tua dapat memberikan pendidikan seks. Pemicu tersebut seperti ketika muncul adegan porno di film atau TV. Kesempatan ini dipakai orang tua untuk memberikan pendidikan seks kepada anak. Momen lain adalah saat muncul berita mengenai kejahatan seksual. “biasanya sih kita pas ada momen-momen kayak pas nonton TV bareng ada orang ciuman, ya kan? Nah dari situ kita bisa masuk sedikit.…” (Ayah, FG4, 80-82) “Eee, ketika terjadi kejahatan seksual di berita, itu sebetulnya kita bisa masuk ya, dalam arti menjelaskan…” (Ibu, FG2, 491-492) Selanjutnya saat anak mengalami menstruasi pertama atau orang tua merasa payudara anak mengalami pertumbuhan, maka kejadian itu dipakai orang tua untuk menjelaskan perubahan fisik yang terjadi. “… pada waktu buah dada anak saya keluar, itu tumbuh, saya bilangadek sekarang sudah besar, ini nanti buah dadanya …. Sayamemberikan pendidikan seks kepada anak saya, …pada waktu dia tumbuh buah dada, dan pada waktumenstruasi pertama kali, …” (Ibu, FG3, 195-230) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Orang tua juga terdorong memberikan pendidikan seks ketika melihat anak asyik dengan HPnya. Selain itu munculnya iklan berbau seksual saat anak sedang online juga dipakai sebagai kesempatan memberi pendidikan seks. “Kalo saya sih malah saya kasi tau sekalian. Toh misalnya suka internet, biasanya kan anak saya main game gitu ya, main game tapi terus kan memang sering ditawarkan [konten porno] di ini [situs game] to.…” (Ibu, FG2, 591593) “Kadang nek dikamar, nganu HP terus ngguya-ngguyu kan, kadang nganu, ya itu saya masuk ngasi [pendidikan seksualitas] gitu” (Ibu, FG2, 700-701) Pemicu yang terakhir adalah ketika anak menanyakan hal seks kepada orang tua. Orang tua sering menunggu anak bertanya sebelum mulai memberi pendidikan seks. Pertanyaan anak memberi orang tua kesempatan untuk dapat menjelaskan seks secara mendalam. Selain itu ketika anak bertanya maka anak membutuhkan jawaban. Menurut orang tua ini membuat pendidikan seks dari orang tua dapat diterima anak dengan baik. “tapi kalo anak-anak yang tanya itu mudah karena orang bertanya membutuhkan jawaban, dan biasanya pada waktu dia menanti jawaban,jawabannya kita jadi diterima cepat. …” (Ibu, FG2, 215-218) “Nah saya diem aja, waktu dia tanya, „kog nikah ya bu ya?‟, baru tak kasi tahu kenapa dia menikah …” (Ibu, FG3, 525-526) Saat anak bertanya ada beragam respon yang diberikan oleh orang tua. Ada orang tua yang berusaha menjawab sejujur mungkin sesuai kemampuan. Ada orang tua yang menjawab sebagian saja dan justru mengajukan pertanyaan kembali ke anak. Ini dilakukan agar orang tua dapat memahami maksud PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 pertanyaan anak dengan baik. Selanjutnya saat menjawab pertanyaan anak, anak diajak berpikir dan menemukan jawaban atas pertanyaannya. “Kalau saya njawabnya tak balik, separuh tak jawab, separuh balik nakoni.Jadi saya mau nggiring, dia maunya kemana sih.…” (Ayah, FG1, 213214) “ …sehingga disitulah mulai menggiring sehingga dia tahu o menggauli itu itu, saya tidak bilang menggauli itu adalah, langsung definisi itu gak. Biar dia berpikir sendiri.” (Ayah, FG1, 912-914) Kadang kala orang tua menunda menjawab pertanyaan anak. Ini dilakukan bila anak bertanya pada saat yang tidak tepat, misalnya didepan banyak orang. Ketika itu terjadi, orang tua mengalihkan pertanyaan anak dengan memberikan humor. “… tidak saya jawab, karna dia tanyanya ditempat terbuka. Jadi ada saya, ibunya, ada orang-orang gitu … Itu jadi PR buat saya.Saya gak jawab.Diajak guyon wae. Ya to tak ajak guyon yang lain …” (Ayah, FG1, 863-875) Dari pengamatan orang tua, mereka menemukan masih ada orang tua yang marah saat anak menanyakan hal seks. Orang tua-orang tua ini mengenyahkan pertanyaan anak. Akibatnya anak lebih memilih bertanya kepada teman. Hal ini tidak baik karena memberi kesan bahwa seksualitas itu tabu. Orang tua ini biasanya masih ditemukan di kampung-kampung. “kadang-kadang kita terus „wis kamu anak kecil belum ..‟, Nah itu kan malah keliru, anak malah jadi merasa itu tabu.…” (Ayah, FG1, 845-847) “„cah cilik ki tekon koyo ngono.‟ … Dikampung itu pak. Hohoho. … Minggu, tetangga saya di Sono Pakis itu termasuk kampung itu, itu ya masih banyak. … Iya, orang tua seperti itu masih banyak, „cah cilik ngerti opo!‟ bahasanya itu sudah bahasa yang gak sehat itu.” (Ayah, FG4, 1304-1312) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 Selanjutnya dalam konteks usia, bagi orang tua, usia anak menjadi penentu apakah anak perlu mendapat informasi seksualitas atau tidak. Terkait usia anak perlu menerima pendidikan seks, orang tua memiliki pandangan yang berbeda-beda. Beberapa merasa pendidikan seks perlu dimulai dari SD kelas 4, bahkan dari kanak-kanak. Namun ada juga yang memandang anak SD kelas 6 pun belum memerlukan pendidikan seks. “Gak papa [memberikan pendidikan seksualitas], kelas 4 itu anak, anak tapi dengan bahasa yang jangan vulgar ya.” (Ibu, FG3, 1203-1204) “…belum umur kalo menurut saya, karena masih ya kelas 5 atau kelas 6 itu ya masih kocak begitu lho ...” (Ayah, FG4, 124-126) Dalam memberikan pendidikan seks, keimanan orang tua merupakan satu hal yang berpengaruh kepada pendidikan seks orang tua. Pengaruh ini tampak pada perilaku orang tua yang berserah kepada Tuhan dalam memberikan pendidikan seks. Alasan orang tua berserah kepada Tuhan adalah orang tua merasa dirinya terbatas dalam memberikan pendidikan seks. Orang tua juga merasa dirinya tidak bisa mengawasi pergaulan anaknya. Lokasi anak yang jauh dari orang tua juga mendorong orang tua berserah kepada Tuhan untuk menjagai anaknya. Alasan terakhir adalah orang tua merasa anak bisa tidak jujur kepada dirinya. “ … „Tuhan hanya ini yang bisa saya lakukan.‟, dalam arti sebagai ibu saya sudah berusaha mereka, tapi diluar ada hal-hal yang diluar kemampuan saya. …” (Ibu, FG3, 705-708) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Penyerahan kepada Tuhan ini diwujudkan dengan cara mendoakan anak. Salah satu ibu juga memberikan kalung salib sembari mendoakan anak. “… pada waktu anak saya mau berangkat, masing-masing saya kasi kalung dengan liontin salib, saya kasi mereka sambil saya bilang, „Tuhan saya serahkan, sertailah anak-anak saya didalam pergaulan dan didalam masa depannya semuanya saya serahkan kepada Tuhan karena saya sebagai orang tua, tidak bisa mengikuti anak saya untuk ke Jogja.‟ …” (Ibu, FG3, 211-216) Selain berserah kepada Tuhan, keimanan orang tua tampak saat orang tua juga mengarahkan anak-anaknya untuk aktif di gereja. Gereja dipandang sebagai lingkungan pergaulan yang baik untuk anak. “jadi saya punya pikiran „nek nggolek konco iki yo sing apik.‟, nah kemudian memang istri saya kemudian mengarahkan diarahkan yang pertama gereja, karena walaupun sakelek-elek e gerejo, memang gereja kan tidak selalu baik ya, tapi sejelek-jeleknya orang yang ada digereja dia takut pada Tuhan,” (Ayah, FG4, 714-720) Selanjutnya orang tua juga mengkaitkan nasihat dan peringatan yang mereka berikan dengan nilai dan praktek agama yang dianutnya. Misalkan saat melarang anak beronani, orang tua mengingatkan bahwa menurut agamanya, onani itu dosa. “… pasti lemes karna itu [masturbasi] mengeluarkan energi yang besar, dan itu pun tidak boleh. Dalam ajaran kita itu tidak boleh. Dosa.” (Ayah, FG1, 539-541) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 6. Metode Tabel 11 Kategori dalam Metode Berkomunikasi Tentang Seks Dengan Anak Bentuk Isi Teknik Diskusi atau Informasi Memakai bahasa sahabat ngobrol Larangan Memakai humor Ceramah dan ancaman Menyelipkan pendidikan seks dalam Nasihat, obrolan lain arahan, dan Storytelling peringatan Menyamakan pemikiran dengan anak Menghubungkan dengan kegiatan anak Membuka pembicaraan dengan topik lain Memberi kepada banyak anak sekaligus Sengaja memberi informasi tidak tepat Menjelekkan anak Bicara berputar-putar Metode Tidak Langsung Menjadikan anak Membaca buku Belajar dari pendidik seks untuk pendidikan seks pengalaman langsung saudaranya Aktivitas seksual Rambu berperilaku Masturbasi untuk anak perempuan Hubungan seksual Mimpi basah Cara berpakaian Relasi romantis Adengan TV yang Ketertarikan dengan tidak boleh ditiru lawan jenis Relasi dengan lawan Usia pacaran jenis Mencari teman yang baik Menggunakan metode orang tua dulu Beda anak, beda pendekatan Memakai metode yang digunakan Memakai pendekatan yang berbeda orang tuanya dahulu pada anak yang berbeda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Metode paling utama dalam memberikan pendidikan seks adalah berkomunikasi tentang seks dengan anak. Dilihat dari bentuknya komunikasi yang terjadi dapat berbentuk diskusi ataupun ceramah. Diskusi merujuk pada percakapan dua arah atau interaktif, sementara ceramah merujuk pada percakapan satu arah. “metodenya komunikasi dengan anak.” (Ayah, FG1, 936) “metode ya kalau bicara metode ya metode pasti gak bicara tentang ceramah kan? Kecuali nek nesu ya bicara soal ceramah.” (Ayah, FG1, 938-399) Sementara bila dilihat dari isinya, pembicaraan bisa berbentuk pemberian informasi, namun juga ada yang berbentuk larangan dan ancaman. Selain itu juga ada yang berisi nasihat, arahan atau peringatan. “iyaa ada larangan. Nah masih ada lagi selain larangan, orang tua juga memberikan pengertian …” (Ayah, FG1, 429-430) Ada berbagai teknik yang digunakan oleh orang tua dalam membicarakan seks dengan anaknya. Pertama orang tua menggunakan bahasa sahabat kepada anak. Bahasa yang penuh kasih namun blak-blakan dengan anak. “… kalau penanaman didalam rumah ya tetep pake bahasa ibu yang memerankan sebagai sahabat.Seperti ibu ini penuh dengan kasih, dasar ibu, tapi penyampaiannya tetep sabagai seperti sahabat, „teteknya sudah muncul.‟ Itu bahasa sahabat …” (Ibu, FG3, 333-337) Selanjutnya orang tua juga dapat menggunakan humor dan gurauan dalam pembicaraan mengenai seks. Ini dilakukan agar pembicaraan tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 terkesan terlalu serius dan membuat anak berpikiran negatif. Tujuan lain adalah agar anak tidak merasa malu dengan seksualitasnya. “itu kalo diajarkan disekolah itu biasanya sambil guyon. Saya sendiri pernah diajarkan seperti itu. Jangan terlalu serius. Kalo terlalu serius, anak terus berpikiran negatif... ” (Ayah, FG1, 686-688) Kemudian juga ada orang tua yang menyelipkan pendidikan seks ke dalam obrolan orang tua – anak mengenai hal lain. “…hanya kadang-kadang kita selingannya pas pergi bareng …” (Ayah, FG4, 674-675) Teknik keempat adalah orang tua melakukan storytelling atau berbagi cerita pengalaman kepada anak. Orang tua menjadikan pengalaman, baik pengalaman pribadi orang tua maupun pengalaman orang lain seperti kasus di pekerjaan, tetangga, ataupun pembantu, sebagai contoh untuk anak. “… saya hanya justru malah meneladani dari tetangga kanan-kiri yang dia MBA dulu sebelum … „buat kamu lihat itu dia sudah, itu contoh kalo kamu tidak hati-hati masalah seks.‟” (Ibu, FG3, 757-761) Selanjutnya teknik yang dilakukan orang tua adalah menyamakan pemikiran dengan pemikiran anak. Ini dilakukan sehingga pendidikan seks dari orang tua sesuai dengan tingkat kesanggupan dan pengetahuan anak. “Bicara tadi mengenai apa tadi mimpi basah itu, wuishh ngomong susah sekali ... Itu say amulai mikir yang dia mimpikan sama gak dengan mimpi saya.J ebul bedo kan lucu. Dia mimpinya cuma nguyuh terus metune kentel gitu tapi kita mikir e dah beda. Ngomong e „opo sing tokpikiri?‟.” (Ayah, FG1, 13731378) ”alangkah bijaksana kita sebagai ortu memberikan pendidikan seks pada anak kita sesuai porsi yang dibutuhkan … Sampe ke level mana pengetahuan si anak itu tentang seks itu.” (Ibu, FG2, 987 – 995) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Orang tua juga berusaha menghubungkan pendidikan seks yang dilakukannya dengan kegiatan sehari-hari anak. Dengan demikian pendidikan seks tersebut dapat lebih dipahami oleh anak. “… anak saya kegiatannya padat, jadi saya kasi pengertian, kalau kamu onani nanti membikin badan lemes. Badminton kamu gak kuat.karna dia kegiatannya badminton. … kalo kamu onani, kamu badmintonnya gak bakalan bisa namplek, pasti lemes karna itu mengeluarkan energi yang besar.” (Ayah, FG1, 531-540) Teknik ketujuh terkait dengan memulai pembicaraan mengenai seks. Untuk memulai pembicaraan, orang tua pertama-tama membicarakan mengenai hal lain dahulu baru kemudian pelan-pelan masuk ke dalam pembicaraan mengenai seks. “… salah satunya yang saya masukkan agama dulu, biasanya agama, pendahuluannya itu, takut akan Tuhan, pertama itu, terus masa pubertas itu …” (Ayah, FG1, 503-505) “… saya lebih suka mengikuti berita, nah dari berita itu nanti ada berita apa, misal pemerkosaan ato apa, nanti saya cerita, „wah dik ini tadi ada pemerkosaan.‟, „apa to bu perkosaan?‟, nah dari situ saya baru mengutarakan, ini lho pemerkosaan itu seperti ini …” (Ibu, FG3, 285-289) Teknik selanjutnya adalah memberikan pendidikan seks untuk banyak anak sekaligus. Ini dilakukan agar orang tua tidak perlu memberikan pendidikan seks berulang kali. Saat orang tua hendak memberitahu tentang suatu topik, maka semua anak dikumpulkan untuk mendengarkan bersamasama. “… itu rambu-rambu yang kita sisipkan, kita masukkan ke anak pertama, tapi kan begitu kita cerita ke anak pertama kan anak kedua ketiga kan denger … [anak] Dua tiga ikut, diajak. „kene kene rungoke.‟” (Ayah, FG4, 783-789) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Beberapa orang tua dengan sengaja memberikan informasi seksual yang tidak tepat kepada anak. Teknik ini dilakukan untuk menakut-nakuti anak, atau karena anak dirasa belum paham bila diberi informasi yang tepat. “pembicaraan kasus memang akan diperdalam setelah tadi yang anak saya tanya, misalnya eee, „lahir itu darimana? …tetapi kalo masih kecil dulu itu [dijelaskan] kamu lahir dari puser ibunya.” (Ayah, FG4, 258-261) Teknik berkomunikasi berikutnya ini mungkin kurang baik. Salah satu ibu mengatakan anaknya jelek apabila memakai pakaian seksi. Ini dilakukan agar anak tidak ingin berpakaian seksi. “…„kalau kalian [penari di TV] sih nggak papa, kulitnya putih, kalau kamu menakutkan.‟, saya bilang begitu, jadi kalau memang dari sisi baju, dari sisi seperti itu kami sangat membatasi …” (Ibu, FG3, 587-589) Teknik komunikasi terakhir adalah bicara yang berputar-putar atau tidak to the point. Ini terjadi karena orangua merasa tabu. Meskipun begitu ada orang tua yang melakukan ini agar pembicaraan mengenai seks terlepas dari diskusi mengenai kenikmatan seksual dan hanya pada hal-hal ilmu saja. Selain itu orang tua juga berpandangan bahwa memberi pendidikan seks dengan cara ini membuat seks dipandang anak sebagai sesuatu yang sopan dan bersih sehingga dengan demikian anak tidak ingin mencoba aktivitas seksual. “buat saya yang tersulit tentang itu [kenikmatan seksual]. tapi begitu saya bisa melepas itu, tak tinggal itu, ngomong enteng. Diskusi memang panjang untuk melonggarkan itu saya berusaha seperti tadi pak, mubeng-mubeng, mubengmubeng koyo nggawe arum manis.” (Ayah, FG4, 1381-1385) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Selain melakukan pembicaaan terkait seks, pendidikan seks dari orang tua dapat dilakukan dengan metode lain. Metode ini disebut metode-metode tidak langsung. Penamaan ini karena pembicaraan terkait seks dari orang tua kepada anak bukanlah sarana pembelajaran utama. Metode tidak langsung yang ditemukan adalah membaca buku pendidikan seks, belajar dari pengalaman langsung, dan menjadikan anak pendidik seksualitas bagi saudaranya. Dalam menggunakan buku sebagai media pendidikan seks bagi anaknya ada dua macam cara, yang pertama orang tua memberi buku pendidikan seks kepada anak dan anak membaca secara mandiri. Sedangkan pada cara yang kedua, orang tua mengajak anak membaca bersama-sama dan mendiskusikan bacaan dengan anak. “… dapat hadiah satu buku gitu ya, dari pembalut apa gitu, tentang ini pendidikan seksual untuk anak gitu, lalu dia mulai buka-buka … „menstruasi itu apa sihma?‟, gitu kan, disitu ada, terus tak jelasin, menstruasi tu ini terus tak jelaskan …” (Ibu, FG2, 240-245) Pada metode tidak langsung lain orang tua mengajak anak belajar dari pengalaman langsung. Seorang ibu yang hamil percaya bahwa anaknya dapat belajar menghadapi orang hamil karena telah mengalami mendampingi ibunya yang hamil. “Tuhan itu bener-bener baik, walaupun diusia tua itu pelajaran untuk anak ku yang kedu, yang dua itu heeh. Jadi dari pertama aku hamil, mereka tu tahu, sampe aku melahirkan, …jadi aku pikir, ahh ini dah gak usah diajari, besok mereka punya istri udah, udah bisa menghadapi orang hamil” (Ibu, FG3, 467473) Metode tidak langsung yang ketiga adalah orang tua menjadikan anak pendidik seksual bagi saudaranya. Anak yang tertua atau lebih tua dididik oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 orang tua mengenai pendidikan seks. Setelah itu anak tersebut membantu memberikan pendidikan seks kepada saudara-saudaranya yang lebih muda. “… ilmu ini pertama diturunkan kepada kakaknya, karena kakaknya kan kita anggep sebagai, adik-adiknya kan ngikutin apa yang diomongkan kakaknya. Jadi saya lebih enteng semua dimasukkan ke kakaknya lebih dulu …” (Ayah, FG4, 293-296) Terkait dengan metode, salah satu orang tua memakai metode pendidikan seks yang dilakukan atau dipakai oleh orang tuanya dahulu. “… dan tampaknya metode yang dilakukan ibunya dulu, sekarang dia pake eee diterapkan kepada anaknya.” (Ayah, FG4, 284-286) Tampaknya dalam memberikan pendidikan seks orang tua tidak hanya menggunakan metode tertentu saja namun orang tua menggunakan metode yang berbeda-beda. Penggunaan metode yang beragam ini dikarenakan adanya perbedaan antar anak sehingga orang tua perlu memberi pendidikan seksual menggunakan pendekatan yang paling nyaman untuk setiap anak. “Ketika memberi masukan,memberi informasi, memberi cerita itu substansinya sama. Tetapi pendekatannya beda, karena ada anak yang nurut, ada anak yang suka, suka apa, bukan suka melawan, tapi dikasi tahu terus pengen njajal. Ada, sifat-sifat anak yang berbeda …. Jadi pendekatannya memang substansinya cuma pendekatan memberitahunya beda.” (Ayah, FG4, 1221-1227) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 7. Pihak Pemberi Pendidikan Seks Tabel 12 Kategori dalam Pihak Pemberi Pendidikan Seks Orang tua Diberikan oleh orang tua berjenis kelamin sama Anak lebih memilih ibu sebagai pendidik seks Pihak Alternatif Internal Eksternal Kakak Teman Paman atau bibi Gereja Profesional di bidang seks Sekolah atau guru Pendidikan seks yang diberikan oleh orang tua diberikan oleh orang tua yang memiliki jenis kelamin sama dengan anak. Hal ini karena orang tua yang memiliki jenis kelamin sama mengalami hal yang dialami oleh anak sehingga bisa terhubung dengan anak. Selain itu anak mungkin malu membicarakan seks dengan lawan jenis, sekalipun itu orang tuanya. “Anak saya laki-laki sama laki-laki. Yang perempuan sama ibunya biasanya, crita sama ibunya” (Ayah, FG1, 214-215) “Terus papanya yang terus terang saya beri jatah untuk anak cowok, karena saya merasa, yang dua cewek ini lebih dekat ke saya, karena kalau mereka cerita papanya, ada rasa malu.” (Ibu, FG3, 670-673) Meskipun begitu sebagian orang tua merasa bahwa anak lebih nyaman mendiskusikan seks dengan ibu, termasuk juga anak laki-laki. Bahkan ayah pun menganggap ibu sebagai pihak yang umumnya memberikan pendidikan seks. “Emm, anak saya kebetulan Tuhan beri laki semua ya itu, tapi kalau soal seks eee mereka lebih cenderung ke saya daripada ke papanya,” (Ibu, FG3, 368370) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 “… hanya mungkin yang sempat lebih banyak [memberi pendidikan seksualitas] mungkin istri, karena kelihatannya sih anak saya lebih nyaman bicara itu dengan ibunya …” (Ayah, FG4, 111-113) Ketidaknyaman yang dirasakan anak kemungkinan karena ayah terlalu kaku dan berdasar logika, atau memiliki temperamen yang buruk. Penyebab lainnya adalah ibu dirasa lebih mampu menjelaskan seks secara panjang lebar dibanding ayah. “Tapi herannya kalo ditanyain papanya kog gak mau ya? … Sifatnya [ayah] suram e. hahaha. marah kui, kalau marah ya sudah.” (Ibu, FG2, 195-204) “… karena papanya tipenya kalo kitanya satu kata, njawabnya satu kata gitu lho, kan tipenya beda-beda, kalo saya satu kata bisa beribu-ribu kata, ya ibuibu ya jadi lebih cerewet..” (Ibu, FG3, 370-372) Disamping dirinya sendiri, orang tua juga menyadari bahwa ada pihakpihak lain yang dapat memberikan pendidikan seks bagi anak-anaknya. Pendidikan seks dari luar rumah ini dirasakan membantu tugas orang tua. “…. jadi pendidikan seks tu sebenarnya sudah walaupun kita tidak memberitahu tapi pendidikan seks diluar sudah ada.… Saya kira juga membantu.” (Ayah, FG1, 573-581) Pihak pemberi pendidikan seks alternatif ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu internal dan eksternal. Internal adalah orang-orang yang masih termasuk keluarga, seperti kakak atau paman dan bibi. Kakak menjadi pilihan yang baik karena dapat memberikan pendidikan seks yang lebih informal kepada adik-adiknya. “….ilmu ini pertama diturunkan kepada kakaknya, karena kakaknya kan kita anggep sebagai, adik-adiknya kan ngikutin apa yang diomongkan kakaknya. Jadi saya lebih enteng semua.” (Ayah, FG4, 293-295) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Selanjutnya pihak eksternal adalah pihak-pihak yang tidak termasuk dalam keluarga. Pihak ini meliputi teman anak, gereja, profesional di bidang seksualitas, dan guru atau sekolah. “Guru, sekolah, kalo KTB ya KTB, kalo ada guru sekolah. | Guru sekolah minggu. | Gereja.” (Ibu-Ibu, FG2, 956-958) “Selain orang tua kalo menurut saya ya profesional, dalam arti entah itu misalnya dari PKBI …” (Ayah, FG4, 1541-1542) Sekalipun orang tua memandang teman sebagai pendidik seks alternatif, orang tua juga merasa kurang nyaman apabila anak belajar seks dengan teman. Ini karena orang tua merasa informasi seksual dari teman hanya membahas kesenangan dan mungkin memiliki informasi yang salah juga. “A pasti pengalaman ya, temen-temen pasti membicarakan soal seks pernah to? Nah itu belajar dari temen-temen. Cuma kalo belajar dari temen-temen itu resikonya ya itu, proteksi menjaga itu kadang-kadang gak ada. Cuma yang wah wah gitu ya.” (Ayah, FG1, 252-254) Orang tua dan guru dipandang sebagai pihak yang utama atau memiliki peran paling besar dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. “Yang utama guru, orang tua ...” (Ayah, FG4, 1539) Menurut orang tua pendidikan seks disekolah sudah dimulai dari kelas 5 SD. Pendidikan seks diberikan pada saat pelajaran biologi. Menurut orang tua penyampaian materi disekolah perlu perencanaan terlebih dahulu. Informasi seksual yang diberikan sekolah sudah memadai, namun sekolah tidak mengajarkan kepada anak norma berperilaku seksual yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 “jadi sebenarnya dari sekolah gitu sudah memadai soal informasi yang diberikan [kata-kata moderator]. |Yang kurang itu masalah etikanya saja, kalau etika ditambahi kan lebih apik. ...” (Ayah, FG1, 1276-1279) Selanjutnya ada yang berpendapat bahwa anak lebih malu bertanya kepada guru, namun ada juga yang berpendapat anak lebih berani bertanya kepada guru dibanding kepada orang tua. “cuma dia mau bertanya dikelas tuh kadang-kadang anak tuh malu. Malu dengan teman-temannya.” (Ayah, FG1, 681-682) “ Kaloanak-anak itu biasanya memang terhadap orang tuanya itu memang kadang-kadang malu, mau bertanya mau apa, tetapi dengan gurunya kadangkadang itu bertanya …” (Ibu, FG3, 725-728) Bagi orang tua, pendidikan seks dari sekolah menjadikan anak memiliki pengetahuan seks yang memadai. Ini membantu anak dalam memahami pendidikan seks dari orang tua. “Dia bisa paham itu [pendidikan seksualitas dari orangtu], tapi dia disekolah kan dah dapet....” (Ayah, FG1, 679-680) Menurut orang tua, guru memiliki tugas untuk membantu anak mengenali perubahan didalam dirinya. Artinya orang tua menyadari peran penting guru dalam memberi pendidikans seks kepada anaknya. Meskipun begitu ada orang tua yang merasa pendidikan seks dari sekolah terlalu vulgar. “Dalam pelajaran biologi itu komplit.Bukunya komplit. Kegunaan penis, kegunaan payudara ..komplit ..bahkan kadang-kadang bahasanya vulgar. Vaginauntuk (di)masukkan penis. Itu dipelajaran ...” (Ayah, FG1, 183-186) Melihat banyaknya hal positif dari pendidikan seks, orang tua merasa perlu ada kerjasama antara orang tua-guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 “Nah kan ada kaitannya dengan sekolah, tidak bisa lepas, kita sebagai orang tua … Makanya kita perlu komunikasi sama guru, wali kelas, ada pendekatan perkembangan anak kita.” (Ibu, FG3, 1338-1349) 8. Kebutuhan pemberdayaan orang tua Dalam memberikan pendidikan seks, orang tua memerlukan pemberdayaan agar dapat menjadi pendidik seks yang lebih baik. Dari hasil diskusi ditemukan empat hal yang orang tua rasa perlu ditingkatkan. Tabel 13 Kategori dalam Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua Kebutuhan pemberdayaan orang tua Kurikulum atau materi yang perlu disampaikan kepada anak Cara memberikan pendidikan seks Memasukkan nilai agama, moral, dan budaya dalam pendidikan seks Membangun dan menjaga prinsip dan nilai seksualitas dalam keluarga Yang pertama adalah terkait kurikulum atau materi yang perlu disampaikan kepada anak. Orang tua cenderung mengalami kesulitan dalam memberi pendidikan seks karena tidak tahu hal yang harus diajarkan. Oleh karena itu orang tua butuh dididik tentang materi yang tepat untuk anak, dan bukan hanya materinya tetapi juga pada jenjang usia yang manakah materi tersebut tepat untuk diberikan. “… yang kedua materi yang disampaikan untuk masing-masing anak karena ada umur balita, itu kan beda dengan …” (Ayah, FG4, 1574-1576) “Maunya itu ada panduan walaupun orang mungkin berbeda-beda, tapi ada buku panduan. Umur sekian ki diajari iki iki iki …” (Ayah, FG1, 239-241) Kebutuhan yang kedua adalah terkait cara memberikan pendidikan seks. Orang tua merasa perlu diajari mengenai cara mengkomunikasikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 informasi seksual kepada anak. Orang tua merasa juga perlu belajar dari pengalaman orang lain memberi pendidikan seks. “Cara penyampaian yang bener tu kepiye. Metode penyampaian yang benar ke anak.” (Ayah, FG4, 1570-1573) “… mungkin yang perlu semacam ini kita ikut semacam apa …. pembicaranya yang pengalaman dalam menyampaikan itu …. menyampaikan ke anak” (Ayah-ayah, FG1, 1402-1406) Kebutuhan ketiga adalah orang tua merasa perlu diajari tentang memasukan nilai agama, moral dan budaya dalam pendidikan seks. Hal ini dirasa perlu dimasukkan sebagai penguat materi pendidikan seks yang diberikan dan sebagai acuan norma. “Saya melihat itu nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya, itu saya kira juga harus dimasukkan sebagai penguat materi karena ketika kita butuh bicara rambu-rambu normatif tentang apa yang boleh dan tidak boleh, rujukan kita kayaknya dua itu agama dan nilai-nilai budaya” (Ayah, FG4, 1583-1587) Kebutuhan yang terakhir adalah terkait membangun dan menjaga prinsip dan nilai seksualitas dalam keluarga. Orang tua perlu diajari agar tetap teguh memegang nilai-nilai seksualitas yang ditanamkan didalam keluarga. “Ada di situ komitmen, satu keluarga seperti ibu tadi, bu O kan komitmen, „kamu harus punya harga diri.‟, itu komitmen dalam keluarga.” (Ibu, FG3, 1420-1421) C. Pembahasan Orang tua merupakan pihak yang potensial dalam mendidik seks kepada anak (Dilworth, 2009; Jerman & Constantine, 2010; Kakavoulis, 2001; Kincaid et al, 2012; Walker, 2004; Walker & Milton, 2006). Meskipun begitu, pendidikan seks dari orang tua kepada anak masih belum memadai. Oleh karena itu perlu ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 usaha mengembangkan orang tua agar dapat menjadi pendidik seks yang baik. Untuk itulah diperlukan pemahaman yang menyeluruh mengenai pendidikan seks oleh orang tua. Sayangnya penelitian mengenai komunikasi orang tua – anak mengenai seks masih sedikit dilakukan diluar negara-negara Barat, terutama di negaranegara berkembang (Kaljee et al., 2011; Trinh et al., 2009). Meskipun pendidikan seks memiliki dimensi yang universal, namun budaya, norma dan konteks lokal dapat menciptakan variasi dan perbedaan (Bastien et al., 2011; Epstein & Ward, 2007; Kirkman et al., 2005; Walker & Milton, 2006). Berikut ini dibahas berbagai aspek pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. 1. Materi Pendidikan Seks Tabel 14 Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Materi Pendidikan Seks Hasil penelitian sebelumnya Topik Selaras Bertentangan Materi pendidikan seks yang utama dari orangtua adalah mengenai rambu-rambu berpacaran dan norma berperilaku dan berelasi yang pantas. Doskoch (2011) Trinh et al. (2009) Ha dan Fisher (2011) Raffaelli dan Green (2003) Regnerus (2005) Orangtua membahas mengenai pornografi dengan anak Bastien et al. (2011) Doskoch (2011) Epstein dan Ward (2007) Ha dan Fisher (2011) Trinh et al. (2009) Tidak ada orangtua yang Bastien et al. (2011) menyebutkan aborsi sebagai Doskoch (2011) topik yang dibahas Epstein dan Ward (2007) Wamoyi et al. (2010) Trinh et al. (2009) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Topik Sexual Safety merupakan Wamoyi et al. (2010) topik yang sangat jarang didiskusikan orang tua – anak. Jerman dan Constantine (2010) Miller et al. (1998) Rosenthal dan Feldman (1999) Topik mengenai mastrusbasi Miller et al. (1998) masih jarang dibahas Wamoyi et al. (2010) Rosenthal dan Feldman (1999) Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang. Materi pendidikan seks oleh orang tua yang paling utama adalah pada kategori Sexual Norm dan Sexual Relationship. Kategori Sexual Norm meliputi norma berperilaku dan berelasi yang pantas, sedangkan Sexual Relationship meliputi aspek relasi romantis dan aktivitas seksual dengan pasangan. Meskipun begitu, konten yang dibahas oleh orang tua pada kategori Sexual Relationship lebih menyorot pada aspek relasi romantis seperti rambu-rambu berpacaran dibanding aktivitas seksual. Hanya ada beberapa orang tua yang menjelaskan mengenai aktivitas seksual. Itupun terbatas pada ciuman dan menyebutkan hubungan seksual kepada anak. Hasil ini konsisten dengan penelitian Doskoch (2011), Trinh et al. (2009), Ha & Fisher (2011), dan Raffaelli dan Green (2003) yang menunjukkan bahwa aspek moralitas dan kepantasan perilaku seksual merupakan hal yang terutama diajarkan kepada anak. Orang tua juga cukup banyak mendiskusikan hal-hal terkait perkembangan dan perubahan pada anak, seperti pubertas, fungsi organ reproduksi, dan menstruasi. Selanjutnya orang tua juga membicarakan pornografi, pemerkosaan, dan keperawanan dalam kategori Societal Concern. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Topik konsekuensi perilaku seksual pranikah merupakan topik yang banyak dibahas dalam kategori ini. Dalam penelitian sebelumnya materi pornografi tidak pernah muncul (Bastien et al., 2011; Doskoch, 2011; Epstein & Ward, 2007; Trinh et al., 2009). Topik pornografi sempat muncul pada diskusi kelompok dalam penelitian Ha dan Fisher (2011), namun orang tua memandang bahwa orang tua hanya perlu mengawasi anak agar tidak mengakses pornografi namun tidak perlu mendiskusikan hal tersebut dengan anak. Kemunculannya pada penelitian saat ini mungkin terkait dengan konteks jaman dimana akses anak kepada pornografi termasuk mudah. Hal ini terutama karena kemudahan informasi melalui internet. Hal ini disadari oleh orang tua sehingga isu pornografi menjadi topik yang perlu dibicarakan dengan anak. Sementara itu orang tua tidak menyebutkan aborsi sebagai topik yang dibahas. Pada penelitian Trinh et al., (2009) topik aborsi merupakan salah satu topik yang sering dibahas oleh orang tua. Sementara pada beberapa penelitian lain (Bastien et al., 2011; Doskoch, 2011; Epstein & Ward, 2007; Wamoyi et al., 2010,) topik mengenai aborsi tidak muncul dalam pendidikan seks dari orang tua. Di Indonesia, kondisi ini kemungkinan karena secara hukum di Indonesia, aborsi umumnya adalah tindakan melawan hukum (Fahroja, 2012) sehingga orang tua merasa tidak perlu mendiskusikan aborsi dengan anak. Kategori Sexual Safety merupakan kategori yang sangat jarang didiskusikan orang tua – anak. Dalam penelitian ini tidak ada orang tua yang membahas mengenai HIV/AIDS. Hanya ada satu ayah yang membahas mengenai PMS. Ini bisa jadi karena kurangnya kesadaran orang tua tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 HIV/AIDS, atau merasa bahwa HIV/AIDS adalah topik yang jauh dari kehidupan anak. Sementara materi kontrasepsi dibahas dalam salah satu kelompok namun terbatas pada kondom saja. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Jerman dan Constantine (2010), Miller et al. (1998), Rosenthal dan Feldman (1999), yang menunjukkan bahwa topik terkait Sexual Safety atau keamanan seksual seperti kontrasepsi, HIV/AIDS, PMS, seks aman menjadi topik yang paling banyak dibahas orang tua – anak. Apabila dibandingkan dengan Wamoyi et al. (2010) maka terdapat hasil yang bercampur. Wamoyi et al. menemukan bahwa orang tua memang jarang membicarakan mengenai kontrasepsi dan kondom, namun cukup sering membicarakan mengenai HIV/AIDS dan PMS. Kondisi di atas kemungkinan karena orang tua memiliki ekspektasi agar anak tidak aktif secara seksual (abstinence), sementara topik Sexual Safety sedikit banyak terkait dengan berperilaku seksual yang aktif namun aman. Oleh karena itu pembahasan kategori Sexual Safety pun menjadi kurang perlu. Penelitian Wamoyi (2010) menunjukkan hasil serupa bahwa orang tua merasa membicarakan kontrasepsi akan mendorong anak untuk aktif secara seksual yang bertentangan dengan pesan orangtu mengenai abstinence. Selanjutnya kondisi ini bisa jadi dipengaruhi juga dengan konteks Indonesia dimana hubungan seksual pranikah masih sangat jarang dan belum dipandang sebagai suatu hal yang „dapat diterima‟ dan lazim. Sementara di negara-negara maju, hubungan seksual pranikah sudah lebih lazim. Hal ini tampak dari perbandingan berikut bahwa di Amerika Serikat, antara 46 – 70% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 remaja dibawah usia 19 tahun sudah pernah berhubungan seksual sedangkan di Indonesia hanya 30% remaja yang pernah berhubungan seks (Guttmacher Institiute, 201216; Youth Risk Behavior Survileance, 200917; Muchtar, 201018; Syn, 201119, 201220). Perbedaan inilah yang menyebabkan kategori Sexual Safety banyak diberikan dinegara-negara maju agar remaja yang aktif secara seksual menjadi aman sementara di Indonesia kategori Sexual Safety menjadi tidak perlu karena remaja Indonesia cenderung belum aktif secara seksual dan orang tua membatasi anak dengan memberi pendidikan seksual mengenai relasi dan rambu-rambu berperilaku yang pantas. Salah satu kelompok ayah juga membahas mengenai mimpi basah dan mastrurbasi. Walaupun begitu secara umum, topik ini masih kurang disentuh. Penemuan ini konsisten dengan berbagai penelitian lain dimana masturbasi jarang dibicarakan, (Miller et al., 1998; Rosenthal & Feldman, 1999; Wamoyi et al., 2010). Pembahasan mengenai masturbasi pun terbatas pada peringatan dan nasihat untuk tidak melakukannya. Ini pun disertai informasi yang sifatnya menakut-nakuti anak namun tidak akurat. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa konten pendidikan seks oleh orang tua berfokus pada perilaku seksual yang pantas bagi anak. (rambu-rambu berpacaran dan berelasi, mencari teman yang baik). Hasil ini mendukung pandangan Fisher dan Sanders dan Mullis (dalam Regnerus, 2005, hal. 80) bahwa orang tua lebih membentuk sikap dan nilai anak mengenai seksualitas daripada memberikan informasi dan fakta mengenai seksualitas. Hasil ini dapat dijelaskan juga melalui temuan Regnerus (2005). Penelitian Regnerus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 menemukan bahwa umumnya komunikasi mengenai seks dari orang tua dengan tingkat religiusitas tinggi kepada anak, adalah mengenai nilai-nilai seksual. Meskipun tidak ada pengukuran secara akurat, namun subyek pada penelitian ini adalah orang-orang yang rutin bergereja sehingga bisa dikatakan bahwa subyek pada penelitian ini memiliki tingkat religiusitas yang tinggi. Dalam penelitian ini ditemukan beragam topik yang dibahas orang tua dalam pendidikan seksnya. Meskipun begitu penelitian ini tidak dapat melihat frekuensi orang tua dalam membahas topik-topik tersebut. Hanya dapat dikatakan bahwa paling tidak orang tua pernah membahas topik tersebut. 2. Sumber Informasi Pendidikan Seks Tabel 15 Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Sumber Informasi Pendidikan Seks Hasil penelitian sebelumnya Topik Selaras Bertentangan Media merupakan salah satu Wamoyi et al. (2010) sumber informasi orang tua Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang. Sumber informasi seksual bagi orang tua terdiri atas tiga sumber yaitu pengalaman pribadi orang tua, pengalaman orang lain dan media. Penelitian sebelumnya (Bastien et al., 2011; Ha & Fisher, 2011; Trinh et al., 2009; Walker, 2001) tidak membahas mengenai sumber informasi seksual bagi orang tua. Meskipun begitu Wamoyi et al. (2010) mengindikasikan bahwa orang tua menggunakan program radio mengenai kesehatan reproduksi sebagai sumber informasi bagi dirinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Media tampaknya menjadi salah satu sumber informasi yang paling besar bagi orang tua. Media meliputi media tulis seperti buku, majalah atau koran, dan media elektronik seperti TV dan internet. Orang tua sepertinya lebih mengandalkan TV sebagai sumber informasinya dibanding media lain, padahal buku memiliki kesempatan memuat lebih banyak informasi. Meskipun buku dapat memberikan informasi yang memadai, lengkap dan terperinci, tampaknya buku belum menjadi sumber informasi yang utama bagi orang tua. Masalahnya antara lain adalah orang tua memandang bahwa materi buku tidak selalu kontekstual dengan kondisi di lapangan. Hal ini tentu terjadi karena buku hanya memberikan gambaran umum dan orang tualah yang perlu menkonteksualisasikan materi didalam buku dengan kehidupan masingmasing. Keengganan menggunakan buku juga bisa disebabkan kultur budaya Indonesia yang masih berupa budaya lisan atau oral. Orang Indonesia masih memiliki budaya membaca yang rendah (Laksmi, 2007; Mustafa, 2012) oleh sebab itulah media TV menjadi salah satu sumber informasi seksual bagi orang tua, karena TV merupakan pengganti budaya lisan (Mulya, 2008). Sementara untuk internet walaupun memiliki potensi menjadi sumber informasi yang kaya bagi orang tua, namun beberapa orang tua tidak menjadikan internet sebagai sumber informasi karena orang tua tidak mahir dalam menggunakan internet. Penelitian ini mampu menunjukkan hal-hal yang dijadikan orang tua sebagai sumber informasi mengenai seks. Meskipun begitu penelitian ini tidak melihat sejauh mana orang tua mengandalkan sumber tersebut, serta informasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 mengenai topik seksual apa yang dipelajari orang tua. Penelitian lebih lanjut mengenai sumber informasi pendidikan seks diperlukan untuk melihat jenis informasi yang diserap orang tua dan sumber yang paling dipercaya dan diandalkan orang tua. 3. Hambatan dan Kemudahan dalam Memberikan Pendidikan Seks Tabel 16 Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Hambatan dan Kemudahan dalam Memberikan Pendidikan Seks Hasil penelitian sebelumnya Topik Selaras Bertentangan Hambatan internal yang signifikan bagi orang tua adalah perasaan tabu atau tidak nyaman dalam memberikan pendidikan seks Doskoch (2011) Jerman dan Constantine (2010) Trinh et al. (2009) Walker (2001) Walker dan Milton (2006) yang Kirkman et al. (2005) Hambatan eksternal paling besar dialami orang tua adalah perbedaan jenis kelamin Relasi yang baik antara orang Trinh et al. (2009) tua dan anak memudahkan Wamoyi et al. (2010) Pluhar dan Kuriloff pendidikan seks (2004) Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang. Hasil penelitian ini menunjukkan persamaan dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini hambatan orang tua paling besar adalah terkait dengan kemampuan atau keterampilan orang tua (skill). Orang tua merasa tidak mampu memberikan pendidikan seks karena tidak tahu cara memulai atau memberikannya dan proses penyampaiannya buruk. Menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Walker dan Milton (2006), kesulitan orang tua terutama terkait tiga hal: materi yang harus perlu diajarkan, cara mengatakan, dan cara memulainya. Kesulitan yang dialami orang tua ini bisa jadi karena dahulu orang tua tidak menerima pendidikan seks dari orang tua ataupun sekolah. Ketiadaan contoh atau teladan ini membuat orang tua tidak dapat meniru atau belajar dari pengalamannya dan harus membentuk pola dan caranya sendiri.Hal inilah yang tidak mudah untuk dilakukan. Ketidakmampuan orang tua ini pada akhirnya akan membuat orang tua merasa tidak mampu dan tidak percaya diri dalam memberikan pendidikan seks (Bastien et al., 2011, Walker, 2004). Akibatnya orang tua tidak memberikan pendidikan seks kepada anak. Selanjutnya kesulitan orang tua terkait menilai kesiapan anak menerima informasi seksual dapat membuat orang tua menunda-nunda memberikan pendidikan seks sampai merasa anak siap. Menurut Walker (2004) adalah lebih baik untuk memulai pendidikan seks saat usia sekolah dasar. Karena orang tua akan lebih mudah saat membicarakan seks dan ini membangun fondasi yang luas soal seksualitas. Meskipun begitu orang tua perlu mengetahui informasi yang cocok untuk diberikan pada usia tertentu. Sebab menurut Kirkman et al. (2005), jika informasi diberikan saat anak terlalu muda, maka mereka mungkin tidak akan paham atau ingat. Hambatan internal lain yang cukup signifikan adalah perasaan tabu atau tidak nyaman dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Hal ini sesuai dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya dari Doskoch, (2011), Jerman dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Constantine (2010), Trinh et al., (2009), Walker (2001), dan Walker dan Milton (2006). Penyebab adanya perasaan tabu dan tidak nyaman saat membicarakan seks adalah didikan orang tua atau budaya misalnya karena orang Jawa. Bastien et al (2011) menemukan bahwa budaya atau tradisi ini membuat orang tua merasa tidak nyaman membicarakan seks bahkan menghindarinya. Rasa tabu dan tidak nyaman ini perlu dikikis dari pola pikir orang tua agar orang tua dapat terbuka dan nyaman membicarakan pendidikan seks dengan anak. Meskipun begitu Walker dan Milton (2006) berpendapat bahwa penerimaan sosial dan kultural terhadap pendidikan seks mempengaruhi tingkat keterbukaan dan kenyamanan membicarakan seks. Oleh karena itu agar keterbukaan dan kenyamanan terjadi bukan hanya berfokus pada individu per individu tetapi juga perlu membentuk pandangan masyarakat agar menerima pendidikan seks. Selanjutnya hambatan eksternal yang paling besar dialami oleh orang tua adalah perbedaan jenis kelamin antara orang tua dan anak. Hambatan serupa juga ditemukan pada penelitian Kirkman et al. (2005) dimana orang tua lebih memilih memberi pendidikan seks kepada anak berjenis kelamin sama. Hal ini karena orang percaya akan adanya pengetahuan berbasis gender (gender-linked knowledge). Dalam penelitian ini pun kesulitan terkait perbedaan jenis kelamin adalah orang tua tidak mengalami apa yang dialami anak. Perbedaan jenis kelamin juga membuat orang tua enggan memberikan pendidikan seks terlalu dalam. Hal ini dianggap sebagai hambatan namun ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 juga orang tua yang memandang ini sebagai kemudahan terkait memberikan pendidikan seks. Kemudahan ini terutama dirasakan orang tua karena pembicaraan sebatas pengetahuan saja dan tidak menyangkut kehidupan seksual pribadi. Akibatnya orang tua tidak merasa risih membicarakan seks dengan anak. Relasi yang baik antara orang tua dan anak memudahkan pendidikan seks oleh orang tua. Hal senada juga diungkapkan oleh Trinh et al (2009) dan Wamoyi et al. (2010) bahwa relasi orang tua – anak yang baik mendorong terbentuknya komunikasi yang baik. Apabila komunikasi baik maka membicarakan seks pun lebih mudah. Hal ini didukung oleh pandangan dari Pluhar dan Kuriloff (2004) bahwa seberapa besar komunikasi orang tua itu berpengaruh pada anak itu bergantung pada sifat relasi dimana pembicaraan itu terjadi. Apabila orang tua – anak dekat maka komunikasi lebih berdampak, dan sebaliknya. Bagi orang tua, kemudahan lain yang dirasakan adalah anak sudah mendapatkan pendidikan seks dari pihak lain. Sekolah dan internet menjadi sumber informasi seksual bagi anak. Ini membuat anak sudah lebih paham mengenai seks. Selanjutnya hal ini memudahkan orang tua karena orang tua tidak perlu menjelaskan seks dari hal-hal yang mendasar. Bahkan ada orang tua yang merasa anak sudah memiliki informasi yang memadai sehingga peran orang tua hanya mengarahkan, mengawasi, dan memberikan rambu-rambu berperilaku saja. Pendidikan seks dari pihak lain dirasakan membantu atau bahkan menggantikan peran orang tua memberi pengetahuan seks kepada anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 4. Konteks Pemberian Pendidikan Seks Tabel 17 Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Konteks Pemberian Pendidikan Seks Hasil penelitian sebelumnya Topik Selaras Bertentangan Orangtua tidak Walker (2004) mengkhususkan waktu untuk membicarakan seks dengan anak Situasi yang dirasa Pluhar dan Kuriloff (2004) mendukung terjadinya pendidikan seks adalah Trinh et al. (2009) situasi yang pribadi, santai, spontan, dan atau sedang melakukan kegiatan lain Pluhar dan Kuriloff (2004) Trigger merupakan hal penting Bastien et al (2011) untuk memulai pembicaraan Trinh et al. (2009) mengenai seks Wamoyi et al. (2010) Walker (2004) SES orangtua yang rendah Bastien et al. (2011) mempengaruhi perilaku Dorsckoch (2011) orangtua yang meremehkan dan Wamoyi (2010) marah saat anak bertanya mengenai seks Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang. Dalam memberikan pendidikan seks orang tua memberikannya secara informal dalam arti tidak mengkhususkan waktu untuk membicarakan seks dengan anak. Orang tua lebih memilih untuk mencari situasi dan kondisi yang tepat untuk membicarakan seks dengan anak dan tidak menjadwalkan waktu untuk membicarakan seks. Walker (2004) menyatakan bahwa orang tua menggunakan pendekatan oportunistik dalam memberikan pendidikan seks. Pendekatan ini membantu agar topik pembicaraan tidak dipandang sebagai isu besar dan menginvasi privasi anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Situasi lain yang dirasa mendukung adalah situasi yang pribadi atau personal, santai, spontan, dan atau sedang melakukan kegiatan lain. Hal ini senada dengan penelitian Pluhar dan Kuriloff (2004), dan Trinh et al. (2009) dimana diskusi seks dilakukan sambil beraktivitas lain (on-the-fly) seperti saat makan bersama, menonton TV, atau membantu orang tua melakukan aktivitas rumah tangga. Pada penelitian ini pendidikan seks dari orang tua diberikan pada beragam kejadian seperti. Saat menemani anak belajar biologi, makan bersama, mengantar jemput anak dari sekolah, menonton TV atau film, sedang online, saat ngerokin atau memandikan anak, sebelum tidur, dan dirumah sepulang anak dari sekolah. Hasil penelitian ini berbeda dari Pluhar dan Kuriloff (2004) dimana orang tua menginginkan pendidikan seks dalam komunikasi tatap muka secara fokus tanpa kegiatan lain. Keinginan dari orang tua dalam penelitian Pluhar dan Kuriloff mengindikasikan adanya waktu khusus untuk berbicara mengenai seks semata. Hal ini tampaknya belum diinginkan oleh orang tua dalam penelitian ini, kemungkinan karena orang tua masih belum benar-benar nyaman membicarakan seks dengan anak. Salah satu ibu bahkan menceritakan bahwa saat dirinya memberikan pendidikan seks kepada anak, maka mereka tidak saling berhadapan. Terkait dengan memberikan pendidikan seks kepada anak, pemicu obrolan (trigger) merupakan hal yang penting untuk memulai terjadinya pendidikan seks. Beberapa pemicu yang ada seperti berita kasus seksual, muncul iklan porno di internet, atau muncul adegan seksual di TV. Hal yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 mirip juga ditemukan Bastien et al (2011), Trinh et al. (2009) dan Wamoyi et al. (2010) dimana trigger pembicaraan mengenai seks adalah munculnya peristiwa terkait seks, misalnya melihat orang yang terkena HIV, atau mendengar kabar perempuan hamil. Menurut Wamoyi, trigger menjadi hal yang sangat penting untuk memulai diskusi. Wamoyi menemukan bahwa keluarga yang tidak menemukan trigger mengalami kesulitan untuk memulai obrolan mengenai seks. Salah satu trigger lain adalah menstruasi dan pertumbuhan payudara anak. Menurut Walker (2004), menstruasi dijadikan penanda oleh orang tua untuk bisa memulai pendidikan seks kepada anak perempuan. Dalam penelitian ini terungkap bahwa menstruasi dipandang sebagai tanda kedewasaan anak sehingga anak mulai perlu pendidikan seks. Pemicu yang dipandang penting oleh orang tua adalah saat anak bertanya. Orang tua umumnya menunggu anak bertanya dahulu baru memberikan pendidikan seks. Hal ini mengindikasikan pendidikan seks dari orang tua cenderung bersifat reaktif bukan proaktif. Argumen orang tua bahwa ketika anak bertanya berarti anak menginginkan informasi sehingga informasi pasti diterima dengan baik, memang masuk akal. Namun bisa jadi anak tidak bertanya bukan karena tidak ingin tahu tapi karena berbagai alasan lain, seperti merasa malu, merasa orang tua tidak bisa ditanyai atau takut dianggap aktif secara seksual (Trinh et al, 2009; Walker 2004). Oleh karena itu orang tua juga perlu sesekali bersikap proaktif dan memulai diskusi mengenai seks lebih dahulu. Sebagaimana diungkapkan oleh Kirkman (2005), memang tidak mudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 untuk menyeimbangkan diri antara menunggu pertanyaan anak dan memulai lebih dahulu. Selanjutnya orang tua dari penelitian ini menunjukkan kemauan untuk menjawab pertanyaan dari anak dengan jujur dan sesuai kemampuan. Menurut Kirkman (2005), hal ini mendemonstrasikan keterbukaan orang tua dalam membahas seks. Ketika anak mempersepsikan orang tua sebagai orang tua yang terbuka, maka diskusi mengenai seks dapat berjalan lebih lancar (Walker, 2004). Salah satu hasil menarik mengenai pertanyaan anak kepada orang tua adalah, orang tua dalam diskusi mendiskusikan mengenai adanya orang tua yang marah atau meremehkan pertanyaan dari anak. Menurut para orang tua, orang tua semacam ini banyak ditemukan di kampung-kampung. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan SES (sosial economic status) dari para orang tua di kampung, atau tingkat pendidikan yang mungkin secara rata-rata lebih rendah. Menurut Bastien et al. (2011) dan Dorsckoch (2011), semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin nyaman dan sering orang tua membicarakan seks dengan anak, dan sebaliknya. Wamoyi et al. (2010) berpendapat bahwa pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai seks sehingga mengurangi hambatan orang tua. Selain itu pandangan orang tua mengenai kesehatan juga menjadi lebih luas, sehingga mungkin lebih terdorong untuk membicarakan seks. Pembicaraan mengenai seks juga dipengaruhi oleh usia anak. Apabila orang tua mempersepsikan anak belum cukup umur untuk mendapatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 informasi seksual maka orang tua menunda memberikan informasi tersebut atau memberikan informasi yang kurang tepat namun lebih mudah dipahami, misalnya mengatakan bahwa “bayi lahir dari perut” kepada anak yang masih kecil. Dalam penelitian ini masalah usia layak terima pendidikan seks tidak tergali secara mendalam. Hanya terdapat beberapa pandangan sekilas. Dari hasil yang ada terdapat beragam pandangan. Ada yang merasa pendidikan seks perlu dimulai sejak TK, sejak SD, bahkan baru diberikan saat SMA. Meskipun begitu orang tua sepakat bahwa anak baru perlu tahu mengenai hubungan seksual pada saat mereka sudah SMA. Meskipun begitu alasan orang tua merasa materi hubungan seksual baru perlu diberikan saat anak sudah SMA, tidak didalami lebih lanjut dalam penelitian ini. Namun hal ini bisa karena orang tua takut membicarakan hal tersebut akan mendorong anak untuk ingin melakukannya (Trinh et al, 2009). 5. Metode Tabel 18 Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Metode Hasil penelitian sebelumnya Topik Selaras Bertentangan Ada dua cara komunikasi, cara interaktif dan didaktis Komunikasi orangtua ke anak lebih cenderung didaktis Komunikasi orangtua ke anak umumnya mengenai nasihat, arahan, dan peringatan Orangtua memakai teknik storytelling dalam komunikasi dengan anak Pluhar dan Kuriloff (2004) Trinh et al. (2008) Bastien et al. (2011) Trinh et al. (2009) Wamoyi et al. (2010) Pluhar dan Kuriloff (2004) Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Dalam memberikan pendidikan seks, terdapat dua gaya berkomunikasi dengan anak. Orang tua menyebutnya sebagai ngobrol dan ceramah. Ngobrol merujuk pada cara bicara interaktif, dimana percakapan mengalir dari orang tua ke anak, dan anak ke orang tua, berbentuk diskusi dan bukan pola pengajarpendengar. Sedangkan ceramah merujuk pada cara bicara satu arah dimana orang tua mengontrol pembicaraan dan alur percakapan mengalir terutama dari orang tua ke anak. Pluhar dan Kuriloff (2004) menyebut ngobrol sebagai gaya interaktif sementara ceramah disebut gaya didaktis. Pada penelitian ini, tampaknya orang tua lebih cenderung melakukan pembicaraan didaktis kepada anak. Hal ini senada dengan penelitian Trinh (2009) dimana orang tua terindikasi lebih sering mengkuliahi anak. Cenderung melakukan gaya didaktis bukan berarti orang tua tidak melakukan pembicaraan interaktif. Pada beberapa hal orang tua memakai gaya didaktis sementara pada topik lain orang tua lebih interaktif. Misalnya saat orang tua mendiskusikan mengenai usia boleh berpacaran maka ia menggunakan gaya interaktif, sementara saat membahas mengenai rambu-rambu berpacaran, ia menggunakan gaya didaktis. Menurut Pluhar dan Kuriloff (2004), perubahan ini bisa jadi didorong oleh keinginan untuk melindungi anak dari sisi negatif seks yang dilihat orang tua. Akibatnya orang tua terdorong untuk mengambil posisi kontrol dan mengarahkan jalan anak. Ini dilakukan karena orang tua ingin anak terhindar dari sisi negatif seks. Gaya didaktis juga ditemukan pada ayah saat membahas mengenai masturbasi dengan anak laki-lakinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Mengenai jenis isi pendidikan seks yang diberikan, ada tiga jenis isi yang disampaikan yaitu informasi, larangan dan ancaman, dan nasihat, arahan, serta peringatan. Dari hasil diskusi, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar isi pendidikan seks dari orang tua adalah mengenai nasihat, arahan dan peringatan. Pada beberapa topik orang tua memberikan larangan juga, misalnya melarang anak masturbasi, melarang anak bepergian dengan laki-laki, melarang anak berpakaian yang seksi. Hasil ini sama dengan penelitian sebelumnya (Bastien et al., 2011; Trinh, 2009; Wamoyi et al., 2010) yang menyatakan bahwa komunikasi dari orang tua umumnya berupa peringatan. Dalam percakapan dengan anak, orang tua menggunakan berbagai teknik agar pendidikan seks dapat berjalan baik. Humor dipandang sebagai teknik yang baik untuk mencairkan suasana. Humor membantu membuat diskusi lebih santai dan informal bukan serius dan kaku. Storytelling merupakan teknik yang juga dilakukan oleh orang tua. Mereka menggunakan pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain (tetangga, pembantu, orang di TV) untuk mempersuasi anak. Hasil serupa juga ditemukan oleh Pluhar dan Kuriloff (2004) dimana ibu menggunakan storytelling dalam komunikasi mengenai seks dengan anak. Menurut Nwoga (dalam Pluhar dan Kuriloff), storytelling merupakan cara yang efektif untuk membangun empati, kedekatan dan pemahamam dengan anak. Hal ini terutama bila kisah yang dijadikan contoh merupakan pengalaman pribadi orang tua yang dijadikan pelajaran bagi anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 Berikutnya salah satu pasangan orang tua memiliki cara yang cukup unik. Saat dia memberikan pendidikan seks, maka dia mengumpulkan semua anaknya dan memberikan pendidikan seks kepada semuanya sekaligus. Hal ini dilakukan agar orang tua tidak memberikan pendidikan seks mengenai suatu topik berulang-ulang kali. Meskipun cara ini mempermudah tugas orang tua, cara ini beresiko membuat beberapa anak tidak mendapat pendidikan seks secara maksimal. Dalam keluarga ini anak tertua sudah kuliah sedangkan anak paling muda masih kelas 4 atau 5 SD. Ada kemungkinan anak yang paling muda tidak benar-benar paham dan memahami informasi seksual yang diberikan orang tua. Sementara di sisi lain orang tua merasa sudah memberikan pendidikan seks mengenai topik tersebut sehingga tidak memberikannya pada kesempatan lain. Akibatnya anak yang paling muda beresiko kehilangan pendidikan seks yang berharga. Dalam memulai pembicaraan mengenai seks, orang tua memulai pembicaraan dengan topik lain terlebih dahulu. Melalui topik lain tersebut, baru pelan-pelan orang tua menggiring anak ke dalam pembicaraan mengenai seks. Topik lain tersebut misalnya keimanan dan agama, berita di TV, menanyai kegiatan pacaran anak, bahkan sampai menggunakan kebingungan orang tua melihat iklan seks di internet. Meskipun orang tua menggunakan topik lain sebagai pembuka, orang tua tampaknya memilih topik yang tidak jauh dari hal yang ingin dibicarakan. Misalnya menanyai kegiatan pacaran anak sebelum menasihati mengenai ciuman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 Meskipun orang tua menggunakan beragam teknik yang baik dalam memberikan pendidikan seks, beberapa orang tua menggunakan teknik atau cara yang kadang kurang baik, entah disadari maupun tidak. Salah satu ibu dalam usahanya membujuk anak agar tidak berpakaian seksi, mengatakan bahwa anak tampak jelek bila memakai pakaian seksi. Hal ini dapat merusak kepercayaan diri anak. Orang tua lain dengan sengaja memberikan informasi yang kurang bahkan tidak tepat kepada anak. Hal ini dilakukan baik karena anak dirasa terlalu kecil maupun untuk menakut-nakuti anak. Hal ini dapat menjadi kontraproduktif dengan pelaksanaan pendidikan seks dari orang tua. Seandainya anak mengetahui informasi yang diberi orang tua ternyata salah, anak dapat kehilangan kepercayaan kepada orang tua. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi jauh dan tidak mau mendengarkan pendidikan seks dari orang tua. Pada sisi lain, Wamoyi et al. (2010) mengatakan bahwa informasi yang salah dari orang tua dapat membuat anak kebingungan, salah menilai diri, dan terdorong melakukan eksperiman. Selain berkomunikasi secara langsung dengan anak, orang tua juga menggunakan beberapa metode tidak langsung untuk mendidik anak mengenai seks. Beberapa orang tua memberi anak buku mengenai seks agar anak dapat membaca beragam informasi seksual didalamnya. Meskipun begitu beberapa orang tua beranggapan bahwa memberikan buku kepada anak justru membebani anak. Kemungkinan ini terkait dengan budaya membaca orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Indonesia yang tergolong rendah (Laksmi, 2007; Mustafa, 2012), sehingga buku belum dipandang sebagai metode yang efektif. Metode lain adalah belajar dari pengalaman langsung. Salah satu ibu menggunakan pengalamannya hamil sebagai media anak mengalami dan mengobservasi kehamilan. Menurutnya anak juga dapat belajar menghadapi orang hamil melalui kejadian ini. Orang tua menyadari bahwa anak-anaknya berbeda satu sama lain, baik dari segi usia maupun sifat anak. Oleh karena itu orang tua memilih menggunakan pendekatan yang berbeda-beda kepada anak. Orang tua berusaha mencari dan mengetahui pendekatan apa yang paling sesuai untuk anakanaknya. 6. Pihak Pemberi Pendidikan Seks Tabel 19 Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Pihak Pemberi Pendidikan Seks Hasil penelitian sebelumnya Topik Selaras Bertentangan Saudara merupakan salah satu Walker (2004) pihak pemberi pendidikan seks alternatif Sekolah dipandang sebagai Eisenberg et al. (2008) pihak alternatif utama dalam Kakavoulis (2001) memberi pendidikan seks Ha dan Fisher (2011) Walker (2004) Walker dan Milton (2006) Pendidikan seks umumnya Bastien et al. (2011) diberikan oleh ibu Miller et al. (1998) IYARHS (2002, 2007) Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Ada beragam pihak alternatif yang dirasa orang tua dapat memberikan pendidikan seks kepada anak. Pihak tersebut dibagi menjadi internal (keluarga) dan eksternal (luar keluarga). Dari pihak internal orang tua memandang paman, bibi, dan saudara tua sebagai pihak yang cocok memberikan pendidikan seks. Salah satu orang tua (suami-istri) bahkan secara khusus memang mendidik saudara tua untuk juga memberikan pendidikan seks kepada adik-adiknya. Menurut Walker (2004), saudara tua dapat menjadi pendidik sebaya (peer educator) bagi anak. Pendidik sebaya dirasakan memiliki interaksi yang lebih informal, seperti berbicara lebih terbuka dan bercanda. Selanjutnya pihak eksternal meliputi teman, gereja, profesional di bidang seks dan guru atau sekolah. Profesional yang dimaksud seperti PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) yang sering memberikan penyuluhan mengenai seks di sekolah. Sekolah sendiri dipandang orang tua sebagai salah satu pihak alternatif utama dalam memberikan pendidikan seks. Pandangan ini didukung oleh Walker (2004) yang memandang sekolah dan orang tua sebagai dua pendidik seks yang utama. Sekolah memiliki kesempatan memberikan informasi seksual kepada siswa dengan memasukkan pendidikan seks dalam kurikulum pelajaran (Eisenberg, Bernat, Bearinger, & Resnick, 2008; Kakavoulis, 2001; Ha & Fisher, 2011; Walker & Milton, 2006). Melihat peran sekolah yang besar, orang tua perlu membangun kerjasama yang baik dengan sekolah untuk mendidik seks kepada anak. Pandangan ini didukung oleh Walker dan Milton (2006) yang menyatakan bahwa dibutuhkan kerjasama antara orang tua dan sekolah untuk memberikan pendidikan seks. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 Meskipun ada banyak pihak alternatif yang dapat memberikan pendidikan seks kepada anak, namun penelitian ini tidak dapat melihat seberapa banyak pihak-pihak tersebut berperan aktif memberikan pendidikan seks kepada anak. Dari penelitian ini hanya dapat dikatakan bahwa orang tua menyadari adanya pendidikan seks dari pihak lain dan pihak-pihak yang disebutkan diatas adalah pihak yang diakui orang tua layak untuk memberikan pendidikan seks kepada anaknya. Selanjutnya orang tua sebagai pendidik seks utama, orang tua berusaha agar pendidikan seks diberikan oleh orang tua yang memiliki jenis kelamin sama. Meskipun begitu orang tua (ayah-ibu) merasa anak lebih memilih ibu sebagai pendidik seks bagi mereka. Oleh karena itu pendidikan seks umumnya diberikan oleh ibu. Hal ini senada dengan hasil penelitian Bastien et al. (2011) dan Miller et al. (1998). Hasil survei IYARHS (2002, 2007) pun menunjukkan bahwa pemberian informasi perubahan fisik dari orang tua ke anak lebih banyak dilakukan ibu daripada oleh ayah. Tampaknya ibu dipandang lebih komunikatif dalam menyampaikan pendidikan seks kepada anaknya (Rosenthal et al. 2001). Ini membuat anak lebih nyaman membicarakan seks dengan ibu. Hal ini juga bisa disebabkan oleh peran ibu sebagai caregiver utama dalam keluarga (Walker, 2004). Dengan peran tersebut ibu lebih sering berinteraksi dengan anak, intensitas interaksi yang lebih tinggi dapat membangun relasi dan kedekatan yang lebih baik yang pada akhirnya membuat anak lebih nyaman dengan ibu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk benar-benar memahami kenapa pendidikan seks PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 lebih banyak dari ibu daripada ayah. Penelitian Rosenthal (2001) menyarankan adanya pengklasifikasian orang tua berdasar persepsi anak dan orang tua terhadap kompetensi orang tua sebagai pendidik seks. Meskipun ayah lebih jarang memberikan pendidikan seks kepada anak, ayah tidak kemudian lepas tangan. Ayah berusaha mengimbangi peran ibu dengan masuk ke dalam komunitas anak untuk mengawasi anak. Sekalipun ayah tidak memberi pendidikan seks secara langsung, ayah tetap berperan dengan cara memonitor dan mengawasi anak. 7. Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua Tabel 20 Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua Hasil penelitian sebelumnya Topik Selaras Bertentangan Orangtua butuh pemberdayaan Ha dan Fisher (2011) mengenai kurikulum atau materi Wamoyi (2010) yang disampaikan ke anak, dan metode menyampaikannnya. Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang. Terkait kebutuhan pemberdayaan yang diperlukan, orang tua merasa membutuhkan informasi mengenai kurikulum atau materi apa yang perlu disampaikan kepada anak, dan metode memberikan pendidikan seks tersebut kepada anak. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya (Ha & Fisher, 2011; Wamoyi et al, 2010) dimana orang tua merasa membutuhkan pengetahuan lebih banyak dan peningkatan dalam kemampuan berkomunikasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 Trinh et al. (2009) berpandangan bahwa kurangnya pengetahuan menghambat komunikasi seks dari orang tua ke anak. Oleh karena itu, persoalan pengetahuan mengenai seks dan kemampuan berkomunikasi dengan anak merupakan hal yang perlu segera ditangani, karena kekurangan dalam area ini menghambat terjadinya pendidikan seks oleh orang tua. Kaljee et al. (2012), menemukan bahwa tidak memiliki cukup informasi menjadi salah satu hambatan utama dalam terjadinya pendidikan seks. Oleh karena aksesibilitas bahan pendidikan seks bagi orang tua adalah penting agar orang tua dapat memiliki pengetahuan yang memadai (Walker, 2001). Kebutuhan pemberdayaan yang lain adalah mengenai memasukkan nilai agama, moral dan budaya kedalam pendidikan seks. Kebutuhan ini mungkin muncul karena fokus orang tua dalam memberi pendidikan seks adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianut. Oleh karena itu orang tua merasa membutuhkan pemberdayaan ini agar dapat menguatkan pendidikan seks yang mereka berikan. 8. Pembahasan Umum Pendidikan seks oleh orang tua biasanya dilakukan oleh ibu. Hal ini karena anak merasa lebih nyaman membicarakan seks dengan ibu dibanding dengan ayah. Pendidikan seks lebih dilakukan oleh ibu dapat terjadi karena ibu dipandang sebagai penanggungjawab atas urusan rumah tangga termasuk masalah mendidik anak. Ayah umumnya lebih berperan sebagai pencari nafkah bagi keluarga. Kondisi ini membawa resiko anak laki-laki kehilangan pendidikan seks yang memadai dari orang tua. Hal ini karena sekalipun ibu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 menjadi pendidik seks utama dalam keluarga, ibu tetap merasa lebih nyaman membicarakan seks dengan anak perempuan. Hal ini karena diskusi dapat lebih mendalam dan orang tua dapat berbagi pengalamannya. Oleh karena itu ada usaha untuk memberikan pendidikan seks dari orang tua yang memiliki jenis kelamin sama. Pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia umumnya masih membahas mengenai hal-hal yang terkait dengan moralitas dan kepantasan perilaku seksual saja. Norma dan cara berperilaku menjadi topik yang paling dibahas. Hal ini terjadi karena secara kultur di Indonesia, seks masih dipandang sebagai sesuatu yang terlarang, tabu, dan perlu dihambat (Holzner & Oetomo, 2004). Oleh karena itu ekpektasi orang tua adalah anak tidak aktif secara seksual. Selanjutnya keinginan orang tua melindungi anak dari sisi negatif seks mendorong untuk mengambil posisi kontrol dan mengarahkan jalan anak (Pluhar & Kuriloff, 2004). Akibatnya bentuk komunikasi dari orang tua pun berupa komunikasi satu arah dan lebih banyak berisi nasihat, arahan dan peringatan. Pendidikan seks yang demikian cenderung kurang lengkap dan komprehensif bagi anak. Orang tua dapat melewatkan informasi-informasi seksual yang penting bagi kehidupan seksual anak. Padahal idealnya pendidikan seks memampukan anak dengan kesadaran dan pengertian memilih sendiri perilaku yang sesuai bagi dirinya (Roger, 1974). Oleh karena itu pendidikan seks dari orang tua perlu memasukkan informasi dan pengetahuan, bukan hanya nasihat dan arahan saja. Agar hal itu terjadi maka perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 pemberdayaan orang tua dengan meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai pendidikan seks. Pembicaraan mengenai seks dilakukan secara spontan tanpa perencanaan waktu secara khusus, diskusi berlangsung pada berbagai macam waktu mulai dari makan, belajar, bersantai, maupun saat hendak tidur. Hambatan terbesar orang tua untuk memanfaatkan waktu-waktu tersebut adalah kemampuan komunikasi orang tua. Dengan meningkatkan kemampuan komunikasi orang tua, waktu-waktu tersebut dapat digunakan secara lebih maksimal. Peningkatan kemampuan komunikasi orang tua mengenai seks dapat mendorong kualitas dan frekuensi pendidikan seks yang lebih baik. Sampai saat ini tampaknya orang tua cenderung mengandalkan pertanyaan anak untuk memulai diskusi mengenai seks. Ketika anak bertanya, orang tua merasa bahwa anak benar-benar membutuhkan pendidikan seks sehingga informasi yang disampaikan akan mudah diterima. Meskipun begitu orang tua perlu proaktif agar tidak kehilangan kesempatan memberi pendidikan seks yang memadai. Cara orang tua memberikan pendidikan seks kepada anak umumnya melalui komunikasi langsung dengan anak. Orang tua juga memiliki berbagai teknik yang baik untuk berkomunikasi dengan anak seperti storytelling, memakai humor, dan memulai percakapan dengan topik lain. Meskipun begitu orang tua juga menggunakan beberapa teknik yang kurang baik seperti memberikan informasi yang tidak tepat dan menjelekkan anak. Hal ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 kontraproduktif dengan pendidikan seks dan merusak anak sehingga sebaiknya dihilangkan. Selanjutnya kedekatan orang tua – anak dan anak sudah memiliki pengetahuan seksual terlebih dahulu merupakan dua hal yang menjadi kemudahan bagi orang tua terkait memberikan pendidikan seks. Meskipun begitu kemudahan yang didapat orang tua dari anak yang berpengetahuan, lebih terkait dengan meringankan beban orang tua bukan memperlancar terjadinya pendidikan seks oleh orang tua. Terkait sumber informasi, orang tua tampaknya mengandalkan TV sebagai sumber informasi seksualnya. Hal ini karena budaya lisan masih kuat dalam diri orang Indonesia dan TV merupakan bentuk budaya lisan (Mulya, 2008). Kondisi ini perlu dimanfaatkan dengan pengadaan program TV yang memuat informasi mengenai seks. Orang tua menyadari adanya pihak-pihak lain yang memberikan pendidikan seks kepada anak. Pihak yang menurut orang tua layak memberikan pendidikan seks kepada anak antara lain adalah anak tertua, paman dan bibi, sampai dengan gereja dan sekolah. Dari beragam pihak lain tersebut, orang tua memandang sekolah sebagai pihak alternatif yang utama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan seks dari orang tua di Indonesia memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan ini terkait konten yang umumnya terbatas mengenai moralitas dan kepantasan perilaku seksual saja, serta metode komunikasi yang cenderung satu arah dan berupa nasihat, arahan dan peringatan. Meskipun begitu orang tua sudah memiliki berbagai teknik yang digunakan dalam memberi pendidikan seks kepada anak seperti storytelling, memakai humor, dan memulai percakapan dengan topik lain. Hal-hal ini menjadi bekal penting agar komunikasi mengenai seks dapat berjalan baik. Walapun begitu orang tua juga menggunakan beberapa teknik yang kurang baik seperti memberikan informasi yang tidak tepat dan menjelekkan anak. Dalam memberikan pendidikan seks kepada anak, orang tua tidak menyediakan waktu khusus untuk berbicara kepada anak namun mencari kesempatan dan waktu yang tepat saja. Pendidikan seks dilakukan secara spontan yang seringkali disebabkan munculnya pemicu seperti adanya adegan seksual di TV atau film dan anak mengajukan pertanyaan terkait seks. Hambatan utama orang tua dalam memberik pendidikan seks adalah terkait skill memberikan pendidikan seks kepada anak. Sementara kemudahan utama adalah kedekatan orang tua – anak dan anak sudah berpengetahuan. Meskipun begitu kemudahan yang didapat orang tua dari anak yang 109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 berpengetahuan, lebih terkait dengan meringankan beban orang tua bukan memperlancar terjadinya pendidikan seks oleh orang tua. Orang tua merasa dirinya perlu pemberdayaan dalam empat hal yaitu (a) terkait kurikulum atau materi yang perlu disampaikan kepada anak, (b) cara memberikan pendidikan seks, (c) memasukan nilai agama, moral dan budaya dalam pendidikan seks, dan (d) membangun dan menjaga prinsip dan nilai seksualitas dalam keluarga. Pendidikan seks oleh orang tua biasanya dilakukan oleh ibu. Hal ini karena anak merasa lebih nyaman membicarakan seks dengan ibu dibanding dengan ayah. Selanjutnya sekolah dipandang orang tua sebagai pihak alternatif yang utama dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Selain sekolah, beberapa pihak yang dipandang layak memberikan pendidikan seks kepada anak adalah gereja, profesional di bidang seks, kakak, dan paman serta bibi. B. Kekuatan Kekuatan penelitian ini adalah pada metode FG yang digunakan. Melalui metode ini peneliti dapat memperoleh data yang lebih lengkap dan rinci dibandingkan metode survei. Penggunaan metode ini juga menciptakan keterbukaan yang lebih baik karena adanya kesamaan pengalaman sehingga muncullah mutual support. Hal ini menjadi penting karena topik penelitian merupakan topik yang cukup sensitif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 Kekuatan ketiga adalah pada jumlah kelompok dan partisipan yang cukup banyak menyebabkan data yang dihasilkan cukup jenuh dan dengan demikian menghasilkan data yang baik. C. Kelemahan Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan. Yang pertama adalah variasi partisipan. Walaupun partisipan dalam penelitian ini sudah memiliki variasi demografis yang cukup beragam, (usia, pekerjaan, jumlah anak, usia anak), namun beberapa variabel demografis yaitu tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, dan agama tampaknya cenderung homogen. Orang tua dalam penelitian ini sebagian besar lulusan SMA ataupun sarjana, status ekonomi menengah keatas, dan semuanya beragama Kristen. Padahal ketiga variabel tersebut dapat mempengaruhi pendidikan seks oleh orang tua. Keterbatasan lain adalah perbedaan usia moderator dan partisipan yang jauh. Usia moderator yang masih muda membuat moderator kadang merasa sungkan untuk memotong pembicaraan orang tua dalam FG. Akibatnya beberapa bagian pembicaraan dari FG menjadi tidak fokus pada pertanyaan diskusi. Keterbatasan lain adalah pengalaman moderator memimpin FG yang masih terbatas. Hal ini mempengaruhi kemampuan dan kenyamanan moderator saat menjadi moderator dalam FG. Menurut peneliti membawakan FG memerlukan kemampuan interpersonal yang cukup baik. Selanjutnya penelitian ini hanya melihat pendidikan seks oleh orang tua dari sudut pandang orang tua saja. Lebih baik bila juga meneliti pendidikan seks PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 oleh orang tua dari sudut pandang anak. Dengan demikian peneliti dapat memverifikasi pandangan orang tua dan juga mendapat gambaran lebih detail mengenai pendidikan seks oleh orang tua. D. Saran Berikut adalah beberapa saran peneliti untuk: 1. Orang Tua Bagi orang tua baru dan pasangan yang belum memiliki anak, disarankan untuk merancang dan mempersiapkan pendidikan seks seawal mungkin karena pendidikan seks bukanlah hal yang mudah. Peneliti juga mendorong orang tua untuk mengkritisi pola pikir tabu membicarakan seks karena hal ini dapat menghambat terjadinya pendidikan seks yang baik. 2. Sekolah dan Guru Oleh karena orang tua menaruh harapan besar pada sekolah untuk memberikan pendidikan seks kepada anak, peneliti menyarankan sekolah untuk memasukkan pendidikan seks dalam kurikulum pendidikan. Selain itu peneliti juga mendorong adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua terkait materi pendidikan seks dan pengawasan anak di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendiskusikan kurikulum pendidikan seks dengan orang tua, menginformasikan perilaku anak di sekolah kepada orang tua, dan memberi orang tua kesempatan menyampaikan saran maupun kritik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 3. LSM, Psikolog, dan Pemerintah Peneliti menyarankan LSM dan psikolog untuk mengadakan pembinaan dan pemberdayaan untuk orang tua. Peneliti menyarankan diadakan workshop atau pelatihan bagi orang tua mengenai materi yang perlu disampaikan dan cara menyampaikan pendidikan seks kepada anak. Hal ini berdasar kebutuhan pemberdayaan yang dirasakan orang tua dalam penelitian ini. Selain itu hambatan terbesar orang tua adalah terkait kemampuan memberikan pendidikan seks kepada anak. Peneliti juga menyarankan psikolog untuk menyediakan layanan konsultasi dan konseling bagi orang tua terkait memberikan pendidikan seks kepada anak. Layanan ini agar orang tua dapat membicarakan kesulitankesulitan yang dihadapi terkait memberikan pendidikan seks seperti ketidakmampuan, kepercayaan diri, atau perasaan tabu dan tidak nyaman yang dihadapi. Peneliti juga menyarankan psikolog untuk mendorong orang tua membangun relasi yang baik dengan anak, karena relasi yang baik dengan anak merupakan kemudahan terbesar dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Selanjutnya peneliti mendorong pemerintah melalui instansi terkait seperti BKKBN, kementerian Kesehatan atau kementerian Pendidikan bekerja sama dengan akademisi untuk dapat membuat kurikulum pendidikan seks yang komprehensif dan lengkap. Hal ini kemudian dapat ditindaklanjuti dengan mensosialisasikan materi tersebut ke sekolah-sekolah. Selain itu pemerintah dapat menuliskan kurikulum, materi dan informasi tersebut ke dalam leaflet, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 brosur, atau buku yang tersedia di puskesmas, rumah sakit, toko buku, kantor BKKBN, bahkan di kantor kelurahan dan kecamatan. Hal ini agar orang tua memiliki aksesibilitas yang lebih baik sehingga orangtua dapat memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat memberikan pendidikan seks. Peneliti juga mendorong pemerintah berperan aktif untuk mensosialisasikan pentingnya pendidikan seks kepada masyarakat. Peran aktif ini dapat dilakukan dengan memperbanyak iklan layanan masyarakat. 4. Media Massa Melihat media terutama TV merupakan salah satu sumber informasi bagi orang tua, peneliti mendorong pihak-pihak terkait untuk memberikan porsi yang lebih besar, melalui program-program TV, mengenai pendidikan seks. Dengan porsi yang lebih besar maka orang tua akan memiliki informasi yang lebih memadai. 5. Peneliti Selanjutnya Apabila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian serupa, diharapkan untuk memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada penelitian ini. Untuk penelitian berikutnya peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk mengadakan FG dengan partisipan dari tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, agama maupun lokasi lain misalnya orangtua di daerah pedesaan. Peneliti juga menyarankan agar peneliti selanjutnya meneliti orang tua dengan beberapa kondisi yang berbeda seperti orang tua angkat dan orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 tua tunggal. Peneliti mendorong peneliti selanjutnya untuk meneliti pendidikan seks oleh orang tua menggunakan metode lain, misalnya observasi, survei, maupun wawancara. Hal ini untuk mengkonfirmasi dan melengkapi hasil dari penelitian ini. Peneliti juga menyarankan peneliti selanjutnya untuk meneliti pendidikan seks oleh orang tua dari sudut pandang anak, semisal mengenai materi yang diterima, persepsi anak mengenai pendidikan seks dari orang tua, atau hambatan dan kemudahan membicarakan seks dengan orang tua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia and Macro International. (2004). Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey 2002 - 2003. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro International. Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia and Macro International. (2008). Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey 2007. Calverton, Maryland, USA: BPS and Macro International. Bastien, S. Kajula, L. & Muhwezi, W. W. (2011). A review of studies of parentchild communication about sexuality and HIV/AIDS in sub-Saharan Africa [Versi elektronik]. Reproductiove Health, 8(25). doi:10.1186/1742-4755-825 Berk, L. E. (2007). Development theough the life span (ed. ke-4). United States of America : Pearson Education, Inc. Candra, A. (2008, September 18). Bali gencarkan edukasi kesehatan reproduksi remaja. Kompas. Dipungut 11 September 2012 dari http://nasional.kompas.com/read/2008/09/18/10003189/Bali.Gencarkan.Edu kasi.Kesehatan.Reproduksi.Remaja Carrera, M. (2008). Parents and their children‟s learning about sexuality. Advocates for Youth. Dipungut 29 Juli 2013 dari http://www.advocatesforyouth.org/parents/165-parents CDC. (2009). The Youth Risk Behavior Surveillance System. Dipungut 16 Mei 2012 dari http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/ss/ss5905.pdf Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry & research design: Choosing among five approaches (ed-2). United States of America : Sage Publications, Inc. Davis, K. C., Blitstein, J. L., Evans, W. D., & Kamyab, K. (2010). Impact of a parent-child sexual communication campaign: results from a controlled efficacy trial of parents. Reproductive Health 7(17), 1-12. doi:10.1186/1742-4755-7-17 Dilworth, J. E. L. (2009). Parents as co-educators: Do effective sex education programs include parents?. Family Science Review, 14, 58 – 66. 116 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Diiorio, C., Kelley, M., & Hockenberry-Eaton, M. (1999). Communication about sexual issues: Mothers, fathers, and friends. Journal of Adolescent Health, 24, 181-189. http://dx.doi.org/10.1016/S1054-139X(98)00115-3 Doskoch, P. (2011). Parent-child discussion about sexuality are uncommon in Vietnam. International Perspectives on Sexual and Reproductive Health 37(2), 103-104. http://www.jstor.org/stable/41229002 . Eisenberg M. E., Bernat D. H., Bearinger L. H., & Resnick M. D. (2008). Support for comprehensive sexuality education: Perspectives from parents of schoolage youth. Journal of Adolescent Health, 42, 352-359. doi: 10.1097/01.NMC.0000341268.31114.95 Eisenberg, M. E., Sieving, R. E., Bearinger, L. H., Swain, C., & Resnick, M. D. (2006). Parents‟ communication with adolescents about sexual behavior: A missed opportunity for prevention? Journal of Youth Adolescence, 35, 893 – 902. DOI 10.1007/s10964-006-9093-y Epstein, M & Ward, L. M. (2007). “Always use protection”: Communication boys receive about sex from parents, peers and the media. Journal of Adolescent Youth, 37, 113 - 126. DOI 10.1007/s10964-007-9187-1 Fahroja. (2012, 13 April). Aborsi dalam KUHP dan UU no 36 tahun 2009. Dukun Hukum. Dipungut 11 Juni 2013 dari http://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/13/aborsi-dalam-kuhp-dan-uuno-36-tahun-2009/ Faturochman. (2012, Juli 29). Pendidikan seks di China, Amerika, & Indonesia (perlukah?). Islampos. Dipungut 3 September 2012 dari http://islampos.com/pendidikan-seks-di-china-amerika-indonesia-perlukah/ Frith, H. (2000). Focusing on sex: Using focus groups in sex research. Sexualities 3 (3), 275 – 297. DOI: 10.1177/136346000003003001 Furstenberg, F. F. Jr., Moore, K. A., & Peterson, J. L. (1985). Sex education and sexual experience among adolescents. American Journal of Public Health, 75(11), 1331-1332. Dipungut dari http://ajph.aphapublications.org/ Gary R. Vanderbos, Ph.D (Ed.). (2007). APA dictionary of psychology. Washington DC : American Psychological Association. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 Guttmacher Institute. (2012, Februari). Fact on american teen’s sexual and reproductive health. Dipungut 18 Mei 2012, dari http://www.guttmacher.org/pubs/FB-ATSRH.html Ha, T. T. T. & Fisher, J. R. W. (2011). The provision of sexual and reproductive health education to children in a remote mountainous commune in rural Vietnam: An exploratory study of parent‟s views. Sex Education: Sexuality, Society and Learning, 11(1), 47-59. http://dx.doi.org/10.1080/14681811.2011.538148 Holzner, B. M. & Oetomo, D. (2004). Youth, sexuality, and sex education messages in Indonesia: Issues of desire and control. Reproductive Health Matters, 12(23), 40-49. Dipungut dari http://www.rhmjournal.org/home Hoyer, W. J. & Roodin, P. A. (2003). Adult development and aging (ed. ke-5). United States of America: McGraw-Hill. Indra Suma, S. (2009). Hubungan antara pola pendidikan seksual dengan pergaulan bebas pada remaja (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Abstrak dipungut 18 Mei 2012, dari http://etd.eprints.ums.ac.id/5985/ Inilah Jabar. (2012, Juni 11). Pentingnya pendidikan seks bagi anak. Inilah Jabar. Dipungut 3 September 2012 dari http://www.inilahjabar.com/read/detail/1870529/pentingnya-pendidikanseks-bagi-anak International Sexuality and HIV Curriculum Working Group. (2009) It’s all one curriculum: Guidelines and activities for a unified approach to sexuality, gender, HIV, and human rights education. New York, Population Council. Jerman, P. & Constantine, N. A. (2010). Demographic and psychological predictors of parent-adolescent communication about sex: A representative statewide analysis. Journal of Youth Adolescence, 39, 1164 – 1174. Kail, R. V. & Cavanaugh, J. C. (2010). Human development: A life span view (ed. ke-5). Wadsworth: Cengage Learning. Kakavoulis, A. (2001). Familiy and sex education: a survey of parental attitudes. Sex Education, 1(2), 163-174. DOI: 10.1080/14681810120052588 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 Kaljee, L. M., Green, M., Lerdboon, P., Riel, R., Pham, V., Tho, L. H., et al. (2011). Parent–youth communication and concordance between parents and adolescents on reported engagement in social relationships and sexually intimate behaviors in Hanoi and Khanh Hoa province, Vietnam. Journal of Adolescent Health, 48, 268-274. doi:10.1016/j.jadohealth.2010.06.021 Kamus Besar Bahasa Indonesia http://www.kbbi.web.id/ Online. (2012). Dipungut dari Khan, S., and Mishra, V. (2008). Youth Reproductive and Sexual Health. DHS Comparative Reports No. 19. Calverton, Maryland, USA: Macro International Inc. Kincaid, C., Jones, D. J., Sterrett, E., McKee, L. (2012). A review of parenting and adolescent sexual behavior: The moderating role of gender. Clinical Psychology Review 32, 177 – 188. doi:10.1016/j.cpr.2012.01.002 Kirkman, M., Rosenthal, D. A., & Feldman, S. S. (2005). Being open with your mouth shut: the meaning of „openness‟ in family communication about sexuality. Sex Education, 5(1), 49-66. DOI: 10.1080/1468181042000301885 Kitzinger, Jenny (1995) Introducing focus group. BMJ, 311, 299-302. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2550365/pdf/bmj006030031.pdf Kohler, P. K., Manhart, L. E., & Lafferty, W. E. (2008). Abstinence-only and comprehensive sex education and the initiation of sexual activity and teen pregnancy. Journal of Adolescent Health, 42, 344-351. doi:10.1016/j.jadohealth.2007.08.026 Kompas. (2008, Juli 26). Berikan pendidikan seks sejak remaja. Kompas. Dipungut 3 September 2012 dari http://nasional.kompas.com/read/2008/07/26/21523745/Berikan.Pendidikan. Seks.Sejak.Remaja Laksmi. (2007). The effectiveness of reading habit promotion in public libraries of DKI Jakarta province. LISU, FCSIT, 155-162. Dipungut dari http://staff.ui.ac.id/internal/079103002/publikasi/17INA_Laksmi1_OK1promotion.pdf PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Landor, A., Simons, L. G., Simons, R. L., Brody, G. H. & Gibbons, F. X. (2011). The role of religiosity in the relationship between parents, peers, and adolescent risky sexual behavior. Journal of Youth Adolescence, 40, 296 – 309. DOI 10.1007/s10964-010-9598-2 Lindberg, L. D. & Maddow-Zimet, I. (in press). Consequences of sex education on teen and young adult sexual behaviors and outcomes. Journal of Adolescent Health. doi:10.1016/j.jadohealth.2011.12.028 Lyons, E. & Coyle, A. (2007). Doing grounded theory. Dalam Analysing Qualitative Data in Psychology. doi: 10.4135/9781446207536 Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya, Usaha Nasional. Merriam-Webster’s collegiate dictionary. (2003). United States of America: Merriam-Webster, Inc. Miller, K. S., Kotchick, B. A., Dorsey, S., Forehand, R., & Ham, A. Y. (1998) Family communication about sex: What are parents saying and are their adolescents listening? Familu Planning Perscpective, 30(5), 218 – 222 & 235. Morgan, D. L & Krueger, R. A. (1998). The focus group guidebook. United States of America : Sage Publications, Inc. Muchtar, B. (2010, Juni). Pendidikan seks di Indonesia sulit diwujudkan. Dipungut 16 Mei 2012 dari http://www.rnw.nl/bahasaindonesia/article/pendidikan-seks-di-indonesia-sulit-diwujudkan Mulya, I. (2008, 3 Desember). Kenapa orang Indonesia tak suka baca?. Dipungut 16 Juni 2013 dari http://klipingbuku.blogspot.com/2008/12/kenapa-orangindonesia-tak-suka-baca.html Mustafa, B. (2012, 22 April). Indonesian people reading habit is very low : how libraries can enhance the people reading habit. Diunduh dari http://www.consalxv.org/uploaded_files/pdf/papers/normal/ID_B_Mustafapaper-reading-habit.pdf MZW. (2013, Februari 23). Orangtua tidak mengikuti perkembangan anak. Kompas, halaman 14. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 Nababab, R. T. (2011, Mei 19). Pendidikan seks sebagai upaya pengurangan masalah seksual di Indonesia. Indonesia Media. Dipungut 3 September 2012 dari http://www.indonesiamedia.com/2011/05/19/pendidikan-seks-sebagaiupaya-pengurangan-masalah-seksual-di-indonesia/ Nair, M. K. C., Leena, M. L., Paul, M. K., Pillai, H. V., Babu, G., Russel, P. S., et al. (2011). Attitude of parents and teachers towards adolescent reproductive and sexual health education. Symposium On Adolescent Care Counseling, S60 – S63. DOI 10.1007/s12098-011-0436-7 Niskala, S. (2011). Pendidikan seks untuk anak, harus! Dipungut 16 Mei 2012, dari http://pendidikanseks.info/?p=306 Niskala, S. (2012). 35 persen remaja di 4 kota besar lakukan seks sebelum nikah. Dipungut 16 Mei 2012 dari http://pendidikanseks.info/?p=554 Nurhayati. (2012, Mei 9). Kunlistiani: Siswa harus memahami pendidikan seks. Kompas. Dipungut 3 September 2012 dari http://bangka.tribunnews.com/2012/05/09/kunlistiani-siswa-harusmemahami-pendidikan-seks Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (ed. ke-10). United States of America, McGraw-Hill. Pistella, C. L. Y. & Bonati, F. A. (1999). Adolescent women‟s recommendations for enhanced parent-adolescent communication about sexual behavior. Child and Adolescent Social Work Journal, 16(4), 305 -315. Doi: 10.1023/A:1022339012742 Pluhar, E. I. & Kuriloff, P. (2004). What really matters in family communication about sexuality? A qualitative analysis of affect and style among African American mothers and adolescent daughters. Sex Education, 4(3), 303 – 321. DOI: 10.1080/1468181042000243376 Rachmawati, E. (2008, November 25). Pendidikan seks harusnya dimulai dari keluarga. Kompas. Dipungut 3 September 2012 dari http://nasional.kompas.com/read/2008/11/25/19591039/Pendidikan.Seks.Ha rusnya.Dimulai.dari.Keluarga Raffaelli, M., Green, S. (2003). Parent-adolescent communication about sex: Retrospective reports by Latino college students. Journal of Marriage and Family, 65(2), 474 – 481. DOI: 10.1111/j.1741-3737.2003.00474.x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 Rathus, S. A., Nevid, J.S, & Ficher-Rathus, L. (2008). Human sexuality in a world of diversity (ed. ke 7). United States of America : Pearson Education, Inc. Regnerus, M. D. (2005). Talking about sex: Religion and patterns of parent-child communication about sex and contraception. The Sociological Quarterly 46(1), 79-105. Dipungut dari http://www.jstor.org/stable/4120840 Risnawati, Ari. (2002). Hubungan antara pendidikan seks dari orang tua dengan sikap remaja terhadap hubungan seks pranikah. Naskah yang tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta. Rogers, R. S. (Ed.). (1974). Sex Education: Rationale and reaction. London : Cambridge University Press. Rosdiansyah [editor]. (2012, Februari 2). Asyiik..PKBI usul pendidikan seks masuk kurikulum. LensaIndonesia. Dipungut 3 September 2012 dari http://www.lensaindonesia.com/2012/02/02/asyiik-pkbi-usul-pendidikanseks-masuk-kurikulum.html Rosenthal, D. A., & Feldman, S. S. (1999). The importance of importance: Adolescents‟ perceptions of parental communication about sexuality. Journal of Adolescence, 22, 835-851. http://dx.doi.org/10.1006/jado.1999.0279 Rosenthal, D., Senserrick, T., Feldman, S. (2001). A typology approach to describing parents as communicators about sexuality. Archives of Sexual Behavior, 30(5), 463 – 482. Doi: 10.1023/A:1010235116609 Rozema, H. T. (1986). Defensive communication climate as a barrier to sex education in the home. Family Relations, 35(4), 531-537. Diunduh dari http://www.jstor.org/stable/584514 Sari, D. Y. (2008, Maret 10). Pendidikan seks di sekolah, juga perlu. Kompas. Dipungut 3 September 2012 dari http://nasional.kompas.com/read/2008/03/10/1838186/Pendidikan.Seks.di.S ekolah.Juga.Perlu Sari, D. Y. (2008, Maret 10). Pendidikan seks untuk anak? Segera berikan! Kompas. Dipungut 3 September 2012 dari http://nasional.kompas.com/read/2008/03/10/17342624/Pendidikan.Seks.unt uk.Anak.Segera.Berikan Santrock, J. W. (2007). Remaja (ed. ke-11). Jakarta: Penerbit Erlangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 Sarwono, S. W. (1989). Psikologi remaja. Jakarta : CV Rajawali. SIECUS. (tanpa tahun). What are Abstinence-Only-Until-Marriage programs? dalam Abstinence-Only-Until-Marriage Q & A. Dipungut 1 Oktober 2012 dari http://www.siecus.org/index.cfm?fuseaction=page.viewpage&pageid=522& grandparentID=477&parentID=523 SIECUS. (tanpa tahun). What‟s wrong with Abstinence-Only-Until-Marriage programs? dalam Abstinence-Only-Until-Marriage Q & A. Dipungut 1 Oktober 2012 dari http://www.siecus.org/index.cfm?fuseaction=page.viewpage&pageid=522& grandparentID=477&parentID=523 SIECUS. (tanpa tahun). What does the research say about Abstinence-Only-UntilMarriage programs? in Abstinence-Only-Until-Marriage Q & A. Dipungut 1 Oktober 2012 dari http://www.siecus.org/index.cfm?fuseaction=page.viewpage&pageid=522& grandparentID=477&parentID=523 Smith, J. A. (2008). Qualitative psychology: A practical guide to research methods (ed-2). Sage Publications, Inc. Steinberg L. (2002). Adolescence (ed. ke-6). New York: McGraw-Hill. Strauss, A. & Corbin, J. (1998). Basics of qualitative research: Techniques and procedures for developing grounded theory (ed-2). Sage Publications, Inc. Suryanto [editor]. (2012). Pendidikan seks harus masuk kurikulum. Dipungut 3 September 2012 dari http://www.antaranews.com/berita/321421/pendidikan-seks-harus-masukkurikulum Susanto, A. (2008, November 11). Mengkhawatirkan, pemahaman kesehatan reproduksi remaja. Kompas. Dipungut 10 September 2012 dari http://nasional.kompas.com/read/2008/11/11/22115046/mengkhawatirkan.p emahaman.kesehatan.reproduksi.remaja Tempo. (2007, 10 Agustus). Pendidikan seks diperjuangkan masuk sekolah di Bali. Tempo. Dipungut 3 September 2012 dari http://koran.tempo.co/konten/2007/08/10/108305/Pendidikan-SeksDiperjuangkan-Masuk-Sekolah-di-Bali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 Trinh, T., Steckler, A., Ngo, A., & Ratliff, E. (2009). Parent communication about sexual issues with adolescents in Vietnam: Content, contexts, and barriers. Sex Education, 9(4), 371-380. DOI: 10.1080/14681810903264819 UNESCO. (2009). International technical guidance on sexuality education (Vol. 1). Paris, penulis. UNESCO. (2009). International technical guidance on sexuality education (Vol. 2). Paris, penulis. Walker, J. (2001) A qualitative study of parents‟ experiences of providing sex education for their children: The implication for health education. Health Education Journal, 60(32), 132 – 146. DOI: 10.1177/001789690106000205 Walker, J. (2004). Parents and sex education-looking beyond „the birds and the bees‟. Sex Education: Sexuality, Society, and Learning, 4(3), 239-254. http://dx.doi.org/10.1080/1468181042000243330 Walker, J. & Milton, J. (2006). Teachers‟ and parents‟ roles in the sexuality education of primary school children: A comparison of experiences in Leeds, UK and in Sydney, Australia. Sex Education 6(4), 415 – 428. DOI: 10.1080/14681810600982267 Wamoyi, J., Fenwick, A., Urassa, M., Zaba, B., & Stones, W. (2010). Parent-child communication about sexual and reproductive health in rural Tanzania: Implications for young people‟s sexual health intervention [Versi elektronik]. Reproductive Health, 7(6). doi:10.1186/1742-4755-7-6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 Lampiran 1. Panduan Rekrutmen Partisipan 1. Perkenalan diri dan penelitian Halo, nama saya Yose Emeraldo Theofilus. Saya adalah mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma, dan saat ini saya sedang dalam pengerjaan skripsi. Terkait dengan skripsi dan penelitian saya, saya hendak mengadakan sebuah diskusi kelompok mengenai pendidikan seks oleh orangtua, dan saya hendak mengajak bapak / ibu berpartisipasi. Jadi penelitian saya adalah mengenai pendidikan seks oleh orangtua. Saya tertarik untuk mengetahui segala hal terkait pemberian pendidikan seks orangtua kepada anak. Saya ingin mengetahui berbagai macam pandangan dan pengalaman dari orangtua terkait hal ini. Nah saya berharap bapak / ibu bisa ikut dan berbagi pengalaman dan pendapatnya. Apakah bapak / ibu berminat untuk berpartisipasi? 2. Menjadwalkan sesi diskusi kelompok Okay jadwalnya diskusi yang kami miliki adalah ..................... dan ........................ Manakah yang sesuai dengan jadwal anda? Diskusi kelompok ini akan terdiri atas 7-8 orangtua lain, bersama saya sebagai moderator. Diskusi yang berlangsung nanti adalah antara bapak/ibu dengan peserta lain. Diskusi ini homogen, jadi bapak kumpul dengan bapak2, ibu dengan ibu2. Saya hanya akan memandu jalannya diskusi saja. Dalam diskusi kelompok nanti, saya akan merekam percakapan yang berlangsung. Agar saya dapat memahami segala percakapan yang terjadi. Saya akan menyimpan rekaman ini dengan baik-baik sehingga privasi anda akan terjaga. Kami berharap agar bapak / ibu dapat datang tepat waktu karena bila anda terlambat maka anda tidak dapat masuk dan terlibat diskusi ini. Apakah anda mungkin akan terlambat? Oh ya, keterlibatan bapak / ibu dalam kegiatan ini bersifat sukarela, jadi anda bebas untuk meninggalkan diskusi, kapanpun dan dengan alasan apapun. 3. Follow up + Penutup Nah saya akan menelepon anda untuk mengingatkan akan diskusi ini sehari dan beberapa jam sebelum sesi diskusi ini dimulai. Adakah nomor yang bisa saya hubungi? Yang terakhir ini adalah surat konfirmasi yang menjelaskan hal-hal terkait diskusi kelompok ini. Didalamnya juga terdapat lembar persetujuan. Saya mohon bapak / ibu dapat mengisinya dan membawanya pada hari diskusi. Setelah semua selesai ucapakan terimakasih dan berpamitanlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 Lampiran 2. Surat Konfirmasi Partisipan Kepada : Yogyakarta, 20 Januari 2013 Yth. ....................... Di tempat Salam sejahtera, Pertama-tama ijinkan saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak / ibu untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok yang saya adakan pada hari .............., ......... Januari 2013 pukul ...................... di Ruang SD 5, GKI Ngupasan. Adapun diskusi kelompok ini dilakukan dalam rangka studi saya mengenai “pendidikan seks oleh orangtua”. Sebagaimana sudah saya jelaskan tujuan dari diskusi kelompok ini adalah mendengarkan pengalaman dan pendapat bapak / ibu terkait pemberian pendidikan seks kepada anak-anak anda. Anda akan menjadi bagian dari kelompok berisi 7 -8 orangtua yang juga memiliki pengalaman mengenai pemberian pendidikan seks kepada anaknya. Kami menyadari bahwa masing-masing orangtua memiliki pengalaman dan pendapat yang berbeda-beda, oleh karena itu kami tertarik untuk mendengar pengalaman dan pendapat bapak / ibu. Diskusi ini akan berlangsung kurang lebih 2 jam. Saya menyadari bahwa waktu bapak / ibu sangat berharga sehingga kami memohon kesediaan bapak / ibu untuk datang minimal 5 menit sebelum jadwal yang ditentukan, agar diskusi dapat dimulai tepat waktu. Kami menyediakan snack dan makan malam untuk partisipasi bapak / ibu dalam diskusi ini. Demi kepentingan penelitian ini, saya akan merekam diskusi yang berlangsung sehingga saya memiliki catatan yang memadai mengenai diskusi ini. Saya berjanji akan menjaga privasi bapak / ibu sebaik mungkin. Hasil rekaman akan saya simpan dengan hati-hati dan hanya akan didengarkan oleh saya dan dosen pembimbing saya yaitu Bapak C. Siswa Widyatmoko, M. Psi. Bersama surat ini kami juga melampirkan panduan diskusi dan lembar persetujuan mengikuti diskusi kelompok ini. Sebelum mengisi lembar persetujuan, kami menyarankan bapak / ibu membaca panduan diskusi untuk lebih memahami diskusi ini. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak / ibu untuk berpartisipasi dalam diskusi ini. Tentu saja keberhasilan diskusi ini tergantung pada setiap anggotanya, sehingga kami mengharapkan kehadiran anda. Jika anda berhalangan hadir karena alasan apapun, tolong hubungi saya di 08562571717 sesegera mungkin. Demikian surat dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Tuhan memberkati. Peneliti Yose Emeraldo T. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 PANDUAN DISKUSI 1. Kontribusi pemikiran dan pengalaman bapak / ibu sangat berharga sehingga kami berharap bapak dan ibu dapat membagikan pemikiran dan pengalaman anda secara terbuka. 2. Bapak / ibu bebas untuk berpendapat, bertanya, menimpali pendapat orang lain, ataupun untuk tidak berpendapat. 3. Agar diskusi berjalan dengan baik, kami mengharapkan bapak / ibu memberi kesempatan juga bagi partisipan lain untuk dapat berbicara 4. Kami mengharapkan bapak / ibu tetap menghargai pendapat dan pandangan partisipan lain meskipun hal itu mungkin bertentangan dengan pendapat bapak / ibu. 5. Bila bapak / ibu merasa tidak nyaman dengan diskusi yang terjadi, bapak / ibu memiliki hak untuk menarik keikutsertaan dalam diskusi dan meninggalkan ruangan saat itu juga. 6. Dalam diskusi akan disediakan makanan ringan / snack yang bisa dinikmati sambil berdiskusi 7. Diskusi akan direkam menggunakan sebuah alat recorder ditengah ruang. Kami mengharapkan bapak / ibu bisa berbicara sejelas mungkin agar suara bapak / ibu terekam jelas. 8. Demi menjaga ketenangan dan konsentrasi dalam diskusi, mohon telepon genggam, tab, laptop, dan peralatan komunikasi lain dimatikan / dipasang dalam mode getar. 9. Kami menyadari bahwa kami tidak dapat menjaga kerahasiaan diskusi ini seorang diri. Oleh karena itu kami mengharapkan kerjasama dan partisipasi bapak / ibu untuk saling menjaga kerahasiaan percakapan yang terjadi dalam diskusi ini. Bila ada hal lain yang ingin ditanyakan dapat menghubungi : Yose / Aldo (08562571717) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 LEMBAR PERSETUJUAN Saya ..................................................... dengan ini menyatakan bahwa saya sudah membaca, mengetahui, memahami, dan menyetujui informasi mengenai diskusi kelompok ini. Oleh karena itu saya setuju untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok mengenai pendidikan seks oleh orangtua, dengan sukarela dan kesadaran diri sepenuhnya. Yogyakarta, .......................2013 Peserta, (.................................................) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------potong disini LEMBAR PERSETUJUAN Saya ..................................................... dengan ini menyatakan bahwa saya sudah membaca, mengetahui, memahami, dan menyetujui informasi mengenai diskusi kelompok ini. Oleh karena itu saya setuju untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok mengenai pendidikan seks oleh orangtua, dengan sukarela dan kesadaran diri sepenuhnya. Yogyakarta, .......................2013 Peserta, (.................................................) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG1 A: B: F: T: moderator bapak, 3 anak putri (menikah, bekerja, SMA kelas 3) bapak, 1 anak putra (SMP kelas 3), 1 anak putri (SD) bapak. 1 anak putri (SMA kelas 1), 1 anak putra (SMP kelas 3) No Verbatim 1 A : ya makasih lho sudah pada dateng, nah nanti kita kan mau jadi diskusi kelompok ya, lebih tepatnya mungkin bapak-bapak yang saling berdiskusi, saya yang memoderatori disini gitu seperti yang saya bilang kemarin kita topiknya tentang pendidikan seksual oleh orangtua. Disinikan semuanya punya anak remaja kan ya? S : ya F : pra remaja A : ya pra remaja, remaja, paling gak pernah punya anak remaja juga ada. Terus ini sudah saling kenal belum sih sebenarnya? B : sudah kog. K : sudah M : sudah sudah B : cuma bapak, pak? T : pak T B : ya pak T, pernah ketemu cuma baru ini lah gatek. Ini pak K, terus ini pak F A : ini pak M, dan itu pak Y B : ya ini pak M dan pak Y sering ketemu juga. A : ya sebelum kita mulai kita berdoa dulu? 5 10 15 K: M: Y: X: bapak, 1 anak putra (SMA kelas 3), 1 anak putri (SMA kelas 2) bapak, 2 anak putri (kerja, SD), 1 anak putra (SMA kelas 3) bapak, 1 anak putri (SMA kelas 1), 1 anak putra (SMP kelas 1) Semua Parafrase Interpretasi 130 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 B : A : B : 25 A : B : 30 A : F : A : 35 A : A : 40 45 B : ngenteni ini sek A, (suara adzan maghrib) terganggu e nek doa. Ben ini selesai dulu. oya nanti selama diskusi saya rekam ya. Buat catetanku aja kog jadi biar ntar kalo ngobrol gitu, suk ak nyateti ne lagi gampang. A, ini kan topiknya mengenai pendidikan seksual, itu dimunculkan mengenai itu terus kita berpendapat atau yang baik itu mana, atau pengalaman kita? ehhh, ya dua-duanya sebetulnya. ya karna pengalaman kita belum tentu pas dengan bapak yang lain. ya itu malah gak papa sih sebenernya pak. Jadi saya ingin belajar dari berbagai macam ... saling melengkapi iya, punya pengalaman apapun nanti bisa diceritakan (adzan maghrib selesai) nah ini sudah selesai kan ya. nah mari kita berdoa (doa pembuka) Ya ehhh kita ngomongin tentang pendidikan seksual gitu ya.. sebagai permulaan sih ...... mungkin untuk merefresh aja kan kadang karna kita tahu-tahu masuk satu topik baru, saya mau minta tolong bapak-bapak untuk menuliskan diselembar kertas itu, apapun yang bapak-bapak ingat atau teringat ketika membicarakan soal pendidikan seks, pendidikan seksual, apapun. Mungkin bisa apa yang bapak ajarkan, atau hambatan apa sih yang dialami, terus kapan waktunya, kapan biasanya memberikan semacam itu, metode. Apapun bisa dituliskan disitu. Beri PR neh Aldo 131 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 A : hehehehe (bapak-bapak menulis di kertas yang diberikan) Y : (setelah selesai menulis) Duh A saya pamit dulu ya, mau jemput P, mau ada rapat digereja katanya. nanti saya kesini lagi A : oh iyaa om 55 (bapak Y meninggalkan ruangan) F : sebenarnya pendidikan seks itu kalau kita memandang ke belakang itu tidak ada pendidikan, seks bisa terjadi. Itu naluri, itu naluri. Tapi karena perkembangan jaman dan kekhawatiran orangtua, akhirnya ya kita harus ... A : akhirnya anak perlu diajar 60 65 70 F : ya betul. Kalau naluri kan seperti, dalam tanda kutip, binatang to, itu tidak perlu diajari. Jadi secara ... K : tau sendiri F : heeh, tau sendiri. Jadi secara biologis dia tahu sendiri, manusia juga seperti itu ya pak ya? K : heem F : cuma karena teknologi yang canggih, .. M : perkembangan jaman F : keadaan sekitar, sangat berpengaruh, apalagi kalau kita melihat buka internet. Kita kan gak bisa protect .. M : Iya anak-anak itu ... F : sepintar apapun kita protect tuh .. A : anak tetap bisa buka F : ya, kita tidak bisa menghindari hal seperti itu. jika melihat ke masa sebelumnya, tanpa pendidikan pun seks bisa terjadi seks adalah naluri F memberikan pendidikan seks karena perkembangan jaman dan kekhawatirannya secara biologis, manusia tahu sendiri soal seks karena itu naluri, sama seperti binatang F merasa tidak bisa melindungi anak dari keadaan sekitar yang sangat berpengaruh, seperti internet tidak bisa menghindari fakta bahwa anak mengakses internet Seksualitas adalah hal yang alamiah dan naluriah Alasan memberi PS : perkembangan jaman dan orangtua khawatir Seksualitas adalah hal yang alamiah dan naluriah Kekhawatiran ortu: Tidak bisa menghindarkan anak dari mengakses internet 132 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI K : anak saya itu di hp, kayak gitu itu gak ada, karena terbuka 75 semua, orangtua bisa liat punya anak, anak bisa liat punya orangtua, gak ada apa2, tapi seringkali pergi ke internet. Kenapa? Alesannya download apa, ada tugas. anak tidak menyimpan konten negatif di hp orangtua-anak dapat saling melihat isi hp masing-masing K cemas saat anak pergi ke internet K tidak yakin / sangsi dengan alasan anak pergi ke internet Keterbukaan melihat isi gadget antar orangtua – anak membuat anak tidak menyimpan konten negatif Orangtua tidak mempercayai anak dan alasannya pergi ke warnet M merasa media internet rawan terkait konten negatif Kekhawatiran ortu: internet rawan berisi konten negatif A : jadi memang media internet itu rawan untuk hal-hal begitu ya? M : iyaa 80 85 90 F M F M F K A B : : : : : : : : Iya kita sebagai orangtua tidak bisa.. melarang (berbarengan dengan K) protect terhadap anak, gak boleh buka. Gak bisa. Itu dunia dia Kamu sekarang sekolah SMP sudah buka laptop SD uwis yo oh anak SD sekarang sudah? wow mungkin yang menjadi keinginan A itu begini ya yang saya tangkap, maksudnya, mungkin lho ya jadi bagaimana keluarga suami istri bisa menyiapkan, mendidik anak saat dewasa sehingga sukses mengenai seksual. Jadi kita memberikan pemahaman bagaimana, melalui masing-masing kita, kemudian anak mempedomaninya. Antara lain juga termasuk keimanan, kemudian dia bisa menghindari, dia kuat akan lingkungan 95 yang sedemikian bahayanya itu. Nah itu. Masalahnya orangtua itu mempunyai visi gak saat kita kawin, mempunyai anganangan gak, gimana mendidik anak secara baik mengenai seks, Ortu merasa tidak bisa melarang anak membuka internet karena itu dunianya Anak SD dan SMP sekarang sudah menggunakan laptop (dan internet) ortu memberi pedoman berperilaku seksual, termasuk keimanan pedoman diberi agar anak dapat menghindari dan kuat menghadapi lingkungan yang berbahaya saat menikah orangtua perlu punya visi mengenai mendidik seksual Orangtua merasa tidak berdaya dalam membatasi anak menggunakan internet karena internet adalah bagian hidup anak Tujuan PS: memberi pedoman dalam berperilaku seksual agar anak tidak melakukan perilaku seksual yang tidak sesuai norma Orangtua perlu merencanakan dan 133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kadang jalan begitu aja kan suami istri. Ada yang terlalu ideal beli buku macem-macem, duduhke (tunjukan) anake, blunek (overload).hehehe bisa gitu ya to. Nah kalo saya disitu saya 100 105 110 tulis pengalaman saya itu saat saya berkeluarga terus melihat media itu, lho kog ada membicarakan tentang seksual, tadinya saya juga tradisional sekali, saya gak begitu tau harus mendidik anak bagaimana. Tahun 81 saya menikah. Kan jaman bahula. Terus baca koran, majalah, mendengarkan melihat TV, itu ternyata penting mendidik anak mengenai seksual. Nah terus kita mereka-reka, membaca, kemudian saat anak dewasa, mulai kita memberikan pendekatan, mulai melakukan pendekatan ke dia, setiap saat misalnya ada TV yang porno, kita tanggapi „itu terkadang tidak ada perencanaan mengenai pendidikan seksual memandang membeli berbagai buku seks untuk dibaca oleh anak sebagai terlalu ideal dan akan membebani anak B merasa dirinya dahulu tradisional, tidak tahu cara mendidik anak tentang seks B mengetahui dari koran, majalah dan TV tentang pentingnya memberi pendidikan seksual B merancang dan mencari informasi terkait pendidikan seks memberi pendidikan seks saat anak sudah dianggap dewasa tidak boleh‟ terus sampai dengan yang paling bahaya sendiri. memberitahu anak bahwa adegan porno di TV tidak boleh dilakukan Kalau melakukan hubungan seksual ehh seperti suami istri sebelum menikah nanti akibatnya apa kita jelaskan. Sama-sama menjelaskan konsekuensi hubungan seks pranikah B memberitahu dan menjelaskan, saat menonton TV bersama-sama anak dan melihat adegan porno saat di TV (nonton), melihat melakukan itu. Tapi saya tidak punya teori harus begini-begini, bukunya begini, gak punya. F : yang penting aman B tidak memiliki teori dan buku tentang pendidikan seks Tidak apa-apa tidak memiliki teori mempersiapkan PS bahkan dari awal pernikahan. Pemberian PS : memberi banyak buku seksualitas ke anak untuk dibaca akan membebani anak Koran, majalah, dan TV dapat menjadi media yang pas untuk menyadarkan orangtua akan pentingnya PS Orangtua aktif mencari materi untuk PS PS diberikan saat anak sudah dianggap dewasa memberitahu anak adegan di TV yang tidak boleh ditiru / dilakukan menjelaskan konsekuensi hubungan seks pranikah Kapan PS : saat bersamasama menonton TV dan melihat adegan porno Kapasitas Ortu : ada yang tidak tahu teori dan tidak membaca buku PS dalam memberikan PS Tujuan PS : agar anak 134 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 B : ya mudah-mudahan, saya gak tau anak saya. Yang satu udah .. anak saya tiga ya .. saya takut juga seh hehe.yang nomer satu sudah berkeluarga, katakanlah udah sukses lah sudah terlewati mengenai seks, sudah beres. Yang nomer dua, ini cewek semua, yang nomer dua dijakarta gimana saya mengawasinya? 120 Mudah-mudahan modal yang saya berikan saat itu, kemudian iman yang selalu kita ingatkan setiap saat, mudah-mudahan bisa. Yang satu lagi masih saya dampingi disini, sampai SMA ini. Ya mudah-mudahan harapan kita juga bisa lancar. Itu aja yang saya alami. 125 130 135 A : kalau jadi orangtua itu memang khawatir tentang anak gitu ya? M : ya kalau udah dewasa ketika menginjak remaja itu, terutama anak perempuan. Ya pak? B : iyo A : disini ini apa sih yang paling dikhawatirin kalau tentang anak? B : hamil T : hamil B : iya hamil duluan. karna dirumah saja mungkin kita gak tahu F : hamil dan menghamili diluar nikah M : hamil dan menghamil K : iya itu sama B : iya hamil dan menghamili waahhh sama itu pendidikan seks asalkan pendidikan seks yang diberi tetap membuat anak aman berharap anaknya aman namun tidak yakin Anak pertama sudah berkeluarga sehingga dianggap pendidikan seks dari orangtua sudah terlewati dan beres anak berada di jakarta sehingga B merasa sulit mengawasi berharap pendidikan seks yang sudah diberikan memadai sehingga anak tidak melakukan hal negatif anak terakhir masih tinggalbersama B sehingga bisa didampingi orangtua khawatir tentang anak saat sudah remaja, terutama bila anaknya adalah perempuan Hal yang paling dikhawatir adalah anak hamil atau menghamili diluar nikah. orangtua tidak benar-benar tahu apa yang dilakukan anak dirumah. hamil dan menghamili bobotnya sama aman, tidak melakukan perilaku seksual yang tidak pantas Ortu tidak yakin apakah PS yang diberikan memadai saat anak sudah menikah berarti tanggungjawab orangtua untuk mendidik tentang seks sudah selesai Jarak jauh menyulitkan pengawasan orangtua Ortu tidak yakin apakah PS yang diberikan memadai Kedekatan lokasi memudahkan pendampingan orangtua Kekhawatiran orangtua saat anak mulai remaja adalah anak hamil atau menghamili diluar nikah Orangtua tidak sepenuhnya tahu apa yang dilakukan anak bahkan saat dirumah Hamil / menghamil memiliki bobot yang sama, 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 145 M : cuma kan yang jadi persoalan kan nek wedok tu ketok bekas e B : lanang ora ketok M : iyo lanang ora ketok. Itu persoalan e. Nah sakjane gak perlu kuatir nek anak e do kuat. B jadi lebih fokus lagi bagaimana anak-anak kita melalu masa dewasa sampai dengan dia berumah tangga itu jangan sampai dia menyimpang. Nah gimana njagainya itu kan tidak gampang. A : salah satu ketakutan terbesare terutama kalau punya anak perempuan itu hamil ya? M : ya sama dua-duanya B : sama, laki juga gitu M : 150 B : M : 155 F A F B : : : : A : B : tanda hamil/ menghamili tampak pada perempuan sedangkan pada anak laki-laki tidak tampak. namun bedanya tanda hamil tampak pada perempuan dan tidak di laki-laki ortu berusaha menjaga anak agar tidak menyimpang sampai menikah B merasa proses menjagai anak ini tidak gampang punya anak perempuan atau lakilaki, sama-sama cemas soal masalah hamil / menghamili laki-laki harus bertanggungjawab kalo laki kan juga harus bertanggungjawab. kalau menghamili akibat dari harus bertanggungjawab harus bertanggung jawab, sekolahnya belum selesai, amburadul adalah sekolah tidak selesai dan amburadul orang hamil/menghamili harus kudu rumah tangga.. menikah pasti berurutan kog efeknya banyak ada rentetan efek yang dihadapi dari kejadian menghamili / hamil iya efeknya banyak padahal pengalaman kita yang sudah berumah tangga,, A sudah pacaran sudah belum? sudah sudah, nah dari pacaran, seneng saking senengnya trus ciuman, dari ciuman bisa bergairah, lupa sampai berhubungan seks pranikah ciuman trus bergairah, bisa jadi lupa, berhubungan seksual Tujuan PS : menjaga anak agar tidak hamil / menghamili sebelum menikah, karena ada rentetan konsekuensi negatif yang mengikuti Aktifitas seksual ringan (ciuman) bisa berlanjut sampai aktifitas seksual berat (hubungan seks) 136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 165 170 seperti suami istri, itu yang bahaya. Nah bagaimana seorang A dan pacarnya itu inget. Nah nek dikamar dewe ato lungo adoh piye le ngawasi nek ora kuat anaknya A : jadi gimana supaya anaknya bisa kontrol dirinya sendiri. K : he em M : iya B iyaa memperkuat anak itu, melalui pemahaman-pemahaman juga resiko-resiko kalau terjadi kalau kehamilan atau menghamili. A nah trus supaya kita bisa mencapai gitu ya, nah bener e kalau dari pengalaman bapak-bapak tuh sebaiknya anak itu ... anak itu perlu diajarin apa aja sih tentang seksualitas. Topik apa aja gitu. Ini tadi beberapa sudah ada. F sebetulnya ndak diajari. Kalau saya karna anak saya itu pra remaja masuk SMA, gak diajari. Jadi kita tu saling mengerti. 175 180 anak perlu bisa kuat dan mengontrol dirinya agar tidak sampai melakukan hubungan seksual pranikah F merasa tidak mengajari anak tentang seksualitas tapi berusaha mengerti / memahami anak Diajak ngobrol, „kenapa tumbuh rambut disekitar kemaluan‟, mengajak ngobrol anak mengenai perkembangan fisiknya nanti berkembang „kenapa kog sampe mimpi basah‟, jadi si ada tingkatan topik yang dibahas anak sudah mulai bertanya, „Pa, kalo pacaran bagaimana?‟, ini sudah menimbulkan pertanyaan bagi orangtua, anak yang masih remaja, temennya sudah pacaran, timbul pertanyaan yang berat bagi orangtua, ya kita harus memberitahu, hal-hal anak bertanya mengenai pacaran F bertanya-tanya saat anak yang masih remaja bertanya soal pacaran orangtua memberi tahu hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam pacaran F mengajak anak melihat buku yang boleh dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. ... Kalau saya tuh kepada anak saya tuh ya ayo kita lihat buku Tujuan PS : agar anak bisa mengontrol dirinya sehingga tidak melakukan hubungan seksual pranikah PS bukan mengajari tentang seksualitas namun berusaha mengerti dan memahami anak Menjelaskan tentang perkembangan fisik Kasi PS : ada tahapan materi yang dibahas Orangtua curiga saat anak remaja bertanya pacaran Memberi rambu-rambu dalam berpacaran Metode PS : ortu mengajak 137 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pelajaran biologi. Dalam pelajaran biologi itu komplit. Bukunya komplit. Kegunaan penis, kegunaan payudara .. 185 komplit .. bahkan kadang-kadang bahasanya vulgar . Vagina untuk (di)masukkan penis. Itu dipelajaran 190 195 200 205 A K B K F : : : : : K A F K F K : : : : : : T F K F K F : : : : : : ohh jadi dibuku ada ... ada ada kalo dulu jaman saya gak ada iya, ada sekarang kalo anak-anak membaca sepintas itu, kalo kita tidak mendampingi, bahaya. Bahaya terlalu vulgar gitu ya emmm kata-katanya itu tidak ... tapi harus diberikan hehehe nah heeh kita harus memberitahu pendidikan itu harus masuk. Tapi gak papa emank itu pendidikan ... Pendidikan eemm usia ... usia dini mulai umur 12 ketoke, emm SD klas 6 udah masuk SD klas 6 dah masuk pelajaran ya? SD klas 6, klas 5 itu sudah ada di Biologi kalau kita tidak rangkul, takutnya mencoba-coba, dari mencoba-coba dicobai waaaa K : sekarang yang keliatan tuh anak remaja, seperti anak saya tuh pelajaran biologi saat belajar seksual karena bukunya komplit F menganggap bahasa dalam buku biologi terlalu blak-blakan anak membaca buku pelajaran biologi karena memiliki informasi yang lengkap walaupun orangtua merasa bahasanya terlalu blak-blakan saat ortu dulu sekolah tidak ada materi seksual di buku biologinya kalau anak tidak didampingi saat membaca buku biologi akan berbahaya Orangtua merasa anak perlu didampingi saat membaca buku biologi karena mengandung materi seksual menurut K mau tidak mau ortu harus memberikan materi seks menerima adanya materi seks dalam pelajaran karena itu bagian dari pendidikan Orangtua mau tidak mau harus memberikan PS karena itu adalah pendidikan untuk anak materi seks dalam pelajaran biologi sudah ada sejak kelas 5 SD PS disekolah sudah dimulai dari kelas 5 SD K curiga saat anak laki-lakinya lama dikamar mandi saat anak laki lama dikamar mandi, ortu curiga, namun 138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kalo dikamar mandi terlalu lama itu kenapa kog ... mungkin kalau anak perempuan bisa melihat ya kondisi tubuhnya kayak 210 apa. Kalau anak laki-laki tu diam-diam gambar atau telfon ini juga mempengaruhi, dengan pacarnya itu. Kalau anak saya ya itu terus terang, dia itu sudah melakukan onani. Itu kan berbahaya kalau saya gak ngasi tahu. Tapi ngasi tau ya saya pribadi . Anak saya laki-laki sama laki-laki. Yang perempuan 215 sama ibunya biasanya, crita sama ibunya. Sampe begitunya, anak saya itu malem belum tidur kasak kusuk itu kenapa. Kadang-kadang itu „pintu gak usah ditutup‟ saya bilang begitu, 220 225 „kalau dikamar mandi ya ndak usah lama-lama‟. Lha itu tu berbahayanya kalau kita ... untungnya ya saya itu punya anak laki-laki kalau gak ke sekolah, kemana, ke gereja, mesti digreja, kadang sampai jam 11 baru pulang Kalau saya tu ya udah kalau memang gitu. Tapi kalau dirumah itu main internet atau telfon tapi kadang-kadang menyendiri dia itu. Nah kalo ini diteruskan, saya gak kasi tau, akhirnya dia mencapai suatu keinginan, dengan keinginan oh ternyata kayak gini enak, bagaimana kalau berhubungan. Nah saya kuatirnya sampai menurut K kalau anak perempuan lama dikamar mandi karena ingin melihat bentuk tubuhnya ada perbedaan penilaian ke anak laki-laki atau perempuan yang lama dikamar mandi gambar dan komunikasi dengan pacar mempengaruhi perilaku seksual anak laki-laki K mengetahui anak laki-lakinya sudah onani dan merasa itu bahaya saat K memberitahu anak soal onani dilakukan secara pribadi anak laki-laki berbicara dengan ayah, anak perempuan dengan ibu K berusaha mencegah anak onani dengan tidak membiarkan anak sendirian di tempat tutup dalam waktu lama. K merasa beruntung anaknya hanya beraktifitas di sekolah dan gereja. K kuatir anaknya mengenal kenikmatan seksual lalu sampai pada keinginan berhubungan seks. bila anak perempuan yang lama dianggap karena ingin melihat bentuk tubuh (bias gender) Pengamatan ortu: gambar dan komunikasi dgn pacar mempengaruhi perilaku seksual anak laki-laki Ortu mengetahui anak onani dan merasa itu bahaya Memberi PS : dilakukan secara pribadi personal Memberi PS: jenis kelamin anak sama dengan ortu Pengawasan ortu : mencegah anak onani dengan tidak membiarkan anak sendiri Kekhawatiran ortu: anak mengenal kenikmatan seks dan ingin bersanggama 139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disitu. Akhirnya orangtua harus berani ngomong. Ngomong kalau misal pacaran ya ditempat yang rame atau gak usah yang sepi-sepi. Seringkali kalau anak saya perempuan pergi sama 230 pacarnya, mamanya mesti nitip sesuatu barang, jadi biar gak terlalu di tempat yang kegelapan. Jadi di toko ato apa, di mall. Itu untuk mancing saja. 235 240 245 A K A K B jadi kalau mau pergi pacaran, titip suruh beli apa gitu iya jadi belikan bedak, ato minyak jadi pacaranya pergi ke toko ato iya pergi ke toko jadi kalau saya setelah menjalani kehidupan kita ini ya, sampai saya usia mau 60 ini. Pendidikan seks itu kan sudah disadari penting. Maunya itu ada panduan walaupun orang mungkin berbeda-beda, tapi ada buku panduan. Umur sekian ki diajari iki iki iki sampe dengan piye carane kalo saya ya sebagai orang jawa tu ada rasa tabu ngandani bocah mengenai seks itu K : ya M : ya F : iya ini tabu K memberanikan diri untuk mengajak omong anak terkait seks Ortu tidak nyaman membicarakan sek dengan anak, namun memberanikan diri untuk bicara K memberitahu kalau berpacaran ditempat yang ramai dan tidak sepi Isi PS : rambu berpacaran saat anak pergi berpacaran, ibu titip dibelikan sesuatu agar anak tidak pergi ke tempat gelap tapi ke toko atau mall Trik ortu : anak yang berkencan ditugasi beli barang agar saat berkencan tidak ditempat yang gelap tapi di toko atau mall : : : : : B : anak saya umur TK, SD klas 1 ato 2 itu nanya, bayi itu lahirnya lewat mana, ituu lewat perut, jadi dioperasi gitu. Takut kita sebagai orang jawa ada rasa tabu saat memberitahu anak tentang seks Ortu membutuhkan buku panduan PS tentang kurikulum informasi seksual dan cara memberikan informasi itu Hambatan PS : merasa tabu karena orang jawa saat anak tanya bagaimana bayi lahir, B menjawab lahir lewat perut melalui operasi, karena takut memberikan jawaban yang benar Ortu menahan informasi yang benar karena menilai anak belum cukup umur untuk mendengarnya orangtua merasa perlu ada buku panduan mengenai hal yang perlu diajarkan pada usia tertentu dan cara memberikan informasi seksual 140 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250 K : bagaimana bisa hamil?haha B : heehh nah setelah agak besar, baru kita kasi tau pelan-pelan disamping juga dari luar temen-temen pasti dia, emm A pasti pengalaman ya, temen-temen pasti membicarakan soal seks saat anak sudah besar, maka B memberitahu fakta terkait kelahiran Kekhawatiran orangtua: merasa informasi seksual dari teman hanya membahas kesenangan orangtua merasa informasi seks dari tanpa usaha melindungi teman cuma hal yang wah tanpa anak berusaha memproteksi anak merasa perlu ada buku panduan Remaja membutuhkan buku pendidikan seks untuk remaja panduan seksnya B menyadari bahwa anak juga pernah to? Nah itu belajar dari temen-temen. Cuma kalo belajar belajar seksualitas dari teman dari temen-temen itu resikonya ya itu, proteksi menjaga itu 255 260 275 280 kadang-kadang gak ada. Cuma yang wah wah gitu ya. Nek ada buku panduan untuk remaja Indonesia itu kan betapa bagusnya. Dari adanya biologi tadi F yaa A jadi dirasa perlu jadi semacam buku panduan pendidikan seks untuk mungkin supaya orangtua dipandu tentang memberi pendidikan seks. B he eh kan masyarakat kita yang berpendidikan kan lebih sedikit dari yang gak to, nah yang gak ini yang perlu dipandu, kalo yang berpendidikan mungkin sudah dengan rekayasa sendiri tuh bisa, melalui anaknya. K : suruh baca sendiri? Baca sendiri ya? B : Ya setidaknya mandu, walaupun tidak secara tepat dilakukan tapi oooo umur segini ki wis wayah e mengerti mengenai organ tubuh wanita - laki-laki misalnya gitu, terus dan seterusnya ya. Sampai dengan umur 17 harus tau hubungan suami istri itu seperti apa, akibatnya apa harus tahu, kalau gak bahaya. Kemudian yang saya secara pribadi khawatir, saya ngalami kan pacaran, ciuman, meraba-raba itu bisa mengarah ke hubungan seksual itu yang bahaya sekali, nah anak-anak sekarang menurut B masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah perlu panduan, sedangkan yang sudah berpendidikan tinggi bisa sendiri panduan mengenai informasi yang harus diketahui di usia tertentu usia 17 tahun harus sudah tahu mengenai hubungan seksual Menjelaskan mengenai hubungan seks – materi perlu dikuasai di usia 17 tahun 141 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 285 T : 290 295 M : B : T : B T M B : : : : mungkin sebagian banyak tidak tahu akibat dari meraba-raba, ciuman trus bisa ke arah sana gak tau, jadi gak mau menghindari kan. Karna asiknya terus bablas, lha itu yang bahaya tapi sekarang anak muda ya suruh jangan ciuman, jangan rabaraba ya sulit. Sulit sekarang ohh tidak bisa gimana pak? anak-anak sekarang kalau disuruh jangan mencium, jangan meraba tu tidak bisa wahhh sulit sulit sekali, sulit banget itu rasa ingin tahu sekarang saya kan caranya, waktu anak saya kelas satu (SMA) saya tanya, „kamu pernah cium pipi belum?‟, triknya gitu, mosok belum sun pipi, ulangtahun kan dah pernah. Cium mulut 300 pernah belum, waa dia malu-malu, saya mbatin „waa pernah‟, saya kasi tahu bahwa ciuman mulut itu mungkin tidak apa-apa tapi bahaya, itu nanti begini-begini-begini akibatnya. Disamping itu ludah kan mengandung kuman-kuman kalau dia sakit kan gimana. 305 khawatir anak tidak tahu bahayanya ciuman, rabaan yang bisa mengarah ke hubungan seksual – terbawa asik orangtua merasa anak muda sekarang tidak bisa / sulit untuk dilarang berciuman atau merabaraba karena rasa ingin tahu mereka Kekhawatiran ortu : keterangsangan anak dari ciuman dan rabaan membuat anak sampai bersanggama Kekhawatiran ortu: rasa ingin tahun anak membuat anak sulit untuk dilarang berciuman atau meraba Trik B untuk tahu pengalaman Trik ortu: untuk mengetahui anaknya berciuman, B mulai pengalaman anak dengan tanya pengalaman cium pipi berciuman orangtua kemudian tanya tentang cium bibir bertanya, dan saat anak saat anak malu-malu dilihat sebagai malu-malu dianggap sudah tanda pernah berciuman bibir. melakukannya. B memberitahu anaknya bahwa Ortu mengijinkan anak ciuman mulut itu mungkin tidak berciuman namun apa-apa namun juga berbahaya mengingatkan bahwa kerena memiliki beberapa akibat, berciuman memiliki resiko salah satunya ludah mengandung penyakit kuman sehingga anak bisa jadi sakit T : ya itu satu-satunya cara cumaa .. B : ya mancingnya gitu, sudah pernah ciuman belum. Hehehe. Nah orang jawa begitu bukan kasi tau „kamu ...!‟ hehehe 142 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 310 315 320 325 K M B A : : : : tidak boleh hahaha pancing pancing. Hehe kalau yang lain bagaimana, kalau ngasi tau anaknya caranya gimana? T : ya contohnya anak saya ya, laki-laki si V, persis kalau mandi lama juga, saya selalu titen, saya selalu perhatikan. Yang perempuan mandi gak lama, yang laki kog air gak bunyi, kog lama sekali. „V mandi apa apa‟, „iiya lagi gosok daki‟, ya saya yo curiga Nah setelah selesai keluar saya bilang „V, burungmu itu jangan selalu dipegang-pegang, jadi kalo kamu pegangpegang, kamu raba-raba terus itu airnya bisa keluar, itu karna geli, papa pasti tau kamu pasti raba-raba burung kamu. Nanti kalo raba-raba, airnya keluar, lama-lama kamu keterusan, kamu besok-besok sulit punya anak.‟ Saya kan agak ini sedikit, „ntar airnya itu abis, kering, besok-besok kamu gak bisa punya anak‟. B : hahaha saya gak punya anak laki-laki jadi gak tau T : hahaha. Iya jadi digertak sedikit. „Jadi kalo bisa V jangan, kalo tidur mimpi basah gak pa2‟. Ya to? Mimpi basahkan kita juga gak mungkin menahan kan. Gak pa2. „Tapi kalo pegang burung tu jangan sekali-kali.‟ Saya bilang begitu, nah mulai itu juga 330 ndak. Cuma bilang saja, „burung saya kog tiap pagi ngaceng?‟, „ya itu normal‟ saya bilang begitu, „didiamkan saja, gak usah pikirannya yang kotor-kotor‟ kalo blajar ya blajar, pikiran yang T memperhatikan kebiasaan anak mandi lama T curiga dengan perilaku anak lakilakinya di kamar mandi T menyimpulkan bahwa anak lama dikamar mandi karena pegangpegang burung (onani?) kemudian mengingatkan agar tidak melakukannya dengan menakutnakuti akan habis maninya dan sulit punya anak T memberi peringatan yang sedikit menggertak setelah diperingatkan T untuk tidak pegang-pegang burung, anak berhenti onani anak bertanya mengenai ereksi yang dialami setiap pagi dan T menjelaskan bahwa itu normal T memberi saran agar anak mengabadikan saja ereksi yang Pengamatan ortu: memperhatikan kebiasaan anak laki-laki mandi. Curiga saat anak laki-laki mandi lama Ortu menyimpulkan sendiri bahwa anak lama dikamar mandi karena onani. Metode: peringatan dengan informasi yang menakutkan tapi tidak tepat dan menggertak Memberi larangan dan peringatan apa yang terjadi saat onani (tidak disebut onani), mimpi basah Anak bertanya soal ereksi. Memberi penjelasan mengenai terjadinya ereksi di pagi hari Ortu mengasosiasikan ereksi dengan pikiran yang 143 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kotor-kotor jangan. Kalo bisa berdoa kepada Tuhan Yesus gimana caranya menghadapi semua ini, ya cuma itu Jadi 335 kadang-kadang kan kepengen tau. dipegang-pegang kan lamalama geli trus bisa bahaya. Berjerawat, „kog aku sekarang jerawat ya?‟, nah itu berarti kamu puber, didiamkan saja gak usah pikiran apa-apa. Ke anak perempuan jarang, dia kan agak sering sama ibunya ngobrol-ngobrol tentang seks juga . Jadi 340 gak tau saya . Kalo yang laki-laki emank agak sulit. K B 345 350 K M K M B M yang penting pergaulan diluar itu kita harus tahu juga. Siapa? Bagaimana? Itu kita harus selalu emmm pantau. jadi kita bisa membayangkan anak kita berada dimana, temennya siapa. Itu kuncinya. Kalau gak lepas, bocah iki lungo ning ndi, waa gawat. Kita harus tahu mbayangin, ini lagi lungo ning kono, karo sopo. Saya tidak pernah lepas sama anak. pergi sesama anak laki-laki pun juga berbahaya, pengaruh pengaruh, siapa temen laki-lakinya itu kadang temen laki-laki lainnya itu yang gak baik, ngajak ngajak, karna solider teman, lha itu. saya punya saudara yang gak ngerti anaknya kemana, kepleset kog, narkoba, meteng ndisik temen gak dari satu sekolah tok, temen dari temennya temen terjadi. T mengasosiasikan ereksi dengan pikiran yang kotor Berdoa untuk mencari solusi dalam menghadapi ereksi. T menyadari bahwa anak kadang penasaran dengan penisnya anak bertanya mengenai jerawat T menjelaskan bahwa jerawat adalah tanda anak sudah puber kotor sehingga anak di suruh mengabaikan ereksi dan berdoa untuk mencari solusinya Pengamatan ortu: anak penasaran dengan penisnya T jarang bicara seks dengan anak perempuan, karena anak perempuan lebih sering ngobrol seks dengan ibunya dan T tidak tahu apa yang diobrolkan ibu dan anak perempuan Pemberian PS: anak perempuan mendapat PS dari ibu dan ayahnya tidak tahu apa yang dibicarakannya orangtua merasa perlu selalu mengawasi pergaulan anak, tahu keberadaan anak dan pergaulannya pergaulan sesama laki-laki bisa berbahaya karena teman bisa mempengaruhi / mengajak anak berbuat yang tidak baik Menjelaskan jerawat ada karena pubertas Ortu merasa perlu mengawasi pergaulan anak karena teman dapat mempengaruhi anak berbuat yang tidak baik B berbagi cerita: keponakan yang tidak diawasi, hamil diluar nikah 144 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 355 A M K B 360 365 F A B M K 370 375 380 B K B T M K waa itu juga bahaya masalah pergaulan ya? iya perlu diawasi kita harus pantau lha memang seperti kegiatan gereja untuk remaja pemuda sehingga penuh, terus ada SMA seperti anak saya yang di SMA 3, dia ekstrakulikulernya padat sekali. Gitu memang supaya anak tidak macem-macem. Jadi memang ada sementara pemikiran sekolah seperti itu bagus jadi anak dikasi kegiatan yang padat supaya gak macemmacem? iya gak macem-macem fokusnya hanya ya itu kegiatannya-kegiatannya itu itu kalau disekolah, kalau dirumah itu kita juga harus ngasi dia kegiatan juga. Saya kadang-kadang kalau sibuk gitu ya. Katakanlah ah cuma nggo iseng-iseng, „eh nak ayo ndandani motor‟, mungkin ngencengi apa atau apa. Itu biasanya saya lakukan. dan menjadi pengalaman anak to? iya,, dan biar gak terlalu pegang HP tu sekarang itu wah sekarang itu kan penyakitnya itu pak.. mau tidur wahhh, dah susah diingatkan. disuruh apa-apa ndak mau to, HP terus internetan anakku sekarang kalo keluar di jam-i sama ibunya, misal mengerjakan apa, diliat tugasnya apa, print – yang diprint apa. Kalo dihp itu bersih, anak saya enggak. B memandang kegiatan anak disekolah yang padat itu baik agar tidak melakukan macem-macem B merasa sekolah memberi kegiatan padat dengan tujuan agar anak tidak macem-macem dan fokus pada kegiatannya saja orangtua juga perlu memberi anak kegiatan dirumah, misal membantu memperbaiki motor. Kegiatan juga menjadi pengalaman bagi anak Anak diberi kegiatan agar tidak bermain HP terus karena sekarang anak cenderung bermain HP terus dan tidak mau melakukan hal lain orangtua membatasi waktu anak ke warnet, ibu memeriksa keperluan anak ke warnet. anak tidak menyimpan konten pornografi di HP Kegiatan yang padat merupakan cara sekolah untuk membuat anak tidak melakukan aktivitas yang negatif dan fokus pada kegiatannya saja. Trik ortu: memberi anak kegiatan dirumah seperti memperbaiki motor, agar anak sibuk dan tidak beraktivitas negatif, atau terpaku dengan HP Pengawasan ortu: membatasi dan memeriksa kebutuhan anak ke warnet 145 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI M K kalo anak saya tuh yo seneng e ke internet anehnya, anak itu gak mau kalo diinternet ditemeni sama orangtuanya itu gak mau. M iyaa, malu itu K tapi pernah kejadian itu sama adiknya,memang bener-bener dia itu mbuka di situs-situs porno itu memang ada. Kita itu gak bisa gak bisa menghindarkan tapi kan itu dialamat itu kan ketahuan buka apa iya masih ada ditawari itu ditawari. Kalo kita membuka apa gitu, google, buka bahan fisika, itu disebelah kanannya sudah keluar disana enggak maksudnya gini, kita bisa tahu anak itu mbuka apa gitu, iya bisa kan ada apa namanya ... alamat alamat itu kan ketahuan bekas yang dibuka itu tapi kita gak bisa protect sedemikian iya hooh gak bisa protect kalo dirumah mungkin bisa, kalo diluar rumah .. lebih pinter itu anak karna mereka mbuka itu kita sebagai orangtua tu ya woohh, jadi kita sebagai orangtua tuh ya .... Jadi An, eh salah A, maaf mirip nama sama keponakan saya An. Jadi yang terpenting tadi pendidikan ya, satu visi dengan berbagai cara, yang kedua dari anaknya itu juga harus punya kesibukan, nah kesibukan itu bisa tercipta dari sekolah bisa, dari orangtua bisa, terus pengawasan orangtua. Ketiga hal itu 385 390 F B K F 395 400 M B A B F B A T F 405 B 410 orangtua merasa heran anak tidak mau ditemani ke internet orangtua menganggap anak malu bila ke warnet ditemani orangtua pernah terjadi anak laki-laki dan perempuan K ke warnet dan membuka situs porno orangtua tidak bisa menghindarkan anak dari membuka situs porno saat membuka bahan pelajaran, ada penawaran situs porno yang muncul Kekhawatiran ortu: tidak bisa menghindarkan anak dari membuka situs porno, karena saat membuka bahan pelajaran pun ada penawaran situs porno orangtua bisa tahu situs yang dibuka anak dengan melihat alamat situs orangtua terkejut mengetahui anak mereka membuka situs porno dalam mendidik seks ke anak perlu ada satu visi mendidik, anak punya kesibukan dari sekolah atau orangtua, dan orangtua melakukan pengawasan 146 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 415 F B F K A F 420 K F 425 430 A F K M F harus... dan yang paling utama sebetulnya pendidikan ini nah itu iyaaw nomer satu itu iyaa. Harus takut akan Tuhan. Kalau sudah gak takut sudah hidup bebas. jadi gak cuma informasi tentang seks tapi juga pendidikan imannya perlu untuk dibangun juga karena segala sesuatu itu pasti bertentangan dengan ajaran agama kog itu iyaa sekarang ya onani bertentangan, hubungan seks bertentangan, melakukan hal-hal yang diluar kewajaran juga bertentangan semua dengan iman yang dipercayai. jadi terkait antara ... ya saling terkait dasarnya itu agama agama apapun itu iyaa ada larangan. Nah masih ada lagi selain larangan, orangtua juga memberikan pengertian hubungan seks masih usia dini itu sangat berbahaya, bagi perempuannya juga sangat berbahaya bisa pendarahan atau kemungkinan besar penyakit-penyakit ... 435 A menular? K meninggal. Iya betul meninggal kan? F : iya penyakit menular. Itu yang sangat ditekankan tuh disitu, anak jadi rodo takut, kalau dilihat dari hal itu terus dilihatke gambarnya penyakitnya ini ini gitu ketakutan dia. yang terutama untuk mendidik seks ke anak adalah adanya pendidikan seks itu menurut K takut akan Tuhan adalah hal penting dalam diri anak agar tidak hidup bebas (berperilaku seks yang bebas) segala perilaku seksual yang menyimpang seperti onani, hubungan seks diluar nikah dan hal-hal yang diluar kewajaran bertentangan dengan ajaran agama agama adalah dasar dari kehidupan seks yang baik selain melarang orangtua juga memberi pengertian dan penjelasan mengenai konsekuensi hubungan seks usia dini, yaitu pendarahan buat anak perempuan dan kemungkinan penyakit menular seksual (PMS) F memberi penekanan saat menjelaskan PMS agar anak takut F belum pernah menunjukkan Keimanan adalah hal penting dalam pendidikan seks, agar anak tidak berperilaku seks menyimpang Memberi PS: selain larangan juga ada pengertian dan penjelasan Isi PS: konsekuensi hubungan seks pranikah Penjelasan mengenai PMS ditekankan agar anak takut Orangtua belum 147 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A : pernah nunjukin gambar-gambar gitu? gambar penderita PMS ke anak F : kalau saya belum belum memberi gambar, cuma memberi 440 445 M F T F M : : : : : pengertian penyakit siphilis, kencing nanah, trus herpes. Herpes itu ... diberitahukan penyakit heeh penyakit penyakit kelamin gitu ya iya itu saya beri pengertian seperti itu itu terjadi kenapa F : iyaa, itu si anak jadi mikir. Kalau ada gambarnya anak lebih 450 455 460 F memberi penjelasan ke anak mengenai siphilis, kencing nanah, herpes dijelaskan tentang bagaimana orang bisa kena PMS F memberi informasi mengenai penyakit menular seksual, agar anak mikir dalam berperilaku takut lagi. Gambarnya mengerikan sekali T : iyaa jarene gambarnya lebih sulit lagi. yang kayak dibuku-buku itu ada gambarnya gitu ya? A : menurut F penggunaan gambar PMS dapat membuat anak lebih takut lagi karena mengerikan F : iyaaa B : ini yang dibutuhkan A itu pendidikan seks kepada remaja atau termasuk remaja yang menginjak ke perkawinan? Yang dibutuhkan A : ehh ak fokusnya lebih ke orangtuanya sih sebenernya Pengalaman orangtuanya sebetulnya B : ohhh A : nah mungkin kita bisa mbikin aja. Hal-hal apa aja yang perlu diajarin ke anak gitu ya. Ini aku masih nyatetin yang tadi. Mungkin kalo mau tambahin lagi, anak perlu diajarin soal apa aja sih. Mungkin bisa kasi masukan. Tadi adakan tentang materi pendidikan seks: kegunaan menunjukkan gambar penderita PMS saat memberi PS ke anak Menjelaskan tentang PMS – siphilis, kencing nanah, herpes menjelaskan penyebab individu terjangkit PMS Pemberian informasi PMS agar anak berhati-hati dalam berperilaku Penggunaan gambar penderita PMS dapat membuat anak lebih takut karena mengerikan Isi PS : kegunaan kelamin, 148 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kegunaan alat kelamin, terus penyakit menular seksual juga trus tentang masturbasi B : hubungan mesra bisa berakibat ke hubungan seks dan bisa 465 K A M F : : : : 470 K : F : A : 475 K : F : B : 480 K : F : B : 485 T : B : F : berbahaya akibatnya kontrasepsi? kontrasepsi perlu? perlu perlu tapi kalo anak saya belum menginjak sampai kesitu. Karna masih kecil ya. kadang-kadang di iklan itu banyak sekali sekarang. Itu kenapa to? sudah, sudah mengerti kog itu kalau soal kontrasepsi gitu perlune diajarin apa, maksudnya tau namanya atau ... belum tuh, belum pernah memberikan sudah, sudah mulai, dibuku sudah ... anak saya sudah tahu e, hehehe. sejak klas siji (SMA) ngerti e, diajari og mbek sekolahan. lha mungkin sudah tau kemungkinan, cuma mungkin orangtua gak ngerti karna sekarang pendidikan di sekolah SMP sekarang sudah ada lhoo tapi mungkin tau sebatas kondom ya, kalo yang obat itu belum paham. Karna hp aja orang pada nyebut kondom og kalau mau beli. Mau beli kondom. Biasa aja gitu. Saya tuh aduh, kupingku ki ra penak. haha bawa HP ke counter mau beli kondom gitu to? enak aja, saya kaget og pertama kali denger itu. betul jadi sekarang itu bahasa tuh agak-agak vulgar, sudah terbuka alat kelamin , masturbasi, PMS materi pendidikan seks: hubungan mesra bisa berakibat hubungan seksual dan punya akibat berbahaya masturbasi, PMS menjelaskan proses / tahapan aktivitas seksual dan konsekuensinya materi pendidikan seksual: kontrasepsi anak belum diberi penjelasan tentang kondom karena masih kecil ortu heran dengan banyaknya iklan kondom Penjelasan mengenai kontrasepsi sudah dijelaskan disekolah sejak dari SMP menurut B anak baru tahu mengenai kondom, belum paham yang obat-obatan, paham karena kondom digunakan menyebut sarung HP. B tidak nyaman dengan penggunaan tersebut bahasa sekarang itu lebih terbuka, Menjelaskan tentang kontrasepsi secara khusus mengenai kondom, bukan yang obat-obatan Faktor usia menjadi penentu apakah anak perlu mendapat informasi tentang kondom atau tidak Terdapat banyak iklan kondom yang bisa dilihat oleh anak Ortu kurang nyaman dengan penggunaan istilah kondom yang lebih terbuka 149 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 490 T F T F 495 K : 500 : : : : T : K : A : K : iya terbuka kalau dulu malu heeh mau ngomong kondom aja umpet-umpetan. Sekarang di konter HP beli kondom.hehehe kalau saya pada dasarnya kalao memberitahukan hal seks, itu saya secara pribadi. Jadi jangan kita memberitahu didepan orang-orang banyak. Dia malu. Menjadikan dirinya itu down atau nganu ya kecil hati? kecil hati. ‟Woo bapak itu menganukan ditempat-tempat orang banyak‟. jadi dikasinya pribadi? saya pribadi. Jadi diberi tahu secara pribadi, salah satunya yang saya masukkan agama dulu, biasanya agama, pendahuluannya 505 510 515 itu, takut akan Tuhan, pertama itu, terus masa puberitas itu saya katakan, mungkin waktu kecil itu terjadi perubahanperubahan fisik itu memang kejadian. Jadi terlihat tonjolantonjolan atau berbulu itu mesti .... T : jakunnya kluar K : sampai ke rangsangan, rangsangan membuahkan apa. anak saya mungkin dalam hal coba-coba. Atau sebagai anak remaja, coba-coba. Tapi ini mungkin dilakukan yang saya tahu, dua sampai tiga kali. Kenapa kog begini lha akhirnya terus kog gak manjur, yang saya katakan itu kog gak berubah. Akhirnya saya deketi lagi. Tidur saya temenin misalnya itu ndak mau, ndak mau Tapi tiap malem saya tengok terus, tengok terus. padahal jaman dahulu malu-malu menyebut kondom, sekarang tidak. seperti untuk menyebut sarung HP memberikan informasi mengenai seks secara pribadi, jangan didepan banyak orang karena membuat anak malu, down atau kecil hati Metode: memberikan informasi seks secara pribadi, jangan didepan banyak orang karena membuat anak malu dan kecil hati sebelum K berbicara mengenai seks, dimulai dengan berbicara mengenai agama, mengenai takut akan Tuhan membicarakan perubahan fisik dimasa pubertas yang terjadi pada anak seperti terlihat tonjolan dan bulu, dan muncul jakun, timbul rangsangan dan hasilnya K memandang anak remaja sedang tahap coba-coba beronani. saat orangtua tidak menemukan perubahan dalam perilaku anak, orangtua melakukan pendekatan orangtua rutin menengok kekamar Obrolan mengenai seks dimulai dengan obrolan mengenai keimanan dan agama menjelaskan perubahan fisik masa pubertas – munculnya tonjolan dan bulu, keterangsangan Pengamatan ortu: masa remaja adalah tahap eksperimen onani Pengawasan ortu: untuk merubah anak yang beronani, maka saat malam 150 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karna dia tidur, saya belum lelap. ya itu sampai dia sekarang dah gak gak melakukan itu lagi. 520 525 530 535 A : dimulainya dari ngomong agama terus diarahin ke situ K : nah mungkin ada cara lain kita harus bagaimana memperlakukan anak-anak yang onani atau bagaimana sikap kita coba? A : yang lain? B : saya gak bisa komentar.hahaha A : lha anaknya perempuan semua.hahaha K : untungnya anak saya itu pacar gak ada, disini keliatannya gak ada tapi diluar itu ada. Tapi bukan diluar jogja tapi di ... A : disekolah mungkin? K : temen di Jakarta waktu dulu itu diajak situ itu lho. Di jakarta Emank telfon sampai berlama-lama. Lha itu. F : ya kalo kebetulan anak saya kegiatannya padat, jadi saya kasi pengertian, kalau kamu onani nanti membikin badan lemes. Badminton kamu gak kuat.karna dia kegiatannya badminton. Jadi dia pulang sekolah saya masukkan ke klub. Jadi waktunya badminton. Kadang-kadang kalo ngobrol dirumah, „ Pa, kalau anak laki-laki onani bagaimana?‟ K : oh pernah tanya gitu malah? F : saya jawab ya anak yang nganggur mesti onani, tapi kalo kamu onani, kamu badmintonnya gak bakalan bisa namplek, pasti 540 lemes karna itu mengeluarkan energi yang besar, dan itu pun tidak boleh. Dalam ajaran kita itu tidak boleh. Dosa. Trus nanti anak, mengecek apakah anak sudah tidur belum atau beronani sampai sekarang anak sudah tidak onani hari, ortu rutin mengecek anak dikamar tidur sampai anak tidak beronani lagi K merasa beruntung anak belum punya pacar karena anak kegiatannya padat badminton, F memberi penjelasan bahwa kalau anak onani maka tidak akan kuat badminton karena lemas anak pernah tanya mengenai onani Penjelasan seks dari ortu dihubungkan dengan kegiatan anak. Contoh: Onani mengeluarkan tenaga besar sehingga membuat anak lemas saat bermain badminton menjelaskan bahwa onani mengeluarkan tenaga yang besar sehingga anak akan lemas main badminton mengingatkan bahwa onani dosa dan Onani itu dosa dan dilarang dilarang dalam ajaran agamanya oleh ajaran agama ortu 151 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akan menyebabkan penyakit kekeringan. „air mani kamu nanti 545 kering, keturunan kamu gak ada bagaimana?‟. T : lha ya bener K : jadi si anak T : takut. Mikir. Iyaa urat-uratnya kalau putus gimana? Itu kan semua tahu. Iya anak saya itu kadang saya bilang, „kamu sudah pernah onani belum?‟ „Belum pernah. Cuma dipegang-pegang 550 555 F : T : F : 560 A : M : F : 565 kog geli.‟ „Nah kalo kamu pegang geli terus lama-lama airnya keluar, jangan dipegang-pegang‟ „yo yo‟. Nah sekarang kalo orang onani, lama-lama uratnya jadi besar, telurnya nanti jadi bengkak satu itu repot, saya bilang gitu. Kan ada kan laki-laki kan penyakit kan itu, telurnya satu bengkak satu kecil nah itu bahaya. Makane jangan sering dipegang-pegang biarkan jalan secara alamiah, mimpi basah gak papa yaaa, kalo mimpi basah gak papa. Kalo mimpi basah ya udah ganti. Jangan dipegang-pegang burungnya. Sampai sekarang sudah gak pegang-pegang. Takut. kalau anak saya perempuan itu masih kecil. Taunya itu menstruasi, menstruasi tu apa? Hehehe. Belum dong. belum diajari ya kalo yang kecil itu ya? Ya paling tentang perempuan jenis kelaminnya beda .... brapa taon? 10? 9 taon. Perempuan menstruasi, mengandung, punya anak. Itu perbedaannya disitu. belum belum jauh. Paling tanyanya menstruasi itu apa. 9 tahun itu hampir mendekati menstruasi to pak? F memberi informasi bahwa onani menyebabkan air mani kering dan tidak bisa punya keturunan peringatan orangtua bertujuan membuat anak takut dan berpikir sebelum melakukan onani T mengatakan onani bisa menyebabkan urat putus T menanyai anak mengenai pengalaman onani anak diperingatkan agar jangan memegang-megang penisnya nanti air maninya keluar dan onani juga bisa menyebabkan urat penis menjadi besar, kemudian buah pelirnya bisa bengkak. mimpi basah itu tidak apa-apa. Kalau terjadi ganti celana saja anak tidak pernah pegang-pegang kelamin lagi karena takut anak perempuan pak F yang kecil baru diajari mengenai mengandung, punya anak, dan menstruasi Dalam larangannya, ortu memberikan informasi yang tidak tepat untuk menakutnakuti anak agar tidak onani Orangtua memaklumi terjadinya mimpi basah Anak berhenti onani karena takut Menjelaskan tentang menstruasi, kehamilan dan kelahiran anak 152 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B : iyaa.kadang SD sudah. kelas 6, 12 tahun ya M : ada yang sepuluh tahun, karna hormon sih ya sekarang. 570 K : 575 A : K : 580 A : 585 Y : 590 ayah menjelaskan menstruasi kepada anak perempuannya yang SD apalagi anak-anak yang ikut ke greja itu pada dasarnya tu mesti K merasa anak yang ke gereja ada pendidikan apa ya. Di greja kan kadang ada tema-temanya mendapat pengajaran tentang seks Ortu menyadari bahwa anak pernah saya lihat seks opoo oleh pak Gideon. O ya, jadi orangtua menyadari bahwa diluar memnerima PS juga dari rumah sudah ada pendidikan seks pendidikan seks tu sebenarnya sudah walaupun kita tidak pihak diluar rumah seperti memberitahu tapi pendidikan seks diluar sudah ada. Pernah orangtua mengijinkan anak ikut gereja atau seminar. anak saya ikut seminar pendidikan seksual tu saya perbolehkan. seminar pendidikan seksual (bapak Y kembali mengikuti diskusi) Pendidikan seks dari luar rumah membantu tugas dari sekolah itu? orangtua. Peran ortu hanya oh anak saya ikut PPA (lembaga orangtua asuh) ada. Jadi K menyadari anak usia remaja sudah anak-anak mulai umur 12 sampai remaja 16 – 17 gt mesti sudah menerima pendidikan seks dari luar mengawasi dan meluruskan saat anak melakukan diberi pendidikan seks dari luar. Saya kira juga membantu. rumah dan hal ini membantu hanya penyimpangan ortu perlu mengawasi, bila ada yang Selain itu kita tinggal ngawasi. Kalau ada yang menyimpang menyimpang agar diluruskan kita wajib meluruskan. ini om, lagi pada berbagi tentang pengalamannya memberi pendidikan seksual ke anaknya. Apa yang diajarin, caranya, gitu-gitu tadi. saya punya pengalaman tuh pulang dari apotik, anak saya yang laki itu dia lihat kondom .... iya iya diapotik banyak anak bertanya mengenai kondom „apa itu Pa?‟ Fiesta! Waduh ini, ya mau ndak mau akhirnya yang dilihatnya diapotik dan Y mau Saat anak bertanya seks, saya jelaskan apa itu kondom. Waktu itu dia cuma „oh ya‟, dah tidak mau menjelaskan orangtua mau tidak mau perlu menjelaskan anak meneriman penjelasan soal lupa tapi kan saya selama ini cuma terbantu saja disekolahan kondom dengan santai saja sudah banyak mendengarkan, sudah banyak diajari, sudah Y merasa terbantu dengan Ortu terbantu dengan PS F : saya jelaskan itu tentang menstruasi M : Y : 153 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 595 600 A Y 605 610 K F S K B A F A 615 B F 620 banyak diajarin soal pendidikan seks, nah kita mengimbangi saja Dia tahu apa itu sperma, dia tahu apa itu alat kelaminnya dia, saya cuma lanjutkan tentang kondom fungsinya untuk ini, modelnya kan minimal gt, kayak permen, nah saya jelaskan modelnya gitu, itu untuk laki-laki, biar spermanya gak masuk ke tempat cewek ya dikantongi semacam itu trus itu dibuang. Ya saya crita semacam itu aja. Bicaranya ngobrol panjang lebar itu karna liat diapotik waktu itu liat diapotik, saya beli obat, dia liat itu, dia tanya „itu apa?‟ hehehe. Ya harus dijelaskan juga. ya memang harus berani menjelaskan ya tapi tapi memang harus dijelaskan itu kalau gak dijelaskan ntar belinya di konter HP ya pak ya? hahahaha ya itu sama pelindung cuma untuk membatasi kehamilan wis komplit kayak e tuh wah masih banyak om kurang apa yang perlu dibantu lagi hmm sek bentar, dari tadi informasi apa sih yang perlu dikasi ke anak, itu ada kegunaan alat kelaminnya, terus tentang penyakit menular seksual, trus mimpi basah itu apa, masturbasi itu kayak apa, terus kenapa gak boleh, hubungan mesra yang nanti mengarah ke ... bentuk-bentuk ya berarti ya? Ya kayak ciuman, rabaan, trus bisa menjurus ke hubungan suami istri yang anu itu ciuman bibir, itu kalau secara biologi itu meningkatkan birahi, itu menjurus yang .. terus raba-raba itu juga bahaya. Kalau dulu kan gak ya ngomong o ciuman bibir, pendidikan seks dari sekolah sehingga Y tinggal mengimbangi anak sudah tahu tentang sperma dan alat kelamin, sehingga saat menjelaskan kondom, Y hanya melanjutkan tentang fungsinya kondom saja pembicaraan panjang lebar dari sekolah yang membuat anak mengenali fungsi kelaminnya orangtua perlu berani menjelaskan tentang seksualitas ke anak Ortu perlu memberanikan diri memberi PS ke anak memandang ciuman bibir dan rabaraba itu berbahaya karena meningkatkan birahi memberitahu bahaya dari ciuman dan raba-raba. 154 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI M F K tabu ya. Kalo sekarang jangan, itu bahaya sekali. okay terus kontrasepsi, anak perlu diajarin juga, jenis-jenis dan kegunaannya gitu? Perlu gak sih jenis-jenis gitu? ya terutama kondom itu, karna kondom itu kan ... perlu terutama kondom itu kalau untuk yang suntik atau apa gitu belum belum sampe M yang jadi persoalan tu anak salah menggunakannya tu lho, A 625 karna tau kondom itu kan untuk mencegah, berarti nganggo iki, 630 635 640 645 ben aman, kan gitu. Itu kan perlu pendidikan agama tadi itu. F : ada perlunya dijelaskan, kadang-kadang menjelaskan itu sulit lho. Pemikiran orang dewasa sama anak-anak itu berbeda. Misal kondom cara pemakaiannya begini lho dimasukkan disini (memperagakan memasukkan ke jempol). Yang dimasukkan jempolnya. Tetep jadi to. M : hehe kayak mantri ngajari ning ndeso. Hahaha. Ngenten niki lho pak sing ngagem, barang kui pake e ya gini, ya hamil lagi istri. Lha kog?! Hahaha Y : kira-kira ketika anak bertanya tentang hal seperti ini, kira-kira pikirannya sama dengan kita gak? Ketika bicara tentang nafsu, birahi. Waktu dia berbicara mengenai seksual, dia berpikir seperti kita gak, misal tanggapannya pak M mengenai masalah kondom, nanti dia berpikir ini aman. Apakah betul dia berpikir seperti itu? Jadi itu berpikir kalo dah ada hawa nafsu to. Saya pikir anak-anak tu masih polos lho belum ada pikiran semacam itu. Anak saya tanya kondom, saya jelasin, dia gak mikir ortu merasa anak perlu dijelaskan mengenai kondom namun belum tentang alat kontrasepsi lain Menjelaskan kondom namun alat kontrasepsi lain tidak Kekhawatiran ortu: orangtua khawatir saat anak paham pengetahuan anak tentang soal kondom, akan disalahgunakan kondom disalahgunakan sebagai cara agar aman melakukan anak agar aman saat seks sehingga orangtua merasa perlu bersanggama sehingga PS ada pendidikan agama juga perlu disertai pendidikan agama / moral seksual merasa menjelaskan kepada anak itu sulit karena pemikiran orangtua dan anak itu berbeda. Hambatan: pemikiran anak dan orangtua berbeda sehingga ada kesulitan saat menjelaskan seks Y mempertanyakan apakah pemikiran anak saat bertanya terkait seksualitas sama dengan yang dipikirkan oleh orangtua Y merasa bahwa saat anak bertanya soal seksualitas mereka tidak berpikir mengenai nafsu birahi – masih polos Pemikiran anak saat bertanya tentang seksualitas sekadar keingintahuan (haus informasi) tidak seperti yang dipikirkan orangtua 155 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 650 macem-macem. M : ya itu anak yang masih dalam kata lain masih dibawah 12. Tapi kalau sudah menginjak sampai umur 15 tahun keatas itu pasti dia berpikir, apa lagi kalau dah punya pacar. Ini kan yang perlu kita beritahukan. Kalau yang anak-anak kecil mungkin belum sampai kesitu ya. Y : makanya ya kalau saya lihat dunia pendidikan sekarang, banyak pendidikan seperti itu, dikelas pun diajarkan seperti itu. 655 Sudah mulai digiring kesana. Jadi saya pikir anak-anak ini tidak akan semata-mata berpikir seperti kita waktu itu. Kalau 660 665 M : Y : F : Y : F : M : Y : 670 waktu itu terus terang di jamannya saya, saya kelahiran 61 jadi saya kira-kira umur 15 tahun itu tahun 70an gitu. Itu gak ada pendidikan seperti itu. iya gak ada. Ya jadi itu betul-betul orangtuaku menjadi tabu berbicara masalah itu. toh kebanyakan adanya teori karena ada yang pernah praktek. betul Ada yang diluar nikah SMP hamil nah itu karena kurang, kurang paham soal itu ya itu jadi contoh. Kita kasi contoh kondisi ini yang perlu kita bangun kan ini. Saya sering ngomong kan pendidikan ini, pendidikan ini kalau saya sering mengikuti pendidikan anak-anak saya, pengetahuan mereka tentang ini sudah cukup banyak disekolah. Kita tinggal ngikutin aja menurut saya, dari pengalaman-pengalaman anak saya di menurut M kalau anak masih dibawah 12 tahun memang masih Pandangan ortu: Usia anak polos, tapi kalau sudah 15 tahun mempengaruhi maksud dan keatas dan punya pacar pasti berpikir tujuan pertanyaan seksual kondom membuat hubungan seks oleh anak aman sehingga perlu diberitahu Pendidikan seks saat ini saat ini sudah banyak pendidikan tidak hanya berisi informasi seks yang dilengkapi agama namun juga nilai agama / sehingga anak tidak akan berpikir moral sehingga anak tidak semata-mata untuk kenikmatan diri berpikir soal kenikmatan seperti yang orangtua alami dulu seksual saja bercerita bahwa saat Y dulu remaja tidak ada pendidikan seks Y bercerita kalau dulu orangtuanya tabu membicarakan seksualitas memandang pendidikan seksual ada karena pernah ada yang melakukan aktivitas seksual yang diluar norma Pendapat ortu: pendidikan seksual ada karena ada yang berperilaku seksual diluar norma anak sudah mendapat cukup banyak pengetahuan seks dari sekolah, orangtua hanya perlu mengikuti saja Anak memiliki informasi seksual yang memadai dari sekolah sehingga orangtua hanya perlu mengikuti 156 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekolah mengenai hal seperti itu, kita tinggal ngikutin ngajarin semacam itu. Pada waktu dia bertanya soal kondom bahkan sampai terus bertanya ke spiral pun saya harus jelaskan. Mau gak mau harus jelaskan. Dan saya gak, saya ngomong dengan gambar segitiga di rahim ibu, dia tahu kog, jadi dia ngawang didalam mobil, „jelasin aja Pah‟, oya, dia (spiral) njepat disitu, 675 F : Y : 685 F : K : 690 Y : 695 M : Y : T : Isi PS : kontrasepsi – kondom dan spiral Kapan: dalam perjalanan naik mobil Kemudahan PS : anak bisa paham PS dari ortu karena sudah mendapat PS dari disekolah kan dah dapet. sekolah juga sudah dapet cuma dia mau bertanya dikelas tuh kadang-kadang Disekolah anak malu F merasa anak dikelas malu tanya bertanya soal seks karena tentang seks karena teman-temannya anak tuh malu. Malu dengan teman-temannya. ada teman-temannya ya itu penting itu tadi, waktu anak bertanya soal itu anak itu menurut Y saat anak bertanya soal seksualitas, belum berpikir aneh-aneh pikirannya belum yang aneh-aneh pemikiran anak hanya sebatas betul ya cuma setingkat-tingkat pemikiran anak itu tingkat usianya saja itu kalo diajarkan disekolah itu biasanya sambil guyon. Saya memberikan pendidikan seks Metode: memberikan PS sendiri pernah diajarkan seperti itu. Jangan terlalu serius. Kalo dengan candaan dan tidak terlalu dibarengi candaan dan tidak serius agar anak tidak berpikiran terlalu serius agar anak terlalu serius, anak terus berpikiran negatif. Tapi kayak guru negatif tidak berpikiran negatif yang bisa menjelaskan tapi dengan .... ya karna itu, saat berbicara dengan anak-anak soal hal-hal Y mencari suasana santai dan gak semacam itu, saya berusaha untuk mencari suasana yang santai, tegang saat berbicara soal seks Kapan PS: saat suasana paling gak tegang karna kalo kita usahain cari waktu tertentu bila ortu mencari waktu khusus santai dan tidak tegang, kitanya sudah untuk berbicara maka ortu akan tidak mencari waktu khusus tegang tegang karena takut salah karena membuat tegang menjelaskan dan anak malah tegang dulu, anaknya mungkin gak dong, tegang iki nek tak terdorong untuk praktek omongi nek salah malah praktek malah repot .... kadang ada yang dimarahi, kamu kog tanya kayak gitu. kadang ada yang memarahi anak Ada yang memarahi anak nyumpel, selesai, telur gak turun. Dia bisa paham itu, tapi dia 680 Y menjelaskan mengenai kondom dan spiral saat berada didalam mobil, dan anak membayangkan (ngawang) anak paham penjelasan Y mengenai kontrasepsi, karena disekolah sudah mendapat penjelasan 157 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Y : kalo ada kejadian kayak gitu misal di TV ya kudu dijelaske 700 705 710 B : ini A, tidak kalah pentingnya penjelasan mengenai akibat, jadi kalau kita tidak memahami semua yang dicatat A barusan itu terus kita kebablasan itu mungkin penjelasan antara lain kalau anda kawin dini karna hamil, itu berakibat sekolahnya terganggu, nanti masa depanmu bagaimana F : membuat malu orangtua B : heeh, orangtua malu itu harus dipahami anak A : konsekuensi dari hubungan seks diluar nikah gitu? K : seks dini diluar nikah itu Y : seringkali pembicaraan seperti itu saya dengan istri saya tidak pernah digabung pada waktu bicara mengenai pendidikan seksualitas. Kita pisahkan betul-betul kita pisahkan. Ini bicara seks beda dengan masalah sosial. Beda. Saya bedakan seperti itu, jadi kalau saya bicarakan digandeng itu jelas soal nafsu birahi. Jadi saya pisahkan, ini urusan accident mengenai pernikahan dini itu urusan sosial bukan seksualitas semata- 715 mata. Kita pisahkan. Kita ngomong ketika ada suatu kejadian, kita bicara bagaimana anda cari pilihan pacar, hubungan baik, sampai ke pernikahan itu ada sesuatu jenjang yang dijalani. Jenjang yang harus kita pelihara dengan baik. Pilihanmu kudu jelas. Jangan semata menyerahkan segala sesuatunya untuk saat bertanya soal seks apabila anak melihat adegan seks di TV, maka orangtua harus menjelaskan orangtua perlu menjelaskan akibat perlikau seks, kebablasan sampai hamil dan kawin dini yaitu sekolah terganggu dan masa depan tidak jelas anak perlu paham kalau orangtua merasa malu bila anaknya hamil diluar nikah saat anak tanya soal seks Kapan PS: saat anak melihat adaegan seks di TV Menjelaskan konsekuensi dari perilaku seks menyimpang Orangtua perlu membuat anak paham kalau orangtua malu saat anaknya hamil diluar nikah memisahkan obrolan mengenai seksualitas dengan obrolan mengenai masalah sosial bila menggabungkan obrolan tentang pendidikan seks dengan masalah sosial berarti bicara soal nafsu birahi kejadian pernikahan dini itu urusan sosial bukan seksualitas semata sehingga dipisahkan dari obrolan mengenai seksualitas menjelaskan mengenai jenjangjenjang berelasi yang harus dijalani, perempuan jangan menyerahkan segala sesuatu ke laki-laki, dan Diskusi mengenai pernikahan dini adalah masalah sosial dan perlu dipisahkan dari obrolan mengenai seksualitas Menjelaskan mengenai makna dan tahap-tahap berelasi, serta rambu-rambu berelasi bukan termasuk ke 158 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 720 laki-laki kalau kamu cewek, jangan sekali-kali melecehkan cewek buat pacar-pacarmu nanti, sampai pada jenjang pernikahan. Pacaran itu adalah sesuatu yang lebih serius untuk masuk ke jenjang pernikahan. Pernikahan adalah sesuatu yang suci, dia itu harus berpikir lebih, lebih pasti kesana. Pendidikan seksualitas kita lepaskan dari itu, ngomong dewe tentang seks, 725 730 735 F : 740 Y : F : 745 Y : laki-laki jangan melecehkan dalam PS perempuan mengajari anak mengenai makna berelasi seperti pacaran dan menikah memisahkan pembicaraan antara manusia sebagai mahluk seksualitas betul-betul tentang seks, kita gak bicara tentang manusia dengan pembicaraan mengenai seks. apabila menggabungkan obrolan PS perlu dipisah dengan sebagai mahluk seksualitas Sebab kalau kita bicara ini kita seksualitas dengan masalah soasial, pembicaraan mengenai gandeng itu bener-bener masuk ke jurus yang sama, bahwa maka hamil dini bisa dikira anak masalah sosial seperti hamil seolah-olah kejadian hamil dini ini bicara soal seksualitas sebagai seksualitas, padahal ada dini, karena anak bisa sedangkan mau bicara soal hamil dini atau hamil yang akan kejadian hamil dini atau tidak, menganggap seksualitas datang, seksualitas tetap seksualitas Jadi kita pisahkan betul. Ini seksualitas tetap ada terbatas pada masalah sosial bicara soal hubungan sosial, bahwa laki-laki perempuan harus pembicaraan mengenai hubungan Pembicaraan mengenai menikah, kita harus menikah itu berdiri sendiri. Kita memang sosial, laki-laki perempuan perlu relasi sosial (pernikahan) menikah itu berdiri sendiri terpisah dari PS sepakat itu berdiri sendiri. Kalo digandeng saya pikir, emm saya belum tau eksesnya seperti apa, cuma saya pikir kog .... kalo saya yang nangkap kog gini, bkn digandeng tapi dari Menurut F perilaku seksual yang perilaku seksual sendiri yang menyimpang itu mengakibatkan menyimpang menyebabkan Pembicaraan mengenai pernikahannya cacat dalam pernikahannya cacat seksualitas dan hidup oo iya beriman tidak bisa dipisah jadi bukan jalan bareng-bareng gandeng bukan. Tapi kita bicara berbicara soal seks juga termasuk karena perilaku seksual yang menyimpang perilaku seksual dan hidup beriman tentang seks, itu yang perilaku seks yang sebenarnya dengan menyebabkan pernikahan hidup secara iman, ketemu. Kalau secara seks sudah amburadul, Menurut F pembicaraan mengenai yang cacat secara iman amburadul ya terjadi. Tapi kemungkinan besar tidak seksualitas dan kehidupan berdasar keimanan tidak bisa dipisah bisa dipisahkan. Dua hal itu gak bisa dipisahkan. ya menurut saya masih bisa dipisahkan, karna komposisi membicarakan pernikahan tidak pernikahan adalah topik semata-mata berbicara mengenai yang berbeda dengan PS semacam itu, dalam pernikahan memang betul ada, ada 159 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 750 B : 755 A B A B : : : : 760 Y : 765 770 775 B : hubungan seks ya ndak disalahkan memang ada. Tapi pernikahan dan jiwa pernikahan kan gak semata-mata itu. Itu saja prinsip saya cuma itu saja. Ini satu hal yang berbeda dengan pendidikan seksualitas. jadi mungkin A bisa pisahkan seperti kata pak Y tadi, bab mengenai teori seksualitas sama sebab akibat seks. tentang yang murni seks ... murni seks itu seperti yang dimaksud pak Y tadi satunya tentang sosial .. jangan kita bicara seks seolah-olah tidak baik, itu juga keliru Seks itu juga alamiah. Kayaknya memang kita agak terbawa emosi ya tadi, didalam diskusi kita memang seolah-olah hubungan seks yang menyimpang. Tapi memang tadi itu ingin teori seks untuk anak itu bagaimana. Nah ini makin ditegaskan sama pak Y. karna seringkali gini ya, yang saya alami ya, temen-temen saya bicara seksualitas kepada anak terutama yang terjadi sebenarnya adalah ketakutan orangtua terhadap penyimpangan ini muncul duluan. Kan salah to? Ini muncul duluan, kita gak rasional, kita muncul emosinya dulu. Ini yang jadi persoalan buat anak, ini termasuk pendidikan untuk anak, seringkali pendidikan ke anak, emosi kita yang muncul duluan seolaholah ini lho yang bener, aku dah punya pengalaman. Buat saya terbalik, harusnya biarkan dia bertumbuh, kita dorong dia mau kemana, dengan cara bagaimana kalau dia salah ya kita tarik, seringkali kita lupa. “sing bener ki iki lho.”. Seringkali seperti itu. jadi ada dua hal tadi, teori sama kalau ada penyimpangan. Nah hubungan seks pernikahan sesuatu yang berbeda dengan pendidikan seksualitas Menurut B memandang seks itu tidak baik adalah keliru karena seks itu hal alamiah Memandang seks sebagai hal negatif itu tidak tepat karena seks itu alamiah dalam mendiskusikan seksualitas Problem Ortu: dalam dengan anak, ketakutan orangtua obrolan yang muncul mengenai penyimpangan muncul ketakutan orangtua tentang duluan, dan ini adalah hal yang salah penyimpangan seringkali emosi orangtua muncul dahulu dan langusung mengarahkan apa yang benar, karena ortu merasa Mendidik yang baik adalah sudah punya pengalaman. membiarkan anak menurut Y mendidik anak harusnya bertumbuh namun tetap membiarkan dia bertumbuh, ortu dipandu, bukan didikte mendorong dia maunya kemana, dan kalau salah ortu menarik, bukan orangtua mendikte anak ada dua hal yaitu teori seks dan Pendidikan seksual meliputi 160 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tentang penyimpangan tadi mengenai emosi tadi kan, seharusnya anak itu kan dibina, anak perlu dibimbing untuk bisa mengelola emosi dibimbing sehingga bisa mengelola emosi, orangtua terlebih begitu, mengelola emosi seperti yang dikhawatirkan pak Y, kita orangtua perlu bisa mengelola emosi sehingga yang muncul bukan hanya muncul kekhawatiran tetapi teori antisipasi jangan kekhawatirannya saja 780 F : B : 785 K : B : Y : 790 dihilangkan. Kita harus memprotek sesuatu yang akan terjadi. Jangan sampai kita tidak tahu, bahkan tidak memprotek. melepas begitu saja melepas begitu saja, hanya teori tok, padahal pengalamanpengalaman, kejadian menunjukkan demikian gawatnya ya to? Jadi kita pisahkan. kalau dilarang biasanya anak pengen tahu lha itu tadi yang digarisbawahi pak Y itu, emosi orangtua, harus bisa mengelola. iya kita bisa terbeban, pada waktu kita terbeban itu ngomong mbek anak menjadi luput lho. Beda. Jadi kita cari tempat yang refresh, yang santai, yang sama-sama santai, menikmati sesuatu, kita ngomong e lancar, dia menerimanya juga lancar. 795 A : mending ngomongnya „janjian yuk kita kapan sediain waktu ngomongin soal seks” atau ... Y : gak perlu kalo menurut saya A : gimana kalo bapak-bapak? B : kalau saya ada situasi tertentu yang mungkin menurut kita masuk, masuk. Jangan direncana orangtua perlu melindungi anak dengan mengantisipasi anak jangan dilepaskan karena pengalaman dan kejadian menunjukkan kondisi seksual yang gawat saat ini bila bicara pada anak saat terbeban maka akan salah bicara pembicaraan dilakukan ditempat dan kondisi santai, dan sedang menikmati suatu hal bersama-sama maka ortu akan lancar, anak juga akan menerima dengan lancar melakukan pembicaraan seks melihat situasi, kalau ada yang cocok ya lakukan pembicaraan, jangan direncanakan teori dan penyimpangan Orangtua perlu mengelola emosi sehingga saat memberi PS yang muncul bukan kekhawatiran saja Orangtua perlu melindungi anak dengan mengawasi dan mengantisipasi perilaku anak PS saat terbeban akan beresiko salah bicara Kapan PS : dalam kondisi yang santai dan disambi melakukan hal lain Kapan PS : melihat situasi, saat ada yang cocok maka dilakukan pembicaraan, jangan direncanakan karena 161 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 800 805 Y B M Y M B A : : : : : : : B : 810 815 820 825 F : A : B : K B F A F : : : : : Kalau direncana , beban kalau direncana malah beban bubar kalau direncana malah tegang, tegang malah kacau dah Yang mau disampaikan malah bisa diluar ... itu poin penting lho itu jadi bukan direncana „eh besok kita‟ kayak nek orang dolanan itu kita pergi kemana ya, ini gak direncana? kalau itu tadi bicara yang soal teori itu boleh, kayak di kelas, sekolah itu boleh tetapi kalau itu misalnya kita kumpulkan banyak orang yuk kita bicara soal seks, boleh. Tapi kalo praktek kita hidup sehari-hari dalam satu keluarga itu kayaknya sih lebih cocok kita ngambil saat tertentu yang menurut kita pas gitu momen yang pas jadi cari momen yang pas gitu ya? aplikasinya lho ya. Tapi kalau kita bicara soal kelas, soal teori ya ada kurikulumnya to. Kalau kita merasa keluarga besar saya ini anak remajanya ada dua puluh mungkin ada baiknya juga bilang orangtua, kita bikin ya penjelasan soal seks, kita panggil orang. PPA itu seringkali ada PPA itu terprogram paling tepat pas pelajaran biologi kalau disekolah? disekolah. Kalau dirumah dia pasti tanya, pas belajar. Soalnya sekarang vulgar sekali B : lha itu berarti kan ngepasin belajar merencanakan pembicaraan akan menyebabkan orangtua terbeban dan tegang sehingga yang disampaikan berbeda dan kacau perencanaan tepat bila membicarakan teori seks di kelas atau sekolah dalam hidup berkeluarga seharihari lebih cocok untuk momen yang pas untuk membicarakan seks bila dalam keluarga besar terdapat banyak anak remaja bisa mengadakan pertemuan mengenai seks dan memanggil pembicara waktu yang pas untuk belajar seksualitas di sekolah adalah saat pelajaran biologi anak pasti bertanya soal seks saat belajar biologi dirumah karena bahasa di bukunya blak-blakan perencanaan membuat orangtua terbeban dan tegang sehingga beresiko kacau Kapan PS : perencanaan untuk penyampaian materi seksual di sekolah, sedang dalam keseharian lebih pas mencari momen / kesempatan Metode PS : dalam keluarga besar terdapat banyak remaja bisa mengadakan pertemuan PS dan memanggil pembicara Kapan PS : pelajaran biologi disekolah Kapan PS : saat anak belajar biologi dirumah 162 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI K : kalau anak saya yang sudah remaja gak mau tanya anak yang sudah remaja tidak mau bertanya 830 F : sekarang dewe mbuka internet. Pelajaran seks buka internet, biologi, buka jebret, gambar keluar, keterangan-keterangan Kalau kita gak mendampingi ya ..... iki kalo seru bisa tekan jam 11 lho ki B : belajar mengenai seks bisa melihat di internet, berisi gambar dan keterangannya, dan orangtua perlu mendampingi anak 835 S A B A B F A 840 845 hahahaha kalau saya gak papa hahaha waktune garek sitik maksud e.hahaha iya tadi saya liat juga hahaha. Saya sih gak papa hahaha kurang apa lagi? ini info materi apa saja yang perlu dipelajari sudah. ehh metode mungkin? Metodenya mungkin, tadi kayak pak K sudah menyinggung juga soal diberitahu secara pribadi, jangan ditempat umum, terus mungkin dimulai dengan obrolan agama. Mungkin ada metode lain? Buku atau apa gitu? K : orangtua harus jujur, jadi misal anak tanya, itu orangtua jangan : : : : : : : membelokan atau ... harus menjawab yang pasti, apa yang ditanyakan anak, kadang-kadang kita terus „wis kamu anak kecil belum ..‟, Nah itu kan malah keliru, anak malah jadi merasa itu tabu. 850 Anak yang sudah remaja tidak mau bertanya Di internet terdapat materi PS berupa gambar dan keterangannya yang bisa diakses anak dan ortu perlu mendampingi Y : seringkali begini kebiasaan orangtua itu nek ditanya anaknya seolah kita harus jawab sepenuhnya. Kalau saya njawabnya tak balik, separuh tak jawab, separuh balik nakoni. Jadi saya mau nggiring, dia maunya kemana sih. Saya ikutin, dengan bahasa orangtua perlu menjawab secara jujur pertanyaan anak dan tidak mengalihkan pembicaraan jangan meng‟enyah‟kan pertanyaan anak karena memberi kesan ke anak bahwa pembicaraan ini tabu Y menjawab sebagian, kemudian sebagian lagi balik bertanya Metode PS : menjawab secara jujur dan tidak mengalihkan pembicaraan Metode PS : tidak mengenyahkan pertanyaan anak karena memberi kesan tabu Metode PS : menjawab sedikit / tidak lengkap lalu balik bertanya. Tujuannya 163 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang dia saya bisa jelaskan. F : bahasa yang? Y dengan bahasanya dia, saya bisa menjelaskan. Jadi kalau kita 855 Y menggiring, menggali apa yang dimau anak sehingga bisa menjawab total, dia tanya, jawab total, bisa habis itu. Bisa salah menjelaskan sesuai bahasa anak persepsinya to, saya seringkali wah ki berbahaya. Tak rungoke, kadang Y merasa bercerita terlalu banyak dan salah persepsi tak rasa-rasake wah iki salah ki aku, kakehan. Hahaha mengenai pertanyaan anak B : kalau saya anak waktu masih SD kecil tanya yang saya cerita tadi, lahir lewat apa. Operasi. Jawab saya kan bingung kan 860 lewat ini kan. Tapi suatu saat dia tahu sendiri, komplain ke orangtua. „Nah kamu kan belum siap waktu kecil dulu, sekarang dah tau to.” 865 870 Y : seperti kemarin, beberapa waktu yang lalu itu. Tidak saya jawab, karna dia tanyanya ditempat terbuka. Jadi ada saya, ibunya, ada orang-orang gitu, dia baca buku Stand Up Comedy disitu ada bicara menggauli. Takon, „menggauli itu apa Pa?‟ waduh iki .hahaha S : hahahaa K : haha, anaknya umur brapa, gak, kelas brapa? Y : kelas 1 SMP. Menggauli itu apa? Berarti kan saya harus menjelaskan cukup runtut begitu. Gak mungkin menjelaskannya langsung sak cuil. Saya kalau menjelaskan dari awal sampai akhir. Dari pertama sampai akhirnya kan membutuhkan waktu panjang. Itu jadi PR buat saya. Saya gak saat anak bertanya soal lahir lewat mana, B bingung menjelaskan lahir lewat vagina sehingga dijawab lewat operasi memahami maksud anak bertanya agar dapat menjelaskan sesuai bahasa anak. Saat orangtua bingung cara menyampaikan jawaban maka orangtua bisa memberi jawaban yang tidak tepat (bohong) saat anak tahu faktanya maka akan komplain ke B, dan B berkilah bahwa dahulu masih kecil sehingga tidak diberi penjelasan yang benar. saat anak bertanya tentang menggauli didepan orang banyak maka Y tidak menjawab pertanyaan anak untuk menjawab pertanyaan anak soal menggauli, Y merasa perlu memberi penjelasan yang runtut, yang butuh waktu panjang saat Y merasa waktunya tidak tepat Ortu tidak menjawab pertanyaan seksual anak yang diajukan di depan publik / orang banyak Menjelaskan kata menggauli perlu memberi penjelasan yang runtut Metode : mengalihkan 164 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 875 jawab. Diajak guyon wae. Ya to tak ajak guyon yang lain, tapi belum tak jawab bener sampai sekarang, sampai hari ini belum saya jawab Itu satu-satu harus saya jawab mulai dari proses pernikahan sampai kepada hubungan seksual baru saya 880 885 890 ngomong. Baru menjawab satu kan? Menggauli. Misal kayak tadi membicarakan mengenai anak lahir itu ada di StandUp Comedy juga. Itu guyon saya bilang.Yang satunya itu „kalau orang indonesia itu bisa melahirkan anak dari pusernya, begitu dibandingin dengan negara-negara lain oh gak gak turun-turun dikit lah‟ , gak masalah buat saya, oyaa sudah kalau gitu, kamu sekarang tahukan kalo lahir itu dari situ. Kan gitu. Itu masalah joke lah. Orang Amerika bicara masalah matahari trus dia ngomong turun-turun dikitlah, dijawab orang indonesia lebih hebat lagi lahir dari pusar. Tenane? Ya turun-turun dikit lah. „Oke sekarang kamu tau ya lahir dari situ‟, dah ngerti posisi situ, nah itulah yang terjadi ..... K : nanti kalau sudah waktunya tahu kan juga tahu sendiri 895 Y : heeh, kalau sudah bilang sampe menggauli itu kan harus dijawab, pernyataan yang kata-kata yang guyon itu, nek podopodo gedene, mbek A ki ngomongo jelas. Bisa ngomong gitu. Dengan anak segitu, kudu dijogo seko ngarep, butuh waktu panjang itu, iso saksemester dewe masalah menggauli itu. Ya itu beberapa hari yang lalu itu, ia pulang dari jalan gitu, pulang ke rumah, di mobil tanya menggauli itu K : tapi itu dibuku pelajaran ya? untuk menjawab pertanyaan anak maka orangtua mengalihkan melalui guyonan. Y merasa perlu menjelaskan dari proses pernikahan sampai hubungan seksual baru menjawab apa itu menggauli Anaknya pak Y mengetahui anak lahir dari mana melalui guyonan yang dibaca dibuku komedi pertanyaan anak dengan guyonan saat waktunya tidak tepat untuk menjawab Sumber info seksual : guyonan dari buku komedi K merasa anak akan tahu sendiri anak lahir darimana saat sudah waktunya menjelaskan guyonan menggauli kepada anak yang dewasa itu mudah berbicara mengenai seks dengan anak yang masih SMP perlu dijaga dan butuh waktu untuk menjelaskan Membicarakan seksualitas dengan anak SMP perlu berhati-hati dan dijelaskan secara lengkap 165 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 900 905 910 915 920 925 Y : bukan, dibuku, dia kan seneng baca StandUp Comedy itu lho. Buku StandUp Comedy. Itu bukunya dia baca dimobil gitu M : dagelan itu lho Y : pas ada cerita begitu itu. lha itu takon nggauli iki opo? Waduh hhahaha wah dowo ki critane. A : jawabnya secara pribadi, njawabnya kadang separo gitu gak dijawab semua Y : dijawab cuma beberapa kali kan menjawab tadi masalah menggauli kan, menjawabnya kan saya harus berusaha mengajak bicara dia, membuat sesuatu yang gede, yang tuntas tentang seksualitas A : menjelaskannya lebih panjang. Y : panjang, sehingga disitulah mulai menggiring sehingga dia tahu o menggauli itu itu, saya tidak bilang menggauli itu adalah, langsung definisi itu gak. Biar dia berpikir sendiri. Saya menjelaskan mengenai suatu pekerjaan, suatu proses yang panjang tentang pernikahan, sebuah hubungan seksualitas, hubungan suami istri, baru bisa mengatakan itulah menggauli. B : jadi A kalo tanya tentang metode, bisa tangkap dari pendapatpendapat kita tadi ternyata tidak sama semua tapi agak-agak mirip, tapi tidak bisa metode itu seperti ini untuk kita atau bahkan untuk banyak orang itu gak demikian. Tapi teori ya teori ya, umur sekian harus tahu ini, adakan teori tapi kalau realita itu masing-masing keluarga, orangtua itu beda-beda tapi arahnya sama. Itu mungkin A bisa menyimpulkan A : Gak papa kog beda-beda, sebenernya ben tau banyak macem macem tu bagus juga sih soalnya. B : lha tadi kan tanya metode, tidak ada metode yang semua, metode masing-masing kita kan? berbicara mengenai menggauli perlu membicarakan hal yang lebih luas dan tuntas mengenai seksualitas terlebih dahulu saat menjawab pertanyaan anak soal menggauli, Y berbicara proses tentang pernikahan dan hubungan seksual dulu dan membiarkan anak berpikir dan mendefinisikan sendiri mengenai arti menggauli metode setiap orang berbeda-beda walaupun mirip teori mengenai pengetahuan terkait usia perlu namun penerapannya di tiap-tiap keluarga akan berbeda Metode : saat menjawab pertanyaaan anak, anak diajak ikut berpikir dan menemukan jawaban Perlu ada pengetahuan mengenai informasi seksual apa yang perlu dikuasai pada jenjang usia tertentu, walau implementasinya dalam tiap keluarga berbeda-beda 166 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 930 A : maksudnya gak bisa metode masing-masing kita F : gak bisa dibakukan satu A : gak bisa. Okay, itu metodenya oke K : bisa buku, media. 935 940 945 950 Y : metode itu kalau dilihat semua kuncinya masalah komunikasi, bagaimana komunikasi kita dengan anak B : iya komunikasi K : metodenya komunikasi dengan anak M : iya Y : metode ya kalau bicara metode ya metode pasti gak bicara K F K A B Y B Y : : : : : : : : F : K : A : memberi pendidikan seks bisa melalui buku atau media kunci dari pendidikan seks adalah komunikasi orangtua dengan anak metodenya adalah komunikasi = ngobrol berbicara dengan anak tidak menggunakan cara menceramahi tentang ceramah kan? Kecuali nek nesu ya bicara soal ceramah. kecuali saat memarahi seminar seks, seminar seks kan juga metode kan pak? mengadakan seminar juga metode seminar pendidikan seksual ada to seminar jadi orangtua perlu komunikasi yang baik dengan anak gitu ya? kunci Komunikasi yang baik adalah kuncinya itu faktor kunci keberhasilan pendidikan seksual faktor kunci keberhasilan orangtua kan seringkali komunikasi dengan ceramah kan orangtua seringkali lebih banyak podo.hehehe. Okeh ceramah e timbang komunikasine. menceramahi anak dibanding ngobrol dengan anak Retetetetetet (menirukan orang ngomong banyak). hehehe dah itu sudah terjawab. Apalagi? selak Suro ki hehehe. Ehhh cari eh, itu sih tadi sebener e, waktu yang tepat, kapan yang tepat gitu, tadi kan juga ada suasana yang santai, pas nonton, pas dimobil ... Komunikasi adalah kunci PS dari orangtua ke anak Metode : ngobrol (pembicaraan duaarah) dan bukan menceramahi (pembicaraan satu arah) Metode : mengadakan seminar Metode PS : menceramahi anak (tidak tepat) 167 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 955 960 965 K : tidak dikeramaian A M A B M Y : : : : : : K : M : A : K : 970 975 980 985 pas belajar, tidak dikeramaian, bukan direncana tapi spontan gitu ya, mungkin lebih spontan ada lagi ndak? disesuaikan dengan situasi,sikon spontan juga harus disesuaikan situasi kayak pertanyaan tadi kan spontan, tapi njawab e kan setengah mati.hehe spontannya liat situasi kudu tepat kalau pas malem mau tidur itu suasana yang tepat gak sih sebenarnya? emm karna kalau anak remaja itu sekarang kalau tidur dibarengi itu dah gak mau jadi susah. B : tapi kalau (anak) saya pengennya bersama, anak wanita saya, ini suami istri, tengah itu dia. Tapi dia kan sudah full kegiatannya, dia itu maunya tidur blek trus kelukupan semua, lampu matikan, saya liat TV gak boleh. Jadi kalau liat TV saya diluar karna dia sudah capek sekali belajarnya, capek kegiatan sehari, dia gak mau ngobrol. Nah itu kalau saya masuk disitu marah deh. Wong nonton TV wae ra entuk. Beda beda. Mungkin kalau bapak-bapak yang lain dia masih ngobrol gitu, tergantung sifat anaknya A : oke kapannya sudah. Nah mungkin dari pengalaman bapakbapak apa sih hambatannya untuk memberikan informasi kepada anaknya. Hambatan apa yang dialami, dirasakan, untuk memberikan informasi seks kepada anak. pendidikan seks tidak dilakukan ditengah keramaian Kapan PS : tidak ditengah keramaian / banyak orang obrolan berlangsung spontan tapi juga mempertimbangkan situasi dan kondisi Kapan PS : PS dilakukan spontan namun juga memperhatikan situasi dan kondisi anak tidak mau tidur dibarengi sehingga sulit ngobrol seks waktu itu Anak enggan tidur bersama ortu sehingga tidak bisa memberikan PS waktu itu anak pak B kalau tidur bareng orangtua, namun langsung tidur karena capek sehingga waktu mau tidur bukan saat yang tepat memberikan pendidikan seks karena anak akan marah bila diajak ngobrol saat itu 168 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 990 B : urut saja ben entuk bagian kabeh dan cepet.haha. mengko nek ngene-ngene ra rampung-rampung. A : dari siapa? B : dari pak Y Y : kalau saya itu masalah tadi, bertanya-tanya mengenai kesiapan anak. Hambatannya adalah sudah siap belum dia menerima jawaban-jawaban seperti ini. Dah siap belum pengetahuannya dia mengenai ini? Cuma itu aja. Pertanyaan saya pada saat dia 995 spontan bertanya maka saya sering juga balas bertanya. Saya jawab sedikit, saya tanya kembali. Nah disitu saya mulai 1000 M 1005 K A Y A 1010 Y : : : : : : menggiring. Saya bisa mulai tahu, oh dia siapnya segini. Ya saya akan jawab seperti itu. Tapi kalau saya jawab dengan teori yang saya tahu. Kacau nanti. Prinsipnya semacam itu. Dia belum pernah praktek, saya sudah praktek berkali-kali kan gitu to? Ini yang jadi persoalannya. Itu yang mungkin bisa jadi hambatan saya, bagaimana saya berusaha untuk tahu kesiapan dia untuk menerima jawaban. kesiapan anak kesiapan anak kadang belum tahu anaknya siap e seberapa gitu ya ya itu yang .... sehingga susah untuk ... iya heeh. Tapi dengan kembali bertanya kepada dia kita kan bisa meraba, oya kira-kira dia sudah tahu kog segini. Jadi kita hanya sampai strata itu. B : kalau saya hampir seperti pak Y, tetapi dibebani lagi dengan itu tadi, kalau orang jawa, tabu ... hambatan Y adalah tidak mengetahui tingkat kesiapan anak menerima informasi seksual Y bertanya balik saat anak bertanya untuk mengetahui tingkat kesiapan anak menerima informasi seksual Y berusaha menjawab sesuai tingkat kesiapan anak Hambatan : tidak tahu tingkat kesiapan anak menerima informasi seksual Ortu bertanya balik untuk mengetahui tingkat kesiapan anak menerima informasi seksual kalau Y menjawab dengan teori yang dia tahu akan kacau karena Y sudah praktek berkali-kali sedangkan anak belum pernah Kekhawatiran ortu adalah saat menjawab dengan pengetahuan yang diketahuinya, anak bisa tidak siap karena anak belum berpengalaman Y bertanya balik untuk meraba kesiapan anak sehingga dapat menjawab pertanyaan setingkat dengan kesiapan anak itu sajaa hambatan sebagai orang Jawa adalah merasa tabu membicarakan Hambatan : sebagai orang Jawa merasa tabu 169 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1015 F K M B : : : : 1020 K : A : 1025 B : K 1030 B K B : : : : 1035 A : B : 1040 K : B : iya iya iya tabu iyaa jadi agak-agak beban bagi orangtua untuk membicarakan soal itu. tetapi kita merasa itu penting ya bagaimana caranya mencari, tapi itu menjadi hambatan, mikir-mikir, sok sok tertunda-tunda. Budaya, budaya jawa budaya jawa, tabu bicara tabu bicara itu trus jadinya gimana? Maksudnya, apa yang dirasakan? ya rodo menggok-menggok tidak to the point gitu. Mungkin pak Y bisa to the po .. oh pak Y kayaknya tidak to the point, bapak-bapak berdua (melihat pak F dan pak T) ini kayaknya to the point, dengan ceritanya tadi karna anaknya dah umur pak makanya situasi beda-beda sudah SMA kan sudah harus diberi penjelasan yang jelas jadi kalau saya pribadi karena saya masih orang jawa, saya masih diliputi masalah tabu tadi, sehingga aku mikir e, bagaimana mengkomunikasikan dengan menurut saya pas. Nah mubeng-mubeng kadang-kadang ora to the point gitu. Lha itu yang menjadi hambatan. Harusnya ... mubeng-mubengnya itu bagaimana pak? Misalnya ngomongin yang lain dulu atau ... ora misalnya tadi soal, eh kuwi tadi gek cilik, saiki wis SMA ya soal eh hubungan seks kalau ciuman dapat rangsangan dapat rangsangan terus bisa berhubungan seks nek itu yo piye mengenai seksualitas adanya rasa tabu menyebabkan orangtua menjadi banyak berpikir dan kadang menunda memberikan pendidikan seks, walaupun merasa itu penting membicarakan seksualitas Tabu membuat ortu menunda-nunda memberikan PS Tabu membuat rasa tabu membuat B saat berbicara pembicaraan mengenai seks seks tidak langsung to the point tapi tidak langsung (to the point) berputar-putar tapi berputar-putar menurut K saat anak sudah SMA Saat anak SMA maka maka pembicaraan seks dapat to the pembicaraan seks perlu to point the point tabu membuat B berpikir bagaimana mengkomunikasikan yang menurut dirinya pas percakapan dimulai dengan bertanya Metode PS : orangtua 170 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1045 bingung, terus takon e kamu pernah ciuman atau belum Padahal kita pernah liat dia ciuman. Harusnya kan „kamu ciuman ndak boleh lho‟. Bapak-bapak ini tadi lho yang to the point. Onani trus langsung to tu. Kalau saya karna budaya jawa tadi ora langsung kondo nek „onani ki ngene-ngene‟, tapi „ketoke e sih nek ning kamar mandi ojo suwi-suwi lah‟. Hahahhaa. Kesuwen gitu. Saya menyadari kesuwen, mubeng1050 mubeng trus terlalu mikir sehingga kadang-kadang ditunda, itu saya sadari, itu hambatan, dan itu jelek, tetapi itu yang terjadi A : akibatnya jadi kadang ditunda. B : heeh ditunda Y : tapi dengan metode semacam itu ada baiknya. Anak 1055 menerimanya juga dengan sopan gitu. Dia menerimanya dengan sesuatu yang bersih. Gak da nafsu lagi. Buat saya lho saya pikir, buat anak kan menerimanya juga dengan enteng gitu. Tapi kalau to the point mikir e malah „nek dijajal piye‟ malah repot. Hoho. „Nek dicoba piye yo?‟ hehehe 1060 B : ya semua punya konsekuensi. Tapi tidak tahu emosi anak itu seberapa jauh, masing-masing anak beda-beda to. T : beda-beda B : Ada anak yang emosi sekali terhadap rangsangan itu trus lanjut mikir e macem-macem bisa besoknya dia pengen, lha bahaya 1065 itu. Kita yang punya feeling terhadap anak kita masing-masing, anak ini bagaimana. A : lanjut om F F : hmm kalo saya beda dengan pak Y, kalau saya vulgar anak pernah ciuman belum, padahal berpura-pura tidak tahu dan orangtua sudah pernah melihat anak bertanya lebih dahulu, baru ciuman, merasa seharusnya langsung setelahnya menegur dan menegur tanpa pura-pura bertanya memberi PS ke anak dahulu orangtua mengganggap cara bicara yang berputar-putar itu lama dan kadang menyebabkan pembicaraan ditunda-tunda dan ini merupakan hambatan pada dirinya Cara bicara yang berputarputar itu lama dan kadang menyebabkan pembicaraan di tunda bicara yang muter-muter dahulu membuat anak menerima informasi seksual sebagai sesuatu yang yang sopan dan bersih dan diterima dengan enteng cemas kalau bicara to the point menyebabkan anak ingin mencoba aktivitas seksual yang dibicarakan Bicara yang berputar-putar membuat anak menerima informasi seksual sebagai sesuatu yang sopan dan bersih sehingga tidak menyebabkan anak ingin mencoba aktivitas seksual yang dibicarakan Tiap anak berbeda-beda ada yang sensitif terhadapa rangsangan Saat memberi PS, orangtua sehingga setelah diajak bicara akan perlu peka terhadap kondisi berpikir macam-macam orangtua anak, apakah mudah yang perlu punya kepekaan terhadap terangsang atau tidak kondisi anak masing-masing 171 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B : haha ya to ini 1070 F : karena sudah menjadi tuntutan pendidikan, dan juga sudah karena anak harus mengerti. Karena kalau tidak mengerti ulangan biologi pasti jeblok. Kita sebagai orangtua, saya sebagai orangtua mau menyampaikan itu tu seperti pak B katakan itu tabu. Tapi itu tuntutan pendidikan. 1075 Y : sevulgar apa pak? F : sevulgar pelajaran yang saya baca. Betul. Y : tapi disitu mengenai kenikmatan gak muncul lho. F : hm? Y : kenikmatan gak muncul lho 1080 T : oh gak ada. Betul, kenikmatan gak ada Y : kurang, kurang vulgar itu F : tambahi pak S : hahahahaha Y : karena dibuku gak muncul itu, jadi itu mungkin gak masalah 1085 T : gak muncul, gak berani Y : makanya saya sangat terbantu dengan pelajaran itu. F : jadi kalau saya, siap gak siap anak harus tahu. Kalau saya nunggu anak saya siap. Telat. ya kan? Melakukan seperti ini kamu bisa melihat, kondisi seperti ini kamu bisa baca. Disitu 1090 lengkap sekali. Gambar-gambarnya lengkap, karena sekarang pake internet to pelajarannya jadi begitu buka, biologi kelas sekian tentang tubuh, fisik, perkembangan fisik, mulai menonjol, mulai berbulu itu sudah diperlihatkan. Nah kita menerangkannya bagaimana kalau kita gak mau memaksa anak 1095 harus tahu? Y : kalau masalah itu gak masalah buat saya B : jadi saya nambahkan kalau buat saya tadi itu soal prakteknya, F berbicara blak-blakan karena tuntutan pendidikan dan karena anak harus mengerti, walau sebenarnya F merasa itu tabu blak-blakannya setaraf dengan pelajaran yang dibaca Y merasa karena point kenikmatan tidak muncul di buku pelajaran maka tidak masalah blak-blakan bicara seks sesuai materi buku pelajaran anak harus tahu entah anak siap atau gak siap pelajaran biologi sudah mencakup secara lengkap mengenai seks, disertai juga dengan gambargambar, dan dapat dilihat dari internet F merasa perlu memaksa anak untuk tahu setuju pelajaran itu blak-blakan 172 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kehidupan kita, berhubungan sama laki-laki, kalau yang teori saya sependapat vulgar seperti ini. Karena dia jalan sendiri 1100 sudah bisa. Itu sama temen-temennya memang seperti itu. Yang saya maksud rodo pekewuh tadi itu tentang kalau berhubungan sama pacarnya bagaimana ... Y : dalam pergaulan ini yang tentang keterlibatan ini yang kita gimana .. 1105 F : kita menekankan ke pendidikan. M : kalau ini kan anaknya masih dalam usia pendidikan, maksud saya masih remaja, pra kan? Beda dari pak B atau mungkin F : 1110 T 1115 Y F A : : : : F : 1120 M : T : F : saya yang anaknya mulai hehe ada yang gede, ada yang kecil itu sudah harus pelajaran menikmati. hahaha. kalau anak saya belum siap, belum saatnya untuk pelajaran menikmati. Masih dibawah umur. Dan itu yang kalau saya katakan diatas vulgar. Kalau vulgar saya sesuai dengan usia anak saya ya to? Jadi kita bicara tentang pendidikan biologi itu memang sangat .. penting membantu penting, perlu jadi hambatannya cuma itu ya mungkin kadang tabu atau susah bicara soal awalnya, awalnya tabu, tapi kalau kita sudah membaca kurikulum yang harus sudah dikuasai yaaa harus ya mau tidak mau vagina untuk apa , untuk dimasuki penis ada disitu. Untuk apa karena itu teori dan anak bisa belajar sendiri disana rasa sungkan muncul saat membicarakan seksualitas terkait relasi anak dengan pacar orangtua merasa kurang nyaman dalam pembicaraan seks yang terkait keterlibatan anak merasa penekanan pembicaraan seks adalah di area pendidikan M merasa penekanan pembicaraan di area pendidikan hanya bisa ke anak usia pendidikan, kalau anak sudah besar sudah tidak pas kenikmatan seksual diajarkan saat anak sudah bukan usia sekolah blak-blakan disesuaikan dengan jenjang usia dan pendidikan orangtua awalnya merasa tabu tapi karena itu kurikulum pendidikan yang harus dikuasai jadi orangtua mau tidak mau harus menjelaskan di pelajaran biologi ada penjelasan 173 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk produksi anak. Jadi betul-betul dijelaskan seperti itu 1125 T : ada indung telur, ada sel telur, laki-laki masuk, semua ada, sperma masuk, semua ada F : kadang-kadang si anak sebetulnya masih risih lho. Vagina dimasukin penis itu masih risih si anak. Tapi orangtua dituntut memberi pelajaran seperti itu. Kurikulumnya seperti itu, jadi 1130 kita siap gak siap ya. A : mengikuti F : hahaha mengikuti. Lalu kalau sebetulnya kita menyadari, belum waktunya ya pak ya pak T ya, pelajaran klas tiga itu kalau membaca 1135 K : tiga? B : tiga SMP ya? T : tiga SMP K : kalo SD terlalu adoh ya T : seharusnya SMA sudah 1140 F : tapi ya sudah, karna .... ya sudah T : karna sudah seperti gini mau gimana lagi ... A : harus mengikuti T : ya mengikuti saja F : soalnya pelajaran waktu kita SMA itu sudah diajarkan di SMP 1145 sekarang T : iya sekarang SMP dulu itu di SMA F : coba dibuka, teori kita waktu SMA itu sama dengan pelajaran SMP sekarang. Y : buku ne dah ilang kabeh pak.hahaa yang bikin pelajaran juga 1150 dah ilang A : ada hambatan lain lagi yang dialami selain tabu dan ini? mengenai organ-organ reproduksi, kegunaannya dan tujuannya F merasa bahwa anak kadang merasa risih membicarakan hal seksualitas di pelajaran, namun ortu dituntut memberi pelajaran begitu, siap gak siap. orangtua hanya bisa pasrah mengikuti kurikulum pelajaran disekolah walaupun sebenarnya merasa pelajaran itu kurang pas untuk usia anaknya, karena materi SMA sudah diajarkan di SMP 174 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1155 1160 1165 1170 1175 F : kita tidak bisa mengontrol lama dengan sekarang itu mediamedia yang sudah, kita gak bisa ngontrol ya pak. Internet itu kita ngontrolnya susah. A : itu hambatan memberikan infonya? F : ehhh nganu hambatan M : ya kita kan umpamane mau ngelarang kan „jangan pergi ke internet‟ umpamane, „ora warnetan terus‟, anak itu mesti „waa mau ngerjake iki e ono soal.” Y : tuntuntan itu M : ya to dengan alasan seperti itu kita yo mosok gak boleh pergi kesana? Nanti terus mesti nggowo koncone, sama temene. „iki lho aku dienteni koncoku arep ngerjake soal‟. Gak bisa mengekang secara anu ya A : kesulitannya mengatur akses anak ke ... M ya kita sih dalam artian curiga gak curiga, bener dia disana tu ngerjake soal yo bener tapi kan mesti ya itu K : nyambi M : disamping soal itu kan ono sing diklik yang lain T : nyambi nyambi hehe A : antara percaya anaknya gitu tapi juga curiga anaknya ngerjain yang lain F : paling kecil-kecilnya itu dokter night L Tobing, ya to istilahnya itu. B : kalau saya mbayangke jaman saya dulu ada internet, tak kliki kabeh kui S : hahahaha B : karena dulu saya liat BF, isih diputer kuine (menirukan gerakan mengayuh), wah anakku ki kepiye ki saiki. orangtua merasa kesulitan mengontrol akses anak ke internet Y merasa bahwa akses internet adalah tuntutan jaman sekarang kepada anak bila orangtua melarang anak ke warnet, anak beralasan perlu mengerjakan soal-soal sehingga orangtua mau tidak mau mengijinkan orangtua curiga anak mengerjakan tugas tapi dibarengi membuka situs-situs porno B berpendapat bahwa bila pada jamannya dahulu ada internet, maka dia akan membuka semua situs porno Jaman dahulu konten porno hanya ada di video dan majalah saja 175 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1180 M : kalau jaman saya dulu muda kan video gitu kan, kalo gak video kan majalah. Adanya cuma itu. K : tapi sebenarnya juga ndak papa sih. Ndak masalah bagi saya. M : ya itu wajar aja bagi orang yang tau K : karna itu wajar, seperti jamanku mbiyen, kalau kita sudah 1185 mempunyai iman yang kuat, kita tidak akan melakukan hal yang, pikiran yang ... B : tapi pak saya merasakan dulu itu saya ... K : jadi kita harus tahu karakter anak kita itu bagaimana kesehariannya. 1190 B : jadi ini mbayangke saya ya, saya dulu anaknya orang kristen, keluarga kristen, kegereja tapi saya rasakan beda sekali dengan sekarang, saya ikut Nit (kelas pendalaman iman di gereja) , saya melayani, semakin disini, dirangkap belakangnya tu lengkap. Kalau dulu lapisan depan tok, kegreja, doa, lha 1195 sekarang konsekuensi doa, baca alkitab, pelajaran NIT harus dipahami dan dilakukan. Kalo dulu kan ndak. Dulu itu kalo begitu tingkat imannya sangat tipis, hanya sekadar menjalankan begitu saja, nek dulu tu saya merasakan nek ndelok BF, nek ora, peluangnya itu ada bisa bablas. Untungnya peluangnya gak 1200 ada. Saya beruntungnya disitu. Konco saya itu nakal-nakal dulu waktu SMA. K : sama pak samaa B : nakal nakal, BF, tapi kog untungnya dulu tidak ada peluang untuk lari yang lain itu. Kalau ada waduh saya nggak ngerti 1205 jadi orang ato gak. Hah, saya sekarang mbayangin anak-anak saya itu. K : yang jelas itu anak-anak sekarang itu kalau misal kelebihan uang atau apa itu sing berbahaya K merasa tidak masalah anak melihat konten porno bila iman anak kuat, karena anak tidak akan melakukan hal yang negatif Ortu perlu tahu karakter dan perilaku sehari-hari anak B menbandingkan kondisi keimanan yang dahulu hanya sekadar menjalankan membuat tergoda saat melihat konten porno, B merasa beruntung dulu tidak kebablasan karena tidak ada peluangnya membayangkan anak sekarang menghadapi kondisi yang dihadapi B dahulu kelebihan uang menempatkan anak pada resiko berperilaku seksual 176 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B 1210 K B K : : : : 1215 A : M : Y : 1220 M : K : 1225 B : K : 1230 A : K : A : 1235 B : heem ya untungnya kita itu dulu gak punya pak nah betul.hahaha. tuku bakso wae ngenteni sewulan og. untung saja dulu saya gak punya. Yang jadi masalah itu kalau orang yang punya akan lari ke yang negatif. Untungnya kita gak punya.haha akses finansialnya ya itu? iyaa ato minimal begini saja, dari pengalaman-pengalaman kita waktu anak-anak, kalau kita melihat anak-anak kita nakal, kita bisa memaklumi gak? Prinsipnya kan itu, kita bisa mengampuni dia, ya podo ndisik koyo ngono kui. „Luwih jahat seko kowe nek‟ gitu kan bila kita marah kan. cuma memberi arahan. tapi bisa diliat waktu temen-temen saya sekolah di Solo waktu itu, di SMA A1 itu, anaknya orang-orang kaya, itu yang punya mobil, punya sepeda motor itu udah kayak gitu ya, mempunyai pacar yang seringkali ganti-ganti. Atau anu, ketempat yang nakal diskotik diskotik, itu juga pada waktu mau ujian itu temen saya yang hamil. „hamil sama sapa?‟ „sama si itu‟ lha itu tu dulu. kadang akses itunya padahal yang perempuan yang gak punya padahal. Tapi yang laki-lakinya dia orang mampu. Nah gitu itu. okay, ada hambatan lain gak yang dirasakan dalam memberikan pendidikan seksual ke anak? Ya okay. Duh dah lebih ya, maaf ya aku ket mau wis ndeloki jam terus lho A. hahaha negatif orangtua perlu bisa memaklumi dan mengampuni anak yang nakal karena dulu orangtua juga nakal gitu, namun tetap perlu memberi arahan K bercerita bahwa dahulu ada teman yang mampu, suka gantiganti pacar, ke tempat nakal, dan akhirnya menghamili pacarnya sebelum ujian 177 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A Y 1247 B Y A 1245 : : : : : ya maaf mulainya dah lambat og ya bapak. hahaha hahaha mulainya dah lambat nah itu tadi kan tentang hal-hal yang menghambat gitu kan, maksudnya yang membuat kita, bapak-bapak kesulitan didalam memberikan pendidikan seks ke anak. Nah kalau hal-hal yang memudahkan jadi, ehh sehingga bapak-bapak bisa memberikan pendidikan seks ke anak tu apa aja hal-hal yang memudahkan. F : jaman 1250 M : dari buku pelajaran kemudahan diskusi mengenai seks: dibuku pelajaran sudah ada materi seksualitas F : sudah ada pendidikan kemudahan diskusi mengenai seks: ada pendidikan seksualitas formal kemudahan PS: buku pelajaran sudah berisi materi seksualitas kemudahan PS: adanya pendidikan seksualitas secara formal M : dan sekarang sudah ... Y : dah lebih terbuka lah sudah lebih vulgar M : era ne tu yo anak-anak ngerti dari kita-kita. Jaman e kita rung 1255 ngerti, deen wis ngerti K : kadang-kadang dah gak tanya. Udah gak tanya, perubahan dah tau M : dah gak mau tanya dia F : diapusi pak B iki, lahir dari perut, sampe gede yo lahir dari 1260 perut. Hahahaa B : hahahhaa M : haha ora iso secara normal og jadi yo operasi.haha A : dijaman terbuka itu membantu kita untuk ngomongnya lebih kemudahan diskusi mengenai seks: jaman sekarang lebih terbuka kemudahan diskusi mengenai seks: anak-anak sudah lebih mengerti kadang anak sudah tidak bertanya mengenai perubahan karena sudah tahu kemudahan PS: jaman sekarang lebih terbuka kemudahan PS: anak-anak sudah paham lebih dahulu, bahkan kadang tidak bertanya lagi 178 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI enak, ada buku-buku pelajaran. 1265 B : sepertinya kita sekarang ini tinggal menegaskan, menguraikan bahannya sudah ada, dia sudah ngerti duluan. Kita mungkin memberikan lebih jauh penjelasan saja. M : penjelasan dalam arti juga rambu-rambu ya pak. Mana yang boleh, yang tidak boleh dilanggar. 1270 Y : kita cuma bicara mengenai itu aja. Semua sudah tau kog. M : dah tau Y : kayak yang dikatakan pak F ini dah sangat vulgar og, pendidikan dah sangat vulgar. Tinggal kita kasi rambu-rambu aja. 1275 M : kita kasi rambu-rambu A : jadi sebenarnya dari sekolah gitu sudah memadai soal informasi yang diberikan. Y : yang kurang itu masalah etikanya saja, kalau etika ditambahi kan lebih apik. 1280 B : dulu tuh mata pendidikan etika tuh apa to namane Y : etika Kristen. B : PKK ato opo Y : PKK B : PKK, sekarang kan gak ada 1285 A : iya sekarang dah gak ada B : budi pekerti M : budi pekerti A : budi pekerti, iya sekarang dah gak ada F : PMP ya pak? 1290 T : PMP sudah gak ada. PMP sekarang istilah e PKn M : Sekarang istilah e tu Charather building ato apa gitu A : okay, eh siapa saja yang sebaiknya memberikan. Kalo misalnya merasa peran orangtua saat ini hanya menegaskan dan menjelaskan lebih dalam saja bahan yang sudah ada, dan memberikan rambu-rambu, mana yang boleh mana yang tidak boleh, karena anak sudah mengerti lebih dulu. Peran orangtua dalam PS saat ini adalah menegaskan dan menjelaskan lebih dalam bahan yang sudah ada, dan memberikan rambu-rambu dalam berperilaku merasa anak sudah memadai mengenai informasi seksual hanya kurang terkait etika Anak sudah mendapat informasi seksual yang memadai namun masih kurang mendapat informasi mengenai norma berperilaku seksual 179 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ada orang yang punya informasi tentang itu. sebaiknya siapa saja yang berhak memberi info ke anak bapak-bapak gitu. 1295 Selain orangtua gitu. M : guru F : guru B : guru terus dari kakak-kakaknya A : yayasan kayak PPA atau gereja gitu juga iya ya? 1300 Y : lembaga yang berkompeten B : itu dibagi pihak ekstern intern. Ekstern ada PPA, guru, gereja, intern ki orangtua kakak mungkin om juga boleh, tante. K : asal orang-orang yang dipandang tidak menjerumuskan. Kadang-kadang ada lho yang menjerumuskan. pihak pemberi yang layak: guru pihak pemberi yang layak: saudara yang lebih tua pihak pemberi yang layak: lembaga yang kompeten B membagi 2 pihak pemberi yang layak: pihak ektern: guru, gereja, PPA dan intern: orangtua, kakak, om dan tante pihak pemberi yang layak adalah mereka yang dipercaya tidak akan menjerumuskan Pihak yang layak memberikan PS: a) pihak ekstern: guru, gereja, lembaga yang kompeten dan b) pihak intern: orangtua, kakak, paman, dan bibi Pihak yang layak memberikan PS: orang yang dipercaya tidak akan mengajari hal yang salah ke anak 1305 A : ehh ada kesulitan gak, ini terkait jenis kelamin gitu ya, ini kan bapak-bapak ada yang anaknya ada yang anaknya cowok, ada yang mungkin anaknya cewek semua, ada yang anaknya cowok dan cewek. Kalau, pengaruh gak sih jenis kelamin anak terhadap, mungkin lebih susah menjelaskan ke anak yang 1310 cewek atau lebih gampang ke anak cowok atau sama aja atau bagaimana? Dari pengalaman bapak-bapak. B : ini orangtua yang punya anak komplit. Kalau aku wanita saja pak B tidak ada masalah memberi Jadi pendidikan seksual kepada anakA : lha nek yang wanita aja bagaimana? anak perempuannya 1315 B : gak ada masalah. 180 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI K : kalau wanita saya sebenarnya gak begitu PD, kalau anak cewek sih. M : saya yang wanita pendekatannya lebih dekat ke ibu. Nek yang cowok itu mungkin bisa ke pak e. 1320 K : masalah menstruasi gitu kan mesti ke ibunya M : Ibunya B : itu karena saya wanita, saya juga masuk kesitu pak. kalo itu kan anaknya perempuan semua.haha K : B : oh gak masalah. gak papa. Dia juga terbuka sama saya. Cuma 1325 tadi, nek kiro-kiro rodo berbahaya ngopo ki mubeng e kui lho.hehehe K : cuma mengawasi pergaulan saja kalo saya, gak sampe masalah masa pubernya Y : sebenarnya sih hampir sama sih sebetulnya, cuma seringkali ya saya menjelaskan kalo dengan yang cewek, saya menjelaskannya dengan kondisi yang saya tidak mengalami, saya pribadi. Saya pribadi gak mengalami cuma saya pribadi tahu itu saja. Saya gak ngalami aja. Kesulitannya cuma masalah itu aja. Ya kebetulan saya terbantu dengan pengetahuan1335 pengetahuan pelajaran tadi sehingga kalau sudah diskusi dengan saya tu kan bicara sudah bukan sekedar mengenai mata pelajaran. Sudah lebih dari itu. Dia itu kalau menjelaskan 1330 pak K tidak PD memberi pendidikan seks kepada anak perempuannya anak perempuan pak M lebih dekat ke ibu, yang laki-laki ke ayah saat bicara menstruasi anak perempuan pak K berbicara ke ibunya namun pada pak B karena semua anaknya perempuan, pak B tetap masuk menjelaskan mens tidak masalah berbicara dengan anak beda jenis kelamin karena anak tetap terbuka, cuma saat berbicara topik sensitif, B bicaranya muter-muter Hambatan : beda jenis kelamin dengan anak bikin ortu tidak PD kasi PS Perbedaan jenis kelamin tidak menjadi masalah dalam membicarakan seks, hanya saat berbicara topik sensitif akan berputar-putar pak K hanya mengawasi pergaulan anak perempuan, tidak sampai masalah masa pubernya Ortu hanya mengawasi pergaulan anak beda jenis kelamin dan tidak memberi PS mengenai masa puber kesulitan pak Y berbicara dengan anak perempuannya itu tidak mengalami yang dirasakan anak perempuannya Kesulitan berbicara dengan anak beda jenis kelamin adalah tidak mengalami yang dirasakan anak berbicara dengan anak perempuan bersifat teoritis sehingga tidak merasa sungkan karena unsur kenikmatan sudah hilang dari Kemudahan berbicara dengan anak beda jenis kelamin adalah pembicaraan terbatas pada 181 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1340 1345 1350 1355 1360 1365 cukup panjang dan akhirnya buat saya karna teori dengan teori itu lebih mudah. Kan gitu, karna kondisinya dengan seorang cewek, misal saya ngobrol dengan seorang anak yang putri kan kondisinya saya akan bicara soal keputrian secara teoritis yang saya tahu. Dia bertanya dengan teori juga nah diskusinya teori dengan teori. Jauh lebih mudah dalam artian ndak bicara mengenai ewuh pekewuh e tadi bisa disingkirkan. Karena yang berkaitan dengan kenikmatan udah ilang dulu kan. dah teori dengan teori sudah lebih gampang. Dengan yang laki-laki itu saya bisa bicara lebih dalem ya. Cari perkoro gitu biasanya saya longgarkan betul sehingga dia bisa menemukan sendiri apa itu artinya. Kan soal e podo saya bisa ngerasakke dia juga bisa ngerasakke. Laki-laki dengan sesama laki-laki. Mungkin kalau seorang ibu dengan anak putri juga seperti itu mikirnya. Karena apa? Dia kan ngerasain sebagai seorang ibu merasakan sesuatu, kalau bicara mengenai hubungan seksual dia merasakan sesuatu, dia ngomong kan katut emosinya katut. Sedang kita bicara mengenai ini kan bicara kenikmatan sudah dibuang dulu. Yang nikmat sudah dibuang sek sehingga kita bicara betul-betul tetep longgar dari apa, kehidupan pergaulan sehari-hari tapi dibatasan yang lebih. Karena problemnya kan kuncinya disitu, saat kita bicara mengenai kenikmatan itu titik balik tu. Wong nek sudah praktek kan gitu. Tapi selama itu gak muncul kan kita enak aja kan ngomong. Nah kondisinya semacam itu. jadi kalau kita bicara mengenai mudah, mungkin lebih mudah ngomongnya dengan anaknya putri tapi kondisinya adalah menjadi sulit ketika kondisinya adalah saya tidak merasakan seperti apa yang dia rasakan nantinya. Kalau dengan ibunya mungkin lebih enak. Buat saya mikirnya gitu. pembicaraan sehingga terasa lebih mudah teori sehingga pembicaraan lebih ringan, umum serta tidak menyangkut kenikmatan sehingga pembicaraan nyaman dan tidak tegang kalau dengan sesama jenis kelamin sama-sama merasakan hal yang sama dan berbicaranya lebih dalam diskusi pak Ydengan anak perempuan menyangkut kehidupan pergaulan sehari-hari namun di batasan yang lebih umum Pak Y dengan anak perempuan, selama diskusi tidak menyangkut masalah kenikmatan maka terasa enak ngobrolnya 182 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1370 1375 A : 1380 Y : 1385 A : 1385 M : tapi juga ada persoalan pada waktu emosinya muncul kan jadi masalah juga. Beban e tambah. Komunikasi dengan anak pada situasi yang paling krusial itu ada beban kog. Kalau kita bisa melonggarkan beban itu tu enteng yang ngomong. Tapi begitu kita punya beban dan beban yang paling berat kan masalah kenikmatan tadi. Wah iki ngomong e wis angel banget. Bicara tadi mengenai apa tadi mimpi basah itu, wuishh ngomong tu susah sekali kalau beban itu sudah kita masukkan. Itu saya mulai mikir yang dia mimpikan sama gak dengan mimpi saya. Jebul bedo kan lucu. Dia mimpinya cuma nguyuh terus metune kentel gitu tapi kita mikir e dah beda. Ngomong e „opo sing tok pikiri?‟ jadi ortu juga terbeban ketika topiknya soal kenikmatan seksualnya gitu ya? buat saya yang tersulit tentang itu. tapi begitu saya bisa melepas itu, tak tinggal itu, ngomong enteng. Diskusi memang panjang untuk melonggarkan itu saya berusaha seperti tadi pak mubeng-mubeng mubeng-mubeng koyo nggawe arum manis nah ini penutup, ini berandai-andai gitu ya, misal ada sebuah organisasi yang mau membuat sebuah program untuk membantu supaya orangtua menjadi pendidik seks yang lebih baik lagi untuk anaknya. Nah kalau bapak ibu, eh bapak ibu, gak ada ibunya ya. Kalau bapak-bapak ikut itu terus kira-kira apa sih yang perlu diajarkan didalam program itu, apa sih yang orangtua perlukan untuk membantu dirinya menjadi lebih baik? Misal gereja gitulah mau ngadain program. tentang seksual? orangtua merasakan beban ketika berbicara pada anak pada situasi yang paling krusial Berbicara dengan anak pada situasi krusial memberi beban ke ortu beban paling berat adalah bicara soal kenikmatan PS terkait kenikmatan adalah beban paling berat berusaha meringankan beban dengan menanyai diri sendiri, apakah yang dipikirkan anak sama dengan yang dipikirkan dirinya Cara mengatasi kesulitan : berusaha menyamakan pikiran dengan pemikiran berbicara mengenai kenikmatan anak dan berbicara seksual adalah kesulitan bagi Pak Y, berputar-putar adalah upaya namun saat bisa melepas bagian melepaskan diskusi dari hal kenikmatan seksual, maka diskusi terkait kenikmatan seksual menjadi terasa ringan. diskusi yang panjang dan berputarputar adalah untuk melonggarkan hal ini 183 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1390 A : ini biar orangtua menjadi pendidik seks yang lebih baik, nah apa sih yang perlu diajarin. B : maksudnya orangtua belajar atau perlu materi untuk ngajari Anak A : Ehhh 1395 B : orangtua supaya kaya, cari program orangtua belajar teori-teori mengenai itu atau pengalaman, atau orangtua ngajari anak? A : ya tujuannya agar orangtua bisa ngajari anak dengan lebih baik B : berarti perlu memperkaya orangtua kan? A : memperkaya orangtua, memperlengkapi orangtuanya. Perlu 1400 diperlengkapi soal apa. B : kalau saya melihat teori ataupun apa, eh informasi soal ini sudah banyak sekali ya dari pelajaran, mungkin yang perlu semacam ini kita ikut semacam apa, seminar atau apa lah ya seminar kecil, pembicaranya yang pengalaman dalam 1405 menyampaikan itu K : menyampaikan ke anak B : emm dalam apa, pengetahuan mengenai itu tadi berbagai hal dalam kaitan dengan seksualitas. Jadi mengikuti itu orangtuaorangtua itu. jadi bener PPA apa, saya belum pernah ikut. PPA 1410 itu diikuti oleh siapa? K : oh enggak itu anak-anaknya B : lha ini orangtua mengikuti, gereja ini mungkin mengadakan seperti seminar, seperti PPA tapi untuk orangtua-orangtua yang mungkin masih relatif muda-muda ya, yang baru punya anak 1415 SD. Bagaimana mempersiapkan, nyangoni anak-anak kita menuju dewasa itu. nah ini diperlengkapi orangtuanya itu. Gereja ini baik kalau mengadakan itu. orangtua perlu belajar dari pengalaman orang lain yang lebih berpengalaman mengenai cara memberikan pendidikan seks Pembekalan PS untuk ortu : belajar dari pengalaman orang lain terkait cara memberi pendidikan seks orangtua yang masih muda, punya anak SD yang perlu diperlengkapi untuk membekali anak menuju dewasa 184 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1420 1425 1430 1435 1440 1445 A : heeh lha itu. yang diperlengkapi tadi, satu, tentang cara menyampaikan ? B : iya memperkaya teori juga, terus mengkomunikasikan ke anaknya. K : kalau PPA ke orangtua dulu itu bukan masalah seks tapi masalah mengajar anak. B : ya seperti itulah tapi mengenai seks. Y : ya saya kan kuncinya gini dalam artian, pertanyaan A tadi kan berbicara mengenai berbicara mengenai seksualitas kepada seorang anak. Itu rangkaiannya bukan parsial bicara mengenai seks tok. Kita sendiri bicara mengenai komunikasi, komunikasi dengan anak tu kan berbicara mengenai bagaimana kita bisa, salah satu contohnya kan mengenai seksualitas, kita kan berbicara mengenai kehidupan yang lebih panjang. Berbicara mengenai sebuah kehidupan kan gitu kan. salah satunya bicara mengenai seks. Tapi bicara mengenai kehidupan kan tidak satusatunya bicara mengenai seks ya to, bicara mengenai kehidupan ini kan mulai bicara mengenai komunikasi, kita persiapkan mereka hidup pada dunia yang lebih luas daripada sekadar sebuah kamar didalam rumah. Gitu to? Nah ini yang dibutuhkan adalah sebuah komunikasi, pada waktu kita mampu mengkomunikasikan semua dengan baik, salah satunya adalah seks termasuk didalamnya. Karena berbicara mengenai hidup itu berbicara mengenai sesuatu yang gede. Secara holistik kita bicara semua dengan mereka. Kita berusaha berkomunikasi dengan mereka sebaik mungkin. Sama susahnya bicara mengenai seks dan bicara mengenai sebuah pekerjaan bagi seorang anak. Bagi orangtua bicara , sama susahnya lho. „kau perlu belajar memperkaya teori dan cara mengkomunikasikannnya ke anaknya topik mengenai mengajar anak terkait seks Pembekalan PS untuk ortu: memperkaya pengetahuan dan informasi seksual serta cara mengkomunikasikan ke anak Pembekalan PS untuk ortu: bagaimana mengajarkan seks ke anak berbicara tentang seksualitas kepada anak bukan bagian terpisah sendiri komunikasi orangtua kepada anak intinya mengenai mempersiapkan anak menjalani hidup yang lebih panjang kedepannya dan seksualitas adalah salah satu topik pembicaraan orangtua berusaha berkomunikasi sebaik mungkin dengan anak mengenai semuanya, salah satunya termasuk seks komunikasi orangtua kepada anak mengenai mempersiapkan anak menjalani kehidupannya dan seksualitas adalah salah satu topik pembicaraan dalam komunikasi itu. Membicarakan seksualitas sama sulitnya dengan membicarakan topik lain ke anak berbicara mengenai seks sama susahnya dengan membicarakan 185 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1450 mau kerja apa nanti?‟ itu sama susahnya dengan tanya bicara mengenai seksualitas. Ini bicara mengenai komunikasi kog. Pada waktu komunikasi kita dengan anak itu intens dan baik jadi mudah semuanya. Kita sekarang bicara mengenai seksualitas, oke kita bisa ngomong susah tapi coba kita cek, kita ganti bicara mengenai pekerjaan „kowe meh nyambut gawe opo suk?‟ , podo mumet e lho coba. K : kalau kita sudah dekat dengan anak, semua lebih mudah 1455 kita sibuk kerja, kerja, kerja, kadang-kadang anak tidak akrab dengan kita. Y : lebih mudah, pada saat anak itu bertanya B : jadi intinya adalah komunikasi. A : komunikasi dan kedekatan ya 1460 K : pendidikan untuk orangtua ya keseluruhan berarti dari pendekatan anak sampai ke seks itu. Y : wong njelaske orang loro wae setengah mati. „aku loro flu ki opo?‟, waduh angel e .hahaha K : menyakiti anak itu juga diajari, gak boleh itu. terbawa sampai 1465 dewasa. Jadi mukul gak boleh. B : sudah A? A : sudah pak ini sudah terakhir. Tapi kalau ada yang mau menambahkan apa dulu sebelum diakhiri juga boleh lho. B : kita jarang menyinggung iman tadi ya? Itu penting sekali. 1470 disamping itu jangan lupa, mengkuatkan iman anak-anak sebagai fondasi. topik lain ke anak, misalnya pekerjaan bila komunikasi ortu dengan anak itu intens dan baik maka komunikasi seks akan mudah dilakukan kedekatan dengan anak memudahkan komunikasi orangtua yang terlalu sibuk bekerja mengakibatkan tidak akrab dengan anak komunikasi lebih mudah saat anak yang mulai bertanya menguatkan iman anak dipandang penting sebagai fondasi kehidupan seksualitas yang baik Apabila komunikasi orangtua-anak secara umum itu baik dan intens maka komunikasi dalam topik seks akan lebih mudah Kemudahan PS : kedekatan ortu anak Kesibukan orangtua dapat membuat ortu-anak tidak akrab Diskusi seks lebih mudah saat anak yang mulai bertanya dahulu Konten PS : keimanan penting sebagai fondasi kehidupan seksualitas yang 186 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI baik 1475 1480 1485 1490 Y : komunikasi mengenai Tuhan itu lebih susah lagi itu. religiusitas. Ngobrol mengenai masalah itu, waduh. Seksualitas menjadi lebih mudah itu. A : dibanding mengenai religiusitas? Y : iya dibanding dengan keimanan. „Kenapa? apa bedanya kita dengan mereka?‟ wah ini apa bedanya.hahahah F : saya membacanya point terakhir itu, A punya pemikiran akan mengadakan suatu seminar seks untuk bapak-bapak, orangtua. Itu itu saya hanya membaca. A : Ehh F : mau menyampaikannya cuma susah gitu to? A : eh gak gak, sebenere gak berencana juga sih om cuma memang maksudnya sebenarnya yang mau dicari orangtua tuh perlu dibantu apa gitu. Tapi memang juga hal yang bagus kan itu? F : bagus cuma seminar tentang seks judulnya tentang seks itu gak ada peminatnya. Yang datang cuma panitia tok. Soalnya pada merasa gimana gitu. A : oh oke om. Ya begitu bapak-bapak, terimakasih atas partisipasinya malam. ini, saya belajar banyak hal, saya mendapat banyak hal dari diskusi malam ini. Saya berharap juga bapak-bapak menemukan sesuatu yang berharga dari diskusi malam ini. Sekali lagi terima kasih. Nah mari kita akhiri dalam doa? mengkomunikasikan mengenai iman ke anak lebih sulit daripada mengkomunikasikan tentang seksualitas bila mengadakan seminar mengenai pendidikan seksualitas jangan menggunakan kata seks pada judul karena akan sedikit peminatnya Seminar PS untuk orangtua jangan menggunakan kata seks pada judul karena akan sedikit peminatnya 187 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG2 A: N: E: L: I : moderator ibu, 1 anak putri (SMA kelas 1), 1 anak putra (SMP kelas 3) ibu, 1 anak putra (SMP kelas 3) ibu. 1 anak putra (SMP kelas 3), 1 anak putri (SD kelas 4) ibu, 1 anak putra (SMA kelas 3) M : ibu, 1 anak putra (SMK kelas 3), 1 anak putri (SMK kelas 2) W : ibu, 2 anak putri (kerja, SD), 1 anak putra (SMA kelas 3) S : ibu, 1 anak putra (SMA kelas 2), 2 anak putri (SMP 3, SD) X: Semuanya No Verbatim 1 A : Sebelum mulai ada baiknya kita berdoa dulu kali ya? Ada yang mau mimpin doa? L : Mari kita berdoa Berdoa Terimakasih ibu L. Iya seperti yang sudah dikemukakan sama A dan ibu-ibu juga sudah menandatangani emm apa sih ini, namanya surat pemberitahuan gitu, surat persetujuan itu ya hari malam ini, kita tuh akan berdiskusi tentang pengalaman orangtua, eh apa, memberikan pendidikan seksual terhadap anak-anak gitu. Emm kalo saya boleh tau sebelumnya, emm boleh tau gak sih jumlah anak-anak N : Dua I : Satu A : Ibu dua. Remaja? N : Remaja semua L : 3 SMP dan 4 SD A : Oh ada yang 4 SD. Ibu remaja? I : SMA A : SMA 5 10 15 Parafrase Interpretasi 188 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 M A S A : : : : 25 A : 30 35 I : A : 40 45 E A I A L A L : : : : : : : SMK kelas 2 dan kelas 3 Oh berarti remaja. Ibu? Remaja dua, yang SD satu Oh remaja dua, SD satu. Nah kan kira-kira tuh anaknya pada remaja-remaja semua jadi kira-kira topik ini mendekatilah ya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi sebelumnya untuk pemanasan, emm jadi misalnya kalau ini saya membagikan kertas masing-masing satu orang satu, jadi nanti emmm (membagikan kertas) Udah dapet semua? Nah … satu lagi ya? Jadi nanti dikertas itu emm saya minta tolong ibu-ibu untuk menuliskan kira-kira pengalaman ibu-ibu atau yang ibu-ibu ingat tentang pendidikan seksual, hal-hal mengenai pendidikan seksual yang ibu-ibu ingat atau yang ibu-ibu tahu itu mohon dituliskan dikertas itu gitu. Jadi misalnya menurut ibu-ibu itu pendidikan seksual adalah bla bla bla itu dituliskan disitu. Terus kalau pendidikan seksual itu tuh susah disampaikan ke anak itu juga bisa dituliskan disitu, apa saja yang ada di ingatan. Kasi nama ya? Terserah, dikasi nama boleh, kalau gak dikasi juga gak papa. Ini ada yang butuh bolpen? Oh sudah. Brapa menit? Hehe. Gak ditentukan sih Contoh-contohnya boleh? Hahaha. Contoh-contohnya boleh. Ya kan ini …. Apa digambar? Hahahahaha. Ya diingat itu kira-kira tentang apa Mbuka google ah.hehe (ibu-ibu menulis dikertas yang diberikan) 189 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 55 60 65 70 75 I A M A L A M A E A : : : : : : : : : : N A L E A : : : : : L A L N L A : : : : : : L : A : L : Sudah. Segini boleh to? Boleh tante hihihihi boleh boleh boleh, itu sudah bagus Saya kertasnya kurang.hehehe Kayak ujian aja.hahaha Curhat ato berpendapat Kayaknya curhat ini. Nduwur e tak tulisi dear diary. Haha Hahahaha Harusnya ini saya dikasi kertas lima, dalam waktu lima hari. Dasar cewek-cewek ya.haha (ibu-ibu melanjutkan menulis dikertas yang diberikan) Wis sakmene wae Kira-kira sudah? Satu menit lagi. Selesai tidak selesai kumpulkan Sudah. Tidak remidi. Sudah. Okay. Hahaha. Coba periksa kembali jawabannya. Haha. Emm sebelumnya ini ibu-ibu sudah pada saling kenal belum ya? Apa? Sudah pada saling kenal belum? Oww suuuudah Hahahaha Sudah sudah. Bagus. Emm keberatan gak, kalo ini kan tante-tan ehh maaf ini kan ibu-ibu sudah menuliskan dengan amat sangat panjang dan kayaknya oke punya, untuk membacakan secara singkat saja. Wow, gak bisa :P Gak bisa ya.haha ya baca itu juga gak papa sih gitu Sebenarnya tadi itu prolognya kurang lengkap sebenernya 190 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 85 90 95 100 A : Oh gitu. Gimana? L : Pendidikan seks itu kan apa ya, maksudnya pada anak-anak itu seperti apa? Apakah bentuknya? Apakah payudara bentuknya seperti ini, kalo punya laki-laki seperti ini, kalau punya perempuan seperti ini A : Bentuk alat kelamin? L : Heeh, kan itu bagian dari seks ya kan? Payudara, ada penis, dan lain sebagainya. Atau seks dalam arti hubungan suami istri? Nah karna anak saya baru kelas 4 SD gitu lho. Kalau menjelaskan kepada mereka bahwa hubungan suami istri itu seperti apa kayaknya yang laki mungkin sudah perlu, tapi yang kecil akan susah gitu menerimanya gitu. Jadi tadi sebenarnya tadi yang mau diminta untuk dituliskan itu kehidupan seks yang apa? Dari yang sederhana sampe, sampe yang … A : Heem, sampe yang kompleks gitu, ato yang bagaimana gitu? L : Heeh A : Emm gini, ini kan tujuannya untuk pengalaman untuk mendidik emm misalnya untuk memberikan pendidikan seks gitu kan? Nah pendidikan, em apa yang namanya seksualitas itu kan tergantung dari pengertian ibu-ibu semua gitu, kalo misal dibandingkan dari yang memang, apa, bentuk-bentuk tubuh, perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki itu dianggap sebagai seksual ya gak papa, okey gitu, tapi nanti bagaimana kita ke anak-anak tu mengemukakan perbedaan itu. Sebenarnya ini tu memang suatu hal yang kompleks. M : Kalau yang saya tangkap ini tadi, emm Mbak A yaa? A : Iya M : Mbak A bicara seperti itu yang saya tangkap bagaimana Seksualitas terdiri dari berbagai hal mulai dari yang sederhana seperti bentuk kelamin sampai ke yang kompleks seperti hubungan seksual. Menurut bu L anaknya yang berusia SMP sudah perlu dijelaskan mengenai hubungan seksual sedangkan yang masih SD belum perlu Isi PS : hubungan seksual – untuk anak SMP keatas 191 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 110 115 120 L M E L M E M L : : : : : : : : X : L : E : L 125 A : I : 130 orangtua mendidik pendidikan seks itu lebih ke penting apa ndak. Kita masing-masing punya anak yang menginjak remaja to? Jadi itu penting dari dari kita memancing tahu apa enggaknya si anak itu kadang saya nunggu pertanyaan sampai seberapa pengetahuan mereka tentang seks itu sendiri Betul Jadi kalo kita langsung ngasi tau ini ini ini … Njur njegrak kaget Waaaaa Jadi kadang … Kita liat kebutuhannya Hoo Jadi bukan terus, anak-anak yuk kita kumpul kayak mau les Hari ini kita mau belajar mengenai sek… Hahahahaha Kita menunjukkan… haha Gini lho kamu kalo besar besok begini .. hahaha Enggak gitu, jadi memang betul dari pertanyaan ini diisi, misal dari kasus pemerkosaan misalnya, „ma diperkosa itu apa?‟, nah itu saya masuk, akibatnya apa, kenapa kog diperkosa nangis gitu, kenapa diperkosa kog gambarnya itu diburemkan knapa, nah itu masuk gitu. Itu tadi dari ibu M dan ibu L, kalau dari ibu-ibu yang lain a apakah begitu? Maksudnya nunggu dipertanyakan dulu gitu apa Kalau saya itu sederhana sama kayak ibu M, nunggu mereka bertanya kog. saya gak ngerti-ngerti seperti ini M : Kadang-kadang karna lebih mateng cewek daripada cowok. Anak saya kebetulan laki sama cewek ya, cewek sama cowok, Bu M menunggu pertanyaan dari anak untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak mengenai seks Orangtua menunggu pertanyaan dari anak untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak Tidak langsung memberitahu anak berbagai hal soal seks karena anak bisa kaget dan tidak siap. Orangtua perlu melihat kebutuhannya Orangtua perlu melihat kebutuhan anak dahulu baru memberikan PS sesuai kebutuhan orangtua tidak mengumpulkan anak-anak untuk secara khusus berbicara soal seks, seperti orang akan les. Kapan : tidak menyediakan waktu khusus berbicara soal seks Setelah anaknya bertanya mengenai pemerkosaan, ibu L memberi penjelasan tentang pemerkosaan Bu I juga menunggu anak bertanya sebelum menjelaskan PS. Bu I tidak paham cara memberi PS Anak bu M itu laki-laki dan perempuan, dan anak yang Isi PS : pemerkosaan orangtua menjelaskan hal seksualitas setelah anak bertanya tentang hal itu. Orangtua tidak paham cara memberi PS Anak perempuan lebih aktif bertanya kepada ibunya 192 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 yang besar yang cowok, yang kecil yang cewek. Yang lebih perempuan lebih banyak bertanya. sering tanya malah yang dari si anak ceweknya, kalau ini belum Bu M tidak tahu apakah ini karena belum paham atau karena hal lain. mudeng atau apa-apa, saya kurang tahu tapi pengertian seks saya liat lebih ke anak perempuan saya yang suk tanya dewe Saat anak laki-laki bu E berusia 12 tahun kebawah, anak ini sering dibawah umur ke 12 tahun itu banyak nanya e, „ma kenapa sih bertanya mengenai memiliki seks, kog yang punya anak itu selalu yang sudah menikah? Kalau anak dan pernikahan. Bu E sudah menikah gitu-gitu kan mesti ada kamar pengantennya, Orangtua mencoba mencoba menjelaskan kog habis itu punya anak kenapa?‟, waktu umur 12 tahun itu dia semampunya. Namun setelah menjawab pertanyaan anak semampunya. tanya-tanya seperti itu terus ada contohnya lagi ehh kenapa ehh berumur 13 tahun anak itu tidak apa artinya seks, saya menjelaskan sesuai kemampuan saya. pernah bertanya lagi. Bu E menjadi Saat anak biasanya bertanya Ketika umur dia sudah 13 tahun, itu tu saya itu menunggulalu berhenti bertanya cemas apakah anaknya sudah nunggu, deen ki og ora tau takon ki ngopo sih, wis ngerti po yo, membuka pornografi. Selain itu Bu mengenai seksualitas, orangtua menjadi khawatir jadi saya jadi merasa duh opo deen wis ngintip-ngintip jadi kog E menjadi penasaran dengan anak membuka pornografi semakin jarang gitu lho, gak pernah tanya, jadi saya semakin kehidupan seksual anaknya. penasaran. Saya mau memulai masak yo meh tak wah nganu, Awalnya Bu E ragu-ragu untuk Orangtua ragu-ragu memulai diskusi seks namun karena mendiskusikan seks namun tapi saya juga merasa ahh ini juga perlu gitu, saya tanya „wah hal itu dirasa penting maka bu E akan mencoba melakukan kamu sudah mimpi basah belum?‟, trus dia jawab „sudah‟, mencoba. Bu E bertanya mengenai karena hal itu penting. „emank mimpi basah ngapa sih?‟, aku kan gak pernah ngerasain pengalaman anak mimpi basah. Bu mimpi basah itu kayak apa, rasanya gimana, trus dia cerita, Orangtua heran saat anak E heran ketika anak bisa seperti ini gitu, trus dia bisa menjawab, kog yo tau gitu, trus paham soal mimpi basah. saya juga nanya „wah kamu pernah gak naksir temen?‟ trus dia menjelaskan mengenai mimpi basah. Bu E berusaha menjadi bilang „pernah‟, „siapa?‟ trus kebetulan saya tau, „wah cantik Orangtua berusaha menjadi sahabat anaknya. Bu E bertanya sahabat anak juga ya‟. Saya mencoba untuk jadi sahabatnya gitu, terus saya mengenai pengalaman anak naksir, juga bilang bahwa perasaan cinta itu anugerah dari Tuhan, itu kemudian menjelaskan mengenai betul-betul kita syukuri, untung kamu naksirnya cewek bukan Isi PS : cinta dan cara cinta sebagai anugerah yang patut berelasi yang baik cowok. Akhirnya dia bisa terbuka gitu lho, kalau kamu disyukuri dan menjelaskan sikap naksirnya cowok kan itu bahaya gitu, kalo kamu naksirnya E : Kalau saya punya pengalaman sedikit, jadi ketika anak saya itu 140 145 150 155 160 193 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cewek yo, tapi sambil dia nangis „mama marah gak?mama marah gak?‟, „enggak. Seneng. Wong kamu naksirnya cewek.‟ Walau dalam hati saya, duh cah sakmene naksir gitu.hahaha. Gitu.trus akhirnya ya saya bilang bahwa naksir itu anugerah, terus sikapmu dengan umurmu yang sekian itu kamu harus seperti ini, seperti ini, tapi saya ingin memulai untuk menanya- 165 nanyai seperti itu saya harus cari yang pas bener waktunya, sebetulnya saya pengen, ingin menjelaskan banyak tapi saya 170 A : 175 M : 180 L M L M 185 : : : : juga jujur aja bingung mau memulai. Oh gitu, nah itu tadi kan pendidikan seksual itu penting lah ya, untuk remaja itu penting, tapi kadang kan orangtua sendiri susah untuk menyampaikannya gitu, kira-kira tante ehh hambatan apa sih yang paling sering muncul gitu untuk mengkomunikasikan tentang pendidikan seksual itu ke anak-anak? Gini mbak, si anak itu dia lebih terbuka pada temennya, itu catatan pertama, kadang saya mancingnya dulu tu gini, „kamu dulu itu suka banget lho dimandiin mama, ya to, kog sekarang gak mau‟, saya catet mulai sekitar kelas 6 masih saya mandiin, nah itu dia sudah gak mau, otomatis sudah ada pertumbuhan yang dia malukan, ya to? Yang cewek apa yang cowok? Cowok? Yang cewek donk Oh yang cewek. Brarti buah dada udah …. Heem yang cewek. Nah itu saya lebih lebih nganu, lebih memperhatikan cewek soalnya riskan banget ya anak cewek ya. ya to? Riskan banget. Jadi jadi sering saya kuatirkan sekarang, lha itu mungkin mungkin dari sekitar SMP itulah dia sudah yang baik saat berelasi di usia itu. Dalam hatinya ibu E sebenarnya tidak rela anaknya sudah mulai naksir karena masih terlalu muda. Menurut bu E, untuk bertanya beragam hal itu perlu mencari waktu yang tepat. Bu E juga ingin memberi banyak pendidikan seksual namun bingung untuk memulainya. Anak lebih terbuka kepada temannya. Anak perempuan bu M saat SD dulu masih mau dimandikan ibunya namun sekarang sudah tidak mau. Menurut bu M karena anak sudah mengenal kemaluannya sehingga merasa malu. Anak juga lebih banyak bercerita dengan teman sehingga orangtua harus berusaha menjadi teman dan memancing pembicaraan. Ini agar anak mau terbuka. Bu M lebih Orangtua tidak rela anak berelasi romantis karena merasa anak masih muda Saat bertanya mengenai kehidupan seksual anak perlu mencari waktu yang tepat Hambatan : bingung cara memulai PS Hambatan: anak lebih terbuka dengan teman sehingga orangtua perlu menjadi teman bagi anak dan memulai percakapan agar anak terbuka ke orangtua. 194 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190 195 200 205 A M E M A L A E M A L E L A : : : : : : : : : : : : : : L : 210 A : L : 215 A : L : mulai mengenal kemaluannya, mulai tumbuh apa itu, itu dah gak mau, dah mulai malu dah gitu lho. Itu. Terus ceritanya sama temen-temennya, jadi kadang si orangtua ya harus itu tadi mancing-mancing supaya, apa kita seperti bu E, jadi friendnya gitu lho. Masuk di … sering-sering… heeh itu biar terbuka Tapi herannya kalo ditanyain papanya kog gak mau ya? Oh iya Oh gitu ada perbedaan? Karna paka itu ngomongnya pake logika, gak pake …. Walaupun cewek dan cowok, tante? Iya Iya Maksudnya kalo ditanyaai papanya tetep gak … Lha papa e tekon e piye? Sifatnya suram e. hahaha . marah kui, kalau marah ya sudah Haha.. hmm ya pendekatannya beda mungkin Kira-kira ada hambatan apa lagi ya? Tadikan ee apa tadi itu hambatannya lebih sering cerita ke temen jadi orangtua susah untuk mengkomunikasikan, terus ada lagi? Yang menghambat Kalau hambatan sih gak ada. Kalau kita yang suruh mulai dulu itu hambatan Oh jadi gak … Jadi tiba-tiba gini, nah itu tiba-tiba sini-sini tak kandani …. Waaa itu hambatan Hahahaha itu hambatannya malah ya Heeh, jadi waa kalo kita yang suruh mulai susah tapi kalo anakanak yang tanya itu mudah karena orang bertanya membutuhkan memperhatikan anak perempuan karena anak perempuan sangat riskan. Anak umumnya tidak mau menjawab saat ditanyai ayah. Menurut bu L karena laki-laki bertanya menggunakan logika saja. Sementara menurut Bu E ini karena temperamen suaminya yang mudah marah Orangtua merasa susah kalau memulai percakapan mengenai seksualitas. Lebih mudah bila anak bertanya dahulu karena saat anak bertanya maka anak menantikan jawaban sehingga penjelasan orangtua lebih mudah ditangkap dibanding bila orangtua yang tiba- Orangtua lebih memperhatikan anak perempuan karena anak perempuan lebih riskan Anak tidak nyaman mendiskusikan seksualitas dengan ayah karena ayah terlalu mengandalkan logika atau memiliki temperamen buruk. Hambatan : memulai lebih dahulu percakapan mengenai seksualitas Menurut orangtua, bila anak yang bertanya berarti anak 195 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220 X : L : A : 225 N : 230 235 240 jawaban, dan biasanya pada waktu dia menanti jawaban, jawabannya kita jadi diterima cepat. Mosok yo pulang sekolah …iiyaah … Hehehehe Iki ngopo mamaku ki ngopo Kalo gitu materi apa sih yang dikasi ke anak-anak. Yang biasanya diberikan kepada anak-anak itu. Materi yang terkait dengan seksualitas? Kalo apa, pengalaman saya sih lihat dari sejak kecil kan kebetulan anak saya perempuan dan laki-laki, usianya hanya terpaut 14 bulan gitu. Jadi sejak kecil tu mereka kan suka mandi bareng, jadi mandi bertiga, maksudnya saya yang memandikan mereka berdua gitu lalu sejak kecil kan mereka pastikan melihat „wee itu kog punya, kog ak gak punya ma?‟, jadi itu mulai tahap awal untuk saya apa memperkenalkan bahwa memang itu beda gitu. Lalu kalau untuk selanjutnya biasanya itu juga seiring dengan pelajaran yang mereka terima di sekolah. Di pelajaran IPA kan ada biologi gitu. Lalu mereka biasanya juga bertanya. Tapi kalo untuk saya, yang kadang saya mengalami hambatan itu justru untuk anak laki-laki saya. Jadi mungkin dia juga banyak ceritanya ke papanya gitu, karna mungkin dia merasa kan yang ngalamin yang sama sama aku kan papa gitu. Hehehhe Nah kalo yang Va memang sangat terbuka kan, karna dia perempuan, ee kebetulan suatu saat tu saya beli pembalut lalu dapat hadiah satu buku gitu ya, dari pembalut apa gitu, tentang ini pendidikan seksual untuk anak gitu, lalu dia mulai bukabuka, waktu itu dia sudah kelas 6 SD. „menstruasi itu apa sih ma?‟, gitu kan, disitu ada, terus tak jelasin, menstruasi tu ini tiba memulai percakapan. Anak laki-laki dan perempuan dari kecil biasa dimandikan bersama oleh bu N, sehingga semenjak kecil sudah saling melihat bentuk tubuh lawan jenis, dari situ bu N memperkenalkan perbedaan lakilaki dan perempuan. Selanjutnya saat menerima pelajaran biologi dari sekolah mereka menanyakan juga terkait seksualitas. Anak lakilaki bu N tidak banyak bercerita. Mungkin lebih banyak cerita ke ayahnya karena memiliki pengalaman yang sama sebagai laki-laki. Bu N pernah membeli pembalut lalu mendapat hadiah buku pendidikan seksual. Buku itu diberikan kepada anak menginginkan jawaban sehingga penjelasan orangtua lebih mudah ditangkap. Mandi bersama dari kecil membuat anak menyadari perbedaan fisik laki-laki dan perempuan Isi PS: perbedaan fisik lakilaki dan perempuan Anak menanyakan materi seksualitas yang didapat dari pelajaran biologi Anak laki-laki mungkin banyak bertanya hal seksual kepada ayahnya karena mengalami hal yang sama. Metode : memberi anak buku pendidikan seksualitas Isi PS: menstruasi 196 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245 250 255 260 275 280 A S E S : : : : terus tak jelaskan lalu ketika dia mulai kelas 1 SMP, kelas satu akhir gitu dia mulai menstruasi, dia gak terlalu kaget karna menurut pengalaman temen saya ada yang anaknya itu mulai awal menstruasi ketakutan setengah mati karna tiba-tiba kog berdarah gitu. Nah dari pengalaman itu lalu saya menceritakan dulu kepada anak saya, tu anak saya udah kelas 6, temen-temen sebayanya sudah banyak yang mens, lalu saya ceritakan dan waktu dia ngalami dia hanya ngomong „ma kayaknya aku ini sudah mulai menstruasi‟ lalu disitu saya jelaskan, lalu dia juga nanya „lho ma kalo orang, kalo misalnya perempuan sudah menstruasi itu kalo duduk deketan sama cowok itu bisa hamil gak?‟, „ya enggak‟ nah darisitu bisa masuk pelan-pelan tapi ya hanya sebatas sampai yang menurut saya masih belum terlalu jauh gitu lho, hanya sebatas itu. Saya katakan ketika usianya sudah 2 SMP eh kehamilan itu bisa terjadi melalui hubungan seksual gitu. Nah hubungan seksual itu yang bagaimana, nah saya bilang nanti saatnya kamu juga akan menerima pelajaran itu, saya bilang gitu. Kalau sekarang kayaknya emm mungkin belum waktunya untuk apa, kamu tahu lebih dalam, tapi nanti pelan-pelan mama akan ceritakan ke kamu gitu, karena waktu itu tu masih kelas 1 SMP jadi buat saya masih kayaknya masih terlalu dini. Gak tau pendapat saya ini bener ato salah gitu. Kalo pengalamannya ibu? Kayaknya tadi mau ngomong hehe Udah dikompliti.hahaha Idem.hahaha Jadi sebetulnya hampir sama ya. Kalau saya, anak-anak itu selalu saya perhatikan kenapa tidak banyak bertanya itu adalah karena disekolah itu sudah dimulai dengan dapat pelajaran kalo gak salah kelas 5 SD, kelas 6, terus kelas 3 SMP ya jadi emm perempuannya untuk dibaca. Bu N juga menjelaskan mengenai menstruasi yang juga dibahas dibuku itu juga. Karena sudah mendapat penjelasan, saat pertama kali menstruasi anak tidak terlalu kaget atau takut. Ibu menjelaskan materi seksual yang dibahas di dalam buku PS. Isi PS : kehamilan terjadi karena hubungan seksual Anak juga pernah bertanya mengenai hubungan menstruasi dengan kehamilan. Dari pertanyaan itu, bu N kemudian menjelaskan kehamilan berawal dari hubungan seksual. Namun bu N tidak menjelaskan seperti apakah hubungan seksual karena anak waktu itu masih kelas 1 SMP. Ibu memberi pengertian bahwa anak masih terlalu muda untuk tahu dan berjanji akan menjelaskan saat usia anak dirasa sudah cukup. Saat ibu merasa anak belum cukup umur mendapat informasi tertentu, ibu menyampaikannya kepada anak dan berjanji menjelaskan saat anak dirasa sudah cukup umur. Menurut bu S, anak-anaknya jarang bertanya karena disekolah sudah mendapat pelajaran seksual ketika kelas 5 dan 6 SD, dan 3 SMP. Apabila anak sudah memiliki pengetahuan memadai peran orangtua hanya mengarahkan dan Kelas 1 SMP belum cukup umur untuk mengetahui tentang hubungan seksual 197 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 285 290 295 300 305 310 saya sebagai orangtua hanya mengamati anak-anak ini mengerti gak. Dan mereka sebetulnya jarang bertanya kalo sama saya, Cuma saya yang lebih banyak mengarahkan kepada mereka, yang putri saya selalu bilang, tolong ya kalo duduk itu dijaga, jadi duduk itu yang rapi dan kamu kan sudah istilahnya sudah menstruasi artinya kamu sudah akil balig itu artinya tubuh kamu tidak boleh dipegang oleh siapapun, bagian dada, bagian alat kelamin itu tidak boleh dipegang oleh siapapun. Yang putra pun saya demikian, saya katakan kepada dia pokoknya untuk tidak main-main dengan anggota tubuhmu karena kamu sudah akil balig. Untuk secara teori ee saya rasa mereka berpengetahuan, ketika saya tanya „kamu tahu gak, pertama kog jadi kamu tuh prosesnya seperti apa?‟, „ya tahu‟, „lho kog kamu tahu, kan belum pernah tanya sama mama?‟, „tahu ma, karna disekolah saya diajarin.saya diberi teori, saya tahu‟ dan kebetulan di SMP pernah didatangkan sama pihak sekolah, LSM yang memberikan penyuluhan. Anak-anak dikumpulkan diberikan penyuluhan tentang seks jadi mereka ditempat saya lebih banyak dapet di sekolah, jadi saya sebagai orangtua hanya menjaga dan memberikan eeee memprotek aja, memberikan ini lho yang boleh dila … yang jangan kamu … rambu-rambu lah. Jangan kamu melanggar ini. Tapi mereka kalau secara aktif tanya tidak. Mungkin atau karena ada emm teman, sekolah pendidikan sekolah ya terus media, media itu kan bisa televisi koran majalah ataupun yang lebih banyak, internet kali ya, google, google itu lebih mudah kan, tidak seperti waktu saya 30 tahun yang lalu ya udah gak tahu apa-apa. Itu dari saya. A : Ya itu dari ibu S, ada yang mau menambahkan? Melengkapi? Disekolah juga mendapat penyuluhan dari LSM mengenai seksualitas. Ibu S merasa anakanaknya memiliki pengetahuan yang memadai, misal saat ibu S bertanya tentang proses kelahiran, anak sudah mengerti karena mendapatkan ilmu dari sekolah. Oleh karena itu Ibu S lebih banyak memberikan rambu-rambu berperilaku saja seperti menjaga posisi duduk atau bagian tubuh yang tidak boleh dipegang orang lain. Peran orangtua hanya menjaga dan memberikan rambu-rambu kepada anak. Menurut bu S, selain dari sekolah, anak mendapatkan pengetahuan seksual dari teman dan media seperti televisi, koran, majalah, dan internet. memberi rambu-rambu berperilaku saja. Isi PS : rambu-rambu berperilaku seperti menjaga posisi duduk, bagian tubuh yang tidak boleh disentuh. Anak tidak banyak bertanya mengenai seksualitas karena sudah mendapat pendidikan seks disekolah dan mendapat pengetahuan dari teman, televisi, koran, majalah, dan internet 198 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 315 320 325 330 335 340 I : Kalau saya karna bedanya, masing-masing ibu-ibu yang lain punya anak dua dan tiga, dan kebetulan ada SMP atau SD, kalau saya anak saya kan hanya satu, laki, dan itu sudah SMA, jadi untuk memang untuk penjelasan seperti itu, saya tidak pernah memberikan dan mereka mendapatkannya tetap disekolah dan teman-teman dan mungkin juga dari luar, internet. A : Dari sebelum SMA bu? I : Ya, gak pernah, gak pernah menanyakan. Ketika mungkin suatu ketika saya memegang buku misalnya, „kamu mau gak mbaca buku ini. Bagus lho.‟, ini soal pendidikan misalnya, „ahh sudah pernah. Saya sudah pernah mendapatkan disekolah.‟,bilang gitu, jadi memang banyak memang mendapatkan disekolah dan teman-teman. (ibu W datang) A : Ehh maaf dipause dahulu, ini ada ibu .. ibu siapa namanya? W : Ibu W A : Ibu W, oh iya. Emm kira-kira udah pada tahu, udah pada kenal belum, ibu-ibu yang ada disini? X : Sudah L : Anaknya sekelas terus jadi ketemu A : Oh gitu, ya ya, saya namanya A, yang memoderatorin ini, jadi tadi kita sudah membicarakan tentang pendidikan seksual gitu. Ini dilanjut dulu ya nanti kalo ibu mau memberikan pendapat silahkan ndak papa. Okay itu dari ibu I. Jadi dengan cara misalnya memberikan buku, karena meraka tu juga sudah tahu dari sekolah gitu ya. I : Iyaa saya kesulitan, waktu yang bagaimana bisa memberikan ke seorang anak untuk pendidikan seksualitas, saya gak pernah bisa, karena pada waktu remaja pun saya tidak pernah Ibu I tidak pernah memberi penjelasan kepada anak putra tunggalnya karena anak sudah mendapatkan PS dari sekolah dan teman, dan mungkin juga internet. Anak juga tidak pernah bertanya hal seksual ke ibunya. Saat ibu I pernah menawarkan buku PS kepada anak, anak menolak dengan alasan sudah pernah membaca Kesulitan ibu I karena ketika remaja tidak mendapat PS sehingga kesulitan memulai PS dan Ibu kesulitan memberi PS kepada anak tunggal yang berbeda jenis kelamin Metode : memberi buku untuk dibaca Saat anak sudah mendapat suatu topik seksual, anak akan menolak untuk belajar tentang topik itu lagi oleh orangtua Ibu kesulitan memberi PS kepada anak tunggal yang berbeda jenis kelamin 199 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menemukan waktu yang pas, Hambatan : tidak pernah terlebih lagi anaknya tunggal dan mendapat PS sehingga cuma anak tunggal, laki laki-laki. Saat mencoba memberi PS, kesulitan memulai PS dan Gak banyak-banyak ya bu ya anak mengatakan ibu ketinggalan menemukan waktu yang pas Ibu merasa malu saat anak Gak banyak-banyak, dan saya juga kalau membuka pembicaraan sehingga ibu merasa malu. mengatakan dirinya seperti itu dia, „ahh mama ketinggalan.‟. Kan malu saya hahaha ketinggalan informasi Hahahaha Ahh mama cuma teori, aku sudah praktek hahaha Orangtua cemas dan tidak ingin Orangtua tidak ingin Woo jangan gitu donk haha anak aktif secara seksual sebelum anaknya aktif secara seksual Hahaha kecemasan orangtua waktunya sebelum waktunya Anakku yo lanang siji og bu, ojo nganti ngono. Ojo praktik sikik Saya boleh nganu pengalaman saya punya anak perempuan Kapan : ketika anak awalmens, mens mens seperti itu, mens pertama itu ya. Itu malah awal mengalami menstruasi justru saya kog apa, eventnya apa pas gitu lho, pas dia itu Anak perempuan bu M mengeluh sakjane „kog ndadak nganggo mens barang to ma? Aku tu jijik.‟ mengenai menstruasi yang biasa pas pertama-pertama, „ya nganu sini mau pa arep dicucike dialaminya. Dia mengetahui dari Teman menjadi sumber mama?‟, „gak ah, katanya temenku ..‟, lha berarti kan temennya teman bahwa saat menstruasi harus informasi seksual bagi anak dulu sing nganu itu harus dicuci dulu, ya iya sudah, terus suatu mencuci alat kelaminnya Dia ketika kakaknya gitu itu, suatu ketika kakaknya tahu kalo merasa jijik, kerepotan, dan malu Orangtua menegur saat adiknya sudah seperti itu malah „koyo aku lho nyantai‟ malah dengan menstruasi. Sementara anak putra mengolok-olok kakak laki-lakinya mengolok-olok gitu, „ huuu cewek itu repot.‟, nganu gitu gitu sering nganu, anak putri karena adiknya yang menstruasi karena repot. Ya gak gitu, udah dari turunan seperti itu, terus kalo si mengalami menstruasi. cewek ini, „ndadak kayak gini barang to ma.repot ndadak nganu, dianggap repot. Bu M memarahi anak laki-lakinya yang mengolokmbelikelah gini gini‟, suruh beli masih malu wee, masih malu terus saya menerangkannya itu sudah, sudah ya apanya nantinya olok adiknya. Bu M kemudian Isi PS : menstruasi takdir ya to? Sudah harus seharusnya begitu, „kalo sudah mens menjelaskan bahwa menstruasi mengapa perempuan harus mengalami menstruasi berarti kamu sudah dewasa, sudah kenapa, kalau tidak mens itu berarti anak sudah dewasa, dan menstruasi merupakan suatu kodrat, jadi kamu. Mama itu kalau tidak mens ya jadi kamu, jadi mas mendapatkan itu, jadi untuk memulaipun saya kesulitan karena W: I : 345 350 355 360 365 X E I A E M : : : : : : 200 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 370 375 380 385 390 L M L M L M L M N M : : : : : : : : : : L M L M S L E L : : : : : : : : 395 S : Ri, makanya kamu ini kenapa disebut apa daging dan darahnya itu menunjukkan kemampuan untuk orangtua, itu soalnya melebur jadi satu, kalau kamu gak seperti memiliki keturunan. itu besok kamu gak, gak mempunyai anak.‟ Saya malah menerangkannya seperti itu. Kan kalo gak mens kan ya iya to? „Lha itu pertanda bahwa kamu memang untuk selanjutnya kamu akan punya keturunan, nanti kalo ini mens, kalau berhenti kalau kamu sudah punya suami, kalau berhenti ya jadi anak.‟ Saya menerangkannya seperti itu. Dulu mens pertama dirumah apa diluar rumah? Saya ato … Anake Disekolah Jadi pertamane kecret kecret? Enggak enggak, tapi ada ada … Oo flek ya? Iya flek flek dulu Sedikit kog itu Nganu dia bingung, „nganu e celanaku itu kotor e padahal aku nek pipis yo ndak seperti itu.‟ Oya udah nganu apa … Umur berapa? SMP Kelas 1 Jadi anakmu mens umur? SMP kelas satu Ohh anakmu wedok kui wis SMP to? Uwis to yo Oh sek podo Av to yo? Seng sama Ve ki anak e sopo to yo? Lho anakmu ada yang kecil satu? Ada. 201 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 400 405 410 415 420 425 L : Itu belum to? S : Belum. Hahaha L : Oh yawis, makane tak bilangke, ingetku tu anakmu tu cowok, cowok, cew … cowok, cewek, cewek? S : Iya L : Oh ya ya. E : Tapi sekarang banyak yang SD, banyak ya kelas 6.. I : Kelas 6 ya N : O iya hooh S : Kebetulan kemarin ada peristiwa, temennya anak saya baru saja Melahirkan L : Ouduh A : Umurnya tante? S : Kelas 3 L : SMP? S : Kelas 3 SMP E : Kelas 3 SMP melahirkan? S : Melahirkan. Dari situ saya bisa masuk untuk memberitahu ke dia bahwa seks itu tidak untuk main-main. Karena yang pertama, repot sendiri, harusnya, kamu aja masih seneng, masih waktumu bebas mau kemana aja, kog punya anak bagaimana? Disitu dia mikir. „iya e ma‟, berarti dia berpikir. I : Kasihan itu L : Tanggung jawab gak itu? E : Aku diem tapi ngerti og, huahaha L : Maksudnya, kan dikeluarkan tuh terus akhirnya maksudnya yang menghamili bertanggung jawab? E : Oh udah dewasa memang. Lebih dewasa L : Apa sekelas? Ada kejadian teman anak bu S yang masih kelas 3 SMP melahirkan. Kejadian itu digunakan bu S untuk menasihati anak bahwa seks bukan untuk main-main. Bu S mengajak anak memikirkan kondisi bila masih suka bermain namun harus memiliki anak.. Metode : menggunakan pengalaman teman anak yang hamil untuk menasihati anak. Isi PS : seksualitas bukan untuk main-main Metode : Orangtua mengajak anak membayangkan kondisi dan konsekuensi hamil muda 202 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 430 435 440 445 450 S : Nah gak tau ini kalau yang laki ini gak tau. Cuma saya cuma dapet berita kalau temannya, „ma aku boleh gak nenggok sama temen-temen yang lain? Temenku melahirkan.‟ M : Kaget ya? S : Iyaa A : Jadi berarti materi yang diberikan apa ya? Kalo misalnya selain menstruasi, terus maksudnya ini kan ada yang 3 SMP sudah melahirkan padahal mungkin menurut orangtua tu SMP belumlah sampai hubungan seksual … M : Rasa cinta mbak A : Hah? Apa ibu? M : Rasa cinta dulu, anak-anak segitu tu sudah mulai rasa cinta nantikan selanjutnya, eem, mbak sendiri kalau cinta kan mesti, terus, ya ini pengalaman kita-kita dulu untuk mengarah ke seks kan ada cinta dulu. Ya to? Gak mungkin enggak cinta njuk, misale aku karo Al gak cinta njuk tiba-tiba njuk N : Gabrus. Hehehe M : Gabrus, gak to? Mesti ada rasa dulu itu, hee to mesti? Anakanak tu seusia-usia itu tu nganu, ada ketertarikan pada lawan jenis, itu. Itu permulaan dari hubungan, nanti itu berkelanjutan ke, ke sex E : Ya mungkin ya menerangkannya ya itu, hubungan sama lawan jenis dulu M : Hubungan sama lawan jenis dulu. E : Anak saya kemarin, baru dua hari yang lalu ulangtahun kadone seko cewek kabeh. Makin deg-degan aku, ini kog banyak , „kan banyak fansnya.‟ Hahaha. A : Ngetop tante berarti anaknya.hahaha M : Sekarang baru dikasi coklat waktu valentine aja dia sudah deg- Anak perlu diberitahu mengenai hubungan dengan lawan jenis seperti rasa cinta kemudian bagaimana cinta itu dapat berlanjut kepada aktivitas seksual. Anak perlu belajar agar hubungan cinta tetap di jalan yang lurus dan tidak melakukan perilaku seksual menyimpang. Menurut bu M, orangtua memiliki kewajiban untuk Isi PS : relasi dengan lawan jenis – cinta dan hubungannya dengan aktivitas seksual. Tanggungjawab untuk menjaga relasi percintaan tidak menyimpang 203 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 455 460 465 470 475 480 degan. haha lha itu, kan sudah ada cinta dulu apalagi kalo hmm A : Berarti materinya cinta, hubungan lawan jenis, terus kemudian perubahan-perubahan hormon M : Terus harus menjaga rasa cinta itu. Harus menjaga supaya tetep, tetep didalam, maksudnya cinta tetep harus kita sebagai anak Tuhan ya harus dikoridor kita, kita kewajibannya ya neropong sak sak nganu nek L : Terus apa, punya anak perempuan itu jangan pasrah kalo pake supir, jangan terlalu pasrah sama supir dah, A : Oh gitu tante.hihihi. ini kecemasan orangtua L : Kalo suamiku itu to ya, sesibuk-sibuknya dia atau saya, njemput anak perempuan itu gak pernah nyuruh lho, „eh tulung lho, ak baru di bank gini, gak.‟, mending anakku sing ngenteni nganti awan, nganti ngelih tapi yang njemput aku atau suamiku. Itu khusus yang perempuan. Karena sekarang kan, apalagi dititipi tukang becak, kita becak langganan tu, anak SD sering dianter tukang becak, dianter supir, dianter ojek, waa itu bisa menggok, menggok. Jadii.. E : Wis anak e laki-laki wae wis.haha L : Sebetulnya mungkin bukan kita itu memberikan penjelasan tapi kita pengawasannya gitu lho. Seperti tadi itu lho, temennya terus kalo terlalu pasrah sama supir, sama becak, sama ojek, ya janganlah, jangan, kalo cewek jangan, kalo cowok gak papa sih. Walaupun sebenarnya juga dalam tanda petik, sakjane yo ono, tapi maksudnya persentasenya. Kalo saya sama suami saya berprinsip dari dulu TK, bahkan sekarang SMP, mungkin SMA nanti tetep akan dijemput. Entah saya atau suami saya, tetep dijemput. mengawasi hal itu. Orangtua perlu mengawasi anak dalam relasi cintanya Menurut Bu L, orangtua perlu mengawasi anak dengan baik. Bu L merasa ketika memiliki anak perempuan orangtua sebaiknya jangan memasrahkan urusan antar jemput kepada supir atau orang lain. Bu L takut apabila mempercayakan anak kepada orang lain karena beresiko mengalami pelecehan seksual. Bu L dan suami berkomitmen untuk senantiasa mengantar jemput anak samapi SMA. Orangtua mengawasi anak dengan cara selalu mengantar jemput anak sehingga anak tidak beresiko mengalami pelecehan seksual oleh supir antar jemput. 204 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 485 490 495 500 505 510 A : Ada tambahan lain? M : Nek mikrolet ki sering tempat kayak gitu to? Nek bis ra mungkin to yo? L : Sumuk X : Hahahahaha M : Sing ning jakarta … E : Akeh koncone nek bis … M : Orang TJ wae sing naik … anak … jauh e S : Eee, ketika terjadi kejahatan seksual di berita, itu sebetulnya kita bisa masuk ya, dalam arti menjelaskan, yang perempuan mungkin „tuh kenapa duduk harus rapi.‟ atau misalkan „jangan mau diajak pergi orang yang tidak dikenal.‟, atau pergi dengan teman itu jangan berduaan lawan jenis, rame-rame, itu saya selalu terangkan seperti itu. Gak boleh berduaan. Pergi kemana tu kalo rame-rame. M : Ni apalagi minuman-minuman kayak gini ni ni E : Suntik yo? M : Pokoknya jangan mau kalo dikasi minuman aqua apa orang lain jangan mau, dikasi apa-apa terus kita berontak tapi badan gak kuat to? Udah kena bius dulu gimana? L : Iki mau sing nyiapke Al lho bu? X : Hahahaha A : Ati-ati lho tante.hahahaha E : Wis entek e aku.hahahha N : Waduh.hahaha M : Iki wis garek nunggu bu E sing wis entek.hahaha E : Al! hahaha A : Curiga ni.hahaha L : Haha yang memanggil kita, Al, yang menghubungi, Al, yang Menurut bu S ketika ada berita kejahatan seksual bisa digunakan orangtua untuk memberi penjelasan mengenai rambu-rambu berperilaku dan berelasi seperti cara duduk, aturan kalau pergi dengan teman Kapan : saat ada berita kejahatan seksual Isi Ps : rambu berperilaku untuk anak perempuan meliputi cara duduk, aturan bepergian dengan teman. 205 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 515 520 525 530 535 540 mekso-mekso ya Al.haha E : Tapi kalo melihat berita sekarang itu ya, yang namanya R itu ya sing meninggal itu ternyata kan ayahnya M : Ayahnya heem S : Yang perkosaan itu W : Lha iyo L : Kandung? E : Kandung S : Oya yang sembilan tahun itu? E : Terus yang uangnya 35 juta hilang itu. L : 35 juta hilang ki opo? E : Kan dia dapat santunan dari gubernur, dari menteri peranan wanita itu, uangnya dikumpulin, 35 juta itu, dikasi orang dibawa pergi. L : Woooh.ckckckck kui durung melu Nitaskana mesti kui E : hahaha A : Okay okay, mengenai materi tadi, oya terus ini aku mau bertanya gini, emm misalkan materi-materi itu, informasi yang harus diberikan atau yang tidak diberikan itu tu kira-kira tuh ibu-ibu dapat dari mana ya gitu itu? Misalnya kan ibu I,‟saya dulu tu kan juga gak pernah kog‟ gitu kan diajarin, „yang pasti kan bukan dari orangtua saya„ gitu. Tapi kira-kira emm tau informasi itu darimana ya? Yang harus diberikan yang tidak diberikan? E : Majalah, terus ikut seminar kadang-kadang Ibu E mendapat informasi seksual A : Emm lagi banyak seminar tentang pendidikan seks ya dari majalah dan mengikuti seminar E : Biasanya tu dapet dari, gak tau dulu ee ngerti-ngerti disms karna pendidikan seksual. beli susu ato apa gitu, terus ditawari, ditelfon, lewat gitu itu. A : Majalah, seminar, ada lagi? Sumber : majalah Sumber seminar 206 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 545 550 555 560 565 W : Kalo saya dulu di apa ya, kadang liat ditetangga, terus nanti kasi tau gitu. Jadi dari … A : Pengalaman orang lain gitu ya? Oh yaa gitu W : Iyaa itu kan banyak informasi, banyak anak kost-kost yang udah apa, uda mau lulus kuliahnya, kadang saya sok, pas waktu masih remaja nanti ada buku-bukunya juga itu suruh mbaca, nanti kita bisa ambil kesimpulannya gitu. A : Oh gitu. Dari buku, majalah, informasi dari orang lain gitu, terus ada lagi? L : televisi A : Oh iya televisi L : Paling paling cepet ya TV itu, esuk nganti sore. A : Ini internet gak masuk? Internet? hahaha W : Kalo jaman saya dulu kan belum ada, paling orang kaya yang punya. hahaa I : Ya itu takutnya kalo seperti saya kan jadul ya, „wis mama iki jadul. Gak ngerti apa-apa.‟ M : Jadul ki? N : Gaptek.hahaha I : Gaptek heeh, jadi saya juga khawatirnya disitu. Anak saya itu tu membuka itu tu bener gak membuka yang bener. Kadang saya intip, „lagi ngopo kowe?‟, „ahh mama, iki lho lagi buka ini ni ni.‟, dan saya sering … W : Tapi kadang sok sering diganti yo? I : Ganti. Kan saya dibohongi juga gak ngerti wong memang saya gak pernah ngerti, mbuka juga gak ngerti, megang .. hehe. Seperti itu itu masih dalam ketakutan saya sampai detik ini. Bener gak selama ini dia juga jujur. Nah jujur itu. Kalaupun dia kepengen membuka seperti itu hanya untuk sekedar Ibu W mendapat informasi seksual dari mengamati tetangga dan anak kost-kostnya Sumber: pengalaman tetangga dan anak kost Bu W memberi anaknya buku PS untuk dibaca kemudian nanti menyimpulkan bersama-sama metode : membaca buku dan menyimpulkan bersama Ibu L mendapat informasi seksual dari televisi Sumber : televisi Internet tidak menjadi sumber informasi seksual bagi orangtua karena orangtua merasa gaptek dan jadul. Sumber : tidak internet karena orangtua tidak mahir menggunakan internet Bu I merasa cemas dan takut karena tidak mengetahui apakah anak lakilakinya membuka pornografi di internet atau tidak. Bu I tidak masalah bila anak membuka hanya untuk tahu dan tidak disalahgunakan. Orangtua cemas saat tidak tahu apakah anak membuka pornografi di internet. Orangtua memperbolehkan anak membuka pornografi bila sekadar ingin tahu saja dan tidak disalahgunakan 207 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 570 M : 575 W: 580 585 590 595 A : N : A : N : pengetahuan, no problem bagi saya gitu. Jangan sampe disalah gunakan gitu Kadang cuman saya itu le ngasi tau sama nadanya itu nada memohon gitu, yang anak saya kelas 3. Yang cowok, „mas boleh buka internet sakkarepmu tapi jangan yang saru-saru ya.‟, kadang video-video yang, kan mesti, kan saya nganu ditawarkan kan video yang … Berarti sama lho, sama anakku juga kelas 3 yang kelas, yang nomer dua. Jadi yo mesti kadang mbuka gitu, kadang aku sok pura-pura lewat kan, „mama mau ke kamar mandi ya lewat.‟, melirik sedikit begitu to nanti anu, diganti langsung diganti, nanti kalo umpama aku mau tak buka kan aku yo etok2men tanya sama yang besar, gimana to kalo mbuka itu? Ini bu. „woo nggak usah bu.‟ Dia tu cepet-cepet dihapus itu lho. Ini yang nomer dua itu, ya cowok itu. Itu yo sampe malem, kadang aku gak tidur, bangun lagi, „ngapa T?‟, „gak papa kog mung liat ini kog bu.‟, tapi itu dah diganti itu.. hee, boleh. Saya tu ya ngasi tau. Kamu tu nggak boleh, kamu tu masih pelajar, boleh liat tapi jangan njuk keterusan seperti itu. Tapi ya dia masih fokusnya dalam pelajaran. Ada lagi? Kira-kira mau menambahkan? Kalo saya sih malah saya kasi tau sekalian. Toh misalnya suka internet, biasanya kan anak saya main game gitu ya, main game tapi terus kan memang sering ditawarkan di ini to. Heem Nah saya bilang, „kamu gak boleh liat yang seperti itu, seperti itu.‟ Jadi saya malah jelaskan sekalian karna itu akan jadi celah untuk iblis, untuk merusak kamu. Tak kasi tau begitu. Jadi karna memang itu kan dipelajaran mungkin di Nitaskana juga ada ya. Bu M mewanti-wanti anak lakilakinya agar tidak membuka situs porno di internet. Bu W sering malam hari bangun dan mengecek anak yang membuka situs porno. Anak laki-laki membuka situs porno secara sembunyi-sembunyi. Saat bu W lewat maka anak dengan segera mengganti situs yang dibuka. Meskipun begitu bu W tetap tahu dan menasihati anak agar tidak membuka situs porno dan fokus belajar saja. Bu N menggunakan kesempatan adanya iklan porno di situs game anak laki-lakinya untuk menasihati anak agar tidak membuka situs porno. Bu N menjelaskan bahwa pornografi secara agama Kristen menjadi celah iblis sehingga orang tergoda melakukan hubungan seks Orangtua menghimbau anak agar tidak membuka situs porno Orangtua tidur larut malam untuk mengawasi anak yang membuka situs porno Orangtua tahu anak membuka situs porno dan orangtua menasihati anak agar tidak membuka situs porno dan fokus belajar saja Kapan : saat melihat iklan porno di internet Isi PS : pornografi – anak dijelaskan mengapa secara Kristen tidak baik melihat pornografi 208 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 600 605 A : 610 L : N : A : 615 L : A : 620 625 L : X : L : A : E : Itu jadi celah bagi iblis untuk merusak anak-anak Tuhan gitu. Jadi terus, „maksudnya celah itu piye to ma?‟, „celah itu pintu gitu lho, jadi kalo Tuhan itu kan sudah mengkuduskan kita, tapi kalau kita itu membuka celah untuk iblis, iblis bisa saja membuat dan merusak kita nanti jadinya ya seperti itu, ada yang terjadi misalnya hubungan seks diluar nikah dan sebagainya, itu saya jelaskan seperti itu. Lalu untuk anak perempuan saya memang mungkin seperti bu S juga, saya tekankan bahwa yang namanya kesucian itu memang harus kita persembahkan pada saat nanti pernikahan gitu lho yang saya anu disitu. Tapi apakah sudah materinya, apakah materinya sudah sampai hubungan suami- ee apa, kayak nanti kamu nikah, hubungan suami-istri gitu-gitu. Oh belum Oh belum sih Jadi baru sampai untuk hati-hati sama badannya dan hubungan ke orang lain gitu ya.. iyaa Oo kalo untuk mengkomunikasikannya itu biasanya saat-saat apa ya? Misalnya apa pas saat santai nonton TV atau pas saat makan bareng atau gimana ya? Oh gak pernah makan Eh hahaha Maksudnya gak pernah kita makan terus ngomongin itu, karna nafsu makanku hilang Iya.hahaha. ini cuma misalnya. Misalnya misalnya.haha Iya, pada saat suami saya biasanya pergi ke luar kota, otomatis saya kan hanya memperhatikan dia, anak saya kan, jadi cuma berdua. Saya kalo hanya berdua, tidurnya dia pasti sama saya, diluar nikah. Kepada anak perempuannya, bu N menjelaskan mengenai pentingnya menjaga kesucian sampai pernikahan Isi PS : keperawanan – pentingnya menjaga kesucian Orangtua belum menjelaskan mengenai hubungan seksual. Anak usia SMP. Isi PS : belum menjelaskan mengenai hubungan seksual ke anak usia SMP. Bu L tidak membicarakan seks pada saat makan bersama karena membuat nafsu makan hilang. Saat suami bu E pergi keluar kota, bu E dan anaknya tidur bersama karena anak menemani ibunya. Kapan : tidak saat makan bersama karena menghilangkan nafsu makan Kapan : sebelum tidur, saat ibu dan anak tidur berdua karena ayah keluar kota. 209 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 630 635 L : E : L : 640 A : L : A : L : 645 650 655 E : L : gak usah disuruh, „aku kan suruh nemenin mama.‟, gitu. Tidur berdua, sebelum tidur gitu, ngobrol-ngobrol sama tiduran, tanpa melihat matanya, dia juga gak pernah liat mata saya gitu, kog ini kayaknya isin gitu ya. Jadi ngobrolnya gitu, kayaknya waktu emas saya untuk ngobrol untuk masalah kayak gitu. Nek ono bojomu tidur e terpisah? Anak e kan kamar e terpisah. Oo saya kasi tau ya, sampe sekarang ni saya, anaknya yang laki kelas 3 SMP, yang cewek kelas 5 SD, kita tidur sekamar. Mandi masih berempat lho. Sampe sekarang. Oh gitu. Anaknya gak pernah nanya tante? Kenapa? Gak pernah nanya … Maksudnya mandi kan berempat bareng, maksudnya perbedaan jenis kelamin dan segala macemnya itu Oh enggak, ya yang nanya yang perempuan, „ihh punya mama besar, punyaku belum.‟, terus itu membuat, kami kan dirumah cuma berempat, gak ada pembantu. Jadi kadang-kadang kan kalo suasana panas gitu, saya keluar kamar cuma pake BH sama celana dalem dan gosok gigi. Karna gak ada orang lain, dan anak saya biasa lihat saya seperti itu, jadi membuat dia tidak penasaran atau tidak ingin melihat-lihat internet, „eh payudara montok ki seperti opo to?‟ Mamaku nduwe og.haha Jadi saya pernah mengintip ya, untungnya kita tidur sekamar gitu ya atau misalnya pulang gereja begini, saya pelan-pelan begitu, ya puji Tuhan, sampai sekarang saya tidak pernah melihat dia membuka itu. Gitu lho. Atau dengan kemudian kaget gitu gak pernah sampai sekarang, karena ya situasi rumah saya ya seperti itu. Pada kesempatan itu anak dan ibu ngobrol-ngobrol sebelum tidur mengenai seksualitas. Saat berbicara bu E dan anak tidak bertatap muka karena malu Sampai saat ini ibu L sekeluarga selalu mandi bersama dan karena dirumah tidak ada pembantu, ibu L kadang keluar kamar dengan hanya mengenakan pakaian dalam saat udara panas. Menurut ibu L ini membuat anak tidak tertarik membuka pornografi karena sudah terbiasa melihat ketelanjangan dirumah. Saat membicarakan seksualitas, orangtua-anak tidak bertatap muka karena malu Ketelanjangan keluarga membuat anak tidak ingin tahu / penasaran membuka pornografi karena sudah mengetahui bentuk tubuh lawan jenis 210 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 660 665 A : Jadi sudah biasa melihat perbedaan antara perempuan dan laki .. E : Oh kalau itu saya sama juga. Dirumah itu kita itu misalnya kalau panas ya, pake sama, semuanya pake tarzan juga biasa, hahaha, karena juga cuman bertiga. Adanya anjing, anjing gak bisa protes. Kadang anjingnya dateng, tingak-tinguk, „mama liat tuh anjingnya bingung liat kita‟.hahaha L : Kog yo ra klamben E : Katanya mahluk sosial apa, mahluk Tuhan paling tinggi.haha A : Hahaha gitu ya. Ada yang lain? Dari ibu-ibu yang lain? W : Saya. Saya, kalo saya kan punya anak yang udah 23 tahun jadi 670 675 680 L W L W L : : : : : Saat panas, ibu E sekeluarga juga sering mengenakan pakaian dalam saja dirumah. Anak tertua bu W yang berusia 23 tahun sering bertanya mengenai hal kalo, apa, ngomong yang itu jadi bisa lebih mendalam gitu lho. seksualitas terutama terkait pernikahan. Anak juga bertanya Kalo dia kan tanya juga, „ibu dulu gimana?‟ kalo pas nikahnya mengenai pengalaman bu W dahulu. Menurut bu W, diskusi bisa gimana, trus kog bisa, maksudnya jarak anak ini sekian, ya nanti mendalam karena anak sudah tak kasi tahu pas waktu dia liat pas liat TV, pas ada kejadian tu berusia 23 tahun.. Bu W kemudian memberi PS saat melihat TV nanti gak sengaja dia malah tanya, nanti tak terangke trus ya bersama dan ada kejadian yang sampe sekarang ini padahal kan kalo waktu kuliah kan dia terkait dengan pernikahan biasanya kan pulang malem ya saya percaya aja sama dia, Bu W percaya anak bisa menjaga pokoknya kamu berdoa, pulang malem gak papa, sek penting diri walaupun teman-temannya laki-laki dan sering pulang malam kamu bisa jaga diri, umpama temennya cowok-cowok ya gak dari kuliah papa, sek penting kamu bisa jaga diri Oh cewek, gek arep tekon anakmu ki lanang opo wedok. Oh perempuan tadi kan aku bilang yang cewek Oh ya terjawab.hahaha Hoo yang anak pertama kan cewek, umurnya 23 Yang kedua? Umur? Isi PS : pernikahan diskusi seksualitas dengan anak usia 23 tahun bisa mendalam Orangtua menceritakan pengalaman seksualnya dahulu ke anak Kapan : saat melihat TV dan ada kejadian yang terkait Saat anak sudah kuliah, orangtua percaya anak bisa menjaga diri 211 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 685 W L W L W L W 690 A M 695 700 705 710 N W M N A M A M A M X E L A : : : : : : : Yang kedua cowok, temennya ini (nunjuk ibu M) Emmm tiga SMP? Heeh tiga SMA Sing ketelu? Yang kecil 8 tahun. O yang cewek itu ya? Hooh yang Mel itu. Kalo yang besar itu tu kalo tanya lebih mendasar gitu lho, pokoknya tentang berumah tangga,apa gimana karena ya umur sekian ya. : Okay heeh, ada lagi? Waktu membicarakan itu, kalo tadi kan ibu-ibu udah biasa ….. : Kadang gak liat waktu apa, liat TV lha gitu terus muncul pertanyaan : Spontan langsung gitu : Gak sengaja yo kadang itu : Heem : Kalo ditata malah wagu gitu lho.hahaha : Hahaha misalnya „nanti dulu nih kita tunggu, nanti‟ : Kadang nek dikamar, nganu hp terus ngguya-ngguyu kan, kadang nganu, ya itu saya masuk ngasi gitu, kasi apa gitu, kan jadi gak harus waktu-waktu : Tertentu gitu ya? Gak ada waktu khusus? : Heeh : Kebetulan kalo misalnya ada eventnya apa gitu …. : Marilah kita saatnya membicarakan … : Hahaha : Buka internet : Dengan judul …. Hahaha : Hahaha okay okay, kira-kira tadi kan ada yang anaknya cewek Anak paling tua menanyakan seksualitas terkait hal berumah tangga karena usianya sudah siap menikah Isi PS : hal berumah tangga Memberikan PS secara spontan karena kalau direncanakan malah canggung Metode : secara spontan, bila direncanakan akan canggung Saat anak terlihat asyik sendiri dengan HPnya, bu M masuk memberi PS Kapan : saat melihat anak asyik dengan HP 212 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 715 720 725 730 735 sama cowok gitu ya bu, itu ada gak sih perbedaan dalam memberikan pendidikan seks itu ke cewek sama ke cowok? Gitu, apa maksudnya hambatannya misal lebih sulit ke cowok, atau lebih sulit ke cewek, apa yang cewek lebih bisa menerima apa gimana. Kira-kira ada perbedaan ….. W : Kalo saya sih lebih perhatikan cewek ya, soalnya kalo cewek kan memang rawan sekali ya, terutama kalo gak dikasi tau Orangtua lebih Bu W lebih memperhatikan anak memperhatikan anak perempuan dibanding anak laki-laki perempuan karena lebih karena menurutnya anak tentang seksual itu lho. Kalo pas waktu SMA itu dah tak kasi tau perempuan itu rawan sekali. Bu W rawan memberi PS saat SMA. juga pokoknya dia lama-lama tahu sendiri sampe sekarang ini. PS dberikan saat anak SMA Kalo cowok sih mulai SMA lah itu, itu dia mulai sering bukaOrangtua meminta diajari buka ya pokoknya diinternet, nanti ke warnet pulang langsung anak cara memeriksa masukke aja di komputer. Kadang saya tu sok tanya yang besar Anak laki-laki bu W sering komputer dan mencari membuka pornografi. Bu W pornografi yang dibuka oleh itu, tanya „gimana sih mbukanya itu kalo mau nyari.‟, „oh gini bersama anak pertamanya untuk anaknya yang lain. bu‟, tapi waktu anak saya yang nomer dua itu sekolah. Terus membantu memeriksa komputer „oya coba buka.‟, tapi gak langsung saya tanya gitu lho sama anak kedua untuk mencari yang nomer dua itu. Nanti kalo dia pas asik didepan komputer pornografi yang buka anaknya. Saat trus kog kayaknya anteng gitu, aku ngampiri nek gak puramenemukan, bu W tidak langsung puralah lewat gitu. Langsung itu, diganti, terus tak kasi tau, „Ti menegur namun mencari waktu kamu tu liat apa? Memangnya kamu gak blajar?‟, „gak bu gak yang pas untuk menegur. bu W ada itu kog, gak ada pelajaran.‟, tapi nanti kalo ada waktu yang Ortu tidak langsung mengingatkan agar anak keduanya tepat gitu, kalo saya mengasi tahu jadi gak langsung tak kasi tau tidak membuka pornografi. Bu W menegur anak saat kayak gitu. Jadi kalo pas waktu dia apa ya, gak sengaja lah membuka pornografi mengingatkan bahwa mereka punya namun mencari waktu yang pokoknya. Waktu, waktu gak kita tentukan gitu lho, itu dia pas adik perempuan kecil yang bisa tepat. gak sengaja liat TV ato apa, pas kumpul malah itu gak papa, itu membuka internet juga sehingga ada bapaknya juga, saya tu bilang „kamu tu lho anak sekolah, anak laki-laki ini diminta Metode : mengingatkan maune mung liat e kayak gini, liat gambar gini. Kamu kan memikirkan adiknya juga anak dengan mengajak anak punya adek yang kecil, adek yang kecil itu kan bisa mbuka‟. memikirkan saudaranya Sekarang anak saya yang SD itu aja tau lho mbuka-mbuka e, 213 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 740 745 E W E W E : : : : : 750 755 760 765 L : W: L : makane nek aku tak suruh hapus itu nek aku. Dihapus kalo udahan dihapus, aku bilang gitu. Sampe saya itu ya sampe capek ngasi tau yang cowok itu. Cowoknya itu yang SMA itu sekolahnya dimana itu? SMK 3. Oh negeri Heeh SMK 3 di Jetis itu Disekolah itu memang anu ya, apa namanya, pengaruh juga lingkungan. Kalo selama ini yang di SMP BW itu kan ada KTB, Kelompok Tumbuh Bersama, nah kebetulan saya ikut membantu disitu didalam kelompok tumbuh bersama itu, jadi setiap anak itu dikelompokkan, yang cowok kumpul yang cowok, yang cewek pembimbingnya yang cewek. Sehingga ketika kita berkelompok itu. Kan ada bahannya yang eee apa namanya, dosa itu dibuahi akan, ehh apa ehh, godaan dibuahi menghasilkan dosa, dosa maut dan segala itu, nah itu dibahas tentang hal itu. Apa yang kamu lakukan, dosa-dosa apa. Dan ketika itu anaknya sudah berapa kali pertemuan sehingga sudah akrab dengan pembimbingnya, dan pembimbingnya walaupun lebih tua, tapi menganggap kita masuk ke situ sebagai sahabat. Jadi mereka cerita sama kita itu kayak sahabatnya. Mungkin kalo orangtua yang anaknya sekolah di SMP BW, pembimbingnya tahu anak ini sudah pernah melakukan apa saja dia kayak mengaku gitu ya, terus nanti didoakan, terus diingatkan bahwa hal-hal itu tu belum waktunya, nah jadi lingkungan itu memang berpengaruh sekali menurut saya. Kalo negri tu kan gak ada….. Apalagi tempat e anak saya itu kan cowok semua. Oh STM? Menurut bu E lingkungan sekolah itu membawa pengaruh bagi anak. Bu E memberi contoh SMP BW yang memiliki program KTB, kelompok tumbuh bersama dimana anak berkelompok dan belajar firman Tuhan. Disitu terdapat pembimbing kelompok yang menjadi sahabat bagi anak-anak SMP tersebut. Dalam KTB itu ada firman mengenai godaan dosa. Dan kemudian dikelompok, anak bisa terbuka mengakui dosa-dosanya, didoakan kemudian diingatkan agar tidak melakukan dosa lagi. Menurut orangtua lingkungan sekolah mempengaruhi anak Orangtua merasa adanya kelompok sebaya yang belajar firman Tuhan bersama-sama dan memberi kesempatan anak terbuka mengakui dosanya itu berpengaruh baik untuk anak. 214 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 770 775 780 M W L M W L M W S M W M A M 785 X A M 790 795 L X E M : STM ya : Heeh STM : Woooo : STM Jetis itu : Hooh : Yo sak sekolahan po karo nggonmu? : Gak ada kalo mesin kan ….. : Nek cewek mosok kon mesin. Heee : Kalo yang ini ada ee anaknya temen saya di STM Jetis tu cewek. : Itu mereka tu juga ada komputer, trus AV, audio video itu banyak cewek e : Heeh banyak ceweknya, tapi kalo yang mesin tu nggak ada. Cowok semua. Jadi ganas ganas.hahaha : Misal ditanyakan caranya, antara cowok sama cewek tadi ya? : Iya misalnya ada … : Heeh, cara ngajar, ya jelas beda mbak, wong satu gawang satu penyerang to? : Hahaha : Arahannya juga beda ya?hahaha : Ya jelas beda to menerangkannya, gak mungkin saya menerangkan cewek tak terapkan ke, „sesuk kowe nek nganu..‟ kecuali nek ini … haha ya to? Jadi yang nerangkan cewek kudu ati-ati, iso jaga diri. Lha nek sing menerangkan karo cowok, „kamu harus menghormati besok yang jadi pasanganmu, gak boleh …‟ : Ojo asal ono gawang njur di …. : hahahahha : Sing hobine bal-balan yo.haha : Ya jelas caranya jelas beda Memberi PS ke anak laki-laki dan perempuan itu berbeda. Bu M menganalogikannya dengan gawang (perempuan) dan penyerang (laki-laki). Perbedaannya terletak pada PS yang diberikan. Anak perempuan diarahkan untuk bisa menjaga diri dan berhati-hati dalam berelasi, sedangkan anak laki-laki diarahkan menghormati pasangannya. Ada perbedaan konten PS untuk anak laki-laki dan perempuan. PS untuk anak perempuan mengenai menjaga diri dalam berelasi, sedangkan PS untuk anak laki-laki adalah mengenai menghormati pasangan. 215 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 800 805 810 815 820 A : Jelas beda ya W : Kalo sama cowok tu gimana ya, kita kalo mau marah, malah dia Menurut bu W, memberitahu anak laki-laki itu tidak bisa memarahi gak anu, jadi kita yang harus tahu waktu yang tepat, terus karena anak akan melawan. Perlu dengan hatilah kita jadi penuh sayang gitu kalo ngasi tahu mencari waktu yang pas dan seperti itu diberitahu dengan lembut. L : Anak jaman sekarang itu beda, gak kayak jaman e dewe cilik yo. W : Dibentak malah kayak disuruh E : Dilarang malah ….. L : Hooh jadi caranya … Orangtua merasa anak jaman I : Jadi caranya memarahi sekarang itu berbeda dengan W : Nek dikon malah mereka saat kecil dulu. Mereka L : Jadi isinya larangan tuh malah biasanya dilakukan. Jadi merasa anak jaman sekarang kalau pendekatannya … dimarahi dan dilarang itu justru W : Ya itu tadi ya di apa ya? Dicolke tapi yo kayak digondeli merasa diperintah dan melakukan E : Kayak layangan hooh. hal yang dilarang. Sehingga W : Diulur … pendekatan yang pas adalah tarik L : Tarik ulur, tarik ulur. ulur. Anak tidak dikekang namun W : Hooh tidak dilepaskan sepenuhnya. A : Gitu. Jadi gimana tadi cara mengatasinya? Kayak ditarik ulur gitu? Di ajak omong baik-baik? W : Iya kita gak ngekang gitu. Kamu gak boleh gini gini tuk kan juga gak boleh kan? Juga anak itu kan pengen tahu. M : Tapi kalo…. Menurut bu L cara berbicara L : Jangan pake tanda seru, kalo dalam bahasa indonesia ya. Jangan dengan anak itu dengan memberitahu bukan memerintah / tanda seru tapi titik aja. Kalimat berita aja jangan kalimat melarang perintah. W : Umpamanya kalo kita melarang ini gak baik, ini gak bagus, Menurut orangtua apabila mereka Orangtua merasa bila menasihati anak laki-laki perlu mencari waktu yang tepat dan penyampaian yang lembut Dalam mendidik anak orangtua menggunakan metode tarik ulur: tidak mengekang anak namun tidak melepas / membiarkan anak Dalam mendidik anak, orangtua memberitahu anak bukan melarang karena anak yang dilarang akan penasaran dan mencari tahu 216 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 825 I : W: 830 A : M : W: 835 840 M : L : 845 850 W: M : L : kamu belum waktunya belum saatnya, teruuuusss kita ngomong gitu, malah anak ini malah kepengin … Pengen tahu pengen tahu Diem aja ntar malah dia ndelik-ndelik gitu lho maksud e kepingin ingin tahu, malah sekarang kan di HP ya bisa kan buat kayak gitu juga. Pokoknya sekarang hissh rawan deh Temen-temennya juga hiii lebih ganas temen-temennya Terutama ya tau temen-temen terdekatnya to. Soalnya kita orangtua harus tau temen-temen disekitarnya dia. Sebetulnya anak saya itu yang cowok itu gak pernah pergi sama temen-temennya cowok-cowok itu. Umpama temennya yang cowok itu ngampiri dirumah, nanti pergi ampe brapa jam gak pernah. Jadi dia kalo pergi ke sekolah aja, pulang terus sudah dirumah, kalo paling keluar ke warnet atau kalo fotokopi. Cuma itu aja jadi saya gak gak rodo kuatir banget. Nek nek aku soal e anakku cowok kui isinan. Ning nek ning ngarep komputer ki saiki bar SMA itu, ya iku, ya kadang, kadang ibune sok mlipir, mlirik gitu wae Jadi yang piknik ki kui ….. hahaha peduline sama sana Kalau ini tadi dirumah ya? Pengalaman saya waktu saya muda, orangtua saya itu kan bercerai, nah jadi mami saya tu mengawasi saya, kalo ada yang cowok dateng itu mengawasinya betul-betul seperti satpam, justru ketika orangtua seperti itu anak tidak mau dirumah. „metu wae yo, metu wae yo‟ jadi kalau anak anda perempuan itu diapeli, senenglah anda karena itu masih dirumah ngono lo. Iya heeh memang Kita bisa ngawasi Etok-etok e ndelik, raketang rodo ngene-ngene, hahaha ya melarang anak macam-macam maka anak akan menjadi ingin tahu dan secara sembunyi-sembunyi mencari tahu Bu W merasa khawatir karena HP sekarang bisa untuk membuka situs porno Menurut bu M, ortu perlu tahu/ kenal teman-teman anak secara sembunyi-sembunyi Orangtua khawatir anak membuka situs porno melalui HP Orangtua perlu mengenal teman-teman anak Anak bu W tidak pernah pergi main sama teman-temannya karena anaknya ini pemalu sehingga lebih banyak dirumah dan membuka komputer saja. Bu L berbagi cerita bahwa dahulu saat dia muda, ketika ada pacar yang datang ke rumah, ibunya mengawasi dengan sangat ketat seperti satpam, sehingga pacarnya merasa tidak nyaman dan ingin pacaran diluar rumah saja. Oleh karena itu bu L berpesan kepada ibu-ibu yang lain untuk merasa senang dan bersyukur ketika anak 217 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 855 X : L : 860 865 X L N L W L : : : : : : 870 875 W L A L : : : : 880 S : N : belajar ini kan jaman modern, misal e sing lanang lagi ngenengene sing wedok yo ra popo. Ojo njuk „baa!!‟ Hahaha Jadi ora njuk koyo ning sinetron kae, wis mulai ngene ki, ini masih wajar ngono lo, nek ra wajar ki nek wis mulai neng njerone kene ki lho Hahaha Nek ngono kui yo etok-etok e liwat trus rasah di get-geti Ehemm ehemmm Utek utek utek Wis ngerti kodene yo Ya jadi eee, itu selalu saya nganu, soalnya dulu pacar saya, „metu wae yo, metu wae‟, naah ketika diluar itu saya melihat ya ampun koncoku sing ketoke alim ki jebule nek ning njobo ki koyo ngono tha? Waa itu ternyata jadi pengalaman saya gitu, saya punya satu anak perempuan, meskipun isih adoh banget yo, kalo itu dipacari, diapeli, „wis ning omah wae‟, yowis puji Tuhan kowe pacaran ning omah Kita bisa mengawasi anaknya yo Hooo, ya itu aja. Emmm apa ada mau menambahkan lain? Kira-kira? Oh satu lagi pengalaman. Kemarin Alv itu minta tolong, karna mungkin dia capek ya, „ma, tulung ma ak dapet tugas, tolong diprintkan, tugas‟, kon golek ning internet mengenai sejarah opo. Saya buka internet, pelajaran lho iki, tentang opo ngono lali kon ngumpulke. Pada waktu mau saya print, internet iki kan iklan e … Yaa Heem berpacaran dirumah, sehingga bisa mengawasi. Namun mengawasinya secara sembunyi-sembunyi saja. Apabila anak berpacaran dirumah merupakan hal yang disyukuri orangtua karena orangtua bisa mengawasi anak saat berpacaran. Bu L menceritakan pengalaman mencarikan bahan di internet untuk tugas sekolah anaknya. Ketika bu L 218 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 885 890 895 900 905 910 L : Cling cling, pada waktu pas dicetak ki jreett, kaget. M : Ono gambar?? Heheh L : Dudu gambar. Ditengah-tengah ne, promosi: anda ingin penis anda lebih besar X : Hahahha L : Lhoo? Lho kog iki sejarah ono penis e. Lho makane ki ak gek ngeh, padahal sekarang SMP-SD bahkan, SD yo? SD-SMP ki wis koyo ngono E : Sudah pake internet L : Ternyata iklan ki menyerang e ora ning anu, terus, „anda ingin melihat‟, apa „klip disini akan muncul di HP anda‟, ngono ki keprint kabeh. „Alv, iki nek tak kumpulke kiro-kiro‟, „weh!jangan ma, jangan!‟. Sedangkan itu kalo iklan kan ora ngerti to? Jreet ilang jreet ilang. Mesti angger pas ngeprint „penis anda‟ hahaha. Iki piye le ngepaske? S : Bisa ya keprint ya? Kog dipikir kog bisa keprint ya? E : Disimpen dulu, berarti ini disimpen dulu. L : Lha mungkin dipindah tangan,kalo saya langsung dari internet kae lho. Jadi pas ngumpulke tugas kae ono Yahoo ne barang. Lha le ngomong wis meh jam 11 wengi e. Kene yo wis arep nganu, ahh wis metu, jadi saya ngeprint e memang print screen. Jadi ada yahoo, ada apa apa. Yo piye, jrett itu bisa melihat … M : Nyelo nyelo ngono yo ketoke iklan e L : Padahal iki yo pelajaran lhoo. Marai ra iso turu aku. Duh aduh E : Tentang internet tuh aku punya pengalaman juga, suatu kali tuh saya ditelpon sama, waktu itu anak saya kelas 5 SD, saya ditelpon malem-malem sama seorang ibu, ibunya temen anak saya, „bu aku pengen nesu. Tapi aku ..‟, mungkin karena saya sudah kenal yo, „yo piye iki aku carane nesu.‟, lha saya menemukannya, dia langsung mencetak halaman dari internet. Ternyata hasil cetak tersebut mengandung iklan berbau seksual. Bu L merasa heran bagaimana halaman internet mengenai pelajaran bisa disisipi iklan berbau seksual. Bu L khawatir dengan hal tersebut karena anak sekarang dari SD sudah menggunakan internet. Orangtua merasa khawatir karena di internet terdapat iklan-iklan berbau seksual bahkan di webpage mengenai pelajaran, padahal anak sekarang dari SD sudah menggunakan internet. Bu E pernah mendapat laporang dari ibu teman anaknya, bahwa anaknya mengajari temannya itu membuka situs porno. Kemudian Ketika orangtua mendapat laporan buruk mengenai perilaku anak, orangtua tidak langsung memarahi 219 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 915 920 925 930 935 940 „kenapa?‟, masih bingung, „anakku kui mbuka situs porno mau ning omah.‟,‟lho kog iso bu?‟, „tak kandani, tak dedes sopo sing ngandani, Js.‟, Js tu anak saya. Wah saya kemringet dingin itu, „trus opo sing dibuka?‟, „mbuh ra ngerti.‟, tapi dia tidak bisa menerangkan apa didalemnya. Dah gitu saya sore, waktu itu jam 5, „suami saya pengen ketemu ibu.‟, „oh ya boleh besok pulang sekolah.‟, saya waktu itu terus saya ngajak Js keluar, kan papanya ada. „Js, tak ajak yok beli maem keluar.‟, saya ajak dia waktu itu keluar, terus saya duduk, saya golekke mi sing antrine suwi. Jadi saya itu ngantri ne sing lama itu. „pak kulo mboten kesusu, nek ajeng dianu mboten nopo-nopo.‟. saya duduk itu, terus saya bilang, wah di di di sekolah itu, kan waktu itu saya dirumah itu kan gak ada internet itu. Internet bisa dibuka itu saya simpen gitu lho. Terus, „kalo disekolah itu buka internet tu bebas gak sih Js?‟, „gak sih‟, terus ehh „kamu biasanya mbukambuka apa?‟, „ya biasa kalo gurunya minta apa ya dibuka.‟, terus „kalo pengalaman kemarin kamu pelajaran ICT kapan to?‟, „kemarin.‟, „ada gak pengalaman sing lucu-lucu sehingga semua tertawa?‟, „oh ada ma, lucu.‟, lha iki ketemu ki ketemu. „mosok to, kita kan buka di google tuh, saya ngetik nama si Pe,‟, Pe tuh temen sekelasnya, „ohh keluarnya tuh Pe jenggoten lucu banget tuh lho ma.terus semua ketawa, woii kamu tua gini. Terus akhirnya aku ngetik lagi namanya Da‟,temennya, „Da, keluarnya apa ma? Orang telanjang gitu.‟, „oyaa?‟, „hooh orang telanjang, call saya di ini. Wooo semua ketawa, wee kamu kalo gede kayak gitu itu.‟, gitu. Ya saya begitu pulang, ohh ini to Masalahnya. Dah tanpa dia tahu, akhirnya saya buka lagi itu, diinternet kog sudah gak ada? Sudah gak ada, saya ke sekolah, saya pengen cek apa yang ada dikomputernya itu, saya bilang suaminya hendak bertemu bu E disekolah keesokan harinya. Bu E sangat terkejut dan kebingungan. Setelah itu bu E menanyai anak mengenai kejadian di sekolah hari itu. Bu E menanyakan adakah pengalaman menarik di sekolah hari ini. Anak kemudian bercerita bahwa saat pelajaran ICT dia dan teman-temannya iseng mengetik nama teman di google, kemudian keluar gambar orang, dan teman itu diolok bahwa itu masa depannya dia. Ternyata saat salah satu nama teman ditulis yang muncul adalah gambar perempuan telanjang. Bagi anak dan teman-temannya hal itu sangat lucu. Setelah itu bu E mengecek hal tersebut ke guru ICT kemudian memeriksa komputer sekolah. Ternyata cerita anaknya benar sehingga saat ayah dari teman anaknya itu datang, bu E bisa menjelaskan kepadanya apa yang terjadi. anak namun menanyai anak untuk mendapat kejelasan informasi dari sisi anak. 220 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 945 950 A : 955 E A L E L A : : : : : : 960 M : 965 L : X : M : 970 A : M : guru ICTnya, dibuka lagi ternyata, saya takutnya kalo orang bersetubuh ato bagaimana gitu ya, ternyata memang orang telanjang, namanya si Da itu. Begitu sudah selesai, saya nunggu bapaknya yang mau protes ke saya itu. Saya duduk diruang ICT bersama gurunya. Terus ini saya sudah cek persoalannya seperti seperti ini, terus bapaknya, „bapak sudah ngecek belum, apa yang dilihat anaknya?‟, ternyata bapaknya juga belum ngecek, terus itu ya gambarnya kayak gitu. Diliat, jadi dia gak jadi marah-marah tapi itu membuat saya, guru dan saya jadi woo ini kita harus hati-hati. Ternyata cuma diketik nama orang aja keluar seperti itu juga bisa. Jadi kira-kira yang menurut orangtua untuk, pantas untuk memberikan pendidikan seks itu siapa ya? Semua pihak kali ya Ohh semua pihak ya, semua pihak itu siapa? Guru? Sekolah? Guru, sekolah, kalo KTB ya KTB, kalo ada guru sekolah…. Guru sekolah minggu Gereja. Tanggung jawab kita bersama. Emm yang paling penting sih, tujuannya memberikan pendidikan seksual itu apa kira-kira tujuannya? Kan menurut, kan ini kan penting nih penting. Biar apa gitu? Kalo ini tadi saya menulis, lha itu tadi ada sangkut pautnya ini sek, saya bacakan Halaman brapa bu? haha Soal e aku yo langsung kelingan. Karna, ada ini, menentukan, pendidikan, untuk apa to tadi? Iya heeh, tujuannya. Penting bagi ortu, maupun bagi anak itu sendiri, sebab akan Menurut orangtua pihak lain yang layak memberi PS adalah guru, sekolah, pembimbing KTB, guru sekolah minggu, dan gereja bu M memberi pendidikan seks Pihak : guru, sekolah, pembimbing KTB, guru sekolah minggu, gereja Tujuan PS : agar kehidupan 221 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 975 L : M : 980 985 990 A : 995 M : A : M : L 1000 E A L I : : : : : menentukan masa depan kehidupan berumah tangga yang langgeng dan bahagia, kalo dia ber-apa, mungkin diluar nikah, atau apa itu bisa mempengaruhi … Betul Besoknya kan? Dan kelak akan diturunkan ke anak-anaknya juga. Bagaimana seharusnya berperilaku dan melakukan seks yang benar terhadap suami atau istrinya, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri, percaya terhadap pasangannya ya iyo to, gak mungkin bojo, satu sama lain gak mungkin sama orang lain. Gitu kan? Dan bahkan berpengaruh kepada kepribadian anak yang ditimbulkan dari hubungan itu sendiri, kalo kalo kita melakukan berdasarkan pendidikan yang bener, itu kan anak yang dikandungan juga berpengaruh kan? Ini kayak e mau kui bersambung og. Isih nggandul. Jadi alangkah bijaksana kita sebagai ortu memberikan pendidikan seks pada anak kita sesuai porsi yang dibutuhkan. Jadi gak semata-mata langsung ke hubungan seksual, dan menunggu pertanyaan itu tadi. Jadi .. Jadi porsinya itu sesuai dengan pengetahuannya anak-anak untuk bertanya gitu ya? Sampe ke level mana pengetahuan si anak itu tentang seks itu Yang ditanyakan itulah yang nanti diterangkan? Itu kann, eemmm tur ketoke mbiyen ak yo ra diajari yo iso Ibune dewe yo …. Ibune dewe mbiyen mikir e kerjo hahaha Mens barang dipikir dewe.hahaha Ada lagi? Setuju sama bu M? setuju Iya setuju karena itu menentukan masa depan kehidupan berumah tangga agar langgeng dan bahagia PS yang diberikan pada anak berpengaruh pada PS yang diberikan anak kepada anaknya juga dimasa datang. Kemudian juga berpengaruh pada rasa percaya diri dan kepercayaan kepada pasangannya terkait perilaku dan aktivitas seksual. Orangtua perlu memberi pendidikan seks sesuai dengan tingkat pengetahuan anak. Selain itu juga memberinya menunggu anak bertanya Menurut orangtua, dahulu mereka tidak mendapatkan PS dari orangtuanya namun mengerti juga mengenai seksulaitas rumah tangga anak dimasa depan langgeng dan bahagia Tujuan PS : anak memiliki rasa percaya diri dan kepercayaan terhadap pasangannya terkait seksualitas Pendidikan seksual dari ortu menyesuaikan tingkat pengetahuan anak. Pendidikan seks diberikan apabila anak bertanya Tanpa PS dari orangtua pun anak bisa mengetahui soal seksualitas. 222 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI M 1005 S M E A 1010 : : : : : N : 1015 L A M 1020 A 1025 1030 : : : : Setuju heem Tur nek dipikir-pikir Adam dan Hawa ki sopo sing ngajari? haha Kog yo ngerti jalan e.hahaha Hahaha oke oke. Ada lagi yang mau ditambahkan? Kalo tidak mungkin saya bisa merangkum dari apa yang kita bicarakan tadi. Gak ada? Emm mungkin sedikit. Pendidikan agama itu juga ehh apa, maksudnya untuk anak-anak kita juga harus kuat jadi supaya didalam pendidikan seksual itu pun kan ketika kita memberikan dasar agama yang kuat untuk anak-anak kita. Maka mereka tidak akan menyalahgunakan itu. Meskipun liat gambar porno tu, „ahh biasa aja‟ Ada lagi? Wis setengah wolu. Okay berarti tadi kalau saya boleh menyimpulkan bahwa sebenarnya kalo hambatan, eh kalau pendidikan seksual itu adalah perlu untuk para remaja gitu kan, nah untuk materinya itu bisa mengenai antara perbedaan antara jenis kelamin pria dan wanita atau misalnya yang hubungan antara pria dan wanita juga sampai pada hubungan seksual tapi kalo misalnya dia hanya bertanya eh dengan bertanya gitu baru dijawab. Untuk hambatannya sendiri, mungkin tidak ada cuman bisa diatasi dengan, ehh apa, untuk untuk, seperti ngomong dengan teman atau seperti sahabat gitu bagi anak-anak, dan diomongkannya pada waktu-waktu yang tepat dan event-event yang tepat gitu. Jadi ada contohnya gitu. Terus kemudian untuk pendidikan seksual anak laki-laki dan perempuan itu berbeda untuk cara Menurut bu N anak perlu dididik secara agama agar tidak menyalahgunakan pengetahuan seksual yang mereka miliki Isi PS : dasar-dasar keagamaan agar tidak menyalahgunakan PS yang diterima 223 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1035 1040 1045 menanganinya. Terus untuk menangani anak juga kira-kira ada perbedaan bahwa diomongkan baik-baik, supaya anaknya bisa lebih baik gitu. Terus memberitahunya juga memberitahu konsekuensi kalau misalnya mereka melakukan hal-hal yang dilarang. Terus untuk pihak-pihak yang berkewajiban memberi tahu atau yang pantas, atau yang bisa memberikan pendidikan seksual itu dirasa semua pihak dan tujuannya itu menentukan, ehh tujuan untuk memberikan pendidikan seksual terhadap anak itu untuk masa depan anak itu sendiri bila nanti berkeluarga atau untuk turunannya. Begitu, ada tambahan? Ada yang terlewatkan dari yang saya rangkumkan? Ada mau tambahan lagi? Gak? Panjang ya.hahaha. emm terimakasih ibu-ibu yang sudah mau hadir disini. Dan sudah berdiskusi . Menarik sekali diskusinya. Heeh terimakasih atas partisipasinya gitu ya. Ini sudah selesai. 224 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG3 A C O J H : moderator : ibu, 1 anak putri (SMA kelas 3) : ibu, 3 anak putri (kuliah, SMP, SD), 1 anak putra (SD) : ibu. 2 anak putri (kuliah, SMA kelas 1) : ibu, 2 anak putra (SMA kelas 2, 2 tahun) No 1 5 Verbatim A O A O A O A O A O : : : : : : : : : : A O A B : : : : 10 15 S B I X : ibu, 1 anak putri (kuliah), 1 anak putra (SMA kelas 2) : ibu, 3 anak putri (kerja, kerja, SMA kelas 3) : ibu, 2 anak putri (SMA kelas 2, kelas 1), 1 anak putra (SMP ) : Semuanya Parafrase Interpretasi Silahkan tante dari sebelah kiri saya Oh saya ya? Iya.hehehe. yang pertama Nama saya O Ty Siapa tante? O Ty O Ty dipanggilnya? O saja Oh tante O Ehm anak saya 4, emm yang pertama semester emm semester 3 mau semester 4 nih. Yang kedua SMP, kelas 2, yang ketiga kelas 6, yang keempat kelas 5. Emm jadi udah kuliah, SMA … SMP Eh SMP, sama SD. Oh ya. Berikutnya? Iya em nama saya bu B Sm, anak saya 3, sebetulnya saya juga kurang pas ya disini ya, karena saya sudah bercucu, jadi kog dipanggil untuk pendidikan seks remaja tu … tapi ya sudah 225 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 25 30 35 40 45 karna Al yang minta ya A : Hihihi B : Jadi anak saya 3, perempuan semua, cucu saya satu, memang saya masih punya anak remaja, yang paling kecil, sekarang kelas 3 SMA. Ya mungkin yang dirujuk Al ya itu ya. A : Heem, Bu B ya. J : Okay, aku J, aku punya putri 2, yang satu mau semester 4 sekarang, yang satu SMA kelas 1. A : Ohh hmm, SMA kelas 1 J : Dah tu. Itu dulu saja A : Iya.hahaha tante J. terus kemudian? S : Nama saya Sr biasa dipanggil Bu S ya. Anak saya 2, yang besar cewek semester 7 mau ke semester 8, yang nomer dua cowok, SMA kelas 1. A : SMA kelas 1 ya. Oke, so terus kemudian tante? I : Emm nama saya I, anak saya ada 2, eh 3. Hahaha A : Hahaha I : Kan lupa.haha. anak saya ada 3, yang pertama SMA kelas 2, yang tengah SMA kelas 1, yang ketiga SMP kelas 1 A : Oh gitu. Siapa tadi, tante I ya? I : Ibu I, heeh. A : Lanjutnya. C : Saya ibu C, saya diberi 1 putri, sekarang kelas 3 SMA A : Oh 3 SMA. Baik, ehh hehe, seperti yang sudah disampaikan sama Al sebelumnya, materinya kan tentang pendidikan seksualitas, pengalaman orangtua memberikan pendidikan Seksualitas bagi anak-anaknya gitu kan, terutama bagi remaja tapi ini kan walo bu B sudah punya cucu hehehe kan pernah mengalami anak yang remaja gitu kan, mungkin bisa 226 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 55 60 65 70 J C X A J A J A : : : : : : : : J A J A J A : : : : : : J : A : J : A : 75 disharingkan pengalamannya nanti gitu. Sebelumnya ehh pembicaraan ini juga nanti tu yang penting-penting akan dicatat sama temen saya juga sama temen Al disitu tu. Jadi dia mencatat poin-poin pentingnya gitu. Kira-kira, kayak backupnya ini, mempermudah pencatatan saja. Enggak, tempatnya memang disitu tante. hahaha Wis yo, setengah 8 bubar.haha Mungkin bu B sudah pengalaman, diserahkan bu B semua saja Hahaha Hahaha kan ini bareng-bareng diskusi kelompok Ayokk kita mulai yook biar cepet Iya biar cepet.heeh. ini emm …. Okeh okeh siapa? Sebelumnya eh disini ada kertas, jadi ehh mohon satu orang satu, jadi tante diminta menuliskan pengalamannya terkait, eh menuliskan terkait tentang seksualitas bagi anak. Saya kalo nulis nulis pusing, saya tak menceritakan saja lah Oh jadi mau langsung saja? Oh yaa Saya mending ngomong, kalo soal nulis-nulis itu mbaknya saja Oh yaaa Jadi dia juga ada fungsinya Kan biasanya ada yang gak suka ngomong tu. Ini suka ngomong semua? Dibuka saja, kalo dibuka biar nanti dibuka kan ada satu, pingpong, kayaknya begitu, kalo ditulis gak perlu direkam Iyahh, oke deh kalo gitu. Sip! dah yok dari mana? Baik ehh ya tentang materi pendidikan seksualitas terhadap Ibu J bercerita pengalamannya menangani anak jalanan yang anak. Kira-kira ada yang mau bercerita gak tentang eee… Ada orangtua yang sering memberi PS kepada anak 227 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 85 90 95 100 J : Ya okay saya tak mbuka aja, crita, mungkin karna ini dari pengalaman anak saya putri dua, kebetulan saya itu diluar nangani sosial, nangani masalah ee anak jalanan. PIK KR remaja, yang mana rentan dengan pergaulan bebas, seksual dan sebagainya yang akibatnya nanti hamil diluar nikah, seperti aborsi akibatnya ini ini ini. Saya itu sering sosialisasi tak setelin film, itu anak-anak dikumpulin. Nah karena kita punya anak putri, memang sekarang entah putri entah putra itu bukan menjadi satu, ehhh, semua perlu dikuatirkan. Karena kalo putra ya ada pemerkosaan lewat semacam sodomi dan macemmacem, apalagi putri rentan. Pengalaman cerita ya, saya sama anak memang bukan hal yang tabu, memang harus diceritakan ibu, cuma kita cara penyampaiannya harus tahu norma-norma, cara untuk penyampaian ke anak tersebut. Nah paham kan, njih? Disitu, kedua, saya kemarin nangani kasus ini anak SMA kelas 3, yang cowok SMP kelas 3, hamil tanpa bersetubuh, kog bisa? Bisa. Pertamanya itu karna ya kumpul-kumpul biasa, akhirnya mereka pacaran nah dalam pacaran itu, ehh, bisa dikatakan bercumbu, ehh gimana bu ya, bercumbu, remaja gitu, lari ke ter … semakin dalem ya, tapi mereka tidak sampai bersetubuh, saya pertama juga heran, lho kog bisa? Saya ketemu langsung ke korban, klien, ternyata, kita pihak perempuan itu pake celana itu kan celana itu gak tebel koyo wesi bu, tetep ada pori-pori, nah disitu, si , kita bukan vul, gak gak usah tabu ya, bukan vulgar bukan apa, saya memang harus cerita apa adanya. Mereka itu bercumbu itu yang cowok itu tetep dibuka celananya, dan dia mengeluarkan satu sperma, sperma itu kan jumlahnya berjutajuta bu, nah dari berjuta-juta sperma itu ternyata meresep menurutnya rentan dengan pergaulan bebas. Dirinya sering melakukan sosialisasi seksualitas dengan memutarkan film jalanan menggunakan media film Menurut bu J memiliki anak putra maupun putri saat ini sama rentannya terhadap pemerkosaan Anak putra dan putri samasama rentan terhadap pemerkosaan Kepada anak orangtua tidak boleh tabu membicarakan seksualitas hanya dalam penyampaian harus tahu cara dan norma yang pas. Orangtua tidak boleh merasa tabu membicarakan seksualitas meskipun perlu menyampaikan dengan cara yang pas. Bu J menceritakan kasus yang dia tangani mengenai sepasang pacar, perempuan kelas 3 SMA, laki-laki kelas 3 SMP. Mereka pacaran dan bercumbu, tidak bersetubuh namun bisa terjadi kehamilan. Ini terjadi karena laki-lakinya ejakulasi di celana dalam perempuan sehingga sperma meresap dan akhirnya bertemu indung telur. Kasus itu kemudian diserahkan kepada BKKBN dan ditangani bersama dengan dokter ahli, polisi, dan Orangtua perlu waspada bahwa kehamilan bisa terjadi walaupun tidak bersetubuh. Ini terjadi melalui percumbuan yang tidak wajar 228 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 O J A J : : : : 110 B : J : 115 J : 120 125 130 dicelana itu, ketemu indung telur, akhirnya membuahkan satu buah janin. Itu bisa, itu yang perlu ….. Itu masih gadis apa …. Gadis bu, SMA kelas 3 Jadi selaput daranya masih ada Itu yang menjadi bingung kita, akhirnya kita lari ke ke BKKBN, ditangani, dibelakang kita juga ada dokter ahli, ada polisi, ada hukum, itu akhirnya semua selesai, ya akhirnya tanggung jawab karena hamil, kalo mau digugurin gak mungkin Itu jadi masih perawan tapi sudah … Iya, nah itu yang jadi suatu kewaspadaan kita. Kog bisa to gak bersetubuh hamil? Itu fakta, dan itu terjadi di tengah-tengah masyarakat ini gitu lho, yang yang semula hanya gojek-gojek. Kalo aborsi, aborsi itu terjadi, jadi gini bu, di Jogja ini, malah aku jadi bercerita, hahaha Di Jogja ini, karena pengalaman, itu rentan, karena kita itu setelah Bali, Jogja tertinggi masalah seksual, seks pergaulan, seks yang bebas, seks bebas, nah itu kita perlu waspada tidak harus laki-laki perempuan, putra putri kita, karena laki-laki pun bisa semacam sodomi, pelecehan, itu saya kalo cerita merinding, karena anak-anakku juga perempuan dan saya sebagai ibu sendiri, merupakan satu PR yang besar, yang memang saya tidak, merupakan hal yang tabu, memang saya harus bercerita ke anak-anak, „gini lho, kalo bergaul harus begini, kamu kan sudah menstruasi, kamu sudah menginjak dewasa.‟, itu memang harus kita ceritakan, saya pribadi, saya pribadi, karena saya dilapangan sering menemukan hal-hal seperti itu. Ya ngeri sekali, ngeri, bahkan ee tante Ss juga minta ya, digereja ini, saya suatu saat hukum. Pada akhirnya laki-lakinya bertanggung jawab akan kehamilan tersebut dan kandungan tidak digugurkan. Orangtua perlu waspada dengan kemungkinan hamil tanpa persetubuhan ini. Menurut bu J, Jogja merupakan kota tertinggi kedua terkait masalah seks bebas, sehingga menurutnya orangtua perlu waspada terhadap anak-anaknya. Bu J pun merasa ngeri dan takut mendengar dan melihat kasus-kasus yang ada, sehingga bu J mengarahkan anak mengenai cara bergaul yang baik karena mereka juga sudah menstruasi yang berarti sudah dewasa Bu J pernah diminta bu SS di gereja Orangtua di Jogja perlu waspada terhadap anaknya karena Jogja adalah kota dengan seks bebas tertinggi kedua. Isi PS : rambu-rambu bergaul Menstruasi dipandang sebagai tanda anak sudah dewasa Orangtua memiliki film 229 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 140 B : J : B : J : 145 150 155 160 disuruh untuk sosialisasi, kan kadang saya nyetelin filmnya. Jadi pertama gojek-gojek, terus merokok, lem, lem kayak aibon, terus akhirnya nanti lari ke pergaulan bebas, aborsi, efeknya apa, kayak aborsi efeknya apa dari aborsi nanti akan mengakibatkan seperti apa, ada disitu semua. Jadi mengerikan memang, ibu. Saya sendiri bener, gak habis pikir. Mungkin saya disitu dulu, kalo saya banyak bercerita, mungkin ibu-ibu lain, mungkin itu bisa jadi suatu bahan untuk kita diskusi sore hari ini. Ya itu Kalo berkaitan dengan putri-putri ibu, gimana cara memberikan pendidikan seks ini, kan tadi kan untuk Diluar? Secara umum? Secara umum. Saya kadang ehh dimana saatnya saya akan menjadi teman, dimana saatnya saya akan menjadi seorang ibu, kalau penyampaian seperti ini, akan memerankan saya lebih dekat sebagai sahabat, karena akan lebih terbuka, ada satu keterbukaan saya bercerita, „non, mbak, dek, iki lho nek bergaul gini.‟, saya cerita apa adanya, akhirnya mereka mengerti, „kamu sudah menstruasi, kalo perempuan menstruasi itu harus begini begini.‟, kita ceritakan saja, kalau bergaul harus begini begini tidak bukan hal yang tabu. Kedua untuk mengantisipasi ini, kita mengarahkan mereka berkegiatan yang positif tentunya, dikasi wadah, jangan sampai anak ini terpengaruh lingkungan. Dirumah dah sudah getol getol nih, udah di, carane wis, dikencengi rante tapi diluar, ini yang sangat bahaya diluar, bagaimana cara kita mantau? Kita harus sering ada komunikasi, kita ajak keterbukaan. Itu memang susah bu, tapi kalo sudah terbiasa, itu hal yang sangat mudah. Karena terbiasa, karena namanya orang terbiasa, kita biasa nyium lem lem, udah untuk memutarkan film mengenai pergaulan yang buruk seperti merokok, ngelem, seks bebas, dan aborsi. Di film tersebut juga berisi konsekuensi yang ditimbulkan. Menurut bu J ada waktunya diri berperan sebagai teman dan sebagai seorang ibu. Saat menyampaikan PS bu J menjadi seorang sahabat agar terjadi keterbukaan. Bu J mengarahkan bagaimana seharusnya bergaul, menjelaskan pengaruh menstruasi bagi perempuan. Bu J juga mengarahkan anak berkegiatan yang positif agar anak tidak terpengaruh lingkungan yang buruk. Menurutnya orangtua tidak bisa memantau anak diluar rumah, sehingga perlu ada komunikasi yang penuh keterbukaan dengan anak. Dalam mendidik anak bu J menggunakan strategi tarik ulur. edukatif mengenai bentukbentuk pergaulan yang buruk termasuk seks bebas dan konsekuensinya. Saat memberi PS, orangtua berperan sebagai sahabat agar ada keterbukaan. menjelaskan pengaruh menstruasi bagi perempuan memberitahukan cara bergaul Orangtua mengarahkan anak berkegiatan yang positif agar tidak terpengaruh lingkungan yang buruk Orangtua menyadari tidak bisa memantau anak diluar rumah, sehingga diperlukan komunikasi yang terbuka 230 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 kebiasaan kan susah untuk melepas, lah seperti itu juga, saya caranya seperti itu, sampai detik inipun saya seperti itu. Dan anak-anak memang dibawah, bener-bener pantauan yang ini … emm gimana ya, kalo saya ibarat nggundo layangan, dimana saya harus nggundoke layangan itu, saya ulur saya tarik B : Tarik ulur J : Tarik ulur saya pake. Dan disini share itu sangat penting banget Menurutnya sharing dengan anak itu sangat penting. (Ibu H datang) 170 175 180 185 A : Okay sebelumnya, maaf, hehe selamat datang ibu, mohon memperkenalkan diri dulu, namanya siapa sama jumlah anaknya berapa, maaf ya dipotong dulu. H : Saya H, anak saya laki semua 3 A : Itu kira-kira usianya? H : Yang besar malah udah mau lulus kuliah, yang nomor dua, SMA kelas dua, yang kecil ini bonus, 2 tahun X : Hahaha A : Disini lagi menceritakan pengalaman mengenai materi pendidikan seksual kepada anak gitu. Jadi nanti silahkan untuk gabung.hehe. nah tadi kan tante J aktivis sosial, dan karena tante J tu udah merasa terbiasa untuk membicarakan hal seksualitas di keluarga gitu terhadap anak-anaknya, kalau ibu-ibu yang lain boleh sharing gimana gitu dikeluarganya, apakah sama atau gimana? B : Mungkin saya ya, saya rasa saya yang paling tua disini ya, hehe, Bu B merasa dirinya kurang dalam kalo saya rasanya karena era saya lain dengan dek J ya, jadi ini memberikan PS kepada anaknya. saya share sesuai dengan era saya mempunyai anak remaja, ya Dirinya tidak menganggap seks itu dengan anak Metode : tarik ulur Metode : sharing Orangtua memandang sharing dengan anak itu penting Orangtua tidak menganggap seksualitas itu tabu namun orangtua tidak tega 231 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190 195 200 205 210 jadi anak saya tiga, yang satu sudah menikah, yang satu bekerja, yang satu kelas 3 SMA, jadi pada waktu saya memberikan pendidikan seks ke anak saya yang nomer satu dan dua, karena saya itu, saya tidak menganggap seks itu tabu, tetapi saya itu tidak tegel kalo mau transparan kepada anak, jadi saya memberikan pendidikan kepada mereka itu saya rasa juga kurang ya untuk anak-anak masa sekarang ya, tapi waktu itu saya hanya memberikan pendidikan secara terbatas. Pertama pada waktu buah dada anak saya keluar, itu tumbuh, saya bilang, „adek sekarang sudah besar, ini nanti buah dadanya akan berkembang jadi besar lagi.‟, kemudian dari pake singlet, kaos tabu namun dirinya tidak tega untuk terbuka berbicara seks dengan anak membicarakan seksualitas dengan anak. Saat buah dada anak mulai tumbuh, Menjelaskan pertumbuhan payudara bu B menjelaskan bahwa payudara anak akan semakin besar. Bu B juga Orangtua mengganti menganti pakaian dalam anak dari pakaian dalam anak sesuai dalem di dalemnya, saya ganti menjadi miniset, itu pertama. singlet ke kaos dalam ke miniset pertumbuhan payudara Yang kedua, pada waktu anak saya menstruasi pertama kali, itu Menjelaskan tentang menstruasi saya bilang,‟sekarang mbak sudah besar, mbak sudah Saat anak menstruasi, bu B juga menstruasi, berarti harus menjaga pergaulan khususnya kepada menjelaskan mengenai menstruasi anak laki-laki, nanti kalo mbak salah didalam bergaul, mbak dan menasihati anak agar menjaga Mengarahkan anak menjaga bisa hamil, bisa mempunyai anak padahal mbak masih sekolah.‟, pergaulan dengan laki-laki agar pergaulan dengan laki-laki agar tidak hamil hanya itu yang saya berikan pendidikan seks secara transparan tidak hamil diluar nikah yang saya sampaikan didepan anak-anak saya, dan anak-anak saya yang dua ini sesudah lulus SMP, mereka sekolah dijogja, Setelah anak pertama dan keduanya saya pada waktu itu masih diluar jawa ya, jadi pada waktu anak, lulus SMP, maka mereka sekolah di Orangtua tidak bisa kebetulan anak saya yang nomer satu dan nomer dua itu Jogja. Bu B merasa tidak bisa mengawasi pergaulan anak selisihnya hanya satu tahun, jadi hampir bersamaan itu mereka mengawasi pergaulan anak diluar maka orangtua membekali pergi ke jogja untuk mendaftar SMA. Ya karena saya kuno ya kota sehingga saat melepas anaknya anak dengan kalung salib pada waktu anak saya mau berangkat, masing-masing saya kasi pergi, ia memberi mereka liontin dan mendoakan mereka salib dan menyerahkan anakkalung dengan liontin salib, saya kasi mereka sambil saya bilang, „Tuhan saya serahkan, sertailah anak-anak saya didalam anaknya kepada Tuhan agar pergaulan dan didalam masa depannya semuanya saya serahkan pergaulan dan masa depannya tetap Hambatan: Anak sekolah di 232 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215 220 225 230 235 240 A O A O : : : : kepada Tuhan karena saya sebagai orangtua, tidak bisa mengikuti anak saya untuk ke Jogja.‟, saya hanya itu, kemudian anak saya sekolah dijogja yang dua, sampe pak B pensiun saya baru pindah ke jogja, dan anak saya semua sudah lulus dari perguruan tinggi, jadi saya tidak mengerti, pada waktu anak saya pacaran pertama kali bagaimana, bagaimana dia pergaulannya dengan laki-laki khususnya ya, saya tidak tahu. Saya datang kesini,anak saya sudah punya pacar, karena umurnya memang, memang sudah cukup, anak saya meminta untuk kawin, kita kawinkan, sudah semuanya berjalan seperti itu, jadi saya tidak pernah mendidikkan, mengadakan, eh memberikan pendidikan seks secara transparan. Kemudian kepada anak saya yang nomer tiga, karena dia sekarang masih kelas 3 SMA, begitu juga saya memberikan pendidikan seks kepada anak saya, hanya dua kali itu, pada waktu dia tumbuh buah dada, dan pada waktu menstruasi pertama kali, tetapi bedanya kalau anak saya yang nomer tiga itu selalu ada disisi orangtuanya, nah jadi lebih aman ya.. hooh, tapi anak saya yang nomer satu dua itu betul-betul. semuanya saya serahkan kepada Tuhan. Okay ada yang mau sharing lagi? Ya mungkin saya ya.. Oke tante Kalo saya kebetulan kan yang remaja dua ya, dan kedua anak ini mempunyai karakter yang berbeda. Kalau saya sejak kecil itu memang yang utama saya cuma mikirnya anak ini akan saya jadikan teman. Saya harus deket dengan mereka supaya mereka selalu terbuka dengan saya, dan semua itu saya arahkan dari kecil dan dari kecil sudah saya masukkan ke gereja, saya baik. Bu B tidak mengetahui bagaimana pergaulan anaknya selama di Jogja. Setelah pak B pensiun, mereka baru bertemu anak-anaknya yang sudah dewasa yang sudah memiliki pacar bahkan sudah meminta menikah bu B hanya memberi PS dua kali yaitu saat anak tumbuh payudara dan menstruasi pertama, bahkan untuk anak ketiga yang hidup serumah sampai SMA. Bedanya hanya anak ketiga tetap tinggal serumah sehingga bisa diawasi orangtua sehingga aman, sedangkan anak pertama dan kedua, bu B pasrah sepenuhnya pada Tuhan Bu O berusah menjadi teman ke anak agar dia dekat dengan anakanak dan mereka mau terbuka kepadanya. Sejak kecil, Bu O mengarahkan anak-anaknya untuk ke gereja luar kota sehingga tidak bisa bertemu dan memberi PS. Memberi PS hanya saat anak tumbuh payudara dan menstruasi pertama Orangtua merasa anak yang tinggal serumah lebih aman karena orangtua bisa mengawasi Orangtua menjadi teman kepada anak agar ada kedekatan dan keterbukaan Orangtua mengarahkan anak aktif digereja 233 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245 250 255 260 275 masukkan ke sekolah minggu, iya, dan saya jadi eh untuk anakanak saya yang lain, itu akhirnya kakaknya yang nuntun jadi yang saya pokokkan yang pertama J : Panutan O : heeh jadi panutan, kemudian yang lainnya ngikut. Kalo untuk anak yang pertama, itu modelnya saya cuma deket sama mereka, deket dengan dia. Jadi kemanapun anak saya pergi, itu saya ndampingi dan kalau untuk pelajaran seksual, saya mungkin memang seperti ibu B ya. Saya lebih untuk vulgar saya belum bisa cuma untuk masa dia mens, itu masa tumbuh susu segala macem, saya deketin, terus saya ajarin gimana nganunya segala macem, terus nanti kadang saya gojeki, jadi saat nganu, „dah punya pacar belum?‟, kayak gitu tak gojeki, saya berbicaranya pada anak saya yang pertama itu seperti teman gitu, iya. Jadi sampai sekarang pun anak saya setiap kejadian apa cerita sama saya, dan kemudian semua saya bicarakan sama suami, nanti untuk hal-hal yang tentang cowok itu saya serahkan ke suami saya. Saya cuma untuk yang bagian cewek-cewek gitu kan. Nah kebetulan kalo yang kedua ini cenderung lebih kalo dilarang, dia itu kan sepertinya pengen membuktikan gitu lho, si Sd, jadi saya lebih cenderung pendekatannya beda. Jadi kalo saya yang ini, kalo yang ini harga diri dia yang saya tonjolkan, yang saya angkat supaya dia, makanya saya bilang, „kalau bisa sebelum kuliah, jangan pacaran. karena apa? Kalo SMA kamu pacaran itu sama-sama, sama-sama pikirannya emosi sehingga nanti kalau terjadi apa-apa itu kamu tidak bisa, tidak bisa melanjut sekolah, nah kalo kamu gak bisa ngelanjut sekolah, mau jadi Bu O menjadikan anak pertama panutan dan penuntun bagi adikadiknya. Anak pertama dijadikan orangtua sebagai panutan untuk adik-adiknya Bu O berusaha dengan anak pertama, selalu mendampingi anaknya pergi kemanapun. bu O memberi PS saat anak tumbuh payudara dan menstruasi, terkait cara menghadapinya Orangtua selalu mendampingi anak bepergian Bu O bertanya mengenai status pacaran anak dengan cara bercanda. Bu O menjadi teman bagi anak, sehingga anak selalu menceritakan setiap kejadian yang dialami. PS anak laki-laki adalah bagian suami bu O sedangkan kalau perempuan bagian bu O. Anak kedua saat dilarang cenderung melawan dan ingin melanggar, sehingga bu O menggunakan pendekatan yang berbeda. Bu O menekankan percakapan pada harga diri anak. Menjelaskan bagaimana menghadapi pertumbuhan payudara dan menstruasi Metode : bertanya dengan bercanda Metode : menjadi teman sehingga anak mau bercerita ke orangtua Ada pembagian tugas memberi PS antara suamiistri, berdasar jenis kelamin Pada anak yang berbeda orangtua menggunakan pendekatan yang berbeda Pada anak bandel dan ingin melawan orangtua memberi penekanan pada harga diri 234 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 280 apa?‟, cuma itu, jadi pendekatan saya ke anak itu lebih ke pendidikan ke depan, daripada ke seksualitas, dan saya benerbener sejak kecil saya pantau masalah film, jadi saya lebih suka 285 290 295 300 305 anak-anak saya nonton, jadi sampai sekarang pun sinetron pun mereka gak suka. Tapi resikonya saya pun harus sama,saya gak pernah ngikutin sinetron, saya lebih suka mengikuti berita, nah dari berita itu nanti ada berita apa, misal pemerkosaan ato apa, nanti saya cerita, „wah dik ini tadi ada pemerkosaan.‟, „apa to bu perkosaan?‟, nah dari situ saya baru mengutarakan, ini lho pemerkosaan itu seperti ini. Jadi jangan, jadi mungkin adek dipegang teteknya secara paksa, itu pemerkosaan ato, saya jadi cerita tapi tidak sampai yang dalem gitu kan, nah dari situ anak saya mulai sedikit sedikit paham, yang besar. Kalo yang kecil belum ya. Lha itu trus yang sekarang kebetulan yang baru puber kan anak saya yang nomer dua, nah kalo, ini sama juga, jadi cuma bedanya hanya saya lebih keras sama yang ini, sempat kalo kayak HP apa segala saya, tapi tetep orientasinya saya ke belajar, supaya dia tidak mengarah, mengarah ke cowok dan kemudian saya arahkan cari teman yang baik, nah itu yang pertama. Dan yang kedua, saya selalu meluangkan waktu, jangan sampai saya terlambat njemput, mungkin bu S tau ya, jadi mungkin setiap kali ada berita, jangan sampai terlambat njemput. Mungkin saya kebangeten dalam hal nganu anak saya ya tapi terus terang karena kondisi seperti ini saya tu takut terlambat, nah dari situ dia melihat oh ibu saya kog sama saya seperti ini, sehingga dia tidak tega untuk apa namanya, jadi apa Menurut bu O dirinya memberi pendidikan untuk masa depan bukan seksualitas. Bu O mengatur tontonan TV anak-anaknya dari kecil dengan konsekuensi orangtua juga harus mengikuti aturan itu. Bu O lebih suka melihat berita dibanding sinetron. Saat ada berita pemerkosaan, ibu O menceritakan ke anak, kemudian saat anak meminta penjelasan tentang pemerkosaan, bu O memberi penjelasan walau tidak mendalam. Bu O mengawasi anak kedua dengan keras terutama terkait HP agar orientasinya tetap ke belajar dan bukan ke cowok. Selain itu Bu O juga mengarahkan anak mencari teman yang baik. Bu O selalu meluangkan waktu untuk menjemput anak tepat waktu. Bu O takut terlambat menjemput karena melihat berita yang tidak baik. Bu O berharap saat anak melihat ibunya mengasihi mereka, maka mereka akan menuruti Orangtua tidak memandang PS yang diberikannya sebagai PS tapi pendidikan untuk masa depan Orangtua mengatur tontonan anak Orangtua mengikuti aturan nonton TV yang dibuat untuk anak (konsekuen) Memulai pembicaraan mengenai PS dengan membicarakan berita di TV Menjelaskan tentang pemerkosaan orangtua ingin anak remaja berfokus ke belajar sehingga mengawasi penggunaan HP anak. Merngarahkan mencari teman yang baik Karena melihat berita yang buruk, orangtua berusaha selalu menjemput anak tepat waktu karena takut terjadi hal buruk pada anak Orangtua berharap kasih sayang mereka membuat 235 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang saya utarakan ke mereka, mereka dengar begitu ya, jadi nasihat-nasihatnya. itupun sampai anak saya yang cowok, mereka kalau saya ngomong, „dek begini.gak boleh begini, sekarang lihat ada anak kayak tadi, berita mengenai narkoba ya.‟, jadi salah satu cara 310 315 320 325 330 cuma saya yang aktif dengar berita, dengar informasi, lha nanti informasi ini saya pendekatan kepada anak-anak, saya tuangkan kesitu. Ya puji Tuhan semuanya saya serahkan ke Tuhan juga Karna saya juga tidak bisa berbuat apa-apa ya kan? Bisa saja dia sembunyi-sembunyi dari saya mungkin les tapi dengan itu tadi, harga diri yang saya tekankan ke dia, kebetulan saya juga kalo di rumah kan ada pembantu mungkin kalau dia pacaran gini gini sedang mau seperti itu. Darisini,‟kalo mbak seperti itu modelnya seperti itu berarti mbak sepikir dengan itu.‟ Nah dengan begitu dia langsung kan membatasi diri. Dia membatasi diri, dia tidak akan seperti itu, lha mungkin seperti pengalaman anak saya, Sd itu, sekalipun dia seneng kayak apa, hanya setiap saat saya pantau aja. „kog seperti ini?‟, „maaf ya bu, besok lagi enggak.‟, ya udah gak papa, jadi saya percaya mereka, tapi saya juga membatasi mereka terus saya memasukkan hal-hal itu dengan nanti ada masa-masanya misal saya denger berita, saya cerita, nah pada saat dia bertanya, nah baru saya cerita, seperti itu. Kalo kedepannya saya juga tidak tahu bagaimana ya, yang pasti saat ini masih aman, kondisinya. J : Nambahi sedikit boleh? A : Iya silahkan tante J : Saya akan nambahi tempat bu B tadi. Saya setuju banget. Jadi saya menyampaikan tadi awal pembicaraan biar hangat tadi itu crita secara umum tapi kalau penanaman didalam rumah ya tetep Orangtua aktif mendengarkan berita agar bisa memberi PS ke anak Bu O berserah kepada Tuhan karena mungkin saja anak sembunyi-sembunyi dari ortu Bu O menekankan ke anak tentang harga diri, selain itu bu O menjadikan gaya pembantunya berpacaran sebagai contoh buruk ke anak, sehingga anak membatasi diri Anak kedua bu O sering melanggar aturan namun saat dia minta maaf, ibu O memaafkan dan percaya ke anak. Bu O menceritakan berita yang didengar ke anak, kemudian apabila anak bertanya maka bu O menjelaskan lebih lanjut anak mau patuh. Aktif mendengarkan berita untuk mendapat informasi PS untuk anak Sumber PS : berita Anak bisa saja berbohong kepada orangtua sehingga orangtua berserah ke Tuhan Isi PS : harga diri Metode: menggunakan perilaku orang disekitar sebagai contoh Orangtua mau memaafkan dan tetap mempercayai anak yang meminta maaf karena melanggar aturan. Orangtua memberi penjelasan PS apabila anak bertanya Bu J mengatakan bahwa dirinya memberikan cerita yang vulgar dan blak-blakan diawal percakapan 236 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 335 340 345 350 A : J : 355 360 A : J : A : pake bahasa ibu yang memerankan sebagai sahabat. Seperti ibu ini penuh dengan kasih, dasar ibu, tapi penyampaiannya tetep sabagai seperti sahabat, „teteknya sudah muncul.‟ Itu bahasa sahabat tapi peran disini ibu tetap tidak ditinggalkan, jadi saya setuju. Saya pun dirumah gak seperti itu, tidak vulgar terus, „ini lho kalo kamu bersetubuh ini ini.‟, itu e frontal, frontal, e jadi dimana kita bicara penyampaiannya disitu kita bisa pake, bahasa apa ya kita pake, jadi ada istilah e „desa mawa cara, negara mawa tata‟, dimana kita harus memakai bahasa kasih, bahasa ibu, bahasa sahabat itu bisa petak-petak. Jadi eh saya tambahin lagi penyampaian awal kata biar suasana hangat, saya memberikan contoh secara umum diluar, kegiatan, itu hanya untuk mancing ibu-ibu biar terbuka wacananya, jadi „oh iya aku mau ngomong.‟, kalo gak gitu ya mungkin, „aduh aku mau gimana.‟. jadi ini saya meluruskan lagi dengan ibu B ataupun ibu O, saya setuju, disini bahasa kasih ibu yang dipake, cara penyampaiannya bahasa sahabat. Mungkin itu yang perlu … Dibicarakan tapi tidak frontal ya Lebih jelas. Tidak frontal, jadi kita memberikan pembahasan itu secara tidak tabu memang karena itu bukan hal yang tabu. „itu tetekmu mulai tumbuh.‟, itu bukan tabu, itu memang harus disampaikan, nah tapi tidak frontal, sefrontal apa yang didepan saya ngomong menghangatkan suasana, karna kan ngangkat untuk menghangatkan suasana memang harus saya seperti itu. Saya kira mancing, biarkan emosi muncul. Ini kan hanya taktik aja memancing ibu-ibu biar emosinya muncul Iya trimakasih tante hehehe Tapi kan muncul juga, karna mbaknya kan belum mancing, hehe Iya belom, kan ini tadi baru perkenalan hanya untuk memancing ibu-ibu yang datang untuk mau terbuka berbicara mengenai seksualitas. Sedangkan dirinya sendiri kalau dirumah pun tidak berbicara vulgar dan blak-blakan seperti itu. Menurut bu J kalau menyampaikan kepada anak, ibu perlu bersikap seperti sahabat namun tidak meninggalkan peran ibunya yaitu penuh kasih. Dalam memberi PS, ibu perlu berperan sebagai ibu sekaligus teman bagi anak Dalam menyampaikan PS sebaiknya tidak vulgar namun menggunakan bahasa kasih dan sahabat. 237 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 365 370 375 380 385 J : Iya mbak A ne gak mancing-mancing to, padahal waktunya kan juga mepet. Saya kira saya itu aja. terimakasih A : Oke ada ibu-ibu yang lain yang mau cerita lagi? H : Mungkin saya aja karena memang ini yang kecil nangis katanya X : Hahaha H : Emm, anak saya kebetulan Tuhan beri laki semua ya itu, tapi kalau soal seks eee mereka lebih cenderung ke saya daripada ke papanya, karena papanya tipenya kalo kitanya satu kata, njawabnya satu kata gitu lho, kan tipenya beda-beda, kalo saya satu kata bisa beribu-ribu kata, ya ibu-ibu ya jadi lebih cerewet. Jadi dari kecil mungkin anak pertama, mulai baca-baca buku, Bu H memiliki anak laki-laki saja, meskipun begitu terkait PS, anakanaknya lebih bertanya ke ibu, karena ibunya menjelaskan dengan panjang sedangkan ayah hemat berkata-kata. Awalnya bu H membaca buku cara pendidikan seks yang begini gini gini ya, anak pertama ya, mengenai cara memberi PS, namun kemudian berpikir bahwa tidak tapi terus ketika saya pikir, wah belum tentu bisa diterapkan gitu semua hal dibuku bisa diterapkan lho, kan beda-beda, suasana beda, tipikal anak beda, terus tipikal karena tipe anak dan orangtua kan berbeda-beda sehingga akhirnya bu orangtua beda gitu lho. Jadi saya pake hati gitu lho. Trus saya H mengikuti kata hati saja. prinsipnya gini, eee itu bukan hal yang tabu dari kecil tuh sudah terbiasa, misal kita mandi bareng gitu lho, hooh, waktu masih kecil ya, waktu umur-umur sekitar bawah lima tahun, „mandi yuk, terlambat yuk cepet yuk cepet yuk mandi bareng.‟ Dari kecil bu H mengusahakan agar J : Gawean e mama e yo wis gek rampung gitu kan? seksualitas tidak menjadi tabu. Bu H : Heeh.haha jadi mereka tuh sudah biasa, apalagi saya memang H terbiasa mandi bersama dengan anak-anak dan suami sehingga prinsipnya gak ada pembantu dirumah gitu, jadi dari pertama menikah memang prinsipnya gak pake pembantu, jadi kita bebas anak-anak sudah melihat perbedaan antara laki-laki dan perempuan. kan dirumah, jadi papanya itu ya kadang cuma pake handuk Bahkan bertanya mengenai hal-hal njuk mandi, „eh handuknya mbok tolong dibawake‟ jadi anaktersebut. anak kan dah biasa gitu lho. Jadi mereka mungkin dah melihat perbedaan antara wanita dan pria, mereka dah biasa. Mungkin Anak laki-laki lebih memilih ibu sebagai pendidik seksual dibanding ayah karena lebih mampu menjelaskan secara lengkap Orangtua menjadikan buku sebagai sumber pengetahuan namun berganti mengikuti kata hati saja, karena merasa materi dibuku tidak selalu kontekstual di lapangan Keluarga terbiasa mandi bersama sehingga anak mengerti perbedaan fisik laki-laki dan perempuan Anak bertanya mengenai fisik laki-laki 238 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tanya, „kog begini ma?‟, „oh ya nanti kamu besar juga begitu.‟, heeh, trus ketika mereka mulai dewasa, itu lebih susah saya 390 njawabnya, jadi saya harus tanya ke papanya dulu, nanti saya baru nek mereka tanya, saya bisa njelaskan gitu lho. Ketika 395 400 J : H : X H O H : : : : 405 S : H : 410 415 X H J H : : : : pagi-pagi mereka bingung, „ma punyaku kog anu ya, bisa jadi ... Ereksi Hooh, „jadi besar ya ma.‟, saya bilang, „wah bagus itu normal, aku bilang gitu, jadi kalo pagi-pagi kita guyon, „waduh ini gantungan handuk semua ini.‟, karena laki semua ya. Hahaha Jadi mereka ndak ndak merasa Ndak merasa malu Heeh ndak malu gitu ya, ketika mereka terus mimpi basah, datengnya juga ke saya, „kog bisa ya ma? Aku ngompol e ma. Maaf ya ma.‟, gitu lho, terus aku bilang, „oh itu bukan ngompol.‟, terus tak jelaske gitu lho Dikasi penjelasan Jadi kalo ketika mereka mimpi basah mesti ndatengi aku, „ma, ma tolong diberesi ma.‟,‟oh ya udah nanti mama beresin gak papa.‟, tapi terus mereka dewasa lagi terus punya pacar gitu ya,‟ aku prinsipnya tadi, „mbok nanti aja kalo sudah selesai kuliah gek punya pacar.‟, trus mereka jawabnya, „ma, ma nanti kalo selesai kuliah, aku gak dapet yang bagus-bagus, dapet sisa-sisa. hahahahaha Jadinya sekarang hahahaha Maksudnya hahahaha Iya bisa njawab gitu hahaha. Yang bagus-bagus wis entek diambil orang katanya gitu, terus kita, aduh mau dilarang Ketika anak lebih dewasa, sering mengajukan pertanyaan yang sulit, sehingga bu H harus bertanya ke suami dulu baru bisa menjelaskan Saat anak-anak bingung karena mengalami ereksi dipagi hari, bu H menjelaskan bahwa itu normal. Bahkan sekarang hal ini menjadi guyonan saat pagi hari, sehingga anak-anak tidak merasa malu. Saat anak bingung ketika mengalami mimpi basah mereka bertanya ke bu H yang kemudian menjelaskan kepada mereka apa itu mimpi basah. Bu H awalnya memberi prinsip agar berpacaran saat sudah kuliah saja, namun anak-anaknya menolak sembari bercanda bahwa nanti perempuan yang cantik sudah habis. Akhirnya bu H mengijinkan daripada anak pacaran sembunyisembunyi. Bu H hanya meminta Istri menanyakan kepada suami, jawaban untuk pertanyaan seksual yang sulit dari anak. Ibu menenangkan anak saat bingung mengalami ereksi dipagi hari. Bahkan menjadikan hal itu guyonan agar anak tidak malu Menjelaskan tentang ereksi dipagi hari Menjelaskan tentang mimpi basah Aturan orangtua bisa dikompromikan dengan keinginan dan pendapat anak, agar anak tidak melanggar aturan yang ada secara sembunyi-sembunyi. 239 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 420 425 430 435 440 445 daripada nanti mereka backstreet to, diluar nanti J : Trus mama e di hhmmm H : Lha ya itunya juga hahaha. Jadi guyon, jadi serba guyon gitu lho, „yaudahlah asal mama tau ya.‟,‟oya ma.‟, jadi mereka cerita, jadi mereka suka, suka sama siapa tu mesti cerita, terus mereka marah berantem tuh mesti cerita, cuma prinsipnya yang aku, aku yang satu itu HP itu. Jadi kalo mereka tidur tu HP aku cek, walaupun mereka gak tahu tu tak cek gitu lho. Tak ambil tu tak buka, jadi aku tau ketika dia marah, ketika mereka terus mencium pacarnya tu aku tau gitu lho. Jadi besoknya tu aku nyampeke tapi pura-pura, jadi mereka gak tau kalo dibaca HPnya gitu lho, jadi heeh, jadi prinsipnya arahkan tapi mereka gak tersinggung gitu, „ohh mama baca HPku ya?‟, enggak, tapi mereka mikir,‟kog mama pas ya ngasi taunya.‟, gitu. Jadi aku, trus ketika ee musim internet ya terus aku gak nyalahke mereka terus kepengen tahu pake internet, dari kawan-kawannya mungkin juga terpengaruh ya. Terus ketika, ee apa, internetnya terkena virus terus aku panggil, aku tau itu, tak tanya,‟kamu mbuka, mbuka apa hayo?‟, mama tahu lho, mama bisa ngecek dari sini, mama bisa buka aja, terus,‟maaf ya ma, aku jadi pengen tahu e ma, soalnya temenku cerita gini-gini‟, jaman e Ariel Peterpan itu to, heeh to? Terus,‟lha ini lho ada virusnya, ini memang virusnya komputer tapi juga virus yang dari yang dosa juga ada.‟, tak critake tapi gak menyalahkan mereka gitu lho, heem, jadi mereka terus, „hooh ya ma, ndak baek ya, jadi pikirannya terpengaruh sama yang jelek-jelek, gak baik ya.‟, „hooh.‟, jadi prinsipku, aku ndak memarahi mereka, aku ndak menghukum mereka, aku cuma ngasi tau, jadi ketika mereka ada apa-apa tu langsung makwuss tau, „mama sini ma.‟, biasanya agar anak selalu menceritakannya kepada bu H. Anak-anaknya setuju sehingga mereka selalu bercerita sedang suka siapa, atau sedang berkelahi juga diceritakan. Bu H memeriksa HP anak-anak saat mereka tidur, tanpa sepengetahuan mereka. Bu H mencari tahu apa yang dialami anaknya. Kemudian besoknya bu H berpura-pura tidak tahu kemudian memberi nasihat yang pas dengan kebutuhan anak. Orangtua memeriksa HP anak tanpa sepengetahuan mereka untuk mengetahui apa yang dialami anak Ketika mulai masanya internet, komputer rumah terkena virus karena anak membuka video porno. Bu H menanyai anak dan anak mengaku dan minta maaf karena membuka video porno. Bu H menjelaskan mengapa tidak boleh membuka video porno, sehingga anak menyadari apa efek negatif dari hal itu. Bu H tidak menyalahkan dan menghukum anak namun memberi penjelasan sehingga anak tidak takut bercerita kepada orangtua. Saat anak membuka pornografi orangtua tidak menyalahkan dan menghukum anak tapi memberi pengertian kenapa itu tidak boleh memberitahuefek negatif dari pornografi Orangtua memilih memberi penjelasan dibanding menyalahkan dan menghukum anak agar anak tidak takut bercerita ke orangtua 240 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 450 455 460 465 470 yang nomer satu, memang beda-beda ya, anak-anak dua … O : Beda iya J : Anak-anak dua wedok wae …. H : Yang pertama tu bawel jadi apa-apa cerita, „tadi aku gini lho ma, tadi aku hampir putus. Aku sebel e.‟, cerita kan terus ya dinasehati, kalau yang kedua itu lebih alim O : Lebih diem H : Pendiem, hooh, jadi kita yang ngorek terus, tanya terus, tipikalnya beda J : Iya karakternya memang beda sih O : Anak saya yang nomer dua kalo ada apa-apa cuma mmmm. J : Tapi itulah kita pinter dari mereka H : Mereka heeh J : Kalo mereka tidak punya karakter yang berbeda kita tidak akan ngerti mereka, justru kita tambah ilmu, tambah pinter tuh dari seperti ini, kita share, kita punya anak yang berbeda karakter, ini kan kita beda semua. H : Aku terbiasa diskusi sama anak-anak jadi makan malem itu mereka cerita, dari berita apa, terus kita bahas rame-rame gitu, terus Tuhan itu memang baik, aku dapet anak yang ketiga ini, Tuhan itu bener-bener baik, walaupun diusia tua itu pelajaran untuk anak ku yang kedu, yang dua itu heeh. Jadi dari pertama aku hamil, mereka tu tahu, sampe aku melahirkan, mereka tu tahu, waktu adiknya lahir terus belum dimandikan, taruh disini tu mereka langsung masuk gitu liat gitu,‟oh ternyata begini to‟, jadi aku pikir, ahh ini dah gak usah diajari, besok mereka punya istri udah, udah bisa menghadapi orang hamil, orang melahirkan J : Alamiah Bu H menyadari anak-anaknya memiliki karakter yang berbeda. Anak pertama bu H itu bawel dan banyak bercerita, sedangkan anak kedua lebih kalem sehingga bu H yang banyak bertanya. Orangtua menyadari bahwa anak-anaknya memiliki karakter yang berbeda Menurut bu J, perbedaan karakter pada anak justru membuat orangtua semakin kaya pengalaman karena keberagaman yang dihadapi. Orangtua memandang keberagaman karakter anak akan memperkaya orangtua Bu H mendiskusikan seksualitas dengan anak pada saat makan malam bersama Kapan : saat makan malam Bu H bersyukur memiliki anak ketiga walau diusia tua, karena itu menjadi pengalaman bagi anak pertama kedua menghadapi orang hamil. Anak remaja belajar menghadapi orang hamil melalui pengalaman orangtua hamil adik. Saat bu H marah-marah, anak 241 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 475 480 485 490 495 500 H : Alamiah. Jadi kalo waktu mens, kadang suka marah gitu kan, biasanya mereka nggoda, „lagi dapet ya ma?‟ hehehe X : hahaha J : „aku mau ke supermarket ni, mau titip ndak?, katanya gitu, haha, maksudnya titip beli pembalut O : Lha iya. haha H : Jadi sudah terbiasa. Cara yang humor-humor saja. A : Oke, tadi tante H dengan cara humor, apakah ibu-ibu yang lain ada yang mau menambahkan atau mau bercerita atau setuju dengan ini? H : Urut .hehehe A : Oh urut? Sip. silahkan C : Saya karena anak satu, dan masih SMA, saya malah belajar dari ibu-ibu semua terus terang itu, tapi saya sendiri kalo memang dari seks itu bagi saya masih tabu begitu. Karena mungkin juga pendidikan orangtua saya seperti itu, dan saya juga menganggap itu masih, ya saya ngasi taunya pelan-pelan, jadi tidak langsung, jadi waktu dia mulai seperti bu B, mbak O itu ngomongnya pelan-pelan, „oh nanti kalo kamu dipegang gini tu kamu.‟, bukan pas tiba-tiba diem, „kamu kog besar ya?‟, gak juga. Waktu dia itu sakit kerokan gitu, atau memandikan gitu, pas ngelap gitu, „nanti hati-hati kalo dipegang seperti ini sama laki-laki tu berarti kamu dihina. Kamu mesti jaga diri.‟, kan anak saya kebetulan badannya besar, jadi kalo badan besar itu gak jadi mudah bagi kita untuk menolong dia. Jadi saya pantau dari jauh, karena kebetulan saya sendiri gak begitu sering dengan anak itu, tapi sering menggoda bahwa ibu mungkin sedang menstruasi. Kemudian saat anak ke supermarket, anak menggoda mau membelikan pembalut. Jadi dalam keluarga bu H terbiasa bicara seksualitas dengan nuansa humor. Bu C merasa dirinya masih tabu membicarakan seksualitas sebagai hasil didikan orangtuanya Ketika anaknya mulai bertumbuh payudaranya, bu C pelan-pelan saat mengeroki atau memandikan mengingatkan anak agar tidak membiarkan payudaranya dipegang laki-laki karena itu penghinaan. Anak diharapkan untuk menjaga diri Bu C tidak terlalu dekat dengan anak sehingga memantau dari jauh saja. Semenjak anak SD sudah ada sekarang saya usahakan untuk deket dengan anak. Anak saya itu laki-laki yang membuntuti dan kalo, misal mulai SD aja, sudah mulai dibelakang itu dibuntuti mendekati. Bu C kemudian Dalam keluarga terbiasa untuk membicarakan seksualitas dengan bercanda dan bergurau. Orangtua tabu membicarakan seksualitas sebagai hasil didikan orangtua Kapan : saat ngerokin atau memandikan Mengarahkan anak menjaga diri agar tidak sembarangan disentuh laki-laki Ketidakdekatan dengan anak membuat orangtua memilih memantau anak dari jauh Orangtua membangun 242 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 505 510 515 520 525 laki-laki itu, nah saya biarkan dulu sampai suatu saat kalau sudah agak, sudah mulai bisa saya deketi, „kamu tadi dideketi laki-laki.‟, pertama dia gak tau, kemudian nanti yang kedua, dia masih belum tahu, nah mulai ketiga keempat, „kenapa ya?‟, nah dia mulai hati-hati. „kenapa kamu lari-lari?‟, „ada yang menguntit saya.‟, jadi dari situ kita pelan-pelan ngasi tahu, „nah kamu sudah mens, kamu sudah besar, hati-hati ketemu laki-laki, apalagi dirumah kamu lebih banyak sepinya, sehingga pesan kami hanya satu, kalau tidak ada orang dirumah, tidak boleh ada laki-laki, jadi hanya itu. Temen laki-laki gak boleh masuk, cukup diluar, kalau diluar ada tetangga yang memperhatikan, didalem kita gak bisa. Jadi kalau misalnya ada acara apa mau dijemput laki-laki, saya bilang, „Yah, kamu bisa nganterin gak sih?‟, saya paksa suami saya untuk bisa nganter gak sih, kalo gak bisa saya panggil keponakan saya, bisa gak nganter gitu, bisa nganter gak gitu, kalo bisa oke sudah ada yang nganter, selesai. „maaf ini kakakmu dah bisa nganter, jadi mungkin temenmu besok lain kali aja. Kalau bener-bener kamu perlu‟, jadi suatu saat seperti untuk, kenapa temen ada, yang hidup dilingkungan muslim yang kolot kolot gitu jadi pendidikannya agak berbeda, jadi dia sendiri, kog tiba-tiba kakak kelasnya itu nikah, kan masih muda sekali. Masuk kuliah langsung nikah gitu. Nah saya diem aja, waktu dia tanya, „kog nikah ya bu ya?‟, baru tak kasi tahu kenapa dia menikah, untuk menghindari apa, dan sebagainya itu pelan-pelan. Jadi untuk kasus ini memang lebih deket ke ibunya, memang untuk yang lain lebih deket ke bapaknya, tetep saya kira karena wanita ya, tapi saya sendiri membangun kesadaran anak akan ketertarikan laki-laki kepadanya kesadaran anak akan ketertarikan laki-laki kepadanya Saat anak sudah menstruasi, bu C mengarahkan agar tidak boleh ada teman laki-laki masuk rumah apabila memberi rambu-rambu anak sendiri dirumah,karena didalam berelasi dengan lawan jenis rumah tidak bisa diawasi, sedang diluar rumah bisa diawasi tetangga Saat anak mau diantar oleh teman laki-laki, bu C akan meminta suami atau keponakan untuk mengantar anak agar anak tidak dihantar teman Suatu saat ada kakak kelas anak yang menikah saat masuk kuliah. Bu C tahu namun diam saja. Ketika anak yang heran kemudian bertanya kepada bu C, baru ia kemudian menjelaskan kepada anaknya. Dalam beberapa hal anak lebih dekat dengan ibu, dalam hal lain bisa lebih dekat ke ayah. Orangtua tidak mau saat anak bepergian dihantar teman laki-laki sehingga orangtua yang menghantar sendiri. Orangtua menunggu anak bertanya baru menjelaskan Isi PS : pernikahan muda Dalam beberapa hal anak lebih dekat dengan ibu, dalam hal lain bisa lebih dekat ke ayah. 243 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 530 J : C : 535 J : C : 540 545 550 555 diuntungkan karena sekolah itu sangat care dengan anak, jadi waktu SMP tu ada retret begitu dan diretret itu yang perempuan disendirikan yang laki-laki sendiri SMP mana bu? SMP St Dg, nah kemudian diberitahu tentang kewanitaan, jadi gimana pake baju … Seperti di WB itu juga ada tu Jadi memang diberi wawasan seperti itu, kemudian waktu pulang cerita, „bu kemarin saya diberitahu ini, pake bra seperti ini tu gak bener, pake bra seperti ini bener.‟, jadi terus dia mengganti semua yang waktu itu dia seneng sekali, tiba-tiba dengan ada pelatihan itu terus dia ngganti. Nah sampai disitu akhirnya kita malah tahu cara gimana, „nah ini gak cocok dek.‟, tapi saya usahakan memang untuk menghindari hal-hal yang tidak baik karena dia, saya memang sangat hati-hati karena selalu dibuntut orang itu, itu dulu pengalaman kami bener itu. Jadi karena badannya memang besar jadi sudah berapa kali dikuntit, saya bilang, „kalau sekolah, kalau pergi, usahakan untuk pakai daleman. Kaos dalem itu. Kalo dirumah gak mau pake ndak papa, tapi begitu keluar harus make kaos dalem begitu. Jadi walaupun harus membelikan banyak ndak papa gitu lho. Jadi saya pikir, saya sendiri kebetulan juga gak begitu pakai baju yang aneh-aneh gitu, saya bilang,‟kalau pakai baju yang aneh-aneh itu, bapaknya pokoknya kalau beli baju kamu gitu.‟, nah dia sudah pakai baju yang sangat rapet begitu, saya protes, „saya gak mau itu.‟, dia beli jeans gitu, gak cocok, kan sekarang modelnya pensil pensil begitu nah saya bilang, „boleh pake ini.‟, kalau dia maksa sekali, „tapi bajunya harus panjang di bawah bokong.‟, saya bilang gitu, „kalau pakai ini sekali-kali, kamu Bu C merasa diuntungkan dengan sekolah yang peduli dengan seksualitas anak. Saat SMP anaknya mengikuti retret dan diberitahu mengenai cara berpakaian yang baik misalnya tentang BH. Ketika anak bercerita ke ibu, ibu kemudian dapat membantu mengarahkan anak dalam berpakaian. Karena ada pengalaman dulu anak dibuntuti laki-laki maka bu C sangat berhati-hati dengan cara berpakaian anak. Bu C mengarahkan anak untuk selalu memakai kaos dalam saat pergi keluar rumah. Bu C juga tidak setuju kalau anaknya menggunakan pakaian yang ketat. Saat anak membeli celana jeans yang ketat, bu C meminta anak untuk mencari model lain atau mengenakan pakaian yang menutupi pantat saat menggunakan jeans ketat tersebut. Orangtua merasa terbantu dengan sekolah yang peduli dengan seksualitas anak Sumber PS : cerita anak mengenai PS yang diterimanya dari sekolah Orangtua sangat ketat kepada anak karena pengalaman seksual buruk yang pernah terjadi kepada anak saat kecil (SD). Isi PS : rambu-rambu berpakaian Orangtua mengatur dan mengarahkan ke anak mengenai model pakaian yang boleh dipakai. 244 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 560 565 I J O C : : : : 570 H C J C 575 580 585 : : : : niat pake segitu, ibu gak mau.‟, lha terus cari model yang lain, ‟kalau ini kamu pake segini, gak da papa, karena gak da yang nganu.‟, jadi suatu saat kami pernah sangat marah, bener-bener marah dalam artian tapi marahnya hati-hati, tetep hati-hati, karena anak-anak sekarang itu kalau dikasi tahu defensenya … Iyaa Keras, argumentasinya sudah beda sama kita Semakin kita keras semakin … Karena anak saya memang kebetulan bagus sekali ngedance, nah tapi kami berfikiran kalau dia ngedance pasti nilai gak akan bagus, pertama sebenarnya itu, yang kedua adalah kami tidak siap kalau suatu saat dia pake baju buka-bukaan seksi Seksi iya, karena itu mengundang … Karena itu mengundang juga Dan itu bener-bener mengundang, Dan itu bener-bener mengundang, pelan-pelan ngasi tau sampai akhirnya protes. Protes pun saya biarkan dalam arti dia suatu saat akan tahu bahwa itu tidak, jadi waktu rame-rame di TV dan sebagainya, „nah kamu lihat, dia ngedancenya, wanitanya pake apa? Suatu saat kamu mengatakan, saya gak akan pernah pake begitu bu, tapi koreografer itu kalo suatu saat kamu bekerja, gak bisa.‟, kita bilang begitu, kemudian ada hal-hal misalnya seperti tenis atau voli itu, ada yang pake, saya terus kemudian mereka yang perempuan pada pake celana pendek-pendek, yang laki-laki panjang, kemudian saya bilang, „kenapa ya yang laki-laki bisa pake celana panjang yang wanita pake celana segini itu. Jadi kalo pergi keluar lihat yang seperti ini, bajunya seperti ini, ngapain sih, „kalau kalian sih nggak papa, kulitnya putih, kalau Orangtua berhati-hati dalam Bu C pernah suatu kali sangat marah mengekspresikan kepada anak namun kemarahan ke anak karena mengekspresikannya secara hati-hati anak zaman sekarang sulit karena anak sekarang sulit diberitahu diberitahu. Bu C tidak setuju anak ngedance karena takut nilainya buruk dan tidak siap kalau anak memakai pakaian yang seksi. Saat dilarang anak akhirnya protes, kemudian bu C mengajak anak melihat acara di TV yang ada penarinya. Bu C kemudian menunjukkan para penari yang berpakaian seksi dan menjelaskan walau anak berkata tidak akan berpakaian seksi namun bila tuntutan pekerjaan maka anak tidak akan bisa menolak. Bu C juga mengatakan bahwa anak tidak cocok menggunakan pakaian yang seksi karena kulitnya hitam maka akan menakutkan Orangtua melarang anak menari karena menari menggunakan pakaian yang seksi dan menggoda dan orangtua tidak siap melihat anak berpakaian seksi. Orangtua menunjukkan contoh penari di TV untuk membujuk anak berhenti menari Orangtua mengatakan bahwa anak jelek bila berpakaian seksi agar anak 245 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 590 A : C : 595 600 605 610 615 A S A J I : : : : : kamu menakutkan.‟, saya bilang begitu, jadi kalau memang dari sisi baju, dari sisi seperti itu kami sangat membatasi … Concern Karena kami sendiri memang gak bisa mengawasi sangat detail diluar, kami hanya bisa waktu ketemu dirumah itu sangat terbatas, pagi kami sudah berangkat, nanti ketemu sudah sore. Udah saling capek sendiri, pulang dia tidur saya bangun, dia bangun saya tidur. Jadi sangat terbatas, jadi kadang-kadang ceritanya ya pelan-pelan sambil makan, sambil dimobil itu tanya, tadi gimana, gimana, jadi keterbatasan kami begitu. Ya itu ada lagi yang mau menambahkan atau … Ibu, jangan lupakan saya hehehe Setuju? Ohh sudah, sudah, heeh tante, ya silahkan Ben ngarang ndisik Iya hahaha, kalau bicara pendidikan seks untuk anak, saya tadi mikir, apa ya yang saya lakukan karena saya mikir, selama ini saya membiarkan sepertinya semua itu ya seperti air yang mengalir. Karena gini, saya punya tiga anak itu, masing-masing wataknya berbeda dan berbedanya itu seperti agak bertolak belakang, jadi kalo saya terapkan ini pada yang pertama, itu gak masuk, saya terapkan ke yang kedua, yang saya anggap itu pas untuk yang pertama, gak masuk. Jadi saya selalu biarkan semua itu mengalir dulu. Pada saat ada peristiwa yang mungkin bisa saya kasih keluasan, bicara dengan mereka, mereka cerita, baru saya masuk, tapi ee satu hal yang saya pegang selama ini, bahwa saya akan, selalu saya akan berperan sebagai seorang teman, ketika anak saya membutuhkan teman cerita, dan saya bersikap dan berperan sebagai seorang ibu, ketika saya harus mengarahkan atau mungkin melarang gitu, jadi saya mesti keras, tidak berpakaian seksi Bu C merasa tidak bisa mengawasi anak dengan seksama karena memiliki waktu terbatas untuk bertemu dengan anak sehingga memberi PS saat makan atau dimobil bersama-sama Terkait PS, Bu I merasa bahwa selama ini dirinya membiarkan semua mengalir saja baru ketika ada peristiwa yang pas maka Bu I masuk memberi PS. Ini karena ketiga anak Bu I memiliki watak yang sangat berbeda sehingga cara yang diterapkan di satu anak tidak cocok ke anak yang lain. Bu I berprinsip bahwa ia akan berperan teman ketika anak butuh tempat bercerita, dan berperan ibu ketika perlu mengarahkan atau melarang anak Hambatan : orangtua memiliki waktu terbatas untuk bertemu dengan anak Kapan : saat makan atau dimobil bersama Orangtua tidak membuat suatu alur PS yang jelas karena anak-anaknya memiliki watak berbeda sehingga membutuhkan cara yng berbeda terkait PS PS diberikan saat ada peristiwa yang pas Orangtua dapat berperan sebagai teman dan orangtua sesuai kebutuhan anak 246 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 620 625 630 635 jadi mungkin agak power saya akan saya liatkan. Itu yang selama ini saya lakukan. Soalnya begini anak saya yang pertama, dia justru sepertinya gak tertarik cowok, sampe kadang saya harus mancing-mancing dia, karena dia lebih ke arah , dia kan emang sainsnya, jadi pikiran dia itu kayaknya pelajaran, dan kebetulan dia memang sering ikut lomba dan dia memang sering menang gitu ya, olimpiade dia juga ikut, kayaknya tu gak sama sekali kepikir, yang penting belajar, kalo kemarin dia komputer liatnya saya tu ndesain-ndesain jadi kayaknya malah justru perlu dipancing, karena dia gak bisa. Ya yang kedua, kasusnya, justru dia udah mulai tertarik sama cowok sebelum, saya pikir sebelum saatnya, karena saya juga garisin ke anak-anak kalo bisa kamu kelas 2 SMA, dalam artian dah kan ya udah umurnya 17 tahun, kalo bisa, kalo berteman sama cowok terserah, maksud saya kalau sudah 17, udah mulai sedikit dewasa, temen-temen yang mereka ajak juga sudah dewasa itu akan mengurangi apa ya, kekanak-kanakan yang ngawur gitu lho. Walaupun memang kadang yang kedua ini sudah mulai pacaran, dia juga cerita tapi, SMP dia sudah, jadi saya lihat karakternya beda sekali, akhirnya Anak pertama Bu I, perempuan, sepertinya tidak tertarik kepada laki-laki. Menurut Bu I anaknya lebih tertarik kepada pelajaran sains, atau membuat desain dikomputer. Bu I perlu memancing dulu agar anak berbicara mengenai ketertarikan kepada laki-laki Anak kedua, perempuan, justru sudah tertarik pada laki-laki sebelum umur 17 tahun. Umur 17 tahun adalah umur yang dianggap bu I sudah cukup untuk berpacaran. Bahkan waktu SMP anak sudah pernah pacaran. saya perlihatkan itu yang pertama ketika dia ini, cuek aja gitu. 640 Tadi teteknya besar cuek gitu, jadi saya harus pelan-pelan kasi tau dia, „bajumu harus pake ini gini‟,‟ahh udahlah ma, gak enak juga.‟,„gak bisa, orang akan tertarik lihat kamu gede badannya.‟, itu saya masuk disitu. Nanti waktunya mens, saya arahi. Tapi adiknya mau mens dia sudah cerita duluan, „ma ini gini gini gini.‟, gitu. Dia lebih ekstrovert gitu. Saya masuk. Ketika saatsaat seperti itu saya merasa, ini anak gak bisa sama, karena yang kedua justru, emmm, karena dia mungkin gak, gak terlalu ke Anak pertama bu I, cuek dengan seksualitasnya, misal saat payudaranya mulai besar dan menstruasi perlu diarahkan bu I dahulu. Sedangkan anak kedua bahkan sebelum menstruasi sudah mulai bercerita lebih dahulu Pada anak yang tidak tertarik dengan relasi romantis, orangtua proaktif memancing percakapan mengenai topik itu. Menurut orangtua usia 17 tahun adalah usia minimal berpacaran Saat anak cuek dengan seksualitasnya, orangtua proaktif mengarahkan Isi PS : mengapa mengenakan BH Isi PS : menstruasi Anak kedua bu I, saat ini menjadi 247 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 645 650 655 660 665 670 pelajaran. Sekarang dia malah fotomodel, nah itu yang saya mulai, tanpa tedeng aling-aling ketika dia ikut model saya mulai pelan-pelan saya arahin, baju yang bisa kamu pake, kemarin dia juga jadi model, gek entes juga pake buat bannernya, buat emm apa kalender itu, tapi selalu kan baju yang diminta agak terbuka, itu saya arahin dia, jadi kemudian dia bisa mengerti dan dia mulai pake baju yang biasa tapi mungkin, vestnya atau assesoriesnya dia tambahin, saya merasa disitu saya agak keberatan, dan dia mengerti saya gitu. Kemudian anak yang ketiga karena anak cowok, itu terus terang kasusnya lain lagi, kalau saya lihat ini, dia masih seperti anak-anak jadi kadang tautau peluk saya dari belakang, maksud saya, saya kan kadang risih juga hehehe. Karena karena, maaf ya itunya kalau nyentuh saya, bukan dia yang risih, saya yang risih. S : Hahaha O : Hehehe I : „mama!‟, terus peluk kayak tadi saya berangkat di cup cup cup cup, „waduh dek isin saya disini di cup cup.waduh dek‟, „mama tu dipeluk anaknya gak mau.‟, „mau sih mau saya peluk.‟, tapi kan maksud saya kan dia sudah mulai SMP, jadi saya harus mulai kasi pengertian dia, nanti kalau dewasa gimana, katanya, „belum belum ma.‟, „nanti kalau kamu bilang begitu, pacarmu liat gimana?‟, „aku ndak mau punya pacar.‟, nah cewek lho, „aku ndak mau punya pacar.‟, ‟yaudah sekarang adek bilang gitu ya, ndak papa, suk kalo udah nanti ya mama akan ingetin lho.‟, gitu. Jadi saya gitu gitu. Terus papanya yang terus terang saya beri jatah untuk anak cowok, karena saya merasa, yang dua cewek ini lebih dekat ke saya, karena kalau mereka cerita papanya, ada foto model. Bu I mengarahkan anak agar tidak memakai pakaian yang terlalu seksi dan anak menurutinya dengan memakai pakaian yang lebih biasa. Anak memahami keberatan ibunya. Orangtua mengarahkan anak agar tidak memakai pakaian yang seksi Anak ketiga bu I, laki-laki, walaupun sudah SMP, menurut bu I masih seperti anak-anak karena masih suka memeluk dan mencium ibunya. Bu I kadang merasa risih, terutama saat dipeluk dan kelamin anaknya mengenai Bu I. Bu I memberi suaminya tugas untuk memberi PS kepada anak laki-lakinya. Sedangkan anak-anak PS diberikan orangtua dengan jenis kelamin sama dengan anak 248 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 675 680 685 690 695 700 rasa malu. O : Sama-sama cewek. I : Heem, pertama malu tapi, „ndak papa nak, seperti ini ini.‟, „malu saya‟, „ndak papa wis umum, setiap wanita pasti mengalami. Jadi artinya dia mulai sama papanya tapi itu harus saya giring gitu lho. Nah, papanya sekarang ndeketi yang laki, jadi itu yang saya bilang tadi diawal, semua saya biarin ya apa adanya dulu, pokoknya ketika ada kesempatan bicara, saya akan bicara gitu, tapi satu hal lagi yang selama ini saya lakukan setiap pagi, setiap pagi saya akan berdoa untuk anak saya. Dalam arti saya merasa saya terbatas. Seperti bu B, saya bener-bener merasa, ya itu yang akan saya lakukan dikemudian hari ketika anak saya besar nanti ya, karena saya gak, karena sekarang saya dah merasa, Tuhan, ada saatnya saya tidak bisa gitu lho, memantau, saya secara teori saya ingin gini, saya jemput, saya pakaian saya ini, tapi ada saatnya mereka itu ada momen-momen yang saya tidak bisa awasi, dan momen itu saya takut setan masuk ketika saat yang tepat gitu lho, apa, dalam arti tepat untuk menjatuhkan anak saya, karena saya denger cerita banyak ya, tadi bu J udah banyak cerita anak yang sampe di …. J : Oyaa soalnya saya ngene, membina anak jalanan jadi … A : Luar biasa ya critanya J : Saya membina anak jalanan, begitu buuuanyak karakter B : Kadang kasusnya gini bu, orangtuanya baik waktu ndidik, ndak tau sama sekali anaknya J : Ya itu lingkungan tadi saya bilang. Lingkungan diluar itu kadang lebih jahat, kita itu dah bikin rantai, dan bikin pagar yang sangat kuat, tapi ya satu iman itu nomor satu memang perempuan ke ibunya karena malu bila bercerita ke ayahnya. Namun Bu I juga mendorong anak agar mau cerita ke ayah juga dan saat ini mulai bisa bercerita ke ayahnya. Ada pembagian tugas antara suami istri Orangtua mendorong anak untuk bisa terbuka mengenai seksualitas dengan orangtua dari jenis kelamin berbeda Bu I selalu mendoakan anaknya agar dilindungi Tuhan karena Bu I merasa dirinya terbatas dalam mendidik anak. Dalam hati ingin selalu mendampingi dan memantau namun menyadari bahwa ada waktuwaktu dimana bu I tidak mungkin bisa mengawasi dan anak bisa berbuat menyimpang disitu. Karena orangtua merasa terbatas dalam mendidik, mendampingi dan memantau anak maka orangtua mendoakan anak agar dilindungi Tuha Menurut ibu-ibu, orangtua terkadang sudah mendidik anak dengan baik namun lingkungan diluar rumah memberi pengaruh buruk kepada anak. Oleh karena itu anak perlu memiliki iman yang kuat dan kedekatan dengan Tuhan Iman menjadi bekal penting anak dalam menghadapi pengaruh lingkungan 249 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 705 710 715 720 725 O : Iya nomor satu J : Diluar itu aduh bener, pengaruh pengaruh itu sangat O : Makanya yang saya tekankan cuma itu, deket sama Tuhan itu dah aman dah. Aktivitas gereja gitu I : Kalo saya kan yang jelas ya ya doa ibu itu, „Tuhan hanya ini yang bisa saya lakukan.‟, dalam arti sebagai ibu saya sudah berusaha mereka, tapi diluar ada hal-hal yang diluar kemampuan saya, Allah menyerahkan mereka pada saya, heeh, saya anggap itu suatu kepercayaan tapi tolong Tuhan bantu juga, itu yang selalu saya serukan. Dan sampai saat ini ya saya ya seperti ini. J : Berserah dan berusaha A : Iya. Tante ada yang mau ditambahin? S : Ya J : Ya cantik hehe S : Terimakasih kalo mendengar pendidikan seks, memang sangatsangat, apa ya, miris kalau boleh dikatakan, karena saya sebagai seorang pendidik, SD, dan sekarang anak-anak SD pun sudah pinter begitu dari mulai kelas 1. Anak-anak itu sudah saya amati karena saya kan sering jaga di UKS ya, seperti yang saya, akhirakhir ini saya sering melihat apa yang, anak-anak itu sesak nafas, ini dan itu, ini dan itu, saya mempelajari dari berbagai, dari berbagai kasus anak-anak yang sering datang ke UKS, ini kenapa, saya gitu, kemudian ini saya cerita dari anak-anak, pendidikan, memang saya mulai mendidik dari anak-anak, itu memang harus saya tanamkan untuk pendidikan seks. Kalo anak-anak itu biasanya memang terhadap orangtuanya itu memang kadang-kadang malu, mau bertanya mau apa, tetapi dengan gurunya kadang-kadang itu bertanya seperti, „bu bu kalo misalnya …‟, tanya, „emm orang misalnya laki-laki terus sudah Bu I selalu berdoa agar Tuhan menolong Bu I menjagai anakanaknya karena ada hal-hal yang diluar kemampuan Bu I. Orangtua mendoakan anak karena merasa ada hal-hal yang diluar kemampuan orangtua. Bu S adalah seorang guru SD dan dia mengamati anak-anak, terutama yang masuk UKS, karena bu S sering tugas jaga di UKS. Menurut Bu S, PS harus dimulai sejak anak-anak. Menurutnya, murid-muridnya sering malu bertanya kepada orangtua namun kepada gurunya, anak lebih berani bertanya, misalkan bertanya mengenai orang yang sudah mimpi PS perlu dimulai sejak masih kanak-kanak Anak-anak lebih berani bertanya kepada guru dibanding kepada orangtua 250 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 730 735 740 745 750 755 mengeluarkan ini, sudah mimpi basah itu bisa nganu ya bu, bisa menghamili ya?‟, jadi jadi bisa lebih fair, nah saya juga cerita seperti itu, terus saya tadi baru saja menemukan kasus, anakanak kesesek sek seperti ini, „udah kamu sesek sekali lagi di UKS saya bawa ke rumah sakit.‟, akhirnya saya bawa kerumah sakit, tak periksa di UKS, „jantungmu gak papa, paru-parumu gak papa.‟, walaupun saya bukan, saya kan guru olahraga bu. Jadi, „kamu tu ada apa?‟, saya bawa kerumah sakit dokternya mengatakan gak papa tu, terus nah itu saya kasus, tementemennya yang ndeketin saya, saya tanyai kenapa to temenmu, ternyata anak ini sudah punya rasa suka terhadap cowok nah ini berantai, cowok ini berebut untuk banyak cewek ternyata, ini dideketi ini, ini malah dideketi ini, ini dideketi ini, X : Hahaha S : Yang sesek itu, mereka berdua ini, lho kog ini mereka berdua ini ada apa. Nah setelah saya, baru tadi saya ketemu, ooo berarti intinya dia itu, dia ini nangis, tadi sore ini nangis, baru tadi sore ini nangis. „kamu nangis kenapa?‟, padahal cowoknya ada disitu, ini kelas 6 sama kelas 5, terus udah mens. Sudah, ini saya juga mengenai mungkin karena guru-guru yang diatas itu bapakbapak ya mungkin mendekatinya kurang ke anak-anak sehingga memang untuk anak-anak itu kurang untuk bertanyanya juga malu mungkin gitu lho. Nah dengan saya itu tu yo saya sambil ngobrol ya sambil cerita, „lha nek bu S dulu gimana?.‟, lha saya cerita dari situ. Nah dari itu memang kalo saya lihat untuk anakanak saya, mengenai pendidikan seks itu memang seperti yang ibu-ibu sampaikan itu memang tidak begitu vulgar banget tetapi saya hanya justru malah meneladani dari tetangga kanan-kiri yang dia MBA dulu sebelum.. nah itu saya mengatakan, saya basah dapat menghamili. Bu S menemui kasus anak perempuan yang mengalami sesak nafas, kemudian anak itu dibawa ke rumah sakit namun ternyata baikbaik saja. Ketika ditanyai anak mengaku baik-baik saja, namun saat bu S bertanya ke temantemannya, mereka bercerita bahwa anak perempuan menangisi teman laki-laki yang disukainya, karena laki-laki itu menyukai perempuan yang lain. Menurut bu S, guru-guru lain kurang dekat dengan anak sehingga anak enggan bertanya karena malu Saat murid bertanya mengenai pengalaman bu S terkait seksualitas, maka kesempatan itu digunakan untuk memberi PS. Bu S menggunakan pengalaman tetangganya yang hamil diluar nikah untuk mengingatkan anak Orangtua menggunakan kesempatan kerjanya untuk memberi PS walau bukan ke anak sendiri Menggunakan pengalaman tetangga sebagai contoh untuk anak 251 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 760 765 770 775 780 785 J S A J S : : : : : bukan bukan mencela ini anak siapa dan siapa, „buat kamu lihat itu dia sudah, itu contoh kalo kamu tidak hati-hati masalah seks.‟, dan anak saya memang bener bu, saya memang melarang anak saya karena saya sendiri dulu teman saya cowok semua, dari saya tu SD sampai saya sekolah SPG, atau tingkat SMA itu saya gak pernah punya temen cewek main, semua temen saya cowok, jadi saya saya lebih enjoy dengan temen bermain, temen-temen cowok, tapi saya yang saya pake ee untuk saya tu gini, „kamu tidak boleh menganggap saya itu pacar. jadi saya menganggap kalian sahabat, kalo diantara kalian itu menganggap saya itu pacar, kamu harus keluar dari persahabatan ini.‟, saya begitu. Jadi teman itu merasa tidak ada yang … Punya komitmen! iya hihi Lho komitmen ini nanti Jadi itu ada seperti itu, lha saya ke anak-anak, „sekarang kamu lihat itu tetangga anak itu kog sampe belum lulus SMA ini dia sudah dropout, besok itu harus kejar paket untuk lulus SMA. Nah kamu harus melihat itu karena apa? Itu pergaulan. Orangtuanya bilang anak itu baik-baik saja, ini ini ini, ternyata diluar seperti itu, itu yang jangan dicontoh.‟, nah terus anak saya, „kamu boleh pacaran kalo nanti sudah lulus SMA.‟, yang anak saya yang pertama memang setelah lulus SMA terus dia baru, „bu aku gak punya pacar sendiri, aku malu ni sebetulnya gitu.‟, „lho aku tu sebetulnya pengen kamu punya pacar tapi kalau sudah lulus SMA boleh.‟, ternyata lulus SMA dia dapet cowok juga istilah e meminta kepada saya, „bu kalo saya dengan akibat bila tidak hati-hati dengan seksualitas. Bu S semasa SD sampai SMA tidak memiliki teman bermain perempuan karena lebih nyaman bermain dengan laki-laki. Namun dalam pertemanan itu dia meminta agar tidak ada yang mengganggap dia pacar, hanya sahabat saja. Bu S mengingatkan anak-anak untuk menjaga pergaulannya. Dia juga meminta anak untuk pacaran setelah lulus SMA saja. Sewaktu SMA anak pernah mengeluh malu karena belum punya pacar namun Bu S tetap memotivasi agar anak menuggu sampai lulus SMA. Ternyata setelah lulus SMA anak pun mendapatkan pacar. Saat anak punya pacar. Isi PS : menjaga pergaulan dengan lawan jenis Usia minimum berpacaran adalah lulus SMA memberi rambu-rambu berpacaran. 252 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 790 795 I H J S 800 805 810 815 J S A J S J S J S putri ibu bagaimana?‟, ya saya, pokoknya gini, saya memberi rambu-rambu gini gini gini, orang pacaran itu baru namanya penjajakan, anak saya juga gitu, ya kalo besok jadi suami istri kalo ndak? Karena pihak perempuan ini adalah pihak yang paling dirugikan : riskan : Dirugikan : Iya bener sekali : Saya sudah sebutin, pihak perempuan itu pihak yang paling dirugikan, begitu kalian kehilangan keperawanan itu adalah sudah fatal seumur hidup dan tidak bisa diulang, saya begitu, terus anak-anak saya jadi tahu istilah orang jowo, „penak e sakdulit, rekasana saklangit.‟, itu juga yang saya tanamkan … : Itu dulit e jentik po driji bu? : Yo sakdulit yo sak mono : Hahaha : Nek jentik sitik e. : Yo pokoke … : sakdurung e sejentik wis : Ya boleh : Biar gak tegang lah. haha : Sedulit gitu, tapi rekosone selangit. Nah karena, „wah nek gini tu pengen e nikah muda ya?‟, apalagi nikah muda, banyak contoh nikah muda itu akhirnya ditengah-tengahnya putus, cerai dan sebagainya, ini yang agak membuat kita itu kadang-kadang, beberapa anak tu kadang gak habis pikir lho, „kamu itu mau menikah muda itu maunya apa?‟, saya juga nikah muda umur 21, tapi suamiku kan sudah tua ya, kacek 10 tahun sama suami saya, dan itu sudah istilah e dewasa, saya gitu. „Saya ndak papa Isi PS : pentingnya menjaga keperawanan Bu S menekankan pentingnya menjaga keperawanan karena kehilangan keperawanan merupakan hal yang fatal dan tidak bisa dikembalikan. Bu S juga menasihati anak-anaknya bahwa hubungan seksual pranikah hanya „enak sebentar, menderita lama‟. Bu S juga mengarahkan anak mengenai resiko menikah muda yaitu banyak yang cerai, kemudian karena masih muda masih sulit bertanggung jawab sehingga akan merepotkan orangtua saja. Orangtua memandang kehilangan keperawanan sebagai hal yang fatal Orangtua memberitahu anak bahwa kenikmatan seksual hanya sebentar namun konsekuensinya lama. Isi PS : menikah muda – resiko dan kesulitannya 253 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 820 825 830 835 840 845 og, wong sudah ada yang tanggungjawab.‟ saya gitu, „Tapi kalo kamu masih masa-masa sekolah ndak ada yang tanggungjawab, yang rekoso itu orang tua.‟, saya gitu ke anak-anak. Makane tidak anak laki-laki tidak anak perempuan, saya menerapkan sama tentang pendidikan seks, jadi pihak laki-laki pun kamu juga gak boleh main-main sama anak perempuan orang, saya gitu karena anak perempuan itu, yang saya titik berat, anak yang paling dirugikan kalo sudah sampai jauh dalem gitu lho. Terus ingat itu firman Tuhan bahwa mengatakan bahwa kalo kamu, kalau bisa kamu jaga keperawananmu, kalo laki-laki ya keperjakaan kamu tu kamu jaga sampai kamu diberkati di gereja, itu paling aman dan itu paling membahagiakan, kalau anak ini lahir dari hubungan yang belum kita inginkan, itu akan menanggung dosa seumur hidup dan itu penyesalan yang tidak bisa dibeli dengan apapun, saya cuma bilang begitu, jadi anakanak tahu. Jadi untuk anak-anak saya tidak begitu sering, tapi untuk pakaian memang saya, kamu gak boleh pake pakaian ini misalnya, sini ne ketok, kenene, kalo pakaian ya ke tempat mana kamu mau ke tempat mana. Kalo mau ke renang kamu pake pakaian renang ya yang baguslah, maksudnya ya yang kalo kamu mau ini keliatan pahanya ya kamu pake celana street ato apa tapi memang itu pakaian renang saya tidak papa, tapi untuk berpakaian kamu nengon, menggon papan, J : Empan papan O : Dimana kamu harus bertampil, ya S : Ngempan papan iya, dimana kamu harus tampil gimana, jadi saya, anak saya itu memang kemana-mana, perempuan saya punya yang pertama itu, saya tidak khawatir mengenai ee untuk apa ya, pergaulan, saya cuma kasih ee karena saya di keluarga Bu S menerapkan pendidikan seks yang sama kepada anak terkait menjaga relasi dengan lawan jenis. Bu S mengingatkan bahwa bisa menikah dan diberkati digereja merupakan pengalaman yang membahagiakan. Bu S juga mengatakan bahwa anak yang lahir dari hubungan yang belum diinginkan akan menanggung dosa seumur hidup dan penyesalan. Orangtua memberikan PS yang sama kepada anak laki-laki dan perempuan terkait relasi dengan lawan jenis Orangtua memandang bisa menikah di gereja sebagai pengalaman yang membahagiakan Anak dari hubungan seksual pranikah akan menanggung dosa dan penyesalan Orangtua tidak ketat mengatur cara berpakaian anak Mengenai pakaian anak, Bu S tidak terlalu ketat mengatur. Bu S hanya berpesan agar anak bisa menempatkan diri dengan tepat. Jadi tahu penampilan yang pas untuk tiap kesempatan. Bu S memberi arahan kepada anak pertamanya yang perempuan, Bu S mengarahkan anak agar berpakaian yang sesuai dengan tempat yang dituju. Isi PS : cara membela diri bila ada laki-laki yang mau 254 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 850 855 O J A O : : : : 860 S J X S : : : : 865 870 875 ABRI, „kalo kamu mau dijahati orang, pertama kamu gak usah teriak,‟, kalo teriak itu membuat orang semuanya kaget, „kalau perempuan, yang kamu bisa, tendang bagian bawah.‟, cuma itu. Biasane disikep tangan, ABRI ne dipake itu bu, itu, itu, itu, itu harus kamu patuhi, dan itu melemahkan kaum laki-laki Selalu bagian itu yang ditendang. Itu memang kelemahannya. Kelemahannya, ya ya. Saya juga gitu, anak-anak saya yang SD saya kasi tau begitu, „pokoknya kalo ada apa-apa ditendang gitu.‟, bagian itunya Ya gitu, jadi ndak usah njerit ndak apa-apa Pokoke nendang kui wis hahaha Jadi anak-anak saya ya udah kemana saja, pergi, „kemana kamu?‟, „ke nananana.‟, „pokoknya saya sangu doa, iman saya kepada Tuhan dan kamu ingat bahwa dosa seksual itu kalau memang belum diberkati sama Tuhan itu dosa yang tidak bisa diampuni.‟, istilahnya begitu, yo walaupun bisa diampuni tapi itu untuk hati ini tu sampai kapanpun gak bisa tenang begitu, jadi anak-anak sampai sekarang tu ya aman-aman saja. Tapi anak yang cowok ini yang saya memang agak khawatir ya, karena dia lain pergaulannya, dia pulang, kadang-kadang pulang malam, gak ketemu sendiri sama saya, tapi saya selalu mengatakan, „bu, percoyo o sama saya.‟, „ibu pokoknya ngasi kebebasan pada kamu tapi bukan kebebasan dalam artian kamu bergaul dengan anak-anak yang ini, terus kamu punya pacar, punya ini, kamu punya pacar ya?‟, „nggak.‟, „cuma pokoknya kamu manfaatkan masa anak-anak dan masa-masa remaja kamu itu dengan sebaik-baiknya, jangan sampai masa-masa ini bahwa bila ada laki-laki hendak berbuat jahat kepadanya maka tidak perlu berteriak tetapi tendang bagian kemaluannya saja berbuat jahat Bu S mengingatkan anak-anaknya bahwa dosa seksual itu tidak bisa „diampuni‟ dalam arti hati tidak akan pernah tenang. Orangtua memandang orang yang sudah melakukan dosa seksual tidak akan pernah tenang Bu S agak khawatir dengan pergaulan anak laki-lakinya, namun bu S belajar mempercayai anaknya dan menasihati anak agar memanfaatkan masa remajanya dengan baik Orangtua khawatir dengan pergaulan anak namun mencoba percaya kepada anak. Isi PS: nasihat untuk menggunakan masa remaja dengan baik 255 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 880 885 890 895 900 O : Hilang S : Kamu hilangkan dengan kamu hanya senang sesaat. Jadi jangan pesta seks dengan apa, minum. O : Dan yang pasti saya tekankan kepada anak perempuan saya, „jangan sekali-kali datang ke rumah cowok,‟, nah itu, „harga diri kamu hilang.‟. Jadi makanya anak saya sampe sekarang sing besar itu apapun dia disuruh temennya, dia gak mau, kecuali kalo misalnya belajar kelompok. Dia itu kalo belajar kelompok mesti tanya, karena sejak SD saya sudah terapkan itu, jadi kalo belajar kelompok lihat, dirumah ada siapa, ada orangtuanya ndak, ada ada, kalo ndak, sekalipun ada kakaknya, kalo cowok, dia udah gak mau. Karena seringkan saya denger kasus yang dia datang kesitu tau-tau orangtuanya itu, akhirnya yang diperkosa bapaknya sama temen-temen itu kan. J : Iya heem O : Lha itu, saat-saat begitu saya munculkan, sehingga akhirnya dia J : Kalau jaman sekarang memang ngeri, kita bicara seperti itu, haduh, gak da habisnya, rentang … A : Gak da habisnya ya kasusnya O : Dan ini juga baru ini tadi saya denger, tujuh anak mahasiswa di H : Pesta ganja di jogja S : Pesta ganja O : Pesta ganja dan nganunya gula digerenceng ya J : dibungkus O : Padahal anak saya kan baru pamit kemarin, „bu, ini nanti ..‟, kebetulan kan dia punya, Gm tu kan punya kelompok dari SMA, saya salut gitu. Jadi temennya itu satu kelompok itu hanya pergi bareng itu tok terus, deket banget, jadi punya pacar ya cerita, lha nanti dianya cerita, „bu ini tadi gini gini gini.‟, jadi dia selalu, Bu O mengarahkan anak perempuannya agar jangan pergi ke rumah laki-laki, karena hal itu menghilangkan harga diri. Anak sampai sekarang tidak pernah main kerumah laki-laki kecuali belajar kelompok, dan itupun harus ada orangtua temannya itu baru mau. Bu O takut karena mendengar berita-berita pemerkosaan Anak perempuan bu O hendak pergi ke semarang bersama dengan teman-temannya, bu O mengijinkan namun mengingatkan anak agar Isi PS : anak perempuan tidak boleh main kerumah laki-laki Berita pemerkosaan yang didengar orangtua membuat orangtua takut Orangtua mengingatkan anak agar tidak percaya sepenuhnya kepada teman karena teman bisa berniat 256 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 905 910 915 920 925 930 X O I O J A J : : : : : : : A : J : setiap perkembangan dia selalu kan cerita terus, entah cerita sahabatnya ke saya, entah ini kan, ngerti semua kan. Dia baru cerita, „bu ini saya mau ke Semarang bareng-bareng.‟, „oh ya boleh, ndak papa, tapi inget satu.‟, „iya.‟, terus saya denger berita, „Gm, ibu boleh, tapi inget kalo ada dikasi permen tu hatihati.‟. Karena apa, karena sekarang itu melalui teman, jadi kita tidak boleh percaya penuh sekalipun itu sahabat, jangan percaya penuh. „ibu tu gimana sih, dulu katanya namanya sahabat kan begini.‟, „kita bisa percaya tapi jangan percaya penuh cuman itu, karena sahabat pun itu manusia.‟, saya bilang gitu kan, „yang saudara aja bisa benci, ya kan, apalagi teman.‟, saya bilang gitu kan, jadi tetep hati-hati, saya bilang gitu. „oh iya bu.‟, akhirnya, „yaudah ceweknya berapa?‟, „ceweknya tiga bu.‟, „cowoknya?‟, „cowoknya empat.‟. Yaudah kalo ganjil gak papa Eh? hahahha Iya saya gitu hahaha kalo ganjil gak papa, saya bilang gitu Kalo genep gak boleh. haha Genep gak boleh Soal e kalo genep kan pasangan-pasangan kan gitu Lha ya itu. Tapi saya mungkin menambahkan sedikit, ee bahwa kita juga harus menyadari disini, ini saya bicara secara umum ya, kalo anak-anak kita itu bukan anak-anak kecil lagi. Jadi cara penyampaian kita pun mungkin harus juga dewasa Cara penyampaiannya dewasa itu gimana? Jadi kita juga memberikan satu kepercayaan ke anak. Karena kalo anak diberi satu kepercayaan, maaf saya bukan kotbah, saya hanya cerita pengalaman, kalo anak kita diberi satu kepercayaan itu akan lain juga dengan kita mendoktrin, kowe ra berhati-hati dan tidak percaya sepenuhnya kepada teman. Saat anak protes, bu O menjelaskan bahwa teman kadang juga bisa berniat jahat sehingga anak harus berhati-hati. Bu O juga lega saat tahu jumlah total yang pergi dengan anaknya itu ganjil sehingga tidak bisa berpasang-pasangan. jahat juga. Orangtua menganggap saat anak bepergian dengan teman dalam jumlah ganjil itu aman karena tidak akan berpasang-pasangan. Menurut bu J saat anak-anak sudah tidak kecil lagi maka orangtua perlu memberikan kepercayaan kepada anak, sebab bila orangtua terlalu mengekang anak maka justru anak akan memberontak. Dengan Apabila anak sudah remaja maka orangtua perlu memberi kepercayaan kepada anak dan tidak mengekang agar anak tidak memberontak 257 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 935 S : C : J : 940 945 B : J : S : 950 955 J : S : J : S : O : 960 J : O : ngene, kowe ra ngono, itu akan fatal malahan dan akan 180 derajat yang akan terjadi. Itu sering terbukti betul Iya Dan kasus-kasus diluar seperti itu, orangtua terlalu strict saking le wedi, ati-ati nih, monitornya sangat wohh bener-bener dipasung nih. Tapi justru diluar keingintahuannya gede banget si anak itu. Jadi kita harus menyadari, oh yo anakku saiki wis dewasa e, anakku wis remaja, anakku wis menginjak, jadi dimana kita juga harus memberikan satu kepercayaan yang mana anak itu nantinya akan, „orangtuaku memberikan suatu kepercayaan berarti aku harus seperti ini.‟ Harus jaga Anak saya dah pinter kog ya bu. Jadi tau tau, buka internet juga gitu, „kamu buka internet macem-macem, kamu tahu ee … „ Abang ijo itu dah tau, abang ijo kuning itu anak saya dah tau „Itu memang gak tabu, lebih pinter tapi kamu pokoknya itulah sebagai gambaran, dan itu boleh kamu lakukan besok.‟, saya gitu, tapi saat ini cukup ngerti aja ooh seperti ini to.‟ Kembali ke iman tadi, kita kembalikan ke iman Iya kembali ke iman. Sebenarnya seksual yang sehat itu seperti apa to. Nahh Jadi puji Tuhan, karena saya kebetulan intinya juga cuma satu, anak ini kalau sudah dipegang Tuhan, dia akan aman Dilindungi. Pasti iya Dalam artian pola pikirnya. Kita sekalipun ngekengnya kayak apa tapi kalo anak itu kita bebaskan tanpa deket sama Tuhan itu akan sia-sia, saya mikirnya seperti itu diberikan kepercayaan maka anak akan menjaga kepercayaan yang diberikan orangtuanya. Saat anak diberi kepercayaan maka orangtua berharap anak akan bertanggung jawab kepada kepercayaan itu Menurut ibu J dan S anaknya sudah mengerti batasan-batasan dalam berperilaku Orangtua merasa bahwa tanpa keimanan anak yang baik, sebaik apapun orangtua mendidik maka anak bisa terjerumus melakukan perilaku seksual menyimpang. Orangtua mengetahui apabila anak sudah tahu batasan berperilaku Menurut orangtua keimanan penting dimiliki anak agar tidak berperilaku seksual menyimpang 258 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 965 970 975 980 985 990 995 J : Karena lepas kita juga kan O : Iya bener, saya sekarang juga dinyamankan dengan itu tadi, anak saya yang pertama yang saya pegang. Lha adik-adiknya kan pada ngikut. J : Tut wuri handayani A : Haha O : jadi saya .. S : Dan biasanya contoh, contoh dari keluarga inilah yang sangat, sangat sangat, saya soalnya single parent bu, saya single parent dan memang anak saya itu „ibu gak boleh nikah lagi kalau saya belum nikah.‟, nah itu saya terapkan, jadi saya yo, kadang ada to seorang ibu yang sudah ditinggal bapak, terus cari lagi laki-laki, mau masukkan ini juga sebagai contoh bu, kalo ibunya gak macem-macem, anaknya akan ngikut, tapi kalau ibunya, saya banyak melihat kasus, kalau ibunya macem-macem, anaknya yo ra karu-karuan, ikut. J : Ini bukan tut wuri handayani, nek ini tut ngetutke mburi mbebayani. S : Nah itu, jadi saya yo wis waduh yo, saya nurut anak. Benerbener saya gitu, gak boleh nganu, misal saya cuma diguyoni digereja diapa ibu karo ini, „piye ibumu karo kae?‟, anak saya yo cuma senyum aja, saya juga ngapain to dibuat stress saya gitu. J : Karena dua peran, dimana harus menjadi seorang ayah, dimana seorang ibu, seorang teman, asal tidak satu bu, seorang kapiten X : hahahaha J : Harusnya mbak A yang ngelucu, piye tha mbak A ki.hahaha A : Lho saya cuma moderator haha. Kan ini sudah jalan J : Moderator harusnya hidup A : Hehehe ini sedang melihat ibu-ibu udah oke Bu O merasa aman karena sudah memegang anak pertama dan adikadiknya hanya perlu meneladani saja. Anak Bu S tidak mengijinkan ibunya menikah lagi sebelum anaknya menikah. Ibu S menuruti permintaan anaknya karena menurut pengamatan Bu S terhadap keluarga single parent, bila ibunya perilakunya aneh-aneh maka anaknya pun akan berperilaku aneh. Menurut Bu I teknik pelukan itu Teladan baik dari orangtua maupun saudara tua membantu anak agar tidak melakukan perilaku seksual menyimpang Pelukan orangtua 259 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1000 1005 1010 1015 1020 1025 I : Eh eh yang selama ini saya rasakan sendiri banyak manfaatnya itu teknik pelukan B : iya J : Pelukan kasih ya I : Waktu anak saya pulang dia marah, udah saya biarin, „mami tu lho gini.‟, saya peluk, akhirnya tu mandek sendiri J : lilih I : Akhirnya dia malah, „ma sini ma, deket aku ma.‟ J : Nangis. Pelukan I : Dah gitu baru O : Baru ngomong I : Baru mau bercerita. J : Iya memang gak bisa dikasar O : Lho saya tu sampe sama anak yang Gm, kalo sama Gm, kalo saya dah ngeliatin agak gimana gitu kan, dia kan juga pasti ada perasaan seneng sama cowok, cowoknya juga ganteng gitu kan, baru pendekatan tapi karena pertamanya saya sudah menekankan harga diri tadi ya, sehingga dia juga, „pokoknya kalo saya nduluin ya gak.‟, saya gak mau gitu kan. Jadi tetep ada bates-bates kan gitu. Jadi kalo dia nanti dari belakang tak peluk gini, akhirnya ya terus cerita J : Ilmunya ini ilmu apa? Ilmu teletubbies. berpelukan X : hahaha J : Ilmu teletubbies, berpelukan kan gitu.hahaha O : Dan kebetulan bapaknya, bapaknya itu …. J : Aku seneng e, mirsani bu Bambang. hahaha Kalem O : juga tipenya hampir sama. Itu apa namanya, kalo sama bapaknya, ehh bapaknya kalo sama anak-anak juga gak malu- banyak membantu dalam berelasi dengan anak. Pernah anak pulang dalam kondisi marah-marah kemudian dipeluk bu I akhirnya reda amarahnya dan menceritakan isi hatinya. menenangkan anak sehingga anak merasa dekat dan mau terbuka mengenai kehidupannya Bu O juga memiliki pengalaman serupa dimana saat anak dipeluk maka anak kemudian akan menceritakan ketertarikannya kepada laki-laki. Suami bu O juga tidak malu-malu dengan anak-anak bahkan sering Saat orangtua tidak malu menunjukkan afeksinya ke anak, maka anak tidak akan malu terbuka ke orangtua, 260 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI J : 1030 O : J : 1035 S : J : 1040 A : 1045 J : A : 1050 C : malu karena gak untuk mencari keuntungan, jadi sekalipun sudah dewasa, dia sudah dewasa, karena kalo tidur kan kadang dipeluk dicium Jadi dia juga terbuka, apapun yang dialami, itu dia gak malu untuk cerita sama bapaknya. Dan tidur pun saling berpamitan itu pun bagus, dan itu terjadi juga saya sama anak-anak. Siapa yang mau tidur dulu pamit, pamit, karena kita punya kamar sendiri-sendiri, jadi ini ini …. Saya campur. haha Ini artinya, ini lho bukan artinya saklek ini, „tidur duluan ya ma.‟, „dek aku tak tidur duluan ya.‟, itu bagus karena itu untuk menjalin suatu komunikasi. Dari yang kecil, ini dahsyat bu, dahsyat magnetnya gede komunikasi seperti ini. Dahsyat banget, dari yang kecil-kecil itu kalau kita terbiasakan, hal hal yang kecil akhirnya pun yang besar tidak melebar gitu lho, tidak menjadi suatu permasalahan yang gede. Kecil, „aku tak tidur duluan ya.‟, aku pamit masuk kamar dulu‟ … Berarti … Kalo jawa, maaf kalo jawa apa bu B? kode etik. Didalam keluarga juga harus ada kode etik. Kembali ke harga diri Kalo tadi kan berarti menginikan komunikasi didalam keluarga ya, menanamkan komunikasi? Untuk menceritakan ehh untuk memberitahu tentang pendidikan seksual gitu. Kira-kira berarti apakah ada hambatan gitu-gitu enggak ibu-ibu? Maksudnya … Ya sebelum ditambahkan ya, atau ini kalo ini kita sebenarnya seperti kami yang waktunya sangat terbatas itu adalah membangun kepercayaan memeluk juga anak-anaknya sehingga anak pun tidak malu bercerita kepada ayahnya Menurut bu J, komunikasi dengan anak itu dibangun dari hal-hal kecil seperti berpamitan sebelum tidur. Hal-hal kecil ini membantu keluarga untuk terbiasa berkomunikasi sehingga saat mengkomunikasikan hal besar tidak kesulitan. walaupun berjenis kelamin lain. Orangtua perlu terbiasa berkomunikasi dengan anak, dimulai dari hal kecil agar saat membicarakan hal besar tidak canggung. Bu C memiliki waktu yang terbatas 261 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI J : Ya itu membangun kepercayaan, perlu itu. 1055 C : Yang kita bangun adalah kepercayaan, jadi kalo suatu saat, kita yakinkan kita itu gak bisa ndampingi, suatu saat hanya kita kasi tau eh, kami kebiasaannya kalau habis mandi itu kami masuk saat teduh, tapi walaupun masih sendiri-sendiri tapi lama-lama, „ini kapan saat teduhnya?‟, jadi diingatkan terus, jadi 1060 membangun kepercayaan, sampai kembali ke pembinaan imannya tanya aja, „saat teduhnya gimana?‟ O : Membahas. Mungkin itu yang paling dasar ya. Dasarnya itu deket pada Tuhan. J : Ya itu iman, kembali ke iman itu kan pas ya. Kalo dipetani, di 1065 onceki, bicara iman paling kita nginep disini dua hari gak rampung, seminggu gak rampung. Jadi yang jelas kuncinya iman, kepercayaan. Kesimpulannya hari ini kan gitu C : Dan satu yang saya tekankan sama anak saya, kalo kamu dirayu laki-laki entah sudah pacaran atau belum, pastilah laki-laki itu 1070 bilang papi sakit, mesti memaksa, kamu sendiri yang harus kuat. Wanita yang harus kuat karena apapun yang akan disalahkan perempuannya, dan setelah itu laki-laki biasanya lupa. Lupa, jadi itu yang saya tekankan sama anak-anak. Jadi sama anak saya, jangan sampai kamu kena rayuan. Walaupun dia bilang 1075 „sakit.‟, dan sebagainya. Nanti kalo kamu punya pacar …. J : Lha iyo, penak e sakdulit, rekooosooone saaaaklangit. A : Iya saya juga jadi belajar ini. hehe J : Iya C : Iya bu J bener ini. Itu terjadi pada pasangan muda yang 1080 sebenarnya pada waktu itu belum nikah, jadi memang tapi, jadi memang tidak bersetubuh…. J : Bersetubuh itu ada untuk bersama anaknya sehingga ia berfokus pada membangun keimanan anak. Hal ini dilakukan dengan saat teduh bersama sekeluarga Orangtua yang memiliki waktu terbatas dengan anak akan berfokus pada membangun keimanan anak karena keimanan adalah dasar. Menurut bu O dan bu J, keimanan merupakan hal yang mendasar Bu C menasihati anaknya agar kuat melawan rayuan laki-laki, karena biasanya perempuan yang disalahkan jika terjadi aktivitas seksual yang menyimpang. Isi PS : perempuan harus kuat melawan rayuaan lakilaki Bu C pernah menerima pengakuan pasangan muda bahwa dirinya hamil walaupun tidak bersetubuh. Bahkan kelamin laki-lakinya tidak 262 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1085 1090 1095 1100 1105 1110 C : Minta maaf, memang tidak bersetubuh jadi akhirnya pengakuannya, malah saya terkejut, pengakuannya ke saya karena tiba-tiba harus nikah nanti. „kog bisa ya mbak C, kenapa, saya tu gak bersetubuh lho tapi kog bisa hamil ya.‟, gitu, jadi terus akhirnya malah pengakuannya ke saya, „yaudah kalo begitu itu bisa terjadi.‟, bahkan dia tidak nempel dicelana bu, minta maaf, jadi agak jauh dengan vagina begitu, tapi karena dia terus tidur mungkin kakinya gitu, pas masuk J : Pas masa subur C : Yah jadi karena …. J : Jadi pas masa subur, sperma … A : Iya iya O : Atau ini, katanya renang, renang itu bisa C : Ya makanya saya bilang tadi, saya bilang sama… S : Kalo renang J : Kalo renang kayaknya enggak, karena renang udah … I : Airnya udah … J : enggak bu, kalo renang enggak. Sperma itu keluar mati S : Sperma itu keluar, berapa detik atau berapa hari itu sudah mati O : Soalnya misalnya kan itu pernah ada isu J : Oh enggak kalo renang enggak. S : Kecuali dia didalam renang dia melakukan X : Hahaha J : Bisa juga bu … O : Soalnya kan sempat saya kan denger itu lho, makanya saya J : Nah simpang siur O : Simpang siur J : Jadi saya pribadi sepengetahuan saya, ehh selama pendampingan ini kalau renang gak papa, jadi sperma itu sudah menyentuh celana. Namun ini mungkin terjadi ketika tidur ada sperma yang masuk. Ibu-ibu berdebat apakah bisa hamil jika ada sperma di kolam renang. Akhirnya disepakati bahwa itu tidak bisa terjadi kecuali berhubungan seksual di kolam renang karena sperma yang keluar akan segera mati, 263 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1115 1120 1125 1130 1135 1140 mati dalam waktu sekian detik C : Kaporit semua itu J : Kalau yang saya ceritakan awal yang , yang sering saya tangani dan akhirnya terjadi seperti itu, iya, karena satu, si perempuan itu di masa subur, kedua, namanya berjuta-juta sperma itu, satu dimasa subur ketemu indung telur, udah pembuahan terjadi. Itu tidak harus bersetubuh. Dan berarti sehat sekali. O : Ya itu makanya saya bingungnya juga itu, kan sempat itu ada yang hamil katanya renang tuh, trus satunya ada … J : Berapa lama dikolam renang, dia melakukan itu hehe S : Memang ekstrim O : Terus ada heeh, artinya ada penjelasan lagi bahwa sperma itu sebenarnya keluar dari itu sudah …. J : Sudah mati S : Itu baru ditanyakan anakku tadi disekolahan, bu nek renang, ya renang itu kalo, woo ini kelas 4, kelas 5 ya bu, tanya J : dah mens yo S : Ya udah mens karena … J : Sekarang dah pada mens lho S : „aku tu kenapa to bu, kog kalo mau mens seperti ini, seperti itu.‟ tanyanya malah ke saya, „yo masing-masing orang itu bedabeda, itu kodrat wanita, kalau sudah sakit ya biasa, kamu jangan dimanjakan badanmu, nanti kamu akan lemah terus.‟, saya bilang begitu, „itu kodrat wanita, sampai kamu menopause nanti akan mengalami seperti itu.‟, saya gitu. Nah itu tadi terus tanya tentang kehamilan kehamilan gitu, „nek renang gimana bu?‟, „lha sperma itu kan …‟, „sperma itu apa bu?‟, „lha laki-laki kalo mengeluarkan mimpi basah ya gitu.‟, ya saya tak jawabi terus. J : Ini bicara masalah mens, mungkin karena ibu disini punya putri- Di sekolah, Bu S ditanyai muridnya mengenai menstruasi. Ia menjelaskan bahwa itu adalah kodrat perempuan. Murid kemudian juga bertanya mengenai kehamilan saat berenang. Bu S kemudian menjelaskan mengenai sperma. Orangtua sebagai guru, memberi PS kepada siwa yang bertanya Isi PS ke murid : menstruasi, kehamilan saat berenang, sperma Orangtua perlu waspada 264 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C : 1145 J : 1150 A : J : 1155 1160 1165 S : J : putri gak ada jeleknya kalau saya sampaikan. Jadi kalau ada putri, entah itu kelas 5 SD, kelas 6 yang sudah mengalami menstruasi. Sudah mau dewasa Mau mens sakit, tidak teratur mensnya, kita harus waspadai itu, terus kita ke spesialis kandungan, kita cek, karena itu larinya ke kista. Kemarin ada seperti itu, kelas 6 harus operasi kista, jadi kista itu tidak menyerang ibu-ibu yang punya anak tok, enggak. Tidak. Dan satu lagi yang perlu dipahami disitu adalah kanker servik, nah misalnya anak-anak putri kita, ditempat umum kamar mandi juga harus jeli kita pemberitahuannya, jadi tidak hanya faktor seksual tok. Kesehatan itu juga Kesehatan reproduksi Karena seperti AIDS, karena saya juga lari ke situ ya bu, seperti AIDS seperti itu, penularannya tidak harus bersetubuh. Di kamar mandi umum pun bisa, lha itu yang kita harus hati-hati. Kalau misalnya ada kloset duduk ya gak usah duduk, agak berdiriin. Itu perlu kita tekankan ke anak-anak, karena ini faktor kesehatan. Jadi kita membahas jangan hanya seksualnya tok, sumber kesehatannya itu nomor satu juga. Semua penting semuanya, misalnya ada keluhan „kog mensku gak lancar ya ma, bu? Kog aku sekarang mens, besok enggak.‟, kita harus waspada kita bawa ke spesialis kandungan. Kita beri penjelasan, „lho kog ke spesialis kandungan?‟, iya karena yang nangani ini ini ini, nanti seperti USG itu lho, kasi krim, kita lihat dilayar, nanti ini ada kista apa gak.‟ Tapi kadang kalo anak perempuan justru kalo dikasi gitu dia tambah stres bu. Tinggal kita, PR orangtua cara penyampaian bahaya kista bila anak menstruasi tidak teratur dan sakit Bu J memberi saran kepada ibu-ibu yang hadir untuk waspada apabila anak perempuannya mens tidak teratur dan sakit, karena bisa jadi terdapat kista. Bu J juga menasihati agar orangtua memberitahu anak agar berhati-hati menggunakan toilet umum karena beresiko kanker serviks. Ia menyarankan agar saat menggunakan toilet duduk, anak sebaiknya tidak duduk dan agak berdiri saja. Menurut orangtua menjaga kesehatan reproduksi itu penting diajarkan juga. Orangtua juga perlu sigap membawa anak ke dokter spesialis kandungan apabila ada keluhan anak mengenai menstruasi. Orangtua perlu waspada bahaya kanker serviks bila tidak hati-hati menggunakan toiket umum Isi PS : bahaya penyakit terkai alat kelamin dan kesehatan reproduksi Orangtua perlu sigap membawa anak ke dokter apabila anak mengeluhkan menstruasinya. Memeriksakan anak ke dokter saat telat menstruasi akan membuat anak 265 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1170 S : Stressnya gini. Aduh aku gek ada penyakit ini ya, penyakit ini ya. Kalau saya ya cuma gini. Ya karena saya mengalami ya jadi saya bisa bercerita karena pengalaman saya. Pertama kali saya mens, habis itu baru 6 bulan ato 7 bulan baru mens. Ya itu siklusnya kita gak sama. „lho bu itu kog saya mens sebulan dua 1175 kali ya?‟, „kapan kamu mens?‟, „ini tanggal sekian, tanggal akhir kemudian tanggal muda …‟, ehh, tanggal akhir, emmm, pokoke gak teratur gitu. „itu kamu mengalami keluhan apa? Sakit gak?‟, „enggak, ya biasa.‟, yaudah berarti itu gak papa, saya suka kadang-kadang menenangkan anak dulu karena kadang-kadang 1180 anak-anak stress bu, anak saya itu stress, „wah aku kog gak gini, nanti aku begini lho.‟ J : Lha PR kita S : „lho kamu emank melakukan apa kog mau hamil?‟, „kalo orang gak melakukan persetubuhan gak mungkin hamil.‟ 1185 J : Karena belum tahu, anak SD belum tahu. Dulu gitu, jaman saya kecil, tidak mens, takut, ya ampun stress, padahal kita tidak melakukan hubungan seks, nah makanya kita bicara masalah seksual, biar kita itu, ini bukan hal yang tabu, biar kita itu, ini bukan hal yang tabu. Kalau tidak melakukan ini, ya maaf, kalo 1190 Bunda Maria ya iya ya. Kita gak perlu mengingkari ya, itu kan Tuhan. Nah disini memang inilah pelajaran seks gunanya seperti itu, kalau kecil saya, aduh gek telat, duh jangan-jangan saya hamil, padahal kita ya gak ngapa-ngapain, tapi karena kebodohan, bukan kebodohan, belum pengertian kita kesitu. Itu 1195 aja, sebenernya ini ini cara penyampaian, cara ….. S : Yang pokoke menjaga kebersihan, bahkan pembalut pun saya juga sampai, kamu harus cuci bersih itu pembalut sebelum dibuang. Menurut bu S, bila memeriksakan anak justru akan membuat anak menjadi stres. Saat anaknya mengalami mens tidak teratur, bu S menenangkan saja agar anak tidak stres. Menurut bu J hal itu tergantung cara penyampaian oleh orangtua saja. menjadi stress Orangtua menenangkan anak saat mengalami menstruasi tidak teratur Anak bu S sempat takut hamil karena telat menstruasi. Bu S menegur bahwa hanya orang yang bersetubuh yang bisa hamil. Menurut bu J hal itu terjadi karena sebagai anak kecil belum paham mengenai menstruasi. Bu J saat kecil juga memiliki pengalaman serupa. Ketidakpahaman anak soal menstruasi membuat anak strees saat telat menstruasi karena takut hamil Bu S mengajarkan anak menjaga kebersihan dengan mencuci pembalut yang akan dibuang. Isi PS : mencuci pembalut bekas pakai sebelum dibuang 266 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1200 1205 1210 1215 1220 1225 A : Kira-kira usia berapa ya tante, misalnya untuk memulai memberikan pendidikan seksual? J : Semenjak mens O : Sedini mungkin. Saat mens, kalo saya saat mens J : Gak papa, kelas 4 itu anak, anak tapi dengan bahasa yang jangan vulgar ya. S : Ada yang udah mens lho A : Oh kelas 4 sudah mens ya? O : Ada,banyak J : Anak sekarang, jangan salah, TK wae wis mbukai gini O : Apalagi kalau kita sudah melihat ke sikapnya agak aneh. Itu kita sudah mulai harus masuk. Karena setiap anak beda-beda ya. Tergantung dia pergaulan diluarnya bagaimana J : Dan itu hormon juga. Pengaruh hormon O : Dan tergantung … S : Pola makanan, fast food junk food wahhh C : Selain makanan, juga TV, jadi suami saya suka marah-marah karena pembantu kita yang ikut kami itu suka nonton sinetron O : Oh ya J : Psikis, pengaruh kejiwaan C : Psikis pengaruh kejiwaan, jadi kemudian gak boleh lagi sinetron, gitu, gak usah sinetron-sinetron, jadi kami sekarang memang gak pernah nonton sinetron H : Tapi TV ngeri semua e bu O : Ngeri semua nek … J : Nek gak sinetron, pembunuhan, narkoba, terus nonton opo? I : Nyetel lagu aja bu H : Radio. Haha O : Saya tu sekarang sampai lagu aja, anak-anak saya milih, lagu Pendidikan seks dimulai sejak menstruasi pertama. Kira-kira kelas 4 SD Memulai PS di usia kelas 4 SD / saat mulai menstruasi Jika sikap anak agak aneh maka orangtua perlu mulai memberi PS Memulai PS bila sikap anak tampak aneh Orangtua membicarakan hormon, pola makan, pergaulan dan tayangan TV sebagai hal yang mempengaruhi anak. Hormon, pola makan, tayangan TV, dan pergaulan mempengaruhi proses pertumbuhan fisik dan psiskis anak anak 267 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1230 J : 1235 O : J : H : O : 1247 J : S 1245 O J X C : : : : : 1250 A O J S 1255 A O : : : : : : J : apa yang dipilih. Nek dangdut udah sama sekali ndak, karena apa, ya itu pertama harga diri yang saya pentingkan. Karena imej maaf, dangdut bagian dari seni, ini obyektif ya bukan fanatik. Dangdut itu adalah sebagian dari seni, mau gak mau kita akui. Cuma kita orang, satu punya prinsip ya, seperti harga diri, tapi disini imej masyarakat secara umum, dangdut itu larinya ke negatif. Karena satu, cara berpakaian, … Dan kedua kata-katanya Gelem ra gelem kudu diakui nek ndangdut kui pakaian e seksi. Ora seksi ora payu, ora ditanggap. Karena udah identik. Gerakannya juga Gerakannya Gerakannya juga, nah ning pedukuhan durung weruh dukuh e, terus diundang weseeehh Ketiban sampur entuk sampan Nah itu jadi Entuk omah Hahaha Anak itu ketika sudah mulai dapat menstruasi ya, jadi sekarang anak-anak itu kalau saya lihat ya, saya pernah ndampingi adikadik itu. Belum menstruasi, belum mens, mereka sudah mulai Sudah mulai …. Iya belum TK aja udah pake main-mainan og Pacar-pacaran Pacok-pacokan Jadi sejak pas sejak kita lihat perkembangan anak itu kayak apa kalo sekarang Sudah „ihiiiii, digandeng, niko mau digandeng lho bu.‟, itu anak Anak-anak bu O memilih-milih apabila mendengarkan lagu. Kalau lagu dangdut tidak mau karena imejnya buruk. Menurut ibu-ibu imej buruk dangdut datang dari pakaian yang seksi, gerakannya dan kata-katanya. Anak sekarang semenjak TK pun sudah mulai pacar-pacaran dan pacok-pacokan. Anak TK sudah pacokpacokan 268 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1260 O : 1265 J : S : A : S : 1270 J : O : J : 1275 S : J : S : J : 1280 A J H J 1285 H A J : : : : : : : TK. Saya sering ngeMC di TK mbak, jadi kalo guru TK Jogja, misalkan kalo, „mbak J, besok ada kumpulan guru-guru TK‟, nah disitu kan aku sudah mbaca, hihi ini guru anak TK, jadi „sini sayang, sini semua yaa.‟, nah itu harus pinter-pinternya kita gitu. TK itu dah, TK lho itu … Sudah seneng-senengan. Sudah, TK itu sudah mulai sir-siran lho Ada pendidikan seks dari dini, cuma bahasanya ya bahasa TK Simpel simpel ya mungkin cara berpakaian, cara kamu memakai celana dalam Oh gitu untuk materinya. Ini penting juga, jangan sampai kelihatan orang lain. Nah itu kan berarti sejak sedini mungkin, mungkin mulai dari kecil Ya mungkin kalau kita bicara …. Karena semua itu dengan kebiasaan ya sebenarnya Kita bicara pakaian secara umum, maaf, tak pikir-pikir yo kalo muslim itu Rapat! Ada benere, kita gak pake ditutupi, tapi bicara masalah untuk keselamatan itu ya Tapi justru, „wah dia itu berbahaya e.‟ Bukan bukan. Tapi jangan salah, kalo yang semua item itu daleman gak pake, itu wudo lho itu, jangan salah. Heeh tha? Bener itu. Ayo buktiin, anger ora nesu BH barang ora nganggo? Gak pake O ya, gak boleh memang? Panas hmmm Kita bicara yang normal normal saja, sebenernya muslim, kita Di TK sudah ada PS sederhana seperti cara berpakaian Menurut para ibu-ibu gaya berpakaian muslim moderat yang menutupi tubuh itu baik karena demi keselamatan perempuan. Sudah ada PS di TK walaupun sederhana saja Orangtua berpendapat bahwa cara berpakaian perempuan muslim moderat yang tertutup itu baik untuk keselamatan perempuan 269 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A 1290 J C J A J 1295 : : : : : : 1300 S : H : S : 1305 J : S : C : 1310 S : C : S : C : 1315 gak bicara fanatik, karena ini kita lepas, umum kan ini? Iya silahkan Muslim itu ada benernya. Untuk melihat ee satu faktor Ini gimana ini, aman gak ini rekaman ini kita bicara ini? Lha kan nanti bisa diedit bu Ini, ini hanya untuk kalangan akademik Dan dan ini kan untuk umum bu, bicara masalah seks. Seks itu juga, karena di Indonesia ada 5 agama, semua ada seksnya. Gak mungkin hindu gak mengenal seks, gak, islam semua mengenal seks. Jadi kita bicara secara umum. Saya pikir ada benernya juga didalam itu. Yang normal lho, bukan yang terus fanatik kerudung-kerudung itu enggak. Orang india itu agamanya apa? Budha. Dia pakainya, bintang filmnya. Tapi kita melihat enjoy aja bu. Ketok udel e ketok inine Dari pikirannya sendiri Tapi kita enjoy, kenapa? Ora endra. Orang indonesia, kalau melihat penyanyi dangdut yang gini, og orang sudah ter … porno Tapi kalo lihat film india beda Itu adalah enjoy kita dari sisi kita. Jadi saya benar-benar memperhatikan kalo orang muslim dan non muslim melihat kita berpakaian seperti apa tu memang cara pandang tu berbeda kog. Iya beda. Cara pandangnya berbeda Nek ndelokke wong india mbek karo ndelokke wong indonesia kan beda to bu? Tapi kalo menurut saya, saya pakai seperti ini, lebih saya tidak akan menarik erotisme, daripada saya memakai sini kudung tapi sini terbuka. Karena ada sisi yang terbuka, dan mereka Bu J berpendapat bahwa 5 agama yang ada di Indonesia pasti mengenal seksualitas. Setiap agama mengenal seksualitas Menurut bu S, pola pikir orang indonesia yang terlalu porno saat melihat hal-hal seperti penyanyi dangdut seksi Pola pikir orang indonesia terlalu porno. (boleh ditulis ngeres gak?) Bu C dalam berpakaian memilih tidak berpakaian yang erotis. Bu C kemudian membandingkan cara berpakaiannya yang tertutup dengan cara berpakaian orang muslim. Dirinya dahulu mengenakan rok pendek namun dirinya risih karena semua laki-laki memperhatikan dirinya. Orangtua merasa cara berpakaian yang erotis akan mengundang perhatian lakilaki dan membuat diri risih 270 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1320 J : 1325 1330 A : 1335 C : H : J : 1340 S : J : B : S : 1345 mengakui. Jadi sebenarnya seperti ini tu kalo ini mau sampai dibawah dengkul, dibawah dengkul saja, itu sudah sah, auratnya tertutup. Tapi kalo saya orang muslim, saya pakai segini aja, dulu sukanya pakai rok segini, tapi begitu pakai rok segini, semua laki-laki kalau melihat, saya sendiri risih begitu. Jadi memang seperti itu. Berarti aku menyimpulkan bahwa apa yang dibicarakan masalah pakaian tadi, sebenarnya begini ada hubungannya dengan dangdut, akhirnya ke negatif, jadi sebenarnya kesimpulannya gini kog. Apa, kembali ke diri kita, apa yang ada dipikiran kita positif, energi yang keluar akan positif, dan apabila yang dipikiran kita negatif, energi yang keluar pasti negatif. Jadi kalau kita memandang pedangdut pake baju seksi tapi itu melihat dari kacamata seni, dari kacamata artistiknya, okey, karena kita positif. Tapi kalau kita negatif, nganggo jilbab rangket, rangkap nek disini cuma seks, tetep pemerkosaan terjadi. Dah itu saja kesimpulanku. Kira-kira yang bisa memberikan pendidikan seks selain orangtua siapa lagi ya? Pihak-pihak yang kira-kira bisa? Dari sekolah Ya sekolah guru Nah kan ada kaitannya dengan sekolah, tidak bisa lepas, kita sebagai orangtua …. Sekolah karena panjang ya. Peran guru ini panjang. Dari keluar rumah, dianter ke sekolah, sampe bubar sekolah, ini peran guru. Setuju gak bu? setuju Karena disekolah anak bisa ndelik-ndelik bu. Ini, bisa ndelikndelik masuk kamar mandi, entah kemana lagi, perlu Menurut bu J, semua kembali ke pola pikir, bila pakaian seksi di lihat secara artistik maka baik-baik saja, namun bila pikiran diisi seks saja, maka berjilbab pun bisa diperkosa. Orangtua berpendapat bahwa pola pikir yang menentukan cara orang menyingkapi cara berpakaian orang lain. Pihak sekolah dan guru dianggap layak memberi PS ke anak Pihak lain : sekolah Orangtua merasa tidak bisa tanggungjawab mendidik anak ke sekolah begitu saja. Harus ada komunikasi antara orangtua dan guru Orangtua merasa orangtua dan guru perlu bekerjasama terkait mendidik anak 271 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI J : 1350 S O S J : : : : 1355 A J A 1360 J X A J S 1365 J S J A J 1370 A S H J : : : : : : : : : : : : : : : : : pengawasan guru juga. Nah makanya, apalagi SMA SMP sampe gurunya gak peduli, yo wis jadilah Makanya kita perlu komunikasi sama guru, wali kelas, ada pendekatan perkembangan anak kita. Kalo masyarakat kurang anu ya, masyarakat hanya bisa mem.. melihat Memang yang berperan itu adalah … Masyarakat tu emang ndelok og, apik dirasani, elek tambah dirasani, serba ora peneran, itulah masyarakat tapi itu ada ditengah kita dan itu sangat kompleks permasalahannya, dan kita orang memang harus bermasyarakat. Jadi kembali ke laptop Orangtua melihat peran masyarakat hanya sebagai pengamat dan perbuatan baik maupun buruk pasti tetap menjadi bahan pergunjingan. Namun mau tidak mau itulah kondisi masyarakat dan setiap orang adalah bagian dari masyarakat Dalam hal pendidikan seksual, orangtua memandang peran masyarakat hanya sebagai pengamat Hahaha Jadi postifi negatif tergantung diri kita masing-masing, oke bu? Oke Baik karena sudah selesai, kita cukupkan saja sampai sekian Hahahaha Belum selesai tante Haha ya kan gergeran Masih ada pertanyaan yang mau ditanyakan Sepertinya tante-tante sudah padaa ada acara kan? Oohhh kalo masih ada pertanyaan ya gak papa Gak papa, gak papa, masih ada waktu terus saja. Hahaha Oh gitu hahaha ya oke Gak terasa lho sudah jam 8. hahaha Ya seru sekali pembicaraan kita Gak jadi pamit, anak e nangis? Dibawa bapake ke stasiun kereta api Ohhh sejak nonton kereta ya .hahaha 272 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1375 1380 1385 1385 1390 1395 A : Berarti e tidak ada hambatan, kira-kira tu tidak ada yang ibu-ibu alami untuk hambatan gitu. Untuk memberikan pendidikan Bu J dan O merasa tidak ada seksual gitu kan? hambatan dalam memberi PS kepada anak J : Ya sampai detik ini belum O : Untuk hal yang khusus seksualitas itu gak ada A : Yang penting itu hubungan seperti teman ya, untuk ke anaknya J : Apa mau cari narasumber yang bermasalah? Tak cariin A : Aduh tante, secara umum. J : Lho tak cariin, kalo ini gak bermasalah ini H : Contoh yang berhasil contoh yang deket J : Aku mau tanya-tanya apa mau cari narasumber yang gak ini, banyak klienku tak cariin O : Mungkin di dalam gereja sendiri juga banyak J : Oh banyak banyak , tapi kebetulan Al gak tau, tapi share seperti ini lebih bagus kita tidak munafik dengan diri kita. Karena kalau tidak munafik, justru kita ada satu permasalahan, di share ini akan teratasi, kita saling memberi dan menerima kan? Jadi ya ada saja jenenge manungsa gak di gereja gak dimana itu … S : Sama, sama J : Kembali ke manusianya A : Tante ini misal, ada satu lagi pertanyaan, ini titipan dari Al, yang harus ditanyakan, misalnya ini kayak ilustrasi cerita ya, misalnya suatu hari itu UNICEF akan mengadakan suatu pelatihan ke orangtua tentang pendidikan seks, tentang pendidikan seksualitas terhadap anak gitu. Jadi pesertanya ibuibu semua, jadi ceritanya ibu-ibu wakilnya gitu dikumpulkan, nah kira-kira apa yang bisa, maksudnya, kira-kira menurut ibuibu tu apa yang, eeee apa, materi yang sebaiknya disampaikan dalam pelatihan tersebut gitu. Ada orangtua yang merasa tidak memiliki hambatan dalam memberi pendidikan seksual ke anak 273 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI S : UNICEF ini? A : Iya, misalnya UNICEF yang … 1400 J : Kalo menurut aku, seperti yang disampaikan ibu-ibu tadi, itu materi yang sangat bagus. Satu, disini ada iman, kehidupan kita jalani secara mengalir, lho aku malah nulis e. A : Dah menyimpulkan. Hahaha J : Berserah. lha menulis ini perwakilan untuk ibu-ibu semua. 1405 „terima kasih ya bu J.‟ A : Hahaha J : Terus yang pokok, iman jelas ya, pendidikan seks seperti tema UNICEF apa yang akan disampaikan, karena ini pembekalan ibu-ibu jadi tidak hanya anak terus yang dibekali, orangtua itu 1410 memang harus dibekali … S : Dibekali O : Perlu dibekali J : Karena orangtua itu pendamping seumur hidup, udah punya suami istri pun orangtua ora iso ditinggalke, gak bisa 1415 S : Yo putune genti sesuk. B : Hahaha S : Simbah ya J : Terus komitmen. Komitmen ini seperti yang dibicarakan ibu I dan ibu R, eh bu S, komitmen. Ada di situ komitmen, satu 1420 keluarga seperti ibu tadi, bu O kan komitmen, „kamu harus punya harga diri.‟, itu komitmen dalam keluarga. Terus ada lagi disini harga diri. B : Satu lagi ya, J : Apa bu, saya tuliskan 1425 B : Mungkin itu kalau saya, hanya berdasarkan pengalaman saya selama ini ya. Karena saya sudah berumah tangga … Orangtua merasa materi mengenai keimanan baik untuk diadakan. Need : keimanan Orangtua perlu dibekali mengenai hal apa yang perlu disampaikan kepada anak terkait seksualitas. Need : materi seksualitas apa yang perlu disampaikan kepada anak Orangtua adalah pendamping anak seumur hidup bahkan setelah anak sudah berkeluarga. Orangtua merupakan pendamping anak seumur hidup. Hal lain yang perlu diberikan adalah bagaimana orangtua memegang teguh nilai / prinsip dalam keluarga seperti harga diri. Need : membangun dan memegang teguh nilai / prinsip seksualitas dalam keluarga Menurut bu B, teladan dari orangtua adalah hal yang paling Kemudahan : keteladanan orangtua membuat anak 274 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1430 1435 1440 1445 1450 1455 J : Pengalaman ya S : Contoh jadi contoh B : Sudah 30 tahun lebih itu sebetulnya yang nomer satu itu adalah teladan dari orangtua J : Pengalaman dan teladan ya B : Teladan itu nomer satu S : Teladan orangtua B : Kalau kita hanya selalu menasehati dengan kata-kata, tetapi kehidupan kita sebagai suami istri, ayah dan ibu tidak menunjukkan seperti itu, anak juga tidak akan mendengarkan dan tidak akan mencontoh, jadi nomer satu adalah teladan, kalau kita bisa menasihati anak, kita harus J : Nyontoni B : Lebih, lebih dari yang kita nasihatkan kepada anak itu, kelakuan kita sebagai orangtua. Jadi satu, kalo kita mau membangun suatu keluarga Kristiani ya kita semua ya yang damai sejahtera, satu iman, dua teladan dari orangtua, dan yang ketiga kita harus emm mempunyai kepercayaan kepada anak. Jadi jangan sampai kita itu selalu tidak percaya kepada anak, sampai anak di „kamu mau kemana? Kamu harus pulang jam segini.‟, terlalu protect kita tidak bisa. Kita harus memberi kepercayaan kepada anak yang bes, kepercayaan yang besar kepada anak, supaya anak juga mempunyai tanggung jawab, „aku sudah diberikan kepercayaan oleh orangtuaku, aku juga memberikan tanggung jawab.‟, dan yang penting itu bahwa kita berserah kepada Tuhan. Anak keluar dari rumah kita, jauh dari orangtua, siapa yang akan menjaga? Hanya Tuhan yang jaga O : Hanya Tuhan. S : Itu mengingatkan kepada anak-anak, kalau memang kamu besok penting dalam mendidik seksual anak. Karena apabila orangtua hanya menasihati dengan kata-kata namun tidak menunjukkan, maka anak tidak akan mendengarkan dan mencontoh orangtua. Menurut bu B, orangtua harus memberi kepercayaan kepada anak. Jangan overprotektif karena tidak akan sanggup. Dengan anak diberi kepercayaan anak akan bertanggung jawab Menurut bu B paling penting adalah berserah kepada Tuhan karena hanya Tuhan yang bisa menjaga bila anak jauh dri orangtua Bu S menasihati anak-anaknya agar mau mendengarkan nasihat orangtua Orangtua sebaiknya tidak overprotektif Anak yang diberi kepercayaan akan bertanggungjawab kepada kepercayaan itu Saat anak jauh dari orangtua maka orangtua hanya bisa berserah kepada Tuhan untuk menjagai anak Isi PS : memilih pasangan 275 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI J 1460 S J S : : : : 1465 1470 J : S : B : 1475 S : B : 1480 S : B : 1485 mau berkeluarga itu, supaya tidak timbul masalah yang pertama kali, carilah pasangan yang … Seiman Jelas itu penting sekali Nomer satu itu. Kembali ke iman Karena begitu dia itu mendapatkan pacar yang tidak seiman, ini akan problem, itu akan dibawa sampai besok, ya kalau pacar kita, „yowes aku ikut kamu.‟, maaf maaf, saya memang dari keluarga muslim dulu. Saya ikut kristen karena suami, tapi karena saya berkomitmen, „udah saya ikut, karena saya ingin diselamatkan.‟, itu komitmen saya tapi ada beberapa orang yang gak bisa, itu selalu kekeh dengan „aku menjalani punyaku, kamu menjalani punyamu.‟ Keegoannya masing-masing kan kepercayaannya lain ya Memang harus seiman. Kalau ini memang gak bisa, gak bisa, misalnya kalau mengalami berbeda iman, salah satu gak bisa mau mengalah, jangan dilanjutkan. Ya gitu. Bu S, saya mau bercerita ya, saya dengan pak B, kalau bisa dikatakan lain, sebetulnya tidak, karena semua sama-sama yang kita pegang adalah Tuhan Yesus. Pak B kristen protestan, saya katolik. Itu seiman, istilah e masih … Tetapi kita, iya seiman tapi gerejanya lain-lain, saya dengan sekarang sudah bercucu, saya masih … Sendiri-sendiri Heeh sendiri-sendiri, saya di gereja katolik, pak B digereja protestan. Tetapi karena ya itu tadi, ada suatu kemauan yang kuat, bahwa saya akan membangun suatu keluarga yang damai sejahtera tetapi saya tidak akan memaksa kamu untuk kamu ikut mencari pasangan yang seiman, sebab apabila mendapat pasangan yang tidak seiman maka dapat menimbulkan masalah ketika masing-masing memegang kepercayaannya. Bu S menyarankan bila tidak ada yang mau mengalah maka sebaiknya hubungan itu jangan dilanjutkan. agar yang seiman Orangtua merasa pasangan yang tidak seiman dapat menimbulkan masalah dalam relasi Bu B menceritakan pengalamannya menikah antara Kristen dan Katolik, dan sampai saat ini bisa jalan dengan keimanan masingmasing karena ada kemauan kuat membangun keluarga rukun. Sehingga saling menghargai kepercayaan pasangannya. 276 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI S : 1490 J : S : 1495 1500 J : S : B : 1505 1510 S : B : saya, dan kamu ikut saya, tidak. Saya menghargai kamu, dan kamu juga harus bisa menghargai saya. Kalau berkomitmen seperti itu tidak apa-apa, cuma kalo memang kekeh dengan ini lho, kadang anak-anak rebutan, waa ini lho, kalo seperti ibu kan fine-fine aja bu, gak da masalah walaupun berbeda, bapak tetep kesana, ibu tetep kesana tapi gak papa, tapi kan ada yang … Mungkin yang dipikirkan bu Suryani adalah keturunan? Nah juga itu, nanti soal keturunannya ini lho. Kalo ibu kan memang dasarnya sudah satu, salib Kristus, itu tidak masalah bu, yang lain, yang lain daripada yang lain, ini kalau memang, ya memang ada salah satu contoh yang rukun-rukun saja ada tapi sebagian besar yang saya lihat, ribut wae, „anakku ki meh melu sopo? anakku ki …‟, ada tetangga saya yang anak e wis iki melu ning masjid akhire ditarik, akhirnya ini harus ikut ini, ikut ini, nah ini jadi ribut, ya …. Ya iya itu harus kita putuskan sebelum kita melamar Makanya anak-anak itu … Jadi jangan sampai „ahh nanti nek wis nduwe anak, baru milih ikut bapake, ikut ibunya, tidak bisa. Sebelum kita melangsungkan perkawinan. Itu harus sudah matang kita putuskan, anak mau ikut siapa. Kebetulan eee didalam aturan gereja katolik itu kalau suatu perkawinan campur ya, itu disitu ee pihak yang non katolik itu harus menandatangani nanti setelah anak-anak lahir harus dibaptis secara katolik. Nah disitu aturan mainnya. Hmm iya iya Iya memang ada suatu aturan begitu, dan ya kebetulan pak B mau tanda tangan, itu suatu pengorbanan yang begitu besar dari Bagi Bu S yang bermasalah adalah ketika menentukan anak harus memeluk agama siapa. Kadang hal itu menjadi permasalahan dalam rumah tangga. Bu S melihat tetangganya yang anaknya pergi ke beberapa tempat ibadah karena orangtua masih ribut mengenai agama anak. Menurut ibu-ibu, masalah agama anak harus diputuskan sebelum menikah Bu B menceritakan bahwa di Katolik, saat pernikahan campur ada persyaratan agar anak di baptis secara katolik. Bu B menceritakan pengorbanan pak B yang mau menerima persyaratan tersebut. 277 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1515 J : S : 1520 B : 1525 S : 1530 J : O : 1535 J : 1540 O : pak B, jadi saya juga eee apa, saya memberikan banyak kepada pak B, sekarang itu pak B di gereja GKI sini menjadi majelis, saya tahu tugas majelis itu tidak hanya tugasnya pak B. Ini agak melantur sedikit ya? Iya gak papa dari pendidikan seks kemudian malah kesitu Ehh tugas majelis bukan hanya tugasnya pak B sendiri, tetapi saya juga sebagai istri harus bisa mendukung, jadi saya juga banyak kesitu, dan kita juga dicantumkan ya mbak ya bahwa didalam katolik itu eee kalo soal pendalaman alkitab kita akui kurang, jadi disitu saya bisa belajar dari pak B. Jadi disitu saya melakukan perkawinan itu bukan perkawinan secara fisik saja tetapi saya juga mengawinkan kepercayaan iman, kepercayaan saya, jadi saya mengambil, apa yang kurang saya ambil dari pak B, begitu juga sebaliknya. melengkapi Nah beda itu indah kan judulnya? Seperti kita ini yang berbedabeda, nah sampeke, kita semua berbeda tapi indah kan kita berkumpul disini? Karena penuh kasih. Ya. Kalau cerita berbeda, saya pun berbeda, karena dulu suami saya kebetulan eee muslim waktu kecil, tapi kemudian simpatisan katolik, tapi begitu, apa, anak saya sudah mulai umur lima tahun ya. Jadi semua itu ya memang anak saya yang membawa ke jalan, apa, untuk kedamaian itu memang anak saya, Gm, dia yang nuntun semua Dipakai Tuhan Dipakai Tuhan untuk mempersatukan saya dengan bapaknya, dan kemudian sekarang, jadi awalnya memang terus terang kata ibu tadi bilang mulai keyakinan yang, kalo ibu kan satu iman ya, sama-sama satu iman …. Saat ini bu B membalas perngorbanan pak B dengan mendampingi pak B yang menjadi majelis di gereja Kristen. Bu O menceritakan pengalamannya sebagai orang kristen dan suami orang katolik. Bu O bersikeras untuk anak masuk Kristen sehingga akhirnya suami mengikuti keinginan istri dan juga ikut masuk Kristen. Menurut Bu O, kehadiran anaknya yang pertama dipakai Tuhan untuk mempersatukan orangtuanya dalam satu agama. 278 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI J : Ya istilah e walaupun satu kristen satu katolik 1545 O : Tapi kalo mulai nganu, memang kejadian itu, apa, selalu ada keinginan ini saya, ini saya, jadi selalu ada perselisihan hanya karena ego yang ingin, „ini jadi milik saya, saya gak mau, karena ini anak saya.‟, disisi lain saya juga iya, tapi kebetulan saya orangnya keras, jadi saya putuskan, „kalau nganu, silahkan 1550 tapi dia tetep saya.‟, nah dari sini ya mungkin dia terus berpikir, dan anak saya ini kebetulan dipake Tuhan untuk menyatukan sehingga suami saya terus masuk ke … S : Ya pokoknya biar aman ya cari yang seiman dulu. Belum tentu, kadang-kadang dapat seiman aja yo ribut. 1555 J : Kita kembali ke UNICEF, bagus itu tadi seperti yang ditambahkan bu B, bagus yaitu pengalaman dan teladan orangtua. O : Teladan orangtua J : Karena orangtua itu merupakan satu kacamata anak yang paling 1560 dekat yang ada didepan anak-anak kita. Yang terakhir itu memberikan suatu kepercayaan kepada anak, yang mana kepercayaan itu pun tidak lepas dari pantauan kita sebagai orangtua. Gitu. Kayaknya yang untuk UNICEF begitu, setuju mboten niki bu, semua yang saya sampaikan? 1565 S : Setuju A : Oke terimakasih bu Ajeng J : Hahaha ini kog rangkuman jadinya semua saya. A : Haha iya terimakasih bu Ajeng, terima kasih ibu-ibu yang sudah bersedia hadir, semoga ini membawakan hal yang positif, untuk 1570 khususnya untuk Al dan untuk kita semua. Terima kasih atas kehadirannya. Sudah selesai 279 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 6. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG4 A P Q V R : moderator : bapak, 1 anak putri (SMA kelas 3) : bapak, 3 anak putri (kuliah, SMP, SD), 1 anak putra (SD) : bapak. 1 anak putra (SMP kelas 1) : bapak, 1 anak putra (SMA kelas 2), 2 anak putri (SMP kelas 3, SD kelas 5) D U G X No Verbatim 1 A : Ya eh terima kasih bapak-bapak sudah datang eh seperti saya bilang, kita hari ini mau kumpul terus ee kita akan berdiskusi mengenai pengalaman orangtua memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya, kepada putra-putrinya . sebelum kita masuk lebih jauh kita doa dulu saja? Untuk mengawali? Ya mari kita berdoa. doa pembukaan A : Okay, ehh, ya mungkin kita berkenalan dulu aja ya, mungkin walaupun kita berkenalan dulu aja ya, mungkin walaupun sudah agak kenal, kita bisa memulai dengan sedikit perkenalan, ehh, karena ini juga berkait dengan pendidikan seksual pada anak, ehh saya mau minta perkenalkannya mungkin sebutkan nama bapak-bapak terus sebutkan juga anaknya sekarang eee cewek atau cowok, usia berapa. Gitu. Siapa mau mulai dulu? V : Urut aja A : ya pak D? D : Ya nama saya D M, anak saya sudah tahu, A, dah besar-besar 5 10 15 : bapak, 1 anak putra (kuliah/kerja), 2 anak putri (kuliah/kerja, SMA kelas 1) : bapak, 2 anak putri (SMA kelas 2, SMP kelas 3) : bapak, 2 anak putri (SMA kelas 2, kelas 1), 1 anak putra (SMP) : Semuanya Parafrase Interpretasi 280 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 U : 25 V : G : 30 35 P Q A Q A Q 40 A : Q : A : A 45 : : : : : : semua, yang kecil tinggal Anj, ya secara saya pribadi sebetulnya, masalah itu, secara pribadi ya, belum pernah kami menyampaikan. Cuma kadang-kadang kami bersama-sama ya bicara masalah itu ya. Jadi ehmm bukan dalam arti khusus kita melakukan pertemuan kepada anak, memberikan suatu penjelasan, belum memang. Saya itu saja, monggo Eh nama saya UH, anak saya putri dua-duanya satu 16 tahun, adiknya 14 tahun Ya nama saya VK, saya punya anak satu putra usia 14 tahun, sekarang duduk dikelas 2 SMP. Ya cukup Nama saya G, anak saya ada tiga cewek cewek dan cowok. Yang cewek umur 17 tahun terus adiknya umu 15 tahun, yang terakhir cowok itu 12 tahun. Nama saya P, anak satu perempuan usia 17. Ya nama saya QB, panggilan saya Q ya Ya Anak saya 4, yang tiga perempuan, gongnya laki-laki Hahaha ya Kemudian anak saya perempuan itu yang pertama sudah kuliah, pertama kuliah, kemudian SMP, SD, jadi jauh, anak pertama kedua jauh. Kuliah, SMP, SD, SD. Gitu aja. Jauh yang pertama sama yang dua, tiga, empat ya Iya Ya okey, ee, ya untuk memulai diskusi kita, ee, eh untuk mungkin mengingat kembali kita apa yang bisa kita bagikan, eee silahkan diambil satu. Ada yang butuh bolpen? Membagi kertas dan bolpen Ya mungkin bisa dituliskan di selembar kertas itu, sedikit mengenai pengalaman yang bapak ibu, ehhh bapak-bapak Pak D hanya sesekali membicarakan seksualitas dengan anak namun itupun tidak dalam konteks bercakap-cakap secara khusus soal seksualitas Merasa jarang memberi PS ke anak Kapan : Tidak menyediakan waktu khusus berbicara soal seksualitas 281 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 55 60 65 70 miliki, bapak ibu ... X : Hahaha A : Hahaha, pengalaman bapak bapak terkait dengan memberikan pendidikan seksual ke anaknya, mungkin ee mungkin kejadian tertentu yang dialami, mungkin hal apa yang pernah diajarkan, mungkin hambatan atau tantangan yang pernah ditemui, apa saja terserah. Bapak-bapak menulis A : Apakah sudah semua? Pak D sudah? D : Sudah. Sedikit lagi A : Ya mungkin ada yang mau memulai duluan, menceritakan apa yang ditulis, apa yang di …. D : Ya urut saja ya. Saya yang pertama. Dalam hal ini kami akan cerita sedikit tentang masalah anak-anak kami yang sekarang sudah menginjak dewasa, dan ada juga yang baru mau menginjak remaja. Karena dalam hal ini juga sebagai orangtua tidak menutup kemungkinan bahwa hal itu bagi kami ya perlu kita sampaikan dalam hal supaya anak itu biar mengerti dan tahu tentang untung ruginya tentang hal semacam ini. Dalam hal ini kami juga dengan istri kami terutama, ya kita perlu penyampaian ini hati-hati karena tidak semua anak itu bisa menyingkapi dengan cara yang baik. Ya dikatakan rawan ya rawan, dikatakan tidak ya tidak bagi yang sudah siap, tapi bagi yang belum siap mungkin dalam hal ini, apa ya, seperti orang main-main ya, tapi bagi mereka yang sudah siap dan tahu, ini juga ada hal-hal yang merugikan juga. Kami berdua masalah ini, penting bagi kami, bagi anak-anak harus tahu dan mengerti untung dan ruginya. Juga kita menjaga pada anak yang usia dini, mungkin anak itu juga belum siap, kita juga kapan anak itu siap Pak D merasa perlu memberi PS agar anak mengetahui untung ruginya aktivitas seksual Dalam memberi PS bekerjasama dengan istri Dalam penyampaian PS, pak D berhati-hati karena tidak semua anak bisa menyingkapi dengan baik Saat anak belum siap seksualitas itu menjadi rawan dan terkesan mainmain, namun bila sudah siap maka hal itu tidak lagi rawan Pak D merasa sulit mengetahui apakah anaknya sudah siap Tujuan: anak tahu konsekuensi aktivitas seksual Ada kerjasama suami istri dalam memberi PS Pemberian PS berhati-hati disesuaikan kesanggupan anak menyingkapi Orangtua bingung menilai kesiapan anak menerima 282 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 A : U : 80 85 90 A : 95 U : A : U : 100 V : U : juga sulit ya, dikatakan siap tapi ternyata belum siap itu juga pernah terjadi. Agar tidak panjang lebar, ini masih banyak. Oya lanjut dulu saja, pak U? Ehh kalo saya sama istri sih, kita, eeh, tidak pernah secara khusus menyediakan waktu terus ngobrol sama anak soal masalah ini. Tapi biasanya sih kita pas ada momen-momen kayak pas nonton TV bareng ada orang ciuman, ya kan? Nah dari situ kita bisa masuk sedikit, ehh, kenapa sih mereka kog ciuman, trus nanti, eehh, buat mereka kapan mereka boleh ciuman, nah disitu, dari situ, jadi secara gak langsung, gak gak pernah ada satu waktu khusus ketemu mereka terus ngobrol. Atau juga mungkin pas ehh mereka dapet pelajaran biologi terutama dan mereka bertanya ke kita, „Pa ini sih? Apa sih apa sih?‟, nah mungkin dari situ kita bisa masuk sedikit tapi intinya sih kita tetap ngobrol eehh fungsi-fungsi seks, seksual itu apa gitu kan, fungsi hubungan seks itu apa, jadi ruginya, ruginya seperti pak anu bilang ruginya, ada ruginya dimana ehh, kalau sebelum waktunya itu apa kerugiannya dan keuntungannya. Berarti untung ruginya itu terkait ee menjadi mahluk seksual, atau melakukan … Ehh dalam hal ini melakukan … Melakukan aktivitas seksual? Iya. Dalam hal melakukan aktifitas seksual sebelum waktunya, dan saya sih, ehh, buat saya sih eeh, sampai ke hubungan seksual pasti dimulai dari suatu hubungan ya, suatu hubungan yang, bukan hubungan itu tapi hubungan apa ya Pacaran Ya seperti pacaran itu, dan saya dari pertama memang dari menerima PS atau belum Pak U tidak menyediakan waktu khusus bicara PS dengan anak, tapi sesuai momen yang ada misal: ada adegan ciuman di TV maka Pak U akan menjelaskan ke anak mengenai kenapa itu terjadi dan kapan mereka boleh berciuman materi PS Kapan: Tidak ada waktu khusus bicara PS, sesuai momen saja, Kapan : saat ada adegan ciuman di TV Isi PS: ciuman Kapan : saat belajar biologi Pak U menggunakan momen anak belajar biologi untuk memberi PS ke anak tentang fungsi-fungsi organ seksual, seksualitas, fungsi hubungan seksual, dan untung ruginya melakukan hubungan seksual dini Pak U melihat terjadinya hubungan seksual dini dimulai dari berpacaran dahulu Pak U tidak mengijinkan putri- Isi PS: fungsi-fungsi organ seksual, seksualitas, fungsi hubungan seksual, dan konsekuensi hubungan seksual dini Hubungan seksual pranikah diawali dari adanya relasi romantis. Orangtua melarang anak 283 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 110 115 120 125 130 mereka mulai SMP saya sudah ngomong, saya tidak mengijinkan mereka pacaran sebelum mereka kuliah, karena SMP-SMA adalah waktunya mereka buat, buat eehh buat studi, buat sekolah, setelah itu terserah mereka mau pacaran, saya mengijinkan. Saya cukup dulu. A : Pak V? V : Mungkin secara detail atau apa belum, karena mungkin mengingat usia masih 14 tahun gitu ya, jadi saya belum terlalu banyak, hanya mungkin yang sempat lebih banyak mungkin istri, karena kelihatannya sih anak saya lebih nyaman bicara itu dengan ibunya, kalau dengan saya mungkin, bahkan sebetulnya, saya gak tahu, pura-pura gak tahu karena anak saya gak pernah ngomong gitu. Jadi dia pernah ngomong juga dengan istri saya gitu, ehhh „wis punya pacar belum?‟, kalau saya tanyai gitu dia pasti menghindar, „kamu dah punya pacar belum?‟, „apa sih ini papa.‟. Ya gitu terus, tapi dia sudah pernah cerita sama mamanya gitu, ya pernah punya sirsiran gitu, pernah ya, mamanya yang cerita sama saya tapi kalau dia tidak mau cerita putrinya berpacaran sebelum kuliah karena SMP-SMA adalah waktunya studi berpacaran saat SMP-SMA agar anak fokus kepada studinya Pak V tidak banyak memberi PS karena usia anak masih 14 tahun Usia 14 tahun dianggap belum perlu PS Anak laki-laki lebih nyaman bicara PS dengan ibu dibanding ayah Karena anak merasa tidak nyaman berbicara dengan ayah maka saat ayah bertanya masalah seksual anak menghindar Anak putra merasa lebih nyaman berbicara dengan ibu sehingga PS lebih banyak dilakukan ibu Saat pak V menanyai anak maka anak menghindar, sedangkan kepada ibu anak mau bercerita, sehingga ibu yang menceritakan ke ayah mengenai anaknya. Namun ke saya ya saya pura-pura tidak tahu. Mungkin masih belum pak V berpura-pura tidak tahu. banyak ya karena mungkin masih, saya melihat masih belum Ayah belum banyak memberi PS begitu eeh karena dia masih istilahnya, emm belum masuk karena anak dianggap masih kocak, terlalu banyak tentang hal itu, belum umur kalo menurut saya, polos. Menurutnya kelas 5/6 SD karena masih ya kelas 5 atau kelas 6 itu ya masih kocak begitu belum cukup umur untuk mendapatkan PS lho, masih kocak, pemikirannya masih kocak. Pernah tak tanyain, „pernah mimpi basah belum?‟, pernah bertanya mimpi Ayah pernah menanyai anak basah itu apa, „lha kamu pernah mimpi basah belum?‟, „lha mengenai mimpi basah, namun mimpi basah itu kayak gimana to?‟, „ya di celana kamu basah.‟, anak belum paham dan Ayah tidak menjelaskan dengan lengkap „oh pernah kog pernah sampai lantai.‟, ngompol ternyata. Ayah ibu berbagi cerita terkait seksualitas anak Orangtua tidak memberi PS ke anak yang dinilai masih polos Kelas 5 – 6 SD belum perlu mendapat PS Isi PS : mimpi basah Orangtua tidak menjelaskan topik seksual dengan jelas sehingga anak salah paham 284 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 140 145 150 155 X : Hahaha sehingga anak mengira mimpi basah adalah ngompol V : Jadi masih, masih belum, belum kesitu tapi kemarin, „coba tanyao Yo ...‟, saya selalu minta istri, „kamu sudah mimpi basah Ayah menyuruh istri menanyai anak terkait pengalaman mimpi belum?‟, dia sudah ngomong, „ya sudahlah ma.‟, oh ya sudah. basah Dalam hal ini peran, peran saya masih belum begitu banyak, Ayah merasa perannya belum sama dengan pak U, mungkin hanya memberi, „kamu yo ojo banyak, hanya terbatas memberi pacaran sek lah, kamu gak usah pacaran dulu, punya teman baik himbauan agar anak jangan boleh, tapi jangan kamu pacaran, kalau kamu pacaran sekarang berpacaran dulu waktu remaja karena pacaran harus serius. Ayah ini rugi.‟, saya bilang gitu, „kalau sekarang kamu, dan kamu memberi contoh pengalaman sudah pacaran ya jangan main-main.‟. Mungkin saya pernah mencontohkan karena saya kan dengan istri tujuh tahun, pacaran pribadinya berpacaran dengan istri yang cukup lama dulu tujuh tahun, „saya sama mamam itu tujuh tahun lho pacarannya, dan itu cukup lama.‟, „piye to pa kalo pacaran?‟, „ya Anak bertanya mengenai pacaran jangan sekarang, kamu gak perlu tahu sekarang. Kamu anggap namun ayah tidak menjelaskan karena merasa anak belum perlu aja semua temenmu itu temen baik, kalau kamu sudah punya tahu. Pak V hanya menyuruh anak pacar berbeda nanti.‟, sebatas itu yang bisa saya sampaikan. menganggap semua teman itu A : Okay, pak G? sahabat G : Ya saya secara garis besar hampir sama dengan beberapa, Pak G tidak punya waktu khusus berbicara mengenai seksualitas misalnya eee secara khusus gak punya waktu untuk itu, Pada saat pelajaran biologi misalnya pada waktu pelajaran biologi kan ada alat-alat mengenai organ reproduksi, maka reproduksi nah disitu mamanya masuk, karena lebih banyak istri menjelaskan kepada putriuntuk anak cewek, mungkin lebih banyak mamanya ya putrinya, pak G hanya ikut menimpali saja. Sedangkan untuk menerangkan disitu, paling ya saya ikut nimpali itu, misalnya, PS anak laki-laki maka pak G yang untuk anak cowok juga sama, saya lebih banyak mungkin, lebih berperan dibanding istri. misalkan dalam hal kelamin itu misalkan waktu itu saya tahu Informasi seksual didapat dari Isi PS : himbauan agar anak jangan berpacaran dulu Metode : memberi contoh pengalaman pribadi orangtua Orangtua menentukan kapan anak dirasa perlu tahu soal materi PS dan menyampaikan ke anak bahwa anak belum perlu tahu tentang suatu hal. Kapan : tidak ada waktu khusus berbicara seksualitas Kapan : belajar biologi Isi : organ reproduksi PS diberikan orangtua yang jenis kelaminnya sama dengan anak. Pasangan hanya nimbrung Sumber : majalah sains 285 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ada majalah Sains Kuark, disitu diterangkan juga bagaimana proses reproduksi, kemudian akil balig gitu, pertama-tama saya menerangkan kalau sudah mulai M itu ya, itu kan sudah mulai ini konsepnya apa, gimana gitu, lalu saya juga sempet iseng 160 165 170 175 majalah sains meliputi proses reproduksi, akil balig, menstruasi tanya sama Gc ya, hehe, tanya itu lho, „anak itu dari mana tha?‟, Pak G iseng bertanya kepada anaknya mengenai asal bayi. „papa itu lho, ya tahulah pa.‟, sudah gitu, „jadi harus hati-hati Karena anak sudah tahu, kemudian Pak G mengingatkan agar anak dalam menjaga hubungan dengan sesama, ee dengan cowok, menjaga diri dalam berelasi dengan lawan jenis dengan lawan jenis gitu.‟, terus mereka juga melihat eeh misalkan dengan waktu kecil itu mereka sudah melihat peran ayah, peranan saya sebagai ayah, peranan mamanya sebagai ibu gitu, terus mereka melihat itu jadi mereka udah moga-moga itu bisa membagi mereka punya identitas sebagai seorang cowok, identitas sebagai seorang cewek gitu. Nah saya juga pernah memberitahukan seperti film baik itu nonton film bersama atau di TV ya kita terangkan itu tekanannya, kalau gak boleh ya jangan, kita juga menekankan waktu pacaran misalnya ya SMA Pak G berharap karena anak sudah melihat peran ayah dan ibu dari pak G dan istri maka membantu mereka membangun identitas sebagai lakilaki dan perempuan Saat nonton film, pak G juga mengingatkan saat ada adegan yang tidak boleh ditiru anak. lah saya pikir gitu ya. Ternyata saya pesan pesan gitu ya pernah Pak G berpesan agar anak berpacaran saat SMA saja namun terjadi ya waktu SMP dah pernah pacaran, waktu SD juga ternyata waktu SMP / SD anak pernah gitu. Hehe, jadi ya akhirnya yang saya terangkan apa ya pernah pacaran juga, sehingga itu tidak saya lanjutkan. Udah gitu aja. sekarang tidak berpesan itu lagi. A : Ya makasi om G, pak P? P : Ehhh anak saya perempuan, ehh secara kodrat biasanya memang Menurut pak P, secara kodrat tugasnya ibu ya untuk urusan-urusan yang terkait dengan dunia adalah tugas ibu memberi PS ke Isi PS : proses reproduksi, akil balig, menstruasi Orangtua mengecek pengetahuan anak dengan bertanya Isi PS : menjaga diri saat berelasi dengan lawan jenis Metode : sebelum menasihati anak, ayah membuka percakapan dengan menanyai pengetahuan seksual anak Berharap teladan peran gender orangtua membantu anak membangun identitas gendernya Kapan : saat nonton film Isi PS: adegan film yang tidak boleh ditiru anak Isi PS : anjuran agar anak tidak berpacaran sebelum SMA. Saat anak melanggar anjuran orangtua, maka anjuran itu dihentikan Apabila anak perempuan, maka ayah merasa bahwa 286 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180 185 190 195 200 205 perempuan termasuk misalnya pas mens pertama, dan lain sebagainya tentu komunikasinya dengan ibunya. Sehingga kalau terkait dengan wilayah itu saya memang tidak bermaksud untuk masuk ehh tapi ada, sambil lalulah, saya kan ojekers sejati, jadi dalam batas tertentu saya punya keuntungan karena sering juga sejak SD itu nganter anak-anak saya … D : Nganter jemput gitu P : Rombongan dengan teman-temannya pas acara ke pantai dan lain sebagainya gitu. Dan mungkin mereka tidak sadar, bahwa yang nyupir itu bapaknya temannya, bukan sopir biasa gitu, tapi saya malah dapet keuntungan, saya bisa mengikuti pembicaraan mereka eee dari soal nembak dan sebagainya, rasan-rasan sopo kan muncul cerita-cerita mereka, ternyata itu cukup signifikan perkembangannya, eee, SD itu yo masih lucu lah, pokoknya saya pokoknya hiburannya kalau nyetir rodo adoh itu ya celotehan anak-anak itu, anak-anak perempuan tentang, tentang anak laki-laki jadi lucu-lucu. Dari SD, SMP, SMA tapi saya justru mulai membatasi, dan kalau terkait pendidikan seks, saya paling monitornya tidak langsung. Anak saya suka sekali manga, manga, dan saya tahu tidak semua mangan baik, karena manga berangkat dari kebudayaan Jepang, dan Jepang itu eee tidak punya Tuhan, sederhananya gitu. Budaya jepang itu tidak punya Tuhan. Ehh jadi norma baik buruk dan lain sebagainya di sana itu memang sangat-sangat samar, ehh sehingga ke anak saya, saya sedikit banyak juga mensensor mana manga yang boleh dia baca dan mana yang tidak, karena beberapa yang masuk kategori 17 plus itu, itu sudah sangat vulgar penggambarannya dan saya heran kog boleh masuk di anak perempuan, seperti saat mens pertama sehingga pak P tidak ikut memberi PS ke putrinya. Pak P sering antar-jemput anaknya dan merasakan keuntungan dari hal itu yaitu dapat mengikuti dan mendengarkan pembicaraan anaknya dengan teman-temannya mengenai anak laki-laki. Menurut pak P perubahan percakapan anak dari SD, SMP, dan SMA itu cukup signifikan Pak P memonitor seksualitas anak dengan tidak langsung. Karena anak menyukai komik Jepang maka pak P menyaring komik yang boleh dibaca anaknya karena beberapa komik Jepang, yang dijual bebas, dirasa penggambarannya terlalu vulgar dan memiliki norma baik buruk yang samar itu tugas ibu untuk memberi PS. Tugas mengantar jemput anak dimanfaatkan ortu untuk dapat mengikuti pembicaraan anak dengan teman-temannya Pengawasan secara tidak langsung oleh orangtua dengan cara menyaring komik yang boleh dibaca anak Komik dengan penggambaran vulgar dan norma baik-buruk yang tidak jelas tidak boleh dibaca anak 287 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210 215 220 225 230 Gramedia, dan dan dijual bebas. Di Gramedia juga masuk? Ada yang 17 plus, ya besok tak tunjukin Hahaha. Dah 17 plus og ya Lha iya. Itu sangat vulgar dan itu saya batasi lewat itu, kemudian juga ya sambil ngojek itu juga saya sering, satu dua kali kalau momentumnya pas ya saya jelaskan, mulai dari cara berpakaian yang pantas dan patut. Saya bilang psikologi lakilaki itu lain dengan psikologi perempuan. Psikologi laki-laki itu tergantung apa yang dilihat, sedangkan perempuan itu tergantung sentuhan, ehhh makanya, saya pesan saya sederhana, kalau ingin menjaga diri ya, ya ya, jaga apa yang bisa dilihat laki-laki. Sederhana to? Kemudian kalo pingin aman juga ya jaga dirimu dari sentuhan. Sederhana, tapi itu sebenarnya awal, awal bencana juga kalau tidak hati-hati disitu, lebih lebih kalau sekarang kan, saya tidak tahu ya tapi secara umum saya lihat misalnya pas saya nganter rombongan piknik di Kyai Langgeng, wis ra ndelok kiwo tengen ki ono opo, ki yo penak wae, padahal dari usia mereka paling SMP SMA, ya yang sebenarnya saya gak tahu ya kalo itu anak saya langsung saya tarik, kalau itu anak saya, tapi kalau itu anak orang lain dan saya ndak kenal saya tarik nanti ceritanya lain. Hahaha X : Hahaha P : Nanti gantian ditarik yo to. Hahaha. Jadi itu, jadi emm memang ee ada hambatan-hambatan karena memang perspektif gender ya ndak bisa saya masuk terlalu dalam tapi saya tahu, ehh ya saya tetap monitor lah, apapun kan itu tetap anak sendiri. Saya kira itu yang sudah saya tulis disini. A P A P : : : : Kapan : saat antar jemput Pak P menggunakan kesempatan anak sekolah mengantar jemput anak untuk isi PS : cara berpakaian mengarahkan anak tentang cara yang sopan berpakaian yang sopan. Pak P juga menjelaskan laki-laki sensitif Isi PS : jenis rangsangan dengan rangsangan yang dilihat yang sensitif bagi laki-laki sedangkan perempuan rangsangan dan perempuan sentuhan, sehingga anak perempuan Isi PS : menjaga diri dengan di minta menjaga diri dengan menjaga apa yang dilihat membatasi apa yang bisa dilihat laki-laki dan menghindari laki-laki dan menghindari sentuhan. sentuhan Saat ke Kyai Langgeng pak P melihat banyak anak SMP SMA pacaran di pinggir jalan, pak P ingin menegur namun pak P diam saja karena bukan anaknya dan juga tidak kenal. Saat melihat anak pacaran sembarangan maka orangtua ingin menegur, namun tidak dilakukan karena bukan anaknya dan tidak kenal Pak P merasa ada hambatan karena perbedaan jenis kelamin sehingga tidak masuk terlalu dalam dan hanya memonitor saja Hambatan : perbedaan jenis kelamin membuat enggan memberi PS lebih dalam 288 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235 240 245 250 255 A : Okay baik … Q : Ya langsung ya. Ya baik, ada beberapa hal yang mungkin bisa saya sampaikan, pertama di keluarga saya itu saya selalu diskusikan berbagai hal terkait dengan anak, dengan pendidikan, termasuk dengan, terkait dengan pendidikan seks ya. Kemudian yang kedua, karena tiga anak saya perempuan, sama seperti pak V, pak U, dan pak ? P : Pak P Q : Pak P. Jadi tampaknya memang eehh, dia lebih deket dengan ibunya, jadi untuk terkait pendidikan seks itu saya serahkan sepenuhnya pada istri saya, dan sama seperti tadi pak D, kami tidak pernah membicarakan secara khusus, misalnya anaknya kumpul, kita omongkan itu gak ada. Nah strategi istri saya, saya Pak Q selalu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan anak termasuk mengenai pendidikan seks suami istri mendiskusikan banyak hal terkait anak termasuk juga pendidikan seksual Menurut pak Q, putrinya lebih dekat dengan ibu sehingga PS diserahkan sepenuhnya kepada istri Pak Q tidak pernah mengumpulkan anak untk khusus bicara seksualitas Pak Q menyukai strategi PS suka dengan istri saya, dia bicaranya per kasus, jadi misal ada istrinya yaitu per topik, yang ditanyakan anak, baru dibahas kasus apa tanya baru itu didalami. Nah pendidikan seks itu yang secara mendalam Tugas memberi PS diberikan kepada orangtua yang lebih dekat ke anak Kapan: Tidak ada waktu khusus berbicara seksualitas Metode : menunggu pertanyaan anak baru membahas topik yang ditanyakan secara dalam Timing : PS dimulai sejak murni pendidikan seks itu biasanya dia mulai pada saat haid menstruasi pertama Pendidikan seks dimulai saat anak pertama. Anak itu mens, nah dia dekati, kemudian dia ceritakan, haid pertama. Istri menjelaskan soal Isi PS : menstruasi mens itu apa artinya, karena dia lebih tahu, kan saya gak tahu ya haid. Pak Q tidak menjelaskan Ayah tidak menjelaskan karena punya pengalaman haid A : Gak ngalami. Haha menstruasi karena tidak mengalami menstruasi Q : Iya, dia bisa berdiri ditanah, di situ dia baru mulai masuk, „nah kamu sudah mens jadi saat ini kamu sudah dewasa.‟, emm Menstruasi menjadi tanda Karena anak sudah menstruasi anak sudah dewasa larangan-larangan apa yang harus dihindari, apa yang boleh dan maka dijelaskan bahwa dirinya tidak boleh dilakukan itu masuknya lewat sana. Kemudian sudah dewasa dan diberi penjelasan Isi PS : rambu-rambu pembicaraan kasus memang akan diperdalam setelah tadi yang mengenai hal-hal yang boleh dan berperilaku tidak boleh dilakukan anak saya tanya, misalnya eee, „lahir itu darimana? Kog saya 289 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260 275 280 285 bisa ada itu prosesnya gimana?‟, nah itu baru diperdalam, tetapi Sekarang anak bertanya proses kalo masih kecil dulu itu kamu lahir dari puser ibunya. kelahiran akan dijelaskan namun dulu waktu kecil dijawab bahwa ia X : Hahaha lahir dari pusar Q : Kemudian sama seperti bapak-bapak tadi, saya tidak, tidak fokus diskusi langsung, yang biasa saya lakukan saya monitor, monitor eee diskusi mereka, kadang-kadang nimpali. Kemudian pengalaman saya gini, saya di keluarga itu ada dua pihak ya, pengalaman saya, pengalaman istri saya. Pengalaman saya waktu kecil, waktu nganu, saya gak pernah diskusikan dengan orangtua, saya malu ngomong masalah seks, biasanya saya malu dan saya banyak mendapatkan pengetahuan justru dari temen, ya kan. Dari temen, dari pelajaran sekolah, kita banyak diskusikan dengan teman waktu itu. Jadi saya tanya orangtua itu malu. Nah pengalaman istri saya, dulu waktu kecil, dia mendapat pengetahuan dari ibunya, dan tampaknya metode yang dilakukan ibunya dulu, sekarang dia pake eee diterapkan kepada anaknya. Karena dia merasa memang, dan saya lihat memang bagus juga, artinya, ketika ada kasus didekati, sampai sekarang Pak Q dan istri memiliki pengalaman PS dari orangtuanya yang berbeda. Pak Q malu berdiskusi seks dengan ortunya dan lebih banyak mendapat PS dari teman-temannya, sedangkan istri mendapat banyak pengetahuan dari orangtua. Istri menerapkan metode dari ibunya untuk memberi PS ke anak-anaknya sendiri. Orangtua menggunakan metode yang digunakan oleh orangtua dalam memberi PS kepada anak mata. Jadi ya waktu itu penjelasannya gak boleh nonton orang Dahulu setiap ada adegan ciuman di TV, anak ditutupi matanya, sekarang anak menutup matanya sendiri. Anak diberi penjelasan bahwa tidak boleh menonton adegan ciuman Orangtua menyaring apa yang boleh ditonton anak dan apa yang tidak Melarang anak melihat adegan ciuman dengan cara menutup mata dan memberi penjelasan ciuman. Nah kemudian terkait dengan perkembangan itu saya amati, ilmu ini pertama diturunkan kepada kakaknya, karena kakaknya kan kita anggep sebagai, adik-adiknya kan ngikutin Dikeluarga pak Q, informasi seksual pertama-tama diberikan kepada anak paling tua, kemudian Pemberi PS : kakak anak saya itu belum, misalnya nonton TV ada orang ciuman, 290 Seperti bapak lainnya, pak Q tidak banyak berdiskusi dengan anak namun lebih memonitor Saat anak kecil orangtua menjawab pertanyaan seksual anak dengan informasi yang kurang tepat namun mudah dipahami Peran ayah lebih banyak memonitor anak, buka berdiskusi dulu awal-awalnya kakaknya kita beri, tutupi matanya. Sampai sekarang itu reflek ada orang ciuman mereka langsung nutup 290 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 295 300 V : Q : 305 P : Q : 310 315 A : Q : 320 apa yang diomongkan kakaknya. Jadi saya lebih enteng semua dimasukkan ke kakaknya lebih dulu. Nah terus saya sering amati setiap saat, gojek, sama seperti bapak ngamati di sisi mereka di mobil, saya ngamati gojek-gojeknya anak pertama, kedua, ketiga gitu kan. Sok sok ece-ecenan, poyok-poyokan, ket SD dah kayak gitu. „Pa itu Rc gini lho.‟, SD, terus yang SMP sudah Seneng seneng Naksir naksir Ya saya ngamati saja, tapi kan sudah diganjel sama yang kakaknya. Kakaknya, dulu kami membatasi kakaknya, boleh mulai pacaran, kuliah, sama seperti bapak. Jadi SMP SMA, kami menyadari begitu mereka sudah mens, pasti sudah mulai rangsangan-rangsangan itu sudah muncul ya. Alamiah Alamiah. Tapi ya kita hanya membatasi, „oke, tapi jangan dituruti.‟, artinya biarkan itu berlalu, tapi kamu jangan deket- anak paling tua diharapkan dapat membantu orangtua untuk mengajari dan mengarahkan adikadiknya Saat anak sudah mens maka anak akan mulai merasakan ketertarikan, dan ini hal yang alamiah. Pak Q menganjurkan anak agar mengabaikan ketertarikan dengan menjaga jarak. Pak Q juga mengingatkan anak bahwa ia boleh deket, biarkan rasa itu muncul, hanya kamu boleh pacaran nanti pacaran saat sudah kuliah saja kalau sudah kuliah. Artinya kita tidak strict dengan kakaknya, kebetulan kan kakaknya sampai sekarang ya baru mulai tha, Orangtua lebih tidak ketat dengan baru mulai, nah untuk adik-adiknya kita sedikit lepas karena anak kedua dan ketiga karena ada sudah ada yang mengarahkan, kakaknya, kakaknya jadi satpam anak pertama yang membantu menjagai. Orangtua hanya Kakaknya ikut membantu gitu ya? mengamati diskusi anak-anaknya Kita hanya mengamati diskusi antar mereka saja. Untuk yang laki-laki belum karena masih masih ya kelas 5 SD A : Kelas 5 ya. Q : Mungkin itu aja, saya setuju, saya memang melihat ternyata Menurut pak Q komik anak Metode : memberi informasi seksual kepada anak pertama, kemudian anak pertama membantu orangtua dalam mendidik adik-adiknya Boleh berpacaran saat sudah kuliah Orangtua memaklumi munculnya perasaan tertarik pada lawan jenis dalam diri anak Isi PS : mengabaikan ketertarikan dengan menjaga jarak dengan lawan jenis Anak pertama membantu orangtua mengawasi dan menjaga adik-adiknya, sehingga orangtua tidak mengawasi dengan ketat dan hanya mengamati diskusi anak-anaknya Orangtua memandang 291 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A : 325 330 335 V : A : U : Q : 340 A : 345 G : A : V : komik-komik anak-anak sekarang itu khususnya yang keluaran Jepang, komik-komiknya itu tidak layak untuk dilihat anakanak. Jadi mungkin itu dulu, kalau nanti ada lagi Ya ya okay, ya dari yang tadi kita obrolkan gitu, selama ini eehh bapak-bapak biasanya melakukannya tidak dicari waktu khusus gitu ya, berarti eee sesuai momennya, bahwa mungkin biasanya momem yang banyak apa, pas nonton TV atau pas nonton bareng , lihat apa maksudnya, lihat film gitu ya maksudnya ya? Terkait film Berita? Berita jarang menampilkan orang ehh itu, cuma kan mungkin dari berita, ehh apa ya, kasus-kasus kayak si kasusnya ariel begitu dipamerin, itu bisa dari situ, tapi kalau kebanyakan sih nonton film, dan itu paling banyak biasanya. Momennya itu kalau menurut saya mungkin dua ya, nonton film kemudian ketika anak-anak pulang sekolah. Mereka cerita apa yang didapat di sekolah, pasti karena kita terbiasa cerita ya dirumah tu langsung cerita, nah itu momen yang penting juga untuk membahas. Karena biasanya akan keluar, „oohh disana tadi ini ngejar ini. Terus tadi si A nembak.‟, hehehe, „nembak temennya.‟, nah itu, itu baru kita masuk. Ya berarti waktu nonton film gitu, atau tadi pulang sekolah, atau tadi ada juga pas pelajaran biologi. Jadi itu nemeni belajar gitu ya? ya Jadi anaknya belajar, ditemeni gitu terus sekalian dijelaskan. Ada momen lain yang biasa, waktu mungkin ya waktu, waktu mau tidur atau apa …. Waktu pulang sekolah itu biasanya sekarang khususnya keluaran Jepang tidak layak untuk dibaca anak-anak Acara berita dapat menjadi momen memberi PS, namun hanya saat membahas kasus-kasus seksual, lebih banyak momennya saat nonton film Menurut pak Q, waktu yang tepat untuk memberi PS adalah saat nonton film dan anak pulang sekolah kemudian bercerita aktivitasnya seharian komik anak sekarang tidak layak untuk dibaca anak Kapan : menonton berita kasus-kasus seksual Kapan : nonton film Kapan : Saat anak pulang sekolah dan menceritakan aktivitasnya seharian 292 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 350 355 360 365 370 375 D : Nek saya, saya secara pribadi ini, jujur ini, saya jarang memberi itu, tapi kadang-kadang saya cerita, ya mungkin bidang saya kan banyak to. Ditempat saya ada macam-macam pengaduan begitu, memang sering kami … G : Oh ya D : Cerita sama anak-anak, kami harus memberikan suatu motivasi kepada anak supaya kamu lebih hati-hati, jangan seperti yang pernah terjadi, yang pernah diajukan di kantor kami, itu memang hampir setiap hari ada. V : Hmmm A : Laporan gitu gitu? D : Iya. Jadi, tapi memang kadang-kadang kami cerita berita-berita seperti itu, „tuh bapak tadi seperti ini, tolong kamu jaga baikbaik.‟, nah artinya kan dia sudah ngerti, karena anak saya sudah dewasa semua udah gede-gede semua, yang Anj pun sekarang sudah menginjak SMA ya sudah mulai ngerti. Karena kan kami memang, kadang-kadang maaf lho bukan batas, tapi sempet ngelengke … Q : Ya mengarahkan D : „jadi bolehlah kamu simpati sama orang itu wajar.‟, sehat kan, kamu tu murni, opo, istilahnya kamu itu normal seperti itu. Namanya orang simpati pada orang kan boleh. Q : Ya D : Saya gak akan melarang, tapi harus tahu batas-batas, conto saya pernah maaf disekolahan, denger sendiri saya, anak saya mau pulang, „Njas ndak usah pulang yuk, main aja.‟, seperti itu, itu kan mungkin bagi kami juga ya perlu kami perhatikan apalagi kalau tidak hanya sebatas ngomong, apa …. A : Temannya cowok itu? Pak D menceritakan laporan / pengaduan kasus-kasus seksual yang ditemui di pekerjaannya (polisi) kepada anaknya. Tujuannya memberi motivasi kepada anak agar lebih berhati-hati dan menjaga diri supaya tidak mengalami kejadian seperti dalam kasus-kasus tersebut. Pak D dalam mendidik anak tidak membatasi dan melarang tapi mengingatkan dan mengarahkan anak agar tahu batas-batas dalam bersimpati dan bergaul dengan orang lain. pak D memperhatikan saat ada teman laki-laki anak yang mengajak putrinya untuk tidak pulang dan bermain saja, lalu pak D menggoda anaknya untuk melihat Metode : cerita kasus-kasus seksual yang ditemui di pekerjaan (polisi). Tujuannya untuk memotivasi anak menjaga diri Orangtua mengarahkan dan mengingatkan anak untuk tahu batas-batas cara berelasi dengan orang lain Orangtua memperhatikan interaksi anak dengan teman-temannya 293 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 380 385 390 395 400 405 D : Iya cowok A : Oooo D : „wis rasah mulih, main aja.‟, nah itu kan, mungkin dia gak ngerti kalau saya bapaknya, tapi saya ndak papa, „tuh temenmu tuh.‟, „ahh, ckk, kayak gitu kog dipikirin, ihhh kayak …‟, X : Hahaha D : Iya dia malah dah ngerti, memang dia pernah ngomong sama saya misalnya ya mungkin, „disekolahan itu kadang-kadang anak-anak laki-laki itu lebih jorok kalau ngomong, lebih jorok omongannya.‟ Lha jorok itu bagaimana mulainya itu saya sendiri juga gak tahu. Karena dia sendiri sudah mengatakan jorok. Kan berarti sudah melebih kapasitas yang tidak perlu diomongkan, seperti itu. Jadi kami juga sebagai orangtua, bukan kita istilahnya lepas atau kita mengerem, tapi kita ambil tengahtengah, ya kita harus memberikan waktu dan kita juga harus, apa, ya jeli-jeli untuk apa, kita melakukan antisipasi anak. Memang itu perlu, bagi saya. A : Menjaga gitu ya? Menjaga anak ya? D : Ya khususnya pada istri saya. Kalau istri saya memang pada anak-anak itu kelet sekali ya. Dari anak saya yang laki, sampai yang perempuan kecil tu, sudah kalau ibunya dirumah, bertiga itu dikamar semua. Saya mungkin kadang-kadang duduk di luar sendiri malah, atau saya mungkin nonton TV sendiri. Kadangkadang seperti itu. Memang agak lengket sekali sama anakanak, lebih dari saya sendiri. Jadi gak ada istilahnya ini anak, ini ibu, jadi seperti V : Teman D : Iya sahabat seperti itu. Itu setiap hari pak, ini termasuk saya juga pemahaman anak atas batas bergaul. Ternyata anaknya sudah mengerti batas-batas tersebut Anak menilai omongan temanteman laki-lakinya disekolah itu jorok, yang diartikan pak D sebagai berkata-kata yang tidak pantas dikatakan Sebagai orangtua, pak D tidak melepaskan anak atau membatasi, namun mengambil jalan tengah yaitu memberi anak kesempatan namun dengan jeli, berjaga-jaga untuk melakukan antisipasi Istri pak D sangat dekat dengan anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan. Istri pak D bertindak sebagai sahabat ke anakanak. Saat ibu di rumah, anakanaknya banyak ngobrol bersama ibunya di kamar. Pak D akhirnya tertarik untuk bergabung. Orangtua menggoda /mencandai anak untuk mengecek pemahaman anak mengenai batasan bergaul. Orangtua tidak mengekang atau membiarkan anak, namun mengijinkan anak kesempatan namun tetap siap untuk mengantisipasi Kedekatan orangtua kepada anak bagaikan sahabat sehingga anak nyaman ngobrol dengan orangtua 294 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 410 415 420 425 A : D : A : V : A : D : P : D : P : D : 430 A : D : P : terus akhirnya terbawa kesana, tiduran yo bareng, ngobrolngobrol, yang gede kalau ngomong A, yowis bahas gitu anakanak. Tapi itu juga ada baiknya, karena kita sebagai orangtua memang harus, paling tidak, paling tidak lho, mengerti kegiatan anak, yang menjelang studinya seperti itu. Karena orang hanya bisa mengerti lawan jenis ini memang kita sebagai orangtua gak boleh tinggal diem, ya kita harus banyak mengantisipasi. Ya antara lain seperti itu Ya jadi sebagai orangtua memberi arahan … Ya Ehh bukan batasan ya, tapi mungkin kayak panduan berperilaku gitu ya? Rambu-rambu Rambu-rambunya gitu Rambu-rambu. Tapi kalau nanti kita cut, „kamu gak boleh lho.‟, „wah bapak saya itu wah kolot.‟ Bisa saja reaksinya malah memberontak. Jadi .. Iya akhirnya memberontak Ehh jadi kalo dilarang itu kayak disuruh, itu ada periode itu memang kalau kecil, tapi kan kalau kita tidak hati-hati dengan itu bisa saja terjadi, iya kebablasen. Dampaknya kan nanti, „ada apa to saya dilarang?‟, karena trus kan itu tanda tanya besar buat anak, seperti itu. Jadi bukan dilarang jangan, gak boleh, tapi diarahkan saja, sebaiknya gini gitu ya? Ya ya Yang jelas gini, kalau saya melihat tantangannya kalau punya anak perempuan dan laki-laki itu sekarang ini, kayaknya lebih Menurut pak D, ortu perlu tahu kegiatan anak-anaknya Dalam relasi anak dengan lawan jenis, Pak D mengantisipasi dengan cara mengarahkan anak dan memberikan rambu-rambu berelasi Orangtua perlu tahu kegiatan anak Orangtua melakukan antisipasi terkait relasi anak dengan lawan jenis, dengan memberikan rambu-rambu berelasi Isi PS : rambu-rambu berelasi dengan lawan jenis Orangtua merasa cara melarang tidak tepat digunakan karena anak malah akan bertanya-tanya dan memberontak. Lebih baik mengarahkan saja. Metode : memberi arahan bukan melarang karena anak akan memberontak bila dilarang Dilihat dari tantangn yang dihadapi, pak P merasa punya anak laki-laki Dari segi tantangan yang dihadapi, memiliki anak 295 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 435 440 445 450 455 460 berat anak laki-laki, kayaknya lebih berat anak laki-laki. Mungkin karena pengalaman saya sebagai laki-laki ya, ee saya tahu dinasti dinasti tertentu yang pembelajarannya dari peer grup. Dan ini saya melihat sekarang ini, dengan dunia SMS, SMS itu, eee dulu yang menurut saya kultur yang hanya ada di anak laki-laki itu mulai juga ada di di anak perempuan. A : Kultur apa? P : Jadi gini, ehh kalau dulu kan misalnya tentang seksualitas dan sebagainya itu kan peer group ya, piye kowe kan ngene, sampai apa ya, kalau ada ada lewat terus dinilai dan lain sebagainya gitu, itu ternyata yang kayak gitu tu mulai juga eee apa, terbantu dengan teknologi perempuan ya, eeeh, „kae piye kae, A kae piye?‟, „wah ora jelas, nganggo bando, misal e gitu.‟, hehe, seperti itu, jadi, tapi tetep itu kemudian itu kayaknya membuat lingkaran-lingkaran dan saya mengikuti perkembangannya, ketika SMA, sempet saya denger hal yang sebenarnya rodo rodo ngeri dalam tanda kutip. Misalnya, „wae kae nekat e, wis dieleke tetep nekat nginep karo pacare.‟, nginep karo pacare ditempat saudarane. Woh lha yo wis, ternyata saya cuma bisa, yang saya lakukan apa, ya mengingatkan, pilihlah teman yang sesuai, karena masa-masa SMP-SMA itu yang memberi influenitas itu ya teman. Seperti saya, istri saya itu relatif sebenarnya kan, apa ya, jadi apa ya, masukan sponsor aja, dalam arti ya sekali-kali nyempit polisi lah ya, tapi sebenarnya yang paling banyak, lebih-lebih intensitas pertemanan sekarang dengan SMS, itu itu saya kira, saya ndak tahu sudah diteliti atau belum, tapi saya yakin sangat merubah, punya pengaruh merubah apa, itu lebih berat daripada punya anak perempuan Dengan adanya SMS, kultur yang ada di anak laki-laki itu mulai ada di anak perempuan. Menurut pak P, kalau dahulu komunikasi ngobrol dengan teman sebaya tentang seksualitas, seperti menilai lawan jenis atau mempergunjingan cara berpacaran teman lebih mungkin dilakukan laki-laki, saat ini dengan adanya SMS maka anak perempuan pun bisa melakukannya. Akibatnya saat ini komunikasi dengan teman sebaya lebih kuat. Sebagai orangtua pak P, mengarahkan agar anak mencari teman yang baik, karena pengaruh teman sangat besar. Pak P merasa pendidikan seks dari orangtua kurang punya pengaruh bagi anaknya dibandingkan informasi seksual dari teman-temannya. laki-laki lebih berat dari memiliki anak perempuan Orangtua memandang anadanya teknologi SMS membuat komunikasi teman sebaya pada anak perempuan menjadi lebih kuat Orangtua mengarahkan anak mencari teman yang baik karena pengaruh pertemanan sangat kuat Orangtua merasa bahwa pendidikan seksual darinya kalah berpengaruh di anak dibanding informasi seksual dari teman-teman anak 296 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 465 Q : V : 470 X : V : 475 480 485 P : V : X : V : komunikasi soal-soal seksual, jadi komunikasi horizontal mereka semakin kuat, peer groupnya. Dibanding dengan dulu ya, dulu yang bisa ngerombol duduk gitu dipojokan jalan itu kan laki-laki. Sekarang kan perempuan dikamar masing-masing … ya Mungkin kalau saya sih masih mengikuti perkembangan anak, waktu anak saya mungkin SD, SD kelas satu itu sudah menyeletuk dia, „pa aku dah punya pacar.‟, „sapa?‟, „si A, tapi untuk berdua.‟ Hahahaha hahaha Lha berarti kan masih .. hahaha. kalo dikelas 5 tadi kan yang tadi mimpi basah itu Hee Terus kalau yang SMP ya eee, „piye Js kamu sudah punya pacar?‟, „ahh papa itu.‟, „itu lho Js karo si Sw itu.‟, „oh itu dah punya pacar.‟, „pacare sopo?, „ohh kalah ganteng.‟, „kalah ganteng tapi kamu kalah cepet.‟, „ya biarin, tapi tetep tak inceng kog pa, besok SMA meh tak tembak.‟ hahahaha Haha pernah ngomong gitu juga, terus, „lho kalo pacaran tu mereka itu piye to pa?‟, kan ada temennya gitu, „itu pacarnya itu.‟, „lho terus nek pacaran mereka blas gak dolan kemanamana?‟, „ya ndak.‟, „lha terus ngapain?‟, „ya cuma ketemu aja disekolahan, paling ya ngobrol-ngobrol.‟, saya memantaunya sebatas itu, masih memantaunya sebatas itu, dan kebetulan mungkin untuk kelakuan di dalam rumah, kebetulan kami juga hampir sama dengan pak D, bahkan kami sering tidur bertiga, dan ya kebetulan karena kamar saya selalu terbuka untuk dia, Pak V mengikuti perkembangan anaknya, yang dari kelas satu beberapa pernah bilang punya pacar, namun pacar berdua. Kemudian saat SMP anak mengatakan mau menembak gadis yang ditaksir saat SMA, walaupun gadis itu sudah punya pacar. Anak pernah bertanya mengenai apa yang dilakukan saat berpacaran kepada pak V. Ketika pak V balik bertanya, ternyata anak belum sepenuhnya paham. Pak V banyak memantau kelakuan anak di rumah dan sekolah. Sejauh ini belum ada hal negatif yang dilakukan anak. Anak juga Waktu kecil sampai SMP, anak sudah membicarakan mengenai pacaranan namun belum benar-benar paham apa itu pacaran Ayah memantau kelakuan anak di rumah dan sekolah 297 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 490 495 500 A : V : Q : V : 505 A : V : P : V : 510 U : 515 jadi dia selalu pengen kita tidur bertiga, tidur dikamar. Ya hanya memantau aja, memantau, sekolah, saya masih masih sejauh saya pantau belum ada hal-hal yang negatif yang, dan ini kebetulan dia juga eh masih masih banyak ada kegiatan, yang kegiatan olahraga basket itu cukup membantu, dia juga kalau pulang lama disekolahan itu dia juga ada kegiatan basket atau apa, lalu dan jadi dalam arti kata ini masih, masih belum terlalu apa namanya, masih belum terlalu yang harus diawasi gitu ya, ya mungkin masih usianya kan masih … Bermain Ya dan kebetulan dia punya temen akrab bertiga itu ya sebaya gitu. Sebaya itu, disekolah itu dia laki-laki itu … Geng Gengnya itu, dan itu banyak membicarakan tentang basket atau apa begitu. Kebetulan komik dia juga gak begitu suka Suka e basket gitu ya? Jadi bertiga itu basketan bareng? Iya jadi masih, masih ada kegiatan yang saya melihat masih, masih, masih sibuk untukkkkkkk sibuk disitu Menyita waktu energi ya? Iya, misalkan sampai rumah juga dia, paling kalau BBan atau SMSan itu ya dengan mereka bertiga, paling ya pacok-pacokan itu, masih pacok-pacokan. Mungkin itu. Pak tadi mau bicarakan? Ya cuman ya saya ya eee kalau saya sih punya pengalaman gini pak, pasti A kenal Cl dan Ck ya, mereka tu berdua punya sifat yang sangat berbeda, kalau kakaknya itu orangnya pendiem, (partisipan R datang) pemalu, agak tertutup sedangkan adiknya orang yang boleh dibilang terbuka banget gitu dia suka SKSD, sok kenal sok dekat memiliki aktifitas basket bersama teman-temannya sehingga sibuk dan menyita waktu dan energi sehingga tidak melakukan hal negatif. Oleh karena itu pak V merasa belum perlu mengawasi secara ketat. Selain itu anak masih SMP dan dipandang masih suka bermain. Anak laki-laki SMP belum perlu diawasi secara ketat karena masih suka bermain saja Menurut orangtua, kegiatan anak cukup sibuk dan menyita waktu sehingga anak tidak melakukan hal negatif Anak dari pak U memiliki sifat yang berbeda, anak pertama 298 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 520 525 530 535 540 545 gitu jadi lebih aktif, dan selama ini mungkin kita bermain tarik ulur, jadi usia-usia mereka kan usia-usia dimana mereka punya, ehh sudah mulai berubah dari yang dulunya kalau kita ngomong, „itu lho cowoknya ganteng.‟, „ahh enggak!‟, dan mereka sudah mulai melirik cowok yang sesuai dengan yang Q : Gambarannya dia U : Gambarannya dia, idolanya dia, ya kan? Pasti kan berubah. Dia juga punya beberapa idola eee waktu, eee saya inget waktu dia SMP dia punya idola seorang eee anak sekolah lain, waktu itu sudah SMA, pemain basket dan si Cl ini juga hobi basket, dia juga sejauh ini juga main basket dan kita gak ngawasi streeng, „jangan!‟, gitu ndak. Kita cuma ngeliat dari dari keseriusannya sampai dimana, ya kita kan cuma ya oke, kita juga ikut, maksudnya kalau dia ngobrolin, kita juga ikut ndengerin, kita ikut nimpalin, kadang ikut guyon gitu. Dia mau nonton, „Pa aku mau nonton si X main basket. ayo‟, nonton ya udah kita ajakin, kita nontonin, lama-lama dia akan berganti lagi gitu lho, dia pindah lagi. Idolanya pindah lagi. Kayak gitu terus jadi kita gak langsung streeng tarik, begitu ada kejadian terus stop, enggak, kita melihat dulu sampe gimana. Bahkan dia pernah juga ditembak cowok, ditembak gitu dirumahku, dirumah, jadi cowoknya dateng gitu terus nembakin dia disitu, tapi saya dah bilang duluan, saya dah tau, dia cerita, kebetulan dia terbuka dia cerita, „Pa, si ini mau dateng gitu lho.‟, ya udah aku bilang „gak papa. Dateng aja silahkan gitu.‟, „kalau dia nembak aku gimana?‟, „ya kamu ingetlah papa bilang apa. Kamu boleh pacaran tapi setelah kamu SMA, kalau sekarang jangan dulu‟, ya dia nurut sih, dan kayak pak V dan D, kita juga punya waktu, malem terutama, saya malem, ngumpul bareng. Nah disitu kita pendiam, sedangkan anak kedua aktif dan terbuka. Anak-anaknya sekarang dalam masa tertarik dengan laki-laki yang sesuai keinginannya. Pak U menggunakan metode tarik ulur, misalnya saat anak menyukai seorang laki-laki, pak U mengikuti dan mengamati keseriusannya dulu, saat anak membahas hal itu, pak U mendengarkan dan menimpali namun tidak langsung menghentikan, tidak boleh suka. Pernah juga akan ditembak laki-laki dirumah, namun pak U mengingatkan bahwa anak tidak boleh pacaran dahulu sebelum SMA dan anak menuruti kata-kata ayahnya. Pada malam hari, Pak U punya waktu kumpul keluarga dimana pak Metode : tarik ulur: membiarkan anak bereksplorasi namun pada titik tertentu mengingatkan batasan-batasan yang perlu ditaati. Orangtrua bersikap sebagai teman dan banyak 299 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 550 555 560 A : U : 565 Q : U : 570 575 P A U A : : : : juga bertindak bukan sebagai orangtua, kalau saya, sebagai temen, jadi guyon apa terserah mereka mau ngobrolin apa saya gak terlalu banyak ngobrol, saya banyak denger, dan karena saya punya pengalaman dari kecil mereka ndak terlalu saya perhatiin, sekarang saya coba merhatiin mereka, jadi setiap hari, atau setiap malem itu saya pasti meluk mereka, cium mereka gitu lho, karena saya baca, kalau mereka kekurangan kasih sayang terutama dari papanya, dia akan cari di orang lain gitu, dan saya biasa setiap malam mereka saya cium. Anak saya pertama nolak lho, dulu waktu pertama-pertama gak mau dicium itu bertahun-tahun, sudah hampir dua tahun ini, setiap hari saya lakuin. Sekarang mereka sudah, sudah eeee pertama nolak itu ya tapi udah … Lebih biasa Iya lebih biasa, bukan, ya walaupun kadang juga karena usianya sudah mulai ini Remaja Kadang mereka udah merasa risih gitu lho. Tapi ndak papa, buat saya suatu kemajuan, dan itu yang saya, apa, saya anggep kuncinya mereka mau dengerin kita, karena kita mau dengerin mereka. Akhirnya mereka jadinya juga denger gitu ketika kita ngomong, kan ada orangtua yang anaknya gak mau dengerin orangtua, saya punya temen, kasus kayak gitu tuh parah dan salah melangkah. Jadi anaknya punya kesan orangtuanya tidak mau, mengekang dia terus Diktaktor Diktaktor, jadi anaknya memberontak Jadi itu memberontak, banget itu Mari ada yang lain? U bertindak sebagai teman, anakanaknya bebas bercanda atau ngobrol apapun dan Pak U hanya mendengarkan. Karena pak U kurang memperhatikan anaknya saat mereka kecil, maka sekarang banyak memberi perhatian seperti memeluk dan mencium karena menurut yang dibaca pak U, anak yang kurang kasih sayang dari ayah akan mencarinya dari orang lain. Awalnya anak menolak namun sekarang sudah terbiasa walaupun sebagai remaja sudah agak risih. Menurut pak U kunci gar anak mau mendengarkan orangtua adalah orangtua yang mau mendengarkan anak. Pak U punya teman yang anaknya tidak mau mendengarkan karena punya kesan ayahnya diktator dan mengekang mendengarkan anak berbicara Orangtua memberi banyak perhatian ke anak karena merasa kurang memperhatikan saat anak masih kecil. Orangtua percaya bahwa anak yang kurang kasih sayang dari ayah akan mencari kasih sayang ke orang lain. Apabila orangtua mau mendengarkan anak maka anak juga akan mendengarkan orangtua 300 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 580 585 590 595 600 605 P A R X V A : : : : : : Yang belum? Pak Rahmat boleh? Bentar ini baru mendengarkan, belum gatuk. Hahaha hahaha Baru masih cari sinyal. Ini tadi kita kan awal nulis dulu tentang apa saja sih pengalaman, pengalaman yang dialami memberikan pendidikan seksual ke anak gitu apa aja. Terus tadi bergiliran bercerita apa yang ditulis, terus pengalamannya misal kapan dilakukan, terus ehhh ya mungkin ada yang istrinya lebih banyak aktif, terus selama ini jadi orangtua ngarahinnya gimana, jadi semacam itu R : Ya kalau saya ini, kebetulan saya memang tipenya agak boleh dikatakan kita awalnya agak diktator kadang-kadang sama anak ya, karena kita takut sekali terhadap anak, sehingga kita dari SD sampai mungkin yang besar itu sekitar SMP kelas 2 itu kita selalu ingetin terus, ya kamu gak boleh gini, kamu harus gini, kita selalu ngawasi terus dan mungkin kalau di gereja tahu kita sampai sempet karena kita kepengen tidak terlalu jauh dari sini, ehh banyak yang tahu kalau antar jemput walaupun pelayanan apapun juga, walaupun laki-laki tetap kita antar jemput dulu. Cuman kita situasi memang agak beda setelah dia di SMA kelas 1, kita baru mencoba untuk kita buka untuk, ya itu tadi dikatakan, kita monitor dari jauh, istilahnya apa yang dilakukan dia, ini kalau cerita yang anak pertama ya karena sudah SMA, lha itu kebetulan kita juga hanya monitor saja, dia kita lepas, walaupun memang sama-sama tahu misalkan kalo email ada sama saya, di tempat saya ada emailnya dia, dia tahu gitu posisinya, dan tapi saya gak pernah meng, apa istilahnya, saya yang apa, ngungkit-ngungkit dia, walaupun ngapa email apapun Pak R pada awalnya agak mengekang anak dan memberi banyak peringatan „tidak boleh begini dan begitu.‟karena takut. Pak R juga selalu mengantar jemput anak dalam setiap hal. Namun setelah anak pertama masuk SMA, pak R mencoba memberi kebebasan anak dan melakukan pengawasan dari jauh saja Email anak pertama jadi satu dengan email pak R, dan kadang teman-temannya mengirimkan gambar atau video porno. Pak R Orangtua bersikap mengekang, banyak memberi peringatan, dan selalu mengantar jemput anak karena takut Saat anak sudah SMA, orangtua memberi kebebasan memilih kepada anak dan hanya memantau saja Orangtua tahu anak menerima email porno dari teman namun orangtua diam dan mengawasi saja. 301 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 610 615 A : R : 620 A R P R : : : : V R A R X P R : : : : : : : 625 630 juga ya udah saya diemkan. Tapi ya puji Tuhan, kalau beberapa kali biasa ya anak SMP SMA kan email dari temen apalagi SMA ya itu kan kadang-kadang gambar, kadang apa gitu sering masuk ya, begitu ya, tapi saya bersyukur kalau anak yang pertama ini kebetulan, gak tau karena sadar kalau itu dimonitor sama saya atau bagaimana, dia biasanya kalau sudah sehari dua hari berarti mungkin dia baru baca atau bagaimana, di hapus. Itu yang gambar gambar seperti itu yang …. Itu gambar-gambar porno gitu? Ya gambar porno, video porno, ternyata temen-temennya itu eksis begitu semua, kasi email itu temen-temennya Oh dikirimi gitu ya? Iya dikirimi Laki-laki ya? Laki iya, karena laki kebetulan anak saya kebetulan sosialisasinya karena dia di Bosa, laki perempuan jadi tidak selalu seperti itu ya, cuman temennya yang ngirimin memang mereka orang DeBrito. Kalo DeBrito kan mungkin laki semua dia lebih, lebih ini ya haha loss Lebih loss begitu ya. Haha. (menoleh ke notulis) Tapi ternyata …. Oh ini anak DeBrito ya? hahaha Keliatan og. haha Gak papa. Haha. Cuma kog kebetulan yang saya lihat kog ternyata dia tahu-tahu lepas sendiri seperti kadang, kadang juga kalau BB, BB keluarga kadang-kadang keluarga saya itu kan BB group dengan keluarga besar saya, kakak beradik itu, kita sering membiarkan dan untungnya anak pertamanya entah karena kesadaran diri atau karena dimonitor orangtua akan menghapus email itu sendiri. Di grup BB keluarga besar pak R, ada saudaranya yang sering mengirim candaan dan gambar yang cenderung porno, padahal di 302 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 635 640 X : R : 645 650 A : R : 655 G X V R A : : : : : ya maklum kakak saya itu kan dokter dan dokternya itu dokter andrologi ya. Jadi andrologi kan kearah kandungan atau semi ke bayi tabung kan, sehingga agak-agak mirip ya mungkin kayak dokter Boyke jadi nyerempet-nyerempet ke agak saru-saru gitu, hahaha, kadang-kadang share gambarnya BB group dia gak tahu kalau BB group itu ada anak saya, tiga-tiganya juga disitu semua Hahaha Itu, tapi ya saya lihat kebetulan kan kalau yang kecil sendiri karena dia gak donk ya, dia diem aja saya hapuskan, tapi kalau yang apa, yang dua, yang laki sama yang perempuan, kita hanya kita los saja karena dia sudah SMP SMA ya kita cuma mantau aja. Tapi kog ternyata untuk masalah-masalah itu dia kadang, mungkin risih sendiri ya, karena dia juga bingung kan posisinya, akhirnya apa, itu sudah hilang, kadang setengah hari ada share dari kakak saya gitu, buat lucu-lucuan tapi lucu-lucuan dia gak sadar kalau disitu forumnya ada … Lucu-lucuannya yang rodo saru Lha karena ya mungkin dokter begitu memang hobinya begitu, saya gak tau ya. Tapi kog kebetulan kog ya artinya … Hiburannya cuma itu hahaha Tambah ilmu Hahaha nambah ilmu Tambah ilmu Terkait memberikan pendidikan seksual, pak R hanya memasukkan saya seperti itu. Tapi kalau untuk pendidikan seksual itu sendiri sedikit ditengah obrolan. Pak R ehh kita kadang-kadang cuma nyentil tapi saya memang kadang- bingung cara membicarakan R : Kalau untuk masalah seperti itu yang yang saya lihat anak-anak 660 grup BB tersebut terdapat anakanak pak R. saat itu terjadi pak R membantu menghapuskan pesan di BB anak ketiga yang kecil, sedangkan pada anak pertama kedua yang SMA – SMP dipantau saja karena dianggap bisa mengambil keputusan sendiri dan ternyata memang menghapus sendiri karena risih. Orangtua mensensor humor seksual di HP anak yang masih kecil dengan menghapusnya Saat anak sudah SMA – SMP maka orangtua akan memantau saja dan membiarkan anak memutuskan sendiri menanggapi humor seksual di HP Metode : menyelipkan PS didalam obrolan Kesulitan : kebingungan cara membicarakan 303 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 665 670 V R A R : : : : 675 680 685 A : R : A : kadang mau masuk kesitu juga masih bingung caranya ngomong ya, cuman kadang cuman gimana. Kadang kita memang walaupun sekarang akhir-akhir ini kita memang malah jadi jarang sejak saya terus terang saja, dulu kita tiap malam kita kumpul, ada semacam mezbah keluarga, kita renungan, doa bersama tapi sejak ehh lebaran, sudah cukup lama berarti ya, itu sempet mid semester berhenti dan sampai sekarang berhenti. Hahaha. Ini yang yang saya gak tahu kenapa bisa berhenti, kita berulang kali kita coba satu dua kali Berhenti lagi Berhenti lagi, ternyata godaannya terlalu luar biasa. hahaha Sudah berhenti mulainya sulit sekali Mulainya sulit sekali. Lha itu, artinya hanya kadang-kadang kita selingannya pas pergi bareng, ngobrolnya memang ngobrol bareng di mobil, gitu aja. Itu yang dari saya, sebagian mungkin itu dulu. Gak tau cocok gak dengan temanya, tadi saya gak denger semua. Hahaha Cocok kog pak. haha Cocok. haha Ya itu tadi pak R, sempat menyinggung tentang, „kadang bingung cara ngomongnya ke anak.‟ gitu ya. Itu mungkin kayak hambatan atau tantangannya memberi pendidikan seksual ke anak terus tadi pak D juga sempet ngomong, „kadang bingung ini anaknya dah siap belum sih atau sebenarnya …‟, ternyata ketika masuk ternyata pernah gak siap gitu anaknya, mungkin yang lain punya hambatan atau tantangan yang sama, atau tantangan lain yang berbeda, hambatan yang berbeda dalam memberi pendidikan seks ke anaknya? seksualitas dengan anaknya. seksualitas ke anak Dahulu pak R rajin renungan malam bersama keluarga namun sudah sejak lebaran tahun lalu berhenti, dan setiap dicoba mulai lagi sangat susah. Saat pergi bersama, dalam perjalanan akan ngobrol dan saat itu pak R akan menyelipkan pendidikan seksual. Orangtua menyelipkan PS saat ngobrol di mobil ketika bepergian bersama. 304 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 690 695 700 705 710 715 Q : Eh mungkin mengulang yang tadi bahwa kita memberikan ilmu, kalau saya, keluarga kami kan saya tadi sudah sebutkan kita akan masuk ke anak yang paling gede, ya to? Karena ya anak saya kan tiga cewek semua, yang kecil cowok bisa, belum tahu apa-apalah, nah metodenya sama dengan pak D, pak V, dan pak U ya, bahwa kita akan ngumpul suatu saat tertentu sambil di, kan kalo nonton TV bareng di ruang itu, ubyuk gitu to, nonton bareng kemudian nanti ehh kemudian kita pindah wis pokoknya tergantung, kadang-kadang diruang A, kadang di ruang B, tapi yang jelas ketika istri saya memberikan pengetahuan tentang seks dan sebagainya biasanya ini anak pertama mau dikasi tahu, adik-adiknya dipanggil, „kene kene rungoke, ehh besok kamu ya koyo mbak Gm iki.‟, ini dimunculkan rambu-rambunya jadi ada hal-hal yang terkait dengan perempuan ya, yang boleh dilakukan oleh perempuan dan tidak, misalnya tadi „nek nyari temen tu yo yang baik-baik.‟, karena kami percaya bahwa kami yakin bahwa pengaruh buruk itu munculnya dari lingkungan ketika anak walaupun dirumah dikasi pengetahuan apapun terkait hal hal yang baik, tapi begitu dia masuk dalam lingkungan yang jelek, pasti akan terpengaruh, dan pengaruhnya lebih besar karena, saya tadi kan bilang waktu saya SD, waktu saya kecil, jaman cowok cowok cowok, saya juga merasa ilmu saya itu bukan dari orangtua tapi dari lingkungan artinya pengetahuan seks P : Dari sebaya ya Q : Heem, nah jadi saya punya pikiran „nek nggolek konco iki yo sing apik.‟, nah kemudian memang istri saya kemudian mengarahkan diarahkan yang pertama gereja, karena walaupun sakelek-elek e gerejo, memang gereja kan tidak selalu baik ya, tapi sejelek-jeleknya orang yang ada digereja dia takut pada Dikeluarga pak Q, saat orangtua (istri) memberikan pendidikan seksual akan diberikan kepada anak tertua, namun saat memberi pendidikan ke anak yang paling tua, saudara-saudaranya pun dipanggil untuk ikut mendengarkan juga. Sekeluarga akan berkumpul bersama disuatu ruangan. Pak Q dan istri memberikan ramburambu terkait hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan perempuan. Pak Q juga menyarankan anak agar mencari teman yang baik karena pak Q percaya pengaruh lingkungan lebih besar dibanding pengaruh dari keluarga. Kepercayaan pak Q berdasar pengalamannya saat kecil yang mendapat pengetahuan seks dari lingkungan / teman sebaya Istri pak Q mengarahkan anakanaknya untuk mencari teman di gereja, karena sejelek-jeleknya orang gereja masih takut akan Tuhan Metode : saat memberi pendidikan seks ke anak tertua, anak lain diajak berkumpul untuk ikut mendengarkan juga. Isi PS : rambu-rambu hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan perempuan Orangtua menyarankan anak untuk mencari teman yang baik karena pengaruh lingkungan lebih kuat dari keluarga Sumber PS : pengalaman orangtua saat kecil Orangtua merasa gereja merupakan lingkungan yang cukup baik untuk pergaulan anak-anaknya. 305 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 720 725 730 735 740 745 Tuhan to, daripada di kampung atau di Hahahah Tapi sak elek-eleke mesti yo omongan e digrejo kan hahha Daripada ditantang kon kawin hahaha Hahaha Ya gimana-gimana di gereja berarti tetep kita takut sama Tuhan Lha iya Kalau enggak ya Lha iya. Haha. Setidaknya walaupun, kan sering pendeta ngomong kalau didalem gereja, wong diluar jadi orang jelek, opo ra karuan tapi pas masuk gereja kan pasti alim, artinya lingkungan itu, saya arahkan kami arahkan mbentuknya di gereja, kemudian ada rambu-rambu yang harus, ya bukan harus, tetep mereka nanti, kita tidak harus cuma kita ceritakan tapi kan dengan cara berpikir mereka masing-masing mereka akan menangkap apa yang harus dilakukan dan tidak. Misalnya ketika istri saya memberi nasihat kepada anak saya, „jangan sekali-kali dateng ke rumah cowok atau ke kos-kosan.‟, itu pantang P : Tabu Q : Tabu. Nah kemudian kenapa, dijelaskan, karena pengalaman, istri saya kan sejak dulu, sejak dia dia dia apa dia kumpulkan akhirnya buat kesimpulan bahwa temen-temennya, temen-temen istri saya itu SMP SMA, temen saya juga, SMP SMA, cewekceweknya ketika ngomong ih ih ih tapi tau tau meteng ndisik, kan sering. Saya dulu Bopkri, SMP 5, kemudian SDnya Kanisius. SMP 5 masih SMP ada temen saya juga sudah hamil, nah dari pengalaman itu kemudian pengalaman istri saya, istri saya kan adek kelas saya, itu Bopkri jaman saya itu banyak, yang ketika kita ngobrol-ngobrol mereka merasa jijik, ngadoh, X V P X P V P Q : : : : : : : : Rambu-rambu dari pak Q bukan keharusan namun pak Q berharap anak-anaknya dapat berpikir dan paham hal yang sbaiknya dilakukan rambu-rambu dari orangtua tidak mengikat namun mengharapkan anak memahami sendiri Istri Pak Q menasihati anak perempuan agar tidak berkunjung ke rumah atau kos laki-laki karena itu tabu. Saat anak menanyakan alasannya, maka istri pak Q menjelaskan bahwa saat perempuan berkunjung itu membuka peluang terjadi aktivitas seksual, sehingga perlu dihindari. Penjelasan dari istri pak Q disimpulkan dari pengalaman pak Q dan istri saat melihat teman-temannya hamil Isi PS : larangan anak perempuan berkunjung ke rumah / kos laki-laki Saat anak menanyakan alasan nasihat orangtua maka orangtua memberi penjelasan Sumber PS : pengalaman suami dan istri melihat teman-temannya 306 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 750 755 760 765 770 775 ngerti-ngerti dee sing meteng ndisik hoo tha, lha gitu. Nah karena ditelusur telusur dulu itu dia diajak temennya itu diajak ke kost, nah begitu perempuan datang ke tempat kost, itu sudah menurut kami, itu sudah membuka peluang, karena kita kan tujuannya kan menghambat peluang supaya jangan terjadi sesuatu yang, tadi yang pertama di di hindari terkait dengan seks ya, nah kemudian yang di, yang di nasihatkan istri saya kepada anak-anaknya ya itu, karena perempuan ya khususnya adalah menaikkan harga diri, dengan cara, ada banyak juga, „jangan sekali-kali kamu nembak.‟, karena, mungkin saya termasuk kolot ya, persepsi saya, perempuan itu ya perempuan sing ditembak, bukan perempuan sing nembak, kan jaman sekarang lain. Jadi saya selalu jelaskan dirumah, apa bedanya perempuan dan wanita, „perempuan itu ya berasal dari kata empu dan per-an jadi empu itu sesuatu yang di tinggikan, sesuatu yang dihargai, jadi jadilah kamu perempuan. Sementara wanita, kan ada wanita karir, kan gak da perempuan karir, wanita karir itu berasal dari,‟, saya dapet ilmu dari guru saya, wanita itu merupakan perubahan kata , proses ambioratif dari betina, batina, benita, kemudian jadi wanita, jadi proses perubahan kata, jadi nek wanita saya tekankan begitu saja, „ya wanita itu berasal dari kata betina, betina itu kan … U : biologis Q : Biologis, nggo ngendok yo? Hehe. „Sementara perempuan itu kan sesuatu yang di empukan, jadi kamu sebaiknya menjadi perempuan. Nah perempuan yang baik itu adalah perempuan, yang jaman dulu sampai sekarang itu gak akan berubah, dia gak boleh nembak, walaupun sekarang jumlah perempuan lebih banyak dari cowok tapi saya menganjurkan, „kamu itu berharga, diluar nikah karena main ke kost laki-laki. Nasihat orangtua agar anak tidak membuka peluang terjadi aktivitas seksual Istri pak Q menasihatkan anak agar menaikan harga diri dengan cara seperti tidak menyatakan cinta (nembak) ke laki-laki Pak Q menjelaskan arti kata perempuan dan wanita. Wanita merujuk kepada sifat biologis perempuan, sedangkan perempuan merujuk kepada seseorang yang dimiliki dan dihargai. Dari penjelasan itu pak Q mengarahkan anaknya agar tidak merendahkan diri dengan menembak laki-laki atau berkunjung ke rumah laki-laki. Isi PS : perempuan harus memiliki harga diri dengan cara tidak menyatakan cinta (nembak) atau berkunjung kerumah laki-laki. Penjelasan harga diri dilihat juga dari perbedaan arti kata wanita dan perempuan 307 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 780 785 790 795 A Q A P A Q X A : : : : : : : : G : 800 805 nah makanya hargamu tinggi, jangan merendahkan harga dirimu dengan mengoyak-oyak.‟, begitu. Jadi rambu-rambu yang harus diikuti oleh anak-anak saya, jangan nembak, jangan dateng ke rumah cowok, apalagi nanti kalau kuliah, kan kuliah kan banyak kos-kosan, jangan sekali-kali kamu dateng ke kos-kosan untuk apapun, gitu, itu rambu-rambu yang kita sisipkan, kita masukkan ke anak pertama, tapi kan begitu kita cerita ke anak pertama kan anak kedua ketiga kan denger, saya ohh besok kalau saya, dah kuliah itu harapannya yang di nasihatkan ke anak pertama, dia sudah paham. Jadi pas ngomongi anak pertama itu, anak yang dua tiga empat.. Dua tiga ikut, diajak. „kene kene rungoke.‟ Ohh Anu ini apa, emmm efisien. Hahaha. Sekali penuangan sudah. Nek dewe-dewe nanti lain kali ngumpulke sendiri … haha Susah waktunya gak nyandak. hahaha hahaha Direkam om, bikin video, pelajaran satu, dua, tiga, empat, haha. Ya itu dari pak Q. Ada lain lagi yang mengalami apa mungkin, tantangan atau hambatannya yang dihadapi dalam menyampaikan pendidikan seksual ke anaknya? Nah salah satu hambatan yang paling besar itu tidak bisa melarang melakukan sesuatu. Sekarang itu kayaknya jauh lebih susah, lebih susah, dengan adanya internet atau HP itu, kadang kita denger kasus-kasus itu ngeri sendiri karena, dari facebook, terus ketemu darat terus, ternyata tidak sesuai dengan itu, didalam facebook kan kita bisa menulis yang baik-baik saja, jadi kenalnya kenal yang baik-baik saja gitu. Kan kita butuh seleksi kan, nulis status misalnya, status yang baik-baik atau gimana, Pak Q memberi rambu-rambu untuk diikuti anak perempuannya yaitu jangan nembak dan jangan datang kerumah laki-laki. Saat pak Q memberikan rambu-rambu untuk anak yang pertama, diharapkan anak yang kedua dan ketiga yang ikut mendengarkan akan memahami juga. Cara ini dirasa lebih efesien waktu daripada memberi tahu satu-satu. Pak G merasa hambatan terbesar yang dihadapi adalah tidak bisa melarang anak untuk berinteraksi karena adanya HP dan internet. Kasus-kasus kejahatan seksual akibat dunia maya yang Isi PS : rambu-rambu berelasi untuk anak perempuan: jangan nembak dan jangan berkunjung ke rumah laki-laki Metode : saat memberikan PS ke anak, saudara yang lain diajak mendengarkan sehingga tidak perlu berulang-ulang memberitahu satu persatu Orangtua merasa tidak bisa membatasi interaksi anak melalui teknologi informasi komunikasi (TIK) Orangtua khawatir mendengar kasus kejahatan seksual di dunia maya. 308 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 810 A G P G : : : : 815 820 825 P : U : P : V : P : X : P : 830 835 X : P : nah kemudian ketemu kog ketemu kadang sempet terjadi kasus, banyak kasus kan … Dibawa lari itu ilang, diperkosa, atau diapain Dimutilasi Eh dimutilasi? Hehhe. Semacam itu kan ngeri sekali itu, makanya yang kita tekankan itu internet itu pasti ada yang jeleknya, pasti itu, kita tidak bisa menghalangi itu kan, makanya kita tekankan bahwa itu „ada internet yang jelek bagaimana kamu menjalaninya, kan risih sendiri kan?‟, kita tekankan itu, „berarti kamu kan bisa memilih internet yang baik gitu.‟. soalnya anak jaman sekarang kan mesti TIK pasti lebih, jauh lebih pinter daripada kita. Nah itu tantangan paling besar yang saya rasakan. Dan repotnya internet itu visual, itu yang lebih … Cowok beresiko itu cowok. Kalau perempuan saya kira tidak terlalu tertarik dengan visual seperti itu. jijik Jijik, ya. Makanya saya membayangkan, ya dalam hal ini bersyukurlah punya anak perempuan Hahaha Nek bocah lanang, ya mungkin kalau laki-laki, saya lebih terbuka dan enjoy masuk ya, katakanlah nganti ngeyel, jak gelut Hahaha Tapi kan ehh tentu itu apa ya, saya tetap membayangkan lebih berat, punya anak laki-laki jaman sekarang. Dulu pun juga lebih berat, karena relatif dunia laki-laki kan tidak hanya domestik ya tapi lebih sosial, sejak dulu, ndak didesa ndak dikota, desa itu walaupun dipermukaan tenang, woo dunia malamnya lebih didengarnya membuat pak G khawatir. Pak G merasa anak lebih pintar mengenai teknologi informasi komunikasi TIK sehingga orangtua hanya bisa mengingatkan kepada anak bahwa internet memiliki sisi baik dan buruk sehingga anak perlu memilih-milih mana yang baik. Orangtua merasa tidak menguasai TIK seperti anak, sehingga hanya bisa mengarahkan anak untuk memilih internet yang baik. Menurut pak P, internet lebih berbentuk visual sehingga lebih beresiko untuk anak laki-laki Internet lebih beresiko bagi anak laki-laki karena berbentuk visual Pak P merasa lebih terbuka dan enjoy memberi PS kepada anak laki-laki Pak P merasa memiliki anak lakilaki lebih berat karena interaksi anak laki-laki tidak terbatas dirumah saja namun banyak diluar. Pak P menceritakan bahwa di Orangtua merasa lebih nyaman memberi PS dngan anak sejenis kelamin Memiliki anak laki-laki lebih berat karena interaksi anak laki-laki tidak terbatas dirumah saja 309 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 840 845 850 855 860 mengerikan. Di desa ya, yang saya tahu, katakanlah yang sampai naik pelaminan masih perjaka itu bisa dihitung diangkatan saya. Itupun yang selamat karena sekolah di kota, jadi saya dan beberapa teman. Karena sekolah dikota, jadi keluar dari lingkungan, kalau gak ada semacam inisiasi kog itu ada V : Karena desa itu gak ada, hiburannya cuma itu P : Enggak, enggak jadi kalau masih perjaka malah diolok, bukan laki-laki, ini ndak terbayangkan ya? Dan teman saya yang sosiologi pernah saya ajak main ke desa saya sana, wohh kaget, ya saya tunjukkan, sampe saya ngikuti kelompok, kelompok anu, kelompok mereka, tak jak gitu. „nyoh ada temen dari jogja, pengen melu mlaku-mlaku gitu.‟, bener, wah kaget dia, wong sampai warung itu pelosok sekali kog, jadi kayak masuk dunia lain gitu lah, tau tau peteng ndedet trus byar gitu. Ada warung dan sebagainya. „ada kayak ginian?‟, „lha kowe ki ilmuwan kudune neliti koyo ngene ki ora mung ning kota.‟ Hahaha. Jadi jadi memang yang dipermukaan itu bisa bisa lain sekali dengan yang sesungguhnya terjadi. Saya tidak tahu kalau dinamika di kota, tapi sejauh saya pantau itu ketika energi dan waktu itu dihabiskan untuk hobi-hobi, entah robot entah apa itu saya malah positif, memandang positif seperti itu, aktif di gereja dan sebagainya itu positif, apapun, karena nek wis kesel ra iso opoopo. Jadi itu, sedangkan kalau masih banyak waktu luang dan sebagainya, lebih-lebih kebetulan dapet peer group yang tidak bagus, wah itu wis, lebih-lebih kalau ada kategori bukan lakilaki, masih perjaka, kayak gitu, mungkin baru denger seperti ini, tapi itu ada seperti itu. Saya ndak tahu kalau dikota, mudahmudahan ndak ya, atau iya? hahaha A : Tergantung mungkin om. hahaha desanya laki-laki yang perjaka sampai menikah itu sedikit karena di desanya perjaka diolok-olok tidak jantan. Yang bertahan tetap perjaka sampai menikah adalah mereka yang studi di kota sehingga keluar dari lingkungan tersebut Pak P pernah mengajak temannya ilmuwan sosiologi mengikuti dinamika kelompok laki-laki di desanya tersebut. Ilmuwan tersebut terkejut dengan dinamika yang ada. Menurut pak P, apabila energi dan waktu anak dihabiskan untuk hobi maupun kegiatan yang positif, contoh: aktif digereja, maka anak tidak akan aneh-aneh karena sudah capai. Namun apabila anak memiliki banyak waktu luang dan juga mendapat kelompok sebaya yang tidak baik maka lebih beresiko melakukan hal yang anehaneh. Saat waktu dan enegi ank dihabiskan untuk hobi dan kegiatan positif maka anak akan lelah dan tidak berperilaku seksual menyimpang. Saat anak banyak nganggur dan memiliki teman sebaya yang buruk, anak lebih beresiko berperilaku seksual menyimpang 310 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 865 870 875 880 885 890 Q : Setau saya itu memang desa itu apa ya, sebetulnya orang ngomong desa itu lebih sopan, lebih apa, enggak. Desa itu lebih lebih cepet dewasanya dibandingkan yang kota, karena anakanak kota mainnya, apa namanya, ehhh PS gitu, sore itu paling jagongan. Sementara di desa kan enggak ada kegiatan, gelap A : anak kayak langsung masuk dewasa gak da remaja Q : Dewasanya lebih cepet desa, makanya kan yang kawin muda kan banyak orang desa. D : Karena gini pak, kalo emm ya mungkin saya orang desa ya, saya kalo ngamati di daerah itu terkadang gini, ada bahasa yang gak enak ya, „wah sudah usia segitu og ya belum rabi.‟ Q : ya D : Maaf begini, memang seringkali ada muncul-muncul seperti itu P : Oh ya perempuan kalau usia berapa itu … Q : 13 tahun itu … P : Enggak katakanlah umur sekarang 17 …. D : 17 tahun kog belum nikah, itu kan kadang-kadang menjadi anu hambatan anak untuk melangkah ke depan to? Itu padahal terutama orangtua sendiri. Q : Iya D : „Kamu arep nunggu opo? Sing arep tok goleki ki seperti opo?‟, nah seperti itu. R : memang orangtua seperti itu, di Wonosobo itu 16 tahun sudah dinikahkan Q : Iya 15 tahun juga R : Karena saya punya karyawan gak bisa lebih dari 17 tahun, karena kalau lebih dari itu orangtuanya yang marah. Sekarang pulang dan dah nikah. D : Kadang orangtua sendiri terus mendominasi, kalau anak umur Menurut pak Q, anak didesa itu lebih cepat dewasa dibanding anak kota, karena tidak banyak hiburan dan kegiatan seperti anak kota. Tidak adanya hiburan dan kegiatan yang memadai didesa, membuat anak lebih cepat dewasa Di desa anak berusia 15 – 17 tahun sudah mendapat tuntutan dan tekanan dari orangtua untuk segera menikah dan berkeluarga Orangtua didesa menuntut dan menekan anak untuk segera menikah saat sudah berusia 15 -17 tahun 311 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 895 X D V D : : : : 900 905 910 X : D : 915 P : D : 920 segini kudu ndang nikah. Lha ini yang saya ndak suka, soalnya terus untung saya lari ke kota ya. Hahaha Kalau saya dulu di desa ya, „kancamu wis berkeluarga.‟ Sudah mutu yo. haha Saya pulang dari sini, termasuk orangtua saya sendiri, saudarasaudara, „kowe ki arep nunggu opo to? Orang wis nyambut gawe, kog ora nikah-nikah? Lha itu temen-temenmu yang seusia kamu tuh dah punya anak lho. Anaknya wis do sekolah gitu.‟, lha mungkin kan pikiran saya gak sejalan dia, kan gitu. „Opo anu po,‟, saya bilang ke bapak saya, „bapak kesusu pengen nduwe putu to?‟, saya kan gitu, „suk ono wektune pak, suk nek wis ono wektune lak yo aku nduwe bojo.‟, „usiamu kan sudah 32.‟, „ya 32 tapi kalo saya ya belum suka nikah.‟, sampe orangtua saya bilang, „opo tak golekke ning kene?‟, „alah pak, kowe ra percoyo anakmu iki bagus.‟ Huahahaha Kalau saya tidak mau tuh kan berarti saya masih bisa, saya tuh bener lho pak, saya pernah sama orangtua saya dilamarke orang, wah kalo desa kan seperti ini ya, kalau didesa tuh, „pinter‟ nyambut gawe, ayu, anak e wong sugih, karo iki yo?.‟, nah saya namanya anak, waktu itu masih lijang, iseng-iseng, saya sukanya iseng-iseng, wiss tak nonton, lha tujuan saya cuma melihat dan kepengin saya tuh, „koyo opo to sing ditawake aku. Verifikasi. hahaha Karena saya harus lihat orang dulu. Eh tidak tahunya bapak itu sama anu itu sudah rembugan jadi ya saya mental. „Lho lho lho, aku ki mrono ki tok tembungke opo mung kon nonton? Nek nonton ki wong arep tuku kan nonton barang e sek. Nek aku Pak D menceritakan pengalamannya dituntut orangtuanya untuk segera menikah akrena sudah berkeluarga dan berusia 32 tahun. Orangtua pak D bahkan sempat mencarikan jodoh namun ditolak oleh pak D karena pak D merasa bisa mencari sendiri namun memang saat itu belum ingin menikah. Ayah pak D sampai jenuh dan berhenti menuntut anaknya segera menikah dan membiarkan anaknya memutuskan sendiri. Menurut pak D orangtua di desa bersikap sebagai penentu dan anak diharuskan menuruti orangtua. Menurut pak P orang desa terlalu 312 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 925 930 V : D : 935 P : D : 940 945 950 barang e gelem aku yo gelem. Aku durung reti wong e, piye sensitif dengan apa yang dikatakan oleh tetangganya. awake, durung tau kenal kog wis kudu nikah karo dee, trus landasan e apa?‟, kan model e wong kampung kan harus ada rasa seneng dulu, saya kan gitu. Akhirnya, „ass sakkarepmu.‟, tapi bapak saya, „yo saiki ngene pak nek sampeyan sing rembugan kono yo tulung di balekke rembugan e, aku yo emoh.‟, saya kan gitu, saya dah dijogja sini, „waduh aku ra plong, wis pak aku rasah bali, wegah aku.‟ Hahaha Wis saya sampai bilang gini, „sesuk nek aku mulih nggowo cah wedok, kuwi bojoku sesuk.‟, kebetulan saya sama istri saya, „oh yo iki calon bojoku sesuk.‟ Lha itu, jadi itu yang membedakan, cenderung orangtua itu apa ya, ee istilahnya anak itu kudu ngikuti omongan saya, seakan-akan dia penentu gitu lho … Terus telinganya rata-rata tipis, artinya yo nek tetangga ngomong opo gitu yowis hahahah panas Tapi setelah saya, setelah itu ya pak, bapak saya dah ndak mau, saya dah ngomong seperti itu gak mau, „udah aku tak golek dewe, sesuk nek aku mulih nggowo cah wedok ya itu bojoku.‟, bapak saya diam. Akhirnya nek saya pulang dah gak pernah ditanya tetek bengek itu gak. Karena saya mungkin pesen ya. Hahaha. Wah, ya memang jan e bapak saya itu tidak terlalu kolot sebetulnya, cuma dia kan khawatir, „ngopo to kowe nganti usia segitu belum kawin?‟, sebetulnya itu aja, Sekarang saya tanyai, „nah sekarang saya dah punya istri, punya anak,‟ saya pernah ngomong, „aku saiki wis nduwe bojo nduwe anak, sampeyan yo wis ora tau niliki barang nduwe putu.‟, saya bilang gitu. „pernah niliki? Waktu lahir tok to?‟, saya bilang gitu haha, sampe sekarang ya ngurusi urusan e dewe, bener itu saya bilang Orangtua desa menjadi pengambil keputusan untuk kehidupan anak. 313 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 955 960 A D P Q A Q : : : : : : A Q R P : : : : 965 970 975 X : P : 980 Q : P : seperti itu sama bapak saya. Nek sekarang mah wis diem aja, sekarang malah nanyakan, „lha putune kapan?‟, „aishh ya ben sek, durung waktune. Aku mbiyen yo ra kesusu, anakku yo ra kesusu ra popo.‟, saya bilang gitu. Ya seperti itu kehidupan di kampung, kalau dikota emang lebih enak kog. Lebih santai, gak ditekan-tekan? santai Tekanan sosial memang relatif … Relatif rendah Tekanan untuk nikahnya tu ya? Ndak kesusu. Dan sebetulnya kan dikota juga kalo disekolahsekolah kan juga dikasi tahu, bahwa batas, apa namanya, umur tadi didalam biologi kemudian 17 tahun tu baru sweet seventeen, kalau orang desa … Ndak ada sweet seventeen. Di wonosobo umur 15 tahun sudah minta pulang Iya betul sekali Nek jaman saya SMP kan paling surat-suratan, pernah tuh hari senin upacara, masih dilapangan, semua gak boleh masuk, ditahan. Woo ternyata guru-guru semua ngeledah tas-tas itu. Wahh, surat tu dapet segini. hahaha Saya juga kena tapi Daima Ento, jilid 9, 10, 11, 12, pinjem teman tuh. Padahal pinjem to, akhire ya harus ngadep guru BP, minta buku itu. Daima Ento tapi mboh cah saiki bacaan e opo. Itu komik cowok itu bahayane disitu ya, jaman saya itu Eni Ero, Rick Carter … Waaa Rick Carter itu hahaha Pak D tidak menuntut anak untuk segera menikah karena dirinya juga dahulu tidak terburu-buru menikah. Dikota tekanan sosial untuk menikah tergolong relatif rendah. Selain itu disekolah juga diberitahu batas usia untuk menikah, salah satunya juga dengan adanya budaya sweet seventen untuk anak perempuan. Ketika bapak-bapak masih SMPSMA dahulu, bapak-bapak pernah membaca komik dan novel yang berbau seksual seperti Rick Carter, Eni Ero, dan Buku Putih. Pak P juga pernah menemukan novel tersebut ada di perpustakaan sekolahnya, namun di bagian seksualnya, lembar buku itu Orangtua dahulu tidak buruburu menikah, sehingga orangtua juga tidak menuntut anak segera menikah Tekanan sosial di kota untuk segera menikah relatif rendah. Ini didukung pendidikan dan budaya kota. Ada beragam buku bacaan yang agak berbau seksual yang dikenal dan dibaca oleh bapak-bapak saat SMP dan SMA dulu. 314 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI V A V P Q P V Q P : : : : : : : : : Q P X V P 1000 V Q : : : : : : : 985 990 995 P : 1005 Q : P : 1010 X : P : Buku Putih, Buku Putih. hahaha Itu apa sih? Komik gitu? Komik Itu novel detektif sebenarnya, novel spionase gitu Heeh tapi bumbu-bumbunya itu James bond lah james bond pasti ada Cuma lebih banyak anu ne, bumbunya lebih dahsyat. hahaha Bumbunya itu lebih dahsyat dari Playboy tha. hahaha Tapi sing menarik, nek ning SMA yang saya amati, ya ada novel-novel Isaa Tedi di perpus Buku Putih? Ora. Tapi pas nek kui ne, wis suwek hahaha Kalo yang bagian-bagian itu ya hahaha Ora disensor gurunu tur mesti ono sing entuk Sama Stan Stilan itu, ning terminal itu hahaha Lha iya Stan Stilan, Buku Putih, istilahnya Buku Putih to Stan Stillan. Saya beruntung karena SMA saya SMA ndeso, jadi kayak Stan Stillan itu ndak nyampe. Ndak nyampe ya? Ndak nyampe. Ini ni ya, jadi itu keterbukaan sekarang itu wow, ya sensornya cuma dari dalam dan itu saya kira perlu apa ya, ya model pendidikan yang beda. Pendidikan seks lebih-lebih. Kalau kemudian nasihatnya, „koyo ngono yo ngono ning ojo lali nggowo kondom.‟ , lha kui rusak. hahaha Ya kan ada batas-batasnya disobek. Menurutnya ini bukan sensor dari sekolah, tapi ada siswa yang mengambil. Ditengah keterbukaan jaman sekarang, menurut pak P, hanya diri sendiri yang bisa memberikan sensor dan batasan. Selain itu orangtua harus memberi PS yang baik, jangan mengajarkan anak aktif seksual namun membawa Anak harus memiliki sensor dan batasan sendiri dalam menghadapi keterbukaan saat ini PS yang baik tidak mengajarkan anak untuk aktif secara seksual yang 315 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Q 1015 D P A Q : : : : : 1020 1025 A : Q : 1030 D : Q : D : 1035 1040 iya Lha itu ndak mendidik kalau gitu …. Ndak, ngajari. hahaha Mendorong Oh iya, temen saya ada lho ada, temen saya tu sampe, kan selalu diskusi juga, sharing ya, dia dosen, dia punya anak dah akil balig ya, dah menjelang dewasa dan perempuan. Dia ngasi tahu anaknya sampe kayak gitu, akhirnya dia muncul ketakutan trus dia ngomong, „wis nek ngene carane suk aku mung nasihati kowe nggowo kondom wae.‟. Itu sampe, sampe seperti itu, saking khawatirnya Saking takutnya Saking takutnya dan merasa tidak bisa mengarahkan anaknya to? Khawatir walaupun nanti disini diganjeli dikasi ramburambu, tapi kan melihat dunia luar tu dia pesimis ya untuk bisa menganukan anaknya. Akhirnya, „yo wis suk nek anakku mulai pacaran tak kon nggowo kondom wae.‟, sampe seperti itu tu. Karena ya tidak pas, menurut saya lho ini Lha iya. Lho ya menurut saya juga itu salah Mungkin saya juga punya anak laki-laki, punya anak perempuan kebetulan dah gede semua ya, itu saya sendiri malah gak pernah mengatakan seperti itu, kondom dan lainnya, gak pernah saya ngomongin itu. Cuma saya hanya mohon, hal-hal yang seperti itu akibatnya akan seperti ini. Itu wajar, ngasi rambu-rambu gitu aja. Kalo kamu ini belum waktunya, kamu tera, kamu langgar ya itu resiko, jadi itu aja. Gak pernah kalo anak saya laki, kamu ndak boleh lho begini, ndak ndak. Anak saya kan beda-beda, nek nomer dua Ag kan dah, juga dah dewasa ya, dah ngerti. Kalo kadang ngomongin itu, „aku dah ngerti og.‟, tau-tau seperti kondom. Menurut orangtua, hal ini tidak mendidik yang baik. aman Teman pak Q karena sangat takut melihat pergaulan saat ini dan merasa tidak mampu mengarahkan anak perempuannya maka dia berencana menyarankan anak untuk membawa kondom apabila anaknya sudah pacaran. Orangtua yang takut melihat kondisi jaman dan merasa tidak mampu mengarahkan anak, akhirnya mengarahkan anak membawa kondom Pak D tidak pernah menjelaskan mengenai kondom dan alat kontrasepsi lainnya kepada anak Isi PS : tidak menjelaskan mengenai kondom dan alat kontrasepsi Pak D memberitahu anak-anaknya akibat dan resikonya melakukan aktivitas seksual sebelum waktunya. Menurut pak D mereka sudah dewasa sehingga sudah paham. Isi PS : konsekuensi dari melakukan aktivitas seks sebelum waktunya 316 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1045 A : D : P : 1050 1055 1060 Q : A : 1065 1070 itu oh ya sudah syukur. Lha ini yang saya, masih saya anu yang kecil ini. Kecil pun juga sudah … Remaja Iya. Sama ibunya, sama ibunya juga ngomong tek tek tek tek. Saya kan cewek sama cewek gak ngerti, gak jadi masalah ya Kalo saya kaitannya kayak gitu malah saya jelaskan di kuliah, di mahasiswa, ya laki ya perempuan. Saya cuma memberi kesadaran pada mereka bahwa kalian tuh secerdas apapun tetap mamalia. Dan kelemahan mamalia itu ingin mengulang kenikmatan yang pernah dirasakan. Makanya kalau tidak ingin ambil resiko jangan coba-coba kenikmatan apapun, narkoba dan apapun kan awalnya coba-coba. Dan kecenderungan mamalia memang itu. Mengapa kog warung bisa laris, karena lidah sudah merasa cocok jadi disimpan disini. Jadi ya udah ingin mengulang-ulang. Walaupun jauh di ujung sana ya, tetep baleni mrono meneh. Lha itu itu itu mamalia, dan itu penjelasannya sangat, sangat valid. Makanya ya jangan coba-coba, kalau tidak ingin mengambil resiko. Tapi ke mahasiswa, kalau ke anak saya ya belum usianya ya. Iya anak saya juga masih sama, masih indil-indil kan belum nyandak. Okay okay, ya tadi kita sudah bicara banyak tentang hal-hal yang diajarkan, nah mungkin kita bisa, ehh apa, mungkin kayak bikin daftar bersama, sebener e informasi seksual apa sih yang cocok diberikan ke anak atau perlu diberikan ke anak terkait apa aja. Tadi misal pernah ada menstruasi itu diajarkan, ramburambu berpacaran, bergaul dengan lawan jenis, nah apa hal lainnya yang mungkin diajarkan, diinformasikan? Pak D tidak paham memberi PS kepada anak perempuan sehingga dilakukan istrinya Pak P saat memberikan kuliah (dosen) menyisipkan pendidikan seksual berupa peringatan mengenai kelemahan mamalia yang mengulang kenikmatan yang dirasakan sehingga jangan mencoba melakukan aktivitas seksual bila tidak ingin mengambil resiko. Orangtua tidak paham cara memberi PS kepada anak beda jenis kelamin Orangtua menggunakan kesempatan di pekerjaaannya untuk memberi PS walaupun bukan kepada anak sendiri Pak P tidak memberikan peringatan yang sama kepada anaknya karena masih dianggap belum cukup umur 317 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1075 1080 1085 1090 1095 U : Eh saya pengen nambahin yang tadi mungkin, kesulitan yang, tantangan yang itu A : Oh iya U : Tapi mungkin ini berhubungan. Nah kita, saya merasa bukan cuma saya tapi banyak orangtua merasa kesulitan menjelaskan apa sih sebenarnya hubungan seksual itu ke anak secara bener lho. Kalo kita disekolah, apalagi kita yang mungkin, saya udah kepala empat ya jadi sekitar kelahiran tahun 70an. Kita kan gak pernah dapet pelajaran seksual waktu kita mulai beranjak dewasa, kan ini masalah mungkin, ini dimulai rame-ramenya kan mungkin sekitar dua, dua puluh tahunan terakhir belakangan ini. Tapi waktu jaman dahulu kan kita gak dapet tuh apa seperti sebenarnya masalah. Nah kita juga kesulitan menjelaskan ke mereka, apa sih hubungan seksual yang sebenarnya. Toh kalo dipelajaran dibiologi kan paling dia, mereka dapetnya cuma terjadinya pembuahan ini. Betul kan? Tapi kan gak secara gamblang, apa sih yang itu, mereka kan pasti ngejar, „kayak apa sih pak?‟, „kayak gitu lho.‟. Saya memiliki kesulitannya dan itu yang perlu di … A : Kesulitan menjelaskan hubungan seksual P : Tapi dulu saya mungkin termasuk sedikit yang beruntung, karena kelas 2 dan kelas 3, kelas 3 gurunya laki-laki, kelas 2 itu dapet guru biologi, SMA kan dulu penjurusan e sudah sejak kelas 1 semester 2, jadi nek IPA ya IPA tenan, nek IPS ya IPS tenan dulu. Dulu saya kelas 2 dapet guru biologi itu gurunya cantik dan kalau menjelaskan masalah seksualitas itu dengan dingin, dengan dingin. Jadi ndak ada imajinasi yang apa itu, dan saya beruntung dapet guru yang seperti itu. Jadi misalnya, apa to sebenarnya ejakulasi, dan sebagainya, sampai yo pendekatan dia Menurut pak U, dirinya dan banyak orangtua kesulitan menjelaskan secara jelas dan tepat mengenai hubungan seksual kepada anak karena pak U tidak mendapat pendidikan seksual tentang hubungan seksual saat dulu sekolah. Sementara di pelajaran biologi saat ini, anak hanya tahu mengenai pembuahan secara terbatas sehingga anak bertanya mengenai hubungan seksual ke orangtua. Pak U kesulitan menjelaskan mengenai hubungan seksual. Saat pak P dulu SMA, mendapat guru biologi yang cantik tetapi dingin. Saat guru tersebut bingung menjelaskan hubungan seksual Hambatan : saat remaja dulu orangtu tidak mendepat PS tentang suatu topik, sehingga sulit untuk menjelaskan Kesulitan : sulit menjelaskan secara tepat dan gamblang mengenai hubungan seksual Orangtua merasa memberikan pendidikan seksual secara dingin 318 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1100 X 1105 Q P Q P : : : : : 1110 1115 Q : P : sangat dingin. Jadi misal e, ya coba kalian yang laki-laki itu eksperimen, bisa bertahan tegang berapa menit dan sebagainya, tapi dingin. Ekspresinya dingin, dan cantik gurunya. Mungkin guru paling cantik di SMA ya. Hahaha SMA mana pak? Magetan Oh Magetan. Jadi jadi gak ada imajinasi woohh, gak ada. Ra elok iki. Jadi mungkin memang perlu pendekatan yang agak khusus memang, yang itu dijelaskan memang ada proses-proses yang itu harus dikenali. Makanya yang, ya tidak bisa secara langsung, tapi saya berusaha ke anak itu untuk mengenali rasa dan perubahan apa yang terjadi pada dirinya. Dan sebisa mungkin itu mengenali dan kemudian mengendalikan itu tadi, karena kalau tidak itu mungsut keluarnya cuma galau Ya. Hahaha Dan galau itu kalau tidak dapat saluran yang pas itu bisa menjelaskan mengenai masalah seksualitas maka pembawaannya dingin sehingga pak P tidak berimajinasi apa-apa Menurut pak P cara memberi PS seperti ini baik. (ilmiah, sebagai ilmu) itu baik karena membuat anak tidak berimajinasi seksual saat diberi pendidikan seksual Pak P berusaha mengajak anak untuk mengenali perubahan dan perasaan yang muncul dan mengendalikannya kalau tidak munculnya adalah galau. Orangtua mengajak anak mengenali perubahan dan perasaan yang muncul dalam diri dan mengendalikannya Galau yang tidak disalurkan secara berbahaya. Makanya itu guru yang baik, tugas BP, guru biologi, tepat dapat berbahaya dan sebagainya sebenarnya membantu mengenali sebenarnya Tugas guru adalah membantu anak 1120 apa yang terjadi di ... Oh itu ada kog sebenarnya. Tapi kalau mengenali perubahan dalam diri. sekarang saya kira medianya kan lebih kaya ya. Q : Heem lebih banyak. P : Lebih banyak. Cuma ya itu tadi, kalau dapat guru yang bisa Seksualitas perlu dijelaskan secara dingin menjelaskan dengan dingin, ya itu 1125 Q : Karena biologi ada dua ya, yang fisik dilakukan terus yang hal Menurut pak Q, biologi terdiri atas rasa. Itu gak bisa to di, harus sendiri-sendiri. Ada forumnya fisik jasmani dan perasaan, dan masing-masing berdiri sendiri sendiri. Perasaan negatif yang tidak disalurkan dengan baik akan berbahayan Tugas guru adalah membantu anak mengenali perubahan dalam diri. 319 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1130 1135 1140 1145 1150 1155 R : Cuma kalau sekarang SMP tu mereka itu selalu ada pelajaran khusus untuk seksual kan ada ya. Setau saya dua anak saya dapet semua itu. Hooh, jadi ada acara khusus, terutama pada hari tertentu ada khusus petugas, bimbingan konseling yang menerangkan hal itu. Itu kedua anak saya dapat semua itu. A : Penerangan seksualitas itu? Pelajarn khusus? R : Ya jadi hari sabtu gak ada pelajaran tapi masuk aula khusus nerangkan itu. G : Iya D : Memang ada itu, memang ada. SMP SMA dah mulai. A : Dan itu cukup membantu orangtua? R : Keliatannya cukup ya, agak agak lumayanlah, dalam arti dari situ, ada begini ya … P : Tidak harus mulai dari nol ya. Haha X : hahaha V : Kita nyantai ya, anaknya pinter. hahaha Q : Membantu orangtua untuk menjawab, „iki piye pak?‟, „lha kowe ning kono diwulang dikei opo?.‟ X : hahaha Q : Takon gurumu kono. Haha P : Kalau kateksasi pernikahan disini kan ada pohon ajaib. Masih? A : Apa? Ehh gak tahu. R : Belum pernah itu. hahaha P : Oh belum. hahaha X : hahaha P : Dikateksasi pernikahan sini kan ada mesti diputer itu ya pohon ajaib itu R : Enggak e, kog saya gak ada ya? P : Ohh? Di SMP anak-anak pak R terdapat pelajaran khusus pendidikan seksual. Pada hari sabtu, siswa dikumpulkan di aula dan mendapat penyuluhan seksual dari petugas PKBI Orangtua memandang adanya pendidikan seksual di sekolah membantu orangtua sehingga tidak harus menjelaskan seksualitas kepada anak dari nol. Pihak lain : penyuluh dari PKBI Ada SMP yang memberi penyuluhan seks secara rutin kepada siswanya Kemudahan : adanya pendidikan seksual dari sekolah sehingga orangtua tidak perlu menjelaskan semuanya dari dasar Pak P menceritakan pengalamannya menjalani katekisasi pernikahan menonton video mengenai seksualitas. 320 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1160 1165 1170 1175 V : Film e wis rusak. haha R : Aku mau minta pak SM. hahaha P : Enggak, semula tu pake baju terus setelah lewat pohon itu jadi telanjang gitu lho. A : Ohh P : Itu bagian akhir kog dari kateksasi pernikahan. Saya dulu dengan pak SM sih. A : Belum pernah Q : Harus dicari tu, harus dilacak A : Okey okey, ya itu tadi pak U nambahin hambatan atau kesulitannya terkait menjelaskan hubungan seksual. Ya oke terus, ya mungkin kesulitan lain, atau mungkin mau nambahin, materi apa yang diajarkan atau di informasikan? Boleh yang mana aja. Q : Ya ya saya kira penting itu, mengajak anak untuk mengenali perubahan yang terjadi pada diri mereka sendiri. Saya kira penting. Saya gak tahu caranya tapi saya kira bisa, psikologi sekarang kan lebih maju dari yang dulu. A : Mengajak anak mengenali perubahan ? P : Perasaan Q : Rasa, lebih ke rasanya. Karena kalau dikelas-kelas, di biologi itu kan gak pernah dibahas rasa. Karena mereka hanya membahas pembuahan tadi. Biologi adalah ini ini ini, padahal dibalik itu 1180 Menurut pak Q adalah penting untuk anak mengenali perubahan perasaan dan emosi yang muncul dalam dirinya. Karena di pelajaran biologi hanya belajar mengenai pembuahan sedangkan dibalik itu terdapat perasaan yang mempengaruhi itu. kan rasa itu berpengaruh … P : Liat bayangan kak A aja udah menggebu-gebu. Hahaha. Lha itu Saat anak tidak memahami kan kalau mereka tidak bisa mengenali ini opo to janjane, sing perasaan yang muncul dalam kedadian ki opo, ya kan nanti malah malah salah urus ya. Seperti dirinya maka bisa jadi salah Orangtua merasa anak perlu mengenali perasaan dan emosi dalam diri Pelajaran biologi disekolah hanya membahas aspek fisik seksualitas padahal seksualitas dipengaruhi oleh perasaan Anak yang tidak memahami perasaannya bisa salah dalam menanggapi perasaan 321 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI misalnya seperti itu. 1185 A : Okay, berarti mengajak anak mengenali perubahan emosi, terus apa hal lain lagi yang mungkin perlu diajarkan? V : Kalau saya kecenderungan sekarang ini masih memantau gelagat anak ya. Lebih banyak melihat gelagat anak ya. Ya mungkin dalam, dalam pola saya masih coba melihat, gelagat 1190 anak ini sejauh ini bagaimana. Itu ya yang bisa saya amati disitu P : Ini gak perlu pake GPS, kemudian monitor dari satelit? X : hahaha V : Itu mungkin dari kegiatannya dia, dari tingkah lakunya dia, terus dari dia ngobrol dengan teman-temannya. Itu kan kebetulan saya 1195 juga kadang bersama dengan temen-temennya dia. Jadi supir dulu juga. Itu memang mengasyikkan. Ada celoteh-celoteh begitu. Kalu gak ya, sahabatnya dia kadang saya juga ikut masuk disana, menjadi sahabatnya anak saya juga. Ketika saya, „ayo kapan temen-temenmu yuk jajan bareng, makan atau apa.‟, 1200 kadang itu. Maksud saya sih sebetulnya dibalik itu saya mau melihat, mau melihat, anak saya itu seperti apa begitu. Dari situ mungkin saya berharap mendapatkan sesuatu yang bisa, oh ini sudah sejauh mana tho, sudah sejauh mana. Dan itu juga saya sharekan dengan istri saya. Jadi istri saya juga deket dengan 1205 teman-temannya dia yang perempuan. Kebetulankan di SD BW ya. Jadi kalau mungkin dipacokke sopo, atau dipacokke sopo, itu malah dia minta facebooknya dia atau apa begitu, facebook temennya dia begitu, jadi dia bersahabat dengan temantemannya banyak juga istri saya jadi, mungkin ya hanya apa ya, 1210 kita bisa memberi istilahnya rambu-rambu atau apa yang saya pikir mungkin biarkan orang-orang, teman-temannya itu juga menjaga. Teman teman itu juga menjaga karena kenal menanggapinya Pak V masih memantau saja gelagat anak saja. Pak V mengamati kegiatan, tingkah laku, dan obrolann anak dengan temanteman. Cara melakukannya dengan menjadi sahabat anak dan juga mencari kesempatan untuk mengenal teman-temannya, misalnya mengajak jajan bersamasama. Usaha bersahabat ini juga diceritakan kepada istri, sehingga istri juga berusaha bersahabat dengan teman-teman perempuan anak. Istri meminta alamat facebook teman-teman anak yang dijodoh-jodohkan dengan anaknya. Pak V dan istri berharap dengan mengenal teman-teman anak, maka itu Orangtua mengamai kegiatan, tingkah laku, dan relasi anak dengan temantemannya Orangtua berusaha mengenal dan bersahabat dengan teman-teman anak agar dapat mengamati perkembangan anak dan teman-temannya. Usaha suami menjaga anak diceritakn kepada istri sehingga istri juga turut terlibat Orangtua berusaha mengenal dan bersahabat dengan teman-teman anak Orangtua berharap temanteman anak ikut menjaga 322 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1215 A : V : 1220 Q : 1225 A : Q : orangtuanya. Saya berharapnya begitu sih, saya berharapnya begitu. Saya mengenalkan dia, teman-temannya dia, saya juga berusaha kenal juga dengan teman-temannya. Mungkin salah satu. Jadi rambu-rambu berperilaku gitu ya tadi Sama kita masuk ke temannya dia. Supaya dia tahu, ooh itu orangtuanya ini, orangtuanya itu Terus lagi tantangan dalam pendidikan ini ya, ehh yang saya alami, untuk substansi itu pasti sama. Ketika memberi masukan, memberi informasi, memberi cerita itu substansinya sama. Tetapi pendekatannya beda, karena ada anak yang nurut, ada anak yang suka, suka apa, bukan suka melawan, tapi dikasi tahu terus pengen njajal. Ada, sifat-sifat anak yang berbeda itu dan sebagainya, eksperimen. Jadi pendekatannya memang substansinya cuma pendekatan memberitahunya beda. Bedanya karena tergantung … Sifat-sifat anaknya … 1230 G : Usia juga. Nek gek cilik di dongeng. Q : Nek yang manut gitu gampang to. Nah biasanya karena anak pertama saya manut, anak kedua itu suka melawan, bukan melawan tapi dinasehati itu kayaknya dia ingin opo namanya, melanggar ya. Ada sifat untuk melanggarnya, biasanya … 1235 A : Peraturan dibuat untuk dilanggar gitu ya? Q : Dan saya minta bantuan anak pertama untuk memberi penjelasan ke anak kedua. Jadi itu tantangannya. A : Harus memberi pendekatan yang berbeda Q : Pendekatannya beda untuk masing-masing anak, walaupun 1240 substansinya sama teman-teman tersebut dapat membantu menjaga anak karena mengenal orangtuanya. Informasi, masukan, dan cerita mengenai seksualitas itu memiliki isi yang sama, hanya dalam penyampaian ke anak dapat berbeda karena anak memiliki sifat yang berbeda-beda. Misalkan pak Q anak pertama cenderung penurut sedangkan anak kedua cenderung ingin melanggar aturan. anak karena mengenal orangtua anak orangtua memberikan informasi seksual yang sama kepada anakanaknya. Hanya penyampaian PS disesuaikan dengan anak, karena anak memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga orangtua perlu memberikan pendekatan yang berbeda. pendekatan yang berbeda juga dipengaruhi oleh usia anak Menurut pak G usia juga berpengaruh dalam perbedaan penyampaian PS kepada anak. 323 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1245 1250 1255 1260 1265 1270 P : Jadi kasihan yang paling bawah ya? Sudah di gencet banyak orang. X : hahaha A : Bapak ibunya, kakak-kakaknya gitu ya. hahaha Q : Anak yang ke empat. hahaha A : Hahaha. Ada lagi yang lain? Tadi pak V ngomong soal mimpi basah itu njelasin juga ya? Sempet njelasin? V : Sempat sempat, jadi sempat sedikit menjelaskan tetapi yang lebih banyak saya suruh istri saya. A : oww V : Saya suruh istri saya A : Jadi kalo pak V dirumah yang sering ngasi-ngasi istri gitu? V : Ya. Untuk secara verbalnya ya D : Tapi rata-rata memang ibu kog Q : Ibu ya to P : Nggak tinggal, ketinggalan lho, nanti ada peralihan. V : Mungkin, mungkin kedepan. Kalo saya merasa saat ini, mungkin lebih nyaman dengan dengan … D : Ibunya V : Ibunya. Cuma saya mengimbanginya saya masuk ke komunitasnya dia D : Ning suatu ketika, laki-laki itu juga akan sama bapaknya P : Oh ya V : Saya nunggu itu. D : Anak saya itu mulai tuh sekarang. Ya ngobrol-ngobrol gitu. V : Kalo mungkin dari kecil dulu juga deket dengan ibunya D : Ya anak-anak saya tetep deket sama ibu, sama saya juga deket tapi untuk hal-hal yang tertentu, mungkin „wah nek tak omongke bapak mengko bapak nesu, gak boleh terus marah.‟, Pak V dan menjelaskan mengenai mimpi basah kepada anak. Walaupun dalam memberi pendidikan seks lebih banyak diserahkan kepada istri Tugas memberikan pendidikan seks lebih banyak dilakukan oleh istri. Bahkan seperti pak V, anaknya lebih nyaman membicarakan seksualitas dengan ibunya. Pak V mengimbangi PS dari istri dengan masuk ke komunitas anak. Menurut pak D akan ada masanya dimana anak laki-laki akan lebih banyak berdiskusi seksualitas dengan bapaknya. Menurut pak D dulu anak-anaknya tidak terlalu dekat dengan dirinya karena sifatnya dahulu keras. Namun sekarang dia belajar dari Isi PS: mimpi basah Memberikan pendidikan seksual kepada anak lebih banyak merupakan peran dari istri. Disamping itu anak juga lebih nyaman membicarakan seksualitas dengan ibu Ayah mengimbangi peran ibu memberi PS dengan masuk ke komunitas anak Ayah percaya ada waktunya anak akan mendiskusikan seksualitas dengan ayah Sifat keras orangtua membuat anak menjadi jauh, sedangkan sifat lembut membuat anak 324 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1275 V : 1280 1285 1290 Q : V : Q : 1295 R U Q U : : : : 1300 V : mungkin kan dulu saya masih cenderung apa ya, mengikuti pekerjaan saya ya. Jadi kadang-kadang saya memang agak keras ya sama anak sendiri. Tapi ya belajar dari istri saya mungkin, seperti ini akhirnya saya, anak-anak juga akan deket saya, karena saya juga belajar itu sama istri. Karena prinsipnya saya ya mungkin sama, kalau ada hambatan, ada hambatan saya, karena dari kecil, saya tidak punya sosok ayah. Umur dua tahun saya sudah ditinggal ayah. Jadi untuk pengalaman belajar tentang itu, sangat gak dapet. Begitu lho, jadi mungkin saya mencari pola sendiri. Jadi mungkin kalo sampai saat ini saya melihatnya menerapkan dengan apa yang saya lakukan pada saat dulu, itu masih dalam batas-batas ehh tidak membahayakan. Belum, tidak membahayakan. Jadi mungkin saya ambil perannya kepada istri yang lebih dekat gitu. Saya melihatnya belum, mungkin saya menunggu sampai ada perubahan, ada sinyal begitu, atau mungkin dari, saya yakin, anak saya nanti suatu saat akan tanya ke saya. Secara alami saya menunggu itu. Jadi mungkin kesimpulannya ada waktunya ketika dia pingin … Untuk laki-laki ya Sama ibunya, ada saat tertentu, entah waktu, entah umur, entah apapun, ada yang dia pengen saatnya diskusi dengan bapak.. Juga ada waktu tertentu yang dia diskusinya dengan temen iyaa Dan itu yang bahaya Saya dapatnya dengan temen Itu yang bahaya, karena kalau mereka dapetnya informasi yang ternyata salah, itu kan bisa … Mungkin untuk hal-hal yang dia tanya orangtua dimarahi, dia istrinya untuk bersikap lebih lembut, sehingga anak sekarang menjadi dekat ke ayah menjadi dekat Pak V ditinggal ayahnya saat usia 2 tahun sehingga tidak memiliki sosok ayah sehingga tidak pernah merasakan dididik ayah. Sehingga saat pak V harus mendidik anak maka dia harus menemukan pola sendiri Hambatan : ayah tidak memiliki teladan seorang ayah sehingga saat harus berperan sebagai ayah mengalami kesulitan Saat ini masih mengandalkan istri untuk memberi PS, namun pak V berharap dan menunggu suatu saat anak akan datang dan bertanya kepadanya. Ayah mengharapkan anak mau menanyakan seksualitas kepadanya Ada waktunya untuk anak laki-laki berdiskusi dengan ibu, dengan ayah maupun dengan teman Ada waktunya untuk anak laki-laki berdiskusi dengan ibu, dengan ayah maupun dengan teman Menurut pak U, anak mendapat informasi seksual dari teman itu berbahaya karena teman mungkin memiliki informasi yang salah. Saat anak bertanya masih ada Orangtua khawatir saat anak berdiskusi seksual dengan teman karena mungkin teman memiliki informasi yang salah. Orangtua yang meremehkan 325 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D Q D 1305 Q D V D : : : : : : : 1310 V : D : A : 1315 D : A : Q : tanya temennya. haha Memang benar pak itu ada Lha iya saat saatnya pasti ada „cah cilik ki tekon koyo ngono.‟ Karna diwangsuli gitu ya dia tanya temennya to? haha Dikampung itu pak. hohoho Di kampung itu justru orangtuanya yang memprovokasi Minggu tetangga saya di Sono Pakis itu termasuk kampung itu, itu ya masih banyak. Transisi ya Iya, orangtua seperti itu masih banyak, „cah cilik ngerti opo!‟, bahasanya itu sudah bahasa yang gak sehat itu. Dirungoke aku dewe, sekarang aku bisa ngrungoke gak enak Keri, kupinge keri. haha Iya Ya oke terus kita mau lanjut ke cara atau metode yang bapakbapak lakukan dalam memberi pendidikan seksual ke anak. Tadi sudah ada cukup banyak seperti misal tadi tarik ulur terus ngobrol 1320 A : Ehh mungkin di diskusikan dengan istri, terus nanti istri yang Mengomongkan ke anak V : Heem iya. orangtua yang meremehkan dan memarahi sehingga anak memilih bertanya kepada teman. Pak D menemukan banyak orangtua seperti ini dikampung dan menurutnya ini bukan hal yang baik. pertanyaan anak membuat anak lebih memilih bertanya kepada teman Orangtua yang meremehkan pertanyaan anak banyak ditemukan dikampung (masyarakat dengan SES rendah?) Memberi PS dengan ngobrol Mendiskusikan topik dengan istri, kemudian istri yang menyampaikan ke anak Metode : ngobrol /interaktif Metode : suami istri mendiskusikan topik bersama-sama, dan istri yang menyampaikan ke anak A : Terus, oya tadi misal ada ngasi tahu anak yang pertama terus anak yang lain ikut dikumpulin biar denger juga, cerita melalui 1325 kasus-kasus yang ditemukan atau dari liat film, terus mengajari anak saat nemeni pelajaran biologi, terus ya apalagi mungkin? Ada lagi? Ngobrol ketika njemput tadi juga ya? 326 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1330 1335 1340 1345 1350 1355 P : ya A : Ngobrol ketika njemput, ya soal waktu dan tempat juga. Ada lagi soal waktu, metode? Q : Kayaknya cuma itu yang kalau dalam keluarga ya. A : Mungkin ada yang pernah memberikan buku atau apa ke anaknya untuk dibaca sendiri? Q : Hahaha gitu kayaknya enggak A : Enggak ya? P : Kalau buku itu terlalu antropologi A : Oke oke, ya kalo gak ada kita lanjut saja. Nah tadi kan sempet ada tentang hambatan atau kesulitan dalam memberi pendidikan seksual, nah ini yang sebaliknya, hal-hal apa saja sih yang memudahkan terjadinya pemberian informasi ke anak? Apa yang membantu bapak-bapak. Q : Internet tadi. Ya to? Dengan adanya internet itu kan positif negatif. Kan internet ada dampak positifnya juga dampak negatif A : Internet memudahkan ya pak? Q : Iya. Dampak positifnya sebelum dia tanya kan dia browsing dulu. hahaha A : Memudahkan karena anak bisa browsing dulu sebelum … P : Well informed Q : Ya, well informed U : Sebaliknya internet juga bisa menyiksa kita sendiri. haha Q : Ya kan kayak pisau V : Plus minus G : Pendidikan seks disekolahan tadi membantu gak? A : Oh ya itu memudahkan. Adanya … oh jadi orangtua terbantu G : Kurikulum, kurikulum baru ya R : kurikulum Orangtua tidak memberikan buku berisi informasi seksual untuk dibaca anak secara mandiri. internet memudahkan pendidikan seksual karena anak bisa browsing informasi sebelum bertanya ke orangtua. Anak menjadi lebih berpengetahuan (well informed) Orangtua merasa terbantu dengan adanya pendidikan seksual di sekolah. Kurikulum baru memasukkan PS di sekolah Metode : orangtua tidak memberikan anak informasi melalui membaca buku mandiri. Kemudahan memberi PS : adanya internet sehingga anak bisa browsing informasi secara mandiri sebelum bertanya ke ortu Kemudahan : dalam kurikulum baru sekolah terdapat PS 327 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Q R Q 1360 P : : : : V : 1365 R Q P V : : : : 1370 R : 1375 1380 Kurikulum baru. SMP ya? SMP, itu kalau gak salah kelas 2, sudah baru kelas 2 itu Kelas 2 SMP ya. Tapi jaman saya dulu secara umum kurikulum termasuk lingkungan, namanya pendidikan seks, denger pendidikan seks itu konotasinya masih negatif sekali. Jaman saya lho, saya SMA Jaman saya SMA dulu tu cuman sering dari kepolisian, memberi pendidikan tentang, tapi tidak di seksnya Akibat-akibat narkoba Heeh pelanggaran Disetelke film itu kalau pernah nganu, Metro 77 atau Metro 73. gitu gitu, narkotik gitu, kalau era jaman kita dulu begini Ning kalo saya lihat, memang internet itu juga kadang membantu ya walaupun saya kadang mancing, saya biasanya gini, karena saya juga biasanya jarang mbuka ya kalo misalkan youtube itu kan ndadak, saya butuh namanya, ada lagu-lagu yang untuk apa, karena akan saya pake, saya buka ya ternyata, lho kog kanannya ternyata … , lagu rohani kog tengahnya, itu karena itu kan ada macem-macem gambarnya, keluar semua. Lha kita kan mejet yang lagu rohani pun ternyata pada saat saya mau masuk login ke email saya, ke akun saya, besoknya saya buka, ternyata dibawahnya sudah malah muncul sendiri yang itu, anda patut ditonton atau apa, ada tulisannya gitulah. Lha dibawah, saya bingung. Akhirnya saya tanya ke anak saya cuma mancing aja anak saya gimana, „lho ini kog bisa keluar kayak gini to?‟, saya cuma gitu ya, „ya memang keluar kayak gitu.‟. Akhirnya saya cuma tanya, „ya kayak gini, kamu kayak gini yo Di jaman pak P masih SMA, pendidikan seksual memiliki kesan negatif Jaman dahulu PS memiliki kesan negatif Jaman pak V SMA hanya terdapat penyuluhan dari kepolisian mengenai narkoba Jaman dahulu hanya ada penyuluhan mengenai narkoba Pak R jarang menggunakan internet, namun suatu hari perlu membuka youtube untuk mencari lagu rohani. Ketika membuka lagu yang diinginkan terdapat iklaniklan seksual didalamnya. Ketika itu terjadi pak R bertanya kepada anak mengapa hal tersebut bisa terjadi. Selain itu pak R juga menanyakan apakah anak membuka link iklan semacam itu. Anak menjawab bahwa percuma membuka iklan semacam itu karena isinya tidak menarik. Secara tidak langsung anak mengakui pernah Orangtua menggunakan kebingungnya terhadapa iklan seks di internet untuk mengetahui perilaku anak di internet 328 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1385 X : A : R : 1385 1390 P : 1395 R U P R 1400 U P : : : : : : R : 1405 A : R : kebuka, dibuka gak?‟, „ya dibuka percuma aja wong isinya cuma gitu-gitu.‟, jawabannya gitu. hahaha Hahaha Berarti dah pernah mbuka. hahaha „Lho gitu gitu kepiye to?‟, „ya itu to, pelajaran kayak gitu, sing ditonton apanya.‟, dia cuman bilang gitu. Ya udah, akhirnya saya cuma tanya, „lha ini cara matiin e gimana?‟, „ya gak tau diemin aja Pa.‟, katanya gitu, ya udah, tapi ternyata dengan seperti itu kita bisa pancing anak, dan ternyata kita mancing yang satu, yang satunya juga saya tanya, karena saya memang, saya sendiri risih, sampai sekarang pun saya mau mbuka jadi risih, kenapa, mbuka di youtube kan juga gak enak dibawahnya kog ada itunya, dikira orang, walaupun saya melihat, baca di riwayat saya gak buka, bawahnya kadang-kadang … Lho tapi kalo pake, IDM, internet download manager, yang ke download yang di klik aja, gambar yang kita pilih. Lho enggak … Mungkin pas waktu browsingnya, waktu search kan … Ohh Iya search gitu Kalo search kan ada … Oh kalo search iya, tapikan kalo kita mau download itu kan kita bisa pilih. Kan search kita misalkan ini ya lagu, gampangane kita butuh lagu Kasih Yesus, itu kan saya setel, ternyata kan gambar campur masuk yang itu tu masuk semua di ini … Ada iklan-iklannya Lha cuma ditengahnya, kalo kepejet yang disitu kan yang membuka iklan semacam itu. Pak R bertanya bagaimana cara mematikannya, namun anak menyarankan agar hal seperti itu dibiarkan saja. Melalui pertanyaan semacam itu pak R merasa bisa memancing reaksi anak dan mengenal anak. Kejadian itu membuat pak R risih sehingga malas membuka youtube Orangtua enggan membuka internet karena risih dengan keberadaan iklan seksual Menurut pak P menggunakan Internet Download Manager akan menghilangkan iklan sehingga yang disimpan hanya konten yang diinginkan. Pak R menjelaskan bahwa iklan muncul sejak dari proses search bahkan sampai saat memutar lagu. Keberadaan iklan seks diinternet terdapat di berbagai situs namun apabila pengguna teliti dan jeli maka bisa menghindarinya. Pak R pernah mendapat sharing 329 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1410 1415 P : R : 1420 P : U Q P 1425 A P X Q : : : : : : : 1430 P : A : 1435 P : A : kecampur sudah disitu semua, di gambar yang dilayarnya itu lho. „Lho kog gini ya?‟, kita terus terang masih buta karena dulu kan di, kalo kita tereus terang aja di sharing kelompok, waktu kita di Nitas itu kan, memang ada yang ngomong, woo kalo mbuka gini, makanya saya malah gak mau buka youtube, saya biasane uwis daripada kegoda rasah dibuka, ternyata kemarin saya butuh buka untuk searching lagu, ternyata wohh ternyata memang betul. Ternyata kita pengennya yang ini, itu dah muncul semua kan otomatis dibawahnya itu. Kalo kopi alamat webnya, kita kopi yang diatas itu yang muncul hanya yang kita inginkan, tapi .. Kopi web? Ya. Tapi kalo yang keklik itu yang gambar banyak itu ya, ya terus jadi seri memang. Khilaf hahaha Ya ya begitu muncul Cukup aman sebenarnya youtube itu cukup aman Daripada yang diluar itu tu lebih banyak yang iklannya … Kalau setan, memang diundang satu itu yang datang seribu Hahaha Lha iyo, tonggo-tonggo ne metu. Suk suk gak undang wae teko yo? Tapi saya kira itu kog, meringankan sedikit, sedikit meringankan, kalo positifnya ya, karena tidak mulai dari nol. Jadi membantu ketika nanti jatahnya orangtua menjelaskan, anak sudah cukup tahu? Sudah punya gambaran Punya gambaran gitu ya. Ada hal lain lagi yang membantu memudahkan dalam memberi informasi? bahwa iklan seksual itu banyak terdapat di youtube sehingga dia menghindari membuka youtube. Namun ketika kemarin terpaksa perlu untuk mencari lagu ternyata memang terbukti ada Pak P menyarankan untuk menyalin alamat web saja sehingga yang terbuka hanya konten yang diinginkan. Sebenarnya Youtube tergolong lebih aman dibanding situs-situs lainnya. Menurut bapak-bapak, goodan itu tanpa diundang pun banyak yang akan muncul Bagi pak P, adanya internet meringankan beban PS dari orangtua karena anak sudah punya gambaran sehingga tidak perlu dijelaskan dari nol Kemudahan : Internet membuat anak sudah memiliki pengetahuan seksual sehingga orangtua tidak perlu menjelaskan dari awal. 330 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1440 1445 1450 1455 1460 1465 P : Saya kira yang memudahkan kalau komunikasi dengan anak kita juga memang tidak ada hambatan. Artinya ya anak cukup percaya, cukup terbuka dengan kita A : Punya komunikasi yang baik dengan anak. P : Selama ini saya dan istri saya memang pegang pada komitmen, jangan sampai untuk hal yang penting dan mendasar itu anak lari dan tanyanya kepada orang lain. Kalau itu sampai terjadi berarti rumah tangga ini gagal, saya bilang gitu. Karena sampaisampai kemudian ehh ada anak lebih-lebih perempuan lari dari rumah, woo itu sudah sebenarnya masalah yang sangat besar. Makanya jangan sampai kemudian, apa, ketika ada masalah itu justru tidak lari ke kita tapi lari ke yang lain jangan sampai seperti itu. Karena ya kebetulan kan saya juga ngajar metodologi penelitian sosial, dan itu kan tidak hanya masyarakat yang baikbaik yang diteliti, seperti misalnya ngebong dan sebagainya. Saya yang menarik setiap kali lewat situ tu pindah tempat ya? A : Mana pak? P : Yang semula diutara rel, sekarang pindah di selatan rel. Jadi yang parkir di di pinggir jalan ramai tu, itu diteliti aja sana Q : Dimana? P : Dulu kan ngebong Q : Ngebong, iya. P : Nah ngebong kan dulu diutara rel A : Ngebong tu? D : Ngebong tu sampai sekarang masih P : Sampai sekarang masih, kan kena yang utara, Mbah Wito cs itu kan kena proyek rel ganda, nah itu sekarang kayaknya pindah kidul. Dan itu yang parkir, parkir di pinggir jalan itu jadi, wohh, saiki soyo …, ndihsik ki parkir e mlebu gang. Cerak rel, mburi Menurut pak P hal yang memudahkan terjadinya PS adalah komunikasi yang baik dengan anak. Anak cukup percaya dan terbuka dengan orangtua. Pak P dan istri berkomitmen agar anak mendapat informasi penting dan mendasar dari orangtua dan tidak lari bertanya ke orang lain. Menurutnya jika anak terlebih anak perempuan lari dari rumah berarti terdapat masalah besar. Kemudahan : orangtua dan anak memiliki komunikasi yang baik sehingga anak percaya dan mau terbuka dengan orangtua Orangtua merasa gagal apabila anak memilih menanyakan hal penting dan mendasar ke orang lain dan bukan orangtua Pak P menceritakan mengenai tempat bernama Ngebong di dekat rel kereta api dimana dia pernah membimbing mahasiswa KKN disana. 331 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1470 1475 1480 1485 1490 1495 samsat itu. Masuk notok gang buntu. Q : Wah ngeri itu. P : Kog saya tahu, pertanyaannya itu. Karena saya pernah satu semester mbimbing KKN disitu. Tapi mahasiswanya sudah saya bekali, sudah saya beri gambaran komplit subkultur disitu itu. Tapi saya ya juga titip dengan sesepuh situ yang kebetulan saya kenal. Ternyata satu nenek moyang, jauh gitu. „titip lho pak, ojo nganti ono opo-opo.‟. Tapi tapi anu apa,s aya kira itu penting jadi komunikasi tetep, soal tipologi tentu tiap anak lain-lain ya, ada yang bisa dikandani dengan guyon, ada yang bisa dikandani dengan serius, tapi memang harus mengenali gitu saya kira orangtua. A : Menyesuaikan dengan sifat dan …. P : Iya. Nek bocah ngeyelan yo opo yo …. V : Kalo anak saya diajak serius dia malah gak nyaman A : Gitu, lebih cocok …. V : Kalau diajak ngobrol biasa itu dia akan keluar sendiri, dia akan ngomong sendiri. Kalau terlalu ditanyai gitu malah dia P : Di interogasi ceritanya. hahaha V : Malah gak nganu dia Q : Karena kerosone didakwa gitu yo? haha P : Pesakitan. haha V : Plesetke, „nek kae karo kae piye? Nek kamu piye?‟, itu baru bisa, tapi kalau gak diawali dulu gitu, kalo langsung ditunjuk gitu ya ….. ya mungkin ngobrol ya. Q : Iya A : Obrolan santai gitu ya V : Masing-masing memang rodo unik P : Gak, memang gak rodo, memang unik, setiap manusia itu unik Tipe dan sifat anak berbeda-beda sehingga ada yang bisa diberitahu melalui candaan, ada yang bisa diberitahu dengan serius, dan orangtua perlu mengenali hal tersebut. Pak V bercerita bahwa anaknya tidak nyaman bila diajak bicara serius dan lebih nyaman bila diajak bicara santai dan bercanda Orangtua perlu mengenali sifat anak sehingga bisa memberikan pendidikan seksual dengan pendekatan yang paling nyaman untuk anak 332 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1500 1505 1510 1515 1520 A : Okey, ya selanjutnya tentang informasi atau materi yang bapakbapak berikan atau kasikan ke anak-anak itu dapet darimana sih hal-hal seperti itu. Maksudnya bisa ngomong gini-gini, misal ngajarin tentang mens itu apa terus mimpi basah itu apa. Nah itu tahu tentang kayak gitu dari mana? Dapet informasinya. U : Pengalaman pribadi Q : Iyaa U : Yang paling besar kan mungkin itu, dan juga kita sekolah dulu, sedik … setidak-tidaknya kita juga dapet R : SD kan juga ada yang pelajaran seperti itu P : Juga rubrik-rubrik entah di Kompas, Femina, Kartini, itu memberi pengetahuan yang luar biasa. Intisari dan sebagainya itu memberi rubrik-rubrik khususnya luar biasa itu untuk memberi pengetahuan pada kita. Termasuk bagaimana mendidik anak D : Iklan-iklan itu di TV-TV itu kan juga ada, iklan yang seperti itu P : Kalo yang saya pribadi rasakan ya Intisari, Kartini, Femina, kemudian di rubrik Kompas. A : Pengalaman pribadi, terus rubrik di majalah, mungkin dulu pelajaran yang diterima disekolah dulu. Ada lagi sumber informasi? Q : Ya program-program TV juga ada U : Kalau saya juga banyak dapet dari internet. Buka twitter, Detik itu kan banyak ada yang Detik Health, apa sing kesehatan itu P : Viva, vivalife A : Viva? Oh ya Viva D : Awet ya hujannya R : Awet ini, kalo tadi gak di sms tu saya lupa. hahaha A : Aku tuh ngadain diskusi 4 kali hujan terus. hahaha Informasi dari pengalaman pribadi Sumber: pengalaman pribadi Informasi dari saat sekolah dahulu Sumber : pendidikan di sekolah Informasi dari rubrik di Kompas, Femina Kartini dan Instisari memberikan pengetahuan yang baik termasuk mengenai mendidik anak Informasi dari iklan di TV Informasi dari program TV Informasi dari twitter mengikuti akun Detik Health Informasi dari situs berita Vivalife Sumber: majalah, koran Sumber : iklan di TV Sumber: program TV Sumber : internet melalui situs social network dan situ berita 333 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1525 R : Oh ya? A : 4 kali dapet hujan terus. Hahaha. Okay ada lagi sumber informasinya? Gak ada? D : Yo pengalaman yo. P : Termasuk peer group sejak kita remaja sampai kemudian. 1530 Teman ting-tong ting-tong pas kuliah sampe nyambut gawe, ya to? Teman nyambut gawe kan biasane yo Q : Iya sharing dengan temen A : Okay. Ya ehh, menurut bapak-bapak, siapa sajakah yang bisa dan layak untuk memberikan informasi seksual atau 1535 mengajarkan pendidikan seksual ke putra-putri bapak? Yang dianggep layak gitu, yang boleh, orangtua. Nah selain orangtua siapa lagi? Q : Guru P : Yang utama guru orangtua 1540 Q : Orangtua P : Selain orangtua kalo menurut saya ya profesional, dalam arti entah itu misalnya dari PKBI, kadang-kadang masuk ke sekolahan ya? PKBI? R : Lha itu PKBI yang saya maksud di sekolahan itu, disekolahan 1545 saya itu PKBI, saya tau mau ngomong dari tadi ora tekan. haha P : PKBI yang belakang mana itu, belakang BP7 dulu itu lho A : PKBI di itu kan sekarang …. P : Perkumpulan Keluarga Berencana itu. A : Heeh dulu aku ikut waktu SMA 1550 P : Itu yang rajin memberikan penyuluhan ke anak-anak, karena mereka menyadari sepenuhnya sekarang ini pendidikan. Angka kehamilan di Jogja perhari, sebaiknya tidak tahu. Hahaha. Itu mengerikan. haha Informasi didapat dari teman sebaya orangtua saat remaja, kuliah, ataupun bekerja. Sumber : teman sebaya orangtua Pihak yang dianggap layak untuk memberi pendidikan seksual terutama adalah guru dan orangtua Pihak lain : guru (utama) Profesional dalam bidang pendidikan seksualitas seperti PKBI yang kadang memberi penyuluhan ke anak-anak. Pihak lain : Profesional dalam bidang pendidikan seksualitas seperti PKBI 334 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1555 1560 1565 1570 1575 1580 A : Gak bisa tidur nanti. Hahaha. Orangtua, guru, profesional seperti PKBI, yang lain? Q : Ya udah A : Tadi kakak gitu membantu ya. Saudara yang lebih tua. Ada lagi? A : Ada lagi yang mau ditambahkan soal pihak yang dianggap layak? Sudah? Ini ada ilustrasi cerita gitu ya, ya suatu hari UNICEF gitu kan, ingin mengadakan pelatihan untuk orangtua, tujuannya melatih orangtua agar dapat menjadi pendidik seksualitas yang lebih baik dan efektif untuk anaknya. Nah agar pelathihan ini benar-benar bermanfaaat untuk orangtua, UNICEF itu pengen tahu hal hal apa yang perlu dibawakan didalam pelatihan ini. Nah ceritanya bapak-bapak ini ditunjuk sebagai perwakilan orangtua di daerah Jogja ini, untuk memberi masukan kepada UNICEF hal hal apa saja yang perlu dibahas dalam pelatihan tersebut. Nah hal-hal apa saja yang mungkin bapak bapak usulkan untuk dimasukkan dalam pelatihan ini? U : Cara penyampaian yang bener tu kepiye A : Cara penyampaian yang benar? P : metode U : Metode penyampaian yang benar ke anak. Q : Terus selain cara penyampaian, yang kedua materi yang disampaikan untuk masing-masing anak karena ada umur balita, itu kan beda dengan … U : Sesuai anak, sesuai umur-umur anak Q : Yang harus remaja. A : Sesuai jenjang usia gitu berarti ya? V : Ya jenjang usia Q : Materinya kan beda-beda. Nah UNICEF harus ngajari apa yang harus diajarkan anak praremaja Pihak lain : saudara tua, kakak Merasa perlu belajar tentang cara dan metode menyampaikan informasi seksual ke anak Anak yang berbeda usia dirasa memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Orangtua merasa perlu diberitahu materi yang tepat berdasar jenjang usia anak Need : cara dan metode memberi pendidikan seksual Need: pengetahuan mengenai materi yang pantas berdasar jenjang usia 335 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1585 1590 1595 1600 1605 1610 P : Saya melihat itu nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya, itu saya kira juga harus dimasukkan sebagai penguat materi karena ketika kita butuh bicara rambu-rambu normatif tentang apa yang boleh dan tidak boleh, rujukan kita kayaknya dua itu agama dan nilai-nilai budaya, dan kita masih percaya budaya timur itu relatif lebih menjaga keselamatan jiwa daripada rata-rata budaya yang sangat terbuka misalnya di Eropa. Sekalipun timur pun sekarang yang sebenarnya mengalami perubahan relatif mendasar itu Jepang, Jepang dan Korea A : Berubah ke arah barat? P : Barat. Dan disana luar biasa sana. Kalau anak muda Jepang sekarang bunuh diri itu, bunuh diri karena, dalam tanda petik putus asa, bener. Karena sana depresinya luar biasa. Karena anu, kalau tidak berprestasi merupakan aib, dan itu memicu depresi berat. Ehh coba, bintang film mana yang paling banyak bunuh diri? A : Korea kayaknya P : Korea. Jadi itu perlu diamati tapi menurut saya, jika kita bercermin pada nilai-nilai budaya timur tradisional, saya kira kita masih lebih banyak selamatnya daripada tidaknya. Soalnya kalau UNICEF memang mau memprogramkan itu ee A : Oh ini ilustrasi cerita kog om. Hahaha P : Enggak tapi bener karena panggilan juga tiga tahun yang lalu kan asosiasi psikologi asia kan mengingatkan asosiasi psikologi amerika. Kalian buatlah kategori-kategorisasi yang jangan ngikut kategori kami. Psikolog bilang gitu. G : Saya kira budaya anu, gak bisa ditinggalkan A : Jadi nilai agama dan budaya itu sebagai rujukan untuk ramburambu apa yang boleh atau tidak gitu ya. Nilai agama dan budaya perlu dibahas karena ketika membicarakan rambu-rambu mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, agama dan nilai budaya menjadi rujukan. Selain itu ini memudahkan mengingatkan anak akan rambu-rambu dari orangtua karena tidak hanya berdasar kata-kata orangtua namun juga terdapat rujukan nilai agama dan budaya Need : nilai agama dan budaya sebagai rujukan dalam membentuk ramburambu bagi anak 336 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1615 1620 1625 1630 1635 1640 R : Lebih mudah mengingatkan anak akan rambu-rambu itu ya, karena kalau tanpa rambu-rambu kan dikira kita yang ego, yang kata-kata yang tanpa dasar kan. Kalau ada budaya dan agama kan pagarnya ini lho dibudaya timur seperti ini, oh di agama tuh gak boleh begini, bisa lebih masuk ya nek keliatannya A : Okey, ada lagi? Ya sebagai penutup saja, eh mungkin secara pribadi, eh ketika bapak-bapak memberikan, selama ini memberikan rambu-rambu, memberikan berbagai macam pendidikan seksual ke anak gitu tujuannya apa sih? Apa tujuan bapak-bapak memberikan hal seperti itu. Q : Ya supaya anak selamet. hehehe V : Selamet. Hehe Q : Selamet. Karena welcome to the jungle, ya to? P : Iya, Gun n Roses, Welcome to the jungle. Itu to ya judul lagunya? Jadi kalau saya yang saya omongkan sambil nyopir itu, belum tentu ayah dan ibu bisa menunggui kamu ya sampai kamu sungguh-sungguh siap atau mapan, ayah ibu gak tahu. Ayah cuma bisa berpesan dan membekali kamu ya ini, tapi kamu mulai sekarang pun harus siap nanti kamu akan hidup sendiri tanpa ayah dan ibu. Dan itu ya tidak hanya sekali dua kali, itu itu agak periodik itu selalu saya tekankan, karena … Q : Mengingatkan ya P : Karena apapun kan namanya rencana Tuhan kan kita tidak semuanya tahu. Jadi ketika kemudian, ya sungguh-sungguh kemudian harus welcome to the jungle itu ya mau gak mau anak harus siap. Dan semakin lama … A : Junglenya semakin parah P : Semakin kejam. Lha itu pembacaan teori-teori sosial, ya keadaan kedepan akan cukup menyedihkan. Nanti, sekarang ini PS diberikan agar anak selamat menjalani kehidupan. Orangtua hanya bisa memberi bekal dan pesan, dan anak harus siap akan hidup sendiri tanpa orangtua. Menurut pak P kondisi sosial semakin sulit dan menyedihkan karena keluarga inti semakin menyusut dan ketahanan sosial akan melemah. Tujuan: membekali anak agar anak selamat dan siap menjalani kehidupan 337 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1645 D : 1650 P : 1655 Q : P : 1660 A P X A : : : : 1665 G : kan keluarga inti ilang, dulu namanya keluarga inti itu kakek nenek, ya to, sampai buyut itu. Jadi misalnya gak ada, jadi mengapa dulu tu kita punya daya tahan yang luar biasa itu jadi katakanlah melarat ki ora keroso nek melarat. Karena apa? Gak ada orang kelaparan. Karena tetap ada suplai silang dan sebagainya. Sekarang ini namanya keluarga inti itu menyusut, tinggal ibu, bapak, anak. Dan itu kedepan berbahaya bagi kerentanan, kerentanan apa … Keluarga Keluarga. Daya tahan bangsa pun sebenarnya terancam, makanya, makanya kalau kemudian ehh digereja kalo menurut saya harus punya tugas juga untuk mengembalikan ini. Ketika keluarga inti yang sungguh-sungguh natural itu ilang ya bagaimana kemudian diperluas lagi lewat gereja Nek mbiyen kan simbah nggo tambah-tambah, simbok nggo tombok-tombok. Tapi sekarang simbah nggo tambah-tambah gak ada. Aku dewe yo nduwe masalah dewe Lebih berat nanti, karena bener depresi itu yang menanggung individu, bukan lagi kelompok, nek sing menanggung kelompok ki jek enteng Okay Gak tau, mestinya pemerintah yang diurus kui jan e Hahaha Okay-okay, lanjut pak G, apa tujuan, maksudnya ada tujuan apa memberikan pendidikan seks Ya, sudah waktunya gitu lho, maksudnya harus dikasi tahu dari orangtua sendiri karena mungkin kita ya tahu sumber-sumber yang terpercaya gitu, mereka kalaupun gak tahu dari kita tahu dari yang lain kan? Menurut pak P, gereja memiliki tugas membangun dan memperluas dirinya menjadi keluarga inti yang baru. Menurut pak G anak diberi PS karena memang usianya sudah cukup untuk tahu sehingga perlu diberi tahu orangtua , ang adalah sumber terpercaya, dan tidak mencari dari sumber lain. Selain itu Gereja dipandang memiliki peran menjadi keluarga inti yang baru Tujuan : agar anak tahu karena sudah waktunya untuk tahu Tujuan PS: agar anak mendapat dari sumber 338 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1670 A : Karena sudah waktunya juga, jadi sebaiknya diberikan G : Takutnya gini, pernah kan anak saya waktu itu masih SD ngomong ke saya gini, „woh Luna Maya itu cantik e ma.‟, „lho kog kamu SD kelas 4 sudah tahu Luna Maya.‟, misalnya e gitu, nah itu kan saya kaget sendiri. Oh mereka tuh jauh lebih cepat 1675 tahu. Perkembangan mereka itu A : Okay, pak V? V : Tujuan pendidikan seks untuk anak ya A : Heeh untuk anak, tujuan memberikan. V : Ya mungkin membekali tentang moralitas ya. Jadi memberikan, 1680 apa, eh kita kan bisanya orangtua ini kan membimbing aja. Kepada anak untuk supaya dia mempunyai moralitas yang standar lah. Ya setidaknya itu dalam arti kata kadang mungkin, mungkin kan kekuatirannya kan karena, karena sebetulnya orangtua, rasa malu orangtua. Ya kalau kita, mungkin kita balik, 1685 jadi pendidikan anak adalah pendidikan moralitas kepada anak ini sehingga kalau anak ini kita berikan moralitas otomatis orangtuanya terjagai. Kalau kita menjaga, menjaga egoisme orangtua, itu mungkin moralitas anaknya malah, „jangan, jangan, jangan, jangan.‟, ini malah efeknya malah gak baik, 1690 akan ada pemberontakan. Jadi ya metodelah sebetulnya kalau kita kembali ke sana. Apa yang diperlukan untuk ilustrasi UNICEF tadi ya bagaimana cara memberi pendidikan secara seks untuk moralitas anak A : Membangun moralitas anak 1695 V : Membangun moralitas anak. Itu kalau menurut saya A : Oke pak V, jadi tujuan pak V membangun moralitas anak V : Heem, kalau kita secara kristiani ya moralitas anak yang takut akan Tuhan. anak jaman sekarang lebih cepat tahu terpercaya dan tidak mencari dari sumber lain Anak jaman sekarang lebih cepat tahu Pak V memberi PS kepada anak untuk membangun moralitas anak. Anak perlu dididik agar memiliki nilai moral yang baik. Kalau anak hanya dilarang dan diatur oleh orangtua saja maka moralitasnya tidak terbentuk dan bisa memberontak Tujuan PS : agar anak memiliki nilai moral yang baik. Hanya melarang anak tidak akan membuat moralitas anak bertumbuh Pada ilustrasi UNICEF tadi, yang diperlukan adalah cara agar informasi seksual dapat digabungkan nilai-nilai moral untuk membangun moralitas anak. Need : cara dan metode memberi informasi seksual bersama dengan nilai moral 339 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A 1700 U A U A : : : : : 1705 D : 1710 Q : D : 1715 A : 1720 R : 1725 Okay pak U Saya apa ya, mungkin dah dijawab semua hahaha Idem boleh berarti. Wis komplit. Hahaha Ya kalo gitu mungkin pak U atau pak D atau pak R ada hal yang berbeda dalam tujuan? Ya terutama tu nek bagi saya, untuk mendidik moralitas anak ke depan lebih baik dan siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, itu satu. Kedua kalinya, kita tidak menutup kemungkinan terhadap kita selaku orangtua, kita itu menghendaki anak-anak itu kedepan tu siap. Kalau hal-hal yang demikian itu akan mengandung suatu bentuk resiko, dia tu sudah siap. Resiko yang dihadapi kalau terjadi … Ya, jadi pada intinya saya punya anak, supaya anak itu kedepan menghadapi hal-hal seperti itu sudah biasa, tidak punya rasa, opo yo namanya, khawatir, takut, kalau dia berani melangkah, berarti dia berani tanggungjawab. Kalau dia belum berarti dia sudah siap, „wah aku durung wektune harus melangkah.‟. Saya rasa seperti itu. Okay pak R ada yang mau ditambah? Ya kalau saya pribadi ya saya sama istri berikan seksual ini lebih banyak mengarah, adalah suatu tanda untuk itu mereka harus, apa, tahu mengerti bahwa ini rambu-rambu yang tidak bisa dilanggar, karena itu untuk pertama dari keluarga itu kehormatan keluarga. Dari konsekuensi yang ada kan, bukan dia yang bertanggungjawab tapi keluarga ikut bertanggungjawab akan hal itu. Yang kedua karena kita sebagai orang Kristiani ya kita jangan sampai jadi batu sandungan bagi orang yang diluar Tujuan pak D memberi PS adalah membangun moralitas anak dan mempersiapkan anak untuk kehidupan seksualnya, mengenali resiko sehingga dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab Tujuan PS : membangun moralitas anak dan mempersiapkan anak mengambil keputusan yang matang dan bertanggung jawab untuk kehidupan seksualnya Pendidikan seksual untuk memberi pengertian anak mengenai ramburambu perilaku seksual dan pentingnya menjaga kehormatan keluarga karena perilaku seksual menyimpang seperti hamil diluar nikah dipandang aib secara budaya. Yang kedua adalah sebagai orang Tujuan PS : anak mengerti rambu-rambu perilaku seksual dan dapat menjaga kehormatan keluarga serta menjadi menjadi orang Kristiani yang dapat diteladani 340 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1730 1735 1740 1745 1750 1755 non Kristiani, karena sementara ini anggapan kita kalo hubungan seksual yang sampai nanti arahnya ke MBA dan sebagainya itu sampai saat ini dibudaya timur ya secara budaya itu sudah sangat-sangat aib sekali. Ya aib sekali ya? Itu yang kita lebih banyak kenapa kog, istri atau saya kadang-kadang kalau dijalan selalu ngomongnya ati-ati, ati-ati ya mungkin seperti sama yang tadi dikatakan perempuan jangan sampai ke tempatnya laki-laki, ke kost-kostan laki, kalo laki juga jangan pernah coba-coba seperti itu walaupun temen-temen kamu. Lha karena kalau saya notabene waktu itu pengalaman dari tementemen juga waktu saat di SMA itu kebetulan saya itu karena ibu sudah dalam kondisi sakit, bapak juga sudah meninggal pas SD, kalau ibu kan SMA kelas 2 itu mulai penglihatannya menurun ke arah buta. Sehingga kan saya itu lebih banyak akhirnya tidak bergaul di sekolah, dengan lingkungan sekolah, walaupun kelas 1 itu sudah hampir membawa saya ya ke arah sana tapi kita puji Tuhan, waktu itu kita dipageri sama ada komsel juga, dan mau gak mau saya ikut bertanggungjawab bantu ibu jaga warung, karena untuk kehidupan saya sama ibu saya, ityu yang saya lihat, temen temen kog ternyata, anak SMA ya lumrah kalau ke tempat lokalisasi seperti itu, ternyata itu hal yang biasa, di SMA saya lho, saya gak tau kalau di SMA lain ya, waktu itu di SMA, mereka pernah ke lokalisasi, sampe dijemput pembimbingnya, frater sampe njemput bawa pulang. Hahaha. Udah itu sampai diruang dua kali, dua kali, karena dia orang luar pulau, ditidurkan dipastori nunggu orangtuanya dipanggil. hahaha P : Ra iso mbayar yo. Hahaha. Ra iso mbayar tinggalkan rumah X : Hahahaa R : Seperti itu, itu yang yang saya lihat kog mengerikan seperti itu, Kristiani tidak menjadi contoh yang buruk bagi orang nonKristiani. Pak R menceritakan pengalamannya saat SMA jarang bergaul dengan teman-teman karena harus banyak membantu ibunya menjaga warung untuk biaya hidup sehari-hari. Pengalaman itu justru disyukuri karena kegiatan teman-temannya justru negatif seperti pergi ke lokalisasi, dan seandainya dia tidak membantu ibunya pasti terlibat dalam pergaulan seperti itu. 341 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1760 1765 P : R : P : 1770 R : P : 1775 X P Q P A 1780 P D P A : : : : : : : : : 1785 Q : dan itu yang malu keluarganya, kadanga-kadang anaknya cuek, tapi keluarganya yang kadang-kadang lebih malu. Nah itu yang kita ngomong ke anak-anak, jangan, ini buat aib keluarganya lebih banyak seperti itu apalagi dengan Tuhan. Itu yang kita pageri, karena pengalaman saya waktu itu, ya puji Tuhan waktu itu saya terbawanya ada rasa Tuhan itu baik sama saya pada saat itu dengan kondisi ibu yang seperti itu ternyata saya bisa ketahan. Mau gak mau dibawanya ke tempat yang berbeda kan, gak ikut-ikutan dengan mereka begitu. Gitu aja Gak ikut upacara inisiasi ya Ya haahaha, karena itu yang dikatakan, ora lanang nek ora mbrono Saya punya keponakan, kebetulan kan keponakan banyak laki, itu saya wanti-wanti jangan salah milih teman. Tidak semua teman itu baik. Baik itu dalam arti bukan Masih tanda petik ya pak Bukan nganu, yo gelem nolong mbayari ngono, nah itu teman baik tapi arep menjerumuske kowe Hahahaha „Lha piye to, nek ra nduwe duit tak bayari.‟, lho ada itu Apik yo apikan Apikan Apikan tapi elek Menjerumuskan. Ya memang Lanang og ora wani ngombe, tak bayari, nahhh Nah yo kayak gitu, tak bayari sek. Narkoba yo ngono, gratis sek Okay ya begitu saja dari saya. Ada yang mau nambahin dulu sebelum ditutup? enggak Pak P mengarahkan keponakan laki-lakinya untuk mencari teman yang baik dan tidak menjerumuskan ke hal-hal negatif. Suka mentraktir untuk hal yang negatif itu bukan teman yang baik karena menjerumuskan. Orangtua juga menasihati keponakan Orangtua mengarahkan keponakan untuk mencari teman yang baik Suka mentraktir belum tentu teman yang baik apabila mentraktir hal yang negatif 342 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI U : Sudah cukup A : Sudah cukup ya? Oke terima kasih bapak-bapak saya mendapat banyak hal, mendapat banyak cerita, mendapat banyak, ya sharing pengalaman dari bapak-bapak semoga berguna bagi kita 1790 semua. Terima kasih. Mari kita tutup doa dulu. (doa penutup) A : Terima kasih sampai jumpa lain kesempatan ya. 343 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 7. Open dan Axial Coding A. MATERI PENDIDIKAN SEKSUALITAS A. 1. DEVELOPMENTAL A. 1. 1. Materi PS: organ dan proses reproduksi IV/ Menjelaskan tentang kegunaan kelamin, Menjelaskan tentang organ reproduksi I/461 151 masturbasi, PMS Menjelaskan tentang fungsi-fungsi organ IV/ Menjelaskan tentang proses reproduksi, seksual, seksualitas, fungsi hubungan IV/89 157 akil balig, menstruasi seksual, dan konsekuensi hubungan seksual dini Menjelaskan kepada murid mengenai III/ menstruasi, kehamilan saat berenang, 1133 sperma A. 1. 2. Materi PS : menstruasi III/ Menjelaskan tentang menstruasi 640 II/244 IV/ 251 Menjelaskan tentang menstruasi Menjelaskan tentang menstruasi Menjelaskan tentang menstruasi/ II/365 mengapa perempuan harus mengalami menstruasi IV/ 157 Menjelaskan tentang proses reproduksi, akil balig, menstruasi III/ 199 III/ 148 Menjelaskan tentang menstruasi Menjelaskan tentang pengaruh menstruasi bagi perempuan Menjelaskan tentang menstruasi, I/559 kehamilan dan kelahiran anak Menjelaskan kepada murid mengenai III/ menstruasi, kehamilan saat berenang, 1133 sperma III/ Menjelaskan tentang bagaimana 251 menghadapi pertumbuhan payudara dan menstruasi A. 1. 3. Materi PS : Perubahan Fisik I/336 Menjelaskan jerawat ada karena pubertas II/229 Menjelaskan tentang perbedaan fisik laki-laki dan perempuan Menjelaskan tentang pertumbuhan payudara Menjelaskan tentang bagaimana menghadapi pertumbuhan payudara dan menstruasi Menjelaskan tentang proses reproduksi, akil balig, menstruasi III/ 195 I/506 Menjelaskan tentang perubahan fisik III/ masa pubertas – munculnya tonjolan dan 251 bulu, keterangsangan III/ IV/ Anak bertanya mengenai fisik laki-laki 387 157 A. 1. 4. Materi PS : memakai pakaian dalam III/ Menjelaskan tentang mengapa III/ Orangtua mengganti pakaian dalam 638 mengenakan BH 197 anak sesuai pertumbuhan payudara A. 1. 5. Materi PS : Ereksi III/ Memberi penjelasan mengenai terjadinya Menjelaskan tentang ereksi dipagi hari I/330 400 ereksi di pagi hari I/175 Menjelaskan tentang perkembangan fisik 344 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. 2. SOCIETAL A. 2. 1. Materi PS : pemerkosaan II/122 Menjelaskan tentang pemerkosaan III/ 289 Menjelaskan tentang pemerkosaan A. 2. 2. Materi PS : pornografi Saat anak membuka pornografi orangtua II/585 Orangtua tahu anak membuka situs III/ tidak menyalahkan dan menghukum anak porno dan orangtua menasihati anak agar 432 tapi memberi pengertian kenapa itu tidak tidak membuka situs porno dan fokus boleh belajar saja II/572 Orangtua menghimbau anak agar tidak III/ Menjelaskan tentang efek negatif dari membuka situs porno 439 pornografi II/595 Menjelaskan tentang pornografi – anak II/735 Ortu mengingatkan agar tidak membuka dijelaskan mengapa secara Kristen tidak pornografi dengan mengajak anak baik melihat pornografi memikirkan saudaranya A. 2. 3. Materi PS : Pembelaan diri Menjelaskan kepada anak perempuan III/ tentang cara membela diri bila ada laki845 laki yang mau berbuat jahat A. 2. 4. Materi PS : konsekuensi dari perilaku seksual pranikah I/110 Memberitahu konsekuensi hubungan I/619 memberitahu bahaya dari ciuman dan seks pranikah raba-raba. I/429 Menjelaskan tentang konsekuensi I/699 Menjelaskan tentang konsekuensi dari hubungan seks pranikah perilaku seks menyimpang Orangtua memberitahu anak bahwa Orangtua perlu membuat anak paham III/ kenikmatan seksual hanya sebentar I/704 kalau orangtua malu saat anaknya hamil 800 namun konsekuensinya lama. diluar nikah Orangtua mengajak anak Menjelaskan tentang konsekuensi dari IV/ II/417 membayangkan kondisi dan melakukan aktivitas seks sebelum 1036 konsekuensi hamil muda waktunya Menjelaskan tentang fungsi-fungsi organ seksual, seksualitas, fungsi hubungan IV/89 seksual, dan konsekuensi hubungan seksual dini A. 2. 5. Materi PS : keperawanan III/ Menjelaskan tentang pentingnya menjaga Menjelaskan tentang keperawanan – II/605 792 keperawanan pentingnya menjaga kesucian III/ Orangtua memandang kehilangan 796 keperawanan sebagai hal yang fatal A. 3. SEXUAL SAFETY A. 3. 1. Materi PS : kontrasepsi I/625 Menjelaskan tentang kondom namun alat kontrasepsi lain tidak I/466 Menjelaskan tentang kontrasepsi secara khusus mengenai kondom, bukan yang obat-obatan I/674 Menjelaskan tentang kontrasepsi – kondom dan spiral IV/ tidak menjelaskan mengenai kondom dan 1031 alat kontrasepsi 345 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. 3. 2. Materi PS : PMS Penjelasan mengenai PMS ditekankan I/435 agar anak takut Orangtua belum menunjukkan gambar I/437 penderita PMS saat memberi PS ke anak Menjelaskan tentang bahaya penyakit III/ terkait alat kelamin dan kesehatan 1154 reproduksi Menjelaskan tentang PMS – siphilis, I/440 kencing nanah, herpes A. 3. 3. Materi PS : Kesehatan Reproduksi III/ Mengarahkan anak untuk mencuci 1195 pembalut bekas pakai sebelum dibuang Menjelaskan tentang penyebab individu terjangkit PMS Pemberian informasi PMS agar anak I/447 berhati-hati dalam berperilaku Penggunaan gambar penderita PMS I/448 dapat membuat anak lebih takut karena mengerikan Menjelaskan tentang kegunaan kelamin, I/461 masturbasi, PMS I/445 A. 4. SEXUAL RELATIONSHIP A. 4. 1. Materi PS : aktivitas seksual Aktifitas seksual ringan (ciuman) bisa Menjelaskan tentang proses / tahapan I/464 I/158 berlanjut sampai aktifitas seksual berat aktivitas seksual dan konsekuensinya (hubungan seks) IV/83 Menjelaskan tentang ciuman A. 4. 2. Materi PS : hubungan seksual IV/ Bingung menjelaskan hubungan seksual I/279 Menjelaskan tentang hubungan seks 1074 Menjelaskan tentang fungsi-fungsi organ Menjelaskan tentang kehamilan terjadi seksual, seksualitas, fungsi hubungan II/253 IV/89 karena ada hubungan seksual seksual, dan konsekuensi hubungan seksual dini A. 4. 3. Materi PS : relasi romantis Memberikan rambu-rambu dalam Menjelaskan tentang hal berumah I/180 II/690 berpacaran tangga Menjelaskan tentang cinta dan cara I/229 memberikan rambu berpacaran II/157 berelasi yang baik Menjelaskan tentang relasi dengan lawan jenis – cinta dan hubungannya dengan Orangtua merasa pasangan yang tidak III/ II/445 aktivitas seksual. Tanggungjawab untuk seiman dapat menimbulkan masalah 1462 menjaga relasi percintaan tidak dalam relasi menyimpang III/ III/ Menjelaskan tentang menikah muda – Menjelaskan tentang pernikahan muda 526 811 resiko dan kesulitannya Hubungan seksual pranikah diawali dari III/ Menjelaskan tentang memilih pasangan IV/99 adanya relasi romantis. 1456 agar yang seiman Orangtua melarang anak berpacaran saat IV/ III/ Menjelaskan tentang rambu-rambu SMP-SMA agar anak fokus kepada 102 784 berpacaran. studinya IV/ menghimbau agar anak jangan Menjelaskan bahwa seksualitas bukan II/415 135 berpacaran dulu untuk main-main 346 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. 4. 4. Materi PS : ketertarikan dengan lawan jenis Orangtua memaklumi munculnya IV/ IV/ perasaan tertarik pada lawan jenis dalam 306 216 diri anak Menjelaskan tentang mengabaikan IV/ III/ ketertarikan dengan menjaga jarak 310 502 dengan lawan jenis Anak yang tidak memahami IV/ IV/ perasaannya bisa salah dalam 1181 1171 menanggapi perasaan itu A. 4. 5. Usia pacaran III/ Menurut orangtua usia 17 tahun adalah III/ 628 usia minimal berpacaran 781 IV/ IV/ Boleh berpacaran saat sudah kuliah 304 172 Menjelaskan tentang jenis rangsangan yang sensitif bagi laki-laki dan perempuan Orangtua membangun kesadaran anak akan ketertarikan laki-laki kepadanya Orangtua merasa anak perlu mengenali perasaan dan emosi dalam diri Usia minimum berpacaran adalah lulus SMA menganjurkan agar anak tidak berpacaran sebelum SMA. A. 5. SEXUAL NORM A. 5. 1. Materi PS : rambu berperilaku untuk anak perempuan III/ IV/ Menjelaskan tentang rambu-rambu Menjelaskan tentang harga diri 315 257 berperilaku Menjelaskan tentang rambu berperilaku IV/ Menjelaskan tentang menjaga diri II/495 untuk anak perempuan meliputi cara 219 dengan menjaga apa yang dilihat lakiduduk, aturan bepergian dengan teman. laki dan menghindari sentuhan III/ Mengarahkan anak menjaga diri agar III/ Mengarahkan bahwa anak perempuan 495 tidak sembarangan disentuh laki-laki 879 tidak boleh main kerumah laki-laki Menjelaskan tentang rambu-rambu IV/ Menjelaskan tentang larangan anak berperilaku seperti menjaga posisi 736 perempuan berkunjung ke rumah / kos II/283 duduk, bagian tubuh yang tidak boleh laki-laki disentuh. IV/ Menjelaskan tentang rambu-rambu hal Ortu memberi penjelasan mengenai harga IV/ 702 yang boleh dan tidak boleh dilakukan diri dilihat dari perbedaan 755 perempuan arti kata wanita dan perempuan III/ Menjelaskan tentang perempuan harus 1068 kuat melawan rayuaan laki-laki A. 5. 2. Materi PS : cara berpakaian III/ Menjelaskan tentang rambu-rambu III/ Orangtua mengarahkan anak agar tidak 548 berpakaian 644 memakai pakaian yang seksi III/ Orangtua mengatur dan mengarahkan III/ Orangtua mengarahkan anak agar 553 ke anak mengenai model pakaian yang 836 berpakaian yang sesuai dengan tempat boleh dipakai. yang dituju. IV/ menjelaskan tentang cara berpakaian 214 yang sopan A. 5. 3. Materi PS : adegan TV yang tidak boleh ditiru memberitahu anak adegan di TV yang IV/ Menjelaskan tentang adegan film yang I/109 tidak boleh ditiru / dilakukan 170 tidak boleh ditiru anak A. 5. 4. Materi PS : Relasi dengan lawan jenis III/ III/ Menjelaskan tentang rambu-rambu memberitahukan cara bergaul 150 509 berelasi dengan lawan jenis 347 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI III/ 126 memberikan rambu-rambu bergaul III/ 776 III/ 201 Mengarahkan anak menjaga pergaulan dengan laki-laki agar tidak hamil III/ 820 IV/ 161 Menjelaskan tentang menjaga diri saat berelasi dengan lawan jenis Orangtua mengarahkan dan IV/ mengingatkan anak untuk tahu batas365 batas cara berelasi dengan orang lain Menjelaskan tentang perempuan harus IV/ memiliki harga diri dengan cara tidak 754 menyatakan cinta (nembak) atau berkunjung kerumah laki-laki. Nasihat orangtua agar anak tidak IV/ membuka peluang terjadi aktivitas 751 seksual A. 5. 5. Arahan : mencari teman yang baik III/ Orangtua mengingatkan anak agar tidak 901 percaya sepenuhnya kepada teman karena teman bisa berniat jahat juga. IV/ Orangtua mengarahkan keponakan untuk 1771 mencari teman yang baik IV/ 452 Orangtua mengarahkan anak mencari teman yang baik karena pengaruh pertemanan sangat kuat IV/ Suka mentraktir belum tentu teman yang 1774 baik apabila mentraktir hal yang negatif IV/ 418 IV/ 412 IV/ 780 I/342 III/ 297 IV/ 705 III/ 871 Menjelaskan tentang menjaga pergaulan dengan lawan jenis Orangtua memberikan PS yang sama kepada anak laki-laki dan perempuan terkait relasi dengan lawan jenis Menjelaskan tentang rambu-rambu berelasi dengan lawan jenis Orangtua melakukan antisipasi terkait relasi anak dengan lawan jenis, dengan memberikan rambu-rambu berelasi Menjelaskan tentang rambu-rambu berelasi untuk anak perempuan: jangan nembak dan jangan berkunjung ke rumah laki-laki Orangtua merasa bahwa teman dapat mempengaruhi anak berbuat yang tidak baik Mengarahkan anak untuk mencari teman yang baik Orangtua menyarankan anak untuk mencari teman yang baik karena pengaruh lingkungan lebih kuat dari keluarga Menasihati anak untuk menggunakan masa remaja dengan baik A. 6. SOLITARY SEX ACT A. 6. 1. Materi PS : masturbasi Memberi larangan dan peringatan I/318 mengenai apa yang terjadi saat onani, mimpi basah A. 6. 2. Materi PS : mimpi basah IV/ Menjelaskan tentang mimpi basah 1248 III/ 402 Menjelaskan tentang mimpi basah I/461 Menjelaskan tentang kegunaan kelamin, masturbasi, PMS IV/ 127 Menjelaskan tentang mimpi basah I/318 Memberi larangan dan peringatan mengenai apa yang terjadi saat onani, mimpi basah 348 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. SUMBER INFORMASI PS BAGI ORTU I/105 Orangtua aktif mencari materi untuk PS B.1. PENGALAMAN PRIBADI B.1.1. Pengalaman saat kecil IV/ Sumber: pengalaman pribadi 1501 B.1.2. Sekolah IV/ Sumber : pendidikan di sekolah 1503 IV/ 711 pengalaman orangtua saat kecil menjadi sumber PS B.1.3 Seminar.. II/538 Sumber informasi ortu :seminar B.2. PENGALAMAN ATAU INTERAKSI DENGAN ORANG LAIN B.2.1. Cerita anak B.2.2. Tetangga.. cerita anak mengenai PS yang III/ Sumber informasi ortu: pengalaman diterimanya dari sekolah menjadi sumber II/541 540 tetangga dan anak kost PS bagi orangtua B.2.3. Teman sebaya ortu pengalaman suami dan istri, melihat IV/ IV/ Sumber : teman sebaya orangtua teman-temannya, menjadi sumber PS 1529 743 bagi suami istri B.3. MEDIA B.3.1. TV IV/ Sumber: program TV 1517 III/ Aktif mendengarkan berita untuk 309 mendapat informasi PS untuk anak II/550 Sumber informasi ortu: televisi IV/ 1511 III/ 311 Sumber : iklan di TV Sumber PS : berita B.3.2. Internet IV/ 1518 Sumber : internet melalui situs social network dan situ berita B.3.3. Buku, majalah, koran IV/ majalah sains menjadi sumber info 155 seksualitas bagi ortu IV/ Sumber: majalah, koran 1506 Orangtua menjadikan buku sebagai III/ sumber pengetahuan namun berganti 373 mengikuti kata hati saja III/ Ortu merasa materi dibuku PS tidak 374 selalu kontekstual di lapangan internet tidak menjadi sumber informasi II/555 bagi ortu karena orangtua tidak mahir menggunakan internet III/ 311 Sumber PS : berita II/536 Sumber informasi ortu: majalah I/113 ada orangtua yang tidak tahu teori dan tidak membaca buku PS dalam memberikan PS 349 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. HAMBATAN ORTU DALAM MEMBERI PS C.1. HAMBATAN INTERNAL C.1.1.Pola Pikir C.1.1.a. Hambatan : perbedaan pemikiran orangtua dan ainak I/997 Kekhawatiran ortu adalah saat menjawab I/631 pemikiran anak dan orangtua berbeda dengan pengetahuan yang diketahuinya, sehingga ada kesulitan saat menjelaskan anak bisa tidak siap karena anak belum seks berpengalaman C.1.1.b. Hambatan : tabu / tidak nyaman Ortu tidak nyaman membicarakan seks Hambatan PS : merasa tabu karena orang I/227 I/242 dengan anak, jawa I/ sebagai orang Jawa merasa tabu I/ Tabu membuat ortu menunda-nunda 1013 membicarakan seksualitas 1018 memberikan PS III/ Orangtua tabu membicarakan seksualitas III/ orangtua tidak tega membicarakan 487 sebagai hasil didikan orangtua 185 seksualitas dengan anak. C.1.2. Relasi C.1.2.a. Hambatan : tidak dekat dengan anak Ketidakdekatan dengan anak membuat III/ orangtua memilih memantau anak dari 499 jauh C.1.3. Sifat Orangtua C.1.3.a. Hambatan : sifat keras membuat jauh Sifat keras orangtua membuat anak IV/ menjadi jauh, sedangkan sifat lembut 1268 membuat anak menjadi dekat C.1.4. Skill C.1.4.a. Hambatan : tidak tahu cara memulai / memberikan II/130 Orangtua tidak paham cara memberi PS II/168 ortu bingung cara memulai PS IV/ kebingungan cara membicarakan Ortu kesulitan memulai lebih dahulu II/210 660 seksualitas ke anak percakapan mengenai seksualitas ortu tidak pernah mendapat PS sehingga ayah tidak memiliki teladan seorang ayah IV/ II/341 kesulitan memulai PS dan menemukan sehingga saat harus berperan sebagai 1277 waktu yang pas ayah mengalami kesulitan saat orangtua dulu berusia remaja, ia IV/ IV/ sulit menjelaskan secara tepat dan tidak mendapat PS tentang suatu topik, 1076 1085 gamblang mengenai hubungan seksual sehingga sulit untuk menjelaskan C.1.4.b. Hambatan : proses penyampaian yang tidak tepat Cara bicara soal PS yang berputar-putar Anak enggan tidur bersama ortu I/ itu lama dan kadang menyebabkan I/969 sehingga tidak bisa memberikan PS 1047 pembicaraan di tunda waktu itu IV/ Orangtua tidak menjelaskan topik seksual 128 dengan jelas sehingga anak salah paham C.1.4.c. Hambatan : kesulitan menilai kesiapan anak Orangtua bingung menilai kesiapan anak Ortu merasa tidak tahu tingkat kesiapan IV/73 I/990 menerima materi PS anak menerima informasi seksual adalah 350 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hambatan I/997 Kekhawatiran ortu adalah saat menjawab dengan pengetahuan yang diketahuinya, anak bisa tidak siap karena anak belum berpengalaman C.2. HAMBATAN EKSTERNAL C.2.1. Hambatan : jarak geografis jauh Hambatan: Anak sekolah di luar kota Jarak yang jauh menyulitkan pengawasan III/ I/119 sehingga tidak bisa bertemu dan memberi orangtua 214 PS. C.2.2. Hambatan : waktu bertemu terbatas C.2.3. Anak sudah tahu Saat anak sudah mendapat suatu topik III/ orangtua memiliki waktu terbatas untuk II/321 seksual, anak akan menolak untuk belajar 590 bertemu dengan anak tentang topik itu lagi oleh orangtua C.2.4. Hambatan : perbedaan jenis kelamin I/ beda jenis kelamin dengan anak bikin IV/ Orangtua tidak paham cara memberi PS 1316 ortu tidak PD kasi PS 1045 kepada anak beda jenis kelamin Kesulitan berbicara dengan anak beda I/ IV/ perbedaan jenis kelamin membuat jenis kelamin adalah tidak mengalami 1329 230 enggan memberi PS lebih dalam yang dirasakan anak Ibu kesulitan memberi PS kepada anak Ibu kesulitan memberi PS kepada anak II/312 II/338 tunggal yang berbeda jenis kelamin tunggal yang berbeda jenis kelamin III/ 1374 C.3. TIDAK ADA HAMBATAN Ada orangtua yang merasa tidak memiliki hambatan dalam memberi pendidikan seksual ke anak D. KEMUDAHAN ORTU DALAM MEMBERI PS D.1. KEMUDAHAN INTERNAL D.1.1. Relasi D.1.1.a. Komunikasi dan kedekatan Apabila komunikasi orangtua-anak Apabila orangtua mau mendengarkan IV/ I/ secara umum itu baik dan intens maka anak maka anak juga akan 566 1449 komunikasi dalam topik seks akan lebih mendengarkan orangtua mudah Kedekatan orangtua kepada anak IV/ I/ kedekatan ortu anak memudahkan bagaikan sahabat sehingga anak nyaman 397 1454 memberi PS ngobrol dengan orangtua D.1.1.b. Ekspersi afeksi dari orangtua Saat orangtua tidak malu menunjukkan Pelukan orangtua menenangkan anak III/ afeksinya ke anak, maka anak tidak III/ sehingga anak merasa dekat dan mau 1022 akan malu terbuka ke orangtua, 996 terbuka mengenai kehidupannya walaupun berjenis kelamin lain. 351 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D.1.2.Sifat Orangtua D.1.2.a. Sifat lembut membuat anak dekat Sifat keras orangtua membuat anak IV/ menjadi jauh, sedangkan sifat lembut 1268 membuat anak menjadi dekat D.2. KEMUDAHAN EKSTERNAL D.2.1. Jaman yang terbuka D.2.2. Anak sudah tahu / paham I/ I/ anak-anak sudah paham lebih dahulu, jaman sekarang lebih terbuka 1253 1254 bahkan kadang tidak bertanya lagi D.2.3. Jarak geografis dekat Orangtua merasa anak yang tinggal Kedekatan lokasi memudahkan III/ I/123 serumah lebih aman karena orangtua bisa pendampingan orangtua 230 mengawasi D.2.4. Anak bertanya dahulu D.2.5. Berbeda jenis kelamin Kemudahan berbicara dengan anak beda jenis kelamin adalah pembicaraan I/ Diskusi seks lebih mudah saat anak yang I/ terbatas pada teori sehingga pembicaraan 1457 mulai bertanya dahulu 1334 lebih ringan, umum serta tidak menyangkut kenikmatan sehingga pembicaraan nyaman dan tidak tegang D.2.6. Anak mendapat PS dari pihak lain D.2.6.a.Ada PS dari sekolah D.2.6.b. Adanya internet IV/ adanya internet sehingga anak bisa I/ buku pelajaran sudah berisi materi 1348 browsing informasi secara mandiri 1250 seksualitas sebelum tanya ke ortu IV/ Internet membuat anak sudah memiliki I/ adanya pendidikan seksualitas secara 1430 pengetahuan seksual sehingga orangtua 1251 formal tidak perlu menjelaskan dari awal. IV/ dalam kurikulum baru sekolah terdapat 1352 PS IV/ adanya pendidikan seksual dari sekolah 1136 sehingga orangtua tidak perlu menjelaskan semuanya dari dasar E. KONTEKS PEMBERIAN PS E.1.KONTEKS WAKTU Tidak ada waktu khusus Orangtua tidak mencari waktu khusus ortu tidak menyediakan waktu khusus I/691 II/117 untuk kasi PS karena membuat tegang berbicara soal seks Tidak menyediakan waktu khusus Tidak ada waktu khusus bicara PS, IV/19 IV/78 berbicara soal seksualitas sesuai momen saja, IV/ tidak ada waktu khusus untuk berbicara IV/ Tidak ada waktu khusus berbicara 352 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 seksualitas 246 seksualitas Perlu mencari waktu yang pas untuk bicara ke anak Ortu tidak langsung menegur anak saat Orangtua merasa bila menasihati anak II/730 membuka pornografi namun mencari II/800 laki-laki perlu mencari waktu yang tepat waktu yang tepat. dan penyampaian yang lembut Orangtua berhati-hati dalam Untuk memberi PS perlu melihat situasi, III/ mengekspresikan kemarahan ke anak I/795 saat ada yang cocok maka dilakukan 561 karena anak zaman sekarang sulit pembicaraan diberitahu. Saat bertanya mengenai kehidupan III/ PS diberikan saat ada peristiwa yang pas II/165 seksual anak perlu mencari waktu yang 608 tepat Menurut ortu penyampaian materi seksual di sekolah perlu perencanaan, I/807 sedang dalam keseharian lebih pas mencari momen / kesempatan E.1.1.Situasi / Kondisi yang mendukung E.1.1.a. Personal I/214 Orangtua memberi PS pribadi personal I/955 tidak memberi PS ditengah keramaian / banyak orang E.1.1.b. Santai Orangtua memberi PS saat suasana santai Memberi PS dalam kondisi yang santai I/690 I/791 dan tidak tegang, dan sambil melakukan hal lain Memberi PS saat terbeban akan beresiko I/789 salah bicara E.1.1.c. Spontan Diskusi seksual dilakukan secara jangan merencanakan obrolan PS karena II/695 spontan, bila direncanakan akan I/796 perencanaan membuat orangtua terbeban canggung dan tegang sehingga beresiko kacau PS dilakukan spontan namun juga I/957 memperhatikan situasi dan kondisi E.1.1.d. Sambil beraktivitas lain Memberi PS dalam kondisi yang santai I/791 dan sambil melakukan hal lain E.1.2. Waktu kejadian E.1.2.a. Belajar biologi PS diberi saat anak belajar biologi I/825 dirumah IV/ Memberi PS belajar biologi 150 E.1.2.b.Dalam perjalanan Memberi PS dalam perjalanan naik I/675 mobil IV/ Orangtua menyelipkan PS saat ngobrol 674 di mobil ketika bepergian bersama. IV/86 Memberi PS saat belajar biologi III/ 594 IV/ 212 Ortu memberi PS saat makan atau dimobil bersama Memberi PS saat antar jemput anak sekolah 353 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E.1.2.c. Menonton TV Memberi PS saat anak melihat adegan I/698 seks di TV Memberi PS saat bersama-sama I/112 menonton TV dan melihat adegan porno Memberi PS saat ada adegan ciuman di IV/81 TV E.1.2.d. Saat makan III/ Ortu memberi PS saat makan malam 464 III/ Ortu memberi PS saat makan atau 594 dimobil bersama E.1.2.e. Nonton film IV/ Memberi PS saat nonton film 169 E.1.2.f. Sebelum tidur Ibu memberi PS sebelum tidur, saat ibu II/625 dan anak tidur berdua karena ayah keluar kota. E.1.2.h. Sedang online Orangtua memberi PS saat muncul iklan II/591 porno di internet E.1.2.i. Pulang sekolah IV/ Memberi PS saat anak pulang sekolah 336 dan menceritakan aktivitasnya seharian Memberi PS saat ada berita kejahatan seksual Memberi PS saat melihat TV dan ada II/670 kejadian yang terkait IV/ Memberi PS saat menonton berita kasus331 kasus seksual II/491 II/620 tidak memberi PS saat makan bersama karena menghilangkan nafsu makan IV/ 333 Memberi PS saat nonton film E.1.2.g. Memandikan anak . III/ 492 Orangtua memberi PS saat ngerokin atau memandikan anak III/ 492 ngerokin anak Orangtua memberi PS saat ngerokin atau memandikan anak E.1.3. Pemicu terjadinya PS (trigger) E.1.3.a Ada berita kasus seksual Memberi PS saat ada berita kejahatan IV/ Memberi PS saat menonton berita II/491 seksual 331 kasus-kasus seksual E.1.3.b Anak mengalami menstruasi III/ Memberi PS hanya saat anak tumbuh Memberi PS pada saat anak awal-awal II/351 224 payudara dan menstruasi pertama mengalami menstruasi E.1.3.c.Anak asyik dengan HP E.1.3.d. Payudara anak bertumbuh . Ortu memberi PS saat melihat anak asyik III/ Memberi PS hanya saat anak tumbuh II/700 dengan HP 224 payudara dan menstruasi pertama E.1.3.e. Melihat iklan porno di internet Orangtua memberi PS saat muncul iklan II/591 porno di internet E.1.3.f. Muncul adegan seksual di TV / Film Memberi PS saat anak melihat adegan Memberi PS saat ada adegan ciuman di I/698 IV/81 seks di TV TV Memberi PS saat bersama-sama I/112 menonton TV dan melihat adegan porno E.1.3.g. Anak bertanya II/991 Pendidikan seks diberikan apabila anak III/ Orangtua menunggu anak bertanya baru 354 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bertanya 524 menjelaskan orangtua menjelaskan hal seksualitas III/ Orangtua memberi penjelasan PS apabila II/125 setelah anak bertanya tentang hal itu. 324 anak bertanya Menurut orangtua, bila anak yang menunggu pertanyaan anak baru bertanya berarti anak menginginkan IV/ II/215 membahas topik yang ditanyakan secara jawaban sehingga penjelasan orangtua 248 dalam lebih mudah ditangkap. Anak menanyakan materi seksualitas II/231 yang didapat dari pelajaran biologi E.1.3.g.1. Respon orangtua saat anak bertanya E.1.3.g.1.a. Menjawab sejujurnya E.1.3.g.1.b. Menjawab semampunya Saat anak bertanya seksualitas, ortu Orangtua mencoba menjawab I/843 menjawab secara jujur dan tidak II/140 pertanyaan anak semampunya. mengalihkan pembicaraan E.1.3.g.1.c. Menjawab tidak lengkap dan balik bertanya Saat memberi PS, ortu menjawab sedikit / tidak lengkap lalu balik bertanya. Tujuannya I/849 memahami maksud anak bertanya agar dapat menjelaskan sesuai bahasa anak. E.1.3.g.1.d. Mengajak anak berpikir dan menemukan jawabannya saat ortu menjawab pertanyaaan anak, I/912 anak diajak ikut berpikir dan menemukan jawaban E.1.3.g.1.e. Tidak menjawab pertanyaan anak E.1.3.g.1.e.a. bertanya didepan publik/banyak E.1.3.g.1.e.b. Waktu tidak tepat orang Ortu tidak menjawab pertanyaan seksual Ortu mengalihkan pertanyaan anak I/863 anak yang diajukan di depan publik / I/874 dengan guyonan saat waktunya tidak orang banyak tepat untuk menjawab E.1.3.g.1.f. Marah / meremehkan pertanyaan anak Menurut ortu tidak baik mengenyahkan Ada yang memarahi anak saat anak tanya I/845 pertanyaan anak karena memberi kesan I/697 soal seks tabu Orangtua yang meremehkan pertanyaan IV/ IV/ Orangtua yang meremehkan pertanyaan anak membuat anak lebih memilih 1300 1306 anak banyak ditemukan dikampung bertanya kepada teman E.1.3.g.2. Usia mempengaruhi maksud dan tujuan pertanyaan anak Menurut ortu, usia anak mempengaruhi I/648 maksud dan tujuan pertanyaan seksual oleh anak E.2. KONTEKS USIA ANAK Faktor usia menjadi penentu apakah anak perlu mendapat informasi tentang kondom atau tidak E.2.1. Usia mulai perlu PS E.2.1.a. SMA I/ Saat anak SMA maka pembicaraan seks I/278 Anak perlu sudah paham mengenai I/466 355 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1029 perlu to the point hubungan seksual saat berusia 17 tahun II/719 PS dberikan saat anak SMA E.2.1.b. Kanak-kanak E.2.1.c. Kelas 4 SD III/ PS perlu dimulai sejak masih kanakIII/ Memulai PS di usia kelas 4 SD / saat 723 kanak 1201 mulai menstruasi E.2.1.d. Setelah mengalami menstruasi IV/ III/ Memulai PS di usia kelas 4 SD / saat PS dimulai sejak menstruasi pertama 250 1201 mulai menstruasi E.2.2. Usia belum perlu PS E.2.2.a. 5- 6 SD belum perlu E.2.2.b. 14 tahun belum perlu . IV/ IV/ Kelas 5 – 6 SD belum perlu mendapat PS Usia 14 tahun dianggap belum perlu PS 125 109 E.2.2.c. SMP belum perlu tahu hub seks kelas 1 SMP belum cukup umur untuk Belum menjelaskan mengenai hubungan II/274 II/610 mengetahui tentang hubungan seksual seksual ke anak usia SMP. E.2.3. Kedewasaan E.2.3.a. Diberikan saat anak dirasa dewasa PS diberikan saat anak sudah dianggap IV/ Orangtua tidak memberi PS ke anak yang I/107 dewasa 122 dinilai masih polos E.2.3.a.a. Menstruasi tanda kedewasaan III/ Menstruasi dipandang sebagai tanda anak IV/ Menstruasi menjadi tanda anak sudah 128 sudah dewasa 255 dewasa E.3. KONTEKS KEIMANAN ORANGTUA E.3.1. Berserah kepada Tuhan E.3.1.a. Bentuk perilaku E.3.1.a.a. Mendoakan anak III/ 705 Orangtua mendoakan anak karena merasa III/ ada hal-hal yang diluar kemampuan 206 orangtua. E.3.1.a.b. Memberi anak kalung salib . Orangtua tidak bisa mengawasi pergaulan anak maka orangtua membekali anak dengan kalung salib dan mendoakan mereka Karena orangtua merasa terbatas dalam mendidik, mendampingi dan memantau anak maka orangtua mendoakan anak agar dilindungi Tuhan Orangtua tidak bisa mengawasi III/ pergaulan anak maka orangtua 206 membekali anak dengan kalung salib dan mendoakan mereka E.3.1.b. Alasan E.3.1.b.a. Ada keterbatasan orangtua E.3.1.b.a. Tidak bisa mngawasi pergaulan anak . Orangtua tidak bisa mengawasi Orangtua mendoakan anak karena merasa III/ III/ pergaulan anak maka orangtua ada hal-hal yang diluar kemampuan 705 206 membekali anak dengan kalung salib dan orangtua. mendoakan mereka III/ 681 356 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karena orangtua merasa terbatas dalam III/ mendidik, mendampingi dan memantau 681 anak maka orangtua mendoakan anak agar dilindungi Tuhan E.3.1.b.c. Lokasi anak jauh dari orangtua Saat anak jauh dari orangtua maka III/ orangtua hanya bisa berserah kepada 1452 Tuhan untuk menjagai anak E.3.1.b.d. Merasa anak bisa bohong pada ortu . Anak bisa saja berbohong kepada III/ orangtua sehingga orangtua berserah ke 312 Tuhan E.3.2. Mengarahkan anak aktif di gereja Orangtua merasa gereja merupakan III/ Orangtua mengarahkan anak aktif IV/ lingkungan yang cukup baik untuk 241 digereja 714 pergaulan anak-anaknya. Orangtua merasa adanya kelompok sebaya yang belajar firman Tuhan II/750 bersama-sama dan memberi kesempatan anak terbuka mengakui dosanya itu berpengaruh baik untuk anak. I/333 E.3.3. Nasihat dan peringatan dikaitkan dengan praktek dan nilai agama anak di suruh mengabaikan ereksi dan Mengingatkan bahwa onani itu dosa dan I/541 berdoa untuk mencari solusinya dilarang oleh ajaran agama G. METODE G.1. BERBICARA SEKS DENGAN ANAK G.1.1. Bentuk G.1.1.a. Diskusi / ngobrol G.1.1.b. Ceramah . Metode yang pas dalam PS adalah Metode yang pas dalam PS adalah I/936 I/936 ngobrol dan bukan menceramahi ngobrol dan bukan menceramahi IV/ menceramahi anak bukanlah metode Metode : ngobrol /interaktif I/947 1319 yang tepat dalam memberi PS G.1.2. Isi G.1.2.a. Pengertian / penjelasan / informasi Memberi larangan dan penjelasan selain memberi larangan ortu juga I/429 I/318 mengenai apa yang terjadi saat onani, memberi pengertian dan penjelasan mimpi basah Orangtua memilih memberi penjelasan III/ dibanding menyalahkan dan menghukum 441 anak agar anak tidak takut bercerita ke orangtua G.1.2.b. Larangan Melarang anak melihat adegan ciuman IV/ selain memberi larangan ortu juga dengan cara menutup mata dan memberi I/429 288 memberi pengertian dan penjelasan penjelasan I/542 Dalam larangannya, ortu memberikan I/318 Memberi larangan dan penjelasan 357 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI informasi yang tidak tepat untuk menakut-nakuti anak agar tidak onani Dalam mendidik anak, orangtua memberitahu anak bukan melarang II/820 karena anak yang dilarang akan penasaran dan mencari tahu secara sembunyi-sembunyi G.1.2.c. Nasihat / peringatan mengenai apa yang terjadi saat onani, mimpi basah IV/ 421 Ortu memberi arahan bukan melarang karena anak akan memberontak bila dilarang G.1.3. Teknik berbicara seks dengan anak G.1.3.a. Memakai bahasa sahabat Dalam menyampaikan PS sebaiknya III/ tidak vulgar namun menggunakan bahasa 337 kasih dan sahabat. G.1.3.b. Memakai candaan / humor Ibu menenangkan anak saat bingung Orangtua memberikan PS dibarengi III/ mengalami ereksi dipagi hari. Bahkan I/686 candaan dan tidak terlalu serius agar 394 menjadikan hal itu guyonan agar anak anak tidak berpikiran negatif tidak malu Dalam keluarga terbiasa untuk Orangtua menggoda /mencandai anak III/ IV/ membicarakan seksualitas dengan untuk mengecek pemahaman anak 474 381 bercanda dan bergurau. mengenai batasan bergaul. III/ ortu bertanya seksualitas ke anak dengan 254 bercanda G.1.3.c. Menyelipkan PS dalam obrolan IV/ IV/ Orangtua menyelipkan PS saat ngobrol di ortu menyelipkan PS didalam obrolan 659 674 mobil ketika bepergian bersama. G.1.3.d. Storytelling III/ Ortu melakukan sharing terkait III/ Ortu melakukan sharing terkait 167 seksualitas 167 seksualitas G.1.3.d.a. Pengalaman pribadi IV/ Ortu memberi contoh pengalaman Orangtua menceritakan pengalaman II/668 139 pribadi orangtua seksualnya dahulu ke anak G.1.3.d.b. Pengalaman orang lain . III/ Orangtua menggunakan perilaku orang III/ Menggunakan pengalaman tetangga 316 disekitar sebagai contoh cerita 756 sebagai contoh untuk anak Orangtua menunjukkan contoh penari di menceritakan kasus-kasus seksual yang III/ IV/ TV untuk membujuk anak berhenti ditemui di pekerjaan (polisi). Tujuannya 576 351 menari untuk memotivasi anak menjaga diri G.1.3.e. Menyamakan pemikiran dengan anak I/ berusaha menyamakan pikiran dengan Pemberian PS berhati-hati disesuaikan IV/66 1373 pemikiran anak kesanggupan anak menyingkapi Pemikiran anak saat bertanya tentang Pendidikan seksual dari ortu seksualitas sekadar keingintahuan (haus II/990 I/639 menyesuaikan tingkat pengetahuan anak. informasi) tidak seperti yang dipikirkan orangtua 358 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G.1.3.f. Menghubungkan PS dengan kegiatan anak Penjelasan seks dari ortu dihubungkan dengan kegiatan anak. Contoh: Onani I/531 mengeluarkan tenaga besar sehingga membuat anak lemas saat bermain badminton G.1.3.g. Membuka dengan membicarakan topik lain sebelum menasihati anak, ayah membuka III/ Memulai pembicaraan mengenai PS IV/ percakapan dengan menanyai 286 dengan membicarakan berita di TV 162 pengetahuan seksual anak orangtua berpura-pura tidak tahu dan Obrolan mengenai seks dimulai dengan I/ I/503 bertanya lebih dahulu, baru setelahnya obrolan mengenai keimanan dan agama 1042 menegur dan memberi PS ke anak ortu menggunakan pengalaman teman Orangtua menggunakan kebingungannya IV/ II/410 anak yang hamil untuk menasihati terhadapa iklan seks di internet untuk 1380 anak. mengetahui perilaku anak di internet G.1.3.h. Memberi PS untuk banyak anak sekaligus saat memberi pendidikan seks ke anak Apabila dalam keluarga besar terdapat IV/ tertua, anak lain diajak berkumpul untuk I/815 banyak remaja bisa mengadakan 690 ikut mendengarkan juga. pertemuan PS dan memanggil pembicara saat memberikan PS ke anak, saudara IV/ yang lain diajak mendengarkan sehingga Memberi PS dengan mengadakan I/940 786 tidak perlu berulang-ulang memberitahu seminar satu persatu G.1.3.i. Dengan sengaja memberi informasi yang kurang tepat Saat orangtua bingung cara Saat anak kecil orangtua menjawab menyampaikan jawaban maka orangtua IV/ pertanyaan seksual anak dengan I/858 bisa memberi jawaban yang tidak tepat 260 informasi yang kurang tepat namun (bohong) mudah dipahami Dalam larangannya, ortu memberikan Ortu memperingatkan anak dengan I/542 informasi yang tidak tepat untuk I/318 informasi yang menakutkan tapi tidak menakut-nakuti anak agar tidak onani tepat dan menggertak G.1.3.j. Menjelekan anak Orangtua mengatakan bahwa anak jelek III/ bila berpakaian seksi agar anak tidak 585 berpakaian seksi G.1.3.k. Bicara berputar-putar Tabu membuat pembicaraan mengenai berbicara berputar-putar adalah upaya I/ I/ seks tidak langsung (to the point) tapi melepaskan diskusi seksualitas dari hal 1025 1374 berputar-putar terkait kenikmatan seksual Bicara yang berputar-putar membuat anak menerima informasi seksual sebagai I/ sesuatu yang sopan dan bersih sehingga 1054 tidak menyebabkan anak ingin mencoba aktivitas seksual yang dibicarakan 359 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G.2. METODE TIDAK LANGSUNG G.2.1. Membaca buku PS G.2.1.a. Anak membaca sendiri Ortu memberi anak buku pendidikan Ortu memberi buku PS untuk dibaca II/241 II/319 seksualitas anak orangtua tidak memberikan anak IV/ memberi banyak buku seksualitas ke informasi melalui membaca buku secara I/98 1333 anak untuk dibaca akan membebani anak mandiri. G.2.1.b. Membaca bersama orangtua dan mendiskusikannya Ibu menjelaskan materi seksual yang Anak diminta membaca buku PS II/245 II/545 dibahas di dalam buku PS. kenudian menyimpulkan bersama ortu ortu mengajak anak membaca buku I/183 pelajaran biologi karena memiliki informasi yang lengkap G.2.2. Mengajak anak belajar dari pengalaman langsung Anak remaja belajar menghadapi orang III/ hamil melalui pengalaman orangtua 467 hamil adik. G.2.3.Menjadikan anak sebagai pendidik seks untuk saudaranya Anak pertama membantu orangtua memberi informasi seksual kepada anak mengawasi dan menjaga adik-adiknya, IV/ IV/ pertama, kemudian anak pertama sehingga orangtua tidak mengawasi 313 295 membantu orangtua dalam mendidik dengan ketat dan hanya mengamati adik-adiknya diskusi anak-anaknya III/ Anak pertama dijadikan orangtua sebagai 243 panutan untuk adik-adiknya G.3. MENGGUNAKAN METODE YANG DIGUNAKAN ORANGTUANYA DULU Orangtua menggunakan metode yang IV/ digunakan oleh orangtua dalam memberi 281 PS kepada anak G.4. BEDA ANAK, BEDA PENDEKATAN III/ Pada anak yang berbeda orangtua IV/ pendekatan yang berbeda juga 262 menggunakan pendekatan yang berbeda 1230 dipengaruhi oleh usia anak Pada anak bandel dan ingin melawan, III/ III/ Orangtua menyadari bahwa anakorangtua memberi penekanan pada harga 275 447 anaknya memiliki karakter yang berbeda diri Orangtua tidak membuat suatu alur PS Orangtua perlu mengenali sifat anak III/ yang jelas karena anak-anaknya memiliki IV/ sehingga bisa memberikan pendidikan 602 watak berbeda sehingga membutuhkan 1474 seksual dengan pendekatan yang paling cara yng berbeda terkait PS nyaman untuk anak orangtua memberikan informasi seksual yang sama kepada anak-anaknya. Hanya IV/ penyampaian PS disesuaikan dengan 1220 anak, karena anak memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga orangtua perlu memberikan pendekatan yang berbeda. 360 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H. PIHAK PEMBERI PS I/215 I/338 I/ 1320 II/235 II/131 II/196 III/ 368 III/ 369 H.1. ORANGTUA H.1.1. PS diberikan oleh orangtua dengan jenis kelamin yang sama Ortu memberi PS kepada anak yang III/ PS diberikan orangtua dengan jenis berjenis kelamin sama 670 kelamin sama dengan anak Apabila anak perempuan, maka ayah IV/ anak perempuan mendapat PS dari ibu merasa bahwa itu tugas ibu untuk 177 memberi PS. Perbedaan jenis kelamin tidak menjadi PS diberikan orangtua yang jenis masalah dalam membicarakan seks, IV/ kelaminnya sama dengan anak. Pasangan hanya saat berbicara topik sensitif akan 152 hanya nimbrung berputar-putar Anak laki-laki mungkin banyak bertanya hal seksual kepada ayahnya karena mengalami hal yang sama. H.1.2. Anak lebih memilih ibu sebagai pendidik seks Anak perempuan lebih aktif bertanya IV/ Anak laki-laki lebih nyaman bicara PS kepada ibunya 111 dengan ibu dibanding ayah Anak tidak nyaman mendiskusikan Karena anak merasa tidak nyaman seksualitas dengan ayah karena ayah IV/ berbicara dengan ayah maka saat ayah terlalu mengandalkan logika atau 114 bertanya masalah seksual anak memiliki temperamen buruk. menghindar Anak laki-laki lebih memilih ibu sebagai IV/ anak nyaman membicarakan seksualitas pendidik seksual 1252 dengan ibu Menurut anak laki-laki, ibu lebih mampu menjelaskan seksualitas secara panjang lebar dibandingkan dengan ayah H.2. PENDIDIK SEKS ALTERNATIF I/ Pihak yang layak memberikan PS: orang yang dipercaya tidak akan mengajari hal yang 1303 salah ke anak I/575 Pendidikan seks dari luar rumah membantu tugas orangtua. Ortu menyadari bahwa anak menerima PS juga dari pihak diluar rumah seperti gereja atau I/571 seminar. H.2.1. Intern H.2.1.a. Kakak H.2.1.b. Paman / Bibi . Pihak yang layak memberikan PS: b) IV/ saudara tua, kakak menjadi pihak I/ pihak intern: orangtua, kakak, paman, 1557 alternatif pemberi PS 1296 dan bibi IV/ Kakak juga memberi PS ke anak 293 Pihak yang layak memberikan PS: b) I/ pihak intern: orangtua, kakak, paman, 1296 dan bibi 361 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H.2.2. Ekstern H.2.2.a. Teman H.2.2.b. Gereja . Ada waktunya untuk anak laki-laki IV/ Pihak : guru, sekolah, pembimbing KTB, berdiskusi dengan ibu, dengan ayah II/955 1290 guru sekolah minggu, gereja maupun dengan teman Orangtua merasa informasi seksual dari Pihak yang layak memberikan PS: a) I/ I/251 teman hanya membahas kesenangan pihak ekstern: guru, gereja, lembaga 1296 tanpa usaha melindungi anak yang kompeten Orangtua khawatir saat anak berdiskusi IV/ seksual dengan teman karena mungkin 1295 teman memiliki informasi yang salah. H.2.2.c. Profesional di bidang seksualitas Profesional dalam bidang pendidikan IV/ IV/ penyuluh dari PKBI sebagai pemberi PS seksualitas seperti PKBI adalah pihak 1541 1129 selain orangtua alternatif pemberi PS Pihak yang layak memberikan PS: a) I/ pihak ekstern: guru, gereja, lembaga 1296 yang kompeten H.2.2.d. Sekolah / Guru IV/ 1538 guru (utama) adalah pihak alternatif pemberi PS I/ 1296 Pihak yang layak memberikan PS: a) pihak ekstern: guru, gereja, lembaga yang kompeten Pihak : guru, sekolah, pembimbing KTB, guru sekolah minggu, gereja H.2.2.D.1. Kondisi H.2.2.D.1.1. Diberikan saat pelajaran biologi H.2.2.D.1.2. Dimulai sejak kelas 5 SD . PS disekolah sudah dimulai dari kelas 5 I/822 PS diberi saat pelajaran biologi disekolah I/203 SD H.2.2.D.1.3. Mendapat info seks yang memadai namun kurang tentang norma perilaku seksual I/ Anak sudah mendapat informasi seksual yang memadai namun masih kurang mendapat 1278 informasi mengenai norma berperilaku seksual H.2.2.D.1.4. Anak bertanya kepada guru H.2.2.D.1.4.a. Lebih malu H.2.2.D.1.4.b. Lebih berani . Disekolah anak malu bertanya soal seks III/ Anak-anak lebih berani bertanya kepada I/681 karena ada teman-temannya 726 guru dibanding kepada orangtua H.2.2.D.2. Manfaat H.2.2.D.2.1. Anak memiliki pengetahuan yang memadai Anak memiliki informasi seksual yang PS dari sekolah membuat anak I/594 I/668 memadai dari sekolah sehingga orangtua mengenali fungsi kelaminnya hanya perlu mengikuti H.2.2.D.2.2. Anak dapat memahami PS dari orangtua anak bisa paham PS dari ortu karena I/679 sudah mendapat PS dari sekolah juga II/955 362 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H.2.2.D.3. Pandangan orangtua H.2.2.D.3.1. Merasa terbantu dengan PS dari sekolah Orangtua merasa terbantu dengan III/ I/593 Ortu terbantu dengan PS dari sekolah sekolah yang peduli dengan seksualitas 530 anak H.2.2.D.3.2. Perlu ada kerjasama orangtua dan H.2.2.D.3.3. Lingkungan sekolah guru berpengaruh pada anak III/ Orangtua merasa orangtua dan guru perlu Menurut orangtua lingkungan sekolah II/746 1337 bekerjasama terkait mendidik anak mempengaruhi anak H.2.2.D.3.4. Bahasa dalam buku H.2.2.D.3.5. Tugas guru : membantu anak biologi terlalu vulgar mengenali perubahan dalam diri orangtua merasa bahasa dalam buku IV/ Tugas guru adalah membantu anak I/184 biologi terlalu blak-blakan 1119 mengenali perubahan dalam diri. H.2.2.D.3.6. Penyampaian materi seksual disekolah perlu perencanaan Menurut ortu penyampaian materi seksual di sekolah perlu perencanaan, I/807 sedang dalam keseharian lebih pas mencari momen / kesempatan I. KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN ORTU I/238 III/ 1407 I/ 1418 IV/ 1570 I/ 1418 IV/ 1583 IV/ 1691 I.1. Kurikulum / materi yang perlu disampaikan (berdasar jenjang usia) Perlu ada pengetahuan mengenai Ortu membutuhkan buku panduan PS informasi seksual apa yang perlu tentang kurikulum informasi seksual dan I/918 dikuasai pada jenjang usia tertentu, cara memberikan informasi itu walau implementasinya dalam tiap keluarga berbeda-beda Orangtua perlu dididik tentang materi Orangtua perlu diajari tentang IV/ seksualitas apa yang perlu disampaikan pengetahuan mengenai materi yang 1574 kepada anak pantas berdasar jenjang usia Pembekalan PS untuk ortu: memperkaya pengetahuan dan informasi seksual serta cara mengkomunikasikan ke anak I.2.Cara / metode memberi PS Orangtua perlu diajari tentang cara dan I/ Pembekalan PS untuk ortu: bagaimana metode memberi pendidikan seksual 1422 mengajarkan seks ke anak Pembekalan PS untuk ortu: memperkaya Pembekalan PS untuk ortu : belajar dari I/ pengetahuan dan informasi seksual serta pengalaman orang lain terkait cara 1401 cara mengkomunikasikan ke anak memberi pendidikan seks I.3. Memasukkan nilai agama, moral, dan budaya dalam PS Orangtua perlu diajari tentang nilai agama dan budaya sebagai rujukan III/ Orangtua perlu dididik tentang keimanan dalam membentuk rambu-rambu bagi 1400 anak Orangtua perlu diajari tentang cara dan metode memberi informasi seksual bersama dengan nilai moral 363 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI I.4. Membangun dan menjaga prinsip dan nilai seksualitas keluarga Orangtua perlu dididik tentang III/ membangun dan memegang teguh nilai / 1418 prinsip seksualitas dalam keluarga 364