PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini hampir semua orang mengenal Paria, tanaman ini dikenal dengan beberapa nama yaitu Balsam pear, Bitter melon atau Bitter gourd dan dengan nama latin Momordica charantia L., termasuk dalam familia Cucurbitaceae. Tempat asal tanaman Paria tidak diketahui dengan pasti.Tanaman ini banyak terdapat didaerah tropis baik liar maupun dibudidayakan (Badan POM, 2004). Budidaya tanaman paria di Indonesia tergolong rendah karena masih dijadikan usaha hortikultura rumah tangga saja. Jumlah rumah tangga usaha hortikultura tanaman paria tertinggi pada tahun 2013 terdapat di provinsi Jawa Tengah sebanyak 4,075 ton/ha dengan rata-rata luas tanam yang diusahakan 521,5 ha. Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 0,759 ton/ha dengan rata-rata luas tanam yang diusahakan 77,78 ha (Badan Pusat Statistik, 2013). Tabel.1 Kandungan gizi tiap 100 gram daun dan buah paria Zat gizi Buah Paria Daun Paria Air 91,2 g 80g Kalori 29 g 44 g Protein 1,1 g 5,6g Lemak 1,1 g 0,4g Karbohidrat 0,5 g 12 g Kalsium 45 mg 264 mg Zat Besi 1,4 mg 5g Fosfor 64 mg 666 mg Vitamin A 18 SI 5,1 mg Vitamin B 0,08mg 0,05 mg Vitamin C 52 mg 170 mg Folasin - 88 mg Sumber: Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta, 1996 Universitas Sumatera Utara Tanah utisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran terluas, yaitu mencapai 45.794.000 hektar atau hampir 25 % dari total seluruh daratan Indonesia sebaran terluas terdapat di Kalimantan yaitu sekitar 21.938.000 hektar, dengan tingkat produktivitas lahan sangat rendah (Sudaryono, 2009). Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi berjalan cepat dan sebagian terbawa erosi. Pada tanah Ultisol yang mempunyai horizon kandik, kesuburan alaminya hanya bergantung pada bahan organik di lapisan atas.Dominasi kaolinit pada tanah ini tidak memberi kontribusi pada kapasitas tukar kation tanah, sehingga kapasitas tukar kation hanya bergantung pada kandungan bahan organik dan fraksi liat.Oleh karena itu, peningkatan produktivitas tanah ultisol dapat dilakukan melalui perbaikan tanah, pemupukan, dan pemberian bahan organik (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Budidaya tanaman secara organik merupakan komoditas yang memiliki prospek yang cukup menjanjikan.Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak tercemar oleh bahan kimia serta memiliki aksebilitas yang baik dan berkesinambungan.Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat mempengaruhi dan memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisika, kimia maupun biologi tanah (Parnata, 2010). Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya (Widowati, dkk, 2005). Universitas Sumatera Utara Penggunaan pupuk kandang sapi, selain mudah diperoleh juga bisa tersedia dalam jumlah yang banyak, dibalik pupuk kandang ayam atau kambing. Kandungan unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang sapi yaitu 0,40 % Nitrogen, 0,20% Fosfor, 0,10% Kalium, dan 85% Air, pupuk kandang ayam yaitu 1,00% Nitrogen, 0,80% Fosfor, 0,40% Kalium, dan 55% Air, pupuk kandang kambing yaitu 0,60% Nitrogen, 0,30% Fosfor, 0,17% Kalium dan 60% Air (Lingga, 2003). EM4 (Effective Microorganisms) merupakan bakteri fermentasi bahan organic tanah menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah.Terbuat dari hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik didalam tanah yang dikemas dalam medium cair (PT. Songgolangit Persada, 2012). EM4 adalah suatu kultur mikroorganisme yang dapat diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroorganisme tanah dan tanaman. EM 4 ini juga dapat digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik sehingga proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat. EM 4 juga mengandung spesies mikroorganisme terpilih antara lain yang dominan bakteri asam laknat (Lactobactilus sp) yang dapat meningkatkan kelarutan fosfat (Hadijaya, 1994). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti respons pertumbuhan dan produksi tanaman paria (Momordica charantia L.) terhadap berbagai komposisi media tanam dan pemberian EM4. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi tanaman paria (Momordica charantia L.) terhadap beberapa komposisi media tanam dan pemberian EM4 (Effective Microorganisms). Universitas Sumatera Utara Hipotesis Penelitian Ada perbedaan respons pertumbuhan dan produksi paria terhadap beberapa komposisi media tanam dan pemberian EM4 (Effective Microorganisms) serta interaksi kedua faktor tersebut. Kegunaan Penulisan Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan untuk penyusun skripsi yang merupakan salah syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.Dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. Universitas Sumatera Utara