Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di

advertisement
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA
KRANGKONG KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO
Lilis Maghfuroh
ABSTRAK
ASI Eksklusif merupakan makanan alamiah atau susu terbaik yang mudah dicerna dan
mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
tersedia setiap saat dan bebas dari kontaminasi. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan
pada tanggal 29 november 2013 di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro
diperoleh data bahwa dari 10 ibu yang mempunyai bayi, adapun 20% diantaranya memberikan ASI
Eksklusif dan 80% diantaranya memberikan susu formula. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan peran keluarga dalam pemberian ASI Eksklusif di
Desa Krangkong Kecamatan Kabupaten Bojonegoro.
Desain penelitian menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dan teknik
sampling menggunakan simple random sampling dengan populasi ibu yang memiliki bayi usia 0-2
tahun sebanyak 70 orang, sampel yang diambil yaitu sebanyak 60 orang. Penelitian dilakukan
bulan Maret 2014 dengan menggunakan instrumen kuesioner tertutup.Setelah ditabulasi, data
dianalisis menggunakanuji Rank Spearman Correlation dengan tingkat kemaknaan 0.01.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga yang kurang hampir seluruhnya memiliki
pemberian ASI Eksklusif yang tidak terpenuhi. Sedangkan dari hasil pengujian statistik diperoleh
hasil ada hubungan peran keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,821 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01).
Berdasarkan hasil penelitian ini maka peran keluarga perlu ditingkatkan untuk tercapainya
pemberian ASI Eksklusif agar tumbuh kembang bayi bisa maksimal serta memberikan motivasi
dan penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada ibu yang mempunyai anak umur 0-2 tahun
dan memberikan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) kepada calon ibu yang akan mempunyai bayi.
Kata kunci :Peran Keluarga, Pemberian ASI Eksklusif
bulan tanpa makan tambahan atau cairan
apapun, seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih dan tanpa pemberian makan
tambahan lain, seperti pisang, bubur susu,
biscuit, bubur atau nasi tim. Setelah bayi
berusia 6 bulan, barulah bayi diberikan
makanan pendamping ASI dengan ASI tetap
diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih
(Nina Siti Mulyani, 2013).
Pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan dianjurkan oleh pedoman internasional
yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang
manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga
maupun negara.Dalam hal kekebalan tubuh
ini, prebiotik memiliki peranan signifikan
dalam mendongkrak kekebalan tubuh
bayi.Prebiotik sebagai bakteri hidup yang
menguntungkan, berfungsi sebagai zat yang
dapat membentuk sistem daya tahan tubuh
bayi. Prebiotik terdapat pada air susu ibu
(ASI). Menurut sebuah sumber, asupan
PENDAHULUAN
ASI merupakan hadiah terindah dari
tuhan untuk ibu kepada bayinya yang dapat
disekresikan oleh kedua belah kelenjar
payudara ibu, yang berupa makanan alamiah
atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi
tinggi yang mudah dicerna dan mengandung
komposisi nutrisi yang seimbang dan
sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
tersedia setiap saat, setiap disajikan dalam
suhu kamar dan bebas dari kontaminasi. ASI
juga mengandung beberapa mikronutrien
yang dapat membantu memperkuat daya
tahan tubuh bayi.Selain itu pemberian ASI
minimal selama 6 bulan juga dapat
menghindarkan bayi dari obesitas atau
kelebihan berat badan karena ASI membatu
menstabilkan pertumbuhan lemak bayi (Nina
Siti Mulyani, 2013).
ASI Eksklusif adalah menyusui bayi
secara murni, yang dimaksud secara murni
adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6
1
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
Eksklusif. Faktor sikap/perilaku, dengan
menciptakan sikap yang positif mengenai
ASI dan menyusui dapat meningkatkan
keberhasilan pemberian ASI secara esklusif.
Faktor fisik ibu, alasan Ibu yang sering
muncul untuk tidak menyusui adalah karena
ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Faktor
emosional dan psikologis, faktor emosi
mampu mempengaruhi produksi air susu ibu.
Menurut Kartono (2007) bahwa aktifitas
sekresi kelenjar-kelenjar susu itu senantiasa
berubah-ubah oleh pengaruh psikis/kejiwaan
yang dialami oleh ibu. Perasaan ibu dapat
menghambat/meningkatkan
pengeluaran
oksitosin seperti tekanan batin (Khomsan,
2006).
Adapun faktor eksternalyaitu faktorfaktor yang dipengaruhi oleh lingkungan,
maupun dari luar individu itu sendiri,
meliputi : Faktor keluarga, Peran keluarga
sangat menentukan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif. Hal ini akan lebih terlihat
pada ibudan ayah yang baru memilki anak
pertama. Pengetahuan dan pengalaman
mereka memilki bayi menjadikan suami dan
istri mencari informasi yang seluas-luasnya
dan
cenderung
mendengarkan
serta
mempraktekan nasihat dari keluarga terdekat
terutama pengalaman ibu mereka terdahulu
saat menyususi (Sugiatmi, 2008).
Umumnya para ibu baru akan lebih
menuruti perkataan orangtua mereka dan
mempercayai nasihat bahkan seringkali mitos
negatif tentang menyusui akan turun temurun
diwariskan pada anak-anak perempuan
mereka yang sedang menyusui. Terlebih
tidak sedikit ibu yang baru menyusui
berhenti memberikan ASI karena dipercaya
ASI menjadikan anak diare dan tubuhnya
menjadi bau amis.
Seringkali kita
mendengar kata ‘ASI jahat’ karena ASI yang
dihisap bayi baru lahir jika tidak segera
dibersihkan
mulut
bayinya
bisa
menyebabkan kulit bayi menjadi bercakbercak putih. Masih banyak pula ibu yang
khawatir payudaranya akan berubah bentuk
menjadi tidak menarik lagi jika memberikan
ASI pada buah hati mereka.
Kesalahpahaman
ini
yang
menyebabkan pada akhirnya ibu memilih
memberikan makanan selain ASI walaupun
usia bayi belum genap 6 bulan. Padahal
Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi
lebih juga timbul akibat dari pemberian
prebiotik dapat mengurangi kejadian diare
dan alergi pada bayi (Hesti Widuri, 2013).
Perilaku ASI eksklusif di Indonesia
secara keseluruhan cenderung menurun.
Berdasarkan Hasil Survey Demografi
Kesehatan Indonesia Tahun 2007, pemberian
ASI Eksklusif di bawah 6 bulan menurun,
dibandingkan dengan survey yang sama
dilakukan pada tahun 2002. Sedangkan data
Susenas tahun 2004 sampai dengan tahun
2008
menunjukkan
bahwa
cakupan
pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi di
bawah 6 bulan meningkat dari 58,9% pada
tahun 2004 menjadi 62,2% pada tahun 2007,
tetapi kemudian menetap dan sedikit
menurun menjadi 56,2% tahun 2008. Data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009
menyatakan cakupan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan di tingkat provinsi
menurun 62,3% tahun 2006 menjadi 52,5%
2008. hanya 28,95% pada tahun 2007. Bila
dilihat di Mojokerto pun menunjukan angka
yang tidak lebih besar, yaitu pada tahun 2009
pemberian ASI Ekslusif sebesar 47,2% dari
9.526 bayi usia 0 – 6 bulan.
Berdasarkan hasil survey awal yang
dilakukan pada tanggal 29november 2013 di
Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabubaten Bojonegoro diperoleh data bahwa
dari 10 ibu yang mempunyai bayi, adapun
20% diantaranya memberikan ASI eksklusif
dan 80% diantaranya memberikan susu
formula. Sehingga dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa masih rendahnya jumlah
balita yang diberikan ASI Eksklusif diDesa
Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro.
Faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi kegagalan pemberian ASI
eksklusif, bisa dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor
internalyaitu faktor-faktor yang terdapat di
dalam diri individu itu sendiri, meliputi :
Faktor pengetahuan, pengetahuan yang
rendah tentang manfaat dan tujuan
pemberian ASI Eksklusif bisa menjadi
penyebab gagalnya pemberian ASI Eksklusif
pada bayi. Kemungkinan pada
saat
pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care),
mereka tidak memperoleh penyuluhan
intensif tentang ASI Eksklusif, kandungan
dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan
kerugian jika tidak memberikan ASI
2
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
Faktor pemberian informasi yang salah,
Pemberian informasi yang salah, justru
datangnya dari petugas kesehatan sendiri
yang menganjurkan penggantian ASI dengan
susu kaleng(Khomsan, 2006).
Adapun faktor-faktor lain beberapa
bagian keadaan yang tidak memungkinkan
ibu untuk menyusui bayinya walaupun
produksinya cukup, seperti:Berhubungan
dengan kesehatan seperti adanya penyakit
yang diderita sehingga dilarang oleh dokter
untuk menyusui, yang dianggap baik untuk
kepentingan ibu (seperti : gagal jantung, Hb
rendah), Masih seringnya dijumpai di rumah
sakit (rumah sakit bersalin) pada hari
pertama kelahiran oleh perawat atau tenaga
kesehatan lainnya, walaupun sebagian besar
daripada ibu-ibu yang melahirkan di kamar
mereka sendiri, hampir setengah dari bayi
mereka diberi susu buatan atau larutan
glukosa (Savitri Ramaiah, 2007).
Akibat yang ditimbulkan apabila bayi
tidak diberi ASI eksklusif adalah sistem imun
yang akan menurut dan akan mudahnya
terjangkit penyakit serta mengakibatkan
gangguan pencernaan karena system
pencernaan bayi yang belum sempurna untuk
mencerna makanan selain ASI, memperberat
fungsi ginjal, resiko terjadinya infeksi karena
kontaminasi, dapat mengurangi produksi
ASI, bayi sering diare dan ISPA atau infeksi
pernafasan akut. Kemungkinan alergi dan
tidak ekonomis (Azrul Azwar, 2002).
Salah satu langkah yang dilakukan
untuk memaksimalkan pemberian ASI
eksklusif adalah dengan memberikan
pengetahuan dan penyuluhan yang luas
terhadap keluarga agar mengerti akan
pentingnya ASI eksklusif untuk bayi. Bagi
ibu yang bekerja harus menyediakan waktu
untuk bayi pada saat ibu bekerja dan selalu
menyediakan ASI cadangan untuk selalu siap
diberikan kapan saja untuk bayinya. Dengan
cara memompa ASI ditempat kerja atau
dimanapun ibu berada, sekarang ini sudah
banyak tipe pompa ASI yang tersedia
dipasaran yang dapat digunakan untuk
memeras ASI tanpa melukai puting susu ibu.
Serta pemberian health education kepada
keluarga tentang pentingnya ASI eksklusif
bagi tumbuh kembang bayi, peran keluarga
sangat penting dalam keberhasilan pemberian
ASI eksklusif karena sekarang ini gencargencarnya promosi susu formula, maka dari
makanan sebelum bayi berusia 6 bulan
(Baker, et al, 2004). Berbagai penyakit
infeksi pun mudah menyerang bayi yang
diberikan makanan ataupun minuman
pendamping sebelum waktunya. Selain itu
penyakit degenerative menjadi penyakit masa
depan yang berisiko tinggi bayi mereka alami
di periode kehidupan berikutnya. Jika hal ini
terus berlanjut maka angka cakupan
pemberian ASI eksklusif semakin rendah
karena mungkin tidak hanya terdapat satu
anak perempuan yang mendengarkan nasihat
yang tidak tepat tentang menyusui dari ibu
mereka yang sebelumnya pun tidak
memberikan ASI.
Peran suami juga akan lebih
menentukan bagaiaman ibu berani bersikap
untuk menentukan apakah ibu akan
memberikan
ASI
eksklusif
ataukah
memberikan makanan atau minuman lain
selain ASI pada bayi mereka. Dukungan
suami memberikan kepercayaan diri pada ibu
untuk
dapat
memberikan
ASI
eksklif.Beberapa studi tentang Breastfeeding
father yaitu merupakan istilah populer yang
digunakan untuk ayah yang mendukung dan
berperan aktif membantu ibu dalam proses
menyusui menjadi faktor dominan penentu
keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Berbagai tipe peran ayah seperti mencari
informasi tentang ASI serta mendampingi
ibu saat proses selama proses kehamilan dan
melahirkan hingga 6 bulan pertama
kehidupan bayi memiliki hubungan yang
signifikan terhadap keberhasilan pemberian
ASI eksklusif (Februhartanty, 2008).Faktor
perubahan sosial budaya, ibu-ibu bekerja
atau kesibukan sosial lainnya, meniru teman,
tetangga atau orang terkemuka yang
memberikan susu botol dan Merasa
ketinggalan zaman jika menyusui bayinya.
Faktor
kekuranganinformasi
petugas
kesehatan, Kurangnya petugas kesehatan
didalam memberikan informasi kesehatan,
menyebabkan
masyarakat
kurang
mendapatkan informasi atau dorongan
tentang manfaat pemberian ASI. Faktor
meningkatnya promosi susu kaleng sebagai
pengganti
ASI,
Peningkatan
sarana
komunikasi
dan
transportasi
yang
memudahkan periklanan distribusi susu
buatan menimbulkan pergeseran perilaku
dari pemberian ASI ke pemberian Susu
formula baik di desa maupun perkotaan.
3
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
itu peran keluarga sangat dibutuhkan bagi ibu
yang sedang menyusui atau dalam pemberian
ASI eksklusif agar tidak terpengaruh dalam
pemberian susu formula (Purwanti Partiwi,
2008).
Mengingat masih banyaknya ibu yang
tidak memberikan Asi Eksklusif maka
diharapkan
petugas
kesehatan
lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan teruma
pada ibu nifas dengan cara memberikan
pengetahuan tentang Asi Eksklusif seperti
sosialisasidan bimbingan secara menyeluruh
dan efektif. Sehingga peneliti tertarik untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif
pada bayi (Khomsan, 2006).
2)Pendidikan Orang Tua
Tabel 2 Distribusi Pendidikan Orang Tua
yang memberikan Asi Eksklusif
pada Bayinya Di Desa Krangkong
Kecamatan Kepohbaru kabupaten
Bojonegoro Tahun 2014.
Pendidikan Orang Tua
SD
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Akademi/PT
Jumlah
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat
dijelaskan bahwa dari 60 ibu bayi. Sebagian
besar 32 (53,3%) berpendidikan SMP dan
sebagian kecil 4 (6,7%) berpendidikan
Akademik/PT.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah korelasi analitik
dengan menggunakan pendekatan cross
sectional.Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Seluruh ibu yang
memiliki bayi 0-2 tahun di Desa Krangkrong
Kecamatan
Kepohbaru
Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2014 sebanyak 60 ibu.
Analisis penelitian menggunakan uji
Spearman Rank.
3) Pekerjaan Orang Tua
Tabel 3 Distribusi Pekerjaan Orang Tua
yang memberikan Asi Eksklusif
pada Bayinya Di Desa Krangkong
Kecamatan Kepohbaru kabupaten
Bojonegoro Tahun 2014.
Pekerjaan Orang Tua
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian serta pembahasan
mengenai hubungan peran keluarga dengan
pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
Kabupaten
Bojonegoro.
Petani
Wiraswasta
PNS
Ibu
Rumah
Bekerja
Swasta
Jumlah
< 20
20-35
35
>35
Jumlah
Tangga/Tidak
Jumlah
N
%
6
10
32
53,3
18
30
4
6,7
0
0
60
100
Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan
bahwa dari 60 ibu bayi. Sebagian besar 32
(53,3%)bekerja sebagai Wiraswasta dan
sebagian kecil 4 (6,7%) sebagai Ibu Rumah
Tangga/Tidak Bekerja.
1. Data Umum
1) Umur Orang Tua
Tabel 1 Distribusi Umur Orang Tua yang
memberikan Asi Eksklusif pada
Bayinya Di Desa Krangkong
Kecamatan Kepohbaru kabupaten
Bojonegoro Tahun 2014
Umur Orang Tua (tahun)
Jumlah
N
%
6
10
32
53,3
18
30
4
6,7
60
100
4) Jenis Kelamin Anak
Tabel 4 Distribusi Jenis Kelamin Anak
yang diberikan Asi Eksklusif oleh
Ibunya pada Bayinya Usia 0-2
tahun
Di
Desa
Krangkong
Kecamatan Kepohbaru Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2014.
Jumlah
N
%
7
11,7
50
83,3
3
5
0
0
60
100
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
dijelaskan bahwa hasil penelitian bahwa dari
60 ibu bayi, hampir seluruhnya 50 (83,3%)
berumur 20-35 tahun dan sebagian kecil 3
(5%) berumur 35 tahun.
Jenis Kelamin Anak
Perempuan
Laki-Laki
Jumlah
4
Jumlah
N
%
56,7
34
26
43,3
60
100
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat
dijelaskan bahwa dari 60 ibu bayi. Sebagian
besar 34 (56,7%) ibu mempunyai anak
perempuan.
Jumlah
Tabel 5 Distribusi Urutan Anak yang
diberikan Asi Eksklusif oleh ibunya
pada bayi usia 0-2 tahun Di Desa
Krangkong Kecamatan Kepohbaru
kabupaten Bojonegoro Tahun 2014
Anak ke 1
Anak ke 2
Anak ke 3
Anak ke 4
Jumlah
Jumlah
N
%
57
95
3
5
0
0
0
0
60
100
Tabel 8. Distribusi Tabel silang Peran
Keluarga dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Desa Krangkong
Kecamatan Kepohbaru kabupaten
Bojonegoro Tahun 2014
Peran
Keluarga
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat
dijelaskan bahwa dari 60 bayi. Hampir
seluruhnya sebanyak 57 (95%) anak urutan
ke 1 dan sebagian kecil sebanyak 3 (5%)
anak urutan ke 2.
Kurang
Cukup
Baik
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
80
18,3
1,7
100
Berdasarkan table 6 menunjukkan
bahwa dari 60 ibu bayi, hampir seluruhnya
keluarga ibu yang memiliki peran keluarga
yang kurang sebanyak 48 (80%) dan
sebagian kecil keluarga ibu memiliki peran
keluarga yang baik sebanyak 1 (1,7%).
Tidak ASI Eksklusif
%
48
11
1
100
100
100
PEMBAHASAN
1) Peran Keluarga di Desa Krangkong
Kecamatan Kepohbaru kabupaten
Bojonegoro.
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
hampir seluruhnya responden yaitu 60
responden sebanyak 48 (80%) mempunyai
peran keluarga yang kurang.Peran keluarga
merupakan seperangkat perilaku yang
berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu (Nasrul Effendi, 2002).
2. Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
kabupaten Bojonegoro.
Tabel 7 Distribusi tingkat Pemberian ASI
EksklusifIbu
Bayi
di
Desa
Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014
Pemberian ASI Eksklusif
Jumlah
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat
dijelaskan bahwa sebagian besar pemberian
ASI Eksklusif pada bayi yang tidak terpenuhi
sebanyak 48 (100%) dikatakan kurang dan
sebagian kecil pemberian ASI Eksklusif pada
bayi yang tidak terpenuhi sebanyak 1(100%)
dikatakan baik. Sedangkan sebagian besar
pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang
terpenuhi sebanyak 9 (81,8%) dikatakan
cukup.
Kemudian dari hasil uji statistic
Spearman Rank dengan menggunakan SPSS
for Windows versi 16.00 diperoleh hasil yaitu
nilai signifikan p = 0,000 lebih kecil dari
nilai p < 0,05. Sehingga H1 diterima.Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat Hubungan
Peran Keluarga Dengan Pemberian ASI
Eksklusif.
Jumlah
N
%
48
11
1
60
Pemberian ASI Eksklusif
ASI
ASI tidak
Eksklusif
Eksklusif
∑
%
∑
%
48
100
0
0
2
18,2
9
81,8
1
100
0
0
Jumlah
51
85
9
15
60
100
Hasil Uji Spearmen Rank = 0,821 dan p = 0,000
2. Data Khusus
1.Peran Keluarga Ibu Bayi di Desa
Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
Tabel 6 Distribusi tingkat Peran Keluarga
Ibu Bayi di Desa Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
kabupatenBojonegoro Tahun 2014
Peran Keluarga
15
100
60
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat
dijelaskan bahwa dari 60 ibu bayi, hampir
seluruhnya pemberian ASI Eksklusif sangat
rendah sebanyak 51 (85%).
3. Hubungan Peran Keluarga dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
5) Urutan Anak
Urutan Anak
9
Jumlah
N
%
51
85
5
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
mereka hal ini di sebabkan oleh usia orang
tua yang masih cenderung muda sehingga
akan mempengaruhi mereka memeberikan
ASI ekslusif. Hal ini di dukung oleh Badan
Perlindungan Anak dan Wanita (2012) Usia
minimal wanita menikah ialah 21 tahun
sedangkan untuk pria usia minimal untuk
menikah ialah usia 25 tahun.
Berdasarkan tabel 5 diatas dijelaskan
bahwa kecenderungan urutan kelahiran anak
juga dapat mempengaruhi pemberian ASI
ekslusif pada anak, selain itu usia bayi
tersebut umumnya ASI ekslusif di berikan
pada usia 0-6 bulan hal ini di sebabkan
perubahan fisiologis pada bayi baru lahir
yang belum memiliki dayan tahan tubuh
yang kuat akibat belum maturnya sistem
kekebalan tubuh bayi tersebut. Oleh sebab
itu, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan
ASI kepada bayi secara eksklusif selama 6
bulan pertama.
ASI terbukti memiliki bakteri yang
menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan
oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus
yang penting untuk sistem daya tubuh
bayi.Ada sebuah laporan yang menarik dan
sangat penting diperhatiakan dari expert
consultation on the optimal duration of
exclusive breast feeding.Bayi yang disusui
eksklusif selama 6 bulan memiliki daya
perlindungan yang lebih tinggi terhadap
penyakit infeksi dibandingkan bayi dengan
ASI eksklusif selam 4 bulan (Nina Siti
Mulyani, 2013).
Berdasarkan tabel 6 kondisi demikian
dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya yaitu pekerjaan suami.Pada tabel 3
dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian
responden bekerja sebagai wiraswasta
sehingga
tidak
mendorong
untuk
mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru
sekaligus tidak terkoordinasi perencanaan
usaha tersebut, sehingga responden kurang
termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada anaknya.
Peran keluarga sebagai pencari nafkah
dapat menggangu pemberian ASI ekslusif
pada bayi mereka hal ini di sebabkan pada
bayi
0-6
bulan
memiliki
tingkat
ketergantungan yang tinggi sedangkan orang
tua harus melakukan perannya sehingga
intensitas dan frekuensi interaksi bayi dan
orang tua akan berkurang, orang tua
cenderung akan mengganti memberikan ASI
tidak ekslusif tetapi hal itu juga di pengaruhi
oleh interaksi sosial pada lingkungan, orang
tua akan berusaha mencari informasi pada
rekan kerja yang di anggap kompeten untuk
memenuhi kebutuhan bayi 0-6 bulan
sehingga kecenderungan memberikan ASI
non ekslusif pada kalangan ibu bekerja di
anggap hal yang wajar.
Menurut Wahid Iqbal Mubarok dan
kawan-kawan (2007).Lingkungan pekerjaan
dapat menjadi seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung
maupun
secara
tidak
langsung.Lingkungan merupakan semua
kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan dan perkembangan lingkungan
disekitar disekitar kita.
3)
Hubungan Peran Keluarga dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Krangkong Kecamatan Kepohbaru
kabupaten Bojonegoro
Dari hasil tabel 8 dapat diketahui
bahwa peran keluarga kurang, hampir
seluruh pemberian ASI Eksklusif tidak
terpenuhi responden yang mempunyai peran
keluarga yang baik sangatlah kurang hampir
seluruhnya pemberian ASI Eksklusif tidak
terpenuhi atau peran keluarga yang kurang.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
menggunakan uji rank Spearmancorelations
dengan n = 60 didapatkan nilai korelasi
Spearman (rs) = 1.000 dengan nilai sig 2
tailed (p) = 0,000 dimana p < 0,01 memiliki
arti bahwa terdapat hubungan yang erat
antara peran keluarga dengan pemberian ASI
Eksklusif. Artinya semakin erat peran
2)
Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Krangkong Kecamatan Kepohbaru
kabupaten Bojonegoro
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa
hampir seluruhnya pemberian ASI Eksklusif
tidak terpenuhi. Menurut Dwi Sunar
Prasetyo, 2009. ASI Merupakan makanan
pertama, utama dan terbaik bayi yang
bersifat alamiah.
Berdasarkan tabel 7 kondisi demikian
dapat disebabkan oleh umur orang tua, pada
tabel 1 didapatkan hampir seluruhnya umur
orang tua antara 20-30 tahun. Namun pada
usia produktif seperti ini orang tua cenderung
memberikan ASI tidak ekslusif pada bayi
6
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
keluarga maka pemberian ASI Eksklusif juga
akan semakin baik, sebaliknya semakin
kurang erat peran keluarga maka pemberian
ASI Eksklusif akan kurang baik. Karena
tidak mendapatkan dukungan atau dorongan
dari keluarga, maka ibu merasa tidak aman
dalam mengambil keputusan yang mantap
serta ragu-ragu dalam hal pemberian ASI
Eksklusif, karena ibu kurang mendapatkan
dorongan serta motivasi untuk memberikan
ASI Eksklusif saja pada banyinya sampai
umur 0-6 bulan.
Peran keluarga merupakan seperangkat
perilaku yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu (Nasrul
Effendi, 2001).Keluarga dapat sebagai
pendorong dan mengajukan ide-ide baru
serta
merencanakan
kegiatan-kegiatan
keluarga yang bisa mempengaruhi ibu, agar
ibu dapat memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya sampai umur 0-6 bulan (Friedman,
2002).
Keluarga merupakan orang terdekat
dengan Ibu. Dukungan sosial pada umumnya
menggambarkan mengenai peran atau
pengaruh serta bantuan yang diberikan oleh
orang yang berarti seperti anggota keluarga,
teman, saudara, dan rekan kerja. Keluarga
dalam hal ini suami atau orang tua dianggap
sebagai pihak yang paling mampu
memberikan pengaruh kepada ibu untuk
memaksimalkan
pemberian
ASI
Eksklusif.Akan tetapi beberapa hasil
penelitian menunjukkan kurangnya peran
keluarga dalam memberikan dukungan
kepada ibu mengenai pemberian ASI
Eksklusif ini. Ketika keluarga mengetahui
bahwa ASI tidak hanya bermanfaat untuk
bayinya tetapi juga untuk dirinya sendiri
maka tentu dia akan berusaha memberikan
dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya.
Selain pengetahuan yang memadai
yang harus dimiliki oleh keluarga mengenai
ASI Eksklusif maka keluarga juga harus
senantiasa
memperhatikan
kondisi
ketenangan psikologis seorang ibu. Karena
sebagaimana yang kita ketahui bahwa
ketenangan batin atau psikologis seorang ibu
akan mewarnai diri ibu yang kemudian
mampu memberikan ASI Eksklusif dengan
lancar untuk bayinya.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang hubungan
peran keluarga dengan pemberian ASI
Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan
Kepohbaru kabupaten Bojonegorodapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hampir seluruhnya peran keluarga kurang
tentang pemberian ASI eksklusif di Desa
Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro.
2. Hampir seluruhnya ibu memberikan ASI
Tidak Eksklusif pada bayinya di Desa
Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro.
3. Terdapat hubungan peran keluarga
dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa
Krangkong
Kecamatan
Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
ada beberapa hal yang harus perlu
disampaikan adalah:
1.
Bagi Ibu Responden
Diharapkan dapat lebih menyadari
bahwa betapa pentingnya bila bayi diberikan
ASI Eksklusif sehingga dapat mencegah
terjadinya penyakit dan bayi tumbuh dengan
sehat.
2.
Bagi keluarga
Diharapkan keluarga dapat membantu
dan memberikan motivasi kepada ibu serta
meningkatkan perannya dalam pemenuhan
ASI Eksklusif sehingga program pemenuhan
ASI Eksklusif dapat dilaksanakan dengan
baik.
3.
Bagi Pemerintah
Diharapkan
pemerintah
melalui
Puskesmas, Polindes dan Posyandu lebih
meningkatkan kinerja tenaga kesehatan
dalam hal pemberian penyuluhan kepada ibu
yang memberikan baik ASI Eksklusif supaya
ibu tersebut mengetahui cara pemberian ASI
Eksklusif yang benar guna menekan angka
kejadian bayi mudah sakit serta agar bayi
tumbuh dengan sehat.
4.
Bagi petugaskesehatan
Tenaga kesehatan terutama perawat
sangat penting untuk melakukan penyuluhan,
pemberian konseling dan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat tentang cara
pemberian ASI Eksklusif yang benar.
Diharapkan dapat terus dilakukan oleh
petugas kesehatan untuk meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN
7
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro
Soegiyono.(2009). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfa Beta
Soekidjo Notoatmodjo, (2003). Metode
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi,
Jakarta: Rineka Cipta
Soetjiningsih, DSAK. 2001. Asi Petunjuk
Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta:
EGC
Suharsimi, Arikunto (2006). Prosedur
Penelitian
Suatu
pendekatan
Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta:
Rineka Cipta.
Wahit, Iqbal Mubarok. 2007. Promosi
Kesehatan:
Sebagai
Pengantar
Proses Belajar Mengajar Dalam
Pendidikan. Jogjakarta: Graha Ilmu
Wasis.2008. Pedoman Riset Praktis untuk
Profesi Perawat.Jakarta : EGC.
Widuri, Hesti. (2013). Cara Mengelola ASI
Eksklusif
Bagi
Ibu
Bekerja.
Yogyakarta: Pustaka Baru
Yupi Supartinni. (2004). Buku Ajar Konsep
Dasar Keperawatan Anak.Jakarta:
EGC
kesehatan pada bayi dan memotivasi ibu dan
keluarga sehingga ibu merasa nyaman dan
tenang, dalam memberikan ASI Eksklusif.
5.
Bagi Profesi Keperawatan
Petugas kesehatan perlu lebih banyak
lagi memberikan penyuluhan tentang
pemenuhan ASI Eksklusif, dan hasil peneliti
ini dapat memberikan masukan bagi profesi
dalam memberikan asuhan keperawatan pada
ibu dengan pemenuhan ASI Eksklusif.
6.
Bagi Penelitian Yang Akan Datang
Hasil penelitian ini dapat digunkan
sebagai bahan referensi untuk penelitian
berikutnya yang berkaitan dengan pemberian
ASI Eksklusif yang berkaitan dengan faktotfaktor pengetahuan ibu, peran keluarga dan
pemberian ASI Eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawat Dan
Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
Dwi Sunar Prasetyono.(2009). Buku Pintar
ASI Eksklusif.Jogjakarta : Diva Press.
Friedman, M. Marilyn. 2010. Keperawatan
Keluarga :Teori Dan Praktek.
Jakarta: EGC.
Hanin,
2011.Korelasi
Rank
Spearman.http://belajarbersamahanin.
wordpress.com/2011/09/04/korelasirank-spearman/. Diakses 14 Mei 2014
Pukul 14.25
Idrus, Dwiana Ocvyanti. (2013). Panduan
Menyusui Dini. Jakarta: Gaya Favorit
Press
Mulyani, Nina Siti. (2013). ASI dan Panduan
Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Medika
Mulyanto, Adi. 2011.TIMSS (Trends
Internasional Mathematics and
Science Study). Jakarta : Kompas
Notoatmodjo, Soekidjo, (2005). Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmi
Keperawatan, Edisi 2, Jakarta :
Salemba Medika. Pelajar.
Roesli, Utami. (2012). Panduan Inisiasi
Menyusui Dini Dan ASI Eksklusif.
Jakarta: Pustaka Bunda
8
Download