Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KRANGKONG KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO Lilis Maghfuroh ABSTRAK ASI Eksklusif merupakan makanan alamiah atau susu terbaik yang mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat dan bebas dari kontaminasi. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 29 november 2013 di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro diperoleh data bahwa dari 10 ibu yang mempunyai bayi, adapun 20% diantaranya memberikan ASI Eksklusif dan 80% diantaranya memberikan susu formula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan peran keluarga dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kabupaten Bojonegoro. Desain penelitian menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dan teknik sampling menggunakan simple random sampling dengan populasi ibu yang memiliki bayi usia 0-2 tahun sebanyak 70 orang, sampel yang diambil yaitu sebanyak 60 orang. Penelitian dilakukan bulan Maret 2014 dengan menggunakan instrumen kuesioner tertutup.Setelah ditabulasi, data dianalisis menggunakanuji Rank Spearman Correlation dengan tingkat kemaknaan 0.01. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga yang kurang hampir seluruhnya memiliki pemberian ASI Eksklusif yang tidak terpenuhi. Sedangkan dari hasil pengujian statistik diperoleh hasil ada hubungan peran keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,821 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Berdasarkan hasil penelitian ini maka peran keluarga perlu ditingkatkan untuk tercapainya pemberian ASI Eksklusif agar tumbuh kembang bayi bisa maksimal serta memberikan motivasi dan penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada ibu yang mempunyai anak umur 0-2 tahun dan memberikan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) kepada calon ibu yang akan mempunyai bayi. Kata kunci :Peran Keluarga, Pemberian ASI Eksklusif bulan tanpa makan tambahan atau cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makan tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur atau nasi tim. Setelah bayi berusia 6 bulan, barulah bayi diberikan makanan pendamping ASI dengan ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih (Nina Siti Mulyani, 2013). Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara.Dalam hal kekebalan tubuh ini, prebiotik memiliki peranan signifikan dalam mendongkrak kekebalan tubuh bayi.Prebiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan, berfungsi sebagai zat yang dapat membentuk sistem daya tahan tubuh bayi. Prebiotik terdapat pada air susu ibu (ASI). Menurut sebuah sumber, asupan PENDAHULUAN ASI merupakan hadiah terindah dari tuhan untuk ibu kepada bayinya yang dapat disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, yang berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat, setiap disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi. ASI juga mengandung beberapa mikronutrien yang dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi.Selain itu pemberian ASI minimal selama 6 bulan juga dapat menghindarkan bayi dari obesitas atau kelebihan berat badan karena ASI membatu menstabilkan pertumbuhan lemak bayi (Nina Siti Mulyani, 2013). ASI Eksklusif adalah menyusui bayi secara murni, yang dimaksud secara murni adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 1 Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Eksklusif. Faktor sikap/perilaku, dengan menciptakan sikap yang positif mengenai ASI dan menyusui dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI secara esklusif. Faktor fisik ibu, alasan Ibu yang sering muncul untuk tidak menyusui adalah karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Faktor emosional dan psikologis, faktor emosi mampu mempengaruhi produksi air susu ibu. Menurut Kartono (2007) bahwa aktifitas sekresi kelenjar-kelenjar susu itu senantiasa berubah-ubah oleh pengaruh psikis/kejiwaan yang dialami oleh ibu. Perasaan ibu dapat menghambat/meningkatkan pengeluaran oksitosin seperti tekanan batin (Khomsan, 2006). Adapun faktor eksternalyaitu faktorfaktor yang dipengaruhi oleh lingkungan, maupun dari luar individu itu sendiri, meliputi : Faktor keluarga, Peran keluarga sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Hal ini akan lebih terlihat pada ibudan ayah yang baru memilki anak pertama. Pengetahuan dan pengalaman mereka memilki bayi menjadikan suami dan istri mencari informasi yang seluas-luasnya dan cenderung mendengarkan serta mempraktekan nasihat dari keluarga terdekat terutama pengalaman ibu mereka terdahulu saat menyususi (Sugiatmi, 2008). Umumnya para ibu baru akan lebih menuruti perkataan orangtua mereka dan mempercayai nasihat bahkan seringkali mitos negatif tentang menyusui akan turun temurun diwariskan pada anak-anak perempuan mereka yang sedang menyusui. Terlebih tidak sedikit ibu yang baru menyusui berhenti memberikan ASI karena dipercaya ASI menjadikan anak diare dan tubuhnya menjadi bau amis. Seringkali kita mendengar kata ‘ASI jahat’ karena ASI yang dihisap bayi baru lahir jika tidak segera dibersihkan mulut bayinya bisa menyebabkan kulit bayi menjadi bercakbercak putih. Masih banyak pula ibu yang khawatir payudaranya akan berubah bentuk menjadi tidak menarik lagi jika memberikan ASI pada buah hati mereka. Kesalahpahaman ini yang menyebabkan pada akhirnya ibu memilih memberikan makanan selain ASI walaupun usia bayi belum genap 6 bulan. Padahal Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian prebiotik dapat mengurangi kejadian diare dan alergi pada bayi (Hesti Widuri, 2013). Perilaku ASI eksklusif di Indonesia secara keseluruhan cenderung menurun. Berdasarkan Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2007, pemberian ASI Eksklusif di bawah 6 bulan menurun, dibandingkan dengan survey yang sama dilakukan pada tahun 2002. Sedangkan data Susenas tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi di bawah 6 bulan meningkat dari 58,9% pada tahun 2004 menjadi 62,2% pada tahun 2007, tetapi kemudian menetap dan sedikit menurun menjadi 56,2% tahun 2008. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009 menyatakan cakupan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan di tingkat provinsi menurun 62,3% tahun 2006 menjadi 52,5% 2008. hanya 28,95% pada tahun 2007. Bila dilihat di Mojokerto pun menunjukan angka yang tidak lebih besar, yaitu pada tahun 2009 pemberian ASI Ekslusif sebesar 47,2% dari 9.526 bayi usia 0 – 6 bulan. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 29november 2013 di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabubaten Bojonegoro diperoleh data bahwa dari 10 ibu yang mempunyai bayi, adapun 20% diantaranya memberikan ASI eksklusif dan 80% diantaranya memberikan susu formula. Sehingga dari data di atas dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya jumlah balita yang diberikan ASI Eksklusif diDesa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif, bisa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalyaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu itu sendiri, meliputi : Faktor pengetahuan, pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI Eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care), mereka tidak memperoleh penyuluhan intensif tentang ASI Eksklusif, kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak memberikan ASI 2 Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Faktor pemberian informasi yang salah, Pemberian informasi yang salah, justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng(Khomsan, 2006). Adapun faktor-faktor lain beberapa bagian keadaan yang tidak memungkinkan ibu untuk menyusui bayinya walaupun produksinya cukup, seperti:Berhubungan dengan kesehatan seperti adanya penyakit yang diderita sehingga dilarang oleh dokter untuk menyusui, yang dianggap baik untuk kepentingan ibu (seperti : gagal jantung, Hb rendah), Masih seringnya dijumpai di rumah sakit (rumah sakit bersalin) pada hari pertama kelahiran oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya, walaupun sebagian besar daripada ibu-ibu yang melahirkan di kamar mereka sendiri, hampir setengah dari bayi mereka diberi susu buatan atau larutan glukosa (Savitri Ramaiah, 2007). Akibat yang ditimbulkan apabila bayi tidak diberi ASI eksklusif adalah sistem imun yang akan menurut dan akan mudahnya terjangkit penyakit serta mengakibatkan gangguan pencernaan karena system pencernaan bayi yang belum sempurna untuk mencerna makanan selain ASI, memperberat fungsi ginjal, resiko terjadinya infeksi karena kontaminasi, dapat mengurangi produksi ASI, bayi sering diare dan ISPA atau infeksi pernafasan akut. Kemungkinan alergi dan tidak ekonomis (Azrul Azwar, 2002). Salah satu langkah yang dilakukan untuk memaksimalkan pemberian ASI eksklusif adalah dengan memberikan pengetahuan dan penyuluhan yang luas terhadap keluarga agar mengerti akan pentingnya ASI eksklusif untuk bayi. Bagi ibu yang bekerja harus menyediakan waktu untuk bayi pada saat ibu bekerja dan selalu menyediakan ASI cadangan untuk selalu siap diberikan kapan saja untuk bayinya. Dengan cara memompa ASI ditempat kerja atau dimanapun ibu berada, sekarang ini sudah banyak tipe pompa ASI yang tersedia dipasaran yang dapat digunakan untuk memeras ASI tanpa melukai puting susu ibu. Serta pemberian health education kepada keluarga tentang pentingnya ASI eksklusif bagi tumbuh kembang bayi, peran keluarga sangat penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif karena sekarang ini gencargencarnya promosi susu formula, maka dari makanan sebelum bayi berusia 6 bulan (Baker, et al, 2004). Berbagai penyakit infeksi pun mudah menyerang bayi yang diberikan makanan ataupun minuman pendamping sebelum waktunya. Selain itu penyakit degenerative menjadi penyakit masa depan yang berisiko tinggi bayi mereka alami di periode kehidupan berikutnya. Jika hal ini terus berlanjut maka angka cakupan pemberian ASI eksklusif semakin rendah karena mungkin tidak hanya terdapat satu anak perempuan yang mendengarkan nasihat yang tidak tepat tentang menyusui dari ibu mereka yang sebelumnya pun tidak memberikan ASI. Peran suami juga akan lebih menentukan bagaiaman ibu berani bersikap untuk menentukan apakah ibu akan memberikan ASI eksklusif ataukah memberikan makanan atau minuman lain selain ASI pada bayi mereka. Dukungan suami memberikan kepercayaan diri pada ibu untuk dapat memberikan ASI eksklif.Beberapa studi tentang Breastfeeding father yaitu merupakan istilah populer yang digunakan untuk ayah yang mendukung dan berperan aktif membantu ibu dalam proses menyusui menjadi faktor dominan penentu keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Berbagai tipe peran ayah seperti mencari informasi tentang ASI serta mendampingi ibu saat proses selama proses kehamilan dan melahirkan hingga 6 bulan pertama kehidupan bayi memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Februhartanty, 2008).Faktor perubahan sosial budaya, ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya, meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol dan Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. Faktor kekuranganinformasi petugas kesehatan, Kurangnya petugas kesehatan didalam memberikan informasi kesehatan, menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan informasi atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Faktor meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI, Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan pergeseran perilaku dari pemberian ASI ke pemberian Susu formula baik di desa maupun perkotaan. 3 Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro itu peran keluarga sangat dibutuhkan bagi ibu yang sedang menyusui atau dalam pemberian ASI eksklusif agar tidak terpengaruh dalam pemberian susu formula (Purwanti Partiwi, 2008). Mengingat masih banyaknya ibu yang tidak memberikan Asi Eksklusif maka diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan teruma pada ibu nifas dengan cara memberikan pengetahuan tentang Asi Eksklusif seperti sosialisasidan bimbingan secara menyeluruh dan efektif. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif pada bayi (Khomsan, 2006). 2)Pendidikan Orang Tua Tabel 2 Distribusi Pendidikan Orang Tua yang memberikan Asi Eksklusif pada Bayinya Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro Tahun 2014. Pendidikan Orang Tua SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat Akademi/PT Jumlah Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 60 ibu bayi. Sebagian besar 32 (53,3%) berpendidikan SMP dan sebagian kecil 4 (6,7%) berpendidikan Akademik/PT. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seluruh ibu yang memiliki bayi 0-2 tahun di Desa Krangkrong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014 sebanyak 60 ibu. Analisis penelitian menggunakan uji Spearman Rank. 3) Pekerjaan Orang Tua Tabel 3 Distribusi Pekerjaan Orang Tua yang memberikan Asi Eksklusif pada Bayinya Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro Tahun 2014. Pekerjaan Orang Tua HASIL PENELITIAN Hasil penelitian serta pembahasan mengenai hubungan peran keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Petani Wiraswasta PNS Ibu Rumah Bekerja Swasta Jumlah < 20 20-35 35 >35 Jumlah Tangga/Tidak Jumlah N % 6 10 32 53,3 18 30 4 6,7 0 0 60 100 Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 60 ibu bayi. Sebagian besar 32 (53,3%)bekerja sebagai Wiraswasta dan sebagian kecil 4 (6,7%) sebagai Ibu Rumah Tangga/Tidak Bekerja. 1. Data Umum 1) Umur Orang Tua Tabel 1 Distribusi Umur Orang Tua yang memberikan Asi Eksklusif pada Bayinya Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro Tahun 2014 Umur Orang Tua (tahun) Jumlah N % 6 10 32 53,3 18 30 4 6,7 60 100 4) Jenis Kelamin Anak Tabel 4 Distribusi Jenis Kelamin Anak yang diberikan Asi Eksklusif oleh Ibunya pada Bayinya Usia 0-2 tahun Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014. Jumlah N % 7 11,7 50 83,3 3 5 0 0 60 100 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil penelitian bahwa dari 60 ibu bayi, hampir seluruhnya 50 (83,3%) berumur 20-35 tahun dan sebagian kecil 3 (5%) berumur 35 tahun. Jenis Kelamin Anak Perempuan Laki-Laki Jumlah 4 Jumlah N % 56,7 34 26 43,3 60 100 Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro ASI Eksklusif Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 60 ibu bayi. Sebagian besar 34 (56,7%) ibu mempunyai anak perempuan. Jumlah Tabel 5 Distribusi Urutan Anak yang diberikan Asi Eksklusif oleh ibunya pada bayi usia 0-2 tahun Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro Tahun 2014 Anak ke 1 Anak ke 2 Anak ke 3 Anak ke 4 Jumlah Jumlah N % 57 95 3 5 0 0 0 0 60 100 Tabel 8. Distribusi Tabel silang Peran Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro Tahun 2014 Peran Keluarga Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 60 bayi. Hampir seluruhnya sebanyak 57 (95%) anak urutan ke 1 dan sebagian kecil sebanyak 3 (5%) anak urutan ke 2. Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik Jumlah 80 18,3 1,7 100 Berdasarkan table 6 menunjukkan bahwa dari 60 ibu bayi, hampir seluruhnya keluarga ibu yang memiliki peran keluarga yang kurang sebanyak 48 (80%) dan sebagian kecil keluarga ibu memiliki peran keluarga yang baik sebanyak 1 (1,7%). Tidak ASI Eksklusif % 48 11 1 100 100 100 PEMBAHASAN 1) Peran Keluarga di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa hampir seluruhnya responden yaitu 60 responden sebanyak 48 (80%) mempunyai peran keluarga yang kurang.Peran keluarga merupakan seperangkat perilaku yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu (Nasrul Effendi, 2002). 2. Pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro. Tabel 7 Distribusi tingkat Pemberian ASI EksklusifIbu Bayi di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014 Pemberian ASI Eksklusif Jumlah Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang tidak terpenuhi sebanyak 48 (100%) dikatakan kurang dan sebagian kecil pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang tidak terpenuhi sebanyak 1(100%) dikatakan baik. Sedangkan sebagian besar pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang terpenuhi sebanyak 9 (81,8%) dikatakan cukup. Kemudian dari hasil uji statistic Spearman Rank dengan menggunakan SPSS for Windows versi 16.00 diperoleh hasil yaitu nilai signifikan p = 0,000 lebih kecil dari nilai p < 0,05. Sehingga H1 diterima.Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian ASI Eksklusif. Jumlah N % 48 11 1 60 Pemberian ASI Eksklusif ASI ASI tidak Eksklusif Eksklusif ∑ % ∑ % 48 100 0 0 2 18,2 9 81,8 1 100 0 0 Jumlah 51 85 9 15 60 100 Hasil Uji Spearmen Rank = 0,821 dan p = 0,000 2. Data Khusus 1.Peran Keluarga Ibu Bayi di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Tabel 6 Distribusi tingkat Peran Keluarga Ibu Bayi di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupatenBojonegoro Tahun 2014 Peran Keluarga 15 100 60 Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 60 ibu bayi, hampir seluruhnya pemberian ASI Eksklusif sangat rendah sebanyak 51 (85%). 3. Hubungan Peran Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro 5) Urutan Anak Urutan Anak 9 Jumlah N % 51 85 5 Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro mereka hal ini di sebabkan oleh usia orang tua yang masih cenderung muda sehingga akan mempengaruhi mereka memeberikan ASI ekslusif. Hal ini di dukung oleh Badan Perlindungan Anak dan Wanita (2012) Usia minimal wanita menikah ialah 21 tahun sedangkan untuk pria usia minimal untuk menikah ialah usia 25 tahun. Berdasarkan tabel 5 diatas dijelaskan bahwa kecenderungan urutan kelahiran anak juga dapat mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada anak, selain itu usia bayi tersebut umumnya ASI ekslusif di berikan pada usia 0-6 bulan hal ini di sebabkan perubahan fisiologis pada bayi baru lahir yang belum memiliki dayan tahan tubuh yang kuat akibat belum maturnya sistem kekebalan tubuh bayi tersebut. Oleh sebab itu, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri yang menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tubuh bayi.Ada sebuah laporan yang menarik dan sangat penting diperhatiakan dari expert consultation on the optimal duration of exclusive breast feeding.Bayi yang disusui eksklusif selama 6 bulan memiliki daya perlindungan yang lebih tinggi terhadap penyakit infeksi dibandingkan bayi dengan ASI eksklusif selam 4 bulan (Nina Siti Mulyani, 2013). Berdasarkan tabel 6 kondisi demikian dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pekerjaan suami.Pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian responden bekerja sebagai wiraswasta sehingga tidak mendorong untuk mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru sekaligus tidak terkoordinasi perencanaan usaha tersebut, sehingga responden kurang termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya. Peran keluarga sebagai pencari nafkah dapat menggangu pemberian ASI ekslusif pada bayi mereka hal ini di sebabkan pada bayi 0-6 bulan memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi sedangkan orang tua harus melakukan perannya sehingga intensitas dan frekuensi interaksi bayi dan orang tua akan berkurang, orang tua cenderung akan mengganti memberikan ASI tidak ekslusif tetapi hal itu juga di pengaruhi oleh interaksi sosial pada lingkungan, orang tua akan berusaha mencari informasi pada rekan kerja yang di anggap kompeten untuk memenuhi kebutuhan bayi 0-6 bulan sehingga kecenderungan memberikan ASI non ekslusif pada kalangan ibu bekerja di anggap hal yang wajar. Menurut Wahid Iqbal Mubarok dan kawan-kawan (2007).Lingkungan pekerjaan dapat menjadi seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Lingkungan merupakan semua kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan lingkungan disekitar disekitar kita. 3) Hubungan Peran Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro Dari hasil tabel 8 dapat diketahui bahwa peran keluarga kurang, hampir seluruh pemberian ASI Eksklusif tidak terpenuhi responden yang mempunyai peran keluarga yang baik sangatlah kurang hampir seluruhnya pemberian ASI Eksklusif tidak terpenuhi atau peran keluarga yang kurang. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji rank Spearmancorelations dengan n = 60 didapatkan nilai korelasi Spearman (rs) = 1.000 dengan nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana p < 0,01 memiliki arti bahwa terdapat hubungan yang erat antara peran keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. Artinya semakin erat peran 2) Pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa hampir seluruhnya pemberian ASI Eksklusif tidak terpenuhi. Menurut Dwi Sunar Prasetyo, 2009. ASI Merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bayi yang bersifat alamiah. Berdasarkan tabel 7 kondisi demikian dapat disebabkan oleh umur orang tua, pada tabel 1 didapatkan hampir seluruhnya umur orang tua antara 20-30 tahun. Namun pada usia produktif seperti ini orang tua cenderung memberikan ASI tidak ekslusif pada bayi 6 Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro keluarga maka pemberian ASI Eksklusif juga akan semakin baik, sebaliknya semakin kurang erat peran keluarga maka pemberian ASI Eksklusif akan kurang baik. Karena tidak mendapatkan dukungan atau dorongan dari keluarga, maka ibu merasa tidak aman dalam mengambil keputusan yang mantap serta ragu-ragu dalam hal pemberian ASI Eksklusif, karena ibu kurang mendapatkan dorongan serta motivasi untuk memberikan ASI Eksklusif saja pada banyinya sampai umur 0-6 bulan. Peran keluarga merupakan seperangkat perilaku yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu (Nasrul Effendi, 2001).Keluarga dapat sebagai pendorong dan mengajukan ide-ide baru serta merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang bisa mempengaruhi ibu, agar ibu dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai umur 0-6 bulan (Friedman, 2002). Keluarga merupakan orang terdekat dengan Ibu. Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peran atau pengaruh serta bantuan yang diberikan oleh orang yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Keluarga dalam hal ini suami atau orang tua dianggap sebagai pihak yang paling mampu memberikan pengaruh kepada ibu untuk memaksimalkan pemberian ASI Eksklusif.Akan tetapi beberapa hasil penelitian menunjukkan kurangnya peran keluarga dalam memberikan dukungan kepada ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif ini. Ketika keluarga mengetahui bahwa ASI tidak hanya bermanfaat untuk bayinya tetapi juga untuk dirinya sendiri maka tentu dia akan berusaha memberikan dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Selain pengetahuan yang memadai yang harus dimiliki oleh keluarga mengenai ASI Eksklusif maka keluarga juga harus senantiasa memperhatikan kondisi ketenangan psikologis seorang ibu. Karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa ketenangan batin atau psikologis seorang ibu akan mewarnai diri ibu yang kemudian mampu memberikan ASI Eksklusif dengan lancar untuk bayinya. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang hubungan peran keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegorodapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hampir seluruhnya peran keluarga kurang tentang pemberian ASI eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. 2. Hampir seluruhnya ibu memberikan ASI Tidak Eksklusif pada bayinya di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. 3. Terdapat hubungan peran keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa hal yang harus perlu disampaikan adalah: 1. Bagi Ibu Responden Diharapkan dapat lebih menyadari bahwa betapa pentingnya bila bayi diberikan ASI Eksklusif sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit dan bayi tumbuh dengan sehat. 2. Bagi keluarga Diharapkan keluarga dapat membantu dan memberikan motivasi kepada ibu serta meningkatkan perannya dalam pemenuhan ASI Eksklusif sehingga program pemenuhan ASI Eksklusif dapat dilaksanakan dengan baik. 3. Bagi Pemerintah Diharapkan pemerintah melalui Puskesmas, Polindes dan Posyandu lebih meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam hal pemberian penyuluhan kepada ibu yang memberikan baik ASI Eksklusif supaya ibu tersebut mengetahui cara pemberian ASI Eksklusif yang benar guna menekan angka kejadian bayi mudah sakit serta agar bayi tumbuh dengan sehat. 4. Bagi petugaskesehatan Tenaga kesehatan terutama perawat sangat penting untuk melakukan penyuluhan, pemberian konseling dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang cara pemberian ASI Eksklusif yang benar. Diharapkan dapat terus dilakukan oleh petugas kesehatan untuk meningkatkan KESIMPULAN DAN SARAN 7 Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Soegiyono.(2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta Soekidjo Notoatmodjo, (2003). Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta Soetjiningsih, DSAK. 2001. Asi Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC Suharsimi, Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Wahit, Iqbal Mubarok. 2007. Promosi Kesehatan: Sebagai Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Jogjakarta: Graha Ilmu Wasis.2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat.Jakarta : EGC. Widuri, Hesti. (2013). Cara Mengelola ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta: Pustaka Baru Yupi Supartinni. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta: EGC kesehatan pada bayi dan memotivasi ibu dan keluarga sehingga ibu merasa nyaman dan tenang, dalam memberikan ASI Eksklusif. 5. Bagi Profesi Keperawatan Petugas kesehatan perlu lebih banyak lagi memberikan penyuluhan tentang pemenuhan ASI Eksklusif, dan hasil peneliti ini dapat memberikan masukan bagi profesi dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu dengan pemenuhan ASI Eksklusif. 6. Bagi Penelitian Yang Akan Datang Hasil penelitian ini dapat digunkan sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif yang berkaitan dengan faktotfaktor pengetahuan ibu, peran keluarga dan pemberian ASI Eksklusif. DAFTAR PUSTAKA Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawat Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Dwi Sunar Prasetyono.(2009). Buku Pintar ASI Eksklusif.Jogjakarta : Diva Press. Friedman, M. Marilyn. 2010. Keperawatan Keluarga :Teori Dan Praktek. Jakarta: EGC. Hanin, 2011.Korelasi Rank Spearman.http://belajarbersamahanin. wordpress.com/2011/09/04/korelasirank-spearman/. Diakses 14 Mei 2014 Pukul 14.25 Idrus, Dwiana Ocvyanti. (2013). Panduan Menyusui Dini. Jakarta: Gaya Favorit Press Mulyani, Nina Siti. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika Mulyanto, Adi. 2011.TIMSS (Trends Internasional Mathematics and Science Study). Jakarta : Kompas Notoatmodjo, Soekidjo, (2005). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmi Keperawatan, Edisi 2, Jakarta : Salemba Medika. Pelajar. Roesli, Utami. (2012). Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda 8