52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan publik Indonesia dimana mayoritas sahamnya (77,33%) dimiliki dan dikelola oleh Holderfin BV Ltd, anak perusahaan Holcim Ltd, yang berbasis di Swiss. Holcim Indonesia merupakan salah satu Grup Holcim yang merupakan produsen semen terbesar di dunia dengan total lebih dari 85.000 karyawan dan kapasitas produksi di lebih dari 70 negara mencapai lebih dari 170 juta ton semen. Holcim Indonesia merupakan salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia dengan usaha yang terintegrasi terdiri dari beton siap pakai, produksi agregat dan transportasi. Holcim Indonesia mengoperasikan pabrik semen di Narogong, Cilacap dan Tuban serta fasilitas penggilingan semen di Ciwandan dengan kapasitas tahunan produksi semen-jadi seluruhnya mencapai 8,5 juta ton. Saat ini Holcim Indonesia mempekerjakan karyawan tetap dengan jumlah 2.227 orang. Holcim Beton, anak perusahaan yang seluruh sahamnya dipegang oleh Holcim Indonesia, mengelola beberapa tambang agregat terbesar di Indonesia selain memasok produk beton-jadi untuk wilayah Jabodetabek hingga Surabaya, Jawa Timur. Lokasi pabrik yang strategis memungkinkan Perusahaan memasok produk melalui jalan raya ataupun jalur kereta api ke Pulau Jawa, pasar utama yang potensial dengan populasi 160 juta jiwa. Fasilitas dermaga laut di Cilacap dan 52 53 Ciwandan memudahkan pengiriman produk ke pasar tujuan di luar Pulau Jawa maupun ekspor serta penerimaan batubara untuk fasilitas produksi. Slogan “Membangun Bersama” menggambarkan kerja sama yang dilakukan Holcim Indonesia dengan semua pihak pemangku kepentingan untuk masa depan yang berkelanjutan sehingga dapat dinikmati bersama. Holcim Indonesia menjadi anggota Asosiasi Semen Indonesia, dan sebagai unit usaha di bawah Grup Holcim, perusahaan aktif sebagai anggota World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dan anggota pendiri Cement Sustainability Initiative (CSI). 4.1.2 Sejarah Perusahaan Pada 15 Juni 1971 berdirilah perusahaan resmi PT Semen Cibinong di Indonesia sebagai pabrik semen swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Narogong, Jawa Barat. Dua tahun kemudian, dilakukan pembangunan pabrik unit 1 di desa Narogong dengan kapasitas 600.000 ton per tahun. Pada tahun 1975 pabrik unit 1 mulai berproduksi. Dan pada Juli 1977 disusul dengan pabrik unit 2 di Narogong mulai berproduksi dengan kapasitas 600.000 ton per tahun. Kemudian, pada 10 Agustus 1977 perusahaan ini menjadi perusahaan pertama yang sahamnya tercatat di BEJ. Namun, pada 30 Mei 1988 PT Tirtamas Majutama membeli mayoritas seluruh saham perusahaan. Dan pada 19 Agustus 1988 status perusahaan berubah dari PMA menjadi PMDN dan pada Juni 1989 Saham perusahaan tercatat di BES. Pada tahun 1990, perusahaan melakukan modifikasi pabrik yaitu dengan konversi IDO ke batubara. Dan di tahun yang sama berdiri dua anak perusahaan 54 yaitu PT Wahana Transtama sebagai perusahaan jasa transportasi dan PT Trumix Beton sebagai pembuat beton. Kemudian pada 2 Maret 1990 dibangun unit 3 untuk lokasi pabrik di Narogong, dan selesai dibangun pada bulan April 1992 dengan Kapasitas 1,5 juta ton semen. Pada tahun 1993 perusahaan membeli 100% saham PT Semen Nusantara di Cilacap, Jawa Tengah dengan kapasitas 1.000.000 ton yang kemudian dikenal sebagai pabrik Cilacap 1/unit 4. Kemudian pada tahun 1995 kembali membeli 100% saham PT Semen Dwima Agung Penambangan dengan lisensi produksi semen 800 hektar tanah tambang di Tuban, Jawa Timur. Setelah itu, dilakukan pembangunan pabrik Cilacap 2/Unit 5 yang dimulai dengan kapasitas 2,6 juta ton. Instalasi Pregrinder UBE di Cilacap 1/Unit 4 meningkatkan kapasitas penggilingan sebesar 500.000 ton. Kemudian pada Desember 1995 mulai dibangun pabrik Narogong 4/unit 6 dengan kapasitas 2,6 juta ton. Pada tahun 1997 pabrik unit 5 selesai dibangun dan mulai dioperasikan, lalu setahun kemudian unit 6 selesai dibangun. Selama tahun 2001 – 2005 perusahaan semen ini berkembang bersama Holcim. Pada masa ini diawali pada Juni 2000, Holcim Ltd melakukan penawaran resmi menjadi pemegang saham utama PT Semen Cibinong. Kemudian pada bulan Desember dilakukan pengumuman dari The Jakarta Initiative Task Forc bahwa Holcim dan Steering Committee of Creditors mencapai persetujuan awal untuk restrukturisasi utang. Dan pada 13 Desember 2001 Holcim Ltd resmi menjadi pemegang saham utama dengan total saham 77.33%. Kemudian pada 1 Januari 2006 PT Semen Cibinong Tbk berganti nama menjadi PT Holcim Indonesia Tbk, dan PT Trumix Beton menjadi PT Holcim Beton, serta logo-logo 55 lama menjadi logo Holcim, termasuk semua tanda yang menggunakan identitas logo. 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan 4.1.3.1 Visi Holcim Indonesia Menjadi perusahaan di Indonesia dengan reputasi dan kinerja terbaik di industri semen, dan salah satu perusahaan terbaik di Grup Holcim. 4.1.3.2 Misi Holcim Indonesia Holcim Indonesia melalui produksi dan penjualan semen, beton-jadi dan agregat serta pengembangan sumber daya manusia akan menghasilkan keuntungan maksimum dan berkesinambungan tanpa melepaskan tanggung jawab kepada semua pihak yang kepentingan. 4.1.4 Logo Perusahaan Logo Holcim melambangkan keterbukaan yang mendunia. Huruf C mewakili CEMENT dan CONCRETE. Kemudian dua garis hitam paralel mewakili huruf H yang berarti HOLDERBANK. Sedangkan potongan “Hol” melambangkan kata “Holderbank” sebagai nama asli perusahaan dan menghargai cikal bakal. Serta sebagai identitas bisnis yaitu ‘CIMENT’ berarti semen dalam bahasa Perancis. 56 4.1.5 Struktur Organisasi Holcim Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggungjawab langsung pada Dewan Komisaris yang berkedudukan di Swiss. Presiden direktur membawahi tujuh direktur, yaitu: 1. Direktur Legal & Corporate Affairs Direktur ini bertugas untuk menangani urusan perijinan, mengeluarkan peraturan-peraturan yang akan berlaku pada perusahaan, bertanggung jawab tentang semua masalah yang berkaitan dengan hukum. 2. Direktur Manufacturing Bertugas untuk mengawasi jalannya produksi di pabrik, mulai dari pengiriman bahan baku sampai dengan keluarnya produk semen di pasaran. Direktur ini bertanggung jawab akan kelancaran produksi dan berkewajiban memberikan laporan yang berkaitan dengan produksi semen. 3. Chief Financial Officer Direktur ini bertugas untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan, berkewajiban memberikan laporan yang valid dan dapat tugas untuk dipertanggungjawabkan. 4. Direktur Marketing & Innovation Direktur ini berkedudukan di Jakarta, mempunyai memperkenalkan atau mempromosikan produk semen Holcim Indonesia ke pasaran, bertanggung jawab untuk menaikkan profit perusahaan dengan mengembankan cara-cara pemasaran baru. 57 5. Direktur RMX & Aggregates Direktur ini bertanggung jawab dalam hal pemasaran Ready Mix Concrete (RMX) di pasaran dengan nama Holcim Beton yang merupakan anak perusahaan dari Holcim Indonesia. Direktur ini juga bertanggung jawab dalam penyediaan dan pemasaran agregat sebagai bahan baku pembuatan concrete atau beton. 6. Direktur Logistics & Exports Direktur ini bertanggung jawab atas manajemen operasi rantai pasokan multi fungsi serta bertanggung jawab untuk memperluas pemasaran dengan ekspor ke luar negeri. 7. Direktur Sumber Daya Manusia Direktur ini membawahi para Human Resources Manager yang berada di masing-masing pabrik. Bertugas untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara para karyawan baik dengan atasan, rekan kerja, ataupun dengan pihak luar. Bertanggung jawab memberikan pelayanan kepada masyarakat luar yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan dan berkewajiban menciptakan iklim kerja yang kondusif demi tercapainya hubungan yang baik. Fungsi dan tugas Public Relations Holcim Indonesia dilaksanakan oleh Corporate Communication Department. Departemen ini berada di bawah pengawasan Direktur Legal & Corporate Affairs dan ditangani oleh Corporate Communication Manager. Corporate Communication Manager bertanggung jawab menangani publik eksternal perusahaan. Peran Corporate Communication Department yaitu menampilkan dan menjaga citra publik yang positif termasuk proaktif mengembangkan strategi berhubungan dengan media, menciptakan dan 58 menginformasikan produk atau layanan kepada publik, dan bekerja sama dengan mitra strategis. 4.1.6 Kegiatan Corporate Social Responsibility Holcim Indonesia memiliki lima program dalam menjalankan program corporate social responsibility, antara lain: 1. Program pemberdayaan ekonomi lokal BMT Swadaya Pribumi didirikan untuk memantau pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Dukungan diberikan dalam bentuk pinjaman modal usaha dan dikembalikan secara angsuran tanpa bunga. Holcim Indonesia membantu dalam bentuk pendanaan, manajerial, pemasaran dan pengembangannya. 2. Program infrastuktur Keterlibatan dalam pembangunan dan perbaikan fasilitas umum di Kecamatan Klapanunggal diwujudkan dalam penyediaan bahan material dan bantuan teknis. 3. Program Pendidikan dan pelatihan Program ini dijalankan untuk mengurangi jumlah anak-anak yang putus sekolah dari keluarga yang tidak mampu dengan memberikan beasiswa kepada siswa-siswa dari SD, SMP, SMA yang dibiayai oleh perusahaan hingga tingkat SMA. Selain beasiswa untuk anak-anak tidak mampu, Holcim Indonesia juga mengadakan pelatihan keterampilan khusus yang mendorong kemandirian masyarakat lokal. Tujuan lainnya agar peserta pelatihan dengan bekal keterampilan tersebut memiliki kompeten untuk mencari peluang usaha. 59 4. Program Kesehatan Bentuk program kesehatan yaitu peningkatan kesehatan gizi balita melalui program pemberian makanan tambahan dan vitamin. Selain itu terdapat program pembinaan dan penyuluhan program bersih lingkungan bagi ibu-ibu PKK untuk meningkatkan kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat. 5. Program Sosial dan budaya Dalam aktifitas sosial, Holcim Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam berbagai acara perayaan masyarakat di Desa, Kecamatan dan Kabupaten, antara lain pemberian paket sembako, pemberian hewan kurban, pemberian retribusi desa, menyelenggarakan kesenian, mengadakan kompetisi olahraga, dan lain-lain. 4.2 Hasil Penelitian Bagian ini merupakan deskripsi dan analisa terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Analisa didasarkan pada satu sumber utama yang dilakukan peneliti serta sumber-sumber lain yang dijadikan sebagai data pelengkap dan pembanding atas sumber utama tersebut. Narasumber yang diwawancarai dari Holcim Indonesia adalah Bapak Ary Wahyu sebagai Community Relations Coordinator Narogong. Narasumber lain adalah mantan Kepala Desa Klapanunggal, Bapak Munir Sasmita dan tokoh pemuda Karang Taruna Nemin Suharto. Peneliti memfokuskan penelitian pada program corporate social responsibility yang berlangsung selama periode Januari hingga Desember 2010. Sebanyak lima program corporate social responsibility dilaksanakan yang 60 meliputi program pemberdayaan ekonomi lokal, program pendidikan dan pelatihan, program infrastruktur, program kesehatan dan program sosial. Program yang dirumuskan juga memiliki manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa program corporate social responsibility yang dilakukan oleh Holcim Indonesia telah sesuai dengan visi community relations yang diemban oleh perusahaan yaitu perusahaan menjadi bagian dari komunitas yang bisa dipercaya dan dihargai oleh masyarakat lokal dan stakeholder serta perusahaan diakui sebagai warga korporasi yang baik, dan memiliki hubungan yang harmonis oleh masyarakat setempat. Visi perusahaan menjadi landasan utama aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan membangun perusahaan sebagai perusahaan yang berkelanjutan dan berkembang yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan misi perusahaan, Holcim Indonesia melaksanakan program corporate social responsibility dengan cara meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kemampuan sosial ekonomi, memanfaatkan potensi lokal, peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sesuai dengan pendekatan community relations, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menempatkan masyarakat sekitar sebagai sebagai mitra dan bukan hanya sekedar sekumpulan orang yang berdiam di sekitar wilayah operasi perusahaan. Perusahaan bersama-sama dengan komunitasnya mencari solusi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar. Untuk mewujudkan program corporate social responsibility tersebut, Holcim Indonesia selalu menganggarkan dana dari laba bersih yang diterima oleh 61 perusahaan seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ary Wahyu, Community Relations Coordinator Holcim Indonesia: “Holcim Indonesia selalu mengalokasikan dana dari keuntungan bersih perusahaan untuk dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk program corporate social responsibility. Itu menunjukkan bahwa manajemen mendukung adanya program tersebut.”56 Program corporate social responsibility yang dijalankan tersebut tidak terlepas dari dukungan manajemen. Sejauh ini keberpihakan manajemen Holcim Indonesia sangat nyata dalam mendukung program corporate social responsibility. Salah satu bentuk keberpihakan itu antara lain ditandai dengan keterlibatan aktif top leader dalam berbagai acara forum komunikasi masyarakat dan menganggarkan dana dari keuntungan bersih perusahaan untuk masyarakat sekitar lokasi operasional perusahaan. Dukungan Holcim Indonesia dalam melaksanakan program-program tersebut merupakan komitmen manajemen yang sesuai dengan kebijakan perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Program corporate social responsibility yang sistematis dan berlandaskan visi dan misi yang kuat membutuhkan perencanaan matang, langkah-langkah bertahap dan dana yang tidak sedikit. Strategi mengelola corporate social responsibility dalam menangani program corporate social responsibility untuk mencapai tujuan perusahaan, dilaksanakan melalui tahapan-tahapan pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemograman, aksi dan komunikasi, serta evaluasi. 56 Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu, Community Relations Coordinator PT Holcim Indonesia Tbk, 25 Juni 2011 di Pabrik Narogong PT Holcim Indonesia 62 4.2.1 Pengumpulan Fakta Masyarakat yang berada di lingkungan Holcim Indonesia memiliki heterogenitas dari segi pendidikan, mata pencaharian dan tingkat penghasilan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Untuk menghadapi publik eksternalnya perusahaan harus memiliki strategi yang berbeda-beda pula sesuai dengan karakteristik segmennya sehingga program-program corporate social responsibility yang dijalankan berjalan dengan efektif dan tepat sasaran. Langkah pertama merupakan tahap pencarian fakta untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang meliputi penyelidikan mengenai opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan perusahaan. Dalam langkah ini kita menjawab pertanyaan “Apa yang sedang terjadi”. Hasilnya akan digunakan sebagai landasan untuk menentukan program corporate social responsibility yang akan dilakukan oleh tim community relations, menentukan penerima bantuan dan menentukan lokasi sasaran yang dituju. Holcim Indonesia dalam hal ini melihat apa yang menjadi kebutuhan dan memantau apa yang sedang terjadi di masyarakat sekitar. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak Ary Wahyu: “Setiap awal tahun dilakukan forum komunikasi masyarakat tingkat desa yang dihadiri tokoh masyarakat setempat dan perwakilan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengetahui apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan masyarakat, walaupun pada prakteknya yang sering muncul adalah apa yang menjadi keinginan masyarakat. Keinginan masyarakat ditampung dulu kemudian di screening menjadi kebutuhan.”57 57 Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu 63 Forum komunikasi masyarakat berguna sebagai media komunikasi yang dikembangkan oleh Holcim Indonesia agar masyarakat memiliki akses langsung dengan tingkat decision maker atau tingkatan manajerial. Fungsi yang kedua adalah membuka informasi seluas mungkin tentang kebijakankebijakan perusahaan dan berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi secara global tentang apa yang direncanakan perusahaan serta dapat menampung usulan yang diberikan masyarakat agar program masyarakat selaras dengan program Holcim Indonesia. Sepanjang tahun 2010, departemen Community Relations Narogong menyelenggarakan sebelas acara forum komunikasi masyarakat di sebelas desa binaan Holcim Indonesia dan tiga kali pertemuan di semester awal, pertengahan dan akhir tahun untuk tingkat kecamatan. Pertemuan dilaksanakan di Desa Klapanunggal, Kembang Kuning, Nambo, Cikahuripan, Bantarjati, Lulut, Linggarmukti, Bojong, Kedep, Leuwikaret dan Sekarwangi. Pertemuan terbuka bagi semua warga dengan tujuan mempererat hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar, menyampaikan kepada masyarakat apa kegiatan Holcim Indonesia sekarang, membicarakan apa manfaat kegiatan tersebut bagi perusahaan maupun bagi masyarakat, membahas apa yang menjadi kendala di masyarakat dan bagaimana memecahkannya, membahas semua keluhan masyarakat serta mencari tahu kegiatan apa saja yang dapat dilaksanakan masyarakat di masa mendatang. Permasalahan yang dihadapi masyarakat tidak hanya disampaikan melalui forum komunikasi masyarakat saja. Masyarakat memiliki kontak langsung tim community relations. Permasalahan yang masuk kemudian 64 dikooordinir oleh tim community relations Holcim Indonesia untuk diketahui penyebabnya dan segera direspon sebelum permasalahan menjadi lebih luas. Data dan fakta yang diperoleh dari analisa situasi tersebut dapat mengidentifikasi apakah masyarakat sekitar menunjang program-program Holcim Indonesia atau tidak sama sekali. Masih menurut Bapak Ary Wahyu, dalam mencari data dan fakta tim community relations membuat social mapping agar program yang dijalankan efektif: “Social mapping berfungsi dalam proses pemetaan stakeholder di desa atau masyarakat, mengetahui potensi apa yang ada di masyarakat, baik potensi negatif dan positif, dan mengetahui potential partner yang membantu mengeksekusi jika program dijalankan.”58 Disini pentingnya melakukan survey dan analisis sebelum melaksanakan program. Setelah diketahui hasil survey maka perusahaan dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan dicarikan solusinya dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan tersebut. Social mapping dilakukan oleh pihak ketiga untuk menjaga objektivitas tujuan dan sasaran. Hasil pemetaan digunakan untuk membangun konsep program selama lima tahun ke depan. Hal ini dinyatakan oleh Bapak Ary Wahyu: “Mekanisme survey dilakukan oleh pihak ketiga agar data yang diambil independen dan objektif, jadi tidak dicemari oleh maunya Holcim. Yang melakukannya di tahun 2005 adalah CFCD, di tahun 2010 IPB. Hasil pemetaan CFCD di tahun 2005 digunakan untuk membangun konsep program hingga tahun 2010. Di tahun 2010 58 Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu 65 dievaluasi lagi apakah konsep yang dibangun berdasarkan social mapping itu masih relevan.“59 Pada tahun 2005, Holcim Indonesia menunjuk CFCD (Corporate Forum for Community Development) untuk menentukan social mapping kegiatan corporate social responsibility perusahaan. Di tahun 2010, Institut Pertanian Bogor menyempurnakan social mapping tersebut sebagai acuan membangun konsep program dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Gambaran umum dari situasi yang ada yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penyelidikan akan lebih memudahkan tim community relations Holcim Indonesia menentukan jenis kegiatan atau program apa yang akan dilakukan dalam membina hubungan yang baik dengan masyarakat. Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh, diketahui bahwa kebutuhan yang umumnya masih dibutuhkan oleh masyarakat antara lain dalam bidang infrastruktur, pemberdayaan ekonomi lokal, pendidikan dan pelatihan, kesehatan dan kegiatan sosial. Hal ini dinyatakan oleh Bapak Munir Sasmita, mantan Kepala Desa Klapanunggal: “Kebutuhan banyak tapi memang Holcim tidak mungkin memenuhi semua. Tapi hal-hal yang dibutuhkan masyarakat antara lain pembangunan jalan, perbaikan gedung dan sekolah, kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Tapi masalah kesehatan dan lapangan pekerjaan sampai saat ini masih belum sepenuhnya berjalan dengan sempurna. Terutama saat ini banyak menggunakan mesin canggih jadi tenaga manusia banyak yang dikurangi.”60 59 Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu Hasil wawancara dengan Bapak Munir Sasmita, Mantan Kepala Desa Klapanunggal, 25 Juni 2011, Rumah kediaman ybs. 60 66 Pernyataan ini diperkuat oleh Bapak Nemin Suharto, tokoh pemuda Karang Taruna: “Memang masyarakat yang bekerja di Holcim dari masyarakat sini ada tapi kalau bisa penyerapan tenaga kerja diperhatikan karena banyak yang menganggur disini. Apa yang bisa dilakukan di Holcim oleh masyarakat sini tolong diserap karena sejauh ini penyerapannya kurang.”61 Hasil pengumpulan fakta akan dimanfaatkan sebagai landasan untuk kegiatan corporate social responsibility yang akan dilakukan oleh tim community relations. Berdasarkan fakta yang diperoleh, perusahaan perlu mencari solusi atas permasalah yang dihadapi komunitasnya. Permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini terkait dengan program infrastruktur, pendidikan, pemberdayaan masyarakat dan khususnya bidang kesehatan dan lapangan pekerjaan. Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Kecamatan Klapanunggal tahun 2009, jumlah warga yang tinggal di Kecamatan Klapanunggal mencapai 80.859 jiwa dengan total pekerja 73,205 jiwa. Sisannya sebanyak 7,654 jiwa belum memiliki pekerjaan.62 Dengan semakin meningkatnya persaingan secara global, sumber daya manusia dituntut memiliki kompetensi yang baik dalam memperoleh lapangan pekerjaan. 61 Hasil wawancara dengan Bapak Nemin Suharto, tokoh pemuda Karang Taruna, 25 Juni 2011, TPA Plus Daar-Assalam 62 Data statistik Kecamatan Klapanunggal tahun 2009 67 4.2.2 Perumusan Masalah Setiap tujuan perusahaan memerlukan suatu program tindakan yang terencana dengan matang. Ruang lingkup tujuan perusahaan sangat luas, namun perusahaan memiliki keterbatasan sumber daya sehingga tidak semua permasalahan dapat diselesaikan. Oleh karena itu perlu dibuat skala prioritas untuk memilih permasalahan yang membutuhkan penanganan secara mendesak. Melihat masih banyaknya masyarakat di sekitar lokasi operasional Holcim Indonesia yang membutuhkan bantuan dan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan komunitas sekitar, Holcim Indonesia menyusun program corporate social responsibility sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat atas pemanfaat sumber daya alam bagi kelangsungan usaha perusahaan. Program corporate social responsibility lebih diprioritaskan pada kebutuhan pokok untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Masyarakat yang mendapatkan manfaat program merupakan masyarakat yang berada dalam sebelas desa binaan Holcim Indonesia dimana daerah-daerah tersebut terkena dampak langsung operasional perusahaan. Setelah terkumpul data dari hasil observasi dan telah ditentukan komunitas untuk kegiatan community relations, kemudian tim community relations merumuskan dan menentukan tujuan programnya. Berdasarkan fakta di lapangan, program infrastruktur dijalankan karena masyarakat masih memerlukan kemudahan akses transportasi menuju jalan utama untuk kegiatan sehari-hari dan diperlukan pembangunan fasilitas umum untuk kepentingan bersama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan. 68 Selain itu, jumlah penduduk yang tidak bekerja di desa binaan Holcim Indonesia cukup banyak. Sebagai bagian dari komunitas, perusahaan perlu untuk mencari solusi atas permasalahan sosial tersebut dengan cara menyusun program pemberdayaan ekonomi lokal dan mengadakan pelatihan yang disesuaikan dengan minat masyarakat sehingga meningkatkan produktivitas usaha mikro. Jika perusahaan dapat berpartisipasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan menurunkan angka kemiskinan, maka secara tidak langsung perusahaan juga telah berpartisipasi dalam menjaga keamanan wilayah tersebut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Tujuannya diadakan program pemberdayaan masyarakat setempat adalah mengurangi pengangguran di daerah tersebut dan menciptakan kemandirian masyarakat. responsibility Pendidikan karena menjadi Holcim sasaran Indonesia program corporate social memiliki komitmen untuk mencerdaskan komunitas dan masih banyak anak dari keluarga yang tidak mampu yang putus sekolah. Di samping itu, program kesehatan menjadi salah satu program yang diperhatikan oleh perusahaan. Holcim Indonesia mendukung program peningkatan kesehatan gizi balita, ibu dan masyarakat yang bertujuan menciptakan lingkungan tempat tinggal warga yang sehat, bersih, dan hijau sehingga ada peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam bidang kesehatan. Melalui kegiatan sosial, Holcim Indonesia aktif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat sebagai salah satu bentuk kepekaan dalam menghargai kebijakan-kebijakan lokal yang berkembang dan hidup dalam masyarakat. 69 Berdasarkan kebutuhan tersebut, perusahaan merumuskan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tujuannya adalah menumbuhkan citra positif di setiap benak masyarakat yang memiliki heterogenitas. Sasarannya pun bermacam-macam mulai dari anak-anak, ibu rumah tangga, kaum wanita dan pria hingga orang tua yang berbeda latar belakang pendidikan, mata pencaharian dan tingkat penghasilan. Implementasi program corporate social responsibility tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan untuk melakukan pembangunan secara berkelanjutan. 4.2.3 Perencanaan dan Pemograman Perencanaan dan pemograman merupakan segala informasi atau data masukan atau input yang diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan yang dihadapi ke dalam bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya. Informasi yang telah dikumpulkan digunakan untuk membuat keputusan tentang program corporate social responsibility yang akan dilaksanakan, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan sasaran. Program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Holcim Indonesia bertujuan untuk menuju masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Langkah ini menjawab pertanyaan “Apa yang harus dilakukan”. Sepanjang tahun 2010 terdapat sebelas desa yang masuk dalam binaan Holcim Indonesia, antara lain sembilan desa di Kecamatan Klapanunggal: Lulut, Bantarjati, Nambo, Kedep, Kembang Kuning, Klapanunggal, Leuwikaret. Linggarmukti, Bojong; satu dusun Cikahuripan di kecamatan 70 Gunung Putri, dan satu desa Sekarwangi di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Sebelum melaksanakan program corporate social responsibility, kebutuhan masyarakat yang disampaikan oleh pemerintah setempat dalam bentuk proposal dan dikaji kembali oleh tim community relations. Hal ini dinyatakan oleh Bapak Ary Wahyu: “Pertama kita buat perencanaan social mapping dan budget di awal tahun. Lalu diadakan forum komunikasi masyarakat untuk menampung aspirasi masyarakat dan menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Karena kita bermitra dengan pemerintah desa maka masyarakat sendiri yang harus berkoordinasi secara internal dengan pemerintah desa. Kemudian pemerintah desa ini menyampaikannya pada perusahaan dalam bentuk proposal. Apa yang disampaikan ke perusahaan, staf community relations akan kembali ke masyarakat untuk verifikasi benar tidak apa yang disampaikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, kemudian baru dilaksanakan program-programnya.”63 Perencanaan dan pemograman yang didapat dari penetapan tujuan inilah yang akan dijadikan pedoman bagi tim community relations untuk mengambil langkah yang tepat di dalam menjalankan program corporate social responsibility dan membuat skala prioritas sehingga program yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai kebutuhan masyarakat. Publik merupakan target dari aksi Public Relations dan sumber dari umpan balik untuk evaluasi. Peranan Public Relations adalah menjembatani kedua hal tersebut yaitu antara publik dan organisasinya agar terus berhubungan dengan baik. Klasifikasi publik dalam Public Relations salah satunya adalah publik internal dan publik eksternal. Publik internal terdiri dari 63 Op.Cit, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu 71 orang-orang yang berada dalam lingkungan perusahaan, sedangkan publik eksternal yaitu orang-orang atau kelompok yang berada di luar organisasi namun mempunyai kepentingan dan masalah dalam hubungannya dengan perusahaan tersebut. Sebelum melaksanakan program corporate social responsibility, perusahaan terlebih dahulu menetapkan sasaran yang hendak dituju dan siapa saja publik yang hendak dilibatkan. Dalam hal ini publik yang menjadi sasaran program corporate social responsibility adalah komunitas atau masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasional perusahaan. Selain itu Holcim Indonesia juga melibatkan pemerintah setempat untuk bersama-sama menentukan program dan membangun daerah setempat. Bila dikaitkan dengan hasil wawancara, dapat dilihat bahwa Holcim Indonesia melibatkan pihak eksternal dalam menjalankan program corporate social responsibility seperti kutipan dari Bapak Ary Wahyu: “Holcim dalam membuat program punya stakeholder. Stakeholder yang pertama adalah pemerintah tingkat desa dan kecamatan. Secara sistem kita membutuhkan legalitas agar dimonitor dengan baik. Dalam konteks formalnya kita langsung berhubungan dengan pemerintah desa, yaitu kepala dusun, RT dan RW kemudian kecamatan. Yang kedua adalah masyarakat dimana didalamnya ada informal leader, religion leader dan natural leader. Natural leader tidak menduduki jabatan tertentu tapi diikuti oleh yang lain. Yang ketiga adalah masyarakat yang berdiam di daerah itu sendiri. Kalau Holcim bisa membangunkan, Holcim belum tentu bisa merawatnya karena cakupan area Holcim luas sekali. Masyarakat yang harus merawatnya. Kalau masyarakat mau merawatnya karena mereka terlibat. Bagaimana mau merawat, rasa memiliki saja tidak ada. Makanya kalau mereka bergotong royong tandanya mereka ada rasa memiliki, ada keinginan untuk merawatnya.”64 64 Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu 72 Selain itu, Holcim Indonesia dikelilingi oleh komponen masyarakat yang terbagi dalam masyarakat di lingkungan ring 1, ring 2 dan ring 3 baik dari kelompok remaja, pria, perempuan, orang tua atau anonim. Masyarakat yang berada dalam ring 1 merupakan publik primer karena mereka adalah masyarakat yang terkena dampak paling besar akibat operasional perusahaan. Daerah tersebut adalah Desa Klapanunggal, Desa Kembang Kuning, Desa Nambo. Masyarakat di lingkup ring 2 hingga ring 3 merupakan publik sekunder dan mendapatkan dampak operasional yang semakin kecil. Daerah ring 2 meliputi Desa Cikahuripan, Desa Bantarjati dan Lulut. Sedangkan daerah ring 3 meliputi Desa Bojong, Desa Linggarmukti, Desa Kedep dan Desa Leuwikaret. 4.2.4 Aksi dan Komunikasi Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan program dan menentukan media komunikasi dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukannya, kapan, dimana dan bagaimana penyampaiannya”. Dalam tahap ini Public Relations Officer harus mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya dan mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Semua tim harus bekerjasama dalam melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat, oleh karena itu dalam social mapping ditentukan potential partner yang dapat membantu melaksanakan program dijalankan. Holcim Indonesia menerapkan prinsip partsipatif dan swadaya dari masyarakat secara 73 gotong royong sehingga setiap pelaksanan program corporate social responsibility dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dan pihak lain yang berkompetensi tepat untuk melakukannya. Media komunikasi yang digunakan adalah sosialisasi program melalui pertemuan forum komunikasi masyarakat, pemasangan spanduk dan kunjungan langsung kepada masyarakat sekitar. Program corporate social responsibility yang dijalankan periode Januari hingga Desember 2010 antara lain: 1. Program Infrastruktur Keterlibatan dalam pembangunan infrastruktur umum di Kecamatan Klapanunggal diwujudkan dalam penyediaan material, bantuan teknis dan bantuan organisasi tim community relations. Swadaya dan swakarsa masyarakat aktif terlibat dalam program infrastruktur dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat dalam transportasi, penyediaan fasilitas air bersih, penataan drainase dan sarana ibadah serta perbaikan kantor desa. Masyarakat berkontribusi dalam memberikan tenaga sukarela, dana dan material bangunan. Kemitraan ini dimaksudkan agar masyarakat belajar menangani proyek pembangunan infrastuktur dan terlibat dalam memantau perkembangan proyek secara langsung. Holcim Indonesia memberikan bantuan beton cair sebanyak 649 m3, 1.390 sak semen, bahan bangunan dan material lain dengan total senilai Rp 627 juta. 74 Pembangunan dan perbaikan yang dilakukan Holcim Indonesia tahun 2010 adalah sebagai berikut:65 Desa Nambo Klapanunggal Kembang Kuning Bantarjati Cikahuripan Leuwikaret Bojong Linggarmukti Lulut Dusun Kedep Sekarwangi Program Pengerasan jalan RT 08/04, RT 09/05 dan RT 10/05 Mushola Al Hijrah (RT 01/06), Mushola di RT 09/05, Masjid Al-Mujahidin (RT 17/7), bantuan kubah Mushola Darur Rahman Pengerasan jalan RT 17/05 dan RT 10/03 Pagar tembok dan pintu besi kantor desa Pembangunan Masjid Nurul Huda Pengecoran jalan RT 10/03, RT 19/06 Pengecoran lantai Mushola Al Hidayah RT 13/04 Perbaikan selokan RT 17/08 dan RT 17/05 Pengecoran jalan desa RT 11/05, RT 12/04 dan RT 13/04 Perbaikan selokan dan jembatan RT 13/05 dan RT 12/04 Pengerasan jalan RT 16/06, Kp. Cibeber Pembuatan bak penampungan air bersih di RT 03/10 Kampung Gua Gajah Pengerasan jalan RT 11/05 Kampung Sodong Pengerasan jalan RT 06/03 Pengecoran jalan desa di RT 05/02 Pembangunan Masjid Nurul Huda R 01/21 Pembangunan MCK RT 01/13 Renovasi sumur air bersih RW 11, RT 01 dan RT 02 RW 13 Tabel 4.2.4 2. Pemberdayaan ekonomi lokal Kontribusi perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah dengan mendukung pertumbuhan ekonomi mikro di Kecamatan Klapanunggal dan sekitarnya, antara lain melalui BMT Swadaya Pribumi. Holcim Indonesia mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah sebagai bentuk peduli perusahaan dalam pengembangan potensi ekonomi lokal 65 Data CSR 2010 PT Holcim Indonesia Tbk 75 bagi masyarakat di Kecamatan Klapanunggal dan sekitarnya. BMT Swadaya Pribumi didirikan pada 9 Juni 2006 oleh 43 warga Kecamatan Klapanunggal yang difasilitasi oleh Holcim Indonesia. Kontribusi Holcim Indonesia dalam pengembangan BMT ditunjukkan dengan dukungan modal kerja sebesar Rp 526 juta yang disalurkan dari tahun 2006 hingga 2008, pelatihan operasional microfinance, peralatan kantor, dan fasilitas operasional BMT. Tim community relations terlibat sebagai pengawas dan berperan aktif dalam Rapat Anggota Tahunan. Penerima manfaat sejak Juni 2006 sampai dengan Juli 2010 sebanyak 2.688 orang, dimana penerima manfaat tersebut adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasional perusahaan. Masyarakat tersebut mendapatkan fasilitas pembiayaan untuk usaha mikro ataupun kebutuhan rumah tangga, fasilitas jasa tabungan dan deposito. Pemberdayaan ekonomi lainnya yaitu berupa pengembangan dan pengadaan bahan baku utama untuk usaha mikro. LPM Desa melakukan pemilihan usaha-usaha mikro di desa yang potensial untuk dikembangkan, antara lain peternakan ayam petelur dengan memberikan bantuan bibit ayam sebanyak 200 ekor dan makanan ayam sebanyak 400 kg; pemberian bibit lele sebanyak 15.000 ekor dan pakan 1.800 kg untuk budidaya lele; usaha pemancingan ikan mas sebanyak 250 kg; pemberian bahan baku rotan 504 kg dan frame sebanyak 720 unit untuk pengrajin rotan; dan pemberian peralatan kerja berupa kompresor untuk pengrajin pelepah pisang. Pengadaan bahan baku diberikan pada bulan Agustus hingga September 2010. Diharapkan usaha-usaha mikro tersebut dapat berkembang baik dan menciptakan lapangan pekerjaan baru 76 bagi masyarakat sekitar. Pada tanggal 21-24 Agustus 2010, Holcim Indonesia memberikan pelatihan keterampilan khusus dalam bidang peternakan; budidaya dan peternakan ayam petelur di Desa Nambo dan Desa Kembangkuning. 3. Pendidikan dan keterampilan Sebanyak 280 siswa yang terbagi menjadi tingkat SMP dan SMA dari keluarga tidak mampu di Kecamatan Klapanunggal menerima beasiswa pendidikan pada 11-12 Agustus 2010. Beasiswa senilai Rp 1.200.000 per tahun per siswa diberikan oleh Holcim Indonesia dan diserahkan kepada para siswa oleh tokoh masyarakat setempat. Penyerahan beasiswa ini merupakan bagian dari program pengembangan masyarakat yang dicanangkan Holcim Indonesia yaitu menyediakan dan meningkatkan peluang untuk memperoleh pendidikan bagi masyarakat di sekitar pabrik. Penerima beasiswa dipilih oleh aparat desa. Mereka yang berhak menerima adalah siswa yang memiliki prestasi belajar namun kondisi ekonominya kurang baik. Pihak sekolah masing-masing anak memberi konfirmasi status dan hasil studi siswa yang direkomendasikan, kemudian tim community relations melakukan verifikasi kondisi dan status setiap siswa dengan mendatangi langsung rumahnya dan berkomunikasi dengan orangtua dan siswa tersebut. Selain memberikan beasiswa untuk anak-anak tidak mampu, Holcim Indonesia juga memberikan pelatihan keterampilan dalam rangka meningkatkan kualitas keterampilan sumber daya manusia lokal dalam mencari nafkah. Untuk pelatihan ini, Holcim Indonesia melibatkan LPM Desa, perwakilan pemuda, pemerintah desa melalui 77 Kepala Desa untuk menentukan jenis pelatihan yang dambil yang mengacu pada minat, kemampuan dan kebutuhan peserta. Perwakilan Desa melakukan musyawarah dengan masyarakat untuk menentukan pelatihan keterampilan yang akan diambil berdasarkan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta. Pelatihan yang diberikan di bulan September 2010 yaitu pelatihan menjahit yang diikuti oleh 51 orang dari Desa Lulut, Bantarjati dan Klapanunggal; ternak ayam sebanyak 12 orang, serta paket belajar B setara SMP dan C setara SMA yang diikuti sebanyak 13 orang di Desa Klapanunggal. Diharapkan masyarakat yang telah mengikuti pelatihan tersebut mempunyai modal keterampilan yang bisa digunakan untuk mencari nafkah. Realisasi anggaran yang diberikan dalam bentuk beasiswa dan pelatihan cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir karena Holcim Indonesia berkomitmen untuk memiliki kepedulian tinggi terhadap pengembangan sumberdaya manusia sebagai investasi penting dalam pembangunan nasional. 4. Kesehatan Program corporate social responsibility dalam bidang kesehatan yaitu pemberdayaan area pemukiman bersih dan hijau serta program peningkatan kesehatan dan gizi balita. Holcim Indonesia melakukan program penyuluhan kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas Klapanunggal. Untuk terciptanya lingkungan tempat tinggal masyarakat yang sehat, bersih, dan hijau, program bersih lingkungan dimulai dengan pengenalan program melalui kunjungan ke komunitas RW 13 Cipinang Melayu, Jakarta Timur yang merupakan pionir Gerakan Bangsa Sadar 78 Lingkungan (Gerbang Darling). dan belajar dari mereka mengenai kebersihan lingkungan. Antusiasme terlihat dalam partisipasi dan munculnya kesadaran dari masyarakat untuk menindaklanjutinya menjadi program yang berkelanjutan. Program semacam ini bisa berhasil dan berkembang karena adanya peran serta dan kesadaran dari masyarakat serta dukungan dari Pemda Kabupaten dan Kecamatan dalam pelaksanaannya. Selain itu terdapat peningkatan kesehatan gizi balita melalui program pemberian makanan tambahan di 14 Posyandu yang tersebar di Desa lima desa, antara lain Desa Klapanunggal, Bantarjati, Kembang Kuning, Nambo dan Lulut. Dengan adanya program tambahan makanan diharapkan dapat memotivasi ibu-ibu untuk ke posyandu terutama pemberian vitamin A untuk anak-anaknya. 5. Sosial dan budaya Holcim Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam berbagai acara perayaan masyarakat di Desa, Kecamatan dan Kabupaten, antara lain pemberian paket sembako untuk duafa pada Idul Fitri dan sapi kurban pada Idul Adha di Kecamatan Klapanunggal, Kecamatan Gunung Putri dan Kecamatan Cibadak melalui kantor desa dan kecamatan, pemberian retribusi desa setiap bulan, dan penanaman 1.000 batang bibit pohon buah oleh karyawan pabrik Holcim Indonesia di lingkungan sekitar pada hari bumi tanggal 22 April 2010. Salah satu partisipasi perusahaan untuk stakeholdernya yaitu mengadakan program Mudik Bersama di bulan September. Holcim menyediakan mudik gratis bagi 5.500 ahli bangunan untuk mudik ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Para ahli bangunan 79 merupakan mitra penting perusahaan karena tanpa mereka rumah impian konsumen tidak akan terwujud. Program corporate social responsibility tersebut disampaikan melalui berbagai cara. Tim community relations bertugas menyiapkan materi komunikasi, berupa brosur, buletin dan majalah dan juga disampaikan melalui forum komunikasi masyarakat yang dilakukan secara berkala oleh perusahaan. Pemberitaan mengenai kegiatannya disampaikan melalui bulletin khusus community relations yang membahas rangkuman program corporate social responsibility selama satu tahun Warta Narogong. Selain itu, berita mengenai program tersebut disampaikan melalui majalah internal perusahaan, Berita Kita, yang diterbitkan setiap bulan. Bulletin tersebut ditujukan untuk para karyawan, klien yang sedang atau telah bekerjasama dengan perusahaan dan masyarakat sekitar agar mengetahui perkembangan yang dilakukan perusahaan dan hasil yang dicapai secara lengkap. Pemberitahuan program yang sedang atau telah berjalan disampaikan melalui spanduk di jalan-jalan utama dan desa. Tim community relations juga mengkomunikasikan programnya kepada aparat pemerintah daerah agar sesuai dengan program pembangunan daerah setempat. Semua program yang dilaksanakan bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan community relations tersebut dapat menciptakan reputasi dan citra perusahaan yang lebih baik sehingga mendapatkan lisensi dari masyarakat untuk beroperasi secara legal. 80 4.2.5 Evaluasi Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program. Berdasarkan hasil evaluasi ini bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan. Tahap terakhir setelah semua kegiatan yang dilakukan oleh Holcim Indonesia adalah mengevaluasi semua kegiatan. Untuk mengetahui apakah program tersebut berhasil atau tidak atau tujuan yang diharapkan tercapai atau tidak, maka tim community relations perlu melakukan analisa dampak kegiatan. Hasil dari program-program yang telah dijalankan dievaluasi apakah sudah sesuai dengan rencana atau tidak. Langkah ini menjawab pertanyaan “Seberapa baik langkah yang telah dilakukan”. Tim community relations melakukan evaluasi dari hasil kegiatan untuk dijadikan tolok ukur bagi program-program lainnya di masa yang akan datang, apakah kegiatan ini akan dilaksanakan kembali atau tidak. Evaluasi kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pertemuan forum komunikasi masyarakat dan forum dialog lainnya, paparan serta laporan dalam bentuk tertulis. Bapak Ary Wahyu mengemukakan bahwa: “Kalau pelaksanaan program CSR sudah selesai, maka setiap tengah tahun akan ada forum komunikasi lagi untuk mengevaluasi apa yang terjadi selama enam bulan sebelumnya dan apa yang akan dilakukan enam bulan ke depan. Nanti di akhir tahun akan ada evaluasi total. Dari semua program yang sudah dilakukan, dibandingkan selama enam bulan pertama dan enam bulan kedua apa perbedaannya. Apa masih ada sesuatu yang terjadi di enam bulan kedua, kalau ada dicari 81 tahu apa penyebabnya. Itu yang bisa kita antisipasi agar tidak terjadi lagi di tahun berikutnya.”66 Keberhasilan dari program corporate social responsibility dapat terlihat dari kesadaran masyarakat terhadap Holcim Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi dan adanya suatu tindakan berupa tanggapan positif dari masyarakat di setiap program yang dilaksanakan. Program dapat dikatakan berhasil jika program yang telah direncanakan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi masyarakat, seperti yang diungkapkan Bapak Nemin Suharto” “Program bantuan yang diberikan sudah sesuai. Dalam semua bidang memang sudah tersentuh dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, hanya saja dari segi kuantitas dan kualitas relatif masingmasing individu yang menilainya apakah bantuan yang diberikan itu sudah cukup atau belum. Yang jelas Holcim melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh perusahaan lain. Saya menyimpulkan lebih bagus karena skala yang diberikan lebih besar jadi banyak masyarakat yang mendapatkan bantuan.”67 Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Bapak Munir Sasmita: “Program CSR perusahaan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dalam aspek sosial, ekonomi, dan pendidikan.”68 Indikator kepuasan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan jika dihubungkan dengan diselenggarakan antara program lain corporate kesesuaian social program responsibility dengan yang kebutuhan masyarakat, dukungan sepenuhnya dari masyarakat terhadap kegiatan 66 Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu Op. Cit, Hasil wawancara dengan Bapak Nemin Suharto 68 Op. Cit, Hasil wawancara dengan Bapak Munir Sasmita 67 82 operasional perusahaan dan harapan masyarakat untuk lebih meningkatkan program corporate social responsibility agar masyarakat yang mendapatkan manfaat semakin luas. Dari jawaban Bapak Nemin Suharto dan Bapak Munir Sasmita dapat diketahui bahwa mereka sebagai pihak eksternal perusahaan yang telah merasakan manfaat program corporate social responsibility yang diselenggarakan perusahaan menanggapinya dengan positif. Program kemitraan yang diterapkan Holcim Indonesia memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, hanya saja kuantitasnya perlu diperluas lagi sehingga masyarakat yang mendapatkan manfaat tersebar secara merata. Evaluasi yang dilakukan oleh Holcim Indonesia sangat berarti dalam menentukan program-program selanjutnya. Untuk mendapatkan data yang benar-benar objektif, maka di tahun 2010 perusahaan menunjuk Insititut Pertanian Bogor untuk mengkoreksi program corporate social responsibility perusahaan dan memperbaiki social mapping yang ada dan memanfaatkan potensi-potensi baru sehingga bisa digunakan perusahaan di tahun ke depan. Hasilnya seperti yang dinyatakan oleh Bapak Ary Wahyu: “Masyarakat yang diteliti CFCD lebih sedikit: lulut, nambo, bantarjati, kembang kuning, klapanunggal, kedep. Di tahun 2010 (IPB) masyarakat yang diteliti lebih luas karena ada leuwikaret. Kemudian ada stakeholder yang tidak ditanyai, yaitu komponen pemerintah, dan stakeholder lain yang datanya tidak kita dapatkan di 2009. Hasilnya menurut saya lebih bagus karena hasilnya tidak beda tapi jangkauan surveynya lebih luas. 69 69 Op.Cit, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu 83 Dari hasil penelitian yang dilakukan tahun 2010, semakin banyak masyarakat dan komponen-komponon lain yang diteliti dibandingkan dengan tahun 2005. Evaluasi yang baik tidak hanya dilakukan di akhir pelaksanaan program. Evaluasi yang baik dilakukan sebelum pelaksanaan program, pada saat program sedang berlangsung dan setelah program dilaksanakan. Holcim Indonesia melakukan evaluasi awal untuk mengetahui kebutuhan masyarakat, permasalahan yang terjadi, dan melaksanakan evaluasi pada saat program corporate social responsibity sedang berlangsung untuk mengetahui hambatan dan kendala yang sedang dihadapi, serta evaluasi secara keseluruhan untuk mengetahui apakah program tersebut berhasil dilaksanakan atau bahkan tidak berjalan efektif. 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan bahwa Holcim Indonesia merupakan perusahaan semen terkemuka di dunia dan salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia yang menjalankan program corporate social responsibility dalam praktik bisnis perusahaannya. Kegiatan corporate social responsibility merupakan kegiatan terpadu dari setiap praktik bisnis yang dapat menumbuhkan citra positif dan keuntungan finansial jangka panjang bagi perusahaan. Corporate social responsibility tidak lagi dipandang sebagai sebuah kewajiban tapi investasi perusahaan di masa mendatang. Corporate social responsibility diyakini oleh perusahaan sebagai penolong pada saat krisis melanda, memiliki pengaruh penting terhadap manajemen dan dampak internal perusahaan serta citra positif mampu 84 memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan masyarakat agar tujuan yang dicita-citakan tercapai dengan efektif. Slogan “Membangun Bersama” menggambarkan kerja sama berkelanjutan yang dilakukan Holcim Indonesia dengan para stakeholder, termasuk salah satunya adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasional perusahaan. Komunitas tidak lagi dipandang sebagai kumpulan orang yang tinggal pada lokasi yang sama tapi juga menunjukan terjadinya interaksi di antara kumpulan orang tersebut. Fungsi Public Relations adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat melalui proses komunikasi dua arah secara timbal balik. Tim community relations menerapkan komunikasi yang harmonis dalam hubungan jangka panjang dengan masyarakat di sekitarnya dengan menjalankan prinsip komunikasi yang jujur dan terbuka untuk memperoleh kepercayaan masyarakat dan menjaga komunikasi dua arah secara terus menerus untuk membangun hubungan yang baik. Selain itu perusahaan juga melakukan evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau penyesuaian kebutuhan bagi masyarakat. Dalam pengertiannya, Holcim Indonesia melalui tim community relations mendengar apa yang menjadi kebutuhan dan aspirasi masyarakat dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill. Mantan Kepala Desa Klapanunggal menyatakan bahwa kelebihan Holcim Indonesia yaitu memiliki tim community relations yang sudah dikenal oleh masyarakat sekitar dan membaur dengan masyarakat sehingga sudah dianggap menjadi bagian warga sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang 85 dibangun oleh tim community relations sangat baik sehingga hubungan saling pengertian dan saling percaya dapat tercipta. Pelaksanaan program ini tidak terlepas dari dukungan beberapa instrumen yaitu pertama, memiliki komitmen kuat untuk pembangunan berkelanjutan dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas, kedua, mendapat dukungan struktur organisasi yang kuat, idealnya ada departemen tersendiri yang mengurusi corporate social responsibility sehingga pelaporannya bisa lebih cepat tanpa perlu lagi melewati banyak tingkatan, ketiga, mempunyai SDM pelaksananya, dan yang keempat, memiliki dukungan dana. Holcim Indonesia memiliki kewajiban dan tanggung jawab kepada masyarakat yang tertuang dalam visi perusahaan yaitu menjadi bagian dari komunitas yang bisa dipercaya dan dihargai oleh masyarakat lokal dan stakeholder juga diakui sebagai warga koorporasi yang baik oleh masyarakat setempat. Misi corporate social responsibility yang dijalankan perusahaan yaitu mengembalikan sumber daya alam yang telah digunakan melalui konsep program kemitraan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan cara meningkatkan kemampuan sosial ekonomi, meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat dengan menggunakan potensi lokal. Program corporate social responsibility menerapkan prinsip-prinsip CSR agar berjalan dengan efektif, yaitu program berkelanjutan berdasarkan kebutuhan masyarakat yang disesuaikan dengan potensi masyarakat dan lingkungan yang ada serta ada keterlibatan dan kerja sama antara perusahaan, masyarakat, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan. 86 Holcim Indonesia meletakkan corporate social responsibility dan sustainable performance dalam komponen pilar utama perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pilar-pilar tersebut antara lain berkaitan dengan kode etik bisnis dimana perusahaan akan selalu berkomitmen untuk mematuhi dan menjunjung tinggi kode etik bisnis yang telah ada baik nasional maupun internasional; praktek yang terkait dengan pekerja dan karyawan yaitu perlindungan terhadap hak karyawan; kesehatan dan keselamatan kerja dalam memberikan tempat kerja yang aman kepada karyawan, kontraktor dan pengunjung dengan implementasi standar yang berlaku; keterlibatan masyarakat atau corporate social responsibility dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, peningkatan mutu melalui pendidikan, ekonomi dan sosial budaya; hubungan terhadap pelanggan dan pemasok; pelaporan dan pemantauan dimana setiap kegiatan dipantau secara langsung oleh tim terkait dan masyarakat. Selain menjalankan visi dan misi corporate social responsibility perusahaan, Holcim Indonesia merupakan perusahaan yang taat dan patuh terhadap peraturan yang ditetapkan pemerintah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UndangUndang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyebutkan perusahaan berkewajiban untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan Community Relations Coordinator Holcim Indonesia, bisa dikatakan bahwa perusahaan memberikan dukungan penuh terhadap program corporate social responsibility ini. Komitmen corporate social responsibility yang dijalankan perusahaan dapat terlihat dari dukungan manajemen dan top leader yang membentuk departemen khusus untuk 87 mengurusi program corporate social responsibility yang bertujuan agar program yang dijalankan bisa benar-benar fokus, terarah dan termonitor dengan efektif. Pihak manajemen juga selalu menghadiri setiap pertemuan forum komunikasi masyarakat untuk memantau langsung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi masyarakat langsung diketahui oleh top leader sehingga langkah-langkah yang diambil untuk mengantisipasinya dapat segera diputuskan. Selain itu, perusahaan mengalokasikan dana dari keuntungan bersih perusahaan untuk dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk program corporate social responsibility. Manajemen mengerti bahwa corporate social responsibility dapat meredam konflik dan ketegangan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar perusahaan. Konsep corporate social responsibility bagi Holcim Indonesia tidak jauh berbeda dengan konsep menurut The World Business Council for Sustainable Development, yaitu komitmen dunia usaha untuk terus menerus berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup karyawan dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan. Konsep corporate social responsibility diaplikasikan ke dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Holcim Indonesia untuk membantu peningkatan kualitas hidup sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan, komunitas lokal dan masyarakat luas. Konsep Holcim Indonesia dalam memandang corporate social responsibility adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat mengalami krisis. Melihat pentingnya pelaksanaan corporate social responsibility dalam membantu 88 perusahaan menciptakan citra positif, maka perusahaan menempatkan program corporate social responsibility sebagai profit center bukan sebagai cost center. Program corporate social responsibility dilaksanakan melalui sebuah strategi agar sasaran dapat tercapai dengan baik. Strategi yang dijalankan dalam pelaksanaan program corporate social responsibility dimulai dari pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemograman, aksi dan komunikasi, serta menganalisi hasil yang telah dicapai. Pengumpulan fakta yang dilakukan oleh tim community relations sangat mendukung perolehan informasi dan dan fakta mengenai apa yang sedang terjadi di masyarakat. Data dan fakta tersebut didapat dari forum komunikasi masyarakat, hasil survey di lapangan, dan opini masyarakat. Pengumpulan fakta bertujuan untuk merumuskan masalah yang dihadapi masyarakat sehingga dirancang program yang dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat. Program corporate social responsibility ditargetkan untuk khalayak yang terbatas atau publik tertentu yang memiliki kepentingan berbeda-beda. Tim community relations harus melakukan identifikasi kebutuhan tersebut dengan melakukan pengumpulan isu, fakta dan mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Dalam forum komunikasi masyarakat yang dihadiri oleh aparat pemerintah desa, tokoh pemuda, tokoh agama, perwakilan masyarakat dan manajerial Holcim Indonesia, masyarakat mengusulkan program-program yang menjadi kebutuhan masyarakat. Tim community relations menampung usulan tersebut dan melakukan verifikasi terhadap usulan sasaran dan calon penerima program corporate social responsibility. 89 Program corporate social responsibility dijalankan di sebelas binaan Holcim Indonesia, yaitu Lulut, Bantarjati, Nambo, Kedep, Kembang Kuning, Klapanunggal, Leuwikaret, Linggarmukti, Bojong, Cikahuripan dan Sekarwangi meliputi bidang pendidikan dan keterampilan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, infrastruktur dan sosial. Holcim Indonesia menyampaikan kegiatannya melalui forum komunikasi masyarakat yang transparan sehingga masyarakat sekitar mudah untuk mengetahui informasi tentang program-program yang akan dijalankan. Media komunikasi seperti sosialisasi kegiatan dan pemasangan spanduk juga digunakan untuk mendukung publikasi atau penginformasian mengenai program corporate social responsibility kepada perkembangan program masyarakat tersebut sekitar. disampaikan Pemberitaan melalui majalah mengenai bulanan perusahaan, Berita Kita, dan laporan program corporate social responsibility yang telah dilaksanakan perusahaan secara keseluruhan selama satu tahun dalam Warta Narogong. Dari pernyataan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat setempat mengemukakan bahwa Holcim Indonesia dalam melakukan kegiatan untuk masyarakat sekitar selalu memberitahukan kepada masyarakat terlebih dahulu. Berdasarkan data yang didapat di lapangan, penyampaian informasi kepada masyarakat sekitar sudah merata. Mantan Kepala Desa Klapanunggal dan tokoh pemuda Karang Taruna mengemukakan bahwa setiap program corporate social responsibility yang akan dilaksanakan selalu diinformasikan melalui forum komunikasi masyarakat. 90 Dalam melakukan evaluasi program, pernyataan yang diberikan oleh staf community relations Holcim Indonesia sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh tokoh pemuda Karang Taruna yaitu perusahaan mengadakan forum pertemuan tingkat Kecamatan sebanyak tiga kali dalam setahun. Pada awal tahun, pertemuan membahas program apa saja yang akan disampaikan dan kapan pelaksanaan program tersebut dijalankan. Di pertengahan tahun akan ada pertemuan kedua untuk membahas program yang telah dijalankan, kendala dan permasalahan yang dihadapi serta evaluasi program secara keseluruhan yang dilaksanakan di akhir tahun. Dalam menjalankan program corporate social responsibility, perusahaan harus benar-benar mengetahui, memahami keadaan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar. Implementasi program corporate social responsibility seperti perbaikan, pengadaan atau pembuatan fasilitas publik; pemberdayaan ekonomi dalam bentuk pinjaman modal usaha; pendidikan dan keterampilan yang disesuaikan dengan minat masyarakat; program peningkatan kesehatan dan donasi untuk kegiatan sosial, masyarakat diharapkan akan mendukung keberadaan perusahaan dan menjadikan perusahaan sebagai mitranya. Dilihat dari sisi community relations, maka bisa dikatakan bahwa tim community relations sudah berhasil dalam melaksanakan program corporate social responsibility. Terlaksananya program corporate social responsibility yang baik memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitar sehingga hubungan baik yang saling percaya dan menghargai antara Holcim Indonesia dengan masyarakat sekitar dapat terwujud. 91 Hal ini bisa dilihat dari tanggapan Bapak Nemin Suharto yang mendukung keberadaan perusahaan dan mengharapkan program corporate social responsibility sering dilakukan, meskipun belum semua masyarakat sekitar merasakan manfaat dari program tersebut. Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Munir Sasmita yang menyatakan masyarakat mendapatkan manfaat dari program-program corporate social responsibility yang dijalankan perusahaan dan ada swadaya mandiri dari masyarakat. Program corporate social responsibility yang dijalankan oleh Holcim Indonesia bersifat partisipatory dan memberdayakan masyarakat setempat. Bentuk bantuan yang diberikan merujuk pada kebutuhan lokal yang diidentifikasi sendiri oleh masyarakat sekitar. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan di sekitar wilayah Narogong, Holcim Indonesia tidak memberikan bantuan tunai melainkan kontribusi barang atau jasa dengan menggunakan potensi yang ada di dalam masyarakat tersebut. Meskipun demikian, hal tersebut mendapat sambutan dan dukungan yang positif dari masyarakat. Saat ini masyarakat sudah mengerti bahwa pengembangan masyarakat lebih baik untuk jangka waktu panjang dibandingkan bantuan tunai. Melalui program corporate social responsibility yang jelas dan berkelanjutan, maka citra positif dapat dipertahankan dan reputasi perusahaan tercipta dengan baik. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan program Holcim Indonesia sudah tepat sasaran. Program yang dijalankan juga disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat karena ada koordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat itu sendiri dalam memetakan kebutuhan yang menjadi prioritas masyarakat setempat. Meskipun demikian, masih ada 92 beberapa bidang yang perlu menjadi perhatian utama perusahaan, antara lain bidang kesehatan dan penyediaan lapangan perkerjaan. Selain itu penyebaran program corporate social responsibility belum merata karena masih ada masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari program tersebut. Dari semua program corporate social responsibility yang dijalankan perusahaan periode Januari hingga Desember 2010 disimpulkan secara garis besar Holcim Indonesia melalui tim community relations telah berhasil menumbuhkan citra positif perusahaan. Pandangan mengenai perusahaan disampaikan oleh Bapak Munir Sasmita bahwa saat ini citra yang terbentuk mengenai perusahaan positif karena pembangunan dan program-program lainnya masih dijalankan oleh perusahaan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Nemin Suharto bahwa Holcim Indonesia membentuk program kemitraan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan hampir semua masyarakat sudah merasakan manfaatnya. Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh goodwill, kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari masyarakat. F. Rachmadi menyimpulkan bahwa fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga dengan publiknya baik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan organisasi. Sesuai dengan pernyataan tersebut, tim community relations Holcim Indonesia telah menjalankan fungsi Public Relations dengan baik dengan menciptakan hubungan yang harmonis antar perusahaan dan masyarakat sehingga 93 muncul saling pengertian dan ada partisipasi masyarakat untuk mewujudkan program yang telah ditetapkan untuk kepentingan bersama. Hubungan saling pengertian dapat terlihat ketika masyarakat tidak lagi melakukan demonstrasi untuk menuntut haknya. Masyarakat juga sudah dapat menerima kenyataan bahwa pendidikan dan proyek pengembangan mata pencaharian lebih bermanfaat dibandingkan dengan bantuan tunai. Bahkan masyarakat juga bersedia membantu perusahaan memastikan sumber debu atau bau, baik di lokasi pabrik maupun tempat lain dan mau mengerti bahwa ada prosedur yang harus dijalani untuk mengembangkan, membuat anggaran atau meminta persetujuan untuk proyek usulan. Program corporate social responsibility dapat dikatakan berhasil jika ada keterlibatan masyarakat. Semakin tinggi partisipasi masyarakat, dalam program corporate social responsibility, semakin mempunyai nilai keberlanjutan yang tinggi karena ada rasa memiliki program tersebut. Masyarakat di desa binaan dari tingkat RT, RW, Dusun dan Desa, baik tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi setiap program corporate social responsibility yang dilaksanakan. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan untuk bertindak secara etis dalam rangka memberikan konstribusi dengan cara meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar pabrik. Sesuai dengan pernyataan Rogovsky mengenai manfaat melakukan corporate social responsibility, sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen untuk berkontribusi secara berkelanjutan, Holcim Indonesia 94 telah menjalankan program corporate social responsibility dengan penuh perencanaan sehingga terjalin hubungan yang baik, berkesinambungan dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak yang berpengaruh terhadap citra positif perusahaan sehingga masyarakat mau memberikan lisensi bagi perusahaan untuk beroperasi secara sosial.