52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran

advertisement
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Profil Perusahaan
PT Holcim Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan publik Indonesia
dimana mayoritas sahamnya (77,33%) dimiliki dan dikelola oleh Holderfin BV
Ltd, anak perusahaan Holcim Ltd, yang berbasis di Swiss.
Holcim Indonesia merupakan salah satu Grup Holcim yang merupakan
produsen semen terbesar di dunia dengan total lebih dari 85.000 karyawan dan
kapasitas produksi di lebih dari 70 negara mencapai lebih dari 170 juta ton semen.
Holcim Indonesia merupakan salah satu perusahaan semen terbesar di
Indonesia dengan usaha yang terintegrasi terdiri dari beton siap pakai, produksi
agregat dan transportasi. Holcim Indonesia mengoperasikan pabrik semen di
Narogong, Cilacap dan Tuban serta fasilitas penggilingan semen di Ciwandan
dengan kapasitas tahunan produksi semen-jadi seluruhnya mencapai 8,5 juta ton.
Saat ini Holcim Indonesia mempekerjakan karyawan tetap dengan jumlah 2.227
orang. Holcim Beton, anak perusahaan yang seluruh sahamnya dipegang oleh
Holcim Indonesia, mengelola beberapa tambang agregat terbesar di Indonesia
selain memasok produk beton-jadi untuk wilayah Jabodetabek hingga Surabaya,
Jawa Timur.
Lokasi pabrik yang strategis memungkinkan Perusahaan memasok produk
melalui jalan raya ataupun jalur kereta api ke Pulau Jawa, pasar utama yang
potensial dengan populasi 160 juta jiwa. Fasilitas dermaga laut di Cilacap dan
52
53
Ciwandan memudahkan pengiriman produk ke pasar tujuan di luar Pulau Jawa
maupun ekspor serta penerimaan batubara untuk fasilitas produksi.
Slogan “Membangun Bersama” menggambarkan kerja sama yang dilakukan
Holcim Indonesia dengan semua pihak pemangku kepentingan untuk masa depan
yang berkelanjutan sehingga dapat dinikmati bersama.
Holcim Indonesia menjadi anggota Asosiasi Semen Indonesia, dan sebagai
unit usaha di bawah Grup Holcim, perusahaan aktif sebagai anggota World
Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dan anggota pendiri
Cement Sustainability Initiative (CSI).
4.1.2 Sejarah Perusahaan
Pada 15 Juni 1971 berdirilah perusahaan resmi PT Semen Cibinong di
Indonesia sebagai pabrik semen swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di
Narogong, Jawa Barat. Dua tahun kemudian, dilakukan pembangunan pabrik unit
1 di desa Narogong dengan kapasitas 600.000 ton per tahun. Pada tahun 1975
pabrik unit 1 mulai berproduksi. Dan pada Juli 1977 disusul dengan pabrik unit 2
di Narogong mulai berproduksi dengan kapasitas 600.000 ton per tahun.
Kemudian, pada 10 Agustus 1977 perusahaan ini menjadi perusahaan pertama
yang sahamnya tercatat di BEJ. Namun, pada 30 Mei 1988 PT Tirtamas Majutama
membeli mayoritas seluruh saham perusahaan. Dan pada 19 Agustus 1988 status
perusahaan berubah dari PMA menjadi PMDN dan pada Juni 1989 Saham
perusahaan tercatat di BES.
Pada tahun 1990, perusahaan melakukan modifikasi pabrik yaitu dengan
konversi IDO ke batubara. Dan di tahun yang sama berdiri dua anak perusahaan
54
yaitu PT Wahana Transtama sebagai perusahaan jasa transportasi dan PT Trumix
Beton sebagai pembuat beton. Kemudian pada 2 Maret 1990 dibangun unit 3
untuk lokasi pabrik di Narogong, dan selesai dibangun pada bulan April 1992
dengan Kapasitas 1,5 juta ton semen. Pada tahun 1993 perusahaan membeli 100%
saham PT Semen Nusantara di Cilacap, Jawa Tengah dengan kapasitas 1.000.000
ton yang kemudian dikenal sebagai pabrik Cilacap 1/unit 4. Kemudian pada tahun
1995 kembali membeli 100% saham PT Semen Dwima Agung Penambangan
dengan lisensi produksi semen 800 hektar tanah tambang di Tuban, Jawa Timur.
Setelah itu, dilakukan pembangunan pabrik Cilacap 2/Unit 5 yang dimulai dengan
kapasitas 2,6 juta ton. Instalasi Pregrinder UBE di Cilacap 1/Unit 4 meningkatkan
kapasitas penggilingan sebesar 500.000 ton. Kemudian pada Desember 1995
mulai dibangun pabrik Narogong 4/unit 6 dengan kapasitas 2,6 juta ton. Pada
tahun 1997 pabrik unit 5 selesai dibangun dan mulai dioperasikan, lalu setahun
kemudian unit 6 selesai dibangun.
Selama tahun 2001 – 2005 perusahaan semen ini berkembang bersama
Holcim. Pada masa ini diawali pada Juni 2000, Holcim Ltd melakukan penawaran
resmi menjadi pemegang saham utama PT Semen Cibinong. Kemudian pada
bulan Desember dilakukan pengumuman dari The Jakarta Initiative Task Forc
bahwa Holcim dan Steering Committee of Creditors mencapai persetujuan awal
untuk restrukturisasi utang. Dan pada 13 Desember 2001 Holcim Ltd resmi
menjadi pemegang saham utama dengan total saham 77.33%. Kemudian pada 1
Januari 2006 PT Semen Cibinong Tbk berganti nama menjadi PT Holcim
Indonesia Tbk, dan PT Trumix Beton menjadi PT Holcim Beton, serta logo-logo
55
lama menjadi logo Holcim, termasuk semua tanda yang menggunakan identitas
logo.
4.1.3
Visi dan Misi Perusahaan
4.1.3.1 Visi Holcim Indonesia
Menjadi perusahaan di Indonesia dengan reputasi dan kinerja terbaik
di industri semen, dan salah satu perusahaan terbaik di Grup Holcim.
4.1.3.2 Misi Holcim Indonesia
Holcim Indonesia melalui produksi dan penjualan semen, beton-jadi
dan agregat serta pengembangan sumber daya manusia akan menghasilkan
keuntungan maksimum dan berkesinambungan tanpa melepaskan tanggung
jawab kepada semua pihak yang kepentingan.
4.1.4 Logo Perusahaan
Logo Holcim melambangkan keterbukaan yang mendunia. Huruf C
mewakili CEMENT dan CONCRETE. Kemudian dua garis hitam paralel
mewakili huruf H yang berarti HOLDERBANK. Sedangkan potongan “Hol”
melambangkan kata “Holderbank” sebagai nama asli perusahaan dan menghargai
cikal bakal. Serta sebagai identitas bisnis yaitu ‘CIMENT’ berarti semen dalam
bahasa Perancis.
56
4.1.5 Struktur Organisasi
Holcim Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggungjawab
langsung pada Dewan Komisaris yang berkedudukan di Swiss. Presiden direktur
membawahi tujuh direktur, yaitu:
1.
Direktur Legal & Corporate Affairs
Direktur ini bertugas untuk menangani urusan perijinan, mengeluarkan
peraturan-peraturan yang akan berlaku pada perusahaan, bertanggung jawab
tentang semua masalah yang berkaitan dengan hukum.
2.
Direktur Manufacturing
Bertugas untuk mengawasi jalannya produksi di pabrik, mulai dari
pengiriman bahan baku sampai dengan keluarnya produk semen di pasaran.
Direktur ini bertanggung jawab akan kelancaran produksi dan berkewajiban
memberikan laporan yang berkaitan dengan produksi semen.
3.
Chief Financial Officer
Direktur ini bertugas untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan,
berkewajiban
memberikan
laporan
yang
valid
dan
dapat
tugas
untuk
dipertanggungjawabkan.
4.
Direktur Marketing & Innovation
Direktur
ini
berkedudukan
di
Jakarta,
mempunyai
memperkenalkan atau mempromosikan produk semen Holcim Indonesia ke
pasaran, bertanggung jawab untuk menaikkan profit perusahaan dengan
mengembankan cara-cara pemasaran baru.
57
5.
Direktur RMX & Aggregates
Direktur ini bertanggung jawab dalam hal pemasaran Ready Mix Concrete
(RMX) di pasaran dengan nama Holcim Beton yang merupakan anak
perusahaan dari Holcim Indonesia. Direktur ini juga bertanggung jawab
dalam penyediaan dan pemasaran agregat sebagai bahan baku pembuatan
concrete atau beton.
6.
Direktur Logistics & Exports
Direktur ini bertanggung jawab atas manajemen operasi rantai pasokan multi
fungsi serta bertanggung jawab untuk memperluas pemasaran dengan ekspor
ke luar negeri.
7.
Direktur Sumber Daya Manusia
Direktur ini membawahi para Human Resources Manager yang berada di
masing-masing pabrik. Bertugas untuk menciptakan hubungan yang harmonis
antara para karyawan baik dengan atasan, rekan kerja, ataupun dengan pihak
luar. Bertanggung jawab memberikan pelayanan kepada masyarakat luar yang
mempunyai kepentingan dengan perusahaan dan berkewajiban menciptakan
iklim kerja yang kondusif demi tercapainya hubungan yang baik.
Fungsi dan tugas Public Relations Holcim Indonesia dilaksanakan oleh
Corporate Communication Department. Departemen ini berada di bawah
pengawasan Direktur Legal & Corporate Affairs dan ditangani oleh Corporate
Communication Manager. Corporate Communication Manager bertanggung
jawab menangani publik eksternal perusahaan. Peran Corporate Communication
Department yaitu menampilkan dan menjaga citra publik yang positif termasuk
proaktif mengembangkan strategi berhubungan dengan media, menciptakan dan
58
menginformasikan produk atau layanan kepada publik, dan bekerja sama dengan
mitra strategis.
4.1.6 Kegiatan Corporate Social Responsibility
Holcim Indonesia memiliki lima program dalam menjalankan program
corporate social responsibility, antara lain:
1. Program pemberdayaan ekonomi lokal
BMT Swadaya Pribumi didirikan untuk memantau pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat. Dukungan diberikan dalam bentuk pinjaman modal
usaha dan dikembalikan secara angsuran tanpa bunga. Holcim Indonesia
membantu
dalam
bentuk
pendanaan,
manajerial,
pemasaran
dan
pengembangannya.
2. Program infrastuktur
Keterlibatan dalam pembangunan dan perbaikan fasilitas umum di Kecamatan
Klapanunggal diwujudkan dalam penyediaan bahan material dan bantuan
teknis.
3. Program Pendidikan dan pelatihan
Program ini dijalankan untuk mengurangi jumlah anak-anak yang putus
sekolah dari keluarga yang tidak mampu dengan memberikan beasiswa kepada
siswa-siswa dari SD, SMP, SMA yang dibiayai oleh perusahaan hingga tingkat
SMA. Selain beasiswa untuk anak-anak tidak mampu, Holcim Indonesia juga
mengadakan pelatihan keterampilan khusus yang mendorong kemandirian
masyarakat lokal. Tujuan lainnya agar peserta pelatihan dengan bekal
keterampilan tersebut memiliki kompeten untuk mencari peluang usaha.
59
4. Program Kesehatan
Bentuk program kesehatan yaitu peningkatan kesehatan gizi balita melalui
program pemberian makanan tambahan dan vitamin. Selain itu terdapat
program pembinaan dan penyuluhan program bersih lingkungan bagi ibu-ibu
PKK untuk meningkatkan kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat.
5. Program Sosial dan budaya
Dalam aktifitas sosial, Holcim Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam
berbagai acara perayaan masyarakat di Desa, Kecamatan dan Kabupaten,
antara lain pemberian paket sembako, pemberian hewan kurban, pemberian
retribusi desa, menyelenggarakan kesenian, mengadakan kompetisi olahraga,
dan lain-lain.
4.2 Hasil Penelitian
Bagian ini merupakan deskripsi dan analisa terhadap hasil penelitian yang
telah dilakukan. Analisa didasarkan pada satu sumber utama yang dilakukan
peneliti serta sumber-sumber lain yang dijadikan sebagai data pelengkap dan
pembanding atas sumber utama tersebut.
Narasumber yang diwawancarai dari Holcim Indonesia adalah Bapak Ary
Wahyu sebagai Community Relations Coordinator Narogong. Narasumber lain
adalah mantan Kepala Desa Klapanunggal, Bapak Munir Sasmita dan tokoh
pemuda Karang Taruna Nemin Suharto.
Peneliti
memfokuskan
penelitian
pada
program
corporate
social
responsibility yang berlangsung selama periode Januari hingga Desember 2010.
Sebanyak lima program corporate social responsibility dilaksanakan yang
60
meliputi program pemberdayaan ekonomi lokal, program pendidikan dan
pelatihan, program infrastruktur, program kesehatan dan program sosial. Program
yang dirumuskan juga memiliki manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa program
corporate social responsibility yang dilakukan oleh Holcim Indonesia telah sesuai
dengan visi community relations yang diemban oleh perusahaan yaitu perusahaan
menjadi bagian dari komunitas yang bisa dipercaya dan dihargai oleh masyarakat
lokal dan stakeholder serta perusahaan diakui sebagai warga korporasi yang baik,
dan memiliki hubungan yang harmonis oleh masyarakat setempat. Visi
perusahaan menjadi landasan utama aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan
yang bertujuan membangun perusahaan sebagai perusahaan yang berkelanjutan
dan berkembang yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Sejalan dengan misi perusahaan, Holcim Indonesia melaksanakan program
corporate social responsibility dengan cara meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui peningkatan kemampuan sosial ekonomi, memanfaatkan
potensi lokal, peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Sesuai dengan pendekatan community relations, hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan menempatkan masyarakat sekitar sebagai sebagai mitra dan bukan
hanya sekedar sekumpulan orang yang berdiam di sekitar wilayah operasi
perusahaan. Perusahaan bersama-sama dengan komunitasnya mencari solusi
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar.
Untuk mewujudkan program corporate social responsibility tersebut, Holcim
Indonesia selalu menganggarkan dana dari laba bersih yang diterima oleh
61
perusahaan seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ary Wahyu, Community
Relations Coordinator Holcim Indonesia:
“Holcim Indonesia selalu mengalokasikan dana dari keuntungan bersih
perusahaan untuk dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk program
corporate social responsibility. Itu menunjukkan bahwa manajemen
mendukung adanya program tersebut.”56
Program corporate social responsibility yang dijalankan tersebut tidak
terlepas dari dukungan manajemen. Sejauh ini keberpihakan manajemen Holcim
Indonesia
sangat
nyata
dalam
mendukung
program
corporate
social
responsibility. Salah satu bentuk keberpihakan itu antara lain ditandai dengan
keterlibatan aktif top leader dalam berbagai acara forum komunikasi masyarakat
dan menganggarkan dana dari keuntungan bersih perusahaan untuk masyarakat
sekitar lokasi operasional perusahaan. Dukungan Holcim Indonesia dalam
melaksanakan program-program tersebut merupakan komitmen manajemen yang
sesuai dengan kebijakan perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial
perusahaan. Program corporate social responsibility yang sistematis dan
berlandaskan visi dan misi yang kuat membutuhkan perencanaan matang,
langkah-langkah bertahap dan dana yang tidak sedikit.
Strategi mengelola corporate social responsibility dalam menangani program
corporate social responsibility untuk mencapai tujuan perusahaan, dilaksanakan
melalui tahapan-tahapan pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan
dan pemograman, aksi dan komunikasi, serta evaluasi.
56
Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu, Community Relations Coordinator PT Holcim
Indonesia Tbk, 25 Juni 2011 di Pabrik Narogong PT Holcim Indonesia
62
4.2.1
Pengumpulan Fakta
Masyarakat yang berada di lingkungan Holcim Indonesia memiliki
heterogenitas dari segi pendidikan, mata pencaharian dan tingkat penghasilan
yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Untuk menghadapi
publik eksternalnya perusahaan harus memiliki strategi yang berbeda-beda
pula sesuai dengan karakteristik segmennya sehingga program-program
corporate social responsibility yang dijalankan berjalan dengan efektif dan
tepat sasaran. Langkah pertama merupakan tahap pencarian fakta untuk
mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
yang meliputi penyelidikan mengenai opini, sikap dan perilaku pihak-pihak
yang terkait dengan kebijakan perusahaan. Dalam langkah ini kita menjawab
pertanyaan “Apa yang sedang terjadi”. Hasilnya akan digunakan sebagai
landasan untuk menentukan program corporate social responsibility yang
akan dilakukan oleh tim community relations, menentukan penerima bantuan
dan menentukan lokasi sasaran yang dituju. Holcim Indonesia dalam hal ini
melihat apa yang menjadi kebutuhan dan memantau apa yang sedang terjadi
di masyarakat sekitar. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak Ary Wahyu:
“Setiap awal tahun dilakukan forum komunikasi masyarakat tingkat
desa yang dihadiri tokoh masyarakat setempat dan perwakilan
masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengetahui apa yang sebenarnya
menjadi kebutuhan masyarakat, walaupun pada prakteknya yang
sering muncul adalah apa yang menjadi keinginan masyarakat.
Keinginan masyarakat ditampung dulu kemudian di screening
menjadi kebutuhan.”57
57
Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu
63
Forum komunikasi masyarakat berguna sebagai media komunikasi
yang dikembangkan oleh Holcim Indonesia agar masyarakat memiliki akses
langsung dengan tingkat decision maker atau tingkatan manajerial. Fungsi
yang kedua adalah membuka informasi seluas mungkin tentang kebijakankebijakan perusahaan dan berfungsi sebagai media untuk memberikan
informasi secara global tentang apa yang direncanakan perusahaan serta dapat
menampung usulan yang diberikan masyarakat agar program masyarakat
selaras dengan program Holcim Indonesia.
Sepanjang tahun 2010, departemen Community Relations Narogong
menyelenggarakan sebelas acara forum komunikasi masyarakat di sebelas
desa binaan Holcim Indonesia dan tiga kali pertemuan di semester awal,
pertengahan dan akhir tahun untuk tingkat kecamatan. Pertemuan
dilaksanakan di Desa Klapanunggal, Kembang Kuning, Nambo, Cikahuripan,
Bantarjati, Lulut, Linggarmukti, Bojong, Kedep, Leuwikaret dan Sekarwangi.
Pertemuan terbuka bagi semua warga dengan tujuan mempererat hubungan
antara perusahaan dengan masyarakat sekitar, menyampaikan kepada
masyarakat apa kegiatan Holcim Indonesia sekarang, membicarakan apa
manfaat kegiatan tersebut bagi perusahaan maupun bagi masyarakat,
membahas apa yang menjadi kendala di masyarakat dan bagaimana
memecahkannya, membahas semua keluhan masyarakat serta mencari tahu
kegiatan apa saja yang dapat dilaksanakan masyarakat di masa mendatang.
Permasalahan yang dihadapi masyarakat tidak hanya disampaikan
melalui forum komunikasi masyarakat saja. Masyarakat memiliki kontak
langsung tim community relations. Permasalahan yang masuk kemudian
64
dikooordinir oleh tim community relations Holcim Indonesia untuk diketahui
penyebabnya dan segera direspon sebelum permasalahan menjadi lebih luas.
Data dan fakta yang diperoleh dari analisa situasi tersebut dapat
mengidentifikasi apakah masyarakat sekitar menunjang program-program
Holcim Indonesia atau tidak sama sekali. Masih menurut Bapak Ary Wahyu,
dalam mencari data dan fakta tim community relations membuat social
mapping agar program yang dijalankan efektif:
“Social mapping berfungsi dalam proses pemetaan stakeholder di
desa atau masyarakat, mengetahui potensi apa yang ada di masyarakat,
baik potensi negatif dan positif, dan mengetahui potential partner
yang membantu mengeksekusi jika program dijalankan.”58
Disini
pentingnya
melakukan
survey
dan
analisis
sebelum
melaksanakan program. Setelah diketahui hasil survey maka perusahaan
dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan dicarikan
solusinya dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan tersebut.
Social mapping dilakukan oleh pihak ketiga untuk menjaga
objektivitas tujuan dan sasaran. Hasil pemetaan digunakan untuk membangun
konsep program selama lima tahun ke depan. Hal ini dinyatakan oleh Bapak
Ary Wahyu:
“Mekanisme survey dilakukan oleh pihak ketiga agar data yang
diambil independen dan objektif, jadi tidak dicemari oleh maunya
Holcim. Yang melakukannya di tahun 2005 adalah CFCD, di tahun
2010 IPB. Hasil pemetaan CFCD di tahun 2005 digunakan untuk
membangun konsep program hingga tahun 2010. Di tahun 2010
58
Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu
65
dievaluasi lagi apakah konsep yang dibangun berdasarkan social
mapping itu masih relevan.“59
Pada tahun 2005, Holcim Indonesia menunjuk CFCD (Corporate
Forum for Community Development) untuk menentukan social mapping
kegiatan corporate social responsibility perusahaan. Di tahun 2010, Institut
Pertanian Bogor menyempurnakan social mapping tersebut sebagai acuan
membangun konsep program dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
Gambaran umum dari situasi yang ada yang diperoleh dari hasil pengamatan
dan penyelidikan akan lebih memudahkan tim community relations Holcim
Indonesia menentukan jenis kegiatan atau program apa yang akan dilakukan
dalam membina hubungan yang baik dengan masyarakat.
Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh, diketahui bahwa
kebutuhan yang umumnya masih dibutuhkan oleh masyarakat antara lain
dalam bidang infrastruktur, pemberdayaan ekonomi lokal, pendidikan dan
pelatihan, kesehatan dan kegiatan sosial. Hal ini dinyatakan oleh Bapak
Munir Sasmita, mantan Kepala Desa Klapanunggal:
“Kebutuhan banyak tapi memang Holcim tidak mungkin memenuhi
semua. Tapi hal-hal yang dibutuhkan masyarakat antara lain
pembangunan jalan, perbaikan gedung dan sekolah, kesehatan,
pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Tapi masalah kesehatan
dan lapangan pekerjaan sampai saat ini masih belum sepenuhnya
berjalan dengan sempurna. Terutama saat ini banyak menggunakan
mesin canggih jadi tenaga manusia banyak yang dikurangi.”60
59
Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu
Hasil wawancara dengan Bapak Munir Sasmita, Mantan Kepala Desa Klapanunggal, 25 Juni
2011, Rumah kediaman ybs.
60
66
Pernyataan ini diperkuat oleh Bapak Nemin Suharto, tokoh pemuda
Karang Taruna:
“Memang masyarakat yang bekerja di Holcim dari masyarakat sini
ada tapi kalau bisa penyerapan tenaga kerja diperhatikan karena
banyak yang menganggur disini. Apa yang bisa dilakukan di Holcim
oleh masyarakat sini tolong diserap karena sejauh ini penyerapannya
kurang.”61
Hasil pengumpulan fakta akan dimanfaatkan sebagai landasan untuk
kegiatan corporate social responsibility yang akan dilakukan oleh tim
community relations. Berdasarkan fakta yang diperoleh, perusahaan perlu
mencari solusi atas permasalah yang dihadapi komunitasnya. Permasalahan
yang dihadapi masyarakat saat ini terkait dengan program infrastruktur,
pendidikan, pemberdayaan masyarakat dan khususnya bidang kesehatan dan
lapangan pekerjaan.
Berdasarkan
data
statistik
yang
diperoleh
dari
Kecamatan
Klapanunggal tahun 2009, jumlah warga yang tinggal di Kecamatan
Klapanunggal mencapai 80.859 jiwa dengan total pekerja 73,205 jiwa.
Sisannya sebanyak 7,654 jiwa belum memiliki pekerjaan.62 Dengan semakin
meningkatnya persaingan secara global, sumber daya manusia dituntut
memiliki kompetensi yang baik dalam memperoleh lapangan pekerjaan.
61
Hasil wawancara dengan Bapak Nemin Suharto, tokoh pemuda Karang Taruna, 25 Juni 2011,
TPA Plus Daar-Assalam
62
Data statistik Kecamatan Klapanunggal tahun 2009
67
4.2.2
Perumusan Masalah
Setiap tujuan perusahaan memerlukan suatu program tindakan yang
terencana dengan matang. Ruang lingkup tujuan perusahaan sangat luas,
namun perusahaan memiliki keterbatasan sumber daya sehingga tidak semua
permasalahan dapat diselesaikan. Oleh karena itu perlu dibuat skala prioritas
untuk memilih permasalahan yang membutuhkan penanganan secara
mendesak. Melihat masih banyaknya masyarakat di sekitar lokasi operasional
Holcim Indonesia yang membutuhkan bantuan dan pentingnya menjalin
hubungan yang baik dengan komunitas sekitar, Holcim Indonesia menyusun
program corporate social responsibility sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan kepada masyarakat atas pemanfaat sumber daya alam bagi
kelangsungan usaha perusahaan. Program corporate social responsibility
lebih diprioritaskan pada kebutuhan pokok untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Masyarakat yang mendapatkan manfaat program
merupakan masyarakat yang berada dalam sebelas desa binaan Holcim
Indonesia dimana daerah-daerah tersebut terkena dampak langsung
operasional perusahaan.
Setelah terkumpul data dari hasil observasi dan telah ditentukan
komunitas untuk kegiatan community relations, kemudian tim community
relations merumuskan dan menentukan tujuan programnya. Berdasarkan
fakta di lapangan, program infrastruktur dijalankan karena masyarakat masih
memerlukan kemudahan akses transportasi menuju jalan utama untuk
kegiatan sehari-hari dan diperlukan pembangunan fasilitas umum untuk
kepentingan bersama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan.
68
Selain itu, jumlah penduduk yang tidak bekerja di desa binaan Holcim
Indonesia cukup banyak. Sebagai bagian dari komunitas, perusahaan perlu
untuk mencari solusi atas permasalahan sosial tersebut dengan cara menyusun
program pemberdayaan ekonomi lokal dan mengadakan pelatihan yang
disesuaikan dengan minat masyarakat sehingga meningkatkan produktivitas
usaha mikro. Jika perusahaan dapat berpartisipasi dalam menciptakan
lapangan pekerjaan dan menurunkan angka kemiskinan, maka secara tidak
langsung perusahaan juga telah berpartisipasi dalam menjaga keamanan
wilayah tersebut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Tujuannya diadakan program pemberdayaan masyarakat setempat adalah
mengurangi pengangguran di daerah tersebut dan menciptakan kemandirian
masyarakat.
responsibility
Pendidikan
karena
menjadi
Holcim
sasaran
Indonesia
program
corporate
social
memiliki
komitmen
untuk
mencerdaskan komunitas dan masih banyak anak dari keluarga yang tidak
mampu yang putus sekolah. Di samping itu, program kesehatan menjadi salah
satu program yang diperhatikan oleh perusahaan. Holcim Indonesia
mendukung program peningkatan kesehatan gizi balita, ibu dan masyarakat
yang bertujuan menciptakan lingkungan tempat tinggal warga yang sehat,
bersih, dan hijau sehingga ada peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam
bidang kesehatan. Melalui kegiatan sosial, Holcim Indonesia aktif
berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat sebagai salah satu bentuk kepekaan
dalam menghargai kebijakan-kebijakan lokal yang berkembang dan hidup
dalam masyarakat.
69
Berdasarkan kebutuhan tersebut, perusahaan merumuskan program
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tujuannya adalah menumbuhkan
citra positif di setiap benak masyarakat yang memiliki heterogenitas.
Sasarannya pun bermacam-macam mulai dari anak-anak, ibu rumah tangga,
kaum wanita dan pria hingga orang tua yang berbeda latar belakang
pendidikan, mata pencaharian dan tingkat penghasilan. Implementasi program
corporate social responsibility tersebut merupakan wujud komitmen
perusahaan untuk melakukan pembangunan secara berkelanjutan.
4.2.3
Perencanaan dan Pemograman
Perencanaan dan pemograman merupakan segala informasi atau data
masukan atau input yang diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan
yang dihadapi ke dalam bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya.
Informasi yang telah dikumpulkan digunakan untuk membuat keputusan
tentang program corporate social responsibility yang akan dilaksanakan,
strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan sasaran. Program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Holcim Indonesia
bertujuan untuk menuju masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Langkah ini
menjawab pertanyaan “Apa yang harus dilakukan”.
Sepanjang tahun 2010 terdapat sebelas desa yang masuk dalam binaan
Holcim Indonesia, antara lain sembilan desa di Kecamatan Klapanunggal:
Lulut, Bantarjati, Nambo, Kedep, Kembang Kuning, Klapanunggal,
Leuwikaret. Linggarmukti, Bojong; satu dusun Cikahuripan di kecamatan
70
Gunung Putri, dan satu desa Sekarwangi di Kecamatan Cibadak Kabupaten
Sukabumi.
Sebelum melaksanakan program corporate social responsibility,
kebutuhan masyarakat yang disampaikan oleh pemerintah setempat dalam
bentuk proposal dan dikaji kembali oleh tim community relations. Hal ini
dinyatakan oleh Bapak Ary Wahyu:
“Pertama kita buat perencanaan social mapping dan budget di awal
tahun. Lalu diadakan forum komunikasi masyarakat untuk
menampung aspirasi masyarakat dan menyampaikan apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Karena kita bermitra
dengan pemerintah desa maka masyarakat sendiri yang harus
berkoordinasi secara internal dengan pemerintah desa. Kemudian
pemerintah desa ini menyampaikannya pada perusahaan dalam bentuk
proposal. Apa yang disampaikan ke perusahaan, staf community
relations akan kembali ke masyarakat untuk verifikasi benar tidak apa
yang disampaikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, kemudian baru
dilaksanakan program-programnya.”63
Perencanaan dan pemograman yang didapat dari penetapan tujuan
inilah yang akan dijadikan pedoman bagi tim community relations untuk
mengambil langkah yang tepat di dalam menjalankan program corporate
social responsibility dan membuat skala prioritas sehingga program yang
telah direncanakan dapat berjalan sesuai kebutuhan masyarakat.
Publik merupakan target dari aksi Public Relations dan sumber dari
umpan balik untuk evaluasi. Peranan Public Relations adalah menjembatani
kedua hal tersebut yaitu antara publik dan organisasinya agar terus
berhubungan dengan baik. Klasifikasi publik dalam Public Relations salah
satunya adalah publik internal dan publik eksternal. Publik internal terdiri dari
63
Op.Cit, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu
71
orang-orang yang berada dalam lingkungan perusahaan, sedangkan publik
eksternal yaitu orang-orang atau kelompok yang berada di luar organisasi
namun mempunyai kepentingan dan masalah dalam hubungannya dengan
perusahaan tersebut.
Sebelum melaksanakan program corporate social responsibility,
perusahaan terlebih dahulu menetapkan sasaran yang hendak dituju dan siapa
saja publik yang hendak dilibatkan. Dalam hal ini publik yang menjadi
sasaran program corporate social responsibility adalah komunitas atau
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasional perusahaan. Selain itu
Holcim Indonesia juga melibatkan pemerintah setempat untuk bersama-sama
menentukan program dan membangun daerah setempat.
Bila dikaitkan dengan hasil wawancara, dapat dilihat bahwa Holcim
Indonesia melibatkan pihak eksternal dalam menjalankan program corporate
social responsibility seperti kutipan dari Bapak Ary Wahyu:
“Holcim dalam membuat program punya stakeholder. Stakeholder
yang pertama adalah pemerintah tingkat desa dan kecamatan. Secara
sistem kita membutuhkan legalitas agar dimonitor dengan baik. Dalam
konteks formalnya kita langsung berhubungan dengan pemerintah
desa, yaitu kepala dusun, RT dan RW kemudian kecamatan. Yang
kedua adalah masyarakat dimana didalamnya ada informal leader,
religion leader dan natural leader. Natural leader tidak menduduki
jabatan tertentu tapi diikuti oleh yang lain. Yang ketiga adalah
masyarakat yang berdiam di daerah itu sendiri. Kalau Holcim bisa
membangunkan, Holcim belum tentu bisa merawatnya karena
cakupan area Holcim luas sekali. Masyarakat yang harus merawatnya.
Kalau masyarakat mau merawatnya karena mereka terlibat.
Bagaimana mau merawat, rasa memiliki saja tidak ada. Makanya
kalau mereka bergotong royong tandanya mereka ada rasa memiliki,
ada keinginan untuk merawatnya.”64
64
Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu
72
Selain itu, Holcim Indonesia dikelilingi oleh komponen masyarakat
yang terbagi dalam masyarakat di lingkungan ring 1, ring 2 dan ring 3 baik
dari kelompok remaja, pria, perempuan, orang tua atau anonim. Masyarakat
yang berada dalam ring 1 merupakan publik primer karena mereka adalah
masyarakat yang terkena dampak paling besar akibat operasional perusahaan.
Daerah tersebut adalah Desa Klapanunggal, Desa Kembang Kuning, Desa
Nambo. Masyarakat di lingkup ring 2 hingga ring 3 merupakan publik
sekunder dan mendapatkan dampak operasional yang semakin kecil. Daerah
ring 2 meliputi Desa Cikahuripan, Desa Bantarjati dan Lulut. Sedangkan
daerah ring 3 meliputi Desa Bojong, Desa Linggarmukti, Desa Kedep dan
Desa Leuwikaret.
4.2.4
Aksi dan Komunikasi
Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan program dan
menentukan media komunikasi dalam rangka mencapai tujuan program.
Pertanyaan dalam langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukannya,
kapan, dimana dan bagaimana penyampaiannya”.
Dalam tahap ini Public Relations Officer harus mengkomunikasikan
pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya dan
mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Semua
tim harus bekerjasama dalam melakukan komunikasi dengan pihak-pihak
yang terlibat, oleh karena itu dalam social mapping ditentukan potential
partner yang dapat membantu melaksanakan program dijalankan. Holcim
Indonesia menerapkan prinsip partsipatif dan swadaya dari masyarakat secara
73
gotong royong sehingga setiap pelaksanan program corporate social
responsibility dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dan pihak lain
yang berkompetensi tepat untuk melakukannya. Media komunikasi yang
digunakan adalah sosialisasi program melalui pertemuan forum komunikasi
masyarakat,
pemasangan
spanduk
dan
kunjungan
langsung
kepada
masyarakat sekitar.
Program corporate social responsibility yang dijalankan periode
Januari hingga Desember 2010 antara lain:
1. Program Infrastruktur
Keterlibatan dalam pembangunan infrastruktur umum di Kecamatan
Klapanunggal diwujudkan dalam penyediaan material, bantuan teknis dan
bantuan organisasi tim community relations. Swadaya dan swakarsa
masyarakat aktif terlibat dalam program infrastruktur dengan tujuan untuk
meningkatkan aksesibilitas masyarakat dalam transportasi, penyediaan
fasilitas air bersih, penataan drainase dan sarana ibadah serta perbaikan
kantor desa. Masyarakat berkontribusi dalam memberikan tenaga sukarela,
dana dan material bangunan. Kemitraan ini dimaksudkan agar masyarakat
belajar menangani proyek pembangunan infrastuktur dan terlibat dalam
memantau perkembangan proyek secara langsung. Holcim Indonesia
memberikan bantuan beton cair sebanyak 649 m3, 1.390 sak semen, bahan
bangunan dan material lain dengan total senilai Rp 627 juta.
74
Pembangunan dan perbaikan yang dilakukan Holcim Indonesia tahun 2010
adalah sebagai berikut:65
Desa
Nambo


Klapanunggal



Kembang Kuning



Bantarjati


Cikahuripan
Leuwikaret

Bojong
Linggarmukti
Lulut
Dusun Kedep
Sekarwangi







Program
Pengerasan jalan RT 08/04, RT 09/05 dan RT
10/05
Mushola Al Hijrah (RT 01/06), Mushola di RT
09/05, Masjid Al-Mujahidin (RT 17/7), bantuan
kubah Mushola Darur Rahman
Pengerasan jalan RT 17/05 dan RT 10/03
Pagar tembok dan pintu besi kantor desa
Pembangunan Masjid Nurul Huda
Pengecoran jalan RT 10/03, RT 19/06
Pengecoran lantai Mushola Al Hidayah RT 13/04
Perbaikan selokan RT 17/08 dan RT 17/05
Pengecoran jalan desa RT 11/05, RT 12/04 dan
RT 13/04
Perbaikan selokan dan jembatan RT 13/05 dan RT
12/04
Pengerasan jalan RT 16/06, Kp. Cibeber
Pembuatan bak penampungan air bersih di RT
03/10 Kampung Gua Gajah
Pengerasan jalan RT 11/05 Kampung Sodong
Pengerasan jalan RT 06/03
Pengecoran jalan desa di RT 05/02
Pembangunan Masjid Nurul Huda R 01/21
Pembangunan MCK RT 01/13
Renovasi sumur air bersih RW 11, RT 01 dan RT
02 RW 13
Tabel 4.2.4
2. Pemberdayaan ekonomi lokal
Kontribusi perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat
adalah dengan mendukung pertumbuhan ekonomi mikro di Kecamatan
Klapanunggal dan sekitarnya, antara lain melalui BMT Swadaya Pribumi.
Holcim Indonesia mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Syariah sebagai
bentuk peduli perusahaan dalam pengembangan potensi ekonomi lokal
65
Data CSR 2010 PT Holcim Indonesia Tbk
75
bagi masyarakat di Kecamatan Klapanunggal dan sekitarnya. BMT
Swadaya Pribumi didirikan pada 9 Juni 2006 oleh 43 warga Kecamatan
Klapanunggal yang difasilitasi oleh Holcim Indonesia. Kontribusi Holcim
Indonesia dalam pengembangan BMT ditunjukkan dengan dukungan
modal kerja sebesar Rp 526 juta yang disalurkan dari tahun 2006 hingga
2008, pelatihan operasional microfinance, peralatan kantor, dan fasilitas
operasional BMT. Tim community relations terlibat sebagai pengawas dan
berperan aktif dalam Rapat Anggota Tahunan. Penerima manfaat sejak
Juni 2006 sampai dengan Juli 2010 sebanyak 2.688 orang, dimana
penerima manfaat tersebut adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
operasional perusahaan. Masyarakat tersebut mendapatkan fasilitas
pembiayaan untuk usaha mikro ataupun kebutuhan rumah tangga, fasilitas
jasa tabungan dan deposito. Pemberdayaan ekonomi lainnya yaitu berupa
pengembangan dan pengadaan bahan baku utama untuk usaha mikro. LPM
Desa melakukan pemilihan usaha-usaha mikro di desa yang potensial
untuk dikembangkan, antara lain peternakan ayam petelur dengan
memberikan bantuan bibit ayam sebanyak 200 ekor dan makanan ayam
sebanyak 400 kg; pemberian bibit lele sebanyak 15.000 ekor dan pakan
1.800 kg untuk budidaya lele; usaha pemancingan ikan mas sebanyak 250
kg; pemberian bahan baku rotan 504 kg dan frame sebanyak 720 unit
untuk pengrajin rotan; dan pemberian peralatan kerja berupa kompresor
untuk pengrajin pelepah pisang. Pengadaan bahan baku diberikan pada
bulan Agustus hingga September 2010. Diharapkan usaha-usaha mikro
tersebut dapat berkembang baik dan menciptakan lapangan pekerjaan baru
76
bagi masyarakat sekitar. Pada tanggal 21-24 Agustus 2010, Holcim
Indonesia memberikan pelatihan keterampilan khusus dalam bidang
peternakan; budidaya dan peternakan ayam petelur di Desa Nambo dan
Desa Kembangkuning.
3. Pendidikan dan keterampilan
Sebanyak 280 siswa yang terbagi menjadi tingkat SMP dan SMA dari
keluarga tidak mampu di Kecamatan Klapanunggal menerima beasiswa
pendidikan pada 11-12 Agustus 2010. Beasiswa senilai Rp 1.200.000 per
tahun per siswa diberikan oleh Holcim Indonesia dan diserahkan kepada
para siswa oleh tokoh masyarakat setempat. Penyerahan beasiswa ini
merupakan bagian dari program pengembangan masyarakat yang
dicanangkan Holcim Indonesia yaitu menyediakan dan meningkatkan
peluang untuk memperoleh pendidikan bagi masyarakat di sekitar pabrik.
Penerima beasiswa dipilih oleh aparat desa. Mereka yang berhak
menerima adalah siswa yang memiliki prestasi belajar namun kondisi
ekonominya kurang baik. Pihak sekolah masing-masing anak memberi
konfirmasi status dan hasil studi siswa yang direkomendasikan, kemudian
tim community relations melakukan verifikasi kondisi dan status setiap
siswa dengan mendatangi langsung rumahnya dan berkomunikasi dengan
orangtua dan siswa tersebut. Selain memberikan beasiswa untuk anak-anak
tidak mampu, Holcim Indonesia juga memberikan pelatihan keterampilan
dalam rangka meningkatkan kualitas keterampilan sumber daya manusia
lokal dalam mencari nafkah. Untuk pelatihan ini, Holcim Indonesia
melibatkan LPM Desa, perwakilan pemuda, pemerintah desa melalui
77
Kepala Desa untuk menentukan jenis pelatihan yang dambil yang mengacu
pada minat, kemampuan dan kebutuhan peserta. Perwakilan Desa
melakukan musyawarah dengan masyarakat untuk menentukan pelatihan
keterampilan yang akan diambil berdasarkan minat, kemampuan dan
kebutuhan peserta. Pelatihan yang diberikan di bulan September 2010
yaitu pelatihan menjahit yang diikuti oleh 51 orang dari Desa Lulut,
Bantarjati dan Klapanunggal; ternak ayam sebanyak 12 orang, serta paket
belajar B setara SMP dan C setara SMA yang diikuti sebanyak 13 orang di
Desa Klapanunggal. Diharapkan masyarakat yang telah mengikuti
pelatihan tersebut mempunyai modal keterampilan yang bisa digunakan
untuk mencari nafkah. Realisasi anggaran yang diberikan dalam bentuk
beasiswa dan pelatihan cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir
karena Holcim Indonesia berkomitmen untuk memiliki kepedulian tinggi
terhadap pengembangan sumberdaya manusia sebagai investasi penting
dalam pembangunan nasional.
4. Kesehatan
Program corporate social responsibility dalam bidang kesehatan yaitu
pemberdayaan area pemukiman bersih dan hijau serta program
peningkatan kesehatan dan gizi balita. Holcim Indonesia melakukan
program penyuluhan kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas
Klapanunggal. Untuk terciptanya lingkungan tempat tinggal masyarakat
yang sehat, bersih, dan hijau, program bersih lingkungan dimulai dengan
pengenalan program melalui kunjungan ke komunitas RW 13 Cipinang
Melayu, Jakarta Timur yang merupakan pionir Gerakan Bangsa Sadar
78
Lingkungan (Gerbang Darling). dan belajar dari mereka mengenai
kebersihan lingkungan. Antusiasme terlihat dalam partisipasi dan
munculnya kesadaran dari masyarakat untuk menindaklanjutinya menjadi
program yang berkelanjutan.
Program semacam ini bisa berhasil dan
berkembang karena adanya peran serta dan kesadaran dari masyarakat
serta
dukungan
dari
Pemda
Kabupaten
dan
Kecamatan
dalam
pelaksanaannya. Selain itu terdapat peningkatan kesehatan gizi balita
melalui program pemberian makanan tambahan di 14 Posyandu yang
tersebar di Desa lima desa, antara lain Desa Klapanunggal, Bantarjati,
Kembang Kuning, Nambo dan Lulut. Dengan adanya program tambahan
makanan diharapkan dapat memotivasi ibu-ibu untuk ke posyandu
terutama pemberian vitamin A untuk anak-anaknya.
5. Sosial dan budaya
Holcim Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam berbagai acara
perayaan masyarakat di Desa, Kecamatan dan Kabupaten, antara lain
pemberian paket sembako untuk duafa pada Idul Fitri dan sapi kurban
pada Idul Adha di Kecamatan Klapanunggal, Kecamatan Gunung Putri
dan Kecamatan Cibadak melalui kantor desa dan kecamatan, pemberian
retribusi desa setiap bulan, dan penanaman 1.000 batang bibit pohon buah
oleh karyawan pabrik Holcim Indonesia di lingkungan sekitar pada hari
bumi tanggal 22 April 2010. Salah satu partisipasi perusahaan untuk
stakeholdernya yaitu mengadakan program Mudik Bersama di bulan
September. Holcim menyediakan mudik gratis bagi 5.500 ahli bangunan
untuk mudik ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Para ahli bangunan
79
merupakan mitra penting perusahaan karena tanpa mereka rumah impian
konsumen tidak akan terwujud.
Program corporate social responsibility tersebut disampaikan melalui
berbagai cara. Tim community relations bertugas menyiapkan materi
komunikasi, berupa brosur, buletin dan majalah dan juga disampaikan melalui
forum komunikasi masyarakat yang dilakukan secara berkala oleh
perusahaan. Pemberitaan mengenai kegiatannya disampaikan melalui bulletin
khusus community relations yang membahas rangkuman program corporate
social responsibility selama satu tahun Warta Narogong. Selain itu, berita
mengenai program tersebut disampaikan melalui majalah internal perusahaan,
Berita Kita, yang diterbitkan setiap bulan. Bulletin tersebut ditujukan untuk
para karyawan, klien yang sedang atau telah bekerjasama dengan perusahaan
dan masyarakat sekitar agar mengetahui perkembangan yang dilakukan
perusahaan dan hasil yang dicapai secara lengkap. Pemberitahuan program
yang sedang atau telah berjalan disampaikan melalui spanduk di jalan-jalan
utama dan desa. Tim community relations juga mengkomunikasikan
programnya kepada aparat pemerintah daerah agar sesuai dengan program
pembangunan daerah setempat.
Semua program yang dilaksanakan bertujuan untuk menjalin
kerjasama dengan masyarakat dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan community relations tersebut dapat
menciptakan reputasi dan citra perusahaan yang lebih baik sehingga
mendapatkan lisensi dari masyarakat untuk beroperasi secara legal.
80
4.2.5
Evaluasi
Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau
kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program. Berdasarkan
hasil evaluasi ini bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan
atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan.
Tahap terakhir setelah semua kegiatan yang dilakukan oleh Holcim Indonesia
adalah mengevaluasi semua kegiatan. Untuk mengetahui apakah program
tersebut berhasil atau tidak atau tujuan yang diharapkan tercapai atau tidak,
maka tim community relations perlu melakukan analisa dampak kegiatan.
Hasil dari program-program yang telah dijalankan dievaluasi apakah sudah
sesuai dengan rencana atau tidak. Langkah ini menjawab pertanyaan
“Seberapa baik langkah yang telah dilakukan”.
Tim community relations melakukan evaluasi dari hasil kegiatan
untuk dijadikan tolok ukur bagi program-program lainnya di masa yang akan
datang, apakah kegiatan ini akan dilaksanakan kembali atau tidak. Evaluasi
kegiatan
dilaksanakan
dalam
bentuk
pertemuan
forum
komunikasi
masyarakat dan forum dialog lainnya, paparan serta laporan dalam bentuk
tertulis. Bapak Ary Wahyu mengemukakan bahwa:
“Kalau pelaksanaan program CSR sudah selesai, maka setiap tengah
tahun akan ada forum komunikasi lagi untuk mengevaluasi apa yang
terjadi selama enam bulan sebelumnya dan apa yang akan dilakukan
enam bulan ke depan. Nanti di akhir tahun akan ada evaluasi total.
Dari semua program yang sudah dilakukan, dibandingkan selama
enam bulan pertama dan enam bulan kedua apa perbedaannya. Apa
masih ada sesuatu yang terjadi di enam bulan kedua, kalau ada dicari
81
tahu apa penyebabnya. Itu yang bisa kita antisipasi agar tidak terjadi
lagi di tahun berikutnya.”66
Keberhasilan dari program corporate social responsibility dapat
terlihat dari kesadaran masyarakat terhadap Holcim Indonesia sebagai
perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi dan adanya
suatu tindakan berupa tanggapan positif dari masyarakat di setiap program
yang dilaksanakan. Program dapat dikatakan berhasil jika program yang telah
direncanakan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi masyarakat,
seperti yang diungkapkan Bapak Nemin Suharto”
“Program bantuan yang diberikan sudah sesuai. Dalam semua bidang
memang sudah tersentuh dan disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat, hanya saja dari segi kuantitas dan kualitas relatif masingmasing individu yang menilainya apakah bantuan yang diberikan itu
sudah cukup atau belum. Yang jelas Holcim melakukan sesuatu yang
tidak dilakukan oleh perusahaan lain. Saya menyimpulkan lebih bagus
karena skala yang diberikan lebih besar jadi banyak masyarakat yang
mendapatkan bantuan.”67
Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Bapak Munir Sasmita:
“Program CSR perusahaan sudah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat baik dalam aspek sosial, ekonomi, dan pendidikan.”68
Indikator kepuasan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan jika
dihubungkan
dengan
diselenggarakan
antara
program
lain
corporate
kesesuaian
social
program
responsibility
dengan
yang
kebutuhan
masyarakat, dukungan sepenuhnya dari masyarakat terhadap kegiatan
66
Ibid, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu
Op. Cit, Hasil wawancara dengan Bapak Nemin Suharto
68
Op. Cit, Hasil wawancara dengan Bapak Munir Sasmita
67
82
operasional perusahaan dan harapan masyarakat untuk lebih meningkatkan
program corporate social responsibility agar masyarakat yang mendapatkan
manfaat semakin luas.
Dari jawaban Bapak Nemin Suharto dan Bapak Munir Sasmita dapat
diketahui bahwa mereka sebagai pihak eksternal perusahaan yang telah
merasakan
manfaat
program
corporate
social
responsibility
yang
diselenggarakan perusahaan menanggapinya dengan positif. Program
kemitraan
yang diterapkan Holcim Indonesia memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat, hanya saja kuantitasnya perlu diperluas lagi sehingga
masyarakat yang mendapatkan manfaat tersebar secara merata.
Evaluasi yang dilakukan oleh Holcim Indonesia sangat berarti dalam
menentukan program-program selanjutnya. Untuk mendapatkan data yang
benar-benar objektif, maka di tahun 2010 perusahaan menunjuk Insititut
Pertanian Bogor untuk mengkoreksi program corporate social responsibility
perusahaan dan memperbaiki social mapping yang ada dan memanfaatkan
potensi-potensi baru sehingga bisa digunakan perusahaan di tahun ke depan.
Hasilnya seperti yang dinyatakan oleh Bapak Ary Wahyu:
“Masyarakat yang diteliti CFCD lebih sedikit: lulut, nambo, bantarjati,
kembang kuning, klapanunggal, kedep. Di tahun 2010 (IPB)
masyarakat yang diteliti lebih luas karena ada leuwikaret. Kemudian
ada stakeholder yang tidak ditanyai, yaitu komponen pemerintah, dan
stakeholder lain yang datanya tidak kita dapatkan di 2009. Hasilnya
menurut saya lebih bagus karena hasilnya tidak beda tapi jangkauan
surveynya lebih luas. 69
69
Op.Cit, Hasil wawancara dengan Bapak Ary Wahyu
83
Dari hasil penelitian yang dilakukan tahun 2010, semakin banyak
masyarakat dan komponen-komponon lain yang diteliti dibandingkan dengan
tahun 2005. Evaluasi yang baik tidak hanya dilakukan di akhir pelaksanaan
program. Evaluasi yang baik dilakukan sebelum pelaksanaan program, pada
saat program sedang berlangsung dan setelah program dilaksanakan.
Holcim Indonesia melakukan evaluasi awal untuk mengetahui
kebutuhan masyarakat, permasalahan yang terjadi, dan melaksanakan
evaluasi pada saat program corporate social responsibity sedang berlangsung
untuk mengetahui hambatan dan kendala yang sedang dihadapi, serta evaluasi
secara keseluruhan untuk mengetahui apakah program tersebut berhasil
dilaksanakan atau bahkan tidak berjalan efektif.
4.3
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan bahwa Holcim
Indonesia merupakan perusahaan semen terkemuka di dunia dan salah satu
perusahaan semen terbesar di Indonesia yang menjalankan program corporate
social responsibility dalam praktik bisnis perusahaannya.
Kegiatan corporate social responsibility merupakan kegiatan terpadu dari
setiap praktik bisnis yang dapat menumbuhkan citra positif dan keuntungan
finansial jangka panjang bagi perusahaan. Corporate social responsibility tidak
lagi dipandang sebagai sebuah kewajiban tapi investasi perusahaan di masa
mendatang. Corporate social responsibility diyakini oleh perusahaan sebagai
penolong pada saat krisis melanda, memiliki pengaruh penting terhadap
manajemen dan dampak internal perusahaan serta citra positif mampu
84
memberikan
kemudahan
bagi
perusahaan
untuk
berkomunikasi
dengan
masyarakat agar tujuan yang dicita-citakan tercapai dengan efektif.
Slogan “Membangun Bersama” menggambarkan kerja sama berkelanjutan
yang dilakukan Holcim Indonesia dengan para stakeholder, termasuk salah
satunya adalah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasional perusahaan.
Komunitas tidak lagi dipandang sebagai kumpulan orang yang tinggal pada lokasi
yang sama tapi juga menunjukan terjadinya interaksi di antara kumpulan orang
tersebut.
Fungsi Public Relations adalah menciptakan hubungan yang harmonis
antara perusahaan dengan masyarakat melalui proses komunikasi dua arah secara
timbal balik. Tim community relations menerapkan komunikasi yang harmonis
dalam hubungan jangka panjang dengan masyarakat di sekitarnya dengan
menjalankan prinsip komunikasi yang jujur dan terbuka untuk memperoleh
kepercayaan masyarakat dan menjaga komunikasi dua arah secara terus menerus
untuk membangun hubungan yang baik. Selain itu perusahaan juga melakukan
evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau
penyesuaian kebutuhan bagi masyarakat. Dalam pengertiannya, Holcim Indonesia
melalui tim community relations mendengar apa yang menjadi kebutuhan dan
aspirasi masyarakat dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill.
Mantan Kepala Desa Klapanunggal menyatakan bahwa kelebihan Holcim
Indonesia yaitu memiliki tim community relations yang sudah dikenal oleh
masyarakat sekitar dan membaur dengan masyarakat sehingga sudah dianggap
menjadi bagian warga sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang
85
dibangun oleh tim community relations sangat baik sehingga hubungan saling
pengertian dan saling percaya dapat tercipta.
Pelaksanaan program ini tidak terlepas dari dukungan beberapa instrumen
yaitu pertama, memiliki komitmen kuat untuk pembangunan berkelanjutan dan
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas, kedua, mendapat
dukungan struktur organisasi yang kuat, idealnya ada departemen tersendiri yang
mengurusi corporate social responsibility sehingga pelaporannya bisa lebih cepat
tanpa perlu lagi melewati banyak tingkatan, ketiga, mempunyai SDM
pelaksananya, dan yang keempat, memiliki dukungan dana.
Holcim Indonesia memiliki kewajiban dan tanggung jawab kepada
masyarakat yang tertuang dalam visi perusahaan yaitu menjadi bagian dari
komunitas yang bisa dipercaya dan dihargai oleh masyarakat lokal dan
stakeholder juga diakui sebagai warga koorporasi yang baik oleh masyarakat
setempat. Misi corporate social responsibility yang dijalankan perusahaan yaitu
mengembalikan sumber daya alam yang telah digunakan melalui konsep program
kemitraan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan
cara meningkatkan kemampuan sosial ekonomi, meningkatkan produktivitas dan
pendapatan masyarakat dengan menggunakan potensi lokal. Program corporate
social responsibility menerapkan prinsip-prinsip CSR agar berjalan dengan
efektif, yaitu program berkelanjutan berdasarkan kebutuhan masyarakat yang
disesuaikan dengan potensi masyarakat dan lingkungan yang ada serta ada
keterlibatan dan kerja sama antara perusahaan, masyarakat, pemerintah daerah dan
pemangku kepentingan.
86
Holcim
Indonesia meletakkan
corporate social
responsibility dan
sustainable performance dalam komponen pilar utama perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Pilar-pilar tersebut antara lain berkaitan dengan kode
etik bisnis dimana perusahaan akan selalu berkomitmen untuk mematuhi dan
menjunjung tinggi kode etik bisnis yang telah ada baik nasional maupun
internasional; praktek yang terkait dengan pekerja dan karyawan yaitu
perlindungan terhadap hak karyawan; kesehatan dan keselamatan kerja dalam
memberikan tempat kerja yang aman kepada karyawan, kontraktor dan
pengunjung dengan implementasi standar yang berlaku; keterlibatan masyarakat
atau corporate social responsibility dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, peningkatan mutu melalui pendidikan, ekonomi dan
sosial budaya; hubungan terhadap pelanggan dan pemasok; pelaporan dan
pemantauan dimana setiap kegiatan dipantau secara langsung oleh tim terkait dan
masyarakat. Selain menjalankan visi dan misi corporate social responsibility
perusahaan, Holcim Indonesia merupakan perusahaan yang taat dan patuh
terhadap peraturan yang ditetapkan pemerintah sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UndangUndang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyebutkan
perusahaan berkewajiban untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan Community Relations
Coordinator Holcim Indonesia, bisa dikatakan bahwa perusahaan memberikan
dukungan penuh terhadap program corporate social responsibility ini. Komitmen
corporate social responsibility yang dijalankan perusahaan dapat terlihat dari
dukungan manajemen dan top leader yang membentuk departemen khusus untuk
87
mengurusi program corporate social responsibility yang bertujuan agar program
yang dijalankan bisa benar-benar fokus, terarah dan termonitor dengan efektif.
Pihak manajemen juga selalu menghadiri setiap pertemuan forum komunikasi
masyarakat untuk memantau langsung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi masyarakat langsung diketahui oleh top leader
sehingga langkah-langkah yang diambil untuk mengantisipasinya dapat segera
diputuskan. Selain itu, perusahaan mengalokasikan dana dari keuntungan bersih
perusahaan untuk dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk program corporate
social responsibility. Manajemen mengerti bahwa corporate social responsibility
dapat meredam konflik dan ketegangan antara perusahaan dengan masyarakat
sekitar perusahaan.
Konsep corporate social responsibility bagi Holcim Indonesia tidak jauh
berbeda dengan konsep menurut The World Business Council for Sustainable
Development, yaitu komitmen dunia usaha untuk terus menerus berperilaku etis
dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki
mutu hidup karyawan dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat
secara keseluruhan. Konsep corporate social responsibility diaplikasikan ke
dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Holcim Indonesia untuk membantu
peningkatan kualitas hidup sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan,
komunitas lokal dan masyarakat luas. Konsep Holcim Indonesia dalam
memandang corporate social responsibility adalah aset yang sangat berharga bagi
perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat mengalami krisis.
Melihat pentingnya pelaksanaan corporate social responsibility dalam membantu
88
perusahaan menciptakan citra positif, maka perusahaan menempatkan program
corporate social responsibility sebagai profit center bukan sebagai cost center.
Program corporate social responsibility dilaksanakan melalui sebuah
strategi agar sasaran dapat tercapai dengan baik. Strategi yang dijalankan dalam
pelaksanaan program corporate social responsibility dimulai dari pengumpulan
fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemograman, aksi dan komunikasi,
serta menganalisi hasil yang telah dicapai.
Pengumpulan fakta yang dilakukan oleh tim community relations sangat
mendukung perolehan informasi dan dan fakta mengenai apa yang sedang terjadi
di masyarakat. Data dan fakta tersebut didapat dari forum komunikasi masyarakat,
hasil survey di lapangan, dan opini masyarakat. Pengumpulan fakta bertujuan
untuk merumuskan masalah yang dihadapi masyarakat sehingga dirancang
program yang dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi
masyarakat. Program corporate social responsibility ditargetkan untuk khalayak
yang terbatas atau publik tertentu yang memiliki kepentingan berbeda-beda. Tim
community relations harus melakukan identifikasi kebutuhan tersebut dengan
melakukan pengumpulan isu, fakta dan mengetahui permasalahan yang sedang
dihadapi oleh masyarakat.
Dalam forum komunikasi masyarakat yang dihadiri oleh aparat pemerintah
desa, tokoh pemuda, tokoh agama, perwakilan masyarakat dan manajerial Holcim
Indonesia, masyarakat mengusulkan program-program yang menjadi kebutuhan
masyarakat. Tim community relations menampung usulan tersebut dan melakukan
verifikasi terhadap usulan sasaran dan calon penerima program corporate social
responsibility.
89
Program corporate social responsibility dijalankan di sebelas binaan
Holcim Indonesia, yaitu Lulut, Bantarjati, Nambo, Kedep, Kembang Kuning,
Klapanunggal, Leuwikaret, Linggarmukti, Bojong, Cikahuripan dan Sekarwangi
meliputi bidang pendidikan dan keterampilan, kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, infrastruktur dan sosial.
Holcim Indonesia menyampaikan kegiatannya melalui forum komunikasi
masyarakat yang transparan sehingga masyarakat sekitar mudah untuk
mengetahui informasi tentang program-program yang akan dijalankan. Media
komunikasi seperti sosialisasi kegiatan dan pemasangan spanduk juga digunakan
untuk mendukung publikasi atau penginformasian mengenai program corporate
social
responsibility kepada
perkembangan
program
masyarakat
tersebut
sekitar.
disampaikan
Pemberitaan
melalui
majalah
mengenai
bulanan
perusahaan, Berita Kita, dan laporan program corporate social responsibility yang
telah dilaksanakan perusahaan secara keseluruhan selama satu tahun dalam Warta
Narogong.
Dari pernyataan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat setempat
mengemukakan bahwa Holcim Indonesia dalam melakukan kegiatan untuk
masyarakat sekitar selalu memberitahukan kepada masyarakat terlebih dahulu.
Berdasarkan data yang didapat di lapangan, penyampaian informasi kepada
masyarakat sekitar sudah merata. Mantan Kepala Desa Klapanunggal dan tokoh
pemuda Karang Taruna mengemukakan bahwa setiap program corporate social
responsibility yang akan dilaksanakan selalu diinformasikan melalui forum
komunikasi masyarakat.
90
Dalam melakukan evaluasi program, pernyataan yang diberikan oleh staf
community relations Holcim Indonesia sesuai dengan pernyataan yang diberikan
oleh tokoh pemuda Karang Taruna yaitu perusahaan mengadakan forum
pertemuan tingkat Kecamatan sebanyak tiga kali dalam setahun. Pada awal tahun,
pertemuan membahas program apa saja yang akan disampaikan dan kapan
pelaksanaan program tersebut dijalankan. Di pertengahan tahun akan ada
pertemuan kedua untuk membahas program yang telah dijalankan, kendala dan
permasalahan yang dihadapi serta evaluasi program secara keseluruhan yang
dilaksanakan di akhir tahun.
Dalam menjalankan program corporate social responsibility, perusahaan
harus benar-benar mengetahui, memahami keadaan dan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat sekitar. Implementasi program corporate social
responsibility seperti perbaikan, pengadaan atau pembuatan fasilitas publik;
pemberdayaan ekonomi dalam bentuk pinjaman modal usaha; pendidikan dan
keterampilan yang disesuaikan dengan minat masyarakat; program peningkatan
kesehatan dan donasi untuk kegiatan sosial, masyarakat diharapkan akan
mendukung keberadaan perusahaan dan menjadikan perusahaan sebagai mitranya.
Dilihat dari sisi community relations, maka bisa dikatakan bahwa tim
community relations sudah berhasil dalam melaksanakan program corporate
social responsibility. Terlaksananya program corporate social responsibility yang
baik memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitar sehingga
hubungan baik yang saling percaya dan menghargai antara Holcim Indonesia
dengan masyarakat sekitar dapat terwujud.
91
Hal ini bisa dilihat dari tanggapan Bapak Nemin Suharto yang mendukung
keberadaan
perusahaan
dan
mengharapkan
program
corporate
social
responsibility sering dilakukan, meskipun belum semua masyarakat sekitar
merasakan manfaat dari program tersebut. Hal serupa juga disampaikan oleh
Bapak Munir Sasmita yang menyatakan masyarakat mendapatkan manfaat dari
program-program corporate social responsibility yang dijalankan perusahaan dan
ada swadaya mandiri dari masyarakat.
Program corporate social responsibility yang dijalankan oleh Holcim
Indonesia bersifat partisipatory dan memberdayakan masyarakat setempat.
Bentuk bantuan yang diberikan merujuk pada kebutuhan lokal yang diidentifikasi
sendiri oleh masyarakat sekitar. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan di sekitar
wilayah Narogong, Holcim Indonesia tidak memberikan bantuan tunai melainkan
kontribusi barang atau jasa dengan menggunakan potensi yang ada di dalam
masyarakat tersebut. Meskipun demikian, hal tersebut mendapat sambutan dan
dukungan yang positif dari masyarakat. Saat ini masyarakat sudah mengerti
bahwa pengembangan masyarakat lebih baik untuk jangka waktu panjang
dibandingkan bantuan tunai. Melalui program corporate social responsibility
yang jelas dan berkelanjutan, maka citra positif dapat dipertahankan dan reputasi
perusahaan tercipta dengan baik.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pelaksanaan program Holcim Indonesia sudah tepat sasaran. Program yang
dijalankan juga disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat karena ada koordinasi
dengan pemerintah desa dan masyarakat itu sendiri dalam memetakan kebutuhan
yang menjadi prioritas masyarakat setempat.
Meskipun demikian, masih ada
92
beberapa bidang yang perlu menjadi perhatian utama perusahaan, antara lain
bidang kesehatan dan penyediaan lapangan perkerjaan. Selain itu penyebaran
program corporate social responsibility belum merata karena masih ada
masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari program tersebut.
Dari semua program corporate social responsibility yang dijalankan
perusahaan periode Januari hingga Desember 2010 disimpulkan secara garis besar
Holcim Indonesia melalui tim community relations telah berhasil menumbuhkan
citra positif perusahaan. Pandangan mengenai perusahaan disampaikan oleh
Bapak Munir Sasmita bahwa saat ini citra yang terbentuk mengenai perusahaan
positif karena pembangunan dan program-program lainnya masih dijalankan oleh
perusahaan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Nemin Suharto bahwa
Holcim Indonesia membentuk program kemitraan yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat dan hampir semua masyarakat sudah merasakan
manfaatnya.
Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh
goodwill, kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari masyarakat.
F. Rachmadi menyimpulkan bahwa fungsi utama Public Relations adalah
menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga dengan
publiknya baik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan opini
publik yang menguntungkan organisasi.
Sesuai dengan pernyataan tersebut, tim community relations Holcim
Indonesia telah menjalankan fungsi Public Relations dengan baik dengan
menciptakan hubungan yang harmonis antar perusahaan dan masyarakat sehingga
93
muncul saling pengertian dan ada partisipasi masyarakat untuk mewujudkan
program yang telah ditetapkan untuk kepentingan bersama. Hubungan saling
pengertian dapat terlihat ketika masyarakat tidak lagi melakukan demonstrasi
untuk menuntut haknya. Masyarakat juga sudah dapat menerima kenyataan bahwa
pendidikan dan proyek pengembangan mata pencaharian lebih bermanfaat
dibandingkan dengan bantuan tunai. Bahkan masyarakat juga bersedia membantu
perusahaan memastikan sumber debu atau bau, baik di lokasi pabrik maupun
tempat lain dan mau mengerti bahwa ada prosedur yang harus dijalani untuk
mengembangkan, membuat anggaran atau meminta persetujuan untuk proyek
usulan.
Program corporate social responsibility dapat dikatakan berhasil jika ada
keterlibatan masyarakat. Semakin tinggi partisipasi masyarakat, dalam program
corporate social responsibility, semakin mempunyai nilai keberlanjutan yang
tinggi karena ada rasa memiliki program tersebut. Masyarakat di desa binaan dari
tingkat RT, RW, Dusun dan Desa, baik tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh
masyarakat dan anggota masyarakat terlibat dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi setiap program corporate social
responsibility yang dilaksanakan.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen berkelanjutan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk bertindak secara etis dalam rangka
memberikan konstribusi dengan cara meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
sekitar pabrik. Sesuai dengan pernyataan Rogovsky mengenai manfaat melakukan
corporate social responsibility, sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dan
memiliki komitmen untuk berkontribusi secara berkelanjutan, Holcim Indonesia
94
telah menjalankan program corporate social responsibility dengan penuh
perencanaan sehingga terjalin hubungan yang baik, berkesinambungan dan saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak yang berpengaruh terhadap citra positif
perusahaan sehingga masyarakat mau memberikan lisensi bagi perusahaan untuk
beroperasi secara sosial.
Download