Social Paradigms and Organizational Analysis Elements of the

advertisement
Ikhsan Putra Kurniawan (1204000432)
Kelompok 255
Social Paradigms and Organizational Analysis
Elements of the Sociology of Corporate Life
Gibson Burrell and Gareth Morgan
Heinemann, London, 1979, ch. 1-3.
1. Assumptions about the Nature of Social Science
- The Strands of Debate
- Nominalism-realism: the ontological debate
Banyak sekali kontroversi mengenai kedua hal ini. Paham nominalis
atau konvensionalis memiliki perspektif bahwa semua yang ada di
luar individu tidaklah real, hanya merupakan representasi nama dan
simbol dimana sesuatu itu menjadi ada karena individu tersebut
membuatnya ada. Jika setiap individu tidak memiliki representasi
mengenai sesuatu yang ada diluarnya, maka sesuatu itu menjadi
tidak ada. Berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh kaum realis
bahwa setiap yang ada diluar individu adalah sesuatu yang nyata dan
tidak bergantung pada persepsi atau cara pandang individu terhadap
hal itu. Kaum realis percaya bahwa semua yang ada dalam hidup ini
adalah nyata walaupun individu memiliki atau tidak memiliki
representasi terhadap sesuatu tersebut.
-
Anti-positivism-positivism: the epistemological debate
Kaum positif mengacu kepada epistemologi yang berusaha untuk
menjelaskan dan memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang
akan data pada dunia nyata dengan melakukan proses pencarian
sesuatu yang terjadi berulang dan hukum kausalitas diantara elemenelemennya. Kaum positif mendominasi area ilmu pengetahuan murni.
Kaum positif tidak sama persis dengan apa yang disebut pendekatan
secara detail terhadap segala sesuatu. Kaum verification dan
falsification menerima bahwa hipotesa-hipotesa yang salah akan
dihapus dari ilmu pengetahuan dan hipotesa-hipotesa yang benar
akan ditambahkan kedalam ilmu pengetahuan. Selanjutnya adalah
kaum anti- positif yang bertolak belakang dengan kaum positif. Kaum
anti-positif berpandangan bahwa tidak ada satu orang pun yang
mengerti permasalahan sosial hingga orang tersebut melibatkan
dirinya pada hal-hal sosial tersebut dan merasakan apa yang
dirasakan objek yang diteliti. Kaum anti-positif menolak notasi-notasi
yang biasa digunakan kaum positif. Kaum anti-positif lebih
berpandangan subjektif dibandingkan kaum positif.
-
Voluntarism-determinism: the ‘human nature’ debate
Kaum Determinis berpandangan bahwa manusia dan keseluruhan
aktifitasnya ditentukan atau sangat dipengaruhi dan bergantung pada
situasi lingkungan tempat ia tinggal. Lain halnya dengan kaum
Volutar yang berpendapat bahwa manusia itu adalah makhluk
merdeka dan memiliki keinginan yang terlepas dan tidak dipengaruhi
oleh lingkungannya. Pada kenyataannya, orang-orang sering memilih
dua cara pandang ini, baik kaum voluntaris maupun kaum determinis
dan kombinasinya.
-
Ideographic-nomothetic theory: the methodological debate
Kaum ideographic percaya bahwa untuk mendapatkan suatu
pengetahuan tentang seseorang atau kehidupan sosial masyarakat,
maka pendekatan yang dilakukan haruslah lebih manusiawi. Salah
satunya dengan mencoba mendekatkan diri dengan orang atau objek
sosial yang akan dipelajari. Di sisi lain kaum Nomothetic lebih banyak
menggunakan metode analisa data untuk mendapatkan pengetahuan
mengenai kehidupan sosial. Data-data bisa didapatkan melalui
berbagai survei, kuisioner, dan tes personalitas serta instrumen
penelitian lainnya yang distandardisasi.
-
Analyzing Assumptions about the Nature of Social Science
Kesemua jenis tipe dan cara pandang yang sudah disebutkan
sebelumnya dapat merefleksikan dan menjelaskan pengaruh dua
tradisi intelektual yang mendominasi ilmu sosial selama lebih dari dua
ratus tahun. Kedua teori itu adalah “sosiological positif” dan
“Idealisme german”. Tujuh puluh tahun belakangan ini interaksi
diantara kedua paham ini mulai meningkat.
2. Assumptions about the Nature of Society
Teori-teori yang berbeda cenderung akan menghasilkan cara pandang yang
berbeda pula, dan umumnya, didasarkan pada keseluruhan set asumsi yang
merefleksikan suatu cara pandang terhadap subjek yang sedang dalam
penelitian.
-
The Order – Conflict debate
Fokus kepada penjelasan terhadap dunia sosial dan kesetimbangan
pada satu sisi, dan lebih berkonsentrasi pada permasalahan perubahan,
konflik, dan koersi pada struktur sosial dan lainnya.
-
‘Regulation’ and ‘Radical Change’
Istilah ‘regulasi sosial’ mengacu kepada teori-teori yang ditulis yang lebih
menitik-beratkan kepada proses penjelasan terhadap masyarakat dalam
konteks yang menekankan pada dasar kesatuan dan persatuan. Istialh
“sosiologi dari perubahan radikal” sebenarnya kontras dengan istilah
“regulasi sosial”, pada dasarnya lebih mengarah kepada proses
menjelaskan tentang
perubahan radikal, konflik struktur yang
mendalam, cara-cara dominasi struktural yang kontradiksi dengan kamu
teori yang melihatnya sebagai prosesk karakterisasi dari masyarakat
modern.
3. Two Dimensions: Four paradigms
Subjective
The Sociology of Radical Change
‘Radical
‘Radical humanist’
structuralist’
‘Interpretive’
‘Functionalist’
Objective
The Sociology of Regulation
-
The Nature and Uses of the Four Paradigms
Semua kaum teori sosial dapat diposisikan pada konteks empat
paradigma ini yang mengacu kepada asumsi teori meta yang
merefleksikan hal tersebut. Empat paradigma tersebut memiliki
hubungan yang mutual ekslusiv. Kesemuanyan menawarkan
pendekatan terhadap istilah, dengan harapan pengetahuan tentang
sudut pandang setidaknya membuat kita lebih perhatian terhadap
batasan-batasan terhadap pendekatan subjek kita.
-
The Functionalist Paradigm
Paradgma functionalis lebih sering melakukan pendekatan yang
berorientasi masalah, lebih memerhatikan bagaimana menyediakan
solusi praktis terhadap permasalahan praktis. Ia mengacu kepada tradisi
dari kaum sosial positif. Kaum fungsionalis cenderung untuk
mengasumsikan bahwa dunia sosial merupakan teridiri dari artefact
empiris relatif dan hubungan, yang dapat diidentifikasi, dipelajari dan
diukur, pendekatan ini diturunkan dari pendekatan ilmu alam. Analogi
yang paling favorit adalah analogi-analogi mekanik dan biologi.
Pendekatan ini merefleksikan asumsi-asumsi mengenai alam ilmu sosial,
yang berada pada oposisi paham sosiologi positif.
-
The Interpretive Paradigm
Paradigma interpretasi diinformasikan dengan penekanan untuk
memahami dunia apa adanya, untuk memahami dasar alam dunia ilmu
sosial pada level pengalaman subjektif. Ia berusaha mencari penjelasan
dunia alam sadar individu dan subjektivitas, dimana pola acuan peserta
beroposisi dengan aksi pengamat. Ia cenderung menjadi kaum
nominalis, anti positif, volunter, dan ideographic.
-
The Radical Humanist Paradigm
Paradigma kemanusiaan radikal didefinisikan dengan penekanannya
untuk mengembangkan sosiologi dari perubahan radikal dari sudut
pandang kaum subjektif. Pendekatannya terhadap ilmu sosial memiliki
banyak kesamaan dengan paradigma interpretif, dalam hal ini ia
memandang dunia sosial dari perspektif yang cenderung menjadi kaum
nominalis, anti-positif, dan ideographic.
-
The Radical Structuralist Paradigm
Kaum teori berada pada paradigma ini menganjurkan sosiologi dari
perubahan radikal dari sudut pandang kaum objektif.
-
Exploring Social Theory
Empat paradigma yang disebutkan sebelumnya merupakan alat untuk
menjelajahi teori sosial.
Download