VITAMIN

advertisement
VITAMIN
Eat Fresh,
Locally Grown.
Certified Nutritionist Since 1989
Siti Mujdalipah, S.TP, M.Si
Kimia Pangan
24 Maret 2011
DEFINISI
 Vitamin adalah kelompok senyawa
organik yang tidak termasuk ke dalam
golongan protein, karbohidrat, maupun
lemak dan terdapat dalam jumlah yang
kecil dalam bahan makanan namun
memiliki peranan yang sangat penting
bagi beberapa fungsi tubuh dalam
menjaga kelangsungan kehidupan serta
pertumbuhan (Winarno, 1997).
 Tubuh manusia tidak dapat membuat
vitamin dalam jumlah yang cukup,
untuk itu diperlukan asupan vitamin dari
luar. Salah satunya adalah melalui
konsumsi bahan pangan yang memiliki
kandungan vitamin yang cukup.
PENGGOLONGAN VITAMIN
1. Vitamin larut lemak:
a. Vitamin A
b. Vitamin D
c. Vitamin E
d. Vitamin K
2. Vitamin larut air
a. Vitamin B
b. Vitamin C
VITAMIN ‘A’
 Vitamin A merupakan jenis vitamin yang aktif dan terdapat dalam
beberapa bentuk, yaitu:
1) vitamin A alkohol (retinol)
2) vitamin A aldehida (retinal)
3) vitamin A asam (asam retinoat), dan
4) vitamin A ester (ester retinil).
 Pada umumnya vitamin A bersifat stabil terhadap panas, asam, dan
alkali, namun sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan
mengalami kerusakan apabila dipanaskan pada suhu tinggi bersama
udara, sinar, dan lemak yang sudah tengik.
 Sumber :
1. bahan-bahan nabati : sayuran dan buah-buahan yang berwarna
hijau atau kuning
2. Hewani kaya akan lemak: susu, keju, kuning telur, hati dan berbagai
ikan yang mengandung lemak tinggi.
VITAMIN ‘A’ (Lanjutan..)
 Vitamin A dalam bahan nabati sebagian besar berada dalam bentuk
karoten: α-, β-, dan γ-karoten (mungkin juga dalam bentuk
kriptoxantin). β-karoten merupakan provitamin A .
 Sayuran berdaun hijau (wortel, ubi jalar, waluh) memiliki kadar
karoten tinggi dibandingkan sayuran berwarna pucat (selada dan kol).
Semakin hijau daun tersebut maka semakin tinggi kadar karotennya.
 Karoten di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A khususnya di
dalam mukosa dinding usus kecil, namun tidak semua karoten yang
terserap tubuh akan diubah menjadi vitamin A akan tetapi hanya
separuh dari karoten yang terserap oleh tubuh yang akan diubah
menjadi vitamin A.
 aktivitas vitamin A bahan makanan dinyatakan sebagai ekuivalen
retinol mengikuti persamaan berikut:
VITAMIN ‘A’ (Lanjutan..)
aktivitas retinol
= µg retinol + µg β – karoten
(ekuivalen retinol/RE)
6
Persamaan untuk menentukan kadar
vitamin A dalam bahan pangan
1 RE = 1 µg retinol (3,33 IU)
1 RE = 6 µg β – karoten (10 IU)
1 RE = 12 µg karotenoid (10 IU)
VITAMIN ‘A’ DALAM TUBUH
 Kelebihan vitamin A dalam tubuh dapat disimpan di dalam hati,
khususnya dalam sel-sel parenkim, yaitu dalam bentuk butir-butir lemak
yang berisi campuran rantai-rantai ester retinil (retinil palmitat (50%),
retinil stearat, dan retinil oleat).
 Sebelum dilepas sebagai vitamin A, ester-ester tersebut mengalami
hidrolisis menjadi retinol. Di dalam hati, vitamin A terdapat dalam
bentuk retinol tetapi di dalam darah retinol terikat pada protein yang
spesifik yang disebut dengan Retinol Binding Protein (RBP) dan diangkut
ke jaringan-jaringan tepi seperti mata, usus, serta kelenjar ludah.
 Jumlah kebutuhan vitamin A yang dianjurkan (Winarno, 1997):
a. Bayi dan anak<10 tahun : 1.200-2.400 IU
b. Orang dewasa
: 3.500-4.000 IU
 Hipervitaminosis adalah keadaan keracunan yang disebabkan oleh terlalu
banyaknya konsumsi vitamin A. Konsumsi vitamin A berlebih yaitu bila
mengkonsumsi 75.000 – 500.000 SI (45-300 µg β – karoten) setiap hari
untuk jangka waktu beberapa bulan dapat menyebabkan gejala ini.
VITAMIN ‘A’ DALAM TUBUH(Lanjutan..)

Peran vitamin A dalam tubuh:
1. Meningkatkan daya penglihatan
2. Menjaga kornea mata tetap sehat
3. Berperan dalam pertumbuhan tulang

Penyakit akibat kekurangan vitamin A:
1. Keratinisasi  keadaan dimana sel-sel epitel mata mengeluarkan
keratin sehingga menyebabkan sel-sel membran mengering dan
mengeras.
2. Xeroftalmia  keratinisasi lanjut yang kemudian menyebabkan
berkurangnya fungsi kornea sehingga akan menyebabkan kebutaan.

Gejala kekurangan vitamin A
1. Rabun senja (buta ayam/kotokeun): mata tidak mampu melihat
secara normal dalam ruang remang-remang atau setengah gelap
2. Xerosis: kekeringan pada konjungtiva (selaput kelopak mata),
berkerut, timbul pigmen, atau kotor sehingga kehilangan atau
menurun sifat transparannya
3. Noda bitot: noda bercak berwarna kelabu yang timbul pada kornea
(biasanya dengan permukaan yang berbuih).
VITAMIN ‘D’
 Vitamin D dapat disintesis dalam tubuh dan hewan dengan laju
sintesis vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar matahari yang
diterima serta konsentrasi pigmen dalam kulit
 Dua bentuk vitamin D:
1. Vitamin D2 (ego kalsiferol): vitamin yang dapat disintesis dalam
tubuh dan banyak terdapat dalam bahan nabati
2. Vitamin D3 (7-dehidrokolesterol kolikolaferol): Vitamin D yang
banyak terdapat dalam hati ikan.
VITAMIN ‘D’ DALAM TUBUH
 Vitamin D berasal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh akan
diserap bersama-sama lemak dan masuk ke dalam saluran darah
melalui dinding usus kecil jejunum dan ileum dan diangkut ke dalam
chylomicron melalui sirkulasi limpa
 Kelebihan vitamin D dalam tubuh disimpan dalam hati
 Peran vitamin D bagi tubuh: membantu metabolisme kalsium dan
fosfor dalam tubuh
 Keaktifan vitamin D diukur menggunakan line test dengan
menggunakan tikus sebagai binatang percobaan. Satuan untuk
mengukur jumlah vitamin D adalah IU dimana 1 IU vitamin D = 0,025
mcg kristal murni vitamin D
 Jumlah konsumsi vitamin D yang disarankan adalah 400 IU atau 10 mg
per hari untuk bayi dan anak-anak.
VITAMIN ‘D’ DALAM TUBUH (Lanjutan..)
 Akibat kekurangan vitamin D, yaitu mengakibatkan gangguan
penyerapan kalsium dan fosfor pada saluran pencernaan dan gangguan
mineralisasi struktur tulang dan gigi.
 Ada 3 jenis keadaan yang dapat dialami oleh penderita kekurangan
vitamin D, yaitu:
1) Ricketsia
2) Tetani
3) Osteomalacia (ricketsia orang dewasa)
VITAMIN ‘E’ (TOKOFEROL)
 Bentuk vitamin E yang umum ditemukan: α-,β-, dan γ- tokoferol  αtokoferol menunjukan keaktifan vitamin E yang paling tinggi
 Sifat vitamin E:
1. Tahan terhadap suhu tinggi dan asam
2. Berperan sebagai antioksidan  akibatnya vitamin E mudah
teroksidasi terutama jika ada lemak tengik, timah, dan garam besi
3. Mudah rusak oleh sinar ultraviolet
 Ukuran vitamin E dinyatakan dalam Satuan Internasional atau mg αtokoferol.
1 satuan SI vitamin E = 1 mg dl- α-tokoferol asetat sintetik (buatan)
d- α-tokoferol alami = 1,49 SI per mgr
VITAMIN ‘E’ DALAM TUBUH
 Peran vitamin E dalam tubuh:
1. Zat antioksidan  mencegah oksidasi vitamin A di dalam saluran
pencernaan
2. Membantu dalam proses pemasangan pirimidina ke dalam asam
nukleat
3. Berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dalam
sumsum tulang belakang
4. Berperan dalam sintesis koenzim A yang berperan penting dalam
proses pernafasan
 Jumlah kebutuhan vitamin E/hari (masyarakat USA)
• 4-5 SI
 bayi di bawah 1 tahun
• 12 SI
 wanita
• 15 SI
 pria dewasa
 Akibat kekurangan vitamin E: 1) kegagalan menghasilkan anak, 2)
macrocytic anemia, 3) liver necrosis, dan 4) dystrophy otot-otot.
VITAMIN ‘K’
 Bentuk vitamin K (vitamin koagulasi):
1. K1 (2-metil-3-fitil-1,4-naftokuinon)  diisolasi dari rumput alfafa
2. K2 (2-metil-3-difarmesil-1,4-naftokuinon)  diisolasi dari tepung
ikan busuk dan dapat juga disintesis dalam saluran pencernaan
oleh bakteri
 Sifat vitamin K, yaitu:
1. Larut dalam lemak
2. Tahan panas
3. Mudah rusak oleh radiasi, asam, dan alkali.
VITAMIN ‘K’ DALAM TUBUH
 Peran vitamin K dalam tubuh, yaitu berperan dalam pembentukan
protrombin yang berperan penting dalam penggumpalan darah
 Sumber vitamin K: hati dan sayuran (bayam, kubis, dan bunga kol)
 Kelebihan vitamin K dalam tubuh sebagian besar terbuang bersama
feses dan hanya dalam jumlah kecil saja yang disimpan dalam hati.
VITAMIN ‘C’
 Bentuk vitamin C:
Kedua bentuk ini memiliki
1. Asam L-askorbat
keaktifan sebagai vitamin C
2. Asam L-dehidroaskorbat, sifat:
a. Mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam Ldehidroaskorbat
b. Labil dan dapat mengalami perubahan menjadi asam Ldiketogulonat yang tidak memiliki keaktifan sebagai vitamin C
 Sifat vitamin C, yaitu:
Mudah teroksidasi. Proses ini dipercepat oleh adanya panas, sinar,
alkali, enzim, oksidator, dan katalis tembaga dan besi. Proses
oksidasi vitamin C dapat dihambat jika vitamin C dibiarkan dalam
keadaan asam atau pada suhu rendah.
VITAMIN ‘C’ DALAM TUBUH
 Sebagain besar kelebihan vitamin C dalam tubuh terbuang melalui air
kemih dan sedikit sekali yang disimpan dalam tubuh. Kelenjar
adrenalin merupakan bagian yang mengandung vitamin C sangat
tinggi.
 Konsentrasi vitamin C dalam plasma darah yang baik adalah sekitar
0,4-1,0 mg per 100 ml
VITAMIN ‘B’
 Bentuk vitamin B:
Kelompok vitamin B termasuk ke dalam kelompok vitamin B kompleks:
1. Tiamin (vitamin B1)
2. Riboflavin (vitamin B2)
3. Niasin (asam nikotinat, niasinamida)
4. Piridoksin (vitamin B6)
5. Asam pantotenat
6. Bionin
7. Folasin (asam folat dan turunan aktifnya)
8. Sianokobalamin (vitamin B12).
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Tiamin (vitamin B1)
 Bentuk murni tiamian yaitu tiamin hidroklorida.
 Bentuk tiamin dalam makanan:
a. Bebas
b. Kompleks dengan protein atau kompleks protein-fosfat  bentuk
terikat ini akan segera terpisah setelah terserap di duodenum
atau jejunum.
 Tiamin dalam tubuh:
• Tidak dapat disimpan banyak oleh tubuh, tetapi dalam jumlah
terbatas dapat disimpan di hati ginjal, jantung, otak, dan otot
• Kelebihan tiamin dalam tubuh akan dibuang melalui air kemih
• Tiamin aktif dalam bentuk kokarboksilase (tiamin
pirofosfatase/TPP)
• Tiamin berperan sebagai koenzim dalam reaksi-reaksi yang
menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi
membentuk senyawa kaya energi yang disebut ATP (Adenosin
Trifosfat).
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Tiamin (vitamin B1)
 Akibat kekurangan tiamian, yaitu:
Kekurangan tiamin dapat menyebabkan polyneuritis dan beri-beri
yang ditandai dengan kondisi lelah, hilang nafsu makan, berat badan
menurun, dan gangguan pencernaan.
Beri-beri  gangguan kerja syaraf  gangguan jantung orang
dewasa  penumpukan cairan dalam jaringan (oedem) pada kaki
bawah/telapak kaki serta persendian kaki  oedem pada rongga
dada atau beri-beri basah
 Penanngulan penyakit beri-beri  pemberian vitamin B kompleks
dan makanan kaya protein dan kalori
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Tiamin (vitamin B1)
 Gejala beri-beri pada bayi : oedem pada muka, pucat, mudah
terangsang, muntah-muntah, sakit perut, hilang suara, kejang, dan
beberapa jam kemudian dapat menyebabkan kematian.
 Bayi penderita beri-beri dapat diobati melalui terapi tiamin.
 Kebutuhan tiamin dalam tubuh (Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi tahun 1978 (Winarno, 1997)):
• 0,4-0,7 mg  anak usia di bawah 10 tahun
• 0,7-1,0 mg  usia dewasa
• 0,2-0,3 mg  ibu hamil dan menyusui
 Sumber tiamin:
1. Nabati : biji-bijian (seperti beras pecah kulit (beras PK) atau
bekatulnya) dan sayur-sayuran (berkadar tiamin rendah)
2. Hewani : daging, unggas, ikan, dan telur.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Riboflavin (vitamin B2)
 Riboflavin atau vitamin B2 atau vitamin G merupakan vitamin yang
tahan terhadap panas, oksidator, dan asam. Namun demikian,
vitamin B2 mudah rusak akibat cahaya, sinar ultraviolet, dan sensitif
terhadap basa.
 Sumber vitamin B2: susu
 Peran riboflavin bagi tubuh:
1. Termasuk komponen suatu sistem enzim yang disebut
flavoprotein dan terlibat dalam reaksi-reaksi metabolisme
intermediet
2. Riboflavin merupakan bagian dari dua koenzim yang bersifat
dehidrogenase (penerima hidrogen), yaitu riboflavin fosfat
(flavin mono nukleotida/FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(FAD)
3. Riboflavin merupakan komponen enzim asam L- dan D-amino
oksidase, yaitu enzim pengoksidasi asam amino dan asam
hidroksi menjadi asam α-keto
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Riboflavin (vitamin B2)
 Peran riboflavin bagi tubuh:
4. Riboflavin merupakan bagian enzim xantin oksidase, yaitu enzim
pengkatalisis oksidasi dari berbagai senyawa Purina.
 Akibat kekurangan riboflavin dalam tubuh menyebabkan cheilosis :
• Yang diawali adanya kelainan pada mata, yaitu mata menjadi
sensitive terhadap cahaya dan cepat lelah dan kemudian
menyebabkan gejala retak-retak pada kulit di sudut-sudut mulut
atau bibir, kerak-kerak pada kulit, bibir, dan lidah yang ditandai
dengan mulut yang semakin sakit.
 Konsumsi riboflavin yang diperbolehkan per orang per hari (Widya
Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1978 (Winarno, 1997)):
• 0,4-0,6 mg  bayi
• 0,8-1,2 mg  anak usia hingga 10 tahun
• 1,2-1,6 mg  usia dewasa
• 1,5 dan 1,7 mg  ibu hamil dan menyusui.
 Sumber : sumber hewani seperti hati, ginjal, dan jantung.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Niasin
 Peran niasin bagi tubuh:
Berperan dalam reaksi enzimatik atau metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein
 Kekurangan niasin menyebabkan pellagra yang ditandai dengan gejala
awal kulit berwarna merah, bengkak, lunak, dan menyerupai sunburn.
Jika keadaan berlanjut akan menyebabkan kulit bersisik dan kadang
terjadi luka. Gejala lanjut pellagra, yaitu :
1. Sakit tenggorokan, lidah, dan mulut
2. Dermatitis pada bagian tubuh yang tidak tertutupi seperti tangan,
lengan, siku, kaki, kulit, dan leher.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Vitamin B6
 Vitamin B6 merupakan kelompok piridina
 3 bentuk vitamin B6:
1. Piridoksin,
2. Piridoksal
3. Piridoksamina.
 Sifat vitamin B6:
1. Larut air
2. Relatif stabil terhadap panas dan asam (piridoksin merupakan
merupakan bentuk vitamin B6 yang paling tahan terhadap pengaruh
pengolahan dan penyimpanan).
 Peran vitamin B6 bagi tubuh, yaitu:
1. Pembentuk koenzim piridoksal fosfat yang berfungsi sebagai
koenzim bagi banyak reaksi enzim termasuk diantaranya adalah
metabolisme asam amino, yaitu dekarboksilasi, transaminasi, dan
perubahan triptofan menjadi niasin.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Vitamin B6
 Peran vitamin B6 bagi tubuh, yaitu:
2. Sebagian besar kelebihan vitamin B6 dalam tubuh akan dibuang
melalui urin dominan sebagai piridoksal dan hanya sedikit sekali
kelebihan vitamin B6 yang dapat disimpan oleh tubuh dan kira-kira
separuhnya dalam bentuk glikogen fosforilase.
 Jumlah konsumsi vitamin B6 per orang per hari yaitu 2,0 mg per orang
per hari.
 Sumber vitamin B6:
1. Hewani : daging, unggas, susu, dan ikan
2. Nabati : kentang, ubi jalar, sayur-sayuran, biji-bijian
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Vitamin B6
 Akibat kekurangan vitamin B6 pada orang dewasa:
1. Kulit rusak
2. Terganggunya syaraf motorik
3. kelainan pada darah
 Akibat kekurangan vitamin B6 pada bayi yang diakibatkan
mengkonsumsi susu kering yang telah kehilangan kandungan vitamin
B6:
1. Menderita rangsangan syaraf
2. Kejang
3. Lemah badan
4. Sakit perut.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Asam Pantotenat
 Asam pantotenat ditemukan hampir disemua bahan biologis dan
merupakan bagian dari koenzim A.
 Secara komersial, asam pentotenat banyak ditemukan dalam bentuk
garam kalsium, larut air, sedikit manis, dan stabil dalam pemasakan
yang normal.
 Peran asam pentotenat di dalam tubuh, yaitu:
Terlibat dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dalam
menghasilkan energi serta terlibat dalam metabolisme asam lemak
dan lipida lainnya.
 Akibat kekurangan asam pentotenat pada manusia: ditandai gejala
muntah-muntah.
 Sumber asam pentotenat: berbagai bahan biologis terutama pada
royal jelly.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Biotin
 Peran biotin dalam tubuh:
1. Koenzim dari berbagai enzim yang ikut berpartisipasi dalam proses
karboksilasi dan reaksi deaminisasi
2. Berperan dalam sintesis asam lemak
3. Berperan dalam reaksi fiksasi CO2 pada proses perubahan perurat
menjadi oksaloasetat
4. Berperan dalam perubahan asam suksinat menjadi fumarat dan
oksalosuksinat menjadi ketoglutarat dalam siklus Krebs atau TCA
cycle.
 Akibat kekurangan biotin:
1. Pelepasan kulit
2. Hyperesthesis
3. Pucat pada kulit dan mukosa
4. Hemoglobin menurun
5. Meningkatnya kadar kolesterol
6. Menurunnya kadar biotin dalam air kencing
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Biotin
 Jumlah konsumsi biotin: 150-300 mcg per hari.
 Sumber biotin:
1. Sumber utama dari saluran pencernaan karena mikroflora dalam
pencernaan
2. Sumber makanan : jeroan, kuning telur, dan khamir
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Vitamin B12
 Vitamin B12 merupakan vitamin B12 yang mengandung atom kobalt
yang terikat mirip dengan atom besi yang terikat dalam haemoglobin
atau magnesium dalam klorofil.
 Bentuk vitamin B12 disebut kobalamin:
Sianokobalamina: bentuk vitamin B12 yang paling aktif, larut dalam
air, tahan terhadap panas, inaktif terhadap cahaya, asam keras atau
alkali. Untuk itu, vitamin B12 cenderung tahan terhadap proses
pemasakan normal.
 Vitamin B12 di dalam tubuh:
• Vitamin B12 terikat dalam faktor intrinsik yang diproduksi oleh
kelenjar-kelenjar diproduksi pencernaan dalam fundus dan cardia
lambung dan kemudian terdorong ke dalam usus kecil sampai ke
bagian ileum.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Vitamin B12
 Vitamin B12 di dalam tubuh:
• Dalam sirkulasi, vitamin B12 bergabung dengan serum protein.
• Jumlah vitamin B12 yang diserap oleh tubuh diatur oleh faktor
intrinsik pada jumlah sekitar 2,5-3 mcg per hari.
• Kelebihan vitamin B12 dalam tubuh akan disimpan dalam hati. Hati
dapat menampung sekitar 2000-5000 mcg dan cukup untuk
kebutuhan 3 hingga 5 tahun.
 Peran vitamin B12 bagi tubuh:
1. Menjaga sel-sel berfungsi normal khususnya sel-sel pencernaan,
system urat syaraf, dan sumsum tulang belakang
2. Sebagai koenzim vitamin B12 dalam sumsum tulang belakang yang
diperlukan untuk sintesis DNA
3. Diperlukan oleh enzim yang berfungsi untuk mensintesis dan
memindahkan satu unit karbon seperti gugus metal
4. Diperlukan oleh enzim yang mensintesis metionin dan kolin dengan
dibantu faktor lipotrofik.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Vitamin B12
 Akibat kekurangan vitamin B12 bagi tubuh:
1. Menyebabkan pernicious anemia, yaitu penyakit keturunan yang
disebabkan oleh tidak diproduksi faktor intrinsik oleh tubuh
sehingga menyebabkan vitamin B12 tidak diserap oleh tubuh
2. Sumsum tulang belakang tidak memproduksi sel eritrosit yang
normal
3. Diproduksinya sel makrosit yang kemudian dimasukan ke dalam
saluran darah sehingga daya angkut haemoglobin menjadi sangat
terbatas
4. Anemia, pucat, gangguan perut, kurang berat, dan glositis.
 Faktor penyebab kekurangan vitamin B12:
1. Kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin B12
2. Anemia megaloblastik: akibat operasi bagian lambung yang
menghasilkan faktor intrinsik atau operasi ileum yang menyebabkan
lokasi penyerapan ikut terambil sehingga terjadi kekurangan
vitamin B12.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Vitamin B12
 Penanggulangan kekurangan vitamin B12 : pemberian 15-30 mcg
vitamin B12.
 Konsumsi vitamin B12 per hari yang diperbolehkan:
1. 0,6-1,2 mcg  orang dewasa
2. 3 mcg  anak di atas 11 tahun
3. 4 mcg  ibu hamil dan menyusui
4. 0,3 mcg  bayi
5. 10-2,0 mcg  anak usia di bawah 10 tahun.
 Sumber vitamin B12:
1. Hewani : hati (sumber utama)
2. Nabati : sayuran daun komprey, oncom bungkil kacang tanah, dan
produk fermentasi seperti tempe, tauco, dan kecap.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Folasin
 Folasin merupakan nama yang digunakan bagi asam folat dan senyawa
kimia lain yang memiliki keaktifan asam folat.
 Asam folat terdiri dari tiga komponen: gugus pteridina, asam para
amino benzoat, dan asam glutamat.
 Dalam molekul asam folat sering terdapat satu, tiga, atau tujuh gugus
glutamat. Untuk itu, dapat juga dinamakan mono-, tri-, atau
heptapteriglutamat.
 Karakteristik asam folat: 1) larut air, 2) mudah teroksidasi dalam
larutan asam, 3) peka terhadap cahaya matahari, dan 4) mudah hilang
dalam pemasakan normal dan jika disimpan dalam suhu kamar.
 Sumber asam folat atau folic acid : daun hijau.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Folasin
 Peran asam folat dalam tubuh:
• Senyawa yang efektif untuk pengobatan anemia megaloblas pada
wanita yang sedang mengandung. Megaloblas atau yang disebut
juga dengan macrocytic dapat disembuhkan dengan pemberian 0-1
mg asam folat per hari yang umumnya sudah terdapat dalam bentuk
multiple vitamin.
 Asam folat dalam tubuh:
• Disintesis di dalam saluran pencernaan.
• Kelebihan asam folat disimpan dalam hati namun sebagian besar
kelebihan asam folat dalam tubuh dibuang melalui feses dan urin.
• Bentuk aktif asam folat adalah asam folinat (folasin).
• Asam folinat dibentuk dalam hati dan dalam pembentukannya
diperlukan asam askorbat.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Folasin
 Peranan asam folinat di dalam tubuh:
1. Koenzim untuk beberapa sistem enzim terutama dalam biosintesis
dan pemindahan satu satuan karbon, seperti gugus metil yang
penting dalam sintesis metionin, kolina, dan penambahan gugus
metil pada pirimida sehingga terbentuk timina yang merupakan
komponen penting dalam molekul DNA.
2. Berperan dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin dan
dalam sintesis asam nukleo protein yang merupakan kunci
pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam
sumsum tulang.
3. Dalam melakukan kerjanya, asam folinat banyak berhubungan
dengan kerja vitamin B12.
 Kekurangan asam folat dalam tubuh:
Anemia, yaitu jumlah sel butir darah merah berkurang yang
diakibatkan konsumsi yang rendah atau adanya penyakit pada saluran
pencernaan.
VITAMIN ‘B’ (Lanjutan..)
Folasin
 Konsumsi asam folat yang dianjurkan:
• 400 mcg untuk orang usia dewasa
• 800 mcg untuk wanita hamil
• 600 mcg untuk ibu menyusui
• 50 mcg untuk bayi di bawah usia 1 tahun
 Sumber asam folat terutama terdapat dalam hati, ginjal, khamir, dan
sayuran hijau gelap.
SUMBER VITAMIN LAIN
Faktor lain yang menyerupai vitamin antara lain sebagai berikut:
 Asam lipoat. Asam lipoat merupakan asam lemak yang mengandung
belerang yang berperan penting sebagai koenzim yang terlibat
oksidasi biologis dan reduksi dalam metabolisme protein, lemak, dan
karbohidrat. Asam lipoat terutama berperan dalam pertumbuhan
mikroba, namun peranan senyawa ini bagi manusia belum belum
diketahui secara jelas.
 Kolina. Kolina disebut juga factor lipotropik yang berperan penting
dalam metabolisme lemak dan mampu mencegah akumulasi lemak
dalam hati. Kolina banyak ditemukan pada lesitin, kuning telur, ikan,
biji-bijian, dan leguminosa.
 Inositol. Inositol merupakan senyawa yang diperlukan dalam
pertumbuhan sel dalam kultur jaringan. Sintesis inositol dapat berasal
dari glukosa. Inositol banyak terdapat dalam otak, hati, dan otot
daging.
TERIMAKASIH
Download