KESEIMBANGAN KALSIUM PADA UNGGAS DEWASA Achmad Gozali Nataamijaya Balai Penelitian Ternak, PENDAHULUAN Metabolisme kalsium (Ca) merupakan salah satu proses metabolisme yang vital pada tubuh unggas, terutama pada masa produktif yang mem butuhkan lebih banyak Ca untuk pembentukan kerabang telur. Seperti halnya pada binatang menyusui, metabolisme Ca pada tubuh unggas diatur melalui pengaruh hormon-hormon terhadap ginjal, tulang dan usus (saluran pencernaan) . Hormonhormon yang berperan dalam proses ini adalah hormon paratiroid (parathyroid) ; 1,25 dihidroksikolekalsiferol (1,25 dihydroxycholecalciferol) dan kalsitonin (calcitonin) . Ketiga hormon ini mengatur metabolisme Ca dalam tubuh agar kadar Ca dalam darah tetap stabil pada kadar kurang lebih 10 mg/ 100 ml darah (2) . PEMBAHASAN Bogor mengubah osteoklas non-aktif menjadi osteoklas aktif . c. Kurang lebih 24 jam setelah hormon ini beraksi, terjadi peningkatan produksi asam-asam organik dan enzim yang diperlukan untuk penguraian tulang seperti asam sitrat, enzim lisosom, kolagenase dan asam hialuronat . d . Merangsang arus Ca dari lakuna (lacunae) menuju cairan tulang (bone fluid) dan akhirnya tiba di cairan ekstraselular . Proses ini, yang terjadi dalam waktu 2 jam setelah rangsangan hormon PT, berfungsi untuk mengurangi kepadatan tulang di bagian permukaan lakuna . e. Memperbesar arus Ca ke dalam osteoblas dengan cara menambah permeabilitas membran sel osteoblas . Kelima proses ini dapat terjadi secara mandiri tanpa berkaitan satu sama lain. Gambar 1 berikut ini melukiskan pertukaran Ca antara tulang kerangka dan cairan tubuh . Me- A . Hormon Paratiroid (PT) 1 . Pengaruh hormon PT terhadap ginjal Hormon ini berperan dalam penyerapan kembali Ca dan merangsang pengeluaran fosfat oleh ginjal . Mekanisme ini sangat diperlukan untuk membuang kelebihan fosfat hasil penguraian tulang tanpa sekaligus membuang Ca yang dibutuhkan. Hal ini dapat terlaksana berkat kemampuan hormon PT meningkatkan penyerapan kembali Ca, pengeluaran fosfat serta pembuangan air secara moderat sebagaimana dituturkan oleh Gorbman dkk . (3) . ti D 2 . Pengaruh hormon PT terhadap tulang Parfitt (5) menuturkan bahwa hormon PT menimbulkan beberapa perubahan besar pada tulang, sebagaimana diuraikan di bawah ini a. Mobilisasi Ca dan fosfat yang dimulai 18 sampai 36 jam setelah hormon ini mengubah selsel bahan jaringan ikat menjadi osteoklas . b . Merangsang mobilisasi sementara Ca dan fosfat, 6 sampai 18 jam setelah hormon ini Gambar 1 . Skema proses pertukaran Ca antara tulang kerangka dengan cairan tubuh menurut Talmage (7) . 31 A . G. NA TAAMIJAYA : Keseimbangankalsium nurut konsep ini, yang dikembangkan oleh Talmage (7), Ca secara berkesinambungan memasuki daerah cairan tubuh (G) melalui saluran (C) antara osteoblas di permukaan tulang (A) . Osteosit di bagian dalam (B) menyerap Ca dari cairan tulang, namun Ca ini terus bergerak melalui perpindahan antar sel menuju permukaan dan akhirnya tiba di osteoblas . Di sini Ca dipompa (tanda panah tebal) ke dalam ruangan cairan ekstraselular (E) yang berada dalam keadaan seimbang dengan darah (D) . Proses ini dapat berulang dengan masuknya lebih banyak Ca dari ruangan ekstraselular menuju cairan tulang melalui sela-sela antara osteoblas . Sementara itu, Ca dari permukaan mineral tulang (F) dapat bergerak masuk ataupun keluar dari daerah cairan tulang . Pada tubuh unggas yang sedang dalam masa produksi telur, hormon estrogen merangsang pembentukan tulang medular (medullary bones) yang merupakan target utama kerja hormon PT . Menurut Miller (4), enzim-enzim penghidrolisis yang diperlukan untuk penguraian tulang (osteolisis) dikeluarkan pada suatu bagian berlipat-lipat (" ruffled borders") pada osteoklas yang berd'ampingan dengan tulang-tulang medular . Di bawah pengaruh hormon PT, "ruffled borders" ini bertambah banyak, dan kejadian ini bersamaan dengan naiknya kadar Ca dalam darah . Ca ini kelak dipergunakan untuk pembentukan kerabang telur di dalam saluran telur (oviduct) atau untuk mengganti Ca darah yang telah dipergunakan bagi pembuatan kerabang telur tersebut . Hormon PT sendiri dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid apabila kadar Ca darah menurun . Menurut Dacke, seperti yang dikutip oleh Clark dan Simkiss (2), sekresi Ca oleh oviduct hanya dapat terjadi di bawah pengaruh hormon PT. 3. Pengaruh hormon PT terhadap saluran pencernaan Apabila kadar Ca dari pakan dalam usus cukup tinggi, penyerapan Ca oleh usus terjadi secara pasif, namun apabila kadar Ca tersebut rendah, maka diperlukan penyerapan Ca secara aktif dengan bantuan DHK, suatu metabolit dari vitamin D . DHK sendiri terbentuk di dalam ginjal di bawah pengaruh hormon PT (8) . Menurut Parsons (6), mekanisme ini penting sekali untuk mempertahankan kadar Ca darah pada tingkat yang diperlukan oleh tubuh. Beberapa peneliti juga melaporkan bahwa DHK berfungsi pula sebagai penghambat balik (feedback inhibitor) terhadap sekresi hormon PT oleh kelenjar ultimobranchial (3) . 32 B. Hormon dihidroksikolekalsiferol (DHK) 1 . Pengaruh hormon DHK terhadap saluran pencernaan Menurut Turner dan Bagnara (8), hormon DHK merupakan hasil dari serangkaian proses metabolisme kolekalsiferol (cholecalciferol) yang antara lain berasal dari pakan . Setelah diserap usus, senyawa ini menuju hati, lalu terjadi hidroksilasi sehingga berubah menjadi 25(OH)kolekalsiferol . Senyawa baru ini sesampainya di ginjal dihidroksilasi lagi menjadi 1,25(OH) Zkolekalsiferol ; 24,25(OH) Zkolekalsiferol dan 1,24,25(OH) 3kolekalsiferol . Di antara ketiga metabolit vitamin D tersebut, 1,25(OH) Zkolekalsiferol atau DHK adalah yang paling aktif bila dibandingkan dengan dua metabolit lainnya . DHK di samping dikenal sebagai vitamin, juga dianggap sebagai hormon yang mengatur metabolisme Ca dan fosfat. DHK menjalankan fungsinya antara lain dalam merangsang terbentuknya protein pengikat Ca (calcium binding protein) pada usus yang diperlukan untuk penyerapan Ca secara aktif. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa usus dari ayam yang mengalami defisiensi vitamin D, tidak mengandung protein pengikat Ca (3) . 2 . Pengaruh hormon DHK terhadap tulang Kekurangan vitamin D menimbulkan kelainan tulang yang disebut " rickets" pada ayam muda dan osteomalacia pada ayam dewasa . Menurut Gorbman dkk. (3), ciri-ciri fisiologis dari penyakit ini adalah berkurangnya aliran Ca dari tulang ke medium (in vitro), menurunnya kadar Ca darah serta tulang yang rapuh . Pemberian DHK kepada ayam sakit tersebut meningkatkan kalsifikasi pada tulang, meningkatkan mobilisasi Ca dari tulang sehingga kadar Ca dan tulang kembali normal (3). C. Hormon kalsitonin (KT) Sejauh ini baru sedikit saja fungsi dari hormon KT yang telah diketahui, namun demikian diketahui bahwa hormon KT berperan menurunkan kadar Ca darah pada unggas normal (unggas yang kelenjar ultimobranchialnya tidak dibuang) . Hormon KT dikeluarkan oleh kelenjar ultimobranchial apabila kadar Ca darah terlalu tinggi (2) . Belanger dan Copp (1) melaporkan, bahwa hormon KT menurunkan kadar Ca dan fosfat dalam darah dengan jalan mengurangi perombakan tulang . Pada ayam muda, pengambilan kelenjar ultimobranchial (ultimobranchialectomy) tidak mengakibatkan dampak yang nyata baik terhadap Ca dalam tulang maupun dalam darah . Namun WARTAZOA Vol. 1 No. 4, Juli 1984 demikian, Miller (4) menyatakan, bahwa daerah "ruffled borders" pada osteoklas tulang medular menurun setelah pemberian hormon KT, yang berarti menurunnya perombakan Ca pada tulang tersebut . Dengan berkurangnya perombakan Ca, maka menurun pula kadar Ca dalam darah. KESIMPULAN 1 . Hormon PT merupakan hormon paling penting dalam pengaturan keseimbangan Ca dalam tubuh unggas . Hormon ini merangsang penye rapan kembali Ca oleh ginjal, merombak Ca dari tulang serta merangsang pembentukan hormon DHK di dalam ginjal . 2. Hormon DHK merangsang pembentukan protein pengikat Ca dalam saluran pencernaan untuk meningkatkan penyerapan Ca . 3 . Hormon KT berfungsi mencegah terjadinya kadar Ca yang berlebihan dalam darah. 4 . Hormon estrogen turut berperan dalam penyediaan sumber Ca dengan merangsang terbentuknya tulang-tulang medular. DAFTAR PUSTAKA 1 . Belanger, L.F . dan D .H . Copp . 1972 . Calcium, parathyroid hormone and the calcitonin . Excerpta Medica, Amsterdam, p. 41 . 2 . Clark, N.B . dan K. Simkiss. 1980 . Time, targets and triggers : A study of calcium regulation in the bird . In : Avian Endocrino logy (A . Epple and M .H . Stetson, eds .) . Academic Press, New York, pp . 192 193 . 3 . Gorbman, A., W.W . Dickhoff, S.R . Vigna, N .B . Clark dan C.L . Ralph. 1983 . Comparativ e Endocrinology, 1 st Ed . John Wiley & Sons, New York . 4. Miller, S.C . 1978 . Mechanism of action of parathyroid hormone on bone . J. Cell. Biol. 76 : 615 . 5. Parfitt, A .M . 1976 . The action of parathyroid hormone on bone : relation of bone remodelling and turnover, calcium home ostatis and metabolic bone diseases, II . PTH and bone cells : bone turnover and plasma calcium regulation . Metabolism 25 : 909-916. 6. Parsons, J.A . 1976 . The biochemistry and physiology of bone, Vol . IV, Academic Press, New York . 7 . Talmage, R .V . 1970 . Morphological and physiological consideration in a new concept of calcium transport in bone . Am J. Anat. 129 : 467 - 476 . 8 . Turner, C.D . dan J .T . Bagnara . 1978 . Genera l Endocrinology. 8th Ed . W.B . Saunders Company, Philadelphia, pp . 178 - 221 .