Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Keuangan Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi Oleh : Drs. Suhendra, M.Pd ; Raden Roro Suci Nurdianti, M.Pd ; Kurniawan,S.Pd,MM Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UNSIL Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat literasi keuangan pada mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan melalui metode deskriptif analitis menggunakan teknik survey. Variable penelitian yaitu literasi keuangan sebagai variable terikat (Y), sedangkan untuk variable bebas terbagi kedalam empat variable yaitu faktor akademik (X1), faktor gender (X2), faktor keluarga (X3) , dan faktor demografi (X4). Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran instrument berupa kuisioner mengenai literasi keuangan. Adapun populasi penelitian yaitu mahasiswa angkatan 2013 – 2016, dan sampel diambil melalui teknik proportionate random sampling. Teknik analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial, melalui uji regresi linier berganda. Alat bantu statistic yang digunakan yakni SPSS 17, Eviews, dan Microsoft excels. Kata Kunci : Literasi Keuangan, Mahasiswa, Pendidikan Ekonomi 1. Pendahuluan Rendahnya kecenderungan menabung masyarakat Indonesia menjadi salah satu permasalahan yang banyak diperbincangkan beberapa tahun terakhir. Pergeseran penggunaan produk keuangan dari sektor tabungan ke sektor perkreditan, mengindikasikan perilaku masyarakat Indonesia yang konsumtif serta pengelolaan keuangan yang tidak terencana dengan baik. Kurangnya pengetahuan mengenai perencanaan keuangan menjadi masalah serius bagi masyarakat Indonesia. Kesimpulan ini diambil dari survey tentang tingkat literasi financial yang diselenggarakan VISA awal tahun 2012. Indonesia dengan skor 27,7 menempati peringkat ke-27 dari 28 negara yang diteliti, tepat di atas Pakistan. Hal ini mengindikasikan masih lemahnya pemahaman masyarakat dalam hal pengelolaan keuangan. Bahkan sebagian besar orang Indonesia tidak menerapkan anggaran keuangan keluarga. Indonesia berada di peringkat terbawah yang mayoritas warganya tidak memiliki dana cadangan untuk kondisi darurat minimal tiga bulan. Pendidikan sangat berperan penting dalam pembentukan literasi finansial baik pendidikan informal di lingkungan keluarga maupun pendidikan formal di lingkungan perguruan tinggi. Pembelajaran di perguruan tinggi sangat berperan penting dalam proses pembentukan literasi finansial mahasiswa. Pembelajaran yang efektif dan efisien akan membantu mahasiswa memiliki kemampuan memahami, menilai, dan bertindak dalam kepentingan keuangan mereka. Literasi finansial merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi dari pendapatan semata (rendahnya pendapatan), kesulitan keuangan juga dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan (mismanagement) seperti kesalahan penggunaan kredit, dan tidak adanya perencanaan keuangan. Memiliki literasi keuangan merupakan hal vital untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Dengan pengelolaan keuangan yang tepat yang tentunya ditunjang oleh literasi keuangan yang baik, maka taraf kehidupan diharapkan dapat meningkat, hal ini berlaku untuk setiap tingkat penghasilan, karena bagaimanapun tingginya tingkat penghasilan seseorang, tanpa perencanaan keuangan yang tepat, keamanan finansial pasti akan sulit dicapai. Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya berasal dari pendapatan semata atau kecilnya pendapatan, kesulitan keuangan juga muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolannya. Contoh yang terjadi dalam hal ini seperti kesalahan penggunaan kredit, juga tidak adanya perencanaan keuangan. Keterbatasan kemampuan finansial dapat menyebabkan stress dan rendahnya kepercayaan diri, bahkan untuk sebagian keluarga kondisi tersebut dapat berujung pada perceraian. Memiliki literasi keuangan merupakan hal vital untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera dan berkualitas. Lebih lanjut dijelaskan bahwa literasi keuangan bersama-sama dengan kemampuan matematik merupakan kunci untuk menjadi manusia yang cerdas dalam mengelola keuangan, mendanai pendidikan, serta arus pengeluaran dan pemasukan dana yang dimilikinya, sehingga nanti kehidupan manusia bisa sejahtera. Hal ini juga bisa terjadi pada mahasiswa yang sebagian hidup merantau dan jauh dari orang tua, dalam kehidupannya selalu menunggu kiriman dari orang tua, dan apabila tidak pandai mengatur keuanganya. Fenomena yang terjadi saat ini masih belum sesuai dengan harapan karena kejadian besar pasak dari pada tiang masih tetap terjadi. Banyak mahasiswa yang tidak menyadari bahwa uang yang dimilikinya telah habis sebelum pada waktunya. Mahasiswa sendiri tidak menyadari uang tersebut digunakan untuk keperluan apa. Hal ini bukan berarti uang yang dimilikinya kurang, tetapi hal ini terjadi karena kesalahan pengalokasian uang tersebut. Mahasiswa cenderung mengalokasikan uang tersebut untuk apa yang mereka inginkan, bukan apa yang mereka butuhkan. Maka dari itu, mahasiswa perlu diajarkan cara pengelolaan keuangan yang benar sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan dengan maksimal uang yang dimilikinya (Chen dan Volpe:1996 dalam Susanti 2013). Penelitian lain dari Anastasia dan Suramaya (2013) menunjukkan bahwa dari semua aspek literasi keuangan, baik dari aspek pengetahuan keuangan pribadi, tabungan dan pinjaman, asuransi, dan investasi mengindikasikan literasi keuangan yang rendah walaupun melalui pendidikan di bangku kuliah sudah diberikan materi-materi yang berkaitan dengan aspek-aspek dalam literasi keuangan tersebut. Penerapan literasi finansial di kalangan mahasiswa tidak terlepas dari faktor pendidikan formal. Pendidikan formal dalam literasi finansial merupakan pendidikan yang di peroleh dalam perguruan tinggi. Hal ini bisa dilihat dari Mahasiswa sebelum mengenal dunia perguruan tinggi lebih awal mereka mengenal kehidupan keluarganya. Sikap keluarga dalam pengelolaan keuangan kelurga dapat juga menjadi dasar dari mahasiswa untuk mengelola keuangannya dan pengambilan keputusan. Anak-anak setelah dewasa akan bersosialisasi dengan orang lain dan menentukan seseorang untuk menjadi temannya. Lingkungan teman sebaya menurut beberapa ahli berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Pendidikan yang terakhir yang juga berperan dalam pengelolaan keuangan adalah pendidikan nonformal yang berupa kegiatan seminar dan kegiatan organisasi, baik organisasi intra maupun organisasi ekstra fakultas. Hal ini juga di anggap dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa selain dari kegiatan perkuliahan dan organisasi bisa merubah pola pikir dari mahasiswa dalam pengambilan keputusan. Penelitian yang berkaitan dengan tingkat literasi keuangan di kalangan mahasiswa khususnya di Indonesia sudah dilakukan di berbagai perguruan tinggi, hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian sejenis untuk mendapatkan temuan mengenai tingkat literasi di kalangan mahasiswa di jurusan pendidikan ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. 2. Kerangka Pemikiran Literasi finansial berkaitan dengan kompetensi seseorang untuk mengelola keuangan. Definisi literasi finansial menurut Vitt et. al. (dalam Huston, 2010): Personal financial literacy is the ability to read, analyze, manage and communicate about the personal financial condition that affect material well-being. It includes the ability to discern financial choices, discuss money and financial issues without (or despite) discomfort, plan for the future and respond competently to life events that affect everyday financial decisions, including events in the general economy. Literasi finansial terjadi ketika individu memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuan yang membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Huston (2010) menyatakan bahwa pengetahuan finansial merupakan dimensi yang tidak terpisahkan dari literasi finansial, namun belum dapat menggambarkan literasi finansial. Remund (2010) menyatakan empat hal yang paling umum dalam finansial literasi adalah penganggaran, tabungan, pinjaman, dan investasi. Jumpstart Coalition membagi pengetahuan keuangan dalam topik-topik pendapatan, pengelolaan uang, tabungan dan investasi, dan pinjaman atau kredit. Peneliti mengembangkan 15 indikator melek finansial disesuaikan dengan kondisi di Indonesia yaitu: 1) mencari pilihan-pilihan dalam berkarir, 2) memahami faktor-faktor yang mempengaruhi gaji bersih, 3) mengenal sumber-sumber pendapatan, 4) menjelaskan bagaimana mencapai kesejahteraan dan memenuhi tujuan keuangan, 5) memahami anggaran menabung, 6) memahami asuransi, 7) menganalisis risiko, pengembalian, dan likuiditas, 8) mengevaluasi alternatif-alternatif investasi, 9) menganalisis pengaruh pajak dan inflasi terhadap hasil investasi, 10) menganalisis keuntungan dan kerugian berhutang, 11) menjelaskan tujuan dari rekam jejak kredit dan mengenal hak-hak debitur, 12) mendeskripsikan cara-cara untuk menghindari atau memperbaiki masalah hutang, 13) mengetahui hukum dasar perlindungan konsumen dalam kredit dan hutang, 14) mampu membuat pencatatan keuangan, dan 15) memahami laporan neraca, laba rugi, dan arus kas. Latar belakang orang tua, pekerjaan orang tua, jabatan sosial orang tua dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam melakukan kegiatan belanja, menabung, investasi, kredit, penganggaran, dan pengelolaan keuangan. Menurut Ahmadi (2007: 229) status sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku dan pengalaman anak-anaknya. Perbedaan tingkat status sosial ekonomi akan berdampak pada munculnya perbedaan persepsi atas suatu obyek fisik atau obyek perilaku, yang pada akhirnya membentuk sikap yang berbeda pula. Persepsi positif terhadap karakteristik atau sifat obyek akan membentuk sikap positif pula. Hasil penelitian Lusardi et. al., (2010) “parent education, parental wealth, and sophistication ofthe family finances significantly influence the financial literacy of children.” Fowdar (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat literasi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pekerjaan orang tua. Selanjutnya penelitian Gutter (2008) menyatakan bahwa mahasiswa yang mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi juga mempunyai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku keuangan yang tinggi. Keluarga merupakan tempat yang paling dominan dalam proses sosialisasi anak tentang masalah keuangan. Melalui pendidikan keluarga, dengan cara-cara yang sederhana anak dibawa ke suatu sistem nilai atau sikap hidup yang diinginkan dan disertai teladan orang tua yang secara tidak langsung sudah membawa anak kepada pandangan dan kebiasaan tertentu. Orang tua mengajar bagaimana anaknya bertindak dengan mengandalkan nilai-nilai, keyakinan, dan pengetahuan dalam segala bidang termasuk yang berhubungan dengan keuangan. Pendidikan pengelolaan keuangan di lingkungan keluarga dititik beratkan pada pemahaman tentang nilai uang dan penanaman sikap serta perilaku anak untuk dapat mengatur pemanfaatan uang. Seorang ahli kecerdasan finansial anak, Cathy Malmrose, menyatakan bahwa untuk memiliki keterampilan mengelola keuangan dengan baik, paling tidak anak harus dilatih dalam hal menabung, melakukan pembayaran secara mandiri atas kebutuhan-kebutuhan tambahan mereka, mengelola uang saku, melakukan pekerjaanpekerjaan rumah tertentu untuk mendapatkan uang saku tambahan, mencari pekerjaan ringan di luar rumah, berderma dan berinvestasi (Owen, 2003: x). Dalam penelitian Jorgensen (2007) ditemukan “students who were financially influenced by their parents had higher financial knowledge, attitude, and behavior scores.” Cude et. al. (2006) menyatakan bahwa orang tua memainkan peranan yang sangat penting dalam proses sosialisasi keuangan anakanak mereka. Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009: 17). Pembelajaran di perguruan tinggi sangat berperan penting dalam proses pembentukan literasi finansial mahasiswa. Melalui kombinasi berbagai metode pengajaran, media dan sumber belajar yang direncanakan dengan baik dan sesuai dengan kompetensi, diharapkan mampu memberikan bekal kepada mahasiswa untuk memiliki kecakapan di bidang keuangan, sehingga mahasiswa menjadi siap dan mampu menghadapi kehidupan mereka saat ini maupun masa depan yang semakin kompleks (Lutfi dan Iramani, 2008. Adapun penelitian terkait yaitu hasil penelitian Jhonson (2007) menyatakan bahwa pendidikan keuangan memiliki peran yang sangat penting bagi siswa untuk memiliki kemampuan memahami, menilai, dan bertindak dalam kepentingan keuangan mereka. Selanjutnya Gutter (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendidikan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap pengetahuan dan sikap keuangan. Diperkuat oleh penelitian Lutfi dan Iramani (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan manajemen keuangan secara signifikan berpengaruh terhadap literasi finansial. Dari uraian yang telah diungkapkan, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi literasi keuangan pada mahasiswa. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis merumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut : Faktor Akademis Gender Literasi Keuangan Faktor Keluarga Faktor Demografis Berdasarkan kerangka pemikiran yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: a. Faktor Akademis berpengaruh secara positif terhadap Literasi Keuangan b. Faktor Gender berpengaruh secara positif terhadap Literasi Keuangan c. Faktor Keluarga berpengaruh secara positif terhadap Literasi Keuangan d. Faktor Demografis berpengaruh secara positif terhadap Literasi Keuangan 3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap subjek penelitian, di mana hasil penelitian dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai tingkat literasi keuangan pada mahasiswa Universitas Siliwangi. Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Siliwangi yang masih aktif berdasarkan mahasiswa yang mengisi Kartu Rencana Studi semester gasal angkatan 2013 - 2016 yang berjumlah mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dan ukuran sampel yang diambil menggunakan panduan dari Slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 250 orang. Adapun teknik sampel yang dipergunakan yaitu teknik simple random sampling (sample acak sederhana) karena tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Besarnya sampel penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan rumus ukuran sampel dari Slovin dalam Neti Budiwaty (2014:89) dengan rumus sebagai berikut: N n 1 Ne 2 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi = 671 orang e2 = level of error yang ditetapkan = 0,05 n 671 250,60 1 671(0,05) 2 Dibulatkan menjadi 250 orang. Berdasarkan perhitungan di atas, maka besarnya ukuran sampel dalam penelitian ini adalah 250 orang. 4. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian Data didapatkan dari jawaban responden terhadap 25 pertanyaan yang diadopsi dari Chen dan Volpe (1998) kemudian jumlah jawaban yang benar dihitung dan dibagi dengan seluruh pertanyaan kemudian dikali dengan seratus persen. Selain pertanyaan-pertanyaan tentang literasi keuangan, penelitian ini juga mendeskripsikan keputusan keuangan berdasarkan perilaku keuangan pribadi responden. Adapun spesifikasi model penelitian yang digunakan yaitu sebagai berikut : Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3+ b4X4 Dimana : Y = Literasi Keuangan X1 = Faktor Akademik X2 = Faktor Gender X3 = Faktor Keluarga X4 = Faktor Demografis a = Konstanta b = Koefisien Variabel Independen Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif. Sedangkan teknik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu menggunakan regresi linier berganda menggunakan alat analisis yaitu Eviews 5.1 dan SPSS 17 dengan metode kuadrat terkecil / OLS (Ordinary Least Square). 5. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan 6. Penutup DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat : Jakarta Chen & Volpe. 1998. An Analysis Personal Financial Literacy Among College Student. Financial Services Review 72(2) Krisna, Ayu. 2008. “Analisis tingkat Literasi Keuangan di Kalangan Mahasiswa dan faktorfaktor yang memepengaruhi”. (dipublikasikan online) 20 april 2014 Manurung, Adler. 2009. Succeful financial planer a complete guide. Grasindo : Jakarta Nazir,muhammad. 2005. Metodologi penelitian. Erlangga : Jakarta. Otoritas Jasa Keuangan. (2013). Survei OJK : Literasi keuangan. Indonesia Robb, Cliff dan Sharpe D.L (2009). Effect of Personal Financial