KEGIATAN BELAJAR 1 REPRESENTASI MATRIKS 1.1 Ruang Hilbert " ξ " Menurut notasi dirac 1.1.1 Vektor Ket dan Vektor Bra Setiap elemen atau vektor didalam ruang hilbert disebut vektor ket atau ket. Ket menurut notasi dirac dinyatakan dengan simbol " " . Supaya kita dapat membedakan suatu ket dengan ket-ket lainnya maka kedalam tanda " " dimasukan atau dituliskan huruf atau angka. Sebagai contoh ket Ψ dituliskan dengan simbol " Ψ " . Beberapa ket membentuk ruang vektor linier. Setiap kombinasi linier dari beberapa ket juga berupa suatu vektor ket. Sebagai contoh misalkan kita ambil dua ket " 1 " dan " 2 " juga dua bilangan kompleks sembarang λ1 dan λ2. Kombinasi linier kedua vektor ket tersebut adalah Ψ = λ1 1 + λ 2 2 Hasil kombinasi liniernya adalah juga berupa vektor ket. Analoginya dengan ruang gelombang dapat dinyatakan sebagai berikut Ψ(r) ∈ ruang gelombang ↔ Ψ ∈ ruang Hilbert menurut definisi ket-ket dari suatu ensambel adalah bebas linier atau tak bergantungan linier (linierly Independent) jika tak ada satupun dari mereka dapat dinyatakan dalam bentuk kombinasi linier dari ket-ket lainnya. Jika suatu ruang vektor mengandung paling banyak n buah vektor bebas linier, maka dikatakan dimensi ruang ini terbatas dan jumlah dimensinya didefinisikan sama dengan n. Jika dalam suatu ruang mengandung jumlah vektor bebas liniernya tak terbatas maka dikatakan ruang ini memiliki jumlah dimensi tak berhingga. Ruang vektor berdimensi tak berhingga ini dinamakan ruang Hilbert. Seperti yang kita ketahui dalam aljabar linier bahwa dengan setiap ruang vektor dapat dikaitkan dengan ruang vektor rangkap (dual space vektor). Setiap linier fungsional χ ( U ) dari ket U memiliki sifat superposisi. Linier fungsional χ adalah suatu operasi linier yang mengasosiasikan suatu bilangan kompleks dengan setiap ket U : χ U ∈ ξ → bilangan χ ( U ) χ (λ1 U 1 + λ 2 U 2 ) = λ1 χ ( U 1 ) + λ 2 χ ( U 2 ) Linier fungsional dan operasi linier keduanya beroperasi linier tetapi membetuk kaitan masing-masing ket dengan bilangan kompleks. Linier fungsional didefinisikan pada ket U ∈ ξ merupakan ruang vektor yang disebut dual space dari ξ dan dilambangkan dengan ξ * . Elemen –elemen dari ruang vektor ξ * menurut notasi dirac disebut vektor Bra atau Bra dan dinyatakan dengan simbol " " . Untuk membedakan suatu vektor bra dengan bra lainnya maka kedalam simbol itu dituliskan huruf atau angka.Contoh bra Ψ ditulis Ψ . menyatakan bilangan yang diperoleh dengan cara linier fungsional bekerja pada ket Ψ ∈ ξ . χ Ψ χ ∈ξ * χ ( Ψ )= χ Ψ Simbol itu sendiri dinamakan bracket (tanda kurung). Secara garis besarnya ruang hilbert adalah suatu ruang vektor linier dengan dimensi tak hingga yang memiliki produk skalar dan bersifat lengkap. Vektorvektor didalam ruang vektor linier mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Jika C adalah jumlah dari a dan b maka ditulis C = a + b . 2. Perkalian suatu bilangan kompleks λ dengan suatu vektor a menghasilkan vektor lain b dengan b = λ a 3. jika a dan b masing-masing elemen dari ruang hilbert maka ( a + b ) adalah juga elemen dari ruang hilbert (sifat tertutup terhadap penjumlahan). 4. Jika a ∈ ξ dan λ adalah skalar kompleks maka λ a ∈ ξ (sifat tertutup terhadap perkaliandengan bilangan kompleks). 5. Terdapat elemen nol dalam ruang ξ sehingga untuk setiap a ∈ ξ berlaku a + 0 = a 6. untuk setiap a ∈ ξ ada inversnya a ' sedemikian hingga a + a ' = 0 7. Berlaku hukum-hukum algebra untuk ket dalam ruang ξ a. α + β = β + α sifat komutatif b. c. d. (α + β )+ γ a (b α ) = ab α (a + b) α = α +(β + γ ) sifat asosiatif sifat asosiatif terhadap perkalian = a α + b α sifat distributif e. a ( α + β ) = a α + a β sifat distributif Hubungan Antara Ket Dan Bra Anda sudah mempelajari bagaimana perkalian skalar dari dua vektor dinotasikan dan dijabarkan dalam ruang gelombang pada modul pengantar fisika kuantum. Berikutnya akan kita pelajari bagaimana hal itu dinotasikan dalam notasi dirac. Produk skalar atau perkalian skalar dua vektor ket ϕ dan Ψ dalam ruang gelombang.dituliskan dengan dirac dituliskan dengan ϕ Ψ atau ( ϕ , ψ ), sedangkan dalam notasi (ϕ , Ψ )= ϕ Ψ dengan demikian dapat kita lihat bahwa dalam ruang ξ perkalian skalar adalah antilinier terhadap vektor pertama. Sebagai contoh bila ϕ merupakan kombinasi linier dari ϕ 1 dan ϕ 2 , ϕ = λ1 ϕ 1 + λ 2 ϕ 2 maka perkalian skalarnya dengan Ψ adalah (λ 1 ϕ 1 + λ 2 ϕ 2 , Ψ ) = λ1* ( ϕ 1 , Ψ ) + λ*2 ( ϕ 2 , Ψ ) = (λ1* ϕ 1 + λ*2 ϕ 2 ) Ψ Maka untuk sembarang Ψ berlaku λ1 ϕ 1 + λ 2 ϕ 2 ⇒ λ1* ϕ 1 + λ*2 ϕ 2 Jadi dengan demikian perubahan dari ket ke Bra hubungannya antilinier. Sebagai catatan jika λ adalah bilangan kompleks dan Ψ adalah suatu ket maka λ Ψ = λΨ . Bila kita ubah ket λΨ menjadi bra maka λΨ = λ* Ψ yang menunjukan bahwa hubungan antara ket dan bra adalah antilinier. SIFAT-SIFAT PERKALIAN SKALAR a. ϕ Ψ = Ψϕ b. ϕ λ1 Ψ1 + λ 2 Ψ2 = λ1 ϕ Ψ1 + λ 2 ϕ Ψ2 c. λ1ϕ 1 + λ 2ϕ 2 Ψ = λ1 ϕ 1 Ψ + λ 2 ϕ 2 Ψ d. Ψ Ψ real, positif, nol jika dan hanya jika Ψ = 0 * OPERATOR LINIER Pengertian operator sedikit banyaknya sudah anda pelajari dalam modul pengatar fisika kuantum. Pada waktu kita mempelajari probabilitas gelombang materi misalnya menentukan harga rata-rata, variansi dari suatu besaran dinamis atau observable maka kita ubah dulu observable menjadi operator. Sekarang kita akan pelajari lebih jauh tentang pengertian dan kerja suatu operator linier dalam ruang hilbert. Menuurt definisi operator linier adalah suatu operator yang berasosiasi dengan setiap ket dan menghasilkan ket lain yang berbeda dengan ket semula. Sebagai contoh misalkan suatu operator  bekerja pada suatu fungsi atau vektor Ψ ∈ ξ maka ditulis Aˆ Ψ = Ψ ' dimana Ψ ≠ Ψ ' . Bila Ψ merupakan kombinasi linier dari Ψ1 Ψ2 atau Ψ = λ1 Ψ1 + λ 2 Ψ2 maka: Aˆ Ψ = Aˆ (λ1 Ψ1 + λ 2 Ψ2 ) = Aˆ λ1 Ψ1 + Aˆ λ 2 Ψ2 = λ1 Aˆ Ψ1 + λ 2 Aˆ Ψ2 dan dari persamaan itu dapat kita lihat bahwa kerja suatu operator pada suatu fungsi hubungannya linier. Perkalian dua operator linier  dan B̂ ditulis Aˆ Bˆ dan didefinisikan sebagai berikut: ( Aˆ Bˆ ) Ψ = A( B Ψ ) Artinya bila operator Aˆ Bˆ bekerja pada suatu fungsi maka operator B̂ terlebih dahulu dikerjakan pada Ψ hingga menghasilkan ket lain Ψ ' = B Ψ , baru kemudian operator  bekerja pada lagi misalnya: Ψ' dan akan menghasilkan ket yang lain Ψ '' = A Ψ ' . Secara singkat dapat diungkapkan sebagai berikut: ( Aˆ Bˆ ) Ψ = Aˆ ( Bˆ Ψ ) = Aˆ Ψ ' = Ψ '' bila anda bertanya, ”mengapa urutannya harus seperti itu”? ya, itu disebabkan karena pada umumnya Aˆ Bˆ tidak sama dengan Bˆ Aˆ atau pada umumnya dua operator tidak komut. Contoh-contoh operator linier misalnya: 1. perkalian dengan bilangan kompleks λ Ψ λ =λ Ψ a. c. Ψ λ =λ Ψ Aˆ λ Ψ = λAˆ Ψ d. ϕ λ Ψ =λ ϕ Ψ b. 2. proyeksi pada Ψ misalkan Ψ ∈ ξ adalah ket yang ternormalisasi yaitu Ψ Ψ = 1. Kita tinjau operator P̂Ψ yang didefinisikan sebagai berikut: P̂Ψ = Ψ Ψ Selanjutnya kita operasikan operato-operator tersebut pada sembarang ket Ψ ∈ ξ sebagian berikut: P̂Ψ ϕ = Ψ Ψ ϕ ternyata menghasilkan ket yang berbanding lurus dengan Ψ dengan koefisien perbandingannya berupa perkalian skalar antara ϕ dan Ψ yaitu Ψ ϕ Arti geometris dari P̂Ψ adalah proyeksi orthogonal sembarang ket pada ket Ψ . Operator proyeksi ini P̂ mempunyai sifat idempoten yaitu Pˆ 2 = Pˆ . Ψ Ψ contoh: buktikan bahwa Pˆ = PˆΨ 2 Ψ Ψ Jawab PˆΨ2 = PˆΨ PˆΨ = Ψ Ψ Ψ Ψ Karena Ψ Ψ = 1 = 1 maka PˆΨ2 = Ψ Ψ = PˆΨ 3. Proyeksi Ke Suatu Sub ruang (Sub Space) Misalkan ϕ 1 , ϕ 2 , ϕ 3 ,......, ϕ q adalah q buah vektor ternormalisasi yang satu sama lain saling tegak lurus(orthogonal). Vektor-vektor yang ternormalisasi dan orthogonal dinamakan vektor orthonormal. Maka perkalian skalarnya dapat diungkapkan sebagai berikut. ϕ i ϕ j = δ ij δ ij adalah fungsi delta kroneker yaitu harganya sama dengan satu bila i = j dan nol yang lainnya atau = 1 bila i = j δ ij = 0 bila i ≠ j Kita bisa menyatakan bahwa kumpulan q buah vektor tersebut berada disuatu subruang dari ruang hilbert. Subruang vektor tersebut direntangkan (span) oleh q buah vektor dan dilambangkan dengan ξ q Misalakan P̂q = adalah operator linier yang didefinisikan oleh Pˆ = ∑ ϕ ϕ . Kita operasikan operator tersebut pada q i i sembarang ket Ψ ∈ ξ maka q Pˆ Ψ = ∑ ϕ i ϕ i Ψ i =1 = ϕ 1 ϕ 1 Ψ + ϕ 2 ϕ 2 Ψ + ϕ 3 ϕ 3 Ψ + ...... + ϕ q ϕ q Ψ Ternyata menghasilakan superposisi linier dari proyeksi Ψ ke dalam berbagai variasi ϕ i . yang tidak lain adalah proyeksi Ψ kedalam subruang ξ q . KERJA SUATU OPERATOR LINIER PADA VEKTOR BRA Relasi yang mendifinisikan kerja suatu operator linier  pada bra ϕ ∈ ξ dapat didituliskan sebagai berikut ϕ Aˆ Ψ = ϕ Aˆ Ψ ( ) ( ) operator linier  yang bekerja pada bra ϕ menghasilkan bra baru ϕ ' dimana ϕ ≠ ϕ ' dan hubungannya adalah linier (correspondence linier). Sekarang mari kita tinjau kombinasi linier yang dinyatakan oleh ϕ 1 dan ϕ 2 sebagai berikut: ϕ = λ1 ϕ 1 + λ 2 ϕ 2 Berdasarkan definisi diatas ϕ Aˆ Ψ = ϕ Â Ψ ( ) ( ) = (λ1 ϕ 1 + λ 2 ϕ 2 )(Aˆ Ψ ) = λ1 ϕ 1 ( Aˆ Ψ ) + λ 2 ϕ 2 ( Aˆ Ψ ) = λ1 ( ϕ 1 Aˆ ) Ψ + λ 2 ( ϕ 2 Aˆ ) Ψ jika Ψ adalah sembarang ket maka ϕ Aˆ = λ ϕ Aˆ + λ ϕ Aˆ 1 1 2 2 yang menyatakan bahwa bra ϕ  adalah bra sebagai hasil dari operasi linier  pada ϕ . Berdasarkan apa yang sudah diuraikan diatas ada dua hal penting yang harus kita perhatikan yaitu: 1. penempatan tanda kurung dalam simbol yang mendefinisikan elemen matrik .  antara ϕ dan Ψ tidak penting ϕ A Ψ = ( ϕ A) Ψ = ϕ ( A Ψ ) 2. cara penulisan yang menyatakan operator  bekerja pada ϕ adalah ϕ  . Bila anda menuliskan  ϕ maka penulisan seperti itu bukan menyatakan kerja operator  pada ϕ tapi hanyalah perkalian antara  dan ϕ . Bila ϕ  bekerja pada Ψ maka hasilnya  ϕ Ψ berupa operator. OPERATOR HERMITIAN ADJOINT  + DARI OPERATOR LINIER  Hermitian adjoint dari suatu operator linier  didefinisikan sebagai berikut: Aˆ Ψ → Ψ' = A Ψ b b b Ψ → Ψ ' = Ψ Aˆ + Aˆ + hubungan. Ψ ' = Ψ Â + adalah linier. Contoh : buktikan bahwa hubungan Ψ ' = Ψ Â + adalah linier dan  + adalah operator linier. Jawab : telah kita ketahui bahwa hubungan antara bra dan ket adalah anti linier. λ1 Ψ1 + λ 2 Ψ2 = λ1* Ψ1 + λ*2 Ψ2 λ1* Aˆ Ψ1 + λ*2 Aˆ Ψ2 = λ 1* Ψ1' + λ*2 Ψ2' = λ 1 Ψ1' + λ 2 Ψ2' = λ 1 Ψ1 Aˆ + + λ 2 Ψ2 Aˆ + = (λ 1 Ψ1 + λ 2 Ψ2 ) Aˆ + jadi dengan demikian hubungan Ψ ' = Ψ Â + adalah linier (perhatikan baris ke 3 dan ke 4)dan  + (hermitian adjoint dari  ) berupa operator linier. Berdasarkan uraian diatas maka.  + .adalah operator linier yang didefinisikan oleh rumusan Ψ ' = Aˆ Ψ ↔ Ψ ' = Ψ Aˆ + Bila ϕ adalah ket sembarang ϕ ∈ ξ dan dengan menggunakan sifat-sifat perkalian skalar maka selalu kita tuliskan * Ψ' ϕ = ϕ Ψ Berdasarkan definisi  + diatas kita dapat menuliskan * Ψ A+ ϕ = ϕ A Ψ Ungkapan tersebut berlaku untuk semua ϕ dan Ψ . Satu hal yang perlu anda catat adalah bahwa bila operator linier  dikeluarkan dari simbol bra maka haruslah diganti dengan adjoint nya  + dan ditempatkan disebelah kanan bra. Atau ΨAˆ = Ψ Aˆ + Beberapa sifat operator Hermitian Adjoint ( ) ( ) 3. (Aˆ + Bˆ ) = Aˆ 4. (Aˆ Bˆ ) = Bˆ Aˆ + 1. Aˆ + = Aˆ + 2. λAˆ = λ* Aˆ + + + ; λ adalah bilangan kompleks + + + Bˆ + + sifat no 4 menunjukan bahwa hermitian adjoint dari perkalian skalar dua operator adalah sama dengan perkalian hermitian adjoint masing-masing operator tapi dengan urutan dibalik. ( ) + Soal: Buktikanlah bahwa Aˆ Bˆ = Bˆ + Aˆ + Jawab ϕ = ÂBˆ Ψ Misalkan dengan Ψ ' = B̂ Ψ ' ˆ =AΨ Kita ubah ket ϕ menjadi bra ϕ maka menurut definisi ( ) ϕ = Ψ Aˆ Bˆ + ………………………………………………* = Ψ ' Aˆ + karena Ψ ' = B̂ Ψ maka Ψ ' = Ψ B̂ + jadi ϕ = Ψ Bˆ + Aˆ + ………………………………………………………..** ( ) + dari persamaan * dan ** diperoleh Aˆ Bˆ = Bˆ + Aˆ + Hal lain yang perlu juga nada perhatikan adalah bahwa definisi operator hermitian adjoint dapat juga dituliskan sebagai berikut Aˆ +ϕ Ψ = ϕ Aˆ Ψ yang artinya bahwa dalam perkalian skalar dua vektor suatu operator dapat pindah dari satu ruang ke ruang lainnya tapi dengan mengubahnya terlebih dahulu dengan hemitian adjointnya. HERMITIAN ADJOINT DALAM NOTASI DIRAC Telah kita tunjukan bahwa hermitian adjoint dari perkalian dua vektor sama dengan perkalian hermitian adjoint dari masing-masing operator dengan menukarkan letaknya. Sekarang marilah kita buktikan bahwa: ( Ψ ϕ )+ = ϕ Ψ bukti + U (Ψ ϕ ) V = V (Ψ ϕ ) U [ = V Ψ = ΨV ] * ϕ U * U ϕ = U ϕ ΨV = U ( ϕ Ψ )V dengan demikian: ( Ψ ϕ ) = ϕ Ψ Jadi dalam notasi Dirac, operasi hermitian adjoint mengikuti aturan sebagai berikut: untuk memperoleh hermitian adjoint dari setiap pernyataan yang terdiri dari konstanta, kets, bra dan operator ialah 1. mengganti konstanta dengan konjugasi kompleksnya 2. mengganti kets dengan bra yang berkaitan 3. mengganti bra dengan kets yang berkaitan + 4. mengganti operator dengan hermitian adjointnya Contoh Soal 1. tentukanlah hermitian adjoint dari pernyataan berikut λ U Aˆ V Ψ ϕ jawab dalam pernyataan tersebut λ dan U Aˆ V adalah bilangan dan Ψ ket ϕ adalah bra. Hermitian adjoint pernyataan tersebut menurut aturan diatas adalah + λ U Aˆ V Ψ ϕ = λ* V Aˆ + U ϕ Ψ ( ) 2. Tentukanlah Hermitian adjoint dari pernyataan berikut λ | u 〉〈 v | w〉 Jawab Dalam pernyataan tersebut λ dan 〈 v | w〉 adalah bilangan dan | u〉 adalah suatu ket. Hermitian adjiont dari pernyataan tersebut adalah λ | u 〉〈 v | w〉 + = λ* 〈u | 〈 w | v〉 OPERATOR HERMITIAN Suatu operator disebut Hermitian bila sama dengan hermitian adjointnya atau ∧ ∧ + ∧ bila A = A maka operator A adalah Hermitian. Untuk operator Hermitian berlaku 1.〈ψ | A | ϕ 〉 = 〈ϕ | A | ψ 〉 * untuk semua | ϕ 〉.dan. | ψ 〉 ∧ ∧ 2.〈 A ϕ | ψ 〉 = 〈ϕ | Aψ 〉 1.2. REFRESENTASI DAN BASIS Anda sebaiknya mengingat kembali pengertian-pengertian basis dan komponen vektor dari suatu vektor didalam ruang vektor Cartesian, sebelum mempelajari bagian modul . hai itu dimaksudkan supaya anda dapat melihat analogo antara ruang Cartesian dan ruang Hilbert untuk pengertian basis dan komponen Vektor dan operator dijabarkan ke dalam basis-basisnya oleh bilanganbilangan. Vektor dijabarkan dalam komponen-komponennya sedangkan operatir dijabarkan oleh elemen-elemen matriknya. Dua hubungan antar basis dalam notasi Dirac ialah relasi Orthonormalisasi dan relasi Cosure. a. Relasi Ortonormalisasi Suatu set ket diskrit {| u i 〉} atau set ket kontinu {| wα 〉} disebut ortonormal jika ket-ket tersebut memenuhi relasi sebagai berikut 〈 ui | u j 〉 = δ ij Set diskrit 〈 wα | wα ' 〉 = δ (α − α ' ) Set kontinu Produk skalar set diskrit menghasilkan fungsi delta Kronecker δ ij . Dan produk skalar set kontinu menghasilkan fungsi delta Dirac δ (α − α ' ) . b. Relasi Closure Suatu set ket diskrit {| u i 〉} atau set ket kontinu {| wα 〉} merupakan basis dalam ruang Hilbert jika setiap ket | ψ 〉 ∈ . Dapat dijabarkan secara unik ke dalam | u i 〉 . Atau | wα 〉 . Yaitu | ψ = ∑ ci | u i 〉 diskrit | ψ 〉 = ∫ dα .c(α ) | wα 〉 kontinu Pada persamaaan tersebut CI dan C (α) masing-masing menyatakan komponen dari vektor ket | ψ 〉 . Ci adalah komponen | ψ 〉 dalam basis diskrit | u i 〉 dan C(α). Adalah komponen dari | ψ 〉 . Dalam kontinu | wα 〉 untuk menentukan komponen suatu vektor ket dalam dilakukan cara sebagai berikut : kalikan atau produkskalarkan | ψ 〉 . Dengan baris lalu integrasikan meliputi seluruh ruang 〈 u j | ψ 〉 = 〈u j | ∑ c i | u i 〉 = ∑ c i 〈u j | u i 〉 i ⇔= ∑ ci δ ji untuk i = j i ⇔= c j Cj adalah komponen ke Cj dari vektor ket | ψ 〉 dengan cara yang sama komponen ke CI dari vektor ket | ψ 〉 adalah 〈u i | ψ 〉 = ci Bila pada persamaan | ψ 〉 = ∑ ci | u i 〉 … harga CI nya digantikan dengan 〈u i | ψ 〉 = ci …. Maka diperoleh | ψ 〉 = ∑ 〈u i | ψ 〉 | u i 〉 = ∑ | u i 〉〈 u i | ψ 〉 i i coba anda perhatikan kedua ruas persamaan di atas supaya ruas kiri sama dengan ruas kanan maka haruslah dipenuhi ∑ | ui 〉〈ui | = I i Hubungan tersebut di namakan relasi Closure dengan I menyatakan Operator identitas. Pada basis kontinu bila pada persamaan | ψ 〉 = ∫ dα .c(α ) | wα 〉 harga C(α)nya kita gantikan dengan 〈 wα | ψ 〉 maka diperoleh: | ψ 〉 = ∫ dα.〈 wα | ψ 〉 | wα 〉 = ∫ dα | wα 〉〈 wα | ψ 〉 Persamaan tersebut akan benar bila dipenuhi ∫ dα Wα Wα = 1 Hubungan tersebut juga dinamakan relasi closure dengan 1 menyatakan operator identitas . Jadi dengan demikian representasi dalam ruang keadaan dapat dinyatakan sebagai berikut: Set diskrit {U i } Set kontinu {Wα } U i U j = δ ij Wα Wα ' = δ (α − α ' ) ∑U ∫ dα Wα i Ui =1 i Wα = 1 Representasi Matriks Kets dan Bra Dalam basis {U }, i vektor kets dijabarkan oleh suatu set komponen- komponennya yaitu oleh sejumlah bilangan C i = U i Ψ . Bilangan-bilangan tersebut disusun secara vertikal membentuk matriks kolomnya. U1 Ψ C1 U2 Ψ C2 U 3 Ψ atau C 3 .......... .... . ........... C i Ui Ψ Vektor bra ϕ dalam basis {U } i dapat diungkapkan sebagai berikut ϕ = ∑ ϕ U i U i . Telah kita pelajari sebelumnya bahwa kita selalu dapat menempatkan operator identitas 1 antara ϕ dan Ψ perkalian skalar: ϕ Ψ = ϕ 1 Ψ = ∑ ϕ U i U i Ψ = ∑ bi* C i dalam pernyataan Komponen – komponen dari ϕ yaitu ϕ U i disusun secara horizontal membentuk matriks baris (mempunyai satu baris dan kolom yang tak berhingga) ( ϕ U 1 ϕ U 2 ϕ U 3 ........ ϕ U i ) Anda sekarang dapat membuktikan sendiri bahwa ϕ Ψ menyatakan perkalian matriks yaitu matriks baris yang dinyatakan oleh ϕ dan matriks kolom yang dinyatakan oleh Ψ . Hasilnya adalah matriks satu baris satu kolom yaitu berupa suatu bilangan. DIAGONALISASI SUATU OPERATOR Misalkan basis orthogonal ℜ terdiri dari nilai eigen –nilai eigen dari operator hermitian Ĝ : Gˆ U i = g U i Elemen matrik dari operator Ĝ adalah: U j Gˆ U i = U j g U i G ji = g U j U i G ji = gδ ji Bila kita jabarkan kedalam elemen matriknya maka g 1 00........ 0 g 2 0........ 00 g ........ 3 ................ jadi jabaran matriks dari suatu operator dalam basis berupa fungsi eigen dari operator itu adalah berbentuk matriks diagonal. Sebagaimana telah Anda pelajari sebelumnya bahwa suatu ket dijabarkan menjadi matriks kolom . Demikian juga representasu fungsi-fungsi eigen U i adalah berupa sederetan koefisien {a qi } yang disusun secara vertikal atau berupa matriks kolom dalam jabaran U i = ∑ a ij U j Bila kita kalikan dari sebelah kiri dengan U q maka: U q U i = ∑ a ij U q U j j δ qi = ∑ a ij δ qj j untuk j = q maka δ qq = 1 δ qi = a qi Jadi repersentasi matriks dari vektor eigen ** adalah vektor kolom (matriks kolom) dengan hanya satu elemennyayang tidak nol yaitu di baris ke i. a1(1) 1 a2 (1) 0 (1) 0 U1 → a3 = . ⋅ ⋅ . . ⋅ U2 a1( 2 ) 0 a2 ( 2) 1 (2) 0 → a3 = . ⋅ ⋅ . . ⋅ a1( 3) 0 a2 ( 3 ) 0 ( 3) 1 U 3 → a3 = . ⋅ ⋅ . . ⋅ a1( 4 ) 0 a ( 4) 0 2( 4 ) 0 a U 4 → 3 = 1 ( 4) a4 0 (4) a5 . ⋅ . Representasi matrik untuk persamaan nilai eigen dapat diungkapkan sebagai berikut : Gˆ U i = g i U i U j Gˆ U i = U j U i Kita gunakan relasi klosure dam ditempatkan di samping operator Ĝ : U j Gˆ 1 U i = U j U i ∑U j Gˆ 1 U K U K U i = g i U j U i K ∑G jk ak (i ) = gi a j (i ) K Untuk i = 3 bentuk matriks persamaan diatas adalah : g1 0 0 0 . . . 0 0 0 g 2 0 0 . . . 0 0 0 0 g 0 . . . 1 1 3 = g1 . . . . 0 0 . . . . . . . . . . . . Anda masih ingat bagaimana menentukan besar atau panjamng suatu vektor dalam ruang kartesian ?. demikian pula dalam ruang Hilbert kita dapat menentukan panjang suatu vektor ψ dalam ruang Hilbert menurut notasi Dirac diungkapkan oleh : ψ = ψ ψ = ψ ψ = ∑ ψ Vi U i ψ 2 i = ∑ ai ai * i = ∑ ai 2 i Contoh : Buktikan bahwa panjang vektor basis orthonormal Vi adalah Satu Jawab : Vi = U i U i = ∑ a j a j 2 *( i ) (i ) Uj Uj i 2 δ ii = ∑ a j( i ) δ ii j 1= ∑ aj (i ) 2 j Misalkan untuk i = 4 representasi matriksnya adalah : U4 = U4 U4 0 0 0 1 = (0 0 0 1 0 . . . ) = 1 0 . . . Berdasarkan apa yag telah kita bahas sebelumnya, maka disimpulkan bahwa oprator Ĝ adalah diagonal dalam basis{ U i }. Gij = gi δji Atau equivalen dengan : U j Gˆ U i = g i U j U i Kalikan kedua ruas dengan jumlah ∑U j , maka : j ∑U j U j Gˆ U i = g i ∑ U j U j U i j j ( 1 Ĝ U j = g i J U j ) 1 Ĝ U j − gi J U j = 0 atau Ĝ U j = gi U j Dengan demikian kita peroleh jika operator Ĝ diagonal dalam basis B maka basis B adalah terdiri dari vektor eigen – vektor eigen dari Ĝ. Jadi permasalah menemukan nilai eigen dari suatu operator equivalen dengan menemukan basis yang mendiagonalkan operator. 1.3. SIFAT MATRIKS ELEMENTER. Suatu operator  dapat dijabarkan dalam basis { U i } yang diasosiasikan oleh sederatan bilagan yang didefinisikan oleh : Aij = U j Aˆ U i Bilangan tersebut bergantung pada dua indeks an dapat disusun dalam matriks persegi. Menurut perjanjian indeks pertama mununjukkan baris dan indeks kedua menyatakan kolom. Jadi dalam basis { U i } operator  dapat dijabarkan oleh matriks : A11 A12 A13 . . . A1 j A21 A22 A23 . . . A2 j . A= . . A A A . . . A ij i1 i 2 i 3 ˆ ˆ Bagaimana perkalian dua operator, misalnya AB dijabarakan kedalam matriks dalam basis { U i } ? untuk itu kita gunakan definisi diatas, yaitu : U Aˆ Bˆ U = ( AB) j i ij Atau bisa juga dijabarkan sebagai berikut : U j Aˆ Bˆ U i = U j Aˆ 1 Bˆ U i = ∑ Ui A U K U K A U j K = ∑ AiK BKj K Penjabaran matriks dari ψ ' =  ψ Bagaimana caranya apabila kita ingin merepresentasikan hasil operasi suatu opertor pada suatu ket dalam basis { U i } ? ψ ' =  ψ Untuk itu kita kalikan skalar dari sebelah kiri dengan basis U i , maka : Ui ψ ' = Ui Aψ Kemudian gunakan relasi closure atau operator identitas dan tempatkan disamping A U i ψ ' = U i A 1ψ = ∑ U i A U j U j ψ j Jadi pernyataan matrik untuk ψ ' =  ψ adalah bahwa matrik kolom ψ ' sama dengan perkalian dengan matriks kolom yang dinyatakan oleh ψ persegi yang dinyatakan oleh A, yaitu : a1 ' A11 A12 A13 . . . A1 j a1 a2 ' A21 A22 A23 . . . A2 j a2 . . . = . . . . . . a ' A A A . . . A a i i1 i 2 i 3 ij i dan matriks Penjabaran matriks untuk ϕ A ψ Pada pembahasan sebelumnya sudah kita sebutkan bahwa pernyataan ϕ Âψ adalah berupa bilangan. Sekarang akan kita lihat bagaimana cara menjabarkannya. Dalam basis { U i } dapat dituliskan : ϕ Aˆ ψ = ϕ 1 Aˆ 1ψ = ∑∑ ϕ ui ui A u j u j ψ i j = ∑∑ ai *Aij a j i j Secara matriks dapat dituli8skan sebagai berikut : A11 A12 A13 . . . A1j a1 A21 A22 A23 . . . A2 j a2 . . ˆ ϕ Aψ = a1 *a2 *...ai * . . . . A A A . . . A aj ij i1 i2 i3 = a1 *(A11a1 + A12a2 + . . . + A1jaj ) + a2 *(A21a1 + A22a2 + . . . + A2 j aj ) + aj *(Ai1a1 + Ai2a2 + . . . + Aijaj ) ϕ Âψ = sebuah bilangan • Perkalian skalar dua fungsi gelombang Dalam basis { U i } perkalian skalar dua fungsi gelombang ψ dan ψ’ dapat direpresentasikan secara matriks sebagai berikut : ψ ψ' = ψ 1ψ' = ∑ ψ ui ui ψ ' i = ∑ ai ai ' * i a1 ' a2 ' * * * . = a1 a2 ... ai . . a ' i ( ) = sebuah bilangan • Invers dari operator Invers dari operator  datuliskan Â-1 dan mempunyai sifat Â-1 = ÂÂ-1 = 1 Contoh : a1 b Bila Aˆ = c a2 Maka Aˆ = 1 bc − a1a2 − a1 b c − a2 Bukti − a2 b a1 b c − a1 c a 2 − a2 a1 + bc − a2b + ba2 1 = cb − a2 a bc − a1a2 ca1 − a1c 1 0 = 0 1 Aˆ −1 Aˆ = 1 bc − a1a2 =1 • Transpose dari operator  Transpose dari  dituliskan ÂT. Elemen – elemen matriks dari ÂT diperoleh dengan mencerminkan Aij pada diagonal mayor dari matriks Â. (ÂT)ij = Aji Atau dengan cara mengubah baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris. Contoh : Tentukanlah transpose dari operator matriks berikut : a b c ˆ A = d e f g h i a d g T Aˆ = b e h c f i Pada matriks tersebut a c i membentuk mayor doagonal. b c f dicerminkan terhadap mayor doagonal ini sehingga menempati tempat d g h dan d g h menempati tempat b c f. • Simetriks dan anti simetriks Jika  simetrik maka berkalu  = ÂT Contoh : 1 2 5  = 2 4 - 6 5 - 6 3 Transposenya adalah : 1 2 5 T Aˆ = 2 4 - 6 5 - 6 3 Jadi  = ÂT dikatakan antisimetriks jika ÂT =  • Trace dari operator  Trace dari operator  adalah jumlah seluruh elemen – elemen diagonalnya, dituliskan : Tr Aˆ = ∑ Aii i Contoh : 1 2 5 Bila  = 2 4 - 6 tentukanlah Trace dari  5 - 6 3 Jawab : Tr  = 1 + 4 + 3 = 8 • Hermitian adjoint dari  Hermitian adjoint dari  dapat ditulis Â+. Â+ dibangun dengan cara pertama membentuk kompleks konungate dari A dan kemudian mentransposenya atau : Â+ = Â*T Contoh : - 2i 4 6 Bila  = 7 5 3i 2 - i 8 Tentukanlah hermitian adjoint dari  Jawab : Aˆ + = Aˆ ∗T *T T - 2i 4 6 2i 4 6 2i 7 2 5 3i = 7 5 - 3i = 4 5 i = 7 2 2 - i 8 i 8 6 - 3i 8 Jadi dengan demikian elemen – elemen matriks dari Â+ diberikan oleh : (Â+)ij = (Aij)* Atau secara lebih eksplisit : U i Aˆ +U j = U j Aˆ U i * = Aˆ U i U j • Hermitian Jika Â+ =  maka dikatakan bahwa  adalah hermitian atau setara dengan itu. (Â+)ij = Âij dengan menggunakan persamaan sebelumnya (Âij)* = Âij atau Â*T =  • Uniter Jika hermitian adjoint Û+ dari operator Û dama dengan Û-1 yaitu invers dari Û atau Û+ = Û-1 maka dikatakan bahwa Û adalah uniter. Elemen – elemen matriks dari Û memenuhi relasi : (Û+)ij = (Û-1)ij (Ûji)* = (Û-1)ij Û*T = Û-1 Untuk operator uniter berlaku : Û Û+ = 1 (Û Û+)ij = δij ∑U ik (U jk )* = δ ij K Contoh : Tunjukkanlah bahwa jika Û uniter maka nilai eigen an dari Û adalah 1 Jawab : Uϕ n = anϕ n Uˆϕ n Uˆϕ n = ϕ n Uˆ +Uϕ n = ϕ n Uˆ −1Uϕ n = ϕn 1 ϕn = ϕn ϕn Maka an* an = | an |2 = 1 Berdasarkan apa yang telah kita pelajari diatas, maka sifat – sifat matriks dapat diringkas sebagai berikut : MATRIKS Simetriks Anti simetriks Orthogonal Real Imajiner murni Hermitian Anti hermitian Uniter Singular DEFINISI  = ÂT  = -ÂT  = Â-1T  = Â*  = -Â*  = Â+  = -Â+  = (Â+)-1 Det A = 0 ELEMEN MATRIKS Aij = Aji Aii = 0 ; Aij = -Aji (ATA)ij = δij Aij = A*ij Aij = i Bij ; Bij real Aij = A*ji Aij = -A*ji (A+A)ij = δij LATIHAN 1. misalkan { U i } adalah basis orthonrmal lengkap dari ruang Hilbert B. tunjukkanlah bahwa operai identitas 1 mempunyai representasi : I = ∑ Ui Ui i 2. tentukanlah fungsi gelombang ψ(K) daral representasi momentum untuk partikel bermassa m dalam medan gaya homogen F = (Fo, 0, 0) 3. a). tunjukkanlah bahwa  dan Û-1ÂÛ mempunyai nilai eigen yang sama. Haruskah Û bersifat uniter pada soal tersebut hingga benar ? b). jika vektor eigen dari  adalah φn, bagaimana vektor eigen untuk Û-1ÂÛ ? 4. jika Û adalah uniter dan  Hermitian, tunjukkanlah bahwa ÛÂÛ-1 adalah juga Hermitian ! 5. tinjau dekomposisi sembarang operator uniter U berikut : Uˆ + Uˆ + Uˆ − Uˆ + Uˆ = +i = Aˆ + iBˆ 2 2i a). Tunjukkanlah bahwa  dan B̂ adalah Hermitian b). Tunjukkanlah bahwa [Â, B̂ ] = [Â, Û] = [B,U] = 0 6. suatu operator * direpresentasikan secara matriks sebagai berikut 2 i 2 B̂ = − i 2 3 a). Tunjukkanlah bahwa B̂ hermitian b). Tentukanlah invers dari B̂ c). Tentukanlah Tr B̂ 7. tentukanlah representasi matriks dari operator ( B̂ )+ dalam basis { U i } 1 + iHˆ 8. suatu operator dinyatakan sebagai berikut Uˆ = bila Ĥ bersifat Hermitian 1 − iHˆ buktikanlah bahwa Û adalah uniter