1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Darah telah menjadi peran penting dalam tubuh manusia dan transfusi ataupun darah menjadi mengakibatkan penyelamat nyawa pasien kehilangan darah besar-besaran seperti pada kasus disseminated intravascular coagulation dan kecelakaan atau pada pasien yang tidak mampu memproduksi darah karena defective haemopoesis (Hoffbrand et al., 2001). Kemampuan untuk mencipatakan produk untuk keperluan transfusi platelet telah ada selama lebih dari 50 tahun (Dillard et al., 1951), dan sudah berkontribusi untuk perubahan mendasar dalam praktek transfusi medis. Pada saat yang sama, produk ini masih menyebabkan sebuah tantangan besar bagi bank darah, bukan karena ketidak mampuan untuk mempersiapkan komponen trombosit tetapi karena kondisi keterbatasan standar dari bank penyimpanan darah. platelet Berdasarkan dalam yurisdiksi, trombosit memiliki waktu penyimpanan dari 3 hingga 7 hari. Pada negara dengan batas 5 hari penyimpanan, diestimasikan bahwa lebih dari 30% dari simpanan trombosit dibuang oleh 1 2 penyedia darah maupun oleh bank darah rumah sakit. Dengan keterbatasan yang disebabkan oleh waktu untuk melengkapi tes donor dan pengiriman produk, produk trombosit sering diterima oleh bank darah rumah sakit dengan sisa waktu hidup terbatas hanya dalam beberapa jam saja (Murphy et al., 1969). Transfusi trombosit biasanya dilakukan dalam bentuk trombosit konsentrat atau platelet-rich plasma (PRP). Trombosit konsentrat dihasilkan dari proses platelet-rich plasma yang lebih lanjut. Trombosit dilepaskan dari platelet-rich plasma dengan sentrifugasi pada 2500rpm selama 20 menit, kekuatan yang lebih besar menghasilkan penurunan yang signifikan dari fungsi dan viabilitas trombosit (Slichter, 2004). Trombosit konsentrat manusia merupakan komponen darah yang baru-baru ini digunakan untuk merawat pasien dengan beberapa penyakit hematologi seperti iso-immuno thromocytopenic purpura (ITP), post-transfusion purpura (PTP), thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP), dan Von Willebrand’s diesease (Eisentedt, 1986). Transfusi trombosit sering menyelamatkan nyawa saat perdarahan disebabkan oleh trombositopenia. Kemoterapi 3 modern untuk keganansan hematologi tidak akan mungkin tanpa kemampuan untuk mencegah atau mengobati perdarahan trombositopeni. Sama halnya, banyak prosedur bedah jantung terbuka tidak akan mungkin tanpa transfusi trombosit. Apakah modalitas terapi ini efektif tergantung dari faktor penerima, seperti adanya sepsis, azotemia, obat, dan antibodi trombosit, dan pada kemampuan bank darah untuk memberikan trombosit fungsional dalam jumlah yang cukup (John et al., 2009). Transfusi trombosit sekarang lebih sering dilakukan daripada transfusi komponen darah lainnya (Lawrence, 2001). Di RSUP Dr Sarjito Yogyakarta tercatat sekitar 2000 kantong darah ditransfusikan setiap bulan, dimana lebih kurang 30 % nya adalah transfusi trombosit Konsentrat (Laporan UPTD, 2006). Trombosit apheresis dikumpulkan baik dari HLA- kompetibel donor untuk mendukung pasien alloimmunized atau dari donor acak untk melengkapi persediaan trombosit. Tidak ada perbedaan fungsional yang signifikan antara trombosit yang dikumpulkan secara apheresis dan yang terkonsentrasi dari sumbangan darah. Namun, trombosit apharesis biasanya berisi leukosit lebih sedikit dan karena itu cenderung menyebabkan reaksi transfusi demam 4 dari seluruh konsentrat, darah kecuali yang diturunkan konsentrat dari telah trombosit dileukoreduksi sebelum penyimpanan. Penggunaan platelet apheresis juga menghasilkan lebih sedikit eksposur donor bagi penerima (John et al., 2009). Trombosit konsentrat memiliki umur simpan lebih pendek dan juga menghasilkan alloimunisasi pada penggunaan berulang. Pada saat penyimpanan sebelum ditransfusikan, trombosit konsentrat dapat mengalami berbagai perubahan parameter – parameter yang menunjukan kualitas trombosit konsentrat secara in vitro,yang disebut dengan istilah Platelet Storage Lesion (PSL). tersebut Parameter – parameter misalnya jumlah, indeks, tingkat aktivasi trombosit, pH, PCO2, PO2, glukosa dan berbagai hasil metabolisme trombosit (Triyono, 2007). Ada dua alasan utama yang menyebabkan waktu hidup trmobosit terbatas menjadi hanya beberapa hari. Yang pertama adalah resiko untuk kontaminasi bakteri. Karena kondisi standar untuk trombosit terdiri dari inkubasi pada 220c (Murphy et al., 1969), kondisi ideal yang menciptakan pertumbuhan dari sebagian besar spesies bakteri. Dengan demikian, suntikan dapat menyebabkan masuknya sedikit organisme yang dikarenakan tidak memadainya persiapan 5 kulit selama donasi yang dapat menyebabkan produksi bakteri dengan jumlah yang besar selama penyimpanan, memungkinkan peningkatan seiring dengan besarnya jumlah racun dari bakteri dan pengubah respon biologis. Infus dari produk trombosit dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus (Lee, 1999). Resiko untuk kontaminasi bakteri pada produk platelet dapat diatasi dengan melakukan tes bakteri untuk produk atau dengan terapi untuk trombosit dengan proses inaktivasi patogen (Blajchman et al., 2005). Namun, alasan kedua untuk keterbatasan waktu hidup trombosit tetap. Selama periode penyimpanan, trombosit mulai untuk menunjukan bukti adanya penurunan kualitas yang dikenal dengan platelet storage lesion (Murphy et al., 1971). Kualitas kontrol trombosit konsentrat untuk mengetahui profil PSL selama penyimpanan belum dilakukan di Indonesia, sehingga untuk mengurangi resiko terjadinya PSL perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama penyimpanan dan waktu pengolahan trombosit konsentrat terhadap kualitas trombosit yang akan digunakan dalam transfusi trombosit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara rerata kadar glukosa dengan nilai pH pada kelompok waktu pengolahan 0 jam, 6 jam dan 16 jam selama penyimpanan. 6 Pengolahan trombosit konsentrat yang langsung dilakukan (0 jam) untuk melihat kualitas trombosit langsung olah, segankan penundaan pengolahan trombosit konsentrat selama 6 jam merupakan pengolahan standar trombosit batas konsentrat maksimal di penundaan Indonesia. Pada penundaan waktu pengolahan 16 jam untuk melihat kualitas trombosit konsentrat pada kondisi ekstrim yang mengalami penundaan hingga keesokan harinya. Pengambilan data trombosit konsentrat diambil pada hari penyimpanan 0 hari, 1 hari, 3 hari dan 6 hari untuk melihat kualitas trombosit konsentrat yang sudah disimpan selama 5 hari yang merupakan batas penyimpanan trombosit konsentrat di Indonesa. I.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana korelasi antara kadar glukosa dengan nilai pH pada trombosit konsentrat yang diolah pada 0 jam, 6 jam dan 16 jam selama waktu penyimpanan pada trombosit konsentrat di RSUP DR Sardjito? 7 I. 3. Tujuan Penelitian Mengetahui korelasi antara kadar glukosa dengan nilai pH pada trombosit konsentrat yang diolah pada 0 jam, 6 jam dan 16 jam selama waktu penyimpanan pada trombosit konsentrat di RSUP DR Sardjito. I.4. Keaslian Penelitian Penelitian yang terkait dilakukan oleh Scott Murphy dan Frank H. Gardner (1971) dengan mengevaluasi pletelet- rich plasma (PRP) yang disimpan selama 3-4 hari dan trombosit konsentrat yang disimpan selama 24 jam. Selama periode ini, laktat berakumulasi secara terus menerus tanpa perubahan signifikan pada jumlah trombosit, pH, atau glukosa plasma. Penelitian yang mendekati telah dilakukan oleh Ahmad Khoirul Anwar (2007) dengan melihat hubungan penyimpanan terhadap kadar glukosa dalam trombosit konsentrat selama masa penyimpanan selama 1 hari, 6 hari dan 8 hari menggunakan whole blood dengan jumlah sampel sebanyak 10 sampel trombosit konsentrat. Penelitian menggunakan rancangan peneitian kohort observasional dan didapatkan penurunan kadar glukosa yang bermakna pada hari ke 1, hari ke 6 dan hari ke 8. 8 Penelitian yang terkait dilakukan oleh Kesavan A/L Kaneson (2008) yang bertujuan meneliti tentang korelasi antara perubahan pH trombosit konsentrat selama masa penyimpanan pada hari ke 1, hari ke 5 dan hari ke 7 dengan pemeriksaan menggunakan blood gas analyzer dan analisis data ANOVA. Pada penelitian tersebut didapatkan rerata pH yang stabil pada 5 hari pertama, namun setelah hari ke 5 terdapat penurunan rata-rata pH. Dan pada hari ke 7 menurun secara signifikan. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelum nya adalah dari segi metode penelitian yang menggunakan jumlah sampel sebanyak 15 trombosit konsentrat yang akan diukur dalam waktu pengolahan 0 jam, 6 jam dan 16 jam. Pengukuran tiap sampel dilakukan pada hari ke 1, hari ke 3 dan hari ke 6. Dan melihat hubungan kadar glukosa dengan nilai pH terhadap waktu penyimpanan trombosit konsentrat. I.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti - Memenuhi persyaratan pendidikan Kedokteran Universitas Gadjah Mada. di Fakultas 9 - Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti tentang hubungan penurunan kadar glukosa dan nilai pH dengan waktu penyimpanan. - Mampu mengetahui mekanisme transfusi darah terutama transfusi trombosit. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan penelitian selanjutnya. Dapat pula digunakan sebagai referensi, data, dan sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat diaplikasikan dalam pelayanan medis pada saat transfusi trombosit agar pasien mendapatkan kualitas trombosit yang bagus.