universitas pembangunan nasional veteran jakarta

advertisement
Sosialisasi Paket Undang-Undang Politik Beserta Perubahaannya (UU Pemilu, UU Parpol, UU MD3)
Tahun 2013 di Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat.
Oleh:
Asep Kamaluddin Nashir, Nurmasari Situmeang, Musa Maliki, Syahrul Salam
(Dosen Tetap Prodi HI FISIP UPN “Veteran” Jakarta)
.
Abstract
The election process in Indonesia is divided into two steps; legislative election and presidential election
which is conducted on March and July 2014. All the election process needs preparations and atentions many
stakeholders, including universities, at least in socialisation process. The attending many kinds of role in
elections (political packages law; UU Politik, UU Pemilu, UU MD3) become a fundamental challenges to
socialized in basic voters.
In the socialisation process, the Abdimas team conducting the program in Desa Serua, Kec. Bojongsari,
Depok. All the program finished in three steps, which is conducted on June, July and August 2013. The target
of the program is Karang Taruna and Remaja Masjid and also the the beginner voters. The resulf the the
program are expected improving the political conscusness and political awareness of the voters.
Pendahuluan
Indonesia
Pengesahan
akan
melaksanakan
berbagai
dasar
hukum
pemilu
pelaksanaan pemilu memiliki implikasi pada
ke-4 dalam periode reformasi pada tahun 2014.
internalisasi dan sosialisasi produk perundangan
Pemilihan anggota legislatif dan juga pemilihan
tersebut, khususnya pada pemilih di tingkat akar
presiden dan wakil presiden menjadi agenda
rumput. Untuk itu, menjadi penting kiranya
utama dalam pemilu. Salah satu tantangan dalam
melakukan sosialisasi dan pendalaman bagi
pemilu 2014 adalah aturan dan sistem pemilu.
berbagai kelompok pemilih.
Munculnya berbagai perubahan dalam paket UU
Ada dua kelompok pemilih utama yakni,
pemilu menjadi salah satu faktor mengapa pemilu
mereka yang telah memiliki pengalaman dalam
2014 harus dipersiapkan secara maksimal, tidak
penggunaan hak suara, dan yang kedua adalah
hanya kepada aktor-aktor yang terlibat (Parpol dan
kelompok yang disebut new voters atau pemilih
para Caleg), tetapi yang jauh lebih penting adalah
yang karena usia diakomodasi undang-undang
sosialisasi kepada pemilih hingga di level bawah.
sebagai pemilih dalam pemilu. bagi kelompok
Sebelumnya, DPR RI telah mengesahkan
pertama maupun kelompok kedua, menjadi sasaran
UU Nomor 2 tahun 2011 sebagai penyempurnaan
utama dalam sosialisasi undang-undang dan sistem
dari Undang-undang nomor 2 tahun 2008 tentang
pemilu. pertimbangannya adalah, varian aturan
partai politik. Lebih lanjut DPR juga mengesahkan
yang kompleks serta metode teknis pemilihan yang
UU nomor 10 tahun 2008 menjadi UU nomor 8
juga mengalami perubahan.
tahun 2012 tentang Pemilu. Selanjutnya masih
Ketika KPU memutuskan bahwa hanya
dalam agenda proglegnas, yakni penyempurnaan
ada sepuluh ditambah tiga partai politik local
UU MD3 (MPR, DPD, DPR/D).
sebagai peserta pemilu 2014, sesungguhnya ini
70
UPN "VETERAN" JAKARTA
merupakan langkah maju dalam fase sejarah pemilu
maka perlu dirumuskan satu frame rumusan
di Indonesia. Peningkatan persentase electoral
mendasar; Pertama, Bagaimanakah format utama
threshold dari 2,5 persen menjadi 3,5 persen bagi
pelaksanaan pemilu berdasarkan sistem hukum
persyaratan parpol yang dapat duduk di Senayan
dan
adalah salah satu terobosan penting dalam paket
perubahannya)? Yang kedua, bagaimanakah sistem
reformasi politik dalam sistem pemilu. disamping
dan mekanisme sosialisasi efektif bagi kelompok
beberapa tema di atas, ada beberapa muatan lain
pemilih
yang masih menjadi perdebatan dan juga telah
golongan new voters?
paket
Undang-Undang
berpengalaman
dan
Politik
(beserta
pemilih
dalam
mendapat kesepakatan DPR dan pemerintah.
Selanjutnya, untuk menelaah lebih jauh
Mekanisme pencoblosan, perdebatan DPT (Daftar
tentang program ini, maka perlu dijelaskan beberapa
Pemilih Tetap), agenda pemilu hingga metodologi
istilah teknis seperti sosialisasi dan pemilu.
memilih cerdas mestinya menjadi opsi penting
dalam muatan sosialisasi pemilu.
Sosialisasi adalah satu konsep umum yang
bisa dimaknakan sebagai sebuah proses dimana
Sosialisasi dalam konteks kegiatan abdi
kita belajar melalui interaksi dengan orang lain,
masyarakat, merupakan rangkaian kegiatan yang
tentang cara berfikir, merasakan, dan bertindak,
bermuara pada aplikasi tri dharma perguruan tinggi.
dimana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang
Dimana
pengajaran, penelitian dan pengabdian
sangat penting dalam menghasilkan partisipasi
masyarakat merupakan tiga aktifitas penting bagi
sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses
civitas perguruan tinggi khususnya para dosen.
yang terus terjadi selama hidup kita. Sosialisasi
Pengenalan
untuk
juga menuntut adanya lingkungan yang baik yang
diaplikasi pada tindakan nyata merupakan output
menunjang proses tersebut, dimana termasuk
dan tujuan langsung dari kegiatan abdimas.
didalamnya interaksi sosial.
ilmu
kepada
masyarakat
Tim dosen yang tergabung dalam staff
Ada tiga teori yang relative kuat yang
pengajar Ilmu Hubungan Internasional FISIP
dapat menjelaskan proses pembelajaran dalam
UPN ‘Veteran” Jakarta menganggap perlu untuk
sosialisasi. Pertama adalah teori pembelajaran
secara bersama membaktikan diri dalam kerangka
sosial (social learning theory), kedua teori
mendukung praktek kegiatan pemilu secara baik
pekembangan individu (developmental theory),
sebagai bukti konkrit penerapan demokrasi yang
dan ketiga teori interaksi simbolis (symbolic
berkualitas, bukan sekedar prosedural.
interaction theory). Berdasarkan teori pembelajaran
Lebih dari itu, tingginya angka golput, yang
sosial, pembelajaran terjadi melalui dua cara yaitu
berpengaruh kepada jastifikasi hasil pemilu harus
(1) dikondisikan, dan (2) meniru perilaku orang
dijawab dengan secara konsisten memberikan
lain. Tokoh utama pendekatan pertama adalah
informasi dan pelatihan pemilu bagi warga. Hal
B.F. Skinner (1953) yang terkenal dengan konsep
ini selain bertujuan untuk meningkatkan angka
operant conditioning. Pendekatan kedua dikenal
partsipasi aktif pemilih, juga menumbuhkan
dengan nama “observational learning”. Tokoh di
kesadaran kolektif untuk mendukung tercipatanya
balik konsep tersebut adalah Albert Bandura. Inti
sistem demokrasi yang transparan dan berkualitas
pendekatan ini adalah bahwa perilaku seseorang
Untuk memastikan bahwa sosialisasi UU
Pemilu berjalan dengan baik, fokus dan efektif
diperoleh melalui proses peniruan perilaku orang
lain.
71
UPN "VETERAN" JAKARTA
Berdasarkan
teori-teori
perkembangan,
Sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh
pembelajaran, sosialisasi di tahap awal melibatkan
dari kegiatan ini adalah:
serangkaian
1.
tahapan.
Setiap
tahap
akan
Para pemilih mengenal secara langsung
memunculkan bentuk perilaku tertentu dan setiap
sistem dan mekanisme pelaksanaan pemilu
manusia perilakunya berkembang melalui tahapan
khususnya pada pemilu legislatif dan pemilu
yang sama. Sedangkan berdasarkan teori interaksi
presiden pada tahun 2014
simbolis, teori ini memusatkan pada kajian tentang
bagaimana
individu
menginterpretasikan
2.
dan
Meningkat
dan
menambahnya
wawasan
para pemilih mengenai perubahan peraturan
memaknakan interaksi-interaksi sosialnya.
perundang-undangan dalam paket undang-
Selanjutnya terkait dengan pemilu. Dalam
sistem negera demokrasi, pemilu merupakan elemen
undang politik
3.
Bertambahnya pengetahuan tambahan (para
wajib yang melekat dalam praktek bernegara.
peserta) mengenai pentingnya berpartisipasi
Pemilu merupakan sarana memilih para wakil
dalam kegiatan politik, khususnya pada
rakyat, presiden dan wakil presiden, Gubernur,
saat pemilihan legislatif dan juga pemilihan
Walikota, Bupati hingga kepala desa.
presiden, termasuk saat pilkada dan pilkades
4.
Dalam realisasi pelaksanaan sosialisasi, ada
sebagai suatu bangsa khususnya pelaksanaan
beberapa tujuan yang hendak dicapai;
1.
2.
dan pesta politik nasional tahun 2014
Untuk memperkenalkan sistem dan mekanisme
5.
5.
demokrasi
partisipatif
yang
berkualitas dengan terlibaatnya partisipasi
legislatif dan pemilu presiden pada tahun
aktif warga dalam agenda pemilu local, pemilu
2014
legislatif dan pemilu presiden
Untuk meningkatkan dan menambah wawasan
Metode
perundang-undangan dalam paket undang-
4.
Lahirnya
pelaksanaan pemilu khususnya pada pemilu
para pemilih mengenai perubahan peraturan
3.
Tersosialisasinya agenda politik bersama
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat
undang politik
di Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari,
Untuk memberikan pengetahuan tambahan
Depok, Jawa Barat yang terdiri dari para pemuka
mengenai pentingnya berpartisipasi dalam
masyarakat, karang taruna serta perwakilan
kegiatan
saat
masyarakat setempat. Dalam hal ini, termasuk para
pemilihan legislatif dan juga pemilihan
new voters dan dan juga organisasi kemasyarakatan,
presiden, termasuk saat pilkada dan pilkades
organisasi kepemudaan, unsure pemerintah desa
Untuk
dan dusun (RT/RW). Dengan audiens tersebut
politik,
khususnya
mendukung
pada
pemerintah
dalam
mensosialisasikan agenda politik tahun 2014
diharapkan sosialisasi ini akan memberikan
Untuk mendorong terciptanya demokrasi
pemahaman mengenai pemilu bagi lingkungan
partisipatif
masyarakat. Terlebih lagi bagi kalangan pemuda
yang
berkualitas
dengan
melibatkan partisipasi aktif warga hingga ke
yang ada dilingkungan tersebut.
akar rumput.
Pelaksanaan
sosialisasi
menggunakan
beberapa metodologi dan teknik
1.
Belajar
72
UPN "VETERAN" JAKARTA
pertemuan
kolektif
dengan
2.
3.
menggunakan sistem klasikal, semi formal
kegiatan pengabdian masyarakat ini, sebagaina
Ceramah, presentasi dengan menggunakan
yang tertuang dalam poin berikut:
in-focus, white screen dan white board akan
1.
mendominasi dalam acara sosialisasi
undangan khususnya paket Undang-Undang
Dialog interaktif antara narasumber dan
Politik beserta perubahannya
peserta sosialisasi juga akan diterapkan
4.
Para peserta memahami peraturan perundang-
2.
Muncul kesadaran pemilih untuk ikut serta
dalam kerangka memaksimalkan tranformasi
dan mendukung pelaksanaan pemilu dengan
pengetahuan dan bahan ajar/bahan sosialisasi
terlibat aktif di dalamnya
Membagikan materi-materi (booklet) berisi
3.
Melalui
simulasi
dapat
diketahui
peraturan perundang-undangan dan juga
sejauhmanakah tingkat pemahaman peserta
judual agenda politik 2014-kepada peserta
terhadap materi dan tingkat atensi/perhatian
sosialiasi
terhadap sumber belajar dan metodologi
Selanjutnya,
perlu
juga
ditambahkan
bahwa keterkaitan dengan disiplin studi Politik
pengajaran
4.
sebagai induk ilmu hubungan internasional secara
langsung membahsa dan mendalami mengenai
Kehadiran dan partispasi aktif peserta dalam
setiap pertemuan
5.
Sebaran quisioner yang berisi mengenai
kajian kenegaraan, sistem dan perbandingan politik,
tanggapan dan penilaian peserta terhadap;
termasuk didalamnya adalah tentang pelaksanaan
tenaga pengajar, metodologi, sistem belajar,
pemilu.
materi, penggunaan alat bantu dan urgensi
Bagi Indonesia, sebagai negara demokrasi
sosialisasi bagi peserta
kelima, aplikasi dan praktek pemilu merupakan
unsur penting yang harus dilaksaakan secara baik
Hasil dan Pembahasan
berdasarkan prinsi-prinsip pemilu yang jujur, dan
Pengabdian masyarakat yang dilaksanakan
adil. Oleh karenanya, pemahaman pemilih terhadap
dalam rentang waktu bulan juli hingga Oktober 2013
sistem dan mekanisme pemilu menjadi pilihan
ini diikuti oleh hampir seratus orang pemuda dan
terbaik untuk mendukung dan memastikan bahwa
masyarakat. Antusiasme yang diperlihatkan para
praktek demokrasi telah dilaksanakan dengan
peserta menjadi satu indikator bahwa tema yang
baik.
kita sampaikan pada kesempatan tersebut menjadi
Sementara
itu,
kegiatan
pengabdian
masyarakat ini terkait dengan lembaga/instansi:
satu pengetahuan yang sangat ingin diketahui oleh
masyarakat . Terlebih dalam konteks reformasi
1.
Desa beserta seluruh perangkatnya
politik Indonesia, berbagai tema dan istilah teknis
2.
Kecamatan
dalam politik sedikit banyak menjadi pengetahuan
3.
Organisasi Kepemudaan
tersendiri bagi warga.
4.
Organisasi Kemasyarakatan
5.
Karang Taruna
politik,UU pemilu dan UU MD3 menjelang
6.
Tokoh Masyarakat, LSM/NGO
Pemilu tentunya juga memberikan konstribusi
7.
Para pemilih pemula
yang signifikan bagi perkembangan demokrasi di
Perlu menjadi catatan bahwa, desain materi
Sosialisasi
Undang
–
undang
partai
Indonesia.
dan evaluasi harus menjadi tolak ukur keberhasilan
73
UPN "VETERAN" JAKARTA
Berikut laporan hasil sosialisasi yang kami
dan berkumpul.
lakukan :
Masyarakat
cenderung
berbondong-
bondong mendirikan partai politik hanya untuk
I. PARTAI POLITIK
sekadar membuktikan eksistensi politiknya. Alasan
Berdasarkan UU No.2 Tahun 2008 tentang
partai politik: Partai Politik adalah organisasi yang
orang mau masuk Partai Politik, di antaranya
adalah:
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
1) Menyalurkan minat politiknya.
warga negara Indonesia secara sukarela atas
2) Motivasi ekonomi.
dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
3) Motivasi ingin berkuasa.
memperjuangkan dan membela kepentingan politik
Jika ada fenomena, bahkan hasil survei,
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
menunjukkan lemahnya kinerja wakil rakyat
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
di berbagai tingkatan, maka dipastikan karena
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
motivasi mereka menjadi wakil rakyat bukan
Secara umum Partai Politik (selanjutnya
“motivasi mulia” membela kepentingan rakyat,
disingkat Parpol) adalah suatu organisasi yang
namun bermotif ekonomi, baik untuk kepentingan
disusun secara rapi dan stabil yang dibentuk oleh
bisnisnya semata maupun hanya menjadikan jabatan
sekelompok orang secara sukarela dan mempunyai
wakil rakyat itu sebagai “pekerjaan” (sarana cari
kesamaan kehendak, cita-cita, dan persamaan
nafkah).
ideologi tertentu dan berusaha untuk mencari dan
mempertahankan kekuasaan melalui pemilihan
II. PEMILIHAN UMUM INDONESIA
umum untuk mewujudkan alternatif kebijakan atau
a. Pengertian
program-program yang telah mereka susun.
Pemilu adalah sarana pelaksana kedaulatan
Tujuan Parpol adalah untuk mencari dan
rakyat untuk memiih anggota DPR, DPD dan
mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan
DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu
atau mewujudkan program-program yang telah
diselenggarakan
mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu.
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia,
dengan
partisipasi
rakyat
jujur dan adil serta menjamin prinsip-prinsip
a. Fungsi Partai Politik
keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi.
1) Parpol sebagai saran komunikasi politik.
2) Parpol sebagai sarana sosialisasi politik.
b. Hakekat
3) Parpol sebagai sarana rekruitmen politik.
Partai politik dalam negara Republik
4) Parpol sebagai sarana pengatur konflik.
Indonesia
pada
satu
sisi
berperan
sebagai
saluran utama untuk memperjuangkan kehendak
b. Faktor Pendorong Tumbuhnya Partai Politik
masyarakat, bangsa, dan negara. Sebagai amanat
Bermaksud untuk mewujudkan cita-cita
reformasi, kualitas penyelenggaraan pemilu harus
demokrasi yang juga cita-cita bangsa Indonesia
ditingkatkan agar lebih menjamin kompetisi
sebagaimana
ke-4
yang sehat, partisipatif yang dinamis, derajat
pembukaan UUD 1945, diperkuat oleh pasal 28
keterwakilan yang lebih tinggi dan mekanisme
UUD 1945 yang mengatur kebebasan berserikat
74
serta pertanggungjawaban yang jelas.
termaktub
dalam
alenia
UPN "VETERAN" JAKARTA
Temuan
di
lapangan
menunjukkan
2)Pemilu
bahwa ada keinginan serius para peserta untuk
harus
diselenggarakan
secara
berkala.
berpartisipasi secara massif dalam pemilu, namun
3)Pemilu haruslah inklusif.
disisi lain muncul juga kegeraman terkait fenomena
4)Pemilih harus diberi keleluasaan untuk
parpol dan kader parpol yang tidak sejalan dengan
mempertimbangkan dan mendiskusikan
amanat konstitusi, misalnya terlibat KKN dan
alternatif pilihannya dalam suasana yang
manipulasi lainnya. Oleh karena itu, salah satu
bebas, tidak di bawah tekanan, dan akses
jalan keluar untuk mengatasi hal dimaksud, dalam
memperoleh informasi yang luas.
rekomendasi tim sosialisasi menyarankan adalah
5)Penyelenggara pemilu yang tidak memihak
perilaku baik bernegara harus muncul dari diri
dan independen.
sendiri, ditularkan dalam kelompok dan menjadi
nilai hidup dalam prilaku bernegara.
e. Aturan main Pemilu dan Pelaksanaannya
Dalam undang-undang pemilihan umum
c. Tujuan
terbaru yaitu UU Nomor 8 Tahun Tahun 2012,
Dari uraian pengertian dan hakekat di atas
ambang batas parlemen untuk DPR ditetapkan
dapat dipahami bahwa tujuan diselenggarakannya
sebesar 3,5%, naik dari Pemilu 2009 yang sebesar
pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat dan
2,5%.
wakil daerah guna membentuk pemerintahan yang
Pemilihan
Umum
Anggota
Dewan
demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 (biasa
disingkat Pemilu Legislatif 2014) diselenggarakan
d. Sistem Pemilihan Umum Indonesia
pada 9 April 2014 untuk memilih 560 anggota
Sejak kemerdekaan hingga tahun 2009
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota
bangsa Indonesia telah menyelenggarakan Sepuluh
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota
kali pemilihan umum 1955, 1971, 1977, 1982,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi
1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan 2009. Dari
maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia
pemilihan umum-pemilihan umum tersebut juga
periode 2014-2019.
dapat diketahui adanya untuk mencari sistem
Pemilihan ini dilaksanakan pada tanggal 9
pemilihan umum yang cocok untuk Indonesia.
April 2014 serentak di seluruh wilayah Indonesia.
•
Namun untuk warga negara Indonesia di luar negeri,
Sistem
Proporsional
(multi
member
constituency)
hari pemilihan ditetapkan oleh panitia pemilihan
•
Sistem distrik (single member constituency)
setempat di masing-masing negara domisili pemilih
•
Asas Pemilihan Umum Indonesia adalah
sebelum tanggal 9 April 2014. Pemilihan di luar
Luber” yang merupakan singkatan dari
negeri hanya terbatas untuk anggota DPR di daerah
“Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia” serta
pemilihan DKI Jakarta II, dan tidak ada pemilihan
asas “Jurdil” yang merupakan singkatan dari
anggota perwakilan daerah.
“Jujur dan Adil”.
•
Sementara itu, untuk pemilihan presiden
Syarat Pemilu Demokratis
dan wakil presiden secara serentak dilaksanakan
1)Pemilu harus bersifat kompetitif.
pada tanggal 09 Juli 2014.
75
UPN "VETERAN" JAKARTA
Sebelumnya, Pada tanggal 7 September
Aceh, Partai Nasional Aceh dan Partai Aceh.
2012, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan
Selain itu, ada juga perubahan lain misalnya
daftar 46 partai politik yang telah mendaftarkan diri
peserta pemilihan umum anggota DPRD adalah
untuk mengikuti Pemilu 2014, dimana beberapa
partai politik yang sama dengan peserta pemilihan
partai diantaranya merupakan partai politik yang
umum anggota DPR, kecuali khusus untuk Provinsi
baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru
Aceh ditambah dengan partai politik lokal sesuai
mengganti namanya. 9 partai lainnya merupakan
dengan Undang-Undang Pemerintahan Aceh dan
peserta Pemilu 2009 yang berhasil mendapatkan
Nota Kesepahaman Helsinki 2005.
kursi di DPR periode 2009-2014. Pada tanggal
Menjelang pemilu, atas prakarsa beberapa
10 September 2012, KPU meloloskan 34 partai
komponen masyarakat, melakukan review ke
yang memenuhi syarat pendaftaran minimal 17
MK terkait dengan parlemen threshold. Dalam
buah dokumen. Selanjutnya pada tanggal 28
UU Nomor 8 Tahun Tahun 2012, pada awalnya
Oktober 2012, KPU mengumumkan 16 partai yang
ditetapkan bahwa ambang batas parlemen sebesar
lolos verifikasi administrasi dan akan menjalani
3,5% juga berlaku untuk DPRD. Akan tetapi,
verifikasi
perkembangannya,
setelah digugat oleh 14 partai politik, Mahkamah
sesuai dengan keputusan Dewan Kehormatan
Konstitusi kemudian menetapkan ambang batas
Penyelenggara Pemilihan Umum, verifikasi faktual
3,5% tersebut hanya berlaku untuk DPR dan
juga dilakukan terhadap 18 partai yang tidak lolos
ditiadakan untuk DPRD.
faktual.
Pada
verifikasi administrasi. Hasil dari verifikasi faktual
ini ditetapkan pada tanggal 8 Januari 2013, dimana
III. UNDANG – UNDANG MD 3
KPU mengumumkan 10 partai sebagai peserta
Politik Indonesia - Aturan tentang partai
Pemilu 2014. Dalam perkembangan berikutnya,
politik dan pemilu anggota legislatif merupakan
keputusan KPU tersebut digugat oleh beberapa
jalan menuju “kursi”, sedangkan keberadaan
partai politik yang tidak lolos verifikasi ke
undang-undang tentang lembaga keparlemenan
Pengadilan Tata Usaha Negara, namun hanya ada
merupakan kerangka dan letak “kursi” hingga tata
dua partai yang dikabulkan gugatannya oleh PTUN
cara “kursi” tersebut bisa bekerja.
yaitu Partai Bulan Bintang pada tanggal 18 Maret
UU nomor 27 tahun 2009 tentang MPR,
2013 dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
DPR, DPD dan DPRD (selanjutnya disingkat UU
pada tanggal 25 Maret 2013. KPU mengabulkan
MD3).
putusan PTUN tersebut dan menetapkan kedua
Keberadaan UU MD3 akan memperkuat
partai tersebut menjadi peserta Pemilu Legislatif
sistem presidensil dan membangun birokrasi
2014. Berikut daftar 12 partai politik nasional
parlemen yang Jujur transparan dan tidak korup.
peserta Pemilihan Umum Legislatif 2014 beserta
RUU MD3 merupakan usulan rancangan
nomor urutnya; Partai Nasdem, PKB, PKS, PDIP,
perubahan terhadap UU no 27/2009 tentang MD3.
Parti Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP,
UU no 27 tersebut sebelumnya mengggantikan UU
Hanura, PBB, PKPI.
no 22/2002 tentang Susunan dan Kedudukan MD3
Lebih lanjut, perlu diketahui bahwa dalam
atau lebih populer disebut UU Susduk.
perkembangannya ada beberapa perubahan dan
Pada 24 Oktober 2013, DPR secara resmi
penambahan peserta pemilu yakni Partai Damai
76
mengusulkan Rancangan Undang-Undang tentang
UPN "VETERAN" JAKARTA
Perubahan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009
penyampaian laporan kinerja.
tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Selain sebagai sarana penyampaian informasi
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
kepada masyarakat khususnya konstituen, Laporan
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (RUU
Evaluasi Kinerja Anggota DPR merupakan bentuk
Perubahan UU MD3).
quality control fraksi atas kinerja anggota mereka,
Perkembangan selanjutnya adalah pada 28
mulai dari aspek kedisiplinan hingga kontribusi
Januari 2014, dibentuk Panitia Khusus (Pansus)
yang sudah mereka berikan dalam kerja-kerja
sebagai alat kelengkapan yang akan membahas
legislasi, pengawasan, dan anggaran, termasuk
RUU Perubahan UU MD3, yang terdiri dari 30
peran mereka memperjuangkan keterwakilan suara
orang anggota DPR dari berbagai fraksi. Kemudian
dan kepentingan rakyat.
pada 11 Februari 2014, pimpinan Pansus RUU
Dalam
proses
sosialisasi,
muncul
Perubahan MD3 telah ditetapkan bahwa yang
dinamika yang luar biasa dari peserta muda.
berlaku sebagai ketua ialah Benny K. Harman dari
Berbagai ungkapan dan pertanyaan mendasar
Fraksi Demokrat. Sementara wakil ketuanya adalah
muncul dalam sessi dialog. Para peserta misalnya
Fahri Hamzah (Fraksi PKS), Nurul Arifin (Fraksi
mempertanyakan mengenai kondisi partai politik
Golkar) dan Ahmad Yani (Fraksi PPP).
yang banyak kadernya terlibat korupsi, parpol
Inisiatif penyempurnaan UU MD3 harus
yang hanya berburu kekuasaan, parpol yang miskin
diposisikan menjadi entry point secara lebih
kader, hingga bagaimana konsistensi parpol dalam
signifikan dan prioritas dalam rangka membenahi
memperjuangan kepentingan rakyat atau publik.
kinerja DPR. Bahkan lebih dari itu, sebagai upaya
Disisi lain, para peserta juga butuh
mewujudkan lembaga parlemen yang akuntabel
diyakinkan mengenai alasan mendasar mengapa
dan representatif. Namun materi RUU Perubahan
mereka harus melakukan partisipasi politik dan
UU MD3 ternyata tidak mengkonfirmasi kehendak
tidak hanya terjebak atau dimafaatkan dalam
tersebut.
mobilisasi politik.
RUU MD3 belum mengatur implementasi
Terhadap
berbagai
pertanyaan
dan
prinsip transparansi secara total. Tidak ada ketentuan
pernyataan peserta, tim sosialisasi menanggapinya
yang memaksa DPR untuk menyampaikan kepada
dengan mengembalikan kepada esensi negara
publik tentang kriteria dan alasan rapat tersebut
demokrasi dan tanggung jawab kolektif untuk
diselenggarakan secara tertutup.
mengawal negara agar tetap berjalan sesuai dengan
Laporan
atas
kinerja
komisi
hanya
amanat konstitusi. Dalam poin ini, yang perlu
dilakukan pada akhir masa jabatan/keanggotaan
digarisbawahi adalah alasan mendasar, mengapa
DPR. Akibatnya tidak membuka ruang kontrol atas
keterlibatan
kinerja DPR di tengah masa periode.
khususnya bagi generasi muda. Bahwa perjalanan
dalam
pemilu
menjadi
penting
Namun sisi positifnya adalah terdapatnya
bangsa tidak bisa dilepaskan dari berbagai proses,
satu terobosan yang diperkenalkan dalam Undang-
satu diantaranya adalah pemilu yang menjadi ajang
Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR,
kontestasi bagi para calon pemimpin bangsa.
DPD, dan DPRD (UU MD3) adalah kepastian
tentang
implementasi
prinsip
akuntabilitas
di lingkungan DPR melalui penyusunan dan
77
UPN "VETERAN" JAKARTA
Simpulan
Daftar Pustaka
Dari sosialisasi paket Undang-Undang
Bryman, A., 2008, Social Research Method ed. 3rd,
Politik ini dapat maknai bahwa pada tingkat pemilih
Oxford University Press, New York
dibutuhkan penguatan informasi politik. Terlebih
Kompas, 2006, “Sistem Pemilihan: Presiden
jika melihat lebih jauh bahwa berbagai produk
Usulkan Pemilu Tanpa Nomor Urut Calon,
aturan tentang pemilihan terus deperbaharui.
14 Desember.
Para pemilih berkepentingan untuk mengetahui
Liddle, R. William, 1988, Politics and Culture in
bagaimana sebenarnya sistem politik berjalan di
Indonesia, Centre for Political Institute for
Indonesia dan bagaimana seharusnya maksimalisasi
Social Research, Ohio State University.
dalam partisipasi politik dapat dilakukan.
Dalam pelaksanaan empiris, ada tiga poin
penting yang menjadi materi sosialisasi yakni,
Liddle, R. William, 1998, “Pemilu Demokratis
di Indonesia: Proporsional atau Distrik?”,
Kompas, 2 Juni.
implementasi UU partai Politik, Operasionalisasi
Marijan, Kacung, 2006, Demokratisasi di Daerah:
UU Pemilu dan bagaiaman bentuk penerapan UU
Pelajaran Dari Pilkada Secara Langsung,
MD3.
Eureka, Surabaya.
Sasaran penting dari sosialisasi ini adalah
Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia,
para pemuda, karang taruna, remaja mesjid dan
Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru,
para pemilih pemula. Orientasi dan signifikansi
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
sosialisasi adalah untuk meningkatkan peran serta
pemilih dan mengawal secara aktif proses pemilihan
serta tumbuhnya kesadaran politik warga dalam
mendukung agenda dan pembangunan nasional
dalam bingkai negara demokratis.
78
UPN "VETERAN" JAKARTA
Download