Sosialisasi Paket Undang-Undang Politik Beserta Perubahaannya (UU Pemilu, UU Parpol, UU MD3) Tahun 2013 di Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Oleh: Asep Kamaluddin Nashir, Nurmasari Situmeang, Musa Maliki, Syahrul Salam (Dosen Tetap Prodi HI FISIP UPN “Veteran” Jakarta) . Abstract The election process in Indonesia is divided into two steps; legislative election and presidential election which is conducted on March and July 2014. All the election process needs preparations and atentions many stakeholders, including universities, at least in socialisation process. The attending many kinds of role in elections (political packages law; UU Politik, UU Pemilu, UU MD3) become a fundamental challenges to socialized in basic voters. In the socialisation process, the Abdimas team conducting the program in Desa Serua, Kec. Bojongsari, Depok. All the program finished in three steps, which is conducted on June, July and August 2013. The target of the program is Karang Taruna and Remaja Masjid and also the the beginner voters. The resulf the the program are expected improving the political conscusness and political awareness of the voters. Pendahuluan Indonesia Pengesahan akan melaksanakan berbagai dasar hukum pemilu pelaksanaan pemilu memiliki implikasi pada ke-4 dalam periode reformasi pada tahun 2014. internalisasi dan sosialisasi produk perundangan Pemilihan anggota legislatif dan juga pemilihan tersebut, khususnya pada pemilih di tingkat akar presiden dan wakil presiden menjadi agenda rumput. Untuk itu, menjadi penting kiranya utama dalam pemilu. Salah satu tantangan dalam melakukan sosialisasi dan pendalaman bagi pemilu 2014 adalah aturan dan sistem pemilu. berbagai kelompok pemilih. Munculnya berbagai perubahan dalam paket UU Ada dua kelompok pemilih utama yakni, pemilu menjadi salah satu faktor mengapa pemilu mereka yang telah memiliki pengalaman dalam 2014 harus dipersiapkan secara maksimal, tidak penggunaan hak suara, dan yang kedua adalah hanya kepada aktor-aktor yang terlibat (Parpol dan kelompok yang disebut new voters atau pemilih para Caleg), tetapi yang jauh lebih penting adalah yang karena usia diakomodasi undang-undang sosialisasi kepada pemilih hingga di level bawah. sebagai pemilih dalam pemilu. bagi kelompok Sebelumnya, DPR RI telah mengesahkan pertama maupun kelompok kedua, menjadi sasaran UU Nomor 2 tahun 2011 sebagai penyempurnaan utama dalam sosialisasi undang-undang dan sistem dari Undang-undang nomor 2 tahun 2008 tentang pemilu. pertimbangannya adalah, varian aturan partai politik. Lebih lanjut DPR juga mengesahkan yang kompleks serta metode teknis pemilihan yang UU nomor 10 tahun 2008 menjadi UU nomor 8 juga mengalami perubahan. tahun 2012 tentang Pemilu. Selanjutnya masih Ketika KPU memutuskan bahwa hanya dalam agenda proglegnas, yakni penyempurnaan ada sepuluh ditambah tiga partai politik local UU MD3 (MPR, DPD, DPR/D). sebagai peserta pemilu 2014, sesungguhnya ini 70 UPN "VETERAN" JAKARTA merupakan langkah maju dalam fase sejarah pemilu maka perlu dirumuskan satu frame rumusan di Indonesia. Peningkatan persentase electoral mendasar; Pertama, Bagaimanakah format utama threshold dari 2,5 persen menjadi 3,5 persen bagi pelaksanaan pemilu berdasarkan sistem hukum persyaratan parpol yang dapat duduk di Senayan dan adalah salah satu terobosan penting dalam paket perubahannya)? Yang kedua, bagaimanakah sistem reformasi politik dalam sistem pemilu. disamping dan mekanisme sosialisasi efektif bagi kelompok beberapa tema di atas, ada beberapa muatan lain pemilih yang masih menjadi perdebatan dan juga telah golongan new voters? paket Undang-Undang berpengalaman dan Politik (beserta pemilih dalam mendapat kesepakatan DPR dan pemerintah. Selanjutnya, untuk menelaah lebih jauh Mekanisme pencoblosan, perdebatan DPT (Daftar tentang program ini, maka perlu dijelaskan beberapa Pemilih Tetap), agenda pemilu hingga metodologi istilah teknis seperti sosialisasi dan pemilu. memilih cerdas mestinya menjadi opsi penting dalam muatan sosialisasi pemilu. Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai sebuah proses dimana Sosialisasi dalam konteks kegiatan abdi kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, masyarakat, merupakan rangkaian kegiatan yang tentang cara berfikir, merasakan, dan bertindak, bermuara pada aplikasi tri dharma perguruan tinggi. dimana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang Dimana pengajaran, penelitian dan pengabdian sangat penting dalam menghasilkan partisipasi masyarakat merupakan tiga aktifitas penting bagi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses civitas perguruan tinggi khususnya para dosen. yang terus terjadi selama hidup kita. Sosialisasi Pengenalan untuk juga menuntut adanya lingkungan yang baik yang diaplikasi pada tindakan nyata merupakan output menunjang proses tersebut, dimana termasuk dan tujuan langsung dari kegiatan abdimas. didalamnya interaksi sosial. ilmu kepada masyarakat Tim dosen yang tergabung dalam staff Ada tiga teori yang relative kuat yang pengajar Ilmu Hubungan Internasional FISIP dapat menjelaskan proses pembelajaran dalam UPN ‘Veteran” Jakarta menganggap perlu untuk sosialisasi. Pertama adalah teori pembelajaran secara bersama membaktikan diri dalam kerangka sosial (social learning theory), kedua teori mendukung praktek kegiatan pemilu secara baik pekembangan individu (developmental theory), sebagai bukti konkrit penerapan demokrasi yang dan ketiga teori interaksi simbolis (symbolic berkualitas, bukan sekedar prosedural. interaction theory). Berdasarkan teori pembelajaran Lebih dari itu, tingginya angka golput, yang sosial, pembelajaran terjadi melalui dua cara yaitu berpengaruh kepada jastifikasi hasil pemilu harus (1) dikondisikan, dan (2) meniru perilaku orang dijawab dengan secara konsisten memberikan lain. Tokoh utama pendekatan pertama adalah informasi dan pelatihan pemilu bagi warga. Hal B.F. Skinner (1953) yang terkenal dengan konsep ini selain bertujuan untuk meningkatkan angka operant conditioning. Pendekatan kedua dikenal partsipasi aktif pemilih, juga menumbuhkan dengan nama “observational learning”. Tokoh di kesadaran kolektif untuk mendukung tercipatanya balik konsep tersebut adalah Albert Bandura. Inti sistem demokrasi yang transparan dan berkualitas pendekatan ini adalah bahwa perilaku seseorang Untuk memastikan bahwa sosialisasi UU Pemilu berjalan dengan baik, fokus dan efektif diperoleh melalui proses peniruan perilaku orang lain. 71 UPN "VETERAN" JAKARTA Berdasarkan teori-teori perkembangan, Sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh pembelajaran, sosialisasi di tahap awal melibatkan dari kegiatan ini adalah: serangkaian 1. tahapan. Setiap tahap akan Para pemilih mengenal secara langsung memunculkan bentuk perilaku tertentu dan setiap sistem dan mekanisme pelaksanaan pemilu manusia perilakunya berkembang melalui tahapan khususnya pada pemilu legislatif dan pemilu yang sama. Sedangkan berdasarkan teori interaksi presiden pada tahun 2014 simbolis, teori ini memusatkan pada kajian tentang bagaimana individu menginterpretasikan 2. dan Meningkat dan menambahnya wawasan para pemilih mengenai perubahan peraturan memaknakan interaksi-interaksi sosialnya. perundang-undangan dalam paket undang- Selanjutnya terkait dengan pemilu. Dalam sistem negera demokrasi, pemilu merupakan elemen undang politik 3. Bertambahnya pengetahuan tambahan (para wajib yang melekat dalam praktek bernegara. peserta) mengenai pentingnya berpartisipasi Pemilu merupakan sarana memilih para wakil dalam kegiatan politik, khususnya pada rakyat, presiden dan wakil presiden, Gubernur, saat pemilihan legislatif dan juga pemilihan Walikota, Bupati hingga kepala desa. presiden, termasuk saat pilkada dan pilkades 4. Dalam realisasi pelaksanaan sosialisasi, ada sebagai suatu bangsa khususnya pelaksanaan beberapa tujuan yang hendak dicapai; 1. 2. dan pesta politik nasional tahun 2014 Untuk memperkenalkan sistem dan mekanisme 5. 5. demokrasi partisipatif yang berkualitas dengan terlibaatnya partisipasi legislatif dan pemilu presiden pada tahun aktif warga dalam agenda pemilu local, pemilu 2014 legislatif dan pemilu presiden Untuk meningkatkan dan menambah wawasan Metode perundang-undangan dalam paket undang- 4. Lahirnya pelaksanaan pemilu khususnya pada pemilu para pemilih mengenai perubahan peraturan 3. Tersosialisasinya agenda politik bersama Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat undang politik di Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Untuk memberikan pengetahuan tambahan Depok, Jawa Barat yang terdiri dari para pemuka mengenai pentingnya berpartisipasi dalam masyarakat, karang taruna serta perwakilan kegiatan saat masyarakat setempat. Dalam hal ini, termasuk para pemilihan legislatif dan juga pemilihan new voters dan dan juga organisasi kemasyarakatan, presiden, termasuk saat pilkada dan pilkades organisasi kepemudaan, unsure pemerintah desa Untuk dan dusun (RT/RW). Dengan audiens tersebut politik, khususnya mendukung pada pemerintah dalam mensosialisasikan agenda politik tahun 2014 diharapkan sosialisasi ini akan memberikan Untuk mendorong terciptanya demokrasi pemahaman mengenai pemilu bagi lingkungan partisipatif masyarakat. Terlebih lagi bagi kalangan pemuda yang berkualitas dengan melibatkan partisipasi aktif warga hingga ke yang ada dilingkungan tersebut. akar rumput. Pelaksanaan sosialisasi menggunakan beberapa metodologi dan teknik 1. Belajar 72 UPN "VETERAN" JAKARTA pertemuan kolektif dengan 2. 3. menggunakan sistem klasikal, semi formal kegiatan pengabdian masyarakat ini, sebagaina Ceramah, presentasi dengan menggunakan yang tertuang dalam poin berikut: in-focus, white screen dan white board akan 1. mendominasi dalam acara sosialisasi undangan khususnya paket Undang-Undang Dialog interaktif antara narasumber dan Politik beserta perubahannya peserta sosialisasi juga akan diterapkan 4. Para peserta memahami peraturan perundang- 2. Muncul kesadaran pemilih untuk ikut serta dalam kerangka memaksimalkan tranformasi dan mendukung pelaksanaan pemilu dengan pengetahuan dan bahan ajar/bahan sosialisasi terlibat aktif di dalamnya Membagikan materi-materi (booklet) berisi 3. Melalui simulasi dapat diketahui peraturan perundang-undangan dan juga sejauhmanakah tingkat pemahaman peserta judual agenda politik 2014-kepada peserta terhadap materi dan tingkat atensi/perhatian sosialiasi terhadap sumber belajar dan metodologi Selanjutnya, perlu juga ditambahkan bahwa keterkaitan dengan disiplin studi Politik pengajaran 4. sebagai induk ilmu hubungan internasional secara langsung membahsa dan mendalami mengenai Kehadiran dan partispasi aktif peserta dalam setiap pertemuan 5. Sebaran quisioner yang berisi mengenai kajian kenegaraan, sistem dan perbandingan politik, tanggapan dan penilaian peserta terhadap; termasuk didalamnya adalah tentang pelaksanaan tenaga pengajar, metodologi, sistem belajar, pemilu. materi, penggunaan alat bantu dan urgensi Bagi Indonesia, sebagai negara demokrasi sosialisasi bagi peserta kelima, aplikasi dan praktek pemilu merupakan unsur penting yang harus dilaksaakan secara baik Hasil dan Pembahasan berdasarkan prinsi-prinsip pemilu yang jujur, dan Pengabdian masyarakat yang dilaksanakan adil. Oleh karenanya, pemahaman pemilih terhadap dalam rentang waktu bulan juli hingga Oktober 2013 sistem dan mekanisme pemilu menjadi pilihan ini diikuti oleh hampir seratus orang pemuda dan terbaik untuk mendukung dan memastikan bahwa masyarakat. Antusiasme yang diperlihatkan para praktek demokrasi telah dilaksanakan dengan peserta menjadi satu indikator bahwa tema yang baik. kita sampaikan pada kesempatan tersebut menjadi Sementara itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini terkait dengan lembaga/instansi: satu pengetahuan yang sangat ingin diketahui oleh masyarakat . Terlebih dalam konteks reformasi 1. Desa beserta seluruh perangkatnya politik Indonesia, berbagai tema dan istilah teknis 2. Kecamatan dalam politik sedikit banyak menjadi pengetahuan 3. Organisasi Kepemudaan tersendiri bagi warga. 4. Organisasi Kemasyarakatan 5. Karang Taruna politik,UU pemilu dan UU MD3 menjelang 6. Tokoh Masyarakat, LSM/NGO Pemilu tentunya juga memberikan konstribusi 7. Para pemilih pemula yang signifikan bagi perkembangan demokrasi di Perlu menjadi catatan bahwa, desain materi Sosialisasi Undang – undang partai Indonesia. dan evaluasi harus menjadi tolak ukur keberhasilan 73 UPN "VETERAN" JAKARTA Berikut laporan hasil sosialisasi yang kami dan berkumpul. lakukan : Masyarakat cenderung berbondong- bondong mendirikan partai politik hanya untuk I. PARTAI POLITIK sekadar membuktikan eksistensi politiknya. Alasan Berdasarkan UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik: Partai Politik adalah organisasi yang orang mau masuk Partai Politik, di antaranya adalah: bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok 1) Menyalurkan minat politiknya. warga negara Indonesia secara sukarela atas 2) Motivasi ekonomi. dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk 3) Motivasi ingin berkuasa. memperjuangkan dan membela kepentingan politik Jika ada fenomena, bahkan hasil survei, anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta menunjukkan lemahnya kinerja wakil rakyat memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik di berbagai tingkatan, maka dipastikan karena Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. motivasi mereka menjadi wakil rakyat bukan Secara umum Partai Politik (selanjutnya “motivasi mulia” membela kepentingan rakyat, disingkat Parpol) adalah suatu organisasi yang namun bermotif ekonomi, baik untuk kepentingan disusun secara rapi dan stabil yang dibentuk oleh bisnisnya semata maupun hanya menjadikan jabatan sekelompok orang secara sukarela dan mempunyai wakil rakyat itu sebagai “pekerjaan” (sarana cari kesamaan kehendak, cita-cita, dan persamaan nafkah). ideologi tertentu dan berusaha untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan melalui pemilihan II. PEMILIHAN UMUM INDONESIA umum untuk mewujudkan alternatif kebijakan atau a. Pengertian program-program yang telah mereka susun. Pemilu adalah sarana pelaksana kedaulatan Tujuan Parpol adalah untuk mencari dan rakyat untuk memiih anggota DPR, DPD dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu atau mewujudkan program-program yang telah diselenggarakan mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, dengan partisipasi rakyat jujur dan adil serta menjamin prinsip-prinsip a. Fungsi Partai Politik keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi. 1) Parpol sebagai saran komunikasi politik. 2) Parpol sebagai sarana sosialisasi politik. b. Hakekat 3) Parpol sebagai sarana rekruitmen politik. Partai politik dalam negara Republik 4) Parpol sebagai sarana pengatur konflik. Indonesia pada satu sisi berperan sebagai saluran utama untuk memperjuangkan kehendak b. Faktor Pendorong Tumbuhnya Partai Politik masyarakat, bangsa, dan negara. Sebagai amanat Bermaksud untuk mewujudkan cita-cita reformasi, kualitas penyelenggaraan pemilu harus demokrasi yang juga cita-cita bangsa Indonesia ditingkatkan agar lebih menjamin kompetisi sebagaimana ke-4 yang sehat, partisipatif yang dinamis, derajat pembukaan UUD 1945, diperkuat oleh pasal 28 keterwakilan yang lebih tinggi dan mekanisme UUD 1945 yang mengatur kebebasan berserikat 74 serta pertanggungjawaban yang jelas. termaktub dalam alenia UPN "VETERAN" JAKARTA Temuan di lapangan menunjukkan 2)Pemilu bahwa ada keinginan serius para peserta untuk harus diselenggarakan secara berkala. berpartisipasi secara massif dalam pemilu, namun 3)Pemilu haruslah inklusif. disisi lain muncul juga kegeraman terkait fenomena 4)Pemilih harus diberi keleluasaan untuk parpol dan kader parpol yang tidak sejalan dengan mempertimbangkan dan mendiskusikan amanat konstitusi, misalnya terlibat KKN dan alternatif pilihannya dalam suasana yang manipulasi lainnya. Oleh karena itu, salah satu bebas, tidak di bawah tekanan, dan akses jalan keluar untuk mengatasi hal dimaksud, dalam memperoleh informasi yang luas. rekomendasi tim sosialisasi menyarankan adalah 5)Penyelenggara pemilu yang tidak memihak perilaku baik bernegara harus muncul dari diri dan independen. sendiri, ditularkan dalam kelompok dan menjadi nilai hidup dalam prilaku bernegara. e. Aturan main Pemilu dan Pelaksanaannya Dalam undang-undang pemilihan umum c. Tujuan terbaru yaitu UU Nomor 8 Tahun Tahun 2012, Dari uraian pengertian dan hakekat di atas ambang batas parlemen untuk DPR ditetapkan dapat dipahami bahwa tujuan diselenggarakannya sebesar 3,5%, naik dari Pemilu 2009 yang sebesar pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat dan 2,5%. wakil daerah guna membentuk pemerintahan yang Pemilihan Umum Anggota Dewan demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2014) diselenggarakan d. Sistem Pemilihan Umum Indonesia pada 9 April 2014 untuk memilih 560 anggota Sejak kemerdekaan hingga tahun 2009 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota bangsa Indonesia telah menyelenggarakan Sepuluh Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota kali pemilihan umum 1955, 1971, 1977, 1982, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi 1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan 2009. Dari maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia pemilihan umum-pemilihan umum tersebut juga periode 2014-2019. dapat diketahui adanya untuk mencari sistem Pemilihan ini dilaksanakan pada tanggal 9 pemilihan umum yang cocok untuk Indonesia. April 2014 serentak di seluruh wilayah Indonesia. • Namun untuk warga negara Indonesia di luar negeri, Sistem Proporsional (multi member constituency) hari pemilihan ditetapkan oleh panitia pemilihan • Sistem distrik (single member constituency) setempat di masing-masing negara domisili pemilih • Asas Pemilihan Umum Indonesia adalah sebelum tanggal 9 April 2014. Pemilihan di luar Luber” yang merupakan singkatan dari negeri hanya terbatas untuk anggota DPR di daerah “Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia” serta pemilihan DKI Jakarta II, dan tidak ada pemilihan asas “Jurdil” yang merupakan singkatan dari anggota perwakilan daerah. “Jujur dan Adil”. • Sementara itu, untuk pemilihan presiden Syarat Pemilu Demokratis dan wakil presiden secara serentak dilaksanakan 1)Pemilu harus bersifat kompetitif. pada tanggal 09 Juli 2014. 75 UPN "VETERAN" JAKARTA Sebelumnya, Pada tanggal 7 September Aceh, Partai Nasional Aceh dan Partai Aceh. 2012, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan Selain itu, ada juga perubahan lain misalnya daftar 46 partai politik yang telah mendaftarkan diri peserta pemilihan umum anggota DPRD adalah untuk mengikuti Pemilu 2014, dimana beberapa partai politik yang sama dengan peserta pemilihan partai diantaranya merupakan partai politik yang umum anggota DPR, kecuali khusus untuk Provinsi baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru Aceh ditambah dengan partai politik lokal sesuai mengganti namanya. 9 partai lainnya merupakan dengan Undang-Undang Pemerintahan Aceh dan peserta Pemilu 2009 yang berhasil mendapatkan Nota Kesepahaman Helsinki 2005. kursi di DPR periode 2009-2014. Pada tanggal Menjelang pemilu, atas prakarsa beberapa 10 September 2012, KPU meloloskan 34 partai komponen masyarakat, melakukan review ke yang memenuhi syarat pendaftaran minimal 17 MK terkait dengan parlemen threshold. Dalam buah dokumen. Selanjutnya pada tanggal 28 UU Nomor 8 Tahun Tahun 2012, pada awalnya Oktober 2012, KPU mengumumkan 16 partai yang ditetapkan bahwa ambang batas parlemen sebesar lolos verifikasi administrasi dan akan menjalani 3,5% juga berlaku untuk DPRD. Akan tetapi, verifikasi perkembangannya, setelah digugat oleh 14 partai politik, Mahkamah sesuai dengan keputusan Dewan Kehormatan Konstitusi kemudian menetapkan ambang batas Penyelenggara Pemilihan Umum, verifikasi faktual 3,5% tersebut hanya berlaku untuk DPR dan juga dilakukan terhadap 18 partai yang tidak lolos ditiadakan untuk DPRD. faktual. Pada verifikasi administrasi. Hasil dari verifikasi faktual ini ditetapkan pada tanggal 8 Januari 2013, dimana III. UNDANG – UNDANG MD 3 KPU mengumumkan 10 partai sebagai peserta Politik Indonesia - Aturan tentang partai Pemilu 2014. Dalam perkembangan berikutnya, politik dan pemilu anggota legislatif merupakan keputusan KPU tersebut digugat oleh beberapa jalan menuju “kursi”, sedangkan keberadaan partai politik yang tidak lolos verifikasi ke undang-undang tentang lembaga keparlemenan Pengadilan Tata Usaha Negara, namun hanya ada merupakan kerangka dan letak “kursi” hingga tata dua partai yang dikabulkan gugatannya oleh PTUN cara “kursi” tersebut bisa bekerja. yaitu Partai Bulan Bintang pada tanggal 18 Maret UU nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, 2013 dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia DPR, DPD dan DPRD (selanjutnya disingkat UU pada tanggal 25 Maret 2013. KPU mengabulkan MD3). putusan PTUN tersebut dan menetapkan kedua Keberadaan UU MD3 akan memperkuat partai tersebut menjadi peserta Pemilu Legislatif sistem presidensil dan membangun birokrasi 2014. Berikut daftar 12 partai politik nasional parlemen yang Jujur transparan dan tidak korup. peserta Pemilihan Umum Legislatif 2014 beserta RUU MD3 merupakan usulan rancangan nomor urutnya; Partai Nasdem, PKB, PKS, PDIP, perubahan terhadap UU no 27/2009 tentang MD3. Parti Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PAN, PPP, UU no 27 tersebut sebelumnya mengggantikan UU Hanura, PBB, PKPI. no 22/2002 tentang Susunan dan Kedudukan MD3 Lebih lanjut, perlu diketahui bahwa dalam atau lebih populer disebut UU Susduk. perkembangannya ada beberapa perubahan dan Pada 24 Oktober 2013, DPR secara resmi penambahan peserta pemilu yakni Partai Damai 76 mengusulkan Rancangan Undang-Undang tentang UPN "VETERAN" JAKARTA Perubahan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 penyampaian laporan kinerja. tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Selain sebagai sarana penyampaian informasi Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, kepada masyarakat khususnya konstituen, Laporan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (RUU Evaluasi Kinerja Anggota DPR merupakan bentuk Perubahan UU MD3). quality control fraksi atas kinerja anggota mereka, Perkembangan selanjutnya adalah pada 28 mulai dari aspek kedisiplinan hingga kontribusi Januari 2014, dibentuk Panitia Khusus (Pansus) yang sudah mereka berikan dalam kerja-kerja sebagai alat kelengkapan yang akan membahas legislasi, pengawasan, dan anggaran, termasuk RUU Perubahan UU MD3, yang terdiri dari 30 peran mereka memperjuangkan keterwakilan suara orang anggota DPR dari berbagai fraksi. Kemudian dan kepentingan rakyat. pada 11 Februari 2014, pimpinan Pansus RUU Dalam proses sosialisasi, muncul Perubahan MD3 telah ditetapkan bahwa yang dinamika yang luar biasa dari peserta muda. berlaku sebagai ketua ialah Benny K. Harman dari Berbagai ungkapan dan pertanyaan mendasar Fraksi Demokrat. Sementara wakil ketuanya adalah muncul dalam sessi dialog. Para peserta misalnya Fahri Hamzah (Fraksi PKS), Nurul Arifin (Fraksi mempertanyakan mengenai kondisi partai politik Golkar) dan Ahmad Yani (Fraksi PPP). yang banyak kadernya terlibat korupsi, parpol Inisiatif penyempurnaan UU MD3 harus yang hanya berburu kekuasaan, parpol yang miskin diposisikan menjadi entry point secara lebih kader, hingga bagaimana konsistensi parpol dalam signifikan dan prioritas dalam rangka membenahi memperjuangan kepentingan rakyat atau publik. kinerja DPR. Bahkan lebih dari itu, sebagai upaya Disisi lain, para peserta juga butuh mewujudkan lembaga parlemen yang akuntabel diyakinkan mengenai alasan mendasar mengapa dan representatif. Namun materi RUU Perubahan mereka harus melakukan partisipasi politik dan UU MD3 ternyata tidak mengkonfirmasi kehendak tidak hanya terjebak atau dimafaatkan dalam tersebut. mobilisasi politik. RUU MD3 belum mengatur implementasi Terhadap berbagai pertanyaan dan prinsip transparansi secara total. Tidak ada ketentuan pernyataan peserta, tim sosialisasi menanggapinya yang memaksa DPR untuk menyampaikan kepada dengan mengembalikan kepada esensi negara publik tentang kriteria dan alasan rapat tersebut demokrasi dan tanggung jawab kolektif untuk diselenggarakan secara tertutup. mengawal negara agar tetap berjalan sesuai dengan Laporan atas kinerja komisi hanya amanat konstitusi. Dalam poin ini, yang perlu dilakukan pada akhir masa jabatan/keanggotaan digarisbawahi adalah alasan mendasar, mengapa DPR. Akibatnya tidak membuka ruang kontrol atas keterlibatan kinerja DPR di tengah masa periode. khususnya bagi generasi muda. Bahwa perjalanan dalam pemilu menjadi penting Namun sisi positifnya adalah terdapatnya bangsa tidak bisa dilepaskan dari berbagai proses, satu terobosan yang diperkenalkan dalam Undang- satu diantaranya adalah pemilu yang menjadi ajang Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, kontestasi bagi para calon pemimpin bangsa. DPD, dan DPRD (UU MD3) adalah kepastian tentang implementasi prinsip akuntabilitas di lingkungan DPR melalui penyusunan dan 77 UPN "VETERAN" JAKARTA Simpulan Daftar Pustaka Dari sosialisasi paket Undang-Undang Bryman, A., 2008, Social Research Method ed. 3rd, Politik ini dapat maknai bahwa pada tingkat pemilih Oxford University Press, New York dibutuhkan penguatan informasi politik. Terlebih Kompas, 2006, “Sistem Pemilihan: Presiden jika melihat lebih jauh bahwa berbagai produk Usulkan Pemilu Tanpa Nomor Urut Calon, aturan tentang pemilihan terus deperbaharui. 14 Desember. Para pemilih berkepentingan untuk mengetahui Liddle, R. William, 1988, Politics and Culture in bagaimana sebenarnya sistem politik berjalan di Indonesia, Centre for Political Institute for Indonesia dan bagaimana seharusnya maksimalisasi Social Research, Ohio State University. dalam partisipasi politik dapat dilakukan. Dalam pelaksanaan empiris, ada tiga poin penting yang menjadi materi sosialisasi yakni, Liddle, R. William, 1998, “Pemilu Demokratis di Indonesia: Proporsional atau Distrik?”, Kompas, 2 Juni. implementasi UU partai Politik, Operasionalisasi Marijan, Kacung, 2006, Demokratisasi di Daerah: UU Pemilu dan bagaiaman bentuk penerapan UU Pelajaran Dari Pilkada Secara Langsung, MD3. Eureka, Surabaya. Sasaran penting dari sosialisasi ini adalah Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia, para pemuda, karang taruna, remaja mesjid dan Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru, para pemilih pemula. Orientasi dan signifikansi Kencana Prenada Media Group, Jakarta. sosialisasi adalah untuk meningkatkan peran serta pemilih dan mengawal secara aktif proses pemilihan serta tumbuhnya kesadaran politik warga dalam mendukung agenda dan pembangunan nasional dalam bingkai negara demokratis. 78 UPN "VETERAN" JAKARTA