BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal dapat didefisinikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2005:3). Pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi suatu negara. Aktivitas dan volume penjualan atau pembelian di pasar modal yang semakin meningkat mengindikasi aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:2). Kondisi aktivitas pasar modal yang dinamis di suatu negara menggambarkan baiknya kondisi iklim bisnis di negara tersebut. Pasar modal diharapkan menjadi sarana alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Menurut Tandelilin (2001:7) pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, dimana dalam fungsi ini pasar modal menunjukkan peran yang sangat penting dalam menunjang perekonomian, karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Pihak yang kelebihan dana yang dimaksud disini adalah investor, sedangkan pihak yang membutuhkan dana adalah perusahaanperusahaan yang membutuhkan dana untuk kegiatan operasionalnya. Hampir semua investasi mengandung risiko atau ketidakpastian, termasuk investasi di pasar modal. Investor tidak tahu pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Dalam menghadapi ketidakpastian, informasi merupakan salah satu kebutuhan utama bagi investor dalam melakukan aktivitasnya di pasar modal. Informasi yang relevan membantu investor melihat gambaran mengenai risiko dan expected return dalam menentukan keputusan atau strategi yang akan dijalankan. Pasar modal efisien akan bereaksi cepat terhadap semua informasi yang relevan. Kondisi ini ditunjukkan oleh perubahan harga saham melebihi kondisi normal atau disebut abnormal return. 1 2 Reaksi para investor dalam menanggapi berbagai informasi sangat dipengaruhi oleh berbagai informasi yang masuk, baik itu ekonomi, politik, hukum, budaya sosial, keamanan, dan berbagai informasi luar negeri lainnya (Irham & Yovi, 2011:192). Peristiwa yang terjadi pada dasarnya mengandung informasi dan tidak dapat dipisahkan dari pasar modal, baik peristiwa ekonomi maupun non ekonomi. Peristiwa ekonomi antara lain inflasi, perubahan nilai tukar mata uang, kebijakan fiskal, moneter, tingkat suku bunga, investasi, kebijakan deviden, strategi perusahaan maupun keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan peristiwa non-ekonomi misalnya keadaan lingkungan hidup, isu hak asasi manusia, aksi teroris, demonstrasi, serta peristiwa-peristiwa politik yang sangat sensitif dengan kondisi pasar (Suryo, 2007:250). Bursa saham di suatu negara umumnya sensitif terhadap berbagai peristiwa di sekitarnya. Peristiwa politik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi keadan perekonomian suatu negara. Peristiwa politik merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pasar modal. Jika keadaan politik suatu negara stabil maka keadaan perekonomian cenderung stabil. Sebaliknya jika keadaan politik tidak stabil maka keadaan perekonomian cenderung tidak stabil. Hal ini mengakibatkan investor tidak berani berspekulasi karena dianggap berisiko tinggi. Keadaan politik yang kondusif dan perekonomian yang stabil membuat investor merasa aman untuk berinvestasi di pasar modal. Pada umumnya ekspektasi investor akan tercermin pada fluktuasi harga dan volume perdagangan saham di bursa efek. Bursa saham tidak sekedar hitung-hitungan laporan keuangan dan teknikal analisis yang bisa diprediksi dengan melihat grafik historis. Lebih dari itu, situasi politik akan sangat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untul menjual atau membeli saham di bursa saham. Sekali pun secara historis grafiknya bagus, maupun kinerja perusahaan memuaskan, jika situasi politik dan keamanan tidak mendukung, investor tidak akan berinvestasi (Suryo, 2007:250). Penelitian yang mangamati reaksi pasar terhadap suatu peristiwa disebut event study. Menurut MacKinley (1997) dalam Rianti (2007:53), event study merupakan salah satu metodologi penelitian yang menggunakan data-data pasar 3 keuangan untuk mengukur dampak dari suatu kejadian yang spesifik terhadap nilai perusahaan, biasanya tercermin dari harga saham dan volume transaksinya. Event study dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu peristiwa, jika peristiwa tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga, reaksi ini dapat di ukur dengan abnormal return. Jika suatu peristiwa politik mempunyai kandungan informasi maka akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika tidak mengandung informasi maka tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar. Penelitian event study sudah di lakukan di Indonesia dan mendokumentasikan beberapa pengaruh peristiwa politik terhadap perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan beberapa penelitian tentang pengaruh peristiwa politik terhadap abnormal return dan trading volume activity, banyak yang menyatakan tidak ada perbedaan baik abnormal return ataupun trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa politik padahal secara teori dimungkinkan terdapat abnormal return sebagai akibat adanya perubahan harga saham dan peningkatan trading volume activity. Chairul (2004:99) melakukan penelitian berjudul Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004 Pada Bursa Efek Jakarta. Sampel penelitian ini adalah saham yang termasuk dalam kelompok perusahaan LQ 45. Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan terhitung tanggal 1 Maret 2004 sampai dengan tanggal 13 April 2004. Hasil penelitian reaksi pasar terhadap pemilihan umum baik dilihat dari abnormal pengembalian maupun volume perdagangan, pasar memiliki reaksi yang sama pada saat - disekitar maupun sebelum dan sesudah pemilihan umum, yaitu pada saat - disekitar pemilihan umum pasar bereaksi secara signifikan yang dapat dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan baik pada abnormal pengembalian maupun volume perdagangan. Sedangkan pada sebelum dan sesudah pemilihan umum pasar bereaksi secara tidak signifikan baik pada abnormal pengembalian maupun volume perdagangan. Munari (2007:58) melakukan penelitian berjudul Reaksi Pasar Setelah Hasil Pemilu 2004 (Studi Terpilihnya SBY sebagai Presiden RI Periode 2004- 4 2009). Penarikan sampel penelitian menggunakan teknik judgment sampling dengan kriteria bahwa perusahaan manufaktur yang perdagangan sahamnya teraktif di bursa dan tergabung ke dalam perusahaan LQ 45 pada tanggal 20 Oktober 2004. Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan terhadap perbedaan abnormal return dan trading volume activity pada perusahaan-perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan uji Paired Sampel t test diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai abnormal return maupun pada trading volume activity. Dilihat dari hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa pasar modal tidak terlalu terpengaruh dengan adanya peristiwa terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI untuk periode 2004-2009, walaupun terjadi penurunan pada nilai abnormal return meskipun tidak signifikan. Demikian juga halnya dengan trading volume activity, seperti halnya yang terjadi pada nilai abnormal return, pada trading volume activity juga mengalami penurunan meskipun juga tidak signifikan, pada saat sesudah terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono. Rica, Wiwik dan Fitrini (2012:14) melakukan penelitian Dampak Pergantian Menteri Keuangan RI Tahun 2010 Terhadap Abnormal Return Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI dan Hasil penelitian menunjukkan: (1) Berdasarkan uji statistik terhadap Average Abnormal Return (AAR) saham perusahaan perbankan selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan Average Abnormal Return (AAR) yang signifikan sebelum dan saat perisitiwa pergantian Menteri Keuangan. (2) Berdasarkan uji statistik terhadap Average Abnormal Return (AAR) saham perusahaan perbankan selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan Average Abnormal Return (AAR) yang signifikan saat peristiwa dan setelah perisitiwa pergantian Menteri Keuangan tahun 2010. (3) Berdasarkan uji statistik terhadap Average Abnormal Return (AAR) saham perusahaan perbankan selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan Average Abnormal Return (AAR) yang signifikan sebelum dan setelah perisitiwa pergantian Menteri Keuangan tahun 2010. Salah satu peristiwa politik menarik yang terjadi di Indonesia adalah hadirnya presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Kepopuleran Jokowi 5 memberikan pengaruh terhadap perpolitikan dan perekonomian Indonesia sehingga muncullah istilah Efek Jokowi (Jokowi Effect). Dikutip dari www.wikipedia.com, Efek Jokowi atau Jokowi Effect adalah istilah yang diciptakan media untuk mendeskripsikan pengaruh kepopuleran Jokowi terhadap perpolitikan dan perekonomian Indonesia. Dalam bidang politik, pendeklarasian Joko Widodo sebagai calon presiden dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014 diyakini dapat mendongkrak suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga 30%. Sementara itu, di pasar modal, efek Jokowi dikatakan dapat meningkatkan gairah penanam modal karena beliau dinilai mempunyai rekam jejak yang bersih, pro-rakyat, dan tegas. Presiden terpilih Jokowi memberikan dampak ke pasar modal sebelum masa pemilihan umum Presiden 2014. Ketika Jokowi diumumkan menjadi calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), IHSG melonjak tajam 3,2 persen ke level 4.878,64. Lalu setelah pemilihan umum (Pemilu) Presiden 2014, IHSG naik ke level 5.098 pada 10 Juli 2014. IHSG pun terus menanjak naik sehingga mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal di kisaran 5.246 pada 8 September 2014. (www.liputan6.com) Jokowi Dodo dilantik sebagai Presiden Indonesia ke-7 pada tanggal 20 Oktober 2014. Upacara pelantikan dilakukan di Gedung DPR/MPR. Upacara ini menandai secara resmi dimulainya jabatan Jokowi sebagai Presiden dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia, yang telah memenangkan pemilihan umum presiden pada 9 Juli 2014. Pelantikan Jokowi mendapat berbagai reaksi dari masyarakat dan media Indonesia maupun internasional. Masyarakat Indonesia menyaksikan acara pelantikan, baik melalui televisi atau menghadiri acara publik secara langsung. Banyak warga yang sengaja mengambil cuti dari pekerjaannya untuk menyaksikan acara ini. (www.wikipedia.com) Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih mengundang harapan besar bagi rakyat serta para pelaku pasar di Indonesia. Bursa saham dan rupiah merespon positif terkait pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI ke-7 yang baru saja terpilih. Pengamat ekonomi syariah, Mustafa E. Nasution menyatakan, mulusnya proses Jokowi menjadi presiden akan memberikan kepastian politik 6 yang berdampak positif terhadap bursa saham rupiah dan pasar. "Rupiah diprediksi akan menguat, begitupun dengan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Hal ini sudah mulai terlihat pada pergerakan indeks hari Jumat kemarin. Market mulai mengantisipasi kepastian politik dengan melakukan aksi beli saham," katanya kepada Harian Terbit, Minggu (19/10/2014). IHSG berada di zona hijau pada Jumat 18 Oktober 2014. Mengakhiri perdagangan saham akhir pekan kemarin, IHSG ditutup melesat 77,332 poin (1,56%) ke level 5.028,946. Sementara Indeks LQ45 ditutup melaju 16,932 poin (2,02%) ke level 854,194. Menurut analis HD Capital, Yuganur Wijanarko, sentimen politik di dalam negeri yang cukup baik mendorong indeks BEI bergerak naik cukup tinggi setelah sebelumnya bergerak dalam area konsolidasi,”Sentimen menyambut pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI yang diperkirakan berjalan lancar membuat investor kembali mengambil posisi beli," katanya di Jakarta. Reaksi yang positif itu, lanjut dia, mendorong laju IHSG BEI bergerak menembus level 5.000 poin. Secara teknikal, bila perdagangan saham selanjutnya indeks BEI ke posisi 5.045 poin maka akan tercipta tren penguatan. Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 263.780 kali dengan volume 5,233 miliar lembar saham senilai Rp 7,903 triliun. Sebanyak 195 saham naik, 102 turun, dan 79 saham stagnan. (www.neraca.com) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak cukup tinggi di hari pelantikan presiden baru Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Dana asing langsung mengalir masuk lantai bursa. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat di posisi Rp 12.045 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 12.100 per dolar AS. Pada perdagangan preopening, IHSG naik 39,637 poin (0,79%) ke level 5.068,583. Sedangkan Indeks LQ45 menguat 9,931 poin (1,16%) ke level 864,125. Membuka perdagangan awal pekan, Senin (20/10/2014), IHSG melonjak 59,397 poin (1,18%) ke level 5.088,343. Indeks LQ45 menanjak 13,574 poin (1,59%) ke level 867,768. Saham-saham unggulan dan lapis dua jadi target borongan investor. Tak butuh waktu lama bagi indeks untuk menembus titik tertingginya hari ini. Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG bertambah 64,429 7 poin (1,28%) ke level 5.093,375. Sementara Indeks LQ45 tumbuh 13,719 poin (1,61%) ke level 867,913. (www.detik.com) Mengutip dari merdeka.com, Saat Jokowi- JK dilantik menjadi presiden dan wakil presiden, perdagangan di bursa saham, berjalan sangat ramai dengan frekuensi 241.111 kali transaksi. Sebanyak 192 saham naik, 127 saham turun dan sisanya 229 saham stagnan. Pelantikan Jokowi- JK, disambut antusias masyarakat. Penguatan juga diikuti optimisme investor asing yang menunjukkan tandatandanya mulai masuk kembali ke pasar Indonesia dengan membukukan pembelian bersih setelah beberapa pekan terakhir tercatat capital outflow," ujar Analis Equity Analyst Ascend, Agus Susanto Benzaenuri, Senin (20/10). Berikut, reaksi pasar yang terjadi saat Jokowi resmi menjadi Presiden Indonesia ke-7. IHSG ditutup menguat menyambut kesuksesan penetapan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. IHSG menguat 11,59 poin atau naik 0,23 persen pada level 5.040,53 poin. Selain itu, LQ45 naik 0,10 persen pada 855,03 poin. Kenaikan IHSG sampai tembus level 5.000, sudah diprediksi analis karena memberikan optimisme baru pada pasar. Tetapi, pasar masih menunggu bagaimana komposisi kabinet yang akan dipilih Jokowi- JK. "Dalam sepekan ke depan, sesuai Jokowi- JK dilantik, mereka tunggu nama menteri yang dikeluarkan. " ujar Analis Samuel Sekuritas Adrianus Bias saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (20/10). Pelantikan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla membuat pasar modal lebih bergairah. Investor kembali menaruh kepercayaan. Ini ditunjukkan dari besarnya dana asing yang masuk pasa saham pada perdagangan kemarin. Investor asing melakukan pembelian mencapai Rp 734 miliar. Dengan rincian, pembelian asing mencapai Rp 2,66 triliun. Sedangkan, penjualan asing hanya mencapai Rp 1,92 triliun. Saat pelantikan, sebanyak sebanyak 5,45 miliar saham dan dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,59 triliun. Secara sektoral, sektor perdagangan dan aneka industri mendorong perdagangan IHSG, sementara sektor konsumer dan perkebunan terkoreksi. Pelantikan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla membuat pasar modal lebih bergairah. Investor kembali menaruh kepercayaan. Ini ditunjukkan dari 8 besarnya dana asing yang masuk pasa saham pada perdagangan hari ini. Tercatat, investor asing melakukan pembelian mencapai Rp 734 miliar. Dengan rincian, pembelian asing mencapai Rp 2,66 triliun. Sedangkan, penjualan asing hanya mencapai Rp 1,92 triliun. Aksi jual beli asing masih mendominasi pasar saham pada perdagangan hari ini. Total transaksi di pasar saham mencapai Rp 4,77 triliun dengan volume perdagangan mencapai 3,35 miliar saham. Dana asing yang masuk ke dalam pasar saham sejak awal tahun hingga posisi perdagangan terakhir masih berada di kisaran Rp 42,357 triliun. Saat hasil hitung cepat beberapa lembaga survei yang memenangkan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia 2014-2019 IHSG menembus 5.100. Kemarin, saat pelantikan IHSG mencapai level 5.080. Pasar memandang positif pasangan Jokowi- JK ini, Diharapkan kebijakan yang dikeluarkan bisa mendorong investasi yang lebih deras di Indonesia. Salah satu kebijakan yang ditunggu adalah naiknya harga BBM subsidi. "Dan perkembangan pasar indeks Indonesia sangat ditentukan oleh kestabilan pertumbuhan Indonesia. Kenaikan harga BBM di perlukan supaya indonesia bisa tumbuh secara wajar," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito, beberapa waktu lalu. (www.merdeka.com) Penelitian-penelitian terdahulu menghasilkan kesimpulan yang berbeda, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji ulang tentang peristiwa politik. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan data perusahaan yang termasuk dalam LQ 45 sebagai sampel penelitian dan model analisis uji beda (Paired sample test) sebagai alat uji analisis. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini mengkaji peristiwa politik pelantikan Presiden jokowi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah average abnormal return dan average trading volume activity yang dihitung berdasarkan periode 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi, serta 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi. Tidak ada patokan atau aturan khusus dalam menentukan periode waktu pengamatan (event window). Menurut McWilliams dan Siegel dalam Rianti (2007:53), jarak event window 9 yang terlalu panjang akan menimbulkan dua permasalahan. Pertama, akan mengurangi kekuatan uji statistik dan mengakibatkan kesalahan dalam menarik kesimpulan tentang signifikansi event. Kedua, makin panjang periode akan semakin sulit mengisolir event window dari confounding effect (efek pengganggu). Sebaliknya menurut pendapat Ryngaert & Netter (1990) dalam McWilliams & Siegel (1997:626), event window yang pendek akan menangkap signifficant effect terhadap event. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode event study mengenai kaitan antara pengaruh pelantikan Presiden Jokowi pada tanggal 20 Oktober 2014 dengan average abnormal return dan average trading volume activity pada kelompok perusahaan di LQ 45. Penelitian ini mencoba menguji apakah terdapat perbedaan average abnormal return dan average trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi, serta 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi, sehingga penelitian ini mengambil sebuah judul Analisis Perbedaan Average Abnormal Return dan Average Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Pelantikan Presiden Jokowi (Uji Kasus Pada Saham Yang Terdaftar Dalam Kelompok Perusahaan LQ 45). 1.2 Identifikasi Masalah Peristiwa pelantikan Presiden Jokowi mengakibatkan pergerakan bursa semakin aktif tak tertahan menembus kembali angka 5000 di sekitar event date, meski bursa regional cenderung melemah. Peristiwa ini membuat penulis tertarik untuk meneliti pada saham yang tergabung dalam LQ 45 karena menurut Jogiyanto (2008) saham LQ 45 merupakan 45 saham teraktif yang diperdagangkan dan memiliki tingkat likuiditas tinggi serta kapitalisasi pasar tertinggi, sehingga reaksi pasar yang terjadi akibat peristiwa pelantikan Jokowi dapat terlihat jelas dan akurat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa terjadi ketidakkonsistenan dari hasil penelitian yaitu antara lain penelitian yang dilakukan oleh Chairul (2004:98) yang hasilnya menunjukkan tidak terdapat 10 perbedaan average abnormal return dan average trading volume activity sebelum dan sesudah pemilihan umum. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandra dan Paulus (2009:63) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan average abnormal return sebelum dengan sesudah pengumuman pelantikan gubernur BI. Tetapi tidak terdapat perbedaan average trading volume activity sebelum dengan sesudah pengumuman pelantikan gubernur BI. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan penulis mengenai pengaruh peristiwa politik dalam negeri terhadap reaksi pasar modal Indonesia, maka dapat dirumuskan suatu masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran average abnormal return dan average trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45? 2. Bagaimana gambaran average abnormal return dan average trading volume activity 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45? 3. Apakah terdapat perbedaan average abnormal return 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45? 4. Apakah terdapat perbedaan average trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45? 5. Apakah terdapat perbedaan average abnormal return 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah peristiwa pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45? 6. Apakah terdapat perbedaan average trading volume activity 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah peristiwa pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45? 11 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis gambaran average abnormal return dan average trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45. 2. Untuk menganalisis gambaran average abnormal return dan average trading volume activity 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar dalam kelompok perusahaan LQ 45. 3. Untuk menganalisis perbedaan antara average abnormal return 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar kelompok perusahaan LQ 45. 4. Untuk menganalisis perbedaan antara average trading volume activity 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar kelompok perusahaan LQ 45. 5. Untuk menganalisis perbedaan antara average abnormal return 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah peristiwa pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar kelompok perusahaan LQ 45. 6. Untuk menganalisis perbedaan antara average trading volume activity 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah peristiwa pelantikan Presiden Jokowi pada saham yang terdaftar kelompok perusahaan LQ 45. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang manajemen, khususnya memberikan gambaran dalam pengambilan keputusan investasi selama kurun waktu sebelum dan sesudah adanya peristiwa politik dalam negeri, sehingga untuk waktu yang akan datang investor diharapkan dapat lebih peka menyikapi peristiwa politik dalam negeri tersebut. 12 2. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai reaksi pasar modal di Indonesia terhadap suatu peristiwa politik dan merupakan pengaplikasian secara nyata untuk pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan. 3. Bagi Pihak Lain Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi pihak lain mengenai reaksi pasar modal Indonesia terhadap suatu peristiwa politik di dalam negeri. Penulis juga berharap penelitian ini menjadi bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut. 1.5 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif dan penelitian deskriptif. Penelitian komparatif adalah riset yang membandingkan sampel yang satu dengan sampel yang lain, baik sampel independen (bebas) maupun sampel yang berpasangan. Riset yang membandingkan sampel-sampel independen disebut riset komparatif sampel independen, sedangkan riset yang membandingkan sampel-sampel berpasangan disebut riset yang membandingkan sampel-sampel berpasangan disebut riset komparatif berpasangan. (Suliyanto, 2009:65). Menurut Cooper and Schindler (2005:10), pengertian metode deskriptif sebagai berikut, “A description study tries to discover answer to the question who, what, when, where, and sometimes how to describe or define a subject, often by creating a profile of a group of problems, people or event.” Artinya, suatu pembelajaran untuk mendeskripsikan dan menemukan jawaban atas pertanyaan siapa, apa, kapan, dimana dan terkadang menjelaskan suatu subjek yang seringkali digunakan untuk membuat suatu ringkasan tentang suatu masalah pihak yang terlibat, atau suatu kasus. 13 Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi peristiwa (event study), dengan melihat peristiwa politik yang terjadi di Indonesia yaitu pelantikan Presiden Jokowi. Event study adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2003: 410). Penelitian ini akan menguji apakah pasar bereaksi dengan adanya peristiwa politik tersebut. Dalam metode event study untuk reaksi pasar dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan average abnormal return dan average trading volume activity. Pengujian hipotesis menggunakan model analisis uji beda T test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Sedangkan sampel penelitian yaitu seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI. Saham yang termasuk dalam indeks LQ 45 merupakan saham yang terseleksi yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga diharapkan dengan penelitian seluruh saham LQ 45 bisa menggambarkan reaksi pasar modal secara umum. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder dari IDX Statistic, dan situs-situs keuangan seperti www.finance.yahoo.com, www.britama.com, dll. Meliputi seluruh transaksi saham dan jumlah saham yang beredar pada LQ 45 selama periode pengamatan. Adapun penelitian dilakukan dari bulan Januari 2015 sampai dengan April 2015.