ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY

advertisement
ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM
PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL
(Studi Empris Pada Perusahaan manufaktur Di Kabupaten Tangerang)
Oleh:
Senator Rio
NIM: 104082002629
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Senator Rio
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Jakarta, 16 April 1986
3. Alamat Domisili
: Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4
Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang Banten 15416
4. Telepon
II.
: 021 – 92261032
PENDIDIKAN
1. SD
: SD Negeri 01 Pagi
SD Seruni Putih
2. SMP
: SLTP Negeri 2 Pamulang
3. SMA
: SMU Negeri 1 Pamulang
4. S1
: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III.
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Rohis SMUN 1 Pamulang
2. Anggota KIR SMUN 1 Pamulang
IV.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Iskandar Zulkarnaen
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Jakarta, 28 September 1961
3. Alamat
: Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4
Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang Banten 15416
4. Ibu
: Siti Harlinda Harun, SH
5. Tempat & Tgl. Lahir
: Padang, 27 Desember 1963
6. Alamat
: Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4
Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang Banten 15416
7. Anak Ke dari
: 1 dari 4 bersaudara
ANALYZE THE INFLUENCE OF TOTAL QUALITY MANAGEMENT,
MEASUREMENT PERFORMANCE SYSTEMS AND REWARDS
SYSTEMS TO MANAGERIAL PERFORMANCE
(Empirical Study: Manufacturing Company in Kabupaten Tangerang)
By : Senator Rio
ABSTRACT
The research examines the influence of total quality management,
measurement performance system and reward systems to managerial performance.
The purposes of this research are to get evidences influence total quality
management, measurement performance system and reward systems to
managerial performance. The sample for this research come from 32
correspondances, who are taking hold of as managers in their company, work in
Kabupaten Tangerang.
Questioners in this research are distributed and collected from 13 October
2008 to 31 October 2008. From 40 distributed questioners, amount questioners
which returned were 32 questioners (80%) and which can be processed as much
32 questioners (80%). The sampling method used is Judgement Sampling. The
test for data quality are using validity of test to use is Pearson Correlation and
reability test of research to use is Cronbach Alpha. For hypothesis test, researcher
uses Adjusted R square, F test and t test.
The results of this research indicate when examination by together, all
variables that are total quality management, measurement performance system
and reward system show the influence which significantly to managerial
performance with the storey level significantly 0,000. However, when
examination in per independent variable only total quality management having an
effect on by significantly to managerial performance with the value significantly
0,000. While other dissimilar variable like measurement performance system and
reward system individually do not have an effect on to managerial performance
with the value significantly that is equal to 0,128 and 0,993
Key words: Total quality management, measurement performances systems,
reward systems and managerial performances.
ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM
PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL
(Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur di Wilayah Kabupaten Tangerang)
Oleh: Senator Rio
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh total quality management, sistem
pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh total
quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap
kinerja manajerial. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang koresponden
yang menjabat sebagai manajer di dalam perusahaan tempat mereka bekerja di
Kabupaten Tangerang.
Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan tanggal 13 Oktober
2008 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2008. Dari 40 kuesioner yang
disebarkan, jumlah kuesioner yang kembali adalah 32 kuesioner (80%) dan yang
dapat diolah sebanyak 32 kuesioner (80%). Metode penentuan sampel yang
digunakan adalah Judgement Sampling. Uji kualitas data yang digunakan dalam
penelititan ini adalah uji validitas Pearson Correlation dan uji reliabilitas
menggunakan Cronbach Alpha. Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan uji R2 yang sudah disesuaikan, uji F, dan uji t.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika dilakukan pengujian
secara bersama-sama, semua variabel yaitu total quality management, sistem
pengukuran kinerja dan sistem penghargaan menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja manajerial yaitu dengan tingkat signifikansi 0,000.
Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara per variabel independen hanya total
quality management yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
manajerial dengan nilai signifikansinya 0,000. Sedangkan variabel lain seperti
sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara individual tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikansinya yaitu
sebesar 0,128 dan 0,993.
Kata kunci: Total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan dan kinerja manajerial.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu
Syukur alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, dengan judul: “Analisis Pengaruh Total Quality Management,
Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial
(Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur di Wilayah Kabupaten Tangerang)”.
Salawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw
yang telah memberikan cahaya benderang dalam perkembangan islam.
Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua, Iskandar Zulkarnaen dan Siti Harlinda Harun yang telah
memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih
sayangnya dengan segala jerih payah tanpa mengenal lelah.
2. Om Ade, Tante Ade dan keluarga besar Sutan Harun Nurassyid yang telah
banyak berjasa memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan
kasih sayangnya.
3. Adik-adikku, terimakasih atas semangat dan doa yang telah diberikan.
4. Ibu Dr. Khomsiyah, Ak., MSi, selaku dosen pembimbing I yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan
selama proses penulisan skripsi.
5. Ibu Rahmawati, SE., MM, selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama
proses penulisan skripsi.
6. Bapak. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pudek Akademik Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial.
7. Ibu Dr. Zurinal Z, selaku dosen pembimbing akademik peneliti dan juga
selaku Pudek administrasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
8. Bapak. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
9. Bapak. Amilin, SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
11. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, khususnya
bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi penulis.
12. Devi Megasari, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan doa selama proses
penyebaran kuesioner dan penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
13. Teman-teman terbaik: Ian, Ican, Ucup, Eli, Irvan, Silky, Altaf, Indah, Nindy,
Nisa dan anak-anak Akuntansi A angkatan 2004 khususnya Lapuker’s yang
telah memberikan semangat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
14. Seluruh rekan-rekan di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial angkatan 2004
khususnya teman-teman akuntansi manajemen, terima kasih atas semua
bantuan dan persahabatan yang telah terjalin selama ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan dan kemampuan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Akhirnya
peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Desember 2008
Senator Rio
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .................................................. .1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan……………………………………………………. 4
D. Manfaat .............................................................................. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ................................................................... 6
1. Total Quality Management .......................................... 6
2. Sistem Pengukuran Kinerja .......................................... 13
3. Sistem Penghargaan ..................................................... 16
4. Kinerja Manajerial ....................................................... 18
5. Hubungan TQM dan Kinerja Manajerial ..................... 21
6. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja…..22
Manajerial
7. Hubungan Sistem Penghargaan dan Kinerja………….22
Manajerial
8. Hubungan TQM, Sistem Pengukuran Kinerja,……….23
Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial
B. Kerangka Pemikiran ........................................................... 24
C. Hipotesis Penelitian............................................................ 26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian................................................................ 28
B. Jenis, Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data ......... 29
C. Metode Analisis Data ......................................................... 30
1. Statistik Deskriprtif ........................................................ 30
2. Uji Kualitas Data ............................................................ 30
3. Uji Hipotesis .................................................................. 32
D. Pengukuran Variabel .......................................................... 35
1. Variabel Dependen ........................................................ 35
2. Variabel Independen …………………………………. 35
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Populasi dan Deskripsi Data Responden………………… 40
B. Penemuan dan Pembahasan................................................ 43
1. Statistik Deskriptif ......................................................... 43
2. Hasil Uji Kualitas Data .................................................. 44
3. Hasil Uji Normalitas……………………………………45
4. Hasil Uji Hipotesis……………………………………...46
C. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………….48
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ........................................................................ 53
B. Implikasi............................................................................. 55
C. Keterbatasan……………………………………………....56
D. Saran……………………………………………………....57
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..58
DAFTAR TABEL
No.Tabel
Keterangan
Halaman
3.1
Variabel dan Indikator Penelitian................................................38
4.1
Gambaran Distribusi Kuesioner..................................................41
4.2
Deskriptif Demografi Responden……………………………...41
4.3
Statistik Deskriptif .................................................................... 43
4.4
Hasil Uji Statistik t .................................................................... 48
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Keterangan
Halaman
2.1
Manfaat TQM........................................................................... 13
2.2
Model Penelitian ...................................................................... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian .......................................................... 60
Lampiran 2
Skor Jawaban Kuesioner ................................................... 66
Lampiran 3
Hasil Uji Validitas .............................................................. 70
Lampiran 4
Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 74
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas……………………………………...78
Lampiran 6
Hasil Uji Hipotesis…………………………………….….80
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tingkat persaingan yang semakin tajam pada saat ini ditambah dengan
perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial
ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis.
Perusahaan harus dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat
memenangkan persaingan dan memperoleh profit semaksimal mungkin yang
merupakan salah satu tujuan didirikannya perusahaan.
Tjiptono (2001:4) menyatakan bahwa total quality management
(TQM) merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi
pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja,
proses dan lingkungannya.
Simamora (2001:540) dalam Narsa (2003) menyatakan selain
penerapan total quality management, perusahaan juga perlu menerapkan
sistem akuntansi manajemen sebagai mekanisme untuk memotivasi dan
mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang memaksimalkan
kesejahteraan organisasi dan karyawan. Sistem akuntansi manajemen yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi sistem pengukuran kinerja dan sistem
penghargaan. Sistem pengukuran kinerja mengukur kinerja yang telah
dihasilkan oleh manajemen sehingga dapat diketahui apakah kinerja tersebut
telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan atau tidak sesuai.
Reward (penghargaan) merupakan apa yang diterima oleh para karyawan
sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Reward yang diberikan
oleh perusahaan sangat mempengaruhi produktivitas dan tendensi para
karyawan untuk tetap bersama organisasi atau mencari pekerjaan lainnya.
Semakin besar perhatian perusahaan terhadap kebutuhan karyawannya maka
perusahaan tersebut akan mendapat timbal balik yang sesuai, yaitu
maksimalisasi dalam produktivitas kerja.
Menurut Heizer dan Render (2004:254) selain sebagai elemen penting
dalam operasi, kualitas juga memiliki pengaruh lain. Ada tiga alasan lain
pentingnya kualitas:
1. Reputasi perusahaan.
Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas
apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang
produk baru perusahan, kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok.
2. Keandalan produk.
Pengadilan terus-menerus berusaha menangkap organisasi yang memiliki
desain, memproduksi, mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya
mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Peraturan seperti Consumer
Product Safety Act membuat standar produk dan cara melarang produk
yang tidak dapat memenuhi standar tersebut. Keandalan produk harus
sangatlah diperhatikan oleh para pengusaha agar tidak merugikan para
konsumen dan lingkungan.
3. Keterlibatan Global
Di masa teknologi seperti masa sekarang, kualitas menjadi suatu perhatian
internasional. Bagi perusahaan yang ingin bersaing secara efektif pada
ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi harapan kualitas,
desain, dan harga global.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang tertuang dalam judul “Analisis Pengaruh Total Quality
Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan
Terhadap Kinerja Manajerial (Studi
Empiris
Pada Perusahaan
Manufaktur Di Kabupaten Tangerang).” Penelitian ini mengacu dari
penelitian sebelumnya yaitu penelitian Kurnianingsih (2000) dengan judul
“Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan
Terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management:
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia,”. Dimana
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Tahun penelitian, dimana penelitian sebelumnya adalah di tahun 2000
sedangkan penelitian sekarang tahun 2008.
2. Pada penelitian sebelumnya objek penelitian adalah pada perusahaan
manufaktur di wilayah Indonesia, sedangkan penelitian sekarang adalah
pada perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Kabupaten
Tangerang.
3. Pada penelitian sebelumnya terdapat pengaruh interaksi antara total quality
management dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan
terhadap kinerja manajerial, sedangkan penelitian sekarang tidak
mengukur interaksi antara total quality management dengan sistem
pengukuran kinerja dan sistem penghargaan tetapi, hanya mengukur
pengaruh langsung antara total quality management, sistem pengukuran
kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah
total
quality
management
berpengaruh
terhadap
kinerja
manajerial?
2. Apakah sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja
manajerial?
3. Apakah sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
4. Apakah total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Pengaruh total quality management terhadap kinerja manajerial.
2. Pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial
3. Pengaruh sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial
4. Pengaruh total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan secara simultan terhadap kinerja manajerial
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
a. Perusahaan
Memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan
dengan akuntansi manajemen, dan menunjukkan bahwa perusahaan yang
menerapkan total quality management, sistem pengukuran kinerja dan
sistem penghargaan dengan efektif dapat meningkatkan kinerja manajerial
yang diharapkan bagi kemajuan perusahaan.
b. Pengembangan Ilmu Akuntansi
Dalam penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat menambah informasi
dan pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu akuntansi manajemen yang dikaitkan dengan
kinerja manajerial..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Total Quality Management
a. Pengertian Total Quality Management
Dalam menghadapi situasi persaingan ekonomi yang demikian
tajam, pendekatan total quality management diharapkan dapat
menjawab semua tantangan global saat ini. Selain itu diharapkan total
quality management juga dapat menyempurnakan arah perusahaan
dalam menghadapi masa yang akan datang yang semakin cepat
perubahannya serta sulit untuk diprediksikan.
Total quality management (TQM) adalah perpaduan semua
fungsi dari suatu perusahaan ke dalam falsafah holistis yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian
serta kepuasan pelanggan (Nasution, 2001:28).
Sim dan Killough (1998) dalam Listianingsih dan Mardiyah
(2005:568) menjelaskan bahwa total quality management merupakan
suatu filosofi yang menekankan peningkatan proses pemanufakturan
secara
berkelanjutan
dengan
mengeliminasi
pemborosan,
meningkatkan kualitas, mengembangkan ketrampilan, dan mengurangi
biaya produksi.
Definisi TQM menurut Stoner (1996:210) adalah sebagai
berikut:
"Suatu komitmen budaya organisasi untuk memuaskan
pelanggan lewat penggunaan struktur terintegrasi dari
peralatan, teknik, dan pelatihan, dimana TQM ini mencakup
perbaikan terus menerus proses organisasi, dengan hasil
produk dan jasa bermutu tinggi. "
Pengertian total quality management secara rinci Menurut
Handoko (1998) dalam Hatane (2003:74):
1) Pengertian Total
Menunjukkan bahwa total quality management merupakan strategi
organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan
jajaran manajemen dan karyawan. Setiap orang terlibat dalam
proses total quality management. Lebih lanjut, kata “total” berarti
bahwa total quality management mencakup tidak hanya pengguna
akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal,
pemasok bahkan personalia yang mendukung.
2) Pengertian Kualitas
Bukan berarti sekedar produk bebas cacat, tetapi total quality
management lebih menekankan pelayanan kualitas. Kualitas
didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer
departemen pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi
pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial
ekonomis dan karakteristik demografis, mempunyai implikasi
penting kualitas bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi
pelanggan lain. Tantangan total quality management adalah
menyajikan kualitas bagi pelanggan.
3) Pengertian Manajemen
Mengandung arti bahwa total quality management merupakan
pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian
kualitas yang sempit. Pendekatan total quality management sangat
berorientasi pada manajemen orang. Implementasi total quality
management mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan
manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi,
orientasi strategik, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa total quality management memfokuskan
pada kepuasan konsumen secara total dan secara terus menerus
dengan melakukan usaha perbaikan mutu pada semua tingkat
manajemen dalam suatu organisasi. Total quality management
tidak hanya mengandalkan inspeksi mutu pada akhir proses, tetapi
lebih menitikberatkan pada proses pembentukan mutu itu sendiri
dengan cara mengeliminasi penyimpangan-penyimpangan selama
proses produksi.
b. Prinsip-Prinsip Utama Dalam Total Quality Management
total quality management merupakan suatu konsep yang
berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk
itu di perlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu
organisasi. Menurut Nasution (2001:33) ada empat prinsip utama
dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah :
1) Kepuasan Pelanggan
Dalam total quality management, konsep mengenai kualitas dan
pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna
kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas
tersebut di tentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi
pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan
di usahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk
didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena itu
segala
aktivitas
perusahaan
harus
dikoordinasikan
untuk
memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu
perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai
yang diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.
2) Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan
dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kretivitas
tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan, merupakan
sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap
orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi
kesempatan
untuk
terlibat
pengambilan keputusan.
dan
berpartisipasi
dalam
tim
3) Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa
setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar
perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini.
Pertama, prioritasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa
perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat
bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh
karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim
dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi
tertentu yang vital. Konsep kedua, variasi (variation) atau
varibilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan
gambaran mengenai varibilitas yang merupakan bagian yang wajar
dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat
memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang
dilakukan.
4) Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses
secara
sistematis
dalam
melaksanakan
perbaikan
berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus
PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan
tindakan korektif terhadap hasil yang di peroleh.
c. Tujuan Total Quality Management
Tujuan dari total quality management adalah menghasilkan
suatu produk atau jasa dimana kualitas dirancang, dipadukan dan
dipertahankan pada tingkat biaya yang paling rendah ekonomis
sehingga memungkinkan tercapainya kepuasan konsumen (Narsa
2003:23).
Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan paling pokok yaitu
meningkatkan kualitas atau mutu produknya. Peningkatan kualitas atau
mutu produk ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan, karena dengan mutu yang bagus maka perusahaan akan
dapat dengan mudah mendapat kepercayaan konsumen. Banyak
perusahaan menyadari bahwa mutu pelayanan yang luar biasa dapat
memberikan keunggulan bersaing yang kuat kepada mereka serta
menghasilkan penjualan dan laba yang tinggi. Untuk mencapai usaha
memaksimumkan daya saing organisasi maka perusahaan perlu
menerapkan suatu teknik total quality management (TQM). Apabila
perusahaan menggunakan total quality management, maka akan
mengurangi biaya operasi dan meningkatkan penghasilan sehingga
laba makin meningkat (Narsa 2003:23).
d. Manfaat Total Quality Management
Menurut Nasution (2001:28) manfaat yang akan diperoleh
perusahaan melalui penerapan total quality management yang baik
antara lain:
1) Meningkatkan moril atau semangat kerja karyawan.
2) Meningkatkan efisiensi proses kerja.
3) Meningkatkan produktivitas.
4) Mengurangi persaingan yang tidak sehat antar karyawan dan
meningkatkan inovasi dan kreativitas karyawan.
5) Meningkatkan mutu dari barang atau jasa itu sendiri.
6) Menurunkan biaya.
7) Meningkatkan kepuasan konsumen.
8) Meningkatkan keuntungan / laba perusahaan
Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan
barang dan jasa berkualitas, baik berasal dari pendapatan penjualan
yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, adalah meningkatkan
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Menurut (Nasution,
2001:42) manfaat total quality management dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan dan
meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan seperti tampak pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1: Manfaat TQM
(Sumber: Nasution, 2001:42)
2. Sistem Pengukuran Kinerja
a.
Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang
dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada
perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai
umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi
pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian
(Suwono dan Sukarno, 2004:23).
Menurut Honggren and Datar (1994:890) dalam Narsa
(2003:21) pengukuran kinerja secara garis besar berdasarkan kriteria
dan informasi yang dihasilkan, dapat dibagi menjadi dua yaitu:
pengukuran kinerja keuangan (financial performance measures) dan
pengukuran kinerja non keuangan (nonfinancial performance). Kedua
jenis
pengukuran
kinerja
tersebut
masing-masing
mempunyai
pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan tentang kinerja suatu
perusahaan atau organisasi.
Pengukuran kinerja keuangan biasanya menjabarkan tentang
kinerja dari semua produk dan aktivitas jasa yang dihasilkan oleh
sebuah perusahaan dalam satuan mata uang. Dasar yang digunakan
adalah kinerja masa lalu sehingga pencapaian kinerja dan keunggulan
bersaing yang diharapkan sangat sulit. Jadi, fokus dari pengukuran
adalah pada hasil akhir yang telah dicapai oleh perusahaan sebagai
dampak dari keputusan yang telah dirumuskan oleh manajemen
perusahaan. Contoh alat ukur pada financial performance measures,
yaitu: contribution margin, income before tax, percentage of profit to
sales, direct business unit profit, ROI, residual income, dan net
income.
Pengukuran kinerja non keuangan mempunyai pendekatan lain
dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Pengukuran ini biasanya
berhubungan dengan pengukuran fisik. Informasi yang digunakan
seringkali dikumpulkan bersamaan dengan data informasi bagi
pengukuran kinerja keuangan. Alat ukur pada non financial
performance measures, yaitu: price, quality, lead time, productivity,
customer complain, customer satisfaction, dan customer respon time.
b. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja
Manfaat
pengukuran
kinerja
bagi
manajemen
karyawan menurut Halim dan Tjahjono (2000:1):
maupun
1) Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimum.
2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
3) Mengidentifikasikan
kebutuhan
pelatihan,
pengembangan
karyawan, menyediakan kriteria seleksi, dan evaluasi program
pelatihan karyawan.
4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasan menilai kinerja.
5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi reward.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2004:13) suatu sistem
penilaian kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak
pemangku kepentingan (stakeholders) yang berbeda dari organisasi
perusahaan dengan menciptakan campuran dari ukuran-ukuran
strategis, yaitu:
1) Ukuran Hasil dan Pemicu
Ukuran hasil mengindikasikan hasil dari suatu strategi (misalnya:
meningkatnya pendapatan). Ukuran ini biasanya merupakan
”indikator yang terlambat (lagging indicators)”, yang memberitahu
manajer apa yang telah terjadi. Sebaliknya, ukuran pemicu
merupakan ”indikator yang mendahului (leading indicators)”,
yang menunjukkan kemajuan dari bidang-bidang kunci dalam
mengimplementasikan suatu strategi.
2) Ukuran Internal dan Eksternal
Perusahaan harus mencapai keseimbangan antara ukuran-ukuran
eksternal, seperti kepuasan pelanggan, dengan ukuran-ukuran dari
proses bisnis internal, seperti hasil produksi. Terlalu sering
perusahaan
mengorbankan
pengembangan
internal
untuk
memperoleh hasil eksternal atau mengabaikan seluruh hasil
eksternal, karena secara salah meyakini bahwa ukuran internal
yang bagus sudah mencukupi.
3) Pengukuran Memicu Perubahan
Aspek yang paling penting dari sistem pengukuran kinerja adalah
kemampuannya untuk mengukur hasil dan pemicu sedemikian rupa
sehingga menyebabkan organisasi bertindak sesuai dengan
strateginya. Organisasi tersebut mencapai keselarasan cita-cita
dengan cara mengaitkan tujuan keuangan dan strategis keseluruhan
dengan tujuan di tingkat yang lebih rendah yang dapat dipantau
dan dipengaruhi di tingkatan organisasi yang berbeda.
3. Sistem Penghargaan
a. Pengertian Sistem Penghargaan
Siswanto (1989) dalam (Halim dan Tjahjono, 2000:223)
menyatakan kompensasi adalah imbalan jasa
yang diberikan
perusahaan kepada tenaga kerja karena telah memberikan sumbangan
tenaga dan pikiran demi kemajuan serta kontinuitas perusahaan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
Sistem penghargaan menurut Kurnianingsih (2000:237) adalah
pemberian kompensasi kepada para manajer yang terdiri atas
pembayaran tetap saja dan pembayaran tetap ditambah variabel yang
jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (performance
contingent reward).
Reward menarik perhatian karyawan dan memberi informasi
atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward
dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi
karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan
mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Reward berbasis kinerja
mendorong karyawan dapat mengubah kecenderungan semangat untuk
memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi
tujuan organisasi (Mulyadi dan johny, 1999:164).
Kompensasi dapat berupa finansial yaitu berbentuk gaji, upah,
bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan,
libur atau cuti tetapi tetap dibayar, dan sebagainya. Kompensasi nonfinansial seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab
tugas,
peluang
kenaikan
pangkat,
(Listianingsih dan Mardiyah, 2005:570).
pengakuan,
dan
lain-lain
b. Tujuan Penghargaan
Hansen dan Mowen (2000:76) menyatakan tujuan kompensasi
biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja.
Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian tujuan, sehingga
manajer akan menunjukkan kerja terbaiknya bagi perusahaan.
Dengan demikian kompensasi adalah semua bentuk return baik
finansial maupun non-finansial yang diterima karyawan karena jasa
yang disumbangkan ke perusahaan.
Praktik pemanufakturan total quality management lebih
berorientasi pada pemberdayaan karyawan sehingga pendesainan
sistem kompensasi merupakan salah satu metode yang paling penting
untuk mengurangi dan memperkuat perilaku yang diinginkan untuk
keberhasilan
penerapan
praktik
pemanufakturan
total
quality
management. Dengan demikian karyawan mempunyai kontribusi atau
memberikan informasi yang bermanfaat untuk peningkatan mutu
seharusnya menerima reward dari manajemen (Ichniowski,1997 dalam
Listianingsih dan Mardiyah, 2005:570).
4. Kinerja Manajerial
a. Pengertian Kinerja Manajerial
Mahoney (1963) dalam Listianingsih dan Mardiyah (2005:568)
menyatakan kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja
individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara
lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi,
dan lain-lain.
Seseorang yang memegang posisi manajer diharapkan mampu
menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja
karyawan yang pada umumnya bersifat konkrit, kinerja adalah bersifat
abstrak dan kompleks (Mulyadi dan Johny 1999:164).
Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan
kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam
daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi (Listianingsih dan
Mardiyah, 2005:568).
b. Kinerja Personel
Menurut Mahoney (1963) dalam Narsa (2003:24) Kinerja
Manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial.
Kinerja personel meliputi delapan dimensi yaitu:
1) Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan,
kebijakan
dan
tindakan/pelaksanaan,
penjadwalan
kerja,
penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.
2) Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan
informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil,
menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan
3) Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar
informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk
mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian
lain, dan hubungan dengan manajer lain.
4) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal,
kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian
catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk.
5) Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk mengarahkan,
memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih
dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas
pekerjaan dan menangani bawahan.
6) Pengaturan
staff
mempertahankan
mewawancarai
(staffing),
angkatan
dan
yaitu
kerja
memilih
kemampuan
dibagian
pegawai
anda,
baru,
untuk
merekrut,
menempatkan,
mempromosikan dan mutasi pegawai.
7) Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian,
penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa,
menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual,
tawar-menawar secara kelompok dan
8) Perwakilan (representatif), yaitu kemampuan dalam menghadiri
pertemuan-pertemuan
dengan
perusahaan
lain,
pertemuan
perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan,
pendekatan
kemasyarakatan,
mempromosikan
tujuan
umum
perusahaan.
5. Hubungan TQM dan Kinerja Manajerial
Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan paling pokok yaitu
meningkatkan kualitas atau mutu produknya. Peningkatan kualitas atau
mutu produk ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan, karena dengan mutu yang bagus maka perusahaan akan dapat
dengan mudah mendapat kepercayaan konsumen. Banyak perusahaan
menyadari bahwa mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan
keunggulan bersaing yang kuat kepada mereka serta menghasilkan
penjualan dan laba yang tinggi. Untuk mencapai usaha memaksimumkan
daya saing organisasi maka perusahaan perlu menerapkan suatu teknik
total quality management (TQM). Apabila perusahaan menggunakan total
quality management, maka akan mengurangi biaya operasi dan
meningkatkan penghasilan sehingga laba makin meningkat (Narsa,
2003:24).
Milgrom dan Roberts (1990) dalam Listianingsih dan Mardiyah
(2005:569) menyatakan bahwa organisasi sering mengalami perubahan
secara simultan dalam strategi persaingan dengan elemen desain
organisasional ketika mengalami perubahan yaitu dari pemanufakturan
tradisional yang menekankan produksi masa ke pemanufakturan dengan
total quality management.
Selanjutnya
komponen-komponen atau
pengaruh peran yang saling melengkapi sering meningkat pada kelompok
elemen-elemen tersebut
yang akan
meningkatkan kinerja
secara
keseluruhan.
6. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja Manajerial
Para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja
manajerial mereka, jika mereka menerima pengukuran kinerja yang tinggi
dalam bentuk informasi yang diperlukan, yang memberikan umpan balik
untuk perbaikan dan pembelajaran. Desain sistem penghargaan yang
diberikan manajer yang kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasan
atau pemberian kompensasi yang lebih baik kepada para manajer akan
memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerjanya (Narsa, 2003:25).
7. Hubungan Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial
Reward menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau
mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan
dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap
ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan
usaha karyawan. Reward berbasis kinerja mendorong karyawan dapat
mengubah kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri
sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan
Johny, 1999:227).
Hansen dan Mowen (2000:76) menyatakan tujuan kompensasi
biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja.
Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian tujuan, sehingga
manajer akan menunjukkan kerja terbaiknya bagi perusahaan.
Ichniowski et al. (1997) dalam Listianingsih dan Mardiyah
(2005:570) menyatakan bahwa kinerja yang tinggi dasarnya tergantung
program pemberian insentif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang
mendukung, meliputi penilaian kerja, informasi yang merata, dan
keamanan kerja. Pemberian insentif merupakan pemotivasian yang lebih
kuat bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.
8. Hubungan TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan
dan Kinerja Manajerial
Penerapan teknik total quality management yang tinggi pada
perusahaan dengan sistem pengukuran kinerja yang tinggi akan
meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya. Dasar pemikiran
yang mendukung temuan tersebut bahwa para manajer akan lebih
termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka jika mereka
menerima pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang
diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan
pembelajaran. Selain itu desain sistem kompensasi kepada manajer yang
kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasan atau pemberian
kompensasi yang lebih baik kepada para manajer juga memotivasi mereka
dalam meningkatkan kinerjanya (Kurnianingsih, 2000:49).
Menurut Sim dan Killough (1998) dalam Kurnianingsih (2000:49)
terdapat pengaruh posistif dan signifikan apabila teknik total quality
management digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi
manajemen.
Sedangkan menurut Ittner dan Larcker (1995) dalam Kurnianingsih
(2000:49). Penerapan teknik total quality management yang digunakan
bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen dalam hal ini adalah
sistem pengukuran kineja dan sistem penghargaan belum tentu
menghasilkan kinerja yang tinggi.
B. Kerangka Pemikiran
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai
pengaruh antara total quality management dengan sistem pengukuran kinerja
dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, yaitu:
Kurnianingsih
(2000)
menguji
pengaruh
interaktif
praktik
pemanufakturan total quality management dan desain sistem akuntansi
manajemen dalam perusahaan yang umumnya dinilai dapat meningkatkan
efektivitas organisasional melalui peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini
mendukung ekspektasi mengenai efektivitas teknik total quality management
dapat dicapai bila penerapan total quality management tinggi dalam
perusahaan dengan demikian dapat mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja manajerial.
Maka dari hasil penelitian sebelumnya peneliti ingin menguji apakah
terdapat pengaruh yang signifikan, yang diakibatkan oleh variabel independen
(total quality management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem reward)
terhadap variabel dependen (kinerja manajerial) dalam ruang lingkup
perusahaan yang lebih kecil yaitu pada perusahaan-perusahaan di wilayah
Tangerang.
Total quality management merupakan konsep yang menekankan
peningkatan
mengeliminasi
proses
pemanufakturan
pemborosan,
secara
meningkatkan
berkelanjutan
kualitas,
dengan
mengembangkan
ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi yang nantinya akan berpengaruh
terhadap kinerja manajerial secara langsung. Peneliti berkesimpulan bahwa
total quality management berpengaruh terhadap kinerja manajerial karena
dengan penerapan konsep total quality management manajer dapat
memperbaiki kinerjanya secara terus-menerus.
Sistem pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang
dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada
perusahaan dimana hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai
umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi atas kinerja
manajerial. Peneliti berkesimpulan bahwa sistem pengukuran kinerja
berpengaruh terhadap kinerja manajerial karena kinerja manajerial diukur dan
selalu dipantau sehingga para manajer harus dapat secara terus-menerus
meningkatkan kinerjanya.
Sistem penghargaan adalah kompensasi yang diberikan perusahaan
karena telah memberikan kontribusi yang sepadan terhadap kinerja yang
dihasilkan. Semakin tinggi kinerja yang dihasilkan akan semakin tinggi
penghargaan yang diberikan oleh perusahaan. Maka peneliti berkesimpulan
bahwa penghargaan yang diberikan oleh perusahaan sangat berpengaruh
terhadap kinerja manajerial karena penghargaan yang tinggi akan memacu
para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya..
Kinerja manajerial adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi. Kinerja Manajerial
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut peneliti kinerja manajerial
dipengaruhi oleh tiga faktor yang paling fundamental yaitu total quality
management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan.
Dari kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2: Model Penelitian
Total Quality
Management
Sistem Pengukuran
Kinerja
Kinerja Manajerial
Sistem Reward
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan model analisis di atas, maka dalam penelitian ini diajukan
empat buah hipotesis yaitu:
Ha1: Total quality management (TQM) berpengaruh terhadap kinerja
manajerial
Ha2: Sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial
Ha3: Sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial
Ha4:
Total
quality
management,
sistem
pengukuran
kinerja
dan
sistem penghargaan, secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Peneliti bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh penerapan
total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan
terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan penelitian kausal
komparatif yaitu merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa
hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen.
Studi lapangan merupakan tipe penelitian yang digunakan peneliti, dalam
menguji hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi lingkungan
penelitian yang sebenarnya. Peneliti melakukan penelitian di perusahaanperusahaan manufaktur di daerah Kabupaten Tangerang, dimana para manajer
sebagai objek penelitian. Data penelitian dikumpulkan sekaligus (studi satu
tahap) selama setengah bulan.
Skala yang digunakan adalah skala likert dan skala interval. Skala
likert berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu.
Responden diminta mengisi pernyataan dalam berbentuk quesioner dalam
jumlah kategori angka 1 sampai dengan 5 (agar dapat menampung kategori
yang netral) untuk variabel independen (total quality management dan sistem
pengukuran kinerja). Skala interval berhubungan dengan pernyataan sikap
seseorang terhadap sesuatu berdasarkan urutan preferensi. Responden diminta
mengisi pernyataan dalam berbentuk quesioner dalam jumlah kategori angka 1
sampai dengan 5 untuk variabel independen dan 1 sampai 9 untuk variabel
dependen.
B. Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu berupa jawaban atas daftar pertanyaan mengenai total quality
management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan kinerja
manajerial. Sedangkan sumbernya adalah data primer yaitu data yang
dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui
objeknya.
Subjek yang menjadi target penelitian adalah manajer tingkat
menengah pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang
dengan alasan manajer tingkat menengah: a) merupakan pelaksana keputusan
manajemen puncak yang mampu berinteraksi dengan karyawan dan
manajemen puncak dan b) bisanya terlibat langsung dengan kebijakan yang
dilaksanakan oleh manajemen puncak.
Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan
adalah
menggunakan sampel dengan alasan jumlah elemen populasi relatif banyak
sehingga peneliti tidak mungkin mengumpulkan seluruh elemen populasi,
karena akan memerlukan tenaga dan biaya yang relatif tidak sedikit.
Metode yang digunakan adalah judgement sampling karena subjek
yang dipilih terfokus hanya
kepada
manajer perusahaan-perusahaan
manufaktur di wilayah Kabupaten Tangerang saja.
C. Metode Analisis Data
Metoda statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan
menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for
windows 15.0. Setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka
selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:
1. Statistik Deskriptif
Statisik
deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden.
Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap
variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar
deviasi. Di samping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang
terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya
(Ghozali, 2005). Sedangkan untuk memberikan deskripsi mengenai
variabel penelitian yaitu total quality management, sistem pengukuran
kinerja, sistem penghargaan, dan kinerja manajerial dijelaskan dengan
tabel statistik deskriptif variabel yang menunjukkan nilai minimum, nilai
maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi.
2. Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran
kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk
menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat
ukur yang telah ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data
atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan
cara menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2005:46). Kriteria yang
digunakan valid atau tidak valid adalah jika kolerasi antara skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat
signifikasi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid, dan jika kolerasi skor masing-masing butir pertanyaan
mempunyai tingkat signifikasi diatas 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan tidak valid (Santoso, 2000:168).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2005:41). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
melihat nilai Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60
(Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005:42).
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode
analisis regresi yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara
satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut
variabel tergantung atau dependen, sedang variabel yang mempengaruhi
disebut variabel bebas atau independent. Regresi yang memiliki satu
variabel dependen dan satu variabel independen disebut regresi sederhana,
sedangkan regresi yang memilki satu variabel dependen dan lebih dari satu
variabel independen disebut regresi berganda. Model persamaannya dapat
digambarkan sebagai berikut:
Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + ε
Keterangan :
Y
: Variabel Dependen
α
: Konstanta
β1 β2 β3 : Koefisien Regresi
X1
: Total Quality Management
X2
: Sistem Pengukuran Kinerja
X3
: Sistem Penghargaan
Linieritas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena
memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi
berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti
normalitas data (baik secara individu maupun model), bebas dari asumsi
klasik statistik multikolineritas, autokorelasi, heteroskesdastisitas. Model
regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi
normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik.
Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan
digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan
regresi, uji statistik ini meliputi:
a. Uji R2 (koefisien determinasi)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen.
Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari
besarnya nilai R Square (R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel
bebas yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja,
sistem penghargaan menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja
manajerial. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0≤R2≤1).
Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil
berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005:83).
Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat
dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar
penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas
maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti
R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2005:83). Oleh
karena itu digunakanlah adjusted R-Square pada saat mengevaluasi
model regresi linier berganda.
b. Uji signifikansi simultan (uji statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabelvariabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung
lebih besar dari 4 pada probabilitas α = 0,05, maka variabel
independen yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja
dan sistem penghargaan secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajerial (Ghozali,
2005:84).
c. Uji signifikansi parameter individual ( uji statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari variabel-variabel bebas secara individual dapat
menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria yang digunakan
dalam melakukan uji t yaitu jika probabilitas signifikansi di bawah
0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha)
diterima. Sebaliknya jika probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka
variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak
(Ghozali, 2005:85).
D. Pengukuran Variabel
1. Variabel Dependen
Kinerja manajerial, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kinerja individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial diukur dengan
menggunakan instrumen self rating.
Kinerja manajerial yang diukur meliputi delapan dimensi:
perencanaan,
investigasi,
pengkoordinasian,
evaluasi,
pengawasan,
pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran
kinerja seorang manajer secara keseluruhan. Setiap responden diminta
menilai kinerja manajerial dari kinerja dibawah rata-rata (1 s.d. 3), kinerja
rata-rata (4 s.d. 6) dan kinerja di atas rata-rata (7 s.d. 9). Pengukuran
variabel kinerja manjerial menggunakan instrumen yang dikembangankan
oleh Mahoney (1963) dalam Kurnianingsih (2000:38).
2. Variabel Independen
a. Total Quality Management (TQM)
Sim dan Killough (1998) Listianingsih dan Mardiyah
(2005:568) menjelaskan total quality management adalah filosofi yang
menekankan peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan
melalui eliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, pengembangan
ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi. Variabel total quality
management ini mengukur persepsi manajer secara individual
mengenai penerapan teknik total quality management dilingkungan
perusahaannya. Pengukuran variabel total quality management
menggunakan instrumen yang dikembangankan oleh Krumwiede
(1998) dalam Kurnianingsih (2000:37).
Variabel total quality management dalam penelitian ini diukur
dengan prinsip utama TQM. Setiap responden diminta menilai
penerapan TQM dari sangat tidak setuju (poin 1) berarti total quality
management rendah sampai dengan sangat setuju (Poin 5) berarti TQM
tinggi.
b. Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem pengukuran kinerja adalah pemberian informasi pada
manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam
aktivitas operasi perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Daniel dan Reitsperger (1992)
dalam Kurnianingsih (2000:39), frekuensi pengukuran kinerja manajer
yang diukur dalam skala numerik (angka) 1 (tidak pernah) sampai
dengan angka 5 (sangat sering). Skala rendah (1) untuk menunjukkan
pengukuran kinerja yang rendah dan skala tinggi (5) untuk
menunjukkan pengukuran kinerja yang tinggi.
c. Sistem Penghargaan
Variabel ini berkaitan dengan sistem kompensasi yang ada
dalam perusahaan. Sistem kompensasi yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah pemberian kompensasi manajer yang terdiri atas:
(a) pembayaran tetap saja dan (b) pembayaran tetap ditambah variabel
yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (Kurningsih,
2000:40).
Variabel ini diukur dengan skala interval dengan menggunakan
instrumen yang dipakai oleh Kurnianingsih, responden diminta untuk
memilih alternatif sistem kompensasi yang berlaku:
1) Kompensasi (gaji + tunjangan) tetap saja,
2) Kompensasi tetap + reward nonkeuangan,
3) Kompensasi tetap + reward keuangan,
4) Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja
individual, dan
5) Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja
kelompok.
Instrumen ini digunakan skala rendah (1) untuk menunjukkan
kompensasi tetap saja yang diterima sampai skala tinggi (5) untuk
menunjukkan kompensasi tetap ditambah insentif yang ditentukan
berdasarkan kinerja berkelompok. Untuk lebih jelasnya mengenai
variabel, sub variabel, dan indikator dapat dilihat pada table 3.1 berikut
ini:
Tabel 3.1
Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel
Kinerja Manajerial
Total Quality
Manajemen
Sistem Pengukuran
Kinerja
Sistem Penghargaan
Indikator
-
Perencanaan
Investigasi
Pengkoordinasian
Evaluasi
Pengawasan
Pengaturan staff
Negoisasi
Perwakilan
Kepuasan pelanggan
Integrasi proses
desain dengan
pelanggan masa yang
akan datang
- Manajemen
berdasarkan fakta
- Perbaikan
berkesinambungan
- Perencanaan
kebutuhan maupun
harapan
konsumen
dimasa depan
- Orientasi
kepada
kepuasan pelanggan
- Integrasi
desain
dengan
pelanggan
dimasa depan
- Pencegahan
kerusakan produk
- Meminimalisasi
pengerjaan ulang
- Meminimalisasi
kerusakan produk
- Pemberian jaminan
produk
- meminimalisasi retur
- Kompensasi tetap
- Kompensasi tetap +
reward nonkeuangan
- Kompensasi tetap +
reward keuangan
- Kompensasi tetap +
Skala
Interval
Likert
Likert
Interval
-
insentif
yang
ditentukan
berdasarkan kinerja
individual
Kompensasi
tetap
berdasarkan kinerja
berkelompok
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Populasi dan Deskripsi Data Responden
Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur, yaitu perusahaan yang memiliki sistem pengendalian
kualitas yang efektif. Tercemin dari perusahaan yang berskala menengah
hingga atas, dimana sistem pengendalian kualitas yang sudah terorganisir.
Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini merupakan perusahaan yang
terdapat di wilayah Kabupaten Tangerang.
Metode sample yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
metode judgement sampling.
Instrument penelitian atau data yang digunakan adalah kuesioner.
Pengiriman kuesioner dilakukan dari pertengahan bulan oktober 2008,
sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai
akhir oktober 2008. Kuesioner yang dikirim sebanyak 40 lembar eksemplar
yang berasal dari perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang.
Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak
sejumlah 40 buah kuesioner, yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan
manufaktur yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang. Pengiriman
kuesioner dilakukan dengan diantar langsung oleh peneliti dan ada yang
dititipkan melalui teman. Dari jumlah tersebut yang kembali sebanyak 32
kuesioner atau 80% dari total yang dikirim. Kuesioner yang tidak kembali
sebanyak 8 kuesioner atau 20% karena beberapa perusahaan tidak koperatif
dan beberapa tidak termasuk dalam kriteria responden seperti staf atau
karyawan. Sehingga kuesioner dapat digunakan dan memenuhi syarat
sebanyak 32 kuesioner dengan tingkat persentase 80%.
Tabel 4.1
Gambaran Distribusi Kuesioner
No
Kuesioner
Jumlah
Persentase (%)
1.
Kuesioner yang dikirim
40
100
2.
Kuesioner yang tidak kembali
8
20
3.
Kuesioner yang kembali
32
80
Kuesioner yang dapat diolah
32
80
Sumber: Data diolah
Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai
karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan
besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur, pendidikan,
masa kerja dan lamanya bekerja pada jabatan saat ini. Data mengenai
karakteristik responden ditampilkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Deskriptif Demografi Responden
Gender
Umur
Pendidikan
Masa Kerja
Masa Jabatan
Sumber: Data diolah
Perempuan
Laki-laki
26 – 40
> 40
D3
S1
S2
< 5 tahun
5-10 tahun
> 10 tahun
< 5 tahun
> 5 tahun
Jumlah
10
22
20
12
5
17
10
3
11
18
10
22
Persentase
31
69
63
37
16
53
31
9
34
57
31
69
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan
gender lebih banyak didominasi oleh laki-laki sebanyak 22 orang atau 69 %
dan perempuan sebanyak 10 orang atau 31 %.
Jumlah responden berdasarkan usia tersebar berada pada responden
berusia 26–40
tahun sebanyak 20 orang atau 63 % dari 32 responden.
Responden yang berusia 41-55 tahun sebanyak 12 orang atau 37 %.
Sedangkan responden yang berusia di atas 55 tahun tidak ada atau 0 %
Jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar
pada pendidikan D3 sebanyak 5 orang atau 16 % dan yang berpendidikan
terakhir dengan kategori Sarjana Strata Satu (S1) sebanyak 17 orang atau 53
%, dan Strata Dua (S2) sebanyak 10 orang atau 31 %.
Jumlah lama bekerja yang dijalankan oleh responden, dalam hal ini
adalah lama bekerja manajer yang paling mendominasi yaitu lebih dari 10
tahun sebanyak 18 orang atau 57 %. Lama bekerja < 5 tahun sebanyak 3 orang
atau 9 % dan lama bekerja 5 -10 tahun sebanyak 11 orang atau 34 %.
Jumlah lama jabatan yang dijalankan oleh responden, dalam hal ini
adalah lama masa jabatan manajer yang paling mendominasi adalah > 5 tahun
sebanyak 22 orang atau 69% dan lama masa jabatan < 5 tahun adalah 10 orang
atau 31%.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Analisa
didasarkan dari jawaban responden sebanyak
32
responden. Hasil pengolahan data mengenai statistik deskriptif dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N
Minimum
32
16
32
20
32
2
Maximum
24
33
5
Mean
20,09
28,63
3,88
Std.
Deviation
1,785
2,433
,833
47
61
53,97
3,326
TQM
SPK
Reward
Kinerja
32
Manajerial
Valid N
32
(listwise)
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil
pengukuran
instrument
total
quality
management
menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai
terendah 16 dan nilai tertinggi 24 dan rata-rata total quality management
adalah 20,09. Ini berarti rata-rata responden menjawab “Setuju”, ini
menunjukkan bahwa penerapan total quality management dalam penelitian
cukup tinggi.
Hasil
pengukuran
instrument
sistem
pengukuran
kinerja
menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai
terendah 20 dan nilai tertinggi 33 dan rata-rata sistem pengukuran kinerja
adalah 28,63. Ini berarti rata-rata responden menjawab “Sering”, ini
menunjukkan bahwa penerapan sistem pengukuran kinerja dalam
penelitian cukup tinggi.
Hasil pengukuran instrument sistem penghargaan menunjukkan
bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 2 dan
nilai tertinggi 5 dan rata-rata sistem penghargaan adalah 3,88. ini berarti
rata-rata responden menjawab “Kompensasi tetap + insentif yang
ditentukan berdasarkan kinerja individual”, ini menunjukkan bahwa
penerapan sistem penghargaan dalam penelitian relatif cukup tinggi.
Hasil pengukuran instrument kinerja manajerial menunjukkan
bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 47 dan
nilai tertinggi 61 dan rata-rata kinerja manajerial adalah 53,97. Ini berarti
rata-rata responden menjawab “Kinerja rata-rata”, ini menunjukkan bahwa
kinerja manajerial dalam penelitian relatif cukup tinggi.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikasi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid (Santoso, 2004:168).
Berdasarkan hasil pengujian validitas yang telah dilakukan
(lihat di dalam lampiran) menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan
tersebut valid, karena terdapat semua indikator yang memiliki nilai
signifikan dibawah 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur apakah jawaban
responden atas pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu
dengan menggunakan SPSS konstruk, atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1967
dalam Ghozali, 2005:42).
Hasil penelitian menunjukkan semua instrumen penelitian ini
reliabel (lihat di dalam lampiran), karena memiliki cronbach alpha
0,736. Realiabilitas suatu konstruk variabel akan dikatakan baik jika
memiliki nilai Cronbach alpha-nya > dari 0,60.
3. Hasil Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability
plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2005:112).
Pada gambar normalitas (lihat di dalam lampiran) yang dapat
dikatakan sebaran data terdistribusi normal karena terlihat titik-titik
menyebar disepanjang garis diagonal yang merupakan syarat normalitas.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar
kemampuan
variabel
independen
menjelaskan
variabel
dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas
(Ghozali, 2005:83). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien
determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan
kedalam
model.
Setiap
tambahan
satu
variabel
independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah varibel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Oleh karena itu, pada penelitian ini R square yang digunakan yang
sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Ghozali, 2005:83). Hasil
uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square yang
dihasilkan oleh variabel-variabel independen sebesar 0,573 yang
artinya 57,3% variabel dependen kinerja manajerial dapat dijelaskan
oleh variabel independen total quality management, sistem pengukuran
kinerja dan sistem penghargaan. Sedangkan, sisanya sebesar 42,7%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisis regresi
ini.
b. Uji Statistik F
Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk melihat
pengaruh variabel total quality management, sistem pengukuran
kinerja dan sistem penghargaan secara simultan terhadap variabel
kinerja manajerial.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.5 menunjukkan
nilai F hitung sebesar 14,843 pada tingkat signifikansi sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel total quality management,
sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara bersamasama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial.
c. Uji Statisitk t
Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui
apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria
berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka varabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan
sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2001). Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel
4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik t
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
B Std. Error
18,214
6,369
1 (Constant)
TQM
1,418
,230
SPK
,253
,161
Reward
0,05
,496
F= 14,843
Sig= 0,000(a)
Adj R2 = 0,573
a Dependent Variable: Kinerja
Sumber: data diolah
Standardized
Coefficients
Beta
,761
,185
,001
t
Sig.
2,860
6,154
1,569
,009
VIF
,008
,000
,128
,993
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel total
quality management memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 nilai ini
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) Ini berarti Ha1 diterima, sistem
pengukuran kinerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,128 nilai ini
lebih besar dari 0,05 (0,128 > 0,05) Ini berarti Ha2 ditolak dan sistem
penghargaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,993 nilai ini lebih
besar dari 0,05 (0,993 > 0,05) Ini berarti H3 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan total quality management berpengaruh (X) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan sistem pengukuran
kinerja dan sistem penghargaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja manajerial.
C. Pembahasan Hasil Analisis Data
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel total quality management
mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000. Angka sebesar 0,000 tersebut
lebih kecil dari 0,05. Sehingga hal ini menjelaskan bahwa total quality
management memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara variabel total quality management dengan kinerja manajerial
yaitu total quality management yang tinggi akan meningkatkan kinerja
manajerial. Sebaliknya tingkat total quality management yang rendah akan
dapat menurunkan kinerja manajerial. Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Narsa (2003:24) bahwa, apabila perusahaan menggunakan
total quality management maka akan mengurangi biaya operasi dan
meningkatkan penghasilan sehingga laba makin meningkat dan kinerja
manajerial akan meningkat juga.
Total quality management merupakan keterlibatan seluruh manajer
dalam suatu organisasi untuk meningkatkan proses pemanufakturan secara
berkelanjutan
dengan
mengeliminasi
pemborosan,
mengembangkan
ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi yang memfokuskan pendekatan
pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Dengan
berkurangnya biaya produksi akibat produk cacat, pengerjaan produk kembali
dan retur produk maka biaya produksi dapat ditekan, sehingga laba perusahaan
akan meningkat sekaligus meningkatkan kinerja manajerial perusahaan
tersebut.
Tabel 4.5 menunjukkan nilai signifikan t untuk variabel sistem
pengukuran kinerja adalah sebesar 0,128. Angka tersebut lebih besar dari 0,05
sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari sistem pengukuran
kinerja terhadap kinerja manajerial. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan
bahwa terdapat hubungan positif antara sistem pengukuran kinerja dengan
kinerja manajerial.
Dalam penelitian ini, sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial. Seharusnya, jika para manajer dalam setiap
kegiatannya mempunyai suatu ukuran kinerja maka manajer tersebut pasti
akan termotivasi untuk mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan oleh
sistem pengukuran tersebut. Sistem pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi
para pemakainya apabila hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa
membantu anggota organisasi dalam usaha untuk melakukan perbaikan kinerja
lebih lanjut (Honggren dan Foster 1991:7 dalam Narsa, 2003:21). Akan tetapi,
dalam penelitian ini sistem pengukuran kinerja sama sekali tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial. Salah satu penyebabnya adalah setiap perusahaan
memiliki ukuran kinerja yang berbeda-beda sehingga para responden mengisi
kuesioner yang diberikan sesuai dengan pengukuran kinerja yang berlaku di
perusahaan responden tersebut bekerja.
Tabel 4.5 menunjukkan nilai signifikan t untuk variabel sistem
penghargaan memepunyai nilai signifikansi t sebesar 0,993. Angka tersebut
lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Hal ini tidak konsisten
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang
menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara sistem penghargaan
dengan kinerja manajerial.
Dalam penelitian ini, sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap
kinerja manajerial. Seharusnya, dengan sistem penghargaan dapat menarik
perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan
pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain,
reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja,
sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan.
Reward
berbasis
kinerja
mendorong
karyawan
dapat
mengubah
kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke
semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan Johny, 1999:227).
Akan tetapi, dalam penelitian ini sistem penghargaan sama sekali tidak
berpangaruh terhadap kinerja manajerial. Salah satu penyebabnya adalah
setiap perusahaan menerapkan kebijakan kompensasi atau sistem penghargaan
yang berbeda-beda sehingga para responden mengisi kuesioner yang diberikan
sesuai dengan sistem penghargaan yang berlaku di perusahaan responden
tersebut bekerja.
Dalam penelititan ini setelah dilakukan pengujian terhadap ketiga
variabel
independen
secara
bersama-sama
(simultan)
ternyata
dapat
disimpulkan bahwa total quality management, sistem pengukuran kinerja dan
sistem
penghargaan
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kinerja
manajerial, walaupun terdapat hasil yang tidak signifikan pada saat pengujian
secara individu variabel independen (sistem pengukuran kinerja dan sistem
penghargaan). Menurut Sim dan Killough (1998) dalam Kurnianingsih
(2000:49) terdapat pengaruh posistif dan signifikan apabila teknik total quality
management digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen.
Adjusted R Square sebesar 0,573 yang berarti variabilitas kinerja
manajerial yang dapat dijelaskan oleh variabilitas total quality management,
sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan adalah sebesar 57,3% dan
sisanya sebesar 42,7% dijelaskan oleh variabel lain seperti motivasi kerja,
sistem pengendalian manajemen dan partisipasi anggaran. Hasil ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih yang menjelaskan
bahwa teknik total quality management yang digunakan bersama dengan
desain sistem akuntansi manajemen menghasilkan kinerja yang tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
yakni total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 32 orang yang terdiri dari manajer-manajer perusahaan manufaktur
yang terdapat di wilayah Tangerang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0, 784, koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,614 dan nilai koefisien determinasi yang telah
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,573. Hal ini berarti total quality
management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan dapat
menjelaskan 57,3% terhadap kinerja manajerial. Sedangkan, sisanya
42,7% varians dijelaskan oleh variabel lain.
2. Dari hasil uji t variabel 1 diketahui bahwa
variabel total quality
management berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan nilai
signifikannya sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil dari 0,05. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
variabel total quality management dengan kinerja manajerial yaitu total
quality management yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial.
Sebaliknya tingkat total quality management yang rendah akan dapat
menurunkan kinerja manajerial. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa total
quality management berhubungan dengan kinerja manajerial.
3. Dari hasil uji t variabel ke-2 menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja
tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,128.
Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa sistem pengukuran kinerja
berhubungan dengan kinerja manajerial. Sistem pengukuran kinerja dapat
bermanfaat bagi para pemakainya apabila hasilnya dapat menyediakan
umpan balik yang bisa membantu anggota organisasi dalam usaha untuk
melakukan perbaikan kinerja lebih lanjut.
4. Dari hasil uji t variabel ke-3 menyatakan bahwa sistem penghargaan tidak
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,993.
Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa sistem penghargaan
berhubungan dengan kinerja manajerial. Seharusnya, dengan sistem
penghargaan dapat menarik perhatian karyawan dan memberi informasi
atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward
dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi
karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan
mengalokasikan waktu dan usaha karyawan.
5. Hasil uji F menyatakan bahwa total quality management, sistem
pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. hasil ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa total
quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
B. Implikasi
Dalam penelitian ini kinerja manajerial mampu dijelaskan oleh
variabel total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem
penghargaan sebesar 57,3%. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan total
quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan yang
terorganisir dalam perusahaan dan proses seorang manajer dalam memastikan
sumber daya yang diperoleh dan dipergunakan secara efektif dan efisien
dalam usaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan organisasi
yang diharapkan.
Dengan
demikian,
secara
langsung
penerapan
total
quality
management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan yang baik
secara simultan akan memberi dampak terhadap kinerja manajerial yang
diharapkan.
C. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur dimana ada beberapa
perusahaan manufaktur khususnya yang sudah terbuka (Tbk.) tidak
bersedia berperan dalam pengisian kuesioner, dikarenakan adanya
kekhawatiran untuk dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang
lain, meskipun sudah dijelaskan bahwa kuesioner digunakan untuk
keperluan akademis.
2. Responden dalam penelitian ini adalah manajer-manajer perusahaan
manufaktur, seperti manajer pabrik, manajer keuangan dan lain–lain.
Mereka umumnya tidak mempunyai banyak waktu dalam pengisian
kuesioner.
3. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang
mendasarkan pada persepsi jawaban responden. Hal ini akan menimbulkan
masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang
sesungguhnya.
4. Penelitian ini hanya menerapkan metode survei melalui kuisioner, peneliti
tidak melakukan wawancara atau terlibat langsung dalam aktivitas
perusahaan, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data
yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis.
5. Penelitian ini hanya mencakup area Kabupaten Tangerang, karena peneliti
terbatasi oleh tenaga dan kondisi.
D. Saran
Selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih
berkualitas lagi dengan adanya saran-saran mengenai beberapa hal:
1. Memilih objek penelitian lain selain perusahaan manufaktur, seperti
instansi pemerintah/lembaga, bank, perusahaan jasa dan jangkauan yang
lebih luas seperti seluruh Indonesia.
2. Perhatikan dengan seksama operasional penelitian untuk memberikan hasil
yang berkualitas atas instrumen yang diuji dan untuk mengukur variabel
yang diteliti.
3. Metode penelitian selanjutnya dapat dilakukan perluasan gambaran,
kerangka pemikiran dan indikator untuk setiap sub variabel yang akan
digunakan, serta dalam penggunaan metode dan uji analisis yang
sebaiknya agar mendapatkan hasil yang terperinci.
Daftar Pustaka
Anthony, Robert N and Vijay Govindarajan, 2005, “Management Control
System”, PT. Salemba Empat, Jakarta.
Barry Render and Jay Heizer (terjemahan Kresnohadi, Ir, MBA), Prinsip-Prinsip
Manajemen Operasi, prentice-Hall,Inc.,Pearson Education Asia Pte,
Ltd.,PT Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Ghazali, Imam, 2001, “Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3,
Penerbit Univesitas Diponegoro, Semarang.
Halim, A. and H. Tjahjono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi,
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.
Hansen, D. R. and M. M. Mowen. 2002. Akuntansi Manajemen, Edisi II,
Erlangga, Jakarta.
Hatane, Samuel, ”Penerapan Total Quality Management Suatu Evaluasi Melalui
Karakteristik Kerja (Studi Kasus Pada Perusahaan Gula Candi Baru
Sidoarjo)”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 1, Universitas
Kristen Petra, Maret 2003.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama”. BPFE, Yogyakarta, 2002.
Kurnianingsih, R. 2000. “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem
Penghargaan terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality
Management: StudiEmpiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia,”
Makalah disampaikan pada SNA III di Jakarta tanggal 5 September 2000.
Listianingsih dan Ainul, Aida Mardiyah, Jurnal ”Pengaruh Sistem Pengukuran
Kinerja, Sistem Reward, Dan Profit Center Terhadap Hubungan Antara
Total Quality Management Dengan Kinerja Manajerial” Jurnal SNA VIII
Solo, STIE Malangkucecwara Malang, September 2005.
Mulyadi. 1998. Total Quality Management, Edisi I, Aditya Media, Yogyakarta.
and Johny. 1999, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen:
Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan, Edisi I, Aditya Media,
Yogyakarta.
Narsa,I Made, Jurnal ”Pengaruh Interaksi Antara Total Quality Management
Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap
Kinerja Manajerial Studi Empiris Pada Pt. Telkom Divre V Surabaya”,
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 5, No. 1, Universitas Airlangga, Mei
2003.
Nasution (2001), “Manajemen Mutu Terpadu”, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Singgih, Santoso, 2000, Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Sony Suwono, Edy Sukarno dan Muhammad Ihsan, 2007, “Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada
Strategi”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Supriyono, R. A. 1999. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis,
Edisi I, BPFE, Yogyakarta. --------, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen,
Edisi I, BPFE, Yogyakarta.
Stoner, James A. F., R. Edward Freeman & Daniel R. Gilbert Jr., Management.
Edisi Keenam, Alih bahasa Drs. Alexander Sindoro, Jakarta, 1996.
Tjiptono, Fandi (2001), Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta: Andi
Offset.
Download