ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empris Pada Perusahaan manufaktur Di Kabupaten Tangerang) Oleh: Senator Rio NIM: 104082002629 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Senator Rio 2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 16 April 1986 3. Alamat Domisili : Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4 Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang Banten 15416 4. Telepon II. : 021 – 92261032 PENDIDIKAN 1. SD : SD Negeri 01 Pagi SD Seruni Putih 2. SMP : SLTP Negeri 2 Pamulang 3. SMA : SMU Negeri 1 Pamulang 4. S1 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Rohis SMUN 1 Pamulang 2. Anggota KIR SMUN 1 Pamulang IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Iskandar Zulkarnaen 2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 28 September 1961 3. Alamat : Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4 Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang Banten 15416 4. Ibu : Siti Harlinda Harun, SH 5. Tempat & Tgl. Lahir : Padang, 27 Desember 1963 6. Alamat : Jl. Benda Barat 12 blok D 39 No. 4 Pamulang Permai 2, Ciputat, Tangerang Banten 15416 7. Anak Ke dari : 1 dari 4 bersaudara ANALYZE THE INFLUENCE OF TOTAL QUALITY MANAGEMENT, MEASUREMENT PERFORMANCE SYSTEMS AND REWARDS SYSTEMS TO MANAGERIAL PERFORMANCE (Empirical Study: Manufacturing Company in Kabupaten Tangerang) By : Senator Rio ABSTRACT The research examines the influence of total quality management, measurement performance system and reward systems to managerial performance. The purposes of this research are to get evidences influence total quality management, measurement performance system and reward systems to managerial performance. The sample for this research come from 32 correspondances, who are taking hold of as managers in their company, work in Kabupaten Tangerang. Questioners in this research are distributed and collected from 13 October 2008 to 31 October 2008. From 40 distributed questioners, amount questioners which returned were 32 questioners (80%) and which can be processed as much 32 questioners (80%). The sampling method used is Judgement Sampling. The test for data quality are using validity of test to use is Pearson Correlation and reability test of research to use is Cronbach Alpha. For hypothesis test, researcher uses Adjusted R square, F test and t test. The results of this research indicate when examination by together, all variables that are total quality management, measurement performance system and reward system show the influence which significantly to managerial performance with the storey level significantly 0,000. However, when examination in per independent variable only total quality management having an effect on by significantly to managerial performance with the value significantly 0,000. While other dissimilar variable like measurement performance system and reward system individually do not have an effect on to managerial performance with the value significantly that is equal to 0,128 and 0,993 Key words: Total quality management, measurement performances systems, reward systems and managerial performances. ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur di Wilayah Kabupaten Tangerang) Oleh: Senator Rio ABSTRAK Penelitian ini menguji pengaruh total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang koresponden yang menjabat sebagai manajer di dalam perusahaan tempat mereka bekerja di Kabupaten Tangerang. Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan tanggal 13 Oktober 2008 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2008. Dari 40 kuesioner yang disebarkan, jumlah kuesioner yang kembali adalah 32 kuesioner (80%) dan yang dapat diolah sebanyak 32 kuesioner (80%). Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Judgement Sampling. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelititan ini adalah uji validitas Pearson Correlation dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji R2 yang sudah disesuaikan, uji F, dan uji t. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika dilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial yaitu dengan tingkat signifikansi 0,000. Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara per variabel independen hanya total quality management yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikansinya 0,000. Sedangkan variabel lain seperti sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara individual tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,128 dan 0,993. Kata kunci: Total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan kinerja manajerial. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu Syukur alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dengan judul: “Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur di Wilayah Kabupaten Tangerang)”. Salawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw yang telah memberikan cahaya benderang dalam perkembangan islam. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Orang tua, Iskandar Zulkarnaen dan Siti Harlinda Harun yang telah memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih sayangnya dengan segala jerih payah tanpa mengenal lelah. 2. Om Ade, Tante Ade dan keluarga besar Sutan Harun Nurassyid yang telah banyak berjasa memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih sayangnya. 3. Adik-adikku, terimakasih atas semangat dan doa yang telah diberikan. 4. Ibu Dr. Khomsiyah, Ak., MSi, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi. 5. Ibu Rahmawati, SE., MM, selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi. 6. Bapak. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pudek Akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. 7. Ibu Dr. Zurinal Z, selaku dosen pembimbing akademik peneliti dan juga selaku Pudek administrasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. 8. Bapak. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 9. Bapak. Amilin, SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi. 10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan. 11. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, khususnya bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi penulis. 12. Devi Megasari, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan doa selama proses penyebaran kuesioner dan penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 13. Teman-teman terbaik: Ian, Ican, Ucup, Eli, Irvan, Silky, Altaf, Indah, Nindy, Nisa dan anak-anak Akuntansi A angkatan 2004 khususnya Lapuker’s yang telah memberikan semangat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 14. Seluruh rekan-rekan di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial angkatan 2004 khususnya teman-teman akuntansi manajemen, terima kasih atas semua bantuan dan persahabatan yang telah terjalin selama ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan dan kemampuan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Jakarta, Desember 2008 Senator Rio DAFTAR ISI DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... iii ABSTRAK ...................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian .................................................. .1 B. Perumusan Masalah ........................................................... 4 C. Tujuan……………………………………………………. 4 D. Manfaat .............................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ................................................................... 6 1. Total Quality Management .......................................... 6 2. Sistem Pengukuran Kinerja .......................................... 13 3. Sistem Penghargaan ..................................................... 16 4. Kinerja Manajerial ....................................................... 18 5. Hubungan TQM dan Kinerja Manajerial ..................... 21 6. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja…..22 Manajerial 7. Hubungan Sistem Penghargaan dan Kinerja………….22 Manajerial 8. Hubungan TQM, Sistem Pengukuran Kinerja,……….23 Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial B. Kerangka Pemikiran ........................................................... 24 C. Hipotesis Penelitian............................................................ 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian................................................................ 28 B. Jenis, Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data ......... 29 C. Metode Analisis Data ......................................................... 30 1. Statistik Deskriprtif ........................................................ 30 2. Uji Kualitas Data ............................................................ 30 3. Uji Hipotesis .................................................................. 32 D. Pengukuran Variabel .......................................................... 35 1. Variabel Dependen ........................................................ 35 2. Variabel Independen …………………………………. 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Populasi dan Deskripsi Data Responden………………… 40 B. Penemuan dan Pembahasan................................................ 43 1. Statistik Deskriptif ......................................................... 43 2. Hasil Uji Kualitas Data .................................................. 44 3. Hasil Uji Normalitas……………………………………45 4. Hasil Uji Hipotesis……………………………………...46 C. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………….48 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ........................................................................ 53 B. Implikasi............................................................................. 55 C. Keterbatasan……………………………………………....56 D. Saran……………………………………………………....57 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..58 DAFTAR TABEL No.Tabel Keterangan Halaman 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian................................................38 4.1 Gambaran Distribusi Kuesioner..................................................41 4.2 Deskriptif Demografi Responden……………………………...41 4.3 Statistik Deskriptif .................................................................... 43 4.4 Hasil Uji Statistik t .................................................................... 48 DAFTAR GAMBAR No.Gambar Keterangan Halaman 2.1 Manfaat TQM........................................................................... 13 2.2 Model Penelitian ...................................................................... 26 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................... 60 Lampiran 2 Skor Jawaban Kuesioner ................................................... 66 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas .............................................................. 70 Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 74 Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas……………………………………...78 Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis…………………………………….….80 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan yang semakin tajam pada saat ini ditambah dengan perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis. Perusahaan harus dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan dan memperoleh profit semaksimal mungkin yang merupakan salah satu tujuan didirikannya perusahaan. Tjiptono (2001:4) menyatakan bahwa total quality management (TQM) merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Simamora (2001:540) dalam Narsa (2003) menyatakan selain penerapan total quality management, perusahaan juga perlu menerapkan sistem akuntansi manajemen sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Sistem akuntansi manajemen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan. Sistem pengukuran kinerja mengukur kinerja yang telah dihasilkan oleh manajemen sehingga dapat diketahui apakah kinerja tersebut telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan atau tidak sesuai. Reward (penghargaan) merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Reward yang diberikan oleh perusahaan sangat mempengaruhi produktivitas dan tendensi para karyawan untuk tetap bersama organisasi atau mencari pekerjaan lainnya. Semakin besar perhatian perusahaan terhadap kebutuhan karyawannya maka perusahaan tersebut akan mendapat timbal balik yang sesuai, yaitu maksimalisasi dalam produktivitas kerja. Menurut Heizer dan Render (2004:254) selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki pengaruh lain. Ada tiga alasan lain pentingnya kualitas: 1. Reputasi perusahaan. Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahan, kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok. 2. Keandalan produk. Pengadilan terus-menerus berusaha menangkap organisasi yang memiliki desain, memproduksi, mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Peraturan seperti Consumer Product Safety Act membuat standar produk dan cara melarang produk yang tidak dapat memenuhi standar tersebut. Keandalan produk harus sangatlah diperhatikan oleh para pengusaha agar tidak merugikan para konsumen dan lingkungan. 3. Keterlibatan Global Di masa teknologi seperti masa sekarang, kualitas menjadi suatu perhatian internasional. Bagi perusahaan yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi harapan kualitas, desain, dan harga global. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang tertuang dalam judul “Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Kabupaten Tangerang).” Penelitian ini mengacu dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian Kurnianingsih (2000) dengan judul “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia,”. Dimana perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Tahun penelitian, dimana penelitian sebelumnya adalah di tahun 2000 sedangkan penelitian sekarang tahun 2008. 2. Pada penelitian sebelumnya objek penelitian adalah pada perusahaan manufaktur di wilayah Indonesia, sedangkan penelitian sekarang adalah pada perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Kabupaten Tangerang. 3. Pada penelitian sebelumnya terdapat pengaruh interaksi antara total quality management dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, sedangkan penelitian sekarang tidak mengukur interaksi antara total quality management dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan tetapi, hanya mengukur pengaruh langsung antara total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. B. Rumusan Masalah Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah total quality management berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 3. Apakah sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 4. Apakah total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Pengaruh total quality management terhadap kinerja manajerial. 2. Pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial 3. Pengaruh sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial 4. Pengaruh total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan secara simultan terhadap kinerja manajerial D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, diantaranya: a. Perusahaan Memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan akuntansi manajemen, dan menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan dengan efektif dapat meningkatkan kinerja manajerial yang diharapkan bagi kemajuan perusahaan. b. Pengembangan Ilmu Akuntansi Dalam penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu akuntansi manajemen yang dikaitkan dengan kinerja manajerial.. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Total Quality Management a. Pengertian Total Quality Management Dalam menghadapi situasi persaingan ekonomi yang demikian tajam, pendekatan total quality management diharapkan dapat menjawab semua tantangan global saat ini. Selain itu diharapkan total quality management juga dapat menyempurnakan arah perusahaan dalam menghadapi masa yang akan datang yang semakin cepat perubahannya serta sulit untuk diprediksikan. Total quality management (TQM) adalah perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Nasution, 2001:28). Sim dan Killough (1998) dalam Listianingsih dan Mardiyah (2005:568) menjelaskan bahwa total quality management merupakan suatu filosofi yang menekankan peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan dengan mengeliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, mengembangkan ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi. Definisi TQM menurut Stoner (1996:210) adalah sebagai berikut: "Suatu komitmen budaya organisasi untuk memuaskan pelanggan lewat penggunaan struktur terintegrasi dari peralatan, teknik, dan pelatihan, dimana TQM ini mencakup perbaikan terus menerus proses organisasi, dengan hasil produk dan jasa bermutu tinggi. " Pengertian total quality management secara rinci Menurut Handoko (1998) dalam Hatane (2003:74): 1) Pengertian Total Menunjukkan bahwa total quality management merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. Setiap orang terlibat dalam proses total quality management. Lebih lanjut, kata “total” berarti bahwa total quality management mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung. 2) Pengertian Kualitas Bukan berarti sekedar produk bebas cacat, tetapi total quality management lebih menekankan pelayanan kualitas. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer departemen pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik demografis, mempunyai implikasi penting kualitas bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan total quality management adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan. 3) Pengertian Manajemen Mengandung arti bahwa total quality management merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan total quality management sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi total quality management mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategik, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya. Dapat disimpulkan bahwa total quality management memfokuskan pada kepuasan konsumen secara total dan secara terus menerus dengan melakukan usaha perbaikan mutu pada semua tingkat manajemen dalam suatu organisasi. Total quality management tidak hanya mengandalkan inspeksi mutu pada akhir proses, tetapi lebih menitikberatkan pada proses pembentukan mutu itu sendiri dengan cara mengeliminasi penyimpangan-penyimpangan selama proses produksi. b. Prinsip-Prinsip Utama Dalam Total Quality Management total quality management merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu di perlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Nasution (2001:33) ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah : 1) Kepuasan Pelanggan Dalam total quality management, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut di tentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan di usahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan. 2) Respek Terhadap Setiap Orang Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kretivitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan, merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat pengambilan keputusan. dan berpartisipasi dalam tim 3) Manajemen Berdasarkan Fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritasi (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, variasi (variation) atau varibilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai varibilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan. 4) Perbaikan Berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang di peroleh. c. Tujuan Total Quality Management Tujuan dari total quality management adalah menghasilkan suatu produk atau jasa dimana kualitas dirancang, dipadukan dan dipertahankan pada tingkat biaya yang paling rendah ekonomis sehingga memungkinkan tercapainya kepuasan konsumen (Narsa 2003:23). Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan paling pokok yaitu meningkatkan kualitas atau mutu produknya. Peningkatan kualitas atau mutu produk ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena dengan mutu yang bagus maka perusahaan akan dapat dengan mudah mendapat kepercayaan konsumen. Banyak perusahaan menyadari bahwa mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang kuat kepada mereka serta menghasilkan penjualan dan laba yang tinggi. Untuk mencapai usaha memaksimumkan daya saing organisasi maka perusahaan perlu menerapkan suatu teknik total quality management (TQM). Apabila perusahaan menggunakan total quality management, maka akan mengurangi biaya operasi dan meningkatkan penghasilan sehingga laba makin meningkat (Narsa 2003:23). d. Manfaat Total Quality Management Menurut Nasution (2001:28) manfaat yang akan diperoleh perusahaan melalui penerapan total quality management yang baik antara lain: 1) Meningkatkan moril atau semangat kerja karyawan. 2) Meningkatkan efisiensi proses kerja. 3) Meningkatkan produktivitas. 4) Mengurangi persaingan yang tidak sehat antar karyawan dan meningkatkan inovasi dan kreativitas karyawan. 5) Meningkatkan mutu dari barang atau jasa itu sendiri. 6) Menurunkan biaya. 7) Meningkatkan kepuasan konsumen. 8) Meningkatkan keuntungan / laba perusahaan Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang dan jasa berkualitas, baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, adalah meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Menurut (Nasution, 2001:42) manfaat total quality management dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan seperti tampak pada Gambar 2.1. Gambar 2.1: Manfaat TQM (Sumber: Nasution, 2001:42) 2. Sistem Pengukuran Kinerja a. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja Sistem pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian (Suwono dan Sukarno, 2004:23). Menurut Honggren and Datar (1994:890) dalam Narsa (2003:21) pengukuran kinerja secara garis besar berdasarkan kriteria dan informasi yang dihasilkan, dapat dibagi menjadi dua yaitu: pengukuran kinerja keuangan (financial performance measures) dan pengukuran kinerja non keuangan (nonfinancial performance). Kedua jenis pengukuran kinerja tersebut masing-masing mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan tentang kinerja suatu perusahaan atau organisasi. Pengukuran kinerja keuangan biasanya menjabarkan tentang kinerja dari semua produk dan aktivitas jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan dalam satuan mata uang. Dasar yang digunakan adalah kinerja masa lalu sehingga pencapaian kinerja dan keunggulan bersaing yang diharapkan sangat sulit. Jadi, fokus dari pengukuran adalah pada hasil akhir yang telah dicapai oleh perusahaan sebagai dampak dari keputusan yang telah dirumuskan oleh manajemen perusahaan. Contoh alat ukur pada financial performance measures, yaitu: contribution margin, income before tax, percentage of profit to sales, direct business unit profit, ROI, residual income, dan net income. Pengukuran kinerja non keuangan mempunyai pendekatan lain dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Pengukuran ini biasanya berhubungan dengan pengukuran fisik. Informasi yang digunakan seringkali dikumpulkan bersamaan dengan data informasi bagi pengukuran kinerja keuangan. Alat ukur pada non financial performance measures, yaitu: price, quality, lead time, productivity, customer complain, customer satisfaction, dan customer respon time. b. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja Manfaat pengukuran kinerja bagi manajemen karyawan menurut Halim dan Tjahjono (2000:1): maupun 1) Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian. 3) Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan, pengembangan karyawan, menyediakan kriteria seleksi, dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja. 5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi reward. Menurut Anthony dan Govindarajan (2004:13) suatu sistem penilaian kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak pemangku kepentingan (stakeholders) yang berbeda dari organisasi perusahaan dengan menciptakan campuran dari ukuran-ukuran strategis, yaitu: 1) Ukuran Hasil dan Pemicu Ukuran hasil mengindikasikan hasil dari suatu strategi (misalnya: meningkatnya pendapatan). Ukuran ini biasanya merupakan ”indikator yang terlambat (lagging indicators)”, yang memberitahu manajer apa yang telah terjadi. Sebaliknya, ukuran pemicu merupakan ”indikator yang mendahului (leading indicators)”, yang menunjukkan kemajuan dari bidang-bidang kunci dalam mengimplementasikan suatu strategi. 2) Ukuran Internal dan Eksternal Perusahaan harus mencapai keseimbangan antara ukuran-ukuran eksternal, seperti kepuasan pelanggan, dengan ukuran-ukuran dari proses bisnis internal, seperti hasil produksi. Terlalu sering perusahaan mengorbankan pengembangan internal untuk memperoleh hasil eksternal atau mengabaikan seluruh hasil eksternal, karena secara salah meyakini bahwa ukuran internal yang bagus sudah mencukupi. 3) Pengukuran Memicu Perubahan Aspek yang paling penting dari sistem pengukuran kinerja adalah kemampuannya untuk mengukur hasil dan pemicu sedemikian rupa sehingga menyebabkan organisasi bertindak sesuai dengan strateginya. Organisasi tersebut mencapai keselarasan cita-cita dengan cara mengaitkan tujuan keuangan dan strategis keseluruhan dengan tujuan di tingkat yang lebih rendah yang dapat dipantau dan dipengaruhi di tingkatan organisasi yang berbeda. 3. Sistem Penghargaan a. Pengertian Sistem Penghargaan Siswanto (1989) dalam (Halim dan Tjahjono, 2000:223) menyatakan kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja karena telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan serta kontinuitas perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sistem penghargaan menurut Kurnianingsih (2000:237) adalah pemberian kompensasi kepada para manajer yang terdiri atas pembayaran tetap saja dan pembayaran tetap ditambah variabel yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (performance contingent reward). Reward menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Reward berbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan johny, 1999:164). Kompensasi dapat berupa finansial yaitu berbentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan, libur atau cuti tetapi tetap dibayar, dan sebagainya. Kompensasi nonfinansial seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tugas, peluang kenaikan pangkat, (Listianingsih dan Mardiyah, 2005:570). pengakuan, dan lain-lain b. Tujuan Penghargaan Hansen dan Mowen (2000:76) menyatakan tujuan kompensasi biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian tujuan, sehingga manajer akan menunjukkan kerja terbaiknya bagi perusahaan. Dengan demikian kompensasi adalah semua bentuk return baik finansial maupun non-finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan. Praktik pemanufakturan total quality management lebih berorientasi pada pemberdayaan karyawan sehingga pendesainan sistem kompensasi merupakan salah satu metode yang paling penting untuk mengurangi dan memperkuat perilaku yang diinginkan untuk keberhasilan penerapan praktik pemanufakturan total quality management. Dengan demikian karyawan mempunyai kontribusi atau memberikan informasi yang bermanfaat untuk peningkatan mutu seharusnya menerima reward dari manajemen (Ichniowski,1997 dalam Listianingsih dan Mardiyah, 2005:570). 4. Kinerja Manajerial a. Pengertian Kinerja Manajerial Mahoney (1963) dalam Listianingsih dan Mardiyah (2005:568) menyatakan kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi, dan lain-lain. Seseorang yang memegang posisi manajer diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan yang pada umumnya bersifat konkrit, kinerja adalah bersifat abstrak dan kompleks (Mulyadi dan Johny 1999:164). Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi (Listianingsih dan Mardiyah, 2005:568). b. Kinerja Personel Menurut Mahoney (1963) dalam Narsa (2003:24) Kinerja Manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan dimensi yaitu: 1) Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman. 2) Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan 3) Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain. 4) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. 5) Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. 6) Pengaturan staff mempertahankan mewawancarai (staffing), angkatan dan yaitu kerja memilih kemampuan dibagian pegawai anda, baru, untuk merekrut, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai. 7) Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok dan 8) Perwakilan (representatif), yaitu kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan. 5. Hubungan TQM dan Kinerja Manajerial Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan paling pokok yaitu meningkatkan kualitas atau mutu produknya. Peningkatan kualitas atau mutu produk ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena dengan mutu yang bagus maka perusahaan akan dapat dengan mudah mendapat kepercayaan konsumen. Banyak perusahaan menyadari bahwa mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang kuat kepada mereka serta menghasilkan penjualan dan laba yang tinggi. Untuk mencapai usaha memaksimumkan daya saing organisasi maka perusahaan perlu menerapkan suatu teknik total quality management (TQM). Apabila perusahaan menggunakan total quality management, maka akan mengurangi biaya operasi dan meningkatkan penghasilan sehingga laba makin meningkat (Narsa, 2003:24). Milgrom dan Roberts (1990) dalam Listianingsih dan Mardiyah (2005:569) menyatakan bahwa organisasi sering mengalami perubahan secara simultan dalam strategi persaingan dengan elemen desain organisasional ketika mengalami perubahan yaitu dari pemanufakturan tradisional yang menekankan produksi masa ke pemanufakturan dengan total quality management. Selanjutnya komponen-komponen atau pengaruh peran yang saling melengkapi sering meningkat pada kelompok elemen-elemen tersebut yang akan meningkatkan kinerja secara keseluruhan. 6. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja Manajerial Para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka, jika mereka menerima pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan, yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Desain sistem penghargaan yang diberikan manajer yang kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasan atau pemberian kompensasi yang lebih baik kepada para manajer akan memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerjanya (Narsa, 2003:25). 7. Hubungan Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial Reward menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Reward berbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan Johny, 1999:227). Hansen dan Mowen (2000:76) menyatakan tujuan kompensasi biasanya meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian tujuan, sehingga manajer akan menunjukkan kerja terbaiknya bagi perusahaan. Ichniowski et al. (1997) dalam Listianingsih dan Mardiyah (2005:570) menyatakan bahwa kinerja yang tinggi dasarnya tergantung program pemberian insentif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi penilaian kerja, informasi yang merata, dan keamanan kerja. Pemberian insentif merupakan pemotivasian yang lebih kuat bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. 8. Hubungan TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan Kinerja Manajerial Penerapan teknik total quality management yang tinggi pada perusahaan dengan sistem pengukuran kinerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya. Dasar pemikiran yang mendukung temuan tersebut bahwa para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka jika mereka menerima pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Selain itu desain sistem kompensasi kepada manajer yang kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasan atau pemberian kompensasi yang lebih baik kepada para manajer juga memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerjanya (Kurnianingsih, 2000:49). Menurut Sim dan Killough (1998) dalam Kurnianingsih (2000:49) terdapat pengaruh posistif dan signifikan apabila teknik total quality management digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen. Sedangkan menurut Ittner dan Larcker (1995) dalam Kurnianingsih (2000:49). Penerapan teknik total quality management yang digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen dalam hal ini adalah sistem pengukuran kineja dan sistem penghargaan belum tentu menghasilkan kinerja yang tinggi. B. Kerangka Pemikiran Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai pengaruh antara total quality management dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, yaitu: Kurnianingsih (2000) menguji pengaruh interaktif praktik pemanufakturan total quality management dan desain sistem akuntansi manajemen dalam perusahaan yang umumnya dinilai dapat meningkatkan efektivitas organisasional melalui peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini mendukung ekspektasi mengenai efektivitas teknik total quality management dapat dicapai bila penerapan total quality management tinggi dalam perusahaan dengan demikian dapat mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Maka dari hasil penelitian sebelumnya peneliti ingin menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan, yang diakibatkan oleh variabel independen (total quality management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem reward) terhadap variabel dependen (kinerja manajerial) dalam ruang lingkup perusahaan yang lebih kecil yaitu pada perusahaan-perusahaan di wilayah Tangerang. Total quality management merupakan konsep yang menekankan peningkatan mengeliminasi proses pemanufakturan pemborosan, secara meningkatkan berkelanjutan kualitas, dengan mengembangkan ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi yang nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara langsung. Peneliti berkesimpulan bahwa total quality management berpengaruh terhadap kinerja manajerial karena dengan penerapan konsep total quality management manajer dapat memperbaiki kinerjanya secara terus-menerus. Sistem pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan dimana hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi atas kinerja manajerial. Peneliti berkesimpulan bahwa sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial karena kinerja manajerial diukur dan selalu dipantau sehingga para manajer harus dapat secara terus-menerus meningkatkan kinerjanya. Sistem penghargaan adalah kompensasi yang diberikan perusahaan karena telah memberikan kontribusi yang sepadan terhadap kinerja yang dihasilkan. Semakin tinggi kinerja yang dihasilkan akan semakin tinggi penghargaan yang diberikan oleh perusahaan. Maka peneliti berkesimpulan bahwa penghargaan yang diberikan oleh perusahaan sangat berpengaruh terhadap kinerja manajerial karena penghargaan yang tinggi akan memacu para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.. Kinerja manajerial adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi. Kinerja Manajerial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut peneliti kinerja manajerial dipengaruhi oleh tiga faktor yang paling fundamental yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan. Dari kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2: Model Penelitian Total Quality Management Sistem Pengukuran Kinerja Kinerja Manajerial Sistem Reward C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan model analisis di atas, maka dalam penelitian ini diajukan empat buah hipotesis yaitu: Ha1: Total quality management (TQM) berpengaruh terhadap kinerja manajerial Ha2: Sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial Ha3: Sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial Ha4: Total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan, secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh penerapan total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yaitu merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Studi lapangan merupakan tipe penelitian yang digunakan peneliti, dalam menguji hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang sebenarnya. Peneliti melakukan penelitian di perusahaanperusahaan manufaktur di daerah Kabupaten Tangerang, dimana para manajer sebagai objek penelitian. Data penelitian dikumpulkan sekaligus (studi satu tahap) selama setengah bulan. Skala yang digunakan adalah skala likert dan skala interval. Skala likert berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu. Responden diminta mengisi pernyataan dalam berbentuk quesioner dalam jumlah kategori angka 1 sampai dengan 5 (agar dapat menampung kategori yang netral) untuk variabel independen (total quality management dan sistem pengukuran kinerja). Skala interval berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu berdasarkan urutan preferensi. Responden diminta mengisi pernyataan dalam berbentuk quesioner dalam jumlah kategori angka 1 sampai dengan 5 untuk variabel independen dan 1 sampai 9 untuk variabel dependen. B. Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa jawaban atas daftar pertanyaan mengenai total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan kinerja manajerial. Sedangkan sumbernya adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya. Subjek yang menjadi target penelitian adalah manajer tingkat menengah pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang dengan alasan manajer tingkat menengah: a) merupakan pelaksana keputusan manajemen puncak yang mampu berinteraksi dengan karyawan dan manajemen puncak dan b) bisanya terlibat langsung dengan kebijakan yang dilaksanakan oleh manajemen puncak. Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah menggunakan sampel dengan alasan jumlah elemen populasi relatif banyak sehingga peneliti tidak mungkin mengumpulkan seluruh elemen populasi, karena akan memerlukan tenaga dan biaya yang relatif tidak sedikit. Metode yang digunakan adalah judgement sampling karena subjek yang dipilih terfokus hanya kepada manajer perusahaan-perusahaan manufaktur di wilayah Kabupaten Tangerang saja. C. Metode Analisis Data Metoda statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 15.0. Setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Statistik Deskriptif Statisik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Di samping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya (Ghozali, 2005). Sedangkan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel penelitian yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan, dan kinerja manajerial dijelaskan dengan tabel statistik deskriptif variabel yang menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. 2. Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang telah ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2005:46). Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika kolerasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikasi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika kolerasi skor masing-masing butir pertanyaan mempunyai tingkat signifikasi diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak valid (Santoso, 2000:168). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005:41). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005:42). 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedang variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independent. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen disebut regresi sederhana, sedangkan regresi yang memilki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + ε Keterangan : Y : Variabel Dependen α : Konstanta β1 β2 β3 : Koefisien Regresi X1 : Total Quality Management X2 : Sistem Pengukuran Kinerja X3 : Sistem Penghargaan Linieritas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data (baik secara individu maupun model), bebas dari asumsi klasik statistik multikolineritas, autokorelasi, heteroskesdastisitas. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik. Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi: a. Uji R2 (koefisien determinasi) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R Square (R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja manajerial. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0≤R2≤1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005:83). Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2005:83). Oleh karena itu digunakanlah adjusted R-Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda. b. Uji signifikansi simultan (uji statistik F) Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabelvariabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung lebih besar dari 4 pada probabilitas α = 0,05, maka variabel independen yaitu total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajerial (Ghozali, 2005:84). c. Uji signifikansi parameter individual ( uji statistik t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel bebas secara individual dapat menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam melakukan uji t yaitu jika probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima. Sebaliknya jika probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak (Ghozali, 2005:85). D. Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen Kinerja manajerial, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self rating. Kinerja manajerial yang diukur meliputi delapan dimensi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang manajer secara keseluruhan. Setiap responden diminta menilai kinerja manajerial dari kinerja dibawah rata-rata (1 s.d. 3), kinerja rata-rata (4 s.d. 6) dan kinerja di atas rata-rata (7 s.d. 9). Pengukuran variabel kinerja manjerial menggunakan instrumen yang dikembangankan oleh Mahoney (1963) dalam Kurnianingsih (2000:38). 2. Variabel Independen a. Total Quality Management (TQM) Sim dan Killough (1998) Listianingsih dan Mardiyah (2005:568) menjelaskan total quality management adalah filosofi yang menekankan peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan melalui eliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, pengembangan ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi. Variabel total quality management ini mengukur persepsi manajer secara individual mengenai penerapan teknik total quality management dilingkungan perusahaannya. Pengukuran variabel total quality management menggunakan instrumen yang dikembangankan oleh Krumwiede (1998) dalam Kurnianingsih (2000:37). Variabel total quality management dalam penelitian ini diukur dengan prinsip utama TQM. Setiap responden diminta menilai penerapan TQM dari sangat tidak setuju (poin 1) berarti total quality management rendah sampai dengan sangat setuju (Poin 5) berarti TQM tinggi. b. Sistem Pengukuran Kinerja Sistem pengukuran kinerja adalah pemberian informasi pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasi perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Daniel dan Reitsperger (1992) dalam Kurnianingsih (2000:39), frekuensi pengukuran kinerja manajer yang diukur dalam skala numerik (angka) 1 (tidak pernah) sampai dengan angka 5 (sangat sering). Skala rendah (1) untuk menunjukkan pengukuran kinerja yang rendah dan skala tinggi (5) untuk menunjukkan pengukuran kinerja yang tinggi. c. Sistem Penghargaan Variabel ini berkaitan dengan sistem kompensasi yang ada dalam perusahaan. Sistem kompensasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pemberian kompensasi manajer yang terdiri atas: (a) pembayaran tetap saja dan (b) pembayaran tetap ditambah variabel yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (Kurningsih, 2000:40). Variabel ini diukur dengan skala interval dengan menggunakan instrumen yang dipakai oleh Kurnianingsih, responden diminta untuk memilih alternatif sistem kompensasi yang berlaku: 1) Kompensasi (gaji + tunjangan) tetap saja, 2) Kompensasi tetap + reward nonkeuangan, 3) Kompensasi tetap + reward keuangan, 4) Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja individual, dan 5) Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja kelompok. Instrumen ini digunakan skala rendah (1) untuk menunjukkan kompensasi tetap saja yang diterima sampai skala tinggi (5) untuk menunjukkan kompensasi tetap ditambah insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja berkelompok. Untuk lebih jelasnya mengenai variabel, sub variabel, dan indikator dapat dilihat pada table 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Kinerja Manajerial Total Quality Manajemen Sistem Pengukuran Kinerja Sistem Penghargaan Indikator - Perencanaan Investigasi Pengkoordinasian Evaluasi Pengawasan Pengaturan staff Negoisasi Perwakilan Kepuasan pelanggan Integrasi proses desain dengan pelanggan masa yang akan datang - Manajemen berdasarkan fakta - Perbaikan berkesinambungan - Perencanaan kebutuhan maupun harapan konsumen dimasa depan - Orientasi kepada kepuasan pelanggan - Integrasi desain dengan pelanggan dimasa depan - Pencegahan kerusakan produk - Meminimalisasi pengerjaan ulang - Meminimalisasi kerusakan produk - Pemberian jaminan produk - meminimalisasi retur - Kompensasi tetap - Kompensasi tetap + reward nonkeuangan - Kompensasi tetap + reward keuangan - Kompensasi tetap + Skala Interval Likert Likert Interval - insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja individual Kompensasi tetap berdasarkan kinerja berkelompok BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Populasi dan Deskripsi Data Responden Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur, yaitu perusahaan yang memiliki sistem pengendalian kualitas yang efektif. Tercemin dari perusahaan yang berskala menengah hingga atas, dimana sistem pengendalian kualitas yang sudah terorganisir. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini merupakan perusahaan yang terdapat di wilayah Kabupaten Tangerang. Metode sample yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling. Instrument penelitian atau data yang digunakan adalah kuesioner. Pengiriman kuesioner dilakukan dari pertengahan bulan oktober 2008, sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai akhir oktober 2008. Kuesioner yang dikirim sebanyak 40 lembar eksemplar yang berasal dari perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang. Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak sejumlah 40 buah kuesioner, yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan manufaktur yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang. Pengiriman kuesioner dilakukan dengan diantar langsung oleh peneliti dan ada yang dititipkan melalui teman. Dari jumlah tersebut yang kembali sebanyak 32 kuesioner atau 80% dari total yang dikirim. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 8 kuesioner atau 20% karena beberapa perusahaan tidak koperatif dan beberapa tidak termasuk dalam kriteria responden seperti staf atau karyawan. Sehingga kuesioner dapat digunakan dan memenuhi syarat sebanyak 32 kuesioner dengan tingkat persentase 80%. Tabel 4.1 Gambaran Distribusi Kuesioner No Kuesioner Jumlah Persentase (%) 1. Kuesioner yang dikirim 40 100 2. Kuesioner yang tidak kembali 8 20 3. Kuesioner yang kembali 32 80 Kuesioner yang dapat diolah 32 80 Sumber: Data diolah Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja dan lamanya bekerja pada jabatan saat ini. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Deskriptif Demografi Responden Gender Umur Pendidikan Masa Kerja Masa Jabatan Sumber: Data diolah Perempuan Laki-laki 26 – 40 > 40 D3 S1 S2 < 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun < 5 tahun > 5 tahun Jumlah 10 22 20 12 5 17 10 3 11 18 10 22 Persentase 31 69 63 37 16 53 31 9 34 57 31 69 Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan gender lebih banyak didominasi oleh laki-laki sebanyak 22 orang atau 69 % dan perempuan sebanyak 10 orang atau 31 %. Jumlah responden berdasarkan usia tersebar berada pada responden berusia 26–40 tahun sebanyak 20 orang atau 63 % dari 32 responden. Responden yang berusia 41-55 tahun sebanyak 12 orang atau 37 %. Sedangkan responden yang berusia di atas 55 tahun tidak ada atau 0 % Jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan D3 sebanyak 5 orang atau 16 % dan yang berpendidikan terakhir dengan kategori Sarjana Strata Satu (S1) sebanyak 17 orang atau 53 %, dan Strata Dua (S2) sebanyak 10 orang atau 31 %. Jumlah lama bekerja yang dijalankan oleh responden, dalam hal ini adalah lama bekerja manajer yang paling mendominasi yaitu lebih dari 10 tahun sebanyak 18 orang atau 57 %. Lama bekerja < 5 tahun sebanyak 3 orang atau 9 % dan lama bekerja 5 -10 tahun sebanyak 11 orang atau 34 %. Jumlah lama jabatan yang dijalankan oleh responden, dalam hal ini adalah lama masa jabatan manajer yang paling mendominasi adalah > 5 tahun sebanyak 22 orang atau 69% dan lama masa jabatan < 5 tahun adalah 10 orang atau 31%. B. Penemuan dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Analisa didasarkan dari jawaban responden sebanyak 32 responden. Hasil pengolahan data mengenai statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Descriptive Statistics N Minimum 32 16 32 20 32 2 Maximum 24 33 5 Mean 20,09 28,63 3,88 Std. Deviation 1,785 2,433 ,833 47 61 53,97 3,326 TQM SPK Reward Kinerja 32 Manajerial Valid N 32 (listwise) Sumber: Data primer yang diolah Hasil pengukuran instrument total quality management menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 16 dan nilai tertinggi 24 dan rata-rata total quality management adalah 20,09. Ini berarti rata-rata responden menjawab “Setuju”, ini menunjukkan bahwa penerapan total quality management dalam penelitian cukup tinggi. Hasil pengukuran instrument sistem pengukuran kinerja menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 33 dan rata-rata sistem pengukuran kinerja adalah 28,63. Ini berarti rata-rata responden menjawab “Sering”, ini menunjukkan bahwa penerapan sistem pengukuran kinerja dalam penelitian cukup tinggi. Hasil pengukuran instrument sistem penghargaan menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 2 dan nilai tertinggi 5 dan rata-rata sistem penghargaan adalah 3,88. ini berarti rata-rata responden menjawab “Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasarkan kinerja individual”, ini menunjukkan bahwa penerapan sistem penghargaan dalam penelitian relatif cukup tinggi. Hasil pengukuran instrument kinerja manajerial menunjukkan bahwa nilai dari 32 observasi atas sample memiliki nilai terendah 47 dan nilai tertinggi 61 dan rata-rata kinerja manajerial adalah 53,97. Ini berarti rata-rata responden menjawab “Kinerja rata-rata”, ini menunjukkan bahwa kinerja manajerial dalam penelitian relatif cukup tinggi. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikasi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Santoso, 2004:168). Berdasarkan hasil pengujian validitas yang telah dilakukan (lihat di dalam lampiran) menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan tersebut valid, karena terdapat semua indikator yang memiliki nilai signifikan dibawah 0,05. b. Uji Reliabilitas Pengujian ini bertujuan untuk mengukur apakah jawaban responden atas pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu dengan menggunakan SPSS konstruk, atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005:42). Hasil penelitian menunjukkan semua instrumen penelitian ini reliabel (lihat di dalam lampiran), karena memiliki cronbach alpha 0,736. Realiabilitas suatu konstruk variabel akan dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach alpha-nya > dari 0,60. 3. Hasil Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112). Pada gambar normalitas (lihat di dalam lampiran) yang dapat dikatakan sebaran data terdistribusi normal karena terlihat titik-titik menyebar disepanjang garis diagonal yang merupakan syarat normalitas. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2005:83). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah varibel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R square yang digunakan yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Ghozali, 2005:83). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen sebesar 0,573 yang artinya 57,3% variabel dependen kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel independen total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan. Sedangkan, sisanya sebesar 42,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisis regresi ini. b. Uji Statistik F Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara simultan terhadap variabel kinerja manajerial. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.5 menunjukkan nilai F hitung sebesar 14,843 pada tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan secara bersamasama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial. c. Uji Statisitk t Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka varabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001). Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik t Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 18,214 6,369 1 (Constant) TQM 1,418 ,230 SPK ,253 ,161 Reward 0,05 ,496 F= 14,843 Sig= 0,000(a) Adj R2 = 0,573 a Dependent Variable: Kinerja Sumber: data diolah Standardized Coefficients Beta ,761 ,185 ,001 t Sig. 2,860 6,154 1,569 ,009 VIF ,008 ,000 ,128 ,993 Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel total quality management memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) Ini berarti Ha1 diterima, sistem pengukuran kinerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,128 nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,128 > 0,05) Ini berarti Ha2 ditolak dan sistem penghargaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,993 nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,993 > 0,05) Ini berarti H3 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan total quality management berpengaruh (X) berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. C. Pembahasan Hasil Analisis Data Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel total quality management mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000. Angka sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05. Sehingga hal ini menjelaskan bahwa total quality management memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel total quality management dengan kinerja manajerial yaitu total quality management yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat total quality management yang rendah akan dapat menurunkan kinerja manajerial. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Narsa (2003:24) bahwa, apabila perusahaan menggunakan total quality management maka akan mengurangi biaya operasi dan meningkatkan penghasilan sehingga laba makin meningkat dan kinerja manajerial akan meningkat juga. Total quality management merupakan keterlibatan seluruh manajer dalam suatu organisasi untuk meningkatkan proses pemanufakturan secara berkelanjutan dengan mengeliminasi pemborosan, mengembangkan ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi yang memfokuskan pendekatan pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Dengan berkurangnya biaya produksi akibat produk cacat, pengerjaan produk kembali dan retur produk maka biaya produksi dapat ditekan, sehingga laba perusahaan akan meningkat sekaligus meningkatkan kinerja manajerial perusahaan tersebut. Tabel 4.5 menunjukkan nilai signifikan t untuk variabel sistem pengukuran kinerja adalah sebesar 0,128. Angka tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara sistem pengukuran kinerja dengan kinerja manajerial. Dalam penelitian ini, sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Seharusnya, jika para manajer dalam setiap kegiatannya mempunyai suatu ukuran kinerja maka manajer tersebut pasti akan termotivasi untuk mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan oleh sistem pengukuran tersebut. Sistem pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi para pemakainya apabila hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa membantu anggota organisasi dalam usaha untuk melakukan perbaikan kinerja lebih lanjut (Honggren dan Foster 1991:7 dalam Narsa, 2003:21). Akan tetapi, dalam penelitian ini sistem pengukuran kinerja sama sekali tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Salah satu penyebabnya adalah setiap perusahaan memiliki ukuran kinerja yang berbeda-beda sehingga para responden mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan pengukuran kinerja yang berlaku di perusahaan responden tersebut bekerja. Tabel 4.5 menunjukkan nilai signifikan t untuk variabel sistem penghargaan memepunyai nilai signifikansi t sebesar 0,993. Angka tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara sistem penghargaan dengan kinerja manajerial. Dalam penelitian ini, sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Seharusnya, dengan sistem penghargaan dapat menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. Reward berbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan Johny, 1999:227). Akan tetapi, dalam penelitian ini sistem penghargaan sama sekali tidak berpangaruh terhadap kinerja manajerial. Salah satu penyebabnya adalah setiap perusahaan menerapkan kebijakan kompensasi atau sistem penghargaan yang berbeda-beda sehingga para responden mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan sistem penghargaan yang berlaku di perusahaan responden tersebut bekerja. Dalam penelititan ini setelah dilakukan pengujian terhadap ketiga variabel independen secara bersama-sama (simultan) ternyata dapat disimpulkan bahwa total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial, walaupun terdapat hasil yang tidak signifikan pada saat pengujian secara individu variabel independen (sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan). Menurut Sim dan Killough (1998) dalam Kurnianingsih (2000:49) terdapat pengaruh posistif dan signifikan apabila teknik total quality management digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen. Adjusted R Square sebesar 0,573 yang berarti variabilitas kinerja manajerial yang dapat dijelaskan oleh variabilitas total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan adalah sebesar 57,3% dan sisanya sebesar 42,7% dijelaskan oleh variabel lain seperti motivasi kerja, sistem pengendalian manajemen dan partisipasi anggaran. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih yang menjelaskan bahwa teknik total quality management yang digunakan bersama dengan desain sistem akuntansi manajemen menghasilkan kinerja yang tinggi. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yakni total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian ini berjumlah 32 orang yang terdiri dari manajer-manajer perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0, 784, koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,614 dan nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,573. Hal ini berarti total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan dapat menjelaskan 57,3% terhadap kinerja manajerial. Sedangkan, sisanya 42,7% varians dijelaskan oleh variabel lain. 2. Dari hasil uji t variabel 1 diketahui bahwa variabel total quality management berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikannya sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel total quality management dengan kinerja manajerial yaitu total quality management yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat total quality management yang rendah akan dapat menurunkan kinerja manajerial. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa total quality management berhubungan dengan kinerja manajerial. 3. Dari hasil uji t variabel ke-2 menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,128. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa sistem pengukuran kinerja berhubungan dengan kinerja manajerial. Sistem pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi para pemakainya apabila hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa membantu anggota organisasi dalam usaha untuk melakukan perbaikan kinerja lebih lanjut. 4. Dari hasil uji t variabel ke-3 menyatakan bahwa sistem penghargaan tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,993. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa sistem penghargaan berhubungan dengan kinerja manajerial. Seharusnya, dengan sistem penghargaan dapat menarik perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan yang lain, reward juga meningkatkan motivasi karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha karyawan. 5. Hasil uji F menyatakan bahwa total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2000) yang menjelaskan bahwa total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. B. Implikasi Dalam penelitian ini kinerja manajerial mampu dijelaskan oleh variabel total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebesar 57,3%. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan yang terorganisir dalam perusahaan dan proses seorang manajer dalam memastikan sumber daya yang diperoleh dan dipergunakan secara efektif dan efisien dalam usaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Dengan demikian, secara langsung penerapan total quality management, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan yang baik secara simultan akan memberi dampak terhadap kinerja manajerial yang diharapkan. C. Keterbatasan Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur dimana ada beberapa perusahaan manufaktur khususnya yang sudah terbuka (Tbk.) tidak bersedia berperan dalam pengisian kuesioner, dikarenakan adanya kekhawatiran untuk dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang lain, meskipun sudah dijelaskan bahwa kuesioner digunakan untuk keperluan akademis. 2. Responden dalam penelitian ini adalah manajer-manajer perusahaan manufaktur, seperti manajer pabrik, manajer keuangan dan lain–lain. Mereka umumnya tidak mempunyai banyak waktu dalam pengisian kuesioner. 3. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden. Hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya. 4. Penelitian ini hanya menerapkan metode survei melalui kuisioner, peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis. 5. Penelitian ini hanya mencakup area Kabupaten Tangerang, karena peneliti terbatasi oleh tenaga dan kondisi. D. Saran Selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya saran-saran mengenai beberapa hal: 1. Memilih objek penelitian lain selain perusahaan manufaktur, seperti instansi pemerintah/lembaga, bank, perusahaan jasa dan jangkauan yang lebih luas seperti seluruh Indonesia. 2. Perhatikan dengan seksama operasional penelitian untuk memberikan hasil yang berkualitas atas instrumen yang diuji dan untuk mengukur variabel yang diteliti. 3. Metode penelitian selanjutnya dapat dilakukan perluasan gambaran, kerangka pemikiran dan indikator untuk setiap sub variabel yang akan digunakan, serta dalam penggunaan metode dan uji analisis yang sebaiknya agar mendapatkan hasil yang terperinci. Daftar Pustaka Anthony, Robert N and Vijay Govindarajan, 2005, “Management Control System”, PT. Salemba Empat, Jakarta. Barry Render and Jay Heizer (terjemahan Kresnohadi, Ir, MBA), Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, prentice-Hall,Inc.,Pearson Education Asia Pte, Ltd.,PT Salemba Empat, Jakarta, 2001. Ghazali, Imam, 2001, “Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3, Penerbit Univesitas Diponegoro, Semarang. Halim, A. and H. Tjahjono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007. Hansen, D. R. and M. M. Mowen. 2002. Akuntansi Manajemen, Edisi II, Erlangga, Jakarta. Hatane, Samuel, ”Penerapan Total Quality Management Suatu Evaluasi Melalui Karakteristik Kerja (Studi Kasus Pada Perusahaan Gula Candi Baru Sidoarjo)”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 1, Universitas Kristen Petra, Maret 2003. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama”. BPFE, Yogyakarta, 2002. Kurnianingsih, R. 2000. “Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Keefektifan Penerapan Teknik Total Quality Management: StudiEmpiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia,” Makalah disampaikan pada SNA III di Jakarta tanggal 5 September 2000. Listianingsih dan Ainul, Aida Mardiyah, Jurnal ”Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Dan Profit Center Terhadap Hubungan Antara Total Quality Management Dengan Kinerja Manajerial” Jurnal SNA VIII Solo, STIE Malangkucecwara Malang, September 2005. Mulyadi. 1998. Total Quality Management, Edisi I, Aditya Media, Yogyakarta. and Johny. 1999, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan, Edisi I, Aditya Media, Yogyakarta. Narsa,I Made, Jurnal ”Pengaruh Interaksi Antara Total Quality Management Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial Studi Empiris Pada Pt. Telkom Divre V Surabaya”, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 5, No. 1, Universitas Airlangga, Mei 2003. Nasution (2001), “Manajemen Mutu Terpadu”, Jakarta: Ghalia Indonesia. Singgih, Santoso, 2000, Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sony Suwono, Edy Sukarno dan Muhammad Ihsan, 2007, “Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Supriyono, R. A. 1999. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis, Edisi I, BPFE, Yogyakarta. --------, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I, BPFE, Yogyakarta. Stoner, James A. F., R. Edward Freeman & Daniel R. Gilbert Jr., Management. Edisi Keenam, Alih bahasa Drs. Alexander Sindoro, Jakarta, 1996. Tjiptono, Fandi (2001), Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta: Andi Offset.