INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER BUDDHIS DI SD

advertisement
INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER BUDDHIS
DI SD DHARMA PUTRA TANGERANG
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh
AYU MUSTIKA SARI
NIM 0250112010493
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
TANGERANG BANTEN
2016
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Artikel Skripsi Ayu Mustika Sari, NIM 0250112010493
telah disetujui oleh pembimbing
Tangerang,
Pembimbing I,
Puji Sulani, S.Ag., M.Pd.B., M.Pd.
NIP 198110132009012007
Agustus 2016
Pembimbing II,
Sabar Sukarno, S.Ag.,M.Pd.B. M.M
NIP 197605102009011012
INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER BUDDHIS
DI SD DHARMA PUTRA TANGERANG
Ayu Mustika Sari
[email protected]
ABSTRAK
AYU MUSTIKA SARI. 2016. Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Buddhis di SD
Dharma Putra Tangerang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Buddha.
Jurusan Dharmacarya. Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang
Banten. Pembimbing I Puji Sulani, S.Ag., M.Pd.B, M.Pd. dan Pembimbing II Sabar
Sukarno, S.Ag., M.Pd.B., M.M.
Kata Kunci: nilai-nilai karakter Buddhis, internalisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan internalisasi nilai-nilai
karakter Buddhis yang ada di SD Dharma Putra. Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan
peserta didik pada kelas besar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli
2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan model interaktif Miles dan
Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi, display, dan penarikan kesimpulan.
Keabsahan data diperoleh dengan cara credibility, transferability, dependability, dan
confirmability.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat sepuluh nilai karakter Buddhis yang
ada di SD Dharma Putra yaitu kedisiplinan, semangat dan rajin, cinta kasih dan belas
kasih, kedermawanan, kebijaksanaan, kesabaran, keyakinan, kemoralan, hidup
berkesadaran, dan kejujuran. Internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis di SD Dharma
Putra dilakukan melalui kegiatan pembelajaran dan keagamaan. Internalisasi nilainilai karakter Buddhis dilakukan dengan cara pengarahan, pembiasaan, perenungan,
dan keteladanan. Praktik yang dikembangkan dalam internalisasi nilai-nilai karakter
Buddhis adalah berdoa dan puja bakti, berdana, dan bermeditasi. Kendala
internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis berasal dari perilaku peserta didik dan guru.
Kendala tersebut dapat diatasi dengan cara guru bersikap sabar dan selalu
memberikan pengarahan kepada peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru di
SD Dharma Putra kelas besar berperan aktif dalam hal pengembangan moral serta
karakter Buddhis yang berkaitan dengan moral peserta didik. Oleh karena itu, guru
hendaknya mengembangkan berbagai metode untuk mengembangkan nilai-nilai
karakter Buddhis pada diri peserta didik. Dengan demikian internalisasi nilai-nilai
karakter Buddhis dapat terlaksana dengan baik dan menyeluruh dalam diri peserta
didik.
1
ABSTRACT
AYU MUSTIKA SARI. 2016. Internalization of Buddhist Characteristic Values in
Dharma Putra Elementary School Tangerang. Terminal Project, Buddhist Education
Program, Department of Dharmacarya, Sriwijaya Tangerang Banten Buddhist State
Collage. Supervisor I: Puji Sulani, S.Ag., M.Pd.B, M.Pd., Supervisor II: Sabar
Sukarno, S.Ag., M.Pd.B., M.M.
Key Word: Buddhist characteristic values, Internalization.
This research aimed to describe the internalization of the Buddhist
characteristic values in Dharma Putra Elementary School. The approach of this
research is descriptive qualitative. Subjects of this research were principal, teachers,
and students in higher grade. The Research was conducted in March to July 2016.
Techniques of data collection that used in this research were observation, interviews,
and documentation. Data were analyzed by using Miles and Huberman's interactive
model of data collection, reduction, display, and conclusion. The validity of the data
obtained by credibility, transferability, dependability, and confirmability.
The results of this research showed there are ten Buddhist characteristic
values in Dharma Putra Elementary School. That are discipline, passion and
diligence, love and compassion, generosity, wisdom, patience, faith, morality,
conscious life, and honesty. Internalization of Buddhist characteristic values in
Dharma Putra Elementary School are done through learning and religious activities.
Internalization of Buddhist characteristic values are done by directing, habituation,
contemplation, and exemplary. The practices to develop Buddhist characteristic
values are praying and worshiping community service, giving, and meditate. The
constraints of internalization of Buddhist characteristic values are the behavior of
students and teachers. These constraints can be overcome by teachers. Teachers have
to be more patient and always provide guidance to students.
Based on these results of the research, researchers concluded that teachers in
higher class of the Dharma Putra Elementary School have an active role in the
development of Buddhist characteristic values to the students. Therefore, teachers
should build various methods to develop Buddhist characteristic values to the
students. Thus the internalization of the Buddhist characteristic values to the students
can be conducted properly and thoroughly.
2
Pendahuluan
Setiap individu memiliki ciri khas dalam hidup dan bekerja sama, baik di
lingkungan keluarga dan masyarakat. Ciri khas tersebut adalah karakter dari masingmasing individu. Fathurrohman, dkk. (2013: 17) menjelaskan bahwa karakter adalah
sesuatu yang dapat digunakan sebagai penanda sifat seseorang yang tercermin dalam
perilaku orang tersebut. Dengan demikian, karakter adalah kepribadian atau watak
yang menjadi pembeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Karakter setiap individu dapat diketahui melalui perilaku sehari-hari.
Seseorang yang selalu berperilaku baik, berarti memiliki kepribadian yang baik.
Sebaliknya seseorang yang berkarakter buruk akan dominan melakukan hal-hal yang
buruk. Dengan demikian, karakter memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
kehidupan seseorang. Oleh karena itu, karakter yang baik harus ditanamkan sejak dini
kepada generasi penerus bangsa. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah
berkembangnya perilaku buruk pada generasi muda.
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menginternalisasi dan
mengembangkan karakter baik sejak dini pada generasi muda. Melalui pendidikan
formal yang di sekolah, peserta didik dapat memperoleh teladan dari guru. Namun
pada kenyataannya masih sering dijumpai perilaku buruk yang dilakukan oleh peserta
didik di sekolah. Masih banyak dijumpai peserta didik yang sering mengejek peserta
didik lainnya. Selain itu beberapa peserta didik juga kurang sopan saat berbicara
dengan guru. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat karakter
buruk pada beberapa peserta didik. Jika hal tersebut dibiarkan maka hal tersebut akan
3
membahayakan masa depan peserta didik dan berimbas pada degradasi moral bangsa
pada masa mendatang.
Berdasarkan hal di atas, berbagai upaya pembentukan karakter yang baik
kepada peserta didik harus dilakukan. Sikap saling menghormati perlu ditanamkan
sejak dini kepada peserta didik. Hal tersebut dapat dimulai dari hubungan antara guru
dan peserta didik. peserta didik wajib memperlakukan guru dengan penuh hormat
karena guru memiliki tugas berat untuk mendidik peserta didik dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, dan tidak baik menjadi baik (Anshoriy, 2008:
63). Sebaliknya seorang guru harus mendidik siswanya dengan penuh kasih sayang.
Selain itu nilai tanggung jawab juga harus diinternalisasikan kepada peserta
didik. Menurut Martono dan Satya (2008: 11) setiap orang wajib memiliki tanggung
jawab, yaitu melaksankan hal-hal yang menjadi kewajiban dan berani menghadapi
risiko atas perbuatannya. Dengan demikian nilai tanggung jawab yang diinternalisasi
akan membantu menciptakan kepribadian yang penuh dengan intregitas pada diri
peserta didik.
Nilai-nilai karakter berbasis agama dapat membantu dalam pembentukan
kepribadian yang baik. Ajaran agama Buddha mengandung banyak nilai luhur yang
dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada bidang pendidikan nilai-nilai
karakter Buddhis dapat memberikan sumbangsih terhadap upaya pembentukan
karakter bagi peserta didik khususnya pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah
bercirikan Buddhis. Dalam Abhidhammatasaṅgha nilai-nilai tersebut antara lain
keyakinan (saddhā), cinta kasih (mettā), malu berbuat jahat (hiri), takut akan akibat
berbuat jahat (ottapa), ucapan jujur (sammā-vācā), belas kasihan (karuṇā), dan
4
bijaksana (paññā) (Kaharuddin, 128: 2005). Jika nilai-nilai karakter agama Buddha
tersebut dapat dikembangkan sejak dini kepada peserta didik, maka krisis karakter
yang terjadi pada generasi muda, khususnya peserta didik di sekolah bercirikan
Buddhis, dapat dicegah.
Berdasarkan hal di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis di sekolah yang bercirikan Buddhis. Peneliti
memilih salah satu sekolah bercirikan Buddhis, yaitu SD Dharma Putra sebagai objek
penelitian karena jumlah peserta didik dan guru yang beragama Buddha lebih banyak
dibandingkan yang beragama lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis yang ada di SD Dharma Putra.
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.
Peneliti mencatat berbagai macam hal yang berhubungan dengan internalisasi nilainilai karakter Buddhis. Penelitian dilakukan di SD Dharma Putra Tangerang pada
bulan Maret sampai dengan Juli 2016. Subjek penelitian ini meliputi kepala sekolah,
guru, dan peserta didik. Objek penelitian adalah nilai-nilai Buddhis dan internalisasi
nilai-nilai karakter Buddhis di SD Dharma Putra Tangerang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
nontes, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan
cara mengamati proses internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis, kemudian peneliti
membuat catatan sebagai hasil dari observasi tersebut. Wawancara dilakukan dengan
memberikan sejumlah pertanyaan kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik
5
berdasarkan
pedoman
wawancara.
Dokumentasi
dilakukan
dengan
cara
mengumpulkan berbagai macam dokumen berupa deskripsi sejarah SD Dharma
Putra, visi dan misi sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan foto.
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini mengacu pada model yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 270), meliputi credibility, transferability,
dependability, dan confirmability. Penelitian ini menggunakan teknik analisis
interaktif Miles dan Huberman. Teknik analisis tersebut terdiri dari tiga komponen,
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan atau pengujian kesimpulan.
Hasil Penelitian
Sekolah Dasar Dharma Putra Tangerang didirikan pada tahun 1981. Visi SD
Dharma Putra adalah berprestasi dalam ilmu dan keterampilan, berakhlak mulia dan
berbudi luhur. Untuk mewujudkan visi tersebut SD Dharma Putra menetapkan misi
sebagai berikut (1) melaksanakan pembelajran aktif, kreatif, dan menyenangkan
(PAIKEM); (2) memberdayakan potensi siswa, tenaga pendidik, daan Sumber Daya
Manusia berkualitas untuk mewujudkan prestasi siswa; (3) melaksanakan bimbingan
dan konseling secara rutin sehingga siswa dapat meraih prestasi yang lebih baik; (4)
melaksanakan berbagai kegiatan olahraga dan seni mengembangkan bakatnya serta
menanamkan pendidikan karakter bangsa; (5) melaksanakan kegiatan renungan dan
doa bersama untuk menciptakan suasana tenang dan damai; (6) melaksanakan
kegiatan keagamaan dengan mengamalkan Buddha Dhamma; (7) menciptakan
sekolah yang indah, bersih, tenang, aman dan nyaman; (8) mendukung programprogram pemerintah dalam memajukan pendidikan dan keterampilan masyarakat; (9)
6
meningkatkan sikap displin dengan melaksanakan program belajar berkonsentrasi.
Motto SD Dharma Putra yaitu saling asah, saling asih, dan saling asuh.
Internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis di SD Dharma Putra dilakukan dalam
berbagai macam kegiatan, baik dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran. Guru
memiliki peran sebagai model yang memberi teladan penerapan nilai-nilai Buddhis
kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi, tidak semua peserta didik dan guru di SD
Dharma Putra beragama Buddha. Namun sebagai sekolah yang bercirikan Buddhis,
SD Dharma Putra mewajibkan seluruh peserta didik untuk mengikuti pelajaran
Pendidikan Agama Buddha, serta kegiatan keagamaan Buddha bagi seluruh peserta
didik dan guru.
Terdapat sepuluh nilai karakter Buddhis yang diinternalisasikan di SD
Dharma Putra Tangerang. Nilai-nilai tersebut adalah kedisiplinan (vinīta), semangat
dan rajin (viriyaramba),
kedermawanan (cāga), cinta kasih dan belas kasih
(mettākaruṇā), kebijaksanaan (paññā), kesabaran (khantī), keyakinan (saddhā),
kemoralan (sīla), hidup berkesadaran (satisampajañña), dan kejujuran (sacca).
Kesepuluh nilai tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis di SD Dharma Putra dilakukan dalam
bentuk kegiatan pembelajaran dan kegiatan keagamaan. Cara yang digunakan untuk
internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis adalah melalui pengarahan, pembiasaan,
perenungan, dan keteladanan. Praktik keagamaan yang dikembangkan di SD Dharma
Putra adalah berdoa dan puja bakti, berdana, dan bermeditasi.
Terdapat beberapa kendala yang dominan dalam internalisasi nilai-nilai
karakter Buddhis di SD Dharma Putra. Kendala pertama adalah hambatan yang
7
berasal dari perilaku peserta didik. Kendala tersebut muncul karena masih terdapat
peserta didik yang sering mengganggu peserta didik lainnya. Gangguan-gangguan
yang diterima oleh peserta didik berupa ejekan. Perilaku guru yang kurang sabar
ketika menghadapi peserta didik yang kurang baik juga menjadi salah satu hambatan
internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat sepuluh nilai karakter Buddhis yang ada
di SD Dharma Putra. Kesepuluh nilai tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga sub
tema yang disusun berdasarkan motto SD Dharma Putra. Kelompok pertama adalah
saling asah yang terdiri dari nilai kedisiplinan serta semangat dan rajin. Kelompok
kedua yaitu saling asih dengan komponen nilai karakter kedermawanan, cinta kasih
dan belas kasih, kebijaksanaan, dan kesabaran. Kelompok terakhir adalah saling asuh
yang meliputi nilai keyakinan, kemoralan, hidup berkesadaran, dan kejujuran.
Nilai kedisiplinan pada peserta didik di SD Dharma Putra dapat dilihat dari
sikap peserta didik yang mudah diarahkan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Kedisplinan tersebut terbentuk karena adanya kebiasaan menjalankan latihan
meditasi. Hal tersebut sesuai
dengan salah satu misi SD Dharma Putra yaitu
meningkatkan sikap displin dengan melaksanakan program belajar bermeditasi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai kedisiplinan sangat penting untuk dimiliki peserta
didik. Dengan adanya kedisiplinan tersebut, maka guru dapat dengan mudah
mengarahkan perhatian peserta didik dalam pembelajaran. Kedisiplinan juga
menunjang peserta didik untuk dapat bertindak tertib di lingkungan sekolah.
8
Nilai semangat dan rajin ditunjukkan oleh peserta didik dengan membantu
peserta didik lain yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan. Hal
tersebut didukung oleh hasil observasi pada tanggal 31 Maret 2016, yaitu peserta
didik saling membantu ketika tugas belum selesai sehingga tugas yang diberikan
dapat selesai tepat waktu. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa peserta
didik mengembangkan nilai karakter semangat dalam membantu peserta didik lain.
Aktivitas peserta didik menunjukkan penerapan sikap bijaksana dengan tidak
membeda-bedakan teman saat membantu mengerjakan tugas sekolah.
Cinta kasih merupakan suatu sikap yang mencerminkan harapan agar semua
makhluk memperoleh kebahagiaan. Sedangkan belas kasih adalah suatu sikap yang
ingin membebaskan makhluk lain dari penderitaan. Cinta kasih dan belas kasih yang
diinternalisasi oleh SD Dharma Putra terlihat dalam toleransi dan sikap saling
menghormati yang diterapkan oleh seluruh warga sekolah. Sikap toleransi dan saling
menghormati yang dilakukan oleh SD Dharma Putra mengondisikan terciptanya
suasana nyaman dan rukun dalam lingkungan sekolah.
Nilai cinta kasih dan belas kasih berkaitan erat dengan kedermawanan. Sesuai
dengan ajaran Sang Buddha bahwa kedermawanan dapat berupa memberikan bantuan
tenaga maupun nasihat yang bermanfaat. Sekolah Dharma Putra telah menerapkan
nilai kedermawanan kepada peserta didik dengan diadakannya pindapata setiap
setahun sekali. Selain berupa materi, peserta didik mempraktikkkan nilai kedermawan
dengan cara berbagi pengetahuan kepada peserta didik lain dalam mengerjakan tugas
atau yang belum mengerti materi pelajaran tertentu. Dengan demikian, nilai karakter
tersebut telah diterapkan oleh peserta didik SD Dharma Putra.
9
Kebjiaksanaan merupakan salah satu nilai yang diinternalisasi oleh SD
Dharma Putra. Guru membimbing peserta didik agar berbicara mengenai sesuatu
yang bermanfaat dan sesuai dengan waktu serta kondisi di sekitar. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa guru secara tidak langsung membimbing
peserta didik agar berbicara dan bersikap dengan bijaksana.
Kesabaran merupakan nilai karakter yang dikembangkan oleh SD Dharma
Putra. Peserta didik menunjukkan kesabaran dengan diam saat diganggu peserta didik
lain dan tidak membalas perbuatan jahil yang dilakukan, tetapi melaporkan kepada
salah seorang guru. Selain peserta didik, guru juga mengembangkan nilai kesabaran
terhadap sikap peserta didik. Salah satu contoh nilai kesabaran yang dikembangkan
oleh guru yaitu menunggu peserta didik selesai mengerjakan tugas tanpa terburuburu. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik dan guru telah mengembangkan
nilai kesabaran. Kemudian dapat diketahui bahwa seorang guru selain bertanggung
jawab sebagai pendidik, juga menunjukkan sikap teladan terhadap peserta didik.
Nilai karakter keyakinan berperan sebagai pedoman dasar yang menunjang
perkembangan nilai-nilai karakter Buddhis lainnya. Sekolah Dasar Dharma Putra
telah menyusun program untuk meningkatkan pendekatan diri terhadap Tuhan Yang
Maha Esa atau Sang Tiratana dengan diadakannya kegiatan meditasi dan doa
bersama. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa nilai keyakinan dapat
dikembangkan melalui kegiatan keagamaan yang diadakan oleh SD Dharma Putra.
Nilai kemoralan merupakan nilai yang tidak hanya mencakup Pañcasīla
Buddhis, tetapi juga berbagai macam kebaikan dan menghindari perilaku yang tidak
baik. Sekolah Dasar Dharma Putra menunjukkan sikap yang baik dengan tidak
10
berbicara kasar kepada peserta didik maupun dengan guru dan orangtua. Hal tersebut
menunjukkan bahwa SD Dharma Putra telah mengajarkan perilaku baik kepada
peserta didik.
Selain nilai-nilai karkter di atas, SD Dharma Putra telah menerapkan kegiatan
meditasi rutin. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar peserta didik dapat
melatih konsentrasi dan ketenangan batin. Selain itu mengajarkan peserta didik agar
dapat menjalankan hidup berkesadaran. Hal tersebut sangat penting bagi diri peserta
didik karena dengan hidup berkesadaran, peserta didik menjadi terlatih dalam
memerhatikan segala hal yang dipelajari dengan lebih teliti.
Kejujuran diinternalisasikan di SD Dharma Putra. Peserta didik dan guru SD
Dharma Putra telah mengembangkan nilai karakter kejujuran. Jadi nilai-nilai karakter
yang diinternalisasi oleh SD Dharma Putra meliputi kedisiplinan, semangat dan rajin,
kedermawanan, cinta kasih dan belas kasih, kebijaksanaan, kesabaran, keyakinan,
kemoralan, hidup berkesadaran, dan kejujuran. Kesepuluh nilai tersebut memiliki
hubungan yang saling berkaitan. Sebagai contoh sikap peserta didik yang menolong
temannya untuk menyelesaikan tugas merupakan wujud dari nilai semangat dan rajin,
kedermawanan, kebijaksanaan, kesabaran, dan belas kasih.
Kesepuluh nilai di atas dapat diinternalisasikan dengan berbagai cara oleh SD
Dharma Putra. Internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis di SD Dharma Putra
dikelompokkan menjadi tiga sub tema yaitu bentuk kegiatan, cara, dan praktik
keagamaan. Kelompok pertama adalah bentuk kegiatan yang terdiri dari
pembelajaran dan kegiatan keagamaan. Kelompok kedua yaitu cara dengan
11
komponen pengarahan, pembiasaan, perenungan, keteladanan. Kelompok terakhir
adalah saling asuh yang meliputi berdoa dan puja bakti, berdana serta bermeditasi.
Guru menginternalisasi nilai-nilai dalam mata pelajaran sesuai dengan
ketentuan yang dicapai melalui pembelajaran langsung maupun tidak langsung. Pada
proses pembelajaran langsung guru mengajak peserta didik secara bersama-sama
untuk membacakan doa, meditasi, dan melaksanakan renungan. Pembelajaran tidak
langsung guru hanya memberikan materi dan memberikan contoh nilai-nilai karakter
yang
diinternalisasi.
menginternalisasi
Dengan
nilai-nilai
demikian
karakter
dapat
melalui
disimpulkan
mata
bahwa
pelajaran dengan
guru
cara
menyisipkan ketika terdapat materi pelajaran yang berhubungan dengan salah satu
nilai karakter Buddhis.
Nilai-nilai karakter Buddhis dapat diinternalisasi melalui salah satu kegiatan
yaitu kegiatan keagamaan. Setiap tahun SD Dharma Putra melaksanakan kegiatan
keagamaan seperti doa bersama, perayaan Waisak, Kathina, pelimpahan jasa, dan
pindapata. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan digunakan unutuk
mengembangkan nilai karakter religius berupa keyakinan bagi peserta didik. kegiatan
tersebut selain menunjukkan nilai religius juga menunjukkan nilai peduli sosial
(metta) terhadap semua makhluk dengan cara melakukan pelimpahan jasa.
Cara yang dilakukan guru untuk menginternalisasi nilai karakter Buddhis
yaitu melalui pengarahan, pembiasaan, keteladanan, dan kata perenungan.
Pengarahan yang dilakukan oleh guru yaitu mengarahkan peserta didik untuk
melakukan hal yang positif. Mengarahkan peserta didik harus melihat kondisi serta
sifat masing-masing peserta didik. Guru yang dapat mengenali kondisi dan sifat
12
peserta didik akan dapat menerapkan cara yang tepat untuk mengarahkan peserta
didik. Selain peserta didik, guru juga mendapat pengarahan dari kepala sekolah
melalui pertemuan umum, membahas pola pembinaan tentang kebiasaan yang
dilakukan oleh guru.
Guru memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai karakter kepada peserta
didik. pengarahan yang diberikan kepada peserta didik bertujuan agar nilai karakter
tersebut dikembangkan menjadi kebiasaan. Kepala sekolah menerangkan pembiasaan
yang diterapkan kepada peserta didik dilakukan dengan cara berdoa bersama,
perenungan, dan meditasi. Selain itu untuk membiasakan nilai karakter disiplin,
setelah peserta didik berdoa dan melakukan perenungan bersama selalu berbaris dan
bersikap anjali sembari masuk menuju ke kelas. Proses tersebut dilakukan dengan
membudayakan situasi dan kondisi yang memungkinkan peserta didik membiasakan
diri bersikap sesuai dengan nilai.
Keteladanan menjadi salah satu cara menginternalisasi nilai-nilai karakter
Buddhis di SD Dharma Putra. Guru dan Kepala Sekolah memberikan teladan kepada
peserta didik. Berpakaian rapi, datang tepat waktu, dan bertutur kata sopan adalah
bentuk dari keteladanan yang diberikan. Cara lain yang digunakan dalam
menginternalisasi nilai-nilai karakter Buddhis yaitu dengan perenungan. Sekolah
Dasar Dharma Putra melaksanakan kegiatan perenungan sebelum memulai
pembelajaran.
Internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis dikembangkan oleh peserta didik
melalui praktik keagamaan. Sekolah Dasar Dharma Putra melaksanakan kegiatan
rutin seperti berdoa, berdana, dan meditasi. Kegiatan berdoa tersebut dilaksanakan
13
oleh peserta didik dan guru bersama-sama secara terpimpin. Dengan demikian,
peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk praktik memimpin pembacaan
paritta.
Berdasarkan pembahasan di atas terdapat kendala yang dihadapi oleh guru
dalam menginternalisasi nilai-nilai karakter Buddhis. Kendala tersebut yaitu perilaku
dan sifat peserta didik maupun guru. Kurangnya pengetahuan mengenai ajaran agama
Buddha juga menjadi kendala dalam menginternalisasi nilai-nilai karakter Buddhis.
Terdapat beberapa solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Ibu Juanti
menjelaskan bahwa guru harus mengawasi serta memberikan perhatian khusus
terhadap peserta didik yang belum bisa mengembangkan nilai karakter tertentu.
Perhatian dan pendekatan khusus perlu dilakukan kepada peserta didik yang
bermasalah. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui permasalahan yang
dihadapi oleh peserta didik sehingga dapat memberi saran untuk menyelesaikan
masalah secara tepat. Selain itu untuk menanggulangi keterbatasan pengetahuan
peserta didik pada ajaran agama Buddha, pembelajaran agama Buddha harus
dilakukan dengan lebih intensif kepada seluruh peserta didik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa guru
di SD Dharma Putra berperan aktif dalam pengembangan moral serta karakter
Buddhis peserta didik. Terdapat sepuluh nilai karakter Buddhis yang ada di SD
Dharma Putra yaitu kedisiplinan, semangat dan rajin, kedermawanan, cinta kasih dan
14
belas kasih, kebijaksanaan, kesabaran, keyakinan, kemoralan, hidup berkesadaran,
dan kejujuran.
Internalisasi nilai-nilai karkter Buddhis di SD Dharma Putra dapat diketahui
melalui bentuk kegiatan, cara, dan praktik keagamaan. Bentuk kegiatan dalam
internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis terdiri dari kegiatan pembelajaran dan
keagamaan. Selanjutnya cara yang digunakan untuk internalisasi nilai-nilai tersebut
adalah dengan pengarahan, pembiasaan, perenungan, dan keteladanaan. Praktik
keagamaan yang dilakukan untuk internalisasi nilai-nilai karakter Buddhis terdiri dari
berdoa atau puja bakti, berdana, dan bermeditasi.
Kendala yang dihadapi oleh guru dalam menginternalisasi nilai-nilai karakter
Buddhis yaitu sikap pendidik yang emosional dan sikap peserta didik yang masih
mengganggu peserta didik lain. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya peserta
didik yang kurang mengetahui ajaran agama Buddha karena bukan seorang Buddhis
(wawancara dengan ibu Juanti dan ibu Aning pada tanggal 18 Juli 2016). Hal tersebut
dapat diatasi dengan cara bersikap sabar dan memberikan pengarahan kepada peserta
didik.
Selain itu guru mengawasi serta memberikan perhatian khusus terhadap
peserta didik yang belum bisa mengembangkan nilai karakter tertentu. Untuk
menanggulangi keterbatasan pengetahuan peserta didik pada ajaran agama Buddha,
pembelajaran agama Buddha harus dilakukan dengan lebih intensif kepada seluruh
peserta didik.
15
Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan
yaitu peserta didik di SD Dharma Putra hendaknya dapat menerapkan nilai-nilai
karakter yang telah dicontohkan dan diajarkan tidak hanya di lingkungan sekolah,
tetapi juga di lingkungan rumah dan masyarakat. Guru harus mengembangkan
berbagai metode untuk menginternalisasi nilai-nilai karakter Buddhis pada peserta
didik. Dengan demikian internalisasi nilai-nilai tersebut dapat terlaksana dengan baik
dan menyeluruh.
Selain guru dan peserta didik, hendaknya warga sekolah dan orangtua turut
andil dalam internalisasi nilai-nilai karkater Buddhis. Warga sekolah hendaknya
menerapkan nilai-nilai karakter Buddhis yang sudah ada di SD Dharma Putra.
Orangtua baiknya tidak hanya mengandalkan sekolah dalam mengembangkan nilainilai karakter pada peserta didik, tetapi juga harus menginternalisasi nilai-nilai
karakter tersebut di lingkungan keluarga.
Daftar Pustaka
Anshoriy, HM Nasrudin. 2008. Neo Patriotisme: Etika Kekuasaan dalam
Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.
Fathurrohman, Pupuh H., dkk. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Refika Aditama.
Kaharuddin, Jinaratana. 2015. Abhidhammatthasangaha. Tangerang: Vihara
Padumuttara.
Martono, Lydia Harlina dan Satya Joewana. 2008. 7 Modul Perubahan Perilaku
Menangkal Narkoba dan Kekerasan untuk SD dan Anak Usia 10-12 Tahun.
Jakarta: Balai Pustaka.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitaif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
16
Download