Pengaruh Kadar Air Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

advertisement
LAPORAN
PENELITIAN
Pengaruh Kadar Air Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau
Disusun oleh:
Kelompok 7 │ XII IPA 1
Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Cirebon
Jalan Dr. Ciptomangunkusumo. 01, Cirebon – Indonesia
Telp. +62 231 203301, website: www.sman2cirebon.sch.id
Page | 0
LAPORAN
PENELITIAN
Pengaruh Kadar Air Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau
Disusun oleh:
Kelompok 7 │ XII IPA 1
Kelas XII IPA 1 2012 - 2013
Hamal Bayu Segara  Fiko Widiyasari  Fina Puspita Fitriyanti  Syahesti Intan Fitriani
Page | 1
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN
KACANG HIJAU
LAPORAN PENELITIAN
Untuk memenuhi tugas penelitian di lingkungan sekolah dan sebagai alat pembelajaran
biologi BAB 1 mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Oleh
Kelompok 7
Hamal Bayu Segara
Fiko Widiyasari
Fina Puspita Fitriyanti
Syahesti Intan Fitriani
PROGRAM PEMBELAJARAN PENELITIAN BIOLOGI
PROGRAM SISWA KELAS XII SMA SEMESTER GANJIL
SMA NEGERI 2 KOTA CIREBON
2012
Page | 2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji dan sukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah Swt., karena atas rahmat, hidayah,
serta kehendak-Nyalah laporan ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Laporan penelitian ini ditujukan untuk memenuhi tugas praktikum biologi di lingkungan
sekolah pada hari Rabu, tanggal 25 Juli 2012 yang lalu. Di dalamnya terdapat hasil percobaan yang
telah kami lakukan beserta dasar-dasar teori praktikum dan kesimpulan mengenai pengaruh kadar air
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau sebagai objek percobaan kami pada kesempatan ini.
Laporan yang telah kami susun ini, sesuai dengan hasil percobaan dan penelitian
mengenai ”pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan” yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
eksternal, salah satunya kadar air. Penyusunan dan penyajian hasil percobaan ini mencakup
kompetensi dasar dan indikator hasil belajar untuk siswa SMA kelas XII pada semester ganjil.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan pada tugas laporan mendatang.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Cirebon, Juli 2012
Penyusun
Page | 3
ABSTRAK
Makhluk hidup selalu tumbuh dan berkembang semasa hidupnya. Pertumbuhan dan
perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Salah satu dari
faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ini adalah air. Air merupakan
faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pada percobaan kali ini, kami mengamati
pertumbuhan tanaman biji kacang hijau yang diberikan jenis air dan perlakuan lingkungan yang sama,
namun berbeda kadar air. Sebagai patokan tingkat kesuburan, kami mengamati keadaan batang dan
daun tumbuhan selama 7 (tujuh) hari. Air yang digunakan adalah air murni dengan kadar air 20
sampai 40 mL.
Page | 4
DAFTAR ISI
Cover Laporan Penelitian ………………………………………………………………………………….. x
Recover Laporan Penelitian ………………………………………………………………………………... 1
Judul │ Pengaruh Kadar Air Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau ……………………………………... 2
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………... 3
Abstrak ……………………………………………………………………………………………………... 4
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… 5
Bab 1 │ PENDAHULUAN
2.1.4 Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan
dan Perkembangan Tanaman ………. 12
1.1 Latar Belakang ……………………….. 6
1.2 Rumusan Masalah ……………………. 7
Bab 3 │ METODOLOGI PENELITIAN
1.3 Batasan Masalah …………………….... 7
3.1 Metode Penelitian …………………… 12
1.4 Hipotesis …………………………….... 8
3.2 Variabel ……………………………... 13
1.5 Asumsi ………………………………... 8
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ………. 14
1.6 Tujuan Penelitian ……………………... 9
3.4 Alat dan Bahan ……………………… 15
1.7 Manfaat Penelitian …………………... 10
3.5 Langkah Kerja …………………….… 16
Bab 2 │ LANDASAN TEORI
Bab 4 │ PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori Penelitian ..……….… 11
4.1 Hasil Pengamatan …………………… 17
2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
4.2 Analisis Data ....................................... 18
Tanaman …………………………… 12
Bab 5 │ PENUTUP
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
5.1 Kesimpulan ………………………….. 19
Pertumbuhan dan Perkembangan
5.2 Saran ………………………………… 20
Tanaman …………………………… 12
2.1.3 Hubungan Faktor Internal dan Faktor
Eksternal …………………………… 12
Page | 5
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………….. 21
Page | 5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga
dengan pertumbuhan kecambah kacang-kacangan. Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran yang
bersifat permanen (tetap), tidak dapat dibalik, dan bersifat kuantitatif. Sedangkan perkembangan
adalah proses perubahan menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan, tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu genetika dan hormon, sedangkan faktor eksternal yaitu
cahaya, suhu, kelembaban, pH, air, unsur hara, dan oksigen. Air merupakan bagian esensial selain
sinar matahari dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Seperti halnya pada tumbuhan kacang
hijau, air berperan penting dalam fotosintesis khususnya pada reaksi terang.
Berdasarkan standar kompetensi 1 pada Bab Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman, siswa
diharapkan mampu melakukan penelitian tentang pertumbuhan tanaman, yang dalam hal ini kami
memutuskan untuk lebih fokus pada salah satu tumbuhan, yaitu kacang hijau. Penelitian ini dilakukan
agar siswa paham terhadap faktor-faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kacang hijau, termasuk pengaruh kadar air terhadap kecepatan
pertumbuhan kacang hijau. Selain itu, dari penelitian ini siswa diharapkan mampu menyelesaikan
suatu penelitian secara ilmiah.
Kacang hijau atau Phaseolus aureus berasal dari famili Fabaceae alias polong-polongan.
Kacang hijau dan kecambahnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan proteinnya
cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, seperti kalsium dan fosfor dan sangat
diperlukan tubuh. Sementara itu, kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh sehingga
aman dikonsumsi oleh orang-orang dengan masakan obesitas.
Kacang hijau termasuk jenis tanaman yang relatif mudah untuk ditanam karena tidak tergantung
pada iklim tertentu. Dengan memperhatikan kecukupan faktor-faktor eksternal seperti air dan mineral,
kelembaban, suhu serta cahaya, kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Page | 6
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada kacang hijau
adalah air. Pemberian jenis air yang berbeda akan menghasilkan pertumbuhan yang berbeda pula.
Berdasarkan hal tersebut kelompok kami pun tertarik untuk meneliti kadar air yang paling sesuai
untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penenlitian ini adalah “Bagaimana perbedaan perlakuan pemberian
volume penyiraman air terhadap pertumbuhan kacang hijau?”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
maka pertanyaan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.2.1 Apakah perbedaan kadar air yang diberikan akan mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan kacang hijau?
1.2.2 Bagaimana tinggi tanaman kacang hijau pada tingkat penyediaan air yang berbeda?
1.2.3 Kadar air berapakah yang paling baik untuk proses pertumbuhan tanaman kacang hijau?
1.3
Batasan Masalah
Penulis mengamati penelitian pertumbuhan tanaman kacang hijau selama 7 hari dengan faktor
pertumbuhaan yang diuji adalah kadar air. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 20 biji kacang
hijau sebagai sampel untuk kemudian dibagikan sama rata pada ke-empat buah pot tanaman yang
telah disediakan. Untuk pot A, tanaman kacang hijau akan diberikan kadar air sebanyak 20 mL, pot B
diberikan 25 mL air, pot C diberikan 30 mL air, pot D diberikan 40 mL, dan pot E diberikan kadar air
sebanyak 80 mL. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman kacang hijau.
1.4
Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
1.4.1 Pemberian kadar air yang berbeda akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan
yang berbeda pula, terutama dalam hal laju pertumbuhannya. Semakin banyak kadar air
yang diberikan maka semakin cepat pula laju pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Page | 7
1.4.2 Terdapat kadar air yang optimal agar pengaruh perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman kacang hijau dapat maksimal, sehingga pemberian kadar air yang terlalu
berlebihan membuat kacang hijau layu (mati).
1.5
Asumsi
Hipotesis yang telah kami ajukan didasarkan pada asumsi berikut:
1.5.1 Bila air tersedia dalam keadaan cukup maka pertumbuhan dan produktivitas tanaman
akan berlangsung secara optimal, namun bila air berlebihan atau sebaliknya kekurangan
akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Hanafiah, 2005).
1.6
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.6.1 Mengetahui pengaruh kadar air terhadap laju pertumbuhan kacang hijau.
1.6.2 Mengetahui kadar air yang optimal untuk memberikan pertumbuhan yang maksimal
pada tanaman kacang hijau.
1.7
Manfaat Penelitian
Penelitian tentang pengaruh kadar air terhadap laju pertumbuhan tanaman kacang hijau ini
dapat bermanfaat untuk:
1.7.1 Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan pemberian kadar air yang baik untuk
pertumbuhan kecambah kacang-kacangan.
1.7.2 Dapat mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kacang.
1.7.3 Melatih keterampilan siswa dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian secara
ilmiah.
Page | 8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teori Penelitian
2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara simultan atau pada
waktu yang bersamaan. Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan
dapat dilihat dan diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu terjadi perubahan jumlah dan
ukuran. Sedangkan perkembangan hanya bisa dilihat secara kualitatif karena yang terjadi adalah
perubahan fungsional organisme menjadi lebih sempurna, tidak memiliki satuan sebagai ukurannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan proses perkecambahan biji,
yaitu proses pertumbuhan dan perkembangan biji atau spora menjadi kecambah (semai muda).
Pertumbuhan yaitu proses pertambahan jumlah, bentuk, ukuran serta fungsi sel akibat adanya
pembelahan sel. Pertumbuhan bersifat kuantitatif, dapat diukur dengan suatu alat ukur tertentu, serta
dapat terlihat secara fisik dan bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali ke keadaan semula.
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat auksanometer.
Perkembangan yaitu proses menuju kedewasaan (kematangan pada sel). Bersifat kualitatif dan
tidak dapat diukur dengan suatu alat. Ditandai dengan berfungsinya alat-alat reproduksi pada makhluk
hidup. Sedangkan pada tanaman ditandai dengan keluarnya bunga serta buah. Tahapan pertumbuhan
dan perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Pembelahan sel (cleavage): Jumlah bertambah banyak
2. Spesialisasi: sel-sel yang sejenis berkelompok
3. Diferensiasi sel: Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
4. Organogenesis sel: proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
5. Morfogenesis sel: Organ satu dengan yang lain memiliki spesialisasi dalam bentuk dan fungsi
6. Perkecambahan: proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru
Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan sebagai hasil pembelahan selPage | 9
sel pada jaringan meristem primer. Sebaliknya, pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas
jaringan meristem sekunder berupa kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja, yaitu pada bagian
yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem
terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang.
Titik Tumbuh Akar
Titik tumbuh akar adalah bagian pada jaringan meristem yang memiliki tudung akar (kaliptra).
Tudung akar berperan untuk menembus tanah. Pada daerah titik tumbuh ini terdapat jaringan
meristem aktif yang berfungsi sebagai cadangan makanan untuk membantu proses pemanjangan akar.
Berdasarkan struktur jaringan meristem sel penyusun akar tumbuhan, titik tumbuh akar
dikelompokkan menjadi:
- Daerah pembelahan sel: terdapat pada bagian ujung akar. Pada bagian ini sel membelah dengan
sangat cepat.
- Daerah pemanjangan sel: pada daerah pemanjangan, sel mengalami pemanjangan dan mulai
mengalami proses diferensiasi di dalam strukturnya. Ada bagian yang dibentuk menjadi protoderm
(jaringan yang akan menjadi epidermis), meristem dasar (bagian yang dibentuk untuk menjadi
jaringan dasar), dan prokambium (jaringan yang dibentuk untuk menjadi stele atau silinder pusat).
- Daerah diferensiasi (jaringan primer): pada daerah diferensiasi, proses oganogenesis telah berjalan
sempurna sehingga lapisan epidermis telah berdiferensiasi dengan jelas dan telah memiliki bulubulu akar. Bulu-bulu akar ini berperan untuk menyerap mineral-mineral dari dalam tanah.
Titik Tumbuh Batang
Titik tumbuh batang adalah jaringan meristem pada batang yang berfungsi untuk tumbuhnya
batang. Hal ini dapat mudah kita amati pada tumbuhan yang memiliki tunas berupa kuncup. Jaringan
meristem yang membelah membentuk massa berbentuk kubah. Apabila daun muncul dari kuncup
tunas, disebut primordia. Tunas samping yang dibentuk akan tumbuh menjadi cabang batang.
Page | 10
Sama halnya dengan akar, batang memiliki daerah pemanjangan sel. Pada daerah ini, jaringan
yang dibentuk juga akan mengalami proses diferensiasi.
Jaringan meristem batang dibagi menjadi dua kelompok yaitu meristem embrional dan
meristem kambium. Meristem embrional ditemukan pada saat perkecambahan, sedangkan meristem
kambium ditemukan pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara
sempurna.
Pertumbuhan Sekunder
Setelah mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan sekunder akan mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pertumbuhan
sekunder dapat diamati pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. tahap
pertambahan panjang akar dan batang disebut pertumbuhan primer. Pada tahap berikutnya, akar dan
batang makin membesar, disebut pertumbuhan sekunder.
Pada pertumbuhan sekunder, yang aktif membelah adalah sel-sel meristem yang terdapat pada
kambium. Kambium terletak diantara xilem dan floem. Pembelahan terjadi secara radial, yaitu
pembelahan sel yang terdapat di sekitar xilem mengarah ke dalam dan sel-sel yang terdapat di bagian
floem mengarah ke luar. Bagian tersebut disebut meristem kambium. Akibat pertumbuhan tersebut
akan dibentuk xilem sekunder dan floem sekunder yang kemudian membentuk formasi melingkar
yang disebut lingkaran tahun.
Aktivitas kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder sering kali tidak seimbang
dengan pertumbuhan kulit batang tumbuhan. keadaan ini menyebabkan jaringan epidermis dan
korteks luar menjadi pecah-pecah dan rusak. Rusaknya jaringan ini akan membahayakan jaringan di
dalamnya. Kambium gabus (felogen) atau jaringan gabus akan membentuk felem ke arah luar dan
feloderm ke arah dalam. Felem (lapisan gabus) merupakan sel-sel mati, sedangkan feloderm (korteks
sekunder) merupakan sel-sel hidup. Pada beberapa tempat di jaringan gabus tersebut terdapat celahcelah gabus yang disebut lentisel.fungsinya sebagai tempat masuknya air dan udara ke dalam sel-sel
tumbuhan.
Page | 11
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan
dewasa. Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu, oksigen, dan cahaya) dan
faktor internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji). Beberapa biji segera
mengalami perkembangan jika berada di kondisi lingkungan yang sesuai dan sangat mendukung
terjadinya perkecambahan. Namun, beberapa biji yang lain berada dalam masa dormansi, artinya biji
tersebut tidak tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan tidak cocoknya kondisi lingkungan yang
memungkinkan biji berkecambah. Berikut adalah urutan-urutan proses perkecambahan biji tanaman:
1. Imbibisi yaitu masuknya air kedalam biji.
2. Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam
kotiledon atau endosperm.
3. Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan
pertumbuhan embrio.
4. Embrio tumbuh dann berkembang.
Apabila daun sudah terbentuk, tumbuhan sudah mampu melakukan fotosintesis yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Biji dapat berkecambah karena di
dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan ini memiliki tiga
bagian, yaitu akar lembaga atau calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga
(kaulikulus).
Akar Lembaga
Akar lembaga atau radikula akan tumbuh dan berfungsi sebagai akar. Ujung akar menghadap ke arah
liang biji. Pada saat biji berkecambah, akar tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang
tersebut.
Daun Lembaga
Daun lembaga atau kotiledon merupakan daun pertama suatu tumbuhan yang terlihat tebal dengan
bentuk umumnya cembung di satu sisi dan rata pada sisi lainnya. Daun lembaga memiliki beberapa
fungsi, antara lain:
Page | 12
- sebagai tempat menimbun makanan,
- sebagai alat untuk melakukan fotosintesis untuk yang pertama kalinya,
- dan sebagai alat pengisap makanan untuk embrio (skutelum pada monokotil).
Batang Lembaga
Batang lembaga atau kaulikulus dibedakan menjadi epikotil dan hipokotil. Epikotil adalah ruas batang
di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang dan daun. Hipokotil adalah ruas batang di
bawah daun lembaga yang akan tumbuh menjadi akar.
Berdasarkan letak perkecambahan, tipe perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu
perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.
Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal merupakan perkecambahan yang ditandai
dengan bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah.
Kotiledon sebagai cadangan energi akan melakukan proses
pembelahan secara cepat untuk membentuk daun. Proses ini dapat
dilihat pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal merupakan perkecambahan yang ditandai
dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah
sedangkan kotiledon tetap berada di bawah tanah (hipokotil tetap
berada di dalam tanah). Proses ini dapat dilihat pada perkecambahan
kacang kapri (Pisum sativum), jagung, dan kacang tanah.
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Terdapat beberapa faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan tanaman. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut
Page | 13
bisa mengalami dormansi atau dorman, yaitu berhenti
melakukan aktifitas hidup. Pengaruh lingkungan atau
eksternal
terhadap pertumbuhan
tanaman
dapat
dibagi atas dua faktor, yaitu lingkungan dan genetik.
Lingkungan
tumbuh
tanaman
sendiri dapat
dikelompokkan atas lingkungan biotik yang terdiri dari
tumbuhan
lain, hama,
penyakit
dan
manusia,
serta abiotik yang berupa tanah dan iklim. Penjelasan
mengenai faktor-faktor tersebut dapat diringkas sebagai
berikut:
A. Faktor Internal (Dalam)
1. Faktor Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang
terdapat di dalam makhluk hidup. Gen mempengaruhi
setiap
struktur
makhluk
perkembangannya,
walaupun
hidup
gen
dan juga
bukan
satu-
satunya faktor yang mempengaruhinya. Setiap jenis
(spesies) memiliki gen untuk sifat-sifat tertentu.
2. Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan
penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan
sel,
hormon
giberelin
untuk
pemanjangan
dan
pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan
pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat
buah menjadi matang. Berikut adalah macam-macam
fitorhormon:
Page | 14
a) Auxin banyak ditemukan di bagian ujung tunas dan ujung akar. Jika terkena cahaya, auksin
menjadi tidak aktif. Fungsinya adalah untuk merangsang perpanjangan sel, merangsang
pembentukan bunga dan buah, merangsang perpanjangan titik tumbuh, dan menggiatkan sel-sel
kambium untuk membentuk sel-sel baru.
b) Giberelin berfungsi untuk merangsang aktivitas jaringan kambium, merangsang pertumbuhan
lebih cepat, merangsang tumbuhan lebih ceat tinggi dari normal, merangsang pertumbuhan bunga
lebih cepat, dan menghambat pertumbuhan biji/dormansi biji.
c) Sitokinin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel pada tunas, merangsang pertumbuhan ke
arah lateral dari pucuk, merangsang pelebaran daun, dan merangsang pertumbuhan akar.
d) Kalin berfungsi untuk merangsang pembentukan organ.
e) Asam Absisat yaitu hormon yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan tanaman dengan
cara memperlambat metabolisme tanaman, melalui proses dormansi. Berperan pada saat
lingkungan tidak menguntungkan, seperti musim kemarau atau dingin. Pada tanaman tertentu
dengan menggugurkan daun untuk mempertahankan kehidupan.
f) Asam Traumalin berfungsi untuk memperbaiki pelukaan yang terjadi pada tumbuhan dengan
membentuk jaringan kalus. Jaringan kalus inilah yang akan menutup luka tersebut sehingga
tumbuhan tidakakanmati tetapi meempebaiki diri dengan jaringan yang baru.
g) Etilen merupakan hormon yang berbentuk gas yang berfungsi untuk mempercepat pematangan
buah dan memperkuat batang Hormon ini dapat berinteraksi dengan hormon lain dan memiliki
fungsi yang khusus, seperti berinteraksi dengan hormon auxin, maka akan dapat memacu proses
pembungaan pada tanaman nanas dan mangga. Saat berinteraksi dengan hormon giberellin, maka
dapat mengatur perbandingan antara bunga jantan dan bunga betina pada tumbuhan monoceus.
3. Tingkat Kemasakan Benih
Biji yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai, tidak mempunyai viabilitas
tinggi, bahkan pada beberapa jenis tanaman benih demikian tidak akan dapat berkecambah. Para
ilmuwan menyatakan bahwa pada tingkatan tersebut benih belum memiliki cadangan makanan yang
cukup dan juga pembentukan embrio belum terjadi sempurna.
4. Ukuran Benih
Page | 15
Di dalam jaringan penyimpanan, benih memiliki karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Unsurunsur tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi pada saat perkecambahan. Benih dengan
ukuran yang besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan yang kecil,
dan memiliki embrio yang lebih besar. Ukuran benih menunjukkan korelasi
kandungan protein pada benih sorgum, makin besar atau berat ukuran
positif terhadap
benih maka kandungan
proteinnya makin meningkat pula.
5. Dormansi
Suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya viable (hidup) tetapi tidak mau
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan lingkungan yang memenuhi syarat bagi
perkecambahannya. Periode dormansi ini dapat berlangsung musiman atau dapat juga selama
beberapa tahun, tergantung pada jenis benih dan tipe dormansinya.
Dormansi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: impermiabilitas kulit biji baik
terhadap gas ataupun karena resistensi kulit biji terhadap pengaruh mekanis, embrio yang rudiameter,
dormansi sekunder dan bahan-bahan penghambat perkecambahan. Tetapi dengan perlakuan khusus
maka benih yang dorman dapat dirangsang untuk berkecambah, misalnya dengan memberikan
perlakuan stratifikasi, direndam dalam laruta sulfat, dan lain lain.
6. Penghambat Perkecambahan
Penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di
permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat
lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.-Kuswanto (1996)
B. Faktor Eksternal (Luar)
1. Faktor Curah Hujan
Curah hujan dapat dinyatakan dalam:
- mm per tahun yang menyatakan tingginya air hujan yang jatuh tiap tahun.
- banyaknya hari hujan pertahunnya yang menyatakan distribusi atau meratanya hujan dalam
setahun.
Page | 16
Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban udara dan secara
tidak langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman. Oleh karenanya
curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Tinggi dari permukaan
laut. Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan mempengaruhi curah
hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perbedaan ketinggian tempat
dari permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100 meter dari
permukaan laut, suhu akan turun sekitar 0,5 0C.
Kondisi ini tentunnya akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup pada ketinggian
tertentu. Misalnya kita menemukan banyak tanaman kelapa (Cocos nuciferae) pada daerah pantai,
kemudian enau (Arenga pinata) hidup di pegunungan basah, rotan pada daerah hutan hujan tropis,
dan banyak contoh lainnya. Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui masing-masing tempat hidup
organisme (habitat) mempunyai persyaratan khusus.
2. Faktor Keadaan Tanah
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena tanah dapat menentukan penampilan tanaman.
Kondisi
kesuburan
tanah
yang
relatif rendah
akan
mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil. Pengaruh keadaan tanah
dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
- Keadaan fisik tanah, yang ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah, karenanya pengaruhnya
terhadap aerasi dan drainase tanah.
- Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di dalam tanah.
- Keadaan biologi tanah yang ditentukan oleh kandungan mikro/makro flora dan fauna tanah
yang bertindak sebagai resiklus hara dalam tanah (dekomposisi).
Data kesuburan kimia, fisika dan biologi suatu lahan merupakan data awal yang harus diketahui
sebelum melakukan
budidaya
tanaman.
Pengelolaan
lingkungan menimbulkan
beberapa
persoalan pada erosi tanah, pergantian iklim, pola drainase dan pergantian dalam komponen
biotik pada ekosistem.
Page | 17
Pada tahun 1977, State of World Environment Report (UNEP) memperingatkan bahwa tanah
yang dapat ditanami itu terbatas, hanya ± 11% permukaan bumi dapat diusahakan untuk pertanian.
Secara total 1.240 juta ha untuk populasi 4.000 juta (rata-rata 0,31 ha/orang). Area ini pada tahun
2000 akan tereduksi sampai hanya tinggal 940 juta ha dengan populasi penduduk dunia 6.250
juta. Sehingga perbandingan lahan dengan orang hanya tersisa 0,15 ha saja. Ini merupakan suatu
peringatan dan memerlukan perhatian segera. Pengaruh zat hara pada pertumbuhan tanaman
digambarkan oleh Liebig dengan hukum minimumnya yang berbunyi “pertumbuhan atau hasil
optimum ditentukan oleh faktor atau hara yang berada pada keadaan minimum. Dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat 3 fungsi tanah yang utama yaitu:
- Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun
sebagai tempat persediaan.
- Memberikan air dan sebagai tempat cadangan air dimuka bumi.
- Sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.
3. Hara (nutrisi tanaman)
Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah
satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup.
Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman
mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada proses fotosintesa adalah hara dan air yang nantinya akan
diubah tanaman menjadi makanan.
Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara dan air umumnya diambil
tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi atas
dua kelompok yaitu hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Nutrien yang tergolong
kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium,
Ferrum. Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro adalah Boron, Mangan, Molibdenum,
Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur tersebut
Page | 18
diatas maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan
pertumbuhan.
7. Faktor Suhu Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan
juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu udara juga dapat mempengaruhi laju pertumbuhan
maupun sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Suhu
yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat selsius sampai dengan 37 derajat selsius. Suhu
optimum berkisar antara 25-30 0C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut
dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Tetapi suhu kardinal (minimum,
optimum, dan maksimum) tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
8. Faktor Kelembaban Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat
yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah
serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
9. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis, terutama
pada tumbuhan hijau. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak
pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat
menghambat proses pertumbuhan. Namun juga, jika pada tempat yang gelap, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tidak sebaik pada tempat yang cukup cahaya.
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat
yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya atau panjang gelombang dan lamanya penyinaran. Pengaruh
ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil,
pembukaan stomata, pembentukan antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang,
penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.
10. Faktor Medium Tanam
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah mempunyai sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyimpan air dan bebas dari
organisme penyebab penyakit utama
Page | 19
cendawan ”damping off”. Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan dilengkapi dengan bahanbahan organik merupakan medium yang baik untuk kecambah yang ditransplantingkan ke lapangan.
Pasir dapat digunakan sebagai medium dipersemaian. Kondisi fisik dari tanah sangat penting bagi
berlangsungnya kehidupan berkecambah menjadi tanaman dewasa. Benih akan terhambat
perkecambahnnya pada tanah yang padat, karena benih berusaha keras untuk menembus ke
permukaan tanah.
Selain medium, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat mempengaruhi perkecambahan
benih. Hal ini juga mempunyai hubungan erat dengan kondisi fisik tanah. Pada tanah
gembur benih yang ditanam sedikit dalam tidak akan banyak mempengaruhi perkecambahan. Berbeda
dengan tanah yang lebih padat dimana sebaiknya benih ditanam tidak terlalu dalam untuk
memudahkan kecambah muncul ke permukaan.
2.1.3 Hubungan Faktor Internal dan Eksternal
 Saling mempengaruhi pada proses perkembangan, karena dengan masuknya air, biji
mengembang dan kulit biji akan pecah. Air masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan
hormone gliberalin
 Mempangaruhi arah pertumbuhan karena,jika tunas tumbuh tegak ke atas, salah satu sisinya
di sinari cahaya matahari maka tumbuhan tunas tersebut akan berbelok ke arah sumber
datannya cahaya.
2.1.4 Pengaruh Air Terhadap Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Air memiliki banyak fungsi bagi pertumbuhan tubuh tanaman. Salah satunya, yaitu berfungsi
untuk melarutkan unsur-unsur hara yang tetrserap. Manfaat yang begitu besar, sehingga air sering
disebut faktor pembatas dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Seperti yang telah kita ketahui, air merupakan salah satu komponen fisik yang sangat vital dan
dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak 85-90%
dari bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air (Maynard dan Orcott, 1987). Noggle
dan Frizt (1983) menjelaskan fungsi air bagi tanaman yaitu:
Page | 20
(1) sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma,
(2) senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari
larutan tanah ke tanaman, dan pelarut mineral nutrisi yang
akan diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel lain,
(3) media terjadinya reaksi-reaksi metabolik,
(4) reaktan pada sejumlah reaksi metabolisme seperti siklus
asam trikarboksilat,
(5) penghasil hidrogen pada proses fotosintesis,
(6) menjaga turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga
mekanik dalam pembesaran sel,
(7) mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka
dan menutupnya stomata,
(8) membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daundaun tanaman tertentu,
(9) berperan dalam perpanjangan sel,
(10) sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi,
serta digunakan dalam proses respirasi.
Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan
turgor sel, meningkatkan konsentrasi makro molekul serta
senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah, mempengaruhi
membran sel dan potensi aktivitas kimia air dalam tanaman
(Mubiyanto, 1997). Peran air yang sangat penting tersebut
menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau tidak langsung
kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses
metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman.
Sedangkan menurut Kramer (1983), tanaman sebagian besar
disusun oleh air. Sekitar 85-95% kandungan protoplasma adalah
air, dan organel-organel sel, seperti kloroplas dan mitokondria
Page | 21
(yang kaya akan lipid dan protein) mengandung 50% air. Daging buah sebagian besar komponennya
adalah air (85-95% dari berat segar), air menyusun 80-90% bagian daun yang lunak, 70-90% akar.
Kayu yang baru ditebang mengandung sekitar 50% air. Bagian tumbuhan yang mengandung sedikit
air adalah buah masak (biasanya 10-15%), dan beberapa biji yang menyimpan banyak lemak hanya
mengandung 5-7% air.
Air yang di butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah yang di tahan oleh
butir-butir tanah. Air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang telah ada sebelum tanaman di tanam
dan curah hujan yang turun sebelumnya. Berdasarkan kebutuhan air yang diperlukan oleh tanaman
secara umum dikelompokkan menjadi tiga jenis tanaman yaitu:
a) Jenis suka air adalah jenis tanaman yang memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup
dengan baik. Contohnya seperti jenis Adiantum, Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia,
Monstera, Peperomia serta jenis pakis-pakisan.
b) Jenis suka air dalam jumlah sedang adalah tanaman yang memerlukan yang cukup tetapi tidak
berlebihan untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat sebagai contoh seperti Aglaonema, Anthurium,
Philodendron, dan lainnya.
c) Jenis yang memerlukan sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik
dalam keadaan sedikit atau kekurangan air, sebagai contohnya adalah berbagai jenis tanaman
sukulen, kaktus, Sansiviera , Chryptanthus dan sebagainya.
Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan tipis, berarti tanaman tidak kuat
kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih banyak air dalam penyiraman. Jika daun ada lapisan
lilinnya berarti sedikit tahan akan kondisi kering. Daun kecil akan menghindari penguapan air saat
siang hari. Akan tetapi penting pula diketahui jenis tanamannya, apakah tanaman menyukai air atau
tidak.
Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh
peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel
dan diferensiasi sel. Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak
cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di
Page | 22
dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi
jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi.
Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan
dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui
transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan
ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan
dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya.
Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan
bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih
bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil
pengaruhnya terhadap hasil.
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada paruh
kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah
pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada
musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar.
Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan
menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup.
Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi
laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa.
Disamping itu penutupan stomata merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan
mesophyta terhadap cekaman air yang berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat
diperpendek atau diperpenjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air. Hasil
penelitian Turk dan Hal pada tahun 1980 dan Lawn tahun 1982 menunjukkan bahwa kacang tunggak
berbunga dan masak lebih awal dibawah tingkat cekaman air sedang, tetapi cekaman air yang berat
menunda aktivitas reproduktif.
Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Pada umumnya
tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih panjang daripada
tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan
Page | 23
perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar. Peningkatan pertumbuhan akar di bawah
kondisi cekaman air ringan sampai sedang mungkin sangat penting dalam menyadap persediaan air
baru bagi suatu tanaman.
Hasil penelitian Nour dan Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa kultivar-kultivar sorghum
yang lebih tahan terhadap kekeringan, mempunyai perkaran yang lebih banyak, volume akar lebih
besar dan nisbah akar tajuk lebih tinggi daripada lini-lini yang rentan kekeringan. Hasil penelitian
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menunjukkan bahwa perakaran tanaman ercis yang mengalami
cekaman air pada paruh kedua dari siklus hidupnya tidak dapat menjelajahi keseluruhan lapisan tanah
pada kedalaman 45-75 cm. Dengan kata lain tanaman ercis tidak dapat mengekstrak air di bawah
kedalaman 70 cm. Akibat lebih lanjut cekaman air akan menurunkan hasil tanaman, dan bahkan
tanaman gagal membentuk hasil. Jika cekaman air terjadi pada intensitas yang tinggi dan dalam waktu
yang lama akan mengakibatkan tanaman mati.
Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman air tergantung fase pertumbuhan
saat cekaman air tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan vegetatif yang cepat,
pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan dengan jika cekaman air terjadi pada fese
pertumbuhan lainnya. Proses-proses fisiologi yang mengakibatkan perubahan hasil karena cekaman
air. Untuk mengetahui apakah tanaman cukup air atau tidak, dapat melihat gejala-gejala yang
ditampakkan oleh tanaman. Diantaranya adalah:
a) Pengecekan kekurangan air pada media tanaman:
 Jika media terasa remah lepas, berarti media sedikit mengandung air.
 Periksa dengan membuat lubang sebesar ibu jari dengan kedalaman 1,5-3cm. Jika kering maka
kelembaban tanaman rendah dan tanaman perlu disiram.
b) Gejala fisiologis tanaman:
 Tanaman layu dan daun tua coklat dan mengering, dicurigai tanaman kekurangan air. Periksa
media dan gejala lain apakah disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman lainnya.
 Pinggiran daun berwarna coklat dan kering untuk tanaman kekurangan air
 Jika berbunga dan kurang air, maka bunga akan gugur dengan cepat.
 Jika daun ujungnya coklat, kemungkinan besar kelebihan air.
Page | 24
 Dalam media yang terlalu lembab, akar akan membuat dampak kandungan lengas pada
perkembangan sistem perakaran
Menurut Agung dan Rahayu (2004), air merupakan faktor yang penting bagi tanaman karena
berfungsi sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis. Pada saat
pertumbuhan dibutuhkan air dalam jumlah yang cukup untuk dipergunakan dalam proses fotosintesis
dan juga dapat mempengaruhi aktivitas bakteri dalam memfikasi nitrogen yang berperan dalam
fotosintesis (Ramadhani, 2009).
Pada tanaman legum, genangan air tidak hanya menghambat pertumbuhan akar dan tajuk, akan
tetapi dapat juga menghambat perkembangan dan fungsi bintil akar. Fungsi bintil akar terganggu
karena terhambatnya kemampuan fiksasi nitrogen bakteri dan tanaman. Genangan berpengaruh
terhadap proses fisiologis dan biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan
hara, serta pengambilan nitrogen. Genangan berdampak negatif terhadap ketersediaan nitrogen yaitu
tanaman yang tergenang menunjukkan gejala klorosis akibat kekurangan nitrogen yang disebabkan
oleh penurunan ketersediaan nitrogen maupun penurunan penyerapannya.
Kebanyakan tanaman mempunyai pertumbuhan yang bagus pada kondisi kapasitas lapang.
Kapasitas lapang adalah keadaan dimana air hanya berada dalam pori-pori mikro tanah dan disebut
sebagai air tersedia, sedangkan pori-pori makro tanah ditempati oleh udara (Najiati, 1998).
Usaha peningkatan kandungan kadar nitrogen yang dapat meningkatkan kandungan klorofil
dapat dilakukan salah satunya dengan volume penyiraman yang sesuai dengan jenis tanaman yang
ditanam (Hendriyani dan Setiani, 2009). Oleh karena itu perlu diketahui volume penyiraman yang
tepat pada suatu tanaman agar pertumbuhan dan kandungan nitrogennya maksimal.
Page | 25
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Dalam penulisan laporan penelitian ini, penulis menggunakan empat metode yang dibutuhkan
untuk mendapatkan keterangan. Adapun metode-metode tersebut antara lain:
(1) Metode Percobaan
Metode ini penulis gunakan untuk mencoba secara langsung membuat kecambah dari tanaman
kacang hijau dengan pemberian perlakuan kadar air yang berbeda-beda.
(2) Metode Pengamatan
Metode ini penulis gunkan untuk mengamati secara langsung pengaruh pemberian perlakuan
kadar air yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan kecambah tanaman kacang hijau.
(3) Metode Penelitian
Metode ini penulis gunakan untuk meneliti pengaruh kadar air yang berbeda-beda terhadap
pertumbuhan kecambah tanaman kacang-kacangan.
(4) Metode Keperpustakaan
Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data dengan jalan membaca buku-buku dan
mencari informasi dari teknologi internet tentang pertumbuhan dan perkembangan yang ada
kaitannya dengan pertumbuhan kecambah tanaman kacang-kacangan dengan kadar air yang
berbeda-beda .
3.2
Variabel
3.2.1 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variable bebas terhadap variable terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.

jenis tanaman

media penanaman

jumlah kapas
Page | 26

tinggi kapas

ukuran media penanaman

lingkungan (suhu, cahaya, dan kelembapan)
3.2.2 Variable Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan timbulnya variable terikat.

kadar air
3.2.3 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.
3.3

tinggi batang

kualitas tanaman
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai pertumbuhan kecambah tanaman kacang-kacangan dengan pemberian
perlakuan kadar air yang berbeda-beda ini, penulis laksanakan di rumah salah satu anggota kelompok.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan penulis pada hari Kamis tanggal 26 Juli 2012 sampai dengan 2
Agustus 2012 atau sekitar 7 hari lamanya. Objek penelitian diletakkan di tempat yang sejuk dan
cukup cahaya matahari.
3.4
Alat dan Bahan
Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan, penulis membutuhkan beberapa alat dan bahan
diantaranya sebagai berikut:
Alat
5 buah gelas plastik berukuran sedang
Gelas ukur (mL)
Penggaris (cm)
Alat tulis
Bahan
20 biji kacang hijau
Kapas secukupnya
Air ± 195 mL
Page | 27
3.5
Langkah Kerja
3.5.1 Siapkan alat dan bahan penelitian yang dibutuhkan.
3.5.2 Rendamkan 20 biji kacang hijau selama
2 jam untuk mengakhiri masa dormansi dan untuk
merangsang proses imbibisi pada biji.
3.5.3 Menyiapkan kapas yang telah dibasahi air.
3.5.4 Memasukkan biji kacang hijau masing-masing 4 biji ke dalam gelas plastik yang telah diisi
dengan kapas basah sebelumnya.
3.5.5 Ke-lima gelas plastik tersebut masing-masing diberi label dengan keterangan kadar air yang
berbeda. Untuk pot A sebanyak 20 mL, pot B sebanyak 25 mL, pot C sebanyak 30 mL, pot D
40 mL, dan pot E 80 mL.
3.5.6 Meletakkan gelas plastik tersebut pada lingkungan yang sama, tetapi disiram dengan kadar air
sesuai yang tertera pada label masing-masing gelas.
3.5.7 Mengamati ke-lima objek tanaman tersebut setiap hari pada jam yang sama.
3.5.8 Lihat dan catat hasil pengamatan tersebut.
3.5.9 Penelitian dilakukan selama 7 hari.
Page | 28
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, kini kami dapat mendeskripsikan data hasil
penelitian. Penelitian terhadap biji kacang hijau yang telah dilakukan selama 7 hari telah memberikan
hasil data yang sesuai dengan teori serta hipotesa yang telah kami nyatakan. Hasil penelitian dapat
dilihat pada tabel dan grafik garis analisis data di bawah ini:
Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Hari ke
Pot
A
B
C
D
E
ke-1
0,3 cm
0,3 cm
0,5 cm
0,8 cm
0 cm
ke-2
1,1 cm
2,3 cm
3 cm
4,4 cm
0 cm
ke-3
2,7 cm
3,5 cm
5 cm
8,5 cm
0,1 cm
ke-4
4 cm
5,5 cm
7 cm
10,5 cm
-
ke-5
6 cm
7,3 cm
9,3 cm
14 cm
-
ke-6
7,5 cm
10 cm
12,5 cm
15,5 cm
-
ke-7
9,5 cm
12 cm
14,7 cm
17,6 cm
(busuk)
18
16
14
12
pot A
10
pot B
8
pot C
pot D
6
pot E
4
2
0
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
ke-6
ke-7
Dari data tabel dan grafik garis tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa volume air 40 mL
memiliki pengaruh paling besar terhadap laju pertumbuhan tanaman kacang hijau. Sedangkan
Page | 29
tanaman dengan kadar air 80 mL tidak mengalami pertumbuhan dan mengalami kebusukan karena air
terlalu menggenang di permukaan kapas.
4.2
Analisis Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat kita ketahui bahwa kadar air dapat
mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau. Kadar air yang lebih
banyak memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan kadar air yang lebih sedikit.
Namun demikian, kadar air berlebihan tidak dapat membuat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman menjadi optimal. Volume penyiraman air yang berlebih dapat menimbulkan genangan di
daerah penyerapan akar atau calon akar suatu tumbuhan. Genangan air tersebut tidak hanya
menghambat pertumbuhan akar dan tajuk, akan tetapi dapat juga menghambat perkembangan dan
fungsi bintil akar. Fungsi bintil akar terganggu karena terhambatnya kemampuan fiksasi nitrogen
bakteri dan tanaman. Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi antara lain
respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara, serta pengambilan nitrogen dan atau zat unsur
hara lainnya. Genangan berdampak negatif terhadap ketersediaan cadangan makanan benih tumbuhan.
Tanaman yang tergenang menunjukkan gejala klorosis akibat kekurangan nitrogen yang disebabkan
oleh penurunan ketersediaan nitrogen maupun penurunan penyerapannya.
Air memegang peranan terpenting dalam proses perkecambahan biji. Air adalah faktor yang
menentukan di dalam kehidupan tumbuhan. Pemberian perlakuan kadar air terhadap tumbuhan
menjadi hal yang penting karena kadar air dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan kualitas
perkembangan suatu tanaman. Tanaman dengan kadar air yang optimal akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang maksimal. Hal ini didasarkan pada fungsi air dalam perkecambahan yakni:
i. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan
embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji.
ii. Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hamper
tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk
kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air maka supply
Page | 30
oksigen meningkat kepada selsel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan.
Sebaliknya juiga CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar.
iii. Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan bermacam-macam
fungsinya. Sebagian air di dalam protoplasma sel-sel embrio dan bagian hidup lainnya pada biji,
hilang sewaktu biji tersebut telah mencapai masak sempurna dan lepas dari induknya (seed are
shed). Semenjak saat ini aktifitas protoplasma hampir seluruhnya berhenti sampai perkecambahan
dimulai. Sel-sel hidup tidak bisa aktif melaksanakan proses-proses yang normal separti pencernaan,
pernapasan, asimilasi, dan tumbuh, apabila protoplasma tidak mengandung sejumlah air yang cukup.
iv. Air berguna sebagai alat transportasi larutan makanan dan endosperm atau cotyledon kepada titik
tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan untuk membentuk protoplasma baru.
Dari data yang penulis amati, pada umumnya pola perkembangan tanaman kacang hijau di atas
memiliki kesamaan. Proses pertama yaitu terjadi imbibisi yang akhirnya dapat mengaktifkan enzim
untuk melakukan perkecambahan. Setelah itu terjadi pembelahan sel dan tumbuhlah embrio dari
kecambah. Tahap awal perkembangan ditandai dengan munculnya hipokotil, yaitu ruas batang di
bawah daun lembaga yang akan tumbuh menjadi akar. Hipokotil menjadi tegak dan muncul ke
permukaan medium tanam. Batang lembaga pun memanjang. Selanjutnya, kotiledon akan membelah
dan kemudian tumbuh daun sebagai perkecambahan epigeal. Kotiledon akan terus menempel sebagai
kotil. Kemudian tumbuh akar menembus ke dalam medium tanam. Tanaman kacang hijau terus
memanjang hingga kotil terlepas dan daun semakin lebat.
Dengan demikian, dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil pengamatan secara
kuantitatif. Pada tanaman yang diberi perlakuan dengan kadar air lebih banyak mengalami
pertumbuhan paling optimal dibandingkan tanaman dengan perlakuan kadar air sedikit. Tanaman
dengan perlakuan diberi kadar air lebih banyak memiliki batang yang lebih tinggi dan daun yang lebih
hijau. Tanaman dengan perlakuan diberi kadar air sedikit juga memiliki batang yang tinggi dan daun
yang hijau, namun lebih rendah bila dibandingkan dengan tanaman yang diberi air hujan. Terdapat 4
kacang hijau yang layu dan akhirnya mati pada tanaman dengan perlakuan diberi kadar air berlebih.
Page | 31
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Air merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan pertumbuhan yang dipengaruhi oleh
perbedaan pemberian perlakuan kadar air yang diberikan pada tumbuhan kacang hijau. Kadar air yang
paling baik untuk proses pertumbuhan dan perkembangan biji tanaman kacang hijau dari percobaan
kami adalah 40 mL.
Pada biji kacang hijau yang diberi perlakuan dengan kadar air 20, 25, dan 30 mL juga
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, hanya saja membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan kadar air 40 mL. Sedangkan tanaman kacang hijau yang diberi
perlakuan dengan kadar berlebih (80 mL) tidak mengalami pertumbuhan akibat terlalu banyaknya
genangan air yang muncul di permukaan kapas. Genangar air menyebabkan tanaman tidak dapat
memenuhi zat hara yang dibutuhkan sehingga akan mengalami klorolisis. Jika tidak diberi solusi,
maka tumbuhan akan layu dan lama-kelamaan membusuk.
5.2
Saran
1. Sebelum melakukan penanaman, pastikan kacang hijau yang dipilih dalam keadaan baik dan segar.
2. Memastikan kesterilan kapas dan air yang digunakan.
3. Dalam penanaman kacang hijau, sebaiknya menggunakan air murni dengan kadar air yang optimal,
yakni kadar air yang tidak terlalu sedikit dan tidak menyebabkan terciptanya genangan air. Hal ini
perlu untuk mendapatkan hasil pertumbuhan yang paling optimal.
Page | 32
DAFTAR PUSTAKA
Apriawan, Shoma. 2011. Pengaruh Pemberian Volume Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan dan
Kadar Nitrogen Pada Tanaman Buncis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Aryulina, Diah, dkk. 2006 . Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.
Saktiyono.2007. Seribu Pena Biologi SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga .
Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga.
http://zaifbio.wordpress.com/2010/02/12/pertumbuhan-dan-perkembangan.html
http://asnani-biology.blogspot.com/2009/05/pertumbuhan-dan-perkembangan.html
http://www.scribd.com/
http://www.google.co.id/
http://id.wikipedia.org/
http://cikaciko.blogspot.com/
http://myfolkcreationindonesia.blogspot.com/
Page | 33
Lampiran
Page | 34
Lampiran
Page | 35
Download