PERBEDAAN MASASE EFFLEURAGE DAN KOMPRES HANGAT

advertisement
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
PERBEDAAN MASASE EFFLEURAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP
PENURUNAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
Luthfiah Nur Aini
Program Studi Keperawatan, AKPER Dian Husada Mojokerto
Email : [email protected]
ABSTRAK
Nyeri punggung merupakan salah satu dari ketidaknyamanan yang dialami
oleh ibu hamil pada trimester III. Tindakan yang sering dianjurkan adalah dengan
mengompres punggung dengan air hangat. Tindakan lain adalah dengan terapi
menggosok punggung/ masase effleurage. Sampai saat ini perbedaan dari
kompres hangat dan masase effleurage untuk menurunkan nyeri punggung pada
ibu hamil belum bisa dijelaskan. Tujuan penelitian ini Menganalisis perbedaan
masase effleurage dan kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada ibu hamil
trimester III di BPS Furida Azis Desa Gemekan Sooko Mojokerto. Desain Penelitian
ini menggunakan desain quasy eksperimen tipe non-equivalent control group
design. Metode sampling yang digunakan adalah consecutive sampling.Dengan
menggunakan instrumen skala nyeri Numeric Rating Scale skala 1- 10. Sample
yang diambil sebanyak 23 responden yaitu ibu hamil trimester III di Bidan Furida
Azis Desa Gemekan, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto pada bulan Agustus 2016.
Analisa data menggunakan uji statistik independnet Pairs Test dengan nilai α=0,05.
Hasil penelitian ini didapatkan dari 13 responden yang diberikan masase effleurage
mengalami penurunan nyeri rerata 5 poin. Dari 10 pasien yang diberikan kompres
hangat mengalami penurunan nyeri rerata 2-3 poin. Hasil uji statistic independent
pair t test menunujukkan p= 0,000 < 0,05.Hal ini menunjukkan bahwaada beda
masase effleurage dan kompres hangat dalam menurunkan nyeri punggung pada
ibu hamil trimester III. Melihat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masase
effleurage dan kompres hangat dapat diterapkan sebagai salah satu metode dalam
penurunan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III. Namun masase effleurage
lebih efektif menurunkan nyeri punggung. Selain aman masase effleurage juga
memiliki dampak psikologis yaitu memberikan perasaan rileks pada ibu hamil
trimester III menjelang persalinan.
Kata kunci : Nyeri punggung , masase effleurage, ibu hamil trimester III
Halaman | 148
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
PENDAHULUAN
Bersamaan dengan bertambahnya usia
kehamilan, ibu hamil trimester III seringkali
mengalami keluhan nyeri punggung. Nyeri
punggung menjadi salah satu penyebab
ketidaknyamanan trimester III. Usaha yang
dilakukan ibu untuk mengatasi nyeri dengan
memeriksakan diri ke tenaga kesehatan
terdekat. Tindakan yang sering dianjurkan
adalah dengan mengompres punggung
dengan air hangat. Tindakan lain adalah
dengan terapi menggosok punggung/ masase
effleurage.
Masase effleurage dapat
menurunkan nyeri pada ibu persalinan kala I
fase aktif (Cahyaningtyas, 2015) dan dapat
munurunkan nyeri pada perempuan yang
mengalami disminore primer (Insani, 2015).
Sampai saat ini perbedaan dari kompres
hangat dan masase effleurage
untuk
menurunkan nyeri punggung pada ibu hamil
belum bisa dijelaskan.
Pravalensi terjadinya nyeri punggung
pada ibu hamil menurut survey yang
dilakukan di Inggris dan Skandinavia terdapat
50% ibu hamil mengalami nyeri punggung
(Mantle et al, 1997 dan Osttgard, 1997, Diane
M Fraser ,2009 dalam Ummah, 2012) .
Survey online yang dilaksanakan oleh
University of Ulster 2014, dari 157 orang
hamil yang mengisi kuasioner, 70 % pernah
mengalami nyeri punggung, di Indonesia baru
didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh
Suharto (2001) , dikutip dalam Hakiki (2015),
dari 180 ibu hamil yang diteliti, 47 %
mengalami nyeri tulang belakang, dalam hasil
penelitian Kartonis et al, (2011) apabila tidak
ditangani dengan baik dapat menyebabkan
kualitas hidup ibu hamil menjadi buruk. Dalam
Republika nyeri pada punggung selama
kehamilan bervariasi antara 35–60 %. Hasil
penelitian oleh Meyer dan rekan (1994)
ditemukan wanita hamil mengalami nyeri
punggung 45% dan meningkat sampai 69%
pada minggu ke-28 (Mander, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Ariyanti (2012)
didapatkan bahwa 68% ibu hamil mengalami
nyeri punggung dengan intensitas sedang,
dan 32% ibu hamil mengalami nyeri punggung
dengan intensitas ringan. Diantara semua
wanita ini, 47–60 % melaporkan bahwa nyeri
punggung terjadi pada kehamilan 5–7 bulan.
Hasil penelitian Hakiki (2015) terdapat 17 ibu
yang mengalami nyeri tulang belakang saat
kehamilan, 9 orang mengalami nyeri tulang
belakang pada kehamilan trimester 3 dengan
intensitas nyeri 6, ibu hamil yang mengalami
nyeri pada trimester 2 sebanyak 6 orang dan
2 orang mengalami nyeri tulang belakang
pada trimester 1 dengan rata-rata intensitas
nyeri 4-5. Ibu hamil yang mengalami keluhan
nyeri punggung 50- 70 % disebabkan oleh
perubahan hormonal, musculoskeletal dan
strees. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan pada tanggal 21 Desember 2015 –
2 Januari 2016 di pada BPS Furida Azis dari
10 ibu hamil trimester III, 70% ibu hamil
mengalami nyeri punggung dengan intensitas
nyeri 6-7.
Seiring bertambahnya usia kehamilan,
postur
wanita
berubah
untuk
mengkompensasi berat uterus yang sedang
tumbuh. Bahu tertarik kebelakang sebagai
akibat pembesaran abdomen yang menonjol,
dan untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh, kelengkungan tulang belakang ke arah
dalam menjadi berlebihan. Relaksasi sendi
sakroiliaka, yang mengiringi perubahan
postur, menyebabkan peningkatan nyeri
punggung
setelah
ketegangan
yang
berlebihan, keletihan, postur membungkuk
atau mengangkat sesuatu, jika tidak segera
diatasi rasa nyeri dapat mempengaruhi
aktivitas kehidupan sehari – hari misalnya
tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi
dengan orang lain, bekerja, keterbatasan
gerak fisik dan aktivitas-aktivitas santai. Nyeri
punggung saat ibu hamil apabila tidak
ditangani dengan baik dapat menyebabkan
kualitas hidup ibu hamil menjadi buruk
(Kartonis et al, 2011). Vermani,Era et al
(2009), menjelaskan bahwa ibu hamil yang
mengalami nyeri punggung akan kesulitan
didalam menjalankan aktivitas seperti berdiri
setelah duduk, berpindah dari tempat tidur
duduk terlalu lama, berdiri terlalu lama,
membuka baju dan melepaskan baju, maupun
mengangkat dan memindahkan benda –
benda sekitar. Kondisi yang lebih parah terjadi
ketika nyeri sampai menyebar ke daerah
pelvis dan lumbal yang menyebabkan
kesulitan berjalan sehingga memerlukan kruk
ataupun alat bantu jalan lainnya. Masalah lain
yang ditimbulkan yaitu ketidakmampuan
berpartisipasi didalam sexual intercourse
seperti pada penelitian Hansen et al (1999),
dimana dari 277 ibu hamil yang mengalami
nyeri tulang belakang, baik punggung atas
maupun punggung bawah 20 % tidak dapat
berpartisipasi didalam sexual intercourse.
Penatalaksanaan nyeri pada punggung
saat
kehamilan
bervariatif
seperti
penatalaksanaan farmakologi maupun non
farmakologis (Sinclair, 2014). massase
effleurage dan kompres hangat adalah
Halaman | 149
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
tindakan non farmakologi yang dapat
digunakan untuk menurunkan nyeri punggung
pada ibu hamil. kemampuan kedua tindakan
ini untuk menurunkan nyeri perlu untuk diteliti
sehingga akan diketahui mana dari keduanya
yang mampu menurunkan nyeri lebih baik.
Berdasarkan
uraian
diatas,
peneliti
berkeinginan
untuk
mengidentifikasi
perbedaan masase effleurage dan kompres
hangat terhadap penurunan nyeri pada ibu
hamil trimester III di BPS Furida Azis Desa
Gemekan Sooko Mojokerto
Ibu hamil trimester III seringkali
mengalami nyeri punggung. Tindakan yang
sering
dianjurkan
adalah
dengan
mengompres punggung dengan air hangat.
Tindakan
lain
adalah
dengan
terapi
menggosok punggung/ masase effleurage.
Masase effleurage dapat menurunkan nyeri
pada ibu persalinan kala I fase aktif
(Cahyaningtyas,
2015)
dan
dapat
munurunkan nyeri pada perempuan yang
mengalami
disminore
primer
(Insani,
2015).Sampai saat ini perbedaan dari
kompres hangat dan masase effleurage
untuk menurunkan nyeri punggung pada ibu
hamil belum bisa dijelaskan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis perbedaan
masase effleurage dan kompres hangat
terhadap penurunan nyeri pada ibu hamil
trimester III di BPS Furida Azis Desa
Gemekan Sooko Mojokerto.
Terapi Massage Effleurage
1. Pengertian Masase
Masase adalah melakukan tekanan
tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot,tendon, atau ligamentum tanpa
menyebabkan gerakan perubahan posisi
sendi
untuk
meredakan
nyeri,
menghasilkan relaksasi, atau memperbaiki
sirkulasi (Mander, 2003). Effleurage adalah
gerakan punggung atau masase punggung
yang sejak dulu digunakan dalam
keperawatan untuk meningkatkan istirahat
atau rileksasi. Labyak & mtzger (1997)
yang dikutip dalam bukunya kazier dan
erb(2009)
mengatakan
effleurage
merupakan tipe massase yang melibatkan
gerakan yang panjang,berlahan dan halus.
2. Manfaat Masase
a. Meningkatkan peredaran darah kulit,
dan merangsang susunan sensorik kulit
secara berirama.
b. Meningkatkan peredaran darah otot dan
menghilangkan
tegangan
serabutserabut otot.
c. Memperbaiki
gangguan
ikat-ikat
(ligamentum)
d. Melancarkan peredaran darah dan limfe
e. Merangsang susunan saraf secara
berirama untuk mencapai efek seudatif
(merangsang dan menenangkan)
f. Jaringan lemak : tidak terpengaruh oleh
massage
g. Mengurangi ketegangan otot
h. Meningkatkan
rileksasi
fisik
dan
psikologis
3. Teknik Masase
Menurut Lee, dkk (1990) yang dikutib
dalam bukunya Mander, R (2003)
mengatakan masase adalah terapi yang
paling primitif. Masase menggunakan
refleks lembut manusia untuk menahan,
menggosok atau meremas bagian tubuh
yang nyeri. Dalam menjelaskan masase
sebagai
terapi
pelengkap
dalam
keperawatan, sedangkan menurut Malkin
(1994) yang dikutib dalam buku yang sama
merinci enam gerakan dasar yang
dilakukan. Gerakan tersebut adalah:
eflleurage (gerakan tangan mengurut),
petrissage (gerakan tangan mencubit),
tapotement (gerakan tangan melakukan
perkusi),
hacking
(gerakan
tangan
mencincang), kneading (gerakan tangan
meremas), dan cupping (gerakan tangan
membentuk seperti mangkuk). Setiap
gerakan ditandai dengan perbedaan
tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan
dan gerakan untuk mencapai pengaruh
yang berbeda pada jaringan dibawahnya.
Sedangkahn Asmadi (2008) menuliskan
dalam bukunya ada beberapa teknik
masase yang dapat dilakukan sebagai
upaya
distraksi
pengurangan
nyeri,
diantaranya yaitu:
a. Teknik remasan
Adalah teknik mengusap otot bahu yang
dilakukan secara bersama – sama.
Gambar 2. 4 Teknik remasan
Halaman | 150
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
b. Teknik selang – seling
Adalah memijat punggung dengan
tekanan, pendek, cepat dan bergantian
tangan.
Gambar 2.5 teknik selang- seling
c. Teknik gesekan
Adalah memijat punggung dengan ibu
jari, gerakan memutar sepanjang tulang
punggung dari sacrum ke bahu.
Gambar 2.6 Teknik gesekan
d. Teknik effleurasi
Adalah gerakan mengusap tubuh yang
lembut dan berlahan, pengurutan dapat
berupa gerakan pendek dan panjang
dengan seluruh telapak tangan.
Gambar 2. 7 Teknik effleurasi
e. Teknik petriasi
Adalah menekan punggung secara
horizontal.Pindah tangan dengan arah
yang
berlawanan,
menggunakan
gerakan meremas.
Gambar 2. 8 Teknik petriasi
f. Teknik tekanan menyikat
Adalah teknik secara halus
punggung dengan ibu jari
menhakhiri pijatan.
tekan
untuk
Gambar 2.9 Teknik tekanan menyikat
4. Masase Effleurage
Menurut Vita health (2007) masase
effleurage adalah gerakan mengusap
tubuh yang lembut dan perlahan,
pengurutan dapat berupa gerakan pendek
dan panjang dengan seluruh telapak
tangan. Menurut Yuliatin, L (2008) masase
punggung merupakan teknik pemijatan
pada daerah punggung atau sacrum
dengan menggunakan pangkal telapak
tangan.
Pengurutan
dapat
berupa
meningkatkan relaksasi otot, menenangkan
ujung-ujung syaraf, dan menghilangkan
nyeri.Efflleurage diistilahkan untuk gerakan
mengusap yang ringan dan menenangkan
saat
memulai
dan
mengakhiri
pijatan.Gerakan
ini
bertujuan
untuk
meratakan minyak dan menghangatkan
otot agar lebih rileks.Effleurage terutama
dilakukan dengan telapak tangan dan
jemari rapat.Tangan harus mengikuti
kontur tubuh saat meluncur diatasnya.
Untuk mengatasi masalah obsetri,
dapat
digunakan
masase
gerakan
mengurut (effleurage), tapi tidak melakukan
penekanan
pada
perut
bagian
bawah.Masase dimulai pada punggung
bagian bawah. Tindakan utama masase
Halaman | 151
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
dianggap
menutup
gerbang
untuk
menghambat perjalanan rangsangan nyeri
pada pusat yang lebih tinggi pada sistem
saraf pusat (Ferrell- Torry & Glick,1993
dalam buku Mander, R ,2003). Selanjutnya
rangsangan taktil dan perasaan positif,
yang berkembang ketika dilakukan bentuk
sentuhan yang penuh perhatian dan
empatik, bertindak memperkuat efek
masase untuk mengendalikan nyeri.Para
penulis berpendapat bahwa manfaat
masase diperkuat oleh respon relaksasi
yang
ditimbulkan
oleh
pengalaman
masase.Malkin (1994) yang dikutib dari
buku yang sama mengatakan keuntungan
masase
diklaim
meluas
melebihi
perubahan fisiologis murni dan efek
psikologis. Penelitian yang dilakukan
Ekowati
dkk,
menunjukkan
bahwa
sebagian subyek penelitian mengalami
penurunan intensitas nyeri.Penurunan ini
terjadi
karena
pemberian
masase
effleurage menstimulasi serabut taktil
dikulit sehinggan sinyal nyeri dapat
dihambat.Stimulasi kulit dengan effleurage
ini menghasilkan pesan yang dikirim lewat
serabut
Adelta
serabut
yang
mengahantarkan
nyeri
cepat,
yang
mengakibatkan gerbang nyeri tertutup
sehinggan korteks serebri tidak menerima
sinyal
nyeri
dan
intensitas
nyeri
berubah/berkurang.
Gerakan
masase
teknik effleurage menurut Aslani, Marliyn
(2003)
a. Usapan ringan
Letakkan kedua telapak tangan di
permukaan tubuh, dengan jemari rapat
dan
ujung
–
ujungnya
agak
mendongak.Dalam sekali gerakan tak
terputus, luncurkan kedua tangan ke
bagian atas tubuh.Kemudian pisahkan
tangan dan kembali kebawah.Gerakan
ini harus mengusap seluas mungkin
permukaan tubuh.
Gambar 2.10 Gerakan usapan ringan
menurut Aslani, M (2003)
b. Gerakan melingkar lebar
Sekali lagi, letakkan tangan mendatar
dengan jemari rapat dan lakukan
gerakan
seperi
berenang.Buatlah
lingkaran-lingkaran
yang
saling
bertumpukkan dengan kedua telapak
tangan secara bergantia.Usap seluruh
permukaan tubuh hingga mencapai
bagian sisanya.Ketika sampai bagian
bawah, gerakan tangan kembali ke atas.
Gambar 2.11 Gerakan melingkar lebar
menurut Aslani, M (2003)
c. Mengurut seperti gelombang
Setelah mengusap ringan permukaan
tubuh, misalnya punggung, gerakan
tangan turun zig- zag bergelombang
menuju bagian tengah dari sisi
tubuh.Usap seluas mungkin permukaan
tubuh.
Gambar 2.12 Gerakan mengurut seperti
gelombang menurut Aslani, M (2003)
5. Langkah – Langkah Masase Effleurage
a. Persiapkan alat- alat yang dibutuhkan
b. Identifikasi klien
c. Beri tahu klien tindakan yang akan
dilakukan
d. Cuci tangan
e. Atur klien dalam posisi miring
f. Letakkan sebuah bantal kecil di bawah
erut klien untuk menjaga posisi yang
tepat.
g. Letakkan sedikit lotion ke tangan
(tangan perawat). Usap kedua tangan
Halaman | 152
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
seehingga lotion akan rata pada
permukaan
tangan,
(perhatikan
kemungkinan klien alergi terhadap
minyak atau lotion)
h. Melakukan masase:
1) Usapan kedua telapak tangan di
permukaan tubuh, dengan jemari
rapat dan ujung- ujungnya agak
mendongak. Dalam sekali gerakan
tak terputus, kemudian pisahkan
tangan dan kembali ke bawah.
Gerakan ini harus mengusap seluas
mungkin permukaan tubuh.
2) Gerakan melingkar leher, letakkan
tangan mendatar dengan jemari rapat
dan
lakukan
gerakan
seperti
berenang.
Buatlah
lingkaranlingkaran yang saling bertumpuk
dengan kedua telapak tangan secara
bergantian. Usap seluruh permukaan
tubuh hingga mencapai bagian
sisinya. Ketika sampai bagian bawah
gerakan tangan kembali ke atas.
3) Mengurut seperti gelombang, setelah
mengusap ringan permukaan tubuh,
misalnya punggung, gerakan tangan
turun zig-zag bergelombang menuju
bagian tengah dari sisi tubuh. Usap
seluas mungkin permukaan tubuh.
Kompres Hangat
1. Definisi Kompres Hangat
Kompres hangat adalah memberikan
rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan
rasa
nyaman,
mengurangi
atau
membebaskan nyeri, mengurangi atau
mencegah spasme otot dan memberikan
rasa hangat pada daerah tertentu (Uliyah &
Hidayat, 2008). Kompres hangat dapat
dilakukan dengan menempelkan kantong
karet yang diisi air hangat atau handuk
yang telah direndam di dalam air hangat,
ke bagian tubuh yang nyeri. Sebaiknya
diikuti dengan latihan pergerakan atau
pemijatan. Dampak fisiologis dari kompres
hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa,
membuat
otot
tubuh
lebih
rileks,
menurunkan atau menghilangkan rasa
nyeri, dan memperlancar aliran darah
(Kompas, 2009).
2. Manfaat Kompres Hangat
Kompres hangat bermanfaat untuk
meningkatkan
suhu
kulit
lokal,
melancarkan
sirkulasi
darah
dan
menstimulasi pembuluh darah, mengurangi
spasme otot dan meningkatkan ambang
nyeri, menghilangkan sensasi rasa nyeri,
serta
memberikan
ketenangan
dan
kenyamanan
(Simkin,
2005).
Air
merupakan sarana yang baik bagi suhu
panas, dan lebih baik daripada udara.
Dengan air, kita tidak terlalu banyak
terpengaruh oleh panas maupun dinginnya
suhu udara, seperti saat kita mencelupkan
(merendam) tubuh kita ke dalam air panas
maupun dingin. Maksudnya, suhu udara di
luar bukanlah satu-satunya hal yang
mempengaruhi (rasa tubuh), tetapi media
pemindah dan penyampai rasa dan juga
berperan besar dalam menghasilkan
pengaruh rasa. Misalnya, suhu air panas
yang dapat digunakan dalam kondisi biasa
berkisar sekitar 46oC (Mahmud, 2007).
Tugas utama air di sini adalah memompa
suhu panas kepada tubuh, hingga secara
perlahan terjadi peringatan mekanis dan
kimiawi yang berdampak positif. Pengaruh
lainnya juga kepada tubuh bagian luar,
anggota-anggota tubuh bagian dalam, dan
sirkulasi darah. Suhu panas (panas tubuh)
menjadi pendorong yang positif bagi energi
tubuh. Ini terjadi berkat pengaruh efektifnya
terhadap komponen-komponen sel yang
terdiri dari berbagai elektron, ion-ion dan
lain sebagainya (Mahmud, 2007). Air
hangat (46,5-51,5oC) memiliki dampak
fisiologis bagi tubuh, yaitu pelunakan
jaringan
fibrosa,
mempengaruhi
oksigenisasi jaringan sehingga dapat
mencegah
kekakuan
otot,
memvasodilatasikan dan memperlancar
aliran darah, sehingga dapat menurunkan
atau menghilangkan rasa nyeri.
3. Jenis kompres hangat
a. Kompres hangat kering
Yakni dengan menggunakan pasir yang
telah dipanasi sinar matahari guna
mengobati
nyeri
rematik
pada
persendian. Selain itu, terapi ini juga
dapat mengurangi berat badan dan
menghilangkan kelebihan berat badan.
b. Kompres hangat lembap
Dewasa ini, kompres jenis ini digunakan
dengan sarana atau mediasi sebuah
alat
yang
dikenal
dengan
nama hidrokolator. Yakni alat elektrik
yang diisi air, digunakan untuk
memanaskannya hingga mencapai suhu
tertentu. Di dalam alat ini dicelupkan
beberapa alat kompres dengan bobot
bervariasi yang cocok untuk menutupi
seluruh
bagian
tubuh.
Terapis
mengeluaran
kompre-kompres
ini
dengan menggunakan penjepit khusus,
Halaman | 153
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
lalu melipatnya dengan handuk dan
meletakkannya di atas tubuh pasien
agar kompres tersebut berfungsi
menghilangkan penyusutan otot dan
membuatnya lentur kembali. Selain itu
juga untuk membatasi atau mencegah
nyeri dan memulihkan sirkulasi darah.
c. Kompres bahan wol hangat
Yakni dengan memanaskan bahan wol
di atas uap kemudian diperas. Kompres
macam ini memiliki kelebihan dengan
kepanasannya yang tinggi dan tidak
akan mencederai atau berbahaya bagi
kulit. Kompres ini terdiri dari kompres
dalam yang ditutup dengan tutup plastik
tahan air. Juga memiliki bungkus luar
terbuat dari bahan wol untuk mencegah
atau membatasi masuknya hawa panas.
Kompres
ini
digunakan
untuk
menghilangkan
nyeri-nyeri
dan
penyusutan otot-otot. Kompres ini juga
dapat digunakan 3-4 kali selama 5-10
menit.
d. Kompres gelatine (jelly)
Kompres
model
ini
memiliki
keistimewaan yang mampu menjaga
panas atau dingin untuk beberapa lama.
Kelebihan kompres ini terletak pada
fleksibelitas bentuknya yang dapat
dicocokkan dengan anggota tubuh
sehingga mampu menghasilkan suhu
yang
diharapkan
dan
sanggup
menggapai seluruh bagian tubuh.
Proses
pendinginan
kompres
ini
dihasilkan
melalui
alat
khusus
(hidrokolaktor) yang memungkinkan
suhu
panas
untuk
diatur.
Kompres gelatine ini memiliki pengaruh
dan cara penggunaan yang sama
dengan kompres dingin (Mahmud,
2007).
Ketika memberikan kompres hangat
pada klien, harus tetap diperhatikan suhu
dari kompres itu sendiri untuk keefektifan
kompres dalam mengurangi nyeri dan
menghindari cedera pada kulit akibat suhu
yang terlalu panas (Potter & Perry, 2010).
4. Cara kompres hangat
Adapun cara pemberian kompres
hangat pada klien untuk mengatasi nyeri
adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Botol atau kain yang dapat menyerap
air
2) Air hangat dengan suhu 46-51,5oC
3) Thermometer
b. Tahap Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada klien mengenai
prosedur yang akan dilakukan.
3) Ukur
suhu
air
dengan
menggunakan thermometer.
4) Isi botol dengan air hangat, kemudian
dikeringkan dan bungkus / lapisi botol
dengan kain.
5) Bila menggunakan kain, masukkan
kain pada air hangat, lalu diperas.
6) Tempatkan botol berisi air hangat
atau kain yang sudah diperas pada
daerah yang akan dikompres.
7) Angkat botol atau kain tersebut
setelah 20 menit, dan lakukan
kompres ulang jika nyeri belum
teratasi.
8) Kaji perubahan yang terjadi selama
kompres dilakukan.
9) Cuci tangan (Uliyah & Hidayat, 2008).
HIPOTESIS PENELITIAN
Ada perbedaan effleurage massage dan
kompres hangat terhadap penurunan nyeri
punggung pada ibu hamil trimester III di BPS
Furida Azis Desa Gemekan Sooko Mojokerto.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian ini menggunakan
desain quasy eksperimen tipe non-equivalent
control group design. Desain ini hampir sama
dengan pre-test - post-test control group
design, hanya pada desain ini kelompok
perlakuan maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random. Dalam desain ini, baik
kelompok perlakuan maupun kelompok
kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui
random. Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan dan
terakhir diberikan post-test. (Setiadi. 2007,
Alimul. 2003, Nursalam, 2013). Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di BPS Furida
Aziz Desa Gemekan Sooko Mojokerto pada
bulan Agustus 2016. Pada bulan Januari
terdapat 29 pasien yang memeriksakan
kandungannya. Berdasarkan kriteria telah
yang telah ditentukan terhadap populasi maka
jumlah sampel yang digunakan adalah
keseluruhan dari jumlah populasi yaituibu
hamil yang mengalami nyeri punggung pada
trimester III dan sesuai dengan kriteria
penelitian.
Halaman | 154
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
1. Kriteria inklusi
a. Bersedia menjadi responden dan
menandatangani surat persetujuan.
b. Ibu hamil dengan usia kehamilan 25 –
32 minggu.
c. Ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit
sebelumnya/komplikasi
kehamilan
(Diabetes mellitus gestasional, ibu hamil
yang demam, preeklamsia, ibu hamil
dengan penyakit menular, ibu hamil
dengan tekanan darah tinggi, nyeri di
daerah perut, keluarnya cairan dari
vagina, morning sickness dan timbulnya
ruam kulit)
d. Tidak sedang mengkonsumsi obat nyeri
2. Kriteria eklusi
a. Ibu Hamil Trimester III yang mengalami
nyeri
punggung
yang
menolak
pemberian masase effleurage.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini pemilihan sampel dilakukan
dengan cara non probability sampling jenis
consecutive sampling dengan cara melakukan
penelitian dengan responden yang sesuai
kriteria dan berdasarkan batasan waktu
tertentu.
Variable
independen
dalam
penelitian ini adalah masase effleurage dan
kompres hangat. Variable dependent dalam
penelitian ini adalah nyeri punggung pada ibu
hamil trimester III.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin
dari Direktur Akper Dian Husada Mojokerto ke
BAKESBANGPOL (Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik), dengan membawa surat
pengantar dari peneliti memberikan surat izin
penelitian ke Bakesbangpol Kab. Mojokerto,
kemudian peneliti mendapat surat balasan
dari Bakesbangpol. Kemudian surat balasan
tersebut diperuntukkan pada kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dari Dinkes
peneliti mendapat surat tidak keberatan
penelitian
untuk
diserahkan
ke
Bankesbangpol. Setelah ke Bakesbangpol
peneliti menunggu surat rekomendasi dari
Bupati. Setalah mendapat surat izin untuk
penelitian dan diberikan kepada bu bidan
peneliti
melakukan
penelitian.
Cara
pengambilan data dalam penelitian ini yaitu
dengan cara mencatat semua ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya ke Bidan.
Pengambilan data awal yang terdiri dari jenis
kelamin, umur, usia kehamilan, keluhan saat
kehamilan dan mencari informasi mengenai
cara mengatasi nyeri punggung yang dialami
pasien. Kemudian peneliti memberikan
penjelasan
tentang
penelitian,
tujuan,
manfaat, prosedur yang diterima, strategi dan
lamanya penelititan kepada responden.Pada
bagian akhir berisi tentang lembar persetujuan
responden mengikuti penelitian.Responden
bebas menetukan pilihan apakah mau
berpartisipasi atau tidak setelah diberikan
informasi tentang penelitian, tanpa ada unsur
paksaan. Lembar persetujuan menjadi
responden tersebut yang ditandatangani oleh
pasien, lembar persetujuan ini disampaikan
dengan cara mendatangi satu persatu calon
responden saat datang ke Bidan.
1. Pengukuran pre dan post test
Pengambilan data yang pertama di
lakukan adalah membagi responden
menjadi 2 kelompok. Pretest dilakukan
dengan meminta pasien yang datang ke
Bidan untuk mengisi lembar observasi
didampingi peneliti, kemudian peneliti
mengukur skala nyeri pasien sebelum
dilakukan masase effleurage dan kompres
hangat. Untuk mengisi lembar observasi
memerlukan
waktu 5
menit.Setelah
dilakukan observasi pasien kelompok
pertama diberikan terapi masase effleurage
dan kelompok kedua diberikan kompres
hangat. saat tindakan pasien tidak dalam
satu ruangan yang sama. Kemudian
setelah diberikan masase effleurage dan
kompres hangat, dilakukan pengambilan
data post test setelah 5 menit selesai
tindakan.
2. Instrument Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi skala nyeri Numeric
Rating Scale.
b. SOP masase effleurage dan kompres
hangat
3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS Furida
Aziz Desa Gemekan Sooko Mojokerto,
waktu dalam penyusunan proposal mulai
bulan Desember- Maret dan waktu untuk
pengumpulan data diperkirakan antara
bulan Agustus 2016.
Pada tabulasi ini, data disajikan dalam
bentuk deskriptif dan analitik.Dalam bentuk
deskriptif, analisa data disajikan dengan
menggunakan table yang terdiri dari beberapa
baris dan beberapa kolom, yang digunakan
untuk memaparkan data sehingga mudah
dibaca dan dimengerti. Dalam analisa data
analitik, setelah data terkumpul, kemudian
dilakukan tabulasi data dan analisa data
dengan menggunakan uji independent pair t
test. Penelitian ini menggunakan program
SPSS 16 dengan dasar pengambilan
kesimpulan sebagai berikut : Apabila p value
Halaman | 155
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
kurang dari α (0,05) maka Ho ditolak yang
artinya ada perbedaan masase effleurage
dan kompres hangat terhadap penurunan
nyeri punggung pada ibu hamil trimester III.
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Praktik Bidan Furida Azis Desa Gemekan Rt, 02 Rw, 03
Sooko, Mojokerto. Beliau juga merangkap sebagai bidan Desa Gemekan dengan area
wilayah kerja meliputi Dusun Kedung bendo, Gemekan, dan Kedawung. Luas tempat praktik
beliau dengan lebar 3,5 meter dan panjang 8 meter. Batas wilayah bidan Furida Azis di
sebelah utara adalah Desa Kedung maling, di sebelah selatan adalah Desa Jumbuwok di
sebelah timur adalah Desa Blimbing Sari dan di sebelah barat adalah Dusun Blendren.
Bidan Furida Azis melayani pemeriksaan antenatal care, intranatal care, pasca persalinan,
program kehamilan berencana, dan imunisasi. Fasilitas yang terdapat pada bidan Furida
Azis meliputi 1 ruang pemeriksaan beserta tempat almari obat, 1 ruang persalinan beserta
tempat tidur bayi, 1 ruang untuk ibu nifas, dan 1 ruang tunggu. bidan Furida Azis melayani
pemeriksaan kesehatan 24 jam. Jumlah pasien yang datang ke Bidan Furida Azis dalam 1
bulan kurang lebih 80 orang, sedangkan untuk ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
kurang lebih 30 orang tiap bulannya.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di bidan Furida Azis Gemekan
Sooko Mojokerto, Agustus 2016
Usia
Kelompok
Kelompok
Total
masase effleurage
kompres
hangat
18 – 35
13 (56.5 %)
10 (43.5 %)
23 (100 %)
tahun
> 35 tahun
0
0
0
Total
13 (56.5 %)
10 (43.5 %)
23 100 %)
Berdasarkan tabel 1 distribusi frekuensi berdasarkan usia didapatkan seluruh
responden (100 %) berusia antara 18-35 tahun yang mana pada rentang usia ini adalah
usia reproduktif yang baik.
3. Karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan di Bidan Furida Azis
Gemekan, Sooko, Mojokerto, Agustus 2016
Usia Kehamilan
Kelompok
Kelompok
Total
masase effleurage
kompres
hangat
25 – 28 mgg
5
5
10 (43.5 %)
29 – 32 mgg
8
5
13 (56.5 %)
Total
13
10
23 (100 %)
Berdasarkan tabel 2 distribusi frekuensi berdasarkan usia kehamilan pada kedua
kelompok didapatkan 13 responden (56,5%) usia kehamilannya antara 29-32 minggu.
4. Karakteristik responden berdasarkan gravida
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kehamilan ke-/ gravida di bidan Furida
Azis Gemekan Sooko Mojokerto, Agustus 2016
Gravida
Kelompok
Kelompok
Total
masase effleurage
kompres
hangat
Primigravida
7
3
10 (43.5 %)
Multigravida
6
7
13 (56.5 %)
Total
13
10
23 (100 %)
Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi berdasarkan kehamilan ke-/ gravida
didapatkan hasil sama yaitu 13 responden (56.5 %) multigravida.
Halaman | 156
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
5. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di bidan Furida Azis
Gemekan Sooko Mojokerto, Agustus 2016
Pekerjaan
Kelompok
Kelompok
Total
masase effleurage
kompres
hangat
Guru
1 (4.34 %)
1 (4.34 %)
2 (8.69 %)
Ibu rumah tangga
12 (52.17 %)
9 (39.3%)
21 (91.30 %)
Total
13 (56.5 %)
10 (43.5 %)
23 (100 %)
Berdasarkan tabel 4 distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan pada kedua kelompok
didapatkan 21 responden ( %) adalah ibu rumah tangga.
6. Karaktersitik responden berdasarkan Pendidikan
Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di bidan Furida Azis Desa
Gemekan, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto, Agustus 2016
Pendidikan
Kelompok
Kelompok
Total
masase effleurage
kompres
hangat
SMA
12 (52.17 %)
9 (39.3%)
21 (91.30 %)
PT
1 (4.34 %)
1 (4.34 %)
2 (8.69%)
Total
13 (56.5 %)
10 (43.5 %)
23 (100 %)
Berdasarkan tabel 5 distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan pada kedua kelompok
didapatkan 21 responden ( %)pendidikan terakhirnya adalah SMA.
7. Karakteristikrespondenberdasarkan Agama
Tabel 6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Agama di bidan Furida Azis Gemekan
Sooko Mojokerto, Agustus 2016
Agama
Kelompok
Kelompok
Total
masase effleurage
kompres
hangat
Islam
13 (56.5 %)
10 (43.5 %)
23 (100 %)
Non Islam
0
0
0
Total
13 (56.5 %)
10 (43.5 %)
23 (100 %)
Berdasarkan data diatas distribusi frekuensi berdasarkan Agama didapatkan seluruh
responden beragama islam (100%)
8. Karakteristik responden berdasarkan Riwayat tempat pemeriksaan kehamilan
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat tempat pemeriksaan
kehamilan di bidan Furida Azis Gemekan, Sooko, Mojokerto, Agustus 2016
Tempat ANC
Kelompok
Kelompok
Total
masase effleurage
kompres
hangat
Bidan
13 (56.5 %)
10 (43.5 %)
23 (100 %)
Puskesmas
0
0
0
Rumah Sakit
0
0
0
Total
13 (56.5 %)
10 (43.5 %)
23 (100 %)
Berdasarkan data diatas distribusi frekuensi berdasarkan tempat pemeriksaan
kehamilan didapatkan 23 responden (100%) memeriksakan kehamilannya di Bidan.
9. Karakteristik Responden berdasarkan Pernah Mendapat Informasi Sebelumnya.
Tabel 8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengalaman mendapat informasi
sebelumnya di Bidan Furida Azis Desa Gemekan, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto, Agustus
2016
Pengalaman
Kelompok
Kelompok
Total
mendapat informasi
masase effleurage
kompres
hangat
Ya
1 (4.34 %)
2 (8.69 %)
3 (13.01 %)
Tidak
12 (52.17 %)
8 (34.78 %)
20 (86.95)
Total
13
10
23 (100 %)
Halaman | 157
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
Berdasarkan tabel 8 distribusi frekuensi berdasarkan pengalaman mendapat informasi
sebelumnya didapatkan pada kedua kelompok ada 20 (86,95%) responden belum pernah
mendapatkan informasi sebelumnya mengenai cara menurunkan nyeri punggung pada saat
hamil.
10. Pengaruh masase Effleurage terhadap penurunan nyeri punggung ibu hamil
Tabel 9 Skala nyeri punggung responden sebelum dan sesudah dilakukan masase
Effleurage di Bidan Furida Azis Desa Gemekan, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto, Agustus 2016
No
Pre Test
Post Test Perubahan
Responden
5
1
6
1
5
2
7
2
5
3
7
2
4
4
6
2
5
5
6
1
5
6
6
1
5
7
5
0
4
8
7
3
5
9
6
1
5
10
5
0
5
11
6
1
6
12
8
2
3
13
6
3
X= 5
p = 0.000
Berdasarkan table 10
terdapat
rerata penurunan nyeri punggung 5 point.
Berdasarkan hasil uji statistik pair t-test diperoleh nilai p = 0.000 ( α< 0.05) yang berarti
ada pengaruh masase effleurage terhadap penurunan nyeri punggung ibu hamil trimester
3.
11. Pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri punggung ibu hamil trimester III.
Tabel 10 Skala nyeri punggung responden sebelum dan sesudah dilakukan kompres
hangat di Bidan Furida Azis Desa Gemekan, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto, Agustus 2016.
No.
Nyeri
Nyeri
Penurunan
Responden
sebelum
sesudah
1
7
3
4
2
7
5
2
3
7
3
3
4
7
5
2
5
6
4
2
6
7
3
4
7
6
3
3
8
8
6
2
9
8
6
2
10
6
5
1
P = 0,000
Berdasarkan table 10 terdapat rerata penurunan nyeri punggung 2-3 point.
Berdasarkan hasil uji statistik pair t-test diperoleh nilai p = 0.000 ( α< 0.05) yang berarti
ada pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri punggung ibu hamil trimester 3
Halaman | 158
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
12. Perbedaan masase Effleurage dan kompres hangat terhadap penurunan nyeri punggung
pada ibu hamil trimester III.
Tabel 11 Perbedaan masase effleurage dan kompres hangat Nyeri Punggung Pada Ibu
Hamil Trimester III Di Bidan Furida Azis Gemekan Sooko Mojokerto Agustus 2016
No
Pre
Post penurunan
No
Nyeri
nyeri
Penurunan
Responden Test Test
nyeri
responden sebelum satelah nyeri
1
1
5
1
7
3
4
6
2
2
5
2
7
5
2
7
3
2
5
3
7
3
3
7
4
2
4
4
7
5
2
6
5
1
5
5
6
4
2
6
6
1
5
6
7
3
4
6
7
0
5
7
6
3
3
5
8
3
4
8
8
6
2
7
9
1
5
9
8
6
2
6
10
0
5
10
6
5
1
5
11
1
5
6
12
2
6
8
13
3
3
6
P = 0,000 ( , α <0.05),
Hasil analisa uji statistic menggunakan uji independent t test menunjukkan bahwa
nilai P= 0,000 dengan taraf signifikasi α= 5 % (0,05) dengan demikian P < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima yang artinya ada beda massase Effleurage dan kompres hangat
terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III di Bidan Furida Azis Desa
Desa Gemekan, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh masase effleurage
terhadap
penurunan nyeri punggung ibu hamil
trimester III
Dari hasil penelitian pada table 9
diketahui dari 13 responden diketahui
mengalami penurunan nyeri setelah
dilakukan masase effleurage dengan rerata
penurunan 5 point. Berdasarkan hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0.000 ( α <
0.05) yang berarti ada pengaruh masase
effleurage terhadap penurunan nyeri
punggung ibu hamil trimester 3 di BPS
Furida Aziz.
Seiring
bertambahnya
usia
kehamilan, postur wanita berubah untuk
mengkompensasi berat uterus yang
sedang tumbuh. Bahu tertarik kebelakang
sebagai akibat pembesaran abdomen yang
menonjol, dan untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh, kelengkungan tulang
belakang kearahdalam menjadi berlebihan.
Relaksasi
sendi
sakroiliaka,
yang
mengiringi
perubahan
postur,
menyebabkan peningkatan nyeri punggung
setelah ketegangan yang berlebihan,
keletihan, postur membungkuk atau
mengangkat sesuatu.
Berdasarkan data diatas ibu hamil
dapat mengalami nyeri punggung dengan
skala nyeri yang semakin bertambah
seiring
dengan
bertambahnya
usia
kehamilan mulai dari nyeri sedang sampai
nyeri hebat dibuktikan dengan jumlah
responden sebanyak 23 responden 8 yang
mengalami nyeri punggung pada usia
kehamilan 29-32 minggu sejumlah 13
responden. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Orvieto dkk bahwa nyeri
punggung
meningkat
seiring
usia
kehamilan
(Cunningham. 2005).Nyeri
punggung dapat terjadi pada primigravida
maupun multigravida, berdasarkan data
yang diperoleh prosentase primigravida
dan multigravida sama- sama 15
responden (50%). Perubahan secara
anatomis dan fisiologis yang terjadi selama
kehamilan
seperti
pada
sistem
muskuluskletal, seiring bertambahnya usia
kehamilan
yang
mengakibatkan
bertambahnya berat uterus mengakibatkan
terjadinya peregangan pada punggung.
Halaman | 159
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
Sehingga nyeri punggung dapat terjadi,
pada multipara perubahan yang terjadi
selama kehamilan tidak sepenuhnya bisa
dipulihkan setelah masa kehamilan dan
persalinan selesai. Beberapa perubahan
yang terjadi akan menetap, seperti
munculnya striae gravidarum. Demikian
halnya dengan tonus otot yang mengalami
peregangan pada kehamilan sebelumnya
tidak bisa pulih seperti sebelum kehamilan,
terutama jika setelah masa melahirkan
tidak melakukan latihan fisik yang tepat.
Akibatnya otot-otot uterus dan abdomen
akan mengendur. Otot-otot abdomen
wanita yang lemah dapat mengakibatkan
kegagalan dalam menopang uterus yang
membesar sehingga menyebabkan uterus
akan mengendur, yang membuat lengkung
punggung semakin memanjang (Varney,
2007). Kelemahan otot abdomen lebih
umum terjadi pada wanita yang terlalu
sering hamil (grand multipara) yang tidak
melakukan latihan untuk mengembalikan
tonus otot abdomennya tiap kali selesai
melahirkan.Dengan demikian, keparahan
nyeri punggung bagian bawah biasanya
meningkat seiring paritas (Ummah, F.
2012).
Informasi yang diterima sebelumnya
oleh responden didapatkan 2 responden
(86,9%) belum pernah mendapatkan
informasi sebelumnya mengenai cara
mengatasi nyeri punggung pada kehamilan
sebelumnya, 3 responden (13,1%) pernah
mendapatkan
informasi
sebelumnya
mengenai cara mengatasi nyeri punggung
pada kehamilan yaitu dengan cara
beristirahat, mengkompres dengan air
hangat dan meminum obat yang telah
diberikan oleh bidan. Informasi yang
diterima
berhubungan
dengan
pengetahuan ibu hamil, karena apabila
pengetahuan kurang akan meningkatkan
kecemasan pada ibu hamil mengenai
perubahan saat hamil yang terjadi,
sehingga meningkatkan kejadian nyeri
punggung yang dirasakan.
Berdasarkan data distribusi frekuensi
pekerjaan responden didapatkan 23
responden (67,7%) adalah ibu rumah
tangga.Aktivitas yang dilakukan ibu rumah
tangga sangat bervariasi, berdasarkan
wawancara dengan responden, responden
mengatakan meskipun saat hamil, mereka
tetap melakukan aktivitas sebagai ibu
rumah tangga seperti sebelum hamil, hal
ini dapat meningkatkan kejadian nyeri
punggung pada ibu hamil.Banyak tugas
rumah tangga seperti menyetrika atau
menyiapkan
makanan
yang
dapat
dilakukan dalam posisi duduk, bukan
berdiri tetapi dilakukan dengan berdiri
dalam waktu yang lama, termasuk jika ibu
hamil harus mengangkat objek berat maka
terjadi tegangan pada otot panggul, semua
gerakan berputar sambil mengangkat
merupakan gerakan yang berbahaya dan
tidak boleh dilakukan (Diane, M Fraser.
2009, dikutip dalam Ummah, 2012). Vita
health (2007) menuliskan dalam bukunya
bahwa untuk mengatasi nyeri masalah
obstetric dan ginekologi, dapat dilakukan
masase dengan gerakan menggosok
punggung (Effleurage). Masase Effleurage
menggunakan gerakan mengusap tubuh
yang lembut dan perlahan, pengurutan
dapat berupa gerakan pendek dan panjang
dengan
seluruh
telapak
tangan.
Pengurutan dapat meningkatkan relaksasi
otot, menenangkan ujung- ujung saraf, dan
menghilangkan nyeri serta memberikan
rasa nyaman sehingga menimbulkan
rileksasi.
Nyeri punggung yang tejadi pada
saat
kehamilan
disebabkan
karena
beberapa faktor yaitu kenaikan berat badan
saat hamil, perubahan postur tubuh akibat
gravitasi
sehingga
mengakibatkan
penekanan pada saraf. Tidak hanya itu
namun pada saat kehamilan produksi
hormone relaxin dan estrogen yang mana
hormone ini mengatur ikatan sendi untuk
mengurangi dan meregangkan ikatan
sendi. Ikatan sendi menghubungkan
sambungan yang berbeda dari tulang
panggul dan tulang belakang. Maka jika
ikatan sendi pada bagian sisi atas tulang
panggul menjadi lemah atau meregang
dibanding
sisi
sebelahnya
dan
menyebabkan ketidakseimbangan, hal ini
dapat menyebabkan ketegangan otot serta
nyeri pada punggung. Adanya penekanan
pada saraf dan peregangan ikatan pada
tulang punggung dapat merangsang
serabut saraf sepanjang tulang belakang,
stimuli
serabut
ini
mengakibatkan
pelepasan histamin dari sel- sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi.
Pada sentuhan yang diberikan saat
masase Effleurage menyebabkan proses
penghambatan perjalanan impuls nyeri.
Rangsangan
pada
serat
akan
meningkatkan
aktivitas
substansia
gelatinosa
yang
mengakibatkan
Halaman | 160
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
tertutupnya pintu sehingga aktivitas sel T
terhambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan nyeri terhambat juga. Rasa
nyeri ini dapat diblok yaitu dengan
memberikan rangsangan pada serabut A
delta menyebabkan pintu gerbang menutup
dan rangsangan nyeri tidak dapat
diteruskan kekorteks serebral sehingga
responden mengalami penurunan nyeri
punggung setelah masase Effleurage
diberikan serta merasakan lebih rileks
setelah dilakukan masase.
2. Pengaruh kompres hangat terhadap
penurunan nyeri punggung pada ibu hamil
trimester III
Dari hasil penelitian pada table 4.10
diketahui dari 10 responden diketahui
mengalami penurunan nyeri setelah
dilakukan masase effleurage dengan rerata
penurunan 2-3 point. Berdasarkan hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0.000 ( α <
0.05) yang berarti ada pengaruh kompres
hangat
terhadap
penurunan
nyeri
punggung ibu hamil trimester 3 di BPS
Furida Aziz. Kompres hangat adalah
memberikan rasa hangat untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau
membebaskan nyeri, mengurangi atau
mencegah spasme otot dan memberikan
rasa hangat pada daerah tertentu (Uliyah &
Hidayat, 2008).
Nyeri punggung yang tejadi pada
saat
kehamilan
disebabkan
karena
beberapa faktor yaitu kenaikan berat badan
saat hamil, perubahan postur tubuh akibat
gravitasi
sehingga
mengakibatkan
penekanan pada saraf. Tidak hanya itu
namun pada saat kehamilan produksi
hormone relaxin dan estrogen yang mana
hormone ini mengatur ikatan sendi untuk
mengurangi dan meregangkan ikatan
sendi. Ikatan sendi menghubungkan
sambungan yang berbeda dari tulang
panggul dan tulang belakang. Maka jika
ikatan sendi pada bagian sisi atas tulang
panggul menjadi lemah atau meregang
dibanding
sisi
sebelahnya
dan
menyebabkan ketidakseimbangan, hal ini
dapat menyebabkan ketegangan otot serta
nyeri pada punggung. Adanya penekanan
pada saraf dan peregangan ikatan pada
tulang punggung dapat merangsang
serabut saraf sepanjang tulang belakang,
stimuli
serabut
ini
mengakibatkan
pelepasan histamin dari sel- sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi.
Kompres hangat dapat dilakukan
dengan menempelkan kantong karet yang
diisi air hangat atau handuk yang telah
direndam di dalam air hangat, ke bagian
tubuh yang nyeri. Sebaiknya diikuti dengan
latihan
pergerakan
atau
pemijatan.
Dampak fisiologis dari kompres hangat
adalah
pelunakan
jaringan
fibrosa,
membuat
otot
tubuh
lebih
rileks,
menurunkan atau menghilangkan rasa
nyeri, dan memperlancar aliran darah
(Kompas, 2009). Air hangat (46,5-51,5oC)
memiliki dampak fisiologis bagi tubuh,
yaitu pelunakan
jaringan
fibrosa,
mempengaruhi
oksigenisasi
jaringan
sehingga dapat mencegah kekakuan otot,
memvasodilatasikan dan memperlancar
aliran darah, sehingga dapat menurunkan
atau menghilangkan rasa nyeri. Ketika
memberikan kompres hangat pada klien,
harus tetap diperhatikan suhu dari kompres
itu sendiri untuk keefektifan kompres dalam
mengurangi nyeri dan menghindari cedera
pada kulit akibat suhu yang terlalu panas
(Potter & Perry, 2010).
3. Perbedaan
masase
Effleurage
dan
kompres hangat terhadap penurunan nyeri
punggung ibu hamil trimester III.
Berdasarkan
hasil
dari
uji
independent t-test didapatkan
nilai P
adalah 0,000 yang berarti < 0,05. Hal ini
menunjukkan ada perbedaan masase
effleurage dan kompres hangat terhadap
penurunan nyeri punggung pada ibu hamil
trimester III di Bidan Furida Azis Gemekan
Sooko Mojokerto. Masase effleurage dapat
menurunkan skala nyeri hingga 5 – 6 point.
kompres hangat dapat menurunkan skala
nyeri hanya 2-4 point. dari hasil tersebut
dapat dilihat bahwa penurunan nyeri pada
responden yang diberi masase effleurage
lebih besar dibandingkan responden yang
diberikan kompres hangat.
Menurut Vita health (2007) masase
Effleurage dilakukan dengan tekanan yang
lebih kuat saat mengarah ke jantung untuk
membantu peredaran darah dan getah
bening.Saat kembali gerakan harus
dilakukan dengan usapan yang lebih ringan
dan menenangkan (Aslani, Marliyn,
2003).Ferrel- Torry & Glick (1993) yang
dikutip dalam bukunya, Mander, R (2003)
mengatakan bahwa tindakan utama
masase dianggap sebagai menutup
gerbang untuk mengahambat reseptor
nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada
sistem saraf pusat.Selanjutnya serabut
Halaman | 161
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
taktil
dan
perasaan
positif,
yang
berkembang ketika dilakukan bentuk
sentuhan yang penuh perhatian dan
empatik, bertindak memperkuat efek
masase untuk mengendalikan nyeri.Para
penulis berpendapat bahwa manfaat
masase diperkuat oleh respon relaksasi
yang
ditimbulkan
oleh
pengalaman
masase. Malkin (1999) yang dikutip dari
buku yang sama mengatakan keuntungan
masase
diklime
meluas
melebihi
perubahan fisiologis murni, efek psikologis
juga terjadi yaitu kenyamanan sehingga
menimbulkan rileksasi.
Dari hasil uji statistic didapatkan
bahwa
masase
Effleurage
dapat
menurunkan nyeri punggung pada ibu
hamil trimester III, hal ini sesuai dengan
gate control teory bahwa stimulasi kulit
dengan effleurageini menghasilkan pesan
yang dikirim lewat serabut A- delta, serabut
yang mengahantarkan nyeri cepat, yang
mengakibatkan gerbang nyeri tertutup
sehinggan korteks serebri tidak menerima
sinyal nyeri dan intensitas nyeri berubah/
berkurang.
Menurut
Yuliatin,
2008;
Monsdragon, 2011; Maryunani, 2010) yaitu
pada kala I persalinan, impuls nyeri berasal
dari
serviks
dan
korpus
uteri,
ditransmisikan oleh serabut aferen melalui
pleksus uterus, pleksus hipogastrik inferior,
middle, posterior dan masuk ke lumbal
yang kemudian masuk ke spinal melalui
Lumbal 1, Torakal 12, 11, dan 10. Dengan
intervensi teknik massase Effleurage
berupa usapan lembut menyusuri segmen
Torakal 10 hingga Sacrum memberikan
rangsangan pada saraf berdiameter besar
yang banyak terdapat dikulit akan menutup
pintu jalur nyeri menuju ke korteks
serebral. Begitu juga dengan massase
Effleurage yang dilakukan pada ibu hamil
dari mulai Sacrum sampai dengan Torakal
I. Berdasarkan data yang diperoleh skala
nyeri responden mengalami penurunan 46 poin skala nyeri. Dari penjelasan diatas
menunjukkan bahwa masase Effleurage
efektif terhadap penurunan nyeri punggung
pada ibu hamil trimester III.
Kompres
hangat
sering
direkomendasikan oleh bidan untuk
menurunkan nyeri. Berdasarkan hasil
penelitian pada table 4.11 kompres hangat
dapat menurunkan nyeri punggung meski
hanya menurunkan 2-3 point. Ketika
memberikan kompres hangat pada klien,
harus tetap diperhatikan suhu dari kompres
itu sendiri untuk keefektifan kompres dalam
mengurangi nyeri dan menghindari cedera
pada kulit akibat suhu yang terlalu panas
(Potter & Perry, 2010). berdasar uji statistik
independen t test menunjukkan ada beda
penurunan nyeri punggung pada ibu hamil
trimester 3 setelah diberikan kompres
hangat dan masase effleurage dengan nilai
p = 0.000. Kompres hangat yang diberikan
masih tergantung pada jenis kompres
hangat yg digunakan, masih membutuklan
alat, sedangkan untuk masase effleurage
tanpa alat dan dapat dilakukan oleh
keluarga di rumah. Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa masase
effleurage menjadi prioritas utama sebagai
cara untuk menurunkan nyeri.
KESIMPULAN
1. Ada pengaruh masase Effleurage terhadap
penurunan nyeri punggung yang dialami
oleh ibu hamil trimester III di Bidan Furida
Azis Desa Gemekan, Kec. Sooko,
Kab.Mojokerto p = 0.000 ( α < 0.05).
2. Ada pengaruh kompres hangat terhadap
penurunan nyeri punggung yang dialami
oleh ibu hamil trimester III di Bidan Furida
Azis Desa Gemekan, Kec. Sooko,
Kab.Mojokerto p = 0.000 ( α < 0.05) .
3. Ada perbedaan antara Masase Effleurage
dan kompres hangat terhadap penurunan
nyeri punggung pada ibu hamil trimester III
di Bidan Furida Azis Desa Gemekan, Kec.
Sooko, Kab.Mojokerto p = 0,000 ( α <
0,05)
4. Masase Effleurage dapat menurunkan
nyeri punggung 4-6 poin skala nyeri
responden.
SARAN
1. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan pengembangan program institusi,
seperti
penyuluhan
kesehatan
oleh
mahasiswa atau dosen yang bertemakan
efektifitas masase Effleurage terhadap
penurunan nyeri punggung pada ibu hamil
trimester III dapat dilakukan dari instansi
kepada masyarakat.
2. Bagi profesi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan
pembaharuan
ilmu
bahwa
menggosok punggung pada ibu hamil
trimester III dapat diaplikasikan dengan
masase Effleurage sebagai salah satu
metode dalam penurunan nyeri punggung
pada ibu hamil trimester III sehingga tidak
Halaman | 162
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
hanya mengandalkan kolaborasi dengan
tim medis untuk dapat membantu
manurunkan nyeri.
3. Bagi BPS Bidan Furida Azis
Hasil penelitian ini dapat diterapkan
dan diajarkan kepada klien ibu hamil yang
mengalami
nyeri
punggung
pada
kehamilan.
4. Ibu Hamil
Hasil penelitian ini dapat menjadi
motivasi ibu hamil untuk menggali
pengetahuan dan informasi lagi menganai
perubahan- perubahan yang terjadi saat
kehamilan serta solusinya dan dapat
menerapkan masase Effleurage saat
mengalami nyeri punggung pada saat
hamil.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Hal – hal yang sebelumnya menjadi
keterbatasan penelitian ini perlu diteliti
lebih lanjut, seperti mengenai posisi pada
pelaksanaan masase Effleurageantara
posisi berbaring dengan duduk apakah
terdapat perbedaan hasil antara keduanya.
Faktorfaktor
yang
mempengaruhi
nyeriseperti, budaya, pengalaman nyeri,
gaya koping, keletihan, makna nyeri,
dukungan keluarga dan social. Metode
penelitian dapat menggunakan metode
perbandingan atau yang lainnya. Jumlah
responden dapat ditambahkan lagi bagi
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annatasia.2012.
http://smileeryege.blogspot.co.id/2012/05/caramasase.html.diakses tgl 7 januari 2016
jam 8.00.
Arikunto, Suhasimi. 2013. Prosedur Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktis.Jakarta
:Rineka Cipta.
Ariyanti. 2012. Apakah ada pengaruh WWZ
terhadap
perubahan
skala
nyeri
punggung pada ibu hamil di Puskesmas
perawatan ngletih kota Kediri.
Aslani, M. 2003. Teknik Pijat Untuk Pemula.
Jakarta: Erlangga.
Aslani,
Marlyne.
https://books.google.co.id/books?id=NR
G3bEkrCRMC&pg=PA10&dq=teknik+pij
at+effleurage&hl=id&sa=X&ved=0ahUK
Ewjz4N7Jw5bKAhXCUo4KHYn_DIUQ6
AEIGTAA#v=onepage&q=teknik%20pija
t%20effleurage&f=false. diakses tgl 7
Januari 2016 jam 8.20.
Batbual, B. 2010.Hypnosis Hypnobrithing.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Bhattacharya S et al. 2013. The Pregnancy
and Baby Book. Tangerang: Inspirata
Publishing.
Bobak et al. 2004.Buku Ajar Keperawatan
Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Cahyaningtyas, N. 2015.Efektivitas Massage
Effleurage Untuk Menurunkan Intensitas
Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif Di Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik.UMS.
Cuningham, F. 2005. Obsetri Williams; Vol 1.
Ed 2. Jakarta: EGC.
Dahlan,
Muhammad
Sopiyudin.
2009.
Statistika Untuk Kedokteran Dan
Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, Dan
Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Dengan
Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba
Ekowati et al. 2008.Efek Teknik Masase
Euflleurage Pada Abdomen Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Disminore
Primer.Mahasiswa
PSIK
FKUB Malang.
Emmaus,
PA.
U.S.A.
2009.Pregnancy
Question & Answer. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer.
Evi,
Lucia.
http://www.mutupelayanankesehatan.ne
t/index.php/sample-levels/19headline/1694-instrumen-untukpenilaian-nyeri-pasien, diakses tanggal
24 Desember 2015
Farrer, Helen. 1994. Perawatan Maternitas
Ed. 2. Jakarta: EGC.
Fauzi,
Qodri.
20..Http://Rsham.Co.Id/InformasiPasien/Sosialisasi-Pain-Dalam-RangkaAkreditasi-Kars-Rsup-Ham,
Diakses
Tanggal 30 Mei 2016
Hakiki, I. 2015. Efektifitas Terapi Air Hangat
Terhadap Nyeri Tulang Belakang Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Mahasiswa PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hansen A et al. 1999. Symptomping Pelvic
Girdle Relaxation In Pregnancy. II:
Symptoms And Clinical Signs.Acta
Obset Gynecol Scand.
Helen, Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan: Volume 1. Jakarta. EGC.
Hidayat, M dan Hidayat, A. 2008.Keterampilan
Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
http://muh-ar.faa.im/files/buku-ibu-hamil.pdf,
diakses tgl 18 Desember 2015.
Halaman | 163
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
Hyre, Anne. 2003. Asuhan Antenatal. Jakarta:
Pusdiknakes.
Isnaini, N. 2014.Efektifitas Masase Teknik
Euffleurage
Terhadap
Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Disminore Primer
Mahasiswa Tingkat 1 Program Studi
Ilmu Keperawatan Dian Husada.
Mahasiswa Psik Stikes Dian Husada
Mojokerto.
Jannah,
N.
2012.Buku
Ajar
Asuhan
Kebidanan: Kehamilan. Yogyakarta:
ANDI.
Jimoh, A. 2013. Prevalence Of Low Back Pain
Among Pregnant Women Ini Ilorin.
Nigeria. Academic Journal. Vol. 4 (4) pp
23-26.
Jordan, Sue. 2003. Farmakologi Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Juliarni, N. 2013.Tindakan ibu hamil
mengatasi
nyeri
punggung
saat
kehamilan trimester III di klinik Ny.
Ramini medan.Universitas Sumatra
Utara.
Kartonis et al. 2011. Pregnancy- related low
back pain. Hippokratia.15(3). Pp 205-10
Kovacs et al. 2012. Prevalence And Factor
Associated With Low Back Pain And
Pelvic Girdle Pain During Pregnancy.
Health service research.Vol.37. no.17.
pp 1516-33.
Li L. Liu X Herr K. 2007. Postoperatif Pain
Intensity Assasment: A Comparasion Of
Four Scales In China Adult.
Morgan & Hamilton. 2009. Obsetri Dan
Ginekologi Panduan Praktis. Jakarta:
EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. Indrawati L. Susanto J.
2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan, Ed 3. Jakarta: Salemba
Medika.
Pininta,
Ayunda.
2015.
http://health.kompas.com/read/2015/10/
15/131500823/Cegah.Rasa.Nyeri.Selam
a.Hamil, diakses tgl 18 Desember 2015.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan
Konsep.
Proses.dan
Praktik edisi Empat Volume 2. Jakarta:
EGC.
Potter,
Patricia A. 2006. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan; Vol . Ed 4.
Jakarta: EGC.
Ratna, D. 2009. Perawatan Ibu Hamil.
Yogyakarta: Panji Pustaka.
Richard, S. 2015. Efektifitas Kompres Hangat
Dan Gosok Punggung (Backrub)
Terhadap Nyeri Punggung Ibu Hamil
Trimester III Di Puskesmas Pesantren I
Kota Kediri. Program Megister UGM.
Schaffer, Grisel Vargas. 2010. Is the WHO
analgesic ladder still valid? Twenty-four
years of experience. Canada: Canadian
Health Physician.
Simkin,
Penny.
2007.
Kehamilan.
Melahirkan.& Bayi: Panduan Lengkap:
Jakarta: ARCAN.
Sinclair, Marlene et al.2014. How do Women
manage Pregnancy- Related low back
and/or Pelvic Pain? Descriptive Finding
from An online survey. Newabey: The
Royal College of Midwives.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Teti, M. 2015. Pengaruh Terapi Kombinasi
Massase
Euffleurage
Dengan
Menggunakan Minyak Zaitun Dan
Aroma Therapy Minyak Kayu Putih
Terhadap Penurunan Nyeri Laserasi
Jalan Lahir Pada Ibu Post Partum
Setelah 6 Jam Persalinan Di BPM
Nawangsih.
Mahasiswa
PSIK
Universitas
Islam
Sultan
Agung
Semarang.
Ummah, F. 2012. Nyeri Punggung Pada Ibu
Hamil Ditinjau Dari Body Mekanik Dan
Paritas Di Desa Ketanen Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik.
Vermani, Era et al.2009. Pelvic Girdle Pain
And Low Back Pain In Pregnancy: A
Review. Warington.World Institute of
pain.
Halaman | 164
Download